keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja - PLAGIAT ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja - PLAGIAT ...
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Oktavia Triya Sinta Nyuk
NIM: 101124047
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Oktavia Triya Sinta Nyuk
NIM: 101124047
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
S K R I P S I
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
Oleh:
Oktavia Triya Sinta Nyuk
NIM: 101124047
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. Tanggal 05 Oktober 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
S K R I P S I
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Oktavia Triya Sinta Nyuk
NIM: 101124047
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 02 November 2015
dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda tangan
Ketua : Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. .......................
Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd. .......................
Anggota : 1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. .......................
2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum. .......................
3. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum. .......................
Yogyakarta, 02 November 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
papa (Thomas Nyuk), mama (Yohana Johar),
kakak (Afriana Ratna Nyuk),
kakak (Victor Liju Nyuk),
dan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya pada Tuhan!”
(Yer 17:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya tulis ilmiah.
Yogyakarta, 02 November 2015
Penulis,
Oktavia Triya Sinta Nyuk
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Oktavia Triya Sinta Nyuk
NIM : 101124047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
“KETERLIBATAN AKTIF KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG
SELOR KALIMANTAN UTARA” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 02 November 2015
Yang menyatakan,
Oktavia Triya Sinta Nyuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”. Judul ini dipilih
bertitik tolak dari keprihatinan terhadap kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan. Banyak kaum muda yang belum menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai generasi penerus Gereja. Mereka belum aktif untuk melibatkan diri
dalam kegiatan hidup menggereja, padahal masyarakat dan Gereja sangat
mengharapkan keterlibatan mereka dalam setiap penyelenggaraan kegiatan
menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana kaum muda terlibat aktif
dalam hidup menggereja, dan sejauh mana kaum muda tergerak untuk terlibat secara
aktif dalam hidup menggereja, serta kegiatan apa yang mampu meningkatkan
keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja. Untuk mengkaji masalah ini,
maka diperlukan data yang akurat. Data diperoleh dengan mengadakan penelitian.
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada kaum muda di Paroki
St. Petrus Sungai Kayan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kaum muda
memang kurang menyadari akan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai generasi
penerus Gereja, sehingga mereka tidak ikut terlibat dalam kegiatan hidup
menggereja. Selain itu mereka yang masih menempuh pendidikan memiliki
kesibukan dengan kegiatan di sekolah, dan mereka yang sudah bekerja sibuk dengan
pekerjaannya.
Bertolak dari persoalan tentang keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup
menggereja, maka perlunya membantu kaum muda untuk mengerti tentang
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja melalui studi pustaka. Skripsi ini
akan membahas kaum muda dalam Gereja, yang di dalamnya terdapat pengertian
tentang kaum muda dengan usia dan masa peralihan kaum muda, serta proses
perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, moral, dan religius dengan
permasalahan yang mereka alami dalam proses perkembangan. Untuk lebih
memahami mengenai hidup menggereja perlu membahas pengertian tentang Gereja,
hidup menggereja, dasar hidup menggereja yang disimpulkan dalam tiga tugas
Kristus Nabi, Iman, dan Raja, serta bidang tugas dalam hidup menggereja, dan
penghayatan iman umat dalam kehidupan menggereja. Perlu juga membahas tentang
kaum muda dalam hidup menggereja, keterlibatan kaum muda dalam Gereja, serta
bentuk keterlibatan kaum muda dalam Gereja.
Usulan program yang dilaksanakan melalui katekese model Shared Christian
Praxis yang dapat membantu kaum muda untuk mensharingkan pengalaman
kehidupan mereka, baik di sekolah, di tempat kerja, maupun pengalaman dalam
hidup menggereja. Tema usulan program ini adalah “Kaum muda adalah harapan
Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah”. Tujuannya adalah “membantu
kaum muda untuk menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja, sehingga
mereka aktif terlibat dalam mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup
menggereja”. Contoh persiapan katekese telah disusun untuk pendamping atau
fasilitator dalam pelaksanaan katekese model Shared Christian Praxis ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is “YOUTH’S PARTICIPATION IN
CHURCH LIFE IN SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN PARISH, DIOCESE
OF TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”. The author chose this title
since she has deep concern over the youth of St. Petrus Sungai Kayan Parish. Many
of them have not understood their task and responsibility as the future generation of
the Church. Many of them have not yet participated actively in the Church’
activities. Indeed, the Church expects their participated in every Church activity in
St. Petrus Sungai Kayan Parish.
The main issue in this thesis is to know how the youth should actively
participate in Church activities, to understand how far they have been participating so
far, and to propose activities that are able to increase their participation in Church
life. To anelyze this issue, valid data are needed. A research was done by sending
questionnaires to the youth of St. Petrus Sungai Kayan Parish. The results of the
research shows that they do not fully understand their task and responsibility as
Church’s future generation so they do not participate quite actively in Church life.
Besides, those who are still studying are concentrating on their school tasks and
those who are working are focusing on their works.
Based on this identified problem i.e. lack of participation in Church life, we
have to help youth to understand their responsibility through library research. This
thesis discusses youth in the Church: the concept of youth age and the period of
transition, their physical, mental, emotional, social, moral, and religious development
with their typical problem. Further, this thesis presents the concept of Church,
Church activities, the fundamental aspect of her life, which are explained in three
mission of Christ the Prophet, Priest, and King, also in cluded Church field of
mission, and the believers’ faith practice in Church life. Besides, it is also important
to explain youth in Church life, their participation, and their forms of participation in
Church life.
This thesis proposes a program which will be performed by a catechese
model of Shared Christian Praxis which may help youth to share their life
experience, both at school and at work, and also experience in participating in
Church life. The theme of this program is “Youth is Church hope to proclaim Gods
Good News”. It aims to “help the youth to understand their role as Church future
generation so that they may participate actively in proclaiming the Good News and in
Church life”. The example of preparation for teaching has already prepared for the
facilitator of Shared Christian Praxis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena berkat rahmat dan kasih-Nya yang
selalu menyertai penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI
PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG
SELOR KALIMANTAN UTARA”.
Skripsi ini ditulis dari suatu keprihatinan terhadap keterlibatan aktif kaum
muda dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Salah
satu penyebab kurang terlibatnya kaum muda dalam kegiatan hidup menggereja
karena kaum muda kurang menyadari akan tugas dan tanggung jawab sebagai kaum
muda generasi penerus masa depan Gereja sebagaimana harapan dari masyarakat dan
Gereja, selain itu mereka yang masih menempuh pendidikan memiliki kesibukan
dengan kegiatan di sekolah, dan mereka yang sudah bekerja sibuk dengan
pekerjaannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dan
keterlibatan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, dan
dosen penguji I yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran
bersedia meluangkan waktu, membimbing penulis dengan kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum., selaku dosen penguji II sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan banyak perhatian dan
mendukung penulis selama proses belajar di Prodi IPPAK.
3. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji III, yang
telah berkenan menguji serta memberikan semangat dalam menjalani proses
penulisan skripsi.
4. Romo Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Kaprodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, yang senantiasa memberikan dukungan dalam
proses menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta
yang telah mendidik dan membimbing serta memberikan semangat kepada
penulis selama menempuh studi.
6. Keluarga tercinta papa Thomas Nyuk, mama Yohana Johar, kakak Afriana
Ratna Nyuk dan kakak Victor Liju Nyuk yang selalu memberikan semangat,
doa, dan dukungan kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.
7. Orangtua angkat di Wonosari, papi Cornelius Alex Timmerman beserta
keluarga, yang selama ini telah membimbing penulis untuk menempuh
pendidikan di Yogyakarta dan selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi.
8. Aloysius Bimo Wicaksono beserta keluarga yang selalu mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi, khususnya angkatan 2010, yang telah
memotivasi penulis selama menempuh studi di IPPAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan
tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 02 November 2015
Penulis
Oktavia Triya Sinta Nyuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan ........................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 4
E. Metode Penulisan ................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5
BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO PETRUS
SUNGAI KAYAN KEUSKUPAN TANJUNG SELOR
KALIMANTAN UTARA DALAM KEGIATAN HIDUP
MENGGEREJA ................................................................................. 7
A. Gambaran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan ....................................................................................... 7
1. Gambaran Singkat Situasi Paroki St. Petrus Sungai Kayan ............. 8
a. Sejarah Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan .......................... 9
b. Situasi Kaum Muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan .............. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Kegiatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki
St. Petrus Sungai Kayan ................................................................... 11
B. Penelitian tentang Keterlibatan Aktif Kaum Muda dalam Hidup
Menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ................................... 12
1. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 12
2. Permasalahan Penelitian ................................................................. 13
3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13
4. Metode Penelitian ........................................................................... 14
a. Waktu Penelitian .......................................................................... 14
b. Responden Penelitian .................................................................. 14
c. Jenis Penelitian ............................................................................ 15
d. Instrumen Penelitian .................................................................... 15
e. Variabel Penelitian ....................................................................... 16
f. Teknik Analisis Data .................................................................... 16
5. Laporan Hasil Penelitian .................................................................. 17
a. Identitas Responden ..................................................................... 18
b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda .............................. 18
c. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda ... 20
d. Pemahaman tentang Gereja ......................................................... 23
e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja ...................................... 24
f. Peran Kaum Muda dalam Gereja ................................................. 27
g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja ...................................... 29
h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup
Menggereja .................................................................................. 31
i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja ................................. 33
j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam
Kegiatan Menggereja .................................................................... 35
6. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 38
a. Identitas Responden ..................................................................... 39
b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda .............................. 39
c. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda ... 41
d. Pemahaman tentang Gereja ......................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja ...................................... 45
f. Peran Kaum Muda dalam Gereja ................................................. 48
g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja ...................................... 49
h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup
Menggereja ................................................................................. 51
i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja ................................. 53
j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam
Kegiatan Menggereja .................................................................... 54
C. Rangkuman Hasil Penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ......... 57
BAB III. KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP
MENGGEREJA ................................................................................ 59
A. Kaum Muda dalam Gereja ................................................................... 59
1. Pengertian Kaum Muda .................................................................... 60
a. Usia Kaum Muda ......................................................................... 60
b. Kaum Muda dalam Masa Peralihan............................................. 61
2. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda ........ 62
a. Perkembangan Fisik ..................................................................... 62
b. Perkembangan Mental ................................................................. 64
c. Perkembangan Emosional............................................................ 65
d. Perkembangan Sosial ................................................................... 65
e. Perkembangan Moral ................................................................... 66
f. Perkembangan Religius ................................................................ 67
B. Hidup Menggereja ................................................................................ 67
1. Pengertian tentang Gereja ................................................................ 68
2. Pengertian tentang Hidup Menggereja ............................................. 69
3. Dasar-dasar Hidup Menggereja ........................................................ 73
a. Kristus Nabi ................................................................................. 73
b. Kristus Imam ............................................................................... 74
c. Kristus Raja ................................................................................. 75
d. Hubungan Tiga Tugas Kristus ..................................................... 76
4. Bidang-bidang Tugas dalam Hidup Menggereja ............................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Bidang Ibadat (Leiturgia) ............................................................ 77
b. Bidang Pewartaan (Kerygma) ...................................................... 78
c. Bidang Penggembalaan (Koinonia) ............................................. 79
d. Bidang Pelayanan (Diakonia) ...................................................... 80
e. Bidang Kesaksian (Martyria) ...................................................... 81
5. Penghayatan Iman Umat dalam Kehidupan Menggereja ................. 82
C. Kaum muda dalam Hidup Menggereja ................................................ 83
1. Peranan Pelayanan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja ............. 85
a. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Hubungan
Antar-Pribadi................................................................................ 86
b. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Kemitraan ................. 86
c. Pelayanan Kaum Muda Sebuah Tugas-Perutusan atau Misi ....... 87
d. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Kehadiran ................. 87
e. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Pengakuan serta
Penerimaan akan Talenta, Karunia, dan Bakat Kaum Muda ....... 88
2. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja ........................................... 88
3. Bentuk-bentuk Kegiatan Kaum Muda dalam Gereja ....................... 90
a. Perayaan Ekaristi ......................................................................... 90
b. Retret ........................................................................................... 92
c. Rekoleksi ..................................................................................... 93
d. Ziarah ........................................................................................... 94
e. Pendalaman Iman ......................................................................... 95
f. Pelatihan Kepemimpinan ............................................................. 97
BAB IV. USULAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP
MENGGEREJA MELALUI KATEKESE MODEL SHARED
CHRISTIAN PRAXIS BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO
PETRUS SUNGAI KAYAN KALIMANTAN UTARA ................ 100
A. Latar Belakang Penyusunan Program .................................................. 100
B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan .................................................... 101
C. Rumusan Tema dan Tujuan .................................................................. 102
D. Penjabaran Program ............................................................................. 104
E. Petunjuk Pelaksanaan Program ............................................................ 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
F. Contoh Satuan Persiapan ...................................................................... 111
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 122
A. Kesimpulan .......................................................................................... 122
B. Saran ..................................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 125
LAMPIRAN ..................................................................................................... 127
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................ (1)
Lampiran 2: Pemberitahuan Pelaksanaan Penelitian ................................ (2)
Lampiran 3: Pedoman Wawancara ........................................................... (3)
Lampiran 4: Hasil Wawancara .................................................................. (4)
Lampiran 5: Kuesioner Penelitian............................................................. (8)
Lampiran 6: Contoh Kuesioner Penelitian yang sudah diisi Peserta ........ (14)
Lampiran 7: Teks lagu pembuka dan lagu penutup .................................. (20)
Lampiran 8: Cerita “Kami bukan Generasi Terakhir” .............................. (21)
Lampiran 9: Teks Apostolicam Actuositatem, art. 12 ............................... (22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Variabel Penelitian ...................................................................... 17
Tabel 2 : Identitas Responden (N=48) ....................................................... 18
Tabel 3 : Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda (N=48) ................ 19
Tabel 4 : Perkembangan dan Permasalahan Kaum Muda (N=48) ............. 21
Tabel 5 : Pemahaman tentang Gereja (N=48) ............................................ 23
Tabel 6 : Pemahaman tentang Hidup Menggereja (N=48) ........................ 25
Tabel 7 : Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja (N=48) ................ 28
Tabel 8 : Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja (N=48) ....................... 29
Tabel 9 : Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam
Hidup Menggereja (N=48) .......................................................... 31
Tabel 10 : Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja (N=48) ................... 33
Tabel 11 : Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam
Kegiatan Menggereja (N=48) ..................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada
Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama Republik
Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AA
CT
KGK
KHK
LG
Youcat
:
:
:
:
:
:
Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus
II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 oktober 1979.
Katekismus Gereja Katolik, disyahkan oleh Paus Yohanes
Paulus II, 11 Oktober 1992.
Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan
oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.
Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang
Gereja, 21 November 1964.
Youth Catechisme, Katekismus populer bagi kaum muda, 22
Oktober 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
C. Singkatan Lain
ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Art : Artikel
Bdk : Bandingkan
Hal : Halaman
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
LCD : Liqiud Crystal Display
No : Nomor
OMK : Orang Muda Katolik
Ormas : Organisasi Masyarakat
Orpol : Organisasi Politik
SAGKI : Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia
SCP : Shared Christian Praxis
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMTA : Sekolah Menengah Tingkat Atas
St. : Santo/Santa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kaum muda mendekati masa dewasa yang sedang mengalami proses
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral, dan religius
dengan segala permasalahannya. Perkembangan pribadi kaum muda dipengaruhi
oleh banyak hal, antara lain lingkungan sekitarnya, tidak hanya dalam lingkungan
keluarga, namun juga sekolah, pergaulan dan masyarakat (Mangunhardjana, 1986:
12).
Saling melayani merupakan bentuk perhatian dan keterlibatan umat
beriman dalam hidup menggereja yang tentu saja dijiwai oleh cinta kasih. Kehidupan
beriman tidak lepas dari pembinaan, karena pembinaan membantu perkembangan
iman umat. Pembinaan untuk memperkembangkan iman umat dengan berkatekese,
namun katekese bukan hanya untuk membangkitkan iman yang hanya sekali
diperoleh untuk mencapai kematangan, tetapi iman umat harus senantiasa terus
diterangi dan diperbaharui oleh katekese.
Iman kaum muda perlu disadarkan agar mereka memiliki keinginan
untuk mengembangkan imannya dengan terlibat dalam hidup menggereja. Gereja
menggerakkan dan mengarahkan kaum muda untuk aktif terlibat dalam kegiatan
dalam hidup menggereja dengan membentuk suatu organisasi bagi kaum muda yaitu
OMK. Organisasi ini membina dan membentuk kaum muda agar aktif terlibat dalam
kegiatan di Gereja. Pada kenyataannya kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan kurang banyak terlibat aktif dalam kehidupan menggereja, bila mereka ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
itu hanya sebatas formalitas saja atau karena terpaksa bukan atas kemauan sendiri.
Terkadang kegiatan dalam Gereja bertabrakan dengan kegiatan-kegiatan yang
mereka ikuti di luar misalnya kegiatan sekolah. Mereka beranggapan bahwa ikut
dalam kegiatan sosial di luar Gereja juga merupakan salah satu bagian dari
perwujudan iman dan bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja, tetapi tidak boleh
dilupakan bahwa penghayatan iman mereka akan Allah juga perlu dikembangkan.
Kaum muda sebenarnya ingin dekat dengan Yesus, mereka mencoba mendekatkan
dirinya dengan Yesus dengan rajin pergi ke gereja sebagai bentuk ungkapan imannya
terhadap Yesus Kristus, akan tetapi nilai-nilai religius dari iman mereka tidak mereka
hayati sehingga mereka kurang dapat mengembangkan imannya. Kaum muda
diharapkan semakin menghayati imannya dan peran yang penting dalam
perkembangan Gereja sehingga penghayatan iman mereka dapat diwujudkan dalam
kehidupan konkret dengan ikut terlibat aktif dalam hidup menggereja.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan akan pentingnya terlibat aktif dalam hidup menggereja adalah
dengan katekese. Katekese yang tepat untuk diberikan kepada kaum muda adalah
menggunakan katekese model Shared Christian Praxis yang menggunakan metode
yang lebih menarik, misalnya menggunakan film, cerita yang menarik dengan
menggunakan alat-alat yang lebih modern seperti LCD.
Adapun kekhasan dalam katekese ini adalah, bertolak dari hidup konkrit
dalam peserta: pertanyaan, permasalahan, keprihatinan yang ada dalam pengalaman
manusia secara eksistensial. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diperdalam dengan
dialog antar mereka sendiri. Langkah ini mempersiapkan peserta untuk
mendengarkan warta gembira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Setelah pengungkapan dan penerangan pengalaman tersebut, pengalaman
itu kemudian dikonfrontasikan dengan warta gembira. Katekese merefleksikan dalam
terang warta gembira atas pengalaman peserta atau dengan kata lain pengalaman
peserta diterangi oleh warta gembira dalam arah untuk hidup sehari-hari. Setelah
konfrontasi tersebut, katekese mulai tahap pengajaran lebih sistematik tentang iman,
tentang Tradisi dan tentang praktek hidup kristiani. Tentu saja bukan pengajaran
yang abstrak, tetapi dihubungkan dengan pengalaman hidup konkrit pada langkah
sebelumnya. Akhirnya katekese ini sampai pada langkah applikasi dalam suatu
persiapan untuk perbuatan konkrit dalam masyarakat atas nama Gereja (Sumarno Ds,
2013c: 8).
Kaum muda diajak untuk mensharingkan pengalamannya sehingga kaum
muda merasa diterima dan membuat mereka tertarik untuk terlibat aktif dalam Gereja
serta mampu menjawab kebutuhan mereka. Katekese model Shared Christian Praxis
ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan aktif kaum muda dalam
hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Melalui katekese ini kaum
muda diharapkan semakin menyadari akan tugas dan tanggung jawab mereka serta
selalu mengusahakan dirinya untuk ambil bagian dan mau untuk terlibat dalam
kegiatan hidup menggereja demi perkembangan imannya. Katekese ini membantu
mereka untuk menjawab kebutuhan dan menghantar mereka untuk mewujudkan
iman yang dewasa dan terlibat aktif dalam hidup menggereja.
Melihat kenyataan dan keprihatinan di atas maka penulis tergerak untuk
menulis skripsi dengan judul “KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Permasalahan
1. Sejauh mana kaum muda terlibat dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan?
2. Sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja?
3. Usaha apa yang dilakukan oleh Paroki untuk meningkatkan keterlibatan aktif
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan dalam hidup menggereja.
2. Mengetahui sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda
dalam hidup menggereja.
3. Mengetahui program yang diusahakan oleh Paroki untuk meningkatkan
keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup
menggereja.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kaum muda berkaitan dengan
peranan mereka sebagai generasi penerus dalam hidup menggereja dan
meningkatkan semangat kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan akan
pelayanan mereka bagi Gereja.
2. Menambah pengetahuan penulis akan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian dengan
metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang
menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian
melalui penyebaran angket dan wawancara yang didukung dengan studi pustaka.
F. Sistematika Penulisan
Judul skripsi ini adalah “KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA”.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan, maka
disampaikan pokok gagasan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
Bab I menguraikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang,
rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II menguraikan tentang gambaran kaum muda dalam hidup
menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, yang akan membahas tentang
gambaran singkat situasi Paroki serta kegiatan kaum muda dalam hidup menggereja.
Penelitian tentang keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja,
pembahasan hasil penelitian dan rangkuman hasil penelitian.
Bab III menguraikan tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja yang akan membahas tentang kaum muda dalam Gereja, hidup
menggereja, dan kaum muda dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab IV menguraikan latar belakang penyusunan program, alasan
pemilihan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, dan
contoh Satuan Persiapan.
Bab V merupakan bab akhir sekaligus penutup dari seluruh pembahasan
mengenai skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KETERLIBATAN KAUM MUDA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA
DALAM KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA
Gambaran umum tentang keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan, akan menggunakan penelitian dengan menyebarkan kuesioner
dan wawancara kepada kaum muda. Data-data dari hasil wawancara dan kuesioner
tersebut kemudian akan dibahas untuk mendapatkan gambaran nyata tentang
keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja dan penelitian tentang
keterlibatan aktif kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan.
A. Gambaran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan
Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan
tantangan hidup, untuk dapat terus berkembang kaum muda membutuhkan tempat
dan sarana yang tepat agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreatifitasnya.
Beberapa kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang sudah menyimpang
dari jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang
ada disekitarnya, adapula kaum muda yang merasa minder untuk mengikuti kegiatan
karena tidak memiliki teman yang sebaya lagi dengan mereka. Mereka kurang
berkomunikasi atau setidaknya berkumpul dengan teman-teman yang lainnya. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
beberapa pengamatan yang pernah ditemui banyak kaum muda yang tidak lagi
terlibat secara penuh dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan maupun di Gereja
[Lampiran 4: (5)].
1. Gambaran Singkat Situasi Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Paroki St. Petrus Sungai Kayan mempunyai wilayah sepanjang Sungai
Kayan, yang meliputi dua kecamatan yaitu: kecamatan Long Peso dan kecamatan
Tanjung Palas Barat. Awalnya masyarakat yang ada di sepanjang Sungai Kayan
belum mengenal agama Katolik. Sejak tahun 1971 mulailah pengajaran tentang
agama Katolik di desa Mara Satu, dan pada tahun 1977 desa Mara Satu menjadi
Paroki yang sampai sekarang dikenal dengan nama Paroki St. Petrus Sungai Kayan
(Kristiatmo, 2010: 165).
Pada tahun 1996 Paroki St. Petrus Sungai Kayan dipecah menjadi dua
Paroki, yaitu Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan Paroki St. Maria Assumpta
Tanjung Selor. Perkembangan selanjutnya, Paroki St. Petrus Sungai Kayan dipecah
lagi pada tahun 1998 menjadi Paroki St. Petrus Sungai Kayan dan Paroki St. Lukas
Apo Kayan (Kristiatmo, 2010: 167).
Paroki St.Petrus, memiliki wilayah di sepanjang Sungai Kayan, yang
meliputi tiga kecamatan: kecamatan Tanjung Palas, Long Beluah, dan kecamatan
Long Peso. Jumlah keseluruhan Stasi ada sebelas, yaitu: Stasi St. Stephanus Long
Sam, St. Yoseph Long Beluah, St. Paulus Long Lembu, St. Gregorius Long Tungu,
St. Matius Kampung Agung, St. Tri Tunggal Maha Kudus Long Telenjau, St.
Keluarga Kudus Long Bia, St. Maria La Salette Sungai Brun, St. Ana Long Yin, St.
Yohanes Naha Aya, dan St. Hilarius Long Lian (Kristiatmo, 2010: 168).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Secara administratif, Paroki St. Petrus Mara Satu Sungai Kayan terdiri
dari 11 Stasi dan akan ditambah lagi dengan satu Stasi yang sekarang sedang dirintis
yaitu kampung Balau. Jumlah seluruh umat yang ada di pusat Paroki St. Petrus Mara
Satu 387 jiwa, di Stasi St. Stephanus Long Sam 162 jiwa, di Stasi St. Yoseph Long
Beluah 300 jiwa, di Stasi St. Paulus Long Lembu 175 jiwa, di Stasi St. Gregorius
Long Tungu 23 jiwa, di Stasi St. Matius Kampung Agung 49 jiwa, di Stasi St. Tri
Tunggal Maha Kudus Long Telenjau 63 jiwa, di Stasi St. Keluarga Kudus Long Bia
99 jiwa, di Stasi St. Maria La Salette Sungai Brun 60 jiwa, di Stasi St. Ana Long Yin
144 jiwa, di Stasi St. Yohanes Naha Aya 25 jiwa dan di Stasi St. Hilarius Long Lian
8 jiwa. Jadi jumlah total umat Paroki St. Petrus Sungai Kayan pada tahun 2010
adalah 1495 jiwa (Kristiatmo, 2010: 170).
a. Sejarah Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Gereja Paroki St.Petrus Sungai Kayan terletak di desa Mara Satu
khususnya daerah dusun Kenarai. Pada tahun 1971 belum ada gereja Katolik di desa
Mara Satu. Ibadat diadakan hanya di rumah umat yang kira-kira cukup untuk umat
yang hadir mengikuti ibadat. Umat di desa Mara Satu akhirnya mendirikan sebuah
gereja sederhana, rumah umat tempat diadakannya ibadat tidak cukup lagi
menampung umat yang hadir mengikuti ibadat karena semakin banyak umat yang
masuk agama Katolik. Setelah berdiri selama empat tahun, pada tahun 1975 umat di
Mara Satu ingin memiliki gereja yang lebih baik, maka dengan bantuan sebuah
perusahaan kayu yang ada di desa Mara Satu terbangunlah gereja baru yang
digunakan oleh umat dalam waktu yang cukup lama [Lampiran 4: (4)]. Pada tahun
2000 umat mendirikan kembali gereja dan lebih besar dari yang sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sehingga ketika ada perayaan besar seperti Natal dan Paskah umat tidak lagi berdiri
di luar gereja selama Perayaan Ekaristi, gereja baru diresmikan pada tahun 2005 oleh
Pastor Leonardus MT. Kusuma, MSF [Lampiran 4: (4)-(5)].
b. Situasi Kaum Muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memiliki bakat
dan keterampilan dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti bakat menari
dan menyanyi. Kaum muda berperan dalam hidup menggereja dan dapat
berkreatifitas dengan kemampuannya jika ada moment tertentu mereka dengan
senang hati menyumbangkan ide-idenya [Lampiran 4: (5)].
Jumlah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan terbilang cukup
banyak, kaum muda yang terdaftar di pusat Paroki saja jumlahnya ± 40 orang kaum
muda, jika digabungkan dengan kaum muda yang ada di sebelas Stasi jumlah
keseluruhan kaum muda separoki St. Petrus Sungai Kayan yang terdaftar ± 70 orang
[Lampiran 4: (5)].
Kaum muda yang cukup aktif dalam kegiatan menggereja sampai saat ini
sekitar ± 20 orang, hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang
harus mereka kerjakan. Diantaranya masih banyak kaum muda yang bersekolah,
kuliah, dan bekerja di luar Paroki. Pendidikan Kaum muda di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan yang saat ini masih berada di Perguruan tinggi berjumlah ± 10 orang
terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi dari tingkat D3 sampai S1, pelajar yang masih
menempuh pendidikan di tingkat SLTA ± 20 orang, dan SLTP ± 20 orang, kaum
muda yang statusnya sudah bekerja ± 20 orang [Lampiran 4: (5)-(6)]. Mereka dapat
berkumpul secara utuh pada masa liburan sekolah dan apabila ada perayaan hari raya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
seperti Natal dan Paskah. Oleh sebab itu, perkembangan di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan dikatakan menurun karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan minimnya
jumlah kaum muda yang terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam hidup
menggereja [Lampiran 4: (6)].
2. Kegiatan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan
Upaya yang sudah dilakukan oleh Gereja untuk mengumpulkan dan
menyatukan para kaum muda melalui berbagai kegiatan menggereja. Salah satu
keterlibatan kaum muda dalam Gereja dengan mengikuti kegiatan yang diadakan
oleh Gereja. Kegiatan tersebut diantaranya adalah petugas koor pada saat Perayaan
Ekaristi, rekreasi bersama, pertandingan olahraga, dan pertemuan kaum muda
separoki St. Petrus Sungai Kayan yang di dalamnya terdapat acara-acara yang dapat
menyatukan hubungan persaudaraan antar kaum muda dan mereka juga dapat
mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka masing-masing dalam acara tersebut
[Lampiran 4: (6)].
Gereja sangat mengharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang
sudah diupayakan dapat membantu kaum muda untuk mengembangkan dan
menggerakkan mereka serta aktif terlibat dalam hidup menggereja. Gereja juga
mengharapkan agar kaum muda dapat menyampaikan harapan yang sesuai dengan
keinginan mereka kepada Gereja yang sekiranya sesuai dengan konteks kaum muda
sehingga kaum muda dapat berperan serta terlibat secara penuh dan ikut mengambil
bagian dalam keaktifan kaum muda yang diupayakan oleh Gereja [Lampiran 4: (6)-
(7)].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Penelitian tentang Keterlibatan Aktif Kaum Muda dalam Hidup Menggereja
di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Kaum muda merupakan pribadi yang dinamis, mereka selalu berpikir dan
bergerak maju seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Potensi, bakat
dan kreatifitas yang dimiliki kaum muda dapat disumbangkan sebagai pelayanan
kaum muda dan diaktualisasikan di tengah-tengah Gereja.
Gereja mengharapkan agar kaum muda Katolik menjadi penggerak atau
motivator kehidupan menggereja saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan
demikian, kaum muda katolik merupakan aset berharga bagi Gereja. Oleh sebab itu
sangatlah penting untuk menjaga dan membimbing mereka dengan ajaran-ajaran
Katolik yang diharapkan dapat membawa mereka kepada kedewasaan iman akan
Yesus Kristus.
1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan zaman dan budaya yang semakin merajalela pada masa
sekarang ini dapat dengan mudah mempengaruhi dan merasuki kehidupan kaum
muda. Mengingat akan adanya perkembangan zaman yang dapat memberikan
pengaruh buruk bagi kaum muda Gereja mengadakan kegiatan-kegiatan yang
bertujuan agar kaum muda khususnya yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
mengolah pengalaman iman mereka sehingga dapat menjauhi berbagai kemungkinan
negatif yang merusak hidupnya.
Kaum muda perlu dibantu untuk semakin mengenal Tuhan lewat
kegiatan-kegiatan yang diusahakan oleh Gereja dan masyarakat sehingga generasi
muda sebagai penerus Gereja bersikap positif dan mau untuk melibatkan diri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kegiatan-kegiatan hidup menggereja . Dengan terlibat aktif dalam kegiatan yang
diadakan oleh Gereja menjadi salah satu cara agar kaum muda menjadi generasi yang
dapat diandalkan oleh Gereja dan masyarakat di kemudian hari dengan keterlibatan
aktif mereka dalam kehidupan menggereja.
2. Permasalahan Penelitian
a. Sejauh mana kaum muda terlibat dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan?
b. Sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja?
c. Usaha apa yang dilakukan oleh Paroki untuk meningkatkan keterlibatan aktif
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup menggereja?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian
yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah:
a. Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan dalam hidup menggereja.
b. Mengetahui sejauh mana kaum muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda
dalam hidup menggereja.
c. Mengetahui program yang diusahakan oleh Paroki untuk meningkatkan
keterlibatan aktif kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam hidup
menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Metodologi Penelitian
Desain metodologi penelitian, meliputi: waktu penelitian, responden
penelitian, jenis penelitian, dan instrumen penelitian, serta pembahasan tentang
variabel penelitian.
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 6 April sampai 23 April 2015.
Tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan di semua stasi di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan.
b. Responden Penelitian
Responden adalah orang yang memberi jawaban terhadap pertanyaan
atau permintaan dalam kuesioner, boleh dan dapat memberikan jawabannya secara
bebas terhadap item (Sutrisno Hadi, 1973: 187), atau orang yang dapat merespon dan
memberikan informasi tentang data penelitian (Suharsimi Arikunto, 1990: 116).
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, penulis memilih responden
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Untuk menentukan responden
haruslah dibedakan antara populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek
penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Hadari Nawawi, 1985: 141-144).
Penulis menggunakan simple random sampling untuk menentukan
jumlah responden, di setiap Stasi diambil sebanyak 5 responden. Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82).
Populasi dalam penelitian ini adalah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan,
jumlah populasi kaum kaum muda yaitu 70 orang, untuk lebih menghemat waktu
dalam penelitian maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
60 dan jumlah respondennya adalah 48.
c. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
yang bersifat deskriptif analisis. Pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik
secara alamiah sehingga dapat memperoleh gambaran yang luas dan mendalam
(Moleong, 2008: 5).
d. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup,
yang akan ditujukan kepada kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Data
yang diperoleh melalui penggunaan kuesioner adalah data yang dikategorikan
sebagai data faktual.
Kuesioner bersifat tertutup artinya setiap pertanyaan tertutup jawabannya
sudah ditentukan terlebih dahulu yang dapat dipilih, dan responden tidak diberi
kesempatan untuk memberi jawaban lain (Saifudin Azwar, 2009: 101).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang menjadi objek
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1990: 12). Menurut Sutrisno Hadi (1973: 224),
variabel merupakan suatu gejala atau peristiwa yang bervariasi menurut jenis dan
tingkatnya. Gejala itulah yang menjadi obyek penelitian. Dengan demikian variabel
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian. Yang
menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana kaum muda terlibat
dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, dan sejauh mana kaum
muda mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja.
Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah: Identitas responden,
Pemahaman tentang pengertian kaum muda, Perkembangan dan Permasalahan kaum
muda, Pemahaman tentang Gereja, Pemahaman tentang hidup menggereja, Peran
kaum muda dalam hidup menggereja, Keterlibatan kaum muda dalam Gereja,
Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja, Manfaat terlibat
dalam hidup menggereja, Harapan dan usulan mengenai keaktifan dalam hidup
menggereja.
f. Teknik Analisis Data
Dalam pengolahan data ini, prosentasi suara responden diperoleh dengan
cara membagi frekuensi suara masuk (F) dengan jumlah responden keseluruhannya
(N) kemudian dikalikan dengan 100%, atau dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja dijabarkan ke dalam tabel berikut:
No Variabel Item Jumlah
(1) (2) (3) (4)
1 Identitas responden 1, 2, 3 3
2 Pemahaman tentang pengertian
kaum muda
4, 5, 6, 7 4
3
Perkembangan dan Permasalahan-
permasalahan kaum muda
8, 9, 10, 11
4
4 Pemahaman tentang Gereja 12, 13, 14, 15 4
5 Pemahaman tentang hidup
menggereja
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25
10
6 Peran kaum muda dalam hidup
menggereja
26, 27, 28 3
7 Keterlibatan kaum muda dalam
Gereja
29, 30, 31, 32, 33 5
8 Kesulitan/penghambat untuk
terlibat dalam hidup menggereja
34, 35, 36 3
9 Manfaat terlibat dalam hidup
menggereja
37, 38, 39 3
10 Harapan dan usulan mengenai
keaktifan kaum muda dalam
kegiatan menggereja
40, 41, 42, 43, 44, 45 6
Jumlah 45 45
5. Laporan Hasil Penelitian
Pada bagian berikut ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang
telah dilaksanakan terhadap keterlibatan kaum muda dalam kegiatan kehidupan
menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, pada 6 April sampai 23 April 2015.
Jumlah kuesioner yang disebarkan ke semua stasi di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
adalah 60 kuesioner, namun dari jumlah tersebut hanya ada 48 responden yang
mengisi dan mengembalikannya kepada peneliti dan 12 diantaranya tidak
mengembalikan. Laporan hasil penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. Identitas Responden
Tabel berikut ini akan memaparkan tentang identitas responden sesuai
dengan data yang diperoleh dalam penelitian.
Tabel 2. Identitas Responden (N=48)
No.
item
Identitas Responden Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Jenis kelamin Laki-laki 23 47,92
Perempuan 25 52,08
2 Usia 13-15 tahun
16-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-35 tahun
24
8
9
4
4
50
15,67
17,73
8,30
8,30
3 Status SMP
SMA
Kuliah
Bekerja
25
7
2
14
52,18
14,55
4,14
29,13
Tabel 2, menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis
kelamin perempuan 52,08%, dan responden yang berjenis kelamin laki-laki 47,92%.
Responden berusia 13-15 tahun 50% dan yang berusia 16-19 tahun 15,67%.
Sedangkan yang berusia 20-24 tahun 17,73%, kemudian yang berusia 25-29 tahun
8,3%, dan yang berusia 30-35 tahun sekitar 8,3%. Dari hasil penelitian status kaum
muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah SMP 52,18%, SMA 14,55%, kuliah
4,14%, dan yang statusnya bekerja 29,13%.
b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda
Bagian ini akan memaparkan pemahaman para kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan tentang pengertian kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tabel 3. Pemahaman tentang pengertian kaum muda (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
4
Menurut Anda
kaum muda adalah
mereka
yang berusia
a. Antara 15-24 tahun
b. Antara 13-30 tahun
c. Antara 17-30 tahun
d. Antara 12-25 tahun
14
18
11
5
29,17
47,25
22,17
11,41
5
Menurut Anda
pengertian kaum
muda adalah
a. Orang yang sekerja
atau sepaham
b. Orang yang berusia
muda
c. Orang yang masih
Menempuh pendidikan
d. Orang yang belum
menikah
6
13
9
20
12,25
27,38
18,75
41,62
6 Ciri-ciri yang mele-
kat pada kaum
muda adalah
a. Pekerja keras
b. Kreatif dan energik
c. Malas-malasan
d. Bertanggung jawab
7
24
1
16
14,58
50
2,83
32,59
7 Masa peralihan bagi
kaum muda adalah
a. Masa kanak-kanak
menuju ke masa dewasa
b. Masa awal pubertas
sampai mencapai kema-
tangan
c. Masa kaum muda mulai
berinteraksi dengan
masyarakat dewasa
d. Masa menghadapi pe-
riode peralihan kepu-
tusan-keputusan penting
15
12
16
5
31,25
25
33,33
10,42
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 di atas diketahui bahwa 22,17%
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan menyebutkan bahwa kaum muda
menurut mereka adalah yang berusia antara 17-30 tahun. Sementara 29, 17%)
menyebutkan bahwa kaum muda menurut mereka adalah yang berusia antara 15-24
tahun. Kemudian 47,25% menyebutkan bahwa usia kaum muda menurut mereka
antara 13-30 tahun dan sekitar 11,41% menyebutkan bahwa usia kaum muda
menurut mereka antara 12-25 tahun. Sekitar 41,62% kaum muda di Paroki St. Petrus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Sungai Kayan menyebutkan bahwa pengertian kaum muda menurut mereka adalah
orang yang belum menikah, sementara 12,25% mengatakan bahwa pengertian kaum
muda menurut mereka adalah orang yang sekerja/sepaham, sedangkan 27,38%
mengatakan bahwa pengertian kaum muda menurut mereka adalah orang yang
berusia muda, dan lainnya sekitar 89,75% mengatakan bahwa pengertian kaum muda
menurut mereka adalah orang yang masih menempuh pendidikan. Mengenai ciri-ciri
yang melekat pada kaum muda 50% menyebutkan bahwa kreatif dan energik adalah
ciri-ciri yang melekat pada kaum muda. Kemudian 14,58% mengatakan bahwa ciri-
ciri yang melekat pada kaum muda adalah pekerja keras, sedangkan 2,83%
mengatakan bahwa ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah malas-malasan,
dan lainnya 32,59% mengatakan bahwa ciri-ciri yang melekat pada kaum muda
adalah bertanggung jawab. Tentang masa peralihan bagi kaum muda sekitar 33,33%
kaum muda di Paroki St.Petrus Sungai Kayan menyebutkan bahwa masa peralihan
adalah dimana masa kaum muda mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa.
Semetara 31,25% mengatakan masa peralihan adalah masa kanak-kanak menuju ke
masa dewasa, kemudia 25% mengatakan masa awal pubertas sampai mencapai
kematangan adalah masa peralihan bagi kaum muda, dan lainnya 10,42%
menyebutkan bahwa masa peralihan adalah masa menghadapi periode peralihan
keputusan-keputusan penting.
c. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda
Pada tabel 4 ini akan dibahas perkembangan dan permasalahan-
permasalahan kaum muda yang terjadi di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 4. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan kaum muda (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
8 Proses perkembangan
kaum muda dapat
diketahui melalui
a. Perkembangan kepri-
badian
b. Perkembangan cara
berpikir
c. Perkembangan cara
bergaul dengan mas-
yarakat
d. Perkembangan sikap
dan tindakan
7
13
8
20
14,56
27,04
16,66
41,74
9 Masalah-masalah
yang sering dihadapi
kaum muda dan
dapat mempengaruhi
perkembangan men-
tal adalah
a. Gaya hidup global
b. Cara berpikir yang
intelektual
c. Hidup dalam dunia
khayalan
d. Hanyut dalam impian
dunia baru
14
16
9
9
29,17
33,33
18,75
18,75
10 Perkembangan emo-
sional kaum muda
dapat terlihat pada
a. Semangat kaum muda
b. Keras kepala
c. Sikap masa bodoh
d. Cara berbicara
13
10
6
19
27,08
21,83
12,05
39,04
11 Masalah penting
yang dihadapi kaum
muda sehubungan
denganperkembangan
sosial adalah
a. Bergaul dengan
kelom-pok
b. Peranan mereka dalam
kelompok
c. Penerimaan diri dalam
Kelompok
d. Pengaruh-pengaruh
ke-lompok
17
12
4
15
35,42
25
8,33
31,25
Dalam tabel 4 ini disebutkan bahwa 41,74% responden menyatakan
proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan sikap dan
tindakan. Kemudian 14,56% responden mereka menyatakan bahwa perkembangan
kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan kepribadian, sementara 27,04%
responden yang menyatakan bahwa proses perkembangan kaum muda diketahui
melalui perkembangan cara berpikir, sedangkan 16,66% responden lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menyatakan bahwa perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui
perkembangan cara bergaul dengan masyarakat. Dari masalah-masalah yang sering
dihadapi kaum muda 33,33% responden mengatakan bahwa cara berpikir yang
intelektual dapat mempengaruhi perkembangan mental. Sementara 29,17%
responden kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa gaya
hidup global yang dihadapi kaum muda dapat mempengaruhi perkembangan mental.
Kemudian 18,75% responden mengatakan bahwa hidup dalam dunia khayalan dapat
mempengaruhi perkembangan mental kaum muda, dan lainnya 18,75% responden
mengatakan bahwa hanyut dalam impian dunia baru juga dapat mempengaruhi
perkembangan mental kaum muda.
Mengenai perkembangan emosional kaum muda 39,04% responden
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa emosional dapat
terlihat pada cara bicara mereka. Sementara 27,08% responden mengatakan bahwa
perkembangan emosional dapat terlihat pada semangat kaum muda. Kemudian
sekitar 21,83% responden kaum muda mengatakan bahwa emosional terlihat pada
keras kepala, sedangkan 12,05% responden lainnya mengatakan bahwa
perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada sikap masa bodoh mereka.
Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan
perkembangan sosial 35,42% mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi
adalah bergaul dengan kelompok, 31,25% mengatakan bahwa pengaruh-pengaruh
kelompok menjadi masalah yang dihadapi sehubungan dengan perkembangan sosial,
sedangkan 25% mengatakan peranan mereka dalam kelompok menjadi masalah
perkembangan sosial, dan sekitar 8,33% mengatakan masalah perkembangan sosial
yang dihadapi kaum muda adalah dari penerimaan diri dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Pemahaman tentang Gereja
Dalam tabel 5 ini akan dipaparkan mengenai pemahaman kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang Gereja.
Tabel 5. Pemahaman tentang Gereja (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
12 Gereja berasal dari
kata igreja kata
tersebut berasal
dari ejaan
a. Bahasa Yunani
b. Bahasa Portugis
c. Bahasa Latin
d. Bahasa Inggris
14
18
14
2
29,16
37,05
29,16
4,63
13 Arti kata Gereja
adalah
a. Umat yang dipanggil
Tuhan
b. Umat yang diminta
Tuhan
c. Umat yang dibebaskan
Tuhan
d. Umat yang dikuasai
Tuhan
43
0
4
1
89,58
0
8,34
2,08
14
Ciri khas ke
katolikan yang
pokok adalah
Gereja Semesta,
banyak artikel
dalam Konsili
Vatikan II menun-
jukkan gambaran
Gereja Semesta
sebagai
a. Pengelompokan
b. Persekutuan
c. Penggolongan
d. Penyatuan
1
38
2
7
2,08
79,16
4,18
14,58
15
Gereja adalah
umat yang
dihimpun oleh
Allah di seluruh
dunia terdiri dari
jemaat-jemaat se-
tempat dan
menjadi nyata
sebagai per-
temuan liturgis
terutama sebagai
a. Pertemuan Ekaristi
b. Pertemuan para Imam
c. Pertemuan semua
orang
d. Pertemuan Para Kudus
34
4
5
5
70,83
8,35
10,41
10,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dari hasil penelitian dalam tabel 5 ini diketahui bahwa 37,05%
responden menyebutkan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Portugis, kemudian
29,16% responden menyebutkan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Yunani,
sedangkan 29,16% responden lainnya menyebutkan kata igreja berasal dari ejaan
bahasa Latin, dan lainnya 4,63% responden menyebutkan kata igreja berasal dari
ejaan bahasa Inggris.
Mengenai arti kata Gereja 89,58% responden menyebutkan arti kata
Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan, Kemudian 8,34% responden lainnya
menyebutkan bahwa arti kata Gereja adalah umat yang dibebaskan Tuhan, sedangkan
2,08% responden menyebutkan bahwa arti Gereja adalah umat yang dikuasai Tuhan.
Tentang ciri khas kekatolikan yang pokok 79,16% responden
mengatakan bahwa gambaran Gereja Semesta sebagai persekutuan, 2,08%
mengatakan sebagai pengelompokan, kemudian 4,18% sebagai penggolongan,
sedangkan 14,58% mengatakan sebagai penyatuan.
Mengenai Gereja yang dihimpun oleh Allah yang terdiri dari jemaat
setempat dan menjadi nyata 70,83% menyatakan bahwa pertemuan liturgis yang
dihimpun oleh Allah di seluruh dunia ini terutama sebagai pertemuan Ekaristi, 8,35%
menyatakan bahwa pertemuan liturgis ini sebagai pertemuan para Imam, 10,41%
menyatakan bahwa pertemuan liturgis sebagai pertemuan semua orang, dan 10,41%
lainnya menyatakan bahwa pertemuan liturgis ini sebagai pertemuan Para Kudus.
e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja
Pada tabel 6 ini akan dibahas mengenai pemahaman kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 6. Pemahaman tentang hidup menggereja (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
16
Hidup menggereja
adalah hidup dalam
a. Persekutuan iman
b. Iman yang utuh
c. Satu dan
bersekutu
d. Kedamaian
29
12
1
6
60,42
25
2,08
12,5
17 Manusia meng-
ungkapkan imannya
kepada Tuhan me-
lalui berbagai sarana
atau simbol dalam
doa, ibadat maupun
perayaan ke-
agamaan. Ungkapan
iman Anda ber-
bentuk
a. Pujian
b. Permohonan
c. Pernyataan
d. Syukur
10
17
1
20
20,83
35,41
2,08
41,68
18
Tugas kenabian
Gereja adalah
a. Mewartakan
b. Melayani
c. Memerintah
d. Menguasai
37
10
1
0
77,08
20,84
2,08
0
19
Tugas Kristus sebagai
Imam adalah
a. Menguduskan
b. Melayani
c. Memerintah
d. Memimpin
27
17
0
4
56,25
35,45
0
8,3
20
Tugas Kristus sebagai
Raja adalah
a. Menguduskan
b. Menguasai
c. Memimpin
d. Mewartakan
8
1
26
13
16,6
2,18
54,16
27,06
21 Kerygma adalah
termasuk bidang
a. Penggembalaan
b. Pelayanan
c. Ibadat
d. Pewartaan
21
8
9
10
43,75
16,67
18,75
20,83
22 Bidang Ibadat adalah a. Kerygma
b. Koinonia
c. Leiturgia
d. Diakonia
7
5
33
3
14,58
10,42
68,75
6,25
23
Koinonia adalah
bidang
a. Kesaksian
b. Pelayanan
c. Pewartaan
d. Penggembalaan
16
10
17
5
33,33
20,83
35,42
10,42
24
Bidang pelayanan
adalah
a. Martyria
b. Diakonia
8
27
16,67
56,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(1) (2) (3) (4) (5)
c. Koinonia
d. Leiturgia
7
6
14,58
12,5
25 Martyria adalah
bidang
a. Ibadat
b. Kesaksian
c. Pewartaan
d. Pengembalaan
3
28
10
7
6,25
58,34
20,83
14,58
Dalam tabel 6 ini akan diketahui pemahaman kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja 60,42% mengatakan hidup
menggereja adalah hidup dalam persekutuan Iman, sekitar 25% mengatakan hidup
dalam Iman yang utuh, 2,08% mengatakan bahwa hidup dalam satu dan bersekutu,
kemudian sekitar 12,5% mengatakan hidup menggereja adalah hidup dalam
kedamaian. Dalam mengungkapkan imannya 41,68% responden menyebutkan bahwa
mereka mengungkapkan imannya dalam bentuk syukur. Kemudian 20,83%
responden menyebutkan bahwa pujian adalah bentuk ungkapan iman mereka,
sedangkan 35,41% menyebutkan permohonan sebagai bentuk ungkapan iman, dan
2,08% menyebutkan bahwa pernyataan adalah bentuk ungkapan iman mereka.
Sekitar 77,08% menyebutkan tugas Kenabian Gereja adalah mewartakan, 20,84%
menyebutkan melayani sebagai tugas kenabian Gereja, kemudian 2,08% tugas
kenabian Gereja yaitu memerintah.
Mengenai tugas Kristus sebagai Imam 56,25% mengatakan tugas Kristus
sebagai Imam adalah menguduskan, 35,45% mengatakan Kristus sebagai Imam
adalah melayani, 8,3% lainnya mengatakan Kristus sebagai Imam adalah memimpin.
Mengenai tugas Kristus sebagai Raja 54,16% menyatakan tugas Kristus sebagai Raja
adalah memimpin, 16,6% menyatakan Kristus sebagai Raja adalah menguduskan,
sedangkan 2,18% menyatakan menguasai adalah tugas Kristus sebagai Raja,
kemudian 27,06% menyatakan mewartakan adalah tugas Kristus sebagai Raja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Sekitar 43,75% dari responden menyebutkan kerygma adalah termasuk
bidang penggembalaan, sementara 16,67% menyebutkan bidang pelayanan adalah
kerygma. Kemudian sekitar 18,75% menyebutkan kerygma adalah termasuk bidang
ibadat, dan 20,83% responden menyebutkan kerygma adalah termasuk bidang
pewartaan. Mengenai bidang ibadat 68,75% kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan mengatakan leiturgia adalah temasuk bidang ibadat, sedangkan 14,58%
mengatakan kerygma adalah termasuk bidang ibadat, kemudian 10,42% mengatakan
koinonia adalah termasuk bidang ibadat, dan 6,25% lainnya mengatakan diakonia
adalah termasuk bidang ibadat. Tentang koinonia 35,42% responden mengatakan
koinonia adalah bidang pewartaan, sekitar 33,33% mengatakan koinonia adalah
bidang kesaksian, kemudian 20,83% responden mengatakan koinonia adalah bidang
pelayanan, sedangkan 10,42% lainnya mengatakan koinonia adalah bidang
penggembalaan. Bidang pelayanan sekitar 56,25% mengatakan bidang pelayanan
adalah diakonia, 16,67% lainnya mengatakan bidang pelayanan adalah martyria,
kemudian 14,58% mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah koinonia, sementara
12,5% responden mengatakan bidang pelayanan adalah leiturgia.Mengenai martyria
58,34% kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan menyebutkan martyria
termasuk bidang kesaksian, 6,25% lainnya menyebutkan bahwa martyria termasuk
bidang ibadat, kemudian 20,83% menyebutkan martyria adalah bidang pewartaan,
dan 14,58% menyebutkan martyria adalah bidang penggembalaan.
f. Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja
Dalam tabel 7 ini akan diuraikan mengenai peran kaum muda dalam
hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 7. Peran kaum muda dalam hidup menggereja (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
26
Kaum muda sangat
diharapkan ber-
tanggung jawab atas
perannya sebagai
kaum muda katolik,
sebagai kaum muda
apa yang Anda
lakukan untuk men-
gembangkan Gereja
a. Terlibat aktif dalam
kehidupan menggereja
b. Membangkitkan
kesadaran kaum muda
untuk terlibat di
Gereja
c. Mempererat
persaudaraan antar
kaum muda katolik
d. Mengembangkan
bakat agar dapat
digunakan dalam
kegiatan di Gereja
21
16
7
4
43,75
33,33
14,58
8,34
27
Peran kaum muda
dalam kehidupan
menggereja adalah
sebagai
a. Pelaksana program
kerja Dewan Paroki
b. Penerus Gereja di
masa depan
c. Pembantu Pastor
Paroki
d. Hanya sebagai umat
saja
4
42
2
0
8,3
87,55
4,15
0
28 Pelayanan yang
dapat disumbangkan
kaum muda dalam
Gereja adalah
a. Bakat dan kemampuan
b. Tenaga
c. Pikiran
d. Dana
32
9
5
2
66,68
18,75
10,43
4,14
Bertanggung jawab atas perannya sebagai kaum muda katolik 43,75%
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memilih terlibat aktif dalam
kehidupan menggereja untuk menggembangkan Gereja. Sementara 33,33% mereka
memilih membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja, kemudian
14,58% memilih mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik, sedangkan
8,34% lainnya memilih mengembangkan bakat agar dapat di pergunakan dalam
kegiatan di Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Mengenai peran kaum muda dalam kehidupan menggereja 87,55%
responden memilih sebagai penerus Gereja di masa depan, kemudian 8,3% memilih
sebagai pelaksana program dewan paroki, sementara 4,15% lainnya memilih sebagai
pembantu pastor paroki.
Sekitar 66,68% responden mengatakan bahwa bakat dan kemampuan
yang mereka miliki sebagai pelayanan yang dapat disumbangkan dalam Gereja.
Sementara 18,75% mengatakan tenaga yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja
sebagai pelayanan, sekitar 10,43% mereka menyumbangkan pikiranya untuk Gereja,
dan 4,14% lainnya mengatakan bahwa mereka menyumbangkan dana untuk
pelayanan dalam Gereja.
g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja
Tabel 8 ini akan memaparkan mengenai keterlibatan kaum muda dalam
Gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
Tabel 8. Keterlibatan kaum muda dalam Gereja (N=48)
No.
Item
Daftar
pernyataan
Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
29
Arti keterlibatan
adalah
a. Ambil bagian dalam
sebuah organisasi
b. Sebuah pengabdian
yang dilakukan secara
sukarela
c. Partisipasi dalam se-
buah kegiatan
d. Kehadiran dalam se-
buah kegiatan
21
11
11
5
43.75
22,93
22,93
10,39
30 Perayaan
Ekaristi
merupakan
a. Pertemuan Orang
Kudus
b. Perjamuan Tuhan
c. Perjamuan makan
d. Pertemuan Para Imam
11
33
2
2
22,93
68,75
4,16
4,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(1) (2) (3) (4) (5)
31
Retret bertujuan
untuk membina
umat dalam hal
a. Kepentingan pribadi
b. Pemeriksaan batin
c. Kepentingan sosial
d. Bersenang-senang
7
33
8
0
14,58
68,75
16,67
0
32
Tujuan
diadakannya
rekoleksi adalah
a. Memberi pengaruh
positif kepada kaum
muda
b. Menjalankan program
yang sudah direnca-
nakan
c. Mengumpulkan kaum
muda lalu bersenang-
senang
d. Hanya mengisi waktu
luang kaum muda
36
12
0
0
75
25
0
0
33
Fungsi seorang
pemimpin dalam
sebuah
organisasi adalah
a. Memimpin tanpa me-
minta pendapat ang-
gotanya
b. Banyak bicara sedikit
bekerja
c. Menggerakkan ang-
gotanya untuk aktif
d. Membiarkan ang-
gotanya bekerja
sendiri
2
0
46
0
4,18
0
95,82
0
Dalam tabel 8 ini akan diketahui mengenai keterlibatan kaum muda
dalam Gereja 43,75% responden mengatakan bahwa arti keterlibatan Gereja adalah
ambil bagian dalam sebuah organisasi. Kemudian 22,93% responden mengatakan
bahwa sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela adalah arti ketelibatan
Gereja, 22,93% responden lainnya mengatakan bahwa arti keterlibatan Gereja adalah
partisipasi dalam sebuah kegiatan, dan sekitar 10,39% responden mengatakan bahwa
kehadiran dalam sebuah kegiatan adalah arti dari keterlibatan Gereja.
Mengenai perayaan Ekaristi 68,75% responden mengatakan bahwa
perayaan Ekaristi merupakan Perjamuan Tuhan, sementara 22,93% responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan pertemuan Orang Kudus,
sedangkan 4,16% responden mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan
perjamuan makan, dan 4,16% responden lainnya mengatakan bahwa perayaan
Ekaristi merupakan pertemuan para Imam.
Tentang retret 68,75% responden kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan menyebutkan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal
pemeriksaan batin, sementara 14,58% responden menyebutkan bahwa tujuan retret
untuk membina umat dalam hal kepentingan pribadi, sekitar 16,67% responden kaum
muda menyebutkan bahwa untuk membina umat dalam hal kepentingan sosial.
Tujuan diadakan rekoleksi 75% responden mengatakan bahwa tujuan
rekoleksi adalah memberi pengaruh positif kepada kaum muda, dan 25% responden
lainnya mengatakan bahwa tujuan rekoleksi adalah menjalankan program yang sudah
direncanakan. Mengenai fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi 95,82%
responden mengatakan bahwa menggerakkan anggotanya untuk aktif adalah fungsi
seorang pemimpin, dan sekitar 4,18% responden mengatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin adalah memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya.
h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup Menggereja
Pada tabel ini akan di bahas tentang kesulitan/penghambat kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat dalam hidup menggereja.
Tabel 9. Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
34
Hal-hal yang
menghambat
a. Diri sendiri
b. Orang tua
20
1
41,68
2,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(1) (2) (3) (4) (5)
kaum muda untuk
terlibat dalam
kegiatan
menggereja adalah
c. Kesibukan
studi/pekerjaan
d. Dewan Paroki
25
2
52,08
4,16
35
Kesulitan apa
yang Anda alami
untuk terlibat
dalam kegiatan
menggereja
a. Terlalu sibuk dengan
pekerjaan/kegiatan di
sekolah
b. Tidak memiliki ken-
daraan untuk ke
gereja
c. Kegiatan Gereja
yang tidak
terorganisir
d. Tidak berminat
mengikuti kegiatan
di Gereja
33
3
6
6
68,65
6,25
12,55
12,55
36
Apakah
hambatan/kendala
yang timbul dari
dalam diri Anda
ketika ingin
terlibat dalam
kegiatan
menggereja
a. Urusan pribadi yang
mendesak
b. Tidak memiliki bakat
/kemampuan
c. Tidak memiliki
teman di Gereja
d. Tidak percaya diri
untuk terlibat di
Gereja
21
5
1
21
43,75
10,42
2,08
43,75
Pada tabel berikut ini ditemukan data tentang kesulitan kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam keterlibatan di Gereja 52,08% responden
mengatakan bahwa hal-hal yang menghambat mereka untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja adalah kesibukan studi/pekerjaan. Kemudian 41,68% responden
mengatakan bahwa diri sendiri yang menghambat mereka untuk terlibat dalam
kegiatan menggereja, sementara 4,16% responden mengatakan bahwa hal yang
menjadi penghambat untuk terlibat adalah dewan paroki, dan sekitar 2,08%
responden mengatakan bahwa orang tua yang menghambat mereka untuk terlibat
dalam kegiatan menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Adapun kesulitan yang mereka alami 68,65% menyatakan terlalu sibuk
dengan pekerjaan/kegiatan disekolah mereka sulit untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja. Sementara 6,25% menyatakan kesulitan yang mereka alami adalah tidak
memiliki kendaraan untuk ke Gereja. Kemudian 12,55% mengatakan karena kegiatan
yang tidak terorganisir sehingga mereka sulit untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja, 12,55% lainnya mengatakan kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam
kegiatan menggereja adalah karena tidak berminat mengikuti kegiatan di gereja.
Mengenai hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri 43,75%
mengatakan urusan pribadi yang mendesak yang menjadi hambatan ketika ingin
terlibat dalam kegiatan menggereja. Kemudian 43,75% mengatakan
hambatan/kendala ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah tidak
percaya diri untuk terlibat di Gereja. Sedangkan 10,42% mengatakan tidak memiliki
bakat/kemampuan menjadi hambatan/kendala ketika ingin terlibat dalam kegiatan
menggereja, sekitar 2,08% mengatakan bahwa tidak memiliki teman di Gereja yang
menjadi hambatan/kendala ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja.
i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja
Dalam tabel ini akan membahas mengenai manfaat terlibat dalam hidup
menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
Tabel 10. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja (N=48)
No.
Item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
37
Manfaat apa yang
Anda peroleh dari
kegiatan
a. Terjalin komunikasi
dan kerjasama antar
sesama
19
39,58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(1) (2) (3) (4) (5)
menggereja
b. Membangkitkan per-
caya diri
c. Mempererat per-
saudaraan antar kaum
muda
d. Mengembangkan
bakat dan kemam-
puan
11
13
5
22,92
27,08
10,42
38
Manfaat apa yang
dapat diperoleh
Gereja dari
kegiatan kaum
muda
a. Gereja semakin
berkembang
b. Gereja memiliki
penerus di masa depan
c. Gereja menjadi ramai
d. Gereja dapat dikenal
oleh banyak kaum
muda
21
23
0
4
43,95
47,92
0
8,13
39
Manfaat apa yang
anda peroleh
sebagai kaum
muda dalam
kegiatan
menggereja
dengan terlibat
aktif
a. Memperluas
pengetahuan
b. Memiliki banyak
teman
c. Memperdalam iman
kepada Tuhan
d. Dikenal oleh banyak
orang
15
2
31
0
31,25
4,18
64,57
0
Pada tabel 10 ini membahas mengenai manfaat keterlibatan dalam hidup
menggereja 39,58% responden mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari
kegiatan menggereja adalah terjalin komunikasi dan kerjasama antar sesama.
Kemudian 22,92% responden mengatakan bahwa manfaat dari mengikuti kegiatan
menggereja adalah membangkitkan percaya diri, sementara 27,08% responden
mengatakan bahwa mempererat persaudaraan antar kaum muda adalah manfaat yang
diperoleh dari kegiatan menggereja. Sedangkan 10,42% responden lainnya
mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan menggereja adalah
mengembangkan bakat dan kemampuan. Mengenai manfaat yang dapat diperoleh
Gereja dari kegiatan kaum muda 47,92% responden mengatakan bahwa Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
memiliki penerus di masa depan, kemudian 43,95% mengatakan bahwa Gereja
semakin berkembang. Sedangkan 8,13% lainnya mengatakan bahwa manfaat yang
dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda adalah Gereja dapat dikenal oleh
banyak kaum muda.
Mengenai manfaat yang diperoleh kaum muda dengan terlibat aktif
dalam kegiatan menggereja 64,57% mengatakan bahwa memperdalam iman kepada
Tuhan adalah manfaat dari keterlibatan aktif mereka. Sementara 31,25% mengatakan
bahwa manfaat dari keterlibaatn aktif mereka dalam kegiatan menggereja adalah
memperluas pengetahuan, dan sekitar 4,18% lainnya mengatakan memiliki banyak
teman adalah manfaat mereka terlibat aktif dalam kegiatan menggereja.
j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam Kegiatan
Menggereja
Dalam tabel 11 ini akan diuraikan mengenai harapan dan usulan dari
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
Tabel 11. Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda
dalam kegiatan menggereja (N=48)
No.
item
Daftar pernyataan Alternatif jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
40
Apa yang Anda
harapkan terhadap
penyelenggaraan
dalam kegiatan
menggereja
a. Kegiatan yang dapat
mengarahkan kaum
muda untuk terlibat
aktif
b. Kegiatan yang men-
dapat tempat dalam
program tahunan
paroki
c. Kegiatan yang dapat
35
5
3
72,81
10,47
6,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(1) (2) (3) (4) (5)
disesuaikan dengan
waktu libur kaum
muda
d. Kegiatan yang men-
dapat dukungan dari
orang tua
5
10,47
41
Bentuk kegiatan
kaum muda seperti
apa yang menarik
dan Anda harapkan
untuk diikuti oleh
para kaum muda
agar mereka lebih
aktif mengikuti
kegiatan
menggereja
a. Perayaan Ekaristi
kaum muda
b. Rekoleksi
c. Retret
d. Pendalaman iman
13
8
3
24
27,08
16,67
6,25
50
42
Tema seperti apa
yang Anda usulkan
jika mengikuti
kegiatan
menggereja
a. Kaum muda bertemu
dalam kasih Tuhan
b. Bersama Gereja
berani mewartakan
kabar gembira
c. Gereja milik kita
bersama
d. Kaum muda harapan
Gereja
18
12
4
14
37,5
25
8,93
29,17
43
Apa yang Anda
harapkan terkait
dengan isi dan
tujuan kegiatan
kaum muda dalam
kegiatan
menggereja
a. Mengembangkan
wawasan moral
b. Mengembangkan
wawasan rohani
c. Mengembangkan
potensi diri
d. Meneguhkan jati diri
1
33
7
7
2,09
68,75
14,58
14,58
44
Apa harapan Anda
dengan terlibat
dalam
kegiatan hidup
menggereja
a. Dapat memberi
pengaruh positif
kepada
kaum muda
b. Dapat memperluas
pengalaman
c. Lebih percaya diri
d. Mendapat
kepercayaan
19
10
8
11
39,58
20,82
16,68
22,92
45
Berbagai kegiatan
yang diprogramkan,
diharapkan
a. Diri sendiri
b. Orang tua
c. Dewan Paroki
8
20
7
16,78
41,62
14,52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(1) (2) (3) (4) (5)
mendapat dukungan
dari
d. Pastor Paroki 13 27,08
Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan dalam kegiatan menggereja 72,81% responden menyebutkan bahwa
harapan dan usulan mereka terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan menggereja
adalah kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat aktif. Sementara
10,47% responden mereka menyebutkan bahwa harapan dan usulan mereka adalah
kegiatan yang mendapat tempat dalam program tahunan paroki, kemudian sekitar
6,25% responden menyebutkan bahwa kegiatan yang dapat disesuaikan dengan
waktu libur kaum muda adalah harapan dan usulan mereka terhadap
penyelenggaraan dalam kegiatan menggereja. Sedangkan 10,47% responden lainnya
menyebutkan bahwa harapan dan usulan mereka terhadap penyelenggaraan dalam
kegiatan menggereja adalah kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua.
Mengenai bentuk kegiatan yang menarik yang diharapkan kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan ikuti agar mereka lebih aktif mengikuti kegiatan
menggereja 50% responden mengatakan bahwa pendalaman iman, kemudian 27,08%
responden mengatakan Perayaan Ekaristi kaum muda, sementara 16,67% responden
mengatakan rekoleksi, dan 6,25% lainnya adalah retret.
Tentang tema yang diusulkan jika mengikuti kegiatan menggereja 37,5%
responden mengatakan temanya adalah kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan,
kemudian 25% responden mengatakan usulan untuk tema adalah bersama Gereja
berani mewartakan kabar gembira, sekitar 8,93% responden mengusulkan Gereja
milik kita bersama, dan sekitar 29,17% responden mengusulkan temanya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kaum muda harapan Gereja. Mengenai harapan kaum muda terkait dengan isi dan
tujuan kegiatan dalam kegiatan menggereja 68,75% mengatakan harapan mereka
terkait isi dan tujuan untuk mengembangkan wawasan rohani, 2,09% mengatakan
mengembangkan wawasan moral, sekitar 14,58% mengatakan mengembangkan
potensi diri, dan 14,58% lainnya meneguhkan jati diri.
Adapun harapan dari kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
39,58% responden mengatakan bahwa harapan mereka dengan terlibat dalam
kegiatan hidup menggereja agar dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda.
Kemudian 20,82% mengatakan agar dapat memperluas pengalaman, sedangkan
16,68% mengatakan agar lebih percaya diri, dan 22,92% mengatakan agar mendapat
kepercayaan.
Dari berbagai kegiatan yang diprogramkan 41,62% responden kaum
muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengharapkan mendapat dukungan dari
orang tua, sedangkan 16,78% responden membutuhkan dukungan dari diri sendiri,
kemudian 14,52% responden mengharapkan dukungan dari dewan paroki, dan
27,08% responden lainnya mengharapkan dukungan dari pastor paroki.
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian berdasarkan
variabel penelitian yang meliputi identitas responden, pemahaman tentang pengertian
kaum muda, perkembangan dan permasalahan-permasalahan kaum muda,
pemahaman tentang Gereja, pemahaman tentang hidup menggereja, peran kaum
muda dalam hidup menggereja, keterlibatan kaum muda dalam Gereja,
kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja, manfaat terlibat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
hidup menggereja, serta harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam
kegiatan menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
a. Identitas Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan. Maka diketahui jumlah responden dalam penelitian ini adalah 48 orang.
Responden yang paling banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan 25 orang
(52,08%) dan yang berjenis kelamin laki-laki 23 orang (47,92%). Dari segi usia
kaum muda yang berusia 13-15 tahun 24 orang (50%), yang berusia 16-19 tahun 8
orang (15,67%), sementara yang berusia 20-24 tahun 9 orang (17,73%), kemudian
yang berusia 25-29 tahun 4 orang (8,3%), dan yang berusia 30-35 tahun 4 orang
(8,3%). Status kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan adalah yang
berstatus SMP 25 orang (52,18%), berstatus SMA 7 orang (14,55%), kemudian yang
berstatus kuliah 2 orang (4,14%), dan yang statusnya sudah bekerja 14 orang
(29,13%). Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa responden di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan lebih banyak perempuan (52,08%), usia mereka rata-rata 13-15
tahun (50%), dan mereka adalah yang masih berstatus SMP (52,18%).
b. Pemahaman tentang Pengertian Kaum Muda
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pemahaman responden yang
ada di Paroki St.Petrus Sungai Kayan tentang pengertian kaum muda. Responden
yang mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang berusia 15-24 tahun 14
orang (29,17%), 18 orang responden (47,25%) mengatakan bahwa kaum muda
menurut mereka adalah orang yang berusia 13-30 tahun, ini mereka pahami karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
usia kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan rata-rata mulai usia 13-30 tahun
ke atas atau mereka yang belum menikah. Kemudian 11 orang (22,17%) mengatakan
kaum muda adalah yang berusia 17-30 tahun, dan 5 orang responden lainnya (7,24%)
mengatakan menurut mereka usia kaum muda adalah 12-25 tahun. Mengenai
pengertian kaum muda 6 orang responden (12,25%) mengatakan bahwa menurut
mereka kaum muda adalah orang yang sekerja/sepaham. Semantara 13 responden
(27,38%) mengatakan menurut mereka pengertian dari kaum muda adalah orang
yang berusia muda. Kemudian 9 orang (18,75%) mengatakan kaum muda adalah
orang yang masih menempuh pendidikan, dan 20 orang responden (41,62%)
mengatakan menurut mereka bahwa orang yang belum menikah adalah orang yang
masih disebut sebagai kaum muda.
Tentang ciri-ciri yang melekat pada kaum muda 7 orang (14,58%)
mengatakan ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah pekerja keras, 24 orang
responden (50%) mengatakan bahwa kreatif dan energik adalah ciri-ciri dari kaum
muda yang bisa membangun dan menjadi generasi penerus Gereja. Sementara 1
orang responden (2,83%) mengatakan ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah
malas-malasan. Kemudian 16 responden lainnya (32,59%) mengatakan bertanggung
jawab adalah ciri-ciri yang melekat pada kaum muda.
Mengenai masa peralihan bagi kaum muda 15 orang responden (31,25%)
mengatakan masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa adalah masa peralihan bagi
kaum muda, 12 orang responden (25%) mengatakan bahwa masa peralihan bagi
kaum muda adalah pada masa awal pubertas sampai mencapai kematangan.
Kemudian 16 orang (33,33%) responden mengatakan masa dimana kaum muda
mulai berinteraksi dengan masyarakat dewasa itu adalah masa peralihan bagi kaum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
muda, dan 5 orang (10,42%) mengatakan masa peralihan bagi kaum muda adalah
masa dimana kaum muda mulai menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan
penting.
Dari hasil di atas pemahaman kaum muda di Paroki St.Petrus Sungai
Kayan tentang kaum muda. Menurut mereka kaum muda adalah mereka yang berusia
antara 13-30 tahun (47,25%). Pengertian kaum muda menurut mereka adalah orang
yang belum menikah (41,62%). Kemudian menurut mereka ciri-ciri yang melekat
pada kaum muda adalah kreatif dan energik (50%), dan masa peralihan kaum muda
menurut mereka adalah masa dimana kaum muda mulai berinteraksi dengan
masyarakat dewasa (33,33%).
c. Perkembangan dan Permasalah-permasalahan Kaum Muda
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka akan dibahas
mengenai perkembangan dan permasalahan kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan. Dari 48 responden ada 7 orang responden (14,56%) mengatakan
bahwa proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui perkembangan
kepribadiannya. Sementara 13 orang responden (27,04%) mengatakan proses
perkembangan kaum muda itu dapat diketahui melalui perkembangan cara berpikir
mereka. Kemudian 8 orang (16,66%) mengatakan bahwa perkembangan cara bergaul
dengan masyarakat adalah proses dari perkembangan kaum muda, dan 20 orang
lainnya (41,74%) mengatakan bahwa proses perkembangan kaum muda dapat
diketahui melalui perkembangan sikap dan tindakan kaum muda.
Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
orang (29,17%) responden mengatakan bahwa gaya hidup global menjadi masalah
dan dapat mempengaruhi perkembangan mental kaum muda. Kemudian 16 orang
(33,33%) responden mengatakan bahwa masalah-masalah yang sering dihadapi kaum
muda dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka adalah cara berpikir
yang intelektual. Sementara 9 orang (18,75%) responden mengatakan bahwa hidup
dalam dunia khayalan menjadi masalah yang sering dihadapi kaum muda dan
mempengaruhi perkembangan mental, sedangkan 9 orang lainnya (18,75%)
responden mengatakan bahwa hanyut dalam impian dunia baru adalah masalah kaum
muda dan dapat mempengaruhi perkembangan mental bagi kaum muda.
Mengenai perkembangan emosional kaum muda 13 orang (27,08%)
responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat
pada semangat kaum muda dalam melakukan suatu aktivitas. Sedangkan 10 orang
(21,83%) responden mengatakan bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat
terlihat pada keras kepala kaum muda yang biasanya tidak mau mendengarkan
pendapat atau masukan yang diberikan kepada mereka. Sementara 6 orang (12,05%)
responden mengatakan bahwa sikap masa bodoh kaum muda adalah perkembangan
emosional mereka, dan 19 orang lainnya sekitar (39,04%) responden mengatakan
bahwa perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada cara mereka
berbicara.
Adapun masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda 17 orang
responden (35,42%) mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi kaum muda
sehubungan dengan perkembangan sosial adalah bergaul dengan kelompok.
Sementara 12 orang (25%) responden mengatakan bahwa peranan mereka dalam
kelompok menjadi masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
perkembangan sosial mereka. Sekitar 4 orang (8,33%) responden mengatakan bahwa
masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan
perkembangan sosial adalah penerimaan diri dalam kelompok. Kemudian 15 orang
lainnya (31,25%) responden mengatakan bahwa masalah penting yang dihadapi
kaum muda sehubungan dengan perkembangan sosial adalah pengaruh-pengaruh dari
kelompok. Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan
dan permasalahan-permasalahan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
Proses perkembangan mereka dapat diketahui melalui perkembangan sikap dan
tindakan mereka (41,74%) responden. Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh
mereka dan dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka adalah cara berpikir
mereka yang intelektual (33,33%) responden. Kemudian perkembangan emosional
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dapat terlihat pada cara bicara mereka
(39,04%), dan masalah-masalah penting yang dihadapi oleh mereka sehubungan
dengan perkembangan sosial adalah cara bergaul dengan kelompok (35,42%).
d. Pemahaman tentang Gereja
Berdasarkan hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan maka
dapat diketahui pemahaman kaum muda tentang Gereja. Dari 48 orang responden 14
orang (29,16%) mengatakan Gereja yang berasal dari kata igreja, kata tersebut
berasal dari ejaan bahasa Yunani. Kemudian 18 orang respondnen (37,05%)
mengatakan kata igreja berasal dari ejaan bahasa Portugis, sementara 14 orang
(29,16%) responden mengatakan kata igreja tersebut berasal dari ejaan bahasa Latin,
dan 2 orang lainnya (4,63%) responden mengatakan kata igreja adalah berasal dari
ejaan bahasa Inggris. Tentang arti kata Gereja 43 orang responden (89,58%) di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa arti kata Gereja adalah umat yang
dipanggil Tuhan. Sedangkan 4 orang (8,34%) responden mengatakan arti kata Gereja
adalah umat yang dibebaskan Tuhan. Sementara 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa
arti kata Gereja adalah umat yang dikuasai Tuhan.
Mengenai ciri khas kekatolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, 1
orang responden (2,08%) mengatakan bahwa artikel dalam Konsili Vatikan II itu
menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai pengelompokan. Kemudian 38
orang responden (79,16%) mengatakan ciri khas kekatolikan yang pokok dalam
Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai persekutuan.
Sementara 2 orang (4,18%) mengatakan artikel dalam Konsili Vatikan II
menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai penggolongan, dan 7 orang
(14,58%) responden mengatakan artikel dalam Konsili Vatikan II tentang ciri khas
kekatolikan yang menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai penyatuan.
Mengenai Gereja yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia yang terdiri dari
jemaat-jemaat 34 orang (70,83%) responden mengatakan bahwa pertemuan ini
menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan Ekaristi.
Sedangkan 4 orang responden (8,35%) mengatakan pertemuan liturgis ini terutama
sebagai pertemuan Para Imam. Kemudian 5 orang (10,41%) responden mengatakan
bahwa pertemuan liturgis ini adalah terutama sebagai pertemuan semua orang, dan 5
orang lainnya (10,41%) mengatakan pertemuan liturgis terutama sebagai pertemuan
Para Kudus.
Dari hasil penelitian di atas, maka diketahui pemahaman kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang Gereja. mereka memahami kata igreja yang
berasal dari ejaan bahasa Portugis (37,05%). Mereka memahami arti dari kata Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
adalah umat yang dipanggil Tuhan (89,58%). Kemudian mereka memahami ciri khas
kekatolikan dari artikel dalam Konsili Vatikan II menunjukkan bahwa gambaran
Gereja Semesta sebagai persekutuan (79,16%), dan pertemuan liturgis terutama
sebagai pertemuan Ekaristi (70,83%).
e. Pemahaman tentang Hidup Menggereja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan maka dapat diketahui pemahaman kaum muda tentang hidup
menggereja. Dari 48 responden ada 29 orang (60,42%) yang mengatakan bahwa
hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman. Kemudian 12 orang
responden (25%) mengatakan hidup menggereja adalah hidup dalam iman yang utuh.
Sementara 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup
dalam satu dan bersekutu, dan 6 orang lainnya (12,5%) mengatakan bahwa hidup
menggereja adalah hidup dalam kedamaian.
Dalam mengungkapkan imannya kepada Tuhan dari 48 responden 10
orang responden (20,83%) mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya
kepada Tuhan dalam bentuk pujian. Sementara 17 orang (35,41%) mengatakan
bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk permohonan.
Sedangkan 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa dengan pernyataan dapat
mengungkapkan imannya kepada Tuhan. Kemudian 20 orang responden (41,68%)
mengatakan bahwa mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dengan syukur.
Tentang tugas kenabian Gereja 37 orang responden (77,08%)
mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah mewartakan. Kemudian 10 orang
responden (20,84%) mengatakan bahwa tugas dari kenabian Gereja adalah melayani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sedangkan 1 orang (2,08%) mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah
memerintah.
Adapun tugas Kristus sebagai Imam dari 48 kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan 27 orang (56,25%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai
Imam adalah menguduskan. Sementara 17 orang (35,45%) mengatakan bahwa tugas
Kristus sebagai Imam adalah melayani, dan sekitar 4 orang (8,3%) responden
mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Imam adalah memimpin.
Mengenai tugas Kristus sebagai Raja 8 orang (16,6%) kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah
menguduskan. Sementara 1 orang (2,18%) mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai
Raja adalah menguasai. Kemudian 26 orang (54,16%) mengatakan bahwa tugas
Kristus sebagai Raja adalah memimpin, dan 13 orang (27,06%) responden
mengatakan bahwa tugas Kristus sebagai Raja adalah mewartakan. Dari hasil
penelitian di Paroki St Petrus Sungai Kayan mengenai kerygma 21 orang kaum muda
(43,75%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang
penggembalaan. Sedangkan 8 orang responden (16,67%) mengatakan bahwa
kerygma termasuk dalam bidang pelayanan. Sementara 9 orang responden (18,75%)
mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang ibadat, dan 10 orang
responden lainnya (20,83%) mengatakan bahwa kerygma adalah termasuk dalam
bidang pewartaan.
Mengenai bidang ibadat dari 48 responden 7 orang (14,58%) mengatakan
bahwa bidang ibadat adalah kerygma. Kemudian 5 orang responden (10,42%)
mengatakan bahwa bidang ibadat adalah koinonia. Sedangkan 33 orang (68,75%)
mengatakan bahwa bidang ibadat adalah leiturgia, dan 3 orang responden (6,25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mengatakan bidang ibadat adalah diakonia. Dari 48 responden di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan ada 16 orang (33,33%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk
bidang kesaksian. Sementara 10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa
koinonia adalah termasuk dalam bidang pelayanan. Sedangkan 17 orang responden
(35,42%) mengatakan bahwa koinonia adalah termasuk dalam bidang pewartaan.
Kemudian 5 orang lainnya (10,42%) mengatakan bahwa koinonia termasuk dalam
bidang penggembalaan.
Mengenai bidang pelayanan 8 orang responden (16,67%) mengatakan
bahwa bidang pelayanan adalah martyria. Sedangkan 27 orang (56,25%) mengatakan
bahwa bidang pelayanan adalah diakonia. Kemudian 7 orang (14,58%) mengatakan
bahwa bidang pelayanan adalah koinonia, dan 6 orang responden (12,5%)
mengatakan bahwa bidang pelayanan adalah leiturgia.
Sekitar 3 orang (6,25%) responden di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang ibadat. Kemudian 28 orang
(58,34%) mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang kesaksian. Sedangkan
10 orang responden (20,83%) mengatakan bahwa martyria adalah termasuk dalam
bidang pewartaan, dan 7 orang (14,58%) mengatakan bahwa martyria termasuk
dalam bidang penggembalaan.
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pemahaman kaum
muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan tentang hidup menggereja. Mereka
mengatakan bahwa hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman
(60,42%). Mereka mengungkapkan imannya kepada Tuhan dalam bentuk syukur
kepada Tuhan (41,68%). Mereka mengatakan bahwa tugas kenabian Gereja adalah
mewartakan (77,08%), tugas Kristus sebagai Imam adalah menguduskan (56,25%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dan tugas Kristus sebagai Raja adalah memimpin (54,16%). Mereka mengatakan
bahwa kerygma adalah termasuk dalam bidang penggembalaan (43,75%), mereka
mengatakan bidang ibadat adalah leiturgia (68,75%), koinonia adalah bidang
pewartaan (35,42%), bidang pelayanan adalah diakonia (56,25%), dan mereka
mengatakan bahwa martyria adalah termasuk bidang kesaksian (58,34%).
f. Peran Kaum Muda dalam Hidup Menggereja
Berdasarkan hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, maka
dapat diketahui sejauh mana peran kaum muda dalam hidup menggereja. Dari 48
responden yang ada 21 orang (43,75%) mengatakan bahwa sebagai kaum muda
untuk dapat mengembangkan Gereja mereka terlibat aktif dalam kehidupan
menggereja. Sedangkan 16 orang responden (33,33%) mengatakan peran yang
mereka lakukan sebagai kaum muda katolik adalah dengan membangkitkan
kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja. Kemudian 7 orang (14,58%)
mengatakan bahwa sebagai kaum muda yang sangat bertanggung jawab atas
perannya sebagai kaum muda maka untuk menggembangkan Gereja mereka
mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik, dan 4 orang responden (8,34%)
mengatakan sebagai kaum muda katolik yang dapat dilakukan untuk
menggembangkan Gereja adalah dengan menggembangkan bakat agar dapat
digunakan dalam kegiatan di Gereja.
Mengenai peran kaum muda dalam kehidupan menggereja 4 orang
(8,3%) mengatakan bahwa peran mereka dalam Gereja sebagai pelaksana program
kerja dewan Paroki. Sedangkan 42 orang (87,55%) mengatakan bahwa peran mereka
dalam kehidupan menggereja adalah sebagai penerus Gereja dimasa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kemudian 2 orang (4,15%) mengatakan bahwa peran mereka dalam kehidupan
menggereja adalah sebagai pembantu pastor paroki.
Mengenai pelayanan yang dapat disumbangkan oleh kaum muda 32
orang (66,68%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk
Gereja adalah bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Kemudian 9 orang
(18,75%) mengatakan bahwa pelayanan yang dapat disumbangkan dalam Gereja
adalah tenaga. Sementara 5 orang (10,43%) mengatakan bahwa pelayanan yang
dapat mereka sumbangkan bagi Gereja adalah pikiran, dan 2 orang lainnya (4,14%)
mengatakan bahwa pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja adalah
dana.
Dari hasil di atas maka diketahui peran kaum muda di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan dalam hidup menggereja. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung
jawab atas perannya sebagai kaum muda katolik, maka untuk mengembangkan
Gereja mereka terlibat aktif dalam kehidupan menggereja (43,75%) responden. Peran
mereka dalam kehidupan menggereja adalah sebagai penerus Gereja di masa depan
(87,55%) responden, dan pelayanan yang dapat mereka sumbangkan untuk Gereja
adalah bakat dan kemampuan yang mereka miliki (66,68%) responden.
g. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja
Dari hasil penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, maka dapat
diketahui keterlibatan kaum muda dalam Gereja. Dari 48 responden sebanyak 21
orang (43,75%) mengatakan arti dari keterlibatan adalah ambil bagian dalam sebuah
organisasi. Kemudian 11 orang (22,93%) responden mengatakan arti dari
keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela, sedangkan 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
orang lainnya (22,93%) responden mengatakan arti dari keterlibatan adalah
partisipasi dalam sebuah kegiatan, dan sekitar 5 orang (10,39%) responden
mengatakan arti dari keterlibatan adalah kehadiran mereka dalam sebuah kegiatan.
Tentang perayaan Ekaristi ada 11 orang (22,93%) mengatakan bahwa perayaan
Ekaristi merupakan pertemuan orang Kudus. Sementara 33 orang (68,75%)
mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perjamuan Tuhan. Kemudian 2
orang (4,16%) responden mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan
perjamuan makan. Sedangkan 2 orang lainnya (4,16%) mengatakan bahwa perayaan
Ekaristi merupakan pertemuan Para Imam.
Mengenai tujuan dari retret ada 7 orang (14,58%) responden yang
mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal kepentingan
pribadi. Sedangkan 33 orang responden (68,75%) mengatakan bahwa retret bertujuan
untuk membina umat dalam hal pemeriksaan batin. Kemudian ada 8 orang responden
(16,67%) yang mengatakan bahwa retret bertujuan untuk membina umat dalam hal
kepentingan sosial.
Mengenai tujuan diadakannya rekoleksi sekitar 36 orang responden
(75%) mengatakan bahwa tujuan diadakannya rekoleksi adalah memberi pengaruh
positif kepada kaum muda. Sementara 12 orang responden (25%) mengatakan bahwa
tujuan diadakannya rekoleksi adalah untuk menjalankan program yang sudah
direncanakan. Mengenai fungsi dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi dari
48 orang responden 2 orang (4,18%) yang mengatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin dalam sebuah organisasi adalah memimpin tanpa meminta pendapat
anggotanya. kemudian sekitar 46 orang responden (95,82%) mengatakan bahwa
fungsi dari seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
anggotanya untuk aktif. Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui
sejauhmana keterlibatan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam
Gereja. Menurut mereka arti dari keterlibatan adalah ambil bagian dalam sebuah
organisasi (43,75%). Mereka mengatakan perayaan Ekaristi merupakan perjamuan
Tuhan (68,75%). Menurut mereka retret bertujuan untuk membina umat dalam hal
pemeriksaan batin (68,75%). Mereka mengatakan tujuan diadakannya rekoleksi
adalah agar memberi pengaruh positif kepada kaum muda (75%), dan menurut
mereka fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah menggerakkan
anggotanya untuk aktif (95,82%).
h. Kesulitan/Penghambat untuk Terlibat dalam Hidup Menggereja
Berdasarkan hasil penelitian akan diketahui kesulitan/penghambat bagi
kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat dalam hidup
menggereja. Sekitar 20 orang responden (41,68%) mengatakan hal-hal yang
menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dari
dalam diri sendiri. Kemudian 1 orang responden (2,08%) mengatakan hal-hal yang
menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dari pihak
orang tua. Sedangkan 25 orang responden (52,08%) mengatakan hal-hal yang
menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena
kesibukan studi/pekerjaan, dan 2 orang responden (4,16%) mengatakan hal-hal yang
menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah dewan
Paroki.
Mengenai kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja 33 orang responden (68,65%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena terlalu sibuk dengan
pekerjaan/kegiatan di sekolah. Sementara 3 orang responden (6,25%) mengatakan
bahwa kesulitan yang mereka alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja adalah
karena tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja. Kemudian 6 orang responden
(12,55%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja adalah kegiatan Gereja yang tidak terorganisir. Sedangkan 6 orang
responden lainnya (12,55%) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami untuk terlibat
dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak berminat mengikuti kegiatan di
Gereja. Adapun hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri kaum muda di Paroki
St. Petrus Sungai Kayan 21 orang responden (43,75%) mengatakan bahwa
hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan
menggereja adalah karena urusan pribadi yang mendesak. Sementara 5 orang
responden (10,42%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam
diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki
bakat/kemampuan yang dapat disumbangkan untuk Gereja. Sedangkan 1 orang
responden (2,08%) mengatakan bahwa hambatan/kendala yang timbul dari dalam
diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena tidak memiliki
teman di Gereja, dan 21 orang responden lainnya (43,75%) mengatakan bahwa
hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri ketika ingin terlibat dalam kegiatan
menggereja adalah karena tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja.
Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui apasaja yang menjadi
kesulitan/penghambat kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan untuk terlibat
dalam hidup menggereja. Hal-hal yang menghambat mereka untuk terlibat dalam
kegiatan menggereja adalah karena kesibukan studi/pekerjaan mereka (52,08%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Adapun kesulitan yang mereka alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja
adalah karena terlalu sibuk dengan pekerjan/kegiatan di sekolah (68,65%), dan yang
menjadi hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri kaum muda ketika ingin
terlibat dalam kegiatan menggereja adalah karena urusan pribadi yang mendesak
(43,75%) dan karena mereka tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja (43,75%).
i. Manfaat Terlibat dalam Hidup Menggereja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan maka dapat diketahui manfaat apa yang di peroleh dari keterlibatan
dalam hidup menggereja. Ada 19 orang responden (39,58%) mengatakan bahwa
manfaat yang mereka peroleh dari kegiatan menggereja adalah terjalinnya
komunikasi dan kerjasama antar sesama kaum muda. Sementara 11 orang responden
(22,92%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat mereka peroleh dari kegiatan
menggereja adalah untuk membangkitkan percaya diri. Sedangkan 13 orang
(27,08%) mengatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan menggereja
adalah dapat mempererat persaudaraan antar kaum muda. Kemudian 5 orang lainnya
(10,42%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat mereka peroleh dari kegiatan
menggereja adalah mengembangkan bakat dan kemampuan mereka.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda
21 orang (43,95%) mengatakan bahwa manfaat yang dapat diperoleh Gereja adalah
Gereja semakin berkembang. Kemudian 23 orang responden (47,92%) mengatakan
bahwa manfaat yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda adalah Gereja
memiliki penerus di masa depan, dan 4 orang responden (8,13%) mengatakan bahwa
manfaat yang diperoleh Gereja adalah Gereja dapat dikenal oleh banyak kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sebagai kaum muda 15 orang responden (31,25%) mengatakan manfaat yang mereka
peroleh sebagai kaum muda dalam kegiatan menggereja dengan terlibat aktif adalah
dapat memperluas pengetahuan. Sedangkan 2 orang responden (4,18%) mengatakan
bahwa manfaat yang dapat diperoleh dalam kegiatan menggereja dengan terlibat
aktif adalah memiliki banyak teman, dan 31 orang responden (64,57%) mengatakan
bahwa manfaat yang mereka peroleh dengan terlibat aktif dalam kegiatan
menggereja adalah dapat memperdalam iman kepada Tuhan.
Dari hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat apasaja yang
diperoleh dari terlibat dalam hidup menggereja. Kaum muda di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan mengatakan bahwa manfaat yang mereka peroleh dari kegiatan
menggereja adalah terjalinnya komunikasi dan kerjasama antar sesama kaum muda
(39,58%). Menurut mereka manfaat yang diperoleh Gereja dari kegiatan yang
mereka lakukan di Gereja adalah Gereja memiliki penerus di masa depan (47,92%),
dan manfaat yang mereka peroleh sebagai kaum muda yang aktif terlibat dalam
kegiatan menggereja adalah dapat memperdalam imannya kepada Tuhan (64,57%).
j. Harapan dan Usulan mengenai Keaktifan Kaum Muda dalam Kegiatan
Menggereja
Adapun harapan dan usulan kaum muda dari hasil penelitian yang
dilaksanakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, harapan mereka 35 orang responden
(72,81%) mengharapkan kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk
terlibat aktif dalam penyelenggeraan kegiatan menggereja. Kemudian 5 orang
responden (10,47%) mengharapkan kegiatan yang mendapat tempat dalam program
tahunan Paroki. Sedangkan 3 orang responden (6,25%) mengharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penyelenggaraan kegiatan yang dapat disesuaikan dengan waktu libur kaum muda
dalam kegiatan menggereja, dan 5 orang responden lainnya (10,47%) mengharapkan
kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua.
Mengenai bentuk kegiatan yang diharapkan oleh kaum muda 13 orang
responden (27,08%) mengharapkan Perayaan Ekaristi kaum muda dapat
diselenggarakan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan agar mereka lebih aktif mengikuti
kegiatan menggereja. Sementara 8 orang responden (16,67%) mengharapkan
rekoleksi bagi kaum muda agar dapat menarik mereka untuk lebih aktif mengikuti
kegiatan menggereja. Kemudian 3 orang responden (6,25%) mengharapkan retret
menjadi bentuk kegiatan yang diselenggarakan bagi mereka agar kaum muda lebih
aktif mengikuti kegiatan menggereja, dan 24 orang lainnya (50%) mengharapkan
pendalaman iman menjadi bentuk kegiatan yang selenggarakan agar mereka lebih
aktif mengikuti kegiatan menggereja.
Adapun tema yang diusulkan oleh kaum muda di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan jika mengikuti kegiatan menggereja 18 orang responden (37,5%)
mengusulkan tema kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan. Kemudian 12 orang
(25%) mengusulkan tema bersama Gereja berani mewartakan kabar gembira.
Sedangkan 4 orang (8,93%) mengusulkan tema Gereja milik kita bersama, dan 14
orang lainnya (29,17%) mengusulkan tema kaum muda harapan Gereja.
Mengenai isi dan tujuan yang diharapkan oleh kaum muda 1 orang
(2,09%) mengharapkan isi dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan
menggereja adalah mengembangkan wawasan moral. Sementara 33 orang (68,75%)
mengharapkan isi dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan menggereja
adalah mengembangkan wawasan rohani. Kemudian 7 orang (14,58%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengharapkan isi dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan menggereja
adalah mnegembangkan potensi diri, dan 7 orang lainnya (14,58%) mengharapkan isi
dan tujuan dari kegiatan kaum muda dalam kegiatan menggereja adalah meneguhkan
jati diri kaum muda.
Adapun harapan dari kaum muda dengan terlibat dalam kegiatan hidup
menggereja 19 orang (39,58%) mengharapkan dengan terlibat dalam kegiatan hidup
menggereja mereka dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda. Sedangkan
10 orang (20,82%) mengharapkan dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja
dapat memperluas pengalaman. Kemudian 8 orang (16,68%) mengharapkan dengan
terlibat dalam kegiatan hidup menggereja mereka menjadi lebih percaya diri, dan 11
orang lainnya (22,92%) mengharapkan dengan terlibat dalam kegiatan hidup
menggereja mereka mendapat kepercayaan. Mengenai dukungan bagi kaum muda di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam melakukan berbagai kegiatan 8 orang
(16,78%) mengharapkan kegiatan yang telah diprogramkan bagi kaum muda dapat
dukungan dari diri sendiri. Sementara 20 orang (41,62%) mengharapkan kegiatan
yang telah diprogramkan bagi kaum muda mendapat dukungan dari orang tua
mereka. kemudian 7 orang (14,52%) mengharapkan kegiatan yang telah
diprogramkan bagi kaum muda mendapat dukungan dari dewan Paroki, dan 13 orang
lainnya (27,08%) mengharapkan kegiatan yang telah diprogramkan bagi kaum muda
mendapat dukungan dari pastor Paroki. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan
maka dapat diketahui harapan-harapan dan usulan dari kaum muda di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan mengenai kegiatan yang mereka harapkan dapat
diselenggarakan adalah kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat
aktif dalam kegiatan menggereja (72,81%). Bentuk kegiatan yang mereka harapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang menarik untuk diikuti oleh kaum muda agar lebih aktif dalam kegiatan
menggereja adalah pendalaman iman (50%), tema yang mereka usulkan jika
mengikuti kegiatan menggereja adalah kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan
(37,5%), adapun isi dan tujuan yang diharapkan oleh mereka dalam kegiatan
menggereja adalah mengembangkan wawasan rohani (68,75%), harapan dari mereka
dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja adalah dapat memberi pengaruh
positif kepada kaum muda (39,58%), dan dari berbagai kegiatan yang diprogramkan
bagi kaum muda mereka mengharapkan mendapat dukungan dari orang tua
(41,62%).
C. Rangkuman Hasil Penelitian di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Dari hasil wawancara dan penelitian yang dilaksanakan di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan, diketahui bahwa keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun dan
mengembangkan kepribadian kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan ini,
khususnya dalam membentuk mereka menjadi kaum muda katolik.
Kegiatan-kegiatan yang melibatkan mereka dalam kehidupan menggereja
telah dilaksanakan, sebagai kaum muda mereka ikut terlibat dalam kehidupan
menggereja untuk mengembangkan Gereja dan berperan sebagai penerus Gereja di
masa depan, mereka menyumbangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki dan
berkreatifitas dengan kemampuannya sebagai pelayanan mereka dalam hidup
menggereja.
Kesulitan/penghambat yang dirasakan oleh kaum muda untuk terlibat
dalam hidup menggereja yaitu karena kesibukan studi/kegiatan di sekolah dan terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sibuk dengan pekerjaan mereka. Adapun manfaat yang dapat mereka peroleh dari
kegiatan menggereja adalah terjalinnya komunikasi dan kerjasama antar sesama
kaum muda dan dengan terlibat aktif dalam kegiatan menggereja mereka pun dapat
memperdalam imannya kepada Tuhan.
Harapan dan usulan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan menggereja adalah kegiatan yang dapat
mengarahkan kaum muda untuk terlibat lebih aktif. Mereka mengharapkan
pendalaman iman sebagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan bagi mereka dan
mereka mengusulkan “Kaum muda bertemu dalam Kasih Tuhan” sebagai tema
pendalaman iman ini. Mereka pun mengharapkan agar isi dan tujuan dari kegiatan ini
dapat mengembangkan wawasan rohani mereka sehingga dapat memberi pengaruh
positif kepada kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan dalam
kehidupan menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
Kaum muda tidak bisa terlepas dari berbagai kegiatan terlebih kegiatan-
kegiatan pelayanan kaum muda. Gereja percaya bahwa kaum muda memiliki
berbagai bakat. Oleh karena itu Gereja sangat mengharapkan dan membutuhkan
kaum muda untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan menggereja.
Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2005 menempatkan
kaum muda sebagai kelompok dengan peran strategis dalam upaya Gereja
membentuk kecerdasan bagi banyak orang, dan menegaskan bahwa komunitas basis,
dengan kaum muda sebagai gerakan utama, perlu berperan aktif di dalam
pembentukan kecerdasan umum. Hal yang paling penting adalah bagaimana
mengoperasionalkannya dalam program konkret kaum muda untuk membangun
kecerdasan bagi banyak orang (Tangdilintin, 2008: 9).
A. Kaum Muda dalam Gereja
Arti mengenai kaum muda sangat beragam. Kaum muda sering disebut
sebagai agent of change, agen pembaruan, karena ciri-ciri yang melekat pada
kemudaan mereka. Ciri-ciri mereka antara lain adalah energik, kreatif, dinamis,
empatik, kritis, dan berani mengambil resiko. Sejauh tidak terikat kepentingan
tertentu, mereka juga sering dianggap sebagai „suara hati nurani rakyat‟. Masyarakat
sering menempatkan kaum muda sebagai generasi masa depan. Pendapat dari tokoh-
tokoh dan dari kamus umum bahasa Indonesia lebih jelas mendeskripsikan arti dari
kaum muda tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1. Pengertian Kaum Muda
Usia muda adalah usia peralihan dari sebelum matang menuju matang,
mencakup kematangan fisik, sosial-emosional, dan mental.
Banyak tokoh-tokoh umat memberikan pengertian tentang kaum muda
sehubungan dengan usia dan masa peralihan kaum muda.
a. Usia Kaum Muda
Shelton (1987: 64) mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang
berusia antara 15-24 tahun, dan pada umumnya sedang menempuh pendidikan
setingkat dengan SMTA atau Perguruan Tinggi. Kaum muda pada umumnya sedang
menghadapi masa penentuan atau pencarian jati diri. Mereka mulai menemukan dan
mengambil tanggung jawab pribadi untuk mengarahkan hidup mereka. Mereka juga
sedang mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial,
moral, serta religius.
Philips Tangdilintin (2008: 25) dengan mengutip pendapat Dr J. Riberu
menerangkan tentang keberadaan “kaum muda” dengan istilah “muda-mudi” sebagai
berikut:
Muda-mudi dimaksudkan kelompok umur kurang lebih 12-24 tahun, bagi
yang bersekolah usia ini sesuai dengan usia lanjutan dan Perguruan
Tinggi. Ditinjau dari segi sosiologis sering kali usia di atas perlu
dikoreksi sesuai dengan umur usia seseorang dalam masyarakat tertentu
(=kedewasaan psikologis). Status sosial yang dimaksudkan ialah hak dan
tugas orang dewasa yang diberikan kepada seseorang dalam masyarakat
tertentu. Status sosial ini sering sejalan dengan status berdikari di bidang
nafkah ataupun status keluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan
seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan muda-mudi
sudah bisa dianggap dewasa dan sebaliknya orang yang sudah melampaui
usia tersebut toh masih dianggap muda-mudi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Mangunharjana (1986: 11) berpendapat bahwa istilah kaum muda
dipergunakan untuk menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang berusia
muda. Kaum muda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun atau usia muda-
mudi yang masih berstatus sebagai siswa SMA atau mahasiswa.
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1982: 397.594)
mengatakan bahwa kaum muda terdiri dari dua kata yaitu „kaum‟ dan „muda‟.
„Kaum‟ berarti golongan orang yang sekerja, sepaham, sepangkat, sedangkan „muda‟
berarti belum sampai setengah umur. Maka kaum muda adalah orang yang sekerja,
sepaham, namun belum sampai setengah umur.
Kesimpulannya dari pendapat beberapa tokoh-tokoh umat bahwa usia
kaum muda pada umumnya mulai dari 13-30 tahun, atau usia yang pada umumnya
menempuh pendidikan SLTP maupun Perguruan Tinggi, belum menikah, namun
belum sampai setengah umur.
b. Kaum Muda dalam Masa Peralihan
Masa muda adalah masa penghubung atau masa peralihan dari masa
kanak-kanak menuju ke masa dewasa, masa ini menunjukkan masa dari awal
pubertas sampai mencapai kematangan. Masa muda dipandang sebagai suatu proses
perkembangan dan telah mencapai kematangan, terutama secara fisik (Dadang
Sulaeman, 1995: 1).
Dalam masa peralihan sosial-emosional, masa muda adalah usia di mana
kaum muda bisa berintegrasi dengan masyarakat dewasa, beralih dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa. Kaum muda mulai menyadari tentang seksualitas yang
sesuai dengan pertumbuhan mereka (Hurlock, 1980: 206).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sri Paus Yohanes Paulus II, dalam ajaran apostolik Catechesi Tradendae
artikel 39, menyebutkan bahwa manusia muda adalah masa dimana seseorang
menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting, yang bersangkutan
dengan kepribadian mental. Dalam hal ini masa muda merupakan masa dimana
seseorang harus dapat membedakan „yang baik‟ dan „yang jahat‟, „yang benar‟ dan
„yang salah‟.
Walaupun dalam keseharian mereka dapat dukungan dari para anggota
keluarga dan teman-teman, tetapi mereka tetap harus mengandalkan diri sendiri serta
suara hati mereka dalam mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas
masa depan mereka sendiri.
2. Perkembangan dan Permasalahan-permasalahan Kaum Muda
Masa muda adalah masa yang amat khas dalam proses perkembangan.
Sebagai manusia yang mendekati masa dewasa kaum muda akan mengalami dan
melewati tahap-tahap proses perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, moral,
dan religius dengan permasalahan-permasalahan yang mereka alami dalam proses
perkembangan.
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik paling nampak pada pertumbuhan kaum muda. Anak
laki-laki akan menampilkan diri sebagai pria dan anak perempuan akan menampilkan
diri sebagai wanita. Proses-proses perubahan secara fisik berlangsung dimana alat-
alat kelamin mencapai kematangan dan berfungsi secara seksual serta perubahan
secara psikologis (Mangunharjana, 1986: 12).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Perkembangan fisik pada perempuan nampak pada pertumbuhan tulang-
tulang, tinggi badan mencapai ukuran maksimal setiap tahunnya, payudara
membesar, bulu di kemaluan tumbuh halus, berwarna gelap, keriting, bulu-bulu di
ketiak mulai tumbuh. Seorang perempuan akan mengalami menstruasi/haid secara
teratur setiap bulan. Masa reproduksi seorang perempuan pada umumnya mulai
terjadi antara umur 10-14 tahun (Salito, 2014: 6).
Perkembangan fisik pada laki-laki nampak pada pertumbuhan tulang-
tulang, tinggi badan mencapai ukuran maksimal setiap tahunnya, testis (buah pelir)
membesar, bulu di kemaluan tumbuh halus, berwarna gelap, keriting, bulu-bulu di
ketiak mulai tumbuh, rambut-rambut halus di wajah mulai tumbuh (kumis, jenggot),
rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap, tumbuh bulu di dada, perubahan
suara, keluarnya air mani (ejakulasi), dan akhir perubahan suara (Salito, 2014: 6).
Masalah-masalah yang dihadapi kaum muda dalam pengembangan
kepribadian dari proses perkembangan fisik maupun psikologis. Dengan adanya
proses pertumbuhan fisik kaum muda mempersoalkan cepat-lambatnya
pertumbuhan. Mereka dapat dicemaskan oleh tingkat kecepatan yang tidak biasa,
tidak ideal, karena terlalu lambat tidak besar-besar, atau karena terlalu cepat tiba-tiba
menjadi besar. Mereka juga mempersoalkan baik-buruknya hasil pertumbuhan fisik
mereka.
Kaum muda sering mengalami kegelisahan karena pertumbuhan itu tidak
seperti yang mereka harapkan. Bersamaan dengan pertumbuhan fisik kaum muda
juga mulai menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan seks dalam
pergaulan dengan lawan jenis. Pada umur muda itu mereka sudah cukup besar dalam
hal fisik, tetapi belum siap benar untuk memasuki pergaulan dengan jenis lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mereka belum mampu mengambil perilaku yang sesuai dan mengatasi
problem-problem yang tersangkut di dalamnya. Secara biologis mereka sudah cukup
masak untuk pengalaman seksual, tetapi mereka belum sanggup bertanggung jawab
atas hidup perkawinan (Mangunharjana, 1986: 12).
b. Perkembangan Mental
Perkembangan mental terlihat pada perubahan dalam perkembangan
intelektual dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-kanak, mereka
juga meninggalkan cara berpikir sebagai kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai
orang dewasa. Mereka tidak lagi berpikir dengan kehidupan konkret tetapi dengan
kehidupan yang abstrak.
Kaum muda mulai membentuk gambaran diri mereka, peranan yang
diharapkan dari mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka dan mulai berpikir
secara kritis (Mangunharjana, 1986: 13).
Masalah-masalah yang sering dihadapi dan tidak ringan bagi mereka
adalah pengaruh gaya hidup global. Mereka bukan hanya tidak menyadari penjajahan
gaya hidup global, melainkan mereka bahkan mencintainya, merindukan,
menggandrungi, tergila-gila dengan gaya hidup itu. Mereka hanyut dalam impian
dunia baru yang serba lain dan jauh dari dunia real. Mereka terlepas dari kenyataan
faktual diri mereka. Mereka tidak dapat menerima diri sebagaimana adanya,
sehingga hidup dalam identitas semu yang diwarnai khayalan yang tak berujung.
Ketidakmampuan melihat tujuan hidup dan kecenderungan hidup di alam khayal
seringkali membuat kaum muda resah dan melamun. Hal ini merupakan tantangan
kaum muda untuk membangun pribadi mandiri dan kreatif (Tangdilintin, 2008: 73).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
c. Perkembangan Emosional
Perkembangan emosional kaum muda ada hubungannya dengan
perkembangan fisik. Karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada
keseimbangan hormon dalam tubuh mereka.
Perkembangan emosional terlihat pada semangat, sikap-sikap masa
bodoh, keras kepala, tingkah laku, perasaan baik positif maupun negatif. Kaum
muda sering menghadapi bagaimana menilai baik-buruk, menguasai dan
mengarahkannya pada perkembangan emosional (Mangunharjana, 1986: 13).
Masalah yang dihadapi kaum muda disekitar perkembangan emosional
adalah bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan
mengarahkannya. Dalam rangka perjuangan di sekitar emosi yang menggebu-gebu
dalam hati itu, kaum muda seringkali mengambil berbagai cara bertingkah laku
untuk mengatasi atau sekedar untuk menghindari dan melupakannya
(Mangunharjana, 1986: 14).
d. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial kaum muda menyangkut hubungan dengan orang
lain. Dengan lewatnya masa kanak-kanak dan berkat pertumbuhan fisik mereka
pergaulan kaum muda tidak terbatas hanya dengan orang-orang dalam keluarga,
tetapi meluas dengan teman-teman, kelompok, orang di lingkungan tempat tinggal,
dan masyarakat luas (Mangunharjana, 1986: 14).
Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan
perkembangan sosial ialah masalah-masalah di sekitar pergaulan mereka dengan
teman-teman seperti: cara masuk dalam kelompok, bergaul dengan kelompok, sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
serta cara menghadapi pengaruh-pengaruh kelompok, dan peranan mereka dalam
kelompok, penerimaan diri oleh kelompok, penghargaan kelompok, dan macam
keterlibatan yang diberikan kepada mereka oleh kelompok (Mangunharjana, 1986:
14).
e. Perkembangan Moral
Perkembangan moral membawa kaum muda ke dalam tingkat hidup yang
berbeda dari masa kanak-kanak. Dengan bertambah umurnya kaum muda mengalami
perubahan sikap. Kaum muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang
baik dan benar tidak sama. Patokan yang dipegang orang untuk menentukan mana
yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda.
Kaum muda mengalami ketegangan batin karena harus mengambil
keputusan-keputusan moral dan menghadapi berbagai kenyataan hidup. Dalam
perkembangan moral kaum muda mencari patokan moral yang dapat mereka
pergunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan benar, mana yang
tidak baik dan tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka pergunakan
sebagai pedoman hidup (Mangunharjana, 1986: 14).
Masalah-masalah moral yang dialami kaum muda tidak hanya terbatas
pada diri mereka, tetapi meluas sampai pada masalah moral dalam hidup masyarakat,
seperti: kejahatan dalam masyarakat, keadilan, hak-hak asasi manusia, kebebasan
agama, kepentingan umum dan peranan yang diharapkan dari mereka. Dari sini
muncul masalah panggilan hidup. Oleh karena menghadapi berbagai kenyataan
hidup dan harus mengambil keputusan-keputusan moral itu, kaum muda mengalami
berbagai ketegangan batin (Mangunharjana, 1986: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
f. Perkembangan Religius
Pada perkembangan religius kaum muda ingin mengetahui bagaimana
menjadi orang religius sejati. Mereka dibaptis sejak masih bayi, dan menerima
agamanya sebagai sesuatu yang diberikan tanpa sikap kritis. Kekatolikan dihayati
sebagai kumpulan ajaran, aturan, larangan, tradisi, dan upacara ritual ibadat
(Tangdilintin, 2008: 75).
Pada masa perkembangan religius kaum muda menghadapi masalah-
masalah berat. Kaum muda belum menghayati imannya sebagai nilai dan sikap hidup
pribadi. Pola pelajaran agama di sekolah yang terikat dengan kurikulum yang harus
diuji aspek pengetahuannya kurang memberi tempat pada aspek emosional iman.
Pemahaman mengenai Gereja dengan pancatugasnya dan kesiapsediaan
memberi hati, pikiran, tenaga dan waktu serta kemampuan berperan aktif dalam
tugas-tugas pelayanan dan pengembangan Gereja makin jauh dari harapan. Salah
satu indikasinya adalah makin sulit mencari aktivis dari kalangan muda untuk
berbagai fungsi pelayanan gerejawi (Mangunharjana, 1986: 15; bdk. Tangdilintin,
2008: 75.77).
B. Hidup Menggereja
Gereja mempunyai asal usul dalam Gereja perdana yang dihimpun di
seluruh dunia. Pemahaman tentang Gereja dengan gambaran Umat Kudus Allah,
Gereja sebagai komunitas bela rasa, Gereja sebagai paguyuban, dan Gereja sebagai
Sakramen Keselamatan. Allah menghendaki Gereja karena Ia ingin menyelamatkan
bukan sebagai orang per orang, melainkan bersama-sama. Gereja dimengerti sebagai
tempat untuk mewujudnyatakan tindakan konkret kehidupan sehari-hari dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penghayatan iman. Seluruh umat Allah mengambil bagian dalam tugas dasar Gereja
dan bertanggung jawab dalam perutusan dan pelayanannya.
1. Pengertian tentang Gereja
Gereja berasal dari kata igreja, kata tersebut adalah ejaan Portugis, dalam
bahasa Latin ecclesia, yang berasal dari bahasa Yunani ekklesia. Kata Yunani itu
sebetulnya berarti „kumpulan‟ „ pertemuan‟ atau „rapat‟. Gereja atau ekklesia bukan
sembarang kumpulan, melainkan kelompok orang yang sangat khusus kadang-
kadang juga dipakai kata „jemaat‟ atau „umat‟. Perlu diingat bahwa jemaat ini sangat
istimewa. Maka lebih baik memakai kata „Gereja‟ yakni ekklesia. Kata Yunani itu
berasal dari kata yang berarti „memanggil‟. Gereja adalah umat yang dipanggil
Tuhan. Itulah arti sesungguhnya kata „Gereja‟ (KWI, 1996: 332 ).
Gereja secara umum dimengerti sebagai jemaat yang terpanggil untuk
mendengarkan dan menghidupi sabda Tuhan. Semua umat beriman memikul
tanggung jawab dalam hal pelayanan sabda Tuhan (Telaumbanua, 1999: 64).
Dalam pemakaian Kristiani „Gereja‟ berarti „jemaat setempat‟,
„pertemuan liturgis‟, atau „seluruh persekutuan kaum beriman‟. Ketiga pengertian
ini tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. „Gereja‟ adalah umat yang dihimpun
oleh Allah di seluruh dunia terdiri dari jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata
sebagai pertemuan liturgis, terutama sebagai pertemuan Ekaristi. Mereka hidup dari
Sabda dan Tubuh Kristus karena beriman kepada Kristus (KGK, no. 226-227).
Konsili Vatikan II secara terbuka mengakui, „Gereja merangkum
pendosa-pendosa dalam pengakuannya sendiri. Gereja itu suci, dan sekaligus harus
selalu dibersihkan, serta terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(LG, art. 8). Sebagai Sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan
Tuhan adalah „alat penyalamatan semua orang‟ (LG, art. 9).
Konsili Vatikan II, menekankan pentingnya Gereja Lokal. Sejak Abad
Pertengahan, ciri khas kekatolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, banyak
artikel dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai
paguyuban, persekutuan kolegial Gereja Lokal. Gereja Katolik yang satu dan tunggal
berada dalam Gereja-gereja khusus dan terhimpun daripadanya (LG, art. 23).
Yohanes XXIII, dalam pidato pembukaan Konsili Vatikan II,
menggambarkan Gereja sebagai komunitas bela rasa yang ingin menunjukkan
dirinya sebagai ibu yang mencintai, lemah lembut, sabar, penuh kasih, dan kebaikan
kepada semua orang (LG, art. 40).
2. Pengertian tentang Hidup Menggereja
Hidup menggereja merupakan pengungkapan iman dalam hidup dengan
Tuhan dan sesama, ungkapan iman dalam relasi antara manusia dengan Tuhan dan
relasi antara manusia dengan manusia, manusia mengungkapkan imannya kepada
Tuhan melalui berbagai sarana atau simbol baik dalam doa, ibadat maupun perayaan-
perayaan keagamaan. Ungkapan iman bisa berbentuk pujian, permohonan, ataupun
pernyataan. Manusia mengungkapan imannya dalam hidup dengan sesama dapat
menggunakan cara atau tindakan dengan perwujudan dalam hidup sehari-hari, lewat
perbuatan moral.
Relasi manusia dengan Tuhan akan lebih nyata jika manusia tidak hanya
menggunakan sapaan Allah melalui ungkapan iman tetapi memberika jawaban yang
berasal dari penghayatan diri dalam relasinya berupa tindakan yang nyata dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
hidup menggereja. Semangat kristiani yang bersumber pada Yesus Kristus adalah
mendasari seluruh perbuatan manusia. Ajaran Yesus dalam mewujudkan iman
dengan melakukan perbuatan baik yang berkenan kepada Allah bukan hanya
didasarkan pada perkataan saja, manusia harus mau mencintai musuh-musuhnya,
tindakan baik itu perlu diwujudkan bagi sesama yang lemah, hina, miskin dan tak
berdaya (Andita, 2014: 4).
Arti hidup menggereja juga merupakan hidup bermasyarakat,
perwujudan iman, dalam bentuk kegiatan sosial Gereja, berarti partisipasi kelompok-
kelompok atau organisasi Katolik dalam usaha pembangunan dan perkembangan
masyarakat, misalnya dalam sekolah-sekolah serta karya kesehatan. Dalam segala
macam perkumpulan yang mempunyai tujuan kebudayaan atau sosial ekonomis dan
politik, yang bersifat umum. Pelayanan Gereja di sana berarti bahwa sikap pelayanan
Kristus dipraktikkan dan ditanamkan dalam kehidupan masyarakat yang umum.
Kegiatan-kegiatan itu, kendatipun kadang-kadang dinilai sebagai usaha „kristenisasi‟
sebenarnya tidak mempunyai apa-apa yang khas Kristiani, selain semangat
pengabdiannya (KWI, 1996: 452).
Banyak orang dan organisasi lain sering memperlihatkan sikap pelayanan
yang mungkin lebih meyakinkan. Tetapi, kalau organisasi dan kegiatan Katolik itu
benar-benar digerakkan oleh semangat Kristus, mau tidak mau di situ akan ada sikap
pelayanan yang ingin membantu dan menemani sesama dalam usaha bersama
membangun masyarakat. Pada dasarnya kegiatan sosial itu tidak berbeda dengan
usaha individu dalam mewujudnyatakan sikap pelayanan Kristus, maka tolok
ukurnya bukanlah simbol atau rumus yang khas Katolik atau Kristiani, melainkan
semangat Kristus dengan ciri khasnya yang telah disebut di atas (KWI, 1996: 453).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dalam Konsili Vatikan II, kaum muda menunaikan kerasulan mereka
yang bermacam-macam dalam Gereja maupun masyarakat. Dalam kedua tata hidup
itu terbukalah pelbagai bidang kegiatan merasul. Kerasulan di lingkungan sosial
merupakan usaha menjiwai mentalitas dan adat kebiasaan, hukum-hukum serta tata-
susunan masyarakat disekitar, dengan semangat kristiani. Kerasulan itu merupakan
tugas dan beban kaum awam sedemikian rupa, sehingga tak pernah dapat dijalankan
oleh orang-orang lain sebagaimana mestinya. Disitulah mereka melengkapi
kesaksian hidup dengan kesaksian lisan.
Dekrit Kerasulan awam Konsili Vatikan II mengungkapkan bahwa kaum
awam menunaikan perutusan Gereja di dunia itu terutama dengan kesesuaian hidup
dengan iman, yang menjadikan mereka terang dunia, dengan ketangguhan mereka
dalam urusan manapun juga, sehingga mereka menarik semua orang kepada cinta
akan kebenaran dan kebaikan, dan akhirnya kepada Kristus dan Gereja, dengan kasih
persaudaraan mereka, sehingga mereka ikut menanggung kondisi-kondisi kehidupan,
jerih-payah, duka-derita serta aspirasi-aspirasi sesama saudara, dan dengan demikian
lambat laun menyiapkan hati semua orang bagi karya rahmat yang menyalamatkan,
dengan penuhnya kesadaran akan peran serta mereka dalam membangun masyarakat,
sehingga mereka berusaha menjalankan kewajiban-kewajiban mereka dalam hidup
berkeluarga, dalam masyarakat dan dibidang kejuruan mereka dengan kebesaran jiwa
kristiani. Demikianlah cara bertindak mereka lambat laun merasuki lingkungan hidup
dan kerja. Kerasulan itu harus ditujukan kepada semua orang, siapa pun yang berada
di lingkungan itu, dan tidak boleh mengecualikan jasa rohani maupun jasmani
manapun juga, yang dapat diberikan kepada mereka. tetapi rasul-rasul yang sejati
tidak puas dengan kegiatan itu saja. Mereka sungguh bermaksud juga untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mewartakan Kristus secara lisan kepada sesama. Sebab banyak orang hanya dapat
mendengarkan Injil dan mengenal Kristus melalui para awam tetangga mereka.
Hidup menggereja adalah hidup dalam persekutuan iman, hidup dalam
iman yang utuh, satu dan bersekutu. Persekutuan iman ini melibatkan umat manusia
pada umumnya yang bersatu dalam persekutuan Gereja. Kaum muda yang menjadi
tiang tengah Gereja harus mampu mengemban misi Gereja sebagai pewarta kabar
gembira dan pembawa damai.
Dalam komunitas umat basis, kaum muda harus mengambil sikap yang
tepat, siap untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan rohani, seperti menjadi
anggota mudika, aktif dalam tanggungan liturgi. Lingkungan komunitas umat basis
merupakan lingkungan dasar dimana kepribadian umat katolik terlahir. Dari situlah
manusia dididik, dibina, diarahkan dengan cara-cara hidup sebagai seorang katolik
sejati. Kaum muda di tengah lingkungan komunitas umat basis merupakan tulang
punggung lingkungan sehingga kaum muda harus mengambil sikap yang tepat.
Kaum muda harus siap untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan rohani
(Liskar, 2014: 6).
Kaum muda mempunyai tempat dalam Gereja berkat sakramen inisiasi
yang telah diterima dan berkat rahmat Roh Kudus, bahkan mereka pun menjadi
subyek dan pelaksana karya pastoral dalam Gereja (Telaumbanua, 1999: 203).
Kaum muda perlu dihantar ke dalam hidup menggereja khususnya dalam
kebaktian, partisipasi dalam liturgi, dalam sakramen tobat dan dalam misteri Ekaristi
Kudus. Keikutsertaan dalam liturgi dan bertumbuhnya semangat berdoa secara
pribadi menjadi unsur pembentuk mentalitas iman dan kehidupan moral seorang
Kristen (Telaumbanua, 1999: 204).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Dasar-dasar Hidup Menggereja
Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam tritugas Yesus Kristus.
Tugas Gereja adalah menghadirkan Kerajaan Allah, yang telah dimulai oleh Yesus,
supaya bertumbuh dan berakar ke segala bangsa. Tugas dasar Gereja dapat
disimpulkan dalam tiga tugas Kristus yaitu, Kristus Nabi, Kristus Imam, dan Kristus
Raja. Ketiga tugas ini dipenuhi dengan pelayanan pastoral Gereja dalam tiga bentuk:
‘Kerygma’ pelayanan sabda dengan mewartakan, ‘Leiturgia’ pelayanan ibadat
dengan merayakan, ‘Koinonia’ pelayanan pengarahan dengan mengorganisir dan
mendidik umat Kristus.
a. Kristus Nabi
Tugas kenabian Gereja adalah mewartakan misteri keselamatan kepada
seluruh dunia dan mengajak orang menjawab panggilan Allah dan menyambut
keselamatan yang ditawarkan itu. Ia memenuhi tugas itu dengan pelayanan sabda.
Pelayanan sabda adalah tindakan gerejani, suatu fungsi pastoral dan pernyataan
istimewa tradisi yang hidup. Melalui itulah sabda Allah disampaikan dengan
berbagai cara dan bentuk, dengan tujuan membina, menggairahkan dan memupuk
iman. Pelayanan mengakibatkan Sabda Allah menjadi aktual dan relevan bagi waktu
dan tempat serta kategori pendengar dengan kata-kata yang betul-betul manusiawi
(Amalorpavadass, 1972: 5).
Dalam tugas pelayanan bidang ini diusahakan agar sabda Allah
diwartakan utuh agar kaum beriman kristiani awam mendapat pengajaran dalam
kebenaran-kebenaran iman. Mengembangkan semangat Injil, yang menyangkut
keadilan sosial, mengusahakan agar warta Injil menjangkau mereka juga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
meninggalkan praktek keagamaannya atau tidak memeluk iman yang benar (KHK,
kanon 528 §1).
Kristus disebut Nabi tidak hanya karena rakyat mengakui-Nya sebagai
Nabi, tetapi terutama karena pusat karya-Nya adalah pewartaan kerajaan Allah.
Kenabian adalah tanda dari Roh, maka kenabian kiranya tidak boleh dilihat sebagai
suatu tugas tertentu, melainkan lebih sebagai semacam „gejala kehidupan‟ Gereja.
Dalam Gereja kenabian secara hakiki bersifat karismatis, sebagaimana nampak
dengan jelas dari Lumen Gentium artikel 12 „Roh Kudus tidak hanya menguduskan
dan memimpin umat Allah melalui sakramen-sakramen dan tindakan para pejabat
serta menghiasinya dengan keutamaan-keutamaan saja, tetapi Ia membagikan
anugerah-anugerah-Nya kepada tiap-tiap orang menurut kehendak-Nya sendiri‟
(Jacobs, 1979: 95).
b. Kristus Imam
Kristus sebagai Imam adalah menguduskan, dalam tugas pelayanan
bidang ini mengusahakan agar Ekaristi mahakudus menjadi pusat jemaat kaum
beriman. Menggembalakan kaum beriman kristiani dengan perayaan khidmat dan
secara khusus agar mereka sering menerima sakramen Ekaristi mahakudus dan tobat.
Kristus disebut imam baru, bukan imam dalam arti yang biasa. Imam
biasa adalah orang yang harus mempersembahkan kurban-kurban di dalam kenisah.
Tetapi Kristus datang sebagai Imam agung untuk mengurus harta-harta keselamatan
kita. Imamat Kristus disini harus diterangkan seperti kurban-Nya, sebagaimana wafat
Kristus disebut „kurban‟ karena dibawa sampai ke dalam tempat kediaman Allah.
Kristus disebut imam, Imam agung yang mulia sehingga Ia duduk di sebelah kanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tahta Yang Maha berdaulat di surga, sebagai pelaksana ibadat di dalam ruangan
Kudus dan kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh seorang manusia
(Jacobs, 1979: 89).
Membimbing jemaat untuk mengadakan doa dalam keluarga dan dengan
sadar serta aktif mengambil bagian dalam liturgi suci (KHK, kanon 528 § 2).
Konsili Vatikan II Lumen Gentium artikel 8 mengajarkan bahwa Gereja
dibentuk karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi. Kesatuan Gereja bukan hanya
karya Roh Kudus, tetapi juga hasil komunikasi antarmanusia, khususnya perwujudan
komunikasi iman di antara para anggota Gereja. Komunikasi ini terjadi terutama
dalam perayaan iman. Maka dikatakan bahwa penampilan Gereja yang istimewa
terdapat dalam keikutsertaan penuh dan aktif seluruh umat kudus Allah dalam
perayaan liturgis, dan Gereja sendiri disebut persekutuan keimaman khususnya
persekutuan di sekitar altar (KWI, 1996: 392).
c. Kristus Raja
Kristus sebagai Raja adalah memimpin, dalam tugas pelayanan ini
gembala berusaha mengenal kaum beriman yang dipercayakan kepada-Nya. Tugas
rajawi Kristus lebih sulit lagi, dan sebetulnya tidak pernah disebut dengan jelas
hanya dikatakan bahwa dengan perantaraan orang beriman awam Tuhan ingin
meluaskan kerajaan-Nya yaitu kerajaan kebenaran dan kehidupan, kerajaan
kekudusan dan rahmat, kerajaan keadilan, cinta kasih dan damai (Jacobs, 1979: 92).
Kristus mengambil bagian dalam keprihatinan, kecemasan dan kedukaan
kaum beriman dan menyerahkan mereka kepada Allah dengan bijaksana
memperbaiki mereka, jika mereka bersalah dalam satu hal, mencari orang-orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
yang miskin, putus asa, kesepian, dibuang dari tanah airnya dan tertekan kesulitan
khusus, berusaha membantu orang tua memenuhi tugas-tugasnya, membina
perkembangan hidup kristiani dalam keluarga (KHK, kanon 529 § 1).
Kristus menjalankan fungsi raja-Nya dengan menarik semua orang
kepada diri-Nya oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Kristus, Raja dan Tuhan
semesta alam, telah menjadikan diri pelayan semua orang, karena Ia tidak datang
untuk dilayani tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai
tebusan bagi banyak orang.
Untuk seorang Kristen, mengabdi Kristus berarti meraja. Umat Allah
mempertahankan martabat-Nya sebagai raja, apabila ia setia kepada panggilannya
untuk melayani bersama Kristus (KGK, no. 786).
d. Hubungan Tiga Tugas Kristus
Ketiga fungsi ini hanyalah unsur tugas Gereja yang satu saja yaitu tugas
penyelamatan. Oleh sebab itu masing-masing pembagian saling memerlukan dan
memenuhi satu sama lain. Pelayanan Sabda dengan pelayanan liturgi dan pengarahan
saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa pelayanan Sabda semuanya
merosot, liturgi menjadi magis dan ritual kosong. Tugas kenabian Gereja sering kali
disalah mengerti dan diremehkan dan selalu ada kecenderugan untuk melekatkan diri
kepada hukum dan negara. Peranan imam di dalam Perjanjian Lama dan agama-
agama kafir terutama bersifat ibadat, tetapi di dalam Perjanjian Baru, tekanan
diletakkan pada segi kenabian, sebagaimana dinyatakan oleh Santo Paulus. Segi
imamat di dalam agama kristiani dibawahkan kepada kenabian (Rm 15:16). Kegiatan
ibadat atau upacara pertama-tama timbul karena ada Kabar Gembira yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
diwartakan. Liturgi Ekaristi dapat timbul justru karena ada Liturgi Sabda. Pelayanan
Sabda mempersiapkan dan membimbing kepada liturgi, liturgi sendiri memuat ibadat
sabda dan sebuah pewartaan. Pelayanan Sabda dan pelayanan kebaktian kedua-
duanya membutuhkan dan menuju kepada pelayanan pengarahan, demi tercapainya
kesaksian nyata dan pengabdian cinta kasih. Pelayanan sabda mencakup dua tahap
yang terpisah dengan bentuk, isi dan tujuan yang spesifik yaitu tahap pewartaan Injil
dan katekese (Sumarno Ds, 2013b: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 7).
4. Bidang-bidang Tugas dalam Hidup Menggereja
Katekismus Gereja Katolik no. 752 merumuskan Gereja sebagai
“himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah yakni,
berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah”. Himpunan Umat Allah ini
diwujudkan dalam hidup berparoki. Di dalam paroki inilah himpunan Umat Allah
mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan
(leiturgia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma), menghadirkan
dan membangun persekutuan (koinonia), memajukan karya cinta kasih/pelayanan
(diakonia) dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus
(martyria).
a. Bidang Ibadat (leiturgia)
Liturgi (leiturgia) berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang
dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa. Ini berarti
mengamalkan tugas pokok Kristus sebagai Imam. Gereja memiliki imamat umum
dan imamat jabatan dengan cara khasnya masing-masing mengambil bagian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
satu imamat Kristus. Allah adalah kudus dan senantiasa memanggil semua orang
menuju kekudusan. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan
pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan,
mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini
dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat.
Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan
liturgis tertentu seperti: memimpin Ibadat Sabda/Doa Bersama, membagi komuni,
menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar, paduan suara, penghias Altar dan
Sakristi, dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa
bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan.
Dalam tugas pelayanan bidang ibadat, mengusahakan agar Ekaristi
mahakudus menjadi pusat jemaat parokial kaum beriman, mengusahakan agar kaum
beriman kristiani dibantu, didampingi, diarahkan untuk dapat menghayati perayaan-
perayaan sakramen-sakramen dan sakramentali dengan hikmat dan secara khusus
dengan sering menerima sakramen Ekaristi mahakudus dan Tobat membimbing umat
agar mengadakan ibadat atau doa bersama dalam lingkungan, bahkan juga mengajak
berdoa bersama dalam keluarga dan dengan sadar serta aktif mengambil bagian
dalam hidup liturgi suci (Sumarno Ds, 2013b: 1).
b. Bidang Pewartaan (kerygma)
Pewartaan (kerygma) berarti ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa
Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus,
Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk
mendalami kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
hidup berdasarkan semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin
mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia.
Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya: pendalaman iman,
katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya.
Termasuk dalam kerygma ini adalah pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang
sudah Katolik lewat kegiatan-kegiatan katekese.
Dalam tugas pelayanan bidang pewartaan, meliputi tugas untuk
mengusahakan agar sabda Allah diwartakan utuh kepada orang-orang yang tinggal di
Paroki, mengusahakan agar kaum beriman kristiani awam mendapat pengajaran
dalam kebenaran-kebenaran iman, terutama dengan homili yang mungkin diadakan
pada hari-hari Minggu dan hari-hari wajib, di tingkat Paroki, Wilayah, atau
Lingkungan. Pastoral Paroki juga mengusahakan agar katekese diberikan kepada
umat, membina karya-karya untuk mengembangkan semangat injil, juga yang
menyangkut keadilan sosial, mencurahkan perhatian khusus untuk pendidikan katolik
anak-anak dan kaum muda, dengan segala upaya melibatkan bantuan kaum beriman
kristiani, mengusahakan agar warta Injil menjangkau mereka juga yang
meninggalkan praktek keagamaannya atau tidak memeluk iman yang benar dan
mendewasakan imannya dalam hidup menggereja atau memasyarakat (KHK, kanon
529 §1; bdk. Sumarno Ds, 2013b: 1).
c. Bidang Penggembalaan (koinonia)
Persekutuan (koinonia) berarti ikut serta dalam persekutuan atau
persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam kuasa Roh
Kudus-Nya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, Putera-Nya, dalam kuasa
Roh Kudus.
Melalui bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk membentuk jemaat
yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini berhubungan dengan
„cura animarum’ (pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh
Mistik Kristus. Oleh karena itu diharapkan dapat menciptakan kesatuan: antar umat,
umat dengan Paroki/Keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini
diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara territorial (Keuskupan,
Paroki, Stasi, atau Lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-kelompok
kategorial yang ada dalam Gereja.
Dalam tugas pelayanan bidang penggembalaan, pastoral Paroki
mengusahakan pengenalan umat dalam Paroki dengan mengadakan kunjungan
keluarga, mengambil bagian dalam keprihatinan, memperbaiki umat beriman jika
mereka bersalah dalam satu hal, dengan penuh kasih sayang membantu orang-orang
sakit, terutama yang mendekati kematian agar mereka dapat dilayani dengan
menerima sakramen-sakramen dan mendoakan mereka dengan penuh perhatian,
mencari orang-orang yang miskin, putus asa, kesepian, dibuang dari tanah airnya dan
tertekan kesulitan-kesulitan khusus, mengusahakan agar suami isteri dan orang tua
dibantu memenuhi tugas-tugas untuk membina perkembangan hidup kristiani dalam
keluarga (Sumarno Ds, 2013b: 2).
d. Bidang Pelayanan (diakonia)
Pelayanan (diakonia) berarti ikut serta dalam melaksanakan karya
karitatif/cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mereka yang miskin, terlantar dan tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman
menyadari akan tanggung jawab pribadi mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh
karena itu dibutuhkan adanya kerja sama dalam kasih, keterbukaan yang penuh
empati, partisipasi dan keiklasan hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan
seluruh jemaat (Kis 4:32-35).
Gereja tidak pernah ada untuk dirinya sendiri, tetapi sebaliknya menjadi
tanda dan sarana bagi dunia dan masyarakat. Gereja dipanggil untuk melayani
sebagaimana Yesus sendiri datang untuk melayani, dasar pelayanan dalam Gereja
bertumpu pada semangat pelayanan Kristus sendiri.
Dalam tugas pelayanan kerja sama, hendaknya dikembangkan peranan
khas yang dimiliki oleh kaum beriman kristiani awam dalam pengutusan Gereja
bekerja sama dengan seluruh pejabat dan petugas seksi-seksi yang ada dalam Paroki,
mengusahakan agar kaum beriman membina kesatuan dalam lingkup Lingkungan,
Wilayah, dan Paroki agar umat beriman sadar akan keanggotaanya dan mengambil
bagian dalam atau mendukung karya-karya untuk mengembangkan kesatuan antara
umat sendiri dan dengan para penanggung jawab umat di tempatnya masing-masing
(Sumarno Ds, 2013b: 1).
e. Bidang Kesaksian (martyria)
Kesaksian (martyria) berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi
dunia. Menyadari kesaksian melalui kehadiran mereka dalam hidup sehari-hari dan
menghayati diri sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah
masyarakat, ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup
bermasyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukkan apa yang
dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang lain. Penyampaian, penghayatan
atau pengalamannya itu dapat dilaksanakan melalui kata-kata, sikap, atau tindakan
nyata. Menjadi saksi Kristus selalu mengandung resiko. Meskipun demikian, banyak
orang yang terinspirasi dari pengorbanan Yesus sendiri dan mengorbankan nyawanya
sebagai saksi Kristus. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat
menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya (Suliangto, 2014:
94).
5. Penghayatan Iman Umat dalam Kehidupan Menggereja
Penghayatan iman umat Katolik khususnya dalam hidup menggereja
berhubungan dengan keseluruhan. Gereja adalah Katolik karena Kristus memanggil
Gereja untuk mengakui keseluruhan iman, untuk menjaga semua sakramen, untuk
menyampaikan ajaran iman dan sakramen-sakramen dan mewartakan Kabar
Gembira Allah kepada semua orang, dan diutus kepada seluruh bangsa. Umat diutus
untuk terlibat dalam masyarakat supaya Kerajaan Allah dapat bertumbuh dan
berkembang di antara masyarakat manusia. Siapapun disatukan dalam Kristus
melalui pengakuan iman katolik dan menerima sakramen-sakramen, yang bersatu
dengan paus serta para uskup, berada dalam persekutuan yang penuh dalam Gereja
katolik (Youcat, no. 133-134). Iman pribadi dihidupi dan dikembangkan dalam
kebersamaan komunitas serta diwujudkan dalam relasi sosial-kemasyarakatan.
Penghayatan dimensi personal dari iman harus sampai pada perwujudan iman dalam
dimensi sosial. Semakin dekat pada Tuhan, semakin dekat pula pada sesama, baik
dalam komunitas Gerejawi maupun dalam komunitas insani (Tangdilintin, 2008: 65).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hidup menggereja itu merupakan suatu bentuk penghayatan iman umat
Allah. Di dalam kehidupan menggereja umat dapat mewujudkan tindakan-tindakan
konkret mereka sebagai hasil dari penghayatan serta refleksi terhadap iman mereka
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hidup menggereja itu selalu tumbuh bersama
dengan Gereja itu sendiri. Hidup menggereja terwujud apabila terjadi dialog dan
hubungan yang baik antar pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Hidup menggereja
lebih pada mengaktualisasikan penghayatan iman terhadap Allah melalui tindakan-
tindakan, sikap-sikap yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari (Banawiratma, 1992:
9).
Penting untuk disadari bahwa orang-orang Katolik adalah orang-orang
yang dimasukkan sepenuhnya ke dalam lembaga Gereja, dan masuk pula ke dalam
Komunio. Seluruh umat terlibat dalam membangun dan menggembangkan Gereja
umat Allah. Seluruh umat dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di
tempat-tempat dan keadaan-keadaan manapun yang menuntut keterlibatan seluruh
umat. Setelah menyadari bahwa telah menjadi anggota Gereja, maka akan adanya
pengakuan iman, yang artinya pribadi yang beriman itu akan mengakui imannya, dan
pengakuan iman itu akan diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari.
Aspek yang ingin ditekankan dari hidup menggereja ialah ambil bagian
di dalam tugas-tugas Kristus yaitu sebagai Imam bertugas menguduskan, Nabi
bertugas mengajar dan Raja bertugas memimpin (Suhardiyanto, 2005: 4-5).
C. Kaum Muda dalam Hidup Menggereja
Kaum muda menjadi warga Gereja karena telah diterima secara resmi
melalui sakramen-sakramen yang telah diterimanya. Kaum muda katolik harus sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dini disadarkan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi manusia suci yang bermartabat
karena diciptakan Allah sesuai dengan citra-Nya (Kej 1:27).
Kaum Muda sungguh diharapkan dapat bertanggung jawab akan
perannya sebagai orang muda Katolik. Mereka mempunyai tanggung jawab untuk
menggembangkan Gereja, melalui keterlibatan aktif dalam kehidupan menggereja
(Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI, 2009: 14).
Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12
memandang kaum muda sebagai kekuatan yang amat penting dalam masyarakat.
Kaum muda sebagai pembawa perubahan dalam masyarakat. Tantangan bagi Gereja
adalah bagaimana Gereja bisa ikut menciptakan lingkungan tempat nilai-nilai dasar
manusiawi dijunjung, sehingga kaum muda dapat bercermin dan dapat mengolah
proses untuk menemukan identitas diri.
Dalam Dekrit Kerasulan awam Konsili Vatikan II kaum muda
merupakan kekuatann amat penting dalam masyarakat zaman sekarang. Situasi
hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-hubungan mereka dengan keluarga mereka
sendiri telah amat banyak berubah. Seringkali mereka terlalu cepat beralih kepada
kondisi sosial ekonomis yang baru. Dari hari ke hari peran mereka di bidang sosial
dan juga politik semakin penting. Padahal agaknya mereka kurang mampu
menanggung beban-beban baru dengan baik. Bertambah pentingnya peran mereka
dalam masyarakat itu menuntut dari mereka kegiatan merasul yang sepadan. Sifat-
sifat alamiah merekapun memang sesuai untuk menjalankan kegiatan itu. Sementara
kesadaran akan kepribadian mereka bertambah masak, terdorong oleh gairah hidup
dan semangat kerja yang meluap, mereka sanggup memikul tanggung jawab sendiri,
dan ingin memainkan peran mereka dalam kehidupan sosial dan budaya. Bila gairah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
itu diresapi oleh semangat Kristus dan dijiwai sikap patuh dan cinta kasih terhadap
para Gembala Gereja, maka boleh diharapkan akan memperbuahkan hasil yang
melimpah. Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langung bagi kaum
muda, dengan menjlankan sendiri kerasulan dikalangan mereka, sambil
mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka. Hendaknya kaum dewasa dalam
suasana persahabatan berusaha menjalin dialog dengan kaum muda, sehingga dengan
mengatasi jarak umur mungkinlah kedua pihak saling mengenal, dan saling bertukar
kekayaan masing-masing. Hendaknya kaum dewasa terutama dengan teladan, dan
bila ada kesempatan dengan nasehat yang bijaksana serta bantuan yang tepat guna,
mendorong kaum muda untuk merasul. Dipihak lain hendaknya kaum muda
memupuk sikap hormat dan kepercayaan terhadap kaum dewasa, dan meskipun
secara alamiah mereka cenderung ke arah hal-hal baru, hendaknya mereka
menghargai tradisi-tradisi yang terpuji sebagaimana harusnya. Anak-anak pun
mempunyai kegiatan merasul mereka sendiri. Menurut kemampuan mereka, mereka
sungguh menjadi saksi-saksi Kristus yang hidup diantara teman-teman.
1. Peranan Pelayanan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja
Peran serta kaum muda sangat diperlukan oleh Gereja. Dengan demikian,
bentuk keterbukaan Gereja terhadap dunia luar dapat diwujudkan lewat keterlibatan
atau pelayanan kaum muda dalam usaha secara terus menerus mengembangkan
Gereja dengan segala potensi yang dimiliki (Shelton, 1987: 19).
Menurut P. Joe Fernandez SDB sebagaimana dikutip oleh Wardjito,
(2013: 12-14) beberapa prinsip yang diperhatikan dalam pelayanan kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
a. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Hubungan Antar-pribadi
Perhatian utamanya bukan apa yang dilakukan oleh kaum muda, tetapi
siapa kaum muda itu. Keberhasilan yang hendak dicapai ialah keseimbangan antara
kualitas serta kedalaman relasi dan komunikasi antar pribadi, yakni pelayanan
persahabatan. Relasi antara pribadi yang timbal-balik. Bukan monolog, tetapi dialog,
bukan main perintah dari atas ke bawah, tetapi bekerja-sama sebagai rekan-kerja atau
kolabolator. Hubungan kaum muda dan Gereja adalah hal yang penting karena
mereka adalah bagian integral dari tubuh Kristus. Jika mereka tidak mendapatkan
peran yang aktif dalam tubuh Kristus, maka seluruh tubuh akan merasakan
penderitaannya. Kaum muda tidak hanya merupakan masa depan Gereja, tetapi
mereka juga adalah bagian intergral dari Gereja. Dari perspektif Alkitab dapat
dikatakan, apa yang baik bagi kaum muda adalah baik juga bagi seluruh umat
(Wardjito, 2013: 12).
b. Pelayanan Pastoral Kaum Muda adalah Proses Generatif Kaum Muda sendiri
Menumbuhkembangkan diri dan melahirkan bentuk-bentuk pelayanan
pastoral lain, seperti misalnya tumbuhnya kelompok-kelompok dengan
kepemimpinan oleh para anggotanya. Keberhasilan, keteraturan, kedisiplinan, buah-
buah pelayanan, mestinya didasarkan pada hubungan antar pribadi dan bukan
sebaliknya mengorbankan nilai-nilai kepribadian yang semestinya bertumbuh dan
berkembang. Pelayanan kaum muda adalah pelayanan yang khusus dan unik,
pelayanan yang dikhususkan ini adalah karena adanya keunikan dan pergumulan
yang berbeda, pelayanan kaum muda adalah misi lintas budaya yang memerlukan
panggilan yang khusus dan kemampuan yang sensitif terhadap pergumulan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
memang pelayanan Gereja yang terintegrasi dan multigenerasi adalah Gereja yang
ideal, namun kenyataan yang ada memang ada perbedaan pergumulan dan kebutuhan
antar genersi (Wardjito, 2013: 12).
c. Pelayanan Kaum Muda Sebuah Tugas-Perutusan atau Misi
Melayani sesama, Hakekat untuk melayani sesama ini mendorong akan
pertumbuhan dan perkembangan serta menantang kaum muda untuk keluar dari diri
mereka sendiri lalu melayani sesama mereka sendiri serta seluruh anggota
masyarakat. Dengan demikian kaum muda menjadi misionaris. Pelayanan ini tidak
terpisahkan dari pelayanan-pelayanan pastoral yang lain. Gereja perlu menyadari dan
melaksanakan pelayanan ini sebagai misi utama. Generasi muda adalah generasi
yang begitu penting dipandang dalam berbagai elemen yang ada, karena pada waktu
usia mudalah orang pada masa yang cukup produktif untuk melakukan banyak hal.
Masa muda adalah masa dimana titik balik dalam meniti karir ataupun masa depan
yang diimpikan banyak kaum muda tidak menyadari akan hal itu, menjadi tugas dan
tanggung jawab kita sebagai anak-anak muda yang hidup di dalam Kristus, untuk
menjadi garam bagi generasi muda sekarang ini (Wardjito, 2013: 13).
d. Pelayanan Kaum Muda adalah Pelayanan Kehadiran
Kehadiran fisik kaum muda sangat diperlukan, bukanlah pertama-tama
kehadiran kuantitatif seperti seringnya atau lamanya, tetapi kualitatif yakni
kedalaman serta suasana hangat-mesra dari suatu kehadiran pelayanan. Pelayanan
selalu berhubungan dengan kondisi sosial dan budaya di sekitarnya. Tiap Gereja
akan memiliki pandangan berbeda terhadap kaum muda. Beberapa Gereja melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kaum muda sebagai jiwa yang hilang dan merindukan Tuhan dalam hidupnya. Gereja
lain melihat mereka sebagai sesama bagian anggota masyarakat dan tubuh Kristus.
Mengetahui bagaimana Gereja memandang kaum muda penting dalam menentukan
dasar sebuah pelayanan kaum muda (Wardjito, 2013: 13).
e. Pelayanan Kaum Muda adalah Pengakuan serta Penerimaan akan Talenta,
Karunia, dan Bakat Kaum Muda
Kaum muda memperoleh berbagai karunia, bakat atau talenta. Dengan
kata lain kaum muda adalah sumber daya manusia yang menjadi milik seluruh
Komunitas, yang dapat memperkayanya. Dari seluruh kepribadian mereka terlihat
kualitas akal-budi dan hati. Masa muda adalah masa yang amat khas dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan kemanusiaan kita. Kaum muda mesti melewati
tahap-tahap perkembangan yang amat penting dan menentukan. Maka mereka harus
mendapatkan bimbingan, bantuan, dukungan, pengertian dan dorongan moril.
(Wardjito, 2013: 13).
2. Keterlibatan Kaum Muda dalam Gereja
Katekismus Gereja Katolik no. 10, menjelaskan arti keterlibatan adalah
sebuah pengabdian yang dilaksanakan secara sukarela oleh pribadi-pribadi yang
sesuai dengan tempat dan peranan seseorang serta harus mengarah pada peningkatan
kesejahteraan umum. Keterlibatan yang sukarela itu berasal dari keinginan diri
sendiri dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Kaum muda menyadari perannya
dalam hidup menggereja atau hidup dalam masyarakat. Mereka akan dengan sepenuh
hati mengikuti dan melaksanakan kewajiban yang seharusnya dilakukan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
peranannya. Sebagai seorang Kristiani, keterlibatan hendaknya selalu berangkat
dari keyakinan iman akan Kristus dan berakhir pada pengembangan iman
selanjutnya. Keterlibatan umat kristiani harus berdasar pada keyakinan imannya
bukan menjadi kepentingan pribadi maupun kelompok (Sarjumunarsa, 1989: 497).
Konstitusi pastoral dari Konsili Vatikan II mengingatkan bahwa masalah-
masalah yang dihadapi rakyat, khususnya yang miskin dan menderita, adalah bagian
dari panggilan dan tanggung jawab Gereja Katolik Indonesia, termasuk kaum muda.
Diingatkan bahwa setiap warga Gereja warga masyarakat. Lahir dalam dan sebagai
warga masyarakat sebelum dibaptis menjadi warga Gereja, menjadi warga dua
komunitas: komunitas insani dan komunitas gerejawi sejak dibaptis. Dalam
komunitas insani, berada dalam bersama dengan warga masyarakat berkeyakinan
lain (Tangdilintin, 2008: 39-40).
Dekrit tentang kerasulan awam, dengan maksud memacu kegiatan
merasul umat Allah, Konsili suci penuh keprihatinan menyapa umat beriman awam,
perannya yang khas dan sungguh perlu dalam perutusan Gereja sudah diuraikan
dilain tempat. Sebab kerasulan awam, yang bersumber pada penggilan kristiani
mereka sendiri, tak pernah dapat tidak ada dalam Gereja. Betapa sukarela sifat
gerakan semacam itu pada awal mula Gereja, dan betapa suburnya, dipaparkan
dengan jelas oleh Kitab suci sendiri (Kis 11:19-21; 18:26; Rom 16:1-16; Flp4:3).
Karena berperan-serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja, kaum
awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Di dalam jemaat-jemaat
gerejawi kegiatan mereka sedemikian perlu, sehingga tanpa kegiatan itu kerasulan
para gembala sendiri kebanyakan tidak dapat memperbuahkan hasil yang
sepenuhnya. Karena ikut serta secara aktif dalam kehidupan liturgis jemaat mereka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
para awam itu penuh perhatian memainkan peran dalam kegiatan kerasulan jemaat.
Orang-orang yang barang kali sedang menjauh mereka hantar kembali ke Gereja.
Secara intensif mereka menyumbangkan tenaga dengan menyampaikan sabda Allah,
terutama melalui katekese. Berkat sumbangan kemahiran mereka –mereka menjadi
reksa jiwa-jiwa dan juga tata-usaha harta-milik Gereja lebih tepat guna.
3. Bentuk-bentuk Kegiatan Kaum Muda dalam Gereja
Di dalam Gereja katolik terdapat berbagai bentuk kegiatan khususnya
kegiatan kaum muda yang mendukung perkembangan imannya. Bentuk-bentuk
kegiatan kaum muda yang sering dilaksanakan oleh kaum muda dibeberapa tempat
seperti Perayaan Ekaristi, retret, rekoleksi, ziarah, dan pelatihan kepemimpinan.
a. Perayaan Ekaristi
Ada banyak istilah yang digunakan dalam Tradisi Gereja untuk menyebut
Ekaristi. Di dalam Gereja dikenal istilah perayaan Ekaristi, misa kudus, pemecahan
roti, perjamuan Tuhan, sacrificium dan oblatio, „liturgi ilahi‟ (Gereja Ortodoks
Yunani), „Komuni Suci‟ (Anglikan), „misteri-misteri‟ (Siria Barat), „pengudusan atau
oblatio‟ (Koptik). Banyaknya istilah yang muncul itu, di satu pihak menunjuk realitas
bahwa ada begitu banyak pemahaman dan pengertian jemaat atas Ekaristi, dan dilain
pihak juga mengungkapkan realitas bahwa Ekaristi merupakan misteri juga yang
tidak pernah habis digali dan dinyatakan secara habis oleh satu istilah saja
(Martasudjita, 2003: 268).
Istilah Ekaristi berasal dari bahasa Yunani eucharistia, yang berarti puji
syukur. Eucharistia merupakan terjemahan Yunani untuk bahasa Yahudi birkat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dalam perjamuan Yahudi merupakan doa puji syukur sekaligus permohonan atas
karya penyelamatan Allah. Istilah perayaan Ekaristi merupakan istilah yang sangat
bagus untuk digunakan. Istilah ini mau menekankan makna Ekaristi sebagai puji
syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus. Hendaknya disadari
bahwa istilah ini menekankan segi isi dari apa yang dirayakan, yaitu pujian dan
syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Kristus bagi kita (Martasudjita, 2003:
269).
Kata Ekaristi digunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan Ekaristi pada
tiga abad pertama sejarah Gereja, seperti terdapat dalam tulisan Didakhe, tulisan
Santo Ignatius dari Antiokhia, Yustinus Martir, dan Origenes. Namun, sejak abad IV
baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat, istilah Ekaristi mulai menghilang.
Khususnya di Barat, istilah Ekaristi semakin disempitkan untuk menyebut santapan
ekaristi atau komuni. Sejak abad IV tersebut istilah „kurban‟ (sacrificium) dan
„persembahan‟ (oblatio) semakin populer digunakan untuk menunjuk seluruh
perayaan dan menggantikan istilah Ekaristi (Martasudjita, 2005: 28).
Ekaristi kaum muda selalu berbeda dengan Ekaristi pada umumnya, hal
ini dapat dilihat dari moment yang dirayakan, pemilihan lagu, pemilihan tema,
sampai pada kotbah yang berbeda dari biasanya. Ekaristi kaum muda ini didominasi
oleh kaum muda. Segala persiapan dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan
ekaristi, sepenuhnya dikerjakan oleh kaum muda. Ekaristi kaum muda diadakan
untuk memberi wadah bagi kreativitas kaum muda dalam membina kebersamaan
dalam Gereja, dimana dapat dibina pula unsur seni dalam liturgi misalnya
menampilkan tari-tarian, teater, fragmen dan puisi. Daya kreativitas dan cara mereka
sendiri akan membantu mereka dalam menghayati Ekaristi dengan gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kemudaannya. Ekaristi kaum muda ini ingin mengajak kaum muda untuk dapat
berorganisasi dan menuangkan ide-ide mereka ke dalam Perayaan Ekaristi. Perayaan
Ekaristi kaum muda lebih menarik karena dikemas dengan bagitu kreatif dan
memunculkan suatu nuansa baru dalam perayaan Ekaristi (Tangdilintin, 2008:89).
b. Retret
Kata retret berasal dari bahasa Perancis la retraite yang berarti
pengunduran diri, menyendiri dari kehidupan sehari-hari, atau meninggalkan dunia
ramai (Mangunhardjana, 1985: 7).
Retret bertujuan membina jemaat dalam hal doa, pemeriksaan batin,
renungan, samadi, dan kontemplasi (Mangunhardjana, 1985: 33-34).
Materi retret umumnya meninjau karya-karya Allah dan tanggapan
peserta terhadap karya-karya Allah tersebut atas dasar pesan-pesan dari Kitab Suci.
Peserta pada umumnya bersifat homogen dan harus mendaftarkan diri ke panitia
retret. Waktu retret kurang lebih tiga hari bahkan ada yang sampai satu atau dua
bulan. Dalam kegiatan retret biasannya peserta mengadakan pemeriksaan batin,
refleksi terhadap karya-karya Allah dalam dirinya lalu mengadakan pendalaman dan
penghayatan serta pada akhirnya mengungkapkan dalam bentuk niat untuk
mengubah dan memperbaiki diri (Mangunhardjana, 1985: 11-13).
Retret merupakan jangka waktu tertentu yang disisihkan untuk melatih
diri secara rohani. Latihan ini mencakup menggiatkan, memperdalam dan
memperbaharui iman, harapan dan cinta kasih Kristiani, yakni pembaharuan batin
untuk mencari kehendak ilahi khususnya bila menghadapi keputusan penting. Para
peserta menjauhkan diri dari keramaian sehari-hari atau menarik diri ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
suasana tenang. Bagi kaum muda katolik retret bertujuan untuk mencapai kesehatan
rohani, sehingga mampu menghayati hidup dan panggilannya sesuai dengan potensi
rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh dan berani serta mengadakan
pertobatan (Heuken, 1994: 106).
c. Rekoleksi
Sesuai dengan ungkapan Mangunhardjana dalam bukunya Membimbing
Rekoleksi, „recollection, sebagai usaha untuk memperkembangkan kehidupan iman
atau rohani, sudah merupakan hal yang lazim di lingkungan Gereja Katolik
Indonesia. Karena rekoleksi sudah umum dijalankan oleh segala macam anggota
Gereja: umat, biarawan-biarawati, para imam diosesan dan religius‟. Sesuai dari asal
katanya, rekoleksi berasal dari dua suku kata dari kata re dan koleksi. „Re‟ berarti
kembali dan „koleksi‟ yang berarti mengumpulkan. Jadi pengertian rekoleksi adalah
pengumpulan kembali pengalaman-pengalaman hidup beriman. Seperti dalam retret
dan pemeriksaan batin, bahan yang diolah dalam rekoleksi diambil dari pengalaman
hidup yang sudah dijalani sebelumnya. Dalam pemeriksaan batin, bahan diambil dari
pengalaman hidup di jam-jam yang sudah dilalui sebelumnya (Mangunhardjana,
1985: 7). Kegiatan pengolahan rohani ini bisa disebut dengan „retret‟ pemeriksaan
batin, maupun rekoleksi, Mangunhardjana (1985: 18). mengungkapkan:
Yang dilakukan dalam rekoleksi mirip dengan hal yang dilakukan dalam
retret dan pemeriksaan batin: meninjau karya Allah, dalam diri, cara
kerja serta bimbingan-Nya dan tanggapan terhadap karya Allah itu.
Hanya mengingat banyaknya unsur dan segi karya Allah, cara kerja serta
bimbingan-Nya dan tanggapan terhadap karya Allah, apalagi dengan
mengingat waktu yang tersedia untuk rekoleksi itu pendek saja, maka
dalam rekoleksi perlu membatasi bahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dengan begitu sangatlah diharapkan dengan adanya rekoleksi bagi kaum
muda katolik dapat mempertegas identitas diri, kepribadian dan keunikan setiap
individu sebagai pribadi yang utuh. Masa muda adalah masa dimana puncak
kreatifitas datang secara terus menerus, demikianlah ide-ide kaum muda di era
sekarang yang ingin mereka tuangkan terus dalam bentuk kreatifitas dan dinamika
yang mereka lakukan pada saat rekoleksi. Adapun tujuan diadakannya rekoleksi agar
kaum muda lebih memahami dan mendalami kehidupan menggereja dengan berperan
aktif dalam umat basis dan lingkungan masyarakat sekitar, sekaligus mempererat
hubungan antar kaum muda (Mangunhardjana, 1986: 25).
d. Ziarah
Ziarah adalah kegiatan kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap
bersejarah dan suci. Tempat yang dianggap suci oleh umat Katolik misalnya ziarah
ke Gua Maria, gereja-gereja tua yang bersejarah, makam tokoh-tokoh agama Katolik,
makam pahlawan, gunung-gunung yang disucikan, dan lain-lain. Dalam kegiatan
ziarah biasanya diiringi dengan jalan salib atau rosario apabila dilaksanakan dalam
bulan Maria. Kegiatan yang dilakukan saat ziarah itu biasanya seperti doa bersama,
doa rosario, dan renungan, agar kaum muda diberdayakan maka sebisa mungkin
dalam menyiapkan persiapan selalu melibatkan mereka, misalnya dalam memimpin
doa, menjadi pembaca Kitab Suci (Tangdilintin, 2008: 88).
Ziarah dapat membangkitkan semangat di kalangan kaum muda katolik.
Ziarah ketempat yang bersejarah adalah kesempatan bagi orang muda untuk
mendorong mereka menghargai sejarah Gereja Katolik (Tangdilintin, 2008: 89 ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
e. Pendalaman Iman
Gereja selalu memandang katekese sebagai kewajiban suci dan hak yang
tidak boleh diambil dari padanya. Di satu pihak pastilah katekese itu suatu kewajiban
yang bersumber pada perintah Tuhan, dan terutama bertumpu pada mereka, yang
dalam Perjanjian Baru menerima panggilan untuk pelayanan pastoral. Di lain pihak
katekese juga merupakan hak: ditinjau dari sudut teologi setiap orang yang dibaptis,
justru karena ia dibaptis, berhak menerima dari Gereja pengajaran dan pendidikan,
yang memungkinkannya menghayati hidup Kristen yang sejati (Yohanes Paulus II,
1992: 20).
Katekese menjadi penting sekali, karena sudah tibalah saatnya Injil dapat
disajikan, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang mampu memberi makna
kepada kehidupan, dengan kata lain: mampu mengilhamkan sikap-sikap, yang tanpa
Injil tidak dapat dijelaskan, misalnya pengorbanan diri, sikap lepas-bebas, sikap
menahan diri, keadilan, komitmen, perdamaian, kepekaan terhadap yang Mutlak dan
tidak kelihatan. Itu semua termasuk ciri-ciri yang membedakan kaum muda dengan
teman-temannya sebagai murid Yesus Kristus. Begitulah katekese menyiapkan kaum
muda bagi kesanggupan-kesangupan Kristen yang penting dalam kehidupan orang
dewasa. Misalnya dapat dipastikan, bahwa banyak panggilan untuk imamat dan
hidup religius berasal-mula selama katekese yang diberikan dengan baik pada masa
kanak-kanak dan remaja. Dari masa kanak-kanak hingga ambang usia dewasa,
katekese dengan demikian terus menerus menjadi gelanggang pengembangan iman.
Katekese mengikuti tahap-tahap pokok kehidupan kaum muda (Yohanes Paulus II,
1992: 41-42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dalam rangka kehidupan menggereja kiranya perlu digali ciri khas yang
berorientasi menjemaat dari pendalaman iman orang dewasa khususnya untuk kaum
musa dalam kehidupan umat basis. Umat basis ini terdiri dari orang beriman yang
relatif sedikit serta terdiri dari orang-orang yang terbatas saja. Orang-orang dalam
umat basis itu mempunyai kemungkinan untuk hidup saling mengenal satu sama lain,
untuk saling berhubungan dalam persaudaraan yang akrab, saling berbagi rasa dan
pengalaman dalam persaudaraan cinta kasih sebagai perwujudan dari aspek
„koinonia‟. Konteks umat basis itu, pendalaman iman orang dewasa berfungsi untuk
menghubungkan, memupuk dan memperkuat tali hubungan antar pribadi, cara
penerimaan sabda, pembaharuan hidup dan refleksi atas kenyataan hidup mereka
dalam terang kabar gembira. Di sini pendalaman iman bukan hanya dilakukan dalam
umat, tetapi juga pendalaman iman dari dan oleh umat sendiri. Sifat dari dan oleh
umat ini bukan hanya berarti partisipasi dan sharing pengalaman iman dalam
pertemuan saja, tetapi juga tanggung jawab bersama dalam kehidupan umat basis.
Seluruh anggota umat basis menjadi subyek aktif dari pendalaman iman.
Seluruh anggota terlibat dalam proses katekese: persiapan, pelaksanaan, isi dan
tujuan katekesenya. Sifat menjemaat ini juga berarti bahwa pendalaman iman dewasa
itu bukanlah keluar dari suatu program yang sudah ditentukan dari atas, tetapi yang
dibuat bersama sesuai dengan situasi dan pengalaman nyata dari umat basis.
Pendalaman iman orang dewasa bukan hanya untuk kematangan pribadi
dalam iman saja, tetapi juga demi pembangunan umat sebagai suatu bentuk tindakan
gerejani bersama. Dalam kebersamaan umat diajak untuk mengikuti langkah-langkah
kateekse dan bukan hanya pribadi-pribadi saja. Dengan kata lain, umatlah yang
berkatekese. Anggota umat setempat berkumpul dalam kelompok umat basis kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Di sini perlu dipikirkan suatu metode yang memungkinkan anggota dapat saling
berkomunikasi mengenai pengalaman iman mereka satu sama lain. Dalam umat
inilah kelompok sampai pada suatu tingkat kesempurnaan dalam pemenuhan
tugasnya dengan saling membagi pengalaman imannya dalam hidup menggereja.
Setiap anggota adalah bagian yang sama dari anggota tubuh Kristus. Dengan
demikian arah menjemaat itu dapat memungkinkan munculnya suatu metode
katekese yang mampu mengkonfrontasikan hidup umat dengan kebutuhan adanya
perutusan umat sebagai kesaksian dalam masyarakat (Sumarno, Ds 2013c: 3).
f. Pelatihan Kepemimpinan
Untuk melestarikan kelompok kaum muda dalam Gereja diperlukan juga
pendampingan iman dalam bidang kaderisasi pelatihan kepemimpinan. Bentuk
pendampingan kaderisasi tersebut yaitu: latihan dasar kepemimpinan, pembenahan
organisasi kaum muda, dan pertemuan rutin kaum muda (Sabato, 1996: 86).
Berbicara kepemimpinan (leadership) banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Pemimpin maupun pimpinan menjangkau banyak kegiatan, misalnya di
orpol, ormas, di pemerintahan, di ABRI, di perusahaan swasta, di agama dan
sebagainya. Fungsi seorang pemimpin beserta teknik memimpin tentu berbeda
menurut situasi dan kondisi pemimpin melakukan aktivitasnya (Evendhy, 1989: 51).
Demikian pula cara memilih Sang pemimpin. Bernard Kutner
sebagaimana dikutip oleh (Evendhy, 1989: 52) menulis tentang kepemimpinan,
sebagai berikut:
Dalam kepemimpinan tidak ada asas yang universal, yang tampak ialah
bahwa proses kepemimpinan dan pola hubungan antara pemimpin dan
yang dipimpin mempunyai ciri khas dalam setiap kelompoknya. Fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari perwakilan.
Seorang pemimpin harus mewakili kelompoknya sendiri. Mewakili
kepentingan kelompoknya mengandung arti bahwa pemimpin mewakili
fungsi administrasi secara ekslusif. Ini meliputi koordinasi dan integrasi
sebagai aktivitas, kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan penilaian
terhadap macam peristiwa yang baru terjadi dan membawakan fungsi
kelompok. Selain itu seorang pemimpin juga merupakan perantara dari
orang dalam kelompoknya dengan di luar kelompoknya.
Seorang pemimpin harus menguasai dasar-dasar kepemimpinan. Ia
setidak-tidaknya memiliki atau menguasai antara lain, mempunyai kemampuan
teknis, mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antara sesama manusia, dan
mempunyai kemampuan konsepsional.
Memimpin berarti meyakinkan, mengarahkan, membimbing, dan
menggerakkan sejumlah orang untuk berperan serta melakukan kegiatan secara aktif
untuk mencapai tujuan. Karena itu pemimpin harus mampu membangkitkan rasa
hormat, percaya, gairah dan mendapat perhatian (pengertian) dari masyarakat yang
dipimpinnya sehingga masyarakat yang dipimpinnya benar-benar memperhatikan
dan menaati petunjuk atau petuah yang diberikan sang pemimpin. Jadi sang
pemimpin harus berwibawa dan berpengaruh. Karena itu tugas pemimpin akan selalu
disorot tindak-tanduknya (Evendhy, 1989: 54).
Menurut pendapat Warren Bennis, sebagaimana dikutip oleh Tangdilintin,
(2008: 91). Pemimpin adalah orang yang dapat mengubah visi menjadi realitas,
dibenarkan secara faktual.
Dengan sengaja digunakan dua istilah yang berbeda: pelatihan untuk para
calon pembina dan kaderisasi untuk penggerak dan pengurus komunitas. Dalam
konsep ini, baik kaderisasi maupun pelatihan dimaksudkan sebagai program
pembinaan khusus-intensif-terpusat selama beberapa hari. Pelatihan dan kaderisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sebagai pembinaan yang amat khusus akan benar-benar efektif apabila berjalan
seiring dengan pembinaan umum. Sulit membayangkan tersedianya bibit-bibit
unggul pada tahap rekrutmen dan seleksi calon bila tak ada lahan yang subur sebagai
wadah pembibitan. Tangdilintin (2008: 93) mengutip SAGKI 2005 tentang
komunitas basis sebagai basic strategy, strategi dasar hidup menggereja, kaderisasi
dapat disebut sebagai core strategy, strategi inti dan inti strategi menggereja dan
masyarakat. Komunitas basis adalah lahan pembibitan, tetapi serentak juga (salah
satu) arena „praktek dan ujian‟ kekaderan. Artinya, para kader harus mampu
menghidupkan dan mengembangkan komunitasnya, sambil memberi kontribusi
positif bagi hidup menggereja dan masyarakat. Pemimpin pada intinya adalah tugas
pengabdian, bukan demi dirinya sendiri melainkan demi orang lain. Dalam bahasa
Inggris pemimpin disebut leader yang artinya bergerak lebih awal, berjalan di depan,
mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, memelopori, mengarahkan
pikiran-pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang
lain melalui pengaruhnya. Pemimpin adalah orang-orang yang memiliki kecakapan
dan kemampuan untuk mempengaruhi dan mengajak, mengumpulkan dan
menggerakkan orang-orang lain untuk menangani persoalan-persoalan. Mereka
inilah orang-orang yang biasa disebut pemimpin (Mangunhardjana, 1976: 11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
USULAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM
MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KALIMANTAN UTARA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan,
maka diusulan program yang diharapkan dan kiranya cocok dengan situasi kaum
muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, selanjutnya akan dipaparkan beberapa judul
pertemuan yang menarik bagi kaum muda sehingga mereka dapat semakin terlibat
secara aktif dalam hidup menggereja.
A. Latar Belakang Penyusunan Program Katekese Model Shared Christian
Praxis
Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan sebenarnya memiliki
kemampuan dan bakat yang beragam terlebih dalam bidang kesenian. Mereka yang
memiliki kemampuan dalam bidang seni ini haruslah didampingi dan diarahkan
untuk terus mengembangkan kemampuan yang ada agar dapat diaktualisasikan juga
di Gereja, selain dapat menyumbangkan bakat dan kreatifitas kaum muda pun
mendapat pendampingan iman. Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
memiliki waktu sangat sedikit atau jarang ada waktu untuk bisa saling berbagi
pengalaman atau sekedar bercerita mengenai kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tidak ada waktu untuk berkumpul dan saling sharing pengalaman ini
disebabkan karena kesibukan mereka masing-masing di sekolah maupun di tempat
kerja. Melihat situasi seperti ini maka katekese model Shared Christian Praxis
sangat cocok untuk kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan, kekhasan
katekese model Shared Christian Praxis ini adalah dalam bidang pengalaman dengan
demikian katekese ini dapat membantu kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan untuk menjawab kebutuhan mereka yang tidak memiliki waktu untuk saling
berbagi pengalaman mengenai kehidupan mereka dalam hidup menggereja.
Shared Christian Praxis adalah katekese umat model pengalaman hidup.
Model katekese ini bermula dari pengalaman hidup peserta, yang direfleksi secara
kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani supaya
muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru.
Shared Christian Praxis memiliki 5 langkah pelaksanaan sebagai berikut:
mengungkapkan pengalaman hidup peserta, mendalami pengalaman hidup peserta,
menggali pengalaman iman Kristiani, menerapkan iman dalam situasi peserta
konkret, dan mengusahakan suatu aksi konkret. Melalui katekese ini diharapkan
kaum muda lebih bisa meningkatkan kemauan untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan yang diselenggarakan dalam hidup menggereja (Sumarno Ds, 2013c: 29-
30).
B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan
Kehidupan kaum muda sekarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan
zaman. Pengaruh dari perkembangan zaman ini banyak mempengaruhi pola pikir dan
tindakan kaum muda dalam menyikapi kehidupan mereka, kurangnya wawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
untuk pengolahan diri mudah berakibat pada prilaku yang menyimpang, salah satu
upaya untuk membantu kaum muda mengolah diri dengan mengadakan kegiatan
dalam hidup menggereja sebagai generasi penerus di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
dan kaum muda dapat berkembang dalam iman, dengan mengolah imannya kaum
muda dilatih dan dibantu untuk berpikir secara kritis dan positif dalam menyikapi
hidup dan memperkembangkan iman sehingga mereka menjadi pribadi yang kuat
dan tidak cepat terpengaruh dengan perkembangan zaman serta bisa menghayati
peran dan tugasnya sebagai penerus Gereja. Maka disimpulkan tema umum untuk
program katekese model Shared Christian Praxis sesuai dengan usulan dari kaum
muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
Tema dalam usulan program ini adalah “Kaum muda adalah harapan
Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah”. Tema tersebut diambil dari
keseluruhan tema dalam kuesioner penelitian dan digabungkan menjadi satu tema
umum.
Tujuan usulan program ini adalah “membantu kaum muda untuk
menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja, sehingga mereka aktif terlibat
dalam mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup menggereja”.
C. Rumusan, Tema, dan Tujuan
Tema Umum
Tujuan Umum
:
:
Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar
gembira Allah.
Bersama pendamping kaum muda menyadari perannya sebagai
generasi penerus Gereja, sehingga mereka aktif terlibat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tema 1
Tujuan 1
Tema 2
Tujuan 2
Tema 3
Tujuan 3
:
:
:
:
:
:
mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup menggereja.
Kaum muda bersatu untuk Gereja.
Bersama pendamping kaum muda menyadari akan pentingnya
kesatuan dalam sebuah organisasi sehingga mereka peka
terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan.
Kaum muda adalah harapan Gereja.
Bersama pendamping kaum muda menyadari akan harapan
Gereja terhadap mereka, sehingga mereka dapat selalu aktif
terlibat dalam kegiatan menggereja.
Kaum muda wartakanlah kabar gembira Allah.
Bersama pendamping kaum muda menyadari pentingnya
mewartakan kabar gembira Allah, sehingga mereka dapat
mewartakan kabar gembira Allah dalam Gereja maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Penjabaran Program Katekese Model Shared Christian Praxis
Tema Umum :
Tujuan Umum :
Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah.
Bersama pendamping kaum muda menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja sehingga mereka aktif terlibat
dalam mewartakan kabar gembira Allah dalam hidup menggereja.
No Tema Tujuan Judul
Pertemuan
Tujuan
Pertemuan
Materi Metode Sarana Sumber
Bahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1
Kaum
muda
bersatu
untuk
Gereja.
Bersama
pendamping
kaum muda
menyadari
akan
pentingnya
kesatuan
dalam sebuah
organisasi
sehingga
mereka peka
terhadap orang
lain yang
membutuhkan
bantuan.
a. Terlibat
dalam
kegiatan
menggereja.
Membantu
kaum muda
untuk
menyadari
akan
pentingnya
keterlibatan
dalam
kehidupan
menggereja,
sehingga
peserta
semakin aktif
- Bertumbuh
kearah
kedewasaan
kristiani
yang sehat.
- Kelompok
sebagai
“sekolah”
kesetiaan
dan
ketangguhan
dalam proses
perjalanan
manusia.
- Informasi
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Sharing
kelompok
- Refleksi
pribadi
- Teks lagu
pembuka
“Hatiku,
hatimu,
hati kita
satu”
- Teks lagu
penutup
“Hatiku
senyum
gembira
dan
bahagia”
- Teks
cerita
- Wardjito,
2013: 55-
62.
- Komisi
Kateketik
KWI,
2007:
140-141.
- AA, art.
12
- Skripsi,
hal. 25
104
5
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
dalam
kegiatan
hidup
menggereja.
“Kami
bukanlah
generasi
terakhir”
- Teks AA,
art. 12
- Laptop
- Speaker
- Salib
- Lilin
b. Peduli
terhadap
tugas hidup
menggereja.
Membantu
kaum muda
untuk
mengungkap-
kan sikap
kepedulian
mereka
sehingga
dapat
menjalankan
tugas dalam
hidup
menggereja.
- Kepedulian
yang
diwujudkan
demi
kehidupan
bersama.
- Peduli dalam
hidup
bersama
sebagai
ungkapan
syukur atas
hidup yang
dianugerah-
kan Tuhan.
- Informasi
- Dramati-
sasi
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Sharing
kelompo
- Refleksi
pribadi
- Teks lagu
“Allah
peduli” dan
“Aku
bahagia”
- Teks drama
- Teks KGK
- Laptop
- Speaker
- Salib
- Lilin
- Sekretaris
Eksekutif
Komisi
Kepemu-
daan
KWI,
2009: 35-
46.
- KGK, no.
752.
105
6
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2
Kaum
muda
adalah
harapan
Gereja.
Bersama
pendamping
kaum muda
menyadari
akan harapan
Gereja
terhadap
mereka,
sehingga
mereka dapat
selalu aktif
terlibat dalam
kegiatan
menggereja.
a. Peng-
hayatan
iman kaum
muda
dalam
kehidupan
meng-
gereja.
Membantu
kaum muda
untuk
menyadari
bahwa
mereka
adalah
anggota
lembaga
Gereja,
sehingga
mereka mau
untuk
melibatkan
diri dalam
kegiatan
dalam gereja.
- Buah-buah
pelayanan
yang
semestinya
didasarkan
pada
hubungan
antar pribadi.
- Informasi
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Sharing
kelompok
- Refleksi
pribadi
- Teks lagu
pembuka
“kudaki-
daki”
- Lagu
penutup
“jalan serta
Yesus”
- Teks cerita
“Perampok
dalam diri
kita”
- Teks Kitab
Suci
- Laptop
- Speaker
- Salib
- Lilin
- Wardjito,
2013: 11-
12.
- Yoh 15:9-
17
b. Kaum
muda
adalah
milik
anggota
Membantu
kaum muda
untuk
menyadari
- Kualitas akal
budi dan
hati.
- Sumber daya
manusia
- Informasi
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Teks lagu
pembuka
“Sungai
suka cita”
- Teks lagu
- Wardjito,
2013: 13-
14.
- 1 Yoh
2:9-11
106
7
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(9)
komunitas
Gerejawi.
bahwa
mereka
adalah milik
anggota
seluruh
Komunitas
Gerejawi,
sehingga
mereka
bertanggung
jawab atas
kegiatan yang
dilaksanakan
oleh Gereja.
yang menjadi
milik seluruh
komunitas
Gerejawi.
- Sharing
- kelompok
- Refleksi
pribadi
penutup
“Sentuh
hatiku”
Teks cerita
“Jangan
sampai
terlambat”
- Teks Kitab
Suci
- Laptop
- Speaker
- Salib
Lilin
3
Kaum
muda
wartakan-
lah kabar
gembira
Allah.
Bersama
pendamping
kaum muda
menyadari
pentingnya
mewartakan
kabar gembira
Allah,
sehingga
mereka dapat
a. Pelayanan
kaum muda
dalam
hidup
menggereja
Membantu
kaum muda
untuk
memahami
makna
pelayanan
dalam hidup
menggereja
sehingga
- Aspek-aspek
hidup
beriman
yang
meliputi
beberapa
prinsip
dalam
pelayanan
kaum muda
- Informasi
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Sharing
kelompok
- Refleksi
pribadi
- Teks lagu
pembuka
”Tuhan
adalah
gembala”
- Teks lagu
penutup
“Yesus
pokok dan
kita
- Komisi
Kateketik
KWI,
2007: 48-
58
- Mat 7:21-
23
107
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(9)
mewartakan
kabar gembira
Allah dalam
Gereja maupun
dalam
kehidupan
sehari-hari.
mereka
mampu
mewartakan
iman
Kristiani
dalam
kehidupan
menggereja.
carang-
nya”
Teks
Cerita
”Menge-
tahui
Kristus”
- Teks Kitab
Suci
- Laptop
- Speaker
- Salib
- Lilin
b. Perjuangan
pengem-
bangan
iman dalam
kehidupan
sehari-hari.
Membantu
kaum muda
untuk
menyadari
akan
perkembang-
an iman
mereka,
sehingga bisa
menjadi
sarana untuk
- Kesadaran
akan
pentingnya
memperju-
angkan iman
agar makin
mendalam
Mengem-
bangkan
hidup
beriman,
dengan
keterlibatan
- Informasi
- Tanya
jawab
- Diskusi
kelompok
- Sharing
kelompok
- Refleksi
pribadi
- Teks lagu
” Kuingin
iman sejati”
dan
“Gembala
setia”
Teks
cerita”
Pieter”
- Teks Kitab
Suci
- Laptop
- Speaker
- Komisi
Kateketik
KWI,
2007: 59-
68.
- Flp 1:27-
30
99
77
108
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
mengembang
kan iman
dalam hidup
sehari-hari.
di dalam
hidup
bersama.
- Salib
- Lilin
109
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
E. Petunjuk Pelaksanaan Program Katekese Shared Christian Praxis
Program pendampingan yang diusulkan dalam skripsi ini dilaksanakan
bagi kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Program ini akan dilaksanakan
dalam enam kali pertemuan, dua bulan sekali pertemuan dalam jangka waktu selama
satu tahun. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu 60 menit, pertemuan ini
diadakan pada hari Sabtu.
Dalam pelaksanaan program ini, awal pertemuan peserta diajak untuk
semakin menyadari akan pentingnya keterlibatan dalam kehidupan menggereja,
sehingga peserta semakin aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di dalam
gereja. Selanjutnya peserta diajak untuk menggali pengalaman iman Kristiani serta
menerapkan pengalaman iman Kristiani mereka tersebut dalam situasi konkret
peserta, dan terakhir para peserta diajak untuk mengusahakan suatu aksi konkret
dalam kehidupan sehari-hari, mau terlibat dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan
kehidupan menggereja dan saling memberi semangat antar kaum muda.
Pendamping berperan sebagai fasilitator untuk memperlancar jalannya
pertemuan, merangkum pengalaman-pengalaman yang telah diungkapkan oleh
peserta untuk direfleksikan dan selanjutnya memberikan peneguhan. Pendamping
memberikan peneguhan berdasarkan Kitab Suci dan Ajaran Gereja. Pada akhir
pertemuan para peserta diajak untuk membuat aksi nyata dalam kehidupan sehari-
hari, baik secara pribadi maupun dalam kelompok.
Katekese ini akan dipandu oleh seorang katekis yang ada di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan, dan akan diberikan pengarahan terlebih dahulu tentang Shared
Christian Praxis apabila belum pernah memandu katekese dengan model SCP
sehingga pemandu bisa berkatekese dengan model Shared Christian Praxis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
F. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis
1. Identitas
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Tema
Tujuan
Peserta
Tempat
Waktu
Metode
Model
Sarana
:
:
:
:
:
:
:
:
Terlibat dalam kegiatan menggereja
Bersama pendamping kaum muda menyadari akan
pentingnya keterlibatan dalam kehidupan menggereja,
sehingga peserta semakin aktif dalam kegiatan hidup
menggereja.
Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Aula Paroki St. Petrus Sungai Kayan
Pukul 19.00-20.00
- Informasi
- Tanya jawab
- Diskusi kelompok
- Sharing kelompok
- Refleksi pribadi
Shared Christian Praxis
- Teks lagu pembuka “Hatiku, hatimu, hati kita satu”
- Teks lagu penutup “Hatiku senyum gembira dan
bahagia”
- Teks cerita “Kami bukanlah generasi terakhir”
- Teks AA, art. 12
- Laptop
- Speaker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
i.
Sumber bahan
:
- Salib
- Lilin
- Wardjito, Hadrianus. (2013). Kaum Muda Kami Bersama
Anda. Yogyakarta: Bajawa Press, hal. 55-62.
- Komisi Kateketik KWI. (2007). Persekutuan Murid-
Murid Yesus. Yogyakarta: Kanisius, hal. 140-141.
- Apostolicam Actuositatem, art. 12
- Skripsi, hal. 25
2. Pemikiran Dasar
Dalam kenyataan hidup sehari-hari banyak orang yang belum menyadari
akan panggilannya sebagai warga katolik, banyak kaum muda tidak menyadari akan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai penerus Gereja masa depan, sehingga diantara
kaum muda masih banyak yang tidak aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja.
Demikian pula yang terjadi pada kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan masih ada diantara mereka yang tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan
hidup menggereja.
Dalam Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12
dikatakan bahwa kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat, dan
juga dalam Gereja. Gereja memandang kaum muda sebagai pembawa perubahan
dalam masyarakat dan Gereja. Oleh sebab itu masa muda merupakan masa yang
paling menentukan bagi kaum muda untuk menentukan arah hidupnya.
Melalui pertemuan ini, diharapkan agar kaum muda menyadari
pentingnya keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja, sehingga dengan
penuh kesadaran untuk terlibat dan lebih aktif dalam kegiatan hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Selamat malam saudara-saudari yang terkasih kita berkumpul disini
untuk mensharingkan pengalaman selama kita mengikuti kegiatan hidup menggereja,
sering kita tidak menyadari akan tugas dan tanggung jawab kita terlebih sebagai
kaum muda katolik yang dipercayakan untuk menjadi generasi penerus Gereja. Pada
Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 Gereja menyebutkan
kaum muda sebagai masa depan dan harapan masyarakat dan Gereja. Dengan
demikian marilah kita sebagai kaum muda untuk menanggapi harapan Gereja
terhadap kita dengan mulai membuka hati untuk mau melibatkan diri sehingga lebih
aktif terlibat dalam kegiatan yang laksanakan dalam hidup menggereja.
2) Lagu pembukaan: “Hatiku, hatimu, hati kita satu” [Lampiran 7: (20)]
3) Doa pembukaan
Bapa, syukur kami ucapkan kepada-Mu karena Engkau memperkenankan
kami untuk berkumpul disini untuk mensharingkan pengalaman hidup kami. Sering
kami lupa akan tanggung jawab kami sebagai penerus Gereja dan tidak mau untuk
terlibat dalam kegiatan hidup menggereja.
Hari ini kami akan mendengarkan bacaan dari Apostolicam Actuositatem
artikel 12 harapan masyarakat dan Gereja bagi kaum muda sebagai penerus Gereja.
Bantulah kami agar dapat menjadi rasul-Mu dan membawa perubahan dalam
masyarakat dan Gereja sesuai dengan harapan, serta mau untuk melibatkan diri dan
semakin aktif terlibat dalam kegiatan di Gereja. Doa ini kami sampaikan dengan
perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta
1) Pendamping membagikan teks cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir” kepada
peserta dan memberikan kesempatan untuk membaca secara pribadi [Lampiran 8:
(21)]
2) Pendamping meminta salah seorang peserta untuk menceritakan kembali dengan
bahasa sendiri isi pokok cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir”.
3) Intisari cerita “Kami bukanlah Generasi terakhir”
Dalam cerita ini dikisahkan bahwa di India di sebuah desa Neemi
kehidupan penduduk sangatlah menderita, karena air menjadi barang langka di desa
mereka. Seorang pemuda bernama Raddhu Ujja mendapat solusi untuk keluar dari
penderitaan kehidupan penduduk desa mereka, dengan bekerja keras bersama
penduduk desa Neemi menggali tanah untuk membuat dam atau bendungan untuk
menampung air hujan, berkat usaha dan kerja keras mereka maka tiga dam atau
bendungan berhasil mereka buat dan tibalah musim hujan. Kehidupan di desa Neemi
mengalir kembali anak-anak mendapat asupan gizi, mereka mendapatkan pendidikan
yang layak karena pendapatan orang tuanya meningkat berkat menjual hasil bumi
dan ternak mereka.
4) Pengungkapan pengalaman peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut
dengan tuntunan beberapa pertanyaan:
Ceritakan kesulitan yang dialami penduduk desa Neemi dalam melakukan
kegiatan di desanya!
Ceritakan kesulitan yang kalian alami dalam mengikuti kegiatan hidup
menggereja!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
5) Arah rangkuman
Kesulitan yang dialami oleh penduduk desa Neemi sangat
memprihatinkan, tanah menjadi retak, sapi kelaparan, anak-anak kekurangan air dan
kekurangan gizi, bahkan kehidupan mereka seakan berhenti seketika itu juga ketika
air menjadi barang langka bagi penduduk desa Neemi. Kekeringan yang dialami tiap
tahun oleh warga desa Neemi menyebabkan mereka tidak bisa bercocok tanam dan
mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anak
mereka.
Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak kesulitan yang
sering kita hadapi untuk melakukan kegiatan, terutama kesulitan dalam mengikuti
kegiatan di gereja. Banyak kesibukan lain misalnya kesibukan dengan kegiatan di
sekolah dan kesibukan dalam pekerjaan yang membuat kita lupa akan tugas sebagai
kaum muda penerus Gereja.
c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta
1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita dengan dibantu
pertanyaan sebagai berikut:
Mengapa teman-teman sulit untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja?
2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan
arahan rangkuman singkat:
Teman-teman yang terkasih dari sharing pengalaman mengapa teman-
teman sulit untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja tadi bermacam-macam
hal atau pengalaman yang teman-teman temukan atau alami mulai dari kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dalam membagi waktu untuk mengikuti kegiatan di gereja, sibuk dengan tugas
sekolah, pekerjaan dan sulit terlibat dalam hidup menggereja karena kurang
mendapat dukungan atau dorongan dari orang tua sehingga untuk sekedar hadir di
gereja pun sangat sulit. Setiap kesulitan yang kita alami pasti ada cara untuk
mengatasinya. Sebagai kaum muda yang telah dipercayakan oleh masyarakat dan
Gereja untuk menjadi generasi penerus masa depan, hendaknya kita dapat mengatasi
kesulitan tersebut.
d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
1) Pendamping meminta salah satu peserta untuk membacakan Dekrit Konsili
Vatikan II Apostolicam Actuositatem artikel 12 [Lampiran 9: (22)]
2) Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi
merenungkan dan menanggapi bacaan tersebut dengan dibantu pertanyaan:
Pesan apa yang ingin disampaikan dalam artikel 12 ini tentang keterlibatan?
3) Peserta diajak untuk terlebih dahulu mengungkapkan dalam pleno hasil renungan
pribadi sehubungan dengan pertanyaan di atas.
4) Pendamping memberi tafsir dari Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam
Actuositatem artikel 12 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam
hubungan dengan tema dan tujuan.
Pesan yang ingin disampaikan Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam
Actuositatem dalam artikel 12 bahwa kaum muda sebagai kekuatan yang amat
penting dalam masyarakat. Kaum muda sebagai pembawa perubahan dalam
masyarakat. Perubahan mentalitas dan pelbagai struktur kerap menimbulkan
perbedaan pandangan tentang nilai-nilai yang diwariskan, terutama pada kaum muda,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
yang kerap kurang sabar, bahkan penuh rasa memberontak karena gelisah dan anti
kemapanan. Kerap Gereja menyebut kaum muda sebagai masa depan dan harapan,
namun harapan tersebut diletakkan dalam keprihatinan bahwa kaum muda
mengalami krisis. Mereka cenderung tidak lagi akrab dengan tradisi dan hidup
menggereja. Tantangan bagi Gereja adalah bagaimana Gereja bisa ikut menciptakan
lingkungan tempat nilai-nilai dasar manusiawi dijunjung, sehingga kaum muda dapat
bercermin dan dapat mengolah proses untuk menemukan identitas diri. Oleh sebab
itu masa muda merupakan masa yang paling menentukan bagi kaum muda untuk
menentukan arah hidupnya.
Demi partisipasi aktif kaum awam, konsili menyediakan berbagai
pelayanan oleh kaum awam untuk mendorong keterlibatan aktif kaum awam dalam
iman dan hidup Gereja dalam ibadat Ilahi, konseling pastoral, dan kerasulan sosial,
bahkan juga dalam ranah studi teologi. Beberapa orang menyatakan bahwa peran
yang tepat bagi para klerus adalah dalam urusan internal Gereja. Kaum awam harus
terlibat dalam perkara sekular sesuai dengan kompetensi mereka. Konsili tidak
mengizinkan perbedaan tugas yang begitu jelas tersebut. Banyak perkembangan
positif yang bermunculan semenjak Konsili membeberkan keterlibatan kaum awam
dalam Gereja. Roh Kudus akan terus menerus membuka cakrawala baru untuk
perluasan pelayanan Gereja demi kesetaraan para klerus dan kaum awam.
Pesan terakhir yang disampaikan oleh Konsili Vatikan II ditujukan
kepada kaum muda, pesan tersebut dengan sangat kuat menyampaikan tantangan dan
harapan. Padamulah kaum muda, sangat khusus untuk kalian, bahwa Gereja sekarang
hadir melalui Konsili untuk menyalakan cahaya yang akan menerangi masa depan,
masa depan kalian. Gereja sangat mengharapkan masyarakat yang akan kalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
bangun, nantinya akan menghormati martabat, kebebasan, dan hak-hak individu.
Individu-individu inilah kalian. Gereja percaya bahwa kaum muda akan mengerti
cara memperkokoh iman dan memberikan artinya di dalam kehidupan menemukan
kepastian adanya kebaikan dan keadilan Allah.
e. Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret
1) Pengantar
Teman-teman yang terkasih, dalam pembicaraan tadi kita sudah
menemukan dan menyadari akan peranan dan tanggung jawab kita masing-masing
sebagai kaum muda yang menjadi harapan masyarakat dan juga Gereja sebagai
generasi penerus masa depan. Oleh sebab itu sebagai kaum muda yang dipercayakan
untuk membawa perubahan dalam masyarakat dan Gereja, marilah kita bersama-
sama mewujudkan harapan mereka dengan bertanggung jawab terhadap tugas yang
telah diberikan dan aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan.
2) Sebagai bahan refleksi bagi kita agar kita semakin menyadari pentingnya
keterlibatan dalam hidup menggereja, maka kita akan melihat situasi konkrit dengan
mencoba merenungkan pertanyaan ini:
Sikap-sikap mana yang dapat menyemangati kaum muda untuk terlibat dalam
kegiatan hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
3) Saat hening peserta diberi kesempatan untuk merenungkan pertanyaan-
pertanyaan diatas dengan situasi konkrit masing-masing peserta. Peserta diberi
kesempatan secukupnya untuk mengungkapkan hasil renungan pribadinya. Akhirnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
sebagai bahan renungan dalam langkah konfrontasi ini pendamping dapat memberi
arahan rangkuman singkat sesuai dengan hasil renungan pribadi mereka, misalnya:
Sikap membuka hati untuk bekerjasama, saling membantu, rela berkorban dapat
menyemangati kaum muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan hidup menggereja di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan, dengan bekerjasama dalam tugas koor, bekerja sama
untuk membersihkan gereja di Paroki St. Petrus Sungai Kayan. Saling membantu dan
rela berkorban menjemput teman yang tempat tinggalnya jauh dari Gareja dan tidak
memiliki kendaraan.
f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret
1) Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, setelah kita bersama-sama
menggali pengalaman melalui cerita “Kami bukanlah generasi terakhir” tadi, kita
dapat melihat bagaimana usaha dan kerja keras penduduk desa Neemi
mengembalikan harapan mereka untuk bisa hidup normal kembali. Berkat usaha dan
kerja keras mereka bersama maka kehidupan di desa Neemi menjadi layak dan tidak
kekurangan air lagi. Begitu pula dalam pengalaman hidup kita sehari-hari, banyak
kesulitan yang kita hadapi terlebih kesulitan dalam membagi waktu untuk kegiatan
sekolah, pekerjaan dan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Kesulitan yang
teman-teman alami untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja karena sibuk
dengan kegiatan di sekolah, sibuk dengan pekerjaan dan karena kurang mendapat
dukungan dari orangtua.
Demikian pula dalam Dekrit Konsili Vatikan II Apostolicam
Actuositatem artikel 12 memandang kaum muda sebagai kekuatan yang penting bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
masyarakat dan Gereja. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada kaum
muda untuk dapat membawa perubahan yang positif.
Kita juga sudah merefleksikan atau melihat kembali sikap-sikap mana
yang menyemangati kita kaum muda generasi penerus Gereja masa depan untuk
mau aktif untuk terlibat dalam tugas hidup menggereja di Paroki St. Petrus Sungai
Kayan. Marilah sekarang kita memikirkan niat-niat dan tindakan apa yang dapat
kaum muda Paroki St. Petrus Sungai Kayan perbuat bagi masyarakat dan Gereja
agar kita sebagai kaum muda dapat semakin terlibat aktif dalam kehidupan
menggereja.
2) Secara pribadi dan bersama memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita
yang baru (pribadi, kelompok atau bersama) untuk lebih aktif dalam kehidupan
menggereja. Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat
niat-niat:
Niat apa yang hendak kita bangun agar kita sebagai kaum muda semangat
untuk terlibat atau ambil bagian dalam kegiatan di Gereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan?
3) Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk hening memikirkan sendiri tentang
niat-niat pribadi/kelompok bersama. Peserta diajak mengungkapkan niat pribadi
mereka. Kemudian dapat didiskusikan bersama untuk menentukan niat bersama agar
semakin aktif terlibat dalam kehidupan menggereja.
g. Penutup
1) Kesempatan hening sejenak untuk mengendapkan niat yang telah dibangun ke
dalam hati masing-masing peserta. Sementara lilin dinyalakan dan diletakkan di
tengah peserta bersama-sama salib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
2) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, pendamping mengajak
peserta untuk membawa segala permohonan mereka ke dalam doa umat yang diawali
oleh pendamping dan ditutup dengan doa Bapa Kami.
3) Doa penutup:
Bapa yang Mahabaik, puji dan syukur kami haturkan kepadaMu atas
berkat dan rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami dalam pertemuan
pendalaman iman ini. Bapa banyak kesulitan yang sering kami hadapi dalam
mengikuti kegiatan di Gereja, sulit untuk membagi waktu dengan kegiatan sekolah,
pekerjaan, serta kurangnya dukungan dan dorongan dari orangtua kami, namun kami
sadar kesulitan yang kami alami bukanlah penghalang bagi kami untuk terus
mendekatkan diri kepada-Mu. Bacaan yang kami dengar hari ini dari AA art 12
menyadarkan kami akan tanggung jawab dan tugas kami sebagai kaum muda yang
menjadi harapan dan kekuatan bagi masyarakat dan Gereja di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan.
Mampukanlah kami untuk mengatasi sikap-sikap kurang percaya diri dan
menganggap sepele tugas di Gereja, karena kami sadar bahwa sikap seperti itu
bukanlah sikap yang baik. Melalui niat kami bersama mampukanlah kami agar dalam
kehidupan kami setelah ini mau dan mampu semakin terlibat aktif dalam kehidupan
menggereja sesuai dengan harapan dan kehendak-Mu. Semua doa ini kami mohon
dengan pengantaraan Yesus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin
4) Lagu penutup: Senyum Gembira [Lampiran 7:(20)]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini disampaikan kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan judul skripsi mengenai "KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP MENGGEREJA Di PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
KEUSKUPAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN UTARA".
A. Kesimpulan
Keterlibatan kaum muda khususnya di Paroki ST. Petrus Sungai Kayan
sangat memprihatinkan. Jumlah kaum muda yang ada di Paroki ST. Petrus Sungai
Kayan ± 70 orang. Dari jumlah tersebut ± 20 orang saja yang mau terlibat aktif
dalam hidup menggereja. Hal ini di sebabkan karena waktu yang kurang tepat
menjadi penghambat untuk mereka terlibat, kesibukan di sekolah atau pekerjaan
mereka, bahkan karena kurangnya dukungan dan dorongan dari orangtua mereka.
Mereka kurang memiliki waktu untuk atau saling berkomunikasi. Mereka hanya
dapat bertemu secara utuh pada saat liburan dan pada saat perayaan hari raya seperti
Natal dan Paskah.
Kurangnya keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja membuat
mereka sedikit sekali mengetahui manfaat yang dapat mereka peroleh jika terlibat
dalam hidup menggereja. Dalam Katekismus Gereja Katolik no.10 menjelaskan
bahwa keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilakukan dengan suka rela,
keterlibatan suka rela itu berasal dari keinginan diri sendiri tanpa paksaan. Kaum
muda menyadari akan perannya dalam hidup menggereja atau hidup dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
masyarakat dan dengan sepenuh hati mengikuti dan melaksanakan kewajiban yang
seharusnya dilakukan sesuai perannya, maka perlu untuk membantu kaum muda
mengerti tentang keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja melalui studi
pustaka, dengan membahas mengenai kaum muda dalam Gereja, tentang hidup
menggereja, dan mengenai kaum muda dalam hidup menggereja.
Untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja
maka diusulkan program katekese model Shared Christian Praxis. Tema umumnya
‘Kaum muda adalah harapan Gereja untuk mewartakan kabar gembira Allah. Gereja
mengharapkan dengan diadakannya kegiatan dalam hidup menggereja ini dapat
membantu kaum muda untuk mau terlibat secara aktif dan bertanggung jawab atas
apa yang sudah dipercayakan masyarakat dan Gereja kepada mereka sebagai
generasi penerus Gereja di masa depan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dipaparkan beberapa saran untuk
meningkatkan dan menggerakkan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
dalam hidup menggereja. Saran-saran tersebut diantaranya adalah:
1. Pendamping kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan perlu mengadakan
kegiatan yang tentunya menarik dan bisa menyadarkan kaum muda untuk
melibatkan diri lebih aktif dalam kegiatan menggereja.
2. Pertemuan antar kaum muda perlu diadakan untuk berkumpul membicarakan
rencana kegiatan yang akan dilakukan paling tidak sebulan sekali.
3. Kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan lebih mau untuk terlibat dalam
kegiatan hidup menggereja demi perkembangan Gereja di masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
4. Pastor Paroki, Dewan Paroki, dan orang tua untuk meningkatkan dukungan dan
dorongan kepada kaum muda agar mereka semakin semangat dan mau
melibatkan diri dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Amalorpavadass, D.S. S.J. (1972). Katekese sebagai Tugas Pastoral Gereja (Seri
Pradnyawidya No. 11). Yogyakarta: STFK “Pradnyawidya”.
Andita. http://www.erepublik.com/arti-iman apa arti iman bagiku. accessed on
November 13, 2014.
Banawiratma, J.B. (1992). Wujud Baru Hidup Menggereja: Diagonal dan
Transformatif. Yogyakarta: Kanisius.
Dadang Sulaeman. (1995). Psikologi dan Dimensi-dimensi Perkembangan. Bandung:
Mandar Maju.
Evendhy, M. (1989). Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Berhasil. Jakarta: P.D.
“Mari Belajar”.
Hadari Nawawi. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Heuken, Adolf. (1994). Ensiklopedi Gereja 4. Jakarta: Cipta Loka Caraka.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Jacobs, Tom. (1979). Dinamika Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
Katekismus Gereja Katolik. (1995). (P. Herman Embuiru SVD, Penerjemah). Ende:
Arnoldus. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1993).
Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici). (2006). (V. Kartosiswoyo Pr, dkk.,
Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1983).
Komisi Kateketik KWI. (2007). Persekutuan Murid-murid Yesus. Yogyakarta:
Kanisius.
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Referensi. Yogyakarta: Kanisius.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1996).
Kristiatmo, Thomas. (2010). Jejak Langkah Kesukupan Tanjung Selor. Yogyakarta:
Kanisius.
Lembaga Biblika Indonesia. (1991). Tafsir Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Liskar, Qosse. http://www.blogspot.com/peran kaum muda dalam hidup menggereja.
accessed on October 28, 2014.
Mangunharjana, AM. (1976). Kepemimpinan. Yogyakarta: Kanisius.
________ . (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.
________ . (1986). Pendampingan Kaum Muda: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
Kanisius.
Martasudjita, E. (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
________. (2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta:
Kanisius.
Moleong, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Poerwadarminta, W.J.S. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P dan K.
Sabato, Salvatore P. (1996). Kedudukan dan Peranan Kaum Muda dalam
Evangelisasi Paroki. Buku Pegangan Tahun Arah Pendampingan Kaum
Muda dan Agenda 1996 yang dikeluarkan untuk kaum muda di Paroki
Santo Lukas Sunter, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Saifudin Azwar, MA., Dr. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Salito. http://www.academia.edu/makalah-kelompok/pertumbuhan fisik remaja.
accessed on september 09, 2014.
Sarjumunarsa, Th. (1989). Menjadi Umat Yang Terlibat. Rohani, 36, hal. 497-499.
Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI. (2009). Menjadi Bernilai karena
Memperjuangkan Nilai. Dalam Tim FDOM untuk Remaja Setingkat
SMA (Ed.). Formasi Dasar Orang Muda untuk Remaja Setingkat SMA
(hal. 11-18). Yogyakarta: Kanisius.
Shelton, Charles. (1987). Spiritualitas Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhardiyanto, HJ. (2005). Pendidikan Hidup Menggereja. Diktat Mata Kuliah
Pendidikan Hidup Menggereja bagi semester V, Program Studi Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rubeja Cipta.
Suliangto. http://www.books.co.id/Tugas Gereja Martyria. accessed October 07,
2014.
Sumarno Ds, M. (2013a). Pastoral Paroki. Diktat Mata Kuliah Pastoral Paroki untuk
mahasiswa semester V, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
________ . (2013b). Pengantar PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK
Paroki untuk mahasiswa semester III, Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
________ . (2013c). PPL PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman
Lapangan untuk mahasiswa semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sutrisno Hadi. (1973). Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Tangdilintin, Philips. (2008). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan. Jakarta:
Obor.
Telaumbanua, Marianus. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, dan Peserta
Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.
Verlag, Pattloch GmbH., & Munich, Co, KG. (2012). Youcat Indonesia-Katekismus
Populer. (R.D. Yohanes Dwi Harsanto, dkk., Penerjemah). Yogyakarta:
Kanisius.
Wardjito, Hadrianus. (2013). Kaum Muda Kami Bersama Anda. Yogyakarta: Bajawa
Press.
Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah).
Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3: Pedoman Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
2. Bagaimana sejarah Gereja yang digunakan saat ini oleh umat di Paroki St. Petrus
Sungai Kayan?
3. Bagaimana gambaran mengenai kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki
St. Petrus Sungai Kayan?
4. Apasaja peran kaum muda dalam kegiatan di Gereja?
5. Berapa jumlah kaum muda yang ada di pusat Paroki St. Petrus Sungai kayan?
6. Berapa jumlah keseluruhan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
7. Berapa jumlah kaum muda yang aktif dalam kegiatan menggereja?
8. Mengapa kaum muda yang aktif dalam kegiatan Gereja hanya sedikit?
9. Berapakah jumlah kaum muda yang masih menempuh pendidikan?
10. Ada berapa kaum muda yang statusnya sudah bekerja?
11. Kapan kaum muda bisa berkumpul bersama secara utuh?
12. Apakah pihak Gereja sudah mengupayakan untuk mengumpulkan kaum muda?
13. Apasaja kegiatan yang diupayakan itu?
14. Apa harapan dari pihak Gereja setelah mengadakan kegiatan-kegiatan bagi kaum
muda?
15. Apa harapan kaum muda dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
Gereja?
16. Apakah kaum muda mengharapkan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh
Gereja tetap dipertahankan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran 4: Hasil Wawancara
A. Pelaksanaan
1. Responden : Umat Paroki St. Petrus Sungai Kayan
2. Jumlah Responden : 4 orang
- Anas Simamora (Katekis Paroki St. Petrus Sungai
Kayan)
- Rossary (Pendamping OMK Paroki St. Petrus
Sungai Kayan)
- Anjas (Ketua OMK Paroki St. Petrus Sungai
Kayan)
- Okta (OMK Paroki St. Petrus Sungai Kayan)
3. Tanggal : 5 Januari 2015
4. Tempat : Rumah umat yang diwawancarai
B. Pokok-pokok Pertanyaan dan Hasil Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
Jawaban:
Sejarah berdirinya Gereja Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang berada di
Desa Mara Satu yang terletak di Dusun Kenarai berawal pada Pada tahun 1971, dulu
belum ada Gereja Katolik di Desa Mara satu,orang-orang melaksanakan ibadat hanya
di rumah umat yang kira-kira cukup untuk umat yang hadir mengikuti ibadat. Umat
yang ada di Desa Mara satu akhirnya membangun sebuah Gereja sederhana, rumah
umat tempat diadakannya ibadat sudah tidak cukup lagi menampung umat yang hadir
mengikuti ibadat karena semakin banyak umat yang masuk agama Katolik dan minta
untuk dibaptis.
2. Bagaimana sejarah Gereja yang digunakan saat ini oleh umat di Paroki St.
Petrus Sungai Kayan?
Jawaban: Sejarah Gereja yang digunakan oleh umat di Paroki St. Petrus Sungai Kayan
saat ini adalah Pada tahun 2000 umat ingin mendirikan kembali Gereja yang lebih
bagus dan lebih besar dari yang sebelumnya sehingga pada saat ada Perayaan besar
seperti Natal dan Paskah umat tidak lagi berdiri diluar Gereja selama Perayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Ekaristi. Tahun 2005 Gereja yang baru diresmikan pada saat Pastor Leonardus MT.
Kusuma, MSF sedang berkarya di Paroki St. Petrus Sungai Kayan.
3. Bagaimana gambaran mengenai kaum muda dalam hidup menggereja di
Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
Jawaban:
Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan
tantangan hidup, untuk dapat terus berkembang kaum muda membutuhkan tempat
dan sarana yang tepat agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreatifitasnya.
Beberapa kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan yang sudah menyimpang
dari jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang
ada disekitarnya, adapula kaum muda yang merasa minder untuk mengikuti kegiatan
karena tidak memiliki teman yang sebaya lagi dengan mereka. Mereka kurang
berkomunikasi atau setidaknya berkumpul dengan teman-teman yang lainnya. Dari
beberapa pengamatan yang pernah ditemui banyak kaum muda yang tidak lagi
terlibat secara penuh dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan maupun di Gereja.
4. Apa saja peran kaum muda dalam kegiatan di Gereja?
Jawaban:
Kaum muda yang ada di Paroki St. Petrus Sungai Kayan memiliki macam-
macam bakat dan keterampilan dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti
bakat menari dan menyanyi. Mereka sering berkreatifitas dengan kemampuannya
masing-masing jika ada moment tertentu mereka dengan senang hati
menyumbangkan ide-idenya.
5. Berapa jumlah kaum muda yang ada di Pusat Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
Jawaban:
Jumlah kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan terbilang cukup
banyak, kaum muda yang ada di Pusat paroki saja jumlahnya ±40 orang kaum muda.
6. Berapa jumlah keseluruhan kaum muda di Paroki St. Petrus Sungai Kayan?
Jawaban:
Jumlah kaum muda yang ada di sebelas stasi ±30 orang dan apabila
digabungkan dengan kaum muda yang ada di pusat paroki jumlah keseluruhan kaum
muda separoki St. Petrus Sungai Kayan ±70 orang.
7. Berapa jumlah kaum muda yang aktif dalam kegiatan menggereja?
Jawaban:
Dari jumlah kaum muda yang ada di pusat paroki Kaum muda yang cukup
aktif dalam kegiatan di Gereja sampai saat ini sekitar 20 orang.
8. Mengapa kaum muda yang aktif dalam kegiatan gereja hanya sedikit?
Jawaban:
Hal ini dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang harus mereka
kerjakan. Diantaranya masih banyak kaum muda yang bersekolah, kuliah, dan
bekerja di luar Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
9. Berapakah jumlah kaum muda yang masih menempuh pendidikan?
Jawaban:
Kaum muda yang masih berada di Perguruan tinggi berjumlah ±10 orang
terdiri dari Mahasiswa dan Mahasiswi dari tingkat D3 sampai S1, pelajar yang masih
menempuh pendidikan di tingkat SLTA ±20 orang, dan SLTP ±20 orang.
10. Ada berapa kaum muda yang statusnya sudah bekerja?
Jawaban:
Jumlah kaum muda yang statusnya sudah bekerja ±20 orang.
11. Kapan kaum muda bisa berkumpul bersama secara utuh?
Jawaban:
Mereka hanya dapat berkumpul secara utuh pada masa –masa liburan
sekolah serta apabila ada Perayaan Hari raya seperti natal dan paskah. Oleh sebab itu,
perkembangan di Paroki St. Petrus Sungai Kayan bisa dikatakan cenderung menurun
karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan mengingat minimnya jumlah kaum
muda yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang di laksanakan dalam gereja.
12. Apakah pihak Gereja sudah mengupayakan untuk mengumpulkan kaum
muda?
Jawaban:
Pihak Gereja sudah mengupayakan untuk mengumpulkan dan menyatukan
para kaum muda melalui berbagai kegiatan dalam hidup menggereja.
13. Apa saja kegiatan yang diupayakan itu?
Jawaban:
Kegiatan yang diupayakan oleh pihak Gereja diantaranya adalah petugas
koor pada saat perayaan Ekaristi, rekreasi bersama, pertandingan olahraga, dan
pertemuan kaum muda separoki St.Petrus sungai Kayan yang di dalamnya terdapat
acara-acara yang dapat menyatukan hubungan persaudaraan antar kaum muda dan
mereka juga dapat mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka masing-masing
dalam acara tersebut.
14. Apa harapan dari pihak Gereja setelah mengadakan kegiatan-kegiatan bagi
kaum muda?
Jawaban:
Gereja sangat mengharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang sudah
diupayakan oleh gereja ini dapat membantu kaum muda untuk mengembangkan dan
menggerakkan mereka serta aktif terlibat dalam hidup menggereja.
15. Apa harapan kaum muda dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
di Gereja?
Jawaban:
Harapan kaum muda dengan adanya berbagai kegiatan yang dilaksanakan di
gereja adalah semoga kaum muda yang belum terlibat dapat melibatkan dirinya serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
ikut ambil bagian dalam kegiatan di Gereja dan kaum muda yang sudah terlibat
secara aktif dapat lebih bersemangat lagi dalam kegiatan menggereja.
16. Apakah kaum muda mengharapkan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh
Gereja tetap dipertahankan?
Jawaban:
Kaum muda sangat mengharapkan agar kegiatan-kegiatan yang sudah
diupayakan oleh Gereja tetap dipertahankan karena dapat membawa dampak positif
bagi kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
Lampiran 5: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling cocok dengan
pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu huruf
A. Identitas
1. Jenis Kelamin :
2. Usia :
3. Status : SMP/SMA/Kuliah/Bekerja
B. Pemahaman tentang pengertian kaum muda
4. Menurut Anda kaum muda adalah mereka yang berusia?
a. Antara 15-24 tahun
b. Antara 13-30 tahun
c. Antara 17-30 tahun
d. Antara 12-25 tahun
5. Menurut Anda pengertian kaum muda adalah?
a. Orang yang sekerja/sepaham
b. Orang yang berusia muda
c. Orang yang masih menempuh pendidikan
d. Orang yang belum menikah
6. Ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah?
a. Pekerja keras
b. Kreatif dan energik
c. Malas-malasan
d. Bertanggung jawab
7. Masa peralihan bagi kaum muda adalah?
a. Masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa
b. Masa awal pubertas sampai mencapai kematangan
c. Masa kaum muda mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa
d. Masa menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting
C. Perkembangan dan permasalahan-permasalah kaum muda
8. Proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui?
a. Perkembangan kepribadian
b. Perkembangan cara berpikir
c. Perkembangan cara bergaul dengan masyarakat
d. Perkembangan sikap dan tindakan
9. Masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda dan dapat mempengaruhi
perkembangan mental adalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
a. Gaya hidup global
b. Cara berpikir yang intelektual
c. Hidup dalam dunia khayalan
d. Hanyut dalam impian dunia baru
10. Perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada?
a. Semangat kaum muda
b. Keras kepala
c. Sikap masa bodoh
d. Cara berbicara
11. Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan
perkembangan sosial adalah?
a. Bergaul dengan kelompok
b. Peranan mereka dalam kelompok
c. Penerimaan diri dalam kelompok
d. Pengaruh-pengaruh kelompok
D. Pemahaman tentang Gereja
12. Gereja berasal dari kata igreja kata tersebut berasal dari ejaan ?
a. Bahasa Yunani
b. Bahasa Portugis
c. Bahasa Latin
d. Bahasa Inggris
13. Arti kata Gereja adalah?
a. Umat yang dipanggil Tuhan
b. Umat yang diminta Tuhan
c. Umat yang dibebaskan Tuhan
d. Umat yang dikuasai Tuhan
14. Ciri khas ke katolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, banyak artikel
dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai?
a. Pengelompokan
b. Persekutuan
c. Penggolongan
d. Penyatuan
15. Gereja adalah umat yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia terdiri dari
jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis,
terutama sebagai?
a. Pertemuan Ekaristi
b. Pertemuan para Imam
c. Pertemuan semua orang
d. Pertemuan Para Kudus
E. Pemahaman tentang hidup menggereja
16. Hidup menggereja adalah hidup dalam?
a. Persekutuan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
b. Iman yang utuh
c. Satu dan bersekutu
d. Kedamaian
17. Manusia mengungkapkan imannya kepada Tuhan melalui berbagai sarana
atau simbol dalam doa, ibadat maupun perayaan keagamaan. Ungkapan iman
Anda berbentuk?
a. Pujian
b. Permohonan
c. Pernyataan
d. Syukur
18. Tugas kenabian Gereja adalah?
a. Mewartakan
b. Melayani
c. Memerintah
d. Menguasai
19. Tugas Kristus sebagai Imam adalah?
a. Menguduskan
b. Melayani
c. Memerintah
d. Memimpin
20. Tugas Kristus sebagai Raja adalah?
a. Menguduskan
b. Menguasai
c. Memimpin
d. Mewartakan
21. Kerygma adalah termasuk bidang?
a. Penggembalaan
b. Pelayanan
c. Ibadat
d. Pewartaan
22. Bidang Ibadat adalah?
a. Kerygma
b. Koinonia
c. Leiturgia
d. Diakonia
23. Koinonia adalah bidang?
a. Kesaksian
b. Pelayanan
c. Pewartaan
d. Penggembalaan
24. Bidang pelayanan adalah?
a. Martyria
b. Diakonia
c. Koinonia
d. Leiturgia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
25. Martyria adalah bidang?
a. Ibadat
b. Kesaksian
c. Pewartaan
d. Pengembalaan
F. Peran kaum muda dalam hidup menggereja
26. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung jawab atas perannya sebagai
kaum muda katolik, sebagai kaum muda apa yang Anda lakukan untuk
mengembangkan Gereja?
a. Terlibat aktif dalam kehidupan menggereja
b. Membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja
c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik
d. Mengembangkan bakat agar dapat digunakan dalam kegiatan di Gereja
27. Peran kaum muda dalam kehidupan menggereja adalah sebagai?
a. Pelaksana program kerja Dewan Paroki
b. Penerus Gereja di masa depan
c. Pembantu Pastor Paroki
d. Hanya sebagai umat saja
28. Pelayanan yang dapat disumbangkan kaum muda dalam Gereja adalah?
a. Bakat dan kemampuan
b. Tenaga
c. Pikiran
d. Dana
G. Keterlibatan kaum muda dalam Gereja
29. Arti keterlibatan adalah?
a. Ambil bagian dalam sebuah organisasi
b. Sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela
c. Partisipasi dalam sebuah kegiatan
d. Kehadiran dalam sebuah kegiatan
30. Perayaan Ekaristi merupakan?
a. Pertemuan Orang Kudus
b. Perjamuan Tuhan
c. Perjamuan makan
d. Pertemuan Para Imam
31. Retret bertujuan untuk membina umat dalam hal?
a. Kepentingan pribadi
b. Pemeriksaan batin
c. Kepentingan sosial
d. Bersenang-senang
32. Tujuan diadakannya rekoleksi adalah?
a. Memberi pengaruh positif kepada kaum muda
b. Menjalankan program yang sudah direncanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
c. Mengumpulkan kaum muda lalu bersenang-senang
d. Hanya mengisi waktu luang kaum muda
33. Fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah?
a. Memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya
b. Banyak bicara sedikit bekerja
c. Menggerakkan anggotanya untuk aktif
d. Membiarkan anggotanya bekerja sendiri
H. Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja
34. Hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja adalah?
a. Diri sendiri
b. Orang tua
c. Kesibukan studi/pekerjaan
d. Dewan Paroki
35. Kesulitan apa yang Anda alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja?
a. Terlalu sibuk dengan pekerjaan/kegiatan di sekolah
b. Tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja
c. Kegiatan Gereja yang tidak terorganisir
d. Tidak berminat mengikuti kegiatan di Gereja
36. Apakah hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri Anda ketika ingin
terlibat dalam kegiatan menggereja?
a. Urusan pribadi yang mendesak
b. Tidak memiliki bakat/kemampuan
c. Tidak memiliki teman di Gereja
d. Tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja
I. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja
37. Manfaat apa yang Anda peroleh dari kegiatan menggereja?
a. Terjalin komunikasi dan kerjasama antar sesama
b. Membangkitkan percaya diri
c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda
d. Mengembangkan bakat dan kemampuan
38. Manfaat apa yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda?
a. Gereja semakin berkembang
b. Gereja memiliki penerus di masa depan
c. Gereja menjadi ramai
d. Gereja dapat dikenal oleh banyak kaum muda
39. Manfaat apa yang anda peroleh sebagai kaum muda dalam kegiatan
menggereja dengan terlibat aktif?
a. Memperluas pengetahuan
b. Memiliki banyak teman
c. Memperdalam iman kepada Tuhan
d. Dikenal oleh banyak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
J. Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam kegiatan
menggereja
40. Apa yang Anda harapkan terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan
menggereja?
a. Kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat aktif
b. Kegiatan yang mendapat tempat dalam program tahunan paroki
c. Kegiatan yang dapat disesuaikan dengan waktu libur kaum muda
d. Kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua
41. Bentuk kegiatan kaum muda seperti apa yang menarik dan Anda harapkan
untuk diikuti oleh para kaum muda agar mereka lebih aktif mengikuti
kegiatan menggereja?
a. Perayaan Ekaristi kaum muda
b. Rekoleksi
c. Retret
d. Pendalaman iman
42. Tema seperti apa yang Anda usulkan jika mengikuti kegiatan menggereja?
a. Kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan
b. Bersama Gereja berani mewartakan kabar gembira
c. Gereja milik kita bersama
d. Kaum muda harapan Gereja
43. Apa yang Anda harapkan terkait dengan isi dan tujuan kegiatan kaum muda
dalam kegiatan menggereja?
a. Mengembangkan wawasan moral
b. Mengembangkan wawasan rohani
c. Mengembangkan potensi diri
d. Meneguhkan jati diri
44. Apa harapan Anda dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja?
a. Dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda
b. Dapat memperluas pengalaman
c. Lebih percaya diri
d. Mendapat kepercayaan
45. Berbagai kegiatan yang diprogramkan, diharapkan mendapat dukungan dari?
a. Diri sendiri
b. Orang tua
c. Dewan Paroki
d. Pastor Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Lampiran 6: Contoh Kuesioner Penelitian yang sudah diisi Peserta
KUESIONER PENELITIAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI PAROKI SANTO PETRUS SUNGAI KAYAN
Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling cocok dengan
pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu huruf
A. Identitas
1. Jenis Kelamin :
2. Usia :
3. Status : SMP/SMA/Kuliah/Bekerja
B. Pemahaman tentang pengertian kaum muda
4. Menurut Anda kaum muda adalah mereka yang berusia?
a. Antara 15-24 tahun
b. Antara 13-30 tahun
c. Antara 17-30 tahun
d. Antara 12-25 tahun
5. Menurut Anda pengertian kaum muda adalah?
a. Orang yang sekerja/sepaham
b. Orang yang berusia muda
c. Orang yang masih menempuh pendidikan
d. Orang yang belum menikah
6. Ciri-ciri yang melekat pada kaum muda adalah?
a. Pekerja keras
b. Kreatif dan energik
c. Malas-malasan
d. Bertanggung jawab
7. Masa peralihan bagi kaum muda adalah?
a. Masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa
b. Masa awal pubertas sampai mencapai kematangan
c. Masa kaum muda mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa
d. Masa menghadapi periode peralihan keputusan-keputusan penting
C. Perkembangan dan permasalahan-permasalah kaum muda
8. Proses perkembangan kaum muda dapat diketahui melalui?
a. Perkembangan kepribadian
b. Perkembangan cara berpikir
c. Perkembangan cara bergaul dengan masyarakat
d. Perkembangan sikap dan tindakan
9. Masalah-masalah yang sering dihadapi kaum muda dan dapat mempengaruhi
perkembangan mental adalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
a. Gaya hidup global
b. Cara berpikir yang intelektual
c. Hidup dalam dunia khayalan
d. Hanyut dalam impian dunia baru
10. Perkembangan emosional kaum muda dapat terlihat pada?
a. Semangat kaum muda
b. Keras kepala
c. Sikap masa bodoh
d. Cara berbicara
11. Masalah-masalah penting yang dihadapi kaum muda sehubungan dengan
perkembangan sosial adalah?
a. Bergaul dengan kelompok
b. Peranan mereka dalam kelompok
c. Penerimaan diri dalam kelompok
d. Pengaruh-pengaruh kelompok
D. Pemahaman tentang Gereja
12. Gereja berasal dari kata igreja kata tersebut berasal dari ejaan ?
a. Bahasa Yunani
b. Bahasa Portugis
c. Bahasa Latin
d. Bahasa Inggris
13. Arti kata Gereja adalah?
a. Umat yang dipanggil Tuhan
b. Umat yang diminta Tuhan
c. Umat yang dibebaskan Tuhan
d. Umat yang dikuasai Tuhan
14. Ciri khas ke katolikan yang pokok adalah Gereja Semesta, banyak artikel
dalam Konsili Vatikan II menunjukkan gambaran Gereja Semesta sebagai?
a. Pengelompokan
b. Persekutuan
c. Penggolongan
d. Penyatuan
15. Gereja adalah umat yang dihimpun oleh Allah di seluruh dunia terdiri dari
jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis,
terutama sebagai?
a. Pertemuan Ekaristi
b. Pertemuan para Imam
c. Pertemuan semua orang
d. Pertemuan Para Kudus
E. Pemahaman tentang hidup menggereja
16. Hidup menggereja adalah hidup dalam?
a. Persekutuan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
b. Iman yang utuh
c. Satu dan bersekutu
d. Kedamaian
17. Manusia mengungkapkan imannya kepada Tuhan melalui berbagai sarana
atau simbol dalam doa, ibadat maupun perayaan keagamaan. Ungkapan iman
Anda berbentuk?
a. Pujian
b. Permohonan
c. Pernyataan
d. Syukur
18. Tugas kenabian Gereja adalah?
a. Mewartakan
b. Melayani
c. Memerintah
d. Menguasai
19. Tugas Kristus sebagai Imam adalah?
a. Menguduskan
b. Melayani
c. Memerintah
d. Memimpin
20. Tugas Kristus sebagai Raja adalah?
a. Menguduskan
b. Menguasai
c. Memimpin
d. Mewartakan
21. Kerygma adalah termasuk bidang?
a. Penggembalaan
b. Pelayanan
c. Ibadat
d. Pewartaan
22. Bidang Ibadat adalah?
a. Kerygma
b. Koinonia
c. Leiturgia
d. Diakonia
23. Koinonia adalah bidang?
a. Kesaksian
b. Pelayanan
c. Pewartaan
d. Penggembalaan
24. Bidang pelayanan adalah?
a. Martyria
b. Diakonia
c. Koinonia
d. Leiturgia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
25. Martyria adalah bidang?
a. Ibadat
b. Kesaksian
c. Pewartaan
d. Pengembalaan
F. Peran kaum muda dalam hidup menggereja
26. Kaum muda sangat diharapkan bertanggung jawab atas perannya sebagai
kaum muda katolik, sebagai kaum muda apa yang Anda lakukan untuk
mengembangkan Gereja?
a. Terlibat aktif dalam kehidupan menggereja
b. Membangkitkan kesadaran kaum muda untuk terlibat di Gereja
c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda katolik
d. Mengembangkan bakat agar dapat digunakan dalam kegiatan di Gereja
27. Peran kaum muda dalam kehidupan menggereja adalah sebagai?
a. Pelaksana program kerja Dewan Paroki
b. Penerus Gereja di masa depan
c. Pembantu Pastor Paroki
d. Hanya sebagai umat saja
28. Pelayanan yang dapat disumbangkan kaum muda dalam Gereja adalah?
a. Bakat dan kemampuan
b. Tenaga
c. Pikiran
d. Dana
G. Keterlibatan kaum muda dalam Gereja
29. Arti keterlibatan adalah?
a. Ambil bagian dalam sebuah organisasi
b. Sebuah pengabdian yang dilakukan secara sukarela
c. Partisipasi dalam sebuah kegiatan
d. Kehadiran dalam sebuah kegiatan
30. Perayaan Ekaristi merupakan?
a. Pertemuan Orang Kudus
b. Perjamuan Tuhan
c. Perjamuan makan
d. Pertemuan Para Imam
31. Retret bertujuan untuk membina umat dalam hal?
a. Kepentingan pribadi
b. Pemeriksaan batin
c. Kepentingan sosial
d. Bersenang-senang
32. Tujuan diadakannya rekoleksi adalah?
a. Memberi pengaruh positif kepada kaum muda
b. Menjalankan program yang sudah direncanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
c. Mengumpulkan kaum muda lalu bersenang-senang
d. Hanya mengisi waktu luang kaum muda
33. Fungsi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah?
a. Memimpin tanpa meminta pendapat anggotanya
b. Banyak bicara sedikit bekerja
c. Menggerakkan anggotanya untuk aktif
d. Membiarkan anggotanya bekerja sendiri
H. Kesulitan/penghambat untuk terlibat dalam hidup menggereja
34. Hal-hal yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan
menggereja adalah?
a. Diri sendiri
b. Orang tua
c. Kesibukan studi/pekerjaan
d. Dewan Paroki
35. Kesulitan apa yang Anda alami untuk terlibat dalam kegiatan menggereja?
a. Terlalu sibuk dengan pekerjaan/kegiatan di sekolah
b. Tidak memiliki kendaraan untuk ke gereja
c. Kegiatan Gereja yang tidak terorganisir
d. Tidak berminat mengikuti kegiatan di Gereja
36. Apakah hambatan/kendala yang timbul dari dalam diri Anda ketika ingin
terlibat dalam kegiatan menggereja?
a. Urusan pribadi yang mendesak
b. Tidak memiliki bakat/kemampuan
c. Tidak memiliki teman di Gereja
d. Tidak percaya diri untuk terlibat di Gereja
I. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja
37. Manfaat apa yang Anda peroleh dari kegiatan menggereja?
a. Terjalin komunikasi dan kerjasama antar sesama
b. Membangkitkan percaya diri
c. Mempererat persaudaraan antar kaum muda
d. Mengembangkan bakat dan kemampuan
38. Manfaat apa yang dapat diperoleh Gereja dari kegiatan kaum muda?
a. Gereja semakin berkembang
b. Gereja memiliki penerus di masa depan
c. Gereja menjadi ramai
d. Gereja dapat dikenal oleh banyak kaum muda
39. Manfaat apa yang anda peroleh sebagai kaum muda dalam kegiatan
menggereja dengan terlibat aktif?
a. Memperluas pengetahuan
b. Memiliki banyak teman
c. Memperdalam iman kepada Tuhan
d. Dikenal oleh banyak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
J. Harapan dan usulan mengenai keaktifan kaum muda dalam kegiatan
menggereja
40. Apa yang Anda harapkan terhadap penyelenggaraan dalam kegiatan
menggereja?
a. Kegiatan yang dapat mengarahkan kaum muda untuk terlibat aktif
b. Kegiatan yang mendapat tempat dalam program tahunan paroki
c. Kegiatan yang dapat disesuaikan dengan waktu libur kaum muda
d. Kegiatan yang mendapat dukungan dari orang tua
41. Bentuk kegiatan kaum muda seperti apa yang menarik dan Anda harapkan
untuk diikuti oleh para kaum muda agar mereka lebih aktif mengikuti
kegiatan menggereja?
a. Perayaan Ekaristi kaum muda
b. Rekoleksi
c. Retret
d. Pendalaman iman
42. Tema seperti apa yang Anda usulkan jika mengikuti kegiatan menggereja?
a. Kaum muda bertemu dalam kasih Tuhan
b. Bersama Gereja berani mewartakan kabar gembira
c. Gereja milik kita bersama
d. Kaum muda harapan Gereja
43. Apa yang Anda harapkan terkait dengan isi dan tujuan kegiatan kaum muda
dalam kegiatan menggereja?
a. Mengembangkan wawasan moral
b. Mengembangkan wawasan rohani
c. Mengembangkan potensi diri
d. Meneguhkan jati diri
44. Apa harapan Anda dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja?
a. Dapat memberi pengaruh positif kepada kaum muda
b. Dapat memperluas pengalaman
c. Lebih percaya diri
d. Mendapat kepercayaan
45. Berbagai kegiatan yang diprogramkan, diharapkan mendapat dukungan dari?
a. Diri sendiri
b. Orang tua
c. Dewan Paroki
d. Pastor Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
Lampiran 7: Teks lagu pembuka & penutup
Lagu pembuka: Hatiku Penuh Nyanyian “Hatiku, hatimu, hati kita satu”
Hatiku hatimu hatimu hatiku
Hatimu hatiku hatiku hatimu
Hatiku hatimu hatimu hatiku
Hati kita satu...
Kau yang slalu ada disaat ku sedih
Kau yang slalu ada disaat ku senang
Kaulah sahabatku...
Lagu penutup: Hatiku Penuh Nyanyian “Senyum Gembira”
Hatiku senyum gembira dan bahagia karena kau bersamaku (4x)
Hatiku senyum gembira dan bahagia hentak kaki dan berjingkrat karena kau
bersamaku (4x)
Hatiku senyum gembira dan bahagia hentak kaki dan berjingkrat putar badan teriak
HORE!! Karena kau bersamaku(4x)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
Lampiran 8: Cerita “ Kami bukanlah generasi terakhir”
Tanah retak-retak, sapi kelaparan, anak-anak kekurangan air dan gizi,
derita berkepanjangan. Itulah derita penduduk Desa Neemi, sebuah desa di India,
pada tahun 1999. Hidup seakan berhenti ketika air menjadi barang langka. Namun,
harapan tidaklah mati.
Raddhu Ujja membawa harapan itu kembali. Dia belajar dari desa
tetangga bahwa air hujan dapat ditampung untuk menghidupi seisi desa. Maka
dimulailah kerja keras. Penduduk desa Neemi bersama-sama menggali tanah,
membuat dam. Tiga dam berhasil mereka buat dan tibalah musim panen, panen air
hujan.
Kehidupan mengalir kembali. Denyut nadi ekonomi berdetak. Anak-anak
minum susu. Mereka mendapatkan pendidikan layak karena pendapatan orang
tuanya meningkat. Penduduk menjual hasil bumi dan ternak mereka. “ketika saya
datang kemari, hanya ada 150 anak yang sekolah, dan sekarang sudah ada 300 anak
yang kebangku sekolah,” ujar seorang pekerja lembaga sosial non-profit.
Sumber buku: Komisi Kateketik KWI. (2007). Persekutuan Murid-murid Yesus.
Yogyakarta: Kanisius. Hal. 140-141.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
Lampiran 9: Teks Apostolicam Actuositatem, art. 12
Kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat, dan juga
dalam Gereja.mereka sungguh-sungguh sudah rasul bagi sesama kaum muda. Kaum
dewasa supaya berdialog dan membantu kaum muda untuk berkembang dala
kerjasama dengan Hirarki, supaya ada buah-buah kerasulan yang berarti. Perlu
dipelihara saling hormat terhadap nilai-nilai tradisi yang terpuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI