strategi yayasan setia muda dalam pemberdayaan anak ...

250
STRATEGI YAYASAN SETIA MUDA DALAM PEMBERDAYAAN ANAK MUDA MELALUI KESENIAN MUSIK GAMBANG KROMONG (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Dwi Putranto Priyono 11180540000009 PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2022/1443 H

Transcript of strategi yayasan setia muda dalam pemberdayaan anak ...

STRATEGI YAYASAN SETIA MUDA DALAM

PEMBERDAYAAN ANAK MUDA MELALUI KESENIAN

MUSIK GAMBANG KROMONG (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota

Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Untuk Memenuhi Persayaratan

Memperoleh Gelar sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Dwi Putranto Priyono

11180540000009

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

2022/1443 H

LEMBAR PENGESAHAN

STRATEGI YAYASAN SETIA MUDA DALAM PEMBERDAYAAN

ANAK MUDA MELALUI KESENIAN MUSIK GAMBANG

KROMONG (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota

Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Dwi Putranto Priyono

11180540000009

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

2022/1443H

i

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dwi Putranto Priyono

NIM : 11180540000009

Dengan ini menyatakan bahwa : Skripsi yang berjudul “Strategi Yayasan

Setia Muda Dalam Memberdayakan Anak Muda Melalui Kesenina

Musik Gambang Kromong (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan

Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan)”, adalah benar

merupakan hasil karya asli saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat

dalam proses penyusunannya. Adapun kutipan yang ada di dalam penyusunan

karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Jika

dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau jiplakan

karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini dibuat

untuk dipergunakan semestinya.

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaaan

Anak Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong (Studi di

Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota

Jakarta Selatan)”, telah diuji dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 20 April 2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam.

Sidang Munaqosah Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Muhtadi, M.Si. Isna Rahmawati, S.Pd., M.Ling. NIP: 197506012014111001 Penguji I Penguji II Dra. Nurul Hidayati, M.Pd. WG Pramita Ratasari, S.Ant., M.Si. NIP: 196903221996032001 NIP: 1976021020031220022

Pembimbing

Dr. Muhtadi, M.Si. NIP: 197506012014111001

iii

ABSTRAK

Dwi Putranto Priyono, 11180540000009, Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong (Studi di Yayasan Setia Muda, Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan) Yayasan Setia Muda Merupakan salah satu sanggar kesenian musik

gambang kromong yang berada di Provinsi DKI Jakarta dan sudah berdiri

sejak tahun 1995. Sanggar yang didirikan oleh Bapak Hamdani ini dibangun

dengan tujuan untuk memberdayakan anak muda melalui potensi, minat dan

bakatnya. Melalui beberapa program dan kegiatan pemberdayaan, Yayasan

Setia Muda sukses mencetak anak muda yang produktif dan mandiri.

Penelitian ini terletak di Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Kota

Jakarta Selatan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang

berasal dari observasi dan wawancara, serta data sekunder yang didapatkan

melalui hasil studi beberapa dokumentasi, laporan berkala, company profile,

transkrip dan foto-foto pelaksanaan kegiatan. Teknik analisa yang digunakan

adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi dengan

triangulasi sumber dan waktu.

Teori yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah teori strategi yang

dikemukakan oleh Hatten dan hatten, teori aspek-aspek pemberdayaan oleh

Kartasasmita, dan teori hasil pemberdayaan oleh Mardikanto dan Soebianto.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi, implementasi

aspek-aspek serta hasil pemberdayaan oleh Yayasan Setia Muda terhadap

anak muda melalui kesenian musik gambang kromong.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Anak Muda, Gambang Kromong

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim,Alhaamdulillahirobbil‟alamiin,wabihiinasta‟i

n wa‟alaa umuriddunya waddiin washolaatu wassalaamu ala asyrofil anbiyai

walmursaliin wa‟alaa alihi wasohbihi ajma‟in amma ba‟ad. Puji dan syukur

saya panjatkan kepada Allah SWT atas ridhonya saya dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam yang tercurahkan

kepada nabi besar kita yang agung Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa

Sallam, dan juga kepada keluarga, sahabat, dzurriyahnya hingga kita sebagai

umatnya semoga selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta‟ala aamiin

ya robbal alamiin.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian

ini. Penulis berharap, penelitian ini bisa menjadi manfaat bagi para pembaca

serta mengimplementasikan ilmu yang didapat dari penelitian ini. Peneliti

membuka pintu yang sebesar-besarnya untuk memberi saran dan masukan dari

berbagai kalangan mengenai penelitian ini. Penulisan skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam menuliskan skripsi ini, penulis juga mendapatkan pengetahuan dari

berbagai sumber.

Oleh karenanya penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada:

1. Suparto, S.Ag., M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag.,

BSW., MSW., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.

Sihabudin N, M.Ag., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Cecep Sastra Wijaya, M.A., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

v

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta;

2. Dr. Muhtadi, M.Si., Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing yang telah mendukung,

memotivasi serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini;

3. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., Sekretaris Program Studi

Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Drs. Yusra Kilun, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah mendukung, membimbing serta membantu proses perkuliahan

hingga akhir.

5. Dosen-dosen pengajar selama perkuliahan, Prof. Dr. H. Asep Usman

Ismail, MA., Dr. Tantan Hermansah, M.Si., Nurul Hidayati, S.Ag.,

M.Pd., Wati Nilamsari, M.Si., Rosita Tandos, M.ComDev., Ph.D., M.

Hudri, M.Ag., Dicky Andika, M.Si., Isna Rahmawati, S.Pd., M.Ling.,

beserta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan ilmu

bermanfaat selama masa perkuliahan ini;

6. Kedua orang tua Saya Bapak Ir. Tri Ongko Priyono, MT. dan Ibu

Suhanah Sanusi, kakak Saya Yuanita Priyono, S.Kom., yang telah

memberikan doa, motivasi dan dukungan untuk terus bisa

menyelesaikan pendidikan dan mengejar cita-cita serta penulisan

skripsi ini;

7. Bapak Hamdani selaku pimpinan sanggar Yayasan Setia Muda, Aris

Mayadih, Ahmad Rafiq, Muhammad Yafie, Fallah Akbar, Wiwit Megi,

Muhammad Ikbal, Muhammad Syarief dan teman-teman dari sanggar

vi

Yayasan Setia Muda yang telah membantu Saya dalam menyelesaikan

skripsi ini, sehingga penelitian bisa berjalan dengan lancar;

8. Teman-teman seperjuangan: Ali Munajib, Defa Tsamara Zafirah,

Hanifah Chairani, Mutia Salamah, Gilang Tresna, Sri Anggreini,

Muhammad Naufal Ardiansyah dan Yudi Ariski yang telah

memberikan doa dan semangat selama masa perkuliahan dan skripsi;

9. Seluruh teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

angkatan 2018 yang telah memberikan pengalaman luar biasa di masa

perkuliahan.

Semoga teruntu seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini mendapatkan balasan kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT.

Penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

program studi Pengembangan Masyarakat Islam dan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, dan juga teman-teman Yayasan Setia Muda.

Jakarta, 18 April 2020

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR .................................................................................iv

DAFTAR ISI ...............................................................................................vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................x

DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................xi

LAMPIRAN ................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ....................................................5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................6

D. Metodologi Penelitian ........................................................................8

E. Tinjauan Pustaka ..............................................................................15

F. Sistematika Penulisan .......................................................................28

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................31

A. Landasan Teori ..................................................................................31

B. Kerangka Pikir ...................................................................................48

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ..........................50

A. Logo ..................................................................................................50

B. Sejarah .............................................................................................. 51

C. Visi dan Misi ..................................................................................... 52

D. Struktur Organisasi ............................................................................53

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......................................55

A. Data Penelitian ..................................................................................55

B. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak Muda

Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong ...................................65

viii

C. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan

Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian

Musik Gambang Kromong.................................................................89

D. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak

Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong .......................103

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................123

A. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak Muda

Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong .................................123

B. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan

Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian

Musik Gambang Kromong...............................................................142

C. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak

Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong .......................158

BAB VI PENUTUP ....................................................................................173

A. Kesimpulan .....................................................................................173

B. Saran ................................................................................................177

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................179

LAMPIRAN ...............................................................................................184

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informan Penelitian .......................................................................10

Tabel 2.1 Kerangka Pikir ..............................................................................48

Tabel 4.1 Jumlah Anggota Yayasan Setia Muda ..........................................54

Tabel 4.2 Jadwal Pelatihan dan Pendamingan ..............................................55

Tabel 4.3 Tarif Manjak Yayasan Setia Muda ...............................................61

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Yayasan Setia Muda ..................................62

Tabel 4.5 Indikator Keberhasilan ..................................................................81

Tabel 4.6 Indikator Perbandingan Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota

Yayasan Setia Muda....................................................................................120

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Yayasan Setia Muda ........................................................49

xi

DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistika

COVID 19 : Corona Viruses Disease 2019

ESP : English for Specific Purpose

FM : Frequency Modulation

HKI : Hak Kekayaan Intelektual

Humas : Hubungan Masyarakat

KIM : Kelompok Informasi Masyarakat

KSW : Kelompok Swadaya Wanita

NEET : Not Empyoling, Education or Training

NU : Nahdatul Ulama

PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

P2M : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

SDM : Sumber Daya Manusia

YSM : Yayasan Setia Muda

5W + 1H : What, Where, Why, Who, When + How?

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Pembimbing .............................................183

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ...............................................................184

Lampiran 3. Cover Proposal Skripsi ...........................................................185

Lampiran 4. Catatan Observasi ...................................................................186

Lampiran 5. Pedoman Wawancara .............................................................189

Lampiran 6. Transkrip Wawancara .............................................................195

Lampiran 7. Dokumentasi ...........................................................................234

Lampiran 8. Company Profile.....................................................................235

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki beragam kesenian dan budaya yang tersebar

diseluruh pulau, namun sayangnya, bagi sebagian daerah yang

memiliki ciri khas yang kental akan kesenian dan budayanya, tidak

dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat lokal, khususnya

generasi muda. Padahal, jika masyarakat mengetahui cara

merancang strategi pengenalan budaya yang mereka miliki kepada

dunia luar dengan memanfaatkan akses teknologi yang sudah

semakin mudah, maka tak memungkinkan bahwa kesenian dan

budaya di daerah tersebut akan menjadi sektor penghasilan bagi

masyarakatnya. Dengan adanya arus globalisasi yang semakin

kuat, serta pengaruh dunia barat yang masuk secara terus menerus,

membuat anak muda kini kurang sadar akan pentingnya

melestarikan kesenian dan budaya tradisional Indonesia. Semua itu

disebabkan karena mereka terlalu banyak mengkonsumsi pengaruh

atau produk luar yang cenderung memanjakan mereka, bisa

melalui game online, digital platform dan social media. Sehingga,

kemudahan akses teknologi tersebut mengurangi tingkat

produktivitas anak muda di zaman ini.

Menurut data Badan Pusat Statistika, anak muda di Indonesia

yang tergolong tidak masuk katagori produktif pada tahun 2020

mencapai 24,28%, hal ini menunjukan tren kenaikan dari tahun

2019 yang berada di angka 21,77%. Badan Pusat Statistika

2

menyebut mereka sebagai NEET atau Not Employing, Education

and Training. Dimana NEET merupakan istilah untuk anak muda

sedang tidak bekerja, menjalani pendidikan dan pelatihan alias

meganggur. Hal ini tentu berdampak pada masa depan kelestarian

kesenian dan budaya Indonesia sebab, anak muda merupakan

calon penerus bangsa. Dalam pemberdayaan, erat kaitannya

dengan istilah sustainable atau berkenalnjutan, dimana hal itu

mendefiniskan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat

membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga masyarakat itu

berdaya. “Mencegah lebih baik daripada mengobati”, artinya,

pemberdayaan anak muda melalui kesenian dan budaya harus

dilaksanakan sejak dini agar mereka menjadi insan yang produktif

dan siap menghadapi persaingan yang ketat di masa yang akan

datang.

Allah berfirman dalam QS. AT-Tin ayat 4 yang berbunyi :

نسان في احسن تقويم لقد خلقنا ال

Yang artinya, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya”.

Dari ayat diatas, Allah SWT telah berfirman, bahwa manusia

merupakan bentuk yang paling sempurna diantara semua ciptaan

Allah SWT di seluruh alam semesta, Allah membekali manusia

dengan akal dan pikiran sehingga mereka merupakan makhluk

hidup yang sempura. Manusia diberi akal untuk bisa membuat

hidupnya menjadi bermanfaat bagi dirinya, maupun orang lain,

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga senantiasa

3

membantu orang lain yang sedang kesulitan. Akal merupakan

anugerah yang diberikan Allah SWT kepada manusia agar mereka

dapat menjadi makhluk yang sempurna serta dapat menjadikan

dirinya manusia yang produktif. Anak muda yang memiliki akal

yang masih segar dan dapat berfungsi dengan baik, seharusnya

dapat memanfaatkan nikmat Allat SWT, untuk memberdayakan

dirinya agar menjadi insan yang produktif. Dimana produktif disini

berkaitan dengan output anak muda tersebut ketika bisa mengenali

potensi yang ada pada dirinya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat berbagai macam

strategi dan program untuk mendukung pemberdayaan masyarakat,

termasuk dengan membentuk organisasi ataupun kelompok.

Melalui organisasi, masyarakat cenderung lebih mudah

meningkatkan kapasitasnya, baik secara personal, maupun

kelembagaan dalam mengembangkan kemitraan. Artinya mereka

akan didampingi oleh fasilitator agar proses pemberdayaan bisa

terahakan dengan efektif. Sebuah organisasi tentu harus memiliki

strategi dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat guna

mencapai tujuan pemberdayaan, hal itu sesuai dengan salah satu

fungsi organisasi sebagai development of organizational structure.

Yang artinya suatu organisasi, lembaga atau yayasan berfungsi

untuk mengembangkan sumber daya dan potensi para anggota

yang ada didalamnya guna menjadi manusia yang produktif.

Yayasan Setia Muda merupakan salah satu sanggar kesenian

yang melakukan pemberdayaan dan pendampingan kepada para

anak muda melalui musik gambang kromong khas betawi. Tak

4

hanya musik, yayasan yang didirikan oleh Bapak Hamdani sejak

tahun 1995 ini, juga mendamipingi anak muda agar mahir dalam

beberapa kesenian betawi lainnya seperti lenong, palang pintu,

ondel-ondel dan tari tradisional khas betawi. Uniknya, disaat

beberapa sanggar kesenian betawi hanya berisikan orang yang

bersuku betawi, sanggar ini justru memperbolehkan orang dari

berbagai macam suku dan budaya yang berbeda untuk bisa

mempelajari dan mengimpelentasikan kesenian tradisional dan

nilai-nilai budaya betawi kedalam kehidupan sehari-hari. Yayasan

ini masih berdiri kokoh ditengah kuatnya arus globalisasi yang

sangat mempengaruhi anak muda, sebab Yayasan Setia Muda

memiliki beberapa kegiatan dan program pemberdayaan yang

proggresif dan inovatif, dimana mereka mendidik para anak muda

sesuai dengan zamannya. Pemberdayaan anak muda yang

dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda terbukti menghasilkan

beberapa insan muda yang produktif, sebab, anak muda disini

diberdayakan dan didampingi sesuai dengan minat dan bakat

mereka tak lupa mengintegrasikan dan memanfaatkan peluang

yang ada agar anak muda di Yayasan Setia Muda dapat memiliki

kepercayaan diri yang kuat sehingga, mereka bisa memaksimalkan

potensinya dan dikonversikan menjadi sebuah penghasilan dan

pengalaman.

Sesuai jabaran diatas, peneliti memiliki tujuan untuk

mengetahui secara merinci dan mendalam mengenai

pemberdayaan anak muda lewat kesenian betawi yang

dilaksanakan oleh Yayasan Setia Pemuda. Kegiatan tersebut

5

memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi sebab anak muda

merupakan kader penerus bangsa yang memiliki tanggung jawab

dan kewajiban melestarikan budaya Indonesia dimasa yang akan

datang. Lewat Yayasan Setia Pemuda, sanggar tersebut bukan

hanya sekedar melestarikan budaya betawi, namun mereka juga

memberdayakan semua anak muda yang tergabung didalamnya,

sehingga mereka bisa menjadi anak muda yang produktif. Yayasan

Setia Muda tidak melepaskan anggotanya begitu saja, ada proses

pendampingan yang sustainable, dimana pemberdayaan di

yayasan ini tidak bersifat insidensial namun terus berkelanjutan.

Oleh karena itu, peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian

terhadap anak muda yang ada di Yayasan Setia Muda, sesuai

dengan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti

menuangkan didalam skripsi yang berjudul “STRATEGI YAYASAN

SETIA MUDA DALAM PEMBERDAYAAN ANAK MUDA

MELALUI KESENIAN MUSIK GAMBANG KROMONG”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah

dipaparkan di atas, sebagai upaya untuk tidak menghasilkan

sebuah kesalahpahaman. Oleh karena itu, peneliti melakukan

batasan pada ruang lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat

yang dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda. Hal tersebut

dilakukan agar pada prosesnya mendapatkan hasil yang maksimal

dan juga mendalam mengenai pemberdayaan anak muda di

sanggar ini.

6

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah pada paparan di atas,

oleh karena itu peneliti dapat merumuskan beberapa masalah

sebagai berikut ini:

a. Bagaimana strategi Yayasan Setia Muda dalam

pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong?

b. Bagaimana Implementasi aspek-aspek pemberdayaan oleh

Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda

melalui kesenian musik gambang kromong?

c. Bagaimana hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda

melalui kesenian musik gambang kromong?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan jabaran rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi Yayasan Setia Muda

dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik

gambang kromong;

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi aspek-aspek

pemberdayaan oleh Yayasan Setia Muda dalam

pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong;

c. Untuk mengetahui bagaimana hasil pemberdayaan yang

7

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan

anak muda melalui kesenian musik gambang kromong.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan oleh penelitian ini dibagi

menjadi 2 macam, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis

sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pemberdayaan

masyarakat, khususnya bagi peneliti, melalui kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda;

2. Untuk menambah ragam keilmuan guna memperluas cakupan

teori dan konsep pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan

pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda;

3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah

wawasan keilmuan para anak muda, dimana mereka bisa

mengenali potensi yang ada didalam diri mereka dan

mengkonversikannya kedalam upaya yang produktif.

b. Manfaat Praktis

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan

rerfrensi bagi yayasan, sanggar atau lembaga pemberdayaan

berbasis kebudayaan tradisional lainnya dengan cara

mengetahui strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil

pemberdayaan masyarakat yang ada di Yayasan Setia Muda;

2. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan motivasi kepada

semua anak muda untuk mengambil langkah inisiatif guna

8

menjadi manusia yang produktif melalui kesenian tradisional;

3. Penelitian ini juga diharapkan dengan adanya penelitian ini,

dapat dijadikan sebagai refrensi atau pedoman dalam

melaksanakan penelitian di masa yang akan datang.

D. Metodologi Penelitian.

1. Jenis Penelitian

Penelitian kali ini merupakan penelitian yang disajikan dalam

bentuk deskriptif dengan cara mendeskripsikan gejala-gejala,

fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,

mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Hardani.

Ustiawaty, 2017). Metode penelitian deskriptif berusaha menggali

fakta suatu kejadian, aktivitas, objek, proses, serta subjek

(manusia) dengan apa yang terjadi sebenarnya, pada waktu

sekarang atau jangka waktu yang akan datang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan secara rinci

dan sistematis proses penelitian mengenai strategi, implementasi

aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian

musik gambang kromong.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian kali ini menggunakan pendekatan penelitian secara

kualitatif yang dimana, menurut Sugiyono (2007: 1), metode

penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada objek yang alamiah, dimana peneliti berperan

sebagai instrumen kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan

9

secara gabungan. (Prasanti, 2018). Peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif dengan tujuan, dapat menjabarkan apa yang

diperoleh melalui hasil riset lapangan mengenai strategi,

implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang dilakukan

oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui

kesenian musik gambang kromong secara rinci, faktual dan akurat.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian kali ini berada di sebuah sanggar kesenian

tradisional betawi bernama Yayasan Setia Muda yang terletak di

Jl. Jambu 2 No.32, RT.003/RW.002, Kelurahan Cipedak,

Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Yayasan ini merupakan

salah satu sanggar musik gambang kromong yang berbentuk

yayasan dan diakui serta mendapatkan pembinaan langsung oleh

Dinas Kebudyaan DKI Jakarta. Selain itu, Yayasan Setia Muda

juga terletak dekat dengan Setu Babakan sebagai balai konservasi

kebudayaan betawi yang menjadikan Yayasan Setia Muda sebagai

wadah yang efektif dalam melakukan pemberdayaan khususnya

lewat kesenian musik gambang kromong. Hal yang mendukung

untuk melakukan penelitian lainnya adalah dengan adanya

beberapa bukti konkrit kegiatan pemberdayaan yang telah

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam mencetak generasi

muda yang aktif dan juga produktif. Penelitian dilakukan mulai

dari bulan Oktober 2021 hingga selesai.

4. Teknik Pemilihan Informan Penelitian

Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik “puposive sampling”. Menurut Sugiono

10

(2016:85) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Alasan penelitian kali

ini menggunakan teknik purposive sampling adalah karena tidak

semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena

yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti memilih teknik purposive

sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau

kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel

yang digunakan dalam penelitian ini (Yustia Putri, 2017).

Sedangkan informan penelitian kali ini dipilih oleh peneliti dengan

cara purposive sampling, dimana peneliti memilih informan

penelitian yang memadai dan dipercaya memiliki informasi yang

penting guna mendapatkan hasil data yang akurat dan efektif.

Adapun beberapa klasifikasi informan pada penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 1.1 (Tabel Informan)

NO. Informan Jumlah Keterangan Data Yang Digali 1. Bapak

Hamdani 1 Pendiri,

pimpinan dan

fasilitator Yayasan

YSM

1. Sejarah berdirinya YSM

2. Aris Mayadih

1 Wakil ketua, pelatih dan pembina

YSM

1. Strategi YSM dalam pemberdayaan anak muda melalui keseian musik gambang kromong 2. Implementasi aspek-aspek pemberdayaan YSM dalam pemberdayaan anak

11

muda melalui keseian musik gambang kromong

3. Fallah Akbar,

Muhammad Yafie, Ahmad Rafiq, Wiwit Megi,

Muhammad Ikbal,

Muhammad Syarief

6 Anggota dan orang tua anggota YSM

1. Hasil pemberdayaan YSM dalam pemberdayaan anak muda melalui keseian musik gambang kromong

5. Macam-Macam Sumber Data

Dalam penelitian kali ini, guna mendapatkan data yang faktual

dan akurat, peneliti menggunakan dua sumber data. Sumber data

yang akan digunakan untuk memperoleh data lapangan terdiri atas

dua sumber, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang dihasilkan

melalui proses observasi secara langusung dan wawancara

kepada beberapa narasumber secara mendalam di Yayasan

Setia Muda. Dalam penelitian ini, peneliti membuat catatan

observasi untuk memudahkan proses pengambilan data.

Adapun data primer yang berasal dari proses wawancara

akan digali melalui beberapa narasumber dengan

menggunakan teknik purposive sampling dimana peneliti

memilih narasumber terkait sesuai yang tertera di tabel 1.1

12

(Tabel Informan Penelitian);

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh

hasil studi beberapa dokumen penunjang penelitian, dalam

penelitian kali ini, peneliti menggunakan beberapa data

sekunder seperti dokumentasi, laporan berkala, company

profile, transkrip dan foto-foto pelaksanaan kegiatan

pemberdayaan anak muda oleh Yayasan Setia Muda.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian kali ini adalah para anggota yang

tergabung di Yayasan Setia Muda serta beberapa elemen

masyarakat yang mendukung kegiatan pemberdayaan yang

dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda. Sedangkan untuk objek

penelitian kali ini adalah strategi, implementasi aspek-aspek dan

hasil pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Yayasan Setia

Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik

gambang kromong.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi

(pengamatan), interview (wawancara), studi literatur atau studi

dokumentasi dan gabungan keempatnya (Hardani. Ustiawaty,

2017). Adapun rincian teknik pengumpulan data pada penelitian

kali ini sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk

13

mendapatkan data yang real dan apa adanya sesuai dengan

apa yang terjadi di lapangan. Yayasan Setia Muda perupakan

sebuah sanggar kesenian yang melakukan pemberdayaan

anak muda di bidang kesenian musik gambang kromong,

oleh karena itu dengan melakukan pengamatan secara

langsung, diharapkan akan mendapatkan gambaran yang

jelas mengenai strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil

pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda

dalam pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik

gambang kromong;

b. Interview

Interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan

data yang berasal dari beberapa narasumber berdasarkan

tabel 1.1. Interview dilakukan untuk mendapatkan berbagai

informasi yang akurat dan mendalam dengan memberikan

beberapa pertanyaan seputar strategi, aspek-aspek serta hasil

pemberdayaan kepada beberapa narasumber yang terlibat

dalam pemberdayaan anak muda di Yayasan Setia Muda;

c. Studi Literatur atau Dokumen

Studi literatur atau dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang didapatkan dengan meneliti laporan

berkala, company profile, foto-foto kegiatan dan beberapa

dokumen atau transkrip yang berkaitan langung dengan

strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan

yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam

pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong.

14

8. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan analisis data

model interaktif, dikemukakan oleh Miles & Huberman (1984:23).

Analisis data model interaktif ini memiliki tiga komponen, yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Menurut

Miles dan Huberman (1984:23) ketiga komponen utama yang

terdapat dalam analisis data kualitatif itu harus ada dalam analisis

data kualitatif, sebab hubungan dan keterkaitan antara ketiga

komponen itu perlu terus dikomparasikan untuk menentukan

arahan isi simpulan sebagai hasil akhir penelitian (Nugrahani,

2014).

Analisis data dilakukan dengan cara memilih mana yang

memiliki tingkat urgensi paling tinggi, menjabarkan hasil

penelitian dan kemudian menarik kesimpulan. Berdasarkan hal

tersebut dikemukakan bahwa, analisis data merupakan sebuah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi literatur

mengenai strategi, aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang

dlakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak

muda melalui kesenian musik gambang kromong, yang kemudian

disimpulkan agar hasil penelitian dapat lebih mudah dipahami.

9. Teknik Validasi Keabsahan Data

Teknik validasi keabsahan data merupakan suatu cara untuk

membuktikan kebenaran suatu data yang telah didapatkan melalui

proses penelitian di lapangan. Menurut Matthew B. Miles dan A.

15

Michael Huberman, taktik tersebut berupaya membandingkan

indeks- indeks yang ada, sehingga, mengarahkan kepada

kesimpulan yang tepat (Rijali, 2019). Pada penelitian kali ini,

peneliti menggunakan cara triangulasi untuk memastikan bahwa

data yang didapatkan di lapangan sangatlah akurat dan tidak

memunculkan data yang abstrak serta bertentangan dengan apa

yang sebenarnya terjadi secara real. Adapun teknik triangulasi

menurut Satori dan Komariah (2011: 170) yang diklasifikasikan

menjadi beberapa cara, yaitu melalui triangulasi sumber,

triangulasi teknik dan triagulasi waktu. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi sumber dan waktu dengan menggali

keabsahan data melalui dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil

observasi dan mewawancarai lebih dari satu narasumber dengan

jangka waktu serta keadaan yang berbeda.

10. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang dilakukan peneliti untuk menulis skripsi

ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2017” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitiam lebih jauh, peneliti melakukan

studi di beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan

tema penelitian dengan peneitian kali ini. Hal ini dimaksudkan

untuk menghasilkan sebuah novelty atau kebaharuan dalam

16

penelitian, sehingga, penelitian kali ini memiliki beberapa

perbedaan yang spesifik diantara penelitian lainnya.

Pertama, penelitian ini berjududul “Musik Sebagai Media

Dakwah Dalam Pemberdayaan Siswa Tuna Grahita Nipotowe”,

yang ditulis oleh saudara Mohammad Nawir, Mokh Ulil Hidayat

dan Iskandar Iskanda. Dalam penelitian ini, para peneliti

menjelaskan bahwa musik dapat digunakan manusia untuk

berbagai macam tujuan, dari tujuan untuk mendekatkan manusia

kepada Tuhan, sekedar hiburan, untuk mencari uang, bahkan ada

juga orang menggunakan musik untuk pemenuhan hawa nafsu

yang menyebabkan manusia lupa akan dirinya sebagai makhluk

Tuhan. Dan pada penelitian ini, peran musik dijadikan sebagai

salah satu pendekatan bimbingan konseling Islam dalam

pemberdayaan siswa. Tunagrahita merupakan sebuah istilah yang

digunakan untuk menyebut siswa yang mempunyai kemampuan

intelektual dibawa rata-rata atau dikenal juga dengan istilah

keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasanya

mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan

disekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang

mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni

disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut. Oleh karena itu,

melihat berbagai hal tersebut di atas, memperjelas gambaran

bahwa memang selayaknya musik yang dijadikan sebagai media

dakwah harus dimaksimalkan guna membantu dan mempermudah

siswa Tunagrahita dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan

keterbatasan yang mereka miliki (Nawir et al., 2016). Dalam

17

penelitian ini, peneliti menekankan nilai keislamannya, terutama

dalam media dakwah, dimana dakwah disini bertujuan untuk

memberdayaka sisa Tuna Grahita melalui kesenian musik.

Persamaan dalam penelitian ini, peneliti sama-sama membahas

pentingnya pemberdayaan siswa/anak muda melalui kesenian.

Sedangkan perbedaan di kedua penelitian ini, peneliti menekankan

nilai keislamannya, terutama dalam media dakwah, dimana

dakwah disini bertujuan untuk memberdayaka sisa Tuna Grahita

melalui kesenian musik.

Kedua, penelitian ini berjudul “Musik Tongtong Sebagai

Pemberdayaan Ekonomi dan Identitas Lokal Masyarakat

Kabupaten Sumenep Madura” yang ditulis oleh saudara Titis

Setyono Adi Nugroho. Dalam penelitiannya, Titis Setyono Adi

Nugroho menyimpulkan bahwa pelestarian musik tongtong

sebagai musik tradisi masyarakat Madura diwujudkan melalui

kegiatan Festival Musik Tongtong yang berlangsung setiap

setahun sekali sekaligus memperingati HUT Kabupaten Sumenep

Madura. Kegiatan ini juga difungsikan sebagai pemberdayaan

ekonomi masyarakat lokal yang sebagian hidup dari sektor

pariwisata. Melalui kegiatan Festival Musik Tongtong dianggap

sebagai jalan legitimasi musik tongtong sebagai identitas asli

masyarakat Madura. Hal ini didapatkan melalui kolektivitas sosial

dalam konsep permainan musik tongtong yang dipaparkan oleh

Busyro Karim selaku Bupati Kabupaten Sumenep Madura, dan

dukungan dari TNI-Polri, dinas terkait setempat dan masyarakat

lokal (Setyono & Nugroho, 2019). Perbedaan dengan penelitian

18

kali ini adalah terletak pada jenis kesenian yang diteliti, pada

penelitian ini sang penulis memaparkan perihal kesenian Musik

Tongtong dari Madura. Persamaannya, kedua peneliti

memaparkan tentang pentingnya kesenian sebagai media

pemberdayaan kepada masyarakat sekaligus menjadi kegiatan

pelestarian budaya masyarakat Madura. Sedangkan perbedaannya

adalah hanya pada jenis kesenian yang diteliti, pada penelitian ini

sang penulis memaparkan perihal kesenian Musik Tongtong dari

Madura.

Ketiga, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan dan pertunjukan

musik bagi anak panti asuhan Yayasan Kasih Mandiri Bersinar”

yang ditulis oleh Dani Nur Saputra dan Clemy Ikasari. Metode

Pelakasanaan yang dilakukan dalam program pengabdian kepada

masyarakat dilakukan melalui program pelatihan seni musik yang

telah disepakati melalui ikatan kerjasama antar dua instansi.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam rentan waktu yang telah

ditetapkan bersama antara pihak Tim P2M Program studi

pendidikan mudik, UNJ dengan Yayasan Kasih Mandiri Bersinar.

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, pihak yayasan

menyediakan tempat untuk di jalankannya program. Pihak tim

pengabdian kepada masyarakat akan melakukan sebuah

pemberdayaan musik di Yayasan Kasih Mandiri Bersinar.

Kegiatan Pemberdayaan dan pertunjukan music yang dilakukan di

panti asuhan yayasan kasih mandiri bersinar berjalan dengan baik

walaupun sempat mengalami masa vakum selama beberapa bulan

karena adanya pandemic virus covid 19. Pertunjukan musik dan

19

bernyanyi yang dilakukan oleh anak-anak panti asuhan

memunculkan antusias dan semangat belajar yang tinggi. Pada

pertemuan awal, Tim mengalami kesulitan dalam mengajarkan

bernyanyi karena beberapa anak tidak mengenal nada. Akan tetapi

berkat usaha yang keras dari anak untuk belajar sampai pada

akhirnya sebagian besar dari mereka sudah bisa bernyanyi dengan

nada yang tepat. Dengan adanya pelatihan yang dilakukan oleh tim

P2M membuahkan hasil yang signifikan dimana kondisi awal

anakanak tidak menguasai teknik bernyanyi dan bermain musik.

Program pelatihan musik dan bernyanyi yang dilakukan dapat

menjawab persoalan yang terdapat pada latar belakang

dilakukannya pengabdian kepada masyarakat di panti asuhan

yayasan kasih mandiri bersinar. Kegiatan yang dilakukan sangat

terbatas karena adanya pandemic virus covid 19. Sehingga

program pelatihan music tetap harus diadakan kembali sebagai

program lanjutan untuk mengembangkan potensi anak-anak di

panti asuhan. Persamaan dalam penelitiam ini, mereka melakukan

studi kasus di suatu yayasan dan menitik beratkan pada kesenian

musik. Perbedaan dalam penelitian ini hanya berbeda pada lokasi

tempta penelitian, penelitian ini bertempat di Yayasan Kasih

Mandiri Bersinar dimana itu merupakan yayasan atau panti asuhan.

Keempat, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Komunitas

dan Eksistensi Musik Kendang Kempul di Media Penyiaran

Komunitas” yang ditulis oleh Rendi Diawangsa. Hasil dari

penelitian ini adalah Radio Komunitas Citra FM sebagai objek

penelitian merupakan salah satu radio komunitas yang memiliki

20

program acara dan pemberdayaan komunitas yang cukup baik.

Sebagai radio komunitas budaya, Citra FM memiliki program-

program yang mendukung pelestarian budaya, khususnya

Banyuwangi. Radio Komunitas Citra FM memiliki program

Gending Using setiap hari pukul 10.00 – 13.00 WIB yang khusus

memutarkan lagu kendang kempul. Dengan program acara

Gending Using, Rakom Citra FM dianggap ikut andil dalam

mendukung eksistensi musik kendang-kempul. Dalam program

tersebut, pendengar diperbolehkan berinteraksi dengan mengirim

salam melalui hotline yang telah disediakan, request lagu

kesayangan, hingga datang ke studio untuk sekedar bertegur sapa.

Studi kasus pada penelitian ini bertempat di Radio Komunitas

Citra FM Banyuwangi. Mereka melakukan pemberdayaan musik

melalui radio dimana dengan diputarkannya musik kendang

kempul khas banyuwangi, dapat memberdayakan komunitas

musik kendang kempul di banyuwangi. Persamaan pada penelitian

ini, sang penulis melakukan penelitian perihal pemberdayaan seni

budaya tradisional. Dan perbedaan, terletak pada letak studi kasus,

pada penelitian ini bertempat di Radio Komunitas Citra FM

Banyuwangi. Mereka melakukan pemberdayaan musik melalui

radio dimana dengan diputarkannya musik kendang kempul khas

banyuwangi, dapat memberdayakan komunitas musik kendang

kempul di banyuwangi.

Kelima, penelitian ini berjudul ”Pemberdayaan Masyarakat

Desa Melalui Kesenian Tradisional Pada Jama'ah Tahlil di

Kelurahan Tambak Aji Kota Semarang” yang ditulis oleh saudara

21

Muslam. Hasil penelitian dari kegiatan pengabdian masyarakat

yang dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Juli 2013

sampai dengan bulan September 2013, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kegiatan ini disambut antusiasme oleh masyarakat dengan

bukti dukungan dari segenap anggota masyarakat di

kelurahan Tamnakaji terutama RW I dengan bukti dukungan

lokal organisers baik pada saat perencanaan sampai Pada

akhir pelaksanaan, hal ini sebagai jaminan kenerlangsungan

pasca pendampingan;

2. Terbentuknya kelompok kesenian tradisional rebaga sebagai

wahana dakwah syaiar Islam dan kegiatan tambahan yang

menyenangkan bagi jama’ah Tahlil Al-Amanah RW I

Tambakaji dan sebagai wahana penciptaan jama’a dan

generasi cinta shalawat nabi.

Penelitian ini sama-sama membahas perihal pemberdayaan

lewat kesenian tradisional. Perbedaan yang membedakan dengan

penelitian Saya adalah penelitian ini diimplementasikan kepada

Jama.ah Tahlil di Kelurahan Tambak Aji Kota Semarang.

Keenam, penelitian ini berjudul “Kesenian Musik Gejog Lesung

Sebagai Media Pemberdayaan Budaya Masyarakat Oleh

Paguyuban Nyutra Budaya Kelurahan Wirogunan Kecamatan

Mergangsan Yogyakarta” yang ditulis oleh Ahmad Khuzairi.

Proses pemberdayaan budaya masyarakat melalui kesenian musik

gejog lesung oleh paguyuban nyutra budaya ini melalui beberapa

tahapan. Tahap penyadaran dan pembentukan prilaku, tahab ini

22

dilakukan dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat agar

masyarakat sadar bahwa masyarakat harus meningkatkan kualitas

hidup mereka, dalam halini yang diperhitungkan masalah

keseniannya, bagaimana menyadarkan masyarakat agar tetap

paham terhadap kebudayaan ataupun dari nilai budaya itu sendiri.

Harapannya agar masyarakat bisa meningkatkan jiwa sosial

mereka atau kebersamaan mereka dalam keguyuban dan

kerukunan antar tetangga, serta dapat mempengaruhi cara berfikir

masyarakat terhadap persoalan- persoalan keterbelakangan,

kemiskinan dan masalah- maslah kehidupan yang lainnya,

masyrakat mampu atau dapat terlibat dalam setiap pengambilan

keputusan dan kebijakan dalam perogram pemerintah agar

menguntungkan masyarakat memperhatikan keseimbangan

kehidupan masyrakat, dalam setiap pembangunan dan kebijakan.

Adapun tahap penyadaran dan pembentukan prilaku yang

digunakan oleh pengurus paguyuban Nyutra Budaya melalui

berbagai macam cara, seperti kumpulan ketika memperagakan

kesenian Musik Gejog Lesung, Ketoprak Leseung, melalui rapat-

rapat rutinan dan lain sebagainya. Dari perkumpulan itulah

pengurus paguyuban Nyutra Budaya mempublikasikan persoalan-

persoalan sosial kepada dimasyarakat. Lalu tahap selanjutnya

adalah Transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan

tahap ini merupakan tahapan bagaimana masyarakat di beri

pemahaman tentang berbagai macam keterampilan dalam bentuk

pertanian kota baik itu tentang kesenian bertani dilahan yang

sempit yang disebut dengan budidaya pertanian kota, cara

23

berkomunikasi yang baik, atau latihan mintal, bagai mana

masyarakat di latih menjadi seorang seniman.

Persamaan dengan penelitian kali ini adalah sama sama

membahas akan urgensi pemberdayaan masaryarakat lewat

kesenian. Dimana kesenian bisa meningkatkan taraf hidup suatu

masyarakat jika dikelola dan dikorrdini dengan baik. Perbedaan

hanya terletak di lokasi studi kasus dan usia atau target

pemberdayaannya.

Ketujuh, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Pengembangan Budaya Kewirausahaan Untuk

Mengurangi Pengangguran dan Kemiskinan” yang ditulis oleh

saudara Siti Maisaroh. Berdasarkan hasil penelitian yang ada di

penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi program kebijakan pengurangan

pengangguran dan kemiskinan secara makro barangkali

sudah dapat dinyatakan “berhasil”. Namun dalam tingkat

meso dan khususnya ditingkat mikro terutama di daerah

penelitian ini belum dapat dinyatakan berhasil;

2. Dapat diidentifikasikan ada beberapa potensi fundamental

dan isu sentral strategis sebagai modal dasar dalam

pembentukan model pemberdayaan masyarakat melalui

budaya kewirausahaan yakni; masih tingginya modal sosial,

etos kerja produktif, potensi lokal (usaha kerajinan bambu

dan kayu), faktor teknis, modal manusia termasuk skill yang

dimiliki, motivasi dan spirit kewirausahaan serta budaya

produktif;

24

3. Karakteristik dan kondisi kelembagaan sosial, ekonomi,

budaya kewirausahaan dan politik masyarakat setempat tetap

kondusif serta adanya interaksi yang baik dengan berbagai

program pemerintah daerah maupun nasional, sehingga

dapat sebagai faktor pendukung utama dalam pembentukan

model pemberdayaan masyarakat agar dapat terlepas dari

masalah pengangguran dan kemiskinan secara mandiri dan

berkelanjutan.

Kedelapan, penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Perempuan

Melalui Kesenian Karawitan di Mejiharjo Karangmojo, Gunung

Kidul” yang ditulis oleh Nurendra Setya Pamungkas. Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Konstribusi PKK Mawar dalam pemberdayaan perempuan

melalui kesenian karawitan adalah 1) Penyusunan pengurus

dan anggota kesenian karawitan; 2) Menjadi wadah atau

forum bertemunya ibu-ibu Dusun Karangmojo untuk saling

diskusi dan bertukar informasi terkait program kesenian

karawitan; 3) Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan

berbasis budaya melalui pengetahuan dan keterampilan

tentang kesenian karawitan;

2. Pemberdayaan perempuan melalui kesenian karawitan

dalam meningkatkan peran perempuan di bidang sosial,

budaya dan ekonomi antara lain : a.Dalam Bidang Sosial :

Meningkatnya rasa kepedulian terhadap kemajuan desa,

Memiliki rasa kebersamaan dengan anggota kelompok yang

25

lain, Meningkatnya rasa percaya diri ibu-ibu dalam

berkegiatan, Turut serta dalam mendukung kegiatan

pariwisata di Goa Pindul yaitu dengan tampil setiap

seminggu sekali. b.Dalam Bidang Budaya: Meningkatkan

rasa kepedulian terhadap kebudayaan(kesenian karawitan),

Memunculkan kecintaan melakukan aktivitas menabuh

gamelan, Menimbulkan rasa kepedulian untuk meng-uriuri

budaya kesenian karawitan dengan aktif berkesenian

karawitan. c.Dalam Bidang Ekonomi : Melatih ibu-ibu untuk

mengelola keungan secara kelompok, Memberikan

kemampuan kepada ibu-ibu untuk mendapatkan penghasilan

secara mandiri, Menghasilkan pendapatan tambahan yang

digunakan untukmemenuhi kebutuhan rumah tangga.

Faktor pendukung dalam pemberdayaan perempuan melalui

kesenian karawitan adalah 1) Motivasi dari diri anggota; 2)

Dukungan dan ijin dari masingmasing pihak keluarga anggota

karawitan; 3) Adanya fasilitas yang memadai untuk kegiatan

karawitan. Faktor penghambat pemberdayaan perempuan melalui

kesenian karawitan ini yaitu 1) kesibukan masing-masing dari

anggota; 2) pembagian kelompok kesenian karawitan untuk tampil

dalam setiap acara. Persamaanya adalah sama-sama membahas

perihal pemberdayaan masyarakat lewat kesenian. Sedangkan

perbedaannya terlihat di lokasi studi kasus dan jenis kesenian yang

diteliti.

Kesembilan, penelitian ini berjudul ”Pemberdayaan Seniman

Musik Tradisi Melalui Pelatihan Bahasa Inggris Dalam Upaya

26

Mendukung Wisata Daerah” yang ditulis oleh saudara Lalu Dwi

Satria. Hasil Penelitian ini menjelaskan, saat mengembangkan

bahan ajar untuk program khusus bagi pembelajar ESP, seperti

bahasa Inggris untuk pariwisata, analisis kebutuhan ESP harus

dilakukan. Budaya lokal dari konteks pembelajaran harus

dimasukkan ke dalam bahan ajar karena mereka mencerminkan

pengalaman dunia nyata bagi pembelajar dan dengan demikian

memfasilitasi pembelajaran bahasa. Pembelajar belajar bahasa

Inggris untuk berbicara dengan pengunjung yang datang ke negara

mereka. Ada kebutuhan bagi peserta didik untuk membicarakan

budaya mereka dengan pengunjung, serta menyadari identitas

budaya mereka sendiri. Pada pengembangan bahan ajar,

pembelajar, guru ESP (pengembang bahan ajar), dan praktisi

pariwisata harus berkolaborasi dan berbagi pengetahuan tentang

pembelajaran dan pembelajaran di ESP. Karena bahasa Inggris

untuk pariwisata menjadi lebih populer dan sangat sedikit bahan

ajar yang tersedia untuk program ini, penelitian lebih lanjut tentang

bidang ini harus dilakukan oleh guru, instruktur pariwisata, dan

pengembang bahan ajar. Persamaan dalam kedua penelitian adalah

sama-sama mengangkat perihal kebudayaan sebagai media

pemberdayaan masyarakat. Sedangkan perbedaanya hanya terleak

di studi kasus penelitian ini terletak di daerah Kabupaten Lombok

Tengah, dan penelitian berfokus kepada kesenian musik trasisional

lombok dan dielaborasikan atau diintegrasikan dengan pariwista.

Kesepuluh, judul penelitian ini adalah “Ekspresi Musikal dan

Fungsi Musik Saestu Band Reggae Bagi Masyarakat Kota

27

Semarang” yang ditulis oleh Septian Arga Wismawan.

Berdasarkan hasil penelitian yang memfokuskan pada ekspresi

musik dan fungsi musik Saestu Band reggae bagi masyarakat

Semarang maka peneliti dapat mengemukakan suatu kesimpulan

sebagai berikut : (1) ekspresi musikal Saestu Band di kota

Semarang meliputi pembawaan, bentuk lagu yang meliputi irama,

melodi, tempo, pesan dan isi yang akan disampaikan kepada

audien. Selain itu adapun faktor pendukung ekspresi yang berupa

gaya/style, gerak, peralatan/instrumen, serta respon dari audien

yang sangat berperan terhadap keluesan para personil Saestu dalam

berekspresi ketika menghibur masyrakat di kota Semarang. (2)

Fungsi musik Saestu Band di kota Semarang meliputi fungsi

hiburan, fungsi kenikmatan estetis serta fungsi pengintegrasian

masyarakat dimana Saestu ikut berperan mempromosikan

pariwisata di kota Semarang. Seastu sebagai salah satu Band

reggae yang lahir di Semarang mencoba membuktikan bahwa

sebuah karya itu harus jujur, easy listening, serta dapat membawa

efek positif bagi para pendengarnya. Dengan pesan-pesan moral

yang dibawakan inilah yang membuat Saestu Band tetap bisa eksis

di Semarang sampai sekarang. Ini adalah suatu pendewasaan

musik yang dapat dilihat dari Saestu Band dimana bermusik

membutuhkan totalitas dan komitmen untuk terus maju. “Reggae

suka-suka” itu slogan yang selalu mereka katakan. Dalam

penelitian kali ini sama-sama mengangkat tema kebudayaan

sebagai salah satu indikator pemberdayaan masyarakat. Perbedaan

pada kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

28

saudara Septian menekankan pada kesenian musik reggae dimana

dengan musik, bisa menaikan taraf hidup seorang musisi.

F. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan merupakan bab bagian pertama yang

berisikan alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan sebagai

suatu proses pemberdayaan masyarakat. Pendahuluan akan

memberikan gambaran dari hasil penelitian mengenai tema

penelitian yang akan dijabarkan. Oleh sebab itu, pada bab ini

memuat beberapa bagian penting yang terdiri dari latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis adalah penegasan landasan teori dari isi

penelitian yang meliputi: teori strategi, teori pemberdayaan

masyarakat, dan teori indikator hasil pemberdayaan.

3. BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Gambaran umum penelitian berisi tentang seluruh informasi

mengenai sejarah, logo, visi dan misi serta struktur organisasi

Yayasan Setia Muda.

29

4. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bagian ini berisi uraian dan penyajian data-data yang didapat

dari lapangan melalui wawancara dan observasi. Di dalam bab ini

memuat strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil

pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam

pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong.

5. BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini mencakup uraian dari analisis data untuk

memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan penelitian. Di

dalamnya, hasil analisis dikaitkan dengan latar belakang serta teori.

Di dalam bab ini memuat analisis data terkait strategi,

implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang dilakukan

oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui

kesenian musik gambang kromong.

6. BAB VI PENUTUP

Bagian ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang

meliputi penarikan kesimpulan atas hasil penelitian, serta

memberikan saran-saran yang dapat bermanfaat untuk penelitian

di masa yang akan datang.

7. DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka yaitu segala sesuatu yang berisikan semua

sumber bacaan atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan

30

dalam penulisan karya ilmiah, baik berbentuk jurnal penelitian,

buku, modul pembelajaran ataupun sumber-sumber lainnya.

8. LAMPIRAN

Lampiran adalah berisi semua dokumen yang digunakan dalam

penelitian dan dalam penulisan hasil-hasilnya menjadi suatu karya

tulis ilmiah, dan analisis data menjadi suatu karya tulis ilmiah, dan

analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah. Setiap

lampiran diberi nomor urut.

31

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Strategi

Untuk menjamin agar strategi dapat berhasil baik dengan

meyakinkan bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang

dapat dilaksanakan, Hatten dan hatten (1996: 108-109)

memberikan beberapa petunjuknya sebagai berikut:

a. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi,

tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada

banyak strategi yang dibuat maka strategi yang satu haruslah

konsisten dengan strategi yang lain. Jangan bertentangan

atau bertolak belakan, semua strategi senantiasa diserasikan

satu dengan yang lain;

b. Strategi harus konsiten dengan lingkungan, strategi dibuat

mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam

lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju;

c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan

menyatukan semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan

satu dengan yang lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai

unit kerja dalam suatu organisasi seringkali mengklaim

sumberdayanya, membiarkannya terpisah dari unit kerja

lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang tidak menyatu itu

justru merugikan posisi organisasi;

32

d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang

merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru

adalah kelemahannya. Selain itu hendaknya juga

memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-

langkah yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang

lebih kuat;

e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi

adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu

yang memang layak dapat dilaksanakan;

f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak

terlalu besar. Memang setiap strategi mengandung resiko,

tetapi haruslah berhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan

organisasike lubang yang lebih besar. Oleh karena itu

strategi hendaknya selalu dapat dikontrol;

g. Strategi hendaknya disusn diatas landasan keberhasilan yang

telah dicapai;

h. Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan

dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari

para eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi

(Yanuaria, 2012).

Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan tujuh aturan

dasar dalam merumuskan suatu strategi sebagai berikut:

a. Ia harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan,

tidak hanya masa sekarang;

b. Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan

sebaliknya;

33

c. Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak

semata-mata pada pertimbangan keuangan;

d. Ia harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawah

ke atas;

e. Strategi harus mempunyai orientasi eksternal;

f. Fleksibilitas adalah hal yang sangat esensial;

g. Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang (Yanuaria,

2012).

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan

bermenjadi kata”berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya.

Daya artinya kekuatan, berdaya memiliki arti kekuatan. Kata

“berdaya” apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan –m-

dan akhiran –an manjadi“pemberdayaan” artinya membuat sesuatu

menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan (Hermiyanty, Wandira

Ayu Bertin, 2017). Kata “pemberdayaan ” adalah terjemahan dari

bahasa Inggris “Empowerment”, pemeberdayaan berasal dari kata

dasar “power” yang berarti kekuatan berbuat, mencapai,

melakukan atau memungkinkan. Awalan “em” pemberdayaan

dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber

kreativitas (Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, 2017).

Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi, bahwa

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan

masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk

mengembangkan potensi itu menjadi tindakan yang nyata. Dari

34

beberapa pernyataan tentang pengertian pemberdayaan, dapat

disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu upaya yang

dilakukan oleh seseorang maupun kelompok melalui berbagai

kegiatan pemberian ketrampilan, pengembangan pengetahuan,

penguatan kemampuan atau potensi yang mendukung agar dapat

terciptanya kemandirian, dan keberdayaan pada masyarakat baik

itu dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan untuk

membantu memecahkan berbagai masalah-masalah yang dihadapi

(Aristianto, 2018).

a. Tujuan Pemberdayaan

Sebagai suatu kegiatan yang berproses, maka seharusnya

program/kegiatan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

mengangkat kehidupan masyarakat sebagai kelompok sasaran

menjadi lebih sejahtera, berdaya atau mempunyai kekuatan dalam

memenuhi kebutuhan hidup yang utama, dan pada akhirnya akan

menciptakan kemandirian dalam masyarakat. Tentunya

kemandirian yang dimaksud tidak hanya dari aspek ekonomi saja,

tetapi juga secara sosial, budaya, hak bersuara/berpendapat,

bahkan sampai pada kemandirian masyarakat dalam menentuan

hak-hak politiknya. Tujuan akhir pemberdayaan masyarakat yaitu

untuk memandirikan masyarakat dalam berusaha belum terwujud

secara optimal, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar

mereka (DIKA AMIR PRATAMA, 2016).

35

b. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Dahana dan Bhatnagar (1980) bahwa ada beberapa

prinsip yanng perlu di perhatikan dalam proses pemberdayaan di

antaranya:

1. Kerja sama dan partisipasi

Dalam hal ini, kegiatan pemberdayaan hanya dapat

berhasil di laksanakan apabila terdapat kerja sama yang

sifatnya solid diantara berbagai elemen masyarakat untuk

ikut berpatisipasi secara aktif dalam merealisasikan program

yang sudah di rancang sebelumnya;

2. Menggunakan metode yang tepat

Maksudnya metode yang di gunakan sebaiknya di

sesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang

menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan sehingga

metode tersebut tidak hanya bersifat efisien dan efektif tetapi

juga dapat membuat masyarakat semakin berdaya;

3. Demokratis.

Maksudnya dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan

maka sebaiknya proses yang berlangsung hendaknya bersifat

demokratis dalam arti memberi kesempatan secara longgar

dan leluasa pada masyarakat untuk memilih metode mana

yang sepantasnya di gunakan termasuk dalamnya proses

pengambilan keputusan yang di buat masyarakat sendiri;

4. Minat dan kebutuhan.

Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat harus lah di

dasarkan pada sesuatu yang memang menjadi prioritas utama

36

dan terkait dengan minat dan kebutuhan masyarakat

sehingga hasil yang di peroleh lebih efisien dan efektif;

5. Kelompok masyarakat bawah.

Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan program yang

di buat sebelumnya maka sasaran kegiatan pemberdayaan

masyarakat sebaiknya lebih diarahkan pada mereka yang

termasuk dalam kategori orang pinggiran dalam arti berada

pada tingkat akar rumput masyarakat;

6. Keragaman budaya.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat sudah seharusnya di

sesuaikan dengan keragaman budaya lokal yang ada. Dengan

alasan, apabila kegiatan itu di tidak lakukan dengan

menggunakan prinsip pada keseragaman budaya, maka akan

di khawatirkan hal ini akan menimbulkan berbagai persoalan

dan hambatan di lapangan;

7. Terarah dan spesialis.

Untuk konteks ini, tenaga fasilitator/ penyuluh/agen

pembaharu yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat harus terdiri orang yang memiliki keahlian serta

keterampilan dalam hal tertentu terutama pada kegiatan yang

membutuhkan tenaga spesialis untuk kegiatan yang

merupakan bagian dari agenda pemberdayaan masyarakat;

8. Belajar sambil bekerja.

Maksudnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak

sekedar dilakukan dalam bentuk menyampaikan konsep dan

gagasan yang bersifat teoritis akan tetapi yang jauh lebih

penting yaitu mengikutsertakan secara aktif kelompok

37

sasaran untuk mencoba melakukan kegiatan sendiri sesuai

dengan apa yang diarahkan oleh tenaga fasilitator sehingga

dengan demikian masyarakat dapat bekerja sambil belajar

menggunakan konsep yang mereka peroleh dari para

penyuluh;

9. Perubahan budaya.

Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan masyarakat

haruslah di lakukan sesuai dengan nilai budaya lokal

kelompok sasaran. Dengan demikian, dapat di hindari

timbulnya kejutan budaya di kalangan kelompok sasaran

kegiatan pemberdayaan dan oleh sebab itu, para penyuluh

sangat di tuntut untuk bertindak secara hati-hati dan harus

mengetahui terlebih dahulu dengan baik nilai budaya

kelompok masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan

pemberdayaan;

10. Kepemimpinan.

Maksudnya kegiatan pemberdayaan dilakukan tidak

boleh hanya menguntungkan pada suatu pihak saja misalnya

di kalangan mereka yang melakukan penyuluhan. Tapi,

justru yang diinginkan yaitu hendaknya kegiatan

pemberdayaan ini dapat di manfaatkan tokoh masyarakat

yang ada dan di harapkan dapat membantu kelancaran

kegiatan pemberdayaan (Haris, 2014).

c. Pemberdayaan Anak Muda

Secara harfiah youth yang diterjemahkan sebagai pemuda,

adalah the time of life between childhood and maturity, early

38

maturity, the state of being young or immature or inexperienced,

the freshness and vitality characteristic of a young person.

Definisi ini, dapat diinterpretasikan bahwa pemuda adalah individu

dengan karakter yang dinamis, penuh vitalitas, bergejolak dan

optimis akan tetapi belum memiliki pengendalian emosi yang

stabil karena masa transisional psikologisnya (Wibawa, 2013).

Persoalan-persoalan yang di hadapi pemuda juga harus di

selesaikan dengan pendekatan secara sistemik dan holistik.

Pendekatan itu mulai dari hulu dan juga dari hilirnya, secara

personal, kelompok, sosial dan juga dengan pendekatan struktur

serta melibatkan semua komponen dan sumberdaya yang ada.

Salah satu pendekatan pemberdayaan pemuda yang terencana,

sistematis dan berkelanjutan yaitu dengan pendekatan optimalisasi

social capital (modal sosial), yang penulis sebut dengan konsep

pengembangan pemuda berbasis modal sosial (development of

youthbased social capital). Modal sosial adalah bagian dari

kehidupan sosial, jaringan, norma, dan kepercayaan yang

mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk

mencapai tujuan tujuan bersama. Dalam modal sosial termasuk

kemauan baik, rasa bersahabat, saling simpati, serta hubungan

sosial dan kerjasama yang erat antara individu dan keluarga yang

membentuk suatu kelompok sosial (Wibawa, 2013).

Anak muda merupakan kader masa depan negara Indonesia di

masa yang akan datang, oleh karena itu, negara yang sukses adalah

negara yang memiliki kualitas SDM yang unggul. Anak muda

merupakan calon penerus bangsa, dimana mereka bertanggung

39

jawab untuk bisa membawa nama Indonesia untuk bisa bersaing

dengan negara lainnya. Anak muda haruslah memiliki standar

SDM yang tinggi agar nantinya mereka dapat meneruskan

perjuangan negara Indonesia. Pemberdayaan anak muda sangatlah

diperlukan sebagai bentuk regenerasi yang matang guna mencapai

cita-cita negara. Karena kata pepatah “mencegah lebih baik

daripada mengobati”, artinya lebih baik kita memulai melakukan

pemberdayaan masyarakat untuk bisa melahirkan SDM yang

berkualitas di masa yang akan datang dibandingkan menyelesaikan

permasalahan SDM yang buruk dimasa depan.

d. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kesenian Tradisional

Betawi

Kebudayaan Betawi merupakan bagian dari budaya nasional

dan merupakan aset bangsa, maka keberadaanya perlu di jaga,

dilestarikan dan dikembangkan sehingga berperan dalam upaya

menciptakan budaya yang memiliki jati diri. Namun kebudayaan

Betawi sudah sedikit yang di lestarikan salah satunya keberadaan

sanggar seni Betawi di Jakarta sangat memperhatinkan hanya

puluhan sanggar seni Betawi yang bertahan di ibu kota itupun tidak

terlalu di perhatikan oleh permerintah dan masyarakat lainnya

padahal waktu zaman 80an, kesenian Betawi sangat dilestarikan di

Jakarta semua kalangan masyarakat pasti mengetahui kebudayaan

lenong, silat, makanan adat dan ondel-ondel (Steven &

Herlambang, 2019).

Tentunya untuk bisa memperkenalkan dan menjadikan

kesenian Betawi yang semakin lama semakin terbelakang ini

40

dibutuhkan adanya upaya dari anak muda itu sendiri dengan

memanfaatkan beberapa strategi yang diperlukan untuk

memperluas cakupan dan jaringan. Sedikit lebih beda lebih baik

daripada sedikit lebih baik, kesenian Betawi merupakan kesenian

yang memiliki ciri khas tersendiri dan bisa dibilang cukup kuat

dalam hal keseniannya. Ada lima faktor yang disebutkan Ogdin

yang bisa membedakan komunitas dengan kelompok-kelompok

individu lainnya:

1. Pembatasan dan ekslusivitas yang berdasarkan hal ini bisa

dirumuskan siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota

komunitas tersebut;

2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas;

3. Aturan yang memberi pembatasan terhadap prilaku anggota

komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang

berprilaku melanggar aturan itu;

4. Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga ada

kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam

komunitas yang sama, atau setidaknya tanggung jawab bagi

individu terhadap komunitas secara keseluruhan;dan

Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk

menentukan apa yang dilakukan dan cara memesuki

komunitas.

Dalam pemberdayaan masyarakat melalui kesenian tradisional

Betawi, maka memerlukan beberapa strategi guna mempermudah

anak muda dalam mengangkat derajat kesenian tradisional Betawi.

Mintzberg menawarkan lima kegunaan dari kata strategi, yaitu:

41

1. Sebuah rencana suatu arah tindakan yang diinginkan secara

sadar;

2. Sebuah cara suatu manuver spesifik yang dimaksudkan

untuk mengecoh lawan atau kompetitor;

3. Sebuah pola dalam rangkaian tindakan;

4. Sebuah posisi suatu cara menempatkan organisasi dalam

sebuah lingkungan;

5. Sebuah perspektif suatu cara yang terintegrasi dalam

memandang dunia (Suryani & Sagiyanto, 2017).

3. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan

Implementasi merupakaan tahap proses atau pelaksanaan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

keputusan kebijakan. Menurut Nurdin Usman (2002),

implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau

adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar

aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai

tujuan kegiatan.

Kartasasmita (1996), menjelaskan bahwa ada beberapa aspek-

aspek penting yang harus ada di dalam pemberdayaan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya

sebatas bidang ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga

pada akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar (bargaining

position) baik secara nasional maupun internasional. Sebagai titik

fokusnya adalah aspek lokalitas, karena civil society akan merasa

lebih siap diberdayakan lewat isu-isu lokal. Adapun aspek-aspek

yang dimaksud sebagai berikut:

42

a. Pertama, Enabeling yaitu menciptakan suasana yang

memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang.

Asumsinya adalah pemahaman bahwa setiap orang, setiap

masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan

artinya tidak ada orang atau masyarakat tanpa daya.

Pemberdayaan adalah upaya untuk membanguna daya

dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat serta upaya

untuk mengembangkannya;

b. Kedua, Empowering yaitu memperkuat potensi yang

dimiliki masyarakat melalui langkah-langkah nyata yang

menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan

dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat

semakin berdaya. Upaya yang paling pokok dalam

empowerment ini adalah meningkatkan taraf pendidikan dan

akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi (modal,

teknologi, informasi, lapangan keja, pasar) termasuk

pembangunan sarana dan prasarana dasar seperti (irigasi,

jalan, listrik, sekolah) yang dapat dijangkau lapisan

masyarakat paling bawah yang keberdayannya sangat

kurang. Oleh karena itu diperlukan program khusus, karena

program-program umum yang berlaku untuk semua tidak

selalu menyentuh kepentingan lapisan masyarakat seperti

ini;

c. Ketiga, Protecting yaitu melindungi dan membela

kepentingan masyarakat lemah. Untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan

43

yang menyangkut diri dan masyarakatnya merupakan unsur

penting, sehingga pemberdayaan masyarakat sangat erat

hubungannya dengan pemantapan, pembudayaan dan

pengalaman. Pendekatan pemberdayaan pada intinya

memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan

dari kelompok masyarakat yang berlandaskan pada

sumberdaya pribadi, langsung, demokratis dan pembelajaran

sosial (Akmaliyah, 2016).

Oleh karena itu, implementasi aspek-aspek pemberdayaan

merupakan proses atau pelaksanaan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan melalui aktivitas, aksi, tindakan, adanya

mekanisme suatu sistem dan kegiatan yang berencana, dengan

berlandaskan aspek-aspek pemberdayaan yaitu enabeling,

empowering dan protecting.

4. Hasil Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan

penerima manfaat pemberdayaan tersebut adalah manusia yang

akan diperbaiki mutu kehidupannya. Oleh sebab itu, kegiatan

pemberdayaan masyarakat tidak hanya cukup dibatasi kepada hal-

hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang harus

dikerjakan, melainkan juga mencakup ha-hal yang berkaitan

dengan kehidupan yang harus di hadapi di tengah-tengah

masyarakatnya. Maka, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan

dengan mencakup beberapa kegiatan seperti bina manusia, bina

usaha, bina lingkungan dan bina kelembagaan (Mardikanto &

Subianto, 2013).

44

a. Bina Manusia

Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat adalah

keberdayaan (kemampuan dan perbaikan posisi-tawar) masyarakat.

Oleh sebab itu lingkup dari pemberdayaan masyarakat melalui

bina manusia ini di fokuskan pada dua hal tersebut.

1. Peningkatan Kemampuan Masyarakat

Peningkatan kemampuan masyarakat yang akan

diupayakan melalui pemberdayaan ini adalah diutamakan

kepada: sikap-sikap kewirausahaan, profesionalisme, dan

kemandirian. Di mana sikap kewirausahaan sendiri adalah

sikap inovatif, mengacu kepada kebutuhan (masyarakat)

pasar, serta optimasi sumberdaya lokal. Dengan demikian,

kemampuan kewirausahaan diarahkan untuk menggali

keunggulan komparatif (comparative advantage) yang

dimiliki dan atau tersedia dilokalitasnya untuk diubah

menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage).

Sikap profesional diartikan sebagai terus menerus

mengembangkan keahlian sesuai kompetensinya, bangga

dan mencintai profesinya, serta memegang teguh etika

profesinya. Dalam hal ini loyalitas terhadap profesinya

menjadi lebih penting dibanding sekedar loyalitasnya kepada

institusi tempatnya bekerja. Sedangkan kemandirian

diartikan sebagai kemampuan dan keberanian unuk

mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya dan

masyarakat. Artinya, dalam kemandirian dalam arti berani

menolak bantuan yang akan merugikaan dan atau akan

45

menciptakan ketergantungan. Meskipun demikian,

peningkatan kemampuan masyarakat harus senantiasa

mengikuti perkembangan ilmu, teknologi dan seni.

2. Perbaikan Posisi-Tawar

Pada bagian ini berkaitan dengan pengorganisasian

masyarakat (community organizing) akan memainkan peran

strategis. Tidak hanya menyusun kekuatan bersama

(collective capacity), tetapi juga dalam membangun jejaring

(networking) antara pemangku kepentingan yang terdiri dari:

birkorasi, akademisi, pelaku bisnis, tokoh-masyarakat, dan

pelaku/pengelola media.

b. Bina Usaha

Bina usaha yang diupayakan melalui pemberdayaan

masyarakat ini akan mencakup banyak hal, seperti:

1. Peningkatan pengetahuan teknis, utamanya untuk

meningkatkan produktivitas, perbaikan mutu dan nilai-

tambah produk;

2. Perbaikan manajemen untuk meningkatkan efisiensi usaha

dan pengembangan jejaring kemitraan;

3. Pengembangan jiwa kewirausahaan terkait dengan optimasi

peluang bisnis yang berbasis dan didukung oleh keunggulan

lokal;

4. Peningkatan aksesibilitas terhadap: modal, pasar dan

informasi;

5. Advokasi kebijakan yang berpihak kepada pengembangan

ekonomi rakyat.

46

c. Bina Lingkungan

Adanya pembangunan yang dilakukan Indonesia sejak awal

1970-an telah membawa dampak negatif sebagai perusak hutan

terbesar, pencemaran lingkungan dari limbah

industri/pertanian/rumah tanggan, serta perusak lahan dari

kegiatan pertambangan. Menghadapi kegiatan tersebut, maka

upaya pemberdayaan masyarakat terhadap kesadaran lingkungan

(sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lain) sudah saatnya

memperoleh perhatian khusus. Bina Lingkungan dalam hal ini

tidak hanya berbicara mengenai lingkungan fisik semata, akan

tetapi dalam praktik perlu disadari bahwa lingkungan sosial juga

sangat berpengaruh.

d. Bina Kelembagaan

Pemberdayaan masyarakat melalui bina manusia, bina usaha

dan bina lingkungan mensyaratkan tersediannya kelembagaan

yang berfungsi dengan efektif. Artinya, bina kelembagaan tidak

cukup dengan pembentukan lembaga-lembaga yang diperlukan,

tetapi jauh lebih penting dari pembentukannya adalah seberapa

jauh kelembagaan yang telah dibentuk itu telah berfungsi secara

efektif.

5. Kesenian Musik Gambang Kromong

Salah satu seni musik tradisi Betawi yang masih eksis ditengah

maraknya globalisasi adalah gambang kromong. Gambang

Kromong adalah sebuah orkes yang diadopsi dari musik kaum

Tionghoa peranakan, yang kemudian disesuaikan dengan kondisi

47

musik Nusantara, dan hingga kini menjadi musik yang melekat

dengan tradisi Betawi. Perpaduan yang harmonis antara unsur

Pribumi dan Cina, hal tersebut tampak pada instrumen-instrumen

pokok penyusunnya yaitu, gambang, kromong, suling, tehyan,

kongahyan, sukong, ningnong, kecrek, gendang, dan gong

(Harlenda, 2016). Berdasarkan hasil penelitian, gambang kromong

masih diminati sampai sekarang ini, dilihat dari antusias

masayarakat menonton gambang kromong ketika ada bintang tamu.

Gambang kromong yang pernah menjadi primadona seni musik

pada zaman artis-artis ibukota seperti Alm. Bennyamin S. dan

beberapa artis lainnya menyanyikan lagu-lagu gambang kromong

di muka halayak ramai sehingga musik gambang kromong disukai

banyak orang (Ananda, 2017).

Saat ini gambang kromong masih dianggap ada keberadaannya

oleh masyarakat. Dibuktikan dengan masih adanya pesta

pernikahan atau acara- acara besar masyarakat yang masih

menampilkan kesenian tradisional Betawi. Namun apabila kita

tidak melakukan inovasi-inovasi untuk membuat kebudayaan

masyarakat Betawi dapat bersaing dengan kebudayaan baru yang

gampang keluar masuk ke negeri kita, maka tidak heran lama

kelamaan kebudayaan yang masyarakat Betawi miliki satu persatu

akan hilang. Maka dari itu, Yayasan Setia Muda terus berupaya

melakukan pemberdayaan kepada anak muda guna menjadikan

anak muda tersebut menjadi produktif dan inovatif serta turut serta

melestartikan kesenian musik gambang kromong dengan

memanfaatkan kemudahan teknologi di masa ini.

48

B. Kerangka Pikir

Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai

diagram yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang

akan ditulis. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian. Pertanyaan itulah yang

menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan

hubungan antara beberapa konsep (Publish, n.d.). Oleh karena

itu, dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan kerangka

berfikir yang bertujuan untuk mempermudah proses penelitian.

49

Tabel 2.1 (Tabel Kerangka Pikir)

(Sumber data: berdasarkan rancangan peneliti)

Yayasan Setia Muda

Strategi Yayasan Setia Muda

1. Membuat banyak plan;

2. Konsisten;

3. Menyatukan semua SDM;

4. Memusatkan Kekuatan;

5. Kritis;

6. Memperkecil resiko;

7. Berlandaskan Keberhasilan;

8. Didukung oleh pihak eksekutif.

Aspek-aspek Pemberdayaan

Masyarakat

1. Enabling;

2. Empowering;

3. Protecting.

Pemberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian Musik

Gambang Kromong

Hasil Pemberdayaan

1. Bina Manusia;

2. Bina Usaha;

3. Bina Lingkungan;

4. Bina Kelembagaan.

50

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Logo

Gambar 3.1 Logo Yayasan Setia Muda

(Sumber: berdasarkan penelitian data sekunder berupa company profile)

Bagian dari setiap unsur Yayasan Setia Muda memiliki

keterkaitan satu sama lain, logo ini dibagi menjadi dua unsur, yaitu

alat musik kongahyan yang berwarna merah dan selempang khas

Betawi bermotif kotak berwarna hijau dan kuning. Kongahyan

mendefisinikan bahwa Yayasan Setia Muda merupakan sanggar

kesenian tradisional musik gambang kromong khas Betawi, warna

merah sendiri menginterpretasikan sifat keberanian, dimana

Yayasan Setia Muda siap menerjang setiap tantangan yang ada dari

zaman ke zaman. Sedangkan selempang yang mengikat dua alat

musik kongahyan menginterpretasikan rasa kekeluargaan, dimana

satiap anggota saling terikat dan memiliki rasa kekeluargaan yang

kuat.

51

B. Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Setia Muda

Tanggal 17 Agustus 1995 adalah tonggak berdirinya Yayasan

Setia Muda. Di Ulang Tahun Emas Kemerdekaan Republik

Indonesia, Yayasan Setia Muda memulai aktivitasnya secara

langsung di tengah-tengah masyarakat. Bapak Hamdani mulai

mengumpulkan para anak muda untuk mengikuti karnaval 17-an

yang diadakan di RW 02 Kelurahan Cipedak, Kecamatan

Jagakarsa. Melihat respon masyarakat yang begitu positif, Bapak

Hamdani mengumpulkan pemuda-pemudi yang memiliki bakat

seni untuk dibina dalam suatu wadah kesenian tradisional gambang

kromong. Di awal berdirinya, Yayasan Setia Muda bernama

"Sanggar Pemuda". Dahulu, saat sanggar ini menghadiri acara

Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, pada saat dipanggil untuk tampil

oleh MC, nama yang dipanggil kedepan adalah "Sanggar Setia

Muda". Berawal dari situlah Bapak Hamdani merasa bahwa Tuhan

telah mengirimkan sebuah nama kepada sanggar ini, dan

berdasarkan musyawarah yang dilakukan oleh seluruh pengurus

dan anggota, mereka sepakat merubah nama menjadi "Yayasan

Setia Muda", hingga saat ini. Saat ini Yayasan Setia Muda

beralamat di Jl. Jambu II No. 32, RT.003/RW002 Kelurahan

Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Yayasan Setia Muda mendapatkan legalitas sebagai lembaga

yang diakui secara sah oleh konstitusi negara sejak tahun 2019

sebagai bentuk kontribusi pelaku seni dalam mewujudkan cita-cita

bersama yaitu seni dan budaya yang dapat memberikan

kesejahteraan kepada semua pelaku seni dan budaya bangsa. Atas

52

dasar itulah Yayasan Setia Muda didirikan sebagai wadah bersama

para pelaku seni dan budaya untuk melestarikan seni dan budaya

bangsa serta berhasil mendapatkan perhatian dari seluruh

komponen bangsa, pemerintah, dunia usaha dan industri, serta

masyarakat luas agar pelaku seni dan budaya memiliki

kesejahteraan dan kehidupan yang layak. Sesuai dengan namanya,

Yayasan Setia Muda memiliki struktur organisasi yang diisi oleh

generasi muda yang berusia antara 16 hingga 40 tahun. Sehingga

program-program yang di rencanakan dapat menjangkau generasi

muda sebagai bagian dari upaya pelestarian seni dan budaya

bangsa.

C. Visi & Misi Yayasan Setia Muda

1. Visi

Menjadi lembaga sosial, budaya dan kemasyarakatan yang

terpercaya dan berkontribusi dalam melestarikan seni dan budaya

bangsa serta menjadi lembaga sosial, budaya dan kemasyarakatan

yang mandiri, kreatif dan inovatif.

2. Misi

1. Menyelenggarakan pembinaan kepada sanggar-sanggar

budaya untuk terus melestarikan seni dan budaya bangsa;

2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan seni dan budaya

kepada generasi muda dalam rangka pelestarian seni dan

budaya bangsa;

3. Membangun kerjasama antar lembaga, sanggar, dan

komunitas seni dan budaya agar terus melaksanakan

53

pelestarian seni dan budaya bangsa;

4. Membentuk generasi muda yang berkarakter melalui seni

dan budaya bangsa;

5. Meningkatkan kesejahteraan pelaku seni dan budaya melalui

program-program yang mendukung pelestarian seni dan

budaya bangsa.

D. Struktur Organisasi

Ketua Yayasan

Hamdani

Ketua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris 1

Ketua Sanggar

Denny Mulyadi

Ketua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris 1

Wakil Ketua

Aris Mayadih

Ketua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris 1

Bendahara Umum

Suryadi Saputra

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

Sekretaris Umum

Iis Dwiyanti

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

Sekretaris 1

Addin Ikhwani

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

54

*Ekonomi Kreatif

** Ketua Bidang

(Sumber data: hasil penelitian data sekunder berupa company profile

pada tanggal 4 Maret 2022)

Bidang 1

SDM

Ramdhan**

Yafie

Julianto

Rafiq

Shakira

KRaetua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris

1

Bidang 2

Perlengkapan

Septian**

Sukron

Maulana

Ino

Sabara

Ketua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris 1

Bidang 3

Humas

Septian**

Fito

Gita

Ikbal

Raja

Ketua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris

1

Bidang 4

E&K*

Wiwit**

Fajar

Hafiz

Sutra Riva

Ketua

Sanggar

Wakil

Ketua

Sekretaris

Umum

Sekretaris

1

55

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Anggota Yayasan Setia Muda

Mayoritas anggota sanggar ini merupakan anak muda, itulah

salah satu alasan mengapa nama sanggar ini adalah Yayasan Setia

Muda. Namun, ada beberapa anggota yang sudah beranjak dewasa,

terutama anggota generasi pertama yang masih aktif sampai saat

ini sejak didirikannya sanggar ini pada tahun 1995. Berikut jumlah

anggota Yayasan Setia Muda berdasarkan klasifikasi perlatan yang

didistribusikan ke setiap anggota;

Tabel 4.1 (Tabel Jumlah Anggota YSM)

Nama Alat

Jumlah

Pemain Rentan Usia

Gambang 12 14-28 Tahun

Kromong 12 15-25 Tahun

Kendang 2 18-22 Tahun

Kecrek 1 27 Tahun

Gong 1 12 Tahun

Kongahyan 11 14-24 Tahun

Bass Elektrik 1 40 Tahun

Gitar Elektrik 1 24 Tahun

Keyboard 1 38 Tahun

Trumpet 1 23 Tahun

Saxophone 1 21 Tahun

56

Nama Alat

Jumlah

Pemain Rentan Usia

Suling 2 21-23 Tahun

Vocal 9 16-42 Tahun

Jumlah 55

(Sumber data: hasil observasi pada tanggal 22 Maret 2022)

Secara keseluruhan, jumlah alat dengan pemain paling banyak

adalah alat musik gambang, kromong, kongahyan (gesek Betawi)

dan vocal. Hal ini dikarenakan jenis sanggar Yayasan Setia Muda

merupakan jenis sanggar kesenian musik gambang kromong,

dimana yang lebih ditekankan merupakan alat-alat musik

tradisional betawi. Rentan usia anggota yang ada di Yayasan Setia

Muda sangat bervariatif, dimulai yang paling muda yaitu usia 14

tahun, hingga yang paling tua 40 tahun. Variasi rentan usia tersebut

disebabkan karena adanya regenerasi yang terus berulang serta

rasa nyaman yang ada pada setiap diri anggota sanggar untuk bisa

terus berada di Yayasan Setia Muda.

3. Jadwal Pelatihan dan Pendampingan

Berikut jadwal kegiatan pelatihan dan pendampingan Yayasan

Setia Muda:

Tabel 4.2 (Tabel Jadwal Pelatihan dan Pendampingan)

Hari Keterangan Waktu

Senin LIBUR

Selasa Gambang

Kromong 15.00 - selesai

57

Hari Keterangan Waktu

Rabu Tari 15.00 - selesai

Kamis LIBUR

Jumat Gesek Betawi 15.00 - selesai (Sumber data : berdasarkan hasil penelitian data sekunder tanggal 17

Februari 2021)

Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dibagi menjadi

beberapa hari kerja atau weekdays sesuai dengan bidang

keseniannya. Pada hari selasa, jadwal pelatihan dan

pendamingannya adalah alat musik gambang dan kromong, pada

hari rabu, diisi oleh pelatihan tari kesenian betawi dan di hari

jum’at merupakan jadwal pelatihan dan pendampingan alat musik

gesek betawi seperti kongahyan, tehyan dan sukong. Kegiatan

pelatihan dan pendampingan setiap harinya dimulai pukul 15.00

hingga 17.30, dan dilanjut pada pukul 19.30 hingga 23.00. Di hari

senin, jumat, sabtu dan minggu, Yayasan Setia Muda tidak

melaksanakan pelatihan dan pendampingan alias libur.

2. Program Yayasan Setia Muda

Beberapa program telah dirancang serta dilaksanakan oleh

Yayasan Setia Muda dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

para anggota serta megembangkan potensi mereka. Adapun

beberapa program yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda

sebagai berikut:

58

a. Pelatihan dan pendampingan seni Betawi

Program ini merupakan pelatihan dan pendampingan seni

budaya Betawi berupa musik gambang kromong, vokal

gambang kromong, tari betawi, dan pelatihan alat gesek

(kongahyan). Peserta didik pelatihan dengan berbagai

jenjang dari mulai SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan orang

dewasa. Total secara keseluruhan para anggota adalah 55

orang;

b. Pembinaan Esktrakurikuler seni Betawi sekolah

Program ini merupakan pembinaan ekstrakulikuler

kesenian gambang kromong yang dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda dengan beberapa mitra sekolah yang berada di

wilayah DKI Jakarta mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA.

Mitra sekolah diantaranya yaitu SMPN 253 Jakarta, SDN

01/02 Jakarta, SMAN 49 Jakarta dan masih banyak lagi.

Berbagai prestasi didapatkan salah satunya meloloskan

semua binaan sekolah dalam ajang FLS2N tingkat Nasional

pada tahun 2008-2015 serta berbagai ajang perlombaan

lainnya.

c. Forum Seniman Betawi Jakarta Selatan

Pembentukan forum seniman betawi se-Jakarta Selatan

ini didirikan di bawah naungan Yayasan Setia Muda. Forum

tersebut dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi,

silaturahmi, pertukaran informasi, event dan konsentrasi

untuk membantu sanggar melengkapi legalitas yang

dibutuhkan. Secara keseluruhan, forum tersebut sebagai

kerja kolaboratif membangun seni budaya betawi. Program

59

ini cukup efektif untuk bisa menambah relasi kepada

beberapa seniman betawi lainnya yang berada di sekitar

Jakarta Selatan;

d. Social Day Setia Muda

Social Day Setia Muda merupakan salah satu kegiatan

bakti sosial yang dilakukan selama sebulan sekali dengan

membagikan makan siang untuk para pengendara, pejalan

kaki, dan orang tidak mampu serta masyarakat sekitar.

Program tersebut dilakukan dengan membuka donatur dan

melalui dana yang dikumpulkan secara kolektif oleh para

anggota.

e. Coaching Clinic

Coaching clinic adalah salah satu program Yayasan Setia

Muda dalam melestarikan seni budaya Betawi dan

menambah ragam wawasan seputar kewirausahaan,

organisasi dan lain-lain. Seluruh lapisan masyarakat dari

berbagai elemen juga diundang dan berpartisipasi dalam

pembinaan ini. Program tersebut menjaring bukan hanya

masyarakat umum, namun turis mancanegara yang akan

melakukan penelitian dapat mengikuti program tersebut.

Dalam perjalanannya coaching clinic membantu berbagai

penelitian seperti mahasiswa UNISBA, UNJ, Trisakti,

Unindra dan salah satunya peneliti Australia yang sample

videonya dapat dilihat di channel youtube Pantcha Indra;

f. NGUVI (Ngulik Virtual)

Ngulik virtual merupakan program unggulan yang

memanfaatkan teknologi dan media sosial. Program tersebut

60

dikemas dalam bentuk tampilan musik, tarian, komedi

Betawi, dan gelar wicara dengan para tokoh Betawi. Dalam

perjalanannya sudah banyak tokoh yang hadir seperti Kepala

Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Ketua ASTRABI (silat),

Kepala UPK Setu Babakan, Anggota DPR RI Komisi A,

Lembaga Kebudayaan Betawi dan masih banyak yang

lainnya. Program ini pun membuka sebesar-besarnya peran

aktif CSR dan sponsor karena banyak benefit yang akan

didapatkan. NGUVI merupakan salah satu program terbaru

yang dibuat oleh Yayasan Setia Muda dengan mengadopsi

dan menggunakan teknologi virtual yang disajikan melalui

audio visual dengan media Youtube. Program ini terbentuk

karena keadaan pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia.

Dikarenakan tidak memungkinkan adanya kerumuman

penonton, oleh karena itu Yayasan Setia Muda membuat

penampilan virtual mereka dengan mengikuti perkembangan

zaman dan teknologi. Program ini pada dasarnya berisi

kegiatan saat Yayasan Setia Muda melakukan pelatihan dan

pendampingan rutin yang dipertontonkan secara virtual.

“Mungkin jika menonton gambang kromong saja pasti

udah biasa ya, maka dari itu kita mau menunjukan proses

kita latihan dan berkegiatan dimana pasti ada salah-

salahnya dan kadang setiap anggota suka melucu dan guyon

sendiri secara random, disitulah letak uniknya, daripada

kita latihan dapat capenya aja, ya gaada salahnya kita

berusaha biar dapet penghasilan dari program ini”, (Aris

Mayadih 17 Februari 2022).

61

Program ini juga memiliki penghasilan sendiri yang

berasal dari “saweran” beberapa penonton, dimana hasil dari

saweran ini akan dibagikan secara kolektif kepada para

anggota;

g. Manjak (Manggung)

Fungsi utama dari sebuah grup musik adalah untuk

mempertontonkan sebuah penampilan musik di sebuah acara,

oleh karena itu, Yayasan Setia Muda juga memiliki kegiatan

rutinnya yaitu manjak atau manggung dibeberapa kegiatan

seperti acara pernikahan, acara perusahaan dan acara

kenegaraan. Sebelum pandemi Covid 19, dalam seminggu,

Yayasan Setia Muda mampu menerima beberapa panggilan

manjak, namun setelah pandemi melanda, intensitas manjak

pun agak berkurang karena mengikuti kebijakan pemerintah

yang melarang pagelaran dengan menggunakan pertunjukan

musik yang menghasilkan kerumunan. Manjak merupakan

salah satu sumber penghasilan yang paling besar diantara

beberapa sumber penghasilan lainnya, tentunya lewat uang

yang dihasilkan oleh Yayasan Setia Muda dapat menambah

penghasilan para anggotanya untuk membeli beberapa

komoditas kecil maupun besar melalui penghasilan manjak

ini (berdasarkan hasil penelitian data sekunder pada tanggal

4 Maret 2022).

3. Tarif Yayasan Setia Muda

Yayasan Setia Muda memiliki tarif sendiri untuk sekali manjak

atau manggung, dimana setiap tarifnya disesuaikan dengan jenis

62

dan konsep acara. Berikut untuk rincian tarifnya:

Tabel 4.3 (Tabel Tarif Manjak YSM)

Jenis Tarif

Utama Rp.30.000.000

Kedinasan Rp.15.000.000

Tradisional Rp.10.000.000

Organ Tunggal Rp.7.500.000 (Sumber data : hasil wawancara bersama Bapak Hamdani pada tanggal

22 Maret 2022)

Tarif manjak Yayasan Setia Muda ditetapkan berdasarkan

beberapa kebutuhan teknis dan non teknis serta digunakan untuk

maintenance instrumen gambang kromong yang dimiliki oleh

sanggar ini. Kebutuhan teknis yakni meliputi akomodasi para

pemain, vendor sound system dan produksi yang dikelola langsung

oleh Yayasan Setia Muda serta mobilisasi peralatan menuju venue

atau panggung. Sedangkan kebutuhan non teknis merupakan jasa

permainan dari para pemain. Tarif utama merupakan tarif yang

dikenakan untuk beberapa jenis acara dengan skala besar seperti

pesta pernikahan, hajatan dan festival. Tarif ini menawarkan

permainan dengan menggabungkan seluruh unsur kesenian yang

ada di Yayasan Setia Muda mulai dari band betawi, instrumen

gambang kromong, tari tradisional Betawi, lenong, palang pintu

dan lain-lain. Jenis kedinasan merupakan tarif yang ditetapkan

untuk beberapa event kenegaraan seperti acara yang

diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Balai

Konservasi Budaya Betawi Setu Babakan, kementrian serta

63

beberapa media pemerintah seperti TVRI. Jenis tradisional sendiri

hanya meliputi permainan alat musik tradisional dengan satu

sampai dua penyanyi saja tanpa adanya tambahan alat musik

modern seperti drum, gitar dan bass elektrik, sedangkan jenis organ

tunggal hanya dimainkan oleh 1 orang keyboardist dan satu sampai

dua pemain kongahyan serta beberapa vocalist. Tarif diatas

merupakan ketetapan umum yang dirancang oleh Yayasan Setia

Muda, kadang kala tarif bisa berubah tergantung pada acara,

permintaan serta keadaan suatu acara tersebut yang terjadi di

lapangan.

4. Sarana dan Prasarana

Yayasan Setia Muda memilki beberapa sarana dan prasarana

untuk memnunjang kegiatan pemberdayaan anak muda melalui

kesenian musik gambang kromong, adapun jumlah peralatan yang

ada di sanggar Yayasan Setia Muda sebagai berikut:

Tabel 4.4 (Tabel Sarana dan Prasarana YSM)

NO. Nama Alat Jumlah

1. Gambang 2

2. Kromong 2

3. Gong 2

4. Kecrekan 2

5. Kongahyan 12

6. Kendang 3

7. Kemor 1

8. Keyboard 1

64

NO. Nama Alat Jumlah

9. Gitar elektrik 1

10. Bass elektrik 1

11. Biola 1

12. Trumpet 1

13. Amplifier 7

14. Kostum Pemain 30

15. Microphone 6

16. Stand Microphone 4

17. Komputer 4

(Sumber data : hasil observasi pada tanggal 22 Maret 2022)

Beberapa perlatan musik diatas khususnya alat musik

tradisional seperti gambang, kromong, gong, kecrekan,

kongahyan, kendang dan kemor merupakan pemberian dari Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta, namun beberapa kongahyan, dibeli

sendiri oleh Yayasan Setia Muda guna menyesuaikan jumlah

anggota sanggar yang tidak memiliki peralatan musik sendiri.

Untuk kostum pemain sendiri ada dua jenis, yaitu kostum pemain

musik, kostum penari dan kostum lenong. Dan untuk perangkat

komputer di Yayasan Setia Muda sendiri digunakan untuk

mendesain logo, mengedit video dan mengerjakan beberapa

kebutuhan surat-surat seperti surat izin, surat permohonan dan

lain-lain. Selain itu, ada beberapa sarana penunjang lainnya seperti

masjid yang berada persis di depan sanggar, kebutuhan konsumsi,

listrik serta akses jalan, namun akses jalan untuk menuju lokasi

cukup sempit untuk dilalui oleh dua buah motor.

65

B. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak

Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong

Dalam melakukan kegiatan pemberdayaan anak muda, Yayasan

Setia Muda memiliki beberapa strategi untuk memenangkan

persaingan antar kompetitornya. Strategi yang dirancang dan

dijalankan bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada

didalam setiap anggota melalui beberapa upaya seperti pelatihan

dan pendampingan, kegiatan dan program yang dilaksanakan

untuk memenangkan persaingan antar sanggar kesenian gambang

kromong lainnya serta meningkatkan kesejahteraan para anggota.

Strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda juga merupakan

salah satu upaya regenerasi dengan cara menggait lebih banyak

anak muda yang memiliki bakat dan minat di bidang kesenian

untuk bisa bergabung dengan Yayasan Setia Muda sekaligus

menjadikan mereka sebagai anak muda yang berdaya dan mandiri.

1. Macam-macam Strategi Yayasan Setia Muda

a. Metode Pelatihan dan Pendampingan

Proses pelatihan dan pendampingan pada awalnya

dilakukan dengan cara mengidentifikasi skill, kemampuan,

bakat dan minat anggota. Pada tahap ini, pembina akan

melihat dan menilai seberapa jauh kemampuan yang dimiliki

anggota baru atau yang telah bergabung guna memetakan

sumberdaya yang ada, sebab dalam Yayasan ini memiliki

beberapa alat musik yang akan didistribusikan setiap

pemainnya melalui pemetaan ini. Setelah melakukan

identifikasi, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelatihan

66

rutin yang dilakukan seminggu tiga kali. Pada tahap

pelatihan dan pendampingan ini, selain bertujuan untuk

meningkatkan skill dan pengalaman dalam bermain musik,

Yayasan Setia Muda juga akan menumbuhkan rasa minat

dan cinta terhadap kesenian musik gambang kromong, hal

ini bertujuan agar kedepannya, mereka bisa mencintai

profesinya sebagai seniman betawi dan tidak berhenti

ditengah jalan. Metode pelatihan yang digunakan Yayasan

Setia Muda juga memanfaatkan teknologi sebagai salah satu

metode pelatihan dan pendampingan, dimana mereka bisa

membagikan materi yang akan diajarkan sehari sebelumnya

kepada masing-masing anggota sehingga setiap anggota bisa

mempelajarinya terlebih dahulu. Dengan metode ini, para

anggota akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas

tentang materi yang akan diajarkan sebelum mereka

mengeksekusinya di alat masing-masing;

b. Arangsemen Musik

Arangsemen musik menjadi salah satu strategi yang

paling penting dalam memenangkan persaingan antar

sanggar kesenian musik gambang kromong, dimana tolak

ukur suatu arangsemen bukan hanya sekedar bagus dan enak

didengar saja, namun juga harus memiliki keunikan serta ciri

khas yang menonjol. Dalam mengarangsemen beberapa lagu,

Yayasan Setia Muda menggabungkan notasi tradisional

betawi dengan modern seperti notasi jazz, pop, blues dan lain

sebagainya. Tujuan dari penggabungan notasi tradisional dan

modern ini adalah agar Yayasan Setia Muda memiliki ciri

67

khas sebagai sanggar kesenian tradisional betawi yang

kekinian dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tak tarang

juga Yayasan Setia Muda memainkan beberapa lagu yang

sedang hits di zaman ini atau bisa dibilang lagu Top 40 (40

lagu yang sedang hits atau naik popularitasnya dikalangan

masyarakat) dengan suasana atau arangsemen tradisional

khas gambang kromong.

Selain itu, tak lupa Yayasan Setia Muda juga kembali

membawakan beberapa lagu betawi lawas untuk

menyesuaikan pasarnya. Hal ini bertujuan untuk menggait

lebih banyak pasar, khususnya pada klasifikasi usia orang tua

atau dewasa. Mengingat setiap individu memiliki selera

musiknya masing-masing, oleh karena itu, strategi

improvisasi musik ini dilakukan guna mendapatkan banyak

atensi dari setiap lapisan masyarakat;

c. Inovasi

Untuk memperkuat eksistensinya sebagai salah satu

sanggar kesenian musik gambang kromong, Yayasan Setia

Muda juga selau melakukan beberapa inovasi guna

mengadaptasi perkembangan zaman. Salah satu bentuk

inovasi Yayasan Setia Muda adalah membuat beberapa

program dengan memanfaatkan teknologi, yaitu melalui

program NGUVI (Ngulik Virtual). Program NGUVI

merupakan sebuah inovasi sekaligus menjadikan Yayasan

Setia Muda sebagai sanggar kesenian musik gambang

kromong pertama yang menyelenggarakan konser secara

virtual. Inovasi lainnya juga dilakukan oleh Yayasan Setia

68

Muda dengan membuat Setia Muda Femina yang merupakan

grup gambang wanita yang baru-baru ini dikenalkan ke

publik. Tercetusnya Setia Muda Femina merupakan sebuah

tantangan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan DKI

Jakarta. Seluruh inovasi tersebut dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda untuk menjadikan Yayasan Setia Muda lebih

unggul dari sanggar lainnya sebagai salah satu sanggar

kesenian tradisional betawi yang progresif;

d. Promosi

Promosi merupakan salah satu strategi yang dirancang

oleh Yayasan Setia Muda untuk menggait lebih banyak

anggota sekaligus merupakan upaya regenerasi. Pada

pelaksanaannya, semua anggota berpartisipasi guna

membuat beberapa konten promosi yang berisikan semua hal

mengenai kesenian musik gambang kromong. Tak hanya itu,

dalam promosinya, Yayasan Setia Muda mensosialisasikan

pentingnya akan pelestarian budaya betawi khususnya

kepada anak muda.

“Karena anak muda zaman sekarang lebih mencintai budaya

luar daripada budaya sendiri”, (Aris Mayadih, 17 Februari

2022).

Hal itulah yang melatarbelakangi Yayasan Setia Muda

merancang strategi ini dengan tujuan menarik minat anak

muda terhadap kesenian tradisional betawi, menambah

kecintaan serta ikut serta dalam pelestarian budaya Betawi.

Adapun cara yang digunakan oleh Yayasan Setia Muda

69

untuk memperkenalkan sanggar kesenian ini melalui

berbagai cara seperti:

Penampilan di Panggung

Disaat sela-sela jeda waktu pada saat Yayasan Setia

Muda tampil, mereka senantiasa melakukan self promotion

dengan memperkenalkan lebih jauh mengenai Yayasan

Setia Muda sebagai sanggar dan lembaga pemberdayaan

anak muda kepada para penonton. Mereka menjelaskan

beberapa program, kegiatan serta prestasi yang dimiliki

oleh Yayasan Setia Muda untuk dapat memikat minat para

anak muda atau orang tua yang ingin mendaftarkan

anaknya di Yayasan Setia Muda;

Media Sosial

Yayasan Setia Muda menggunakan media sosial seperti

Instagram, Tik Tok dan Facebook untuk memperkenalkan

Yayasan Setia Muda sebagai upaya yang progresif, dimana

anak muda zaman sekarang, mayoritas menggunakan

media sosial untuk saling berinteraksi dan mencari

informasi. Mereka menggunakan media sosial untuk

menunjukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan, karya-karya

serta menjadi portofolio Yayasan Setia Muda untuk bisa

dilihat oleh masyarakat luas;

Go To School

Dengan ditetapkannya kebijakan kurikulum pendidikan

yang mengharuskan setiap sekolah memiliki mata

pelajaran ataupun ekstrakulikuler kesenian, membuat

70

Yayasan Setia Muda mempromosikan dirinya untuk bisa

bermitra dengan para sekolah. Oleh karena itu, Yayasan

Setia Muda mencoba mempromosikan dirinya ke beberapa

sekolah untuk bisa menjadi penyalur tenaga pendidik,

pelatih serta tempat praktik bagi para siswa SMK musik

ataupun tari;

Mulut Ke Mulut

Metode promosi ini dinilai merupakan cara yang paling

efektif bagi Yayasan Setia Muda dalam mendapatkan

anggota baru untuk diberdayakan melalui kesenian musik

gambang kromong. Pada dasarnya, cara ini merupakan cara

berantai dimana setiap anggota atau orang tua yang

mepercayakan anaknya untuk bisa diberdayakan di sanggar

ini saling bertukar informasi kepada orang-orang disekitar

mereka dengan menjelaskan apa saja program, kegiatan

serta manfaat menjadi anggota Yayasan Setia Muda;

e. Perekrutan

Setelah melakukan promosi dan mendapatkan beberapa

anak muda yang menunjukan ketertarikannya untuk

bergabung dengan Yayasan Setia Muda, para anggota dan

pengurus yayasan akan melakukan proses rekruitmen kepada

siapa saja yang ingin bergabung. Tak ada syarat khusus

untuk bisa menjadi anggota Yayasan, namun calon anggota

harus berkomitmen untuk konsisten dan ikut serta

memperkenalkan lebih luas mengenai kesenian budaya

tradisional Betawi.

71

f. Konseling dan Evaluasi

Konseling dan Evaluasi merupakan upaya untuk

menguatkan SDM yang ada di Yayasan Setia Muda, dimana

pada strategi ini, digunakan oleh para pembina untuk

mengetahui kekurangan dan hambatan agar nantinya bisa

dimaksimalkan untuk bisa menjalankan strategi dengan baik.

Konseling merupakan wadah yang dibuat untuk

menghasilkan SDM yang terbuka akan setiap permasalahan

yang terjadi, hal ini bertujuan agar pembina mengetahui

setiap permasalahan dan hambatan yang dirasakan para

anggota untuk nantinya dibantu dalam mencari jalan keluar

agar tidak mempengaruhi jalannya strategi yang sedang

berlangung. Selain itu mereka juga diperkenankan untuk

saling bercerita satu sama lain mengenai hal apapun, hal itu

bertujuan agar dapat mempererat tali kekeluargaan antar

anggota sanggar.

“Yayasan ini sudah kami anggap sebagai rumah kedua,

tempat curhat, menyelesaikan masalah pribadi bahkan

kamipun suka tidur dan bermalam disini”, (Aris Mayadih,

17 Februari 2022).

Sedangkan tahap evaluasi menilai seberapa besar

perkembangan, pengaruh serta kinerja setiap anggota setelah

menjalani beberapa program kegiatan pemberdayaan. Tahap

ini dinilai sangat penting dilakukan sebab tahap evaluasi

dapat mengidentifikasi beberapa kekurangan dan

permasalahan yang terjadi selama kegiatan pemberdayaan

dan pendampingan berlangsung guna meminimalisir

72

kekurangan dan permasalahan yang sama tidak terjadi

kembali di kegiatan selanjutnya. Evaluasi juga diperlukan

untuk mengetahui sejauh mana sebuah kegiatan atau

program dalam rangkaian stretagi telah berjalan dengan baik

atau tidak, dimana hasil evaluasi tersebut akan menjadi

patokan Yayasan Setia Muda untuk meminimalisir hambatan

dan kesalahan yang ada pada kegiatan dan program yang

telah dilaksanakan sebelumnya.

Semua strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda

memiliki satu tujuan yang selaras, yaitu untuk memberdayakan

anak muda melalui kesenian muik gambang kromong, sekaligus

memenanangkan persaingan diantara para kompetitor. Oleh karena

itu, mereka merancang lebih dari satu strategi untuk

memperbanyak peluang dalam menjadi sanggar kesenian musik

gambang kromong yang memiliki eksistensi lebih di kalangan

masyarakat.

2. Konsistensi Yayasan Setia Muda Dalam Menjalankan

Strategi

Untuk menjaga seluruh strategi berjalan dengan konsisten,

maka harus dimulai dari dalam terlebih dahulu. Penguatan

hubungan dan komunikasi antar anggota serta beberapa pihak

terkait menjadi salah satu kunci agar strategi yang dijalankan dapat

berjalan dengan sukses. Untuk menjaga konsistensi tersebut, Aris

Mayadih mengatakan:

73

”Jika ingin memperkuat suatu kelompok, maka harus dimulai dari

dalam kelompok itu sendiri”, (Aris Mayadih, 17 Februari 2022).

Ada beberapa pendekatan yang dilaksanakan oleh Yayasan

Setia Muda untuk bisa menjaga konsistensinya dalam menjalankan

strategi mereka antara lain:

a. Menjalin komunikasi yang baik antar anggota

Bagi Yayasan Setia Muda yang pada dasarnya merupakan

sebuah grup musik, sudah seharusnya memiliki komunikasi

yang kuat antar anggotanya guna menghasilkan paduan

penampilan musik gambang kromong yang padu. Berbagai

upaya dilakukan oleh Yayasan Setia Muda untuk

memfasilitasi para anggotanya untuk memiliki komunikasi

yang baik seperti halnya konseling, outing, rekreasi,

workshop tentang kerjasama tim serta serta kegiatan evaluasi.

Hal ini bertujuan untuk menghapus gap atau jarak antara

yang tua dan yang muda sehingga mereka bisa menjadi lebih

dekat dan memiliki rasa kekeluargaan tanpa merasakan

kecanggungan.

b. Menjalin kehidupan yang rukun antar warga sekitar

Lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor

pendukung suatu strategi pemberdayaan bisa berjalan

dengan baik dan konsisten. Yayasan Setia Muda memiliki

jalinan kehidupan yang harmonis dengan warga sekitarnya

dengan memberikan feedback berupa tenaga dan bantuan

sosial ketika ada suatu acara seperti pembagian makanan dan

74

ta’jil gratis di bulan suci ramadhan, menjadi panitia qurban

dan lain-lain.

c. Motivasi

Upaya agar setiap anggota Yayasan Setia Muda konsisten

dalam menjalani berbagai kegiatan pemberdayaan adalah

dengan cara memotivasi setiap anggotanya agar memiliki

daya juang yang tinggi serta mencintai apa yang mereka

lakukan, dalam hal ini mencintai profesi mereka sebagai

seniman Betawi. Dengan begitu, para anggota sanggar akan

memiliki motivasi yang kuat serta alasan mengapa mereka

harus konsisten dalam menjalankan beberapa strategi yang

telah dirancang oleh Yayasan Setia Muda.

Guna memudahkan seluruh strategi tersebut dapat terkontrol

dengan baik, Yayasan Setia Muda mengadakan monitoring

bersama pimpinan yayasan beserta badan pengurus harian dan

bidang-bidang dibawahnya setiap seminggu sekali, dimana setiap

bidang yang mendapat tanggung jawab tertentu harus melaporkan

sudah sejauh mana strategi tersebut berjalan, apakah ada masalah,

hambatan atau justru menunjukan tren positif. Pada rapat tersebut,

semua laporan akan dibahas untuk mencari solusi bersama-sama

sehingga setiap tanggung jawab tidak terasa terbebani oleh satu

bidang saja melainkan menjadi tanggung jawab bersama sebagai

suatu organisasi. Namun dalam mempertahankan konsistensi, ada

beberapa hambatan yang seringkali membuat proses dari

konsistensi tersebut sedikit trganggu. Adapun beberapa hambatan

yang terdapat pada saat menjalankan strategi antara lain;

75

a. Pengaruh budaya luar

Sebagai sebuah sanggar kebudayaan tradisional, sudah

pasti hambatan yang sangat dirasakan adalah bersaing

dengan budaya luar, dimana dengan kemudahan akses

teknologi membuat budaya luar semakin mudahya masuk ke

kalangan anak muda. Hal ini menjadi salah satu hambatan

dan rintangan yang cukup besar dihadapi oleh Yayasan Setia

Muda, sebab, mereka tidak hanya bersaing dengan sanggar

lainnya, tetapi harus bersaing dengan budaya dari luar.

Dalam hal ini, meskipun Yayasan Setia Muda mencoba

untuk konsisten dalam menjalankan strateginya, kadang kala

pengaruh budaya luar yang kuat dan terjadi secara cepat

mengharuskan Yayasan Setia Muda merombak atau

memodifikasi strategi yang sudah dirancang agar relevan

dengan keadaan saat ini.

b. Sifat anak muda

Dikarenakan beberapa anggota masih ada yang duduk di

sekolah dasar, dimana merupakan masa dimana mereka

ingin bermain setiap saat, tentu membuat Yayasan Setia

Muda harus sabar serta perlahan dalam mendekati anak-anak

tersebut.

“Ya namanya anak-anak, kalau emang gamau latihan ya

ngotot gamau latihan, gabisa dipaksa, harus secara

perlahan, karena sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik”,

(Muhammad Syarief, 4 Maret 2022).

76

c. Kurang terbuka antar sesama

Meskipun beberapa upaya telah dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda untuk mempereat tali kekeluargaan antar sesama,

masih ada beberapa anggota yang merasa belum terlalu

“dianggap” sebagai seorang anggota.

“Kalau boleh jujur, kadang masih ada yang meragukan

dengan cara Saya bermain alat musik, sebenarnya Saya

sedikit geram, tapi Saya memilih diam untuk menjaga

kerukunan”, (Muhammad Yafie, 4 Maret 2022).

d. Persaingan yang ketat

Sebagai salah satu sanggar kesenian gambang kromong

yang cukup terkenal, Yayasan Setia Muda tentu memiliki

banyak saingan yang juga memiliki strategi untuk

meningkatkan eksistensinya. Hambatan ini merupakan salah

satu yang cukup menghambat laju jalannya strategi Yayasan

Setia Muda, sebab jika diantara mereka memiliki dua strategi

yang sama, maka strategi tersebut tidak akan berjalan dengan

maksimal sebab Yayasan Setia Muda harus bersaing dengan

sanggar gambang kromong lainnya yang memiliki strategi

yang serupa.

Serta beberapa permasalaha non teknis lainnya yang bisa saja

terjadi secara tiba-tiba atau tanpa disadari seperti musibah

kecelakaan, sakit dan lain-lain. Yayasan Setia Muda sudah

memiliki solusi untuk megatasi beberapa kendala yang sudah

disebutkan diatas melalui strategi yang telah dijalankan. Untuk

pengaruh budaya luar, Yayasan Setia Muda berusaha

77

mendongkrak agar kesenian tradisional gambang kromong bisa

mendapatkan atensi lebih ke masyarakat luas dengan cara promosi

melalui berbagai media platform serta mengadaptasi lagu-lagu pop

barat untuk diarangsemen menjadi versi gambang kromong. Sifat

anak muda dan kurang terbuka antar sesama juga senantiasa

diselesaikan oleh Yayasan Setia Muda melalui konseling secara

perlahan dan bertahap.

3. Penyatuan Sumber Daya

Untuk menjadi suatu sanggar kesenian musik yang kuat dan

padu, tentu memerlukan sumberdaya manusia yang baik. Sumber

daya manusia yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda sangatlah

beragam, sebab setiap anggota memiliki skill, potensi dan

kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,

khususnya dibidang seni musik. Dengan adanya perbedaan

tersebut membuat Yayasan Setia Muda memiliki kekuatan yang

beragam, bervariasi dan besar, sebab mereka menggabungkan dan

mengkolaborasikan semua sumberdaya manusia yang ada menjadi

satu kesatuan yaitu sebuah grup musik gambang kromong. Untuk

memainkan beberapa lagu dibutuhkan adanya koordinasi dan

harmonisasi antar pemain, oleh sebab itu, dengan adanya

sumberdaya manusia yang saling terintegrasi maka musik yang

dihasilkan akan menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik.

Pada saat menjalani kegiatan pelatihan dan pendampingan, sangat

memungkinkan dilakukan adanya rolling atau pertukaran posisi,

hal ini bisa terjadi apabila beberapa anggota menemukan

kemampuan barunya dikarenakan di Yayasan Setia Muda sangat

78

memperbolehkan para anggotanya mempelajari hal baru

khususnya dibidang musik. Hal itu yang membuat para anggota

memiliki pengetahuan dan kemampuan tambahan untuk nantinya

dikonversikan menjadi kekuatan.

4. Pemusatan Kekuatan Sumber Daya

Untuk meminimalisir kelemahan pada setiap titik, Yayasan

Setia Muda tentunya mencoba memusatkan kekuatan didalam

suatu grup musik melalui beberapa tahapan sesuai dengan strategi

yang telah dirancang, misalnya pada saat pelaksanaan pelatihan

dan pendampingan, pendaming akan memperhatikan serta

melakukan observasi kemampuan bermain seluruh anggota.

Setelah itu, pendamping akan menemukan beberapa titik

kelemahan dan kekurangan dari setiap individu maupun kelompok

atau sebuah grup. Seperti contoh, pemain saxophone dan seruling

yang bermain kurang maksimal akibat teknik manajemen

pernafasan yang kurang baik, oleh karena itu, pembina akan

melakukan evaluasi, khususnya pada titik-titik kelemahan tersebut

untuk meminimalisir kesalahan pada saat melakukan pertunjukan.

Terlepas dari titik kelemahannya, tentunya Yayasan Setia Muda

juga memusatkan perhatian mereka pada titik-titik kekuatan yang

menjadi taring Yayasan Setia Muda. Sama seperti kelemahan, para

pendaming juga melakukan pengamatan terhadap para anggota

yang memiliki potensi dan kemampuan lebih, dimana mereka akan

diasah dan didampingi sehingga memaksimalkan potensi dan

kemampuan mereka agar menghasilkan output yang maksimal.

79

Seperti contoh, salah satu anggota Yayasan Setia Muda Seto, ia

merupakan pemain alat musik kongahyan di Yayasan Setia Muda,

namun karirnya sebagai musisi khususnya musisi Betawi sangat

baik dan dikenal luas oleh kalangan masyarakat. Ia membuat

sebuah inovasi bahwa alat musik kongahyan yang pada dasarnya

diketaui oleh masyarakat hanya bisa memainkan lagu-lagu betawi

kini bisa menjadi alat musik serba guna dengan memainkan

beberapa genre musik. Tak jarang Seto juga berkolaborasi dengan

musisi terkenal menggunakan kongahyan sebagai lead melody

mensubtitusikan alat musik biola yang berasal dari luar negeri. Hal

tersebut tentunya menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh

Yayasan Setia Muda, sebab dengan keberadaan Seto dan beberapa

anggota lainnya yang memiliki kemampuan dan potensi lebih,

akan semakin memperkuat Yayasan Setia Muda untuk mampu

bersaing dengan grup musik atau sanggar musik kesenian

tradisional betawi lainnya.

Yayasan Setia Muda sudah mendapatkan banyak penghargaan

yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga kesenian

lainnya. Seluruh prestasi tersebut merupakan dampak dari

pemusatan kekuatan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda.

Adapun prestasi tersebut yaitu:

a. Piagam Penghargaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Sanggar Setia Muda (Tahun 2011);

b. Piagam Penghargaan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta

Selatan (Tahun 2011);

80

c. Sertifikat Pembuatan Film Dokumenter Alat Musik

Gambang Kromong 8 Production (Tahun 2014);

d. Piagam Penghargaan Pelatih Seni Budaya Lokal Betawi

Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan (Tahun 2010);

e. Piagam Penghargaan Karya Seni Musik Gambang Kromong

PCNU Jakarta Selatan (Tahun 2020);

f. Piagam Penghargaan Workshop Manajemen Organisasi Seni

Budaya Betawi Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan

(Tahun 2013);

g. Sertifikat Penghargaan Anggota Lembaga Kebudayaan

Betawi (Tahun 2016).

Sumberdaya manusia yang baik melewati proses seleksi yang

sangat ketat, namun dalam Yayasan Setia Muda, tidak ada

klasifikasi khusus untuk menjadi anggota sanggar, semua anak

muda yang mau dan tertarik dengan kesenian tradisional betawi

serta mau membuat dirinya berdaya layak untuk mendapatkan

pendampingan dan perlakuan yang sama antar satu dengan lainnya.

”Tak peduli apa sukunya, apa rasnya dan dimana asalnya, jika

mau bergabung dan punya rasa keinginan yang kuat untuk

mendalami kebudayaan betawi, maka akan selalu kita terima dan

kita akan terus rangkul”, (Bapak Hamdani 26 Oktober 2021).

5. Kritisasi Strategi

Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda

melewati beberapa proses diskusi, musyawarah dan mufakat dari

setiap anggota sanggar. Tak hanya anggota sanggar, Yayasan Setia

81

Muda juga melibatkan masyarakat sekitar untuk bisa berkontribusi

dalam merencanakan strategi. Proses kritisasi ini dibagi menjadi

dua, yaitu internal dan eksternal.

a. Internal (Anggota)

Proses ini meliputi beberapa hal seperti materi musik dan

diskusi antar struktur organisasi. Materi musik misalnya,

setiap materi musik yang dibawakan oleh Yayasan Setia

Muda merupakan buah dari pikiran setiap anggota dan

diawasi langsung oleh pembimbing. Bapak Hamdani selaku

fasilitator hanya memberikan gambaran serta dasarnya saja,

dimana selanjutnya proses arangsemen dan penuangan ide

dilakukan oleh para anggota sanggar. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan refrensi beragam dan membuat musik dari

Yayasan Setia Muda menjadi unik dan tidak monoton.

b. Eksternal (Masyarakat)

Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda

selalu mengikutsertakan masyarakat sekitar dan para orang

tua anggota sanggar selaku wali dari anggota itu sendiri.

Tujuan dari kritisasi eksternal ini hampir sama dengan

internal, yaitu agar mendapatkan banyak perspektif sehingga

strategi yang dirancang menjadi kritis dan layak untuk

dilaksanakan.

6. Memperhitungkan Resiko

Dalam memperhitungkan besarnya resiko yang diterima pada

saat menjalankan strategi, Yayasan setia Muda selalu merujuk

pada hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan guna

82

perencanaan kedepannya. Dari situlah kemudian Yayasan Setia

Muda dapat menilai resiko yang akan terjadi.

“Ketika sebuah strategi dirancang yang kemudian akan

dilaksanakan, sebuah resiko tentunya tidak dilihat dari satu sisi

saja, terkadang suatu resiko harus dihadapi untuk bisa melangkah

maju dan menyukseskan kegiatan pemberdayaan dan memajukan

serta mensejahterakan anggota Yayasan Setia Muda”, (Aris

Mayadih 17 Februari 2022).

7. Indikator Keberhasilan

Dalam menjalankan strategi yang telah direncanakan, Yayasan

Setia Muda memiliki indikator keberhasilan sendiri, dimana

indikator tersebut dibagi kedalam beberapa tahapan sebagai

berikut;

Tabel 4.5 (Tabel Indikator Keberhasilan)

DASAR 1

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

DASAR 2

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

PENGEMBANGAN 1

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

PENGEMBANGAN 2

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

PROFESIONAL

Ketua Sanggar

Wakil Ketua

Sekretaris Umum

Sekretaris 1

83

(Sumber data : berdasarkan hasil wawancara bersama Aris Mayadih

pada tanggal 22 Maret 2022)

Yayasan Setia Muda memiliki level keberhasilan sendiri untuk

bisa mengukur sejauh mana kegiatan pelatihan, pendampingan,

kegiatan dan program pemberdayaan melalui kesenian musik

gambang kromong telah terlaksana dengan baik, salah satunya

adalah membuat beberapa tingkatan seperti ada pada bagan diatas.

Indikator keberhasilan Yayasan Setia Muda dibagi kedalam 5

tingkatan, dimulai dari dasar 1, dasar 2, pengembangan 1,

pengembangan 2 serta profesional. Setiap bulannya akan diadakan

ujian pelatihan dan pendampingan, dimana konsep ujiannya adalah

menampilkan hasil selama anggota tersebut melaksanakan

pelatihan dan pendampingan musik gambang kromong. Adapun

rincian setiap tingkatannya sebagai berikut:

a. Dasar 1

Dasar 1 merupakan tingkatan paling dasar yang ada di

Yayasan Setia Muda. Biasanya dasar 1 diisi oleh beberapa

anggota yang baru saja bergabung dengan Yayasan Setia

Muda. Dalam tahap 1, para anggota diharuskan untuk

menguasai 2 lagu dasar yaitu Kicir-kicir dan Sirih Kuning.

b. Dasar 2

Dasar 2 adalah tingkat lanjutan dari dasar 1, dimana pada

tingkatan ini, jumlah lagu yang harus dikuasai oleh setiap

anggota ditambah, adapun lagu yang harus dikuasai adalah

Jali-jali dan beberapa lagu modern.

84

c. Pengembangan 1

Setelah dinyatakan lulus di tingkat dasar 1 dan 2,

selanjutnya para anggota akan lanjut ke tahap selanjutnya

yaitu pengembangan 1. Dalam tahap ini, para anggota akan

diminta mereview kembali lagu-lagu wajib yang menjadi

patokan pada tingkatan dasar 1 dan 2, dimana nantinya,

mereka akan diminta improvisasi dari beberapa lagu tersebut.

Improvisasinya berupa fill in atau transisi dan modifikasi

notasi dasar. Dalam tahap ini diharapkan para anggota bisa

menghasilkan notasi-notasi baru yang belum pernah ada

sebelumnya sehingga menjadikan notasi tersebut sebuah

inovasi yang akan digunakan kedepannya untuk

melancarkan strategi Yayasan Setia Muda.

d. Pengembangan 2

Pengembangan 2 merupakan tingkatan lanjutan dari

pengembangan 1, dimana mereka yang dirasa sudah

memenuhi syarat agar bisa naik ke pengembangan 2 dapat

melakukan apa yang sudah mereka lakukan di tingkatan

sebelumnya. Dalam tingkatan ini, tolak ukurnya adalah para

anggota diharuskan memainkan semua lagu yang telah

dipelajari kedalam beberapa nada dasar yang berbeda,

adapun nada dasar yang digunakan sebagai tolak ukurnya

adalah nada in-A, in-G dan in-D.

e. Profesional

Dan tingkatan tertinggi dalam indikator keberhasilan

pemberdayaan bisa terlaksana dengan baik adalah tingkatan

profesional. Dimana pada tingkatan ini para anggota sudah

85

menguasai semua lagu dasar maupun lagu modern,

menguasai teknik bermain, dapat improvisasi notasi sendiri

serta dapat memainkan berbagai lagu dari beberapa nada

dasar yang berbeda. Pada tahap profesional, daftar lagu-lagu

yang akan dimainkan pun akan bertambah. Pada tingkatan

ini pula, beberapa anggota yang dirasa sudah memiliki

pengetahuan luas akan menjadi pelatih dan pendamping di

Yayasan Setia Muda atau disalurkan ke beberapa mitra

sekolah yang bekerjasama dengan sanggar ini.

Dalam setiap tingkatan, Yayasan Setia Muda memiliki

indikator dan kriteria penilaiannya sendiri yang menentukan

apakah anggota tersebut dapat naik ke tingkat selanjutnya apa tidak.

Indikator penilaiannya antara lain kelancaran, penguasaaan,

teamwork, ekspresi dan penampilan. Sedangkan kriteria

penilaiannya adalah grade A dengan skor 350-500, grade B 250-

349 , grade C 150-249 dan grade D 5–149. Level keberhasilan

tersebut digunakan oleh Yayasan Setia Muda untuk menentukan

apakah pelatihan, pendampingan, kegiatan dan beberapa program

yang telah dirancang Yayasan Setia Muda dapat berjalan dengan

sukses atau tidak, serta menjadikan bahan evaluasi kedepan agar

lebih baik lagi.

Setelah melaksanakan evaluasi disetiap kegiatan dan program

yang mereka buat, tentunya pembina Yayasan dapat menilai

apakah pelatihan, pendampingan, kegiatan dan program yang telah

dilaksanakan berjalan dengan baik atau tidak. Tolak ukur Yayasan

Setia Muda dalam mengevaluasi setiap kegiatan juga tidak selalu

86

dilihat dari besarnya penilaian, banyaknya profit atau devisitnya

pemasukan dan pengeluaran serta banyaknya masalah yang terjadi

pada saat pelaksanaan kegiatan, melainkan seberapa besar manfaat

yang didapatkan oleh pihak anggota bahkan kepada masyarakat.

Sebab suatu pemberdayaan yang efektif merupakan pemberdayaan

yang menghasilkan manfaat bagi semua lapisan masyarakat yang

terkait. Manfaat yang didapatkan oleh para anggota antara lain

dapat berupa materi dan non materi seperti pengalaman dan

peningkatan kemampuan dalam berkesenian. Landasan

keberhasilan yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda dibuat

berdasarkan pengalaman dan keadaan di lapangan selama

melakukan kegiatan pemberdayaan, oleh karena itu, agar sanggar

ini memiliki suatu standar yang jelas, maka dibuatlah landasan

keberhasilan ini.

8. Dukungan Terhadap Yayasan Setia Muda

Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda

mendapatkan dukungan penuh dari pihak pemerintah seperti Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta dan pihak eksekutif internal dari struktur

kepengurusan dan masyarakat setempat. Setiap struktur bagian

organisasi di Yayasan Setia Muda dilibatkan dalam merencanakan

strategi dengan tujuan, untuk memiliki banyak perspektif dan

sudut pandang, sehingga setiap anggota bisa mendapatkan haknya

dalam berdemokrasi. Selain itu, seluruh strategi yang dibuat oleh

Yayasan Setia Muda mendapat dukungan penuh dari masyarakat

dan lingkungan setempat, hal ini dibuktikan dengan adanya

kehidupan yang harmonis di sekitar lokasi Yayasan Setia Muda.

87

Dukungan dan support dari masyarakat dan lingkungan sekitar

menjadi salah satu kunci sukses mengapa Yayasan Setia Muda

masih konsisten hingga saat ini. Pada saat melakukan kegiatan

pelatihan dan pendampingan, pastinya akan banyak peralatan

instrumen musik dan sound system yang kerap menghasilkan suara

yang cukup besar pada saat melakukan kegiatan latihan rutin,

namun para warga sangat tidak merasa keberatan dengan adanya

kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda. Mereka

menganggap bahwa Yayasan Setia Muda ini merupakan salah satu

simbol dan sebuah “cagar” yang menjadi identitas daerah

Jagakarsa sebab belum ada sanggar kesenian Betawi serupa yang

berada di daerah tersebut.

Dikarenakan lokasi sanggar berada di tengah pemukiman warga

dan keberadaan masjid yang ada di depannya, maka bentuk

toleransi yang dilakukan oleh pihak Yayasan Setia Muda yaitu

melaksanakan kegiatan latihan rutin setiap hari selasa, rabu dan

jumat kecuali hari senin dan kamis serta libur satu bulan penuh

pada saat bulan suci Ramadhan. Alasan mereka tidak mengadakan

pelatihan dan pendampingan di hari kamis dikarekanakan jumat

merupakan malam yang istimewa bagi umat islam untuk

menambah pahala. Tak hanya sebatas menghormati, semua

anggota Yayasan Setia Muda pun juga sering mengikuti pengajian

rutin, hal ini merupakan salah satu mandat dari bapak Hamdani

selaku pendiri Yayasan Setia Muda.

“Seberapapun jauh kamu melangkah, jangan lupakan tempat dan

identitas asalmu”, (Hamdani 26 Oktober 2021).

88

Kebudayaan betawi sangat erat dengan ajaran islam, oleh

karena itu sudah menjadi hal yang biasa untuk para anggota

Yayasan untuk mengikuti pengajian rutin yang dilaksanakan di

masjid dekat lokasi sanggar. Hal ini tentu sangatlah baik sebab

Yayasan Setia Muda mendapat dukungan dan support yang positif

dari lingkungan sekitarnya, sehingga Yayasan Setia Muda dapat

bergerak maju dan terus melaksanakan kegiatan pemberdayaanya.

Secara keseluruhan, seluruh strategi yang direncanakan oleh

Yayasan Setia Muda saling terikat satu sama lain dan memiliki

tujuan yang sama, yaitu memberdayakan anak muda melalui

kesenian musik gambang kromong. Berbagai upaya yang

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda senantiasa memiliki tujuan

agar setiap anggota bisa memiliki penghasilan sendiri melalui

profesinya yaitu seorang seniman betawi. Dimulai dari tahap dasar

1, dasar 2, pengembangan 1, pengembangan 2 sampai tingkatan

profesional didamingi oleh Yayasan Setia Muda untuk

menghasilkan seniman muda betawi yang memiliki kualitas dan

unggulan untuk bisa bersaing dengan sanggar gambang kromong

lainnya. Berbagai kegiatan dan program juga telah dirancang untuk

menunjang proses pemberdayaan anak muda yang ada di Yayasan

Setia Muda ini. Sampai saat ini, Yayasan Setia Muda masih terus

menjalankan strateginya untuk bisa memperkenalkan sanggar ini

lebih luas lagi termasuk melestarikan kebudayaan masysarakat

lokal Jagakarsa yaitu kebudayaan Betawi.

89

C. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat

Yayasan Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda

Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong.

Dalam menjalankan program dan kegiatan pemberdayaan,

serta membuat suasana pemberdayaan menjadi hidup dan efektif,

Yayasan Setia Muda memiliki beberapa upaya untuk mewujudkan

beberapa aspek-aspek pemberdayaan. Hal ini bertujuan untuk

mendorong potensi yang dimiliki oleh anak muda sebagai anggota

Yayasan Setia Muda agar bisa lebih berkembang dan menciptakan

kemandirian. Berbagai upaya dilakukan oleh Yayasan Setia Muda

tidak hanya semata-mata untuk mendorong sektor ekonomi saja,

namun juga dari segi politis. Yayasan Setia Muda merupakan salah

satu sanggar yang ada di Jakarta Selatan dengan predikat yayasan

yang berakreditasi, dimana predikat ini didapatkan melalui

beberapa tahapan dan proses yang dibantu oleh seorang notaris.

Upaya ini dilakukan agar Yayasan Setia Muda memiliki posisi

tawar (bargaining position) baik secara nasional maupun

internasional. Dengan adanya legalitas ini, Yayasan Setia Muda

mendapat kepercayaan penuh dari pihak pemerintah untuk bisa

melestarikan budaya tradisional betawi dan pemberdayaan anak

muda.

1. Membangun Potensi (Enabeling)

Yayasan Setia Muda memiliki komitmen untuk bisa mendorong,

memotivasi dan membangkitkan potensi para anggota untuk bisa

berkembang. Upaya tersebut dimulai dari membangun suasana

yang mendukung kegiatan pemberdayaan ada di sanggar.

90

a. Membangun suasana kekeluargaan

Suasana sanggar Yayasan Setia Muda yang tidak pernah

sepi menunjukan bahwa setiap anggota Yayasan Setia Muda

saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya sehingga

menciptakan rasa nyaman diantara mereka. Di Yayasan Setia

Muda, mereka tidak mengenal kata pensiun, semua anggota

yang sudah bekerja maupun yang sudah berkeluarga sampai

saat ini masih aktif dalam menjadi anggota yayasan maupun

mengurus struktur organisasi serta manajemen Yayasan

Setia Muda.

b. Mendapatkan dukungan masyarakat lokal

Dukungan dari warga sekitar membuat Yayasan Setia

Muda tidak pernah berhenti melaksanakan beberapa

kegiatan-kegiatan pemberdayaan, sebab mereka

menganggap bahwa Yayasan Setia Muda merupakan ikon

daerah mereka yang harus mereka banggakan.

c. Membuat kegiatan sosial

Yayasan Setia Muda juga seringkali mengadakan

kegiatan sosial yang disebut Social Day Setia Muda disekitar

pemukiman warga yang membuat warga yang berada di

daerah tersebut merasa senang, hal ini membuktikan bahwa

pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda tak

hanya bermanfaat bagi para anggotanya, mereka juga turut

membagikan manfaat bagi warga sekitar. Kegiatan tersebut

berupa kerjabakti, pembagian ta’jil gratis, menjadi panitia

qurban dan lain-lain.

91

d. Mencari relasi

Relasi merupakan salah satu upaya Yayasan Setia Muda

untuk membangun sebuah hubungan, baik itu dengan

masyarakat, pihak eksekutif, instransi pendidikan, pelaku

bisnis maupun sanggar serupa yang berada di luar daerah

Jagakarsa. Hal ini bertujuan untuk saling bertukar informasi

dan pengalaman seputar kesenian tradisional betawi maupun

pemberdayaan masyarakat. Relasi ini sangat dibutuhkan,

sebab dengan banyaknya relasi, pengalaman dan ilmu yang

didapatkan oleh para anggota akan bertambah seiring dengan

banyaknya relasi yang mereka dapatkan. Dimana mereka

bisa bertukar ilmu dan informasi seputar dunia kesenian

sehingga potensi yang dimiliki oleh setiap anggota

memungkinkan untuk bisa dimaksimalkan.

Setelah membangun suasana yang harmonis seperti yang sudah

dijabarkan diatas, selanjutnya Yayasan Setia Muda melakukan

beberapa hal untuk menjadikan anak muda yang menjadi anggota

Yayasan Setia Muda menjadi berdaya. Yayasan Setia Muda

menganggap bahwa setiap anak muda pasti memiliki potensi atau

daya yang jika dimaksimalkan akan menghasilkan output yang

cukup baik dan merubah kehidupan si anak muda tersebut. Adapun

beberapa cara yang dilakukan yaitu:

a. Mendorong

Yayasan Setia Muda mendorong anak muda untuk bisa

memaksimalkan potensi yang ada didalam dirinya dengan

memaksakan agar bakat yang dimiliki oleh setiap anggota

92

bisa keluar. Memaksakan artinya mengusahakan untuk

tercapainya suatu tujuan, dimana tujuan tersebut adalah

menjadikan anak muda yang berdaya.

b. Memotivasi

Motivasi selalu diberikan oleh para anggota oleh Yayasn

Setia Muda sebagai salah satu cara agar anak muda memiliki

kekuatan serta semangat untuk dapat berdaya serta

menumbuhkan rasa cinta terhadap profesinya sebagai

seniman musik betawi.

c. Membangkitkan

Yayasan setia muda berusaha untuk membangkitkan

potensi yang ada didalam diri setiap anggota melalui

berbagai kegiatan dan program pemberdayaan. Seperti

contoh, Yayasan Setia Muda menyadarkan setiap potensi

yang dimiliki oleh para anggotanya tanpa anggota tersebut

tahu apa yang sebenarnya potensi dirinya. Hal ini dilakukan

dengan cara melakukan pembinaan dan pendampingan guna

mengetahui potensi, minat dan bakat anak muda tersebut.

Dari ketiga upaya diatas, Yayasan Setia Muda selalu berusaha

untuk mendorong, memotivasi, membangkitkan dan selanjutnya

adalah membuat potensi tersebut menjadi bentuk yang nyata atau

suatu output berupa materi maupun non materi.

“Sebab jika potensi yang dimiliki anak muda tersebut hanya

dibiarkan tertidur tanpa kita sadarkan, potensi itu gak akan

kemana-mana dan tidak akan memberikan perubahan kepada si

anak muda”, (Aris Mayadih, 17 Februari 2022).

93

2. Upaya Pemberdayaan Anak Muda (Empowering)

Berbagai upaya dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dalam

memberdayakan anak muda melalui berbagai cara. Beberapa

program telah dirancang serta dilaksanakan oleh Yayasan Setia

Muda dengan tujuan mensejahterakan para anggota serta

megembagkan potensi mereka. Adapun beberapa program yang

dirancang oleh Yayasan Setia Muda sebagai berikut:

a. Pelatihan dan pendampingan seni betawi

Program ini sudah berjalan sejak sanggar ini berdiri pada

tahun 1995 dan hingga saat ini masih aktif dalam

memberikan pelatihan dan pendampingan kesenian gambang

kromong kepada para anak muda. Program ini dilaksanakan

tiga kali dalam seminggu. Proses dari program ini memiliki

beberapa tahapan, dimulai dari tahap pengenalan,

menumbuhkan rasa cinta dan minat, kemudian melakukan

pelatihan dan pendampingan kesenian gambang kromong

secara rutin hingga mendapatkan hasil yang memuaskan.

Program ini pada dasarnya menggunakan metode PRA atau

Participatory Rural Apraisal dimana Bapak Hamdani

memfasilitasi dan memberikan materi dasar kepada para

anggota, setelah itu, para anggota secara mandiri akan

mengolah materi tersebut yang disesuaikan dengan selera

dan perkembangan masyarakat. Partisipan dari program ini

didominasi oleh para anak muda yang menjadi masyarakat

lokal dan beberapa yang berasal dari luar daerah Jagakarsa

serta pembina dan pelatih. Program ini merupakan tombak

94

utama dari Yayasan Setia Muda sebagai upaya

memberdayakan para anggotanya. Lewat program ini,

Yayasan Setia Muda telah melahirkan para seniman

gambang kromong yang berkualitas dan mandiri. Kendala

yang dirasakan selama masa pelaksanaan program ini adalah

mood para anak muda yang labil, pengaruh budaya luar yang

mempengaruhi mengurangi kemamuan, kurangnya

keterbukaan antar anggota, serta persaingan yang sangat

ketat antar sanggar lainnya;

b. Pembinaan Ekstrakurikuler seni betawi sekolah

Program ini ada untuk menjawab kebijakan

Kemendikbud yang mengharuskan setiap sekolah memiliki

mata pelajaran seni budaya atau ekstrakulikuler kesenian

musik tradisional. Untuk itu, beberapa sekolah dan lembaga

pendidikan memutuskan untuk bermitra dengan Yayasan

Setia Muda untuk bisa melaksanakan kurikulum tersebut.

Setiap sekolah tentu memiliki proses dan tahapan yang

berbeda, namun pada umumnya, para guru atau pelatih yang

disalurkan melalui Yayasan Setia Muda akan menyesuaikan

dengan jadwal dan sistem pembelajaran sekolah tersebut,

ada yang mengharuskan mereka datang ke sekolah sebagai

tenaga pengajar, dan ada juga yang menyalurkan para

siswanya ke Yayasan Setia Muda untuk dibina di sana.

Partisipan yang terlibat dalam program ini antara lain para

anggota Yayasan Setia Muda, para siswa serta beberapa

mitra sekolah. Para anggota yang sudah berada di tahap

profesional atau dirasa layak dan memiliki kualitas yang baik,

95

akan disalurkan ke beberapa mitra sekolah untuk menjadi

pelatih dan pembina esktrakulikuler. Program ini menjadi

salah satu sumber penghasilan yang bisa didapatkan oleh

para anggota diantara beberapa program lainnya. Salah satu

kendala dari program ini adalah beberapa mitra sekolah yang

memiliki sistem administrasi yang kurang baik, sehingga

beberapa hal seperti pembayaran honor yang menunggak dan

perizinan masih dirasakan di beberapa mitra sekolah ;

c. Forum Seniman Betawi Jakarta Selatan

Program ini dirancang oleh Yayasan Setia Muda sebagai

wadah relasi antar seniman betawi yang ada di Jakarta

Selatan. Program ini pada umumnya dilaksanakan sekali

dalam sebulan. Pihak yang terlibat dalam program ini adalah

Yayasan Setia Muda dan beberapa sanggar serta seniman

betawi yang berada di Jakarta Selatan. Lewat program ini,

para anggota bisa meningkatkan relasinya kepada seniman

lainnya. Kendala saat pelaksanaan program ini adalah

beberapa sanggar dan seniman yang memiliki jadwal

masing-masing sehingga sulit untuk bisa menyamakan

jadwal untuk bisa mengadakan forum di satu waktu;

d. Social Day Setia Muda

Program ini dilaksanakan sekali setiap bulannya. Tahap

awal dalam pelaksanaan program ini adalah penggalangan

dana, dimana dana yang dikumpulkan berasal dari para

partisipan yaitu anggota Yayasan Setia Muda sendiri

maupun para donatur. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan

menebar manfaat kepada masyarakat sebagai salah satu

96

feedback Yayasan Setia Muda kepada masyarakat sekitar

serta menjadi praktik amal bagi para anggota sanggar. Ada

beberapa kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan

kegiatan ini antara lain kurangnya jumlah dana yang didapat

membuat Yayasan Setia Mud harus kembali mencari donatur

dan penggalangan dana.

e. Coaching Clinic

Program ini dilaksanakan sekali dalam sebulan, dimana

proses dari pelaksanaan program ini dimulai dari mencari

narasumber yang relevan dengan topik yang ingin dibahas

Topik yang dibahas adalah seputar kesenian betawi serta

beberapa topik diluar kesneian seperti kewirausahaan,

organisasi dan lain-lain. Metode RRA atau Rapid Rural

Apraisal digunakan dalam pelaksanaan program ini, dimana

Yayasan Setia Muda akan mempelajari lebih mendalam

perihal topik yang akan dibahas berdasarkan kebutuhan, apa

yang menjadi minat dan apa yang sedang digemari oleh para

anggota maupun masyarakat. Setelah itu, Yayasan Setia

Muda akan mengundang masyarakat sekitar maupun luar

untuk bisa berpartisipasi dalam program ini. Partisipan dari

program ini adalah para anggota Yayasan Setia Muda,

masyarakat sekitar, masyarakat yang berada diluar daerah

Jagakarsa, beberapa turis mancanegara serta beberapa

mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Program ini

bertujuan untuk melatih skill seputar kesenian maupun diluar

kesenian seperti seputar organisasi, dunia usaha dan bidang

lainnya, sehingga menambah ragam wawasan para anggota

97

dan masyarakat sekitar. Di beberapa pelaksanaannya,

minimnya partisipasi masyarakat maupun anggota Yayasan

Setia Muda itu sendiri, menjadi salah satu hambatan yang

ada pada program ini;

f. NGUVI (Ngulik Virtual)

Program NGUVI diadakan sekali setiap bulannya,

dimulai dari bulan Oktober 2021 sebagai bentuk adaptasi

Yayasan Setia Muda dalam menghadapi pandemi Covid 19.

Proses awal dari program ini adalah tahap persiapan, dimana

setiap anggota akan dibagi menjadi beberapa bagian dengan

tugas yang berbeda, seperti modal atau pendanaan, jadwal,

dan persiapan peralatan kebutuhan pada saat pelaksanaan

NGUVI. Setelah persiapan dirasa matang, tahap selanjutnya

adalah pelaksanaan, dimana program ini dilaksanakan

beberapa bulan sekali sebagai sebuah inovasi Yayasan Setia

Muda sebagai sanggar gambang kromong di DKI Jakarta

pertama yang membuat konser virtual gambang kromong.

Metode yang digunakan dalam program ini adalah PRA,

dimana hasil dari program sebelumnya yaitu pelatihan dan

pendampingan seni betawi akan diimpelementasikan pada

program ini. Partisipasan dari program ini antara lain

anggota sanggar, beberapa pendonor dana serta masyarakat

sekitar yang memeriahkan pelaksanaannya. Program

NGUVI dirancang oleh Yayasan Setia Muda sebagai salah

satu upaya adaptasi mereka terhadap perkembangan

teknologi. Lewat program NGUVI, para anggta bisa

mendapatkan penghasilan yang berasal dari saweran online

98

maupun sponsor yang mendukung kegiatan NGUVI.

Kendala yang dialami ketika program ini berlangsung antara

lain jaringan internet yang buruk dibeberapa keadaan dan

cuaca yang seringkali kurang mendukung terlaksananya

program ini;

g. Manjak (Manggung)

Manjak juga merupakan salah satu bentuk implementasi

dari program sebelunnya yaitu pelatihan dan pendampingan

seni betawi. Program ini terlaksana atas permintaan yang

masuk dari beberapa pihak seperti masyarakat secara

mandiri, perusahaan swasta dan kedinasan. Pada umumnya,

dalam kurun waktu sebulan, Yayasan Setia Muda bisa

mendapatkan dua hingga tiga kali panggilan manjak, namun

setelah masa pandemi, intensitas manjak menjadi menurun

karena adanya kebijakan dari pemerintah. Dalam

pelaksanaannya, banyak pihak yang terlibat, dimulai dari

anggota Yayasan Setia Muda sendiri, vendor sebagai

penyedia kebutuhan produksi dan sound system yang

bekerjasama dengan Yayasan Setia Muda, pihak konsumen

yang memesan atau mengundang, serta masyarakat yang ikut

memeriahkan pada saat pelaksanaannya. Masih sama dengan

NGUVI, metode pemberdayaan yang digunakan adalah PRA,

dimana manjak merupakan implementasi dari program

sebelumnya yaitu pelatihan dan pendampingan seni betawi.

Manjak merupakan program utama yang dimiliki oleh

Yayasan Setia Muda untuk menjalankan fungsi utamanya

sebagai sanggar kesenian gambang kromong.

99

Lewat program ini, seluruh anggota Yayasan Setia Muda

bisa mendapatkan penghasilan dan pengalaman yang

berharga di setiap mereka tampil di beberapa acara pesta,

festival maupun kedinasan. Manjak merupakan salah satu

upaya Yayasan Setia Muda untuk mensejahterakan para

anggota lewat minat dan bakat yang ada di setiap anggota.

Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan program ini

adalah jumlah panggilan yang tidak menentu setiap

minggunya, dimana Yayasan Setia Muda sendiri tidak bisa

memperkirakan dengan pasti kapan panggilan manjak akan

datang, dan yang paling terasa adalah pada saat pandemi

Covid 19, dimana panggilan manjak sangat sedikit sehingga

membuat program ini terhambat pelaksanaanya (berdasarkan

hasil observasi dan penelitian data sekunder dalam bentuk

company profile pada tanggal 4 Maret 2022).

Berbagai upaya nyata yang telah dilakukan Yayasan Setia

Muda diatas memiliki tujuan untuk mendapatkan input dan

memberikan peluang bagi setiap anggota Yayasan Setia Muda

untuk bisa berdaya. Semua pelatihan, pendampingan, kegiatan dan

program-program telah disusun dan dibuat untuk memberdayakan

anak muda melalui kesenian musik gambang kromong sekaligus

melestarikan gambang kromong sebagai salah budaya tradisional

kota Jakarta. Beberapa kegiatan tersebut tak hanya berorientasi

terhadap internal para anggota saja, melainkan kepada pihak luar

sebagai relasi Yayasan Setia Muda untuk memperluas jaringannya

seputar dunia kesenian. Berbagai kegiatan pemberdayaan juga

100

tidak selalu didampingi oleh pendamping internal saja, beberapa

kali Yayasan Setia Muda mendatangkan berbagai ahli di bidang

kesenian maupun non kesenian untuk diminta membagikan

ilmunya terhadap para anggota Yayasan Setia Muda untuk

mendapatkan wawasan yang luas dibantu oleh para praktisi yang

tepat.

“Bagi Saya, mencari ilmu itu jangan hanya satu bidang saja,

persaingan sudah semakin ketat dan belajarlah dengan orang

yang tepat, kalau kamu mau bikin skripsi tentang nasi goreng, ya

jangan belajar sama dosen, belajarlah sama tukang nasi goreng”,

(Muhammad Syarief, 4 Maret 2022).

3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Protecting)

Yayasan Setia Muda memiliki upaya untuk mengikat,

membatasi dan melindungi hak dan kewajiban para anggotanya

dengan membuat suatu aturan dan struktur organisasi. Sebagai

sebuah organisasi yang memiliki struktur, Yayasan Setia Muda

memiliki sebuah AD/ART atau Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga, dimana, AD/ART ini dirancang dan dibuat dengan

diskusi yang panjang antar anggota melalui rapat kerja yang

diadakan setiap beberapa bulan sekali. Tujuan dibuatnya sebuah

konstitusi ini adalah untuk mengikat, membatasi serta melindungi

para anggota sanggar yang tergabung dalam sebuah struktur

organisasi. Adapun rincian fungsi AD/ART yang telah dibuat oleh

Yayasan Setia Muda sebagai berikut:

101

a. Mengikat

Sebagai sebuah organisasi, dibutuhkannya suatu

keterikatan satu sama lain agar setiap bagian dalam organisasi

tersebut saling terintergrasi satu dengan yang lainnya. Setiap

lapisan dari struktur organisasi yang ada di Yayasan Setia

Muda memiliki kepentingan dan kewajibannya terhadapat

organisasi, dimana setiap kepentingan dan kewajiban tersebut

harus dikoordinasikan ke setiap anggota sanggar. Fungsi ini

dibuat oleh Yayasan Setia Muda dikarenakan beberapa hal

yang sangat fundamental, yaitu keterikatan anggota Yayasan

Setia Muda dengan sanggar atau lembaga kesenian lainnya.

Para anggota sanggar memungkinkan untuk bisa menjalankan

satu sampai dua bendera atau menjadi keanggotaan di dua

sanggar yang berbeda. Beberapa permasalahan seringkali

muncul akibat hal ini, seperti hilangnya tanggung jawab dan

ketidakjelasan keberadaan anggota sanggar. Oleh karena itu,

Yayasan Setia Muda membuat AD/ART untuk mengatur para

anggotanya agar memiliki loyalitas yang lebih terhadap

Yayasan Setia Muda;

b. Membatasi

Sebuah konstitusi tentu memiliki sebuah tujuan, salah

satunya adalah untuk membatasi perilaku anggota organisasi

terutama perilaku dan nilai serta sifat negatif. Dalam

implementasinya, Yayasan Setia Muda membuat kebijakan

untuk membatasi jam latihan para anggota serta beberapa

intoleransi sikap anggota yang dinilai tidak sesuai dengan nilai

budaya betawi yang berlandaskan islam. Contohnya, kegiatan

102

pendampingan dan pelatihan rutin dilaksanakan pada pukul

13.00 hingga batas maksimalnya pukul 23.00, jika ada

beberapa anggota yang masih sekolah, diwajibkan untuk

pulang terlebih dahulu dibanding para anggota yang sudah

kuliah maupun bekerja. Pembatasan ini dilakukan untuk

mengurangi tingkat kecemasan para orang tua anggota,

khususnya yang masih berada di bangku sekolah. Fungsi ini

bertujuan agar adanya rasa aman serta nyaman orang tua yang

telah menitipkan anaknya ke Yayasan Setia Muda;

c. Melindungi

Salah satu fungsi dari AD/ART yang dibuat oleh Yayasan

Setia Muda adalah melindungi. Dalam sebuah organisasi,

konstitusi juga dibuat untuk melindungi para anggotanya serta

mengayomi mereka untuk berada di jalan yang benar. Tak

hanya itu, fungsi ini juga sebagai salah satu bentuk solidaritas

antar anggota sanggar, seperti contoh, setiap seminggu sekali,

para anggota wajib membayar iuran kas, dimana uang tersebut

akan digunakan jika ada anggota yang sakit atau kecelakaan

serta membeli beberapa kebutuhan konsumsi untuk sanggar.

Fungsi ini sudah membantu beberapa anggota sanggar yang

mengalami kecelakaan ataupun para anggota yang sakit berat

sehingga harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, fungsi

AD/ART untuk melindungi adalah guna membela

kepentingan para anggotanya dari segala macam masalah,

mulai dari masalah finansial hingga permasalahan sosial.

103

Dibentuknya struktur organisasi dengan AD/ART didalamnya

berfungsi sebagai bentuk demokrasi dalam setiap pengambilan

keputusan serta melindungi hak serta membuat para anggota

sanggar menjalankan kewajibannya. Selain itu, untuk melindungi

Yayasan Setia Muda sebagai sebuah lembaga, mereka memiliki

legalitas yang diakui langsung oleh negara. Hal ini bertujuan agar

Yayasan Setia Muda memiliki perlindungan dibawah hukum yang

sah di negara Indonesia, serta melindungi Yayasan Setia Muda dari

berbagai upaya dan ancaman yang melanggar konstitusi.

D. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam

Pemberdayaan Anak Muda Melalui Kesenian Musik

Gambang Kromong.

1. Pengalaman Yayasan Setia Muda

Salah satu bukti hasil dari pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Setia Muda adalah dalam bentuk suatu capaian seperti

prestasi, karya, penghargaan dan pengalaman yang mencakup

bentuk profesionalisme Yayasan Setia Muda sebagai sanggar

kesenian gambang kromong. Yayasan Setia Muda terus

mengembangkan inovasi dan kreasi dan keunikan tersendiri guna

menciptakan suatu keunggulan komparatif (comparative

advantage) yang kemudian diubah menjadi keunggulan untuk

bersaing (competitive advantage). Pencapaian tersebut bisa

dihasilkan dengan memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki

oleh Yayasan Setia Muda sebagai sanggar kesenian tradisional

betawi, dengan menyesesuaikan kebutuhan dan keinginan pasar,

dimana pada akhirnya potensi yang telah dikembangkan tersebut

104

akan dikonversikan menjadi penghasilan bagi para anggota

sanggar. Tak hanya itu, Bapak Hamdani juga menanamkan nilai

kepada para anggotanya untuk mencintai serta ikhlas dalam

menjalankan apa yang ia kerjakan serta loyal terhadap kepentingan

bersama.

“Kalau sudah cinta, apapun akan dilakukan, sesuatu yang

dilakukan karena cinta, pasti akan berjalan terus, tak perduli usia,

loyalitas tersebut yang membuat kita memiliki keinginan untuk

terus mencintai profesi kita”, (Muhammad Syarief, 4 Maret 2022).

Yayasan Setia Muda sudah memiliki segudang pengalaman

yang dihasilkan melalui berbagai program dan kegiatan

pemberdayaan. Hal ini dibuktikan dengan prestasi serta

kepercayaan beberapa lembaga lokal maupun kepemerintahan

yang terus mempercayakan Yayasan Setia Muda untuk menjadi

penampil di berbagai acara lokal, nasional mapun internasional.

Adapun beberapa pencapaian dari kegiatan pemberdayaan

Yayasan Setia Muda sebagai berikut:

a. Album Gambang Kromong Setia Muda

Saat ini, semua lagu yang diproduksi oleh Yayasan Setia

Muda sudah bisa didengarkan melalui beberapa platform

musik digital seperti spotify, itunes dan lain-lain. Sayangnya,

untuk hasil royalti pada lagu ini dimiliki oleh GNP Musik

selaku label yang menaungi mereka dahulu sebelum

akhirnya memutuskan kontraknya dengan Yayasan Setia

Muda. Dimana pada saat itu, GNP Musik membeli lepas

semua lagu yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda serta

105

mendapatkan hak ciptanya sehingga kini GNP Musik

memiliki penghasilan dari setiap lagu Yayasan Setia Muda

yag diputar melalui digital platform maupun pembelian

abum fisik.

b. Manjak Virtual HUT DKI Ke-493

Manjak Virtual HUT DKI yang ke-493 merupakan acara

yang digagas atas kepedulian sesama seniman betawi dimasa

pandemi covid-19. Bekerja sama dengan sanggar-sanggar

yang ada di 5 tanah betawi sampai Bogor. Acara ini dihadiri

secara online oleh H. Becky Mardani (LKB), H. Purwanto,

S.H. (DPRD DKI Jakarta, Maudy Koesnaedi (Aktris), H.

Imron (Ka. UPK Setu Babakan) dan Ipank Horehore

(selebgram) serta diliput di berbagai media.

c. Pagelaran Kesenian Terpilih

Pagelaran kesenian terpilih merupakan acara yang

diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Jakarta. Acara ini

menampilkan beberapa sanggar terpilih, dimana salah

satunya adalah Yayasan Setia Muda untuk membuka

pagelaran era baru new normal yang dilaksanakan di UPK

Setu Babakan. Gambang Kromong Setia Muda terpilih

sebagai pembuka acara tersebut yang dilaksanakan secara

daring melalui live streaming.

d. Festival HUT RI Ke-74

Acara ini diadakan dibilangan Cilandak Jakarta Selatan.

Acara menjadi sangat spektakuler adalah kolaborasi

langsung dengan Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Rasyid

106

Baswedan. Beliau ikut bernyanyi betawi dengan diiringi

musik gambang kromong setia muda.

e. Festival Palang Pintu Kemang

Acara ini merupakan salah satu acara besar yang menjadi

salah satu ikon festival DKI Jakarta. Kolaborasi dengan

tokoh penggagas Festival tersebut yaitu Yayasan Manggar

Kelape. Telah lebih 3 tahun berturut-turut dipercaya untuk

menjadi penghibur utama dalam festival skala besar tersebut.

f. Festival Tahun Baru Setu Babakan

Dalam menyambut tahun baru 2017, gambang kromong

Yayasan Setia Muda diundang untuk menjadi pengiring

dalam acara yang dihadiri sejumlah artis dan penyanyi

nasional. Acara tersebut bahkan dihadiri lebih dari 500 orang.

Acara tersebut diadakan di amphitheater, UPK. Setu

Babakan.

g. Final Abang None Pulau Seribu

Untuk memeriahkan final kompetisi Abang None

Kepulauan Seribu, Yayasan Setia Muda dipercaya sebagai

pengiring flahmob para peserta abang none pulau seribu

dengan penari serta aransemen musik terbaru untuk

memenuhi acara final abang none pulau seribu.

h. Pagelaran Seni Virtual KOMINFO

Pada pagelaran ini, Yayasan Setia Muda dipercaya

sebagai team streaming dalam acara tersebut yang

menampilkan H.Tonah (Amanah Wali), Sabar Bokir, dll

(berdasarkan hasil penelitian data sekunder dalam bentuk

company profile pada tanggal 4 Maret 2022).

107

Setiap anggota Yayasan Setia Muda mendapatkan penghasilan

dari hasil manjak atau tampil dibeberapa acara yang sebagian

sudah dipaparkan diatas. Tentu hasil ini memberikan dampak

positif dari sektor ekonomi para anggotanya.

“Kalau sebelum dan sesudah masuk sanggar ini sih, yang paling

signifikan itu pemasukannya, sekali manjak bisa dapat Rp.350.000

sampai Rp.500.000 sekali manjak, dan seminggu sekali sebelum

pandemi, itu bisa dapat 3 panggung”, (Fallah Akbar, 4 Maret

2022).

Penghasilan tersebut mengurangi sedikit demi sedikit

ketergantungan para anggota kepada orang tua mereka, dimana

dari hasil manjak, uang tersebut bisa mereka alokasikan untuk

ditabung, membayar uang kuliah, membeli beberapa kebutuhan

primer dan sekunder. Penghasilan ini dibagikan secara kolektif

kepada para anggota sanggar, dimana, Yayasan Setia Muda akan

menyisihkan sedikitnya Rp.500.000 untuk dimasukan kedalam uas

khas. Tak jarang ada beberapa penonton yang memberikan

saweran, dimana nantinya saweran tersebut akan menjadi

penghasilan tambahan diluar penghasilan utama.

Hasil dari pemberdayaan Yayasan Setia Muda memberikan

dampak perubahan kepada para anggotanya, bukan hanya dari segi

ekonomi, namun juga pendidikan. Beberapa portofolio dan

sertifikat penghargaan yang dihasilkan Yayasan Setia Muda

membuat kapasitas serta pengalaman para anggotanya meningkat

dan berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi

108

dengan ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama menjadi

anggota Yayasan Setia Muda.

“Pada saat tes masuk UNJ jurusan Pendidikan Musik Saya

diharuskan memainkan salah satu alat musik sebagai bahan

penilaian, Saya memainkan beberapa lagu yang sering Saya

mainkan bersama Yayasan Setia Muda, secara teori dan praktik

Saya lulus dan akhirnya diterima sebagai mahasiswa disana”,

(Fallah Akbar, 4 Maret 2022).

“Setiap Saya dapat sertifikat dari Yayasan Setia Muda, pasti Saya

kumpulkan, dan setiap ilmu yang Saya dapat disini, Saya

aplikasikan disaat Saya mengikuti berbagai kompetisi dan

alhamdulillah bisa menang berkali-kali, semua setrtif itulah yang

bisa buat Saya dapat beasiswa dan bisa melanjutkan pendidikan

ke jenjang perguruan tinggi”, (Ahmad Rafiq, 4 Maret 2022).

Dalam upaya menghasilkan hasil pemberdayaan yang efektif,

Yayasan Setia Muda memusatkan kegiatan pemberdayaan di satu

tempat dengan menggali dan mengasah serta mengidentifikasi

kemampuan anak muda yang menjadi masyarakat lokal maupun

diluar daerah Yayasan Setia Muda sesuai dengan potensi

kebudayaan setempat yaitu budaya betawi. Hal ini dilakukan guna

memperkuat potensi lokal yang ada di daerah Jagakarsa dan

sekitarnya, dimana mayoritas penduduknya adalah masyarakat

suku Betawi. Cara ini bukan semata-mata untuk memperkuat

posisi suku Betawi yang ada di daerah tersebut, melainkan lebih

memanfaatkan potensi yang sudah ada dan sudah teridentifikasi

secara nyata bahwa hal tersebut merupakan potensi yang bsa digali

109

dari daerah tersebut. Oleh karena itu, Yayasan Setia Muda telah

melalukan beberapa hal yang mencakup sebagai community

organizing, antara lain:

a. Collective Capacity

Untuk meningkatkan kapasitas sebuah sanggar kesenian,

Yayasan Setia Muda mengumpulkan kekuatan,

mengidentifikasinya, lalu menyusunnya agar menjadi

kekuatan yang utuh dan konsisten. Hal ini dibuktikan dengan

adanya proses rekruitmen yang mencakup daerah Jagakarsa,

dimana mereka mencoba terlebih dahulu untuk

mengumpulkan potensi-potensi anak muda lokal yang

memiliki kemampuan berkesenian yang baik, setelah itu

mereka melakukan identifikasi terhadap kemampuan calon

anggota baru dan kemudian menyusun kekuatan dengan cara

menempatkan para anggota disetiap posisi atau alat musik

yang nantinya akan mereka mainkan. Selain itu, mereka juga

terbuka bagi siapa saja yang berdomisili diluar daerah

Jagakarsa dan ingin menjadi anggota sanggar, dengan

adanya keragaman tersebut yang dikumpulkan kemudian

disatukan, akan menambah kapasitas Yayasan Setia Muda.

b. Networking

Yayasan Setia Muda membangun jaringan atau

networking dengan beberapa birkorasi, akademisi, pelaku

bisnis, tokoh masyarakat dan pengelola media untuk

melancarkan kegiatan pemberdayaan anak muda yang

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda. Networking sangatlah

110

penting dilakukan sebab dalam menjalankan setiap strategi

dan kegiatannya, Yayasan Setia Muda butuh bantuan atau

support terhadap beberapa pihak terkait guna mendapatkan

bantuan berupa materi maupun non materi. Dari pihak

birokrasi, Yayasan Setia Muda telah bekerjasama dengan

Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan Pengelola Setu Babakan

serta RW dan RT untuk menjalin beberapa kerjasama yang

diantaranya adalah menjadikan Yayasn Setia Muda sebagai

ikon Jagakarsa dan menjadi grup musk gambang kromong

yang selalu diminta tampil pada saat ada acara kenegaraan,

dimana bentuk feedback terhadap Yayasan Setia Muda itu

sendiri adalah berupa materi atau uang. Dari pihak akademisi,

Yayasan Setia Muda juga menjalin kerjasama dengan

beberapa instansi pendidikan khususnya dari SMK Musik

untuk menjadikan Yayasan Setia Muda sebagai penyalur

tenaga pendidik dan lokasi tempat para siswanya melakukan

praktik kerja lapangan. Dengan pelaku usaha, Yayasan Setia

Muda bekerjasama dengan salah satu pengusaha ikan air

tawar, dimana pengusaha tersebut menjadi donatur tetap

kepada sanggar dengan memberikan uang sebesar

Rp.500.000, dengan feedback yang dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda berupa membuatkan logo dan mempromosikan

usahanya lewat beberapa cara seperti lewat running text pada

saat program NGUVI. Yayasan Setia Muda juga menjalin

hubungan antara tokoh masyarakat serta beberapa pengelola

media nasional untuk lebih meningkatkan eksistensi mereka

111

dengan cara mempromosikan Yayasan Setia Muda melalui

beberapa platform media.

2. Produk dan Jasa Yayasan Setia Muda

Sebagai sebuah sanggar yang berorientasi terhadap

pemberdayaan anak muda, Yayasan Setia Muda memiliki

beberapa hasil dari kegiatan pemberdayaan yang telah dihasilkan

melalui beberapa produk dan jasa yang ditawarkan oleh Yayasan

Setia Muda terhadap masyarakat, mulai dari sektor hiburan, jasa

perbaikan dan restorasi peralatan musik gambang kromong serta

usaha dibidang makanan, minuman serta merchendise Yayasan

Setia Muda. Adapun beberapa produk dan jasa yang ditawarkan

oleh Yayasan Setia Muda sebagai berikut:

a. Gambang Kromong Modern Setia Muda

Jasa ini berbentuk sebuah penampilan hiburan yang

menampilkan musik tradisi gambang kromong dipadukan

dengan musik elektrik. Lagu yang dibawakan tak terbatas

mulai dari lagu klasik Betawi, Lagu modern (Benyamin s)

sampai lagu pop kekinian. Aransemen musik, pembawaan

dan pertunjukan mengikuti era milenial dengan tetap

menjaga akar lagu tradisi betawi;

b. Setia Muda Dance

Jasa ini menawarkan hiburan dalam bentuk penampilan

tari tradisi betawi maupun nasional dan modern dance. Para

pendamping penari berasal dari kalangan praktisi, seniman

tari dan memiliki segudang pengalaman baik daerah,

nasional sampai internasional. Dengan koreografi apik dan

112

dapat memanjakan penonton dengan percampuran lintas

disliplin seni yang dibentuk menjadi pertunjukan yang

memukau;

c. Lenong

Lenong merupakan penampilan teater tradisi betawi yaitu

lenong preman dan lenong denes, seluruh unsur tersebut

disediakan untuk mengisi berbagai acara kesenian.

Panggung maupun televisi dapat dikreasikan dengan

memodifikasi bentuk pertunjukan lenong yang kekinian,

menghibur dan sesuai dengan pakem tradisi asli betawi;

d. Setia Muda Organizer

Jasa ini bergerak di sektor penyediaan keperluan event

organizer (wedding, live streaming, photograper, Festival,

decoration). Semua dilakukan dengan peralatan standar

sesuai event yang akan diselenggarakan. Team pelaksana

sudah cukup banyak menangani client dari mulai sekolah,

perkantoran, dan festival. Jasa ini juga merupakan jasa

bawaan dari tarif utama Yayasan Setia Muda, dimana jasa ini

menyediakan berbagai macam kebutuhan produk pada saat

manjak;

e. YSM Culinary

YSM Culinary merupakan sebuah produk menawarkan

produk makanan terbaik yang dimiliki dengan konsep

kekinian. Berbagai jenis kuliner seperti makanan khas

Betawi, khas daerah dan makanan yang up to date . Semua

disajikan secara baik, bersih dan memuaskan rasa lidah para

penikmat kuliner. Untuk menu yang menjadi favorit di

113

produk ini adalah banana bowl dengan harga Rp.20.000 dan

banana nugget seharga Rp.25.000;

f. YSM.Co (Official Merchandise)

Selain makanan, Yayasan Setia Muda juga memiliki

produk merchandise official yayasan setia muda berupa kaos,

jaket, sweater, topi, gantungan kunci dan lain sebaginya.

Yayasan Setia Muda juga membuka pesanan sesuai dengan

produk yang diinginkan dan desain pemesan. Semua yang

dibuat memiliki kualitas terbaik dan mengutamakan

kenyamanan serta presisi dengan bentuk yang sempurna.

Salah satu produk YSM.co yaitu model t-shirt Yayasan Setia

Muda dibandrol dengan harga Rp.85.000;

g. Ondel-ondel

Sebagai salah satu sanggar kesenian betawi, Yayasan

Setia Muda juga memiliki penampilan Ondel-ondel untuk

berbagai acara seperti khitanan, pernikahan, festival,

maupun acara lain yang bernuansa betawi. Yayasan Setia

Muda juga menyediakan pembuatan ondel-ondel dengan

berbagai keperluan dan ukuran serta desain yang diinginkan;

h. SM Workshop

Setia Muda Workshop merupakan jasa pembuatan alat

musik tradisi betawi seperti gambang kromong, alat gesek

betawi, hardcase alat musik dan sebainya. Yayasan Setia

Muda menerima service alat musik dan pesanan alat musik

baru dengan desain bentuk, bahan dan nama sesuai dengan

yang diinginkan. Pada umumnya, tarif yang dikenakan pada

jasa ini adalah sebesar Rp.3.000.000, namun tarif akan

114

disesuaikan dengan tingkat kesulitan pada sisi perbaikan atau

pembuatan alat;

i. Palang Pintu

Jasa prosesi palang pintu disediakan oleh Yayasan Setia

Muda untuk memenuhi unsur adat dan ketahanan dalam

menjaga dan meestarikan budaya. Palang pintu yang

disediakan dengan lengkap dan semua unsur serta pakem

tidak ditinggalkan. Palang pintu dapat disediakan dalam

acara pernikahan, acara kedinasan, festival maupun acara

lainnya. Dengan humor, pantun, silat dan dimodifikasi

secara kekinian;

j. Band Betawi

Jasa band betawi disediakan untuk menghibur diberbagai

jenis event. Lagu-lagu betawi yang dibawakan diaransemen

apik dengan memadukan alat musik etnik betawi sehingga

tidak lepas dari akar budaya. Selain itu, Yayasan Setia Muda

juga menyediakan band untuk lagu pop dan lainnya. Sesuai

dengan kebutuhan, Yayasan Setia Muda akan

mengaransemen musik dan tampilan agar dapat diterima

disemua kalangan (berdasarkan hasil penelitian data

sekunder dalam bentuk company profile pada tanggal 4

Maret 2022).

Alasan mengapa Yayasan Setia Muda memiliki banyak produk

dan jasa disegala bidang adalah agar sanggar ini tak hanya menjadi

sanggar kesenian saja melainkan sebagai pusat bisnis, pusat

115

kesenian dan pusat pemberdayaan yang memiliki daya saing tinggi

terhadap beberapa pesaingnya.

“Saya punya prinsip, peluang bisa datang dari mana saja, iyakan

saja dulu, baru kita kerjain, kita ga pernah tau hasilnya kalau ga

dicoba, kalau benar ya alhamdulillah bisa bermanfaat, kalau

salah ya kita evaluasi dan jadiin pelajaran karena semua gaada

yang sia-sia”, (Muhmmad Syarief, 4 Maret 2022).

4. Peran Yayasan Setia Muda Terhadap Lingkungan Sekitar

Sebagai salah satu sanggar kesenian musik gambang kromong

yang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat membuat

Yayasan Setia Muda harus memiliki timbali balik kepada mereka.

Hal ini dikarenakan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,

Yayasan Setia Muda tak hanya memiliki manfaat bagi para

anggotanya, melainkan bagi masyarakat di sekitarnya. Salah satu

upaya Yayasan Setia Muda dalam memberikan timbal balik

kepada masyarakat adalah dengan mengadakan beberapa kegiatan

sosial seperti:

a. Social Day Setia Muda

Sosial Day Setia Muda merupakan salah satu kegiatan

amal yang ada di Yayasan Setia Muda. Program ini berisi

beberapa kegiatan sosial seperti pembagian makanan gratis,

sembako dan bantuan lainnya kepada orang-orang yang

membutuhkan. Sumber dana dari program ini adalah dari

Yayasan Setia Muda itu sendiri serta beberapa donatur;

116

b. Kerja bakti

Warga RW 02 Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa

selalu mengadakan kerjabakti setiap minggunya. Sebagai

salah satu bentuk timbal balik Yayasan Setia Muda, para

anggota senantiasa membantu para warga untuk

melaksanakan kerja bakti tersebut seperti menyapu

lingkungan, memungut sampah dan membersihkan selokan.

Di masa pandemi Covid 19, Yayasan Setia Muda juga

membantu dalam proses penyemprotan disinfektan ke

beberapa rumah untuk mencegah penularan virus;

c. Panitia Qurban

Setiap Anggota Yayasan Setia Muda selalu berpartisipasi

dalam menyambut hari raya Idul Adha dengan menjadi

panitia qurban. Salah satu faktor lainnya adalah dikarenakan

lokasi sanggar ini terletak persis di samping masjid;

d. Pembagian Tak’jil Gratis

Setiap bulan ramadhan, Yayasan Setia Muda selalu

membagikan takjil gratis kepada masyarakat sekitar dan

pengendara yang berada di jalan raya kelurahan Jagakarsa

sebagai salah satu bentuk amal mereka di bulan suci

ramdhan;

e. Mengikutsertakan Masyarakat Dalam perencanaan

strategi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Yayasan Setia

Muda selalu mengikutsertakan masyarakat sekitar untuk bisa

andil dalam perencanaan strategi dan beberapa kegiatan yang

ada. Hal ini bertujuan agar masyarakat sekitar mendukung

117

penuh dan memiliki sumbangsih berupa ide dan gagasan

terhadap strategi yang dirancang;

f. Coaching Clinic

Coaching Clinic merupakan salah satu program di

Yayasan Setia Muda yang memiliki banyak tema

pembahasan disetiap pertemuannya. Yayasan Setia Muda

selalu mengundang para warga sekitar untuk bisa datang ke

dalam pelaksanaan program ini. Manfaat yang didapatkan

masyarakatpun beragam, mulai dari seputar kesenian betawi,

kewirausahaan dan lain-lain.

4. Kelembagaan Yayasan Setia Muda

Sebagai sebuah lembaga pemberdayaan, sanggar Setia Muda

sudah memiliki legalitas yang sah di mata hukum negara. Hal ini

dibuktikan dengan adanya surat resmi dari notaris yang

melegalkan adanya nama “yayasan” pada sanggar kesenian betawi

Setia Muda. Hal ini membuktikan bahwa Yayasan Setia Muda

merupakan sebuah lembaga yang legal, berakreditasi, diakui

secara sah dan dilindungi oleh negara. Proses pengurusan legalitas

ini dilakukan oleh pihak pengurus Yayasan Setia Muda kepada

notaris dengan melampirkan beberapa dokumen seperti surat tanah,

dokumen PBB, surat rekomendasi dari kecamatan serta alamat

lengkap tempat Yayasan Setia Muda berada. Tentunya dengan

adanya legalitas ini membuat Yayasan Setia Muda menjadi salah

satu sanggar yang berbeda dengan sanggar lainnya, perbedaan

tersebut membuat nama Setia Muda menjadi memiliki daya tarik

tersendiri bagi beberapa anak muda yang berminat untuk

118

mengikuti pemberdayaan anak meuda melalui kesenian musik

gambang kromong di tempat yang sudah diakui secara sah oleh

hukum.

Yayasan Setia Muda memiliki struktur organisasi yang terdiri

dari ketua yayasan, badan pengurus harian yaitu ketua sanggar,

wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Serta ada beberapa bidang

yang dibawahi oleh badan pengurus harian dimana beberapa

bidang ini memiliki tugasnya masing-masing.

a. Bidang 1

Bidang 1 merupakan SDM, Evaluasi dan Absensi

Anggota. Bidang ini bertugas untuk merencanakan strategi,

kegiatan serta program pemberdayaan untuk meningkatkan

skill dan potensi yang akan dikonversi menjadi penghasilan

bagi para anggota. Bidang ini juga bertanggung jawab atas

hasil evaluasi, dimana setiap hasil evaluasi yang didapatkan

akan dilaporkan kepada para petinggi sanggar untuk

selanjutnya dibahas bersama. Proses absensi juga dipegang

oleh bidang ini, dimana setiap adanya pelatihan, bidang 1

yang bertugas untuk mendata kehadiran para anggota.

b. Bidang 2

Bidang 2 merupakan bidang yang mengurus perihal

peralatan, pengurusan sanggar, kebutuhan perlengkapan.

Bidang ini bertugas untuk memastikan bahwa setiap

instrumen, saradan dan prasarana yang ada di Yayasan Setia

Muda layak untuk digunakan serta tidak membuat para

anggotanya terluka saat memainkannya dan agar hal-hal

119

yang tidak diinginkan terjadi ketika manjak sedang

berlangsung. Seperti contoh, senar kongahyan harus dicek

secara rutin untuk menghindari putus saat manjak atau

latihan.

c. Bidang 3

Bidang 3 merupakan Social media, Ide kreatif dan

Hubungan Masyarakat. Bidang ini bertugas untuk

memasarkan Yayasan Setia Muda melalui beberapa media

sosial dengan cara mengunduh setiap pelatihan,

pendampingan, kegiatan dan program pemberdayaan yang

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda ke beberapa platform

media social seperti instagram, facebook, youtube dan Tik

Tok.

d. Bidang 4

Bidang 4 merupakan Ekonomi Kreatif. Bidang ini

merupakan bidang yang mencetuskan adanya beberapa

produk dan jasa seperti YSM cullinary, YSM.Co, SM

Workshop, Setia Muda Organizer dan lain lain. Bidang ini

bertugas untuk menciptakan ide-ide baru terkait

kewirusahaan untuk mendapatkan penghasilan tambahan

bagi anggota Yayasan Setia Muda yang tertarik dalam

bidang kewirausahaan.

Dengan adanya struktur organisasi yang terbagi kedalam

beberapa bidang, memudahkan pembagian tugas yang dilakukan

oleh Yayasan Setia Muda untuk melakukan beberapa inovasi

sesuai dengan bidang-bidang tertentu. Adapun salah satu manfaat

120

yang didapatkan oleh adanya akreditas atau legalitas yang dimiliki

oleh Yayasan Setia Muda membuat mereka memiliki Hak

Kekayaan Intelektual atau hak cipta atas karyanya sendiri yang

diatur oleh konstitusi negara. Meskipun pembagian struktur

organisasi dan tugas bidang-bidangnya sudah cukup jelas dan

memiliki legalitas yang sah di mata negara, proses berorganisasi

yang dijalankan oleh pihak internal Yayasan Setia Muda belum

dinilai efektif, sebab AD/ART yang dirancang belum mampu

dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh para anggota

sanggar. “Kalau AD/ARTnya sih Saya tau, tapi Saya merasa belum

tersosialisasikan dengan baik sehingga Saya belum tau apa isi

dari AD/ART tersebut”, (Fallah Akbar, 4 Maret 2022).

Sebagai salah satu upaya menjalankan suatu fungsi dari

lembaga, yaitu membina para anggotanya melalui AD/ART,

Yayasan Setia Muda akan mencoba mengevaluasi kembali perihal

AD/ART ini untuk nantinya bisa disosialisasikan kepada para

anggotanya.

“Insyallah kita mau evaluasi perihal AD/ART ini, karena sala

satu syarat akreditasi Yayasan itu kan punya konstitusi sendiri

yang mengatur jalannya organisasi, jadi kita akan mencoba

menyempurnakan kembali AD/ART ini dan kemudia

mensosialisasikannya secara bertahap kepada semua anggota”,

(Aris Mayadih, 4 Maret 2022).

Adapun perbandingan sebelum dan sesudah para anggota

menjadi anggota Yayasan Setia Muda serta menerima berbagai

program dan melaksanakan pelatihan rutin sebagi berikut;

121

Tabel 4.6

(Tabel Indikator Perbandingan Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota

YSM)

Indikator Sebelum Sesudah

Penghasilan Rp.0

Rp.1.500.000 - Rp.2.000.000 per

bulan

Kemampuan

Membeli

komoditas kecil

maupun besar

Hanya bisa

membeli beberapa

komoditas kecil

mengguakan uang

orang tua

Memiliki penghasilan tambahan

untuk membeli beberapa

kebutuhan sekunder dan primer

seperti baju, handphone dan

makan sehari-hari

Pendidikan

Buta akan ilmu

seputar kesenian

khususnya musik

Dapat melanjutkan pendidikan

ke jenjang perguruan tinggi

melalui beberapa prestasi yang

didapatkan di Yayasan Setia

Muda

Relasi Tidak memiliki

relasi sama sekali

Memiliki banyak relasi melalui

beberapa komunitas musik

gambang kromong (Sumber data : berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 23 Februari

sampai 22 Maret 2022)

Hasil yang didapatkan sebelum dan sesudah para anggota

menjadi bagian dari Yayasan Setia Muda menunjukan beberapa

perubahan, terutama pada segi penghasilan, kemampuan membeli

komoditas, pendidikan dan ilmu seputar musik serta relasi yang

terjalin. Dari segi penghasilan, dalam seminggu Yayasan Setia

122

Muda bisa mendapat dua sampai tiga kali panggilan manjak,

dimana jenis acara, kebutuhan dan permintaannya pun juga

bervariasi. Pendapatan bisa saja lebih besar tergantung dari volume

manjak yang dilaksanakan. Dari segi kemampuan pembelian

komoditas, beberapa anggota mengaku khususnya yang berusia

masih muda, bahwa mereka sudah mampu membeli beberapa

kebutuhan sekunder seperti baju, kebutuhan alat untuk menunjang

permainan dan lain-lain. Dari segi pendidikan, menjadi anggota

Yayasan Setia Muda menunjukan bahwa ilmu yang mereka

dapatkan sangat bermanfaat dalam pengimpelementasiannya

setiap anggota. Dan dari segi relasi, tentunya bertambah sehingga

rasa kekhawatiran mereka akan karir yang sedang dijalani sedikit

demi sedikit menghilang. Secara garis besar, pendapatan yang

didapatkan oleh anggota sanggar setiap bulannya tidaklah menentu,

tergantung dari jumlah panggilan manjak yang didapatkan. Namun

beberapa anggota tetap bersyukur mendpatkan manjak walaupun

sedikit tetapi tetap berpenghasilan.

“Yaa banyak yang bilang kalau musisi atau seniman itu

penghasilannya ga tetap, tapi yang harus digaris bawahi adalah,

yang penting kan berpenghasilan daripada tidak sama sekali”,

(Wiwit Megi, 22 Maret 2022).

123

BAB V

PEMBAHASAN

A. Strategi Yayasan Setia Muda Dalam Pemberdayaan Anak

Muda Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong

Hatten dan hatten (1996) mengatakan, bahwa untuk menjamin

agar strategi dapat berhasil dengan baik, maka suatu strategi

tersebut harus meyakinkan. Tidak hanya dipercaya oleh orang lain,

tetapi memang dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, seluruh strategi

yang direncanakan oleh Yayasan Setia Muda memiliki orientasi

yang cukup baik serta menunjukan tren positif setiap tahunnya dari

generai ke generasi. Adapun hasil analisis strategi yang dilakukan

oleh Yayasan Setia Muda dalam pemberdayaan anak muda melalui

kesenian musik gambang kromong dengan beberapa indikator atau

petunjuk dari Hatten dan hatten sebagai berikut:

1. Membuat Banyak Strategi

Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi, tergantung

pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang

dibuat maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi

yang lain. Jangan bertentangan atau bertolak belakang, semua

strategi senantiasa diserasikan satu dengan yang lain. Yayasan

Setia Muda merancang beberapa strategi guna memperbanyak

peluang yang didapatkan. Yayasan Setia Muda membuat beberapa

strategi seperti promosi, yang dikhususkan untuk menarik lebih

banyak anak muda yang berminat untuk bisa menjadi anggota

Yayasan Setia Muda, mengadaptasi berbagai macam jenis musik

124

modern dan mengkolaborasikannya dengan musik tradisional

untuk memberikan ciri khas yang unik, serta melaksanakan

beberapa kegiatan dan program untuk mengembangkan serta

memaksimalkan potensi yang ada di setiap anggota. Setiap strategi

yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda memiliki keterkaitan

satu sama lain dengan tujuan untuk memenangkan persaingan dan

memberdayakan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong.

Evaluasi dan koordinasi dari setiap bidang yang ada di struktur

organisasi Yayasan Setia Muda juga dilakukan guna memastikan

bahwa setiap strategi berjalan dengan baik. Beberapa upaya yang

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda juga telah berhasil terlaksana

dengan baik, dikarenakan setiap strategi yang dirancang selalu

mengadaptasi perkembangan zaman, dimana Yayasan Setia Muda

memanfaatkan teknologi dan kemudahan akses untuk

memudahkan proses pelatihan dan pendampingan, serta

memperluas jaringan dan relasinya ke masyarakat luas. Dengan

adanya banyak plan tersebut, membuat Yayasan Setia Muda tidak

kehabisan cara serta meningkatkan peluang untuk berhasil dalam

memberdayakan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong.

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Strategi Pengembangan

Sumber Daya Perusahaan Dalam Meningkatkan kinerja PDAM

Kabupaten Sukabumi” yang ditulis oleh saudara Eris Juliansyah

mengatakan, alangkah baiknya bahwa suatu lembaga, perusahaan

atau yayasan membuat lebih dari satu strategi dan setiap strategi

125

yang dijalankan harus berhubungan satu dengan yang lainnya serta

berjalan dengan konsisten. Pada kasus pada penelitian PDAM di

Kabupaten Sukabumi ini, Perusahaan air minum tersebut memiliki

beberapa strategi seperti:

a. Peningkatan Mutu Pelayanan;

b. Peningkatan Profesional SDM;

c. Peningkatan Kinerja Perusahaan;

d. Menjaga Kelestarian Sumber Air Baku.

Setiap strategi yang dirancang oleh PDAM Kabupaten

Sukabumi telah terhubung satu dengan yang lainnya serta memiliki

satu tujuan yaitu meningkatkan kualias SDM yang ada di PDAM

Kabupaten Sukabumi (Juliansyah, 2017). Sama halnya dengan

Yayasan Setia Muda, dimana mereka membuat banyak strategi

untuk memperbanyak peluang yang bisa dimanfaatkan guna

menambah succes rate. Setiap strategi yang dirancang oleh

Yayasan Setia Muda juga saling berhubungan satu dengan lainnya

dikarenakan tujuan dari setiap strategi itu adalah untuk

memenangkan persaingan dan memberdayakan anak muda melalui

kesenian musik gambang kromong.

2. Konsisten

Strategi harus konsisten dengan lingkungan atau masyarakat,

strategi dibuat mengikuti arus perkembangan masyarakat, dalam

lingkungan masyarakat yang memberi peluang untuk bergerak

maju. Setiap strategi yang dirancang serta dilaksanakan oleh

Yayasan Setia Muda masih berjalan hingga sekarang, bukti

126

tersebut menunjukan bahwa setiap strategi yang dijalankan telah

konsisten. Adapun beberapa upaya yang dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda untuk mempertahankan konsistensinya adalah

menjalin komunikasi yang baik antar anggota dan masyarakat

sekitar. Selain itu, rasa cinta yang kuat pada setiap anggotanya

pada kesenian musik gambang kromong yang ditanamkan juga

merupakan salah satu faktor mengapa strategi yang dijalankan bisa

konsisten. Sebab, rasa cinta itulah yang membuat para anggota

bangga berprofesi sebagai seniman tradisional betawi dan

memiliki keinginan yang tinggi untuk bisa berdaya sekaligus

melestarikan budaya tradisional suku betawi secara berkelanjutan.

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas perihal

konsistensi dalam menjalankan strategi, salah satunya adalah

penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Dalam

Pemberdayaan Masyarakat”, dengan lokasi penelitian yang

berada di Kelompok Swadaya Wanita Di Yayasan Sosial Bina

Sejahtera Cilacap yang ditulis oleh saudara. Desy Sylvia Indra

Visnu dan MC Ninik Sri Rejeki. Dalam penelitian tersebut

menjelaskan, bahwa strategi komunikasi yang dibangun dalam

pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat dan disusun oleh tim

KSW ini merupakan wujud dari sebuah konsistensi tim KSW

dibawah naungan YSBS untuk berkarya dalam ranah

pemberdayaan masyarakat khususnya kepada kaum wanita di

berbagai daerah di kabupaten Cilacap dan ini merupakan proses

pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan

masyarakat (Visnu, Desy Sylvia Indra, 2019). Dimana pihak KSW

127

membuat strategi ini sebagai upaya konsistensi dalam proses

pemberdayaan dengan memuat beberapa rencana yang memiliki

prospek jangka panjang. Sama halnya dengan Yayasan Setia Muda,

mereka membuat berbagai upaya sebagai guna mewujudkan

sebuah konsistensi. Namun, beberapa hambatan seperti mood anak

muda yang labil, arus globalisasi yang kuat serta persaingan antar

sanggar lainnya yang ketat, membuat konsistensi Yayasan Setia

Muda sedikit terganggu, sehingga mereka harus berinovasi untuk

bisa menyelesaikan seluruh hambatan tersebut. Salah satunya

melalui metode pelatihan dan pendampingan yang dilakukan

secara perlahan, mendalam dan inovatif.

Oleh karena itu, seluruh strategi yang dirancang oleh Yayasan

Setia Muda telah merujuk pada arus perkembangan teknologi

dengan mengadaptasi beberapa kemudahan akses dan teknologi

serta dalam hal selera masa kini khususnya dalam musik. Selain

itu, strategi yang dirancang juga telah berhasil mengembangkan

potensi anak muda lokal maupun diluar daerah Jagakarsa sesuai

dengan budaya yang ada di daerah tersebut yaitu budaya betawi.

Yayasan Setia Muda juga mendapatkan dukungan dari lingkungan

masyarakat sekitar, sehingga membuat strategi yang dijalankan

terus konsisten dengan adanya dukungan tersebut. Hal itu

dikarenakan rasa bangga para masyarakat sekitar kepada Yayasan

Setia Muda yang menganggap sanggar tersebut sebagai identitas

asli masyarakat sekitar dan membantu meningkatkan beberapa

sektor, seperti pariwisata dan hiburan di Setu Babakan.

128

3. Menyatukan semua SDM

Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan

semua sumberdaya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang

lain. Persaingan tidak sehat antara berbagai unit kerja dalam suatu

organisasi seringkali mengklaim sumberdayanya, membiarkannya

terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang

tidak menyatu itu justru merugikan posisi organisasi. Setiap

anggota Yayasan Setia Muda memiliki skill dan kemampuan yang

berbeda sesuai dengan bidangnya, oleh karena itu, Yayasan Setia

Muda senantiasa menggabungkan keragaman tersebut menjadi

satu untuk menjadikan sanggar ini menjadi grup musik kesenian

betawi yang padu dan kompak serta memiliki kelebihan tersendiri.

Salah satu bukti keberhasilan Yayasan Setia Muda dalam

penyatuan SDM adalah dengan memiliki karya album musik

sendiri, dimana dalam proses rekaman, dibutuhkan adanya

persatuan antar pemain untuk menghasilkan sebuah lagu yang

solid serta penampilan yang kompak dan padu pada saat manjak

berlangsung.

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Implementasi

Manajemen Sumber Daya Manusia di MTs Ismaria Al-

Qur'aniyyah, Bandar Lampung”, karya Yeni Anggraini

menjelaskan, Bahwa suatu lembaga, harus memiliki kebijakan

dalam mengelola sumber daya manusia-nya diarahkan pada

penyatuan elemen-elemen organisasi, komitmen pekerja,

kelenturan organisasi dalam beroperasi serta pencapaian kualitas

hasil kerja secara maksimal. Dimana pada impelentasinya MTs

129

Ismaria Al-Qur'aniyyah telah menyatukan seluruh elemen-elemen

yang disebutkan sebelumnya sebadai upaya dalam memajukan dan

memperkuat potensi yang dimiliki oleh lembaga. Yayasan Setia

Muda menyatukan beberapa SDM lokal maupun yang berasal dari

luar daerah Jagakarsa untuk disatukan dan selanjutnya dijadikan

suatu kekuatan yang utuh didalam satu lembaga (Agraini, 2020).

Dalam pengertian tersebut juga bahwa suatu lembaga harus bisa

menyatukan berbagai perbedaan perspektif dengan tujuan

utamanya ialah tetap memanusiakan manusia dan memberikan

kesejahteraan secara profesional dan adil sesuai dengan porsi

masing-masing. Yayasan Setia Muda memiliki beragam SDM

yang memiliki perspektif, skill dan idealisme yang berbeda, namun

sebagai sebuah sanggar kesenian gambang kromong, mereka

mampu menyatukan visi dan misi untuk menghasilkan sebuah

pertunjukan musik gambang kromong yang unik dan padu.

Meskipun pada praktiknya, terdapat beberapa hambatan yang

membuat penyatuan SDM ini kurang maksimal.

Namun, ada kalanya beberapa kali rasa kepercayaan tersebut

hilang dikarenakan adanya rasa percaya antara satu anggota

dengan anggota lainnya sehingga membuat kepercayaan diri

anggota tersebut melemah sehingga ia pesimis untuk bisa bersaing

dengan anggota lainnya. Hal tersebut yang kadang membuat

proses penyatuan SDM terhambat, sebab ada gap atau jarak

diantara mereka yang membuat mereka segan atau merasa kurang

dihargai sebagai seorang anggota Yayasan Setia Muda. Selain itu,

dikarenakan beberapa anggota Yayasan Setia Muda memiliki lebih

130

dari satu bendera, dengan kata lain, mereka tergabung sebagai

anggota di sanggar lainnya, dikarenakan salah satu fungsi

AD/ART yaitu mengikat, belum dijalankan dengan maksimal,

seringkali membuat Yayasan Setia Muda kesulitan untuk

menyatukan dan mengintegrasikan beberapa hal, khususnya

jadwal dan waktu pelatihan dan pendampingan. Adanya bentrok

terhadap dua kegiatan di sanggar yang berbeda membuat beberapa

anggota yang memiliki lebih dari satu bendera kurang konsisten

dalam menjalankan pelatihan dan pendampingan di Yayasan Setia

Muda.

4. Memusatkan Kekuatan

Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang

merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru

adalah kelemahannya. Selain itu, strategi hendaknya juga

memanfaatkan kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah

yang tepat untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.

Yayasan Setia Muda memiliki beberapa anggota yang memiliki

reputasi baik dan memperoleh segudang pengalaman dan prestasi.

Keadaan tersebut membuat Yayasan Setia Muda memiliki peluang

karena memiliki SDM yang berkualitas dan menonjol dibanding

anggota lainnya. Sehingga, Yayasan Setia Muda dapat bersaing

dan bahkan memenangkan persaingan antar sanggar lainnya.

Kelebihan tersebut dimanfaatkan oleh Yayasan Setia Muda

untuk bisa memusatkan kekuatannya sebagai sebuah sanggar

kesenian musik gambang kromong yang memiliki nilai jual yang

tinggi. Hal ini dapat dibuktikan pada unggulnya kualitas para

131

anggota Yayasan Setia Muda dengan banyaknya beberapa

pengalaman, penghargaan dan prestasi yang dicapai, dipercaya

oleh beberapa pihak kedinasan dan menjadi langganan para

masyarakat yang ingin mengadakan sebuah acara dengan

dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian musik gambang kromong.

Reputasi tersebut membuat Yayasan Setia Muda sebagai salah satu

sanggar kesenian musik gambang kromong terbaik, sekaligus

menjadi ikon daerah Jagakarsa dan menjadi kebanggaan

masyarakat setempat. Daya saing yang dihasilkan oleh Yayasan

Setia Muda sangatlah besar dibandingkan sanggar kesenian betawi

lainnya yang ada di daerah DKI Jakarta, salah satunya karena

Yayasan Setia Muda sudah memiliki predikat sebagai sebuah

sanggar yang berakreditasi dan memiliki legalitas yang sah.

Yayasan Setia Muda juga tak pernah berhenti menganalisis serta

mengembangkan permainan mereka serta memanfaatkan

teknologi dan kemudahan akses untuk mempermudah proses

pelatihan dan pendampingan, serta memperbesar peluang dan

kekuatan mereka, sehingga, sampai saat ini, Yayasan Setia Muda

merupakan salah satu sanggar tradisional kebudayaan betawi yang

progresif dengan mengikuti perkembangan zaman dan tidak

tertutup oleh dunia luar.

Penelitian sebelumnya karya saudara Andi Sopian dengan judul

“Strategi dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten

Bekasi”, menjelaskan, bahwa sebuah lembaga atau perusahaan

harus bisa memetakan kekuatan dan kelemahannya. Pada kasus ini,

ada beberapa kekuatan atau potensi yang berada di Kabupaten

132

Betasi seperti letak wilayah kabupaten Bekasi yang strategis,

pertumbuhan dan perekonomian kabuaten Bekasi yang cukup

tinggi dan sumber daya alam yang potensial. Adapun kelemahan

dari Kabupaten Bekasi antara lain seperti angka pengangguran dan

kemiskinan cukup tinggi, indeks kesehatan yang belum memadai,

kekuatan ekonomi rakyat belum berkembang serta indeks daya beli

masyarakat yang masih rendah (Sopandi, n.d.). Artinya, suatu

lembaga atau kelompok masyarakat harus mengelompokan apa

yang menjadi kekuatan dan kelemahan mereka.

Yayasan Setia Muda telah mengelompokan apa yang menjadi

kekuatan mereka antara lain potensi atau skill dari beberapa

anggota yang berada diatas rata-rata atau dalam artian mereka

memiliki bakat lebih, dimana potensi ini akan dijadikan sebuah

tumpuan dari strategi yang dirancang sebagai line up. Adapun

kelemahan Yayasan Setia Muda antara lain beberapa anggota yang

belum mahir dalam bermain alat musik gambang kromong

sehingga mereka harus dibimbing secara intensif agar bisa

mendekati para anggota yang sudah sesuai dengan kompetensi

dasar. Dengan adanya pengelompokan tersebut, membuat

beberapa anggota dengan kemampuan yang kurang baik, merasa

terkalahkan atau diduakan oleh pihak sanggar, sehingga

menimbulkan rasa pesimis diantara mereka.

5. Kritis

Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi

adalah sesuatu yang mungkin, hendaknya dibuat sesuatu yang

memang layak dapat dilaksanakan. Setiap strategi yang dirancang

133

oleh Yayasan Setia Muda sudah dinilai layak untuk dilaksanakan,

sebab dalam proses perancangannya melibatkan seluruh anggota,

pimpinan dan beberapa warga setempat. Hal tersebut bertujuan

untuk mendapatkan berbagai perspektif yang kritis sehingga

meminimalisir adanya kesalahan yang terjadi dikemudian hari.

Tak hanya pada perancangannya saja, proses diskusi juga

berlangsung pada saat evaluasi, hal ini bertujuan untuk

mendapatkan banyak pandangan dan hasil yang telah dilaksanakan

oleh Yayasan Setia Muda.

Dalam penggarapan lagu misalnya, Bapak Hamdani sebagai

seorang fasilitator selalu mengikutsertakan semua anggota sanggar

dalam beberapa hal seperti penggarapan lagu, diskusi organisasi

mengenai rancangan program dan lain-lain. Secara aktif Bapak

Hamdani melibatkan seluruh anggota sanggar untuk saling

bertukar pikiran dalam menyampaikan berbagai pendapat yang

beragam untuk menghasilkan suatu keputusan yang disetujui

bersama. Hal ini yang membuat Yayasan Setia Muda hingga kini

masih aktif dalam segi organisasi maupun sebuat sanggar kesenian

musik gambang kromong, sebab semua anggota tidak ada yang

merasa dirugikan, dikucilkan serta diabaikan. Bapak Hamdani

berkata, bahwa belajar tidak harus selalu dari yang lebih tua, untuk

memahami sifat, karakteristik dan selera anak zaman sekarang,

kita harus belajar sama yang muda, yang hidup di zaman ini, bukan

sama yang tua. Hal itu juga yang membuat Yayasan Setia Muda

tidak termakan oleh zaman, sebab dalam proses pemberdayaanya,

134

pak Hamdani mendampingi anak muda sesuai dengan zamannya,

bukan mendampingi anak muda sesuai dengan “keinginanya”.

Penelitian sebelumnya yang berjudul Peran Organisasi NU

Terhadap Pengembangan Agama Islam Di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat oleh saudara Nurul Hikam memaparkan, bahwa

sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh

beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang

sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut

terhadap masyarakat (HIkam et al., 2019). NU adalah sebuah

organisasi keagaaman yang didalamnya terdapa berbagai lapisan

masyarakat mulai dari masyarakat biasa, akademisi dan ulama,

dimana mereka semua pasti memiliki visi dan misi yang berbeda.

Sebuah strategi harus dibuat berdasarkan perspektif yang kritis,

dimana kecil kemungkinan bahwa strategi itu akan gagal karena

tidak menyentuh hal-hal yang fundamental. Dalam merancang

setiap strategi, Yayasan Setia Muda selalu mengikutsertakan para

anggota sanggar maupun masyarakat sekitar untuk bisa

menyatukan berbagai pandangan dan kemungkinan sehingga akan

kecil kemungkinannya, strategi yang telah dirancng akan gagal

atau tidak efektif. Namun, kadang kala, dikarenakan adanya ego

yang besar di beberapa anggota, membuat perancangan strategi ini

sedikit terhambat dan memerlukan penyelesaian yang cukup lama

untuk bisa menengahkannya. Seperti contoh, dalam

mengarangsemen musik, dengan adanya perbedaan selera di

beberapa anggota, membuat perbedaan tersebut menghambat

135

jalannya strategi sehingga proses arangsemen dan improvisasi

memerlukan waktu yang cukup lama.

6. Memperhitungkan resiko

Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu

besar. Memang setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah

berhati-hati, sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke lubang

yang lebih besar. Oleh karena itu strategi hendaknya selalu dapat

dikontrol. Strategi yang telah dirancang telah memperhitungkan

resiko baik kecil maupun besar, sebab setiap kali Yayasan Setia

Muda merancang strategi, mereka selalu merujuk pada hasil

evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan serta perencanaan

kedepannya. Dari situlah kemudian Yayasan Setia Muda dapat

menilai resiko yang akan terjadi ketika sebuah strategi dirancang

yang kemudia akan dilaksanakan. Sebuah resiko tentunya tidak

dilihat dari satu sisi saja, terkadang suatu resiko harus dihadapi

untuk bisa melangkah maju dan menyukseskan kegiatan

pemberdayaan dan memajukan serta mensejahterakan anggota

Yayasan Setia Muda.

Setiap strategi yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda dapat

terkontrol dengan baik, dimana setiap bagian dari struktur

organisasi mendapatkan pembagian tugasnya masing-masing, hal

ini dibuktikan dengan konsistennya Yayasan Setia Muda dalam

menjalankan kegiatan pemberdayaan serta evaluasi yang

menunjukan hasil baik setiap tahunnya. Meskipun ada beberapa

kesalahan-kesahalan yang menjadi evaluasi masa lalu yang

kembali terjadi di masa sekarang yang disebabkan oleh beberapa

136

alasan dan keadaan yang kurang mendukung seperti cuaca yang

buruk membuat kegiatan manjak terhambat atau adanya jadwal

yang bentrok diantara anggota yang memiliki lebih dari satu

bendera. Menurut Eris Juliansyah, masih sama dalam

penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Sumber

Daya Perusahaan Dalam Meningkatkan Kinerja PDAM di

Kabupaten Sukabumi” menjabarkan, bahwa PDAM di Kabupaten

mengaplikasikan strategi stability, dimana prinsipnya, strategi ini

menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan fungsi-

fungsi perusahaan lain, karena perusahaan berusaha untuk

meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka

meningkatkan kinerja dan keuntungan. Dalam kata lain, PDAM

Kabupten Sukabumi memiliki perhitungan besar atau kecilnya

suatu resiko yang akan dihadapi. Sama halnya dengan Yayasan

Setia Muda, mereka menjadikan hasil evaluasi sebagai bahan

acuan untuk bisa memperkecil resiko yang akan terjadi pada saat

menjalankan strategi, sekarang dan dimasa yang akan datang.

Namun, di beberapa keadaan yang tidak diinginkan, membuat

Yayasan Setia Muda harus menghadapi resiko tersebut, misalnya

permasahalan teknis pada saat manjak, dimana cuaca yang kurang

baik atau hujan, dapat menunda atau bahkan membatalkan

pertunjukan dan permasalahan lainnya yang terjadi secara tiba-tiba

tanpa diperhitungkan oleh Yayasan Setia Muda.

7. Berlandaskan Keberhasilan

Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang

telah dicapai. Setiap strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia

137

Muda sudah memiliki landasan keberhasilan, yaitu dalam bentuk

indikator keberhasilan yang didapatkan melalui ujian pelatihan dan

pendampingan, dimana pada setiap tingkatannya memiliki kriteria

penilaiannya tersendiri. Landasan keberhasilan yang dimiliki oleh

Yayasan Setia Muda dibuat berdasarkan pengalaman dan keadaan

di lapangan selama melakukan kegiatan pemberdayaan, oleh

karena itu, agar sanggar ini memiliki suatu standar yang jelas,

maka dibuatlah landasan keberhasilan ini. Keberhasilan dapat

dirasakan melalui kualitas para anggota Yayasan Setia Muda yang

matang sacara materi dan teori, dimana kedua unsur tersebut telah

mereka dalami selama masa pelatihan dan pendampingan musik

gambang kromong. Indikator dan kriteria penilaian yang telah

dirancang juga dinilai sudah cukup baik untuk dijadikan sebagai

landasan keberhasilan. Sebab, Yayasan Setia Muda landasan

keberhasilannya memiliki tingkatan tertentu, dimana setiap

tingkatan tersebut memiliki metode dan cara pelatihannya sendiri

secara khusus, sehingga para anggota Yayasan Setia Muda adalah

seniman yang matang di luar dan di dalam. Landasan keberhasilan

ini juga tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak pemasukan

dan keuntungan yang mereka dapatkan, tetapi juga apakah apa

yang mereka lakukan bisa bermanfaat dan bisa memiliki jangka

panjang yang luas sehingga para anggotanya bisa mandiri dalam

bermasyarakat. Sebab jika hanya berlandaskan keuntungan tanpa

adanya manfaat dan orientasi jangka panjang, maka hal tersebut

tidak bisa dikatakan berhasil.

138

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Evaluasi Program

Pemberdayaan Masyarakat Petani di Desa Lembu terletak di

Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang” karya Cornelius

Herdita Aries Permana dan Daru Purnomo mengatakan bahwa

indikator keberhasilan program berdasarkan perspektif

pemberdayaan masyarakat ditandai dengan meningkatknya

kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin

berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin

kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi

kelompok, serta makin luasnya interaksi kelompok lain di dalam

masyarakat (Permana & Purnomo, 2016). Indikator yang dijadikan

landasan acuan para program pemberdayaan masyarakat di desa

Lembu ini antara lain:

a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin

b. Berkembangnya usaha peningkatan penduduk miskin

c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya

peningkatan kesejahteraan

d. Meningkatnya kemandirian kelompok

e. Meningkatnya kapasitas masyarakat

Yayasan Setia Muda juga memiliki indikator keberhasilannya

sendiri, dimana setiap tingkatannya memiliki komptensi yang

harus dikuasai oleh para anggota. Pengukuran indikator

keberhasilan ini diambil dari kegiatan ujian pelatihan yang

diadakan beberapa bulan sekali untuk mengukur sejauh mana hasil

pelatihan dan pendampingan selama menjadi anggota sanggar.

Indikator keberhasilan ini baru saja dirancang pada awal tahun

139

2021, sehingga dalam praktiknya belum ditemukan adanya

masalah atau ketidaksesuaian antara hasil pelatihan dan

pendampingan dengan indikator keberhasilan dan kriteria

penilaian pada saat ujian. Namun, sampai saat ini, indikator

keberhasilan tersebut menunjukan tren yang positif sebab tidak

pernah ada yang tidak lulus dalam ujian pelatihan dan

pendampingan.

8. Didukung oleh pihak eksekutif

Tanda-tanda suksesnya dari suksesnya strategi ditampakkan

dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari para

eksekutif, dari semua pimpinan unit dalam organisasi. Seluruh

strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda telah

mendapatkan dukungan penuh dari pihak eksekutif dan struktur

kepengurusan yayasan. Setiap strategi yang dirancang

memerlukan kontribusi serta dukungan penuh dari anggotanya itu

sendiri, oleh karena itu, agar setiap anggota merasa memiliki andil

dalam pelaksanaannya, setiap rancangan dan strategi yang dibuat

melibatkan semua anggota sanggar. Selain untuk mendapatkan

berbagai perspektif, hal ini bertujuan untuk melahirkan rasa

solidaritas sebagai sebuah struktur organsasi yang menjunjung

tinggi demokrasi. Setiap anggota sanggar berperan secara aktif

untuk menyuarakan pandangan serta idenya untuk dituangkan

dalam perencanaan strategi pemberdayaan Yayasan Setia Muda.

Hal ini dinilai efektif sebab Yayasan Setia Muda sebagai upaya

mewujudkan sistem demokrasi pada menjalankan fungsinya

sebagai sebuah organisasi.

140

Selain itu, sejak pertama didirikan pada tahun 1995 hingga

sekarang, Yayasan Setia Muda juga mendapatkan dukungan penuh

oleh seluruh elemen masyarakat yang ada di sekitar lokasi sanggar,

mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan, semua mendukung

adanya kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Yayasan

Setia Muda. Beberapa orang tua juga berminat untuk mendaftarkan

anaknya untuk mengikuti pelatihan rutin musik gambang kromong,

dimana mereka memiliki harapan dan tingkat kepercayaan yang

tinggi dengan menitipkan anaknya ke sanggar Yayasan Setia Muda

dengan harapan, anaknya bisa memaksimalkan bakat dan minat

mereka terutama di bidang musik, sekaligus turut serta dalam

melestarikan budaya tradisional betawi yang harus bersaing

dengan budaya negara luar. Dengan adanya dukungan yang solid

oleh berbagai elemen masyarakat, membuat Yayasan Setia Muda

semakin memperkuat eksistensinya sebagai sebuah sanggar

kesenian musik gambang kromong.

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Persepsi

Dukungan Organisasi Eksternal dan Internal Melalui Komitmen

Karyawan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Perbankan di

Jawa Timur” karya J.F.X Susanto Soekiman memaparkan, Untuk

membangun loyalitas nasabah yang kuat dalam perusahaan jasa

perbankan diperlukan keterlibatan karyawan yang lebih besar

dalam memberikan image positif, dan untuk membangun

keberhasilan perusahaan diperlukan dukungan organisasi eksternal

dan internal yang diharapkan akan membentuk komitmen

karyawan (J.F.X Susanto Soekiman, 2007). Dimana beberapa

141

karyawan yang tersebar di berbagai bank yang ada di Jawa Timur

mendukung adanya beberapa kebijakan yang dibuat oleh bank

tersebut guna mendukung keberhasilan perusahaan bank, dimana

setiap kebijakan yang ditetapkan akan menguntungkan kedua

belah pihak. Seluruh struktur keanggotaan yang ada di Yayasan

Setia Muda, bahkan masyarakat sekitar, senantiasa mendukung

setiap keputusan yang akan diberikan sebab pada dasarnya, setiap

kebijakan yang diambil akan melalui proses diskusi yang

melibatkan seluruh anggota yang pada akhirnya setiap keputusan

tersebut menguntunkan semua anggota. Namun, dengan adanya

beberapa perbedaan pendapat yang didasari oleh ego yang cukup

tinggi dari beberapa anggota, membuat proses pengambilan

keputusan menjadi sedikit rumit dan diperlukan adanya mediasi

untuk bisa mengambil jalan tengah dari perbedaan tersebut.

Secara keseluruhan, strategi yang dirancang oleh Yayasan Setia

Muda terbukti berjalan dengan cukup baik, sebab, mereka berhasil

memenuhi semua indikator keberhasilan strategi menurut Hatten

dan hatten. Semua strategi yang dirancang telah konsisten dengan

mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat dan mengikuti

arus perkembangan masyarakat, membuat banyak plan untuk

memperluas peluang, menyatukan kekuatan SDM, memusatkan

kekuatan untuk dijadikan sebuah kelebihan yang menonjol, kritis

dan layak untuk dilaksanakan, memperhitungan besar kecilnya

resiko, memiiliki landasan keberhasilan yang jelas dan bertahap,

serta mendapatkan dukungan langsung dari pihak eksekutif.

142

B. Implementasi Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat

Yayasan Setia Muda Dalam Memberdayaan Anak Muda

Melalui Kesenian Musik Gambang Kromong.

Dalam sebuah pemberdayaan masyarakat, kegiatan tersebut

harus memenuhi suatu aspek-aspek pemberdayaan yang menjadi

tolak ukur, apakah kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik

apakah belum sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Kartasasmita (1996) mengatakan bahwa ada beberapa aspek-aspek

penting yang harus ada di dalam pemberdayaan masyarakat. Ia

menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas

bidang ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga pada

akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar (bargaining

position) baik secara nasional maupun internasional.

Pemberdayaan baiknya adalah memberikan kemampuan bagi

masyarakat untuk memiliki kemampuan yang didapatkan oleh

potensi yang ada pada dalam dirinya sehingga menjadikannya

mandiri dalam bermayasrakat. Kartasasmita menjelaskan bahwa

ada beberapa aspek-aspek yang harus ada dalam suatu

pemberdayaan, yaitu enabeling, empowering dan protecting.

Dalam melakukan pemberdayaan anak muda melalui kesenian

musik gambang kromong, Yayasan Setia Muda telah memenuhi

beberapa aspek-aspek pemberdayaan yang dijelaskan oleh

Kartasasmita. Pemenuhan aspek-aspek tersebuk dilakukan dalam

bentuk nyata melalui berbagai kegiatan pelatihan, pendampingan

dan menyelenggarakan beberapa program guna meningkatkan skill

143

dan potensi anak muda. berikut analisis aspek-aspek

pemberdayaan yang ada di Yayasan Setia Muda:

1. Enabeling

Enabeling merupakan suatu upaya untuk mendorong,

memotivasi serta membangunkan suatu potensi yang ada pada

masyarakat. Tujuan dari enabeling adalah guna membangunkan

atau memaksimalkan potensi dan skill yang ada didalam diri setiap

individu. Karena pada dasarnya, setiap individu memiliki potensi

yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada orang atau masyarakat

tanpa daya.

Allah berfirman dalam QS. AT-Tin ayat 4 yang berbunyi :

نسان في احسن تقويم لقد خلقنا ال Yang artinya, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia

dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Untuk membangunkan serta memaksimalkan potensi yang ada

disetiap anggota, Yayasan Setia Muda melakukan langkah awal

yaitu membangun suasana yang mendukung proses pemberdayaan.

Hal ini dilaukan guna membantu para anak mudanya mengenali

apa yang menjadi potensinya, upaya tersebut antara lain:

a. Membangun suasana kekeluargaan

Langkah pertama yang dilakukan oleh Yayasan Setia

Muda adalah membangun suasana nyaman diantara

anggotanya, upaya ini berhasil membuat para anggotanya

144

dengan mudah mengenali potensi mereka sebab dengan

adanya rasa dan suasana yang nyaman, para anggota

sanggar menjadi sangat terbuka dan tak sungkan serta

berani untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Sebab,

mereka mendapatkan dukungan penuh dari setiap anggota

Yayasan Setia Muda, hal ini berhasil membuat potensi

yang ada di setiap anggota Yayasan Setia Muda mulai

berkembang secara bertahap. Salah satu contoh yang

membuat Yayasan Setia Muda memiliki rasa kekeluargaan

yang kuat adalah setiap anggota menganggap bahwa

sanggar tersebut merupakan rumah dan keluarga kedua

mereka, berbagai urusan organisasi maupun urusan dan

masalah pribadi, mereka bisa selesaikan secara bersama-

sama. Mereka juga sering menginap di sanggar hanya

sekedar untuk bermain ataupun keperluan organisasi;

b. Mendapatkan dukungan masyarakat lokal

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan dukungan dari

masyarakat setempat, sebab, untuk membangkitkan suatu

potensi yang ada di setiap individu, dukungan dari

lingkungan sekitar sangatlah penting untuk menujang dan

memberikan motivasi kepada mereka. Untuk mendapatkan

dukungan tersebut, Yayasan Setia Muda melakukan

beberapa kegiatan sosial yang membantu para warga

sekitar, seperti kerja bakti, pembagian takjil gratis, menjadi

relawan qurban dan lain lain. Masyarakat setempat yang

berada di sekitar Yayasan Setia Muda mendukung penuh

apapun kegiatan pemberdayaan yang ada di Yayasan Setia

145

Muda. Bentuk dari dukungan tersebut biasanya berupa

konsumsi yang disediakan warga bagi para anggota

sanggar dan membantu beberapa kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan sanggar. Serta beberapa dukungan

moral dan masukan kepada Yayasan Setia Muda untuk bisa

menjadi sanggar kesenian gambang kromong yang lebih

baik lagi;

c. Membuat kegiatan sosial

Untuk menjadi masyarakat yang berdaya, selain

berdaya untuk diri sendiri, mereka juga harus bisa

bermanfaat bagi orang lain. Setiap potensi yang ada

didalam diri individu, akan sangat sia-sia jika hanya

bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Rasulullah SAW. bersabda;

خير الناس أ نفعهم للناس Yang artinya, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang

paling bermanfaat bagi orang lain” (H.R Bukhari).

Tujuan Yayasan Setia Muda membuat kegiatan sosial

seperti social days, kerja bakti, gotong royong dan lain-lain,

adalah guna memberikan manfaat bagi orang lain. Hal ini

juga selaras dengan nilai leluhur betawi yang mengaggap

bahwa setiap manusia merupakan saudara yang harus

saling membantu satu sama lain tanpa mengharap apapun.

Yayasan Setia Muda mengaggap bahwa ilmu yang didapat,

jika tidak dibagikan atau tidak bermanfaat bagi orang lain,

maka hanya akan sia-sia. Sama saja dengan potensi, oleh

146

karena itu, potensi yang dimiliki setiap anggota haruslah

menjadi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Yayasan Setia Muda juga memiliki prinsip, jika kita

memudahkan urusan orang lain, niscaya Allah SWT. akan

memudahkan urusan kita.

Allah berfirman;

يجعل له من أمره يسر ومن يتق اللYang artinya, “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada

Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan

dalam urusannya” (Q.S At-Talaq: 4).

d. Mencari relasi

Potensi yang kuat tidak akan bisa dijangkau oleh

masyarakat luar jika potensi tersebut tidak dikenalkan

secara luas. Potensi juga tidak akan berkembang jika

cakupannya hanya sebatas wiliayah tertentu saja,

dibutuhkan adanya upaya untuk menjalin hubungan dengan

beberapa pihak terkait untuk memantapkan Yayasan Setia

Muda dalam mendorong potensi yang ada di setiap

anggotanya. Yayasan Setia Muda sudah menjalin relasi

yang cukup banyak ke beberapa pihak seperti pemerintah,

budayawan, komunitas musik gambang kromong, pelaku

usaha, lembaga pendidikan, serta beberapa instansi lainnya.

Bentuk kerjasama yang dijalin antar relasipun beragam,

bisa dari segi pendidikan, dimana anggota sanggar yang

sudah matang disalurkan untuk menjadi pelatih di beberapa

mitra sekolah. Bisa dengan antar komunitas untuk saling

147

bertukar informasi seputar perkembangan industri kesenian.

Dan beberapa pihak terkait yang memberikan panggung

untuk tampil atau mengundang Yayasan Setia Muda

sebagai pengisi acara melalui kesenian musik gambang

kromong.

Hal ini diperlukan Yayasan Setia Muda untuk

memberikan kesempatan bagi para anggotanya mencoba

berbagai peluang yang ada untuk menjajal, mempraktikan

serta mengeksekusi potensi mereka yang sudah melewati

proses pendampingan dan pembekalan oleh Yayasan Setia

Muda. Hal ini dirasa sangat efektif sebab dengan adanya

relasi yang banyak, membuat peluang Yayasan Setia Muda

untuk terus berkembang menjadi semakin besar. Tak hanya

itu, Yayasan Setia Muda juga bekerja sama dengan

beberapa media untuk meliput mereka yang nantinya akan

disebarluaskan melalui beberapa platform seperti media

sosial, media cetak maupun media televisi. Tujuan dari

menjalin hubungan relasi dengan media adalah untuk

memperkenalkan Yayasan Setia Muda kepada masyarakat

luar sehingga peluang mereka untuk bisa membawa para

anggotanya sejahtera bisa lebih terbuka lewat adanya relasi

tersebut. Hingga saat ini, relasi yang dijalin oleh Yayasan

Setia Muda ke beberapa pihak terkait masih cukup baik,

seperti contoh, beberapa kali Kepala Dinas Kebudayaan

DKI Jakarta datang untuk melihat langsung proses

pemberdayaan yang ada di sanggar ini.

148

Setelah membangun suasana yang harmonis seperti yang sudah

dijabarkan diatas, selanjutnya Yayasan Setia Muda melakukan

beberapa hal untuk menjadikan anak muda yang menjadi anggota

Yayasan Setia Muda menjadi berdaya. Yayasan Setia Muda

menganggap bahwa setiap anak muda pasti memiliki potensi atau

daya yang jika dimaksimalkan akan menghasilkan output yang

cukup baik dan merubah kehidupan si anak muda tersebut. Adapun

beberapa cara yang dilakukan yaitu:

a. Mendorong

Yayasan Setia Muda mendorong anak muda untuk bisa

memaksimalkan potensi yang ada didalam dirinya dengan

berbagai upaya seperti melaksanakan pelatihan,

pendampingan, kegiatan dan program pemberdayaan anak

muda melalui kesenian musik gambang kromong dimana

didalam prosesnya terdapat penyampaian materi serta

praktik. Hal ini terbukti efektif sebab para anggota Yayasan

Setia Muda terdorong kemauannya untuk bisa berdaya

lewat kesenian musik gambang kromong. Mereka pada

akhirnya memiliki rasa percaya diri serta kemauan yang

keras untuk bisa berdaya.

b. Memotivasi

Motivasi yang diberikan Yayasan Setia Muda dinilai

cukup baik dalam membuat para anggotanya memiliki

kemamuan yang kuat untuk bisa berdaya dan mencintai

profesinya sebagai seniman betawi. Motivasi tersebut

disampaikan dalam beberapa cara seperti pelatihan dan

149

pendampingan secara rutin serta konseling, sehingga para

anggota memiliki motivasi untuk bisa terus semangat dan

konsisten dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan di

Yayasan Setia Muda.

c. Membangkitkan

Yayasan Setia Muda telah membangkitkan potensi yang

ada didalam setiap anggotanya sehingga mereka bisa

memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya dan

dikonversikan menjadi sebuah penghasilan dan

pengalaman. Proses membangkitkan potensi tidaklah

mudah, butuh waktu yang cukup lama untuk bisa membuat

potensi dan kemauan yang tinggi pada setiap anggota

menjadi keluar, oleh karena itu, Yayasan Setia Muda

melakukan berbagai upaya, termasuk menanamkan rasa

cinta dan bangga terhadap kesenian musik gambang

kromong agar para anggota memiliki alasan yang kuat

mengapa mereka harus berdaya sedini mungkin.

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Analisis potensi daerah

sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah di Sumatera

Bagian Selatan” oleh saudara Clara Ayu Monica1, Taufiq Marwa

dan Anna Yulianita menjelaskan, bahwa kegiatan ekonomi yang

bervariasi mendorong setiap daerah kabupaten atau kota untuk

mengembangkan potensi ekonominya. Oleh karena itu

pembangunan daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta

diarahkan agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah

benar-benar sesuai dengan prioritas dan potensi daerah (Ayu

150

Monica et al., 2019). Wilayah Sumatera Selatan memiliki potensi

perekonomian yang baik, namun jika tidak ada suatu upaya untuk

mendorong perekonomian daerah, maka potensi tersebut tidak

akan berkembang dengan baik. Adanya kegiatan ekonomi yang

bervariasi membuat para masyarakat yang berada di Sumatera

Selatan bisa membangunkan potensi lokal yang ada didalamnya

sesuai dengan apa yang menjadi basis kekuatan pada daerah

tersebut. Untuk membangunkan potensi yang ada di setiap diri

anggotanya, Yayasan Setia Muda melaksanakan beberapa upaya

atau lebih dari satu cara yang sudah dijelaskan diatas guna

membangkitkan potensi yang ada didalam setiap anggota serta

disesuaikan dengan potensi lokal yang dimiliki oleh setiap anggota.

Seluruh upaya Yayasan Setia Muda dalam membangun suasana

pemberdayaan yang telah dijabarkan diatas telah sukses membuat

para anggotnya merasa nyaman sehingga mendukung proses

pemberdayaan yang ada di sanggar ini. Meskipun ada beberapa

masalah, misalnya konflik internal yang terjadi dan mengikis rasa

kekeluargaan dan suasana pemberdayaan, Yayasan Setia Muda

dapat menyelesaikannya, kembali dengan cara kekeluargaan

2. Empowering

Empowering merupakan upaya untuk memperkuat potensi yang

dimiliki masyarakat melalui langkah-langkah nyata yang

menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam

berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin

berdaya. Yayasan Setia Muda melalukan berbagai upaya melalui

beberapa program untuk memberdayakan anak muda, adapaun

151

beberapa program yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda

sebagai berikut:

a. Pelatihan dan pendampingan kesenian betawi gambang

kromong secara rutin dan berkepanjangan;

b. Pembinaan Esktrakurikuler seni betawi sekolah;

c. Forum Seniman Betawi Jakarta Selatan;

d. Social Day Setia Muda;

e. Coaching Clinic;

f. NGUVI (Ngulik Virtual);

g. Manjak (Manggung).

Beberapa program diatas telah membuktikan bahwa Yayasan

Setia Muda berhasil memberdayakan para anggotanya melalui

upaya yang nyata. Melalui penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh saudara Irmawati yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Jagung di Desa

Tanah Toa Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba”, bahwa

untuk memberdayakan masyarakat dibutuhkan suatu upaya yang

nyata. Manfaat dari adanya program tersebut adalah dapat

meningkatkan jiwa berwirausaha masyarakat, menciptakan

kemandirian dalam bermasyarakat, mampu meningkatkan skill

serta dapat meningkatkan pendapatan keluarga (Irmawati, 2018).

Yayasan Setia Muda membuat beberapa program sebagai upaya

yang nyata untuk bisa memberdayakan para anggotanya. Manfaat

dari adanya program tersebut adalah meningkatkan kemampuan

dalam bidang musik melalui program pelatihan dan pendampingan

musik gambang kromong, memperoleh berbagai ilmu tambahan

152

seperti ilmu organisasi dan ilmu kewirausahaan lewat program

coaching clinic, memperoleh banyak relasi dengan adanya

program Seniman Betawi Jakarta Selatan, mendapatkan amal

kebaikan melalui kegiatan social day, serta mendapatkan

penghasilan materi lewat beberapa program seperti NGUVI,

manjak dan menjadi pelatih atau guru kesenian di beberapa mitra

sekolah.

Secara garis besar, seluruh upaya yang dilakukan Yayasan Setia

Muda dalam memberdayakan anak muda melalui kesenian musik

gambang kromong telah dilaksanakan melalui langkah-langkah

yang nyata dengan membuat serta melaksanakan berbagai program

sudah dijabarkan diatas. Setiap program yang dijalankan oleh

Yayasan Setia tentunya memberikan peluang yang cukup besar

agar para anggota Yayasan Setia Muda dapat berdaya dan mandiri

secara finansial maupun non finansial. Adapun beberapa hambatan

yang ditemukan pada saat menjalankan program-program tersebut

seperti minimnya partisipasi anggota Yayasan Setia Muda itu

sendiri dan masyarakat di beberapa program, terbatasnya

pendanaan sehingga membatasi ide dan inovasi.

Selain itu, Yayasan Setia Muda memiliki sarana dan prasarana

yang cukup layak sebagai sebuah sanggar kesenian betawi, seluruh

perlatan musik dan pendukungnya dirawat dengan baik sejak

pertamakali didapatkan dari Dinas Kebudayaan DKI Jakata pada

tahun 1995. Hal ini dikarenakan selain para anggota dibimbing

untuk bisa berdaya melalui kesenian musik gamban kromong,

mereka juga diberi tanggung jawab serta pendampingan untuk bisa

153

merawat serta memperbaiki perlatan yang ada di Yayasan Setia

Muda, dimana ilmu yang mereka dapatkan tersebut mereka

aplikasikan dalam salah satu jasa mereka yaitu Setia Muda

Workshop yang bergerak dibidang jasa restorasi perlatan musik

khususnya alat musik gambang kromong dan lain-lain. Sarana dan

prasarana lainnya diluar peralatan musik gambang kromong yang

ada juga sangat mendukung seperti ketersediaan beberapa

kebutuhan konsumsi, listrik dimana Yayasan Setia Muda memiliki

genset atau generator listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan

sound system yang memerlukan daya lsitrik yang cukup besar,

suasana dan lokasi sanggar yang cukup luas dan memilik sirkulasi

udara yang cukup baik, serta masjid yang berada persis didepan

sanggar Yayasan Setia Muda. Pemenuhan beberapa sarana dan

prasarana tersebut merupakan upaya Yayasan Setia Muda untuk

menjalankan setiap kegiatan pemberdayaan anak muda serta

menunjang kebutuhan pribadi para anggotanya. Namun salah satu

beberapa sarana dan prasarana yang dinilai masih belum cukup

baik adalah akses jalan yang cukup sempit, dimana jalan menuju

Yayasan Setia Muda hanya bisa dilalui oleh satu motor saja.

3. Protecting

Protecting yaitu upaya untuk melindungi dan membela

kepentingan masyarakat. Upaya ini dilakukan untuk memberikan

rasa aman kepada para anggota Yayasan Setia Muda dalam

menjalani beberapa program dan kegiatan pemberdayaan. Ada

beberapa upaya Yayasan Setia Muda untuk memberikan

154

perlindungan kedalam maupun keluar, beberapa upaya tersebut

antara lain:

a. Kedalam

Upaya Yayasan Setia Muda dalam melindungi para

anggotanya dalam intra organisasi atau kedalam adalah

dengan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga. AD/ART yang dibuat oleh Yayasan Setia Muda

berfungsi untuk; pertama, mengikat para anggotanya

dalam sebuah struktur organisasi yang sah serta memiliki

kewaijbannya masing-masing sesuai dengan bidangnya,

kedua, membatasi para anggota sanggar untuk tidak

berlaku semena-mena atau melakukan tindakan negatif,

menyimpang serta tidak sesuai dengan nilai luhur, dan

ketiga melindungi para anggota sanggar dari berbagai

macam tindakan menyimpang serta menjami seluruh

haknya sebagai anggota sanggar Yayasan Setia Muda.

AD/ART ini dirancang untuk membuat jalannya proses

demokrasi yang ada di Yayasan Setia Muda ini dapat

berjalan dengan baik, akan tetapi, masih banyak anggota

sanggar yang belum paham akan isi dari AD/ART tersebut.

Hal itu disebabkan oleh belum adanya sosialisasi terkait

rancangan AD/ART dari badan pengurus harian Yayasan

Setia Muda.

b. Keluar

Untuk melindungi Yayasan Setia Muda sebagai salah

satu sanggar kesenian betawi yang menjadi ikon daerah

155

Jagakarsa, Yayasan Setia Muda melakukan upaya

legalisasi dengan dibantu oleh notaris untuk mendapatkan

akreditasi serta menjadi lembaga yang sah dimata hukum.

Dimana nantinya, Yayasan Setia Muda akan memiliki label

musik sendiri dan bebas mengatur terkait hak cipta yang

mereka miliki. Upaya ini dilakukan untuk melindungi

setiap karya yang dihasilkan Yayasan Setiap Muda serta

menjadikan sanggar ini menjadi sebuah lembaga

konservasi kebudayaan betawi resmi yang diakui serta

dilindungi oleh negara.

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Pendampingan

Pembuatan AD/ART Dalam Rangka Meningkatkan Mekanisme

Kerja Koperasi Pada Koperasi Wanita Swatika Desa Miagan

Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang”, karya Retno Catur

Kusuma Dewi menjelaskan, bahwa koperasi Swatika ini berbeda

dengan koperasi jenis simpan pinjam yang lainnya. Sebab, tidak

adanya sebuah jaminan dalam kegiatan usaha koperasi ini

menyebabkan tidak adanya kontrol dan pengawasan dalam

organisasi internal koperasi ini. Selain itu timbulnya

kesimpangsiuran dalam pelaksanaan organisasi koperasi oleh alat-

alat perlengkapan koperasi itu sendiri. Minimnya pemahaman

tentang koperasi membuat Koperasi Swatika ini belum

mempunyai AD/ART sebagai dasar penyusunan peraturan-

peraturan yang terkait dengan kegiatan koperasi baik internal

maupun eksternal. Maka dengan tujuan kegiatan pengabdian ini

adalah memberikan pendampingan pembuatan AD/ART Koperasi

156

Wanita Swatika. Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini

adalah memberikan pemahaman kepada anggota koperasi dan

pengurusnya untuk membuat AD/ART dalam rangka

meningkatkan efektifitas dan mekanisme kerja koperasi wanita

(Kopwan) Swatika (Dewi, 2019). Yayasan Setia Muda berupaya

merancang AD/ART untuk bisa mengikat para anggotanya agar

menjadi satu kesatuan yang utuh di dalam struktur organisasi,

membatasi perilaku para anggota sebagai upaya untuk mencegah

adanya tindakan menyimpang dan melindungi para anggota

sebagai salah satu upaya menjadikan Yayasan Setia Muda menjadi

payung perlindungan bagi setiap anggotanya.

Beberapa upaya diatas telah menggambarkan bahwa Yayasan

Setia Muda memiliki upaya untuk melindungi para anggotanya

sehinga mereka memiliki rasa aman ketika menjadi bagian dari

anggota sanggar. Tak hanya melindungi para anggota sanggar dari

dalam, namun juga melindungi Yayasan Setia Muda dari luar.

AD/ART yang dirancang mengalami beberapa kali perubahan

seiring dengan penyesuaian keadaan, situasi dan kondisi, hal ini

yang menjadi kendala Yayasan Setia Muda untuk bisa menetapkan

dengan pasti rancangan AD/ART yang sah sehingga bisa

disosialisasikan kepada para anggota sanggar. Padahal dengan

adanya AD/ART ini akan menghasilkan keadilan serta

memberikan rasa aman terhadap para anggota, namun dengan

belum adanya sosialisasi yang jelas perihal AD/ART ini membuat

para anggota kebingungan serta menunggu secara pasti kapan

rancangan tersebut akan terselesaikan. Untuk sementara, beberapa

157

aturan dibuat di Yayasan Setia Muda untuk membatasi perilaku

para anggotanya seperti dilarang pulang larut malam khususnya

bagi para anggota yang masih berada di bangku sekolah, dilarang

menggunakan narkotika dan sejenisnya, dan dilarang melakukan

beberapa tindakan kejahatan.

Meskipun AD/ART belum terselesaikan dengan baik,

lingkungan sekitar sanggar yang cukup padat dengan dikelilingi

oleh rumah warga serta masjid yang ada di depan sanggar

membuat rasa aman itu datang secara alami, dimana banyak warga

yang menyaksikan serta turut serta mengawasi jika ada sesuatu hal

yang tidak diinginkan terjadi. Selain itu, dengan adanya upaya

Yayasan Setia Muda untuk mendapatkan legalitasnya, membuat

Yayasan Setia Muda memiliki nilai tambah serta proteksi yang

tinggi melalui konstitusi yang telah ditetapkan oleh negara, seperti

contoh, perihal Hak Kekayaan Intelektual dan akreditasi.

Kepemilikan hak cipta merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk dimiliki sebuah grup musik, dimana mereka bisa

melindungi karya mereka dari beberapa oknum yang mengambil

keuntungan secara ilegal dari karya mereka serta mendapatkan

royalti atas karya yang mereka buat dan terdistribusi ke seluruh

platform musik digital maupun toko musik yang menjual bentuk

fisik dari karya Yayasan Setia Muda. Namun HKI yang dimiliki

oleh Yayasan Setia Muda hanya mencakup beberapa karyanya

yang diproduksi mulai terhitung pada saat HKI tersebut keluar,

yaitu pada tahun 2019. Sehingga, royalti dari beberapa karya

lainnya yang diproduksi sebelum Yayasan Setia Muda memiliki

158

HKI, masih belum bisa dirasakan oleh Yayasan Setia Muda sendiri,

sebab, pihak GNP lah yang memiliki HKInya. Hal tersebut dapat

terjadi dikarenakan GNP merupakan label yang menaungi

Yayasan Setia Muda dulunya pada saat memproduksi karyanya,

sebelum Yayasan Setia Muda memiliki HKI sendiri.

C. Hasil Pemberdayaan Yayasan Setia Muda Dalam

Memberdayakan Anak Muda Melalui Kesenian Musik

Gambang Kromong

Mardikanto dan Soebianto menyebutkan, bahwa pemberdayaan

masyarakat dapat dilakukan dengan mencakup beberapa kegiatan

seperti bina manusia, bina usaha, bina lingkungan dan bina

kelembagaan dimana dari beberapa kegiatan tersebut akan

menghasilkan suatu hasil yang bisa membuat masyarakat lebih

sejahtera. Dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan

Setia Muda, mereka menejalankan beberapa program dan kegiatan

pemberdayaan yang dibuat menjadi suatu produk dan jasa untuk

membuat para anggotanya memiliki penghasilan. Adapun

beberapa analisis hasil pemberdayaan melalui bina manusia, bina

usaha, bina lingkungan dan bina kelembagaan pada Yayasan Setia

Muda sebagai berikut:

1. Bina Manusia

Mardikanto dan Soebianto mengatakan, bahwa tujuan utama

dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah memberikan

keberdayaan (kemampuan dan perbaikan posisi-tawar) terhadap

masyarakat. Oleh karena itu, lingkup dari pemberdayaan

159

masyarakat melalui bina manusia ini di fokuskan pada dua hal

tersebut. Adapun hasil dari point bina manusia dalam upaya

memberdayakan anak muda melalui kesenian musik gambang

kromong yang telah dilakukan sebagai berikut:

a. Peningkatan kemampuan masyarakat

Dalam upaya meningkatkan kemampuan para

anggotanya, Yayasan Setia Muda senantiasa mendorong

kekuatan lokal, yakni budaya betawi yang menjadi kearifan

lokal daerah Jagakarsa. Pada awal berdirinya Yayasan Setia

Muda, Bapak Hamdani mengumpulkan beberapa anak muda

yang ada di daerah sekitar untuk mau diberdayakan melalui

kesenian musik gambang kromong. Hal tersebut terbukti

efektif dan berjalan konsisten, sebab Bapak Hamdani

memberdayakan apa yang menjadi potensi lokal melalui

budaya yang sudah melekat pada diri para anggota yakni

budaya betawi. Hingga kini, Yayasan Setia Muda

mendapatkan predikat sebagai salah satu sanggar yang

menjadi simbol daerah Jagakarsa dan dikenal di kalangan

masyakarat. Yayasan Setia Muda berhasil konsisten hingga

saat ini dikarenakan adanya dukungan dari warga sekitar,

tokoh masyarakat dan kedinasan. Itulah alasan mengapa

Yayasan Setia Muda memiliki kekuatan serta eksistensi yang

cukup tinggi melalui potensi lokalnya.

Dengan adanya potensi lokal yang dikolaborasikan

dengan inovasi, membuat Yayasan Setia Muda kini memiliki

keunggulan komparatif. Hal ini membuat Yayasan Setia

160

Muda bisa bersaing bahkan memenangkan persaingan

dengan beberapa kompetitor, khususnya dengan beberapa

sanggar kesenian musik gambang kromong di DKI Jakarta.

Salah satu bukti bahwa Yayasan Setia Muda memiliki

keunggulan komparatif adalah berbagai penghargaan dan

prestasi yang dicapai serta mendapat kepercayaan dan

dukungan dari masyarakat untuk lebih meningkatkan

reputasinya sebagai sanggar kesenian musik gambang

kromong. Semua upaya tersebut berhasil membuat para

anggotanya kini sukses menjalankan profesinya sebagai

seniman betawi, selain itu, dengan adanya penguatan yang

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda diawal pemberdayaan,

yaitu membuat para anggotanya mencintai kesenian betawi

khususnya musik gambang kromong, membuat para

anggotanya mencintai profesinya sebagai seniman. Sebab,

mereka diberdayakan lewat apa yang menjadi kesukaan dan

kecintaan mereka, yaitu kesenian musik gambang kromong.

Semua hasil tersebut akhirnya menghasilkan kemandirian

kepada setiap anggotanya. Lewat pemberdayaan anak muda

yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda, kini para

anggotanya memiliki penghasilan, ilmu serta kemampuan

untuk bisa mandiri sejak dini secara bertahap, dimana

kemandirian ini yang akhirnya membuat para anggota

mampu melepaskan ketergantungannya kepada orang tua

mereka secara perlahan, namun pasti.

161

b. Perbaikan posisi-tawar

Dalam pandangan Mardikanto dan Soebianto, mereka

berpendapat, untuk mendapatkan perbaikan posisi tawar,

diperlukan adanya pengorganisasian masyarakat. Dalam

pengorganisasian masyarayat, dibutuhkan dua hal, yaitu

pemusatan kekuatan (collective capacity) dan membangun

jejaring (networking). Untuk menghasilkan kekuatan,

Yayasan Setia Muda mulai melalui proses rekruitmen,

dimana mayoritas para calon anggotanya merupakan para

anak muda lokal di daerah Jagakarsa, namun jika ada anak

muda dari luar daerah tersebut yang mau bergabung,

Yayasan Setia Muda membuka kesempatan bagi mereka

yang berminat untuk menjadi anggota sanggar. Setelah

melalui proses rekruitmen, para pembina akan menganalisis

potensi dan kelebihan, serta menempatkan para anggota

tersebut sesuai dengan minat dan potensinya ke alat musik

yang akan mereka mainkan nantinya. Sehingga setiap

anggota akan senantiasa memaksimalkan kemampuan di alat

musik tersebut. Dengan begitu, sebagai salah satu upaya

collective capacity, Yayasan Setia Muda memusatkan

kegiatan pemberdayaan di satu tempat dengan

mengumpulkan potensi-potensi muda yang ada di sekitar

daerah Jagakarsa maupun yang berasal dari luar Jagakarsa.

Pemusatan ini terbukti efektif, sebab kemampuan yang

dihasilkan tak hanya berasal dari daerah lokal saja, tetapi

juga berasal dari daerah luar. Hal ini membuat Yayasan Setia

162

Muda memperoleh kekuatan untuk bisa menjadi sanggar

kesenian musik betawi dengan reputasi yang baik.

Selain itu, sebagai upaya untuk membangun jaringan atau

networking¸Yayasan Setia Muda juga berhasil menjalin

beberapa relasi terhadap beberapa pihak seperti birkorasi,

akademisi, pelaku bisnis, tokoh-masyarakat, dan

pelaku/pengelola media. Dari pihak birokrasi, Yayasan Setia

Muda mendapat dukungan serta kepercayaan dari Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta, Studi Kebudayaan, Pengurus

Balai Konservasi Kebuayaan Betawi Setu Babakan serta

beberapa pihak eksekutif lainnya. Bentuk kerjasamanya

antara lain penyediaan peralatan sanggar, undangan-

undangan manjak, serta bantuan dana yang diperuntukan

untuk menunjang kegiatan pemberdayaan anak muda. Di

pihak akademisi, Yayasan Setia Muda bermitra dengan

beberapa sekolah seperti SMPN 253 Jakarta, SDN 01/02

Jakarta, SMAN 49 Jakarta, UNISBA, UNJ, Trisakti, Unindra

dan salah satunya peneliti Australia. Adapun bentuk

kerjasamanya seperti penyaluran tenaga pendidik kesenian

atau pelatih ekstrakulikuler, membantu proses praktik kerja

lapangan serta membantu proses penelitian tugas akhir bagi

para mahasiswa. Untuk pelaku bisnis, Yayasan Setia Muda

bekerja sama dengan salah satu pebisnis ikan air tawar,

dimana ia selalu memberikan uang sebesar Rp.500.000 serta

ikan air tawar hasil budidayanya untuk bisa dikonsumsi oleh

anggota sanggar.

163

Bentuk timbal baik dari Yayasan Setia Muda kepada

pelaku bisnis tersebut antara lain dengan membuatkan logo

perusahaan dan mempromosikan usahanya melalui media

sosial atau running text pada saat Yayasan Setia Muda

melaskanakan NGUVI atau live streaming lainnya. Yayasan

Setia Muda juga menjalin relasi dengan beberapa media

untuk bekerjasama mempromosikan Yayasan Setia Muda ke

khalayak luas. Dan tak lupa peran dan dukungan tokoh

masyarakat membuat Yayasan Setia Muda mendapatkan

beberapa kemudahan serta keuntungan, salah satunya adalah

banyaknya manjak yang dihasilkan oleh rekomendasi para

tokoh masyarakat, hal ini membuat relasi Yayasan Setia

Muda menjadi sangat luas. Keuntungan dari banyaknya

relasi yang dijalin adalah membuat kiprah Yayasan Setia

Muda semakin baik di bidang kesenian serta membatu

mensejahterakan para anggota.

Penelitian sebelum yang berjudul ”Pemberdayaan Kelompok

Informasi Masyarakat Dalam Mendorong Pembangunan Desa”

yang ditulis oleh saudara Septaning Rena Julika, Irma Irawati

menjelaskan, Bina Manusia dalam hal ini menjadi hal utama yang

harus diperhatikan oleh Diskominfo, karena pada dasarnya

manusialah yang menjadi motor penggerak pencapaian tujuan dari

KIM. Dituangkan dalam materi workshop KIM oleh Ambar

Sulistiyorini, SH, MM selaku Kepala Bidang Komunikasi Jaringan

Diskominfo Jawa timur bahwa aspek pemberdayaan manusia di

dalam KIM meliputi aspek pengembangan kapasitas individu

164

melalui workshop, pelatihan dan sebagainya. Melalui kegiatan

pemberdayaan tersebut akan membentuk sinergitas antar KIM

yang dapat saling menguntungkan untuk bisa terus

mengembangkan kualitas diri pada anggota KIM tersebut. Kualitas

pengembangan diri anggota KIM akan berdampak baik pada

pelaksanaan pembangunan terutama dalam pembangunan desa,

sebab KIM sebagai mitra pemerintah akan berperan dalam

pembangunan yang partisipatif (Julika & P, 2016). Dengan adanya

kualitas SDM yang dimiliki oleh Yayasan Setia Muda melalui

pelaksanaan berbagai pelatihan pendampingan, kegiatan dan

progrm pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dan

posisi tawar dari anggotanya. Bukti akan tingginya kualitas SDM

yang dimiliki Yayasan Setia Muda adalah banyaknya penghargaan,

piagam dan pencapaian yang didapatkan oleh para anggota

Yayasan Setia Muda.

2. Bina Usaha

Tak hanya bergerak pada bidang kesenian, Yayasan Setia Muda

juga memiliki produk dan jasa sendiri, hal tersebut bertujuan

senantiasa melatih para anggotanya untuk memiliki keahlian

lainnya, yaitu kewirausahaan. Selain keahlian dalam berwirausaha,

tujuan dari dibuatnya produk dan jasa ini adalah guna menambah

ragam penghasilan para anggotanya diluar kegiatan penghasil

ekonomi utamanya yaitu manjak. Semua produk dan jasa yang

ditawarkan Yayasan Setia Muda pun beragam, ada di bidang

kuliner yaitu YSM Culinary, di bidang aksesoris dan fashion yaitu

YSM.Co, di bidang event organizer ada Setia Muda Organizer, di

165

bidang jasa servis dan restorasi peralatan musik betawi yaitu Setia

Muda workshop, serta beberapa layanan jasa yang masih

berhubungan dengan kesenian betawi yaitu jasa pembuatan ondel-

ondel, lenong, palang pintu, Setia Muda Dance dan yang utama

adalah grup musik gambang kromong. Beberapa produk dan jasa

tersebut berhasil memberikan penghasilan tambahan kepada para

anggota sanggar. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan

lebih, khususnya dibidang usaha untuk nantinya bisa mereka

kembangkan sendiri jika ingin melanjutkan bisnisnya sendiri

diluar Yayasan Setia Muda.

Dalam melakukan bina usaha, Yayasan Setia Muda melakukan

upaya pendampingan kepada para anggotanya melalui program

coaching clinic dengan mendatangkan beberapa prakitisi yang ahli

pada bidangnya, khususnya seputar kewirausahaan. Hal tersebut

dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari setiap produk dan jasa

yang ada di Yayasan Setia Muda. Untuk memasarkan produknya

kepada khalayak luas, Yayasan Setia Muda menggunakan media

sosial seperti Instagram dan Youtube untuk menjangkau audience

yang lebih luas lagi. Sebab, yang mereka tekankan adalah potensi

lokal yang dikolaborasikan dengan inovasi-inovasi terbarukan.

Oleh karena itu, pemasaran dengan menggunakan kemudahan

akses internet merupakan langkah yang tepat bagi Yayasan Setia

Muda untuk memperluas pemasarannya.

Yayasan Setia Muda juga meningkatkan aksesibilitasnya

kepada beberapa pihak untuk mendapatkan modal, yang

didapatkan dari beberapa pihak seperti Dinas Kebudayaan DKI

166

Jakarta dan para pelaku bisnis, memperluas target pasar melalui

relasi dan inovasi, serta sumber informasi yang didapatkan melalui

kemudahan akses internet. Semua hal yang dijelaskan sebelumnya

tentu melalui proses manajemen keuangan, dimana fungsi

manajemen ini untuk mengatur jalannya uang yang masuk, dan

yang keluar, hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya Yayasan Setia

Muda untuk memonitoring setiap penghasilan yang didapat serta

menjadi bahan evaluasi kedepannya. Yayasan Setia Muda juga

melaksanakan advokasi kebijakan dengan mendapatkan akreditasi

resmi yang didapat melalui proses yang dibantu oleh notaris,

sehingga Yayasan Setia Muda mendapat perlindungan hukum

yang diakui secara sah oleh negara.

Penelitian berjudul “The Empowerment of Furniture Crafsman

In Trangsan Village, Gatak Sub District Sukoharjo Regency”

karya Bambang Mursito, Totok Mardikanto, Sigit Santoso dan

Darsono menjelaskan, bahwa setiap orang mempunyai potensi

dasar yang berfungsi untuk mengarahkan perilakunya dalam

mencapai tujuannya. Potensi dasar inilah yang dikenal dengan

istilah motif atau motivasi. Terkait dunia kerja atau dunia

wirausaha, tentu terdapat banyak keinginan, seperti: pendapatan

yang akan diterima, kelangsungan kerja, peluang untuk berprestasi,

hubungan sosial dalam kerja, arti dari pekerjaannya itu sendiri,

peluang untuk berkembang, kondisi kerja yang nyaman, sesuai

kompetensinya, bersifat rasional, dan sebagainya. Saat ini

perusahaan mebel dan kerajinan yang aktif di Desa Trangsan

sebanyak 450 unit usaha yang memproduksi berbagai jenis mebel,

167

seperti kursi, meja, lemari, sketsel, perabotan rumah, dan

sebagainya. Industri kecil mebel di Desa Trangsan mampu dalam

masa krisis, merupakan alternatif pencipta lapangan kerja di luar

sektor pertanian, memperbesar Pendapatan Asli Daerah, maupun

kaitannya dengan implementasi kebijakan pemerintah dalam

pemerataan hasil pembangunan, hal ini dipengaruhi oleh besarnya

motivasi kewirausahaan masyarakat yang ada di sana (Mursito et

al., 2012). Sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan

motivasi kewirausahaan, Yayasan Setia Muda membuat beberapa

produk dan jasa yang telah dijabarkan diatas serta melakukan

beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas dari produk dan jasa

yang ditawarkan sebagai salah satu hasil dari bina usaha.

Seluruh upaya bina usaha diatas berjalan cukup baik untuk

dalam menghasilkan para anak muda yang selain memiliki

kemampuan di bidang kesenian, tetapi juga memiliki pengetahuan

dan skill seputar kewirausahaan. Hasil dari setiap pendapatan

diatas akan dibagikan secara kolektif kepada para anggota sanggar

yang memiliki tugas dan tidak ada pemotongan untuk uang kas.

Sebab, uas kas diperoleh dari hasil manjak dan beberapa pelaku

bisnis selaku donatur.

3. Bina Lingkungan

Dikarenakan Yayasan Setia Muda ini merupakan sanggar

kesenian yang bergerak dibidang kesenian gambang kromong,

maka semua proses kegiatan dan program pemberdayaan yang ada

di sanggar ini berhubungan dengan kesenian, dimana tidak ada

hubungannya dengan lingkungan hidup dan Yayasan Setia Muda

168

belum memiliki program dan kegiatan yang bergerak dibidang

lingkungan, sebab, mereka berfokus pada bidang kesenian

terutama musik. Akan tetapi, Yayasan Setia Muda telah melakukan

berbagai kegiatan sosial, mengadakan program serta

mengikutsertakan masyarakat sekitar sebagai salah satu bentuk

timbal balik Yayasan Setia Muda kepada lingkungan sosial.

Alasan mengapa mereka melakukan hal itu adalah dikarenakan

dalam bina lingkungan, harus ada proses timbal balik kepada

masyarakat sekitar. Selain itu, Yayasan Setia Muda juga berupaya

memberikan manfaat selain bagi para anggotanya, tetapi juga

untuk masyarakat sekitarnya.

Masih dengan judul yang sama pada penelitian sebelumnya,

yaitu “Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat Dalam

Mendorong Pembangunan Desa” yang ditulis oleh saudara

Septaning Rena Julika, Irma Irawati, mereka menjelaskan

Pengaruh KIM tidak hanya berkaitan pada perekonomian desa

akan tetapi berkaitan pula pada lingkungan sosial masyarakat.

Dimaksudkan melalui pemberdayaan KIM masyarakat dapat

mengolah informasi yang baik. Keadaan masyarakat desa yang

kencenderungan masyarakat dengan pengetahuan rendah

menuntut kebutuhan KIM di dalam desa sebagai agen penyebaran

informasi dari dan untuk masyarakat. KIM dalam hal ini

seharusnya tidak hanya menyampaikan pesan melalui media sosial

tapi langsung berinteraksi dengan masyarakatnya. Diskominfo

melakukan proses bina lingkungan dalam bentuk penyadaran dan

sosialisasi mengenai pengelolahan informasi pada KIM terutama

169

dalam mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

pembangunan desa. KIM menjadi tangan panjang dari pemerintah

khususnya pemerintah desa. Pemerintah desa dalam hal ini dapat

memanfaatkan KIM untuk ikut andil pada pelaksanaan

pembangunan berdasarkan atas muatan informasi rakyat. Dalam

hal ini, Kontribusi Yayasan Setia Muda kepada masyarakat adalah

mengikutsertakan mereka dalam perencanaa strategi dan beberapa

program, serta memberikan timbal balik berupa kegiatan sosial dan

coaching clinic yang dibuka untuk umum.

4. Bina Kelembagaan

Untuk menciptakan perlindungan lembaga, proses jalannya

demokrasi yang baik, serta memperkuat efektivitas Yayasan Setia

Muda sebagai sebuah lembaga, sanggar ini melakukan beberapa

upaya guna menunjang semua tujuan tersebut. Yayasan Setia

Muda memiliki akreditasi, dimana efek dari akreditasi ini adalah

Yayasan Setia Muda terdaftar secara resmi sebagai salah satu

sanggar yang diakui secara sah oleh konstitusi negara untuk

menjadi lembaga konservasi budaya betawi khususnya kesenian

musik gambang kromong. Keuntungan dari adanya akreditasi atau

pengesahan lembaga ini adalah Yayasan Setia Muda memiliki

kekuatan hukum untuk melindungi haknya, seperti Hak Kekayaan

Intelektual akan karya yang telah mereka miliki. Selain itu, mereka

juga mendapat relasi langsung dari pihak eksekutif dan sering

dipercaya oleh mereka untuk menjadi pengisi acara di beberapa

acara dinas nasional maupun internasional. Akreditasi ini

didapatkan melalui bantuan notaris dengan melengkapi beberapa

170

dokumen untuk diproses menjadi sebuah legalitas yang sah.

Terbukti bahwa Yayasan Setia Muda memiliki reputasi serta

kekuatan dimata hukum untuk semua hak yang dimiliki oleh

sanggar ini.

Muhammad Ikbal mejelaskan melalui penelitiannya berjudul

“Pentingnya Perlindungan Hukum Terhadap Karya Cipta di

Bidang Komputer Dalam Menyongsong Masyarakat ASEAN”,

bahwa Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi

TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right) telah

memiliki landasan hukum bagi perlindungan atas Hak-Hak

Kekayaan Intelektual (HKI) seperti hak cipta, paten, merek, desain

industri dan rahasia dagang. Artinya, Indonesia memiliki hak cipta

atas produk yang diproduksinya sendiri (Akbal, 2015). Sebagai

salah satu upaya bina kelembagaan yang mengatur soal hak cipta,

Yayasan Setia Muda memiliki akreditasi atau legalitas sebagai

suatu lembaga pemberdayaan yang diakui secara sah oleh negara.

Hal tersebut membuat Yayasan Setia Muda memiliki senjata

hukum untuk bisa melindungi karyanya, tak hanya karya, Yayasan

Setia Muda juga memiliki keuntungan lainnya, antara lain

mendpatkan relasi dari pihak eksekutif seperti Dinas Kebudayaan

DKI Jakarta dan kementrian.

Dalam upaya menjadikan sanggar ini sebuah kelembagaan yang

efektif, Yayasan Setia Muda membentuk stuktur organisasi

internal yang terdiri dari berbagai bidang dengan dilengkapi

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga atau AD/ART.

Tujuan dari adanya struktur organisasi ini adalah untuk

171

mengdistribusikan tugas-tugas kepada para anggotanya agar

memiliki tanggung jawab masing-masing. Sedangkan AD/ART

dibuat untuk melindungi, membatasi serta megikat para anggota

didalam sebuah struktur organisasi yang sah. Dengan adanya

proses bina kelembagaan ini membuat para anggota memiliki

pengetahuan akan dunia organisasi serta menunjang mereka untuk

bisa diberdayakan. Dengan adanya struktur organisasi ini membuat

para anggota memiliki wawasan akan bidang yang mereka bawahi

serta mempelajari bidang yang diluar tugas mereka, hal ini

membuat pengetahuan para anggotanya bertambah seiring dengan

proses pelaksanaan demokrasi yang ada di Yayasan Setia Muda.

Namun, AD/ART yang dirancang oleh Yayasan Setia Muda dinilai

belum diimpelentasikan serta belum tersosialisasikan secara baik

kepada para anggota Yayasan Setia Muda. Penyebabnya adalah

AD/ART yang ada saat ini masih dalam bentuk rancangan dan

masih mengalami beberapa revisi, sehingga para badan pengurus

harian menilai bahwa AD/ART Yayasan Setia Muda belum siap

untuk diimplementasikan kepada kegiatan pemberdayaan.

Secara keseluruhan, bina kelembagaan yang dilakukan oleh

Yayasan Setia Muda telah berjalan dengan cukup baik. Yayasan

Setia Muda senantiasa melakukan evaluasi tehadap kendala-

kendala yang mereka hadapi, seiiring dengan berjalannya proses

demokrasi organisasi. Bukti dari efektifnya bina lembaga ini

adalah dapat menunjang proses pemberdayaan anak muda yang

ada di Yayasan Setia Muda menjadi lebih efektif. Meskipun ada

beberapa kendala seperti AD/ART yang belum berfungsi secara

172

penuh dan permasalahan hak cipta, dimana Yayasan Setia Muda

tidak mendapatkan royalti dari karyanya yang diproduksi oleh

label GNP Musik dikarenakan adanya kontrak yang tertera, bahwa

pihak GNP membeli putus karya dari Yayasan Setia Muda,

sehingga pihak sanggar hanya mendapatkan uang “putus”nya saja

tanpa mendapatkan royalti secara terus menerus.

173

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Yayasan Setia Muda merupakan sebuah Sanggar sekaligus

lembaga pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik

gambang kromong yang sudah berjalan dari tahun 1995 hingga

saat ini dan bertempat di Jl. Jambu II No.32, RT.003/RW.002,

Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa. Sampai saat ini,

anggota Yayasan Setia Muda berjumlah 55 orang dengan rentan

usia 14 sampai 42 tahun, dengan jenjang pendidikan dan elemen

masyarakat yang berbeda, mulai dari SD, SMP, SMA, Perguruan

Tinggi hingga yang sudah berkeluarga, berasal dari daerah

Jagakarsa itu sendiri mapun dari luar serta berasal dari suku betawi

maupun bukan dari suku betawi. Seluruh peralatan musik

penunjang pemberdayaan anak muda yang dimiliki Yayasan Setia

Muda sebagian besar merupakan pemberian dari Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta. Yayasan Setia Muda memiliki beberapa

program untuk menunjang kegiatan pemberdayaan anak muda

serta membuat anak muda bisa mendapatkan penghasilan sendiri

seperti pelatihan dan pendampingan musik seni betawi, pembinaan

ekstrakulikuler seni betawi di sekolah, forum seniman betawi

Jakarta Selatan, Coaching Clinic, NGUVI dan manjak atau

manggung. Perlahan namun pasti, seluruh anggota Yayasan Setia

Muda dapat mandiri secara finansial dan memiliki banyak ilmu

seputar musik, kewirausahaan serta jiwa sosial yang tinggi lewat

beberapa pelatuhan, pendampingan, kegiatan dan program yang

174

dilaksanakan oleh Yayasan Setia Muda sehingga, mereka dapat

bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat;

2. Yayasan Setia Muda telah membuat lebih dari satu strategi

dengan tujuan memperbanyak peluang untuk bisa berhasil dan

memenangkan persaingan antar kompetitor. Strategi yang

dirancang oleh Yayasan Setia Muda dilaksanakan dengan

konsisten, dibuktikan dengan masih berlangsungnya kegiatan

pemberdayaan dari generasi pertama hingga saat ini menuju ke

generasi kelima. Strategi yang dirancang juga telah menyatukan

seluruh SDM yang ada di Yayasan Setia dengan mengumpulkan

potensi anak muda lokal maupun diluar daerah Jagakarsa untuk

bisa diberdayakan melalui kesenian musik gambang kromong di

Yayasan Setia Muda. Strategi yang dibuat telah menyatukan

kekuatan dimana Yayasan Setia Muda merekrut anak muda lokal

maupun diluar daerah Jagakarsa yang memiliki potensi lebih dan

skill yang baik untuk menjadi kekuatan utama Yayasan Setia Muda

untuk menciptakan alunan musik yang unik dan padu agar dapat

menonjol dari sanggar lainnya. Setiap strategi Yayasan Setia Muda

merupakan hasil dari beragam perspektif para anggota serta ada

andil masyarakat dalam merumuskannya, sehingga membuat

strategi yang dijalankan kritis dan layak untuk dilaksanakan.

Pihak Yayasan Setia Muda selalu memperhitungan sebarapa

besar resiko yang akan dihadapi, kecil ataupun besar dengan

merujuk pada hasil evaluasi sebagai bahan acuan dalam

menentukan langkah kedepannya. Yayasan Setia Muda juga

memiliki landasan keberhasilan sendiri yang dibuat berdasarkan

175

pengalaman dan keadaaan di lapangan yang kemudian dijadikan

sebagai indikator keberhasilan yang terdiri dari lima tingkatan

yaitu dasar 1, dasar 2, pengembangan 1, pengembangan 2 dan

profesional. Setiap tingkatan memiliki kriteria penilaian sendiri

guna mengetahui sejauh mana para anggota bisa menguasai setiap

materi dan praktik. Selain itu, Yayasan Setia Muda mendapatkan

berbagai dukungan, mulai dari internal organisasi, Dinas

Kebudayaan DKI Jakarta, Tokoh Masyarakat serta masyarakat

sekitar yang ada di lokasi Yayasan Setia Muda;

3. Yayasan Setia Muda telah memenuhi beberapa aspek

pemberdayaan yaitu; 1. Enabeling dengan membangunkan,

memotivasi serta mendorong potensi yang dimiliki oleh setiap

anggota agar bisa keluar lewat beberapa upaya seperti

menghasilkan suasana kekeluargaan, mendapat dukungan dari

masyarakat sekitar, membangun relasi serta mengamalkan

ilmunya dalam bentuk kegiatan sosial. 2. Empowering dengan

melaksanakan beberapa program sebagai upaya nyata untuk bisa

memberdayakan anak muda seperti pelatihan dan pendampingan

musik seni betawi, pembinaan ekstrakulikuler seni betawi di

sekolah, forum seniman betawi Jakarta Selatan, Coaching Clinic,

NGUVI dan manjak atau manggung. 3. Protecting dengan

membuat AD/ART sebagai peraturan sanggar dengan fungsi

mengikat, membatasi dan melindungi, serta memperoleh akreditasi

yayasan untuk mendapatkan legalitas sebagai lembaga yang diakui

secara sah dan dilindungi oleh konstitusi negara;

176

4. Hasil pemberdayaan yang didapatkan oleh anggota Yayasan

Setia Muda adalah; 1. Bina Kemanusiaan, dimana melalui

pelatihan, pendampingan, kegiatan dan program pemberdayaan

yang telah dilaksnakan oleh Yayasan Setia Muda, para anggota

sanggar mendapatkan menghasilkan banyak penghargaan, piagam,

pengalaman serta prestasi yang membuat sebagian dari anggota

sanggar bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan

tinggi berkat prestasi yang diraih serta reputasi yang baik dari

setiap anak yang tergabung sebagai anggota Yayasan Setia Muda.

2. Bina Usaha, dengan adanya produk dan jasa yang ditawarkan

oleh Yayasan Setia Muda sebagai sumber penghasilan dari sektor

kewirausahaan. 3. Bina Lingkungan, lewat berbagai upaya timbal

balik yang dilakukan Yayasan Setia Muda terhadap masyarakat

sekitar yang pada akhirnya menghasilkan dukungan dari

lingkungan sosial, namun sayang, dikarenakan Sanggar ini

bergerak di bidang kesenian dan belum memiliki program yang

berhubungan dengan alam, Yayasan Setia Muda belum memiliki

hasil pemberdayaan yang berasal dari lingkungan hidup. Dan 4.

Bina Lembaga, dengan membuat struktur organisasi yang

memiliki bidang-bidang dibawahnya serta perancangan AD/ART,

membuat para anggota Sanggar memiliki bekal ilmu pengetahuan

seputar organisasi, selain itu, Yayasan Setia Muda lewat akreditasi

legalitas yang dimiliki sebagai sebuah lembaga permberdayaan

melalui kesenian musik gambang kromong, kini Yayasan Setia

Muda memiliki hak cipta atas seluruh karyanya yang dipasarkan

serta melindungi Sanggar ini dari kejahatan yang menyakut

177

konstitusi dan hukum negara. Hal ini merupakan suatu upaya bagi

Yayasan Setia Muda untuk menciptakan kelembagaan yang efektif.

B. Saran

Saran yang diberikan peneliti oleh pihak Yayasan Setia Muda

adalah;

1. Memproduksi karya lagu lebih banyak lagi serta mengcover lagu

yang sedang update dan populer dilakangan masyarakat yang

diarangemen ulang sesuai dengan gaya musik gambang kromong

untuk diupload ke Youtube sebagai momentum mencari audiens

yang lebih banyak lagi;

2. Membuat rate card yang berisi tarif setiap produk dan jasa yang

ditawarkan secara spesifik serta melampirkan dokumentasi foto

maupun video dari hasil produk dan jasa dan kemudian diupload

Instagram sebagai portofolio Yayasan Setia Muda;

3. Menyempurnaka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

serta mensosialisasikannya secara bertahap kepada para anggota

sanggar;

4. Membuat program yang berhubungan dengan lingkungan hidup;

5. Membeli kebutuhan untuk live streaming seperti audio interface

dan kamera beresolusi tinggi serta penyediaan WiFi yang memiliki

koneksi yang cepat guna menunjang kualitas live streaming yang

baik dan berkualitas;

178

6. Mengadakan pelatihan sound engeenering untuk

memaksimalkan output sound yang dikeluarkan saat menjalankan

beberapa program live streaming.

179

DAFTAR PUSTAKA

Agraini, Y. (2020). Implementasi Manajemen Sumber Daya

Manusia Di Mts Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung.

Jurnal Bassicedu, 2(1), 20–35.

Akbal, M. (2015). Pentingnya Perlindungan Hukum Terhadap

Karya Cipta di Bidang Komputer Dalam Menyongsong

Masyarakat ASEAN. Jurnal Universitas Negeri Makassar,

191–201.

Akmaliyah, M. (2016). Pemberdayaan: Kementerian Sosial &

LSPS.

Ananda, D. R. (2017). Eksistensi Gambang kromong. Scholar

Andalas University.

Aristianto, A. (2018). Pemberdayaan Keluarga Lansia Melalui

Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Ayah

Bunda Ceria Kelurahan Tamanan Tulungagung Perspektif

Ekonomi Islam. Skripsi, 22–23.

Ayu Monica, C., Marwa, T., & Yulianita, A. (2019). Analisis

potensi daerah sebagai upaya meningkatkan perekonomian

daerah di Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Ekonomi

Pembangunan, 15(1), 60–68.

https://doi.org/10.29259/jep.v15i1.8825

Dewi, R. C. (2019). Pendampingan Pembuatan AD/ART Dalam

Rangka Meningkatkan Mekanisme Kerja Koperasi Pada

Koperasi Wanita Swatika Desa Miagan Kecamatan

180

Mojoagung Kabupaten Jombang. Comvice : Journal of

Community Service, 3(1), 25–34.

https://doi.org/10.26533/comvice.v3i1.262

DIKA AMIR PRATAMA, W. (2016). Evaluasi Manajemen

Pemberdayaan Masyarakat. In J+Plus Unesa (Vol. 5, Issue

1).

Hardani. Ustiawaty, J. A. H. (2017). Buku Metode Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif (Issue April).

Haris, A. (2014). Memahami Pendekatan Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media. Jupiter, 13(2), 50–

62. journal.unhas.ac.id › index.php › jupiter › article ›

view%0A

Harlenda, M. R. (2016). Sejarah Dan Enkulturasi Musik

Gambang Kromong Di Perkampungan Budaya Betawi.

Jurnal Seni Musik, 5(1), 22–30.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/article/view/11

146

Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). LANDASAN

TEORI (Pemberdayaan Masyarakat). Journal of Chemical

Information and Modeling, 8(9), 1–58.

HIkam, N., Pahmi, P., & Aliyas, A. (2019). Peran Organisasi NU

Terhadap Pengembangan Agama Islam Di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

http://repository.uinjambi.ac.id/1241/

181

Irmawati. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program

Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Jagung Di Desa

Tanah Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Jurnal Publiciana, 16.

J.F.X Susanto Soekiman. (2007). Pengaruh Persepsi Dukungan

Organisasi Eksternal Dan Internal Melalui Komitmen

Karyawan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Perbankan

Di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,

9(2), pp.89-98.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view

/16781

Juliansyah, E. (2017). Strategi Pengembangan Sumber Daya

Perusahaan Dalam Meningkatkan Kinerja PDAM

Kabupaten Sukabumi. Jurnal Ekonomak, 3(2), 19–37.

Julika, S. R., & P, I. I. (2016). Pemberdayaan Kelompok

Informasi Masyarakat Dalam Mendorong Pembangunan

Desa. Public Corner, 11(2).

Mardikanto. (2013). Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan

Masyarakat. Alfabeta.

Mursito, B., Mardikanto, T., & Santoso, S. (2012). THE

EMPOWERMENT OF FURNITURE CRAFSMEN IN

TRANGSAN VILLAGE GATAK SUB-DISTRICT

SUKOHARJO REGENCY. 105–115.

Nawir, M., Hidayat, M. U., & Iskandar, I. (2016). MUSIK

SEBAGAI MEDIA DAKWAH DALAM PEMBERDAYAAN

182

SISWA. Al-Misbah, 12, 233–267.

Nugrahani, F. (2014). METODE PENELITIAN KUALITATIF

dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. In Universitas Bantara

(Vol. 1, Issue 1).

Permana, C. H. A., & Purnomo, D. (2016). Evaluasi Program

Pemberdayaan Masyarakat (Suatu Analisis Dalam

Perspektif Pemberdayaan Masyarakat). Cakrawala Jurnal

Penelitian Sosial, 3(1), 1–19.

Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja

Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan.

LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 13–21.

https://doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645

Publish, P. D. (n.d.). Pengertian Kerangka Berfikir Menurut Para

Ahli. https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif (Qualitative Data

Analysis). Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81.

Setyono, T., & Nugroho, A. (2019). Musik Tongtong Sebagai

Pemberdayaan Ekonomi dan. 23–30.

https://doi.org/10.52969/jsnc.v7i1.110

Sopandi, A. (n.d.). Strategi Dan Kebijakan Pemberdayaan

Masyarakat Di Kabupaten Bekasi.

Steven, S., & Herlambang, S. (2019). Pertunjukan Kesenian

Betawi Milenial. Jurnal Sains, Teknologi, Urban,

Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(1), 332.

183

https://doi.org/10.24912/stupa.v1i1.3991

Suryani, I., & Sagiyanto, A. (2017). TRADISI PALANG PINTU

( Studi Kasus Pada Event Festival Palang Pintu XI ).

Komunikasi, VIII(September), 1–7.

Visnu, Desy Sylvia Indra, M. N. S. R. (2019). Strategi

Komunikasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. E-Journal

Unversitas Atma Jaya Yogyakarta.

Wibawa, L. (2013). Pemberdayaan Pemuda Melalui Social

Capital.

Yanuaria, L. W. (2012). Strategi Pt. Kereta Api Indonesia (Kai)

Dalam Meningkatkan Pelayanan Transportasi Kereta Api

Studi Kasus Di Kantor Daerah Operasi Vii Madiun Periode

Periode 2009-2011. Skripsi, 1–25.

Yustia Putri, W. (2017). Pengaruh Regulator, Kepemilikan

Institutional, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas

Terhadap Carbon Emission Disclosure. Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis, Unpas Bandung, 48–83.

http://repository.unpas.ac.id/30262/7/BAB 3 sa.pdf

184

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Pembimbing

185

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

186

Lampiran 3. Cover Proposal Skripsi

187

Lampiran 4. Pedoman Observasi

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah meneliti

strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan yang

dilakukan oleh Yayasan Setia Muda.

a. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data perihal

strategi, implementasi aspek-aspek dan hasil pemberdayaan

yang dilakukan oleh Yayasan Setia Muda.

b. Aspek yang diamati:

1. Alamat/lokasi Yayasan Setia Muda;

2. Lingkungan fisik di sekitar Yayasan Setia Muda;

3. Kegiatan pelatihan dan pendampingan kesenian musik

gambang kromong;

4. Siapa saja yang terlibat dan berperan dalam

pemberdayaan anak muda melalui kesenian musik

gambang kromong di Yayasan Setia Muda;

5. Data primer berupa observasi dan wawancara, serta data

sekunder berupa studi literatur yang berbentuk laporan

berkala, company profile dan foto-foto kegiatan

pemberdayaan di Yayasan Setia Muda.

NO. Tanggal

Observasi

Objek

Observasi

Deskripsi

1. 26 Oktober

2021

Yayasan

Setia

Muda

Peneliti mendatangi sanggar

gambang kromong Yayasan Setia

Muda yang terletak di Jalan Jl.

188

NO. Tanggal

Observasi

Objek

Observasi

Deskripsi

Jambu II No.32, RT.003/RW.002,

Kelurahan Cipedak, Kecamatan

Jagakarsa sekaligus merupakan

kediaman Bapak Hamdani selaku

pimpinan dan pendiri Yayasan Setia

Muda. Peneliti menggali beberapa

data seperti indikator, program dan

kegiatan pemberdayaan anak muda

yang ada di Yayasan Setia Muda

sebagai studi pendahuluan.

2. 23

Desember

2021

Yayasan

Setia

Muda

Peneliti mendatangi lokasi Sanggar

Yayasan Setia Muda untuk

mengobservasi proses pelatihan dan

pendampingan kesenian musik

gambang kromong.

3. 17 Februari

2022

Yayasan

Setia

Muda

Peneliti mendatangi Yayasan Setia

Muda untuk melakukan observasi

dan melakukan wawancara kepada

Aris Mayadih.

4. 4 Maret

2022

Yayasan

Setia

Muda

Peneliti mendatangi Yayasan Setia

Muda untuk mengobservasi proses

pelatihan dan pendampingan alat

musik gesek betawi dan meneliti

beberapa dokumentasi, laporan

189

NO. Tanggal

Observasi

Objek

Observasi

Deskripsi

berkala serta company profile

Yayasan Setia Muda. Peneliti juga

melakukan wawancara kepada

beberapa narasumber yaitu Ahmad

Rafiq, Fallah Akbar, Muhammad

Yafie dan Muhammad Syarief selaku

orang tua anggota YSM dan sebagai

masyarakat sekitar.

5. 22 Maret

2022

Yayasan

Setia

Muda

Peneliti mendatangi Yayasan Setia

Muda untuk melakukan observasi

proses pelatihan dan pendampingan

alat musik gambang kromong,

melakukan penelitian data sekunder

berupa company profile, wawancara

singkat bersama Bapak Hamdani

terkait tarif manjak, wawancara Aris

Mayadih terkait indikator

keberhasilan dan kriteria penilaian

serta mendata sarana dan prasarana.

Di hari yang sama, peneliti juga

melakukan wawancara kepada

beberapa narasumber yang tergabung

di Yayasan Setia Muda yaitu Wiwit

Megi dan Muhammad Ikbal.

190

Lampiran 5. Pedoman Wawancara

Sejarah Berdirinya Yayasan Setia Muda (Pendiri dan

Pimpinan Yayasan Setia Muda)

1. Siapa yang mendirikan Yayasan Setia Muda?

2. Apa saja kegiatan yang dilakukan Yayasan Setia Muda?

3. Kapan Yayasan SetiaMuda didirikan?

4. Mengapa YSM bisa berdiri hingga sekarang?

5. Dimana letak sanggar YSM?

6. Bagaimana YSM bisa melakukan pemberdayaan anak

muda?

Strategi (Pelatih dan Pembina Yayasan Setia Muda)

7. Apakah strategi yang dibuat telah mengikuti arus

perkembangan anak muda? dan apakah lingkungan sekitar

memberi peluang untuk bergerak maju?

8. Ada berapa strategi yang dibuat oleh Yayasan Setia Muda,

dan apakah strategi yang satu konsisten dengan strategi yang

lain?

9. Apakah strategi yang dilakukan sudah efektif dan

memfokuskan serta menyatukan semua sumberdaya?

10. Apakah strategi yang dibuat telah memusatkan perhatian

pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-

titik yang justru adalah kelemahannya?

11. Apakah sumber daya yang dimiliki YSM sudah kritis dan

layak untuk dilaksanakan?

191

12. Apakah strategi yang dirancang YSM sudah

memperhitungkan resiko yang besar dan terkontrol dengan

baik?

13. Apakah strategi yang dibuat oleh YSM sudah disusn diatas

landasan keberhasilan yang telah dicapai?

14. Apakah strategi yang dibuat telah mendapat dukungan dari

pihak-pihak yang terkait dari para eksekutif dan semua

pimpinan unit dalam organisasi?

Aspek-aspek (Pelatih dan Pembina Yayasan Setia Muda)

15. Enabeling. Apakah YSM telah menciptakan suasana yang

memungkinkan potensi anak muda dapat berkembang?

16. Empowering. Apakah YSM telah memperkuat potensi yang

dimiliki oleh anak muda melalui langkah-langkah nyata yang

menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan

dalam berbagai peluang yang akan membuat anak muda

semakin berdaya?

17. Protecting. Apakah YSM telah melindungi dan membela

kepentingan anak muda di dalam struktur organisasi?

Hasil pemberdayaan (Anggota Yayasan Setia Muda dan

Masyarakat Sekitar)

18. Bina Manusia.

a. Peningkatan Kemampuan Masyarakat: apakah YSM telah

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pendampingan kewirausahaan, profesionalisme, dan

kemandirian?

192

b. Perbaikan Posisi-Tawar: apakah YSM telah melakukan

pengorganisasian masyarakat (community organizing),

menyusun kekuatan bersama (collective capacity),

membangun jejaring (networking) antara pemangku

kepentingan yang terdiri dari: birkorasi, akademisi, pelaku

bisnis, tokoh-masyarakat, dan pelaku/pengelola media?

19. Bina Usaha (Anggota Yayasan Setia Muda dan

Masyarakat Sekitar)

a. Bagaimana cara YSM meningkatan pengetahuan teknis,

utamanya untuk meningkatkan produktivitas, perbaikan

mutu dan nilai-tambah produk?

b. Bagaimana YSM memperbaikan manajemen untuk

meningkatkan efisiensi usaha dan pengembangan jejaring

kemitraan?

c. Bagaimana YSM mengembangan jiwa kewirausahaan

terkait dengan optimasi peluang bisnis yang berbasis dan

didukung oleh keunggulan lokal?

d. Bagaimana YSM meningkatkan aksesibilitas terhadap:

modal, pasar dan informasi?

e. Bagaimana YSM mengadvokasi kebijakan yang berpihak

kepada pengembangan ekonomi rakyat?

20. Bina Lingkungan (Anggota Yayasan Setia Muda dan

Masyarakat Sekitar)

a. Bagiamana YSM melaksanakan upaya pemberdayaan

masyarakat terhadap kesadaran lingkungan?

21. Bina Kelembagaan (Anggota Yayasan Setia Muda dan

Masyarakat Sekitar)

193

a. Seberapa jauh kelembagaan YSM yang telah dibentuk itu

telah berfungsi secara efektif?

Pemberdayaan Masyarakat (Anggota Yayasan Setia Muda

dan Masyarakat Sekitar)

22. Bagaimana YSM membangun kemampuan masyarakat,

mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki? dan apa upaya yang dilakukan YSM

untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan yang

nyata?

Tujuan Pemberdayaan (Anggota Yayasan Setia Muda dan

Masyarakat Sekitar)

23. Sebagai suatu kegiatan yang berproses, apakah

program/kegiatan pemberdayaan anak muda yang dilakukan

YSM telah mengangkat kehidupan anggota sebagai

kelompok sasaran menjadi lebih sejahtera, berdaya atau

mempunyai kekuatan dalam memenuhi kebutuhan hidup

yang utama, dan pada akhirnya akan menciptakan

kemandirian dalam masyarakat?

Prinsip-prinsip Pemberdayaan (Anggota Yayasan Setia Muda

dan Masyarakat Sekitar)

24. Apakah dalam proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh

YSM, terdapat kerja sama yang sifatnya solid diantara

berbagai elemen masyarakat untuk ikut berpatisipasi secara

aktif dalam merealisasikan program yang sudah di rancang

sebelumnya?

194

25. Apakah YSM telah melakukan metode pemberdayaan yang

tepat dan telah disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi

masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan

pemberdayaan?

26. Apakah proses pemberdayaan yang berlangsung bersifat

demokratis dalam arti memberi kesempatan secara longgar

dan leluasa pada anak muda untuk memilih metode mana

yang sepantasnya di gunakan termasuk dalamnya proses

pengambilan keputusan yang di buat anggota YSM sendiri?

27. Apakah prioritas utama YSM sudah mementingkan minat

dan kebutuhan anggota sehingga hasil yang di peroleh lebih

efisien dan efektif?

28. Apakah YSM melakukan kegiatan pemberdayaan yang

diarahkan pada mereka yang termasuk dalam kategori orang

pinggiran dalam arti berada pada tingkat akar rumput

masyarakat?

29. Apakah YSM telah menggunakan prinsip pada keseragaman

budaya?

30. Apakah dalam proses pemberdayaan tenaga fasilitator/

penyuluh/agen pembaharu yang terlibat dalam kegiatan

pemberdayaan anak muda di YSM terdiri orang yang

memiliki keahlian serta keterampilan dalam hal tertentu

terutama pada kegiatan yang membutuhkan tenaga spesialis

untuk kegiatan yang merupakan bagian dari agenda

pemberdayaan anak muda?

31. Dalam proses pemberdayaan anak muda di YSM, apakah

kegiatan sudah menyampaikan konsep dan gagasan yang

195

bersifat teoritis akan tetapi yang jauh lebih penting yaitu

mengikutsertakan secara aktif kelompok sasaran untuk

mencoba melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan apa yang

diarahkan oleh tenaga fasilitator?

32. Dalam hal ini kegiatan pemberdayaan apakah YSM sudah

sesuai dengan nilai budaya lokal kelompok sasaran?

33. Apakah dalam proses pemberdayaan YSM manfaatkan

tokoh masyarakat yang ada dan membantu kelancaran

kegiatan pemberdayaan?

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kesenian Tradisional

Betawi (Anggota Yayasan Setia Muda dan Masyarakat

Sekitar)

34. Apa yang menjadi dasar atau klasifikasi siapa yang bisa

menjadi anggota dan bukan anggota YSM?

35. Apakah ada aturan yang memberi pembatasan terhadap

prilaku anggota YSM?

36. Apakah YSM sudah berkomitmen terhadap kesejahteraan

anggota?

196

Lampiran 6. Transkrip Wawancara

Nama: Bapak Hamdani

Usia: 65 Tahun

Jabatan: Ketua Yayasan

Alat: Kongahyan

Pekerjaan: Fasilitator dan Pimpinan Yayasan Setia Muda

Waktu: 26 Oktober 2021 (Pukul 17.18 - selesai)

1. Siapa yang

mendirikan

YSM?

Pada awalnya, Saya disuruh sama ketua RT sini

buat bikin pementasan buat 17 Agustusan, yaa

kayak semacam pentas seni gitu, awalnya Saya

bingung mau nampilin apa, akhirnya Saya

minjem alat kesana kemari, ngumpulin anak-

anak, terus latihan sampe bisa, dan ternyata pas

pementasan antusiasme warga bagus banget, dari

situ Saya kepikiran buat bikin sanggar ini, karena

sayang aja kalau cuma latihan buat sekali pentas

terus bubar, jadi yaa yang memprakarsai adanya

Setia Muda itu Saya sendiri.

2. Apa saja

kegiatan yang

dilakukan

YSM?

Ada banyak yaa, ada pelatihan dan

pendampingan rutin, program-program

penunjang pemberdayaan anak muda lewat

gambang kromong sama tari betawi juga ada,

intinya disini kita itu ngebuat anak muda itu bisa

197

menghasilkan dari apa yang dia sukain, yaitu

kesenian.

3. Kapan YSM

didirikan?

Jadi waktu itu awal kita latihan itu sekitaran

bulan Agustus lah, tapi baru diresmiinnya itu

tanggal 1 Oktober 1995 pas acara studi

kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta,

awalnya sih namanya sanggar Pemuda, cuma

karena Mcnya salah nyebutin “Berikutnya,

penampilan musik gambang kromong atas nama

bapak Hamdani, mari kita sambut, Sanggar

Setia Muda”, Saya pikir bagus juga ya namanya,

akhirnya Saya pake aja itu nama sampai

sekarang, Saya menganggap kalau nama itu

adalah nama pemberian dari tuhan buat sanggar

ini.

4. Mengapa YSM

bisa berdiri

hingga

sekarang?

Ada beberapa faktor yang menurut Saya Setia

Muda bisa bertahan sampai sekarang, pertama

itu karen rasa kekeluargaan yang Saya bangun

dari awal sampe sekarang itu bukti kalau Setia

Muma masih jalan, karena kalau udah nyaman,

meskipun jenuh, pasti akan balik lagi,

alhamdulillah sekarang udah sampe generasi ke-

4 dan masih akan dilanjutin sama generai-

generasi berikutnya, Saya juga selalu berpesan

buat anak-anak sanggar, jangan pernah ninggalin

keluarga yang ada disini dan jangan sekali-kali

198

jadi orang yang ga bener, karena Seberapapun

jauh kamu melangkah, jangan lupakan tempat

dan identitas asalmu Kedua, kita ga pernah

milih-milih kalian dari mana, rasnya apa, semua

kalau mau belajar dan komitmen, pasti kita

terima, Tak peduli apa sukunya, apa rasnya dan

dimana asalnya, jika mau bergabung dan punya

rasa keinginan yang kuat untuk mendalami

kebudayaan betawi, maka akan selalu kita terima

dan kita akan terus rangkul, ketiga, ga lupa

dukungan dari Dinas Kebudayaan juga yang buat

sanggar ini bisa hidup sampai sekarang, Pada

saat itu kita diberikan alat-alat secara gratis dari

Dinas Kebudayaan Kota Jakarta Selatan, dan

memang kalau dipikir-pikir lucu juga pada saat

MC salah menyebutkan nama sanggar, tapi Saya

menganggap, bahwa itu merupakan sebuah

anugerah dari tuhan untuk sanggar ini.

5. Dimana letak

sanggar YSM?

Pada awalnya Saya latihan sama beberapa orang

itu di kebun miliki ayah Saya, masih make terpal

buat atapnya, sekarang alhamdulillah udah

punya rumah sendiri dan kegiatan sanggar Saya

pindah kesini, lokasinya di Jl. Jambu II No.32,

RT.003/RW.002, Kelurahan Cipedak,

Kecamatan Jagakarsa.

199

6. Bagaimana

YSM bisa

melakukan

pemberdayaan

anak muda?

Saya berfikir, bahwa presiden dimasa depan itu

pasti anak muda yang sedang ada di masa ini,

nah, ada baiknya kalau anak muda itu

diberdayakan sedini mungkin biar di masa

depan, mereka sudah punya bekal untuk sukses.

Jadi itulah mengapa Saya buat sanggar ini

sebagai wadah tempat anak muda bisa

berkembang dan melatih potensinya.

Nama: Aris Mayadih

Usia: 24 Tahun

Jabatan: Wakil Ketua

Alat: Kongahyan

Pekerjaan: Guru Seni Budaya dan Keterampilan MA Citra

Cendikia

Waktu: 17 Februari 2021 (Pukul 19.32 – selesai)

1. Ada berapa

strategi yang

dibuat oleh

Yayasan Setia

Muda, dan

apakah strategi

yang satu

konsisten

Kita ada banyak put strategi yang dibuat, ada

yang dibikin khusus buat anggota sanggar,

misalnya dari segi arangsemen musiknya, gara

musik sama unsur-unsur yang lainnya, selain itu

juga juga ada pembinaan, konseling, pelatihan

sama evaluasi sih buat lebih meksimalin SDM

yang kita punya, sama yang terakhir itu ada

regenerasi, kebanyang kan yaa kalau gaada

penerus-penerus dari kita gimana, karena kan

200

dengan strategi

yang lain?

sanggar gambang kromong ga cuma kita aja, ada

banyak khususnya di Jakarta, jadi kita berusaha

buat maksimalin SDM yang kita punya dan buat

Setia Muda jadi sanggar yang punya khas unik.

Kalau strategi eksternal sendiri ya itu buat kita

ngepromosiin Yayasan Setia Muda ke khalayak

luar, mau itu mereka gabung ke kita atau make

jasa kita, itu sih tujuan strategi yang dibuat. Nah

biar semua strategi itu konsisten, upaya yang kita

lakuin salah itu ada membangun suasana

kekeluargaan, mendapatkan dukungan dari

masyarakat, sama mencari relasi biar kita punya

banyak kenalan buat saling tukeran info.

2. Apakah strategi

yang dibuat

telah mengikuti

arus

perkembangan

anak muda? dan

apakah

lingkungan

sekitar memberi

peluang untuk

bergerak maju?

Yang tadi Saya bilang, di strategi internal

khususnya dari gaya musik yang kita sajikan, itu

pasti kita bakalan mengkolaborasikan sama

notasi-notasi modern, jadi tradisionalnya dapet,

modernya juga dapaet. Yaa tentu masyarakat

sekitar mendukung banget, apalagi Setia Muda

ini setau Saya adalah satu-satunya sanggar yang

ada di Jagakarsa, jadi mereka nganggep kalau

Setia Muda itu sebagai identias dan aset

Jagakarsa. Karena anak muda zaman sekarang

lebih mencintai budaya luar daripada budaya

sendiri, yaa gabisa disalahin juga sih yaa, tapi

setidaknya cara ini kita lakukan biar kebudayaan

201

kita ga terpinggirkan lah ya tapi itu yang jadi

alesan Setia Muda itu tidak akan termakan oleh

zaman sebab kami terus mengikuti

perkembangan zaman.

3. Apakah strategi

yang dilakukan

sudah efektif

dan

memfokuskan

serta

menyatukan

semua

sumberdaya?

Disini kita tuh dar berbagai macam latar

belakang put, ada yang S1nya di musik, ada

yang komunikasi, ada yang ekonomi dll. Nah

sebisa mungkin semua kelebihan itu kita

manfaatin buat majuin Yayasan Setia Muda dari

berbagai sektor, itu juga yang ngebuat Setia

Muda ga cuma jadi sanggar kesenian aja, tapi

kita juga sebagai pusat bisnis dan penyedia jasa

untuk keperluan event-event tertentu.

4. Apakah strategi

yang dibuat

telah

memusatkan

perhatian pada

apa yang

merupakan

kekuatannya dan

tidak pada titik-

titik yang justru

adalah

kelemahannya

Yang tadi Saya bilang yaa, pasti setiap ada

potensi atau kelebihan, pasti kita jadiin kekuatan,

misal, ada banyak nih anggota kita yang reputasi

soal musiknya udah terkenal, yaa kita pasti juga

memanfaatkan potensi itu untuk sanggar,

terutama di segi permainan saat manjak yaa,

udah terbukti kalau Setia Muda itu pasti mainnya

enak dan pilihan lagunyha juga ga bakal

ngebosenin. Dan untuk kelemahan sendiri yaa,

pasti sih kita punya kelemahan, tapi sebisa

mungkin, kita gamau ngasih kelemahan kita ke

pihak luar, selama kelemahan itu masih ada,

202

pasti akan kita buat kelemahan itu jadi sebuah

kekuatan.

5. Apakah strategi

yang dimiliki

YSM sudah

kritis dan layak

untuk

dilaksanakan?

Untuk saat ini amat sangat cukup layak an kritis

put, karena apapun yang kita lakukan, pasti

melewati musyawarah, nah dari musyarawah itu

kan pasti banyak perbedaan pandangan yaa,

perbedaan itu yang buat strategi kita itu makin

kaya dan punya banyak opsi, jadi bisa dibilang

kita gaakan kehabisan cara buat terus bikin

strateg-strategi lainnya.

6. Apakah strategi

yang dirancang

YSM sudah

memperhitungka

n resiko yang

besar dan

terkontrol

dengan baik?

Ketika sebuah strategi dirancang yang kemudian

akan dilaksanakan, sebuah resiko tentunya tidak

dilihat dari satu sisi saja, terkadang suatu resiko

harus dihadapi untuk bisa melangkah maju dan

menyukseskan kegiatan pemberdayaan dan

memajukan serta mensejahterakan anggota

Yayasan Setia Muda. Setiap sebulan sekali atau

pasca seelsai ngelaksanain program kita pasti ada

yang namanya evaluasi, nah hasil evaluasi itu

yang kita jadiin patokan untuk bisa memperkecil

resiko dimasa yang akan datang.

7. Apakah strategi

yang dibuat oleh

YSM sudah

disusun diatas

landasan

Kita itu punya indikator keberhasilan put, jadi

ada 5 tahap, dasar 1, dasar 2. Pengembangan 1,

pengembangan 2 dan yang terakhir profesional,

nah dari kelima tahapan tersebut itu ada

penilaiannya, jadi kalau si anak ini berhasil

203

keberhasilan

yang telah

dicapai?

memenuhi ketentuan tersebut, maka dia layak

buat naik ke tahap selanjutnya.

8. Apakah strategi

yang dibuat

telah mendapat

dukungan dari

pihak-pihak

yang terkait dari

para eksekutif

dan semua

pimpinan unit

dalam

organisasi?

Semua mendukung, dari atas sampai bawah,

karena emang kecintaan kita sama dan tujuan

kita sama, yaitu mensejahterakan para anggota.

9. Apakah YSM

telah melakukan

pengorganisasia

n masyarakat

(community

organizing),

menyusun

kekuatan

bersama

(collective

capacity),

membangun

Pertama Yayasan ini sudah kami anggap sebagai

rumah kedua, tempat curhat, menyelesaikan

masalah pribadi bahkan kamipun suka tidur dan

bermalam disini, jadi pusat dari semua kegiatan

yaa kita lakuin disini. Kita selalu ngumpulin

kekuatan, mengidentifikasinya, lalu

menyusunnya agar jadi kekuatan yang utuh dan

konsisten. proses rekruitmen juga kita utamain

yaa yang ada di cakupan daerah Jagakarsa, jadi

potensi-potensi lokal dulu nih yang kita

utamakan,lalu kita tempatin mereka sesuai minat

dan bakatnya, tapi dari luar juga amat sangat

204

jejaring

(networking)

antara

pemangku

kepentingan

yang terdiri dari:

birkorasi,

akademisi,

pelaku bisnis,

tokoh-

masyarakat, dan

pelaku/pengelol

a media?

boleh kok. Nah kita juga banyak nih ngebangun

relasi-relasi buat mempermudah kita untuk

mencapai tujuan,ada dari mitra-mitra sekolah,

tokoh masyarakat, beberapa media kaya media

cetak, televisi maupun media sosial, dan ada

salah satu pelau bisnis juga, yaitu pebisnis ikan

air tawar yang rutin ngasih kita donasi setiap

bulannya dan kadang-kadang ngasih ikan juga

buat kita makan bareng-bareng. Untuk bisa

ngebuat fungsi dari organisasi itu jalan dan biar

ada suatu keterikatan yaa, kita punya AD/ART,

tujuannya biar semua hal-hal kolektif itu bisa

menempel terus dan ga kepisah-pisah, cuma

draftnya masih belum selesai dan masih ada

perbaikan, tapi insyallah kita mau evaluasi

perihal AD/ART ini, karena salah satu syarat

akreditasi Yayasan itu kan punya konstitusi

sendiri yang mengatur jalannya organisasi, jadi

kita akan mencoba menyempurnakan kembali

AD/ART ini dan kemudia mensosialisasikannya

secara bertahap kepada semua anggota.

10. Bagaimana

YSM

membangun

kemampuan

masyarakat,

Mendorong, kita masih ngedorong setiap

anggota buat munculin setiap potensinya,

awalnya kita bangunin dulu tuh potensinya,

kalau udah kita motivasi biar dia lebih semangat

lagi buat ningkatin kapasitas dirinya dan yang

205

mendorong,

memotivasi,

membangkitkan

kesadaran akan

potensi yang

dimiliki? dan

apa upaya yang

dilakukan YSM

untuk

mengembangka

n potensi itu

menjadi

tindakan yang

nyata?

terakhir membangkitkan agar si anggota ini bisa

lebih maksimal dalam meingkatkan minat dan

bakatnya, semua itu kita lakuin lewat pelatihan

dan pendampingan musik gambang kromong dan

beberapa program yang kita rancang buat

menunjang pemberdayaan anak muda yang ada

di Setia Muda. Sebab jika potensi yang dimiliki

anak muda tersebut hanya dibiarkan tertidur

tanpa kita sadarkan, potensi itu gak akan

kemana-mana dan tidak akan memberikan

perubahan kepada si anak muda

11. Apakah YSM

telah melakukan

metode

pemberdayaan

yang tepat dan

telah

disesuaikan

dengan kondisi

sosial ekonomi

masyarakat yang

menjadi

kelompok

Yaa karena daerah ini mayoritasnya orang

betawi, Saya rasa sih sanat relevan kalau kita

memberdayakan mereka sesuai dengan potensi

dan identitas lokal yang ada.

206

sasaran kegiatan

pemberdayaan?

12. Apakah YSM

melakukan

kegiatan

pemberdayaan

yang diarahkan

pada mereka

yang termasuk

dalam kategori

orang pinggiran

dalam arti

berada pada

tingkat akar

rumput

masyarakat?

Setau saya untuk saat ini semua anggota kami

alhamdulillah berkecukupan, bahkan ada yang

bisa sampai kuliah, walaupun mungkin ada

beberapa mereka yang kekurangan dari segi

finansial, tapi kalau di sanggar ini kami ga akan

membiarkan hal itu terjadi, justru tujuan dari

Setia Muda ini biar mereka yang kekuarangan

bisa berkecukupan.

13. Apakah YSM

telah

menggunakan

prinsip pada

keseragaman

budaya?

Sudah, karena kami memberdayakan anak muda

yang mayoritas sukunya betawi, dengan

kesenian lokal yaitu gambang kromong, dimana

gambang kromong merupakan musik kesenian

tradisional betawi.

14. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

tenaga

Jadi sesuai sama indikator yang tadi, setiap

anggota yang sudah ada di tahap profesional itu

kita jadikan sebagai pelatih untuk melatih

anggota yang masih ada di 4 tahap dibawah

207

fasilitator/

penyuluh/agen

pembaharu yang

terlibat dalam

kegiatan

pemberdayaan

anak muda di

YSM terdiri

orang yang

memiliki

keahlian serta

keterampilan

dalam hal

kesenian musik

gambang

kromong?

tahap profesional, nah untuk fasilitator sendiri,

karena lokasi sanggar ini juga sebenernya rumah

pak Hamdani, jadi yaa fasilitator sekaligus

penyuluh dan pembimbing kami yaa pak

Hamdani.

15. Dalam proses

pemberdayaan

anak muda di

YSM, apakah

kegiatan sudah

menyampaikan

konsep dan

gagasan yang

bersifat teoritis

akan tetapi yang

Jadi di Setia Muda, itu lebih banyak praktiknya

sebetulnya daripada teori, karena kalau diitung-

itung, yaa paling belajar teori seminggi sekali,

tapi buat manjaknya bisa 2-3 kali seminggu, jadi

bisa diitung kan yaa perbandingannya. Pak

Hamdani juga selalu menyerahkan perihal

arangsemen musik khususnya notasi ang sifatnya

modern kepada kami, karena memang beliau

beranggapan kalau mau ngikutin zaman, yaa

harus belajar sesuai zamannya.

208

jauh lebih

penting yaitu

mengikutsertaka

n secara aktif

kelompok

sasaran untuk

mencoba

melakukan

kegiatan sendiri

sesuai dengan

apa yang

diarahkan oleh

tenaga

fasilitator?

16. Dalam hal ini

kegiatan

pemberdayaan

apakah YSM

sudah sesuai

dengan nilai

budaya lokal

kelompok

sasaran?

Jawabannya sama yaaa sama pertanyaan

sebelumnya, apa yang kita berdayakan disini

pastinya sesuai dengan budaya lokal, yaitu

budaya betawi.

17. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

Banyak banget tokoh masyarakat yang ngebantu

sanggar ini dari dulu sampai sekarang, bahkan

karena adanya relasi kita dengan beberapa pihak

209

YSM

manfaatkan

tokoh

masyarakat yang

ada dan

membantu

kelancaran

kegiatan

pemberdayaan?

eksekutif sama tokoh-tokoh masyarakat, kita jadi

bisa dapet orderan manjak dari rekomendasi

yang mereka kasih ke orang-orang.

18. Apa yang

menjadi dasar

atau klasifikasi

siapa yang bisa

menjadi anggota

dan bukan

anggota YSM?

Gaada klasifikasi khusus harus jago, yang

penting konsisten, niat, tekun dan mau belajar.

19. Apakah ada

aturan yang

memberi

pembatasan

terhadap prilaku

anggota YSM?

Kita ada AD/ART put, yaa isinya seputar

internal organisasi kayak adab selama latihan,

larangan-larangan, hak dan kewajiban, tujuannya

ya mengikat, melindungi dan membatasi para

anggota kita.

20. Apakah YSM

sudah

berkomitmen

terhadap

Tentunya, karena meskipun kita berkomitmen

dari segi ekonomi, kita juga berkomitmen untuk

kesehateraan sosial para anggota kami.

210

kesejahteraan

anggota?

Nama: Ahmad Rafiq

Usia: 24 Tahun

Alat: Saxophone

Jabatan: Anggota bidang 1

Pekerjaan: Guru Seni Budaya dan Keterampilan MAN 4 Jakarta

Waktu: 4 Maret 2022 (Pukul 13.03 – Selesai)

1. Apakah YSM

telah

menciptakan

suasana yang

memungkinkan

potensi anak

muda dapat

berkembang?

Memungkinkan banget bahkan pasti bisa

berkembang, karena semuanya disini saling

ngedukung satu sama lain dan gaada yang

namanya jago-jagoan.

2. Apakah YSM

telah

memperkuat

potensi yang

dimiliki oleh

anak muda

Di Setia Muda kan banyak yaa program-

programnya, setau Saya dari program-program

itu udah banyak banget manfaat yang bisa

didapet, contohnya Saya, Saya ini orang betawi

tapi gatau apa-apa dulu soal kesenian betawi,

nah pas udah jadi anggota Setia Muda, Saya

berasa jadi orang betawi sejati.

211

melalui langkah-

langkah nyata

3. Apakah YSM

telah melindungi

dan membela

kepentingan anak

muda di dalam

struktur

organisasi?

Pasti sih, yaa kalau ada kepentingan yang

mendesak dan itu berhubungan sama organisasi

pasti bakal kita prioritasin.

4. Apakah YSM

telah

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

melalui

pendampingan

kewirausahaan,

profesionalisme,

dan

kemandirian?

Di Setia Muda kan ada beberapa tahapan yaa

dan tahap yang trakhir itu tingkat

profesionalisme, untuk menuju tahap

profesionalisme itu pasti didampingi terus,

buktinya ya udah sampe generasi ke 4 sanggar

ini masih eksis dikalangan warga Ciganjur.

5. Seberapa jauh

kelembagaan

YSM yang telah

dibentuk itu telah

berfungsi secara

efektif?

Efektif sih, setiap bidang yang Saya tau yaa ada

tugasnya masing-masing dan dibagi-bagi biar ga

repot sendirian, Cuma kalau AD/ART Saya

masih belum paham seluk beluknya.

212

6. Apakah

program/kegiatan

pemberdayaan

anak muda yang

dilakukan YSM

telah mengangkat

kehidupan

anggota sebagai

kelompok

sasaran menjadi

lebih sejahtera?

Sejahtera sih pastinya, waktu sebelum pandemi

bisa kali ya dapet 2-3 kali manjak dalam

seminggu, itu baru seminggu, kalau lagi rame

mah bisa lebih, yaa Alhamulillah bisa sesuai

UMR bahkan lebih. Dan ga lupa Saya juga bisa

lanjut kuliah karena ada campur tangan dari

Setia Muda, setiap Saya dapat sertifikat dari

Yayasan Setia Muda, pasti Saya kumpulkan,

dan setiap ilmu yang Saya dapat disini, Saya

aplikasikan disaat Saya mengikuti berbagai

kompetisi dan alhamdulillah bisa menang

berkali-kali, semua setrtif itulah yang bisa buat

Saya dapat beasiswa dan bisa melanjutkan

pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

7. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

yang

dilaksanakan

oleh YSM,

terdapat kerja

sama yang

sifatnya solid

diantara berbagai

elemen

Masyarakat yang Saya tau sih mendukung

banget yaa, gaada yang ngeluh-ngeluh juga

perihal brisik karena lagi latihan, yang ada

malah mereka kayak ngasih makanan gitu buat

anak-anak yang lagi latihan.

213

masyarakat untuk

ikut berpatisipasi

secara aktif

dalam

merealisasikan

program yang

sudah di rancang

sebelumnya?

8. Apakah proses

pemberdayaan

yang berlangsung

bersifat

demokratis

Sejauh ini sih yang Saya rasa berjalan dengan

benar yaa, setiap pengambilan keputusan pasti

selalu lewat musyawarah.

9. Apakah prioritas

utama YSM

sudah

mementingkan

minat dan

kebutuhan

anggota sehingga

hasil yang di

peroleh lebih

efisien dan

efektif?

Yaa kalau butki kongkritnya udah ada di Saya

yaa, minat Saya kan di saxophone sama flute,

sekarang Saya udah lancar mainin dua alat itu,

dan udah bisa dapet penghasilan juga dari situ.

214

10. Apakah menjadi

anggota YSM

membuat hidup

menjadi lebih

baik?

Lebih baik banget sih, pokoknya kalau gabung

disanggar ini jangan takut kelaperan sama

kehausan.

Nama: Fallah Akbar

Usia: 20 Tahun

Alat: Saxophone

Jabatan: Koordinator bidang 2

Pekerjaan: Mahasiswa Pendidikan Seni Musik UNJ

Waktu: 4 Maret 2022 (Pukul 15.11 – selesai)

1. Apakah YSM

telah

menciptakan

suasana yang

memungkinkan

potensi anak

muda dapat

berkembang?

Nyaman banget sih bang, tempat ini udah Saya

anggep rumah sendiri meskipun bukan rumah

Saya, yaa namanya kalau udah nyaman, pasti

mau ngapain aja juga enak.

2. Apakah YSM

telah

memperkuat

potensi yang

Yang paling kerasa sih dari manjak yaa bang,

dari situ alhamdulillah dapet bisa dapet

penghasilan, terus dari program –program

215

dimiliki oleh

anak muda

melalui langkah-

langkah nyata

lainnya kaya coaching clinic itu berguna banget

di kehidupan kampus Saya.

3. Apakah YSM

telah melindungi

dan membela

kepentingan anak

muda di dalam

struktur

organisasi?

Kalau ada apa-apa sama Saya pasti Saya

lapornya ke anak-anak sini dulu, karena rasa

kekeluargaan yang erat yaa, jadi Saya udah

dianggep sebagai adik kali yaa, jadi selalu

ditolongin kalau ada masalah.

4. Apakah YSM

telah

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

melalui

pendampingan

kewirausahaan,

profesionalisme,

dan

kemandirian?

Kalau dari kewirausahaan sih engga ya bang

karena itu bukan bagian Saya, tapi kalau dari

profisionalisme dan kemandirian, yaa

alhamdulillah dari profesi Saya yang sekarang

ini, Saya bisa mandiri,terutama soal

pemasukannya, itung-itung bisa ngeringanin

biaya jajan orang tua. Kalau sebelum dan

sesudah masuk sanggar ini sih, yang paling

signifikan itu pemasukannya, sekali manjak bisa

dapat Rp.350.000 sampai Rp.500.000 sekali

manjak, dan seminggu sekali sebelum pandemi,

itu bisa dapat 3 panggung.

5. Seberapa jauh

kelembagaan

YSM yang telah

Sejauh ini sih perihal surat menyurat, rapat –

rapat dll Saya masih paham, Kalau AD/ARTnya

sih Saya tau, tapi Saya merasa belum

216

dibentuk itu telah

berfungsi secara

efektif?

tersosialisasikan dengan baik sehingga Saya

belum tau apa isi dari AD/ART tersebut.

6. Apakah

program/kegiatan

pemberdayaan

anak muda yang

dilakukan YSM

telah mengangkat

kehidupan

anggota sebagai

kelompok

sasaran menjadi

lebih sejahtera?

Iyaa bang, sejahtera dari segi penghasilan,

sejahtera dari segi ilmu, yaa pokoknya kalau ada

niat mah pasti sejahtera sih bang.

7. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

yang

dilaksanakan

oleh YSM,

terdapat kerja

sama yang

sifatnya solid

diantara berbagai

elemen

Mendukung banget sih bang, soalnya kalau

Setia Muda lagi latihan atau bikin ujian

pelatihan gitu pasti pada nonton, kadang juga

ada yang nyawer buat Setia Muda.

217

masyarakat untuk

ikut berpatisipasi

secara aktif

dalam

merealisasikan

program yang

sudah di rancang

sebelumnya?

8. Apakah proses

pemberdayaan

yang berlangsung

bersifat

demokratis

Sejauh ini sih Saya merasa lancar-lancar aja yaa

bang, soalnya kalau ada apa-apa pasti saling

koordinasi dulu sih.

9. Apakah prioritas

utama YSM

sudah

mementingkan

minat dan

kebutuhan

anggota sehingga

hasil yang di

peroleh lebih

efisien dan

efektif?

Major Saya sebenernya di Saxophone bang, dan

dari minat Saya di saxophone tu Saya bisa dapet

penghasilan, intinya Saya senang bisa dapet

penghasilan dari apa yang Saya suka.

10. Apakah menjadi

anggota YSM

Lebih baik jelas bang, terutama dari segi

penghasilan sih yaa.

218

membuat hidup

menjadi lebih

baik?

Nama: Muhammad Yafie

Usia: 18 Tahun

Alat : Kendang

Jabatan: Anggota bidang 1

Pekerjaan: Siswa SMA

Waktu: 4 Maret 2022 (17.30 – selesai)

1. Apakah YSM

telah

menciptakan

suasana yang

memungkinkan

potensi anak

muda dapat

berkembang?

Selama Saya jadi anggota, suasananya sih asik,

rasa kekeluargaannya erat dan tempat ini jadi

tempat yang tepat buat menggali potensi Saya,

Cuma kadang, Kalau boleh jujur, kadang masih

ada yang meragukan dengan cara Saya bermain

alat musik, sebenarnya Saya sedikit geram, tapi

Saya memilih diam untuk menjaga kerukunan.

2. Apakah YSM

telah

memperkuat

potensi yang

dimiliki oleh

anak muda

Lewat beberapa program yang udah Saya

jalanin sih alhamdulillah ada dampaknya bagi

Saya, Saya jadi punya banyak ilmu soal musik

dan ilmu itu bisa Saya implementasiin ke

pelajaran sekolah.

219

melalui langkah-

langkah nyata

3. Apakah YSM

telah melindungi

dan membela

kepentingan anak

muda di dalam

struktur

organisasi?

Kalau ada masalah pribadi maupun organisasi,

pasti dibahas disini, kadang bisa nginep

semaleman sambil cerita-cerita, intinya kita

saling jaga satu sama lain.

4. Apakah YSM

telah

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

melalui

pendampingan

kewirausahaan,

profesionalisme,

dan

kemandirian?

Alhamdulillah Saya sudah sampai tingkatan

profesional, dan bisa dapet uang jajan sedikit-

sedikit, itu semua ya karena sangar ini.

5. Seberapa jauh

kelembagaan

YSM yang telah

dibentuk itu telah

berfungsi secara

efektif?

Jujur kalau Saya sebenarnya masih kurang

paham soal AD/ART, yaa Saya sekarang ini

Cuma jalanin apa yang disuruh aja, tapi untuk

beberapa program yang dijalanin sih dari segi

pembagian tugasnya rapih.

220

6. apakah

program/kegiatan

pemberdayaan

anak muda yang

dilakukan YSM

telah mengangkat

kehidupan

anggota sebagai

kelompok

sasaran menjadi

lebih sejahtera?

Yaaa sebelum pandemi sih kadang dari manjak

itu bisa dapet sekitar 1 jutaan perbulan, kalau

lagi banyak bisa 2 jutaan, alhamdulillah jadi

bisa ngeringanin orang tua buat tambahan jajan.

7. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

yang

dilaksanakan

oleh YSM,

terdapat kerja

sama yang

sifatnya solid

diantara berbagai

elemen

masyarakat untuk

ikut berpatisipasi

secara aktif

dalam

Karena masyarakat sini juga udah paham yaa

kalau sanggar ini semacam identitas budaya

mereka, jadi apapun yang kita lakuin pasti

mereka dukung sih.

221

merealisasikan

program yang

sudah di rancang

sebelumnya?

8. Apakah proses

pemberdayaan

yang berlangsung

bersifat

demokratis

Kalau disini sih semua beban dibagi bareng-

bareng, mau itu diskusi soal arangemen musik,

atau soal rancangan program, itu pasti pak

Hamdani minta pendapat kita juga.

9. Apakah prioritas

utama YSM

sudah

mementingkan

minat dan

kebutuhan

anggota sehingga

hasil yang di

peroleh lebih

efisien dan

efektif?

Dari awal Saya gabung di sanggar ini kan minat

Saya di kendang, dan selama disini pelatihnya

selalu dukung Saya buat main kendang lebih

baik lagi, sampe akhirnya Saya bisa ngelatih

sekarang.

10. Apakah menjadi

anggota YSM

membuat hidup

menjadi lebih

baik?

Yaa alhamdulillah ada lah pasti yang berubah

dalam hidup, intinya Saya bisa mencintai

profesi Saya sebagai seniman dan bisa dapet

penghasilan dari sini itu udah bukti kalau Setia

Muda udah bikin hidup saya lebih baik.

222

Nama: Muhammad Ikbal

Usia: 23 Tahun

Alat: Kendang

Jabatan: Anggota bidang 3

Pekerjaan: Pelatih dan Pendamping Yayasan Setia Muda

Waktu: 22 Maret 2022 (19.30 – selesai)

1. Apakah YSM

telah

menciptakan

suasana yang

memungkinkan

potensi anak

muda dapat

berkembang?

Suasanya sih enak yaa, yang bikin Saya nyaman

sih terutama sama kekeluargaanya.

2. Apakah YSM

telah

memperkuat

potensi yang

dimiliki oleh

anak muda

melalui langkah-

langkah nyata

Kalau lewat program-program yang udah kita

jalanin sih terbukti yaa ada hasilnya, kalau buat

Saya pasti dari segi penghasilan sama ilmu-ilmu

baru yang Saya gabisa dapet di sekolah.

223

3. Apakah YSM

telah melindungi

dan membela

kepentingan anak

muda di dalam

struktur

organisasi?

Pastinya kalau ada masalah apapun, mau itu

masalah pribadi, masalah organisasi, pasti kita

prioritasin.

4. Apakah YSM

telah

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

melalui

pendampingan

kewirausahaan,

profesionalisme,

dan

kemandirian?

Saya sekarang ini kan jadi pelatih yaa dan udah

ngelewatin fase tingkatan profesional, yaa

karena beberapa ilmu yang Saya dapet juga

disini akhirnya Saya bisa berprofesi sebagai

seniman profesional dan bisa mandiri juga.

5. Seberapa jauh

kelembagaan

YSM yang telah

dibentuk itu telah

berfungsi secara

efektif?

Kalau dari segi bagian struktur organiasi terus

bidang-bidangnya mah Saya paham, Cuma

kalau AD/ART itu belum terlalu paham.

6. Apakah

program/kegiatan

Kalau dari pandangan Saya yaa, mungkin kalau

dari segi penghasilan itu udah pasti, tapi bukti

224

pemberdayaan

anak muda yang

dilakukan YSM

telah mengangkat

kehidupan

anggota sebagai

kelompok

sasaran menjadi

lebih sejahtera?

nyata yang lain itu, lewat sanggar ini, beberapa

anggota udah bisa kuliah karena usaha sendiri

udh banyak juga yang sarjana, bahkan aa

tommy, itu lagi S3 sekarang, jadi kalai sejahtera

sih udah pasti, karena kalau udah sarjana

kemungkinan buat nyari kerja tetapnya sih

gampang.

7. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

yang

dilaksanakan

oleh YSM,

terdapat kerja

sama yang

sifatnya solid

diantara berbagai

elemen

masyarakat untuk

ikut berpatisipasi

secara aktif

dalam

merealisasikan

program yang

Masyarakat sekitar mendukung banget, apalagi

banyak juga orang tua yang masukin anaknya

kesini buat dilatih jadi seniman betawi, mungkin

kalau menurut Saya sih itu yaa, masyarakat

berpartisipasi di program pelatihan dan

pendampingan gambang kromong dengan cara

masukin anak mereka kesini.

225

sudah di rancang

sebelumnya?

8. Apakah proses

pemberdayaan

yang berlangsung

bersifat

demokratis

Demokratis banget yaa, apalagi kan nanti mau

ada AD/ADRT nih, pasti dengan adanya itu bisa

buat struktur organisasi Setia Muda lebih kokoh

daripada yang sebelumnya.

9. Apakah prioritas

utama YSM

sudah

mementingkan

minat dan

kebutuhan

anggota sehingga

hasil yang di

peroleh lebih

efisien dan

efektif?

Itu pasti, karena kan kalau kita ngejalanin

sesuatu yang ga kita minatin apa kedepannya

bakal baik, kan engga yaa.

10. Apakah menjadi

anggota YSM

membuat hidup

menjadi lebih

baik?

Baik banget sih, dari segi penghasilan, ilmu

sama relasi sih yang penting, karena kita juga

bisa dapet penghasilan diluar sanggar lewat

relasi-relasi itu.

226

Nama: Wiwit Megi

Usia: 28 Tahun

Alat: Gambang

Jabatan: Ketua bidang 4

Pekerjaan: Pelatih dan Pendamping Yayasan Setia Muda

Waktu: 22 Maret 2022 (Pukul 15.54 – selesai)

1. Apakah YSM

telah

menciptakan

suasana yang

memungkinkan

potensi anak

muda dapat

berkembang?

Suasananya sih mendukung yaa, karena alatnya

lengkap dan yaa bisa diliat sendiri dimana-mana

ada alat, namanya juga sanggar kesenian, kalau

gaada alat peraganya bukan sanggar kesenian

namanya.

2. Apakah YSM

telah

memperkuat

potensi yang

dimiliki oleh

anak muda

melalui langkah-

langkah nyata

Saya bisa dapet uang jajan hasil kerja sendiri itu

disini bang, waktu itu lewat manjak sih,

beberapa program juga itu nambah wawasan

Saya juga terutma soal kesenian.

3. Apakah YSM

telah melindungi

Sejauh ini sih yang Saya liat kita saling

melindungi yaa, misal ada temen kita yang lagi

227

dan membela

kepentingan anak

muda di dalam

struktur

organisasi?

dirawat di rumah sakit, apapun keadaanya pasti

kita duluan yang bantu, ya karena rasa

kekeluargaannya udah erat sih yaa mau

digimanain lagi.

4. Apakah YSM

telah

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

melalui

pendampingan

kewirausahaan,

profesionalisme,

dan

kemandirian?

Karena Saya koordinator bidang 4, jadi kalau

dari segi kewirausahaan sih pasti ada, yaa

contohnya Saya bisa tau ilmu bisnis konfeksi,

kuliner yaa dari sini.

5. Seberapa jauh

kelembagaan

YSM yang telah

dibentuk itu telah

berfungsi secara

efektif?

Sejauh ini sih paham-paham aja sih yaa bang,

kalau AD/ARTnya sih itu yang masih belom

paham, mungkin nunggu dari petinggi kali yaa

buat disosialisasiin.

6. Apakah

program/kegiatan

pemberdayaan

anak muda yang

Sejahtera pasti iyaa, karena pada dasarnya kita

gabakal ngebiarin satu dari kita tuh sengsara,

meskipun kita juga lagi kekurangan atau

kesusahan, pasti kita cari jalannya sama-sama,

228

dilakukan YSM

telah mengangkat

kehidupan

anggota sebagai

kelompok

sasaran menjadi

lebih sejahtera?

itu sih yang buat sampe sekarang Saya masih

betah disini dari Saya SMP. Cuma yaa karena

kita seniman yaa, jadi penghasilannya ga nentu,

yaa banyak yang bilang kalau musisi atau

seniman itu penghasilannya ga tetap, tapi yang

harus digaris bawahi adalah, yang penting kan

berpenghasilan daripada tidak sama sekali.

7. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

yang

dilaksanakan

oleh YSM,

terdapat kerja

sama yang

sifatnya solid

diantara berbagai

elemen

masyarakat untuk

ikut berpatisipasi

secara aktif

dalam

merealisasikan

program yang

sudah di rancang

sebelumnya?

Warga sih ngedukung yaa, gaada tuh kaya

komplain karena brisik, mungkin karena

sanggar ini tuh tradisi juga jadi mereka udah

terima, yaa tentu pasti ada feedback dari kita

buat mereka kayak bantu-bantu kerja bakti, jadi

panitia qurban sama bagi-bagi takjil.

229

8. Apakah proses

pemberdayaan

yang berlangsung

bersifat

demokratis

Kalau demokratis sih bisa dibilang iyaa, karena

pasti setiap program atau kegiatan-kegiatan

yang mau diadain, pasti ada campur tangan kita

semua, jadi sanggar ini tuh emang kumpulan

dari orang-orang bukan cuma buah pikir dari

satu orang aja.

9. Apakah prioritas

utama YSM

sudah

mementingkan

minat dan

kebutuhan

anggota sehingga

hasil yang di

peroleh lebih

efisien dan

efektif?

Karena Saya ngelatih juga yaa, buat bikin

nyaman terutama anggota-anggota yang baru

nih, itu pasti Saya tanya dulu minatnya dimana,

setelah itu kita bakal motivasi dan ngelatih dia

sampe dia bisa menghasilkan sesuatu dari

minatnya.

10. Apakah menjadi

anggota YSM

membuat hidup

menjadi lebih

baik?

Wahh, sejahtera sih iyaa, intinya Saya bahagia

bisa jadi bagian di sanggar ini, meskipun Saya

bisa dapet penghasilan dari sini, tapi bukan

tentan penghasilan sih, tapi kekeluargaannya.

230

Nama: Muhammad Syarief

Usia: 35 Tahun

Alat:-

Jabatan: Orang Tua peserta didik

Pekerjaan: Konsultan Pertanian

Waktu: 4 Maret 2022 (Pukul 16.23 – selesai)

1. Apakah YSM

telah

menciptakan

suasana yang

memungkinkan

potensi anak

muda dapat

berkembang?

Salah satu faktor Saya mau menitipkan anak

Saya ke sanggar ini adalah rasa aman, jadi

suasana yang ada di sanggar ini itu nyaman dan

aman, karena jujur Saya lebih milih anak Saya

latihan disini daripada main kemana-mana yang

ga jelas, cuma pasti ada hambatannya, ya

namanya anak-anak, kalau emang gamau latihan

ya ngotot gamau latihan, gabisa dipaksa, harus

secara perlahan, karena sesuatu yang dipaksakan

itu tidak baik, kadan itu sih hambatan buat

berkembangnya, tapi yang namanya proses pasti

butuh waktu lama dan ga bisa sebentar.

2. Apakah YSM

telah

memperkuat

potensi yang

dimiliki oleh

anak muda

Anak Saya yang satu minatnya di gambang, dan

yang paling gede itu di kongahyan, yaa dengan

adanya pelatihan dan pendampingan disini Saya

melihat banyak banget perubahannya, dari dulu

yang cuma bisa mainin nada dasar sekarang

udah bisa ngebut mainnya.

231

melalui langkah-

langkah nyata

3. Apakah YSM

telah melindungi

dan membela

kepentingan anak

muda di dalam

struktur

organisasi?

Tentunya, Saya salah satu saksi juga perihal

perkembangan sanggar ini, jadi udah tau lah

kalau ada anggota yang butuh pertolongan, pasti

ya kesini, Saya juga kadang minta bantuan apa-

apa kesini.

4. Apakah YSM

telah

meningkatkan

kemampuan

masyarakat

melalui

pendampingan

kewirausahaan,

profesionalisme,

dan

kemandirian?

Wirausaha ada, yang jualan baju sama makanan

itu kalau ga salah, kalau profesioanl itu kan

berarti kita mendapatkan penghasilan dari

profesi kita sehingga kita bisa mandiri,

meskipun anak Saya yaa masih dalam tahap

dasar, insyallah kedepannya dia bisa

menghasilkan yang lebih daripada yang

sekarang. Dan kadang juga Setia Muda ngadain

penyuluhan dan kegiatan di bidang diluar

kesenian yaa, itu positif sekali, karena kita juga

bisa dapet banyak ilmu langsung dari

sumbernya, karena bagi Saya, mencari ilmu itu

jangan hanya satu bidang saja, persaingan sudah

semakin ketat dan belajarlah dengan orang yang

tepat, kalau kamu mau bikin skripsi tentang nasi

goreng, ya jangan belajar sama dosen, belajarlah

sama tukang nasi goreng

232

5. Seberapa jauh

kelembagaan

YSM yang telah

dibentuk itu telah

berfungsi secara

efektif?

Sejauh ini sih Saya rasa efektif yaa, ada bgian-

bagiannya, karena setau Saya beberapa sanggar

itu cuma sanggar aja, gada strukurnya, nah

kalau Setia Muda ini jelas semuanya ada.

6. Apakah

program/kegiatan

pemberdayaan

anak muda yang

dilakukan YSM

telah mengangkat

kehidupan

anggota sebagai

kelompok

sasaran menjadi

lebih sejahtera?

Kalau yang Saya liat yaa, beberapa anggota

kaya Aris sama Rafiq, itu bisa kerja dibidang

kesenian ya karena sanggar ini juga, tentu

semua ilmu yang di dapatkan di Setia Muda bisa

ngebuat para anggotanya sejahtera tergantung

dari kemauan si anggotanya itu sendiri. Ya yang

penting kalau menurut Saya sih kita juga harus

cinta sama profesi kita, kalau sudah cinta,

apapun akan dilakukan, sesuatu yang dilakukan

karena cinta, pasti akan berjalan terus, tak

perduli usia, loyalitas tersebut yang membuat

kita memiliki keinginan untuk terus mencintai

profesi kita, dan alhamdulillah kalau dari profesi

tersebut kita bisa sejahtera.

7. Apakah dalam

proses

pemberdayaan

yang

dilaksanakan

oleh YSM,

Saya termasuk masyarakat sekitar yaa, Saya

mendukung banget adanya sanggar ini, pertama

karena Setia Muda jadi identitas warga sekitar,

Kedua ya kegiatan yang diadainpun semuanya

positif, Ketiga orangnay asik-asik, meskipun

dari generasi 1 ya banyak yang udah tua, tapi

233

terdapat kerja

sama yang

sifatnya solid

diantara berbagai

elemen

masyarakat untuk

ikut berpatisipasi

secara aktif

dalam

merealisasikan

program yang

sudah di rancang

sebelumnya?

mereka menolak buat tua, bentuk partisipasi

Saya yaa masukin anak kesini dan beberapa kali

ikut bantu-bantu yang lain.

8. Apakah proses

pemberdayaan

yang berlangsung

bersifat

demokratis

Kalau itu Saya kurang tau yaa, mungkin nanti

bisa ditanyain ke anggota sanggar yang lain aja

9. Apakah prioritas

utama YSM

sudah

mementingkan

minat dan

kebutuhan

anggota sehingga

hasil yang di

Yaa contohlah anak Saya, pelan-pelan tapi pasti

dia udah bisa tampil di depan banyak orang

dengan potensi dan bakatnya, dan udah terbukti

juga hasilnya, insyallah kalau konsisten,

hasilnya pun akan semakin baik.

234

peroleh lebih

efisien dan

efektif?

10. Apakah menjadi

anggota YSM

membuat hidup

menjadi lebih

baik?

Sepengelihatan Saya yaa kaya Aris sama Rafiq

tadi, tapi bukan berarti semua yang ga kuliah itu

ga sejahtera yaa, ada banyak kok anggota yang

bikin usaha, jadi pelatih dll, intinya sejahtera

bisa dari mana aja dan jadi apa aja, tergantung

kita manfaatin peluangnya aja, Saya punya

prinsip, peluang bisa datang dari mana saja,

iyakan saja dulu, baru kita kerjain, kita ga

pernah tau hasilnya kalau ga dicoba, kalau benar

ya alhamdulillah bisa bermanfaat, kalau salah ya

kita evaluasi dan jadiin pelajaran karena semua

gaada yang sia-sia.

235

Lampiran 7. Dokumentasi

236

Lampiran 8. Company Profile