KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI MTs
KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Sri Wulandari
1080182000005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013
i
ABSTRAK
Sri Wulandari, Nim. 108018200005, KINERJA KEPALA SEKOLAH
DALAM PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
DI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PAMULANG.
Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja kepala sekolah
dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khzanah kebajikan
pondok cabe ilir pamulang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode
deskriptif analisis. Penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan lebih banyak
berupa kata-kata atau gambar-gambar dari pada angka-angka. Jenis data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif yaitu diperoleh melalui pemahaman dan
penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan.
Adapun responden dalam penggalian data pada penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, staf pendidik dan siswa/i. Penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yang juga bersifat kualitatif, yakni teknik wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana
yang dilakukan kepala sekolah di MTs Khazanah kebajikan mulai dari
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan dilakukan
secara bersama-sama, adanya musyawarah dan koordinasi antara kepala sekolah
dengan guru-guru, staf pendidikan serta siswa/i. Namun dalam hal inventaris
sarana dan prasarana pendidikan belum dilakukan secara berkesinambungan,
dikarenakan belum adanya staf khusus yang bertugas untuk menginventaris
sarana dan prasarana yang terdapat di MTs tersebut, sehingga sistem inventaris di
sekolah tersebut belum berjalan dengan baik. Selain itu juga belum tersedianya
ruangan untuk laboratorium komputer secara mandiri, sampai saat ini penggunaan
laboratorium komputer bersama dengan jenjang pendidikan Madrasah Aliyah
Khazanah kebajikan.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia yang telah tercurahkan, sehingga skripsi ini dapat diselaikan.
Dengan penuh rasa syukur, pada akhirnya skripsi ini telah dapat
diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Namun alhamdulillah berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kendala-
kendala yang ada.
Dengan ketulusan hati, dalam kesempatan ini melalui skripsi penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan beserta segenap jajarannya.
2. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil., Ketua Jurusan
Kependidikan Islam.
3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan.
4. Bapak H. Masyhuri, MA. Pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu, kritik
serta saran yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang slama ini
banyak membimbing penulis selama belajar di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak H. Suardin Sos. Para guru, staf dan siswa/i MTs Khazanah
Kebajikan yang telah memberikan kesempatan dan waktunya sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
iii
7. Ayah dan Umi (Syarifuddin Saibul dan Salimah Rahmalia), Adik-
adiku tercinta (Awad Mukaffi, Fathia Amalia, Melati Wulansari) yang
telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil, kasih
sayang serta do’a yang tak pernah putus sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Tubagus Ahmad Deden Syafe’i, ST. Suamiku tercinta, rasa bangga dan
terimakasih atas dukungan yang dengan setia dan penuh kesabaran
memberikan semangat, motivasi serta dukungan moril dan materil
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh cinta
dan kasih.
9. Tubagus Muhammad Dzaky Zahran Abgary Quartillah, Anakku
tersayang, dengan kehadirannya senantiasa membangkitkan semangat
dan senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Rekan-rekan sahabat seperjuangan KI-MP angkatan 2008 dan seluruh
pihak yang terlibat dalam penyelesaian skrpsi ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu. Kenangan dan kebersamaan kita tidak akan
pernah terlupakan.
Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi bermanfaat khususnya
bagi penullis dan pembaca umumnya.
Jakarta, 20 Mei 2013
Sri Wulandari
iv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
Lembar Pengesahan Panitia Ujian Skripsi
Lembar Pernyataan
Abstrak ............................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 4
3. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR .............................. 6
A. Kajian Teori .............................................................................................. 6
1. Konsep Kinerja .................................................................................. 6
a. Hakikat Kinerja .............................................................................. 6
b. Indikator Kinerja …………………………………………..…….. 8
c. System Penilaian Kinerja .............................................................. 10
d. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pengukuran Kinerja ....................... 11
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ................................... 12
f. Mengelola Kinerja yang Efektif .................................................... 13
2. Kinerja Kepala Sekolah ................................................................... 14
a. Definisi Kepala Sekolah ................................................................ 14
b. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Manajer .................................... 15
c. Lima Kemampuan yang Harus dimiliki Pemimpin Pendidikan .... 17
d. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal ........................................ 19
v
e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik .................................................. 21
B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................... 21
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................... 21
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............…..…….. 26
a. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 26
b. Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan....... 27
a) Fungsi Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 29
b) Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............. 33
c) Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........ 34
d) Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan ......... 35
e) Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan........... 35
3. Kerangka Berpikir ............................................................................ 37
BAB III METODELOGI PENELITIAN ...................................................... 40
A. Tujuan Penelitian .................................................................................. 40
B. Tempat Penelitian ................................................................................. 40
C. Desain dan Jenis Penelitian ................................................................... 40
D. Fokus Penelitian ..................................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian .............................................................................. 42
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 46
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan ......................... 46
1. Sejarah singkat .................................................................................. 46
2. Identitas Sekolah ................................................................................47
3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan .............................................................48
4. Struktur Organisasi MTs Khazanah Kebajikan ................................. 49
5. Dewan Guru dan Karyawan .............................................................. 50
6. Keadaan Siswa/siswi ......................................................................... 53
7. Sarana dan Prasarana (Fasilitas pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan) ........................................................................................... 54
B. Deskripsi dan Analisis Data .................................................................... 55
vi
1. Kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan ........................................................................... 56
2. Kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan ........................................................................................... 60
3. Kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan ........................................................................................... 64
4. Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana
pendidikan ........................................................................................... 71
5. Kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana
pendidikan ........................................................................................... 74
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 80
A. Kesimpulan ............................................................................................... 80
B. Saran .......................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
Lampiran - Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan
peningkatan mutu pendidikan ditengah perubahan global agar warga
Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam
pergaulan nasional maupun internasional.1
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting didalam menjamin
perkembangan dan kualitas kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi
tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan menjadi cermin kemajuan bagi
masyarakat. Dengan demikian, pendidikan menempati posisi kunci bagi
kemajuan suatu bangsa. Semakin baik kualitas pendidikan, maka semakin
baik pula kualitas bangsa itu sendiri, dan itu juga yang diinginkan bagi
pendidikan di Indonesia sebagai Negara berkembang.
Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat
pada peserta didik agar dapat : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk memahami dan
menghayati, (c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
1Standar Sarana dan Prasarana , (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2007), h. 5.
2
efektif, (d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, (e)
dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Untuk menjamin
terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang
memadai. Standar sarana dan prasarana harus memenuhi ketentuan
minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana.
Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan
formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah
yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah
pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas
Madrasah Aliyah (SMA/MA) . Standar sarana dan prasarana ini
mencakup:
1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang
wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah;
2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan,
ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh
setiap sekolah/madrasah.2
Masyarakat cenderung menjadikan ketersediaan dan perlengkapan
sarana prasarana sebagai sebuah ukuran kualitas instansi pendidikan. Oleh
karena itu sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu point
penting dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Apabila sekolah tidak
memperhatikan masalah sarana prasarana pendidikan, maka peserta didik
tidak semangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh, yang pada
akhirnya mengakibatkan prestasi siswa menjadi rendah. Oleh karena itu
dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan dapat mempermudah bagi
semua elemen pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah, selain itu juga sebagai alat atau media pembelajaran dalam
2 ibid., h. 5-6.
3
pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting untuk
diperhatikan dalam upaya pemenuhan kualitas pada keberhasilan sekolah.
Secara umum, sarana dan prasarana disetiap sekolah saat ini sudah
memenuhi standar pendidikan, adanya perabot, alat media pembelajaran,
gedung dan ruangan yang dapat menunjang sistem belajar mengajar
disekolah. Namun kondisi sarana dan prasarana di MTs Khazanah
kebajikan pondok cabe ilir pamulang pada saat ini masih kurang optimal,
karena di MTs ini masih kurangnya ketersediaan ruangan untuk
laboratorium komputer, dengan adanya kondisi ini akhirnya setiap siswa/i
MTs yang akan praktek belajar komputer, menggunakan laboratorium
dengan cara menumpang dengan laboratorium komputer milik yayasan,
yang terletak di gedung jenjang pendidikan Madrasah Aliyah khazanah
kebajikan, selain itu juga dalam sistem pengelolaan inventaris barang dan
alat-alat media pembelajaran sampai saat ini belum berjalan secara
berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf khusus dalam bidang
inventaris sarana dan prasarana pendidikan, hal ini tentunya menjadi
kendala dalam pengelolaan sarana dan prasana pendidikan di MTs
Khazanah kebajikan pondk cabe ilir pamulang.
Peran kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana
mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan dan
pengawasan sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Jika
pegelolaan tersebut dilakukan dengan baik dan berkesinambungan,
tentunya proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. oleh karena
itu kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan kemajuan dan keberhasilan sekolah. Dengan demikian kepala
sekolah berkewajiban untuk berusaha seoptimal mungkin untuk
meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan sarana prasarana
pendidikan di MTs Khazanah kebajikan pondok cabe ilir pamulang.
Dengan mengamati hal tersebut, penelitian ini mencoba menelusuri
fenomena tersebut, sebab-sebab yang melatar belakanginya, serta dampak
yang terjadi dalam fenomena tersebut. Maka, penulis tertarik
4
mengungkapkan penelitian ini dengan judul : “Kinerja Kepala Sekolah
Dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Di MTs
Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang”.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Kurang optimalnya peran dan fungsi kepala sekolah dalam
pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan;
b. Kurang tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang
berstandar;
c. Kurangnya keterampilan kepala sekolah dalam perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengawasan sarana
dan prasarana sekolah.
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan penulisan skripsi ini tidak meluas dan lebih
fokus maka penulis membatasi permasalahan pada: Bagaimana kinerja
kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.
3. Perumusan Masalah
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah berdasarkan
pembahasan masalah diatas, maka penulis merumusakan masalah
penelitian sebagai berikut:
Bagaimana Kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana
dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe
Ilir-Pamulang.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja
kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.
5
C. Manfaat Penelitian
1. Secara akademik, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis
dan masyarakat sekolah atau guru tentang kinerja kepala sekolah
dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana pendidikan di sekolah,
khususnya menjadi acuan perbaikan kearah yang lebih baik di MTs
Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang selain itu, penelitian
ini sebagai persyaratan dalam meyelesaikan proses perkuliahan Stara
1 (S1).
2. Secara Praktis, hasil penelitaian ini dapat menambah perbendaharaan
kepustakaan bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
mengenai kinerja kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan
Prasarana pendidikan
3. Secara pragmatis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi
para mahasiswa. Khususnya mahasiswa KI-Manajemen pendidikan
dan mahasiswa pada umumnya yang ingin mengadakan penelitian
tentang kinerja kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan
Prasarana pendidikan.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR
A. KAJIAN TEORI
1. Konsep Kinerja
a. Hakikat Kinerja
Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli mengenai istilah
kinerja, walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip
tampaknya sejalan atau sama. Menurut Frista Artmanda W, dalam kamus
lengkap bahasa Indonesia mengemukakan bahwa kinerja adalah: “Sesuatu
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.1
Menurut Wibowo “Kinerja berasal dari pengertian performance”.
Adapula yang memberikan pengertian “performance” sebagai hasil kerja
atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang
lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses
pekerjaan berlangsung.
Selanjutnya Wibowo mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan
demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
1 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas
Media), h. 648
7
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan
dan bagaimana cara mengerjakannya.2
Sedangkan menurut E. Mulyasa mengatakan kinerja atau
performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.3
Rivai merumuskan kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan masukan untuk keputusan penting, seperti promosi, transfer,
dan pemutusan hubungan kerja.4
Sedangkan menurut Yaslis Ilyas kinerja adalah proses menilai hasil
karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja.
Pada hakikatnya, penilalian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap
penampilan kerja personal dengan membandingkannya dengan standar baku
penampilan.5
Menurut Wahjo Sumidjo dalam bukunya “Kepemimpinan Kepala
Sekolah Tinjauan Teoristik dan Permasalahannya”, merumuskan pengertian
kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang
akan diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif yang terukur dalam rangka membantu
tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.6
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
dapat diartikan sebagai kemauan dan kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam melakukan pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya, dalam
usaha penerapan konsep, gagasan, ide dengan efektif dan efisien sehingga
2 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta : Raha Grafindo Persada, 2007), h. 7
3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet Ke-8, h.136
4 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-2. h.426
5Yasis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok, Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan,2002), Cet. 3, h.87
6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoristik Dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2010), h.431
8
tercapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga. Tetapi
kemampuan ini bukan hanya pada kemampuan mengelola, tetapi memimpin
dan mengaplikasikan semua kemampuan yang ada dalam dirinya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam suatu unit lembaga.
Dengan demikian dapat dirumuskan kinerja kepala sekolah berarti
prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai pemimpin
dan mengatur penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
b. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dipakai untuk aktivitas yang hanya dapat
ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati.
Indikator kinerja juga menganjurkan sudut pandang prospektif (harapan
kedepan) dari pada retrospektif (melihat kebelakang). Menurut Wibowo
terdapat tujuh indikator kinerja, 7 yaitu:
1) Tujuan, merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif
dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk di capai.
Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin
dicapai dimasa yang akan datang. Dengan demikian tujuan
menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar
arah tersebut dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Untuk
mencapai tujuan diperlukan kinerja individu, kelompok, dan
organisasi. Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila
dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2) Standar, mempunyai arti penting karena memberitahukan
kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu
ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa
standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujan tercapai.
Standar menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu bahwa
kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dapat dikatakan
7 Wibowo,op. cit., h. 76-80
9
berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau
disepakati bersama antara atasan dan bawahan.
3) Umpan balik, merupakan masukan yang dipergunakan untuk
mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian
tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja
dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
4) Alat atau sarana, merupakan sumber daya yang dapat
dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan
sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk
pencapaian tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan
spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat
diselesaikan sebagaimana seharusnya.
5) Kompetensi, merupakan persayaratan utama dalam kinerja.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan
kepadanya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang
mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
6) Motif, merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu. Manajer mefasilitasi motivasi kepada
karyawan dengan intensif berupa uang, memberikan pengakuan,
menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau,
meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan
pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan
sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang
mengakibatkan tidak intensif.
7) Peluang, Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk
menunjukan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang
menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk
10
berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk
memenuhi syarat. 8
c. System Penilaian Kinerja
Menurut Ilyas Penilaian kinerja adalah “proses menilai hasil karya
personel dalam suatu organisasi, biasanya menggunakan instrumen
penilaian kinerja”. Melalui penilaian ini kita dapat mengetahui apakah
pekerjaan itu sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah
disusun sebelumnya. Dengan melakukan penilaian demikian, seorang
pemimpin akan menggunakan uraian pekerjaan sebagai tolok ukur. Bila
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, berarti
pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik. Bila di bawah dari uraian
pekerjaan, maka berarti pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang.9
Penilaian kinerja biasanya dilaksanakan sekali setahun. Cara
penilaiannya adalah dengan membandingkan antara hasil pekerjaan yang
telah dilaksanakan itu dengan uraian pekerjaan, atau dengan pekerjaan
sejenis lainnya yang telah dilaksanakan oleh personel lainnya dalam jangka
waktu satu tahun.
Sedangkan Rahman Shaleh dan Faela Nisa10
mengatakan penilaian
kinerja dalam rangka pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa asumsi setiap orang
berkeinginan untuk mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil.
Penilaian kinerja dapat dijabarkan dalam tujuh hal sebagai berikut:
1) Peningkatan prestasi kerja, 2) kesempatan kerja yang adil, 3) kebutuhan
pelatihan pengembangan, 4) penyesuaian kompensasi, 5) keputusan promosi
dan demosi, 6) kesalahan desain pekerjaan, 7) penyimpagan proses
rekruitmen dan seleksi. Prosesnya dimulai dari penilaian baik oleh kepala
sekolah ataupun karyawan memperoleh umpan balik dan dapat
8Wibowo, op. cit., h. 76-80
9Yasis Ilyas, op.cit., h.87-88
10 Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Dan Industri,
(Jakarta: UIN Jakarta Dengan UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 57-58
11
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan dan tugas mereka, menjamin setiap
karyawan akan memperoleh kesempatan yang adil dalam menempati posisi
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, memungkinkan adanya
program pelatihan yang relevan bagi peningkatan kemampuan mereka,
menentukan pemberian kompensasi, gaji, bonus, mengambil keputusan
untuk mempromosikan karyawan yang kinerjanya tidak bagus, untuk
menilai disain kerja dengan memberikan input data, dan untuk menilai
proses rekruitmen dan seleksi karyawan yang telah lalu.11
d. Tujuan Penilaian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Menurut Yasis Ilyas12
penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai
dua tujuan utama yaitu:
1) Penilaian kemampuan personel
Merupakan tujuan yang mendasar dalam rangka penilaian personel
secara individual, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk
penilaian efektifitas manajemen sumber daya manusia.
2) Pengembangan personel
Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan
personel seperti : Promosi, mutasi, rotasi, terminasi, dan penyesuaian
kompensasi.
Secara spesifik penilalian kinerja bertujuan antara lain untuk:
a) Mengenali SDM yang perlu dilakukan pembinaan
b) Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi
c) Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan
d) Bahan perencanaan manajemen program SDM masa datang
e) Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personel
11
Ibid., h. 59-58
12Yasis Ilyas, op. cit., h.89
12
Sedangkan menurut Wibowo13
pengukuran terhadap kinerja perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat
deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat
dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja
telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pengukuran kinerja yang
tepat dapat dilakukan dengan cara:
a) Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah
terpenuhi;
b) Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan;
c) Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja;
d) Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang
perlu prioritas perhatian;
e) Menghindari konsekuensi dan rendahnya kualitas;
f) Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;
g) Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.
Oleh karena itu, orang yang melakukan pengukuran kinerja perlu
memenuhi persayaratan di antaranya: (1) dalam posisi mengamati perilaku
dan kinerja yang menjadi kepentingan individu; (2) mampu memahami
tentang dimensi atau gambaran kinerja; (3) mempunyai pemahaman tentang
format skala dan instrumennya; dan (4) harus termotivasi untuk melakukan
pekerjaan rating secara sadar.14
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut Kolb, et al (1984), kerja terbentuk dan meliputi beberapa
hal seperti : norma kelompok kerja yang terpusat pada produktivitas,
tingkah laku anggota kelompok, kualitas hubungan antar pekerja,
manajemen, cara kerja yang direncanakan dan kualitas alat dan bahan dalam
pekerjaan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu:
13
Wibowo, op. cit., h.319-320
14Wibowo, op. cit., h. 319-320
13
Internal yaitu dari dalam individu sendiri berupa: minat, motivasi,
tingkah laku, sikap dan kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut faktor-
faktor kepribadian.
Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu sendiri,
kebijakan, peraturan manajemen, gaji, hubungan atasan dengan bawahan,
lingkungan kerjanya, kesempatan, dan peralatan yang digunakan selama
bekerja.15
f. Mengelola kinerja yang efektif
Menurut Cullen dan Innocenzo ada enam tugas khusus kepala
sekolah sebagai pembimbing dan pengelolaan kinerja efektif, yaitu
memunculkan kredibilitas, mengatur dan mengemukakan tujuan dan
harapan, menyusun rencana agar berhasil, memunculkan kinerja diri dan
mempermudah pekerjaan memberi contoh, dan memotivasi, membangun
moral serta melakukan hubungan interpersonal.16
Kepala sekolah yang profesional akan memberi dampak positif dan
perubahan yang mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan di
sekolah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan,
kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga pendidikan yang
efektif, dan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan.
Kepemimpinan efektif berkaitan dengan masalah kepala sekolah
dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara
efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala
sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa
bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok. Perilaku kepemimpinan yang positif
dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu
untuk bekerja sama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan
15
Abdul Rahman Shaleh, op. cit., h. 60-61
16 Jack Cullen dan Len D‟Innocenzo, Memaksimalkan Kinerja, Terjemah Andi,
(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2004), Cet Ke-1, h. 13-23
14
lembaga pendidikan. Salah satu tugas utama yang diemban oleh seorang
kepala sekolah adalah memimpin jalannya proses belajar mengajar di
sekolah menuju pencapaian hasil belajar yang maksimal. Sebagai pemimpin
pembelajaran, kepala sekolah bertanggung jawab atas prestasi atau hasil
belajar siswa di sekolah yang dipimpinnya. Dalam kajian mengenai sekolah
yang efektif, tanggung jawab langsung untuk memajukan dan meningkatkan
pengajaran dan pembelajaran di sekolah terletak di tangan kepala sekolah.17
2. Kinerja kepala sekolah
a. Definisi Kepala Sekolah
Menurut Wahjosumidjo bahwa ada dua kata kunci untuk memahami
definisi kepala sekolah, kedua kata tersebut adalah „kepala‟ dan „sekolah‟.
Kata „kepala‟ dapat diartikan „ketua‟ atau „pemimpin‟ dalam suatu
organisasi atau sebuah lembaga. Sedang „sekolah‟ adalah sebuah lembaga
dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.18
Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat
didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.19
Kepala sekolah sebagai pemimpin formal, harus bertanggung
jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan kearah peningkatan belajar peserta
didik. Untuk itu, kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
17
Sulistyorini, Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Pembelajaran,Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam, 19, 2009, h. 48.
18Wahjosumidjo, op. cit., h.83
19 Wahjosumidjo, op. cit., h.83
15
pendidikan, maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi
terlaksananya proses pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini strategi kepemimpinan yang dilaksanakan menjadi sangat
penting, karena laju perkembangan kegiatan atau program pendidikan yang
ada pada setiap sekolah ditentukan oleh arahan, bimbingan serta visi yang
ingin dicapai sekolah.
b. Peranan Kepala Sekolah sebagai Manajer
Menurut Wahjosumidjo terdapat delapan peranan kepala sekolah
sebagai manajer20
, yaitu:
1) Kepala Sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work
with and through other people)
Pengertian orang lain tidak hanya para guru, staf, dan siswa dan
orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para
sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan
bekerja sama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku
sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah (as channels
of communication within the organization).
2) Kepala Sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung
jawabkan (responsciable and accountable)
Keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu pencerminan
langsung keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.
Dengan demikian kepala sekolah bertanggung jawab atas segala
tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang
dilakuakn oleh para guru, siswa, staf dan orangtua siswa tidak
dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
3) Dengan waktu dan sumberdaya yang terbatas seorang kepala
sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan
segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat
20
Wahjosumidjo, op. cit., h.97-99
16
mengatur pemberian tugas secara tepat. Bahkan ada kalanya
kepala sekolah harus dapat menentukan suatu priorotas bilamana
terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan
sekolah.
4) Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional
(must think analytically and conceptionally). Fungsi ini berarti
menuntut setiap kepala sekolah harus dapat memecahkan
persoalan melalui suatu analisis, kemudian menyelesaikan
persoalan dengan satu solusi yang feasible. Demikian pula
dengan kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas
sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan. Memandang
persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
satu keseluruhan.
5) Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators). Dalam
lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi, didalamnya terdiri
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda;
perangai, keinginan, pendidikan, latar belakang kehidupan
sosial. Sehingga tak terhindarkan tumbuh pertentangan atau
konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala sekolah harus
turun tangan sebagai pelerai atau penengah.
6) Kepala sekolah sebagai politisi( polticians)
Sebagai seorang politisi, berarti kepala sekolah harus selalu
berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi serta
mengembangkan program jauh ke depan. Untuk itu sebagai
seorang politisi kepada sekolah harus dapat membangun
hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise).
7) Kepala sekolah adalah seorang diplomat
Dalam peran sebagai diplomat dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinnya.
17
8) Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang
sulit
( make difficult decisions)
Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa
problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak
luput dari persoalan, kesulitan dana, persoalan pegawai,
perbedaan pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh kepala sekolah. Apabila terjadi kesulitan-
kesulitan seperti tersebut diatas, kepala sekolah diharapkan
berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan
yang sulit tersebut.
c. Lima Kemampuan yang Harus dimiliki Pemimpin Pendidikan
Menurut Soekarto Indrafachrudi dalam melaksanakan
kepemimipinan, hendaknya pemimpin dituntut memiliki kemahiran
dan keterampilan dalam mengelola lembaga pendidikan yang di
jalaninya, keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
adalah:
a) Keterampilan memimpin
Dalam hal ini tentunya seorang pemimpin harus mampu
menciptakan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan,
membentuk dan membina moral yang tinggi bagi bawahannya,
serta dapat menentukan tujuan dan rencana pekerjaan bersama
anggota kelompok, dan juga dapat memberi dorongan semangat
dan keberanian kepada anggota kelompok dalam memikl
tanggung jawab bersama dalam pendidikan, serta dapat
memperlihatkan kebijaksanaan dan memperbesar kreativitas
anggota kelompok.
b) Keterampilan menjalin hubungan kerja dengan sesama manusia
Seorang pemimpin yang baik harus banyak pengetahuan dan
pandai bergaul. Agar dapat mengerti bawahannya dengan baik,
18
hendaklah ia harus mengadakan hubungan yang baik, terutama
dengan dirinya sendiri, dalam hal ini tentunya seorang
pemimpin pendidikan harus mahir dan cakap dalam berbagai
hal, yaitu menanamkan dan memupuk sifat harga menghargai,
percayai, hormat menghormati, indah mengindahkan, maaf dan
memafkan serta saling bantu membantu kepada anggota
kelompok, serta mampu menempatkan dirinya pada posisi yang
sesungguhnya.21
c) Keterampilan menguasai kelompok
Menurut Edward Sallis, Pemimpin memiliki peran yang sangat
penting dalam memandu guru dan para administrator untuk
bekerja sama dalam satu kelompok tim.22
Seorang pemimpin
harus mampu menolong guru dalam mengembangkan sikap dan
kariernya, hal ini merupakan langkah pertama menuju group
self-discipline. Pemimpin harus rajin mengadakan pertemuan
dengan stafnya untuk merumuskan tujuan yang diharapkan
sesuai dengan kemampuan anggota, untuk itu pemimpin harus
mahir dan cakap dalam hal mengenal dan mengetahui kekuatan,
kelemahan, dankekurangan stafnya.
d) Keterampilan mengelola administrasi personalia
Kepala sekolah harus berusaha mempertinggi mutu pekerjaan
guru. Ia juga harus mencoba menempatkan guru dalam posisi
yang tepat sehingga mereka merasa senang dan potensi yang ada
pada diri mereka dapat dimanfaatkan dengan baik.
e) Keterampilan memberikan penilaian
21
Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2006), h. 25-28 22
Edward Sallis, Total Quality Managegement In Education Manajemen Mutu
Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008) h.175
19
Kepala sekolah harus mampu mengevaluasi dan dapat
memperbaiki situasi belajar mengajar disekolah, dengan
membantu guru-guru dalam menilai pekerjaannya, sehingga
guru-guru akan mengetahui kekauatan atau kelebihannya
disamping kekurangannya. Sehingga mereka dapat memperbaiki
kinerjanya dalam belajar mengajar disekolah. Evaluasi itu juga
penting bagi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
supaya mutu pekerjaan dapat diperbaiki dan dipertinggi.
Seorang pemimpin melakukannya dengan cara self evaluation,
atau dapat juga meminta bantuan dari pihak guru. Ia juga akan
dinilai oleh atasannya, orang tua murid, dan masyarakat.23
d. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab
pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan
atas peraturan yang berlaku. Pemimpin formal dapat diuraikan melalui
berbagai pendekatan yaitu;
1) Pengangkatan, dalam rangka pengangkatan seorang kepala sekolah
harus didasarkan atas prosedur dan peraturan-peraturan yang
berlaku. Prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku dirancang
dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab dalam
bidang sumber daya manusia.
2) Pembinaan, dalam rangka membinaankepada kepala sekolah
selaku pejabat formal yaitu;
a) diberikan gaji serta penghasilan dan pendapatan lain sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
b) memperoleh kedudukan dalam jenjang kepangkatan tertentu;
c) memperoleh hak kenaikan gaji atau kenaikan pangkat;
d) memperoleh kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi;
23
Soekarto Indrafachrudi, op. cit., h. 25-28
20
e) memperoleh kesempatan untuk pengembangan diri;
f) memperoleh penghargaan yang lain atau fasilitas;
g) dapat diberi teguran/peringatan oleh atasannya karena sikap,
perbuatan serta perilakunya yang dirasakan dapat mengganggu
tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah.
h) dapat dimutasikan atau diberhentikan dari jabatan kepala
sekolah karena hal-hal tertentu.
3) Tugas dan Tanggung Jawab
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas
tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala
sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan.
a) Kepada Atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan
langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya
yang terkait kepada atasan/sebagai bawahan, maka seorang
kepala sekolah wajib loyal dan melaksanakan apa yang
digariskan oleh atasan, wajib berkonsultasi atau memberikan
laporan mengenai pelaksanaan tugas yang menjadi taggung
jawabanya,wajib memelihara hubungan yang bersifat hirarki
antara kepala sekolah dan atasan.
b) Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait,
dalam hal ini tentunya kepala sekolah wajib memelihara kerja
sama yang baik dengan para kepala sekolah yang lain, dan
wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya
dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-
tokoh masyarakat dan BP3.
c) Kepada bawahan, kepala sekolah berkewajiban menciptakan
hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf dan
siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.24
24
Wahyosumidjo, op. cit., h. 85-89
21
e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik
Kepala sekolah sebagai seorang pendidik harus mampu
menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam
nilai, yaitu: mental, moral, fisik dan artistik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap
peranannya sebagai pendidik, mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau
kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan, dan bagaimana
peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Dalam hal ini terdapat tiga
kelompok sasaran utama, yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain,
tenaga administratif (staf) dan kelompok para siswa atau peserta didik.
Ketiga sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan
fisik yang berbeda-beda antara antara manusia yang satu dengan yang lain.
Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala
sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain, yang tidak
kalah pentingnya kontribusi mereka terhadap pembinaan kehidupan sekolah,
yaitu organisasi orangtua siswa, organisasi siswa, dan organisasi para guru.
Keberhasilan ketiga organisasi tersebut dalam mewujudkan
fungsinya tentu saja tidak dapat dilepaskan dari peranan kepala sekolah,
khususnya peranan kepala sekolah sebagai pendidik. Sikap mental, moral,
kondisi fisik yang sehat dan energik, serta apresiasi dan persuasi positif
terhadapa berbagai kresi seni. Kepala sekolah sangat berperan dan menjadi
sumber motivasi yang kuat tehadap keberhasilan ketiga organisasi
tersebut.25
B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua peralatan serta perlengkapan yang
langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Contoh: gedung
sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.26
25
Wahjosumidjo, op. cit., h. 122 26
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi
Pendidikan (Malang: IKIP Malang, 1989), h.135
22
Menurut Tholib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya.27
Menurut E. Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,
meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.28
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Pada
Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: “
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Nawawi (1987) mengklasifikasikan sarana pendidikan menjadi
beberapa macam yaitu dari sudut: (a) Habis tidaknya dipakai, (b) Bergerak
tidaknya pada saat digunakan, dan (c) hubungannya dengan proses belajar
mengajar29
a) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana
pendidikan tahan lama.
(1). Sarana pendidikan yang habis pakai.
Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunaka bisa habis dalam waktu yang relative singkat. Sebagai
27
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press,
2000),
h. 91 28
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003), h. 49 29
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h. 2
23
contoh kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswa dalam
pembelajaran.
(2). Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat
yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relative
lama. Sebagai contohnya adalah bangku sekolah
b) Ditinjau dari bergerak tidaknya
(1). Sarana pendidikan yang bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya,
sebagai contoh adalah lemari sekolah
(2). Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah sarana pendidikan
yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk digerakan atau
dipindahkan. Sebagai contoh adalah sekolah yang memiliki saluran
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maka semua peralatan yang
berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative atau tidak bisa dengan
mudah dipindahkan.
c) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar
(1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses
belajar mengajar. Contohnya seperti kapur tulis.
(2) Sarana pendidikan yang tidak langsung digunakan dalam proses belajar
mengajar. Contohnya, lemari arsip dikantor sekolah.
Adapun yang dimaksud dengan sarana pendidikan didalam sistem
penyelenggaraan pendidikan adalah himpunan sarana yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Himpunan sarana ini dikelompokkan dalam:
1. Sarana tenaga pengajar
24
2. Sarana fisik
3. Sarana Administrasi, dan
4. Waktu30
Sebagai sarana akademik, tenaga pengajar merupakan sarana yang
perlu mendapat perhatian. Karena sifat manusiawinya, maka sarana ini harus
dikelola secara manusiawi pula. Tenaga pengajar merupakan sarana yang
mahal, investasinya lama, kerusakannya mudah. Seorang tenaga akademik
yang karena sebab kecil kehilangan motivasi dapat dikatakan tidak berfungsi
lagi, oleh karena itu pembinaan sarana ini sangat penting.
Sarana fisik, tergantung bidang studi. Satu bidang studi memerlukan
jumlah dan variasi sarana yang berbeda dengan bidang studi lainnya, seperti
laboratorium jurusan.
Sarana administrasi merupakan sarana penunjang. Dalam
penyelenggaraan pendidikan sistem kredit semester, maka dukungan
administrasi yang kuat, cepat dan tepat sangat penting. Sampai saat ini
perhatian sekolah terhadap administrasi ini masih kecil. Hal ini perlu
diperbaiki untuk keberhasilannya sistem kredit semester.
Waktu merupakan sarana yang paling unik, ini adalah abstrak dan
paling sukar diatur dalam arti perjalanannya tidak dapat dikendalikan. Oleh
karena itu, terjadinya penyelenggaraan pendidikan memerlukan bertemunya
program, sarana, dan input pada satu waktu, maka waktu sebagai sarana
menjadi sangat penting seperti sarana yang lain. Uniknya waktu adalah bila
telah berlalu tidak kembali dan kalau tidak dipakai hilang begitu saja.
Karenanya, suatu acara pendidikan yang tepat penyelenggaraannya bila
diukur dengan waktu yang sudah hilang tak akan dapat diulang lagi,
melainkan hanya dapat dicarikan waktu penggantinya.
30
Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994), h.101-102
25
Menurut Tholib Kasan prasarana secara etimologi (arti kata) berarti
alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana pendidikan misalnya
lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga dan sebagainya.31
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan disekolah. Sebagai
contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan
sebagainya.32
Pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal
Pendidikan: “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang
pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpusatakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan
jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.33
Prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,
prasarana sekolah yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium.
Kedua, Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses
belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses
belajar mengajar, seperti contoh kantin sekolah, kamar kecil, ruang kepala
sekolah, dan tempat parkir.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan
prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Secara umum sarana
pendidikan terdiri atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu: (1) Bangunan dan
perabot sekolah (2) Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat
31
Tholib Kasan, op. cit., h. 91 32
Ibrahim, op. cit., h. 3 33
Standar Nasional Pendidikan,PP RI No. 19 Tahun 2005, (Ciputat:
LeKDiS:2005), h. 36
26
peraga dan laboratorium (3) Media pendidikan yang dapat dikelompokkan
menjadi audiovisual yang menggunakan alat terampil.
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan
tidak gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang dan
baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan
yang tidak diinginkan.
Administrasi sarana sering juga disebut sebagai administrasi materil,
atau administrasi peralatan yaitu segenap proses penataan yang bersangkut
paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan
pendidikan agar tercapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.34
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses
kegiatan yang telah direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda
pendidikan, agar senantiaa siap pakai dalam proses belajar mengajar.35
Manajemen ini dilaksanakan demi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Menurut Soebagio Atmodiwirio, bahwasanya manajemen
perlengkapan atau manajemen logistik merupakan upaya untuk mengelola
sarana dan prasarana sedemikian rupa sehingga organisasi dapat melakukan
tugasnya mencapai tujuan sesuai yang direncakan.36
34
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), h. 81 35
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008), h. 184 36
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.
Ardadizya Jaya, 2005), h. 252
27
Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan bertugas mengatur
dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. 37
Pengertian lain dari administrasi pendidikan adalah suatu usaha
yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif
dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.38
Dengan demikian administrasi sarana dan prasarana itu
merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang
dibutuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya
tujuan pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan
kelengkapan sarana yang ada. Sedangkan yang menjadi tujuan dari
administrasi sarana dan prasarana ini adalah agar tercaainya tujuan
pendidikan yang diharapkan.
b. Fungsi-fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana
Secara operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan meliputi:
1. Perencanaan pengadaan barang
2. Prakualifikasi Rekanan.
3. Pengadaan Sarana.
4. Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran.
5. Pemeliharaan, Rehabilitasi.
37
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 49 38
http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1. html
28
6. Penghapusan dan Penyingkiran.
7. Pengendalian39
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan
yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan
timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung
jawab,dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga
dan waktu.
Menurut Subagyo MS. Dalam bukunya Manajemen Logistik.
Meyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana terdiri
dari:
1. Perencanaan kebutuhan barang
2. Penganggaran
3. Pengadaan
4. Penyimpanan dan penyaluran
5. Pemeliharaan
6. Penghapusan
7. Pengendalian40
Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana
dan prasarana yang harus dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi:
1. Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
2. Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
3. Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
4. Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
5. Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
39
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.116 40
Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990), h. 10
29
Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut
diatas dipakai sebagai indikator untuk mengukur tingkat
manajemen/pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
a) Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
Didalam fungsi ini, fungsi perencanaan pengadaan barang,
prakualifikasi rekanan, perencanaan kebutuhan barang, dan penganggaran
itu masuk kedalam fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut
Suharsimi Arikunto adalah: “Perencanaan kebutuhan yang meliputi semua
barang yang diperlukan, baik yang bergerak atau yang tidak bergerak,
sebagai pendukung pelaksanaan tugas.”41
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan
berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari
sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang.
Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga
dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002) bahwa perencanaan adalah proses
yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, oleh Dwiantara dan
Sumarto (2004) dikemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan
kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, baik berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan,
penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan
prasarana.42
41
Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h.7 42
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, ( Jakarta:
November 2007), h. 6
30
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta
merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, financial,
metode, waktu untuk memaksimalkan efisiensi dan efektifitas pencapaian
tujuan.
Secara lebih luas perencanaan menurut Bintoro Tjokromidjojo
didefinisikan sebagai berikut: 43
(a) Perencanaan dalam arti luasnya adalah sebuah proses mempersiapkan
secara sistematiskegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu
(b) Perencanaan adalah sebuah cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-
baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan
efektif.
(c) Perencanaan adalah penentuan yang akan dicapai atau yang akan
dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.
Menurut Boeni Soekarno, langkah-langkah perencanaan pengadaaan
perlengkapan pendidikan disekolah adalah:44
(a) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang
diajukan setiap unit kerja sekolah
(b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode
tertentu, misalnya untuk satu tahun ajaran
(c) Memadukan rencana kebutuhan yang telah tersusun dengan
perlengkapan yang telah tersedia sebelumnya. Dalam hal ini,
perencanaan mencari informasi tentang perlengkapan yang telah dimilki
oleh sekolah dengan melihat buku inventarisasi, berdasarkan itu lalu di
susun rencana kebutuhan perlengkapan, yaitu mendaftar semua
perlengkapan yang dibutuhkan yang belum tersedia disekolah
43
Supardi, dkk, Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media,2010), h.2 44
Ibid, h. 28
31
(d) Memadukan rencana kebutuhan dengan anggaran sekolah atau dana
yang tersedia
(e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau
anggaran yang ada. Ketika tidak sesuai atau melebihi dari anggaran
yang tersedia, maka melakukan seleksi lagi dengan melihat skala
prioritas
Menurut Ngalim Purwanto Langkah-langkah yang dilakukan
dalam membuat suatu rencana pengadaan sarana dan prasarana adalah
sebagai berikut:
(a) Mengadakan analisa terhadap materi pelajaran mana yang
membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya dan analisa
kebutuhan peralatan lain untuk sekolah. Dari analisa ini dapat dibuat
daftar kebutuhan alat-alat media.
(b) Mengadakan perhitungan taksiran biaya.
(c) Apabila perhitungan jumlah taksiran biaya untuk pengadaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan lebih besar dari anggaran yang tesedia,
maka perlu menyusun prioritas kebutuhan, atau pengurangan jumlah
barang sejenis yang akan dibeli.
(d) Prioritas-prioritas kebutuhan yang ada pada urutan bawah, dapat
ditunda untuk perencanaan tahun berikutnya.
(e) Menugaskan kepada staf tata usaha untuk melaksanakan pengadaan alat
tersebut.
Meskipun pada umumnya perencanaan dan pendirian bangunan
bagi sekolah negeri menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam
kenyataannya dewasa ini, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan dunia
pendidikan dan pengajaran dinegara kita, banyak sekolah yang didirikan
oleh masyarakat dan atau pemeritah setempat dengan bekerja sama dengan
para guru. Untuk itu sangat diperlukan pengetahuan bagi para guru tentang
32
segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan dan pendirian
sekolah seperti pengetahuan dan kecakapan mengenai:
1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan.
2. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pendirian
gedung sekolah.
3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,
asrama., lapangan olah raga, podium, kebun sekolah, dan sebagainya.
Serta komposisinya satu sama lain.
4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang
efektif dan produktif, serta pemeliharaan secara kontinyu.
5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang
dibutuhkan.
6. Apa yang tercantum pada nomor 1 s/d 5 diatas sangat erat
hubungannya dengan kurikulum, kondisi-kondisi, serta kemajuan
masyarakat setempat dan bertambahnya jumlah anak-anak setiap
tahunnya yang memerlukan sekolah tersebut.45
Bedasarkan pengertian diatas, pada dasarnya perencanaan
merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-
hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini perencanaan yang dimaksud adalah merinci
rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan
peralatan dan pelengkapan sesuai dengan kebutuha.
Perencanaan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan pada
tiap kegiatan, karena tanpa ada rencana maka kegiatan tidak dapat berjalan
lancar. Demikian halnya dengan sarana dan prasarana pendidikan perlu
dibuat recana pengadaannya. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan kebutuhan yang meliputi semua barang yang
diperlukan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, atau baik
45
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992), h. 12
33
langsung maupun yang tidak langsung yang menunjang proses belajar
mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu: (1) Dapat
membantu dalam menentukan tujuan, (2) Meletakkan dasar-dasar dan
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, (3) Menghilangkan
ketidakpastian, dan (4) Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar
untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar
nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
b) Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah,
maka perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh sekolah, baik
dengan menggunakan dana bantuan pemerintah maupun dana sekolah
sendiri.
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan
semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai
dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa
berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan
pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional
pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.
Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan
kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu
maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggungjawaban.
34
Pengadaan merupakan kegiatan untuk menyediakan perlengkapan
dalam usaha untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Ada
beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan tersebut adalah : pembelian, pembuatan sendiri,
pengiriman hibah atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaur ulangan,
penukaran, perbaikan atau rekondisi.46
c) Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Di dalam fungsi pemeliharaan ini,fungsi pendayagunaan termasuk
didalamnya. Menurut Subagyo MS. Pemeliharaan adalah usaha atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis dan daya guna suatu alat
produksi fasilitas kerja dengan jalan merawat, memperbaiki, merehabilitasi
dan menyempurnakan.47
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua
sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,
sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus
untuk mengusaakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan
baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan
cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang
bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.48
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan perlu dilakukan
agar kondisi barang tetap dalam keadaan baik atau siap dipakai dan dapat
bertahan lama, sehingga dapat menghemat pengeluaran anggaran untuk
46
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, op.
cit., h. 14-17 47
Subagyo MS, op. cit.,h. 87 48
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
op.cit., h. 31
35
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Menurut hukum waktunya
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan dalam:
1) Pemeliharaan sehari-hari. Dilakukan oleh pegawai yang menggunakan
barang-barang tersebut dan bertanggung jawab atas barang tersebut.
2) Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 2 bulan sekali, 3
bulan sekali, dan sebagainya. Pelaksanaan pemeliharaan dapat
dilakukan sendiri dan dengan pihak kedua.49
d) Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha melakukan
pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam
ruang penyimpanan. Di dalam fungsi ini, fungsi inventarisasi dan
penyaluran termasuk didalamnya.
Penyimpanan ialah kegiatan yang dilakukan untuk menampung
hasil pengadaan barang-barang yang keluar atau akan didistribusikan, dan
disimpan dalam gudang. Kegiatan penyimpanan meliputi: menerima,
menyimpan, dan mengeluarkan barang di/dari gudang.50
Fungsi penyimpanan ini meliputi perencanaan/pengembangan
ruang penyimpanan (storage space), penyelenggaraan tatalaksana
penyimpanan (strong procedure) perencanaan/penyimpanan/pengoperasian
alat-alat pembantu pengatur barang (material handeling equipment),
tindakan-tindakan keamanan dan keselamatan (security and safety).
e) Fungsi Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Didalam fungsi ini, fungsi penghapusan, penyingkiran,
pengendalian, dan rehabilitasi masuk ke dalam fungsi pengawasan.
Kegiatan pengawasan dapat berupa melaksanakan pengamatan, evaluasi dan
meminta laporan untuk mendapatkan gambaran dan informasi tentang
keadaan atau perlengkapan. Selain itu pengawasan dapat pula berupa
49
Donal J. Bowersox, Manajemen Logistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 158 50
Soebagio Atmodiwirio, op. cit., h. 254
36
pemberian pengarahan dan bimbingan terhadap pengelolaan sarana dan
prasarana yang telah dilakukan dalam satu periode untuk mencapai tertib
administrasi dan tertib teknis.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian seperti disusun
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
a) Mengikuti proses manajemen, dan perencanaan sampai
penghapusan.
b) Mengadakan konsultasi dengan pihak pemimpin bila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan.
c) Menyusun tata cara laporan baik lisan maupun tertulis.
d) Mengadakan konsultasi dengan pihak pelaksanaan fungsi masing-
masing bila terjadi penyimpangan yang bersifat teknis.
e) Mengadakan koordinasi antara fungsi perencanaan dan fungsi-
fungsi lainnya.
f) Menyusun laporan menyeluruh secara periodik tentang pelaksanaan
proses manajemen yang terjadi dalam masing-masing unit.51
Keseluruhan proses di atas dilakukan untuk mencegah adanya
penyelewengan dan kesalahan dalam pelaksanaan prosedur manajemen
sarana dan prasarana pendidikan. Maka dari itu diadakan kegiatan
penghapusan, setelah kegiatan penghapusan selesai, proses selanjutnya
menginformasikan kebutuhan sarana dan prasarana yang bersangkutan
untuk kemudian dilakukan kegiatan perencanaan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan.
Disamping itu kegiatan penyusutan terhadap barang atau sarana
didalam fungsi pengawasan sangatlah perlu dilakukan, karena penyusutan
barang penting jika sekolah akan menambah pengadaan barang, yang sering
terjadi adalah kekrangan tempat penyimpanan. Penyusutan adalah kegiatan
untuk memusnahkan barang yang sudah tidak dipakai lagi sehingga
51
Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: DirjenPendidikan
Tinggi, 1989), h. 7
37
tempatnya masih dapat dimanfaatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut
kepala sekolah perlu mempertimbangkan adanya tindakan penyusutan
barang. Kegiatan pengaturan, pemeliharaan dan penyusutan sarana
pendidikan yang merupakan bagian dari pengelolaan sarana dan prasarana
haruslah selalu dilakukan dengan cara yang baik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agara sarana pendidikan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Secara operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah
proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana
dan prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut
sudah di anggap tidakberfungsi sebagaimana mestinya, tentunya seperti
yang diharapkan untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus
mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam
pelaksanaannya.52
3. Kerangka Berpikir
Sebagaimana diketahui Kepala Sekolah mempunyai peranan yang
sangat berpengaruh dilingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga
memerlukan koordinasi yang tinggi, oleh karena itu Kepala Sekolah yang
berhasil adalah kepala sekolah yang dapat mencapai tujuan sekolah, serta
tujuan pendidikan. Kepala sekolah harus memahami dan menguasai peranan
organisasi serta hubungan kerja sama antar individu. Kepala sekolah sebagai
pemimpin harus mampu memberdayakan para guru dan memberi mereka
wewenang yang luas untuk meningkatkan pembelajaran para pelajar.
Kepala sekolah perlu memahami teori organisasi formal yang akan
bermanfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antar individu.
52
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, op.
cit., h.52
38
Kepala sekolah perlu memahami teori organisasi informal yang akan
bermanfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antara struktur dan
hasil.
Kepala sekolah sebagai pemimpin /leader harus mampu
memberikan petunjuk, arahan dan pengawasan, meningakatnya motivasi
kerja tenaga pendidikan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala
sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisa dari kepribadian seperti: 1.
Pengetahuan terhadap kependidikan misalnya, memahami kondisi tenaga
kependidikan, memahami kondisi siswa, menyusun program pendidikan,
menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan
kemampuannya. 2. Keterampilan selaku pemimpin pendidikan dia harus
ulet dan penuh inisiatif serta kreatif dalam mengelola sekolahny, berusaha
menanggulangi segala kekurangan yang terdapat disekolah yang
dipimpinnya baik secara sarana maupun prasarana demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan, agar terjadi peningkatan mutu
penyelenggaraan/pengelolaan sekolah.
Dengan membandingkan tujuan peningkatan mutu kinerja kepala
sekolah dengan keadaan nyata disekolah yang menjadi sasaran penelitian
maka tergambarlah permasalahannya yaitu lemahnya kinerja kepala sekolah
khususnya dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang
mengacu pada standar pengelolaan pendidikan (sarana dan prasarana).
Para pengelola pendidikan (pengurus yayasan) harus memiliki
strategi untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah meningkat,
dengan cara menciptakan iklim yang kondusif. Kepala sekolah juga
berusaha melakukan pendidikan mental, moral (akhlak), fisik dan artistik
kepada para tenaga kependidikan serta memberikan motivasi agar para
tenaga kependidikan merasa betah dan menyukai profesinya. Disamping itu
kepala sekolah dapat membagi wewenangnya dengan para pegawainya
dalam pengelolaan pendidikan agar dapat efektif dan efisien.
39
Salah satu tugas pokok kepala sekolah berkewajiban untuk
memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga
kependidikan, serta administrator lainnya. Agar kepala sekolah dapat
memberikan pembinaan dan bimbingan yang lebih maka kepala sekolah
perlu mendapat pembinaan dari yayasann atau instansi yang terkait. Dalam
hal ini khususnya dalam hal peningkatan kualitas kinerja kepala sekolah
dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, adanya manajemen
sarana dan prasarana pendidikan tentunya dapat meningkatkan proses
belajar mengajar disekolah, baik untuk para murid dan para guru disekolah
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Selain itu juga efektifitas pengelolaan sarana dan
prasarna di sebuah sekolah dapat diukur berdasarkan aspek (1) perencanaan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, (2) Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, (3) Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,
(4) Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, dan (5) Pengawasan
sarana dan prasarana pendidikan.
Dengan demikian melalui kinerja kepala sekolah dalam
pengelolaan pendidikan diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas
pendidikan, yang akan berdampak pada output disekolah, dalam rangka
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan visi dan misi
lembaga pendidikan dalam pengelolaan pendidikan untuk MTs Khazanah
Kebajikan.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang
kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-Pamulang.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Khazanah Kebajikan Pondok
Cabe Ilir- Pamulang, dari tanggal 14 Januari s/d 2 Februari 2013
C. Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian digunakan adalah desain penelitian deskriptif
yaitu data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar-
gambar dari pada angka-angka. Jenis data yang dikumpulkan berupa data
kualitatif yaitu diperoleh melalui pemahaman dan penafsiran yang
mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan.1
Data primer diambil langsung dari MTs Khazanah Kebajikan
Pondok Cabe Ilir Pamulang tentang kinerja kepala sekolah dalam
1 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008), Cet. Ke-2, h. 187
41
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, dan hasil observasi
lapangan. Data sekunder yang diambil berupa data atau keterangan-
keterangan hasil dari berbagai macam literatur seperti buku dan informasi
lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, dan tidak bermaksud untuk
menguji hipotesis antara variabel melainkan hal yang menafsirkan apa
adanya sesuai dengan yang diteliti. Penelitian ini lebih difokuskan kepada
kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
di MTs Khazanah Kebajikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data lapangan penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dalam rangka
mengetahui data, informasi, dan fakta yang akurat tentang kinerja kepala
sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, prosedur dan
pelaksanaan hasil analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan dengan kepala
sekolah, guru-guru, staf pendidik dan siswa untuk memperoleh keterangan
langsung dan berguna tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan. Data tersebut berupa hasil wawancara tertulis yang dilakukan
oleh penulis dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru, staf dan
siswa.
2. Observasi
Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang
menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti, seperti mengamati
lingkungan sekolah (guru, staf, siswa), dan pengelolaan sarana prasarana
yang ada dilingkungan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dalam
42
penelitian ini penulis melakukan observasi di MTs Khazanah Kebajikan
Pondok Cabe Ilir Pamulang.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data-data sekolah yang berkaitan langsung tentang
kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang ada
di sekolah tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Tabel 1. Kisi-kisi Pertanyaan dalam Observasi
No. Fokus Sub Fokus Indikator No.
Item
1. Pengelolaan
sarana dan
prasarana
pendidikan
1. Perencanaan
kebutuhan
sarana dan
prasarana
pendidikan
2. Pengadaaan
sarana dan
prasarana
pendidikan
1. Proses penyusunan
kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan
2. Kemampuan analisa
kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan
3. Perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana
pendidikan
4. Macam-macam/jenis-jenis
sarana dan prasarana yang
telah direncanakan
5. Perencanaan kebutuhan
perlengkapan sekolah
untuk periode tertentu.
1. Proses pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan
2. Pemutusan/penetapan
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
1-5
6-10
43
3. Pemeliharaan
sarana dan
prasarana
pendidikan
3. Sumber dana untuk
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
4. Alternatif cara dalam
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
5. Pembahasan dalam
rencana pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan
1. Pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan
2. Cara merawat sarana dan
prasarana pendidikan
3. Cara memperbaiki sarana
dan prasarana pendidikan
4. Waktu yang digunakan
dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana
pendidikan.
5. Adanya pelatihan yang
dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap para guru
dan staf pendidik, dalam
rangka menjaga sarana
dan prasarana pendidikan.
6. Tindakan kepala sekolah
jika ada yang
menelantarkan sarana dan
prasarana pembelajaran.
11-16
44
G. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis
secara kualitatif. Analisis data dikumpulkan setiap saat pengumpulan data
di lapangan secara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi
data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan dengan langkah abstraksi
teoritis-teoritis terhadap informasi lapangan, dengan mempertimbangkan
dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat memungkinkan
dianggap mendasar dan universal. Gambaran atau informasi tentang
peristiwa atas objek yang dikaji tetap mempertimbangkan derajat
koherensi internal, masuk akal, dan berhubungan dengan peristiwa factual
realistis. Dengan cara melakukan konversi dengan hasil temuan observasi
4. Penyimpanan
sarana dan
prasarana
pendidikan
5. Pengawasan
sarana dan
prasarana
pendidikaan
1. Inventarisasi barang
2. Sistem penyimpanan
barang
3. Tempat/ruang
penyimpanan barang
1. Proses evaluasi tentang
keadaan perlengkapan
barang
2. Pemberian pengarahan
dan bimbingan dalam 1
periode
3. Proses
penyusutan/memusnahkan
barang yang sudah tidak
dipakai lagi.
1.
17-19
20-22
45
dan pendalaman makna, maka diperoleh suatu analisis data yang terus
menerus secara simultan disepanjang proses penelitian.2
Setelah data dikumpulkan selanjutnya yang harus dilakukan oleh
seorang peneliti adalah analisis data. Teknik ini digunakan untuk melihat
sejauh mana kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe
Ilir Pamulang.
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan,
dari hasil wawancara yang ada di sekolah melalui data berita informasi
yang ada di lokasi tersebut.
2. Deskripsi Data
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, deskripsi
sebagai langkah penyebaran dengan cara simulasi dari hasil penelitian baik
dalam bentuk catatan dari hasil observasi lapangan, wawancara tentang
kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
di MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang.
3. Interpretasi
Interpretasi dan penyimpulan data diperlukan untuk memungkinkan
apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan,
diteliti, dan benar. Interpretasi juga diperlukan untuk memberikan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan, hasil analisis melalui
interpretasi data yang sudah menjadi kesimpulan akhir juga digunakan
untuk memberi masukan perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti
sendiri.
2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), Cet. Ke-2, hal. 94-97
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan
1. Sejarah singkat
Madrasah Tsanawiyah Khazanah kebajikan didirikan pada 17 Mei
1999 dan dikelola oleh yayasan Khazanah Kebajikan yang juga
menampung anak Yatim Piatu, Yatim, dan Fakir Miskin. Yayasan ini
bertujuan mencetak generasi muda yang Shalih dan Shalihah dengan
tunjangan wawasan pengetahan yang berkualitas.
Dari semenjak berdirinya yayasan bersaha mendidik dan membina
masyarakat sekitarya. Di samping dengan memberikan bantuan secara
material juga memberikan sarana pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi (ABA), dengan maksud untuk
kepentingan masyarakat umum, Khususnya bagi mereka yang tergolong
Yatim Piatu, Fakir Miskin, dimana mereka tanpa dipungut biaya
operasional pendidikan.
Adapun para perintis sekaligus pendirinya ialah:
1. Drs. H. Fairuspuadi, dari tahun 1999 s/d tahun 2003
2. Agus Suwarno, M. A, dari tahun 1999 s/d 2005
3. H. Suardin Mukmin, S. Sos.I, dari tahun 1999 s/d sekarang
4. H. Muhammad Syafi’i Thohir, dari tahun 1999 s/d 2006
5. H. Zulkarnain, S. Ag. dari tahun 1999 s/d sekarang
47
Pendirian MTs. Khazanah Kebajikan dimaksud untuk
mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Hal itu dilatar
belakangi oleh kenyataan bahwa budaya masyarakat Pondok Cabe Ilir-
Pamulang dan sekitarnya memang cukup kental dengan nilai-nilai
keagamaan Islam, sehingga kehadiran MTs Khazanah Kebajikan sejalan
dengan corak masyarakat Pondok Cabe Ilir-Pamulang yang religius.
Daerah Pondok Cabe Ilir Pamulang kini telah menjadi penyangga
kota DKI Jakarta yang memiliki karakteristik masyarakat yang urban,
yakni dari masyarakat agraris (pertanian) kemasyarakat industri yang
tentunya sudah menghadapi perubahan-perubahan, khususnya dalam
bidang sosio-kultural dan ekonomi. Ditengah-tengah kehidupan
masyarakat seperti itu, MTs Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir-
Pamulang terpanggil untuk memberikan warna kehidupan sehingga
masyarakat Pondok Cabe Ilir- Pamulang yang diharapkan mampu
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang diakibatkan adanya
pemekaran wilayah Kota DKI Jakarta, tetapi di sisi lain juga harus mampu
mempertahankan nilainilai positif kehidupan budaya pribumi Pondok Cabe
Ilir-Pamulang yang bercorak religius. Dengan dasar itulah, MTs Khazanah
kebajikan bertujuan untuk tampil sebagai Madrasah modern yang
berkeinginan memberikan bekal keagamaan kepada siswa/siswinya
sehingga mampu menjadi insani yang modern yang ditandai dengan
kecerdasan akal, tetapi disisi lain juga tampil sebagai insan yang berbudi
luhur yang lahir dari penghayatan dan sikap keberagaman (religiousitas)
yang mendalam.1
2. Identitas Sekolah
Nama Madrasah : MTs Khazanah Kebajikan
No.Statistik Madrasah : 212.28.04.17.138
Status Akreditasi : A
1 Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
48
Alamat Lengkap Madrasah : Jl.Talas I Rt 001/010
Desa/Kel : Pondok cabe Ilir
Kecamatan : Pamulang
Kab/Kota : Tangerang Selatan
Propinsi : Banten
No.Telp/HP : 021. 74707253
Nama Kepala Madrasah : H. Suardin, S.Sos.I
No.Telp/HP : 085695263260
Nama Yayasan : Yayasan Khazanah Kebajikan
Alamat Yayasan : Jl. Talas I Rt 001/010 Kelurahan
Pondok Cabe Ilir Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan
Propinsi Banten
No.Tel.Yayasan : 021.74707253
Kepemilikan Tanah :Pemerintah/Yayasan/Pribadi/menyewa
Status Tanah : Yayasan (Sertakan Copynya)
Luas Tanah :1000 M2
Status Bangunan : 1000 M2
Luas Bangunan : 1000.M2
3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan
a. Visi
Menjadi generasi yang beriman dan berakhlak, kreatif, dan unggul
dalam prestasi
b. Misi
Berdasarkan visi diatas, maka misi MTs Khazanah Kebajikan
adalah:
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
49
2) Membudayakan akhlaqul karimah
3) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran
4) Membudayakan cinta ilmu pengetahuan dan teknologi
5) Mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas
6) Meningkatkan mutu sarana dan prasarana yang memadai
7) Membudayakan Cinta Al-Qur”an,Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi
c. Motto
“Hidup Qur’ani dan berprestasi”
d. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak di capai oleh MTs Khazanah
Kebajikan adalah:
1) Terwujudnya generasi muslim yang memiliki keimanan yang
kokoh
2) Terwujudnya pribadi yang berakhlaqul karimah
3) Terwujudnya pengelolaan pembejaran yang bermutu
4) Terwujudnya lulusan yang bekualitas tinggi
5) Terwujudnya generasi yang mandiri dan bertanggung jawab
6) Terwujudnya sarana dan prasarana yang memadai
7) Terwujudnya generasi muslim yang cinta tanah air2
4. Struktur Organisasi MTs Khazanah Kebajikan
Dalam suatu instansi atau lembaga pendidikan diperlukan adanya
struktur organisasi yang jelas untuk memperlancar dan mencapai tujuan
yang telah ditentukan oleh setiap lembaga. MTs Khazanah Kebajikan
membentuk struktur organisasi dengan kedudukan dan tanggung jawabnya
masing-masing. (dokumentasi terlampir)
2 Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
50
5. Dewan Guru dan Karyawan
a. Dewan Guru
Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan tenaga yang
profesional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill
yang memadai.
Adapun tenaga pengajar yang tersedia di MTs. Khazanah
Kebajikan tahun pelajaran 2012/2013, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2
Data Guru/Pendidik di MTs Khazanah Kebajikan
NO
Nama (gelar
akademik
dibelakang nama)
Pendidikan
(Fak+Jur+Akta)
Jabatan
(guru/
Kamad)
Mengajar
Mata
Pelajaran
Status
1 Dillia Hispanora,
S.Pd.I
S1+Tarbiyah+PAI
Akta IV Guru Mulok GTT
2 Edi Haryono, S.Pd S1/Bahas Inggris Guru B.Inggris GTY
3 Eneng Sumarni, S.S S1 Adab + sastra
Inggris Guru B.Inggris GTY
4 Ipah Latifah, Dra S1 P.T.K PKK +
Akta IV Guru Produktif GTY
5 Iskandar, S.Ag S1 Ushuludin
Tafsir Hadits BP/Guru Mulok GTY
6 Iswadi Nur, BA D.III.IKIP + PLB Guru Penjaskes GTY
7 Junaidi Irwanto,
S.Pd.I
S1 Tarbiyah PAI +
Akta IV Guru B.arab GTY
8 Lilik wasliyah, S.Ag S1 Tarbiyah PBA+
Akta IV Guru Mulok GTY
9 Lukmanul Hakim,
S.Ag
S1 Ushuludin
Aqidah Islam Guru TIK GTY
10 Silmi Yulia, Dra S1 Tarbiyah PAI +
Akta IV Guru Akidah GTY
51
11 Suardin, H. Sos.I S1 Dakwah KPI +
Akta IV Kamad SKI GTY
12 Sugeng Rahardjo,
S.Pd
S1 Sastra Bahasa
Indonesia + Akta
III
Guru B.IND GTY
13 Tatang Setiawan,
S.Pd
S1 MIPA
Matematika + Akta
IV
Guru IPA GTT
14 Wahyudin, S.Pd S1 Pend. Eko. IPS
+ Akta IV Guru IPS GTY
15 Zulkarnain, H.S.Ag S1 Dakwah KPI +
Akta IV Guru QUDIST PNS
16 Lia Mulyaningsih,
S.Pd
S1 Pend. Eko. IPS
+ Akta IV Guru IPS GTT
17 Suriani, S.Pd S1 Pendidikan
Biologi Guru IPA GTT
18 Sutikyono, M.Pd S2 Pendidikan
MIPA + Akta IV
Wakamad/
Guru MTK GTY
19 Khoeron Najidin,
S.Pd.I S1 PAI Guru TIK GTT
20 Thoyib Bachtiar, H.,
MM
S2 Manajemen
SDM Guru PKN GTT
21 Ima Nurmilah Syam,
S.Pd
S1 Pendidikan
Fisika Guru IPA GTT
22 Lely Lailatus S. SPd S1-Tarbiyah-
Matimatika Guru MTK GTT
23 Rodhiatam Mardiah,
S.Pd
S1 Pend. Bahasa
dan Sastra
Indonesia
Guru B.IND GTT
24 Wijianto, Drs. S1 Sejarah dan
Kebudayaan Islam Guru SKI GTT
25 Adisam S1 Manajemen
Dakwah Guru Mulok GTT
26 Muslih, SS S1 Pend. Bahasa
dan Sastra Arab Guru B.arab GTT
27 Ahmad Fathi,SE S1 Manajemen
Guru Pkn GTT
52
Pemasaran
Sumber: diambil dari dokumentasi guru MTs Khazanah Kebajikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa guru-guru MTs. Khazanah
Kebajikan mayoritas lulusan S1, sebanyak 21 orang, lulusan S2 sebanyak
2 orang dan sisanya D3 sebanyak 1orang. Kendatipun demikian guru-guru
ini masih banyak yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya masing-
masing. Disebabkan keterbatasannya tenaga guru yang khusus sesuai
vaknya masing-masing.
b. Karyawan
Untuk membantu proses belajar mengajar maka sekolah pun
mempunyai beberapa karyawan. Karyawan termasuk bagian yang penting
untuk menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan
KBM di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik dan teratur serta
terencana, Adapun keadaan tenaga karyawan MTs. Khazanah Kebajikan
yaitu:
Tabel 3
Data Karyawan MTs. Khazanah Kebajikan
No Nama Pendidikan
Terakhir Jabatan
1 Lukmanul Hakim, S.Ag S1 IAIN Kabag. TU
2 Umi Kalsum MAK Bendahara
3 Siti Awalyah SMK Staf TU/ Bendahara BOS
4 Martin SMU Kearsipan
5 Heriyanto SMAN Kabag. Perpustakaan
6 Supriyadi SMA Penjaga/Kebersihan
7 Ali SMA Pembina Osis
53
8 Hipni D.2 Guru Piket
9 Fathi S1 Guru Piket
Sumber: diambil dari dokumentasi Karyawan MTs Khazanah Kebajikan
6. Keadaan Siswa/siswi
Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat
penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika
tidak mempunyai siswa/siswi.
Siswa/siswi di MTs. Khazanah Kebajikan berjumlah 422 orang. Pada
setiap kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII
sebanyak 5 kelas, kelas VIII sebanyak 2 kelas dan kelas IX sebanyak 3 kelas.
Hal ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya ke MTs. Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang ini cukup
tinggi, sehingga pihak sekolah mempunyai kebijakan siswa/siswi yang masuk
harus dibatasi. Dengan pertimbangan sarana dan prasarana belum cukup
representatif. Adapun jumlah siswa/siswi pada setiap kelasnya yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4
Data Siswa/siswi MTs. Khazanah Kebajikan
Kelas/Tingkat Jumlah Murid
Jumlah L P
VI
I
BA 28 17 45
A 26 19 45
B 20 26 46
C 15 31 46
D 18 28 46
VI
II
A 16 15 30
B 14 18 32
IX
A 19 25 44
B 20 24 44
C 18 26 44
Jumlah 194 228 422
Sumber: diambil dari dokumentasi kesiswaan MTs Khazanah
Kebajikan
54
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan
siswa/siswi sebanyak 235 dengan klasifikasi untuk jumlah kali-laki sebanyak
194 orang dan untuk jumlah perempuan sebanyak 228 orang, jadi jumlah
keseluruhan adalah 422 orang.
7. Sarana dan Prasarana (Fasilitas pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan)
Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
sekolah tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
Suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan
prasarana tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang ada di MTs. Khazanah
Kebajikan diantaranya yaitu:
Tabel 5
Sarana dan prasarana yang ada di MTs Khazanah Kebajikan
No Jenis Jumlah
1 Ruang kantor 1
2 Ruang belajar 12
3 Ruang perpustakaan 1
4 Lab. Computer 1
5 Ruang guru 1
6 Ruang Kepala Sekolah 1
7 Ruang Osis 1
8 Lab. IPA 1
9 Mushalla 1
10 Lapangan olahraga 1
11 Kamar mandi/WC 5
12 Gudang 1
55
13 Televisi 4
14 WC Guru 1
15 WC Putra 3
16 WC Putri 2
17 Gudang 1
18 Kantin 1
19 Ruang BP 1
20 Ruang Tamu 1
21 OHP Proyektor 1
Sumber: diambil dari dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
1. Susunan Pengurus
Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya terdapat beberapa orang
yang berhubungan satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
MTs. Khazanah Kebajikan merupakan suatu lembaga pendidikan
dimana kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah yang
mempunyai tugas yang berbeda-beda. Namun secara umum bertanggung
jawab terhadap jalannya pendidikan dan pengajaran serta pelaksanaan
kurikulum, serta dibantu pula oleh beberapa staf yang mempunyai tugas
dan tangung jawab sesuai dengan bidangnya. Tugas-tugas dan tanggung
jawab dijabarkan ke dalam suatu susunan organisasi. Adapun struktur
organisasi MTs. Khazanah Kebajikan terlampir.
B. Deskripsi dan Analisis Data
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara/interview,
dokumentasi, dan observasi.
56
Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan
tersebut ditujukan kepada pihak kepala sekolah, dan perwakilan beberapa
orang guru serta beberapa siswa yang diberikan secara terpisah dan berbeda.
Adapun hasil keseluruhan dari wawancara dilampirkan dalam lampiran
skripsi ini.
1. Kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan
Untuk kinerja kepala sekolah dalam perencanaan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:
(a) Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan? (b) Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan? (c) Apa saja sarana dan prasarana yang
telah disusun dan direncanakan? (d) Apakah dalam perencanaan
kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan setiap tahun atau periodik
tertentu?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan
diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam proses perencanaankebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan di MTs khazanah kebajikan ini secara
umum di rencanakan di awal tahun, yang tentunya di adakan di raker, dan
dalam raker tersebut disusun anggaran kebutuhan pertahun khususnya
untuk sarana dan prasarana pendidikan, dan umumnya untuk anggaran-
anggaran yang lain, seperti kurikulum, kesiswaan dan lain sebagainya.
Dan kekurangannya sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan kondisi
keuangan yang ada, baik yang terdeteksi maupun yang mendesak,
contonya seperti menambah beberapa AC, ataupun kelengkapan media
penunjang untuk proses belajar mengajar di MTs Khazanah kebajikan.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Suhardin selaku Kepala Sekolah
MTs Khazanah kebajikan:
“Pertama memang untuk saspras secara umum, kita
merencanakan di awal tahun, dalam raker itu kita sudah
tanamkan semuanya, diraker sudah ada semuanya, apapun
57
yang dibutukan oleh MTs, baik kurikulum, kesiswaan, sarana
dan prasarana dan lain-lain, dirumuskan, nah kekurangannya
sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan kondisi keuangan
yang ada, biasanya mungkin bisa tidak terdeteksi atau mungkin
bagaimana ada kebutuhan mendesak, termasuk kemarin ya
kita menambah beberapa yang tadi ACnya beberapa, ditambah
satu lagi, karena kebutuhan, dan yang lain-lain juga, jadi
sarana sudah di tentukan di awal tahun, kekurangannya tinggal
ditambah didalam perjalanan kegiatan itu sendiri, masuk
dianggaran karena kita sudah mempunyai anggaran 1 tahun,
dan satu tahun itu kemudian secara garis besarnya masing-
masing, kurikulum berapa, kesiswaan berapa, sarana prasarana
berapa, nah kemudian tinggal di jabarkan yang terserap berapa,
yang tidak terserap berapa, atau katakanlah ada yang
dimatikan, yang program lain yang mendesak itu tergantung
kondisi, setelah di perjalanan di evaluasi, oh ini lebih baik dari
yang ini, kita ganti dengan yang ini, dan sebagainya”.3
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS
sekaligus menjabat sebagai bagian Kesiswaan bahwa:
“Kalo penyusunan sarana dan prasana itu, tetap kita berpedoman
pada kebutuha yang dibutuhkan, misalnya untuk tahun ini
kebutuhan kita apa, gitu, ya kalo memang kebutuhannya kan kita
bisa cek ya, misalkan infokus rusak, atau kipas angin, itukan
sarana tuh, nah kemudian yang lain juga ditanyakan keguru-guru
misalnya mempersilahkan kepada guru-guru yang ingin membeli
buku diluar nanti diganti oleh sekolah, tapi sarana dan prasarana
tetap biasanya setiap awal tahun kita sudah dibuat anggaran, apa
yang mau di butuhkan, gitu, misalkan berapa kursi yang rusak
harus diganti gitu kan, misalkan yang lain-lain juga gitu, sudah
ada anggarannya sudah di susun di awal”.4
Dalam analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, kepala
sekolah tentunya melihat dari skala prioritas yang dibutuhkan oleh MTs,
tentunya kepala sekolah meminta kepada semua guru, dan semua
pemangku kepentingan-kepentingan inventarisasi, mengenai usulan-usulan
sarana dan prasarana pendidikan dan kemudian di masukan keraker, dan
3 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.20 WIB 4 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.30 WIB
58
kemudian di putuskan mana yang lebih prioritas, dan selain itu juga
melihat keuangan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang
di ungkapkan oleh kepala sekolah MTs Khazanah kebajikan:
“Biasanya saya pertama, minta kepada semua guru, dan semua
pemangku keentingan-kepentingan inventarisasi, apa usulan-
usulan tersebut dimasukan di raker, dan itu kemudian di
putuskan mana yang lebih prioritas, semua kebutuhan kita
masukan, kemudian dengan skala prioritas, sperti itu, jadi kalo
mendesak baru kita ini, kalo tidak mendesak baru kita
kumpulin duit dan sebagainya”.5
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS dan juga
menjabat dibidang Kesiswaan:
“Biasanya untuk melakukan analisa, itukan di langkah pertama
itu melihat kondisi keuangan juga, kira-kira ni keuangan ini
bisa gak ni mencukupi pembelian sarana, kalo tidak
mencukupi berarti kita membeli yang dipilih alternatif, ya
berarti dibuat skala prioritas kan, mana yang lebih penting gitu
jadi membuat skala prioritas gitu,biasanya selain membuat
skala prioritas kepala skolah juga kita mengajukan proposal-
proposal misalkan sarana apa yang kurang dengan melihat
kondisi keuangan yang tidak mencukupi, trus kita mengajukan
proposal, baik kepemerintah maupun ke non pemerintah”.6
Sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan itu
berupa AC dan LCD, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah
bapak Suardin: “tahun ini kita penambahan AC, LCD, tahun ini insyaalloh
3 LCD yang kita tambah, yang kita pasang paten, yang paten dikelas”.7
Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Wahyudin:
“Kalo sarana dan prasarana yang disusun slama ini memang kita
kan memang sekolah kita ada kelas BP dan kelas Reguler ya, baru
tahun ini, biasanya kita, sesuaikan untuk kelas BP tuh apa aja,
untuk kelas regular apa aja, tapi yang sedang disusun ini kita
ingin membuat sebuah lab komputer, ya itu belum terlaksanan,
karena slama ini kita masih kekurangan, kita masih pakai lab
5 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.25 WIB 6 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.35 WIB 7 Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.30 WIB
59
Aliyah, ada rencana kedepan lagi kita akan buka lagi gedung B,
untuk tahun depan, itu rencananya akan menambah Komputer”.8
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru
Bahasa Arab: “diantaranya, sarana dan prasarana, misalnya yang disusun
dan direncanakan, perencanaan, baisanya itu seperti ruang kelas,
penambahan ruang kelas, melengkapi sarana kelas, seperti apa itu, media
pembelajaran, infokus ya kaya gitu”.9
Perencanaan perlengkapan sekolah dilakukan pertahun dan di
deteksinya persemester, hal ini di lakukan secara berkesinambungan oleh
kepala sekolah, agar dapat terdeteksi sarana dan prasarana apa saja yang
harus di tambah dan sarana prasarana apa saja yang sudah tidak layak
pakai. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah
kebajikan:
“Saya biasanya mendeteksi itu persatu semester, cuma mungkin
grand desainnya satu tahun, artinya persatu semester ini saya
evaluasinya persatu semester, apa saja yang sudah terbeli, apa
saja yang belum terbeli, sebenarnya setiap satu bulan itu juga ada
laporan, kalo itu mendesak langsung saya tindak lanjuti,kalo
belum mendesak sebelum satu semester sudah saya inikan, baru
saya eksekusi keputusannya jadi umpamanya seperti kemarin
berapa anggaran yang terorganisir terserap, berapa persen, kalo
sudah ada dananya cepat direalisasikan program-program yang
ada itu, kemudian sarana dan prasarana itu baru diberikan, tapi
yang paling penting di awal tahun, seacara umumnya tahun ajaran
maksdunya ya”.10
Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim:
“Kebutuhan perlengkapan sekolah, ini perencanaan perlengkapan sekolah,
itu biasanya awal tahun atau tiap tahun, awal tahun ajaran baru”.11
Hal
senada juga di ungkapkan oleh Ibu Neng, guru Bahasa Inggris: “Itu
8 Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.35 WIB 9 Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari
2013, Pukul 13.10 WIB 10
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.35 WIB 11
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.45 WIB
60
biasanya ada di raker, yang dilakukan setiap satu tahun sekali, dari situ
perencanaan semuanya disusun”.12
Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam
perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana ini, penulis dapat
menyimpulkan bahwa kepala sekolah dalam menyusun perencanaan
pengadaan sarana prasarana itu dikoordinasikan secara bersama-sama
dengan dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, yang di lakukan
melalui raker, dengan menganggarkan serta menginventarikan sarana dan
prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang proses
pembelajaran, dan dalam analisa kebutuhan sarana danprasarana
pendidikan kepala sekolah melihat dari segi skala prioritas kebutuhan serta
kondisi keuangan yang ada di MTs khazanah kebajikan, dan sarana dan
prasarana yang di butuhkan pada tahun ini adalah penambahan AC, LCD
yang di patenkan pada setiap klas, serta penambahan komputer untuk
praktek siswa/i MTs khazanah kebajikan, dan perencanaan perlengkapan
sarana prasarana yang dilakukan adalah setiap satu tahun sekali, dan
dilakukan secara terus menerus, agar dapat diketahui apa saja yang harus
dilengkapi dan apa saja yang sudah layak dan sudah tidak layak pakai.
2. Kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan
Untuk kinerja kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, diajukan 6 pertanyaan yang terdiri dari:
(a) Bagaimana kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan? (b) Bagaimana kepala sekolah menetapkan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan? (c) Dari manakah
sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan prasarana
pendidikan? (d) Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana
dilakukan pertahun atau periodik tertentu? (e) Bagaimana kepala sekolah
12
Wawancara dengan Neng, Guru Bahasa Inggris, Tanggal 21 Januari 2013,
Pukul 13.00 WIB
61
membahas rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan? (f) Siapa
saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan
diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan adalah dengan adanya diskusi atau musyawarah
bersama kepada dewan guru, karyawan dan staf pendidikan, contonya
kepada guru bidang studi TIK, kira-kira peralatan apa saja yang di
butuhkan dalam praktek TIK, dan contoh lainnya, menanyakan kepada
guru IPA, apa saja yang dibutuhkan dalam praktek IPA, dan sebagainya,
dan juga melihat mana yang perlu dan dapat berguna untuk menunjang
proses pembelajaran, dan mana yang tidak perlu atau yang tidak berguna
lagi dalam menunjang proses pembelajaran di MTs khazanah kebajikan.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, kepala TU:
“Kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana terutama
melalui guru-guru yang bersangkutan yang kira-kiranya butuh sarana dan
prasarana apa saja yang dibutuhkan, yang paling utama guru IPA, IPS
ataupun guru agama Matematik, TIK juga dan lain-lainnya”.13
Dalam penetapan sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah
tentunya mengecek ataupun mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang
memadai, ada yang kurang di tambahi kemudian ada yang kurang
ditambahi, hal ini dilakukan bersamaan dengan bidang sarana prasarana
pendidikan yang ada di MT khazanah kebajikan, dan juga bersama guru-
guru yang bersangkutan.
Sumber dana yang di dapat guna memenuhi sarana dan pasarana
yang ada di MTs khazanah kebajikan adalah dari yayasan sendiri, dari
dana BOS, atau dari pemerintah, selain itu juga dari siswa/i (SPP), dan
juga proposal yang di ajukan kepada pemerintah, serta sumber dana yang
mengikat, tentunya untuk menambah dana dalam melengkapi sarana dan
13
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.50 WIB
62
prasarana yang di butuhkan di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak Sutikyono: “Yang pertama bantuan pemerintah
atau BOS, kemudian iuran masyarakat, melalui SPP dan sumber lain yang
tak mengikat, misalkan bantuan donatur, proposal yang ditunjukan pada
donatur nanti dibantu”.14
Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak
Lukman Hakim, kepala TU: “Nah, untuk sumber dana, biasanya prtama
dari pihak lembaga yayasan yang menangani kita, yang kedua juga kita
tidak tergantung yayasan, kita bikin proposal keluar, terutama kedinas
ataupun kelembaga-lembaga pendiidkan yang lain, alhamdulillah ada yang
cair, terutama untuk gedung untuk sarana ada aja”.15
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Suardi Kepala Sekolah
MTs Khazaah kebajikan:
“Kita ada sumber-sumbernya disini, kalo dulu ada 3 sumber,
sumber yayasan, kemudian Bos dan SPP, dan dari masyarakat,
dan sekarang kita potensikan untuk dua sumber, sumber Bos dan
SPP, yayasan paling kalo ada kebutuhan mendesak baru ke
yayasan, kalo proposal kita ajukan untuk kegiatan khusus yang
memang ketika saldo, apa kemudian apa kita ituu kekurangan,
kalo masih mencukupi kita dari situ, kalo kekurangan baru kita
buat proposal.”16
Rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di lakukan
pertahun yang di tuangkan di RABS. Dalam membahas rencana kebutuhan
sarana prasarana pendidikan direncanakan awal tahun ajaran, yang di
musyawarahkan kepada guru-guru terkait, tentang apa saja yang di
butuhkan, dan selain itu juga adanya musyawarah kepada bagian sarana
prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini, dan di tuangkan kedalam
anggaran belanja sekolah yang terdapat di buku draf anggaran belanja
sekolah, khususnya sarana dan prasarana pendidikan. Dan dalam
penyusunan rencana pengadaan ini kepala sekolah melibatkan para guru,
14 Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai
Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 13.55 WIB 15
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 09.55 WIB 16
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.40 WIB
63
karyawan, staf pendidikan, bidang sarana prasarana pendidikan serta
siswa/i yang terdapat di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak bapak Wahyudin: “Kalo untuk pengadaan sarana
dan prasarana itu biasanya kita pertahun, karena kita menyususn RAPBS
itu untuk jangka 1 tahun”. 17
Begitu juga yang diungkapkan oleh Kepala
Sekolah MTs yaitu bapak Suhardin bahwa:
“Untuk membahas rencana kebutuhan pendidikan, khususnya
sarana dan prasarnanya sama juga dengan tadi bahwa kita
rencanakan awal tahun ajaran, jadi setiap akhir tahun ajaran,
yang masih punya kepentingan seperti guru, dan bagian-bagian
kebutuhannya, kemudian kita inventarisir kemudian kita
godog, kemudian kita masukan ke draf raker, dan raker itu
kita khususkan dimatengin, digodog, dimatang di godog
dengan potensi pendapatan kita kedepan berapa, dengan target
pencapaian kita berapa, dan cakupan keuangan kita berapa,
kemampuan yang ril berapa, kemudian dibagi kesemua
kebutuhan-kebutuhan, berapa persen untuk pendidikan berapa
untuk akademik, berapa untuk kesiswaan, berapa untuk sarana
dan prasarana untuk di godog di raker”.18
Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam pengadaan
sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala
sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah dengan musyawarah bersama kepada dewan guru, karyawan dan
staf pendidikan, dan dalam penetapan sarana dan prasarana pendidikan
kepala sekolah mengecek, mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang
memadai, yang dilakukan bersamaan dengan bidang sarana prasarana
pendidikan, dan dewan guru yang ada di MT khazanah kebajikan, sumber
dana yang di dapat guna memenuhi sarana dan pasarana yang ada di MTs
khazanah kebajikan yatiu yayasan sendiri, dana BOS, pemerintah, SPP
siswa/i, dan proposal yang di ajukan kepada pemerintah. Rencana
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di lakukan pertahun yang di
17
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.40 WIB 18
Wawancara dengan Suardin, Wakil Kepala MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.45 WIB
64
tuangkan di RABS. Dan dalam membahas rencana kebutuhan sarana
prasarana pendidikan direncanakan awal tahun ajaran, dan di tuangkan
kedalam anggaran belanja sekolah yang terdapat di buku draf anggaran
belanja sekolah, khususnya sarana dan prasarana pendidikan, dalam
penyusunan rencana pengadaan kepala sekolah melibatkan guru,
karyawan, staf pendidikan, bidang sarana prasarana pendidikan serta
siswa/i yang terdapat di MTs khazanah kebajikan.
3. Kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan
Untuk kinerja kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:
(a) Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan? (b) Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan
sarana dan prasarana yang dilakukan MTs khazanah kebajikan? (c)
Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada rusak?
(d) Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah ada jangka waktu tertentu? (e) Agar dapat digunakan
dengan baik apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan? (f) Apakah
kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan
prasarana pembelajaran?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan
diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini di
sesuaikan dengan manfaat yang ada, seperti pendayagunaan LCD, media-
media pembelajaran lainnya yang dapat menunjang proses belajar
mengajar di MTs, namun masih banyak kekurangan, khususnya dalam
perawatan sarana dan prasarana itu sendiri, mengingat banyaknya jumlah
sarana dan prasarana sekolah, sehingga memungkinkan adanya kerusakan-
kerusakan pada sarana dan prasarana yang ada. Seperti yang diungkapkan
oleh bapak Suardin Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:
65
“Mendayagunakannya di sesuaikan dengan manfaat yang ada, jadi
memang kalo itu LCD, ya kita gunakan, memang ada kekurangan sedikit
bahwa, khususnya perawatan ini, karena saking banyaknya sarana dan
prasarana, karena sasprasnya personil di bidang itu sehingga kita
kewalahan, disamping memang saspras itu cepat rusak juga”.19
Begitu
juga yang diungkapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia:
“Artinya mendayagunakan ya, ya menggunakannnya ya yang ada saja ya,
kitakan terbatas ya mba, ya artinya terbatas gedung, tetapi kita tidak
dikatakan, lab bagus, perpustakaan bagus”.20
Perawatan sarana dan prasarana yang ada di MTs ini tentunya ada
penanggung jawabnya masing-masing, seperti dibagian kurikulum,
tentunya kurikulum yang bertanggung jawab, namun secara keseluruhan
ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan
memelihara sarana prasarana, dan bagian sarana prasarana di sekolah ini
hanya satu orang, dan memegang peran atau job sebagai guru, sehingga
jobnya saling tumpang tindih, dan mengingat sarana prasarana yang
terdapat di MTs ini cukup banyak, kemudian kepala sekolah mensiasati,
agar semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana
yang ada, khususnya guru, karyawan, staf pendidikan dan siswa/idalam
menjaga sarana prasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan ini. Seperti
yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah yaitu:
“Untuk hal-hal tertentu ada penanggung jawabnya masing-
masing, kalo dibagian kurikulum ya kurikulum, tapi secara
keseluruhan ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian
mengadakan, dan memelihara seharusnya, tapi saking luasnya
cakupan sarana dan prasarna ini saya kemudian kebijakan saya
adalah masing-masing bagian memelihara sarana prasarana yang
ada. Masing-masing bagian, cuma mungkin karena bagian-bagian
itu disamping job-jobnya apa tumpang tindih, dalam artian bagian
19
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.50 WIB 20
Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari
2013. Pukul 11.15 WIB
66
sarana prasarna ini kan ada 1 orang saya kemudian kewalahan
juga, yang pada akhirnya ada aja hal-hal yang rusak, karena anak
banyak dan sebagainya, dan kemudian kita siasati bagaimana,
semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana
yang ada, khususnya guru, karyawan dan sebagainya, siswa juga
termasuk dalam menjaga sarana prasarana, khususnya yang ada
menjaga sarana dan prasarana”.21
Hal senada juga diungapkan oleh bapak Sugeng, guru Bahasa
Indonesia: “Pemeliharaannya ya dirawat bersama-sama tapi yang utama
adalah yang di tunjuk untuk memelihara sarana dan prasarana tadi, itu
sudah ada tugasnya masing-masing,tinggal kita laporkan kepada petugas,
ini pak AC nya tidak nyaman, kemudian ini pak AC nya mati, atau kipas
anginnya mati dan sebagainya, nanti ada orang yang melakukan
perbaikan-perbaikan, kalo menjaga otomatis semuanya”.22
Alternatif yang digunakan oleh kepala sekolah jika sarana dan
prasarana ada yang rusak tentunya di servis terlebih dahulu, jika sudah di
servis berkali-kali masih saja ada kerusakan, maka kepala sekolah memilih
alternatif untuk membeli barang yang baru, dan barang yang rusak itu
tentunya tidak dibuang begitu saja, jika barang yg rusak tersebut masih
bisa di jual untuk menghasilkan uang, maka alternatif kepala sekolah
menjual barang yang rusak tersebut, sehingga uang dari hasil penjualan
barang yang rusak itu dapat di manfaatkan untuk penambahan dalam
membeli barang yang baru lagi, sehingga tidak mubazir dalam
pemanfaatan barang-barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Seperti
yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:
“Kalo masih bisa diservis ya diservis, kalo tidak bisa diservis ya
diganti, hanya 2 itu aja, kalo masih bisa di servis, ya kita
perbaiki, kalo sudah tidak bisa di perbaiki ya kita kandangkan,
misalnya seperti komputer yang sudah tidak bisa di pakai lagi,
ya kita jual bangkainya termasuk kursi yang sudah berapa kali
di perbaiki kan ada kursi harga berapa, rusak kemudian kita
perbaiki, udah kebanyakan rusaknya kalo di perbaiki lebih
21
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 11.55 WIB 22
Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari
2013. Pukul 11.20 WIB
67
mahal lebih baik kita beli baru, bangkainya di jual, terutama
masih bisa menghasilkan dan uangnya masih bisa kita putar lagi
uangnya”.23
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Junaidi Irwanto, guru Bahasa
Arab:
“Ya.....harus diperbaiki, ya kalo yang masih bisa di perbaiki ya
kita perbaiki, tapi yang tidak bisa di perbaiki ya terpaksa kita
harus bikin anggaran, itu direncanakan ditahun yang akan
datang, media kita berapa, mikroskop yang ada rusak gitukan,
sperti itukan susah untuk diperbaikin, kecuali disini, kalo
perbaikan masalah kondisi bangunan itukan kebutuhan, secara
yang harus, tapi itu memang yang harus dilengkapi, kecuali
yang apa itu media-media kita anggaran pertahun.”24
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan tentunya di lakukan
setiap sebulan sekali, tentunya kepala sekolah menugaskan kepada bagian
sarana prasarana untuk mengecek dan menservis jika terdapat sarana dan
prasarana yang rusak. Namun pemeliharaan sarana dan prasarana disini
dilakukan setiap hari, tentunya semua elemen yang trdapat di MTs
merawat dan memelihara sarana prasarana yang ada di MTs. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak Suhardin Kepala Sekolah MTs Khazanah
kebajkan bahwa:
“Biasanya setiap bulan saya memerintahkan untuk itu, pertama
memang untuk setiap masing-masing bagian sudah ada
tanggung jawabnya sendiri, ya bagian perpustakaan sudah
mempertanggung jawabkan, sesekali saya mengecek, dan
menanyakan untuk perbaikan sebaik mungkin, tapi secara rutin
tetap tidak, tapi secara isundetal kalo saya sudah lihat, kalo
untuk melihat dan mengontrol untuk mengganti atau menservis
untuk tindakan-tindakan yang pas seperti itu, tatapi secara
keseluruhan akhir tahun selalu di cek secara general, karena ada
kaitannya dengan penambahan sarana dan prasarana baru,
sehingga ada pengecekan kembali mana yang layak, mana yang
perlu diganti, mana yang tidak, yang baru yang jelas untuk
penambahan siswa ya mebler, papan dan sebagainya dan juga
23
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.00 WIB 24
Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari
2013, Pukul 13.15 WIB
68
kembang, kembang harus tambah lagi mungkin sering rusak dan
sebagainya, tambah LCD kurang tambah dengan kemampuan-
kemampuan yang kita lihat kaya aksesoris-aksesoris yang ada
kita tambah, perbaikan kamar mandi, tambah ini tambah itu dan
sebagainya, penambahan pintu dan sebagainya, kemudian lain-
lain dan banyak sekali, termasuk aksesoris-aksesoris dikelas,
termasuk kipas angin rusak dan sebagainya, horden dan
sebagainya, sperti itu, jadi banyak sekali”.25
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim yang
menjabat sebagai kepala TU: “Untuk pemeliharaan tergantung kebutuhan
sarana itu sendiri, contohnya kalo kursi rusak kita langsung jangka pendek,
kalo untuk jangka panjang kita dananya, kalo masih ada kita salurkan.”26
Kepala sekolah juga mengadakan pelatihan dalam menggunakan
sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pelatihan komputer, yang
di dalamnya terdapat program-program khusus, membat power point dan
juga cara penggunaan LCD dengan baik dan benar. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS dan juga menjabat sebagai
bagian kesiswaan: ” pelatihan seperti kalo untuk ya waktu itu si ada
pelatihan, pelatihan program power point, gitu, kalo untuk pelatihan
perbaikan sarana itu kayanya belum ada, kalo pelatihan yang itu belum,
paling guru bertanya kepada petugasnya”.27
Begitu juga yang
diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan:
“Sarana prasarana terkait dengan sarana dan prasarana dibidang
komputer yang jelas itu ada pelatihannya khususnya misalnya
terkait dengan program khusus, tapi itu pelatihannya gak lama-
lama amat, biasanya di tunjuk dan sebagainya, dan tau faham ya
dilaksanakan, kalo untuk guru-guru biasanya kita melaksanakan
TIK, satu semester kemarin jalan, setiap hari kamis, bahkan
termasuk pembuatan power point, menyalakan dan
menggunakannya, jadi satu paket bagaimana membuat power
25
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.05 WIB 26
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.00 WIB 27
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.45 WIB
69
point pembelajaran, termasuk mungkin bagaimana
menggunakan LCD”.28
Hal senada juga diungkapkan oleh guru Bahasa Arab, bapak
Junaidi Irwanto: “Ya mengadakan, ya pelatihan bagaimana cara dalam
menggunakannya, seprti infokus, melatih guru dalam menggunakannya
ada pelatihan pelatihan khusus keluar belum, palingan kaya gitu aja.”29
Kepala sekolah menegur jika ada yang menelantarkan sarana dan
prasarana pembelajaran, biasanya kepala sekolah menegur dengan
perkataan sopan dan santun, dan dengan tutur kata yang baik, agar sarana
prasarana yang rusak dapat dirawat kembali. Seperti yang diungkapkan
oleh bapak Sugeng, guru Bahasa Indonesia bahwa: “Jelas, itu tugas kepala
sekolah menegur, dengan senyum, dengan apa, itu pasti, ini air rusak,
kenapa kamu, tapi menegurnya dengan etika, sopan santun, tidak menegur
seperti sama tukang sapu jalan, tapi dengan etika, moral, budi pekerti,
dengan sindiran dan bagaimana”.30
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim yaitu:
“Wah itu pasti, kepala sekolah langsung menegur ketika ada staf TU
maupun guru-guru yang menelantarkan sarana dan prasarana dengan
mengingatkan jangan sampai sarana dan prasarana kita sudah disimpan
baik-baik hilang dengan sekejap”.31
Begitu juga yang diungkapkan oleh
Kepala Sekolah MTs khazanah kebajikan: “Ya jelas, ditegur, di panggil,
dikasih tau, untuk bagaimana di rawat kembali.”32
Hal senada juga diungkapkan oleh Rayhan, siswa kelas VIII
sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Osis MTs khazanah kebajikan:
28
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.10 WIB 29
Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari
2013, Pukul 13.10 WIB 30
Wawancara dengan Sugeng, Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 22 Januari
2013. Pukul 11.25 WIB 31
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.05 WIB 32
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.15 WIB
70
“Iya ditegur, kaya misalnya kemarin ada apa gitu rusak langsung ditegur
sama pak suhardin, cepat”.33
Hal senada juga diungkapkan oleh Adinda
Anastasya, siswa kelas VIII sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Osis:
“Ya misalnya bangku, bangku rusak ni, trus anaknya itu ketawan ngerusak
bangku itu, ya langsung di panggil anak itu di kasih peringatan”.34
Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan
bahwa kepala sekolah dalam mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di MTs khazanah kebajikan ini di sesuaikan dengan
manfaat yang ada, dan perawatan sarana dan prasarana yang ada di MTs
ini ada penanggung jawabnya masing-masing, namun secara keseluruhan
ada bagian sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan
memelihara sarana prasarana, akan tetapi kepala sekolah mensiasati, agar
semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang
ada, khususnya guru, karyawan, staf pendidikan dan siswa/i dalam
menjaga sarana prasarana yang ada di MTs khazanah kebajikan, dan
alternatif yang dilakukan kepala sekolah jika terdapat sarana dan prasarana
yang rusak yaitu dengan di perbaiki, dengan adanya pengawasan yang
ditunjuk oleh kepala sekolah yaitu dari bagian sarana dan prasarana itu
sendiri, untuk mengecek, menservis tentang kerusakan-kerusakan barang,
dan mengadakan pelatihan untuk penggunaan media pembelajaran, seperti
LCD, pembuatan power poit, dan sebagainya, dan kepala sekolah menegur
jika ada yang menelantarkan sarana dan prasrana pembelajaran, dengan
nasehat dan tutur kata yang sopan, guna untuk menjaga dan memelihara
sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Mtskhazanah kebajikan.
33
Wawancara dengan Rayhan, Siswa Kelas II MTs sekaligus menjabat sebagai
Wakil Ketua Osis MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 24 2013, Pukul 10.00 WIB 34
Wawancara dengan Adinda Anastasya, Siswa Kelas II MTs sekaligus
menjabat sebagai Sekretaris Osis MTs Khazanah Kebajikan, Tanggal 24 2013, Pukul 10.05 WIB
71
4. Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan prasarana
pendidikan
Untuk Kinerja kepala sekolah dalam penyimpanan sarana dan
prasarana pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:
(a) Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah kebajikan? (b) Bagaimanakah sistem penyimpanan barang
yang dilakukan?
(c)Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan
diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam menginventarisasi barang
yang terdapat di MTs khazanah kebajikan yaitu setiap ada barang baru
yang masuk tentunya di inventaris atau di catat dalam buku khusus
inventaris sarana dan prasarana, yang di tugaskan kepada bagian TU,
namun kepala sekolah juga mengakui, dalam sistem inventaris barang
ada MTs khazanah kebajikan memiliki kelemahan, yaitu pengecekan
barang yang tidak dilakukan secara terus menurus, sehingga
memungkinkan terdapat barang yang tidak terinventaris, dikarenakan staf
khusus inventaris barang belum ada di MTs ini, sehingga barang yang
kelaur masuk belum terinventaris dengan baik. Seperti yang di
ungkapkann oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan bahwa:
“Yang jelas setiap di beli di inventaris, ada inventarisnya, oleh
masing-masing bagian biasanya di bendahara di inventaris
kemudian setelah itu dimasukan dibuku pengadaan, kalo
umpamanya lengkap mungkin saya belum tau, saya juga belum
cek, yang jelas ada bagiannya disinilah mungkin kelemahan
saya, ketika barang itu sudah masuk, biasanya kan di inventaris
dibendahara, dan kemudian biasanya masuk di inventaris, dari
berbagai macam barang yang sudah diberi, baik yang habis
pakai maupun yang tidak habis pakai, ada bagian yang
memang menginventaris yang habis pakai dalam artian dari
berbentuk barang ada di bagian TU, cuma mungkin ini adalah
kelemahan kami kekurangan kami adalah tidak ya mengecek
terus menerus, karena tidak ada staf khusus, kita punya kepala
72
sarana dan prasarana disini wakil kepala, tapi dia lebih banyak
bagaimana mengadakan-mengadakan, kemudian perawatannya
itu bagian-bagian masing-masing, seperti yang saya katakan di
awal tadi, yang ini yang koordinasi antara yang satu dengan
yang lain sangat lemah makanya masuk dibendahara
semuanya, nah ini yang saya lagi perbaiki sekarang, TU, kan
TU ini nulis dan sebagainya, cuma ketika meningkatnya
kebutuhan anak, yang tidak tertangani dengan baik, harusnya
tiap barang masuk ada inventarisnya di inventarisasi, mungkin
ada aja yang terlewatkan gitu, kemudian harus di cari di buku
bendahara yang sangat luas, itu salah satu kelemahan yang
tahun ini harus di perbaiki, jadi wakil bidang sarana prasarana
harus ada staf khusus, staf khususnya sudah ada dibidang
pendidikan, jadi disamping mencari, dipperbaiki, cuma yang
belum ini yang mencatatkan khusus, catat secara umum ada,
catat secara khusus dalam artian bahwa ada pembukuan khusus
untuk sarana dan prasarana ini belum, harusnya di TU sudah
ada, tapi karena di TU sudah banyak sekali, kadang-kadang
lewat itu yang menjadi kelemahannya, kalo kita tambah staf ya
lagi-lagi kita berada pada keuangan juga ketika kita menambah
Adm, hanya untuk mencatat-catat itu, tapi kalo kita serahkan
ke TU, TU yang begitu banyak kegiatannya, itu salah satu
kelemahannya yang mungkin saya rasakan.35
Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim, Ketua
TU bahwa: “Untuk inventarisasi kita biasanya dimasukan kebuku gede
atau buku khusus inventaris sejauh mana barang-barang yang sudah masuk
kita catat, barang yang keluar kita catat juga, mana yang masih bagus,
mana yang baik yang rusak, berapa jumlah yang baik yang rusak, jadi
terdapat dibuku besar”.36
Dalam penyimpanan barang yang terdapat di MTs ini, kepala
sekolah menugaskan pada bagian masing-masing, untuk penyimpanan
barang, setiap habis pakai, harus di simpan kembali pada tempatnya,
seperti penggunaan LCD, kepala sekolah menugaskan agar setiap guru
yang menggunakan LCD, agar di simpan kembali di lemari khusus LCD,
dan begitu juga dengan barang-barang pembelajaran yang lain, agar di
35
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.20 WIB 36
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.10 WIB
73
simpan di tempatnya masing-masing, sehingga meminimalisis kerusakan
ataupun kehilangan barang pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh
Wakil Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “dikelompokan
berdasarkan tugas masing-masing, seperti saya, bagian kurikulum, saya
menyimpan barang-barang media pembelajaran, seperti laptop, infokus,
kabel-kabel, itu ada di saya, kalo inventaris berupa alat tulis atau ATK,
seperti komputer itu kepala TU”.37
Begitu juga yang diungkapkan oleh
bapak Junaidi irwanto, guru Bahasa Arab bahwa:
“Penyimpanan barang yang dilakukan, ya.... disimpan dan dijaga
dengan baik tapi tidak semata-mata, semata-mata disimpan, juga
harus digunakan juga, jangan barang-barang itu disimpan terus,
tapi digunakan, karena banyak disekolah-sekolah begitu, banyak
barang-barang yang disimpan tapi tidak di gunakan, nah guru
yang menggunakan barang ini mereka juga diberikan tanggung
jawab dalam peminjaman, ada buku peminjamannya, dalam
pengembalian ada buku pengembaliannya gitu kan”.38
Dan dalam penyimpanan barang pembelajaran di MTs ini tentunya
tersedia ruangan-ruangan khusus, seperti loker, atau lemari khusus untuk
menyimpan LCD, ataupun barang-barang pembelajaran lainnya, seperti
Lab IPA, ataupun barang-barang bekas yang memiliki ruangan khusus
seperti gudang penyimpanan barang-barang bekas. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Selain gudang tersebut kita
ada khusus menyimpanan barang seperti infokus, LCD, ada diruang guru
ataupun kursi itu ada diruangan tersebut”.39
Begitu pula yang
diungkapkan oleh bapak Wahyudin: “ya.....kalo memang ruang khusus
37
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.30 WIB 38
Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari
2013, Pukul 13.15 WIB 39
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.15 WIB
74
itu ada, seperti IPA ada ruangannya, labnya, kalo infokus ada lemari ini
ada khusus”.40
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Kepala Sekolah: “Kalo
barang pembelajaran khususnya kaitannya dengan pembelajaran ada
lemarinya, itu ada di kurikulum dan juga kesiswaan, jadi ada, kalo itu
untuk lab, alat-alat lab ada di meja-meja labnya, atau di lemari-lemari
labnya, disimpan”.41
Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam
penyimpanan sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan
bahwa kepala sekolah dalam sistem inventaris sarana dan prasarana
pendidikan dengan menginfentaris semua barang-barang yang baru masuk,
yang di tugaskan kepada bagian TU, namun hal ini tidak dilakukan secara
rutin atau terus menerus, karena belum tersedianya staf khusus bagian
inventaris sarana dan prasarana pendidikan di MTs khazanah kebajikan
ini, dan kepala sekolah sendiri menugaskan kepada seluruh bagian masing-
masing untuk menyimpan sarana dan prasrana pendidikan dengan baik, hal
ini di tunjukan untuk siapa saja yang sudah selesai menggunakan sarana
dan prasarana pendidikan, baik itu guru, karyawan, staf-staf pendidikan
maupun siswa, tentunya di MTs kazanah kebajikan memiliki tempat
khusus dalam penyimpanan barang pembelajaran, seperti lemari-lemari
khusus, gudang, maupun loker-loker tempat penyimpanan media
pembelajaran, sehingg semua barang pembelajaran tersimpan dengan rapi.
5. Kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana
pendidikan
Untuk kinerja kepala sekolah dalam pengawasan sarana dan prasarana
pendidikan, diajukan 4 pertanyaan yang terdiri dari:
40
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.50 WIB 41
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.35 WIB
75
(a) Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan
barang? (b) Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan? (c)
Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang dilakukan?
(d) Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar mengajar disekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu pada pertanyaan
diatas, bahwa kinerja kepala sekolah dalam proses evaluasi tentang
keadaan atau perlengkapan barang yaitu dengan mengecek rutin barang-
barang kerusakan,mengecek melalui buku, disamping kepala sekolah
meminta laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada, dan jika
barang itu urgen dan harus diganti, maka harus diganti. Seperti yang di
ungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan bahwa:
“Evaluasinya biasanya saya mengecek rutin barang-barang
kerusakan, dan sebagainya, dengan buku, disamping saya meminta
laporan-laporan tentang kerusakan-kerusakan yang ada yang kalo
itu ungen dan harus diganti, maka harus diganti, kalo itu masih bisa
di tunda, ya kita tunda dulu, kemudian ada uang dan sebagainya, ya
kita kerjakan seperti itu, itu bagian dari pengawasan, baik itu dari
saya langsung mengecek, maupun bagian-bagian lain yang
melaporkan”.42
Hal serupa juga dikatakan oleh bapak Lukman Hakim: “untuk
proses evaluasi biasanya kepala sekolah langsung turun langsung ke
bagian-bagian yang telah ditunjuk dan bertanggung jawab tentang cara apa
yang sedang dilakukan dalam mengevaluasi”.43
Begitu juga yang di
kemukakan oleh bapak Sutikyono selaku Wakil Kepala Sekolah yaitu:
“Dengan mengecek ya, mengecek barang-barang, kemudian apa namanya
mengawasi barang yang ada”.44
42
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.40 WIB 43
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.20 WIB 44
Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai
Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 14. 00 WIB
76
Dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pengawasan
sarana dan prasarana pendidikan kepala sekolah mengikut sertakan bagian
sarana prasarana, bagian kurikulum, dan staf-staf TU, tentunya kepala
sekolah memberikan nasehat mengenai cara pemeliharaan barang sarana
dan prasarana pendidikan, serta membimbing dalam pembuatan laporan
atau catatan khusus mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Seperti
yang di kemukakan oleh kepala TU yaitu bapak Lukman Hakim: “jadi
kepala sekolah langsung memberi arahan ataupun nasehat kepada
khususnyaa TU ataupun staf pendidik yang ditunjuk untuk memelihara
barang tersebut agar jangan sampai barang-barang tersebut terjadi
kerusakan ataupun hilang dengan percuma dan dijaga dengan baik dengan
catatan khusus”. 45
Begitu juga yang di ungkapkan oleh bapak Wahyudin, guru IPS
sekaligus menjabat sebagai bagian Kesiswaan: “yang pertama, langkah
pertama adalah memanggil bagian sarana dan prasarana, kemudian
dijelaskan cara perawatannya dan juga cara penggunaannya juga
dijelasin”.46
Sistem penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang
dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan melihat segi pendayagunaan
atau segi kemanfaatan barang itu sendiri, jika barang itu rusak, dan sudah
tidak bisa di perbaiki lagi maka akan di musnahkan atau di hapus. Seperti
yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah MTs Khazanah kebajikan: “Kalo
penghapusan sarana dan prasarana, itu kalo tidak dipakai lagi dan sudah
tidak bisa di daya gunakan lagi mau tidak mau dihapus, biasanya jadi
bangkai, bangkainya juga sudah tidak bisa di jual, ya mau di apain lagi”.47
Begitu juga yang dikatakan oleh guru IPS sekaligus bidang Kesiswaan
bahwa:
45
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.25 WIB 46
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.50 WIB 47
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.45 WIB
77
“Sistem penghapusan biasanya yang sudah kan ada tuh barang
yang sudah agak tua gitu ya, itu biasanya dijual, dilelang, dilelang
kita beli baru, seperti ada ni infokus rusak 2, itu gak bisa dierbaiki
yang dijual, nanti kita beli lagi, kaya komputer waktu itu pentium
tiga lama tuh itu langsung dilelang, dijual semua, kita beli lagi
yang baru, sistem lelang”.48
Sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di MTs ini sudah dapat
menunjang sistem belajar mengajar, seperti media pembelajaran yang
sudah dapat mencukupi kebutuhan siswa/i dan guru, namun disamping itu
memang kelengkapan media pembelajaran ada yang belum dipenuhi,
seperti lab komputer khusus untuk siswa/i MTs khazanah kebajikan itu
sendiri, saat ini MTs masih bernaung dengan yayasan dalam menggunakan
fasilitas komputer tersebut, mengingat terbatasnya jumlah gedung MTs,
sehingga MTs khazanah kebajikan untuk saat ini dalam hal kelengkapan
lab komputer masih bernaung dengan yayasan. Akan tetapi melihat secara
umum atau keseluruhan, sarana dan prasarana pendidikan yang terdpat di
MTs ini sudah baik, dan sudah dapat menunjang proses belajar mengajar
di MTs khazanah kebajikan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala
Sekolah MTs Khazanah kebajikan:
“Alhamdulillah sampai saat ini sangat menunjang sekali,
walaupun belum maksimal yah, saya katakan belum maksimal,
karena idealnya harus lebih dari ini, tapi mungkin berusaha
sedikit demi sedikit, untuk kita bergerak kearah yang lebih baik
lagi, jadi sampai saat ini cukup,buktinya kita bisa belajar dengan
lancar, walaupun kekurangan itu ada, dan itu akan terus kita
perbaharui-perbaharui lagi”.49
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak Lukman Hakim: “Nah
untuk sarana dan prasarana di MTs ini saya liat 80% sudah menunjang
separuhnya masih tidak layak karena banyak kerusakan dan karena dana
48
Wawancara dengan Wahyudin, Guru IPS sekaligus menjabat sebagai Bidang
Kesiswaan, Tanggal 22 Januari 2013. Pukul 13.55 WIB 49
Wawancara dengan Suardin, Kepala Sekolah MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 23 Januari 2013. Pukul 12.50 WIB
78
kita terbatas, ya sekitar itu ya 80 % lah...udah layak dan baik”.50
Begitu
juga yang di ungkapkan oleh bapak Sutikyono bahwa:
“Kalo melihat dari jumlah ruang cukup ya, untuk media belajarnya,
buku juga udah cukup menampung anak, media belajarnya juga
sudah cukup karena disini sudah dipatenin juga, ya udah, saya kira
cukup untuk sementara satu lagi, memang itu yang saya selesaikan
saat ini, dulu memang sudah ada, karena komputernya sudah
ketinggalan, maka kita hilangkan dengan cara nebeng ke MA, kita
sudah mengajukan ke tiga tempat bantuan lab, tapi sampai saat ini
belum ada jawaban”.51
Sarana dan prasarana di MTs Khazanah kebajikan secara
keseluruhan sudah dapat menunjang sistem pembelajaran, hal ini di
ungkapkan oleh guru Mulok bapak Adisam bahwa: “untuk sistem
belajarnya alhamdulillah sudah dapat menunjang karena ini sudah
terakreditasi A, dan untuk misalnya dalam ruangan kelas itu sudah ada
LCD, kemudian sarana dan prasarana sudah bagus, sudah menunjang
sistem belajar mengajar.52
Hal senada juga di ungkapkan oleh bapak
Junaidi Irwanto, guru Bahasa arab : “ya kalo dilihat secara ini, kalo
dibanding-bandingkan sudah sangat lumayan lah, sudah menunjang,
istilahnya hampir semua kebutuhan siswa itu ya saya lihat ada walau
belum terkaferin semua, tapi waktu dibutuhkan itu ada.53
Dari hasil data mengenai kinerja kepala sekolah dalam pengawasan
sarana dan prasarana ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kepala
sekolah dalam proses evaluasi tentang keadaan atau kelengkapan sarana
dan rasarana pendidikan dengan mengecek melalu pembukuan dan
laporan-laporan tentang keurusakan barang, yang dilakukan secara rutin,
serta memberikan pengawasan dan bimbingan kepada kepala sekolah
tentang bagaimana cara memeliharan sarana dan prasarana pendidikan,
50
Wawancara dengan Lukman Hakim, Kepala TU MTs Khazanah Kebajikan,
Tanggal 21 Januari 2013. Pukul 10.30 WIB 51
Wawancara dengan Sutikyono, Wakil Kepala sekolah yang menjabat sebagai
Bidang Kurikulum MTs Khazanah Kebajikan., Tanggal 24 Januari 2013. Pukul 14. 00 WIB 52
Wawancara dengan Adisam, Guru Mulok., Tanggal 21 Januari 2013. Pukul
7:30 WIB 53
Wawancara dengan Junaidi Irwanto, Guru Bahasa Arab, Tanggal 23 Januari
2013, Pukul 13.20 WIB
79
khususnya kepada bagian sarana pendidikan, kurikulum, dan staf-staf TU,
dan jika sarana dan prasarana itu sudah tidak dapat di manfaatkan atau di
dayagunakan lagi, maka sarana dan prasaran itu di hapus dan
dimusnahkan, dan secara keseluruhan sarana dan prasarana pendidikan
yang terdapat di MTs ini sudah baik, dan tentunya dapat menunjang proses
belajar mengajar di MTs khazanah kebajikan.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada guru, kepala sekolah,
dan siswa/i MTs Khazanah kebajikan Pondok Cabe Ilir tentang Kinerja
Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan,
penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang
dilakukan kepala sekolah secara keseluruhan dikoordinasikan secara
bersama-sama dengan dewan guru, karyawan dan staf pendidikan,
yang di lakukan melalui raker (rapat kerja) yang didalamnya sudah
tertuang berbagai macam perencanaan mulai dari menganalisa sampai
pada anggaran pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan kepala sekolah yaitu
dengan musyawarah yang dilakukan kepala sekolah kepada guru,
karyawan, staf-staf pendidikan, dan siswa/i, dan adanya kerja sama
dalam mengecek, mengevaluasi, serta perolehan dana dalam
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, baik itu dari pemerintah,
yayasan, dana BOS, donatur maupun proposal.
81
2. Penyimpanan sarana dan prasarana yang dilakukan kepala sekolah
dengan menugaskan kepada semua guru, karyawan, dan siswa/i untuk
menjaga dan menyimpan barang dengan baik, sesuai pada tempatnya
masing-masing, adanya staf khusus inventaris sarana dan prsarana
pembelajaran. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang
dilakukan oleh kepala sekolah secara rutin mengecek melalui
pembukuan laporan-laporan tentang kerusakan barang, dan
mengevaluasi barang sarana dan prasarana pedidikan, serta
membimbing kepada semua guru, karyawan, dan siswa/i untuk
memelihara sarana dan prasarana yang ada di MTs secara bersama
dengan baik.
3. Secara keseluruhan kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan sarana
dan prasarana pendidikan, mulai dari perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan, penyimpanan dan pengawasan dilakukan secara
bersama-sama, adanya musyawarah dan koordinasi antara kepala
sekolah dengan guru-guru, staf pendidikan serta siswa/i. Namun dalam
hal inventaris sarana dan prasarana pendidikan belum dilakukan secara
berkesinambungan, dikarenakan belum adanya staf khusus yang
bertugas untuk menginventaris sarana dan prasarana yang terdapat di
MTs tersebut, sehingga sistem inventaris di sekolah tersebut belum
berjalan dengan baik. Selain itu juga belum tersedianya ruangan untuk
laboratorium komputer secara mandiri, sampai saat ini penggunaan
laboratorium komputer bersama dengan jenjang pendidikan madrasah
aliyah khazanah kebajikan.
B. Saran
Kepala sekolah merupakan salah satu elemen terpenting dalam
keberhasilan pendidikan yang di selenggarakan dalam lembaga formal.
Berkaitan dengan hal itu penelitian menyarankan:
1) Kepala sekolah hendaknya dapat terus menerus meningkatkan kerja
sama dengan guru-guru, karyawan, staf pendidikan, khususnya bekerja
82
sama dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,
guna melancarkan proses belajar mengajar di sekolah.
2) Kepala sekolah, guru-guru,karyawan dan staf pendidikan, hendaknya
mengoptimalkan komponen dalam standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan, agar tercapainya kualitas pendidikan
yang lebih baik
3) Kepala sekolah hendaknya dapat mengoptimalkan kelengkapan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, seperti ruangan komputer
dan juga sistem inventaris barang secara berkesinambungan, demi
meningkatkan kualitas pendidikan disekolah yang lebih baik.
4) Partisipasi orang tua, komite, masyarakat sangat diharapkan oleh pihak
sekolah, karena untuk mencapai kebehasilan peserta didik, perlu
adanya kerja sama dan dorongan dari orang tua dan lingkungan
sekolah, yaitu dengan membimbing dan mengembangkan proses
belajar mengajar.
5) Pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekolah,
baik itu dari segi sarana dan prasarana pendidikan, maupun
peningkatan kesejahteraan bagi guru, karena hal tersebut sangat
penting, guna dalam melancarkan proses belajar mengajar di sekolah.
83
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Dan Industri
(Jakarta: UIN Jakarta Dengan UIN Jakarta Press, 2006)
2. Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)
3. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2008), Cet. Ke-2
4. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), Cet. Ke-2.
5. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis
Sekolah,
(Jakarta: November 2007)
6. Dokumentasi Profil MTs Khazanah Kebajikan
7. Donal J. Bowersox, Manajemen Logistik, (Jakarta: Bina Aksara, 1989)
8. Edward Sallis, Total Quality Management In Education, Manajemen Mutu
Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2008)
9. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003)
10. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007)
11. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006). Cet Ke-6
12. Frista Atmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas
Media)
13. http://kuliahme.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan-1
14. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta: Bumi
Aksara: 2003).
15. Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), Cet. Ke-4
84
16. Jack Cullen dan Ien D’Innocenzo, Memaksimalkan Kinerja, Terjemah
Andi, (Yogyakarta: Tugu Publisher,2004) Cet ke-1
17. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992)
18. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008)
19. Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.
Ardadizya Jaya, 2005)
20. Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif,
(Malang: Ghalia Indonesia, 2006)
21. Standar Nasional Pendidikan, PP RI No. 19 Tahun 2005,
(Ciputat:LeKDiS: 2005)
22. Standar Pengelolaan Pendidikan (Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2007)
23. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan, 2007)
24. Subagyo MS., Manajemen Logistik, (Jakarta: Haji Masaagung, 1990)
25. Sudarman Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994)
26. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)
27. Suharsimi Arikunto, Pengelola Materil, (Jakarta: Prima Karya, 1987)
28. Sulistyorini, Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Pembelajaran,Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam, 19, 2009.
29. Supardi, dkk. Perencanaan Pendidikan (Jakarta: Diadit Media, 2010)
30. Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Studia
Press, 2000)
31. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang,
Administrasi Pendidikan (Malang: IKIP Malang, 1989)
85
32. Veithzal Rivai, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004), Cet Ke-2
33. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala sekolah; Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2007)
34. Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raha Grafindo Persada, 2007)
35. Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:
DirjenPendidikan Tinggi, 1989)
36. Yasis Ilyas, Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok, Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan, 2002) Cet. Ke-3
STRUKTUR ORGANISASI
MTs KHAZANAH KEBAJIKAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Ketua Yayasan
Drs. H. Nadjmudin Siddiq
Kepala Madrasah
H. Suardin, S.Sos.I
Komite Madrasah
Drs. H. Aminudin Yunus KKM
Wakil Kamad
Sutikyono, M.Pd
PKM. Kurikulum
Sutikyono, M.Pd
PKM. Kesiswaan
Wahyuddin,S.Pd
PKM. Sarana
H. Zulkarnain, S.Ag
Kaur. Tata Usaha
Lukmanul Hakim, S.Ag
Bendahara
Umi kalsum,A.Md
Kebersihan
Ali
Supriyadi
Bendahara BOS
Siti Awaliyah
Perpustakaan
Heriyanto
Pembina OSIS
Adisam
BP/BK
Iskandar,S.Ag
Wali Kelas / Guru
OSIS
Siswa MTs Khazanah Kebajikan
Laboran IPA
Suriani,S.Pd
Laboran.Komp
Lukmanul Hakim
Staf IT
Yoyo
Staf TU
Martin Sarimada
DATA SARANA & PRASARANA MTs KHAZANAH KEBAJIKAN
GEDUNG A MTs KK
No Jenis Peralatan / Perlengkapan Merek Jumlah QTY Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Biaya Penyusutan Thn 2012Akum penyusutan Thn
2013Nilai Buku Thn 2013 Lokasi
1 Printer Laser Jet P1566 1 4/26/2011 2,150,000,- Ruang TU Ged. A
2 Printer Epson L200 1 Ruang TU Ged. A
3 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 12/5/2011 2,500,000,- Ruang TU Ged. A
4 Komputer PC Powerlogic 1 7/19/2012 4,500,000,- Ruang TU Ged. A
5 Komputer PC Simbada 1 Hibah Ruang TU Ged. A
6 Laptop A.note 1 Ruang TU Ged. A
7 Camera Digital Canon 1 5/22/2009 1,200,000, Ruang TU Ged. A
8 Ruang TU Ged. A
1 Meja Kantor 3 1999 Ruang TU Ged. A
2 Kursi Kantor Montana 4 2/2/2012 650,000,- Ruang TU Ged. A
3 Sofa 1 Ruang TU Ged. A
4 Lemari Kaca/Etalase Piala 1 Ruang TU Ged. A
5 Rak File 1 2001 Ruang TU Ged. A
6 Lemari 3 Ruang TU Ged. A
7 Filling Cabinet 1 Ruang TU Ged. A
Alat peraga Papan Administrasi Kelas 11/19/2012 1,600,000,-
Papan Adm.Kelas 19/11/10 1.600.000,-
8 papan tulis 3 7/18/2012 930,000,- Ged.A
1 Keyboard Logitech 1 Ruang Guru Ged.A
2 Printer Laser Jet P1102 1 Ruang Guru Ged.A
3 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Guru Ged.A
4 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Guru Ged.A
5 Komputer PC Simbada 1 Ruang Guru Ged.A
6 Laptop ACER 1 15-Jun-12 4,500,000 Ruang Guru Ged.A
7 Televisi LG 1 Ruang Guru Ged.A
8 Dispenser Sanken 1 4/25/2009 1,979,000,- Ruang Guru Ged.A
9 OHP Infocus 1 1/3/2012 3,600,000 Ruang Guru Ged.A
KELOMPOK I
A. ELEKTRONIK
B. MEBLAIR
KELOMPOK II
KELOMPOK I
A. ELEKTRONIK
No Jenis Peralatan / Perlengkapan Merek Jumlah QTY Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Biaya Penyusutan Thn 2012Akum penyusutan Thn
2013Nilai Buku Thn 2013 Lokasi
1 Meja Guru 4 Ruang Guru Ged.A
2 Kursi Guru 10 Ruang Guru Ged.A
3 Lemari Buku/loker 1 24-04-2009 1.400.000 Ruang Guru Ged.A
4 Pembuatan Lab.Ipa MTs KK 1 9/16/2009 17,000,000,-
5 Lemari Kitchen Set 1 1/10/2010 2,200,000,- Ruang Lab.IPA
1 Air Conditioner (AC) 1 Ruang Kepala
1 Meja 1 Ruang Kepala
2 Kursi 1 Ruang Kepala
3 Lemari 1 Ruang Kepala
4 Sofa 1 Ruang Kepala
Papan Struktur MTs 1 13 /01/12 Ruang Kepala
1 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Kls BA
2 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Kls BP
3 Air Conditioner (AC) Panasonic 1 Ruang Kls BP
4 OHP Infocus 1 Ruang Kls BP
5 Kipas Niko 8 30/10/12 1.600.000,- Semua Kls
6
7
8
9
10
11
Kelmpok II.
B. Mebleair
1 Kursi & Meja Siswa 183 Ruang Kls
2 Kursi & Meja Siswa Chitos 21 Ruang Kls
3 Meja Guru 5 Ruang Kls
4 Kursi Guru 5 Ruang Kls
5 Lemari Ruang Kls
A. ELEKTRONIK
KELOMPOK II
B. MEBLAIR
KELOMPOK I
KELOMPOK II
B. MEBLAIR
KELOMPOK I
A. ELEKTRONIK
No Jenis Peralatan / Perlengkapan Merek Jumlah QTY Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Biaya Penyusutan Thn 2012Akum penyusutan Thn
2013Nilai Buku Thn 2013 Lokasi
1 KIPAS Panasonic 1 Ruang Perpustakaan
2 Televisi LG 1 Ruang Perpustakaan
3 Keyboars Logitech 1 Ruang Perpustakaan
4 Komputer 1 Ruang Perpustakaan
5 Printer HP Laser Jet 1020 1 7/5/2009 1,500,000,- Ruang Perpustakaan
6
Kelmpok II.
B. Mebleair Ruang Perpustakaan
1 Kursi 1 Ruang Perpustakaan
2 Meja 1 Ruang Perpustakaan
3 Karpet 1 Ruang Perpustakaan
4 Lemari Buku 1 Ruang Perpustakaan
5 Rak Buku 3 Ruang Perpustakaan
6
1. OHP, Seperangkat Infocus 1 11/9/2011 5,000,000,- Ruang Kls BP
B. Mebleair
1 Kursi Chitose
2 Meja Guru
3 Loker 1 8/6/2012 3,500,000.-
KELOMPOK I
A. ELEKTRONIK
KELOMPOK I
A. ELEKTRONIK
HASIL WAWANCARA SISWA/I
Nama : Adinda Anastasia
Usia : 13 tahun
Jabatan : Sekretaris Osis
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : Siswi MTs Kelas VIII A
1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J : Ya emang kalo lagi dibutuhkan ya, ya dipergunakan, kaya apa tongkat
pramuka ya dipergunakan
2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau
tidak?
J : Ya kalo ada bangku yang di coret-coret ya kepala sekolah negor-negor
ke anak-anak itu dengan baik si
3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Ya misalnya bangku, bangku rusak ni, trus anaknya itu ketawan
ngerusak bangku itu, ya langsung di panggil anak itu di kasih
peringatan
4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana
dan
prasarana pembelajaran?
J : Ya gak langsung diperbaiki si, ditegur dulu anaknya gitu, iya menegur
Misalna anaknya ngeremehin, ngeremehin gru, ya terus anaknya itu di
panggil oleh kepala sekolah
5. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J : Iya, misalnya ada buku-buku, ya ditaro di perpustakaan, trus alat-alat
IPA di taro di laboratorium, gitu
6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Belum, Ya alat-alat belajarnya masih kurang, belum terlalau lengkap
gitu, Ya komputer di MTs belum ada, adanya di MA, jadi kalo mau
praktek komputer harus ke MA dulu bukan ke MTs, Udah-udah lengkap
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH MTs
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : H. Suardin, Sos. I
Usia : 36 Tahun
Jabatan : Kepala Sekolah MTs
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Dakwah KPI + Akta IV
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana strategi bapak dalam proses penyusunan kebutuhan sarana
dan
prasarana pendidikan?
J: Pertama memang untuk saspras secara umum, kita merencanakan di
awal tahun, dalam raker itu kita sudah tanamkan semuanya, diraker
sudah ada semuanya, apapun yang dibutukan oleh MTs, baik
kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana dan lain-lain, dirumuskan,
nah kekurangannya sambil berjalan dan dipenuhi sesuai dengan
kondisi keuangan yang ada, biasanya mungkin bisa tidak terdeteksi atau
mungkin bagaimana ada kebutuhan mendesak, termasuk kemarin ya
kita menambah beberapa yang tadi Acnya beberapa, ditambah satu lagi,
karena kebutuhan, dan yang lain-lain juga, jadi sarana sudah di tentuan
di awal tahun, kekurangannya tinggal ditambah didalam perjalanan
kegiatan itu sendiri, masuk dianggaran karena kita sudah mempunyai
anggaran 1 tahun, san satu tahun itu kemudian secara garis besarnya
masing-masing, kurikulum berapa, kesiswaan berapa, sarana prasarana
berapa, nah kemudian tinggal di jabarkan yang terserap berapa, yang
tidak terserap berapa, atau katakanlah ada yang dimatikan, yang
program lain yang mendesak itu tergantung kondisi, setelah di
perjalanan di evaluasi, oh ini lebih baik dari yang ini, kita ganti dengan
yang ini, dan sebagainya
2. T: Bagaimana bapak dalam melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Biasanya saya pertama, minta kepada semua guru, dan semua pemangku
keentingan-kepentingan inventarisasi, apa usulan-usulan tersebut
dimasukan di raker, dan itu kemudian di putuskan mana yang lebih
prioritas, semua kebutuhan kita masukan, kemudian dengan skala
prioritas, sperti itu, jadi kalo mendesak baru kita ini, kalo tidak
mendesak baru kita kumpulin duit dan sebagainya
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Tahun ini kita penambahan AC, LCD, tahun ini insyaalloh 3 LCD yang
kit tambah, yang kita pasang paten, yang paten dikelas, ya kalo slama
ini kanLCD kan itu di bawa kemana-mana dan kemudian terjadi
kerusakan dan mungkin karena pindah-pindah tempat jadi rusak, ini
pengalaman ada dua yang rusak, inikan hanya mempatenkan saja,
walaupun tidak semuanya, mungkin pelan-pelan, yang masih bergerak
mungkin di kelas-kelas itu aja yang belum dipasang paten, itu sarana
prasarana yang dibidang pembelajaran dibidang lain seperti insyaaloh
nanti penambahan kembang, yang jelas memang didaftar itu sudah ada
semuanya, sudah ada rencana semuanya, dan ee....pembeliannya di
sesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak, dan
ketersediaan uangnya
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah dilakukan
setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: Saya biasanya mendeteksi itu persatu semester, cuma mungkin grand
desainnyasatu tahun, artinya persatu semester ini saya evaluasinya
persatu semester, apa saja yang sudah terbeli, apa saja yang belum
terbeli, sebenarnya setiap satu bulan itu juga ada laporan, kalo itu
mendesak langsung saya tindak lanjuti,kalo belum mendesak sebelum
satu semester sudah saya inikan, baru saya eksekusi keputusannya jadi
umpamanya seperti kemarin berapa anggaran yang terorganisisr
terserap, berapa person, kalo sudah ada dananya cepat direalisasikan
program-program yang ada itu, kemudian sarana dan prasarana itu baru
diberikan, tapi yang paling penting di awal tahun, seacara umumnya
tahun ajaran maksdunya ya
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Apa yang bapak lakukan dalam menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Biasanya kadang ada penawaran kesini, ada juga yang survei dari
berbagai macam toko dan kemudian kita survei mana yang termurah
nah itu yang kita beli, ya itu pemilihannya, ada yang menawarkan,
kemudian kita kroscek kepasar, kira-kira yang mana yang lebih murah,
dan bagus kualitasnya itu yang kita pilih, seperti itu biasanya
umpamanya, ATK, kaya disamping UIN itu ya kita pillih beli
disitu,kalo ATK, yang disamping UIN dekat lestoran sederhana, kalo
papan tulis, lemari dan sebagainya, biasanya kalo ada tahun ini
anggarannya seperti ini, kemudian kalo lebih murah tahun depan kita
kejar dan kita beli lagi dengan kualitas yang sama seperti kursi lipat, itu
sampai saya dapat agen tunggalnya kalo kita beli dimana-mana
selisihnya lebih jauh, kalo gedung biasanya yayasan yang menetapkan
kita tinggal memakai saja, dan paling penetapan yang kecil-kecil, kita
ajukan ke yayasan, karna kalo penetapan gedung itu sudah yayasan
yang menetapkan kita tunggal pake aja, kaya 2 tahun yang lalu kita
kekurangan ruangan kelas, dan yayasan itu memberikan gedung B,
karena disini kepadatan dan apa namanya susah untuk menambahkan
kelas, nah kemudian yayasan memberikan kepada kami gedung B, yang
tadinya hanya lantai berapa, kemudian di tambah-tambah lagi, jadi
bebarapa lantai, dan sebagainya, tahun depan juga yayasan akan
membangun gedung untuk asrama lagi yang jelas untuk penetapan
gedung itu kita ajukan keyayasan kalo umpamanya kapasitas siswanya
segini akan kita ajuakan, bahwa nanti ada penambahan ini, ini, ini kira-
kira bisa dipenuhi atau tidak, kalau tidak bisa di penuhi maka kita batasi
pendaftaran, kalo masih bisa di penuhi maka kita buka pendaftaran itu
karena biasanya mintanya sangat tinggi, karena tergantung persediaan,
yayasan memfasilitasi kami gedung
6. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Kita ada sumber-sumbernya disini, kalo dulu ada 3 sumber, sumber
yayasan, kemudian Bos dan SPP, dan dari masyarakat, dan sekarang
kita potensikan untuk dua sumber, sumber Bos dan SPP, yayasan paling
kalo ada kebutuhan mendesak baru ke yayasan, kalo proposal kita
ajukan untuk kegiatan khusus yang memang ketika saldo, apa kemudian
apa kita ituu kekurangan, kalo masih mencukupi kita dari situ, kalo
kekurangan baru kita buat proposal, sarana prasarana kita dulu pernah
membuat bantuan pemerintah yah, untuk perbaikan sarana dan pernah
proposal kepemerintah dan dari sekian banyak proposal cuma satu yang
tembus, kemudian kemarin buku juga pernah dibantu oleh pemerintah,
biasanya itu ada di komunikasi KKM, jadi KKM hanya minta kalo dari
proposal cuma satu, tapi kalo bentuk yang lain dari KKM, dan
biasanya dari KKM sudah menargetkan siapa yang dapat, nah sekarang
kalo bantuan dari pemerintahkan bisa lewat KKM, ajukan apa yang
dibutuhkan, karena dari KKM itu dari berbagai hal kita diskusikan, itu
dari pemerintah yah, ada bantuan dari pemerintah, yang saat ini yang
kita dapat adalah perbaikan gedung, renovasilah, katakanlah,
kerusakan-kerusakan gedung diperbaiki, kemudian bantuan-bantuan
untuk perpustakaan, kalo proposal yang lain kayanya itu waktu sebelum
saya ada bantuan, mungkin juga dulu ada permohonan bantuan untuk
fasilitas yah, jadi dengan saya ini proposal-proposal aktivitas kegiatan,
biasanya sebaik mungkin setiap kegiatan ada sisanya, sehingga dari situ
kalo ada yang terkumpul kita berikan apa sarana dan prasarana yang
kurang, jadi sepintar-pintarnya kita mengatur keuangan untuk membeli
sarana dan prasarana
7. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Ada kalo sarana dan prasarana habis pakaikan otomatis yah,
kemudiankan ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan ketika ada
terjadi penambahan kelas,tahun ini kita pertambahan kelas, dua kelas
nambah, maka kemudian kita nambah juga sarana dan prasarananya,
jadi seperti itu tergantung kondisi
8. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Untuk membahas rencana kebutuhan pendidikan, khususnya sarana dan
prasarnanya sama juga dengan tadi bahwa kita rencanakan awal tahun
ajaran, jadi setiap akhir tahun ajaran, yang masih punya kepentngan
seperti guru, dan bagian-bagian kebutuhannya, kemudian kita
inventarisir kemudian kita godog, kemudian kita masukan ke draf raker,
dan raker itu kita khususkan dimatengin, digodog, dimatang di godog
dengan potensi pendapatan kita kedepan berapa, dengan target
pencapaian kita berapa, dan cakupan keuangan kita berapa, kemampuan
yang ril berapa, kemudian dibagi kesemua kebutuhan-kebutuhan,
berapa persen untuk pendidikan berapa untuk akademik, berapa untuk
kesiswaan, berapa untuk sarana dan prasarana untuk di godog di raker
9. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan sarana
dan
prasarana pendidikan?
J: Oh pengadaan sarana prasarana biasanya kita rapat pimpinan, nah rapat
pimpinan ini tinggal kita tunjuk siapa yang baik itu guru yang
mengadakan dan yang lain-lain, biasanya kita rapat ada rapat pimpinan
ini tinggal kita tunjuk siapa yang baik itu guru yang mengadakan dan
yang lain-lain, biasanya kita rapat ada rapat pimpinan, disini kemudian
ada bagian TU, bendahara, rapat, dan kalo dibagian sarana ya bagian
sarana tertentu yang kita panggil, kemudian kita putuskan siapa yang
berhak untuk dibagian sarana dan prasarana kita tunjuk langsung,
setelah itu kita tugaskan untuk mensurvei harga biasa juga secara
terbuka, untuk masing-masing guru yang mempunyai pengetahuan
tentang itu,memberikan masukan, harga mana yang lebih murah, baru
kemudian sudah mentok tentang harga itu baru kita putuskan mana
yang kita ambil, dankemudian kita putuskan untuk guru-guru, siapa
yang tau ini dan sebgainya, dari berbagai macam tempat di survei, ini
yang paling rendah, ini yang paling bagus, ini yang akan kita ambil
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
10. T: Bagaimana bapak mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Mendayagunakannya di sesuaikan dengan manfaat yang ada, jadi
memang kalo itu LCD, ya kita gunakan, memang ada kekurangan
sedikit bahwa, khususnya perawatan ini, karena saking banyaknya
sarana dan prasarana, karena sasprasnya personil di bidang itu sehingga
kita kewalahan , disamping memang saspras itu cepat rusak juga
11. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana yang
dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Untuk hal-hal tertentu ada penanggung jawabnya masing-masing, kalo
dibagian kurikulum ya kurikulum, tapi secara keseluruhan ada bagian
sarana dan prasarana yang kemudian mengadakan, dan memelihara
seharusnya, tapi saking luasnya cakupan sarana dan prasarna ini saya
kemudian kebijakan saya adalah masing-masing bagian memelihara
sarana prasarana yang ada. Masing-masing bagian, cuma mungkin
karena bagian-bagian itu disamping job-jobnya apa tumpang tindih,
dalam artian bagian sarana prasarna ini kan ada 1 orang saya kemudian
kewalahan juga, yang pada akhirnya ada aja hal-hal yang rusak, karena
anak banyak dan sebagainya, dan kemudian kita siasati bagaimana,
semua orang untuk berperan dalam menjaga sarana dan prasarana yang
ada, khususnya guru, karyawan dan sebagainya, siswa juga termasuk
dalam menjaga sarana prasarana, khususnya yang ada menjaga sarana
dan prasarana
12. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Kalo masih bisa diservis ya diservis, kalo tidak bisa diservis ya diganti,
hanya 2 itu aja, kalo masih bisa di servis, ya kita perbaiki, kalo sudah
tidak bisa di perbaiki ya kita kandangkan, misalnya seperti komputer
yang sudah tidak bisa di pakai lagi, ya kita jual bangkainya termasuk
kursi yang sudah berapa kali di perbaiki kan ada kursi harga berapa,
rusak kemudian kita perbaiki, udah kebanyakan rusaknya kalo di
perbaiki lebih mahal lebih baik kita beli baru, bangkainya di jual,
terutama masih bisa menghasilkan dan uangnya masih bisa kita putar
lagi uangnya
13. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Biasanya setiap bulan saya memerintahkan untuk itu, pertama memang
untuk setiap masing-masing bagian sudah ada tanggung jawabnya
sendiri, ya bagian perpustakaan sudah mempertanggung jawabkan,
sesekali saya mengecek, dan menanyakan untuk perbaikan sebaik
mungkin, tapi secara rutin tetap tidak, tapi secara isundetalkalo saya
sudah lihat, kalo untuk melihat dan mengontrol untuk mengganti atau
menservis untuk tindakan-tindakan yang pas seperti itu, tatapi secara
keseluruhan akhir tahun selalu di cek secara general, karena ada
kaitannya dengan penambahan sarana dan prasarana baru, sehingga ada
pengecekan kembali mana yang layak, mana yang perlu diganti, mana
yang tidak, yang baru yang jelas untuk penambahan siswa ya mebler,
papan dan sebagainya dan juga kembang, kembang harus tambah lagi
mungkin sering rusak dan sebagainya, tambah LCD kurang
tambahdengan kemampuan-kemampuan yang kita lihat kaya aksesoris-
aksesoris yang ada kita tambah, perbaikan kamar mandi, tambah ini
tambah itu dan sebagainya, penambahan pintu dan sebagainya,
kemudian lain-lain dan banyak sekali, termasuk aksesoris-aksesoris
dikelas, termasuk kipas angin rusak dan sebagainya, horden dan
sebagainya, sperti itu, jadi banyak sekali
14. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah bapak mengadakan
pelatihan?
J: Sarana prasarana terkait dengan sarana dan prasarana dibidang komputer
yang jelas itu ada pelatihannya khususnya misalnya terkait dengan
program khusus, tapi itu pelatihannya gak lama-lama amat, biasanya di
tunjuk dan sebagainya, dan tau faham ya dilaksanakan, kalo untuk
guru-guru biasanya kita melaksanakan TIK, satu semester kemarin
jalan, setiap hari kamis, bahkan termasuk pembuatan power point,
menyalakan dan menggunakannya, jadi satu paket bagaimana membuat
power point pembelajaran, termasuk mungkin bagaimana
menggunakan LCD
15. T: Apakah bapak menegur apabila ada yang menelantarkan sarana dan
prasarana
pembelajaran?
J: Ya jelas, ditegur, di panggil, dikasih tau, untuk bagaimana di rawat
kembali
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
16. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs Khazanah
kebajikan?
J: Yang jelas setiap di beli di inventaris, ada inventarisnya, oleh masing-
masing bagian biasanya di bendaharadi inventaris kemudian setelah itu
dimasukan dibuku pengadaan, kalo umpamanya lengkap mungkin saya
belum tau, saya juga belum cek, yang jelas ada bagiannya disinilah
mungkin kelemahan saya, ketika barang itu sudah masuk, biasanya kan
di inventaris dibendahara, dan kemudian biasanya masuk di inventaris,
dari berbagai macam barang yang sudah diberi, baik yang habis pakai
maupun yang tidak habis pakai, ada bagian yang memang
menginventaris yang habis pakai dalam artian dari berbentuk barang
ada di bagian TU, Cuma mungkin ini adalah kelemahan kami
kekurangan kami adalah tidak ya mengecek terus menerus, karena tidak
ada staf khusus, kita punya kepala sarana dan prasarana disini wakil
kepala, tapi dia lebih banyak bagaimana mengadakan-mengadakan,
kemudian perawatannya itu bagian-bagian masing-masing, sperti yang
saya katakan di awal tadi, yang ini yang koordinasi antara yang satu
dengan yang lain sangat lemah makanya masuk dibendahara semuanya,
nah ini yang saya lagi perbaiki sekarang, TU, kan TU ini nulis dan
sebagainya, cuma ketika meningkatnya kebutuhan anak, yang tidak
tertangani dengan baik, harusnya tiap barang masuk ada inventarisnya
di inventarisasi, mungkin ada aja yang terlewatkan gitu, kemudian
harus di cari di buku bendahara yang sangat luas, itu salah satu
kelemahan yang tahun ini harus di perbaiki, jadi wakil bidang sarana
prasarana harus ada staf khusus, staf khususnya sudah ada dibidang
pendidikan, jadi disamping mencari, dipperbaiki, Cuma yang belum ini
yang mencatatkan khusus, catat secara umum ada, catat secara khusus
dalam artian bahwa ada pembukuan khusus untuk sarana dan prasarana
in belum, harusnya di TU sudah ada, tapi karena di TU sudah
banyaksekali, kadang-kadang lewat itu yang menjadi kelemahannya,
kalo kita tambah staf ya lagi-lagi kita berada pada keuangan juga ketika
kita menambah Adm, hanya untuk mencatat-catat itu, tapi kalo kita
serahkan ke TU, TU yang begitu banyak kegiatannya, itu salah satu
kelemahannya yang mungkin saya rasakan
17. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: Ya penyimpanannya di masing-masing penanggung jwabanya ada, kalo
harus di taro di gudang ya digudang, kalo memang harus di patenkan ya
nanti di simpan kalo untuk menatauan LCD adalah dari penyimpanan
itu sendiri biar tinggal di kunci, kemudian ada lembar-lembar khusus,
bagi barang-barang LCD ya mobile gitu ya, dan kalo itu umpamanya,
dalam pemantauan dan sebagainya daya serahkan kepada penanggung
jawab untuk di simpan , yang jelas disimpan di lemari ada tempat-
tempat khusus untuk menyimpan itu, dan itu biasanya ada di bagian-
bagian masing-masing di bidang masing-masing
18. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Kalo barang pembelajaran khususnya kaitannya dengan pembelajaran
ada lemarinya, itu ada di kurikulum dan juga kesiswaan, jadi ada, kalo
itu untuk lab, alat-alat lab ada di meja-meja labnya, atau di lemari-
lemari labnya, disimpan, kalo komputer kita kebetulan karena
kekurangan kalo komputer di unit TU ada, dikomputer ada, tapi kalo
lab komputer itu kita secara MTs ini masih gabung dengan lab yayasan,
karena batasan ruang, kta dulu pernah punya ruang, kemudian karena
membludaknya siswa akhirnya kita lihat lebih efisienbergbng dengan
yayasan toh itu juga masih punya yayasan, toh kita juga bagian dari
yayasan, ya kita sama-sama menggunakan, dankita tinggal
menjadwalkan saja, kapan jadwal MTs, kapan jadwal Aliyah, dan
sebagainya, saya ada rencana membuat proposal ke yayasan, disini juga
ada lokal kosong, yang bisa disulap dari ini, dan sekarang menunggu
realisasinya, dilantai 5 itu ada ruang kosong, kalo disini bisa gabung
dengan aliyah, kalo dilantai 5 itu bisa gabung dengan yayasan, jadi kita
ini ada 2 lab, lab satu aliyah, kebetulan aliyahkan tingkat pemakaiannya
masih bisa dipakai oleh MTs, dengan waktu yang ada kita kerja sama,
di yayasan kalo diyayasan kan kita pakainya stelah anak-anak pulang
sekolah, kemudian ya ketika sekolah ya kita pakai, jadi waktunya aja,
kalo yayasan kan makenya sore hati, dan malam hari, kalo kita
makainya pagi hari, waktu sekolah di pagi hari, cuma saya berfikir
bahwa, kayanya harus ada lab khusus MTs sendiri yang yang tidak
tergantung yayasan dan itu kita usahakan, saya bahkan punya fikiran,
kalo seandainya tidak ada bagaimana, maka saya beli laptop sebanyak
satu kelas yang bisa mobile kemana-mana itu yang sedang kita ajukan,
dan umpamanya kalo sudah di siapkan ruangan maka saya patenkan
ruangan itu, kalo tidak ada ruangan juga maka kita mobile dalam
bentuk laptop, ya mudah-mudahan tahun ini kebutuhan-kebutuhan ini
dua bulan ini sudah bisa diambil, karena tahun ajaran baru harus sudah
ada, kesulitan, yang kemarin sudah kita inventarisir, dan kita adalah
ketika ada komputer yang rusak, kaya komputer yayasan, karena
yayasan banyak anak-anak memakai sore hari, dan saya tidak tahu
bagaimana pengendaliannya, maklum juga nanti di yayasan tidak
banyak kendali, kalo di aliyah masih mencukupi tapi hanya untuk
waktu sekolah saja, yang gedung sini kemudian disana juga ada juga
karena disana masih baru, semua karena disini sudah lama, itu tingkat
kerusakannya sangat besar, nah yg penting pada akhirnya saya berfikir
saya harus mengadakan juga, biar bisa dirawat dengan baik
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
19. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: Evaluasinya biasanya saya mengecek rutin barang-barang kerusakan,
dan sebagainya, dengan buku, disamping saya meminta laporan-laporan
tentang kerusakan-kerusakan yang ada yang kalo itu ungen dan harus
diganti, maka harus diganti, kalo itu masih bisa di tunda, ya kita tunda
dulu, kemudian ada uang dan sebagainya, ya kita kerjakan seperti itu,
itu bagian dari pengawasan, baik itu dari saya langsung mengecek,
maupun bagian-bagian lain yang melaporkan
20. T: Bagaimanakah cara bapak dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam
pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Di rapat sering kita katakan di bagian TU ya, sering kita katakan, kita
tidak ada pelatihan khusus, dalam artian bahwa, cuma kalo ada hal-hal
yang mendesak, urgen, kita bicarakan di tingkat pimpinan yang
kemudian di tingkat pimpinan ini ada di TU, jadi di situ kepala TU,
mempunyai staf-staf banyak,kemudian mereka-merekalah yang
memperbaiki, jadi di rapat pimpinan itu termasuk, jadi langsung tau
kalo ada hal-hal yang ingin di bicarakan, termasuk bagian-bagian yang
ia kerjakan, seperti itu kalo dirapat guru, secara keseluruhan kalo ada
yang urgen disitu di ungkapkan, oleh guru dan sebagainya, dan kita
arahkan hal itu, tapi kalo yang tidak dirapat guru, kita ada rapat
pimpinan khusus, kalo dulu awal-awal seminggu sekali, tapi lama-lama
dua minggu sekali, lama-lama juga nanti tinggal melihat kebutuhan,
karena kalo sering-sering rapat juga gak bagus, yang paling penting
adalah efisien dan langsung kita, kalo ada kerusakan dan sebagainya
saya langsung ngomong sama TU nya, untuk di tindak lanjuti, jadi saya
manajemennya adalah manajemen bay dewing, dimana ketika
perencanaan dilihat akan didepan, diraker, tinggal saya gebrak saja di
bagian masing-masing kecuali ada rapat-rapat tertentu langsung kita
berikan juga
21. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Kalo penghapusan sarana dan prasarana, itu kalo tidak dipakai lagi dan
sudah tidak bisa di daya gunakan lagi mau tidak mau dihapus, basanya
jadi bangkai, bangkainya juga sudah tidak bisa di jual, ya mau di apain
lagi
22. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Alhamdulillah sampai saat ini sangat menunjang sekali, walaupun
belum maksimal yah, saya katakan belum maksimal, karena idealnya
harus lebih dari ini, tapi mungkin berusaha sedikit demi sedikit, untuk
kita bergerak kearah yang lebih baik lagi, jadi sampai saat ini
cukup,buktinya kita bisa belajar dengan lancar, walaupun kekurangan
itu ada, dan itu akan terus kita perbaharui-perbaharui lagi.
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Adisam, S. Kom
Usia : 24
Jabatan : Guru Mulok
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Manajemen Dakwah
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Kebutuhannya kita melihat situasi dan kondisi apa yang dibutuhkan,
salah satu contoh dalam ruang kelas, kebutuhan itu biasanya ada
lemari, ada LCD kemudian ada proyektor, jadi sarana dan prasarana
yaitu melihat siswa, kemudian yang kedua yaitu melihat guru,
biasanya sarana dan prasarana yang tidak lain dan tidak bukan ya ini,
murid dan guru.
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J:Pertama sarana dan prasaranan pendidikan ya biasanya,,,,mengecek,
mengevaluasi, biasanya evaluasi itu dilakukan sebulan sekali, turun
langsung kepala sekolah.
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Sarana dan prasarana yang telah direncanakan, kalo minggu kemarin,
banyak itu, kemarin sudah rapat, yang di ingat itu adalah, jadi guru itu
diwajibkan untuk menguasai IT, ya itu harus menguasai, jadi guru tidak
gaptek lagi dengan kemudian yang ke dua adalah guru itu wajib ketika
masuk menggunakan ya untuk semua bidag, sekarang belum berjalan,
tetapi sudah sebagian yang sudah berjalan.
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: Setiap tahun
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: (Tidak dijawab)
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: (Tidak dijawab)
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Sumber dana yang pertam yaitu dari siswa itu sendiri, ya adakan kalo
disini ada kosong satu, kosong satu yaitu yatim, yatim piatu, kosong
dua itu yang gak bayar bu, yang gak bayar tunanetra mualaf, itu yang
gak bayar, yang kedua biasanya kalo sumber-sumber dana tidak jauh
dari donatur ya bu, ia punya donatur tetap yayasan, donatur kita itu
pak erwin rasyid. Kalo proposal ada
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Pertahun, jadi satu tahun itu apa aja yang dibtuhkan didata semua.
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Wah yang ini bu, sangat mendetail, jadi dilihat kebutuhan-kebutuhan
apa kalo memangnya urgen
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Pertama kepala sekolah, kedua BP, ketiga kesiswaan
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Ya dengan sangat baiklah, ya seperti pengecekan gitu ya bu, kemudian
ya pengecekan bu
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Ya caranya adalah menjaga dan pengecekan ya bu
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Pertama itu di servis, apabila sudah di servis ya yang kedua diganti
bu, membeli alat yang baru
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Seminggu sekali
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: Oh ya bu ya, ada LCD, ada ada pelatihan kita, pelatihan guru, tentang
TIK, kepala sekolah yang saya sendiri, materinya itu tidak lain dan
tidak bkan power point
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: Oh ya menegur, contohnya peralatan LCD ya buya, oh caranya begini,
cara matiinnya begini
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: Data dengan data, nanti di catet, kemudian apa saja dicek, berarti ada
pembukuan
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: Sistem yang digunakan untuk penyimpanan barang yaitu kita
menyediakan lemari, kemudian ada ruang khusus sperti gudang
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Ada, sperti perpustakaan, disanakan ada buku-buku nantikan yang gak
ada bukunya kan di cek disana, al-qur’an, diruang perpustakaan
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: Evaluasi, di cek lagi ya bu
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Itu biasanya mengadakan kumpul atau rapat, ya jadi ya ada bulanan,
aktif
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Kalo yang tidak penting itu
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: untuk sistem belajarnya alhamdulillah sudah dapat menujnag karena
ini sudah terakreditasi A, dan untuk misalnya dalam ruangan kelas itu
sudah ada LCD, kemudian sarana dan prasarana sudah bagus, sudah
menunjang sistem belajar mengajar.
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Junaidi Irwanto, S.Pd.I
Usia : 37
Jabatan : Guru Bahasa Arab
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Tarbiyah PAI + Akta IV
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Proses penyusunan sarana dan prasarana pendidikan, ya di
musyawarahkan, dan disusun anggaran kebutuhan, ya setiap tahunnya
disusun, ada anggaran pertahun berapa anggaran yang dibutuhkan
sarana, jadi kita sudah dianggarkan gitu
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Menganalisanya ini, satu: dengan, sesuai dengan kebutuhan, ya
menyesuaikan dengan kebutuhan
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Diantaranya, sarana dan prasarana, misalnya:yang disusun dan
direncanakan, perencanaan, baisanya itu seperti ruang kelas,
penambahan ruang kelas, melengkapi sarana kelas, seperti apa itu,
media pembelajaran, infokus ya kaya gitu.
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: setiap tahunan
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: ya....Harus dilaksanakan
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Sudah ditetapkan, lau di implementasikan, sama aja ke yang 24.
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: ya selama ini kan, satu: dari pemerintahan, BOS ya, kemudian
meminta bantuan-bantuan, kita mengajarkan kedepartemen Agama,
kita bikin proposal, gitu aja selama ini, ada dari siswa itu sendiri.
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: tadi sama aja, pertahun
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: yang tadi rapat, dengan guru,,,ya....dari semua lini kebutuhan itu
ditanya, dari kebutuhannya itu, dari kesiswaannya, dari kurikulum
kebutuhannya apa, dari guru apa gitu kan, kemudian dari sarana dan
prasarananya
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Ya.....hampir semuanya,,,siswa juga diikut sertakan, mungkin dari
saran
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Mendayagunakannya ya...ya...apa, diberi tugas kepada orang yang
mengurus bagian sarana dan prasarana tersebut. Misalkan dari guru,
misalkan sarana prasarana kebutuhannya, kaya lab ada beberapa orang
yang ditunjuk, kalo misalnya sarana apa,kalo yang berhubungan
dengan masalah pembangunan memang ada, jadi memang ada yang
ditunjuk gitu, kalo kepala sekolah turun langsung, dan juga.....ya turun
langsung
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Satu: ya pemeliharaannya itu kan di inventariskan, inventarisnya,
kemudian ya,,,harus di jaga, dirawatin, barang yang sudah ada harus
dirawatin, gitu kan, ya kira-kira begitu aja
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Ya.....harus diperbaiki, ya kalo yang masih bisa di perbaiki ya kita
perbaiki, tapi yang tidak bisa di perbaiki ya terpaksa kita harus bikin
anggaran, itu direncanakan ditahun yang akan datang, media kita
berapa, mikroskop yang ada rusak gitukan, sperti itukan susah untuk
diperbaikin, kecuali disini, kalo perbaikan masalah kondisi bangunan
itukan kebutuhan, secara yang harus anu, tapi itu memang yang harus
dilengkapi, kecuali yang apa itu media-media kita anggaran pertahun
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Ya tidak ada jangka waktu tertentu si, iya kalau dalam itu tadi kalo
melihat kebutuhan anak, seperti keran air, mau nunggu satu tahun ya,
harus langsung, harus langsung dilaksanakan,tetapi rencana yang lain
ada jangka waktu gitu kan, seperti media-media, kita tidak bisa,
mungkinkan anggarannya juga gede, kaya gitu juga kaya gini,
misalkan gedung, koor, apa kan biasanya kita pakai jangka waktu
misalkan anggarannya haruskita pakai jangka waktu, tetapikalo yang
kecil kita laksanakan
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: Ya mengadakan, ya pelatihan bagaimana cara dalam menggunakannya,
seprti infokus, melatih guru dalam menggunakannya ada pelatihan
pelatihan khusus keluar belum, palingan kaya gitu aja
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: Ya ditegur, ya kemudian harus dilaksankan dikerjakan apa yang
diperintahkan oleh kepala sekolah
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: Pertama kita inventaris, misalnya tahun ini berappa kita data, ya
pertahun itu tadi, kemudian untuk barang-barang yang rusak disimpan
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: Penyimpanan barang yang dilakukan, ya.... disimpan dan dijaga
dengan baik tapi tidak semata-mata, semata-mata disimpan, juga harus
digunakan uga, jangan barang-barang itu disimpan terus, tapi
digunakan, karena banyak disekolah-sekolah begitu, banyak barang-
barang yang disimpan tapi tidak di gunakan, nah guru yang
menggunakan barang ini mereka juga diberikan tanggung jawab
dalam peminjaman, ada buku peminjamannya, dalam pengembalian
ada buku pengembaliannya gitu kan
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Ya barang pembelajaran itu kita,hanya baru yang ada, dalam
penyimpanan barang itu media pembelajaran ini baru yang untuk
kebutuhan lab –lab aja gitu, tapi kalo yang lainnya belum ada tempat
khusus secara general gitu kan, yang gak ada ini gak ada ruangannya
tidak ada, contohnya, tempat penyimpanan infokus itu ada, tapi masih
ruang guru, tapi disimpan didalm lemari, masih kekurangan ruangan
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: Oh......ya begini di evaluasi kepada penanggung jawabnya masing-
masing gitu
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Ya bimbingan kepala sekolah hanya sebatas ya apa, memberikan
amanat kepada ya apatuh, yang diberi tanggung jawabnya, ya itu aja,
secara umum ya menjaga bersama guru dan siswa juga.
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Sistemnya itu ya.......gimana ya.....disini ada perencanaanya...Ya yang
pastinya dimusyawarahkan, tapi tidak secara, paling gak itukan sama
bagian kurikulum ya kan, staf-stafnya, ya gitu aja, kemudian di
informasikan di rapat-rapat
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: ya kalo dilihat secara ini, kalo dibanding-bandingkan sudah sagat
lumayan lah, sudah menunjang, istilahnya hampir semua kebutuhan
siswa itu ya saya lihat ada walau belum terkaferin semua, tapi waktu
dibutuhkan itu ada
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Lukman Hakim, S. Ag
Usia : 37
Jabatan : Kabag. Tata Usaha
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Ushuludin Aqidah Islam
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Prosesnya, pertama kita harus tau dulu kebtuhan sarana dan prasarana
yang ada di sekolah ini, terutama sarana pendidikan ataupun media
pembelajaran ataupun untuk anak-anak didik itu sendiri, mungkin itu
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Jadi kepala sekolah khususnya dianggap prasarana yang paling urgen
yang paling penting diambil terutama sarana kebutuhan pembelajarana
atau sarana untuk belajar, terutama untuk lab-lab dan sebagainya,
termasuk perpustakaan juga
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Emmmm....sarananya ya, sarana yang telah disusun dan di rencanakan,
sebenarnya kompleeks tapi yang paling utama itu, pertama sarana
kebutuhan anak itu sendiri, media pembelajaran, dan alat-alatnya,
berikut perpustakaan juga, dan yang paling lengkap adalah sarana
praktek untuk komputer belum ada sarananya, walaupun ada sebagian
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J:Kebutuhan perlengkapan sekolah, ini perencanaan perlengkapan
sekolah,itu biasanya awal tahun atau tiap tahun, awal tahun ajaran
baru
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Kepala sekolah merencanakan pengadaan sarana dan prasarana
terutama melalui guru-guru yang bersangkutan yang kira-kiranya
butuh sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan, yang paling
utama guru IPA, IPS ataupun guru agama Matematik, TIK juga dan
lain-lainnya
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Aah...kepala sekolah menetapkannya dengan cara dia mengecek-
ngecek ataupun mengevaluasi apa-apa sarana yang kurang memadai,
ada yang kurang di tambahi kemudian ada yang kurang ditambahi
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Nah, untuk sumber dana, biasanya prtama dari pihak lembaga yayasan
yang menangani kita, yang kedua juga kita tidak tergantung yayasan,
kita bikin proposal keluar, terutama kedinas ataupn kelembaga-
lembaga pendiidkan yang lain, alhamdulillah ada yang cair, terutama
untuk gedung untuk sarana ada aja
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Untuk perencanaan pengadaan sarana dan prasarana biasanya ada di
periodik tertentu, gak pertahuan, kadang ada semester genapnya,
tergantung juga di adain tergantung kebutuhan
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Nah untuk kepala sekolah membahas rencana dengan cara
mengumpulkan semua staf guru, para wakil tertentu untuk membahas
sejauh mana, sarana yang kita butuhkan, yang kurang berapa, apa-apa
yang kurang diperlukan sedemikian rupa
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Nah ini, tadi sudah disinggung, bahwa sanya pertama kepala sekolah
itu sendiri, keduanya para wakil, khususnya kurikulum dan kesiswaan,
dan dilibatkan komite atau staf-staf yang ada
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Untuk mendayagunakan sarana ini kita limpahkan kebagian khusus
TU, sejauh mana prasarana ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan-
kepentingan siswa
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Iya,,,jadi kepala sekolah mengamanatkan kepada kita, untuk ditunjuk
untuk merawat sarana dan prasarana yang sudah ada, jangan sampai
sarana tersebut sudah dibeli, dirawat hilang atau segala macemnya
jadi staf TU yang khusus untuk menjaga dan merawat sarana dan
prasana tersbut
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Mmm....jadi kalo sarana dan prasarana ada yang rusak, contohnya
media pembelajaran ataupun kursi, kepala sekolah biasanya
memperbaiki dengan secepat mungkin atau bener-bener langsung ada
alternatif
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Untuk pemeliharaan tergantung kebutuhan sarana itu sendiri,
contohnya kalo kursi rusak kita langsung jangka pendek, kalo untuk
jangka panjang kita dananya, kalo masih ada kita salurkan
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: Biasanya disini belum pernah ada pelatihan, cuman kita baca-baca aja
di buku ataupun dari guru-guru yang lain sejauh mana merawat sarana
dan prasarana itu dengan baik, belum ada pelatihan sama sekali
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: Biasanya disini belum pernah ada pelatihan, cuman kita baca-baca aja
di buku ataupun dari guru-guru yang lain sejauh mana merawat sarana
dan prasarana itu dengan baik, belum ada pelatihan sama sekali
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: Untuk inventarisasi kita biasanya dimasukan kebuku gede atau buku
khusus inventaris sejauh mana barang-barang yang sudah masuk kita
catat, barang yang keluar kita catat juga, mana yang masih bagus,
mana yang baik yang rusak, berapa jumlah yang baik yang rusak, jadi
terdapat dibuku besar
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: Untuk sistem penyimpanan barang kita sediakan sarana ataupun
gudang yang bisa menyimpan dengan baik
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Eemmm....selain gudang tersebut kita ada khusus menyimpanan
barang seperti infokus, LCD, ada diruang guru ataupun kursi itu ada
diruangan tersebut
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: Eeemmm...untuk proses evaluasi biasanya kepala sekolah langsung
turun langsung ke bagian-bagian yang telah ditunjuk dan bertanggung
jawab tentang cara apa yang sedang dilakukan dalam mengevaluasi
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Eemmm...jadi kepala sekolah langsung memberi arahan ataupun
nasehat kepada khususnyaa TU ataupun staf pendidik yang ditunjuk
untuk memelihara barang tersebut agar jangan sampai barang-barang
tersebut terjadi kerusakan ataupun hilang dengan percuma dan dijaga
dengan baik dengan catatan khusus
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Penghapusan, jadi untuk penghapusan ataupun yang tidak terpakai
biasanya kita kumpulkan digudang-gudang ketika ada orang yang
membutuhkan kita kasih dengan cuma-cuma juga tetapi sarana
prasarana itu sendiri tidak sampai rusak cuma hanya engga layak
pakai aja
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Nah untuk sarana dan prasarana di MTs ini saya liat 80% sudah
menunjang separuhnya masih tidak layak karena banyak kerusakan
dan karena dana kita terbatas, ya sekitar itu ya 80 % lah...udah layak
dan baik
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Sugeng, S. Pd
Usia : 55
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Indonesia
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Perencanaannya ini ya, ada rapat kerja tadi, tahunan suudah
dianggarkan untuk kegiatan-kegitan, kemudian dari pemegang
kekuasaan itu akan melaksanakan dengan diputuskan dalam rapat
kerja, contonya sarana dan prasarana olah raga berarti harus
mengajarkan kebendahara, jadi keputusan itu keputusan politik, bukan
keputusan individu
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Analisa kebutuhannya sama dengan tadi analisi ini, misalnya dapat
dikatakan anggaran ekstra kurikuler, anggaran sekian, kemudian
adalah kalo kurang kenapa bisa kurang, kalo lebih berapa, jadi setiap
tahun dianalisis ya
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Sarana dan prasarana yang telah disusun itu seperti itu tadi mba,
artinya lab berapa, kemudian untuk perpus berapa, itu sudah di
rencanakan dalam rangka tadi itu biasanya dianggaran rumah tangga,
anggaran pendapat belanja sekolah,jadi kalo misalkan kekuranga ya
kita tutupi dulu, baru di evaluasi setelah anggaran berikutnya
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: Setiap tahun
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Jawabannya sama yah, misalnya dalam anggaran pendapatan sekolah
raker tadikan semua anggaran itukan dicantumkan semua, misalkan
untuk kegiatan sekian, untuk kegiatan ekstra kurikuler sekian,
kemudian untuk eee....mid semester sekian untuk semester sekian,
yang belum itu ujian akhir aja, karena dalam ujian akhir melihat
kondisi, artinya apa, perintah atasan dari depag itu kalo swasta
bayarnya berapa, kita akan musyawarah dengan wali murid, kemudian
kita memutuskan anggaran yang itu tapi, anggaran yang lainnya sudah
disusun dalam raker tadi
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Jawabannya sama aja, hampir sama aja
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Sumber dananya itu yang pertama dari dana bos, kemudian dari dana
anak, kemudian ada donatur, tapi donatur ini kan waktu-waktu
tertentu, kemudian dia kadang-kadang rutin, tapi yang jelas kalo dana
bos, dan dari oranng tua murid, yang jelas itu kalo dana dari bantuan
itu gak tentu ya, kadang-kadang ada namanya juga dana bantuan
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Sama yang tadi mba
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Ya yang tadi ya...yang..yang artinya ada, ada wakil kurikulum,
kemudian ada wakil kesiswaan, kemudian ada wakil wali murid yang
namanya apa ya, wakil dari salah satu orang tua membicarakan
sekolah itu mau di bawa kemana, kemudian di bawa kerapat lagi
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Sama dengan tadi
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Artinya mendayagunakan ya, ya menggunakannnya ya yang ada saja
ya, kitakan terbatas ya mba, ya artinya terbatas gedung, tetapi kita
tidak dikatakan, ...lab bagus, perpustakaan bagus
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Pemeliharaannya ya dirawat bersama-sama tapi yang utama adalah
yang di tunjuk untuk memelihara sarana dan prasarana tadi, itu sudah
ada tugasnya masing-masing,tinggal kita laporkan kepada petugas, ini
pak AC nya tidak nyaman, kemudian ini pak AC nya mati, atau kipas
anginnya mati dan sebagainya, nanti orang yadi adalah melakukan
perbaikan-perbaikan, kalo menjaga otomatis semuanya, tentunya kalo
malem itu yayasan tidak ada penjaganya, karena penjaganya sentral
yah, dari yayasan, setela pulang sekolah di tutup, kalo kebiasaannya
di tungguin, di tutup, nanti yang menjaga ini adalah sentral, kelas ini
bukan hanya di pake oleh MTs saja, setelah itu ada pengajian anak-
anak, tapi disitu semua itu menjaga, menjaga kebersihan, memelihara
jangan sampai rusak, itu sudah satu paket otomatis yang bertanggung
jawab adalah hari ini ada yang pake, yang menjagaini karena ini
penjaga pagi-pagi bertugas membuka, jadi tugasnya masing-masing
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Ee...alternatifnya ya....perbaikan yah,perbaikan itu mengunggu ya,
artinya tidak seperti membalikan telapak tangan, artinya gak langsung
ya, butuh prose, tapi tidak terkatup-katup, misalkan satu bulan sudah
di perbaiki lagi, cekatan ya
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Ya...kalo rusak, ya di perbaiki, kalo pertahun ada anggaran,ini rusak
diganti, itu pertahun, tapi tidak otomatis, kan ada dalam anggaran, ada
dana lain-lain, dana lain-lain adalah yang di perlukan waktu kondisi
rusak, paling tidak dana yang terpakai dalam rapat rakerberikutnya
akan di sampaikan
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: Ya pelatihan, ya terutama perpustakaan, lab, lab itukan nanti ada
pelatihan secara general, artinya secara general itu dari sekolahh
dikirim, bagaimana mengelola perpustakaan, bagaimana labnya,itu
dari sekolah itu mengirim keluar, kalo dari kita sendiri kita belum
punya tenaga ahli, karena yang pertama ya mungkin terlalu gimana ya,
pesertanya cuma satu dua
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: Jelas, itu tugas kepala sekolah menegur, dengan senyum, dengan apa,
itu pasti, ini air rusak, kenapa kamu, tapi menegurnya dengan etika,
sopan santun, tidak menegur seperti sm tukang sapu jalan, kamu
kurang ajar, tidak, tapi dengan etika, moral, budi pekerti, dengan
sindiran dan bagaimana
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: Inventarisnya di tempatnya, kemudian di kunci, perpustakaan di kunci,
ya kuncinya, yang megang adalah yang bertanggung jawab tentang
lab, kemudian di taro sekolah, kemudian baginya diambil
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: Ya sama
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Tidak kalinya, tidak ada khusus tapi ada lemari khusus, misalnya untuk
nyimpen laptop, kemudian apa itu lab, ada lemari khusus, ada gudang
untuk menyimpan barang-barang bekas ada gudang khusus
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: Evaluasinya itu adalah pemegang kekuasaan tadi melaporkan kepada
pihak-pihak berkepentingan misalnya dapat dikatakan, ee...gudangnya
sudah penuh ni, yang kemarin ini, ini di bagaimana, pokoknya
komunikasinya dengan penanggung jawab, seperti kepala sekolah
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Setiap hari, paling tidak 1 minggu sekali ya mbak ya
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Sistem penghapusan itu misalnya, tiap tahun, tapi biasanya 10-5 tahun
penghapusan, misalkan dokumen anak-anak tamat
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Kalo secara umum, melihat kemampuannya, kalo sekolah inikan ada
macam-macamnya ada sekolah elit, kalo kitakan dapat dikatkan
sekolah menengah kebawah, kalo menurut pendapat saya cukuplah,
perpustakaan, ruang lab ada, komputer ada, menurut saya cukuplah,
tapi tidak membandingkan dengan kelas yang diatas, kan dibawah
MTs ini kan ada, menurut saya cukup bagus, cukup baik
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Sutikyono, M. Pd
Usia : 40 Tahun
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah / Bid.Kurikulum / Guru
Matematika
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S2 Pendidikan MIPA + Akta IV
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Tadikan awal sudah disampaikan, penyusunan jelas menggunakan
skala prioritas, apa aja yang diperlukan untuk tahun yang akan datang,
apa yang diperlukan, apa yang sudah ada, apa yang belum skala
prioritas
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Eee...untuk menganalisis berarti barangnya yang akan dibeli atau tidak,
gitu analisisnya
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Sarana dan prasarana yang telah direncanakan sebetulnya ada dibidang
saspras yah, ee....kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan, yang
pertama itu sebenarnya yang digolongkan itu adalah,
eee....penggunaan LCD disetiap ruangan, dipaten, sekarang sudah
mulai berlangsung dikelas gedung B, untuk kelas 9 rencana akan
memakai infokus semua, paten, jadi tidak lagi digantikan gitukan
karena kalau ganti sekalipun gampang rusak, ini bangke sudah ada 2,
makanya kerusakannya berat, kalo beli hampir 3 juta, ee.....kalo
dibenerin hampir 3 juta, anggaplah itu inventaris rusak, menghindari
seperti itu makanya dipasang secara paten untuk menguasai
kerusakan, nah itu program saspras, yang program kemarin raker ya,
pemasangan infokus pada tiap kelas secara paten, ini sudah di
laksanakan
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: Setiap tahun
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Pengadaannya adalah dengan membelikan sesuai dengan yang
diperlukan yang mendesak, skala prioritas, yang sangat perlu dulu itu
apa
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Menetapkan melalui bidang sarana dan prasarana
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Yang pertama bantuan pemerintah atau BOS, kemudian iuran
masyarakat, melalui SPP dan sumber lain yang tak mengikat,
misalkan bantuan donatur, proposal yang ditunjukan pada donatur
nanti dibantu
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Pertahun
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Melalui musyawarah dengan bidang saspras apa yang diperlukan
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Eee....guru, wakil sarana dan prasarana, eee.....wakil kepala sekolah,
wakil kesiswaan, dan kepala sekolah
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Jadi memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Cara perawatannya, pertama sebelum diguanakan, harus tau dulu tata
cara penggunaan alat, supaya penggunaanya awet dan ditaro ditempat
yang aman
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Yang pertama, biasanya kita perbaiki dulu, kalo ternyata diperbaiki
misalnya lebih mahal dari pada beli maka kita asingkan sebagai
inventaris
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Eee....tidak ada, ee...maksudnya kapan saja, tidak ada jangka waktu
tertentu sewaktu-waktu setiap saat
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: Iya,,,mendemonstrasikan, bagaimana caranya menggunakan, misalnya
laptopnya, supaya awet, ketika dimatikan, misalnya laptopnya supaya
awet, ketika dimatikan, misalkan harus ditunggu baru ditutup, pada
saat rapat itu misalkan disampaikan, penggunaan LCD juga kita
selesai digunakan harus ditunggu dulu, tunggu lampu merah berkedip
dulu baru bisa dimatikan, jadi disampaikan pas rapat, jadi di seling-
seling aja
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: Ya menegur
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: Eee....dikelompokan berdasarkan tugas masing-masing, seperti saya,
bagian kurikulum, saya menyimpan barang-barang media
pembelajaran, seperti laptop, infokus, kabel-kabel, itu ada di saya,
kalo inventaris berupa alat tulis atau ATK, seperti komputer itu kepala
TU
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: Ya dibuat ditempat khusus, lemari
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Ya
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: Dengan mengecek ya, mengecek barang-barang, kemudian apa
namanya mengawasi barang yang ada
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: Ya ini diserahkan tanggung jawabnya kepada bagian sarana dan
prasarana untuk bertanggung jawab dan membuat laporan
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Maksudnya di tiadakan gitu ya ditiadakan kalo tidak diperlukan
mendesak ya di pendinglah
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Eee...kalo melihat dari jumlah ruang cukup ya, untuk media
belajarnya, buku juga udah cukup menampung anak, media belajarnya
juga sudah cukup karena disini sudah dipatenin juga, ya ya udah, saya
kira cukup untuk sementara satu lagi, memang itu yang saya
selesaikan saat ini, dulu memang sudah ada, karena komputernya
sudah ketinggalan, maka kita hilangkan dengan cara nebeng ke MA,
kita sudah mengajukan ke tiga tempat bantuan lab, tapi sampai saat ini
belum ada jawaban
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Wahyudin, S.Pd
Usia : 37
Jabatan : Bid. Kesiswaan / Guru IPS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Ekonomi
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Kalo penyusunan sarana dan prasana itu, tetap kita berpedoman pada
kebutuha yang dibutuhkan, misalnya untuk tahun ini kebutuhan kita
apa, gitu,, ya kalo memang kebutuhannya kan kita bisa cek ya,
misalkan infokus rusak, atau kipas angin, itukan sarana tuh, nah
kemudian yang lain juga ditanyakan keguru-guru misalnya
mempersilahkan kepada guru-guru yang ingin membeli buku diluar
nanti diganti oleh sekolah, tapi sarana dan prasarana tetap biasanya
setiap awal tahun kita sudah dibuat anggaran, apa yang mau di
butuhkan, gitu, misalkan berapa kursi yang rusak harus diganti gitu
kan, misalkan yang lain-lain juga gitu, sudah ada anggarannya sedah
di susun di awal
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Biasanya untuk melakukan analisa, aa....itukan di langkah pertama itu
melihat kondisi keuangan juga, kira-kira ni keuangan ini bisa gak ni
mencukupi pembelian sarana, kalo tidak mencukupi berarti kita
membeli yang dipilih alternatif, ya berarti dibuat skala prioritas kan,
mana yang lebih penting gitu jadi membuat skala prioritas
gitu,,selain.....biasanya selain membuat skala prioritas kepala skolah
juga kita mengajukan proposal-proposal misalkan sarana apa yang
kurang dengan melihat kondisi keuangan yang tidak mencukupi, trus
kita mengajukan proposal, baik kepemerintah maupun ke non
pemerintah
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Kalo sarana dan prasarana yang disusun slama ini memang kita kan
memang, kita kan memang sekolah kita ada kelas BP dan kelas
Reguler ya, baru tahun ini, biasanya kita, aa...sesuaikan untuk kelas
BP tuh apa aja, untuk kelas regular apa aja, tapi yang sedang disusun
ini kita ingin membuat sebuah lab komputer, ya itu belum terlaksanan,
karena slama ini kita masih kekurangan, kita masih pakai lab Aliyah,
ada rencana kedepan lagi kita akan buka lagi gedung B, untuk tahun
depan, itu rencananya akan menambah komputer
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: Kalo prencanaan prasarana sekolah itu biasanya di sesuaikan dengan
kebutuhan aja, kalo memang tahun ini sarana kita masih bisa dipakai
dan di gunakan itu kan gak perlu ditambah, tapi kalo sarana yang kita
pakai itu rusak, itukan harus kita tambah, kita buat anggaran lagi
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Hampir sama, kaya tadi ketika kita berencana yang pertama kita
biasanya menyusun anggaran dulu, setelah menyusun anggaran
kemudian, kalo memang tidak mencukupi kita mengajukan atau
membuat proposal kepemerintah atau non pemerintah
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Biasanya kalo penetapan untuk sarana pendidikan ya contohnya ini ya,
sperti eee....sarana untuk pelajaran IPA itukan biasanya kita panggil
gurunya, apa yang diperlukan untuk IPA, kira-kira yang tahun
kemarin biasanya kita bertahap ya, untuk tahun ini misalkan kita mau
beli ini dulu, nah untuk yang tahun depan misalkan kita apa, itukan
udah ditetapkan, kalo tahun ini misalkan kita butuh lab komputer, ya
atau kalo belum bisa menambahkan kita menambahkan berapa set
komputer, lab biologi, lab perpustakaan, ya minimal kita tetapkan
tahun ini misalkan kita menambahkan buku-buku itu juga sudah
ditetapkan sudah ada, jadi bertahap ya
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Hem.....seperti yang tadi saya katakan, sumber dana bisa dari
pemerintah maupun non pemerintah, bisa seperti BOS, kalo non
pemerintah bisa dari donatur, proposal
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Kalo untuk pengadaan sarana dan prasarana itu biasanya kita pertahun,
karena kita menyususn RAPBS itu untuk jangka 1 tahun
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Biasanya kepala sekolah itukan dipanggil kalo memang itu untuk
kebutuhan guru bidang study, dipanggil gurunya, sarana apa yang
dibutuhkan, tapi kalo misalnya untuk sarana sekolah yang sifatnya
memang itu untuk pembelian AC, itu memang ada bagian sarana dan
prasarananya kan ada bagian-bagiannya
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Yang dilibatkan yang pertama adalah bagian sarana dan prasarana,
yang kedua kurikulum, yang terakhir yaitu bagian keuangan, karena
keuangan juga menyangkut, kalo kurang ini, ini ternyata uangnya gak
cukup, kan jadi gak bisa
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Biasanya kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan tu memang aa.....setiap....seperti komputer gitu kan,
biasanya ada anggaran untuk perbaikan biasanya, dan kita memang
sudah ada orang khusus untuk AC, ada terus orangnya kalo dipanggil,
jadi tidak sulit biasanya tiap rusak dipanggil teknisi, kerjakan bayar,
tapi kalo disekolah teknisi khusus tidak ada, tapi kita panggil dari luar.
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: Biasanyakan sekolah membuat aturan, ya...selesai digunakan tolong di
rapihkan, kemudian taro ditempatnya gitu kan, seperti juga kan bagian
offis by, seperti juga kan kadang-kdang tolong selesai belajar, AC di
matikan, ada aturan-aturan yang dibuat oleh kepala sekolah
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Biasanya kalo saranan dan prasarana rusak, ya kalo kelas BP itukan
selain ada, AC ada kipas angin, AC rusak berati bisa pakai kipas
angin, itukan ada AC, ada juga kipas angin, ketika AC mati, ada juga
kipas angin, tapi kalo sarana-sarana yang lain, kalo saya si guru IPS
ya, biasanya menggunakan peta, tapi kadang-kadang, ya selain
multimedia, internet, ya pakai peta yang manual, ada alternatif
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: Biasanya persemester, smester satu ini sarana dan prasarana masih bisa
pakai gak, tapi kalo hari itu rusak, langsung diperbaiki
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: aa....pelatihan seperti kalo untuk ya waktu itu si ada pelatihan,
pelatihan program power point, gitu, kalo untuk pelatihan perbaikan
sarana itu kayanya belum ada, kalo pelatihan yang itu belum, paling
guru bertanya kepada petugasnya
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: oh...jelas ya, kalo ketika itu misalnya ditugaskan untuk mengambil
infokus, bukan apa, kalo dia salah naro itu pasti sperti AC kalo
waktunya pulang belum dimatiin itu pasti ditegur
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: sistem inventaris sarana kita kan memang ada lemari khusus, kalo
digedung sana memang ada untuk menyimpan perlengkapan kalo
yang semacem IPA kan ada labnya, berarti harus dikembalikan lagi
ketempatnya di lab IPA, kalo infokus habis pakai taro lagi dilemari,
itu ada tempatnya, ada lemari khusus
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: kalo sistim penyimpanannya ya pokoknya setiap pakai simpan, gitu,
kalo yang lainnya, kalo barang-barang yang disini paling adanyakan
paling infokus, aa....lab, gitu yang penting memang sistem
penyimpanan itu ditata dengan baik, dengan rapih, gak asal taro,
itukan di tata
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: aa... ya.....kalo memang ruang khusus itu ada, seperti IPA ada
ruangannya, labnya, kalo infokus ada lemari ini ada khusus
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: kalo slama ini si selain, dipanggil bagian sarana prasarananya, juga
biasanya bagian kurikulum juga ikut membantu, ikut mengawasi
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: yang pertama, langkah pertama adalah memanggil bagian sarana dan
prasarana, kemudian dijelaskan cara perawatannya dan juga cara
penggunaannya juga dijelasin
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: sistem penghapusan biasanya yang sudah.....kan ada tuh barang yang
sudah agak tua gitu ya, itu biasanya dijual, dilelang, dilelang kita beli
baru, seperti ada ni infokus rusak 2, itu gak bisa dierbaiki yang dijual,
nanti kita beli lagi, kaya komputer waktu itu pentium tiga lama tuh itu
langsung dilelang, dijual semua, kita beli lagi yang baru, sistem lelang
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: kalo meurut saya si, sarana dan prasarana ada yang belum menunjang,
itu belum patennya lab komputer itu, kadang kita memang masih sewa
sama aliyah juga, lab punya Cuma kita belum mencukupi, ada itu
disana hanya untuk beberapa siswa, makanya kita harus pinjem sama
aliyah, sewa kalo yang lain-lain si udah cukup,
HASIL WAWANCARA GURU DAN STAF PENDIDIKAN
A. INDIKATOR RESPONDEN
Nama : Eneng, S. Pd
Usia : 32
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : S1 Sastra Inggris
1. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
a. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
1. T: Bagaimana proses penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: Penyusunan kebutuhan, baisanya kalo ada kebutuhan apa-apa itu harus
buat proposal dulu, baru di ajukan, baru disetujui
2. T: Bagaimana kepala sekolah melakukan analisa kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Analisa itu ya,,,,dilihat dari kebutuhan apa yang dibutuhkan ya itu yang
dipenuhi mungkin ada proposal apa, kemudian dilihat dari laporan-
laporan
3. T: Apa saja sarana dan prasarana yang telah disusun dan direncanakan?
J: Sarana dan prasarana yang telah disusun dalam hal keuangan, ya
semuanya harus di susun terlebih dahulu, kurikulum yang berkaitan
dengan fasilitas semuanya.
4. T: Apakah dalam perencanaan kebutuhan perlengkapan sekolah
dilakukan setiap
tahun atau periodik tertentu?
J: Itu biasanya ada di raker, yang dilakukan setiap satu tahun sekali, dari
situ perencanaan semuanya disusun
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
5. T: Bagaimana kepala sekolah perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Ya itu tadi melalui raker
6. T: Bagaimana kepala sekolah menetapkan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Ya dari raker itukan kita didiskusikan, mana yang perlu mana yang
tidak, ya itu diputuskan
7. T: Dari manakah sumberdana yang didapat guna memenuhi sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Kalo di MTs ini ya dari BOS, dari apa,,,anak-anak, kemudian ada juga
kadang-kadang ada sumbangan-sumbangan, baik formal maupun
nonformal
8. T: Apakah dalam rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan
pertahun atau
periodik tertentu?
J: Pengadaan,kalo yang tahunan, ada yang yang tahunan, ada juga, tiba-
tiba misalkan yang bulanan, bukan bulanan juga ada, jadi tergantung
kebutuhan
9. T: Bagaimana kepala sekolah membahas rencana kebutuhan sarana dan
prasarana
pendidikan?
J: Ya tadi melalui raker
10. T: Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pengadaan
sarana dan
prasarana pendidikan?
J: Staf dan guru semuanya dilibatkan seluruhnya semuanya memberikan
masukan, kalo siswa paling memberikan masukan ke guru-guru nanti
guru-guru baru menyampaikan, dari siswa paling dari osisnya aja.
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
11. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J: eee...mendayagunakannya itu maksudnya memanfaatkan ya...sesuai
dengan kebutuhannya
12. T: Bagaimanakah cara pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana
yang dilakukan
MTs khazanah kebajikan?
J: pemeliharaannya si, ya sebenarnya si ada bagian-bagian khusus, bagian
sarana dan prasarana bagiannya, cuma untuk pemeliharaan harian ada
kaya OB, tapi sama memelihara, guru-guru semua ikut dalam
memelihara
13. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: kalo yang rusak itu masih bisa di perbaiki ya diperbaiki, kalo sudah
tidak bisa diperbaiki lagi ya diganti
14. T: Kapan sajakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan? Apakah
ada jangka waktu tertentu?
J: sarana dan prasarana yang jangka pajang yang ada jangka waktu
tertentu, kalo ada yang jangka pendektidak di tentukan oleh waktu
15. T: Agar dapat digunakan dengan baik apakah kepala sekolah
mengadakan pelatihan?
J: kalo pelatihan untuk guru, atau sarana dan prasarana, ada juga
pelatihannya, Cuma memang untuk pelatihan di sekolah kita masih
kurang, untuk guru ada yang sebulan 2 kali, untuk pelatihan komputer,
internet
16. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan
sarana dan
prasarana pembelajaran?
J: iya pasti di tegur
d. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
17. T: Bagaimana sistem inventarisasi barang yang terdapat di MTs
Khazanah
kebajikan?
J: karena di laporkan ya, jadi di inventarisasikan dengan baik, dengan di
data
18. T: Bagaimanakah sistem penyimpanan barang yang dilakukan?
J: barang... untuk penyimpanan barang ya, karena kita belum mempunyai
gudang, ya paling disimpen di tempat yang ada aja, dikantor, dilemari
sama, karena lokalnya terbatas
19. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: kayanya belum ada, kalo lab-lab ada, lab-lab biologi ada, perpustakaan
ada
e. Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
20. T: Bagaimanakah proses evaluasi tentang keadaan/ perlengkapan barang?
J: evaluasi itu melalui rapat bulanan, adanya kekurangan atau engga
21. T: Bagaimanakah cara kepala sekolah memberikan pengarahan dan
bimbingan
dalam pengawasan sarana dan prasarana pendidikan?
J: ya melalui tadi mungkin, ya pelatihan tadi, atau kepala sekolahnya
langsung yang memberi tahu.
22. T: Bagaimanakah sistem penghapusan sarana dan prasarana yang
dilakukan?
J: Penghapusan, ya kalo sesuat yang kira-kira tidak dibutuhkan ya
mungkin di hapuskan dari anggaran
23. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Eee....menurut saya si sudah, cuman masih kurang mungkin ya
kelengkapannya, karena keterbatasan dana dan sebagainya, lokal juga,
insyaalloh baik ya, Cuma mungkin belum sangat baik
HASIL WAWANCARA SISWA/I
Nama : Rayhan
Usia : 12 tahun
Jabatan : Wakil Ketua Osis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas : Siswi MTs Kelas VIII BP (Bina Prestasi)
1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J : Cukup baik
2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau
tidak?
J : Cukup baik, apalagi BA
3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Biasanya kalo ada yang rusak itu kita pakai punya MA, nanti dibetulkan
dulu ama staf-staf khusus, ada yang membetulkan, cekatan langsung
4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana
dan
prasarana pembelajaran?
J : Iya ditegur, kaya misalnya kemarin ada apa gitu rrusak langsung
ditegur sama pak suhardin, cepat
5. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J : Ada kaya lab IPA, lab komputer, prpustakaan juga apalagi kalo BA itu
udah punya loker sendiri di kelas
6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Sangat menunjang, sangat baik, apalagi di kelas BA, untuk kelas regular
cukup baik, tapi memang anak-anaknya yang gak bisa menjaga
dengan baik, dan merasa puas
HASIL WAWANCARA SISWA/I
Nama : Widia
Usia : 13 tahun
Jabatan : Ketua Osis
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : Siswi MTs Kelas VIII BP (Bina Prestasi)
1. T: Bagaimana kepala sekolah mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan?
J : Kurang tau
2. T: Apakah sarana dan prasarana yang ada digunakan dengan baik atau
tidak?
J :Baik si bu, kalo apa si, kita kan diberi juga amanat oleh kepala sekolah
agar menggunakan dengan baik, terkadang juga kita kelas BA juga,
waktu awal-awalnya susah bu, ya kita kan suka minta AC, AC suka
rusak, tanggapannya kurang, dia slalu negor bu
3. T: Alternatif apa yang digunakan jika sarana dan prasarana yang ada
rusak?
J: Dia slalu negor bu, kalo misalkan ada merusak sarana prasarana sekolah
4. T: Apakah kepala sekolah menegur apabila ada yang menelantarkan sarana
dan
prasarana pembelajaran?
J : Ya bu, jadi siswa kan ada yang bandel juga, jadi tu slalu di tegor,
kadang juga kalo suka dibilangin jangan suka coret-coret meja, kita kan
buat kebaikan kita juga, biar bisa inventarisnya lebih baik lagi
5. T: Apakah tersedia ruangan khusus untuk menyimpan barang
pembelajaran?
J: Ya ada, kita kan peralatan-peralatan kimia sudah ada, laboratorim,dan
perpustakaan laboratorium, kita juga untuk kelas BA juga sudah di
sediakan loker
6. T: Apakah sarana dan prasarana di MTs sudah dapat menunjang sistem
belajar
mengajar disekolah?
J: Ya menurut saya si lumayan lah ya, dan ada kegiatan-kegiatan sholat
dhuha juga, ya tapi apa untuk apa si namanya untuk menertibkan
siswanya kurang
Top Related