Perancangan Instrumen Kematangan Integrasi ... - Digilib ITS

56
Perancangan Instrumen Kematangan Integrasi Sistem Manufaktur Peneliti : Novita Anggraini Wibowo- 2509 100 039 Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T, M. Eng (Studi Kasus Perusahaan Flow Line Production) Sidang Tugas Akhir 2013 1

Transcript of Perancangan Instrumen Kematangan Integrasi ... - Digilib ITS

Perancangan Instrumen Kematangan Integrasi Sistem Manufaktur

Peneliti : Novita Anggraini Wibowo- 2509 100 039

Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T, M. Eng

(Studi Kasus Perusahaan Flow Line Production)

Sidang Tugas Akhir 2013 1

Sidang Tugas Akhir 2013 2

Kondisi Umum

Fakta bahwa Industri Pengolahan Jawa Timur mengalami pertumbuhan ekonomi (PDRB) terkecil pada tahun 2011.

Berbanding Terbalik

Mengapa? Bagaimana Kinerjanya?

Lalu Bagaimana Kinerja Manufakturnya?

Pertumbuhan jumlah hingga 783.955 industri pada tahun 2011 berbading terbalik dengan pertumbuhan ekonominya.

Selama ini kinerja hanya diukur dari sisi keuangan yang berfokus pada penjualan dan laba.

Terdapat ketidakselarasan antara penggunaan teknologi manufaktur dengan kinerja atau kematangan integrasi manufakturnya (maturity level)

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

Industri Pengolahan

Pertambangan danPenggalian

Listrik, gas dan air bersih

Keuangan, persewaandan jasa

Perdagangan, Hotel, danRestoran

Bangunan

Sumber : Kajian Ekonomi Jawa Timur Bank Indonesia Surabaya

Latar Belakang

Sidang Tugas Akhir 2013 3

• Terdapat >150 maturity model yang telah dibangun untuk mengukur kematangan.

• Mulai dari Sistem informasi, Management, Pengembangan Produk, Innovation, Knowledge Management, dan Enterprise

Architecture. Umumnya menggunakan CMM maupun CMMI

• Belum ada yang dibangun berbasis integrasi sistem manufaktur dengan berlandaskan KPI (Key Performance Indicator)

Latar Belakang (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 4

Rumusan Masalah

Perancangan instrumen pengukuran kematangan integrasi sistem manufaktur yang sesuai dengan KPI perusahaan dan integrasi sistem manufaktur secara umum.

KPI Manufaktur

CIM Wheel

Framework Pengukuran Kesuksesan

Integrasi Sistem Otomasi

Instrumen Kematangan

(Self Assessment Questionnaire)

Kriteria

Indikator Indikator

Sidang Tugas Akhir 2013 5

1

2

3

Merancang instrumen pengukuran kematangan integrasi sistem manufaktur.

Melakukan pengukuran kematangan integrasi sistem manufaktur.

Memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil pengukuran kematangan.

Tujuan Penelitian

Sidang Tugas Akhir 2013 6

Dapat memberikan informasi mengenai tingkat kematangan dari sisi integrasi sistem manufaktur

Sebagai sarana evaluasi kinerja perusahaan dalam aktivitas integrasi sistem manufaktur

Dapat memberikan pedoman bagi perusahaan amatan untuk melakukan perbaikan kinerja pengembanan yang berkelanjutan

Manfaat Penelitian

Sidang Tugas Akhir 2013 7

Model difokuskan bagi kajian objek perusahaan manufaktur dengan fasilitas produksi continuous process di Jawa Timur

Fokus indikator penilaian terkait dengan KPI sistem manufaktur yang dikaitkan dengan framework evaluasi kesuksesan integrasi sistem otomasi pada jurnal penelitian Kumar et al., (2005)

Ruang Lingkup

Sidang Tugas Akhir 2013 8

Sidang Tugas Akhir 2013 9

Tinjauan Pustaka

Sidang Tugas Akhir 2013 10

Sistem Manufaktur

“Kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan tenaga kerja yang berfungsi untuk melakukan satu atau beberapa proses dan atau perakitan pada raw material, part ataupun kumpulan part” – Groover (2000)

Sidang Tugas Akhir 2013 11

Production Machines plus tools, fixtures and other related hardware

• Manually Operated Machine

• Semi-Automated Machine

• Fully Automated

Material Handling System • Loading dan

positioning

• Unloading

• Transporting

Computer System • instruksi komunikasi

untuk pekerja

• penjadwalan produksi

• diagnosa kegagalan

• quality control

• sistem kontrol material handling

Human Worker

Komponen Sistem Manufaktur

Komponen Sistem Manufaktur ini akan digunakan untuk menyusun standar penilaian yang akan diberikan kepada perusahaan, dari segi penggunaan mesin, material handling, sistem komputer dan pekerja.

Sistem Manufaktur (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 12

Kajian Sistem Manufaktur

Ruang lingkup diatas yang nantinya akan digunakan sebagai cakupan indikator penilaian pada instrumen kematangan. Pengisian SAQ akan disesuaikan dengan pemegang tanggung jawab pada level manufaktur.

Sistem Penunjang

Manufaktur

Fasilitas

Sistem Penunjang Manufaktur

Sistem Pengendalian Kualitas

Level Enterprise

Level Factory

Sistem Produksi Sistem Manufaktur

Teknologi Otomasi & Control

Teknologi Material Handling

Proses manufaktur dan operasi perakitan

Sistem Manufaktur (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 13

Sistem Produksi

Terdapat tiga pengelompokan jenis fasilitas berdasarkan kuantitas produksinya :

• jumlah produksi antara 1 hingga 1000 unit per tahun

Produksi Rendah

• jumlah produksi antara 100 hingga 100.000 unit per tahun

Produksi Medium

• jumlah produksi antara 100.000 hingga jutaan unit per tahun (Mass Production)

Produksi Tinggi Pabrik Perusahaan 1 : 1.500.000 ton/th

Pabrik Perusahaan 2 : 800.000 ton/th

Sistem Manufaktur (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 14

KPI Manufaktur sebagai Kriteria Penilaian

KPI (Senior Management)

Metrics (Management

Tracking)

Statistic (Daily Service Technology)

(Sumber : Leslie Wolf & Lena Zentall, California Digital Library DLF Conference, 2010)

•Hakekat KPI sebagai kriteria penilaian pada level teratas perusahaan.

•Dimana integrasi sistem manufaktur secara keseluruhan dapat terpantau dan dapat secara langsung mempengaruhi performansi perusahaan.

Kenapa digunakan sebagai kriteria?

Akan dilakukan penilaian dari segi

kualitatif dan beberapa kuantitatif

pendukung

6 Kelompok KPI Manufaktur:

1. Produktivitas 2. Kualitas 3. Biaya 4. Pengiriman 5. Safety 6. Moral

KPI Manufaktur

Sidang Tugas Akhir 2013 15

Computer Integrated Manufacturing

“The integration of business, engineering, manufacturing and management information that spans company function from marketing to product distribution”- Harrington (1973)

CIM (Computer Integrated Manufacturing)

Sidang Tugas Akhir 2013 16

9 Karakteristik CIM

Karakteristik diatas yang akan dijadikan objek penilaian dari instrumen kematangan.

Sistem komputer

Aktivitas perusahaan

Integrasi dan network

Software CAD

Informasi dan data

Manufaktur dan CAM

People Protocol dan standar serta implementasi

CIM (Computer Integrated Manufacturing) (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 17

CIM Wheel sebagai Indikator Penilaian

Integrated System

Materials Processing

Inspection / Test

Assembly

MaterialHandling

Design

Analysis andSimulation

Documen-tation

ShopFloor

MaterialScedulling

QualityProcess &Fasilities Planning

(Sumber : Computer and Automated Systems Association (CASA) of the Society of Manufacturing Engineers (SME)-1986)

CIM (Computer Integrated Manufacturing) (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 18

Framework Pengukuran Kesuksesan Integrasi Sistem Otomasi (Jurnal Kumar Dhinesh Kuma, 2005) sebagai Indikator Penelitian.

• Kotak orange adalah pengukuran performance kritis.

• Kotak biru adalah indikator performance kritis.

CIM (Computer Integrated Manufacturing) (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 19

• Model berwujud kuesioner penilaian kinerja perusahaan/organisasi.

• Gap yang terjadi antara aplikasi di lapangan dengan standar prosedur yang ada.

• Bentuk akhir dari indikator yang telah ditentukan.

Self Assessment Questionnaire (SAQ)

Sidang Tugas Akhir 2013 20

CMMI (Capability Maturity Model Integration)

MBNQA (Malcolm Baldrige National Quality Award)

• Model yang dikembangkan oleh Software Engineering Institute (SEI) untuk pemeliharaan, pengembangan dan akuisisi produk software dan service.

• Mampu menghasilkan level kematangan Initial, Managed, Defined, Quantitatively Managed dan Optimizing.

• Berfokus pada kematangan proses pengembangan produk.

• Tidak hanya menghasilkan nilai, namun mampu memicu proses peningkatan kualitas perusahaan.

• Sistem ini telah berpengalaman menilai perusahaan secara keseluruhan.

• Berfokus pada Business Excellence. • Dipilih karena terdapat kesamaan fokusan dan

spesifikasi penilaian.

Maturity Level

Sidang Tugas Akhir 2013 21

MBNQA Scoring

Guidelines

Nilai ProcessTidak ada pendekatan sistematik pada item persyaratan, informasi bersifat anekdotSedikit atau tidak ada penyebaran pada item persyaratanOrientasi improvement tidak jelas, improvement diraih melalui reaksi permasalahanTidak ada keselarasan organisasi, individual areaMengawali pendekatan sistematik pada item persyaratan basicTahap awal penyebaran di beberapa areaTahap awal transisi dari rekasi berdasarkan masalah ke orientasi improvement secara umumTerdapat keselarasan dengan area yang lain melalui penyelesaian permasalahanPendekatan sistematik efektif, responsif terhadap item persyaratan basicPendekatan tersebar, meskipun beberapa area masih pada tahap awal penyebaranMengawali pendekatan sistematik untuk mengevaluasi dan improvement dari proses kunciTahap awal keselarasan dengan kebutuhan organisasi basic, diidentifikasi dalam respon terhadap Profil Organisasi dan item lainnyaPendekatan sistematik efektif, responsif terhadap item persyaratan secara keseluruhanPendekatan tersebar dengan baik, meskipun beberapa area masih pada penyebaran yang berbedaPendekatan sistematik untuk mengevaluasi dan improvement berdasarkan fakta, termasuk inovasi, improve effisiensi dan efektifitas dari proses kunciSelaras dengan kebutuhan organisasi secara keseluruhan, diidentifikasi dalam respon terhadap Profil Organisasi dan item lainnyaPendekatan sistematik efektif, responsif terhadap item persyaratan berlipatPendekatan tersebar dengan baik, tidak ada gap yang signifikanPendekatan sistematik untuk mengevaluasi dan improvement berdasarkan fakta, termasuk inovasi, tools kunci managemen, perbaikan terihat jelas sebagai hasil dari analisis dan sharing level organisasiSelaras dengan kebutuhan organisasi sekarang dan masa depan, diidentifikasi dalam respon terhadap Profil Organisasi dan item lainnyaPendekatan sistematik efektif, responsif secara penuh terhadap item persyaratan berlipatPendekatan tersebar secara keseluruhan, tidak ada kelemahan atau gap yang signifikanPendekatan sistematik untuk mengevaluasi dan improvement berdasarkan fakta, termasuk inovasi, tools kunci managemen, perbaikan terihat jelas sebagai hasil dari analisis dan sharing level organisasiSelaras dengan baik terhadap kebutuhan organisasi sekarang dan masa depan, diidentifikasi dalam respon terhadap Profil Organisasi dan item lainnya

0%-5%

10%-25 %

30%-45%

50%-65%

70%-85%

90%-100%

Maturity Level (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 22

Critical Review

Tugas Akhir (Ria Novitasari 2010)

Jurnal (K. Dhinesh Kuma et. al 2005)

Dilengkapi dengan Sistem Penilaian

Kematangan Sistem

Manufaktur dengan sektor yang lebih luas

(Mass Production)

Sidang Tugas Akhir 2013 23

Gambar Metodologi

Sidang Tugas Akhir 2013 24

Flowchart Metodologi Pelaksanaan Penelitian (1)

Identifikasi Masalah

Studi LiteraturAnalisis Stakeholder & Potensi Kerja Sama

Penetapan Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian

Identifikasi kriteria penyusun model penilaian kematangan

Tahap Identifikasi Permasalahan

Perancangan instrumen kematangan SAQ (Self Assessment Questionnaire)

Tahap Perancangan Model

KPI PerusahaanKPI Integrasi Sistem Manufaktur

Kombinasi komponen penyusun indikator untuk masing-masing kriteria

Validasi Indikator

Ya

Tidak

A Sidang Tugas Akhir 2013 25

Flowchart Metodologi Pelaksanaan Penelitian (2)

Identifikasi Sistem bisnis dan Sistem Integrasi Manufaktur

Interview FGD dengan pekerja profesional dan manajer.

Pengisian SAQ (penilaian kualitatif).

Validasi Penilaian (penilaian kuantitatif)

Analisis Data

Perhitungan nilai kematangan

Pengambilan Kesimpulan dan

Saran

Tahap Implementasi Model

Tahap Kesimpulan

Implementasi instrumen kematangan

Rekomendasi Perbaikan

Penentuan BobotPerhitungan nilai masing-

masing kriteria (KPI)Perhitungan nilai sistem

Analisis Data

A

Analisis Input ModelAnalisis Output ModelAnalisis Kinerja Model

Tahap Analisis Data

Sidang Tugas Akhir 2013 26

Sidang Tugas Akhir 2013 27

Critical Performance Indicator

KPI Manufaktur Sebagai Kriteria

Komponen CIM Wheel

Produktifitas Kualitas BiayaDelivery &

TransferSafety Moral

Avalilability Performance

Utililized Time

Valued Man-Hours

Quality Control

Customer

Factory Automation

Product/ Process

Mnfg Planning & Control

Mnfg & H R Management

MarketingStrategic Planning

Finance

1. Sasaran dan tujuan yang spesifik2. Kemampuan Resource

3. Kemampuan teknologi advance 4. Project

Scheduling

(aktivitas keseharian)

1. Dukungan dan komitmen manajemen2. Alokasi resource3. Komunikasi dan dokumentasi mengenai pengenalan dan berbagi visi4. Kemampuan adaptasi feedback organisasi

1. Komitmen dan self motivation2. Komunikasi dan kerjasama3. Skill teknis dan pengalaman4. Sharing Kinerja5. Rincian kerja yang well defined6. Team Spirit

1. Struktur modular unit/fungsional yang terstandar2. Interface dan sistem operasi yang terstandar3. Network, control dan feedback

1. Install modul pada stand alone mode2. Pendekatan integrasi mengikuti hybrid topdown dan bottomup

1. Standar pengukuran kinerja2. Mengukur efektivitas3. Identifikasi kelebihan dan kekurangan4. Modifikasi untuk kinerja operasional

CSF 1 CSF 2 CSF 3 CSF 4 CSF 5 CSF 6

Struktur Kriteria Penilaiaan

• 10 Komponen KPI

Struktur Komponen Kombinasi Indikator

• 7 Komponen CIM

Wheel • 23 Critical

Performance Indicator

Identifikasi Komponen Model

Sidang Tugas Akhir 2013 28

Level Kematangan

Level

Kematangan Deskripsi

1

Tidak ada pendekatan sistematik pada item persyaratan dalam KPI (A) Informasi yang tersalurkan masih bersifat ambigu, tidak terdefinisi dengan jelas (A) Sedikit atau tidak ada deployment pada item persyaratan dalam KPI (D) Orientasi improvement tidak jelas, improvement diraih melalui reaksi permasalahan (L) Tidak ada keselarasan organisasi, individual area (I) Sebagian besar peralatan manually operated, aplikasi komputer hanya pada manufacturing support system,

device level (Au)

2

Mengawali pendekatan sistematik pada item persyaratan dasar dalam KPI (A) Tahap awal deployment pada beberapa area (D) Tahap awal transisi dari rekasi berdasarkan masalah ke orientasi improvement secara umum (L) Terdapat keselarasan dengan area yang lain melalui penyelesaian permasalahan (I) Awal terdefinisinya fungsi organisasi (I) Sebagian peralatan manually operated, aplikasi komputer hanya pada manufacturing support system, penggabungan device level dan machine level (Au)

Modifikasi 2. Penambahan dimensi faktor Automation

Modifikasi 1. Pendeskripsian KPI dan integrasi sistem manufaktur pada setiap level kematangan

Sidang Tugas Akhir 2013 29

Ilustrasi Spesifikasi Level Kematangan

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Level 6

Approach (A)

* * ** *** **** ****

Deployment (D)

* * ** *** **** *****

Learning (L) * * ** *** **** *****

Integration (I)

* ** *** **** **** *****

Automation (Au)

* ** *** *** **** *****

Prosentase 0% - 16% 17% - 32% 33% - 49% 50% - 66% 67% - 83% 84% - 100%

Level Kematangan (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 30

Proses Reasoning

No. C

o

Part of

CIM

Wheel

Co Part of CSF

D

1

D

2

Reason 1 Reason 2

IC1

CW1

Fact

ory

Aut

omat

ion

(Mat

eria

l Han

dlin

g, A

ssem

bly,

Insp

ectio

n, M

ater

ial P

roce

ssin

g) CSF1

a

Sasaran dan tujuan yang spesifik

N

Tidak memiliki ukuran yang dapat dinilai baik secara langsung maupun tidak langsung

IC2 CSF1b

Kemampuan Resource Y Y

Jumlah kesalahan pada pengoperasian mesin proses, material

handling dan inspeksi

Kapabilitas mesin produksi (prosentase operation time dan downtime >80%)

IC3 CSF1c

Kemampuan teknologi advance

Y Y Mesin-mesin didalam pabrik

Kemampuan teknologi untuk mengidentifikasi penyebab downtime

IC4 CSF1d

Project Scheduling (aktivitas keseharian)

N

Tidak memiliki ukuran yang dapat dinilai baik secara langsung maupun tidak langsung

IC5 CSF2a

Dukungan dan komitmen manajemen

Y Y Budget terhadap otomasi

Upaya dari pihak manajemen untuk menimimumkan downtime

IC6 CSF2b

Alokasi resource Y N

Apakah resouce teralokasi dengan baik untuk operator pabrik

Tidak memiliki hubungan secara

langsung

Reasoning 1

Yes?

Reasoning 2

Yes?

155 Indikator

CIM WheelCritical

Performance Indicator

Key Performance

Indicator

83 hasil reasoning 1

Start

Finish

No

No

Kode Kombinasi Indikator

Komponen CIM Wheel

Komponen Framework CSF

Proses Reasoning Flowchart Proses

Reasoning

Sidang Tugas Akhir 2013 31

Sidang Tugas Akhir 2013 32

Output Indikator

• 15 indikator validator kualitatif

• Validator kuantitatif (availability rate)

Availabilty

• 32 indikator validator kualitatif

• Validator kuantitatif (performance rate)

Performance

• 16 indikator validator kualitatif

• No Validator kuantitatif Utilized Time

• 17 indikator validator kualitatif

• No Validator kuantitatif Valued Man

Hours

Operation Time vs

Downtime

Actual Time vs

Teoritical Time

Sidang Tugas Akhir 2013 33

•14 indikator validator kualitatif

•Validator kuantitatif (Quality Rate)

Rejection Case by Quality Control

•12 indikator validator kualitatif

•Validator kuantitatif (Quality Rate)

Rejection Case by Customer

•15 indikator validator kualitatif

•4 indikator dengan validator kuantitatif

Biaya

•11 indikator validator kualitatif

•No Validator kuantitatif Delivery & Transfer

•9 indikator validator kualitatif

•No Validator kuantitatif Safety

•11 indikator validator kualitatif

•No Validator kuantitatif Moral

Output Indikator (Con’t)

Kriteria : Produktifitas

Sub Kriteria : Operation Time vs Down Time

Validator Kualitatif :

No. INDIKATOR Yes No VALIDATION

1 Kapabilitas mesin produksi (prosentase operation time >80%)

2 Kemampuan teknologi untuk mengidentifikasi penyebab downtime

3 Upaya dari pihak manajemen untuk menimimumkan downtime

4 Terdapat jadwal rutin maintenance mesin produksi

5 Record dan dokumentasi terjadi kerusakan pada mesin

...

15 Downtime mesin selama ini mempengaruhi finansial perusahaan

Tingkat Pencapaian Kualitatif Validator Kuantitatif :

No Bulan Downtime Availability

Rate

1 Januari 2 Februari 3 Maret 4 April 5 Mei

Tingkat Pencapaian Kuantitatif

Pencapaian Sub Kriteria

Format Self Assessment Questionnaire

Validator Kualitatif

Validator Kuantitatif

Sidang Tugas Akhir 2013 34

Kriteria : Produktifitas

Sub Kriteria : Operation Time vs Down Time

Validator Kualitatif :

Indikator Assessment Answer

Score Yes No

1 v 1 2 v 0 3 v 1 4 v 0 5 v 1 6 v 1 7 v 1 8 v 1 9 v 1 10 v 1 11 v 1 12 v 1 13 v 0 14 v 0 15 v 0

Pencapaian Kualitatif 66,67%

Validator Kuantitatif :

No Bulan Downtime AR

1 Januari 16,40% 83,60% 2 Februari 22,63% 77,37% 3 Maret 20,12% 79,88% 4 April 19,82% 80,18% 5 Mei 17,44% 82,56%

Pencapaian Kuantitatif 80,72%

Pemberian nilai 0 dan 1 untuk masing-masing indikator.

Scoring Indikator

Scoring Kriteria

𝑃𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢𝑕𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑓

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 1

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

𝑃𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎

= 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢𝑕𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝐾𝑢𝑎𝑙 × 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢𝑕𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝐾𝑢𝑎𝑛

2

• Bobot disamakan yakni sebesar 10% untuk masing - masing kriteria • Perhitungan kontribusi dengan mengkalikan pemenuhan kriteria dengan bobot • Menjumlahkan kontribusi

Scoring Sistem

• Validasi Indikator • Validasi Rancangan Instrumen

Proses Validasi

91,01%Pencapaian Sub Kriteria

Sistem Penilaian

Sidang Tugas Akhir 2013 35

Sidang Tugas Akhir 2013 36

Kondisi Umum Perusahaan

Kondisi Umum PT Charoen Pokphand Poultry Feed Krian

Support Processes

Core Processes

Manage Processes

Visi : Feed a Growing WorldMisi : Kualitas

tinggi dan inovasi

Set Direction

Ketepatan kualitas dan

memaksimalkan jumlah produksi.

Set Strategy

Proses produksi, manajemen

kualitas, K3 dan feed tech

Direct Business

Sistem make to stock.

Melayani pesanan2 khusus berdasarkan formula feed tech.

Develop Product

Memanfaatkan distributor dan

nucleus Indonesia Timur.

Pemantauan langsung.

Develop Product

Integrasi Order Produksi (Bagian PPIC, produksi, warehouse, dan

QA)

Fulfill Order

Garansi produk cacat oleh produksi.

Diskon untuk pelanggan loyal

Support Product

Training.Penilaiaan kinerja

terbuka.Reward &

Punishment.Terbuka akan improvement.

HR Management

Finansial dan sistem akutansi perusahaan go

public

Accounting &

Financial

Preventive maintenance per

shift.Spare part

ready just in time.

Maintenance

SAP (Production

Planning Model)SERAEmail

Information

Technology

Get Order

Maintenance

Sidang Tugas Akhir 2013 37

Kondisi umum PT Petrokimia Gresik Pabrik 1

Kondisi Umum Perusahaan (Con’t)

Support Processes

Core Processes

Manage Processes

Visi : Daya saing tinggi

dan paling diminati

Misi : penyedia pupuk nasional, meningkatkan

hasil usaha, mengembangkan potensi

usaha

Set Direction

Memaksimalkan jumlah produksi,

improvement, dan integritas

Set Strategy

Proses produksi, utilitas sumber

daya, lingkungan dan K3

Direct Business

Sistem make to stock dan selalu memaksimalkan

kapasitas produksi.Melakukan riset

produk baru.

Develop Product

Memiliki costumer tetap yakni SK dari

Menteri Pertanian.

Develop Product

Sharing RKAP (Bagian produksi,

pemeliharaan, pengadaan dan

distribusi)

Fulfill Order

Kemudahan pemesanan.Keberadaan

subsidi.

Support Product

Training.Loyalitas pegawai.

Reward & Punishment.Terbuka akan improvement.

HR Management

Finansial dan sistem akutansi perusahaan go

public

Accounting &

Financial

Preventive

maintenance dan Planed Stoppage

ditangani oleh departemen

pemeliharaan.

Maintenance

Website KM Petrokimia.

DCS (Distributif Control System)

Information

Technology

Get Order

Maintenance

Sidang Tugas Akhir 2013 38

No. Kriteria Subkriteria Pencapaian

Kualitatif Pencapaian Kuantitatif

Pencapaian Kriteria

1 Produktifita

s 1 (PA) Availability 66,67% 80,72% 73,69%

2 Produktifita

s 2 (PP) Performance 90,63% 100,25% 95,44%

3 Produktifita

s 3 (PU)

Utilized Time vs Unutilized

Time 75% N/A 75%

4 Produktifita

s 4 (PV)

Valued Man Hours vs

Unvalued Man Hours

85,71% N/A 85,71%

5 Kualitas 1

(KQC)

Rejection Case by Quality

Control 85,71% 98,96% 92,34%

6 Kualitas 2

(KC) Rejection Case by Customer

75,00% 60,00% 67,50%

7 Biaya (B) - 94,74% N/A 94,74%

8

Delivery & Transfer

(D&T) - 72,73% N/A 72,73%

9 Safety (Sa) - 100,00% N/A 100,00% 10 Moral (M0) - 90,91% N/A 90,91%

Bobot Kontribusi

Kematangan

10% 7,37%

10% 9,54%

10% 7,5%

10% 9,41%

10% 9,23%

10% 6,75%

10% 9,47%

10% 7,78%

10% 10,00% 10% 9,09%

Total Pencapaian Kematangan 86,15%

Level Kematangan Level VI

Pencapaiaan Kematangan PT. Charoen Pokphand Poultry Feed Krian Scoring Pencapaian Kualitatif

Scoring Pencapaian Kuantitatif

Scoring Kriteria (50:50)

Scoring Sistem (Pencapaian Kriteria x bobot)

Sidang Tugas Akhir 2013 39

PA PP PU PV KCQ KC Bi D&T Sa Mo

Pencapaian 74% 95% 75% 94% 92% 68% 95% 73% 100% 91%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

77,376%

68,970%

93,861%

75,209%

85,131%

50,000%

60,000%

70,000%

80,000%

90,000%

100,000%

Januari Februari Maret April Mei

Grafik Pencapaian Kematangan Kriteria PT Charoen Pokphand Poultry Feed Krian

Grafik Pencapaian OEE PT Charoen Pokphand Poultry

Feed Krian

Grafik Pencapaian

Sidang Tugas Akhir 2013 40

Mayoritas telah menggunakan mesin otomatis dan mampu mencapai waktu teori didukung dengan prosentase performance yang tinggi.

Integrasi mengenai order produksi dengan data processing SAP dan SERA sesuai dengan hasil nilai kematangan yang tinggi pada valued man hours meskipun tidak menggunakan current technology.

Adanya support product mengenai garansi cacat produk menuntut perusahaan untuk bersedia menerima komplain dari customer, terlihat pada kematangan kriteria rejection by customer menduduki nilai yang rendah.

Aktivitas maintenance menunjukkan kematangan availability yang rendah dengan sistem just in time pada pembelian part.

Penanganan human resource yang baik terlihat dari hasil kematangan moral yang baik.

Perusahaan go public umumnya telah memiliki struktur biaya yang menjanjikan, terlihat dari kematangan yang tinggi pada kriteria biaya.

Validasi Rancangan Instrumen

95,4 %

85,7 %

67,5 %

73,7 %

90,9 %

94,7 %

Sidang Tugas Akhir 2013 41

Bobot Kontribusi

10% 9,10%

10% 9,38%

10% 7,50%

10% 7,06%

10% 4,33%

10% 4,58%

10% 8,95%

10% 10,00%

10% 10,00%

10% 8,18%

No Kriteria Subkriteria Pencapaian

Kualitatif Pencapaian Kuantitatif

Pencapaian Kriteria

1 Produktifitas 1

(PA) Availability 86,67% 95,36% 91,01%

2 Produktifitas 2

(PP) Performance 81,25% 106,39% 93,82%

3 Produktifitas 3

(PU)

Utilized Time vs Unutilized

Time 75,00% N/A 75,00%

4 Produktifitas

4 (PV)

Valued Man Hours vs

Unvalued Man Hours

70,59% N/A 70,59%

5 Kualitas 1

(KQC)

Rejection Case by Quality

Control 86,67% 0,00% 43,33%

6 Kualitas 2 (KC) Rejection Case by Customer

91,67% 0,00% 45,83%

7 Biaya (B) - 89,47% N/A 89,47%

8 Delivery & Transfer

(D&T) - 100,00% N/A 100,00%

9 Safety (Sa) - 100,00% N/A 100,00% 10 Moral (M0) - 81,82% N/A 81,82%

Total Pencapaian Kematangan 79,09%

Level Kematangan Level V

Pencapaiaan Kematangan PT Petrokimia Gresik Pabrik 1

Sidang Tugas Akhir 2013 42

PA PP PU PV KCQ KC Bi D&T Sa Mo

Pencapaian Kriteria 91% 94% 75% 71% 43% 46% 89% 100% 100% 82%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

77,81%

83,94% 84,45%

76,92%

82,04%

70,00%

72,00%

74,00%

76,00%

78,00%

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

Januari Februari Maret April Mei

Grafik Pencapaian OEE PT Petrokimia Gresik

Grafik Pencapaian Kematangan Kriteria PT Petrokimia Gresik

Grafik Pencapaian

Sidang Tugas Akhir 2013 43

Mulai dari tingginya kematangan kriteria availabilitas sesuai dengan aktivitas maintenance yang baik dengan adanya planned stoppage dan jadwal untuk preventive maintenance.

Dari segi performance untuk rata-rata realisasi jumlah produksi sudah melebihi target RKAP. Strategi dalam memaksimalkan kapasitas telah sesuai dengan kematangan performance pada model SAQ.

Namun penilaian dari sisi kualitas tidak bisa ditelusuri dengan lebih detail karena keterbatasan infromasi pada wilayah pabrik khususnya produksi.

Begitu pula pada produk reject dari customer. Produk reject dari customer ditangani oleh pihak marketing. Karena penelitian ini tidak menjangkau wilayah manajemen, sehingga data tidak dapat diperoleh.

Namun dari pemenuhan validator kualitatif, didapatkan hasil yang baik. Jika dilihat dari pemenuhan jumlah produksi, dapat disimpulkan bahwa defect yang terjadi tidak mempengaruhi pencapaian target produksi perharinya.

Validasi Rancangan Instrumen

95,36 %

93,8 %

< 50 %

< 50 %

> 85 %

Sidang Tugas Akhir 2013 44

Sidang Tugas Akhir 2013 45

Tiga komponen utama indikator model yakni KPI, CIM Wheel dan Framework Critical Success Factor CIM memiliki fungsi yang saling melengkapi.

KPI Manufaktur

KPI mampu menilai dari berbagai sisi manufaktur dan menemukan validasi kuantitatifnya.

Umum digunakan sebagai penilaian kinerja

Penilaian kinerja pada level atas perusahaan

CIM Wheel CIM Wheel dapat mengarahkan kepada bagian mana dari perusahaan penilaian ditujukan.

Indikator dapat mencakup seluruh komponen dalam CIM melalui arahan CIM Wheel.

Framework CSF

Framework CSF inilah yang digunakan sebagai center dari penyusunan indikator.

Freamwork ini memiliki performance indikator yang mengarahkan isi dari indikator penilai menuju suksesnya implementasi CIM.

Analisis Struktur Model SAQ

Sidang Tugas Akhir 2013 46

Kelebihan Model

Model mampu mencakup seluruh proses bisnis perusahaan.

Model mampu dengan cepat melakukan proses penilaian dan pendataan terhadap kemampuan perusahaan berdasarkan pencapaian kriteria KPI.

Desain pertanyaan telah memudahkan perusahaan untuk melakukan penilaian.

Keberadaan validator kuantitatif mampu melengkapi penilaian sehingga lebih objektif.

Model dapat diaplikasikan pada berbagai level dan jenis perusahaan.

Kelemahan Model

Meski tingkat performance perusahaan telah ternilai secara kuantitatif, namun tidak semua kriteria memiliki pencapaian kuantitatif.

Materi penilai (validator) berkenaan dengan intangible indikator masih belum memiliki ukuran yang jelas.

Analisis Kinerja Model

Sidang Tugas Akhir 2013 47

Kelebihan Sistem

Tersedianya media integrasi antar bagian menghasilkan proses koordinasi yang sangat efektif.

Keterbukaan perusahaan terhadap improvement menghasilkan perkembangan yang sangat pesat terhadap teknologi dan perbaikan sistem kerja. Mengingat usia perusahaan masih 6 tahun.

Kelemahan Sistem

Availability dinilai kurang baik sebab pemenuhan terhadap faktor-faktor yang mampu meningkatkan availability belum terpenuhi. Didukung dengan prosentase downtime yang lebih dari 20%.

Meskipun nilai kematangan pada level teratas, namun teknologi komputerisasi yang digunakan belum memenuhi current technology (update 5 tahun sebelumnya)

Analisis Aplikasi Model PT. Charoen Pokphand Krian

Sidang Tugas Akhir 2013 48

Rekomendasi Untuk kriteria availability, diperlukan adanya kegiatan maintenance terjadwal pada mesin sesuai dengan data historis kerusakan. Jika dilakukan akan meningkat sebesar 10%.

Pematauan secara berkala mengenai hasil produksi dan fleksibilitas dalam perubahan sequel produksi sesuai dengan kondisi warehouse.

Control dan pendataan terhadap kualitas selalu dilakukan, namun perbaikan masih belum menghasilkan perubahan yang signifikan. Permasalahan terletak pada maintenance mesin dan kesadaran operator.

Perbaikan kinerja pada level operator agar sesuai dengan arahan kerja yang diberikan pihak manajemen.

Memberikan fasilitas mengenai minat, bakat dan kekeluargaan tidak hanya karyawan, namun juga operator hingga buruh harian.

Analisis Aplikasi Model PT. Charoen Pokphand Krian (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 49

Kelebihan Sistem

Availability dinilai baik sebab pemenuhan terhadap faktor-faktor yang mampu meningkatkan availability.

Operator dan karyawan mendapatkan kenyamanan dari perusahaan, sehingga loyalitas dapat dengan mudah diperoleh. Ditambah dengan adanya apresiasi terhadap improvement.

Kapasitas produksi masih siap untuk memenuhi peningkatan pasar 5 tahun mendatang jika dilihat dari sisi performance.

Kelemahan Sistem

Aktivitas koordinasi (rapat) dinilai terlalu intens, hal ini terjadi karena tidak adanya sistem integrasi yang mempu menyalurkan informasi dari berbagai bagian.

Fleksibilitas lini produksi rendah, karena desain mesin yang tidak modular.

Tidak didapatkan data mengenai jumlah produk cacat.

Analisis Aplikasi Model PT Petrokimia Gresik

Sidang Tugas Akhir 2013 50

Rekomendasi Membangun aplikasi SIM perusahaan agar penyaluran informasi mengenai pelapoan harian dapat dilakukan dengan cepat.

SIM dapat dibuat sederhana dengan memanfaatkan software sederhana.

Perbaikan terhadap kualitas akan continuous jika pihak produksi mengetahui dan memahami penyebab dan intensitas terjadinya cacat.

Sehingga direkomendasikan untuk melakukan pendataan mengenai jumlah dan penyebab cacat tidak oleh departemen lain, namun oleh departemen produksi.

Analisis Aplikasi Model PT Petrokimia Gresik (Con’t)

Sidang Tugas Akhir 2013 51

Sidang Tugas Akhir 2013 52

• Tiga komponen utama yakni 6 KPI manufaktur, 7 ruang lingkup CIM Wheel dan 23 komponen Framework Critical Performance Indicator (CPI) CIM yang dikombinasikan untuk mendapatkan indikator sebagai penilai. Terdapat 1610 kombinasi calon indikator yang mengalami proses reasoning sehingga diperoleh 155 indikator sebagai penilai pada model kematangan berbasis self assessment questionnaire ini.

Rancangan Instrumen Kematangan

• Perusahaan pertama adalah PT. Charoen Pokphand Krian yang berada pada level kematangan VI dengan 86,15%. Level tersebut menunjukkan pencapaian tertinggi untuk kriteria KPI. Perusahaan kedua adalah PT. Petrokimia Gresik yang berada pada level kematangan V dengan 79,03% . Level ini menunjukkan pencapaian yang baik untuk kriteria KPI, informasi terdeploy dengan baik, improvement sudah dilakukan, integrasi dan otomasi pada level plant.

Aplikasi Instrumen Kematangan

• Untuk PT. Charoen Pokphand rekomendasi diberikan untuk memperbaiki kematangan pada kriteria availability, delivery & transfer, respon terhadap kualitas, dan moral pekerja. Sedangkan untuk PT. Petrokimia Gresik rekomendasi diberikan untuk memperbaiki kematangan pada kriteria utilitas, valued man hours dan kualitas.

Pemberian Rekomendasi Perbaikan

Kesimpulan

Sidang Tugas Akhir 2013 53

•Meski tingkat performance perusahaan telah ternilai secara kuantitatif, namun tidak semua kriteria memiliki pencapaian kuantitatif. Metode analisis kuantitatif pada keseluruhan kriteria diperlukan agar model dapat digunakan sebagai standalone method dalam melakukan continuous improvement.

Melengkapi Validator Kuantitatif

•Materi penilai (validator) berkenaan dengan intangible indikator masih belum memiliki ukuran yang jelas. Sehingga hasil validator masih bersifat luas dan tidak tepat pada sasaran penilaiaan.

Indikator Intangible

Saran

Sidang Tugas Akhir 2013 54

Daftar Pustaka Ali, S. I., Yousof, J., Khan, M. R., & Masood, S. A. (2011). Evaluation of performance in manufacturing organization through productivity and

quality. Journal of Business, 5(6), 2211-2219.

Bantilan, Tylor (2011) Management, Lecture handout : Malcolm Baldrige National Quality Award: Service Sector, the Marriott School of Management.

Gordon, G.(1978). System Simulation. NJ : Prentice Hall, Englewood Cliffs

Groover, M. P. (2000). Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing: Prentice Hall PTR.

Groover, M. P. (2010). Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems (4th ed.). United States: John Wiley & Sons.

Hannam, R. (1996). Computer Integrated Manufacturing : from concepts to realisation. Manchester: Addison-Wesiey.

Heyl, J. (2008). Additional Chapter II KPI’s. Retrieved 22 Februari 2012 eng.sut.ac.th/me/meold/2_2552/435303/KPIs.ppt

Heragu, S. S. (2006). Facilities Design (2nd ed.). Lincoln: iUniverse.

. Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur. (2012). Surabaya: Bank Indonesia Surabaya.

Kumar, K. D., Karunamoorthy, L., Roth, H., & Mirnalinee, T. T. (2005). Computers in manufacturing : towards successful implementation of integrated automation system. Technovation, 25, 477-488. doi: 10.1016/j.technovation.2003.09.004

Kumar, S. A. (2006). Production And Operations Management: New Age International.

Murdick, Robert G, Ross, and Joel E. (1984) Information Systems for Modern Manajemen. NJ : Prentice Hall, Englewood Cliffs

Nagalingam, V. S., & Lin, G. C. I. (1999). Latest development in CIM, Robotics and Computer Integrated Manufacturing. 15, 423-430.

Ngai, E. W. T., Chau, D. C. K., Poon, J. K. L., & To, C. K. M. (2012). Int . J . Production Economics Energy and utility management maturity model for sustainable manufacturing process. International Journal of Production Economics. doi: 10.1016/j.ijpe.2012.12.018

(NIST), T. N. I. o. S. a. T. (2012). Baldrige Celebrates Its 25th Anniversary Retrieved 31 December, 2012, from http://www.nist.gov/baldrige/25th/index.cfm

Polakoff, J. C. (1990). Computer integrated manufacturing: a new look at cost justifications. Journal of Accountancy, 169.

Prasetyawan, Y., & Novitasari, R. (2012). COMPUTER INTEGRATED MANUFACTURING MATURITY MODEL DESIGN. Industrial Engineering, 147-154.

Roudabush, Kurt D. (2008), Industrial Engineering, Using Models to drive Process Improvement, University of Israel. Retrieved 10 May 2013 old.mofet.macam.ac.il/iun-archive/yaakov_kedem.pdf ‎

Valdés, G., Solar, M., Astudillo, H., Iribarren, M., Concha, G., & Visconti, M. (2011). Conception , development and implementation of an e-Government maturity model in public agencies. Government Information Quarterly, 28(2), 176-187. doi: 10.1016/j.giq.2010.04.007

Vorne. (2010). OEE Retrieved 16 June, 2013, from http://www.leanproduction.com/oee.html Sidang Tugas Akhir 2013 55

Terimakasih..

Sidang Tugas Akhir 2013 56