9-PENGELOLAAN MANGROVE

27
9. PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh tanaman jenis Avicenia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiriera, Xylocarpus, serta tanaman Nipa. Jenis yang disebut terakhir ini bukan merupakan salah satu jenis mangrove, tetapi merupakan vegetasi yang juga bisa ditemukan di hamparan areal mangrove. Areal mangrove tumbuh di wilayah pesisir yang tergenang oleh air pasang dan berada pada teluk, kuala (estuaria) pantai-pantai yang dangkal, pantai sekitar muara berdelta dan daerah pantai yang terlindung. Selain bergantung pada morfologi pantai, areal mangrove biasa tumbuh pada pantai yang memiliki substrat berlumpur. Daerah yang terdekat ke perairan laut dengan substrat agak berpasir sering ditumbuhi oleh Avicennia Sp dan biasanya berasosiasi dengan jenis Sonneratioa spp. Untuk jenis Rhizophora Spp biasanya menempati zona berikutnya ke arah darat dengan substrat berlumpur. Persyaratan tumbuh bagi hutan mangrove adalah sebagai berikut :

Transcript of 9-PENGELOLAAN MANGROVE

9. PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE

Hutan mangrove merupakan komunitasvegetasi pantai tropis yang didominasi olehtanaman jenis Avicenia, Sonneratia, Rhizophora,Bruguiriera, Xylocarpus, serta tanaman Nipa. Jenisyang disebut terakhir ini bukan merupakansalah satu jenis mangrove, tetapi merupakanvegetasi yang juga bisa ditemukan dihamparan areal mangrove.

Areal mangrove tumbuh di wilayah pesisiryang tergenang oleh air pasang dan beradapada teluk, kuala (estuaria) pantai-pantaiyang dangkal, pantai sekitar muara berdeltadan daerah pantai yang terlindung.

Selain bergantung pada morfologi pantai,areal mangrove biasa tumbuh pada pantai yangmemiliki substrat berlumpur. Daerah yangterdekat ke perairan laut dengan substratagak berpasir sering ditumbuhi oleh AvicenniaSp dan biasanya berasosiasi dengan jenisSonneratioa spp. Untuk jenis Rhizophora Sppbiasanya menempati zona berikutnya ke arahdarat dengan substrat berlumpur.

Persyaratan tumbuh bagi hutan mangroveadalah sebagai berikut :

1. Mangrove tumbuh dengan baik padawilayah pesisir yang susbstratnyalumpur berpasir atau lempungberpasir.

2. Hamparannya tergenang air laut padasaat pasang secara berkala, apakahharian, setengah harian, ataucampuran.

3. Kedalaman genangannya menerimapasokan air tawar yang cukup

4. Terlindung dari gelombang besar danarus pasang surut yang kuat

5. Perairannya bersalinitas payau (2-22permil) hingga asin (mencapai 38permil).

Hutan mangrove memiliki banyak fungsi.Fungsi-fungsi tersebut antara lain : a. Fungsi Ekologi

Hutan mangrove yang merupakan habitatdari suatu ekosistem peralihan darat danperairan yang mempunyai peranan ekologiyang sangat vital di daerah perairantersebut. Secara umum fungsi ekologimangrove untuk semua kawasan tersebut,antara lain :

1. Habitat bagi aneka ragam biotadarat dan perairan yang berperandalam keberlangsungan ekosistempantai

2. Daerah asuhan (Nursey ground)berbagai larva biota perairan sepertiikan, udang dan biota lainnya

3. Penghasil sejumlah besar detritusdari daun dan dahan mangrove

4. Sumber produktivitas perairanseperti sumber makanan, moluskasesuai dengan rantai makanan yang ada

b. Fungsi Fisik Keberadaan mangrove ditepi pantaimemerlukan fluktuasi genangan air lautantara satu sampai dua meter. Pada saatangin berhembus kencang, maka air lautbergelombang menjalarkan ombak ke tepipantai. Mangrove dengan genangan air lautdapat mereduksi tinggi ombak, sehinggadinamika air kurang energik. Kondisiseperti ini memungkinkan proses-prosespengendapan partikulat yang melayangdalam badan air berlangsung sangatintensif.

Berdasarkan dinamika air genangan dalamareal mangrove tersebut, maka dapatditurunkan faedah-faedah mangrove sebagaiberikut :1. Mereduksi tinggi ombak atau

melemahkan energi ombak2. Menahan tekanan air pasang sehingga

mengurangi laju instrusi air asin3. Mengendapkan partikulat yang melayang

dalam badan air pada saat kecepatanarus pasang terhenti

4. Menyebarkan unsur hara ketika badanair sedang surut

5. Menjaga dan memelihara posisi garispantai dari bahaya erosi

c. Fungsi EkonomiBagi masyarakat lokal keberadaan hutanMangrove dapat memberikan berbagaipencarian penghidupan alternatif ataubahkan yang utama :1. Menyuburkan habitat untuk peningkatan

perolehan hasil tangkapan sepertikepiting, udang dan ikan baik untukkepentingan keluarga maupun komersial

2. Memanfaatkan Mangrove sendiri untukkepentingan bahan bakar maupun

industri kerajinan rumah tangga(pembuatan atap nipa, minuman tuak,gula merah)

3. Sebagai sumber pemenuhan sebagianvariasi makanan seperti sayur yangbelum terindifikasi nama latin danIndonesia

4. Pemenuhan bibit untuk tambak (nenerbenur)

5. Lahan budidaya (Empang parit)Bagi masyarakat pengusaha areal hutanmangrove menjadi areal yang sangatmenarik untuk melakukan investasi dalamberbagai kegiatan ekonomi diantaranyaadalah :1. Pengusahaan komoditi bahan bakar

(arang) untuk pemenuhan permintaaneksport maupun domestik

2. Pengusahahan komoditi udang denganpembukaan areal hutan mangrovesebagai areal tambak

3. Pengusahaan komoditi biota selainudang seperti kepiting, ikan, danbibit baik untuk pemenuhan eksportmaupun domestik

4. Pengusahaan kayu mangrove sebagaibahan baku industri (kosmetik, kertasdan lain-lain)

d. Fungsi SosialHutan Mangrove memberikan lahan yang baikdibagian terdalamnya untuk arealpermukiman, karena kemudahan perolehanair tawar, keterlindungan dari hembusanangin kencang dan gempuran ombak.Tumbuhnya permukiman akan memberikanpeluang kepada setiap individu untukberinteraksi, bersosialisasi danmembangun kelembagaan sosial. Secararinci fungsi sosial tersebut diurutseperti berikut :1. Menciptakan rasa aman bagi masyarakat

akibat terlindung dari abrasi maupunterpaan angin.

2. Mengundang proses keterhubungan antarindividu yang kuat karena masyarakatsetempat memiliki rasa kecemasan dankebutuhan yang sama

3. Motivasi masyarakat untuk mendapatkanpenghargaan lingkungan

4. Menciptakan dinamika musyawarah antarwarga dalam kaitan pengelolaan danpemanfaatan keberadaan Mangrove

5. Melalui musyawarah akan terungkapproses sejarah kemudian penyamaanpersepsi melahirkan konsep dan padagilirannya mengukuhkan kearifan-kearifan tradisional misalnyafalsafah assidiang dan abbulosibatang

6. Dengan kearifan tradisional makawarga setempat menemukankarakteristik yang sekaligus sebagaidaya saing untuk meningkatkankesejahteraan.

Walaupun memiliki sangat banyak fungsi,umumnya hutan mangrove mengalami kerusakanyang sangat parah.

Faktor-faktor penyebab kerusakan hutanmangrove, adalah sebagai berikut :

1. Substrat mangrove pada umumnya lumpurberpasir atau lempung berpasir,manakala substrat berganti menjadidominan pasir atau sampah padat, makapertumbuhan mangrove akan menjadi

kerdil dan berkemungkinan menuju padakepunahan.

2. Eksploitasi yang berlebihan tidakakan memberikan kesempatan tumbuhanmangrove sampai pada umur optimal,sehingga di sana sini dapatmeloloskan gempuran ombak sampai kebatas terdalam.

3. Konversi hutan mangrove menjadi arealtambak yang berlebihan sampai kebatas areal terluar akan memberikankesempatan pada :

- Ombak untuk mengubah posisigaris pantai

- Arus untuk memindahkan volumepasir /sedimen ke tempat lain

Proses perusakan hutan mangrove dapatdilihat dari penyebab perusakan secarafisis dan non fisis, seperti berikut :a. Aspek Fisik

1. Adanya pemanfaatan kayu bakau secaraberlebihan atau tidak terkendali,baik oleh masyarakat setempat maupunoleh pihak luar dan swasta.

2. Pembukaan lahan mangrove untukkegiatan pertambakan, pembangunanindustri, permukiman dan lain-lain

3. Hilangnya terumbu karang sebagaiperedam ombak alami

4. Adanya sebaran pencemaran sepertitumpahan minyak, limbah bahanorganik, sampah padat.

b. Aspek Non Fisik1. Rendahnya tingkat pemahaman

masyarakat termasuk pemda dan duniausaha tentang manfaat keberadaankawasan mangrove.

2. Tidak jelasnya tata ruang danpemanfaatan wilayah pesisir

3. Belum adanya penetapan jalur hijau4. Tidak tersosialisasinya dengan baik

segala peraturan perundangan yangberkaitan dengan perlindungan wilayahpesisir.

5. Masih rendahnya penegakan hukum dalamupaya mengambil tindakan terhadapsetiap kegiatan ilegal yang terjadidisekitar kawasan pesisir dan laut.

Dampak kerusakan hutan mangrove, dapatdijelaskan sebagai berikut : a. Dampak Biofisis

1. Tidak ada pelemah energi ombak alami,sehingga perairan akan sangat dinamikdan membahayakan posisi garis pantai

2. Tekanan air pasang akan memperkuatlaju instruksi air asin dalam airtanah, instrusi air laut yang akanmencemari sumber air permukaan yangumumnya dimanfaatkan oleh penduduksetempat baik untuk memenuhikebutuhan air rumah tangga maupununtuk keperluan pertanian.

3. Tidak ada produksi unsur hara yangdiperlukan biota pantai

4. Terputusnya siklus hidup biotaperairan laut, misalnya berbagaijenis ikan, kerang-kerangan,kepiting, udang dan lain-lain

b. Dampak Sosial Ekonomi1. Hilangnya sumber-sumber penghidupan

bagi masyarakat 2. Bergesernya nilai-nilai kearifan

tradisional

3. Bergesernya perilaku kebersamaandalam pengelolaan mangrove

4. Menimbulkan konflik sosial akibatperebutan lahan sumberdaya mangroveyang semakin menipis

5. Menimbulkan perusakan pada habitatlain sebagai pengganti alternatifsumber daya mangrove.

Berbagai pihak berkepentingan danterkait dengan keberadaan, pengelolaan danpemanfaatan mangrove. Pihak-pihak tersebutyang biasa disebut Stakeholder, adalahsebagai berikut :

1. Pemerintah : melahirkan kebijakan-kebijakan yang menjamin perlindungandan pengembangan hutan mangrove.

2. Pengusaha : Memanfaatkan keberadaanmangrove secara ekonomis tanpamengabaikan aspek ekologis

3. Masyarakat lokal : untuk memanfaatkansecara ekonomis sehingga menjamindinamika sosial

4. Perguruan tinggi : menjadi regulator(manajemen) atau sebagai konsultan

masyarakat untuk memanfaatkan hutanbakau secara lestari.

5. ORNOP : sebagai konsultanpengembangan masyarakat.

Karena umumnya hutan Mangrove mengalamikerusakan, maka harus dilakukan upayarehabilitasi. Rehabilitasi hutan Mangroveadalah kegiatan penghijauan yang dilakukanterhadap hutan-hutan mangrove yang telahtelah mengalami kerusakan, yang bertujuanuntuk mengembalikan fungsi ekologis,ekonomis, sosial, fisis dan aestetis.

Kegiatan rehabilitasi dilakukandikawasan hutan mangrove yang telah diitebasdan dialih fungsikan untuk kegiatan lain

Kegiatan rehabilitasi hutan mangrovetelah dirintis sejak tahun 1960, dikawasanpantai utara Pulau Jawa.

Untuk melakukan rehabilitasi, harusdipenuhi beberapa persyaratan. Persyaratantersebut antara lain : a. Oceanografi

Untuk penanaman kembali arealmangrove diperlukan beberapa persyaratanoceanografi pantai guna mendukung

keselamatan bibit mangrove yang ditanam.Persyaratan itu antara lain :1. Areal pesisir yang datar sampai

landai agar membentangkan lahan yangluas

2. Tergenang secara berkala denganperiode harian atau setengah harianoleh campuran air asin dan air tawar,atau air asin saja.

3. Substrat yang baik adalah lumpurberpasir

4. Bibit ditanam ketika musim ombakkecil, dan disiapkan APO untukmengantisipasi musim ombak besar,agar perakaran bibit tetap beradapada substrat yang tidak terkikis.

b. HabitatSyarat pertama yang harus dipenuhi

dalam menentukan lokasi kegiatanrehabilitasi mangrove adalah bahwalokasi yang ditunjuk merupakan bekashabitat tanaman mangrove, yang memilikiciri : 1. Lokasi yang dimaksud harus merupakan

wilayah pesisir yang dipengaruhi olehpasang surut air laut.

2. Perairan yang menggenanginya harusmemenuhi salinitas untuk pertumbuhanmangrove.

3. Jenis tanahnya sebagai substrat harusmerupakan lumpur berpasir atau lumpurberlempung jenis tanah ini harusdiketahui untuk menentukan jenistanaman mangrove yang akan ditanam.

Apabila “lokasi rencanarehabilitasi” setelah penilaiandinyatakan telah sesuai denganhabitatnya, maka penilaianberdasarkan syarat kedua yaitu“motivasi” dapat dilanjutkan.

c. Hak PengelolaanHak pengelolaan lahan harus telah

memiliki kejelasan tentang statustanah/lahan ketika dimulainya tahapperencanaan, penanaman, pembesaran,pemeliharaan, pemeliharaan, sampai padatahap pemanfaatan. Oleh karena ituurutan kejelasan berikut perlu mendapatperhatian agar konflik dimasa depandapat dihindari :

1. Adanya kepastian hak-hak penguasaandan pengelolaan terhadap kawasan yangakan direhabilitasi

2. Kepastian hak-hak penguasaan danpengelolaan harus mengakui dasarkeabsahan : aturan / hukum formal,hak-hak tradisional, kesepakatan-kesepakatan masyarakat.

3. Jenis pemilikan berdasarkanperbedaan-perbedaan cakupan luasmanfaat yaitu manfaat umum, kelompokdan individu

4. Luas kepemilikan dan upayarehabilitasi berdasarkan kemampuandan kesanggupan, tingkat pengetahuanserta memelihara keberlanjutannya

5. Negara (pemerintahan) bertindaksebagai pengatur dan masyarakatsebagai pemanfaatan.

d. Hukum dan Kearifan LokalPrinsip upaya rehabilitasi mangrove

harus berdasar kepada aturan-aturanformal dan informal. Secara formal harusdapat diyakinkan bahwa upayarehabilitasi ini tidak menyalahi /

melanggar hukum yang berlaku, sehinggakelak tidak mengundang masalah. Secarainformal upaya rehabilitasi harusditunjang oleh kearifan lokal yangmasih ada maupun yang perlu pengkajian /pengungkapan kembali agar mendapatdukungan dan partisipasi penuh darimasyarakat. Aturan-aturan tersebutadalah :

1. Undang-Undang Lingkungan Hidup PP.27/99 (AMDAL) + Perda + UU No. 5tahun 1990

2. Tentang konservasi 3. UU NO. 22 otonomi daerah4. Upacara adat penyelamatan mangrove5. Tolak bala kawasan pesisir dan laut6. Tudang sipulung membahasa mangrove

dan pengelolaan sertapemanfaatannya

7. Tunduk kepada keramahan (irama)alam

I. Pendekatan Rehabilitasi Wilayah PesisirI.1 Sosial dan Institusi

Pembinaan atau pengembangan secarasosial kemasyarakatan harus

didasarkan pada potensi dasar yangdimiliki warga setempat maupunsumberdaya alamnya. Dengan demikian,kebiasaan-kebiasaan atau kearifantradisional (nilai) menjadi landasanutama dalam pelaksanaan programrehabilitasi mangrove yang akandilaksanakan.Untuk mendukung aspek sosial makakeberadaan lembaga-lembagatradisional harus dilibatkan dalamsemua proses pengambilan keputusanyang berhubungan dengan pengelolaandan pemanfaatan hutan mangrove.Proses pelibatan institusitradisional mencakup tahapanperencanaan, pelaksanaan, pengawasan,monitoring dan evaluasi.Sehingga pendekatan sosial daninstitusi harus memperhatikan antaralain :1. Pengembangan pranata sosial yang

sudah ada di masyarakat lokal2. Penyebaran informasi dan cara-cara

yang sudah ada di masyarakat lokal

3. Pemanfaatan “kelompok agama” dalamdiskusi-diskusi dimasyarakat

4. Pengembangan kegiatan rehabilitasiyang bertumpu pada inisiatifmasyarakat sendiri.

Strategi cara dan metode kerja1. Perlunya identifikasi potensi

sosial masyarakat dalam halpengetahuan lokal, tingkatketergantungan manfaat yang ingindiperoleh dari rehabilitasimangrove.

2. Perencanaan, pelaksanaan danpemeliharaan kegiatan rehabilitasiberdasarkan kebutuhan lokal untukmenyebarkan manfaat kepadamasyarakat yang lebih luas.

Untuk melaksanakan rehabilitasi hutanmangrove, harus dilakukan beberapa langkah.Langkah-langkah tersebut antara lain :

1. PembibitanKegiatan pembibitan meliputi

beberapa langkah yaitu penyiapanbibit, pemilihan bibit dan persemaian

bibit. Adapun penjelasan lebih lanjutdapat dilihat pada uraian dibawah ini:a. Penyiapan Bibit

- Bibit mangrove diusahakanberasal dari lokasi setempatatau lokasi terdekat

- Bibit mangrove disesuaikandengan kondisi tanahnya

- Persemaian dilakukan dilokasitanam untuk penyesuaian denganlingkungan setempat

b. Pemilihan Bibit Mangrove- Penanaman mangrove dapat

dilakukan dengan 2 cara : (1)menanam langsung buahnya, dan(2) melalui persemaian bibit,yang pertama tingkatkeberhasilan tumbuhnya rendah(sekitar 20-30%) sedangkan yangkedua tingkat keberhasilantumbuhnya relatif tinggi(sekitar 60-80%)

- Untuk memperoleh bibit mangroveyang baik, pengumpulan buah(propagule) dapat dilakukan

antara bulan September sampaidengan bulan Maret.

c. Persemaian Bibit Mangroveo Pemilihan Tempat

- Lahan yang lapan dan datar- Dekat dengan lokasi tanam- Terendam saat air pasang,

dengan frekuensi lebih kurang40 kali/ bulan, sehinggatidak memerlukan penyiraman

o Pembuatan Bedeng Persemaian- Ukuran disesuaikan dengan

kebutuhan, umumnya berukuran1 x 15 meter atau 1 x 10meter dengan tiniggi 1 meter

- Bedeng diberi naunanganringan dari daun nipah atausejenis

- Media bedengan berasal daritanah lumpur sekitarnya

- Bedeng berukuran 1 x 5 meterdapat menampung bibit dalamkantong plastik (10 x 15 cm)atau dalam botol air mineralbekas (500 ml) sebanyak 1200unit, atau sebanyak 2250 unit

untuk bedeng berukuran 1 x 10meter

o Cara Pembibitan- Buah disemaikan langsung ke

kantong-kantong plastik atauke dalam botol air mineralbekas yang sudah berisi mediatanah. Sebelum diisi tanah,abgian bawah kantong plastikatau botol air mineral bekasdiberi lubang agar air yangberlebihan dapat keluar.

- Khusus untuk buah Bakau(Rhizophors, spp) dan Tancang(Bruguiera spp) sebelumdisemaikan sebaiknya disimpandulu ditempat yang teduh danditutupi dengan karung basahselama 5-7 hari. Inibermanfaat untuk menghindaribatang bibit dimakan olehserangga atau ketam pada saatditanam.

- Daun muncul setelah 20 hari,setelah berumur 2-3 bulanbibit sudah bisa ditanam.

2. Penanamana. Lokasi Penanaman Mangrove

Penanaman mangrove dapat dilakukandi hutan lindung, hutan produksikawasan budidaya dan diluar kawasanhutan pada daerah dengan syaratlokasi sebagai berikut :- Pantai dengan lebar sebesar 130

kali nilai rata-rata perbedaanair pasang tertinggi danterendadh tahunan yang diukurdari garis air surut terendah kearah darat.

- Tepian sungai selebar 50 meterke arah kiri dan kanan ke tepiansungai yang masih terpengaruhiair laut

- Tanggul pelataran dan pinggiransaluran air ke tambak

b. Pemilihan Setiap jenis pada setiaptapak- Bakau (Rhizophora spp) dapat

tumbuh dengan baik pada substrak(tanah) yang berlumpur dan dapat

mentoleransi tanah lumpurberpasir, dipantai yang agakberombak dengan frekuensigenangan 20-40 kali/bulan. Bakaumerah (Rhizophora stylosa) dapatditanam pada lokasi bersubstrak(tanah) pasir berkoral.

- Api-api (avicennia spp) lebihcocok ditanam pada substrak(tanah) pasir berlumpur terutamadi bawhan terdepan pantai,dengan frekuensi genangan 30-40kali/bulan

- Bogem / prapat (sonnratia spp)dapat tumbuh baik di lokasibersubstrak lumpur atau daripinggir pantai ke arah daratdengan frekuensi genangan 30-40kali/bulan

- Tancang (bruguiera gymnorrhiza)dapat tumbuh dengan baik padasubstrak (tanah) yang lebihkeras yang terletak ke arahdarat dari garis pantai denganfrekuensi genangan 30-40kali/bulan.

c. Persiapan Lahan- Buat jalur tanaman searah garis

pantai dan bersihkan jalurtanaman sekitar 1 m daritumbuhan liar

- Pasang ajir-ajir denganmenggunakan patok-patok darikayu / bambu yang berdiameter 10cm secara tegak sedalam 0,5 mdengan jarak yang disesuaikandengan jarak tanaman. Pemasanganajir ini bertujuan untukmempermudah mengetahui tempatbibit yang akan ditanam, tandaadanya tanaman baru, danmenyeragamkan jarak bibit yangsatu dengan yang lainnya.

d. Cara penanaman Penanaman bibit dapat dilakukandengan 2 caya yaitu :o Sistem Banjar HarianApabila kita menggunakan benih,maka cara penanamannya adalahsebagai berikut :

- Di dekat ajir, buat lubangtanam pada saat air surut,dengan kedalaman lubangdisesuaikan dengan panjangbenih yang akan ditanam(penanaman benih kurang lebihsepertiga panjang benih)

- Benih ditanam secara tegakdengan bakal kecambah menghadapke atas.

Apabila kita menggunakan bibit,maka cara penanamannya adalahsebagai berikut :- Buat lubang di dekat ajirpada saat air surut denganukuran lebih besar dari ukurankantong plastik atau botol airmineral bekas- Bibit ditanam secara tegakke dalam lubang yang telahdibuat, dengan melepaskan bibitdari kantor plastik atau botolmineral bekas secara hati-hatiagar tidak merusak akarnya

- Sela-sela lubang sekelilingbibit ditimbun dengan tanahsebatas leher akar.

Adapun pengaturan jarak tanam,tergantung pada tujuan penanamanmangrove, apabila kita akanmelakukan perlindungan pantaimaka jarak tanam yang digunakanadalah (1 x 1) meter, tetapi bilauntuk kegiatan produksi makajarak tanamnya adalah (2x2)meter.Jenis mangrove yang ditanamdisesuaikan dengan zonasi,habitat dan tujuan dari penanamanmangrove dilokasi tersebut.

o Sistem Wanamina (Silvofishery)Terdapat tiga pola dalam sistemWanamina yaitu :a. Wanamina dengan pola 4 parit Pada pola empat parit lahan

untuk htuan mangrove danempang masih menjadi satu

hamparan yang diatur oleh satupintu air

b. Wanamina dengan pola empatparit yang disempurnakan Lahan untuk mangrove danempang diatur oleh saluran airyang terpisah

c. Wanamina dengan polakomplanganLahan untuk hutan mangrove danempang terpisah dalam duahamparan yang diatur olehsaluran dengan dua pintu yangterpisah untuk hutan mangrovedan empang.