STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIAN KEKAYAANDAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG
NAMA :
YOHANES( [email protected])
NIM : 017070343PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 1
FAKULTAS EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PONTIANAK – KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014
STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIAN KEKAYAANDAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG
Oleh : Yohanes ([email protected])
ABSTRAK YOHANES.2014.017070343. STRATEGI PENGELOLAAN PEMAKAIANKEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN PADA DINASPEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG.Program StudiEkonomi Pembangunan.Fakultas EkonomiPembangunan.Universitas Terbuka UPBJJ Pontianak –Kalimantan Barat. Karya Ilmiah ini bertujuan untukmencari penyebab kurangnya optimalisasi pengelolaanaset alat berat, dikarenakan kondisi alat berat yangsemuanya sudah usang dan umur ekonomisnya sudah habistentunya akan membebani dalam operasional danpemeliharaannya. Berawal dari sini, sehingga munculusaha untuk mengoptimalkan aset alat berat, salahsatunya dengan mencari stategi alternatif pengelolaanyang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untukalternatif dalam pengelolaan aset alat berat pada DinasPekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang sebagai pengelolaalat berat, dengan melakukan analisa terhadap kondisieksisting ditinjau dari aspek-aspek teknis, pembiayaan,legal, dan manajemen.Penelitian ini menggunakananalisis deskriptif untuk menggambarkan kondisieksisting pengelolaan alat berat Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Bengkayang, analisis tingkat kepentingan(harapan) dan persepsi (kenyataan) serta analisis SWOTuntuk merumuskan strategi pengoptimalan pengelolaanalat berat. Pengumpulan data penelitian dilakukan dalam
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 2
2 tahap yaitu dengan melalui observasi dan wawancarapara pejabat/stakeholder yang dianggap ahli dan terkaitdalam pengelolaan alat berat. Pengelola yaitu DinasPekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang masih belum mampumemberikan pelayanan dengan baik atau pengguna alatberat ( operator ) belum menerima kinerjanya sesuai apayang diharapkan. Selanjutnya dari analisis SWOTmenghasilkan strategi agresif dengan 4 strategialternatif yang berupaya menggunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang yang ada. Strategi alternatiftersebut adalah memanfaatkan fungsi Workshop denganberbagai aktivitas alat beratnya yang direkomendasikansebagai pendukung penyedia prasarana infrastruktur,memperbaiki kualitas pelayanan alat berat denganorientasi pelayanan prima, memanfaatkan fasilitas yangtersedia dan memberdayakan SDM pengelola untukkepentingan bersama, dan penyesuaian rencana targetdengan potensi pendapatan dari retribusi sewa alatberat. Pengawasan pengelolaan aset alat berat atauarmada alat berat sebaiknya dilakukan melalui sebuahsistem yang mutakhir sejalan dengan kemajuan teknologipada saat ini demi tercapainya target penerimaan PADKabupaten Bengkayang yang sangat diharapkan,sehinggasemakin meningkat pada tahun – tahun kedepannya gunamendukung PAD Kabupaten Bengkayang secarakeseluruhannya.Kata kunci : Retribusi Daerah,Analisis SWOT,SistemPengawasan Alat Berat,GPS,Kabupaten Bengkayang
WEALTH MANAGEMENT STRATEGIES FOR USE IN THEFORM OF EQUIPMENT FLEET DEPARTMENT OF PUBLIC
WORKS DISTRIC BENGKAYANG By: Yohanes ([email protected])
ABSTRACT YOHANES.2014.017070343. WEALTH MANAGEMENT STRATEGIESFOR USE IN THE FORM OF EQUIPMENT FLEET DEPARTMENT OFPUBLIC WORKS DISTRICT BENGKAYANG.Programe EconomicStudies of Economic Development .DevelopmentStrategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 3
Faculty.University Open UPBJJ Pontianak - WestKalimantan. Scientific aims to investigate the cause ofthe lack of heavy equipment asset managementoptimization, due to machine conditions it is outdatedand its economic life is up certainly will weigh inoperations and maintenance. Starting from here, sothere is an attempt to optimize asset heavy equipment,one of them by finding alternative strategies forbetter management. This study aimed to alternativeasset management of heavy equipment at the Departmentof Public Works as a manager Bengkayang heavyequipment, with analyzing the existing conditions interms of technical aspects, financing, legal, andmanajemen.Reseach uses descriptive analysis to describethe existing condition management of the Department ofPublic Works heavy equipment Bengkayang, analysis ofthe level of importance (expectation) and perception(reality) as well as a SWOT analysis to formulate amanagement strategy optimization of heavy equipment.Research data collection is done in 2 stages: throughobservation and interviews with the officials /stakeholders who are considered experts in themanagement and associated heavy equipment. Manager ofthe Department of Public Works Bengkayang still notable to provide a good or service with heavy equipmentusers (operators) have not received a performance fitwhat is expected. Furthermore, from the SWOT analysisproduces an aggressive strategy with four alternativestrategies that attempt to use force to take advantageof opportunities that exist. The alternative strategyis to utilize the functionality Workshop with variousactivities recommended as a heavy equipmentmanufacturer support infrastructures, improve servicequality heavy equipment with excellent serviceorientation, take advantage of the facilities availableand empowering human resources manager for the commongood, and the adjustment plan with potential earningsof the target heavy equipment rental fees. Assetmanagement oversight fleet of heavy equipment or heavy
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 4
equipment should be done through a sophisticated systemin line with the current technological advances inorder to achieve revenue targets Lokasi RevenueBengkayang highly expected, thus increasing the year -in the future to support Lokal Revenue DistricBengkayang as a whole. Keywords: Levies, SWOT Analysis, Equipment MonitoringSystem, GPS, Distric Bengkayang
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang merupakan
satuan perangkat kerja pemerintah daerah dan salah satu
dinas yang tidak bisa terlepas dari keberadaan dan
keandalan alat berat yang dimiliki. Peranan peralatan
dalam hal ini alat berat ikut menentukan keberhasilan
didalam mendukung pelaksanaan pekerjaan jalan dan
jembatan, serta pembangunan dan perkembangan Kabupaten
Bengkayang itu sendiri, karena adanya strategi
pengelolaan alat berat yang baik. Kondisi existing
peralatan pada DPU Kabupaten Bengkayang rata – rata
peralatan berumur 6-7 tahun bahkan ada yang 12 tahun,
kondisi alat berat yang semuanya sudah usang dan umur
ekonomisnya sudah habis tersebut akan sangat membebani
bagi instansi pengelola, karena apabila dilakukan
pemeliharaan semua pasti akan memerlukan biaya sangat
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 5
banyak, sedangkan anggaran pemeliharaan yang
dialokasikan sangat terbatas.
Berdasarkan data inventarisasi aset pada DPU
Kabupaten Bengkayang Tahun Anggaran 2014 masih terdapat
10 unit dengan kondisi 4 baik, 5 kurang baik , dan 10
unit rusak berat. Penjelasan tentang daftar inventaris
tersebut seperti disajikan dalam Tabel 1 sebagai
berikut : Tabel.1 DAFTAR INVENTARISASI ALAT BERAT YANG DIKELOLA OLEH
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG TA. 2014
No Jenis Alat/
Kendaraan
Merk/Type TahunPengadaan
Harga Sewa/ Hari /
7 Jam
Keterangan/Kondisi
1 Excavator Kobelco SK200-6E
2006 Rp 988.200,00
KB
2 Excavator JCB 2008 Rp 1.092.200,00
B
3 Buldozer Komatsu D68 E Ss
2006 Rp 1.483.500,00
RB
4 Motor Gradder
Komatsu GD511A-1
2006 Rp 1.217.100,00
KB
5 Bachoe Loader
JCB 2008 Rp 872.200,00
KB
6 Three Wheel Loader
SAKAI R2 -1
2006 Rp 698.300,00
B
7 Vibro DYNAPAC 2008 Rp B
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 6
Roller 695.750,00
8 Dump Truck MitsubishiPS 120
2002 Rp 465.700,00
KB
9 Tronton HINO 2007 Rp 533.600,00
B
10 Dump Truck Toyota Dyna
2007 Rp 498.100,00
KB
Catatan : B : Baik, KB: Kurang Baik, RB : Rusak Berat
Keterangan : Sumber dari Bagian Peralatan dan Workshop Dinas PekerjaanUmum Kab.Bengkayang
Sejauh mana yang kita ketahui tentang sosialisasi
terhadap setiap kebijakan pembangunan ekonomi
disuatu daerah tentunya merupakan suatu kebijakan
yang penting untuk dilaksanakan dalam roda
pemerintahan. Setiap derap langkah pembangunan
ekonomi dilakukan disuatu daerah, seringkali
tujuannya tidak dipahami dengan baik oleh
masyarakat sebagai pihak yang merasakan hasil
pembangunan ekonomi tersebut. Pemahaman yang
kurang tepat terhadap sebuah kebijakan pembangunan
ekonomi tentunya akan memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap keberhasilan pelaksanaan
kebijakkan pembangunan yang dilaksanakan. Untuk
itu pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam
sebuah pembangunan tentunya memiliki kewajiban
untuk memahamkan apa yang diperbuat untuk
kepentingan rakyat.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 7
Sementara perikehidupan ekonomi maupun
pemerintahan dalam flame otonomi khusus yang baru
dimulai ini, tentunya diperlukan adanya pola
pikir yang sejiwa dengan kebijakan pemerintahan
ini. Kewenangan yang telah diberikan kepada
pemerintahan daerah dengan diikuti perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah, diharapkan,
pengelolaan dan penggunaan anggaran sesuai dengan
prinsip “money follows function”.
Salah satu problema yang dihadapi oleh
sebagian Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia
dewasa ini adalah berkisar pada upaya
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Problema
ini muncul karena adanya kecenderungan berpikir
dari sebagian kalangan birokrat di Daerah yang
menganggap bahwa parameter utama yang menentukan
kemandirian suatu Daerah di era Otonomi adalah
terletak pada peraturan yang berlaku. Menurut UU
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sumber pendapatan Daerah merupakan: Pendapatan
Asli Daerah itu Sendiri, yang terdiri dari:
Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain
pendapatan asli Daerah yang sah.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 8
Dalam rangka mengoptimalisasikan Pendapatan
Asli Daerah, Kabupaten Bengkayang khususnya
Pengelolaan Retribusi Sewa Alat Berat pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang dijadikan
Retribusi Daerah sebagai bagian dari sumber
penerimaan retribusi daerah. Sektor Pajak Daerah
tersebut meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Pengambilan Dan Pengolahan Bahan
Galian Golongan C serta Retribusi Daerah yang
terdiri: Retribusi Jasa Umum antara lain
Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan pada besarnya
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Realitas mengenai rendahnya PAD di sejumlah
Daerah pada masa lalu, akhirnya mengkondisikan
Daerah untuk tidak berdaya dan selalu bergantung
pada bantuan pembiayaan atau subsidi dana dari
Pemerintah Pusat. Rendahnya konstribusi Pendapatan
Asli Daerah terhadap pembiayaan Daerah, karena
Daerah hanya diberikan kewenangan mobilisasi
sumber dana retribusi yang mampu memenuhi hanya
sekitar 20%- 30% dari total penerimaan untuk
membiayai kebutuhan rutin dan pembangunan,
sementara 70% 80% dialokasikan dari pusat.
Selain karena persoalan kewenangan yang
terbatas dalam memobilisasi sumber dana retribusi,
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 9
juga terdapat persoalan yang bersifat teknis
yuridis yaitu dalam bentuk regulasi yang
dijadikan dasar hukum bagi Daerah untuk memungut
Pendapatan Asli Daerah, baik yang bersumber dari
Retribusi Daerah.
Beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang dalam
menetapkan target penerimaan Retribusi Daerah.
Faktor yang amat penting dan mempengaruhi
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang dalam
menetapkan target pendapatan Retribusi Daerah di
Kabupaten Bengkayang adalah situasi dan kondisi
perekonomian dan politik yang kondusif. Hal ini
menjadi penting artinya karena kedua hal ini
dapat dikatakan sebagai dua sisi mata uang dan
dapat menentukan hitam - putihnya realisasi
penerimaan.
Persoalan yang ada dilapangan secara umum
menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang sudah ada belum seluruhnya merupakan hasil
maksimal dari penggalian pendapatan dari sumber
yang sudah ada maupun belum tergalinya sumber-
sumber potensial pendapatan yang ada di daerah
tersebut. Permasalahan tersebut muncul karena
kurang maksimalnya usaha yang bertujuan untuk
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 10
mengembangkan potensi–potensi sumber PAD secara
intensif oleh pemerintah daerah.
Untuk hal itu maka menjadi sangat strategis
bagi daerah untuk memiliki penguasaan terhadap
potensi PAD yang tidak sekedar potret PAD
daerah saat berjalan namun lebih pada kebijakan
yang akan berdampak pada peningkatan PAD. Dimana
Retribusi menjadi andalan utama Pemerintah
Kabupaten Bengkayang untuk mengisi pendapatan
daerah.
Merupakan sebagian kecil dari sumber
pendapatan retribusi daerah yang dapat dikelola
oleh Pemerintah di Kabupaten Bengkayang , terutama
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang sebagai
SKPD Pengelola.
1.2. Perumusan MasalahBerkenaan dengan fungsi peraturan Daerah yang
berorientasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten
Bengkayang , maka masalah yang akan dibahas
adalah : Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah
berupa Armada Peralatan pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang.
1.3. Persoalan Penelitian
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 11
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang
diperoleh oleh peneliti, yang berupa kata-kata, gambar,
dll data disini yang dimaksud adalah dokumen pribadi,
foto-foto, kamera, dll, harus dideskripsikan oleh
peneliti dengan detail. Dalam melakukan penelitian ini,
peneliti memilih untuk mengambil lokus di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini, yakni jenis data
kualitatif. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber
data primer dan sekunder. Untuk mengumpulkan data dalam
kegiatan penelitian, peneliti menggunakan teknik
observasi dan wawancara. Alat yang dipakai dalam
melakukan analisis data dalam penelitian ini adalah
analisis SWOT, dan dilanjutkan dengan tes litmus untuk
menyaring isu strategis.
Beberapa persoalan penelitian yang diambil
diantaranya, sebagai berikut :
1. Berapa besarkah Retribusi Daerah sebagai
sumber Pendapatan Asli Daerah terhadap total
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
Bengkayang ?
2. Berapa besarkah tingkat pencapaian,
penerimaan Retribusi Daerah Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 ?
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 12
3. Faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi
penerimaan Retribusi Daerah pada Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bengkayang terhadap total
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bengkayang ?
4. Bagaimanakah strategi penanganan aset alat berat
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang ?
5. Bagaimanakah langkah pengawasan pemakaian kekayaan
milik daerah ?
1.4. Tujuan PenelitianTujuan penelitian sebagaimana permasalahan yang
telah dikemukakan di atas adalah untuk:
1. Untuk mengetahui tingkat retribusi daerah sebagai
sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Bengkayang pada tahun 2014.
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pencapaian, penerimaan Retribusi Daerah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang Tahun 2014.
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penerimaan Retribusi Daerah pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang terhadap total
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bengkayang.
4. Mengetahui Strategi penanganan aset alat berat pada
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
5. Mengetahui langkah pengawasan pemakaian kekayaan
milik daerah
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 13
1.5. Manfaat PenulisanAtas hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan masukan kepada Dinas Pendapatan,
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten
Bengkayang maupun Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bengkayang tentang pentingnya Tingkat Retribusi
Daerah terhadap PAD di Kabupaten Bengkayang .
2. Sebagai masukan atau tambahan pengetahuan dan
pengalaman mengenai cara peningkatan Retribusi
terhadap PAD di Kabupaten Bengkayang.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti
lain untuk meneliti masalah yang sama pada masa akan
datang.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Retribusi Daerah
Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak
merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang
diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 14
daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan
kesejahteraan masyarakat. Menurut Ahmad Yani (2002:
55) “Daerah provinsi, kabupaten/kota diberi
peluang dalam menggali potensi sumber daya
keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi
selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
aspirasi masyarakat”.
Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6), “Retribusi
Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan”. Jasa adalah kegiatan pemerintah
daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan
lainnya, dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan, dengan demikian bila seseorang ingin
menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah
daerah, ia harus membayar retribusi yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ciri- ciri retribusi daerah:
1) Retribusi dipungut oleh pemerintah daerah
2) Dalam pemungutan terdapat paksaan secara
ekonomis
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 15
3) Adanya kontraprestasi yang secara langsung
dapat ditunjuk
4) Retribusi dikenakan pada setiap orang/badan
yang mengunakan/mengenyam jasa-jasa yang disiapkan
negara
Menurut Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah, Departemen Keuangan-RI (2004:6),
Kontribusi retribusi terhadap penerimaan
Pendapatan Asli Daerah Pemerintah
kabupaten/pemerintah kota yang relatif tetap
perlu mendapat perhatian serius bagi daerah.
Karena secara teoritis terutama untuk
kabupaten/kota retribusi seharusnya mempunyai
peranan/kontribusi yang lebih besar terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
Dalam Dwi Poernomo (pengaturan pajak daerah
dan retribusi daerah dalam rangka pemasukan
terhadap pendapatan daerah, halaman 9 sampai 11,
Tahun 2001). Dasar hukum: Undang-undang Nomor 18
Tahu 1997, tentang pajak daerah dan retribusi
daerah dan Undang-undang Nomor 34 tahun 2000
tentang perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun
1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
retribusi daerah diataur dalam pasal 1 Undang-
undang Nomor 34 Tahun 2000, antara lain :
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 16
1. Retribusi Daerah adalah : Pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah daerah yang
berkepentingan orang pribadi atau badan.
2. Jasa adalah : Kegiatan pemerintah daerah
berupa usaha atau pelayanan yang menyebabkan
barang fasilitas atau kemanfaatan lainya yang
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
3. Jasa Umum adalah : Jasa yang disediakan
oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan
dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan
4. Jasa Usaha adalah : Jasa yang disediakan
oleh pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin
kepada orang pribadi atau badan yang dimasudkan
untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
5. Wajib retribusi adalah : orang/ badan
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungutan atau pemotongan retribusi
tersebut.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 17
6. Masa retribusi adalah : suatu jangka waktu
tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib
retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan
tertentu dari pemerintah daerah yang bersangkutan.
7. Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD) adalah
: surat wajib retribusi digunakan untuk melakukan
pembayaran dan penyetoran yang terutang ke kas
daerah.
8. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)
adalah : surat ketetapan retribusi yang menentukan
besarnya pokok retribusi.
9. Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) adalah
: surat untuk melakukan tagihan retribusi dan
atau sanksi administrasi berupa denda atau bunga.
2.1.1. Objek Retribusi Daerah
Yang menjadi objek dari retribusi daerah
adalah bentuk jasa. Jasa yang dihasilkan terdiri
dari:
a. Jasa umum, yaitu jasa yang disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa
umum meliputi pelayanan kesehatan, dan
pelayanan persampahan. Jasa yang tidak
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 18
termasuk jasa umum adalah jasa urusan umum
pemerintah.
b. Jasa Usaha, yaitu jasa yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip-
prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh swasta. Jasa usaha antara
lain meliputih penyewaan asset yang dimiliki/
dikuasai oleh pemerintah daerah, penyedian
tempat penginapan, usaha bengkel kendaraan,
tempat pencucian mobil, dan penjualan bibit.
c. Perizinan Tertentu, pada dasarnya pemberian
izin oleh pemerintah tidak harus dipungut
retribusi. Akan tetapi dalam melaksanakan
fungsi tersebut, pemerintah daerah mungkin
masih mengalami kekurangan biaya yang tidak
selalu dapat dicukupi oleh sumber-sumber
penerimaan daerah yang telah ditentukan
sehingga perizinan tertentu masih dipunggut
retribusi.
2.1.2. Jenis-jenis Retribusi Daerah
Retribusi daerah menurut UU No 18 Tahun 1997
tentang pajak daerah dan retribusi daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No
34 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 19
Tahun 2001 tentang retribusi daerah dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi atas
jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2000
Pasal 18 ayat 3 huruf a, retribusi jasa umum
ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini:
1) Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak
dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau
perizinan tertentu.
2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan
daerah dalam rangka pelaksanaa asas
desentralisasi.
3) Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi
orang pribadi atau badan yang diharuskan
membayar retribusi, disamping untuk melayani
kepentingan dan kemanfaatan umum.
4) Jasa tersebut layak untuk dikenakan
retribusi.
5) Retribusi tersebut tidak bertentangan dengan
kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 20
6) Retribusi tersebut dapat dipungut secara
efektif dan efisiensi serta merupakan satu sumber
pendapatan daerah yang potensial.
7) Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan
jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas
pelayanan yang lebih baik.
Jenis-jenis retribusi jasa umum terdiri dari:
1) Retribusi Pelayanan Kesehatan
2) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
3) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu
Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil
4) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
Mayat
5) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
Umum
6) Retribusi Pelayanan Pasar
7) Retribusi Pengujian kendaraan Bermotor
8) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
10) Retribusi Pengujian Kapal Perikanan
b. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi atas
jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada
dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor
swasta.
Kriteria retribusi jasa usaha adalah:
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 21
1) Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan
retribusi jasa umum atau retribusi perizinan
tertentu
2) Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang
bersifat komersial yang seyogianya disediakan
oleh sektor swasta, tetapi belum memadai atau
terdapatnya harta yang dimiliki/ dikuasai oleh
pemerintah daerah.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha terdiri dari:
1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
3) Retribusi Tempat Pelelangan
4) Retribusi Terminal
5) Retribusi Tempat Khusus Parkir
6) Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggahan/
Villa
7) Retribusi Penyedot Khusus
8) Retribusi Rumah Potongan Hewan
9) Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal
10) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
11) Retribusi Penyeberangan di Atas Air
12) Retribusi Pengolahan Limbah Cair
13) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
c. Retribusi Perizinan Tertentu, adalah
retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 22
pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang.
Penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Kriterian retribusi perizinan tertentu antara
lain:
1. Perizinan tersebut termasuk kewenangan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam
rangka asas desentralisasi
2. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan
guna melindungi kepentingan umum
3. Biaya yang menjadi beban pemerintah dalam
penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk
menanggulangi dampak negative dari pemberian izin
tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai
dari perizinan tertentu.
Jenis-jenis Retribusi perizinan tertentu terdiri
dari ;
1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
2) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol
3) Retribusi Izin Gangguan
4) Retribusi Izin Trayek
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 23
2.1.3. Sarana dan Tata Cara Pemungutan Retribusi
Daerah
Pemungutan retribusi daerah tidak dapat
diborongkan, artinya seluruh proses kegiatan
pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan
kepada pihak ketiga. Namun, dalam pengertian ini
tidak berarti bahwa pemerintah daerah tidak boleh
bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat
selektif dalam proses pemungutan retribusi,
pemerintah daerah dapat mengajak bekerja sama
badan-badan tertentu yang karena
profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut
melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis
retribusi tertentu secara lebih efisien. Kegiatan
pemungutan retribusi yang tidak dapat
dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah
kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang
terutang, pengawasan penyetoran retribusi, dan
penagihan retribusi.
Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen
lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat
ketetapan retribusi yang menentukan besarnya
pokok retribusi. Dokumen lain yang dipersamakan
antara lain, berupa karci masuk, kupon dan kartu
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 24
langganan. Jika wajib retribusi tertentu tidak
membayar retribusi tepat pada waktunya atau
kurang membayar, ia dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar dua persen setiap bulan
dari retribusi terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat
Tagihan Retribusi Daerah (STRD).
STRD adalah surat untuk melakukan tagihan
retribusi dan atau sanksi administrasi berupa
bunga dan atau denda. Tata cara pelaksanaan
pemungutan retribusi daerah ditetapkan oleh
kepala daerah.
Menurut Mahenrazulfan (Fungsi Retribusi dalam
meningkatkan PAD, halaman 6, tahun 2010)
Pungutan retribusi langsung atau konsumen dalam
prakteknya biasanya dikenakan karena satu atau
lebih dari pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
1. Apakah pelayanan tersebut merupakan barang-
barang publik atau privat,
mungkin pelayanan tersebut dapat disediakan
kepada setiap orang.
2. Suatu jasa yang melibatkan suatu sumber
daya yang langka atau mahal dan perlunya
disiplin masyarakat dalam mengkonsumsinya.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 25
3. Ada beberapa jenis konsumsi yang dinikmati
oleh individu bukan karena
kebutuhan pokok sehingga lebih merupakan
pilihan dari pada keperluan.
4. Jasa-jasa dapat digunakan untuk kegiatan-
kegiatan mencari keuntungan
disamping memuaskan kebutuhan-kebutuhan
individual di kantor pos,
telepon seluruhnya digunakan secara luas oleh
industri.
Untuk tata cara pemungutannya retribusi tidak
dapat diborongkan dan retribusi dipungut dengan
menggunakan surat ketetapan retribusi daerah atau
dokumen yang dipersamakan. Pelaksanaan penagihannya
dapat dipaksakan, dalam hal wajib retribusi
tertentu kepada mereka yang tidak membayar tepat
pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan
sangsi administrasi, berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan
ditagih dengan Surat Tagihan Retribusi Daerah
(STRD).
2.1.4. Perhitungan Retribusi Daerah
Besarnya retribusi yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 26
perizinan tertentu dihitung dengan cara
mengalikan tarif retribusi dengan tingkat
penggunaan jasa. Dengan demikian, besarnya
retribusi yang terutang dihitung berdasarkan
tarif retribusi dan tingkat penggunaan jasa.
a. Tingkat Penggunaan Jasa
Tingkat Penggunaan Jasa dapat dinyatakan sebagai
kuantitas penggunaan jasa sebagai dasar alokasi
beban biaya yang dipikul daerah untuk
penyelenggaraan jasa yang bersangkutan, misalnya
beberapa kali masuk tempat rekreasi, berapa
kali/berapa jam parker kendaraan, dan sebagainya.
Akan tetapi, ada pula penggunaan jasa yang
tidak dapat dengan mudah diukur. Dalam hal ini
tingkat penggunaan jasa mungkin perlu ditaksir
berdasarkan rumus tertentu yang didasarkan atas
luas tanah, luas lantai bangunan, jumlah tingkat
bangunan, dan rencana penggunaan bangunan.
b. Tarif Retribusi Daerah
Tarif Retribusi Daerah adalah nilai rupiah atau
persentase tertentu yang ditetapkan untuk
menghitung besarnya retribusi daerah yang
terutang. Tarif dapat ditentukan seragam atau
dapat diadakan perbedaan golongan tarif sesuai
dengan sasaran dan tarif tertentu, misalnya
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 27
perbedaan Retribusi Tempat Rekreasi antara anak
dan dewasa.
Tarif retribusi ditinjau kembali secara berkala
dengan memperhatikan prinsip dan sasaran penetapan
tarif retribusi, hal ini dimasudkan untuk
mengantisipasi perkembangan perekonomian daerah
berkaitan dengan objek retribusi yang
bersangkutan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2001 ditetapkan bahwa tarif retribusi
ditinjau kembali paling lama lima tahun sekali.
c. Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif
Retribusi Daerah
Tarif retribusi daerah ditetapkan oleh pemerintah
daerah dengan memperhatikan prinsip dan sasaran
penetapan tarif yang berbeda antar golongan
retribusi daerah.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
Pasal 21 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2001 Pasal 8-10 prinsip dan sasaran dalam
penetapan tarif retribusi daerah ditentukan
sebagai berikut:
1) Tarif retribusi jasa umum ditetapkan
berdasarkan kebijakan daerah dengan
mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek
keadilan.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 28
2) Tarif retribusi jasa usaha ditetapkan
berdasarkan pada tujuan utama untuk memperoleh
keuntungan yang layak, yaitu keuntungan yang
dapat dianggap memadai jika jasa yang
bersangkutan diselenggarakan oleh swasta
3) Tarif retribusi perizinan tertentu
ditetapkan berdasarkan pada tujuan untuk
menutup sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan pemberian izin yang
bersangkutan meliputi penerbitan dokumen izin,
pengawasan dilapangan, penegakan hukum,
penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari
pemberian izin tersebut.
Menurut Kesit Bambang Prakosa (2003:49-52)
prinsip dasar untuk mengenakan retribusi biasanya
didasarkan pada total cost dari pelayanan-pelayanan
yang disediakan. Akan tetapi akibat adanya
perbedaan-perbedaan tingkat pembiayaan
mengakibatkan tarif retribusi tetap dibawah
tingkat biaya (full cost) ada 4 alasan utama
mengapa hal ini terjadi:
a) Apabila suatu pelayanan pada dasarnya
merupakan suatu public good yang disediakan
karena keuntungan kolektifnya, tetapi retribusi
dikenakan untuk mendisiplinkan konsumsi.
Misalnya retribusi air minum.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 29
b) Apabila suatu pelayanan merupakan bagian
dari swasta dan sebagian lagi merupakan good
public. Misalnya tarif bis disubsidi guna
mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum
dibandingkan angkutan swasta, guna mengurangi
kemacetan.
c) Pelayanan seluruhnya merupakan private good
yang dapat disubsidi jika hal ini merupakan
permintaan terbanyak dan penguasa enggan
menghadapi masyarakat dengan full cost. Misalnya
fasilitas rekreasi dari kolam renang.
d) Privat good yang dianggap sebagi kebutuhan
dasar manusia dan group-group berpenghasilan
rendah. Misalnya perumahan untuk tunawisma.
d. Cara Perhitungan Retribusi
Besarnya retribusi daerah yang harus dibayar
oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan
jasa yang bersangkutan dihitung dari perkalian
antara tarif dan tingkat penggunaan jasa dengan
rumus sebagai berikut:
Jumlah Jam Kerja x Tarif Retribusi = Retribusi Daerah
2.1.5. Kriteria Efektivitas Retribusi Daerah
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 30
Untuk menilai tingkat efektivitas dari
pemungutan retribusi daerah ada beberapa kriteria
yang dipenuhi yaitu:
a. Kecukupan dan Elastisitas
Elastisitas retribusi harus responsif kepada
pertumbuhan penduduk dan pendapatan, selain itu
juga tergantung pada ketersediaan modal untuk
memenuhi pertumbuhan penduduk.
b. Keadilan
Dalam pemungutan retribusi daerah harus
berdasarkan asas keadilan, yaitu disesuaikan
dengan kemampuan dan manfaat yang diterima.
c. Kemampuan Administrasi
Dalam hal ini retribusi mudah ditaksir dan
dipungut. Mudah ditaksir karena pertanggungjawaban
didasarkan atas tingkat konsumsi yang dapat
diukur. Mudah dipungut sebab penduduk/masyarakat
hanya mendapatkan apa yang mereka bayar, jika
tidak dibayar maka pelayanan dihentikan.
2.1.6. Peraturan Pemerintah Tentang Retribusi
Daerah
Peraturan yang memuat tentang retribusi daerah
adalah Undang-Undang No 18 Tahun 1997 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, direvisi
menjadi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 31
Tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2001 tentang Retribusi Daerah, Peraturan Daerah
Kabupaten Bengkayang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang, dalam peraturan-
peraturan ini diatur hal-hal yang berkaitan
dengan ketentuan retribusi daerah. Seperti jenis-
jenis retribusi daerah, tata cara dan sarana
pemungutan retribusi, perhitungan besarnya
retribusi terutang dan beberapa ketentuan lainnya.
2.2. Pendapatan Asli Daerah
2.2.1. Definisi Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang
diperoleh dari sumber –sumber pendapatan daerah
dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan tukang punggung
pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan
melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya
kontribusi yang diberikan oleh Pendapatan Asli
Daerah terhadap APBD, semakin besar kontribusi
yang dapat diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah
terhadap APBD berarti semakin kecil
ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan
pemerintah pusat.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 32
Pendapatan Asli Daerah hanya merupakan salah
satu komponen sumber penerimaan keuangan negara
disamping penerimaan lainnya berupa dana
perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain
penerimaan yang sah juga sisa anggaran tahun
sebelumnya dapat ditambahkan sebagai sumber
pendanaan penyelenggaraan pemerintah di daerah.
Keseluruhan bagian penerimaan tersebut setiap
tahun tercermin dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD). Meskipun PAD tidak
seluruhnya dapat membiayai APBD, namun proporsi
PAD terhadap total penerimaan tetap merupakan
indikasi derajat kemandirian keuangan suatu
pemerintah daerah.
Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu
menggali sumber-sumber keuangan secara maksimal,
namun tentu saja dalam koridor perundang-undangan
yang berlaku khusunya untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan pemerintahan dan pembangunan
didaerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Dr.Machfud Sidik,MSc, tuntutan peningkatan
semakin besar seiring dengan semakin banyaknya
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada
daerah itu sendiri. Dalam penggalian dan
peningkatan pendapatan daerah itu sendiri banyak
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 33
permasalahan yang ditemukan, hal ini dapat
disebabkan oleh:
a. Perannya tergolong kecil dalam total
penerimaan daerah sebagian besar penerimaan
daerah masih berasal dari bantuan Pusat. Dari
segi upaya pemungutan pajak, banyaknya bantuan
dari subsidi ini mengurangi “usaha” daerah
dalam pemungutan PAD-nya, dan lebih
mengandalkan kemampuan “negosiasi” daerah
terhadap Pusat untuk memperoleh tambahan
bantuan.
b. Kemampuan administrasi pemungutan di derah
yang masih rendah. Hal ini mengakibatkan bahwa
pemungutan pajak cenderung dibebani oleh biaya
pungut yang besar
c. Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan
yang lemah. Hal ini mengakibatkan kebocoran-
kebocoran yang sangat berarti bagi daerah.
Menurut Undang-undang No. 33 Tahun 2004,
“Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam
daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber
penerimaan daerah yang asli digali di daerah
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 34
yang digunakan untuk modal dasar pemerintah
daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-
usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan
dana dari pemerintah pusat.
Menurut Undang-undang No. 33 Tahun 2004 pasal
6, “ Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri
dari : 1). Pajak daerah, 2). Retribusi daerah,
3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan 4). Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang sah”.
Menurut Mardiasmo (2002: 132), “Pendapatan Asli
Daerah adalah penerimaan daerah dari sektor
pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah”.
Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
pemerintah daerah dilarang:
a. Menetapkan peraturan daerah tentang
pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya
tinggi dan
b. Menetapkan peraturan daerah tentang
pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk,
lalu lintas barang dan jasa antar daerah,
dan kegiatan impor/ ekspor.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 35
2.2.2 . Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu
sumber dari pendapatan daerah, yang dimaksud
pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber pendapatan
dalam wilayahnya sendiri. Pendapatan asli daerah
tersebut dipungut berdasarkan peraturan daerah.
Menurut Mardiasmo (2002:132) dalam AMRI
SIREGAR tentang (ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS
PAJAK DAN RETRIBUSI, halaman 34,38 dan 40. Tahun
2009)
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang
diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil
pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah.
Menurut Halim dan Nasir (2006:44), pendapatan
asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan daerah.
2.2.3. Jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah
Klasifikasi PAD berdasarkan Permendagri Nomor
13/2006 adalah : Pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pendapatan asli yang sah. Jenis pajak
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 36
daerah dan retribusi daerah dirinci menurut objek
pendapatan sesuai dengan undang-undang pajak
daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup
bagian laba atas pernyataan modal pada
perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas
pernyataan modal pada perusahaan milik
pemerintah/BUMN, dan bagian laba atas pernyataan
modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok
usaha masyarat. Jenis-jenis lain PAD yang di
sahkan disediakan untuk menganggarkan penerimaan
daerah yang tidak termaksud dalam pajak daerah,
retribusi daerah, dan hasil pengelolan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dirinci menurut objek
pendapatan yang mencakup hasil penjualan daerah
yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan
bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian
daerah, penerimaan komisi, potongan atau bentuk
lain sebagai akibat dari penjualan atau pengadaan
barang dan / atau jasa oleh daerah, penerimaan
keuntungan selisi dari nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan
denda pajak, pendapatan denda retribusi.
Pendapatan hasil ekskusif atau jaminan, pendapatan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 37
dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
pendapatan dari ansuran/ cicilan penjualan.
2.2.4. Keuangan Daerah
Menurut Menurut Mahenrazulfan (Fungsi Retribusi
dalam meningkatkan PAD, halaman 8, tahun 2010).
Salah satu kriteria penting untuk mengetahui
secara nyata kemampuan Daerah dalam mengatur dan
mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self
supporting dalam bidang keuangan. Sehubungan
dengan pentingnya posisi keuangan ini, Pamudji
menegaskan:
“Pemerintah Daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya
dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk
memberikan pelayanan dan pembangunan… Dan keuangan inilah
yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara
nyata kemampuan Daerah dalam mengurus rumah tangganya
sendiri”.
Untuk dapat memiliki keuangan yang memadai
dengan sendirinya Daerah membutuhkan sumber
keuangan yang cukup pula. Dalam hal ini Daerah
dapat memperolehnya melalui beberapa cara, yakni:
Pertama : mengumpulkan dana dari Pajak Daerah
yang sudah direstui oleh Pemerintah Pusat;
Kedua : melakukan pinjaman dari pihak ketiga,
pasar uang atau bank atau melalui Pemerintah
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 38
Pusat; Ketiga : mengambil bagian dalam pendapatan
pajak sentral yang dipungut Daerah, misalnya
sekian persen dari pendapatan sentralnya tersebut;
Keempat : menambahkan tarif pajak sentral
tertentu, misalnya pajak kekayaan atau pajak
pendapatan; Kelima : menerima bantuan atau subsidi
dari pemerintah pusat.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, menjelaskan bahwa :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah
sendiri, yang terdiri dari:
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan;
2. Sumber PAD lainnya yang sah;
Dana perimbangan, yang terdiri dari :
Dana bagi hasil yang bersumber dari
pajak dan sumber daya alam
Dana alokasi umum, yang dialokasikan
berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan
dalam negeri neto
Dana alokasi khusus yang dialokasikan
dari APBN
Lain-lain pendapatan Daerah yang sah,
misalnya hibah dan dana darurat.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 39
Dari ketentuan tersebut di atas maka pendapatan
Daerah dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu:
Pendapatan Asli Daerah dan pendapatan non-asli
Daerah.
Sumber pendapatan daerah yang penting lainnya
adalah retribusi daerah. Pengertian retribusi
secara umum adalah “pembayaran-pembayaran kepada
Negara yang dilakukan oleh mereka yang
menggunakan jasa–jasa negara”.
2.2.5. Hasil Perusahan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang di Pisahkan
Menurut Halim (2004: 68), Hasil perusahaan
milik daerah dan hasil kekayaan milik daerah
yang dipisahkan menurut penerimaan daerah yang
berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan
pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan.
Menurut Halim (2004: 68), jenis pendapatan ini
meliputi objek pendapatan berikut :
Bagian laba perusahaan milik daerah
Bagian laba lembaga keuangan milik Bank
Bagian laba keuangan non bank
Bagian laba atas pernyertaan modal/invetasi
Sumber penerimaan PAD yang lainnya menduduki
peranan penting setelah pajak dan retribusi
daerah adalah bagian pemerintah daerah atas laba
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 40
Badan Usaha Milik daerah (BUMD). Menurut Undang-
undang Nomor 34 tahun 2000 hasil perusahan
milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik
daerah yang di pisahkan.
BUMD merupakan badan usaha yang didirikan
selurunya atau sebagian dengan modal daerah.
Tujuan didirikan BUMD adalah dalam rangka
menciptakan lapangan kerja atau mendorong
pembangunan ekonomi daerah. Selain itu BUMD juga
merupakan cara yang lebih efisiensi dalam
melayani masyarakat, dan merupakan salah satu
sumber penerimaan Negara. Bagian laba BUMD
tersebut digunakan untuk membiayai pembanguanan
daerah dan anggaran belanja daerah, setelah
dikurangi dengan penyusutan, dan pengurangan lain
yang wajar dalam BUMD.
BUMD sebenarnya juga merupakan salah satu
potensi sumber keuangan bagi daerah yang perlu
terus ditingkatan guna mendukung pelaksanaan
otonomi daerah. Besarnya kontribusi laba BUMD
dalam pendapatan asli daerah dapat menjadi
indikator kuat dan lemahnya BUMD dalam suatu
daerah.
2.2.6. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 41
Menurut Halim (2004: 69), pendapatan ini
merupakan penerimaan daerah yang berasal dari
lain-lain milik pemerintah daerah.
Menurut Halim (2004: 69), jenis pendapatan ini
meliputi objek pendapatan berikut : 1) Hasil
penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, 2)
Penerimaan jasa giro, 3) penerimaan bunga
deposit, 4) Denda keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan, 5) penerimaan ganti rugi
atas/kehilangan kekayaan daerah .
2.2.7. Pengelolaan Pendapatan Daerah beserta
Implikasinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Daerah dalam struktur APBD masih
merupakan elemen yang cukup penting fungsinya
baik untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintahan
maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila
dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan
Daerah masih merupakan alternatif pilihan utama
dalam mendukung program dan kegiatan
penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan publik
di kota/ kabupaten di Indonesia.
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan
anggaran pendapatan Daerah akan lebih difokuskan
pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 42
Daerah, dana perimbangan dan penerimaan Daerah
lainnya.
Kebijakan pendapatan Daerah Kota / Kabupaten di
Indonesia tahun 2007- 2011 diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar kurang
lebih 10 % dan pertumbuhan tersebut lebih
disebabkan oleh adanya pertumbuhan pada komponen
PAD dan komponen Dana Perimbangan.
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
1. Kebijakan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, sumber
pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Bengkayang meliputi pendapatan asli daerah
(PAD), dana perimbangan, dan lain- lain pendapatan
daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bengkayang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah,
bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sah.
Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak, dan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 43
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak. Memperhatikan
kewenangan yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diketahui bahwa terdapat sejumlah kewenangan
dibidang Pemerintahan yang tidak diserahkan
kepada Daerah, sehingga kewenangan tersebut tetap
menjadi wewenang Pemerintah pusat dalam wujud
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tercantum
pada Pasal 6. Sumber Pendapatan Daerah terdiri
dari : Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi: b.
Retribusi Daerah .
Pemberlakuan jenis-jenis pajak ini tentunya
disesuaikan dengan peraturan-Peraturan perundang-
undangan yang berlaku, seperti UU No. 34/2000 tentang
Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Pada Undang undang ini lebih leluasa dalam
menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di wilayah
yurisdiksinya, dengan mengeluarkan Peraturan Daerah,
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai
operasionalisasi dari Undang undang ini, Pemerintah
juga telah mengeluarkan PP No. 66/2001 tentang Pajak
Daerah dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun
2001 tentang Retribusi Daerah. Daerah, baik Pemerintah
propinsi maupun di Pemerintah /Kota.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 44
2. Fungsi
Dalam sebuah organisasi, sistem fungsi memegang
fungsi penting untuk memastikan bahwa segala sesuatunya
berjalan sesuai dengan mandat, visi, misi, tujuan serta
target-target organisasi. Sistem fungsi memiliki dua
tujuan utama yaitu akuntabilitas dan proses belajar.
Dari sisi akuntabilitas, sistem fungsi akan memastikan
bahwa dana pembangunan digunakan sesuai dengan etika
dan aturan hukum dalam rangka memenuhi rasa keadilan.
Dari sisi proses belajar, sistem Fungsi akan memberikan
informasi tentang dampak dari program atau intervensi
yang dilakukan, sehingga pengambil keputusan dapat
belajar tentang bagaimana menciptakan program yang
lebih efektif.
Berdasarkan obyek Fungsi, dapat membagi Fungsi terhadap
Pemerintah Kabupaten Bengkayang menjadi tiga jenis,
yaitu fungsi terhadap:
1. Produk hukum dan kebijakan Daerah
2. Pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Bengkayang serta produk hukum dan
kebijakan
3. Keuangan Daerah
BAB III
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 45
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
3.1.1. Jenis Data
Dalam setiap kegiatan yang menyakut penelitian
pastinya membutuhkan data-data yang berkaitan
dengan apa yang diteliti. Dengan arti lain
bahwa tanpa sebuah data kegiatan penelitian
tidak akan berjalan dengan baik. Dalam hal ini
juga masih banyak orang (peneliti) belum
menyadari bahwa pentingnya identifikasi data,
sehingga akan berpengaruh pada hasil penelitian
yang dilakukan nanti. Oleh sebab itu data dalam
suatu kegiatan penelitian sangat di perlukan.
3.1.2. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini :
a. Data kualitatif yaitu data yang berupa
pendekatan perpustakaan yang berhubungan dengan
permasalahan yang di bahas
b. Data kwantitatif yaitu data yang
menjelaskan permasalahan dengan memakai angka-angka
dan table mengenai Analisis Tingkat Penerimaan
Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Kabupaten Bengkayang.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 46
c. Data Internal yaitu Data yang diperoleh
langsung dari Plt. PPTK Rehabilitasi dan Peralatan
Alat – alat Berat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bengkayang dan Bendahara Penerimaan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bengkayang.
d. Data Ekstenal yaitu data yang diperoleh
dari Kantor Dispenda dan berupa dokumen-dokumen,
dan literature yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian yang dilakukan.
3.2. Satuan Analisis dan Satuan Pengamatan
Yang menjadi satuan analisis adalah data Retribusi
Daerah dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
dan yang menjadi satuan pengamatan adalah perusahaan
dalam hal ini perusahaan yang dimaksud adalah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian dan kajian akan dipergunakan
Data Primer dan Data sekunder, yaitu:
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari
sumber pertama dan pengamatan secara langsung
serta wawancara mendalam (depth interview) dengan
pihak-pihak terkait, yaitu Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 47
Kabupaten Bengkayang melalui PPTK Rehabilitasi dan
Pemeliharan Alat – alat Berat.
Data sekunder.
Data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bengkayang dan telah diolah oleh
pihak lain dan lebih lanjut dikaitkan, dengan
pembahasan dalam penelitian.
3.4. Metode Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan sebagai
bahan penulis terkumpul melalui pengumpulan data,
kemudian data tersebut dengan menggunakan metode
analisis deskritif kualitatif dengan pengelolaan
data dalam bentuk distribusi frekwensi relatif
(presentase) yang selanjutnya dalam bentuk tabel.
3.5. Definisi Operasional Variabel
3.5.1. Retribusi Daerah
1. Pengertian Retribusi Daerah
Retribusi Daerah atau Retribusi adalah pungutan
daerah (otonom) sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang KHUSUS disediakan sampai /
atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
orang atau Pribadi atau badan .
Sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan
desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber
penerimaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 48
sendiri sesuai dengan potensinya masing-masing. Sumber-
sumber penerimaan tersebut dapat berupa pajak atau
retribusi. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar
1945, setiap pungutan yang membebani masyarakat baik
berupa pajak atau retribusi harus diatur dengan Undang-
Undang (UU).
Dasar Hukum
1. UU No. 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan
dari UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
2. PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah; dan
3. PP No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.
4. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan.
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
5. Perda No.04 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
2. Ciri-ciri
Dipungut oleh pemerintah daerah adalah,
berdasarkan kekuatan diatur dalam peraturan
perundang-undangan .
Dapat dipungut apabila ada jasa yang
disediakan oleh pemerintah daerah adalah dan
dinikmati oleh orang atau badan.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 49
Pihak yang membayar retribusi daerah adalah
mendapatkan Imbalan / balas jasa secara langsung
bahasa dari pemerintah daerah adalah atas pembayaran
yang dilakukannya.
3. Objek dan Golongan Retribusi
Objek Retribusi Adalah:
Jasa umum;
Jasa Usaha; dan
Perizinan Tertentu.
Artikel Baru demikian, retribusi digolongkan menjadi:
Retribusi Jasa umum;
Retribusi Jasa Usaha; Dan
Retribusi Perizinan Tertentu.
4. Jenis-jenis Retribusi
Retribusi Jasa Umum
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang atau pribadi atau badan.
Jenis Retribusi Jasa Umum Adalah:
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Retribusi Pelayanan persampahan / Kebersihan Kota
Bandung;
Retribusi Penggantian Wesel Cetak Kartu Tanda
Penduduk Dan Akta PT BUMI Sipil;
Retribusi Pelayanan Pemakaman Dan Pengabuan Mayat;
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 50
Retribusi Pelayanan PARKIR di Tepi Jalan UMUM;
Retribusi Pelayanan Pasar;
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi Pemeriksaan Alat pemadam KEBAKARAN;
Retribusi Penggantian Wesel Cetak PETA;
Retribusi Penyediaan sampai / atau Penyedotan Kakus;
Retribusi Pengolahan Dasar hukum: Regulations Cair;
Retribusi Pelayanan Tera / Tera Ulang;
Retribusi Pelayanan Pendidikan, Dan
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
Jenis Retribusi di atas dapat tidak dipungut apabila
potensi penerimaannya kecil sampai / atau kebijakan
pendidikan nasional atas / daerah adalah untuk
memberikan pelayanan nihil secara gratis.
Retribusi Jasa Usaha
Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah menganut Prinsip
Komersial yang meliputi:
pelayanan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah
yang belum dimanfaatkan secara optimal, sampai / atau
Oleh Pemerintah Daerah pelayanan sepanjang belum
disediakan secara memadai oleh pihak swasta.
Jenis Retribusi Jasa Usaha Adalah:
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
Retribusi Pasar Grosir dan / atau Pertokoan;
Retribusi TEMPAT Pelelangan;
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 51
Retribusi Terminal;
Retribusi TEMPAT KHUSUS PARKIR;
Retribusi TEMPAT Penginapan / Pesanggrahan / Villa;
Retribusi Rumah Potong Pada Hewan;
Retribusi Pelayanan kepelabuhanan;
Retribusi TEMPAT Rekreasi Dan OLAHRAGA;
Retribusi Penyeberangan di Air; Dan
Retribusi PENJUALAN Produksi Usaha Daerah.
Retribusi Perizinan Tertentu
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan
perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang
atau Pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan Pengawasan atas usaha atau kegiatan
Pemanfaatan ruang, penggunaan Sumber Daya alam, Barang,
prasarana, Sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
Lingkungan.
Jenis Retribusi Perizinan Tertentu Adalah:
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi Izin tempat penjualan minuman beralkohol;
Retribusi Izin Gangguan;
Retribusi Izin trayek; Dan
Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Kriteria Retribusi
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 52
Selain jenis – jenis retribusi di Atas, pemerintah
Pusat dapat pula berwenang menetapkan jenis retribusi
Lain melalui Peraturan Pemerintah .
Kriteria retribusi adalah sebagai berikut:
Retribusi Jasa umum:
1) Retribusi Jasa umum bersifat bukan Retribusi Jasa
Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;
2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan
Daerah dalam rangka pelaksanaan waktu desentralisasi;
3) Jasa nihil memberi manfaat khusus bagi orang atau
Pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi,
disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan
umum;
4) Jasa nihil hanya diberikan kepada orang atau
Pribadi atau Badan yang membayar retribusi memberikan
keringanan bagi masyarakat tidak mampu;
5) Retribusi tidak bertentangan kebijakan pendidikan
nasional mengenai penyelenggaraannya;
6) Retribusi dapat dipungut secara efektif dan
pengerjaannya efisien, serta merupakan salah satu
sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan
7) pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan Jasa
nihil tingkat sampai / atau kualitas pelayanan yang
lebih baik.
Retribusi Jasa Usaha:
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 53
1) Retribusi Jasa Usaha bersifat Retribusi Jasa umum
atau Retribusi Perizinan Tertentu;
2) Jasa Yang bersangkutan adalah Jasa yang bersifat
komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor
perikanan swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya
memiliki harta yang dimiliki / dikuasai Daerah yang
belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.
Retribusi Perizinan Tertentu:
1) perizinan nihil termasuk kewenangan pemerintahan
yang diserahkan kepada Daerah dalam Rrangka asas waktu
desentralisasi;
2) perizinan nihil benar-benar diperlukan guna
melindungi kepentingan umum; dan
3) Wesel yang menjadi pendapatan daerah dalam,
penyelenggaraan Izin nihil dan wesel untuk
menanggulangi dampak negatif dari pemberian Izin nihil
cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi
perizinan;
3.5.2. Pendapatan Asli Daerah
Definisi variabel intervening menurut Sugiyono (2006:41)
adalah “variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variable independen dengan dependen.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang
terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variable independen tidak langsung
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 54
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable
dependen”. Dengan adanya perubahan pada variabel
independen, maka variable dependen pun akan mengalami
perubahan. Dalam penelitian ini, maka yang menjadi
variabel intervening adalah Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
Menurut UU No. 33 Tahun 2004, definisi dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah “pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
3.5.3. Kemandirian Daerah / Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2006:40) menjelaskan tentang
variabel dependen atau variabel terikat yaitu: “
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
”. Dalam penelitian ini, maka yang menjadi variabel
dependen adalah kemandirian daerah.
Menurut Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik
Yogyakarta (2004:28) menyatakan pengertian kemandirian
daerah, yaitu : “ Kemandirian suatu daerah adalah
bagaimana daerah tersebut mampu menjalankan fungsinya
untuk mensejahterakan masyarakat daerahnya tanpa
bergantung kepada daerah lain ”.
Terkait dengan hal tersebut, langkah – langkah yang
diambil adalah :
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 55
1. Untuk mengetahui tingkat retribusi daerah sebagai
sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bengkayang
pada tahun 2014.
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian,
penerimaan Retribusi Daerah Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang Tahun 2010-2014.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penerimaan Retribusi Daerah pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang terhadap total
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bengkayang.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Retribusi Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Bengkayang pada tahun 2014
4.1.1. Retribusi Daerah melalui Sewa Alat Berat
Aset Alat Berat tersebut dikelola dan ditempatkan
pada workshop Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
. Pengelolaan barang inventaris milik daerah yang
dibeli dari uang rakyat/dipungut dari hasil pajak dan
retribusi itu adalah hal yang sangat penting, karena
keberadaan alat-alat berat tersebut sangat dibutuhkan
untuk menunjang pembangunan fisik, baik jalan dan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 56
jembatan. Penggunaan alat berat pada Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bengkayang lebih diutamakan untuk
keperluan yang bersifat sosial dan pekerjaan yang
dilaksanakan secara swakelola seperti pemeliharaan
rutin jalan kabupaten, meskipun alat tersebut juga
dimanfaatkan untuk menghasilkan pemasukan keuangan
daerah atau PAD, dengan cara disewakan kepada pihak
ketiga.
Sejauh ini, hasil penerimaan dari sewa alat-alat
berat belum mampu memberikan kontribusi yang berarti
bagi pendapatan asli daerah jika dibandingkan dengan
pengeluaran yang dialokasikan untuk pemeliharaannya.
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang bersumber dari sewa
alat-alat berat pada tahun anggaran 2014, ditarget
sebesar Rp. 320 Juta. Hal ini tidak menguntungkan bila
dibandingkan dengan anggaran untuk biaya perbaikan dan
pemeliharaan alat-alat berat yang dialokasikan sebesar
Rp. 185 juta, dimana alokasi tersebut didalamnya adalah
honorarium PNS, belanja alat tulis kantor, belanja
perangko, materai dan benda pos lainnya, belanja bahan
bakar minyak dan gas, belanja penggantian suku cadang
dan service suku cadang, belanja penggandaan (fotocopy)
dan belanja perjalanan dinas. Meskipun demikian,
seringkali anggaran yang dialokasikan setiap tahun
untuk biaya perbaikan alat-alat berat tersebut tidak
mencukupi karena biaya suku cadang yang mahal dan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 57
fluktuasi harga yang sering berubah. Anggaran yang
disediakan untuk pemeliharaan alat berat serta target
dan realisasi dari sewa alat berat .
Tabel 1. Tabel alokasi dana untuk alat berat dari
tahun 2014 ) berikut ini:
( RANGKUMAN ) RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUANPERANGKAT DAERAH DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN ANGGARAN 2014
URAIAN ANGGARAN KETERANGAN
Honorarium PNS dan TenagaHonor
Rp 2.712.000,00
Belanja Alat Tulis Kantor Rp 2.076.000,00
Belanja Prangko,Materai dan benda pos lainnya
Rp 180.000,00
Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas
Rp 4.500.000,00
Belanja Jasa Service Rp 36.000.000,00
Belanja Penggantian Suku Cadang
Rp 120.434.600,00
Belanja Bakar dan Pelumas Rp 10.700.000,00
Belanja Cetak Rp 1.055.000,00
Belanja Penggandaan Rp 1.875.000,00
Belanja Perjalanan Dinas Rp 5.467.400,00
JUMLAH Rp 185.000.000,00
Keterangan : Data diambil dari RKA SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
TA.2014
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 58
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa anggaran untuk
belanja service alat dan belanja suku cadang alat berat
selama tahun 2014 adalah yang terbesar, hal ini
berkaitan dengan tingkat penyusutan dan usia peralatan
yang semakin lama memerlukan biaya pemeliharaan yang
cukup besar. Dikarenakan keadaan tersebut memang sudah
semestinya dijadikan bahan untuk perencanaan
penganggaran, baik dalam perubahan anggaran maupun
anggaran untuk tahun kedepannya. Dan yang telah
dianggarkan masih dirasakan belum memenuhi biaya yang
dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan, baik
service maupun pembelian suku cadang/sparepart alat
berat .
4.1.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
Tabel 2. REKAPITULASI PENERIMAAN PAD DARI RETRIBUSIPEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADA PERALATAN DINAS
PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG DARI TAHUN 2010 S/D 2014
No Nama JenisObjek
Retribusi
TahunAnggaran
TargetAnggaran
( Rp )
Realisasi
( Rp )
Prosentase
( % )
Keterangan
1 Sewa AlatBerat
2010 100.000.000,00
119.462.000,00
119,462%
2 Sewa AlatBerat
2011 300.000.000,00
314.151.700,00
104,717%
3 Sewa AlatBerat
2012 350.000.000,00
375.304.250,00
107,229%
4 Sewa Alat 2013 720.000.000, 90.712.550,0 12,598%
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 59
Berat 00 0
5 Sewa AlatBerat
2014( sampaidengan 21Oktober2014 )
320.000.000,00
288.400.628,00
90,125%
Catatan : Pada Tahun 2013 Alat Berat Tidak disewakan pada Pihak Ketiga
Keterangan : Data diambil dari Bendahara Penerimaan DPU Kab.Bengkayang
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa realisasi
pendapatan sewa alat berat selama tahun 2010-2014
terjadi peningkatan, namun pada tahun 2013 justru
pencapaiannya mengalami penurunan menjadi 12,598% dari
target. Penyebab rendahnya capaian target diatas adalah
kurangnya komunikasi yang baik terhadap penetapan
Target Anggaran pada tahun 2013, dengan tidak adanya
koordinasi antar instansi/stakeholder mengakibatkan
seolah - olah kinerja pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang tidak maksimal. Hal ini
menunjukkan bahwa target selama ini belum disesuaikan
dengan potensi pendapatan yang ada. Untuk itu
diperlukan dukungan intensif dari stakeholders dalam
pengawasan/kontrol terhadap Dinas PU yang
bertanggungjawab terhadap operasional dan pemeliharaan
aset alat berat, seperti halnya pengawasan dalam
pelaporan penerimaan sewa alat berat, agar realisasi
dari penerimaan sewa alat berat bisa tercapai sesuai
potensi yang ada. Dalam hal teknis, sebagian besar dari
kerusakan alat berat selain karena usang, juga
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 60
dikarenakan pemakaian tanpa pengawasan serta
perawatan yang baik. Artinya, alat-alat berat yang
disewa tersebut sering dipaksakan untuk mengerjakan
suatu pekerjaan dengan dukungan Sumber Daya Manusia
( SDM ) yang kurang kompeten, baik dalam pengawasan
maupun perawatan kondisi alat berat.
Guna menunjang kinerja yang effisien dan tingkat
efektifitas yang optimal diperlukan sarana dan
prasarana serta standar operasional yang harus
dipersiapkan sebaik mungkin. Baik untuk mendukung
dibidang administrasi maupun dilapangan.
Peralatan dan Perlengkapan :
1. Komputer untuk pembuatan Surat Perjanjian
Penyewaan Peralatan
2. Nota Dinas dan Lembar Disposisi
3. Printer
4. Alat Berat yang dimohonkan
5. Surat Perintah Tugas
6. Kartu Operasi Penggunaan Alat Berat
7. Bukti/tanda Penerimaan Sewa
8. Kartu Service Pemeliharaan Peralatan
9. Operator/Supir yang mengoperasikan alat berat
Uraian SOPSesuai dengan Peraturan Daerah Bengkayang Nomor 04
tahun 2009 tanggal 13 Maret 2009 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 61
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang, setiap
Pemakaian/penyewaan harus membuat Permohonan Izin
Pemakaian Kekayaan Daerah sebagai berikut:
1. Diajukan ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang;
2. Permohonan izin tersebut dibuat dan
disampaikan kepada Unit Kerja Pengelola Kekayaan
Daerah yang bersangkutan;
3. Permohonan izin tersebut apabila telah
memenuhi persyaratan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja terhitung sejak tanggal seluruh persyaratan
yang ditentukan lengkap, izin yang dimohon harus
sudah selesai diproses dan diberikan kepada pemohon;
4. Permohonan izin apabila belum lengkap atau
permohonannya tidak dapat dikabulkan atau permohonan
ditolak paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal permohonan diterima harus
diberitahukan secara tertulis kepada pemohon
disertai dengan alasan-alasan.
5. Kekayaan Daerah yang telah berakhir masa izin
pemakaiannya dapat diperpanjang izin pemakaiannya.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang untuk
pelayanan publik telah diatur dalam Prosedur Tetap
dalam hal Pengelolaan Alat-alat Berat.
A. Alur Permohonan Sewa Peralatan adalah :
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 62
a. Surat Permohonan diajukan kepada Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang melalui
Sekretaris Dinas, dengan mencantumkan :
1) Jenis Alat (Nomor Koderasi/Type);
2) Tujuan;
3) Lamanya Pemakaian; dan
4) Bersedia membayar tarif retribusi sesuai dengan
Peraturan yang berlaku.
b. Setelah diagendakan dengan melampirkan Lembar
Disposisi, Surat Permohonan diteruskan Sekretaris
Dinas kepada Kepala Dinas mohon petunjuk dan
persetujuan;
c. Lembar Disposisi yang memuat petunjuk Kepala
Dinas kembali ke Bagian Sekretariat dan diteruskan
kepada Kepala Bidang Peralatan untuk
ditindaklanjuti;
d. Bidang Peralatan melakukan Koordinasi dan
Konsultasi dengan Bagian Peralatan ( operator ),
apakah alat yang dimohonkan siap dan layak
beroperasi;
e. Selanjutnya Kepala Bidang Peralatan
memerintahkan Bagian Peralatan ( operator ) untuk
mengoperasikan peralatan dan membuat Surat
Perjanjian Penyewaan Peralatan.
B. Alur Pembuatan Surat Perjanjian Penyewaan
Peralatan adalah :
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 63
a. Jika peralatan siap dan layak operasi serta
sesuai dengan Perintah Kepala Bidang Peralatan
oleh Bagian Peralatan dibuat Surat Perjanjian
Penyewaan Peralatan sesuai dengan Surat
Permohonan yang mencantumkan jenis alat, tujuan,
lamanya pemakaian dan jumlah sewa;
b. Surat Perjanjian Penyewaan dibuat dalam
rangkap 5 (lima) dimana Lembar Pertama Asli untuk
Kepala Bidang Peralatan, Lembar Kedua untuk
Pemakai, Lembar Ketiga untuk Bendahara Penerima,
Lembar Keempat untuk Bagian Sekretariat, Lembar
Kelima arsip kepada Bagian Peralatan;
c. Perjanjian Penyewaan Peralatan ditandatangani
oleh Kepala Bidang Peralatan selaku pemilik alat
dan pihak Peminjam/Rekanan selaku penyewa dan
diketahui oleh Kepala Dinas;
d. Pihak Pemakai selaku penyewa melakukan
pembayaran sewa kepada Bendahara Penerima dengan
membawa Surat Nota Dinas Pengantar Surat
Perjanjian Penyewaaan Peralatan dan pembayaran
sewa atau bukti lain yang diterbitkan oleh Bidang
Peralatan;
e. Bendahara Penerima menerima nota perhitungan
pemakaian /sewa peralatan ( berapa jam atau hari
serta hasil perkalian dengan tarif yang
disesuaikan dari Tarif yang ada di Perda
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 64
Kabupaten Bengkayang Nomor 04 Tahun 2009, yang
telah ditandatangani oleh Kepala Bidang Peralatan
dan Staf Bidang Peralatan yang berkompeten ),
kemudian Bendahara Penerimaan menerbitkan
bukti/tanda penerimaan sewa dan asli tanda
penerimaan sewa diserahkan kepada Pembayar. Jika
sewa sudah dibayar barulah Kepala Seksi
Pengoperasian Peralatan menerbitkan surat tugas
operasi/kartu operasi peralatan sesuai Surat
Perjanjian Penyewaaan Peralatan dan diketahui
oleh Kepala Bidang Peralatan
f. Pada saat permohonan tanda tangan Kepala
Dinas, tanda penerimaan atau bukti lain harus
terlampir dalam Surat Perjanjian Penyewaaan
Peralatan, dengan catatan apabila tidak terlampir
tanda penerimaan atau bukti lain, Kepala Dinas
tidak menandatangani Surat Perjanjian Penyewaaan
Peralatan.
g. Untuk pengawasan dan pengendalian Kasubbag.
Keuangan mencek pembayaran sewa kepada
Bendaharawan Penerima dan apakah sudah disetor ke
Kas Daerah
h. Surat Perjanjian Penyewaaan Peralatan yang
telah ditandatangani Kepala Dinas kembali ke
bagian Sekretariat Dinas untuk diteruskan oleh
Kasubbag. Keuangan dan disampaikan kepada Kepala
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 65
Bidang Peralatan.
4.1.3. Strategi Penanganan Aset Alat Berat
4.1.3.1 Strategi Internal
Aset alat berat yang dikelola pada Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bengkayang adalah ditujukan untuk
mendapatkan nilai manfaat finansial dan non finansial
sebesar-besarnya bagi Pemerintah Daerah. Agar alat
berat tersebut memberi daya dukung yang sesuai dengan
yang diinginkan terhadap pembangunan secara swakelola
yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bengkayang maupun kontribusinya dalam pendapatan asli
daerah, maka perlu adanya pemanfaatan alat berat secara
maksimal dan pemeliharaan alat berat yang lebih optimal
agar bisa mendukung mewujudkan terbangunnya lingkungan
yang baik ( The Finest Built Environment ). Untuk itu perlu
dirumuskan suatu strategi peningkatan pengelolaan alat
berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang.
Perumusan strategi harus didasarkan pada kompetensi
inti yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bengkayang. Dalam hal ini terdapat banyak metode untuk
merumuskan strategi dan satu diantaranya adalah metode
analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).
Penggunaan metode analisis SWOT ini bertujuan untuk
memformulasikan strategi jangka panjang sehingga arah
dan tujuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 66
dalam meningkatkan kinerja pengelolaan alat berat dapat
tercapai. Selanjutnya untuk mengetahui strategi jangka
pendek sampai menengah maka digunakan analisis tingkat
kepentingan/harapan dan persepsi/kenyataan (Importance
Performance Analysis ). Oleh karena itu perlu untuk
dilakukan penelitian, agar pengelolaan aset alat berat
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang semakin
optimal, dengan melakukan analisa terhadap kondisi
eksisting ditinjau dari aspek-aspek teknis, pembiayaan,
legal, dan manajemen serta faktor-faktor yang
mempengaruhi dapat menjadi pertimbangan dalam
merumuskan strategi. Harapannya semoga dapat memberikan
kontribusi pemecahan masalah pada upaya peningkatan
pengelolaan aset alat berat pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang di masa yang akan datang.
Analisis perumusan strategi (SWOT), beberapa
prioritas tersebut adalah :
1. Jumlah Alat Berat yang bisa disewa.
2. Kondisi/Kelayakan alat berat yang ada
3. Jenis peralatan yang ada pada Workshop DPU Kabupaten
Bengkayang
4. Workshop/bengkel
5. Anggaran Operasional dan Pemeliharaan yang tersedia
6. Pengelolaan Keuangan berkaitan dengan setoran
retribusi sewa alat berat
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 67
7. Potensi PAD yang ada dari alat berat Dinas PU
Kabupaten Bengkayang
8. Kesesuaian tarif sewa dengan kondisi alat berat
9. Kebijakan Penetapan Tarif Retribusi Sewa Alat Berat
10 Kebijakan tentang penghapusan/lelang alat berat
11. Kebijakan Pemakaian/Penggunaan alat berat
12. Kebijakan Pembiayaan alat berat dari sumber-sumber
lain
13. Kebutuhan
14. Pengawasan alat berat
15. Promosi/informasi alat berat
16. Staffing (pengaturan pegawai)
Dengan demikian strategi yang sebaiknya diterapkan
dalam pengelolaan aset alat berat pada Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bengkayang adalah :
1. Memanfaatkan fungsi Workshop dengan berbagai
aktivitas alat beratnya yang direkomendasikan sebagai
pendukung penyedia prasarana infrastruktur.
2. Memperbaiki kualitas pelayanan alat berat dengan
orientasi pelayanan prima.
3. Memanfaatkan seluruh fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan memberdayakan SDM pengelola untuk
kepentingan bersama.
4. Penyesuaian dalam perencanaan target dengan
potensi pendapatan dari retribusi sewa alat berat.
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 68
4.1.3.1 Strategi Eksternal
Armada Peralatan yang dikelola langsung oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang adalah Barang /
Kekayaan Daerah Milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Bengkayang yang ditujukan untuk mendapatkan nilai
manfaat finansial dan non finansial sebesar-besarnya
bagi Pemerintah Daerah. Tercapainya pemerataan
pembangunan suatu daeah tidak hanya melibatkan peran
pemerintah saja namun hal ini sudah pasti melibatkan
unsur – unsur luar yang mempunyai tujuan secara tidak
langsung terhadap pembangunan dimaksudkan yaitu unsur
swasta/non pemerintah. Dalam hal ini pihak swasta/non
pemerintah cukup jeli melihat peluang pasar terhadap
pemanfaatan peralatan berat yang dikelola secara
pribadi ataupun usaha sendiri. Dimana setiap pemasukan
bagi orang atau pribadi yang memiliki armada peralatan
hanya bermanfaat bagi orang atau pribadi dimaksud.
Namun hal ini akan berdampak pada berkurangnya
pemasukan PAD dan semakin kecilnya penerimaan PAD
terutama pencapaian target penerimaan PAD yang semakin
menurun . Perlu diambil langkah nyata agar target
penerimaan dimaksud dapat terwujud. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengkajian, agar pengelolaan aset alat
berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang
semakin optimal, dengan melakukan analisa diluar atau
analisa eksternal terhadap kondisi eksisting ditinjau
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 69
dari aspek-aspek teknis, pembiayaan, legal, dan
manajemen serta faktor-faktor yang mempengaruhi dapat
menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi.
Analisis perumusan strategi daya saing berkaitan
pencapaian target penerimaan retribusi daerah dari
pengelolaan armada peralatan berat diantaranya ,
sebagai berikut :
1. Mendata Jumlah Alat Berat yang dimiliki orang atau
pribadi atau badan usaha/non pemerintah yang ada.
2. Jenis - jenis peralatan yang dimiliki orang atau
pribadi atau badan usaha/non pemerintah yang ada
3. Kesesuaian tarif sewa daerah dengan tarif sewa yang
dijadikan acuan dasar oleh orang atau pribadi atau
badan usaha/non pemerintah yang ada
4. Melakukan sosialisasi tentang tarif sewa yang
dipakai oleh orang atau pribadi atau badan usaha/non
pemerintah dan membuat perbandingan tarif sewa
4.1.4. Pengawasan Pemakaian Kekayaan Milik Daerah
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam
pengelolaan alat berat perlu adanya suatu langkah
segera yang diambil. Melalui kemajuan dan perkembangan
teknologi elektronik dan IT ( Information and Tecnology )
telah ada sebuah alat pendeteksi yang dapat melacak
atau memberi data yang akurat terhadap penggunaan
peralatan berat. Yaitu dengan menerapkan SistemStrategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 70
Pengawasan Alat Berat ( Heavy Equipment Management
System ). Secara umum, keuntungan yang didapat dari
penerapan Heavy Equipment Management System pada armada
alat berat adalah:
Mengawasi jam kerja (HM, hour meter), rute, jarak
tempuh dan kecepatan armada
Mencegah kesepakatan negatif antara pelaksana
lapangan dengan penyewa alat berat
Mencegah kesepakatan negatif antara operator
dengan penyewa alat berat
Meningkatkan produktifitas operator dengan sistem
lembur
Mengawasi loading/unloading ready-mix truck
Melacak posisi/lokasi alat berat secara realtime
Mengontrol masa service/maintenance armada
Mencegah keterlambatan armada
Menganalisa biaya penggunaan bahan bakar
Meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan
Dengan penerapan teknologi GPS pada armada alat
berat anda ini, maka perusahaan akan mendapatkan profit
yang optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya
saing dalam bisnis alat berat. Dengan mengembangkan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 71
solusi transportasi yang memerlukan pengelolaan
armadanya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan
produktifitasnya. Penerapan Sistem Manajemen Armada
(Fleet Management System) adalah sebuah produk GPS
Tracking berupa pengembangan teknologi pelacakan
kendaraan (vehicle tracking system, VTS) berbasis global
positioning system (GPS) yang ditujukan untuk armada
kendaraan roda dua maupun roda empat dan dapat
diterapkan pada peralatan berat di Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bengkayang.
FMS merupakan suatu solusi total bagi pengelola alat
berat dalam peningkatan kualitas dan efisiensi
operasional armada alat berat, yang akan mendukung
dalam memenuhi kebutuhan pengelola alat berat untuk :
Pencatatan pergerakan armada alat berat
Pemetaan secara visual keberadaan armada alat
berat dengan cepat
Pencatatan jarak tempuh armada, dan memperkirakan
penggunaan bahan bakar
Perencanaan keuangan berkaitan dengan utilitas
kendaraan
Memberi dukungan dalam meningkatkan loyalitas
pengguna/pemakai armada ( operator )
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Retribusi Daerah mempunyai Fungsi yang sangat
penting terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah
Kabupaten Bengkayang.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan
Fungsi Retribusi Daerah yaitu masih kurangnya
kesadaran wajib retribusi dalam memenuhi
kewajibannya dalam membayar Retribusi Daerah,
kurangnya pengawasan dan penertiban dalam hal
pelaporan dan administrasi pengelolaan alat berat
3. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang berkompeten
masih belum maksimal dan terorganisir dengan baik
4. Pengawasan yang berkesinambungan adalah
dilakukannya perubahan dalam hal pengawasan rutin
dan berkala dan sistimatis demi tercapainya target
penerimaan atau PAD dari pengelolaan alat berat.
5.1 Saran
1. Segera dibuat atau diterbitkannya Peraturan
Bupati berkaitan Pengelolaan Pemakaian Kekayaan
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 73
Daerah berupa Armada Peralatan Kabupaten
Bengkayang sebagai acuan bagi langkah kedepannya.
2. Pengelolaan alat berat yang baik berkaitan
erat dengan perencanaan keuangan atau rencana
kerja perangkat daerah yang mengelola alat berat
3. Strategi pengelolaan aset alat berat melalui
analisis SWOT.
4. Agar tercapainya target penerimaan retribusi
daerah perlu pengawasan terhadap kinerja baik di
lapangan maupun administrasi
5. Memberikan pelatihan dan sertifikasi
kelayakan bagi operator alat berat dan staf
administrasi pengelola alat berat
6. Revitalisasi terhadap aset alat berat segera
dilaksanakan dikarenakan penyusutan fungsi dari
sarana armada alat berat
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 74
DAFTAR PUSTAKA
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/190/
Pajak_Daerah_dan_Retribusi_Daerah.pdf, Pajak dan
Retribusi Daerah,diunduh 10/10/2014
file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/Undang-Undang-tahun-2000-34-00.pdf, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 34 TAHUN 2000,diunduh 10/10/2014
http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/_website/files/35/File/UU%2033%20tahun%202004.pdf, UNDANG UNDANG REPUBLIKINDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004,diunduh 10/10/2014
PERDA KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANGRETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA ARMADAPERALATAN PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATENBENGKAYANG
http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2005/04/27/PERPU_NO_3_TAHUN_2005.pdf, TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004,diunduh 11/10/2014
http://www.navigasi.net, Heavy Equipment ManagementSystem,diunduh 16/09/2014
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 75
Ahmad Yani. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah,diunduh 12/10/2014
Marihot P.Siahaan.2005,Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.Jakarta:RajaGrafindo Persada.xxii,472
hlm,diunduh /12/10/2014
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/data-series/dana-
perimbangan,Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak,Dirjen
Perimbangan Keuangan Kementerian RI,diunduh
12/10/2014
http://mahenraz.wordpress.com/2010/07/14/fungsi-
retribusi-dalam-meningkatkan-pad/ ,diunduh
12/10/2014
http://www.bukabuku.com/authorscorner/detail/6439/dr-
machfud-sidik-m-sc.html,diunduh 12/10/2014
https://www.scribd.com/doc/132254295/Buku-Pajak-Dan-Retribusi-Daerah, Kesit,Bambang Prakosa PajakdanRetribusi Daerah/Bambang Kesit: penyunting, SobirinMalian.- Yogyakarta: UII Press,2003; 2005 211+ xiii hlm.
http://www.bukabuku.com/search/index/2?searchtype=author&searchtext=Prof.%20Dr.%20Mardiasmo,%20MBA.,%20Ak, Perpajakan Edisi Revisi 2002 olehProf.Dr.Mardiasmo,MBA.,AK, diunduh 12/10/2014
Halim, Abdul dan Jamal Abdul Nasir, 2006. “Kajian tentangKeuangan Daerah Pemerintah Kota Malang”, JurnalManajemen Usahawan , Nomor 06 Th XXXV Juni 2006,Lembaga Management FE-UI, Jakarta, hal.44,<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24377/4/Chapter%20II.pdf>, diunduh 12/10/2014
Strategi Pengelolaan Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Armada Peralatan pada DPU Kab.Bengkayang Halaman 76
Top Related