TUTORIAL BLOK 1 SKENARIO 1
Transcript of TUTORIAL BLOK 1 SKENARIO 1
RESUME TUTORIAL
SKENARIO 1
STATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR
DISUSUN OLEH :
1. Puput Sagita Mey Sandra (152010101008)
2. Sadewa Wicaksana Sucahyono (152010101009)
3. Prilia Widiyana Putri (152010101010)
4. Muhamad Rizal Hadi Pratama (152010101011)
5. Agnellia Maulidya Utami (152010101012)
6. Asri Ayu Firdausi (152010101013)
7. Tegar Syaiful Qodar (152010101049)
8. Sixma Rizky Kurnia Putri (152010101073)
9. Farmarida Dika Rufaida (152010101074)
10. Rangga Okta Sadewa (152010101075)
11. Nadhifah Athaya Putri (152010101076)
12. Restika Citra Rahmawati (152010101077)
13. Ika Rizki Muhinda Putri (152010101078)
14. Mutiara Aprilina Muttaqien (152010101079)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
A. SKENARIO 1
STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH
BELAJAR
Dokter Surono adalah dokter lulusan dari
Fakultas Kedokteran 20 tahun yang lalu. Dokter Surono
praktek di kecamatan yang jauh dari kabupaten. Di
kecamatan itu, tidak ada praktek dokter lain. Pasien di
kecamatan tersebut mengenal dokter Surono sebagai
pribadi ramah dan berempati kepada pasien-pasiennya,
sehingga komunikasi antara dokter dan pasien terjalin
dengan baik. Pemanfaatan gadget untuk mencari tahu hal-
hal baru yang berkaitan dengan dunia kedokteran
senantiasa dilakukan. Hal ini dilakukan sejak kuliah di
Fakultas Kedokteran, belia dilatih agar mampu belajar
seumur hidup (lifelong learning), self directed
learning, belajar berdasar masalah (problem based
learning) sehingga saat ini beliau lebih mandiri dalam
menjalankan praktik kedokterannya meskipun terjadi
perubahan pola penyakit dan pelayanankesehatan. Selain
itu, Dokter Surono masih mengandalkan pengetahuan yang
didapat semasa kuliah dan berdasarkan praktek selama
ini. Dalam praktek kedokterannya, beliau selalu
mendasarkan diagnosis dan terapi berdasarkan bukti
(evidence based medicine).
B. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Empati :
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
empati adalah keadaan mental yang membuat
seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya di
keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan
orang atau kelompok lain.
Berdasarkan Kode Etik Kedokteran UU No. 7 tahun
1999, dalam ilmu psikososial, dokter memposisikan
dirinya sebagai pasien tetapi dokter tidak boleh
menaruh perasaan berlebihan terhadap pasien.
Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses ketika
seseorang merasakan perasaan orang lain dan
menangkap arti perasaan itu, kemudian
mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian
rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh
mengerti perasaan orang lain itu. Bullmer
menganggap empati lebih merupakan pemahaman
terhadap orang lain ketimbang suatu diagnosis dan
evaluasi terhadap orang lain. Empati menekankan
kebersamaan dengan orang lain lebih daripada
sekedar hubungan yang menempatkan orang lain
sebagai objek manipulatif.
Pendapat 1 : Empati berbeda dengan simpati. Dimana
dari sisi emosional, empati menunjukkan wujud ikut
merasakan namun dengan diikuti tindakan nyata,
sehingga dapat dikatakan bahwa empati merupakan
emosi yang positif karena dapat direalisasikan.
Sedangkan untuk tingkat perhatian, tidak ada
perbedaan yang mendasar antara simpati dan empati.
Karena perwujudan dari kepedulian tersebut dapat
dipertanggungjawabkan, serta lebih bersifat
obyektif karena bersifat universal, artinya tidak
hanya pada sekelompok orang, maka sikap empati
menunjukkan tingkat kepedulian yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan simpati. Pada sifat
empati, bentuk tindakan yang diberikan juga dapat
dirasakan dalam waktu yang relatif lama dan
memberikan efek yang lebih banyak, berbeda dengan
simpati yang hanya dapat dirasakan si penerima
bantuan sebentar saja.
Pendapat 2 : Salah satu contoh dari empati yang
dimiliki seorang dokter adalah jika seorang pasien
datang dengan menangis maka dokter pun berusaha
memberi solusi yang terbaik, sebaliknya jika
simpati, dokter itu bisa saja turut menangis
karena emosi yang terlalu dalam merasakan
penderitaan pasien.
Kesimpulan : Empati adalah keadaan emosional
seseorang dan berusaha untuk memecahkan masalah
itu ( disertai tindakan )
2. Life Long Learning
Wikipedia : Pendidikan seumur hidup adalah sebuah
sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan
keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan
kehidupan manusia.
Pendapat 1 : Belajar sepanjang hayat adalah suatu
konsep tentang belajar terus menerus dan
berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian
sampai akhirhayat, sejalan dengan fase-fase
perkembangan pada manusia.
3. Self Directed Learning (SDL)
Menurut Knowles : (dalam Zulharman, 2008) Suatu
proses dimana seseorang memiliki inisiatif dengan
atau tanpa bantuan orang lain untuk menganalisis
kebutuhan belajarnya sendiri, memilih dan
melaksanakan strategi belajar yang sesuai serta
mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Menurut Richard (2007) : SDL adalah proses dimana
siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi apa yang
perlu dipelajari dan menjadi pemegang kendali
dalam menemukan dan mengorganisir jawaban. Hal ini
berbeda dengan belajar sendiri dimana guru masih
boleh menyediakan dan mengorganisir materi
pendidikan, tetapi siswa belajar sendiri atau
berkelompok tanpa kehadiran guru.
Menurut Meriam dan Caffarella dalam zulharman,
2008 : Suatu metode belajar dimana pelajar
mempunyai tanggungjawab yang utama dalam
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil
belajar.
Cara untuk meningkatkan kesadaran agar menerapkan self
directed learning :
1. Sadari kebutuhan diri sendiri akan belajar
2. Mulai dengan mencari motivasi diri
3. Cari metode yang paling efektif dan temukan minat
anda
4. Banyak bergaul dengan lingkungan yang mendukung
efektivitas belajar
5. Mulai dari inisiatif yang paling sederhana yaitu
mencari literatur dari internet dan jangan pernah
menunda suatu pekerjaan.
Perbedaan self directed learning dengan belajar
autodidak :
Self directed learning Autodidak
Belajar mandiri dengan atau
tanpa bantuan orang lain
Belajar mandiri tanpa bantuan
orang lainMelalui tahap planning,
monitoring, dan evaluating
Tidak melalui tahap planning,
monitoring, dan evaluating, tidak
mempunyai target pastiDapat diterapkan dalam semua
konsep pembelajaran
Hanya dapat diterapkan pada
pembelajaran dalam hal tertentu
Tahapan Self directed learning :
o Berpikir secara mandiri
o Mengajarkan belajar memanajemen diri
o Belajar perencanaan diri
o Menemukan minat belajar bagi diri sendiri
Tujuan :
Untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang
dibutuhkan agar termotivasi untuk belajar hari ini
dan seterusnya disepanjang hidupnya (life long
learners) (Bernadette, 2005) serta memberikan
penyesuaian dengan keadaan yang cepat berubah
walaupun tidak ada kesempatan.
Kelebihan :
1. Fleksibel. (Zulkabir, 2005)
2. Mendorong disiplin dan ketrampilan.
(Zulkabir, 2005)
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
(Zulkabir, 2005)
4. Dapat menyesuaikan diri dengan gaya
belajarnya masing-masing.
Kekurangan :
1. Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian
belajar yang tinggi. (Zulkabir, 2005)
2. Memerlukan bimbingan dan tutorial yang
intensif. (Zulkabir, 2005)
3. Membuat mahasiswa terlena/keblabasan.
(Zulkabir, 2005)
4. Diperlukan kesadaran yang tinggi karena
perencanaan itu mudah tetapi butuh dorongan
yang kuat untuk merealisasikannya.
5. Sulit mencari literatur yang sesuai
4. Problem Based Learning :
Problem Based Learning adalah model
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa
pada masalah autentik sehingga siswa
dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam
Abbas, 2000:13).
Model pembelajaran yang menantang siswa untuk
“belajar bagaimana belajar”, belajar secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat
siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud. (Duch, 1995)
Pendapat 1 : Pembelajaran dengan masalah nyata bagi
siswa untuk belajar berikir kritis dan memecahkan
masalah serta mempermudah konsep berdasar
kolaboratifisme dan berpikir kritis tanpa
menyanggah.
Kesimpulan : problem based learning adalah
pembelajaran berdasarkan masalah masalah yang
terjadi dimana menelaah berdasar konsep dan
dituntut untuk berfikir kritis dalam memecahkan
masalah itu.
5. Evidence Based Medicine :
Pendapat 1 : Evidence-based medicine (EBM) adalah
suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-
bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam
prakteknya, EBM memadukan antara kemampuan dan
pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah
terkini yang paling dapat dipercaya. (Sackett et
al)
Pendapat 2 : Evidence based medicine (EBM) adalah
proses yang digunakan secara sistematik untuk
menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan
hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan
keputusan klinik. Jadi secara lebih rincinya lagi,
EBM merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti
ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya
(best research evidence); dengan (2) keahlian
klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai
yang ada pada masyarakat (patient values).
Pendapat 3 : Evidence Based Medicine (EBM) merupakan
pemanfaatan bukti ilmiah berdasarkan penelitian
klinis mutakhir yang sahih dalam tatalaksana
proses penyembuhan penyakit.
Kesimpulan : Evidence Based Medicine adalah proses
menelaah yang didasarkan atas bukti bukti ilmiah
6. Gadget :
Pendapat 1 :
Secara estimologi, gadget adalah sebuah istilah
dalam bahasa Inggris yang berarti perangkat
elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus.
Pendapat 2 : gadget adalah alat elektronik yang
memiliki pembaharuan dari hari ke hari sehingga
membuat hidup manusia lebih praktis.
Kesimpulan : Alat praktik untuk mempermudah urusan
manusia yang terus memiliki pembaharuan
7. Terapi :
Terapi adalah remediasi masalah kesehatan,
biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang
melakukan terapi disebut sebagai terapis.
Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan
kata pengobatan.
Terapi ada 3 macam : - terapi pencegahan
- terapi abortive
- terapi supprtive
Terapi pencegahan atau terapi Profilaksis
adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk mencegah
munculnya kondisi medis.Sebagai contoh adalah
banyaknya vaksin untuk mencegah infeksi penyakit.
Terapi abortive adalah pengobatan yang
dimaksudkan untuk menghentikan kondisi medis dari
perkembangan lebih lanjut. Pengobatan yang
dilakukan pada tanda-tanda paling awal dari
munculnya penyakit, seperti gejala sakit kepala
migrain ,adalah sebuah terapi abortive.
Terapi supportive adalah suatu terapi yang
tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang
mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan
pasien.
Kesimpulan : Perilaku solutif diikuti dengan
diagnosis.
8. Komunikasi dan komunikasi kesehatan
Pendapat 1 : Membuat pengertian yang sama
antara orang dengan orang lain, Proses
menyampaikan pesan atau kesamaan pandangan.
Pendapat 2 : Proses penyampaian pesan dari
sumber ke penerima
Pendapat 3 : Komunikasi adalah suatu proses
dalam mana seseorangg atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung denganlingkungan dan orang lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara
lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
verbal yangdapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan
sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu.cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.
Pendapat 4 : Komunikasi kesehatan yaitu proses
penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu pada komunikan
dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat
utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
9. Perubahan pola penyakit :
Pendapat 1 : Penyakit terus mengalami perubahan
sesuai perubahan zaman. Pola kejadian penyakit
pada saat ini telah mengalami perubahan yang
ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara
garis besar transisi epidemiologi ditandai dengan
perubahan pola penyakit dankematian yang semula
didominasi oleh penyakit infeksi beralih ke
penyakit non infeksi (non-communicable
disease) atau penyakit tidak menular (PTM).
Perubahan pola penyakit sangatdipengaruhi oleh
keadaan demografi (pendidikan, umur, dan
jenis kelamin), sosial ekonomi(pendapatan) dan
sosial budaya (Rahajeng, 2012).
Tambahan pendapat dari pendapat 1 : PTM merupakan
penyakit degeneratif, saat ini yang banyak
berkembang di masyarakatseperti penyakit
hipertensi atau darah tinggi, diabetes
melitus, hiperkolesterolemia,asam urat,
penyakit jantung, paru-paru kronis, bahkan
kanker. PTM dapat jugadisebabkan karena
kecelakaan termasuk cedera, luka dan benturan
akibat kecelakaanTerjadinya perubahan pola
penyakit dengan peningkatan PTM ini dapat didorong
denganbeberapa hal, yaitu: perubahan struktur
masyarakat yaitu dari agraris ke industri
10. Praktek kedokteran
Pendapat 1 : Praktek kedokteran mengombinasikan
sains, dan seni. Sains, dan teknologi adalah bukti
dasaratas berbagai masalah klinis dalam
masyarakat. Seni kedokteran adalah penerapan
gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan
keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang
tepat,dan perencanaan perawatan untuk masing-
masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan
apa yang diperlukan olehnya.Pusat dari praktik
kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien,
dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari
dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dideritanya.
Pendapat 2 : Depkes RI th 2009 : suatu upaya
organisasi atau perorangan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mengobati, mencegah serta
memulihkan orang, keluarga atau kelompok.
Pelayanan kesehatan dibagi dibagi dua :
Pelayanan kedokteran
Upaya individu atau kelompok untuk menyembuhkan,
memulihkan, mencegah suatu penyakit yang sasaran
utamanya adalah keluarga dan individu.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pendapat 1 : Upaya individu atau kelompok untuk
menyembuhkan, memulihkan, mencegah suatu penyakit
yang sasaran utamanya kelompok masyarakat umum.
Pendapat 2 : Pelaksanaan apa yang ada dalam teori.
11. Pelayanan kesehatan
Pendapat 1 : Suatu upaya sukarela oleh dokter
untuk kemanusiaan yang berupa pelayanan kesehatan.
Pendapat 2 : Upaya individu atau kelompok untuk
menyembuhkan, memulihkan, mencegah suatu penyakit
yang sasaran utamanya kelompok masyarakat umum.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana komunikasi yang baik bagi seorang dokter
pada pasiennya?
2. Unsur apa saja yang harus diperhatikan dalam
berkomunikasi verbal dan nonverbal?
3. Mengapa terjadi perubahan pola penyakit dan
layanan kesehatan?
4. Mengapa dokter harus life long learning?
5. Kode etik apa yang telah dilakukan dokter Surono?
6. Apakah strategi belajar yang digunakan sudah
tepat? Alasannya?
7. Bagaimana cara dokter menyampaikan informasi pada
pasien?
8. Apakah perbedaan kurikulum lama dan sekarang?
Serta apakah perbedaan KIPDI dan KBK?
D. PEMBAHASAN
1. Komunikasi yang baik adalah apabila pesan dan
saran dari dokter dapat diterima dengan jelas
tanpa ada hambatan oleh pasien. Selain itu,
komunikasi juga harus berlangsung dua arah.
Sehingga, dokter juga harus mampu mengetahui apa
yang pasien keluhkan serta rasakan, baik dari
komunikasi verbal atau pun non verbal dari pasien.
2. Unsur unsur komunikasi :
Verbal :
Kejelasan
Perbendaharaan kata atau penggunaan bahasa
Memiliki arti derotatif
Kecepatan bicara
Nada suara (voice tone)
Waktu
Non Verbal:
Penampilan personal
Intonasi
Ekspresi
Sentuhan
3. Perubahan pola penyakit dan layanan kesehatan
terjadi karena seiring dengan bertambahnya jaman,
terjadi perubahan iklim, sosial-budaya, ekonomi
dan geografis yang bisa mempengaruhi tubuh
manusia. Contohnya perubahan iklim membuat
peigkatan penyakit kanker kulit, penyebaran
penyakit paru-paru pada petani di desa dan
penyebaran penyakit jantung di penduduk desa.
Selain itu jumlah populasi manusia yang semakin
bertambah juga akan merubah pola penyakit di suatu
daerah. Dengan adanya perubahan pola penyakit,
diharapkan juga ada perubahan pelayanan
masyarakat. Seperti contoh yang sudah terealisasi
adalah BPJS kesehatan.
4. Dokter harus life long learning karena dalam
bidang kedokteran, akan terus ada inovasi inovasi
baru baik dari segi obat-obatan dan teknologi
kesehatan, serta akan muncul teori-teori baru yang
mungkin akan menggugurkan teori yang lama.
Perubahan pola penyakit yang terus terjadi juga
menjadi salah satu alasan mengapa dokter harus
terus belajar hinggga akhir hayat. Kewajiban
belajar hingga akhir hayat (life long learning)
tercantum dalam Sumpah dokter PP No. 26 Tahun 1960
Pasal 8 kedokteran.
5. Kode etik yang telah dilakukan dokter Surono
adalah KODEKI pasal 7 (Seorang dokter hanya
memebri surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa kebenarannya), pasal 8 (seorang dokter
harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan seua aspek pelayanan kesehatan yang
menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), baik fisik maupun psikososial
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenar benarnya, dan pasal 17
(Setiap dokter harus senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran atau kesehatan.
6. Strategi belajar yang digunakan dokter Surono
sudah tepat. Dokter Surono terus belajar dan teus
meng-update informasi kesehatan yang baru dengan
gadget miliknya. Dokter Surono sudah melakukan
lifelong learning, problem based learning dan self directed
learning.
7. Dokter Surono menyampaikan pesan dengan cara yang
ramah dan penuh empati bukan simpati serta
penyampaian yang jelas menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh pasien.
8. Terdapat perbedaan anatara kurikulum dan kurikulum
yang sekarang. Bila kurikulum yang lama ciri-
cirinya :
a. Teacher centered : berpusat pada pengajar
b. Subject based : berdasarkan pemahaman sendiri
c. Fragmented : terpecah-pecah, materi
pembelajaran tidak saling berkaitan
d. Unsystematic : tidak sistematis
e. Late clinical exposure : pemaparan atau
perkenalan dengan klinis yang terlambat.
Sedangkan KBK lebih mengacu pada :
a. Student Learner Centered : berpusat pada
pembelajar
b. Integrated : terintegrasi, materi tergabung
dalam satu masalah sehingga tidak terpecah-
pecah
c. Problem based : belajar berdasarkan masalah
yang ada
d. Community based : bekerja secara berkelompok
e. Early clinical exposure (elective): pemaparan
klinis lebih awal
f. Self directed learning (Systematic) :
pembelajaran yang diarahkan dalam satu tujuan
(mandiri)
E. ANALISIS PERMASALAHAN
Hak dan kewajiban dokter kepada pasien
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat berpengaruh pada perkembangan
kebutuhan manusia, yang salah satunya diantaranya di
bidang teknologi informasi. Informasi menjadi kebutuhan
pokok setiap orang dalam rangka pengembangan pribadi di
lingkungan sosialnya.
Dengan perubahan/amandemen UUD 1945, sebagaimana diatur
dalam Pasal 28 F dan 28 J bahwa hak memperoleh
informasi merupakan hak asasi manusia. Atas dasar
tersebut, pemerintah dengan persetujuan DPR telah
mengundangkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (UU KIP) yang diberlakukan terhitung
mulai tanggal 30 April 2010. Dalam Pasal 2 ditentukan
bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan
dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik,
dan hanya informasi publik tertentu/terbatas yang
dikecualikan/dirahasiakan yang sifatnya ketat.Itu
artinya bahwa informasi publik tersebut menjadi hak
setiap warga negara untuk mengetahuinya, kecuali yang
harus dirahasiakan.
Di bidang pelayanan kesehatan di Rumah sakit ada
3 (tiga) pelaku utama yang berperan, yang masing-masing
mempunyai hak dan kewajiban. Ketiga pelaku utama
tersebut adalah Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
Pengaturan hak dan kewajiban tersebut, telah ditentukan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain
Undang-Undang Praktek Kedoktetan, Undang-Undang
Kesehatan, Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159
b/1988 tentang Rumah Sakit dan Surat Edaran Dirjen
Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
Mengacu kepada UU KIP tersebut, maka sudah
seharusnya pelaku utama pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit yaitu Pasien, Dokter dan Rumah Sakit secara
terbuka mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing
yang mungkin selama ini belum diketahui secara utuh.
HAK DOKTER
1. Memperaleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar prafesi
dan standar prosedur aperasional.
2. Memberikan pelayanan medis menurut standar prafesi
dan standar prasedur aperasianal.
3. Bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan
hak atanami.
4. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundang¬undangan, prafesi dan etika.
5. Menghentikan jasa prafesianalnya kepada pasien
apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah
berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang
baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk
pasien kepada dokter lain.
6. Berhak atas privacy (berhak menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan aleh pasien dengan ucapan atau
tindakan yang melecehkan atau memalukan).
7. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya.
8. Berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama
dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
9. Berhak untuk diperlakan adil dan jujur, baik oleh
rumah sakit maupun aleh pasien.
10. Menerima imbalan jasa.
KEWAJIBAN DOKTER
1. Mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara dokter terse but dengan
rumah sakit.
2. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
prafesi dan standar prosedur aperasianal serta
kebutuhan medis pasien.
3. Merujuk pasien ke dokter atau dakter gigi lain,
yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengabotan.
4. Memberikan kesempatan kepada pasien agar
senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan
dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
5. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia.
6. Melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain bertugas dan mampu melakukannya.
7. Memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang
dapat ditimbulkannya.
8. Membuat rekam medis yang baik secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
9. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedakteran atau kedakteran gigi.
10. Memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
11. Bekerjasama dengan profesi dan pihak lain
yang terkait secara timbal balik dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
12. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak
rumah sakit.
Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter
Hak
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan
standar operasional prosedur
2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi
dan standar operasional prosedur
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya
4. Menerima imbalan jasa
Kewajiban
1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi
dan standar operasional prosedur serta kebutuhan
medis
2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa
merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain
yang mempunyai kemampuan lebih baik.
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang pasien, bahkan setelah pasien itu
meninggal dunia
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang mampu melakukannya
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Pasien
Hak
1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana
tindakan medis yang akan dilakukan dokter
2. Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion)
3. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan
4. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan
dokter bila ada keraguan
5. Bisa mendapat informasi rekam medis
Kewajiban
1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan
dipahami tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima
Kode etik kedokteran indonesia
Etik berasal dari kata Yunani ethos yang ebrarti
“yang baik” atau “yang layak” dimana etik sendiri
bermaksud kepada norma-norma, nilai-nilai, atau pola
tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat. Etik kedokteran
merupakan etik profesi tertu yang berlandaskan kepada :
1. Sumpah Hipocrates
2. Deklarasi Geneva
3. International Code of Medical Ethics
4. Lafal Sumpah Dokter Indonesia
5. Kode Etik Kedokteran Indonesia
6. Deklarasi Ikatan Dokter Sedunia (World
Medical Association)
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dirumuskan
sewajarnya berlandaskan etik dan norma-norma yang
mengatur hubungan antar manusia, yang asas-asasnya
terdapat dalam falsafah Pancasila dan UUD 1945 dimana
tercantum dalam pasal-pasal berikut :
I. KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter.
Pasal 2. Seorang dokter harus senantiasa
melakukan profesinya menurut ukuran yang
tertinggi.
Pasal 3. Dalam melakukan pekerjaan
kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan
pribadi.
Pasal 4. Perbuatan berikut dipandang
bertentangan dengan etik :
4.1. Setiap perbuatan yang bersifat memuji diri
sendiri.
4.2. Secara sendiri atau bersama-sama
menerapkan pengetahuannya dan keterampilan
kedokteran dalam segala bentuk, tanpa kebebasan
profesi.
4.3. Menerima imbalan selain dari pada yang
layak sesuai dengan jasanya, kecuali dengan
keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak
penderita.
Pasal 5. Tiap perbuatan atau nasehat yang
mungkin melemahkan daya tahan makhluk insani,
baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan
untuk kepentingan penderita.
Pasal 6. Setiap dokter harus senantiasa
berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan
setiap penemuan teknik atau pengobatan baru
yang belum diuji kebenarannya.
Pasal 7. Seorang dokter hanya memberi
keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Pasal 8. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang
dokter harus mengutamakan/mendahulukan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua
aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik
dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
Pasal 9. Setiap dokter dalam bekerja sama
dengan para pejabat di bidang kesehatan dan
bidang lainnya serta masyarakat, harus
memelihara saling pengertian sebaik-baiknya.
II. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PENDERITA
Pasal 10. Setiap dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajibannya melindungi hidup
mahluk insani.
Pasal 11. Setiap dokter wajib bersikap tulus
ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib
merujuk penderita kepada dokter lain yang
mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
Pasal 12. Setiap dokter harus memberikan
kesempatan kepada penderita agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam
masalah lainnya.
Pasal 13. Setiap dokter wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang penderita, bahkan juga setelah
penderita itu meninggal dunia.
Pasal 14. Setiap dokter wajib melakukan
pertolongan darurat sebagai suatu tugas
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain bersedia dan mampu memberikannya.
III. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATNYA
Pasal 15. Setiap dokter memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 16. Setiap dokter tidak boleh mengambil
alih penderita dari teman sejawatnya tanpa
persetujuannya.
IV. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 17. Setiap dokter harus memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan balk.
Pasal 18. Setiap dokter hendaknya senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.
Pada Kode Etik Kedokteran Indonesia, pasal 13
dijelaskan bahwa seorang dokter harus dapat menjalin
hubungan dengan individu inter-sektoral maupun lintas
sektoral diantaranya yaitu TRIPIKA yang meliputi camat,
kepolisisan, dan BKKBN setempat.
Hukum kedokteran
Hukum kesehatan adalah suatu ketentuan hukum yang
berhubungan dengan pelayan kesehatan dan penerapa hak
serta kewajibanperorangan atau kelompok, baik sebagai
penerima atau pun penyelenggara pelayanan kesehatan
yang menyangkut dalam segala aspek organisasi, sarana,
pedoman, standar pelayanan, ilmu pengetahuan kesehatan,
dan hukum lainnya. Hukum kedoteran termasuk kedalam
hukum kesehatan. Hal ini dikarekanan hukum kesehatan
masih menyangkut tentang hukum kedokteran.
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan
kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media
tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong
perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai
kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat
utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada
komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi kesehatan
berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam
masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan
dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.
Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi
hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai
faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang
dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan
merujuk pada bidang – bidang seperti program – program
kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan
rencana kesehatan publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan
merujuk pada bidang – bidang seperti rapat – rapat
membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan
interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan
termasuk dalam komunikasi manusia yang secara langsung
mempengaruhi profesional – profesional dan profesional
dengan klien. Maksudnya disini adalah dokter dengan
pasiennya.
Landasan Komunikasi Kesehatan
Tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi
Daerah dapat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk
mulai mengembangkan kembali Sistem Informasi Kesehatan.
Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di
terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS).
Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan
Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi
pencegahan penyakit, promosi kesehatan, serta
kebijakan kesehatan.
1. Pencegahan Penyakit ( Preventif )
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat
dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
1. Usaha pencegahan (usaha preventif)
2. Usaha pengobatan (usaha kuratif)
3. Usaha promotif
4. Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan
penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan
usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,
serta memrlukan biaya yang lebih murah dibandingkan
dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita
mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan
memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki
yang sudah patah ataupun merehabilitasi kaki patah
dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine
for the Doctor in his Community”, membagi usaha
pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat
dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
Masa sebelum sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion
Beberapa usaha diantaranya :
A. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas
maupun kuantitasnya.
B. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,
seperti : penyediaan air rumah tangga yang
baik, perbaikan cara pembuangan sampah,
kotoran dan air limbah dan sebagainya.
C. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
D. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai
perkembangan kepribadian yang baik
E. Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu
penyakit (spesific protection
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap
penyakit-penyakit tertentu dengan vaksinasi dan
isolasi
Pada Masa Sakit
Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt
awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt
treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
A. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan
segera
B. Pencegahan menular kepada orang lain
C. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan
suatu penyakit
D. Beberapa usaha diantaranya :
E. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan
pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah, rontgen,
paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan.
F. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular (contact person) untuk
diawasi
G. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka
dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal
dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu
menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya
jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya,
melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan
menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,
bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya
pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar
penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya
untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih
besar.
Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan
bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat
yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita
memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan,
patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi
dari kaki yang patah yaitu kaki buatan
b. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas
penderita dapat menyusuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan sosial. hal ini bekas
penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.
c. Rehabilitasi social vokasional yaitu agar
bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan
kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan
untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:
misalnya penggunaan mata palsu.
2. Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa
inggris yaitu health promotion.Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,
terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit,
yaitu :
a) Promotion of health
Di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan
promosi kesehatan. Hal ini dikarena makna yang
terkandung dalam istilah promotion of health
disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang,yaitu melalui asupan gizi
seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar
orang tersebut tetap sehat.selain melalui
peningkatan gizi ,peningkatan kesehatan juga dapat
di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
(health education)kepada individu dan masyarakat.
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).
b) Specific protection,
c) Early diagnosis and prompt treatment,
d) Limitation of disability, dan
e) Rehablitation.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Depkes RI th 2009 : suatu upaya organisasi atau
perorangan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mengobati, mencegah serta memulihkan orang, keluarga
atau kelompok. Pelayanan kesehatan dibagi dibagi dua :
Pelayanan kedokteran
Upaya individu atau kelompok untuk menyembuhkan,
memulihkan, mencegah suatu penyakit yang sasaran
utamanya adalah keluarga dan individu.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Upaya individu atau kelompok untuk menyembuhkan,
memulihkan, mencegah suatu penyakit yang sasaran
utamanya kelompok masyarakat umum.
Faktor pelayanan kesehatan masyarakat :
Lingkungan
Perilaku masyarakat
Ketersediaan dan mutu tenaga kesehatan
Fasilitas, seperti puskesmas bantu dan
puskesmas keliling
Tantangan :
a. Status kesehatan
b. Beban ganda penyakit
c. Kualitas pelayanan
d. Terbatasnya tenaga kesehatan
e. Perilaku masyarakat
f. Kinerja pelayanan
g. Kondisi kesehatan
h. Dukungan perundang-undangan
Perjalanan kompetensi dokter
LAMA BARU (SPICES)
Teacher centered Student centered
Pembelajaran terpecah-
pecaH
Problem based learning
Pemahaman klinis Integrated
Community based
Early exposure to the clinic
Self directed learning
Sejarah kompetensi pendidikan dokter di Indonesia
Sebelum 1955 Fakultas Kedokteran brgantung pada
pemerintah Belanda. Saat ditarik oleh
pemerintah Belanda, Indonesia kacau.
Namun Prof. Sutomo menggandeng
Universitas Carolive untuk membantu
pendidikan dokter di Indonesia. Pada
masa ini pendidikan dokter indonesia
menggunakan etode terpimpin yang juga
dikenal dengan metode kuliah 6 tahun.
1983-1993 KIPDI I (membentuk dokter pelayanan
masyarakat)
1994-2005 KIPDI II (dokter berlandaskan iptek dan
etika kedokteran. mengandalkan
pengalaman dari senior-seniornya. Apa
yang dilakukan dan digunakan senior
digunakan tanpa pertimbangan apakah
masih cocok dengan masa kini.
2006-2009 KBK (sesuai dengan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia)
2010-sekarang Sistem Blok (Mengandalkan bukti dan
penelitia baru sebagai bahan belajar.
Penyakit dan penelitian pengobatan
mutakhir terus berkembang. Harus melalui
UKDI sebagai standarisasi bagi calon
dokter untukmejadi dokter muda.
Bertujuan menjadikan mahasiswa menjadi
proaktif. Student centered, dengan
metode SPICES (Student centered, Prblem
based, Integrated, Comunity based,
Elective, dan Systematic approach, dosen
memberi materi)
F. KESIMPULAN
G. DAFTAR PUSTAKA