Studi Islam : Metode dan Pendekatan
Transcript of Studi Islam : Metode dan Pendekatan
Studi Islam : Metode dan Pendekatan Pengetahuan Manusia Secara Umum
Oleh :ACME ADMIRA ARAFAHProdi : HUKUM ISLAM
Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah
Pendekatan dan Pengkajian Islam
Dosen Pengampu :Dr. Phil. Zainul Fuad, M.A
PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARAMEDAN 2014
1
A. Pendahuluan
Pendekatan dan pengkajian dinilai penting dalam
studi agama, islam sebagai agama, memiliki banyak hal
untuk dipelajari. Hal ini berkaitan tentang pengkajian
apa itu Islam dan bagaimana perkembangannya sampai
saat ini. Pendekatan dan pengkajian tersebut dilakukan
dengan metode-metode ilmiah, dan diharapkan
menghasilkan sebuah pengetahuan ilmiah tentang Islam.
Islam dianggap tidak hanya sekedar sebuah agama,
tetapi sebuah aturan dalam kehidupan manusia. Orang-
orang yang melakukan penelitian ini berdasarkan dengan
sumber-sumber yang ada, dan yang terpenting adalah
ajaran yang tercantum dalam sumber Al-Qur’an. Namun
juga berdasarkan sumber-sumber lain seperti hadis dan
catatan sejarah tempat dimana agama itu lahir dan
berkembang.
Makalah ini akan membahas metode dan pengkajian
terkait studi Islam, dan bagaimana manusia sebagai
pencari ilmu pengetahuan. Kita juga akan membahas
perbedaan antara ilmu,pengetahuan dan filsafat, serta
2
pengertian-pengertian istilah lainnya yang berkaitan
dengan Pendekatan dan Pengkajian Studi Islam
B. Studi Islam: Metode dan Pendekatan
Studi islam atau di Barat sering disebut Islamic
studies, secara sederhana dapat dikatakan sebagai
usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan
sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal
hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik
berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-
praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari sepanjang sejarahnya.”
Usaha mempelajari agama islam tersebut dalam
kenyataannya tidak hanya dilakukan oleh kalangan umat
islam saja, melainkan juga dilakukan oleh orang-orang
diluar umat islam. Dikalangan umat islam, studi
keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami
serta membahas ajaran-ajaran Islam agara mereka dapat
melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar.
Sedangkan diluar kalangan umat islam, studi keislaman
bertujuan untuk mempelajari seluk beluk agama serta
praktik-praktik keagamaan yang berlaku dikalangan
umat islam, yang semata-mata sebagai ilmu
3
pengetahuan (islamologi). Namun sebagaimana ilmu
pengetahuan umum lainnya, studi keislaman ini dapat
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik
positif maupun negative. Para ahli studi keislaman
diluar kalangan umat islam ini terkenal dengan
sebutan kaum orientalis, yaitu orang-orang barat yang
mengadakan studi tentang dunia timur, termasuk di
kalangan dunia orang islam.1
1. Makna Islam, Muslim, Dan Islamist
Muslim dahulu akan menjawab pertanyaan apa itu
islam dengan mengatakan dengan sederhana bahwa islam
terdiri mulai dari firman-firman yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan kebiasaan-kebiasaan
dari Nabi Muhammad SAW. Terdapat juga 5 rukun yaitu
syahadat, salat, puasa, membayar zakat dan terakhir
haji. Secara jelasnya, tafsiran sederhana dari Islam
ini disebarkan oleh seluruh umat muslim dan bentuk
dari mufakat islam. Seperti agama tauhid yang lainnya,
islam bersifat universal, tentunya karena
penyebarannya dinyatakan oleh banyak orang non-Arab di
Afrika dan Asia. 2
1 Muhaimain, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi Dan Pendekatan, ( Jakarta : Kencana 2012), Hlm.1-2
2 Bassam Tibi, Islam and The Culture Accommodation of Social Language Ter.Clare Krojzl, (Colorado : Westview Press 1991) Hlm.16-17
4
Ajaran yang terpenting dari islam ialah ajaran
tauhid, maka sebagai halnya dalam agama monoteisme
atau agama tauhid lainnya. Yang menjadi dasar dari
segala dasar disini ialah pengakuan tentang adanya
Tuhan Yang Maha Esa. Disamping ini, yang menjadi dasar
pula adalah kerasulan, wahyu, kitab suci yaitu Al-
Qur’an. Orang yang percaya kepada ajaran yang dibawa
nabi Muhammad, disebut dengan mu’min dan muslim, dan
orang yang tak percaya kepada ajaran itu disebut orang
kafir dan musyrik. Selain itu hubungan makhluk,
terutama manusia dengan penciptanya, tentang akhir
hidup manusia yaitu surga dan neraka, dan lain
sebagainya. Salah satu ajaran dasar lain dalam agama
islam ialah bahwa manusia yang tersusun dari badan dan
roh itu berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan.
Selanjutnya islam berpendapat bahwa hidup manusia di
dunia ini tidak bisa terlepas dari hidup manusia di
akhirat, bahkan lebih dari itu corak hidup manusia di
dunia ini menentukan corak hidupnya di akhirat kelak.3
Jadi islam, berlainan dengan apa yang umum
diketahui, bukan hanya sebagai satu-dua aspek. Islam
sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadat,
3 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, (Jakarta : Universitas Indonesia Press 1985) hlm.30-31
5
aspek moral, aspek mistisme, aspek falsafat, aspek
sejarah, aspek kebudayaan, dan lain sebagainya.4
Pertama, Pengertian Islam dari segi bahasa
terkait erat dengan misi ajaran Islam, yakni membawa
kedamaian dan kesejahteraan bagi kehidupan umat
manusia. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT :5
Artinya : Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. (QS. Al- Anbiya’ (21) : 107)
Sejalan dengan misi tersebut, maka islam
mengemban misi memuliakan dan mengangkat harkat dan
martabat manusia, menegakkan kebenaran, keadilan,
kemanusiaan, demokrasi, egaliter, musyawarah,
toleransi, persaudaraan, perdamaian, tolong-menolong,
rukun, damai, saling menghargai, menghormati,
melindungi, memuliakan, dan sebagainya. Kedua, Islam
dari segi bahasa, yakni berserah diri, patuh, tunduk
kepada Allah SWT adalah sejalan dengan agama yang
dibawa oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Nabi
Ibrahin, Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, Nabi Isa adalah
seorang muslim (orang yang berserah diri kepada Allah4 Ibid hlm.335 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta : Kencana
2011) hlm.12
6
SWT) sungguhpun mereka secara substantive sebagai
orang yang berserah diri (Muslim), namun agama yang
mereka bawa tidak agama islam.6 Islam dari segi bahasa
selain membawa misi kemanusiaan, juga menjadi nama
bagi agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. 7
Untuk kebanyakan muslim, islam adalah jalan
mutlak dalam kehidupan, Islam dipercaya untuk
disangkutpautkan kedalam politik, hukum, pendidikan,
kehidupan bermasyarakat dan ekonomi.8
Hal yang menyangkut dengan sifat ke-islaman
adalah islami yang artinya adalah hal yang telah
disifatkan dengan islam dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan istilah tersebut baik dalam
pelaksanaan kehidupan sehari-hari ataupun dalam dunia
ilmu pengetahuan.9
2. Islam sebagai Sumber, Pemikiran dan Praktek
(Budaya/Peradaban; Studi Normatif dan non-Normatif.
Islam sebagai bangunan atau konstruksi yang di
dalamnya terdapat nilai-nilai, ajaran, petunjuk hidup,
dan sebagainya membutuhkan sumber yang darinya dapat
6 Ibid, hlm.14-157 Ibid 8 John L. Esposito, Islam The Straight Path, (New York : Oxford
University Press 1988) hlm.1639 Nawir Yuslem, Metodologi Dan Pendekatan Dalam Pengkajian Islam,
( Bandung : Ciptapustaka Media 2013), hlm.15-16
7
diambil bahan-bahan yang diperlukan guna mengkontruksi
ajaran islam tersebut. Seperti yang diketahui bahwa
sumber ajaran islam adan tiga, yaitu Al- Qur’an, Al-
Sunnah (sebagai sumber primer) dan Al-Ra’yu ,yakni
pemikiran manusia (sebagai sumber sekunder).
Ajaran islam memperbaiki seluruh aspek kehidupan
manusia, yakni dengan memasukan nilai-nilai moral yang
terdapat dalam ajaran Islam. Dalam bidang akidah
didasarkan pada tauhid, yakni mengesakan Allah SWT dan
menjauhi kemusyrikan. Dalam bidang ibadah didasarkan
kepada ketakwaan, yakni patuh dan tunduk melaksanakan
segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangan-Nya. Dalam bidang ekonomi dan perdagangan
didasarkan kepada kejujuran, transparansi,
kepercayaan, dan saling ridha meridhai. Dalam bidang
politik dan pemerintahan harus bersikap adil,
demokratis, menyejahterakan masyarakat, menciptakan
keadaan yang aman, tertib, dan damai. Dalam bidang
hukum harus bersikap adil dan bijaksana, tidak
diskriminatif dan berpihak pada kebenaran dan
kejujuran, tidak memperjualbelikan hukum, dan tidak
merugikan kaum yang lemah. Dalam bidang pendidikan
harus memberikan pendidikan untuk semua, bukan
pendidikan yang diperuntukkan bagi kaum yang mampu
saja. Dalam bidang kebudayaan, Islam menghendaki
8
kebudayaan yang didasarkan pada akidah dan akhlak
mulia. Islam yang masuk dalam segala aspek kehidupan
inilah yang menjadi sumber pemikiran dan praktek yang
menghasilkan peradaban bagi kelangsungan hidup umat
manusia.
Studi normatif adalah suatu pendekatan untuk
memahami islam dengan melalui ajaran atau doktrin-
doktrin Islam. Sedangkan studi non-normatif adalah
peristiwa yang tidak biasa. Dalam arti studi ini
dilakukan untuk menemukan apakah yang dianggap benar
sebagai Islam dan apa yang benar-benar esensial dalam
Islam.
3. Definisi Methode, Methodology, Paradigma dan
Pendekatan dalam Ilmiah
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-
metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan
tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam
penelitian. Salah satu metode yang harus ditentukan
dalam metodologi penelitian ini adalah metode
penelitian. Setiap penelitian pada hakikatnya
mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode
9
penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian.10
Paradigma adalah suatu kerangka konseptual,
termasuk nilai, teknik dan metode, yang disepakati
dan digunakan oleh suatu komunitas dalam memahami
atau mempersepsi segala sesuatu. Dengan demikian,
fungsi utama paradigma adalah sebagai acuan dalam
mengarahkan tindakan, baik tindakan sehari-hari
maupun tindakan ilmiah. Sebagai acuan, maka lingkup
suatu paradigma mencakup berbagai asumsi dasar yang
berkaitan dengan aspek ontologis, epistemologis dan
metodologis. Dengan kata lain, paradigma dapat
diartikan sebagai cara berpikir atau cara memahami
gejala dan fenomena semesta yang dianut oleh
sekelompok masyarakat (world view). Seorang pribadi dapat
mempunyai sebuah cara pandang yang spesifik. tetapi
cara pandang itu bukanlah paradigma, karena sebuah
paradigma harus dianut oleh suatu komunitas.11
Pendekatan adalah cara pandang, orang juga sering
menyamakannya dengan paradigma, yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan untuk
memahami agama.12 10 Jujun S Sumatri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, (Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan), hlm.32811http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-paradigma-apa-
itu-paradigma.html, 21September 2014 12 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,hlm.12
10
4. Makna dan Cakupan Studi Islam
Studi islam diharapkan mampu memberikan
alternative pemecahan masalah atau jalan keluar dari
kondisi yang problematis. Studi keislaman diharapkan
mengarah pada tujuan mengadakan usaha-usaha
pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran islam yang
merupakan warisan doktriner yang turun menurun dan
dianggap sudah mapan dan sudah mandek, agar mampu
beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan
zaman dunia modern, dengan tetap berpegang pada sumber
agama islam yang asli yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
Studi islam juga diharapkan mampu memberikan pedoman
dan pegangan bagi umat islam, agar tetap menjadi
muslim sejati di zaman kehidupan modern disaat
sekarang ini.13
Adapun arah dan tujuan studi islam, yaitu :14
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa
sebenarnya (hakikat) agama islam, dan bagaimana
posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain
dalam kehidupan budaya manusia. sebagaimana islam
diturunkan oleh Allah swt adalah untuk
13 Muhaimin, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi Dan Pendekatan,hlm.414 Ibid Hlm.11-13
11
menyempurnakan agama-agama dan budaya umat di muka
bumi.
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi
ajaran agama islam yang asli, dan bagaimana
penjabaran dan operasionalisasinya dalam
perkembangan dan pertumbuhan budaya dan peradaban
islam dalam sepanjang sejarahnya
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar
ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis,
dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarah.
Studi ini berdasarkan agama Islam sebagai agama
terakhir membawa ajaran-ajaran yang bersifat final,
dan mampu memecahkan persoalan-persoalan manusia,
menjawab tantangan, dan tuntutannya sepanjang
zaman.
4. Untuk mempelajari mendalam prinsip-prinsip dan
nilai-nilai dasar ajaran agama islam dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban
manusia pada zaman modern ini. Sebagaimana islam
meyakini mempunyai misi dalam membawa agama yang
rahmah li al- alamin
a. Penelitian agama yang bersifat normative (teologis)
12
Penelitan atau studi agama yang bersifat
normative bertolak pada paradigma teologi atau iman,
yaitu penelitian yang didasari atas kepercayaan
terhadap doktirn/ajaran agama yang bersumber dari
wahyu dan bertujuan untuk menjelaskan kebenaran atau
mencari “yang lebih benar” dari agama itu sendiri.
Studi agama yang bersifat normative ini memiliki sifat
apologetika: menerima begitu saja kenyataan agama,
tanpa melakukan penyelidikan sebab-sebab dan asal-
usulnya. Studi agama normative ini hendak
menggambarkan logika intern agama yang bersifat khas
agama, dan tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan
(ilmu) lain. Disinilah ilmu (normative) agama itu
bersifat mandiri sebagaimana kemandirian ilmu yang
bersifat positivistic.15
b. Penelitian Agama Dengan Pendekatan Sejarah
Sejarah agama secara ekstrem dapat dikatakan
agama dan keagamaan adalah produk sejarah. Al-qur’an
sebagian besar berisi sejarah dan ilmu-ilmu keislaman.
Peradaban islam berkembang sedemikian rupa dalam
konteks sejarah. Karena itu, tepat apabila dikatakan
bahwa sejarah bagaikan mata air yang tidak akan pernah
15 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2003) , hlm.20
13
kering untuk diambil manfaatnya. Sejarah islam
merupakan bagian dari ilmu-ilmu keislaman yang amat
penting diajarkan dilembaga-lembaga pendidikan islam.
Penelitian agama tidak dapat dipisahkan dari
pendekatan sejarah. Agama dengan sejarah bagaikan dua
sisi mata uang. Bahkan keabsahan suatu agama antara
lain ditentukan oleh mata rantai sejarah (Historical
Contact)-nya dengan agama-agama sebelumnya sampai
sekarang. Penelitian sejarah menggunakan pendekatan
sejarah melalui focus penelitian :
1. Penelitian sejarah tentang tokoh berpengaruh dalam
suatu agama atau gerakan keagamaan
2. Penelitian sejarah mengenai naskah atau buku yang
menekankan pada substansi naskah atau buku untuk
dianalisis, baik analisiss kritis, perbandingan,
maupun analisis sekadar eksplorasi.
3. Penelitian sejarah mengenai suatu konsep sepanjang
sejarah. Penelitian model ini bisa berupa salah
satu naskah, kitab suci atau perkembangan pemikiran
dari waktu ke waktu.
4. Penelitian arsip, yaitu penelitian tentang sejarah,
baik individu, kelompok, organisasi, masyarakat
maupun bangsa dengan melihat arsip-arsip resmi.16
16 Ibid hal.65-68
14
Orang yang ingin menekuni bidang sejarah ini
membutuhkan ilmu politik, karakter-katakter alam,
perbedaan bangsa-bangsa, kawasan dan zaman dalam hal
perjalanan hidup, akhlak, tradisi, mazhan dan lain-
lain. Orang yang menekuni sejarah juga harus
mengetahui prinsip-prinsip tentang kerajaan, agama,
permulaan kemunculannya, faktor-faktor eksistensinya,
kondisi orang-orang yang berkecimpung didalamnya, dan
berita-berita mereka sehingga ia dapat menguasai latar
belakang setiap beritanya. Secara hakikat, sejarah
mengandung pemikiran, penelitian, dan alasan-alasan
detail tentang tentang perwujudan masyarakat dan
dasar-dasarnya, sekaligus ilmu yang mendalam tentang
karakter berbagai peristiwa. Karena itu, sejarah
adalah ilmu yang orisinil tentang hikmah dan layak
untuk dihitung sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang
mengandung kebijaksanaan atau filsafat.17
Dengan pendekatan historis, yang dimaksud adalah
meninjau suatu permasalahan dari sudut tinjauan
sejarah, dan menjawab permasalah dan menganalisanya
dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah
atau histori adalah studi yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu
17 Ibnu Khaldun, Mukaddimah Ter. Matsuri Irham dkk, (Jakarta : Pustaka Al- Kautsar 2001) hal.47
15
yang menyangkut kejadian atau keadaan yang sebenarnya.
Dengan mempelajari masa lalu, orang dapat memahami
masa kini, dan menggambarkan masa depan, inilah yang
disebut perspektif sejarah. Dalam studi Islam,
permasalahan dan seluk beluk ajaran serta pelaksanaan
dan perkembangannya dapat ditinjau dan dianalisis
dalam kerangka perspektif kesejarahan yang demikian.18
C. Pengetahuan Manusia Secara Umum
1. Pencarian Manusia Terhadap Pengetahuan: Trial and Error,
Common Sense, dsb.
Proses manusia mencari kebenaran, kebenaran dapat
ditemukan melalui proses non ilmiah dan ilmiah. Proses
nonilmiah meliputi :19
a. Akal sehat (common sense)
Akal sehat merupakan konsep yang memuaskan untuk
digunakan secara praktis. Akal sehat dapat
menghasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan.
Intuitif
Kebenaran intuitif diperoleh secara cepar melalui
proses yang tak disadari atau tanpa berpikir terlebih
dahulu. Dengan intuitif orang memberikan penilaian
atau keputusan tanpa suatu renungan. Kebenaran melalui18 Muhaimin, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi Dan Pendekatan, Hlm.13 19 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
(Jakarta : Bumi Aksara 2003), hlm.1-2
16
intuitif sukar dipercaya karena tanpa menggunakan
langkah-langkah yag sistematis. Metode ini disebut
metode apriori.
b. Trial and error
Kebenaran dengan trial and error dilakukan secara
coba-coba tanpa kesadaran akan pemecahan masalah
tertentu. Pemecahan terjadi karena kebetulan.
c. Otoritas
Kebenaran diterima melalui otoritas atau kewibawaan
seseorang ilmuwan atau pejabat tertentu. Pendapat
mereka umumnya sering diterima orang tanpa diuji,
karena dipandang sudah benar. Namun pendapat otoritas
ilmiah itu tidak selamanya benar
d. Prasangka
Kebenaran melalui akal sehat dipengaruhi kepentingan
orang yang melakukannya dengan akal sehat berubah
menjadi prasangka.
e. Wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu bukanlah
disebabkan penalaran manusia secara aktif tetapi
diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah dan Nabi.
2. Makna dan Perbedaan Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat
Filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya
untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup. Jadi
17
filsafat dilahirkan karena kemenangan akal atas
dongeng atau mitos-mitos yang diterima dari agama,
yang memberitahukan tentang asal mula sesuatu baik
dunia maupun manusia. Akal manusia tidak puas dengan
keterangan dongeng-dongeng itu karena tidak dapat
dibuktikan oleh akal. Pikiran para filsafati, mencakup
segala sesuatu yang dapat dipikirkan akal. Filsafat
mereka meliputi segala sesuatu yang sekarang disebut
dengan ilmu pengetahuan (sain) meliputi ilmu pasti,
ilmu alam, ilmu binatang-binatang, ilmu hayat, ilmu
kedokteran dan politik. Filsafat penelitian bersifat
universal, penelitian menghasilkan menghasilkan
pengetahuan dan ilmu. Pengetahuan ialah keseluruhan
hal yang diketahui, yang membentuk persepsi (cerapan)
jelas tentang kebenaran atau fakta.20
Perbedaan ilmu dan filsafat dalam bagian besar
adalah, perbedaan derajat dan penekanan. Ilmu lebih
menekankan kebenaran yang bersifat logis dan objektif.
Sedangkan filsafat bersifat radikal dan
subjektif .ilmu bisa berjalan mengadakan penellitian,
selama objeknya bisa diindera, dianalisis dan
dieksperimen, manakala objeknya sudah dianalisis,
dieksperimen, maka berhentilah ilmu sampai disitu,
20 Ida Bogoes Mantra, Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2004), hlm.16-17
18
sedangkan filsafat justru mulai bekerja manakala ilmu
sudah tidak bisa berbicara apa-apa tentang suatu
objek. Sekalipun demikian, bukan berarti ilmu tidak
penting bagi filsafat, justru filsafat pun bekerja
karena bantuan ilmu.21
Dalam filsafat,untuk mendapatkan kebenaran yang
hakiki, manusia harus mencarinya sendiri dengan
menggunakan alat yang dimilikinya berupa segala
potensi lahir batin. Sedangkan dalam agama untuk
mendapatkan kebenaran yang hakiki, manusia tidak hanya
mencarinya sendiri, melainkan ia harus menerima hal-
hal yang diwahyukan Tuhan, dengan kata sifat percaya
atau iman. Disatu pihak agama beralatkan kepercayaan,
di lain pihak filsafat berdasarkan penelitian yang
menggunakan potensi manusia, dan meyakininya sebagai
satu-satunya alat ukur kebenaran,yaitu akal manusia.22
Metode keilmuan menggabungkan kedua aliran
intelektual, dengan rasionalisme, metode keilmuan
memperoleh landasan pemikiran terpadu dan logika
(mantik) kuat, dan dengan empirisme memperoleh
kerangka pengujian fakta dan konteks tinjauan yang
nyata dalam memastikan kebenaran. Rasionalisme menjadi
sumber teori sedang empirisme menjadi sumber fakta.21 Juhaya S. praja, Aliran-aliran filsafat dan etika, (Jakarta : Kencana
2003, Hlm.14-1522 Ibid, Hlm.16
19
Dengan memakai landasan teori-teori relevan, peneliti
mencoba mendapat jawaban sementara (hipotesis) bagi
masalah yang dihadapinya. Selanjutnya hipotesis diuji
kebenarannya dengan pengamatan dan percobaan. Dari
banyak pengamatan atau percobaan ditarik kesimpulan
umum dan kumpulan kesimpulan umum ini diharapkan dapat
ditingkatkan menjadi teori-teori baru yang memperkaya
khasanah ilmu.23
3. Metodologi Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak
semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat ilmu tercantum
dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah.
Pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai
karakteristik-karakteristik tertentu yang diminta
pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji yang
memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini maka
metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir23 Ida Bogoes Mantra, Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial hlm.20-21
20
deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun
tubuh pengetahuannya.24
Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah
dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang
mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah, yaitu :25
1. Perumusan masalah yang merupakan pernyataan
mengenai obyek empiris yang jelas batas-
batasannya serta dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan
hipotesis yang merupakan argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat
antara berbagai faktor yang saling mengkait dan
membentuk konstelasi permasalahan.
3. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban
sementara atau digan terhadap pertanyaan yang
diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang
diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut
atau tidak.
24 Jujun, Filsafat Ilmu, hlm.119-12025 Ibid
21
5. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian
apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima.
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu
penelaahan dapat disebut ilmiah. Ilmu sebagai
sekumpulan pengetahuan sistematik terdiri dari
komponen-komponen yang saling berkaitan atau
dikordinasikan agar dapat menjadi dasar teoritis atau
memberikan penjelasan. Keterkaitan yang menghubungkan
segenap komponen itu disebut struktur dari pengetahuan
ilmiah. Secara ringkas, struktur pengetahuan ilmiah
itu ditunjukkan secara sistematis sebagai berikut :26
Objek
Sebenarnya
Bentuk
Pertanyaan
Ragam Posisi Ciri Pokok
1.Objek Materiala. ide abstrakb. benda fisikc. jasad hidupd. gejala rohanie. peristiwasocialf. proses tanda
1. Diskripsi
2. ekposisi
pola
3.rekontruksi
historis
1. asas
ilmiah
2. kaedah
ilmiah
3. teori
ilmiah
1.
sistematisasi
2. keumuman
3.
rasioanalitas
4.
Obyektifitas
5.
Verifitabilit
as26 Nawir Yuslem, Metode Pendekatan dan Pengkajian Islam,hlm.35
22
2.Objek Formal-pusat perhatian
6. komunitas
4. Trend-trend Penelitian Ilmiah: Spesialisasi, Inter-
Disiplin, Multi-Disiplin, dan Studi Area.27
a. Spesialisasi merupakan sebuah kajian keilmuan yang
mengkhususkan pada satu bidang keilmuan tanpa
menghubungkan dengan disiplin ilmu yang lainnya.
b. Inter-disiplin merupakan suatu usaha mengintegrasikan
persepsi pengetahuan, data, konsep, informasi dari dua
disiplin keilmuan yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman mendasar, atau memecahkan sebuah persoalan
keilmuan.
c. Multi-disiplin merupakan penggabungan beberapa
disiplin keilmuan yang mengandung konsep-konsep
keilmuan yang hampir sama, dalam masalah-masalah yang
bersifat kompleks.
d. Studi kawasan adalah penelitian ilmiah tentang sebuah
wilayah yang ruang lingkupnya membahas segala yang ada
dalam sebuah wilayah, baik adat istiadat, kebudayaa,
social kemasyarakatan, bahasa dan lain-lain.
27 Ibid hlm. 37
23
D. Penutup
Pengertian Islam dari segi bahasa terkait erat
dengan misi ajaran Islam, yakni membawa kedamaian dan
kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia.islami yang
artinya adalah hal yang telah disifatkan dengan islam
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan
istilah tersebut baik dalam pelaksanaan kehidupan
sehari-hari ataupun dalam dunia ilmu pengetahuan.
Studi normative adalah suatu pendekatan untuk
memahami islam dengan melalui ajaran atau doktrin-
doktrin Islam. Sedangkan studi non-normatif adalah
peristiwa yang tidak biasa. Dalam arti studi ini
dilakukan untuk menemukan apakah yang dianggap benar
sebagai Islam dan apa yang benar-benar esensial dalam
Islam.
Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-
metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan
tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam
penelitian. Paradigma adalah suatu kerangka
konseptual, termasuk nilai, teknik dan metode,
sedangkan Pendekatan adalah cara pandang orang juga
sering menyamakannya dengan paradigma, yang terdapat
24
dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
untuk memahami agama.
Proses manusia mencari kebenaran dengan akal
sehat, intuitif, trial and error, otoritas, prasangka dan
wahyu. Filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya
untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup.
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Trend-trend Penelitian Ilmiah juga seperti
spesialisasi, Inter-Disiplin, Multi-Disiplin, dan
Studi Area.
DAFTAR PUSTAKA
Esposito, John L, Islam The Straight Path, New York : Oxford
University Press 1988
Khaldun,Ibnu, Mukaddimah Ter. Matsuri Irham dkk, Jakarta :
Pustaka Al- Kautsar 2001
25
Mantra,Ida Bogoes, Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2004
Muhaimain, Studi Islam dalam ragam dimensi dan pendekatan,
Jakarta : Kencana 2012
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, Jakarta :
Universitas Indonesia Press 1985
Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, Jakarta : Kencana 2011
S. praja, Juhaya, Aliran-aliran filsafat dan etika, Jakarta : Kencana
2003
Sumatri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan 1999
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2003
Tibi, Bassam, Islam and The Culture Accommodation of Social Language,
Ter.Clare Krojzl, Colorado : Westview Press 1991
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, Jakarta : Bumi Aksara 2003
Yuslem, Nawir, Metodologi Dan Pendekatan Dalam Pengkajian Islam,
Bandung : Ciptapustaka Media 2013
26