WATER TREATMENT Alat yang Digunakan
Transcript of WATER TREATMENT Alat yang Digunakan
WATER TREATMENT
1. Tujuan Percobaana. Minggu I
- Dapat mengoperasikan Jarr Test- Dapat menentukan dosis optimum koagulan yang
digunakanb. Minggu II
- Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkanproses pengolahan air baku menjadi air bersih
- Mahasiswa dapat menghitung laju alir koagulanyang digunakan
- Mahasiswa mampu menganalisa air disetiap bak
2. Bahan yang Digunakan- Air- Koagulan (Tawas, Kaporit, AGS, dll)- Ericrom Black T- EDTA
3. Alat yang Digunakan- Jarr Test- Turbidity Meter- Buret- Erlenmeyer- Gelas Ukur- Pipet Ukur- Pipet Tetes- Bume Meter- Labu Takar
4. Dasar TeoriProses Pengolahan Air
Proses pengolahan air bertujuan agardidapatkan air yang memenuhi syarat untuk dapatdigunakan sebagai air bersih. Pengolahan airbersih melalui beberapa tahapan proses yaitu :1. Proses Penyaringan2. Proses Koagulasi3. Proses Flokulasi4. Sedimentasi5. Aerasi6. Penyaringan7. Proses Penambahan Desinfektan
Air baku yang biasanya digunakan untukkeperluan domestik atau industri berasal dari airsungai, air danau, air laut dan air sumur.Kualitas air baku dari berbagai sumber tersebutmempunyai karakteristik kualitas dan kuantitasyang berbeda-beda. Air baku digunakan selain untukkeperluan sehari-hari seperti makan dan minum dibeberapa sektor kegiatan digunakan sebagai airpendingin. Air umpan boiler dan air untukkeperluan proses produksi. Adanya kualitas airyang berbeda-beda dari berbagai sumber air yangada, menghendaki suatu sistem pengolahan air yangberbeda pula dan tergantung dari penggunaan airtersebut.
Air yang digunakan sebagai air umpan boilermempunyai karakteristik kualitas tertentu,sehingga untuk penyediaan air biasanya dilakukan 3tahap pengolahan yaitu :
a. Pengolahan Air Bakub. Pengolahan Air Secara Externalc. Pengolahan Air Secara Internal
Jenis pengolahan air baku tergantung dariasal bakunya. Pengolahan air baku biasanya terdiri
dari pengolahan fisika seperti penyaringan dansedimentasi. Serta pengolahan secara kimia yangmeliputi flokulasi, koagulasi dan netralisasi.
Dalam makalah ini hanya akan diuraikantentang pengolahan tahap kedua dan ketiga. Karenapengolahan tahap pertama yaitu pengolahan air bakusudah banyak dibahas dalam penyediaan air bersihpada umumnya.
I. Karakteristik Kualitas Air Bakua. Air Tanah
Air tanah tersedia sebagai air tanahdangkal dan air tanah ddalam. Air tanahdangkal berada dalam lapisan pembawa airyang bagian atasnya tidak dilapisi olehlapisan yang impermeable sehingga kualitasdan kuantitas air tanah dangkal jugadipengaruhi oleh aktivitas yang adadipermukaan tanah bagian atasnya.
Air tanah dalam beberapa dalam lapisanpembawa air yang terletak lebih bawah,biasanya lebih dari 60 m permukaan tanahsetempat. Lapisan pembawa airnya dilapisioleh suatu lapisan bantuan impermeablesehingga tidak memungkinkan air daripermukaan bagian atas menyerap sampai kelapisan pembawa air tanah dalam. Kualitasmaupun kuantitas air tanah tidaktergantung pada aktivitas di permukaanatas, tetapi pada daerah catchment area(daerah tangkapan hujan) yang berhubungandengan lapian pembawa air yangbersangkutan. Kualitas air tanah banyakdipengaruhi struktur geologi setempat.
Parameter dominan yang biasanya munculadalah mineral seperti Ca, Mg, dan Feserta gas terlarut seperti CO2. Air tanahbiasanya hanya sedikit mengandung padatantersuspensi.
b. Air LautAir laut tersedia dalam jumlah yang
melimpah dengan kualitas air yang hampirsama dan tetap untuk jangka waktutertentu. Parameter dominan yang ada diair laut adalah garam mineral seperti NaCl(biasanya ditunjukkan dalam kadarsalinitas) yang sangat korosit terhadapperalatan proses produksi.
c. Air PermukaanAir permukaan yang sering dimanfaatkan
adalah air danau dan air sungai.Kualitasnya sangat tergantung dariaktifitas manusia yang berada di daerahaliran sungai. Parameter yang cukupmenonjol adalah mikroorganisme dan kadarpadatan tersuspensi atau kekeruhan.
II. Parameter Kualitas Aira. Padatan Tersuspensi (suspended solid/SS)
Sumber dari padatan tersuspensi berasaldari :
- Padatan anorganik; seperti lempung,kerikil dan padatan buangan industri
- Padatan organik; seperti serattumbuhan, mikroba, sisa buangandomestik dan industri
- Cairan tak larut seperti minyak danlemak
Pengukuran padatan tersuspensi dilakukansecara gravmetri dengan satuan mp, lt.Ukuran diameter partikel dari padatantersuspensi antara 1-100 am.
b. Kekeruhan (turbidity)Parameter kekeruhan biasa dilakukan
untuk analisis kualitas air bersih bukanair limbah. Nilai kekeruhan bisamenunjukkan tingkat atau kadar padatantersuspensi di dalam air. Pengukurankekeruhan dilakukan dengan metodephotometri dengan cara menentukanpersentase cahaya yang diserap ataudihamburkan oleh cairan jika diberikancahaya dengan intensitas tertentu 1Jackson turbidity unit (JTU) sama dengankekeruhan yang dihasilkan oleh 1 mg SiO2
dalam liter air distilasi. Satuankekeruhan yang lain adalah Nephelometriturbidity unit (NTU) yang didasarkan padaprinsip penghambatan cahaya.
c. AlkalinitasDefinisi: jumlah anion dlam air yang
akan bereaksi untuk menetralisi ion II.Merupakan suatu ukuran kemampuan airmenetralisi asam.
Parameter yang tergolong alkalinitas:- CO3
2-, HCO3-, H2BO3
-, HS-, CO2
- OH-, HsiO3-, H2PO4
-, NH3
Parameter yang pada umumnya diperhatikansebagai alkalinitas adalah sebagaibicarbonat (HCO3), carbonat (CO3) danhidroksida (OH-). Sumber alkalinitasantara lain disolusi garam bicarbonat. GasCO2 yang terlarut dalam air berasal daritransfer CO2 dari udara dan respirasimikroorganisme. Gas CO2 ini akanmelarutkan mineral magnesium dan calciumdalam bentuk CaCO3 atau MgCO3 danmenghasilkan komponen hardness danalkalinitas menurut reaksi:H2O + CO2 + MgCO3 Mg (HCO3)2
Mg2+ + 2(HCO3-)
H2O + CO2 + CaCO3 Mg (HCO3)2
Ca2+ + 2(HCO3-)
Pengukuran alkalinitas dilakukan dengantitrasi dengan asam. Jika digunakan 0.02NH2SO4 sebagai titran, maka 1 ml asam dapatmenetralisir 1 mg alkalinitas sebagaiCaCO3. Ion H+ dari asam bereaksi dengankomponen alkalinitas menurut persamaanreaksi:H+ + OH-
H2OH+ + CO3
2- HCO3-
H+ + HCO3- H2CO3
-
Jika asam sebagai titran ditambahkanperlahan-lahan ke air yang mengandungalkalinitas, maka gambaran penurunan pHair bisa dilihat di kurva berikut:
Konversi karbonat menjadi bicarbonatpada prinsipnya sempurna pada pH = 8,9.Tetapi karena bicarbonat juga merupakanspesi alkalinitas sehingga masihdibutuhkan sejumlah asam yang sama untukmenyempurnakan netralisasi. Sehingganetralisasi CO3
- pada pH = 8,3 hanyasetengahnya. Konversi OH- menjadi airerlangsung sempurna pada pH = 8,3 sehinggasemua OH- dan setengah CO3
- ikut terukurpada pH = 8,3. Pada pH 4,5 semuabicarbonat telah terkonversi menjadi asamcarbonat termasuk bicarbonat hasilnetralisasi karbonat. Sehingga jumlah asamyang diperlukan untuk menitrasi contoh airsampai pH 4,5 eqivalent dengan alkalinitastotal (CO3
2-, HCO3-, OH-) dalam air.
P-Alkalinitas adalah nilai alkalinitasyang ditunjukkan oleh jumlah asam yangdiperlukan untuk mencapai pH air contohmenjadi 8,3 sedangkan M-Alkalinitas adalahnilai alkalinitas yang ditunjukkan olehjumlah asam yang diperlukan untuk mencapaipH air contoh dari 8,3 menjadi 4,5.Hubungan umum bentuk-bentuk alkalinitas:
pH 8,3 netralisasi OH-, ½CO3
2
pH 8,3 netralisasi sisa ½CO3
2 dan HCO3 asal/murniP = M semua alkalinitasadalah OHP = ½ M semua alkalinitasCarbonatP = 0 (pH dibawah 8,3) semuaalkalinitas HCO3
d. Kesadahan (hardness)Difinisi:
- Konsentrasi kation metal valen dalamlarutan
- Dapat bereaksi dengan anion dan timbulprespitasi padatan
- Biasanya dinyatakan dalam mg lt CaCO3
Kesadahan dikenal dua macam, yaitukarbonat dan non karbonat.a. Carbonat : Bersifat sementara
karena akan hilang atau terendapkanjika mengalami pemanasan.Contoh :
- Ca bikarbonat Ca (HCO3)2
- Mg bikarbonat
b. Non Carbonat : Kesadahan tetap tidakhilang mengendap jika dipanaskan.Contoh :Ca atau Mg sulfat, clorida, nitratCa (HCO3)2 CaCO3 (S) + CO2 + H2O
Pengukuran kesadahan dilakukan dengancara titrasi oleh EDTA dengan indicator
EBT (Eriochrome Black T) membentuk komplekwarna merah. Jika digunakan 0.01 M EDTA. 1liter titran menunjukkan 1 mg kesadahansebagai CaCO3.
Klasifikasi Air Sadah :
Air Lunak 50 mg/l sebagaiCaCO3
Air Sadah Sedang 50-150 mg/lAir Sadah 150-300 mg/lAir Sangat Sadah >300 mg/l
Air sadah yang jika digunakan memerlukanlebih banyak sabun agar tetap berbusa.Menurut standar WHO kesadahan maksimumuntuk air minum adalah 500 mg/l sebagaiCaCO3. Demikian juga menurut PeraturanMenteri Kesehatan No. 416/90 untuk syaratkualitas air minum.Konversi : 1 gennan degree = 17,9 mg/l
CaCO3
e. O2 (gas oksigen)Salah satu gas yang banyak mendapat
perhatian dalam pengolahan air umpanboiler adalah gas O2 yang larut dalam airbaku. Daftar kesetimbangan nilai oksigenterlarut sebagai fungsi dari suhu dankonsentrasi CT (salinitas) disajikan ditabel berikut.
Tabel C-3 Equilibrium Concentrations (mg/L) ofdissolved oxygen *as a function of temperature
and chlorideTemperatu
reoC
Chloride Concentrations (mg/L)
0 5.000
10.000
15.000
20.000
0 14,64
13,79 12,97 12.14 11,32
1 14,23
13.41 12,61 11,82 11,03
2 13,84
13,05 12,28 11,51 10,76
3 13,48
12,72 11,98 11,24 10,50
4 13,13
12,41 11,69 10,97 10,25
5 12,80
12,09 11,39 10,70 10,01
6 12,48
11,79 11,12 10,45 9,78
7 12,17
11,51 10,85 10,21 9,57
8 11,87
11,24 10,61 9,98 9,36
9 11,59
10,97 10,36 9,76 9,17
10 11,33
10,73 10,13 9,55 8,98
11 11,08
10,49 9,92 9,35 8,80
12 10,83
10,28 9,72 9,17 8,62
13 10,60
10,05 9,52 8,98 8,46
14 10,37 9,95 9,32 8,80 8,30
15 10,15 9,65 9,14 8,63 8,14
16 9,95 9,46 8,96 8,47 7,99
17 9,74 9,26 8,78 8,30 7,8418 9,54 9,07 8,62 8,15 7,7019 9,35 8,89 8,45 8,00 7,5620 9,17 8,73 8,30 7,86 7,4221 8,99 8,57 8,14 7,71 7,2822 8,83 8,42 7,99 7,57 7,1423 8,68 8,27 7,85 7,43 7,0024 8,53 8,12 7,71 7,30 6,8725 8,38 7,96 7,56 7,15 6,7426 8,22 7,81 7,42 7,02 6,6127 8,07 7,60 7,28 6,88 6,4928 7,92 7,53 7,14 6,75 6,3729 7,77 7,39 7,00 6,62 6,2530 7,63 7,25 7,86 6,49 6,13
Satuan untuk parameter kualitas airbiasanya dinyatakan dalam mg/l atau ppm(part per million). Untuk parameterkesadahan dan alkalinitas selain satuantersebut juga sering dinyatakan dalamsatuan mg/l sebagai CaCO3. Konsentrasisenyawa A dapat dinyatakan sebagaikonsentrasi eqivalent dari senyawa Bdengan rumus:
[g/l]A x [g/eqivalent]B = [g/l]A dinyatakansebagai B
[g/eqivalent]A
Faktor Konversi
Contoh : Nyatakan dalam konsentrasieqivalent CaCO3 untuk 117 mg/l NaClJawab :1 eqivalent CaCO3 = 40 + 12 + 3 (16) = 50g/eqivalent
2
1 eqivalent NaCl = 23 + 35,5 = 58,5g/eqivalent117 mg/l x 50 g/eqivalent = 100 mg/l NaClsebagai CaCO3
58,5 g/eqivalent
Faktor-faktor konversi untuk berbagai senyawadisajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Calcium Carbonat (CaCO2) Eqivalentof Common Substance
Formula
MolecularWeight
EquivalentWeight
Substance toCaCO3
equivalent(muluplvbv)
CaCO3
equivalent tosubstance(muluplvbv)
CompoundsAlumuniumSulfate(anhydrous)
Al2(SO4)3 342,1 37,0 0,88 1,14
AlumuniumSulfate(hydrated)
Al2(SO4)3 14H2O 600,0 100,0 0,5 2,0
AlumuniumHidroxide Al2(OH)2 78,0 26,0 1,92 0,32
Alumunium Oxide(Alumina) Al2O2 101,9 17,0 2,94 0,34
Sodium Aluminate Na2Al2O4 163,9 27,3 1,83 0,55Barium Sulfate BaSO4 233,4 116,7 0,43 2,33
CalciumBicarbonate Ca(HCO)2 162,1 81,1 0,62 1,62
CalciumCarbonate CaCO3 100,1 50,0 1,00 1,00
Calcium Chloride CaCI2 111,0 55,5 0,90 1,11
CalciumHydroxide Ca(OH)2 74,1 37,1 1,35 0,74
Calcium Oxide CaO 56,1 28,0 1,79 0,56
Calcium Sulfate(anhydrous) CaSO4 136,1 68,1 0,74 1,36
Calcium Sulfate(gypsum) CaSO4 2H2O 172,2 86,1 0,58 1,72
CalciumPhosphate Ca2(PO4)2 310,3 51,7 0,97 1,03
Ferric Sulfate Fe2(SO4)3 399,9 66,7 0,75 1,33Ferrous Sulfate(anhydrous) FeSO4 151,9 76,0 0,66 1,52
Magnesium Oxide MgO 40,3 20,2 2,48 0,40MagnesiumBicarbonate Mg (HCO3)2 146,3 73,2 0,68 1,46
MagnesiumCarbonate MgCO3 84,3 42,2 1,19 0,84
MagnesiumChloride MgCl2 95,2 47,6 1,05 0,95
MagnesiumHydroxide Mg(OH)2 58,3 29,2 1,71 0,58
MagnesiumPhosphate Mg3(PO4)2 262,9 43,8 1,14 0,88
MagnesiumSulfate(anhydrous)
MgSO4 120,4 60,2 0,83 1,20
MagnesiumSulfate(epsomsalts)
MgSO4 7H2O 246,5 123,3 0,41 2,47
ManganeseChloride MnCl2 125,8 62,9 0,80 1,26
ManganeseHydroxide Mn(OH)2 89,0 44,4 1,13 0,89
Potassium Iodide KI 166,0 166,0 0,30 3,32
Silver Chloride AgCl 143,3 143,3 0,35 2,87Silver Nitrate AgNO3 169,9 169,9 0,29 3,40Silica SiO2 60,1 30,0 1,67 0,60SodiumBicarbonate NaHCO2 84,0 84,0 0,60 1,68
Sodium Carbonate Na2CO2 106,0 53,0 0,94 1,06Sodium Chloride NaCI 58,5 58,5 0,85 1,17Sodium Hydroxide NaOH 40,0 40,0 1,25 0,80
Sodium Nitrate NaNO3 85,0 85,0 0,59 1,70
Tri-sodium Phos Na3PO4
12H2O 380,2 126,7 0,40 2,53
Tri-sodium Phos(anhydrous) Na3PO4 164,0 34,7 0,91 1,09
Disodium Phos Na2HPO4
12H2O 358,2 119,4 0,42 2,39
Disodium Phos(anhydrous) Na2HPO4 142,0 47,3 1,06 0,95
Monosodium Phos NaH2PO4H2O 138,1 46,0 1,09 0,92Monosodium Phos(anhydrous) NaH2PO4 120,0 40,0 1,25 0,80
SodiumMetaphosphate NaPO3 102,1 34,0 1,47 0,68
Sodium Sulfate Na2SO4 142,1 71,0 0,70 1,42Sodium Sulfite Na2SO3 126,1 63,0 0,70 1,26Positive LonsAluminum Al-3 27,0 9,0 5,56 0,18Ammonium NH4
- 18,0 18,0 2,78 0,36
PerhitunganMenghitung banyaknya alum yang harus ditambahkan
pada bak fakulatorDari lampiran 1, tabel 4:a. Diketahui:
D = Dosis Allum 17 mg/lK = Konsentrasi Allum pada 3, BE = 4,6% = 46mg/ccQ = Debit air pada ketinggin 32 cm = 82,1 l/dtkMakaAllum yang harus ditambahkan adalah :
P =
P =
P = 30,34
P = 303,4
Karena terdapat dua keran aliran penambahan, makaperhitungan Allum yang harus ditambahkan dibagidua.
P =
P = 151,7 cc/10 detik
b. Diketahui:
D = Dosis Allum 21 mg/lK= Konsentrasi Allum pada 3, BE = 4,6% = 46mg/lQ = Debit air pada ketinggian 32 cm = 82,1l/detikMakaAllum yang harus ditambahkan adalah :
P =
P =
P = 37,02
P = 370,2
Karena terdapat dua keran aliran penambahan, makaperhitungan Allum yang harus ditambahkan dibagidua.
P =
P = 185,2 cc/10 detik
Cara Menetukan Penambahan Allum pada BakFlokulator
A. Penentuan Dosis Allum1. Alat-alat yang digunakan :
Peralatan Jar Test
Beaker Glass 100 ml (4 buah) Pipet Ukur 10 ml (1 buah)
2. Bahan yang digunakan : Air baku 4000 ml Allum
3. Langkah Kerja : 1. Masukkan 1000 ml air baku ke dalam masing-
masing beaker glass.2. Menambahkan Allum ke dalam setiap beaker
glass dengan dosis yang berlainan.3. Menghubungkan peralatan jar-test ke sumur
listrik4. Kecepatan pengadukan :
1 menit = 100 rpm5 menit = 60 rpm15 menit = didiamkan
5. Dari percobaan ini dapat ditentukan dosisoptimum penambahan Allum
6. pH diukur setelah flok-flok mengendap
B. Pemeriksaan pHAir permukaan di daerah tropis sering keruh
dan mengandung zat-zat penyebab warna. Kekeruhandapat berasal dari erosi tanah, pertumbuhanganggang atau kotoran hewan yang terbawa airsewaktu mengalir dipermukaan bumi. Warna dapatdisebabkan oleh subtansi yang berasal daripembusukan zat-zat organik, daun atau tanahseperti gambut.
Koagulan yang umum digunakan adalah aluminiumsulfat (Al2(SO4)3) dimana ion-ion aluminium sulfatbermuatan positif tig merupakan agen netralisai.Untuk mendapatkan kogulasi yang baik, koagulandengan dosis optimum harus dibubuhkan dalam air
dan dicampurkan secara baik. Dasis optimum akanbervariasi tergantung pada sifat alamiah air bakudan komposisi keseluruhan (pH, kekeruhan,komposisi kimia) adalah tidak mungkin untukmenghitung dosis koagulan optimum untuk air bakutertentu.
C. Proses Pengolahan Air Dalam pengolahan air, agar diperoleh air
bersih maka dilakukan proses tahap demi tahap,yaitu mulai dari pengambilan air baku sampai airbersih yang sudah siap untuk didistribusi kekonsumen. Air bersih dan air buangan mempunyaikarakteristik tertentu seperti sifat fisik, kimiadan biologi. Dalam proses pengolahan air ini harusdisesuaikan dengan ketidakmurnian dari air itusendiri. Pengolahan air bersih maksudnya adalahusaha-usaha teknis yang dilakukan untuk merubahsifat-sifat suatu zat. Dengan adanya pengolahanair bersih ini maka akan didapatkan suatu airbersih yang memenuhi standar kesehatan yang telahditentukan.Dalam proses pengolahan air ini pada umumnyadikenal dengan dua cara, yaitu :1. Pengolahan Lengkap (Complete Treatment Process)
Pengolahan lengkap yaitu air akan mengalamipengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi danbiologi. Pengolahan ini biasanya dilakukanterhadap air sungai kotor atau keruh. Padahakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam3 lingkungan pengolahan, yaitu :a. Pengolahan Fisik
Pengolahan fisik ini untuk mengurangi ataumenghilangkan kotoran-kotoran yang kasar,
penyisihan lumpur dan pasir serta mengurangikadar organik yang ada didalam air yang akandiolah.
b. Pengolahan KimiaPengolahan kimia yaitu pengolahan denganmenggunakan zat-zat kimia untuk membantuproses selanjutnya. Misalnya denganpembubuhan alumunium sulfat.
c. Pengolahan BakteriologiPengolahan ini bertujuan memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung didalam air denganjalan membuktikan desinfektan. Desinfektanyang digunakan adalah kaporite.
2. Pengolahan Sebagian (Patril Treatment Process)Pengolahan sebagian ini merupakan pengolahan
air dimana hanya dilakukan pengolahan kimiawiatau pengolahan bekteriologi saja.Pengolahan ini umumnya dilakukan untuk :a. Mata air bersihb. Air sumur yang dangkal
D. Koagulan Aluminium SulfatDalam bidang pengolahan air bersih,
penambahan dari beberapa bahan kimia digunakanuntuk berbagai proses. Pada pengolahan ir bersihdi PDAM Instalasi Lahat 1 menggunakan aluminiumsulfat sebagai pembentukan koagulan yang berfungsimembentuk partikel padat lebih besar (flok) agarbisa diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil(koloidal), selanjutnya proses pengolahan airdapat dilanjutkan.
Aluminium sulfat atau tawa mempunyai rumuskimia Al2(SO4)3 18 H2O dengan berat molekul 666,4gram/mol dan density 1,69 gram/liter. Alum larut
sempurna dalam air, daya larutnya 500 gram/literpada 15oC. Aluum lebih banyak digunakan sebagaibahan penggumpal karena :1. Berbentuk serbuk dan kristal2. Lebih efektif untuk menurunkan kadar karbonat3. Harganya murah4. Mudah disimpan
E. Pembentukan Larutan Aluminium SulfatAluminium sulfat terdapat dalam bentuk
butiran halus dalam kantong. Aluminium sulfatberwarna putih keabu-abuan sampai coklat muda yangmerupakan material asam berkristal dan bersifatkorosif, metode pembubuhan aluminium sulfat yangpaling umum adalah dalam bentuk larutan. Suatularutan dibuat dalam sebuah tangki dengankapasitas yang cukup untuk pembubuhan koagulan 10jam atau lebih. Diperlukan satu sampai dua tangkiberoperasi sementara larutan disiapkan pada yanglainnya.
Contoh :Bila kita ingin membuat 5% larutan aluminiumsulfat sebanyak 1000 liter, yaitu sebagaiberikut :1. Menimbang aluminium sulfat 5% x 1000 liter = 50
kg2. Memasukkan aluminium sulfat kedalam bak
aluminium sulfat yang telah ditimbang3. Mengisi bak dengan air sepertiga dari bak dan
mengaduk sampai homogen4. Mengisi terus bak sampai larutan menjadi 1000
liter
F. Koagulasi (Pengumpalan)Koagulasi merupakan salah satu tahapan proses
dalam pengolahan air yang menggunakan bahanpenggumpal. Koagulasi berasal dari bahasa latin“Coagulare” yang berarti bergerak bersama. Dalamproses kimia koagulasi dapat diartikan sebagaimekanisme penetralan.
Koagulasi adalah bahan kimia yang dibutuhkanpada air akan membantu pada proses pengendapanpartikel-partikel.Alat pembubuhan koagulasi ini dibedakan pada carapembubuhan, yaitu:1. Memakai pompa, pembubuhan zat kimia dengan
bantuan pompa.2. Secara gravitasi, dimana zat kimia (larutan)
mengendap dengan sendirinya karena gravitasi.Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi:a. Dosis Koagulasib. Kecepatan Pengadukanc. pH dan Waktu
Air baku yang akan diolah ditambahkan bahankimia penggumpal. Bahan kimia penggumpal yanglebih intensif dalam pengolahan air adalahaluminium sulfat atau yang dikenal dengan tawas.
Tujuan dari penggumpalan untuk memudahkan airlebih homogen sehingga terbentuk flok-flok. Agarpengalirannya dan pembentukan flok-flok yang lebihbesar dibutuhkan pengadukan yang lambat denganadanya bantuan sekat-sekat pada bak penggumpalan.
Dengan adanya sekat-sekat ini berarti waktupengalirannya agak lama, sehingga campuran akansemakin merata dan mempercepat terbentuknyabutiran-butiran yang lebih besar agar memudahkanterjadinya pengendapan pada proses berikutnya.
G. Sedimentasi (Pengendapan)Proses ini terjadi berdasarkan gaya gravitasi
bumi terhadap flok-flok yang telah terbentuk flok-flok yang mempunyai density yang lebih besardaripada air akan mengendap dengan sendirinya.Pada bak ini sebagian besar kotoran air akandipisahkan tetapi tidak semuanya mengendap sepertikotoran-kotoran halus yang melayang akan disaringpada proses selanjutnya.
H. Filtrasi (Penyaringan)Proses penyaringan merupakan proses
pembersihan dari sisa-sisa kotoran kecil yangmasih melayang-layang di dalam air setelah prosespengendapan. Filter yang biasa terdiri dariselapis pasir atau pasir dan batu dan batu krikil.Bila air lolos melalui filter tersebut, partikel-partikel terapung dan bahan-bahan penggumpal akanbersentuhan dengan butir-butir pasir dan melekatke pasir tersebut. Hal ini akan memperkecil ukurancelah-celah yang dapat di lalui air danmenghasilkan daya penyaring. Dengan lewatnya makaakan semakin banyak bahan yang terperangkap olehtumpukan pasir. Dan air tersebut akan ditambahkanbahan kimia pada proses desinfeksi.
I. DesinfeksiDesinfeksi bertujuan membunuh kuman-kuman
yang terdapat dalam air dapat menimbulkan bibitpenyakit. Jenis bahan kimia yang dipergunakanuntuk di proses desinfeksi antara lain larutankaporit dan gas chlor.
J. Pemeriksaan Dosis Aluminium Sulfat Dengan Jar Test
Jar test adalah suatu metode untukmengevaluasi proses koagulasi. Apabila percobaandilakukan secara tepat maka akan diperolehinformasi yang dapat membantu operator instalasidalam mengoptimalkan proses penjernihan air.
Jar test memberikan data mengenai kondisioptimum untuk parameter-parameter:a. Dosis Koagulasi b. pH sebelum dan sesudah prosesc. Metode pembubuhan bahan kimia
WATER TREATMENT ver-2
1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Minggu I
Dapat mengoperasikan Jarr Test
Dapat menentukan dosis optimum koagulan yang digunakan
b. Minggu II
Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan proses
pwngolahan air baku menjadi air bersih.
Mahasiswa dapat menghitunglaju alir koagulan yang
digunakan.
Mahasiswa mampu menganalisa air disetiap bak.
2. BAHAN YANG DIGUNAKAN
Air
Koagulan (tawas)
3. ALAT YANG DIGUNAKAN
Hot plate : 2 buah
Turbidity Meter : 1 buah
Magnetic stirrer : 2 buah
Erlenmenyer 400 ml : 4 buah
Gelas Ukur 100 ml : 2 buah
Pipet ukur 10 ml : 2 buah
4. DASAR TEORI
Proses Pengolahan Air
Proses pengolahan air bertujuan agar didapatkan air
yang memenuhi syarat untuk didapatkan sebagai air
bersih. Pengolahan air bersih melalui beberapa tahapan
proses yaitu :
1. Proses Penyaringan
2. Proses Koagulasi
3. Proses Flokulasi
4. Sedimentasi
5. Aerasi
6. Penyaringan
7. Proses penambahan disinfektan
Air baku yang biasanya digunakanunutk keperluan
domestik atau industri berasal dari air sungai, air
danau, air laut dan air sumur. Kualitas akir baku dari
berbagai sumber tersebut mempunyai karakteristik
kualitas dan kuntitas yang berbeda-beda.
Air baku digunakan selain untuk keperluan sehari-hari
seperti makan dan minum di beberapa sektor kegiatan
digunakan sebagai air pendingin. Air umpan boiler dan
air air untuk keperluan proses produksi. Adanya
kualitas air yang berbeda-beda dari berbagai sumber air
yang ada, menghendaki suatu system yang berbeda-beda
dari berbagai sumber air yang ada, menghendaki suatu
system pengolahan air yang berbeda pula dan tergantung
dari penggunaan air tersebut.
Air yang digunakan sebagai air umpan
boilermempunyai karakteristik kualitas tertentu,
sehingga untuk penyediaan air biasanya dilakukan 3
tahap pengolahan yaitu :
a. Pengolahan air beku
b. Pengolahan air secara external
c. Pengolahan air secara internal
Jenis pengolahan air baku tergantung dari asal air
bakunya. Pengolahan air baku biasanya terdiri dari
pengolahan fisika seperti penyaringan dan sedimentasi.
Serta pengolahan secara kimia yang meliputi flokulasi,
koagulasi, dan netralisasi.
Dalam makalah ini hanya akan diuraikan tentang
pengolahan tahap kedua dan ketiga . karena pengolahan
tahap pertama yaitu pengolahan air beku sudah banyak
dibahas dalam penyedian air bersih pada umumnya.
A. KARAKTERISTIK KUALITAS AIR BAKU
a. Air Tanah
Air tanah tersedia sebagai air tanah dangkal dan
air tanah dalam. Air tanah dangkal berada dalam lapisan
pembawa air yang bagian atasnya tidak dilapisi oleh
lapisan yang immpermeabel sehingga kualitas dan
kuantitas air tanah dangkal juga dipengaruhi oleh
aktivitas yang ada dipermukaan tanah bagian atasnya.
Air tanah dalam beberapa dalam lapisan pembawa air
yang terletak lebih bawah, biasanya lebih dari 60 m
permukaan tanah setempat. Lapisan pembawa airnya
dilapisi oleh suatu lapisan bantuan impermeable
sehingga tidak memungkinkan air dari permukaan bagian
atas menyerap sampai kelapisan pembawa air ttanah
dalam. Kualitas maupun kuantitas air tanah tidak
tergantung pada aktivitas dipermukaan atas, tetapi pada
daerah catchment area (daerah tangkapan hujan) yang
berhubungan dengan lapisan pembawa air yang
bersangkutan. Kualitas air tanah banyak dipengaruhi
struktur geologi setempat. Parameter dominan yang
biasanya muncul adalah: mineral seperti Ca, Mg, dan Fe
serta gas terlarut seperti CO2. Air tanah biasanya
hanya sedikit mengandung padatan tersuspensi.
b. Air laut
Air laut tersedia dalam jumlah yang melimpah dengan
kualitas air yang hampir sama dan tetap untuk jangka
waktu tertentu. Parameter dominan yang ada di air laut
adalah garam mineral seperti Na Cl (biasanya
ditunjukkan dalam kadar salinitas) yang sangat korosif
terhadap peralatan proses produksi.
c. Air permukaan
Air permukaan yang sering dimanfaatkan adalah air
danau dan air sungai. Kualitasnya sangat tergantung
dari aktivitas manusia yang berada di daerah aliran
sungai. Parameter yang cukup menonjol adalah
mikroorganisme dan kadar padatan tersuspensi atau
kekeruhan.
B. PARAMETER KUALITAS AIR
a. Padatan Tersuspensi ( suspended solid / SS )
Sumber dari padatan tersuspensi berasal dari :
- Padatan anorganik, seperti lempung, kerikil, dan
padatan buangan industri
- Padatan organik, seperti serat tumbuhan, mikroba,
sisa buangan domestik dan industri
- Cairan laut seperti minyak dan lemak.
Pengukuran padatan tersuspensi dilakukan secara
gravimetri dengan satuan mp, lt. Ukuran diameter
partikel dari padatan tersuspensi antara 1-100 am.
b. Kekeruhan ( turbidity )
Parameter kekeruhan biasa dilakukan untuk analisis
kualitas air bersih bukan air limbah. Nilai kekeruhan
bisa menunjukkan tingkat atau kadar padatan tersuspensi
di dalam air. Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan
metode photometri dengan cara menetukan persentase
cahaya yang diserap atau dihamburkan oleh cairan jika
diberikan cahaya dengan intensitas tertentu. 1 Jakson
Turbidity Unit ( JTU ) sama dengan kekeruhan yang
dihasilkan oleh 1 mg SiO2 dalam liter air distilasi.
Satuan kekeruhan yang lain adalah Nephelometri
Turbidity Unit ( NTU ) yang didasarkan pada prinsip
penghambatan cahaya.
c. Alkalinitas
Definisi : julah anion dalam air yang akan bereaksi
untuk menetralisir ion II. Merupakan suatu ukuran
kemampuan air menetralisir asam. Parameter yang
tergolong alkalinitas :
- CO32-, HCO3
-, H2BO3-, CO2
- OH-, HSiO3-, H2PO4
-, NH3
Parameter yang pada umumnya diperhatikan sebagai
alkalinitas adalah sebagai bikarbonat ( HCO3 ),
carbonat ( CO3 ), dan hidroksida ( OH- ). Sumber
alkalinitas antara lain disolusi garam bicarbonat. Gas
CO2 yang terlarut dalam air berasal dari transfer CO2
dari udara dan respirasi mikroorganisme. Gas CO2 ini
akan melarutkan mineral magnesium dan calsium dalam
bentuk CaCO3 atau MgCo3, dan menghasilkan komponen
hardness dan alkalinitas menurut reaksi :
H2O + CO2 + MgCO3 Mg (HCO3)2 Mg 2+ + 2( HCO3- )
H2O + CO2 + CaCO3 Mg (HCO3)2 Ca2+ + 2(HCO3
- )
Pengukuran alkalinitas dilakukan dengan titrasi
dengan asam. Jika digunakan 0,02 N H2SO4 sebagai
titran, maka 1 ml asam dapat menetralisir 1 mg
alkalinitas sebagai CaCO3. Ion H+ dari asam bereaksi
dengan komponen alkalinitas menurut persamaan reaksi :
H+ + OH- H2O
H+ + CO32- HC3
-
H+ + HCO3- H2CO3
Jika asam sebagai titran ditambahkan perlahan-lahan
ke air yang mengandung alkalinitas, maka gambaran
penurunan pH air bis diliht di kurva berikut
Konversi karbonat menjadi bicarbonate pada
prinsipnya sempurna pada pH =8,9. Tetapi karena
bikarbonat juga merupakan spesi alkalinitas sehingga
masih dibutuhkan sejumlah asam yang sama untuk
menyempurnakan netralisasi. Sehingga netralisasi CO2
pada pH= 8,3 hanya setengahnya konversi OH- menjadi air
berlangsung sempurna pada pH =8,3 sehingga semua OH-
dan CO3- ikut terukur pada pH= 8,3. Pada pH 4,5 semua
bikarbonat telah terkonversi menjadi asam carbonat
termasuk bicatbonat hasil netralisasi karbonat.
Sehingga jumlah asam yang diperlukan untuk menitrasi
contoh air sampai pH 4,5 eqivalent dengan alkalinitas
total ( CO3- , HCO3
- , OH- ) dalam air.
P-Alkalinitas adalah nilaai alkalinitas yang
ditunjukkan oleh jumlah asam yang diperlukan untuk
mencapai pH air contoh menjadi 8,3 sedangkan M-
Alkalinitas adalah ilai alkalinitas yang ditunjukkan
oleh jumlah asam yang diperlukan untuk mencapai pH air
contoh dari 98,3 menjadi 4,5 . Hubungan umum bentuk-
bentuk alkalinitas :
pH 8,3 netralisasi
OH- , ½ CO32
pH 8,3 netralisasi
sisa ½ CO32 dan HCO3 asal/murni
P=M semua
alkalinitas adalh OH
P= ½ M semua
alkalinitas Carbonat
P= 0 (pH dibawah 8,3) semua alkalinitas HCO3
Contoh penentuan spesi Alkalinita
200 ml air ,pH awal 10, dititrasi dengan 0,02 n H2SO4
- Sampai pH 4,5 butuh 30 ml asam
- Sampai pH 8,3 butuh 11 ml asam
Tentukan spesi alkalinitas dinyatakan dalam mg 1 CaCO3
Solusi
PH 10 POH = 4
(OH)
= 10-4 mol 1
10-4 mol x 50 g eqi = 5 mg 1 sebagai
CaCO3
1 mol eqi
1 mg alkalinitas CaCO3 butuh 1 ml 0.02 N H2SO4. Untuk
mengukur OH dalam 1 liter sampai butuh 5 ml asam,
padahal volume sample 200 ml
Jadi kebutuhan asam adalah 200/1000 x 5 ml
= ml
Untuk mencapai pH 8,3 butuh 11 ml : berarti untuk ½
CO32- butuh 10 ml (sisa untuk mencapai asam yang
digunakan) dan jumlah yang sama 10 ml untuk sisa ½
CO32- yang berubah jadi bicarbonate. Jadi tinggal 9 ml
sisa titran untuk mengukur alkalinitas bicarbonate yang
berasal dari larutan asli (30 ml-11 ml-10 ml)
CO32- = 20 ml setara dengan 20 mg alkalinitas seabgai
CaCO3
20/200 X 1000 = 100
mg/l
HCO3-M=9 ml setara dengan 9 mg alaklinitas sebagai
CaCO3
9/200 X 1000 = 45
mg/l
Total = 5+10+45 = 150 mg/l seabagi CaCO3
d. Kesadahan (Hardness)
Definisi :
- Konsentrasiu kation metal multi valen dalam larutan
- Dapat bereaksi dengan anion dan timbul prespitasi
padatan
- Biasanya dinyatakan dalam mg lt CaCO3
Kesadahan dikenkal; dulu macam, yaitu kesadahan
karbonat dan non klarbonat
a. Carbonat : Bersifat sementara karena akan hilang
atau terendapkan jika mengalami pemansan
Contoh : -Ca bikarbonat Ca( HCO3)2
-Mg bikarbonat
b. Non carbonat : kesadhan tetap tidakn hilang
mengendap jika dipanaskan
contoh :Ca atau Mg sulfat ,clorida, nitrat
Ca( HCO3)2
CaCO3 (s) + CO2 + H2O
Pengukuram kesadahan dilakukan dengan cara titrasi oleh
EDTA dengan indicator EBT membentuk komplek warna
merah. Jika digunakan 0.01 M EDTA .1 1
titran menubnjukkan kesadahan sebagai CaCO3
Klasifikasi air sadah :
Air lunak 50 mg/l
sebagai CaCO3
Air sadah sedang 50-150 mg/l
Air sadah 150-300 mg/l
Air sangat sadah >300 MG/L
Air sadah yang jika digunakan memerlukan lebih baynyak
sabun agar tetap berbusa. Menurut
standar WHO kesdahan maksimum untuk air minum adalah
500 mg/l sebagai CaCO3. Demikian juga menurut peraturan
Mentri Kesehatan No.416/890 untuk syarat kualitas air
minum
konversi : 1 gennan
degree = 17,9 mg/l CaCO3
e. O2 (gas oksigen)
Salah satu gas yang bayak mendapat perhatian dalam
pengelohan air umpan boiler adalh gas O2 yang larut
dalam air baku. Daftar kesetimbangan nilai oksigen
terlarut sebagai fungsi dari suhu dan konsentrasi CT
(salinitas) disajikan di tabel berikut :
Tabel C-3 Equilibrium concentration (mg/L) of dissolvedoxygen as a function of temperature and chloride
TemperatureoC
Chloride concentration (mg/L)
05.000
10.000
15.000
20.000
014,64
13,79 12,97 12,14 11,32
114,23
13,41 12,61 11,82 11,03
213,84
13,05 12,28 11,51 10,76
313,48
12,72 11,98 11,24 10,50
413,13
12,41 11,69 10,97 10,25
512,80
12,09 11,39 10,70 10,01
612,48
11,79 11,12 10,45 9,78
712,17
11,51 10,85 10,21 9,57
811,87
11,24 10,61 9,98 9,36
911,59
10,97 10,36 9,76 9,17
1011,33
10,73 10,13 9,55 8,98
1111,08
10,49 9,92 9,35 8,80
1210,83
10,28 9,72 9,17 8,62
1310,60
10,05 9,52 8,98 8,46
1410,37 9,95 9,32 8,80 8,30
1510,15 9,65 9,14 8,63 8,14
16 9,95 9,46 8,96 8,47 7,9917 9,74 9,26 8,78 8,30 7,8418 9,54 9,07 8,62 8,15 7,7019 9,35 8,89 8,45 8,00 7,5620 9,17 8,73 8,30 7,86 7,4221 8,99 8,57 8,14 7,71 7,2822 8,83 8,42 7,99 7,57 7,1423 8,68 8,27 7,85 7,43 7,0024 8,53 8,12 7,71 7,30 6,8725 8,38 7,96 7,56 7,15 6,7426 8,22 7,81 7,42 7,02 6,6127 8,07 7,60 7,28 6,88 6,4928 7,92 7,53 7,14 6,75 6,3729 7,77 7,39 7,00 6,62 6,2530 7,63 7,25 7,86 6,49 6,13
Satuan untuk parameter kualitas air biasanya dinyatakandalam mg/l atau ppm (part per million). Untuk parameterkesadahan dan alkalinitas selain satuan tersebut jugasering dinyatakan dalam satuan mg/l sebagai CaCO3.Konsentrasi senyawa A dapat dinyatakan sebagaikonsentrasi eqivalent dari senyawa B dengan rumus :
[g/l]A x = (g/l)A
dinyatakan sebagai BContoh : Nyatakan dalam konsentrasi eqivalent CaCO3
untuk :a. 117 mg/l NaClJawab :
a. 1 eqivalent CaCO3 = 40+12+3(16) = 50 g/eqivalent1 eqivalent NaCl = 23 + 35,5 = 58,5g/eqivalent117 mg/l x = 100 mg/l NaCl sebagai CaCO3.Faktor-faktor konversi untuk berbagai senyawa disajikandalam tabel berikut :
Perhitungan
Menghitung banyaknya alum yang harus ditambahkan pada
bak fakulator.
Dari lampiran 1, tabel 4 :
a. Diketahui :
D : Dosis alum 17mg/l
K : Konsentrasi alum pada 3.BE = 4,6% mg/cc
Q : Debit air pada ketinggian 32 cm = 82,1
l/dtk
Maka alum yang harus ditambahkan adalah :
P =
P =
P = 30,34 cc/dtk
P = 303,4 cc/10dtk
Karena terdapat dua keran aliran penambahan, maka
perhitungan alum yang harus ditambahkan dibagi dua.
P =
P = 151,7 cc/10 detik
b. Diketahui
D : Dosis alum 21mg/l
K : Konsentrasi alum pada 3.BE = 4,6% = 46 mg/l
Q : Debit air pada ketinggian 32 cm = 82,1
l/dtk
Cara Menentukan Penambahan Alum pada Bak Flukolator
A. Penentuan Dosis Alum
1. Alat-alat yang digunakan
- Peralatan jar test : 1 set
- Beaker glass 1000 ml : 4 buah
- Pipet ukur 10 ml : 1 buah
2. Bahan yang digunakan
- Air baku sebanyak 4000 ml
- Aluminium sulfat secukupnya
3. Langkah kerja
- Memasukkan ke dalam masing-masing beaker glass air
baku sebanyak 1000 ml
- Menambahkan alum ke dalam beaker glass dengan dosis
yang berbeda
- Menghubungkan peralatan jas test ke arus listrik
- Mengaduk dengan kecepatan :
1 menit = 100 rpm
5 menit = 60 rpm
15 menit = didiamkan
- Menentukan dosis optimum penambahan alum dari
percobaan ini
- Mengukur pH setelah flok mengendap
B. Pemeriksaan pH
Air permukaan di daerah tropis sering keruh dan
mengandung zat-zat penyebab warna. Kekeruhan dapat
berasal dari erosi tanah, pertumbuhan ganggang atau
kotoran hewan yang terbawa air sewaktu mengalir di
permukaan bumi. Warna dapat disebabkan oleh substansi
yang berasal dari pembusukan zat-zat organik, daun atau
tanah seperti gambut.
Koagulan yang umum digunakan adalah aluminium
sulfat (Al2(SO4)3) dimana ion-ion aluminium sulfat yang
bermuatan positif tiga merupakan agen netralisasi.
Untuk mendapatkan koagulasi yang baik, koagulan dengan
dosis optimum harus dibubuhkan dalam air dan
dicampurkan secara baik. Dosis optimal akan bervariasi
tergantung pada sifat alamiah air baku dan komposisi
keseluruhan (pH, kekeruhan, komposisi kimia) adalah
tidak mungkin untuk menghitung dosis koagulan optimum
untuk air baku tertentu.
Proses Pengolahan Air
Dalam pengolahan air, agar diperoleh air bersih
maka dilakukan proses tahap demi tahap, yaitu mulai
dari pengambilan air baku sampai air bersih yang sudah
siap untuk didistribusikan ke konsumen. Air bersih dan
air buangan mempunyai karakteristik tertentu seperti
sifat fisik, kimia, dan biologi. Dalam proses
pengolahan air ini harus disesuaikan dengan
ketidakmurnian dari air itu sendiri. Pengolahan air
bersih maksudnya adalah usaha-
usaha untuk merubah sifat-sifat suatu zat. Dengan
adanya pengolahan air bersih ini maka akan didapatkan
suatu air bersih yang memenuhi standar kesehatan yang
telah ditentukan.
Dalam proses pengolahan air ini pada umumnya
dikenal dengan dua cara, yaitu :
1. Pengolahan lengkap (completed treatment process)
Pengolahan lengkap yaitu air akan mengalami
pengolahan lengkap, baik fisika, kimiawi, dan biologi.
Pengolahan ini biasanya dilakukan terhadap air sungai
kotor dan keruh. Pada hakikatnya, pengolahan lengkap
ini dibagi dalam tiga lingkungan pengolahan, yaitu :
a. Pengolahan fisik
Pengolahan fisik ini untuk mengurangi atau
menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan
lumpur dan pasir serta mengurangi kadar organik yang
ada dalam air yang akan diolah.
b. Pengolahan kimia
Pengolahan kimia yaitu pengolahan dengan menggunakan
zat-zat kimia untuk membantu proses selanjutnya.
Misalnya dengan pembubuhan aluminium sulfat.
c. Pengolahan bakteriologi
Pengolahan ini bertujuan untuk memusnahkan bakteri-
bakteri yang terkandung di dalam air dengan jalan
membuktikan desikfektan. Desinfektan yang digunakan
adalah kaporite.
2. Pengolahan sebagian (patril treatment process)
Pengolahan sebagian ini merupakan pengolahan air
dimana hanya dilakukan pengolahan kimiawi atau
pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini umumnya
dilakukan untuk :
a. Mata air bersih
b. Air sumur yang dangkal
3.6.4 Koagulant Aluminium Sulfat
Dalam bidang pengolahan air bersih, penambahan dari
beberapa bahan kimia digunakan untuk berbagai proses.
Pada pengolahan air bersih di PDAM Instalasi Lahat I
menggunakan aluminium sulfat sebagai pembentukan
koagulant yang berfungsi membentuk partikel padal lebih
besar (flok) agar bias diendapkan dari hasil reaksi
partikel kecil (koloidal), selanjutnya proses
pengolahan air dapat dilanjutkan.
Aluminium sulfat atau tawas mempunyai rumus kimia
Al2(SO4)3 18 H2O dengan berat molekul 666,4 gram/mold an
density 1,69 gram/liter. Alum larut sempurna dalam air,
daya larutnya 500 gram/liter pada 15 oC. Alum lebih
banyak digunakan sebagai bahan penggumpal karena :
1. Berbentuk serbuk dan Kristal
2. Lebih efektif untuk menurunkan kadar karbonat
3. Harganya murah
4. Mudah disimpan
3.6.5 Pembentukan Larutan Aluminium Sulfat
Aluminium sulfat terdapat dalam bentuk butiran
halus dalam kantong aluminium sulfat berwarna putih
keabu-abuan sampai coklat muda yang merupakan material
asam berkristal dan bersifat korosif, metode pembubuhan
aluminium sulfat yang paling umum adalah dalam bentuk
larutan. Suatu larutan dibuat dalam sebuah tangki
dengan kapasitas yang cukup untuk pembubuhan koagulan
10 jam atau lebih. Diperlukan dua tangki, satu tangki
beroperasi sementara, larrutan disiapkan pada lainnya.
Contoh :
Bila kita ingin membuat 5% larutan aluminium sulfat
sebanyak 1000 liter, yaitu sebagai berikut :
1. Menimbang aluminium sulfat 5% x 1000 liter = 50 kg
2. Memasukkan aluminium sulfat kedalam bak aluminium
sulfat yang lebih ditimbang.
3. Mengisi bak dengan air sepertiga dari bak dan
mengaduk sampai homogeny.
4. Mengisi terus bak sampai larutan menjadi 1000 liter.
3.6.6 Koagulasi (pengumpulan)
Koagulasi merupakan salah satu tahapan proses dalam
pengolahan air yang menggunakan bahan pengumpal.
Koagulasi berasal dari bahasa latin “Coagulare” yang
berarti bergerak bersama. Dalam proses kimia koagulasi
dapat diartikan sebagai mekanisme penetralan.
Koagulasi adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada
air akan membantu pada proses pengendapan paertikel-
partikel. Alat pembubuhan koagulasi ini dibedakan pada
cara pembubuhan yaitu:
1. Memakai pompa, pembubuhan zat kimia dengan bantuan
pompa
2. Secara gravitasi, dimana zat kimia (larutan)
mengendap dengan sendirinya karena gravitasi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses koagulasi :
a. Dosis koagulasi
b. Kecepatan pengadukan
c. pH dan waktu
Air baku yang akan diolah ditambahkan bahan kimia
penggumpal. Bahan kimia penggumpal yang lebih intensif
dalam pengolahan air adalah aluminium sulfat atau yang
dikenal dengan tawas.
Tujuan dari penggumpalan untuk memudahkan air lebih
homogeny sehingga terbentuk flok-flok. Agar
pengalirannya dan pembentukan flok- flok yang lebih
besar dibutuhkan pengadukan yang lambat dengan adanya
bantuan sekat-sekat pada bak penggumpalan.
Dengan adanya sekat-sekat ini berarti waktu
pengalirannya agak lama, sehingga campuran akan semakin
merata dan mempercepat terbentuknya butiran-butirran
yang lebih besar agar memudahkan terjadinya pengendapan
pada proses berikutnya.
3.6.7 Sedimentasi
Proses ini terjadi berdasarkan gaya gravitasi bumi
terhadap flok-flok yang telah terbentuk flok-flok yang
mempunyai density yang lebih besar daripada air akan
mengendap dengan sendirinya. Pada bak ini sebagian
besar kotoran air akan dipisahkan tetapi tidak semuanya
mengendap seperti kotoran-kotoran halus yang
melayang,akan disaring pada proses selanjutnya.
3.6.8 Filtrasi (penyaringan)
Proses penyaringan merupakan proses pembersihan
dari sisa-sisa kotoran kecil yang masih melayang-layang
didalam air setelah proses pengendapan. Filter yang
biasa terdiri dari selapis pasir atau pasir atau pasir
dan batu dan batu kerikil. Bila air lolos melalui
filter tersebut, partikel-partikel terapung dan bahan-
bahan penggumpal akan bersentuhan dengan butir-butir
pasir dan melekat ke pasir tersebut. Hal ini akan
memperkecil ukuran celah-celah yang dapat dilalui air
dan menghasilkan daya penyaring. Dengan lewatnya maka
akan semakin banyak bahan yang terperangkap oleh
tumpukan pasir. Dan air tersebut akan ditambahkan bahan
kimia pada proses desinfeksi.
3.6.9 Desinfeksi
Desinfeksi bertujuan membunuh kuman-kuman yang
terdapat dalam air dapat menimbulkan bibit penyakit.
Jenis bahan kimia yang dipergunakan untuk di proses
desinfeksi antara lain larutan kaporit dan gas chlor.
3.6.10 Pemeriksaan Dosis Aluminium Sulfat dengan Jar
Test
Jar test adalah suatu metode untuk mengvaluasi
proses koagulasi. Apabila percobaan dilakukan secara
tepat maka akan diperoleh informasi yang dapat membantu
operator instalasi dalam mengoptimalkan proses
penjernihan air. Jar test memberikan data mengenai
kondisi optimum untuk parameter-parameter :
a. dosis koagulasi
b. pH sebelum dan sesudah proses
c. metoda pembubuhan bahan kimia.
5. LANGKAH KERJAPercobaan 1
1. Mengambil air dari kolam.2. Membuat larutan dengan konsentrasi 100, 150, 200,
dan 250 ppm dengan air sampel.3. Melakukan pengadukan cepat selama 5 menit dengan
magnetic stirrer.4. Mengurangi kecepatan dan melakukan pengadukan selama
15 menit.5. Memberhentikan pengadukan dan mendiamkan selama 30
menit.6. Melakukan pengukuran pH dan turbidity.
Langkah 2
1. Mengukur panjang, lebar dan tinggi bak koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
2. Menjawab soal-soal yang diberikan.3. Melakukan analisis dari percobaan yang dilakukan.
6. DATA PENGAMATANPercobaan 1
Konsentrasi(gram)
Turbidity pH
0,3 40,7 7,260,4 9,76 6,990,5 4,91 6,91
Percobaan 2Lokasi Panjang (m) Lebar (m) Tinggi
(m)Bak Koagulasi 156 41 11
7. PERHITUNGANPercobaan 1
1. Pembuatan Larutan Konsentrasi 100 ppm dalam 300 ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1000 ppm= 300 ml x 100 ppm
V1 = 30 ml
Konsentrasi 150 ppm dalam 300 ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1000 ppm= 300 ml x 150 ppm
V1 = 45 ml
Konsentrasi 200 ppm dalam 300 ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1000 ppm= 300 ml x 200 ppm
V1 = 60 ml
Konsentrasi 250 ppm dalam 300 ml
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1000 ppm= 300 ml x 250 ppm
V1 = 75 mlPercobaan 2Diketahui :
- Debit = 26 L/min- Dosis = 150 ppm- Koagulan 16 kg/bak = 16 kg/100 listrik- 1 kwh listrik = Rp.600,-- 1 kg koagulan = Rp.500,-- 1 m3 air = Rp.2400,-- Daya pompa = 290 watt- Volume bak koagulasi = 98.787,3 cm3 = 98,7873 L- Volume bak flokulasi = 73.623,480 cm3 = 73,62348 L
- Volume bak sedimentasi = 57.982.680 cm3 = 57.982,68 L
- Volume bak filtrasi = 8.780.800 cm3 = 8.780,8 LDitanya :
1. Berapa konsentrasi koagulan ?2. Berapa debit koagulan ?3. Berapa lama menghabiskan 1 koagulan ?4. Berapa lama air memenuhi bak flokulasi ?5. Berapa lama air memenuhi bak sedimentasi ?6. Berapa lama air memenuhi bak filtrasi ?7. Berapa lama waktu total untuk mendapatkan air
bersih ?8. Berapa banyak air yangdihasilkan selama 6 hari ?9. Berapa kali harus membuat larutan koagulan selama
6 hari dan berapa biayanya ?10. Berapa kwh listrik yang digunakan selama 6 hari ?
berapa biayanya ?
11. Berapa keuntungan yang dihasilkan ?
Penyelesaian :
1. Volume Bak Koagulan = P x L x T = 156 cm x 41 cm x 11 cm
= 70.356 cm3 x = 70,356 L Konsentrasi Koagulan = x = 160.000
2. Debit Koagulan = = 0,02437
3. Lama Menghabiskan 1 bak Koagulan = = = 4.103,405 min x = 68,39 jam
4. Lama Air Memenuhi Bak Flokulasi = = = 2831,672 min x = 47,1945 jam
5. Lama Air Memenuhi Bak Sendimentasi = = = 2230,103 min x = 37,168 jam
6. Lama Air Memenuhi Bak Filtrasi = = = 337,723 min x = 5,628 jam
7. Waktu total untuk mendapatkan air bersihAir pada bak flokulasi + Air pada bak sendimentasi + Air pada bak filtrasi= 47,1945 jam + 37,168 jam + 5,628 jam= 89,9905 jam x = 3,75 hari
8. Banyak air bersih yang dihasilkan selama 6 hari6 hari x x 26 x = 224.640 L
V total = + +
= 140.386,96 L
Jadi volume air bersih yang dihasilkan selama 6 hari224.640 L - 140.386,96 L= 84.253,04 L= 84.253,04 dm3 x = 84,25304 m3
9. Jumlah koagulan selama 6 hariKoagulan yang digunakan sebanyak 16 kg selama 3,75 hari= = 4,2667 Jadi jumlah koagulan selama 6 hari = 4,2667 x 6 hari= 25,6002 kgBiaya koagulan = 25,6002 kg x Rp. 500 = Rp. 12.800,1
10. Penggunaan listrik
6 hari x 24 jam x 290 watt = 41760 watt = 41,76 kwH
Biaya listrik = Rp. 600 x 41,6 kwH
= Rp.25.056
11. Harga Air = 84,25304 m3 x Rp. 2400,-/m3
= Rp. 202.207,296Keuntungan yang didapatkan = Harga Air – Biaya Koagulan– Biaya Listrik = Rp. 202.207,296 - Rp. 12.800,1 - Rp.25.056 = Rp. 164.351,196
8. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan diatas dapat dianalisa
bahwa dalam melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air bersih yang menjadi air baku adalah air
yang berasal dari kolam yang terletak di belakang
laboratorium Teknik Kimia. Pengolahan air baku ini
dilakukan untuk mendapatkan air yang memenuhi
syarat/karakteristik air bersih.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini
adalah mengambil air yang berada di kolam sebagai
sampel. Lalu dilakukan proses koagulasi dan flokulasi.
Dimana pada proses koagulasi menggunakan tawas sebagai
koagulan yang berfungsi untuk menurunkan pH air dan
juga untuk memudahkan kotoran membentuk flok-flok dan
kemudian akan mengendap. Pada proses ini juga dilakukan
dengan poengadukan cepat dengan menggunakan magnetic
stirrer yang bertujuan agar reaksi antara air dan tawas
dapat berjalan dengan baik sehingga akan terbentuk
flok. Setelah itu sampel didiamkan agar flok-flok yang
terbentuk mudah mengendap. Selanjutnya dilakukan
pengukuran nilai pH dan turbidity untuk masing-masing
sampel yang memiliki konsentrasi tawas berbeda-beda.
Dari hasil pengukuran yang didapatkan terlihat bahwa
semakin besar konsentrasinya maka nilai pH dan
tubiditinya semakin kecil.
Pada percobaan minggu kedua dilakukan analisis
perhitungan laju alir koagulan yaitu 0,037 L/min dengan
waktu total untuk mendapatkan air bersih yaitu 2,84
hari. Konsentrasi koagulan 0,7 kg tawas adalah 7000
mg/L. jumlah koagulan selama 6 hari adalah 25,6002 kg.
banyaknya air bersih yang di dapat yaitu 70,356 m3.
9. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
Semakin banyak koagulan maka semakin rendah nilai pH
dan turbidity serta semakin banyak flok-flok yang
terbentuk.
Keuntungan yang di dapatkan dari pengolahan air baku
menjadi air bersih selama 6 hari adalah sebesar Rp.
164.351,196.
Daftar Pustaka
Jobsheet.2013.Petunjuk Praktikum utilitas.jurusan Teknik Kimia.Palembang: POLSRI