keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja - PLAGIAT ...

169
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Oktavia Triya Sinta Nyuk NIM: 101124047 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja - PLAGIAT ...

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Oktavia Triya Sinta Nyuk

NIM: 101124047

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Oktavia Triya Sinta Nyuk

NIM: 101124047

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

S K R I P S I

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA

Oleh:

Oktavia Triya Sinta Nyuk

NIM: 101124047

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. Tanggal 05 Oktober 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

S K R I P S I

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Oktavia Triya Sinta Nyuk

NIM: 101124047

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 02 November 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. .......................

Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd. .......................

Anggota : 1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. .......................

2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum. .......................

3. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum. .......................

Yogyakarta, 02 November 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph.D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

papa (Thomas Nyuk), mama (Yohana Johar),

kakak (Afriana Ratna Nyuk),

kakak (Victor Liju Nyuk),

dan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,

yang menaruh harapannya pada Tuhan!”

(Yer 17:7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmiah.

Yogyakarta, 02 November 2015

Penulis,

Oktavia Triya Sinta Nyuk

\

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Oktavia Triya Sinta Nyuk

NIM : 101124047

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul

“KETERLIBATAN AKTIF KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG

SELOR KALIMANTAN UTARA” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 02 November 2015

Yang menyatakan,

Oktavia Triya Sinta Nyuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM

HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”. Judul ini dipilih

bertitik tolak dari keprihatinan terhadap kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan. Banyak kaum muda yang belum menyadari akan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai generasi penerus Gereja. Mereka belum aktif untuk melibatkan diri

dalam kegiatan hidup menggereja, padahal masyarakat dan Gereja sangat

mengharapkan keterlibatan mereka dalam setiap penyelenggaraan kegiatan

menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana kaum muda terlibat aktif

dalam hidup menggereja, dan sejauh mana kaum muda tergerak untuk terlibat secara

aktif dalam hidup menggereja, serta kegiatan apa yang mampu meningkatkan

keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja. Untuk mengkaji masalah ini,

maka diperlukan data yang akurat. Data diperoleh dengan mengadakan penelitian.

Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada kaum muda di Paroki

St. Petrus Sungai Kayan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kaum muda

memang kurang menyadari akan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai generasi

penerus Gereja, sehingga mereka tidak ikut terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja. Selain itu mereka yang masih menempuh pendidikan memiliki

kesibukan dengan kegiatan di sekolah, dan mereka yang sudah bekerja sibuk dengan

pekerjaannya.

Bertolak dari persoalan tentang keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup

menggereja, maka perlunya membantu kaum muda untuk mengerti tentang

keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja melalui studi pustaka. Skripsi ini

akan membahas kaum muda dalam Gereja, yang di dalamnya terdapat pengertian

tentang kaum muda dengan usia dan masa peralihan kaum muda, serta proses

perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, moral, dan religius dengan

permasalahan yang mereka alami dalam proses perkembangan. Untuk lebih

memahami mengenai hidup menggereja perlu membahas pengertian tentang Gereja,

hidup menggereja, dasar hidup menggereja yang disimpulkan dalam tiga tugas

Kristus Nabi, Iman, dan Raja, serta bidang tugas dalam hidup menggereja, dan

penghayatan iman umat dalam kehidupan menggereja. Perlu juga membahas tentang

kaum muda dalam hidup menggereja, keterlibatan kaum muda dalam Gereja, serta

bentuk keterlibatan kaum muda dalam Gereja.

Usulan program yang dilaksanakan melalui katekese model Shared Christian

Praxis yang dapat membantu kaum muda untuk mensharingkan pengalaman

kehidupan mereka, baik di sekolah, di tempat kerja, maupun pengalaman dalam

hidup menggereja. Tema usulan program ini adalah “Kaum muda adalah harapan

Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah”. Tujuannya adalah “membantu

kaum muda untuk menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja, sehingga

mereka aktif terlibat dalam mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup

menggereja”. Contoh persiapan katekese telah disusun untuk pendamping atau

fasilitator dalam pelaksanaan katekese model Shared Christian Praxis ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

The title of this undergraduate thesis is “YOUTH’S PARTICIPATION IN

CHURCH LIFE IN SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN PARISH, DIOCESE

OF TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”. The author chose this title

since she has deep concern over the youth of St. Petrus Sungai Kayan Parish. Many

of them have not understood their task and responsibility as the future generation of

the Church. Many of them have not yet participated actively in the Church’

activities. Indeed, the Church expects their participated in every Church activity in

St. Petrus Sungai Kayan Parish.

The main issue in this thesis is to know how the youth should actively

participate in Church activities, to understand how far they have been participating so

far, and to propose activities that are able to increase their participation in Church

life. To anelyze this issue, valid data are needed. A research was done by sending

questionnaires to the youth of St. Petrus Sungai Kayan Parish. The results of the

research shows that they do not fully understand their task and responsibility as

Church’s future generation so they do not participate quite actively in Church life.

Besides, those who are still studying are concentrating on their school tasks and

those who are working are focusing on their works.

Based on this identified problem i.e. lack of participation in Church life, we

have to help youth to understand their responsibility through library research. This

thesis discusses youth in the Church: the concept of youth age and the period of

transition, their physical, mental, emotional, social, moral, and religious development

with their typical problem. Further, this thesis presents the concept of Church,

Church activities, the fundamental aspect of her life, which are explained in three

mission of Christ the Prophet, Priest, and King, also in cluded Church field of

mission, and the believers’ faith practice in Church life. Besides, it is also important

to explain youth in Church life, their participation, and their forms of participation in

Church life.

This thesis proposes a program which will be performed by a catechese

model of Shared Christian Praxis which may help youth to share their life

experience, both at school and at work, and also experience in participating in

Church life. The theme of this program is “Youth is Church hope to proclaim Gods

Good News”. It aims to “help the youth to understand their role as Church future

generation so that they may participate actively in proclaiming the Good News and in

Church life”. The example of preparation for teaching has already prepared for the

facilitator of Shared Christian Praxis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa karena berkat rahmat dan kasih-Nya yang

selalu menyertai penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI

PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG

SELOR KALIMANTAN UTARA”.

Skripsi ini ditulis dari suatu keprihatinan terhadap keterlibatan aktif kaum

muda dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Salah

satu penyebab kurang terlibatnya kaum muda dalam kegiatan hidup menggereja

karena kaum muda kurang menyadari akan tugas dan tanggung jawab sebagai kaum

muda generasi penerus masa depan Gereja sebagaimana harapan dari masyarakat dan

Gereja, selain itu mereka yang masih menempuh pendidikan memiliki kesibukan

dengan kegiatan di sekolah, dan mereka yang sudah bekerja sibuk dengan

pekerjaannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dan

keterlibatan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, dan

dosen penguji I yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran

bersedia meluangkan waktu, membimbing penulis dengan kesabaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

2. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum., selaku dosen penguji II sekaligus

Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan banyak perhatian dan

mendukung penulis selama proses belajar di Prodi IPPAK.

3. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji III, yang

telah berkenan menguji serta memberikan semangat dalam menjalani proses

penulisan skripsi.

4. Romo Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK

Universitas Sanata Dharma, yang senantiasa memberikan dukungan dalam

proses menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta

yang telah mendidik dan membimbing serta memberikan semangat kepada

penulis selama menempuh studi.

6. Keluarga tercinta papa Thomas Nyuk, mama Yohana Johar, kakak Afriana

Ratna Nyuk dan kakak Victor Liju Nyuk yang selalu memberikan semangat,

doa, dan dukungan kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

7. Orangtua angkat di Wonosari, papi Cornelius Alex Timmerman beserta

keluarga, yang selama ini telah membimbing penulis untuk menempuh

pendidikan di Yogyakarta dan selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi.

8. Aloysius Bimo Wicaksono beserta keluarga yang selalu mendukung dan

memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi, khususnya angkatan 2010, yang telah

memotivasi penulis selama menempuh studi di IPPAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

10. Semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan

tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 02 November 2015

Penulis

Oktavia Triya Sinta Nyuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xix

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan ........................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 4

E. Metode Penulisan ................................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5

BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO PETRUS

SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG SELOR

KALIMANTAN UTARA DALAM KEGIATAN HIDUP

MENGGEREJA ................................................................................. 7

A. Gambaran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan ....................................................................................... 7

1. Gambaran Singkat Situasi Paroki St. Petrus Sungai Kayan ............. 8

a. Sejarah Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan .......................... 9

b. Situasi Kaum Muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan .............. 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

2. Kegiatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki

St. Petrus Sungai Kayan ................................................................... 11

B. Penelitian tentang Keterlibatan Aktif Kaum Muda dalam Hidup

Menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ................................... 12

1. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 12

2. Permasalahan Penelitian ................................................................. 13

3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13

4. Metode Penelitian ........................................................................... 14

a. Waktu Penelitian .......................................................................... 14

b. Responden Penelitian .................................................................. 14

c. Jenis Penelitian ............................................................................ 15

d. Instrumen Penelitian .................................................................... 15

e. Variabel Penelitian ....................................................................... 16

f. Teknik Analisis Data .................................................................... 16

5. Laporan Hasil Penelitian .................................................................. 17

a. Identitas Responden ..................................................................... 18

b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda .............................. 18

c. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda ... 20

d. Pemahaman tentang Gereja ......................................................... 23

e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja ...................................... 24

f. Peran Kaum Muda dalam Gereja ................................................. 27

g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja ...................................... 29

h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup

Menggereja .................................................................................. 31

i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja ................................. 33

j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam

Kegiatan Menggereja .................................................................... 35

6. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 38

a. Identitas Responden ..................................................................... 39

b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda .............................. 39

c. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda ... 41

d. Pemahaman tentang Gereja ......................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja ...................................... 45

f. Peran Kaum Muda dalam Gereja ................................................. 48

g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja ...................................... 49

h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup

Menggereja ................................................................................. 51

i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja ................................. 53

j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam

Kegiatan Menggereja .................................................................... 54

C. Rangkuman Hasil Penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ......... 57

BAB III. KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP

MENGGEREJA ................................................................................ 59

A. Kaum Muda dalam Gereja ................................................................... 59

1. Pengertian Kaum Muda .................................................................... 60

a. Usia Kaum Muda ......................................................................... 60

b. Kaum Muda dalam Masa Peralihan............................................. 61

2. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda ........ 62

a. Perkembangan Fisik ..................................................................... 62

b. Perkembangan Mental ................................................................. 64

c. Perkembangan Emosional............................................................ 65

d. Perkembangan Sosial ................................................................... 65

e. Perkembangan Moral ................................................................... 66

f. Perkembangan Religius ................................................................ 67

B. Hidup Menggereja ................................................................................ 67

1. Pengertian tentang Gereja ................................................................ 68

2. Pengertian tentang Hidup Menggereja ............................................. 69

3. Dasar-dasar Hidup Menggereja ........................................................ 73

a. Kristus Nabi ................................................................................. 73

b. Kristus Imam ............................................................................... 74

c. Kristus Raja ................................................................................. 75

d. Hubungan Tiga Tugas Kristus ..................................................... 76

4. Bidang-bidang Tugas dalam Hidup Menggereja ............................. 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

a. Bidang Ibadat (Leiturgia) ............................................................ 77

b. Bidang Pewartaan (Kerygma) ...................................................... 78

c. Bidang Penggembalaan (Koinonia) ............................................. 79

d. Bidang Pelayanan (Diakonia) ...................................................... 80

e. Bidang Kesaksian (Martyria) ...................................................... 81

5. Penghayatan Iman Umat dalam Kehidupan Menggereja ................. 82

C. Kaum muda dalam Hidup Menggereja ................................................ 83

1. Peranan Pelayanan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja ............. 85

a. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Hubungan

Antar-Pribadi................................................................................ 86

b. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Kemitraan ................. 86

c. Pelayanan Kaum Muda Sebuah Tugas-Perutusan atau Misi ....... 87

d. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Kehadiran ................. 87

e. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Pengakuan serta

Penerimaan akan Talenta, Karunia, dan Bakat Kaum Muda ....... 88

2. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja ........................................... 88

3. Bentuk-bentuk Kegiatan Kaum Muda dalam Gereja ....................... 90

a. Perayaan Ekaristi ......................................................................... 90

b. Retret ........................................................................................... 92

c. Rekoleksi ..................................................................................... 93

d. Ziarah ........................................................................................... 94

e. Pendalaman Iman ......................................................................... 95

f. Pelatihan Kepemimpinan ............................................................. 97

BAB IV. USULAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP

MENGGEREJA MELALUI KATEKESE MODEL SHARED

CHRISTIAN PRAXIS BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO

PETRUS SUNGAI KAYAN KALIMANTAN UTARA ................ 100

A. Latar Belakang Penyusunan Program .................................................. 100

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan .................................................... 101

C. Rumusan Tema dan Tujuan .................................................................. 102

D. Penjabaran Program ............................................................................. 104

E. Petunjuk Pelaksanaan Program ............................................................ 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

F. Contoh Satuan Persiapan ...................................................................... 111

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 122

A. Kesimpulan .......................................................................................... 122

B. Saran ..................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 125

LAMPIRAN ..................................................................................................... 127

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................ (1)

Lampiran 2: Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian ................................ (2)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara ........................................................... (3)

Lampiran 4: Hasil Wawancara .................................................................. (4)

Lampiran 5: Kuesioner Penelitian............................................................. (8)

Lampiran 6: Contoh Kuesioner Penelitian yang sudah diisi Peserta ........ (14)

Lampiran 7: Teks lagu pembuka dan lagu penutup .................................. (20)

Lampiran 8: Cerita “Kami bukan Generasi Terakhir” .............................. (21)

Lampiran 9: Teks Apostolicam Actuositatem, art. 12 ............................... (22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Variabel Penelitian ...................................................................... 17

Tabel 2 : Identitas Responden (N=48) ....................................................... 18

Tabel 3 : Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda (N=48) ................ 19

Tabel 4 : Perkembangan dan Permasalahan Kaum Muda (N=48) ............. 21

Tabel 5 : Pemahaman tentang Gereja (N=48) ............................................ 23

Tabel 6 : Pemahaman tentang Hidup Menggereja (N=48) ........................ 25

Tabel 7 : Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja (N=48) ................ 28

Tabel 8 : Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja (N=48) ....................... 29

Tabel 9 : Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam

Hidup Menggereja (N=48) .......................................................... 31

Tabel 10 : Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja (N=48) ................... 33

Tabel 11 : Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam

Kegiatan Menggereja (N=48) ..................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada

Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama Republik

Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

AA

CT

KGK

KHK

LG

Youcat

:

:

:

:

:

:

Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus

II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang

katekese masa kini, 16 oktober 1979.

Katekismus Gereja Katolik, disyahkan oleh Paus Yohanes

Paulus II, 11 Oktober 1992.

Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan

oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja, 21 November 1964.

Youth Catechisme, Katekismus populer bagi kaum muda, 22

Oktober 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

C. Singkatan Lain

ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

Hal : Halaman

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

LCD : Liqiud Crystal Display

No : Nomor

OMK : Orang Muda Katolik

Ormas : Organisasi Masyarakat

Orpol : Organisasi Politik

SAGKI : Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia

SCP : Shared Christian Praxis

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMTA : Sekolah Menengah Tingkat Atas

St. : Santo/Santa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kaum muda mendekati masa dewasa yang sedang mengalami proses

pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral, dan religius

dengan segala permasalahannya. Perkembangan pribadi kaum muda dipengaruhi

oleh banyak hal, antara lain lingkungan sekitarnya, tidak hanya dalam lingkungan

keluarga, namun juga sekolah, pergaulan dan masyarakat (Mangunhardjana, 1986:

12).

Saling melayani merupakan bentuk perhatian dan keterlibatan umat

beriman dalam hidup menggereja yang tentu saja dijiwai oleh cinta kasih. Kehidupan

beriman tidak lepas dari pembinaan, karena pembinaan membantu perkembangan

iman umat. Pembinaan untuk memperkembangkan iman umat dengan berkatekese,

namun katekese bukan hanya untuk membangkitkan iman yang hanya sekali

diperoleh untuk mencapai kematangan, tetapi iman umat harus senantiasa terus

diterangi dan diperbaharui oleh katekese.

Iman kaum muda perlu disadarkan agar mereka memiliki keinginan

untuk mengembangkan imannya dengan terlibat dalam hidup menggereja. Gereja

menggerakkan dan mengarahkan kaum muda untuk aktif terlibat dalam kegiatan

dalam hidup menggereja dengan membentuk suatu organisasi bagi kaum muda yaitu

OMK. Organisasi ini membina dan membentuk kaum muda agar aktif terlibat dalam

kegiatan di Gereja. Pada kenyataannya kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan kurang banyak terlibat aktif dalam kehidupan menggereja, bila mereka ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

itu hanya sebatas formalitas saja atau karena terpaksa bukan atas kemauan sendiri.

Terkadang kegiatan dalam Gereja bertabrakan dengan kegiatan-kegiatan yang

mereka ikuti di luar misalnya kegiatan sekolah. Mereka beranggapan bahwa ikut

dalam kegiatan sosial di luar Gereja juga merupakan salah satu bagian dari

perwujudan iman dan bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja, tetapi tidak boleh

dilupakan bahwa penghayatan iman mereka akan Allah juga perlu dikembangkan.

Kaum muda sebenarnya ingin dekat dengan Yesus, mereka mencoba mendekatkan

dirinya dengan Yesus dengan rajin pergi ke gereja sebagai bentuk ungkapan imannya

terhadap Yesus Kristus, akan tetapi nilai-nilai religius dari iman mereka tidak mereka

hayati sehingga mereka kurang dapat mengembangkan imannya. Kaum muda

diharapkan semakin menghayati imannya dan peran yang penting dalam

perkembangan Gereja sehingga penghayatan iman mereka dapat diwujudkan dalam

kehidupan konkret dengan ikut terlibat aktif dalam hidup menggereja.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan akan pentingnya terlibat aktif dalam hidup menggereja adalah

dengan katekese. Katekese yang tepat untuk diberikan kepada kaum muda adalah

menggunakan katekese model Shared Christian Praxis yang menggunakan metode

yang lebih menarik, misalnya menggunakan film, cerita yang menarik dengan

menggunakan alat-alat yang lebih modern seperti LCD.

Adapun kekhasan dalam katekese ini adalah, bertolak dari hidup konkrit

dalam peserta: pertanyaan, permasalahan, keprihatinan yang ada dalam pengalaman

manusia secara eksistensial. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diperdalam dengan

dialog antar mereka sendiri. Langkah ini mempersiapkan peserta untuk

mendengarkan warta gembira.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Setelah pengungkapan dan penerangan pengalaman tersebut, pengalaman

itu kemudian dikonfrontasikan dengan warta gembira. Katekese merefleksikan dalam

terang warta gembira atas pengalaman peserta atau dengan kata lain pengalaman

peserta diterangi oleh warta gembira dalam arah untuk hidup sehari-hari. Setelah

konfrontasi tersebut, katekese mulai tahap pengajaran lebih sistematik tentang iman,

tentang Tradisi dan tentang praktek hidup kristiani. Tentu saja bukan pengajaran

yang abstrak, tetapi dihubungkan dengan pengalaman hidup konkrit pada langkah

sebelumnya. Akhirnya katekese ini sampai pada langkah applikasi dalam suatu

persiapan untuk perbuatan konkrit dalam masyarakat atas nama Gereja (Sumarno Ds,

2013c: 8).

Kaum muda diajak untuk mensharingkan pengalamannya sehingga kaum

muda merasa diterima dan membuat mereka tertarik untuk terlibat aktif dalam Gereja

serta mampu menjawab kebutuhan mereka. Katekese model Shared Christian Praxis

ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan aktif kaum muda dalam

hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Melalui katekese ini kaum

muda diharapkan semakin menyadari akan tugas dan tanggung jawab mereka serta

selalu mengusahakan dirinya untuk ambil bagian dan mau untuk terlibat dalam

kegiatan hidup menggereja demi perkembangan imannya. Katekese ini membantu

mereka untuk menjawab kebutuhan dan menghantar mereka untuk mewujudkan

iman yang dewasa dan terlibat aktif dalam hidup menggereja.

Melihat kenyataan dan keprihatinan di atas maka penulis tergerak untuk

menulis skripsi dengan judul “KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM

HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

B. Rumusan Permasalahan

1. Sejauh mana kaum muda terlibat dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan?

2. Sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup

menggereja?

3. Usaha apa yang dilakukan oleh Paroki untuk meningkatkan keterlibatan aktif

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan dalam hidup menggereja.

2. Mengetahui sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda

dalam hidup menggereja.

3. Mengetahui program yang diusahakan oleh Paroki untuk meningkatkan

keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup

menggereja.

D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kaum muda berkaitan dengan

peranan mereka sebagai generasi penerus dalam hidup menggereja dan

meningkatkan semangat kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan akan

pelayanan mereka bagi Gereja.

2. Menambah pengetahuan penulis akan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam

hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian dengan

metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang

menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian

melalui penyebaran angket dan wawancara yang didukung dengan studi pustaka.

F. Sistematika Penulisan

Judul skripsi ini adalah “KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM

HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan, maka

disampaikan pokok gagasan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I menguraikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang,

rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II menguraikan tentang gambaran kaum muda dalam hidup

menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, yang akan membahas tentang

gambaran singkat situasi Paroki serta kegiatan kaum muda dalam hidup menggereja.

Penelitian tentang keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja,

pembahasan hasil penelitian dan rangkuman hasil penelitian.

Bab III menguraikan tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup

menggereja yang akan membahas tentang kaum muda dalam Gereja, hidup

menggereja, dan kaum muda dalam hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Bab IV menguraikan latar belakang penyusunan program, alasan

pemilihan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, dan

contoh Satuan Persiapan.

Bab V merupakan bab akhir sekaligus penutup dari seluruh pembahasan

mengenai skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KETERLIBATAN KAUM MUDA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA

DALAM KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA

Gambaran umum tentang keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan, akan menggunakan penelitian dengan menyebarkan kuesioner

dan wawancara kepada kaum muda. Data-data dari hasil wawancara dan kuesioner

tersebut kemudian akan dibahas untuk mendapatkan gambaran nyata tentang

keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja dan penelitian tentang

keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan.

A. Gambaran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan

Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan

tantangan hidup, untuk dapat terus berkembang kaum muda membutuhkan tempat

dan sarana yang tepat agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreatifitasnya.

Beberapa kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang sudah menyimpang

dari jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang

ada disekitarnya, adapula kaum muda yang merasa minder untuk mengikuti kegiatan

karena tidak memiliki teman yang sebaya lagi dengan mereka. Mereka kurang

berkomunikasi atau setidaknya berkumpul dengan teman-teman yang lainnya. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

beberapa pengamatan yang pernah ditemui banyak kaum muda yang tidak lagi

terlibat secara penuh dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan maupun di Gereja

[Lampiran 4: (5)].

1. Gambaran Singkat Situasi Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Paroki St. Petrus Sungai Kayan mempunyai wilayah sepanjang Sungai

Kayan, yang meliputi dua kecamatan yaitu: kecamatan Long Peso dan kecamatan

Tanjung Palas Barat. Awalnya masyarakat yang ada di sepanjang Sungai Kayan

belum mengenal agama Katolik. Sejak tahun 1971 mulailah pengajaran tentang

agama Katolik di desa Mara Satu, dan pada tahun 1977 desa Mara Satu menjadi

Paroki yang sampai sekarang dikenal dengan nama Paroki St. Petrus Sungai Kayan

(Kristiatmo, 2010: 165).

Pada tahun 1996 Paroki St. Petrus Sungai Kayan dipecah menjadi dua

Paroki, yaitu Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan Paroki St. Maria Assumpta

Tanjung Selor. Perkembangan selanjutnya, Paroki St. Petrus Sungai Kayan dipecah

lagi pada tahun 1998 menjadi Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan Paroki St. Lukas

Apo Kayan (Kristiatmo, 2010: 167).

Paroki St.Petrus, memiliki wilayah di sepanjang Sungai Kayan, yang

meliputi tiga kecamatan: kecamatan Tanjung Palas, Long Beluah, dan kecamatan

Long Peso. Jumlah keseluruhan Stasi ada sebelas, yaitu: Stasi St. Stephanus Long

Sam, St. Yoseph Long Beluah, St. Paulus Long Lembu, St. Gregorius Long Tungu,

St. Matius Kampung Agung, St. Tri Tunggal Maha Kudus Long Telenjau, St.

Keluarga Kudus Long Bia, St. Maria La Salette Sungai Brun, St. Ana Long Yin, St.

Yohanes Naha Aya, dan St. Hilarius Long Lian (Kristiatmo, 2010: 168).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Secara administratif, Paroki St. Petrus Mara Satu Sungai Kayan terdiri

dari 11 Stasi dan akan ditambah lagi dengan satu Stasi yang sekarang sedang dirintis

yaitu kampung Balau. Jumlah seluruh umat yang ada di pusat Paroki St. Petrus Mara

Satu 387 jiwa, di Stasi St. Stephanus Long Sam 162 jiwa, di Stasi St. Yoseph Long

Beluah 300 jiwa, di Stasi St. Paulus Long Lembu 175 jiwa, di Stasi St. Gregorius

Long Tungu 23 jiwa, di Stasi St. Matius Kampung Agung 49 jiwa, di Stasi St. Tri

Tunggal Maha Kudus Long Telenjau 63 jiwa, di Stasi St. Keluarga Kudus Long Bia

99 jiwa, di Stasi St. Maria La Salette Sungai Brun 60 jiwa, di Stasi St. Ana Long Yin

144 jiwa, di Stasi St. Yohanes Naha Aya 25 jiwa dan di Stasi St. Hilarius Long Lian

8 jiwa. Jadi jumlah total umat Paroki St. Petrus Sungai Kayan pada tahun 2010

adalah 1495 jiwa (Kristiatmo, 2010: 170).

a. Sejarah Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Gereja Paroki St.Petrus Sungai Kayan terletak di desa Mara Satu

khususnya daerah dusun Kenarai. Pada tahun 1971 belum ada gereja Katolik di desa

Mara Satu. Ibadat diadakan hanya di rumah umat yang kira-kira cukup untuk umat

yang hadir mengikuti ibadat. Umat di desa Mara Satu akhirnya mendirikan sebuah

gereja sederhana, rumah umat tempat diadakannya ibadat tidak cukup lagi

menampung umat yang hadir mengikuti ibadat karena semakin banyak umat yang

masuk agama Katolik. Setelah berdiri selama empat tahun, pada tahun 1975 umat di

Mara Satu ingin memiliki gereja yang lebih baik, maka dengan bantuan sebuah

perusahaan kayu yang ada di desa Mara Satu terbangunlah gereja baru yang

digunakan oleh umat dalam waktu yang cukup lama [Lampiran 4: (4)]. Pada tahun

2000 umat mendirikan kembali gereja dan lebih besar dari yang sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

sehingga ketika ada perayaan besar seperti Natal dan Paskah umat tidak lagi berdiri

di luar gereja selama Perayaan Ekaristi, gereja baru diresmikan pada tahun 2005 oleh

Pastor Leonardus MT. Kusuma, MSF [Lampiran 4: (4)-(5)].

b. Situasi Kaum Muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memiliki bakat

dan keterampilan dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti bakat menari

dan menyanyi. Kaum muda berperan dalam hidup menggereja dan dapat

berkreatifitas dengan kemampuannya jika ada moment tertentu mereka dengan

senang hati menyumbangkan ide-idenya [Lampiran 4: (5)].

Jumlah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan terbilang cukup

banyak, kaum muda yang terdaftar di pusat Paroki saja jumlahnya ± 40 orang kaum

muda, jika digabungkan dengan kaum muda yang ada di sebelas Stasi jumlah

keseluruhan kaum muda separoki St. Petrus Sungai Kayan yang terdaftar ± 70 orang

[Lampiran 4: (5)].

Kaum muda yang cukup aktif dalam kegiatan menggereja sampai saat ini

sekitar ± 20 orang, hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang

harus mereka kerjakan. Diantaranya masih banyak kaum muda yang bersekolah,

kuliah, dan bekerja di luar Paroki. Pendidikan Kaum muda di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan yang saat ini masih berada di Perguruan tinggi berjumlah ± 10 orang

terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi dari tingkat D3 sampai S1, pelajar yang masih

menempuh pendidikan di tingkat SLTA ± 20 orang, dan SLTP ± 20 orang, kaum

muda yang statusnya sudah bekerja ± 20 orang [Lampiran 4: (5)-(6)]. Mereka dapat

berkumpul secara utuh pada masa liburan sekolah dan apabila ada perayaan hari raya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

seperti Natal dan Paskah. Oleh sebab itu, perkembangan di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan dikatakan menurun karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan minimnya

jumlah kaum muda yang terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam hidup

menggereja [Lampiran 4: (6)].

2. Kegiatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan

Upaya yang sudah dilakukan oleh Gereja untuk mengumpulkan dan

menyatukan para kaum muda melalui berbagai kegiatan menggereja. Salah satu

keterlibatan kaum muda dalam Gereja dengan mengikuti kegiatan yang diadakan

oleh Gereja. Kegiatan tersebut diantaranya adalah petugas koor pada saat Perayaan

Ekaristi, rekreasi bersama, pertandingan olahraga, dan pertemuan kaum muda

separoki St. Petrus Sungai Kayan yang di dalamnya terdapat acara-acara yang dapat

menyatukan hubungan persaudaraan antar kaum muda dan mereka juga dapat

mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka masing-masing dalam acara tersebut

[Lampiran 4: (6)].

Gereja sangat mengharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang

sudah diupayakan dapat membantu kaum muda untuk mengembangkan dan

menggerakkan mereka serta aktif terlibat dalam hidup menggereja. Gereja juga

mengharapkan agar kaum muda dapat menyampaikan harapan yang sesuai dengan

keinginan mereka kepada Gereja yang sekiranya sesuai dengan konteks kaum muda

sehingga kaum muda dapat berperan serta terlibat secara penuh dan ikut mengambil

bagian dalam keaktifan kaum muda yang diupayakan oleh Gereja [Lampiran 4: (6)-

(7)].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

B. Penelitian tentang Keterlibatan Aktif Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Kaum muda merupakan pribadi yang dinamis, mereka selalu berpikir dan

bergerak maju seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Potensi, bakat

dan kreatifitas yang dimiliki kaum muda dapat disumbangkan sebagai pelayanan

kaum muda dan diaktualisasikan di tengah-tengah Gereja.

Gereja mengharapkan agar kaum muda Katolik menjadi penggerak atau

motivator kehidupan menggereja saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan

demikian, kaum muda katolik merupakan aset berharga bagi Gereja. Oleh sebab itu

sangatlah penting untuk menjaga dan membimbing mereka dengan ajaran-ajaran

Katolik yang diharapkan dapat membawa mereka kepada kedewasaan iman akan

Yesus Kristus.

1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman dan budaya yang semakin merajalela pada masa

sekarang ini dapat dengan mudah mempengaruhi dan merasuki kehidupan kaum

muda. Mengingat akan adanya perkembangan zaman yang dapat memberikan

pengaruh buruk bagi kaum muda Gereja mengadakan kegiatan-kegiatan yang

bertujuan agar kaum muda khususnya yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

mengolah pengalaman iman mereka sehingga dapat menjauhi berbagai kemungkinan

negatif yang merusak hidupnya.

Kaum muda perlu dibantu untuk semakin mengenal Tuhan lewat

kegiatan-kegiatan yang diusahakan oleh Gereja dan masyarakat sehingga generasi

muda sebagai penerus Gereja bersikap positif dan mau untuk melibatkan diri dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

kegiatan-kegiatan hidup menggereja . Dengan terlibat aktif dalam kegiatan yang

diadakan oleh Gereja menjadi salah satu cara agar kaum muda menjadi generasi yang

dapat diandalkan oleh Gereja dan masyarakat di kemudian hari dengan keterlibatan

aktif mereka dalam kehidupan menggereja.

2. Permasalahan Penelitian

a. Sejauh mana kaum muda terlibat dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan?

b. Sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup

menggereja?

c. Usaha apa yang dilakukan oleh Paroki untuk meningkatkan keterlibatan aktif

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja?

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian

yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah:

a. Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan dalam hidup menggereja.

b. Mengetahui sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda

dalam hidup menggereja.

c. Mengetahui program yang diusahakan oleh Paroki untuk meningkatkan

keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup

menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

4. Metodologi Penelitian

Desain metodologi penelitian, meliputi: waktu penelitian, responden

penelitian, jenis penelitian, dan instrumen penelitian, serta pembahasan tentang

variabel penelitian.

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada 6 April sampai 23 April 2015.

Tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan di semua stasi di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan.

b. Responden Penelitian

Responden adalah orang yang memberi jawaban terhadap pertanyaan

atau permintaan dalam kuesioner, boleh dan dapat memberikan jawabannya secara

bebas terhadap item (Sutrisno Hadi, 1973: 187), atau orang yang dapat merespon dan

memberikan informasi tentang data penelitian (Suharsimi Arikunto, 1990: 116).

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, penulis memilih responden

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Untuk menentukan responden

haruslah dibedakan antara populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu

penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Hadari Nawawi, 1985: 141-144).

Penulis menggunakan simple random sampling untuk menentukan

jumlah responden, di setiap Stasi diambil sebanyak 5 responden. Dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82).

Populasi dalam penelitian ini adalah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan,

jumlah populasi kaum kaum muda yaitu 70 orang, untuk lebih menghemat waktu

dalam penelitian maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

60 dan jumlah respondennya adalah 48.

c. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

yang bersifat deskriptif analisis. Pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik

secara alamiah sehingga dapat memperoleh gambaran yang luas dan mendalam

(Moleong, 2008: 5).

d. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup,

yang akan ditujukan kepada kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Data

yang diperoleh melalui penggunaan kuesioner adalah data yang dikategorikan

sebagai data faktual.

Kuesioner bersifat tertutup artinya setiap pertanyaan tertutup jawabannya

sudah ditentukan terlebih dahulu yang dapat dipilih, dan responden tidak diberi

kesempatan untuk memberi jawaban lain (Saifudin Azwar, 2009: 101).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

e. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang menjadi objek

penelitian (Suharsimi Arikunto, 1990: 12). Menurut Sutrisno Hadi (1973: 224),

variabel merupakan suatu gejala atau peristiwa yang bervariasi menurut jenis dan

tingkatnya. Gejala itulah yang menjadi obyek penelitian. Dengan demikian variabel

adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian. Yang

menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana kaum muda terlibat

dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, dan sejauh mana kaum

muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja.

Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah: Identitas responden,

Pemahaman tentang pengertian kaum muda, Perkembangan dan Permasalahan kaum

muda, Pemahaman tentang Gereja, Pemahaman tentang hidup menggereja, Peran

kaum muda dalam hidup menggereja, Keterlibatan kaum muda dalam Gereja,

Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja, Manfaat terlibat

dalam hidup menggereja, Harapan dan usulan mengenai keaktifan dalam hidup

menggereja.

f. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data ini, prosentasi suara responden diperoleh dengan

cara membagi frekuensi suara masuk (F) dengan jumlah responden keseluruhannya

(N) kemudian dikalikan dengan 100%, atau dengan rumus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tabel 1. Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian keterlibatan kaum muda dalam hidup

menggereja dijabarkan ke dalam tabel berikut:

No Variabel Item Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1 Identitas responden 1, 2, 3 3

2 Pemahaman tentang pengertian

kaum muda

4, 5, 6, 7 4

3

Perkembangan dan Permasalahan-

permasalahan kaum muda

8, 9, 10, 11

4

4 Pemahaman tentang Gereja 12, 13, 14, 15 4

5 Pemahaman tentang hidup

menggereja

16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25

10

6 Peran kaum muda dalam hidup

menggereja

26, 27, 28 3

7 Keterlibatan kaum muda dalam

Gereja

29, 30, 31, 32, 33 5

8 Kesulitan/penghambat untuk

terlibat dalam hidup menggereja

34, 35, 36 3

9 Manfaat terlibat dalam hidup

menggereja

37, 38, 39 3

10 Harapan dan usulan mengenai

keaktifan kaum muda dalam

kegiatan menggereja

40, 41, 42, 43, 44, 45 6

Jumlah 45 45

5. Laporan Hasil Penelitian

Pada bagian berikut ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang

telah dilaksanakan terhadap keterlibatan kaum muda dalam kegiatan kehidupan

menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, pada 6 April sampai 23 April 2015.

Jumlah kuesioner yang disebarkan ke semua stasi di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

adalah 60 kuesioner, namun dari jumlah tersebut hanya ada 48 responden yang

mengisi dan mengembalikannya kepada peneliti dan 12 diantaranya tidak

mengembalikan. Laporan hasil penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

a. Identitas Responden

Tabel berikut ini akan memaparkan tentang identitas responden sesuai

dengan data yang diperoleh dalam penelitian.

Tabel 2. Identitas Responden (N=48)

No.

item

Identitas Responden Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Jenis kelamin Laki-laki 23 47,92

Perempuan 25 52,08

2 Usia 13-15 tahun

16-19 tahun

20-24 tahun

25-29 tahun

30-35 tahun

24

8

9

4

4

50

15,67

17,73

8,30

8,30

3 Status SMP

SMA

Kuliah

Bekerja

25

7

2

14

52,18

14,55

4,14

29,13

Tabel 2, menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis

kelamin perempuan 52,08%, dan responden yang berjenis kelamin laki-laki 47,92%.

Responden berusia 13-15 tahun 50% dan yang berusia 16-19 tahun 15,67%.

Sedangkan yang berusia 20-24 tahun 17,73%, kemudian yang berusia 25-29 tahun

8,3%, dan yang berusia 30-35 tahun sekitar 8,3%. Dari hasil penelitian status kaum

muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah SMP 52,18%, SMA 14,55%, kuliah

4,14%, dan yang statusnya bekerja 29,13%.

b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda

Bagian ini akan memaparkan pemahaman para kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan tentang pengertian kaum muda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Tabel 3. Pemahaman tentang pengertian kaum muda (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

4

Menurut Anda

kaum muda adalah

mereka

yang berusia

a. Antara 15-24 tahun

b. Antara 13-30 tahun

c. Antara 17-30 tahun

d. Antara 12-25 tahun

14

18

11

5

29,17

47,25

22,17

11,41

5

Menurut Anda

pengertian kaum

muda adalah

a. Orang yang sekerja

atau sepaham

b. Orang yang berusia

muda

c. Orang yang masih

Menempuh pendidikan

d. Orang yang belum

menikah

6

13

9

20

12,25

27,38

18,75

41,62

6 Ciri-ciri yang mele-

kat pada kaum

muda adalah

a. Pekerja keras

b. Kreatif dan energik

c. Malas-malasan

d. Bertanggung jawab

7

24

1

16

14,58

50

2,83

32,59

7 Masa peralihan bagi

kaum muda adalah

a. Masa kanak-kanak

menuju ke masa dewasa

b. Masa awal pubertas

sampai mencapai kema-

tangan

c. Masa kaum muda mulai

berinteraksi dengan

masyarakat dewasa

d. Masa menghadapi pe-

riode peralihan kepu-

tusan-keputusan penting

15

12

16

5

31,25

25

33,33

10,42

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 di atas diketahui bahwa 22,17%

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan menyebutkan bahwa kaum muda

menurut mereka adalah yang berusia antara 17-30 tahun. Sementara 29, 17%)

menyebutkan bahwa kaum muda menurut mereka adalah yang berusia antara 15-24

tahun. Kemudian 47,25% menyebutkan bahwa usia kaum muda menurut mereka

antara 13-30 tahun dan sekitar 11,41% menyebutkan bahwa usia kaum muda

menurut mereka antara 12-25 tahun. Sekitar 41,62% kaum muda di Paroki St. Petrus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Sungai Kayan menyebutkan bahwa pengertian kaum muda menurut mereka adalah

orang yang belum menikah, sementara 12,25% mengatakan bahwa pengertian kaum

muda menurut mereka adalah orang yang sekerja/sepaham, sedangkan 27,38%

mengatakan bahwa pengertian kaum muda menurut mereka adalah orang yang

berusia muda, dan lainnya sekitar 89,75% mengatakan bahwa pengertian kaum muda

menurut mereka adalah orang yang masih menempuh pendidikan. Mengenai ciri-ciri

yang melekat pada kaum muda 50% menyebutkan bahwa kreatif dan energik adalah

ciri-ciri yang melekat pada kaum muda. Kemudian 14,58% mengatakan bahwa ciri-

ciri yang melekat pada kaum muda adalah pekerja keras, sedangkan 2,83%

mengatakan bahwa ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah malas-malasan,

dan lainnya 32,59% mengatakan bahwa ciri-ciri yang melekat pada kaum muda

adalah bertanggung jawab. Tentang masa peralihan bagi kaum muda sekitar 33,33%

kaum muda di Paroki St.Petrus Sungai Kayan menyebutkan bahwa masa peralihan

adalah dimana masa kaum muda mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa.

Semetara 31,25% mengatakan masa peralihan adalah masa kanak-kanak menuju ke

masa dewasa, kemudia 25% mengatakan masa awal pubertas sampai mencapai

kematangan adalah masa peralihan bagi kaum muda, dan lainnya 10,42%

menyebutkan bahwa masa peralihan adalah masa menghadapi periode peralihan

keputusan-keputusan penting.

c. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda

Pada tabel 4 ini akan dibahas perkembangan dan permasalahan-

permasalahan kaum muda yang terjadi di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Tabel 4. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan kaum muda (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

8 Proses perkembangan

kaum muda dapat

diketahui melalui

a. Perkembangan kepri-

badian

b. Perkembangan cara

berpikir

c. Perkembangan cara

bergaul dengan mas-

yarakat

d. Perkembangan sikap

dan tindakan

7

13

8

20

14,56

27,04

16,66

41,74

9 Masalah-masalah

yang sering dihadapi

kaum muda dan

dapat mempengaruhi

perkembangan men-

tal adalah

a. Gaya hidup global

b. Cara berpikir yang

intelektual

c. Hidup dalam dunia

khayalan

d. Hanyut dalam impian

dunia baru

14

16

9

9

29,17

33,33

18,75

18,75

10 Perkembangan emo-

sional kaum muda

dapat terlihat pada

a. Semangat kaum muda

b. Keras kepala

c. Sikap masa bodoh

d. Cara berbicara

13

10

6

19

27,08

21,83

12,05

39,04

11 Masalah penting

yang dihadapi kaum

muda sehubungan

denganperkembangan

sosial adalah

a. Bergaul dengan

kelom-pok

b. Peranan mereka dalam

kelompok

c. Penerimaan diri dalam

Kelompok

d. Pengaruh-pengaruh

ke-lompok

17

12

4

15

35,42

25

8,33

31,25

Dalam tabel 4 ini disebutkan bahwa 41,74% responden menyatakan

proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan sikap dan

tindakan. Kemudian 14,56% responden mereka menyatakan bahwa perkembangan

kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan kepribadian, sementara 27,04%

responden yang menyatakan bahwa proses perkembangan kaum muda diketahui

melalui perkembangan cara berpikir, sedangkan 16,66% responden lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

menyatakan bahwa perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui

perkembangan cara bergaul dengan masyarakat. Dari masalah-masalah yang sering

dihadapi kaum muda 33,33% responden mengatakan bahwa cara berpikir yang

intelektual dapat mempengaruhi perkembangan mental. Sementara 29,17%

responden kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa gaya

hidup global yang dihadapi kaum muda dapat mempengaruhi perkembangan mental.

Kemudian 18,75% responden mengatakan bahwa hidup dalam dunia khayalan dapat

mempengaruhi perkembangan mental kaum muda, dan lainnya 18,75% responden

mengatakan bahwa hanyut dalam impian dunia baru juga dapat mempengaruhi

perkembangan mental kaum muda.

Mengenai perkembangan emosional kaum muda 39,04% responden

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa emosional dapat

terlihat pada cara bicara mereka. Sementara 27,08% responden mengatakan bahwa

perkembangan emosional dapat terlihat pada semangat kaum muda. Kemudian

sekitar 21,83% responden kaum muda mengatakan bahwa emosional terlihat pada

keras kepala, sedangkan 12,05% responden lainnya mengatakan bahwa

perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada sikap masa bodoh mereka.

Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

perkembangan sosial 35,42% mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi

adalah bergaul dengan kelompok, 31,25% mengatakan bahwa pengaruh-pengaruh

kelompok menjadi masalah yang dihadapi sehubungan dengan perkembangan sosial,

sedangkan 25% mengatakan peranan mereka dalam kelompok menjadi masalah

perkembangan sosial, dan sekitar 8,33% mengatakan masalah perkembangan sosial

yang dihadapi kaum muda adalah dari penerimaan diri dalam kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

d. Pemahaman tentang Gereja

Dalam tabel 5 ini akan dipaparkan mengenai pemahaman kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang Gereja.

Tabel 5. Pemahaman tentang Gereja (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

12 Gereja berasal dari

kata igreja kata

tersebut berasal

dari ejaan

a. Bahasa Yunani

b. Bahasa Portugis

c. Bahasa Latin

d. Bahasa Inggris

14

18

14

2

29,16

37,05

29,16

4,63

13 Arti kata Gereja

adalah

a. Umat yang dipanggil

Tuhan

b. Umat yang diminta

Tuhan

c. Umat yang dibebaskan

Tuhan

d. Umat yang dikuasai

Tuhan

43

0

4

1

89,58

0

8,34

2,08

14

Ciri khas ke

katolikan yang

pokok adalah

Gereja Semesta,

banyak artikel

dalam Konsili

Vatikan II menun-

jukkan gambaran

Gereja Semesta

sebagai

a. Pengelompokan

b. Persekutuan

c. Penggolongan

d. Penyatuan

1

38

2

7

2,08

79,16

4,18

14,58

15

Gereja adalah

umat yang

dihimpun oleh

Allah di seluruh

dunia terdiri dari

jemaat-jemaat se-

tempat dan

menjadi nyata

sebagai per-

temuan liturgis

terutama sebagai

a. Pertemuan Ekaristi

b. Pertemuan para Imam

c. Pertemuan semua

orang

d. Pertemuan Para Kudus

34

4

5

5

70,83

8,35

10,41

10,41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Dari hasil penelitian dalam tabel 5 ini diketahui bahwa 37,05%

responden menyebutkan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Portugis, kemudian

29,16% responden menyebutkan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Yunani,

sedangkan 29,16% responden lainnya menyebutkan kata igreja berasal dari ejaan

bahasa Latin, dan lainnya 4,63% responden menyebutkan kata igreja berasal dari

ejaan bahasa Inggris.

Mengenai arti kata Gereja 89,58% responden menyebutkan arti kata

Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan, Kemudian 8,34% responden lainnya

menyebutkan bahwa arti kata Gereja adalah umat yang dibebaskan Tuhan, sedangkan

2,08% responden menyebutkan bahwa arti Gereja adalah umat yang dikuasai Tuhan.

Tentang ciri khas kekatolikan yang pokok 79,16% responden

mengatakan bahwa gambaran Gereja Semesta sebagai persekutuan, 2,08%

mengatakan sebagai pengelompokan, kemudian 4,18% sebagai penggolongan,

sedangkan 14,58% mengatakan sebagai penyatuan.

Mengenai Gereja yang dihimpun oleh Allah yang terdiri dari jemaat

setempat dan menjadi nyata 70,83% menyatakan bahwa pertemuan liturgis yang

dihimpun oleh Allah di seluruh dunia ini terutama sebagai pertemuan Ekaristi, 8,35%

menyatakan bahwa pertemuan liturgis ini sebagai pertemuan para Imam, 10,41%

menyatakan bahwa pertemuan liturgis sebagai pertemuan semua orang, dan 10,41%

lainnya menyatakan bahwa pertemuan liturgis ini sebagai pertemuan Para Kudus.

e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja

Pada tabel 6 ini akan dibahas mengenai pemahaman kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Tabel 6. Pemahaman tentang hidup menggereja (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

16

Hidup menggereja

adalah hidup dalam

a. Persekutuan iman

b. Iman yang utuh

c. Satu dan

bersekutu

d. Kedamaian

29

12

1

6

60,42

25

2,08

12,5

17 Manusia meng-

ungkapkan imannya

kepada Tuhan me-

lalui berbagai sarana

atau simbol dalam

doa, ibadat maupun

perayaan ke-

agamaan. Ungkapan

iman Anda ber-

bentuk

a. Pujian

b. Permohonan

c. Pernyataan

d. Syukur

10

17

1

20

20,83

35,41

2,08

41,68

18

Tugas kenabian

Gereja adalah

a. Mewartakan

b. Melayani

c. Memerintah

d. Menguasai

37

10

1

0

77,08

20,84

2,08

0

19

Tugas Kristus sebagai

Imam adalah

a. Menguduskan

b. Melayani

c. Memerintah

d. Memimpin

27

17

0

4

56,25

35,45

0

8,3

20

Tugas Kristus sebagai

Raja adalah

a. Menguduskan

b. Menguasai

c. Memimpin

d. Mewartakan

8

1

26

13

16,6

2,18

54,16

27,06

21 Kerygma adalah

termasuk bidang

a. Penggembalaan

b. Pelayanan

c. Ibadat

d. Pewartaan

21

8

9

10

43,75

16,67

18,75

20,83

22 Bidang Ibadat adalah a. Kerygma

b. Koinonia

c. Leiturgia

d. Diakonia

7

5

33

3

14,58

10,42

68,75

6,25

23

Koinonia adalah

bidang

a. Kesaksian

b. Pelayanan

c. Pewartaan

d. Penggembalaan

16

10

17

5

33,33

20,83

35,42

10,42

24

Bidang pelayanan

adalah

a. Martyria

b. Diakonia

8

27

16,67

56,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

(1) (2) (3) (4) (5)

c. Koinonia

d. Leiturgia

7

6

14,58

12,5

25 Martyria adalah

bidang

a. Ibadat

b. Kesaksian

c. Pewartaan

d. Pengembalaan

3

28

10

7

6,25

58,34

20,83

14,58

Dalam tabel 6 ini akan diketahui pemahaman kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja 60,42% mengatakan hidup

menggereja adalah hidup dalam persekutuan Iman, sekitar 25% mengatakan hidup

dalam Iman yang utuh, 2,08% mengatakan bahwa hidup dalam satu dan bersekutu,

kemudian sekitar 12,5% mengatakan hidup menggereja adalah hidup dalam

kedamaian. Dalam mengungkapkan imannya 41,68% responden menyebutkan bahwa

mereka mengungkapkan imannya dalam bentuk syukur. Kemudian 20,83%

responden menyebutkan bahwa pujian adalah bentuk ungkapan iman mereka,

sedangkan 35,41% menyebutkan permohonan sebagai bentuk ungkapan iman, dan

2,08% menyebutkan bahwa pernyataan adalah bentuk ungkapan iman mereka.

Sekitar 77,08% menyebutkan tugas Kenabian Gereja adalah mewartakan, 20,84%

menyebutkan melayani sebagai tugas kenabian Gereja, kemudian 2,08% tugas

kenabian Gereja yaitu memerintah.

Mengenai tugas Kristus sebagai Imam 56,25% mengatakan tugas Kristus

sebagai Imam adalah menguduskan, 35,45% mengatakan Kristus sebagai Imam

adalah melayani, 8,3% lainnya mengatakan Kristus sebagai Imam adalah memimpin.

Mengenai tugas Kristus sebagai Raja 54,16% menyatakan tugas Kristus sebagai Raja

adalah memimpin, 16,6% menyatakan Kristus sebagai Raja adalah menguduskan,

sedangkan 2,18% menyatakan menguasai adalah tugas Kristus sebagai Raja,

kemudian 27,06% menyatakan mewartakan adalah tugas Kristus sebagai Raja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Sekitar 43,75% dari responden menyebutkan kerygma adalah termasuk

bidang penggembalaan, sementara 16,67% menyebutkan bidang pelayanan adalah

kerygma. Kemudian sekitar 18,75% menyebutkan kerygma adalah termasuk bidang

ibadat, dan 20,83% responden menyebutkan kerygma adalah termasuk bidang

pewartaan. Mengenai bidang ibadat 68,75% kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan mengatakan leiturgia adalah temasuk bidang ibadat, sedangkan 14,58%

mengatakan kerygma adalah termasuk bidang ibadat, kemudian 10,42% mengatakan

koinonia adalah termasuk bidang ibadat, dan 6,25% lainnya mengatakan diakonia

adalah termasuk bidang ibadat. Tentang koinonia 35,42% responden mengatakan

koinonia adalah bidang pewartaan, sekitar 33,33% mengatakan koinonia adalah

bidang kesaksian, kemudian 20,83% responden mengatakan koinonia adalah bidang

pelayanan, sedangkan 10,42% lainnya mengatakan koinonia adalah bidang

penggembalaan. Bidang pelayanan sekitar 56,25% mengatakan bidang pelayanan

adalah diakonia, 16,67% lainnya mengatakan bidang pelayanan adalah martyria,

kemudian 14,58% mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah koinonia, sementara

12,5% responden mengatakan bidang pelayanan adalah leiturgia.Mengenai martyria

58,34% kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan menyebutkan martyria

termasuk bidang kesaksian, 6,25% lainnya menyebutkan bahwa martyria termasuk

bidang ibadat, kemudian 20,83% menyebutkan martyria adalah bidang pewartaan,

dan 14,58% menyebutkan martyria adalah bidang penggembalaan.

f. Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

Dalam tabel 7 ini akan diuraikan mengenai peran kaum muda dalam

hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Tabel 7. Peran kaum muda dalam hidup menggereja (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

26

Kaum muda sangat

diharapkan ber-

tanggung jawab atas

perannya sebagai

kaum muda katolik,

sebagai kaum muda

apa yang Anda

lakukan untuk men-

gembangkan Gereja

a. Terlibat aktif dalam

kehidupan menggereja

b. Membangkitkan

kesadaran kaum muda

untuk terlibat di

Gereja

c. Mempererat

persaudaraan antar

kaum muda katolik

d. Mengembangkan

bakat agar dapat

digunakan dalam

kegiatan di Gereja

21

16

7

4

43,75

33,33

14,58

8,34

27

Peran kaum muda

dalam kehidupan

menggereja adalah

sebagai

a. Pelaksana program

kerja Dewan Paroki

b. Penerus Gereja di

masa depan

c. Pembantu Pastor

Paroki

d. Hanya sebagai umat

saja

4

42

2

0

8,3

87,55

4,15

0

28 Pelayanan yang

dapat disumbangkan

kaum muda dalam

Gereja adalah

a. Bakat dan kemampuan

b. Tenaga

c. Pikiran

d. Dana

32

9

5

2

66,68

18,75

10,43

4,14

Bertanggung jawab atas perannya sebagai kaum muda katolik 43,75%

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memilih terlibat aktif dalam

kehidupan menggereja untuk menggembangkan Gereja. Sementara 33,33% mereka

memilih membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja, kemudian

14,58% memilih mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik, sedangkan

8,34% lainnya memilih mengembangkan bakat agar dapat di pergunakan dalam

kegiatan di Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Mengenai peran kaum muda dalam kehidupan menggereja 87,55%

responden memilih sebagai penerus Gereja di masa depan, kemudian 8,3% memilih

sebagai pelaksana program dewan paroki, sementara 4,15% lainnya memilih sebagai

pembantu pastor paroki.

Sekitar 66,68% responden mengatakan bahwa bakat dan kemampuan

yang mereka miliki sebagai pelayanan yang dapat disumbangkan dalam Gereja.

Sementara 18,75% mengatakan tenaga yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja

sebagai pelayanan, sekitar 10,43% mereka menyumbangkan pikiranya untuk Gereja,

dan 4,14% lainnya mengatakan bahwa mereka menyumbangkan dana untuk

pelayanan dalam Gereja.

g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja

Tabel 8 ini akan memaparkan mengenai keterlibatan kaum muda dalam

Gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

Tabel 8. Keterlibatan kaum muda dalam Gereja (N=48)

No.

Item

Daftar

pernyataan

Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

29

Arti keterlibatan

adalah

a. Ambil bagian dalam

sebuah organisasi

b. Sebuah pengabdian

yang dilakukan secara

sukarela

c. Partisipasi dalam se-

buah kegiatan

d. Kehadiran dalam se-

buah kegiatan

21

11

11

5

43.75

22,93

22,93

10,39

30 Perayaan

Ekaristi

merupakan

a. Pertemuan Orang

Kudus

b. Perjamuan Tuhan

c. Perjamuan makan

d. Pertemuan Para Imam

11

33

2

2

22,93

68,75

4,16

4,16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

(1) (2) (3) (4) (5)

31

Retret bertujuan

untuk membina

umat dalam hal

a. Kepentingan pribadi

b. Pemeriksaan batin

c. Kepentingan sosial

d. Bersenang-senang

7

33

8

0

14,58

68,75

16,67

0

32

Tujuan

diadakannya

rekoleksi adalah

a. Memberi pengaruh

positif kepada kaum

muda

b. Menjalankan program

yang sudah direnca-

nakan

c. Mengumpulkan kaum

muda lalu bersenang-

senang

d. Hanya mengisi waktu

luang kaum muda

36

12

0

0

75

25

0

0

33

Fungsi seorang

pemimpin dalam

sebuah

organisasi adalah

a. Memimpin tanpa me-

minta pendapat ang-

gotanya

b. Banyak bicara sedikit

bekerja

c. Menggerakkan ang-

gotanya untuk aktif

d. Membiarkan ang-

gotanya bekerja

sendiri

2

0

46

0

4,18

0

95,82

0

Dalam tabel 8 ini akan diketahui mengenai keterlibatan kaum muda

dalam Gereja 43,75% responden mengatakan bahwa arti keterlibatan Gereja adalah

ambil bagian dalam sebuah organisasi. Kemudian 22,93% responden mengatakan

bahwa sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela adalah arti ketelibatan

Gereja, 22,93% responden lainnya mengatakan bahwa arti keterlibatan Gereja adalah

partisipasi dalam sebuah kegiatan, dan sekitar 10,39% responden mengatakan bahwa

kehadiran dalam sebuah kegiatan adalah arti dari keterlibatan Gereja.

Mengenai perayaan Ekaristi 68,75% responden mengatakan bahwa

perayaan Ekaristi merupakan Perjamuan Tuhan, sementara 22,93% responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan pertemuan Orang Kudus,

sedangkan 4,16% responden mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan

perjamuan makan, dan 4,16% responden lainnya mengatakan bahwa perayaan

Ekaristi merupakan pertemuan para Imam.

Tentang retret 68,75% responden kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan menyebutkan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal

pemeriksaan batin, sementara 14,58% responden menyebutkan bahwa tujuan retret

untuk membina umat dalam hal kepentingan pribadi, sekitar 16,67% responden kaum

muda menyebutkan bahwa untuk membina umat dalam hal kepentingan sosial.

Tujuan diadakan rekoleksi 75% responden mengatakan bahwa tujuan

rekoleksi adalah memberi pengaruh positif kepada kaum muda, dan 25% responden

lainnya mengatakan bahwa tujuan rekoleksi adalah menjalankan program yang sudah

direncanakan. Mengenai fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi 95,82%

responden mengatakan bahwa menggerakkan anggotanya untuk aktif adalah fungsi

seorang pemimpin, dan sekitar 4,18% responden mengatakan bahwa fungsi seorang

pemimpin adalah memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya.

h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup Menggereja

Pada tabel ini akan di bahas tentang kesulitan/penghambat kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat dalam hidup menggereja.

Tabel 9. Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

34

Hal-hal yang

menghambat

a. Diri sendiri

b. Orang tua

20

1

41,68

2,08

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

(1) (2) (3) (4) (5)

kaum muda untuk

terlibat dalam

kegiatan

menggereja adalah

c. Kesibukan

studi/pekerjaan

d. Dewan Paroki

25

2

52,08

4,16

35

Kesulitan apa

yang Anda alami

untuk terlibat

dalam kegiatan

menggereja

a. Terlalu sibuk dengan

pekerjaan/kegiatan di

sekolah

b. Tidak memiliki ken-

daraan untuk ke

gereja

c. Kegiatan Gereja

yang tidak

terorganisir

d. Tidak berminat

mengikuti kegiatan

di Gereja

33

3

6

6

68,65

6,25

12,55

12,55

36

Apakah

hambatan/kendala

yang timbul dari

dalam diri Anda

ketika ingin

terlibat dalam

kegiatan

menggereja

a. Urusan pribadi yang

mendesak

b. Tidak memiliki bakat

/kemampuan

c. Tidak memiliki

teman di Gereja

d. Tidak percaya diri

untuk terlibat di

Gereja

21

5

1

21

43,75

10,42

2,08

43,75

Pada tabel berikut ini ditemukan data tentang kesulitan kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam keterlibatan di Gereja 52,08% responden

mengatakan bahwa hal-hal yang menghambat mereka untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja adalah kesibukan studi/pekerjaan. Kemudian 41,68% responden

mengatakan bahwa diri sendiri yang menghambat mereka untuk terlibat dalam

kegiatan menggereja, sementara 4,16% responden mengatakan bahwa hal yang

menjadi penghambat untuk terlibat adalah dewan paroki, dan sekitar 2,08%

responden mengatakan bahwa orang tua yang menghambat mereka untuk terlibat

dalam kegiatan menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Adapun kesulitan yang mereka alami 68,65% menyatakan terlalu sibuk

dengan pekerjaan/kegiatan disekolah mereka sulit untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja. Sementara 6,25% menyatakan kesulitan yang mereka alami adalah tidak

memiliki kendaraan untuk ke Gereja. Kemudian 12,55% mengatakan karena kegiatan

yang tidak terorganisir sehingga mereka sulit untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja, 12,55% lainnya mengatakan kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam

kegiatan menggereja adalah karena tidak berminat mengikuti kegiatan di gereja.

Mengenai hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri 43,75%

mengatakan urusan pribadi yang mendesak yang menjadi hambatan ketika ingin

terlibat dalam kegiatan menggereja. Kemudian 43,75% mengatakan

hambatan/kendala ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah tidak

percaya diri untuk terlibat di Gereja. Sedangkan 10,42% mengatakan tidak memiliki

bakat/kemampuan menjadi hambatan/kendala ketika ingin terlibat dalam kegiatan

menggereja, sekitar 2,08% mengatakan bahwa tidak memiliki teman di Gereja yang

menjadi hambatan/kendala ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja.

i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja

Dalam tabel ini akan membahas mengenai manfaat terlibat dalam hidup

menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

Tabel 10. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja (N=48)

No.

Item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

37

Manfaat apa yang

Anda peroleh dari

kegiatan

a. Terjalin komunikasi

dan kerjasama antar

sesama

19

39,58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

(1) (2) (3) (4) (5)

menggereja

b. Membangkitkan per-

caya diri

c. Mempererat per-

saudaraan antar kaum

muda

d. Mengembangkan

bakat dan kemam-

puan

11

13

5

22,92

27,08

10,42

38

Manfaat apa yang

dapat diperoleh

Gereja dari

kegiatan kaum

muda

a. Gereja semakin

berkembang

b. Gereja memiliki

penerus di masa depan

c. Gereja menjadi ramai

d. Gereja dapat dikenal

oleh banyak kaum

muda

21

23

0

4

43,95

47,92

0

8,13

39

Manfaat apa yang

anda peroleh

sebagai kaum

muda dalam

kegiatan

menggereja

dengan terlibat

aktif

a. Memperluas

pengetahuan

b. Memiliki banyak

teman

c. Memperdalam iman

kepada Tuhan

d. Dikenal oleh banyak

orang

15

2

31

0

31,25

4,18

64,57

0

Pada tabel 10 ini membahas mengenai manfaat keterlibatan dalam hidup

menggereja 39,58% responden mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari

kegiatan menggereja adalah terjalin komunikasi dan kerjasama antar sesama.

Kemudian 22,92% responden mengatakan bahwa manfaat dari mengikuti kegiatan

menggereja adalah membangkitkan percaya diri, sementara 27,08% responden

mengatakan bahwa mempererat persaudaraan antar kaum muda adalah manfaat yang

diperoleh dari kegiatan menggereja. Sedangkan 10,42% responden lainnya

mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan menggereja adalah

mengembangkan bakat dan kemampuan. Mengenai manfaat yang dapat diperoleh

Gereja dari kegiatan kaum muda 47,92% responden mengatakan bahwa Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

memiliki penerus di masa depan, kemudian 43,95% mengatakan bahwa Gereja

semakin berkembang. Sedangkan 8,13% lainnya mengatakan bahwa manfaat yang

dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda adalah Gereja dapat dikenal oleh

banyak kaum muda.

Mengenai manfaat yang diperoleh kaum muda dengan terlibat aktif

dalam kegiatan menggereja 64,57% mengatakan bahwa memperdalam iman kepada

Tuhan adalah manfaat dari keterlibatan aktif mereka. Sementara 31,25% mengatakan

bahwa manfaat dari keterlibaatn aktif mereka dalam kegiatan menggereja adalah

memperluas pengetahuan, dan sekitar 4,18% lainnya mengatakan memiliki banyak

teman adalah manfaat mereka terlibat aktif dalam kegiatan menggereja.

j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam Kegiatan

Menggereja

Dalam tabel 11 ini akan diuraikan mengenai harapan dan usulan dari

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

Tabel 11. Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda

dalam kegiatan menggereja (N=48)

No.

item

Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

40

Apa yang Anda

harapkan terhadap

penyelenggaraan

dalam kegiatan

menggereja

a. Kegiatan yang dapat

mengarahkan kaum

muda untuk terlibat

aktif

b. Kegiatan yang men-

dapat tempat dalam

program tahunan

paroki

c. Kegiatan yang dapat

35

5

3

72,81

10,47

6,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

(1) (2) (3) (4) (5)

disesuaikan dengan

waktu libur kaum

muda

d. Kegiatan yang men-

dapat dukungan dari

orang tua

5

10,47

41

Bentuk kegiatan

kaum muda seperti

apa yang menarik

dan Anda harapkan

untuk diikuti oleh

para kaum muda

agar mereka lebih

aktif mengikuti

kegiatan

menggereja

a. Perayaan Ekaristi

kaum muda

b. Rekoleksi

c. Retret

d. Pendalaman iman

13

8

3

24

27,08

16,67

6,25

50

42

Tema seperti apa

yang Anda usulkan

jika mengikuti

kegiatan

menggereja

a. Kaum muda bertemu

dalam kasih Tuhan

b. Bersama Gereja

berani mewartakan

kabar gembira

c. Gereja milik kita

bersama

d. Kaum muda harapan

Gereja

18

12

4

14

37,5

25

8,93

29,17

43

Apa yang Anda

harapkan terkait

dengan isi dan

tujuan kegiatan

kaum muda dalam

kegiatan

menggereja

a. Mengembangkan

wawasan moral

b. Mengembangkan

wawasan rohani

c. Mengembangkan

potensi diri

d. Meneguhkan jati diri

1

33

7

7

2,09

68,75

14,58

14,58

44

Apa harapan Anda

dengan terlibat

dalam

kegiatan hidup

menggereja

a. Dapat memberi

pengaruh positif

kepada

kaum muda

b. Dapat memperluas

pengalaman

c. Lebih percaya diri

d. Mendapat

kepercayaan

19

10

8

11

39,58

20,82

16,68

22,92

45

Berbagai kegiatan

yang diprogramkan,

diharapkan

a. Diri sendiri

b. Orang tua

c. Dewan Paroki

8

20

7

16,78

41,62

14,52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

(1) (2) (3) (4) (5)

mendapat dukungan

dari

d. Pastor Paroki 13 27,08

Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan dalam kegiatan menggereja 72,81% responden menyebutkan bahwa

harapan dan usulan mereka terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan menggereja

adalah kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat aktif. Sementara

10,47% responden mereka menyebutkan bahwa harapan dan usulan mereka adalah

kegiatan yang mendapat tempat dalam program tahunan paroki, kemudian sekitar

6,25% responden menyebutkan bahwa kegiatan yang dapat disesuaikan dengan

waktu libur kaum muda adalah harapan dan usulan mereka terhadap

penyelenggaraan dalam kegiatan menggereja. Sedangkan 10,47% responden lainnya

menyebutkan bahwa harapan dan usulan mereka terhadap penyelenggaraan dalam

kegiatan menggereja adalah kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua.

Mengenai bentuk kegiatan yang menarik yang diharapkan kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan ikuti agar mereka lebih aktif mengikuti kegiatan

menggereja 50% responden mengatakan bahwa pendalaman iman, kemudian 27,08%

responden mengatakan Perayaan Ekaristi kaum muda, sementara 16,67% responden

mengatakan rekoleksi, dan 6,25% lainnya adalah retret.

Tentang tema yang diusulkan jika mengikuti kegiatan menggereja 37,5%

responden mengatakan temanya adalah kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan,

kemudian 25% responden mengatakan usulan untuk tema adalah bersama Gereja

berani mewartakan kabar gembira, sekitar 8,93% responden mengusulkan Gereja

milik kita bersama, dan sekitar 29,17% responden mengusulkan temanya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

kaum muda harapan Gereja. Mengenai harapan kaum muda terkait dengan isi dan

tujuan kegiatan dalam kegiatan menggereja 68,75% mengatakan harapan mereka

terkait isi dan tujuan untuk mengembangkan wawasan rohani, 2,09% mengatakan

mengembangkan wawasan moral, sekitar 14,58% mengatakan mengembangkan

potensi diri, dan 14,58% lainnya meneguhkan jati diri.

Adapun harapan dari kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

39,58% responden mengatakan bahwa harapan mereka dengan terlibat dalam

kegiatan hidup menggereja agar dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda.

Kemudian 20,82% mengatakan agar dapat memperluas pengalaman, sedangkan

16,68% mengatakan agar lebih percaya diri, dan 22,92% mengatakan agar mendapat

kepercayaan.

Dari berbagai kegiatan yang diprogramkan 41,62% responden kaum

muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengharapkan mendapat dukungan dari

orang tua, sedangkan 16,78% responden membutuhkan dukungan dari diri sendiri,

kemudian 14,52% responden mengharapkan dukungan dari dewan paroki, dan

27,08% responden lainnya mengharapkan dukungan dari pastor paroki.

6. Pembahasan Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian berdasarkan

variabel penelitian yang meliputi identitas responden, pemahaman tentang pengertian

kaum muda, perkembangan dan permasalahan-permasalahan kaum muda,

pemahaman tentang Gereja, pemahaman tentang hidup menggereja, peran kaum

muda dalam hidup menggereja, keterlibatan kaum muda dalam Gereja,

kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja, manfaat terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

hidup menggereja, serta harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam

kegiatan menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

a. Identitas Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan. Maka diketahui jumlah responden dalam penelitian ini adalah 48 orang.

Responden yang paling banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan 25 orang

(52,08%) dan yang berjenis kelamin laki-laki 23 orang (47,92%). Dari segi usia

kaum muda yang berusia 13-15 tahun 24 orang (50%), yang berusia 16-19 tahun 8

orang (15,67%), sementara yang berusia 20-24 tahun 9 orang (17,73%), kemudian

yang berusia 25-29 tahun 4 orang (8,3%), dan yang berusia 30-35 tahun 4 orang

(8,3%). Status kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah yang

berstatus SMP 25 orang (52,18%), berstatus SMA 7 orang (14,55%), kemudian yang

berstatus kuliah 2 orang (4,14%), dan yang statusnya sudah bekerja 14 orang

(29,13%). Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa responden di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan lebih banyak perempuan (52,08%), usia mereka rata-rata 13-15

tahun (50%), dan mereka adalah yang masih berstatus SMP (52,18%).

b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pemahaman responden yang

ada di Paroki St.Petrus Sungai Kayan tentang pengertian kaum muda. Responden

yang mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang berusia 15-24 tahun 14

orang (29,17%), 18 orang responden (47,25%) mengatakan bahwa kaum muda

menurut mereka adalah orang yang berusia 13-30 tahun, ini mereka pahami karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

usia kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan rata-rata mulai usia 13-30 tahun

ke atas atau mereka yang belum menikah. Kemudian 11 orang (22,17%) mengatakan

kaum muda adalah yang berusia 17-30 tahun, dan 5 orang responden lainnya (7,24%)

mengatakan menurut mereka usia kaum muda adalah 12-25 tahun. Mengenai

pengertian kaum muda 6 orang responden (12,25%) mengatakan bahwa menurut

mereka kaum muda adalah orang yang sekerja/sepaham. Semantara 13 responden

(27,38%) mengatakan menurut mereka pengertian dari kaum muda adalah orang

yang berusia muda. Kemudian 9 orang (18,75%) mengatakan kaum muda adalah

orang yang masih menempuh pendidikan, dan 20 orang responden (41,62%)

mengatakan menurut mereka bahwa orang yang belum menikah adalah orang yang

masih disebut sebagai kaum muda.

Tentang ciri-ciri yang melekat pada kaum muda 7 orang (14,58%)

mengatakan ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah pekerja keras, 24 orang

responden (50%) mengatakan bahwa kreatif dan energik adalah ciri-ciri dari kaum

muda yang bisa membangun dan menjadi generasi penerus Gereja. Sementara 1

orang responden (2,83%) mengatakan ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah

malas-malasan. Kemudian 16 responden lainnya (32,59%) mengatakan bertanggung

jawab adalah ciri-ciri yang melekat pada kaum muda.

Mengenai masa peralihan bagi kaum muda 15 orang responden (31,25%)

mengatakan masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa adalah masa peralihan bagi

kaum muda, 12 orang responden (25%) mengatakan bahwa masa peralihan bagi

kaum muda adalah pada masa awal pubertas sampai mencapai kematangan.

Kemudian 16 orang (33,33%) responden mengatakan masa dimana kaum muda

mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa itu adalah masa peralihan bagi kaum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

muda, dan 5 orang (10,42%) mengatakan masa peralihan bagi kaum muda adalah

masa dimana kaum muda mulai menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan

penting.

Dari hasil di atas pemahaman kaum muda di Paroki St.Petrus Sungai

Kayan tentang kaum muda. Menurut mereka kaum muda adalah mereka yang berusia

antara 13-30 tahun (47,25%). Pengertian kaum muda menurut mereka adalah orang

yang belum menikah (41,62%). Kemudian menurut mereka ciri-ciri yang melekat

pada kaum muda adalah kreatif dan energik (50%), dan masa peralihan kaum muda

menurut mereka adalah masa dimana kaum muda mulai berinteraksi dengan

masyarakat dewasa (33,33%).

c. Perkembangan dan Permasalah-permasalahan Kaum Muda

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka akan dibahas

mengenai perkembangan dan permasalahan kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan. Dari 48 responden ada 7 orang responden (14,56%) mengatakan

bahwa proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan

kepribadiannya. Sementara 13 orang responden (27,04%) mengatakan proses

perkembangan kaum muda itu dapat diketahui melalui perkembangan cara berpikir

mereka. Kemudian 8 orang (16,66%) mengatakan bahwa perkembangan cara bergaul

dengan masyarakat adalah proses dari perkembangan kaum muda, dan 20 orang

lainnya (41,74%) mengatakan bahwa proses perkembangan kaum muda dapat

diketahui melalui perkembangan sikap dan tindakan kaum muda.

Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

orang (29,17%) responden mengatakan bahwa gaya hidup global menjadi masalah

dan dapat mempengaruhi perkembangan mental kaum muda. Kemudian 16 orang

(33,33%) responden mengatakan bahwa masalah-masalah yang sering dihadapi kaum

muda dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka adalah cara berpikir

yang intelektual. Sementara 9 orang (18,75%) responden mengatakan bahwa hidup

dalam dunia khayalan menjadi masalah yang sering dihadapi kaum muda dan

mempengaruhi perkembangan mental, sedangkan 9 orang lainnya (18,75%)

responden mengatakan bahwa hanyut dalam impian dunia baru adalah masalah kaum

muda dan dapat mempengaruhi perkembangan mental bagi kaum muda.

Mengenai perkembangan emosional kaum muda 13 orang (27,08%)

responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat

pada semangat kaum muda dalam melakukan suatu aktivitas. Sedangkan 10 orang

(21,83%) responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat

terlihat pada keras kepala kaum muda yang biasanya tidak mau mendengarkan

pendapat atau masukan yang diberikan kepada mereka. Sementara 6 orang (12,05%)

responden mengatakan bahwa sikap masa bodoh kaum muda adalah perkembangan

emosional mereka, dan 19 orang lainnya sekitar (39,04%) responden mengatakan

bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada cara mereka

berbicara.

Adapun masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda 17 orang

responden (35,42%) mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi kaum muda

sehubungan dengan perkembangan sosial adalah bergaul dengan kelompok.

Sementara 12 orang (25%) responden mengatakan bahwa peranan mereka dalam

kelompok menjadi masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

perkembangan sosial mereka. Sekitar 4 orang (8,33%) responden mengatakan bahwa

masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

perkembangan sosial adalah penerimaan diri dalam kelompok. Kemudian 15 orang

lainnya (31,25%) responden mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi

kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial adalah pengaruh-pengaruh dari

kelompok. Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan

dan permasalahan-permasalahan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

Proses perkembangan mereka dapat diketahui melalui perkembangan sikap dan

tindakan mereka (41,74%) responden. Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh

mereka dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka adalah cara berpikir

mereka yang intelektual (33,33%) responden. Kemudian perkembangan emosional

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dapat terlihat pada cara bicara mereka

(39,04%), dan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh mereka sehubungan

dengan perkembangan sosial adalah cara bergaul dengan kelompok (35,42%).

d. Pemahaman tentang Gereja

Berdasarkan hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan maka

dapat diketahui pemahaman kaum muda tentang Gereja. Dari 48 orang responden 14

orang (29,16%) mengatakan Gereja yang berasal dari kata igreja, kata tersebut

berasal dari ejaan bahasa Yunani. Kemudian 18 orang respondnen (37,05%)

mengatakan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Portugis, sementara 14 orang

(29,16%) responden mengatakan kata igreja tersebut berasal dari ejaan bahasa Latin,

dan 2 orang lainnya (4,63%) responden mengatakan kata igreja adalah berasal dari

ejaan bahasa Inggris. Tentang arti kata Gereja 43 orang responden (89,58%) di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa arti kata Gereja adalah umat yang

dipanggil Tuhan. Sedangkan 4 orang (8,34%) responden mengatakan arti kata Gereja

adalah umat yang dibebaskan Tuhan. Sementara 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa

arti kata Gereja adalah umat yang dikuasai Tuhan.

Mengenai ciri khas kekatolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, 1

orang responden (2,08%) mengatakan bahwa artikel dalam Konsili Vatikan II itu

menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai pengelompokan. Kemudian 38

orang responden (79,16%) mengatakan ciri khas kekatolikan yang pokok dalam

Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai persekutuan.

Sementara 2 orang (4,18%) mengatakan artikel dalam Konsili Vatikan II

menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai penggolongan, dan 7 orang

(14,58%) responden mengatakan artikel dalam Konsili Vatikan II tentang ciri khas

kekatolikan yang menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai penyatuan.

Mengenai Gereja yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia yang terdiri dari

jemaat-jemaat 34 orang (70,83%) responden mengatakan bahwa pertemuan ini

menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan Ekaristi.

Sedangkan 4 orang responden (8,35%) mengatakan pertemuan liturgis ini terutama

sebagai pertemuan Para Imam. Kemudian 5 orang (10,41%) responden mengatakan

bahwa pertemuan liturgis ini adalah terutama sebagai pertemuan semua orang, dan 5

orang lainnya (10,41%) mengatakan pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan

Para Kudus.

Dari hasil penelitian di atas, maka diketahui pemahaman kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang Gereja. mereka memahami kata igreja yang

berasal dari ejaan bahasa Portugis (37,05%). Mereka memahami arti dari kata Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

adalah umat yang dipanggil Tuhan (89,58%). Kemudian mereka memahami ciri khas

kekatolikan dari artikel dalam Konsili Vatikan II menunjukkan bahwa gambaran

Gereja Semesta sebagai persekutuan (79,16%), dan pertemuan liturgis terutama

sebagai pertemuan Ekaristi (70,83%).

e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan maka dapat diketahui pemahaman kaum muda tentang hidup

menggereja. Dari 48 responden ada 29 orang (60,42%) yang mengatakan bahwa

hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman. Kemudian 12 orang

responden (25%) mengatakan hidup menggereja adalah hidup dalam iman yang utuh.

Sementara 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup

dalam satu dan bersekutu, dan 6 orang lainnya (12,5%) mengatakan bahwa hidup

menggereja adalah hidup dalam kedamaian.

Dalam mengungkapkan imannya kepada Tuhan dari 48 responden 10

orang responden (20,83%) mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya

kepada Tuhan dalam bentuk pujian. Sementara 17 orang (35,41%) mengatakan

bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk permohonan.

Sedangkan 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa dengan pernyataan dapat

mengungkapkan imannya kepada Tuhan. Kemudian 20 orang responden (41,68%)

mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dengan syukur.

Tentang tugas kenabian Gereja 37 orang responden (77,08%)

mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah mewartakan. Kemudian 10 orang

responden (20,84%) mengatakan bahwa tugas dari kenabian Gereja adalah melayani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Sedangkan 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah

memerintah.

Adapun tugas Kristus sebagai Imam dari 48 kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan 27 orang (56,25%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai

Imam adalah menguduskan. Sementara 17 orang (35,45%) mengatakan bahwa tugas

Kristus sebagai Imam adalah melayani, dan sekitar 4 orang (8,3%) responden

mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Imam adalah memimpin.

Mengenai tugas Kristus sebagai Raja 8 orang (16,6%) kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah

menguduskan. Sementara 1 orang (2,18%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai

Raja adalah menguasai. Kemudian 26 orang (54,16%) mengatakan bahwa tugas

Kristus sebagai Raja adalah memimpin, dan 13 orang (27,06%) responden

mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah mewartakan. Dari hasil

penelitian di Paroki St Petrus Sungai Kayan mengenai kerygma 21 orang kaum muda

(43,75%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang

penggembalaan. Sedangkan 8 orang responden (16,67%) mengatakan bahwa

kerygma termasuk dalam bidang pelayanan. Sementara 9 orang responden (18,75%)

mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang ibadat, dan 10 orang

responden lainnya (20,83%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam

bidang pewartaan.

Mengenai bidang ibadat dari 48 responden 7 orang (14,58%) mengatakan

bahwa bidang ibadat adalah kerygma. Kemudian 5 orang responden (10,42%)

mengatakan bahwa bidang ibadat adalah koinonia. Sedangkan 33 orang (68,75%)

mengatakan bahwa bidang ibadat adalah leiturgia, dan 3 orang responden (6,25%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

mengatakan bidang ibadat adalah diakonia. Dari 48 responden di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan ada 16 orang (33,33%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk

bidang kesaksian. Sementara 10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa

koinonia adalah termasuk dalam bidang pelayanan. Sedangkan 17 orang responden

(35,42%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk dalam bidang pewartaan.

Kemudian 5 orang lainnya (10,42%) mengatakan bahwa koinonia termasuk dalam

bidang penggembalaan.

Mengenai bidang pelayanan 8 orang responden (16,67%) mengatakan

bahwa bidang pelayanan adalah martyria. Sedangkan 27 orang (56,25%) mengatakan

bahwa bidang pelayanan adalah diakonia. Kemudian 7 orang (14,58%) mengatakan

bahwa bidang pelayanan adalah koinonia, dan 6 orang responden (12,5%)

mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah leiturgia.

Sekitar 3 orang (6,25%) responden di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang ibadat. Kemudian 28 orang

(58,34%) mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang kesaksian. Sedangkan

10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa martyria adalah termasuk dalam

bidang pewartaan, dan 7 orang (14,58%) mengatakan bahwa martyria termasuk

dalam bidang penggembalaan.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pemahaman kaum

muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja. Mereka

mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman

(60,42%). Mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk syukur

kepada Tuhan (41,68%). Mereka mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah

mewartakan (77,08%), tugas Kristus sebagai Imam adalah menguduskan (56,25%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

dan tugas Kristus sebagai Raja adalah memimpin (54,16%). Mereka mengatakan

bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang penggembalaan (43,75%), mereka

mengatakan bidang ibadat adalah leiturgia (68,75%), koinonia adalah bidang

pewartaan (35,42%), bidang pelayanan adalah diakonia (56,25%), dan mereka

mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang kesaksian (58,34%).

f. Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, maka

dapat diketahui sejauh mana peran kaum muda dalam hidup menggereja. Dari 48

responden yang ada 21 orang (43,75%) mengatakan bahwa sebagai kaum muda

untuk dapat mengembangkan Gereja mereka terlibat aktif dalam kehidupan

menggereja. Sedangkan 16 orang responden (33,33%) mengatakan peran yang

mereka lakukan sebagai kaum muda katolik adalah dengan membangkitkan

kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja. Kemudian 7 orang (14,58%)

mengatakan bahwa sebagai kaum muda yang sangat bertanggung jawab atas

perannya sebagai kaum muda maka untuk menggembangkan Gereja mereka

mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik, dan 4 orang responden (8,34%)

mengatakan sebagai kaum muda katolik yang dapat dilakukan untuk

menggembangkan Gereja adalah dengan menggembangkan bakat agar dapat

digunakan dalam kegiatan di Gereja.

Mengenai peran kaum muda dalam kehidupan menggereja 4 orang

(8,3%) mengatakan bahwa peran mereka dalam Gereja sebagai pelaksana program

kerja dewan Paroki. Sedangkan 42 orang (87,55%) mengatakan bahwa peran mereka

dalam kehidupan menggereja adalah sebagai penerus Gereja dimasa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Kemudian 2 orang (4,15%) mengatakan bahwa peran mereka dalam kehidupan

menggereja adalah sebagai pembantu pastor paroki.

Mengenai pelayanan yang dapat disumbangkan oleh kaum muda 32

orang (66,68%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk

Gereja adalah bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Kemudian 9 orang

(18,75%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat disumbangkan dalam Gereja

adalah tenaga. Sementara 5 orang (10,43%) mengatakan bahwa pelayanan yang

dapat mereka sumbangkan bagi Gereja adalah pikiran, dan 2 orang lainnya (4,14%)

mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja adalah

dana.

Dari hasil di atas maka diketahui peran kaum muda di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan dalam hidup menggereja. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung

jawab atas perannya sebagai kaum muda katolik, maka untuk mengembangkan

Gereja mereka terlibat aktif dalam kehidupan menggereja (43,75%) responden. Peran

mereka dalam kehidupan menggereja adalah sebagai penerus Gereja di masa depan

(87,55%) responden, dan pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja

adalah bakat dan kemampuan yang mereka miliki (66,68%) responden.

g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja

Dari hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, maka dapat

diketahui keterlibatan kaum muda dalam Gereja. Dari 48 responden sebanyak 21

orang (43,75%) mengatakan arti dari keterlibatan adalah ambil bagian dalam sebuah

organisasi. Kemudian 11 orang (22,93%) responden mengatakan arti dari

keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela, sedangkan 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

orang lainnya (22,93%) responden mengatakan arti dari keterlibatan adalah

partisipasi dalam sebuah kegiatan, dan sekitar 5 orang (10,39%) responden

mengatakan arti dari keterlibatan adalah kehadiran mereka dalam sebuah kegiatan.

Tentang perayaan Ekaristi ada 11 orang (22,93%) mengatakan bahwa perayaan

Ekaristi merupakan pertemuan orang Kudus. Sementara 33 orang (68,75%)

mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perjamuan Tuhan. Kemudian 2

orang (4,16%) responden mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan

perjamuan makan. Sedangkan 2 orang lainnya (4,16%) mengatakan bahwa perayaan

Ekaristi merupakan pertemuan Para Imam.

Mengenai tujuan dari retret ada 7 orang (14,58%) responden yang

mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal kepentingan

pribadi. Sedangkan 33 orang responden (68,75%) mengatakan bahwa retret bertujuan

untuk membina umat dalam hal pemeriksaan batin. Kemudian ada 8 orang responden

(16,67%) yang mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal

kepentingan sosial.

Mengenai tujuan diadakannya rekoleksi sekitar 36 orang responden

(75%) mengatakan bahwa tujuan diadakannya rekoleksi adalah memberi pengaruh

positif kepada kaum muda. Sementara 12 orang responden (25%) mengatakan bahwa

tujuan diadakannya rekoleksi adalah untuk menjalankan program yang sudah

direncanakan. Mengenai fungsi dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi dari

48 orang responden 2 orang (4,18%) yang mengatakan bahwa fungsi seorang

pemimpin dalam sebuah organisasi adalah memimpin tanpa meminta pendapat

anggotanya. kemudian sekitar 46 orang responden (95,82%) mengatakan bahwa

fungsi dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menggerakkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

anggotanya untuk aktif. Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui

sejauhmana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam

Gereja. Menurut mereka arti dari keterlibatan adalah ambil bagian dalam sebuah

organisasi (43,75%). Mereka mengatakan perayaan Ekaristi merupakan perjamuan

Tuhan (68,75%). Menurut mereka retret bertujuan untuk membina umat dalam hal

pemeriksaan batin (68,75%). Mereka mengatakan tujuan diadakannya rekoleksi

adalah agar memberi pengaruh positif kepada kaum muda (75%), dan menurut

mereka fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menggerakkan

anggotanya untuk aktif (95,82%).

h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian akan diketahui kesulitan/penghambat bagi

kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat dalam hidup

menggereja. Sekitar 20 orang responden (41,68%) mengatakan hal-hal yang

menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dari

dalam diri sendiri. Kemudian 1 orang responden (2,08%) mengatakan hal-hal yang

menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dari pihak

orang tua. Sedangkan 25 orang responden (52,08%) mengatakan hal-hal yang

menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena

kesibukan studi/pekerjaan, dan 2 orang responden (4,16%) mengatakan hal-hal yang

menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dewan

Paroki.

Mengenai kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja 33 orang responden (68,65%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena terlalu sibuk dengan

pekerjaan/kegiatan di sekolah. Sementara 3 orang responden (6,25%) mengatakan

bahwa kesulitan yang mereka alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah

karena tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja. Kemudian 6 orang responden

(12,55%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja adalah kegiatan Gereja yang tidak terorganisir. Sedangkan 6 orang

responden lainnya (12,55%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami untuk terlibat

dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak berminat mengikuti kegiatan di

Gereja. Adapun hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri kaum muda di Paroki

St. Petrus Sungai Kayan 21 orang responden (43,75%) mengatakan bahwa

hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan

menggereja adalah karena urusan pribadi yang mendesak. Sementara 5 orang

responden (10,42%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam

diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki

bakat/kemampuan yang dapat disumbangkan untuk Gereja. Sedangkan 1 orang

responden (2,08%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam

diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki

teman di Gereja, dan 21 orang responden lainnya (43,75%) mengatakan bahwa

hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan

menggereja adalah karena tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja.

Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui apasaja yang menjadi

kesulitan/penghambat kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat

dalam hidup menggereja. Hal-hal yang menghambat mereka untuk terlibat dalam

kegiatan menggereja adalah karena kesibukan studi/pekerjaan mereka (52,08%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Adapun kesulitan yang mereka alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja

adalah karena terlalu sibuk dengan pekerjan/kegiatan di sekolah (68,65%), dan yang

menjadi hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri kaum muda ketika ingin

terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena urusan pribadi yang mendesak

(43,75%) dan karena mereka tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja (43,75%).

i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan maka dapat diketahui manfaat apa yang di peroleh dari keterlibatan

dalam hidup menggereja. Ada 19 orang responden (39,58%) mengatakan bahwa

manfaat yang mereka peroleh dari kegiatan menggereja adalah terjalinnya

komunikasi dan kerjasama antar sesama kaum muda. Sementara 11 orang responden

(22,92%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat mereka peroleh dari kegiatan

menggereja adalah untuk membangkitkan percaya diri. Sedangkan 13 orang

(27,08%) mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan menggereja

adalah dapat mempererat persaudaraan antar kaum muda. Kemudian 5 orang lainnya

(10,42%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat mereka peroleh dari kegiatan

menggereja adalah mengembangkan bakat dan kemampuan mereka.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda

21 orang (43,95%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat diperoleh Gereja adalah

Gereja semakin berkembang. Kemudian 23 orang responden (47,92%) mengatakan

bahwa manfaat yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda adalah Gereja

memiliki penerus di masa depan, dan 4 orang responden (8,13%) mengatakan bahwa

manfaat yang diperoleh Gereja adalah Gereja dapat dikenal oleh banyak kaum muda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Sebagai kaum muda 15 orang responden (31,25%) mengatakan manfaat yang mereka

peroleh sebagai kaum muda dalam kegiatan menggereja dengan terlibat aktif adalah

dapat memperluas pengetahuan. Sedangkan 2 orang responden (4,18%) mengatakan

bahwa manfaat yang dapat diperoleh dalam kegiatan menggereja dengan terlibat

aktif adalah memiliki banyak teman, dan 31 orang responden (64,57%) mengatakan

bahwa manfaat yang mereka peroleh dengan terlibat aktif dalam kegiatan

menggereja adalah dapat memperdalam iman kepada Tuhan.

Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat apasaja yang

diperoleh dari terlibat dalam hidup menggereja. Kaum muda di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan mengatakan bahwa manfaat yang mereka peroleh dari kegiatan

menggereja adalah terjalinnya komunikasi dan kerjasama antar sesama kaum muda

(39,58%). Menurut mereka manfaat yang diperoleh Gereja dari kegiatan yang

mereka lakukan di Gereja adalah Gereja memiliki penerus di masa depan (47,92%),

dan manfaat yang mereka peroleh sebagai kaum muda yang aktif terlibat dalam

kegiatan menggereja adalah dapat memperdalam imannya kepada Tuhan (64,57%).

j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam Kegiatan

Menggereja

Adapun harapan dan usulan kaum muda dari hasil penelitian yang

dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, harapan mereka 35 orang responden

(72,81%) mengharapkan kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk

terlibat aktif dalam penyelenggeraan kegiatan menggereja. Kemudian 5 orang

responden (10,47%) mengharapkan kegiatan yang mendapat tempat dalam program

tahunan Paroki. Sedangkan 3 orang responden (6,25%) mengharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

penyelenggaraan kegiatan yang dapat disesuaikan dengan waktu libur kaum muda

dalam kegiatan menggereja, dan 5 orang responden lainnya (10,47%) mengharapkan

kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua.

Mengenai bentuk kegiatan yang diharapkan oleh kaum muda 13 orang

responden (27,08%) mengharapkan Perayaan Ekaristi kaum muda dapat

diselenggarakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan agar mereka lebih aktif mengikuti

kegiatan menggereja. Sementara 8 orang responden (16,67%) mengharapkan

rekoleksi bagi kaum muda agar dapat menarik mereka untuk lebih aktif mengikuti

kegiatan menggereja. Kemudian 3 orang responden (6,25%) mengharapkan retret

menjadi bentuk kegiatan yang diselenggarakan bagi mereka agar kaum muda lebih

aktif mengikuti kegiatan menggereja, dan 24 orang lainnya (50%) mengharapkan

pendalaman iman menjadi bentuk kegiatan yang selenggarakan agar mereka lebih

aktif mengikuti kegiatan menggereja.

Adapun tema yang diusulkan oleh kaum muda di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan jika mengikuti kegiatan menggereja 18 orang responden (37,5%)

mengusulkan tema kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan. Kemudian 12 orang

(25%) mengusulkan tema bersama Gereja berani mewartakan kabar gembira.

Sedangkan 4 orang (8,93%) mengusulkan tema Gereja milik kita bersama, dan 14

orang lainnya (29,17%) mengusulkan tema kaum muda harapan Gereja.

Mengenai isi dan tujuan yang diharapkan oleh kaum muda 1 orang

(2,09%) mengharapkan isi dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan

menggereja adalah mengembangkan wawasan moral. Sementara 33 orang (68,75%)

mengharapkan isi dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan menggereja

adalah mengembangkan wawasan rohani. Kemudian 7 orang (14,58%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

mengharapkan isi dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan menggereja

adalah mnegembangkan potensi diri, dan 7 orang lainnya (14,58%) mengharapkan isi

dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan menggereja adalah meneguhkan

jati diri kaum muda.

Adapun harapan dari kaum muda dengan terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja 19 orang (39,58%) mengharapkan dengan terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja mereka dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda. Sedangkan

10 orang (20,82%) mengharapkan dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja

dapat memperluas pengalaman. Kemudian 8 orang (16,68%) mengharapkan dengan

terlibat dalam kegiatan hidup menggereja mereka menjadi lebih percaya diri, dan 11

orang lainnya (22,92%) mengharapkan dengan terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja mereka mendapat kepercayaan. Mengenai dukungan bagi kaum muda di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam melakukan berbagai kegiatan 8 orang

(16,78%) mengharapkan kegiatan yang telah diprogramkan bagi kaum muda dapat

dukungan dari diri sendiri. Sementara 20 orang (41,62%) mengharapkan kegiatan

yang telah diprogramkan bagi kaum muda mendapat dukungan dari orang tua

mereka. kemudian 7 orang (14,52%) mengharapkan kegiatan yang telah

diprogramkan bagi kaum muda mendapat dukungan dari dewan Paroki, dan 13 orang

lainnya (27,08%) mengharapkan kegiatan yang telah diprogramkan bagi kaum muda

mendapat dukungan dari pastor Paroki. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan

maka dapat diketahui harapan-harapan dan usulan dari kaum muda di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan mengenai kegiatan yang mereka harapkan dapat

diselenggarakan adalah kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat

aktif dalam kegiatan menggereja (72,81%). Bentuk kegiatan yang mereka harapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

yang menarik untuk diikuti oleh kaum muda agar lebih aktif dalam kegiatan

menggereja adalah pendalaman iman (50%), tema yang mereka usulkan jika

mengikuti kegiatan menggereja adalah kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan

(37,5%), adapun isi dan tujuan yang diharapkan oleh mereka dalam kegiatan

menggereja adalah mengembangkan wawasan rohani (68,75%), harapan dari mereka

dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja adalah dapat memberi pengaruh

positif kepada kaum muda (39,58%), dan dari berbagai kegiatan yang diprogramkan

bagi kaum muda mereka mengharapkan mendapat dukungan dari orang tua

(41,62%).

C. Rangkuman Hasil Penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Dari hasil wawancara dan penelitian yang dilaksanakan di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan, diketahui bahwa keterlibatan kaum muda dalam hidup

menggereja mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun dan

mengembangkan kepribadian kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ini,

khususnya dalam membentuk mereka menjadi kaum muda katolik.

Kegiatan-kegiatan yang melibatkan mereka dalam kehidupan menggereja

telah dilaksanakan, sebagai kaum muda mereka ikut terlibat dalam kehidupan

menggereja untuk mengembangkan Gereja dan berperan sebagai penerus Gereja di

masa depan, mereka menyumbangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki dan

berkreatifitas dengan kemampuannya sebagai pelayanan mereka dalam hidup

menggereja.

Kesulitan/penghambat yang dirasakan oleh kaum muda untuk terlibat

dalam hidup menggereja yaitu karena kesibukan studi/kegiatan di sekolah dan terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sibuk dengan pekerjaan mereka. Adapun manfaat yang dapat mereka peroleh dari

kegiatan menggereja adalah terjalinnya komunikasi dan kerjasama antar sesama

kaum muda dan dengan terlibat aktif dalam kegiatan menggereja mereka pun dapat

memperdalam imannya kepada Tuhan.

Harapan dan usulan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan menggereja adalah kegiatan yang dapat

mengarahkan kaum muda untuk terlibat lebih aktif. Mereka mengharapkan

pendalaman iman sebagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan bagi mereka dan

mereka mengusulkan “Kaum muda bertemu dalam Kasih Tuhan” sebagai tema

pendalaman iman ini. Mereka pun mengharapkan agar isi dan tujuan dari kegiatan ini

dapat mengembangkan wawasan rohani mereka sehingga dapat memberi pengaruh

positif kepada kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam

kehidupan menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

Kaum muda tidak bisa terlepas dari berbagai kegiatan terlebih kegiatan-

kegiatan pelayanan kaum muda. Gereja percaya bahwa kaum muda memiliki

berbagai bakat. Oleh karena itu Gereja sangat mengharapkan dan membutuhkan

kaum muda untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan menggereja.

Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2005 menempatkan

kaum muda sebagai kelompok dengan peran strategis dalam upaya Gereja

membentuk kecerdasan bagi banyak orang, dan menegaskan bahwa komunitas basis,

dengan kaum muda sebagai gerakan utama, perlu berperan aktif di dalam

pembentukan kecerdasan umum. Hal yang paling penting adalah bagaimana

mengoperasionalkannya dalam program konkret kaum muda untuk membangun

kecerdasan bagi banyak orang (Tangdilintin, 2008: 9).

A. Kaum Muda dalam Gereja

Arti mengenai kaum muda sangat beragam. Kaum muda sering disebut

sebagai agent of change, agen pembaruan, karena ciri-ciri yang melekat pada

kemudaan mereka. Ciri-ciri mereka antara lain adalah energik, kreatif, dinamis,

empatik, kritis, dan berani mengambil resiko. Sejauh tidak terikat kepentingan

tertentu, mereka juga sering dianggap sebagai „suara hati nurani rakyat‟. Masyarakat

sering menempatkan kaum muda sebagai generasi masa depan. Pendapat dari tokoh-

tokoh dan dari kamus umum bahasa Indonesia lebih jelas mendeskripsikan arti dari

kaum muda tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

1. Pengertian Kaum Muda

Usia muda adalah usia peralihan dari sebelum matang menuju matang,

mencakup kematangan fisik, sosial-emosional, dan mental.

Banyak tokoh-tokoh umat memberikan pengertian tentang kaum muda

sehubungan dengan usia dan masa peralihan kaum muda.

a. Usia Kaum Muda

Shelton (1987: 64) mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang

berusia antara 15-24 tahun, dan pada umumnya sedang menempuh pendidikan

setingkat dengan SMTA atau Perguruan Tinggi. Kaum muda pada umumnya sedang

menghadapi masa penentuan atau pencarian jati diri. Mereka mulai menemukan dan

mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengarahkan hidup mereka. Mereka juga

sedang mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial,

moral, serta religius.

Philips Tangdilintin (2008: 25) dengan mengutip pendapat Dr J. Riberu

menerangkan tentang keberadaan “kaum muda” dengan istilah “muda-mudi” sebagai

berikut:

Muda-mudi dimaksudkan kelompok umur kurang lebih 12-24 tahun, bagi

yang bersekolah usia ini sesuai dengan usia lanjutan dan Perguruan

Tinggi. Ditinjau dari segi sosiologis sering kali usia di atas perlu

dikoreksi sesuai dengan umur usia seseorang dalam masyarakat tertentu

(=kedewasaan psikologis). Status sosial yang dimaksudkan ialah hak dan

tugas orang dewasa yang diberikan kepada seseorang dalam masyarakat

tertentu. Status sosial ini sering sejalan dengan status berdikari di bidang

nafkah ataupun status keluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan

seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan muda-mudi

sudah bisa dianggap dewasa dan sebaliknya orang yang sudah melampaui

usia tersebut toh masih dianggap muda-mudi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Mangunharjana (1986: 11) berpendapat bahwa istilah kaum muda

dipergunakan untuk menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang berusia

muda. Kaum muda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun atau usia muda-

mudi yang masih berstatus sebagai siswa SMA atau mahasiswa.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1982: 397.594)

mengatakan bahwa kaum muda terdiri dari dua kata yaitu „kaum‟ dan „muda‟.

„Kaum‟ berarti golongan orang yang sekerja, sepaham, sepangkat, sedangkan „muda‟

berarti belum sampai setengah umur. Maka kaum muda adalah orang yang sekerja,

sepaham, namun belum sampai setengah umur.

Kesimpulannya dari pendapat beberapa tokoh-tokoh umat bahwa usia

kaum muda pada umumnya mulai dari 13-30 tahun, atau usia yang pada umumnya

menempuh pendidikan SLTP maupun Perguruan Tinggi, belum menikah, namun

belum sampai setengah umur.

b. Kaum Muda dalam Masa Peralihan

Masa muda adalah masa penghubung atau masa peralihan dari masa

kanak-kanak menuju ke masa dewasa, masa ini menunjukkan masa dari awal

pubertas sampai mencapai kematangan. Masa muda dipandang sebagai suatu proses

perkembangan dan telah mencapai kematangan, terutama secara fisik (Dadang

Sulaeman, 1995: 1).

Dalam masa peralihan sosial-emosional, masa muda adalah usia di mana

kaum muda bisa berintegrasi dengan masyarakat dewasa, beralih dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa. Kaum muda mulai menyadari tentang seksualitas yang

sesuai dengan pertumbuhan mereka (Hurlock, 1980: 206).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Sri Paus Yohanes Paulus II, dalam ajaran apostolik Catechesi Tradendae

artikel 39, menyebutkan bahwa manusia muda adalah masa dimana seseorang

menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting, yang bersangkutan

dengan kepribadian mental. Dalam hal ini masa muda merupakan masa dimana

seseorang harus dapat membedakan „yang baik‟ dan „yang jahat‟, „yang benar‟ dan

„yang salah‟.

Walaupun dalam keseharian mereka dapat dukungan dari para anggota

keluarga dan teman-teman, tetapi mereka tetap harus mengandalkan diri sendiri serta

suara hati mereka dalam mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas

masa depan mereka sendiri.

2. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda

Masa muda adalah masa yang amat khas dalam proses perkembangan.

Sebagai manusia yang mendekati masa dewasa kaum muda akan mengalami dan

melewati tahap-tahap proses perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, moral,

dan religius dengan permasalahan-permasalahan yang mereka alami dalam proses

perkembangan.

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik paling nampak pada pertumbuhan kaum muda. Anak

laki-laki akan menampilkan diri sebagai pria dan anak perempuan akan menampilkan

diri sebagai wanita. Proses-proses perubahan secara fisik berlangsung dimana alat-

alat kelamin mencapai kematangan dan berfungsi secara seksual serta perubahan

secara psikologis (Mangunharjana, 1986: 12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Perkembangan fisik pada perempuan nampak pada pertumbuhan tulang-

tulang, tinggi badan mencapai ukuran maksimal setiap tahunnya, payudara

membesar, bulu di kemaluan tumbuh halus, berwarna gelap, keriting, bulu-bulu di

ketiak mulai tumbuh. Seorang perempuan akan mengalami menstruasi/haid secara

teratur setiap bulan. Masa reproduksi seorang perempuan pada umumnya mulai

terjadi antara umur 10-14 tahun (Salito, 2014: 6).

Perkembangan fisik pada laki-laki nampak pada pertumbuhan tulang-

tulang, tinggi badan mencapai ukuran maksimal setiap tahunnya, testis (buah pelir)

membesar, bulu di kemaluan tumbuh halus, berwarna gelap, keriting, bulu-bulu di

ketiak mulai tumbuh, rambut-rambut halus di wajah mulai tumbuh (kumis, jenggot),

rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, perubahan

suara, keluarnya air mani (ejakulasi), dan akhir perubahan suara (Salito, 2014: 6).

Masalah-masalah yang dihadapi kaum muda dalam pengembangan

kepribadian dari proses perkembangan fisik maupun psikologis. Dengan adanya

proses pertumbuhan fisik kaum muda mempersoalkan cepat-lambatnya

pertumbuhan. Mereka dapat dicemaskan oleh tingkat kecepatan yang tidak biasa,

tidak ideal, karena terlalu lambat tidak besar-besar, atau karena terlalu cepat tiba-tiba

menjadi besar. Mereka juga mempersoalkan baik-buruknya hasil pertumbuhan fisik

mereka.

Kaum muda sering mengalami kegelisahan karena pertumbuhan itu tidak

seperti yang mereka harapkan. Bersamaan dengan pertumbuhan fisik kaum muda

juga mulai menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan seks dalam

pergaulan dengan lawan jenis. Pada umur muda itu mereka sudah cukup besar dalam

hal fisik, tetapi belum siap benar untuk memasuki pergaulan dengan jenis lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Mereka belum mampu mengambil perilaku yang sesuai dan mengatasi

problem-problem yang tersangkut di dalamnya. Secara biologis mereka sudah cukup

masak untuk pengalaman seksual, tetapi mereka belum sanggup bertanggung jawab

atas hidup perkawinan (Mangunharjana, 1986: 12).

b. Perkembangan Mental

Perkembangan mental terlihat pada perubahan dalam perkembangan

intelektual dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-kanak, mereka

juga meninggalkan cara berpikir sebagai kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai

orang dewasa. Mereka tidak lagi berpikir dengan kehidupan konkret tetapi dengan

kehidupan yang abstrak.

Kaum muda mulai membentuk gambaran diri mereka, peranan yang

diharapkan dari mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka dan mulai berpikir

secara kritis (Mangunharjana, 1986: 13).

Masalah-masalah yang sering dihadapi dan tidak ringan bagi mereka

adalah pengaruh gaya hidup global. Mereka bukan hanya tidak menyadari penjajahan

gaya hidup global, melainkan mereka bahkan mencintainya, merindukan,

menggandrungi, tergila-gila dengan gaya hidup itu. Mereka hanyut dalam impian

dunia baru yang serba lain dan jauh dari dunia real. Mereka terlepas dari kenyataan

faktual diri mereka. Mereka tidak dapat menerima diri sebagaimana adanya,

sehingga hidup dalam identitas semu yang diwarnai khayalan yang tak berujung.

Ketidakmampuan melihat tujuan hidup dan kecenderungan hidup di alam khayal

seringkali membuat kaum muda resah dan melamun. Hal ini merupakan tantangan

kaum muda untuk membangun pribadi mandiri dan kreatif (Tangdilintin, 2008: 73).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

c. Perkembangan Emosional

Perkembangan emosional kaum muda ada hubungannya dengan

perkembangan fisik. Karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada

keseimbangan hormon dalam tubuh mereka.

Perkembangan emosional terlihat pada semangat, sikap-sikap masa

bodoh, keras kepala, tingkah laku, perasaan baik positif maupun negatif. Kaum

muda sering menghadapi bagaimana menilai baik-buruk, menguasai dan

mengarahkannya pada perkembangan emosional (Mangunharjana, 1986: 13).

Masalah yang dihadapi kaum muda disekitar perkembangan emosional

adalah bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan

mengarahkannya. Dalam rangka perjuangan di sekitar emosi yang menggebu-gebu

dalam hati itu, kaum muda seringkali mengambil berbagai cara bertingkah laku

untuk mengatasi atau sekedar untuk menghindari dan melupakannya

(Mangunharjana, 1986: 14).

d. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial kaum muda menyangkut hubungan dengan orang

lain. Dengan lewatnya masa kanak-kanak dan berkat pertumbuhan fisik mereka

pergaulan kaum muda tidak terbatas hanya dengan orang-orang dalam keluarga,

tetapi meluas dengan teman-teman, kelompok, orang di lingkungan tempat tinggal,

dan masyarakat luas (Mangunharjana, 1986: 14).

Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

perkembangan sosial ialah masalah-masalah di sekitar pergaulan mereka dengan

teman-teman seperti: cara masuk dalam kelompok, bergaul dengan kelompok, sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

serta cara menghadapi pengaruh-pengaruh kelompok, dan peranan mereka dalam

kelompok, penerimaan diri oleh kelompok, penghargaan kelompok, dan macam

keterlibatan yang diberikan kepada mereka oleh kelompok (Mangunharjana, 1986:

14).

e. Perkembangan Moral

Perkembangan moral membawa kaum muda ke dalam tingkat hidup yang

berbeda dari masa kanak-kanak. Dengan bertambah umurnya kaum muda mengalami

perubahan sikap. Kaum muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang

baik dan benar tidak sama. Patokan yang dipegang orang untuk menentukan mana

yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda.

Kaum muda mengalami ketegangan batin karena harus mengambil

keputusan-keputusan moral dan menghadapi berbagai kenyataan hidup. Dalam

perkembangan moral kaum muda mencari patokan moral yang dapat mereka

pergunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan benar, mana yang

tidak baik dan tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka pergunakan

sebagai pedoman hidup (Mangunharjana, 1986: 14).

Masalah-masalah moral yang dialami kaum muda tidak hanya terbatas

pada diri mereka, tetapi meluas sampai pada masalah moral dalam hidup masyarakat,

seperti: kejahatan dalam masyarakat, keadilan, hak-hak asasi manusia, kebebasan

agama, kepentingan umum dan peranan yang diharapkan dari mereka. Dari sini

muncul masalah panggilan hidup. Oleh karena menghadapi berbagai kenyataan

hidup dan harus mengambil keputusan-keputusan moral itu, kaum muda mengalami

berbagai ketegangan batin (Mangunharjana, 1986: 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

f. Perkembangan Religius

Pada perkembangan religius kaum muda ingin mengetahui bagaimana

menjadi orang religius sejati. Mereka dibaptis sejak masih bayi, dan menerima

agamanya sebagai sesuatu yang diberikan tanpa sikap kritis. Kekatolikan dihayati

sebagai kumpulan ajaran, aturan, larangan, tradisi, dan upacara ritual ibadat

(Tangdilintin, 2008: 75).

Pada masa perkembangan religius kaum muda menghadapi masalah-

masalah berat. Kaum muda belum menghayati imannya sebagai nilai dan sikap hidup

pribadi. Pola pelajaran agama di sekolah yang terikat dengan kurikulum yang harus

diuji aspek pengetahuannya kurang memberi tempat pada aspek emosional iman.

Pemahaman mengenai Gereja dengan pancatugasnya dan kesiapsediaan

memberi hati, pikiran, tenaga dan waktu serta kemampuan berperan aktif dalam

tugas-tugas pelayanan dan pengembangan Gereja makin jauh dari harapan. Salah

satu indikasinya adalah makin sulit mencari aktivis dari kalangan muda untuk

berbagai fungsi pelayanan gerejawi (Mangunharjana, 1986: 15; bdk. Tangdilintin,

2008: 75.77).

B. Hidup Menggereja

Gereja mempunyai asal usul dalam Gereja perdana yang dihimpun di

seluruh dunia. Pemahaman tentang Gereja dengan gambaran Umat Kudus Allah,

Gereja sebagai komunitas bela rasa, Gereja sebagai paguyuban, dan Gereja sebagai

Sakramen Keselamatan. Allah menghendaki Gereja karena Ia ingin menyelamatkan

bukan sebagai orang per orang, melainkan bersama-sama. Gereja dimengerti sebagai

tempat untuk mewujudnyatakan tindakan konkret kehidupan sehari-hari dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

penghayatan iman. Seluruh umat Allah mengambil bagian dalam tugas dasar Gereja

dan bertanggung jawab dalam perutusan dan pelayanannya.

1. Pengertian tentang Gereja

Gereja berasal dari kata igreja, kata tersebut adalah ejaan Portugis, dalam

bahasa Latin ecclesia, yang berasal dari bahasa Yunani ekklesia. Kata Yunani itu

sebetulnya berarti „kumpulan‟ „ pertemuan‟ atau „rapat‟. Gereja atau ekklesia bukan

sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang yang sangat khusus kadang-

kadang juga dipakai kata „jemaat‟ atau „umat‟. Perlu diingat bahwa jemaat ini sangat

istimewa. Maka lebih baik memakai kata „Gereja‟ yakni ekklesia. Kata Yunani itu

berasal dari kata yang berarti „memanggil‟. Gereja adalah umat yang dipanggil

Tuhan. Itulah arti sesungguhnya kata „Gereja‟ (KWI, 1996: 332 ).

Gereja secara umum dimengerti sebagai jemaat yang terpanggil untuk

mendengarkan dan menghidupi sabda Tuhan. Semua umat beriman memikul

tanggung jawab dalam hal pelayanan sabda Tuhan (Telaumbanua, 1999: 64).

Dalam pemakaian Kristiani „Gereja‟ berarti „jemaat setempat‟,

„pertemuan liturgis‟, atau „seluruh persekutuan kaum beriman‟. Ketiga pengertian

ini tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. „Gereja‟ adalah umat yang dihimpun

oleh Allah di seluruh dunia terdiri dari jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata

sebagai pertemuan liturgis, terutama sebagai pertemuan Ekaristi. Mereka hidup dari

Sabda dan Tubuh Kristus karena beriman kepada Kristus (KGK, no. 226-227).

Konsili Vatikan II secara terbuka mengakui, „Gereja merangkum

pendosa-pendosa dalam pengakuannya sendiri. Gereja itu suci, dan sekaligus harus

selalu dibersihkan, serta terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan‟

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

(LG, art. 8). Sebagai Sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan

Tuhan adalah „alat penyalamatan semua orang‟ (LG, art. 9).

Konsili Vatikan II, menekankan pentingnya Gereja Lokal. Sejak Abad

Pertengahan, ciri khas kekatolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, banyak

artikel dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai

paguyuban, persekutuan kolegial Gereja Lokal. Gereja Katolik yang satu dan tunggal

berada dalam Gereja-gereja khusus dan terhimpun daripadanya (LG, art. 23).

Yohanes XXIII, dalam pidato pembukaan Konsili Vatikan II,

menggambarkan Gereja sebagai komunitas bela rasa yang ingin menunjukkan

dirinya sebagai ibu yang mencintai, lemah lembut, sabar, penuh kasih, dan kebaikan

kepada semua orang (LG, art. 40).

2. Pengertian tentang Hidup Menggereja

Hidup menggereja merupakan pengungkapan iman dalam hidup dengan

Tuhan dan sesama, ungkapan iman dalam relasi antara manusia dengan Tuhan dan

relasi antara manusia dengan manusia, manusia mengungkapkan imannya kepada

Tuhan melalui berbagai sarana atau simbol baik dalam doa, ibadat maupun perayaan-

perayaan keagamaan. Ungkapan iman bisa berbentuk pujian, permohonan, ataupun

pernyataan. Manusia mengungkapan imannya dalam hidup dengan sesama dapat

menggunakan cara atau tindakan dengan perwujudan dalam hidup sehari-hari, lewat

perbuatan moral.

Relasi manusia dengan Tuhan akan lebih nyata jika manusia tidak hanya

menggunakan sapaan Allah melalui ungkapan iman tetapi memberika jawaban yang

berasal dari penghayatan diri dalam relasinya berupa tindakan yang nyata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

hidup menggereja. Semangat kristiani yang bersumber pada Yesus Kristus adalah

mendasari seluruh perbuatan manusia. Ajaran Yesus dalam mewujudkan iman

dengan melakukan perbuatan baik yang berkenan kepada Allah bukan hanya

didasarkan pada perkataan saja, manusia harus mau mencintai musuh-musuhnya,

tindakan baik itu perlu diwujudkan bagi sesama yang lemah, hina, miskin dan tak

berdaya (Andita, 2014: 4).

Arti hidup menggereja juga merupakan hidup bermasyarakat,

perwujudan iman, dalam bentuk kegiatan sosial Gereja, berarti partisipasi kelompok-

kelompok atau organisasi Katolik dalam usaha pembangunan dan perkembangan

masyarakat, misalnya dalam sekolah-sekolah serta karya kesehatan. Dalam segala

macam perkumpulan yang mempunyai tujuan kebudayaan atau sosial ekonomis dan

politik, yang bersifat umum. Pelayanan Gereja di sana berarti bahwa sikap pelayanan

Kristus dipraktikkan dan ditanamkan dalam kehidupan masyarakat yang umum.

Kegiatan-kegiatan itu, kendatipun kadang-kadang dinilai sebagai usaha „kristenisasi‟

sebenarnya tidak mempunyai apa-apa yang khas Kristiani, selain semangat

pengabdiannya (KWI, 1996: 452).

Banyak orang dan organisasi lain sering memperlihatkan sikap pelayanan

yang mungkin lebih meyakinkan. Tetapi, kalau organisasi dan kegiatan Katolik itu

benar-benar digerakkan oleh semangat Kristus, mau tidak mau di situ akan ada sikap

pelayanan yang ingin membantu dan menemani sesama dalam usaha bersama

membangun masyarakat. Pada dasarnya kegiatan sosial itu tidak berbeda dengan

usaha individu dalam mewujudnyatakan sikap pelayanan Kristus, maka tolok

ukurnya bukanlah simbol atau rumus yang khas Katolik atau Kristiani, melainkan

semangat Kristus dengan ciri khasnya yang telah disebut di atas (KWI, 1996: 453).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Dalam Konsili Vatikan II, kaum muda menunaikan kerasulan mereka

yang bermacam-macam dalam Gereja maupun masyarakat. Dalam kedua tata hidup

itu terbukalah pelbagai bidang kegiatan merasul. Kerasulan di lingkungan sosial

merupakan usaha menjiwai mentalitas dan adat kebiasaan, hukum-hukum serta tata-

susunan masyarakat disekitar, dengan semangat kristiani. Kerasulan itu merupakan

tugas dan beban kaum awam sedemikian rupa, sehingga tak pernah dapat dijalankan

oleh orang-orang lain sebagaimana mestinya. Disitulah mereka melengkapi

kesaksian hidup dengan kesaksian lisan.

Dekrit Kerasulan awam Konsili Vatikan II mengungkapkan bahwa kaum

awam menunaikan perutusan Gereja di dunia itu terutama dengan kesesuaian hidup

dengan iman, yang menjadikan mereka terang dunia, dengan ketangguhan mereka

dalam urusan manapun juga, sehingga mereka menarik semua orang kepada cinta

akan kebenaran dan kebaikan, dan akhirnya kepada Kristus dan Gereja, dengan kasih

persaudaraan mereka, sehingga mereka ikut menanggung kondisi-kondisi kehidupan,

jerih-payah, duka-derita serta aspirasi-aspirasi sesama saudara, dan dengan demikian

lambat laun menyiapkan hati semua orang bagi karya rahmat yang menyalamatkan,

dengan penuhnya kesadaran akan peran serta mereka dalam membangun masyarakat,

sehingga mereka berusaha menjalankan kewajiban-kewajiban mereka dalam hidup

berkeluarga, dalam masyarakat dan dibidang kejuruan mereka dengan kebesaran jiwa

kristiani. Demikianlah cara bertindak mereka lambat laun merasuki lingkungan hidup

dan kerja. Kerasulan itu harus ditujukan kepada semua orang, siapa pun yang berada

di lingkungan itu, dan tidak boleh mengecualikan jasa rohani maupun jasmani

manapun juga, yang dapat diberikan kepada mereka. tetapi rasul-rasul yang sejati

tidak puas dengan kegiatan itu saja. Mereka sungguh bermaksud juga untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

mewartakan Kristus secara lisan kepada sesama. Sebab banyak orang hanya dapat

mendengarkan Injil dan mengenal Kristus melalui para awam tetangga mereka.

Hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman, hidup dalam

iman yang utuh, satu dan bersekutu. Persekutuan iman ini melibatkan umat manusia

pada umumnya yang bersatu dalam persekutuan Gereja. Kaum muda yang menjadi

tiang tengah Gereja harus mampu mengemban misi Gereja sebagai pewarta kabar

gembira dan pembawa damai.

Dalam komunitas umat basis, kaum muda harus mengambil sikap yang

tepat, siap untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan rohani, seperti menjadi

anggota mudika, aktif dalam tanggungan liturgi. Lingkungan komunitas umat basis

merupakan lingkungan dasar dimana kepribadian umat katolik terlahir. Dari situlah

manusia dididik, dibina, diarahkan dengan cara-cara hidup sebagai seorang katolik

sejati. Kaum muda di tengah lingkungan komunitas umat basis merupakan tulang

punggung lingkungan sehingga kaum muda harus mengambil sikap yang tepat.

Kaum muda harus siap untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan rohani

(Liskar, 2014: 6).

Kaum muda mempunyai tempat dalam Gereja berkat sakramen inisiasi

yang telah diterima dan berkat rahmat Roh Kudus, bahkan mereka pun menjadi

subyek dan pelaksana karya pastoral dalam Gereja (Telaumbanua, 1999: 203).

Kaum muda perlu dihantar ke dalam hidup menggereja khususnya dalam

kebaktian, partisipasi dalam liturgi, dalam sakramen tobat dan dalam misteri Ekaristi

Kudus. Keikutsertaan dalam liturgi dan bertumbuhnya semangat berdoa secara

pribadi menjadi unsur pembentuk mentalitas iman dan kehidupan moral seorang

Kristen (Telaumbanua, 1999: 204).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

3. Dasar-dasar Hidup Menggereja

Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam tritugas Yesus Kristus.

Tugas Gereja adalah menghadirkan Kerajaan Allah, yang telah dimulai oleh Yesus,

supaya bertumbuh dan berakar ke segala bangsa. Tugas dasar Gereja dapat

disimpulkan dalam tiga tugas Kristus yaitu, Kristus Nabi, Kristus Imam, dan Kristus

Raja. Ketiga tugas ini dipenuhi dengan pelayanan pastoral Gereja dalam tiga bentuk:

‘Kerygma’ pelayanan sabda dengan mewartakan, ‘Leiturgia’ pelayanan ibadat

dengan merayakan, ‘Koinonia’ pelayanan pengarahan dengan mengorganisir dan

mendidik umat Kristus.

a. Kristus Nabi

Tugas kenabian Gereja adalah mewartakan misteri keselamatan kepada

seluruh dunia dan mengajak orang menjawab panggilan Allah dan menyambut

keselamatan yang ditawarkan itu. Ia memenuhi tugas itu dengan pelayanan sabda.

Pelayanan sabda adalah tindakan gerejani, suatu fungsi pastoral dan pernyataan

istimewa tradisi yang hidup. Melalui itulah sabda Allah disampaikan dengan

berbagai cara dan bentuk, dengan tujuan membina, menggairahkan dan memupuk

iman. Pelayanan mengakibatkan Sabda Allah menjadi aktual dan relevan bagi waktu

dan tempat serta kategori pendengar dengan kata-kata yang betul-betul manusiawi

(Amalorpavadass, 1972: 5).

Dalam tugas pelayanan bidang ini diusahakan agar sabda Allah

diwartakan utuh agar kaum beriman kristiani awam mendapat pengajaran dalam

kebenaran-kebenaran iman. Mengembangkan semangat Injil, yang menyangkut

keadilan sosial, mengusahakan agar warta Injil menjangkau mereka juga yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

meninggalkan praktek keagamaannya atau tidak memeluk iman yang benar (KHK,

kanon 528 §1).

Kristus disebut Nabi tidak hanya karena rakyat mengakui-Nya sebagai

Nabi, tetapi terutama karena pusat karya-Nya adalah pewartaan kerajaan Allah.

Kenabian adalah tanda dari Roh, maka kenabian kiranya tidak boleh dilihat sebagai

suatu tugas tertentu, melainkan lebih sebagai semacam „gejala kehidupan‟ Gereja.

Dalam Gereja kenabian secara hakiki bersifat karismatis, sebagaimana nampak

dengan jelas dari Lumen Gentium artikel 12 „Roh Kudus tidak hanya menguduskan

dan memimpin umat Allah melalui sakramen-sakramen dan tindakan para pejabat

serta menghiasinya dengan keutamaan-keutamaan saja, tetapi Ia membagikan

anugerah-anugerah-Nya kepada tiap-tiap orang menurut kehendak-Nya sendiri‟

(Jacobs, 1979: 95).

b. Kristus Imam

Kristus sebagai Imam adalah menguduskan, dalam tugas pelayanan

bidang ini mengusahakan agar Ekaristi mahakudus menjadi pusat jemaat kaum

beriman. Menggembalakan kaum beriman kristiani dengan perayaan khidmat dan

secara khusus agar mereka sering menerima sakramen Ekaristi mahakudus dan tobat.

Kristus disebut imam baru, bukan imam dalam arti yang biasa. Imam

biasa adalah orang yang harus mempersembahkan kurban-kurban di dalam kenisah.

Tetapi Kristus datang sebagai Imam agung untuk mengurus harta-harta keselamatan

kita. Imamat Kristus disini harus diterangkan seperti kurban-Nya, sebagaimana wafat

Kristus disebut „kurban‟ karena dibawa sampai ke dalam tempat kediaman Allah.

Kristus disebut imam, Imam agung yang mulia sehingga Ia duduk di sebelah kanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tahta Yang Maha berdaulat di surga, sebagai pelaksana ibadat di dalam ruangan

Kudus dan kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh seorang manusia

(Jacobs, 1979: 89).

Membimbing jemaat untuk mengadakan doa dalam keluarga dan dengan

sadar serta aktif mengambil bagian dalam liturgi suci (KHK, kanon 528 § 2).

Konsili Vatikan II Lumen Gentium artikel 8 mengajarkan bahwa Gereja

dibentuk karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi. Kesatuan Gereja bukan hanya

karya Roh Kudus, tetapi juga hasil komunikasi antarmanusia, khususnya perwujudan

komunikasi iman di antara para anggota Gereja. Komunikasi ini terjadi terutama

dalam perayaan iman. Maka dikatakan bahwa penampilan Gereja yang istimewa

terdapat dalam keikutsertaan penuh dan aktif seluruh umat kudus Allah dalam

perayaan liturgis, dan Gereja sendiri disebut persekutuan keimaman khususnya

persekutuan di sekitar altar (KWI, 1996: 392).

c. Kristus Raja

Kristus sebagai Raja adalah memimpin, dalam tugas pelayanan ini

gembala berusaha mengenal kaum beriman yang dipercayakan kepada-Nya. Tugas

rajawi Kristus lebih sulit lagi, dan sebetulnya tidak pernah disebut dengan jelas

hanya dikatakan bahwa dengan perantaraan orang beriman awam Tuhan ingin

meluaskan kerajaan-Nya yaitu kerajaan kebenaran dan kehidupan, kerajaan

kekudusan dan rahmat, kerajaan keadilan, cinta kasih dan damai (Jacobs, 1979: 92).

Kristus mengambil bagian dalam keprihatinan, kecemasan dan kedukaan

kaum beriman dan menyerahkan mereka kepada Allah dengan bijaksana

memperbaiki mereka, jika mereka bersalah dalam satu hal, mencari orang-orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

yang miskin, putus asa, kesepian, dibuang dari tanah airnya dan tertekan kesulitan

khusus, berusaha membantu orang tua memenuhi tugas-tugasnya, membina

perkembangan hidup kristiani dalam keluarga (KHK, kanon 529 § 1).

Kristus menjalankan fungsi raja-Nya dengan menarik semua orang

kepada diri-Nya oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Kristus, Raja dan Tuhan

semesta alam, telah menjadikan diri pelayan semua orang, karena Ia tidak datang

untuk dilayani tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai

tebusan bagi banyak orang.

Untuk seorang Kristen, mengabdi Kristus berarti meraja. Umat Allah

mempertahankan martabat-Nya sebagai raja, apabila ia setia kepada panggilannya

untuk melayani bersama Kristus (KGK, no. 786).

d. Hubungan Tiga Tugas Kristus

Ketiga fungsi ini hanyalah unsur tugas Gereja yang satu saja yaitu tugas

penyelamatan. Oleh sebab itu masing-masing pembagian saling memerlukan dan

memenuhi satu sama lain. Pelayanan Sabda dengan pelayanan liturgi dan pengarahan

saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa pelayanan Sabda semuanya

merosot, liturgi menjadi magis dan ritual kosong. Tugas kenabian Gereja sering kali

disalah mengerti dan diremehkan dan selalu ada kecenderugan untuk melekatkan diri

kepada hukum dan negara. Peranan imam di dalam Perjanjian Lama dan agama-

agama kafir terutama bersifat ibadat, tetapi di dalam Perjanjian Baru, tekanan

diletakkan pada segi kenabian, sebagaimana dinyatakan oleh Santo Paulus. Segi

imamat di dalam agama kristiani dibawahkan kepada kenabian (Rm 15:16). Kegiatan

ibadat atau upacara pertama-tama timbul karena ada Kabar Gembira yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

diwartakan. Liturgi Ekaristi dapat timbul justru karena ada Liturgi Sabda. Pelayanan

Sabda mempersiapkan dan membimbing kepada liturgi, liturgi sendiri memuat ibadat

sabda dan sebuah pewartaan. Pelayanan Sabda dan pelayanan kebaktian kedua-

duanya membutuhkan dan menuju kepada pelayanan pengarahan, demi tercapainya

kesaksian nyata dan pengabdian cinta kasih. Pelayanan sabda mencakup dua tahap

yang terpisah dengan bentuk, isi dan tujuan yang spesifik yaitu tahap pewartaan Injil

dan katekese (Sumarno Ds, 2013b: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 7).

4. Bidang-bidang Tugas dalam Hidup Menggereja

Katekismus Gereja Katolik no. 752 merumuskan Gereja sebagai

“himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah yakni,

berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah”. Himpunan Umat Allah ini

diwujudkan dalam hidup berparoki. Di dalam paroki inilah himpunan Umat Allah

mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan

(leiturgia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma), menghadirkan

dan membangun persekutuan (koinonia), memajukan karya cinta kasih/pelayanan

(diakonia) dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus

(martyria).

a. Bidang Ibadat (leiturgia)

Liturgi (leiturgia) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang

dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini berarti

mengamalkan tugas pokok Kristus sebagai Imam. Gereja memiliki imamat umum

dan imamat jabatan dengan cara khasnya masing-masing mengambil bagian dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

satu imamat Kristus. Allah adalah kudus dan senantiasa memanggil semua orang

menuju kekudusan. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan

pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan,

mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini

dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat.

Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan

liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat Sabda/Doa Bersama, membagi komuni,

menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar, paduan suara, penghias Altar dan

Sakristi, dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa

bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.

Dalam tugas pelayanan bidang ibadat, mengusahakan agar Ekaristi

mahakudus menjadi pusat jemaat parokial kaum beriman, mengusahakan agar kaum

beriman kristiani dibantu, didampingi, diarahkan untuk dapat menghayati perayaan-

perayaan sakramen-sakramen dan sakramentali dengan hikmat dan secara khusus

dengan sering menerima sakramen Ekaristi mahakudus dan Tobat membimbing umat

agar mengadakan ibadat atau doa bersama dalam lingkungan, bahkan juga mengajak

berdoa bersama dalam keluarga dan dengan sadar serta aktif mengambil bagian

dalam hidup liturgi suci (Sumarno Ds, 2013b: 1).

b. Bidang Pewartaan (kerygma)

Pewartaan (kerygma) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa

Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus,

Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk

mendalami kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

hidup berdasarkan semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin

mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia.

Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya: pendalaman iman,

katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya.

Termasuk dalam kerygma ini adalah pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang

sudah Katolik lewat kegiatan-kegiatan katekese.

Dalam tugas pelayanan bidang pewartaan, meliputi tugas untuk

mengusahakan agar sabda Allah diwartakan utuh kepada orang-orang yang tinggal di

Paroki, mengusahakan agar kaum beriman kristiani awam mendapat pengajaran

dalam kebenaran-kebenaran iman, terutama dengan homili yang mungkin diadakan

pada hari-hari Minggu dan hari-hari wajib, di tingkat Paroki, Wilayah, atau

Lingkungan. Pastoral Paroki juga mengusahakan agar katekese diberikan kepada

umat, membina karya-karya untuk mengembangkan semangat injil, juga yang

menyangkut keadilan sosial, mencurahkan perhatian khusus untuk pendidikan katolik

anak-anak dan kaum muda, dengan segala upaya melibatkan bantuan kaum beriman

kristiani, mengusahakan agar warta Injil menjangkau mereka juga yang

meninggalkan praktek keagamaannya atau tidak memeluk iman yang benar dan

mendewasakan imannya dalam hidup menggereja atau memasyarakat (KHK, kanon

529 §1; bdk. Sumarno Ds, 2013b: 1).

c. Bidang Penggembalaan (koinonia)

Persekutuan (koinonia) berarti ikut serta dalam persekutuan atau

persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam kuasa Roh

Kudus-Nya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, Putera-Nya, dalam kuasa

Roh Kudus.

Melalui bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk membentuk jemaat

yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini berhubungan dengan

„cura animarum’ (pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh

Mistik Kristus. Oleh karena itu diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat,

umat dengan Paroki/Keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini

diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara territorial (Keuskupan,

Paroki, Stasi, atau Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-kelompok

kategorial yang ada dalam Gereja.

Dalam tugas pelayanan bidang penggembalaan, pastoral Paroki

mengusahakan pengenalan umat dalam Paroki dengan mengadakan kunjungan

keluarga, mengambil bagian dalam keprihatinan, memperbaiki umat beriman jika

mereka bersalah dalam satu hal, dengan penuh kasih sayang membantu orang-orang

sakit, terutama yang mendekati kematian agar mereka dapat dilayani dengan

menerima sakramen-sakramen dan mendoakan mereka dengan penuh perhatian,

mencari orang-orang yang miskin, putus asa, kesepian, dibuang dari tanah airnya dan

tertekan kesulitan-kesulitan khusus, mengusahakan agar suami isteri dan orang tua

dibantu memenuhi tugas-tugas untuk membina perkembangan hidup kristiani dalam

keluarga (Sumarno Ds, 2013b: 2).

d. Bidang Pelayanan (diakonia)

Pelayanan (diakonia) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya

karitatif/cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

mereka yang miskin, terlantar dan tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman

menyadari akan tanggung jawab pribadi mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh

karena itu dibutuhkan adanya kerja sama dalam kasih, keterbukaan yang penuh

empati, partisipasi dan keiklasan hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan

seluruh jemaat (Kis 4:32-35).

Gereja tidak pernah ada untuk dirinya sendiri, tetapi sebaliknya menjadi

tanda dan sarana bagi dunia dan masyarakat. Gereja dipanggil untuk melayani

sebagaimana Yesus sendiri datang untuk melayani, dasar pelayanan dalam Gereja

bertumpu pada semangat pelayanan Kristus sendiri.

Dalam tugas pelayanan kerja sama, hendaknya dikembangkan peranan

khas yang dimiliki oleh kaum beriman kristiani awam dalam pengutusan Gereja

bekerja sama dengan seluruh pejabat dan petugas seksi-seksi yang ada dalam Paroki,

mengusahakan agar kaum beriman membina kesatuan dalam lingkup Lingkungan,

Wilayah, dan Paroki agar umat beriman sadar akan keanggotaanya dan mengambil

bagian dalam atau mendukung karya-karya untuk mengembangkan kesatuan antara

umat sendiri dan dengan para penanggung jawab umat di tempatnya masing-masing

(Sumarno Ds, 2013b: 1).

e. Bidang Kesaksian (martyria)

Kesaksian (martyria) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi

dunia. Menyadari kesaksian melalui kehadiran mereka dalam hidup sehari-hari dan

menghayati diri sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah

masyarakat, ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup

bermasyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukkan apa yang

dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang lain. Penyampaian, penghayatan

atau pengalamannya itu dapat dilaksanakan melalui kata-kata, sikap, atau tindakan

nyata. Menjadi saksi Kristus selalu mengandung resiko. Meskipun demikian, banyak

orang yang terinspirasi dari pengorbanan Yesus sendiri dan mengorbankan nyawanya

sebagai saksi Kristus. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat

menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya (Suliangto, 2014:

94).

5. Penghayatan Iman Umat dalam Kehidupan Menggereja

Penghayatan iman umat Katolik khususnya dalam hidup menggereja

berhubungan dengan keseluruhan. Gereja adalah Katolik karena Kristus memanggil

Gereja untuk mengakui keseluruhan iman, untuk menjaga semua sakramen, untuk

menyampaikan ajaran iman dan sakramen-sakramen dan mewartakan Kabar

Gembira Allah kepada semua orang, dan diutus kepada seluruh bangsa. Umat diutus

untuk terlibat dalam masyarakat supaya Kerajaan Allah dapat bertumbuh dan

berkembang di antara masyarakat manusia. Siapapun disatukan dalam Kristus

melalui pengakuan iman katolik dan menerima sakramen-sakramen, yang bersatu

dengan paus serta para uskup, berada dalam persekutuan yang penuh dalam Gereja

katolik (Youcat, no. 133-134). Iman pribadi dihidupi dan dikembangkan dalam

kebersamaan komunitas serta diwujudkan dalam relasi sosial-kemasyarakatan.

Penghayatan dimensi personal dari iman harus sampai pada perwujudan iman dalam

dimensi sosial. Semakin dekat pada Tuhan, semakin dekat pula pada sesama, baik

dalam komunitas Gerejawi maupun dalam komunitas insani (Tangdilintin, 2008: 65).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Hidup menggereja itu merupakan suatu bentuk penghayatan iman umat

Allah. Di dalam kehidupan menggereja umat dapat mewujudkan tindakan-tindakan

konkret mereka sebagai hasil dari penghayatan serta refleksi terhadap iman mereka

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hidup menggereja itu selalu tumbuh bersama

dengan Gereja itu sendiri. Hidup menggereja terwujud apabila terjadi dialog dan

hubungan yang baik antar pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Hidup menggereja

lebih pada mengaktualisasikan penghayatan iman terhadap Allah melalui tindakan-

tindakan, sikap-sikap yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari (Banawiratma, 1992:

9).

Penting untuk disadari bahwa orang-orang Katolik adalah orang-orang

yang dimasukkan sepenuhnya ke dalam lembaga Gereja, dan masuk pula ke dalam

Komunio. Seluruh umat terlibat dalam membangun dan menggembangkan Gereja

umat Allah. Seluruh umat dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di

tempat-tempat dan keadaan-keadaan manapun yang menuntut keterlibatan seluruh

umat. Setelah menyadari bahwa telah menjadi anggota Gereja, maka akan adanya

pengakuan iman, yang artinya pribadi yang beriman itu akan mengakui imannya, dan

pengakuan iman itu akan diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari.

Aspek yang ingin ditekankan dari hidup menggereja ialah ambil bagian

di dalam tugas-tugas Kristus yaitu sebagai Imam bertugas menguduskan, Nabi

bertugas mengajar dan Raja bertugas memimpin (Suhardiyanto, 2005: 4-5).

C. Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

Kaum muda menjadi warga Gereja karena telah diterima secara resmi

melalui sakramen-sakramen yang telah diterimanya. Kaum muda katolik harus sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

dini disadarkan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi manusia suci yang bermartabat

karena diciptakan Allah sesuai dengan citra-Nya (Kej 1:27).

Kaum Muda sungguh diharapkan dapat bertanggung jawab akan

perannya sebagai orang muda Katolik. Mereka mempunyai tanggung jawab untuk

menggembangkan Gereja, melalui keterlibatan aktif dalam kehidupan menggereja

(Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI, 2009: 14).

Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12

memandang kaum muda sebagai kekuatan yang amat penting dalam masyarakat.

Kaum muda sebagai pembawa perubahan dalam masyarakat. Tantangan bagi Gereja

adalah bagaimana Gereja bisa ikut menciptakan lingkungan tempat nilai-nilai dasar

manusiawi dijunjung, sehingga kaum muda dapat bercermin dan dapat mengolah

proses untuk menemukan identitas diri.

Dalam Dekrit Kerasulan awam Konsili Vatikan II kaum muda

merupakan kekuatann amat penting dalam masyarakat zaman sekarang. Situasi

hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-hubungan mereka dengan keluarga mereka

sendiri telah amat banyak berubah. Seringkali mereka terlalu cepat beralih kepada

kondisi sosial ekonomis yang baru. Dari hari ke hari peran mereka di bidang sosial

dan juga politik semakin penting. Padahal agaknya mereka kurang mampu

menanggung beban-beban baru dengan baik. Bertambah pentingnya peran mereka

dalam masyarakat itu menuntut dari mereka kegiatan merasul yang sepadan. Sifat-

sifat alamiah merekapun memang sesuai untuk menjalankan kegiatan itu. Sementara

kesadaran akan kepribadian mereka bertambah masak, terdorong oleh gairah hidup

dan semangat kerja yang meluap, mereka sanggup memikul tanggung jawab sendiri,

dan ingin memainkan peran mereka dalam kehidupan sosial dan budaya. Bila gairah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

itu diresapi oleh semangat Kristus dan dijiwai sikap patuh dan cinta kasih terhadap

para Gembala Gereja, maka boleh diharapkan akan memperbuahkan hasil yang

melimpah. Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langung bagi kaum

muda, dengan menjlankan sendiri kerasulan dikalangan mereka, sambil

mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka. Hendaknya kaum dewasa dalam

suasana persahabatan berusaha menjalin dialog dengan kaum muda, sehingga dengan

mengatasi jarak umur mungkinlah kedua pihak saling mengenal, dan saling bertukar

kekayaan masing-masing. Hendaknya kaum dewasa terutama dengan teladan, dan

bila ada kesempatan dengan nasehat yang bijaksana serta bantuan yang tepat guna,

mendorong kaum muda untuk merasul. Dipihak lain hendaknya kaum muda

memupuk sikap hormat dan kepercayaan terhadap kaum dewasa, dan meskipun

secara alamiah mereka cenderung ke arah hal-hal baru, hendaknya mereka

menghargai tradisi-tradisi yang terpuji sebagaimana harusnya. Anak-anak pun

mempunyai kegiatan merasul mereka sendiri. Menurut kemampuan mereka, mereka

sungguh menjadi saksi-saksi Kristus yang hidup diantara teman-teman.

1. Peranan Pelayanan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

Peran serta kaum muda sangat diperlukan oleh Gereja. Dengan demikian,

bentuk keterbukaan Gereja terhadap dunia luar dapat diwujudkan lewat keterlibatan

atau pelayanan kaum muda dalam usaha secara terus menerus mengembangkan

Gereja dengan segala potensi yang dimiliki (Shelton, 1987: 19).

Menurut P. Joe Fernandez SDB sebagaimana dikutip oleh Wardjito,

(2013: 12-14) beberapa prinsip yang diperhatikan dalam pelayanan kaum muda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

a. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Hubungan Antar-pribadi

Perhatian utamanya bukan apa yang dilakukan oleh kaum muda, tetapi

siapa kaum muda itu. Keberhasilan yang hendak dicapai ialah keseimbangan antara

kualitas serta kedalaman relasi dan komunikasi antar pribadi, yakni pelayanan

persahabatan. Relasi antara pribadi yang timbal-balik. Bukan monolog, tetapi dialog,

bukan main perintah dari atas ke bawah, tetapi bekerja-sama sebagai rekan-kerja atau

kolabolator. Hubungan kaum muda dan Gereja adalah hal yang penting karena

mereka adalah bagian integral dari tubuh Kristus. Jika mereka tidak mendapatkan

peran yang aktif dalam tubuh Kristus, maka seluruh tubuh akan merasakan

penderitaannya. Kaum muda tidak hanya merupakan masa depan Gereja, tetapi

mereka juga adalah bagian intergral dari Gereja. Dari perspektif Alkitab dapat

dikatakan, apa yang baik bagi kaum muda adalah baik juga bagi seluruh umat

(Wardjito, 2013: 12).

b. Pelayanan Pastoral Kaum Muda adalah Proses Generatif Kaum Muda sendiri

Menumbuhkembangkan diri dan melahirkan bentuk-bentuk pelayanan

pastoral lain, seperti misalnya tumbuhnya kelompok-kelompok dengan

kepemimpinan oleh para anggotanya. Keberhasilan, keteraturan, kedisiplinan, buah-

buah pelayanan, mestinya didasarkan pada hubungan antar pribadi dan bukan

sebaliknya mengorbankan nilai-nilai kepribadian yang semestinya bertumbuh dan

berkembang. Pelayanan kaum muda adalah pelayanan yang khusus dan unik,

pelayanan yang dikhususkan ini adalah karena adanya keunikan dan pergumulan

yang berbeda, pelayanan kaum muda adalah misi lintas budaya yang memerlukan

panggilan yang khusus dan kemampuan yang sensitif terhadap pergumulan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

memang pelayanan Gereja yang terintegrasi dan multigenerasi adalah Gereja yang

ideal, namun kenyataan yang ada memang ada perbedaan pergumulan dan kebutuhan

antar genersi (Wardjito, 2013: 12).

c. Pelayanan Kaum Muda Sebuah Tugas-Perutusan atau Misi

Melayani sesama, Hakekat untuk melayani sesama ini mendorong akan

pertumbuhan dan perkembangan serta menantang kaum muda untuk keluar dari diri

mereka sendiri lalu melayani sesama mereka sendiri serta seluruh anggota

masyarakat. Dengan demikian kaum muda menjadi misionaris. Pelayanan ini tidak

terpisahkan dari pelayanan-pelayanan pastoral yang lain. Gereja perlu menyadari dan

melaksanakan pelayanan ini sebagai misi utama. Generasi muda adalah generasi

yang begitu penting dipandang dalam berbagai elemen yang ada, karena pada waktu

usia mudalah orang pada masa yang cukup produktif untuk melakukan banyak hal.

Masa muda adalah masa dimana titik balik dalam meniti karir ataupun masa depan

yang diimpikan banyak kaum muda tidak menyadari akan hal itu, menjadi tugas dan

tanggung jawab kita sebagai anak-anak muda yang hidup di dalam Kristus, untuk

menjadi garam bagi generasi muda sekarang ini (Wardjito, 2013: 13).

d. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Kehadiran

Kehadiran fisik kaum muda sangat diperlukan, bukanlah pertama-tama

kehadiran kuantitatif seperti seringnya atau lamanya, tetapi kualitatif yakni

kedalaman serta suasana hangat-mesra dari suatu kehadiran pelayanan. Pelayanan

selalu berhubungan dengan kondisi sosial dan budaya di sekitarnya. Tiap Gereja

akan memiliki pandangan berbeda terhadap kaum muda. Beberapa Gereja melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

kaum muda sebagai jiwa yang hilang dan merindukan Tuhan dalam hidupnya. Gereja

lain melihat mereka sebagai sesama bagian anggota masyarakat dan tubuh Kristus.

Mengetahui bagaimana Gereja memandang kaum muda penting dalam menentukan

dasar sebuah pelayanan kaum muda (Wardjito, 2013: 13).

e. Pelayanan Kaum Muda adalah Pengakuan serta Penerimaan akan Talenta,

Karunia, dan Bakat Kaum Muda

Kaum muda memperoleh berbagai karunia, bakat atau talenta. Dengan

kata lain kaum muda adalah sumber daya manusia yang menjadi milik seluruh

Komunitas, yang dapat memperkayanya. Dari seluruh kepribadian mereka terlihat

kualitas akal-budi dan hati. Masa muda adalah masa yang amat khas dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan kemanusiaan kita. Kaum muda mesti melewati

tahap-tahap perkembangan yang amat penting dan menentukan. Maka mereka harus

mendapatkan bimbingan, bantuan, dukungan, pengertian dan dorongan moril.

(Wardjito, 2013: 13).

2. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja

Katekismus Gereja Katolik no. 10, menjelaskan arti keterlibatan adalah

sebuah pengabdian yang dilaksanakan secara sukarela oleh pribadi-pribadi yang

sesuai dengan tempat dan peranan seseorang serta harus mengarah pada peningkatan

kesejahteraan umum. Keterlibatan yang sukarela itu berasal dari keinginan diri

sendiri dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Kaum muda menyadari perannya

dalam hidup menggereja atau hidup dalam masyarakat. Mereka akan dengan sepenuh

hati mengikuti dan melaksanakan kewajiban yang seharusnya dilakukan sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

peranannya. Sebagai seorang Kristiani, keterlibatan hendaknya selalu berangkat

dari keyakinan iman akan Kristus dan berakhir pada pengembangan iman

selanjutnya. Keterlibatan umat kristiani harus berdasar pada keyakinan imannya

bukan menjadi kepentingan pribadi maupun kelompok (Sarjumunarsa, 1989: 497).

Konstitusi pastoral dari Konsili Vatikan II mengingatkan bahwa masalah-

masalah yang dihadapi rakyat, khususnya yang miskin dan menderita, adalah bagian

dari panggilan dan tanggung jawab Gereja Katolik Indonesia, termasuk kaum muda.

Diingatkan bahwa setiap warga Gereja warga masyarakat. Lahir dalam dan sebagai

warga masyarakat sebelum dibaptis menjadi warga Gereja, menjadi warga dua

komunitas: komunitas insani dan komunitas gerejawi sejak dibaptis. Dalam

komunitas insani, berada dalam bersama dengan warga masyarakat berkeyakinan

lain (Tangdilintin, 2008: 39-40).

Dekrit tentang kerasulan awam, dengan maksud memacu kegiatan

merasul umat Allah, Konsili suci penuh keprihatinan menyapa umat beriman awam,

perannya yang khas dan sungguh perlu dalam perutusan Gereja sudah diuraikan

dilain tempat. Sebab kerasulan awam, yang bersumber pada penggilan kristiani

mereka sendiri, tak pernah dapat tidak ada dalam Gereja. Betapa sukarela sifat

gerakan semacam itu pada awal mula Gereja, dan betapa suburnya, dipaparkan

dengan jelas oleh Kitab suci sendiri (Kis 11:19-21; 18:26; Rom 16:1-16; Flp4:3).

Karena berperan-serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja, kaum

awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Di dalam jemaat-jemaat

gerejawi kegiatan mereka sedemikian perlu, sehingga tanpa kegiatan itu kerasulan

para gembala sendiri kebanyakan tidak dapat memperbuahkan hasil yang

sepenuhnya. Karena ikut serta secara aktif dalam kehidupan liturgis jemaat mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

para awam itu penuh perhatian memainkan peran dalam kegiatan kerasulan jemaat.

Orang-orang yang barang kali sedang menjauh mereka hantar kembali ke Gereja.

Secara intensif mereka menyumbangkan tenaga dengan menyampaikan sabda Allah,

terutama melalui katekese. Berkat sumbangan kemahiran mereka –mereka menjadi

reksa jiwa-jiwa dan juga tata-usaha harta-milik Gereja lebih tepat guna.

3. Bentuk-bentuk Kegiatan Kaum Muda dalam Gereja

Di dalam Gereja katolik terdapat berbagai bentuk kegiatan khususnya

kegiatan kaum muda yang mendukung perkembangan imannya. Bentuk-bentuk

kegiatan kaum muda yang sering dilaksanakan oleh kaum muda dibeberapa tempat

seperti Perayaan Ekaristi, retret, rekoleksi, ziarah, dan pelatihan kepemimpinan.

a. Perayaan Ekaristi

Ada banyak istilah yang digunakan dalam Tradisi Gereja untuk menyebut

Ekaristi. Di dalam Gereja dikenal istilah perayaan Ekaristi, misa kudus, pemecahan

roti, perjamuan Tuhan, sacrificium dan oblatio, „liturgi ilahi‟ (Gereja Ortodoks

Yunani), „Komuni Suci‟ (Anglikan), „misteri-misteri‟ (Siria Barat), „pengudusan atau

oblatio‟ (Koptik). Banyaknya istilah yang muncul itu, di satu pihak menunjuk realitas

bahwa ada begitu banyak pemahaman dan pengertian jemaat atas Ekaristi, dan dilain

pihak juga mengungkapkan realitas bahwa Ekaristi merupakan misteri juga yang

tidak pernah habis digali dan dinyatakan secara habis oleh satu istilah saja

(Martasudjita, 2003: 268).

Istilah Ekaristi berasal dari bahasa Yunani eucharistia, yang berarti puji

syukur. Eucharistia merupakan terjemahan Yunani untuk bahasa Yahudi birkat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

dalam perjamuan Yahudi merupakan doa puji syukur sekaligus permohonan atas

karya penyelamatan Allah. Istilah perayaan Ekaristi merupakan istilah yang sangat

bagus untuk digunakan. Istilah ini mau menekankan makna Ekaristi sebagai puji

syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus. Hendaknya disadari

bahwa istilah ini menekankan segi isi dari apa yang dirayakan, yaitu pujian dan

syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Kristus bagi kita (Martasudjita, 2003:

269).

Kata Ekaristi digunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan Ekaristi pada

tiga abad pertama sejarah Gereja, seperti terdapat dalam tulisan Didakhe, tulisan

Santo Ignatius dari Antiokhia, Yustinus Martir, dan Origenes. Namun, sejak abad IV

baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat, istilah Ekaristi mulai menghilang.

Khususnya di Barat, istilah Ekaristi semakin disempitkan untuk menyebut santapan

ekaristi atau komuni. Sejak abad IV tersebut istilah „kurban‟ (sacrificium) dan

„persembahan‟ (oblatio) semakin populer digunakan untuk menunjuk seluruh

perayaan dan menggantikan istilah Ekaristi (Martasudjita, 2005: 28).

Ekaristi kaum muda selalu berbeda dengan Ekaristi pada umumnya, hal

ini dapat dilihat dari moment yang dirayakan, pemilihan lagu, pemilihan tema,

sampai pada kotbah yang berbeda dari biasanya. Ekaristi kaum muda ini didominasi

oleh kaum muda. Segala persiapan dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan

ekaristi, sepenuhnya dikerjakan oleh kaum muda. Ekaristi kaum muda diadakan

untuk memberi wadah bagi kreativitas kaum muda dalam membina kebersamaan

dalam Gereja, dimana dapat dibina pula unsur seni dalam liturgi misalnya

menampilkan tari-tarian, teater, fragmen dan puisi. Daya kreativitas dan cara mereka

sendiri akan membantu mereka dalam menghayati Ekaristi dengan gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

kemudaannya. Ekaristi kaum muda ini ingin mengajak kaum muda untuk dapat

berorganisasi dan menuangkan ide-ide mereka ke dalam Perayaan Ekaristi. Perayaan

Ekaristi kaum muda lebih menarik karena dikemas dengan bagitu kreatif dan

memunculkan suatu nuansa baru dalam perayaan Ekaristi (Tangdilintin, 2008:89).

b. Retret

Kata retret berasal dari bahasa Perancis la retraite yang berarti

pengunduran diri, menyendiri dari kehidupan sehari-hari, atau meninggalkan dunia

ramai (Mangunhardjana, 1985: 7).

Retret bertujuan membina jemaat dalam hal doa, pemeriksaan batin,

renungan, samadi, dan kontemplasi (Mangunhardjana, 1985: 33-34).

Materi retret umumnya meninjau karya-karya Allah dan tanggapan

peserta terhadap karya-karya Allah tersebut atas dasar pesan-pesan dari Kitab Suci.

Peserta pada umumnya bersifat homogen dan harus mendaftarkan diri ke panitia

retret. Waktu retret kurang lebih tiga hari bahkan ada yang sampai satu atau dua

bulan. Dalam kegiatan retret biasannya peserta mengadakan pemeriksaan batin,

refleksi terhadap karya-karya Allah dalam dirinya lalu mengadakan pendalaman dan

penghayatan serta pada akhirnya mengungkapkan dalam bentuk niat untuk

mengubah dan memperbaiki diri (Mangunhardjana, 1985: 11-13).

Retret merupakan jangka waktu tertentu yang disisihkan untuk melatih

diri secara rohani. Latihan ini mencakup menggiatkan, memperdalam dan

memperbaharui iman, harapan dan cinta kasih Kristiani, yakni pembaharuan batin

untuk mencari kehendak ilahi khususnya bila menghadapi keputusan penting. Para

peserta menjauhkan diri dari keramaian sehari-hari atau menarik diri ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

suasana tenang. Bagi kaum muda katolik retret bertujuan untuk mencapai kesehatan

rohani, sehingga mampu menghayati hidup dan panggilannya sesuai dengan potensi

rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh dan berani serta mengadakan

pertobatan (Heuken, 1994: 106).

c. Rekoleksi

Sesuai dengan ungkapan Mangunhardjana dalam bukunya Membimbing

Rekoleksi, „recollection, sebagai usaha untuk memperkembangkan kehidupan iman

atau rohani, sudah merupakan hal yang lazim di lingkungan Gereja Katolik

Indonesia. Karena rekoleksi sudah umum dijalankan oleh segala macam anggota

Gereja: umat, biarawan-biarawati, para imam diosesan dan religius‟. Sesuai dari asal

katanya, rekoleksi berasal dari dua suku kata dari kata re dan koleksi. „Re‟ berarti

kembali dan „koleksi‟ yang berarti mengumpulkan. Jadi pengertian rekoleksi adalah

pengumpulan kembali pengalaman-pengalaman hidup beriman. Seperti dalam retret

dan pemeriksaan batin, bahan yang diolah dalam rekoleksi diambil dari pengalaman

hidup yang sudah dijalani sebelumnya. Dalam pemeriksaan batin, bahan diambil dari

pengalaman hidup di jam-jam yang sudah dilalui sebelumnya (Mangunhardjana,

1985: 7). Kegiatan pengolahan rohani ini bisa disebut dengan „retret‟ pemeriksaan

batin, maupun rekoleksi, Mangunhardjana (1985: 18). mengungkapkan:

Yang dilakukan dalam rekoleksi mirip dengan hal yang dilakukan dalam

retret dan pemeriksaan batin: meninjau karya Allah, dalam diri, cara

kerja serta bimbingan-Nya dan tanggapan terhadap karya Allah itu.

Hanya mengingat banyaknya unsur dan segi karya Allah, cara kerja serta

bimbingan-Nya dan tanggapan terhadap karya Allah, apalagi dengan

mengingat waktu yang tersedia untuk rekoleksi itu pendek saja, maka

dalam rekoleksi perlu membatasi bahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Dengan begitu sangatlah diharapkan dengan adanya rekoleksi bagi kaum

muda katolik dapat mempertegas identitas diri, kepribadian dan keunikan setiap

individu sebagai pribadi yang utuh. Masa muda adalah masa dimana puncak

kreatifitas datang secara terus menerus, demikianlah ide-ide kaum muda di era

sekarang yang ingin mereka tuangkan terus dalam bentuk kreatifitas dan dinamika

yang mereka lakukan pada saat rekoleksi. Adapun tujuan diadakannya rekoleksi agar

kaum muda lebih memahami dan mendalami kehidupan menggereja dengan berperan

aktif dalam umat basis dan lingkungan masyarakat sekitar, sekaligus mempererat

hubungan antar kaum muda (Mangunhardjana, 1986: 25).

d. Ziarah

Ziarah adalah kegiatan kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap

bersejarah dan suci. Tempat yang dianggap suci oleh umat Katolik misalnya ziarah

ke Gua Maria, gereja-gereja tua yang bersejarah, makam tokoh-tokoh agama Katolik,

makam pahlawan, gunung-gunung yang disucikan, dan lain-lain. Dalam kegiatan

ziarah biasanya diiringi dengan jalan salib atau rosario apabila dilaksanakan dalam

bulan Maria. Kegiatan yang dilakukan saat ziarah itu biasanya seperti doa bersama,

doa rosario, dan renungan, agar kaum muda diberdayakan maka sebisa mungkin

dalam menyiapkan persiapan selalu melibatkan mereka, misalnya dalam memimpin

doa, menjadi pembaca Kitab Suci (Tangdilintin, 2008: 88).

Ziarah dapat membangkitkan semangat di kalangan kaum muda katolik.

Ziarah ketempat yang bersejarah adalah kesempatan bagi orang muda untuk

mendorong mereka menghargai sejarah Gereja Katolik (Tangdilintin, 2008: 89 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

e. Pendalaman Iman

Gereja selalu memandang katekese sebagai kewajiban suci dan hak yang

tidak boleh diambil dari padanya. Di satu pihak pastilah katekese itu suatu kewajiban

yang bersumber pada perintah Tuhan, dan terutama bertumpu pada mereka, yang

dalam Perjanjian Baru menerima panggilan untuk pelayanan pastoral. Di lain pihak

katekese juga merupakan hak: ditinjau dari sudut teologi setiap orang yang dibaptis,

justru karena ia dibaptis, berhak menerima dari Gereja pengajaran dan pendidikan,

yang memungkinkannya menghayati hidup Kristen yang sejati (Yohanes Paulus II,

1992: 20).

Katekese menjadi penting sekali, karena sudah tibalah saatnya Injil dapat

disajikan, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang mampu memberi makna

kepada kehidupan, dengan kata lain: mampu mengilhamkan sikap-sikap, yang tanpa

Injil tidak dapat dijelaskan, misalnya pengorbanan diri, sikap lepas-bebas, sikap

menahan diri, keadilan, komitmen, perdamaian, kepekaan terhadap yang Mutlak dan

tidak kelihatan. Itu semua termasuk ciri-ciri yang membedakan kaum muda dengan

teman-temannya sebagai murid Yesus Kristus. Begitulah katekese menyiapkan kaum

muda bagi kesanggupan-kesangupan Kristen yang penting dalam kehidupan orang

dewasa. Misalnya dapat dipastikan, bahwa banyak panggilan untuk imamat dan

hidup religius berasal-mula selama katekese yang diberikan dengan baik pada masa

kanak-kanak dan remaja. Dari masa kanak-kanak hingga ambang usia dewasa,

katekese dengan demikian terus menerus menjadi gelanggang pengembangan iman.

Katekese mengikuti tahap-tahap pokok kehidupan kaum muda (Yohanes Paulus II,

1992: 41-42).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Dalam rangka kehidupan menggereja kiranya perlu digali ciri khas yang

berorientasi menjemaat dari pendalaman iman orang dewasa khususnya untuk kaum

musa dalam kehidupan umat basis. Umat basis ini terdiri dari orang beriman yang

relatif sedikit serta terdiri dari orang-orang yang terbatas saja. Orang-orang dalam

umat basis itu mempunyai kemungkinan untuk hidup saling mengenal satu sama lain,

untuk saling berhubungan dalam persaudaraan yang akrab, saling berbagi rasa dan

pengalaman dalam persaudaraan cinta kasih sebagai perwujudan dari aspek

„koinonia‟. Konteks umat basis itu, pendalaman iman orang dewasa berfungsi untuk

menghubungkan, memupuk dan memperkuat tali hubungan antar pribadi, cara

penerimaan sabda, pembaharuan hidup dan refleksi atas kenyataan hidup mereka

dalam terang kabar gembira. Di sini pendalaman iman bukan hanya dilakukan dalam

umat, tetapi juga pendalaman iman dari dan oleh umat sendiri. Sifat dari dan oleh

umat ini bukan hanya berarti partisipasi dan sharing pengalaman iman dalam

pertemuan saja, tetapi juga tanggung jawab bersama dalam kehidupan umat basis.

Seluruh anggota umat basis menjadi subyek aktif dari pendalaman iman.

Seluruh anggota terlibat dalam proses katekese: persiapan, pelaksanaan, isi dan

tujuan katekesenya. Sifat menjemaat ini juga berarti bahwa pendalaman iman dewasa

itu bukanlah keluar dari suatu program yang sudah ditentukan dari atas, tetapi yang

dibuat bersama sesuai dengan situasi dan pengalaman nyata dari umat basis.

Pendalaman iman orang dewasa bukan hanya untuk kematangan pribadi

dalam iman saja, tetapi juga demi pembangunan umat sebagai suatu bentuk tindakan

gerejani bersama. Dalam kebersamaan umat diajak untuk mengikuti langkah-langkah

kateekse dan bukan hanya pribadi-pribadi saja. Dengan kata lain, umatlah yang

berkatekese. Anggota umat setempat berkumpul dalam kelompok umat basis kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Di sini perlu dipikirkan suatu metode yang memungkinkan anggota dapat saling

berkomunikasi mengenai pengalaman iman mereka satu sama lain. Dalam umat

inilah kelompok sampai pada suatu tingkat kesempurnaan dalam pemenuhan

tugasnya dengan saling membagi pengalaman imannya dalam hidup menggereja.

Setiap anggota adalah bagian yang sama dari anggota tubuh Kristus. Dengan

demikian arah menjemaat itu dapat memungkinkan munculnya suatu metode

katekese yang mampu mengkonfrontasikan hidup umat dengan kebutuhan adanya

perutusan umat sebagai kesaksian dalam masyarakat (Sumarno, Ds 2013c: 3).

f. Pelatihan Kepemimpinan

Untuk melestarikan kelompok kaum muda dalam Gereja diperlukan juga

pendampingan iman dalam bidang kaderisasi pelatihan kepemimpinan. Bentuk

pendampingan kaderisasi tersebut yaitu: latihan dasar kepemimpinan, pembenahan

organisasi kaum muda, dan pertemuan rutin kaum muda (Sabato, 1996: 86).

Berbicara kepemimpinan (leadership) banyak dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Pemimpin maupun pimpinan menjangkau banyak kegiatan, misalnya di

orpol, ormas, di pemerintahan, di ABRI, di perusahaan swasta, di agama dan

sebagainya. Fungsi seorang pemimpin beserta teknik memimpin tentu berbeda

menurut situasi dan kondisi pemimpin melakukan aktivitasnya (Evendhy, 1989: 51).

Demikian pula cara memilih Sang pemimpin. Bernard Kutner

sebagaimana dikutip oleh (Evendhy, 1989: 52) menulis tentang kepemimpinan,

sebagai berikut:

Dalam kepemimpinan tidak ada asas yang universal, yang tampak ialah

bahwa proses kepemimpinan dan pola hubungan antara pemimpin dan

yang dipimpin mempunyai ciri khas dalam setiap kelompoknya. Fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari perwakilan.

Seorang pemimpin harus mewakili kelompoknya sendiri. Mewakili

kepentingan kelompoknya mengandung arti bahwa pemimpin mewakili

fungsi administrasi secara ekslusif. Ini meliputi koordinasi dan integrasi

sebagai aktivitas, kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan penilaian

terhadap macam peristiwa yang baru terjadi dan membawakan fungsi

kelompok. Selain itu seorang pemimpin juga merupakan perantara dari

orang dalam kelompoknya dengan di luar kelompoknya.

Seorang pemimpin harus menguasai dasar-dasar kepemimpinan. Ia

setidak-tidaknya memiliki atau menguasai antara lain, mempunyai kemampuan

teknis, mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antara sesama manusia, dan

mempunyai kemampuan konsepsional.

Memimpin berarti meyakinkan, mengarahkan, membimbing, dan

menggerakkan sejumlah orang untuk berperan serta melakukan kegiatan secara aktif

untuk mencapai tujuan. Karena itu pemimpin harus mampu membangkitkan rasa

hormat, percaya, gairah dan mendapat perhatian (pengertian) dari masyarakat yang

dipimpinnya sehingga masyarakat yang dipimpinnya benar-benar memperhatikan

dan menaati petunjuk atau petuah yang diberikan sang pemimpin. Jadi sang

pemimpin harus berwibawa dan berpengaruh. Karena itu tugas pemimpin akan selalu

disorot tindak-tanduknya (Evendhy, 1989: 54).

Menurut pendapat Warren Bennis, sebagaimana dikutip oleh Tangdilintin,

(2008: 91). Pemimpin adalah orang yang dapat mengubah visi menjadi realitas,

dibenarkan secara faktual.

Dengan sengaja digunakan dua istilah yang berbeda: pelatihan untuk para

calon pembina dan kaderisasi untuk penggerak dan pengurus komunitas. Dalam

konsep ini, baik kaderisasi maupun pelatihan dimaksudkan sebagai program

pembinaan khusus-intensif-terpusat selama beberapa hari. Pelatihan dan kaderisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

sebagai pembinaan yang amat khusus akan benar-benar efektif apabila berjalan

seiring dengan pembinaan umum. Sulit membayangkan tersedianya bibit-bibit

unggul pada tahap rekrutmen dan seleksi calon bila tak ada lahan yang subur sebagai

wadah pembibitan. Tangdilintin (2008: 93) mengutip SAGKI 2005 tentang

komunitas basis sebagai basic strategy, strategi dasar hidup menggereja, kaderisasi

dapat disebut sebagai core strategy, strategi inti dan inti strategi menggereja dan

masyarakat. Komunitas basis adalah lahan pembibitan, tetapi serentak juga (salah

satu) arena „praktek dan ujian‟ kekaderan. Artinya, para kader harus mampu

menghidupkan dan mengembangkan komunitasnya, sambil memberi kontribusi

positif bagi hidup menggereja dan masyarakat. Pemimpin pada intinya adalah tugas

pengabdian, bukan demi dirinya sendiri melainkan demi orang lain. Dalam bahasa

Inggris pemimpin disebut leader yang artinya bergerak lebih awal, berjalan di depan,

mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, memelopori, mengarahkan

pikiran-pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang

lain melalui pengaruhnya. Pemimpin adalah orang-orang yang memiliki kecakapan

dan kemampuan untuk mempengaruhi dan mengajak, mengumpulkan dan

menggerakkan orang-orang lain untuk menangani persoalan-persoalan. Mereka

inilah orang-orang yang biasa disebut pemimpin (Mangunhardjana, 1976: 11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

USULAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM

MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KALIMANTAN UTARA

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap

keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan,

maka diusulan program yang diharapkan dan kiranya cocok dengan situasi kaum

muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, selanjutnya akan dipaparkan beberapa judul

pertemuan yang menarik bagi kaum muda sehingga mereka dapat semakin terlibat

secara aktif dalam hidup menggereja.

A. Latar Belakang Penyusunan Program Katekese Model Shared Christian

Praxis

Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan sebenarnya memiliki

kemampuan dan bakat yang beragam terlebih dalam bidang kesenian. Mereka yang

memiliki kemampuan dalam bidang seni ini haruslah didampingi dan diarahkan

untuk terus mengembangkan kemampuan yang ada agar dapat diaktualisasikan juga

di Gereja, selain dapat menyumbangkan bakat dan kreatifitas kaum muda pun

mendapat pendampingan iman. Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

memiliki waktu sangat sedikit atau jarang ada waktu untuk bisa saling berbagi

pengalaman atau sekedar bercerita mengenai kegiatan yang dilakukan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Tidak ada waktu untuk berkumpul dan saling sharing pengalaman ini

disebabkan karena kesibukan mereka masing-masing di sekolah maupun di tempat

kerja. Melihat situasi seperti ini maka katekese model Shared Christian Praxis

sangat cocok untuk kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, kekhasan

katekese model Shared Christian Praxis ini adalah dalam bidang pengalaman dengan

demikian katekese ini dapat membantu kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan untuk menjawab kebutuhan mereka yang tidak memiliki waktu untuk saling

berbagi pengalaman mengenai kehidupan mereka dalam hidup menggereja.

Shared Christian Praxis adalah katekese umat model pengalaman hidup.

Model katekese ini bermula dari pengalaman hidup peserta, yang direfleksi secara

kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani supaya

muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru.

Shared Christian Praxis memiliki 5 langkah pelaksanaan sebagai berikut:

mengungkapkan pengalaman hidup peserta, mendalami pengalaman hidup peserta,

menggali pengalaman iman Kristiani, menerapkan iman dalam situasi peserta

konkret, dan mengusahakan suatu aksi konkret. Melalui katekese ini diharapkan

kaum muda lebih bisa meningkatkan kemauan untuk terlibat secara aktif dalam

kegiatan yang diselenggarakan dalam hidup menggereja (Sumarno Ds, 2013c: 29-

30).

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan

Kehidupan kaum muda sekarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan

zaman. Pengaruh dari perkembangan zaman ini banyak mempengaruhi pola pikir dan

tindakan kaum muda dalam menyikapi kehidupan mereka, kurangnya wawasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

untuk pengolahan diri mudah berakibat pada prilaku yang menyimpang, salah satu

upaya untuk membantu kaum muda mengolah diri dengan mengadakan kegiatan

dalam hidup menggereja sebagai generasi penerus di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

dan kaum muda dapat berkembang dalam iman, dengan mengolah imannya kaum

muda dilatih dan dibantu untuk berpikir secara kritis dan positif dalam menyikapi

hidup dan memperkembangkan iman sehingga mereka menjadi pribadi yang kuat

dan tidak cepat terpengaruh dengan perkembangan zaman serta bisa menghayati

peran dan tugasnya sebagai penerus Gereja. Maka disimpulkan tema umum untuk

program katekese model Shared Christian Praxis sesuai dengan usulan dari kaum

muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

Tema dalam usulan program ini adalah “Kaum muda adalah harapan

Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah”. Tema tersebut diambil dari

keseluruhan tema dalam kuesioner penelitian dan digabungkan menjadi satu tema

umum.

Tujuan usulan program ini adalah “membantu kaum muda untuk

menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja, sehingga mereka aktif terlibat

dalam mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup menggereja”.

C. Rumusan, Tema, dan Tujuan

Tema Umum

Tujuan Umum

:

:

Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar

gembira Allah.

Bersama pendamping kaum muda menyadari perannya sebagai

generasi penerus Gereja, sehingga mereka aktif terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Tema 1

Tujuan 1

Tema 2

Tujuan 2

Tema 3

Tujuan 3

:

:

:

:

:

:

mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup menggereja.

Kaum muda bersatu untuk Gereja.

Bersama pendamping kaum muda menyadari akan pentingnya

kesatuan dalam sebuah organisasi sehingga mereka peka

terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan.

Kaum muda adalah harapan Gereja.

Bersama pendamping kaum muda menyadari akan harapan

Gereja terhadap mereka, sehingga mereka dapat selalu aktif

terlibat dalam kegiatan menggereja.

Kaum muda wartakanlah kabar gembira Allah.

Bersama pendamping kaum muda menyadari pentingnya

mewartakan kabar gembira Allah, sehingga mereka dapat

mewartakan kabar gembira Allah dalam Gereja maupun dalam

kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Penjabaran Program Katekese Model Shared Christian Praxis

Tema Umum :

Tujuan Umum :

Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah.

Bersama pendamping kaum muda menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja sehingga mereka aktif terlibat

dalam mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup menggereja.

No Tema Tujuan Judul

Pertemuan

Tujuan

Pertemuan

Materi Metode Sarana Sumber

Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1

Kaum

muda

bersatu

untuk

Gereja.

Bersama

pendamping

kaum muda

menyadari

akan

pentingnya

kesatuan

dalam sebuah

organisasi

sehingga

mereka peka

terhadap orang

lain yang

membutuhkan

bantuan.

a. Terlibat

dalam

kegiatan

menggereja.

Membantu

kaum muda

untuk

menyadari

akan

pentingnya

keterlibatan

dalam

kehidupan

menggereja,

sehingga

peserta

semakin aktif

- Bertumbuh

kearah

kedewasaan

kristiani

yang sehat.

- Kelompok

sebagai

“sekolah”

kesetiaan

dan

ketangguhan

dalam proses

perjalanan

manusia.

- Informasi

- Tanya

jawab

- Diskusi

kelompok

- Sharing

kelompok

- Refleksi

pribadi

- Teks lagu

pembuka

“Hatiku,

hatimu,

hati kita

satu”

- Teks lagu

penutup

“Hatiku

senyum

gembira

dan

bahagia”

- Teks

cerita

- Wardjito,

2013: 55-

62.

- Komisi

Kateketik

KWI,

2007:

140-141.

- AA, art.

12

- Skripsi,

hal. 25

104

5

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

dalam

kegiatan

hidup

menggereja.

“Kami

bukanlah

generasi

terakhir”

- Teks AA,

art. 12

- Laptop

- Speaker

- Salib

- Lilin

b. Peduli

terhadap

tugas hidup

menggereja.

Membantu

kaum muda

untuk

mengungkap-

kan sikap

kepedulian

mereka

sehingga

dapat

menjalankan

tugas dalam

hidup

menggereja.

- Kepedulian

yang

diwujudkan

demi

kehidupan

bersama.

- Peduli dalam

hidup

bersama

sebagai

ungkapan

syukur atas

hidup yang

dianugerah-

kan Tuhan.

- Informasi

- Dramati-

sasi

- Tanya

jawab

- Diskusi

kelompok

- Sharing

kelompo

- Refleksi

pribadi

- Teks lagu

“Allah

peduli” dan

“Aku

bahagia”

- Teks drama

- Teks KGK

- Laptop

- Speaker

- Salib

- Lilin

- Sekretaris

Eksekutif

Komisi

Kepemu-

daan

KWI,

2009: 35-

46.

- KGK, no.

752.

105

6

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2

Kaum

muda

adalah

harapan

Gereja.

Bersama

pendamping

kaum muda

menyadari

akan harapan

Gereja

terhadap

mereka,

sehingga

mereka dapat

selalu aktif

terlibat dalam

kegiatan

menggereja.

a. Peng-

hayatan

iman kaum

muda

dalam

kehidupan

meng-

gereja.

Membantu

kaum muda

untuk

menyadari

bahwa

mereka

adalah

anggota

lembaga

Gereja,

sehingga

mereka mau

untuk

melibatkan

diri dalam

kegiatan

dalam gereja.

- Buah-buah

pelayanan

yang

semestinya

didasarkan

pada

hubungan

antar pribadi.

- Informasi

- Tanya

jawab

- Diskusi

kelompok

- Sharing

kelompok

- Refleksi

pribadi

- Teks lagu

pembuka

“kudaki-

daki”

- Lagu

penutup

“jalan serta

Yesus”

- Teks cerita

“Perampok

dalam diri

kita”

- Teks Kitab

Suci

- Laptop

- Speaker

- Salib

- Lilin

- Wardjito,

2013: 11-

12.

- Yoh 15:9-

17

b. Kaum

muda

adalah

milik

anggota

Membantu

kaum muda

untuk

menyadari

- Kualitas akal

budi dan

hati.

- Sumber daya

manusia

- Informasi

- Tanya

jawab

- Diskusi

kelompok

- Teks lagu

pembuka

“Sungai

suka cita”

- Teks lagu

- Wardjito,

2013: 13-

14.

- 1 Yoh

2:9-11

106

7

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(9)

komunitas

Gerejawi.

bahwa

mereka

adalah milik

anggota

seluruh

Komunitas

Gerejawi,

sehingga

mereka

bertanggung

jawab atas

kegiatan yang

dilaksanakan

oleh Gereja.

yang menjadi

milik seluruh

komunitas

Gerejawi.

- Sharing

- kelompok

- Refleksi

pribadi

penutup

“Sentuh

hatiku”

Teks cerita

“Jangan

sampai

terlambat”

- Teks Kitab

Suci

- Laptop

- Speaker

- Salib

Lilin

3

Kaum

muda

wartakan-

lah kabar

gembira

Allah.

Bersama

pendamping

kaum muda

menyadari

pentingnya

mewartakan

kabar gembira

Allah,

sehingga

mereka dapat

a. Pelayanan

kaum muda

dalam

hidup

menggereja

Membantu

kaum muda

untuk

memahami

makna

pelayanan

dalam hidup

menggereja

sehingga

- Aspek-aspek

hidup

beriman

yang

meliputi

beberapa

prinsip

dalam

pelayanan

kaum muda

- Informasi

- Tanya

jawab

- Diskusi

kelompok

- Sharing

kelompok

- Refleksi

pribadi

- Teks lagu

pembuka

”Tuhan

adalah

gembala”

- Teks lagu

penutup

“Yesus

pokok dan

kita

- Komisi

Kateketik

KWI,

2007: 48-

58

- Mat 7:21-

23

107

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(9)

mewartakan

kabar gembira

Allah dalam

Gereja maupun

dalam

kehidupan

sehari-hari.

mereka

mampu

mewartakan

iman

Kristiani

dalam

kehidupan

menggereja.

carang-

nya”

Teks

Cerita

”Menge-

tahui

Kristus”

- Teks Kitab

Suci

- Laptop

- Speaker

- Salib

- Lilin

b. Perjuangan

pengem-

bangan

iman dalam

kehidupan

sehari-hari.

Membantu

kaum muda

untuk

menyadari

akan

perkembang-

an iman

mereka,

sehingga bisa

menjadi

sarana untuk

- Kesadaran

akan

pentingnya

memperju-

angkan iman

agar makin

mendalam

Mengem-

bangkan

hidup

beriman,

dengan

keterlibatan

- Informasi

- Tanya

jawab

- Diskusi

kelompok

- Sharing

kelompok

- Refleksi

pribadi

- Teks lagu

” Kuingin

iman sejati”

dan

“Gembala

setia”

Teks

cerita”

Pieter”

- Teks Kitab

Suci

- Laptop

- Speaker

- Komisi

Kateketik

KWI,

2007: 59-

68.

- Flp 1:27-

30

99

77

108

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

mengembang

kan iman

dalam hidup

sehari-hari.

di dalam

hidup

bersama.

- Salib

- Lilin

109

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

E. Petunjuk Pelaksanaan Program Katekese Shared Christian Praxis

Program pendampingan yang diusulkan dalam skripsi ini dilaksanakan

bagi kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Program ini akan dilaksanakan

dalam enam kali pertemuan, dua bulan sekali pertemuan dalam jangka waktu selama

satu tahun. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu 60 menit, pertemuan ini

diadakan pada hari Sabtu.

Dalam pelaksanaan program ini, awal pertemuan peserta diajak untuk

semakin menyadari akan pentingnya keterlibatan dalam kehidupan menggereja,

sehingga peserta semakin aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di dalam

gereja. Selanjutnya peserta diajak untuk menggali pengalaman iman Kristiani serta

menerapkan pengalaman iman Kristiani mereka tersebut dalam situasi konkret

peserta, dan terakhir para peserta diajak untuk mengusahakan suatu aksi konkret

dalam kehidupan sehari-hari, mau terlibat dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan

kehidupan menggereja dan saling memberi semangat antar kaum muda.

Pendamping berperan sebagai fasilitator untuk memperlancar jalannya

pertemuan, merangkum pengalaman-pengalaman yang telah diungkapkan oleh

peserta untuk direfleksikan dan selanjutnya memberikan peneguhan. Pendamping

memberikan peneguhan berdasarkan Kitab Suci dan Ajaran Gereja. Pada akhir

pertemuan para peserta diajak untuk membuat aksi nyata dalam kehidupan sehari-

hari, baik secara pribadi maupun dalam kelompok.

Katekese ini akan dipandu oleh seorang katekis yang ada di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan, dan akan diberikan pengarahan terlebih dahulu tentang Shared

Christian Praxis apabila belum pernah memandu katekese dengan model SCP

sehingga pemandu bisa berkatekese dengan model Shared Christian Praxis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

F. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis

1. Identitas

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Tema

Tujuan

Peserta

Tempat

Waktu

Metode

Model

Sarana

:

:

:

:

:

:

:

:

Terlibat dalam kegiatan menggereja

Bersama pendamping kaum muda menyadari akan

pentingnya keterlibatan dalam kehidupan menggereja,

sehingga peserta semakin aktif dalam kegiatan hidup

menggereja.

Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Aula Paroki St. Petrus Sungai Kayan

Pukul 19.00-20.00

- Informasi

- Tanya jawab

- Diskusi kelompok

- Sharing kelompok

- Refleksi pribadi

Shared Christian Praxis

- Teks lagu pembuka “Hatiku, hatimu, hati kita satu”

- Teks lagu penutup “Hatiku senyum gembira dan

bahagia”

- Teks cerita “Kami bukanlah generasi terakhir”

- Teks AA, art. 12

- Laptop

- Speaker

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

i.

Sumber bahan

:

- Salib

- Lilin

- Wardjito, Hadrianus. (2013). Kaum Muda Kami Bersama

Anda. Yogyakarta: Bajawa Press, hal. 55-62.

- Komisi Kateketik KWI. (2007). Persekutuan Murid-

Murid Yesus. Yogyakarta: Kanisius, hal. 140-141.

- Apostolicam Actuositatem, art. 12

- Skripsi, hal. 25

2. Pemikiran Dasar

Dalam kenyataan hidup sehari-hari banyak orang yang belum menyadari

akan panggilannya sebagai warga katolik, banyak kaum muda tidak menyadari akan

tugas dan tanggung jawabnya sebagai penerus Gereja masa depan, sehingga diantara

kaum muda masih banyak yang tidak aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja.

Demikian pula yang terjadi pada kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan masih ada diantara mereka yang tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan

hidup menggereja.

Dalam Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12

dikatakan bahwa kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat, dan

juga dalam Gereja. Gereja memandang kaum muda sebagai pembawa perubahan

dalam masyarakat dan Gereja. Oleh sebab itu masa muda merupakan masa yang

paling menentukan bagi kaum muda untuk menentukan arah hidupnya.

Melalui pertemuan ini, diharapkan agar kaum muda menyadari

pentingnya keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja, sehingga dengan

penuh kesadaran untuk terlibat dan lebih aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

3. Pengembangan Langkah-langkah

a. Pembukaan

1) Pengantar

Selamat malam saudara-saudari yang terkasih kita berkumpul disini

untuk mensharingkan pengalaman selama kita mengikuti kegiatan hidup menggereja,

sering kita tidak menyadari akan tugas dan tanggung jawab kita terlebih sebagai

kaum muda katolik yang dipercayakan untuk menjadi generasi penerus Gereja. Pada

Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 Gereja menyebutkan

kaum muda sebagai masa depan dan harapan masyarakat dan Gereja. Dengan

demikian marilah kita sebagai kaum muda untuk menanggapi harapan Gereja

terhadap kita dengan mulai membuka hati untuk mau melibatkan diri sehingga lebih

aktif terlibat dalam kegiatan yang laksanakan dalam hidup menggereja.

2) Lagu pembukaan: “Hatiku, hatimu, hati kita satu” [Lampiran 7: (20)]

3) Doa pembukaan

Bapa, syukur kami ucapkan kepada-Mu karena Engkau memperkenankan

kami untuk berkumpul disini untuk mensharingkan pengalaman hidup kami. Sering

kami lupa akan tanggung jawab kami sebagai penerus Gereja dan tidak mau untuk

terlibat dalam kegiatan hidup menggereja.

Hari ini kami akan mendengarkan bacaan dari Apostolicam Actuositatem

artikel 12 harapan masyarakat dan Gereja bagi kaum muda sebagai penerus Gereja.

Bantulah kami agar dapat menjadi rasul-Mu dan membawa perubahan dalam

masyarakat dan Gereja sesuai dengan harapan, serta mau untuk melibatkan diri dan

semakin aktif terlibat dalam kegiatan di Gereja. Doa ini kami sampaikan dengan

perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

b. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

1) Pendamping membagikan teks cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir” kepada

peserta dan memberikan kesempatan untuk membaca secara pribadi [Lampiran 8:

(21)]

2) Pendamping meminta salah seorang peserta untuk menceritakan kembali dengan

bahasa sendiri isi pokok cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir”.

3) Intisari cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir”

Dalam cerita ini dikisahkan bahwa di India di sebuah desa Neemi

kehidupan penduduk sangatlah menderita, karena air menjadi barang langka di desa

mereka. Seorang pemuda bernama Raddhu Ujja mendapat solusi untuk keluar dari

penderitaan kehidupan penduduk desa mereka, dengan bekerja keras bersama

penduduk desa Neemi menggali tanah untuk membuat dam atau bendungan untuk

menampung air hujan, berkat usaha dan kerja keras mereka maka tiga dam atau

bendungan berhasil mereka buat dan tibalah musim hujan. Kehidupan di desa Neemi

mengalir kembali anak-anak mendapat asupan gizi, mereka mendapatkan pendidikan

yang layak karena pendapatan orang tuanya meningkat berkat menjual hasil bumi

dan ternak mereka.

4) Pengungkapan pengalaman peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut

dengan tuntunan beberapa pertanyaan:

Ceritakan kesulitan yang dialami penduduk desa Neemi dalam melakukan

kegiatan di desanya!

Ceritakan kesulitan yang kalian alami dalam mengikuti kegiatan hidup

menggereja!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

5) Arah rangkuman

Kesulitan yang dialami oleh penduduk desa Neemi sangat

memprihatinkan, tanah menjadi retak, sapi kelaparan, anak-anak kekurangan air dan

kekurangan gizi, bahkan kehidupan mereka seakan berhenti seketika itu juga ketika

air menjadi barang langka bagi penduduk desa Neemi. Kekeringan yang dialami tiap

tahun oleh warga desa Neemi menyebabkan mereka tidak bisa bercocok tanam dan

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anak

mereka.

Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak kesulitan yang

sering kita hadapi untuk melakukan kegiatan, terutama kesulitan dalam mengikuti

kegiatan di gereja. Banyak kesibukan lain misalnya kesibukan dengan kegiatan di

sekolah dan kesibukan dalam pekerjaan yang membuat kita lupa akan tugas sebagai

kaum muda penerus Gereja.

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita dengan dibantu

pertanyaan sebagai berikut:

Mengapa teman-teman sulit untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja?

2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan

arahan rangkuman singkat:

Teman-teman yang terkasih dari sharing pengalaman mengapa teman-

teman sulit untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja tadi bermacam-macam

hal atau pengalaman yang teman-teman temukan atau alami mulai dari kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

dalam membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di gereja, sibuk dengan tugas

sekolah, pekerjaan dan sulit terlibat dalam hidup menggereja karena kurang

mendapat dukungan atau dorongan dari orang tua sehingga untuk sekedar hadir di

gereja pun sangat sulit. Setiap kesulitan yang kita alami pasti ada cara untuk

mengatasinya. Sebagai kaum muda yang telah dipercayakan oleh masyarakat dan

Gereja untuk menjadi generasi penerus masa depan, hendaknya kita dapat mengatasi

kesulitan tersebut.

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

1) Pendamping meminta salah satu peserta untuk membacakan Dekrit Konsili

Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 [Lampiran 9: (22)]

2) Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi

merenungkan dan menanggapi bacaan tersebut dengan dibantu pertanyaan:

Pesan apa yang ingin disampaikan dalam artikel 12 ini tentang keterlibatan?

3) Peserta diajak untuk terlebih dahulu mengungkapkan dalam pleno hasil renungan

pribadi sehubungan dengan pertanyaan di atas.

4) Pendamping memberi tafsir dari Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam

Actuositatem artikel 12 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam

hubungan dengan tema dan tujuan.

Pesan yang ingin disampaikan Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam

Actuositatem dalam artikel 12 bahwa kaum muda sebagai kekuatan yang amat

penting dalam masyarakat. Kaum muda sebagai pembawa perubahan dalam

masyarakat. Perubahan mentalitas dan pelbagai struktur kerap menimbulkan

perbedaan pandangan tentang nilai-nilai yang diwariskan, terutama pada kaum muda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

yang kerap kurang sabar, bahkan penuh rasa memberontak karena gelisah dan anti

kemapanan. Kerap Gereja menyebut kaum muda sebagai masa depan dan harapan,

namun harapan tersebut diletakkan dalam keprihatinan bahwa kaum muda

mengalami krisis. Mereka cenderung tidak lagi akrab dengan tradisi dan hidup

menggereja. Tantangan bagi Gereja adalah bagaimana Gereja bisa ikut menciptakan

lingkungan tempat nilai-nilai dasar manusiawi dijunjung, sehingga kaum muda dapat

bercermin dan dapat mengolah proses untuk menemukan identitas diri. Oleh sebab

itu masa muda merupakan masa yang paling menentukan bagi kaum muda untuk

menentukan arah hidupnya.

Demi partisipasi aktif kaum awam, konsili menyediakan berbagai

pelayanan oleh kaum awam untuk mendorong keterlibatan aktif kaum awam dalam

iman dan hidup Gereja dalam ibadat Ilahi, konseling pastoral, dan kerasulan sosial,

bahkan juga dalam ranah studi teologi. Beberapa orang menyatakan bahwa peran

yang tepat bagi para klerus adalah dalam urusan internal Gereja. Kaum awam harus

terlibat dalam perkara sekular sesuai dengan kompetensi mereka. Konsili tidak

mengizinkan perbedaan tugas yang begitu jelas tersebut. Banyak perkembangan

positif yang bermunculan semenjak Konsili membeberkan keterlibatan kaum awam

dalam Gereja. Roh Kudus akan terus menerus membuka cakrawala baru untuk

perluasan pelayanan Gereja demi kesetaraan para klerus dan kaum awam.

Pesan terakhir yang disampaikan oleh Konsili Vatikan II ditujukan

kepada kaum muda, pesan tersebut dengan sangat kuat menyampaikan tantangan dan

harapan. Padamulah kaum muda, sangat khusus untuk kalian, bahwa Gereja sekarang

hadir melalui Konsili untuk menyalakan cahaya yang akan menerangi masa depan,

masa depan kalian. Gereja sangat mengharapkan masyarakat yang akan kalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

bangun, nantinya akan menghormati martabat, kebebasan, dan hak-hak individu.

Individu-individu inilah kalian. Gereja percaya bahwa kaum muda akan mengerti

cara memperkokoh iman dan memberikan artinya di dalam kehidupan menemukan

kepastian adanya kebaikan dan keadilan Allah.

e. Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret

1) Pengantar

Teman-teman yang terkasih, dalam pembicaraan tadi kita sudah

menemukan dan menyadari akan peranan dan tanggung jawab kita masing-masing

sebagai kaum muda yang menjadi harapan masyarakat dan juga Gereja sebagai

generasi penerus masa depan. Oleh sebab itu sebagai kaum muda yang dipercayakan

untuk membawa perubahan dalam masyarakat dan Gereja, marilah kita bersama-

sama mewujudkan harapan mereka dengan bertanggung jawab terhadap tugas yang

telah diberikan dan aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan.

2) Sebagai bahan refleksi bagi kita agar kita semakin menyadari pentingnya

keterlibatan dalam hidup menggereja, maka kita akan melihat situasi konkrit dengan

mencoba merenungkan pertanyaan ini:

Sikap-sikap mana yang dapat menyemangati kaum muda untuk terlibat dalam

kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

3) Saat hening peserta diberi kesempatan untuk merenungkan pertanyaan-

pertanyaan diatas dengan situasi konkrit masing-masing peserta. Peserta diberi

kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil renungan pribadinya. Akhirnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi

arahan rangkuman singkat sesuai dengan hasil renungan pribadi mereka, misalnya:

Sikap membuka hati untuk bekerjasama, saling membantu, rela berkorban dapat

menyemangati kaum muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan, dengan bekerjasama dalam tugas koor, bekerja sama

untuk membersihkan gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Saling membantu dan

rela berkorban menjemput teman yang tempat tinggalnya jauh dari Gareja dan tidak

memiliki kendaraan.

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret

1) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, setelah kita bersama-sama

menggali pengalaman melalui cerita “Kami bukanlah generasi terakhir” tadi, kita

dapat melihat bagaimana usaha dan kerja keras penduduk desa Neemi

mengembalikan harapan mereka untuk bisa hidup normal kembali. Berkat usaha dan

kerja keras mereka bersama maka kehidupan di desa Neemi menjadi layak dan tidak

kekurangan air lagi. Begitu pula dalam pengalaman hidup kita sehari-hari, banyak

kesulitan yang kita hadapi terlebih kesulitan dalam membagi waktu untuk kegiatan

sekolah, pekerjaan dan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Kesulitan yang

teman-teman alami untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja karena sibuk

dengan kegiatan di sekolah, sibuk dengan pekerjaan dan karena kurang mendapat

dukungan dari orangtua.

Demikian pula dalam Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam

Actuositatem artikel 12 memandang kaum muda sebagai kekuatan yang penting bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

masyarakat dan Gereja. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada kaum

muda untuk dapat membawa perubahan yang positif.

Kita juga sudah merefleksikan atau melihat kembali sikap-sikap mana

yang menyemangati kita kaum muda generasi penerus Gereja masa depan untuk

mau aktif untuk terlibat dalam tugas hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai

Kayan. Marilah sekarang kita memikirkan niat-niat dan tindakan apa yang dapat

kaum muda Paroki St. Petrus Sungai Kayan perbuat bagi masyarakat dan Gereja

agar kita sebagai kaum muda dapat semakin terlibat aktif dalam kehidupan

menggereja.

2) Secara pribadi dan bersama memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita

yang baru (pribadi, kelompok atau bersama) untuk lebih aktif dalam kehidupan

menggereja. Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat

niat-niat:

Niat apa yang hendak kita bangun agar kita sebagai kaum muda semangat

untuk terlibat atau ambil bagian dalam kegiatan di Gereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan?

3) Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk hening memikirkan sendiri tentang

niat-niat pribadi/kelompok bersama. Peserta diajak mengungkapkan niat pribadi

mereka. Kemudian dapat didiskusikan bersama untuk menentukan niat bersama agar

semakin aktif terlibat dalam kehidupan menggereja.

g. Penutup

1) Kesempatan hening sejenak untuk mengendapkan niat yang telah dibangun ke

dalam hati masing-masing peserta. Sementara lilin dinyalakan dan diletakkan di

tengah peserta bersama-sama salib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

2) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, pendamping mengajak

peserta untuk membawa segala permohonan mereka ke dalam doa umat yang diawali

oleh pendamping dan ditutup dengan doa Bapa Kami.

3) Doa penutup:

Bapa yang Mahabaik, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu atas

berkat dan rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami dalam pertemuan

pendalaman iman ini. Bapa banyak kesulitan yang sering kami hadapi dalam

mengikuti kegiatan di Gereja, sulit untuk membagi waktu dengan kegiatan sekolah,

pekerjaan, serta kurangnya dukungan dan dorongan dari orangtua kami, namun kami

sadar kesulitan yang kami alami bukanlah penghalang bagi kami untuk terus

mendekatkan diri kepada-Mu. Bacaan yang kami dengar hari ini dari AA art 12

menyadarkan kami akan tanggung jawab dan tugas kami sebagai kaum muda yang

menjadi harapan dan kekuatan bagi masyarakat dan Gereja di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan.

Mampukanlah kami untuk mengatasi sikap-sikap kurang percaya diri dan

menganggap sepele tugas di Gereja, karena kami sadar bahwa sikap seperti itu

bukanlah sikap yang baik. Melalui niat kami bersama mampukanlah kami agar dalam

kehidupan kami setelah ini mau dan mampu semakin terlibat aktif dalam kehidupan

menggereja sesuai dengan harapan dan kehendak-Mu. Semua doa ini kami mohon

dengan pengantaraan Yesus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin

4) Lagu penutup: Senyum Gembira [Lampiran 7:(20)]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini disampaikan kesimpulan dan saran yang berkaitan

dengan judul skripsi mengenai "KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM

HIDUP MENGGEREJA Di PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA".

A. Kesimpulan

Keterlibatan kaum muda khususnya di Paroki ST. Petrus Sungai Kayan

sangat memprihatinkan. Jumlah kaum muda yang ada di Paroki ST. Petrus Sungai

Kayan ± 70 orang. Dari jumlah tersebut ± 20 orang saja yang mau terlibat aktif

dalam hidup menggereja. Hal ini di sebabkan karena waktu yang kurang tepat

menjadi penghambat untuk mereka terlibat, kesibukan di sekolah atau pekerjaan

mereka, bahkan karena kurangnya dukungan dan dorongan dari orangtua mereka.

Mereka kurang memiliki waktu untuk atau saling berkomunikasi. Mereka hanya

dapat bertemu secara utuh pada saat liburan dan pada saat perayaan hari raya seperti

Natal dan Paskah.

Kurangnya keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja membuat

mereka sedikit sekali mengetahui manfaat yang dapat mereka peroleh jika terlibat

dalam hidup menggereja. Dalam Katekismus Gereja Katolik no.10 menjelaskan

bahwa keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilakukan dengan suka rela,

keterlibatan suka rela itu berasal dari keinginan diri sendiri tanpa paksaan. Kaum

muda menyadari akan perannya dalam hidup menggereja atau hidup dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

masyarakat dan dengan sepenuh hati mengikuti dan melaksanakan kewajiban yang

seharusnya dilakukan sesuai perannya, maka perlu untuk membantu kaum muda

mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja melalui studi

pustaka, dengan membahas mengenai kaum muda dalam Gereja, tentang hidup

menggereja, dan mengenai kaum muda dalam hidup menggereja.

Untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja

maka diusulkan program katekese model Shared Christian Praxis. Tema umumnya

‘Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah. Gereja

mengharapkan dengan diadakannya kegiatan dalam hidup menggereja ini dapat

membantu kaum muda untuk mau terlibat secara aktif dan bertanggung jawab atas

apa yang sudah dipercayakan masyarakat dan Gereja kepada mereka sebagai

generasi penerus Gereja di masa depan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dipaparkan beberapa saran untuk

meningkatkan dan menggerakkan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

dalam hidup menggereja. Saran-saran tersebut diantaranya adalah:

1. Pendamping kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan perlu mengadakan

kegiatan yang tentunya menarik dan bisa menyadarkan kaum muda untuk

melibatkan diri lebih aktif dalam kegiatan menggereja.

2. Pertemuan antar kaum muda perlu diadakan untuk berkumpul membicarakan

rencana kegiatan yang akan dilakukan paling tidak sebulan sekali.

3. Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan lebih mau untuk terlibat dalam

kegiatan hidup menggereja demi perkembangan Gereja di masa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

4. Pastor Paroki, Dewan Paroki, dan orang tua untuk meningkatkan dukungan dan

dorongan kepada kaum muda agar mereka semakin semangat dan mau

melibatkan diri dalam hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Amalorpavadass, D.S. S.J. (1972). Katekese sebagai Tugas Pastoral Gereja (Seri

Pradnyawidya No. 11). Yogyakarta: STFK “Pradnyawidya”.

Andita. http://www.erepublik.com/arti-iman apa arti iman bagiku. accessed on

November 13, 2014.

Banawiratma, J.B. (1992). Wujud Baru Hidup Menggereja: Diagonal dan

Transformatif. Yogyakarta: Kanisius.

Dadang Sulaeman. (1995). Psikologi dan Dimensi-dimensi Perkembangan. Bandung:

Mandar Maju.

Evendhy, M. (1989). Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Berhasil. Jakarta: P.D.

“Mari Belajar”.

Hadari Nawawi. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada.

Heuken, Adolf. (1994). Ensiklopedi Gereja 4. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Jacobs, Tom. (1979). Dinamika Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

Katekismus Gereja Katolik. (1995). (P. Herman Embuiru SVD, Penerjemah). Ende:

Arnoldus. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1993).

Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici). (2006). (V. Kartosiswoyo Pr, dkk.,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1983).

Komisi Kateketik KWI. (2007). Persekutuan Murid-murid Yesus. Yogyakarta:

Kanisius.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1996).

Kristiatmo, Thomas. (2010). Jejak Langkah Kesukupan Tanjung Selor. Yogyakarta:

Kanisius.

Lembaga Biblika Indonesia. (1991). Tafsir Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.

Liskar, Qosse. http://www.blogspot.com/peran kaum muda dalam hidup menggereja.

accessed on October 28, 2014.

Mangunharjana, AM. (1976). Kepemimpinan. Yogyakarta: Kanisius.

________ . (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.

________ . (1986). Pendampingan Kaum Muda: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

Kanisius.

Martasudjita, E. (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

________. (2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta:

Kanisius.

Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Poerwadarminta, W.J.S. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P dan K.

Sabato, Salvatore P. (1996). Kedudukan dan Peranan Kaum Muda dalam

Evangelisasi Paroki. Buku Pegangan Tahun Arah Pendampingan Kaum

Muda dan Agenda 1996 yang dikeluarkan untuk kaum muda di Paroki

Santo Lukas Sunter, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Saifudin Azwar, MA., Dr. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Salito. http://www.academia.edu/makalah-kelompok/pertumbuhan fisik remaja.

accessed on september 09, 2014.

Sarjumunarsa, Th. (1989). Menjadi Umat Yang Terlibat. Rohani, 36, hal. 497-499.

Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI. (2009). Menjadi Bernilai karena

Memperjuangkan Nilai. Dalam Tim FDOM untuk Remaja Setingkat

SMA (Ed.). Formasi Dasar Orang Muda untuk Remaja Setingkat SMA

(hal. 11-18). Yogyakarta: Kanisius.

Shelton, Charles. (1987). Spiritualitas Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardiyanto, HJ. (2005). Pendidikan Hidup Menggereja. Diktat Mata Kuliah

Pendidikan Hidup Menggereja bagi semester V, Program Studi Ilmu

Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rubeja Cipta.

Suliangto. http://www.books.co.id/Tugas Gereja Martyria. accessed October 07,

2014.

Sumarno Ds, M. (2013a). Pastoral Paroki. Diktat Mata Kuliah Pastoral Paroki untuk

mahasiswa semester V, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan

Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

________ . (2013b). Pengantar PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK

Paroki untuk mahasiswa semester III, Program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

________ . (2013c). PPL PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman

Lapangan untuk mahasiswa semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sutrisno Hadi. (1973). Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Tangdilintin, Philips. (2008). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan. Jakarta:

Obor.

Telaumbanua, Marianus. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, dan Peserta

Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.

Verlag, Pattloch GmbH., & Munich, Co, KG. (2012). Youcat Indonesia-Katekismus

Populer. (R.D. Yohanes Dwi Harsanto, dkk., Penerjemah). Yogyakarta:

Kanisius.

Wardjito, Hadrianus. (2013). Kaum Muda Kami Bersama Anda. Yogyakarta: Bajawa

Press.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

2. Bagaimana sejarah Gereja yang digunakan saat ini oleh umat di Paroki St. Petrus

Sungai Kayan?

3. Bagaimana gambaran mengenai kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki

St. Petrus Sungai Kayan?

4. Apasaja peran kaum muda dalam kegiatan di Gereja?

5. Berapa jumlah kaum muda yang ada di pusat Paroki St. Petrus Sungai kayan?

6. Berapa jumlah keseluruhan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

7. Berapa jumlah kaum muda yang aktif dalam kegiatan menggereja?

8. Mengapa kaum muda yang aktif dalam kegiatan Gereja hanya sedikit?

9. Berapakah jumlah kaum muda yang masih menempuh pendidikan?

10. Ada berapa kaum muda yang statusnya sudah bekerja?

11. Kapan kaum muda bisa berkumpul bersama secara utuh?

12. Apakah pihak Gereja sudah mengupayakan untuk mengumpulkan kaum muda?

13. Apasaja kegiatan yang diupayakan itu?

14. Apa harapan dari pihak Gereja setelah mengadakan kegiatan-kegiatan bagi kaum

muda?

15. Apa harapan kaum muda dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di

Gereja?

16. Apakah kaum muda mengharapkan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh

Gereja tetap dipertahankan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

Lampiran 4: Hasil Wawancara

A. Pelaksanaan

1. Responden : Umat Paroki St. Petrus Sungai Kayan

2. Jumlah Responden : 4 orang

- Anas Simamora (Katekis Paroki St. Petrus Sungai

Kayan)

- Rossary (Pendamping OMK Paroki St. Petrus

Sungai Kayan)

- Anjas (Ketua OMK Paroki St. Petrus Sungai

Kayan)

- Okta (OMK Paroki St. Petrus Sungai Kayan)

3. Tanggal : 5 Januari 2015

4. Tempat : Rumah umat yang diwawancarai

B. Pokok-pokok Pertanyaan dan Hasil Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

Jawaban:

Sejarah berdirinya Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang berada di

Desa Mara Satu yang terletak di Dusun Kenarai berawal pada Pada tahun 1971, dulu

belum ada Gereja Katolik di Desa Mara satu,orang-orang melaksanakan ibadat hanya

di rumah umat yang kira-kira cukup untuk umat yang hadir mengikuti ibadat. Umat

yang ada di Desa Mara satu akhirnya membangun sebuah Gereja sederhana, rumah

umat tempat diadakannya ibadat sudah tidak cukup lagi menampung umat yang hadir

mengikuti ibadat karena semakin banyak umat yang masuk agama Katolik dan minta

untuk dibaptis.

2. Bagaimana sejarah Gereja yang digunakan saat ini oleh umat di Paroki St.

Petrus Sungai Kayan?

Jawaban: Sejarah Gereja yang digunakan oleh umat di Paroki St. Petrus Sungai Kayan

saat ini adalah Pada tahun 2000 umat ingin mendirikan kembali Gereja yang lebih

bagus dan lebih besar dari yang sebelumnya sehingga pada saat ada Perayaan besar

seperti Natal dan Paskah umat tidak lagi berdiri diluar Gereja selama Perayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

Ekaristi. Tahun 2005 Gereja yang baru diresmikan pada saat Pastor Leonardus MT.

Kusuma, MSF sedang berkarya di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.

3. Bagaimana gambaran mengenai kaum muda dalam hidup menggereja di

Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

Jawaban:

Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan

tantangan hidup, untuk dapat terus berkembang kaum muda membutuhkan tempat

dan sarana yang tepat agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreatifitasnya.

Beberapa kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang sudah menyimpang

dari jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang

ada disekitarnya, adapula kaum muda yang merasa minder untuk mengikuti kegiatan

karena tidak memiliki teman yang sebaya lagi dengan mereka. Mereka kurang

berkomunikasi atau setidaknya berkumpul dengan teman-teman yang lainnya. Dari

beberapa pengamatan yang pernah ditemui banyak kaum muda yang tidak lagi

terlibat secara penuh dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan maupun di Gereja.

4. Apa saja peran kaum muda dalam kegiatan di Gereja?

Jawaban:

Kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memiliki macam-

macam bakat dan keterampilan dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti

bakat menari dan menyanyi. Mereka sering berkreatifitas dengan kemampuannya

masing-masing jika ada moment tertentu mereka dengan senang hati

menyumbangkan ide-idenya.

5. Berapa jumlah kaum muda yang ada di Pusat Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

Jawaban:

Jumlah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan terbilang cukup

banyak, kaum muda yang ada di Pusat paroki saja jumlahnya ±40 orang kaum muda.

6. Berapa jumlah keseluruhan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan?

Jawaban:

Jumlah kaum muda yang ada di sebelas stasi ±30 orang dan apabila

digabungkan dengan kaum muda yang ada di pusat paroki jumlah keseluruhan kaum

muda separoki St. Petrus Sungai Kayan ±70 orang.

7. Berapa jumlah kaum muda yang aktif dalam kegiatan menggereja?

Jawaban:

Dari jumlah kaum muda yang ada di pusat paroki Kaum muda yang cukup

aktif dalam kegiatan di Gereja sampai saat ini sekitar 20 orang.

8. Mengapa kaum muda yang aktif dalam kegiatan gereja hanya sedikit?

Jawaban:

Hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang harus mereka

kerjakan. Diantaranya masih banyak kaum muda yang bersekolah, kuliah, dan

bekerja di luar Paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

9. Berapakah jumlah kaum muda yang masih menempuh pendidikan?

Jawaban:

Kaum muda yang masih berada di Perguruan tinggi berjumlah ±10 orang

terdiri dari Mahasiswa dan Mahasiswi dari tingkat D3 sampai S1, pelajar yang masih

menempuh pendidikan di tingkat SLTA ±20 orang, dan SLTP ±20 orang.

10. Ada berapa kaum muda yang statusnya sudah bekerja?

Jawaban:

Jumlah kaum muda yang statusnya sudah bekerja ±20 orang.

11. Kapan kaum muda bisa berkumpul bersama secara utuh?

Jawaban:

Mereka hanya dapat berkumpul secara utuh pada masa –masa liburan

sekolah serta apabila ada Perayaan Hari raya seperti natal dan paskah. Oleh sebab itu,

perkembangan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan bisa dikatakan cenderung menurun

karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan mengingat minimnya jumlah kaum

muda yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang di laksanakan dalam gereja.

12. Apakah pihak Gereja sudah mengupayakan untuk mengumpulkan kaum

muda?

Jawaban:

Pihak Gereja sudah mengupayakan untuk mengumpulkan dan menyatukan

para kaum muda melalui berbagai kegiatan dalam hidup menggereja.

13. Apa saja kegiatan yang diupayakan itu?

Jawaban:

Kegiatan yang diupayakan oleh pihak Gereja diantaranya adalah petugas

koor pada saat perayaan Ekaristi, rekreasi bersama, pertandingan olahraga, dan

pertemuan kaum muda separoki St.Petrus sungai Kayan yang di dalamnya terdapat

acara-acara yang dapat menyatukan hubungan persaudaraan antar kaum muda dan

mereka juga dapat mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka masing-masing

dalam acara tersebut.

14. Apa harapan dari pihak Gereja setelah mengadakan kegiatan-kegiatan bagi

kaum muda?

Jawaban:

Gereja sangat mengharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang sudah

diupayakan oleh gereja ini dapat membantu kaum muda untuk mengembangkan dan

menggerakkan mereka serta aktif terlibat dalam hidup menggereja.

15. Apa harapan kaum muda dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

di Gereja?

Jawaban:

Harapan kaum muda dengan adanya berbagai kegiatan yang dilaksanakan di

gereja adalah semoga kaum muda yang belum terlibat dapat melibatkan dirinya serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

ikut ambil bagian dalam kegiatan di Gereja dan kaum muda yang sudah terlibat

secara aktif dapat lebih bersemangat lagi dalam kegiatan menggereja.

16. Apakah kaum muda mengharapkan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh

Gereja tetap dipertahankan?

Jawaban:

Kaum muda sangat mengharapkan agar kegiatan-kegiatan yang sudah

diupayakan oleh Gereja tetap dipertahankan karena dapat membawa dampak positif

bagi kaum muda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

Lampiran 5: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling cocok dengan

pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu huruf

A. Identitas

1. Jenis Kelamin :

2. Usia :

3. Status : SMP/SMA/Kuliah/Bekerja

B. Pemahaman tentang pengertian kaum muda

4. Menurut Anda kaum muda adalah mereka yang berusia?

a. Antara 15-24 tahun

b. Antara 13-30 tahun

c. Antara 17-30 tahun

d. Antara 12-25 tahun

5. Menurut Anda pengertian kaum muda adalah?

a. Orang yang sekerja/sepaham

b. Orang yang berusia muda

c. Orang yang masih menempuh pendidikan

d. Orang yang belum menikah

6. Ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah?

a. Pekerja keras

b. Kreatif dan energik

c. Malas-malasan

d. Bertanggung jawab

7. Masa peralihan bagi kaum muda adalah?

a. Masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa

b. Masa awal pubertas sampai mencapai kematangan

c. Masa kaum muda mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa

d. Masa menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting

C. Perkembangan dan permasalahan-permasalah kaum muda

8. Proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui?

a. Perkembangan kepribadian

b. Perkembangan cara berpikir

c. Perkembangan cara bergaul dengan masyarakat

d. Perkembangan sikap dan tindakan

9. Masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda dan dapat mempengaruhi

perkembangan mental adalah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

a. Gaya hidup global

b. Cara berpikir yang intelektual

c. Hidup dalam dunia khayalan

d. Hanyut dalam impian dunia baru

10. Perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada?

a. Semangat kaum muda

b. Keras kepala

c. Sikap masa bodoh

d. Cara berbicara

11. Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

perkembangan sosial adalah?

a. Bergaul dengan kelompok

b. Peranan mereka dalam kelompok

c. Penerimaan diri dalam kelompok

d. Pengaruh-pengaruh kelompok

D. Pemahaman tentang Gereja

12. Gereja berasal dari kata igreja kata tersebut berasal dari ejaan ?

a. Bahasa Yunani

b. Bahasa Portugis

c. Bahasa Latin

d. Bahasa Inggris

13. Arti kata Gereja adalah?

a. Umat yang dipanggil Tuhan

b. Umat yang diminta Tuhan

c. Umat yang dibebaskan Tuhan

d. Umat yang dikuasai Tuhan

14. Ciri khas ke katolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, banyak artikel

dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai?

a. Pengelompokan

b. Persekutuan

c. Penggolongan

d. Penyatuan

15. Gereja adalah umat yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia terdiri dari

jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis,

terutama sebagai?

a. Pertemuan Ekaristi

b. Pertemuan para Imam

c. Pertemuan semua orang

d. Pertemuan Para Kudus

E. Pemahaman tentang hidup menggereja

16. Hidup menggereja adalah hidup dalam?

a. Persekutuan iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

b. Iman yang utuh

c. Satu dan bersekutu

d. Kedamaian

17. Manusia mengungkapkan imannya kepada Tuhan melalui berbagai sarana

atau simbol dalam doa, ibadat maupun perayaan keagamaan. Ungkapan iman

Anda berbentuk?

a. Pujian

b. Permohonan

c. Pernyataan

d. Syukur

18. Tugas kenabian Gereja adalah?

a. Mewartakan

b. Melayani

c. Memerintah

d. Menguasai

19. Tugas Kristus sebagai Imam adalah?

a. Menguduskan

b. Melayani

c. Memerintah

d. Memimpin

20. Tugas Kristus sebagai Raja adalah?

a. Menguduskan

b. Menguasai

c. Memimpin

d. Mewartakan

21. Kerygma adalah termasuk bidang?

a. Penggembalaan

b. Pelayanan

c. Ibadat

d. Pewartaan

22. Bidang Ibadat adalah?

a. Kerygma

b. Koinonia

c. Leiturgia

d. Diakonia

23. Koinonia adalah bidang?

a. Kesaksian

b. Pelayanan

c. Pewartaan

d. Penggembalaan

24. Bidang pelayanan adalah?

a. Martyria

b. Diakonia

c. Koinonia

d. Leiturgia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

25. Martyria adalah bidang?

a. Ibadat

b. Kesaksian

c. Pewartaan

d. Pengembalaan

F. Peran kaum muda dalam hidup menggereja

26. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung jawab atas perannya sebagai

kaum muda katolik, sebagai kaum muda apa yang Anda lakukan untuk

mengembangkan Gereja?

a. Terlibat aktif dalam kehidupan menggereja

b. Membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja

c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik

d. Mengembangkan bakat agar dapat digunakan dalam kegiatan di Gereja

27. Peran kaum muda dalam kehidupan menggereja adalah sebagai?

a. Pelaksana program kerja Dewan Paroki

b. Penerus Gereja di masa depan

c. Pembantu Pastor Paroki

d. Hanya sebagai umat saja

28. Pelayanan yang dapat disumbangkan kaum muda dalam Gereja adalah?

a. Bakat dan kemampuan

b. Tenaga

c. Pikiran

d. Dana

G. Keterlibatan kaum muda dalam Gereja

29. Arti keterlibatan adalah?

a. Ambil bagian dalam sebuah organisasi

b. Sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela

c. Partisipasi dalam sebuah kegiatan

d. Kehadiran dalam sebuah kegiatan

30. Perayaan Ekaristi merupakan?

a. Pertemuan Orang Kudus

b. Perjamuan Tuhan

c. Perjamuan makan

d. Pertemuan Para Imam

31. Retret bertujuan untuk membina umat dalam hal?

a. Kepentingan pribadi

b. Pemeriksaan batin

c. Kepentingan sosial

d. Bersenang-senang

32. Tujuan diadakannya rekoleksi adalah?

a. Memberi pengaruh positif kepada kaum muda

b. Menjalankan program yang sudah direncanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

c. Mengumpulkan kaum muda lalu bersenang-senang

d. Hanya mengisi waktu luang kaum muda

33. Fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah?

a. Memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya

b. Banyak bicara sedikit bekerja

c. Menggerakkan anggotanya untuk aktif

d. Membiarkan anggotanya bekerja sendiri

H. Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja

34. Hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja adalah?

a. Diri sendiri

b. Orang tua

c. Kesibukan studi/pekerjaan

d. Dewan Paroki

35. Kesulitan apa yang Anda alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja?

a. Terlalu sibuk dengan pekerjaan/kegiatan di sekolah

b. Tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja

c. Kegiatan Gereja yang tidak terorganisir

d. Tidak berminat mengikuti kegiatan di Gereja

36. Apakah hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri Anda ketika ingin

terlibat dalam kegiatan menggereja?

a. Urusan pribadi yang mendesak

b. Tidak memiliki bakat/kemampuan

c. Tidak memiliki teman di Gereja

d. Tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja

I. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja

37. Manfaat apa yang Anda peroleh dari kegiatan menggereja?

a. Terjalin komunikasi dan kerjasama antar sesama

b. Membangkitkan percaya diri

c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda

d. Mengembangkan bakat dan kemampuan

38. Manfaat apa yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda?

a. Gereja semakin berkembang

b. Gereja memiliki penerus di masa depan

c. Gereja menjadi ramai

d. Gereja dapat dikenal oleh banyak kaum muda

39. Manfaat apa yang anda peroleh sebagai kaum muda dalam kegiatan

menggereja dengan terlibat aktif?

a. Memperluas pengetahuan

b. Memiliki banyak teman

c. Memperdalam iman kepada Tuhan

d. Dikenal oleh banyak orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

J. Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam kegiatan

menggereja

40. Apa yang Anda harapkan terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan

menggereja?

a. Kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat aktif

b. Kegiatan yang mendapat tempat dalam program tahunan paroki

c. Kegiatan yang dapat disesuaikan dengan waktu libur kaum muda

d. Kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua

41. Bentuk kegiatan kaum muda seperti apa yang menarik dan Anda harapkan

untuk diikuti oleh para kaum muda agar mereka lebih aktif mengikuti

kegiatan menggereja?

a. Perayaan Ekaristi kaum muda

b. Rekoleksi

c. Retret

d. Pendalaman iman

42. Tema seperti apa yang Anda usulkan jika mengikuti kegiatan menggereja?

a. Kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan

b. Bersama Gereja berani mewartakan kabar gembira

c. Gereja milik kita bersama

d. Kaum muda harapan Gereja

43. Apa yang Anda harapkan terkait dengan isi dan tujuan kegiatan kaum muda

dalam kegiatan menggereja?

a. Mengembangkan wawasan moral

b. Mengembangkan wawasan rohani

c. Mengembangkan potensi diri

d. Meneguhkan jati diri

44. Apa harapan Anda dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja?

a. Dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda

b. Dapat memperluas pengalaman

c. Lebih percaya diri

d. Mendapat kepercayaan

45. Berbagai kegiatan yang diprogramkan, diharapkan mendapat dukungan dari?

a. Diri sendiri

b. Orang tua

c. Dewan Paroki

d. Pastor Paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

Lampiran 6: Contoh Kuesioner Penelitian yang sudah diisi Peserta

KUESIONER PENELITIAN

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN

Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling cocok dengan

pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu huruf

A. Identitas

1. Jenis Kelamin :

2. Usia :

3. Status : SMP/SMA/Kuliah/Bekerja

B. Pemahaman tentang pengertian kaum muda

4. Menurut Anda kaum muda adalah mereka yang berusia?

a. Antara 15-24 tahun

b. Antara 13-30 tahun

c. Antara 17-30 tahun

d. Antara 12-25 tahun

5. Menurut Anda pengertian kaum muda adalah?

a. Orang yang sekerja/sepaham

b. Orang yang berusia muda

c. Orang yang masih menempuh pendidikan

d. Orang yang belum menikah

6. Ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah?

a. Pekerja keras

b. Kreatif dan energik

c. Malas-malasan

d. Bertanggung jawab

7. Masa peralihan bagi kaum muda adalah?

a. Masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa

b. Masa awal pubertas sampai mencapai kematangan

c. Masa kaum muda mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa

d. Masa menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting

C. Perkembangan dan permasalahan-permasalah kaum muda

8. Proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui?

a. Perkembangan kepribadian

b. Perkembangan cara berpikir

c. Perkembangan cara bergaul dengan masyarakat

d. Perkembangan sikap dan tindakan

9. Masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda dan dapat mempengaruhi

perkembangan mental adalah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

a. Gaya hidup global

b. Cara berpikir yang intelektual

c. Hidup dalam dunia khayalan

d. Hanyut dalam impian dunia baru

10. Perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada?

a. Semangat kaum muda

b. Keras kepala

c. Sikap masa bodoh

d. Cara berbicara

11. Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan

perkembangan sosial adalah?

a. Bergaul dengan kelompok

b. Peranan mereka dalam kelompok

c. Penerimaan diri dalam kelompok

d. Pengaruh-pengaruh kelompok

D. Pemahaman tentang Gereja

12. Gereja berasal dari kata igreja kata tersebut berasal dari ejaan ?

a. Bahasa Yunani

b. Bahasa Portugis

c. Bahasa Latin

d. Bahasa Inggris

13. Arti kata Gereja adalah?

a. Umat yang dipanggil Tuhan

b. Umat yang diminta Tuhan

c. Umat yang dibebaskan Tuhan

d. Umat yang dikuasai Tuhan

14. Ciri khas ke katolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, banyak artikel

dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai?

a. Pengelompokan

b. Persekutuan

c. Penggolongan

d. Penyatuan

15. Gereja adalah umat yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia terdiri dari

jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis,

terutama sebagai?

a. Pertemuan Ekaristi

b. Pertemuan para Imam

c. Pertemuan semua orang

d. Pertemuan Para Kudus

E. Pemahaman tentang hidup menggereja

16. Hidup menggereja adalah hidup dalam?

a. Persekutuan iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

b. Iman yang utuh

c. Satu dan bersekutu

d. Kedamaian

17. Manusia mengungkapkan imannya kepada Tuhan melalui berbagai sarana

atau simbol dalam doa, ibadat maupun perayaan keagamaan. Ungkapan iman

Anda berbentuk?

a. Pujian

b. Permohonan

c. Pernyataan

d. Syukur

18. Tugas kenabian Gereja adalah?

a. Mewartakan

b. Melayani

c. Memerintah

d. Menguasai

19. Tugas Kristus sebagai Imam adalah?

a. Menguduskan

b. Melayani

c. Memerintah

d. Memimpin

20. Tugas Kristus sebagai Raja adalah?

a. Menguduskan

b. Menguasai

c. Memimpin

d. Mewartakan

21. Kerygma adalah termasuk bidang?

a. Penggembalaan

b. Pelayanan

c. Ibadat

d. Pewartaan

22. Bidang Ibadat adalah?

a. Kerygma

b. Koinonia

c. Leiturgia

d. Diakonia

23. Koinonia adalah bidang?

a. Kesaksian

b. Pelayanan

c. Pewartaan

d. Penggembalaan

24. Bidang pelayanan adalah?

a. Martyria

b. Diakonia

c. Koinonia

d. Leiturgia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

25. Martyria adalah bidang?

a. Ibadat

b. Kesaksian

c. Pewartaan

d. Pengembalaan

F. Peran kaum muda dalam hidup menggereja

26. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung jawab atas perannya sebagai

kaum muda katolik, sebagai kaum muda apa yang Anda lakukan untuk

mengembangkan Gereja?

a. Terlibat aktif dalam kehidupan menggereja

b. Membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja

c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik

d. Mengembangkan bakat agar dapat digunakan dalam kegiatan di Gereja

27. Peran kaum muda dalam kehidupan menggereja adalah sebagai?

a. Pelaksana program kerja Dewan Paroki

b. Penerus Gereja di masa depan

c. Pembantu Pastor Paroki

d. Hanya sebagai umat saja

28. Pelayanan yang dapat disumbangkan kaum muda dalam Gereja adalah?

a. Bakat dan kemampuan

b. Tenaga

c. Pikiran

d. Dana

G. Keterlibatan kaum muda dalam Gereja

29. Arti keterlibatan adalah?

a. Ambil bagian dalam sebuah organisasi

b. Sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela

c. Partisipasi dalam sebuah kegiatan

d. Kehadiran dalam sebuah kegiatan

30. Perayaan Ekaristi merupakan?

a. Pertemuan Orang Kudus

b. Perjamuan Tuhan

c. Perjamuan makan

d. Pertemuan Para Imam

31. Retret bertujuan untuk membina umat dalam hal?

a. Kepentingan pribadi

b. Pemeriksaan batin

c. Kepentingan sosial

d. Bersenang-senang

32. Tujuan diadakannya rekoleksi adalah?

a. Memberi pengaruh positif kepada kaum muda

b. Menjalankan program yang sudah direncanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

c. Mengumpulkan kaum muda lalu bersenang-senang

d. Hanya mengisi waktu luang kaum muda

33. Fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah?

a. Memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya

b. Banyak bicara sedikit bekerja

c. Menggerakkan anggotanya untuk aktif

d. Membiarkan anggotanya bekerja sendiri

H. Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja

34. Hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja adalah?

a. Diri sendiri

b. Orang tua

c. Kesibukan studi/pekerjaan

d. Dewan Paroki

35. Kesulitan apa yang Anda alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja?

a. Terlalu sibuk dengan pekerjaan/kegiatan di sekolah

b. Tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja

c. Kegiatan Gereja yang tidak terorganisir

d. Tidak berminat mengikuti kegiatan di Gereja

36. Apakah hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri Anda ketika ingin

terlibat dalam kegiatan menggereja?

a. Urusan pribadi yang mendesak

b. Tidak memiliki bakat/kemampuan

c. Tidak memiliki teman di Gereja

d. Tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja

I. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja

37. Manfaat apa yang Anda peroleh dari kegiatan menggereja?

a. Terjalin komunikasi dan kerjasama antar sesama

b. Membangkitkan percaya diri

c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda

d. Mengembangkan bakat dan kemampuan

38. Manfaat apa yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda?

a. Gereja semakin berkembang

b. Gereja memiliki penerus di masa depan

c. Gereja menjadi ramai

d. Gereja dapat dikenal oleh banyak kaum muda

39. Manfaat apa yang anda peroleh sebagai kaum muda dalam kegiatan

menggereja dengan terlibat aktif?

a. Memperluas pengetahuan

b. Memiliki banyak teman

c. Memperdalam iman kepada Tuhan

d. Dikenal oleh banyak orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

J. Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam kegiatan

menggereja

40. Apa yang Anda harapkan terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan

menggereja?

a. Kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat aktif

b. Kegiatan yang mendapat tempat dalam program tahunan paroki

c. Kegiatan yang dapat disesuaikan dengan waktu libur kaum muda

d. Kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua

41. Bentuk kegiatan kaum muda seperti apa yang menarik dan Anda harapkan

untuk diikuti oleh para kaum muda agar mereka lebih aktif mengikuti

kegiatan menggereja?

a. Perayaan Ekaristi kaum muda

b. Rekoleksi

c. Retret

d. Pendalaman iman

42. Tema seperti apa yang Anda usulkan jika mengikuti kegiatan menggereja?

a. Kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan

b. Bersama Gereja berani mewartakan kabar gembira

c. Gereja milik kita bersama

d. Kaum muda harapan Gereja

43. Apa yang Anda harapkan terkait dengan isi dan tujuan kegiatan kaum muda

dalam kegiatan menggereja?

a. Mengembangkan wawasan moral

b. Mengembangkan wawasan rohani

c. Mengembangkan potensi diri

d. Meneguhkan jati diri

44. Apa harapan Anda dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja?

a. Dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda

b. Dapat memperluas pengalaman

c. Lebih percaya diri

d. Mendapat kepercayaan

45. Berbagai kegiatan yang diprogramkan, diharapkan mendapat dukungan dari?

a. Diri sendiri

b. Orang tua

c. Dewan Paroki

d. Pastor Paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

Lampiran 7: Teks lagu pembuka & penutup

Lagu pembuka: Hatiku Penuh Nyanyian “Hatiku, hatimu, hati kita satu”

Hatiku hatimu hatimu hatiku

Hatimu hatiku hatiku hatimu

Hatiku hatimu hatimu hatiku

Hati kita satu...

Kau yang slalu ada disaat ku sedih

Kau yang slalu ada disaat ku senang

Kaulah sahabatku...

Lagu penutup: Hatiku Penuh Nyanyian “Senyum Gembira”

Hatiku senyum gembira dan bahagia karena kau bersamaku (4x)

Hatiku senyum gembira dan bahagia hentak kaki dan berjingkrat karena kau

bersamaku (4x)

Hatiku senyum gembira dan bahagia hentak kaki dan berjingkrat putar badan teriak

HORE!! Karena kau bersamaku(4x)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

Lampiran 8: Cerita “ Kami bukanlah generasi terakhir”

Tanah retak-retak, sapi kelaparan, anak-anak kekurangan air dan gizi,

derita berkepanjangan. Itulah derita penduduk Desa Neemi, sebuah desa di India,

pada tahun 1999. Hidup seakan berhenti ketika air menjadi barang langka. Namun,

harapan tidaklah mati.

Raddhu Ujja membawa harapan itu kembali. Dia belajar dari desa

tetangga bahwa air hujan dapat ditampung untuk menghidupi seisi desa. Maka

dimulailah kerja keras. Penduduk desa Neemi bersama-sama menggali tanah,

membuat dam. Tiga dam berhasil mereka buat dan tibalah musim panen, panen air

hujan.

Kehidupan mengalir kembali. Denyut nadi ekonomi berdetak. Anak-anak

minum susu. Mereka mendapatkan pendidikan layak karena pendapatan orang

tuanya meningkat. Penduduk menjual hasil bumi dan ternak mereka. “ketika saya

datang kemari, hanya ada 150 anak yang sekolah, dan sekarang sudah ada 300 anak

yang kebangku sekolah,” ujar seorang pekerja lembaga sosial non-profit.

Sumber buku: Komisi Kateketik KWI. (2007). Persekutuan Murid-murid Yesus.

Yogyakarta: Kanisius. Hal. 140-141.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

Lampiran 9: Teks Apostolicam Actuositatem, art. 12

Kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat, dan juga

dalam Gereja.mereka sungguh-sungguh sudah rasul bagi sesama kaum muda. Kaum

dewasa supaya berdialog dan membantu kaum muda untuk berkembang dala

kerjasama dengan Hirarki, supaya ada buah-buah kerasulan yang berarti. Perlu

dipelihara saling hormat terhadap nilai-nilai tradisi yang terpuji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI