TUGAS Compounding dan Dispensing Skrining Resep peny. kulit kelamin

37
TUGAS Compounding dan Dispensing Skrining Resep Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Disusun Oleh : Kelompok 1. Dwi Putry Anggraini (260112140512) 2. Fitria Dhirisma (260112140522) 3. Nurul Fauziah (260112140524) 4. Ririn Pangaribuan (260112140526) 5. Novi Maya Hendrayani (260112140528) 6. Intan Purnamasari (260112140530) 7. Suchinda Fer Harti (260112140534) 8. Syifa Fauziyah (260112140562) 9. Septiany Fransisca Maria (260112140564) PROGRAM STUDI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Transcript of TUGAS Compounding dan Dispensing Skrining Resep peny. kulit kelamin

TUGAS

Compounding dan Dispensing

Skrining Resep

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Disusun Oleh :

Kelompok

1. Dwi Putry Anggraini (260112140512)2. Fitria Dhirisma (260112140522)3. Nurul Fauziah (260112140524)4. Ririn Pangaribuan (260112140526)5. Novi Maya Hendrayani (260112140528)6. Intan Purnamasari (260112140530)7. Suchinda Fer Harti (260112140534)8. Syifa Fauziyah (260112140562)9. Septiany Fransisca Maria (260112140564)

PROGRAM STUDI APOTEKERFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR

2015

2

BAB 1

PENDAHULUAN

Compounding melibatkan pembuatan, pencampuran,

pemasangan, pembungkusan, dan pemberian label dari obat

atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi

atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan

dokter/pasien/farmasis/ dalam praktek profesional (USP,

2009).

Dispensing berasal dari kata dispense yang dapat

berarti menyiapkan, menyerahkan, dan mendistribusikan

dalam hal ini adalah obat. Dispensing obat adalah

proses berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

dispensing obat. Berbagai kegiatan tersebut adalah

menerima dan memvalidasi resep obat, mengerti dan

menginterpretasikan maksud resep yang dibuat dokter,

membahas solusi masalah yang terdapat dalam resep

bersama-sama dengan dokter penulis resep, mengisi

Profil Pengobatan Penderita (P-3), menyediakan atau

meracik obat, memberi wadah dan etiket yang sesuai

dengan kondisi obat, merekam semua tindakan,

mendistribusikan obat kepada Penderita Rawat Jalan

(PRJ) atau Penderita Rawat Tinggal (PRT), memberikan

informasi yang dibutuhkan kepada penderita dan perawat.

Praktik Dispensing yang Baik adalah suatu praktik yang

memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat yang

3

benar, ditujukan kepada pasien yang benar, dalam dosis

dan kuantitas sesuai instruksi yg jelas, dan dalam

kemasan yang memelihara potensi obat (USP, 2009).

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang

dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan

atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada

pasien (Syamsuni, 2006).

BAB 2

ISI

2.1 Alur Pelayanan Resep

• Menerima resep

• Menskrining dan menganalisis resep

• Meracik dan mengambil obat

• Memberi etiket cara pemakaian obat

• Memeriksa kembali obat yang akan diserahkan

• Menyerahkan obat pada pasien dan memberikan

informasi2.2 Resep

4

Klinik Kecantikan ESTETIKA “M1”

SIPA.503/IPA/0064/KPPT/2013Jl. Mayor Ruslan Komp.

Perkebunan No. 34A Palembang Telp (0711)

319791COPY RESEP

Salinan Resep No. : 36 Tgl : 22/1/15Nama Dokter : dr. M. Izazi HP, Sp.KKDitulis Tgl : 22/1/15Nama Pasien : Hestie CutryaUmur : 22 tahun

R/ As. Salisilat 0,5% LCD 1% Klindamysin 2% Chloramfecort 10 g m.f.cream S.u.e pagi malam cr I

R/ Mometason cr 5 g Klindamysin cr 5 g m.f.cream S.u.e pagi

R/ Hidroquinon 5% 8 g Mometasone cr 1 g As. Retinoat 0,1 % 1 g m.f. cream S.u.e malam

Persyaratan administrasi

5

No

.

Kelengkapan Resep Ada Tidak

ada1. Nama dokter P

2. SIP Dokter - x3. Alamat dokter P

4. No. Resep P

5. Tanggal penulisan

resep

P

6. Nama Obat P

7. Jumlah Obat P

8. Dosis Obat P

9. Bentuk sediaan P

10

.

Signa P

11

.

Ttd/paraf dokter - x

12

.

Nama pasien P

13

.

Alamat pasien P

14

.

Umur pasien P

2.3 Deskripsi Penyakit

Salah satu penyakit kulit yang selalu nge-trend

bagi remaja dan dewasa muda, masalah kecil yang sempat

6

mengganggu kepercayaan diri, itulah jerawat. Penyakit

ini tidak fatal namun merisaukan karena dapat

mengurangi kepercayaan diri akibat berkurangnya

keindahan wajah si penderita. Hal ini juga dapat

mengganggu kelancaran komunikasi sehari-hari, baik

dengan kawan-kawan, teman kerja, klien, apalagi dengan

pacar atau suami.

Meskipun memang kebanyakan jerawat timbul pada

masa remaja atau dewasa muda di tempat predileksi

seperti muka, leher, lengan atas, dada dan punggung.

Namun dalam kenyataannya jerawat dapat datang pada

siapapun, kapan dan dimana saja. Tidak ada seorang pun

yg selama masa hidupnya tidak pernah mengalami jerawat.

2.3.1. Definisi Akne Vulgaris

Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel

pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan

dapat sembuh sendiri. Definisi lain akne vulgaris atau

disebut juga common acne adalah penyakit radang menahun

dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai

pada wajah, dada dan punggung. Kelenjar yang meradang

dapat membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang

kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam

pada bagian tengahnya, atau membentuk pustul atau

kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah dikemukakan

banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter,

7

hormon, obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium acnes,

Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam

etiologi.

2.3.2. Klasifikasi Akne

Menurut plewig dan kligman (1975) dalam Djuanda

(2003) akne diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:

1. Akne vulgaris dan varietasnya yaitu akne

tropikalis, akne fulminan, pioderma fasiale, akne

mekanika dan lainnya.

2. Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan

varietasnya yaitu akne kosmetika, akne pomade,

akne klor, akne akibat kerja, dan akne diterjen.

3. Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya

yaitu solar comedones dan akne radiasi.

2.3.3. Epidemiologi Akne Vulgaris

Karena hampir setiap orang pernah menderita

penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan

kulit yang timbul secara fisiologis. Baru pada masa

remajalah akne vulgaris menjadi salah satu problem.

Umumnya insiden terjadi pada umur 14-17 tahun pada

wanita, 16-19 tahun pada pria dan masa itu lesi yang

pradominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat

lesi beradang. Diketahui

8

pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih

jarang menderita akne vulgaris dibanding dengan ras

Kaukasia (Eropa dan Amerika), dan lebih sering terjadi

nodulo-kistik pada kulit putih daripada Negro.

2.3.4. Etiologi dan Patogenesis Akne Vulgaris

Akne vulgaris adalah penyakit yang disebabkan

multifaktor, menurut Pindha faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya akne adalah:

1. Faktor genetik.

Faktor genetik memegang peranan penting terhadap

kemungkinan seseorang menderita akne. Penelitian

di Jerman menunjukkan bahwa akne terdapat pada 45%

remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya

menderita akne, dan hanya 8% bila ke dua orang

tuanya tidak menderita akne.

2. Faktor ras.

Warga Amerika berkulit putih lebih banyak

menderita akne dibandingkan dengan yang berkulit

hitam dan akne yang diderita lebih berat

dibandingkan dengan orang Jepang.

3. Hormonal.

Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh

perkembangan dan atau keparahan dari jerawat.

Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi

dapat mempengaruhi akne. Pada wanita, 60-70% akne

yang diderita menjadi lebih parah beberapa hari9

sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu

setelah menstruasi.

4. Diet.

Tidak ditemukan adanya hubungan antara akne dengan

asupan total kalori dan jenis makanan, walapun

beberapa penderita menyatakan akne bertambah parah

setelah mengkonsumsi beberapa makanan tertentu

seperti coklat dan makanan berlemak.

5. Iklim.

Cuaca yang panas dan lembab memperburuk akne.

Hidrasi pada stratum koreneum epidermis dapat

merangsang terjadinya akne. Pajanan sinar matahari

yang berlebihan dapat memperburuk akne.

6. Lingkungan.

Akne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih

berat di daerah industri dan pertambangan

dibandingkan dengan di pedesaan.

7. Stres.

Akne dapat kambuh atau bertambah buruk pada

penderita stres emosional. Mekanisme yang tepat

dari proses jerawat tidak sepenuhnya dipahami,

namun diketahui dicirikan oleh sebum berlebih,

hiperkeratinisasi folikel, stres oksidatif dan

peradangan. Androgen, mikroba dan pengaruh

pathogenetic juga bekerja dalam proses terjadinya

10

jerawat. Perubahan patogenik pertama dalam akne

diantara lain adalah

- Keratinisasi yang abnormal pada epitel folikel,

mengakibatkan pengaruh pada sel berkeratin di

dalam lumen.

- Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar

sebasea. Penderita dengan akne vulgaris

memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-

rata dan biasanya keparahan akne sebanding

dengan produksi sebum.

- Proliferasi proprionebacterium akne dalam folikel.

- Radang (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson

2000). Lesi akne vulgaris tumbuh dalam folikel

sebasea besar dan multilobus yang mengeluarkan

produknya ke dalam saluran folikel. Lesi

permukaan akne adalah komedo, yang merupakan

kantong folikel yang berdilatasi berisi materi

keratinosa berlapis, lipid dan bakteri.

Komedo sendiri terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Komedo terbuka, dikenal sebagai kepala hitam.

Memiliki orifisium pilosebasea patulosa yang

member gambaran sumbatan. Komedo terbuka lebih

jarang mengalami radang.

2. Komedo tertutup atau kepala putih. Papula radang

atau nodula tumbuh dari komedo yang telah rupture

11

dan mengeluarkan isi folikel ke dermis bawahnya,

menginduksi radang neutrofilik. Jika reaksi radang

mendekati permukaan, timbul papula dan pustule,

jika infiltrat radang terjadi pada dermis lebih

dalam, terbentuk nodula. Supurasi dan reaksi sel

raksasa yang kadang-kadang terjadi pada keratin

dan rambut di sebabkan oleh lesi nodulokistik.

Nodulokistik bukan merupakan kista yang

sesungguhnya tetapi massa puing-puing radang yang

mencair.

2.3.5. Gejala Klinis Akne Vulgaris

Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar

lesi : komedo terbuka dan tertutup, papula, pustula dan

lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe lesi dapat

mendominasi; bentuk yang paling ringan yang paling

sering terlihat pada awal usia remaja, lesi terbatas

pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat

mengenai dada, pungguang atas dan daerah deltoid. Lesi

yang mendominasi pada kening, terutama komedo tertutup

sering disebabkan oleh penggunaan sediaan minyak rambut

(akne pomade). Mengenai tubuh paling sering pada laki-

laki. Lesi sering menyembuh dengan eritema dan

hiperpigmentasi pasca radang sementara; sikatrik

berlubang, atrofi atau hipertrofi dapat ditemukan di

12

sela-sela, tergantung keparahan, kedalaman dan

kronisitas proses.

Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya

keluhan penderita adalah

keluhan estetika. Komedo adalah gejala patognomonik

bagi akne berupa papul

miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum,

bila berawarna hitam

mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau

komedo terbuka (black

comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena

letaknya lebih dalam

sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut komedo

putih atau komedo

tertutup (white comedo, close comedo).

2.3.6. Pengobatan Akne Vulgaris

Pengobatan acne tidak bisa sembarangan, salah-

salah dapat mengakibatkan penyakit bertambah parah.

Banyak pasien yg mencari solusi dengan membeli dan

menggunakan obat atau krim tanpa nama atau yang dijual

bebas, bahkan berobat ke salon kecantikan atau tempat

perawatan kulit yang menggunakan produk yang mengandung

bahan-bahan keras yang memang dapat dengan cepat atau

instan menghilangkan jerawat, menghaluskan sekaligus

mencerahkan. Namun seringkali hanya bertahan sementara,

13

kadang 2-3 bulan kadang lebih sampai 1-2 tahun, yang

pada suatu waktu dapat menimbulkan berbagai efek

samping seperti :

eritema (kemerahan atau redness yang sulit

hilang)

fotosensitif (peka terhadap sinar matahari,

lebih mudah kusam jika terpapar)

telangiektasis (pelebaran pembuluh darah

muka, biasa berupa guratan garis merah pada

pipi dan cuping hidung yang makin menebal)

yang bersifat permanen)

hirsutisme (gejala munculnya rambut pada

bagian yang biasanya tidak ditumbuhi rambut

seperti di bawah dagu atau di atas bibir

bahkan pipi)

Bila digunakan dalam jangka waktu lama kemudian

berhenti, sering terjadi efek ketergantungan yang

berupa “Rebound Phenomenon” atau perburukan daripada

sebelum pemakaian ditandai dengan merah, gatal,

beruntusan, pertumbuhan komedo dan acne yang semakin

sering, banyak dan besar, muka semakin berminyak, pori-

pori besar, dan sebagainya.

Untuk menegakkan diagnosis, menentukan derajat

keparahan acne dan mengobati dengan benar diperlukan

anamnesis lengkap, gejala klinis dan pemeriksaan khusus14

yang dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya.

Pengobatan jerawat yang benar tidak ada yang instan,

karena memang proses perjalanan penyakitnya yang hilang

timbul. Namun bila diobati dengan benar menurut

penelitian di AS, maka dalam 1 bulan pengobatan

teratur, hasilnya rata-rata baru 25%. Setelah 3 bulan

berobat jerawat berkurang 50% dan setelah 6 bulan

hasilnya 75-85%.

Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara

memberikan obat-obatan topikal, obat sistemik, bedah

kulit atau kombinasi cara-cara tersebut.

- Pengobatan topikal.

Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah

pembentukan komedo, menekan peradangan, dan

mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal terdiri

atas: bahan iritan yang dapat mengelupas kulit;

antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah

mikroba dalam folikel akne vulgaris; anti

peradangan topikal; dan lainnya seperti atil

laktat 10% yang untuk menghambat pertumbuhan jasad

renik.

- Pengobatan sistemik.

Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk

menekan pertumbuhan jasad renik di samping juga

mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum,

dan mempengaruhi perkembangan hormonal. Golongan15

obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik;

obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan

secara kompetitif menduduki reseptor organ target

di kelenjar sebasea; vitamin A dan retinoid oral

sebagai antikeratinisasi; dan obat lainnya seperti

anti inflamasi non steroid.

- Bedah kulit.

Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan

terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat

akne vulgaris meradang yang berat yang sering

menimbulkan jaringan parut.

2.3.7.Pencegahan Akne Vulgaris

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari

jerawat adalah sebagai berikut:

- Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipis

sebum dengan cara diet rendah lemak dan

karbohidrat serta melakukan perawatan kulit untuk

membersihkan permukaan kulit dari kotoran.

- Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya :

hidup teratur dan sehat, cukup berolahraga sesuai

kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan kosmetika

secukupnya; menjauhi terpacunya kelenjar minyak,

misalnya minuman keras, pedas, rokok, dan

sebagainya.

16

- Memberikan informasi yang cukup pada penderita

mengenai penyebab penyakit, pencegahan dan cara

maupun lama pengobatannya serta prognosisnya. Hal

ini penting terhadap usaha penatalaksanaan yang

dilakukan yang membuatnya putus asa atau kecewa.

2.3.1 Deskripsi Obat

2.4.1 Asam salisilat

Indikasi : memiliki efek keratolitikum,

keratoplastik, antipruritus,

antiinflamasi, analgetik, bakteriostatik,

dan fungistatik.

Kontra indikasi : kulit yang terbuka meradang atau pada

anak dibawah 2 tahun

Perhatian : menimbulkan gangguan saraf tepi, pada

pasien diabetes, rentan terhadap ulkus

neuropati, hindari kontak dengan mata,

mulut, area kelamin dan anus, dan selaput

lendir.

Interaksi obat : tidak ditemukan interaksi obat yang

signifikan, namun hindari penggunaan

bersamaan obat topikal lainnya.

Efek samping : iritasi lokal, dermatitis, keracunan

salisilat pada penggunaan yang lama dan

area yang luas.

17

2.4.2 Klindamisyn

Indikasi : acne vulgaris

Kontraindikasi : hipersensitif riwayat interitis regional

atau kolitis ulseratif, kolitis karena

antibiotik

Perhatian : pertumbuhan berlebihan dari

mikroorganisme yang tidak peka, riwayat

atopik

Interaksi obat : dengan Eritorimisin : terjadi efek

antagonis, dengan Agen neuro muskular

bloker : terjadi peningkatan efek sebab

klindamisin juga menunjukan aktifitas

bloker neuro muskular.

Efek samping : ruam, pruritus, pengelupasan kulit,

vesiculobulluos dermatitis

2.4.3 Chloramfecort

Komposisi : tiap gram mengandung: Kloramfenikol basa

20 mg Prednisolon 2.5 mg

Indikasi : pengobatan topikal untuk penyakit infeksi

kulit yang peka terhadap kloramfenikol dan

disertai radang.

Mekanisme kerja: Prednisolon adalah suatu senyawa anti

radang dari golongan kartikosteroid.

Kloramfenikol merupakan suatu antibiotikum

18

yang memiliki spektrum antibakteri yang

luas, berfungsi untuk mengobati infeksi

pada kulit, termasuk infeksi sekunder yang

umumnya menyertai radang kulit.

Kontraindikasi :hipersensitif terhadap obat ini. Penderita

dengan penyakit tuberkulosa kulit, herpes

simplex, varricella vaccinia, penyakit

kulit yang disebabkan virus atau jamur.

Perhatian :

- Hindarkan penggunaan disekitar mata dan mulut.

- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan

menyusui, tidak dianjurkan penggunaan jangka

panjang dan pada area yang luas.

- Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan super

infeksi. Jika hal ini terjadi maka pengobatan

harus dihentikan dan diganti dengan pengobatan

lain yang tepat.

- Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang pada

anak-anak.

Efek samping: rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit

kering dan hipopegmentasi

2.4.4 Hidrokuinon

Indikasi : dermatitis , kekeringan , eritema ,

menyengat , reaksi inflamasi , sensitisasi

19

Mekanisme: menghambat proses pembentuk sel melanosit

yang berlebihan (hiperpigmentasi). Sel

tersebut adalah sel yang menyebabkan kulit

berwarna gelap.

Kontraindikasi :

- Tidak boleh diberikan pada kulit yang rusak, luka,

atau sedang mengalami infeksi

- Tidak boleh diberikan pada mereka yang sebelumnya

mempunyai riwayat alergi terhadap hidrokuinon

- Tidak boleh diberikan pada anak-anak usia di bawah

12 tahun

Perhatian : Selama menggunakan Hidroquinon, hindari

paparan sinar matahari. Oleh karena itu,

sebaiknya diberikan pada malam hari.

Penggunaan pada ibu hamil atau ibu

menyusui harus hati-hati dan terlebih

dahulu berkonsultasi dengan dokter.

Efek samping : Kulit gatal, kemerahan, kering, pecah-

pecah, nyeri, dan lain-lain. Jika terjadi

reaksi alergi, biasanya timbul gejala

berupa bentol merah dan gatal di seluruh

badan. Pada kasus alergi yang parah, dapat

dijumpai gejala sulit bernapas dan badan

biru. Selain itu, alergi juga memicu

gejala berupa benjolan berisi cairan di

20

kulit, warna kulit hitam kebiruan, dan

iritasi kulit.

2.4.5 Mometason cream

Indikasi : Mengobati gatal, kemerahan, dan bengkak

dari berbagai kondisi kulit. Krim ini

adalah kortikosteroid topikal yang bekerja

dengan mengurangi reaksi peradangan dan

modifikasi reaksi imun dalam tubuh.

Kontraindikasi : Alergi terhadap kandungan dalam krim

mometason.

Perhatian : Hindari kontak dengan mata, hamil,

menyusui, anak dibawah 2 tahun

Efek samping : Rasa terbakar, gatal, atrofik kulit,

rosasae, rasa tersengat, furunkulosis.

2.4.6 Asam Retinoat

Indikasi : Acne vulgaris, mencegah kerusakan kulit

oleh cahaya (tabir surya), komedo, papel,

dan pustul

Kontraindikasi :Anak atau orang dewasa yang memiliki

cutaneous epithelioma, juga pada wanita hamil

dan menyusui eksema, kulit pecah-pecah,

terbakar matahari,

Perhatian : Penggunaan sediaan yang menyebabkan

pengelupasan kulit dan retinoid topikal

21

secara berselang-seling dapat meningkatkan

risiko dermatitis sehingga perlu dikurangi

frekuensi penggunaan retinoid. Hindari

paparan sinar ultra violet, jangan sampai

mengenai mata, mulut, sudut hidung,

membran mukosa.

Efek samping : Reaksi lokal termasuk rasa

terbakar, kulit merah, edema, kulit

mengelupas (hentikan jika bertambah

parah), sensitivitas meningkat terhadap

sinar ultraviolet atau sinar matahari,

iritasi mata, kulit mengeras dan perubahan

pigmentasi kulit

2.4.7 LCD (Liquor Carbonis Detergent)

Zat hidrat arang dan zat fenol. Dibuat melalui

pemanasan dengan kayu atau batu bara dengan suhu

tinggi. Khasiatnya antara lain sebagai anti radang,

anti gatal, anti bakteri, dan anti jamur.

2.5 Analisis Resep

2.5.1.Kesesuaian Indikasi/Penggunaan

Krim tersebut diindikasikan untuk mengobati

penyakit akne vulgaris. Penggunaan sesuai dengan

diagnosa pasien, yaitu untuk mencerahkan kulit dan

mengobati jerawat yang dipicu oleh banyak faktor,22

meliputi stress, faktor herediter, hormon, obat dan

bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus

albus, dan Malassezia furfur.Namun ada kekurangan pada resep

ini yaitu tidak ada batasan berapa kali bisa menebus

resep, resep yang terlampir merupakan copy resep

kesatu. Dikarenakan krim yang diresepkan mengandung

obat keras seperti Hidroquinon, hendaknya dokter

membatasi penebusan resep, misal hanya bisa ditebus

sebanyak 4 kali (iter 3x).

2.5.2 Kesesuaian Farmasetik

R/1 Krim Pagi-Malam

Tanda R/ : Ada

Nama Obat : As. Salisilat 0,5%

LCD 1%

Klindamysin 2%

Chloramfecort 10 g

Potensi : Sebagai anti acne vulgaris

Cara pakai :Dioleskan tipis tiap pagi dan

malam hari pada muka yang

berjerawat

Lama pemberian : -

Informasi lain :Krim chloramfecort dihindari

penggunaanya di sekitar mata dan

mulut, jadi dioleskan di muka tapi

23

tidak pada daerah sekitar mata dan

mulut.

Bentuk Sediaan : Krim

Stabilitas : Stabil

R/2 Krim Pagi

Tanda R/ : Ada

Nama Obat : Mometason cr 5 g

Klindamysin cr 5 g

Potensi : Kortikosteroid, anti

inflamasi, anti acne vulgaris

Cara pakai :Dioleskan tipis dan merata tiap

pagi hari pada muka yang berjerawat

setelah R/1 yaitu krim pagi-malam

dengan jarak waktu 5 menit

Lama pemberian : -

Informasi lain : Antibakteri dan mengobati

gatal serta kemerahan

Bentuk Sediaan : Krim

Stabilitas : Stabil

R/3 Krim Malam

Tanda R/ : Ada

Nama Obat : Hidroquinon 5% 8 g

Mometasone cr 1 g

As. Retinoat 0,1 % 1 g

24

Asam salisilat 100 g/botol = Rp96.500,-Klindamycin kapsul 300 mg 5 x 10 = Rp40.000,-Klindamycin cream = Rp 34.000,- Chloramfecort 1 tube 10 g = Rp14.000,-

Potensi : Sebagai pencerah kulit,

menghilangkan flek hitam bekas

jerawat

Cara pakai : Dioleskan tipis dan merata tiap

malam hari pada muka setelah R/1

yaitu krim pagi-malam dengan jarak

waktu 5 menit.

Lama pemberian : Hidroquinon merupakan obat

pemutih wajah yang menghilangkan

atau mengurangi hipergimentasi

pada kulit. Namun, penggunaan

terus menerus menimbulkan

pigmentasi dengan efek permanen.

Informasi lain :Jika noda bekas jerawat sudah

hilang, hindari menggunakan krim

ini setiap malam, dianjurkan untuk

menggunakan krim malam ini 2/3 hari

sekali.

Bentuk Sediaan :Krim

Stabilitas :Stabil

2.6 Penentuan Harga

2.6.1 Harga tiap produk/bahan yang dipakai

25

2.6.2 Harga jual obat resep racikan

HJA = (Harga satuan+PPN 10%) + profit apotek 20%+

tuslah

R/1

1. Asam salisilat = (0,05/100 x Rp 96.500)

= Rp 50,-

2. LCD = (0,1/30 x Rp 5.478) = Rp

20,-

3. Klindamysin kaps = (1/50 x Rp 40.000)

= Rp 800,-

4. Chloramfecort 1 tube = Rp

14.000,-

Harga= [(Rp 50 + Rp 800 + Rp 14.000 + Rp 20 + PPn

10%)] = Rp 16.357

Profit = 20/100 x Rp 16.357 = Rp 3.271,-

Tuslah = Rp 7.000,-

Total = Rp 16.357 + Rp 3.271 + Rp 7.000

= Rp 27.000,-

26

HJA = (Harga satuan+PPN 10%) + profit apotek 20%+

tuslah

R/2

1. Mometason krim = Rp 60.000,-

2. Klindamysin krim = Rp 34.000,-

Harga= [(Rp 60.000 + Rp 34.000) + PPn 10%)] = Rp

103.400,-

Profit = 20/100 x Rp 103.400 = Rp 20.680,-

Tuslah = Rp 7.000,-

Total = Rp 103.400 + Rp 20.680 + Rp 7000

= Rp 131.100,-

HJA = (Harga satuan+PPN 10%) x faktor jual + E +

tuslah

R/3

1. Hidroquinon krim = (8/15 x Rp 29.000) = Rp

16.000,-

2. Mometason krim = (1/5 x Rp 60.000) = Rp

12.000,-

3. Asam retinoat = (1/5 x Rp 43.300) = Rp

8.700,-

Total = [(Rp 12.000 + Rp 8.700 + PPn 10%)] = Rp

23.400

Profit = 20/100 x Rp 23.400 = Rp 4.680

Tuslah = Rp 7.000

Total = Rp 23.400 + Rp 4.680 + Rp 7.00027

= Rp 35.000,-

Total harga obat = Rp 27.000 + Rp 131.100 + Rp 35.000 = Rp 193.100,-

= Rp 193.000,-

2.7 Penyiapan, Peracikan, dan Pemberian Etiket dan Label

2.7.1 Sediaan Krim Resep 1

Penimbangan bahan :

Asam salisilat 0,5% 0,5/100 x 10 g

= 0,05 g = 50 mg

LCD 1% 1/100 x 10 g = 0,1 g = 100 mg

Klindamysin 2% 2/100 x 10 g= 0,2 g = 200 mg

Chloramfecort ad 10 g 10 – (0,05 + 0,1 + 0,2) = 9,65 g

Etanol 96% 2 tetes untuk melarukan asam salisilat

Penyiapan dan Peracikan

a. Ditimbang 0,05 g asam salisilat, tuang dalam

mortir, kemudian tambahkan 2 tetes etanol 96%

gerus hingga cukup larut

b. Ditimbang 0,1 g LCD, tambahkan ke dalam mortir,

gerus homogen

28

c. Diambil klindamysin kapsul, kemudian dibuka

cangkangnya, ditungkan isi obatnya, kemudian

timbang zat aktif klindamysin sebanyak 200 mg,

tambahkan ke dalam mortir gerus homogen

d. Siapkan 1 tube krim chloramfecort, lalu tambahkan

ke dalam campuran bahan yang ada di dalam mortir,

gerus hingga semua bahan tercampur homogen

e. Masukkan dalam wadah

f. Beri etiket dan label

Pemberian Etiket dan Label

Sediaan Krim Resep 2

Penimbangan bahan :

Mometason Krim 5 g

Klindamysin Krim 5 g

Penyiapan dan Peracikan

29

APOTEK FAJARJl. Talang Kerangga No. 24 Palembang

Telp. 0711-371582A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti,

S.Farm., AptSIA : 101112

NO. 36 22 Januari 2015

HESTIE CUTRYAHarus dengan resep

dokter

a. Siapkan 1 tube krim Hidroquinon 5%, tuangkan ke

dalam mortir lalu tambahkan 1 tube krim

klindamysin diaduk rata menggunakan stamper hingga

homogen.

b. Masukkan dalam wadah

c. Beri etiket dan label

Pemberian Etiket dan Label

Sediaan Krim Resep 3

Penimbangan bahan :

Hidroquinon 5% 8 g

Mometasone cr 1 g

As. Retinoat 0,1 % 1 g

Penyiapan dan Peracikan :

a. Siapkan 1 tube krim hidroquinon 5%, ditimbang

sebanyak 8 g lalu tuangkan ke dalam mortir,

b. Tambahkan 1 g krim mometason ke dalam mortir,

diaduk rata menggunakan stamper hingga homogen.

30

APOTEK FAJARJl. Talang Kerangga No. 24 Palembang

Telp. 0711-371582A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti,

S.Farm., AptSIA : 101112

NO. 36 22 Januari 2015

HESTIE CUTRYAHarus dengan resepdokter

c. Tambahkan 1 g krim asam retinoat 0,1%, diaduk rata

menggunakan stamper hingga homogen.

d. Masukkan dalam wadah

e. Beri etiket dan label

Pemberian Etiket dan Label

2.8 Konseling

- Cara pakai krim pagi-malam yaitu dioleskan tipis

dan merata tiap pagi hari pada muka yang

berjerawat, untuk pagi

- Cara pakai krim pagi, dioleskan setelah R/1 yaitu

krim pagi-malam dengan jarak waktu 5 menit

- Cara pakai krim malam, yaitu dioleskan setelah R/1

yaitu krim pagi-malam dengan jarak waktu 5 menit,

Jika noda bekas jerawat sudah hilang, hindari

menggunakan krim ini setiap malam, dianjurkan

untuk menggunakan krim malam ini 2/3 hari sekali.

31

APOTEK FAJARJl. Talang Kerangga No. 24 Palembang

Telp. 0711-371582A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti,

S.Farm., AptSIA : 101112

NO. 36 22 Januari 2015

HESTIE CUTRYAHarus dengan resepdokter

- Krim disimpan pada suhu 15º - 30οC, dalam wadah

yang tertutup rapat

- Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid

sebum dengan cara diet rendah lemak dan

karbohidrat serta rajin mencuci muka

- Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya :

hidup teratur dan sehat, cukup berolahraga sesuai

kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan kosmetika

secukupnya; menjauhi terpacunya kelenjar minyak,

misalnya minuman keras, pedas, rokok, dan

sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, A., dkk.(2012). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi.PT. Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia):Jakarta

ISFI. (2009). ISO Indonesia. Volume 44. Jakarta: PT. ISFIPenerbitan.

Perumal, N. (2011). Hubungan Stres dengan Kejadian AkneVulgaris Di Kalangan Remaja di Kota Medan. Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas SumateraUtara.

32

LAMPIRAN 1

DIALOG KONSELING

Disuatu sore di apotek Fajar, seorang wanita yangbernama Hestie, usia 22th datang ke apotek untukmenebus resep.

*Setting (apotek)

33

AA : Selamat sore mbak, ada yang bisa saya bantu?

Pasien : iya mbak, ini saya mau menebus resep. (sambil menyerahkan

resep)

AA : iya mbak tunggu sebentar yah (melihat resep). Saya cek dulu

Obatnya. Ini resep ulangan ya mbak?

Pasien : iya mbak...saya tunggu, ini saya tebus yang kedua kali.

(setalah AA mengecek list obat, AA kemudian memanggil pasien kembali)

AA : resep atas nama Nn. Hestie. Ini total hargaobatnya Rp. 193.000,-

Pasien : iyaa mbak (sambil mengeluarkan uang)

AA : uangnya Rp. 200.000,-, kembalinya Rp. 7.000,-. Tunggu sebentar ya mbak resepnya kami racik dulu. Silahkan tunggu kembali (pasien kembali duduk, AA meracik obat)

AA : Mba Hesti krim nya sudah selesai diracik.Silahkan menuju ruang konsultasi apotekerkami, untuk diberikan penjelasan tentang carapemakaian krimnya.

Pasien : oke makasih mbak

(menuju ruang konsultasi apoteker)

Pasien : (tok tok tok) selamat sore mba

34

Apoteker : selamat sore silahkan masuk dan silahkandudu k. Dengan Nn.

Hestie. Perkenalkan saya Ziah apoteker di apotek ini. Selama memakai krim ini ada hasilnya mba?

Pasien : iyaaa mba, jerawat saya jadi berkurang.

Apoteker : Selama pemakaiannya ada keluhan tidak ? misalnya seperti iritasi, gatal-gatal dan kemerahan?

Pasien : Tidak ada mba, selama pemakaian tidak ada rasa gatal dan kemerahan pada wajah saya.

Apoteker : untuk pemakaian krimnya bagaimana caranya ?sebelumnya sudah pernah memakai kan mba.

Pasien : krimnya ada 3 mba, ada krim 1 untuk pagi-malam hari, krim 2 untuk pagi hari dan krim 3 untuk malam hari. Untuk krim 1 pemakaiannya pada pagi hari setelah cuci muka setelah itu dilanjutkan untuk pemakaian krim 2, dan krim 3 dipakai pada malam hari setelah pemakaian krim 1.

Apoteker : Untuk pemakaian krimnya diberikan jarak ya mba untuk pemakaian krim 2 dipakai setelah menit pemakain krim 1 dan krim 3 juga dipakai dengan jarak 5 menit setelah pemakaian krim 1.

Pasien : Iyaa mba, tapi saya sibuk, jadi selaluterburu-buru sehingga lupa untuk memakainya.

Apoteker : Iya mba, tapi diusahakan yaahh pemakaianya diberikan jarak pemakaian. Sepertinya jerawat mba masihada ya, setelah jerawatnya berkurang, pemakaian krim 3 bisa dikurangi pemakainnya, bisa dipakai seminggu 3x.

35

Pasien : Memangnya kenapa ya mba?

Apoteker : Ini krim 3 mengandung hidroquinon, pemakaiannya jangka panjang kurang baik untuk perawatanmuka, sehingga untuk mengurangi efek samping dari hidroquinon tersebut, pemakainnya bisa digunakan seminggu 3x.

Pasien : oooo.. seperti itu mba, baiklah kalau begitu.

Apoteker : Untuk pola makannya sudah dijaga?

Pasien : Selama ini aku masih suka makan coklatsi mba.

Apoteker : Coklat bisa menyebabkan jerawat juga mba, kemarin sudah saya beritahu kan mba makanan yang menyebabkan jerawat?

Pasien : Iyaa mba, seperti menghindari makanan berlemak, mengkonsusmsi susu berkadar tinggi, debu danmenghindari stress.

Apoteker : Iyaa mba benar, jadi dikurangi ya mba. Ada yang ingin ditanyakan lagi ?

Pasien : Tidak mba, sepertinya cukup.

Apoteker : Okee kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Ini ada kartu nama saya kalau ada yang ingin ditanyakanbisa menghubungi saya sambil menyodorkan kartu nama) atau bisa menelpon ke apotek.

Pasien : Okee mba, baiklah. Terimakasih. (Sambil tersenyum)

Apoteker : Terimakasih kembali, semoga cepet sembuh yambak.(Membalas senyum)

36

37