Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah

77
STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG NAMA : YOHANES( agungarthaavisa1@gmail. com) NIM : 017070343 PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 1

Transcript of Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah

STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIAN KEKAYAANDAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINAS

PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG

NAMA :

YOHANES( [email protected])

NIM : 017070343PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 1

FAKULTAS EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ PONTIANAK – KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIAN KEKAYAANDAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINAS

PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG

Oleh : Yohanes ([email protected])

ABSTRAK YOHANES.2014.017070343. STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIANKEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINASPEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG.Program StudiEkonomi Pembangunan.Fakultas EkonomiPembangunan.Universitas Terbuka UPBJJ Pontianak –Kalimantan Barat. Karya Ilmiah ini bertujuan untukmencari penyebab kurangnya optimalisasi pengelolaanaset alat berat, dikarenakan kondisi alat berat yangsemuanya sudah usang dan umur ekonomisnya sudah habistentunya akan membebani dalam operasional danpemeliharaannya. Berawal dari sini, sehingga munculusaha untuk mengoptimalkan aset alat berat, salahsatunya dengan mencari stategi alternatif pengelolaanyang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untukalternatif dalam pengelolaan aset alat berat pada DinasPekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang sebagai pengelolaalat berat, dengan melakukan analisa terhadap kondisieksisting ditinjau dari aspek-aspek teknis, pembiayaan,legal, dan manajemen.Penelitian ini menggunakananalisis deskriptif untuk menggambarkan kondisieksisting pengelolaan alat berat Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Bengkayang, analisis tingkat kepentingan(harapan) dan persepsi (kenyataan) serta analisis SWOTuntuk merumuskan strategi pengoptimalan pengelolaanalat berat. Pengumpulan data penelitian dilakukan dalam

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 2

2 tahap yaitu dengan melalui observasi dan wawancarapara pejabat/stakeholder yang dianggap ahli dan terkaitdalam pengelolaan alat berat. Pengelola yaitu DinasPekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang masih belum mampumemberikan pelayanan dengan baik atau pengguna alatberat ( operator ) belum menerima kinerjanya sesuai apayang diharapkan. Selanjutnya dari analisis SWOTmenghasilkan strategi agresif dengan 4 strategialternatif yang berupaya menggunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang yang ada. Strategi alternatiftersebut adalah memanfaatkan fungsi Workshop denganberbagai aktivitas alat beratnya yang direkomendasikansebagai pendukung penyedia prasarana infrastruktur,memperbaiki kualitas pelayanan alat berat denganorientasi pelayanan prima, memanfaatkan fasilitas yangtersedia dan memberdayakan SDM pengelola untukkepentingan bersama, dan penyesuaian rencana targetdengan potensi pendapatan dari retribusi sewa alatberat. Pengawasan pengelolaan aset alat berat atauarmada alat berat sebaiknya dilakukan melalui sebuahsistem yang mutakhir sejalan dengan kemajuan teknologipada saat ini demi tercapainya target penerimaan PADKabupaten Bengkayang yang sangat diharapkan,sehinggasemakin meningkat pada tahun – tahun kedepannya gunamendukung PAD Kabupaten Bengkayang secarakeseluruhannya.Kata kunci : Retribusi Daerah,Analisis SWOT,SistemPengawasan Alat Berat,GPS,Kabupaten Bengkayang

WEALTH MANAGEMENT STRATEGIES FOR USE IN THEFORM OF EQUIPMENT FLEET DEPARTMENT OF PUBLIC

WORKS DISTRIC BENGKAYANG By: Yohanes ([email protected])

ABSTRACT YOHANES.2014.017070343. WEALTH MANAGEMENT STRATEGIESFOR USE IN THE FORM OF EQUIPMENT FLEET DEPARTMENT OFPUBLIC WORKS DISTRICT BENGKAYANG.Programe EconomicStudies of Economic Development .DevelopmentStrategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 3

Faculty.University Open UPBJJ Pontianak - WestKalimantan. Scientific aims to investigate the cause ofthe lack of heavy equipment asset managementoptimization, due to machine conditions it is outdatedand its economic life is up certainly will weigh inoperations and maintenance. Starting from here, sothere is an attempt to optimize asset heavy equipment,one of them by finding alternative strategies forbetter management. This study aimed to alternativeasset management of heavy equipment at the Departmentof Public Works as a manager Bengkayang heavyequipment, with analyzing the existing conditions interms of technical aspects, financing, legal, andmanajemen.Reseach uses descriptive analysis to describethe existing condition management of the Department ofPublic Works heavy equipment Bengkayang, analysis ofthe level of importance (expectation) and perception(reality) as well as a SWOT analysis to formulate amanagement strategy optimization of heavy equipment.Research data collection is done in 2 stages: throughobservation and interviews with the officials /stakeholders who are considered experts in themanagement and associated heavy equipment. Manager ofthe Department of Public Works Bengkayang still notable to provide a good or service with heavy equipmentusers (operators) have not received a performance fitwhat is expected. Furthermore, from the SWOT analysisproduces an aggressive strategy with four alternativestrategies that attempt to use force to take advantageof opportunities that exist. The alternative strategyis to utilize the functionality Workshop with variousactivities recommended as a heavy equipmentmanufacturer support infrastructures, improve servicequality heavy equipment with excellent serviceorientation, take advantage of the facilities availableand empowering human resources manager for the commongood, and the adjustment plan with potential earningsof the target heavy equipment rental fees. Assetmanagement oversight fleet of heavy equipment or heavy

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 4

equipment should be done through a sophisticated systemin line with the current technological advances inorder to achieve revenue targets Lokasi RevenueBengkayang highly expected, thus increasing the year -in the future to support Lokal Revenue DistricBengkayang as a whole. Keywords: Levies, SWOT Analysis, Equipment MonitoringSystem, GPS, Distric Bengkayang

BAB IPENDAHULUAN

1.1.   Latar  Belakang 

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang merupakan

satuan perangkat kerja pemerintah daerah dan salah satu

dinas yang tidak bisa terlepas dari keberadaan dan

keandalan alat berat yang dimiliki. Peranan peralatan

dalam hal ini alat berat ikut menentukan keberhasilan

didalam mendukung pelaksanaan pekerjaan jalan dan

jembatan, serta pembangunan dan perkembangan Kabupaten

Bengkayang itu sendiri, karena adanya strategi

pengelolaan alat berat yang baik. Kondisi existing

peralatan pada DPU Kabupaten Bengkayang rata – rata

peralatan berumur 6-7 tahun bahkan ada yang 12 tahun,

kondisi alat berat yang semuanya sudah usang dan umur

ekonomisnya sudah habis tersebut akan sangat membebani

bagi instansi pengelola, karena apabila dilakukan

pemeliharaan semua pasti akan memerlukan biaya sangat

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 5

banyak, sedangkan anggaran pemeliharaan yang

dialokasikan sangat terbatas.

Berdasarkan data inventarisasi aset pada DPU

Kabupaten Bengkayang Tahun Anggaran 2014 masih terdapat

10 unit dengan kondisi 4 baik, 5 kurang baik , dan 10

unit rusak berat. Penjelasan tentang daftar inventaris

tersebut seperti disajikan dalam Tabel 1 sebagai

berikut : Tabel.1 DAFTAR INVENTARISASI ALAT BERAT YANG DIKELOLA OLEH

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG TA. 2014

No Jenis Alat/

Kendaraan

Merk/Type TahunPengadaan

Harga Sewa/ Hari /

7 Jam

Keterangan/Kondisi

1 Excavator Kobelco SK200-6E

2006 Rp 988.200,00

KB

2 Excavator JCB 2008 Rp 1.092.200,00

B

3 Buldozer Komatsu D68 E Ss

2006 Rp 1.483.500,00

RB

4 Motor Gradder

Komatsu GD511A-1

2006 Rp 1.217.100,00

KB

5 Bachoe Loader

JCB 2008 Rp 872.200,00

KB

6 Three Wheel Loader

SAKAI R2 -1

2006 Rp 698.300,00

B

7 Vibro DYNAPAC 2008 Rp B

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 6

Roller 695.750,00

8 Dump Truck MitsubishiPS 120

2002 Rp 465.700,00

KB

9 Tronton HINO 2007 Rp 533.600,00

B

10 Dump Truck Toyota Dyna

2007 Rp 498.100,00

KB

Catatan : B : Baik, KB: Kurang Baik, RB : Rusak Berat

Keterangan : Sumber dari Bagian Peralatan dan Workshop Dinas PekerjaanUmum Kab.Bengkayang

Sejauh mana yang kita ketahui tentang sosialisasi

terhadap setiap kebijakan pembangunan  ekonomi 

disuatu  daerah  tentunya  merupakan  suatu  kebijakan 

yang   penting  untuk  dilaksanakan  dalam  roda 

pemerintahan.  Setiap  derap  langkah pembangunan 

ekonomi  dilakukan  disuatu  daerah,  seringkali 

tujuannya  tidak  dipahami dengan  baik  oleh 

masyarakat  sebagai  pihak  yang  merasakan  hasil 

pembangunan ekonomi  tersebut.  Pemahaman  yang 

kurang  tepat  terhadap  sebuah  kebijakan pembangunan 

ekonomi  tentunya  akan  memiliki  pengaruh  yang 

cukup  besar  terhadap keberhasilan  pelaksanaan 

kebijakkan  pembangunan  yang  dilaksanakan.  Untuk 

itu pemerintah  sebagai  pengambil  kebijakan  dalam 

sebuah  pembangunan  tentunya  memiliki kewajiban 

untuk  memahamkan  apa  yang  diperbuat  untuk 

kepentingan  rakyat.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 7

Sementara  perikehidupan  ekonomi  maupun 

pemerintahan  dalam  flame  otonomi  khusus yang  baru 

dimulai  ini,  tentunya  diperlukan  adanya  pola 

pikir  yang  sejiwa  dengan kebijakan  pemerintahan 

ini.  Kewenangan  yang  telah  diberikan  kepada 

pemerintahan daerah  dengan  diikuti  perimbangan 

keuangan  antara  pusat  dan  daerah,  diharapkan,

pengelolaan  dan  penggunaan  anggaran  sesuai  dengan 

prinsip  “money   follows   function”.

Salah  satu  problema  yang  dihadapi  oleh 

sebagian  Daerah  Kabupaten/Kota  di  Indonesia 

dewasa  ini  adalah  berkisar  pada  upaya 

peningkatan  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD).  Problema

ini  muncul  karena  adanya  kecenderungan  berpikir 

dari  sebagian  kalangan  birokrat  di Daerah  yang 

menganggap  bahwa  parameter  utama  yang  menentukan

kemandirian  suatu Daerah  di  era  Otonomi  adalah 

terletak  pada peraturan yang berlaku. Menurut  UU 

No.  32  Tahun  2004  tentang Pemerintahan  Daerah, 

sumber  pendapatan  Daerah  merupakan:   Pendapatan 

Asli  Daerah itu  Sendiri,  yang  terdiri  dari:  

Hasil  Pajak  Daerah,  Hasil  Retribusi  Daerah,  Hasil

Perusahaan  Milik  Daerah  dan  Hasil  Pengelolaan 

Kekayaan  Daerah  yang  dipisahkan, Lain-lain 

pendapatan  asli  Daerah  yang  sah.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 8

Dalam  rangka  mengoptimalisasikan  Pendapatan 

Asli  Daerah,  Kabupaten Bengkayang khususnya

Pengelolaan Retribusi Sewa Alat Berat pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang dijadikan 

Retribusi  Daerah  sebagai  bagian dari sumber 

penerimaan retribusi daerah.  Sektor  Pajak  Daerah 

tersebut  meliputi  Pajak  Hotel,  Pajak Restoran, 

Pajak  Hiburan,  Pajak  Reklame,  Pajak  Penerangan 

Jalan,  Pajak Pengambilan  Dan  Pengolahan  Bahan 

Galian  Golongan C  serta  Retribusi  Daerah yang 

terdiri:  Retribusi  Jasa  Umum  antara  lain 

Pelayanan  Kesehatan  dan  Pelayanan pada  besarnya 

Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD).

Realitas  mengenai  rendahnya  PAD  di  sejumlah 

Daerah  pada  masa  lalu,  akhirnya mengkondisikan 

Daerah  untuk  tidak  berdaya  dan  selalu  bergantung 

pada  bantuan pembiayaan  atau  subsidi  dana  dari 

Pemerintah  Pusat.  Rendahnya  konstribusi  Pendapatan

Asli  Daerah  terhadap  pembiayaan  Daerah,  karena 

Daerah  hanya  diberikan kewenangan  mobilisasi 

sumber  dana  retribusi  yang  mampu  memenuhi  hanya 

sekitar 20%-  30%  dari  total  penerimaan  untuk 

membiayai  kebutuhan  rutin  dan  pembangunan,

sementara  70%  80%  dialokasikan  dari   pusat.

Selain  karena  persoalan  kewenangan  yang 

terbatas  dalam  memobilisasi  sumber  dana retribusi, 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 9

juga  terdapat  persoalan  yang  bersifat  teknis 

yuridis  yaitu  dalam  bentuk regulasi  yang 

dijadikan  dasar  hukum  bagi  Daerah  untuk  memungut 

Pendapatan  Asli Daerah,  baik  yang  bersumber  dari 

Retribusi  Daerah.

Beberapa  faktor -  faktor  yang  mempengaruhi 

Pemerintah  Daerah  Kabupaten Bengkayang  dalam

menetapkan  target  penerimaan  Retribusi  Daerah. 

Faktor  yang  amat  penting  dan mempengaruhi 

Pemerintah  Daerah  Kabupaten Bengkayang  dalam 

menetapkan  target  pendapatan Retribusi  Daerah  di 

Kabupaten Bengkayang  adalah  situasi  dan  kondisi 

perekonomian  dan  politik  yang  kondusif.  Hal  ini 

menjadi  penting  artinya  karena  kedua  hal  ini 

dapat dikatakan  sebagai  dua  sisi  mata  uang  dan 

dapat  menentukan  hitam -  putihnya  realisasi

penerimaan.

Persoalan  yang  ada  dilapangan  secara  umum 

menunjukkan  bahwa  Pendapatan  Asli Daerah  (PAD) 

yang  sudah  ada  belum  seluruhnya  merupakan  hasil 

maksimal  dari penggalian  pendapatan  dari  sumber 

yang  sudah  ada  maupun  belum  tergalinya  sumber-

sumber  potensial  pendapatan  yang  ada  di  daerah 

tersebut.  Permasalahan  tersebut muncul  karena 

kurang  maksimalnya  usaha  yang  bertujuan  untuk 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 10

mengembangkan potensi–potensi  sumber  PAD  secara 

intensif  oleh  pemerintah  daerah.

Untuk  hal  itu  maka  menjadi  sangat  strategis 

bagi  daerah  untuk  memiliki  penguasaan terhadap 

potensi  PAD  yang  tidak  sekedar  potret  PAD 

daerah  saat  berjalan  namun lebih  pada  kebijakan 

yang  akan  berdampak  pada  peningkatan  PAD. Dimana 

Retribusi  menjadi  andalan  utama  Pemerintah 

Kabupaten Bengkayang  untuk  mengisi pendapatan 

daerah.

Merupakan  sebagian  kecil  dari  sumber 

pendapatan  retribusi  daerah  yang  dapat  dikelola

oleh  Pemerintah  di  Kabupaten Bengkayang ,  terutama 

Dinas  Pekerjaan Umum  Kabupaten Bengkayang sebagai

SKPD Pengelola.

1.2.  Perumusan  MasalahBerkenaan  dengan  fungsi  peraturan  Daerah  yang 

berorientasi  Pendapatan  Asli  Daerah (PAD) dalam 

menunjang  pelaksanaan  Otonomi  Daerah  di  Kabupaten

Bengkayang ,  maka  masalah  yang  akan  dibahas 

adalah : Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah

berupa Armada Peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang.

1.3.      Persoalan Penelitian

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 11

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang

diperoleh oleh peneliti, yang berupa kata-kata, gambar,

dll data disini yang dimaksud adalah dokumen pribadi,

foto-foto, kamera, dll, harus dideskripsikan oleh

peneliti dengan detail. Dalam melakukan penelitian ini,

peneliti memilih untuk mengambil lokus di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini, yakni jenis data

kualitatif. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber

data primer dan sekunder. Untuk mengumpulkan data dalam

kegiatan penelitian, peneliti menggunakan teknik

observasi dan wawancara. Alat yang dipakai dalam

melakukan analisis data dalam penelitian ini adalah

analisis SWOT, dan dilanjutkan dengan tes litmus untuk

menyaring isu strategis.

Beberapa persoalan penelitian yang diambil

diantaranya, sebagai berikut :

1.     Berapa  besarkah  Retribusi  Daerah  sebagai 

sumber  Pendapatan  Asli  Daerah  terhadap total 

Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  di  Kabupaten

Bengkayang ?

2.    Berapa  besarkah  tingkat  pencapaian, 

penerimaan  Retribusi  Daerah  Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 ?

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 12

3.   Faktor- faktor  apa  sajakah  yang  mempengaruhi 

penerimaan  Retribusi  Daerah  pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bengkayang terhadap total

Pendapatan  Asli  Daerah  di  Kabupaten Bengkayang ?

4. Bagaimanakah strategi penanganan aset alat berat

pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang ?

5. Bagaimanakah langkah pengawasan pemakaian kekayaan

milik daerah ?

1.4.      Tujuan PenelitianTujuan  penelitian  sebagaimana  permasalahan  yang 

telah  dikemukakan  di  atas  adalah  untuk:

1.   Untuk mengetahui  tingkat retribusi daerah sebagai

sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Bengkayang pada tahun 2014.

2.   Untuk mengetahui seberapa besar tingkat

pencapaian, penerimaan Retribusi Daerah Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang Tahun 2014.

3.   Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penerimaan Retribusi Daerah pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang terhadap total

Pendapatan  Asli  Daerah  di  Kabupaten Bengkayang.

4. Mengetahui Strategi penanganan aset alat berat pada

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

5. Mengetahui langkah pengawasan pemakaian kekayaan

milik daerah

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 13

1.5.      Manfaat  PenulisanAtas  hasil  penelitian  yang  dilakukan,  diharapkan 

dapat  memberikan  manfaat  sebagai  berikut:

1. Memberikan masukan kepada Dinas Pendapatan,

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten

Bengkayang maupun Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Bengkayang tentang pentingnya Tingkat Retribusi

Daerah terhadap PAD di Kabupaten Bengkayang .

2. Sebagai masukan atau tambahan pengetahuan dan

pengalaman mengenai cara peningkatan Retribusi

terhadap PAD di Kabupaten Bengkayang.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti

lain untuk meneliti masalah yang sama pada masa akan

datang.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1.  Retribusi Daerah

Retribusi  daerah  sebagaimana  halnya  pajak

merupakan  salah satu  Pendapatan  Asli  Daerah  yang 

diharapkan  menjadi  salah  satu  sumber  pembiayaan 

penyelenggaraan  pemerintahan  dan  pembangunan 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 14

daerah,  untuk  meningkatkan  dan  memeratakan 

kesejahteraan  masyarakat.  Menurut Ahmad  Yani  (2002:

55)  “Daerah  provinsi,  kabupaten/kota  diberi 

peluang  dalam  menggali  potensi  sumber  daya 

keuangannya  dengan  menetapkan  jenis  retribusi 

selain  yang  telah  ditetapkan,  sepanjang  memenuhi 

kriteria  yang telah  ditetapkan  dan  sesuai  dengan 

aspirasi  masyarakat”.

Menurut  Marihot P. Siahaan  (2005:6),  “Retribusi 

Daerah  adalah  pungutan  daerah  sebagai  pembayaran 

atas  jasa  atau  pemberian  izin  tertentu  yang 

khusus  disediakan  dan atau  diberikan  oleh 

pemerintah  daerah  untuk  kepentingan  orang  pribadi 

atau  badan”. Jasa  adalah  kegiatan  pemerintah 

daerah  berupa  usaha  dan  pelayanan  yang 

menyebabkan  barang,  fasilitas,  atau  kemanfaatan 

lainnya,  dapat  dinikmati  oleh  orang  pribadi  atau 

badan,  dengan  demikian  bila  seseorang  ingin 

menikmati  jasa  yang  disediakan  oleh  pemerintah 

daerah,  ia  harus  membayar  retribusi  yang 

ditetapkan  sesuai  dengan  ketentuan  yang  berlaku.

Ciri- ciri  retribusi  daerah:

1)      Retribusi  dipungut  oleh  pemerintah  daerah 

2)      Dalam  pemungutan  terdapat  paksaan  secara 

ekonomis

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 15

3)      Adanya  kontraprestasi  yang  secara  langsung 

dapat  ditunjuk

4)     Retribusi  dikenakan  pada  setiap  orang/badan 

yang mengunakan/mengenyam  jasa-jasa  yang disiapkan 

negara

Menurut  Dirjen  Perimbangan  Keuangan  Pusat  dan 

Daerah,  Departemen  Keuangan-RI  (2004:6), 

Kontribusi  retribusi  terhadap  penerimaan 

Pendapatan  Asli  Daerah  Pemerintah 

kabupaten/pemerintah  kota  yang  relatif  tetap 

perlu  mendapat  perhatian  serius  bagi  daerah. 

Karena  secara  teoritis  terutama  untuk 

kabupaten/kota  retribusi  seharusnya  mempunyai 

peranan/kontribusi  yang  lebih  besar  terhadap 

Pendapatan  Asli  Daerah.

Dalam  Dwi  Poernomo  (pengaturan  pajak  daerah 

dan  retribusi  daerah  dalam  rangka pemasukan 

terhadap  pendapatan  daerah,  halaman  9 sampai  11, 

Tahun  2001). Dasar  hukum:   Undang-undang Nomor  18 

Tahu  1997,  tentang  pajak  daerah  dan  retribusi 

daerah  dan  Undang-undang  Nomor  34  tahun  2000 

tentang  perubahan  Undang-undang  Nomor  18  Tahun

1997  tentang  pajak  daerah  dan  retribusi  daerah.

Pengertian-pengertian  yang  berkaitan  dengan 

retribusi  daerah  diataur  dalam  pasal  1 Undang-

undang  Nomor  34  Tahun  2000,  antara  lain :

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 16

1.      Retribusi   Daerah  adalah :  Pungutan  daerah 

sebagai  pembayaran  atas  jasa  atau pemberian  izin 

tertentu  yang  khusus  disediakan  dan  atau 

diberikan  oleh pemerintah  daerah  yang 

berkepentingan  orang  pribadi  atau  badan.

2.      Jasa  adalah :  Kegiatan  pemerintah  daerah 

berupa  usaha  atau  pelayanan  yang menyebabkan 

barang  fasilitas  atau  kemanfaatan  lainya  yang 

dapat  dinikmati  oleh orang  pribadi  atau  badan.

3.      Jasa  Umum  adalah :  Jasa  yang  disediakan 

oleh  pemerintah  daerah  untuk  tujuan   kepentingan 

dan  kemanfaatan  umum  serta  dapat  dinikmati  oleh 

orang  pribadi   atau  badan

4.      Jasa  Usaha  adalah :  Jasa  yang  disediakan 

oleh  pemerintah  daerah  dalam  rangka pemberian  izin

kepada  orang  pribadi  atau  badan  yang  dimasudkan 

untuk pembinaan,  pengaturan  pengendalian  dan 

pengawasan  atas  kegiatan,  pemanfaatan   ruang, 

penggunaan  sumber  daya  alam,  barang,  prasarana, 

sarana,  atau  fasilitas tertentu  guna  melindungi 

kepentingan  umum  dan  menjaga  kelestarian 

lingkungan.

5.      Wajib  retribusi  adalah :  orang/  badan 

diwajibkan  untuk  melakukan  pembayaran retribusi, 

termasuk  pemungutan  atau   pemotongan  retribusi 

tersebut.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 17

6.      Masa  retribusi  adalah :  suatu  jangka  waktu 

tertentu  yang  merupakan  batas  waktu bagi  wajib 

retribusi  untuk  memanfaatkan  jasa  dan  perizinan 

tertentu  dari pemerintah  daerah  yang  bersangkutan.

7.      Surat  Setoran  Retribusi  Daerah  (SSRD)  adalah

:  surat  wajib  retribusi  digunakan untuk  melakukan 

pembayaran  dan  penyetoran  yang  terutang  ke  kas 

daerah.

8.      Surat  Ketetapan  Retribusi  Daerah  (SKRD) 

adalah :  surat  ketetapan  retribusi  yang menentukan 

besarnya  pokok  retribusi.

9.      Surat  Tagihan  Retribusi  Daerah  (STRD)  adalah

:  surat  untuk  melakukan  tagihan retribusi  dan 

atau  sanksi  administrasi  berupa  denda  atau  bunga.

2.1.1.  Objek Retribusi Daerah

Yang  menjadi  objek  dari  retribusi  daerah 

adalah  bentuk  jasa.  Jasa  yang  dihasilkan  terdiri 

dari:

a.       Jasa  umum,  yaitu  jasa  yang  disediakan  atau 

diberikan  oleh  pemerintah  daerah  untuk  tujuan 

kepentingan  dan  kemanfatan  umum  serta  dapat 

dinikmati  oleh  orang  pribadi  atau  badan.  Jasa 

umum  meliputi  pelayanan  kesehatan,  dan 

pelayanan  persampahan.  Jasa  yang  tidak 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 18

termasuk  jasa  umum  adalah  jasa  urusan  umum 

pemerintah.

b.      Jasa Usaha,  yaitu  jasa  yang  disediakan  oleh 

pemerintah  daerah  dengan  menganut  prinsip-

prinsip  komersial  karena  pada  dasarnya  dapat

pula  disediakan oleh swasta.  Jasa  usaha  antara 

lain  meliputih  penyewaan  asset  yang  dimiliki/ 

dikuasai  oleh  pemerintah  daerah,  penyedian 

tempat  penginapan,  usaha  bengkel  kendaraan, 

tempat  pencucian  mobil,  dan  penjualan  bibit.

c.       Perizinan  Tertentu,  pada  dasarnya  pemberian 

izin  oleh  pemerintah  tidak  harus  dipungut 

retribusi.  Akan  tetapi  dalam  melaksanakan 

fungsi  tersebut,  pemerintah  daerah  mungkin 

masih  mengalami  kekurangan  biaya  yang  tidak 

selalu  dapat  dicukupi  oleh  sumber-sumber 

penerimaan  daerah  yang  telah  ditentukan 

sehingga  perizinan  tertentu  masih dipunggut 

retribusi.

2.1.2.  Jenis-jenis Retribusi Daerah 

Retribusi  daerah  menurut  UU  No  18  Tahun  1997 

tentang  pajak  daerah  dan  retribusi  daerah 

sebagaimana  telah  diubah  terakhir  dengan  UU No 

34  Tahun  2000  dan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  66 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 19

Tahun  2001  tentang  retribusi  daerah  dapat 

dikelompokkan  menjadi  3  (tiga)  yaitu:

a.      Retribusi  Jasa  Umum,  adalah  retribusi  atas 

jasa  yang  disediakan  atau diberikan  oleh

pemerintah  daerah  untuk  tujuan  kepentingan  dan 

kemanfaatan  umum  serta  dapat  dinikmati  oleh 

orang  pribadi  atau  badan.

Sesuai  dengan  Undang-undang  No  34  Tahun  2000 

Pasal  18  ayat  3  huruf  a,  retribusi  jasa  umum 

ditentukan  berdasarkan  kriteria  berikut  ini:

1)      Retribusi  jasa  umum  bersifat  bukan  pajak 

dan  bersifat  bukan  retribusi  jasa  usaha  atau 

perizinan  tertentu.

2)      Jasa  yang  bersangkutan  merupakan  kewenangan 

daerah  dalam  rangka  pelaksanaa  asas 

desentralisasi.

3)     Jasa  tersebut  memberikan  manfaat  khusus  bagi 

orang  pribadi  atau  badan  yang  diharuskan 

membayar  retribusi,  disamping  untuk  melayani 

kepentingan  dan  kemanfaatan  umum.

4)     Jasa  tersebut  layak  untuk  dikenakan 

retribusi.

5)     Retribusi  tersebut  tidak  bertentangan  dengan 

kebijakan  nasional  mengenai  penyelenggaraannya.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 20

6)     Retribusi  tersebut  dapat  dipungut  secara 

efektif  dan  efisiensi  serta  merupakan  satu sumber 

pendapatan  daerah  yang  potensial.

7)     Pemungutan  retribusi  memungkinkan  penyediaan 

jasa  tersebut  dengan  tingkat  dan  atau  kualitas 

pelayanan  yang  lebih  baik.

Jenis-jenis  retribusi  jasa  umum  terdiri  dari:

1)      Retribusi  Pelayanan  Kesehatan

2)      Retribusi  Pelayanan  Persampahan/Kebersihan

3)      Retribusi  Penggantian  Biaya  Cetak  Kartu 

Tanda  Penduduk  dan  Akte  Catatan  Sipil

4)      Retribusi  Pelayanan  Pemakaman  dan  Pengabuan 

Mayat

5)      Retribusi  Pelayanan  Parkir  di  Tepi  Jalan 

Umum

6)      Retribusi  Pelayanan  Pasar

7)      Retribusi  Pengujian  kendaraan  Bermotor

8)      Retribusi  Pemeriksaan  Alat  Pemadam  Kebakaran

9)      Retribusi  Penggantian  Biaya  Cetak  Peta

10)  Retribusi  Pengujian  Kapal  Perikanan

b.      Retribusi  Jasa  Usaha,  adalah  retribusi  atas 

jasa  yang  disediakan  oleh  pemerintah  daerah 

dengan  menganut  prinsip  komersial  karena  pada 

dasarnya  dapat  pula  disediakan  oleh  sektor 

swasta. 

Kriteria  retribusi  jasa  usaha  adalah:

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 21

1)      Bersifat  bukan  pajak  dan  bersifat  bukan 

retribusi  jasa  umum  atau  retribusi  perizinan 

tertentu

2)      Jasa  yang  bersangkutan  adalah  jasa  yang 

bersifat  komersial  yang  seyogianya  disediakan 

oleh  sektor  swasta,  tetapi  belum  memadai  atau 

terdapatnya  harta  yang  dimiliki/  dikuasai  oleh 

pemerintah  daerah.

Jenis-jenis  Retribusi  Jasa  Usaha  terdiri  dari:

1)      Retribusi  Pemakaian  Kekayaan  Daerah

2)      Retribusi  Pasar  Grosir  dan/atau  Pertokoan

3)      Retribusi  Tempat  Pelelangan

4)      Retribusi  Terminal

5)      Retribusi  Tempat  Khusus  Parkir

6)      Retribusi  Tempat  Penginapan/  Pesanggahan/ 

Villa

7)      Retribusi  Penyedot  Khusus

8)      Retribusi  Rumah  Potongan  Hewan

9)      Retribusi  Pelayanan  Pelabuhan  Kapal

10)  Retribusi  Tempat  Rekreasi  dan  Olah  Raga

11)  Retribusi  Penyeberangan  di  Atas  Air

12)  Retribusi  Pengolahan  Limbah  Cair

13)  Retribusi  Penjualan  Produksi  Usaha  Daerah.

c.       Retribusi  Perizinan  Tertentu,  adalah 

retribusi  atas  kegiatan  tertentu  pemerintah 

daerah  dalam  rangka  pemberian  izin  kepada  orang 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 22

pribadi  atau  badan  yang  dimaksudkan  untuk 

pembinaan,  pengaturan,  pengendalian,  dan 

pengawasan  atas  kegiatan  pemanfaatan  ruang. 

Penggunaan  sumber  daya  alam,  barang,  prasarana, 

sarana,  atau  fasilitas  tertentu  guna  melindungi 

kepentingan  umum  dan  menjaga  kelestarian 

lingkungan.

Kriterian  retribusi  perizinan  tertentu  antara 

lain:

1.      Perizinan  tersebut  termasuk  kewenangan 

pemerintahan  yang diserahkan  kepada  daerah  dalam 

rangka  asas  desentralisasi

2.      Perizinan  tersebut  benar-benar  diperlukan 

guna  melindungi  kepentingan  umum

3.      Biaya  yang  menjadi  beban  pemerintah  dalam 

penyelenggaraan  izin  tersebut  dan  biaya  untuk 

menanggulangi  dampak  negative  dari  pemberian  izin 

tersebut  cukup  besar  sehingga  layak  dibiayai 

dari  perizinan  tertentu.

Jenis-jenis  Retribusi  perizinan  tertentu  terdiri 

dari ;

1)          Retribusi  Izin  Mendirikan  Bangunan

2)          Retribusi  Izin  Tempat  Penjualan  Minuman 

Beralkohol

3)          Retribusi  Izin  Gangguan

4)         Retribusi  Izin  Trayek

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 23

2.1.3.  Sarana  dan  Tata  Cara  Pemungutan  Retribusi 

Daerah

Pemungutan  retribusi  daerah  tidak  dapat 

diborongkan,  artinya  seluruh  proses  kegiatan 

pemungutan  retribusi  tidak  dapat  diserahkan 

kepada  pihak  ketiga.  Namun,  dalam  pengertian ini

tidak berarti  bahwa  pemerintah  daerah  tidak  boleh 

bekerja  sama  dengan  pihak  ketiga.  Dengan  sangat 

selektif  dalam  proses  pemungutan  retribusi, 

pemerintah  daerah  dapat  mengajak  bekerja  sama 

badan-badan  tertentu  yang  karena 

profesionalismenya  layak  dipercaya  untuk  ikut 

melaksanakan  sebagian  tugas  pemungutan  jenis 

retribusi  tertentu  secara  lebih  efisien.  Kegiatan 

pemungutan  retribusi  yang  tidak  dapat 

dikerjasamakan  dengan  pihak  ketiga  adalah 

kegiatan  perhitungan  besarnya  retribusi  yang 

terutang,  pengawasan  penyetoran  retribusi,  dan 

penagihan  retribusi.

Retribusi  dipungut  dengan  menggunakan  Surat 

Ketetapan  Retribusi  Daerah  (SKRD)  atau dokumen 

lain  yang  dipersamakan.  SKRD  adalah surat 

ketetapan  retribusi  yang  menentukan  besarnya 

pokok  retribusi.  Dokumen  lain  yang  dipersamakan 

antara lain,  berupa  karci  masuk,  kupon  dan  kartu 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 24

langganan.  Jika  wajib  retribusi  tertentu  tidak 

membayar  retribusi  tepat  pada  waktunya  atau

kurang  membayar,  ia  dikenakan  sanksi  administrasi 

berupa  bunga  sebesar  dua  persen  setiap  bulan 

dari  retribusi  terutang  yang  tidak  atau  kurang 

dibayar  dan  ditagih  dengan  menggunakan  Surat 

Tagihan  Retribusi  Daerah  (STRD). 

STRD  adalah surat  untuk  melakukan  tagihan 

retribusi  dan  atau  sanksi  administrasi  berupa 

bunga  dan atau  denda.  Tata  cara  pelaksanaan 

pemungutan  retribusi  daerah  ditetapkan  oleh 

kepala  daerah.

Menurut  Mahenrazulfan  (Fungsi  Retribusi  dalam 

meningkatkan  PAD,  halaman  6,  tahun 2010) 

Pungutan  retribusi  langsung  atau  konsumen  dalam 

prakteknya  biasanya  dikenakan  karena  satu  atau 

lebih  dari  pertimbangan-pertimbangan  sebagai 

berikut:

1.      Apakah  pelayanan  tersebut  merupakan  barang-

barang  publik  atau  privat,

mungkin  pelayanan  tersebut  dapat  disediakan 

kepada  setiap  orang.

2.      Suatu  jasa  yang  melibatkan  suatu  sumber 

daya  yang  langka  atau  mahal  dan  perlunya 

disiplin  masyarakat  dalam  mengkonsumsinya.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 25

3.      Ada  beberapa  jenis  konsumsi  yang  dinikmati 

oleh  individu  bukan  karena

kebutuhan  pokok  sehingga  lebih  merupakan 

pilihan  dari  pada  keperluan.

4.      Jasa-jasa  dapat  digunakan  untuk  kegiatan-

kegiatan  mencari  keuntungan

disamping  memuaskan  kebutuhan-kebutuhan 

individual  di  kantor  pos,

telepon  seluruhnya  digunakan  secara  luas  oleh 

industri.

Untuk  tata  cara  pemungutannya  retribusi  tidak 

dapat  diborongkan  dan  retribusi dipungut  dengan 

menggunakan  surat  ketetapan  retribusi  daerah atau 

dokumen  yang dipersamakan.  Pelaksanaan  penagihannya 

dapat  dipaksakan,  dalam  hal  wajib  retribusi

tertentu  kepada  mereka  yang  tidak  membayar  tepat 

pada  waktunya  atau  kurang  membayar,  dikenakan 

sangsi  administrasi,  berupa  bunga  sebesar  2% 

(dua  persen)  setiap bulan  dari  retribusi  yang 

terutang  yang  tidak  atau  kurang  dibayar  dan 

ditagih  dengan Surat  Tagihan  Retribusi  Daerah 

(STRD).

2.1.4.  Perhitungan  Retribusi  Daerah

Besarnya  retribusi  yang  terutang  oleh  orang 

pribadi  atau  badan  yang  menggunakan  jasa  atau 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 26

perizinan  tertentu  dihitung  dengan  cara 

mengalikan  tarif  retribusi  dengan  tingkat 

penggunaan  jasa.  Dengan  demikian,  besarnya 

retribusi  yang  terutang  dihitung  berdasarkan 

tarif  retribusi  dan  tingkat  penggunaan  jasa.

a.      Tingkat Penggunaan Jasa

Tingkat  Penggunaan  Jasa  dapat  dinyatakan  sebagai 

kuantitas  penggunaan  jasa  sebagai  dasar  alokasi 

beban  biaya  yang  dipikul  daerah  untuk 

penyelenggaraan  jasa  yang  bersangkutan,  misalnya 

beberapa  kali  masuk  tempat  rekreasi,  berapa 

kali/berapa  jam  parker  kendaraan,  dan  sebagainya.

Akan  tetapi,  ada  pula  penggunaan  jasa  yang 

tidak  dapat  dengan  mudah  diukur.  Dalam  hal  ini 

tingkat  penggunaan  jasa  mungkin  perlu  ditaksir 

berdasarkan  rumus  tertentu  yang  didasarkan  atas 

luas  tanah,  luas  lantai  bangunan,  jumlah  tingkat 

bangunan,  dan  rencana  penggunaan  bangunan.

b.      Tarif  Retribusi  Daerah

Tarif  Retribusi  Daerah adalah  nilai rupiah  atau 

persentase  tertentu  yang  ditetapkan  untuk 

menghitung  besarnya  retribusi  daerah  yang 

terutang.  Tarif  dapat  ditentukan  seragam  atau 

dapat  diadakan  perbedaan  golongan  tarif  sesuai 

dengan  sasaran  dan  tarif  tertentu,  misalnya 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 27

perbedaan  Retribusi  Tempat  Rekreasi  antara  anak 

dan  dewasa.

Tarif  retribusi  ditinjau  kembali  secara  berkala 

dengan  memperhatikan  prinsip  dan sasaran  penetapan 

tarif  retribusi,  hal  ini  dimasudkan  untuk 

mengantisipasi  perkembangan  perekonomian  daerah 

berkaitan  dengan  objek retribusi  yang 

bersangkutan.  Dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  66 

Tahun  2001  ditetapkan  bahwa  tarif  retribusi 

ditinjau  kembali  paling  lama  lima  tahun  sekali.

c.       Prinsip  dan  Sasaran  Penetapan  Tarif 

Retribusi  Daerah

Tarif  retribusi  daerah  ditetapkan  oleh  pemerintah 

daerah  dengan  memperhatikan  prinsip  dan  sasaran 

penetapan  tarif  yang  berbeda  antar  golongan 

retribusi  daerah.

Sesuai  dengan  Undang-undang  Nomor  34  Tahun  2000 

Pasal  21  dan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  66 

Tahun  2001  Pasal  8-10  prinsip  dan  sasaran  dalam 

penetapan  tarif  retribusi  daerah  ditentukan 

sebagai  berikut:

1)      Tarif  retribusi  jasa  umum  ditetapkan 

berdasarkan  kebijakan  daerah  dengan 

mempertimbangkan  biaya  penyediaan  jasa  yang 

bersangkutan,  kemampuan  masyarakat,  dan  aspek 

keadilan.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 28

2)      Tarif  retribusi  jasa  usaha  ditetapkan 

berdasarkan  pada  tujuan  utama  untuk  memperoleh 

keuntungan  yang  layak,  yaitu  keuntungan  yang 

dapat  dianggap  memadai  jika  jasa  yang 

bersangkutan  diselenggarakan  oleh  swasta

3)      Tarif  retribusi  perizinan  tertentu 

ditetapkan  berdasarkan  pada  tujuan  untuk 

menutup  sebagian  atau  seluruh  biaya 

penyelenggaraan  pemberian  izin  yang 

bersangkutan  meliputi  penerbitan  dokumen  izin, 

pengawasan  dilapangan,  penegakan  hukum, 

penatausahaan,  dan  biaya  dampak  negatif  dari 

pemberian  izin  tersebut.

Menurut Kesit  Bambang  Prakosa  (2003:49-52) 

prinsip dasar  untuk  mengenakan  retribusi  biasanya 

didasarkan  pada  total  cost  dari  pelayanan-pelayanan 

yang  disediakan.  Akan  tetapi akibat  adanya 

perbedaan-perbedaan  tingkat  pembiayaan 

mengakibatkan  tarif  retribusi  tetap  dibawah 

tingkat  biaya  (full cost)  ada  4  alasan  utama 

mengapa  hal  ini  terjadi:

a)      Apabila  suatu  pelayanan  pada  dasarnya 

merupakan  suatu  public  good  yang  disediakan 

karena  keuntungan  kolektifnya,  tetapi  retribusi 

dikenakan  untuk  mendisiplinkan  konsumsi.

Misalnya  retribusi  air  minum.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 29

b)      Apabila  suatu  pelayanan  merupakan  bagian 

dari  swasta  dan  sebagian  lagi  merupakan  good 

public.  Misalnya  tarif  bis disubsidi  guna 

mendorong  masyarakat  menggunakan  angkutan  umum 

dibandingkan  angkutan  swasta,  guna  mengurangi 

kemacetan.

c)      Pelayanan  seluruhnya  merupakan  private  good 

yang  dapat  disubsidi  jika  hal ini  merupakan 

permintaan  terbanyak  dan  penguasa  enggan 

menghadapi  masyarakat  dengan  full  cost.  Misalnya 

fasilitas  rekreasi  dari  kolam  renang.

d)      Privat  good  yang  dianggap  sebagi  kebutuhan 

dasar  manusia  dan  group-group  berpenghasilan 

rendah.  Misalnya  perumahan  untuk  tunawisma.

d.      Cara  Perhitungan  Retribusi

Besarnya  retribusi  daerah  yang  harus  dibayar 

oleh  orang  pribadi  atau  badan  yang  menggunakan 

jasa  yang  bersangkutan  dihitung  dari  perkalian 

antara  tarif  dan  tingkat  penggunaan  jasa  dengan 

rumus  sebagai  berikut:

Jumlah Jam Kerja x Tarif Retribusi = Retribusi Daerah

2.1.5. Kriteria  Efektivitas  Retribusi  Daerah

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 30

Untuk  menilai  tingkat  efektivitas  dari 

pemungutan  retribusi  daerah  ada  beberapa  kriteria 

yang  dipenuhi  yaitu:

a.       Kecukupan  dan  Elastisitas

Elastisitas  retribusi  harus  responsif  kepada 

pertumbuhan  penduduk  dan  pendapatan,  selain  itu 

juga  tergantung  pada  ketersediaan  modal  untuk 

memenuhi  pertumbuhan  penduduk.

b.      Keadilan

Dalam  pemungutan  retribusi  daerah  harus 

berdasarkan  asas  keadilan,  yaitu  disesuaikan 

dengan  kemampuan  dan  manfaat  yang  diterima.

c.       Kemampuan  Administrasi

Dalam  hal ini  retribusi  mudah  ditaksir  dan 

dipungut.  Mudah  ditaksir  karena  pertanggungjawaban 

didasarkan  atas  tingkat  konsumsi yang dapat 

diukur.  Mudah  dipungut  sebab  penduduk/masyarakat 

hanya  mendapatkan  apa  yang  mereka  bayar,  jika 

tidak dibayar  maka  pelayanan  dihentikan.

2.1.6.  Peraturan  Pemerintah  Tentang  Retribusi 

Daerah

Peraturan  yang  memuat  tentang  retribusi  daerah 

adalah  Undang-Undang  No  18  Tahun  1997  Tentang 

Pajak  Daerah  dan  Retribusi  Daerah,  direvisi 

menjadi  Undang-Undang  Nomor  34  Tahun  2000 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 31

Tentang  Pajak  dan  Retribusi  Daerah  dan  Peraturan 

Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  66  Tahun 

2001  tentang  Retribusi  Daerah,  Peraturan Daerah

Kabupaten Bengkayang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang, dalam  peraturan-

peraturan  ini  diatur  hal-hal  yang  berkaitan 

dengan  ketentuan  retribusi  daerah.  Seperti  jenis-

jenis  retribusi daerah,  tata  cara  dan  sarana 

pemungutan  retribusi,  perhitungan  besarnya 

retribusi  terutang  dan  beberapa  ketentuan  lainnya.

2.2. Pendapatan   Asli  Daerah 

2.2.1. Definisi Pendapatan  Asli  Daerah

Pendapatan  Asli  Daerah  adalah  pendapatan  yang 

diperoleh  dari  sumber –sumber  pendapatan  daerah 

dan  dikelola  sendiri  oleh  pemerintah  daerah. 

Pendapatan Asli  Daerah  merupakan  tukang  punggung 

pembiayaan  daerah,  oleh  karenanya  kemampuan 

melaksanakan  ekonomi  diukur  dari  besarnya 

kontribusi  yang  diberikan  oleh  Pendapatan  Asli 

Daerah  terhadap  APBD,  semakin  besar  kontribusi 

yang  dapat  diberikan  oleh  Pendapatan  Asli  Daerah 

terhadap  APBD  berarti  semakin  kecil 

ketergantungan  pemerintah  daerah  terhadap  bantuan 

pemerintah  pusat.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 32

Pendapatan  Asli  Daerah  hanya  merupakan  salah 

satu  komponen  sumber  penerimaan  keuangan  negara 

disamping  penerimaan  lainnya  berupa  dana 

perimbangan,  pinjaman  daerah  dan  lain-lain 

penerimaan  yang  sah  juga  sisa  anggaran  tahun 

sebelumnya  dapat  ditambahkan  sebagai  sumber 

pendanaan  penyelenggaraan  pemerintah  di  daerah. 

Keseluruhan  bagian  penerimaan  tersebut  setiap 

tahun  tercermin  dalam  anggaran  pendapatan  dan 

belanja  daerah  (APBD).  Meskipun  PAD  tidak 

seluruhnya  dapat  membiayai  APBD,  namun  proporsi 

PAD  terhadap  total  penerimaan  tetap  merupakan 

indikasi  derajat  kemandirian  keuangan  suatu 

pemerintah  daerah.

Pemerintah  daerah  diharapkan  lebih  mampu 

menggali  sumber-sumber  keuangan  secara  maksimal, 

namun  tentu  saja  dalam  koridor  perundang-undangan 

yang  berlaku  khusunya  untuk  memenuhi  kebutuhan 

pembiayaan  pemerintahan  dan  pembangunan 

didaerahnya  melalui  Pendapatan  Asli  Daerah. 

Menurut  Dr.Machfud  Sidik,MSc,  tuntutan  peningkatan 

semakin  besar  seiring  dengan  semakin  banyaknya 

kewenangan  pemerintahan  yang  dilimpahkan  kepada 

daerah  itu  sendiri.  Dalam  penggalian  dan 

peningkatan  pendapatan  daerah  itu  sendiri  banyak 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 33

permasalahan  yang  ditemukan,  hal  ini  dapat 

disebabkan  oleh:

a.   Perannya  tergolong  kecil  dalam  total 

penerimaan  daerah  sebagian  besar  penerimaan 

daerah  masih  berasal  dari  bantuan  Pusat.  Dari 

segi  upaya  pemungutan  pajak,  banyaknya  bantuan 

dari  subsidi  ini  mengurangi  “usaha”  daerah 

dalam  pemungutan  PAD-nya,  dan  lebih 

mengandalkan  kemampuan  “negosiasi”  daerah 

terhadap  Pusat  untuk  memperoleh  tambahan 

bantuan.

b.  Kemampuan  administrasi  pemungutan  di  derah 

yang  masih  rendah.  Hal  ini  mengakibatkan  bahwa 

pemungutan  pajak  cenderung  dibebani  oleh  biaya 

pungut  yang  besar

c.    Kemampuan  perencanaan  dan  pengawasan  keuangan 

yang  lemah.  Hal  ini  mengakibatkan  kebocoran-

kebocoran  yang  sangat  berarti  bagi  daerah.

Menurut  Undang-undang  No.  33  Tahun  2004, 

“Pendapatan  Asli  Daerah  adalah  penerimaan  yang 

diperoleh  daerah  dari  sumber-sumber  di  dalam 

daerahnya  sendiri  yang  dipungut  berdasarkan 

peraturan  daerah  sesuai  dengan  peraturan 

perundang-undangan  yang  berlaku”.

Pendapatan  Asli  Daerah  merupakan  sumber 

penerimaan  daerah   yang  asli  digali  di  daerah 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 34

yang  digunakan  untuk  modal  dasar  pemerintah 

daerah  dalam  membiayai  pembangunan  dan  usaha-

usaha  daerah  untuk  memperkecil  ketergantungan 

dana  dari  pemerintah  pusat.

Menurut  Undang-undang  No.  33  Tahun  2004  pasal 

6,  “ Sumber-sumber  Pendapatan  Asli  Daerah  terdiri 

dari  :  1).  Pajak  daerah,  2).  Retribusi  daerah, 

3).  Hasil  pengelolaan  kekayaan  daerah  yang 

dipisahkan;  dan  4).  Lain-lain  Pendapatan  Asli 

Daerah  (PAD)  yang  sah”.

Menurut  Mardiasmo  (2002: 132),  “Pendapatan  Asli 

Daerah  adalah  penerimaan  daerah  dari  sektor 

pajak  daerah,  retribusi  daerah,  hasil  perusahaan 

milik  daerah,  hasil  pengelolaan  kekayaan  daerah 

yang  dipisahkan,  dan  lain-lain  Pendapatan  Asli 

Daerah  yang  sah”.

Dalam  rangka  meningkatkan  Pendapatan  Asli  Daerah 

pemerintah  daerah  dilarang:

a.       Menetapkan  peraturan  daerah  tentang 

pendapatan  yang  menyebabkan  ekonomi  biaya 

tinggi  dan

b.      Menetapkan  peraturan  daerah  tentang 

pendapatan  yang  menghambat  mobilitas  penduduk, 

lalu  lintas  barang  dan  jasa  antar  daerah, 

dan  kegiatan  impor/ ekspor.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 35

2.2.2 . Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan  Asli  Daerah  adalah  salah  satu 

sumber dari  pendapatan  daerah,  yang  dimaksud 

pendapatan  asli  daerah  adalah  penerimaan  yang

diperoleh  daerah  dari  sumber-sumber  pendapatan 

dalam  wilayahnya  sendiri.  Pendapatan  asli daerah 

tersebut  dipungut  berdasarkan  peraturan  daerah.

Menurut  Mardiasmo  (2002:132)  dalam  AMRI 

SIREGAR  tentang  (ANALISIS TINGKAT  EFEKTIVITAS 

PAJAK  DAN  RETRIBUSI,  halaman  34,38  dan  40.  Tahun

2009)

Pendapatan  asli  daerah  adalah  penerimaan  yang 

diperoleh  dari  sektor  pajak  daerah, retribusi 

daerah,  hasil  perusahaan  milik  daerah,  hasil 

pengelolaan  kekayaan  yang dipisahkan,  dan  lain-

lain  pendapatan  asli  daerah  yang  sah.

Menurut  Halim  dan  Nasir  (2006:44),  pendapatan 

asli daerah  adalah  pendapatan  yang  diperoleh 

daerah  yang  dipungut  berdasarkan  peraturan  daerah 

sesuai  dengan peraturan  daerah.

2.2.3. Jenis-jenis  Pendapatan  Asli  Daerah

Klasifikasi  PAD  berdasarkan  Permendagri  Nomor 

13/2006  adalah :  Pajak  daerah, retribusi  daerah, 

hasil  pengelolaan  daerah  yang  dipisahkan,  dan 

lain-lain  pendapatan  asli yang  sah.  Jenis  pajak 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 36

daerah  dan  retribusi  daerah  dirinci  menurut objek 

pendapatan  sesuai dengan  undang-undang  pajak 

daerah  dan  retribusi  daerah.  Jenis  hasil 

pengelolaan  kekayaan  daerah  yang  dipisahkan 

dirinci  menurut  objek  pendapatan  yang  mencakup 

bagian  laba  atas  pernyataan  modal  pada 

perusahaan  milik  daerah/BUMD,  bagian  laba  atas

pernyataan  modal   pada  perusahaan  milik 

pemerintah/BUMN,  dan  bagian  laba  atas  pernyataan 

modal pada  perusahaan  milik  swasta  atau  kelompok 

usaha  masyarat.  Jenis-jenis  lain  PAD  yang  di

sahkan  disediakan  untuk  menganggarkan  penerimaan 

daerah  yang  tidak  termaksud  dalam  pajak daerah, 

retribusi  daerah,  dan  hasil  pengelolan  kekayaan 

daerah  yang  dipisahkan,  dirinci  menurut objek 

pendapatan  yang  mencakup  hasil  penjualan  daerah 

yang  tidak  dipisahkan,  jasa  giro, pendapatan 

bunga,  penerimaan atas  tuntutan  ganti  kerugian 

daerah,  penerimaan  komisi,  potongan  atau  bentuk 

lain  sebagai  akibat  dari  penjualan  atau pengadaan 

barang  dan /  atau  jasa  oleh  daerah,  penerimaan 

keuntungan  selisi  dari  nilai  tukar Rupiah 

terhadap  mata  uang  asing,  pendapatan  denda  atas 

keterlambatan  pelaksanaan  pekerjaan, pendapatan 

denda  pajak,  pendapatan  denda  retribusi. 

Pendapatan  hasil  ekskusif  atau  jaminan, pendapatan 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 37

dari  penyelenggaraan  pendidikan  dan  pelatihan, 

pendapatan  dari  ansuran/ cicilan  penjualan.

2.2.4. Keuangan  Daerah

Menurut  Menurut  Mahenrazulfan  (Fungsi  Retribusi 

dalam  meningkatkan  PAD, halaman  8,  tahun  2010).

Salah  satu  kriteria  penting  untuk  mengetahui 

secara  nyata  kemampuan  Daerah  dalam mengatur  dan 

mengurus  rumah  tangganya  adalah  kemampuan  self 

supporting  dalam  bidang  keuangan.  Sehubungan 

dengan  pentingnya  posisi  keuangan  ini,  Pamudji

menegaskan:

“Pemerintah  Daerah  tidak  akan  dapat  melaksanakan  fungsinya 

dengan  efektif  dan  efisien tanpa   biaya  yang  cukup  untuk 

memberikan  pelayanan  dan  pembangunan…  Dan   keuangan inilah 

yang  merupakan  salah  satu  dasar  kriteria  untuk  mengetahui  secara 

nyata kemampuan  Daerah  dalam  mengurus  rumah  tangganya 

sendiri”.

Untuk   dapat  memiliki  keuangan  yang  memadai 

dengan  sendirinya  Daerah membutuhkan  sumber 

keuangan  yang  cukup  pula.  Dalam  hal  ini  Daerah

dapat memperolehnya  melalui  beberapa  cara,  yakni: 

Pertama :  mengumpulkan  dana  dari  Pajak Daerah 

yang  sudah  direstui  oleh  Pemerintah  Pusat; 

Kedua :  melakukan  pinjaman  dari pihak  ketiga, 

pasar  uang  atau  bank   atau  melalui  Pemerintah 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 38

Pusat;  Ketiga :  mengambil bagian  dalam  pendapatan 

pajak  sentral  yang  dipungut  Daerah,  misalnya 

sekian  persen  dari pendapatan  sentralnya  tersebut; 

Keempat :  menambahkan  tarif  pajak  sentral 

tertentu, misalnya  pajak  kekayaan  atau  pajak 

pendapatan;  Kelima :  menerima  bantuan  atau  subsidi

dari  pemerintah  pusat.

Undang-undang  No.  32  Tahun  2004  tentang 

Pemerintahan  Daerah,  menjelaskan  bahwa :

1.      Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  Daerah 

sendiri,  yang  terdiri  dari:

        Pajak  Daerah

        Retribusi  Daerah

        Pengelolaan  Kekayaan  Daerah  yang 

dipisahkan;

2.      Sumber  PAD  lainnya  yang  sah;

Dana  perimbangan,  yang  terdiri  dari :

        Dana  bagi  hasil  yang  bersumber  dari 

pajak  dan  sumber  daya  alam

        Dana  alokasi  umum,  yang  dialokasikan 

berdasarkan  persentase  tertentu  dari pendapatan 

dalam  negeri  neto

        Dana  alokasi  khusus  yang  dialokasikan 

dari  APBN

        Lain-lain  pendapatan  Daerah  yang  sah, 

misalnya  hibah  dan  dana  darurat.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 39

Dari  ketentuan  tersebut  di  atas  maka  pendapatan 

Daerah  dapat  dibedakan  kedalam  dua jenis  yaitu: 

Pendapatan  Asli  Daerah  dan  pendapatan  non-asli 

Daerah.

Sumber  pendapatan  daerah  yang  penting  lainnya 

adalah  retribusi  daerah.  Pengertian retribusi 

secara  umum  adalah  “pembayaran-pembayaran  kepada 

Negara  yang  dilakukan oleh  mereka  yang 

menggunakan  jasa–jasa  negara”.

2.2.5.  Hasil  Perusahan  Milik  Daerah  dan  Hasil 

Pengelolaan  Kekayaan Milik  Daerah  Yang  di  Pisahkan

Menurut  Halim  (2004:  68),  Hasil  perusahaan 

milik  daerah  dan  hasil  kekayaan  milik daerah 

yang  dipisahkan  menurut  penerimaan  daerah  yang 

berasal  dari  hasil  perusahaan milik  daerah  dan 

pengelolaan  kekayaan  milik  daerah  yang  dipisahkan.

Menurut  Halim  (2004:  68),  jenis  pendapatan  ini 

meliputi  objek  pendapatan  berikut :

        Bagian  laba  perusahaan  milik  daerah

        Bagian  laba  lembaga  keuangan  milik  Bank

        Bagian  laba  keuangan  non bank

        Bagian  laba  atas  pernyertaan  modal/invetasi

Sumber  penerimaan  PAD  yang  lainnya  menduduki 

peranan  penting  setelah  pajak  dan retribusi 

daerah  adalah  bagian  pemerintah  daerah  atas  laba 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 40

Badan  Usaha  Milik daerah (BUMD).  Menurut  Undang-

undang  Nomor  34  tahun  2000  hasil  perusahan 

milik  daerah dan  hasil  pengelolaan  kekayaan  milik 

daerah  yang  di  pisahkan.

BUMD  merupakan  badan  usaha  yang  didirikan 

selurunya  atau  sebagian  dengan  modal daerah. 

Tujuan  didirikan  BUMD  adalah  dalam  rangka 

menciptakan  lapangan  kerja  atau mendorong 

pembangunan  ekonomi  daerah.  Selain  itu  BUMD  juga 

merupakan  cara  yang lebih  efisiensi  dalam 

melayani  masyarakat,  dan  merupakan  salah  satu 

sumber  penerimaan Negara.  Bagian  laba  BUMD 

tersebut  digunakan  untuk  membiayai  pembanguanan 

daerah dan  anggaran  belanja  daerah,  setelah 

dikurangi  dengan  penyusutan,  dan  pengurangan  lain

yang  wajar  dalam  BUMD.

BUMD  sebenarnya  juga  merupakan  salah  satu 

potensi  sumber  keuangan  bagi  daerah  yang perlu 

terus  ditingkatan  guna  mendukung  pelaksanaan 

otonomi  daerah.  Besarnya  kontribusi laba  BUMD 

dalam  pendapatan  asli  daerah  dapat  menjadi 

indikator  kuat  dan  lemahnya BUMD  dalam  suatu 

daerah.

2.2.6.  Lain-lain  Pendapatan  Asli  Daerah  yang  Sah

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 41

Menurut  Halim  (2004:  69),  pendapatan  ini 

merupakan  penerimaan  daerah  yang  berasal  dari

lain-lain  milik  pemerintah  daerah.

Menurut  Halim  (2004:  69),  jenis  pendapatan  ini 

meliputi  objek  pendapatan  berikut : 1)      Hasil 

penjualan  asset  daerah  yang  tidak  dipisahkan,  2) 

Penerimaan  jasa  giro,  3) penerimaan  bunga 

deposit,  4)  Denda  keterlambatan  pelaksanaan 

pekerjaan,  5) penerimaan  ganti  rugi 

atas/kehilangan  kekayaan  daerah . 

2.2.7.  Pengelolaan  Pendapatan  Daerah  beserta 

Implikasinya  Terhadap Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)

Pendapatan  Daerah  dalam  struktur  APBD  masih 

merupakan  elemen  yang  cukup penting  fungsinya 

baik  untuk  mendukung  penyelenggaraan  Pemerintahan 

maupun pemberian  pelayanan  kepada  publik.  Apabila 

dikaitkan  dengan  pembiayaan,  maka pendapatan 

Daerah  masih  merupakan  alternatif  pilihan  utama 

dalam  mendukung  program dan  kegiatan 

penyelenggaraan  Pemerintahan  dan  pelayanan  publik 

di  kota/ kabupaten  di Indonesia.

Formulasi  kebijakan  dalam  mendukung  pengelolaan 

anggaran  pendapatan  Daerah akan  lebih  difokuskan 

pada  upaya  untuk  mobilisasi  pendapatan  asli 

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 42

Daerah,  dana   perimbangan  dan  penerimaan  Daerah 

lainnya.

Kebijakan  pendapatan  Daerah  Kota / Kabupaten  di 

Indonesia  tahun  2007-  2011 diperkirakan  akan 

mengalami  pertumbuhan  rata-rata  sekitar  kurang 

lebih  10 %  dan pertumbuhan  tersebut  lebih 

disebabkan  oleh  adanya  pertumbuhan  pada  komponen

PAD dan  komponen  Dana  Perimbangan.

2.3.            Kerangka  Pemikiran  Teoritis

1.     Kebijakan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, sumber

pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah

Kabupaten Bengkayang meliputi pendapatan asli daerah

(PAD), dana perimbangan, dan lain- lain pendapatan

daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Bengkayang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah,

bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang

sah.

Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi

Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak, dan

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 43

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak. Memperhatikan 

kewenangan  yang  telah  dikemukakan  di  atas,  maka 

dapat  diketahui bahwa  terdapat  sejumlah  kewenangan 

dibidang  Pemerintahan  yang  tidak  diserahkan 

kepada  Daerah,  sehingga  kewenangan  tersebut  tetap 

menjadi  wewenang  Pemerintah  pusat dalam  wujud 

Dekonsentrasi  dan  Tugas  Pembantuan.

Undang-undang  Nomor  33  Tahun  2004  tercantum 

pada  Pasal  6.  Sumber  Pendapatan Daerah  terdiri 

dari :  Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD)  meliputi:  b.

Retribusi  Daerah .

Pemberlakuan jenis-jenis pajak ini tentunya

disesuaikan dengan peraturan-Peraturan perundang-

undangan yang berlaku, seperti UU No. 34/2000 tentang

Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor

18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Pada Undang undang ini lebih leluasa dalam

menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di wilayah

yurisdiksinya, dengan mengeluarkan Peraturan Daerah,

sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai

operasionalisasi dari Undang undang ini, Pemerintah

juga telah mengeluarkan PP No. 66/2001 tentang Pajak

Daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun

2001 tentang Retribusi Daerah. Daerah, baik Pemerintah

propinsi maupun di Pemerintah /Kota.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 44

2.   Fungsi

Dalam sebuah organisasi, sistem fungsi memegang

fungsi penting untuk memastikan bahwa segala sesuatunya

berjalan sesuai dengan mandat, visi, misi, tujuan serta

target-target organisasi. Sistem fungsi memiliki dua

tujuan utama yaitu akuntabilitas dan proses belajar.

Dari sisi akuntabilitas, sistem fungsi akan memastikan

bahwa dana pembangunan digunakan sesuai dengan etika

dan aturan hukum dalam rangka memenuhi rasa keadilan.

Dari sisi proses belajar, sistem Fungsi akan memberikan

informasi tentang dampak dari program atau intervensi

yang dilakukan, sehingga pengambil keputusan dapat

belajar tentang bagaimana menciptakan program yang

lebih efektif.

Berdasarkan obyek Fungsi, dapat membagi Fungsi terhadap

Pemerintah Kabupaten Bengkayang menjadi tiga jenis,

yaitu fungsi terhadap:

1. Produk hukum dan kebijakan Daerah

2. Pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kabupaten Bengkayang serta produk hukum dan

kebijakan

3. Keuangan Daerah

BAB III

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 45

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

3.1.1.      Jenis Data

Dalam  setiap  kegiatan  yang  menyakut  penelitian 

pastinya  membutuhkan  data-data  yang  berkaitan 

dengan  apa  yang  diteliti.  Dengan  arti  lain 

bahwa  tanpa  sebuah  data  kegiatan  penelitian 

tidak  akan  berjalan  dengan  baik.  Dalam  hal  ini 

juga  masih  banyak  orang  (peneliti)  belum 

menyadari  bahwa  pentingnya  identifikasi  data, 

sehingga  akan  berpengaruh  pada  hasil  penelitian 

yang  dilakukan  nanti.  Oleh  sebab  itu  data  dalam 

suatu  kegiatan  penelitian  sangat  di  perlukan. 

3.1.2.      Sumber Data

Data  yang  diperlukan  dalam  penelitian  ini :

a.       Data  kualitatif  yaitu  data  yang  berupa

pendekatan  perpustakaan  yang  berhubungan  dengan 

permasalahan  yang  di  bahas

b.      Data  kwantitatif  yaitu  data  yang 

menjelaskan  permasalahan  dengan  memakai  angka-angka

dan table  mengenai  Analisis  Tingkat  Penerimaan 

Retribusi  Daerah  terhadap  Pendapatan  Asli  Daerah 

(PAD)  di Kabupaten Bengkayang.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 46

c.       Data  Internal  yaitu  Data  yang  diperoleh 

langsung  dari  Plt. PPTK Rehabilitasi dan Peralatan

Alat – alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Bengkayang dan Bendahara Penerimaan Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bengkayang.

d.      Data  Ekstenal  yaitu  data  yang  diperoleh 

dari  Kantor  Dispenda  dan  berupa  dokumen-dokumen, 

dan  literature   yang  berkaitan  dengan  kegiatan 

penelitian  yang  dilakukan.

3.2. Satuan Analisis dan Satuan Pengamatan

Yang menjadi satuan analisis adalah data Retribusi

Daerah dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

dan yang menjadi satuan pengamatan adalah perusahaan

dalam hal ini perusahaan yang dimaksud adalah Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang.

3.3.            Metode  Pengumpulan  Data

Dalam  Penelitian  dan  kajian  akan  dipergunakan 

Data  Primer  dan  Data  sekunder,  yaitu:

        Data  Primer

Data  primer  adalah  data  yang  diperoleh  dari 

sumber  pertama  dan  pengamatan  secara langsung 

serta  wawancara  mendalam  (depth  interview)  dengan 

pihak-pihak  terkait, yaitu Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 47

Kabupaten Bengkayang melalui PPTK Rehabilitasi dan

Pemeliharan Alat – alat Berat.

        Data  sekunder.

Data  yang  diperoleh  dari  Kantor Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bengkayang dan  telah  diolah  oleh 

pihak  lain  dan lebih  lanjut  dikaitkan,  dengan 

pembahasan  dalam  penelitian.

3.4.             Metode  Analisis  Data

Setelah  data-data  yang  diperlukan  sebagai 

bahan  penulis  terkumpul  melalui  pengumpulan  data, 

kemudian  data  tersebut  dengan  menggunakan  metode 

analisis  deskritif  kualitatif  dengan  pengelolaan 

data  dalam  bentuk  distribusi  frekwensi  relatif 

(presentase)  yang  selanjutnya  dalam bentuk  tabel.

3.5.      Definisi  Operasional  Variabel

3.5.1.      Retribusi Daerah

1.      Pengertian Retribusi Daerah

Retribusi Daerah atau Retribusi adalah pungutan

daerah (otonom) sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang KHUSUS disediakan sampai /

atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan

orang atau Pribadi atau badan .

Sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan

desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber

penerimaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 48

sendiri sesuai dengan potensinya masing-masing. Sumber-

sumber penerimaan tersebut dapat berupa pajak atau

retribusi. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar

1945, setiap pungutan yang membebani masyarakat baik

berupa pajak atau retribusi harus diatur dengan Undang-

Undang (UU).

Dasar Hukum

1. UU No. 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan

dari UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah;

2. PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah; dan

3. PP No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

4. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan.

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

5. Perda No.04 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

2.      Ciri-ciri

         Dipungut oleh pemerintah daerah adalah,

berdasarkan kekuatan diatur dalam peraturan

perundang-undangan .

         Dapat dipungut apabila ada jasa yang

disediakan oleh pemerintah daerah adalah dan

dinikmati oleh orang atau badan.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 49

         Pihak yang membayar retribusi daerah adalah

mendapatkan Imbalan / balas jasa secara langsung

bahasa dari pemerintah daerah adalah atas pembayaran

yang dilakukannya.

3.      Objek dan Golongan Retribusi

Objek Retribusi Adalah:

  Jasa umum;

  Jasa Usaha; dan

  Perizinan Tertentu.

Artikel Baru demikian, retribusi digolongkan menjadi:

  Retribusi Jasa umum;

  Retribusi Jasa Usaha; Dan

  Retribusi Perizinan Tertentu.

4.      Jenis-jenis Retribusi

Retribusi Jasa Umum

Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang

disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk

tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang atau pribadi atau badan.

Jenis Retribusi Jasa Umum Adalah:

  Retribusi Pelayanan Kesehatan;

  Retribusi Pelayanan persampahan / Kebersihan Kota

Bandung;

  Retribusi Penggantian Wesel Cetak Kartu Tanda

Penduduk Dan Akta PT BUMI Sipil;

  Retribusi Pelayanan Pemakaman Dan Pengabuan Mayat;

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 50

  Retribusi Pelayanan PARKIR di Tepi Jalan UMUM;

  Retribusi Pelayanan Pasar;

  Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

  Retribusi Pemeriksaan Alat pemadam KEBAKARAN;

  Retribusi Penggantian Wesel Cetak PETA;

  Retribusi Penyediaan sampai / atau Penyedotan Kakus;

  Retribusi Pengolahan Dasar hukum: Regulations Cair;

  Retribusi Pelayanan Tera / Tera Ulang;

  Retribusi Pelayanan Pendidikan, Dan

  Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Jenis Retribusi di atas dapat tidak dipungut apabila

potensi penerimaannya kecil sampai / atau kebijakan

pendidikan nasional atas / daerah adalah untuk

memberikan pelayanan nihil secara gratis.

Retribusi Jasa Usaha

Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah menganut Prinsip

Komersial yang meliputi:

  pelayanan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah

yang belum dimanfaatkan secara optimal, sampai / atau

  Oleh Pemerintah Daerah pelayanan sepanjang belum

disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

Jenis Retribusi Jasa Usaha Adalah:

  Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

  Retribusi Pasar Grosir dan / atau Pertokoan;

  Retribusi TEMPAT Pelelangan;

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 51

  Retribusi Terminal;

  Retribusi TEMPAT KHUSUS PARKIR;

  Retribusi TEMPAT Penginapan / Pesanggrahan / Villa;

  Retribusi Rumah Potong Pada Hewan;

  Retribusi Pelayanan kepelabuhanan;

  Retribusi TEMPAT Rekreasi Dan OLAHRAGA;

  Retribusi Penyeberangan di Air; Dan

  Retribusi PENJUALAN Produksi Usaha Daerah.

Retribusi Perizinan Tertentu

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan

perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang

atau Pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk

pengaturan dan Pengawasan atas usaha atau kegiatan

Pemanfaatan ruang, penggunaan Sumber Daya alam, Barang,

prasarana, Sarana, atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

Lingkungan.

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu Adalah:

  Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

  Retribusi Izin tempat penjualan minuman beralkohol;

  Retribusi Izin Gangguan;

  Retribusi Izin trayek; Dan

  Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Kriteria Retribusi

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 52

Selain jenis – jenis retribusi di Atas, pemerintah

Pusat dapat pula berwenang menetapkan jenis retribusi

Lain melalui Peraturan Pemerintah .

Kriteria retribusi adalah sebagai berikut:

  Retribusi Jasa umum:

1)      Retribusi Jasa umum bersifat bukan Retribusi Jasa

Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;

2)      Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan

Daerah dalam rangka pelaksanaan waktu desentralisasi;

3)      Jasa nihil memberi manfaat khusus bagi orang atau

Pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi,

disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan

umum;

4)      Jasa nihil hanya diberikan kepada orang atau

Pribadi atau Badan yang membayar retribusi memberikan

keringanan bagi masyarakat tidak mampu;

5)      Retribusi tidak bertentangan kebijakan pendidikan

nasional mengenai penyelenggaraannya;

6)      Retribusi dapat dipungut secara efektif dan

pengerjaannya efisien, serta merupakan salah satu

sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan

7)      pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan Jasa

nihil tingkat sampai / atau kualitas pelayanan yang

lebih baik.

  Retribusi Jasa Usaha:

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 53

1)      Retribusi Jasa Usaha bersifat Retribusi Jasa umum

atau Retribusi Perizinan Tertentu;

2)      Jasa Yang bersangkutan adalah Jasa yang bersifat

komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor

perikanan swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya

memiliki harta yang dimiliki / dikuasai Daerah yang

belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

  Retribusi Perizinan Tertentu:

1)      perizinan nihil termasuk kewenangan pemerintahan

yang diserahkan kepada Daerah dalam Rrangka asas waktu

desentralisasi;

2)      perizinan nihil benar-benar diperlukan guna

melindungi kepentingan umum; dan

3)      Wesel yang menjadi pendapatan daerah dalam,

penyelenggaraan Izin nihil dan wesel untuk

menanggulangi dampak negatif dari pemberian Izin nihil

cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi

perizinan;

3.5.2.      Pendapatan Asli Daerah

Definisi variabel intervening menurut Sugiyono (2006:41)

adalah “variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variable independen dengan dependen.

Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang

terletak di antara variabel independen dan dependen,

sehingga variable independen tidak langsung

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 54

mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable

dependen”. Dengan adanya perubahan pada variabel

independen, maka variable dependen pun akan mengalami

perubahan. Dalam penelitian ini, maka yang menjadi

variabel intervening adalah Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Menurut UU No. 33 Tahun 2004, definisi dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah “pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

3.5.3.      Kemandirian Daerah / Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2006:40) menjelaskan tentang

variabel dependen atau variabel terikat yaitu: “

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

”. Dalam penelitian ini, maka yang menjadi variabel

dependen adalah kemandirian daerah.

Menurut Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik

Yogyakarta (2004:28) menyatakan pengertian kemandirian

daerah, yaitu : “ Kemandirian suatu daerah adalah

bagaimana daerah tersebut mampu menjalankan fungsinya

untuk mensejahterakan masyarakat daerahnya tanpa

bergantung kepada daerah lain ”.

Terkait dengan hal tersebut, langkah – langkah yang

diambil adalah :

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 55

1.   Untuk mengetahui  tingkat retribusi daerah sebagai

sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bengkayang

pada tahun 2014.

2.  Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian,

penerimaan Retribusi Daerah Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang Tahun 2010-2014.

3.  Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penerimaan Retribusi Daerah pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang terhadap total

Pendapatan  Asli  Daerah  di  Kabupaten Bengkayang.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Retribusi Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Bengkayang pada tahun 2014

4.1.1.      Retribusi Daerah melalui Sewa Alat Berat

Aset Alat Berat tersebut dikelola dan ditempatkan

pada workshop Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

. Pengelolaan barang inventaris milik daerah yang

dibeli dari uang rakyat/dipungut dari hasil pajak dan

retribusi itu adalah hal yang sangat penting, karena

keberadaan alat-alat berat tersebut sangat dibutuhkan

untuk menunjang pembangunan fisik, baik jalan dan

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 56

jembatan. Penggunaan alat berat pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bengkayang lebih diutamakan untuk

keperluan yang bersifat sosial dan pekerjaan yang

dilaksanakan secara swakelola seperti pemeliharaan

rutin jalan kabupaten, meskipun alat tersebut juga

dimanfaatkan untuk menghasilkan pemasukan keuangan

daerah atau PAD, dengan cara disewakan kepada pihak

ketiga.

Sejauh ini, hasil penerimaan dari sewa alat-alat

berat belum mampu memberikan kontribusi yang berarti

bagi pendapatan asli daerah jika dibandingkan dengan

pengeluaran yang dialokasikan untuk pemeliharaannya.

Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang bersumber dari sewa

alat-alat berat pada tahun anggaran 2014, ditarget

sebesar Rp. 320 Juta. Hal ini tidak menguntungkan bila

dibandingkan dengan anggaran untuk biaya perbaikan dan

pemeliharaan alat-alat berat yang dialokasikan sebesar

Rp. 185 juta, dimana alokasi tersebut didalamnya adalah

honorarium PNS, belanja alat tulis kantor, belanja

perangko, materai dan benda pos lainnya, belanja bahan

bakar minyak dan gas, belanja penggantian suku cadang

dan service suku cadang, belanja penggandaan (fotocopy)

dan belanja perjalanan dinas. Meskipun demikian,

seringkali anggaran yang dialokasikan setiap tahun

untuk biaya perbaikan alat-alat berat tersebut tidak

mencukupi karena biaya suku cadang yang mahal dan

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 57

fluktuasi harga yang sering berubah. Anggaran yang

disediakan untuk pemeliharaan alat berat serta target

dan realisasi dari sewa alat berat .

Tabel 1. Tabel alokasi dana untuk alat berat dari

tahun 2014 ) berikut ini:

( RANGKUMAN ) RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUANPERANGKAT DAERAH DINAS PEKERJAAN UMUM

KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN ANGGARAN 2014

URAIAN ANGGARAN KETERANGAN

Honorarium PNS dan TenagaHonor

Rp 2.712.000,00

Belanja Alat Tulis Kantor Rp 2.076.000,00

Belanja Prangko,Materai dan benda pos lainnya

Rp 180.000,00

Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas

Rp 4.500.000,00

Belanja Jasa Service Rp 36.000.000,00

Belanja Penggantian Suku Cadang

Rp 120.434.600,00

Belanja Bakar dan Pelumas Rp 10.700.000,00

Belanja Cetak Rp 1.055.000,00

Belanja Penggandaan Rp 1.875.000,00

Belanja Perjalanan Dinas Rp 5.467.400,00

JUMLAH Rp 185.000.000,00

Keterangan : Data diambil dari RKA SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

TA.2014

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 58

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa anggaran untuk

belanja service alat dan belanja suku cadang alat berat

selama tahun 2014 adalah yang terbesar, hal ini

berkaitan dengan tingkat penyusutan dan usia peralatan

yang semakin lama memerlukan biaya pemeliharaan yang

cukup besar. Dikarenakan keadaan tersebut memang sudah

semestinya dijadikan bahan untuk perencanaan

penganggaran, baik dalam perubahan anggaran maupun

anggaran untuk tahun kedepannya. Dan yang telah

dianggarkan masih dirasakan belum memenuhi biaya yang

dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan, baik

service maupun pembelian suku cadang/sparepart alat

berat .

4.1.2.      Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah

Tabel 2. REKAPITULASI PENERIMAAN PAD DARI RETRIBUSIPEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN DINAS

PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG DARI TAHUN 2010 S/D 2014

No Nama JenisObjek

Retribusi

TahunAnggaran

TargetAnggaran

( Rp )

Realisasi

( Rp )

Prosentase

( % )

Keterangan

1 Sewa AlatBerat

2010 100.000.000,00

119.462.000,00

119,462%

2 Sewa AlatBerat

2011 300.000.000,00

314.151.700,00

104,717%

3 Sewa AlatBerat

2012 350.000.000,00

375.304.250,00

107,229%

4 Sewa Alat 2013 720.000.000, 90.712.550,0 12,598%

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 59

Berat 00 0

5 Sewa AlatBerat

2014( sampaidengan 21Oktober2014 )

320.000.000,00

288.400.628,00

90,125%

Catatan : Pada Tahun 2013 Alat Berat Tidak disewakan pada Pihak Ketiga

Keterangan : Data diambil dari Bendahara Penerimaan DPU Kab.Bengkayang

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa realisasi

pendapatan sewa alat berat selama tahun 2010-2014

terjadi peningkatan, namun pada tahun 2013 justru

pencapaiannya mengalami penurunan menjadi 12,598% dari

target. Penyebab rendahnya capaian target diatas adalah

kurangnya komunikasi yang baik terhadap penetapan

Target Anggaran pada tahun 2013, dengan tidak adanya

koordinasi antar instansi/stakeholder mengakibatkan

seolah - olah kinerja pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang tidak maksimal. Hal ini

menunjukkan bahwa target selama ini belum disesuaikan

dengan potensi pendapatan yang ada. Untuk itu

diperlukan dukungan intensif dari stakeholders dalam

pengawasan/kontrol terhadap Dinas PU yang

bertanggungjawab terhadap operasional dan pemeliharaan

aset alat berat, seperti halnya pengawasan dalam

pelaporan penerimaan sewa alat berat, agar realisasi

dari penerimaan sewa alat berat bisa tercapai sesuai

potensi yang ada. Dalam hal teknis, sebagian besar dari

kerusakan alat berat selain karena usang, juga

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 60

dikarenakan pemakaian tanpa pengawasan serta

perawatan yang baik. Artinya, alat-alat berat yang

disewa tersebut sering dipaksakan untuk mengerjakan

suatu pekerjaan dengan dukungan Sumber Daya Manusia

( SDM ) yang kurang kompeten, baik dalam pengawasan

maupun perawatan kondisi alat berat.

Guna menunjang kinerja yang effisien dan tingkat

efektifitas yang optimal diperlukan sarana dan

prasarana serta standar operasional yang harus

dipersiapkan sebaik mungkin. Baik untuk mendukung

dibidang administrasi maupun dilapangan.

Peralatan dan Perlengkapan :

1.  Komputer untuk pembuatan Surat Perjanjian

Penyewaan Peralatan

2.  Nota Dinas dan Lembar Disposisi

3.  Printer

4.  Alat Berat yang dimohonkan

5.  Surat Perintah Tugas

6.    Kartu Operasi Penggunaan Alat Berat

7.    Bukti/tanda Penerimaan Sewa

8.    Kartu Service Pemeliharaan Peralatan

9.    Operator/Supir yang mengoperasikan alat berat

Uraian SOPSesuai dengan Peraturan Daerah Bengkayang Nomor 04

tahun 2009 tanggal 13 Maret 2009 tentang Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 61

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang, setiap

Pemakaian/penyewaan harus membuat Permohonan Izin

Pemakaian Kekayaan Daerah sebagai berikut:

1.    Diajukan ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang;

2.    Permohonan izin tersebut dibuat dan

disampaikan kepada Unit Kerja Pengelola Kekayaan

Daerah yang bersangkutan;

3.    Permohonan izin tersebut apabila telah

memenuhi persyaratan paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja terhitung sejak tanggal seluruh persyaratan

yang ditentukan lengkap, izin yang dimohon harus

sudah selesai diproses dan diberikan kepada pemohon;

4.    Permohonan izin apabila belum lengkap atau

permohonannya tidak dapat dikabulkan atau permohonan

ditolak paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung

sejak tanggal permohonan diterima harus

diberitahukan secara tertulis kepada pemohon

disertai dengan alasan-alasan.

5.    Kekayaan Daerah yang telah berakhir masa izin

pemakaiannya dapat diperpanjang izin pemakaiannya.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang untuk

pelayanan publik telah diatur dalam Prosedur Tetap

dalam hal Pengelolaan Alat-alat Berat.

A.     Alur Permohonan Sewa Peralatan adalah :

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 62

a.    Surat Permohonan diajukan kepada Kepala Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang melalui

Sekretaris Dinas, dengan mencantumkan :

1)   Jenis Alat (Nomor Koderasi/Type);

2)   Tujuan;

3)   Lamanya Pemakaian; dan

4)   Bersedia membayar tarif retribusi sesuai dengan

Peraturan yang berlaku.

b.    Setelah diagendakan dengan melampirkan Lembar

Disposisi, Surat Permohonan diteruskan Sekretaris

Dinas kepada Kepala Dinas mohon petunjuk dan

persetujuan;

c.    Lembar Disposisi yang memuat petunjuk Kepala

Dinas kembali ke Bagian  Sekretariat dan diteruskan

kepada Kepala Bidang Peralatan untuk

ditindaklanjuti;

d.    Bidang Peralatan melakukan Koordinasi dan

Konsultasi dengan Bagian Peralatan ( operator ),

apakah alat yang dimohonkan siap dan layak

beroperasi;

e.    Selanjutnya Kepala Bidang Peralatan 

memerintahkan Bagian Peralatan ( operator ) untuk

mengoperasikan peralatan dan membuat Surat

Perjanjian Penyewaan Peralatan.

B.   Alur Pembuatan Surat Perjanjian Penyewaan

Peralatan adalah :

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 63

a.    Jika peralatan siap dan layak operasi serta

sesuai dengan Perintah Kepala Bidang Peralatan

oleh Bagian Peralatan dibuat Surat Perjanjian

Penyewaan Peralatan sesuai dengan Surat

Permohonan yang mencantumkan jenis alat, tujuan,

lamanya pemakaian dan jumlah sewa;

b.    Surat Perjanjian Penyewaan dibuat dalam

rangkap 5 (lima) dimana Lembar Pertama Asli untuk

Kepala Bidang Peralatan, Lembar Kedua untuk

Pemakai, Lembar Ketiga untuk Bendahara Penerima,

Lembar Keempat untuk Bagian Sekretariat, Lembar

Kelima arsip kepada Bagian Peralatan;

c.    Perjanjian Penyewaan Peralatan ditandatangani

oleh Kepala Bidang Peralatan selaku pemilik alat

dan pihak Peminjam/Rekanan selaku penyewa dan

diketahui oleh Kepala Dinas;

d.    Pihak Pemakai selaku penyewa melakukan

pembayaran sewa kepada Bendahara Penerima dengan

membawa Surat Nota Dinas Pengantar Surat

Perjanjian Penyewaaan Peralatan dan pembayaran

sewa atau bukti lain yang diterbitkan oleh Bidang

Peralatan;

e.    Bendahara Penerima menerima nota perhitungan

pemakaian /sewa peralatan ( berapa jam atau hari

serta hasil perkalian dengan tarif yang

disesuaikan dari Tarif yang ada di Perda

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 64

Kabupaten Bengkayang Nomor 04 Tahun 2009, yang

telah ditandatangani oleh Kepala Bidang Peralatan

dan Staf Bidang Peralatan yang berkompeten ),

kemudian Bendahara Penerimaan menerbitkan

bukti/tanda penerimaan sewa dan asli tanda

penerimaan sewa diserahkan kepada Pembayar. Jika

sewa sudah dibayar barulah Kepala Seksi

Pengoperasian Peralatan menerbitkan  surat tugas

operasi/kartu operasi peralatan sesuai Surat

Perjanjian Penyewaaan Peralatan dan diketahui

oleh Kepala Bidang Peralatan

f.     Pada saat permohonan tanda tangan Kepala

Dinas, tanda penerimaan atau bukti lain harus

terlampir dalam Surat Perjanjian Penyewaaan

Peralatan, dengan catatan apabila tidak terlampir

tanda penerimaan atau bukti lain, Kepala Dinas

tidak menandatangani Surat Perjanjian Penyewaaan

Peralatan.

g.    Untuk pengawasan dan pengendalian Kasubbag.

Keuangan mencek pembayaran sewa kepada

Bendaharawan Penerima dan apakah sudah disetor ke

Kas Daerah

h.    Surat Perjanjian Penyewaaan Peralatan yang

telah ditandatangani Kepala Dinas kembali ke 

bagian Sekretariat Dinas untuk diteruskan oleh

Kasubbag. Keuangan dan disampaikan kepada Kepala

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 65

Bidang Peralatan.

4.1.3.      Strategi Penanganan Aset Alat Berat

4.1.3.1 Strategi Internal

Aset alat berat yang dikelola pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bengkayang adalah ditujukan untuk

mendapatkan nilai manfaat finansial dan non finansial

sebesar-besarnya bagi Pemerintah Daerah. Agar alat

berat tersebut memberi daya dukung yang sesuai dengan

yang diinginkan terhadap pembangunan secara swakelola

yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Bengkayang maupun kontribusinya dalam pendapatan asli

daerah, maka perlu adanya pemanfaatan alat berat secara

maksimal dan pemeliharaan alat berat yang lebih optimal

agar bisa mendukung mewujudkan terbangunnya lingkungan

yang baik ( The Finest Built Environment ). Untuk itu perlu

dirumuskan suatu strategi peningkatan pengelolaan alat

berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang.

Perumusan strategi harus didasarkan pada kompetensi

inti yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Bengkayang. Dalam hal ini terdapat banyak metode untuk

merumuskan strategi dan satu diantaranya adalah metode

analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).

Penggunaan metode analisis SWOT ini bertujuan untuk

memformulasikan strategi jangka panjang sehingga arah

dan tujuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 66

dalam meningkatkan kinerja pengelolaan alat berat dapat

tercapai. Selanjutnya untuk mengetahui strategi jangka

pendek sampai menengah maka digunakan analisis tingkat

kepentingan/harapan dan persepsi/kenyataan (Importance

Performance Analysis ). Oleh karena itu perlu untuk

dilakukan penelitian, agar pengelolaan aset alat berat

pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang semakin

optimal, dengan melakukan analisa terhadap kondisi

eksisting ditinjau dari aspek-aspek teknis, pembiayaan,

legal, dan manajemen serta faktor-faktor yang

mempengaruhi dapat menjadi pertimbangan dalam

merumuskan strategi. Harapannya semoga dapat memberikan

kontribusi pemecahan masalah pada upaya peningkatan

pengelolaan aset alat berat pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang di masa yang akan datang.

Analisis perumusan strategi (SWOT), beberapa

prioritas tersebut adalah :

1. Jumlah Alat Berat yang bisa disewa.

2. Kondisi/Kelayakan alat berat yang ada

3. Jenis peralatan yang ada pada Workshop DPU Kabupaten

Bengkayang

4. Workshop/bengkel

5. Anggaran Operasional dan Pemeliharaan yang tersedia

6. Pengelolaan Keuangan berkaitan dengan setoran

retribusi sewa alat berat

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 67

7. Potensi PAD yang ada dari alat berat Dinas PU

Kabupaten Bengkayang

8. Kesesuaian tarif sewa dengan kondisi alat berat

9. Kebijakan Penetapan Tarif Retribusi Sewa Alat Berat

10 Kebijakan tentang penghapusan/lelang alat berat

11. Kebijakan Pemakaian/Penggunaan alat berat

12. Kebijakan Pembiayaan alat berat dari sumber-sumber

lain

13. Kebutuhan

14. Pengawasan alat berat

15. Promosi/informasi alat berat

16. Staffing (pengaturan pegawai)

Dengan demikian strategi yang sebaiknya diterapkan

dalam pengelolaan aset alat berat pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Bengkayang adalah :

1. Memanfaatkan fungsi Workshop dengan berbagai

aktivitas alat beratnya yang direkomendasikan sebagai

pendukung penyedia prasarana infrastruktur.

2. Memperbaiki kualitas pelayanan alat berat dengan

orientasi pelayanan prima.

3. Memanfaatkan seluruh fasilitas-fasilitas yang

tersedia dan memberdayakan SDM pengelola untuk

kepentingan bersama.

4. Penyesuaian dalam perencanaan target dengan

potensi pendapatan dari retribusi sewa alat berat.

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 68

4.1.3.1 Strategi Eksternal

Armada Peralatan yang dikelola langsung oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang adalah Barang /

Kekayaan Daerah Milik Pemerintah Daerah Kabupaten

Bengkayang yang ditujukan untuk mendapatkan nilai

manfaat finansial dan non finansial sebesar-besarnya

bagi Pemerintah Daerah. Tercapainya pemerataan

pembangunan suatu daeah tidak hanya melibatkan peran

pemerintah saja namun hal ini sudah pasti melibatkan

unsur – unsur luar yang mempunyai tujuan secara tidak

langsung terhadap pembangunan dimaksudkan yaitu unsur

swasta/non pemerintah. Dalam hal ini pihak swasta/non

pemerintah cukup jeli melihat peluang pasar terhadap

pemanfaatan peralatan berat yang dikelola secara

pribadi ataupun usaha sendiri. Dimana setiap pemasukan

bagi orang atau pribadi yang memiliki armada peralatan

hanya bermanfaat bagi orang atau pribadi dimaksud.

Namun hal ini akan berdampak pada berkurangnya

pemasukan PAD dan semakin kecilnya penerimaan PAD

terutama pencapaian target penerimaan PAD yang semakin

menurun . Perlu diambil langkah nyata agar target

penerimaan dimaksud dapat terwujud. Oleh karena itu

perlu dilakukan pengkajian, agar pengelolaan aset alat

berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang

semakin optimal, dengan melakukan analisa diluar atau

analisa eksternal terhadap kondisi eksisting ditinjau

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 69

dari aspek-aspek teknis, pembiayaan, legal, dan

manajemen serta faktor-faktor yang mempengaruhi dapat

menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi.

Analisis perumusan strategi daya saing berkaitan

pencapaian target penerimaan retribusi daerah dari

pengelolaan armada peralatan berat diantaranya ,

sebagai berikut :

1. Mendata Jumlah Alat Berat yang dimiliki orang atau

pribadi atau badan usaha/non pemerintah yang ada.

2. Jenis - jenis peralatan yang dimiliki orang atau

pribadi atau badan usaha/non pemerintah yang ada

3. Kesesuaian tarif sewa daerah dengan tarif sewa yang

dijadikan acuan dasar oleh orang atau pribadi atau

badan usaha/non pemerintah yang ada

4. Melakukan sosialisasi tentang tarif sewa yang

dipakai oleh orang atau pribadi atau badan usaha/non

pemerintah dan membuat perbandingan tarif sewa

4.1.4.      Pengawasan Pemakaian Kekayaan Milik Daerah

Untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam

pengelolaan alat berat perlu adanya suatu langkah

segera yang diambil. Melalui kemajuan dan perkembangan

teknologi elektronik dan IT ( Information and Tecnology )

telah ada sebuah alat pendeteksi yang dapat melacak

atau memberi data yang akurat terhadap penggunaan

peralatan berat. Yaitu dengan menerapkan SistemStrategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 70

Pengawasan Alat Berat ( Heavy Equipment Management

System ). Secara umum, keuntungan yang didapat dari

penerapan Heavy Equipment Management System pada armada

alat berat adalah:

Mengawasi jam kerja (HM, hour meter), rute, jarak

tempuh dan kecepatan armada

Mencegah kesepakatan negatif antara pelaksana

lapangan dengan penyewa alat berat

Mencegah kesepakatan negatif antara operator

dengan penyewa alat berat

Meningkatkan produktifitas operator dengan sistem

lembur

Mengawasi loading/unloading ready-mix truck

Melacak posisi/lokasi alat berat secara realtime

Mengontrol masa service/maintenance armada

Mencegah keterlambatan armada

Menganalisa biaya penggunaan bahan bakar

Meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan

Dengan penerapan teknologi GPS pada armada alat

berat anda ini, maka perusahaan akan mendapatkan profit

yang optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya

saing dalam bisnis alat berat. Dengan mengembangkan

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 71

solusi transportasi yang memerlukan pengelolaan

armadanya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan

produktifitasnya. Penerapan Sistem Manajemen Armada

(Fleet Management System) adalah sebuah produk GPS

Tracking berupa pengembangan teknologi pelacakan

kendaraan (vehicle tracking system, VTS) berbasis global

positioning system (GPS) yang ditujukan untuk armada

kendaraan roda dua maupun roda empat dan dapat

diterapkan pada peralatan berat di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Bengkayang.

FMS merupakan suatu solusi total bagi pengelola alat

berat dalam peningkatan kualitas dan efisiensi

operasional armada alat berat, yang akan mendukung

dalam memenuhi kebutuhan pengelola alat berat untuk :

Pencatatan pergerakan armada alat berat

Pemetaan secara visual keberadaan armada alat

berat dengan cepat

Pencatatan jarak tempuh armada, dan memperkirakan

penggunaan bahan bakar

Perencanaan keuangan berkaitan dengan utilitas

kendaraan

Memberi dukungan dalam meningkatkan loyalitas

pengguna/pemakai armada ( operator )

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 72

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Retribusi Daerah mempunyai Fungsi yang sangat

penting terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah

Kabupaten Bengkayang.

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan

Fungsi Retribusi Daerah yaitu masih kurangnya

kesadaran wajib retribusi dalam memenuhi

kewajibannya dalam membayar Retribusi Daerah,

kurangnya pengawasan dan penertiban dalam hal

pelaporan dan administrasi pengelolaan alat berat

3. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang berkompeten

masih belum maksimal dan terorganisir dengan baik

4. Pengawasan yang berkesinambungan adalah

dilakukannya perubahan dalam hal pengawasan rutin

dan berkala dan sistimatis demi tercapainya target

penerimaan atau PAD dari pengelolaan alat berat.

5.1 Saran

1. Segera dibuat atau diterbitkannya Peraturan

Bupati berkaitan Pengelolaan Pemakaian Kekayaan

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 73

Daerah berupa Armada Peralatan Kabupaten

Bengkayang sebagai acuan bagi langkah kedepannya.

2. Pengelolaan alat berat yang baik berkaitan

erat dengan perencanaan keuangan atau rencana

kerja perangkat daerah yang mengelola alat berat

3. Strategi pengelolaan aset alat berat melalui

analisis SWOT.

4. Agar tercapainya target penerimaan retribusi

daerah perlu pengawasan terhadap kinerja baik di

lapangan maupun administrasi

5. Memberikan pelatihan dan sertifikasi

kelayakan bagi operator alat berat dan staf

administrasi pengelola alat berat

6. Revitalisasi terhadap aset alat berat segera

dilaksanakan dikarenakan penyusutan fungsi dari

sarana armada alat berat

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 74

DAFTAR PUSTAKA

http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/190/

Pajak_Daerah_dan_Retribusi_Daerah.pdf, Pajak dan

Retribusi Daerah,diunduh 10/10/2014

file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/Undang-Undang-tahun-2000-34-00.pdf, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 34 TAHUN 2000,diunduh 10/10/2014

http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/_website/files/35/File/UU%2033%20tahun%202004.pdf, UNDANG UNDANG REPUBLIKINDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004,diunduh 10/10/2014

PERDA KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANGRETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADAPERALATAN PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATENBENGKAYANG

http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2005/04/27/PERPU_NO_3_TAHUN_2005.pdf, TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004,diunduh 11/10/2014

http://www.navigasi.net, Heavy Equipment ManagementSystem,diunduh 16/09/2014

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 75

Ahmad Yani. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah,diunduh 12/10/2014

Marihot P.Siahaan.2005,Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.Jakarta:RajaGrafindo Persada.xxii,472

hlm,diunduh /12/10/2014

http://www.djpk.kemenkeu.go.id/data-series/dana-

perimbangan,Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak,Dirjen

Perimbangan Keuangan Kementerian RI,diunduh

12/10/2014

http://mahenraz.wordpress.com/2010/07/14/fungsi-

retribusi-dalam-meningkatkan-pad/ ,diunduh

12/10/2014

http://www.bukabuku.com/authorscorner/detail/6439/dr-

machfud-sidik-m-sc.html,diunduh 12/10/2014

https://www.scribd.com/doc/132254295/Buku-Pajak-Dan-Retribusi-Daerah, Kesit,Bambang Prakosa PajakdanRetribusi Daerah/Bambang Kesit: penyunting, SobirinMalian.- Yogyakarta: UII Press,2003; 2005 211+ xiii hlm.

http://www.bukabuku.com/search/index/2?searchtype=author&searchtext=Prof.%20Dr.%20Mardiasmo,%20MBA.,%20Ak, Perpajakan Edisi Revisi 2002 olehProf.Dr.Mardiasmo,MBA.,AK, diunduh 12/10/2014

Halim, Abdul dan Jamal Abdul Nasir, 2006. “Kajian tentangKeuangan Daerah Pemerintah Kota Malang”, JurnalManajemen Usahawan , Nomor 06 Th XXXV Juni 2006,Lembaga Management FE-UI, Jakarta, hal.44,<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24377/4/Chapter%20II.pdf>, diunduh 12/10/2014

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 76

Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 77