naskah publikasi [ies.\in alat pengering rumput laut yang ...

13
KESEHATAN NASKAH PUBLIKASI [IES.\IN ALAT PENGERING RUMPUT LAUT YANG ERGONOMIS Tf \ I\GKATKAN KEI\YAMANAN KERJA DAN MUTU RUMPUT LAI]T KERING DI DESA PED NI]SA PENIDA I WAYAN SURATA Program Doktor IImu Kedokteran Universitas Udayana Dibiayai oleh : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Disertasi Doktor Nomor: 491ISP2HIPP/DP2M/V112010, tanggal 11 Juni 2010 PROGRAM PASCASARJANA UNlVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

Transcript of naskah publikasi [ies.\in alat pengering rumput laut yang ...

KESEHATAN

NASKAH PUBLIKASI

[IES.\IN ALAT PENGERING RUMPUT LAUT YANG ERGONOMISTf \ I\GKATKAN KEI\YAMANAN KERJA DAN MUTU RUMPUT LAI]T

KERING DI DESA PED NI]SA PENIDA

I WAYAN SURATA

Program Doktor IImu Kedokteran Universitas Udayana

Dibiayai oleh :

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional,sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian

Disertasi DoktorNomor: 491ISP2HIPP/DP2M/V112010, tanggal 11 Juni 2010

PROGRAM PASCASARJANA UNlVERSITAS UDAYANADENPASAR

2010

DES^\IN ALAT PENGERING RUMPUT LAUT YANG ERGONOMIS\IE\I\GKATKAN KENYAMANAN KERJA DAN MUTU RUMPUT LAUT

KBRING DI DESA PED NUSA PENIDA

I Wayan Surata

Malrasislva Program Dol<tor llmu Kedol<teran Universitas Udayana

Abstrak

{-.rlitas rumput laLtt dipengarLrhi oleh.jeuis bibit. utt-lur panelr, dan yang anrat

r-niinq adalah proses pengeringan. Pengeringan dilakLrl<an dengan menjemur di

.,:-1s tanah beralaskan terpal plastil<, senrentara pekerja melakuhan dengan posisi

.r"kok dan membungl<Lrt<. Hasil studi pendahuluan menunjulikan bahwa petani

:::ncalarni keluharr nruskulosl<eleta[, l<elelahan, dan t.nutu rutr]put laut kering yang

:.rsih rendah. TLrjuan perrelitian ini Lrntuk nrengetahui pengaruh desain alat

::rlering )/ang ergonorlis terhadap peningkatan ltenyarrartan rnelalui indil<ator.,:lLr Iran n'rr-rskLr loslteletal, kelelahan. dan nrLrtLl rLlllpLrt laLtt melalLri indikator kadar

.,,r'dan l<aclar kotoran. Penelitian eksperimental ini dilalisarral<an menggunakan

:rn.angan ntenyi lang (two-period cross over design) dengan subjek 20 orang petani

:Lrdidaya rurnput laLrt. Hasil penelitian menunjul<kan bahwa redesain alat pengerirrg

.-Lllput laut yang ergonomis ternyata clapat menLtrltttl<an lielr-rhan nrLrsl<uloslieletal

:ebesar 56.15 o/o (p < 0,05); tnetrurunkarr lielelalran sebesar 50.84 % (p < 0'05)'

Derliliian -juga liadar air menLrrlrrr 29,24 % dan liadar kotoran 33,33 % (p < 0,05).

P:pelitian irri tnenyitrprrlkan bahrva desain alat pengering yang et'gorlorltis

lcningkatl<an keny'atranan keria, dan treningkatan mutLt rttmput laut kering.

Kata ltrnci: rumput laut. alat pengering, kelelalran, keluhan nrusl<ulosl<eletal, nrutu.

1. Pend:rhuluan

Rupput laut merupalian salah satu sunrberdaya hayati laut yarrg cul<Ltp

potensial sebagai sunrber pendapatan negara dan sut.nber pendapatan bagi

rnasyarahal. BLrdidaya rurrput [aut sarrgat rnudah, tidal< nternerlul<an pupLrl< darr

pestisida seperti pada tananran padi. Keuntungan lainnya adalah dapat ditanarr

separrjang tahun, sefta utILtr panen yang pendel<. Runrput latrt yang cocol<

dibLrclidayaharr di Nusa Penida adalah jenis Euchemaspinostmr. MutLt rumptrt laut

dipengarLrIi oleh.jenis bibit. urnLrr panen, dan proses pengeringan (Arrggadiredja

dlil<., 2006). Perrgerirrgan sangat perlu rnendapat perhatian, karena rresltipLlrr hasil

panennya bail< aharr tetapi bila penanganan pascapanennya l<urang baik maka al<arl

rnengurangi mutu rumpLrt laut tersebut (SLrjatmil<o dan Angl<asa, 2009; Anggadiredja

d[.[., 2006). Run'rpLrt laLrt dihataltan sudah liering.jika telah l<elihatan btrtiran garam

:.enempel di perrnukaan rumput laut, dengan kandungan kadar air antara 3l -35 %

:nruk Errcfierua (Anggadiredja dkk., 2006; Ildriani dan Suminarsih, 2005).

Pengeringan rumput laut di Nusa Penida dilakukan dengan menjemur

rumput laut diatas tanah beralaskan terpal plastik. Pekerja melakukan penjemuran

Jengan posisi jongkol< dan membungl<uk, sanrbil bergeser-geser ke belakang, ke

Lrnan atau ke kiri urrtul< rnenggelar runrput laut supayatersebar merata. Sikap kerja

rnembungkuk adalah sikap yang tidal< alamiah (sikap paksa) menyebabkan terjadi

realisi berupa keluhan muskuloskeletal dan l<elelahan. Dilain pihak penjerruran

dengan cara sepefti ini rnenghasilkan rumput laut berkualitas rendah yaitu kadar air

-ran-e tinggi, produl< yang rnasih bercampur dengan debu, pasir, dan batu

r P.-rncomulyo dkl<., 2006).

Melihat potensi rumput laut yang begitu besar di Nusa Penida, maka harus

ada upaya untul< meningl<atkan mutu mutu rumput laut kering yang dihasilkan, agar

bisa memerruhi persyaratan ekspor. Untul< rremperbaiki kondisi kerja pada proses

pengeringau rumput laut, dilakukan desain alat pengering rumput laut yang

eroonomis, derrgan rnelibatl<an petarri budidaya rumput laut sebagai pengguna atau

prekerja. Desain alat dilakukan dengan memanfaatkan data antropometri dan l<ajian

reknologi tepat guna. Dengan atat ini dil-rarapkan dapat meningkatl<an kenyamanan

kerja dan mernperbail<i nrutu rumput laut kering yang dihasilkan, agar memenuhi

F,ers\aratan Standar Nasional Indorresia (SNI-01 -2690, 1998) untul< ekspor.

Kenr amanan berupa menurunnya kelelal-ran dan l<eluhan muskuloskeletal.

Perbaikan mutu dengan irrdikator merlurunnya l<adar air dan kadar kotoran rumput

laut kering yang dihasill<an.

2. Metode Penelitian

Penelitian irri menggunakan rancangan menyilang (two-period cross over

r/esigri) (Steven,2005). Pada rancangan ini, selang antara periode waktu perlakr;an

diberikan tt,a.shing out selama 2 hari urrtuk rnenghilangkar, ef-el< residual

tre.sidttal/carry oyer fficts) dari perlakuan yang sudah dilaksanakan terhadap

perlakuan berikutnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjurnlah 20 orang

petani budidaya rumput laut yang ada di desa Ped, Nusa Perrida.

Desain alat pengering yang dirancang berupa balai setinggi sil<u posisi

-:-_ - - ::hun dari kayu clan bambu, prmukaan jemur dari ltedeg (anyaman bambu),

- r:-:, .lengan kerniringan permukaan tan $ : fi utu, sekitar 0 : 3". Untult

-=- ::rin seurLra subjel< bisa menjangl<au pernrukaan jenlur rnaka tirrggi balai

- .:-:rr.rir persentil 5 tinggi sil<Lr posisi berdiri. Rerata tinngi siku subjel< l0l,lB t

: -:1. sehingga persentil 5 tinggi siltu: rerata - 1,645 SD:93 cnr. Dengan

. : .. : rsrn Q : 3o rnal<a bagian kaki yang pendek tingginya 83 cm, seperli

- .-- ,-ikka1 pada Carnbar 1. Grand.iean (1993) merekonrendasil<an Lrntul( pel<erjaan

-:--.-: \ang metlerlul<an ruang untuk alat dan bahan dengan tinggi pernrul<aan

- _::.: keria l0 - l5 crn dibawah tinggi siku posisi berdiri. Rancangan yang

-.-^':un\ai kornpatibilitas tirrggi dengan manusia yang memakainya mengurangi

--:...nr a bahaya al<ibat terjadinya kesalahan desain (Liliana dkl<., 2007; Santosa

. . . lrrr-r6).

Bedeq tanQ =#= r"

Gambar I Desain alat pengering rLlmput laut

\.:l ukur ) ang digunakarr dalam penelitian ini terdiri atas: antroponreter,

:r.rnLrnretet-. sling ternrometer, dan luxmeter. Alat ukur kuesioner terdiri atas

".-::.io1er .\-orclic Body Map, dan l<uesioner 30 item l<elelahan. Di sarnping itu juga

*i:erlukan alat bantu seperti timbangan, meteran, ;lopt,atch, liarrera dll.

CM

1OO c.m ,,/r

Il

Y.;

a-0.L

ca

:cc.J

CJo_

-t- Hasil dan Pembahasan

-r-l Suhu Permukaan Pengering

Suhu permul<aan diul<ur derrgan meletakkan termometer di atas pernrul<aan

.elema proses penjemuran. Analisis rerata suhu harian ditampilkan dalam

Gembar f .

Suhu Permukaan Pengering40

35

30

25

20

15

10

)

0

^9o ^9o

(J

E)CI

*tt *tt,-f o* oo oo

TERPAL

. BEDEG

LI NGKU NGAN

oo\b

Pu kul

Carnbar 2 Profil suhu pada permul<aan pengering

Hasil uji sulru permul<aan pengering berdistribusi nornral dan homogen (p>0,05)'

Rerata suhu pada pennul<aan terpal 34,46 + 2,lJ oC, dan pada permukaan bedeg

-:1.65 + 1.71 oC. Perbedaan ini disebabl<an oleh permukaan terpal yang berwarna

ctrklat mernpunyai koefisien absorbtivitas lebih tinggi dari permukaan bedeg yang

terbuat dari bambu (Holnran, 1984). Perbedaan absorptivitas rnenyebabkan suhu

pada permukaan terpal lebih tinggi dibandingkan dengan suhu pada permukaan

hecleg. Namun demikian hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

bermakna (p > 0,05) antara suhu pada permul<aarr terpal derrgan suhu pada

permUkaan bedeg. Suhu pengeringan ini sesuai dengan penelitian yang dilakultan

.-,leh Usub dl(l(. (2010) dalam merancang solar drying urrtul< rnengeringl<an sutra,

,Jengan hasil suhu pengeringan berl<isar antara3l - 39 oC'

-3: Xetrpatan Angin pada Permukaan Pengering

Kecepatan angin diukur dengan meletakkan anemometer di atas permukaan

i(,ir:: proses penjernuran. Data hasil pengukuran rata-rata harian ditarnpilkan

fir.r:: Ganrbar 3.

Kecepatan Angin3

2.5

2

1.5

I0.5

0

"tto,tt gt"

ti

E

c'toc(!c(!(!CLG)

o

TERPAL

*,*BEDEG

*s +$ gs,,*ot v." *o'

Pukul

carrbar 3 Profil kecepatan arrgin pada pernrul<aan pengering

H=il uji .Shapiro-Wilk rrenurrjukkan bahwa kecepatan angin berdistribr'rsi normal

^->-r-r-t-i). Sementara hasiI trji Levene'.s menunjul<l<an kecepatan angin tidak

-,-.1i.rsefl (p < 0,05), oleh l<arena itu digunal<an data equal variances not as.sumed,

:.1.i uii t-indepentlenl, ternyata ada perbedaan secara bermakna (p < 0,05). Algirl

rerhembus dari arah Tenggara dengan rerata kecepatan pada permukaan terpal 0,38

-,-r.l9nr,'s.dan padapermukaanbedegl,T3+0,66m/s. Perbedaanini disebabkan

--eh karena terpal berada pada permukaan tanah, sehinga angin terhalang oleh

<nrrk-sernak dan bangunan di sekitarnaya. Sementara permukaan bedeg berada 93

;::r,liatas permul<aan tanah, sehirrgga tidal< terhalarrg oleh semal<-semak yang ada

:i:ekitarnla. Hasil penelitian irri mendel<ai laporan Balai Besar Meteorologi dan

Ceotrsika Wilayah lll Denpasar untul< periode Juni 2008 dengan kecepatan angin

:erkisar 1.94 - 8,33 rn/s dari arah Tenggara.

-:-: Neluhan Otot Skeletal

Ha.il Lrji Shapiro Wilk urrtul< l<.elr,rhan otot sl<eletal menr-rnjukl<an bahwa

r =r-; kelr-rrnpok data berdistribusi nonnal (p > 0,05). Untuk rnengetahui perbedaan

: :\j\an nji t-paired, dan hasilnya disajikan dalam Tabel I'

f:bel I t:ji t-paired rerata perbedaan l<eluhan otot skeletal sesudah bekerja

Perlakuan

l? t5 35.86 0,00

38.62 1.21

r--: lsis kernaknaan rnerrunjukkan hasit berbeda bermakna (p < 0,05) dengan t :

:: !l .lan p : 0.00. Ini berarli alat jemur berupa balai setinggi siku berdiri dengan

-=:-kaan bedeg dapat menurunkan keluhan otot sl<eletal pekerja, karena faktor

ri-:;: kerja telah diperbaiki (Marras dl(l(., 2009). Selanjutnya dianalisis beda

r. -:..]n rrtot skeletal sebelurn dan sesudah bekerja pada l<edua perlakuan' Hasil uji

r--.rri.' -<r/ di saj ikan dalarn T abel 2.

Tebel 2 Uji rerata bedakeluhan otot sl<eletal sebelurn dan sesudah bel<erja

n Rerata keluhanotot skeletal

Simpangbaku

Bedarerata

20

FerlakuanRerata bedakeluhan otot

skeletal

Beda t prerata

Simpangbaku

l:=rl

: .- o

20

20

21,60

9.47

1.12

1,29

12,12 37,63 0,00

i::,isis kernaknaan rnerrunjukkan lrasil berbeda bernrakna (p < 0,05) dengan t:

-:--r-: Jtn p:0.00. Terjadi penurunan keluhan otot skeletal dari skor 21'60 meniadi

-,a-- 9.J7 arau tLrrun 56,15 %. Alat pengering setinggi siku dapat nrenurunkan

,.:.-rhan orot skeletal, karena faktor tempat kerja telah diperbaiki. Untul<

-:np,er-ielas perbedaan sl<or lteluhan otot skeletal antar perlakuan disajikan dalam

:e:ruk grafik pada Carnbar 4.

Keluhan Otot Skeletal

29.38 29.L5

60

50c.c4U=0J 30

-:z

o20th

10

0

Terpa I

tr Bedeg

Sebelumb e l<e rja

Sesudah Beda

be ke rja kelu ha n

Cambar 4 Perbandingan sl<or keluhan otot skeletal

Kogi 12006) rnengatal<an metode ergonomi partisipasi sangat efektif untuk

nr-r,:-:erieiki tempat kerja. Sementara Pehkonen dl<k. (2009) rnenyatakan dengan

r:L: -,:'ni pengetahuan dan l<esadaran akan meningkat, yang mana dapat

nr,:- ::iatkan kemarnpuan untuk mengatasi rnasalah dan menurunkan beban kerja

--= +- !:.rnjLrrnra Limerick dkk. (2001) mengatakan inrplementasi ergonomi dapat

rr.i:,----:kan resiko kecelakaan. Jadi perbaikan alat kerja, stasiul'l kerja, dan cara

i1,-: Jrpat menurunkan bebarr l<erja, keluhan otot skeletal dan risil<o kecelal<aan.

-:-{ Kelelahan

Hrsil Lrli Shopiro Wilk vr.ful< l<elelaharr menunjLrkl<an bahrva l<edua l<elornpok

:*.-. :c:JistribLrsi nornral (p > 0,05). Selarrjutrrya untuk mengetahui perbedaan

j 1t-.r..]tr.r trii t-paired, dan hasilnya disaji[<an dalanr Tabel 3'

Tabel 3 \J\i t-paired rerata skor kelelahan sesudah bekerja

50.98

2t.6

Perlakuan nRerata skorkelelahan

sesudah keri

l0 51,15

Sim pang Beda t pbaku rerata

1,87

1,26

10.47 44,84 0,00

t0 40.67

i-=...is kemaknaan rnenunjukkarr hasil berbeda bermal<na (p < 0,05) dengan

= - i j:n n:0.00. lni berarti alat perrgering berupa balai setinggi sil<u dengan

-.,. r

,,w."rirs,--r. iaiies dapat menurunkan kelelahan. Selanjutnya dianalisis beda skor

,r,,,.r tr,irr-E-- :sbelurn dan sesudah bekerja. Hasil Lrji shapiro wilk menunjul<kan bahwa

$c.*-jr $.3 -ftpr.-rk data berdistribusi normal (p > 0,05). Untuk rnengetahr"ri perbedaan

rr J1, _...- j.isisdenganuii t-pairecl, dan hasilnya disajil<an dalanr Tabel 4.

-=:<- -l Lii t-poirerl rerata beda skor kelelahan sebelunr dan sesudah bekeja

PertrkuanRerata beda

kelelahanSimpang

bakuBedarerata

l0

20

20,r0

9.87

1,63

r,36t0.22 35,66 0,00

+:.:lisis kemaknaan rnenurrjul<kan lrasil berbeda bermal<na (p < 0,05) dengan

= _-:-:r jjnp:0.00.Terjadi penurunankelelahandari skor20.l menjadi skor9,8B

mriitri- :-: n 50.81%. Berarti alat pengering berupa balai setinggi siku berdiri, dapat

rn,:.----r.kJn skor kelelahan. Perbandingan sl<or kelelahan sebelum kerja dan setelah

,r,:'- - -':.lt dilihat pada Carrnar 5'

Kelelahan

N TerPal

tr Bedeg

60

c J'o

840o,OJ.Y, )no--Ivt 10

0

Sebelumbekerja

Setela h

bekerja

Beda

kelelahan

Ganrbar 5 Perbandingan skor kelelahan

51. 15

31.05 30.8

Nadar air

_:i

Iltlii :il- l

Tru": ;i- l

I L t-_-

- =:<

, li Shapiro wilk menunjul(kan bahwa data dengan pengeringan terpal

->, nt-rrmal (p > 0,05), sedangkan data dengan pengeringan bedeg tidak

- perbedaan kadar air, dan hasilrrya disajikan dalam Tabel 5'

. r L ii U'ilcoxon rerata l<andungan l<adar air

Frrtrkuen

-l

Rerata kadarair lnh

41,82

)q 5q

Simpanghaku

4,86

8,10

Redarerata

12,23 -3,92 0,00

t0

r,,rr-L - : \3nrakuaan rnenunjultkan hasil berbeda bermakna (p < 0'05) denganZ: -

: -l -.- i - lJ-00. Terjadi penurunan dari 41,82'yo rnerrjadi 29,59o atauturun29'24

,,* :;- ierdaan semula. Menurut Whitfield (2000) keberhasilan pengeringan

]j-r-h-:-i= .lari sirkLrlasi udara yang cul<up untuk menrbawa uap air. Alat pengering

."i, --- .-r Jn.r nrendapat tiupan angin lebih tinggi daripada yang dijernur dengan

xr:-T-: - : .:rnping itu pernrukaan becleg nrerniliki lubang-lubang sehingga sirkulasi

ur;LlL-. -::'f,ii baik dari atas maupun dari bawah permul<aan pengering.

i-.o hendungan kotoran

:-j,.:l Lrii .Shcrpiro l4rilk menunjukl<an bahwa kedua kelompok data tidal<

llc.l:---:rli.ri perbedaan kandungarr kotoran, dan lrasilnya disajikan dalam Tabet 6'

Tabel 6 U1i Wilcoxon rerata l<andungan l<otoran

Prr[:rkuan nRerata kadar SimPang Beda L p

kotoran baku rerata

5,25

3.50

0,78

0,68

1,75 -3.1'7 0,00

Irl

\nrlisis kemaknaan dengan uj i Wilcoxon nrenunjukl<an hasil berbeda

iqr:'-:\:.} rp < 0,05) dengan Z: -3,77 dan p : 0,00' Terjadi penurunan kadar

I i ,-:i Jari -..25% rnenjadi 3,50 yo atau turun 33,33 oh. Dengan demikian alat

xl(5-::-:,- berLrpa balai setinggi sil<Lr berdiri dengan permuhaan bedeg dapat

r,:,---:lnSi kadar kotoran yang terkandung dalarn rumput laut l<ering. Hal ini terjadi

'lJ,-.-:.elanta proses pengeringan berlangsung, l<otoran berupa pasir yang

r:,-:-rcl pada rumput laut jatuh karena gesekan dengan permukaan bedegyang

:i.- -::: rbergelombang), dan berlubang. Perbandingan kadar air dan kadar

{ r -:- i'-ulrpttt latrt kering disajikan dalarn Garnbar 6'

Rumput laut kering

tr Terpal

tr Bedeg

5.25 3.s

l(adar air Kadar kotoran

Cambar 6 Karal<teristik fisik runrput laut kering

\o530roE(a lu

10

rr--]r-r --rr-:n kadar air 29.59 o/o dan kadar kotoran

r-Tr,-.lr - ---: -i j'' , dan kandLrngan kotoran maksimunr

3,5 % telah memenuhi Standar

mempersyaratkan kadar air

5 o% untuk L'ttchcnta '::pinosttttr.

4

{:rmpulen dan Saran

n :rmpulen

3::::>:ik.rn analisis dan Pembahasan

iiiL,:i:: : . .-.:-lL.en hesiI seba.sai berikut.

yang diperoleh dalanr penelitian ini

4L 82

10

iirt pengering rumput laut yang ergonomis menurunkan keluhan

.keletal petani budidaya rumput laut di Desa Ped Nusa Penida sebesar

:i:t pengering rurnput laut yang ergonomis menurunkan l<elelahan

::Jidar a rumput laut di Desa Ped Nusa Penida sebesar 50,84 oh'

.1at pengering rumput laut yang ergonomis meningl<atkan mutu rumput

,:rLr rrenurunnya l<adar air sebesar 29,24 oh dan berl<urangnya kotoran

:.rnrpLrt laut kering sebesar 33.33 %.

{j:lren..: . penelitian ini dapat digunal<an sebagai dasar dalam rnenyampail<an

ulrr '' -<t:-:i be rikLrt.

l=.:in alat pengering rumput laut yang ergonomis hendahnya mulai

_ -:::pkan rnengingat alat ini sederhana dan telah terbul<ti dapat

--::luransi keluhan musl<uloskeletal, dan kelelahan ul'l1um bail< dalatn

.:.j-rrr-i aktivitas meletnah, motivasi rlenurun, maupun kelelahan fisik.

- l;.:in alat pengerirrg rumput laut rrelalui pendel<atan ergononris dan

::".:...lrrqi tepat guna hendal<nya menjadi pilihan untuk diterapkan mengingat

: :: \ 3ns berupa balai dengan permukaan bedeg sangat sederhana, rnudah

-]...ll.danmrtralrbiayarrya,namLlndapatnlening|<atkanmuturunrput-.:: :li berLrpa txenurunllya kadar air dan kadar l<otoran, sefia proses

:<--:e ringan lebih cePat.

! Daft:rr Pustaka

L.r,-'- ::;ia. -1.T.. Zarnika. A', Purwoto, H., Istini, S' 2006' Rumpttt Lattt' Jakarlta

?:-::.1r Siradara.

,r-r-r-- =,-. E. 1993. Fitting the Ta,sk to the Man, a Textbook of occupational

: --- ;-, ,,i,';1 r. 1''' ed. London: Taylor & Francis.

-, -,-. -.P t.')54. Perpindahan Kalor. Jal<ar1a: Penerbit E'rlarrgga'

.rTrr-,- - I:-. SLrrrinarsih. E. 2005. Rtuttpti Laut, Bttdidaya, Pengolahan dan

-rr '-'-i'.i7-cvi. Jakarta: Penebar Swadaya.

L1.

,{,,,r,eL- \ 1u06. Parlicipatory methods effective for ergonomic worl<place

-ri'-r\ement. Jotn'nal Applied Ergonomics' Vol 37' pp:547-554'

-.lir.unr,-t- \ P.. \\'idagdo, S., Abtokhi, A' 2OO7 ' Pertimbangan Antropometri pada

r::J:s:inan . seminar l,lasional III SDM Teknologi Nuktir. Yogyakarta 21-22

\. -,.r'r'rber. PP. I 83-l9l'

- nlmc-:*.- R..8.. Straker, L., Pollock, C., Dennis, C', Leveritt, S'' Johnson' S' 2007'

,::-=nrentation of the Participative Ergononlics for Manr'ral Tasks (PErforM)

rrr. l:fntnte at four Australian underground coal mines. International 'lournal- -,:.i:,'trictl Ergonoruic.l. Vol. 37, No' 2, February: 145-155'

$rtllu.rr'. 'I .- Cutlip. R. C., Bu11, S. E'., Waters, T' R' 2009' National Occupational

-::iui-rh agenda Ntrnn) future direction in occupational musculoskeletal

: \-i-ler health research. Journal of Applied Ergonom.ics vol. 40: 15-22.

rB-+6 rr(-.- 1.. Takala, E.P., Ketola, R., Juntura, E'V', Arjas, P'L'' Hopsu' L"

i---rnen.T..Hauka,E,.,Leino,M'H',Nyl<yri,E',Riihirnaki'H'2009':,: -.i.trit-rn of parlicipatory ergonomic intervention process in kitchen work'

,' - '':-.'.r 'tl -1pl:lied Ergonomics Vol' 40' ll5-123'

:il*,61g r--:,r- T.. Maryani, H., dan Kristiani, L.2006. Btrdi Daya dan Pengolahart

-i.i';:'lrl Lcurr. Jakarta Agro Media Pustaka'

Dr}r -r:r Bsli. 1008. Prakiraan Cuaca untul< Daerah Bali, Nusa Tenggara dan

;5cq:--f,rnr a Tanggal I 8 20 Juni 2008. Available at h{pl|ryyy':L ::,r\.go.id/iniJx.php?action:news&task:detail&id:659. Accessed Oct 16,

*our'.i*- \zrifirr'an, Putra, K. 2006. Identifikasi Antropometri Tenaga Keria

?:i.-:nskul Sawah di Kabupaten Pasanran Barat Propinsi Sumatra Barat'

,,--, -,:..'. SL'tins dan Teknologi. Juni, Vol. 5', No' 1, pp: 14-24'

sl\ - ---i{1. 1998. Standctr Nasion.al Indonesia - s1// 01-2690-1998 un'tuk Rumput

--.: . t "ritrg. Jakarta: Badan StandardisasiNasional-BSN'

filrf,i-- F. lr,r05. Crossover Design. In Clinical Trials: A Methodologic Perspective'

l'' :i. H.rbaken, NJ: John Wiley and Sons, lnc'

:lL l.tri.- r-'- \\'. dan Angl<asa, W. I. 2009' Teltnil< Budidaya Rurnput Laut dengart

1"1::-.Jr Tali Panja-ng. Direl<torat Pengkajian Ilrnu Kehidupan-BPPT: Jal<arta'

-;u:- I.- PtltrrllS?-&d. N., Wiset,

) -rr.\rrtrITIl Chrl'salis Using a

L., Lertsatitthankorn,Triangle Solar Tunnel

C. 2010. Solar DrYing ofDryer. Available at httP:ll/A rticle...'.r,'.r rhai sc ience.info/A11ic forYo2

l-l'- lr'r n t-t-

12