TUGAS Compounding dan Dispensing Skrining Resep peny. kulit kelamin
-
Upload
besta-indonesia -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of TUGAS Compounding dan Dispensing Skrining Resep peny. kulit kelamin
TUGAS
Compounding dan Dispensing
Skrining Resep
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Disusun Oleh :
Kelompok
1. Dwi Putry Anggraini (260112140512)2. Fitria Dhirisma (260112140522)3. Nurul Fauziah (260112140524)4. Ririn Pangaribuan (260112140526)5. Novi Maya Hendrayani (260112140528)6. Intan Purnamasari (260112140530)7. Suchinda Fer Harti (260112140534)8. Syifa Fauziyah (260112140562)9. Septiany Fransisca Maria (260112140564)
PROGRAM STUDI APOTEKERFAKULTAS FARMASI
BAB 1
PENDAHULUAN
Compounding melibatkan pembuatan, pencampuran,
pemasangan, pembungkusan, dan pemberian label dari obat
atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi
atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan
dokter/pasien/farmasis/ dalam praktek profesional (USP,
2009).
Dispensing berasal dari kata dispense yang dapat
berarti menyiapkan, menyerahkan, dan mendistribusikan
dalam hal ini adalah obat. Dispensing obat adalah
proses berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
dispensing obat. Berbagai kegiatan tersebut adalah
menerima dan memvalidasi resep obat, mengerti dan
menginterpretasikan maksud resep yang dibuat dokter,
membahas solusi masalah yang terdapat dalam resep
bersama-sama dengan dokter penulis resep, mengisi
Profil Pengobatan Penderita (P-3), menyediakan atau
meracik obat, memberi wadah dan etiket yang sesuai
dengan kondisi obat, merekam semua tindakan,
mendistribusikan obat kepada Penderita Rawat Jalan
(PRJ) atau Penderita Rawat Tinggal (PRT), memberikan
informasi yang dibutuhkan kepada penderita dan perawat.
Praktik Dispensing yang Baik adalah suatu praktik yang
memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat yang
3
benar, ditujukan kepada pasien yang benar, dalam dosis
dan kuantitas sesuai instruksi yg jelas, dan dalam
kemasan yang memelihara potensi obat (USP, 2009).
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang
dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan
atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada
pasien (Syamsuni, 2006).
BAB 2
ISI
2.1 Alur Pelayanan Resep
• Menerima resep
• Menskrining dan menganalisis resep
• Meracik dan mengambil obat
• Memberi etiket cara pemakaian obat
• Memeriksa kembali obat yang akan diserahkan
• Menyerahkan obat pada pasien dan memberikan
informasi2.2 Resep
4
Klinik Kecantikan ESTETIKA “M1”
SIPA.503/IPA/0064/KPPT/2013Jl. Mayor Ruslan Komp.
Perkebunan No. 34A Palembang Telp (0711)
319791COPY RESEP
Salinan Resep No. : 36 Tgl : 22/1/15Nama Dokter : dr. M. Izazi HP, Sp.KKDitulis Tgl : 22/1/15Nama Pasien : Hestie CutryaUmur : 22 tahun
R/ As. Salisilat 0,5% LCD 1% Klindamysin 2% Chloramfecort 10 g m.f.cream S.u.e pagi malam cr I
R/ Mometason cr 5 g Klindamysin cr 5 g m.f.cream S.u.e pagi
R/ Hidroquinon 5% 8 g Mometasone cr 1 g As. Retinoat 0,1 % 1 g m.f. cream S.u.e malam
Persyaratan administrasi
5
No
.
Kelengkapan Resep Ada Tidak
ada1. Nama dokter P
2. SIP Dokter - x3. Alamat dokter P
4. No. Resep P
5. Tanggal penulisan
resep
P
6. Nama Obat P
7. Jumlah Obat P
8. Dosis Obat P
9. Bentuk sediaan P
10
.
Signa P
11
.
Ttd/paraf dokter - x
12
.
Nama pasien P
13
.
Alamat pasien P
14
.
Umur pasien P
2.3 Deskripsi Penyakit
Salah satu penyakit kulit yang selalu nge-trend
bagi remaja dan dewasa muda, masalah kecil yang sempat
6
mengganggu kepercayaan diri, itulah jerawat. Penyakit
ini tidak fatal namun merisaukan karena dapat
mengurangi kepercayaan diri akibat berkurangnya
keindahan wajah si penderita. Hal ini juga dapat
mengganggu kelancaran komunikasi sehari-hari, baik
dengan kawan-kawan, teman kerja, klien, apalagi dengan
pacar atau suami.
Meskipun memang kebanyakan jerawat timbul pada
masa remaja atau dewasa muda di tempat predileksi
seperti muka, leher, lengan atas, dada dan punggung.
Namun dalam kenyataannya jerawat dapat datang pada
siapapun, kapan dan dimana saja. Tidak ada seorang pun
yg selama masa hidupnya tidak pernah mengalami jerawat.
2.3.1. Definisi Akne Vulgaris
Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan
dapat sembuh sendiri. Definisi lain akne vulgaris atau
disebut juga common acne adalah penyakit radang menahun
dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai
pada wajah, dada dan punggung. Kelenjar yang meradang
dapat membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang
kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam
pada bagian tengahnya, atau membentuk pustul atau
kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah dikemukakan
banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter,
7
hormon, obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium acnes,
Staphylococcus albus, dan Malassezia furfur, berperan dalam
etiologi.
2.3.2. Klasifikasi Akne
Menurut plewig dan kligman (1975) dalam Djuanda
(2003) akne diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:
1. Akne vulgaris dan varietasnya yaitu akne
tropikalis, akne fulminan, pioderma fasiale, akne
mekanika dan lainnya.
2. Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan
varietasnya yaitu akne kosmetika, akne pomade,
akne klor, akne akibat kerja, dan akne diterjen.
3. Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya
yaitu solar comedones dan akne radiasi.
2.3.3. Epidemiologi Akne Vulgaris
Karena hampir setiap orang pernah menderita
penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan
kulit yang timbul secara fisiologis. Baru pada masa
remajalah akne vulgaris menjadi salah satu problem.
Umumnya insiden terjadi pada umur 14-17 tahun pada
wanita, 16-19 tahun pada pria dan masa itu lesi yang
pradominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat
lesi beradang. Diketahui
8
pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih
jarang menderita akne vulgaris dibanding dengan ras
Kaukasia (Eropa dan Amerika), dan lebih sering terjadi
nodulo-kistik pada kulit putih daripada Negro.
2.3.4. Etiologi dan Patogenesis Akne Vulgaris
Akne vulgaris adalah penyakit yang disebabkan
multifaktor, menurut Pindha faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya akne adalah:
1. Faktor genetik.
Faktor genetik memegang peranan penting terhadap
kemungkinan seseorang menderita akne. Penelitian
di Jerman menunjukkan bahwa akne terdapat pada 45%
remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya
menderita akne, dan hanya 8% bila ke dua orang
tuanya tidak menderita akne.
2. Faktor ras.
Warga Amerika berkulit putih lebih banyak
menderita akne dibandingkan dengan yang berkulit
hitam dan akne yang diderita lebih berat
dibandingkan dengan orang Jepang.
3. Hormonal.
Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh
perkembangan dan atau keparahan dari jerawat.
Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi
dapat mempengaruhi akne. Pada wanita, 60-70% akne
yang diderita menjadi lebih parah beberapa hari9
sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu
setelah menstruasi.
4. Diet.
Tidak ditemukan adanya hubungan antara akne dengan
asupan total kalori dan jenis makanan, walapun
beberapa penderita menyatakan akne bertambah parah
setelah mengkonsumsi beberapa makanan tertentu
seperti coklat dan makanan berlemak.
5. Iklim.
Cuaca yang panas dan lembab memperburuk akne.
Hidrasi pada stratum koreneum epidermis dapat
merangsang terjadinya akne. Pajanan sinar matahari
yang berlebihan dapat memperburuk akne.
6. Lingkungan.
Akne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih
berat di daerah industri dan pertambangan
dibandingkan dengan di pedesaan.
7. Stres.
Akne dapat kambuh atau bertambah buruk pada
penderita stres emosional. Mekanisme yang tepat
dari proses jerawat tidak sepenuhnya dipahami,
namun diketahui dicirikan oleh sebum berlebih,
hiperkeratinisasi folikel, stres oksidatif dan
peradangan. Androgen, mikroba dan pengaruh
pathogenetic juga bekerja dalam proses terjadinya
10
jerawat. Perubahan patogenik pertama dalam akne
diantara lain adalah
- Keratinisasi yang abnormal pada epitel folikel,
mengakibatkan pengaruh pada sel berkeratin di
dalam lumen.
- Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar
sebasea. Penderita dengan akne vulgaris
memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-
rata dan biasanya keparahan akne sebanding
dengan produksi sebum.
- Proliferasi proprionebacterium akne dalam folikel.
- Radang (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson
2000). Lesi akne vulgaris tumbuh dalam folikel
sebasea besar dan multilobus yang mengeluarkan
produknya ke dalam saluran folikel. Lesi
permukaan akne adalah komedo, yang merupakan
kantong folikel yang berdilatasi berisi materi
keratinosa berlapis, lipid dan bakteri.
Komedo sendiri terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Komedo terbuka, dikenal sebagai kepala hitam.
Memiliki orifisium pilosebasea patulosa yang
member gambaran sumbatan. Komedo terbuka lebih
jarang mengalami radang.
2. Komedo tertutup atau kepala putih. Papula radang
atau nodula tumbuh dari komedo yang telah rupture
11
dan mengeluarkan isi folikel ke dermis bawahnya,
menginduksi radang neutrofilik. Jika reaksi radang
mendekati permukaan, timbul papula dan pustule,
jika infiltrat radang terjadi pada dermis lebih
dalam, terbentuk nodula. Supurasi dan reaksi sel
raksasa yang kadang-kadang terjadi pada keratin
dan rambut di sebabkan oleh lesi nodulokistik.
Nodulokistik bukan merupakan kista yang
sesungguhnya tetapi massa puing-puing radang yang
mencair.
2.3.5. Gejala Klinis Akne Vulgaris
Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar
lesi : komedo terbuka dan tertutup, papula, pustula dan
lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe lesi dapat
mendominasi; bentuk yang paling ringan yang paling
sering terlihat pada awal usia remaja, lesi terbatas
pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat
mengenai dada, pungguang atas dan daerah deltoid. Lesi
yang mendominasi pada kening, terutama komedo tertutup
sering disebabkan oleh penggunaan sediaan minyak rambut
(akne pomade). Mengenai tubuh paling sering pada laki-
laki. Lesi sering menyembuh dengan eritema dan
hiperpigmentasi pasca radang sementara; sikatrik
berlubang, atrofi atau hipertrofi dapat ditemukan di
12
sela-sela, tergantung keparahan, kedalaman dan
kronisitas proses.
Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya
keluhan penderita adalah
keluhan estetika. Komedo adalah gejala patognomonik
bagi akne berupa papul
miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum,
bila berawarna hitam
mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau
komedo terbuka (black
comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena
letaknya lebih dalam
sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut komedo
putih atau komedo
tertutup (white comedo, close comedo).
2.3.6. Pengobatan Akne Vulgaris
Pengobatan acne tidak bisa sembarangan, salah-
salah dapat mengakibatkan penyakit bertambah parah.
Banyak pasien yg mencari solusi dengan membeli dan
menggunakan obat atau krim tanpa nama atau yang dijual
bebas, bahkan berobat ke salon kecantikan atau tempat
perawatan kulit yang menggunakan produk yang mengandung
bahan-bahan keras yang memang dapat dengan cepat atau
instan menghilangkan jerawat, menghaluskan sekaligus
mencerahkan. Namun seringkali hanya bertahan sementara,
13
kadang 2-3 bulan kadang lebih sampai 1-2 tahun, yang
pada suatu waktu dapat menimbulkan berbagai efek
samping seperti :
eritema (kemerahan atau redness yang sulit
hilang)
fotosensitif (peka terhadap sinar matahari,
lebih mudah kusam jika terpapar)
telangiektasis (pelebaran pembuluh darah
muka, biasa berupa guratan garis merah pada
pipi dan cuping hidung yang makin menebal)
yang bersifat permanen)
hirsutisme (gejala munculnya rambut pada
bagian yang biasanya tidak ditumbuhi rambut
seperti di bawah dagu atau di atas bibir
bahkan pipi)
Bila digunakan dalam jangka waktu lama kemudian
berhenti, sering terjadi efek ketergantungan yang
berupa “Rebound Phenomenon” atau perburukan daripada
sebelum pemakaian ditandai dengan merah, gatal,
beruntusan, pertumbuhan komedo dan acne yang semakin
sering, banyak dan besar, muka semakin berminyak, pori-
pori besar, dan sebagainya.
Untuk menegakkan diagnosis, menentukan derajat
keparahan acne dan mengobati dengan benar diperlukan
anamnesis lengkap, gejala klinis dan pemeriksaan khusus14
yang dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya.
Pengobatan jerawat yang benar tidak ada yang instan,
karena memang proses perjalanan penyakitnya yang hilang
timbul. Namun bila diobati dengan benar menurut
penelitian di AS, maka dalam 1 bulan pengobatan
teratur, hasilnya rata-rata baru 25%. Setelah 3 bulan
berobat jerawat berkurang 50% dan setelah 6 bulan
hasilnya 75-85%.
Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara
memberikan obat-obatan topikal, obat sistemik, bedah
kulit atau kombinasi cara-cara tersebut.
- Pengobatan topikal.
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah
pembentukan komedo, menekan peradangan, dan
mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal terdiri
atas: bahan iritan yang dapat mengelupas kulit;
antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah
mikroba dalam folikel akne vulgaris; anti
peradangan topikal; dan lainnya seperti atil
laktat 10% yang untuk menghambat pertumbuhan jasad
renik.
- Pengobatan sistemik.
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk
menekan pertumbuhan jasad renik di samping juga
mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum,
dan mempengaruhi perkembangan hormonal. Golongan15
obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik;
obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan
secara kompetitif menduduki reseptor organ target
di kelenjar sebasea; vitamin A dan retinoid oral
sebagai antikeratinisasi; dan obat lainnya seperti
anti inflamasi non steroid.
- Bedah kulit.
Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan
terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat
akne vulgaris meradang yang berat yang sering
menimbulkan jaringan parut.
2.3.7.Pencegahan Akne Vulgaris
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari
jerawat adalah sebagai berikut:
- Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipis
sebum dengan cara diet rendah lemak dan
karbohidrat serta melakukan perawatan kulit untuk
membersihkan permukaan kulit dari kotoran.
- Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya :
hidup teratur dan sehat, cukup berolahraga sesuai
kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan kosmetika
secukupnya; menjauhi terpacunya kelenjar minyak,
misalnya minuman keras, pedas, rokok, dan
sebagainya.
16
- Memberikan informasi yang cukup pada penderita
mengenai penyebab penyakit, pencegahan dan cara
maupun lama pengobatannya serta prognosisnya. Hal
ini penting terhadap usaha penatalaksanaan yang
dilakukan yang membuatnya putus asa atau kecewa.
2.3.1 Deskripsi Obat
2.4.1 Asam salisilat
Indikasi : memiliki efek keratolitikum,
keratoplastik, antipruritus,
antiinflamasi, analgetik, bakteriostatik,
dan fungistatik.
Kontra indikasi : kulit yang terbuka meradang atau pada
anak dibawah 2 tahun
Perhatian : menimbulkan gangguan saraf tepi, pada
pasien diabetes, rentan terhadap ulkus
neuropati, hindari kontak dengan mata,
mulut, area kelamin dan anus, dan selaput
lendir.
Interaksi obat : tidak ditemukan interaksi obat yang
signifikan, namun hindari penggunaan
bersamaan obat topikal lainnya.
Efek samping : iritasi lokal, dermatitis, keracunan
salisilat pada penggunaan yang lama dan
area yang luas.
17
2.4.2 Klindamisyn
Indikasi : acne vulgaris
Kontraindikasi : hipersensitif riwayat interitis regional
atau kolitis ulseratif, kolitis karena
antibiotik
Perhatian : pertumbuhan berlebihan dari
mikroorganisme yang tidak peka, riwayat
atopik
Interaksi obat : dengan Eritorimisin : terjadi efek
antagonis, dengan Agen neuro muskular
bloker : terjadi peningkatan efek sebab
klindamisin juga menunjukan aktifitas
bloker neuro muskular.
Efek samping : ruam, pruritus, pengelupasan kulit,
vesiculobulluos dermatitis
2.4.3 Chloramfecort
Komposisi : tiap gram mengandung: Kloramfenikol basa
20 mg Prednisolon 2.5 mg
Indikasi : pengobatan topikal untuk penyakit infeksi
kulit yang peka terhadap kloramfenikol dan
disertai radang.
Mekanisme kerja: Prednisolon adalah suatu senyawa anti
radang dari golongan kartikosteroid.
Kloramfenikol merupakan suatu antibiotikum
18
yang memiliki spektrum antibakteri yang
luas, berfungsi untuk mengobati infeksi
pada kulit, termasuk infeksi sekunder yang
umumnya menyertai radang kulit.
Kontraindikasi :hipersensitif terhadap obat ini. Penderita
dengan penyakit tuberkulosa kulit, herpes
simplex, varricella vaccinia, penyakit
kulit yang disebabkan virus atau jamur.
Perhatian :
- Hindarkan penggunaan disekitar mata dan mulut.
- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan
menyusui, tidak dianjurkan penggunaan jangka
panjang dan pada area yang luas.
- Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan super
infeksi. Jika hal ini terjadi maka pengobatan
harus dihentikan dan diganti dengan pengobatan
lain yang tepat.
- Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang pada
anak-anak.
Efek samping: rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit
kering dan hipopegmentasi
2.4.4 Hidrokuinon
Indikasi : dermatitis , kekeringan , eritema ,
menyengat , reaksi inflamasi , sensitisasi
19
Mekanisme: menghambat proses pembentuk sel melanosit
yang berlebihan (hiperpigmentasi). Sel
tersebut adalah sel yang menyebabkan kulit
berwarna gelap.
Kontraindikasi :
- Tidak boleh diberikan pada kulit yang rusak, luka,
atau sedang mengalami infeksi
- Tidak boleh diberikan pada mereka yang sebelumnya
mempunyai riwayat alergi terhadap hidrokuinon
- Tidak boleh diberikan pada anak-anak usia di bawah
12 tahun
Perhatian : Selama menggunakan Hidroquinon, hindari
paparan sinar matahari. Oleh karena itu,
sebaiknya diberikan pada malam hari.
Penggunaan pada ibu hamil atau ibu
menyusui harus hati-hati dan terlebih
dahulu berkonsultasi dengan dokter.
Efek samping : Kulit gatal, kemerahan, kering, pecah-
pecah, nyeri, dan lain-lain. Jika terjadi
reaksi alergi, biasanya timbul gejala
berupa bentol merah dan gatal di seluruh
badan. Pada kasus alergi yang parah, dapat
dijumpai gejala sulit bernapas dan badan
biru. Selain itu, alergi juga memicu
gejala berupa benjolan berisi cairan di
20
kulit, warna kulit hitam kebiruan, dan
iritasi kulit.
2.4.5 Mometason cream
Indikasi : Mengobati gatal, kemerahan, dan bengkak
dari berbagai kondisi kulit. Krim ini
adalah kortikosteroid topikal yang bekerja
dengan mengurangi reaksi peradangan dan
modifikasi reaksi imun dalam tubuh.
Kontraindikasi : Alergi terhadap kandungan dalam krim
mometason.
Perhatian : Hindari kontak dengan mata, hamil,
menyusui, anak dibawah 2 tahun
Efek samping : Rasa terbakar, gatal, atrofik kulit,
rosasae, rasa tersengat, furunkulosis.
2.4.6 Asam Retinoat
Indikasi : Acne vulgaris, mencegah kerusakan kulit
oleh cahaya (tabir surya), komedo, papel,
dan pustul
Kontraindikasi :Anak atau orang dewasa yang memiliki
cutaneous epithelioma, juga pada wanita hamil
dan menyusui eksema, kulit pecah-pecah,
terbakar matahari,
Perhatian : Penggunaan sediaan yang menyebabkan
pengelupasan kulit dan retinoid topikal
21
secara berselang-seling dapat meningkatkan
risiko dermatitis sehingga perlu dikurangi
frekuensi penggunaan retinoid. Hindari
paparan sinar ultra violet, jangan sampai
mengenai mata, mulut, sudut hidung,
membran mukosa.
Efek samping : Reaksi lokal termasuk rasa
terbakar, kulit merah, edema, kulit
mengelupas (hentikan jika bertambah
parah), sensitivitas meningkat terhadap
sinar ultraviolet atau sinar matahari,
iritasi mata, kulit mengeras dan perubahan
pigmentasi kulit
2.4.7 LCD (Liquor Carbonis Detergent)
Zat hidrat arang dan zat fenol. Dibuat melalui
pemanasan dengan kayu atau batu bara dengan suhu
tinggi. Khasiatnya antara lain sebagai anti radang,
anti gatal, anti bakteri, dan anti jamur.
2.5 Analisis Resep
2.5.1.Kesesuaian Indikasi/Penggunaan
Krim tersebut diindikasikan untuk mengobati
penyakit akne vulgaris. Penggunaan sesuai dengan
diagnosa pasien, yaitu untuk mencerahkan kulit dan
mengobati jerawat yang dipicu oleh banyak faktor,22
meliputi stress, faktor herediter, hormon, obat dan
bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus
albus, dan Malassezia furfur.Namun ada kekurangan pada resep
ini yaitu tidak ada batasan berapa kali bisa menebus
resep, resep yang terlampir merupakan copy resep
kesatu. Dikarenakan krim yang diresepkan mengandung
obat keras seperti Hidroquinon, hendaknya dokter
membatasi penebusan resep, misal hanya bisa ditebus
sebanyak 4 kali (iter 3x).
2.5.2 Kesesuaian Farmasetik
R/1 Krim Pagi-Malam
Tanda R/ : Ada
Nama Obat : As. Salisilat 0,5%
LCD 1%
Klindamysin 2%
Chloramfecort 10 g
Potensi : Sebagai anti acne vulgaris
Cara pakai :Dioleskan tipis tiap pagi dan
malam hari pada muka yang
berjerawat
Lama pemberian : -
Informasi lain :Krim chloramfecort dihindari
penggunaanya di sekitar mata dan
mulut, jadi dioleskan di muka tapi
23
tidak pada daerah sekitar mata dan
mulut.
Bentuk Sediaan : Krim
Stabilitas : Stabil
R/2 Krim Pagi
Tanda R/ : Ada
Nama Obat : Mometason cr 5 g
Klindamysin cr 5 g
Potensi : Kortikosteroid, anti
inflamasi, anti acne vulgaris
Cara pakai :Dioleskan tipis dan merata tiap
pagi hari pada muka yang berjerawat
setelah R/1 yaitu krim pagi-malam
dengan jarak waktu 5 menit
Lama pemberian : -
Informasi lain : Antibakteri dan mengobati
gatal serta kemerahan
Bentuk Sediaan : Krim
Stabilitas : Stabil
R/3 Krim Malam
Tanda R/ : Ada
Nama Obat : Hidroquinon 5% 8 g
Mometasone cr 1 g
As. Retinoat 0,1 % 1 g
24
Asam salisilat 100 g/botol = Rp96.500,-Klindamycin kapsul 300 mg 5 x 10 = Rp40.000,-Klindamycin cream = Rp 34.000,- Chloramfecort 1 tube 10 g = Rp14.000,-
Potensi : Sebagai pencerah kulit,
menghilangkan flek hitam bekas
jerawat
Cara pakai : Dioleskan tipis dan merata tiap
malam hari pada muka setelah R/1
yaitu krim pagi-malam dengan jarak
waktu 5 menit.
Lama pemberian : Hidroquinon merupakan obat
pemutih wajah yang menghilangkan
atau mengurangi hipergimentasi
pada kulit. Namun, penggunaan
terus menerus menimbulkan
pigmentasi dengan efek permanen.
Informasi lain :Jika noda bekas jerawat sudah
hilang, hindari menggunakan krim
ini setiap malam, dianjurkan untuk
menggunakan krim malam ini 2/3 hari
sekali.
Bentuk Sediaan :Krim
Stabilitas :Stabil
2.6 Penentuan Harga
2.6.1 Harga tiap produk/bahan yang dipakai
25
2.6.2 Harga jual obat resep racikan
HJA = (Harga satuan+PPN 10%) + profit apotek 20%+
tuslah
R/1
1. Asam salisilat = (0,05/100 x Rp 96.500)
= Rp 50,-
2. LCD = (0,1/30 x Rp 5.478) = Rp
20,-
3. Klindamysin kaps = (1/50 x Rp 40.000)
= Rp 800,-
4. Chloramfecort 1 tube = Rp
14.000,-
Harga= [(Rp 50 + Rp 800 + Rp 14.000 + Rp 20 + PPn
10%)] = Rp 16.357
Profit = 20/100 x Rp 16.357 = Rp 3.271,-
Tuslah = Rp 7.000,-
Total = Rp 16.357 + Rp 3.271 + Rp 7.000
= Rp 27.000,-
26
HJA = (Harga satuan+PPN 10%) + profit apotek 20%+
tuslah
R/2
1. Mometason krim = Rp 60.000,-
2. Klindamysin krim = Rp 34.000,-
Harga= [(Rp 60.000 + Rp 34.000) + PPn 10%)] = Rp
103.400,-
Profit = 20/100 x Rp 103.400 = Rp 20.680,-
Tuslah = Rp 7.000,-
Total = Rp 103.400 + Rp 20.680 + Rp 7000
= Rp 131.100,-
HJA = (Harga satuan+PPN 10%) x faktor jual + E +
tuslah
R/3
1. Hidroquinon krim = (8/15 x Rp 29.000) = Rp
16.000,-
2. Mometason krim = (1/5 x Rp 60.000) = Rp
12.000,-
3. Asam retinoat = (1/5 x Rp 43.300) = Rp
8.700,-
Total = [(Rp 12.000 + Rp 8.700 + PPn 10%)] = Rp
23.400
Profit = 20/100 x Rp 23.400 = Rp 4.680
Tuslah = Rp 7.000
Total = Rp 23.400 + Rp 4.680 + Rp 7.00027
= Rp 35.000,-
Total harga obat = Rp 27.000 + Rp 131.100 + Rp 35.000 = Rp 193.100,-
= Rp 193.000,-
2.7 Penyiapan, Peracikan, dan Pemberian Etiket dan Label
2.7.1 Sediaan Krim Resep 1
Penimbangan bahan :
Asam salisilat 0,5% 0,5/100 x 10 g
= 0,05 g = 50 mg
LCD 1% 1/100 x 10 g = 0,1 g = 100 mg
Klindamysin 2% 2/100 x 10 g= 0,2 g = 200 mg
Chloramfecort ad 10 g 10 – (0,05 + 0,1 + 0,2) = 9,65 g
Etanol 96% 2 tetes untuk melarukan asam salisilat
Penyiapan dan Peracikan
a. Ditimbang 0,05 g asam salisilat, tuang dalam
mortir, kemudian tambahkan 2 tetes etanol 96%
gerus hingga cukup larut
b. Ditimbang 0,1 g LCD, tambahkan ke dalam mortir,
gerus homogen
28
c. Diambil klindamysin kapsul, kemudian dibuka
cangkangnya, ditungkan isi obatnya, kemudian
timbang zat aktif klindamysin sebanyak 200 mg,
tambahkan ke dalam mortir gerus homogen
d. Siapkan 1 tube krim chloramfecort, lalu tambahkan
ke dalam campuran bahan yang ada di dalam mortir,
gerus hingga semua bahan tercampur homogen
e. Masukkan dalam wadah
f. Beri etiket dan label
Pemberian Etiket dan Label
Sediaan Krim Resep 2
Penimbangan bahan :
Mometason Krim 5 g
Klindamysin Krim 5 g
Penyiapan dan Peracikan
29
APOTEK FAJARJl. Talang Kerangga No. 24 Palembang
Telp. 0711-371582A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti,
S.Farm., AptSIA : 101112
NO. 36 22 Januari 2015
HESTIE CUTRYAHarus dengan resep
dokter
a. Siapkan 1 tube krim Hidroquinon 5%, tuangkan ke
dalam mortir lalu tambahkan 1 tube krim
klindamysin diaduk rata menggunakan stamper hingga
homogen.
b. Masukkan dalam wadah
c. Beri etiket dan label
Pemberian Etiket dan Label
Sediaan Krim Resep 3
Penimbangan bahan :
Hidroquinon 5% 8 g
Mometasone cr 1 g
As. Retinoat 0,1 % 1 g
Penyiapan dan Peracikan :
a. Siapkan 1 tube krim hidroquinon 5%, ditimbang
sebanyak 8 g lalu tuangkan ke dalam mortir,
b. Tambahkan 1 g krim mometason ke dalam mortir,
diaduk rata menggunakan stamper hingga homogen.
30
APOTEK FAJARJl. Talang Kerangga No. 24 Palembang
Telp. 0711-371582A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti,
S.Farm., AptSIA : 101112
NO. 36 22 Januari 2015
HESTIE CUTRYAHarus dengan resepdokter
c. Tambahkan 1 g krim asam retinoat 0,1%, diaduk rata
menggunakan stamper hingga homogen.
d. Masukkan dalam wadah
e. Beri etiket dan label
Pemberian Etiket dan Label
2.8 Konseling
- Cara pakai krim pagi-malam yaitu dioleskan tipis
dan merata tiap pagi hari pada muka yang
berjerawat, untuk pagi
- Cara pakai krim pagi, dioleskan setelah R/1 yaitu
krim pagi-malam dengan jarak waktu 5 menit
- Cara pakai krim malam, yaitu dioleskan setelah R/1
yaitu krim pagi-malam dengan jarak waktu 5 menit,
Jika noda bekas jerawat sudah hilang, hindari
menggunakan krim ini setiap malam, dianjurkan
untuk menggunakan krim malam ini 2/3 hari sekali.
31
APOTEK FAJARJl. Talang Kerangga No. 24 Palembang
Telp. 0711-371582A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti,
S.Farm., AptSIA : 101112
NO. 36 22 Januari 2015
HESTIE CUTRYAHarus dengan resepdokter
- Krim disimpan pada suhu 15º - 30οC, dalam wadah
yang tertutup rapat
- Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid
sebum dengan cara diet rendah lemak dan
karbohidrat serta rajin mencuci muka
- Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya :
hidup teratur dan sehat, cukup berolahraga sesuai
kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan kosmetika
secukupnya; menjauhi terpacunya kelenjar minyak,
misalnya minuman keras, pedas, rokok, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A., dkk.(2012). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi.PT. Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia):Jakarta
ISFI. (2009). ISO Indonesia. Volume 44. Jakarta: PT. ISFIPenerbitan.
Perumal, N. (2011). Hubungan Stres dengan Kejadian AkneVulgaris Di Kalangan Remaja di Kota Medan. Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas SumateraUtara.
32
LAMPIRAN 1
DIALOG KONSELING
Disuatu sore di apotek Fajar, seorang wanita yangbernama Hestie, usia 22th datang ke apotek untukmenebus resep.
*Setting (apotek)
33
AA : Selamat sore mbak, ada yang bisa saya bantu?
Pasien : iya mbak, ini saya mau menebus resep. (sambil menyerahkan
resep)
AA : iya mbak tunggu sebentar yah (melihat resep). Saya cek dulu
Obatnya. Ini resep ulangan ya mbak?
Pasien : iya mbak...saya tunggu, ini saya tebus yang kedua kali.
(setalah AA mengecek list obat, AA kemudian memanggil pasien kembali)
AA : resep atas nama Nn. Hestie. Ini total hargaobatnya Rp. 193.000,-
Pasien : iyaa mbak (sambil mengeluarkan uang)
AA : uangnya Rp. 200.000,-, kembalinya Rp. 7.000,-. Tunggu sebentar ya mbak resepnya kami racik dulu. Silahkan tunggu kembali (pasien kembali duduk, AA meracik obat)
AA : Mba Hesti krim nya sudah selesai diracik.Silahkan menuju ruang konsultasi apotekerkami, untuk diberikan penjelasan tentang carapemakaian krimnya.
Pasien : oke makasih mbak
(menuju ruang konsultasi apoteker)
Pasien : (tok tok tok) selamat sore mba
34
Apoteker : selamat sore silahkan masuk dan silahkandudu k. Dengan Nn.
Hestie. Perkenalkan saya Ziah apoteker di apotek ini. Selama memakai krim ini ada hasilnya mba?
Pasien : iyaaa mba, jerawat saya jadi berkurang.
Apoteker : Selama pemakaiannya ada keluhan tidak ? misalnya seperti iritasi, gatal-gatal dan kemerahan?
Pasien : Tidak ada mba, selama pemakaian tidak ada rasa gatal dan kemerahan pada wajah saya.
Apoteker : untuk pemakaian krimnya bagaimana caranya ?sebelumnya sudah pernah memakai kan mba.
Pasien : krimnya ada 3 mba, ada krim 1 untuk pagi-malam hari, krim 2 untuk pagi hari dan krim 3 untuk malam hari. Untuk krim 1 pemakaiannya pada pagi hari setelah cuci muka setelah itu dilanjutkan untuk pemakaian krim 2, dan krim 3 dipakai pada malam hari setelah pemakaian krim 1.
Apoteker : Untuk pemakaian krimnya diberikan jarak ya mba untuk pemakaian krim 2 dipakai setelah menit pemakain krim 1 dan krim 3 juga dipakai dengan jarak 5 menit setelah pemakaian krim 1.
Pasien : Iyaa mba, tapi saya sibuk, jadi selaluterburu-buru sehingga lupa untuk memakainya.
Apoteker : Iya mba, tapi diusahakan yaahh pemakaianya diberikan jarak pemakaian. Sepertinya jerawat mba masihada ya, setelah jerawatnya berkurang, pemakaian krim 3 bisa dikurangi pemakainnya, bisa dipakai seminggu 3x.
35
Pasien : Memangnya kenapa ya mba?
Apoteker : Ini krim 3 mengandung hidroquinon, pemakaiannya jangka panjang kurang baik untuk perawatanmuka, sehingga untuk mengurangi efek samping dari hidroquinon tersebut, pemakainnya bisa digunakan seminggu 3x.
Pasien : oooo.. seperti itu mba, baiklah kalau begitu.
Apoteker : Untuk pola makannya sudah dijaga?
Pasien : Selama ini aku masih suka makan coklatsi mba.
Apoteker : Coklat bisa menyebabkan jerawat juga mba, kemarin sudah saya beritahu kan mba makanan yang menyebabkan jerawat?
Pasien : Iyaa mba, seperti menghindari makanan berlemak, mengkonsusmsi susu berkadar tinggi, debu danmenghindari stress.
Apoteker : Iyaa mba benar, jadi dikurangi ya mba. Ada yang ingin ditanyakan lagi ?
Pasien : Tidak mba, sepertinya cukup.
Apoteker : Okee kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Ini ada kartu nama saya kalau ada yang ingin ditanyakanbisa menghubungi saya sambil menyodorkan kartu nama) atau bisa menelpon ke apotek.
Pasien : Okee mba, baiklah. Terimakasih. (Sambil tersenyum)
Apoteker : Terimakasih kembali, semoga cepet sembuh yambak.(Membalas senyum)
36