strategi yayasan setia muda dalam pemberdayaan anak ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of strategi yayasan setia muda dalam pemberdayaan anak ...
STRATEGI YAYASAN SETIA MUDA DALAM
PEMBERDAYAAN ANAK MUDA MELALUI KESENIAN
MUSIK GAMBANG KROMONG (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota
Jakarta Selatan)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Untuk Memenuhi Persayaratan
Memperoleh Gelar sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Dwi Putranto Priyono
11180540000009
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2022/1443 H
LEMBAR PENGESAHAN
STRATEGI YAYASAN SETIA MUDA DALAM PEMBERDAYAAN
ANAK MUDA MELALUI KESENIAN MUSIK GAMBANG
KROMONG (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota
Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Dwi Putranto Priyono
11180540000009
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2022/1443H
i
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dwi Putranto Priyono
NIM : 11180540000009
Dengan ini menyatakan bahwa : Skripsi yang berjudul “Strategi Yayasan
Setia Muda Dalam Memberdayakan Anak Muda Melalui Kesenina
Musik Gambang Kromong (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan
Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan)”, adalah benar
merupakan hasil karya asli saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat
dalam proses penyusunannya. Adapun kutipan yang ada di dalam penyusunan
karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Jika
dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau jiplakan
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini dibuat
untuk dipergunakan semestinya.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaaan
Anak Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong (Studi di
Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota
Jakarta Selatan)”, telah diuji dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 20 April 2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam.
Sidang Munaqosah Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Muhtadi, M.Si. Isna Rahmawati, S.Pd., M.Ling. NIP: 197506012014111001 Penguji I Penguji II Dra. Nurul Hidayati, M.Pd. WG Pramita Ratasari, S.Ant., M.Si. NIP: 196903221996032001 NIP: 1976021020031220022
Pembimbing
Dr. Muhtadi, M.Si. NIP: 197506012014111001
iii
ABSTRAK
Dwi Putranto Priyono, 11180540000009, Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan) Yayasan Setia Muda Merupakan salah satu sanggar kesenian musik
gambang kromong yang berada di Provinsi DKI Jakarta dan sudah berdiri
sejak tahun 1995. Sanggar yang didirikan oleh Bapak Hamdani ini dibangun
dengan tujuan untuk memberdayakan anak muda melalui potensi, minat dan
bakatnya. Melalui beberapa program dan kegiatan pemberdayaan, Yayasan
Setia Muda sukses mencetak anak muda yang produktif dan mandiri.
Penelitian ini terletak di Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Kota
Jakarta Selatan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang
berasal dari observasi dan wawancara, serta data sekunder yang didapatkan
melalui hasil studi beberapa dokumentasi, laporan berkala, company profile,
transkrip dan foto-foto pelaksanaan kegiatan. Teknik analisa yang digunakan
adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi dengan
triangulasi sumber dan waktu.
Teori yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah teori strategi yang
dikemukakan oleh Hatten dan hatten, teori aspek-aspek pemberdayaan oleh
Kartasasmita, dan teori hasil pemberdayaan oleh Mardikanto dan Soebianto.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi, implementasi
aspek-aspek serta hasil pemberdayaan oleh Yayasan Setia Muda terhadap
anak muda melalui kesenian musik gambang kromong.
Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Anak Muda, Gambang Kromong
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim,Alhaamdulillahirobbil‟alamiin,wabihiinasta‟i
n wa‟alaa umuriddunya waddiin washolaatu wassalaamu ala asyrofil anbiyai
walmursaliin wa‟alaa alihi wasohbihi ajma‟in amma ba‟ad. Puji dan syukur
saya panjatkan kepada Allah SWT atas ridhonya saya dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam yang tercurahkan
kepada nabi besar kita yang agung Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, dan juga kepada keluarga, sahabat, dzurriyahnya hingga kita sebagai
umatnya semoga selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta‟ala aamiin
ya robbal alamiin.
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian
ini. Penulis berharap, penelitian ini bisa menjadi manfaat bagi para pembaca
serta mengimplementasikan ilmu yang didapat dari penelitian ini. Peneliti
membuka pintu yang sebesar-besarnya untuk memberi saran dan masukan dari
berbagai kalangan mengenai penelitian ini. Penulisan skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam menuliskan skripsi ini, penulis juga mendapatkan pengetahuan dari
berbagai sumber.
Oleh karenanya penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada:
1. Suparto, S.Ag., M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag.,
BSW., MSW., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.
Sihabudin N, M.Ag., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Cecep Sastra Wijaya, M.A., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
v
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
2. Dr. Muhtadi, M.Si., Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing yang telah mendukung,
memotivasi serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini;
3. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., Sekretaris Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
4. Drs. Yusra Kilun, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah mendukung, membimbing serta membantu proses perkuliahan
hingga akhir.
5. Dosen-dosen pengajar selama perkuliahan, Prof. Dr. H. Asep Usman
Ismail, MA., Dr. Tantan Hermansah, M.Si., Nurul Hidayati, S.Ag.,
M.Pd., Wati Nilamsari, M.Si., Rosita Tandos, M.ComDev., Ph.D., M.
Hudri, M.Ag., Dicky Andika, M.Si., Isna Rahmawati, S.Pd., M.Ling.,
beserta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan ilmu
bermanfaat selama masa perkuliahan ini;
6. Kedua orang tua Saya Bapak Ir. Tri Ongko Priyono, MT. dan Ibu
Suhanah Sanusi, kakak Saya Yuanita Priyono, S.Kom., yang telah
memberikan doa, motivasi dan dukungan untuk terus bisa
menyelesaikan pendidikan dan mengejar cita-cita serta penulisan
skripsi ini;
7. Bapak Hamdani selaku pimpinan sanggar Yayasan Setia Muda, Aris
Mayadih, Ahmad Rafiq, Muhammad Yafie, Fallah Akbar, Wiwit Megi,
Muhammad Ikbal, Muhammad Syarief dan teman-teman dari sanggar
vi
Yayasan Setia Muda yang telah membantu Saya dalam menyelesaikan
skripsi ini, sehingga penelitian bisa berjalan dengan lancar;
8. Teman-teman seperjuangan: Ali Munajib, Defa Tsamara Zafirah,
Hanifah Chairani, Mutia Salamah, Gilang Tresna, Sri Anggreini,
Muhammad Naufal Ardiansyah dan Yudi Ariski yang telah
memberikan doa dan semangat selama masa perkuliahan dan skripsi;
9. Seluruh teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan 2018 yang telah memberikan pengalaman luar biasa di masa
perkuliahan.
Semoga teruntu seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini mendapatkan balasan kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT.
Penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
program studi Pengembangan Masyarakat Islam dan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, dan juga teman-teman Yayasan Setia Muda.
Jakarta, 18 April 2020
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................iv
DAFTAR ISI ...............................................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................xi
LAMPIRAN ................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ....................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................6
D. Metodologi Penelitian ........................................................................8
E. Tinjauan Pustaka ..............................................................................15
F. Sistematika Penulisan .......................................................................28
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................31
A. Landasan Teori ..................................................................................31
B. Kerangka Pikir ...................................................................................48
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ..........................50
A. Logo ..................................................................................................50
B. Sejarah .............................................................................................. 51
C. Visi dan Misi ..................................................................................... 52
D. Struktur Organisasi ............................................................................53
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......................................55
A. Data Penelitian ..................................................................................55
B. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak Muda
Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong ...................................65
viii
C. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan
Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian
Musik Gambang Kromong.................................................................89
D. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak
Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong .......................103
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................123
A. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak Muda
Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong .................................123
B. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan
Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian
Musik Gambang Kromong...............................................................142
C. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak
Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong .......................158
BAB VI PENUTUP ....................................................................................173
A. Kesimpulan .....................................................................................173
B. Saran ................................................................................................177
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................179
LAMPIRAN ...............................................................................................184
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Informan Penelitian .......................................................................10
Tabel 2.1 Kerangka Pikir ..............................................................................48
Tabel 4.1 Jumlah Anggota Yayasan Setia Muda ..........................................54
Tabel 4.2 Jadwal Pelatihan dan Pendamingan ..............................................55
Tabel 4.3 Tarif Manjak Yayasan Setia Muda ...............................................61
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Yayasan Setia Muda ..................................62
Tabel 4.5 Indikator Keberhasilan ..................................................................81
Tabel 4.6 Indikator Perbandingan Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota
Yayasan Setia Muda....................................................................................120
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Yayasan Setia Muda ........................................................49
xi
DAFTAR SINGKATAN
BPS : Badan Pusat Statistika
COVID 19 : Corona Viruses Disease 2019
ESP : English for Specific Purpose
FM : Frequency Modulation
HKI : Hak Kekayaan Intelektual
Humas : Hubungan Masyarakat
KIM : Kelompok Informasi Masyarakat
KSW : Kelompok Swadaya Wanita
NEET : Not Empyoling, Education or Training
NU : Nahdatul Ulama
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
P2M : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
SDM : Sumber Daya Manusia
YSM : Yayasan Setia Muda
5W + 1H : What, Where, Why, Who, When + How?
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Pembimbing .............................................183
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ...............................................................184
Lampiran 3. Cover Proposal Skripsi ...........................................................185
Lampiran 4. Catatan Observasi ...................................................................186
Lampiran 5. Pedoman Wawancara .............................................................189
Lampiran 6. Transkrip Wawancara .............................................................195
Lampiran 7. Dokumentasi ...........................................................................234
Lampiran 8. Company Profile.....................................................................235
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki beragam kesenian dan budaya yang tersebar
diseluruh pulau, namun sayangnya, bagi sebagian daerah yang
memiliki ciri khas yang kental akan kesenian dan budayanya, tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat lokal, khususnya
generasi muda. Padahal, jika masyarakat mengetahui cara
merancang strategi pengenalan budaya yang mereka miliki kepada
dunia luar dengan memanfaatkan akses teknologi yang sudah
semakin mudah, maka tak memungkinkan bahwa kesenian dan
budaya di daerah tersebut akan menjadi sektor penghasilan bagi
masyarakatnya. Dengan adanya arus globalisasi yang semakin
kuat, serta pengaruh dunia barat yang masuk secara terus menerus,
membuat anak muda kini kurang sadar akan pentingnya
melestarikan kesenian dan budaya tradisional Indonesia. Semua itu
disebabkan karena mereka terlalu banyak mengkonsumsi pengaruh
atau produk luar yang cenderung memanjakan mereka, bisa
melalui game online, digital platform dan social media. Sehingga,
kemudahan akses teknologi tersebut mengurangi tingkat
produktivitas anak muda di zaman ini.
Menurut data Badan Pusat Statistika, anak muda di Indonesia
yang tergolong tidak masuk katagori produktif pada tahun 2020
mencapai 24,28%, hal ini menunjukan tren kenaikan dari tahun
2019 yang berada di angka 21,77%. Badan Pusat Statistika
2
menyebut mereka sebagai NEET atau Not Employing, Education
and Training. Dimana NEET merupakan istilah untuk anak muda
sedang tidak bekerja, menjalani pendidikan dan pelatihan alias
meganggur. Hal ini tentu berdampak pada masa depan kelestarian
kesenian dan budaya Indonesia sebab, anak muda merupakan
calon penerus bangsa. Dalam pemberdayaan, erat kaitannya
dengan istilah sustainable atau berkenalnjutan, dimana hal itu
mendefiniskan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat
membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga masyarakat itu
berdaya. “Mencegah lebih baik daripada mengobati”, artinya,
pemberdayaan anak muda melalui kesenian dan budaya harus
dilaksanakan sejak dini agar mereka menjadi insan yang produktif
dan siap menghadapi persaingan yang ketat di masa yang akan
datang.
Allah berfirman dalam QS. AT-Tin ayat 4 yang berbunyi :
نسان في احسن تقويم لقد خلقنا ال
Yang artinya, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya”.
Dari ayat diatas, Allah SWT telah berfirman, bahwa manusia
merupakan bentuk yang paling sempurna diantara semua ciptaan
Allah SWT di seluruh alam semesta, Allah membekali manusia
dengan akal dan pikiran sehingga mereka merupakan makhluk
hidup yang sempura. Manusia diberi akal untuk bisa membuat
hidupnya menjadi bermanfaat bagi dirinya, maupun orang lain,
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga senantiasa
3
membantu orang lain yang sedang kesulitan. Akal merupakan
anugerah yang diberikan Allah SWT kepada manusia agar mereka
dapat menjadi makhluk yang sempurna serta dapat menjadikan
dirinya manusia yang produktif. Anak muda yang memiliki akal
yang masih segar dan dapat berfungsi dengan baik, seharusnya
dapat memanfaatkan nikmat Allat SWT, untuk memberdayakan
dirinya agar menjadi insan yang produktif. Dimana produktif disini
berkaitan dengan output anak muda tersebut ketika bisa mengenali
potensi yang ada pada dirinya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat berbagai macam
strategi dan program untuk mendukung pemberdayaan masyarakat,
termasuk dengan membentuk organisasi ataupun kelompok.
Melalui organisasi, masyarakat cenderung lebih mudah
meningkatkan kapasitasnya, baik secara personal, maupun
kelembagaan dalam mengembangkan kemitraan. Artinya mereka
akan didampingi oleh fasilitator agar proses pemberdayaan bisa
terahakan dengan efektif. Sebuah organisasi tentu harus memiliki
strategi dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat guna
mencapai tujuan pemberdayaan, hal itu sesuai dengan salah satu
fungsi organisasi sebagai development of organizational structure.
Yang artinya suatu organisasi, lembaga atau yayasan berfungsi
untuk mengembangkan sumber daya dan potensi para anggota
yang ada didalamnya guna menjadi manusia yang produktif.
Yayasan Setia Muda merupakan salah satu sanggar kesenian
yang melakukan pemberdayaan dan pendampingan kepada para
anak muda melalui musik gambang kromong khas betawi. Tak
4
hanya musik, yayasan yang didirikan oleh Bapak Hamdani sejak
tahun 1995 ini, juga mendamipingi anak muda agar mahir dalam
beberapa kesenian betawi lainnya seperti lenong, palang pintu,
ondel-ondel dan tari tradisional khas betawi. Uniknya, disaat
beberapa sanggar kesenian betawi hanya berisikan orang yang
bersuku betawi, sanggar ini justru memperbolehkan orang dari
berbagai macam suku dan budaya yang berbeda untuk bisa
mempelajari dan mengimpelentasikan kesenian tradisional dan
nilai-nilai budaya betawi kedalam kehidupan sehari-hari. Yayasan
ini masih berdiri kokoh ditengah kuatnya arus globalisasi yang
sangat mempengaruhi anak muda, sebab Yayasan Setia Muda
memiliki beberapa kegiatan dan program pemberdayaan yang
proggresif dan inovatif, dimana mereka mendidik para anak muda
sesuai dengan zamannya. Pemberdayaan anak muda yang
dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda terbukti menghasilkan
beberapa insan muda yang produktif, sebab, anak muda disini
diberdayakan dan didampingi sesuai dengan minat dan bakat
mereka tak lupa mengintegrasikan dan memanfaatkan peluang
yang ada agar anak muda di Yayasan Setia Muda dapat memiliki
kepercayaan diri yang kuat sehingga, mereka bisa memaksimalkan
potensinya dan dikonversikan menjadi sebuah penghasilan dan
pengalaman.
Sesuai jabaran diatas, peneliti memiliki tujuan untuk
mengetahui secara merinci dan mendalam mengenai
pemberdayaan anak muda lewat kesenian betawi yang
dilaksanakan oleh Yayasan Setia Pemuda. Kegiatan tersebut
5
memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi sebab anak muda
merupakan kader penerus bangsa yang memiliki tanggung jawab
dan kewajiban melestarikan budaya Indonesia dimasa yang akan
datang. Lewat Yayasan Setia Pemuda, sanggar tersebut bukan
hanya sekedar melestarikan budaya betawi, namun mereka juga
memberdayakan semua anak muda yang tergabung didalamnya,
sehingga mereka bisa menjadi anak muda yang produktif. Yayasan
Setia Muda tidak melepaskan anggotanya begitu saja, ada proses
pendampingan yang sustainable, dimana pemberdayaan di
yayasan ini tidak bersifat insidensial namun terus berkelanjutan.
Oleh karena itu, peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian
terhadap anak muda yang ada di Yayasan Setia Muda, sesuai
dengan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti
menuangkan didalam skripsi yang berjudul “STRATEGI YAYASAN
SETIA MUDA DALAM PEMBERDAYAAN ANAK MUDA
MELALUI KESENIAN MUSIK GAMBANG KROMONG”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah
dipaparkan di atas, sebagai upaya untuk tidak menghasilkan
sebuah kesalahpahaman. Oleh karena itu, peneliti melakukan
batasan pada ruang lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda. Hal tersebut
dilakukan agar pada prosesnya mendapatkan hasil yang maksimal
dan juga mendalam mengenai pemberdayaan anak muda di
sanggar ini.
6
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah pada paparan di atas,
oleh karena itu peneliti dapat merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut ini:
a. Bagaimana strategi Yayasan Setia Muda dalam
pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong?
b. Bagaimana Implementasi aspek-aspek pemberdayaan oleh
Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda
melalui kesenian musik gambang kromong?
c. Bagaimana hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh
Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda
melalui kesenian musik gambang kromong?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan jabaran rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi Yayasan Setia Muda
dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik
gambang kromong;
b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi aspek-aspek
pemberdayaan oleh Yayasan Setia Muda dalam
pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong;
c. Untuk mengetahui bagaimana hasil pemberdayaan yang
7
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan
anak muda melalui kesenian musik gambang kromong.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan oleh penelitian ini dibagi
menjadi 2 macam, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis
sebagai berikut:
a. Manfaat Akademis
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pemberdayaan
masyarakat, khususnya bagi peneliti, melalui kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda;
2. Untuk menambah ragam keilmuan guna memperluas cakupan
teori dan konsep pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda;
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah
wawasan keilmuan para anak muda, dimana mereka bisa
mengenali potensi yang ada didalam diri mereka dan
mengkonversikannya kedalam upaya yang produktif.
b. Manfaat Praktis
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan
rerfrensi bagi yayasan, sanggar atau lembaga pemberdayaan
berbasis kebudayaan tradisional lainnya dengan cara
mengetahui strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil
pemberdayaan masyarakat yang ada di Yayasan Setia Muda;
2. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan motivasi kepada
semua anak muda untuk mengambil langkah inisiatif guna
8
menjadi manusia yang produktif melalui kesenian tradisional;
3. Penelitian ini juga diharapkan dengan adanya penelitian ini,
dapat dijadikan sebagai refrensi atau pedoman dalam
melaksanakan penelitian di masa yang akan datang.
D. Metodologi Penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian kali ini merupakan penelitian yang disajikan dalam
bentuk deskriptif dengan cara mendeskripsikan gejala-gejala,
fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Hardani.
Ustiawaty, 2017). Metode penelitian deskriptif berusaha menggali
fakta suatu kejadian, aktivitas, objek, proses, serta subjek
(manusia) dengan apa yang terjadi sebenarnya, pada waktu
sekarang atau jangka waktu yang akan datang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan secara rinci
dan sistematis proses penelitian mengenai strategi, implementasi
aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian
musik gambang kromong.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian kali ini menggunakan pendekatan penelitian secara
kualitatif yang dimana, menurut Sugiyono (2007: 1), metode
penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada objek yang alamiah, dimana peneliti berperan
sebagai instrumen kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan
9
secara gabungan. (Prasanti, 2018). Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dengan tujuan, dapat menjabarkan apa yang
diperoleh melalui hasil riset lapangan mengenai strategi,
implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang dilakukan
oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui
kesenian musik gambang kromong secara rinci, faktual dan akurat.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian kali ini berada di sebuah sanggar kesenian
tradisional betawi bernama Yayasan Setia Muda yang terletak di
Jl. Jambu 2 No.32, RT.003/RW.002, Kelurahan Cipedak,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Yayasan ini merupakan
salah satu sanggar musik gambang kromong yang berbentuk
yayasan dan diakui serta mendapatkan pembinaan langsung oleh
Dinas Kebudyaan DKI Jakarta. Selain itu, Yayasan Setia Muda
juga terletak dekat dengan Setu Babakan sebagai balai konservasi
kebudayaan betawi yang menjadikan Yayasan Setia Muda sebagai
wadah yang efektif dalam melakukan pemberdayaan khususnya
lewat kesenian musik gambang kromong. Hal yang mendukung
untuk melakukan penelitian lainnya adalah dengan adanya
beberapa bukti konkrit kegiatan pemberdayaan yang telah
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam mencetak generasi
muda yang aktif dan juga produktif. Penelitian dilakukan mulai
dari bulan Oktober 2021 hingga selesai.
4. Teknik Pemilihan Informan Penelitian
Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik “puposive sampling”. Menurut Sugiono
10
(2016:85) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Alasan penelitian kali
ini menggunakan teknik purposive sampling adalah karena tidak
semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena
yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti memilih teknik purposive
sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau
kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel
yang digunakan dalam penelitian ini (Yustia Putri, 2017).
Sedangkan informan penelitian kali ini dipilih oleh peneliti dengan
cara purposive sampling, dimana peneliti memilih informan
penelitian yang memadai dan dipercaya memiliki informasi yang
penting guna mendapatkan hasil data yang akurat dan efektif.
Adapun beberapa klasifikasi informan pada penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 1.1 (Tabel Informan)
NO. Informan Jumlah Keterangan Data Yang Digali 1. Bapak
Hamdani 1 Pendiri,
pimpinan dan
fasilitator Yayasan
YSM
1. Sejarah berdirinya YSM
2. Aris Mayadih
1 Wakil ketua, pelatih dan pembina
YSM
1. Strategi YSM dalam pemberdayaan anak muda melalui keseian musik gambang kromong 2. Implementasi aspek-aspek pemberdayaan YSM dalam pemberdayaan anak
11
muda melalui keseian musik gambang kromong
3. Fallah Akbar,
Muhammad Yafie, Ahmad Rafiq, Wiwit Megi,
Muhammad Ikbal,
Muhammad Syarief
6 Anggota dan orang tua anggota YSM
1. Hasil pemberdayaan YSM dalam pemberdayaan anak muda melalui keseian musik gambang kromong
5. Macam-Macam Sumber Data
Dalam penelitian kali ini, guna mendapatkan data yang faktual
dan akurat, peneliti menggunakan dua sumber data. Sumber data
yang akan digunakan untuk memperoleh data lapangan terdiri atas
dua sumber, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang dihasilkan
melalui proses observasi secara langusung dan wawancara
kepada beberapa narasumber secara mendalam di Yayasan
Setia Muda. Dalam penelitian ini, peneliti membuat catatan
observasi untuk memudahkan proses pengambilan data.
Adapun data primer yang berasal dari proses wawancara
akan digali melalui beberapa narasumber dengan
menggunakan teknik purposive sampling dimana peneliti
memilih narasumber terkait sesuai yang tertera di tabel 1.1
12
(Tabel Informan Penelitian);
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh
hasil studi beberapa dokumen penunjang penelitian, dalam
penelitian kali ini, peneliti menggunakan beberapa data
sekunder seperti dokumentasi, laporan berkala, company
profile, transkrip dan foto-foto pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan anak muda oleh Yayasan Setia Muda.
6. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian kali ini adalah para anggota yang
tergabung di Yayasan Setia Muda serta beberapa elemen
masyarakat yang mendukung kegiatan pemberdayaan yang
dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda. Sedangkan untuk objek
penelitian kali ini adalah strategi, implementasi aspek-aspek dan
hasil pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Yayasan Setia
Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik
gambang kromong.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), studi literatur atau studi
dokumentasi dan gabungan keempatnya (Hardani. Ustiawaty,
2017). Adapun rincian teknik pengumpulan data pada penelitian
kali ini sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk
13
mendapatkan data yang real dan apa adanya sesuai dengan
apa yang terjadi di lapangan. Yayasan Setia Muda perupakan
sebuah sanggar kesenian yang melakukan pemberdayaan
anak muda di bidang kesenian musik gambang kromong,
oleh karena itu dengan melakukan pengamatan secara
langsung, diharapkan akan mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil
pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda
dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik
gambang kromong;
b. Interview
Interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan
data yang berasal dari beberapa narasumber berdasarkan
tabel 1.1. Interview dilakukan untuk mendapatkan berbagai
informasi yang akurat dan mendalam dengan memberikan
beberapa pertanyaan seputar strategi, aspek-aspek serta hasil
pemberdayaan kepada beberapa narasumber yang terlibat
dalam pemberdayaan anak muda di Yayasan Setia Muda;
c. Studi Literatur atau Dokumen
Studi literatur atau dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang didapatkan dengan meneliti laporan
berkala, company profile, foto-foto kegiatan dan beberapa
dokumen atau transkrip yang berkaitan langung dengan
strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan
yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam
pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong.
14
8. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan analisis data
model interaktif, dikemukakan oleh Miles & Huberman (1984:23).
Analisis data model interaktif ini memiliki tiga komponen, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Menurut
Miles dan Huberman (1984:23) ketiga komponen utama yang
terdapat dalam analisis data kualitatif itu harus ada dalam analisis
data kualitatif, sebab hubungan dan keterkaitan antara ketiga
komponen itu perlu terus dikomparasikan untuk menentukan
arahan isi simpulan sebagai hasil akhir penelitian (Nugrahani,
2014).
Analisis data dilakukan dengan cara memilih mana yang
memiliki tingkat urgensi paling tinggi, menjabarkan hasil
penelitian dan kemudian menarik kesimpulan. Berdasarkan hal
tersebut dikemukakan bahwa, analisis data merupakan sebuah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi literatur
mengenai strategi, aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang
dlakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak
muda melalui kesenian musik gambang kromong, yang kemudian
disimpulkan agar hasil penelitian dapat lebih mudah dipahami.
9. Teknik Validasi Keabsahan Data
Teknik validasi keabsahan data merupakan suatu cara untuk
membuktikan kebenaran suatu data yang telah didapatkan melalui
proses penelitian di lapangan. Menurut Matthew B. Miles dan A.
15
Michael Huberman, taktik tersebut berupaya membandingkan
indeks- indeks yang ada, sehingga, mengarahkan kepada
kesimpulan yang tepat (Rijali, 2019). Pada penelitian kali ini,
peneliti menggunakan cara triangulasi untuk memastikan bahwa
data yang didapatkan di lapangan sangatlah akurat dan tidak
memunculkan data yang abstrak serta bertentangan dengan apa
yang sebenarnya terjadi secara real. Adapun teknik triangulasi
menurut Satori dan Komariah (2011: 170) yang diklasifikasikan
menjadi beberapa cara, yaitu melalui triangulasi sumber,
triangulasi teknik dan triagulasi waktu. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi sumber dan waktu dengan menggali
keabsahan data melalui dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi dan mewawancarai lebih dari satu narasumber dengan
jangka waktu serta keadaan yang berbeda.
10. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang dilakukan peneliti untuk menulis skripsi
ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitiam lebih jauh, peneliti melakukan
studi di beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan
tema penelitian dengan peneitian kali ini. Hal ini dimaksudkan
untuk menghasilkan sebuah novelty atau kebaharuan dalam
16
penelitian, sehingga, penelitian kali ini memiliki beberapa
perbedaan yang spesifik diantara penelitian lainnya.
Pertama, penelitian ini berjududul “Musik Sebagai Media
Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna Grahita Nipotowe”,
yang ditulis oleh saudara Mohammad Nawir, Mokh Ulil Hidayat
dan Iskandar Iskanda. Dalam penelitian ini, para peneliti
menjelaskan bahwa musik dapat digunakan manusia untuk
berbagai macam tujuan, dari tujuan untuk mendekatkan manusia
kepada Tuhan, sekedar hiburan, untuk mencari uang, bahkan ada
juga orang menggunakan musik untuk pemenuhan hawa nafsu
yang menyebabkan manusia lupa akan dirinya sebagai makhluk
Tuhan. Dan pada penelitian ini, peran musik dijadikan sebagai
salah satu pendekatan bimbingan konseling Islam dalam
pemberdayaan siswa. Tunagrahita merupakan sebuah istilah yang
digunakan untuk menyebut siswa yang mempunyai kemampuan
intelektual dibawa rata-rata atau dikenal juga dengan istilah
keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasanya
mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan
disekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang
mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni
disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut. Oleh karena itu,
melihat berbagai hal tersebut di atas, memperjelas gambaran
bahwa memang selayaknya musik yang dijadikan sebagai media
dakwah harus dimaksimalkan guna membantu dan mempermudah
siswa Tunagrahita dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan
keterbatasan yang mereka miliki (Nawir et al., 2016). Dalam
17
penelitian ini, peneliti menekankan nilai keislamannya, terutama
dalam media dakwah, dimana dakwah disini bertujuan untuk
memberdayaka sisa Tuna Grahita melalui kesenian musik.
Persamaan dalam penelitian ini, peneliti sama-sama membahas
pentingnya pemberdayaan siswa/anak muda melalui kesenian.
Sedangkan perbedaan di kedua penelitian ini, peneliti menekankan
nilai keislamannya, terutama dalam media dakwah, dimana
dakwah disini bertujuan untuk memberdayaka sisa Tuna Grahita
melalui kesenian musik.
Kedua, penelitian ini berjudul “Musik Tongtong Sebagai
Pemberdayaan Ekonomi dan Identitas Lokal Masyarakat
Kabupaten Sumenep Madura” yang ditulis oleh saudara Titis
Setyono Adi Nugroho. Dalam penelitiannya, Titis Setyono Adi
Nugroho menyimpulkan bahwa pelestarian musik tongtong
sebagai musik tradisi masyarakat Madura diwujudkan melalui
kegiatan Festival Musik Tongtong yang berlangsung setiap
setahun sekali sekaligus memperingati HUT Kabupaten Sumenep
Madura. Kegiatan ini juga difungsikan sebagai pemberdayaan
ekonomi masyarakat lokal yang sebagian hidup dari sektor
pariwisata. Melalui kegiatan Festival Musik Tongtong dianggap
sebagai jalan legitimasi musik tongtong sebagai identitas asli
masyarakat Madura. Hal ini didapatkan melalui kolektivitas sosial
dalam konsep permainan musik tongtong yang dipaparkan oleh
Busyro Karim selaku Bupati Kabupaten Sumenep Madura, dan
dukungan dari TNI-Polri, dinas terkait setempat dan masyarakat
lokal (Setyono & Nugroho, 2019). Perbedaan dengan penelitian
18
kali ini adalah terletak pada jenis kesenian yang diteliti, pada
penelitian ini sang penulis memaparkan perihal kesenian Musik
Tongtong dari Madura. Persamaannya, kedua peneliti
memaparkan tentang pentingnya kesenian sebagai media
pemberdayaan kepada masyarakat sekaligus menjadi kegiatan
pelestarian budaya masyarakat Madura. Sedangkan perbedaannya
adalah hanya pada jenis kesenian yang diteliti, pada penelitian ini
sang penulis memaparkan perihal kesenian Musik Tongtong dari
Madura.
Ketiga, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan dan pertunjukan
musik bagi anak panti asuhan Yayasan Kasih Mandiri Bersinar”
yang ditulis oleh Dani Nur Saputra dan Clemy Ikasari. Metode
Pelakasanaan yang dilakukan dalam program pengabdian kepada
masyarakat dilakukan melalui program pelatihan seni musik yang
telah disepakati melalui ikatan kerjasama antar dua instansi.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rentan waktu yang telah
ditetapkan bersama antara pihak Tim P2M Program studi
pendidikan mudik, UNJ dengan Yayasan Kasih Mandiri Bersinar.
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, pihak yayasan
menyediakan tempat untuk di jalankannya program. Pihak tim
pengabdian kepada masyarakat akan melakukan sebuah
pemberdayaan musik di Yayasan Kasih Mandiri Bersinar.
Kegiatan Pemberdayaan dan pertunjukan music yang dilakukan di
panti asuhan yayasan kasih mandiri bersinar berjalan dengan baik
walaupun sempat mengalami masa vakum selama beberapa bulan
karena adanya pandemic virus covid 19. Pertunjukan musik dan
19
bernyanyi yang dilakukan oleh anak-anak panti asuhan
memunculkan antusias dan semangat belajar yang tinggi. Pada
pertemuan awal, Tim mengalami kesulitan dalam mengajarkan
bernyanyi karena beberapa anak tidak mengenal nada. Akan tetapi
berkat usaha yang keras dari anak untuk belajar sampai pada
akhirnya sebagian besar dari mereka sudah bisa bernyanyi dengan
nada yang tepat. Dengan adanya pelatihan yang dilakukan oleh tim
P2M membuahkan hasil yang signifikan dimana kondisi awal
anakanak tidak menguasai teknik bernyanyi dan bermain musik.
Program pelatihan musik dan bernyanyi yang dilakukan dapat
menjawab persoalan yang terdapat pada latar belakang
dilakukannya pengabdian kepada masyarakat di panti asuhan
yayasan kasih mandiri bersinar. Kegiatan yang dilakukan sangat
terbatas karena adanya pandemic virus covid 19. Sehingga
program pelatihan music tetap harus diadakan kembali sebagai
program lanjutan untuk mengembangkan potensi anak-anak di
panti asuhan. Persamaan dalam penelitiam ini, mereka melakukan
studi kasus di suatu yayasan dan menitik beratkan pada kesenian
musik. Perbedaan dalam penelitian ini hanya berbeda pada lokasi
tempta penelitian, penelitian ini bertempat di Yayasan Kasih
Mandiri Bersinar dimana itu merupakan yayasan atau panti asuhan.
Keempat, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Komunitas
dan Eksistensi Musik Kendang Kempul di Media Penyiaran
Komunitas” yang ditulis oleh Rendi Diawangsa. Hasil dari
penelitian ini adalah Radio Komunitas Citra FM sebagai objek
penelitian merupakan salah satu radio komunitas yang memiliki
20
program acara dan pemberdayaan komunitas yang cukup baik.
Sebagai radio komunitas budaya, Citra FM memiliki program-
program yang mendukung pelestarian budaya, khususnya
Banyuwangi. Radio Komunitas Citra FM memiliki program
Gending Using setiap hari pukul 10.00 – 13.00 WIB yang khusus
memutarkan lagu kendang kempul. Dengan program acara
Gending Using, Rakom Citra FM dianggap ikut andil dalam
mendukung eksistensi musik kendang-kempul. Dalam program
tersebut, pendengar diperbolehkan berinteraksi dengan mengirim
salam melalui hotline yang telah disediakan, request lagu
kesayangan, hingga datang ke studio untuk sekedar bertegur sapa.
Studi kasus pada penelitian ini bertempat di Radio Komunitas
Citra FM Banyuwangi. Mereka melakukan pemberdayaan musik
melalui radio dimana dengan diputarkannya musik kendang
kempul khas banyuwangi, dapat memberdayakan komunitas
musik kendang kempul di banyuwangi. Persamaan pada penelitian
ini, sang penulis melakukan penelitian perihal pemberdayaan seni
budaya tradisional. Dan perbedaan, terletak pada letak studi kasus,
pada penelitian ini bertempat di Radio Komunitas Citra FM
Banyuwangi. Mereka melakukan pemberdayaan musik melalui
radio dimana dengan diputarkannya musik kendang kempul khas
banyuwangi, dapat memberdayakan komunitas musik kendang
kempul di banyuwangi.
Kelima, penelitian ini berjudul ”Pemberdayaan Masyarakat
Desa Melalui Kesenian Tradisional Pada Jama'ah Tahlil di
Kelurahan Tambak Aji Kota Semarang” yang ditulis oleh saudara
21
Muslam. Hasil penelitian dari kegiatan pengabdian masyarakat
yang dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Juli 2013
sampai dengan bulan September 2013, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kegiatan ini disambut antusiasme oleh masyarakat dengan
bukti dukungan dari segenap anggota masyarakat di
kelurahan Tamnakaji terutama RW I dengan bukti dukungan
lokal organisers baik pada saat perencanaan sampai Pada
akhir pelaksanaan, hal ini sebagai jaminan kenerlangsungan
pasca pendampingan;
2. Terbentuknya kelompok kesenian tradisional rebaga sebagai
wahana dakwah syaiar Islam dan kegiatan tambahan yang
menyenangkan bagi jama’ah Tahlil Al-Amanah RW I
Tambakaji dan sebagai wahana penciptaan jama’a dan
generasi cinta shalawat nabi.
Penelitian ini sama-sama membahas perihal pemberdayaan
lewat kesenian tradisional. Perbedaan yang membedakan dengan
penelitian Saya adalah penelitian ini diimplementasikan kepada
Jama.ah Tahlil di Kelurahan Tambak Aji Kota Semarang.
Keenam, penelitian ini berjudul “Kesenian Musik Gejog Lesung
Sebagai Media Pemberdayaan Budaya Masyarakat Oleh
Paguyuban Nyutra Budaya Kelurahan Wirogunan Kecamatan
Mergangsan Yogyakarta” yang ditulis oleh Ahmad Khuzairi.
Proses pemberdayaan budaya masyarakat melalui kesenian musik
gejog lesung oleh paguyuban nyutra budaya ini melalui beberapa
tahapan. Tahap penyadaran dan pembentukan prilaku, tahab ini
22
dilakukan dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat agar
masyarakat sadar bahwa masyarakat harus meningkatkan kualitas
hidup mereka, dalam halini yang diperhitungkan masalah
keseniannya, bagaimana menyadarkan masyarakat agar tetap
paham terhadap kebudayaan ataupun dari nilai budaya itu sendiri.
Harapannya agar masyarakat bisa meningkatkan jiwa sosial
mereka atau kebersamaan mereka dalam keguyuban dan
kerukunan antar tetangga, serta dapat mempengaruhi cara berfikir
masyarakat terhadap persoalan- persoalan keterbelakangan,
kemiskinan dan masalah- maslah kehidupan yang lainnya,
masyrakat mampu atau dapat terlibat dalam setiap pengambilan
keputusan dan kebijakan dalam perogram pemerintah agar
menguntungkan masyarakat memperhatikan keseimbangan
kehidupan masyrakat, dalam setiap pembangunan dan kebijakan.
Adapun tahap penyadaran dan pembentukan prilaku yang
digunakan oleh pengurus paguyuban Nyutra Budaya melalui
berbagai macam cara, seperti kumpulan ketika memperagakan
kesenian Musik Gejog Lesung, Ketoprak Leseung, melalui rapat-
rapat rutinan dan lain sebagainya. Dari perkumpulan itulah
pengurus paguyuban Nyutra Budaya mempublikasikan persoalan-
persoalan sosial kepada dimasyarakat. Lalu tahap selanjutnya
adalah Transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan
tahap ini merupakan tahapan bagaimana masyarakat di beri
pemahaman tentang berbagai macam keterampilan dalam bentuk
pertanian kota baik itu tentang kesenian bertani dilahan yang
sempit yang disebut dengan budidaya pertanian kota, cara
23
berkomunikasi yang baik, atau latihan mintal, bagai mana
masyarakat di latih menjadi seorang seniman.
Persamaan dengan penelitian kali ini adalah sama sama
membahas akan urgensi pemberdayaan masaryarakat lewat
kesenian. Dimana kesenian bisa meningkatkan taraf hidup suatu
masyarakat jika dikelola dan dikorrdini dengan baik. Perbedaan
hanya terletak di lokasi studi kasus dan usia atau target
pemberdayaannya.
Ketujuh, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pengembangan Budaya Kewirausahaan Untuk
Mengurangi Pengangguran dan Kemiskinan” yang ditulis oleh
saudara Siti Maisaroh. Berdasarkan hasil penelitian yang ada di
penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi program kebijakan pengurangan
pengangguran dan kemiskinan secara makro barangkali
sudah dapat dinyatakan “berhasil”. Namun dalam tingkat
meso dan khususnya ditingkat mikro terutama di daerah
penelitian ini belum dapat dinyatakan berhasil;
2. Dapat diidentifikasikan ada beberapa potensi fundamental
dan isu sentral strategis sebagai modal dasar dalam
pembentukan model pemberdayaan masyarakat melalui
budaya kewirausahaan yakni; masih tingginya modal sosial,
etos kerja produktif, potensi lokal (usaha kerajinan bambu
dan kayu), faktor teknis, modal manusia termasuk skill yang
dimiliki, motivasi dan spirit kewirausahaan serta budaya
produktif;
24
3. Karakteristik dan kondisi kelembagaan sosial, ekonomi,
budaya kewirausahaan dan politik masyarakat setempat tetap
kondusif serta adanya interaksi yang baik dengan berbagai
program pemerintah daerah maupun nasional, sehingga
dapat sebagai faktor pendukung utama dalam pembentukan
model pemberdayaan masyarakat agar dapat terlepas dari
masalah pengangguran dan kemiskinan secara mandiri dan
berkelanjutan.
Kedelapan, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Perempuan
Melalui Kesenian Karawitan di Mejiharjo Karangmojo, Gunung
Kidul” yang ditulis oleh Nurendra Setya Pamungkas. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Konstribusi PKK Mawar dalam pemberdayaan perempuan
melalui kesenian karawitan adalah 1) Penyusunan pengurus
dan anggota kesenian karawitan; 2) Menjadi wadah atau
forum bertemunya ibu-ibu Dusun Karangmojo untuk saling
diskusi dan bertukar informasi terkait program kesenian
karawitan; 3) Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan
berbasis budaya melalui pengetahuan dan keterampilan
tentang kesenian karawitan;
2. Pemberdayaan perempuan melalui kesenian karawitan
dalam meningkatkan peran perempuan di bidang sosial,
budaya dan ekonomi antara lain : a.Dalam Bidang Sosial :
Meningkatnya rasa kepedulian terhadap kemajuan desa,
Memiliki rasa kebersamaan dengan anggota kelompok yang
25
lain, Meningkatnya rasa percaya diri ibu-ibu dalam
berkegiatan, Turut serta dalam mendukung kegiatan
pariwisata di Goa Pindul yaitu dengan tampil setiap
seminggu sekali. b.Dalam Bidang Budaya: Meningkatkan
rasa kepedulian terhadap kebudayaan(kesenian karawitan),
Memunculkan kecintaan melakukan aktivitas menabuh
gamelan, Menimbulkan rasa kepedulian untuk meng-uriuri
budaya kesenian karawitan dengan aktif berkesenian
karawitan. c.Dalam Bidang Ekonomi : Melatih ibu-ibu untuk
mengelola keungan secara kelompok, Memberikan
kemampuan kepada ibu-ibu untuk mendapatkan penghasilan
secara mandiri, Menghasilkan pendapatan tambahan yang
digunakan untukmemenuhi kebutuhan rumah tangga.
Faktor pendukung dalam pemberdayaan perempuan melalui
kesenian karawitan adalah 1) Motivasi dari diri anggota; 2)
Dukungan dan ijin dari masingmasing pihak keluarga anggota
karawitan; 3) Adanya fasilitas yang memadai untuk kegiatan
karawitan. Faktor penghambat pemberdayaan perempuan melalui
kesenian karawitan ini yaitu 1) kesibukan masing-masing dari
anggota; 2) pembagian kelompok kesenian karawitan untuk tampil
dalam setiap acara. Persamaanya adalah sama-sama membahas
perihal pemberdayaan masyarakat lewat kesenian. Sedangkan
perbedaannya terlihat di lokasi studi kasus dan jenis kesenian yang
diteliti.
Kesembilan, penelitian ini berjudul ”Pemberdayaan Seniman
Musik Tradisi Melalui Pelatihan Bahasa Inggris Dalam Upaya
26
Mendukung Wisata Daerah” yang ditulis oleh saudara Lalu Dwi
Satria. Hasil Penelitian ini menjelaskan, saat mengembangkan
bahan ajar untuk program khusus bagi pembelajar ESP, seperti
bahasa Inggris untuk pariwisata, analisis kebutuhan ESP harus
dilakukan. Budaya lokal dari konteks pembelajaran harus
dimasukkan ke dalam bahan ajar karena mereka mencerminkan
pengalaman dunia nyata bagi pembelajar dan dengan demikian
memfasilitasi pembelajaran bahasa. Pembelajar belajar bahasa
Inggris untuk berbicara dengan pengunjung yang datang ke negara
mereka. Ada kebutuhan bagi peserta didik untuk membicarakan
budaya mereka dengan pengunjung, serta menyadari identitas
budaya mereka sendiri. Pada pengembangan bahan ajar,
pembelajar, guru ESP (pengembang bahan ajar), dan praktisi
pariwisata harus berkolaborasi dan berbagi pengetahuan tentang
pembelajaran dan pembelajaran di ESP. Karena bahasa Inggris
untuk pariwisata menjadi lebih populer dan sangat sedikit bahan
ajar yang tersedia untuk program ini, penelitian lebih lanjut tentang
bidang ini harus dilakukan oleh guru, instruktur pariwisata, dan
pengembang bahan ajar. Persamaan dalam kedua penelitian adalah
sama-sama mengangkat perihal kebudayaan sebagai media
pemberdayaan masyarakat. Sedangkan perbedaanya hanya terleak
di studi kasus penelitian ini terletak di daerah Kabupaten Lombok
Tengah, dan penelitian berfokus kepada kesenian musik trasisional
lombok dan dielaborasikan atau diintegrasikan dengan pariwista.
Kesepuluh, judul penelitian ini adalah “Ekspresi Musikal dan
Fungsi Musik Saestu Band Reggae Bagi Masyarakat Kota
27
Semarang” yang ditulis oleh Septian Arga Wismawan.
Berdasarkan hasil penelitian yang memfokuskan pada ekspresi
musik dan fungsi musik Saestu Band reggae bagi masyarakat
Semarang maka peneliti dapat mengemukakan suatu kesimpulan
sebagai berikut : (1) ekspresi musikal Saestu Band di kota
Semarang meliputi pembawaan, bentuk lagu yang meliputi irama,
melodi, tempo, pesan dan isi yang akan disampaikan kepada
audien. Selain itu adapun faktor pendukung ekspresi yang berupa
gaya/style, gerak, peralatan/instrumen, serta respon dari audien
yang sangat berperan terhadap keluesan para personil Saestu dalam
berekspresi ketika menghibur masyrakat di kota Semarang. (2)
Fungsi musik Saestu Band di kota Semarang meliputi fungsi
hiburan, fungsi kenikmatan estetis serta fungsi pengintegrasian
masyarakat dimana Saestu ikut berperan mempromosikan
pariwisata di kota Semarang. Seastu sebagai salah satu Band
reggae yang lahir di Semarang mencoba membuktikan bahwa
sebuah karya itu harus jujur, easy listening, serta dapat membawa
efek positif bagi para pendengarnya. Dengan pesan-pesan moral
yang dibawakan inilah yang membuat Saestu Band tetap bisa eksis
di Semarang sampai sekarang. Ini adalah suatu pendewasaan
musik yang dapat dilihat dari Saestu Band dimana bermusik
membutuhkan totalitas dan komitmen untuk terus maju. “Reggae
suka-suka” itu slogan yang selalu mereka katakan. Dalam
penelitian kali ini sama-sama mengangkat tema kebudayaan
sebagai salah satu indikator pemberdayaan masyarakat. Perbedaan
pada kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
28
saudara Septian menekankan pada kesenian musik reggae dimana
dengan musik, bisa menaikan taraf hidup seorang musisi.
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan merupakan bab bagian pertama yang
berisikan alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan sebagai
suatu proses pemberdayaan masyarakat. Pendahuluan akan
memberikan gambaran dari hasil penelitian mengenai tema
penelitian yang akan dijabarkan. Oleh sebab itu, pada bab ini
memuat beberapa bagian penting yang terdiri dari latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis adalah penegasan landasan teori dari isi
penelitian yang meliputi: teori strategi, teori pemberdayaan
masyarakat, dan teori indikator hasil pemberdayaan.
3. BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Gambaran umum penelitian berisi tentang seluruh informasi
mengenai sejarah, logo, visi dan misi serta struktur organisasi
Yayasan Setia Muda.
29
4. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bagian ini berisi uraian dan penyajian data-data yang didapat
dari lapangan melalui wawancara dan observasi. Di dalam bab ini
memuat strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil
pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam
pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong.
5. BAB V PEMBAHASAN
Bagian ini mencakup uraian dari analisis data untuk
memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan penelitian. Di
dalamnya, hasil analisis dikaitkan dengan latar belakang serta teori.
Di dalam bab ini memuat analisis data terkait strategi,
implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang dilakukan
oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui
kesenian musik gambang kromong.
6. BAB VI PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang
meliputi penarikan kesimpulan atas hasil penelitian, serta
memberikan saran-saran yang dapat bermanfaat untuk penelitian
di masa yang akan datang.
7. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka yaitu segala sesuatu yang berisikan semua
sumber bacaan atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan
30
dalam penulisan karya ilmiah, baik berbentuk jurnal penelitian,
buku, modul pembelajaran ataupun sumber-sumber lainnya.
8. LAMPIRAN
Lampiran adalah berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian dan dalam penulisan hasil-hasilnya menjadi suatu karya
tulis ilmiah, dan analisis data menjadi suatu karya tulis ilmiah, dan
analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah. Setiap
lampiran diberi nomor urut.
31
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Strategi
Untuk menjamin agar strategi dapat berhasil baik dengan
meyakinkan bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang
dapat dilaksanakan, Hatten dan hatten (1996: 108-109)
memberikan beberapa petunjuknya sebagai berikut:
a. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi,
tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada
banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah
konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan
atau bertolak belakan, semua strategi senantiasa diserasikan
satu dengan yang lain;
b. Strategi harus konsiten dengan lingkungan, strategi dibuat
mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam
lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju;
c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan
menyatukan semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan
satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai
unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim
sumberdayanya, membiarkannya terpisah dari unit kerja
lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu
justru merugikan posisi organisasi;
32
d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang
merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru
adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya juga
memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-
langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang
lebih kuat;
e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi
adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu
yang memang layak dapat dilaksanakan;
f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak
terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung resiko,
tetapi haruslah berhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan
organisasike lubang yang lebih besar. Oleh karena itu
strategi hendaknya selalu dapat dikontrol;
g. Strategi hendaknya disusn diatas landasan keberhasilan yang
telah dicapai;
h. Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan
dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari
para eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi
(Yanuaria, 2012).
Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan
dasar dalam merumuskan suatu strategi sebagai berikut:
a. Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan,
tidak hanya masa sekarang;
b. Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan
sebaliknya;
33
c. Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak
semata-mata pada pertimbangan keuangan;
d. Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawah
ke atas;
e. Strategi harus mempunyai orientasi eksternal;
f. Fleksibilitas adalah hal yang sangat esensial;
g. Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang (Yanuaria,
2012).
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan
bermenjadi kata”berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya.
Daya artinya kekuatan, berdaya memiliki arti kekuatan. Kata
“berdaya” apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan –m-
dan akhiran –an manjadi“pemberdayaan” artinya membuat sesuatu
menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan (Hermiyanty, Wandira
Ayu Bertin, 2017). Kata “pemberdayaan ” adalah terjemahan dari
bahasa Inggris “Empowerment”, pemeberdayaan berasal dari kata
dasar “power” yang berarti kekuatan berbuat, mencapai,
melakukan atau memungkinkan. Awalan “em” pemberdayaan
dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber
kreativitas (Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, 2017).
Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi, bahwa
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan
masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk
mengembangkan potensi itu menjadi tindakan yang nyata. Dari
34
beberapa pernyataan tentang pengertian pemberdayaan, dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh seseorang maupun kelompok melalui berbagai
kegiatan pemberian ketrampilan, pengembangan pengetahuan,
penguatan kemampuan atau potensi yang mendukung agar dapat
terciptanya kemandirian, dan keberdayaan pada masyarakat baik
itu dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan untuk
membantu memecahkan berbagai masalah-masalah yang dihadapi
(Aristianto, 2018).
a. Tujuan Pemberdayaan
Sebagai suatu kegiatan yang berproses, maka seharusnya
program/kegiatan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat
mengangkat kehidupan masyarakat sebagai kelompok sasaran
menjadi lebih sejahtera, berdaya atau mempunyai kekuatan dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang utama, dan pada akhirnya akan
menciptakan kemandirian dalam masyarakat. Tentunya
kemandirian yang dimaksud tidak hanya dari aspek ekonomi saja,
tetapi juga secara sosial, budaya, hak bersuara/berpendapat,
bahkan sampai pada kemandirian masyarakat dalam menentuan
hak-hak politiknya. Tujuan akhir pemberdayaan masyarakat yaitu
untuk memandirikan masyarakat dalam berusaha belum terwujud
secara optimal, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar
mereka (DIKA AMIR PRATAMA, 2016).
35
b. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Dahana dan Bhatnagar (1980) bahwa ada beberapa
prinsip yanng perlu di perhatikan dalam proses pemberdayaan di
antaranya:
1. Kerja sama dan partisipasi
Dalam hal ini, kegiatan pemberdayaan hanya dapat
berhasil di laksanakan apabila terdapat kerja sama yang
sifatnya solid diantara berbagai elemen masyarakat untuk
ikut berpatisipasi secara aktif dalam merealisasikan program
yang sudah di rancang sebelumnya;
2. Menggunakan metode yang tepat
Maksudnya metode yang di gunakan sebaiknya di
sesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan sehingga
metode tersebut tidak hanya bersifat efisien dan efektif tetapi
juga dapat membuat masyarakat semakin berdaya;
3. Demokratis.
Maksudnya dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan
maka sebaiknya proses yang berlangsung hendaknya bersifat
demokratis dalam arti memberi kesempatan secara longgar
dan leluasa pada masyarakat untuk memilih metode mana
yang sepantasnya di gunakan termasuk dalamnya proses
pengambilan keputusan yang di buat masyarakat sendiri;
4. Minat dan kebutuhan.
Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat harus lah di
dasarkan pada sesuatu yang memang menjadi prioritas utama
36
dan terkait dengan minat dan kebutuhan masyarakat
sehingga hasil yang di peroleh lebih efisien dan efektif;
5. Kelompok masyarakat bawah.
Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan program yang
di buat sebelumnya maka sasaran kegiatan pemberdayaan
masyarakat sebaiknya lebih diarahkan pada mereka yang
termasuk dalam kategori orang pinggiran dalam arti berada
pada tingkat akar rumput masyarakat;
6. Keragaman budaya.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat sudah seharusnya di
sesuaikan dengan keragaman budaya lokal yang ada. Dengan
alasan, apabila kegiatan itu di tidak lakukan dengan
menggunakan prinsip pada keseragaman budaya, maka akan
di khawatirkan hal ini akan menimbulkan berbagai persoalan
dan hambatan di lapangan;
7. Terarah dan spesialis.
Untuk konteks ini, tenaga fasilitator/ penyuluh/agen
pembaharu yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat harus terdiri orang yang memiliki keahlian serta
keterampilan dalam hal tertentu terutama pada kegiatan yang
membutuhkan tenaga spesialis untuk kegiatan yang
merupakan bagian dari agenda pemberdayaan masyarakat;
8. Belajar sambil bekerja.
Maksudnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak
sekedar dilakukan dalam bentuk menyampaikan konsep dan
gagasan yang bersifat teoritis akan tetapi yang jauh lebih
penting yaitu mengikutsertakan secara aktif kelompok
37
sasaran untuk mencoba melakukan kegiatan sendiri sesuai
dengan apa yang diarahkan oleh tenaga fasilitator sehingga
dengan demikian masyarakat dapat bekerja sambil belajar
menggunakan konsep yang mereka peroleh dari para
penyuluh;
9. Perubahan budaya.
Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan masyarakat
haruslah di lakukan sesuai dengan nilai budaya lokal
kelompok sasaran. Dengan demikian, dapat di hindari
timbulnya kejutan budaya di kalangan kelompok sasaran
kegiatan pemberdayaan dan oleh sebab itu, para penyuluh
sangat di tuntut untuk bertindak secara hati-hati dan harus
mengetahui terlebih dahulu dengan baik nilai budaya
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan
pemberdayaan;
10. Kepemimpinan.
Maksudnya kegiatan pemberdayaan dilakukan tidak
boleh hanya menguntungkan pada suatu pihak saja misalnya
di kalangan mereka yang melakukan penyuluhan. Tapi,
justru yang diinginkan yaitu hendaknya kegiatan
pemberdayaan ini dapat di manfaatkan tokoh masyarakat
yang ada dan di harapkan dapat membantu kelancaran
kegiatan pemberdayaan (Haris, 2014).
c. Pemberdayaan Anak Muda
Secara harfiah youth yang diterjemahkan sebagai pemuda,
adalah the time of life between childhood and maturity, early
38
maturity, the state of being young or immature or inexperienced,
the freshness and vitality characteristic of a young person.
Definisi ini, dapat diinterpretasikan bahwa pemuda adalah individu
dengan karakter yang dinamis, penuh vitalitas, bergejolak dan
optimis akan tetapi belum memiliki pengendalian emosi yang
stabil karena masa transisional psikologisnya (Wibawa, 2013).
Persoalan-persoalan yang di hadapi pemuda juga harus di
selesaikan dengan pendekatan secara sistemik dan holistik.
Pendekatan itu mulai dari hulu dan juga dari hilirnya, secara
personal, kelompok, sosial dan juga dengan pendekatan struktur
serta melibatkan semua komponen dan sumberdaya yang ada.
Salah satu pendekatan pemberdayaan pemuda yang terencana,
sistematis dan berkelanjutan yaitu dengan pendekatan optimalisasi
social capital (modal sosial), yang penulis sebut dengan konsep
pengembangan pemuda berbasis modal sosial (development of
youthbased social capital). Modal sosial adalah bagian dari
kehidupan sosial, jaringan, norma, dan kepercayaan yang
mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk
mencapai tujuan tujuan bersama. Dalam modal sosial termasuk
kemauan baik, rasa bersahabat, saling simpati, serta hubungan
sosial dan kerjasama yang erat antara individu dan keluarga yang
membentuk suatu kelompok sosial (Wibawa, 2013).
Anak muda merupakan kader masa depan negara Indonesia di
masa yang akan datang, oleh karena itu, negara yang sukses adalah
negara yang memiliki kualitas SDM yang unggul. Anak muda
merupakan calon penerus bangsa, dimana mereka bertanggung
39
jawab untuk bisa membawa nama Indonesia untuk bisa bersaing
dengan negara lainnya. Anak muda haruslah memiliki standar
SDM yang tinggi agar nantinya mereka dapat meneruskan
perjuangan negara Indonesia. Pemberdayaan anak muda sangatlah
diperlukan sebagai bentuk regenerasi yang matang guna mencapai
cita-cita negara. Karena kata pepatah “mencegah lebih baik
daripada mengobati”, artinya lebih baik kita memulai melakukan
pemberdayaan masyarakat untuk bisa melahirkan SDM yang
berkualitas di masa yang akan datang dibandingkan menyelesaikan
permasalahan SDM yang buruk dimasa depan.
d. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kesenian Tradisional
Betawi
Kebudayaan Betawi merupakan bagian dari budaya nasional
dan merupakan aset bangsa, maka keberadaanya perlu di jaga,
dilestarikan dan dikembangkan sehingga berperan dalam upaya
menciptakan budaya yang memiliki jati diri. Namun kebudayaan
Betawi sudah sedikit yang di lestarikan salah satunya keberadaan
sanggar seni Betawi di Jakarta sangat memperhatinkan hanya
puluhan sanggar seni Betawi yang bertahan di ibu kota itupun tidak
terlalu di perhatikan oleh permerintah dan masyarakat lainnya
padahal waktu zaman 80an, kesenian Betawi sangat dilestarikan di
Jakarta semua kalangan masyarakat pasti mengetahui kebudayaan
lenong, silat, makanan adat dan ondel-ondel (Steven &
Herlambang, 2019).
Tentunya untuk bisa memperkenalkan dan menjadikan
kesenian Betawi yang semakin lama semakin terbelakang ini
40
dibutuhkan adanya upaya dari anak muda itu sendiri dengan
memanfaatkan beberapa strategi yang diperlukan untuk
memperluas cakupan dan jaringan. Sedikit lebih beda lebih baik
daripada sedikit lebih baik, kesenian Betawi merupakan kesenian
yang memiliki ciri khas tersendiri dan bisa dibilang cukup kuat
dalam hal keseniannya. Ada lima faktor yang disebutkan Ogdin
yang bisa membedakan komunitas dengan kelompok-kelompok
individu lainnya:
1. Pembatasan dan ekslusivitas yang berdasarkan hal ini bisa
dirumuskan siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota
komunitas tersebut;
2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas;
3. Aturan yang memberi pembatasan terhadap prilaku anggota
komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang
berprilaku melanggar aturan itu;
4. Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga ada
kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam
komunitas yang sama, atau setidaknya tanggung jawab bagi
individu terhadap komunitas secara keseluruhan;dan
Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk
menentukan apa yang dilakukan dan cara memesuki
komunitas.
Dalam pemberdayaan masyarakat melalui kesenian tradisional
Betawi, maka memerlukan beberapa strategi guna mempermudah
anak muda dalam mengangkat derajat kesenian tradisional Betawi.
Mintzberg menawarkan lima kegunaan dari kata strategi, yaitu:
41
1. Sebuah rencana suatu arah tindakan yang diinginkan secara
sadar;
2. Sebuah cara suatu manuver spesifik yang dimaksudkan
untuk mengecoh lawan atau kompetitor;
3. Sebuah pola dalam rangkaian tindakan;
4. Sebuah posisi suatu cara menempatkan organisasi dalam
sebuah lingkungan;
5. Sebuah perspektif suatu cara yang terintegrasi dalam
memandang dunia (Suryani & Sagiyanto, 2017).
3. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan
Implementasi merupakaan tahap proses atau pelaksanaan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
keputusan kebijakan. Menurut Nurdin Usman (2002),
implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau
adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar
aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan.
Kartasasmita (1996), menjelaskan bahwa ada beberapa aspek-
aspek penting yang harus ada di dalam pemberdayaan masyarakat.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya
sebatas bidang ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga
pada akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar (bargaining
position) baik secara nasional maupun internasional. Sebagai titik
fokusnya adalah aspek lokalitas, karena civil society akan merasa
lebih siap diberdayakan lewat isu-isu lokal. Adapun aspek-aspek
yang dimaksud sebagai berikut:
42
a. Pertama, Enabeling yaitu menciptakan suasana yang
memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang.
Asumsinya adalah pemahaman bahwa setiap orang, setiap
masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan
artinya tidak ada orang atau masyarakat tanpa daya.
Pemberdayaan adalah upaya untuk membanguna daya
dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat serta upaya
untuk mengembangkannya;
b. Kedua, Empowering yaitu memperkuat potensi yang
dimiliki masyarakat melalui langkah-langkah nyata yang
menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan
dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat
semakin berdaya. Upaya yang paling pokok dalam
empowerment ini adalah meningkatkan taraf pendidikan dan
akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi (modal,
teknologi, informasi, lapangan keja, pasar) termasuk
pembangunan sarana dan prasarana dasar seperti (irigasi,
jalan, listrik, sekolah) yang dapat dijangkau lapisan
masyarakat paling bawah yang keberdayannya sangat
kurang. Oleh karena itu diperlukan program khusus, karena
program-program umum yang berlaku untuk semua tidak
selalu menyentuh kepentingan lapisan masyarakat seperti
ini;
c. Ketiga, Protecting yaitu melindungi dan membela
kepentingan masyarakat lemah. Untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
43
yang menyangkut diri dan masyarakatnya merupakan unsur
penting, sehingga pemberdayaan masyarakat sangat erat
hubungannya dengan pemantapan, pembudayaan dan
pengalaman. Pendekatan pemberdayaan pada intinya
memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan
dari kelompok masyarakat yang berlandaskan pada
sumberdaya pribadi, langsung, demokratis dan pembelajaran
sosial (Akmaliyah, 2016).
Oleh karena itu, implementasi aspek-aspek pemberdayaan
merupakan proses atau pelaksanaan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan melalui aktivitas, aksi, tindakan, adanya
mekanisme suatu sistem dan kegiatan yang berencana, dengan
berlandaskan aspek-aspek pemberdayaan yaitu enabeling,
empowering dan protecting.
4. Hasil Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan
penerima manfaat pemberdayaan tersebut adalah manusia yang
akan diperbaiki mutu kehidupannya. Oleh sebab itu, kegiatan
pemberdayaan masyarakat tidak hanya cukup dibatasi kepada hal-
hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus
dikerjakan, melainkan juga mencakup ha-hal yang berkaitan
dengan kehidupan yang harus di hadapi di tengah-tengah
masyarakatnya. Maka, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan
dengan mencakup beberapa kegiatan seperti bina manusia, bina
usaha, bina lingkungan dan bina kelembagaan (Mardikanto &
Subianto, 2013).
44
a. Bina Manusia
Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat adalah
keberdayaan (kemampuan dan perbaikan posisi-tawar) masyarakat.
Oleh sebab itu lingkup dari pemberdayaan masyarakat melalui
bina manusia ini di fokuskan pada dua hal tersebut.
1. Peningkatan Kemampuan Masyarakat
Peningkatan kemampuan masyarakat yang akan
diupayakan melalui pemberdayaan ini adalah diutamakan
kepada: sikap-sikap kewirausahaan, profesionalisme, dan
kemandirian. Di mana sikap kewirausahaan sendiri adalah
sikap inovatif, mengacu kepada kebutuhan (masyarakat)
pasar, serta optimasi sumberdaya lokal. Dengan demikian,
kemampuan kewirausahaan diarahkan untuk menggali
keunggulan komparatif (comparative advantage) yang
dimiliki dan atau tersedia dilokalitasnya untuk diubah
menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage).
Sikap profesional diartikan sebagai terus menerus
mengembangkan keahlian sesuai kompetensinya, bangga
dan mencintai profesinya, serta memegang teguh etika
profesinya. Dalam hal ini loyalitas terhadap profesinya
menjadi lebih penting dibanding sekedar loyalitasnya kepada
institusi tempatnya bekerja. Sedangkan kemandirian
diartikan sebagai kemampuan dan keberanian unuk
mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya dan
masyarakat. Artinya, dalam kemandirian dalam arti berani
menolak bantuan yang akan merugikaan dan atau akan
45
menciptakan ketergantungan. Meskipun demikian,
peningkatan kemampuan masyarakat harus senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu, teknologi dan seni.
2. Perbaikan Posisi-Tawar
Pada bagian ini berkaitan dengan pengorganisasian
masyarakat (community organizing) akan memainkan peran
strategis. Tidak hanya menyusun kekuatan bersama
(collective capacity), tetapi juga dalam membangun jejaring
(networking) antara pemangku kepentingan yang terdiri dari:
birkorasi, akademisi, pelaku bisnis, tokoh-masyarakat, dan
pelaku/pengelola media.
b. Bina Usaha
Bina usaha yang diupayakan melalui pemberdayaan
masyarakat ini akan mencakup banyak hal, seperti:
1. Peningkatan pengetahuan teknis, utamanya untuk
meningkatkan produktivitas, perbaikan mutu dan nilai-
tambah produk;
2. Perbaikan manajemen untuk meningkatkan efisiensi usaha
dan pengembangan jejaring kemitraan;
3. Pengembangan jiwa kewirausahaan terkait dengan optimasi
peluang bisnis yang berbasis dan didukung oleh keunggulan
lokal;
4. Peningkatan aksesibilitas terhadap: modal, pasar dan
informasi;
5. Advokasi kebijakan yang berpihak kepada pengembangan
ekonomi rakyat.
46
c. Bina Lingkungan
Adanya pembangunan yang dilakukan Indonesia sejak awal
1970-an telah membawa dampak negatif sebagai perusak hutan
terbesar, pencemaran lingkungan dari limbah
industri/pertanian/rumah tanggan, serta perusak lahan dari
kegiatan pertambangan. Menghadapi kegiatan tersebut, maka
upaya pemberdayaan masyarakat terhadap kesadaran lingkungan
(sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lain) sudah saatnya
memperoleh perhatian khusus. Bina Lingkungan dalam hal ini
tidak hanya berbicara mengenai lingkungan fisik semata, akan
tetapi dalam praktik perlu disadari bahwa lingkungan sosial juga
sangat berpengaruh.
d. Bina Kelembagaan
Pemberdayaan masyarakat melalui bina manusia, bina usaha
dan bina lingkungan mensyaratkan tersediannya kelembagaan
yang berfungsi dengan efektif. Artinya, bina kelembagaan tidak
cukup dengan pembentukan lembaga-lembaga yang diperlukan,
tetapi jauh lebih penting dari pembentukannya adalah seberapa
jauh kelembagaan yang telah dibentuk itu telah berfungsi secara
efektif.
5. Kesenian Musik Gambang Kromong
Salah satu seni musik tradisi Betawi yang masih eksis ditengah
maraknya globalisasi adalah gambang kromong. Gambang
Kromong adalah sebuah orkes yang diadopsi dari musik kaum
Tionghoa peranakan, yang kemudian disesuaikan dengan kondisi
47
musik Nusantara, dan hingga kini menjadi musik yang melekat
dengan tradisi Betawi. Perpaduan yang harmonis antara unsur
Pribumi dan Cina, hal tersebut tampak pada instrumen-instrumen
pokok penyusunnya yaitu, gambang, kromong, suling, tehyan,
kongahyan, sukong, ningnong, kecrek, gendang, dan gong
(Harlenda, 2016). Berdasarkan hasil penelitian, gambang kromong
masih diminati sampai sekarang ini, dilihat dari antusias
masayarakat menonton gambang kromong ketika ada bintang tamu.
Gambang kromong yang pernah menjadi primadona seni musik
pada zaman artis-artis ibukota seperti Alm. Bennyamin S. dan
beberapa artis lainnya menyanyikan lagu-lagu gambang kromong
di muka halayak ramai sehingga musik gambang kromong disukai
banyak orang (Ananda, 2017).
Saat ini gambang kromong masih dianggap ada keberadaannya
oleh masyarakat. Dibuktikan dengan masih adanya pesta
pernikahan atau acara- acara besar masyarakat yang masih
menampilkan kesenian tradisional Betawi. Namun apabila kita
tidak melakukan inovasi-inovasi untuk membuat kebudayaan
masyarakat Betawi dapat bersaing dengan kebudayaan baru yang
gampang keluar masuk ke negeri kita, maka tidak heran lama
kelamaan kebudayaan yang masyarakat Betawi miliki satu persatu
akan hilang. Maka dari itu, Yayasan Setia Muda terus berupaya
melakukan pemberdayaan kepada anak muda guna menjadikan
anak muda tersebut menjadi produktif dan inovatif serta turut serta
melestartikan kesenian musik gambang kromong dengan
memanfaatkan kemudahan teknologi di masa ini.
48
B. Kerangka Pikir
Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai
diagram yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang
akan ditulis. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat
berdasarkan pertanyaan penelitian. Pertanyaan itulah yang
menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan
hubungan antara beberapa konsep (Publish, n.d.). Oleh karena
itu, dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan kerangka
berfikir yang bertujuan untuk mempermudah proses penelitian.
49
Tabel 2.1 (Tabel Kerangka Pikir)
(Sumber data: berdasarkan rancangan peneliti)
Yayasan Setia Muda
Strategi Yayasan Setia Muda
1. Membuat banyak plan;
2. Konsisten;
3. Menyatukan semua SDM;
4. Memusatkan Kekuatan;
5. Kritis;
6. Memperkecil resiko;
7. Berlandaskan Keberhasilan;
8. Didukung oleh pihak eksekutif.
Aspek-aspek Pemberdayaan
Masyarakat
1. Enabling;
2. Empowering;
3. Protecting.
Pemberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian Musik
Gambang Kromong
Hasil Pemberdayaan
1. Bina Manusia;
2. Bina Usaha;
3. Bina Lingkungan;
4. Bina Kelembagaan.
50
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Logo
Gambar 3.1 Logo Yayasan Setia Muda
(Sumber: berdasarkan penelitian data sekunder berupa company profile)
Bagian dari setiap unsur Yayasan Setia Muda memiliki
keterkaitan satu sama lain, logo ini dibagi menjadi dua unsur, yaitu
alat musik kongahyan yang berwarna merah dan selempang khas
Betawi bermotif kotak berwarna hijau dan kuning. Kongahyan
mendefisinikan bahwa Yayasan Setia Muda merupakan sanggar
kesenian tradisional musik gambang kromong khas Betawi, warna
merah sendiri menginterpretasikan sifat keberanian, dimana
Yayasan Setia Muda siap menerjang setiap tantangan yang ada dari
zaman ke zaman. Sedangkan selempang yang mengikat dua alat
musik kongahyan menginterpretasikan rasa kekeluargaan, dimana
satiap anggota saling terikat dan memiliki rasa kekeluargaan yang
kuat.
51
B. Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Setia Muda
Tanggal 17 Agustus 1995 adalah tonggak berdirinya Yayasan
Setia Muda. Di Ulang Tahun Emas Kemerdekaan Republik
Indonesia, Yayasan Setia Muda memulai aktivitasnya secara
langsung di tengah-tengah masyarakat. Bapak Hamdani mulai
mengumpulkan para anak muda untuk mengikuti karnaval 17-an
yang diadakan di RW 02 Kelurahan Cipedak, Kecamatan
Jagakarsa. Melihat respon masyarakat yang begitu positif, Bapak
Hamdani mengumpulkan pemuda-pemudi yang memiliki bakat
seni untuk dibina dalam suatu wadah kesenian tradisional gambang
kromong. Di awal berdirinya, Yayasan Setia Muda bernama
"Sanggar Pemuda". Dahulu, saat sanggar ini menghadiri acara
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, pada saat dipanggil untuk tampil
oleh MC, nama yang dipanggil kedepan adalah "Sanggar Setia
Muda". Berawal dari situlah Bapak Hamdani merasa bahwa Tuhan
telah mengirimkan sebuah nama kepada sanggar ini, dan
berdasarkan musyawarah yang dilakukan oleh seluruh pengurus
dan anggota, mereka sepakat merubah nama menjadi "Yayasan
Setia Muda", hingga saat ini. Saat ini Yayasan Setia Muda
beralamat di Jl. Jambu II No. 32, RT.003/RW002 Kelurahan
Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Yayasan Setia Muda mendapatkan legalitas sebagai lembaga
yang diakui secara sah oleh konstitusi negara sejak tahun 2019
sebagai bentuk kontribusi pelaku seni dalam mewujudkan cita-cita
bersama yaitu seni dan budaya yang dapat memberikan
kesejahteraan kepada semua pelaku seni dan budaya bangsa. Atas
52
dasar itulah Yayasan Setia Muda didirikan sebagai wadah bersama
para pelaku seni dan budaya untuk melestarikan seni dan budaya
bangsa serta berhasil mendapatkan perhatian dari seluruh
komponen bangsa, pemerintah, dunia usaha dan industri, serta
masyarakat luas agar pelaku seni dan budaya memiliki
kesejahteraan dan kehidupan yang layak. Sesuai dengan namanya,
Yayasan Setia Muda memiliki struktur organisasi yang diisi oleh
generasi muda yang berusia antara 16 hingga 40 tahun. Sehingga
program-program yang di rencanakan dapat menjangkau generasi
muda sebagai bagian dari upaya pelestarian seni dan budaya
bangsa.
C. Visi & Misi Yayasan Setia Muda
1. Visi
Menjadi lembaga sosial, budaya dan kemasyarakatan yang
terpercaya dan berkontribusi dalam melestarikan seni dan budaya
bangsa serta menjadi lembaga sosial, budaya dan kemasyarakatan
yang mandiri, kreatif dan inovatif.
2. Misi
1. Menyelenggarakan pembinaan kepada sanggar-sanggar
budaya untuk terus melestarikan seni dan budaya bangsa;
2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan seni dan budaya
kepada generasi muda dalam rangka pelestarian seni dan
budaya bangsa;
3. Membangun kerjasama antar lembaga, sanggar, dan
komunitas seni dan budaya agar terus melaksanakan
53
pelestarian seni dan budaya bangsa;
4. Membentuk generasi muda yang berkarakter melalui seni
dan budaya bangsa;
5. Meningkatkan kesejahteraan pelaku seni dan budaya melalui
program-program yang mendukung pelestarian seni dan
budaya bangsa.
D. Struktur Organisasi
Ketua Yayasan
Hamdani
Ketua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris 1
Ketua Sanggar
Denny Mulyadi
Ketua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris 1
Wakil Ketua
Aris Mayadih
Ketua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris 1
Bendahara Umum
Suryadi Saputra
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
Sekretaris Umum
Iis Dwiyanti
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
Sekretaris 1
Addin Ikhwani
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
54
*Ekonomi Kreatif
** Ketua Bidang
(Sumber data: hasil penelitian data sekunder berupa company profile
pada tanggal 4 Maret 2022)
Bidang 1
SDM
Ramdhan**
Yafie
Julianto
Rafiq
Shakira
KRaetua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris
1
Bidang 2
Perlengkapan
Septian**
Sukron
Maulana
Ino
Sabara
Ketua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris 1
Bidang 3
Humas
Septian**
Fito
Gita
Ikbal
Raja
Ketua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris
1
Bidang 4
E&K*
Wiwit**
Fajar
Hafiz
Sutra Riva
Ketua
Sanggar
Wakil
Ketua
Sekretaris
Umum
Sekretaris
1
55
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Anggota Yayasan Setia Muda
Mayoritas anggota sanggar ini merupakan anak muda, itulah
salah satu alasan mengapa nama sanggar ini adalah Yayasan Setia
Muda. Namun, ada beberapa anggota yang sudah beranjak dewasa,
terutama anggota generasi pertama yang masih aktif sampai saat
ini sejak didirikannya sanggar ini pada tahun 1995. Berikut jumlah
anggota Yayasan Setia Muda berdasarkan klasifikasi perlatan yang
didistribusikan ke setiap anggota;
Tabel 4.1 (Tabel Jumlah Anggota YSM)
Nama Alat
Jumlah
Pemain Rentan Usia
Gambang 12 14-28 Tahun
Kromong 12 15-25 Tahun
Kendang 2 18-22 Tahun
Kecrek 1 27 Tahun
Gong 1 12 Tahun
Kongahyan 11 14-24 Tahun
Bass Elektrik 1 40 Tahun
Gitar Elektrik 1 24 Tahun
Keyboard 1 38 Tahun
Trumpet 1 23 Tahun
Saxophone 1 21 Tahun
56
Nama Alat
Jumlah
Pemain Rentan Usia
Suling 2 21-23 Tahun
Vocal 9 16-42 Tahun
Jumlah 55
(Sumber data: hasil observasi pada tanggal 22 Maret 2022)
Secara keseluruhan, jumlah alat dengan pemain paling banyak
adalah alat musik gambang, kromong, kongahyan (gesek Betawi)
dan vocal. Hal ini dikarenakan jenis sanggar Yayasan Setia Muda
merupakan jenis sanggar kesenian musik gambang kromong,
dimana yang lebih ditekankan merupakan alat-alat musik
tradisional betawi. Rentan usia anggota yang ada di Yayasan Setia
Muda sangat bervariatif, dimulai yang paling muda yaitu usia 14
tahun, hingga yang paling tua 40 tahun. Variasi rentan usia tersebut
disebabkan karena adanya regenerasi yang terus berulang serta
rasa nyaman yang ada pada setiap diri anggota sanggar untuk bisa
terus berada di Yayasan Setia Muda.
3. Jadwal Pelatihan dan Pendampingan
Berikut jadwal kegiatan pelatihan dan pendampingan Yayasan
Setia Muda:
Tabel 4.2 (Tabel Jadwal Pelatihan dan Pendampingan)
Hari Keterangan Waktu
Senin LIBUR
Selasa Gambang
Kromong 15.00 - selesai
57
Hari Keterangan Waktu
Rabu Tari 15.00 - selesai
Kamis LIBUR
Jumat Gesek Betawi 15.00 - selesai (Sumber data : berdasarkan hasil penelitian data sekunder tanggal 17
Februari 2021)
Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dibagi menjadi
beberapa hari kerja atau weekdays sesuai dengan bidang
keseniannya. Pada hari selasa, jadwal pelatihan dan
pendamingannya adalah alat musik gambang dan kromong, pada
hari rabu, diisi oleh pelatihan tari kesenian betawi dan di hari
jum’at merupakan jadwal pelatihan dan pendampingan alat musik
gesek betawi seperti kongahyan, tehyan dan sukong. Kegiatan
pelatihan dan pendampingan setiap harinya dimulai pukul 15.00
hingga 17.30, dan dilanjut pada pukul 19.30 hingga 23.00. Di hari
senin, jumat, sabtu dan minggu, Yayasan Setia Muda tidak
melaksanakan pelatihan dan pendampingan alias libur.
2. Program Yayasan Setia Muda
Beberapa program telah dirancang serta dilaksanakan oleh
Yayasan Setia Muda dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
para anggota serta megembangkan potensi mereka. Adapun
beberapa program yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda
sebagai berikut:
58
a. Pelatihan dan pendampingan seni Betawi
Program ini merupakan pelatihan dan pendampingan seni
budaya Betawi berupa musik gambang kromong, vokal
gambang kromong, tari betawi, dan pelatihan alat gesek
(kongahyan). Peserta didik pelatihan dengan berbagai
jenjang dari mulai SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan orang
dewasa. Total secara keseluruhan para anggota adalah 55
orang;
b. Pembinaan Esktrakurikuler seni Betawi sekolah
Program ini merupakan pembinaan ekstrakulikuler
kesenian gambang kromong yang dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda dengan beberapa mitra sekolah yang berada di
wilayah DKI Jakarta mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA.
Mitra sekolah diantaranya yaitu SMPN 253 Jakarta, SDN
01/02 Jakarta, SMAN 49 Jakarta dan masih banyak lagi.
Berbagai prestasi didapatkan salah satunya meloloskan
semua binaan sekolah dalam ajang FLS2N tingkat Nasional
pada tahun 2008-2015 serta berbagai ajang perlombaan
lainnya.
c. Forum Seniman Betawi Jakarta Selatan
Pembentukan forum seniman betawi se-Jakarta Selatan
ini didirikan di bawah naungan Yayasan Setia Muda. Forum
tersebut dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi,
silaturahmi, pertukaran informasi, event dan konsentrasi
untuk membantu sanggar melengkapi legalitas yang
dibutuhkan. Secara keseluruhan, forum tersebut sebagai
kerja kolaboratif membangun seni budaya betawi. Program
59
ini cukup efektif untuk bisa menambah relasi kepada
beberapa seniman betawi lainnya yang berada di sekitar
Jakarta Selatan;
d. Social Day Setia Muda
Social Day Setia Muda merupakan salah satu kegiatan
bakti sosial yang dilakukan selama sebulan sekali dengan
membagikan makan siang untuk para pengendara, pejalan
kaki, dan orang tidak mampu serta masyarakat sekitar.
Program tersebut dilakukan dengan membuka donatur dan
melalui dana yang dikumpulkan secara kolektif oleh para
anggota.
e. Coaching Clinic
Coaching clinic adalah salah satu program Yayasan Setia
Muda dalam melestarikan seni budaya Betawi dan
menambah ragam wawasan seputar kewirausahaan,
organisasi dan lain-lain. Seluruh lapisan masyarakat dari
berbagai elemen juga diundang dan berpartisipasi dalam
pembinaan ini. Program tersebut menjaring bukan hanya
masyarakat umum, namun turis mancanegara yang akan
melakukan penelitian dapat mengikuti program tersebut.
Dalam perjalanannya coaching clinic membantu berbagai
penelitian seperti mahasiswa UNISBA, UNJ, Trisakti,
Unindra dan salah satunya peneliti Australia yang sample
videonya dapat dilihat di channel youtube Pantcha Indra;
f. NGUVI (Ngulik Virtual)
Ngulik virtual merupakan program unggulan yang
memanfaatkan teknologi dan media sosial. Program tersebut
60
dikemas dalam bentuk tampilan musik, tarian, komedi
Betawi, dan gelar wicara dengan para tokoh Betawi. Dalam
perjalanannya sudah banyak tokoh yang hadir seperti Kepala
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Ketua ASTRABI (silat),
Kepala UPK Setu Babakan, Anggota DPR RI Komisi A,
Lembaga Kebudayaan Betawi dan masih banyak yang
lainnya. Program ini pun membuka sebesar-besarnya peran
aktif CSR dan sponsor karena banyak benefit yang akan
didapatkan. NGUVI merupakan salah satu program terbaru
yang dibuat oleh Yayasan Setia Muda dengan mengadopsi
dan menggunakan teknologi virtual yang disajikan melalui
audio visual dengan media Youtube. Program ini terbentuk
karena keadaan pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia.
Dikarenakan tidak memungkinkan adanya kerumuman
penonton, oleh karena itu Yayasan Setia Muda membuat
penampilan virtual mereka dengan mengikuti perkembangan
zaman dan teknologi. Program ini pada dasarnya berisi
kegiatan saat Yayasan Setia Muda melakukan pelatihan dan
pendampingan rutin yang dipertontonkan secara virtual.
“Mungkin jika menonton gambang kromong saja pasti
udah biasa ya, maka dari itu kita mau menunjukan proses
kita latihan dan berkegiatan dimana pasti ada salah-
salahnya dan kadang setiap anggota suka melucu dan guyon
sendiri secara random, disitulah letak uniknya, daripada
kita latihan dapat capenya aja, ya gaada salahnya kita
berusaha biar dapet penghasilan dari program ini”, (Aris
Mayadih 17 Februari 2022).
61
Program ini juga memiliki penghasilan sendiri yang
berasal dari “saweran” beberapa penonton, dimana hasil dari
saweran ini akan dibagikan secara kolektif kepada para
anggota;
g. Manjak (Manggung)
Fungsi utama dari sebuah grup musik adalah untuk
mempertontonkan sebuah penampilan musik di sebuah acara,
oleh karena itu, Yayasan Setia Muda juga memiliki kegiatan
rutinnya yaitu manjak atau manggung dibeberapa kegiatan
seperti acara pernikahan, acara perusahaan dan acara
kenegaraan. Sebelum pandemi Covid 19, dalam seminggu,
Yayasan Setia Muda mampu menerima beberapa panggilan
manjak, namun setelah pandemi melanda, intensitas manjak
pun agak berkurang karena mengikuti kebijakan pemerintah
yang melarang pagelaran dengan menggunakan pertunjukan
musik yang menghasilkan kerumunan. Manjak merupakan
salah satu sumber penghasilan yang paling besar diantara
beberapa sumber penghasilan lainnya, tentunya lewat uang
yang dihasilkan oleh Yayasan Setia Muda dapat menambah
penghasilan para anggotanya untuk membeli beberapa
komoditas kecil maupun besar melalui penghasilan manjak
ini (berdasarkan hasil penelitian data sekunder pada tanggal
4 Maret 2022).
3. Tarif Yayasan Setia Muda
Yayasan Setia Muda memiliki tarif sendiri untuk sekali manjak
atau manggung, dimana setiap tarifnya disesuaikan dengan jenis
62
dan konsep acara. Berikut untuk rincian tarifnya:
Tabel 4.3 (Tabel Tarif Manjak YSM)
Jenis Tarif
Utama Rp.30.000.000
Kedinasan Rp.15.000.000
Tradisional Rp.10.000.000
Organ Tunggal Rp.7.500.000 (Sumber data : hasil wawancara bersama Bapak Hamdani pada tanggal
22 Maret 2022)
Tarif manjak Yayasan Setia Muda ditetapkan berdasarkan
beberapa kebutuhan teknis dan non teknis serta digunakan untuk
maintenance instrumen gambang kromong yang dimiliki oleh
sanggar ini. Kebutuhan teknis yakni meliputi akomodasi para
pemain, vendor sound system dan produksi yang dikelola langsung
oleh Yayasan Setia Muda serta mobilisasi peralatan menuju venue
atau panggung. Sedangkan kebutuhan non teknis merupakan jasa
permainan dari para pemain. Tarif utama merupakan tarif yang
dikenakan untuk beberapa jenis acara dengan skala besar seperti
pesta pernikahan, hajatan dan festival. Tarif ini menawarkan
permainan dengan menggabungkan seluruh unsur kesenian yang
ada di Yayasan Setia Muda mulai dari band betawi, instrumen
gambang kromong, tari tradisional Betawi, lenong, palang pintu
dan lain-lain. Jenis kedinasan merupakan tarif yang ditetapkan
untuk beberapa event kenegaraan seperti acara yang
diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Balai
Konservasi Budaya Betawi Setu Babakan, kementrian serta
63
beberapa media pemerintah seperti TVRI. Jenis tradisional sendiri
hanya meliputi permainan alat musik tradisional dengan satu
sampai dua penyanyi saja tanpa adanya tambahan alat musik
modern seperti drum, gitar dan bass elektrik, sedangkan jenis organ
tunggal hanya dimainkan oleh 1 orang keyboardist dan satu sampai
dua pemain kongahyan serta beberapa vocalist. Tarif diatas
merupakan ketetapan umum yang dirancang oleh Yayasan Setia
Muda, kadang kala tarif bisa berubah tergantung pada acara,
permintaan serta keadaan suatu acara tersebut yang terjadi di
lapangan.
4. Sarana dan Prasarana
Yayasan Setia Muda memilki beberapa sarana dan prasarana
untuk memnunjang kegiatan pemberdayaan anak muda melalui
kesenian musik gambang kromong, adapun jumlah peralatan yang
ada di sanggar Yayasan Setia Muda sebagai berikut:
Tabel 4.4 (Tabel Sarana dan Prasarana YSM)
NO. Nama Alat Jumlah
1. Gambang 2
2. Kromong 2
3. Gong 2
4. Kecrekan 2
5. Kongahyan 12
6. Kendang 3
7. Kemor 1
8. Keyboard 1
64
NO. Nama Alat Jumlah
9. Gitar elektrik 1
10. Bass elektrik 1
11. Biola 1
12. Trumpet 1
13. Amplifier 7
14. Kostum Pemain 30
15. Microphone 6
16. Stand Microphone 4
17. Komputer 4
(Sumber data : hasil observasi pada tanggal 22 Maret 2022)
Beberapa perlatan musik diatas khususnya alat musik
tradisional seperti gambang, kromong, gong, kecrekan,
kongahyan, kendang dan kemor merupakan pemberian dari Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta, namun beberapa kongahyan, dibeli
sendiri oleh Yayasan Setia Muda guna menyesuaikan jumlah
anggota sanggar yang tidak memiliki peralatan musik sendiri.
Untuk kostum pemain sendiri ada dua jenis, yaitu kostum pemain
musik, kostum penari dan kostum lenong. Dan untuk perangkat
komputer di Yayasan Setia Muda sendiri digunakan untuk
mendesain logo, mengedit video dan mengerjakan beberapa
kebutuhan surat-surat seperti surat izin, surat permohonan dan
lain-lain. Selain itu, ada beberapa sarana penunjang lainnya seperti
masjid yang berada persis di depan sanggar, kebutuhan konsumsi,
listrik serta akses jalan, namun akses jalan untuk menuju lokasi
cukup sempit untuk dilalui oleh dua buah motor.
65
B. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak
Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong
Dalam melakukan kegiatan pemberdayaan anak muda, Yayasan
Setia Muda memiliki beberapa strategi untuk memenangkan
persaingan antar kompetitornya. Strategi yang dirancang dan
dijalankan bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada
didalam setiap anggota melalui beberapa upaya seperti pelatihan
dan pendampingan, kegiatan dan program yang dilaksanakan
untuk memenangkan persaingan antar sanggar kesenian gambang
kromong lainnya serta meningkatkan kesejahteraan para anggota.
Strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda juga merupakan
salah satu upaya regenerasi dengan cara menggait lebih banyak
anak muda yang memiliki bakat dan minat di bidang kesenian
untuk bisa bergabung dengan Yayasan Setia Muda sekaligus
menjadikan mereka sebagai anak muda yang berdaya dan mandiri.
1. Macam-macam Strategi Yayasan Setia Muda
a. Metode Pelatihan dan Pendampingan
Proses pelatihan dan pendampingan pada awalnya
dilakukan dengan cara mengidentifikasi skill, kemampuan,
bakat dan minat anggota. Pada tahap ini, pembina akan
melihat dan menilai seberapa jauh kemampuan yang dimiliki
anggota baru atau yang telah bergabung guna memetakan
sumberdaya yang ada, sebab dalam Yayasan ini memiliki
beberapa alat musik yang akan didistribusikan setiap
pemainnya melalui pemetaan ini. Setelah melakukan
identifikasi, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelatihan
66
rutin yang dilakukan seminggu tiga kali. Pada tahap
pelatihan dan pendampingan ini, selain bertujuan untuk
meningkatkan skill dan pengalaman dalam bermain musik,
Yayasan Setia Muda juga akan menumbuhkan rasa minat
dan cinta terhadap kesenian musik gambang kromong, hal
ini bertujuan agar kedepannya, mereka bisa mencintai
profesinya sebagai seniman betawi dan tidak berhenti
ditengah jalan. Metode pelatihan yang digunakan Yayasan
Setia Muda juga memanfaatkan teknologi sebagai salah satu
metode pelatihan dan pendampingan, dimana mereka bisa
membagikan materi yang akan diajarkan sehari sebelumnya
kepada masing-masing anggota sehingga setiap anggota bisa
mempelajarinya terlebih dahulu. Dengan metode ini, para
anggota akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang materi yang akan diajarkan sebelum mereka
mengeksekusinya di alat masing-masing;
b. Arangsemen Musik
Arangsemen musik menjadi salah satu strategi yang
paling penting dalam memenangkan persaingan antar
sanggar kesenian musik gambang kromong, dimana tolak
ukur suatu arangsemen bukan hanya sekedar bagus dan enak
didengar saja, namun juga harus memiliki keunikan serta ciri
khas yang menonjol. Dalam mengarangsemen beberapa lagu,
Yayasan Setia Muda menggabungkan notasi tradisional
betawi dengan modern seperti notasi jazz, pop, blues dan lain
sebagainya. Tujuan dari penggabungan notasi tradisional dan
modern ini adalah agar Yayasan Setia Muda memiliki ciri
67
khas sebagai sanggar kesenian tradisional betawi yang
kekinian dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tak tarang
juga Yayasan Setia Muda memainkan beberapa lagu yang
sedang hits di zaman ini atau bisa dibilang lagu Top 40 (40
lagu yang sedang hits atau naik popularitasnya dikalangan
masyarakat) dengan suasana atau arangsemen tradisional
khas gambang kromong.
Selain itu, tak lupa Yayasan Setia Muda juga kembali
membawakan beberapa lagu betawi lawas untuk
menyesuaikan pasarnya. Hal ini bertujuan untuk menggait
lebih banyak pasar, khususnya pada klasifikasi usia orang tua
atau dewasa. Mengingat setiap individu memiliki selera
musiknya masing-masing, oleh karena itu, strategi
improvisasi musik ini dilakukan guna mendapatkan banyak
atensi dari setiap lapisan masyarakat;
c. Inovasi
Untuk memperkuat eksistensinya sebagai salah satu
sanggar kesenian musik gambang kromong, Yayasan Setia
Muda juga selau melakukan beberapa inovasi guna
mengadaptasi perkembangan zaman. Salah satu bentuk
inovasi Yayasan Setia Muda adalah membuat beberapa
program dengan memanfaatkan teknologi, yaitu melalui
program NGUVI (Ngulik Virtual). Program NGUVI
merupakan sebuah inovasi sekaligus menjadikan Yayasan
Setia Muda sebagai sanggar kesenian musik gambang
kromong pertama yang menyelenggarakan konser secara
virtual. Inovasi lainnya juga dilakukan oleh Yayasan Setia
68
Muda dengan membuat Setia Muda Femina yang merupakan
grup gambang wanita yang baru-baru ini dikenalkan ke
publik. Tercetusnya Setia Muda Femina merupakan sebuah
tantangan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan DKI
Jakarta. Seluruh inovasi tersebut dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda untuk menjadikan Yayasan Setia Muda lebih
unggul dari sanggar lainnya sebagai salah satu sanggar
kesenian tradisional betawi yang progresif;
d. Promosi
Promosi merupakan salah satu strategi yang dirancang
oleh Yayasan Setia Muda untuk menggait lebih banyak
anggota sekaligus merupakan upaya regenerasi. Pada
pelaksanaannya, semua anggota berpartisipasi guna
membuat beberapa konten promosi yang berisikan semua hal
mengenai kesenian musik gambang kromong. Tak hanya itu,
dalam promosinya, Yayasan Setia Muda mensosialisasikan
pentingnya akan pelestarian budaya betawi khususnya
kepada anak muda.
“Karena anak muda zaman sekarang lebih mencintai budaya
luar daripada budaya sendiri”, (Aris Mayadih, 17 Februari
2022).
Hal itulah yang melatarbelakangi Yayasan Setia Muda
merancang strategi ini dengan tujuan menarik minat anak
muda terhadap kesenian tradisional betawi, menambah
kecintaan serta ikut serta dalam pelestarian budaya Betawi.
Adapun cara yang digunakan oleh Yayasan Setia Muda
69
untuk memperkenalkan sanggar kesenian ini melalui
berbagai cara seperti:
Penampilan di Panggung
Disaat sela-sela jeda waktu pada saat Yayasan Setia
Muda tampil, mereka senantiasa melakukan self promotion
dengan memperkenalkan lebih jauh mengenai Yayasan
Setia Muda sebagai sanggar dan lembaga pemberdayaan
anak muda kepada para penonton. Mereka menjelaskan
beberapa program, kegiatan serta prestasi yang dimiliki
oleh Yayasan Setia Muda untuk dapat memikat minat para
anak muda atau orang tua yang ingin mendaftarkan
anaknya di Yayasan Setia Muda;
Media Sosial
Yayasan Setia Muda menggunakan media sosial seperti
Instagram, Tik Tok dan Facebook untuk memperkenalkan
Yayasan Setia Muda sebagai upaya yang progresif, dimana
anak muda zaman sekarang, mayoritas menggunakan
media sosial untuk saling berinteraksi dan mencari
informasi. Mereka menggunakan media sosial untuk
menunjukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan, karya-karya
serta menjadi portofolio Yayasan Setia Muda untuk bisa
dilihat oleh masyarakat luas;
Go To School
Dengan ditetapkannya kebijakan kurikulum pendidikan
yang mengharuskan setiap sekolah memiliki mata
pelajaran ataupun ekstrakulikuler kesenian, membuat
70
Yayasan Setia Muda mempromosikan dirinya untuk bisa
bermitra dengan para sekolah. Oleh karena itu, Yayasan
Setia Muda mencoba mempromosikan dirinya ke beberapa
sekolah untuk bisa menjadi penyalur tenaga pendidik,
pelatih serta tempat praktik bagi para siswa SMK musik
ataupun tari;
Mulut Ke Mulut
Metode promosi ini dinilai merupakan cara yang paling
efektif bagi Yayasan Setia Muda dalam mendapatkan
anggota baru untuk diberdayakan melalui kesenian musik
gambang kromong. Pada dasarnya, cara ini merupakan cara
berantai dimana setiap anggota atau orang tua yang
mepercayakan anaknya untuk bisa diberdayakan di sanggar
ini saling bertukar informasi kepada orang-orang disekitar
mereka dengan menjelaskan apa saja program, kegiatan
serta manfaat menjadi anggota Yayasan Setia Muda;
e. Perekrutan
Setelah melakukan promosi dan mendapatkan beberapa
anak muda yang menunjukan ketertarikannya untuk
bergabung dengan Yayasan Setia Muda, para anggota dan
pengurus yayasan akan melakukan proses rekruitmen kepada
siapa saja yang ingin bergabung. Tak ada syarat khusus
untuk bisa menjadi anggota Yayasan, namun calon anggota
harus berkomitmen untuk konsisten dan ikut serta
memperkenalkan lebih luas mengenai kesenian budaya
tradisional Betawi.
71
f. Konseling dan Evaluasi
Konseling dan Evaluasi merupakan upaya untuk
menguatkan SDM yang ada di Yayasan Setia Muda, dimana
pada strategi ini, digunakan oleh para pembina untuk
mengetahui kekurangan dan hambatan agar nantinya bisa
dimaksimalkan untuk bisa menjalankan strategi dengan baik.
Konseling merupakan wadah yang dibuat untuk
menghasilkan SDM yang terbuka akan setiap permasalahan
yang terjadi, hal ini bertujuan agar pembina mengetahui
setiap permasalahan dan hambatan yang dirasakan para
anggota untuk nantinya dibantu dalam mencari jalan keluar
agar tidak mempengaruhi jalannya strategi yang sedang
berlangung. Selain itu mereka juga diperkenankan untuk
saling bercerita satu sama lain mengenai hal apapun, hal itu
bertujuan agar dapat mempererat tali kekeluargaan antar
anggota sanggar.
“Yayasan ini sudah kami anggap sebagai rumah kedua,
tempat curhat, menyelesaikan masalah pribadi bahkan
kamipun suka tidur dan bermalam disini”, (Aris Mayadih,
17 Februari 2022).
Sedangkan tahap evaluasi menilai seberapa besar
perkembangan, pengaruh serta kinerja setiap anggota setelah
menjalani beberapa program kegiatan pemberdayaan. Tahap
ini dinilai sangat penting dilakukan sebab tahap evaluasi
dapat mengidentifikasi beberapa kekurangan dan
permasalahan yang terjadi selama kegiatan pemberdayaan
dan pendampingan berlangsung guna meminimalisir
72
kekurangan dan permasalahan yang sama tidak terjadi
kembali di kegiatan selanjutnya. Evaluasi juga diperlukan
untuk mengetahui sejauh mana sebuah kegiatan atau
program dalam rangkaian stretagi telah berjalan dengan baik
atau tidak, dimana hasil evaluasi tersebut akan menjadi
patokan Yayasan Setia Muda untuk meminimalisir hambatan
dan kesalahan yang ada pada kegiatan dan program yang
telah dilaksanakan sebelumnya.
Semua strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda
memiliki satu tujuan yang selaras, yaitu untuk memberdayakan
anak muda melalui kesenian muik gambang kromong, sekaligus
memenanangkan persaingan diantara para kompetitor. Oleh karena
itu, mereka merancang lebih dari satu strategi untuk
memperbanyak peluang dalam menjadi sanggar kesenian musik
gambang kromong yang memiliki eksistensi lebih di kalangan
masyarakat.
2. Konsistensi Yayasan Setia Muda Dalam Menjalankan
Strategi
Untuk menjaga seluruh strategi berjalan dengan konsisten,
maka harus dimulai dari dalam terlebih dahulu. Penguatan
hubungan dan komunikasi antar anggota serta beberapa pihak
terkait menjadi salah satu kunci agar strategi yang dijalankan dapat
berjalan dengan sukses. Untuk menjaga konsistensi tersebut, Aris
Mayadih mengatakan:
73
”Jika ingin memperkuat suatu kelompok, maka harus dimulai dari
dalam kelompok itu sendiri”, (Aris Mayadih, 17 Februari 2022).
Ada beberapa pendekatan yang dilaksanakan oleh Yayasan
Setia Muda untuk bisa menjaga konsistensinya dalam menjalankan
strategi mereka antara lain:
a. Menjalin komunikasi yang baik antar anggota
Bagi Yayasan Setia Muda yang pada dasarnya merupakan
sebuah grup musik, sudah seharusnya memiliki komunikasi
yang kuat antar anggotanya guna menghasilkan paduan
penampilan musik gambang kromong yang padu. Berbagai
upaya dilakukan oleh Yayasan Setia Muda untuk
memfasilitasi para anggotanya untuk memiliki komunikasi
yang baik seperti halnya konseling, outing, rekreasi,
workshop tentang kerjasama tim serta serta kegiatan evaluasi.
Hal ini bertujuan untuk menghapus gap atau jarak antara
yang tua dan yang muda sehingga mereka bisa menjadi lebih
dekat dan memiliki rasa kekeluargaan tanpa merasakan
kecanggungan.
b. Menjalin kehidupan yang rukun antar warga sekitar
Lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor
pendukung suatu strategi pemberdayaan bisa berjalan
dengan baik dan konsisten. Yayasan Setia Muda memiliki
jalinan kehidupan yang harmonis dengan warga sekitarnya
dengan memberikan feedback berupa tenaga dan bantuan
sosial ketika ada suatu acara seperti pembagian makanan dan
74
ta’jil gratis di bulan suci ramadhan, menjadi panitia qurban
dan lain-lain.
c. Motivasi
Upaya agar setiap anggota Yayasan Setia Muda konsisten
dalam menjalani berbagai kegiatan pemberdayaan adalah
dengan cara memotivasi setiap anggotanya agar memiliki
daya juang yang tinggi serta mencintai apa yang mereka
lakukan, dalam hal ini mencintai profesi mereka sebagai
seniman Betawi. Dengan begitu, para anggota sanggar akan
memiliki motivasi yang kuat serta alasan mengapa mereka
harus konsisten dalam menjalankan beberapa strategi yang
telah dirancang oleh Yayasan Setia Muda.
Guna memudahkan seluruh strategi tersebut dapat terkontrol
dengan baik, Yayasan Setia Muda mengadakan monitoring
bersama pimpinan yayasan beserta badan pengurus harian dan
bidang-bidang dibawahnya setiap seminggu sekali, dimana setiap
bidang yang mendapat tanggung jawab tertentu harus melaporkan
sudah sejauh mana strategi tersebut berjalan, apakah ada masalah,
hambatan atau justru menunjukan tren positif. Pada rapat tersebut,
semua laporan akan dibahas untuk mencari solusi bersama-sama
sehingga setiap tanggung jawab tidak terasa terbebani oleh satu
bidang saja melainkan menjadi tanggung jawab bersama sebagai
suatu organisasi. Namun dalam mempertahankan konsistensi, ada
beberapa hambatan yang seringkali membuat proses dari
konsistensi tersebut sedikit trganggu. Adapun beberapa hambatan
yang terdapat pada saat menjalankan strategi antara lain;
75
a. Pengaruh budaya luar
Sebagai sebuah sanggar kebudayaan tradisional, sudah
pasti hambatan yang sangat dirasakan adalah bersaing
dengan budaya luar, dimana dengan kemudahan akses
teknologi membuat budaya luar semakin mudahya masuk ke
kalangan anak muda. Hal ini menjadi salah satu hambatan
dan rintangan yang cukup besar dihadapi oleh Yayasan Setia
Muda, sebab, mereka tidak hanya bersaing dengan sanggar
lainnya, tetapi harus bersaing dengan budaya dari luar.
Dalam hal ini, meskipun Yayasan Setia Muda mencoba
untuk konsisten dalam menjalankan strateginya, kadang kala
pengaruh budaya luar yang kuat dan terjadi secara cepat
mengharuskan Yayasan Setia Muda merombak atau
memodifikasi strategi yang sudah dirancang agar relevan
dengan keadaan saat ini.
b. Sifat anak muda
Dikarenakan beberapa anggota masih ada yang duduk di
sekolah dasar, dimana merupakan masa dimana mereka
ingin bermain setiap saat, tentu membuat Yayasan Setia
Muda harus sabar serta perlahan dalam mendekati anak-anak
tersebut.
“Ya namanya anak-anak, kalau emang gamau latihan ya
ngotot gamau latihan, gabisa dipaksa, harus secara
perlahan, karena sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik”,
(Muhammad Syarief, 4 Maret 2022).
76
c. Kurang terbuka antar sesama
Meskipun beberapa upaya telah dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda untuk mempereat tali kekeluargaan antar sesama,
masih ada beberapa anggota yang merasa belum terlalu
“dianggap” sebagai seorang anggota.
“Kalau boleh jujur, kadang masih ada yang meragukan
dengan cara Saya bermain alat musik, sebenarnya Saya
sedikit geram, tapi Saya memilih diam untuk menjaga
kerukunan”, (Muhammad Yafie, 4 Maret 2022).
d. Persaingan yang ketat
Sebagai salah satu sanggar kesenian gambang kromong
yang cukup terkenal, Yayasan Setia Muda tentu memiliki
banyak saingan yang juga memiliki strategi untuk
meningkatkan eksistensinya. Hambatan ini merupakan salah
satu yang cukup menghambat laju jalannya strategi Yayasan
Setia Muda, sebab jika diantara mereka memiliki dua strategi
yang sama, maka strategi tersebut tidak akan berjalan dengan
maksimal sebab Yayasan Setia Muda harus bersaing dengan
sanggar gambang kromong lainnya yang memiliki strategi
yang serupa.
Serta beberapa permasalaha non teknis lainnya yang bisa saja
terjadi secara tiba-tiba atau tanpa disadari seperti musibah
kecelakaan, sakit dan lain-lain. Yayasan Setia Muda sudah
memiliki solusi untuk megatasi beberapa kendala yang sudah
disebutkan diatas melalui strategi yang telah dijalankan. Untuk
pengaruh budaya luar, Yayasan Setia Muda berusaha
77
mendongkrak agar kesenian tradisional gambang kromong bisa
mendapatkan atensi lebih ke masyarakat luas dengan cara promosi
melalui berbagai media platform serta mengadaptasi lagu-lagu pop
barat untuk diarangsemen menjadi versi gambang kromong. Sifat
anak muda dan kurang terbuka antar sesama juga senantiasa
diselesaikan oleh Yayasan Setia Muda melalui konseling secara
perlahan dan bertahap.
3. Penyatuan Sumber Daya
Untuk menjadi suatu sanggar kesenian musik yang kuat dan
padu, tentu memerlukan sumberdaya manusia yang baik. Sumber
daya manusia yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda sangatlah
beragam, sebab setiap anggota memiliki skill, potensi dan
kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
khususnya dibidang seni musik. Dengan adanya perbedaan
tersebut membuat Yayasan Setia Muda memiliki kekuatan yang
beragam, bervariasi dan besar, sebab mereka menggabungkan dan
mengkolaborasikan semua sumberdaya manusia yang ada menjadi
satu kesatuan yaitu sebuah grup musik gambang kromong. Untuk
memainkan beberapa lagu dibutuhkan adanya koordinasi dan
harmonisasi antar pemain, oleh sebab itu, dengan adanya
sumberdaya manusia yang saling terintegrasi maka musik yang
dihasilkan akan menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik.
Pada saat menjalani kegiatan pelatihan dan pendampingan, sangat
memungkinkan dilakukan adanya rolling atau pertukaran posisi,
hal ini bisa terjadi apabila beberapa anggota menemukan
kemampuan barunya dikarenakan di Yayasan Setia Muda sangat
78
memperbolehkan para anggotanya mempelajari hal baru
khususnya dibidang musik. Hal itu yang membuat para anggota
memiliki pengetahuan dan kemampuan tambahan untuk nantinya
dikonversikan menjadi kekuatan.
4. Pemusatan Kekuatan Sumber Daya
Untuk meminimalisir kelemahan pada setiap titik, Yayasan
Setia Muda tentunya mencoba memusatkan kekuatan didalam
suatu grup musik melalui beberapa tahapan sesuai dengan strategi
yang telah dirancang, misalnya pada saat pelaksanaan pelatihan
dan pendampingan, pendaming akan memperhatikan serta
melakukan observasi kemampuan bermain seluruh anggota.
Setelah itu, pendamping akan menemukan beberapa titik
kelemahan dan kekurangan dari setiap individu maupun kelompok
atau sebuah grup. Seperti contoh, pemain saxophone dan seruling
yang bermain kurang maksimal akibat teknik manajemen
pernafasan yang kurang baik, oleh karena itu, pembina akan
melakukan evaluasi, khususnya pada titik-titik kelemahan tersebut
untuk meminimalisir kesalahan pada saat melakukan pertunjukan.
Terlepas dari titik kelemahannya, tentunya Yayasan Setia Muda
juga memusatkan perhatian mereka pada titik-titik kekuatan yang
menjadi taring Yayasan Setia Muda. Sama seperti kelemahan, para
pendaming juga melakukan pengamatan terhadap para anggota
yang memiliki potensi dan kemampuan lebih, dimana mereka akan
diasah dan didampingi sehingga memaksimalkan potensi dan
kemampuan mereka agar menghasilkan output yang maksimal.
79
Seperti contoh, salah satu anggota Yayasan Setia Muda Seto, ia
merupakan pemain alat musik kongahyan di Yayasan Setia Muda,
namun karirnya sebagai musisi khususnya musisi Betawi sangat
baik dan dikenal luas oleh kalangan masyarakat. Ia membuat
sebuah inovasi bahwa alat musik kongahyan yang pada dasarnya
diketaui oleh masyarakat hanya bisa memainkan lagu-lagu betawi
kini bisa menjadi alat musik serba guna dengan memainkan
beberapa genre musik. Tak jarang Seto juga berkolaborasi dengan
musisi terkenal menggunakan kongahyan sebagai lead melody
mensubtitusikan alat musik biola yang berasal dari luar negeri. Hal
tersebut tentunya menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh
Yayasan Setia Muda, sebab dengan keberadaan Seto dan beberapa
anggota lainnya yang memiliki kemampuan dan potensi lebih,
akan semakin memperkuat Yayasan Setia Muda untuk mampu
bersaing dengan grup musik atau sanggar musik kesenian
tradisional betawi lainnya.
Yayasan Setia Muda sudah mendapatkan banyak penghargaan
yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga kesenian
lainnya. Seluruh prestasi tersebut merupakan dampak dari
pemusatan kekuatan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda.
Adapun prestasi tersebut yaitu:
a. Piagam Penghargaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Sanggar Setia Muda (Tahun 2011);
b. Piagam Penghargaan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta
Selatan (Tahun 2011);
80
c. Sertifikat Pembuatan Film Dokumenter Alat Musik
Gambang Kromong 8 Production (Tahun 2014);
d. Piagam Penghargaan Pelatih Seni Budaya Lokal Betawi
Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan (Tahun 2010);
e. Piagam Penghargaan Karya Seni Musik Gambang Kromong
PCNU Jakarta Selatan (Tahun 2020);
f. Piagam Penghargaan Workshop Manajemen Organisasi Seni
Budaya Betawi Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan
(Tahun 2013);
g. Sertifikat Penghargaan Anggota Lembaga Kebudayaan
Betawi (Tahun 2016).
Sumberdaya manusia yang baik melewati proses seleksi yang
sangat ketat, namun dalam Yayasan Setia Muda, tidak ada
klasifikasi khusus untuk menjadi anggota sanggar, semua anak
muda yang mau dan tertarik dengan kesenian tradisional betawi
serta mau membuat dirinya berdaya layak untuk mendapatkan
pendampingan dan perlakuan yang sama antar satu dengan lainnya.
”Tak peduli apa sukunya, apa rasnya dan dimana asalnya, jika
mau bergabung dan punya rasa keinginan yang kuat untuk
mendalami kebudayaan betawi, maka akan selalu kita terima dan
kita akan terus rangkul”, (Bapak Hamdani 26 Oktober 2021).
5. Kritisasi Strategi
Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda
melewati beberapa proses diskusi, musyawarah dan mufakat dari
setiap anggota sanggar. Tak hanya anggota sanggar, Yayasan Setia
81
Muda juga melibatkan masyarakat sekitar untuk bisa berkontribusi
dalam merencanakan strategi. Proses kritisasi ini dibagi menjadi
dua, yaitu internal dan eksternal.
a. Internal (Anggota)
Proses ini meliputi beberapa hal seperti materi musik dan
diskusi antar struktur organisasi. Materi musik misalnya,
setiap materi musik yang dibawakan oleh Yayasan Setia
Muda merupakan buah dari pikiran setiap anggota dan
diawasi langsung oleh pembimbing. Bapak Hamdani selaku
fasilitator hanya memberikan gambaran serta dasarnya saja,
dimana selanjutnya proses arangsemen dan penuangan ide
dilakukan oleh para anggota sanggar. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan refrensi beragam dan membuat musik dari
Yayasan Setia Muda menjadi unik dan tidak monoton.
b. Eksternal (Masyarakat)
Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda
selalu mengikutsertakan masyarakat sekitar dan para orang
tua anggota sanggar selaku wali dari anggota itu sendiri.
Tujuan dari kritisasi eksternal ini hampir sama dengan
internal, yaitu agar mendapatkan banyak perspektif sehingga
strategi yang dirancang menjadi kritis dan layak untuk
dilaksanakan.
6. Memperhitungkan Resiko
Dalam memperhitungkan besarnya resiko yang diterima pada
saat menjalankan strategi, Yayasan setia Muda selalu merujuk
pada hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan guna
82
perencanaan kedepannya. Dari situlah kemudian Yayasan Setia
Muda dapat menilai resiko yang akan terjadi.
“Ketika sebuah strategi dirancang yang kemudian akan
dilaksanakan, sebuah resiko tentunya tidak dilihat dari satu sisi
saja, terkadang suatu resiko harus dihadapi untuk bisa melangkah
maju dan menyukseskan kegiatan pemberdayaan dan memajukan
serta mensejahterakan anggota Yayasan Setia Muda”, (Aris
Mayadih 17 Februari 2022).
7. Indikator Keberhasilan
Dalam menjalankan strategi yang telah direncanakan, Yayasan
Setia Muda memiliki indikator keberhasilan sendiri, dimana
indikator tersebut dibagi kedalam beberapa tahapan sebagai
berikut;
Tabel 4.5 (Tabel Indikator Keberhasilan)
DASAR 1
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
DASAR 2
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
PENGEMBANGAN 1
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
PENGEMBANGAN 2
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
PROFESIONAL
Ketua Sanggar
Wakil Ketua
Sekretaris Umum
Sekretaris 1
83
(Sumber data : berdasarkan hasil wawancara bersama Aris Mayadih
pada tanggal 22 Maret 2022)
Yayasan Setia Muda memiliki level keberhasilan sendiri untuk
bisa mengukur sejauh mana kegiatan pelatihan, pendampingan,
kegiatan dan program pemberdayaan melalui kesenian musik
gambang kromong telah terlaksana dengan baik, salah satunya
adalah membuat beberapa tingkatan seperti ada pada bagan diatas.
Indikator keberhasilan Yayasan Setia Muda dibagi kedalam 5
tingkatan, dimulai dari dasar 1, dasar 2, pengembangan 1,
pengembangan 2 serta profesional. Setiap bulannya akan diadakan
ujian pelatihan dan pendampingan, dimana konsep ujiannya adalah
menampilkan hasil selama anggota tersebut melaksanakan
pelatihan dan pendampingan musik gambang kromong. Adapun
rincian setiap tingkatannya sebagai berikut:
a. Dasar 1
Dasar 1 merupakan tingkatan paling dasar yang ada di
Yayasan Setia Muda. Biasanya dasar 1 diisi oleh beberapa
anggota yang baru saja bergabung dengan Yayasan Setia
Muda. Dalam tahap 1, para anggota diharuskan untuk
menguasai 2 lagu dasar yaitu Kicir-kicir dan Sirih Kuning.
b. Dasar 2
Dasar 2 adalah tingkat lanjutan dari dasar 1, dimana pada
tingkatan ini, jumlah lagu yang harus dikuasai oleh setiap
anggota ditambah, adapun lagu yang harus dikuasai adalah
Jali-jali dan beberapa lagu modern.
84
c. Pengembangan 1
Setelah dinyatakan lulus di tingkat dasar 1 dan 2,
selanjutnya para anggota akan lanjut ke tahap selanjutnya
yaitu pengembangan 1. Dalam tahap ini, para anggota akan
diminta mereview kembali lagu-lagu wajib yang menjadi
patokan pada tingkatan dasar 1 dan 2, dimana nantinya,
mereka akan diminta improvisasi dari beberapa lagu tersebut.
Improvisasinya berupa fill in atau transisi dan modifikasi
notasi dasar. Dalam tahap ini diharapkan para anggota bisa
menghasilkan notasi-notasi baru yang belum pernah ada
sebelumnya sehingga menjadikan notasi tersebut sebuah
inovasi yang akan digunakan kedepannya untuk
melancarkan strategi Yayasan Setia Muda.
d. Pengembangan 2
Pengembangan 2 merupakan tingkatan lanjutan dari
pengembangan 1, dimana mereka yang dirasa sudah
memenuhi syarat agar bisa naik ke pengembangan 2 dapat
melakukan apa yang sudah mereka lakukan di tingkatan
sebelumnya. Dalam tingkatan ini, tolak ukurnya adalah para
anggota diharuskan memainkan semua lagu yang telah
dipelajari kedalam beberapa nada dasar yang berbeda,
adapun nada dasar yang digunakan sebagai tolak ukurnya
adalah nada in-A, in-G dan in-D.
e. Profesional
Dan tingkatan tertinggi dalam indikator keberhasilan
pemberdayaan bisa terlaksana dengan baik adalah tingkatan
profesional. Dimana pada tingkatan ini para anggota sudah
85
menguasai semua lagu dasar maupun lagu modern,
menguasai teknik bermain, dapat improvisasi notasi sendiri
serta dapat memainkan berbagai lagu dari beberapa nada
dasar yang berbeda. Pada tahap profesional, daftar lagu-lagu
yang akan dimainkan pun akan bertambah. Pada tingkatan
ini pula, beberapa anggota yang dirasa sudah memiliki
pengetahuan luas akan menjadi pelatih dan pendamping di
Yayasan Setia Muda atau disalurkan ke beberapa mitra
sekolah yang bekerjasama dengan sanggar ini.
Dalam setiap tingkatan, Yayasan Setia Muda memiliki
indikator dan kriteria penilaiannya sendiri yang menentukan
apakah anggota tersebut dapat naik ke tingkat selanjutnya apa tidak.
Indikator penilaiannya antara lain kelancaran, penguasaaan,
teamwork, ekspresi dan penampilan. Sedangkan kriteria
penilaiannya adalah grade A dengan skor 350-500, grade B 250-
349 , grade C 150-249 dan grade D 5–149. Level keberhasilan
tersebut digunakan oleh Yayasan Setia Muda untuk menentukan
apakah pelatihan, pendampingan, kegiatan dan beberapa program
yang telah dirancang Yayasan Setia Muda dapat berjalan dengan
sukses atau tidak, serta menjadikan bahan evaluasi kedepan agar
lebih baik lagi.
Setelah melaksanakan evaluasi disetiap kegiatan dan program
yang mereka buat, tentunya pembina Yayasan dapat menilai
apakah pelatihan, pendampingan, kegiatan dan program yang telah
dilaksanakan berjalan dengan baik atau tidak. Tolak ukur Yayasan
Setia Muda dalam mengevaluasi setiap kegiatan juga tidak selalu
86
dilihat dari besarnya penilaian, banyaknya profit atau devisitnya
pemasukan dan pengeluaran serta banyaknya masalah yang terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan, melainkan seberapa besar manfaat
yang didapatkan oleh pihak anggota bahkan kepada masyarakat.
Sebab suatu pemberdayaan yang efektif merupakan pemberdayaan
yang menghasilkan manfaat bagi semua lapisan masyarakat yang
terkait. Manfaat yang didapatkan oleh para anggota antara lain
dapat berupa materi dan non materi seperti pengalaman dan
peningkatan kemampuan dalam berkesenian. Landasan
keberhasilan yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda dibuat
berdasarkan pengalaman dan keadaan di lapangan selama
melakukan kegiatan pemberdayaan, oleh karena itu, agar sanggar
ini memiliki suatu standar yang jelas, maka dibuatlah landasan
keberhasilan ini.
8. Dukungan Terhadap Yayasan Setia Muda
Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda
mendapatkan dukungan penuh dari pihak pemerintah seperti Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta dan pihak eksekutif internal dari struktur
kepengurusan dan masyarakat setempat. Setiap struktur bagian
organisasi di Yayasan Setia Muda dilibatkan dalam merencanakan
strategi dengan tujuan, untuk memiliki banyak perspektif dan
sudut pandang, sehingga setiap anggota bisa mendapatkan haknya
dalam berdemokrasi. Selain itu, seluruh strategi yang dibuat oleh
Yayasan Setia Muda mendapat dukungan penuh dari masyarakat
dan lingkungan setempat, hal ini dibuktikan dengan adanya
kehidupan yang harmonis di sekitar lokasi Yayasan Setia Muda.
87
Dukungan dan support dari masyarakat dan lingkungan sekitar
menjadi salah satu kunci sukses mengapa Yayasan Setia Muda
masih konsisten hingga saat ini. Pada saat melakukan kegiatan
pelatihan dan pendampingan, pastinya akan banyak peralatan
instrumen musik dan sound system yang kerap menghasilkan suara
yang cukup besar pada saat melakukan kegiatan latihan rutin,
namun para warga sangat tidak merasa keberatan dengan adanya
kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda. Mereka
menganggap bahwa Yayasan Setia Muda ini merupakan salah satu
simbol dan sebuah “cagar” yang menjadi identitas daerah
Jagakarsa sebab belum ada sanggar kesenian Betawi serupa yang
berada di daerah tersebut.
Dikarenakan lokasi sanggar berada di tengah pemukiman warga
dan keberadaan masjid yang ada di depannya, maka bentuk
toleransi yang dilakukan oleh pihak Yayasan Setia Muda yaitu
melaksanakan kegiatan latihan rutin setiap hari selasa, rabu dan
jumat kecuali hari senin dan kamis serta libur satu bulan penuh
pada saat bulan suci Ramadhan. Alasan mereka tidak mengadakan
pelatihan dan pendampingan di hari kamis dikarekanakan jumat
merupakan malam yang istimewa bagi umat islam untuk
menambah pahala. Tak hanya sebatas menghormati, semua
anggota Yayasan Setia Muda pun juga sering mengikuti pengajian
rutin, hal ini merupakan salah satu mandat dari bapak Hamdani
selaku pendiri Yayasan Setia Muda.
“Seberapapun jauh kamu melangkah, jangan lupakan tempat dan
identitas asalmu”, (Hamdani 26 Oktober 2021).
88
Kebudayaan betawi sangat erat dengan ajaran islam, oleh
karena itu sudah menjadi hal yang biasa untuk para anggota
Yayasan untuk mengikuti pengajian rutin yang dilaksanakan di
masjid dekat lokasi sanggar. Hal ini tentu sangatlah baik sebab
Yayasan Setia Muda mendapat dukungan dan support yang positif
dari lingkungan sekitarnya, sehingga Yayasan Setia Muda dapat
bergerak maju dan terus melaksanakan kegiatan pemberdayaanya.
Secara keseluruhan, seluruh strategi yang direncanakan oleh
Yayasan Setia Muda saling terikat satu sama lain dan memiliki
tujuan yang sama, yaitu memberdayakan anak muda melalui
kesenian musik gambang kromong. Berbagai upaya yang
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda senantiasa memiliki tujuan
agar setiap anggota bisa memiliki penghasilan sendiri melalui
profesinya yaitu seorang seniman betawi. Dimulai dari tahap dasar
1, dasar 2, pengembangan 1, pengembangan 2 sampai tingkatan
profesional didamingi oleh Yayasan Setia Muda untuk
menghasilkan seniman muda betawi yang memiliki kualitas dan
unggulan untuk bisa bersaing dengan sanggar gambang kromong
lainnya. Berbagai kegiatan dan program juga telah dirancang untuk
menunjang proses pemberdayaan anak muda yang ada di Yayasan
Setia Muda ini. Sampai saat ini, Yayasan Setia Muda masih terus
menjalankan strateginya untuk bisa memperkenalkan sanggar ini
lebih luas lagi termasuk melestarikan kebudayaan masysarakat
lokal Jagakarsa yaitu kebudayaan Betawi.
89
C. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Yayasan Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda
Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong.
Dalam menjalankan program dan kegiatan pemberdayaan,
serta membuat suasana pemberdayaan menjadi hidup dan efektif,
Yayasan Setia Muda memiliki beberapa upaya untuk mewujudkan
beberapa aspek-aspek pemberdayaan. Hal ini bertujuan untuk
mendorong potensi yang dimiliki oleh anak muda sebagai anggota
Yayasan Setia Muda agar bisa lebih berkembang dan menciptakan
kemandirian. Berbagai upaya dilakukan oleh Yayasan Setia Muda
tidak hanya semata-mata untuk mendorong sektor ekonomi saja,
namun juga dari segi politis. Yayasan Setia Muda merupakan salah
satu sanggar yang ada di Jakarta Selatan dengan predikat yayasan
yang berakreditasi, dimana predikat ini didapatkan melalui
beberapa tahapan dan proses yang dibantu oleh seorang notaris.
Upaya ini dilakukan agar Yayasan Setia Muda memiliki posisi
tawar (bargaining position) baik secara nasional maupun
internasional. Dengan adanya legalitas ini, Yayasan Setia Muda
mendapat kepercayaan penuh dari pihak pemerintah untuk bisa
melestarikan budaya tradisional betawi dan pemberdayaan anak
muda.
1. Membangun Potensi (Enabeling)
Yayasan Setia Muda memiliki komitmen untuk bisa mendorong,
memotivasi dan membangkitkan potensi para anggota untuk bisa
berkembang. Upaya tersebut dimulai dari membangun suasana
yang mendukung kegiatan pemberdayaan ada di sanggar.
90
a. Membangun suasana kekeluargaan
Suasana sanggar Yayasan Setia Muda yang tidak pernah
sepi menunjukan bahwa setiap anggota Yayasan Setia Muda
saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya sehingga
menciptakan rasa nyaman diantara mereka. Di Yayasan Setia
Muda, mereka tidak mengenal kata pensiun, semua anggota
yang sudah bekerja maupun yang sudah berkeluarga sampai
saat ini masih aktif dalam menjadi anggota yayasan maupun
mengurus struktur organisasi serta manajemen Yayasan
Setia Muda.
b. Mendapatkan dukungan masyarakat lokal
Dukungan dari warga sekitar membuat Yayasan Setia
Muda tidak pernah berhenti melaksanakan beberapa
kegiatan-kegiatan pemberdayaan, sebab mereka
menganggap bahwa Yayasan Setia Muda merupakan ikon
daerah mereka yang harus mereka banggakan.
c. Membuat kegiatan sosial
Yayasan Setia Muda juga seringkali mengadakan
kegiatan sosial yang disebut Social Day Setia Muda disekitar
pemukiman warga yang membuat warga yang berada di
daerah tersebut merasa senang, hal ini membuktikan bahwa
pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda tak
hanya bermanfaat bagi para anggotanya, mereka juga turut
membagikan manfaat bagi warga sekitar. Kegiatan tersebut
berupa kerjabakti, pembagian ta’jil gratis, menjadi panitia
qurban dan lain-lain.
91
d. Mencari relasi
Relasi merupakan salah satu upaya Yayasan Setia Muda
untuk membangun sebuah hubungan, baik itu dengan
masyarakat, pihak eksekutif, instransi pendidikan, pelaku
bisnis maupun sanggar serupa yang berada di luar daerah
Jagakarsa. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi
dan pengalaman seputar kesenian tradisional betawi maupun
pemberdayaan masyarakat. Relasi ini sangat dibutuhkan,
sebab dengan banyaknya relasi, pengalaman dan ilmu yang
didapatkan oleh para anggota akan bertambah seiring dengan
banyaknya relasi yang mereka dapatkan. Dimana mereka
bisa bertukar ilmu dan informasi seputar dunia kesenian
sehingga potensi yang dimiliki oleh setiap anggota
memungkinkan untuk bisa dimaksimalkan.
Setelah membangun suasana yang harmonis seperti yang sudah
dijabarkan diatas, selanjutnya Yayasan Setia Muda melakukan
beberapa hal untuk menjadikan anak muda yang menjadi anggota
Yayasan Setia Muda menjadi berdaya. Yayasan Setia Muda
menganggap bahwa setiap anak muda pasti memiliki potensi atau
daya yang jika dimaksimalkan akan menghasilkan output yang
cukup baik dan merubah kehidupan si anak muda tersebut. Adapun
beberapa cara yang dilakukan yaitu:
a. Mendorong
Yayasan Setia Muda mendorong anak muda untuk bisa
memaksimalkan potensi yang ada didalam dirinya dengan
memaksakan agar bakat yang dimiliki oleh setiap anggota
92
bisa keluar. Memaksakan artinya mengusahakan untuk
tercapainya suatu tujuan, dimana tujuan tersebut adalah
menjadikan anak muda yang berdaya.
b. Memotivasi
Motivasi selalu diberikan oleh para anggota oleh Yayasn
Setia Muda sebagai salah satu cara agar anak muda memiliki
kekuatan serta semangat untuk dapat berdaya serta
menumbuhkan rasa cinta terhadap profesinya sebagai
seniman musik betawi.
c. Membangkitkan
Yayasan setia muda berusaha untuk membangkitkan
potensi yang ada didalam diri setiap anggota melalui
berbagai kegiatan dan program pemberdayaan. Seperti
contoh, Yayasan Setia Muda menyadarkan setiap potensi
yang dimiliki oleh para anggotanya tanpa anggota tersebut
tahu apa yang sebenarnya potensi dirinya. Hal ini dilakukan
dengan cara melakukan pembinaan dan pendampingan guna
mengetahui potensi, minat dan bakat anak muda tersebut.
Dari ketiga upaya diatas, Yayasan Setia Muda selalu berusaha
untuk mendorong, memotivasi, membangkitkan dan selanjutnya
adalah membuat potensi tersebut menjadi bentuk yang nyata atau
suatu output berupa materi maupun non materi.
“Sebab jika potensi yang dimiliki anak muda tersebut hanya
dibiarkan tertidur tanpa kita sadarkan, potensi itu gak akan
kemana-mana dan tidak akan memberikan perubahan kepada si
anak muda”, (Aris Mayadih, 17 Februari 2022).
93
2. Upaya Pemberdayaan Anak Muda (Empowering)
Berbagai upaya dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam
memberdayakan anak muda melalui berbagai cara. Beberapa
program telah dirancang serta dilaksanakan oleh Yayasan Setia
Muda dengan tujuan mensejahterakan para anggota serta
megembagkan potensi mereka. Adapun beberapa program yang
dirancang oleh Yayasan Setia Muda sebagai berikut:
a. Pelatihan dan pendampingan seni betawi
Program ini sudah berjalan sejak sanggar ini berdiri pada
tahun 1995 dan hingga saat ini masih aktif dalam
memberikan pelatihan dan pendampingan kesenian gambang
kromong kepada para anak muda. Program ini dilaksanakan
tiga kali dalam seminggu. Proses dari program ini memiliki
beberapa tahapan, dimulai dari tahap pengenalan,
menumbuhkan rasa cinta dan minat, kemudian melakukan
pelatihan dan pendampingan kesenian gambang kromong
secara rutin hingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Program ini pada dasarnya menggunakan metode PRA atau
Participatory Rural Apraisal dimana Bapak Hamdani
memfasilitasi dan memberikan materi dasar kepada para
anggota, setelah itu, para anggota secara mandiri akan
mengolah materi tersebut yang disesuaikan dengan selera
dan perkembangan masyarakat. Partisipan dari program ini
didominasi oleh para anak muda yang menjadi masyarakat
lokal dan beberapa yang berasal dari luar daerah Jagakarsa
serta pembina dan pelatih. Program ini merupakan tombak
94
utama dari Yayasan Setia Muda sebagai upaya
memberdayakan para anggotanya. Lewat program ini,
Yayasan Setia Muda telah melahirkan para seniman
gambang kromong yang berkualitas dan mandiri. Kendala
yang dirasakan selama masa pelaksanaan program ini adalah
mood para anak muda yang labil, pengaruh budaya luar yang
mempengaruhi mengurangi kemamuan, kurangnya
keterbukaan antar anggota, serta persaingan yang sangat
ketat antar sanggar lainnya;
b. Pembinaan Ekstrakurikuler seni betawi sekolah
Program ini ada untuk menjawab kebijakan
Kemendikbud yang mengharuskan setiap sekolah memiliki
mata pelajaran seni budaya atau ekstrakulikuler kesenian
musik tradisional. Untuk itu, beberapa sekolah dan lembaga
pendidikan memutuskan untuk bermitra dengan Yayasan
Setia Muda untuk bisa melaksanakan kurikulum tersebut.
Setiap sekolah tentu memiliki proses dan tahapan yang
berbeda, namun pada umumnya, para guru atau pelatih yang
disalurkan melalui Yayasan Setia Muda akan menyesuaikan
dengan jadwal dan sistem pembelajaran sekolah tersebut,
ada yang mengharuskan mereka datang ke sekolah sebagai
tenaga pengajar, dan ada juga yang menyalurkan para
siswanya ke Yayasan Setia Muda untuk dibina di sana.
Partisipan yang terlibat dalam program ini antara lain para
anggota Yayasan Setia Muda, para siswa serta beberapa
mitra sekolah. Para anggota yang sudah berada di tahap
profesional atau dirasa layak dan memiliki kualitas yang baik,
95
akan disalurkan ke beberapa mitra sekolah untuk menjadi
pelatih dan pembina esktrakulikuler. Program ini menjadi
salah satu sumber penghasilan yang bisa didapatkan oleh
para anggota diantara beberapa program lainnya. Salah satu
kendala dari program ini adalah beberapa mitra sekolah yang
memiliki sistem administrasi yang kurang baik, sehingga
beberapa hal seperti pembayaran honor yang menunggak dan
perizinan masih dirasakan di beberapa mitra sekolah ;
c. Forum Seniman Betawi Jakarta Selatan
Program ini dirancang oleh Yayasan Setia Muda sebagai
wadah relasi antar seniman betawi yang ada di Jakarta
Selatan. Program ini pada umumnya dilaksanakan sekali
dalam sebulan. Pihak yang terlibat dalam program ini adalah
Yayasan Setia Muda dan beberapa sanggar serta seniman
betawi yang berada di Jakarta Selatan. Lewat program ini,
para anggota bisa meningkatkan relasinya kepada seniman
lainnya. Kendala saat pelaksanaan program ini adalah
beberapa sanggar dan seniman yang memiliki jadwal
masing-masing sehingga sulit untuk bisa menyamakan
jadwal untuk bisa mengadakan forum di satu waktu;
d. Social Day Setia Muda
Program ini dilaksanakan sekali setiap bulannya. Tahap
awal dalam pelaksanaan program ini adalah penggalangan
dana, dimana dana yang dikumpulkan berasal dari para
partisipan yaitu anggota Yayasan Setia Muda sendiri
maupun para donatur. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan
menebar manfaat kepada masyarakat sebagai salah satu
96
feedback Yayasan Setia Muda kepada masyarakat sekitar
serta menjadi praktik amal bagi para anggota sanggar. Ada
beberapa kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan ini antara lain kurangnya jumlah dana yang didapat
membuat Yayasan Setia Mud harus kembali mencari donatur
dan penggalangan dana.
e. Coaching Clinic
Program ini dilaksanakan sekali dalam sebulan, dimana
proses dari pelaksanaan program ini dimulai dari mencari
narasumber yang relevan dengan topik yang ingin dibahas
Topik yang dibahas adalah seputar kesenian betawi serta
beberapa topik diluar kesneian seperti kewirausahaan,
organisasi dan lain-lain. Metode RRA atau Rapid Rural
Apraisal digunakan dalam pelaksanaan program ini, dimana
Yayasan Setia Muda akan mempelajari lebih mendalam
perihal topik yang akan dibahas berdasarkan kebutuhan, apa
yang menjadi minat dan apa yang sedang digemari oleh para
anggota maupun masyarakat. Setelah itu, Yayasan Setia
Muda akan mengundang masyarakat sekitar maupun luar
untuk bisa berpartisipasi dalam program ini. Partisipan dari
program ini adalah para anggota Yayasan Setia Muda,
masyarakat sekitar, masyarakat yang berada diluar daerah
Jagakarsa, beberapa turis mancanegara serta beberapa
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Program ini
bertujuan untuk melatih skill seputar kesenian maupun diluar
kesenian seperti seputar organisasi, dunia usaha dan bidang
lainnya, sehingga menambah ragam wawasan para anggota
97
dan masyarakat sekitar. Di beberapa pelaksanaannya,
minimnya partisipasi masyarakat maupun anggota Yayasan
Setia Muda itu sendiri, menjadi salah satu hambatan yang
ada pada program ini;
f. NGUVI (Ngulik Virtual)
Program NGUVI diadakan sekali setiap bulannya,
dimulai dari bulan Oktober 2021 sebagai bentuk adaptasi
Yayasan Setia Muda dalam menghadapi pandemi Covid 19.
Proses awal dari program ini adalah tahap persiapan, dimana
setiap anggota akan dibagi menjadi beberapa bagian dengan
tugas yang berbeda, seperti modal atau pendanaan, jadwal,
dan persiapan peralatan kebutuhan pada saat pelaksanaan
NGUVI. Setelah persiapan dirasa matang, tahap selanjutnya
adalah pelaksanaan, dimana program ini dilaksanakan
beberapa bulan sekali sebagai sebuah inovasi Yayasan Setia
Muda sebagai sanggar gambang kromong di DKI Jakarta
pertama yang membuat konser virtual gambang kromong.
Metode yang digunakan dalam program ini adalah PRA,
dimana hasil dari program sebelumnya yaitu pelatihan dan
pendampingan seni betawi akan diimpelementasikan pada
program ini. Partisipasan dari program ini antara lain
anggota sanggar, beberapa pendonor dana serta masyarakat
sekitar yang memeriahkan pelaksanaannya. Program
NGUVI dirancang oleh Yayasan Setia Muda sebagai salah
satu upaya adaptasi mereka terhadap perkembangan
teknologi. Lewat program NGUVI, para anggta bisa
mendapatkan penghasilan yang berasal dari saweran online
98
maupun sponsor yang mendukung kegiatan NGUVI.
Kendala yang dialami ketika program ini berlangsung antara
lain jaringan internet yang buruk dibeberapa keadaan dan
cuaca yang seringkali kurang mendukung terlaksananya
program ini;
g. Manjak (Manggung)
Manjak juga merupakan salah satu bentuk implementasi
dari program sebelunnya yaitu pelatihan dan pendampingan
seni betawi. Program ini terlaksana atas permintaan yang
masuk dari beberapa pihak seperti masyarakat secara
mandiri, perusahaan swasta dan kedinasan. Pada umumnya,
dalam kurun waktu sebulan, Yayasan Setia Muda bisa
mendapatkan dua hingga tiga kali panggilan manjak, namun
setelah masa pandemi, intensitas manjak menjadi menurun
karena adanya kebijakan dari pemerintah. Dalam
pelaksanaannya, banyak pihak yang terlibat, dimulai dari
anggota Yayasan Setia Muda sendiri, vendor sebagai
penyedia kebutuhan produksi dan sound system yang
bekerjasama dengan Yayasan Setia Muda, pihak konsumen
yang memesan atau mengundang, serta masyarakat yang ikut
memeriahkan pada saat pelaksanaannya. Masih sama dengan
NGUVI, metode pemberdayaan yang digunakan adalah PRA,
dimana manjak merupakan implementasi dari program
sebelumnya yaitu pelatihan dan pendampingan seni betawi.
Manjak merupakan program utama yang dimiliki oleh
Yayasan Setia Muda untuk menjalankan fungsi utamanya
sebagai sanggar kesenian gambang kromong.
99
Lewat program ini, seluruh anggota Yayasan Setia Muda
bisa mendapatkan penghasilan dan pengalaman yang
berharga di setiap mereka tampil di beberapa acara pesta,
festival maupun kedinasan. Manjak merupakan salah satu
upaya Yayasan Setia Muda untuk mensejahterakan para
anggota lewat minat dan bakat yang ada di setiap anggota.
Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan program ini
adalah jumlah panggilan yang tidak menentu setiap
minggunya, dimana Yayasan Setia Muda sendiri tidak bisa
memperkirakan dengan pasti kapan panggilan manjak akan
datang, dan yang paling terasa adalah pada saat pandemi
Covid 19, dimana panggilan manjak sangat sedikit sehingga
membuat program ini terhambat pelaksanaanya (berdasarkan
hasil observasi dan penelitian data sekunder dalam bentuk
company profile pada tanggal 4 Maret 2022).
Berbagai upaya nyata yang telah dilakukan Yayasan Setia
Muda diatas memiliki tujuan untuk mendapatkan input dan
memberikan peluang bagi setiap anggota Yayasan Setia Muda
untuk bisa berdaya. Semua pelatihan, pendampingan, kegiatan dan
program-program telah disusun dan dibuat untuk memberdayakan
anak muda melalui kesenian musik gambang kromong sekaligus
melestarikan gambang kromong sebagai salah budaya tradisional
kota Jakarta. Beberapa kegiatan tersebut tak hanya berorientasi
terhadap internal para anggota saja, melainkan kepada pihak luar
sebagai relasi Yayasan Setia Muda untuk memperluas jaringannya
seputar dunia kesenian. Berbagai kegiatan pemberdayaan juga
100
tidak selalu didampingi oleh pendamping internal saja, beberapa
kali Yayasan Setia Muda mendatangkan berbagai ahli di bidang
kesenian maupun non kesenian untuk diminta membagikan
ilmunya terhadap para anggota Yayasan Setia Muda untuk
mendapatkan wawasan yang luas dibantu oleh para praktisi yang
tepat.
“Bagi Saya, mencari ilmu itu jangan hanya satu bidang saja,
persaingan sudah semakin ketat dan belajarlah dengan orang
yang tepat, kalau kamu mau bikin skripsi tentang nasi goreng, ya
jangan belajar sama dosen, belajarlah sama tukang nasi goreng”,
(Muhammad Syarief, 4 Maret 2022).
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Protecting)
Yayasan Setia Muda memiliki upaya untuk mengikat,
membatasi dan melindungi hak dan kewajiban para anggotanya
dengan membuat suatu aturan dan struktur organisasi. Sebagai
sebuah organisasi yang memiliki struktur, Yayasan Setia Muda
memiliki sebuah AD/ART atau Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, dimana, AD/ART ini dirancang dan dibuat dengan
diskusi yang panjang antar anggota melalui rapat kerja yang
diadakan setiap beberapa bulan sekali. Tujuan dibuatnya sebuah
konstitusi ini adalah untuk mengikat, membatasi serta melindungi
para anggota sanggar yang tergabung dalam sebuah struktur
organisasi. Adapun rincian fungsi AD/ART yang telah dibuat oleh
Yayasan Setia Muda sebagai berikut:
101
a. Mengikat
Sebagai sebuah organisasi, dibutuhkannya suatu
keterikatan satu sama lain agar setiap bagian dalam organisasi
tersebut saling terintergrasi satu dengan yang lainnya. Setiap
lapisan dari struktur organisasi yang ada di Yayasan Setia
Muda memiliki kepentingan dan kewajibannya terhadapat
organisasi, dimana setiap kepentingan dan kewajiban tersebut
harus dikoordinasikan ke setiap anggota sanggar. Fungsi ini
dibuat oleh Yayasan Setia Muda dikarenakan beberapa hal
yang sangat fundamental, yaitu keterikatan anggota Yayasan
Setia Muda dengan sanggar atau lembaga kesenian lainnya.
Para anggota sanggar memungkinkan untuk bisa menjalankan
satu sampai dua bendera atau menjadi keanggotaan di dua
sanggar yang berbeda. Beberapa permasalahan seringkali
muncul akibat hal ini, seperti hilangnya tanggung jawab dan
ketidakjelasan keberadaan anggota sanggar. Oleh karena itu,
Yayasan Setia Muda membuat AD/ART untuk mengatur para
anggotanya agar memiliki loyalitas yang lebih terhadap
Yayasan Setia Muda;
b. Membatasi
Sebuah konstitusi tentu memiliki sebuah tujuan, salah
satunya adalah untuk membatasi perilaku anggota organisasi
terutama perilaku dan nilai serta sifat negatif. Dalam
implementasinya, Yayasan Setia Muda membuat kebijakan
untuk membatasi jam latihan para anggota serta beberapa
intoleransi sikap anggota yang dinilai tidak sesuai dengan nilai
budaya betawi yang berlandaskan islam. Contohnya, kegiatan
102
pendampingan dan pelatihan rutin dilaksanakan pada pukul
13.00 hingga batas maksimalnya pukul 23.00, jika ada
beberapa anggota yang masih sekolah, diwajibkan untuk
pulang terlebih dahulu dibanding para anggota yang sudah
kuliah maupun bekerja. Pembatasan ini dilakukan untuk
mengurangi tingkat kecemasan para orang tua anggota,
khususnya yang masih berada di bangku sekolah. Fungsi ini
bertujuan agar adanya rasa aman serta nyaman orang tua yang
telah menitipkan anaknya ke Yayasan Setia Muda;
c. Melindungi
Salah satu fungsi dari AD/ART yang dibuat oleh Yayasan
Setia Muda adalah melindungi. Dalam sebuah organisasi,
konstitusi juga dibuat untuk melindungi para anggotanya serta
mengayomi mereka untuk berada di jalan yang benar. Tak
hanya itu, fungsi ini juga sebagai salah satu bentuk solidaritas
antar anggota sanggar, seperti contoh, setiap seminggu sekali,
para anggota wajib membayar iuran kas, dimana uang tersebut
akan digunakan jika ada anggota yang sakit atau kecelakaan
serta membeli beberapa kebutuhan konsumsi untuk sanggar.
Fungsi ini sudah membantu beberapa anggota sanggar yang
mengalami kecelakaan ataupun para anggota yang sakit berat
sehingga harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, fungsi
AD/ART untuk melindungi adalah guna membela
kepentingan para anggotanya dari segala macam masalah,
mulai dari masalah finansial hingga permasalahan sosial.
103
Dibentuknya struktur organisasi dengan AD/ART didalamnya
berfungsi sebagai bentuk demokrasi dalam setiap pengambilan
keputusan serta melindungi hak serta membuat para anggota
sanggar menjalankan kewajibannya. Selain itu, untuk melindungi
Yayasan Setia Muda sebagai sebuah lembaga, mereka memiliki
legalitas yang diakui langsung oleh negara. Hal ini bertujuan agar
Yayasan Setia Muda memiliki perlindungan dibawah hukum yang
sah di negara Indonesia, serta melindungi Yayasan Setia Muda dari
berbagai upaya dan ancaman yang melanggar konstitusi.
D. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam
Pemberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian Musik
Gambang Kromong.
1. Pengalaman Yayasan Setia Muda
Salah satu bukti hasil dari pemberdayaan yang dilakukan oleh
Yayasan Setia Muda adalah dalam bentuk suatu capaian seperti
prestasi, karya, penghargaan dan pengalaman yang mencakup
bentuk profesionalisme Yayasan Setia Muda sebagai sanggar
kesenian gambang kromong. Yayasan Setia Muda terus
mengembangkan inovasi dan kreasi dan keunikan tersendiri guna
menciptakan suatu keunggulan komparatif (comparative
advantage) yang kemudian diubah menjadi keunggulan untuk
bersaing (competitive advantage). Pencapaian tersebut bisa
dihasilkan dengan memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki
oleh Yayasan Setia Muda sebagai sanggar kesenian tradisional
betawi, dengan menyesesuaikan kebutuhan dan keinginan pasar,
dimana pada akhirnya potensi yang telah dikembangkan tersebut
104
akan dikonversikan menjadi penghasilan bagi para anggota
sanggar. Tak hanya itu, Bapak Hamdani juga menanamkan nilai
kepada para anggotanya untuk mencintai serta ikhlas dalam
menjalankan apa yang ia kerjakan serta loyal terhadap kepentingan
bersama.
“Kalau sudah cinta, apapun akan dilakukan, sesuatu yang
dilakukan karena cinta, pasti akan berjalan terus, tak perduli usia,
loyalitas tersebut yang membuat kita memiliki keinginan untuk
terus mencintai profesi kita”, (Muhammad Syarief, 4 Maret 2022).
Yayasan Setia Muda sudah memiliki segudang pengalaman
yang dihasilkan melalui berbagai program dan kegiatan
pemberdayaan. Hal ini dibuktikan dengan prestasi serta
kepercayaan beberapa lembaga lokal maupun kepemerintahan
yang terus mempercayakan Yayasan Setia Muda untuk menjadi
penampil di berbagai acara lokal, nasional mapun internasional.
Adapun beberapa pencapaian dari kegiatan pemberdayaan
Yayasan Setia Muda sebagai berikut:
a. Album Gambang Kromong Setia Muda
Saat ini, semua lagu yang diproduksi oleh Yayasan Setia
Muda sudah bisa didengarkan melalui beberapa platform
musik digital seperti spotify, itunes dan lain-lain. Sayangnya,
untuk hasil royalti pada lagu ini dimiliki oleh GNP Musik
selaku label yang menaungi mereka dahulu sebelum
akhirnya memutuskan kontraknya dengan Yayasan Setia
Muda. Dimana pada saat itu, GNP Musik membeli lepas
semua lagu yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda serta
105
mendapatkan hak ciptanya sehingga kini GNP Musik
memiliki penghasilan dari setiap lagu Yayasan Setia Muda
yag diputar melalui digital platform maupun pembelian
abum fisik.
b. Manjak Virtual HUT DKI Ke-493
Manjak Virtual HUT DKI yang ke-493 merupakan acara
yang digagas atas kepedulian sesama seniman betawi dimasa
pandemi covid-19. Bekerja sama dengan sanggar-sanggar
yang ada di 5 tanah betawi sampai Bogor. Acara ini dihadiri
secara online oleh H. Becky Mardani (LKB), H. Purwanto,
S.H. (DPRD DKI Jakarta, Maudy Koesnaedi (Aktris), H.
Imron (Ka. UPK Setu Babakan) dan Ipank Horehore
(selebgram) serta diliput di berbagai media.
c. Pagelaran Kesenian Terpilih
Pagelaran kesenian terpilih merupakan acara yang
diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Jakarta. Acara ini
menampilkan beberapa sanggar terpilih, dimana salah
satunya adalah Yayasan Setia Muda untuk membuka
pagelaran era baru new normal yang dilaksanakan di UPK
Setu Babakan. Gambang Kromong Setia Muda terpilih
sebagai pembuka acara tersebut yang dilaksanakan secara
daring melalui live streaming.
d. Festival HUT RI Ke-74
Acara ini diadakan dibilangan Cilandak Jakarta Selatan.
Acara menjadi sangat spektakuler adalah kolaborasi
langsung dengan Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Rasyid
106
Baswedan. Beliau ikut bernyanyi betawi dengan diiringi
musik gambang kromong setia muda.
e. Festival Palang Pintu Kemang
Acara ini merupakan salah satu acara besar yang menjadi
salah satu ikon festival DKI Jakarta. Kolaborasi dengan
tokoh penggagas Festival tersebut yaitu Yayasan Manggar
Kelape. Telah lebih 3 tahun berturut-turut dipercaya untuk
menjadi penghibur utama dalam festival skala besar tersebut.
f. Festival Tahun Baru Setu Babakan
Dalam menyambut tahun baru 2017, gambang kromong
Yayasan Setia Muda diundang untuk menjadi pengiring
dalam acara yang dihadiri sejumlah artis dan penyanyi
nasional. Acara tersebut bahkan dihadiri lebih dari 500 orang.
Acara tersebut diadakan di amphitheater, UPK. Setu
Babakan.
g. Final Abang None Pulau Seribu
Untuk memeriahkan final kompetisi Abang None
Kepulauan Seribu, Yayasan Setia Muda dipercaya sebagai
pengiring flahmob para peserta abang none pulau seribu
dengan penari serta aransemen musik terbaru untuk
memenuhi acara final abang none pulau seribu.
h. Pagelaran Seni Virtual KOMINFO
Pada pagelaran ini, Yayasan Setia Muda dipercaya
sebagai team streaming dalam acara tersebut yang
menampilkan H.Tonah (Amanah Wali), Sabar Bokir, dll
(berdasarkan hasil penelitian data sekunder dalam bentuk
company profile pada tanggal 4 Maret 2022).
107
Setiap anggota Yayasan Setia Muda mendapatkan penghasilan
dari hasil manjak atau tampil dibeberapa acara yang sebagian
sudah dipaparkan diatas. Tentu hasil ini memberikan dampak
positif dari sektor ekonomi para anggotanya.
“Kalau sebelum dan sesudah masuk sanggar ini sih, yang paling
signifikan itu pemasukannya, sekali manjak bisa dapat Rp.350.000
sampai Rp.500.000 sekali manjak, dan seminggu sekali sebelum
pandemi, itu bisa dapat 3 panggung”, (Fallah Akbar, 4 Maret
2022).
Penghasilan tersebut mengurangi sedikit demi sedikit
ketergantungan para anggota kepada orang tua mereka, dimana
dari hasil manjak, uang tersebut bisa mereka alokasikan untuk
ditabung, membayar uang kuliah, membeli beberapa kebutuhan
primer dan sekunder. Penghasilan ini dibagikan secara kolektif
kepada para anggota sanggar, dimana, Yayasan Setia Muda akan
menyisihkan sedikitnya Rp.500.000 untuk dimasukan kedalam uas
khas. Tak jarang ada beberapa penonton yang memberikan
saweran, dimana nantinya saweran tersebut akan menjadi
penghasilan tambahan diluar penghasilan utama.
Hasil dari pemberdayaan Yayasan Setia Muda memberikan
dampak perubahan kepada para anggotanya, bukan hanya dari segi
ekonomi, namun juga pendidikan. Beberapa portofolio dan
sertifikat penghargaan yang dihasilkan Yayasan Setia Muda
membuat kapasitas serta pengalaman para anggotanya meningkat
dan berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi
108
dengan ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama menjadi
anggota Yayasan Setia Muda.
“Pada saat tes masuk UNJ jurusan Pendidikan Musik Saya
diharuskan memainkan salah satu alat musik sebagai bahan
penilaian, Saya memainkan beberapa lagu yang sering Saya
mainkan bersama Yayasan Setia Muda, secara teori dan praktik
Saya lulus dan akhirnya diterima sebagai mahasiswa disana”,
(Fallah Akbar, 4 Maret 2022).
“Setiap Saya dapat sertifikat dari Yayasan Setia Muda, pasti Saya
kumpulkan, dan setiap ilmu yang Saya dapat disini, Saya
aplikasikan disaat Saya mengikuti berbagai kompetisi dan
alhamdulillah bisa menang berkali-kali, semua setrtif itulah yang
bisa buat Saya dapat beasiswa dan bisa melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi”, (Ahmad Rafiq, 4 Maret 2022).
Dalam upaya menghasilkan hasil pemberdayaan yang efektif,
Yayasan Setia Muda memusatkan kegiatan pemberdayaan di satu
tempat dengan menggali dan mengasah serta mengidentifikasi
kemampuan anak muda yang menjadi masyarakat lokal maupun
diluar daerah Yayasan Setia Muda sesuai dengan potensi
kebudayaan setempat yaitu budaya betawi. Hal ini dilakukan guna
memperkuat potensi lokal yang ada di daerah Jagakarsa dan
sekitarnya, dimana mayoritas penduduknya adalah masyarakat
suku Betawi. Cara ini bukan semata-mata untuk memperkuat
posisi suku Betawi yang ada di daerah tersebut, melainkan lebih
memanfaatkan potensi yang sudah ada dan sudah teridentifikasi
secara nyata bahwa hal tersebut merupakan potensi yang bsa digali
109
dari daerah tersebut. Oleh karena itu, Yayasan Setia Muda telah
melalukan beberapa hal yang mencakup sebagai community
organizing, antara lain:
a. Collective Capacity
Untuk meningkatkan kapasitas sebuah sanggar kesenian,
Yayasan Setia Muda mengumpulkan kekuatan,
mengidentifikasinya, lalu menyusunnya agar menjadi
kekuatan yang utuh dan konsisten. Hal ini dibuktikan dengan
adanya proses rekruitmen yang mencakup daerah Jagakarsa,
dimana mereka mencoba terlebih dahulu untuk
mengumpulkan potensi-potensi anak muda lokal yang
memiliki kemampuan berkesenian yang baik, setelah itu
mereka melakukan identifikasi terhadap kemampuan calon
anggota baru dan kemudian menyusun kekuatan dengan cara
menempatkan para anggota disetiap posisi atau alat musik
yang nantinya akan mereka mainkan. Selain itu, mereka juga
terbuka bagi siapa saja yang berdomisili diluar daerah
Jagakarsa dan ingin menjadi anggota sanggar, dengan
adanya keragaman tersebut yang dikumpulkan kemudian
disatukan, akan menambah kapasitas Yayasan Setia Muda.
b. Networking
Yayasan Setia Muda membangun jaringan atau
networking dengan beberapa birkorasi, akademisi, pelaku
bisnis, tokoh masyarakat dan pengelola media untuk
melancarkan kegiatan pemberdayaan anak muda yang
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda. Networking sangatlah
110
penting dilakukan sebab dalam menjalankan setiap strategi
dan kegiatannya, Yayasan Setia Muda butuh bantuan atau
support terhadap beberapa pihak terkait guna mendapatkan
bantuan berupa materi maupun non materi. Dari pihak
birokrasi, Yayasan Setia Muda telah bekerjasama dengan
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Pengelola Setu Babakan
serta RW dan RT untuk menjalin beberapa kerjasama yang
diantaranya adalah menjadikan Yayasn Setia Muda sebagai
ikon Jagakarsa dan menjadi grup musk gambang kromong
yang selalu diminta tampil pada saat ada acara kenegaraan,
dimana bentuk feedback terhadap Yayasan Setia Muda itu
sendiri adalah berupa materi atau uang. Dari pihak akademisi,
Yayasan Setia Muda juga menjalin kerjasama dengan
beberapa instansi pendidikan khususnya dari SMK Musik
untuk menjadikan Yayasan Setia Muda sebagai penyalur
tenaga pendidik dan lokasi tempat para siswanya melakukan
praktik kerja lapangan. Dengan pelaku usaha, Yayasan Setia
Muda bekerjasama dengan salah satu pengusaha ikan air
tawar, dimana pengusaha tersebut menjadi donatur tetap
kepada sanggar dengan memberikan uang sebesar
Rp.500.000, dengan feedback yang dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda berupa membuatkan logo dan mempromosikan
usahanya lewat beberapa cara seperti lewat running text pada
saat program NGUVI. Yayasan Setia Muda juga menjalin
hubungan antara tokoh masyarakat serta beberapa pengelola
media nasional untuk lebih meningkatkan eksistensi mereka
111
dengan cara mempromosikan Yayasan Setia Muda melalui
beberapa platform media.
2. Produk dan Jasa Yayasan Setia Muda
Sebagai sebuah sanggar yang berorientasi terhadap
pemberdayaan anak muda, Yayasan Setia Muda memiliki
beberapa hasil dari kegiatan pemberdayaan yang telah dihasilkan
melalui beberapa produk dan jasa yang ditawarkan oleh Yayasan
Setia Muda terhadap masyarakat, mulai dari sektor hiburan, jasa
perbaikan dan restorasi peralatan musik gambang kromong serta
usaha dibidang makanan, minuman serta merchendise Yayasan
Setia Muda. Adapun beberapa produk dan jasa yang ditawarkan
oleh Yayasan Setia Muda sebagai berikut:
a. Gambang Kromong Modern Setia Muda
Jasa ini berbentuk sebuah penampilan hiburan yang
menampilkan musik tradisi gambang kromong dipadukan
dengan musik elektrik. Lagu yang dibawakan tak terbatas
mulai dari lagu klasik Betawi, Lagu modern (Benyamin s)
sampai lagu pop kekinian. Aransemen musik, pembawaan
dan pertunjukan mengikuti era milenial dengan tetap
menjaga akar lagu tradisi betawi;
b. Setia Muda Dance
Jasa ini menawarkan hiburan dalam bentuk penampilan
tari tradisi betawi maupun nasional dan modern dance. Para
pendamping penari berasal dari kalangan praktisi, seniman
tari dan memiliki segudang pengalaman baik daerah,
nasional sampai internasional. Dengan koreografi apik dan
112
dapat memanjakan penonton dengan percampuran lintas
disliplin seni yang dibentuk menjadi pertunjukan yang
memukau;
c. Lenong
Lenong merupakan penampilan teater tradisi betawi yaitu
lenong preman dan lenong denes, seluruh unsur tersebut
disediakan untuk mengisi berbagai acara kesenian.
Panggung maupun televisi dapat dikreasikan dengan
memodifikasi bentuk pertunjukan lenong yang kekinian,
menghibur dan sesuai dengan pakem tradisi asli betawi;
d. Setia Muda Organizer
Jasa ini bergerak di sektor penyediaan keperluan event
organizer (wedding, live streaming, photograper, Festival,
decoration). Semua dilakukan dengan peralatan standar
sesuai event yang akan diselenggarakan. Team pelaksana
sudah cukup banyak menangani client dari mulai sekolah,
perkantoran, dan festival. Jasa ini juga merupakan jasa
bawaan dari tarif utama Yayasan Setia Muda, dimana jasa ini
menyediakan berbagai macam kebutuhan produk pada saat
manjak;
e. YSM Culinary
YSM Culinary merupakan sebuah produk menawarkan
produk makanan terbaik yang dimiliki dengan konsep
kekinian. Berbagai jenis kuliner seperti makanan khas
Betawi, khas daerah dan makanan yang up to date . Semua
disajikan secara baik, bersih dan memuaskan rasa lidah para
penikmat kuliner. Untuk menu yang menjadi favorit di
113
produk ini adalah banana bowl dengan harga Rp.20.000 dan
banana nugget seharga Rp.25.000;
f. YSM.Co (Official Merchandise)
Selain makanan, Yayasan Setia Muda juga memiliki
produk merchandise official yayasan setia muda berupa kaos,
jaket, sweater, topi, gantungan kunci dan lain sebaginya.
Yayasan Setia Muda juga membuka pesanan sesuai dengan
produk yang diinginkan dan desain pemesan. Semua yang
dibuat memiliki kualitas terbaik dan mengutamakan
kenyamanan serta presisi dengan bentuk yang sempurna.
Salah satu produk YSM.co yaitu model t-shirt Yayasan Setia
Muda dibandrol dengan harga Rp.85.000;
g. Ondel-ondel
Sebagai salah satu sanggar kesenian betawi, Yayasan
Setia Muda juga memiliki penampilan Ondel-ondel untuk
berbagai acara seperti khitanan, pernikahan, festival,
maupun acara lain yang bernuansa betawi. Yayasan Setia
Muda juga menyediakan pembuatan ondel-ondel dengan
berbagai keperluan dan ukuran serta desain yang diinginkan;
h. SM Workshop
Setia Muda Workshop merupakan jasa pembuatan alat
musik tradisi betawi seperti gambang kromong, alat gesek
betawi, hardcase alat musik dan sebainya. Yayasan Setia
Muda menerima service alat musik dan pesanan alat musik
baru dengan desain bentuk, bahan dan nama sesuai dengan
yang diinginkan. Pada umumnya, tarif yang dikenakan pada
jasa ini adalah sebesar Rp.3.000.000, namun tarif akan
114
disesuaikan dengan tingkat kesulitan pada sisi perbaikan atau
pembuatan alat;
i. Palang Pintu
Jasa prosesi palang pintu disediakan oleh Yayasan Setia
Muda untuk memenuhi unsur adat dan ketahanan dalam
menjaga dan meestarikan budaya. Palang pintu yang
disediakan dengan lengkap dan semua unsur serta pakem
tidak ditinggalkan. Palang pintu dapat disediakan dalam
acara pernikahan, acara kedinasan, festival maupun acara
lainnya. Dengan humor, pantun, silat dan dimodifikasi
secara kekinian;
j. Band Betawi
Jasa band betawi disediakan untuk menghibur diberbagai
jenis event. Lagu-lagu betawi yang dibawakan diaransemen
apik dengan memadukan alat musik etnik betawi sehingga
tidak lepas dari akar budaya. Selain itu, Yayasan Setia Muda
juga menyediakan band untuk lagu pop dan lainnya. Sesuai
dengan kebutuhan, Yayasan Setia Muda akan
mengaransemen musik dan tampilan agar dapat diterima
disemua kalangan (berdasarkan hasil penelitian data
sekunder dalam bentuk company profile pada tanggal 4
Maret 2022).
Alasan mengapa Yayasan Setia Muda memiliki banyak produk
dan jasa disegala bidang adalah agar sanggar ini tak hanya menjadi
sanggar kesenian saja melainkan sebagai pusat bisnis, pusat
115
kesenian dan pusat pemberdayaan yang memiliki daya saing tinggi
terhadap beberapa pesaingnya.
“Saya punya prinsip, peluang bisa datang dari mana saja, iyakan
saja dulu, baru kita kerjain, kita ga pernah tau hasilnya kalau ga
dicoba, kalau benar ya alhamdulillah bisa bermanfaat, kalau
salah ya kita evaluasi dan jadiin pelajaran karena semua gaada
yang sia-sia”, (Muhmmad Syarief, 4 Maret 2022).
4. Peran Yayasan Setia Muda Terhadap Lingkungan Sekitar
Sebagai salah satu sanggar kesenian musik gambang kromong
yang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat membuat
Yayasan Setia Muda harus memiliki timbali balik kepada mereka.
Hal ini dikarenakan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,
Yayasan Setia Muda tak hanya memiliki manfaat bagi para
anggotanya, melainkan bagi masyarakat di sekitarnya. Salah satu
upaya Yayasan Setia Muda dalam memberikan timbal balik
kepada masyarakat adalah dengan mengadakan beberapa kegiatan
sosial seperti:
a. Social Day Setia Muda
Sosial Day Setia Muda merupakan salah satu kegiatan
amal yang ada di Yayasan Setia Muda. Program ini berisi
beberapa kegiatan sosial seperti pembagian makanan gratis,
sembako dan bantuan lainnya kepada orang-orang yang
membutuhkan. Sumber dana dari program ini adalah dari
Yayasan Setia Muda itu sendiri serta beberapa donatur;
116
b. Kerja bakti
Warga RW 02 Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa
selalu mengadakan kerjabakti setiap minggunya. Sebagai
salah satu bentuk timbal balik Yayasan Setia Muda, para
anggota senantiasa membantu para warga untuk
melaksanakan kerja bakti tersebut seperti menyapu
lingkungan, memungut sampah dan membersihkan selokan.
Di masa pandemi Covid 19, Yayasan Setia Muda juga
membantu dalam proses penyemprotan disinfektan ke
beberapa rumah untuk mencegah penularan virus;
c. Panitia Qurban
Setiap Anggota Yayasan Setia Muda selalu berpartisipasi
dalam menyambut hari raya Idul Adha dengan menjadi
panitia qurban. Salah satu faktor lainnya adalah dikarenakan
lokasi sanggar ini terletak persis di samping masjid;
d. Pembagian Tak’jil Gratis
Setiap bulan ramadhan, Yayasan Setia Muda selalu
membagikan takjil gratis kepada masyarakat sekitar dan
pengendara yang berada di jalan raya kelurahan Jagakarsa
sebagai salah satu bentuk amal mereka di bulan suci
ramdhan;
e. Mengikutsertakan Masyarakat Dalam perencanaan
strategi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Yayasan Setia
Muda selalu mengikutsertakan masyarakat sekitar untuk bisa
andil dalam perencanaan strategi dan beberapa kegiatan yang
ada. Hal ini bertujuan agar masyarakat sekitar mendukung
117
penuh dan memiliki sumbangsih berupa ide dan gagasan
terhadap strategi yang dirancang;
f. Coaching Clinic
Coaching Clinic merupakan salah satu program di
Yayasan Setia Muda yang memiliki banyak tema
pembahasan disetiap pertemuannya. Yayasan Setia Muda
selalu mengundang para warga sekitar untuk bisa datang ke
dalam pelaksanaan program ini. Manfaat yang didapatkan
masyarakatpun beragam, mulai dari seputar kesenian betawi,
kewirausahaan dan lain-lain.
4. Kelembagaan Yayasan Setia Muda
Sebagai sebuah lembaga pemberdayaan, sanggar Setia Muda
sudah memiliki legalitas yang sah di mata hukum negara. Hal ini
dibuktikan dengan adanya surat resmi dari notaris yang
melegalkan adanya nama “yayasan” pada sanggar kesenian betawi
Setia Muda. Hal ini membuktikan bahwa Yayasan Setia Muda
merupakan sebuah lembaga yang legal, berakreditasi, diakui
secara sah dan dilindungi oleh negara. Proses pengurusan legalitas
ini dilakukan oleh pihak pengurus Yayasan Setia Muda kepada
notaris dengan melampirkan beberapa dokumen seperti surat tanah,
dokumen PBB, surat rekomendasi dari kecamatan serta alamat
lengkap tempat Yayasan Setia Muda berada. Tentunya dengan
adanya legalitas ini membuat Yayasan Setia Muda menjadi salah
satu sanggar yang berbeda dengan sanggar lainnya, perbedaan
tersebut membuat nama Setia Muda menjadi memiliki daya tarik
tersendiri bagi beberapa anak muda yang berminat untuk
118
mengikuti pemberdayaan anak meuda melalui kesenian musik
gambang kromong di tempat yang sudah diakui secara sah oleh
hukum.
Yayasan Setia Muda memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari ketua yayasan, badan pengurus harian yaitu ketua sanggar,
wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Serta ada beberapa bidang
yang dibawahi oleh badan pengurus harian dimana beberapa
bidang ini memiliki tugasnya masing-masing.
a. Bidang 1
Bidang 1 merupakan SDM, Evaluasi dan Absensi
Anggota. Bidang ini bertugas untuk merencanakan strategi,
kegiatan serta program pemberdayaan untuk meningkatkan
skill dan potensi yang akan dikonversi menjadi penghasilan
bagi para anggota. Bidang ini juga bertanggung jawab atas
hasil evaluasi, dimana setiap hasil evaluasi yang didapatkan
akan dilaporkan kepada para petinggi sanggar untuk
selanjutnya dibahas bersama. Proses absensi juga dipegang
oleh bidang ini, dimana setiap adanya pelatihan, bidang 1
yang bertugas untuk mendata kehadiran para anggota.
b. Bidang 2
Bidang 2 merupakan bidang yang mengurus perihal
peralatan, pengurusan sanggar, kebutuhan perlengkapan.
Bidang ini bertugas untuk memastikan bahwa setiap
instrumen, saradan dan prasarana yang ada di Yayasan Setia
Muda layak untuk digunakan serta tidak membuat para
anggotanya terluka saat memainkannya dan agar hal-hal
119
yang tidak diinginkan terjadi ketika manjak sedang
berlangsung. Seperti contoh, senar kongahyan harus dicek
secara rutin untuk menghindari putus saat manjak atau
latihan.
c. Bidang 3
Bidang 3 merupakan Social media, Ide kreatif dan
Hubungan Masyarakat. Bidang ini bertugas untuk
memasarkan Yayasan Setia Muda melalui beberapa media
sosial dengan cara mengunduh setiap pelatihan,
pendampingan, kegiatan dan program pemberdayaan yang
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda ke beberapa platform
media social seperti instagram, facebook, youtube dan Tik
Tok.
d. Bidang 4
Bidang 4 merupakan Ekonomi Kreatif. Bidang ini
merupakan bidang yang mencetuskan adanya beberapa
produk dan jasa seperti YSM cullinary, YSM.Co, SM
Workshop, Setia Muda Organizer dan lain lain. Bidang ini
bertugas untuk menciptakan ide-ide baru terkait
kewirusahaan untuk mendapatkan penghasilan tambahan
bagi anggota Yayasan Setia Muda yang tertarik dalam
bidang kewirausahaan.
Dengan adanya struktur organisasi yang terbagi kedalam
beberapa bidang, memudahkan pembagian tugas yang dilakukan
oleh Yayasan Setia Muda untuk melakukan beberapa inovasi
sesuai dengan bidang-bidang tertentu. Adapun salah satu manfaat
120
yang didapatkan oleh adanya akreditas atau legalitas yang dimiliki
oleh Yayasan Setia Muda membuat mereka memiliki Hak
Kekayaan Intelektual atau hak cipta atas karyanya sendiri yang
diatur oleh konstitusi negara. Meskipun pembagian struktur
organisasi dan tugas bidang-bidangnya sudah cukup jelas dan
memiliki legalitas yang sah di mata negara, proses berorganisasi
yang dijalankan oleh pihak internal Yayasan Setia Muda belum
dinilai efektif, sebab AD/ART yang dirancang belum mampu
dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh para anggota
sanggar. “Kalau AD/ARTnya sih Saya tau, tapi Saya merasa belum
tersosialisasikan dengan baik sehingga Saya belum tau apa isi
dari AD/ART tersebut”, (Fallah Akbar, 4 Maret 2022).
Sebagai salah satu upaya menjalankan suatu fungsi dari
lembaga, yaitu membina para anggotanya melalui AD/ART,
Yayasan Setia Muda akan mencoba mengevaluasi kembali perihal
AD/ART ini untuk nantinya bisa disosialisasikan kepada para
anggotanya.
“Insyallah kita mau evaluasi perihal AD/ART ini, karena sala
satu syarat akreditasi Yayasan itu kan punya konstitusi sendiri
yang mengatur jalannya organisasi, jadi kita akan mencoba
menyempurnakan kembali AD/ART ini dan kemudia
mensosialisasikannya secara bertahap kepada semua anggota”,
(Aris Mayadih, 4 Maret 2022).
Adapun perbandingan sebelum dan sesudah para anggota
menjadi anggota Yayasan Setia Muda serta menerima berbagai
program dan melaksanakan pelatihan rutin sebagi berikut;
121
Tabel 4.6
(Tabel Indikator Perbandingan Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota
YSM)
Indikator Sebelum Sesudah
Penghasilan Rp.0
Rp.1.500.000 - Rp.2.000.000 per
bulan
Kemampuan
Membeli
komoditas kecil
maupun besar
Hanya bisa
membeli beberapa
komoditas kecil
mengguakan uang
orang tua
Memiliki penghasilan tambahan
untuk membeli beberapa
kebutuhan sekunder dan primer
seperti baju, handphone dan
makan sehari-hari
Pendidikan
Buta akan ilmu
seputar kesenian
khususnya musik
Dapat melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi
melalui beberapa prestasi yang
didapatkan di Yayasan Setia
Muda
Relasi Tidak memiliki
relasi sama sekali
Memiliki banyak relasi melalui
beberapa komunitas musik
gambang kromong (Sumber data : berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 23 Februari
sampai 22 Maret 2022)
Hasil yang didapatkan sebelum dan sesudah para anggota
menjadi bagian dari Yayasan Setia Muda menunjukan beberapa
perubahan, terutama pada segi penghasilan, kemampuan membeli
komoditas, pendidikan dan ilmu seputar musik serta relasi yang
terjalin. Dari segi penghasilan, dalam seminggu Yayasan Setia
122
Muda bisa mendapat dua sampai tiga kali panggilan manjak,
dimana jenis acara, kebutuhan dan permintaannya pun juga
bervariasi. Pendapatan bisa saja lebih besar tergantung dari volume
manjak yang dilaksanakan. Dari segi kemampuan pembelian
komoditas, beberapa anggota mengaku khususnya yang berusia
masih muda, bahwa mereka sudah mampu membeli beberapa
kebutuhan sekunder seperti baju, kebutuhan alat untuk menunjang
permainan dan lain-lain. Dari segi pendidikan, menjadi anggota
Yayasan Setia Muda menunjukan bahwa ilmu yang mereka
dapatkan sangat bermanfaat dalam pengimpelementasiannya
setiap anggota. Dan dari segi relasi, tentunya bertambah sehingga
rasa kekhawatiran mereka akan karir yang sedang dijalani sedikit
demi sedikit menghilang. Secara garis besar, pendapatan yang
didapatkan oleh anggota sanggar setiap bulannya tidaklah menentu,
tergantung dari jumlah panggilan manjak yang didapatkan. Namun
beberapa anggota tetap bersyukur mendpatkan manjak walaupun
sedikit tetapi tetap berpenghasilan.
“Yaa banyak yang bilang kalau musisi atau seniman itu
penghasilannya ga tetap, tapi yang harus digaris bawahi adalah,
yang penting kan berpenghasilan daripada tidak sama sekali”,
(Wiwit Megi, 22 Maret 2022).
123
BAB V
PEMBAHASAN
A. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak
Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong
Hatten dan hatten (1996) mengatakan, bahwa untuk menjamin
agar strategi dapat berhasil dengan baik, maka suatu strategi
tersebut harus meyakinkan. Tidak hanya dipercaya oleh orang lain,
tetapi memang dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, seluruh strategi
yang direncanakan oleh Yayasan Setia Muda memiliki orientasi
yang cukup baik serta menunjukan tren positif setiap tahunnya dari
generai ke generasi. Adapun hasil analisis strategi yang dilakukan
oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui
kesenian musik gambang kromong dengan beberapa indikator atau
petunjuk dari Hatten dan hatten sebagai berikut:
1. Membuat Banyak Strategi
Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi, tergantung
pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang
dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi
yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakang, semua
strategi senantiasa diserasikan satu dengan yang lain. Yayasan
Setia Muda merancang beberapa strategi guna memperbanyak
peluang yang didapatkan. Yayasan Setia Muda membuat beberapa
strategi seperti promosi, yang dikhususkan untuk menarik lebih
banyak anak muda yang berminat untuk bisa menjadi anggota
Yayasan Setia Muda, mengadaptasi berbagai macam jenis musik
124
modern dan mengkolaborasikannya dengan musik tradisional
untuk memberikan ciri khas yang unik, serta melaksanakan
beberapa kegiatan dan program untuk mengembangkan serta
memaksimalkan potensi yang ada di setiap anggota. Setiap strategi
yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda memiliki keterkaitan
satu sama lain dengan tujuan untuk memenangkan persaingan dan
memberdayakan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong.
Evaluasi dan koordinasi dari setiap bidang yang ada di struktur
organisasi Yayasan Setia Muda juga dilakukan guna memastikan
bahwa setiap strategi berjalan dengan baik. Beberapa upaya yang
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda juga telah berhasil terlaksana
dengan baik, dikarenakan setiap strategi yang dirancang selalu
mengadaptasi perkembangan zaman, dimana Yayasan Setia Muda
memanfaatkan teknologi dan kemudahan akses untuk
memudahkan proses pelatihan dan pendampingan, serta
memperluas jaringan dan relasinya ke masyarakat luas. Dengan
adanya banyak plan tersebut, membuat Yayasan Setia Muda tidak
kehabisan cara serta meningkatkan peluang untuk berhasil dalam
memberdayakan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Strategi Pengembangan
Sumber Daya Perusahaan Dalam Meningkatkan kinerja PDAM
Kabupaten Sukabumi” yang ditulis oleh saudara Eris Juliansyah
mengatakan, alangkah baiknya bahwa suatu lembaga, perusahaan
atau yayasan membuat lebih dari satu strategi dan setiap strategi
125
yang dijalankan harus berhubungan satu dengan yang lainnya serta
berjalan dengan konsisten. Pada kasus pada penelitian PDAM di
Kabupaten Sukabumi ini, Perusahaan air minum tersebut memiliki
beberapa strategi seperti:
a. Peningkatan Mutu Pelayanan;
b. Peningkatan Profesional SDM;
c. Peningkatan Kinerja Perusahaan;
d. Menjaga Kelestarian Sumber Air Baku.
Setiap strategi yang dirancang oleh PDAM Kabupaten
Sukabumi telah terhubung satu dengan yang lainnya serta memiliki
satu tujuan yaitu meningkatkan kualias SDM yang ada di PDAM
Kabupaten Sukabumi (Juliansyah, 2017). Sama halnya dengan
Yayasan Setia Muda, dimana mereka membuat banyak strategi
untuk memperbanyak peluang yang bisa dimanfaatkan guna
menambah succes rate. Setiap strategi yang dirancang oleh
Yayasan Setia Muda juga saling berhubungan satu dengan lainnya
dikarenakan tujuan dari setiap strategi itu adalah untuk
memenangkan persaingan dan memberdayakan anak muda melalui
kesenian musik gambang kromong.
2. Konsisten
Strategi harus konsisten dengan lingkungan atau masyarakat,
strategi dibuat mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam
lingkungan masyarakat yang memberi peluang untuk bergerak
maju. Setiap strategi yang dirancang serta dilaksanakan oleh
Yayasan Setia Muda masih berjalan hingga sekarang, bukti
126
tersebut menunjukan bahwa setiap strategi yang dijalankan telah
konsisten. Adapun beberapa upaya yang dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda untuk mempertahankan konsistensinya adalah
menjalin komunikasi yang baik antar anggota dan masyarakat
sekitar. Selain itu, rasa cinta yang kuat pada setiap anggotanya
pada kesenian musik gambang kromong yang ditanamkan juga
merupakan salah satu faktor mengapa strategi yang dijalankan bisa
konsisten. Sebab, rasa cinta itulah yang membuat para anggota
bangga berprofesi sebagai seniman tradisional betawi dan
memiliki keinginan yang tinggi untuk bisa berdaya sekaligus
melestarikan budaya tradisional suku betawi secara berkelanjutan.
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas perihal
konsistensi dalam menjalankan strategi, salah satunya adalah
penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Dalam
Pemberdayaan Masyarakat”, dengan lokasi penelitian yang
berada di Kelompok Swadaya Wanita Di Yayasan Sosial Bina
Sejahtera Cilacap yang ditulis oleh saudara. Desy Sylvia Indra
Visnu dan MC Ninik Sri Rejeki. Dalam penelitian tersebut
menjelaskan, bahwa strategi komunikasi yang dibangun dalam
pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat dan disusun oleh tim
KSW ini merupakan wujud dari sebuah konsistensi tim KSW
dibawah naungan YSBS untuk berkarya dalam ranah
pemberdayaan masyarakat khususnya kepada kaum wanita di
berbagai daerah di kabupaten Cilacap dan ini merupakan proses
pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan
masyarakat (Visnu, Desy Sylvia Indra, 2019). Dimana pihak KSW
127
membuat strategi ini sebagai upaya konsistensi dalam proses
pemberdayaan dengan memuat beberapa rencana yang memiliki
prospek jangka panjang. Sama halnya dengan Yayasan Setia Muda,
mereka membuat berbagai upaya sebagai guna mewujudkan
sebuah konsistensi. Namun, beberapa hambatan seperti mood anak
muda yang labil, arus globalisasi yang kuat serta persaingan antar
sanggar lainnya yang ketat, membuat konsistensi Yayasan Setia
Muda sedikit terganggu, sehingga mereka harus berinovasi untuk
bisa menyelesaikan seluruh hambatan tersebut. Salah satunya
melalui metode pelatihan dan pendampingan yang dilakukan
secara perlahan, mendalam dan inovatif.
Oleh karena itu, seluruh strategi yang dirancang oleh Yayasan
Setia Muda telah merujuk pada arus perkembangan teknologi
dengan mengadaptasi beberapa kemudahan akses dan teknologi
serta dalam hal selera masa kini khususnya dalam musik. Selain
itu, strategi yang dirancang juga telah berhasil mengembangkan
potensi anak muda lokal maupun diluar daerah Jagakarsa sesuai
dengan budaya yang ada di daerah tersebut yaitu budaya betawi.
Yayasan Setia Muda juga mendapatkan dukungan dari lingkungan
masyarakat sekitar, sehingga membuat strategi yang dijalankan
terus konsisten dengan adanya dukungan tersebut. Hal itu
dikarenakan rasa bangga para masyarakat sekitar kepada Yayasan
Setia Muda yang menganggap sanggar tersebut sebagai identitas
asli masyarakat sekitar dan membantu meningkatkan beberapa
sektor, seperti pariwisata dan hiburan di Setu Babakan.
128
3. Menyatukan semua SDM
Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan
semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang
lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai unit kerja dalam suatu
organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya, membiarkannya
terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang
tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi. Setiap
anggota Yayasan Setia Muda memiliki skill dan kemampuan yang
berbeda sesuai dengan bidangnya, oleh karena itu, Yayasan Setia
Muda senantiasa menggabungkan keragaman tersebut menjadi
satu untuk menjadikan sanggar ini menjadi grup musik kesenian
betawi yang padu dan kompak serta memiliki kelebihan tersendiri.
Salah satu bukti keberhasilan Yayasan Setia Muda dalam
penyatuan SDM adalah dengan memiliki karya album musik
sendiri, dimana dalam proses rekaman, dibutuhkan adanya
persatuan antar pemain untuk menghasilkan sebuah lagu yang
solid serta penampilan yang kompak dan padu pada saat manjak
berlangsung.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia di MTs Ismaria Al-
Qur'aniyyah, Bandar Lampung”, karya Yeni Anggraini
menjelaskan, Bahwa suatu lembaga, harus memiliki kebijakan
dalam mengelola sumber daya manusia-nya diarahkan pada
penyatuan elemen-elemen organisasi, komitmen pekerja,
kelenturan organisasi dalam beroperasi serta pencapaian kualitas
hasil kerja secara maksimal. Dimana pada impelentasinya MTs
129
Ismaria Al-Qur'aniyyah telah menyatukan seluruh elemen-elemen
yang disebutkan sebelumnya sebadai upaya dalam memajukan dan
memperkuat potensi yang dimiliki oleh lembaga. Yayasan Setia
Muda menyatukan beberapa SDM lokal maupun yang berasal dari
luar daerah Jagakarsa untuk disatukan dan selanjutnya dijadikan
suatu kekuatan yang utuh didalam satu lembaga (Agraini, 2020).
Dalam pengertian tersebut juga bahwa suatu lembaga harus bisa
menyatukan berbagai perbedaan perspektif dengan tujuan
utamanya ialah tetap memanusiakan manusia dan memberikan
kesejahteraan secara profesional dan adil sesuai dengan porsi
masing-masing. Yayasan Setia Muda memiliki beragam SDM
yang memiliki perspektif, skill dan idealisme yang berbeda, namun
sebagai sebuah sanggar kesenian gambang kromong, mereka
mampu menyatukan visi dan misi untuk menghasilkan sebuah
pertunjukan musik gambang kromong yang unik dan padu.
Meskipun pada praktiknya, terdapat beberapa hambatan yang
membuat penyatuan SDM ini kurang maksimal.
Namun, ada kalanya beberapa kali rasa kepercayaan tersebut
hilang dikarenakan adanya rasa percaya antara satu anggota
dengan anggota lainnya sehingga membuat kepercayaan diri
anggota tersebut melemah sehingga ia pesimis untuk bisa bersaing
dengan anggota lainnya. Hal tersebut yang kadang membuat
proses penyatuan SDM terhambat, sebab ada gap atau jarak
diantara mereka yang membuat mereka segan atau merasa kurang
dihargai sebagai seorang anggota Yayasan Setia Muda. Selain itu,
dikarenakan beberapa anggota Yayasan Setia Muda memiliki lebih
130
dari satu bendera, dengan kata lain, mereka tergabung sebagai
anggota di sanggar lainnya, dikarenakan salah satu fungsi
AD/ART yaitu mengikat, belum dijalankan dengan maksimal,
seringkali membuat Yayasan Setia Muda kesulitan untuk
menyatukan dan mengintegrasikan beberapa hal, khususnya
jadwal dan waktu pelatihan dan pendampingan. Adanya bentrok
terhadap dua kegiatan di sanggar yang berbeda membuat beberapa
anggota yang memiliki lebih dari satu bendera kurang konsisten
dalam menjalankan pelatihan dan pendampingan di Yayasan Setia
Muda.
4. Memusatkan Kekuatan
Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang
merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru
adalah kelemahannya. Selain itu, strategi hendaknya juga
memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah
yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.
Yayasan Setia Muda memiliki beberapa anggota yang memiliki
reputasi baik dan memperoleh segudang pengalaman dan prestasi.
Keadaan tersebut membuat Yayasan Setia Muda memiliki peluang
karena memiliki SDM yang berkualitas dan menonjol dibanding
anggota lainnya. Sehingga, Yayasan Setia Muda dapat bersaing
dan bahkan memenangkan persaingan antar sanggar lainnya.
Kelebihan tersebut dimanfaatkan oleh Yayasan Setia Muda
untuk bisa memusatkan kekuatannya sebagai sebuah sanggar
kesenian musik gambang kromong yang memiliki nilai jual yang
tinggi. Hal ini dapat dibuktikan pada unggulnya kualitas para
131
anggota Yayasan Setia Muda dengan banyaknya beberapa
pengalaman, penghargaan dan prestasi yang dicapai, dipercaya
oleh beberapa pihak kedinasan dan menjadi langganan para
masyarakat yang ingin mengadakan sebuah acara dengan
dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian musik gambang kromong.
Reputasi tersebut membuat Yayasan Setia Muda sebagai salah satu
sanggar kesenian musik gambang kromong terbaik, sekaligus
menjadi ikon daerah Jagakarsa dan menjadi kebanggaan
masyarakat setempat. Daya saing yang dihasilkan oleh Yayasan
Setia Muda sangatlah besar dibandingkan sanggar kesenian betawi
lainnya yang ada di daerah DKI Jakarta, salah satunya karena
Yayasan Setia Muda sudah memiliki predikat sebagai sebuah
sanggar yang berakreditasi dan memiliki legalitas yang sah.
Yayasan Setia Muda juga tak pernah berhenti menganalisis serta
mengembangkan permainan mereka serta memanfaatkan
teknologi dan kemudahan akses untuk mempermudah proses
pelatihan dan pendampingan, serta memperbesar peluang dan
kekuatan mereka, sehingga, sampai saat ini, Yayasan Setia Muda
merupakan salah satu sanggar tradisional kebudayaan betawi yang
progresif dengan mengikuti perkembangan zaman dan tidak
tertutup oleh dunia luar.
Penelitian sebelumnya karya saudara Andi Sopian dengan judul
“Strategi dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten
Bekasi”, menjelaskan, bahwa sebuah lembaga atau perusahaan
harus bisa memetakan kekuatan dan kelemahannya. Pada kasus ini,
ada beberapa kekuatan atau potensi yang berada di Kabupaten
132
Betasi seperti letak wilayah kabupaten Bekasi yang strategis,
pertumbuhan dan perekonomian kabuaten Bekasi yang cukup
tinggi dan sumber daya alam yang potensial. Adapun kelemahan
dari Kabupaten Bekasi antara lain seperti angka pengangguran dan
kemiskinan cukup tinggi, indeks kesehatan yang belum memadai,
kekuatan ekonomi rakyat belum berkembang serta indeks daya beli
masyarakat yang masih rendah (Sopandi, n.d.). Artinya, suatu
lembaga atau kelompok masyarakat harus mengelompokan apa
yang menjadi kekuatan dan kelemahan mereka.
Yayasan Setia Muda telah mengelompokan apa yang menjadi
kekuatan mereka antara lain potensi atau skill dari beberapa
anggota yang berada diatas rata-rata atau dalam artian mereka
memiliki bakat lebih, dimana potensi ini akan dijadikan sebuah
tumpuan dari strategi yang dirancang sebagai line up. Adapun
kelemahan Yayasan Setia Muda antara lain beberapa anggota yang
belum mahir dalam bermain alat musik gambang kromong
sehingga mereka harus dibimbing secara intensif agar bisa
mendekati para anggota yang sudah sesuai dengan kompetensi
dasar. Dengan adanya pengelompokan tersebut, membuat
beberapa anggota dengan kemampuan yang kurang baik, merasa
terkalahkan atau diduakan oleh pihak sanggar, sehingga
menimbulkan rasa pesimis diantara mereka.
5. Kritis
Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi
adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu yang
memang layak dapat dilaksanakan. Setiap strategi yang dirancang
133
oleh Yayasan Setia Muda sudah dinilai layak untuk dilaksanakan,
sebab dalam proses perancangannya melibatkan seluruh anggota,
pimpinan dan beberapa warga setempat. Hal tersebut bertujuan
untuk mendapatkan berbagai perspektif yang kritis sehingga
meminimalisir adanya kesalahan yang terjadi dikemudian hari.
Tak hanya pada perancangannya saja, proses diskusi juga
berlangsung pada saat evaluasi, hal ini bertujuan untuk
mendapatkan banyak pandangan dan hasil yang telah dilaksanakan
oleh Yayasan Setia Muda.
Dalam penggarapan lagu misalnya, Bapak Hamdani sebagai
seorang fasilitator selalu mengikutsertakan semua anggota sanggar
dalam beberapa hal seperti penggarapan lagu, diskusi organisasi
mengenai rancangan program dan lain-lain. Secara aktif Bapak
Hamdani melibatkan seluruh anggota sanggar untuk saling
bertukar pikiran dalam menyampaikan berbagai pendapat yang
beragam untuk menghasilkan suatu keputusan yang disetujui
bersama. Hal ini yang membuat Yayasan Setia Muda hingga kini
masih aktif dalam segi organisasi maupun sebuat sanggar kesenian
musik gambang kromong, sebab semua anggota tidak ada yang
merasa dirugikan, dikucilkan serta diabaikan. Bapak Hamdani
berkata, bahwa belajar tidak harus selalu dari yang lebih tua, untuk
memahami sifat, karakteristik dan selera anak zaman sekarang,
kita harus belajar sama yang muda, yang hidup di zaman ini, bukan
sama yang tua. Hal itu juga yang membuat Yayasan Setia Muda
tidak termakan oleh zaman, sebab dalam proses pemberdayaanya,
134
pak Hamdani mendampingi anak muda sesuai dengan zamannya,
bukan mendampingi anak muda sesuai dengan “keinginanya”.
Penelitian sebelumnya yang berjudul Peran Organisasi NU
Terhadap Pengembangan Agama Islam Di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat oleh saudara Nurul Hikam memaparkan, bahwa
sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang
sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat (HIkam et al., 2019). NU adalah sebuah
organisasi keagaaman yang didalamnya terdapa berbagai lapisan
masyarakat mulai dari masyarakat biasa, akademisi dan ulama,
dimana mereka semua pasti memiliki visi dan misi yang berbeda.
Sebuah strategi harus dibuat berdasarkan perspektif yang kritis,
dimana kecil kemungkinan bahwa strategi itu akan gagal karena
tidak menyentuh hal-hal yang fundamental. Dalam merancang
setiap strategi, Yayasan Setia Muda selalu mengikutsertakan para
anggota sanggar maupun masyarakat sekitar untuk bisa
menyatukan berbagai pandangan dan kemungkinan sehingga akan
kecil kemungkinannya, strategi yang telah dirancng akan gagal
atau tidak efektif. Namun, kadang kala, dikarenakan adanya ego
yang besar di beberapa anggota, membuat perancangan strategi ini
sedikit terhambat dan memerlukan penyelesaian yang cukup lama
untuk bisa menengahkannya. Seperti contoh, dalam
mengarangsemen musik, dengan adanya perbedaan selera di
beberapa anggota, membuat perbedaan tersebut menghambat
135
jalannya strategi sehingga proses arangsemen dan improvisasi
memerlukan waktu yang cukup lama.
6. Memperhitungkan resiko
Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu
besar. Memang setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah
berhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke lubang
yang lebih besar. Oleh karena itu strategi hendaknya selalu dapat
dikontrol. Strategi yang telah dirancang telah memperhitungkan
resiko baik kecil maupun besar, sebab setiap kali Yayasan Setia
Muda merancang strategi, mereka selalu merujuk pada hasil
evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan serta perencanaan
kedepannya. Dari situlah kemudian Yayasan Setia Muda dapat
menilai resiko yang akan terjadi ketika sebuah strategi dirancang
yang kemudia akan dilaksanakan. Sebuah resiko tentunya tidak
dilihat dari satu sisi saja, terkadang suatu resiko harus dihadapi
untuk bisa melangkah maju dan menyukseskan kegiatan
pemberdayaan dan memajukan serta mensejahterakan anggota
Yayasan Setia Muda.
Setiap strategi yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dapat
terkontrol dengan baik, dimana setiap bagian dari struktur
organisasi mendapatkan pembagian tugasnya masing-masing, hal
ini dibuktikan dengan konsistennya Yayasan Setia Muda dalam
menjalankan kegiatan pemberdayaan serta evaluasi yang
menunjukan hasil baik setiap tahunnya. Meskipun ada beberapa
kesalahan-kesahalan yang menjadi evaluasi masa lalu yang
kembali terjadi di masa sekarang yang disebabkan oleh beberapa
136
alasan dan keadaan yang kurang mendukung seperti cuaca yang
buruk membuat kegiatan manjak terhambat atau adanya jadwal
yang bentrok diantara anggota yang memiliki lebih dari satu
bendera. Menurut Eris Juliansyah, masih sama dalam
penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Sumber
Daya Perusahaan Dalam Meningkatkan Kinerja PDAM di
Kabupaten Sukabumi” menjabarkan, bahwa PDAM di Kabupaten
mengaplikasikan strategi stability, dimana prinsipnya, strategi ini
menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-
fungsi perusahaan lain, karena perusahaan berusaha untuk
meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka
meningkatkan kinerja dan keuntungan. Dalam kata lain, PDAM
Kabupten Sukabumi memiliki perhitungan besar atau kecilnya
suatu resiko yang akan dihadapi. Sama halnya dengan Yayasan
Setia Muda, mereka menjadikan hasil evaluasi sebagai bahan
acuan untuk bisa memperkecil resiko yang akan terjadi pada saat
menjalankan strategi, sekarang dan dimasa yang akan datang.
Namun, di beberapa keadaan yang tidak diinginkan, membuat
Yayasan Setia Muda harus menghadapi resiko tersebut, misalnya
permasahalan teknis pada saat manjak, dimana cuaca yang kurang
baik atau hujan, dapat menunda atau bahkan membatalkan
pertunjukan dan permasalahan lainnya yang terjadi secara tiba-tiba
tanpa diperhitungkan oleh Yayasan Setia Muda.
7. Berlandaskan Keberhasilan
Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang
telah dicapai. Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia
137
Muda sudah memiliki landasan keberhasilan, yaitu dalam bentuk
indikator keberhasilan yang didapatkan melalui ujian pelatihan dan
pendampingan, dimana pada setiap tingkatannya memiliki kriteria
penilaiannya tersendiri. Landasan keberhasilan yang dimiliki oleh
Yayasan Setia Muda dibuat berdasarkan pengalaman dan keadaan
di lapangan selama melakukan kegiatan pemberdayaan, oleh
karena itu, agar sanggar ini memiliki suatu standar yang jelas,
maka dibuatlah landasan keberhasilan ini. Keberhasilan dapat
dirasakan melalui kualitas para anggota Yayasan Setia Muda yang
matang sacara materi dan teori, dimana kedua unsur tersebut telah
mereka dalami selama masa pelatihan dan pendampingan musik
gambang kromong. Indikator dan kriteria penilaian yang telah
dirancang juga dinilai sudah cukup baik untuk dijadikan sebagai
landasan keberhasilan. Sebab, Yayasan Setia Muda landasan
keberhasilannya memiliki tingkatan tertentu, dimana setiap
tingkatan tersebut memiliki metode dan cara pelatihannya sendiri
secara khusus, sehingga para anggota Yayasan Setia Muda adalah
seniman yang matang di luar dan di dalam. Landasan keberhasilan
ini juga tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak pemasukan
dan keuntungan yang mereka dapatkan, tetapi juga apakah apa
yang mereka lakukan bisa bermanfaat dan bisa memiliki jangka
panjang yang luas sehingga para anggotanya bisa mandiri dalam
bermasyarakat. Sebab jika hanya berlandaskan keuntungan tanpa
adanya manfaat dan orientasi jangka panjang, maka hal tersebut
tidak bisa dikatakan berhasil.
138
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Evaluasi Program
Pemberdayaan Masyarakat Petani di Desa Lembu terletak di
Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang” karya Cornelius
Herdita Aries Permana dan Daru Purnomo mengatakan bahwa
indikator keberhasilan program berdasarkan perspektif
pemberdayaan masyarakat ditandai dengan meningkatknya
kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin
kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi
kelompok, serta makin luasnya interaksi kelompok lain di dalam
masyarakat (Permana & Purnomo, 2016). Indikator yang dijadikan
landasan acuan para program pemberdayaan masyarakat di desa
Lembu ini antara lain:
a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin
b. Berkembangnya usaha peningkatan penduduk miskin
c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya
peningkatan kesejahteraan
d. Meningkatnya kemandirian kelompok
e. Meningkatnya kapasitas masyarakat
Yayasan Setia Muda juga memiliki indikator keberhasilannya
sendiri, dimana setiap tingkatannya memiliki komptensi yang
harus dikuasai oleh para anggota. Pengukuran indikator
keberhasilan ini diambil dari kegiatan ujian pelatihan yang
diadakan beberapa bulan sekali untuk mengukur sejauh mana hasil
pelatihan dan pendampingan selama menjadi anggota sanggar.
Indikator keberhasilan ini baru saja dirancang pada awal tahun
139
2021, sehingga dalam praktiknya belum ditemukan adanya
masalah atau ketidaksesuaian antara hasil pelatihan dan
pendampingan dengan indikator keberhasilan dan kriteria
penilaian pada saat ujian. Namun, sampai saat ini, indikator
keberhasilan tersebut menunjukan tren yang positif sebab tidak
pernah ada yang tidak lulus dalam ujian pelatihan dan
pendampingan.
8. Didukung oleh pihak eksekutif
Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan
dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari para
eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi. Seluruh
strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda telah
mendapatkan dukungan penuh dari pihak eksekutif dan struktur
kepengurusan yayasan. Setiap strategi yang dirancang
memerlukan kontribusi serta dukungan penuh dari anggotanya itu
sendiri, oleh karena itu, agar setiap anggota merasa memiliki andil
dalam pelaksanaannya, setiap rancangan dan strategi yang dibuat
melibatkan semua anggota sanggar. Selain untuk mendapatkan
berbagai perspektif, hal ini bertujuan untuk melahirkan rasa
solidaritas sebagai sebuah struktur organsasi yang menjunjung
tinggi demokrasi. Setiap anggota sanggar berperan secara aktif
untuk menyuarakan pandangan serta idenya untuk dituangkan
dalam perencanaan strategi pemberdayaan Yayasan Setia Muda.
Hal ini dinilai efektif sebab Yayasan Setia Muda sebagai upaya
mewujudkan sistem demokrasi pada menjalankan fungsinya
sebagai sebuah organisasi.
140
Selain itu, sejak pertama didirikan pada tahun 1995 hingga
sekarang, Yayasan Setia Muda juga mendapatkan dukungan penuh
oleh seluruh elemen masyarakat yang ada di sekitar lokasi sanggar,
mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan, semua mendukung
adanya kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Yayasan
Setia Muda. Beberapa orang tua juga berminat untuk mendaftarkan
anaknya untuk mengikuti pelatihan rutin musik gambang kromong,
dimana mereka memiliki harapan dan tingkat kepercayaan yang
tinggi dengan menitipkan anaknya ke sanggar Yayasan Setia Muda
dengan harapan, anaknya bisa memaksimalkan bakat dan minat
mereka terutama di bidang musik, sekaligus turut serta dalam
melestarikan budaya tradisional betawi yang harus bersaing
dengan budaya negara luar. Dengan adanya dukungan yang solid
oleh berbagai elemen masyarakat, membuat Yayasan Setia Muda
semakin memperkuat eksistensinya sebagai sebuah sanggar
kesenian musik gambang kromong.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Persepsi
Dukungan Organisasi Eksternal dan Internal Melalui Komitmen
Karyawan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Perbankan di
Jawa Timur” karya J.F.X Susanto Soekiman memaparkan, Untuk
membangun loyalitas nasabah yang kuat dalam perusahaan jasa
perbankan diperlukan keterlibatan karyawan yang lebih besar
dalam memberikan image positif, dan untuk membangun
keberhasilan perusahaan diperlukan dukungan organisasi eksternal
dan internal yang diharapkan akan membentuk komitmen
karyawan (J.F.X Susanto Soekiman, 2007). Dimana beberapa
141
karyawan yang tersebar di berbagai bank yang ada di Jawa Timur
mendukung adanya beberapa kebijakan yang dibuat oleh bank
tersebut guna mendukung keberhasilan perusahaan bank, dimana
setiap kebijakan yang ditetapkan akan menguntungkan kedua
belah pihak. Seluruh struktur keanggotaan yang ada di Yayasan
Setia Muda, bahkan masyarakat sekitar, senantiasa mendukung
setiap keputusan yang akan diberikan sebab pada dasarnya, setiap
kebijakan yang diambil akan melalui proses diskusi yang
melibatkan seluruh anggota yang pada akhirnya setiap keputusan
tersebut menguntunkan semua anggota. Namun, dengan adanya
beberapa perbedaan pendapat yang didasari oleh ego yang cukup
tinggi dari beberapa anggota, membuat proses pengambilan
keputusan menjadi sedikit rumit dan diperlukan adanya mediasi
untuk bisa mengambil jalan tengah dari perbedaan tersebut.
Secara keseluruhan, strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia
Muda terbukti berjalan dengan cukup baik, sebab, mereka berhasil
memenuhi semua indikator keberhasilan strategi menurut Hatten
dan hatten. Semua strategi yang dirancang telah konsisten dengan
mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat dan mengikuti
arus perkembangan masyarakat, membuat banyak plan untuk
memperluas peluang, menyatukan kekuatan SDM, memusatkan
kekuatan untuk dijadikan sebuah kelebihan yang menonjol, kritis
dan layak untuk dilaksanakan, memperhitungan besar kecilnya
resiko, memiiliki landasan keberhasilan yang jelas dan bertahap,
serta mendapatkan dukungan langsung dari pihak eksekutif.
142
B. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Yayasan Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda
Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong.
Dalam sebuah pemberdayaan masyarakat, kegiatan tersebut
harus memenuhi suatu aspek-aspek pemberdayaan yang menjadi
tolak ukur, apakah kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik
apakah belum sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kartasasmita (1996) mengatakan bahwa ada beberapa aspek-aspek
penting yang harus ada di dalam pemberdayaan masyarakat. Ia
menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas
bidang ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga pada
akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar (bargaining
position) baik secara nasional maupun internasional.
Pemberdayaan baiknya adalah memberikan kemampuan bagi
masyarakat untuk memiliki kemampuan yang didapatkan oleh
potensi yang ada pada dalam dirinya sehingga menjadikannya
mandiri dalam bermayasrakat. Kartasasmita menjelaskan bahwa
ada beberapa aspek-aspek yang harus ada dalam suatu
pemberdayaan, yaitu enabeling, empowering dan protecting.
Dalam melakukan pemberdayaan anak muda melalui kesenian
musik gambang kromong, Yayasan Setia Muda telah memenuhi
beberapa aspek-aspek pemberdayaan yang dijelaskan oleh
Kartasasmita. Pemenuhan aspek-aspek tersebuk dilakukan dalam
bentuk nyata melalui berbagai kegiatan pelatihan, pendampingan
dan menyelenggarakan beberapa program guna meningkatkan skill
143
dan potensi anak muda. berikut analisis aspek-aspek
pemberdayaan yang ada di Yayasan Setia Muda:
1. Enabeling
Enabeling merupakan suatu upaya untuk mendorong,
memotivasi serta membangunkan suatu potensi yang ada pada
masyarakat. Tujuan dari enabeling adalah guna membangunkan
atau memaksimalkan potensi dan skill yang ada didalam diri setiap
individu. Karena pada dasarnya, setiap individu memiliki potensi
yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada orang atau masyarakat
tanpa daya.
Allah berfirman dalam QS. AT-Tin ayat 4 yang berbunyi :
نسان في احسن تقويم لقد خلقنا ال Yang artinya, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Untuk membangunkan serta memaksimalkan potensi yang ada
disetiap anggota, Yayasan Setia Muda melakukan langkah awal
yaitu membangun suasana yang mendukung proses pemberdayaan.
Hal ini dilaukan guna membantu para anak mudanya mengenali
apa yang menjadi potensinya, upaya tersebut antara lain:
a. Membangun suasana kekeluargaan
Langkah pertama yang dilakukan oleh Yayasan Setia
Muda adalah membangun suasana nyaman diantara
anggotanya, upaya ini berhasil membuat para anggotanya
144
dengan mudah mengenali potensi mereka sebab dengan
adanya rasa dan suasana yang nyaman, para anggota
sanggar menjadi sangat terbuka dan tak sungkan serta
berani untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Sebab,
mereka mendapatkan dukungan penuh dari setiap anggota
Yayasan Setia Muda, hal ini berhasil membuat potensi
yang ada di setiap anggota Yayasan Setia Muda mulai
berkembang secara bertahap. Salah satu contoh yang
membuat Yayasan Setia Muda memiliki rasa kekeluargaan
yang kuat adalah setiap anggota menganggap bahwa
sanggar tersebut merupakan rumah dan keluarga kedua
mereka, berbagai urusan organisasi maupun urusan dan
masalah pribadi, mereka bisa selesaikan secara bersama-
sama. Mereka juga sering menginap di sanggar hanya
sekedar untuk bermain ataupun keperluan organisasi;
b. Mendapatkan dukungan masyarakat lokal
Langkah selanjutnya adalah mendapatkan dukungan dari
masyarakat setempat, sebab, untuk membangkitkan suatu
potensi yang ada di setiap individu, dukungan dari
lingkungan sekitar sangatlah penting untuk menujang dan
memberikan motivasi kepada mereka. Untuk mendapatkan
dukungan tersebut, Yayasan Setia Muda melakukan
beberapa kegiatan sosial yang membantu para warga
sekitar, seperti kerja bakti, pembagian takjil gratis, menjadi
relawan qurban dan lain lain. Masyarakat setempat yang
berada di sekitar Yayasan Setia Muda mendukung penuh
apapun kegiatan pemberdayaan yang ada di Yayasan Setia
145
Muda. Bentuk dari dukungan tersebut biasanya berupa
konsumsi yang disediakan warga bagi para anggota
sanggar dan membantu beberapa kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan sanggar. Serta beberapa dukungan
moral dan masukan kepada Yayasan Setia Muda untuk bisa
menjadi sanggar kesenian gambang kromong yang lebih
baik lagi;
c. Membuat kegiatan sosial
Untuk menjadi masyarakat yang berdaya, selain
berdaya untuk diri sendiri, mereka juga harus bisa
bermanfaat bagi orang lain. Setiap potensi yang ada
didalam diri individu, akan sangat sia-sia jika hanya
bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Rasulullah SAW. bersabda;
خير الناس أ نفعهم للناس Yang artinya, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain” (H.R Bukhari).
Tujuan Yayasan Setia Muda membuat kegiatan sosial
seperti social days, kerja bakti, gotong royong dan lain-lain,
adalah guna memberikan manfaat bagi orang lain. Hal ini
juga selaras dengan nilai leluhur betawi yang mengaggap
bahwa setiap manusia merupakan saudara yang harus
saling membantu satu sama lain tanpa mengharap apapun.
Yayasan Setia Muda mengaggap bahwa ilmu yang didapat,
jika tidak dibagikan atau tidak bermanfaat bagi orang lain,
maka hanya akan sia-sia. Sama saja dengan potensi, oleh
146
karena itu, potensi yang dimiliki setiap anggota haruslah
menjadi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Yayasan Setia Muda juga memiliki prinsip, jika kita
memudahkan urusan orang lain, niscaya Allah SWT. akan
memudahkan urusan kita.
Allah berfirman;
يجعل له من أمره يسر ومن يتق اللYang artinya, “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan
dalam urusannya” (Q.S At-Talaq: 4).
d. Mencari relasi
Potensi yang kuat tidak akan bisa dijangkau oleh
masyarakat luar jika potensi tersebut tidak dikenalkan
secara luas. Potensi juga tidak akan berkembang jika
cakupannya hanya sebatas wiliayah tertentu saja,
dibutuhkan adanya upaya untuk menjalin hubungan dengan
beberapa pihak terkait untuk memantapkan Yayasan Setia
Muda dalam mendorong potensi yang ada di setiap
anggotanya. Yayasan Setia Muda sudah menjalin relasi
yang cukup banyak ke beberapa pihak seperti pemerintah,
budayawan, komunitas musik gambang kromong, pelaku
usaha, lembaga pendidikan, serta beberapa instansi lainnya.
Bentuk kerjasama yang dijalin antar relasipun beragam,
bisa dari segi pendidikan, dimana anggota sanggar yang
sudah matang disalurkan untuk menjadi pelatih di beberapa
mitra sekolah. Bisa dengan antar komunitas untuk saling
147
bertukar informasi seputar perkembangan industri kesenian.
Dan beberapa pihak terkait yang memberikan panggung
untuk tampil atau mengundang Yayasan Setia Muda
sebagai pengisi acara melalui kesenian musik gambang
kromong.
Hal ini diperlukan Yayasan Setia Muda untuk
memberikan kesempatan bagi para anggotanya mencoba
berbagai peluang yang ada untuk menjajal, mempraktikan
serta mengeksekusi potensi mereka yang sudah melewati
proses pendampingan dan pembekalan oleh Yayasan Setia
Muda. Hal ini dirasa sangat efektif sebab dengan adanya
relasi yang banyak, membuat peluang Yayasan Setia Muda
untuk terus berkembang menjadi semakin besar. Tak hanya
itu, Yayasan Setia Muda juga bekerja sama dengan
beberapa media untuk meliput mereka yang nantinya akan
disebarluaskan melalui beberapa platform seperti media
sosial, media cetak maupun media televisi. Tujuan dari
menjalin hubungan relasi dengan media adalah untuk
memperkenalkan Yayasan Setia Muda kepada masyarakat
luar sehingga peluang mereka untuk bisa membawa para
anggotanya sejahtera bisa lebih terbuka lewat adanya relasi
tersebut. Hingga saat ini, relasi yang dijalin oleh Yayasan
Setia Muda ke beberapa pihak terkait masih cukup baik,
seperti contoh, beberapa kali Kepala Dinas Kebudayaan
DKI Jakarta datang untuk melihat langsung proses
pemberdayaan yang ada di sanggar ini.
148
Setelah membangun suasana yang harmonis seperti yang sudah
dijabarkan diatas, selanjutnya Yayasan Setia Muda melakukan
beberapa hal untuk menjadikan anak muda yang menjadi anggota
Yayasan Setia Muda menjadi berdaya. Yayasan Setia Muda
menganggap bahwa setiap anak muda pasti memiliki potensi atau
daya yang jika dimaksimalkan akan menghasilkan output yang
cukup baik dan merubah kehidupan si anak muda tersebut. Adapun
beberapa cara yang dilakukan yaitu:
a. Mendorong
Yayasan Setia Muda mendorong anak muda untuk bisa
memaksimalkan potensi yang ada didalam dirinya dengan
berbagai upaya seperti melaksanakan pelatihan,
pendampingan, kegiatan dan program pemberdayaan anak
muda melalui kesenian musik gambang kromong dimana
didalam prosesnya terdapat penyampaian materi serta
praktik. Hal ini terbukti efektif sebab para anggota Yayasan
Setia Muda terdorong kemauannya untuk bisa berdaya
lewat kesenian musik gambang kromong. Mereka pada
akhirnya memiliki rasa percaya diri serta kemauan yang
keras untuk bisa berdaya.
b. Memotivasi
Motivasi yang diberikan Yayasan Setia Muda dinilai
cukup baik dalam membuat para anggotanya memiliki
kemamuan yang kuat untuk bisa berdaya dan mencintai
profesinya sebagai seniman betawi. Motivasi tersebut
disampaikan dalam beberapa cara seperti pelatihan dan
149
pendampingan secara rutin serta konseling, sehingga para
anggota memiliki motivasi untuk bisa terus semangat dan
konsisten dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan di
Yayasan Setia Muda.
c. Membangkitkan
Yayasan Setia Muda telah membangkitkan potensi yang
ada didalam setiap anggotanya sehingga mereka bisa
memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya dan
dikonversikan menjadi sebuah penghasilan dan
pengalaman. Proses membangkitkan potensi tidaklah
mudah, butuh waktu yang cukup lama untuk bisa membuat
potensi dan kemauan yang tinggi pada setiap anggota
menjadi keluar, oleh karena itu, Yayasan Setia Muda
melakukan berbagai upaya, termasuk menanamkan rasa
cinta dan bangga terhadap kesenian musik gambang
kromong agar para anggota memiliki alasan yang kuat
mengapa mereka harus berdaya sedini mungkin.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Analisis potensi daerah
sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah di Sumatera
Bagian Selatan” oleh saudara Clara Ayu Monica1, Taufiq Marwa
dan Anna Yulianita menjelaskan, bahwa kegiatan ekonomi yang
bervariasi mendorong setiap daerah kabupaten atau kota untuk
mengembangkan potensi ekonominya. Oleh karena itu
pembangunan daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta
diarahkan agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah
benar-benar sesuai dengan prioritas dan potensi daerah (Ayu
150
Monica et al., 2019). Wilayah Sumatera Selatan memiliki potensi
perekonomian yang baik, namun jika tidak ada suatu upaya untuk
mendorong perekonomian daerah, maka potensi tersebut tidak
akan berkembang dengan baik. Adanya kegiatan ekonomi yang
bervariasi membuat para masyarakat yang berada di Sumatera
Selatan bisa membangunkan potensi lokal yang ada didalamnya
sesuai dengan apa yang menjadi basis kekuatan pada daerah
tersebut. Untuk membangunkan potensi yang ada di setiap diri
anggotanya, Yayasan Setia Muda melaksanakan beberapa upaya
atau lebih dari satu cara yang sudah dijelaskan diatas guna
membangkitkan potensi yang ada didalam setiap anggota serta
disesuaikan dengan potensi lokal yang dimiliki oleh setiap anggota.
Seluruh upaya Yayasan Setia Muda dalam membangun suasana
pemberdayaan yang telah dijabarkan diatas telah sukses membuat
para anggotnya merasa nyaman sehingga mendukung proses
pemberdayaan yang ada di sanggar ini. Meskipun ada beberapa
masalah, misalnya konflik internal yang terjadi dan mengikis rasa
kekeluargaan dan suasana pemberdayaan, Yayasan Setia Muda
dapat menyelesaikannya, kembali dengan cara kekeluargaan
2. Empowering
Empowering merupakan upaya untuk memperkuat potensi yang
dimiliki masyarakat melalui langkah-langkah nyata yang
menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam
berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin
berdaya. Yayasan Setia Muda melalukan berbagai upaya melalui
beberapa program untuk memberdayakan anak muda, adapaun
151
beberapa program yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda
sebagai berikut:
a. Pelatihan dan pendampingan kesenian betawi gambang
kromong secara rutin dan berkepanjangan;
b. Pembinaan Esktrakurikuler seni betawi sekolah;
c. Forum Seniman Betawi Jakarta Selatan;
d. Social Day Setia Muda;
e. Coaching Clinic;
f. NGUVI (Ngulik Virtual);
g. Manjak (Manggung).
Beberapa program diatas telah membuktikan bahwa Yayasan
Setia Muda berhasil memberdayakan para anggotanya melalui
upaya yang nyata. Melalui penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh saudara Irmawati yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Jagung di Desa
Tanah Toa Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba”, bahwa
untuk memberdayakan masyarakat dibutuhkan suatu upaya yang
nyata. Manfaat dari adanya program tersebut adalah dapat
meningkatkan jiwa berwirausaha masyarakat, menciptakan
kemandirian dalam bermasyarakat, mampu meningkatkan skill
serta dapat meningkatkan pendapatan keluarga (Irmawati, 2018).
Yayasan Setia Muda membuat beberapa program sebagai upaya
yang nyata untuk bisa memberdayakan para anggotanya. Manfaat
dari adanya program tersebut adalah meningkatkan kemampuan
dalam bidang musik melalui program pelatihan dan pendampingan
musik gambang kromong, memperoleh berbagai ilmu tambahan
152
seperti ilmu organisasi dan ilmu kewirausahaan lewat program
coaching clinic, memperoleh banyak relasi dengan adanya
program Seniman Betawi Jakarta Selatan, mendapatkan amal
kebaikan melalui kegiatan social day, serta mendapatkan
penghasilan materi lewat beberapa program seperti NGUVI,
manjak dan menjadi pelatih atau guru kesenian di beberapa mitra
sekolah.
Secara garis besar, seluruh upaya yang dilakukan Yayasan Setia
Muda dalam memberdayakan anak muda melalui kesenian musik
gambang kromong telah dilaksanakan melalui langkah-langkah
yang nyata dengan membuat serta melaksanakan berbagai program
sudah dijabarkan diatas. Setiap program yang dijalankan oleh
Yayasan Setia tentunya memberikan peluang yang cukup besar
agar para anggota Yayasan Setia Muda dapat berdaya dan mandiri
secara finansial maupun non finansial. Adapun beberapa hambatan
yang ditemukan pada saat menjalankan program-program tersebut
seperti minimnya partisipasi anggota Yayasan Setia Muda itu
sendiri dan masyarakat di beberapa program, terbatasnya
pendanaan sehingga membatasi ide dan inovasi.
Selain itu, Yayasan Setia Muda memiliki sarana dan prasarana
yang cukup layak sebagai sebuah sanggar kesenian betawi, seluruh
perlatan musik dan pendukungnya dirawat dengan baik sejak
pertamakali didapatkan dari Dinas Kebudayaan DKI Jakata pada
tahun 1995. Hal ini dikarenakan selain para anggota dibimbing
untuk bisa berdaya melalui kesenian musik gamban kromong,
mereka juga diberi tanggung jawab serta pendampingan untuk bisa
153
merawat serta memperbaiki perlatan yang ada di Yayasan Setia
Muda, dimana ilmu yang mereka dapatkan tersebut mereka
aplikasikan dalam salah satu jasa mereka yaitu Setia Muda
Workshop yang bergerak dibidang jasa restorasi perlatan musik
khususnya alat musik gambang kromong dan lain-lain. Sarana dan
prasarana lainnya diluar peralatan musik gambang kromong yang
ada juga sangat mendukung seperti ketersediaan beberapa
kebutuhan konsumsi, listrik dimana Yayasan Setia Muda memiliki
genset atau generator listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan
sound system yang memerlukan daya lsitrik yang cukup besar,
suasana dan lokasi sanggar yang cukup luas dan memilik sirkulasi
udara yang cukup baik, serta masjid yang berada persis didepan
sanggar Yayasan Setia Muda. Pemenuhan beberapa sarana dan
prasarana tersebut merupakan upaya Yayasan Setia Muda untuk
menjalankan setiap kegiatan pemberdayaan anak muda serta
menunjang kebutuhan pribadi para anggotanya. Namun salah satu
beberapa sarana dan prasarana yang dinilai masih belum cukup
baik adalah akses jalan yang cukup sempit, dimana jalan menuju
Yayasan Setia Muda hanya bisa dilalui oleh satu motor saja.
3. Protecting
Protecting yaitu upaya untuk melindungi dan membela
kepentingan masyarakat. Upaya ini dilakukan untuk memberikan
rasa aman kepada para anggota Yayasan Setia Muda dalam
menjalani beberapa program dan kegiatan pemberdayaan. Ada
beberapa upaya Yayasan Setia Muda untuk memberikan
154
perlindungan kedalam maupun keluar, beberapa upaya tersebut
antara lain:
a. Kedalam
Upaya Yayasan Setia Muda dalam melindungi para
anggotanya dalam intra organisasi atau kedalam adalah
dengan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga. AD/ART yang dibuat oleh Yayasan Setia Muda
berfungsi untuk; pertama, mengikat para anggotanya
dalam sebuah struktur organisasi yang sah serta memiliki
kewaijbannya masing-masing sesuai dengan bidangnya,
kedua, membatasi para anggota sanggar untuk tidak
berlaku semena-mena atau melakukan tindakan negatif,
menyimpang serta tidak sesuai dengan nilai luhur, dan
ketiga melindungi para anggota sanggar dari berbagai
macam tindakan menyimpang serta menjami seluruh
haknya sebagai anggota sanggar Yayasan Setia Muda.
AD/ART ini dirancang untuk membuat jalannya proses
demokrasi yang ada di Yayasan Setia Muda ini dapat
berjalan dengan baik, akan tetapi, masih banyak anggota
sanggar yang belum paham akan isi dari AD/ART tersebut.
Hal itu disebabkan oleh belum adanya sosialisasi terkait
rancangan AD/ART dari badan pengurus harian Yayasan
Setia Muda.
b. Keluar
Untuk melindungi Yayasan Setia Muda sebagai salah
satu sanggar kesenian betawi yang menjadi ikon daerah
155
Jagakarsa, Yayasan Setia Muda melakukan upaya
legalisasi dengan dibantu oleh notaris untuk mendapatkan
akreditasi serta menjadi lembaga yang sah dimata hukum.
Dimana nantinya, Yayasan Setia Muda akan memiliki label
musik sendiri dan bebas mengatur terkait hak cipta yang
mereka miliki. Upaya ini dilakukan untuk melindungi
setiap karya yang dihasilkan Yayasan Setiap Muda serta
menjadikan sanggar ini menjadi sebuah lembaga
konservasi kebudayaan betawi resmi yang diakui serta
dilindungi oleh negara.
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Pendampingan
Pembuatan AD/ART Dalam Rangka Meningkatkan Mekanisme
Kerja Koperasi Pada Koperasi Wanita Swatika Desa Miagan
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang”, karya Retno Catur
Kusuma Dewi menjelaskan, bahwa koperasi Swatika ini berbeda
dengan koperasi jenis simpan pinjam yang lainnya. Sebab, tidak
adanya sebuah jaminan dalam kegiatan usaha koperasi ini
menyebabkan tidak adanya kontrol dan pengawasan dalam
organisasi internal koperasi ini. Selain itu timbulnya
kesimpangsiuran dalam pelaksanaan organisasi koperasi oleh alat-
alat perlengkapan koperasi itu sendiri. Minimnya pemahaman
tentang koperasi membuat Koperasi Swatika ini belum
mempunyai AD/ART sebagai dasar penyusunan peraturan-
peraturan yang terkait dengan kegiatan koperasi baik internal
maupun eksternal. Maka dengan tujuan kegiatan pengabdian ini
adalah memberikan pendampingan pembuatan AD/ART Koperasi
156
Wanita Swatika. Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah memberikan pemahaman kepada anggota koperasi dan
pengurusnya untuk membuat AD/ART dalam rangka
meningkatkan efektifitas dan mekanisme kerja koperasi wanita
(Kopwan) Swatika (Dewi, 2019). Yayasan Setia Muda berupaya
merancang AD/ART untuk bisa mengikat para anggotanya agar
menjadi satu kesatuan yang utuh di dalam struktur organisasi,
membatasi perilaku para anggota sebagai upaya untuk mencegah
adanya tindakan menyimpang dan melindungi para anggota
sebagai salah satu upaya menjadikan Yayasan Setia Muda menjadi
payung perlindungan bagi setiap anggotanya.
Beberapa upaya diatas telah menggambarkan bahwa Yayasan
Setia Muda memiliki upaya untuk melindungi para anggotanya
sehinga mereka memiliki rasa aman ketika menjadi bagian dari
anggota sanggar. Tak hanya melindungi para anggota sanggar dari
dalam, namun juga melindungi Yayasan Setia Muda dari luar.
AD/ART yang dirancang mengalami beberapa kali perubahan
seiring dengan penyesuaian keadaan, situasi dan kondisi, hal ini
yang menjadi kendala Yayasan Setia Muda untuk bisa menetapkan
dengan pasti rancangan AD/ART yang sah sehingga bisa
disosialisasikan kepada para anggota sanggar. Padahal dengan
adanya AD/ART ini akan menghasilkan keadilan serta
memberikan rasa aman terhadap para anggota, namun dengan
belum adanya sosialisasi yang jelas perihal AD/ART ini membuat
para anggota kebingungan serta menunggu secara pasti kapan
rancangan tersebut akan terselesaikan. Untuk sementara, beberapa
157
aturan dibuat di Yayasan Setia Muda untuk membatasi perilaku
para anggotanya seperti dilarang pulang larut malam khususnya
bagi para anggota yang masih berada di bangku sekolah, dilarang
menggunakan narkotika dan sejenisnya, dan dilarang melakukan
beberapa tindakan kejahatan.
Meskipun AD/ART belum terselesaikan dengan baik,
lingkungan sekitar sanggar yang cukup padat dengan dikelilingi
oleh rumah warga serta masjid yang ada di depan sanggar
membuat rasa aman itu datang secara alami, dimana banyak warga
yang menyaksikan serta turut serta mengawasi jika ada sesuatu hal
yang tidak diinginkan terjadi. Selain itu, dengan adanya upaya
Yayasan Setia Muda untuk mendapatkan legalitasnya, membuat
Yayasan Setia Muda memiliki nilai tambah serta proteksi yang
tinggi melalui konstitusi yang telah ditetapkan oleh negara, seperti
contoh, perihal Hak Kekayaan Intelektual dan akreditasi.
Kepemilikan hak cipta merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk dimiliki sebuah grup musik, dimana mereka bisa
melindungi karya mereka dari beberapa oknum yang mengambil
keuntungan secara ilegal dari karya mereka serta mendapatkan
royalti atas karya yang mereka buat dan terdistribusi ke seluruh
platform musik digital maupun toko musik yang menjual bentuk
fisik dari karya Yayasan Setia Muda. Namun HKI yang dimiliki
oleh Yayasan Setia Muda hanya mencakup beberapa karyanya
yang diproduksi mulai terhitung pada saat HKI tersebut keluar,
yaitu pada tahun 2019. Sehingga, royalti dari beberapa karya
lainnya yang diproduksi sebelum Yayasan Setia Muda memiliki
158
HKI, masih belum bisa dirasakan oleh Yayasan Setia Muda sendiri,
sebab, pihak GNP lah yang memiliki HKInya. Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan GNP merupakan label yang menaungi
Yayasan Setia Muda dulunya pada saat memproduksi karyanya,
sebelum Yayasan Setia Muda memiliki HKI sendiri.
C. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam
Memberdayakan Anak Muda Melalui Kesenian Musik
Gambang Kromong
Mardikanto dan Soebianto menyebutkan, bahwa pemberdayaan
masyarakat dapat dilakukan dengan mencakup beberapa kegiatan
seperti bina manusia, bina usaha, bina lingkungan dan bina
kelembagaan dimana dari beberapa kegiatan tersebut akan
menghasilkan suatu hasil yang bisa membuat masyarakat lebih
sejahtera. Dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan
Setia Muda, mereka menejalankan beberapa program dan kegiatan
pemberdayaan yang dibuat menjadi suatu produk dan jasa untuk
membuat para anggotanya memiliki penghasilan. Adapun
beberapa analisis hasil pemberdayaan melalui bina manusia, bina
usaha, bina lingkungan dan bina kelembagaan pada Yayasan Setia
Muda sebagai berikut:
1. Bina Manusia
Mardikanto dan Soebianto mengatakan, bahwa tujuan utama
dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah memberikan
keberdayaan (kemampuan dan perbaikan posisi-tawar) terhadap
masyarakat. Oleh karena itu, lingkup dari pemberdayaan
159
masyarakat melalui bina manusia ini di fokuskan pada dua hal
tersebut. Adapun hasil dari point bina manusia dalam upaya
memberdayakan anak muda melalui kesenian musik gambang
kromong yang telah dilakukan sebagai berikut:
a. Peningkatan kemampuan masyarakat
Dalam upaya meningkatkan kemampuan para
anggotanya, Yayasan Setia Muda senantiasa mendorong
kekuatan lokal, yakni budaya betawi yang menjadi kearifan
lokal daerah Jagakarsa. Pada awal berdirinya Yayasan Setia
Muda, Bapak Hamdani mengumpulkan beberapa anak muda
yang ada di daerah sekitar untuk mau diberdayakan melalui
kesenian musik gambang kromong. Hal tersebut terbukti
efektif dan berjalan konsisten, sebab Bapak Hamdani
memberdayakan apa yang menjadi potensi lokal melalui
budaya yang sudah melekat pada diri para anggota yakni
budaya betawi. Hingga kini, Yayasan Setia Muda
mendapatkan predikat sebagai salah satu sanggar yang
menjadi simbol daerah Jagakarsa dan dikenal di kalangan
masyakarat. Yayasan Setia Muda berhasil konsisten hingga
saat ini dikarenakan adanya dukungan dari warga sekitar,
tokoh masyarakat dan kedinasan. Itulah alasan mengapa
Yayasan Setia Muda memiliki kekuatan serta eksistensi yang
cukup tinggi melalui potensi lokalnya.
Dengan adanya potensi lokal yang dikolaborasikan
dengan inovasi, membuat Yayasan Setia Muda kini memiliki
keunggulan komparatif. Hal ini membuat Yayasan Setia
160
Muda bisa bersaing bahkan memenangkan persaingan
dengan beberapa kompetitor, khususnya dengan beberapa
sanggar kesenian musik gambang kromong di DKI Jakarta.
Salah satu bukti bahwa Yayasan Setia Muda memiliki
keunggulan komparatif adalah berbagai penghargaan dan
prestasi yang dicapai serta mendapat kepercayaan dan
dukungan dari masyarakat untuk lebih meningkatkan
reputasinya sebagai sanggar kesenian musik gambang
kromong. Semua upaya tersebut berhasil membuat para
anggotanya kini sukses menjalankan profesinya sebagai
seniman betawi, selain itu, dengan adanya penguatan yang
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda diawal pemberdayaan,
yaitu membuat para anggotanya mencintai kesenian betawi
khususnya musik gambang kromong, membuat para
anggotanya mencintai profesinya sebagai seniman. Sebab,
mereka diberdayakan lewat apa yang menjadi kesukaan dan
kecintaan mereka, yaitu kesenian musik gambang kromong.
Semua hasil tersebut akhirnya menghasilkan kemandirian
kepada setiap anggotanya. Lewat pemberdayaan anak muda
yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda, kini para
anggotanya memiliki penghasilan, ilmu serta kemampuan
untuk bisa mandiri sejak dini secara bertahap, dimana
kemandirian ini yang akhirnya membuat para anggota
mampu melepaskan ketergantungannya kepada orang tua
mereka secara perlahan, namun pasti.
161
b. Perbaikan posisi-tawar
Dalam pandangan Mardikanto dan Soebianto, mereka
berpendapat, untuk mendapatkan perbaikan posisi tawar,
diperlukan adanya pengorganisasian masyarakat. Dalam
pengorganisasian masyarayat, dibutuhkan dua hal, yaitu
pemusatan kekuatan (collective capacity) dan membangun
jejaring (networking). Untuk menghasilkan kekuatan,
Yayasan Setia Muda mulai melalui proses rekruitmen,
dimana mayoritas para calon anggotanya merupakan para
anak muda lokal di daerah Jagakarsa, namun jika ada anak
muda dari luar daerah tersebut yang mau bergabung,
Yayasan Setia Muda membuka kesempatan bagi mereka
yang berminat untuk menjadi anggota sanggar. Setelah
melalui proses rekruitmen, para pembina akan menganalisis
potensi dan kelebihan, serta menempatkan para anggota
tersebut sesuai dengan minat dan potensinya ke alat musik
yang akan mereka mainkan nantinya. Sehingga setiap
anggota akan senantiasa memaksimalkan kemampuan di alat
musik tersebut. Dengan begitu, sebagai salah satu upaya
collective capacity, Yayasan Setia Muda memusatkan
kegiatan pemberdayaan di satu tempat dengan
mengumpulkan potensi-potensi muda yang ada di sekitar
daerah Jagakarsa maupun yang berasal dari luar Jagakarsa.
Pemusatan ini terbukti efektif, sebab kemampuan yang
dihasilkan tak hanya berasal dari daerah lokal saja, tetapi
juga berasal dari daerah luar. Hal ini membuat Yayasan Setia
162
Muda memperoleh kekuatan untuk bisa menjadi sanggar
kesenian musik betawi dengan reputasi yang baik.
Selain itu, sebagai upaya untuk membangun jaringan atau
networking¸Yayasan Setia Muda juga berhasil menjalin
beberapa relasi terhadap beberapa pihak seperti birkorasi,
akademisi, pelaku bisnis, tokoh-masyarakat, dan
pelaku/pengelola media. Dari pihak birokrasi, Yayasan Setia
Muda mendapat dukungan serta kepercayaan dari Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta, Studi Kebudayaan, Pengurus
Balai Konservasi Kebuayaan Betawi Setu Babakan serta
beberapa pihak eksekutif lainnya. Bentuk kerjasamanya
antara lain penyediaan peralatan sanggar, undangan-
undangan manjak, serta bantuan dana yang diperuntukan
untuk menunjang kegiatan pemberdayaan anak muda. Di
pihak akademisi, Yayasan Setia Muda bermitra dengan
beberapa sekolah seperti SMPN 253 Jakarta, SDN 01/02
Jakarta, SMAN 49 Jakarta, UNISBA, UNJ, Trisakti, Unindra
dan salah satunya peneliti Australia. Adapun bentuk
kerjasamanya seperti penyaluran tenaga pendidik kesenian
atau pelatih ekstrakulikuler, membantu proses praktik kerja
lapangan serta membantu proses penelitian tugas akhir bagi
para mahasiswa. Untuk pelaku bisnis, Yayasan Setia Muda
bekerja sama dengan salah satu pebisnis ikan air tawar,
dimana ia selalu memberikan uang sebesar Rp.500.000 serta
ikan air tawar hasil budidayanya untuk bisa dikonsumsi oleh
anggota sanggar.
163
Bentuk timbal baik dari Yayasan Setia Muda kepada
pelaku bisnis tersebut antara lain dengan membuatkan logo
perusahaan dan mempromosikan usahanya melalui media
sosial atau running text pada saat Yayasan Setia Muda
melaskanakan NGUVI atau live streaming lainnya. Yayasan
Setia Muda juga menjalin relasi dengan beberapa media
untuk bekerjasama mempromosikan Yayasan Setia Muda ke
khalayak luas. Dan tak lupa peran dan dukungan tokoh
masyarakat membuat Yayasan Setia Muda mendapatkan
beberapa kemudahan serta keuntungan, salah satunya adalah
banyaknya manjak yang dihasilkan oleh rekomendasi para
tokoh masyarakat, hal ini membuat relasi Yayasan Setia
Muda menjadi sangat luas. Keuntungan dari banyaknya
relasi yang dijalin adalah membuat kiprah Yayasan Setia
Muda semakin baik di bidang kesenian serta membatu
mensejahterakan para anggota.
Penelitian sebelum yang berjudul ”Pemberdayaan Kelompok
Informasi Masyarakat Dalam Mendorong Pembangunan Desa”
yang ditulis oleh saudara Septaning Rena Julika, Irma Irawati
menjelaskan, Bina Manusia dalam hal ini menjadi hal utama yang
harus diperhatikan oleh Diskominfo, karena pada dasarnya
manusialah yang menjadi motor penggerak pencapaian tujuan dari
KIM. Dituangkan dalam materi workshop KIM oleh Ambar
Sulistiyorini, SH, MM selaku Kepala Bidang Komunikasi Jaringan
Diskominfo Jawa timur bahwa aspek pemberdayaan manusia di
dalam KIM meliputi aspek pengembangan kapasitas individu
164
melalui workshop, pelatihan dan sebagainya. Melalui kegiatan
pemberdayaan tersebut akan membentuk sinergitas antar KIM
yang dapat saling menguntungkan untuk bisa terus
mengembangkan kualitas diri pada anggota KIM tersebut. Kualitas
pengembangan diri anggota KIM akan berdampak baik pada
pelaksanaan pembangunan terutama dalam pembangunan desa,
sebab KIM sebagai mitra pemerintah akan berperan dalam
pembangunan yang partisipatif (Julika & P, 2016). Dengan adanya
kualitas SDM yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda melalui
pelaksanaan berbagai pelatihan pendampingan, kegiatan dan
progrm pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dan
posisi tawar dari anggotanya. Bukti akan tingginya kualitas SDM
yang dimiliki Yayasan Setia Muda adalah banyaknya penghargaan,
piagam dan pencapaian yang didapatkan oleh para anggota
Yayasan Setia Muda.
2. Bina Usaha
Tak hanya bergerak pada bidang kesenian, Yayasan Setia Muda
juga memiliki produk dan jasa sendiri, hal tersebut bertujuan
senantiasa melatih para anggotanya untuk memiliki keahlian
lainnya, yaitu kewirausahaan. Selain keahlian dalam berwirausaha,
tujuan dari dibuatnya produk dan jasa ini adalah guna menambah
ragam penghasilan para anggotanya diluar kegiatan penghasil
ekonomi utamanya yaitu manjak. Semua produk dan jasa yang
ditawarkan Yayasan Setia Muda pun beragam, ada di bidang
kuliner yaitu YSM Culinary, di bidang aksesoris dan fashion yaitu
YSM.Co, di bidang event organizer ada Setia Muda Organizer, di
165
bidang jasa servis dan restorasi peralatan musik betawi yaitu Setia
Muda workshop, serta beberapa layanan jasa yang masih
berhubungan dengan kesenian betawi yaitu jasa pembuatan ondel-
ondel, lenong, palang pintu, Setia Muda Dance dan yang utama
adalah grup musik gambang kromong. Beberapa produk dan jasa
tersebut berhasil memberikan penghasilan tambahan kepada para
anggota sanggar. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan
lebih, khususnya dibidang usaha untuk nantinya bisa mereka
kembangkan sendiri jika ingin melanjutkan bisnisnya sendiri
diluar Yayasan Setia Muda.
Dalam melakukan bina usaha, Yayasan Setia Muda melakukan
upaya pendampingan kepada para anggotanya melalui program
coaching clinic dengan mendatangkan beberapa prakitisi yang ahli
pada bidangnya, khususnya seputar kewirausahaan. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari setiap produk dan jasa
yang ada di Yayasan Setia Muda. Untuk memasarkan produknya
kepada khalayak luas, Yayasan Setia Muda menggunakan media
sosial seperti Instagram dan Youtube untuk menjangkau audience
yang lebih luas lagi. Sebab, yang mereka tekankan adalah potensi
lokal yang dikolaborasikan dengan inovasi-inovasi terbarukan.
Oleh karena itu, pemasaran dengan menggunakan kemudahan
akses internet merupakan langkah yang tepat bagi Yayasan Setia
Muda untuk memperluas pemasarannya.
Yayasan Setia Muda juga meningkatkan aksesibilitasnya
kepada beberapa pihak untuk mendapatkan modal, yang
didapatkan dari beberapa pihak seperti Dinas Kebudayaan DKI
166
Jakarta dan para pelaku bisnis, memperluas target pasar melalui
relasi dan inovasi, serta sumber informasi yang didapatkan melalui
kemudahan akses internet. Semua hal yang dijelaskan sebelumnya
tentu melalui proses manajemen keuangan, dimana fungsi
manajemen ini untuk mengatur jalannya uang yang masuk, dan
yang keluar, hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya Yayasan Setia
Muda untuk memonitoring setiap penghasilan yang didapat serta
menjadi bahan evaluasi kedepannya. Yayasan Setia Muda juga
melaksanakan advokasi kebijakan dengan mendapatkan akreditasi
resmi yang didapat melalui proses yang dibantu oleh notaris,
sehingga Yayasan Setia Muda mendapat perlindungan hukum
yang diakui secara sah oleh negara.
Penelitian berjudul “The Empowerment of Furniture Crafsman
In Trangsan Village, Gatak Sub District Sukoharjo Regency”
karya Bambang Mursito, Totok Mardikanto, Sigit Santoso dan
Darsono menjelaskan, bahwa setiap orang mempunyai potensi
dasar yang berfungsi untuk mengarahkan perilakunya dalam
mencapai tujuannya. Potensi dasar inilah yang dikenal dengan
istilah motif atau motivasi. Terkait dunia kerja atau dunia
wirausaha, tentu terdapat banyak keinginan, seperti: pendapatan
yang akan diterima, kelangsungan kerja, peluang untuk berprestasi,
hubungan sosial dalam kerja, arti dari pekerjaannya itu sendiri,
peluang untuk berkembang, kondisi kerja yang nyaman, sesuai
kompetensinya, bersifat rasional, dan sebagainya. Saat ini
perusahaan mebel dan kerajinan yang aktif di Desa Trangsan
sebanyak 450 unit usaha yang memproduksi berbagai jenis mebel,
167
seperti kursi, meja, lemari, sketsel, perabotan rumah, dan
sebagainya. Industri kecil mebel di Desa Trangsan mampu dalam
masa krisis, merupakan alternatif pencipta lapangan kerja di luar
sektor pertanian, memperbesar Pendapatan Asli Daerah, maupun
kaitannya dengan implementasi kebijakan pemerintah dalam
pemerataan hasil pembangunan, hal ini dipengaruhi oleh besarnya
motivasi kewirausahaan masyarakat yang ada di sana (Mursito et
al., 2012). Sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan
motivasi kewirausahaan, Yayasan Setia Muda membuat beberapa
produk dan jasa yang telah dijabarkan diatas serta melakukan
beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas dari produk dan jasa
yang ditawarkan sebagai salah satu hasil dari bina usaha.
Seluruh upaya bina usaha diatas berjalan cukup baik untuk
dalam menghasilkan para anak muda yang selain memiliki
kemampuan di bidang kesenian, tetapi juga memiliki pengetahuan
dan skill seputar kewirausahaan. Hasil dari setiap pendapatan
diatas akan dibagikan secara kolektif kepada para anggota sanggar
yang memiliki tugas dan tidak ada pemotongan untuk uang kas.
Sebab, uas kas diperoleh dari hasil manjak dan beberapa pelaku
bisnis selaku donatur.
3. Bina Lingkungan
Dikarenakan Yayasan Setia Muda ini merupakan sanggar
kesenian yang bergerak dibidang kesenian gambang kromong,
maka semua proses kegiatan dan program pemberdayaan yang ada
di sanggar ini berhubungan dengan kesenian, dimana tidak ada
hubungannya dengan lingkungan hidup dan Yayasan Setia Muda
168
belum memiliki program dan kegiatan yang bergerak dibidang
lingkungan, sebab, mereka berfokus pada bidang kesenian
terutama musik. Akan tetapi, Yayasan Setia Muda telah melakukan
berbagai kegiatan sosial, mengadakan program serta
mengikutsertakan masyarakat sekitar sebagai salah satu bentuk
timbal balik Yayasan Setia Muda kepada lingkungan sosial.
Alasan mengapa mereka melakukan hal itu adalah dikarenakan
dalam bina lingkungan, harus ada proses timbal balik kepada
masyarakat sekitar. Selain itu, Yayasan Setia Muda juga berupaya
memberikan manfaat selain bagi para anggotanya, tetapi juga
untuk masyarakat sekitarnya.
Masih dengan judul yang sama pada penelitian sebelumnya,
yaitu “Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat Dalam
Mendorong Pembangunan Desa” yang ditulis oleh saudara
Septaning Rena Julika, Irma Irawati, mereka menjelaskan
Pengaruh KIM tidak hanya berkaitan pada perekonomian desa
akan tetapi berkaitan pula pada lingkungan sosial masyarakat.
Dimaksudkan melalui pemberdayaan KIM masyarakat dapat
mengolah informasi yang baik. Keadaan masyarakat desa yang
kencenderungan masyarakat dengan pengetahuan rendah
menuntut kebutuhan KIM di dalam desa sebagai agen penyebaran
informasi dari dan untuk masyarakat. KIM dalam hal ini
seharusnya tidak hanya menyampaikan pesan melalui media sosial
tapi langsung berinteraksi dengan masyarakatnya. Diskominfo
melakukan proses bina lingkungan dalam bentuk penyadaran dan
sosialisasi mengenai pengelolahan informasi pada KIM terutama
169
dalam mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan desa. KIM menjadi tangan panjang dari pemerintah
khususnya pemerintah desa. Pemerintah desa dalam hal ini dapat
memanfaatkan KIM untuk ikut andil pada pelaksanaan
pembangunan berdasarkan atas muatan informasi rakyat. Dalam
hal ini, Kontribusi Yayasan Setia Muda kepada masyarakat adalah
mengikutsertakan mereka dalam perencanaa strategi dan beberapa
program, serta memberikan timbal balik berupa kegiatan sosial dan
coaching clinic yang dibuka untuk umum.
4. Bina Kelembagaan
Untuk menciptakan perlindungan lembaga, proses jalannya
demokrasi yang baik, serta memperkuat efektivitas Yayasan Setia
Muda sebagai sebuah lembaga, sanggar ini melakukan beberapa
upaya guna menunjang semua tujuan tersebut. Yayasan Setia
Muda memiliki akreditasi, dimana efek dari akreditasi ini adalah
Yayasan Setia Muda terdaftar secara resmi sebagai salah satu
sanggar yang diakui secara sah oleh konstitusi negara untuk
menjadi lembaga konservasi budaya betawi khususnya kesenian
musik gambang kromong. Keuntungan dari adanya akreditasi atau
pengesahan lembaga ini adalah Yayasan Setia Muda memiliki
kekuatan hukum untuk melindungi haknya, seperti Hak Kekayaan
Intelektual akan karya yang telah mereka miliki. Selain itu, mereka
juga mendapat relasi langsung dari pihak eksekutif dan sering
dipercaya oleh mereka untuk menjadi pengisi acara di beberapa
acara dinas nasional maupun internasional. Akreditasi ini
didapatkan melalui bantuan notaris dengan melengkapi beberapa
170
dokumen untuk diproses menjadi sebuah legalitas yang sah.
Terbukti bahwa Yayasan Setia Muda memiliki reputasi serta
kekuatan dimata hukum untuk semua hak yang dimiliki oleh
sanggar ini.
Muhammad Ikbal mejelaskan melalui penelitiannya berjudul
“Pentingnya Perlindungan Hukum Terhadap Karya Cipta di
Bidang Komputer Dalam Menyongsong Masyarakat ASEAN”,
bahwa Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi
TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right) telah
memiliki landasan hukum bagi perlindungan atas Hak-Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) seperti hak cipta, paten, merek, desain
industri dan rahasia dagang. Artinya, Indonesia memiliki hak cipta
atas produk yang diproduksinya sendiri (Akbal, 2015). Sebagai
salah satu upaya bina kelembagaan yang mengatur soal hak cipta,
Yayasan Setia Muda memiliki akreditasi atau legalitas sebagai
suatu lembaga pemberdayaan yang diakui secara sah oleh negara.
Hal tersebut membuat Yayasan Setia Muda memiliki senjata
hukum untuk bisa melindungi karyanya, tak hanya karya, Yayasan
Setia Muda juga memiliki keuntungan lainnya, antara lain
mendpatkan relasi dari pihak eksekutif seperti Dinas Kebudayaan
DKI Jakarta dan kementrian.
Dalam upaya menjadikan sanggar ini sebuah kelembagaan yang
efektif, Yayasan Setia Muda membentuk stuktur organisasi
internal yang terdiri dari berbagai bidang dengan dilengkapi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga atau AD/ART.
Tujuan dari adanya struktur organisasi ini adalah untuk
171
mengdistribusikan tugas-tugas kepada para anggotanya agar
memiliki tanggung jawab masing-masing. Sedangkan AD/ART
dibuat untuk melindungi, membatasi serta megikat para anggota
didalam sebuah struktur organisasi yang sah. Dengan adanya
proses bina kelembagaan ini membuat para anggota memiliki
pengetahuan akan dunia organisasi serta menunjang mereka untuk
bisa diberdayakan. Dengan adanya struktur organisasi ini membuat
para anggota memiliki wawasan akan bidang yang mereka bawahi
serta mempelajari bidang yang diluar tugas mereka, hal ini
membuat pengetahuan para anggotanya bertambah seiring dengan
proses pelaksanaan demokrasi yang ada di Yayasan Setia Muda.
Namun, AD/ART yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda dinilai
belum diimpelentasikan serta belum tersosialisasikan secara baik
kepada para anggota Yayasan Setia Muda. Penyebabnya adalah
AD/ART yang ada saat ini masih dalam bentuk rancangan dan
masih mengalami beberapa revisi, sehingga para badan pengurus
harian menilai bahwa AD/ART Yayasan Setia Muda belum siap
untuk diimplementasikan kepada kegiatan pemberdayaan.
Secara keseluruhan, bina kelembagaan yang dilakukan oleh
Yayasan Setia Muda telah berjalan dengan cukup baik. Yayasan
Setia Muda senantiasa melakukan evaluasi tehadap kendala-
kendala yang mereka hadapi, seiiring dengan berjalannya proses
demokrasi organisasi. Bukti dari efektifnya bina lembaga ini
adalah dapat menunjang proses pemberdayaan anak muda yang
ada di Yayasan Setia Muda menjadi lebih efektif. Meskipun ada
beberapa kendala seperti AD/ART yang belum berfungsi secara
172
penuh dan permasalahan hak cipta, dimana Yayasan Setia Muda
tidak mendapatkan royalti dari karyanya yang diproduksi oleh
label GNP Musik dikarenakan adanya kontrak yang tertera, bahwa
pihak GNP membeli putus karya dari Yayasan Setia Muda,
sehingga pihak sanggar hanya mendapatkan uang “putus”nya saja
tanpa mendapatkan royalti secara terus menerus.
173
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Yayasan Setia Muda merupakan sebuah Sanggar sekaligus
lembaga pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik
gambang kromong yang sudah berjalan dari tahun 1995 hingga
saat ini dan bertempat di Jl. Jambu II No.32, RT.003/RW.002,
Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa. Sampai saat ini,
anggota Yayasan Setia Muda berjumlah 55 orang dengan rentan
usia 14 sampai 42 tahun, dengan jenjang pendidikan dan elemen
masyarakat yang berbeda, mulai dari SD, SMP, SMA, Perguruan
Tinggi hingga yang sudah berkeluarga, berasal dari daerah
Jagakarsa itu sendiri mapun dari luar serta berasal dari suku betawi
maupun bukan dari suku betawi. Seluruh peralatan musik
penunjang pemberdayaan anak muda yang dimiliki Yayasan Setia
Muda sebagian besar merupakan pemberian dari Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta. Yayasan Setia Muda memiliki beberapa
program untuk menunjang kegiatan pemberdayaan anak muda
serta membuat anak muda bisa mendapatkan penghasilan sendiri
seperti pelatihan dan pendampingan musik seni betawi, pembinaan
ekstrakulikuler seni betawi di sekolah, forum seniman betawi
Jakarta Selatan, Coaching Clinic, NGUVI dan manjak atau
manggung. Perlahan namun pasti, seluruh anggota Yayasan Setia
Muda dapat mandiri secara finansial dan memiliki banyak ilmu
seputar musik, kewirausahaan serta jiwa sosial yang tinggi lewat
beberapa pelatuhan, pendampingan, kegiatan dan program yang
174
dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda sehingga, mereka dapat
bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat;
2. Yayasan Setia Muda telah membuat lebih dari satu strategi
dengan tujuan memperbanyak peluang untuk bisa berhasil dan
memenangkan persaingan antar kompetitor. Strategi yang
dirancang oleh Yayasan Setia Muda dilaksanakan dengan
konsisten, dibuktikan dengan masih berlangsungnya kegiatan
pemberdayaan dari generasi pertama hingga saat ini menuju ke
generasi kelima. Strategi yang dirancang juga telah menyatukan
seluruh SDM yang ada di Yayasan Setia dengan mengumpulkan
potensi anak muda lokal maupun diluar daerah Jagakarsa untuk
bisa diberdayakan melalui kesenian musik gambang kromong di
Yayasan Setia Muda. Strategi yang dibuat telah menyatukan
kekuatan dimana Yayasan Setia Muda merekrut anak muda lokal
maupun diluar daerah Jagakarsa yang memiliki potensi lebih dan
skill yang baik untuk menjadi kekuatan utama Yayasan Setia Muda
untuk menciptakan alunan musik yang unik dan padu agar dapat
menonjol dari sanggar lainnya. Setiap strategi Yayasan Setia Muda
merupakan hasil dari beragam perspektif para anggota serta ada
andil masyarakat dalam merumuskannya, sehingga membuat
strategi yang dijalankan kritis dan layak untuk dilaksanakan.
Pihak Yayasan Setia Muda selalu memperhitungan sebarapa
besar resiko yang akan dihadapi, kecil ataupun besar dengan
merujuk pada hasil evaluasi sebagai bahan acuan dalam
menentukan langkah kedepannya. Yayasan Setia Muda juga
memiliki landasan keberhasilan sendiri yang dibuat berdasarkan
175
pengalaman dan keadaaan di lapangan yang kemudian dijadikan
sebagai indikator keberhasilan yang terdiri dari lima tingkatan
yaitu dasar 1, dasar 2, pengembangan 1, pengembangan 2 dan
profesional. Setiap tingkatan memiliki kriteria penilaian sendiri
guna mengetahui sejauh mana para anggota bisa menguasai setiap
materi dan praktik. Selain itu, Yayasan Setia Muda mendapatkan
berbagai dukungan, mulai dari internal organisasi, Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta, Tokoh Masyarakat serta masyarakat
sekitar yang ada di lokasi Yayasan Setia Muda;
3. Yayasan Setia Muda telah memenuhi beberapa aspek
pemberdayaan yaitu; 1. Enabeling dengan membangunkan,
memotivasi serta mendorong potensi yang dimiliki oleh setiap
anggota agar bisa keluar lewat beberapa upaya seperti
menghasilkan suasana kekeluargaan, mendapat dukungan dari
masyarakat sekitar, membangun relasi serta mengamalkan
ilmunya dalam bentuk kegiatan sosial. 2. Empowering dengan
melaksanakan beberapa program sebagai upaya nyata untuk bisa
memberdayakan anak muda seperti pelatihan dan pendampingan
musik seni betawi, pembinaan ekstrakulikuler seni betawi di
sekolah, forum seniman betawi Jakarta Selatan, Coaching Clinic,
NGUVI dan manjak atau manggung. 3. Protecting dengan
membuat AD/ART sebagai peraturan sanggar dengan fungsi
mengikat, membatasi dan melindungi, serta memperoleh akreditasi
yayasan untuk mendapatkan legalitas sebagai lembaga yang diakui
secara sah dan dilindungi oleh konstitusi negara;
176
4. Hasil pemberdayaan yang didapatkan oleh anggota Yayasan
Setia Muda adalah; 1. Bina Kemanusiaan, dimana melalui
pelatihan, pendampingan, kegiatan dan program pemberdayaan
yang telah dilaksnakan oleh Yayasan Setia Muda, para anggota
sanggar mendapatkan menghasilkan banyak penghargaan, piagam,
pengalaman serta prestasi yang membuat sebagian dari anggota
sanggar bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan
tinggi berkat prestasi yang diraih serta reputasi yang baik dari
setiap anak yang tergabung sebagai anggota Yayasan Setia Muda.
2. Bina Usaha, dengan adanya produk dan jasa yang ditawarkan
oleh Yayasan Setia Muda sebagai sumber penghasilan dari sektor
kewirausahaan. 3. Bina Lingkungan, lewat berbagai upaya timbal
balik yang dilakukan Yayasan Setia Muda terhadap masyarakat
sekitar yang pada akhirnya menghasilkan dukungan dari
lingkungan sosial, namun sayang, dikarenakan Sanggar ini
bergerak di bidang kesenian dan belum memiliki program yang
berhubungan dengan alam, Yayasan Setia Muda belum memiliki
hasil pemberdayaan yang berasal dari lingkungan hidup. Dan 4.
Bina Lembaga, dengan membuat struktur organisasi yang
memiliki bidang-bidang dibawahnya serta perancangan AD/ART,
membuat para anggota Sanggar memiliki bekal ilmu pengetahuan
seputar organisasi, selain itu, Yayasan Setia Muda lewat akreditasi
legalitas yang dimiliki sebagai sebuah lembaga permberdayaan
melalui kesenian musik gambang kromong, kini Yayasan Setia
Muda memiliki hak cipta atas seluruh karyanya yang dipasarkan
serta melindungi Sanggar ini dari kejahatan yang menyakut
177
konstitusi dan hukum negara. Hal ini merupakan suatu upaya bagi
Yayasan Setia Muda untuk menciptakan kelembagaan yang efektif.
B. Saran
Saran yang diberikan peneliti oleh pihak Yayasan Setia Muda
adalah;
1. Memproduksi karya lagu lebih banyak lagi serta mengcover lagu
yang sedang update dan populer dilakangan masyarakat yang
diarangemen ulang sesuai dengan gaya musik gambang kromong
untuk diupload ke Youtube sebagai momentum mencari audiens
yang lebih banyak lagi;
2. Membuat rate card yang berisi tarif setiap produk dan jasa yang
ditawarkan secara spesifik serta melampirkan dokumentasi foto
maupun video dari hasil produk dan jasa dan kemudian diupload
Instagram sebagai portofolio Yayasan Setia Muda;
3. Menyempurnaka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta mensosialisasikannya secara bertahap kepada para anggota
sanggar;
4. Membuat program yang berhubungan dengan lingkungan hidup;
5. Membeli kebutuhan untuk live streaming seperti audio interface
dan kamera beresolusi tinggi serta penyediaan WiFi yang memiliki
koneksi yang cepat guna menunjang kualitas live streaming yang
baik dan berkualitas;
178
6. Mengadakan pelatihan sound engeenering untuk
memaksimalkan output sound yang dikeluarkan saat menjalankan
beberapa program live streaming.
179
DAFTAR PUSTAKA
Agraini, Y. (2020). Implementasi Manajemen Sumber Daya
Manusia Di Mts Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung.
Jurnal Bassicedu, 2(1), 20–35.
Akbal, M. (2015). Pentingnya Perlindungan Hukum Terhadap
Karya Cipta di Bidang Komputer Dalam Menyongsong
Masyarakat ASEAN. Jurnal Universitas Negeri Makassar,
191–201.
Akmaliyah, M. (2016). Pemberdayaan: Kementerian Sosial &
LSPS.
Ananda, D. R. (2017). Eksistensi Gambang kromong. Scholar
Andalas University.
Aristianto, A. (2018). Pemberdayaan Keluarga Lansia Melalui
Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Ayah
Bunda Ceria Kelurahan Tamanan Tulungagung Perspektif
Ekonomi Islam. Skripsi, 22–23.
Ayu Monica, C., Marwa, T., & Yulianita, A. (2019). Analisis
potensi daerah sebagai upaya meningkatkan perekonomian
daerah di Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, 15(1), 60–68.
https://doi.org/10.29259/jep.v15i1.8825
Dewi, R. C. (2019). Pendampingan Pembuatan AD/ART Dalam
Rangka Meningkatkan Mekanisme Kerja Koperasi Pada
Koperasi Wanita Swatika Desa Miagan Kecamatan
180
Mojoagung Kabupaten Jombang. Comvice : Journal of
Community Service, 3(1), 25–34.
https://doi.org/10.26533/comvice.v3i1.262
DIKA AMIR PRATAMA, W. (2016). Evaluasi Manajemen
Pemberdayaan Masyarakat. In J+Plus Unesa (Vol. 5, Issue
1).
Hardani. Ustiawaty, J. A. H. (2017). Buku Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif (Issue April).
Haris, A. (2014). Memahami Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media. Jupiter, 13(2), 50–
62. journal.unhas.ac.id › index.php › jupiter › article ›
view%0A
Harlenda, M. R. (2016). Sejarah Dan Enkulturasi Musik
Gambang Kromong Di Perkampungan Budaya Betawi.
Jurnal Seni Musik, 5(1), 22–30.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/article/view/11
146
Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). LANDASAN
TEORI (Pemberdayaan Masyarakat). Journal of Chemical
Information and Modeling, 8(9), 1–58.
HIkam, N., Pahmi, P., & Aliyas, A. (2019). Peran Organisasi NU
Terhadap Pengembangan Agama Islam Di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
http://repository.uinjambi.ac.id/1241/
181
Irmawati. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Jagung Di Desa
Tanah Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Jurnal Publiciana, 16.
J.F.X Susanto Soekiman. (2007). Pengaruh Persepsi Dukungan
Organisasi Eksternal Dan Internal Melalui Komitmen
Karyawan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Perbankan
Di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,
9(2), pp.89-98.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view
/16781
Juliansyah, E. (2017). Strategi Pengembangan Sumber Daya
Perusahaan Dalam Meningkatkan Kinerja PDAM
Kabupaten Sukabumi. Jurnal Ekonomak, 3(2), 19–37.
Julika, S. R., & P, I. I. (2016). Pemberdayaan Kelompok
Informasi Masyarakat Dalam Mendorong Pembangunan
Desa. Public Corner, 11(2).
Mardikanto. (2013). Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan
Masyarakat. Alfabeta.
Mursito, B., Mardikanto, T., & Santoso, S. (2012). THE
EMPOWERMENT OF FURNITURE CRAFSMEN IN
TRANGSAN VILLAGE GATAK SUB-DISTRICT
SUKOHARJO REGENCY. 105–115.
Nawir, M., Hidayat, M. U., & Iskandar, I. (2016). MUSIK
SEBAGAI MEDIA DAKWAH DALAM PEMBERDAYAAN
182
SISWA. Al-Misbah, 12, 233–267.
Nugrahani, F. (2014). METODE PENELITIAN KUALITATIF
dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. In Universitas Bantara
(Vol. 1, Issue 1).
Permana, C. H. A., & Purnomo, D. (2016). Evaluasi Program
Pemberdayaan Masyarakat (Suatu Analisis Dalam
Perspektif Pemberdayaan Masyarakat). Cakrawala Jurnal
Penelitian Sosial, 3(1), 1–19.
Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja
Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan.
LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 13–21.
https://doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645
Publish, P. D. (n.d.). Pengertian Kerangka Berfikir Menurut Para
Ahli. https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/
Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif (Qualitative Data
Analysis). Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81.
Setyono, T., & Nugroho, A. (2019). Musik Tongtong Sebagai
Pemberdayaan Ekonomi dan. 23–30.
https://doi.org/10.52969/jsnc.v7i1.110
Sopandi, A. (n.d.). Strategi Dan Kebijakan Pemberdayaan
Masyarakat Di Kabupaten Bekasi.
Steven, S., & Herlambang, S. (2019). Pertunjukan Kesenian
Betawi Milenial. Jurnal Sains, Teknologi, Urban,
Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(1), 332.
183
https://doi.org/10.24912/stupa.v1i1.3991
Suryani, I., & Sagiyanto, A. (2017). TRADISI PALANG PINTU
( Studi Kasus Pada Event Festival Palang Pintu XI ).
Komunikasi, VIII(September), 1–7.
Visnu, Desy Sylvia Indra, M. N. S. R. (2019). Strategi
Komunikasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. E-Journal
Unversitas Atma Jaya Yogyakarta.
Wibawa, L. (2013). Pemberdayaan Pemuda Melalui Social
Capital.
Yanuaria, L. W. (2012). Strategi Pt. Kereta Api Indonesia (Kai)
Dalam Meningkatkan Pelayanan Transportasi Kereta Api
Studi Kasus Di Kantor Daerah Operasi Vii Madiun Periode
Periode 2009-2011. Skripsi, 1–25.
Yustia Putri, W. (2017). Pengaruh Regulator, Kepemilikan
Institutional, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas
Terhadap Carbon Emission Disclosure. Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis, Unpas Bandung, 48–83.
http://repository.unpas.ac.id/30262/7/BAB 3 sa.pdf
187
Lampiran 4. Pedoman Observasi
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah meneliti
strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang
dilakukan oleh Yayasan Setia Muda.
a. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data perihal
strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan
yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda.
b. Aspek yang diamati:
1. Alamat/lokasi Yayasan Setia Muda;
2. Lingkungan fisik di sekitar Yayasan Setia Muda;
3. Kegiatan pelatihan dan pendampingan kesenian musik
gambang kromong;
4. Siapa saja yang terlibat dan berperan dalam
pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik
gambang kromong di Yayasan Setia Muda;
5. Data primer berupa observasi dan wawancara, serta data
sekunder berupa studi literatur yang berbentuk laporan
berkala, company profile dan foto-foto kegiatan
pemberdayaan di Yayasan Setia Muda.
NO. Tanggal
Observasi
Objek
Observasi
Deskripsi
1. 26 Oktober
2021
Yayasan
Setia
Muda
Peneliti mendatangi sanggar
gambang kromong Yayasan Setia
Muda yang terletak di Jalan Jl.
188
NO. Tanggal
Observasi
Objek
Observasi
Deskripsi
Jambu II No.32, RT.003/RW.002,
Kelurahan Cipedak, Kecamatan
Jagakarsa sekaligus merupakan
kediaman Bapak Hamdani selaku
pimpinan dan pendiri Yayasan Setia
Muda. Peneliti menggali beberapa
data seperti indikator, program dan
kegiatan pemberdayaan anak muda
yang ada di Yayasan Setia Muda
sebagai studi pendahuluan.
2. 23
Desember
2021
Yayasan
Setia
Muda
Peneliti mendatangi lokasi Sanggar
Yayasan Setia Muda untuk
mengobservasi proses pelatihan dan
pendampingan kesenian musik
gambang kromong.
3. 17 Februari
2022
Yayasan
Setia
Muda
Peneliti mendatangi Yayasan Setia
Muda untuk melakukan observasi
dan melakukan wawancara kepada
Aris Mayadih.
4. 4 Maret
2022
Yayasan
Setia
Muda
Peneliti mendatangi Yayasan Setia
Muda untuk mengobservasi proses
pelatihan dan pendampingan alat
musik gesek betawi dan meneliti
beberapa dokumentasi, laporan
189
NO. Tanggal
Observasi
Objek
Observasi
Deskripsi
berkala serta company profile
Yayasan Setia Muda. Peneliti juga
melakukan wawancara kepada
beberapa narasumber yaitu Ahmad
Rafiq, Fallah Akbar, Muhammad
Yafie dan Muhammad Syarief selaku
orang tua anggota YSM dan sebagai
masyarakat sekitar.
5. 22 Maret
2022
Yayasan
Setia
Muda
Peneliti mendatangi Yayasan Setia
Muda untuk melakukan observasi
proses pelatihan dan pendampingan
alat musik gambang kromong,
melakukan penelitian data sekunder
berupa company profile, wawancara
singkat bersama Bapak Hamdani
terkait tarif manjak, wawancara Aris
Mayadih terkait indikator
keberhasilan dan kriteria penilaian
serta mendata sarana dan prasarana.
Di hari yang sama, peneliti juga
melakukan wawancara kepada
beberapa narasumber yang tergabung
di Yayasan Setia Muda yaitu Wiwit
Megi dan Muhammad Ikbal.
190
Lampiran 5. Pedoman Wawancara
Sejarah Berdirinya Yayasan Setia Muda (Pendiri dan
Pimpinan Yayasan Setia Muda)
1. Siapa yang mendirikan Yayasan Setia Muda?
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan Yayasan Setia Muda?
3. Kapan Yayasan SetiaMuda didirikan?
4. Mengapa YSM bisa berdiri hingga sekarang?
5. Dimana letak sanggar YSM?
6. Bagaimana YSM bisa melakukan pemberdayaan anak
muda?
Strategi (Pelatih dan Pembina Yayasan Setia Muda)
7. Apakah strategi yang dibuat telah mengikuti arus
perkembangan anak muda? dan apakah lingkungan sekitar
memberi peluang untuk bergerak maju?
8. Ada berapa strategi yang dibuat oleh Yayasan Setia Muda,
dan apakah strategi yang satu konsisten dengan strategi yang
lain?
9. Apakah strategi yang dilakukan sudah efektif dan
memfokuskan serta menyatukan semua sumberdaya?
10. Apakah strategi yang dibuat telah memusatkan perhatian
pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-
titik yang justru adalah kelemahannya?
11. Apakah sumber daya yang dimiliki YSM sudah kritis dan
layak untuk dilaksanakan?
191
12. Apakah strategi yang dirancang YSM sudah
memperhitungkan resiko yang besar dan terkontrol dengan
baik?
13. Apakah strategi yang dibuat oleh YSM sudah disusn diatas
landasan keberhasilan yang telah dicapai?
14. Apakah strategi yang dibuat telah mendapat dukungan dari
pihak-pihak yang terkait dari para eksekutif dan semua
pimpinan unit dalam organisasi?
Aspek-aspek (Pelatih dan Pembina Yayasan Setia Muda)
15. Enabeling. Apakah YSM telah menciptakan suasana yang
memungkinkan potensi anak muda dapat berkembang?
16. Empowering. Apakah YSM telah memperkuat potensi yang
dimiliki oleh anak muda melalui langkah-langkah nyata yang
menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan
dalam berbagai peluang yang akan membuat anak muda
semakin berdaya?
17. Protecting. Apakah YSM telah melindungi dan membela
kepentingan anak muda di dalam struktur organisasi?
Hasil pemberdayaan (Anggota Yayasan Setia Muda dan
Masyarakat Sekitar)
18. Bina Manusia.
a. Peningkatan Kemampuan Masyarakat: apakah YSM telah
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pendampingan kewirausahaan, profesionalisme, dan
kemandirian?
192
b. Perbaikan Posisi-Tawar: apakah YSM telah melakukan
pengorganisasian masyarakat (community organizing),
menyusun kekuatan bersama (collective capacity),
membangun jejaring (networking) antara pemangku
kepentingan yang terdiri dari: birkorasi, akademisi, pelaku
bisnis, tokoh-masyarakat, dan pelaku/pengelola media?
19. Bina Usaha (Anggota Yayasan Setia Muda dan
Masyarakat Sekitar)
a. Bagaimana cara YSM meningkatan pengetahuan teknis,
utamanya untuk meningkatkan produktivitas, perbaikan
mutu dan nilai-tambah produk?
b. Bagaimana YSM memperbaikan manajemen untuk
meningkatkan efisiensi usaha dan pengembangan jejaring
kemitraan?
c. Bagaimana YSM mengembangan jiwa kewirausahaan
terkait dengan optimasi peluang bisnis yang berbasis dan
didukung oleh keunggulan lokal?
d. Bagaimana YSM meningkatkan aksesibilitas terhadap:
modal, pasar dan informasi?
e. Bagaimana YSM mengadvokasi kebijakan yang berpihak
kepada pengembangan ekonomi rakyat?
20. Bina Lingkungan (Anggota Yayasan Setia Muda dan
Masyarakat Sekitar)
a. Bagiamana YSM melaksanakan upaya pemberdayaan
masyarakat terhadap kesadaran lingkungan?
21. Bina Kelembagaan (Anggota Yayasan Setia Muda dan
Masyarakat Sekitar)
193
a. Seberapa jauh kelembagaan YSM yang telah dibentuk itu
telah berfungsi secara efektif?
Pemberdayaan Masyarakat (Anggota Yayasan Setia Muda
dan Masyarakat Sekitar)
22. Bagaimana YSM membangun kemampuan masyarakat,
mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki? dan apa upaya yang dilakukan YSM
untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan yang
nyata?
Tujuan Pemberdayaan (Anggota Yayasan Setia Muda dan
Masyarakat Sekitar)
23. Sebagai suatu kegiatan yang berproses, apakah
program/kegiatan pemberdayaan anak muda yang dilakukan
YSM telah mengangkat kehidupan anggota sebagai
kelompok sasaran menjadi lebih sejahtera, berdaya atau
mempunyai kekuatan dalam memenuhi kebutuhan hidup
yang utama, dan pada akhirnya akan menciptakan
kemandirian dalam masyarakat?
Prinsip-prinsip Pemberdayaan (Anggota Yayasan Setia Muda
dan Masyarakat Sekitar)
24. Apakah dalam proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh
YSM, terdapat kerja sama yang sifatnya solid diantara
berbagai elemen masyarakat untuk ikut berpatisipasi secara
aktif dalam merealisasikan program yang sudah di rancang
sebelumnya?
194
25. Apakah YSM telah melakukan metode pemberdayaan yang
tepat dan telah disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan
pemberdayaan?
26. Apakah proses pemberdayaan yang berlangsung bersifat
demokratis dalam arti memberi kesempatan secara longgar
dan leluasa pada anak muda untuk memilih metode mana
yang sepantasnya di gunakan termasuk dalamnya proses
pengambilan keputusan yang di buat anggota YSM sendiri?
27. Apakah prioritas utama YSM sudah mementingkan minat
dan kebutuhan anggota sehingga hasil yang di peroleh lebih
efisien dan efektif?
28. Apakah YSM melakukan kegiatan pemberdayaan yang
diarahkan pada mereka yang termasuk dalam kategori orang
pinggiran dalam arti berada pada tingkat akar rumput
masyarakat?
29. Apakah YSM telah menggunakan prinsip pada keseragaman
budaya?
30. Apakah dalam proses pemberdayaan tenaga fasilitator/
penyuluh/agen pembaharu yang terlibat dalam kegiatan
pemberdayaan anak muda di YSM terdiri orang yang
memiliki keahlian serta keterampilan dalam hal tertentu
terutama pada kegiatan yang membutuhkan tenaga spesialis
untuk kegiatan yang merupakan bagian dari agenda
pemberdayaan anak muda?
31. Dalam proses pemberdayaan anak muda di YSM, apakah
kegiatan sudah menyampaikan konsep dan gagasan yang
195
bersifat teoritis akan tetapi yang jauh lebih penting yaitu
mengikutsertakan secara aktif kelompok sasaran untuk
mencoba melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan apa yang
diarahkan oleh tenaga fasilitator?
32. Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan apakah YSM sudah
sesuai dengan nilai budaya lokal kelompok sasaran?
33. Apakah dalam proses pemberdayaan YSM manfaatkan
tokoh masyarakat yang ada dan membantu kelancaran
kegiatan pemberdayaan?
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kesenian Tradisional
Betawi (Anggota Yayasan Setia Muda dan Masyarakat
Sekitar)
34. Apa yang menjadi dasar atau klasifikasi siapa yang bisa
menjadi anggota dan bukan anggota YSM?
35. Apakah ada aturan yang memberi pembatasan terhadap
prilaku anggota YSM?
36. Apakah YSM sudah berkomitmen terhadap kesejahteraan
anggota?
196
Lampiran 6. Transkrip Wawancara
Nama: Bapak Hamdani
Usia: 65 Tahun
Jabatan: Ketua Yayasan
Alat: Kongahyan
Pekerjaan: Fasilitator dan Pimpinan Yayasan Setia Muda
Waktu: 26 Oktober 2021 (Pukul 17.18 - selesai)
1. Siapa yang
mendirikan
YSM?
Pada awalnya, Saya disuruh sama ketua RT sini
buat bikin pementasan buat 17 Agustusan, yaa
kayak semacam pentas seni gitu, awalnya Saya
bingung mau nampilin apa, akhirnya Saya
minjem alat kesana kemari, ngumpulin anak-
anak, terus latihan sampe bisa, dan ternyata pas
pementasan antusiasme warga bagus banget, dari
situ Saya kepikiran buat bikin sanggar ini, karena
sayang aja kalau cuma latihan buat sekali pentas
terus bubar, jadi yaa yang memprakarsai adanya
Setia Muda itu Saya sendiri.
2. Apa saja
kegiatan yang
dilakukan
YSM?
Ada banyak yaa, ada pelatihan dan
pendampingan rutin, program-program
penunjang pemberdayaan anak muda lewat
gambang kromong sama tari betawi juga ada,
intinya disini kita itu ngebuat anak muda itu bisa
197
menghasilkan dari apa yang dia sukain, yaitu
kesenian.
3. Kapan YSM
didirikan?
Jadi waktu itu awal kita latihan itu sekitaran
bulan Agustus lah, tapi baru diresmiinnya itu
tanggal 1 Oktober 1995 pas acara studi
kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta,
awalnya sih namanya sanggar Pemuda, cuma
karena Mcnya salah nyebutin “Berikutnya,
penampilan musik gambang kromong atas nama
bapak Hamdani, mari kita sambut, Sanggar
Setia Muda”, Saya pikir bagus juga ya namanya,
akhirnya Saya pake aja itu nama sampai
sekarang, Saya menganggap kalau nama itu
adalah nama pemberian dari tuhan buat sanggar
ini.
4. Mengapa YSM
bisa berdiri
hingga
sekarang?
Ada beberapa faktor yang menurut Saya Setia
Muda bisa bertahan sampai sekarang, pertama
itu karen rasa kekeluargaan yang Saya bangun
dari awal sampe sekarang itu bukti kalau Setia
Muma masih jalan, karena kalau udah nyaman,
meskipun jenuh, pasti akan balik lagi,
alhamdulillah sekarang udah sampe generasi ke-
4 dan masih akan dilanjutin sama generai-
generasi berikutnya, Saya juga selalu berpesan
buat anak-anak sanggar, jangan pernah ninggalin
keluarga yang ada disini dan jangan sekali-kali
198
jadi orang yang ga bener, karena Seberapapun
jauh kamu melangkah, jangan lupakan tempat
dan identitas asalmu Kedua, kita ga pernah
milih-milih kalian dari mana, rasnya apa, semua
kalau mau belajar dan komitmen, pasti kita
terima, Tak peduli apa sukunya, apa rasnya dan
dimana asalnya, jika mau bergabung dan punya
rasa keinginan yang kuat untuk mendalami
kebudayaan betawi, maka akan selalu kita terima
dan kita akan terus rangkul, ketiga, ga lupa
dukungan dari Dinas Kebudayaan juga yang buat
sanggar ini bisa hidup sampai sekarang, Pada
saat itu kita diberikan alat-alat secara gratis dari
Dinas Kebudayaan Kota Jakarta Selatan, dan
memang kalau dipikir-pikir lucu juga pada saat
MC salah menyebutkan nama sanggar, tapi Saya
menganggap, bahwa itu merupakan sebuah
anugerah dari tuhan untuk sanggar ini.
5. Dimana letak
sanggar YSM?
Pada awalnya Saya latihan sama beberapa orang
itu di kebun miliki ayah Saya, masih make terpal
buat atapnya, sekarang alhamdulillah udah
punya rumah sendiri dan kegiatan sanggar Saya
pindah kesini, lokasinya di Jl. Jambu II No.32,
RT.003/RW.002, Kelurahan Cipedak,
Kecamatan Jagakarsa.
199
6. Bagaimana
YSM bisa
melakukan
pemberdayaan
anak muda?
Saya berfikir, bahwa presiden dimasa depan itu
pasti anak muda yang sedang ada di masa ini,
nah, ada baiknya kalau anak muda itu
diberdayakan sedini mungkin biar di masa
depan, mereka sudah punya bekal untuk sukses.
Jadi itulah mengapa Saya buat sanggar ini
sebagai wadah tempat anak muda bisa
berkembang dan melatih potensinya.
Nama: Aris Mayadih
Usia: 24 Tahun
Jabatan: Wakil Ketua
Alat: Kongahyan
Pekerjaan: Guru Seni Budaya dan Keterampilan MA Citra
Cendikia
Waktu: 17 Februari 2021 (Pukul 19.32 – selesai)
1. Ada berapa
strategi yang
dibuat oleh
Yayasan Setia
Muda, dan
apakah strategi
yang satu
konsisten
Kita ada banyak put strategi yang dibuat, ada
yang dibikin khusus buat anggota sanggar,
misalnya dari segi arangsemen musiknya, gara
musik sama unsur-unsur yang lainnya, selain itu
juga juga ada pembinaan, konseling, pelatihan
sama evaluasi sih buat lebih meksimalin SDM
yang kita punya, sama yang terakhir itu ada
regenerasi, kebanyang kan yaa kalau gaada
penerus-penerus dari kita gimana, karena kan
200
dengan strategi
yang lain?
sanggar gambang kromong ga cuma kita aja, ada
banyak khususnya di Jakarta, jadi kita berusaha
buat maksimalin SDM yang kita punya dan buat
Setia Muda jadi sanggar yang punya khas unik.
Kalau strategi eksternal sendiri ya itu buat kita
ngepromosiin Yayasan Setia Muda ke khalayak
luar, mau itu mereka gabung ke kita atau make
jasa kita, itu sih tujuan strategi yang dibuat. Nah
biar semua strategi itu konsisten, upaya yang kita
lakuin salah itu ada membangun suasana
kekeluargaan, mendapatkan dukungan dari
masyarakat, sama mencari relasi biar kita punya
banyak kenalan buat saling tukeran info.
2. Apakah strategi
yang dibuat
telah mengikuti
arus
perkembangan
anak muda? dan
apakah
lingkungan
sekitar memberi
peluang untuk
bergerak maju?
Yang tadi Saya bilang, di strategi internal
khususnya dari gaya musik yang kita sajikan, itu
pasti kita bakalan mengkolaborasikan sama
notasi-notasi modern, jadi tradisionalnya dapet,
modernya juga dapaet. Yaa tentu masyarakat
sekitar mendukung banget, apalagi Setia Muda
ini setau Saya adalah satu-satunya sanggar yang
ada di Jagakarsa, jadi mereka nganggep kalau
Setia Muda itu sebagai identias dan aset
Jagakarsa. Karena anak muda zaman sekarang
lebih mencintai budaya luar daripada budaya
sendiri, yaa gabisa disalahin juga sih yaa, tapi
setidaknya cara ini kita lakukan biar kebudayaan
201
kita ga terpinggirkan lah ya tapi itu yang jadi
alesan Setia Muda itu tidak akan termakan oleh
zaman sebab kami terus mengikuti
perkembangan zaman.
3. Apakah strategi
yang dilakukan
sudah efektif
dan
memfokuskan
serta
menyatukan
semua
sumberdaya?
Disini kita tuh dar berbagai macam latar
belakang put, ada yang S1nya di musik, ada
yang komunikasi, ada yang ekonomi dll. Nah
sebisa mungkin semua kelebihan itu kita
manfaatin buat majuin Yayasan Setia Muda dari
berbagai sektor, itu juga yang ngebuat Setia
Muda ga cuma jadi sanggar kesenian aja, tapi
kita juga sebagai pusat bisnis dan penyedia jasa
untuk keperluan event-event tertentu.
4. Apakah strategi
yang dibuat
telah
memusatkan
perhatian pada
apa yang
merupakan
kekuatannya dan
tidak pada titik-
titik yang justru
adalah
kelemahannya
Yang tadi Saya bilang yaa, pasti setiap ada
potensi atau kelebihan, pasti kita jadiin kekuatan,
misal, ada banyak nih anggota kita yang reputasi
soal musiknya udah terkenal, yaa kita pasti juga
memanfaatkan potensi itu untuk sanggar,
terutama di segi permainan saat manjak yaa,
udah terbukti kalau Setia Muda itu pasti mainnya
enak dan pilihan lagunyha juga ga bakal
ngebosenin. Dan untuk kelemahan sendiri yaa,
pasti sih kita punya kelemahan, tapi sebisa
mungkin, kita gamau ngasih kelemahan kita ke
pihak luar, selama kelemahan itu masih ada,
202
pasti akan kita buat kelemahan itu jadi sebuah
kekuatan.
5. Apakah strategi
yang dimiliki
YSM sudah
kritis dan layak
untuk
dilaksanakan?
Untuk saat ini amat sangat cukup layak an kritis
put, karena apapun yang kita lakukan, pasti
melewati musyawarah, nah dari musyarawah itu
kan pasti banyak perbedaan pandangan yaa,
perbedaan itu yang buat strategi kita itu makin
kaya dan punya banyak opsi, jadi bisa dibilang
kita gaakan kehabisan cara buat terus bikin
strateg-strategi lainnya.
6. Apakah strategi
yang dirancang
YSM sudah
memperhitungka
n resiko yang
besar dan
terkontrol
dengan baik?
Ketika sebuah strategi dirancang yang kemudian
akan dilaksanakan, sebuah resiko tentunya tidak
dilihat dari satu sisi saja, terkadang suatu resiko
harus dihadapi untuk bisa melangkah maju dan
menyukseskan kegiatan pemberdayaan dan
memajukan serta mensejahterakan anggota
Yayasan Setia Muda. Setiap sebulan sekali atau
pasca seelsai ngelaksanain program kita pasti ada
yang namanya evaluasi, nah hasil evaluasi itu
yang kita jadiin patokan untuk bisa memperkecil
resiko dimasa yang akan datang.
7. Apakah strategi
yang dibuat oleh
YSM sudah
disusun diatas
landasan
Kita itu punya indikator keberhasilan put, jadi
ada 5 tahap, dasar 1, dasar 2. Pengembangan 1,
pengembangan 2 dan yang terakhir profesional,
nah dari kelima tahapan tersebut itu ada
penilaiannya, jadi kalau si anak ini berhasil
203
keberhasilan
yang telah
dicapai?
memenuhi ketentuan tersebut, maka dia layak
buat naik ke tahap selanjutnya.
8. Apakah strategi
yang dibuat
telah mendapat
dukungan dari
pihak-pihak
yang terkait dari
para eksekutif
dan semua
pimpinan unit
dalam
organisasi?
Semua mendukung, dari atas sampai bawah,
karena emang kecintaan kita sama dan tujuan
kita sama, yaitu mensejahterakan para anggota.
9. Apakah YSM
telah melakukan
pengorganisasia
n masyarakat
(community
organizing),
menyusun
kekuatan
bersama
(collective
capacity),
membangun
Pertama Yayasan ini sudah kami anggap sebagai
rumah kedua, tempat curhat, menyelesaikan
masalah pribadi bahkan kamipun suka tidur dan
bermalam disini, jadi pusat dari semua kegiatan
yaa kita lakuin disini. Kita selalu ngumpulin
kekuatan, mengidentifikasinya, lalu
menyusunnya agar jadi kekuatan yang utuh dan
konsisten. proses rekruitmen juga kita utamain
yaa yang ada di cakupan daerah Jagakarsa, jadi
potensi-potensi lokal dulu nih yang kita
utamakan,lalu kita tempatin mereka sesuai minat
dan bakatnya, tapi dari luar juga amat sangat
204
jejaring
(networking)
antara
pemangku
kepentingan
yang terdiri dari:
birkorasi,
akademisi,
pelaku bisnis,
tokoh-
masyarakat, dan
pelaku/pengelol
a media?
boleh kok. Nah kita juga banyak nih ngebangun
relasi-relasi buat mempermudah kita untuk
mencapai tujuan,ada dari mitra-mitra sekolah,
tokoh masyarakat, beberapa media kaya media
cetak, televisi maupun media sosial, dan ada
salah satu pelau bisnis juga, yaitu pebisnis ikan
air tawar yang rutin ngasih kita donasi setiap
bulannya dan kadang-kadang ngasih ikan juga
buat kita makan bareng-bareng. Untuk bisa
ngebuat fungsi dari organisasi itu jalan dan biar
ada suatu keterikatan yaa, kita punya AD/ART,
tujuannya biar semua hal-hal kolektif itu bisa
menempel terus dan ga kepisah-pisah, cuma
draftnya masih belum selesai dan masih ada
perbaikan, tapi insyallah kita mau evaluasi
perihal AD/ART ini, karena salah satu syarat
akreditasi Yayasan itu kan punya konstitusi
sendiri yang mengatur jalannya organisasi, jadi
kita akan mencoba menyempurnakan kembali
AD/ART ini dan kemudia mensosialisasikannya
secara bertahap kepada semua anggota.
10. Bagaimana
YSM
membangun
kemampuan
masyarakat,
Mendorong, kita masih ngedorong setiap
anggota buat munculin setiap potensinya,
awalnya kita bangunin dulu tuh potensinya,
kalau udah kita motivasi biar dia lebih semangat
lagi buat ningkatin kapasitas dirinya dan yang
205
mendorong,
memotivasi,
membangkitkan
kesadaran akan
potensi yang
dimiliki? dan
apa upaya yang
dilakukan YSM
untuk
mengembangka
n potensi itu
menjadi
tindakan yang
nyata?
terakhir membangkitkan agar si anggota ini bisa
lebih maksimal dalam meingkatkan minat dan
bakatnya, semua itu kita lakuin lewat pelatihan
dan pendampingan musik gambang kromong dan
beberapa program yang kita rancang buat
menunjang pemberdayaan anak muda yang ada
di Setia Muda. Sebab jika potensi yang dimiliki
anak muda tersebut hanya dibiarkan tertidur
tanpa kita sadarkan, potensi itu gak akan
kemana-mana dan tidak akan memberikan
perubahan kepada si anak muda
11. Apakah YSM
telah melakukan
metode
pemberdayaan
yang tepat dan
telah
disesuaikan
dengan kondisi
sosial ekonomi
masyarakat yang
menjadi
kelompok
Yaa karena daerah ini mayoritasnya orang
betawi, Saya rasa sih sanat relevan kalau kita
memberdayakan mereka sesuai dengan potensi
dan identitas lokal yang ada.
206
sasaran kegiatan
pemberdayaan?
12. Apakah YSM
melakukan
kegiatan
pemberdayaan
yang diarahkan
pada mereka
yang termasuk
dalam kategori
orang pinggiran
dalam arti
berada pada
tingkat akar
rumput
masyarakat?
Setau saya untuk saat ini semua anggota kami
alhamdulillah berkecukupan, bahkan ada yang
bisa sampai kuliah, walaupun mungkin ada
beberapa mereka yang kekurangan dari segi
finansial, tapi kalau di sanggar ini kami ga akan
membiarkan hal itu terjadi, justru tujuan dari
Setia Muda ini biar mereka yang kekuarangan
bisa berkecukupan.
13. Apakah YSM
telah
menggunakan
prinsip pada
keseragaman
budaya?
Sudah, karena kami memberdayakan anak muda
yang mayoritas sukunya betawi, dengan
kesenian lokal yaitu gambang kromong, dimana
gambang kromong merupakan musik kesenian
tradisional betawi.
14. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
tenaga
Jadi sesuai sama indikator yang tadi, setiap
anggota yang sudah ada di tahap profesional itu
kita jadikan sebagai pelatih untuk melatih
anggota yang masih ada di 4 tahap dibawah
207
fasilitator/
penyuluh/agen
pembaharu yang
terlibat dalam
kegiatan
pemberdayaan
anak muda di
YSM terdiri
orang yang
memiliki
keahlian serta
keterampilan
dalam hal
kesenian musik
gambang
kromong?
tahap profesional, nah untuk fasilitator sendiri,
karena lokasi sanggar ini juga sebenernya rumah
pak Hamdani, jadi yaa fasilitator sekaligus
penyuluh dan pembimbing kami yaa pak
Hamdani.
15. Dalam proses
pemberdayaan
anak muda di
YSM, apakah
kegiatan sudah
menyampaikan
konsep dan
gagasan yang
bersifat teoritis
akan tetapi yang
Jadi di Setia Muda, itu lebih banyak praktiknya
sebetulnya daripada teori, karena kalau diitung-
itung, yaa paling belajar teori seminggi sekali,
tapi buat manjaknya bisa 2-3 kali seminggu, jadi
bisa diitung kan yaa perbandingannya. Pak
Hamdani juga selalu menyerahkan perihal
arangsemen musik khususnya notasi ang sifatnya
modern kepada kami, karena memang beliau
beranggapan kalau mau ngikutin zaman, yaa
harus belajar sesuai zamannya.
208
jauh lebih
penting yaitu
mengikutsertaka
n secara aktif
kelompok
sasaran untuk
mencoba
melakukan
kegiatan sendiri
sesuai dengan
apa yang
diarahkan oleh
tenaga
fasilitator?
16. Dalam hal ini
kegiatan
pemberdayaan
apakah YSM
sudah sesuai
dengan nilai
budaya lokal
kelompok
sasaran?
Jawabannya sama yaaa sama pertanyaan
sebelumnya, apa yang kita berdayakan disini
pastinya sesuai dengan budaya lokal, yaitu
budaya betawi.
17. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
Banyak banget tokoh masyarakat yang ngebantu
sanggar ini dari dulu sampai sekarang, bahkan
karena adanya relasi kita dengan beberapa pihak
209
YSM
manfaatkan
tokoh
masyarakat yang
ada dan
membantu
kelancaran
kegiatan
pemberdayaan?
eksekutif sama tokoh-tokoh masyarakat, kita jadi
bisa dapet orderan manjak dari rekomendasi
yang mereka kasih ke orang-orang.
18. Apa yang
menjadi dasar
atau klasifikasi
siapa yang bisa
menjadi anggota
dan bukan
anggota YSM?
Gaada klasifikasi khusus harus jago, yang
penting konsisten, niat, tekun dan mau belajar.
19. Apakah ada
aturan yang
memberi
pembatasan
terhadap prilaku
anggota YSM?
Kita ada AD/ART put, yaa isinya seputar
internal organisasi kayak adab selama latihan,
larangan-larangan, hak dan kewajiban, tujuannya
ya mengikat, melindungi dan membatasi para
anggota kita.
20. Apakah YSM
sudah
berkomitmen
terhadap
Tentunya, karena meskipun kita berkomitmen
dari segi ekonomi, kita juga berkomitmen untuk
kesehateraan sosial para anggota kami.
210
kesejahteraan
anggota?
Nama: Ahmad Rafiq
Usia: 24 Tahun
Alat: Saxophone
Jabatan: Anggota bidang 1
Pekerjaan: Guru Seni Budaya dan Keterampilan MAN 4 Jakarta
Waktu: 4 Maret 2022 (Pukul 13.03 – Selesai)
1. Apakah YSM
telah
menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi anak
muda dapat
berkembang?
Memungkinkan banget bahkan pasti bisa
berkembang, karena semuanya disini saling
ngedukung satu sama lain dan gaada yang
namanya jago-jagoan.
2. Apakah YSM
telah
memperkuat
potensi yang
dimiliki oleh
anak muda
Di Setia Muda kan banyak yaa program-
programnya, setau Saya dari program-program
itu udah banyak banget manfaat yang bisa
didapet, contohnya Saya, Saya ini orang betawi
tapi gatau apa-apa dulu soal kesenian betawi,
nah pas udah jadi anggota Setia Muda, Saya
berasa jadi orang betawi sejati.
211
melalui langkah-
langkah nyata
3. Apakah YSM
telah melindungi
dan membela
kepentingan anak
muda di dalam
struktur
organisasi?
Pasti sih, yaa kalau ada kepentingan yang
mendesak dan itu berhubungan sama organisasi
pasti bakal kita prioritasin.
4. Apakah YSM
telah
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
melalui
pendampingan
kewirausahaan,
profesionalisme,
dan
kemandirian?
Di Setia Muda kan ada beberapa tahapan yaa
dan tahap yang trakhir itu tingkat
profesionalisme, untuk menuju tahap
profesionalisme itu pasti didampingi terus,
buktinya ya udah sampe generasi ke 4 sanggar
ini masih eksis dikalangan warga Ciganjur.
5. Seberapa jauh
kelembagaan
YSM yang telah
dibentuk itu telah
berfungsi secara
efektif?
Efektif sih, setiap bidang yang Saya tau yaa ada
tugasnya masing-masing dan dibagi-bagi biar ga
repot sendirian, Cuma kalau AD/ART Saya
masih belum paham seluk beluknya.
212
6. Apakah
program/kegiatan
pemberdayaan
anak muda yang
dilakukan YSM
telah mengangkat
kehidupan
anggota sebagai
kelompok
sasaran menjadi
lebih sejahtera?
Sejahtera sih pastinya, waktu sebelum pandemi
bisa kali ya dapet 2-3 kali manjak dalam
seminggu, itu baru seminggu, kalau lagi rame
mah bisa lebih, yaa Alhamulillah bisa sesuai
UMR bahkan lebih. Dan ga lupa Saya juga bisa
lanjut kuliah karena ada campur tangan dari
Setia Muda, setiap Saya dapat sertifikat dari
Yayasan Setia Muda, pasti Saya kumpulkan,
dan setiap ilmu yang Saya dapat disini, Saya
aplikasikan disaat Saya mengikuti berbagai
kompetisi dan alhamdulillah bisa menang
berkali-kali, semua setrtif itulah yang bisa buat
Saya dapat beasiswa dan bisa melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
7. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
yang
dilaksanakan
oleh YSM,
terdapat kerja
sama yang
sifatnya solid
diantara berbagai
elemen
Masyarakat yang Saya tau sih mendukung
banget yaa, gaada yang ngeluh-ngeluh juga
perihal brisik karena lagi latihan, yang ada
malah mereka kayak ngasih makanan gitu buat
anak-anak yang lagi latihan.
213
masyarakat untuk
ikut berpatisipasi
secara aktif
dalam
merealisasikan
program yang
sudah di rancang
sebelumnya?
8. Apakah proses
pemberdayaan
yang berlangsung
bersifat
demokratis
Sejauh ini sih yang Saya rasa berjalan dengan
benar yaa, setiap pengambilan keputusan pasti
selalu lewat musyawarah.
9. Apakah prioritas
utama YSM
sudah
mementingkan
minat dan
kebutuhan
anggota sehingga
hasil yang di
peroleh lebih
efisien dan
efektif?
Yaa kalau butki kongkritnya udah ada di Saya
yaa, minat Saya kan di saxophone sama flute,
sekarang Saya udah lancar mainin dua alat itu,
dan udah bisa dapet penghasilan juga dari situ.
214
10. Apakah menjadi
anggota YSM
membuat hidup
menjadi lebih
baik?
Lebih baik banget sih, pokoknya kalau gabung
disanggar ini jangan takut kelaperan sama
kehausan.
Nama: Fallah Akbar
Usia: 20 Tahun
Alat: Saxophone
Jabatan: Koordinator bidang 2
Pekerjaan: Mahasiswa Pendidikan Seni Musik UNJ
Waktu: 4 Maret 2022 (Pukul 15.11 – selesai)
1. Apakah YSM
telah
menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi anak
muda dapat
berkembang?
Nyaman banget sih bang, tempat ini udah Saya
anggep rumah sendiri meskipun bukan rumah
Saya, yaa namanya kalau udah nyaman, pasti
mau ngapain aja juga enak.
2. Apakah YSM
telah
memperkuat
potensi yang
Yang paling kerasa sih dari manjak yaa bang,
dari situ alhamdulillah dapet bisa dapet
penghasilan, terus dari program –program
215
dimiliki oleh
anak muda
melalui langkah-
langkah nyata
lainnya kaya coaching clinic itu berguna banget
di kehidupan kampus Saya.
3. Apakah YSM
telah melindungi
dan membela
kepentingan anak
muda di dalam
struktur
organisasi?
Kalau ada apa-apa sama Saya pasti Saya
lapornya ke anak-anak sini dulu, karena rasa
kekeluargaan yang erat yaa, jadi Saya udah
dianggep sebagai adik kali yaa, jadi selalu
ditolongin kalau ada masalah.
4. Apakah YSM
telah
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
melalui
pendampingan
kewirausahaan,
profesionalisme,
dan
kemandirian?
Kalau dari kewirausahaan sih engga ya bang
karena itu bukan bagian Saya, tapi kalau dari
profisionalisme dan kemandirian, yaa
alhamdulillah dari profesi Saya yang sekarang
ini, Saya bisa mandiri,terutama soal
pemasukannya, itung-itung bisa ngeringanin
biaya jajan orang tua. Kalau sebelum dan
sesudah masuk sanggar ini sih, yang paling
signifikan itu pemasukannya, sekali manjak bisa
dapat Rp.350.000 sampai Rp.500.000 sekali
manjak, dan seminggu sekali sebelum pandemi,
itu bisa dapat 3 panggung.
5. Seberapa jauh
kelembagaan
YSM yang telah
Sejauh ini sih perihal surat menyurat, rapat –
rapat dll Saya masih paham, Kalau AD/ARTnya
sih Saya tau, tapi Saya merasa belum
216
dibentuk itu telah
berfungsi secara
efektif?
tersosialisasikan dengan baik sehingga Saya
belum tau apa isi dari AD/ART tersebut.
6. Apakah
program/kegiatan
pemberdayaan
anak muda yang
dilakukan YSM
telah mengangkat
kehidupan
anggota sebagai
kelompok
sasaran menjadi
lebih sejahtera?
Iyaa bang, sejahtera dari segi penghasilan,
sejahtera dari segi ilmu, yaa pokoknya kalau ada
niat mah pasti sejahtera sih bang.
7. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
yang
dilaksanakan
oleh YSM,
terdapat kerja
sama yang
sifatnya solid
diantara berbagai
elemen
Mendukung banget sih bang, soalnya kalau
Setia Muda lagi latihan atau bikin ujian
pelatihan gitu pasti pada nonton, kadang juga
ada yang nyawer buat Setia Muda.
217
masyarakat untuk
ikut berpatisipasi
secara aktif
dalam
merealisasikan
program yang
sudah di rancang
sebelumnya?
8. Apakah proses
pemberdayaan
yang berlangsung
bersifat
demokratis
Sejauh ini sih Saya merasa lancar-lancar aja yaa
bang, soalnya kalau ada apa-apa pasti saling
koordinasi dulu sih.
9. Apakah prioritas
utama YSM
sudah
mementingkan
minat dan
kebutuhan
anggota sehingga
hasil yang di
peroleh lebih
efisien dan
efektif?
Major Saya sebenernya di Saxophone bang, dan
dari minat Saya di saxophone tu Saya bisa dapet
penghasilan, intinya Saya senang bisa dapet
penghasilan dari apa yang Saya suka.
10. Apakah menjadi
anggota YSM
Lebih baik jelas bang, terutama dari segi
penghasilan sih yaa.
218
membuat hidup
menjadi lebih
baik?
Nama: Muhammad Yafie
Usia: 18 Tahun
Alat : Kendang
Jabatan: Anggota bidang 1
Pekerjaan: Siswa SMA
Waktu: 4 Maret 2022 (17.30 – selesai)
1. Apakah YSM
telah
menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi anak
muda dapat
berkembang?
Selama Saya jadi anggota, suasananya sih asik,
rasa kekeluargaannya erat dan tempat ini jadi
tempat yang tepat buat menggali potensi Saya,
Cuma kadang, Kalau boleh jujur, kadang masih
ada yang meragukan dengan cara Saya bermain
alat musik, sebenarnya Saya sedikit geram, tapi
Saya memilih diam untuk menjaga kerukunan.
2. Apakah YSM
telah
memperkuat
potensi yang
dimiliki oleh
anak muda
Lewat beberapa program yang udah Saya
jalanin sih alhamdulillah ada dampaknya bagi
Saya, Saya jadi punya banyak ilmu soal musik
dan ilmu itu bisa Saya implementasiin ke
pelajaran sekolah.
219
melalui langkah-
langkah nyata
3. Apakah YSM
telah melindungi
dan membela
kepentingan anak
muda di dalam
struktur
organisasi?
Kalau ada masalah pribadi maupun organisasi,
pasti dibahas disini, kadang bisa nginep
semaleman sambil cerita-cerita, intinya kita
saling jaga satu sama lain.
4. Apakah YSM
telah
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
melalui
pendampingan
kewirausahaan,
profesionalisme,
dan
kemandirian?
Alhamdulillah Saya sudah sampai tingkatan
profesional, dan bisa dapet uang jajan sedikit-
sedikit, itu semua ya karena sangar ini.
5. Seberapa jauh
kelembagaan
YSM yang telah
dibentuk itu telah
berfungsi secara
efektif?
Jujur kalau Saya sebenarnya masih kurang
paham soal AD/ART, yaa Saya sekarang ini
Cuma jalanin apa yang disuruh aja, tapi untuk
beberapa program yang dijalanin sih dari segi
pembagian tugasnya rapih.
220
6. apakah
program/kegiatan
pemberdayaan
anak muda yang
dilakukan YSM
telah mengangkat
kehidupan
anggota sebagai
kelompok
sasaran menjadi
lebih sejahtera?
Yaaa sebelum pandemi sih kadang dari manjak
itu bisa dapet sekitar 1 jutaan perbulan, kalau
lagi banyak bisa 2 jutaan, alhamdulillah jadi
bisa ngeringanin orang tua buat tambahan jajan.
7. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
yang
dilaksanakan
oleh YSM,
terdapat kerja
sama yang
sifatnya solid
diantara berbagai
elemen
masyarakat untuk
ikut berpatisipasi
secara aktif
dalam
Karena masyarakat sini juga udah paham yaa
kalau sanggar ini semacam identitas budaya
mereka, jadi apapun yang kita lakuin pasti
mereka dukung sih.
221
merealisasikan
program yang
sudah di rancang
sebelumnya?
8. Apakah proses
pemberdayaan
yang berlangsung
bersifat
demokratis
Kalau disini sih semua beban dibagi bareng-
bareng, mau itu diskusi soal arangemen musik,
atau soal rancangan program, itu pasti pak
Hamdani minta pendapat kita juga.
9. Apakah prioritas
utama YSM
sudah
mementingkan
minat dan
kebutuhan
anggota sehingga
hasil yang di
peroleh lebih
efisien dan
efektif?
Dari awal Saya gabung di sanggar ini kan minat
Saya di kendang, dan selama disini pelatihnya
selalu dukung Saya buat main kendang lebih
baik lagi, sampe akhirnya Saya bisa ngelatih
sekarang.
10. Apakah menjadi
anggota YSM
membuat hidup
menjadi lebih
baik?
Yaa alhamdulillah ada lah pasti yang berubah
dalam hidup, intinya Saya bisa mencintai
profesi Saya sebagai seniman dan bisa dapet
penghasilan dari sini itu udah bukti kalau Setia
Muda udah bikin hidup saya lebih baik.
222
Nama: Muhammad Ikbal
Usia: 23 Tahun
Alat: Kendang
Jabatan: Anggota bidang 3
Pekerjaan: Pelatih dan Pendamping Yayasan Setia Muda
Waktu: 22 Maret 2022 (19.30 – selesai)
1. Apakah YSM
telah
menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi anak
muda dapat
berkembang?
Suasanya sih enak yaa, yang bikin Saya nyaman
sih terutama sama kekeluargaanya.
2. Apakah YSM
telah
memperkuat
potensi yang
dimiliki oleh
anak muda
melalui langkah-
langkah nyata
Kalau lewat program-program yang udah kita
jalanin sih terbukti yaa ada hasilnya, kalau buat
Saya pasti dari segi penghasilan sama ilmu-ilmu
baru yang Saya gabisa dapet di sekolah.
223
3. Apakah YSM
telah melindungi
dan membela
kepentingan anak
muda di dalam
struktur
organisasi?
Pastinya kalau ada masalah apapun, mau itu
masalah pribadi, masalah organisasi, pasti kita
prioritasin.
4. Apakah YSM
telah
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
melalui
pendampingan
kewirausahaan,
profesionalisme,
dan
kemandirian?
Saya sekarang ini kan jadi pelatih yaa dan udah
ngelewatin fase tingkatan profesional, yaa
karena beberapa ilmu yang Saya dapet juga
disini akhirnya Saya bisa berprofesi sebagai
seniman profesional dan bisa mandiri juga.
5. Seberapa jauh
kelembagaan
YSM yang telah
dibentuk itu telah
berfungsi secara
efektif?
Kalau dari segi bagian struktur organiasi terus
bidang-bidangnya mah Saya paham, Cuma
kalau AD/ART itu belum terlalu paham.
6. Apakah
program/kegiatan
Kalau dari pandangan Saya yaa, mungkin kalau
dari segi penghasilan itu udah pasti, tapi bukti
224
pemberdayaan
anak muda yang
dilakukan YSM
telah mengangkat
kehidupan
anggota sebagai
kelompok
sasaran menjadi
lebih sejahtera?
nyata yang lain itu, lewat sanggar ini, beberapa
anggota udah bisa kuliah karena usaha sendiri
udh banyak juga yang sarjana, bahkan aa
tommy, itu lagi S3 sekarang, jadi kalai sejahtera
sih udah pasti, karena kalau udah sarjana
kemungkinan buat nyari kerja tetapnya sih
gampang.
7. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
yang
dilaksanakan
oleh YSM,
terdapat kerja
sama yang
sifatnya solid
diantara berbagai
elemen
masyarakat untuk
ikut berpatisipasi
secara aktif
dalam
merealisasikan
program yang
Masyarakat sekitar mendukung banget, apalagi
banyak juga orang tua yang masukin anaknya
kesini buat dilatih jadi seniman betawi, mungkin
kalau menurut Saya sih itu yaa, masyarakat
berpartisipasi di program pelatihan dan
pendampingan gambang kromong dengan cara
masukin anak mereka kesini.
225
sudah di rancang
sebelumnya?
8. Apakah proses
pemberdayaan
yang berlangsung
bersifat
demokratis
Demokratis banget yaa, apalagi kan nanti mau
ada AD/ADRT nih, pasti dengan adanya itu bisa
buat struktur organisasi Setia Muda lebih kokoh
daripada yang sebelumnya.
9. Apakah prioritas
utama YSM
sudah
mementingkan
minat dan
kebutuhan
anggota sehingga
hasil yang di
peroleh lebih
efisien dan
efektif?
Itu pasti, karena kan kalau kita ngejalanin
sesuatu yang ga kita minatin apa kedepannya
bakal baik, kan engga yaa.
10. Apakah menjadi
anggota YSM
membuat hidup
menjadi lebih
baik?
Baik banget sih, dari segi penghasilan, ilmu
sama relasi sih yang penting, karena kita juga
bisa dapet penghasilan diluar sanggar lewat
relasi-relasi itu.
226
Nama: Wiwit Megi
Usia: 28 Tahun
Alat: Gambang
Jabatan: Ketua bidang 4
Pekerjaan: Pelatih dan Pendamping Yayasan Setia Muda
Waktu: 22 Maret 2022 (Pukul 15.54 – selesai)
1. Apakah YSM
telah
menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi anak
muda dapat
berkembang?
Suasananya sih mendukung yaa, karena alatnya
lengkap dan yaa bisa diliat sendiri dimana-mana
ada alat, namanya juga sanggar kesenian, kalau
gaada alat peraganya bukan sanggar kesenian
namanya.
2. Apakah YSM
telah
memperkuat
potensi yang
dimiliki oleh
anak muda
melalui langkah-
langkah nyata
Saya bisa dapet uang jajan hasil kerja sendiri itu
disini bang, waktu itu lewat manjak sih,
beberapa program juga itu nambah wawasan
Saya juga terutma soal kesenian.
3. Apakah YSM
telah melindungi
Sejauh ini sih yang Saya liat kita saling
melindungi yaa, misal ada temen kita yang lagi
227
dan membela
kepentingan anak
muda di dalam
struktur
organisasi?
dirawat di rumah sakit, apapun keadaanya pasti
kita duluan yang bantu, ya karena rasa
kekeluargaannya udah erat sih yaa mau
digimanain lagi.
4. Apakah YSM
telah
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
melalui
pendampingan
kewirausahaan,
profesionalisme,
dan
kemandirian?
Karena Saya koordinator bidang 4, jadi kalau
dari segi kewirausahaan sih pasti ada, yaa
contohnya Saya bisa tau ilmu bisnis konfeksi,
kuliner yaa dari sini.
5. Seberapa jauh
kelembagaan
YSM yang telah
dibentuk itu telah
berfungsi secara
efektif?
Sejauh ini sih paham-paham aja sih yaa bang,
kalau AD/ARTnya sih itu yang masih belom
paham, mungkin nunggu dari petinggi kali yaa
buat disosialisasiin.
6. Apakah
program/kegiatan
pemberdayaan
anak muda yang
Sejahtera pasti iyaa, karena pada dasarnya kita
gabakal ngebiarin satu dari kita tuh sengsara,
meskipun kita juga lagi kekurangan atau
kesusahan, pasti kita cari jalannya sama-sama,
228
dilakukan YSM
telah mengangkat
kehidupan
anggota sebagai
kelompok
sasaran menjadi
lebih sejahtera?
itu sih yang buat sampe sekarang Saya masih
betah disini dari Saya SMP. Cuma yaa karena
kita seniman yaa, jadi penghasilannya ga nentu,
yaa banyak yang bilang kalau musisi atau
seniman itu penghasilannya ga tetap, tapi yang
harus digaris bawahi adalah, yang penting kan
berpenghasilan daripada tidak sama sekali.
7. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
yang
dilaksanakan
oleh YSM,
terdapat kerja
sama yang
sifatnya solid
diantara berbagai
elemen
masyarakat untuk
ikut berpatisipasi
secara aktif
dalam
merealisasikan
program yang
sudah di rancang
sebelumnya?
Warga sih ngedukung yaa, gaada tuh kaya
komplain karena brisik, mungkin karena
sanggar ini tuh tradisi juga jadi mereka udah
terima, yaa tentu pasti ada feedback dari kita
buat mereka kayak bantu-bantu kerja bakti, jadi
panitia qurban sama bagi-bagi takjil.
229
8. Apakah proses
pemberdayaan
yang berlangsung
bersifat
demokratis
Kalau demokratis sih bisa dibilang iyaa, karena
pasti setiap program atau kegiatan-kegiatan
yang mau diadain, pasti ada campur tangan kita
semua, jadi sanggar ini tuh emang kumpulan
dari orang-orang bukan cuma buah pikir dari
satu orang aja.
9. Apakah prioritas
utama YSM
sudah
mementingkan
minat dan
kebutuhan
anggota sehingga
hasil yang di
peroleh lebih
efisien dan
efektif?
Karena Saya ngelatih juga yaa, buat bikin
nyaman terutama anggota-anggota yang baru
nih, itu pasti Saya tanya dulu minatnya dimana,
setelah itu kita bakal motivasi dan ngelatih dia
sampe dia bisa menghasilkan sesuatu dari
minatnya.
10. Apakah menjadi
anggota YSM
membuat hidup
menjadi lebih
baik?
Wahh, sejahtera sih iyaa, intinya Saya bahagia
bisa jadi bagian di sanggar ini, meskipun Saya
bisa dapet penghasilan dari sini, tapi bukan
tentan penghasilan sih, tapi kekeluargaannya.
230
Nama: Muhammad Syarief
Usia: 35 Tahun
Alat:-
Jabatan: Orang Tua peserta didik
Pekerjaan: Konsultan Pertanian
Waktu: 4 Maret 2022 (Pukul 16.23 – selesai)
1. Apakah YSM
telah
menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi anak
muda dapat
berkembang?
Salah satu faktor Saya mau menitipkan anak
Saya ke sanggar ini adalah rasa aman, jadi
suasana yang ada di sanggar ini itu nyaman dan
aman, karena jujur Saya lebih milih anak Saya
latihan disini daripada main kemana-mana yang
ga jelas, cuma pasti ada hambatannya, ya
namanya anak-anak, kalau emang gamau latihan
ya ngotot gamau latihan, gabisa dipaksa, harus
secara perlahan, karena sesuatu yang dipaksakan
itu tidak baik, kadan itu sih hambatan buat
berkembangnya, tapi yang namanya proses pasti
butuh waktu lama dan ga bisa sebentar.
2. Apakah YSM
telah
memperkuat
potensi yang
dimiliki oleh
anak muda
Anak Saya yang satu minatnya di gambang, dan
yang paling gede itu di kongahyan, yaa dengan
adanya pelatihan dan pendampingan disini Saya
melihat banyak banget perubahannya, dari dulu
yang cuma bisa mainin nada dasar sekarang
udah bisa ngebut mainnya.
231
melalui langkah-
langkah nyata
3. Apakah YSM
telah melindungi
dan membela
kepentingan anak
muda di dalam
struktur
organisasi?
Tentunya, Saya salah satu saksi juga perihal
perkembangan sanggar ini, jadi udah tau lah
kalau ada anggota yang butuh pertolongan, pasti
ya kesini, Saya juga kadang minta bantuan apa-
apa kesini.
4. Apakah YSM
telah
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
melalui
pendampingan
kewirausahaan,
profesionalisme,
dan
kemandirian?
Wirausaha ada, yang jualan baju sama makanan
itu kalau ga salah, kalau profesioanl itu kan
berarti kita mendapatkan penghasilan dari
profesi kita sehingga kita bisa mandiri,
meskipun anak Saya yaa masih dalam tahap
dasar, insyallah kedepannya dia bisa
menghasilkan yang lebih daripada yang
sekarang. Dan kadang juga Setia Muda ngadain
penyuluhan dan kegiatan di bidang diluar
kesenian yaa, itu positif sekali, karena kita juga
bisa dapet banyak ilmu langsung dari
sumbernya, karena bagi Saya, mencari ilmu itu
jangan hanya satu bidang saja, persaingan sudah
semakin ketat dan belajarlah dengan orang yang
tepat, kalau kamu mau bikin skripsi tentang nasi
goreng, ya jangan belajar sama dosen, belajarlah
sama tukang nasi goreng
232
5. Seberapa jauh
kelembagaan
YSM yang telah
dibentuk itu telah
berfungsi secara
efektif?
Sejauh ini sih Saya rasa efektif yaa, ada bgian-
bagiannya, karena setau Saya beberapa sanggar
itu cuma sanggar aja, gada strukurnya, nah
kalau Setia Muda ini jelas semuanya ada.
6. Apakah
program/kegiatan
pemberdayaan
anak muda yang
dilakukan YSM
telah mengangkat
kehidupan
anggota sebagai
kelompok
sasaran menjadi
lebih sejahtera?
Kalau yang Saya liat yaa, beberapa anggota
kaya Aris sama Rafiq, itu bisa kerja dibidang
kesenian ya karena sanggar ini juga, tentu
semua ilmu yang di dapatkan di Setia Muda bisa
ngebuat para anggotanya sejahtera tergantung
dari kemauan si anggotanya itu sendiri. Ya yang
penting kalau menurut Saya sih kita juga harus
cinta sama profesi kita, kalau sudah cinta,
apapun akan dilakukan, sesuatu yang dilakukan
karena cinta, pasti akan berjalan terus, tak
perduli usia, loyalitas tersebut yang membuat
kita memiliki keinginan untuk terus mencintai
profesi kita, dan alhamdulillah kalau dari profesi
tersebut kita bisa sejahtera.
7. Apakah dalam
proses
pemberdayaan
yang
dilaksanakan
oleh YSM,
Saya termasuk masyarakat sekitar yaa, Saya
mendukung banget adanya sanggar ini, pertama
karena Setia Muda jadi identitas warga sekitar,
Kedua ya kegiatan yang diadainpun semuanya
positif, Ketiga orangnay asik-asik, meskipun
dari generasi 1 ya banyak yang udah tua, tapi
233
terdapat kerja
sama yang
sifatnya solid
diantara berbagai
elemen
masyarakat untuk
ikut berpatisipasi
secara aktif
dalam
merealisasikan
program yang
sudah di rancang
sebelumnya?
mereka menolak buat tua, bentuk partisipasi
Saya yaa masukin anak kesini dan beberapa kali
ikut bantu-bantu yang lain.
8. Apakah proses
pemberdayaan
yang berlangsung
bersifat
demokratis
Kalau itu Saya kurang tau yaa, mungkin nanti
bisa ditanyain ke anggota sanggar yang lain aja
9. Apakah prioritas
utama YSM
sudah
mementingkan
minat dan
kebutuhan
anggota sehingga
hasil yang di
Yaa contohlah anak Saya, pelan-pelan tapi pasti
dia udah bisa tampil di depan banyak orang
dengan potensi dan bakatnya, dan udah terbukti
juga hasilnya, insyallah kalau konsisten,
hasilnya pun akan semakin baik.
234
peroleh lebih
efisien dan
efektif?
10. Apakah menjadi
anggota YSM
membuat hidup
menjadi lebih
baik?
Sepengelihatan Saya yaa kaya Aris sama Rafiq
tadi, tapi bukan berarti semua yang ga kuliah itu
ga sejahtera yaa, ada banyak kok anggota yang
bikin usaha, jadi pelatih dll, intinya sejahtera
bisa dari mana aja dan jadi apa aja, tergantung
kita manfaatin peluangnya aja, Saya punya
prinsip, peluang bisa datang dari mana saja,
iyakan saja dulu, baru kita kerjain, kita ga
pernah tau hasilnya kalau ga dicoba, kalau benar
ya alhamdulillah bisa bermanfaat, kalau salah ya
kita evaluasi dan jadiin pelajaran karena semua
gaada yang sia-sia.