smart city untuk layanan publik yang lebih baik
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of smart city untuk layanan publik yang lebih baik
SMART CITY UNTUK LAYANAN PUBLIK YANG LEBIH BAIK
Oleh: Agus Hartanto, Edy Umargono
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tuntutan kualitas sistem dan layanan yang baik saat ini menjadi
suatu kebutuhan primer bagi manusia perkotaan abad 21, yang pada
akhirnya adalah untuk mencapai suatu kualitas hidup yang semakin baik
bagi masyarakat, akan tetapi semua ini mendatangkan sebuah tantangan
bagi kita semua bagaimana mewujudkan sebuah kota pintar (smart city),
yang mampu memberikan peningkatan kualitas dari berbagai aspek yang
saling terintegrasi. Untuk mewujudkan smart city tidak akan lepas dari
kebutuhan akan infrastruktur teknologi informasi, jaringan internet dan
aplikasi. Karena di era digital ini tentunya pemanfaatan teknologi digital
sudah menjadi keseharian dan gaya hidup masyarakat perkotaan.
Sebuah kota bisa disebut sebagai kota pintar atau smart city jika
sudah menggunakan teknologi informasi komunikasi untuk meningkatkan
kualitas hidup, kinerja secara berkelanjutan (Smart Cities Council 2014)
dalam (Eremia, Toma, & Sanduleac, 2017) sedangkan menurut (US Office
Technical and Scientific Information) kota yang dapat memonitor dan
mengitegrasikan semua kondisi kritis infrastruktur dan mengoptimalkan
sumberdaya , perencanaan perawatan dan memantau keamanan selama
memberikan pelayanan publik, dengan kata lain mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi hingga level tertentu dalam proses
tata kelola dan operasional sehari-hari. Integrasi teknologi tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, membagikan informasi
kepada publik, hingga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat
ataupun meningkatkan kesejahteraan warga.
Salah satu teknologi yang digunakan untuk mendukung
infrastruktur yang dibutuhkan agar arsitektur smart city dapat
diimplementasikan adalah cloud computing, Cloud computing adalah
metode komputasi di tempat yang menyediakan kemampuan bagi
pengguna teknologi informasi sebagai layanan dan memungkinkan
mereka untuk memiliki akses ke layanan ini di Internet tanpa memiliki
informasi khusus atau mengendalikan infrastruktur (Madani & Jamali,
2018), tantangan yang harus dihadapi adalah banyaknya obyek yang
akan berkomunikasi dalam kerangka infrastruktur teknologi informasi yang
akan membutuhkan ketersediaan ip namun dengan menggunakan
arsitektur cloud centric menghilangkan kekhawatiran tentang ketersediaan
objek selama komunikasi (Jalali, El-Khatib, & McGregor, 2015).
Dari berbagai macam aspek pendukung terciptanya sebuah sistem
kota pintar (smart city), Integrasi teknologi dalam tata kelola kota
dimungkinkan berkat keberadaan internet of things, yaitu jaringan
perangkat elektronik yang saling terhubung dan mampu mengirim data
ataupun melakukan tindak lanjut dengan campur tangan manusia yang
minimal. Teknologi IoT saat ini sudah berkembang dengan demikian
pesat, sehingga menjadi salah satu teknologi yang dominan dalam
menciptakan sebuah perangkat pintar yang dapat digunakan di berbagai
aspek kehidupan, berikut adalah contoh penerapan IoT yang lazim ditemui
dalam konsep smart city akhir-akhir ini antara lain dalam penyediaan
layanan : (Martinez-Balleste, Perez-Martinez, & Solanas, 2013)
Smart lighting. Tak hanya bisa diterapkan pada lampu
penerangan jalan, namun juga untuk lampu lalu lintas. “Dengan smart
lighting, bisa dipantau mana lampu yang sedang rusak. Bisa juga
dimatikan atau dinyalakan dari jarak jauh,” jelas Hilman saat ditemui di
acara Selular Congress 2018.
Smart parking. Solusi ini bisa digunakan warga untuk
mempermudah mencari tempat parkir. Pengguna bisa memesan lebih
dulu tempat parkir sebelum tiba di lokasi. Di Indonesia, ada beberapa
startup yang menyediakan solusi seperti ini seperti Smark Parking dan
Parkiran.
Waste management. Volume sampah di suatu tempat
penampungan bisa dipantau dari jarak jauh. Petugas kebersihan tak
perlu mendatangi satu per satu tempat sampah untuk memeriksanya.
Connected manhole. Solusi ini berguna untuk memantau
temperatur gorong-gorong yang berada di bawah tanah. Karena
gorong-gorong tersebut tak hanya berfungsi sebagai saluran air,
namun juga untuk menyimpan kabel hingga tempat jalur pipa gas.
Smart electricity. Penyedia layanan listrik bisa mengetahui
langsung data pemakaian listrik pengguna tanpa harus mengirim
petugas untuk memeriksa di tempat.
Smart office building mengoptimalkan konsumsi energi yang
berkaitan dengan penerangan, pengkondisian udara dan sebagainya.
Sistem pengawasan video. Demi keselamatan warga, kota
dilindungi oleh jaringan kamera meresap dan saling berhubungan.
Layanan bus pintar. Bus ini mengoptimalkan rute secara real time
sesuai dengan jumlah pengguna yang meminta layanannya.
Tempat sampah pintar. Wadah ini mengirim alarm ketika mereka
sudah penuh dan perlu dikosongkan. Apalagi, hanya pengguna yang
tinggal di sekitarnya area dapat menggunakannya.
Pusat layanan kesehatan. Pusat medis mengumpulkan data dari
pasien. Apalagi personel dalam pusat medis meminta rumah sakit lain
untuk mengambilinformasi tentang pasien siapa mereka yang
bertanggung jawab.
Tiang informasi interaktif. Pengguna dapat mengakses perangkat
ini untuk memperoleh informasi tentang kota. Selain itu, warga negara
mengidentifikasi diri mereka sendiri dan akses layanan yang
dipersonalisasi.
untuk meningkatkan pengelolaan kota yang lebih efektif dan efisien
dibutuhkan penerapan Smart City yang dapat menghubungkan
infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur social, dan bisnis
infrastruktur untuk itu dibutuhkan arsitektur dan aplikasi Smart City , di
mana manajemen kota, penyedia layanan masyarakat dan warga memiliki
akses ke data real time yang telah dikumpulkan menggunakan berbagai
mekanisme sensorik untuk menganalisis dan membuat keputusan untuk
perencanaan masa depan.
Tujuan
Penerapan smart city yang terintegrasi bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan
keamanan, kenyamanan, kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
kota tersebut. Berbagai sarana dan teknologi dikombinasikan untuk
membangun infrastruktur pendukung terciptanya kota pintar. Layanan
baru yang inovatif harus dapat disediakan sesuai dengan tuntutan
kemajuan dan kebutuhan penduduk perkotaan, karena permasalahan
diperkotaan adalah sangat kompleks dan heterogen.
II. HASIL TELAAH PAPER
Konsep Kota Pintar dan Layanannya
Konsep kota pintar dan layanannya adalah mensinergikan antara
industri, dan layanan dari berbagai macam sektor, pemerintahan, smart
mobile, gedung-gedung dengan perangkat otomatis yang cerdas, dan
sistem otomatisasi pada lingkungan, sehingga banyak permasalahan yang
dapat diselesaikan dengan lebih cepat, efektif dan efisien. Dari sudut
pandang politik dan pemerintahan, konsep smart city harus bisa
memberikan dukungan terhadap proses pengambilan kebijakan,
perundang-undangan, dan semua aspek pemerintahan, sosial dan politik
sehingga tercipta suatu tatanan yang baik yang mendukung perencanaan
bagi pembangunan perkotaan dibawah satu tujuan yang bersinergi. Dari
sisi teknis, smart city harus bisa mensinergikan semua teknologi yang ada
di dalam suatu perkotaan, sehingga pemanfaatan teknologi tersebut bisa
terintegrasi dan memberikan dampak yang lebih optimal. Dalam dunia
perekonomian dan bisnis smart city harus bisa mendukung iklim bisnis
yang lebih baik, bersih dan berkesinambungan, sehingga bisa
memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian dan
bisnis pada kota tersebut. Dalam dunia layanan kesehatan juga harus di
support dengan teknologi yang baik dan tepat guna,, penggunaan alat-alat
medis, gedung-gedung layanan kesehatan haruslah terintegrasi dan
memberikan banyak kemudahan bagi warga untuk menerima serta
mengakses layanan kesehatan, sehingga tingkat kesehatan dan
produktifitas dari warga perkotaan akan lebih baik. Untuk meningkatkan
kualitas hidup dan mewujudkan lingkungan yang sehat dan baik, haruslah
ada perangkat yang mampu mendeteksi berbagai macam hal yang dapat
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, diantaranya
detektor polusi, termasuk didalamnya adalah detektor gas-gas berbahaya,
detektor kebisingan, dan lainnya yang mungkin merupakan dampak
negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan industri, alat transportasi dan
lain-lain, sehingga dapat meminimalisasi dan memberikan peringatan dini
terhadap warga kota. Meningkatnya jumlah sarana transportasi yang
menimbulkan masalah kemacetan juga harus dapat dikendalikan dengan
suatu sistem yang cerdas, sehingga tercipta suatu efisiensi dan efektifitas
penggunaan infrastruktur transportasi secara maksimal. Sistem
penerangan kota dan tata estetika juga harus dibentuk secara cerdas
dengan memanfaatkan teknologi baik dan selaras. Penggunaan dan
pemanfaatan energi dalam perkotaan juga harus dikendalikan dan
dimonitoring dengan perangkat otomatis dan cerdas, sehingga
penggunaan energi akan lebih tepat guna dan efisien. Masalah saluran
dan drainase air, pengendalian banjir, pengolahan sampah dan limbah
juga harus di atur oleh suatu sistem yang didukung oleh teknologi cerdas
dan tepat guna, sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi
perkotaan tersebut. Penggunaan gedung-gedung layanan publik dan
fasilitas umum harus diatur melalui suatu sistem otomatis yang bisa
memberikan peningkatan kualitas layanan.
ARSITEKTUR SMART CITY
Untuk membangun smart city dibutuhkan arsitektur teknologi
informasi dan komunikasi sehingga konsep smart city dapat diterapkan,
arsitektur smart city ini terdiri dari tiga layer utama dalam satu framework
antara lain :
1. Layer sensor
2. Layer Jaringan
3. Layer Control dan Service
A. Lapisan Penginderaan dan pengumpulan data
Teknologi nirkabel memainkan peran penting dalam penginderaan
dan identifikasi objek, Jaringan sensor juga akan memainkan peran
penting dalam IoT dan bekerja berdampingan dengan RFID untuk lebih
melacak status hal-hal seperti lokasi, suhu, gerakan, dll, jaringan sensor
memiliki jangkauan radio yang besar dan mereka dapat berkomunikasi
satu sama lain sebagai rekan dalam mode peer-to-peer. Penginderaan
kolaboratif atau partisipatif adalah metode baru untuk berbagi informasi
sensorik oleh manusia. Dengan membangun pertumbuhan pada ponsel
pintar dan perangkat seluler, orang-orang di seluruh dunia dapat dengan
mudah merasakan lingkungan dan membagikan informasi melalui orang
atau mesin lain, dengan kata lain memanfaatkan sumber data dari
crowdsourcing.
B. Lapisan Jaringan
Pada layer ini menyediakan infrastruktur komunikasi untuk
mengirimkan data dari lapisan penginderaan ke lapisan kontrol dan
sebaliknya. Salah satu bagian utama komunikasi dalam arsitektur ini
adalah internet, jadi perlu menyesuaikan seluruh platform ke teknologi IP
untuk mengarahkan data melalui internet.dan penggunaan gateway
sebagai antarmuka antara lapisan penginderaan dan lapisan jaringan inti
untuk menerjemahkan protokol yang digunakan dalam lapisan
penginderaan ke IP.
C. Kontrol dan Layanan
Untuk bekerja dengan ribuan aplikasi di kota pintar dan juga
bekerja dengan berbagai penyedia layanan, arsitektur berbasis cloud
merupakan pilihan terbaik memungkinkan pengembang, penyedia layanan
dan penambang data untuk bergabung dengan jaringan dan menawarkan
layanan mereka. Dalam arsitektur ini dibuat perbedaan antara layanan
masyarakat dan layanan individual, oleh karena itu tugas dipisahkan
menjadi dua pusat kendali. Untuk berkomunikasi dengan entitas lain
seperti pengguna jarak jauh atau bagian pemantauan, antarmuka web
dapat dianggap sebagai antarmuka umum untuk pusat kontrol. Setiap
pusat kendali terdiri dari manajemen basis data, penemuan pengetahuan,
dan bagian manajemen layanan. Bagian ini bertanggung jawab untuk
mengambil data dari basis data, menerapkan beberapa algoritma
penambangan data untuk menemukan pola menarik dalam data,
mendaftarkan dan mengelola layanan yang disediakan oleh beberapa
penyedia layanan. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan sumber daya
komputasi yang kuat, maka dipertimbangkan modul analitik dan komputasi
berbasis cloud. Semua data yang dikumpulkan dari lapisan penginderaan
diproses dengan cepat dalam perjalanan ke database. Pusat kendali tidak
perlu berkomunikasi dengan masing-masing entitas dan sensor secara
individual untuk mendapatkan data. Perbedaan penting antara pusat
kendali masyarakat dan pusat kendali individu adalah jenis metode
penemuan pengetahuan yang diterapkan pada data.
E. Kualitas layanan
Berdasarkan berbagai protokol dan teknologi seperti kabel dan
nirkabel dan karena jaringan heterogen dan berbagai layanan di kota
pintar disediakan Quality of Service (QoS) untuk seluruh jaringan, guna
menjamin kebutuhan jaringan tertentu seperti bandwidth, latency, jitter,
dan kehandalan untuk memenuhi Service Level Agreement (SLA) antara
provider aplikasi dan end user.Perangkat jaringan seperti switch dan
router bisa menandai traffic sehingga ditangani dengan prioritas yang
lebih tinggi untuk memenuhi persyaratan QoS yang disetujui di bawah
SLA. Dalam kasus lain, traffic jaringan tertentu seperti Voice over IP
(VoIP) dan video streaming perlu ditransmisikan dengan keterbatasan
bandwidth minimal. Pada sistem tanpa manajemen QoS jaringan, semua
traffic akan ditransmisikan dalam cara “best-effort” membuat hal itu
mustahil untuk menjamin pelayanan kepada pelanggan.
F. Pengolahan data
Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber di lapisan
penginderaan ditransfer ke lapisan kontrol melalui jaringan inti, Setelah
mengumpulkan data, kita dapat mengonversinya menjadi pengetahuan
dan menyimpannya dalam basis data atau mengonsumsinya secara real
time. Teknik intelijen komputasional seperti algoritma genetika, algoritma
evolusioner, algoritma penambangan data dan jaringan syaraf diperlukan
G. Privasi
Privasi warga negara adalah salah satu isu penting ketika kota
menjadi pintar. Dalam (Martinez-Balleste et al., 2013) penulis telah
menyajikan model dasar untuk privasi warga negara yang terdiri dari lima
dimensi: privasi permintaan, privasi lokasi, privasi pemilik, privasi cetak
kaki dan privasi identitas. Model yang disajikan dapat diterapkan pada
setiap aspek privasi warga negara dan segala jenis kota pintar. Namun
keberhasilannya akan bergantung pada beberapa aspek inheren yang
harus ditangani. Ada kebutuhan untuk lapisan perantara yang akan
menerima data dari berbagai penerbit data dalam masyarakat cerdas, dan
menganalisis dan mempersiapkannya untuk digunakan dalam berbagai
aplikasi. Dalam arsitektur yang diusulkan ini mempertimbangkan lapisan
(kontrol dan layanan) seperti itu, dan mudah untuk menerapkan model
privasi untuk itu.
III. HASIL DAN ANALISA
Gambar 2. Contoh kota pintar : (1) layanan parkir pintar; (2) mobil
listrik pengisian ulang; (3) bangunan pintar dengan kontrol kehadiran; (4)
permintaan pengguna sebuah Penyedia LBS; (5) kamera untuk
pengawasan video; (6) smart bus yang berubah rute berdasarkan
kebutuhan pengguna; (7) wadah sampah pintar; (8) kendali atas konsumsi
energi di rumah; (9) pusat medis; (10) tiang informasi interaktif; (11)
infrastruktur jaringan kota pintar.
Gambar 2. Contoh penerapan kota pintar
Studi kasus mplementasi arsitektur smart city ini diujicobakan pada :
Bidang Medis dan Perawatan Kesehatan
Dengan membuat tempat tidur uji kecil. Arsitektur yang ditunjukkan
pada Gambar 3 berisi sensor fisiologis (denyut jantung, tekanan darah,
posisi pasien, saturasi oksigen, aliran udara, GSR, suhu tubuh dan EMG)
yang terhubung ke papan Raspberry Pi / Arduino. Data mentah telah
dikumpulkan dari sensor dan dikonversi ke aliran dan dikirim ke ponsel
melalui teknologi Bluetooth. Data agregat telah ditransfer ke pusat kendali
kami melalui layanan web dan dapat diteruskan sebagai aliran data ke
server analitik kami untuk menemukan pola anomali, sementara secara
bersamaan sistem menyimpan aliran data pada basis data pusat kontrol
lokal. Server manajemen layanan mengontrol layanan yang ingin
menggunakan data analitik seperti individu atau pelacak kesehatan
masyarakat.
Gambar 3- Perawatan kesehatan pintar
Perlindungan dan Keamanan Publik
Perlindungan dan keamanan publik merupakan satu aspek yang
sangat penting dan memerlukan perhatian khusus, sehingga implementasi
smart city bisa memberikan keselamatan, perlindungan dan rasa aman
bagi warga penghuni kota. Untuk membangun sistem perlindungan dan
keamanan publik bagi sebuah kota pintar haruslah mengintegrasikan
berbagai instrumen dan komponen sehingga tercapai suatu sinergi yang
saling berhubungan. Tren saat ini masih banyak menggunakan teknologi
Internet Cloud sebagai sarana infrastruktur penghubung, dari perangkat
perangkat pendukung keamanan yang berbasis IoT. Ilustrasi tentang
integrasi dan interkoneksi sistem keamanan smart city dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4. Integrasi dan Interkoneksi Sistem Keamanan Smart City
Aspek keamanan publik berhubungan dengan banyak komponen, yaitu
Meliputi segala aspek yang berhubungan dan berpengaruh dengan
kesehatan.
Keamanan transportasi dan lalu-lintas.
Sistem monitoring, pencarian, deteksi dan identifikasi, yang dapat
digunakan untuk mencegah atau menekan angka kriminalitas
Sebuah sistem deteksi dini terhadap segala hal yang bisa
menyebabkan bencana, sehingga bisa digunakan sebagai alat
pendukung keputusan disaat terjadi keadaan darurat bencana,
Pusat operasional dan monitoring yang terpusat yang dapat
digunakan oleh aparat (misalnya polisi) untuk menjalankan operasi
secara cepat dan tepat,
Koneksi internet yang aman dan infrastruktur yang dapat menjamin
keamanan data
Pusat pengendalian yang dapat melakukan koordinasi apabila
terjadi hal-hal yang mengganggu keamanan.
Smart city harus algorithma dan mekanisme penanganan terhadap
segala masalah keamanan yang terintegrasi
(Zanella, Bui, Castellani, Vangelista, & Zorzi, 2014)
IV. KESIMPULAN
1. Kebutuhan masyarakat perkotaan modern semakin beragam dan
berkembang, untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan juga guna
meningkatkan kualitas hidup bagi warga perkotaan, perlu adanya
suatu sistem terintegrasi yang bisa memberikan layanan yang lebih
baik.
2. Perkembangan perkotaan modern menimbulkan permasalahan yang
semakin kompleks, sehingga dibutuhkan suatu sistem cerdas yang
dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang semakin kompleks.
3. Perencanaan dan arsitektur yang dibangun pada smart city haruslah
berorientasi pada bagaimana memecahkan masalah yang terjadi pada
perkotaan, memberikan peningkatan layanan dan kualitas hidup yang
mengakomodir berbagai aspek dan kepentingan.
4. Ada banyak aspek yang saling terkait dalam sebuah kota besar,
sehingga konsep sebuah smart city adalah membangun sebuah
sistem yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada,
saat ini internet menjadi infrastruktur utama untuk memenuhi
kebutuhan integrasi dan interkoneksi, teknologi IoT juga banyak
mendominasi sebagai alat pengumpul data dan instrument
operasional, disamping perangkat lunak, sedangkan cloud service
banyak digunakan untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data,
sebagai layanan pendukung pusat pengendalian dan monitoring.
5. Arsitektur smart city berbasis cloud memungkinkan penyedia layanan
untuk mengakses dan mengatur secara real time data-data dari
perangkat IoT, sehingga ketersediaan layanan penting dapat terus
berjalan, untuk mendukung peningkatan kualitas hidup penduduk
kota.
6. Proses membangun Smart city yang berhasil membutuhkan suatu
perjalanan panjang dan banyak aspek yang terlibat didalamnya, aspek
tersebut harus saling terintegrasi dan bisa memberikan peningkatan
kualitas layanan, di sisi lain seluruh elemen masyarakat juga harus
mempunyai kesadaran dan pengetahuan yang cukup untuk
mendukung implementasi dari smart city.
V. REFERENSI
Jurnal Utama
Eremia, M., Toma, L., & Sanduleac, M. (2017). The Smart City Concept in
the 21st Century. Procedia Engineering, 181, 12–19.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.02.357
Jalali, R., El-Khatib, K., & McGregor, C. (2015). Smart city architecture for
community level services through the internet of things. 2015 18th
International Conference on Intelligence in Next Generation
Networks, ICIN 2015, 108–113.
https://doi.org/10.1109/ICIN.2015.7073815
Zanella, A., Bui, N., Castellani, A., Vangelista, L., & Zorzi, M. (2014).
Internet of things for smart cities. IEEE Internet of Things Journal,
1(1), 22–32. https://doi.org/10.1109/JIOT.2014.2306328
Jurnal Pendukung
Madani, S. S., & Jamali, S. (2018). Research in Computer Applications
and Robotics a Comprehensive Survey of the. International Journal of
Research in Computer Applications and Robotics, 6(3), 7–15.
Retrieved from www.ijrcar.com
Martinez-Balleste, A., Perez-Martinez, P., & Solanas, A. (2013). The
pursuit of citizens’ privacy: A privacy-aware smart city is possible.
IEEE Communications Magazine, 51(6), 136–141.
https://doi.org/10.1109/MCOM.2013.6525606