BLOK 3 - MyKlass FKIK - Universitas Muhammadiyah ...

90
Buku Petunjuk Prakkum BLOK 3 Tahun I l 1 BLOK 3 SARAF DAN ENDOKRIN

Transcript of BLOK 3 - MyKlass FKIK - Universitas Muhammadiyah ...

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 1

BLOK 3SARAF DAN ENDOKRIN

2 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 3

PRAKTIKUMANATOMI

4 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TOPIK : Praktikum AnatomiPERTEMUAN KE : 1SUB TOPIK : Cortex Cerebri Dan Medulla SpinalisTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat memahami dan

menjelaskan cortex cerebri dan medulla spinalis

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa dapat:1. Mengidentifikasi lobi, gyri dan sulci pada cortex cerebri

beserta fungsinya2. Mengidentifikasi struktur anatomi medulla spinalis3. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur anatomi medulla

spinalis penampang melintang beserta fungsinya4. Menjelaskan korelasi klinis beberapa gangguan di cortex

cerebri dan medulla spinalis

DASAR TEORICortex Cerebri Dan Medulla Spinalis

Cortex cerebri merupakan bagian permukaan hemispherium cerebri yang terdiri dari dua belahan yang dipisahkan oleh fissura longitudinalis. Hemispherium cerebri terdiri dari area motorik dan sensorik yang berfungsi mengatur aktivitas motorik dan sensorik tubuh.

Medulla spinalis merupakan bagian dari encephalon yang memberikan inervasi pada truncus dan ekstremitas melalui nervi spinalis yang berpasangan beserta percabangannya. Percabangan tersebut membawa serabut afferent primer dari reseptor perifer baik somatik maupun visceral menuju medulla spinalis. Selain itu juga membawa axon motorik menuju otot skelet, serta memberikan inervasi otonom bagi otot jantung , otot polos dan kelenjar.

TUGAS PRAKTIKANPetunjuk : temutunjukkan struktur anatomi yang tercetak miring dibawah ini !

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 5

Cerebrum Aspek Frontalis, Lateralis Dan Oksipitalis

1. Lobi Cerebrum berbentuk seperti “sarung tinju” yang terdiri dari 2

belahan (hemispherium cerebri).Kedua belahan ini dipisahkan oleh fissura longitudinalis. Setiap hemispherium mempunyai 6 lobus yaitu :a. Lobus frontalis (dengan lobus parietalis dipisahkan oleh sulcus

centralis)b. Lobus parietalis (dengan lobus occipitalis dipisahkan oleh

sulcus parieto-occipitalis)c. Lobus occipitalisd. Lobus temporalis (dengan lobus frontalis dipisahkan oleh

sulcus / fissura lateralis)e. Lobus centralis / lobus insularis (terkubur didalam lobus

temporalis, hanya tampak bila operculum dibuka)f. Lobus limbicus (tampak dari penampang medial, mengelilingi

corpus callosum).2. Gyri dan sulci

a. Lobus frontalis Sulcus precentralis Sulcus frontalis superior Sulcus frontalis inferior Gyrus precentralis (disebut cortex motorik, merupakan

asal tractus corticospinalis dan corticobulbaris) Gyrus frontalis superior dan medius (mengendalikan

gerakan tubuh dan mata) Gyrus frontalis inferior (disebut area Broca atau area

44,45. Penting dalam mekanisme produksi bicara). Gyrus orbitalis (penting untuk ekspresi emosi).

b. Lobus parietalis Sulcus poscentralis Sulcus interparietalis

6 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Gyrus postcentralis (disebut cortex sensoris) Lobulus parietalis superior Lobulus parietalis inferior, mempunyai bagian :

- Gyrus supramarginalis (di dorsokranial dari fissura lateralis)

- Gyrus angularis (di dorsokranial sulcus temporalis superior)

c. Lobus occipitalis Sulcus occipitalis transversus Sulcus occipitalis anterior Fissura calcarina (pada sisi medial hemispherium).

d. Lobus temporalis Sulcus temporalis superior Sulcus temporalis inferior Gyrus temporalis superior (menerima informasi auditorik) Gyrus temporalis medius (menerima informasi auditorik) Gyrus temporalis inferior (penting dalam pemrosesan

informasi visual)e. Lobus centralis / lobus insularis

Gyri breves (dirostral insula) Gyri longi (diposterior insula) Limen insulae (bangunan berbentuk lidah yang menjorok

ke medial kearah substantia perforata anterior)f. Lobus limbicus (tampak dari aspek medial, dipelajari di medula

cerebri)

Facies medialis hemispherium cerebri :a. Gyrus frontalis superiorb. Lobulus paracentralis, berbentuk quadrilateral mengelilingi

ujung sulcus centralis.c. Precuneus (bagian lobus parietalis)d. Cuneus (dipisahkan dari precuneus oleh sulcus parieto-

occipitalis)e. Fissura calcarina

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 7

f. Gyrus lingualis (diantara fissura calcarina dan fissura collateralis)

g. Gyrus occipitotemporalis / gyrus fusiformis (dimedial sulcus temporalis inferior)

h. Uncus (berbentuk baji, diantara fissura hippocampalis dan fissura lateralis)

i. Lobus limbicus (penting dalam mekanisme ekspresi emosional) yang terdiri dari : Gyrus subcallosus Gyrus cinguli (bangunan berbentuk bulan sabit diantara

sulcus cinguli dan corpus callosum) Isthmus Gyrus parahippocampus (dikranial sulcus hippocampalis) Formatio hippocampi

Medulla SpinalisMedulla spinalis merupakan bangunan yang mengisi canalis

vertebralis dari foramen occipitale magnum dan berakhir sebagai conus medullaris pada setinggi VL-1 (dewasa) atau VL-3 (pada anak-anak).Pembungkus medulla spinalis, dari luar ke dalam terdiri dari :

1. Dura mater spinalis2. Arachnoidea spinalis, sampai setinggi VS-23. Pia mater spinalis, berakhir sebagai filum terminale setinggi VS-2

Ruangan di antara lapisan pembungkus medulla spinalis adalah :1. Spatium epidurale, berisi vasa darah dan jaringan lemak2. Spatium subdurale3. Spatium subarachnoidale, berisi LCS (liquor cerebrospinalis)

Bangunan-bangunan pada medulla spinalis pada permukaan superfisial: Fissura mediana anterior, funiculus anterior, funiculus lateralis Sulcus medianus posterior, funiculus posterior

8 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Intumescentia cervicalis, tempat keluarnya plexus brachialis Intumescentia lumbosacralis, tempat keluarnya plexus

lumbosacralis Conus medullaris (ujung MS) Cauda equina Filum terminale (ujung pia mater) Ligamentum denticulatum

Pada potongan transversal terdapat bangunan-bangunan : Dura mater spinalis, arachnoidea spinalis, spatium subarachnoidale,

pia mater spinalis Substansia alba (bagian cortex)

- Fissura mediana ventralis, sulcus medianus dorsalis- Funiculus ventralis (serabut ascendens < descendens)- Funiculus dorsalis (serabut ascendens)- Funiculus lateralis (serabut ascendens = descendens)

Substantia (columna) grisea – berbentuk seperti kupu-kupu- Comissura anterior alba- Cornu dorsalis, berisi nucleus (columna) sensoris, ke dalam

cornu dorsalis masuk radix dorsalis (berisi serabut aferens). Sebelum menjadi radix dorsalis, ramus dorsalis membentuk ganglion spinale (ganglion radix spinalis)

- Cornu laterale, berisi nucleus (columna) otonom- Cornu ventrale, berisi nucleus (columna) motoris,dari cornu

ventrale keluar radix ventralis (berisi serabut eferens)- Substansia gelatinosa- Substansia intermedia centralis- Canalis centralis

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 9

TOPIK : Praktikum AnatomiPERTEMUAN KE : 2SUB TOPIK : Meninges dan Aspek Basal OtakTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat memahami dan

menjelaskan tentang meninges dan aspek basal otak

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa akan dapat:1. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur anatomi

meningens serta fungsinya2. Menjelaskan dan mengidentifikasi sinus venosus duramatris

dan duplikatura duramater3. Menjelaskan dan mengidentifikasi Nn.Craniales, perjalanan

saraf dan struktur yang diinervasi 4. Menjelaskan dan mengidentifikasi vasa darah otak,

percabangan dan struktur yang dipasok5. Menjelaskan penyusun dan peran circulus arteriosus Williss6. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur lain pada aspek

basal otak serta fungsinya.

DASAR TEORI

Meninges dan Aspek Basal Otak

Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh meninges yang berupa 3 lapisan konsentrik sebagai proteksi. Meninges terdiri atas duramater , arachnoideamater dan piamater. Duramater secara konvensional terdiri atas dua lapisan , lapis endosteal dan lapis meningeal. Kedua lapisan ini menempel rapat kecuali sepanjang tempat-tempat tertentu,terpisah dan membentuk sinus-sinus venosus. Arachnoideamater merupakan membrana impermeabel halus, menutupi otak dan terletak diantara piamater dan duramater. Piamater merupakan membrana vascular yang dengan erat membungkus otak, menutupi gyri dan menuruni sulci yang paling dalam.

10 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Aspek basalis otak meliputi struktur-struktur telencephalon, truncus cerebri dan vasa darah otak. Telencephalon termasuk korteks serebral, yang merupakan tingkat tertinggi organisasi neuronal dan fungsi. Truncus cerebri terdiri dari mesencephalon (otak tengah), metencephalon, dan myelencephalon. Metencephalon dan myelencephalon bersama-sama menyusun rhombencephalon (otak belakang), yang terbagi menjadi pons, dan medulla oblongata. Pasokan darah arteri ke otak berasal dari dua sistem arteri: sistem karotis dan sistem vertebrobasilar. Serangkaian sebuah saluran anastomosis terletak di dasar otak, yang dikenal sebagai sirkulus arteriosus Willis, memungkinkan komunikasi antara dua sistem tersebut.

TUGAS PRAKTIKANPetunjuk : temutunjukkan struktur anatomi yang tercetak miring

dibawah ini !

I. MeningesMeninges adalah selubung jaringan ikat non sarafi yang

membungkus otak dan medulla spinalis yang berisi liquor cerebrospinal dan berfungsi sebagai schock absorber. Meninges terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam, yaitu :duramater, arachnoidea dan piamater.1. Duramater

Merupakan selaput padat, keras dan tidak elastis. Duramater pembungkus medulla spinalis terdiri atas 1 lembar,

sedang duramater otak terdiri atas 2 lembar yaitu :- Lamina endostealis, merupakan jaringan ikat fibrosa

cranium- Lamina meningealis

Membentuk lipatan / duplikatur dibeberapa tempat, yaitu : Falx cerebri (di linea mediana, diantara kedua hemispherium

cerebri) Falx cerebelli (berbentuk segitiga, merupakan lanjutan

kekaudal dari falx cerebri)

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 11

Tentorium cerebelli (berbentuk tenda, merupakan atap dari fossa cranii posterior, memisahkan cerebrum dengan cerebellum).

Diafragma sellae (lembaran yang menutupi sella tursica, merupakan pembungkus hypophysis)

Diantara 2 lembar duramater, dibeberapa tempat membentuk ruangan disebut sinus (venosus) duramatris. Sinus duramatris menerima aliran dari vv. cerebri, vv. diploicae dan vv. emissari. Ada 2 macam sinus duramatris, yang tunggal dan yang berpasangan.

Sinus duramater yang tunggal adalah :- Sinus sagitalis superior (menerima darah dari vv.

cerebralis, vv.diploicae dan vv. emissari serta LCS dari granulatio arachnoidalis).

- Sinus sagitalis inferior (menerima darah dari facies medialis otak)

- Sinus rectus (terletak diantara falx cerebri dan tentorium cerebelli, merupakan lanjutan dari v. cerebri magna. Dengan sinus sagitalis superior membentuk confluens sinuum)

- Sinus occipitalis (mulai dari foramen magnum, bergabung dengan confluens sinuum)

Sinus duramater yang berpasangan :- Sinus transversus (menerima darah dari sinus sagitalis

superior dan sinus rectus, kemudian mengalir ke v. jugularis interna)

- Sinus cavernosus- Sinus sigmoideus (merupakan lanjutan sinus transversus,

berbentuk S)- Sinus petrosus superior dan inferior (menerima darah

dari sinus cavernosus dan mengalirkan masing-masing ke sinus transversus dan v. jugularis interna)

12 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

2. ArachnoideaMembran halus disebelah dalam duramater, tidak masuk kedalam

sulcus / fissura kecuali fissura longitudinalis.Dari arachnoidea banyak muncul trabecula halus menuju ke piamater membentuk bangunan seperti sarang laba-laba.Diantara arachnoidea dan piamater terdapat ruang spatium subarachnoidale, yang dibeberapa tempat melebar membentuk cisterna.Sedangkan celah sempit diantara duramater dan arachnoidea disebut spatium subdurale, celah sempit diluar duramater disebut spatium epidurale.Dari arachnoidea juga muncul jonjot-jonjot yang mengadakan invaginasi ke duramater disebut granulatio arachnoidales terutama di daerah sinus sagitalis yang berfungsi sebagai klep satu arah yang memungkinkan lalunya bahan-bahan dari LCS ke sinus venosus.

3. PiamaterPiamater melekat erat pada otak dan medulla spinalis, mengikuti

setiap lekukan, mengandung vasa kecil.Ditempat tertentu bersama dengan ependyma membentuk tela choroidea.Piamater berperan sebagai barrier terhadap masuknya senyawa yang membahayakan.

4. Aplikasi klinisPada trauma capitis dapat terjadi perdarahan / haemorhagia :

a. Haemorhagia subarachnoidalis (perdarahan didalam spatium subarachnoidale, dapat disebabkan karena pecahnya aneurisma cabang a. carotis interna atau a. vertebralis, bersifat spontan atau traumatis)

b. Haemorhagia subduralis (perdarahan didalam spatium subdurale, dapat disebabkan karena pecahnya vena yang melintasi spatium subdurale)

c. Haemorhagia epiduralis (perdarahan didalam spatium epidurale, dapat disebabkan karena pecahnya a. meningea mediana akibat fraktur cranium).

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 13

II. Encephalon Aspek BasalisAspek basalis otak meliputi struktur-struktur telencephalon,

truncus cerebri dan vasa darah otak.1. Struktur telencephalon

a. Sulcus olfactoriusb. Gyrus rectus (dimedial sulcus olfactorius)c. Lobus frontalis :

- sulci orbitales- gyri orbitales

d. Lobus temporalis : sulcus temporalis inferior dan gyrus temporalis inferior

e. Lobus occipitalis : fissura calcarinaf. Rhinencephalon, terdiri atas bangunan yang berhubungan de-

ngan olfaksi (penghidu): bulbus olfactorius, tractus olfactorius, striae olfactorius, trigonum olfactorium, substansia perforata anterior dan area piriformis.

g. Sulcus collateralis (membatasi lobus limbicus)2. Struktur diencephalon : N. Opticus, tractus opticus, hypophysis,

tuber cinerium, corpus mamillare, substansia perforata anterior dan posterior.

3. Struktur mesencephalon : fossa interpeduncularis, crura cerebri, N.III dan N. IV

4. Struktur metencephalon : pons dan N.V5. Struktur myelencephalon : oliva, sulcus preolivarius, sulcus

postolivarius, N.VI, N. VII, N. VIII, N. IX, N.X, N.XI, N.XII dan pyramis serta decussatio pyramidum.

Nn. Craniales1. N. I (N. olfactorius) Ujung-ujung sarafnya bermula dari regio olfaktoria di cavum

nasi, memasuki fossa cranii anterior melalui lamina et foramina cribrosa. Di sulcus olfactorius membentuk bulbus olfactorius dan tractus olfactorius selanjutnya dikranial chiasma opticum

14 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

membentuk trigonum olfactorium yang akan membawa lintasan sensorik penghidu ke pusat penghidu di otak (uncus).

2. N.II (N. opticus) N.II meninggalkan cavum orbita menuju fossa cranii media melalui

canalis opticus. Separuh N.II bagian nasal menyilang di linea mediana membentuk chiasma opticum, kemudian membentuk tractus opticus selanjutnya menuju ke pusat penglihatan (area striata).

3. N. III (N. oculomotorius) N. oculomotorius muncul dari batang otak setinggi fossa

interpeduncularis, berjalan ke anterior melalui fissura orbitalis superior bersama dengan N. IV dan N.VI menuju ke cavum orbita untuk mensarafi otot ekstrinsik bola mata yaitu m. rectus medialis, m. rectus superior, m. rectus inferior, m. obliquus inferior dan m. levator palpebra superior. Juga memberikan serabut parasimpatik preganglioner yang menuju ke m. constrictor pupillae dan m. ciliaris.

4. N. IV (N. trochlearis) Muncul dari batang otak bersama N.V disebelah lateral pons,

melintas ke anterior menuju ke cavum orbita untuk menginervasi m. obliquus superior.

5. N. V (N. trigeminus) N. trigeminus keluar dibatang otak dilateral pons, melintas ke

anterior di tepi superior os petrosa. Badan selnya membentuk ganglion trigeminus di lateral sinus cavernosus dan kemudian mempercabangkan n. ophtalmicus / N.V-1 (meninggalkan cranium melalui fissura orbitalis superior), n. maxillaris / N.V-2 (keluar dari fossa cranii melalui foramen rotundum) dan n. mandibularis / N.V-3 (keluar melalui foramen ovale). N. trigeminus merupakan saraf sensoris besar yang menginervasi kulit wajah, tetapi juga memberikan serabut motorik untuk otot-otot pengunyah.

6. N. VI (N. abducen) Muncul dari batang otak diantara pons dan pyramis, melintas ke

anterior melewati fissura orbitalis superior menuju cavum orbita untuk mensarafi m. rectus lateralis.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 15

7. N.VII (N. facialis) Bersama komponennya n.intermedius meninggalkan batang

otak dibatas pons dan medulla oblongata sebelah lateral kemudian masuk ke meatus acusticus internus menuju ke auris interna, disini membentuk ganglion geniculatum. N. intermedius mempercabangkan n. petrosus mayor yang membawa sensasi pengecapan dari palatum dan serabut sekretomotor ke kelenjar di palatum, hidung dan mata.Sisa n. intermedius membentuk chorda tympani. N.VII keluar dari rongga telinga melalui foramen stylomastoideum. N.VII adalah saraf motorik untuk otot wajah, m. stapedius, m. digastricus venter posterior dan m.stylohyoideus, juga memberikan serabut untuk pengecapan di lidah duapertiga bagian anterior.

8. N. VIII (N. auditorius / N. vestibulocochlearis) Bersama N.VII masuk ke meatus acusticus internus untuk

menginervasi alat pendengaran dan keseimbangan.9. N. IX (N. glossopharyngeus) N. IX muncul dari batang otak di pangkal dari sulcus postolivarius,

keluar dari cranium melalui foramen jugulare bersama N.X dan komponen kranial N. XI. N.IX memberikan serabut motorik untuk m. stylopharyngeus dan serabut sensorik untuk mukosa pharynx dan lidah sepertiga posterior. Serabut sekretomotor keluar dari auris interna sebagai n. petrosus minor dan meninggalkan fossa cranii melalui foramen ovale.Secara klinik N. IX bisa diperiksa dengan reflek muntah.

10. N.X (N. vagus) N. X muncul di kaudal N. IX dan keluar dari cranium melalui

foramen jugulare, turun ke leher berada dalam vagina carotica. N. X sebagian besar berisi serabut parasimpatik, tetapi juga mengandung serabut sensorik untuk kulit telinga luar dan mukosa sistem gastrointestinal dan respirasi.

11. N.XI (N. accessorius) Muncul di sulcus postolivarius dikaudal N. X., keluar dari fossa

cranii melalui foramen jugulare menuju m. sternomastoideus dan m. trapezius untuk mensarafinya.

16 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

12. N. XII (N. hypoglossus) Muncul dari batang otak di sulcus preolivarius, meninggalkan fossa

cranii melalui canalis hypoglossi. Memberikan serabut motorik untuk otot – otot lidah

Vasa Darah Otak1. Arteri : Otak divaskularisasi oleh cabang–cabang a. carotis interna dan a.

vertebralis.a. a. carotis interna (cabang dari a. carotis communis yang

masuk ke cavum cranii melalui canalis caroticus), cabang – cabangnya :- a. opthalmica, mepercabangkan a.centralis retina- a. choroidea anterior- a. cerebralis anterior, mempercabangkan a. communicans

anterior- a. cerebralis medialis, mempercabangkan a. communicans

posteriorb. a. vertebralis (cabang a. subclavia naik ke leher melalui

foramina transversalis). Kedua a. vertebralis di kranial pons membentuk a. basillaris yang mempercabangkan - aa. pontis- a. cerebellaris inferior anterior (diantara pons dan medulla

oblongata)- a. labyrinthina (mengikuti N.V dan N. VIII)- a. cerebellaris superior (setinggi N.III dan N.IV)- a. cerebralis posterior (merupakan cabang terminal a.

basillaris). Cabang – cabang a. carotis interna dan a. vertebralis

membentuk circulus arteriosus Willisi yang terdapat disekitar chiasma opticum.Dibentuk oleh a. cerebralis anterior, a. cerebralis media, a. cerebralis posterior, a. communicans anterior dan a. communicans posterior. Sistem ini

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 17

memungkinkan suplai darah ke otak yang adekuat terutama jika terjadi oklusi / sumbatan .

2. VenaVena di otak dikalisifikasikan sebagai berikut :a. Vena cerebri eksterna :

- V. cerebralis superior- V. cerebralis lateralis- V. cerebralis medialis- V. cerebralis inferior- Vv. Basales

b. Vena cerebri interna :- v. choroidea- v. cerebri magna

c. Vv. cerebellarisd. Vv. emissariae (vena yang menghubungkan sinus duralis

dengan vena superficialis cranium yang berfungsi sebagai klep tekanan jika terjadi kenaikan tekanan intrakranial. Juga berperan dalam penyebaran infeksi ke dalam cavum cranii)

Vena yang berasal dari truncus cerebri dan cerebellum pada umumnya mengikuti kembali aliran arterinya. Sedangkan aliran balik darah venosa di cerebrum tidak mengikuti pola arterinya. Semua darah venosa meninggalkan otak melalui v. jugularis interna pada basis cranii. Anastomosis venosa sangat ekstensif dan efektif antara vv. superfisial dan vv. profundae didalam otak.

Aliran darah venosa di cerebrum :- Darah dari cortex cerebri bagian atas, lateral dan medial : masuk ke sinus sagitalis superior →confluens sinuum→sinus

transversus kanan →sinus sigmoideus kanan →v. jugularis interna.

- Darah dari venosa profundal (bagian dalam cerebrum ) : dari foramen Monro→v. cerebralis interna→v. cerebri magna

→ sinus transversus kiri →sinus sigmoideus kiri →v. jugularis interna kiri.

18 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TOPIK : Praktikum AnatomiPERTEMUAN KE : 3SUB TOPIK : Truncus Cerebri dan CerebellumTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa dapat memahami

tentang truncus cerebri dan cerebellum

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa akan dapat:1. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur anatomi truncus

cerebri meliputi diencephalon, mesencephalon, pons dan medulla obllongata serta fungsinya

2. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur anatomi cerebellum serta fungsinya

DASAR TEORI

Truncus Cerebri dan Cerebellum

Truncus cerebri terdiri dari mesencephalon (otak tengah), metencephalon, dan myelencephalon. Metencephalon dan myelencephalon bersama-sama menyusun rhombencephalon (otak belakang), yang terbagi menjadi pons, dan medulla oblongata. Truncus cerebri terletak di fossa cranii posterior. Truncus cerebri berisi banyak badan sel neuron intrinsik yang sebagian homolog dengan badan sel spinal yang memberikan inervasi sensorik, motorik dan otonomik untuk sebagian besar struktur di kepala dan leher.

Cerebellum adalah bagian terbesar dari hindbrain terletak di dorsal pons dan medulla oblongata, yang dipisahkan oleh ventrikel quartus. Cerebellum merupakan bagian sentral yang menghubungkan area sensorik ke area motorik otak dan diperlukan untuk kordinasi gerakan halus.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 19

TUGAS PRAKTIKANPetunjuk : temu tunjukkan struktur anatomi yang tercetak miring

dibawah ini !

I. Truncus Cerebri Truncus cerebri terdiri atas :

Diencephalon, terdiri atas thalamus, hypothalamus, subthalamus dan epithalamus

Mesencephalon, terdiri atas tectum dan tegmentum Pons (metencephalon tanpa cerebellum) Medulla oblongata (myelencephalon)

Di dalam truncus cerebri terdapat tractus ascendens, descendens dan formatio reticularis serta pusat respirasi dan kardiovaskuler.

Dari arah rostral akan tampak :1. Diencephalon

n. opticus, chiasma opticum, tractus opticus Tuber cinereum Infundibulum, hypophysis

2. Mesencephalon Corpus mamillare Substansia perforata anterior Fossa interpeduncularis Crus cerebri

3. Pons Pedunculus cerebellaris medius (brachium pontis),

penghubung pons dengan cerebellum Sulcus basillaris

4. Medulla oblongata Sulcus medianus anterior, fissura mediana anterior Sulcus lateralis anterior Pyramis, decussatio pyramidum Oliva, sulcus postolivarius Funiculus anterior, funiculus lateralis

20 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Dari arah oksipital akan tampak :1. Diencephalon

Corpus geniculatum mediale dan laterale Corpus pineale (epiphysis)

2. Mesencephalon Brachium colliculi superioris dan inferioris Lamina tecti (lamina quadragemina), padanya terdapat :

- Colliculus superior dan colliculus inferior- Sulcus cruciatus- Frenulum velli medullaris anterior (di antara colliculi inferior),- Vellum medullare anterior (superior)- Trigonum lemnisci- Peduncularis cerebellaris superior (brachium con-

junctivum), penghubung mesencephalon dengan cere bellum

- Aqueductus cerebri (menghubungkan ventriculus tertius dan quartus)

3. Pons Pedunculus cerebellaris medius (brachium pontis) Fossa rhomboidea = lamina ventriculi quarti (lantai

ventriculus quartus), terdapat :- Apertura mediana (foramen magendie), apertura

lateralis (foramen Luscha)- Sulcus medianus posterior- Eminentia mediana- Colliculus facialis (nucleus n. VI dan geniculatum n. VII)- Area vestibularis (nucleus n.vestibularis)- Striae medullares (ventriculi quarti) - Trigonum n. hypoglossi- Trigonum n. vagi- Obex

4. Medulla oblongata Sulcus mediana posterior Tuberculum nuclei cuneati (tuberculum cuneatum),

fasciculus cuneatus

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 21

Tuberculum nuclei gracillis (clava), fasciculus gracillis Sulcus intermedius postreior Sulcus lateralis posterior Fasciculus lateralis

II. CerebellumCerebellum terbagi menjadi 3 bagian :

1. Vermis2. Cerebellum vestibuler (lobulus flocculonodularis), terdiri dari

flocculus dan nodulus3. Hemispherium cerebelli (corpus cerebelli), terdiri atas 2 lobus,

yaitu lobus anterior dan lobus posterior, yang dipisahkan oleh fissura primaria.

Bagian hemispherium cerebelli dan vermis terdiri atas :

Hemispherium cerebelli : Vermis :1. Lobus anterior : - Lobulus quadrangularis anterior - Lingula - Lobulus centralis - Culmen 1. Fissura primaria2. Lobus posterior - Lobulus quadrangularis posterior - Declive - Lobulus semilunaris superior - Folium3. Fissura horizontalis - Lobulus semilunaris inferior - Tuber - Lobulus gracilis - Pyramis - Lobulus biventer - Uvula - Tonsilla - Paraflocculus4. Fissura posterolateralis5. Lobus flocculonodularis

- Flocculus - Nodulus

22 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Bagian cerebellum pada penampang median adalah :1. Cortex cerebelli (substantia grisea)2. Folia (semacam gyrus pada cerebrum), antara folia satu

dengan yang lain dipisahkan oleh sulcus)3. Arbor vitae (substantia alba)

Pada arbor vitae terdapat 4 pasang nuclei (kelompok substantia grisea yang terdapat pada substantia alba), yaitu :nuclei fastigii, nucleus emboliformis, nucleus globusus dan nucleus dentatus. Nucleus emboliformis dan nucleus globusus bersama-sama disebut nuclei interpositus.

Cerebellum mempunyai 3 penghubung, yaitu :1. Pedunculus cerebellaris superior, berhubungan dengan

cerebrum (mesencephalon) 2. Pedunculus cerebellaris medialis, berhubungan dengan pons3. Pedunculus cerebellaris inferior, berhubungan dengan medulla

oblongata

Bangunan-bangunan pada cerebellum dari arah rostral :- Vermis- Hemispherium cerebelli :- Lobulus semilunaris inferior (lobus posterior)- Fissura horizontalis- Lobulus semilunaris superior (lobus posterior)- Lobulus quadrangularis posterior- Fissura primaria- Lobulus quadrangularis anterior

Bangunan-bangunan pada cerebellum dari arah ventral :- Pedunculus cerebellaris superior- Pedunculus cerebellaris medius- Pedunculus cerebellaris inferior- Nodulus, flocculus- Tonsila

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 23

- Hemispherium cerebellaris: fissura horizontalis, fissura primaria

Bangunan-bangunan pada cerebellum dari arah caudal :- Vermis, tonsilae- Flocculus- Hemispherium cerebelli : lobulus semiluanaris inferior, lobulus

gracilis, lobulus biventer

24 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TOPIK : Praktikum AnatomiPERTEMUAN KE : 4SUB TOPIK : Medulla Cerebri Dan Ganglia BasalisTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat memahami

tentang medulla cerebri dan ganglia basalis

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa akan dapat:1. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur anatomi pada

medulla cerebri dan fungsinya2. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur anatomi ganglia

basalis serta fungsinya.3. Menjelaskan aspek klinik gangguan pada ganglia basalis

DASAR TEORI

Medulla Cerebri Dan Ganglia Basalis

Medulla cerebri merupakan bagian dari substansi alba tersusun atas tiga macam serabut saraf yaitu asosiasi komisural dan proyeksi. Serabut asosiasi serabut saraf yang menghubungkan antar gyrus dalam satu hemispheris. Serabut komisural merupakan serabut saraf yang menyilangi linea mediana dan menghubungkan dua area yang bersesuaian pada kedua hemispherium cerebri..Serabut proyeksi merupakan serabut saraf yang menghubungkan cortex cerebri dengan bagian otak dibawahnya dan atau medulla spinalis.

Ganglia basalis adalah istilah untuk menunjukkan sekelompok nucleus subkortikal yang terdapat pada bagian inferior hemispher cerebri di lateral thalamus.Ganglia basalis terdiri atas corpus striatum, claustrum dan amygdala.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 25

TUGAS PRAKTIKANPetunjuk : temutunjukkan struktur anatomi yang tercetak miring dibawah ini !Cerebrum terdiri atas 2 hemispherium cerebri, yang masing-masing terdiri atas :1. Cortex cerebri (substansia grisea) Terdiri atas gyrus dan sulcus2. Medulla (substantia alba), terdiri atas serabut saraf :

Asosiasi : fasciculus uncinatus, fasciculus arcuatus, fasciculus longitudinalis

Komiisural : comissura anterior, corpus callosum Proyeksi :tractus corticospinalis, tractus corticothalamicus,

dll.3. Ganglia basalia (substantia grisea yang terdapat pada substantia

alba), terdiri atas :a. Nucleus caudatusb. Putamenc. Globus pallidusd. (Amygdala)e. (Claustrum)Nucleus caudatus terdiri atas :1. Caput, membentuk dinding lateral cornu anterius ventriculus

lateralis, dan bagian pangkalnya melekat pada nucleus lentiformis

2. Corpus, menutup bagian lateral punggung thalamus3. Cauda, di atas cornu inferius ventriculus4. Di lateral melanjutkan diri sebagai amygdala yang terdapat di

dalam uncusNucleus lentiformis (lenticularis), terdiri atas :1. Putamen, terletak di sebelah dalam insulae, melanjutkan diri

ke anterior ke caput nucleus caudatus2. Globus pallidus, membentuk bagian medial nucleus

lenticularis, terletak di antara capsula interna dan putamen, serabut yang berasal darinya membentuk ansa lenticularis

26 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Striatum, merupakan istilah kolektif untuk nucleus caudatus dan putamen.

Corpus striatum, merupakan istilah kolektif untuk nucleus caudatus dan nucleus lenticularis.

4. Capsula interna : Merupakan lembaran serabut saraf yang masif dan kontinyu,

yang menuju dan meninggalkan cortex cerebri Di mesencephalon sebagai crus cerebri, melanjutkan sebagai

capsula interna di antara thalamus dan corpus striatum dan sebagai corona radiata di sebelah atas thalamus sampai ke cortex cerebri

Terdiri atas :1. Crus anterius, memisahkan nucleus caudatus dan nucleus

lenticularis2. Crus posterius, memisahkan thalamus dan nucleus

lenticularis

Cerebrum Penampang Medial 1. Corpus callosum Merupakan berkas serabut saraf sebagai lintasan komisural/

interhemispherik yang menghubungkan cortex cerbri kanan dan kiri yang sesuai.Terdiri atas bagian-bagian rostrum, genu, corpus dan splenium.a. Genu corporis callosi, melanjutkan diri sebagai rostrum,

lamina rostralis dan lamina terminalis.b. Forceps major, dibentuk oleh splenium dan serabut kalosal

berbentuk U yang menyebar ke lobus occipitalisc. Forceps minor, dibentuk oleh genu dan serabut kalosal

berbentuk U yang menyebar ke lobus frontalis.2. Commisura anterior Merupakan berkas serabut saraf yang menyilang linea mediana

dan saling menghubungkan kedua hemispherium cerebri.3. Foramen interventricularis Monro, Penghubung antara ventriculus lateralis dan ventriculus tertius.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 27

4. Fornix Berkas axon yang membentuk arkus dari formatio hippocampi ke

corpus mamillare dan merupakan bagian dari sistem limbik.5. Septum pellucidum, sepasang dinding tipis di linea mediana yang

membentang dari corpus callosum ke fornix. Biasanya mereka dipisahkan oleh cavitas septi pellucidi di linea mediana.

6. Gyrus subcallosum, gyrus di inferiorrostrum corporis callosi.7. Struktur diencephalon :

Thalamus, dengan adhetio interthalamica Hipothalamus (dipisahkan dari thalamus oleh sulcus

hypothalamus) Chiasma opticum Corpus mamillare Corpus pineale

8. Struktur mesencephalon : Colliculus superior dan colliculus inferior Tegmentum mesencephali

9. Struktur metencephalon : Basis pontis dan tegmentum pontis Cerebellum

10. Struktur myelencephalon: Medulla oblongata

11. Systema ventriculare : Systema ventriculare adalah rongga – rongga didalam otak yang

dilapisi oleh ependyma dan berisi liquor cerebrospinal (LCS). Systema ini terdiri dari 2ventriculus lateralis, 1 ventriculus tertius dan 1 ventriculus quartus serta aqueductus mesencephali.a. Ventriculus lateralis, bagian-bagiannya :

- Cornu anterior (didalam lobus frontalis)- Corpus (didalam lobus parietalis)- Cornu inferior (didalam lobus temporalis)- Cornu posterior (didalam lobus occipitalis)- Trigonum ventriculus lateralis (rongga di pertemuan

antara corpus, cornu posterior dan inferior)

28 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

b. Ventriculus tertius (dihubungkan dengan ventriculus lateralis oleh foramen interventricularis monro)

Batas : Atap : ependyma Lateral : thalamus Lantai : hypothalamus dan subthalamus Anterior: lamina terminalis dan commisura anterior

c. Ventriculus quartus (berbentuk rhomboid, dihubungkan dengan ventriculus tertius melalui aqueductus cerebri di mesencephalon)

Batas : anterior : pons dan medulla oblongata dorsal : cerebellum dan vellum medulare lantai : calamus scriptorius (bagian inferior dari

fossa rhomboidea) lateral : pedunculus cerebellaris, tuberculum cunea-

tum, clava Ventriculus quartus ke kaudal melanjutkan diri sebagai canalis

centralis medulla spinalis dan berhubungan dengan spatium subarachnoidale melalui 2 foramen luscka (apertura lateralis) dan 1 foramen magendi (apertura medialis)

d. Cisterna subarachnoidales : Yaitu spatium subarachnoidalis yang melebar dibeberapa

tempat. Pada aspek lateral truncus :

- Cisterna chiasmatis- Cisterna interpeduncularis- Cisterna pontisPada aspek posterior truncus :- Cisterna cerebellomedullaris / cisterna magna, merupakan

muara dari apertura ventriculi quarti- Cisterna superior, mengandung v.cerebri magna,

a.cerebralis posterior dan a. cerebralis superior- Cisterna lumbalis, terletak antara VL I dan VS 2 berisi

filum terminalis dan cauda equina. Merupakan tempat dilakukan pungsi lumbal.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 29

e. Liquor cerebrospinal (LCS) LCS adalah cairan didalam otak yang berfungsi sebagai shock

absorber sehingga dapat menahan tekanan yang hebat akibat pergerakan kepala yang cepat.Selain itu juga berfungsi nutritif dan membuang produk limbah metabolit sarafi.LCS diproduksi oleh plexus choroideus yang terdapat di corpus dan cornu inferior ventriculus lateralis, di atap ventriculus tertius dan di atap ventriculus quartus.

Aliran LCS :ventriculus lateralis → foramen interventricularis monro → ventriculus tertius → aqueductus cerebri → ventriculus quartus → apertura lateralis dan medialis→cisterna magna → spatium subarachnoidale → sinus sagitalis superior → villi arachnoidalis (berfungsi sebagai klep satu arah).

Dari ventriculus quartus juga ada yang menuju ke canalis centralis medulla spinalis.

Setiap sumbatan yang terjadi disepanjang aliran LCS akan mengakibatkan hambatan aliran LCS, sehingga bisa terjadi hydrocephalus yang selanjutnya akan menganggu pertumbuhan otak terutama cortex cerebri.

Cerebrum Penampang CoronalPada penampang coronal tampak bangunan – bangunan sebagai

berikut :1. Fissura longitudinalis2. Lobus insularis3. Corpus callosum (splenium, genu)4. Ventriculus lateralis5. Ventriculus tertius 6. Septum pellucidum7. Fornix8. Thalamus, adhesio interthalamica9. Radiatio optica10. Nuclei caudati (caput)11. Nucleus lenticularis

30 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

12. Capsula interna13. Capsula externa dan capsula extrema14. Claustrum (substansia gricea diantara capsula externa dan capsula

extrema)

Cerebrum Penampang HorizontalPada penampang horizontal tampak bangunan – bangunan

sebagai berikut :1. septum pellucidum2. Corpus callosum ( rostrum, splenium, corpus3. Gyrus subcallosus4. Ventriculus lateralis (cornu anterius, cornu inferius, corpus)5. Nucleus caudatus (caput, corpus, cauda) 6. Capsula interna (crus posterior, crus anterior)7. Capsula externa8. Claustrum9. Capsula extrema10. Cingulum, gyrus cinguli11. Fornix (collum, corpus, crus)12. Commisura anterior13. Ventriculus tertius14. Hypotalamus15. Tractus opticus16. Putamen17. Globus Pallidus18. Amygdala19. Insula, gyrus insularis20. Thalamus :21. Nucleus ruber22. Substansia nigra, crus cerebri23. Fossa interpeduncularis24. Formatio hypocampi25. Corpus pineale26. Aqueductus cerebri

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 31

27. Area pretectalis28. Pars basilaris pontis29. Striae terminalis30. Corpus geniculatum mediale31. Corpus geniculatum laterale32. Radiatio optica33. Colliculus superior34. Cerebellum

Aspek Klinis Parkinson, kelainan pada substantia nigra dan globus pallidus Athetosis, kelainan pada putamen Chorea, kelainan pada corpus striatum dan cortex cerebri Ballismus, kelainan pada nucleus ventrolateralis thalami (dan

globus pallidus)

DAFTAR PUSTAKAKanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A

New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition, JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore

Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams and Wilkins, Baltimore, London.

Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3, EGC, Jakarta.

Snell,R.S.,2010,Clinical Neuroanatomy, Ed.7, Lippincott William & Wilkins, phiiladelphia

Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill Livingstone, London.

32 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TOPIK : Praktikum HistologiPERTEMUAN KE : 1SUB TOPIK : Sistem Saraf Pusat dan PeriferTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat memahami dan

menjelaskan tentang sistem saraf pusat dan perifer

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: -

DASAR TEORISistem Saraf Pusat Dan Perifer

I. Gambaran umum jaringan sarafJaringan saraf tersebar di seluruh tubuh dan berfungsi sebagai

jaringan komunikasi dan integrasi. Ada dua karakteristik textus nervosus yaitu eksitabilitas dan konduktivitas impuls di sepanjang jaringan kerjanya. Textus nervosus memiliki kemampuan terbatas untuk melakukan regenerasi dan memperbaiki diri. Textus nervosus dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Jaringan saraf tersusun oleh 2 jenis sel, yaitu neuron yang menghantarkan impuls elektrokimiawi dan sel penyokong/neuroglia/sel glia yang menyelubungi neuron. Neuron adalah unit fungsional dan struktur fundamental dari system saraf. Neuron terdiri dari sel tubuh (soma atauperikaryon), dendrit dan akson. Badan sel saraf (perikaryon) memiliki 1 inti sel dan organela seperti pada sel-sel tubuh yang lain. Perikaryon berfungsi sebagai mesin yang mensintesis protein dalam Retikulum Endoplasm Rough (RER). Kumpulan RER membentuk bangunan (dengan mikroskop cahaya tampak sebagai bercak-bercak) disebut Nissl Bodies (Badan Nissl) yang tersebar di dalam sitoplasma sel saraf.

Klasifikasi sistem saraf Sistem saraf dibagi menjadi dua subsistem, yaitu :1. Sistem saraf sentral dan sistem saraf perifer, yang dibedakan

berdasarkan letaknya.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 33

Sistem saraf sentral (SSS) meliputi otak dan medulla spinalis, sedangkan sistem saraf perifer

(SSP) meliputi semua jaringan saraf lainnya.2. Sistem saraf autonom dan somatik, diidentifikasikan berdasarkan

fungsinya, meskipun struk-tur yang dimilikinya sama. a. Sistem saraf autonom mengendalikan fungsi alat dalam yang

sifatnya involunter (misalnya sekresi kelenjar, kontraksi otot polos) dan memiliki alur motorik dan sensorik. Setiap lintas motorik terdiri atas dua neuron yang bersinapsis di dalam ganglion autonomik geriferal, badan sel saraf preganglionik terdapat pada sistem syaraf sentral dan badan sel saraf postganglionik terdapat di dalam ganglion autonom.Neuron sensorik terdapat di dalam ganglion craniospinal dan memiliki taju-taju panjang yang meluas sampai perifer.

b. Sistem saraf autonom terbagi menjadi 2 ialah: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf somatik meliputi seluruh jaringan saraf kecuali otak dan medulla spinalis.

II. Neuron Neuron berperan menerima, mengintegrasikan dan menghantarkan

pesan elektro-kimiawi.Neuron atau neuronum atau sel saraf memiliki 3 komponen utama yaitu:A. Badan sel atau soma atau perikaryon atau corpus neurocyti

merupakan pusat sintesis dan trofik neuron. Soma ini dapat menerima signal dari akson neuronlain melalui sinapsis pada membran plasmanya dan memancarkan kembali ke aksonnya.

Setiap soma memiliki :1) Nucleus dengan ukuran besar, letak di tengah dan eukromatik.

Memiliki nukleolus dan heterokromatin di sekitar permukaan sebelah dalam selubung nukleus.

2) Sitoplasma mengandung banyak sekali organela yaitu mitokondria, lisosoma dan sentriola. Ribosoma bebas maupun poliribosoma yang menempel pada retikulum

34 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

endoplasmik terdapat banyak sekali serta mengelompok membentuk material basofilik yang disebut badan Nissl atau Nissl bodies. Aparatus Golgi juga tampak tumbuh dengan baik, dan berperan mengemas neutrotransmiter di dalam granula neurosekretorik atau sinapsis. Neuroskeleton terdiri atas neurotubulus dan berkas neurofilamen (filamen intermedia yang terdapat di seluruh perikaryon dan meluas sampai dendrit dan akson).

B. Dendrit merupakan perluasan/ekstensi soma, khusus untuk menambah perluasan permukaan yang ada terhadap datangnya signal. Makin jauh dendrit ini dari soma, dendrit makin tipis dan bercabang-cabang. Dendrit ini sering menutupi seluruh permukaan sinapsis, dan memiliki tonjolan-tonjolan keluar disebut spina dendritica atau gemmula, yang merupakan tempat sinapsis terjadi. Dendrit tidak memiliki aparatus Golgi, namun mengandung sejumlah kecil organela yang terdapat di dalam soma sel saraf.

C. Akson, setiap neuron hanya memiliki sebuah akson, merupakan kompleks taju sel yang mengangkut impuls menjauh dari soma. Akson tampak terbagi-bagi menjadi beberapa regio. Bagian soma yang menonjolkan akson disebut axon hillock, berbeda dengan daerah soma lain karena tidak memiliki Nissl bodies. Meskipun akson sukar dilihat pada sediaan histologik, namun bisa dikenal karena daerah akson hillock pada soma tidak dijumpai Nissl bodies yang sangat basofil. Berdasar ada tidaknya selubung myelin maka akson dikenal ada 2 jenis ialah : - akson berselubung myelin dan - akson tanpa selubung myelin.

D. Klasifikasi neuronNeuron dapat diklasifikasikan berdasarkan:

1. Konfigurasi taju-tajunya, dikenal: a. Neuron multipoler, misalnya sel motorik, sel piramidal dan sel

Purkinje. b. Neuron bipoler, pada retina, mukosa olfaktorias, ganglion

cochlearis dan vestibularis.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 35

c. Neuron pseudounipoler, neuron sensorik.d. Neuron unipoler, fotoreseptor pada mata (conus dan

basillus). 2. Ukuran selnya:

a. Neuron Golgi tipe I, neuron motorik pada medulla spinalis dan sel piramidal.

b. Neuron Golgi tipe II.3. Berdasar fungsinya :

a. neuron motorik, b. neuron sensorik, c. interneuron.

4. Berdasar pelepasan neurotransmiter : a. neuron kolinergik, melepaskan asetilkolin, b. neuron adrenergik dan noradrenergik, melepaskan adrenalin

dan noradrenalin c. neuron GABAergik, melepaskan GABA, d. neuron serotoninergik, melepaskan serotonin, e. neuron glisinergik, melepaskan glisin (glycine).

III. Sel Penyokong Sel penyokong pada sistem saraf berfungsi untuk penopang

struktural dan nutrisional bagi neuron, isolasi elektrikal dan menaikkan kecepatan konduksi impuls sarafi di sepanjang akson.Dikenal 2 jenis sel penyokong yaitu sel penyokong pada sistem saraf pusat dan sel pe-nyokong pada sistem saraf perifer.

A. Sel penyokong pada sistem saraf pusat. Sel penyokong memiliki jumlah kira-kira 10 kali lebih besar

daripada sel sarafnya sendiri.Umumnya berukuran kecil namun dalam jumlah melimpah.Selnya memiliki taju-taju banyak namun sukar diperagakan tanpa menggunakan pewarnaan khusus. Sel penyokong atau neuroglia/sel glia pada sistem saraf pusat adalah: 1. Makroglia yang mencakup astroglia/astrosit dan oligodendroglia/

oligodensdrosit.

36 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

2. Mikroglia 3. Sel Ependimal.

1a. Astrositus/astroglia : Berukuran paling besar di antara sel glia, demikian pula

ukuran nukleusnya.Bentuk sel sferis tidak teratur dan tercat pucat.Taju atau procesus sel bercabang-cabang, dan pada ujung-nya menggelembung disebut pedikel/pediculus atau vascular endfeet.Pedikel-pedikel ini menyelubungi kapiler piamater dan merupakan komponen penting untuk “blood-brainbarrier”/sawar darah-otak.

Jenis astrositus ada 2 ialah: a. astrosit protoplasmik dan b. astrosit fibrosa.

a. astrosit protoplasmik/astrocytus protoplasmicum : Umumnya terdapat di dalam substantia grisea.Sitoplasma

penuh granula pendek-pendek dan tebal dan taju-taju selnya bercabang banyak.

b. astrosit fibrosa (astrocytus fibrosum): Lebih banyak terdapat di dalam substantia alba.

Pada pewarnaan dengan perak, sitoplasma tampak penuh dengan material fibrous. Taju-taju sitoplasmiknya panjang, kurang bercabang-cabang bila dibandingkan dengan astrosit protoplasmik.

1b. oligodendroglia/oligodendrosit: Jumlahnya paling banyak di antara sel glia.Terdapat baik pada

substantia alba maupun substantia grisea. Nukleus berbentuk sferis, ukurannya ada di antara ukuran astrosit dan mikroglia. Sel ini merupakan sel pembentuk myelin seperti halnya sel Schwann.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 37

2. Mikroglia. Berukuran paling kecil dan paling jarang dijumpai, umumnya

dapat dijumpai pada substania alba dan substantia grisea. Nukleusnya kecil dan bentuknya memanjang (kadang seperti kacang), dengan kromatin terkondensasi sehingga pada pewarnaan dengan HE tampak hitam/gelap. Taju selnya pendek dan bercabang-cabang.Mikroglia berasal dari mesenkim (mesodermal), atau kemungkinan dari glioblast yang berasal dari neuroepitelial.Beberapa mikroglia dapat berperan sebagai komponen sistem fagosit mononuklear dan memiliki kemampuan fagositik.

3. Sel Ependim Berasal dari sel neuroepitelial yang melapisi bagian dalam crista

neuralis.Pada orang dewasa masih berbentuk epitelial alami, dan memiliki beberapa cilia.Umumnya berbentuk silindris selapis, memiliki basal taju sel yang meluas ke dalam substantia grisea.Pelapis ependimal berlanjut menjadi epitel kuboid pleksus koroideus.

B. Sel penyokong sistem saraf perifer. 1. Sel Schwann: Satu sel Schwann dapat menyelubungi beberapa segmen akson

tak bermyelin atau menyelubungi satu segmen akson yang berselubung myelin. Setiap segmen akson bermyelin diselubungi oleh berlapis-lapis taju-taju sel Schwann dengan sitoplasmanya, dan sisa membrana plasma sel Schwann yang berlapis-lapis disebut myelin, tersusun terutama oleh fosfolipid. Jarak di antara selubung myelin disebut nodus Ranvier atau nodus myelinicus.

2. Sel Satelit: Merupakan spesialisasi sel Schwann dalam ganglion craniocpinal

dan ganglion autonomik. Nukleusnya berbentuk sferis dan penuh kromatin.Pada preparat sel satelit ini tampak khas sebagai tali-mutiara atau rentengan mutiara menyelubungi sel ganglion besar.

38 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

IV. Sinapsis Sinapsis merupakan hubungan khusus dimana rangsang atau

stimulus dihantar-kan/ditransmisikan dari neuron ke sel targetnya.Rangsangan buatan terhadap akson dapat mempropagasi gelombang depolarisasi pada dua arah, namun signal tersebut hanya dapat menjalar pada satu arah saja ketika menembus sinapsis, yang berperan secara tidak langsung sebagai katup signal.Sinapsis dinamakan sesuai dengan struktur yang dihubungkan, misalnya sinapsis aksodendritika, sinapsis aksosomatika, sinapsis aksoaksonika dan sinapsis dendrodendritika.

Setiap sinapsis memiliki 3 komponen struktural utama, yaitu:1. membrana presinaptika, 2. membrana postsinaptika, 3. celah sinaptika yang memisahkan kedua membrana tersebut.

V. Sistem Saraf PusatSistem saraf pusatterdiri dariotakbesar (cerebrum), otak kecil

(cerebellum) dan medulla spinalis/chorda spinalis.Gambaran umum dari sistems araf pusat adalah adanya 2 regio yang berbeda baik dari komponen penyusunnya maupun gambaran histologinya, yaitu substansia alba dan substansia grisea. Substansia Alba terdiri dari akson myelin dan oligodendrosit. Substansia Grisea dengan perikaryon lebih dominan, akson tanpa myelin, dendrit, sinaps dan sel glia.

Posisi substansia alba dan substansia grisea pada medulla spinalis adalah kebalikan posisi dari substansia alba dan substansia grisea pada daerah kortikal (korteks cerebri dan korteks cerebelli). Ada 2 lengan utama substansia grisea pada medulla spinalis yang dikelilingi olehsubstansiaalba. Posisi substansia alba dan substansia grisea adalah kebalikan dari korteks cerebri dan korteks cerebellum. Hal ini terjadi karena proses pertumbuhan tambahan di region perifer dari substansia grisea (korteks) dengan pertumbuhan substansia alba di tengah.

Corteks cerebrum termasuk daerah motoric sensorik dan daerah yang terdiri dari lebih 6 stratum dimana batas substansia grisea adalah tidak jelas. Pada organ ini substansia grisea terletak diperifer,sementara substansia alba terletak di tengah.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 39

Corteks cerebellum terdiri dari 3 lapisan, yaitu stratum moleculare yang tercat halus, stratum gangliosum yang terdiri dari 1 lapis sel Purkinje dan stratum granulare di lapisan dalam. Pada lapisan ebih dalam adalah medulla cerebellum yang berisi substantia alba. Di daerah kortikal substansia grisea, badan sel saraf mengelompok sebagai nucleus (kumpulan badan sel saraf pada system saraf pusat).

VI. Sistem Saraf Perifer Saraf perifer mengandung akson bermyelin dan akson tanpa

myelin, sel Schwann, fibroblast, namun tidak mengandung badan sel saraf.Nukleus yang tampak pada potongan melintang saraf perifer adalah nukleus milik sel Schwann (ukuran lebih besar dan tercat lebih pucat) atau milik fibroblast (fibroblast dewasa, lebih kecil dan lebih gelap). Setiap saraf perifer dibungkus oleh selubung jaringan ikat padat disebut epineurium, bercabang-cabang dan menembus saraf perifer/nervus serta membagi-bagi saraf/nervus menjadi berkas-berkas atau fasikulus.Selubung yang membungkus setiap fasikulus disebut perineurium.Selipan jaringan pengikat retikuler yang berasal dari perineurium menembus fasikulus untuk menyelubungi setiap sera-but saraf, membentuk endoneurium.Cabang-cabang pembuluh darah di dalam perineurium menembus nervus sepanjang/mengikuti jaringan ikat, memberikan nutrisi untuk nervus tersebut.

VII. Histofisiologi Jaringan SarafA. Transportasi aksoplasmik/aksonal.

Gerakan produk metabolisme melalui aksoplasma dapat cepat (lebih dari 400 mm/hari) atau lambat (1 mm/hari) dan melibatkan neurotubulus dan neurofilamen. Transportasi akso-plasmik ante ro-grade/orthograde menggerakkan produk baru dan vesikel sinaptika ke ujung terminal arborisasi akson, bersifat cepat dan lambat.Transportasi aksoplasmik retrograde, arahnya sebalik dari orthograde ialah mengembalikan produk-produk yang rusak ke dalam perikaryon untuk didegradatasi atau digunakan kembali, umumnya bersifat cepat.

40 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

B. Transmisi dan pembangkitan signal. Fungsi dasar jaringan saraf adalah membangkitkan dan transmisi/

menghantarkan signal, dalam bentuk impuls sarafi atau potensial aksi, dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Susunan neuron di dalam suatu rantai dan sirkuit memungkinkan intergrasi signal buka-tutup sederhana menjadi lebih informatif yang kompleks. a. Resting membrane potential (potensial membrana istirahat).

Konsentrasi ion K+ di dalam neuron kurang lebih 20 kali ion K+ di luar neuron, sedangkan ion Na+ 10 kali lebih banyak di luar neuron daripada di dalam neuron. Oleh karena membran plasma lebih bersifat permeabel terhadap ion K+, ion K+ cenderung keluar membran sampai timbunan ion positif dalam keadaan seimbang ini, keadaan di dalam sel bermuatan relatif negatif (-40 s/d -100 mV) terhadap bagian luar sel sehingga perbedaan potensial (voltase) melintas membran disebut potential membran istirahat. Energi yang dibutuhkan pompa di dalam membran plasma membantu menjaga potential istirahat ini, menyebabkan neuron siap menerima dan menghantarkan signal.

b. Firing and propaqating of action potential. c. Refractory period. d. Direction of signal transmission. e. Saltatory conduction. f. Blocking signal transmission.

VIII. Reseptor Organ indera memiliki respons terhadap rangsang dengan cara

membangkitkan poten-sial aksi di dalam taju pelengkap sensorik (afferent). A. Klasifikasi. Reseptor diklasifikasikan oleh kaitannya terhadap sistem saraf,

kepekaan stimulusnya, dan ada tidak adanya kapsula.a. Hubungan di antara reseptor dan sistem saraf

1. reseptor neuronal

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 41

2. reseptor epitelial3. reseptor neuroepitelial

b. Stimulus adekuat, merupakan stimulus yang mana reseptor sangat peka.

c. Ada dan tidak adanya kapsul.

B. Reseptor untuk sensasi superfisial dan dalama. Ujung saraf bebas. Merupakan dendrit perifer neuron sensorik bercabang dalam

jumlah banyak dan terdis-tribusi secara luas, dan badan sel sarafnya terletak di ganglia kraniospinal Reseptor ini tidak ber-kapsul dan umumnya merupakan cabang serabut saraf tak bermyelin atau bermyelin tipis yang terdapat di dalam berkas di bawah epitel.

b. Corpusculum Merkeli. Merupakan reseptor tanpa kapsul untuk sentuhan, terdapat

di bagian epidermis.Terda-pat dalam jumlah banyak pada kulit tebal, misalnya telapak tangan dan kaki.Struktur disusun oleh 2 komponen utama ialah sel Merkel dan diskus Merkel.

c. Corpusculum Meissneri. Reseptor ini merupakan reseptor mekanoreseptor (untuk

sentuhan dan tekanan super-fisial), berkapsul tipis dan mengandung banyak sekali tumpukan lamela sel Schwann dan fibro-blast. Umumnya terdapat pada stratum papilare dermis (kulit) dan paling banyak terdapat di ujung jari, telapak tangan dan kaki, puting susu.

d. Corpusculum Pacini. Merupakan reseptor yang sensitif terhadap tekanan, yang

terdapat pada dermis bagian dalam, hipodermis, periosteum, kapsul persendian dan mesenterium.Berkapsul lengkap yang terdiri atas lamella sel pipih serupa fibroblast yang dipisahkan oleh ruang-ruang sempit berisi cairan.Ukuran lebih besar dibanding Corpusculum Meissner. Sarafnya masuk kapsul, kehilang-an selubung myelinnya, menembus pusat reseptor

42 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

terselubungi beberapa lapis sel Schwann, berakhir di dekat kutub yang berhadapan dengan saraf yang memasuki reseptor.

e. Corpusculum Ruffini. Merupakan mekanoreseptor yang kerjanya lambat dan

umumnya terdapat pada der-mis, hipodermis dan kapsul persendian.

f. End-bulb Memiliki kapsul tipis yang berisi cairan (misalnya corpusculum

bulboideusm Krause), mengandung banyak sekali ujung-ujung saraf yang masuk pada satu ujung dan di dalam bercabang-cabang. Banyak terdapat dengan berbagai ukuran, terbesar disebut corpusculum genitalia pada jaringan ikat genital, dan terkecil terdapat pada conjunctiva. Juga terdapat pada jaringan ikat subepitelial cavum oris dan cavum nasi, dalam peritoneum, dan jaringan ikat di sekitar persendian dan truncus nervosus. Sinus caroticus.

Merupakan baroreseptor (salah satu jenis mekanoreseptor).

C. Proprioreseptor 1. Muscle spindle. Merupakan proprioreseptor, bentuknya fusiform, berkapsul

yang terdapat di dalam otot skelet. Lapisan fibroblast pipih membuat kapsul.

Proprioreseptor memiliki inervasi sensorik dan motorik. Komponen yang ada ialah:

a. Serabut intrafusalb. Inervasi sensorik terdapat 2 jenis

1). Ujung annulospiral primer dan2). Ujung annuospiral sekunder dan “flower spray”.

c. Inervasi motorik, ada beberapa bagian yang menyusunnya ialah gamma motor neurons, boutons terminaux dan bouton en passage.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 43

2. Organ Golgi tendo, terutama terdapat di sekitar hubungan tendo-otot.

D. Khemoreseptor a. Gemma gustatoria merupakan khemoreseptor, terutama terdapat

pada dorsum linguae (li-dah) dan sedikit terdapat pada palatum molle dan epiglottis. Pada lidah umumnya terdapat pada papilla fungiformis, papilla foliata dan papilla circumvalata.

b. Epithelium olfactorius untuk pembau, terutama terdapat pada permukaan bagian atas concha superior pada cavum nasi.

Memiliki 3 jenis sel, ialah:1. sel olfactorius,2. sel penyokong, dan3. sel basal.

E. Reseptor pada mata/Indera mata/fotoreseptor Fotoreseptor tersebut berupa conus dan bacilus/rods, terdapat di

dalam retina. Komponen lain dari retina ialah sel bipoler dan sel ganglion.

F. Audioreseptor pada telingaIalah organon Cortii.

44 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TUGAS PRAKTIKAN

Sistem Saraf Pusat1. Medulla spinalis No. Sediaan : N-3 Organ yang dipakai : Medulla spinalis Teknik pewarnaan : HE Perhatikan : Untuk melihat bentuk kasar organ ini, amatilah sediaan dengan

mata biasa. Coba bedakan substansia grisea dari substansia alba. Dengan perbesaran sangat lemah, carilah* substansia grisea:

- neurocytus. Pelajari sel ini di cornuventrale.Sel tampak biru jelas,

penuh substantia chromatophilica.Perhatikan axon dan neuroglia.

* substantia alba dengan- axon- neuroglia, terutama oligodendrocytus

* canalis centralis yang dibatasi oleh ependyma, tersusun oleh ependymocytus.

2. CerebellumNo. Sediaan : N-7Organ yang dipakai : CerebellumTeknik pewarnaan : HEPerhatikan : - sulcus (sumuran/lekukan dalam) dan gyrus (tonjolan)- cortex, tersusun oleh 3 lapisan

* stratum moleculare: sel-sel kecil tersebar* stratum neuronorum piriformium: ditandai oleh kehadiran

sel Purkinje berbentuk seperti botol, berjajaran tampak jelas.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 45

* stratum granulosum: sel-sel bundar-bundar, berpadatan.- medulla : mengandung banyak: neuroglia neurofibra

3. CerebrumNo. Sediaan : N-8Organ yang dipakai : CerebrumTeknik pewarnaan : HEPerhatikan :

Bedakan lebih dahulu bagian cortex (tepi) dari medulla (tengah). Setelah mengenal dataran terluar cortex, kenalilah lapisan-lapisan cortex. Pada sediaan ini batas lapisan masih sulit diketahui. Coba perhatikan berbagai bentuk neurocytus yang menyusun cortex dan unsur serabut. Neuroglia mengisi sela-sela neuronum. Khusus perhatikan neurocytus yang berbentuk piramid.

Sistem Saraf Perifer1. Ganglion spinale No. Sediaan : N-1 Organ yang dipakai : Ganglion spinale Teknik pewarnaan : HE Perhatikan :

- Ganglion merupakan kumpulan badan sel saraf yang terdapat di sistem saraf perifer, keseluruhannya dibungkus oleh kapsula.

- Soma/badan sel saraf bergerombol dengan nucleus bulat di pusat sel. Jenis neuron adalah pseudounipoler, soma pada sediaan tampak bulat.

- Gliocytus ganglii/sel glia menempel pada soma.- Akson. Ikutilah akson yang masuk atau meninggalkan

ganglion.- Fibroblast bentuk fusiform di jaringan ikat.

2. Ganglion sympathicum No. Sediaan : N-9

46 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Organ yang dipakai : Ganglion sympathicum Teknik pewarnaan : HE Perhatikan : Bandingkan dengan sediaan No. N-1. Ikutilah petunjuk pada

latihan No. 1 untuk sediaan N-1 dengan catatan bahwa :- neurocytus di sini lebih berpadatan, lebih kecil.- inti neurocytus terletak agak menepi dalam badan sel.

3. Nervus periphericus/syaraf perifer (membujur) No. Sediaan : N-2 Organ yang dipakai : Serabut saraf Teknik pewarnaan : HE Perhatikan :

- Pada sediaan ini diperagakan serabut saraf bermyelin pada potongan membujur.

- akson tampak berupa garis hitam- di kedua sisi tampak selubung myelinum, jernih tak

terwarnai- di luarnya tampak inti sel Schwann berupa bercak-bercak

berwarna biru.

4. Nervus periphericus/saraf perifer(penampang melintang) No. Sediaan : N-4 Organ yang dipakai : Serabut syaraf Teknik pewarnaan : HE Perhatikan : Sediaan yang teriris melintang ini dimaksudkan untuk mempelajari

struktur umum neurofibra. Kecuali mempelajari struktur-struktur yang disebutkan pada sediaan No. 3, cobalah temukan dan pelajari- endoneurium- perineurium- epineurium

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 47

5. Corpusculum Tactus (Meissner) No. Sediaan : N-6 Organ yang dipakai : Kulit telapak tangan Teknik pewarnaan : HE - Cresyl fast violet Perhatikan : Sediaan yang dipakai adalah kulit. Carilah lapisan luar kulit

(epidermis yang terwarnai biru tua dan membatasi papilla corii).Pada papilla ini di bawah lapisan luar, coba temukan struktur beru-pa akhiran saraf memanjang yang dibungkus kapsula jaringan ikat, sehingga berbentuk seperti buah yang dibungkus keranjang bambu (kreneng).

6. Corpusculum Lamellosum (Vater Paccini) No. Sediaan : N-5 Organ yang dipakai : Kulit telapak tangan Teknik pewarnaan : HE Perhatikan : Carilah bangunan ini di lapisan kulit yang agak dalam (tela

subcutanea). Temukanlah struktur yang tersusun oleh lamella konsentris, terdiri atas jaringan ikat. Nucleus fibroblastus tampak banyak ditemukan pada lamella konsentris. Di pusat struktur terletak irisan ujung saraf.

48 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TOPIK : Praktikum HistologiPERTEMUAN KE : 2SUB TOPIK : EndokrinTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat memahami

dan menjelaskan tentang Sistem Endokrin

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: -

DASAR TEORISistem Endokrin

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang melibatkan hormon dan sistem sirkulasi di dalam menjalankan tugasnya.A. Komponen Sistem Sistem Endokrin di dalam tubuh terdiri atas beberapa organ

endokrin, ialah:- adenohipofisis.- kelenjar tiroid.- kelenjar adrenal.- pulau-pulau jaringan endokrin di dalam kelenjar eksokrin,

misalnya insula pancreatica.- dan beberapa sel endokrin di dalam mukosa saluran

pencernaan. B. Asal-Usul

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran keluar (ductus excretorius) yang berkembang sebagai invaginasi permukaan epitel, misalnya ektoderm mulut (oral) atau endoderm usus, yang akhirnya terlepas, kehilangan kontak (hubungannya) dengan epitel induknya.

C. Struktur MikroskopikKelenjar endokrin secara khas tersusun oleh sel sekretorik

yang sangat banyak jumlahnya yang tersusun sebagai alur (chorda),

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 49

menggerombol atau folikel cekung yang langsung kontak dengan kapiler darah atau sinusoid.

D. SekresiSel endokrin melepaskan sekretnya, khususnya berupa

hormon, ke dalam aliran darah.Produk lainnya yang dilepaskan bukannya ke dalam aliran darah melainkan ke dalam suatu saluran (ductus) (misalnya enzim dan serum albumin), namun kadang-kadang juga dianggap sekresi hormon. Hormon merupakan molekul dengan efek/pengaruh pengaturan khas pada sel target, jaringan atau organ tertentu yang letaknya jauh dari letak kelenjar itu sendiri. Hormon dengan kadar sangat kecil dapat membangkitkan pengaruh yang dramatik, khas dan dapat mempengaruhi semua jaringan baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak di antara hormon penting untuk menjaga lingkungan dalam keadaan mantap. Hormon memainkan peranan penting di dalam mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid; keseimbangan mineral dan air di dalam cairan tubuh; pertumbuhan; perbedaan bentuk tubuh dan fungsi seksual dalam kaitan dengan seks dan perilaku, sifat atau temperamen dan emosi.

Dikenal ada dua jenis hormon, yaitu :1. Hormon peptida

Hormon protein, glikoprotein, atau peptida rantai pendek mengikat reseptor khusus pada permukaan sel target. Hormon jenis ini kadang-kadang menstimulasi produksi massenger intraseluler kedua, misalnya siklus Krebs (cyclic AMP) di dalam sel target.

2. Hormon steroidHormon yang larut dalam lipid ini dengan mudah

menembus plasma sel target dan kemudian secara langsung mempengaruhi fungsi sel. Hormon ini mengikat pada protein pengikat khusus di dalam sitoplasma dan nukleus.

50 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

I. Hipofisis. Hipofisis tersusun oleh 2 bagian besar, yaitu :- adenohipofisis, dan - neurohipofisis.

Kedua bagian ini berbeda, baik asal-usulnya, struktur maupun fungsinya.A. Adenohipofisis.

1. Asal –usul Dari evaginasi (penonjolan) ke atas ektoderm yang

melapisi rongga mulut primitif. Bagian ini mengadakan kontak kemudian menyatu dengan neurohipofisis yang tumbuh ke bawah.

2. Struktur umum Adenohipofisis tersusun oleh alur-alur sel epitel

glanduler yang dipisahkan satu dengan alur lainnya oleh kapiler sinusoidal yang banyak sekali jumlahnya dari plexus capillaris secunda-rius. Adenohipofisis tidaklah dipersarafi secara langsung oleh saraf hipotalamik.

3. Subdivisi Adenohipofisis terbagi-bagi menjadi:

pars distalis (pars anterior), merupakan bagian terbesar. pars tuberalis, merupakan perluasan ke arah superior

dari pars distalis, membentuk bagian “lengan” yang merupakan selubung partial infundibulum (neurohipofisis).

pars intermedia, merupakan bagian berupa pita sempit jaringan hipofisis yang berbatasan dengan neurohipofisis.

B. Neurohipofisis 1. Asal-usul Neurohipofisis timbul sebagai pertumbuhan ke arah

bawah ektoderm neural hipotalamus dan oleh karenanya merupakan bagian otak.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 51

2. Struktur umum Neurohipofisis mengandung sejumlah besar axon. Axon

ini berasal dari badan sel saraf terutama pada nucleus supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami.

3. Subdivisi Neurohipofisis terbagi menjadi infundibulum yang

tersusun oleh “infundibular stem” (“neural stalk”) dan eminentia mediana. “Infundibular stem” ini membawa axon dari hipotalamus ke pars nervosa dan mengandung kapiler dari plexus capillaris primarius. Eminentia mediana dari tuber cinerium membentuk lantai hipotalamus. Pars nervosa (processus infundibularis) merupakan perluasan lobus neurohipofisis; pars nervosa ini mengandung axon terminal dan sejumlah besar kapiler darah.

Setiap sel sekretorik di dalam adenohipofisis mensintesis dan menyimpan salah satu hormon tersebut di bawah :* follicle-stimulating hormone (FSH). * thyrotropin (thyroid stimulating hormone; TSH) * luteinizing hormone (LH) * adrenocorticotropic hormone (ACTH) * growth hormone (GH), dan * prolactin

Pelepasan hormon-hormon tersebut, yang mengatur aktivitas berbagai kelenjar lain, diregulasi atau diatur oleh hormon “releasing” atau “inhibiting” khusus yang diproduksi oleh hipotalamus dan diangkut ke adenohipofisis oleh darah di dalam sistem portal hipofisis.

Bagian –Bagian AdenohiposisA. Pars Distalis.

Tersusun oleh dua kelompok sel, ialah :1. Chromophobus.

Sel ini tidak mengikat zat warna, sehingga tercat pucat, tampak jernih atau putih pada sediaan

52 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

mikroskopik jaringan. Sel chromophobus ini ada tiga jenis, ketiga jenis sel ini merupakan 50% sel epithelial di dalam pars anterior. Ketiga sel tersebut ialah : a. sel non-sekretorik yang belum mengalami

diferensiasi, kemungkinan merupakan sel stem, b. sel kromofilik yang sebagian mengalami degranulasi,

yang mengandung granula sedikit, c. sel folikuler, merupakan jenis sel kromofob yang

mendominasi membentuk anyaman stro-ma yang menopang sel lain (kromofil). Sel berbentuk bintang (stelat) ini dapat memiliki fung-si fagositik.

2. ChromophylusSel kromofil penghasil hormon ini mengikat

dengan kuat zat warna, karena di dalam sitoplasma-nya mengandung sejumlah besar granula tempat hormon ditimbun atau disim-pan.Terdapat jenis sel khusus untuk setiap hormon. Sel kromofil berukuran lebih besar dibandingkan sel kromofob, dan dibagi menjadi dua kelas, yaitu :a. Asidofil

Sel ini merupakan penghasil protein sederhana tercat kuat dengan eosin dan orange G, na-mun tidak terwarnai dengan PAS.Sel ini mengelompok pada bagian tepi organ, berukuran le-bih kecil dibandingkan dengan sel basofil sedangkan granula sitoplasmiknya lebih besar dan lebih banyak jumlahnya. Sel asidofil terdiri atas dua jenis sel penghasil hormon, ialah soma-totrops yang menghasilkan hormon pertumbuhan (somatotropin = growth hormone), dan sel mammotrops, yang menghasilkan prolaktin. Untuk mengingat-ingat hormon yang dihasilkan sel asidofil ini sering disingkat menjadi GPA (Growth

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 53

hormone, Prolaktin, Asidofil).

b. BasofilSel basofil tercat dengan hematoksilin dan zat

warna basis lainnya, dan bersifat PAS positif. Lokasi sel ini pada bagian tengah organ, dengan ukuran lebih besar bila dibandingkan dengan sel asidofil. Sel basofil ini tersusun oleh tiga jenis sel yang memproduksi empat jenis hormon: - Masing-masing sel dari 2 jenis sel gonadotrops

menghasilkan gonadotropin yang berbeda. Salah satu selnya memproduksi follicle stimulating hormone (FSH); sedang sel lainnya meng-hasilkan luteinizing hormone (LH; disebut juga interstitial cell-stimulating hormone = ICSH pada laki-laki).

- Sel kortikotropik menghasilkan adrenocortitropin (ACTH) .

- Sel tirotropik menghasilkan thyroid-stimulating hormone (TSH).

B. Pars TuberalisPars tuberalis berbentuk seperti cerobong kapal

dan merupakan perluasan ke arah atas pars distalis yang mengelilingi “infundibular stem”. Gambaran Histologiknya sama dengan pars distalis, namun isinya sebagian besar adalah sel gonadotrops. Pars tuberalis penuh dengan kapiler darah dari plexus capillaris primarius sistem portal hipofiseal.

C. Pars IntermediaPars intermedia tampak seperti pita atau sabuk

adenohipofisis di antara pars distalis dan pars nervosa. Pada manusia tidak berkembang. Pars intermedia mengandung Rathke’s cysts. Rathke’s cysts ini berupa ruang-ruang kecil,

54 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

bentuk ireguler dan berisi koloid yang dilapisi epitel kuboid selapis. Cysts/kista ini merupakan sisa-sisa kantong Rathke (Rathke’s pouch). Pars intermedia juga mengandung kelompok dan alur-alur sel basofil atau melanotrop yang memproduksi melanocyte-stimulating hormone (MSH).

III. Glandula Adrenalis = Glandula Suprarenalis1. Gambaran Umum Sel Sekretorik Hormonal = Endocrinocytus :

Hubungan struktur-fungsi. Pengetahuan tentang-struktur endocrinocytus memberikan suatu prediksi atau praduga tentang struktur ultra endocrinocytus yang memproduksi hormon steroid mengandung reticulum endoplasmicum nongranulosum lebih banyak dibandingkan dengan reticulum endoplasmicum granulosumnya; sebaliknya endocrinocytus yang mem-produksi hormon peptida mengandung organel reticulum endoplasmicum granulosum dalam jumlah banyak.

Membentuk topi yang terdapat di atas ren (ginjal). Kelenjar ini terbagi-bagi menurut asalnya, struktur dan fungsinya menjadi dua bagian pokok, ialah :- cortex, dan - medulla

A. Korteks Adrenal. 1. Asal embrionik Korteks adrenal berasal dari mesoderm coelom intermedia.2. Struktur kelenjar dewasa. Sel-sel kelenjar pada korteks adrenal memiliki struktur khas

sebagai sel penghasil hormon ste-roid. Korteks adrenal dibagi menjadi tiga lapis, ialah :- zona glomerulosa - zona fasciculata, dan - zona reticularis. a. Zona glomerulosa

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 55

Zona glomerulosa merupakan lapisan terluar kelenjar adrenal dan letaknya tepat di bawah kapsul dan merupakan 15% volume kelenjar adrenal. Sel-selnya mengelompok menyerupai busur (glomerulus) dikelilingi kapiler-kapiler darah. Endocrinocytus pada zona ini memproduksi hormon mineralokortikoid.

b. Zona fasciculata. Lapisan tengah korteks adrenal ini, menyusun kira-kira

65% isi kelenjar adrenal. Sel-selnya tersusun seperti lajur-lajur lurus membentuk fasciculus, yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan organ. Endocrinocytus pada organ ini memproduksi gukokortikoid dan bebe-rapa hormon androgen adrenal.

c. Zona reticularis. Zona reticularis merupakan lapis paling dalam dan

menyusun kira-kira 7% volume adrenal. Sel-selnya tersusun menyerupai “chordal’ atau tali tak teratur yang mengadakan jalinan/anyaman anastomosis (reticulum). Selnya sendiri serupa sel pada zona fasciculata, namun lebih kecil dan lebih asidofil. Sel-selnya mengandung lipid yang sedikit kurang dibandingkan dengan sel di dalam zona fasciculata dan mengandung lebih banyak mitochondrion dan mengandung banyak granula lipofuscin. Zona reticularis dan zona fasciculata tampak membentuk zona fungsional tunggal dengan zona reticularis memproduksi sebagian besar glukokortikoid dan androgen adrenal, sedangkan zona fasciculata memainkan peran zona reserve yang diaktivasi stimulasi berkepanjangan.

3. Fungsi normal Korteks adrenal memproduksi tiga jenis hormon steroid,

ialah :a. Mineralokortikoid. Terutama tersusun oleh aldosteron, yang diproduksi oleh

zona glomerulosa dalam responsnya terhadap stimulus/

56 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

pacuan, terutama atas pacuan angiotensin II, namun juga oleh ACTH. Aldosteron mengatur keseimbangan air dan elektrolit terutama dengan cara memacu absorbsi Na oleh tubulus distalis ginjal, demikian juga berpengaruh pada mukosa gastrika dan kelenjar saliva.

b. Glukokortikoid. Terutama terdiri atas kortisol dan kortikosteron.

Kedua hormon ini diproduksi oleh zona reticularis atas pacuan ACTH dan diproduksi pula oleh zona fasciculata terhadap stimulasi yang berkepanjangan. Glukokortikoid mengatur metabolisme karbohidrat, terutama dengan cara menstimulasi sintesis karbohidrat pada hepar (hati). Glukokortikoid memiliki peranan yang bertolak belakang pada jaringan lain; ialah mengkatabolisme (degradasi) karbohidrat untuk mendapatkan material dasar karbohidrat ini untuk hepar. Glukokortikoid juga menekan respons imun tubuh dengan cara mengurangi jumlah sirkulasi limfosit dan eosinofil.

c. Androgen adrenal. Androgen adrenal ini terutama tersusun oleh dehidro-

epi-androsteron, yang disekresi atas responsnya terhadap ACTH oleh zona reticularis dan mengikuti stimulasi berkepanjangan, diproduksi pula oleh zona fasciculata. Pengaruh hormon ini ialah sifat masculinis-asi dan anabolik sama dengan testosteron, namun sedikit kurang patent.

4. Cortex foetalis atau cortex sementara = “Provisional cortex”Lapisan adrenal paling tebal sebelum lahir, terletak di

antara medulla dan kortex immatura permanen yang tipis. Hal ini meyebabkan “sulfated androgen” yang diaktivasi oleh placenta dan masuk sirkulasi material. Sesudah lahir, cortex foetalis mengalami regresi, dan cortex permanen berkembang menjadi tiga lapis seperti diuraikan di atas.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 57

B. Medulla Adrenal1. Asal. Medulla adrenal berasal dari crista neuralis 2. Struktur: tersusun oleh dua jenis sel utama ialah :

- sel kromafin, dan - sel ganglion. a. Sel kromafin Juga disebut phoechromocytus, merupakan jenis sel

yang mendominasi medulla.Sel ini merupakan modifikasi neuron postganglionik simpatis yang kehilangan axon dan dendritnya. Sel ini memiliki nukleus besar, granula sekretorik bersifat padat elektron, granula ini berisi katekolamin (epinefrin atau norepinefrin). Complexus Golgiensis yang tumbuh baik, hanya beberapa reticulum endoplasmicum granulosum dan dijumpai banyak sekali mitokondrion berbentuk oval. Granula sekretoriknya memiliki afinitas kuat terhadap zat warna kromium. Sel kromafin mensintesis dan melepaskan kandungan katekolaminnya perantara neuron preganglionik simpatis.

b. Sel ganglion Beberapa sel ganglion parasimpatik yang ada

memperagakan morfologik jenis sel ganglion otonom khusus.

3. Fungsi normal. Fungsi normal medulla adrenal mencakup produksi

dua jenis katekolamin, yaitu epinefrin dan norepinefrin, atas tanggapannya terhadap stimulasi ganglion simpatis (misalnya stres). Kedua hormon katekolamin ini menaikkan kadar glukosa darah dengan cara mensti-mulasi glikogenolisis di dalam hepar; hormon ini juga menaikkan aliran darah ke jantung. a. Epinefrin menyebabkan debar jantung naik dan dilatasi pembuluh

darah yang dibutuhkan organ untuk mensiap-siagakan

58 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

atau menghindarkan stres, seperti otot jantung dan otot skelet. Mengadakan dilatasi bronchiolus dan mengadakan kontraksi pembuluh darah dalam organ (misalnya pada kulit, saluran pencernaan, ginjal) yang tidak penting untuk bereaksi terhadap stres.

b. Norepinefrin Menyebabkan kontraksi pembuluh darah pada organ-

organ tak penting. Menaikkan resistensi perifer, sehingga menaikkan tekanan darah dan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet.

4. Fungsi abnormal. Hipersekresi tumor sel kromafin (pheochromocytoma)

menyebabkah penambahan respons stres (terutama hipertensi) meskipun tanpa adanya stres. Tumor sel ganglion (neuroblastoma dan ganglion neuroma) lebih sering terjadi, terutama pada anak-anak namun manifestasi secara klinik bermacam-macam.

IV. Insula Pancreatica Insulae pancreaticae ini merupakan bangunan serupa sarang sel

endokrin (endo-crinocytus) yang tersebar di seluruh pancreas. Setiap insula mengandung empat jenis sel peng-hasil hormon peptida.A. Sel Alfa = Alpha Cell = Endocrinocytus Alpha Sel ini memproduksi hormon glukagon, berperan menaikkan

kadar gula darah yang rendah, dan kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin.

B. Sel Beta = Beta Cell = Endocrinocytus Beta Sel ini terdapat dalam jumlah banyak di dalam insulae pancreaticae

dan memproduksi insulin. Insulin ini bekerja pada keadaan kadar gula darah tinggi dan sifatnya menurunkan kadar gula darah yang tinggi tersebut menjadi normal kembali. Insulin menaikkan pengambilan glukosa darah oleh sebagian besar sel; menaikkan sintesis glikogen oleh hepatocytus dan sintesis trigliserid oleh adipocytus. Malfungsi sel beta menyebabkan penyakit diabetes

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 59

mellitus, suatu kondisi kadar glukosa dalam darah yang berlebihan (hiperglikemia), yang dibuang melalui urina sehingga terjadi glikosuria. Hiperplasia dan neoplasia sel beta dapat mengakibatkan sindroma hiperinsulisme, ditandai khas dengan hipoglikemia.

C. Sel Delta = D Cells = Endocrinocytus Delta. Somatostatin yang menekan pelepasan insulin, glukagon dan

hormon pertumbuhan, diproduksi oleh sel delta ini. Selain itu sel ini juga memproduksi gastrin, yang memacu sekresi kelenjar di dalam mukosa saluran pencernaan. Sindroma Zollinger-Ellison (gastrinoma) disebabkan oleh karena kelebihan asam lambung yang diproduksi sel parietal pada mukosa gaster/lambung, yang ditandai dengan ulcus pepticum. Somastostatinoma merupakan tumor yang jarang dijumpai yang memiliki berbagai macam akibat.

D. Sel F = Pp Cell. Sel ini mensekresi polipeptida pancreatika yang menghambat pars

eksokrin pankreas memproduksi enzim dan bikarbonat. Hormon ini juga menyebabkan relaksasi vesica fellea dan mengurangi sekresi empedu.

V. Glandula Thyroidea/Kelenjar Tiroid Lokasi pada leher, anterior larynx.Kelenjar tiroid ini terdiri atas dua

lobus yang dihubungkan oleh isthmus.Kelenjar ini tersusun oleh folikel-folikel dalam jumlah banyak yang berbentuk sferis dan diselubungi oleh kapsul tipis yang menembus ke dalam parenkim membentuk septa-septa.A. Folikel Tiroid

Setiap folikel tersusun oleh epithelium simplex cuboideum/epitel kuboid selapis yang mengeli-lingi/membatasi suatu lumen yang berisi koloid.Folikel-folikel ini memiliki berbagai ukuran, membesar/membengkak selama ada stimulasi.

B. Sel Folikel Tiroid. 1. Struktur

Sel folikel tiroid yang berasal dari endoderm, struktur ultranya memperagakan sel khas penghasil hormon peptida.

60 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Ukuran sel berkisar dari pipih pada kelenjar yang tidak aktif sampai kolumner selama ada stimulasi.

2. Fungsi normalSel folikel tiroid ini berbeda dari sel kelenjar endokrin

lainnya yang menyimpan hormon berbentuk setengah jadi (intermediate) (thyroglobulin) secara ekstra selluler ialah di dalam koloid, namun tidak disimpan di dalam granula sitoplasmiknya.Stimulasi oleh TSH, yang umumnya diikuti penambahan kebutuhan energi, sintesis dan sekresinya bertambah.a. Sintesis dan Penyimpanan tiroglobulin Langkah yang dibutuhkan proses ini adalah :

* Sintesis protein kaya tirosin = tiroglobulin, pada reticulum endoplasmicum granulosum.

* Glikosilasi protein di dalam reticulum endoplasmicum dan complexus golgiensis.

* Pengkemasan di dalam vesikel pada complexus golgiensis, dan

* Fusi vesikel-vesikel pada apex membrana sel, menghasilkan eksositosis tiroglobulin ke dalam koloid pada lumen folikel.

b. Penyerapan dan oksidasi iodidPompa molekuler di dalam membrana plasma

sel-sel folikuler memindahkan jodium/iodid di dalam sirkulasi ke dalam sitoplasma.Iodid ini dioksidasi oleh peroksidase dan kemudian dipindahkan ke apex sel. Penyerapan iodid juga dipacu oleh TSH.

C. Sel Parafolikuler = Sel CSel ini dijumpai pada kelenjar tiroid, tersebar di antara sel

folikuler atau menggerombol di antara sel folikuler. Pada manusia sitoplasma sel parafolikuler tercat pucat dengan zat warna standar dan khas tampak jernih atau putih.Struktur ultra sel ini penuh granula sekretorik kecil-kecil. Sel C menghasilkan calcitonin yang berperan menaikkan kadar Ca (kalsium) darah. Calcitonin

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 61

menyebabkan penyerapan Ca oleh sel dan menambah deposisi Ca pada tulang, sehingga menyebabkan turunnya kadar Ca darah.

VI. Glandula ParathyroideaKelenjar paratiroid ada empat buah, berlokasi di permukaan

posterior kelenjar tiroid; berasal dari endoderm (kantong pharynx ke 3 dan ke 4). Pada orang dewasa kelenjar ini tersusun oleh dua jenis sel pokok, ialah chief cell = cellula Principalis dan sel oksifil atau oxyphil cell = cellula oxyphylus.A. Chief Cell = Cellula Principalis

Merupakan sel parenkim dalam jumlah melimpah.1. Struktur

Sel ini berukuran kecil (kira-kira berdiameter 4-8 mikron), berbentuk poligonal dan struktur ultra memperagakan jenis sel penghasil hormon peptida.Sel sitoplasma yang tercat pucat ini penuh mengandung granula sekretorik kecil-kecil.2. Fungsi normal

Sel prinsipal ini mensekresi hormon paratiroid (PTH = parathyroid hormone) dalam responnya terhadap stimulasi berupa kadar Ca darah yang rendah dengan tiga tempat target, ialah:a. Pada tulang, PTH menaikkan resorpsi tulang b. Pada ginjal, menaikkan ekskresi fosfat dan reabsorpsi Ca serta

menyebabkan aktivasi pendahulu (precursor) vitamin D. c. Pada usus (intestinum), PTH (mungkin adanya aktivasi vitamin

D) menyebabkan kenaikan ab-sorpsi Ca dari makanan oleh mukosa usus.

B. Sel OksifilSel ini berukuran lebih besar dibanding dengan sel prinsipal,

namun jumlah sedikit kurang. Sel ini mengandung mitochondrion banyak sehingga bersifat sangat asidofil. Fungsi sel ini belum diketahui dengan jelas.

62 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TUGAS PRAKTIKAN1. Glandula Suprarenalis Sediaan : EN-1; HE Perhatikan

a. Capsula b. Cortex dengan zona berbatas jelas

1. zona glomerulosa : terluar2. zona fasciculata : lapisan tengan dengan spongiocytus3. zona reticularis : lapisan terdalam, perhatikan

sinusoideum c. Medulla : Perhatikan :

- cellulae chromaffinae yang sebenarnya terdiri atas 2 jenis sel yang pada sediaan sukar dibedakan, ialah :- epinephrocytus- norepinephrocytus

- sel saraf simpatis sinusoideum terbentuk oleh kapiler darah

2. Glandula Thyroidea Sediaan : EN-2; HE Perhatikan :

a. Stroma : dengan anyaman kapiler rete capillare folliculare b. Parenchyma tersusun oleh folliculi

- tidak sama besar - dinding tersusun oleh sel kuboid - berisi bahan koloid

Cellulae parafolliculares pada teknik pemulasan sediaan ini tidak tampak.

3. Glandula Parathyroidea Sediaan : EN-3; H E

a. Textus connectivus memisahkan glandula parathyroidea dari glandula thyroidea.

b. Cellula

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 63

1. Principalis. Tampak banyak dengan kapiler darah di antaranya. Sel ini sebenarnya ada 2 jenis tetapi sukar dibedakan.<> cellula principalis lucida : jernih<> cellula principalis densa : gelap

2. Oxyphilica atau acidophilica, tersebar di sana-sini, sedikit bersifat acidophillus.

4. Hypophysis Atau Glandula Pituitaria Sediaan : EN-4; PAS-Iron Hematoksilin Orange G Perhatikan : Neurohypophysis kebiru-biruan, penuh serabut saraf tanpa myelin,

kapiler darah. Adenohypophysis terdiri atas

a. Pars intermedia : mempunyai folliculi yang mengandung bahan koloid

b. Pars distalis tersusun oleh berbagai jenis sel dengan kapiler di antaranya.

Temu-tunjukkan - cellula chromophobica- cellula chromophilica terdiri atas cellula acidophilica

cellula basophilica di tepi

5. Insula Pancreatica Sediaan : EN-6; Victoria blue

Perhatikan insulae yang tampak memucat sebagai pulau-pulau di dalam jaringan pancreas. a. Cellulae alpha = merah, beta = biru, delta = pucat. Kerap kali :

* cellulae alpha: ditepi pulau * cellulae beta: dekat sinusoideum

b. Rete capillare : kapiler membentuk sinusoideum

64 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TOPIK : Praktikum FisiologiPERTEMUAN KE : 1SUB TOPIK : Fisiologi NyeriTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa mampu menjelaskan

mekanisme sistem saraf sensoris dalam mendeteksi nyeri

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa mampu:1. menjelaskan perbedaan nyeri somatik superfisial dan nyeri

somatik profundal2. menjelaskan nyeri viseral dan faktor-faktor yang mempengaruhi

intensitasnya3. menjelaskan jaras saraf sensoris yang bertanggung jawab

mendeteksi nyeri.

DASAR TEORI

Fisiologi Nyeri

Nyeri adalah sensasi subyektif terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan bagi tubuh. Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh. Rasa nyeri menimbulkan respon refleks, peningkatan kewaspadaan, merangsang proses belajar dan timbulnya perilaku untuk menghindari dan menurunkan rasa nyeri. Timbulnya nyeri mengaktifkan tiga sistem yang saling berinteraksi, yaitu sensori, afeksi dan kognisi. Sensori berkaitan dengan timbulnya rasa nyeri, afeksi berkaitan dengan emosi dan perilaku, dan kognisi berhubungan dengan pembelajaran dari pengalaman merasakan nyeri bagaimana seseorang menghindar dari stimulus nyeri dan mengurangi rasa nyeri. Kebanyakan penyakit yang diderita manusia menimbulkan nyeri, namun demikian lokalisasi suatu penyakit sering tidak sesuai dengan letak rasa nyeri yang dikeluhkan, oleh karena itu pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi nyeri perlu diketahui.

Kategori nyeri berdasarkan penyebabnya:

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 65

1. Nyeri nosiseptif: nyeri yang timbul karena aktivasi nosiseptora. Nyeri somatik, di mana sumber nyerinya adalah jaringan

somatik, 1) Nyeri somatik superfisial, nyeri terjadi pada jaringan

tubuh permukaan seperti kulit dan mukosa somatik (mulut, hidung)

2) Nyeri somatik profundal yang terjadi pada jaringan somatik dalam seperti fasia, tendo, otot, dan tulang.

b. Nyeri viseral, di mana sumber nyerinya adalah organ dalam (visera), baik yang berongga, seperti lambung, usus, saluran kemih, uterus, maupun yang padat, seperti ginjal. Pada nyeri viseral, dikenal nyeri alih (referred pain), yaitu nyeri yang berasal dari organ dalam (visera) namun dirasakan seolah-olah berasal dari jaringan somatik.

2. Nyeri neuropatik: nyeri neuropatik adalah nyeri yang ditimbulkan oleh saraf itu sendiri, yaitu dari akson yang mengalami regenerasi, setelah sebelumnya mengalami kerusakan. Pada akson yang mengalami regenerasi tersebut dapat timbul impuls secara spontan serta mengalami penurunan ambang nyeri

3. Nyeri psikogenik: nyeri yang tidak diketahui adanya kerusakan fisik.

Kebanyakan rasa nyeri merupakan nyeri nosiseptif. Nyeri nosiseptif diduga sebagai hasil stimulus serentak pada reseptor taktil/ termoreseptor dan reseptor nyeri (nosiseptor). Rasa nyeri dapat ditimbulkan oleh berbagai stimulus antara lain listrik, mekanis, temperatur dan kimia. Stimulus apapun yang menimbulkan kerusakan jaringan badan akan menimbulkan rasa nyeri. Kerusakan jaringan akan melepaskan zat mediator nyeri seperti substansi P, ion K+, histamin, serotonin, prostaglandin. Selanjutnya zat mediator nyeri tersebut akan merangsang reseptor nyeri. Zat kimia iritan seperti toksin kuman dan asam juga merangsang reseptor nyeri. Reseptor nyeri berupa akhiran saraf bebas disebut nosiseptor yang berada di hampir seluruh bagian badan. Jaringan yang tidak memiliki reseptor nyeri adalah otak, mukosa intestinum, endometrium fungsional.

66 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Berdasarkan kecepatan penjalaran sinyal nyeri, simptom nyeri dibagi menjadi nyeri cepat dan nyeri lambat. Nyeri cepat diperantarai serabut saraf tipe Aδ dan nyeri lambat diperantarai serabut saraf tipe C yang perbedaannya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Perbandingan karakteristik fisik serabut saraf aferen tipe A delta dan C

Serabut saraf A delta Serabut saraf CDiameter 1 – 5 µm 0,5 – 2 µmMyelinisasi + -Kecepatan hantar impuls 6 – 30 m/ detik 0,5 – 2 m/ detik

Berdasarkan sensasi rasa nyeri yang timbul, dikenal juga nyeri tajam dan nyeri tumpul. Nyeri tajam disebabkan oleh benda tajam yang biasanya melukai bagian superfisial saja (pedih) atau superfisial hingga profundal (pedih dan pegal). Nyeri tumpul ditimbulkan oleh benda tumpul yang melukai jaringan profundal, akan tetapi tidak melukai bagian superfisial. Nyeri tumpul dirasakan sebagai pegal, berdenyut, dan ngilu.

Intensitas nyeri yang dirasakan seseorang tergantung intensitas rangsangan, keparahan kerusakan jaringan, jumlah mediator nyeri, jumlah reseptor terangsang. Kerusakan endometrium pada wanita menstruasi normal tidak menimbulkan nyeri. Sumbatan pembuluh darah menyebabkan ischemia jaringan yang luas akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Pengalihan perhatian dan rangsangan sentuhan pada jaringan sehat dapat mengurangi rasa nyeri, sebaliknya jaringan luka mengalami hiperalgesia, sehingga rangsangan ringan (sentuhan) pada jaringan luka akan menimbulkan peningkatan intensitas nyeri.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 67

TUGAS PRAKTIKANAlat dan Bahan Percobaan

1. Jarum Bundel.2. Kapas alkohol.3. Pinset, forsep arteri.4. Tabung reaksi 10 buah, aestesiometer temperatur5. Tensimeter air raksa6. Ergometer.

Cara KerjaPada percobaan ini hanya perasaan nyeri somatik yang dapat didemonstrasikan.1. Nyeri somatik superfisial/nyeri kulit. Nyeri kulit dirasakan sebagai nyeri tajam, cepat atau seperti

terbakar di suatu tempat yang jelas lokasinya di kulit. Nyeri ini dapat ditimbulkan oleh perangsangan:- tusukan jarum- sentuhan benda panas- pijitan dengan forsep- pencabutan rambut kulit Rangsangan kulit bagian punggung lengan bawah probandus.

Rangsangan dilakukan oleh probandus sendiri agar kerusakan jaringan tidak berlebihan. Selanjutnya dapat ditanyakan kepada probandus nyeri macam apakah yang dirasakan, yaitu pada saat dirangsang dengan: a. tusukan jarumb. sentuhan benda panas (tabung reaksi yang telah diisi

dengan air panas temperatur 60-70oC)c. pijitan pinset d. pencabutan rambut Lakukan variasi rangsangan sebentar dan lama pada

cabutan rambut dan sentuhan panas, sentuhan panas sempit dan luas.

68 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

2. Nyeri somatik profundal (dalam) Nyeri dalam dapat ditunjukan dengan cara:a. Memijit fasia antara jari keempat dan kelima tangan kiri

dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan oleh probandus sendiri sampai timbul nyeri.

b. Menekan tendo achilles sampai timbul rasa nyeri. • Tanyakan apakah ada perbedaaan rasa nyeri antara kedua

tindakan tersebut di atas; apakah sama rasa nyerinya, bila dibandingakan dengan rasa nyeri kulit.

c. Mengurangi aliran darah ke daerah otot yang sedang aktif bekerja (nyeri otot iskemik).

Pasanglah manset tensimeter pada lengan kanan atas probandus, naikan tekanan manset di atas tekanan sistolik (antara 160-200 mm Hg) disertai probandus menekan ergometer dengan frekuensi 1 x/detik. Pada perlakuan ini probandus akan merasakan nyeri pada lengan kanan bawah dalam waktu antar 24-45 detik. Nyeri akan semakin bertambah jika mencapai antar 60-90 detik. Intensitas rasa nyeri tergantung berat ringannya kerja (frekuensi kerja, berat badan, dan lama kerja). Lakukan gerakan tekanan pada ergometer dua kali perdetik dan satu kali perdetik. Naikkan beban kayuhan pada ergometer. Apakah yang terjadi?

3. Intensitas Nyeri Untuk merasakan intensitas nyeri lakukan variasi rangsangan

secara cepat/lambat, luas/sempit, rangsangan sentuhan pada jaringan luka dan di luar jaringan luka.

Diskusikan: 1. Mengapa rangsang usapan di luar jaringan luka mengurangi

rasa nyeri, sedangkan sentuhan pada jaringan luka meningkatkan rasa nyeri?

2. Bandingkan nyeri viseral (nyeri perut saat menahan BAB, nyeri dismenorrhea) dengan nyeri somatik.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 69

3. Bagaimana usapan pada jaringan normal sekitar luka dapat mengurangi rasa nyeri, sedangkan sentuhan pada jaringan luka meningkatkan intensitas rasa nyeri.

DAFTAR PUSTAKA1. Despopoulos, A., & Silbernagl, S. 2003. Color Atlas of Physiology,

Thieme-Stuttgart-New York, e book.2. Faller, A & Schunke, M, 2004 The Human Body, An Introduction to

Structure and Function, Thieme-Stuttgart-New York, e book.3. Ganong, W.F. 2003. Review of Medical Physiology, Lange Medical

Book, Prentice-Hall International Inc.4. Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2015, Textbook of Medical Physiology.

W.B. Saunders. Philadelphia.

70 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

HASIL PRAKTIKUMFISIOLOGI NYERI

Nama Probandus : ………………………………………Umur : ………………………………..…thJenis kelamin : ………………………………………Bangsa : ………………………………………Tinggi badan : …………………………………cm.Berat badan : ……………………………….…kg.

A. KLASIFIKASI NYERINO. RANGSANG LOKASI CEPAT/LAMBAT TAJAM/TUMPUL LOKALISASI

1.2.

3.4.5.6.

Tusukan jarumSentuhan panas(suhu 60-70oC C)Pencab. RambutPijitan pinsetPenekanan tendoIschemia

B. INTENSITAS NYERINO RANGSANG PILIHLAH YANG LEBIH NYERI1 Cabutan rambut Cepat Perlahan-lahan2 Sentuhan panas (60oC) Sempit luas3 Sentuhan panas (60oC) Satu detik Dua detik4 Tusukan jarum Diusap-usap disamping rangsangan dibiarkan5 Sentuhan panas (60 oC) Ditiup-tiup dibiarkan6 Nyeri ischemik lengan Dipijat dilengan sakit dibiarkan

Pembahasan & kesimpulan pada lembar tersendiri. Yogyakarta, Tanda Tangan Instruktur Tanda Tangan Praktikan

( ……………………………. ) ( ……………………………)

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 71

TOPIK : Praktikum FisiologiPERTEMUAN KE : 2SUB TOPIK : Gerakan Volunter dan InvolunterTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: mahasiswa mampu menjelaskan

mekanisme sistem gerakTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: mahasiswa mampu menjelaskan

mekanisme terjadinya refleks dan gerakan volunter

DASAR TEORIGerakan Volunter dan Involunter

Gerak merupakan ciri kehidupan. Gerakan tubuh terdiri dari gerak involunter dan volunter. Gerak involunter adalah gerakan yang terjadi secara otomatis tanpa kendali korteks kesadaran. Gerakan involunter tubuh berupa gerak refleks, yaitu antara lain refleks pengecilan pupil, mengejap, batuk bersin, sekresi saliva, peristaltik dsb. Gerakan volunter adalah gerakan yang terbentuk oleh kemauan dan kesadaran penuh. Sebagai contoh gerakan volunter adalah menulis, membaca, bermain bola, dsb. Gerak ritmis adalah gerakan yang berulang. Gerak ritmis involunter contohnya denyut jantung dan pernafasan. Gerak ritmis pada organ somatik merupakan paduan gerak volunter dan involunter. Gerak ritmis dimulai dan diakhiri secara volunter, akan tetapi selama proses gerakan terjadi secara involunter, meskipun seseorang dapat mengatur dan merasakan semua gerakan ritmis tersebut jika menginginkan. Contoh gerakan ritmis adalah mengunyah, berjalan, garuk-garuk.

Pusat saraf mengendalikan gerakan tubuh pada tiga tingkat, yaitu: medulla spinalis, batang otak, dan area motorik korteks serebri. Di tingkat medulla spinalis, hasil pengindraan berbagai reseptor seperti kumparan otot (muscle spindle), tendon golgi, dan propioseptor berintegrasi untuk enghasilkan gerakan paling sederhana sebagai respon refleks spinal. Refleks sederhana saraf kranialis berpusat di batang

72 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

otak. Batang otak mendapat sinyal dari serebellum untuk bersama-sama mengendalikan postur/sikap tubuh, keseimbangan, koordinasi gerakan mata-tangan. Pengendalian gerakan tertinggi dilaksanakan oleh korteks motoris yang mendapat masukan dari serebelum, ganglia basalis, dan berbagai pusat di sekitar thalamus (sistem limbik) dalam merencanakan, memulai, dan merencanakan gerakan.

Gerakan Involunter (Refleks)Gerakan refleks adalah aktifitas motoris spontan spesifik (khusus)

tak disadari yang merupakan jawaban atas rangsangan yang adekuat pada reseptor saraf. Gerakan refleks selalu sama pada semuan orang, bahkan pada hewan. Gerakan refleks ini terjadi bukan atas perintah pusat kesadaran. Jalur syaraf yang dilalui untuk timbulnya aktifitas refleks disebut lengkung refleks. Lengkung refleks terdiri atas reseptor, neuron aferen, interneuron SSP (tak selalu ada), neuron eferen, dan efektor (otot). Refleks yang hanya memiliki satu sinaps disebut refleks monosinaptik. Dengan demikian, refleks monosinaptik merupakan refleks yang paling sederhana karena tak melibatkan neuron antara (interneuron) yang menghubungkan neuron aferen dengan neuron eferen. Refleks terjadi bila:1. Rangsang adekuat, yaitu rangsangan sesuai dengan reseptornya.

Contohnya refleks regang (miotatik) terjadi oleh rangsangan yang berupa regangan (refleks patella), reflleks abdominal yang terjadi akibat rangsang goresan, refleks tarikan (withdrawal reflex) yang terjadi oleh rangsangan sakit /panas.

2. Kekuatan rangsang harus mencapai ambang. (Mengapa?)3. Tidak ada kelainan (lesi) pada lengkung refleks. Refleks dapat terjadi baik pada organ somatik maupun viseral.

Refleks pada organ somatik akhirnya akan disadari, sebab sebagian impuls akan sampai pada pusat kesadaran. Sedangkan refleks pada organ visera tidak pernah disadari karena impuls tidak sampai pusat kesadaran.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 73

Refleks somatik spinal, rangsangan adekuat pada reseptor akan menimbulkan impuls yang disalurkan melalui neuron aferen menuju ke cornu posterior medulla spinalis, selanjutnya impuls ditransmisikan melalui sinaps ke neuron eferen keluar dari medulla melalui cornu ventral menuju efektor (otot). Impuls dari neuron aferen tidak hanya ditransmisikan ke neuron eferen tetapi juga ke neuron spino-talamikus ke thalamus, bersinaps dan ganti neuron di nucleus lateralis thalami, melalui capsula interna sampailah impuls pada gyrus centralis posterior (pusat kesadaran), sehingga gerakan refleks dapat diketahui.

Dalam kehidupan sehari-hari, refleks merupakan mekanisme dasar untuk mempertahankan diri dari bahaya lingkungan luar dan mempertahankan kondisi homeostatis dari berbagai rangsangan perubahan internal maupun eksternal yang mengenai tubuh. Rangsang nyeri menimbulkan refleks penarikan (withdrawal refleks). Regangan otot menimbulkan kontraksi secara refleks mendasari mekanisme refleks regang otot.

Pemeriksaan refleks memiliki fungsi dan aspek klinis untuk penegakan diagnosa kelainan saraf. Pemeriksaan refleks sangat mendukung penentuan adanya gangguan saraf pada lengkung refleks, medulla spinalis atau otak.

Secara sederhana evaluasi respon refleks dibedakan menjadi 4 tingkatan yaitu arefleks, hiporefleks, normorefleks, dan hiperrefleks. Adanya lesi pada serabut aferen, eferen (lower motor neuron), atau gangguan pada otot akan mengakibatkan hiporefleks sampai arefleks organ bersangkutan. Kerusakan pada upper motor neuron disusunan saraf pusat akan menimbulkan respon hiperrefleks pada pemeriksaan refleks yang berpusat dibawah dari lokasi kerusakan. Hiperrefleks ini terjadi karena tidak ada impuls yang berasal dari otak untuk menginhibisi/mengontrol gerakan otot.

74 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Pemeriksaan Refleks PatologisRefleks patologis adalah refleks yang jika timbul menunjukan

adanya kerusakan atau gangguan saraf tertentu. Contoh refleks patologis antara lain:1. Refleks Tromner-Hoffman. Pemeriksa memegang lengan bawah pasien dengan tangan

kirinya. Tangan pasien berada pada posisi pronasi dengan jari-jari agak fleksi. Kemudian pemeriksaan menyadarkan ujung jari tengah pasien pada jari tengahnya dan menggoreskan gores tepi kuku ibu jari pemeriksa pada permukaan kuku jari tengah pasien dari proksimal ke distal. Positif jika jari telinjuk dan ibu jari pasien melakukan secara cepat seirama dengan goresan kuku jari tengahnya. Refleks positif menunjukkan adanya kerusakan pada upper motor neuron medulla spinalis.

2. Refleks Babinski Caranya pemeriksa menggores lateral telapak kaki pasien dan

membelok ke arah ibu jari dengan benda runcing. Pada orang normal akan timbul gerakan reflektorik terdiri plantar fleksi kaki dan jari-jarinya. Pada kerusakan tr. Piramidalis gerakan reflektorik itu tidak menjurus ke plantar akan tetapi ke dorsal terutama ibu jari kaki yang melakukan dorsofleksi sedangkan jari-jari kaki lainnya mengembang. Tanda ini adalah Babinski positif. Refleks positif menunjukkan adanya kerusakan pada upper motor neuron traktus piramidalis.

Gerakan VolunterGerakan volunter adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

kontraksi otot somatis yang dikendalikan oleh sistem saraf somatik dengan melibatkan korteks kesadaran secara panuh. Adanya gerakan volunter ini memungkinkan manusia melakukan berbagai hal yang menunjang kehidupannya. Gerakan volunter pada hewan berfungsi untuk mempertahankan kehidupan dan regenerasi. Gerakan volunter pada manusia tidak sekedar untuk mempertahankan kehidupan dan regenerasi, tapi memiliki fungsi luhur untuk makna kehidupan

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 75

dan mengemban amanah yang akan dipertanggung-jawabkan pada kehidupan akherat kelak.

Meskipun gerakan volunter dikendalikan oleh pusat kesadaran, akan tetapi gerakan volunter disokong oleh gerak involunter dalam hal koordinasi dan keseimbangan, sehingga terbentuk gerakan sesuai tujuan yang halus, indah, dan aman. Pada saat orang berjalan, secara sadar orang tersebut mengangkat dan menurunkan kaki secara bergantian, tetapi orang tersebut tidak pernah berfikir bagaimana sikap dan keseimbangan tubuh agar berjalan nornal (indah) dan aman. Kemampuan manusia mengatur sikap dan keseimbangan dipengaruhi oleh berbagai refleks pengatur sikap.

Gerakan volunter sebelumnya dipelajari hingga mahir melakukannya. Pada tahap kemahiran tertentu gerak volunter dapat dilaksanakan tanpa perhatian penuh. Gerak volunter terjadi atas rangsangan sewaktu, atau memori yang muncul menjadi kemauan. Memori motorik terbentuk melalui latihan yang merupakan pembentukan program gabungan berbagai gerakan dasar yang dikendalikan oleh korteks serebri. Setiap kali seseorang bergerak, masukan sensorik serta berbagai refleks akan menyempurnakan gerakan tersebut. Memori (ingatan) dibagi menjadi ingatan sesaat, ingatan jangka pendek (10 menit-kurang dari 24 jam), Ingatan jangka menengah (beberapa hari-kurang 1 bulan), ingatan jangka panjang (lebih dari 1 bulan hingga bertahun-tahun).

Aktivitas motorik dipengaruhi oleh intensitas penerimaan rangsang, kedalaman kesan, ingatan, daya imajinasi, nilai-nilai sesuai agama dan budaya setempat, dsb. Oleh karena itu, respon satu orang sering berbeda dengan orang lain.

Berbagai gangguan fungsi saraf dan spikologis menyebabkan timbulnya gerakan involunter abnormal. Berbagai gerakan involunter abnormal antara lain tremor, ataksia, korea, tik, etetosis, diskinesia, hemibalisme, dsb.

76 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TUGAS PRAKTIKAN

Cara Pemeriksaan Beberapa Refleks Fisiologis

1. Refleks pupil: Cara pemeriksaan: pada mata yang terbuka disinari dengan

baterey (senter). Refleks pupil positif jika terlihat konstriksi pupil Reseptor : retina Saraf aferen : n. optimus (N.II) Pusat integrasi : otak tengah (midbrain) Saraf eferen : n. occulomotorius (N.II) Efektor : otot polos iris

2. Refleks kornea Cara pemeriksaan dengan menyentuh kornea dengan kapas basah,

maka akan terjadi kejapan mata. Reseptor : permukaan kornea Saraf aferen : N.V. Pusat integrasi : otak (Pons) Saraf eferen : m.Orbicularis oculi

3. Refleks abdominal Refleks ini terdapat negatif pada 3% orang-orang normal, umur

kurang dari 3 bulan, sedang pada usia lebih dari 4 tahun umunya positif.

Cara pemeriksaan adalah dengan menggunakan benda runcing (pensil, lidi, tangkai hamer refleks) digoreskan pada abdomen selalu dari arah leteral ke medial atau dari cranial ke caudal, maka akan terjadi kerutan pada kulit abdomen. Refleks abdomen dapat terjadi pada 4 daerah: a. Refleks epigastrial, sentrum pada T 8-9b. Refleks supraumbilikal, sentrum T 6,7 ,8c. Refleks umbikal, sentrum T 9,10d. Refleks infra umbikal, sentrum L I,II

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 77

4. Refleks patellae Cara pemeriksaan: ketuk ligamentum patellae pada orang yang

duduk dengan kaki tergantung. Respon refleks positif bila terjadi ekstensi artikulatio genu.

Ligamentum patellae yang diketuk akan meregangkan m. quadrisep femoris. Rangsang tegang ini diterima reseptor rengang pada otot tersebut dan impuls disalurkan oleh n. Femoralis, sentrum di L II, III, IV dan sampai efektornya juga m. quadrisep femoris.

5. Refleks Achiles Cara pemeriksaan: ketuk tendo achili, positif jika terjadi plantar

fleksi dari tapak kaki akibat kontraksi Trisep surae. Sentrum pada S I, II.

6. Refleks Bisep (sentrum C5.6) Cara pemeriksaan:

a. Lengan kanan naracoba diluruskan secara pasif dan diletakan diatas meja/tangan penguji. Naracoba mengalihkan perhatian ke sekeliling.

b. Penguji memukul tendo m. biseps brschii dengan martil refleks.

c. Positif bila lengan bawah mengadakan fleksi (m. biseps brachii berkonstraksi).

7. Refleks Triseps (C7.8)Cara pemeriksaan: a. Lengan kiri mencoba dibengkokan secara pasif. Alihkan

perhatian naracoba.b. Penguji memukul tendo m. triseps brachii dengan martil

refleks.c. Refleks positif jika terjadi ekstensi lengan bawah sejenak.

8. Refleks Penarikan (withdrawal reflex) adalah reflex polisinaptik yang terjadi karena rangsang nyeri.

78 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Rangsang nyeri dapat berupa benda runcing, sentuhan panas, tekanan tendo atau ujung jari. Refleks ini merupakan respon menghindar dari bahaya/kerusakan jaringan berlebihan.

Alat Yang Digunakan1. Hammer refleks.2. Kasa/kapas steril.3. Aquadest steril.4. Baterey.

Cara Kerja1. Periksa refleks pupil, kornea, regang otot, penarikan, refleks

tromner Hoffman dan Babinski2. Lakukan tes memori dengan digit simbol. Beberapa probandus

menghafalkan angka 1 sampai sepuluh dan simbolnya selama 5 menit. Setelah 10 menit, probandus diuji dengan 5 soal terdiri deretan 5 simbol secara acak yang harus ditransfer menjadi angka. Hitung jumlah benar

3. Ingatan jangka lama diuji dengan menanyakan peristiwa masa lampau

4. Untuk melihat respon volunteer, panggilah nama beberapa probandus, amati dan cata respon yang dilakukan.

5. Ingat dan catatlah respon apa sajakah yang dilakukan orang-orang muslim di sekitar anda saat mendengar panggilan sholat (adzan).

6. Bahaslah mengapa terjadi banyak perbedaan pada gerakan volunteer, sedangkan respon refleks selalu sama.

DAFTAR PUSTAKA1. Ganong, W.F. 2003 Review of Medical Physiologi. Ed, a Lange

Medical Book, USA.2. Sherwood, L., 2004, Human Physiology from Cells to System,

Thomson Learning Inc. Brooks/Cole.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 79

3. Sidartha, P. 2001 . Pemeriksaan Klinik Umum, PT Dian Rakyat.

4. Corolla, R., Harly, J.P., Noback, C.R. 1990. Human Anatomy and Physiologi. Mc. Graw Hill Publising Company. USA.

5. Ketrampilan Medik dan Pemeriksan Fisik. 2010. Skills Lab UMY.

80 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

HASIL PRAKTIKUMGERAKAN INVOLUNTER (REFLEKS) DAN

VOLUNTER DAN TES MEMORI

Nama Probandus : Umur : Jenis Kelamin : Bangsa : Tingi Badan : Berat Badan :

A. HASIL TES REFLEKSNO. REFLEKS RESPON TERLIHAT HASIL1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.

PupilKorneaBisepsTrisepsAbdomen PatellaAschilesBabinskiTromner HoufmannLain-lain:

B. HASIL RESPON GERAKAN VOLUNTERGERAKAN YANG DIPERINTAHKAN

RESPONPROBANDUS 1

RESPON PROBANDUS 2

RESPON PROBANDUS 3

1. Panggilan nama2. Bernyanyi3. Gerakkan tangan4. Dsb.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 81

C. HASIL SKOR TES MEMORI: ………………………………..

Pembahasan:

Kesimpulan: Yogyakarta,

Tanda Tangan Instruktur Tanda Tangan Praktikan

( ……………………………. ) ( ……………………………)

TOPIK : Praktikum Fisiologi

82 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

PERTEMUAN KE : 3SUB TOPIK : Tes Kesadaran dan Fungsi SerebelumTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa mampu menjelaskan

mekanisme sistem saraf pusat. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa mampu menjelaskan

mekanisme kesadaran dan fungsi serebelum.

DASAR TEORI Tes Kesadaran dan Fungsi Serebelum

Kesadaran Otak merupakan pusat sistem saraf. Otak dapat dibagi menjadi

korteks serebral, ganglia basal, talamus dan hipotalamus, mesensefalon, batang otak, dan serebelum.

Korteks serebral tersusun dari dua hemisfer serebral yang masing-masing dibagi menjadi empat lobus, yaitu frontal, parietal, oksipital, dan temporal. Serebrum bertanggung jawab untuk fungsi motorik, asosiatif, dan fungsi mental.

Ganglia basal berada di dalam hemisfer serebral. Struktur ganglia basal terdiri nukleus kaudatus dan lentikular, kapsula interna, dan amigdala. Struktur ini merupakan struktur ekstrapiramidal yang berfungsi untuk modulasi gerakan volunter tubuh, perubahan sikap tubuh, dan integrasi otonom. Ganglia basal berperan khusus dalam gerakan ekstremitas secara halus. Kerusakan ganglia basal akan mengakibatkan gerakan kaku dan tremor.

Talamus berada di pusat otak. Talamus merupakan stasiun pemancar impuls sensorik dan motorik yang berjalan ke dan dari otak. Talamus berperan dalam kontrol respon primitif seperti rasa takut dan perlindungan diri, dan pusat persepsi nyeri dan suhu. Hipotalamus terletak dibawah talamus. Hipotalamus terdiri kiasma optikum dan neurohipofisis. Neurohipofisis bertanggung jawab dalam pengaturan suhu, cairan, nutrisi, tingkah laku seksual. Pengaturan oleh hipotalamus melibatkan saraf otonom dan hormon-hormon.

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 83

Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Untuk mempertahankan fungsi kesadaran yang baik, perlu suatu interaksi yang konstan dan efektif antara hemisfer serebri yang intak dan formasio retikularis di batang otak. Gangguan pada hemisfer serebri atau formasio retikularis dapat menimbulkan gangguan kesadaran. Bergantung pada beratnya kerusakan, gangguan kesadaran dapat berupa apati, delirium, somnolen, sopor atau koma. Koma sebagai kegawatan maksimal fungsi susunan saraf pusat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat, sebab makin lama koma berlangsung makin parah keadaan susunan saraf pusat sehingga kemungkinan makin kecil terjadinya penyembuhan sempurna.

Serebelum Kerusakan organik maupun fungsional dari serebelum biasanya

akan menampakkan suatu gejala-gejala yang bisa diamati sebelum atau sesudah dilakukan suatu test tertentu. Gejala-gejala yang ditimbulkan sesuai dengan fungsi maupun letak anatomis dari kerusakan yang terjadi.

Gambar 1. Bagian Serebelum

84 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

Tabel 1. Fungsi dan Peran Bagian SerebelumNo Bagian Serebelum Anatomi Peran1 Vestibulocerebellum

(Archicerebellum)Flocculonoduler lobe (+ perbatasan vermis)

Mengatur keseimbangan dan gerakan mata

2 Spinocerebellum(Paleocerebellum)

Vermis dan zona intermedial hemi-sphere

Mengatur gerakan tubuh dan anggota tubuh. Spinoc-erebellum mampu merinci input propioseptif untuk mengantisipasi posisi yang akan terjadi jika tubuh dan anggota tubuh bergerak

3 Cerebrocerebellum (Neocerebellum)

Vermis bagian tengah dan zona lateral hemisfere

Merencanakan dan inisiasi gerakan. Memiliki peran da-lam fungsi kognitif

Fungsi serebelum adalah:a. Fungsi koordinasi Untuk membentuk suatu gerakan yang bertujuan secara

fungsional, maka beberapa otot atau beberapa persendian harus terorganisasi dengan baik. Misalnya untuk membentuk kata-kata yang baik diperlukan koordinasi berbagai macam otot/persendian seperti otot-otot laring, otot mulut ataupun respirasi. Tidak adanya koordinasi dari beberapa persendian kita kenal dengan istilah disartri. Dapat juga hilangnya koordinasi gerakan ini akan menimbulkan apa yang disebut ataxia, yaitu suatu kelainan yang disebabkan tidak adanya koordinasi karena adanya gangguan kecepatan, luas, kekuatan serta arah dari gerakan.

b. Fungsi keseimbangan dan orientasi ruangan Seseorang untuk mengetahui posisinya dalam suatu ruang atau

keseimbangan tubuh, maka impuls dari propioseptor yang terdetak pada persendian, otot dan lain-lain serta serebelum harus baik. Gangguan dimana seseorang bdak mengenal posisinya dalam suatu ruangan, kita kenal sebagai Astereognasi. Lintasan serabut afferen ke serebelum berasal dari informasi propiseptik

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 85

dan sensorik dari semua bagian tubuh. Selain itu serabut afferen serebelum juga berasal dari semua daerah motorik korteks sefebri melalui nuklei pons. Gangguan-gangguan ini bisa diuji dengan test Romberg atau test adiadokokinesis.

c. Fungsi penghambat/damping Impuls yang datang ke serebelum dari korteks motorik serebelum

akan dihambat/damping. Gangguan fungsi penghambat ini terlihat pada ketidakmampuannya mengerem/menghentikan gerakan dengan cepat pada test Rebound atau Past Pointing tes dimana penderita selalu overshoot. Overshoot ialah bila seseorang mau menunjuk titik tertentu selalu melebihi apa yang dituju. Ketidakmampuan untuk menilai jarak ini disebut juga sebagai disartri. Ciri khas lain pada kerusakan serebelum ialah adanya intensi tremor, yaitu tremor yang terjadi sewaktu bergerak secara volunter. Sebaliknya tremor akan hilang bila penderita itu diam. Jadi berbeda dengan tremor diam dari parkinsonisme.

86 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

TUGAS PRAKTIKANCara KerjaPemeriksaan Kesadaran

Salah satu pemeriksaan neurologik adalah penilaian status mental yang meliputi tingkat kesadaran, bicara, orientasi, pengetahuan kejadian-kejadian terakhir, pertimbangan, abstraksi, kosakata, respon emosional, daya ingat, berhitung, pengenalan benda, dan praktis (integrasi aktivitas motorik). Dalam klinik dikenal tingkat-tingkat kesadaran: kompos mentis, inkompos mentis (apati, delir, somnolen, sopor, koma). - Kompos mentis: Keadaan waspada dan terjaga pada seseorang

yang bereaksi sepenuhnya dan adekuat terhadap rangsang visuil, auditorik dan sensorik.

- Apati: sikap acuh tak acuh, tidak segera menjawab bila ditanya. - Delir: kesadaran menurun disertai kekacauan mental dan motorik

seperti desorientasi, iritatif, salah persepsi terhadap rangsang sensorik, sering timbul ilusi dan halusinasi.

- Somnolen: penderita mudah dibangunkan, dapat lereaksi secara motorik atau verbal yang layak tetapi setelah memberikan respons, ia terlena kembali bila rangsangan dihentikan.

- Sopor (stupor): penderita hanya dapat dibangunkan dalam waktu singkat oleh rangsang nyeri yang hebat dan berulang-ulang.

- Koma: tidak ada sama sekali jawaban terhadap rangsang nyeri yang bagaimanapun hebatnya.

Munculnya suatu pikiran atau persepsi hampir selalu melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara bersamaan di dalam sebagian besar korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan formatio retikularis batang otak. Pikiran sederhana seperti nyeri tergantung pusat-pusat yang lebih rendah yaitu talamus, hipotalamus, mesensefalon.. Pikiran yang lebih kompleks. Melibatkan korteks visual, auditori, dan sensori. Jaras dari korteks visual, auditori, dan sensori akan menuju area Werniche yang merupakan area interpretasi umum dan diubah menjadi informasi bahasa. Jika area Werniche rusak, penderita tak mampu menyusun

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 87

kata-kata menjadi suatu pikiran yang logis dan memahami gagasan bahasa tulisan/isyarat yang disampaikan.

Batas antara berbagai derajat kesadaran tidaklah jelas. Untuk menentukan derajat gangguan kesadaran dapat digunakan : A. Glasgow Coma Scale = GCS Pertama kali diperkenalkan oleh Teasdale & Jennet dalam tahun

1974 dan banyak digunakan dalam klinik. B. Glasgow Pitsburgh Coma Scale = GPCS (modifikasi CGS). Menurut Glasgow Coma Scale, tingkat kesadaran dinilai menurut

3 aspek, yaitu: (1) kemampuan membuka mata: EYE opening= E(2) kemampuan bicara: VERBAL response = V (3) aktifitas motorik: MOTOR response = M.

1. Kemampuan membuka mata, terdapat 4 tingkatana. dapat membuka mata sendiri secara spontan: 4b. dapat membuka mata atas perintah: 3c. dapat membuka mata atas rangsang nyeri: 2d. tak dapat membuka mata dengan rangsang: 1

2. Kemampuan bicara, terdapat 5 tingkatan Kemampuan bicara menunjukkan fungsi otak dengan

integritas yang paling tinggi.a. orientasi yang baik mengenai tempat, orang dan waktu: 5b. dapat diajak bicara tetapi jawaban kacau: 4c. mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti: 3d. tidak mengeluarkan kata, hanya bunyi: 2e. tidak keluar suara: 1

3. Aktivitas motorik, terdapat 6 tingkatan Dinilai anggota gerak yang memberikan reaksi paling baik dan

tidak dinilai pada anggota gerak dengan fraktur/kelumpuhan. Biasanya dipilih lengan karena gerakannya lebih bervariasi daripada tungkai.a. mengikuti perintah: 6b. adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang

diberikan pada beberapa tempat: 5

88 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

c. gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu: 4d. fleksi lengan disertai aduksi bahu: 3e. ekstensi lengan disertai aduksi: 2f. tidak ada gerakan: 1

Interpretasi: Nilai tingkat kesadaran secara umum dapat dijumlahkan

dari ketiga aspek respon mata, bicara, dan motorik.Untuk keperluan klinik tertentu nilai masing-masing aspek ditulis sendiri-sendiri. Contoh cara penulisan: GCS 9 = E2V4M3 pada jam 07.35. Secara umum, klasifikasi koma adalah sebagai berikut:1. Koma berat, GCS < 82. Koma sedang, GCS 9-123. Koma ringan, GCS ≥ 13

Pemeriksaan Fungsi Serebelum a. Past pointing test Pada orang yang normal dapat menyentuh sesuatu berkali-kali

dengan cepat dan tepat, misalnya menyentuh hidung, menyentuh jari satu terhadap yang lain.

b. Test Romberg Dengan mata tertutup dan kaki dirapatkan, tangan diluruskan ke

depan bila ada kerusakan serebelum maka orang tersebut akan jatuh ke belakang.

c. Test Disartri Mengucapkan kalimat yang hampir sama dan disebut secara

berulang-ulang dan intensitas suara yang tetap, kadang-kadang keras, kadang-kadang lemah, kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat.

d. Test Adiodokokinesis Secara normal orang dapat melakukan gerakan pronasi dan

supinasi secara berulang-ulang dan cepat atau orang dapat menaikkan tangannya dan menurunkan tangannya berulang-ulang

Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I l 89

dan cepat. Bila ada kerusakan dari serebelum maka kemampuan untuk mengetahui posisi dari bagian tubuhnya yang bergerak tidak ada akibatnya gerakannya tidak teratur.

e. Test Intensi tremor Pada kerusakan serebelum pada saat melakukan gerakan terutama

pada saat hampir sampai ke tempat tujuan terjadi tremor (gerakan yang halus dan cepat, involunter) karena fungsi samping serebelum hilang. Tremor terjadi terutama bila nuklei dentatus atau brachium konjungtivum rusak. Ini khas kerusakan pada serebelum.

f. Test rebound Pada orang dengan kerusakan serebelum disuruh mengkontraksikan

lengannya kuat-kuat: sementara orang lain menahannya tetapi kemudian dilepaskan, maka lengan itu akan melayang dengan kuat sampai memukul mukanya sendiri. Ini karena kontraksi otot-otot antagonisnya tidak terjadi oleh karena kerusakan serebelum.

DAFTAR PUSTAKA1. Campbell, W.W., DeJong’s The Neurologic Examination. 2. Faller, A & Schunke, M, 2004 The Human Body, An Introduction to

Structure and Function, Thieme-Stuttgart-New York, e book.3. Ganong, W.F., 2003, Review of Medical Physiology, Lange Medical

Publication, California.4. Guyton, A.C., Hall, J.E. 2015. Texbook of Medical Physiology, W.B.

Sounders Company, Philadelphia.

90 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 3 Tahun I

HASIL PRAKTIKUM TES KESADARAN DAN FUNGSI SEREBELUM

Golongan : Nama Praktikan : Jenis Kelamin : Tanggal :

Hasil Tes KesadaranNo.

ProbandusKemampuan

membuka mataKemampuan

bicaraKemampuan

gerakHasil

1234

Hasil Pemeriksaan Fungsi SerebelumNo. Tes Hasil 1.2.3.4.5.6.

Past Pointing testRomberg

AdiodokokinesisDisartri

Intensi tremorRebound

Pembahasan & kesimpulan pada lembar tersendiri.

Yogyakarta,

Tanda Tangan Instruktur Tanda Tangan Praktikan

( ……………………………. ) ( ……………………………)

Laboratorium Biomedik FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta