KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN ...

187
KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh: Sri Wulandari 1080182000005 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013

Transcript of KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN ...

KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN

SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI MTs

KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

Sri Wulandari

1080182000005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013

i

ABSTRAK

Sri Wulandari, Nim. 108018200005, KINERJA KEPALA SEKOLAH

DALAM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

DI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG.

Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen. Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Jakarta .

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja kepala sekolah

dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khzanah kebajikan

pondok cabe ilir pamulang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode

deskriptif analisis. Penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan lebih banyak

berupa kata-kata atau gambar-gambar dari pada angka-angka. Jenis data yang

dikumpulkan berupa data kualitatif yaitu diperoleh melalui pemahaman dan

penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan.

Adapun responden dalam penggalian data pada penelitian ini adalah kepala

sekolah, guru, staf pendidik dan siswa/i. Penulis menggunakan teknik

pengumpulan data yang juga bersifat kualitatif, yakni teknik wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana

yang dilakukan kepala sekolah di MTs Khazanah kebajikan mulai dari

perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan dilakukan

secara bersama-sama, adanya musyawarah dan koordinasi antara kepala sekolah

dengan guru-guru, staf pendidikan serta siswa/i. Namun dalam hal inventaris

sarana dan prasarana pendidikan belum dilakukan secara berkesinambungan,

dikarenakan belum adanya staf khusus yang bertugas untuk menginventaris

sarana dan prasarana yang terdapat di MTs tersebut, sehingga sistem inventaris di

sekolah tersebut belum berjalan dengan baik. Selain itu juga belum tersedianya

ruangan untuk laboratorium komputer secara mandiri, sampai saat ini penggunaan

laboratorium komputer bersama dengan jenjang pendidikan Madrasah Aliyah

Khazanah kebajikan.

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan karunia yang telah tercurahkan, sehingga skripsi ini dapat diselaikan.

Dengan penuh rasa syukur, pada akhirnya skripsi ini telah dapat

diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Namun alhamdulillah berkat bantuan, dorongan

dan bimbingan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kendala-

kendala yang ada.

Dengan ketulusan hati, dalam kesempatan ini melalui skripsi penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan beserta segenap jajarannya.

2. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil., Ketua Jurusan

Kependidikan Islam.

3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan.

4. Bapak H. Masyhuri, MA. Pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu, kritik

serta saran yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang slama ini

banyak membimbing penulis selama belajar di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak H. Suardin Sos. Para guru, staf dan siswa/i MTs Khazanah

Kebajikan yang telah memberikan kesempatan dan waktunya sehingga

penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

iii

7. Ayah dan Umi (Syarifuddin Saibul dan Salimah Rahmalia), Adik-

adiku tercinta (Awad Mukaffi, Fathia Amalia, Melati Wulansari) yang

telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil, kasih

sayang serta do’a yang tak pernah putus sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Tubagus Ahmad Deden Syafe’i, ST. Suamiku tercinta, rasa bangga dan

terimakasih atas dukungan yang dengan setia dan penuh kesabaran

memberikan semangat, motivasi serta dukungan moril dan materil

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh cinta

dan kasih.

9. Tubagus Muhammad Dzaky Zahran Abgary Quartillah, Anakku

tersayang, dengan kehadirannya senantiasa membangkitkan semangat

dan senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Rekan-rekan sahabat seperjuangan KI-MP angkatan 2008 dan seluruh

pihak yang terlibat dalam penyelesaian skrpsi ini yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu. Kenangan dan kebersamaan kita tidak akan

pernah terlupakan.

Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi bermanfaat khususnya

bagi penullis dan pembaca umumnya.

Jakarta, 20 Mei 2013

Sri Wulandari

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

Lembar Pengesahan Panitia Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan

Abstrak ............................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 4

3. Perumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR .............................. 6

A. Kajian Teori .............................................................................................. 6

1. Konsep Kinerja .................................................................................. 6

a. Hakikat Kinerja .............................................................................. 6

b. Indikator Kinerja …………………………………………..…….. 8

c. System Penilaian Kinerja .............................................................. 10

d. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pengukuran Kinerja ....................... 11

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ................................... 12

f. Mengelola Kinerja yang Efektif .................................................... 13

2. Kinerja Kepala Sekolah ................................................................... 14

a. Definisi Kepala Sekolah ................................................................ 14

b. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Manajer .................................... 15

c. Lima Kemampuan yang Harus dimiliki Pemimpin Pendidikan .... 17

d. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal ........................................ 19

v

e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik .................................................. 21

B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................... 21

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................... 21

2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............…..…….. 26

a. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 26

b. Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan....... 27

a) Fungsi Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 29

b) Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............. 33

c) Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........ 34

d) Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan ......... 35

e) Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan........... 35

3. Kerangka Berpikir ............................................................................ 37

BAB III METODELOGI PENELITIAN ...................................................... 40

A. Tujuan Penelitian .................................................................................. 40

B. Tempat Penelitian ................................................................................. 40

C. Desain dan Jenis Penelitian ................................................................... 40

D. Fokus Penelitian ..................................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41

F. Instrumen Penelitian .............................................................................. 42

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 46

A. Profil Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan ......................... 46

1. Sejarah singkat .................................................................................. 46

2. Identitas Sekolah ................................................................................47

3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan .............................................................48

4. Struktur Organisasi MTs Khazanah Kebajikan ................................. 49

5. Dewan Guru dan Karyawan .............................................................. 50

6. Keadaan Siswa/siswi ......................................................................... 53

7. Sarana dan Prasarana (Fasilitas pendidikan di MTs Khazanah

Kebajikan) ........................................................................................... 54

B. Deskripsi dan Analisis Data .................................................................... 55

vi

1. Kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan ........................................................................... 56

2. Kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan ........................................................................................... 60

3. Kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan ........................................................................................... 64

4. Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana

pendidikan ........................................................................................... 71

5. Kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana

pendidikan ........................................................................................... 74

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 80

A. Kesimpulan ............................................................................................... 80

B. Saran .......................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83

Lampiran - Lampiran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan

peningkatan mutu pendidikan ditengah perubahan global agar warga

Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam

pergaulan nasional maupun internasional.1

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting didalam menjamin

perkembangan dan kualitas kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi

tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan menjadi cermin kemajuan bagi

masyarakat. Dengan demikian, pendidikan menempati posisi kunci bagi

kemajuan suatu bangsa. Semakin baik kualitas pendidikan, maka semakin

baik pula kualitas bangsa itu sendiri, dan itu juga yang diinginkan bagi

pendidikan di Indonesia sebagai Negara berkembang.

Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat

pada peserta didik agar dapat : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk memahami dan

menghayati, (c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara

1Standar Sarana dan Prasarana , (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,

Kementrian Pendidikan Nasional, 2007), h. 5.

2

efektif, (d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, (e)

dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses

belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Untuk menjamin

terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang

memadai. Standar sarana dan prasarana harus memenuhi ketentuan

minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana.

Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan

formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah

yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah

pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas

Madrasah Aliyah (SMA/MA) . Standar sarana dan prasarana ini

mencakup:

1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang

wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah;

2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan,

ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh

setiap sekolah/madrasah.2

Masyarakat cenderung menjadikan ketersediaan dan perlengkapan

sarana prasarana sebagai sebuah ukuran kualitas instansi pendidikan. Oleh

karena itu sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu point

penting dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Apabila sekolah tidak

memperhatikan masalah sarana prasarana pendidikan, maka peserta didik

tidak semangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh, yang pada

akhirnya mengakibatkan prestasi siswa menjadi rendah. Oleh karena itu

dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan dapat mempermudah bagi

semua elemen pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran di

sekolah, selain itu juga sebagai alat atau media pembelajaran dalam

2 ibid., h. 5-6.

3

pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting untuk

diperhatikan dalam upaya pemenuhan kualitas pada keberhasilan sekolah.

Secara umum, sarana dan prasarana disetiap sekolah saat ini sudah

memenuhi standar pendidikan, adanya perabot, alat media pembelajaran,

gedung dan ruangan yang dapat menunjang sistem belajar mengajar

disekolah. Namun kondisi sarana dan prasarana di MTs Khazanah

kebajikan pondok cabe ilir pamulang pada saat ini masih kurang optimal,

karena di MTs ini masih kurangnya ketersediaan ruangan untuk

laboratorium komputer, dengan adanya kondisi ini akhirnya setiap siswa/i

MTs yang akan praktek belajar komputer, menggunakan laboratorium

dengan cara menumpang dengan laboratorium komputer milik yayasan,

yang terletak di gedung jenjang pendidikan Madrasah Aliyah khazanah

kebajikan, selain itu juga dalam sistem pengelolaan inventaris barang dan

alat-alat media pembelajaran sampai saat ini belum berjalan secara

berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf khusus dalam bidang

inventaris sarana dan prasarana pendidikan, hal ini tentunya menjadi

kendala dalam pengelolaan sarana dan prasana pendidikan di MTs

Khazanah kebajikan pondk cabe ilir pamulang.

Peran kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana

mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan

pengawasan sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Jika

pegelolaan tersebut dilakukan dengan baik dan berkesinambungan,

tentunya proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. oleh karena

itu kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

menentukan kemajuan dan keberhasilan sekolah. Dengan demikian kepala

sekolah berkewajiban untuk berusaha seoptimal mungkin untuk

meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan sarana prasarana

pendidikan di MTs Khazanah kebajikan pondok cabe ilir pamulang.

Dengan mengamati hal tersebut, penelitian ini mencoba menelusuri

fenomena tersebut, sebab-sebab yang melatar belakanginya, serta dampak

yang terjadi dalam fenomena tersebut. Maka, penulis tertarik

4

mengungkapkan penelitian ini dengan judul : “Kinerja Kepala Sekolah

Dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Di MTs

Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Kurang optimalnya peran dan fungsi kepala sekolah dalam

pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan;

b. Kurang tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang

berstandar;

c. Kurangnya keterampilan kepala sekolah dalam perencanaan,

pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengawasan sarana

dan prasarana sekolah.

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penulisan skripsi ini tidak meluas dan lebih

fokus maka penulis membatasi permasalahan pada: Bagaimana kinerja

kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di

MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.

3. Perumusan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah berdasarkan

pembahasan masalah diatas, maka penulis merumusakan masalah

penelitian sebagai berikut:

Bagaimana Kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana

dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe

Ilir-Pamulang.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja

kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di

MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.

5

C. Manfaat Penelitian

1. Secara akademik, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis

dan masyarakat sekolah atau guru tentang kinerja kepala sekolah

dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana pendidikan di sekolah,

khususnya menjadi acuan perbaikan kearah yang lebih baik di MTs

Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang selain itu, penelitian

ini sebagai persyaratan dalam meyelesaikan proses perkuliahan Stara

1 (S1).

2. Secara Praktis, hasil penelitaian ini dapat menambah perbendaharaan

kepustakaan bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

mengenai kinerja kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan

Prasarana pendidikan

3. Secara pragmatis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi

para mahasiswa. Khususnya mahasiswa KI-Manajemen pendidikan

dan mahasiswa pada umumnya yang ingin mengadakan penelitian

tentang kinerja kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan

Prasarana pendidikan.

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. Konsep Kinerja

a. Hakikat Kinerja

Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli mengenai istilah

kinerja, walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip

tampaknya sejalan atau sama. Menurut Frista Artmanda W, dalam kamus

lengkap bahasa Indonesia mengemukakan bahwa kinerja adalah: “Sesuatu

yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.1

Menurut Wibowo “Kinerja berasal dari pengertian performance”.

Adapula yang memberikan pengertian “performance” sebagai hasil kerja

atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang

lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses

pekerjaan berlangsung.

Selanjutnya Wibowo mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,

kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan

demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang

1 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas

Media), h. 648

7

dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan

dan bagaimana cara mengerjakannya.2

Sedangkan menurut E. Mulyasa mengatakan kinerja atau

performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.3

Rivai merumuskan kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk

memberikan masukan untuk keputusan penting, seperti promosi, transfer,

dan pemutusan hubungan kerja.4

Sedangkan menurut Yaslis Ilyas kinerja adalah proses menilai hasil

karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja.

Pada hakikatnya, penilalian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap

penampilan kerja personal dengan membandingkannya dengan standar baku

penampilan.5

Menurut Wahjo Sumidjo dalam bukunya “Kepemimpinan Kepala

Sekolah Tinjauan Teoristik dan Permasalahannya”, merumuskan pengertian

kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang

akan diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif yang terukur dalam rangka membantu

tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.6

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja

dapat diartikan sebagai kemauan dan kemampuan yang dimiliki seseorang

dalam melakukan pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya, dalam

usaha penerapan konsep, gagasan, ide dengan efektif dan efisien sehingga

2 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta : Raha Grafindo Persada, 2007), h. 7

3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), Cet Ke-8, h.136

4 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-2. h.426

5Yasis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok, Pusat Kajian

Ekonomi Kesehatan,2002), Cet. 3, h.87

6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoristik Dan

Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2010), h.431

8

tercapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga. Tetapi

kemampuan ini bukan hanya pada kemampuan mengelola, tetapi memimpin

dan mengaplikasikan semua kemampuan yang ada dalam dirinya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam suatu unit lembaga.

Dengan demikian dapat dirumuskan kinerja kepala sekolah berarti

prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai pemimpin

dan mengatur penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

b. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat

ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati.

Indikator kinerja juga menganjurkan sudut pandang prospektif (harapan

kedepan) dari pada retrospektif (melihat kebelakang). Menurut Wibowo

terdapat tujuh indikator kinerja, 7 yaitu:

1) Tujuan, merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif

dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk di capai.

Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin

dicapai dimasa yang akan datang. Dengan demikian tujuan

menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar

arah tersebut dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Untuk

mencapai tujuan diperlukan kinerja individu, kelompok, dan

organisasi. Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila

dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2) Standar, mempunyai arti penting karena memberitahukan

kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu

ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa

standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujan tercapai.

Standar menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu bahwa

kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dapat dikatakan

7 Wibowo,op. cit., h. 76-80

9

berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau

disepakati bersama antara atasan dan bawahan.

3) Umpan balik, merupakan masukan yang dipergunakan untuk

mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian

tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja

dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.

4) Alat atau sarana, merupakan sumber daya yang dapat

dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan

sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk

pencapaian tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan

spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat

diselesaikan sebagaimana seharusnya.

5) Kompetensi, merupakan persayaratan utama dalam kinerja.

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan

kepadanya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang

mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

6) Motif, merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu. Manajer mefasilitasi motivasi kepada

karyawan dengan intensif berupa uang, memberikan pengakuan,

menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau,

meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan

pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan

sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang

mengakibatkan tidak intensif.

7) Peluang, Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk

menunjukan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang

menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk

10

berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk

memenuhi syarat. 8

c. System Penilaian Kinerja

Menurut Ilyas Penilaian kinerja adalah “proses menilai hasil karya

personel dalam suatu organisasi, biasanya menggunakan instrumen

penilaian kinerja”. Melalui penilaian ini kita dapat mengetahui apakah

pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah

disusun sebelumnya. Dengan melakukan penilaian demikian, seorang

pemimpin akan menggunakan uraian pekerjaan sebagai tolok ukur. Bila

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, berarti

pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik. Bila di bawah dari uraian

pekerjaan, maka berarti pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang.9

Penilaian kinerja biasanya dilaksanakan sekali setahun. Cara

penilaiannya adalah dengan membandingkan antara hasil pekerjaan yang

telah dilaksanakan itu dengan uraian pekerjaan, atau dengan pekerjaan

sejenis lainnya yang telah dilaksanakan oleh personel lainnya dalam jangka

waktu satu tahun.

Sedangkan Rahman Shaleh dan Faela Nisa10

mengatakan penilaian

kinerja dalam rangka pengembangan organisasi dan sumber daya manusia

sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa asumsi setiap orang

berkeinginan untuk mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil.

Penilaian kinerja dapat dijabarkan dalam tujuh hal sebagai berikut:

1) Peningkatan prestasi kerja, 2) kesempatan kerja yang adil, 3) kebutuhan

pelatihan pengembangan, 4) penyesuaian kompensasi, 5) keputusan promosi

dan demosi, 6) kesalahan desain pekerjaan, 7) penyimpagan proses

rekruitmen dan seleksi. Prosesnya dimulai dari penilaian baik oleh kepala

sekolah ataupun karyawan memperoleh umpan balik dan dapat

8Wibowo, op. cit., h. 76-80

9Yasis Ilyas, op.cit., h.87-88

10 Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Dan Industri,

(Jakarta: UIN Jakarta Dengan UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 57-58

11

memperbaiki pelaksanaan pekerjaan dan tugas mereka, menjamin setiap

karyawan akan memperoleh kesempatan yang adil dalam menempati posisi

pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan adanya

program pelatihan yang relevan bagi peningkatan kemampuan mereka,

menentukan pemberian kompensasi, gaji, bonus, mengambil keputusan

untuk mempromosikan karyawan yang kinerjanya tidak bagus, untuk

menilai disain kerja dengan memberikan input data, dan untuk menilai

proses rekruitmen dan seleksi karyawan yang telah lalu.11

d. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Menurut Yasis Ilyas12

penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai

dua tujuan utama yaitu:

1) Penilaian kemampuan personel

Merupakan tujuan yang mendasar dalam rangka penilaian personel

secara individual, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk

penilaian efektifitas manajemen sumber daya manusia.

2) Pengembangan personel

Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan

personel seperti : Promosi, mutasi, rotasi, terminasi, dan penyesuaian

kompensasi.

Secara spesifik penilalian kinerja bertujuan antara lain untuk:

a) Mengenali SDM yang perlu dilakukan pembinaan

b) Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi

c) Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan

d) Bahan perencanaan manajemen program SDM masa datang

e) Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personel

11

Ibid., h. 59-58

12Yasis Ilyas, op. cit., h.89

12

Sedangkan menurut Wibowo13

pengukuran terhadap kinerja perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat

deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat

dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja

telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pengukuran kinerja yang

tepat dapat dilakukan dengan cara:

a) Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah

terpenuhi;

b) Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan;

c) Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja;

d) Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang

perlu prioritas perhatian;

e) Menghindari konsekuensi dan rendahnya kualitas;

f) Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;

g) Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.

Oleh karena itu, orang yang melakukan pengukuran kinerja perlu

memenuhi persayaratan di antaranya: (1) dalam posisi mengamati perilaku

dan kinerja yang menjadi kepentingan individu; (2) mampu memahami

tentang dimensi atau gambaran kinerja; (3) mempunyai pemahaman tentang

format skala dan instrumennya; dan (4) harus termotivasi untuk melakukan

pekerjaan rating secara sadar.14

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Kolb, et al (1984), kerja terbentuk dan meliputi beberapa

hal seperti : norma kelompok kerja yang terpusat pada produktivitas,

tingkah laku anggota kelompok, kualitas hubungan antar pekerja,

manajemen, cara kerja yang direncanakan dan kualitas alat dan bahan dalam

pekerjaan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu:

13

Wibowo, op. cit., h.319-320

14Wibowo, op. cit., h. 319-320

13

Internal yaitu dari dalam individu sendiri berupa: minat, motivasi,

tingkah laku, sikap dan kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut faktor-

faktor kepribadian.

Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu sendiri,

kebijakan, peraturan manajemen, gaji, hubungan atasan dengan bawahan,

lingkungan kerjanya, kesempatan, dan peralatan yang digunakan selama

bekerja.15

f. Mengelola kinerja yang efektif

Menurut Cullen dan Innocenzo ada enam tugas khusus kepala

sekolah sebagai pembimbing dan pengelolaan kinerja efektif, yaitu

memunculkan kredibilitas, mengatur dan mengemukakan tujuan dan

harapan, menyusun rencana agar berhasil, memunculkan kinerja diri dan

mempermudah pekerjaan memberi contoh, dan memotivasi, membangun

moral serta melakukan hubungan interpersonal.16

Kepala sekolah yang profesional akan memberi dampak positif dan

perubahan yang mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan di

sekolah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan,

kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga pendidikan yang

efektif, dan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan.

Kepemimpinan efektif berkaitan dengan masalah kepala sekolah

dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara

efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala

sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa

bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai

individu maupun sebagai kelompok. Perilaku kepemimpinan yang positif

dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu

untuk bekerja sama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan

15

Abdul Rahman Shaleh, op. cit., h. 60-61

16 Jack Cullen dan Len D‟Innocenzo, Memaksimalkan Kinerja, Terjemah Andi,

(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2004), Cet Ke-1, h. 13-23

14

lembaga pendidikan. Salah satu tugas utama yang diemban oleh seorang

kepala sekolah adalah memimpin jalannya proses belajar mengajar di

sekolah menuju pencapaian hasil belajar yang maksimal. Sebagai pemimpin

pembelajaran, kepala sekolah bertanggung jawab atas prestasi atau hasil

belajar siswa di sekolah yang dipimpinnya. Dalam kajian mengenai sekolah

yang efektif, tanggung jawab langsung untuk memajukan dan meningkatkan

pengajaran dan pembelajaran di sekolah terletak di tangan kepala sekolah.17

2. Kinerja kepala sekolah

a. Definisi Kepala Sekolah

Menurut Wahjosumidjo bahwa ada dua kata kunci untuk memahami

definisi kepala sekolah, kedua kata tersebut adalah „kepala‟ dan „sekolah‟.

Kata „kepala‟ dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin‟ dalam suatu

organisasi atau sebuah lembaga. Sedang „sekolah‟ adalah sebuah lembaga

dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.18

Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat

didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas

untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar

mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.19

Kepala sekolah sebagai pemimpin formal, harus bertanggung

jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan

profesionalisme tenaga kependidikan kearah peningkatan belajar peserta

didik. Untuk itu, kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi

kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan

17

Sulistyorini, Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Pembelajaran,Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam, 19, 2009, h. 48.

18Wahjosumidjo, op. cit., h.83

19 Wahjosumidjo, op. cit., h.83

15

pendidikan, maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi

terlaksananya proses pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien.

Dalam hal ini strategi kepemimpinan yang dilaksanakan menjadi sangat

penting, karena laju perkembangan kegiatan atau program pendidikan yang

ada pada setiap sekolah ditentukan oleh arahan, bimbingan serta visi yang

ingin dicapai sekolah.

b. Peranan Kepala Sekolah sebagai Manajer

Menurut Wahjosumidjo terdapat delapan peranan kepala sekolah

sebagai manajer20

, yaitu:

1) Kepala Sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work

with and through other people)

Pengertian orang lain tidak hanya para guru, staf, dan siswa dan

orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para

sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan

bekerja sama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku

sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah (as channels

of communication within the organization).

2) Kepala Sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung

jawabkan (responsciable and accountable)

Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan

langsung keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.

Dengan demikian kepala sekolah bertanggung jawab atas segala

tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang

dilakuakn oleh para guru, siswa, staf dan orangtua siswa tidak

dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.

3) Dengan waktu dan sumberdaya yang terbatas seorang kepala

sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan

segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat

20

Wahjosumidjo, op. cit., h.97-99

16

mengatur pemberian tugas secara tepat. Bahkan ada kalanya

kepala sekolah harus dapat menentukan suatu priorotas bilamana

terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan

sekolah.

4) Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional

(must think analytically and conceptionally). Fungsi ini berarti

menuntut setiap kepala sekolah harus dapat memecahkan

persoalan melalui suatu analisis, kemudian menyelesaikan

persoalan dengan satu solusi yang feasible. Demikian pula

dengan kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas

sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Memandang

persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

satu keseluruhan.

5) Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators). Dalam

lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi, didalamnya terdiri

manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda;

perangai, keinginan, pendidikan, latar belakang kehidupan

sosial. Sehingga tak terhindarkan tumbuh pertentangan atau

konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala sekolah harus

turun tangan sebagai pelerai atau penengah.

6) Kepala sekolah sebagai politisi( polticians)

Sebagai seorang politisi, berarti kepala sekolah harus selalu

berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi serta

mengembangkan program jauh ke depan. Untuk itu sebagai

seorang politisi kepada sekolah harus dapat membangun

hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan

kesepakatan (compromise).

7) Kepala sekolah adalah seorang diplomat

Dalam peran sebagai diplomat dalam berbagai macam

pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang

dipimpinnya.

17

8) Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang

sulit

( make difficult decisions)

Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa

problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak

luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan pegawai,

perbedaan pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah

ditetapkan oleh kepala sekolah. Apabila terjadi kesulitan-

kesulitan seperti tersebut diatas, kepala sekolah diharapkan

berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan

yang sulit tersebut.

c. Lima Kemampuan yang Harus dimiliki Pemimpin Pendidikan

Menurut Soekarto Indrafachrudi dalam melaksanakan

kepemimipinan, hendaknya pemimpin dituntut memiliki kemahiran

dan keterampilan dalam mengelola lembaga pendidikan yang di

jalaninya, keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

adalah:

a) Keterampilan memimpin

Dalam hal ini tentunya seorang pemimpin harus mampu

menciptakan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan,

membentuk dan membina moral yang tinggi bagi bawahannya,

serta dapat menentukan tujuan dan rencana pekerjaan bersama

anggota kelompok, dan juga dapat memberi dorongan semangat

dan keberanian kepada anggota kelompok dalam memikl

tanggung jawab bersama dalam pendidikan, serta dapat

memperlihatkan kebijaksanaan dan memperbesar kreativitas

anggota kelompok.

b) Keterampilan menjalin hubungan kerja dengan sesama manusia

Seorang pemimpin yang baik harus banyak pengetahuan dan

pandai bergaul. Agar dapat mengerti bawahannya dengan baik,

18

hendaklah ia harus mengadakan hubungan yang baik, terutama

dengan dirinya sendiri, dalam hal ini tentunya seorang

pemimpin pendidikan harus mahir dan cakap dalam berbagai

hal, yaitu menanamkan dan memupuk sifat harga menghargai,

percayai, hormat menghormati, indah mengindahkan, maaf dan

memafkan serta saling bantu membantu kepada anggota

kelompok, serta mampu menempatkan dirinya pada posisi yang

sesungguhnya.21

c) Keterampilan menguasai kelompok

Menurut Edward Sallis, Pemimpin memiliki peran yang sangat

penting dalam memandu guru dan para administrator untuk

bekerja sama dalam satu kelompok tim.22

Seorang pemimpin

harus mampu menolong guru dalam mengembangkan sikap dan

kariernya, hal ini merupakan langkah pertama menuju group

self-discipline. Pemimpin harus rajin mengadakan pertemuan

dengan stafnya untuk merumuskan tujuan yang diharapkan

sesuai dengan kemampuan anggota, untuk itu pemimpin harus

mahir dan cakap dalam hal mengenal dan mengetahui kekuatan,

kelemahan, dankekurangan stafnya.

d) Keterampilan mengelola administrasi personalia

Kepala sekolah harus berusaha mempertinggi mutu pekerjaan

guru. Ia juga harus mencoba menempatkan guru dalam posisi

yang tepat sehingga mereka merasa senang dan potensi yang ada

pada diri mereka dapat dimanfaatkan dengan baik.

e) Keterampilan memberikan penilaian

21

Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2006), h. 25-28 22

Edward Sallis, Total Quality Managegement In Education Manajemen Mutu

Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008) h.175

19

Kepala sekolah harus mampu mengevaluasi dan dapat

memperbaiki situasi belajar mengajar disekolah, dengan

membantu guru-guru dalam menilai pekerjaannya, sehingga

guru-guru akan mengetahui kekauatan atau kelebihannya

disamping kekurangannya. Sehingga mereka dapat memperbaiki

kinerjanya dalam belajar mengajar disekolah. Evaluasi itu juga

penting bagi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan

supaya mutu pekerjaan dapat diperbaiki dan dipertinggi.

Seorang pemimpin melakukannya dengan cara self evaluation,

atau dapat juga meminta bantuan dari pihak guru. Ia juga akan

dinilai oleh atasannya, orang tua murid, dan masyarakat.23

d. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal

Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab

pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan

atas peraturan yang berlaku. Pemimpin formal dapat diuraikan melalui

berbagai pendekatan yaitu;

1) Pengangkatan, dalam rangka pengangkatan seorang kepala sekolah

harus didasarkan atas prosedur dan peraturan-peraturan yang

berlaku. Prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku dirancang

dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab dalam

bidang sumber daya manusia.

2) Pembinaan, dalam rangka membinaankepada kepala sekolah

selaku pejabat formal yaitu;

a) diberikan gaji serta penghasilan dan pendapatan lain sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

b) memperoleh kedudukan dalam jenjang kepangkatan tertentu;

c) memperoleh hak kenaikan gaji atau kenaikan pangkat;

d) memperoleh kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih

tinggi;

23

Soekarto Indrafachrudi, op. cit., h. 25-28

20

e) memperoleh kesempatan untuk pengembangan diri;

f) memperoleh penghargaan yang lain atau fasilitas;

g) dapat diberi teguran/peringatan oleh atasannya karena sikap,

perbuatan serta perilakunya yang dirasakan dapat mengganggu

tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah.

h) dapat dimutasikan atau diberhentikan dari jabatan kepala

sekolah karena hal-hal tertentu.

3) Tugas dan Tanggung Jawab

Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas

tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala

sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan.

a) Kepada Atasan

Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan

langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya

yang terkait kepada atasan/sebagai bawahan, maka seorang

kepala sekolah wajib loyal dan melaksanakan apa yang

digariskan oleh atasan, wajib berkonsultasi atau memberikan

laporan mengenai pelaksanaan tugas yang menjadi taggung

jawabanya,wajib memelihara hubungan yang bersifat hirarki

antara kepala sekolah dan atasan.

b) Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait,

dalam hal ini tentunya kepala sekolah wajib memelihara kerja

sama yang baik dengan para kepala sekolah yang lain, dan

wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya

dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-

tokoh masyarakat dan BP3.

c) Kepada bawahan, kepala sekolah berkewajiban menciptakan

hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf dan

siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.24

24

Wahyosumidjo, op. cit., h. 85-89

21

e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik

Kepala sekolah sebagai seorang pendidik harus mampu

menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam

nilai, yaitu: mental, moral, fisik dan artistik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap

peranannya sebagai pendidik, mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau

kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan, dan bagaimana

peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Dalam hal ini terdapat tiga

kelompok sasaran utama, yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain,

tenaga administratif (staf) dan kelompok para siswa atau peserta didik.

Ketiga sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan

fisik yang berbeda-beda antara antara manusia yang satu dengan yang lain.

Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala

sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain, yang tidak

kalah pentingnya kontribusi mereka terhadap pembinaan kehidupan sekolah,

yaitu organisasi orangtua siswa, organisasi siswa, dan organisasi para guru.

Keberhasilan ketiga organisasi tersebut dalam mewujudkan

fungsinya tentu saja tidak dapat dilepaskan dari peranan kepala sekolah,

khususnya peranan kepala sekolah sebagai pendidik. Sikap mental, moral,

kondisi fisik yang sehat dan energik, serta apresiasi dan persuasi positif

terhadapa berbagai kresi seni. Kepala sekolah sangat berperan dan menjadi

sumber motivasi yang kuat tehadap keberhasilan ketiga organisasi

tersebut.25

B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah semua peralatan serta perlengkapan yang

langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Contoh: gedung

sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.26

25

Wahjosumidjo, op. cit., h. 122 26

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi

Pendidikan (Malang: IKIP Malang, 1989), h.135

22

Menurut Tholib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk

mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan,

laboratorium dan sebagainya.27

Menurut E. Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan dan

perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses

pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,

meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.28

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan

perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Pada

Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: “

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Nawawi (1987) mengklasifikasikan sarana pendidikan menjadi

beberapa macam yaitu dari sudut: (a) Habis tidaknya dipakai, (b) Bergerak

tidaknya pada saat digunakan, dan (c) hubungannya dengan proses belajar

mengajar29

a) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai.

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana

pendidikan tahan lama.

(1). Sarana pendidikan yang habis pakai.

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang

apabila digunaka bisa habis dalam waktu yang relative singkat. Sebagai

27

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press,

2000),

h. 91 28

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003), h. 49 29

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,

2003), h. 2

23

contoh kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswa dalam

pembelajaran.

(2). Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat

yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relative

lama. Sebagai contohnya adalah bangku sekolah

b) Ditinjau dari bergerak tidaknya

(1). Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa

digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya,

sebagai contoh adalah lemari sekolah

(2). Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah sarana pendidikan

yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk digerakan atau

dipindahkan. Sebagai contoh adalah sekolah yang memiliki saluran

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maka semua peralatan yang

berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative atau tidak bisa dengan

mudah dipindahkan.

c) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

(1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses

belajar mengajar. Contohnya seperti kapur tulis.

(2) Sarana pendidikan yang tidak langsung digunakan dalam proses belajar

mengajar. Contohnya, lemari arsip dikantor sekolah.

Adapun yang dimaksud dengan sarana pendidikan didalam sistem

penyelenggaraan pendidikan adalah himpunan sarana yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Himpunan sarana ini dikelompokkan dalam:

1. Sarana tenaga pengajar

24

2. Sarana fisik

3. Sarana Administrasi, dan

4. Waktu30

Sebagai sarana akademik, tenaga pengajar merupakan sarana yang

perlu mendapat perhatian. Karena sifat manusiawinya, maka sarana ini harus

dikelola secara manusiawi pula. Tenaga pengajar merupakan sarana yang

mahal, investasinya lama, kerusakannya mudah. Seorang tenaga akademik

yang karena sebab kecil kehilangan motivasi dapat dikatakan tidak berfungsi

lagi, oleh karena itu pembinaan sarana ini sangat penting.

Sarana fisik, tergantung bidang studi. Satu bidang studi memerlukan

jumlah dan variasi sarana yang berbeda dengan bidang studi lainnya, seperti

laboratorium jurusan.

Sarana administrasi merupakan sarana penunjang. Dalam

penyelenggaraan pendidikan sistem kredit semester, maka dukungan

administrasi yang kuat, cepat dan tepat sangat penting. Sampai saat ini

perhatian sekolah terhadap administrasi ini masih kecil. Hal ini perlu

diperbaiki untuk keberhasilannya sistem kredit semester.

Waktu merupakan sarana yang paling unik, ini adalah abstrak dan

paling sukar diatur dalam arti perjalanannya tidak dapat dikendalikan. Oleh

karena itu, terjadinya penyelenggaraan pendidikan memerlukan bertemunya

program, sarana, dan input pada satu waktu, maka waktu sebagai sarana

menjadi sangat penting seperti sarana yang lain. Uniknya waktu adalah bila

telah berlalu tidak kembali dan kalau tidak dipakai hilang begitu saja.

Karenanya, suatu acara pendidikan yang tepat penyelenggaraannya bila

diukur dengan waktu yang sudah hilang tak akan dapat diulang lagi,

melainkan hanya dapat dicarikan waktu penggantinya.

30

Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

1994), h.101-102

25

Menurut Tholib Kasan prasarana secara etimologi (arti kata) berarti

alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana pendidikan misalnya

lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga dan sebagainya.31

Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar

yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan disekolah. Sebagai

contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan

sebagainya.32

Pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal

Pendidikan: “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang

meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang

pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpusatakaan, ruang laboratorium,

ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan

jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.33

Prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,

prasarana sekolah yang secara langsung digunakan untuk proses belajar

mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium.

Kedua, Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses

belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses

belajar mengajar, seperti contoh kantin sekolah, kamar kecil, ruang kepala

sekolah, dan tempat parkir.

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan

prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung

maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk

mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Secara umum sarana

pendidikan terdiri atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu: (1) Bangunan dan

perabot sekolah (2) Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat

31

Tholib Kasan, op. cit., h. 91 32

Ibrahim, op. cit., h. 3 33

Standar Nasional Pendidikan,PP RI No. 19 Tahun 2005, (Ciputat:

LeKDiS:2005), h. 36

26

peraga dan laboratorium (3) Media pendidikan yang dapat dikelompokkan

menjadi audiovisual yang menggunakan alat terampil.

2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

a. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan

tidak gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang dan

baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan

yang tidak diinginkan.

Administrasi sarana sering juga disebut sebagai administrasi materil,

atau administrasi peralatan yaitu segenap proses penataan yang bersangkut

paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan

pendidikan agar tercapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.34

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses

kegiatan yang telah direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan

bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda

pendidikan, agar senantiaa siap pakai dalam proses belajar mengajar.35

Manajemen ini dilaksanakan demi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Menurut Soebagio Atmodiwirio, bahwasanya manajemen

perlengkapan atau manajemen logistik merupakan upaya untuk mengelola

sarana dan prasarana sedemikian rupa sehingga organisasi dapat melakukan

tugasnya mencapai tujuan sesuai yang direncakan.36

34

Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), h. 81 35

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2008), h. 184 36

Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.

Ardadizya Jaya, 2005), h. 252

27

Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan bertugas mengatur

dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan

kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. 37

Pengertian lain dari administrasi pendidikan adalah suatu usaha

yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif

dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik

sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.38

Dengan demikian administrasi sarana dan prasarana itu

merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang

dibutuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya

tujuan pendidikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi sarana dan prasarana

pendidikan adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana

belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi

siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan

kelengkapan sarana yang ada. Sedangkan yang menjadi tujuan dari

administrasi sarana dan prasarana ini adalah agar tercaainya tujuan

pendidikan yang diharapkan.

b. Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana

Secara operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana

pendidikan meliputi:

1. Perencanaan pengadaan barang

2. Prakualifikasi Rekanan.

3. Pengadaan Sarana.

4. Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran.

5. Pemeliharaan, Rehabilitasi.

37

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), h. 49 38

http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1. html

28

6. Penghapusan dan Penyingkiran.

7. Pengendalian39

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan

yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan

timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung

jawab,dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga

dan waktu.

Menurut Subagyo MS. Dalam bukunya Manajemen Logistik.

Meyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana terdiri

dari:

1. Perencanaan kebutuhan barang

2. Penganggaran

3. Pengadaan

4. Penyimpanan dan penyaluran

5. Pemeliharaan

6. Penghapusan

7. Pengendalian40

Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang

dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana

dan prasarana yang harus dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi:

1. Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

2. Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

3. Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

4. Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

5. Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

39

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.116 40

Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990), h. 10

29

Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut

diatas dipakai sebagai indikator untuk mengukur tingkat

manajemen/pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

a) Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

Didalam fungsi ini, fungsi perencanaan pengadaan barang,

prakualifikasi rekanan, perencanaan kebutuhan barang, dan penganggaran

itu masuk kedalam fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut

Suharsimi Arikunto adalah: “Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua

barang yang diperlukan, baik yang bergerak atau yang tidak bergerak,

sebagai pendukung pelaksanaan tugas.”41

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan

berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari

sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang.

Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga

dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002) bahwa perencanaan adalah proses

yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan

dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, oleh Dwiantara dan

Sumarto (2004) dikemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan

kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-

tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, baik berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan,

penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan

prasarana.42

41

Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h.7 42

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, ( Jakarta:

November 2007), h. 6

30

Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta

merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, financial,

metode, waktu untuk memaksimalkan efisiensi dan efektifitas pencapaian

tujuan.

Secara lebih luas perencanaan menurut Bintoro Tjokromidjojo

didefinisikan sebagai berikut: 43

(a) Perencanaan dalam arti luasnya adalah sebuah proses mempersiapkan

secara sistematiskegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan tertentu

(b) Perencanaan adalah sebuah cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-

baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan

efektif.

(c) Perencanaan adalah penentuan yang akan dicapai atau yang akan

dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.

Menurut Boeni Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaaan

perlengkapan pendidikan disekolah adalah:44

(a) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang

diajukan setiap unit kerja sekolah

(b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode

tertentu, misalnya untuk satu tahun ajaran

(c) Memadukan rencana kebutuhan yang telah tersusun dengan

perlengkapan yang telah tersedia sebelumnya. Dalam hal ini,

perencanaan mencari informasi tentang perlengkapan yang telah dimilki

oleh sekolah dengan melihat buku inventarisasi, berdasarkan itu lalu di

susun rencana kebutuhan perlengkapan, yaitu mendaftar semua

perlengkapan yang dibutuhkan yang belum tersedia disekolah

43

Supardi, dkk, Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media,2010), h.2 44

Ibid, h. 28

31

(d) Memadukan rencana kebutuhan dengan anggaran sekolah atau dana

yang tersedia

(e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau

anggaran yang ada. Ketika tidak sesuai atau melebihi dari anggaran

yang tersedia, maka melakukan seleksi lagi dengan melihat skala

prioritas

Menurut Ngalim Purwanto Langkah-langkah yang dilakukan

dalam membuat suatu rencana pengadaan sarana dan prasarana adalah

sebagai berikut:

(a) Mengadakan analisa terhadap materi pelajaran mana yang

membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya dan analisa

kebutuhan peralatan lain untuk sekolah. Dari analisa ini dapat dibuat

daftar kebutuhan alat-alat media.

(b) Mengadakan perhitungan taksiran biaya.

(c) Apabila perhitungan jumlah taksiran biaya untuk pengadaan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan lebih besar dari anggaran yang tesedia,

maka perlu menyusun prioritas kebutuhan, atau pengurangan jumlah

barang sejenis yang akan dibeli.

(d) Prioritas-prioritas kebutuhan yang ada pada urutan bawah, dapat

ditunda untuk perencanaan tahun berikutnya.

(e) Menugaskan kepada staf tata usaha untuk melaksanakan pengadaan alat

tersebut.

Meskipun pada umumnya perencanaan dan pendirian bangunan

bagi sekolah negeri menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam

kenyataannya dewasa ini, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia

pendidikan dan pengajaran dinegara kita, banyak sekolah yang didirikan

oleh masyarakat dan atau pemeritah setempat dengan bekerja sama dengan

para guru. Untuk itu sangat diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang

32

segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan dan pendirian

sekolah seperti pengetahuan dan kecakapan mengenai:

1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.

2. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pendirian

gedung sekolah.

3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,

asrama., lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dan sebagainya.

Serta komposisinya satu sama lain.

4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang

efektif dan produktif, serta pemeliharaan secara kontinyu.

5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang

dibutuhkan.

6. Apa yang tercantum pada nomor 1 s/d 5 diatas sangat erat

hubungannya dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan

masyarakat setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap

tahunnya yang memerlukan sekolah tersebut.45

Bedasarkan pengertian diatas, pada dasarnya perencanaan

merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-

hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud adalah merinci

rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan

peralatan dan pelengkapan sesuai dengan kebutuha.

Perencanaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pada

tiap kegiatan, karena tanpa ada rencana maka kegiatan tidak dapat berjalan

lancar. Demikian halnya dengan sarana dan prasarana pendidikan perlu

dibuat recana pengadaannya. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan merupakan kebutuhan yang meliputi semua barang yang

diperlukan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, atau baik

45

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1992), h. 12

33

langsung maupun yang tidak langsung yang menunjang proses belajar

mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya

perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu: (1) Dapat

membantu dalam menentukan tujuan, (2) Meletakkan dasar-dasar dan

menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, (3) Menghilangkan

ketidakpastian, dan (4) Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar

untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar

nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

b) Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah,

maka perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh sekolah, baik

dengan menggunakan dana bantuan pemerintah maupun dana sekolah

sendiri.

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan

semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai

dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa

berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan

pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan

yang diinginkan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional

pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.

Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk

menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan

kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu

maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat

dipertanggungjawaban.

34

Pengadaan merupakan kegiatan untuk menyediakan perlengkapan

dalam usaha untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ada

beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan persekolahan tersebut adalah : pembelian, pembuatan sendiri,

pengiriman hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaur ulangan,

penukaran, perbaikan atau rekondisi.46

c) Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Di dalam fungsi pemeliharaan ini,fungsi pendayagunaan termasuk

didalamnya. Menurut Subagyo MS. Pemeliharaan adalah usaha atau proses

kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis dan daya guna suatu alat

produksi fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi

dan menyempurnakan.47

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan

untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua

sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk

digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam

mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan

penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,

sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.

Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus

untuk mengusaakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan

baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan

cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang

bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai

keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.48

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan perlu dilakukan

agar kondisi barang tetap dalam keadaan baik atau siap dipakai dan dapat

bertahan lama, sehingga dapat menghemat pengeluaran anggaran untuk

46

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, op.

cit., h. 14-17 47

Subagyo MS, op. cit.,h. 87 48

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

op.cit., h. 31

35

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Menurut hukum waktunya

pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan dalam:

1) Pemeliharaan sehari-hari. Dilakukan oleh pegawai yang menggunakan

barang-barang tersebut dan bertanggung jawab atas barang tersebut.

2) Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 2 bulan sekali, 3

bulan sekali, dan sebagainya. Pelaksanaan pemeliharaan dapat

dilakukan sendiri dan dengan pihak kedua.49

d) Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha melakukan

pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam

ruang penyimpanan. Di dalam fungsi ini, fungsi inventarisasi dan

penyaluran termasuk didalamnya.

Penyimpanan ialah kegiatan yang dilakukan untuk menampung

hasil pengadaan barang-barang yang keluar atau akan didistribusikan, dan

disimpan dalam gudang. Kegiatan penyimpanan meliputi: menerima,

menyimpan, dan mengeluarkan barang di/dari gudang.50

Fungsi penyimpanan ini meliputi perencanaan/pengembangan

ruang penyimpanan (storage space), penyelenggaraan tatalaksana

penyimpanan (strong procedure) perencanaan/penyimpanan/pengoperasian

alat-alat pembantu pengatur barang (material handeling equipment),

tindakan-tindakan keamanan dan keselamatan (security and safety).

e) Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Didalam fungsi ini, fungsi penghapusan, penyingkiran,

pengendalian, dan rehabilitasi masuk ke dalam fungsi pengawasan.

Kegiatan pengawasan dapat berupa melaksanakan pengamatan, evaluasi dan

meminta laporan untuk mendapatkan gambaran dan informasi tentang

keadaan atau perlengkapan. Selain itu pengawasan dapat pula berupa

49

Donal J. Bowersox, Manajemen Logistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 158 50

Soebagio Atmodiwirio, op. cit., h. 254

36

pemberian pengarahan dan bimbingan terhadap pengelolaan sarana dan

prasarana yang telah dilakukan dalam satu periode untuk mencapai tertib

administrasi dan tertib teknis.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian seperti disusun

serangkaian kegiatan sebagai berikut:

a) Mengikuti proses manajemen, dan perencanaan sampai

penghapusan.

b) Mengadakan konsultasi dengan pihak pemimpin bila terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan.

c) Menyusun tata cara laporan baik lisan maupun tertulis.

d) Mengadakan konsultasi dengan pihak pelaksanaan fungsi masing-

masing bila terjadi penyimpangan yang bersifat teknis.

e) Mengadakan koordinasi antara fungsi perencanaan dan fungsi-

fungsi lainnya.

f) Menyusun laporan menyeluruh secara periodik tentang pelaksanaan

proses manajemen yang terjadi dalam masing-masing unit.51

Keseluruhan proses di atas dilakukan untuk mencegah adanya

penyelewengan dan kesalahan dalam pelaksanaan prosedur manajemen

sarana dan prasarana pendidikan. Maka dari itu diadakan kegiatan

penghapusan, setelah kegiatan penghapusan selesai, proses selanjutnya

menginformasikan kebutuhan sarana dan prasarana yang bersangkutan

untuk kemudian dilakukan kegiatan perencanaan kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan.

Disamping itu kegiatan penyusutan terhadap barang atau sarana

didalam fungsi pengawasan sangatlah perlu dilakukan, karena penyusutan

barang penting jika sekolah akan menambah pengadaan barang, yang sering

terjadi adalah kekrangan tempat penyimpanan. Penyusutan adalah kegiatan

untuk memusnahkan barang yang sudah tidak dipakai lagi sehingga

51

Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: DirjenPendidikan

Tinggi, 1989), h. 7

37

tempatnya masih dapat dimanfaatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut

kepala sekolah perlu mempertimbangkan adanya tindakan penyusutan

barang. Kegiatan pengaturan, pemeliharaan dan penyusutan sarana

pendidikan yang merupakan bagian dari pengelolaan sarana dan prasarana

haruslah selalu dilakukan dengan cara yang baik sesuai dengan ketentuan

yang berlaku agara sarana pendidikan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Secara operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah

proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana

dan prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut

sudah di anggap tidakberfungsi sebagaimana mestinya, tentunya seperti

yang diharapkan untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi

manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus

mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam

pelaksanaannya.52

3. Kerangka Berpikir

Sebagaimana diketahui Kepala Sekolah mempunyai peranan yang

sangat berpengaruh dilingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga

memerlukan koordinasi yang tinggi, oleh karena itu Kepala Sekolah yang

berhasil adalah kepala sekolah yang dapat mencapai tujuan sekolah, serta

tujuan pendidikan. Kepala sekolah harus memahami dan menguasai peranan

organisasi serta hubungan kerja sama antar individu. Kepala sekolah sebagai

pemimpin harus mampu memberdayakan para guru dan memberi mereka

wewenang yang luas untuk meningkatkan pembelajaran para pelajar.

Kepala sekolah perlu memahami teori organisasi formal yang akan

bermanfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antar individu.

52

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, op.

cit., h.52

38

Kepala sekolah perlu memahami teori organisasi informal yang akan

bermanfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antara struktur dan

hasil.

Kepala sekolah sebagai pemimpin /leader harus mampu

memberikan petunjuk, arahan dan pengawasan, meningakatnya motivasi

kerja tenaga pendidikan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala

sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisa dari kepribadian seperti: 1.

Pengetahuan terhadap kependidikan misalnya, memahami kondisi tenaga

kependidikan, memahami kondisi siswa, menyusun program pendidikan,

menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan

kemampuannya. 2. Keterampilan selaku pemimpin pendidikan dia harus

ulet dan penuh inisiatif serta kreatif dalam mengelola sekolahny, berusaha

menanggulangi segala kekurangan yang terdapat disekolah yang

dipimpinnya baik secara sarana maupun prasarana demi tercapainya tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan, agar terjadi peningkatan mutu

penyelenggaraan/pengelolaan sekolah.

Dengan membandingkan tujuan peningkatan mutu kinerja kepala

sekolah dengan keadaan nyata disekolah yang menjadi sasaran penelitian

maka tergambarlah permasalahannya yaitu lemahnya kinerja kepala sekolah

khususnya dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang

mengacu pada standar pengelolaan pendidikan (sarana dan prasarana).

Para pengelola pendidikan (pengurus yayasan) harus memiliki

strategi untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah meningkat,

dengan cara menciptakan iklim yang kondusif. Kepala sekolah juga

berusaha melakukan pendidikan mental, moral (akhlak), fisik dan artistik

kepada para tenaga kependidikan serta memberikan motivasi agar para

tenaga kependidikan merasa betah dan menyukai profesinya. Disamping itu

kepala sekolah dapat membagi wewenangnya dengan para pegawainya

dalam pengelolaan pendidikan agar dapat efektif dan efisien.

39

Salah satu tugas pokok kepala sekolah berkewajiban untuk

memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga

kependidikan, serta administrator lainnya. Agar kepala sekolah dapat

memberikan pembinaan dan bimbingan yang lebih maka kepala sekolah

perlu mendapat pembinaan dari yayasann atau instansi yang terkait. Dalam

hal ini khususnya dalam hal peningkatan kualitas kinerja kepala sekolah

dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, adanya manajemen

sarana dan prasarana pendidikan tentunya dapat meningkatkan proses

belajar mengajar disekolah, baik untuk para murid dan para guru disekolah

sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara

efektif dan efisien. Selain itu juga efektifitas pengelolaan sarana dan

prasarna di sebuah sekolah dapat diukur berdasarkan aspek (1) perencanaan

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, (2) Pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan, (3) Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,

(4) Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, dan (5) Pengawasan

sarana dan prasarana pendidikan.

Dengan demikian melalui kinerja kepala sekolah dalam

pengelolaan pendidikan diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas

pendidikan, yang akan berdampak pada output disekolah, dalam rangka

mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan visi dan misi

lembaga pendidikan dalam pengelolaan pendidikan untuk MTs Khazanah

Kebajikan.

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang

kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok

Cabe Ilir- Pamulang, dari tanggal 14 Januari s/d 2 Februari 2013

C. Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian digunakan adalah desain penelitian deskriptif

yaitu data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar-

gambar dari pada angka-angka. Jenis data yang dikumpulkan berupa data

kualitatif yaitu diperoleh melalui pemahaman dan penafsiran yang

mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan.1

Data primer diambil langsung dari MTs Khazanah Kebajikan

Pondok Cabe Ilir Pamulang tentang kinerja kepala sekolah dalam

1 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008), Cet. Ke-2, h. 187

41

pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, dan hasil observasi

lapangan. Data sekunder yang diambil berupa data atau keterangan-

keterangan hasil dari berbagai macam literatur seperti buku dan informasi

lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dan tidak bermaksud untuk

menguji hipotesis antara variabel melainkan hal yang menafsirkan apa

adanya sesuai dengan yang diteliti. Penelitian ini lebih difokuskan kepada

kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

di MTs Khazanah Kebajikan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data lapangan penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dalam rangka

mengetahui data, informasi, dan fakta yang akurat tentang kinerja kepala

sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, prosedur dan

pelaksanaan hasil analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan dengan kepala

sekolah, guru-guru, staf pendidik dan siswa untuk memperoleh keterangan

langsung dan berguna tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah

Kebajikan. Data tersebut berupa hasil wawancara tertulis yang dilakukan

oleh penulis dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru, staf dan

siswa.

2. Observasi

Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang

menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti, seperti mengamati

lingkungan sekolah (guru, staf, siswa), dan pengelolaan sarana prasarana

yang ada dilingkungan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dalam

42

penelitian ini penulis melakukan observasi di MTs Khazanah Kebajikan

Pondok Cabe Ilir Pamulang.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data-data sekolah yang berkaitan langsung tentang

kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang ada

di sekolah tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Tabel 1. Kisi-kisi Pertanyaan dalam Observasi

No. Fokus Sub Fokus Indikator No.

Item

1. Pengelolaan

sarana dan

prasarana

pendidikan

1. Perencanaan

kebutuhan

sarana dan

prasarana

pendidikan

2. Pengadaaan

sarana dan

prasarana

pendidikan

1. Proses penyusunan

kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan

2. Kemampuan analisa

kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan

3. Perencanaan pengadaan

sarana dan prasarana

pendidikan

4. Macam-macam/jenis-jenis

sarana dan prasarana yang

telah direncanakan

5. Perencanaan kebutuhan

perlengkapan sekolah

untuk periode tertentu.

1. Proses pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan

2. Pemutusan/penetapan

pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan

1-5

6-10

43

3. Pemeliharaan

sarana dan

prasarana

pendidikan

3. Sumber dana untuk

pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan

4. Alternatif cara dalam

pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan

5. Pembahasan dalam

rencana pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan

1. Pemanfaatan sarana dan

prasarana pendidikan

2. Cara merawat sarana dan

prasarana pendidikan

3. Cara memperbaiki sarana

dan prasarana pendidikan

4. Waktu yang digunakan

dalam pemeliharaan

sarana dan prasarana

pendidikan.

5. Adanya pelatihan yang

dilakukan oleh kepala

sekolah terhadap para guru

dan staf pendidik, dalam

rangka menjaga sarana

dan prasarana pendidikan.

6. Tindakan kepala sekolah

jika ada yang

menelantarkan sarana dan

prasarana pembelajaran.

11-16

44

G. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis

secara kualitatif. Analisis data dikumpulkan setiap saat pengumpulan data

di lapangan secara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi

data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan dengan langkah abstraksi

teoritis-teoritis terhadap informasi lapangan, dengan mempertimbangkan

dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat memungkinkan

dianggap mendasar dan universal. Gambaran atau informasi tentang

peristiwa atas objek yang dikaji tetap mempertimbangkan derajat

koherensi internal, masuk akal, dan berhubungan dengan peristiwa factual

realistis. Dengan cara melakukan konversi dengan hasil temuan observasi

4. Penyimpanan

sarana dan

prasarana

pendidikan

5. Pengawasan

sarana dan

prasarana

pendidikaan

1. Inventarisasi barang

2. Sistem penyimpanan

barang

3. Tempat/ruang

penyimpanan barang

1. Proses evaluasi tentang

keadaan perlengkapan

barang

2. Pemberian pengarahan

dan bimbingan dalam 1

periode

3. Proses

penyusutan/memusnahkan

barang yang sudah tidak

dipakai lagi.

1.

17-19

20-22

45

dan pendalaman makna, maka diperoleh suatu analisis data yang terus

menerus secara simultan disepanjang proses penelitian.2

Setelah data dikumpulkan selanjutnya yang harus dilakukan oleh

seorang peneliti adalah analisis data. Teknik ini digunakan untuk melihat

sejauh mana kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan yang ada di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe

Ilir Pamulang.

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan,

dari hasil wawancara yang ada di sekolah melalui data berita informasi

yang ada di lokasi tersebut.

2. Deskripsi Data

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, deskripsi

sebagai langkah penyebaran dengan cara simulasi dari hasil penelitian baik

dalam bentuk catatan dari hasil observasi lapangan, wawancara tentang

kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang.

3. Interpretasi

Interpretasi dan penyimpulan data diperlukan untuk memungkinkan

apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan,

diteliti, dan benar. Interpretasi juga diperlukan untuk memberikan jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan, hasil analisis melalui

interpretasi data yang sudah menjadi kesimpulan akhir juga digunakan

untuk memberi masukan perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti

sendiri.

2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), Cet. Ke-2, hal. 94-97

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan

1. Sejarah singkat

Madrasah Tsanawiyah Khazanah kebajikan didirikan pada 17 Mei

1999 dan dikelola oleh yayasan Khazanah Kebajikan yang juga

menampung anak Yatim Piatu, Yatim, dan Fakir Miskin. Yayasan ini

bertujuan mencetak generasi muda yang Shalih dan Shalihah dengan

tunjangan wawasan pengetahan yang berkualitas.

Dari semenjak berdirinya yayasan bersaha mendidik dan membina

masyarakat sekitarya. Di samping dengan memberikan bantuan secara

material juga memberikan sarana pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi (ABA), dengan maksud untuk

kepentingan masyarakat umum, Khususnya bagi mereka yang tergolong

Yatim Piatu, Fakir Miskin, dimana mereka tanpa dipungut biaya

operasional pendidikan.

Adapun para perintis sekaligus pendirinya ialah:

1. Drs. H. Fairuspuadi, dari tahun 1999 s/d tahun 2003

2. Agus Suwarno, M. A, dari tahun 1999 s/d 2005

3. H. Suardin Mukmin, S. Sos.I, dari tahun 1999 s/d sekarang

4. H. Muhammad Syafi’i Thohir, dari tahun 1999 s/d 2006

5. H. Zulkarnain, S. Ag. dari tahun 1999 s/d sekarang

47

Pendirian MTs. Khazanah Kebajikan dimaksud untuk

mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan yang didasarkan pada nilai-

nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Hal itu dilatar

belakangi oleh kenyataan bahwa budaya masyarakat Pondok Cabe Ilir-

Pamulang dan sekitarnya memang cukup kental dengan nilai-nilai

keagamaan Islam, sehingga kehadiran MTs Khazanah Kebajikan sejalan

dengan corak masyarakat Pondok Cabe Ilir-Pamulang yang religius.

Daerah Pondok Cabe Ilir Pamulang kini telah menjadi penyangga

kota DKI Jakarta yang memiliki karakteristik masyarakat yang urban,

yakni dari masyarakat agraris (pertanian) kemasyarakat industri yang

tentunya sudah menghadapi perubahan-perubahan, khususnya dalam

bidang sosio-kultural dan ekonomi. Ditengah-tengah kehidupan

masyarakat seperti itu, MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-

Pamulang terpanggil untuk memberikan warna kehidupan sehingga

masyarakat Pondok Cabe Ilir- Pamulang yang diharapkan mampu

beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang diakibatkan adanya

pemekaran wilayah Kota DKI Jakarta, tetapi di sisi lain juga harus mampu

mempertahankan nilainilai positif kehidupan budaya pribumi Pondok Cabe

Ilir-Pamulang yang bercorak religius. Dengan dasar itulah, MTs Khazanah

kebajikan bertujuan untuk tampil sebagai Madrasah modern yang

berkeinginan memberikan bekal keagamaan kepada siswa/siswinya

sehingga mampu menjadi insani yang modern yang ditandai dengan

kecerdasan akal, tetapi disisi lain juga tampil sebagai insan yang berbudi

luhur yang lahir dari penghayatan dan sikap keberagaman (religiousitas)

yang mendalam.1

2. Identitas Sekolah

Nama Madrasah : MTs Khazanah Kebajikan

No.Statistik Madrasah : 212.28.04.17.138

Status Akreditasi : A

1 Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan

48

Alamat Lengkap Madrasah : Jl.Talas I Rt 001/010

Desa/Kel : Pondok cabe Ilir

Kecamatan : Pamulang

Kab/Kota : Tangerang Selatan

Propinsi : Banten

No.Telp/HP : 021. 74707253

Nama Kepala Madrasah : H. Suardin, S.Sos.I

No.Telp/HP : 085695263260

Nama Yayasan : Yayasan Khazanah Kebajikan

Alamat Yayasan : Jl. Talas I Rt 001/010 Kelurahan

Pondok Cabe Ilir Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan

Propinsi Banten

No.Tel.Yayasan : 021.74707253

Kepemilikan Tanah :Pemerintah/Yayasan/Pribadi/menyewa

Status Tanah : Yayasan (Sertakan Copynya)

Luas Tanah :1000 M2

Status Bangunan : 1000 M2

Luas Bangunan : 1000.M2

3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan

a. Visi

Menjadi generasi yang beriman dan berakhlak, kreatif, dan unggul

dalam prestasi

b. Misi

Berdasarkan visi diatas, maka misi MTs Khazanah Kebajikan

adalah:

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

49

2) Membudayakan akhlaqul karimah

3) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran

4) Membudayakan cinta ilmu pengetahuan dan teknologi

5) Mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas

6) Meningkatkan mutu sarana dan prasarana yang memadai

7) Membudayakan Cinta Al-Qur”an,Ilmu Pengetahuan dan

Tekhnologi

c. Motto

“Hidup Qur’ani dan berprestasi”

d. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak di capai oleh MTs Khazanah

Kebajikan adalah:

1) Terwujudnya generasi muslim yang memiliki keimanan yang

kokoh

2) Terwujudnya pribadi yang berakhlaqul karimah

3) Terwujudnya pengelolaan pembejaran yang bermutu

4) Terwujudnya lulusan yang bekualitas tinggi

5) Terwujudnya generasi yang mandiri dan bertanggung jawab

6) Terwujudnya sarana dan prasarana yang memadai

7) Terwujudnya generasi muslim yang cinta tanah air2

4. Struktur Organisasi MTs Khazanah Kebajikan

Dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan diperlukan adanya

struktur organisasi yang jelas untuk memperlancar dan mencapai tujuan

yang telah ditentukan oleh setiap lembaga. MTs Khazanah Kebajikan

membentuk struktur organisasi dengan kedudukan dan tanggung jawabnya

masing-masing. (dokumentasi terlampir)

2 Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan

50

5. Dewan Guru dan Karyawan

a. Dewan Guru

Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan tenaga yang

profesional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill

yang memadai.

Adapun tenaga pengajar yang tersedia di MTs. Khazanah

Kebajikan tahun pelajaran 2012/2013, dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2

Data Guru/Pendidik di MTs Khazanah Kebajikan

NO

Nama (gelar

akademik

dibelakang nama)

Pendidikan

(Fak+Jur+Akta)

Jabatan

(guru/

Kamad)

Mengajar

Mata

Pelajaran

Status

1 Dillia Hispanora,

S.Pd.I

S1+Tarbiyah+PAI

Akta IV Guru Mulok GTT

2 Edi Haryono, S.Pd S1/Bahas Inggris Guru B.Inggris GTY

3 Eneng Sumarni, S.S S1 Adab + sastra

Inggris Guru B.Inggris GTY

4 Ipah Latifah, Dra S1 P.T.K PKK +

Akta IV Guru Produktif GTY

5 Iskandar, S.Ag S1 Ushuludin

Tafsir Hadits BP/Guru Mulok GTY

6 Iswadi Nur, BA D.III.IKIP + PLB Guru Penjaskes GTY

7 Junaidi Irwanto,

S.Pd.I

S1 Tarbiyah PAI +

Akta IV Guru B.arab GTY

8 Lilik wasliyah, S.Ag S1 Tarbiyah PBA+

Akta IV Guru Mulok GTY

9 Lukmanul Hakim,

S.Ag

S1 Ushuludin

Aqidah Islam Guru TIK GTY

10 Silmi Yulia, Dra S1 Tarbiyah PAI +

Akta IV Guru Akidah GTY

51

11 Suardin, H. Sos.I S1 Dakwah KPI +

Akta IV Kamad SKI GTY

12 Sugeng Rahardjo,

S.Pd

S1 Sastra Bahasa

Indonesia + Akta

III

Guru B.IND GTY

13 Tatang Setiawan,

S.Pd

S1 MIPA

Matematika + Akta

IV

Guru IPA GTT

14 Wahyudin, S.Pd S1 Pend. Eko. IPS

+ Akta IV Guru IPS GTY

15 Zulkarnain, H.S.Ag S1 Dakwah KPI +

Akta IV Guru QUDIST PNS

16 Lia Mulyaningsih,

S.Pd

S1 Pend. Eko. IPS

+ Akta IV Guru IPS GTT

17 Suriani, S.Pd S1 Pendidikan

Biologi Guru IPA GTT

18 Sutikyono, M.Pd S2 Pendidikan

MIPA + Akta IV

Wakamad/

Guru MTK GTY

19 Khoeron Najidin,

S.Pd.I S1 PAI Guru TIK GTT

20 Thoyib Bachtiar, H.,

MM

S2 Manajemen

SDM Guru PKN GTT

21 Ima Nurmilah Syam,

S.Pd

S1 Pendidikan

Fisika Guru IPA GTT

22 Lely Lailatus S. SPd S1-Tarbiyah-

Matimatika Guru MTK GTT

23 Rodhiatam Mardiah,

S.Pd

S1 Pend. Bahasa

dan Sastra

Indonesia

Guru B.IND GTT

24 Wijianto, Drs. S1 Sejarah dan

Kebudayaan Islam Guru SKI GTT

25 Adisam S1 Manajemen

Dakwah Guru Mulok GTT

26 Muslih, SS S1 Pend. Bahasa

dan Sastra Arab Guru B.arab GTT

27 Ahmad Fathi,SE S1 Manajemen

Guru Pkn GTT

52

Pemasaran

Sumber: diambil dari dokumentasi guru MTs Khazanah Kebajikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru MTs. Khazanah

Kebajikan mayoritas lulusan S1, sebanyak 21 orang, lulusan S2 sebanyak

2 orang dan sisanya D3 sebanyak 1orang. Kendatipun demikian guru-guru

ini masih banyak yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya masing-

masing. Disebabkan keterbatasannya tenaga guru yang khusus sesuai

vaknya masing-masing.

b. Karyawan

Untuk membantu proses belajar mengajar maka sekolah pun

mempunyai beberapa karyawan. Karyawan termasuk bagian yang penting

untuk menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

KBM di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik dan teratur serta

terencana, Adapun keadaan tenaga karyawan MTs. Khazanah Kebajikan

yaitu:

Tabel 3

Data Karyawan MTs. Khazanah Kebajikan

No Nama Pendidikan

Terakhir Jabatan

1 Lukmanul Hakim, S.Ag S1 IAIN Kabag. TU

2 Umi Kalsum MAK Bendahara

3 Siti Awalyah SMK Staf TU/ Bendahara BOS

4 Martin SMU Kearsipan

5 Heriyanto SMAN Kabag. Perpustakaan

6 Supriyadi SMA Penjaga/Kebersihan

7 Ali SMA Pembina Osis

53

8 Hipni D.2 Guru Piket

9 Fathi S1 Guru Piket

Sumber: diambil dari dokumentasi Karyawan MTs Khazanah Kebajikan

6. Keadaan Siswa/siswi

Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat

penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika

tidak mempunyai siswa/siswi.

Siswa/siswi di MTs. Khazanah Kebajikan berjumlah 422 orang. Pada

setiap kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII

sebanyak 5 kelas, kelas VIII sebanyak 2 kelas dan kelas IX sebanyak 3 kelas.

Hal ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya ke MTs. Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang ini cukup

tinggi, sehingga pihak sekolah mempunyai kebijakan siswa/siswi yang masuk

harus dibatasi. Dengan pertimbangan sarana dan prasarana belum cukup

representatif. Adapun jumlah siswa/siswi pada setiap kelasnya yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4

Data Siswa/siswi MTs. Khazanah Kebajikan

Kelas/Tingkat Jumlah Murid

Jumlah L P

VI

I

BA 28 17 45

A 26 19 45

B 20 26 46

C 15 31 46

D 18 28 46

VI

II

A 16 15 30

B 14 18 32

IX

A 19 25 44

B 20 24 44

C 18 26 44

Jumlah 194 228 422

Sumber: diambil dari dokumentasi kesiswaan MTs Khazanah

Kebajikan

54

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan

siswa/siswi sebanyak 235 dengan klasifikasi untuk jumlah kali-laki sebanyak

194 orang dan untuk jumlah perempuan sebanyak 228 orang, jadi jumlah

keseluruhan adalah 422 orang.

7. Sarana dan Prasarana (Fasilitas pendidikan di MTs Khazanah

Kebajikan)

Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

sekolah tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

Suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan

prasarana tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang ada di MTs. Khazanah

Kebajikan diantaranya yaitu:

Tabel 5

Sarana dan prasarana yang ada di MTs Khazanah Kebajikan

No Jenis Jumlah

1 Ruang kantor 1

2 Ruang belajar 12

3 Ruang perpustakaan 1

4 Lab. Computer 1

5 Ruang guru 1

6 Ruang Kepala Sekolah 1

7 Ruang Osis 1

8 Lab. IPA 1

9 Mushalla 1

10 Lapangan olahraga 1

11 Kamar mandi/WC 5

12 Gudang 1

55

13 Televisi 4

14 WC Guru 1

15 WC Putra 3

16 WC Putri 2

17 Gudang 1

18 Kantin 1

19 Ruang BP 1

20 Ruang Tamu 1

21 OHP Proyektor 1

Sumber: diambil dari dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan

1. Susunan Pengurus

Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang

dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya terdapat beberapa orang

yang berhubungan satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

MTs. Khazanah Kebajikan merupakan suatu lembaga pendidikan

dimana kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah yang

mempunyai tugas yang berbeda-beda. Namun secara umum bertanggung

jawab terhadap jalannya pendidikan dan pengajaran serta pelaksanaan

kurikulum, serta dibantu pula oleh beberapa staf yang mempunyai tugas

dan tangung jawab sesuai dengan bidangnya. Tugas-tugas dan tanggung

jawab dijabarkan ke dalam suatu susunan organisasi. Adapun struktur

organisasi MTs. Khazanah Kebajikan terlampir.

B. Deskripsi dan Analisis Data

Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara/interview,

dokumentasi, dan observasi.

56

Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan

tersebut ditujukan kepada pihak kepala sekolah, dan perwakilan beberapa

orang guru serta beberapa siswa yang diberikan secara terpisah dan berbeda.

Adapun hasil keseluruhan dari wawancara dilampirkan dalam lampiran

skripsi ini.

1. Kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan

Untuk kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana

dan prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:

(a) Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan? (b) Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan? (c) Apa saja sarana dan prasarana yang

telah disusun dan direncanakan? (d) Apakah dalam perencanaan

kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik

tertentu?

Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan

diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam proses perencanaankebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan di MTs khazanah kebajikan ini secara

umum di rencanakan di awal tahun, yang tentunya di adakan di raker, dan

dalam raker tersebut disusun anggaran kebutuhan pertahun khususnya

untuk sarana dan prasarana pendidikan, dan umumnya untuk anggaran-

anggaran yang lain, seperti kurikulum, kesiswaan dan lain sebagainya.

Dan kekurangannya sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan kondisi

keuangan yang ada, baik yang terdeteksi maupun yang mendesak,

contonya seperti menambah beberapa AC, ataupun kelengkapan media

penunjang untuk proses belajar mengajar di MTs Khazanah kebajikan.

Seperti yang diungkapkan oleh bapak Suhardin selaku Kepala Sekolah

MTs Khazanah kebajikan:

“Pertama memang untuk saspras secara umum, kita

merencanakan di awal tahun, dalam raker itu kita sudah

tanamkan semuanya, diraker sudah ada semuanya, apapun

57

yang dibutukan oleh MTs, baik kurikulum, kesiswaan, sarana

dan prasarana dan lain-lain, dirumuskan, nah kekurangannya

sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan kondisi keuangan

yang ada, biasanya mungkin bisa tidak terdeteksi atau mungkin

bagaimana ada kebutuhan mendesak, termasuk kemarin ya

kita menambah beberapa yang tadi ACnya beberapa, ditambah

satu lagi, karena kebutuhan, dan yang lain-lain juga, jadi

sarana sudah di tentukan di awal tahun, kekurangannya tinggal

ditambah didalam perjalanan kegiatan itu sendiri, masuk

dianggaran karena kita sudah mempunyai anggaran 1 tahun,

dan satu tahun itu kemudian secara garis besarnya masing-

masing, kurikulum berapa, kesiswaan berapa, sarana prasarana

berapa, nah kemudian tinggal di jabarkan yang terserap berapa,

yang tidak terserap berapa, atau katakanlah ada yang

dimatikan, yang program lain yang mendesak itu tergantung

kondisi, setelah di perjalanan di evaluasi, oh ini lebih baik dari

yang ini, kita ganti dengan yang ini, dan sebagainya”.3

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS

sekaligus menjabat sebagai bagian Kesiswaan bahwa:

“Kalo penyusunan sarana dan prasana itu, tetap kita berpedoman

pada kebutuha yang dibutuhkan, misalnya untuk tahun ini

kebutuhan kita apa, gitu, ya kalo memang kebutuhannya kan kita

bisa cek ya, misalkan infokus rusak, atau kipas angin, itukan

sarana tuh, nah kemudian yang lain juga ditanyakan keguru-guru

misalnya mempersilahkan kepada guru-guru yang ingin membeli

buku diluar nanti diganti oleh sekolah, tapi sarana dan prasarana

tetap biasanya setiap awal tahun kita sudah dibuat anggaran, apa

yang mau di butuhkan, gitu, misalkan berapa kursi yang rusak

harus diganti gitu kan, misalkan yang lain-lain juga gitu, sudah

ada anggarannya sudah di susun di awal”.4

Dalam analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, kepala

sekolah tentunya melihat dari skala prioritas yang dibutuhkan oleh MTs,

tentunya kepala sekolah meminta kepada semua guru, dan semua

pemangku kepentingan-kepentingan inventarisasi, mengenai usulan-usulan

sarana dan prasarana pendidikan dan kemudian di masukan keraker, dan

3 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.20 WIB 4 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.30 WIB

58

kemudian di putuskan mana yang lebih prioritas, dan selain itu juga

melihat keuangan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang

di ungkapkan oleh kepala sekolah MTs Khazanah kebajikan:

“Biasanya saya pertama, minta kepada semua guru, dan semua

pemangku keentingan-kepentingan inventarisasi, apa usulan-

usulan tersebut dimasukan di raker, dan itu kemudian di

putuskan mana yang lebih prioritas, semua kebutuhan kita

masukan, kemudian dengan skala prioritas, sperti itu, jadi kalo

mendesak baru kita ini, kalo tidak mendesak baru kita

kumpulin duit dan sebagainya”.5

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS dan juga

menjabat dibidang Kesiswaan:

“Biasanya untuk melakukan analisa, itukan di langkah pertama

itu melihat kondisi keuangan juga, kira-kira ni keuangan ini

bisa gak ni mencukupi pembelian sarana, kalo tidak

mencukupi berarti kita membeli yang dipilih alternatif, ya

berarti dibuat skala prioritas kan, mana yang lebih penting gitu

jadi membuat skala prioritas gitu,biasanya selain membuat

skala prioritas kepala skolah juga kita mengajukan proposal-

proposal misalkan sarana apa yang kurang dengan melihat

kondisi keuangan yang tidak mencukupi, trus kita mengajukan

proposal, baik kepemerintah maupun ke non pemerintah”.6

Sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan itu

berupa AC dan LCD, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah

bapak Suardin: “tahun ini kita penambahan AC, LCD, tahun ini insyaalloh

3 LCD yang kita tambah, yang kita pasang paten, yang paten dikelas”.7

Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Wahyudin:

“Kalo sarana dan prasarana yang disusun slama ini memang kita

kan memang sekolah kita ada kelas BP dan kelas Reguler ya, baru

tahun ini, biasanya kita, sesuaikan untuk kelas BP tuh apa aja,

untuk kelas regular apa aja, tapi yang sedang disusun ini kita

ingin membuat sebuah lab komputer, ya itu belum terlaksanan,

karena slama ini kita masih kekurangan, kita masih pakai lab

5 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.25 WIB 6 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.35 WIB 7 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.30 WIB

59

Aliyah, ada rencana kedepan lagi kita akan buka lagi gedung B,

untuk tahun depan, itu rencananya akan menambah Komputer”.8

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru

Bahasa Arab: “diantaranya, sarana dan prasarana, misalnya yang disusun

dan direncanakan, perencanaan, baisanya itu seperti ruang kelas,

penambahan ruang kelas, melengkapi sarana kelas, seperti apa itu, media

pembelajaran, infokus ya kaya gitu”.9

Perencanaan perlengkapan sekolah dilakukan pertahun dan di

deteksinya persemester, hal ini di lakukan secara berkesinambungan oleh

kepala sekolah, agar dapat terdeteksi sarana dan prasarana apa saja yang

harus di tambah dan sarana prasarana apa saja yang sudah tidak layak

pakai. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah

kebajikan:

“Saya biasanya mendeteksi itu persatu semester, cuma mungkin

grand desainnya satu tahun, artinya persatu semester ini saya

evaluasinya persatu semester, apa saja yang sudah terbeli, apa

saja yang belum terbeli, sebenarnya setiap satu bulan itu juga ada

laporan, kalo itu mendesak langsung saya tindak lanjuti,kalo

belum mendesak sebelum satu semester sudah saya inikan, baru

saya eksekusi keputusannya jadi umpamanya seperti kemarin

berapa anggaran yang terorganisir terserap, berapa persen, kalo

sudah ada dananya cepat direalisasikan program-program yang

ada itu, kemudian sarana dan prasarana itu baru diberikan, tapi

yang paling penting di awal tahun, seacara umumnya tahun ajaran

maksdunya ya”.10

Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim:

“Kebutuhan perlengkapan sekolah, ini perencanaan perlengkapan sekolah,

itu biasanya awal tahun atau tiap tahun, awal tahun ajaran baru”.11

Hal

senada juga di ungkapkan oleh Ibu Neng, guru Bahasa Inggris: “Itu

8 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.35 WIB 9 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari

2013, Pukul 13.10 WIB 10

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.35 WIB 11

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.45 WIB

60

biasanya ada di raker, yang dilakukan setiap satu tahun sekali, dari situ

perencanaan semuanya disusun”.12

Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam

perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana ini, penulis dapat

menyimpulkan bahwa kepala sekolah dalam menyusun perencanaan

pengadaan sarana prasarana itu dikoordinasikan secara bersama-sama

dengan dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, yang di lakukan

melalui raker, dengan menganggarkan serta menginventarikan sarana dan

prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang proses

pembelajaran, dan dalam analisa kebutuhan sarana danprasarana

pendidikan kepala sekolah melihat dari segi skala prioritas kebutuhan serta

kondisi keuangan yang ada di MTs khazanah kebajikan, dan sarana dan

prasarana yang di butuhkan pada tahun ini adalah penambahan AC, LCD

yang di patenkan pada setiap klas, serta penambahan komputer untuk

praktek siswa/i MTs khazanah kebajikan, dan perencanaan perlengkapan

sarana prasarana yang dilakukan adalah setiap satu tahun sekali, dan

dilakukan secara terus menerus, agar dapat diketahui apa saja yang harus

dilengkapi dan apa saja yang sudah layak dan sudah tidak layak pakai.

2. Kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan

Untuk kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan, diajukan 6 pertanyaan yang terdiri dari:

(a) Bagaimana kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan? (b) Bagaimana kepala sekolah menetapkan

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? (c) Dari manakah

sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana

pendidikan? (d) Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana

dilakukan pertahun atau periodik tertentu? (e) Bagaimana kepala sekolah

12

Wawancara dengan Neng, Guru Bahasa Inggris, Tanggal 21 Januari 2013,

Pukul 13.00 WIB

61

membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? (f) Siapa

saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan?

Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan

diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan adalah dengan adanya diskusi atau musyawarah

bersama kepada dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, contonya

kepada guru bidang studi TIK, kira-kira peralatan apa saja yang di

butuhkan dalam praktek TIK, dan contoh lainnya, menanyakan kepada

guru IPA, apa saja yang dibutuhkan dalam praktek IPA, dan sebagainya,

dan juga melihat mana yang perlu dan dapat berguna untuk menunjang

proses pembelajaran, dan mana yang tidak perlu atau yang tidak berguna

lagi dalam menunjang proses pembelajaran di MTs khazanah kebajikan.

Seperti yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, kepala TU:

“Kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana terutama

melalui guru-guru yang bersangkutan yang kira-kiranya butuh sarana dan

prasarana apa saja yang dibutuhkan, yang paling utama guru IPA, IPS

ataupun guru agama Matematik, TIK juga dan lain-lainnya”.13

Dalam penetapan sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah

tentunya mengecek ataupun mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang

memadai, ada yang kurang di tambahi kemudian ada yang kurang

ditambahi, hal ini dilakukan bersamaan dengan bidang sarana prasarana

pendidikan yang ada di MT khazanah kebajikan, dan juga bersama guru-

guru yang bersangkutan.

Sumber dana yang di dapat guna memenuhi sarana dan pasarana

yang ada di MTs khazanah kebajikan adalah dari yayasan sendiri, dari

dana BOS, atau dari pemerintah, selain itu juga dari siswa/i (SPP), dan

juga proposal yang di ajukan kepada pemerintah, serta sumber dana yang

mengikat, tentunya untuk menambah dana dalam melengkapi sarana dan

13

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.50 WIB

62

prasarana yang di butuhkan di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang

diungkapkan oleh bapak Sutikyono: “Yang pertama bantuan pemerintah

atau BOS, kemudian iuran masyarakat, melalui SPP dan sumber lain yang

tak mengikat, misalkan bantuan donatur, proposal yang ditunjukan pada

donatur nanti dibantu”.14

Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak

Lukman Hakim, kepala TU: “Nah, untuk sumber dana, biasanya prtama

dari pihak lembaga yayasan yang menangani kita, yang kedua juga kita

tidak tergantung yayasan, kita bikin proposal keluar, terutama kedinas

ataupun kelembaga-lembaga pendiidkan yang lain, alhamdulillah ada yang

cair, terutama untuk gedung untuk sarana ada aja”.15

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Suardi Kepala Sekolah

MTs Khazaah kebajikan:

“Kita ada sumber-sumbernya disini, kalo dulu ada 3 sumber,

sumber yayasan, kemudian Bos dan SPP, dan dari masyarakat,

dan sekarang kita potensikan untuk dua sumber, sumber Bos dan

SPP, yayasan paling kalo ada kebutuhan mendesak baru ke

yayasan, kalo proposal kita ajukan untuk kegiatan khusus yang

memang ketika saldo, apa kemudian apa kita ituu kekurangan,

kalo masih mencukupi kita dari situ, kalo kekurangan baru kita

buat proposal.”16

Rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di lakukan

pertahun yang di tuangkan di RABS. Dalam membahas rencana kebutuhan

sarana prasarana pendidikan direncanakan awal tahun ajaran, yang di

musyawarahkan kepada guru-guru terkait, tentang apa saja yang di

butuhkan, dan selain itu juga adanya musyawarah kepada bagian sarana

prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini, dan di tuangkan kedalam

anggaran belanja sekolah yang terdapat di buku draf anggaran belanja

sekolah, khususnya sarana dan prasarana pendidikan. Dan dalam

penyusunan rencana pengadaan ini kepala sekolah melibatkan para guru,

14 Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai

Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 13.55 WIB 15

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.55 WIB 16

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.40 WIB

63

karyawan, staf pendidikan, bidang sarana prasarana pendidikan serta

siswa/i yang terdapat di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang

diungkapkan oleh bapak bapak Wahyudin: “Kalo untuk pengadaan sarana

dan prasarana itu biasanya kita pertahun, karena kita menyususn RAPBS

itu untuk jangka 1 tahun”. 17

Begitu juga yang diungkapkan oleh Kepala

Sekolah MTs yaitu bapak Suhardin bahwa:

“Untuk membahas rencana kebutuhan pendidikan, khususnya

sarana dan prasarnanya sama juga dengan tadi bahwa kita

rencanakan awal tahun ajaran, jadi setiap akhir tahun ajaran,

yang masih punya kepentingan seperti guru, dan bagian-bagian

kebutuhannya, kemudian kita inventarisir kemudian kita

godog, kemudian kita masukan ke draf raker, dan raker itu

kita khususkan dimatengin, digodog, dimatang di godog

dengan potensi pendapatan kita kedepan berapa, dengan target

pencapaian kita berapa, dan cakupan keuangan kita berapa,

kemampuan yang ril berapa, kemudian dibagi kesemua

kebutuhan-kebutuhan, berapa persen untuk pendidikan berapa

untuk akademik, berapa untuk kesiswaan, berapa untuk sarana

dan prasarana untuk di godog di raker”.18

Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam pengadaan

sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala

sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah dengan musyawarah bersama kepada dewan guru, karyawan dan

staf pendidikan, dan dalam penetapan sarana dan prasarana pendidikan

kepala sekolah mengecek, mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang

memadai, yang dilakukan bersamaan dengan bidang sarana prasarana

pendidikan, dan dewan guru yang ada di MT khazanah kebajikan, sumber

dana yang di dapat guna memenuhi sarana dan pasarana yang ada di MTs

khazanah kebajikan yatiu yayasan sendiri, dana BOS, pemerintah, SPP

siswa/i, dan proposal yang di ajukan kepada pemerintah. Rencana

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di lakukan pertahun yang di

17

Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.40 WIB 18

Wawancara dengan Suardin, Wakil Kepala MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.45 WIB

64

tuangkan di RABS. Dan dalam membahas rencana kebutuhan sarana

prasarana pendidikan direncanakan awal tahun ajaran, dan di tuangkan

kedalam anggaran belanja sekolah yang terdapat di buku draf anggaran

belanja sekolah, khususnya sarana dan prasarana pendidikan, dalam

penyusunan rencana pengadaan kepala sekolah melibatkan guru,

karyawan, staf pendidikan, bidang sarana prasarana pendidikan serta

siswa/i yang terdapat di MTs khazanah kebajikan.

3. Kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan

Untuk kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:

(a) Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan

prasarana pendidikan? (b) Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan

sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? (c)

Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak?

(d) Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? (e) Agar dapat digunakan

dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? (f) Apakah

kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan

prasarana pembelajaran?

Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan

diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam mendayagunakan sarana dan

prasarana pendidikan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini di

sesuaikan dengan manfaat yang ada, seperti pendayagunaan LCD, media-

media pembelajaran lainnya yang dapat menunjang proses belajar

mengajar di MTs, namun masih banyak kekurangan, khususnya dalam

perawatan sarana dan prasarana itu sendiri, mengingat banyaknya jumlah

sarana dan prasarana sekolah, sehingga memungkinkan adanya kerusakan-

kerusakan pada sarana dan prasarana yang ada. Seperti yang diungkapkan

oleh bapak Suardin Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:

65

“Mendayagunakannya di sesuaikan dengan manfaat yang ada, jadi

memang kalo itu LCD, ya kita gunakan, memang ada kekurangan sedikit

bahwa, khususnya perawatan ini, karena saking banyaknya sarana dan

prasarana, karena sasprasnya personil di bidang itu sehingga kita

kewalahan, disamping memang saspras itu cepat rusak juga”.19

Begitu

juga yang diungkapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia:

“Artinya mendayagunakan ya, ya menggunakannnya ya yang ada saja ya,

kitakan terbatas ya mba, ya artinya terbatas gedung, tetapi kita tidak

dikatakan, lab bagus, perpustakaan bagus”.20

Perawatan sarana dan prasarana yang ada di MTs ini tentunya ada

penanggung jawabnya masing-masing, seperti dibagian kurikulum,

tentunya kurikulum yang bertanggung jawab, namun secara keseluruhan

ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan

memelihara sarana prasarana, dan bagian sarana prasarana di sekolah ini

hanya satu orang, dan memegang peran atau job sebagai guru, sehingga

jobnya saling tumpang tindih, dan mengingat sarana prasarana yang

terdapat di MTs ini cukup banyak, kemudian kepala sekolah mensiasati,

agar semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana

yang ada, khususnya guru, karyawan, staf pendidikan dan siswa/idalam

menjaga sarana prasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti

yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah yaitu:

“Untuk hal-hal tertentu ada penanggung jawabnya masing-

masing, kalo dibagian kurikulum ya kurikulum, tapi secara

keseluruhan ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian

mengadakan, dan memelihara seharusnya, tapi saking luasnya

cakupan sarana dan prasarna ini saya kemudian kebijakan saya

adalah masing-masing bagian memelihara sarana prasarana yang

ada. Masing-masing bagian, cuma mungkin karena bagian-bagian

itu disamping job-jobnya apa tumpang tindih, dalam artian bagian

19

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.50 WIB 20

Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari

2013. Pukul 11.15 WIB

66

sarana prasarna ini kan ada 1 orang saya kemudian kewalahan

juga, yang pada akhirnya ada aja hal-hal yang rusak, karena anak

banyak dan sebagainya, dan kemudian kita siasati bagaimana,

semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana

yang ada, khususnya guru, karyawan dan sebagainya, siswa juga

termasuk dalam menjaga sarana prasarana, khususnya yang ada

menjaga sarana dan prasarana”.21

Hal senada juga diungapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa

Indonesia: “Pemeliharaannya ya dirawat bersama-sama tapi yang utama

adalah yang di tunjuk untuk memelihara sarana dan prasarana tadi, itu

sudah ada tugasnya masing-masing,tinggal kita laporkan kepada petugas,

ini pak AC nya tidak nyaman, kemudian ini pak AC nya mati, atau kipas

anginnya mati dan sebagainya, nanti ada orang yang melakukan

perbaikan-perbaikan, kalo menjaga otomatis semuanya”.22

Alternatif yang digunakan oleh kepala sekolah jika sarana dan

prasarana ada yang rusak tentunya di servis terlebih dahulu, jika sudah di

servis berkali-kali masih saja ada kerusakan, maka kepala sekolah memilih

alternatif untuk membeli barang yang baru, dan barang yang rusak itu

tentunya tidak dibuang begitu saja, jika barang yg rusak tersebut masih

bisa di jual untuk menghasilkan uang, maka alternatif kepala sekolah

menjual barang yang rusak tersebut, sehingga uang dari hasil penjualan

barang yang rusak itu dapat di manfaatkan untuk penambahan dalam

membeli barang yang baru lagi, sehingga tidak mubazir dalam

pemanfaatan barang-barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Seperti

yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:

“Kalo masih bisa diservis ya diservis, kalo tidak bisa diservis ya

diganti, hanya 2 itu aja, kalo masih bisa di servis, ya kita

perbaiki, kalo sudah tidak bisa di perbaiki ya kita kandangkan,

misalnya seperti komputer yang sudah tidak bisa di pakai lagi,

ya kita jual bangkainya termasuk kursi yang sudah berapa kali

di perbaiki kan ada kursi harga berapa, rusak kemudian kita

perbaiki, udah kebanyakan rusaknya kalo di perbaiki lebih

21

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.55 WIB 22

Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari

2013. Pukul 11.20 WIB

67

mahal lebih baik kita beli baru, bangkainya di jual, terutama

masih bisa menghasilkan dan uangnya masih bisa kita putar lagi

uangnya”.23

Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru Bahasa

Arab:

“Ya.....harus diperbaiki, ya kalo yang masih bisa di perbaiki ya

kita perbaiki, tapi yang tidak bisa di perbaiki ya terpaksa kita

harus bikin anggaran, itu direncanakan ditahun yang akan

datang, media kita berapa, mikroskop yang ada rusak gitukan,

sperti itukan susah untuk diperbaikin, kecuali disini, kalo

perbaikan masalah kondisi bangunan itukan kebutuhan, secara

yang harus, tapi itu memang yang harus dilengkapi, kecuali

yang apa itu media-media kita anggaran pertahun.”24

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan tentunya di lakukan

setiap sebulan sekali, tentunya kepala sekolah menugaskan kepada bagian

sarana prasarana untuk mengecek dan menservis jika terdapat sarana dan

prasarana yang rusak. Namun pemeliharaan sarana dan prasarana disini

dilakukan setiap hari, tentunya semua elemen yang trdapat di MTs

merawat dan memelihara sarana prasarana yang ada di MTs. Seperti yang

diungkapkan oleh bapak Suhardin Kepala Sekolah MTs Khazanah

kebajkan bahwa:

“Biasanya setiap bulan saya memerintahkan untuk itu, pertama

memang untuk setiap masing-masing bagian sudah ada

tanggung jawabnya sendiri, ya bagian perpustakaan sudah

mempertanggung jawabkan, sesekali saya mengecek, dan

menanyakan untuk perbaikan sebaik mungkin, tapi secara rutin

tetap tidak, tapi secara isundetal kalo saya sudah lihat, kalo

untuk melihat dan mengontrol untuk mengganti atau menservis

untuk tindakan-tindakan yang pas seperti itu, tatapi secara

keseluruhan akhir tahun selalu di cek secara general, karena ada

kaitannya dengan penambahan sarana dan prasarana baru,

sehingga ada pengecekan kembali mana yang layak, mana yang

perlu diganti, mana yang tidak, yang baru yang jelas untuk

penambahan siswa ya mebler, papan dan sebagainya dan juga

23

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.00 WIB 24

Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari

2013, Pukul 13.15 WIB

68

kembang, kembang harus tambah lagi mungkin sering rusak dan

sebagainya, tambah LCD kurang tambah dengan kemampuan-

kemampuan yang kita lihat kaya aksesoris-aksesoris yang ada

kita tambah, perbaikan kamar mandi, tambah ini tambah itu dan

sebagainya, penambahan pintu dan sebagainya, kemudian lain-

lain dan banyak sekali, termasuk aksesoris-aksesoris dikelas,

termasuk kipas angin rusak dan sebagainya, horden dan

sebagainya, sperti itu, jadi banyak sekali”.25

Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim yang

menjabat sebagai kepala TU: “Untuk pemeliharaan tergantung kebutuhan

sarana itu sendiri, contohnya kalo kursi rusak kita langsung jangka pendek,

kalo untuk jangka panjang kita dananya, kalo masih ada kita salurkan.”26

Kepala sekolah juga mengadakan pelatihan dalam menggunakan

sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pelatihan komputer, yang

di dalamnya terdapat program-program khusus, membat power point dan

juga cara penggunaan LCD dengan baik dan benar. Seperti yang

diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS dan juga menjabat sebagai

bagian kesiswaan: ” pelatihan seperti kalo untuk ya waktu itu si ada

pelatihan, pelatihan program power point, gitu, kalo untuk pelatihan

perbaikan sarana itu kayanya belum ada, kalo pelatihan yang itu belum,

paling guru bertanya kepada petugasnya”.27

Begitu juga yang

diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:

“Sarana prasarana terkait dengan sarana dan prasarana dibidang

komputer yang jelas itu ada pelatihannya khususnya misalnya

terkait dengan program khusus, tapi itu pelatihannya gak lama-

lama amat, biasanya di tunjuk dan sebagainya, dan tau faham ya

dilaksanakan, kalo untuk guru-guru biasanya kita melaksanakan

TIK, satu semester kemarin jalan, setiap hari kamis, bahkan

termasuk pembuatan power point, menyalakan dan

menggunakannya, jadi satu paket bagaimana membuat power

25

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.05 WIB 26

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.00 WIB 27

Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.45 WIB

69

point pembelajaran, termasuk mungkin bagaimana

menggunakan LCD”.28

Hal senada juga diungkapkan oleh guru Bahasa Arab, bapak

Junaidi Irwanto: “Ya mengadakan, ya pelatihan bagaimana cara dalam

menggunakannya, seprti infokus, melatih guru dalam menggunakannya

ada pelatihan pelatihan khusus keluar belum, palingan kaya gitu aja.”29

Kepala sekolah menegur jika ada yang menelantarkan sarana dan

prasarana pembelajaran, biasanya kepala sekolah menegur dengan

perkataan sopan dan santun, dan dengan tutur kata yang baik, agar sarana

prasarana yang rusak dapat dirawat kembali. Seperti yang diungkapkan

oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia bahwa: “Jelas, itu tugas kepala

sekolah menegur, dengan senyum, dengan apa, itu pasti, ini air rusak,

kenapa kamu, tapi menegurnya dengan etika, sopan santun, tidak menegur

seperti sama tukang sapu jalan, tapi dengan etika, moral, budi pekerti,

dengan sindiran dan bagaimana”.30

Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim yaitu:

“Wah itu pasti, kepala sekolah langsung menegur ketika ada staf TU

maupun guru-guru yang menelantarkan sarana dan prasarana dengan

mengingatkan jangan sampai sarana dan prasarana kita sudah disimpan

baik-baik hilang dengan sekejap”.31

Begitu juga yang diungkapkan oleh

Kepala Sekolah MTs khazanah kebajikan: “Ya jelas, ditegur, di panggil,

dikasih tau, untuk bagaimana di rawat kembali.”32

Hal senada juga diungkapkan oleh Rayhan, siswa kelas VIII

sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Osis MTs khazanah kebajikan:

28

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.10 WIB 29

Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari

2013, Pukul 13.10 WIB 30

Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari

2013. Pukul 11.25 WIB 31

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.05 WIB 32

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.15 WIB

70

“Iya ditegur, kaya misalnya kemarin ada apa gitu rusak langsung ditegur

sama pak suhardin, cepat”.33

Hal senada juga diungkapkan oleh Adinda

Anastasya, siswa kelas VIII sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Osis:

“Ya misalnya bangku, bangku rusak ni, trus anaknya itu ketawan ngerusak

bangku itu, ya langsung di panggil anak itu di kasih peringatan”.34

Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam

pemeliharaan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan

bahwa kepala sekolah dalam mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini di sesuaikan dengan

manfaat yang ada, dan perawatan sarana dan prasarana yang ada di MTs

ini ada penanggung jawabnya masing-masing, namun secara keseluruhan

ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan

memelihara sarana prasarana, akan tetapi kepala sekolah mensiasati, agar

semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang

ada, khususnya guru, karyawan, staf pendidikan dan siswa/i dalam

menjaga sarana prasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan, dan

alternatif yang dilakukan kepala sekolah jika terdapat sarana dan prasarana

yang rusak yaitu dengan di perbaiki, dengan adanya pengawasan yang

ditunjuk oleh kepala sekolah yaitu dari bagian sarana dan prasarana itu

sendiri, untuk mengecek, menservis tentang kerusakan-kerusakan barang,

dan mengadakan pelatihan untuk penggunaan media pembelajaran, seperti

LCD, pembuatan power poit, dan sebagainya, dan kepala sekolah menegur

jika ada yang menelantarkan sarana dan prasrana pembelajaran, dengan

nasehat dan tutur kata yang sopan, guna untuk menjaga dan memelihara

sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Mtskhazanah kebajikan.

33

Wawancara dengan Rayhan, Siswa Kelas II MTs sekaligus menjabat sebagai

Wakil Ketua Osis MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 24 2013, Pukul 10.00 WIB 34

Wawancara dengan Adinda Anastasya, Siswa Kelas II MTs sekaligus

menjabat sebagai Sekretaris Osis MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 24 2013, Pukul 10.05 WIB

71

4. Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana

pendidikan

Untuk Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan

prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:

(a) Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah kebajikan? (b) Bagaimanakah sistem penyimpanan barang

yang dilakukan?

(c)Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan

diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam menginventarisasi barang

yang terdapat di MTs khazanah kebajikan yaitu setiap ada barang baru

yang masuk tentunya di inventaris atau di catat dalam buku khusus

inventaris sarana dan prasarana, yang di tugaskan kepada bagian TU,

namun kepala sekolah juga mengakui, dalam sistem inventaris barang

ada MTs khazanah kebajikan memiliki kelemahan, yaitu pengecekan

barang yang tidak dilakukan secara terus menurus, sehingga

memungkinkan terdapat barang yang tidak terinventaris, dikarenakan staf

khusus inventaris barang belum ada di MTs ini, sehingga barang yang

kelaur masuk belum terinventaris dengan baik. Seperti yang di

ungkapkann oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan bahwa:

“Yang jelas setiap di beli di inventaris, ada inventarisnya, oleh

masing-masing bagian biasanya di bendahara di inventaris

kemudian setelah itu dimasukan dibuku pengadaan, kalo

umpamanya lengkap mungkin saya belum tau, saya juga belum

cek, yang jelas ada bagiannya disinilah mungkin kelemahan

saya, ketika barang itu sudah masuk, biasanya kan di inventaris

dibendahara, dan kemudian biasanya masuk di inventaris, dari

berbagai macam barang yang sudah diberi, baik yang habis

pakai maupun yang tidak habis pakai, ada bagian yang

memang menginventaris yang habis pakai dalam artian dari

berbentuk barang ada di bagian TU, cuma mungkin ini adalah

kelemahan kami kekurangan kami adalah tidak ya mengecek

terus menerus, karena tidak ada staf khusus, kita punya kepala

72

sarana dan prasarana disini wakil kepala, tapi dia lebih banyak

bagaimana mengadakan-mengadakan, kemudian perawatannya

itu bagian-bagian masing-masing, seperti yang saya katakan di

awal tadi, yang ini yang koordinasi antara yang satu dengan

yang lain sangat lemah makanya masuk dibendahara

semuanya, nah ini yang saya lagi perbaiki sekarang, TU, kan

TU ini nulis dan sebagainya, cuma ketika meningkatnya

kebutuhan anak, yang tidak tertangani dengan baik, harusnya

tiap barang masuk ada inventarisnya di inventarisasi, mungkin

ada aja yang terlewatkan gitu, kemudian harus di cari di buku

bendahara yang sangat luas, itu salah satu kelemahan yang

tahun ini harus di perbaiki, jadi wakil bidang sarana prasarana

harus ada staf khusus, staf khususnya sudah ada dibidang

pendidikan, jadi disamping mencari, dipperbaiki, cuma yang

belum ini yang mencatatkan khusus, catat secara umum ada,

catat secara khusus dalam artian bahwa ada pembukuan khusus

untuk sarana dan prasarana ini belum, harusnya di TU sudah

ada, tapi karena di TU sudah banyak sekali, kadang-kadang

lewat itu yang menjadi kelemahannya, kalo kita tambah staf ya

lagi-lagi kita berada pada keuangan juga ketika kita menambah

Adm, hanya untuk mencatat-catat itu, tapi kalo kita serahkan

ke TU, TU yang begitu banyak kegiatannya, itu salah satu

kelemahannya yang mungkin saya rasakan.35

Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, Ketua

TU bahwa: “Untuk inventarisasi kita biasanya dimasukan kebuku gede

atau buku khusus inventaris sejauh mana barang-barang yang sudah masuk

kita catat, barang yang keluar kita catat juga, mana yang masih bagus,

mana yang baik yang rusak, berapa jumlah yang baik yang rusak, jadi

terdapat dibuku besar”.36

Dalam penyimpanan barang yang terdapat di MTs ini, kepala

sekolah menugaskan pada bagian masing-masing, untuk penyimpanan

barang, setiap habis pakai, harus di simpan kembali pada tempatnya,

seperti penggunaan LCD, kepala sekolah menugaskan agar setiap guru

yang menggunakan LCD, agar di simpan kembali di lemari khusus LCD,

dan begitu juga dengan barang-barang pembelajaran yang lain, agar di

35

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.20 WIB 36

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.10 WIB

73

simpan di tempatnya masing-masing, sehingga meminimalisis kerusakan

ataupun kehilangan barang pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh

Wakil Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “dikelompokan

berdasarkan tugas masing-masing, seperti saya, bagian kurikulum, saya

menyimpan barang-barang media pembelajaran, seperti laptop, infokus,

kabel-kabel, itu ada di saya, kalo inventaris berupa alat tulis atau ATK,

seperti komputer itu kepala TU”.37

Begitu juga yang diungkapkan oleh

bapak Junaidi irwanto, guru Bahasa Arab bahwa:

“Penyimpanan barang yang dilakukan, ya.... disimpan dan dijaga

dengan baik tapi tidak semata-mata, semata-mata disimpan, juga

harus digunakan juga, jangan barang-barang itu disimpan terus,

tapi digunakan, karena banyak disekolah-sekolah begitu, banyak

barang-barang yang disimpan tapi tidak di gunakan, nah guru

yang menggunakan barang ini mereka juga diberikan tanggung

jawab dalam peminjaman, ada buku peminjamannya, dalam

pengembalian ada buku pengembaliannya gitu kan”.38

Dan dalam penyimpanan barang pembelajaran di MTs ini tentunya

tersedia ruangan-ruangan khusus, seperti loker, atau lemari khusus untuk

menyimpan LCD, ataupun barang-barang pembelajaran lainnya, seperti

Lab IPA, ataupun barang-barang bekas yang memiliki ruangan khusus

seperti gudang penyimpanan barang-barang bekas. Seperti yang

diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Selain gudang tersebut kita

ada khusus menyimpanan barang seperti infokus, LCD, ada diruang guru

ataupun kursi itu ada diruangan tersebut”.39

Begitu pula yang

diungkapkan oleh bapak Wahyudin: “ya.....kalo memang ruang khusus

37

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.30 WIB 38

Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari

2013, Pukul 13.15 WIB 39

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.15 WIB

74

itu ada, seperti IPA ada ruangannya, labnya, kalo infokus ada lemari ini

ada khusus”.40

Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Kepala Sekolah: “Kalo

barang pembelajaran khususnya kaitannya dengan pembelajaran ada

lemarinya, itu ada di kurikulum dan juga kesiswaan, jadi ada, kalo itu

untuk lab, alat-alat lab ada di meja-meja labnya, atau di lemari-lemari

labnya, disimpan”.41

Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam

penyimpanan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan

bahwa kepala sekolah dalam sistem inventaris sarana dan prasarana

pendidikan dengan menginfentaris semua barang-barang yang baru masuk,

yang di tugaskan kepada bagian TU, namun hal ini tidak dilakukan secara

rutin atau terus menerus, karena belum tersedianya staf khusus bagian

inventaris sarana dan prasarana pendidikan di MTs khazanah kebajikan

ini, dan kepala sekolah sendiri menugaskan kepada seluruh bagian masing-

masing untuk menyimpan sarana dan prasrana pendidikan dengan baik, hal

ini di tunjukan untuk siapa saja yang sudah selesai menggunakan sarana

dan prasarana pendidikan, baik itu guru, karyawan, staf-staf pendidikan

maupun siswa, tentunya di MTs kazanah kebajikan memiliki tempat

khusus dalam penyimpanan barang pembelajaran, seperti lemari-lemari

khusus, gudang, maupun loker-loker tempat penyimpanan media

pembelajaran, sehingg semua barang pembelajaran tersimpan dengan rapi.

5. Kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana

pendidikan

Untuk kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana

pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:

40

Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.50 WIB 41

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.35 WIB

75

(a) Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan

barang? (b) Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? (c)

Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan?

(d) Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar mengajar disekolah?

Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan

diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam proses evaluasi tentang

keadaan atau perlengkapan barang yaitu dengan mengecek rutin barang-

barang kerusakan,mengecek melalui buku, disamping kepala sekolah

meminta laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada, dan jika

barang itu urgen dan harus diganti, maka harus diganti. Seperti yang di

ungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan bahwa:

“Evaluasinya biasanya saya mengecek rutin barang-barang

kerusakan, dan sebagainya, dengan buku, disamping saya meminta

laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada yang kalo

itu ungen dan harus diganti, maka harus diganti, kalo itu masih bisa

di tunda, ya kita tunda dulu, kemudian ada uang dan sebagainya, ya

kita kerjakan seperti itu, itu bagian dari pengawasan, baik itu dari

saya langsung mengecek, maupun bagian-bagian lain yang

melaporkan”.42

Hal serupa juga dikatakan oleh bapak Lukman Hakim: “untuk

proses evaluasi biasanya kepala sekolah langsung turun langsung ke

bagian-bagian yang telah ditunjuk dan bertanggung jawab tentang cara apa

yang sedang dilakukan dalam mengevaluasi”.43

Begitu juga yang di

kemukakan oleh bapak Sutikyono selaku Wakil Kepala Sekolah yaitu:

“Dengan mengecek ya, mengecek barang-barang, kemudian apa namanya

mengawasi barang yang ada”.44

42

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.40 WIB 43

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.20 WIB 44

Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai

Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 14. 00 WIB

76

Dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan

sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah mengikut sertakan bagian

sarana prasarana, bagian kurikulum, dan staf-staf TU, tentunya kepala

sekolah memberikan nasehat mengenai cara pemeliharaan barang sarana

dan prasarana pendidikan, serta membimbing dalam pembuatan laporan

atau catatan khusus mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Seperti

yang di kemukakan oleh kepala TU yaitu bapak Lukman Hakim: “jadi

kepala sekolah langsung memberi arahan ataupun nasehat kepada

khususnyaa TU ataupun staf pendidik yang ditunjuk untuk memelihara

barang tersebut agar jangan sampai barang-barang tersebut terjadi

kerusakan ataupun hilang dengan percuma dan dijaga dengan baik dengan

catatan khusus”. 45

Begitu juga yang di ungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS

sekaligus menjabat sebagai bagian Kesiswaan: “yang pertama, langkah

pertama adalah memanggil bagian sarana dan prasarana, kemudian

dijelaskan cara perawatannya dan juga cara penggunaannya juga

dijelasin”.46

Sistem penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang

dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan melihat segi pendayagunaan

atau segi kemanfaatan barang itu sendiri, jika barang itu rusak, dan sudah

tidak bisa di perbaiki lagi maka akan di musnahkan atau di hapus. Seperti

yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Kalo

penghapusan sarana dan prasarana, itu kalo tidak dipakai lagi dan sudah

tidak bisa di daya gunakan lagi mau tidak mau dihapus, biasanya jadi

bangkai, bangkainya juga sudah tidak bisa di jual, ya mau di apain lagi”.47

Begitu juga yang dikatakan oleh guru IPS sekaligus bidang Kesiswaan

bahwa:

45

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.25 WIB 46

Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.50 WIB 47

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.45 WIB

77

“Sistem penghapusan biasanya yang sudah kan ada tuh barang

yang sudah agak tua gitu ya, itu biasanya dijual, dilelang, dilelang

kita beli baru, seperti ada ni infokus rusak 2, itu gak bisa dierbaiki

yang dijual, nanti kita beli lagi, kaya komputer waktu itu pentium

tiga lama tuh itu langsung dilelang, dijual semua, kita beli lagi

yang baru, sistem lelang”.48

Sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini sudah dapat

menunjang sistem belajar mengajar, seperti media pembelajaran yang

sudah dapat mencukupi kebutuhan siswa/i dan guru, namun disamping itu

memang kelengkapan media pembelajaran ada yang belum dipenuhi,

seperti lab komputer khusus untuk siswa/i MTs khazanah kebajikan itu

sendiri, saat ini MTs masih bernaung dengan yayasan dalam menggunakan

fasilitas komputer tersebut, mengingat terbatasnya jumlah gedung MTs,

sehingga MTs khazanah kebajikan untuk saat ini dalam hal kelengkapan

lab komputer masih bernaung dengan yayasan. Akan tetapi melihat secara

umum atau keseluruhan, sarana dan prasarana pendidikan yang terdpat di

MTs ini sudah baik, dan sudah dapat menunjang proses belajar mengajar

di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala

Sekolah MTs Khazanah kebajikan:

“Alhamdulillah sampai saat ini sangat menunjang sekali,

walaupun belum maksimal yah, saya katakan belum maksimal,

karena idealnya harus lebih dari ini, tapi mungkin berusaha

sedikit demi sedikit, untuk kita bergerak kearah yang lebih baik

lagi, jadi sampai saat ini cukup,buktinya kita bisa belajar dengan

lancar, walaupun kekurangan itu ada, dan itu akan terus kita

perbaharui-perbaharui lagi”.49

Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Nah

untuk sarana dan prasarana di MTs ini saya liat 80% sudah menunjang

separuhnya masih tidak layak karena banyak kerusakan dan karena dana

48

Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang

Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.55 WIB 49

Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.50 WIB

78

kita terbatas, ya sekitar itu ya 80 % lah...udah layak dan baik”.50

Begitu

juga yang di ungkapkan oleh bapak Sutikyono bahwa:

“Kalo melihat dari jumlah ruang cukup ya, untuk media belajarnya,

buku juga udah cukup menampung anak, media belajarnya juga

sudah cukup karena disini sudah dipatenin juga, ya udah, saya kira

cukup untuk sementara satu lagi, memang itu yang saya selesaikan

saat ini, dulu memang sudah ada, karena komputernya sudah

ketinggalan, maka kita hilangkan dengan cara nebeng ke MA, kita

sudah mengajukan ke tiga tempat bantuan lab, tapi sampai saat ini

belum ada jawaban”.51

Sarana dan prasarana di MTs Khazanah kebajikan secara

keseluruhan sudah dapat menunjang sistem pembelajaran, hal ini di

ungkapkan oleh guru Mulok bapak Adisam bahwa: “untuk sistem

belajarnya alhamdulillah sudah dapat menunjang karena ini sudah

terakreditasi A, dan untuk misalnya dalam ruangan kelas itu sudah ada

LCD, kemudian sarana dan prasarana sudah bagus, sudah menunjang

sistem belajar mengajar.52

Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak

Junaidi Irwanto, guru Bahasa arab : “ya kalo dilihat secara ini, kalo

dibanding-bandingkan sudah sangat lumayan lah, sudah menunjang,

istilahnya hampir semua kebutuhan siswa itu ya saya lihat ada walau

belum terkaferin semua, tapi waktu dibutuhkan itu ada.53

Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam pengawasan

sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala

sekolah dalam proses evaluasi tentang keadaan atau kelengkapan sarana

dan rasarana pendidikan dengan mengecek melalu pembukuan dan

laporan-laporan tentang keurusakan barang, yang dilakukan secara rutin,

serta memberikan pengawasan dan bimbingan kepada kepala sekolah

tentang bagaimana cara memeliharan sarana dan prasarana pendidikan,

50

Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,

Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.30 WIB 51

Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai

Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 14. 00 WIB 52

Wawancara dengan Adisam, Guru Mulok., Tanggal 21 Januari 2013. Pukul

7:30 WIB 53

Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari

2013, Pukul 13.20 WIB

79

khususnya kepada bagian sarana pendidikan, kurikulum, dan staf-staf TU,

dan jika sarana dan prasarana itu sudah tidak dapat di manfaatkan atau di

dayagunakan lagi, maka sarana dan prasaran itu di hapus dan

dimusnahkan, dan secara keseluruhan sarana dan prasarana pendidikan

yang terdapat di MTs ini sudah baik, dan tentunya dapat menunjang proses

belajar mengajar di MTs khazanah kebajikan.

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada guru, kepala sekolah,

dan siswa/i MTs Khazanah kebajikan Pondok Cabe Ilir tentang Kinerja

Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan,

penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

1. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang

dilakukan kepala sekolah secara keseluruhan dikoordinasikan secara

bersama-sama dengan dewan guru, karyawan dan staf pendidikan,

yang di lakukan melalui raker (rapat kerja) yang didalamnya sudah

tertuang berbagai macam perencanaan mulai dari menganalisa sampai

pada anggaran pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, Pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan kepala sekolah yaitu

dengan musyawarah yang dilakukan kepala sekolah kepada guru,

karyawan, staf-staf pendidikan, dan siswa/i, dan adanya kerja sama

dalam mengecek, mengevaluasi, serta perolehan dana dalam

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, baik itu dari pemerintah,

yayasan, dana BOS, donatur maupun proposal.

81

2. Penyimpanan sarana dan prasarana yang dilakukan kepala sekolah

dengan menugaskan kepada semua guru, karyawan, dan siswa/i untuk

menjaga dan menyimpan barang dengan baik, sesuai pada tempatnya

masing-masing, adanya staf khusus inventaris sarana dan prsarana

pembelajaran. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang

dilakukan oleh kepala sekolah secara rutin mengecek melalui

pembukuan laporan-laporan tentang kerusakan barang, dan

mengevaluasi barang sarana dan prasarana pedidikan, serta

membimbing kepada semua guru, karyawan, dan siswa/i untuk

memelihara sarana dan prasarana yang ada di MTs secara bersama

dengan baik.

3. Secara keseluruhan kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana

dan prasarana pendidikan, mulai dari perencanaan, pengadaan,

pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan dilakukan secara

bersama-sama, adanya musyawarah dan koordinasi antara kepala

sekolah dengan guru-guru, staf pendidikan serta siswa/i. Namun dalam

hal inventaris sarana dan prasarana pendidikan belum dilakukan secara

berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf khusus yang

bertugas untuk menginventaris sarana dan prasarana yang terdapat di

MTs tersebut, sehingga sistem inventaris di sekolah tersebut belum

berjalan dengan baik. Selain itu juga belum tersedianya ruangan untuk

laboratorium komputer secara mandiri, sampai saat ini penggunaan

laboratorium komputer bersama dengan jenjang pendidikan madrasah

aliyah khazanah kebajikan.

B. Saran

Kepala sekolah merupakan salah satu elemen terpenting dalam

keberhasilan pendidikan yang di selenggarakan dalam lembaga formal.

Berkaitan dengan hal itu penelitian menyarankan:

1) Kepala sekolah hendaknya dapat terus menerus meningkatkan kerja

sama dengan guru-guru, karyawan, staf pendidikan, khususnya bekerja

82

sama dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,

guna melancarkan proses belajar mengajar di sekolah.

2) Kepala sekolah, guru-guru,karyawan dan staf pendidikan, hendaknya

mengoptimalkan komponen dalam standar isi, standar proses, standar

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan, agar tercapainya kualitas pendidikan

yang lebih baik

3) Kepala sekolah hendaknya dapat mengoptimalkan kelengkapan

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, seperti ruangan komputer

dan juga sistem inventaris barang secara berkesinambungan, demi

meningkatkan kualitas pendidikan disekolah yang lebih baik.

4) Partisipasi orang tua, komite, masyarakat sangat diharapkan oleh pihak

sekolah, karena untuk mencapai kebehasilan peserta didik, perlu

adanya kerja sama dan dorongan dari orang tua dan lingkungan

sekolah, yaitu dengan membimbing dan mengembangkan proses

belajar mengajar.

5) Pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekolah,

baik itu dari segi sarana dan prasarana pendidikan, maupun

peningkatan kesejahteraan bagi guru, karena hal tersebut sangat

penting, guna dalam melancarkan proses belajar mengajar di sekolah.

83

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Dan Industri

(Jakarta: UIN Jakarta Dengan UIN Jakarta Press, 2006)

2. Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)

3. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-2

4. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), Cet. Ke-2.

5. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis

Sekolah,

(Jakarta: November 2007)

6. Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan

7. Donal J. Bowersox, Manajemen Logistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1989)

8. Edward Sallis, Total Quality Management In Education, Manajemen Mutu

Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008)

9. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003)

10. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007)

11. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006). Cet Ke-6

12. Frista Atmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas

Media)

13. http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1

14. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta: Bumi

Aksara: 2003).

15. Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2007), Cet. Ke-4

84

16. Jack Cullen dan Ien D’Innocenzo, Memaksimalkan Kinerja, Terjemah

Andi, (Yogyakarta: Tugu Publisher,2004) Cet ke-1

17. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1992)

18. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008)

19. Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.

Ardadizya Jaya, 2005)

20. Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif,

(Malang: Ghalia Indonesia, 2006)

21. Standar Nasional Pendidikan, PP RI No. 19 Tahun 2005,

(Ciputat:LeKDiS: 2005)

22. Standar Pengelolaan Pendidikan (Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2007)

23. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan, 2007)

24. Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990)

25. Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

1994)

26. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)

27. Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987)

28. Sulistyorini, Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Pembelajaran,Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam, 19, 2009.

29. Supardi, dkk. Perencanaan Pendidikan (Jakarta: Diadit Media, 2010)

30. Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Studia

Press, 2000)

31. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang,

Administrasi Pendidikan (Malang: IKIP Malang, 1989)

85

32. Veithzal Rivai, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-2

33. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah; Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007)

34. Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raha Grafindo Persada, 2007)

35. Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:

DirjenPendidikan Tinggi, 1989)

36. Yasis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok, Pusat

Kajian Ekonomi Kesehatan, 2002) Cet. Ke-3

STRUKTUR ORGANISASI

MTs KHAZANAH KEBAJIKAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Ketua Yayasan

Drs. H. Nadjmudin Siddiq

Kepala Madrasah

H. Suardin, S.Sos.I

Komite Madrasah

Drs. H. Aminudin Yunus KKM

Wakil Kamad

Sutikyono, M.Pd

PKM. Kurikulum

Sutikyono, M.Pd

PKM. Kesiswaan

Wahyuddin,S.Pd

PKM. Sarana

H. Zulkarnain, S.Ag

Kaur. Tata Usaha

Lukmanul Hakim, S.Ag

Bendahara

Umi kalsum,A.Md

Kebersihan

Ali

Supriyadi

Bendahara BOS

Siti Awaliyah

Perpustakaan

Heriyanto

Pembina OSIS

Adisam

BP/BK

Iskandar,S.Ag

Wali Kelas / Guru

OSIS

Siswa MTs Khazanah Kebajikan

Laboran IPA

Suriani,S.Pd

Laboran.Komp

Lukmanul Hakim

Staf IT

Yoyo

Staf TU

Martin Sarimada

DATA SARANA & PRASARANA MTs KHAZANAH KEBAJIKAN

GEDUNG A MTs KK

No Jenis Peralatan / Perlengkapan Merek Jumlah QTY Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Biaya Penyusutan Thn 2012Akum penyusutan Thn

2013Nilai Buku Thn 2013 Lokasi

1 Printer Laser Jet P1566 1 4/26/2011 2,150,000,- Ruang TU Ged. A

2 Printer Epson L200 1 Ruang TU Ged. A

3 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 12/5/2011 2,500,000,- Ruang TU Ged. A

4 Komputer PC Powerlogic 1 7/19/2012 4,500,000,- Ruang TU Ged. A

5 Komputer PC Simbada 1 Hibah Ruang TU Ged. A

6 Laptop A.note 1 Ruang TU Ged. A

7 Camera Digital Canon 1 5/22/2009 1,200,000, Ruang TU Ged. A

8 Ruang TU Ged. A

1 Meja Kantor 3 1999 Ruang TU Ged. A

2 Kursi Kantor Montana 4 2/2/2012 650,000,- Ruang TU Ged. A

3 Sofa 1 Ruang TU Ged. A

4 Lemari Kaca/Etalase Piala 1 Ruang TU Ged. A

5 Rak File 1 2001 Ruang TU Ged. A

6 Lemari 3 Ruang TU Ged. A

7 Filling Cabinet 1 Ruang TU Ged. A

Alat peraga Papan Administrasi Kelas 11/19/2012 1,600,000,-

Papan Adm.Kelas 19/11/10 1.600.000,-

8 papan tulis 3 7/18/2012 930,000,- Ged.A

1 Keyboard Logitech 1 Ruang Guru Ged.A

2 Printer Laser Jet P1102 1 Ruang Guru Ged.A

3 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Guru Ged.A

4 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Guru Ged.A

5 Komputer PC Simbada 1 Ruang Guru Ged.A

6 Laptop ACER 1 15-Jun-12 4,500,000 Ruang Guru Ged.A

7 Televisi LG 1 Ruang Guru Ged.A

8 Dispenser Sanken 1 4/25/2009 1,979,000,- Ruang Guru Ged.A

9 OHP Infocus 1 1/3/2012 3,600,000 Ruang Guru Ged.A

KELOMPOK I

A. ELEKTRONIK

B. MEBLAIR

KELOMPOK II

KELOMPOK I

A. ELEKTRONIK

No Jenis Peralatan / Perlengkapan Merek Jumlah QTY Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Biaya Penyusutan Thn 2012Akum penyusutan Thn

2013Nilai Buku Thn 2013 Lokasi

1 Meja Guru 4 Ruang Guru Ged.A

2 Kursi Guru 10 Ruang Guru Ged.A

3 Lemari Buku/loker 1 24-04-2009 1.400.000 Ruang Guru Ged.A

4 Pembuatan Lab.Ipa MTs KK 1 9/16/2009 17,000,000,-

5 Lemari Kitchen Set 1 1/10/2010 2,200,000,- Ruang Lab.IPA

1 Air Conditioner (AC) 1 Ruang Kepala

1 Meja 1 Ruang Kepala

2 Kursi 1 Ruang Kepala

3 Lemari 1 Ruang Kepala

4 Sofa 1 Ruang Kepala

Papan Struktur MTs 1 13 /01/12 Ruang Kepala

1 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Kls BA

2 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Kls BP

3 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Kls BP

4 OHP Infocus 1 Ruang Kls BP

5 Kipas Niko 8 30/10/12 1.600.000,- Semua Kls

6

7

8

9

10

11

Kelmpok II.

B. Mebleair

1 Kursi & Meja Siswa 183 Ruang Kls

2 Kursi & Meja Siswa Chitos 21 Ruang Kls

3 Meja Guru 5 Ruang Kls

4 Kursi Guru 5 Ruang Kls

5 Lemari Ruang Kls

A. ELEKTRONIK

KELOMPOK II

B. MEBLAIR

KELOMPOK I

KELOMPOK II

B. MEBLAIR

KELOMPOK I

A. ELEKTRONIK

No Jenis Peralatan / Perlengkapan Merek Jumlah QTY Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Biaya Penyusutan Thn 2012Akum penyusutan Thn

2013Nilai Buku Thn 2013 Lokasi

1 KIPAS Panasonic 1 Ruang Perpustakaan

2 Televisi LG 1 Ruang Perpustakaan

3 Keyboars Logitech 1 Ruang Perpustakaan

4 Komputer 1 Ruang Perpustakaan

5 Printer HP Laser Jet 1020 1 7/5/2009 1,500,000,- Ruang Perpustakaan

6

Kelmpok II.

B. Mebleair Ruang Perpustakaan

1 Kursi 1 Ruang Perpustakaan

2 Meja 1 Ruang Perpustakaan

3 Karpet 1 Ruang Perpustakaan

4 Lemari Buku 1 Ruang Perpustakaan

5 Rak Buku 3 Ruang Perpustakaan

6

1. OHP, Seperangkat Infocus 1 11/9/2011 5,000,000,- Ruang Kls BP

B. Mebleair

1 Kursi Chitose

2 Meja Guru

3 Loker 1 8/6/2012 3,500,000.-

KELOMPOK I

A. ELEKTRONIK

KELOMPOK I

A. ELEKTRONIK

HASIL WAWANCARA SISWA/I

Nama : Adinda Anastasia

Usia : 13 tahun

Jabatan : Sekretaris Osis

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : Siswi MTs Kelas VIII A

1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J : Ya emang kalo lagi dibutuhkan ya, ya dipergunakan, kaya apa tongkat

pramuka ya dipergunakan

2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau

tidak?

J : Ya kalo ada bangku yang di coret-coret ya kepala sekolah negor-negor

ke anak-anak itu dengan baik si

3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Ya misalnya bangku, bangku rusak ni, trus anaknya itu ketawan

ngerusak bangku itu, ya langsung di panggil anak itu di kasih

peringatan

4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana

dan

prasarana pembelajaran?

J : Ya gak langsung diperbaiki si, ditegur dulu anaknya gitu, iya menegur

Misalna anaknya ngeremehin, ngeremehin gru, ya terus anaknya itu di

panggil oleh kepala sekolah

5. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J : Iya, misalnya ada buku-buku, ya ditaro di perpustakaan, trus alat-alat

IPA di taro di laboratorium, gitu

6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Belum, Ya alat-alat belajarnya masih kurang, belum terlalau lengkap

gitu, Ya komputer di MTs belum ada, adanya di MA, jadi kalo mau

praktek komputer harus ke MA dulu bukan ke MTs, Udah-udah lengkap

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH MTs

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : H. Suardin, Sos. I

Usia : 36 Tahun

Jabatan : Kepala Sekolah MTs

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S1 Dakwah KPI + Akta IV

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana strategi bapak dalam proses penyusunan kebutuhan sarana

dan

prasarana pendidikan?

J: Pertama memang untuk saspras secara umum, kita merencanakan di

awal tahun, dalam raker itu kita sudah tanamkan semuanya, diraker

sudah ada semuanya, apapun yang dibutukan oleh MTs, baik

kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana dan lain-lain, dirumuskan,

nah kekurangannya sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan

kondisi keuangan yang ada, biasanya mungkin bisa tidak terdeteksi atau

mungkin bagaimana ada kebutuhan mendesak, termasuk kemarin ya

kita menambah beberapa yang tadi Acnya beberapa, ditambah satu lagi,

karena kebutuhan, dan yang lain-lain juga, jadi sarana sudah di tentuan

di awal tahun, kekurangannya tinggal ditambah didalam perjalanan

kegiatan itu sendiri, masuk dianggaran karena kita sudah mempunyai

anggaran 1 tahun, san satu tahun itu kemudian secara garis besarnya

masing-masing, kurikulum berapa, kesiswaan berapa, sarana prasarana

berapa, nah kemudian tinggal di jabarkan yang terserap berapa, yang

tidak terserap berapa, atau katakanlah ada yang dimatikan, yang

program lain yang mendesak itu tergantung kondisi, setelah di

perjalanan di evaluasi, oh ini lebih baik dari yang ini, kita ganti dengan

yang ini, dan sebagainya

2. T: Bagaimana bapak dalam melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Biasanya saya pertama, minta kepada semua guru, dan semua pemangku

keentingan-kepentingan inventarisasi, apa usulan-usulan tersebut

dimasukan di raker, dan itu kemudian di putuskan mana yang lebih

prioritas, semua kebutuhan kita masukan, kemudian dengan skala

prioritas, sperti itu, jadi kalo mendesak baru kita ini, kalo tidak

mendesak baru kita kumpulin duit dan sebagainya

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Tahun ini kita penambahan AC, LCD, tahun ini insyaalloh 3 LCD yang

kit tambah, yang kita pasang paten, yang paten dikelas, ya kalo slama

ini kanLCD kan itu di bawa kemana-mana dan kemudian terjadi

kerusakan dan mungkin karena pindah-pindah tempat jadi rusak, ini

pengalaman ada dua yang rusak, inikan hanya mempatenkan saja,

walaupun tidak semuanya, mungkin pelan-pelan, yang masih bergerak

mungkin di kelas-kelas itu aja yang belum dipasang paten, itu sarana

prasarana yang dibidang pembelajaran dibidang lain seperti insyaaloh

nanti penambahan kembang, yang jelas memang didaftar itu sudah ada

semuanya, sudah ada rencana semuanya, dan ee....pembeliannya di

sesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak, dan

ketersediaan uangnya

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan

setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: Saya biasanya mendeteksi itu persatu semester, cuma mungkin grand

desainnyasatu tahun, artinya persatu semester ini saya evaluasinya

persatu semester, apa saja yang sudah terbeli, apa saja yang belum

terbeli, sebenarnya setiap satu bulan itu juga ada laporan, kalo itu

mendesak langsung saya tindak lanjuti,kalo belum mendesak sebelum

satu semester sudah saya inikan, baru saya eksekusi keputusannya jadi

umpamanya seperti kemarin berapa anggaran yang terorganisisr

terserap, berapa person, kalo sudah ada dananya cepat direalisasikan

program-program yang ada itu, kemudian sarana dan prasarana itu baru

diberikan, tapi yang paling penting di awal tahun, seacara umumnya

tahun ajaran maksdunya ya

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Apa yang bapak lakukan dalam menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Biasanya kadang ada penawaran kesini, ada juga yang survei dari

berbagai macam toko dan kemudian kita survei mana yang termurah

nah itu yang kita beli, ya itu pemilihannya, ada yang menawarkan,

kemudian kita kroscek kepasar, kira-kira yang mana yang lebih murah,

dan bagus kualitasnya itu yang kita pilih, seperti itu biasanya

umpamanya, ATK, kaya disamping UIN itu ya kita pillih beli

disitu,kalo ATK, yang disamping UIN dekat lestoran sederhana, kalo

papan tulis, lemari dan sebagainya, biasanya kalo ada tahun ini

anggarannya seperti ini, kemudian kalo lebih murah tahun depan kita

kejar dan kita beli lagi dengan kualitas yang sama seperti kursi lipat, itu

sampai saya dapat agen tunggalnya kalo kita beli dimana-mana

selisihnya lebih jauh, kalo gedung biasanya yayasan yang menetapkan

kita tinggal memakai saja, dan paling penetapan yang kecil-kecil, kita

ajukan ke yayasan, karna kalo penetapan gedung itu sudah yayasan

yang menetapkan kita tunggal pake aja, kaya 2 tahun yang lalu kita

kekurangan ruangan kelas, dan yayasan itu memberikan gedung B,

karena disini kepadatan dan apa namanya susah untuk menambahkan

kelas, nah kemudian yayasan memberikan kepada kami gedung B, yang

tadinya hanya lantai berapa, kemudian di tambah-tambah lagi, jadi

bebarapa lantai, dan sebagainya, tahun depan juga yayasan akan

membangun gedung untuk asrama lagi yang jelas untuk penetapan

gedung itu kita ajukan keyayasan kalo umpamanya kapasitas siswanya

segini akan kita ajuakan, bahwa nanti ada penambahan ini, ini, ini kira-

kira bisa dipenuhi atau tidak, kalau tidak bisa di penuhi maka kita batasi

pendaftaran, kalo masih bisa di penuhi maka kita buka pendaftaran itu

karena biasanya mintanya sangat tinggi, karena tergantung persediaan,

yayasan memfasilitasi kami gedung

6. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Kita ada sumber-sumbernya disini, kalo dulu ada 3 sumber, sumber

yayasan, kemudian Bos dan SPP, dan dari masyarakat, dan sekarang

kita potensikan untuk dua sumber, sumber Bos dan SPP, yayasan paling

kalo ada kebutuhan mendesak baru ke yayasan, kalo proposal kita

ajukan untuk kegiatan khusus yang memang ketika saldo, apa kemudian

apa kita ituu kekurangan, kalo masih mencukupi kita dari situ, kalo

kekurangan baru kita buat proposal, sarana prasarana kita dulu pernah

membuat bantuan pemerintah yah, untuk perbaikan sarana dan pernah

proposal kepemerintah dan dari sekian banyak proposal cuma satu yang

tembus, kemudian kemarin buku juga pernah dibantu oleh pemerintah,

biasanya itu ada di komunikasi KKM, jadi KKM hanya minta kalo dari

proposal cuma satu, tapi kalo bentuk yang lain dari KKM, dan

biasanya dari KKM sudah menargetkan siapa yang dapat, nah sekarang

kalo bantuan dari pemerintahkan bisa lewat KKM, ajukan apa yang

dibutuhkan, karena dari KKM itu dari berbagai hal kita diskusikan, itu

dari pemerintah yah, ada bantuan dari pemerintah, yang saat ini yang

kita dapat adalah perbaikan gedung, renovasilah, katakanlah,

kerusakan-kerusakan gedung diperbaiki, kemudian bantuan-bantuan

untuk perpustakaan, kalo proposal yang lain kayanya itu waktu sebelum

saya ada bantuan, mungkin juga dulu ada permohonan bantuan untuk

fasilitas yah, jadi dengan saya ini proposal-proposal aktivitas kegiatan,

biasanya sebaik mungkin setiap kegiatan ada sisanya, sehingga dari situ

kalo ada yang terkumpul kita berikan apa sarana dan prasarana yang

kurang, jadi sepintar-pintarnya kita mengatur keuangan untuk membeli

sarana dan prasarana

7. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Ada kalo sarana dan prasarana habis pakaikan otomatis yah,

kemudiankan ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan ketika ada

terjadi penambahan kelas,tahun ini kita pertambahan kelas, dua kelas

nambah, maka kemudian kita nambah juga sarana dan prasarananya,

jadi seperti itu tergantung kondisi

8. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Untuk membahas rencana kebutuhan pendidikan, khususnya sarana dan

prasarnanya sama juga dengan tadi bahwa kita rencanakan awal tahun

ajaran, jadi setiap akhir tahun ajaran, yang masih punya kepentngan

seperti guru, dan bagian-bagian kebutuhannya, kemudian kita

inventarisir kemudian kita godog, kemudian kita masukan ke draf raker,

dan raker itu kita khususkan dimatengin, digodog, dimatang di godog

dengan potensi pendapatan kita kedepan berapa, dengan target

pencapaian kita berapa, dan cakupan keuangan kita berapa, kemampuan

yang ril berapa, kemudian dibagi kesemua kebutuhan-kebutuhan,

berapa persen untuk pendidikan berapa untuk akademik, berapa untuk

kesiswaan, berapa untuk sarana dan prasarana untuk di godog di raker

9. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana

dan

prasarana pendidikan?

J: Oh pengadaan sarana prasarana biasanya kita rapat pimpinan, nah rapat

pimpinan ini tinggal kita tunjuk siapa yang baik itu guru yang

mengadakan dan yang lain-lain, biasanya kita rapat ada rapat pimpinan

ini tinggal kita tunjuk siapa yang baik itu guru yang mengadakan dan

yang lain-lain, biasanya kita rapat ada rapat pimpinan, disini kemudian

ada bagian TU, bendahara, rapat, dan kalo dibagian sarana ya bagian

sarana tertentu yang kita panggil, kemudian kita putuskan siapa yang

berhak untuk dibagian sarana dan prasarana kita tunjuk langsung,

setelah itu kita tugaskan untuk mensurvei harga biasa juga secara

terbuka, untuk masing-masing guru yang mempunyai pengetahuan

tentang itu,memberikan masukan, harga mana yang lebih murah, baru

kemudian sudah mentok tentang harga itu baru kita putuskan mana

yang kita ambil, dankemudian kita putuskan untuk guru-guru, siapa

yang tau ini dan sebgainya, dari berbagai macam tempat di survei, ini

yang paling rendah, ini yang paling bagus, ini yang akan kita ambil

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

10. T: Bagaimana bapak mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Mendayagunakannya di sesuaikan dengan manfaat yang ada, jadi

memang kalo itu LCD, ya kita gunakan, memang ada kekurangan

sedikit bahwa, khususnya perawatan ini, karena saking banyaknya

sarana dan prasarana, karena sasprasnya personil di bidang itu sehingga

kita kewalahan , disamping memang saspras itu cepat rusak juga

11. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang

dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Untuk hal-hal tertentu ada penanggung jawabnya masing-masing, kalo

dibagian kurikulum ya kurikulum, tapi secara keseluruhan ada bagian

sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan memelihara

seharusnya, tapi saking luasnya cakupan sarana dan prasarna ini saya

kemudian kebijakan saya adalah masing-masing bagian memelihara

sarana prasarana yang ada. Masing-masing bagian, cuma mungkin

karena bagian-bagian itu disamping job-jobnya apa tumpang tindih,

dalam artian bagian sarana prasarna ini kan ada 1 orang saya kemudian

kewalahan juga, yang pada akhirnya ada aja hal-hal yang rusak, karena

anak banyak dan sebagainya, dan kemudian kita siasati bagaimana,

semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang

ada, khususnya guru, karyawan dan sebagainya, siswa juga termasuk

dalam menjaga sarana prasarana, khususnya yang ada menjaga sarana

dan prasarana

12. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Kalo masih bisa diservis ya diservis, kalo tidak bisa diservis ya diganti,

hanya 2 itu aja, kalo masih bisa di servis, ya kita perbaiki, kalo sudah

tidak bisa di perbaiki ya kita kandangkan, misalnya seperti komputer

yang sudah tidak bisa di pakai lagi, ya kita jual bangkainya termasuk

kursi yang sudah berapa kali di perbaiki kan ada kursi harga berapa,

rusak kemudian kita perbaiki, udah kebanyakan rusaknya kalo di

perbaiki lebih mahal lebih baik kita beli baru, bangkainya di jual,

terutama masih bisa menghasilkan dan uangnya masih bisa kita putar

lagi uangnya

13. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Biasanya setiap bulan saya memerintahkan untuk itu, pertama memang

untuk setiap masing-masing bagian sudah ada tanggung jawabnya

sendiri, ya bagian perpustakaan sudah mempertanggung jawabkan,

sesekali saya mengecek, dan menanyakan untuk perbaikan sebaik

mungkin, tapi secara rutin tetap tidak, tapi secara isundetalkalo saya

sudah lihat, kalo untuk melihat dan mengontrol untuk mengganti atau

menservis untuk tindakan-tindakan yang pas seperti itu, tatapi secara

keseluruhan akhir tahun selalu di cek secara general, karena ada

kaitannya dengan penambahan sarana dan prasarana baru, sehingga ada

pengecekan kembali mana yang layak, mana yang perlu diganti, mana

yang tidak, yang baru yang jelas untuk penambahan siswa ya mebler,

papan dan sebagainya dan juga kembang, kembang harus tambah lagi

mungkin sering rusak dan sebagainya, tambah LCD kurang

tambahdengan kemampuan-kemampuan yang kita lihat kaya aksesoris-

aksesoris yang ada kita tambah, perbaikan kamar mandi, tambah ini

tambah itu dan sebagainya, penambahan pintu dan sebagainya,

kemudian lain-lain dan banyak sekali, termasuk aksesoris-aksesoris

dikelas, termasuk kipas angin rusak dan sebagainya, horden dan

sebagainya, sperti itu, jadi banyak sekali

14. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah bapak mengadakan

pelatihan?

J: Sarana prasarana terkait dengan sarana dan prasarana dibidang komputer

yang jelas itu ada pelatihannya khususnya misalnya terkait dengan

program khusus, tapi itu pelatihannya gak lama-lama amat, biasanya di

tunjuk dan sebagainya, dan tau faham ya dilaksanakan, kalo untuk

guru-guru biasanya kita melaksanakan TIK, satu semester kemarin

jalan, setiap hari kamis, bahkan termasuk pembuatan power point,

menyalakan dan menggunakannya, jadi satu paket bagaimana membuat

power point pembelajaran, termasuk mungkin bagaimana

menggunakan LCD

15. T: Apakah bapak menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan

prasarana

pembelajaran?

J: Ya jelas, ditegur, di panggil, dikasih tau, untuk bagaimana di rawat

kembali

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

16. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah

kebajikan?

J: Yang jelas setiap di beli di inventaris, ada inventarisnya, oleh masing-

masing bagian biasanya di bendaharadi inventaris kemudian setelah itu

dimasukan dibuku pengadaan, kalo umpamanya lengkap mungkin saya

belum tau, saya juga belum cek, yang jelas ada bagiannya disinilah

mungkin kelemahan saya, ketika barang itu sudah masuk, biasanya kan

di inventaris dibendahara, dan kemudian biasanya masuk di inventaris,

dari berbagai macam barang yang sudah diberi, baik yang habis pakai

maupun yang tidak habis pakai, ada bagian yang memang

menginventaris yang habis pakai dalam artian dari berbentuk barang

ada di bagian TU, Cuma mungkin ini adalah kelemahan kami

kekurangan kami adalah tidak ya mengecek terus menerus, karena tidak

ada staf khusus, kita punya kepala sarana dan prasarana disini wakil

kepala, tapi dia lebih banyak bagaimana mengadakan-mengadakan,

kemudian perawatannya itu bagian-bagian masing-masing, sperti yang

saya katakan di awal tadi, yang ini yang koordinasi antara yang satu

dengan yang lain sangat lemah makanya masuk dibendahara semuanya,

nah ini yang saya lagi perbaiki sekarang, TU, kan TU ini nulis dan

sebagainya, cuma ketika meningkatnya kebutuhan anak, yang tidak

tertangani dengan baik, harusnya tiap barang masuk ada inventarisnya

di inventarisasi, mungkin ada aja yang terlewatkan gitu, kemudian

harus di cari di buku bendahara yang sangat luas, itu salah satu

kelemahan yang tahun ini harus di perbaiki, jadi wakil bidang sarana

prasarana harus ada staf khusus, staf khususnya sudah ada dibidang

pendidikan, jadi disamping mencari, dipperbaiki, Cuma yang belum ini

yang mencatatkan khusus, catat secara umum ada, catat secara khusus

dalam artian bahwa ada pembukuan khusus untuk sarana dan prasarana

in belum, harusnya di TU sudah ada, tapi karena di TU sudah

banyaksekali, kadang-kadang lewat itu yang menjadi kelemahannya,

kalo kita tambah staf ya lagi-lagi kita berada pada keuangan juga ketika

kita menambah Adm, hanya untuk mencatat-catat itu, tapi kalo kita

serahkan ke TU, TU yang begitu banyak kegiatannya, itu salah satu

kelemahannya yang mungkin saya rasakan

17. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: Ya penyimpanannya di masing-masing penanggung jwabanya ada, kalo

harus di taro di gudang ya digudang, kalo memang harus di patenkan ya

nanti di simpan kalo untuk menatauan LCD adalah dari penyimpanan

itu sendiri biar tinggal di kunci, kemudian ada lembar-lembar khusus,

bagi barang-barang LCD ya mobile gitu ya, dan kalo itu umpamanya,

dalam pemantauan dan sebagainya daya serahkan kepada penanggung

jawab untuk di simpan , yang jelas disimpan di lemari ada tempat-

tempat khusus untuk menyimpan itu, dan itu biasanya ada di bagian-

bagian masing-masing di bidang masing-masing

18. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Kalo barang pembelajaran khususnya kaitannya dengan pembelajaran

ada lemarinya, itu ada di kurikulum dan juga kesiswaan, jadi ada, kalo

itu untuk lab, alat-alat lab ada di meja-meja labnya, atau di lemari-

lemari labnya, disimpan, kalo komputer kita kebetulan karena

kekurangan kalo komputer di unit TU ada, dikomputer ada, tapi kalo

lab komputer itu kita secara MTs ini masih gabung dengan lab yayasan,

karena batasan ruang, kta dulu pernah punya ruang, kemudian karena

membludaknya siswa akhirnya kita lihat lebih efisienbergbng dengan

yayasan toh itu juga masih punya yayasan, toh kita juga bagian dari

yayasan, ya kita sama-sama menggunakan, dankita tinggal

menjadwalkan saja, kapan jadwal MTs, kapan jadwal Aliyah, dan

sebagainya, saya ada rencana membuat proposal ke yayasan, disini juga

ada lokal kosong, yang bisa disulap dari ini, dan sekarang menunggu

realisasinya, dilantai 5 itu ada ruang kosong, kalo disini bisa gabung

dengan aliyah, kalo dilantai 5 itu bisa gabung dengan yayasan, jadi kita

ini ada 2 lab, lab satu aliyah, kebetulan aliyahkan tingkat pemakaiannya

masih bisa dipakai oleh MTs, dengan waktu yang ada kita kerja sama,

di yayasan kalo diyayasan kan kita pakainya stelah anak-anak pulang

sekolah, kemudian ya ketika sekolah ya kita pakai, jadi waktunya aja,

kalo yayasan kan makenya sore hati, dan malam hari, kalo kita

makainya pagi hari, waktu sekolah di pagi hari, cuma saya berfikir

bahwa, kayanya harus ada lab khusus MTs sendiri yang yang tidak

tergantung yayasan dan itu kita usahakan, saya bahkan punya fikiran,

kalo seandainya tidak ada bagaimana, maka saya beli laptop sebanyak

satu kelas yang bisa mobile kemana-mana itu yang sedang kita ajukan,

dan umpamanya kalo sudah di siapkan ruangan maka saya patenkan

ruangan itu, kalo tidak ada ruangan juga maka kita mobile dalam

bentuk laptop, ya mudah-mudahan tahun ini kebutuhan-kebutuhan ini

dua bulan ini sudah bisa diambil, karena tahun ajaran baru harus sudah

ada, kesulitan, yang kemarin sudah kita inventarisir, dan kita adalah

ketika ada komputer yang rusak, kaya komputer yayasan, karena

yayasan banyak anak-anak memakai sore hari, dan saya tidak tahu

bagaimana pengendaliannya, maklum juga nanti di yayasan tidak

banyak kendali, kalo di aliyah masih mencukupi tapi hanya untuk

waktu sekolah saja, yang gedung sini kemudian disana juga ada juga

karena disana masih baru, semua karena disini sudah lama, itu tingkat

kerusakannya sangat besar, nah yg penting pada akhirnya saya berfikir

saya harus mengadakan juga, biar bisa dirawat dengan baik

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

19. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: Evaluasinya biasanya saya mengecek rutin barang-barang kerusakan,

dan sebagainya, dengan buku, disamping saya meminta laporan-laporan

tentang kerusakan-kerusakan yang ada yang kalo itu ungen dan harus

diganti, maka harus diganti, kalo itu masih bisa di tunda, ya kita tunda

dulu, kemudian ada uang dan sebagainya, ya kita kerjakan seperti itu,

itu bagian dari pengawasan, baik itu dari saya langsung mengecek,

maupun bagian-bagian lain yang melaporkan

20. T: Bagaimanakah cara bapak dalam memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam

pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Di rapat sering kita katakan di bagian TU ya, sering kita katakan, kita

tidak ada pelatihan khusus, dalam artian bahwa, cuma kalo ada hal-hal

yang mendesak, urgen, kita bicarakan di tingkat pimpinan yang

kemudian di tingkat pimpinan ini ada di TU, jadi di situ kepala TU,

mempunyai staf-staf banyak,kemudian mereka-merekalah yang

memperbaiki, jadi di rapat pimpinan itu termasuk, jadi langsung tau

kalo ada hal-hal yang ingin di bicarakan, termasuk bagian-bagian yang

ia kerjakan, seperti itu kalo dirapat guru, secara keseluruhan kalo ada

yang urgen disitu di ungkapkan, oleh guru dan sebagainya, dan kita

arahkan hal itu, tapi kalo yang tidak dirapat guru, kita ada rapat

pimpinan khusus, kalo dulu awal-awal seminggu sekali, tapi lama-lama

dua minggu sekali, lama-lama juga nanti tinggal melihat kebutuhan,

karena kalo sering-sering rapat juga gak bagus, yang paling penting

adalah efisien dan langsung kita, kalo ada kerusakan dan sebagainya

saya langsung ngomong sama TU nya, untuk di tindak lanjuti, jadi saya

manajemennya adalah manajemen bay dewing, dimana ketika

perencanaan dilihat akan didepan, diraker, tinggal saya gebrak saja di

bagian masing-masing kecuali ada rapat-rapat tertentu langsung kita

berikan juga

21. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Kalo penghapusan sarana dan prasarana, itu kalo tidak dipakai lagi dan

sudah tidak bisa di daya gunakan lagi mau tidak mau dihapus, basanya

jadi bangkai, bangkainya juga sudah tidak bisa di jual, ya mau di apain

lagi

22. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Alhamdulillah sampai saat ini sangat menunjang sekali, walaupun

belum maksimal yah, saya katakan belum maksimal, karena idealnya

harus lebih dari ini, tapi mungkin berusaha sedikit demi sedikit, untuk

kita bergerak kearah yang lebih baik lagi, jadi sampai saat ini

cukup,buktinya kita bisa belajar dengan lancar, walaupun kekurangan

itu ada, dan itu akan terus kita perbaharui-perbaharui lagi.

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Adisam, S. Kom

Usia : 24

Jabatan : Guru Mulok

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S1 Manajemen Dakwah

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Kebutuhannya kita melihat situasi dan kondisi apa yang dibutuhkan,

salah satu contoh dalam ruang kelas, kebutuhan itu biasanya ada

lemari, ada LCD kemudian ada proyektor, jadi sarana dan prasarana

yaitu melihat siswa, kemudian yang kedua yaitu melihat guru,

biasanya sarana dan prasarana yang tidak lain dan tidak bukan ya ini,

murid dan guru.

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J:Pertama sarana dan prasaranan pendidikan ya biasanya,,,,mengecek,

mengevaluasi, biasanya evaluasi itu dilakukan sebulan sekali, turun

langsung kepala sekolah.

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Sarana dan prasarana yang telah direncanakan, kalo minggu kemarin,

banyak itu, kemarin sudah rapat, yang di ingat itu adalah, jadi guru itu

diwajibkan untuk menguasai IT, ya itu harus menguasai, jadi guru tidak

gaptek lagi dengan kemudian yang ke dua adalah guru itu wajib ketika

masuk menggunakan ya untuk semua bidag, sekarang belum berjalan,

tetapi sudah sebagian yang sudah berjalan.

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: Setiap tahun

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: (Tidak dijawab)

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: (Tidak dijawab)

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Sumber dana yang pertam yaitu dari siswa itu sendiri, ya adakan kalo

disini ada kosong satu, kosong satu yaitu yatim, yatim piatu, kosong

dua itu yang gak bayar bu, yang gak bayar tunanetra mualaf, itu yang

gak bayar, yang kedua biasanya kalo sumber-sumber dana tidak jauh

dari donatur ya bu, ia punya donatur tetap yayasan, donatur kita itu

pak erwin rasyid. Kalo proposal ada

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Pertahun, jadi satu tahun itu apa aja yang dibtuhkan didata semua.

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Wah yang ini bu, sangat mendetail, jadi dilihat kebutuhan-kebutuhan

apa kalo memangnya urgen

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Pertama kepala sekolah, kedua BP, ketiga kesiswaan

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Ya dengan sangat baiklah, ya seperti pengecekan gitu ya bu, kemudian

ya pengecekan bu

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Ya caranya adalah menjaga dan pengecekan ya bu

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Pertama itu di servis, apabila sudah di servis ya yang kedua diganti

bu, membeli alat yang baru

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Seminggu sekali

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: Oh ya bu ya, ada LCD, ada ada pelatihan kita, pelatihan guru, tentang

TIK, kepala sekolah yang saya sendiri, materinya itu tidak lain dan

tidak bkan power point

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: Oh ya menegur, contohnya peralatan LCD ya buya, oh caranya begini,

cara matiinnya begini

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: Data dengan data, nanti di catet, kemudian apa saja dicek, berarti ada

pembukuan

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: Sistem yang digunakan untuk penyimpanan barang yaitu kita

menyediakan lemari, kemudian ada ruang khusus sperti gudang

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Ada, sperti perpustakaan, disanakan ada buku-buku nantikan yang gak

ada bukunya kan di cek disana, al-qur’an, diruang perpustakaan

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: Evaluasi, di cek lagi ya bu

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Itu biasanya mengadakan kumpul atau rapat, ya jadi ya ada bulanan,

aktif

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Kalo yang tidak penting itu

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: untuk sistem belajarnya alhamdulillah sudah dapat menujnag karena

ini sudah terakreditasi A, dan untuk misalnya dalam ruangan kelas itu

sudah ada LCD, kemudian sarana dan prasarana sudah bagus, sudah

menunjang sistem belajar mengajar.

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Junaidi Irwanto, S.Pd.I

Usia : 37

Jabatan : Guru Bahasa Arab

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S1 Tarbiyah PAI + Akta IV

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Proses penyusunan sarana dan prasarana pendidikan, ya di

musyawarahkan, dan disusun anggaran kebutuhan, ya setiap tahunnya

disusun, ada anggaran pertahun berapa anggaran yang dibutuhkan

sarana, jadi kita sudah dianggarkan gitu

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Menganalisanya ini, satu: dengan, sesuai dengan kebutuhan, ya

menyesuaikan dengan kebutuhan

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Diantaranya, sarana dan prasarana, misalnya:yang disusun dan

direncanakan, perencanaan, baisanya itu seperti ruang kelas,

penambahan ruang kelas, melengkapi sarana kelas, seperti apa itu,

media pembelajaran, infokus ya kaya gitu.

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: setiap tahunan

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: ya....Harus dilaksanakan

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Sudah ditetapkan, lau di implementasikan, sama aja ke yang 24.

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: ya selama ini kan, satu: dari pemerintahan, BOS ya, kemudian

meminta bantuan-bantuan, kita mengajarkan kedepartemen Agama,

kita bikin proposal, gitu aja selama ini, ada dari siswa itu sendiri.

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: tadi sama aja, pertahun

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: yang tadi rapat, dengan guru,,,ya....dari semua lini kebutuhan itu

ditanya, dari kebutuhannya itu, dari kesiswaannya, dari kurikulum

kebutuhannya apa, dari guru apa gitu kan, kemudian dari sarana dan

prasarananya

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Ya.....hampir semuanya,,,siswa juga diikut sertakan, mungkin dari

saran

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Mendayagunakannya ya...ya...apa, diberi tugas kepada orang yang

mengurus bagian sarana dan prasarana tersebut. Misalkan dari guru,

misalkan sarana prasarana kebutuhannya, kaya lab ada beberapa orang

yang ditunjuk, kalo misalnya sarana apa,kalo yang berhubungan

dengan masalah pembangunan memang ada, jadi memang ada yang

ditunjuk gitu, kalo kepala sekolah turun langsung, dan juga.....ya turun

langsung

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Satu: ya pemeliharaannya itu kan di inventariskan, inventarisnya,

kemudian ya,,,harus di jaga, dirawatin, barang yang sudah ada harus

dirawatin, gitu kan, ya kira-kira begitu aja

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Ya.....harus diperbaiki, ya kalo yang masih bisa di perbaiki ya kita

perbaiki, tapi yang tidak bisa di perbaiki ya terpaksa kita harus bikin

anggaran, itu direncanakan ditahun yang akan datang, media kita

berapa, mikroskop yang ada rusak gitukan, sperti itukan susah untuk

diperbaikin, kecuali disini, kalo perbaikan masalah kondisi bangunan

itukan kebutuhan, secara yang harus anu, tapi itu memang yang harus

dilengkapi, kecuali yang apa itu media-media kita anggaran pertahun

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Ya tidak ada jangka waktu tertentu si, iya kalau dalam itu tadi kalo

melihat kebutuhan anak, seperti keran air, mau nunggu satu tahun ya,

harus langsung, harus langsung dilaksanakan,tetapi rencana yang lain

ada jangka waktu gitu kan, seperti media-media, kita tidak bisa,

mungkinkan anggarannya juga gede, kaya gitu juga kaya gini,

misalkan gedung, koor, apa kan biasanya kita pakai jangka waktu

misalkan anggarannya haruskita pakai jangka waktu, tetapikalo yang

kecil kita laksanakan

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: Ya mengadakan, ya pelatihan bagaimana cara dalam menggunakannya,

seprti infokus, melatih guru dalam menggunakannya ada pelatihan

pelatihan khusus keluar belum, palingan kaya gitu aja

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: Ya ditegur, ya kemudian harus dilaksankan dikerjakan apa yang

diperintahkan oleh kepala sekolah

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: Pertama kita inventaris, misalnya tahun ini berappa kita data, ya

pertahun itu tadi, kemudian untuk barang-barang yang rusak disimpan

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: Penyimpanan barang yang dilakukan, ya.... disimpan dan dijaga

dengan baik tapi tidak semata-mata, semata-mata disimpan, juga harus

digunakan uga, jangan barang-barang itu disimpan terus, tapi

digunakan, karena banyak disekolah-sekolah begitu, banyak barang-

barang yang disimpan tapi tidak di gunakan, nah guru yang

menggunakan barang ini mereka juga diberikan tanggung jawab

dalam peminjaman, ada buku peminjamannya, dalam pengembalian

ada buku pengembaliannya gitu kan

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Ya barang pembelajaran itu kita,hanya baru yang ada, dalam

penyimpanan barang itu media pembelajaran ini baru yang untuk

kebutuhan lab –lab aja gitu, tapi kalo yang lainnya belum ada tempat

khusus secara general gitu kan, yang gak ada ini gak ada ruangannya

tidak ada, contohnya, tempat penyimpanan infokus itu ada, tapi masih

ruang guru, tapi disimpan didalm lemari, masih kekurangan ruangan

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: Oh......ya begini di evaluasi kepada penanggung jawabnya masing-

masing gitu

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Ya bimbingan kepala sekolah hanya sebatas ya apa, memberikan

amanat kepada ya apatuh, yang diberi tanggung jawabnya, ya itu aja,

secara umum ya menjaga bersama guru dan siswa juga.

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Sistemnya itu ya.......gimana ya.....disini ada perencanaanya...Ya yang

pastinya dimusyawarahkan, tapi tidak secara, paling gak itukan sama

bagian kurikulum ya kan, staf-stafnya, ya gitu aja, kemudian di

informasikan di rapat-rapat

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: ya kalo dilihat secara ini, kalo dibanding-bandingkan sudah sagat

lumayan lah, sudah menunjang, istilahnya hampir semua kebutuhan

siswa itu ya saya lihat ada walau belum terkaferin semua, tapi waktu

dibutuhkan itu ada

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Lukman Hakim, S. Ag

Usia : 37

Jabatan : Kabag. Tata Usaha

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S1 Ushuludin Aqidah Islam

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Prosesnya, pertama kita harus tau dulu kebtuhan sarana dan prasarana

yang ada di sekolah ini, terutama sarana pendidikan ataupun media

pembelajaran ataupun untuk anak-anak didik itu sendiri, mungkin itu

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Jadi kepala sekolah khususnya dianggap prasarana yang paling urgen

yang paling penting diambil terutama sarana kebutuhan pembelajarana

atau sarana untuk belajar, terutama untuk lab-lab dan sebagainya,

termasuk perpustakaan juga

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Emmmm....sarananya ya, sarana yang telah disusun dan di rencanakan,

sebenarnya kompleeks tapi yang paling utama itu, pertama sarana

kebutuhan anak itu sendiri, media pembelajaran, dan alat-alatnya,

berikut perpustakaan juga, dan yang paling lengkap adalah sarana

praktek untuk komputer belum ada sarananya, walaupun ada sebagian

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J:Kebutuhan perlengkapan sekolah, ini perencanaan perlengkapan

sekolah,itu biasanya awal tahun atau tiap tahun, awal tahun ajaran

baru

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana

terutama melalui guru-guru yang bersangkutan yang kira-kiranya

butuh sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan, yang paling

utama guru IPA, IPS ataupun guru agama Matematik, TIK juga dan

lain-lainnya

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Aah...kepala sekolah menetapkannya dengan cara dia mengecek-

ngecek ataupun mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang memadai,

ada yang kurang di tambahi kemudian ada yang kurang ditambahi

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Nah, untuk sumber dana, biasanya prtama dari pihak lembaga yayasan

yang menangani kita, yang kedua juga kita tidak tergantung yayasan,

kita bikin proposal keluar, terutama kedinas ataupn kelembaga-

lembaga pendiidkan yang lain, alhamdulillah ada yang cair, terutama

untuk gedung untuk sarana ada aja

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Untuk perencanaan pengadaan sarana dan prasarana biasanya ada di

periodik tertentu, gak pertahuan, kadang ada semester genapnya,

tergantung juga di adain tergantung kebutuhan

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Nah untuk kepala sekolah membahas rencana dengan cara

mengumpulkan semua staf guru, para wakil tertentu untuk membahas

sejauh mana, sarana yang kita butuhkan, yang kurang berapa, apa-apa

yang kurang diperlukan sedemikian rupa

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Nah ini, tadi sudah disinggung, bahwa sanya pertama kepala sekolah

itu sendiri, keduanya para wakil, khususnya kurikulum dan kesiswaan,

dan dilibatkan komite atau staf-staf yang ada

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Untuk mendayagunakan sarana ini kita limpahkan kebagian khusus

TU, sejauh mana prasarana ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan-

kepentingan siswa

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Iya,,,jadi kepala sekolah mengamanatkan kepada kita, untuk ditunjuk

untuk merawat sarana dan prasarana yang sudah ada, jangan sampai

sarana tersebut sudah dibeli, dirawat hilang atau segala macemnya

jadi staf TU yang khusus untuk menjaga dan merawat sarana dan

prasana tersbut

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Mmm....jadi kalo sarana dan prasarana ada yang rusak, contohnya

media pembelajaran ataupun kursi, kepala sekolah biasanya

memperbaiki dengan secepat mungkin atau bener-bener langsung ada

alternatif

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Untuk pemeliharaan tergantung kebutuhan sarana itu sendiri,

contohnya kalo kursi rusak kita langsung jangka pendek, kalo untuk

jangka panjang kita dananya, kalo masih ada kita salurkan

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: Biasanya disini belum pernah ada pelatihan, cuman kita baca-baca aja

di buku ataupun dari guru-guru yang lain sejauh mana merawat sarana

dan prasarana itu dengan baik, belum ada pelatihan sama sekali

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: Biasanya disini belum pernah ada pelatihan, cuman kita baca-baca aja

di buku ataupun dari guru-guru yang lain sejauh mana merawat sarana

dan prasarana itu dengan baik, belum ada pelatihan sama sekali

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: Untuk inventarisasi kita biasanya dimasukan kebuku gede atau buku

khusus inventaris sejauh mana barang-barang yang sudah masuk kita

catat, barang yang keluar kita catat juga, mana yang masih bagus,

mana yang baik yang rusak, berapa jumlah yang baik yang rusak, jadi

terdapat dibuku besar

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: Untuk sistem penyimpanan barang kita sediakan sarana ataupun

gudang yang bisa menyimpan dengan baik

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Eemmm....selain gudang tersebut kita ada khusus menyimpanan

barang seperti infokus, LCD, ada diruang guru ataupun kursi itu ada

diruangan tersebut

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: Eeemmm...untuk proses evaluasi biasanya kepala sekolah langsung

turun langsung ke bagian-bagian yang telah ditunjuk dan bertanggung

jawab tentang cara apa yang sedang dilakukan dalam mengevaluasi

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Eemmm...jadi kepala sekolah langsung memberi arahan ataupun

nasehat kepada khususnyaa TU ataupun staf pendidik yang ditunjuk

untuk memelihara barang tersebut agar jangan sampai barang-barang

tersebut terjadi kerusakan ataupun hilang dengan percuma dan dijaga

dengan baik dengan catatan khusus

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Penghapusan, jadi untuk penghapusan ataupun yang tidak terpakai

biasanya kita kumpulkan digudang-gudang ketika ada orang yang

membutuhkan kita kasih dengan cuma-cuma juga tetapi sarana

prasarana itu sendiri tidak sampai rusak cuma hanya engga layak

pakai aja

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Nah untuk sarana dan prasarana di MTs ini saya liat 80% sudah

menunjang separuhnya masih tidak layak karena banyak kerusakan

dan karena dana kita terbatas, ya sekitar itu ya 80 % lah...udah layak

dan baik

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Sugeng, S. Pd

Usia : 55

Jabatan : Guru Bahasa Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Indonesia

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Perencanaannya ini ya, ada rapat kerja tadi, tahunan suudah

dianggarkan untuk kegiatan-kegitan, kemudian dari pemegang

kekuasaan itu akan melaksanakan dengan diputuskan dalam rapat

kerja, contonya sarana dan prasarana olah raga berarti harus

mengajarkan kebendahara, jadi keputusan itu keputusan politik, bukan

keputusan individu

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Analisa kebutuhannya sama dengan tadi analisi ini, misalnya dapat

dikatakan anggaran ekstra kurikuler, anggaran sekian, kemudian

adalah kalo kurang kenapa bisa kurang, kalo lebih berapa, jadi setiap

tahun dianalisis ya

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Sarana dan prasarana yang telah disusun itu seperti itu tadi mba,

artinya lab berapa, kemudian untuk perpus berapa, itu sudah di

rencanakan dalam rangka tadi itu biasanya dianggaran rumah tangga,

anggaran pendapat belanja sekolah,jadi kalo misalkan kekuranga ya

kita tutupi dulu, baru di evaluasi setelah anggaran berikutnya

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: Setiap tahun

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Jawabannya sama yah, misalnya dalam anggaran pendapatan sekolah

raker tadikan semua anggaran itukan dicantumkan semua, misalkan

untuk kegiatan sekian, untuk kegiatan ekstra kurikuler sekian,

kemudian untuk eee....mid semester sekian untuk semester sekian,

yang belum itu ujian akhir aja, karena dalam ujian akhir melihat

kondisi, artinya apa, perintah atasan dari depag itu kalo swasta

bayarnya berapa, kita akan musyawarah dengan wali murid, kemudian

kita memutuskan anggaran yang itu tapi, anggaran yang lainnya sudah

disusun dalam raker tadi

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Jawabannya sama aja, hampir sama aja

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Sumber dananya itu yang pertama dari dana bos, kemudian dari dana

anak, kemudian ada donatur, tapi donatur ini kan waktu-waktu

tertentu, kemudian dia kadang-kadang rutin, tapi yang jelas kalo dana

bos, dan dari oranng tua murid, yang jelas itu kalo dana dari bantuan

itu gak tentu ya, kadang-kadang ada namanya juga dana bantuan

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Sama yang tadi mba

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Ya yang tadi ya...yang..yang artinya ada, ada wakil kurikulum,

kemudian ada wakil kesiswaan, kemudian ada wakil wali murid yang

namanya apa ya, wakil dari salah satu orang tua membicarakan

sekolah itu mau di bawa kemana, kemudian di bawa kerapat lagi

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Sama dengan tadi

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Artinya mendayagunakan ya, ya menggunakannnya ya yang ada saja

ya, kitakan terbatas ya mba, ya artinya terbatas gedung, tetapi kita

tidak dikatakan, ...lab bagus, perpustakaan bagus

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Pemeliharaannya ya dirawat bersama-sama tapi yang utama adalah

yang di tunjuk untuk memelihara sarana dan prasarana tadi, itu sudah

ada tugasnya masing-masing,tinggal kita laporkan kepada petugas, ini

pak AC nya tidak nyaman, kemudian ini pak AC nya mati, atau kipas

anginnya mati dan sebagainya, nanti orang yadi adalah melakukan

perbaikan-perbaikan, kalo menjaga otomatis semuanya, tentunya kalo

malem itu yayasan tidak ada penjaganya, karena penjaganya sentral

yah, dari yayasan, setela pulang sekolah di tutup, kalo kebiasaannya

di tungguin, di tutup, nanti yang menjaga ini adalah sentral, kelas ini

bukan hanya di pake oleh MTs saja, setelah itu ada pengajian anak-

anak, tapi disitu semua itu menjaga, menjaga kebersihan, memelihara

jangan sampai rusak, itu sudah satu paket otomatis yang bertanggung

jawab adalah hari ini ada yang pake, yang menjagaini karena ini

penjaga pagi-pagi bertugas membuka, jadi tugasnya masing-masing

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Ee...alternatifnya ya....perbaikan yah,perbaikan itu mengunggu ya,

artinya tidak seperti membalikan telapak tangan, artinya gak langsung

ya, butuh prose, tapi tidak terkatup-katup, misalkan satu bulan sudah

di perbaiki lagi, cekatan ya

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Ya...kalo rusak, ya di perbaiki, kalo pertahun ada anggaran,ini rusak

diganti, itu pertahun, tapi tidak otomatis, kan ada dalam anggaran, ada

dana lain-lain, dana lain-lain adalah yang di perlukan waktu kondisi

rusak, paling tidak dana yang terpakai dalam rapat rakerberikutnya

akan di sampaikan

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: Ya pelatihan, ya terutama perpustakaan, lab, lab itukan nanti ada

pelatihan secara general, artinya secara general itu dari sekolahh

dikirim, bagaimana mengelola perpustakaan, bagaimana labnya,itu

dari sekolah itu mengirim keluar, kalo dari kita sendiri kita belum

punya tenaga ahli, karena yang pertama ya mungkin terlalu gimana ya,

pesertanya cuma satu dua

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: Jelas, itu tugas kepala sekolah menegur, dengan senyum, dengan apa,

itu pasti, ini air rusak, kenapa kamu, tapi menegurnya dengan etika,

sopan santun, tidak menegur seperti sm tukang sapu jalan, kamu

kurang ajar, tidak, tapi dengan etika, moral, budi pekerti, dengan

sindiran dan bagaimana

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: Inventarisnya di tempatnya, kemudian di kunci, perpustakaan di kunci,

ya kuncinya, yang megang adalah yang bertanggung jawab tentang

lab, kemudian di taro sekolah, kemudian baginya diambil

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: Ya sama

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Tidak kalinya, tidak ada khusus tapi ada lemari khusus, misalnya untuk

nyimpen laptop, kemudian apa itu lab, ada lemari khusus, ada gudang

untuk menyimpan barang-barang bekas ada gudang khusus

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: Evaluasinya itu adalah pemegang kekuasaan tadi melaporkan kepada

pihak-pihak berkepentingan misalnya dapat dikatakan, ee...gudangnya

sudah penuh ni, yang kemarin ini, ini di bagaimana, pokoknya

komunikasinya dengan penanggung jawab, seperti kepala sekolah

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Setiap hari, paling tidak 1 minggu sekali ya mbak ya

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Sistem penghapusan itu misalnya, tiap tahun, tapi biasanya 10-5 tahun

penghapusan, misalkan dokumen anak-anak tamat

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Kalo secara umum, melihat kemampuannya, kalo sekolah inikan ada

macam-macamnya ada sekolah elit, kalo kitakan dapat dikatkan

sekolah menengah kebawah, kalo menurut pendapat saya cukuplah,

perpustakaan, ruang lab ada, komputer ada, menurut saya cukuplah,

tapi tidak membandingkan dengan kelas yang diatas, kan dibawah

MTs ini kan ada, menurut saya cukup bagus, cukup baik

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Sutikyono, M. Pd

Usia : 40 Tahun

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah / Bid.Kurikulum / Guru

Matematika

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S2 Pendidikan MIPA + Akta IV

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Tadikan awal sudah disampaikan, penyusunan jelas menggunakan

skala prioritas, apa aja yang diperlukan untuk tahun yang akan datang,

apa yang diperlukan, apa yang sudah ada, apa yang belum skala

prioritas

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Eee...untuk menganalisis berarti barangnya yang akan dibeli atau tidak,

gitu analisisnya

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Sarana dan prasarana yang telah direncanakan sebetulnya ada dibidang

saspras yah, ee....kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan, yang

pertama itu sebenarnya yang digolongkan itu adalah,

eee....penggunaan LCD disetiap ruangan, dipaten, sekarang sudah

mulai berlangsung dikelas gedung B, untuk kelas 9 rencana akan

memakai infokus semua, paten, jadi tidak lagi digantikan gitukan

karena kalau ganti sekalipun gampang rusak, ini bangke sudah ada 2,

makanya kerusakannya berat, kalo beli hampir 3 juta, ee.....kalo

dibenerin hampir 3 juta, anggaplah itu inventaris rusak, menghindari

seperti itu makanya dipasang secara paten untuk menguasai

kerusakan, nah itu program saspras, yang program kemarin raker ya,

pemasangan infokus pada tiap kelas secara paten, ini sudah di

laksanakan

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: Setiap tahun

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Pengadaannya adalah dengan membelikan sesuai dengan yang

diperlukan yang mendesak, skala prioritas, yang sangat perlu dulu itu

apa

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Menetapkan melalui bidang sarana dan prasarana

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Yang pertama bantuan pemerintah atau BOS, kemudian iuran

masyarakat, melalui SPP dan sumber lain yang tak mengikat,

misalkan bantuan donatur, proposal yang ditunjukan pada donatur

nanti dibantu

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Pertahun

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Melalui musyawarah dengan bidang saspras apa yang diperlukan

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Eee....guru, wakil sarana dan prasarana, eee.....wakil kepala sekolah,

wakil kesiswaan, dan kepala sekolah

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Jadi memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Cara perawatannya, pertama sebelum diguanakan, harus tau dulu tata

cara penggunaan alat, supaya penggunaanya awet dan ditaro ditempat

yang aman

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Yang pertama, biasanya kita perbaiki dulu, kalo ternyata diperbaiki

misalnya lebih mahal dari pada beli maka kita asingkan sebagai

inventaris

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Eee....tidak ada, ee...maksudnya kapan saja, tidak ada jangka waktu

tertentu sewaktu-waktu setiap saat

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: Iya,,,mendemonstrasikan, bagaimana caranya menggunakan, misalnya

laptopnya, supaya awet, ketika dimatikan, misalnya laptopnya supaya

awet, ketika dimatikan, misalkan harus ditunggu baru ditutup, pada

saat rapat itu misalkan disampaikan, penggunaan LCD juga kita

selesai digunakan harus ditunggu dulu, tunggu lampu merah berkedip

dulu baru bisa dimatikan, jadi disampaikan pas rapat, jadi di seling-

seling aja

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: Ya menegur

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: Eee....dikelompokan berdasarkan tugas masing-masing, seperti saya,

bagian kurikulum, saya menyimpan barang-barang media

pembelajaran, seperti laptop, infokus, kabel-kabel, itu ada di saya,

kalo inventaris berupa alat tulis atau ATK, seperti komputer itu kepala

TU

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: Ya dibuat ditempat khusus, lemari

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Ya

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: Dengan mengecek ya, mengecek barang-barang, kemudian apa

namanya mengawasi barang yang ada

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: Ya ini diserahkan tanggung jawabnya kepada bagian sarana dan

prasarana untuk bertanggung jawab dan membuat laporan

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Maksudnya di tiadakan gitu ya ditiadakan kalo tidak diperlukan

mendesak ya di pendinglah

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Eee...kalo melihat dari jumlah ruang cukup ya, untuk media

belajarnya, buku juga udah cukup menampung anak, media belajarnya

juga sudah cukup karena disini sudah dipatenin juga, ya ya udah, saya

kira cukup untuk sementara satu lagi, memang itu yang saya

selesaikan saat ini, dulu memang sudah ada, karena komputernya

sudah ketinggalan, maka kita hilangkan dengan cara nebeng ke MA,

kita sudah mengajukan ke tiga tempat bantuan lab, tapi sampai saat ini

belum ada jawaban

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Wahyudin, S.Pd

Usia : 37

Jabatan : Bid. Kesiswaan / Guru IPS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Ekonomi

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Kalo penyusunan sarana dan prasana itu, tetap kita berpedoman pada

kebutuha yang dibutuhkan, misalnya untuk tahun ini kebutuhan kita

apa, gitu,, ya kalo memang kebutuhannya kan kita bisa cek ya,

misalkan infokus rusak, atau kipas angin, itukan sarana tuh, nah

kemudian yang lain juga ditanyakan keguru-guru misalnya

mempersilahkan kepada guru-guru yang ingin membeli buku diluar

nanti diganti oleh sekolah, tapi sarana dan prasarana tetap biasanya

setiap awal tahun kita sudah dibuat anggaran, apa yang mau di

butuhkan, gitu, misalkan berapa kursi yang rusak harus diganti gitu

kan, misalkan yang lain-lain juga gitu, sudah ada anggarannya sedah

di susun di awal

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Biasanya untuk melakukan analisa, aa....itukan di langkah pertama itu

melihat kondisi keuangan juga, kira-kira ni keuangan ini bisa gak ni

mencukupi pembelian sarana, kalo tidak mencukupi berarti kita

membeli yang dipilih alternatif, ya berarti dibuat skala prioritas kan,

mana yang lebih penting gitu jadi membuat skala prioritas

gitu,,selain.....biasanya selain membuat skala prioritas kepala skolah

juga kita mengajukan proposal-proposal misalkan sarana apa yang

kurang dengan melihat kondisi keuangan yang tidak mencukupi, trus

kita mengajukan proposal, baik kepemerintah maupun ke non

pemerintah

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Kalo sarana dan prasarana yang disusun slama ini memang kita kan

memang, kita kan memang sekolah kita ada kelas BP dan kelas

Reguler ya, baru tahun ini, biasanya kita, aa...sesuaikan untuk kelas

BP tuh apa aja, untuk kelas regular apa aja, tapi yang sedang disusun

ini kita ingin membuat sebuah lab komputer, ya itu belum terlaksanan,

karena slama ini kita masih kekurangan, kita masih pakai lab Aliyah,

ada rencana kedepan lagi kita akan buka lagi gedung B, untuk tahun

depan, itu rencananya akan menambah komputer

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: Kalo prencanaan prasarana sekolah itu biasanya di sesuaikan dengan

kebutuhan aja, kalo memang tahun ini sarana kita masih bisa dipakai

dan di gunakan itu kan gak perlu ditambah, tapi kalo sarana yang kita

pakai itu rusak, itukan harus kita tambah, kita buat anggaran lagi

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Hampir sama, kaya tadi ketika kita berencana yang pertama kita

biasanya menyusun anggaran dulu, setelah menyusun anggaran

kemudian, kalo memang tidak mencukupi kita mengajukan atau

membuat proposal kepemerintah atau non pemerintah

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Biasanya kalo penetapan untuk sarana pendidikan ya contohnya ini ya,

sperti eee....sarana untuk pelajaran IPA itukan biasanya kita panggil

gurunya, apa yang diperlukan untuk IPA, kira-kira yang tahun

kemarin biasanya kita bertahap ya, untuk tahun ini misalkan kita mau

beli ini dulu, nah untuk yang tahun depan misalkan kita apa, itukan

udah ditetapkan, kalo tahun ini misalkan kita butuh lab komputer, ya

atau kalo belum bisa menambahkan kita menambahkan berapa set

komputer, lab biologi, lab perpustakaan, ya minimal kita tetapkan

tahun ini misalkan kita menambahkan buku-buku itu juga sudah

ditetapkan sudah ada, jadi bertahap ya

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Hem.....seperti yang tadi saya katakan, sumber dana bisa dari

pemerintah maupun non pemerintah, bisa seperti BOS, kalo non

pemerintah bisa dari donatur, proposal

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Kalo untuk pengadaan sarana dan prasarana itu biasanya kita pertahun,

karena kita menyususn RAPBS itu untuk jangka 1 tahun

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Biasanya kepala sekolah itukan dipanggil kalo memang itu untuk

kebutuhan guru bidang study, dipanggil gurunya, sarana apa yang

dibutuhkan, tapi kalo misalnya untuk sarana sekolah yang sifatnya

memang itu untuk pembelian AC, itu memang ada bagian sarana dan

prasarananya kan ada bagian-bagiannya

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Yang dilibatkan yang pertama adalah bagian sarana dan prasarana,

yang kedua kurikulum, yang terakhir yaitu bagian keuangan, karena

keuangan juga menyangkut, kalo kurang ini, ini ternyata uangnya gak

cukup, kan jadi gak bisa

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Biasanya kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan tu memang aa.....setiap....seperti komputer gitu kan,

biasanya ada anggaran untuk perbaikan biasanya, dan kita memang

sudah ada orang khusus untuk AC, ada terus orangnya kalo dipanggil,

jadi tidak sulit biasanya tiap rusak dipanggil teknisi, kerjakan bayar,

tapi kalo disekolah teknisi khusus tidak ada, tapi kita panggil dari luar.

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: Biasanyakan sekolah membuat aturan, ya...selesai digunakan tolong di

rapihkan, kemudian taro ditempatnya gitu kan, seperti juga kan bagian

offis by, seperti juga kan kadang-kdang tolong selesai belajar, AC di

matikan, ada aturan-aturan yang dibuat oleh kepala sekolah

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Biasanya kalo saranan dan prasarana rusak, ya kalo kelas BP itukan

selain ada, AC ada kipas angin, AC rusak berati bisa pakai kipas

angin, itukan ada AC, ada juga kipas angin, ketika AC mati, ada juga

kipas angin, tapi kalo sarana-sarana yang lain, kalo saya si guru IPS

ya, biasanya menggunakan peta, tapi kadang-kadang, ya selain

multimedia, internet, ya pakai peta yang manual, ada alternatif

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: Biasanya persemester, smester satu ini sarana dan prasarana masih bisa

pakai gak, tapi kalo hari itu rusak, langsung diperbaiki

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: aa....pelatihan seperti kalo untuk ya waktu itu si ada pelatihan,

pelatihan program power point, gitu, kalo untuk pelatihan perbaikan

sarana itu kayanya belum ada, kalo pelatihan yang itu belum, paling

guru bertanya kepada petugasnya

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: oh...jelas ya, kalo ketika itu misalnya ditugaskan untuk mengambil

infokus, bukan apa, kalo dia salah naro itu pasti sperti AC kalo

waktunya pulang belum dimatiin itu pasti ditegur

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: sistem inventaris sarana kita kan memang ada lemari khusus, kalo

digedung sana memang ada untuk menyimpan perlengkapan kalo

yang semacem IPA kan ada labnya, berarti harus dikembalikan lagi

ketempatnya di lab IPA, kalo infokus habis pakai taro lagi dilemari,

itu ada tempatnya, ada lemari khusus

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: kalo sistim penyimpanannya ya pokoknya setiap pakai simpan, gitu,

kalo yang lainnya, kalo barang-barang yang disini paling adanyakan

paling infokus, aa....lab, gitu yang penting memang sistem

penyimpanan itu ditata dengan baik, dengan rapih, gak asal taro,

itukan di tata

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: aa... ya.....kalo memang ruang khusus itu ada, seperti IPA ada

ruangannya, labnya, kalo infokus ada lemari ini ada khusus

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: kalo slama ini si selain, dipanggil bagian sarana prasarananya, juga

biasanya bagian kurikulum juga ikut membantu, ikut mengawasi

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: yang pertama, langkah pertama adalah memanggil bagian sarana dan

prasarana, kemudian dijelaskan cara perawatannya dan juga cara

penggunaannya juga dijelasin

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: sistem penghapusan biasanya yang sudah.....kan ada tuh barang yang

sudah agak tua gitu ya, itu biasanya dijual, dilelang, dilelang kita beli

baru, seperti ada ni infokus rusak 2, itu gak bisa dierbaiki yang dijual,

nanti kita beli lagi, kaya komputer waktu itu pentium tiga lama tuh itu

langsung dilelang, dijual semua, kita beli lagi yang baru, sistem lelang

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: kalo meurut saya si, sarana dan prasarana ada yang belum menunjang,

itu belum patennya lab komputer itu, kadang kita memang masih sewa

sama aliyah juga, lab punya Cuma kita belum mencukupi, ada itu

disana hanya untuk beberapa siswa, makanya kita harus pinjem sama

aliyah, sewa kalo yang lain-lain si udah cukup,

HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN

A. INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Eneng, S. Pd

Usia : 32

Jabatan : Guru Bahasa Inggris

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : S1 Sastra Inggris

1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: Penyusunan kebutuhan, baisanya kalo ada kebutuhan apa-apa itu harus

buat proposal dulu, baru di ajukan, baru disetujui

2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Analisa itu ya,,,,dilihat dari kebutuhan apa yang dibutuhkan ya itu yang

dipenuhi mungkin ada proposal apa, kemudian dilihat dari laporan-

laporan

3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?

J: Sarana dan prasarana yang telah disusun dalam hal keuangan, ya

semuanya harus di susun terlebih dahulu, kurikulum yang berkaitan

dengan fasilitas semuanya.

4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah

dilakukan setiap

tahun atau periodik tertentu?

J: Itu biasanya ada di raker, yang dilakukan setiap satu tahun sekali, dari

situ perencanaan semuanya disusun

b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Ya itu tadi melalui raker

6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Ya dari raker itukan kita didiskusikan, mana yang perlu mana yang

tidak, ya itu diputuskan

7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Kalo di MTs ini ya dari BOS, dari apa,,,anak-anak, kemudian ada juga

kadang-kadang ada sumbangan-sumbangan, baik formal maupun

nonformal

8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan

pertahun atau

periodik tertentu?

J: Pengadaan,kalo yang tahunan, ada yang yang tahunan, ada juga, tiba-

tiba misalkan yang bulanan, bukan bulanan juga ada, jadi tergantung

kebutuhan

9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan

prasarana

pendidikan?

J: Ya tadi melalui raker

10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan

sarana dan

prasarana pendidikan?

J: Staf dan guru semuanya dilibatkan seluruhnya semuanya memberikan

masukan, kalo siswa paling memberikan masukan ke guru-guru nanti

guru-guru baru menyampaikan, dari siswa paling dari osisnya aja.

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J: eee...mendayagunakannya itu maksudnya memanfaatkan ya...sesuai

dengan kebutuhannya

12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

yang dilakukan

MTs khazanah kebajikan?

J: pemeliharaannya si, ya sebenarnya si ada bagian-bagian khusus, bagian

sarana dan prasarana bagiannya, cuma untuk pemeliharaan harian ada

kaya OB, tapi sama memelihara, guru-guru semua ikut dalam

memelihara

13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: kalo yang rusak itu masih bisa di perbaiki ya diperbaiki, kalo sudah

tidak bisa diperbaiki lagi ya diganti

14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan? Apakah

ada jangka waktu tertentu?

J: sarana dan prasarana yang jangka pajang yang ada jangka waktu

tertentu, kalo ada yang jangka pendektidak di tentukan oleh waktu

15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah

mengadakan pelatihan?

J: kalo pelatihan untuk guru, atau sarana dan prasarana, ada juga

pelatihannya, Cuma memang untuk pelatihan di sekolah kita masih

kurang, untuk guru ada yang sebulan 2 kali, untuk pelatihan komputer,

internet

16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan

sarana dan

prasarana pembelajaran?

J: iya pasti di tegur

d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan

17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs

Khazanah

kebajikan?

J: karena di laporkan ya, jadi di inventarisasikan dengan baik, dengan di

data

18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?

J: barang... untuk penyimpanan barang ya, karena kita belum mempunyai

gudang, ya paling disimpen di tempat yang ada aja, dikantor, dilemari

sama, karena lokalnya terbatas

19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: kayanya belum ada, kalo lab-lab ada, lab-lab biologi ada, perpustakaan

ada

e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan

20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?

J: evaluasi itu melalui rapat bulanan, adanya kekurangan atau engga

21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan

bimbingan

dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?

J: ya melalui tadi mungkin, ya pelatihan tadi, atau kepala sekolahnya

langsung yang memberi tahu.

22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang

dilakukan?

J: Penghapusan, ya kalo sesuat yang kira-kira tidak dibutuhkan ya

mungkin di hapuskan dari anggaran

23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Eee....menurut saya si sudah, cuman masih kurang mungkin ya

kelengkapannya, karena keterbatasan dana dan sebagainya, lokal juga,

insyaalloh baik ya, Cuma mungkin belum sangat baik

HASIL WAWANCARA SISWA/I

Nama : Rayhan

Usia : 12 tahun

Jabatan : Wakil Ketua Osis

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : Siswi MTs Kelas VIII BP (Bina Prestasi)

1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J : Cukup baik

2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau

tidak?

J : Cukup baik, apalagi BA

3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Biasanya kalo ada yang rusak itu kita pakai punya MA, nanti dibetulkan

dulu ama staf-staf khusus, ada yang membetulkan, cekatan langsung

4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana

dan

prasarana pembelajaran?

J : Iya ditegur, kaya misalnya kemarin ada apa gitu rrusak langsung

ditegur sama pak suhardin, cepat

5. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J : Ada kaya lab IPA, lab komputer, prpustakaan juga apalagi kalo BA itu

udah punya loker sendiri di kelas

6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Sangat menunjang, sangat baik, apalagi di kelas BA, untuk kelas regular

cukup baik, tapi memang anak-anaknya yang gak bisa menjaga

dengan baik, dan merasa puas

HASIL WAWANCARA SISWA/I

Nama : Widia

Usia : 13 tahun

Jabatan : Ketua Osis

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : Siswi MTs Kelas VIII BP (Bina Prestasi)

1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana

pendidikan?

J : Kurang tau

2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau

tidak?

J :Baik si bu, kalo apa si, kita kan diberi juga amanat oleh kepala sekolah

agar menggunakan dengan baik, terkadang juga kita kelas BA juga,

waktu awal-awalnya susah bu, ya kita kan suka minta AC, AC suka

rusak, tanggapannya kurang, dia slalu negor bu

3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada

rusak?

J: Dia slalu negor bu, kalo misalkan ada merusak sarana prasarana sekolah

4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana

dan

prasarana pembelajaran?

J : Ya bu, jadi siswa kan ada yang bandel juga, jadi tu slalu di tegor,

kadang juga kalo suka dibilangin jangan suka coret-coret meja, kita kan

buat kebaikan kita juga, biar bisa inventarisnya lebih baik lagi

5. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang

pembelajaran?

J: Ya ada, kita kan peralatan-peralatan kimia sudah ada, laboratorim,dan

perpustakaan laboratorium, kita juga untuk kelas BA juga sudah di

sediakan loker

6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem

belajar

mengajar disekolah?

J: Ya menurut saya si lumayan lah ya, dan ada kegiatan-kegiatan sholat

dhuha juga, ya tapi apa untuk apa si namanya untuk menertibkan

siswanya kurang