Metode & Instrumen

66
METODE PENELITIAN (Latar belakang, perumusan masalah,Instrumen dan Analisis data) Oleh : KHOLIDI.S A. PENDAHULUAN. Penelitian dalam tinjauan social, merupakan suatu proses yang berupa serangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan masalah/ dapat menjawab atas pertanyaan tersebut. Penelitian merupakan hasil pengintegrasian dari integritas berpikir dan integritas kepribadian. Integritas berpikir ditopang oleh : (1) berpikir skeptis, yaitu segala pernyataan yang dimunculkan selalu didasarkan fakta-fakta yang ada, (2) analitis, yaitu selalu melakukan check and recheck, (3) kritis, yaitu diolah berdasarkan logika. Sedangkan integritas kepribadian ditopang

Transcript of Metode & Instrumen

METODE PENELITIAN(Latar belakang, perumusan masalah,Instrumen dan Analisis

data)

Oleh : KHOLIDI.S

A. PENDAHULUAN.Penelitian dalam tinjauan social,

merupakan suatu proses yang berupaserangkaian langkah-langkah yangdilakukan secara terencana dansistematis untuk memperolehpemecahan masalah/ dapat menjawabatas pertanyaan tersebut. Penelitianmerupakan hasil pengintegrasian dariintegritas berpikir dan integritaskepribadian. Integritas berpikirditopang oleh : (1) berpikirskeptis, yaitu segala pernyataanyang dimunculkan selalu didasarkanfakta-fakta yang ada, (2) analitis,yaitu selalu melakukan check andrecheck, (3) kritis, yaitu diolahberdasarkan logika. Sedangkanintegritas kepribadian ditopang

oleh: (1) objektif, apa yangdiungkap sesuai dengan apa adanya,(2) transparan, artinya segalasesuatu dilakukan secara terbuka dantidak ada yang ditutupi, (3)kompeten, si peneliti memilikikemampuan akademik dan teoritikdalam bidang penelitian.

Oleh karena itu salah satu unsurepenting dalam penelitian adalah“latar belakang masalah, perumusanmasalah, Instrumen” (alat pengumpuldata) dan analisis data.

B. PEMBAHASANLatarbelakang Masalah

Membuat latar belakang masalahmemang tidak terlalu mudah, bahkantidak sedikit peneliti ataumahasiswa mengalami kesulitan. Halini terjadi disebabkan olehkurangnya pemahaman mereka terhadaphal-hal apa yang harus ada dalam latar

belakang masalah. Menurut Rusyidi(1984) dalam tulisannya bahwa yangperlu dijelaskan dalam latar belakang,meliputi jawaban-jawaban terhadappertanyaan “ apa, mengapa, bagaimana, danuntuk apa (Wardi Bachtiar,1997,h.45)

Pertanyaan apa, ini berartipeneliti harus dapat menguraikan apayang terdapat dalam judulpenelitian. Untuk dapat menguraikanhal ini diperlukan pemahamanpeneliti tentang variable-variabelyang terdapat dalam judul. Secarasederhana variable dapat diartikansebagai, cirri dari individu, objek, gejala,peristiwa yang dapat diukur secarakuantitatif ataupun kualitatif (NanaSudjana,1988,h. 23). Dalampenelitian paling tidak dikenal duakategori variable, yakni: variablebebas (variable yang mempengaruhi)dan variable terikat (variable yang

dipengaruhi). Selain variable diatas, ada pula variable antara, variablecontrol, variable intervening dan lainnya.Tujuan variable ini untukmelengkapi, memperdalam danmemperluas kajian hubungan variablebebas dengan variable terikat.Misalnya, “Pelaksanaan tugas danhubungannya dengan sikap karyawanterhadap pimpinan ditinjau darilatar belakang keluarga” (StudiKasus di BMT Al-Mukmin KedatonBandar Lampung).

Dari judul di atas dapatdirumuskan variabelnya sebagaiberikut “ Sikap karyawan terhadappimpinan adalah “variable terikat”.Tugas karyawan merupakan “variablebebas”, dan latar belakang keluargamerupakan “variable antara”. Memangvariable merupakan modal dasar bagiseorang peneliti, tanpa pemahamanyang benar terhadap variable dalam

judul dapat menyebabkan kesulitandalam pelaksanaan penelitian.

Pertanyaan mengapa, ini berkenaandengan alasan-alasan, baik rasional maupunemperis tentang pentingnya topic atau temadan masalah tersebut untuk diteliti. Baikdikaitkan dengan kepentingan ilmu,profesi atau kepentinganpembangunan, agama dan sebagainya.Lebih dari itu dijelaskan pulapermasalahan yang mungkin timbulbila masalah tersebut tidakdipecahkan atau akibat positifnyabila penelitian ini dilakukan.

Pertanyaan bagaimana, iniberkenaan dengan proses yang ditempuhpeneliti, sehingga sampai menemukan topicatau tema dan permasalahan tersebut.Lebih dari itu perlu diuraikansecara garis besar gambaran kondisiobjektif lapangan dimana penelitian akandilakukan. Di sinilah diperlukanadanya studi pendahuluan atau pra

survey. Dengan studi pendahuluan,peneliti dapat menjajagi kemungkinanditeruskan atau dihentikan pekerjaanpenelitian. Disamping itu studipendahuluan juga dimaksudkan untukmendapatkan informasi yangdiperlukan oleh peneliti agarmasalahnya menjadi lebih jelas.

Sedangkan pertanyaan untuk apa,ini berkenaan dengan daya guna danhasil guna setelah penelitian selesai. Baikdilihat dari kepentingan ilmu,profesi, lembaga, maupun dilihatdari kepentingan pembangunan bangsadan agama pada umumnya. Dalam bukupedoman praktis penulisan karyailmiah/skripsi IAIN Raden Intan,dijelaskan: Latar belakang masalah,memuat (1) penjelasan yang melatarbelakangi (mendasari) munculnyamasalah, dan letak pentingnyapermasalahan tersebut dikaji dalamkonteks keilmuan, (2) dijelaskan dan

diuraikan pula informasi yangberhubungan dengan penelitian ini,serta informasi tentang penelitianlain yang ada kaitannya denganpenelitian yang akan dilaksanakan(IAIN Raden Intan,2000,h.16).

Cara Menemukan Masalah.Bagi para pemula, khususnya

kalangan mahasiswa dalam menggumulipenelitian acapkali dihadapkan padakesulitan untuk menemukan masalah-masalah penelitian, menggali segiyang menarik dan penting untukditeliti. Kesulitan ini agaknyaberpangkal dari cara berpikir yangmasih kurang padu dalam menatapmasalah itu sendiri. Ini dapatdimengerti mengingat ilmu itusendiri merupakan bidang garapanyang luas dan kalangan mahasiswa itusendiri memiliki wawasan yangterbatas.

Di kalangan mahasiswa fakultasdakwah, khususnya jurusan manajemendakwah, misalnya tatkala merekamenginjak semester akhir studinya,tidak jarang muncul pertanyaan“masalah apa yang akan saya telitiuntuk bahan penulisan skripsi”. Halini dapat diduga dikarenakankurangnya pemahaman mahasiswa mengenaihakekat masalah penelitian, terbatasnyainformasi mengenai sumber0sumber masalah,serta kurangnya kesiapan mahasiswa dalamperencanaan penelitian. Dalampenelitian, masalah merupakanlandasan atau dasar untuk menentukanunsure penelitian lainnya. Teori danrumusan hipotesis, metodologi danunsure-unsur penelitian lainnyadibangun di atas dasar masalahpenelitian. Itu sebabnya penentuanmasalah penelitian merupakan kuncikeberhasilan suatu penelitian.

Apa sesungguhnya masalah itu ?Masalah adalah pertanyaan-pertanyaanyang sengaja diajukan untuk dicarikanjawabannya melalui penelitian. Jikamasalah telah diketahui, tetapijawabannya masih belum meyakinkanatau masih meragukan, makadiperlukan adanya hipotesis penelitian.

Paling tidak ada tiga segi untukmengukur kelayakan suatu masalahpenelitian: (1) dilihat dari segikeilmuan. Ini artinya masalah harusjelas kedudukannya dalam struktur keilmuanyang sedang dipelajari, (2) dilihat darisegi metode keilmuan. Ini artinyabahwa masalah penelitian harus dapatdipecahkan melalui langkah-langkahberpikir ilmiah atau metode ilmiah, (3)dilihat dari segi kepentingan dankegunaannya. Ini berarti masalahpenelitian harus disesuaikan dengankepentingan mahasiswa atau peneliti.Dilihat dari segi kegunaan berarti

masalah tersebut dapat berguna baik bagikepentingan keilmuan maupun bagipenerapan dalam praktik. Dari segipengembangan ilmu, penelitianhendaknya dapat menguji kebenaran ilmiah,mengungkapkan hal-hal yang dianggap baru,sehingga mengundang orang lain untukmeneliti lebih lanjut. Sedangkandari sudut kegunaan dalam praktik,hasil penelitian harus bermanfaat untukmemperbaiki atau meningkatkan usaha-usahayang sedang dilaksanakan (NanaSudjana,1988,h. 21-22).

Dalam penelitian, terutamapenelitian social dan termasukpenelitian dakwah, masalah sebaiknyamengandung dua variable atau lebih.Dengan demikian masalah penelitiandapat diajukan melalui beberapa caraseperti: mendeskripsikan setiapvariable, menghubungkan duavariable, mengkaji pengaruh variableyang satu terhadap variable yang

lain, mengkaji kekuatan variableyang satu dibandingkan dengankekuatan variable lain, mengkajisumbangan (kontribusi) suatuvariable terhadap variable lain dansebagainya.

Persoalan lain yang perlu untukdiketahui adalah, bagaimana carauntuk menemukan masalah penelitian.Paling tidak ada tiga sumber untukmenemukan masalah penelitian:Pertama, dengan cara membaca bukuatau hasil penelitian orang lain, yaitudengan mengkaji konsep-konsep daribidang keilmuan, kemudian darisetiap konsep tersebut dicobadijabarkan variable-variabelnya.Setelah diketahui variable-variabelnya lalu dianalisis hubungansetiap variable tersebut. Lalutentukan jenis hubungan yangsekiranya menarik dan bermanfaatuntuk dijadikan masalah penelitian,

ini disebut dengan cara “deduksi”.Kedua, dengan cara studi pendahuluanatau studi penjajakan (exploratorystudi). Dengan cara ini penelitiatau mahasiswa turun ke lapanganuntuk mengadakan amatan terhadapgejala atau fenomena yang ada.Fokuskan perhatian dalam studilapangan, kemudian tentukan satuatau dua aspek dari focus perhatiandi atas. Setelah didapat gejala-gejala yang ada di lapangan, laludikaji melalui pendekatan teori-teori yangada relevansinya dengan masalah tersebut.Bertolak dari teori dan konseptersebut dapat dibuat dugaansementara terhadap gejala-gejalaatau fakta-fakta yang ada dilapangan, ini disebut dengan cara “induksi” Ketiga, dengan caramenggabungkan kedua cara diatas (caradeduksi dengan induksi). Ini artinyapeneliti atau mahasiswa terlebih

dahulu mempelajari konsep-konsep,teori-teori, dan variable dariliterature (khasanah ilmu), kemudianmelihat fakta emperis di lapangan,apakah sesuai atau tidak. Jika tidakmengapa ? Pertanyaan mengapatersebut mengundang peneliti untukmerumuskan masalah penelitiannya.Cara ini lebih baik bagi penelitiatau mahasiswa, karena ia bertolakdari teori dan konsep danmemadukannya dengan fakta emperis(Nana Sudjana,1988,h. 34).

Pengalaman selama inimenunjukkan, kesulitan mahasiswamendapatkan masalah penelitian berpangkalpada bagaimana memilih masalah yangmenarik dan penting untuk diteliti.Hal ini disebabkan cara berpikir yang belumpadu alias terpilah-pilah dalam menatapmasalah penelitian (dakwah, manajemendan sebagainya). Misalnya, suatumasalah hanya dilihat dalam

konteksnya yang amat terbatas,terlepas dari cantelan pokoknya.Sehingga kalaupun mereka mengarahkanpandangannya pada suatu masalah,mereka kurang dapat mempertautkanmasalah itu dengan aspek-aspeklainnya.

Perumusan Hipotesis Penelitian.Setelah peneliti dapat merumuskan

masalah penelitian, maka langkahselanjutnya ia perlu membuathipotesis. Menurut Nana Sudjana,hipotesis pada hakekatnya tidak lainadalah jawaban sementara atau dugaanjawaban dari masalah. Hipotesisberarti pendapat yang kebenarannyamasih rendah atau kadar kebenarannyamasih belum meyakinkan (NanaSudjana,1988,h. 37).

Sebagai jawaban sementara darimasalah penelitian, ini berarti

bahwa hipotesis diturunkan manakalakemungkinan jawaban yang timbul daripertanyaan masalah penelitian lebih darisatu. Ini dimungkinkan karenapertanyaan yang diajukan penelitidalam merumuskan permasalahanbersifat problematic dalampengertian mengandung banyakkemungkinan jawaban. Dan jawabansementara tersebut harus dilakukanmelalui pendekatan khasanahpengetahuan. Artinya bahwa hipotesisyang diajukan itu dari kajianteoritis melalui penalaran deduktif.Dengan demikian sebagai jawabansementara, hipotesis di mulai daripengidenti- fikasian alternative jawabanterhadap pertanyaan penelitian.

Lebih dari itu hipotesisditurunkan bila jawaban permasalahan itumerupakan pertanyaan hubungan dari duavariable atau lebih. Misalnya,penelitian yang berjudul

“Pelaksanaan penataran danhubungannya dengan sikap karyawanterhadap pimpinan ditinjau darilatar belakang keluarga” (StudiKasus di BMT Al-Mukmin KedatonBandar Lampung).

Dari judul penelitian di atas,pelaksanaan penataran di BMT sebagaivariable bebas, diberi simpul (X).Sikap karyawan terhadap pimpinansebagai variable terikat, diberisimbul (Y). Asal keluarga adalahvariable antara, terdiri darikeluarga yang berasal dari suku bali(Y1) dan suku jawa (Y2).

Permasalahan yang dapatditanyakan adalah sebagai berikut:1. Sampai dimana sikap karyawanterhadap pimpinan, setelahmenerima penataran (menanyakanvariable Y).a.Bagaimana sikap karyawan yangberasal dari suku bali

terhadap pimpinan ?(mengungkap variable Y1)

b.Bagaimana sikap karyawan yangberasal dari suku Jawaterhadap pimpinan (mengungkapvariable Y2).

c.Bagaimana sikap semuakaryawan terhadap pimpinan ?(mengungkap variable Y1 danY2)

2. Sampai dimana intensitaspelaksanaan pelatihan (menanyakanvariable X)

3. Adakah perbedaan sikapkaryawan terhadap pimpinan,antara yang berasal dari sukuBali (Y1) dengan anak yangberasal dari suku Jawa (Y2)

4. Apakah terdapat hubungan yangpositif antara intensitaspelaksanaan pelatihan (X) dengansikap karyawan terhadap

pimpinan ? (menanyakan hubungan Xdan Y)

Kalau diperhatikan, maka pertanyaanNo.1 dan 2 pada hakekatnyamendeskripsikan satu variable, yaituvariable terikat. Dalam hal iniyaitu sikap karyawan terhadappimpinan (Y) yang terdiri Y1 dan Y2serta gabungan Y1 dengan Y2.Sedangkan pertanyaan No. 2 variabelbebas, yaitu intensitas pelaksanaanpelatihan (X). Untuk keduapertanyaan di atas (1 dan 2) tidakperlu dibuat hipotesis, karena hanyamengungkapkan satu variable.

Sedangkan pertanyaan No.3 mencobamembandingkan variable terikat,yaitu Y1 dan Y2. Pertanyaan iniingin melihat sikap karyawan darikeluarga mana yang paling positifterhadap pimpinan. Adapun pertanyaanNo.4 juga mempunyai dua variable,yaitu variable X dan variable Y.

Pertanyaan ini ingin melihathubungan atau korelasi antaravariable X dengan variable Y. Dalamhal ini pertanyaan No.3 dan 4 perludibuat hipotesis, karena mengandungdua variable.

Adapun hipotesis yang dapatditurunkan dari pertanyaan No.3adalah “ Karyawan yang berasal darikeluarga suku Bali sikapnya terhadappimpinan lebih positif dari karyawanyang berasal dari keluarga sukuJawa”.

Sedangkan hipotesis pertanyaanNo.4 adalah “ Terdapat korelasi(hubungan) positif antara intensitaspelaksanaan pelatihan di BMT Al-Mukmin dengan sikap karyawanterhadap pimpinan”.

Oleh karena itu ilmu dakwah ataumanajemen sebagai bagian dari ilmusocial lainnya, dalam penelitiansebaiknya mengandung dua variable

atau lebih. Sehingga peneliti dapatmelihat hubungan antara satuvariable dengan variable lainnya,baik dalam rangka peneliti inginmelihat status (deskripsi) suatuvariable, membandingkan dua fenomenaatau lebih untuk melihat dari segipersamaan dan perbedaan (korelasi)antara dua fenomena yang ada.Dengan melakukan penelitian ilmudakwah atau manajemen seperti ini,maka tidak saja akan memperluasmedan penelitian, tetapi hasilpenelitiannya akan lebih berarti.Lebih dari itu para peneliti dapatmenggunakan hipotesis dalampenelitian.

Sedangkan Peranan hipotesisadalah, untuk: (1) memberi kantujuan yang tegas bagi peneliti, (2)menentukan arah yang harus ditempuh,(3) pembatasan ruang lingkuppenelitian, menghindar kan dari tak

terahar nya tujuan, pengumpulan datayang tidak ada hubungan denganmasalah, dan memudahkan pencariandata atau fakta-fakta yang relevan.

Hipotesis dilihat dari luas atausempitnya dapat dibagi dalam duakategori, yaitu: (1) Hipotesis Mayor(hipotesis yang mempunyai anakhipotesis) dan (2) Hipotesis Minor(hipotesis yang merupakan bagiandari hipotesis mayor). Sebagaicontoh, hipotesis mayor “ Kondisikaryawan berkorelasi dengankeberhasilan produksi kerja”.Sedangkan untuk hipotesis minor,“Pendidikan mempunyai korelasidengan peningkatan keberhasilanproduksi kerja”.

Sumber hipotesis adalah, (1)Pengalaman, pengamatan dan dugaan sipeneliti, (2) Hasil penelitian yangpernah dilakukan sebelumnya, (3)Teori-teori yang sudah terbentuk.

Metode & Instrumen Penelitian.Metode penelitian lebih

menekankan kepada strategi, proses danpendekatan dalam memilih jenis,karaktristik, serta dimensi ruang dan waktudari data yang diperlukan. Dalampenelitian dikenal ada beberapametode penelitian, misalnya metodepenelitian historis, deskriptif, ex post factoataupun metode penelitian eksprimen.Untuk itu dalam hal ini perludijelskan metode yang digunakandalam pengumpulan data dan berikanalasan-alasan mengapa metodetersebut digunakan.

Salah satu langkah penting dalampenelitian adalah proses pengumpulandata (verifikasi data) di lapangan.Verifikasi data sangat diperlukanagar diperoleh data yang relevanuntuk menjawab pertanyaan penelitianatau untuk menguji hipotesis

penelitian. Di kalangan mahasiswayang penelitiannya berorientasilapangan, kadang kala merasa bingunguntuk menemukan data apa yang harusdicari. Akibatnya tidak jarang data-data yang dihumpun tidak mampumenjawab pertanyaan penelitian ataumenguji hipotesis penelitian. Initerjadi akibat tidak dipahaminyaoleh mahasiswa hakikat penelitiandengan benar, khususnya yangberkenaan dengan permasalahanpenelitian. Lebih dari itu kebenarandata dan ketepatannya jugabergantung kepada alat pengumpul data(instrument) yang digunakan dansumber untuk memperoleh data itu.

Verifikasi Data.Verifikasi data merupakan langkah

penting untuk dilaku kan peneliti setelahmerumuskan masalah penelitian ataupunhipotesis penelitian. Data yang akan

dikumpulkan terutama sekali yangberkenaan dengan masalah penelitian.Ini artinya data-data itu hendaknyamampu menjawab pertanyaan penelitianatau menguji hipotesis yang telahdirumuskan sebelumnya. Data-data itudapat berupa data kualitatif ataudata kuantitatif. Data kualitatifberkenaan dengan nilai-nilai sepertibaik, sedang, kurang dan sebagainya.Sedangkan data kuantitatif berkenaandengan ukuran jumlah dalam bentukangka-angka (Nana Sudjana, 1988,h.50).

Lebih lanjut Nana Sudjana,mengatakan ada 3 (tiga) hal pokokdalam verifikasi data, yaitu : (1)metode dan instrument pengumpul data, (2)sample atau sumber data, (3) teknik analisadata. Untuk menetapkan ketiga hal diatas, peneliti perlu memperhatikanbeberapa factor, yaitu:

a. Hakikat variabel yang diteliti. Peneliti perlu memahami apakah

variable yang akan diteliti telahterjadi atau belum. Kalau telahterjadi, maka peneliti dapatmenggunakan metode deskriptif atau expostpacto. Namun kalau variable belumterjadi, sehingga peneliti perlumemanipulasi lebih dahulu, makapeneliti dihadapkan pada metodeeksperimen.

b. Definisi konsep dan Definisioperasional setiap variable yang diteliti.

Kejelasan definisi akanmenentukan jenis data yang diperlukandan alat yang harus digunakan.Misalnya, variable yang akanditeliti adalah “ KwalitasPemimpin”. Definisi konsep yangdiberikan terhadap kwalitas pemimpinadalah kemampuan nya memimpin suatu

lembaga. Secara operasional kwalitaspemimpin dapat dilihat dari segi,pendidikan formal yang diselesaikan,pelatihan yang pernah diikuti, piagam yangtelah diterima, dan pengalaman dalammemimpin dan sebagainya.

Dari contoh di atas, data-datayang diperlukan adalah jenis pendidikanformal, pelatihan yang pernah diikuti, piagampenghargaan dan lamanya menekuni tugassebagai pimpinan. Sedangkan instrumentyang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah “Kuessioner atauWawancara dengan pimpinan yangbersangkutan.

c. Masalah dan Tujuan penelitian.Ini dimaksudkan jawaban apa yang

diinginkan dari pertanyaanpenelitian dan untuk apa manfaatditemukan jawaban terhadappertanyaan tersebut. Informasi inimenjadi penting, karena ia dapat

memberikan petunjuk terhadap jenisdata, sumber data dan analisis data(Nana Sudjana, 1988, h.51).

Instrumen ( alat pengumpul data).Instrumen lebih menekankan kepada

alat atau cara untuk menjaring data yangdiperlukan. Sebagai alat pengumpuldata, instrument sangat pentingperanannya, sebab penggunaaninstrument yang tidak baik berakibatdata-data yang diperoleh tidak baik,akhirnya kesimpulan penelitianmenjadi salah. Oleh karena itu yangperlu dipahami peneliti sebelummenyusun instrument adalah jenis dataapa yang diperlukan. Apakah data yangbersifat kualitatif ataukah kuantitatif.Karena persoalan data ini berhubungandengan skala hasil pengukuran. MenurutNana Sudjana, ada empat hasil skalapengukuran, yaitu : “skala nominal,

skala ordinal, skala interval, dan skala rasio(Nana Sudjana,1988, h. 58). Penggunaan alat harus disesuaikan dengan data yangdiinginkan. Instrumen sebagai alatpengumpul data pada hakikat nyaadalah alat untuk mengukur variablepenelitian. Adapun instrument yangsering digunakan dalam penelitianantara lain “kuessioner, wawancara,observasi atau test”.

Sebelum seorang peneliti menyusuninstrument lebih dahulu diketahui,jenis data apa yang diperlukan, baik untukmenguji hipotesis atau untukmenjawab pertanyaan masalahpenelitian. Lalu bagaimana langkah-langkah dalam menetapkan instrumentagar diperoleh data yang sesuaidengan keinginan peneliti. Instrumensebagai alat pengumpul data perlumemperhatikan berbagai segi. Pertama,bentuk pertanyaan menggunakan kata-

kata yang mudah dimengerti olehresponden. Kedua, tidak menimbulkanpenafsiran yang berbeda. Ketiga,harus sesuai dengan maksud yangdiperlukan oleh peneliti (WardiBachtiar,1997,h. 65).

Instrumen harusnya tidak keluar dariruang lingkup permasalahan, melainkanmencakup variable atau konsep yangtercakup dalam permasalahan. Olehkarena itu penyusunan instrumentatau daftar pertanyaan diawalidengan membuat lay out atau kisi-kisi instrument. Kisi-kisipertanyaan memuat aspek yang akandiungkap melalui pertanyaan, banyakdan bentuk pertanyaan. Setiapmasalah penelitian mengandung satuatau lebih variable, tiap sub-variabel dirinci lagi menjadiindikator-indikator, dan indikator-indikator itu lalu dibuat pertanyaanpenelitian.

Indikator adalah sifat-sifat, ciri-ciriyang menjelaskan variable tersebut dankeadaannya lebih nyata, lebih transparan(Wardi Bachtiar, 1997,h. 110). Lebihjauh Wardi Bachtiar menjelaskanindicator itu diperoleh dari rincianvariable sebagai sebuah pengertian yangabstrak, yang diambil dari gejala yangmenjadi focus penelitian. Indikator-indikator itu mempunyai ukuransesuai dengan tingkat ataukriterianya, dimana ukuran-ukuranitu dalam wujud nilai-nilai atauangka skor. Khususnya dalampembuatan instrument itu, sekaligusdipersiapkan pula alternative jawabannyasesuai dengan pengukuran tiap-tiapindicator tersebut secara bertingkat darisegi positif ke nigatif. Ini akan lebihmemudahkan si peneliti untukmengolah data lebih lanjut dalammendapatkan kesimpulan hasilpenelitian. Misalnya, bila peneliti

ingin memanipulasi frekuensi, makapeneliti tinggal menghitung jumlahresponden yang menjawab tiap-tiapalternative jawaban tersebut.

Untuk mendapat gambaran yanglebih jelas tentang variable, defenisikonsep & defenisi operasional, indikator-indikator dan instrument penelitian, makadibawah ini akan disajikan dalambentuk skema.

SKEMA MERUMUSKAN INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Penelitian

Defenisi Konsep &Defenisi Operasional

Indikator Variabel Indikator VariabelIndikator Variabel

Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian

SKALA HASIL PENGUKURAN

Nominal Ordinal Interval Rasio

ANALISIS DATA

Pengolahan Dan Analisis Data.Data yang telah dikumpulkan

melalui instrument dengan susahpayah, pada dasar nya untuk mengujihipotesis atau sekurang-kurangnyauntuk menjawab pertanyaanpenelitian. Oleh karena itu data-data itu perlu diolah, disusunsedemikian rupa sehingga ia mampumemberikan jawaban terhadap pertanyaanpenelitian atau untuk menguji hipotesispenelitian. Pengolahan datadimaksudkan untuk mengubah data kasarmenjadi data yang lebih halus dan lebihbermakna.

Secara umum menurut Nana Sudjana,dalam pengolahan data ada beberapalangkah yang perlu dilakukan antara lain:1. Membersihkan data, memeriksakembali jawaban responden.2. Membuat koding, memberikan tandaatau kode agar mudah diperiksa jawabannya3. Melakukan scoring ataumemberikan angka, khusus data yang akandikuantitatifkan.4. Menggolongkan kategori jawabandalam table- tabel, baik table frekuensimaupun table skor.5. Mengolah dan menghitung datadengan statistic deskriptif.

6. Mendeskripsikan hasil-hasilperhitungan dalam bentuk table,grafik dan lainnya.7. Membuat interpretasi hasilpengolahan tersebut dalam bentukpertanyaan-pertanyaan verbal sesuai denganpermasalahan penelitian.8. Analisis data lebih lanjut ujihipotesis (Nana Sudjana,1988, h.77).

Pengolahan data itu sendirimerupakan kegiatan pendahuluansebelum analisa data dilakukan. Iamencakup pokok-pokok soal mengenaiediting dan koding, barulah menyusuluraian tentang tabulasi, baik yangdibuat untuk menyusun distribusiatau penyebaran frekuensi data,maupun dibuat untuk menyusunklasifikasi silang(Koentjaraningrat,1993, h.270).

Dalam penelitian langkah awalyang perlu dilakukan setelah dataterkumpul, adalah melakukan editing.Ini berarti seorang peneliti perlumelihat kembali catatan data yangada, untuk mengetahui apakah catatanitu cukup baik dan dapat diprosesuntuk keperluan berikutnya.Penelitian kembali terhadap catatandata yang terkumpul meliputi: (1)lengkapnya pengisian, (2) keterbacaantulisan, (3) kejelasan makna jawaban, (4)keajekan dan kesesuaian jawaban satu samalain, (5) relevansi jawaban, (6) keragamansatuan data (Koentjaraningrat,1993,h.272).

Sedangkan “koding” merupakanusaha mengklasifikasi kan jawaban-jawabanpara responden menurut macam-macamnya. Menurut J. Vredenbregt“klasifikasi yaitu, kita merumuskankategori-kategori (kelas-kelas) yang terdiridari gejala-gejala yang sama atau yang

dianggap sama” (J.Vredenbregt,1984,h. 126).Klasifikasi itu dilakukan denganjalan menandai masing-masing jawabanitu dengan tanda kode tertentu,lazimnya dalam bentuk angka. Dalamtahap koding, jawaban beragam atauyang tidak berstruktur harusdigolong-golongkan menurut macamnyake dalam kategori-kategori. Untukmengatasi kesulitan koding penelitiseharusnya telah menyiapkan lebihdahulu kategori-kategori apa sajayang kiranya akan diadakan untukmenggolong kan jawaban yang akandikumpulkan itu. Dengan mengetahuidan menyiapkan lebih dahulukemungkinan kategori-kategori yangakan ada, pengumpul data baikmelalui wawancara, atau lainnya akandapat berusaha, sehingga jawabanatau informasi yang peneliti catatakan pasti dapat terumus dengan

jelas dan tegas. Dengan demikianpenempatan data-data tersebutmelalui koding ke dalam kategori-kategori yang ada akan mudahdilakukan.

Untuk melakukan suatu klasifikasidata ada beberapa syarat yang perludiperhatikan, yaitu:1. Satu klasifikasi harus sempurna,artinya kategori-kategori yang dipakai harus bisa menampung semua data. Jadi tidak adadata yang tidak tertampung dalam klasifikasiitu.2. Setiap klasifikasi harus didasarkan atas satu fundamentum saja.3. Masing-masing kategori harusmemisahkan satu dengan yang lain. Hal iniberarti bahwa

data yang sama telah diklasifikasi kanke dalam kategori tertentu, tidak bisadiklasifikasikan ke dalam kategori yang lainnya. (J.Vredenbregt,1984,h. 126).

Setelah data-datadiklasifikasikan, artinya telahditempat kan dalam kategori masing-masing, maka di adakan penghitungan.Pada tahap ini peneliti akanmemperoleh data jawaban yangseluruhnya telah berada dalamkeadaan terdistribusi ke dalamkategori-kategori. Cara yang palingsederhana untuk pendistribusian datake dalam kategori-kategori adalahdengan cara menghijir atau telly.Yaitu dengan cara memasukkan setiapalternative jawaban yang telah dikode kedalam kolom kategori yang tersedia.Dengan menghitung jumlah telly padasetiap kolom kategori, kita serta

merta dapat menghitung jumlah kasuspada setiap kategori dan dengandemikian dapat langsung menemukanfrekuensi data pada setiap kategori.

Proses menghitung frekuensi yangterbilang di dalam masing-masingkategori disebut “tabulasi”. Tabulasiberarti menyusun data-data ke dalambentuk table. Pada tahap ini datatelah selesai diproses dan olehkarenanya harus segera disusun kedalam suatu pola formal yang telahdirancang. Benarlah artinya bahwatabulasi itu merupakan langkah pentingyang dapat “memaksa data untuk berbicara”(Koentjaraningrat,1993,h. 280).

Dengan demikian jelaslah bahwalewat tabulasi data lapangan akansegera tampak ringkas dan bersifatmerangkum. Itu artinya denganmenggunakan tabulasi, data yangtelah tersusun dalam table yang baikakan mudah dibaca serta maknanya

akan mudah pula dipahami. Yangberarti dengan melakukan koding dantabulasi sebagaimana di atas,peneliti sesungguhnya tengahmengerjakan analisa.

Sudah saatnya barangkali kalanganmahasiswa, khusus nya mahasiswafakultas dakwah untuk menggunakantabulasi dalam pengolahan data,sehingga akan tergambar dengan jelasdata-data yang ada, dimana prosesanalisanya akan lebih mudahdilakukan. Kalau hal ini dapatdilakukan, maka kecil kemungkinanakan terjadi manipulasi data dikalangan mahasiswa, atau setidaknyamengurangi khususnya dalam rangkapembuatan skripsi.

Setelah pengolahan data, makaselanjutnya dilakukan analisis data.Untuk mengolah dan menganalisis datadapat digunakan statistic. Statistikitu digunakan untuk membatasi cara-cara

ilmiah dalam mengumpulkan, menyusun,meringkas, dan menyajikan datapenyelidikan (Sutrisno Hadi,1985,h.1).

Lebih lanjut statistic merupakancara untuk mengolah data dan menarikkesimpulan-kesimpulan yang telitidan keputusan-keputusan yang logicdari pengolahan data tersebut.Paling tidak ada dua bentukstatistic yang sering digunakanyaitu “statistic deskriptif dan statisticanalitik”. Statistik deskriptifterutama digunakan untuk mengolahdata dan mendeskripsikan data dalambentuk tampilan data yang lebih bermaknadan mudah dipahami oleh orang lain.Sedangkan statistic analitikterutama digunakan untuk keperluanpengujian hipotesis dan untuk membuatgeneralisasi (inferences) data sampleterhadap populasi nya (NanaSudjana,1988, h. 77).

Dilihat dari kedua bentukstatistic di atas, nampaknya dikalangan mahasiswa fakultas dakwahpenggunaan statistic deskriptiflebih cocok mengingat kebanyakanmahasiswa melakukan penelitian yangbersifat deskriptif. Dalam halanalisis data seharusnya sudahdirancang dan dipersiapkansebelumnya. Ini artinya penelitiharus sudah siap dengan rencana-rencana yang dapat menuntunbagaimana data yng ada itu harusdisusun agar bermakna danmenghasilkan kesimpulan-kesimpulan.Membuat kongkrit rancangan analisisdata, agar menjurus kepadakesimpulan akan tampak dalam bentukpembuatan kerangka table. Kerangkatable itu dapat berfungsi sebagaipetunjuk instruktif bagaimana data yangtelah di edit harus di olah dan disusun.Kerangka table inilah yang

menjuruskan bagaimana data padawaktunya nanti harus di kode, dikategorikan dan bagaimana tabulasinyaharus di kerjakan.

Apabila penelitian yang tengahdikerjakan bersifat deskriptif danhipotesa yang dirumuskan berupahipotesa dengan variable tunggal,maka kerangka table yang di siapkanhanya akan terisi dengan satuperangkat kategori saja. Kerangkatable seperti ini memang akanmenghasilkan orang sampai padaanalisa deskriptif saja. Dengantabulasi itu orang akhirnya akandapatkan suatu table yang terisidengan hasil persebaran data menurutfrekuensi antar kategori dalam kolomtunggal. Hasil sebarannya dalamkolom tunggal ini telah nampak nyatamenggambarkan deskripsi suatuvariable tertentu. Lain hal nyaapabila penelitian yang dikerjakan

itu bersifat menerangkan, denganhipotesis yang membuat pradugaadanya hubungan antara dua variable.Dengan menempuh jalan manipulasistatistic analitik, yang dikerjakanjelas tidak akan berhenti padapenyajian deskriptif belaka, akantetapi berlangsung lebih lanjut.Analisisnya akan menjurus kepadausaha menemukan ada tidaknyahubungan antara dua variable (denganmenggunakan tabulasi silang)(Koentjara-ningrat,1993,h. 283).

Sebagaimana kita ketahui bahwatujuan analisis adalah untukmenyederhana kan data ke dalambentuk yang lebih mudah di baca dandi interpretasi. Itulah sebabnyasering digunakan statistic, karenamemang salah satu fungsinya adalahuntuk menyederhanakan data. Selainitu ia juga dapat membandingkanhasil yang di dapat dengan hasil

yang terjadi secara kebetulan,sehingga memungkinkan peneliti untukmenguji apa hubungan yang diamatimemang betul terjadi karena adanyahubungan sistematis antara variable-variabel yang di teliti, atau hanyaterjadi secara kebetulan. Misalnya,seorang peneliti menghipotesiskanbahwa “pendidikan berpengaruhterhadap kemampuan seseorangmemimpin”. Penelitian dilakukan dandata dikumpul kan. Data tentangpendidikan dan kemampuan seseorangmemimpin ini di kode, diproses,diringkas, disederhanakan danhubungan satu sama lain, sehinggadapat menunjukkan, “apakah hipotesisdi atas salah atau benar”. Hanyasaja proses analisis tidak berhentidi sini, analisis data belum dapatmenjawab pertanyaan-pertanyaanpenelitian lebih jauh. Setelah datadi analisis dan diperoleh informasi

yang lebih sederhana, hasil analisistersebut harus diinterpretasi untukmencari makna yang lebih luas danimplikasi dari hasil-hasil analisis.Ini artinya perlu ada inferensitentang hubungan yang diteliti,sehingga di temukan makna danimplikasi yang lebih luas darihasil-hasil penelitian nya.

Ada dua cara untuk mendapatkanmakna dan implikasi yang lebih luasdari hasil penelitian, yaitu:a.Hanya data dan hubungan dalam

penelitian itu saja yang diinterpretasikan. Ini artinyaanalisis dan interpretasi sangat erat hubungannya. Peneliti secara otomatis membuatinterpretasi sewaktu peneliti menganalisisdata.b.Peneliti mencari pengertian yang lebih luas

dari data penelitian. Ini dilakukan oleh

peneliti dengan membanding kan hasilanalisisnya dengan kesimpulan penelitilain dan dengan menghubungkan kembalihasil inferensinya dengan teori(Singarimbun,1981,h. 214).

Analisis Data Kualitatif.Menurut Lexy J. Moleong, analisa

data adalah “proses mengorganisasikandan mengurutkan data ke dalam pola,kategori dan satuan uraian dasar sehinggadapat ditemukan tema dan dapatdirumuskan hipotesis kerja seperti yangdisarankan oleh data (Lexy J.Moleong,1999,h. 103). Dengandemikian analisis data dimaksudkanyang pertama, mengorganisasikan data,yaitu mengatur, mengurut kan,mengelompokkan, mengkode danmengkategorikannya. Disini jelasbahwa tujuan analisis data adalahuntuk menyederhanakan data ke dalambentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasi. Interpretasi berartimemberikan makna kepada analisis,menjelaskan pola atau kategori, serta mencarihubungan antara berbagai konsep.

Dalam penelitian kualitatif,analisisnya telah dilakukan sejakmasih di lapangan. Walaupun analisisdata secara intensif baru dilakukansetelah berakhirnya pengumpulandata. Analisis dilakukan denganbimbingan dan arahan oleh masalahpenelitian, peneliti dibawa kea rahacuan tertentu yang mungkin cocokatau tidak cocok dengan data yang dicatat. Yang dapat dilakukan adalah“pada saat pencatatan data dilapangan dapat mulai memberikan kodepada data, dan dengan memunculkankonsep-konsep yang dapat dijabar kanke dalam hipotesis kerja, bila halitu belum disusun oleh peneliti(Lexy J. Moleong,1999,h. 102).

Ini artinya bahwa sejak saat dilapangan sudah ada penghalusan data,penyusunan kategori dan sebagainya.Analisis dalam hal ini selaluterjalin secara terpadu denganpenafsiran data. Penafsiran ituberarti memberikan arti yang signifikanterhadap analisis, menjelaskan pola uraiandan memberi hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Atas dasar inipeneliti menyusunnya dengan jalanmenghaluskan kategori-kategorinya kedalam kerangka system kategori yangdi peroleh dari data. Adapunlangkah-langkah yang dapat dilakukandalam analisis data ialah, reduksidata, penyajian data dan penarikankesimpulan (Wardi Bachtiar,1997,h.26).

Reduksi data adalah sebagai suatubentuk analisis yang menajamkan,menggolongkan, mengarahkan, membuangyang tidak perlu, dan mengorganisasikan data

dengan cara sedemikian rupa, sehinggakesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data ini dilakukansecara terus menerus selamapenelitian, dengan membuatringkasan, mengkode, membuat tema-tema, menggolong-golongkan sesuaidengan keadaan data dan membuatcatatan-catatan. Penyajian datamerupakan bagian dari analisis,artinya penyajian data dilakukan sekaligusdengan analisis. Langkah-langkahpenyajian data itu sendiri daribermacam-macam matriks, grafik,jaringan dan bagan. Kesemuanyadirancang guna menggabungkaninformasi yang tersusun dalam suatubentuk yang perlu dan mudah dicapai.Sedangkan menarik kesimpulan danverifikasi dalam prakteknya menyatudalam kegiatan yang merupakan siklus reduksi,penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Verifikasi itu selalu dilakukan

dengan memperhati kan proposisi-proposisi yang telah di bangun padaawal tindakan penelitian hinggaakhir.

Kesimpulan Hasil Penelitian.Kesimpulan adalah paradigma sebagai

pandangan dunia yang dimiliki seseorangpeneliti yang dengan itu ia memiliki kerangkaberpikir, asumsi, teori atau proposisi dankonsep terhadap suatu permasalahanpenelitian yang dikaji.

Kesimpulan hasil penelitian yangdiungkap harus sejalan dan sesuai denganpermasalahan serta hipotesis penelitian.Kesimpulan juga disampaikan dalambentuk pernyataan yang ketat danpadat sehingga tidak ada celahtimbulnya interpretasi lain. Dengandemikian kesimpulan itu berangkatdari hasil analisis terhadap data-data yang dapat dihimpun dalampenelitian.

Sedangkan saran yang disampaikanharus didasarkan data hasil penelitian,yang dalam hal ini didasarkan padakesimpulan hasil penelitian.Pemberian saran harus memperhatikanbeberapa hal, yaitu “ saran harusdidasarkan hasil penelitian ataukesimpulan yang sudah dirumuskan,saran harus jelas isinya, dan saran harusjelas pula tujuan atau kepada siapa saran ituditujukan. Jadi saran ataurekomendasi diberikan si penelitiatau mahasiswa dalam menulisskripsinya benar-benar didasarkanatas fakta yang ditemui di lapanganatau yang telah menjadi kesimpulanpenelitian, dan bukan pemberiansaran didasarkan keinginansipenulis.

C. PENUTUP.

Demikian makalah berkaitan denganmetode dan instrument pengumpul datayang dapat disampaikan dalam rangkamemenuhi permintaan panitiapelatihan penulisan skripsimahasiswa fakultas dakwah iain radenintan lampung.

DAFTAR PUSTAKA.

J. Vredenberg, Metode dan Teknik

Penelitian Masyarakat, Jakarta: Pen.

Gremedia,1984

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian

Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1999

Koentjaraningrat, Metode-Metode

Penelitian Masyarakat,

Jakarta:PT.Gramedia Pustaka

Utama, 1983

Singarimbun dkk, Metode Penelitian

Survey, Jakarta: LP3ES, 1981

Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan

Karya Ilmiah, Bandung: Pen. Sinar

Baru,1988

Sutrisno Hadi, Statistik I,

Yogyakarta: YPFP UGM, 1985

Wardi Bachtiar, Metodologi

Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta:

Pen.Logos Wacana Ilmu,

1997

Apa (variable dalam judul) - Variabel bebas- Varibel terikat- Variabel antara

Contoh : Plaksanaan tugasdan hubungannya dg sikap karyawanTerhadap pimpinan ditinjau dr latarbelakang keluarga

(Jawa dan Bali)LATAR BELAKANG Mengapa ( berkenaan dg alasan baik BERISI (jawaban dari): rasional/ emperis)

- berkaitan dg keilmuan- profesi/ agama- dll

Bagaimana (Berkaitan dg prosessampai menemukan masalah) + Gambaran objektif lapangan

Untuk apa (berkaitan daya guna& hasil guna penelitian)- pengembangan

keilmuan/profesi- lembaga- pembangunan bangsa/agama

Dilihat dari ilmu harus jelas kedudukan

Nya dlm struktur keilmuan

Dilihat dr segi metode keilmuanKELAYAKAN SUATU Ia harus dp dipecahkan melaluiMASALAH Langkah2 berpikir ilmiah

Dilihat dr segi kepentingan & kegunaan

Sesuai dg kepentingan mahasiswa/peneliti

Kegunaan bg pengembangan ilmu & praktik

Baca buku/hasil penelitian orglain

(jabarkan varibel2 nya/ cara deduksi)CARA MENEMUKAN MASALAH Studi pendahuluan/studi penjajagan

(turun lapangan lalu kaji dg

teori yg ada

Gabungan kedua cara diatas (deduksi &

induksi)

SKEMA MERUMUSKAN INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Penelitian

Defenisi Konsep &Defenisi Operasional

Indikator Variabel Indikator Variabel Indikator Variabel

Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian InstrumenPenelitian

SKALA HASIL PENGUKURANNominal Ordinal Interval Rasio

ANALISIS DATA

Bagan I : Unsur-unsur yang terkait dalam proses dakwahYang merupakan sumber masalah penelitian.

Media

Materi Metode

Da’i Dll

Emosi Kognitif

(Pengetahuan)Sikap

Motivasi Masukan Mentah Proses Dakwah Out Put/Kel. Afektif

MasukanInstrumental

(Hasil Dakwah)(Sikap)

Perhatian

PsikomotorPeng.Dasar (Dorongan

Berbuat )

Masukan Lingkungan

Sosial Ekonomi Dll

Fisik/SDA Pendidikan

Budaya/AdatIstiadat

Menyimak bagan di atas, maka judul skripsi yang dapat dirumuskan antara lain :1). Efektivitas dakwah dilihat dari mutu da’i 2). Studi perbandingan antara metode ceramah dengan metode diskusi dalam pencapaian tujuan dakwah.3). Studi tentang hubungan antara da’i terhadap profesinya dengan penghargaan mad’u terhadap da’i4). Sampai dimana sikap mad’u terhadap pengamalan ibadah shalat setelah menerima dakwah seorang da’i5). Pengaruh/hubungan social budaya atau adat istiadat terhadap mad’u dalam pencapaian tujuan dakwah.

KORELASI SPEARMAN RANK

Korelasi Spearman Rank (rho) disebut juga korelasiberjenjang/berpangkat. Kegunaannya untuk mengukur tingkat atau eratnyahubungan antara 2 variabel (variable bebas dengan variable terikat),dengan skala ordinal.

Cara mencari korelasi spearman rank.1. buat hipotesis dalam kalimat dan statistic2. buat table untuk merengking data, lalu hitung nilai rs hitung3. tetapkan dulu taraf signifikan (persentasenya)4. cari nilai table r spearman dan buat perbandingan antara rs

hitung dengan rs table.5. cari nilai Z hitung6. bandingkan Z hitung > Z table, maka Ho diterima/ tidak

signifikan.

Contoh :Tingkat Pendidikan dan kemampuan memenaj keluarga.

Hubungan tingkat pendidikan ( X) dengan kemampuan memanaj keluarga (Y)Sampel diambil 10 orangTaraf signifikan 5 %Hasil penilaian : X : 70 80 55 50 89 85 75 95 90 92

Y : 50 50 40 90 80 80 70 65 65 50

Langkah2 mencari korelasi:Langkah 1. membuat Ha dan Ho dalam kalimat

Ha : Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kemampuan memanajkeluarga

Ho : Tidak ada hubungan tk.pendidikan dengan kemampuan memanajkeluargaLangkah 2. membuat Ha dan Ho dalam statistic

Ha : rs =/= oHo : rs == o

Langkah 3. membuat table rangking.No. Nama

RespondenNilaiTk.Pendd

Rengking( X )

NilaiKem.Manajkeluarga

Rengking( Y )

X-Y( d )

( d2)

12345678

UdinSarahbudiman

706055

789

505040

8810

-10-1

101

910 Jumlah …

Ed2= 163

Langkah 4. mencari rs hitung 6 Ed2 (6).(163) 978

Rs = 1- ------------ = 1 - ------------ = 1 ----------- = 0,02

n (n2-1) 10 (10-1) 990Langkah 5. mencari nilai rs table spearman

Dengan x = 0,05 dan n = 10, maka rs table = 0,648Membandingkan rs hitung dengan rs table,

ternyata rs hitung lebih kecil dari rs table = 0,012< 0,648

maka Ho diterima dan Ha ditolaklangkah 6. mencari Z hitung

rs 0,012 0,012Z hitung = --------- = ----------- = ---------- =

0,036 1 1 0,33 ---------- ----------- V n - 1 V 10 - 1

Dengan tingkat signifikansi 5%, harga Z table di cari pada TabelKurva Normal

Z ([0,5] – ½ .[0,05]) = Z 0,475Bila harga dalam kurva normal 0,475, maka harga Z table = 1,96Jika Z hitung > Z table, maka Ho ditolak, artinya signifikanJika Z hitung < Z table, maka Ho diterima artinya tidak

signifikan. Ternyata Z hitung lebih kecil dari Z table atau 0,036 < 1,96Maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkatPendidikan dengan kemampuan memanaj keluarga

Langkah 7. membuat kesimpulanBerdasarkan hasil analisis, tidak ada hubungan yang signifikan

atau tidak ada korelasi yang siginifikan antara tingkat pendidikandengan kemampuan memanaj keluarga.

SKALA HASIL PENGUKURAN DATA PENELITIAN

Asalsekolah

Banyaknya Urutan Asalsekolah

Skor NilaiRata2

Urutan Nilai

1. S D2. SMP3. SMA

131510

214

604530

124

4. PT 12 3 40 3

Nominal Hanya Ordinal Interval Rasio

(Angka Peng- Jumlah (No.Urut Berda-(Angkanya Punya (Punya sifat – golongan/kata- sarkan jumlah) harga )

jarak ) gori )

SKALA HASIL PENGUKURAN DAN STATISTIK YANG COCOK

SKALA HUBUNGAN YG MEMBATASI STATISTIK YG COCOK

NOMINAL

ORDINAL

INTERVAL &RASIO

EKUIVALENSI

1. EKUIVALENSI2. LEBIH BESAR DARI

1. EKUIVALENSI2. LEBIH BESAR DARI3. RASIO SEMBARANGAN

MODUSFREKUENSIKOEFESIEN KONTIGENSI (K2)

PERSENTILMEDIANrho (SPERMAN) DLL

MEAN (RATA2)SIMPANGAN BAKUKORELASI PERSONUji – TUJI – FDLL

STATISTIK DESKRIPTIFCONTOH : Data nilai 40 orang

20 16 80 76 35 43 58 6065 58 57 63 68 71 59 6279 53 40 42 30 22 18 6336 49 58 59 63 68 73 7070 69 53 60 71 48 45 33

Diagram Batang & Daun.

Batang(Puluhan)

Daun(Satuan)

Frekuensi FrekuensiRelatif

123456789

6 80 25 0 6 33 0 2 9 8 58 8 7 9 3 8 930 5 3 8 2 3 89 06 1 9 3 0 0 10 3

22468972

5 %5 %10 %15 %20 %22,5 %17,5 %5 %

Karakteristik Data (Makna Data)

1. Data terkecil 16 ) ) Range (Rentang) : 83 – 16 = 67

2. Data terbesar 83 ) 3. Persentase Mhs yg pandai 22,5 %4. Persentase Mhs yg sedang 42,5 %5. Persentase Mhs yg bodoh 35 %6. Median : 58 + 59 = 58,5 (Nilai Tengah)

2

Man, Median, Modus dan Rang

1. Man (Rata2)Contoh : 5 4 7 9 8 = 6,6

5

2. Median ( Nilai Tengah)a. Data Ganjil, maka median adalah data yg terletak di tengah2,

setelah di urutkan.Contoh : 1 4 2 8 9 7 3 9 10Maka N = 9 (Ganjil)Madian = 1 2 3 4 7 8 9 9 10

b. Data Genap, maka mediannya adalah rata2 data yang terletakdi tengah setelah di urutkan.Contoh : 11 3 15 6 9 14 16 20Maka N = 8 (Genap)Diurutkan : 3 6 9 11 14 15 16 20Median = 11 + 14 = 12,5

2

3. Modus ( Data yang paling banyak muncul)

Contoh : Nilai , 3 3 2 8 7 6 7 7 6 7 7 67 7 5

Nilai Frekuensi2 13 25 16 27 5 Modusnya = 78 1

4. Rang = jarak antara nilai tertinggi dengan nilai terendah.Contoh : lihat diagram batang dan daun ( tertinggi 83 - 16terendah = 67 )