Trend dan Isu keperawatan gerontik

22
Trend dan Isu keperawatan gerontik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan menurut badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social. Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena perubahan berbagai macam dalam struktur, fungsi, sel dan jaringan serta sistem organ. Secara ekonomi penduduk lansia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa tidak lagi memberikan banyak manfaat bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua sering sekali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek social, penduduk lansia merupakan satu kelompok social sendiri. Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan. Keinginan semua orang adalah bagaimana agar

Transcript of Trend dan Isu keperawatan gerontik

Trend dan Isu keperawatan gerontik

BAB IPENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses

penuaan. Dalam mendefinisikan menurut badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada tiga aspek yang perlu

dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek

social. Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang

mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai

dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap

penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan

karena perubahan berbagai macam dalam struktur, fungsi, sel

dan jaringan serta sistem organ. Secara ekonomi penduduk

lansia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber

daya. Banyak orang beranggapan bahwa tidak lagi memberikan

banyak manfaat bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa

kehidupan masa tua sering sekali dipersepsikan secara negative

sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek social,

penduduk lansia merupakan satu kelompok social sendiri.

Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak

bisa dihindarkan. Keinginan semua orang adalah bagaimana agar

tetap tegar  dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan

penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia

harapan hidup penduduk yang semakin meningkat. Menjadi tua

adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak tampak

mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia

dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu

yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang

universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab

penuaan atau mengapa  manusia menjadi tua pada saat usia yang

berbeda-beda.

Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang

dari masa bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua.

Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin dapat

memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau

sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun mungkin memiliki

banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun.

Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap

lanjut dari suatu proses kehidupan dengan berkurangnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar

tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada

berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia

dengan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam

kondisi sehat atau sakit.

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi

pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial,

ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai

tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia,

keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan

kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder),

tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang

terjadi pada lansia.

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia

yang diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang

merupakan salah satu program pokok perawatan kesehatan

masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang

didalamnya ada keluarga  lansia. Perkembangan jumlah keluarga

yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang

berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada

keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun

“ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah

Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan

strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan

perhatian yang selayaknya.

1.2              Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi

tugas “Keperawatan Gerontik” disamping itu juga bertujuan

untuk memberikan informasi, gambaran, keterangan serta

penjelasan-penjelasan mengenai “ Issu dan Kecenderungan

Keperawatan Gerontologi”.

1.3              Lingkup Penulisan

1.3.1        Fenomena lansia

1.3.2        Fenomena demografi

1.3.3        Permasalahan pada lansia

1.3.4        Pendekatan Keperawatan Gerontik

1.3.5        Masalah kesehatan gerontik

1.3.6        Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

1.3.7        Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan

Lansia

1.3.8        Peran Perawat

1.3.9        Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan

Lansia

1.4              Sistematika Penulisan

                        Adapun sistematika penulisan yang

digunakan dalam penyusunan makalah ini meliputi :

BAB I

Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan

penulisan, lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II

Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Fenomena lansia, Fenomena

demografi, Permasalahan pada lansia, Fenomena bio-psico-sosio-

spiritual dan penyakit lansia, Masalah kesehatan gerontik,

Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia, Hukum dan

Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia, Peran Perawat

serta Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia.

BAB III

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Fenomena Lansia

            2.1.1    Pengertian

Menurut pasal UU No.13 tahun1998 pasal 1 ayat (2), (3),

(4) tentang kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah seseorang

yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Menurut Wirakartakusumah lansia adalah seorang pria atau

wanita yang berusia enam puluh tahun keatas baik secara  masih

berkemampuan atau pun karena sesuatu hal tidak lagi mampu

berperan aktif dalam pembangunan.

            2.1.2    Toeri-teori Proses Menua

1.      Teori Biologi

a.       Teori seluler

Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan

kebanyakan sel-sel tubuh di program untuk membelah 50 kali.

Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh da dibiakkan

dilaboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan

membelah,jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit.

b.      Teori Genetik

Menurut teori ini manula telah di program secara genetic

untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam

nuclei (inti selnya) suatu jam genetic yang telah diputar

menurut suatu replikasi tertentu.

c.       Sintesis Protein

Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan

elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini

dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen

protein daalam jaringan tersebut.

d.      Sistem Imun

Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa

penuaan.

2.      Teori Psikologis

a.       Aktivitas atau Kegiatan

Seorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara

keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang di bangun di

masa mudanya tetap terpelihara di masa tua.

b.      Kepribadian berlanjut

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada

usia lanjut. Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan

dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri

dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan

interpersonal.

c.       Teori Pembebasan

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan

kemunduran individu dengan individu lainnya

2.2       Fenomena Demografi

Fenomena yang mennjadi bidang garap keperawatan gerontik

adalah tindakan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sebagai

akibat proses penuaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan

yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :

AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun

AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of

the Erderly: Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari

peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada

tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas

tahun 1980.

Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun

kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi

penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi

kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk

(lembaga Demografi FE-UI-1993).

Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang

mengejutkan yaitu:

1.      62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari

pekerjaannya sendiri.

2.      59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.

3.      53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.

4.      Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau

menantu.

2.3       Permasalahan Pada lansia

            2.3.1    Permasalahan Umum

1.      Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis

kemiskinan.

2.      Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota

keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan

dihormati.

3.      Lahirnya kelompok masyarakat industry.

4.      Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional

pelayanan lanjut usia.

5.      Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2.3.2    Permasalahan Khusus

1.   Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah

baik fisik,mental maupun sosial.

2.   Rendahnya produktifitas kerja lansia.

3.   Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat

4.   Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada

tatanan masyarakat individualistik.

5.   Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia.

2.4       Pendekatan Perawatan Gerontik (Lanjut Usia)

            2.4.1    Pendekatan Fisik

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2

bagian yaitu :

1.      Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu

bergerak tanpa bantuan orang lain.

2.      Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang

mengalami kelumpuhan atau sakit.

2.4.2        Pendekatan Psikis

Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan

pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat berperan

sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang

asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat

yang akrab.

2.4.3        Pendekatan Spiritual

Perawata harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan

batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang

dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau

mendekati kematian.

2.5       Masalah Kesehatan Gerontik

1.   Masalah kehidupan seksual

Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia

telah hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990).

Pada kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah

menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan

aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau

mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau

menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat

menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua

pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan

intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk ikatan

fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu

melaksanakan.

2.  Perubahan Prilaku

        Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan

perilaku diantaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering

menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri,

timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,

lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang

yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.

            3. Pembatasan fisik

Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami

kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat

mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal

ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal

mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan

ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.

            4. Palliative care

Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat

tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan

oleh lansia. Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah,

yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai

contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai

dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu

mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu

keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi

sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah

yang menyebaban ketidaknyaman lansia.

2.6       Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas,

pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1.      Azas

Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that

Have Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan

(independence), partisipasi (participation), perawatan (care),

pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).

Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life

to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu

meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan

kesehatan, dan memperpanjang usia.

2.      Pendekatan

Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang

digunakan adalah sebagai berikut :

a.       Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social

development)

b.      Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of

aging persons)

c.       Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal

(nondependence)

d.      Lansia turut memilih kebijakan (choice)

e.       Memberikan perawatan di rumah (home care)

f.       Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)

g.      Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi

(engaging the aging).

h.      Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan

lansia (mobility)

i.        Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya

(productivity)

j.        Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia

(self help care and family care)

3.      Jenis

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima

upaya kesehatan, yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan

pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

2.7       Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan

Lansia

1.      UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang

Jomp.

2.      UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga

Kerja

3.      UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan

Sosial

4.      UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

5.      UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

6.      UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

7.      UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman

8.      UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera

9.      UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun

10.  UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan

11.  PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan

Keluarga Sejahtera

12.  PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan

Kependudukan

13.  UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan

lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun

1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.

UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :

a.       Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah,

masyarakat, dan kelembagaan.

b.      Upaya pemberdayaan

c.       Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan

tidak potensial

d.       Pelayanan terhadap lansia

e.       Perlindungan social

f.       Bantuan social

g.      Koordinasi

h.       Ketentuan pidana dan sanksi administrasi

i.        Ketentuan peralihan

Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :

1.      UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of

Care)

2.      UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia

3.      UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)

4.      UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option

Program)

2.8       Peran Perawat

2.8.1    Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkh laku yang diharapkan orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatau

sistem. Peran di pengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam

maupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier Barbara,

1995:21).

2.8.2        Elemen Peran 

            Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen

perawat professional anatara lain:

1.      Care Giver

Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk memberikan

pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau

masyarakat sesuai dengan diagnosis masalah yang terjadi mulai

dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang

komplek. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan

klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarakan

kebutuhan signifikan dari Klien.

2.      Client Advocate

Client advocate ini merupakan tugas perawat yaitu bertanggung

jawab membentu klien dan keluarga dalam memberikan informasi

lain yang di perlukan untuk mengambil persetujuan (inform

concent) atas tindakan keperawatan yang di berikan.

3.      Counselor

Konseling dapat dilakukan oleh perawat kepada keluarga dalam

membantu mengatasi masalah dan beradaptasi terhadap

konsekuensi dari proses menua yang dialami oleh lansia serta

meningkatkan hubungan interpersonal diantara anggota keluarga.

maupun swasta dalam memberikan pelayanan yang komprehensif

pada keluarga dengan usia lanjut tersebut.

4.      Researcher

Perawat akan mengidentifikasi masalah penelitian yang terkait

dengan asuhan keperawatan keluarga dengan usia lanjut. Perawat

merancang dan menyelenggarakan penelitian sesuai dengan

masalah yang telah diidentifikasi. Hasil penelitian tersebut

diidesiminasikan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan

keluarga dengan usia lanjut.

2.9              Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan

Lansia

Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan

kesehatan masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan

medicaid. Medicare adalah program asuransi social federal yang

dirancang untu menyediakan perawatan kesehatan bagi lansia

yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare dibagi 2 :

bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua

pasien berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas

untuk perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah

sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di

rumah. Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan

sedikit premi perbulan, bagian B menyantuni secara terbatas

layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter. Layanan mayor

yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk

asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah

yang berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan

perawatan gigi. Medical membayar sekitar biyaya kesehatan

lansia (U.S Senate Committee on Aging, 1991).

Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana

Negara dan bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini

beredar antara satu Negara dengan lainya dan hanya

diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber

utama dana masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di

rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin semua

layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obta-

obatan, kaca mata dan perawatan gigi

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia

yang diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang

merupakan salah satu program pokok perawatan kesehatan

masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang

didalamnya ada keluarga  lansia. Perkembangan jumlah keluarga

yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang

berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada

keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun

“ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah

Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan

strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan

perhatian yang layak

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1              Kesimpulan

Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik

dan/atau mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan

dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus

dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah

dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan

kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah

dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu

lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda

(PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer),

tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.

3.2              Saran

1.      Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca,

terutama mahasiswa keperawatan.

2.      Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi

mahasiswa keperawatan khususnya dalam mata kuliah keperawatan

gerontologi.