TUTORIAL BLOK 1 SKENARIO 1

42
RESUME TUTORIAL SKENARIO 1 STATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR DISUSUN OLEH : 1. Puput Sagita Mey Sandra (152010101008) 2. Sadewa Wicaksana Sucahyono (152010101009) 3. Prilia Widiyana Putri (152010101010) 4. Muhamad Rizal Hadi Pratama (152010101011) 5. Agnellia Maulidya Utami (152010101012) 6. Asri Ayu Firdausi (152010101013) 7. Tegar Syaiful Qodar (152010101049) 8. Sixma Rizky Kurnia Putri (152010101073) 9. Farmarida Dika Rufaida (152010101074) 10. Rangga Okta Sadewa (152010101075) 11. Nadhifah Athaya Putri (152010101076) 12. Restika Citra Rahmawati (152010101077) 13. Ika Rizki Muhinda Putri (152010101078) 14. Mutiara Aprilina Muttaqien (152010101079)

Transcript of TUTORIAL BLOK 1 SKENARIO 1

RESUME TUTORIAL

SKENARIO 1

STATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR

DISUSUN OLEH :

1. Puput Sagita Mey Sandra (152010101008)

2. Sadewa Wicaksana Sucahyono (152010101009)

3. Prilia Widiyana Putri (152010101010)

4. Muhamad Rizal Hadi Pratama (152010101011)

5. Agnellia Maulidya Utami (152010101012)

6. Asri Ayu Firdausi (152010101013)

7. Tegar Syaiful Qodar (152010101049)

8. Sixma Rizky Kurnia Putri (152010101073)

9. Farmarida Dika Rufaida (152010101074)

10. Rangga Okta Sadewa (152010101075)

11. Nadhifah Athaya Putri (152010101076)

12. Restika Citra Rahmawati (152010101077)

13. Ika Rizki Muhinda Putri (152010101078)

14. Mutiara Aprilina Muttaqien (152010101079)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

A. SKENARIO 1

                 STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH

BELAJAR

            Dokter Surono adalah dokter lulusan dari

Fakultas Kedokteran 20 tahun yang lalu. Dokter Surono

praktek di kecamatan yang jauh dari kabupaten. Di

kecamatan itu, tidak ada praktek dokter lain. Pasien di

kecamatan tersebut mengenal dokter Surono sebagai

pribadi ramah dan berempati kepada pasien-pasiennya,

sehingga komunikasi antara dokter dan pasien terjalin

dengan baik. Pemanfaatan gadget untuk mencari tahu hal-

hal baru yang berkaitan dengan dunia kedokteran

senantiasa dilakukan. Hal ini dilakukan sejak kuliah di

Fakultas Kedokteran, belia dilatih agar mampu belajar

seumur hidup (lifelong learning), self directed

learning, belajar berdasar masalah (problem based

learning) sehingga saat ini beliau lebih mandiri dalam

menjalankan praktik kedokterannya meskipun terjadi

perubahan pola penyakit dan pelayanankesehatan. Selain

itu, Dokter Surono masih mengandalkan pengetahuan yang

didapat semasa kuliah dan berdasarkan praktek selama

ini. Dalam praktek kedokterannya, beliau selalu

mendasarkan diagnosis dan terapi berdasarkan bukti

(evidence based medicine).

B. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Empati      :

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

empati adalah keadaan mental yang membuat

seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya di

keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan

orang atau kelompok lain.

Berdasarkan Kode Etik Kedokteran UU No. 7 tahun

1999, dalam ilmu psikososial, dokter memposisikan

dirinya sebagai pasien tetapi dokter tidak boleh

menaruh perasaan berlebihan terhadap pasien.

Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses ketika

seseorang merasakan perasaan orang lain dan

menangkap arti perasaan itu, kemudian

mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian

rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh

mengerti perasaan orang lain itu. Bullmer

menganggap empati lebih merupakan pemahaman

terhadap orang lain ketimbang suatu diagnosis dan

evaluasi terhadap orang lain. Empati menekankan

kebersamaan dengan orang lain lebih daripada

sekedar hubungan yang menempatkan orang lain

sebagai objek manipulatif.

Pendapat 1 : Empati berbeda dengan simpati. Dimana

dari sisi emosional, empati menunjukkan wujud ikut

merasakan namun dengan diikuti tindakan nyata,

sehingga dapat dikatakan bahwa empati merupakan

emosi yang positif karena dapat direalisasikan.

Sedangkan untuk tingkat perhatian, tidak ada

perbedaan yang mendasar antara simpati dan empati.

Karena perwujudan dari kepedulian tersebut dapat

dipertanggungjawabkan, serta lebih bersifat

obyektif karena bersifat universal, artinya tidak

hanya pada sekelompok orang, maka sikap empati

menunjukkan tingkat kepedulian yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan simpati. Pada sifat

empati, bentuk tindakan yang diberikan juga dapat

dirasakan dalam waktu yang relatif lama dan

memberikan efek yang lebih banyak, berbeda dengan

simpati yang hanya dapat dirasakan si penerima

bantuan sebentar saja.

Pendapat 2 : Salah satu contoh dari empati yang

dimiliki seorang dokter adalah jika seorang pasien

datang dengan menangis maka dokter pun berusaha

memberi solusi yang terbaik, sebaliknya jika

simpati, dokter itu bisa saja turut menangis

karena emosi yang terlalu dalam merasakan

penderitaan pasien.

Kesimpulan : Empati adalah keadaan emosional

seseorang dan berusaha untuk memecahkan masalah

itu ( disertai tindakan )

2. Life Long Learning

Wikipedia : Pendidikan seumur hidup adalah sebuah

sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan

keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar

mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan

kehidupan manusia.

Pendapat 1 : Belajar sepanjang hayat adalah suatu

konsep tentang belajar terus menerus dan

berkesinambungan (continuing-learning) dari buaian

sampai akhirhayat, sejalan dengan fase-fase

perkembangan pada manusia.

3. Self Directed Learning (SDL)

Menurut Knowles : (dalam Zulharman, 2008) Suatu

proses dimana seseorang memiliki inisiatif dengan

atau tanpa bantuan orang lain untuk menganalisis

kebutuhan belajarnya sendiri, memilih dan

melaksanakan strategi belajar yang sesuai serta

mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.

Menurut Richard (2007) : SDL adalah proses dimana

siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi apa yang

perlu dipelajari dan menjadi pemegang kendali

dalam menemukan dan mengorganisir jawaban. Hal ini

berbeda dengan belajar sendiri dimana guru masih

boleh menyediakan dan mengorganisir materi

pendidikan, tetapi siswa belajar sendiri atau

berkelompok tanpa kehadiran guru.

Menurut Meriam dan Caffarella dalam zulharman,

2008 : Suatu metode belajar dimana pelajar

mempunyai tanggungjawab yang utama dalam

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil

belajar.

Cara untuk meningkatkan kesadaran agar menerapkan self

directed learning :

1. Sadari kebutuhan diri sendiri akan belajar

2. Mulai dengan mencari motivasi diri

3. Cari metode yang paling efektif dan temukan minat

anda

4. Banyak bergaul dengan lingkungan yang mendukung

efektivitas belajar

5. Mulai dari inisiatif yang paling sederhana yaitu

mencari literatur dari internet dan jangan pernah

menunda suatu pekerjaan.

       Perbedaan self directed learning dengan belajar

autodidak :

Self directed learning Autodidak

Belajar mandiri dengan atau

tanpa bantuan orang lain

Belajar mandiri tanpa bantuan

orang lainMelalui tahap planning,

monitoring, dan evaluating

Tidak melalui tahap planning,

monitoring, dan evaluating, tidak

mempunyai target pastiDapat diterapkan dalam semua

konsep pembelajaran

Hanya dapat diterapkan pada

pembelajaran dalam hal tertentu

Tahapan Self directed learning :

o Berpikir secara mandiri

o Mengajarkan belajar memanajemen diri

o Belajar perencanaan diri

o Menemukan minat belajar bagi diri sendiri

Tujuan :

Untuk membekali pebelajar dengan ketrampilan yang

dibutuhkan agar termotivasi untuk belajar hari ini

dan seterusnya disepanjang hidupnya (life long

learners) (Bernadette, 2005) serta memberikan

penyesuaian dengan keadaan yang cepat berubah

walaupun tidak ada kesempatan.

Kelebihan :

1.   Fleksibel. (Zulkabir, 2005)

2.   Mendorong disiplin dan ketrampilan.

(Zulkabir, 2005)

3.   Mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah sesuai

dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

(Zulkabir, 2005)

4.   Dapat menyesuaikan diri dengan gaya

belajarnya masing-masing.

Kekurangan :     

1.   Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian

belajar yang tinggi. (Zulkabir, 2005)

2.   Memerlukan bimbingan dan tutorial yang

intensif. (Zulkabir, 2005)

3.   Membuat mahasiswa terlena/keblabasan.

(Zulkabir, 2005)

4.  Diperlukan kesadaran yang tinggi karena

perencanaan itu mudah tetapi butuh dorongan

yang kuat untuk merealisasikannya.

5.   Sulit mencari literatur yang sesuai

4. Problem Based Learning :

Problem Based Learning  adalah model

pembelajaran  dengan pendekatan pembelajaran siswa

pada masalah autentik sehingga  siswa

dapat  menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuh  kembangkan  keterampilan yang  lebih

tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam

Abbas, 2000:13).

Model pembelajaran yang menantang siswa untuk

“belajar bagaimana belajar”, belajar secara

berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan

dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat

siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang

dimaksud. (Duch, 1995)

Pendapat 1 : Pembelajaran dengan masalah nyata bagi

siswa untuk belajar berikir kritis dan memecahkan

masalah serta mempermudah konsep berdasar

kolaboratifisme dan berpikir kritis tanpa

menyanggah.

Kesimpulan : problem based learning adalah

pembelajaran berdasarkan masalah masalah yang

terjadi dimana menelaah berdasar konsep dan

dituntut untuk berfikir kritis dalam memecahkan

masalah itu.

5. Evidence Based Medicine :

Pendapat 1 : Evidence-based medicine (EBM) adalah

suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-

bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan

kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam

prakteknya, EBM memadukan antara kemampuan dan

pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah

terkini yang paling dapat dipercaya. (Sackett et

al)

Pendapat 2 : Evidence based medicine (EBM) adalah

proses yang digunakan secara sistematik untuk

menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan

hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan

keputusan klinik. Jadi secara lebih rincinya lagi,

EBM merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti

ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya

(best research evidence); dengan (2) keahlian

klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai

yang ada pada masyarakat (patient values).

Pendapat 3 : Evidence Based Medicine (EBM) merupakan

pemanfaatan bukti ilmiah berdasarkan penelitian

klinis mutakhir yang sahih dalam tatalaksana

proses penyembuhan penyakit.

Kesimpulan : Evidence Based Medicine adalah proses

menelaah yang didasarkan atas bukti bukti ilmiah

6. Gadget :

Pendapat 1 :

Secara estimologi, gadget adalah sebuah istilah

dalam bahasa Inggris yang berarti perangkat

elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus.

Pendapat 2 : gadget adalah alat elektronik yang

memiliki pembaharuan dari hari ke hari sehingga

membuat hidup manusia lebih praktis.

Kesimpulan : Alat praktik untuk mempermudah urusan

manusia yang terus memiliki pembaharuan

7. Terapi :

Terapi adalah remediasi masalah kesehatan,

biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang

melakukan terapi disebut sebagai terapis.

Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan

kata pengobatan.

Terapi ada 3 macam : - terapi pencegahan

- terapi abortive

- terapi supprtive

Terapi pencegahan atau terapi Profilaksis

adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk mencegah

munculnya kondisi medis.Sebagai contoh adalah

banyaknya vaksin untuk mencegah infeksi penyakit.

Terapi abortive adalah pengobatan yang

dimaksudkan untuk menghentikan kondisi medis dari

perkembangan lebih lanjut. Pengobatan yang

dilakukan pada tanda-tanda paling awal dari

munculnya penyakit, seperti gejala sakit kepala

migrain ,adalah sebuah terapi abortive.

Terapi supportive adalah suatu terapi yang

tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang

mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan

pasien.

Kesimpulan : Perilaku solutif diikuti dengan

diagnosis.

8. Komunikasi dan komunikasi kesehatan

Pendapat 1 : Membuat pengertian yang sama

antara orang dengan orang lain, Proses

menyampaikan pesan atau kesamaan pandangan.

Pendapat 2 : Proses penyampaian pesan dari

sumber ke penerima

Pendapat 3 : Komunikasi adalah suatu proses

dalam mana seseorangg atau beberapa orang,

kelompok, organisasi, dan masyarakat

menciptakan, dan menggunakan informasi agar

terhubung denganlingkungan dan orang lain.

Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara

lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh

kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa

verbal yangdapat dimengerti oleh keduanya,

komunikasi masih dapat dilakukan dengan

menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan

sikap tertentu, misalnya tersenyum,

menggelengkan kepala, mengangkat bahu.cara

seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa

nonverbal.

Pendapat 4 : Komunikasi kesehatan yaitu proses

penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator

melalui saluran/media tertentu pada komunikan

dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia

tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan

yang mengarah kepada keadaan (status) sehat

utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.

9. Perubahan pola penyakit :

Pendapat 1 : Penyakit terus mengalami perubahan

sesuai perubahan zaman. Pola kejadian penyakit

pada saat ini telah mengalami perubahan yang

ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara

garis besar transisi epidemiologi ditandai dengan

perubahan pola penyakit dankematian yang semula

didominasi oleh penyakit infeksi beralih ke

penyakit non infeksi (non-communicable

disease) atau penyakit tidak menular (PTM).

Perubahan pola penyakit sangatdipengaruhi oleh

keadaan demografi (pendidikan, umur, dan

jenis kelamin), sosial ekonomi(pendapatan) dan

sosial budaya (Rahajeng, 2012).

Tambahan pendapat dari pendapat 1 : PTM merupakan

penyakit degeneratif, saat ini yang banyak

berkembang di masyarakatseperti penyakit

hipertensi atau darah tinggi, diabetes

melitus, hiperkolesterolemia,asam urat,

penyakit jantung, paru-paru kronis, bahkan

kanker. PTM dapat jugadisebabkan karena

kecelakaan termasuk cedera, luka dan benturan

akibat kecelakaanTerjadinya perubahan pola

penyakit dengan peningkatan PTM ini dapat didorong

denganbeberapa hal, yaitu: perubahan struktur

masyarakat yaitu dari agraris ke industri

10. Praktek kedokteran

Pendapat 1 : Praktek kedokteran mengombinasikan

sains, dan seni. Sains, dan teknologi adalah bukti

dasaratas berbagai masalah klinis dalam

masyarakat. Seni kedokteran adalah penerapan

gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan

keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang

tepat,dan perencanaan perawatan untuk masing-

masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan

apa yang diperlukan olehnya.Pusat dari praktik

kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien,

dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari

dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang

dideritanya.

Pendapat 2 : Depkes RI th 2009 : suatu upaya

organisasi atau perorangan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mengobati, mencegah serta

memulihkan orang, keluarga atau kelompok.

Pelayanan kesehatan dibagi dibagi dua :

Pelayanan kedokteran

Upaya individu atau kelompok untuk menyembuhkan,

memulihkan, mencegah suatu penyakit yang sasaran

utamanya adalah keluarga dan individu.

Pelayanan kesehatan masyarakat

Pendapat 1 : Upaya individu atau kelompok untuk

menyembuhkan, memulihkan, mencegah suatu penyakit

yang sasaran utamanya kelompok masyarakat umum.

Pendapat 2 : Pelaksanaan apa yang ada dalam teori.

11. Pelayanan kesehatan

Pendapat 1 : Suatu upaya sukarela oleh dokter

untuk kemanusiaan yang berupa pelayanan kesehatan.

Pendapat 2 : Upaya individu atau kelompok untuk

menyembuhkan, memulihkan, mencegah suatu penyakit

yang sasaran utamanya kelompok masyarakat umum.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana komunikasi yang baik bagi seorang dokter

pada pasiennya?

2. Unsur apa saja yang harus diperhatikan dalam

berkomunikasi verbal dan nonverbal?

3. Mengapa terjadi perubahan pola penyakit dan

layanan kesehatan?

4. Mengapa dokter harus life long learning?

5. Kode etik apa yang telah dilakukan dokter Surono?

6. Apakah strategi belajar yang digunakan sudah

tepat? Alasannya?

7. Bagaimana cara dokter menyampaikan informasi pada

pasien?

8. Apakah perbedaan kurikulum lama dan sekarang?

Serta apakah perbedaan KIPDI dan KBK?

D. PEMBAHASAN

1. Komunikasi yang baik adalah apabila pesan dan

saran dari dokter dapat diterima dengan jelas

tanpa ada hambatan oleh pasien. Selain itu,

komunikasi juga harus berlangsung dua arah.

Sehingga, dokter juga harus mampu mengetahui apa

yang pasien keluhkan serta rasakan, baik dari

komunikasi verbal atau pun non verbal dari pasien.

2. Unsur unsur komunikasi :

Verbal :

Kejelasan

Perbendaharaan kata atau penggunaan bahasa

Memiliki arti derotatif

Kecepatan bicara

Nada suara (voice tone)

Waktu

Non Verbal:

Penampilan personal

Intonasi

Ekspresi

Sentuhan

3. Perubahan pola penyakit dan layanan kesehatan

terjadi karena seiring dengan bertambahnya jaman,

terjadi perubahan iklim, sosial-budaya, ekonomi

dan geografis yang bisa mempengaruhi tubuh

manusia. Contohnya perubahan iklim membuat

peigkatan penyakit kanker kulit, penyebaran

penyakit paru-paru pada petani di desa dan

penyebaran penyakit jantung di penduduk desa.

Selain itu jumlah populasi manusia yang semakin

bertambah juga akan merubah pola penyakit di suatu

daerah. Dengan adanya perubahan pola penyakit,

diharapkan juga ada perubahan pelayanan

masyarakat. Seperti contoh yang sudah terealisasi

adalah BPJS kesehatan.

4. Dokter harus life long learning karena dalam

bidang kedokteran, akan terus ada inovasi inovasi

baru baik dari segi obat-obatan dan teknologi

kesehatan, serta akan muncul teori-teori baru yang

mungkin akan menggugurkan teori yang lama.

Perubahan pola penyakit yang terus terjadi juga

menjadi salah satu alasan mengapa dokter harus

terus belajar hinggga akhir hayat. Kewajiban

belajar hingga akhir hayat (life long learning)

tercantum dalam Sumpah dokter PP No. 26 Tahun 1960

Pasal 8 kedokteran.

5. Kode etik yang telah dilakukan dokter Surono

adalah KODEKI pasal 7 (Seorang dokter hanya

memebri surat keterangan dan pendapat yang telah

diperiksa kebenarannya), pasal 8 (seorang dokter

harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan

memperhatikan seua aspek pelayanan kesehatan yang

menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif), baik fisik maupun psikososial

serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi

masyarakat yang sebenar benarnya, dan pasal 17

(Setiap dokter harus senantiasa mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran atau kesehatan.

6. Strategi belajar yang digunakan dokter Surono

sudah tepat. Dokter Surono terus belajar dan teus

meng-update informasi kesehatan yang baru dengan

gadget miliknya. Dokter Surono sudah melakukan

lifelong learning, problem based learning dan self directed

learning.

7. Dokter Surono menyampaikan pesan dengan cara yang

ramah dan penuh empati bukan simpati serta

penyampaian yang jelas menggunakan bahasa yang

mudah dipahami oleh pasien.

8. Terdapat perbedaan anatara kurikulum dan kurikulum

yang sekarang. Bila kurikulum yang lama ciri-

cirinya :

a. Teacher centered : berpusat pada pengajar

b. Subject based : berdasarkan pemahaman sendiri

c. Fragmented : terpecah-pecah, materi

pembelajaran tidak saling berkaitan

d. Unsystematic : tidak sistematis

e. Late clinical exposure : pemaparan atau

perkenalan dengan klinis yang terlambat.

Sedangkan KBK lebih mengacu pada :

a. Student Learner Centered : berpusat pada

pembelajar

b. Integrated : terintegrasi, materi  tergabung

dalam satu masalah sehingga tidak terpecah-

pecah

c. Problem based : belajar berdasarkan masalah

yang ada

d. Community based : bekerja secara berkelompok

e. Early clinical exposure (elective): pemaparan

klinis lebih awal

f. Self directed learning (Systematic) :

pembelajaran yang diarahkan dalam satu tujuan

(mandiri)

E. ANALISIS PERMASALAHAN

Hak dan kewajiban dokter kepada pasien

Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sangat berpengaruh pada perkembangan

kebutuhan manusia, yang salah satunya diantaranya di

bidang teknologi informasi. Informasi menjadi kebutuhan

pokok setiap orang dalam rangka pengembangan pribadi di

lingkungan sosialnya.

Dengan perubahan/amandemen UUD 1945, sebagaimana diatur

dalam Pasal 28 F dan 28 J bahwa hak memperoleh

informasi merupakan hak asasi manusia. Atas dasar

tersebut, pemerintah dengan persetujuan DPR telah

mengundangkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik (UU KIP) yang diberlakukan terhitung

mulai tanggal 30 April 2010. Dalam Pasal 2 ditentukan

bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan

dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik,

dan hanya informasi publik tertentu/terbatas yang

dikecualikan/dirahasiakan yang sifatnya ketat.Itu

artinya bahwa informasi publik tersebut menjadi hak

setiap warga negara untuk mengetahuinya, kecuali yang

harus dirahasiakan.

Di bidang pelayanan kesehatan di Rumah sakit ada

3 (tiga) pelaku utama yang berperan, yang masing-masing

mempunyai hak dan kewajiban. Ketiga pelaku utama

tersebut adalah Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.

Pengaturan hak dan kewajiban tersebut, telah ditentukan

dalam berbagai peraturan perundang-undangan antara lain

Undang-Undang Praktek Kedoktetan, Undang-Undang

Kesehatan, Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159

b/1988 tentang Rumah Sakit dan Surat Edaran Dirjen

Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman

Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.

Mengacu kepada UU KIP tersebut, maka sudah

seharusnya pelaku utama pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit yaitu Pasien, Dokter dan Rumah Sakit secara

terbuka mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing

yang mungkin selama ini belum diketahui secara utuh.

HAK DOKTER

1. Memperaleh perlindungan hukum sepanjang

melaksanakan tugas sesuai dengan standar prafesi

dan standar prosedur aperasional.

2. Memberikan pelayanan medis menurut standar prafesi

dan standar prasedur aperasianal.

3. Bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan

hak atanami.

4. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan

peraturan perundang¬undangan, prafesi dan etika.

5. Menghentikan jasa prafesianalnya kepada pasien

apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah

berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang

baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk

pasien kepada dokter lain.

6. Berhak atas privacy (berhak menuntut apabila nama

baiknya dicemarkan aleh pasien dengan ucapan atau

tindakan yang melecehkan atau memalukan).

7. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari

pasien atau keluarganya.

8. Berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama

dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap

pelayanannya.

9. Berhak untuk diperlakan adil dan jujur, baik oleh

rumah sakit maupun aleh pasien.

10. Menerima imbalan jasa.

KEWAJIBAN DOKTER

1. Mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan

hubungan hukum antara dokter terse but dengan

rumah sakit.

2. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar

prafesi dan standar prosedur aperasianal serta

kebutuhan medis pasien.

3. Merujuk pasien ke dokter atau dakter gigi lain,

yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih

baik, apabila tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengabotan.

4. Memberikan kesempatan kepada pasien agar

senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan

dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.

5. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu

meninggal dunia.

6. Melakukan pertolongan darurat atas dasar

perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang

lain bertugas dan mampu melakukannya.

7. Memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya

tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang

dapat ditimbulkannya.

8. Membuat rekam medis yang baik secara

berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.

9. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti

perkembangan ilmu kedakteran atau kedakteran gigi.

10. Memenuhi hal-hal yang telah

disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

11. Bekerjasama dengan profesi dan pihak lain

yang terkait secara timbal balik dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

12. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak

rumah sakit.

Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik

Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter

Hak

1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang

melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan

standar operasional prosedur

2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi

dan standar operasional prosedur

3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari

pasien atau keluarganya

4. Menerima imbalan jasa

Kewajiban

1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi

dan standar operasional prosedur serta kebutuhan

medis

2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak

mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa

merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain

yang mempunyai kemampuan lebih baik.

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

tentang pasien, bahkan setelah pasien itu

meninggal dunia

4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar

perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang

lain yang mampu melakukannya

Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik

Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Pasien

Hak

1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana

tindakan medis yang akan dilakukan dokter

2. Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion)

3. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan

4. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan

dokter bila ada keraguan

5. Bisa mendapat informasi rekam medis

Kewajiban

1. Memberikan informasi  yang lengkap, jujur dan

dipahami tentang masalah kesehatannya

2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter

3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana

pelayanan kesehatan

4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima

Kode etik kedokteran indonesia

Etik berasal dari kata Yunani ethos yang ebrarti

“yang baik” atau “yang layak” dimana etik sendiri

bermaksud kepada norma-norma, nilai-nilai, atau pola

tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan

pelayanan jasa kepada masyarakat. Etik kedokteran

merupakan etik profesi tertu yang berlandaskan kepada :

1. Sumpah Hipocrates

2. Deklarasi Geneva

3. International Code of Medical Ethics

4. Lafal Sumpah Dokter Indonesia

5. Kode Etik Kedokteran Indonesia

6. Deklarasi Ikatan Dokter Sedunia (World

Medical Association)

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dirumuskan

sewajarnya berlandaskan etik dan norma-norma yang

mengatur hubungan antar manusia, yang asas-asasnya

terdapat dalam falsafah Pancasila dan UUD 1945 dimana

tercantum dalam pasal-pasal berikut :

I. KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi,

menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter.

Pasal 2. Seorang dokter harus senantiasa

melakukan profesinya menurut ukuran yang

tertinggi.

Pasal 3. Dalam melakukan pekerjaan

kedokterannya, seorang dokter tidak boleh

dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan

pribadi.

Pasal 4. Perbuatan berikut dipandang

bertentangan dengan etik :

4.1. Setiap perbuatan yang bersifat memuji diri

sendiri.

4.2. Secara sendiri atau bersama-sama

menerapkan pengetahuannya dan keterampilan

kedokteran dalam segala bentuk, tanpa kebebasan

profesi.

4.3. Menerima imbalan selain dari pada yang

layak sesuai dengan jasanya, kecuali dengan

keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak

penderita.

Pasal 5. Tiap perbuatan atau nasehat yang

mungkin melemahkan daya tahan makhluk insani,

baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan

untuk kepentingan penderita.

Pasal 6. Setiap dokter harus senantiasa

berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan

setiap penemuan teknik atau pengobatan baru

yang belum diuji kebenarannya.

Pasal 7. Seorang dokter hanya memberi

keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan

kebenarannya.

Pasal 8. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang

dokter harus mengutamakan/mendahulukan

kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua

aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh

(promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik

dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

Pasal 9. Setiap dokter dalam bekerja sama

dengan para pejabat di bidang kesehatan dan

bidang lainnya serta masyarakat, harus

memelihara saling pengertian sebaik-baiknya.

II. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PENDERITA

Pasal 10. Setiap dokter harus senantiasa

mengingat akan kewajibannya melindungi hidup

mahluk insani.

Pasal 11. Setiap dokter wajib bersikap tulus

ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk kepentingan penderita.

Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib

merujuk penderita kepada dokter lain yang

mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal 12. Setiap dokter harus memberikan

kesempatan kepada penderita agar senantiasa

dapat berhubungan dengan keluarga dan

penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam

masalah lainnya.

Pasal 13. Setiap dokter wajib merahasiakan

segala sesuatu yang diketahuinya tentang

seorang penderita, bahkan juga setelah

penderita itu meninggal dunia.

Pasal 14. Setiap dokter wajib melakukan

pertolongan darurat sebagai suatu tugas

kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang

lain bersedia dan mampu memberikannya.

III. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATNYA

Pasal 15. Setiap dokter memperlakukan teman

sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin

diperlakukan.

Pasal 16. Setiap dokter tidak boleh mengambil

alih penderita dari teman sejawatnya tanpa

persetujuannya.

IV. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 17. Setiap dokter harus memelihara

kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan balk.

Pasal 18. Setiap dokter hendaknya senantiasa

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

Pada Kode Etik Kedokteran Indonesia, pasal 13

dijelaskan bahwa seorang dokter harus dapat menjalin

hubungan dengan individu inter-sektoral maupun lintas

sektoral diantaranya yaitu TRIPIKA yang meliputi camat,

kepolisisan, dan BKKBN setempat.

Hukum kedokteran

Hukum kesehatan adalah suatu ketentuan hukum yang

berhubungan dengan pelayan kesehatan dan penerapa hak

serta kewajibanperorangan atau kelompok, baik sebagai

penerima atau pun penyelenggara pelayanan kesehatan

yang menyangkut dalam segala aspek organisasi, sarana,

pedoman, standar pelayanan, ilmu pengetahuan kesehatan,

dan hukum lainnya. Hukum kedoteran termasuk kedalam

hukum kesehatan. Hal ini dikarekanan hukum kesehatan

masih menyangkut tentang hukum kedokteran.

Komunikasi kesehatan

Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan

kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media

tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong

perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai

kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat

utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.

Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada

komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi kesehatan

berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam

masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan

dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.

Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi

hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai

faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang

dimaksud.

Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan

merujuk pada bidang – bidang seperti program – program

kesehatan nasional dan dunia, promosi  kesehatan, dan

rencana kesehatan publik.

Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan

merujuk pada bidang – bidang seperti rapat – rapat

membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan

interaksi tim medis.

Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan

termasuk dalam komunikasi manusia yang secara langsung

mempengaruhi profesional – profesional dan profesional

dengan klien. Maksudnya disini adalah dokter dengan

pasiennya.

Landasan Komunikasi Kesehatan

Tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi

Daerah dapat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk

mulai mengembangkan kembali Sistem Informasi Kesehatan.

Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di

terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

(SIKNAS).

Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan

Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi

pencegahan penyakit, promosi kesehatan, serta

kebijakan kesehatan.

1. Pencegahan Penyakit ( Preventif )

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat

dibagi dalam 4 golongan, yaitu :

1. Usaha pencegahan (usaha preventif)

2. Usaha pengobatan (usaha kuratif)

3. Usaha promotif

4. Usaha rehabilitative

Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan

penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan

usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,

serta memrlukan biaya yang lebih murah dibandingkan

dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita

mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan

memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya

yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki

yang sudah patah ataupun merehabilitasi kaki patah

dengan kaki buatan.

Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine

for the Doctor in his Community”, membagi usaha

pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat

dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.

Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

Masa sebelum sakit

1. Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion

Beberapa usaha diantaranya :

A. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas

maupun kuantitasnya.

B. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,

seperti : penyediaan air rumah tangga yang

baik, perbaikan cara pembuangan sampah,

kotoran dan air limbah dan sebagainya.

C. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

D. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai

perkembangan kepribadian yang baik

E. Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu

penyakit (spesific protection

Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap

penyakit-penyakit tertentu dengan vaksinasi dan

isolasi

Pada Masa Sakit

Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt

awal, serta mengadakan

pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt

treatment)

Tujuan utama dari usaha ini adalah :

A. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya

sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan

segera

B.  Pencegahan menular kepada orang lain

C. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan

suatu penyakit

D. Beberapa usaha diantaranya :

E. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan

pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah, rontgen,

paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan.

F. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan

penderita penyakit menular (contact person) untuk

diawasi

G. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka

dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal

dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu

menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha

pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya

jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya,

melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan

itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan

menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,

bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya

pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. 

Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar

penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya

untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih

besar.

Rehabilitasi (rehabilitation)

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan

bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga

dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat

yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,

semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya.

Rehabilitasi ini terdiri atas :

a. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita

memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.

Misalnya, seorang yang karena kecelakaan,

patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi

dari kaki yang patah yaitu kaki buatan

b. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas

penderita dapat menyusuaikan diri dalam

hubungan perorangan dan sosial. hal ini bekas

penderita perlu mendapatkan bimbingan

kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.

c. Rehabilitasi social vokasional yaitu agar

bekas penderita menempati suatu

pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan

kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai

dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.

d. Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan

untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun

kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu

sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:

misalnya penggunaan mata palsu.

2. Promosi Kesehatan.

Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa

inggris yaitu health promotion.Menurut leavell dan

clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,

terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit,

yaitu :  

a) Promotion of health

Di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan

promosi kesehatan. Hal ini dikarena makna yang

terkandung dalam istilah promotion of health

disini adalah meningkatkan kesehatan

seseorang,yaitu melalui asupan gizi

seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar

orang tersebut tetap sehat.selain melalui

peningkatan gizi ,peningkatan kesehatan juga dapat

di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan

(health education)kepada individu dan masyarakat.

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk

mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik

fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus

mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,

kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi

lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan

sebagainya).

b) Specific protection,

c) Early diagnosis and prompt treatment,

d) Limitation of disability, dan

e) Rehablitation.

Pelayanan kesehatan masyarakat

Depkes RI th 2009 : suatu upaya organisasi atau

perorangan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mengobati, mencegah serta memulihkan orang, keluarga

atau kelompok. Pelayanan kesehatan dibagi dibagi dua :

Pelayanan kedokteran

Upaya individu atau kelompok untuk menyembuhkan,

memulihkan, mencegah suatu penyakit yang sasaran

utamanya adalah keluarga dan individu.

Pelayanan kesehatan masyarakat

Upaya individu atau kelompok untuk menyembuhkan,

memulihkan, mencegah suatu penyakit yang sasaran

utamanya kelompok masyarakat umum.

Faktor pelayanan kesehatan masyarakat :

Lingkungan

Perilaku masyarakat

Ketersediaan dan mutu tenaga kesehatan

Fasilitas, seperti puskesmas bantu dan

puskesmas keliling

Tantangan :

a. Status kesehatan

b. Beban ganda penyakit

c. Kualitas pelayanan

d. Terbatasnya tenaga kesehatan

e. Perilaku masyarakat

f. Kinerja pelayanan

g. Kondisi kesehatan

h. Dukungan perundang-undangan

Perjalanan kompetensi dokter

LAMA BARU (SPICES)

Teacher centered Student centered

Pembelajaran terpecah-

pecaH

Problem based learning

Pemahaman klinis Integrated

Community based

Early exposure to the clinic

Self directed learning

Sejarah kompetensi pendidikan dokter di Indonesia

Sebelum 1955 Fakultas Kedokteran brgantung pada

pemerintah Belanda. Saat ditarik oleh

pemerintah Belanda, Indonesia kacau.

Namun Prof. Sutomo menggandeng

Universitas Carolive untuk membantu

pendidikan dokter di Indonesia. Pada

masa ini pendidikan dokter indonesia

menggunakan etode terpimpin yang juga

dikenal dengan metode kuliah 6 tahun.

1983-1993 KIPDI I (membentuk dokter pelayanan

masyarakat)

1994-2005 KIPDI II (dokter berlandaskan iptek dan

etika kedokteran. mengandalkan

pengalaman dari senior-seniornya. Apa

yang dilakukan dan digunakan senior

digunakan tanpa pertimbangan apakah

masih cocok dengan masa kini.

2006-2009 KBK (sesuai dengan Standar Kompetensi

Dokter Indonesia)

2010-sekarang Sistem Blok (Mengandalkan bukti dan

penelitia baru sebagai bahan belajar.

Penyakit dan penelitian pengobatan

mutakhir terus berkembang. Harus melalui

UKDI sebagai standarisasi bagi calon

dokter untukmejadi dokter muda.

Bertujuan menjadikan mahasiswa menjadi

proaktif. Student centered, dengan

metode SPICES (Student centered, Prblem

based, Integrated, Comunity based,

Elective, dan Systematic approach, dosen

memberi materi)

F. KESIMPULAN

G. DAFTAR PUSTAKA