SKRIPSI PEMBUATAN PERMEN TABLET EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum) Oleh AULIA ROSADI F24102071...
Transcript of SKRIPSI PEMBUATAN PERMEN TABLET EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum) Oleh AULIA ROSADI F24102071...
SKRIPSI
PEMBUATAN PERMEN TABLET
EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)
Oleh
AULIA ROSADI
F24102071
2007
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Aulia Rosadi. F24102071. Pembuatan Permen Tablet Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum). Di bawah bimbingan Subarna dan Sutrisno Koswara. 2007.
RINGKASAN
Daun kemangi merupakan satu dari sekian banyak tanaman yang digunakan sifat fungsionalitasnya dalam menjaga kesehatan manusia dan juga sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain manfaat tersebut, kemangi juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, bahan minuman penyegar, pembersih udara dan penghasil minyak atsiri.
Kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang keberadaannya cukup banyak di nusantara. Namun pemanfaatan kemangi di masyarakat terbatas untuk lalap atau sebagai bumbu aromatik dalam masakan. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dari tanaman kemangi tersebut ialah dengan memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di masyarakat, salah satunya adalah dengan memanfaatkannya menjadi permen.
Salah satu jenis permen yang dapat digunakan adalah dalam bentuk permen tablet. Permen tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan yang umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Depkes RI, 1995). Selain secara organoleptik bisa diterima, permen tablet yang baik hendaknya cukup keras dan tidak mudah remuk, sehingga hancur perlahan-lahan di dalam mulut. Sifat organoleptik dan sifat fisik permen tablet ditentukan oleh formula dan kondisi proses saat permen tablet itu dicetak. Oleh karena itu, untuk dapat membuat produk permen tablet dengan mutu yang baik diperlukan suatu metode pemilihan bahan dan penentuan kondisi proses pembuatan yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk permen tablet dengan flavor dari ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum), sehingga bermanfaat untuk meningkatkan nilai tanaman kemangi dengan memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di masyarakat.
Pembuatan permen tablet ekstrak kemangi (Ocimum basilicum) dimulai dengan tahap pembuatan serbuk kemangi instan. Pada tahap ini ditentukan kondisi optimum untuk ekstraksi kemangi dan diberi perlakuan pada jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan. Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan dalam pengeringan adalah 5%, 8%, 10% dan 12% dari volume larutan. Berdasarkan hasil penelitian tahap ekstraksi kemangi optimal dilakukan pada suhu 85oC selama 1 jam dengan air sebagai pelarut, dengan rasio bahan-pelarut 1 : 6. Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot dengan suhu inlet 170oC dan dipilih perlakuan tingkat bahan pengisi 5% (A1) dan 8% (A2).
Tahap selanjutnya ialah tahap pembuatan permen tablet. Tahap ini dimulai dengan tahap formulasi dan diambil 3 tingkat rasio antara jumlah serbuk kemangi instan dengan sukrosa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rasio penambahan sukrosa-serbuk kemangi instan adalah sebesar 50 : 25 (F1), 45 : 30 (F2) dan 40 : 35 (F3). Analisis yang dilakukan pada permen tablet adalah uji keseragaman bobot, analisis kadar air, uji kekerasan tablet, kecepatan larut di mulut, analisis warna dan analisis organoleptik.
Berdasarkan hasil analisis diketahui permen tablet ekstrak kemangi memiliki keseragaman bobot. Kadar air permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 2.36 - 3.56% dan perlakuan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula berpengaruh nyata terhadap kadar air permen tablet ekstrak kemangi. Kekerasan permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 11,25 - 12,30 Kg dan kecepatan larut di mulut berkisar antara 6.47-6.54 mg/detik Perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi.
Berdasarkan hasil analisis warna, perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula mempengaruhi nilai L dan b. Sedangkan untuk nilai a hanya dipengaruhi oleh perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan Ternyata semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dapat meningkatkan nilai L (kecerahan) dan nilai a permen tablet namun menurunkan nilai b. Sedangkan untuk perlakuan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula, semakin tinggi serbuk kemangi instan yang ditambahkan akan meningkatkan nilai L (kecerahan) dan nilai b permen tablet ekstrak kemangi. Berdasarkan hasil uji organoleptik diketahui bahwa semakin banyak serbuk kemangi instan yang ditambahkan, aroma permen tablet semakin disukai sedangkan rasa permen tablet justru semakin tidak sukai. Sedangkan untuk parameter keseluruhan, jumlah bahan pengisi yang lebih banyak dan jumlah serbuk kemangi instan yang lebih rendah memberikan produk yang lebih disukai oleh panelis.
SKRIPSI
PEMBUATAN PERMEN TABLET
EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AULIA ROSADI
F24102071
2007
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PEMBUATAN PERMEN TABLET
EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh
AULIA ROSADI
F24102071
Dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1984
Di Semarang
Tanggal Lulus: Januari 2007
Menyetujui,
Bogor, Januari 2007
Ir. Subarna, MSi. Dosen Pembimbing I
Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.
Ketua Departemen ITP
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Aulia Rosadi dilahirkan di Semarang pada
hari Senin Paing, 16 Januari 1984. dan merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Penulis dibesarkan dengan ayah bernama Bisri Djamil dan ibu
bernama Endang Makmurni. Bangku sekolah penulis dijalani di Semarang
dimulai dari TK Candi Baru, SD Badan Wakaf 1, SLTP Negeri 5 dan SMU
Negeri 5. Selepas SMU, penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB melalui jalur USMI.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (Himitepa) di divisi kewirausahaan
periode 2004 -2005, asisten praktikum Jaminan Mutu Pangan (2006). Penulis
juga berpartisipasi dalam kepanitiaan berbagai acara di lingkungan Fateta, seperti
Lepas Landas Sarjana, Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan, dan BAUR.
Pertengahan tahun 2005, penulis mengikuti Praktikum Terpadu bidang
proses termal dengan tema “Pembuatan Sari Buah Jambu Biji”. Sebagai tugas
akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis melakukan
penelitian mengenai “Pembuatan Permen Tablet Hisap Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum basilicum) ” di bawah bimbingan Ir. Subarna, MSi dan Ir. Sutrisno
Koswara, Msi.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul, “Pembuatan Permen Tablet Ekstrak
Daun Kemangi (Ocimum basilicum).” Di dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dalam penyelesaian tugas akhir ini, di antaranya
adalah:
1. Kedua orang tuaku, kata dan perbuatan tidak akan pernah cukup untuk
membalas semua kerja keras, kasih sayang, doa, semangat, serta dukungan
moril dan materil yang telah kalian berikan, Kakak dan Adikku tersayang,
Nungky Nurul Aeni dan Ibnu Noor Hidayat.
2. Ir. Subarna, MSi., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan, penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
3. Ir. Sutrisno Koswara, MSi., yang telah memberi ide penelitian ini dan saran
serta masukan selama penelitian ini.
4. Dr. Ir. Sukarno, MSc yang telah bersedia menjadi dosen penguji.
5. Teman satu bimbingan Derry Badut dan Ami Gori ”Journey To West Team”,
Novi, Erick dan Eneng
6. Keluarga besar pondok AA, Pitoy, Amet Germet, Pa Gendot, Mas Iqn, Iqbal
Galon, Klimo, Agung Kentung, Budi Wartel, Aceh, A`aw.
7. Ijal Lemot, Mamih Adjeng, Dadik Sang Pejuang Cinta, Didin Ble`e, Boyond.
Senang bertemu makluk-makluk baek seperti kalian, cerita, canda tawa, air
mata, keringat, ilmu dan pengalaman hidup yang tak pernah terlupakan.
Makasih telah membuat gw bernafas lega karena ada kalian semua.
Terimakasih saudaraku.
8. Anak golongan C: spesial kelompok C2 (Subekti, Apong Oneng, Risky
Gembul, Rina), Virus, Yoga Kumis, Farah Mengski, Deddy, Rebek, Prasna,
Konk, Hana, Rikza, Rauf, Steisi, Fahrul Kang Ozie, Karen, Fenni, Ari
Tampan, Hanif, Putra, Sari Kenot, Eva, Samsul, Moolid.
9. Temen-temen TPG 39 : Asep, Papang, Randy Akew (makasih bwt lagu2nya
men...), Arief T-Min, Evie, Susan, Endang, Hani, Nea, Desma, Evrin, Maya,
Yayah, Tina, Fatimah, Julia, anak-anak Pubi (Tish, Farah, Tukep, Nene, Nuy
Ndut, Dora, Ina, Tante Ratry), Irwan Kambing, Andreas Carok, Q-ky, Ansor,
Mumus, Rohana, Ri2n, Rury, Tin2, Shinta & Nanda, Pretty, Inggrid, Inal
Ucuy, Tono Cihuy, Woro Ndut (makasih bwt laptopnya), Manginar, Herold,
Manto, Meilina, Zulkipli, Heru, Rahmat, Jay, Dikres, Nya2, Echo The Frog
(gw ga pernah kalah kan ko..!!)
10. Anak-anak Patra Atlas Semarang : Alfath Gendut, Adit Kentung, Adit
Lichong, Alina, Ayu, Mita, Ucup, Doni, Luqman, Bain.
11. Buat panelis-panelisku yang baik. Makasih.
12. Teman- teman ITP 40, 41 dan 42.
13. Laboran-laboran : Pak Wahid, Pak Sobirin, Pak Koko, Pak Rojak, Pak Yahya,
Pak Sidiq, Pak Gatot, Bu Rubiah, Teh Ida, dan Mbak Darsi dan tak lupa
kepada Pa Karna ”Abah” dan Bu Sri.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha menyusun skripsi ini sebaik mungkin, namun tidak
ada karya manusia yang sempurna. Semoga dengan kekurangan yang masih ada,
skripsi ini tetap dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Januari 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...
I. PENDAHULUAN………………………………………………………...
A. LATAR BELAKANG………………………………………………....
B. TUJUAN PENELITIAN……………………………………………....
C. MANFAAT PENELITIAN…………………………………………....
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..
A. DAUN KEMANGI………………………………………………….....
B. EKSTRAKSI…………………………………………………………...
C. PENGERING SEMPROT……………...................................................
1. Atomizer…………………………………………………………….
2. Ruang Pengeringan………………………………………………….
3. Kolektor Tepung…………………………………………………….
D. PERMEN TABLET ……...…………..………………………………..
E. TEKNOLOGI PEMBUATAN PERMEN TABLET ………...………...
1. Metode Granulasi……………..………………………………….....
1.1. Granulasi Basah………………………………………………...
1.2. Granulasi Kering……………………………………………......
2. Metode Cetak Langsung..……………………………………….......
F. BAHAN PERMEN TABLET…………………..…..………………….
1. Bahan Pengisi……….……………………………………………....
1.1. Sukrosa…………………………………………………………
1.2. Sorbitol…………………………………………………………
2. Bahan Pengikat……………………………………………………...
3. Perisa………………………………………………………………...
III. METODOLOGI PENELITIAN...…………………………………………
A. BAHAN DAN ALAT………………………………………………….
iii
v
viii
ix
xi
1
1
2
2
3
3
4
5
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
15
16
16
B. METODE PENELITIAN……………………………………………...
1. Pembuatan Serbuk Kemangi Instan ..…………………………… …
2. Pembuatan Permen Tablet …….……………………………………
3. Rancangan Percobaan……………………………………………….
4. Prosedur Analisis.……………………………………………...…....
4.1. Keseragaman Bobot…………..………………………………..
4.2. Kadar Air (AOAC, 1995)………………………………………
4.3. Kekerasan Permen Tablet ……..………………………………
4.4. Kecepatan Larut di Mulut...……………………………………
4.5. Warna…...……………………………………………………...
4.6. Uji Organoleptik ………………………………………………
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………
1. Proses Ekstraksi dan Pengeringan Dengan Pengering Tipe Semprot .…
2. Formulasi Permen Tablet ……………………………………………...
3. Keseragaman Bobot…………………………………………………….
4. Kadar Air Permen Tablet ……………………………………………...
5. Kekerasan Permen Tablet ……………………………………………..
6. Kecepatan Larut di Mulut………………………………………………
7. Warna (Chromameter) ………...……………………………………….
a. Nilai L (Lightness) ………………………………………………….
b. Nilai a………………………………………………………………..
c. Nilai b………………………………………………………………..
8. Karakteristik Organoleptik Permen Tablet Ekstrak Kemangi……….…
a. Warna………………………………………………………………..
b. Aroma……………………………………………………………….
c. Rasa………………………………………………………………….
d. Tekstur………………………………………………………………
e. Keseluruhan………………………………………………………….
V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………
A. KESIMPULAN……………………………………………………….
B. SARAN……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………
16
16
16
17
21
21
21
22
22
22
22
24
24
25
27
27
28
29
30
30
31
32
34
34
35
35
36
37
38
38
39
40
43
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Komposisi gizi daun kemangi per 100 gram bahan ………………..
Formula permen tablet yang dibuat………………………………..
Batas penyimpangan bobot rata-rata permen tablet ..……………………
Rendemen pengeringan dengan alat pengering semprot pada
berbagai tingkat jumlah bahan pengisi dan karakteristik rasa serta
aroma ……………………………………………………………….
Formula permen tablet ekstrak kemangi…………………………...
4
19
21
25
27
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Alat cetak tablet ……………………………………………………
Diagram alir pembuatan permen tablet …….……………………
Grafik nilai total padatan terlarut ekstrak kemangi………………
Permen tablet ekstrak kemangi ……………………………...….
Histogram kadar air permen tablet ekstrak kemangi …………...
Histogram nilai L permen tablet ekstrak kemangi ……………...
Histogram nilai a permen tablet ekstrak kemangi............…….…
Histogram nilai b permen tablet ekstrak kemangi............…….....
10
20
24
26
28
30
32
33
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Hasil uji keseragaman bobot permen tabet ekstrak kemangi…
Nilai total padatan terlarut (TPT) ekstrak kemangi…………..
Formula permen tabet ekstrak kemangi yang dibuat ….…….
Hasil analisis kadar air permen tablet ekstrak kemangi .. ……
Hasil analisis kekerasan permen tablet ekstrak kemangi…….
Hasil analisis kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak
kemangi……….………….………….………………….……
Hasil analisis warna (nilai L) permen tablet ekstrak
kemangi…….………….…………….………….……………
Hasil analisis warna (nilai a) permen tablet ekstrak
kemangi…….………….…………….………….……………
Hasil analisis warna (nilai b) permen tablet ekstrak
kemangi…….………….…………….………….……………
Contoh formulir isian uji organoleptik permen tablet ……….
Hasil uji organoleptik warna permen tablet ekstrak kemangi...
Hasil uji organoleptik aroma permen tablet ekstrak kemangi..
Hasil uji organoleptik rasa permen tablet ekstrak kemangi…..
Hasil uji organoleptik tekstur permen tablet ekstrak kemangi..
Hasil uji organoleptik keseluruhan permen tablet ekstrak
kemangi …….………….…………….………….…..………..
Nilai Rendemen Ekstrak Kemangi….………….………….…
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
55
57
59
61
63
65
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis tanaman
yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh bahkan dapat pula digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit. Selain karena faktor biaya, faktor
kealamian (tidak memiliki efek samping yang berbahaya) menjadi alasan
mengapa masyarakat cenderung menggunakan bahan alami untuk
mendapatkan manfaat dari bahan tersebut.
Daun kemangi merupakan satu dari sekian banyak tanaman yang
digunakan sifat fungsionalitasnya dalam menjaga kesehatan manusia dan juga
sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain manfaat tersebut,
kemangi juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, bahan minuman
penyegar, pembersih udara dan penghasil minyak atsiri.
Kemangi (Ocimum basilicum) merupakan tanaman yang keberadaannya
cukup banyak di nusantara. Namun pemanfaatan kemangi di masyarakat
terbatas untuk lalap atau sebagai bumbu aromatik dalam masakan. Salah satu
usaha untuk meningkatkan nilai dari tanaman kemangi tersebut ialah dengan
memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di
masyarakat, salah satunya adalah dengan memanfaatkannya menjadi permen.
Salah satu jenis permen yang dapat digunakan adalah dalam bentuk
permen tablet. Permen tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu atau
lebih bahan yang umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat
membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Depkes RI, 1995).
Selain secara organoleptik bisa diterima, permen tablet yang baik hendaknya
cukup keras dan tidak mudah remuk, sehingga hancur perlahan-lahan di dalam
mulut. Sifat organoleptik dan sifat fisik permen tablet ditentukan oleh formula
dan kondisi proses saat permen tablet itu dicetak. Oleh karena itu, untuk dapat
membuat produk permen tablet dengan mutu yang baik diperlukan suatu
metode pemilihan bahan dan penentuan kondisi proses pembuatan yang tepat.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Penelitian bertujuan untuk membuat produk permen tablet dengan
flavor dari ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum).
C. MANFAAT
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai tanaman kemangi
dengan memanfaatkannya menjadi suatu produk yang dikenal dan disukai di
masyarakat yaitu dengan memanfaatkannya menjadi permen tablet.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum)
Kemangi merupakan tanaman setahun yang tumbuhnya tegak dengan
cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu, dengan tinggi 0.3 hingga
1.0 meter. Daun-daunnya sederhana, berwarna hijau dan berbau harum.
Bagian tangkai daun mempunyai panjang 2.5 cm, daun berbentuk elips
dengan ukuran 2.5-5 cm x 1-2.5 cm (Siemonsma dan Piluek, 1994).
Kemangi merupakan anggota famili Lamiaceae yang berarti kelompok
tanaman dengan bunga berbibir. Nama genus kemangi adalah Ocimum yang
berarti tanaman beraroma. Aroma khas tersebut muncul dari daunnya.
Kemangi berkerabat dekat dengan tanaman selasih (Ocimum sancium), daun
mint (Mentha arvensis), dan daun bangun-bangun alias daun jinten (Coleus
amboinicus). Kemangi yang ada di Indonesia bernama botani Ocimum
basillicum dan dikelompokkan dalam kelompok basil semak (bush basil)
karena tumbuhnya menyemak (Anonim, 2003).
Tanaman kemangi memiliki rasa yang lebih tajam dan lebih pedas
daripada Ocimums lainnya, agak keras menyerupai rasa kulit jeruk. Tanaman
ini merupakan sayuran yang lazim digunakan oleh orang-orang Jawa dan Bali
bila dibandingkan dengan spesies lain. Budidaya kemangi di Jawa tidak
dilakukan dengan baik, bahkan tumbuh secara liar. Kemangi dibiakkan
dengan biji (dengan stek hasilnya kurang baik) dan ditanam di ladang, disela-
sela tanaman pekarangan, pada tepi-tepi sawah, dan juga di halaman rumah,
selain itu kemangi dapat ditemukan di seluruh Pulau Jawa pada ketinggian
450-1100 meter di atas permukaan laut (Heyne, 1987).
Daun kemangi memiliki sangat banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Apabila kita menghadapi masalah-masalah dengan bau badan, bau mulut, atau
ASI kurang subur, dapat diatasi dengan membiasakan diri mengonsumsi lalap
kemangi segar. Cara lainnya ialah dengan meminum air perasan daun kemangi
yang telah dihaluskan bersama daun beluntas dan daun kunyit. Sari daun
kemangi berkhasiat menyembuhkan diare, nyeri payudara, batu ginjal,
gangguan pada vagina, dan juga dapat mengatasi albuminaria, yaitu adanya
konsentrasi albumin di dalam urin. Menurut tim peneliti dari Center for New
Crops and Plant Products, Purdue University, AS, daun kemangi terbukti
ampuh untuk menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan dan
gangguan ginjal. Mereka pun mengemukakan keampuhan pengobatan
menggunakan daun kemangi, yaitu dapat mengatasi sakit maag, perut
kembung, masuk angin, kejang-kejang, dan badan lesu. Selain itu, aroma
kemangi dapat menolak gigitan nyamuk (Anonim, 2003). Kemangi banyak
mengandung vitamin A dan C, serta mineral P, Ca dan Fe Komposisi nilai gizi
daun kemangi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi gizi daun kemangi per 100 gram bahan*
Komposisi Kadar
Kalori 43 kal
Protein 3.3 g
Lemak 1.2 g
Karbohidrat 7.0 g
Kalsium 320 mg
Fosfor 38 mg
Besi 4.8 mg
β-karoten 4500 μg
Thiamin 0.08 mg
Riboflavin 0.35 mg
Niasin 0.08 mg
Asam askorbat 27 mg
Air 86.5 %
* Leung et. al (1972)
B. EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah metode pemisahan dimana komponen-komponen
terlarut dari suatu campuran dipisahkan dari komponen yang tidak larut
dengan pelarut yang sesuai (Leniger dan Beverloo, 1975). Metoda paling
sederhana untuk mengekstraksi padatan adalah mencampurkan seluruh bahan
dengan pelarut, lalu memisahkan larutan dengan padatan tidak terlarut.
Menurut Earle (1982), ekstraksi adalah proses pemisahan bahan berupa
padatan atau cairan yang dapat dilakukan dengan menggunakan bahan cair
(air) atau pelarut. Proses ekstraksi dirancang untuk mengurangi konsentrasi
komponen di dalam suatu aliran dan meningkatkan konsentrasi komponen
tersebut di dalam aliran lainnya.
Simplisia tumbuhan mengandung zat aktif yang dapat larut dan yang
tidak dapat larut dalam pelarut. Zat aktif tersebut misalnya alkaloid, glikosida,
flavonoid, dan lain-lain (Depkes R.I., 1986). Dalam proses ekstraksi, bahan
aktif dari suatu tumbuhan tergantung pada tekstur, kadar air, bahan dan jenis
senyawa yang diisolasi (Harborne, 1987).
Menurut Atmaja (2005), proses ekstraksi kemangi menghasilkan ekstrak
kemangi yang berwarna coklat dengan aroma yang enak seperti teh melati.
Perendaman dalam air panas (80 °C) selama 3 jam sudah mencukupi untuk
mengekstrak komponen-komponen pembentuk aroma yang diinginkan.
C. PENGERING SEMPROT
Pengeringan pangan atau dehidrasi merupakan proses pengeluaran air
dari bahan hasil pertanian atau bahan pangan. Pengertian pengeringan dan
dehidrasi sebenarnya dapat dibedakan berdasarkan tingkat kadar air bahan
yang dikeringkan. Pengeringan didefinisikan sebagai suatu metoda untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan
menggunakan energi panas, sehingga tingkat kadar air kesetimbangan dengan
kondisi udara (atmosfir) normal atau tingkat kadar air yang setara dengan nilai
aktifitas air (Aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologi, enzimatis, atau
kimiawi. Sedangkan dehidrasi adalah proses mengeluarkan atau
menghilangkan air dengan menggunakan energi panas hingga tingkat kadar air
yang sangat rendah mendekati ”bone dry”. Bone dry adalah suatu keadaan
dimana seluruh air pada bahan telah dikeluarkan hingga kadar air bahan
tersebut adalah nol (Wirakartakusumah, 1989). Pengeringan bahan berbentuk
cair dapat dilakukan dengan menggunakan metode freeze drying, spray drying
atau vacuum drying (Werkhoven, 1974).
Alat pengering tipe semprot (spray dryer) digunakan untuk
mengeringkan suatu larutan, campuran atau produk cair lainnya menjadi
bentuk powder pada kadar air mendekati kesetimbangan dengan kondisi udara
pada tempat produk keluar. Selain digunakan untuk mengeringkan bahan
pangan juga digunakan untuk mengeringkan bahan kimia dan produk farmasi.
Kopi instan, teh instan dan susu bubuk umumnya dikeringkan dengan spray
dryer.
Menurut Wirakartakusumah (1992), spray dryer atau pengering semprot
digunakan untuk menghasilkan tepung dari suspensi cairan. Seperti proses
pengeringan lainnya, prinsip pengeringan semprot cukup sederhana. Cairan
disemprotkan ke dalam aliran gas panas, air dalam tetesan (droplet) menguap
dengan cepat meninggalkan tepung kering. Tepung dipisahkan dari udara
yang mengangkutnya dengan menggunakan separator atau kolektor tepung.
Walaupun suhu udara masuk ruang pengering sangat tinggi, kecepatan
penguapan yang tinggi menyebabkan pendinginan yang berarti, sehingga
dapat menghindarkan bahan dari pemanasan yang berlebihan, bahkan tidak
ada kontak produk kering dengan medium yang panas sekali. Aliran uap air
dari bahan akan menghambat difusi oksigen ke dalam bahan sehingga oksidasi
yang terjadi selama pengeringan sedikit sekali terjadi. Selain fan (pompa
udara), pemanas dan pengumpan, ada tiga komponen penting dari pengering
semprot, yaitu atomizer, ruang pengering dan sistem pemisah atau pengumpul
produk kering.
Keuntungan bahan yang dikeringkan dengan menggunakan pengering
semprot yaitu akan memperkecil kerusakan bahan pangan akibat pemanasan
terutama untuk bahan-bahan yang sensitif terhadap panas. Waktu kontak
antara droplet bahan dengan udara panas dalam ruangan pengering
berlangsung singkat, hanya beberapa detik sehingga sedikit sekali
kemungkinan nutrisi terdegradasi karena panas (Master, 1979). Kelebihan dari
pengering semprot dibandingkan jenis alat pengering lainnya yaitu : (1)
produk akan menjadi kering tanpa bersentuhan langsung dengan permukaan
logam panas, (2) suhu produk rendah meskipun suhu udara pengering yang
digunakan cukup tinggi, (3) penguapan air terjadi pada permukaan yang
sangat luas sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan hanya
beberapa detik saja, dan (4) produk akhir yang dihasilkan berbentuk bubuk
yang stabil sehingga memudahkan dalam penanganan dan transportasi.
1. Atomizer
Ada dua tipe atomizer yang umum digunakan dalam spray dryer,
yaitu presure swirl nozzle dan centrifugal. Dengan nozel cairan ditekan
melalui saluran lubang yang berputar dengan tekanan antara beberapa ratus
sampai beberapa ribu lb per inci persegi. Ruang tempat bahan sebelum
melewati nozzle didisain agar gerakan cairan berolak. Keuntungan nozel
diantaranya adalah konstruksinya yang sederhana sehingga harganya murah
dan mudah diganti. Kerugiannya adalah mudah mengalami penyumbatan
dan nozzle menjadi aus.
Dalam atomizer sentrifugal, cairan diumpan ke dalam rotor yang
berputar dengan kecepatan 15000 sampai 40000 rpm. Bentuk-bentuk rotor
yang sering digunakan antara lain, celah-celah, dengan baling-baling atau
bentuk lainnya. Atomizer sentrifugal menangani padatan tersuspensi dengan
mudah, dengan kisaran kapasitas yang luas. Roda atomizer berbaling-baling
digerakkan dengan turbin angin hingga menghasilkan putaran 35000
sampai 40000 rpm. Pada kecepatan tersebut, suara desingan hampir tidak
terdengar. Jika suara menunjukkan bahwa kecepatan lebih rendah dari
persyaratan, pertama harus diperiksa tekanan udara yang digunakan untuk
menggerakan atomizer. Jika tekanan sesuai dengan yang dibutuhkan, berarti
penurunan kecepatan disebabkan friksi yang tidak normal, pelor roda aus
atau poros kincir rusak atau bengkok. Karakteristik penting yang harus
dimiliki atomizer adalah harus menghasilkan partikel cairan dengan ukuran
kecil dan seragam. Jika ukuran partikel tidak seragam maka partikel
berukuran kecil akan mengalami pemanasan yang berlebihan.
2. Ruang Pengeringan
Fungsi ruang pengeringan adalah menjaga suspensi partikel bahan
yang dikeringkan dalam aliran udara sampai partikel mengering menjadi
tepung. Ruang pengering bisa vertikal ataupun horizontal, dan aliran udara
bisa paralel, berlawanan atau campuran. Sedangkan bentuknya ada yang
berbentuk boks ada juga yang berbentuk silindris dengan alas berbentuk
kerucut.
Pada spray dryer horizontal selalu digunakan aliran udara dan aliran
suspensi yang paralel, tepung kering akan jatuh ke lantai pangering dan
secara kontinyu diangkut dengan alat pengumpul. Dalam tipe vertikal,
udara masuk ruang pengering melalui dispenser, selanjutnya bersama-sama
produk kering diisap melalui pipa pengangkut produk di dasar pengering,
atau dengan arah sebaliknya dan udara diisap pada bagian atas. Tipe lainnya
baik udara maupun bahan masuk dari bagian dasar dan semua aliran keluar
dari bagian atas, atau aliran berlawanan dengan udara mengalir ke atas
tepung bergerak ke bawah. Tepung harus sudah mengering sebelum
dipisahkan dari aliran udara pengering. Oleh karena itu ruang pengeringan
harus cukup besar untuk mencukupi tempat dan waktu yang diperlukan
untuk melengkapi proses pengeringan.
3. Kolektor Tepung
Pemisahan produk kering dari udara bisa terjadi dalam ruang
pengering, karena arah aliran yang berlawanan. Siklon banyak digunakan
sebagai alat separasi tepung dengan udara. Udara yang mengangkut produk
kering masuk di bagian atas siklon dengan arah tangensial, tepung
dilemparkan ke permukaan dalam kerucut karena gaya sentrifugal dan
berputar turun kemudian masuk penampung produk di bawah kerucut
siklon. Sedangkan udara naik dan keluar melalui exhauster pada tengah-
tengah bagian atas siklon.
Selain siklon, alat separasi yang biasa digunakan adalah filter
kantong. Kantong tenunan dengan diameter sekitar 30 cm dan panjang
beberapa kaki disusun untuk mencukupi kapasitas. Rangkaian filter secara
otomatis bergetar dan mengeluarkan tepung dari bagian bawah.
D. PERMEN TABLET
Permen tablet adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan
yang umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat
tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Depkes RI, 1995).
Secara umum pembuatan permen tablet hampir sama dengan tablet
biasa. Permen tablet diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut, sehingga
kekerasan tablet ini harus lebih besar dari tablet biasa. Dalam pembuatannya
dibutuhkan tekanan yang tinggi dan bahan pengikat yang lebih besar (Miller,
1959).
Permen tablet biasanya akan rusak atau berjamur bila disimpan dalam
kondisi yang lembab, sehingga harus disimpan dalam wadah yang kedap air
dan kering. Penyimpanan ditempat yang sejuk diperlukan untuk permen tablet
yang kandungan zat aktifnya adalah zat yang mudah menguap (Cooper dan
Gunn's, 1975).
E. TEKNOLOGI PEMBUATAN PERMEN TABLET
Permen tablet dihasilkan dengan cara memadatkan tepung atau granula
pada suatu cetakan sehingga partikel-partikelnya saling berikatan, kemudian
permen tablet yang telah terpadatkan itu dikeluarkan dari cetakan. Cetakan
tablet diisi sesuai volume, kelebihan bahan akan dikeluarkan dan serbuk atau
granul kemudian ditekan diantara dua buah punch. Punch yang lebih pendek
akan mengeluarkan tablet yang telah dipadatkan. Agar proses pembuatan
permen tablet berjalan dengan baik, serbuk yang digunakan harus mudah
mengalir dan mampu berikatan dengan kuat ketika ditekan. Ikatan antar
partikel bahan harus cukup kuat untuk menahan tenaga yang berasal dari
proses pengeluaran tablet dari cetakan dan tablet hasil kompresi tersebut juga
harus cukup kuat saat diproses lebih lanjut serta mampu mempertahankan
mouthfeel yang diinginkan (Jackson,1995). Gambar alat cetak permen tablet
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Alat Cetak Tablet (Lachman et al., 1994).
Pembuatan permen tablet secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
metode, yaitu metode granulasi dan metode cetak langsung.
1. Metode Granulasi
Granulasi merupakan proses mengubah bahan berbentuk serbuk menjadi
granul yang mempunyai sifat mudah mengalir dan mudah dikempa
(Jackson,1995). Secara umum proses granulasi dilakukan untuk memperbaiki
keseragaman distribusi zat aktif, memperbaiki sifat alir dan membantu
pengikatan antara granul dalam proses pembuatan tablet (Lachman et al.,
1994). Metode granulasi dibagi menjadi dua yaitu :
1.1. Metode granulasi basah
Granulasi basah adalah suatu perlakuan terhadap bahan untuk
meningkatkan sifat alir, kompresibilitas dan homogenitas. Secara fisik,
proses granulasi mengubah bahan menjadi partikel yang lebih besar dan
homogen (Lachman et.al.,1994). Granulasi basah cocok untuk berbagai
bahan, tetapi terhitung mahal bila dilihat dari penggunaan ruang, waktu
dan energi (Jackson,1995).
Pada saat proses granulasi, serbuk disaring menjadi partikel dengan
ukuran seragam dan dicampur dengan larutan untuk granulasi hingga
terbentuk adonan yang keras. Larutan untuk granulasi adalah bahan
pengikat yang dapat melarut di dalam air, bahan ini mampu merekatkan
sesama partikel untuk membentuk sebuah granula. Bahan pengikat dapat
berupa gum arab, gelatin, pati dan alginat. Hal yang penting adalah
proses pencampuran harus rata dan bahan pengikat yang ditambahkan
dalam jumlah yang tepat. Bahan pengikat yang terlalu banyak akan
menghasilkan granula yang terlalu keras, sedangkan jika terlalu sedikit
akan menyebabkan granula rapuh. Setelah proses pencampuran selesai,
adonan digiling untuk membantu proses pengeringan dan granula yang
terbentuk dikeringkan selama 24 jam pada suhu 50-60oC. Suhu oven
untuk pengeringan sebaiknya jangan terlalu tinggi karena dapat
menyebabkan case hardening dan pengeringan yang tidak sempurna.
1.2. Metode granulasi kering
Metode ini berguna untuk bahan-bahan yang peka terhadap air,
panas atau diantara keduanya. Dalam metode ini semua bahan
dicampur sehingga homogen kemudian dilakukan pentabletan dengan
mesin slugging menjadi tablet besar yang disebut slug. Slug ini
dihancurkan, diayak lagi agar dihasilkan granul yang dikehendaki
(Lachman et.al., 1994).
2. Metode Cetak Langsung
Pada metode ini dapat diartikan sebagai pembuatan tablet dengan
tekanan langsung dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk
tanpa mengubah karakteristik fisiknya, sehingga metode ini dinilai sebagai
metode paling praktis dan paling modern dari segi teknologi dibanding
metode granulasi. Metode cetak langsung ini masih terbatas
penggunaannya karena tidak cocok terhadap bahan yang mempunyai
kompresibilitas dan fluiditas yang jelek. Bahan yang digunakan dalam
metode ini harus mampu berikatan dengan kuat ketika ditekan dan mudah
mengalir ketika dicetak (Fudholi, 1983).
F. BAHAN PERMEN TABLET
1. Bahan Pengisi
Bahan pengisi permen tablet merupakan bahan yang ditambahkan untuk
meningkatkan volume serta massa produk. Menurut Lachman et al (1994),
bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
1. Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara di
mana produk akan dipasarkan.
2. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk itu
dibuat.
3. Harganya harus cukup murah.
4. Secara fisiologis harus inert/netral.
5. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai
obat atau komponen tablet lain.
6. Harus bebas dari segala jenis mikroba.
7. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
8. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu),
pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai
bahan aditif pada makanan.
9. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Bahan pengisi tablet antara lain adalah dekstrosa, manitol, sorbitol,
sukrosa atau gula dan derivat-derivatnya. Sukrosa dan sorbitol tersedia dalam
bentuk yang dapat langsung di kempa tanpa digranulasi terlebih dahulu. Jika
diperlukan, sukrosa juga dapat digranulasi. Penggunaan sorbitol dalam tablet
memberikan efek menyegarkan ketika larut di dalam mulut. Selama
penyimpanan, tablet yang menggandung sorbitol lebih bersifat higroskopis
(Jackson,1995). Sorbitol adalah isomer optik dari manitol, dan kadang-kadang
dicampur dengan formulasi manitol, tetapi sorbitol bersifat higroskopis pada
kelembaban lebih dari 65%. Manitol dan sorbitol mempunyai kadar kalori
yang rendah dan tidak karsinogenik (Lachman et al, 1994). Pada umumnya
Manitol, sorbitol dan sukrosa digunakan sebagai bahan pengikat dan pengisi.
1.1. Sukrosa
Sukrosa merupakan gula kristal yang umumnya digunakan untuk
bahan baku permen. Gula kristal berfungsi untuk proses kristalisasi adonan
permen sehingga diperoleh produk akhir berupa padatan (Romlah, 1997).
Sukrosa digunakan dalam tablet oral (permen tablet, tablet bukal)
karena dapat melarut perlahan-lahan dalam rongga mulut dan rasanya
enak (Voigt, 1995).
Sukrosa memiliki peranan penting dalam teknologi pangan karena
fungsinya beraneka ragam, yaitu sebagai pemanis, pembentuk tekstur,
pengawet, pembantu cita rasa, bahan pengisi, pelarut, dan sebagai
pembawa trace element (Nicol, 1979). Fungsi utama sukrosa sebagai
pemanis memegang peranan penting karena dapat meningkatkan
penerimaan dari suatu makanan yaitu dengan menutupi citarasa yang tidak
menyenangkan.
Rasa manis sukrosa bersifat murni karena tidak ada aftertaste, yaitu
citarasa kedua yang timbul setelah citarasa yang pertama. Disamping itu
sukrosa juga memperkuat citarasa pada makanan, karena menyeimbangkan
rasa asam, pahit, dan asin atau melalui reaksi kimia seperti karamelisasi.
Sukrosa umum digunakan sebagai standar tingkat kemanisan bagi pemanis
lainnya (Nicol, 1979).
1.2. Sorbitol
Sorbitol ditemukan tahun 1872 oleh ahli kimia Perancis Boussingault.
Bahan ini tidak terfermentasi oleh bakteri dalam mulut, sehingga tidak
bersifat karsinogenik dan memiliki efek sejuk dalam mulut (Baudox dan Le
Bot, 1992). Sorbitol merupakan gula alkohol alami yang terdapat dalam
buah-buahan, khususnya cherry dan pear.
Sorbitol termasuk dalam jenis monosakarida alkohol, mempunyai
sifat sangat higroskopis. Sorbitol mempunyai tingkat kemanisan 1.5 kali
kemanisan sukrosa (Martindale, 1982). Sorbitol mengandung kalori sebesar
2.4 kcal/g. Sorbitol sering digunakan sebagai pengganti gula bagi penderita
diabetes (Sudarmadji, 1982).
Penggunaan pemanis seperti sorbitol telah diizinkan pemakaiannya
dalam makanan sejak tahun 1983. Akan tetapi, sorbitol dapat menimbulkan
efek laxative jika digunakan dalam konsentrasi yang tinggi, Oleh karena
itu, penggunaan sorbitol tidak boleh lebih dari 50 g/hari (Dwivedi,
1978). Dalam industri, sorbitol diperoleh melalui hidrogenasi glukosa
yang diperoleh dari pati dan gula invert. Selain dapat dibuat dari glukosa
dengan hidrogenasi bertekanan tinggi, sorbitol juga dapat diperoleh
dengan reduksi elektrolit (Sudarmadji, 1982). Menurut Dwivedi (1991),
sorbitol juga dapat digunakan sebagai zat pengisi, stabilizer, humektan,
bahan pengontrol viskositas dan sekuesteran untuk metal-metal tertentu.
Selain itu sorbitol bersifat menghambat kristalisasi sukrosa,
mempertahankan kesegaran dan flavor (Marie, 1995).
2. Bahan Pengikat
Zat pengikat berguna untuk membantu pelekatan partikel dalam
formulasi, memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir
tabletnya. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih
efektif jika ditambahkan dalam bentuk larutan. Bahan pengikat yang umum
antara lain metilselulosa, sukrosa, povidon, karboksimetilselulosa, gum akasia,
gelatin, dan pasta pati terhidrolisis (Ansel, 1989). Menurut Jackson (1995), bahan
pengikat tidak hanya berfungsi untuk menjaga keterpaduan tablet, tetapi juga
mempengaruhi kekerasan tablet. Jenis bahan pengikat antara lain gum seperti
gum arab, gelatin dan alginat, selain gum dapat berupa pati, gula dan lemak.
Bahan pengikat berfungsi dalam penyatuan seluruh bahan tablet sehingga
bahan pengikat bertanggung jawab terhadap kekompakan dan daya tahan dari
permen tablet. Selain dipengaruhi oleh bahan pengikat, tekanan selama pencetakan
juga bertanggung jawab terhadap kekompakan sebuah permen tablet. Bahan
pengikat yang umum digunakan adalah gula dan jenis pati, gelatin, berbagai
turunan selulosa (termasuk selulosa mikrokristal), gum arab dan tragakan. Selain
berfungsi sebagai bahan pengikat, gum arab dan tragakan adalah bahan yang dapat
menghambat kehancuran, oleh karena itu sering digunakan sebagai komponen
dalam permen tablet (Voigt, 1995). Gum arab (gum akasia) merupakan gum alami
yang paling dikenal. Gum arab berasal dari getah alami yang dihasilkan dari
berbagai spesies pohon-pohon akasia. (Fardiaz, 1989).
3. Flavor (Perisa)
Flavor atau citarasa merupakan gabungan dari tiga komponen yaitu bau, rasa
dan rangsangan mulut (Winarno, 1994). Penambahan flavor umum dilakukan
dalam pembuatan tablet kunyah dan permen tablet. Pemilihan penambah rasa
adalah aspek vital dalam pengembangan kembang gula yang terpadatkan.
Penggunaan flavor pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk
larut di dalam mulut biasanya dibatasi jumlahnya (Lachman et al, 1994). Jenis
flavor yang sering digunakan dalam industri kembang gula adalah
peppermint. Flavor peppermint memberikan efek segar ketika tablet melarut
didalam mulut (Jackson,1995).
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun kemangi, air panas,
maltodekstrin, sukrosa, sorbitol, perisa mint dan gum arab.
Alat yang digunakan adalah pisau, panci, neraca analitik, refraktometer,
pengaduk, retort untuk ekstraksi daun kemangi, jerigen, saringan, chromameter,
spray dryer, sealer, hardness tester, stopwatch dan alat pencetak tablet.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pembuatan Serbuk Kemangi Instan
Kemangi dicuci bersih dan ditiriskan, kemudian dipotong-potong menjadi
ukuran yang lebih kecil dan seragam menggunakan pisau. Kemangi tersebut
diekstrak dengan cara dilarutkan dan diaduk dalam air panas 850C dengan
berbagai tingkat perbandingan kemangi dan air. Waktu ekstraksi yang
digunakan adalah 2 jam dan tiap 10 menit diukur nilai total padatan terlarut
(TPT) dengan metode refraktometer untuk mendapatkan kondisi rasio kemangi
-air serta waktu ekstraksi optimal.
Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan
menggunakan pengering semprot (spray dryer) dengan suhu inlet 170oC.
Maltodekstrin digunakan sebagai bahan pengisi dalam proses pengeringan ini.
Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan dalam pengeringan adalah 5 %, 8 %,
10 % dan 12 % dari volume larutan. Hasil dari pengeringan dengan spray dryer
diperoleh serbuk kemangi instan dan dipilih 2 level perlakuan yang
menghasilkan aroma dan rasa kemangi yang terbaik.
2. Pembuatan Permen Tablet
Tahap pembuatan formula permen tablet dimulai dengan penentuan
kisaran jumlah serbuk kemangi instan yang ditambahkan, sehingga dapat
diketahui pada kisaran berapa rasa kemangi mulai terasa dan jumlah maksimal
serbuk kemangi instan itu ditambahkan. Proses selanjutnya adalah penentuan
kisaran jumlah sukrosa dan sorbitol yang ditambahkan untuk dapat mengetahui
pada kisaran berapa penambahan sukrosa dan sorbitol memberikan tingkat
kemanisan yang optimal dan pada kisaran berapa efek menyegarkan dari
sorbitol mulai terasa. Setelah itu dilanjutkan dengan penentuan jumlah bahan
pengikat (gum arab) yang ditambahkan, sehingga dapat diketahui pada jumlah
berapa penambahan gum arab menghasilkan tekstur yang baik dan moutfeel
yang tidak berpasir. Proses terakhir adalah penentuan jumlah perisa mint yang
ditambahkan sehingga dapat diketahui pada jumlah berapa penambahan perisa
mint tersebut memberikan rasa segar dan tidak menutupi rasa dan aroma
kemangi itu sendiri. Seluruh formula yang dicoba dapat dilihat pada Tabel 2.
Selanjutnya dibuat 3 formula yang rasa dan aromanya diterima. Kemudian
dilanjutkan dengan tahap pembuatan permen tablet dengan perlakuan jumlah
bahan pengisi yang digunakan pada saat pengeringan dan rasio antara serbuk
kemangi instan dengan sukrosa. Diagram alir pembuatan permen tablet
disajikan pada Gambar 2. Analisis yang dilakukan pada permen tablet adalah
uji keseragaman bobot, analisis kadar air, uji kekerasan tablet, kecepatan larut
di mulut, analisis warna dan analisis organoleptik.
3. Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yaitu jumlah
bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan dengan spray dryer (Ai) dan
rasio antara serbuk kemangi instan dengan sukrosa pada formula (Fj). Perlakuan
jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan dengan spray dryer
(Ai) terdiri dari 2 taraf yaitu (A1 = tingkat bahan pengisi 5% dan A2 = tingkat
bahan pengisi 8%). Pada faktor rasio antara serbuk kemangi instan dengan
sukrosa pada formula (Fj) terdiri dari tiga taraf yaitu (F1 = rasio sukrosa-serbuk
kemangi instan sebesar 50 : 25 ; F2 = rasio sukrosa-serbuk kemangi instan
sebesar 45 : 30 dan F3 = rasio sukrosa-serbuk kemangi instan sebesar 40 : 35).
Model rancangan yang dipergunakan adalah :
Yij = µ + Ai + Fj + (AF)ij + εij
Keterangan :
Yij : Nilai hasil pengamatan dari faktor A level ke-i, faktor F level ke-j,
µ : Rataan umum
Ai : Pengaruh jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam pengeringan
dengan spray dryer
Fj : Pengaruh rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula
(AF)ij : Pengaruh interaksi jumlah bahan pengisi yang digunakan dalam
pengeringan dengan spray dryer dan rasio sukrosa-serbuk kemangi
instan pada formula.
εij : Faktor galat (sisa)
Data selanjutnya diolah dengan mengunakan analisis sidik ragam
(ANOVA). Apabila terjadi beda nyata pada faktor perlakuan pada selang
kepercayaan 95%, maka selanjutnya terhadap model rancangan dilakukan uji
lanjut menggunakan uji wilayah berganda Duncan dengan membandingkan
nilai tengah perlakuan dengan wilayah nyata terkecil.
Tabel 2. Formula permen tablet yang dibuat
Jumlah (%)
Sukrosa Serbuk kemangi instan Sorbitol Gum arab
Perisa (% dari total)
Penentuan kisaran penambahan serbuk kemangi instant 75 10 10 5 - 70 15 10 5 - 65 20 10 5 - 60 25 10 5 - 55 30 10 5 - 50 35 10 5 - 45 40 10 5 - 40 45 10 5 - 35 50 10 5 -
Penentuan jumlah penambahan sukrosa dan sorbitol 60 25 10 5 - 55 30 10 5 - 50 35 10 5 - 45 40 10 5 - 55 25 15 5 - 50 30 15 5 - 45 35 15 5 - 40 40 15 5 -
Penentuan jumlah penambahan gum arab 60 25 10 3 - 55 30 10 3 - 50 35 10 3 - 60 25 10 5 - 55 30 10 5 - 50 35 10 5 - 60 25 10 8 - 55 30 10 8 - 50 35 10 8 -
Penentuan jumlah penambahan perisa mint 60 25 10 5 0.01 55 30 10 5 0.01 50 35 10 5 0.01 60 25 10 5 0.05 55 30 10 5 0.05 50 35 10 5 0.05 60 25 10 5 0.1 55 30 10 5 0.1 50 35 10 5 0.1
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Permen Tablet
Pencucian dan penirisan
Ekstraksi
Penyaringan
+ Air
Serbuk kemangi instan
Pengeringan dengan spray dryer
+ Maltodekstrin
5% 8% 10% 12 % (b/v)
Ampas
Pencampuran
Pencetakan
Daun dan batang kemangi
Permen Tablet
Sukrosa, sorbitol, gum arab, perisa mint
Pengecilan ukuran
4. Prosedur Analisis
4.1. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot diukur dengan menimbang 20 tablet secara satu per satu,
kemudian hitung bobot rata-rata tablet. Dari 20 tablet tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang telah ditetapkan di kolom A dan tidak ada satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan di kolom B.
Batas penyimpangan bobot dapat diketahui dari Tabel 2 dibawah.
Tabel 3. Batas penyimpangan bobot rata-rata tablet *
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai 150 mg 10% 20%
151 mg sampai 300 mg 7,5% 15%
lebih dari 300 mg 5% 10%
*Depkes RI, 1979
4.2. Kadar Air (AOAC, 1995)
Cawan aluminium kosong dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C
selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit
dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan ini diulangi sampai didapat
bobot konstan. Sampel sebanyak 3−5 gram ditimbang dalam cawan
tersebut, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C selama 6
jam. Setelah itu, cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam
desikator selama 15 menit. Prosedur ini diulangi sampai didapat bobot
sampel yang konstan.
Kadar air (% basis basah) = B – (C − A) x 100%
B
Keterangan: A = bobot cawan (g)
B = bobot basah sampel sebelum dioven (g)
C = bobot cawan dan sampel setelah dioven (g)
4.3. Kekerasan Permen Tablet
Pengukuran kekerasan permen tablet digunakan untuk mengetahui
tingkat kekerasan permen tablet, sehingga dapat diketahui apakah permen
tablet yang dihasilkan terlalu rapuh atau terlalu keras. Alat yang digunakan
adalah hardness tester. Cara kerjanya ialah tablet diletakkan vertikal
diantara ujung dari alat hardness tester. Kemudian sekrup diputar sehingga
tablet tertekan dan pecah. Ujung penekan alat hardness tester ini memiliki
diameter sebesar 0,75 cm dan permen tablet memiliki diameter 1,5 cm
dengan tebal 0,4 cm. Kekerasan tablet diperoleh dengan membaca skala
(Kg). Persyaratan kekerasan permen tablet minimal 4 kg (Lachman et
al,1994).
4.4. Kecepatan Larut di Mulut
Pengukuran kecepatan larut di mulut dilakukan untuk mengetahui
jumlah bahan permen tablet yang melarut tiap satuan waktu sampai
permen tablet tersebut habis melarut dimulut. Sebelum dilakukan
pengukuran, tablet ditimbang dulu kemudian diukur waktu yang
diperlukan sebuah tablet sampai habis melarut di mulut.
4.5. Warna
Pengukuran intensitas warna dilakukan dengan menggunakan
kromameter Minolta CR-310. Sebelum dilakukan pengukuran nilai L, a,
dan b perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu terhadap alat dengan
menggunakan pelat standar warna putih (L=97.51; a=5.35; b-3.37).
Setelah proses kalibrasi, dilanjutkan dengan pengukuran warna sampel.
Sistem warna yang digunakan adalah sistem warna Lab.
4.6. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dengan menggunakan indera manusia sebagai
instrumennya. Uji ini sering digunakan untuk menilai mutu komoditas
hasil pertanian dan makanan (Soekarto, 1990). Pengujian organoleptik ada
beberapa cara, seperti pengujian pembedaan dan pengujian pemilihan atau
penerimaan. Untuk mengetahui penerimaan sensori terhadap produk
permen tablet ini dilakukan uji penerimaan, yaitu uji hedonik. Uji
organoleptik dilakukan di Laboratorium SEAFAST Center, Institut
Pertanian Bogor dengan menggunakan 30 orang panelis tidak terlatih.
Disini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya terhadap
warna, rasa, aroma, tekstur dan kekerasan dimana tanggapan tersebut
dapat berupa suka atau tidak suka. Selain tanggapan suka atau tidak suka,
panelis diminta mengemukakan tingkat kesukaannya (skala hedonik). Pada
uji hedonik produk permen tablet, skala hedonik yang digunakan adalah 1-
5, dimana angka 5 = sangat suka, 4 = suka, 3 = netral, 2 = tidak suka, 1 =
sangat tidak suka. Data yang diperleh selanjutnya dianalisis secara
statistik. Pengujian statistik yang dilakukan adalah analisis sidik ragam
(ANOVA) dengan uji lanjut Duncan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Proses Ekstraksi dan Pengeringan Dengan Pengering Tipe Semprot
Untuk memanfaatkan komponen bioaktif dalam kemangi dan memperluas
aplikasinya, maka diperlukan suatu bentuk produk yang mudah digunakan.
Adapun bentuk yang praktis tersebut adalah dalam bentuk serbuk.
Pada tahap ektraksi, kemangi segar diperkecil dahulu ukuran partikelnya
dengan cara dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Tujuan
dari pengecilan ukuran adalah untuk mengurangi sifat kamba dari bahan dan
membantu penentrasi pelarut ke dalam sel tumbuhan sehingga mempercepat
pelarutan komponen bioaktif dan meningkatkan rendemen ekstraksi. Semakin
kecil ukuran bahan maka luas permukaan bahan yang kontak dengan pelarut
semakin besar. Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 2), kondisi optimum
untuk ekstraksi kemangi dilakukan pada suhu 85oC selama 1 jam dengan air
sebagai pelarut, dengan rasio bahan-pelarut 1 : 6. Air digunakan sebagai pelarut
karena selain murah dan mudah didapat, air juga tidak mengandung efek
samping. Grafik nilai total padatan terlarut ekstrak kemangi disajikan pada
Gambar 3.
Rasio kem angi : air
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
Waktu Ekstraksi (m enit)
TPT
(oB
rix)
1:6
1:8
1:10
Gambar 3. Grafik nilai total padatan terlarut ekstrak kemangi
Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan
menggunakan pengering semprot dengan suhu inlet 170oC. Penetapan
penggunaan suhu 170oC karena menghasilkan serbuk yang baik dan sedikit
cairan yang menempel pada dinding ruang pengering. Pada proses pengeringan
dengan pengering tipe semprot, jika suhu inlet terlalu rendah maka banyak
cairan yang menempel pada dinding ruang pengering spray dryer dan juga akan
mempengaruhi lama proses pengeringannya. Sedangkan jika suhu terlalu tinggi
maka dikhawatirkan khasiat bahan aktif yang terdapat bahan akan rusak
walaupun kontak antara droplet dan gas panas terjadi dalam waktu singkat.
Pada penelitian ini, ekstrak yang diperoleh dikeringkan dengan pengering
tipe semprot dengan 4 variasi jumlah bahan pengisi yaitu 5, 8, 10 dan 12 persen
dari volume larutan. Bahan pengisi yang digunakan dalam proses pengeringan
ini adalah maltodekstrin. Alasan pemilihan maltodekstrin karena sifatnya yang
sangat mudah larut dalam air dingin.
Tabel 4. Rendemen pengeringan dengan alat pengering semprot pada berbagai tingkat jumlah bahan pengisi dan karakteristik rasa serta aroma
Pengisi Rendemen Deskripsi Rasa dan Aroma
5% 55.74% ++++
8% 53.67% +++
10% 47.09% ++
12% 45.04% ++
Keterangan: Semakin banyak tanda + rasa dan aroma kemangi semakin kuat
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai rendemen yang diperoleh
berbeda-beda pada tiap tingkat bahan pengisi. Perhitungan nilai riil rendemen
yang diperoleh dapat dilihat pada Lampiran 16. Berdasarkan Tabel 4 diketahui
semakin tinggi persentase jumlah bahan pengisi yang ditambahkan aroma dan
rasa yang dihasilkan semakin lemah. Hal itu disebabkan karena konsentrasi
ekstrak yang terlapisi semakin kecil sehingga rasa dan aromanya semakin
lemah. Karena rasa dan flavor kemangi merupakan hal yang ingin ditonjolkan
pada produk permen tablet ini, maka dipilih perlakuan tingkat bahan pengisi
5% (A1) dan 8% (A2).
2. Formulasi Permen Tablet
Formula merupakan hal yang sangat menentukan tingkat kesukaan
seseorang terhadap suatu produk. Selain mempengaruhi sifat organoleptik,
formula juga berpengaruh pada sifat fisik permen tablet itu sendiri.
Variabel perlakuan formula yang digunakan adalah rasio antara jumlah
serbuk kemangi instan dengan sukrosa. Tingkat penambahan serbuk kemangi
instan berkisar antara 25-35% dan sukrosa berkisar antara 45-55%. Alasan
pemilihan tingkat penambahan serbuk kemangi instan sebesar 25% (F1) karena
pada tingkat tersebut rasa dan aroma ekstrak kemangi mulai terdeteksi.
Sedangkan untuk tingkat 35% (F3) dipilih karena jika jumlah serbuk kemangi
instan yang ditambahkan lebih dari 35% maka akan berakibat pada rasa
permentablet yang terlalu pahit dan kurang manis. Sorbitol yang ditambahkan
sebesar 15% karena pada tingkat tersebut efek segar dari sorbitol mulai terasa.
Bahan pengikat berupa gum arab ditambahkan sebesar 5% karena jika jumlah
yang ditambahkan kurang dari 5% akan menghasilkan tekstur yang rapuh
(mudah hancur), sedangkan jika lebih dari 5% akan menghasilkan mouthfeel
yang berpasir. Perisa mint yang ditambahkan sebesar 0.01% dari total
campuran karena pada jumlah tersebut rasa dan aroma mint mulai terasa dan
tidak menutupi rasa dan aroma dari kemangi itu sendiri. Gambar permen tablet
ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Permen tablet ekstrak kemangi
Setelah melalui berbagai tahap (Lampiran 3) diperoleh 3 formula permen
tablet ekstrak kemangi, yaitu F1, F2 dan F3. Komposisi ketiga formula ini
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Formula permen tablet ekstrak kemangi Jumlah (%) Bahan
F1 F2 F3 Sukrosa 55 50 45 Serbuk kemangi instan 25 30 35 Sorbitol 15 15 15 Gum arab 5 5 5 Flavor mint 0.01 0.01 0.01
3. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam
produksi permen tablet. Sampel yang digunakan dalam pengujian ini diambil
dari semua perlakuan yang diambil secara acak.
Berdasarkan hasil pengukuran berat 20 permen tablet diperoleh bobot rata-rata
sebesar 863 mg dan tidak boleh dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya dari bobot
rata-rata lebih besar dari 5% (tidak boleh kurang dari 820 mg dan tidak boleh lebih dari
906 mg) serta tidak boleh satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari 10% (tidak boleh kurang dari 777 mg dan tidak boleh lebih dari 949 mg).
Dari semua sampel yang diukur tidak ada sampel yang bobotnya melebihi batas
penyimpangan yang telah ditentukan. Berarti permen tablet tersebut telah memenuhi
syarat permen tablet yaitu memilki keseragaman bobot.
4. Kadar Air Permen Tablet
Kadar air yang terdapat pada suatu produk pangan akan mempengaruhi
penampakan, citarasa dan keawetannya. Berdasarkan pengukuran kadar air
dengan metode oven diketahui kadar air permen ekstrak kemangi berkisar
antara 2.36 - 3.56% (Lampiran 4a).
Analisis sidik ragam (Lampiran 4b) menunjukkan bahwa perbedaan rasio
sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula berpengaruh nyata (sig<0.05)
terhadap kadar air permen tablet ekstrak kemangi. Sedangkan perlakuan jumlah
bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dan interaksi antara
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula tidak berpengaruh
nyata (sig>0.05) terhadap kadar air permen tablet. Histogram kadar air permen
tablet ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 5.
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
kada
r air
(%)
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Gambar 5. Histogram kadar air permen tablet ekstrak kemangi
Uji lanjut Duncan (lampiran 4c) menunjukkan bahwa kadar air pada
permen tablet formula 1 tidak berbeda nyata dengan kadar air pada permen
tablet formula 2. Sedangkan kadar air pada permen tablet formula 3 berbeda
nyata dengan kedua formula yang lain. Hal itu kemungkinan disebabkan karena
pada formula 3 (rasio sukrosa : serbuk kemangi instan = 45 : 35) jumlah
sukrosa rendah dan serbuk kemangi instan tinggi, serta serbuk kemangi instan
itu sendiri memiliki kandungan air yang lebih tinggi dari sukrosa dan sifatnya
lebih higroskopis.
5. Kekerasan Permen Tablet
Kekerasan tablet diartikan sebagai kekuatan/gaya yang diperlukan untuk
menghancurkan tablet. Kekuatan tablet ditentukan dengan besarnya tanaga
untuk memecah tablet (Lachman et al, 1994). Tablet tertentu seperti permen
tablet yang dimaksudkan untuk larut perlahan-lahan umumnya dengan sengaja
dibuat keras. Di bidang industri, kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk
tablet adalah sebesar 4 Kg (Ansel, 1989). Pengukuran kekerasan permen tablet
digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan permen tablet, sehingga dapat
diketahui apakah permen tablet yang dihasilkan terlalu rapuh atau terlalu keras.
Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan
tekanan saat pencetakan.
Berdasarkan pengukuran kekerasan dengan alat hardness tester diketahui
kekerasan permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 11,25 - 12,30 Kg
(Lampiran 5a). Analisis sidik ragam (Lampiran 5b) menunjukkan bahwa
perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan,
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula dan interaksi
antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan
rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula tidak berpengaruh nyata
(sig>0.05) terhadap kekerasan permen tablet ekstrak kemangi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat
pengeringan dan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula
tidak menyebabkan perbedaan kekerasan permen tablet ekstrak kemangi.
6. Kecepatan Larut di Mulut
Pengukuran kecepatan larut di mulut dilakukan untuk mengetahui jumlah
bahan permen tablet yang melarut tiap satuan waktu sampai permen tablet
tersebut habis melarut dimulut. Tablet tertentu seperti permen tablet yang
dimaksudkan untuk larut perlahan-lahan umumnya dengan sengaja dibuat
keras, sehingga kecepatan larut di mulut suatu permen tablet erat kaitannya
dengan kekerasan dan bahan-bahan yang menyusunnya.
Berdasarkan hasil penelitian, kecepatan larut di mulut permen tablet
ekstrak kemangi ini berkisar antara 6.47-6.54 mg/detik (Lampiran 6a). Hasil
uji sidik ragam (Lampiran 6b) menunjukkan bahwa perlakuan jumlah bahan
pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-
serbuk kemangi instan pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi
yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan rasio sukrosa-serbuk kemangi
pada formula tidak berpengaruh nyata (sig>0.05) terhadap kecepatan larut di
mulut permen tablet ekstrak kemangi. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh
kekerasan permen tablet yang tidak berbeda. Selain itu kecepatan melarut
masing-masing komponen murni mungkin berbeda, tetapi dalam bentuk
campuran pada kisaran yang dicoba kecepatan melarutnya tidak berbeda.
Sehingga menyebabkan tidak adanya perbedaan kecepatan larut di mulut
permen tablet ekstrak kemangi yang dihasilkan.
7. Warna (Chromameter)
a. Nilai L (Lightness)
Nilai L merupakan atribut nilai yang menunjukkan tingkat kecerahan
suatu sampel. Nilai L memiliki kisaran 0 (hitam) – 100 (putih). Nilai L yang
mendekati nol menunjukkan sampel memiliki kecerahan rendah (gelap).
Sedangkan nilai L yang mendekati 100 menunjukkan sampel memiliki
kecerahan tinggi (terang). Semakin tinggi nilai L, warna produk semakin
cerah.
Hasil uji sidik ragam (Lampiran 7b) menunjukkan bahwa perlakuan
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan
rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula dan interaksi antara
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan rasio
sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula berpengaruh nyata (sig<0.05)
terhadap nilai L permen tablet ekstrak kemangi. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan,
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula mempengaruhi
kecerahan permen tablet ekstrak kemangi. Histogram nilai L permen tablet
ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 6.
F1F2
F3
A1
A245,6
45,8
46
46,2
46,4
46,6
46,8
47
Nila
i L
Formula
Gambar 6. Histogram nilai L permen tablet ekstrak kemangi
Dari Gambar 7 terlihat semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan pada saat pengeringan maka kecerahan dari permen tablet
ekstrak kemangi semakin meningkat. Secara visual terlihat bahwa permen
tablet yang dibuat menggunakan serbuk kemangi instan hasil pengeringan
dengan jumlah bahan pengisi sebesar 8% (A2) lebih cerah dibandingkan
permen tablet yang dibuat menggunakan serbuk kemangi instan hasil
pengeringan dengan jumlah bahan pengisi sebesar 5% (A1). Hal itu
disebabkan karena peningkatan jumlah bahan pengisi pada saat pengeringan
menyebabkan penurunan konsentrasi ekstrak kemangi pada serbuk kemangi
instan yang dihasilkan.
Uji lanjut Duncan (lampiran 7c) menunjukkan bahwa pada A1 (tingkat
bahan pengisi 5%) permen tablet pada formula 3 lebih cerah daripada kedua
formula lainnya dan formula 2 lebih cerah daripada formula 1. Sedangkan
pada A2 (tingkat bahan pengisi 8%), permen tablet pada formula 3 lebih
cerah daripada permen tablet pada formula 1 dan formula 2. Pengaruh
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula terhadap
kecerahan permen tablet ekstrak kemangi lebih besar terjadi pada A1.
Semakin tinggi serbuk kemangi instan dan semakin sedikit sukrosa yang
ditambahkan, kecerahan permen tablet ekstrak kemangi juga semakin
meningkat.
b. Nilai a
Nilai a yang semakin positif menunjukkan derajat kemerahan yang
semakin tinggi. Nilai a yang semakin negatif menunjukkan derajat kehijauan
yang semakin tinggi. Nilai a positif dari 0 sampai 100 untuk merah dan nilai
a negatif dari 0 sampai – 100 untuk warna hijau. Nilai a positif menunjukkan
sampel memiliki derajat kemerahan.
Berdasarkan uji sidik ragam (Lampiran 8b), perlakuan jumlah bahan
pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan berpengaruh nyata
(sig<0.05) terhadap nilai a permen tablet ekstrak kemangi. Sedangkan
perlakuan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan
interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat
pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula
tidak berpengaruh nyata (sig>0.05) terhadap nilai a permen tablet ekstrak
kemangi. Histogram nilai a permen tablet ekstrak kemangi dapat dilihat pada
Gambar 7.
4,46
4,48
4,50
4,52
4,54
4,56
4,58
4,60
4,62
Nila
i a
5%(A1) 8%(A2)
Jum lah bahan pengisi (b/V)
Gambar 6. Histogram nilai a permen tablet ekstrak kemangi
Dari Gambar 7 dapat diketahui bahwa semakin tinggi jumlah bahan
pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan maka warna merah dari
permen tablet ekstrak kemangi semakin meningkat. Secara visual tidak
terlihat peningkatan warna merah dari permen tablet dengan meningkatnya
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada pengeringan.
c. Nilai b
Nilai b merupakan atribut nilai yang menunujukkan derajat kekuningan
atau kebiruan suatu sampel. Semakin positif nilai b menunjukkan sampel
memiliki derajat kekuningan yang tinggi. Sedangkan semakin negatif nilai b
menunjukkan sampel memiliki derajat kebiruan yang tinggi. Nilai b positif
dari 0 sampai + 70 untuk warna kuning dan b negatif 0 sampai – 70 untuk
warna biru.
Hasil uji sidik ragam (Lampiran 9b) menunjukkan bahwa perlakuan
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan
rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara jumlah
bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan
rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula berpengaruh nyata (sig<0.05)
terhadap nilai b permen tablet ekstrak kemangi. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan,
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula dan interaksi antara
jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dengan
perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi pada formula mempengaruhi derajat
kekuningan permen tablet ekstrak kemangi. Histogram nilai b permen tablet
ekstrak kemangi dapat dilihat pada Gambar 8.
F1F2
F3
A1
A20
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
Nila
i b
Formula
Gambar 8. Histogram nilai b permen tablet ekstrak kemangi
Dari Gambar 8 terlihat semakin tinggi jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan pada saat pengeringan maka warna kuning dari permen tablet
ekstrak kemangi semakin menurun. Hal itu disebabkan karena peningkatan
jumlah bahan pengisi pada saat pengeringan menyebabkan penurunan
konsentrasi ekstrak kemangi pada serbuk kemangi instan yang dihasilkan.
Sedangkan pada formula, semakin tinggi serbuk kemangi instan yang
ditambahkan, warna kuning dari permen tablet ekstrak kemangi semakin
meningkat.
Uji lanjut Duncan (lampiran 9c) menunjukkan bahwa pada A1 (tingkat
bahan pengisi 5%), derajat kekuningan permen tablet pada formula 3 lebih
tinggi daripada formula 1 dan formula 2. Sedangkan pada A2 (tingkat bahan
pengisi 8%), derajat kekuningan permen tablet pada formula 3 lebih tinggi
daripada kedua formula lainnya dan formula 2 lebih tinggi daripada formula
1. Tren pengaruh perbedan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada
formula terhadap derajat kuning permen tablet ekstrak kemangi pada A1
berbeda dengan tren pada A2. Pengaruh peningkatan jumlah ekstrak lebih
nyata pada A2 (tingkat bahan pengisi 8%).
8. Karakteristik Organoleptik Permen Tablet Ekstrak Kemangi
Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji hedonik (kesukaan) pada enam
sampel permen tablet ekstrak kemangi. Uji organoleptik ini dilakukan untuk
mengetahui tanggapan kesukaan panelis terhadap warna, rasa, aroma, tekstur
dan kekerasan. Format penilaian uji hedonik dapat dilihat pada Lampiran 10
dan data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik. Pengujian
statistik yang dilakukan adalah analisis sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut
Duncan.
a. Warna
Warna merupakan kesan pertama yang diperoleh konsumen dari suatu
produk pangan. Oleh karena itu, warna memegang peranan penting dalam
menentukan penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Menurut
Meilgaard et al. (1999), warna merupakan salah satu atribut penampilan pada
suatu produk yang sering kali menentukan tingkat penerimaan konsumen
terhadap produk tersebut secara keseluruhan.
Warna permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi oleh bahan-bahan
yang digunakan terutama sukrosa dan serbuk kemangi instan yang memiliki
komposisi jumlah yang besar dibandingkan bahan lain yang digunakan.
Secara visual, warna permen tablet ekstrak kemangi yang dihasilkan
berwarna putih gading.
Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap
warna permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 3.4 - 3.7 (Lampiran
11a) atau netral sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 11b)
diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada
proses pengeringan dan formula tidak berpengaruh nyata terhadap warna
permen tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%. Hal itu
disebabkan karena tidak banyak perbedaan warna antar sampel yang
disajikan. Selain itu, atribut warna merupakan atribut yang cukup sulit diukur
secara subjektif.
b. Aroma
Setser (1995) menjelaskan bahwa aroma merupakan hasil rangsangan
kimia dari syaraf-syaraf olfaktori yang berada di bagian akhir dari rongga
hidung. Aroma merupakan bau yang dicium karena sifatnya yang volatil
(mudah menguap). Aroma pada permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi
oleh bahan-bahan yang digunakan, tetapi aroma yang sangat menonjol adalah
aroma serbuk kemangi instan itu sendiri.
Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap
aroma permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 3.0 - 3.4 (Lampiran
12a) atau netral sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 12b)
menunjukkan bahwa nilai kesukaan terhadap aroma permen tablet ekstrak
kemangi dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan perbedaan rasio sukrosa-
serbuk kemangi instan pada formula.
Uji lanjut Duncan (lampiran 12c) menunjukkan bahwa aroma permen
tablet sampel A1F3 tidak berbeda nyata dengan aroma permen tablet sampel
A2F3, namun aroma kedua sampel tersebut berbeda nyata dengan aroma
keempat sampel yang lain. Berdasarkan hasil tersebut baik pada A1 dan A2
diketahui bahwa aroma permen tablet pada formula 3 (rasio sukrosa : serbuk
kemangi instan = 45 : 35) lebih disukai daripada kedua formula yang lain.
Jumlah serbuk kemangi instan yang lebih tinggi memberikan aroma yang
lebih disukai oleh panelis.
c. Rasa
Faktor yang sangat penting dalam menentukan keputusan konsumen
untuk menerima atau menolak suatu produk makanan adalah rasa. Rasa
dimulai melalui tanggapan rangsangan kimiawi oleh indera pencicip (lidah),
hingga akhirnya terjadi keseluruhan interaksi antara sifat-sifat aroma, rasa
dan tekstur sebagai keseluruhan rasa makanan yang dinilai (Nasution, 1980).
Atribut rasa meliputi asin, manis, asam dan pahit. Sebagian dari atribut ini
dapat terdeteksi pada makanan pada kadar yang sangat rendah. Rasa pada
makanan sangat ditentukan oleh formulasi produk tersebut (Fellow, 2000).
Rasa pada permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi oleh bahan-bahan
yang digunakan terutama sukrosa, serbuk kemangi instan dan perisa mint
yang ditambahkan.
Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap
rasa permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 2.6 - 3.8 (Lampiran 13a)
atau tidak suka sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 13b)
diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada
proses pengeringan dan formula berpengaruh nyata terhadap rasa permen
tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%.
Uji lanjut Duncan (Lampiran 13c) menunjukkan bahwa rasa permen
tablet sampel A1F3 tidak berbeda nyata dengan rasa permen tablet sampel
A1F2 dan A2F3, serta rasa permen tablet sampel A1F1 tidak berbeda nyata
dengan rasa permen tablet sampel A2F2. Sedangkan rasa permen tablet
sampel A2F1 berbeda nyata dengan rasa permen tablet seluruh sampel yang
diuji.
Pada A1 (tingkat bahan pengisi 5%), rasa permen tablet pada formula 1
lebih disukai daripada formula 2 dan formula 3. Sedangkan pada A2 (tingkat
bahan pengisi 8%), rasa permen tablet pada formula 1 lebih disukai daripada
kedua formula lainnya dan formula 2 lebih disukai daripada formula 3. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah bahan pengisi yang lebih banyak
dan jumlah serbuk kemangi instan yang lebih rendah memberikan rasa yang
lebih disukai oleh panelis.
d. Tekstur
Setiap bahan makanan mempunyai tekstur tersendiri tergantung pada
keadaan fisik, ukuran dan bentuk sel yang dikandungnya. Penilaian terhadap
tekstur dapat berupa kekerasan, elastisitas atau kerenyahan (Peckham, 1969).
Tekstur pada permen tablet ekstrak kemangi dipengaruhi oleh bahan-bahan
yang digunakan dan kondisi proses pembuatan.
Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap
tekstur permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 3.0 - 3.3 (Lampiran
14a ) atau tidak suka - suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 14b)
diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada
proses pengeringan dan formula tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur
permen tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan jumlah komposisi bahan
penyusun permen tablet tidak mempengaruhi tekstur dari permen tablet itu
sendiri karena kemungkinan disebabkan karena seluruh sampel permen tablet
ekstrak kemangi ini memiliki kekerasan yang tidak jauh berbeda.
e. Keseluruhan
Parameter keseluruhan (overall) digunakan dalam uji hedonik untuk
mengukur tingkat kesukaan panelis terhadap keseluruhan atribut yang ada
pada produk.
Berdasarkan uji organoleptik, skor rata-rata kesukaan panelis terhadap
tekstur permen tablet ekstrak kemangi berkisar antara 2.9 - 3.4 (Lampiran
15a) atau tidak suka sampai suka. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 15b)
diketahui bahwa perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada
proses pengeringan dan formula berpengaruh nyata terhadap rasa permen
tablet ekstrak kemangi pada taraf kepercayaan 95%. Uji lanjut Duncan
(Lampiran 13c) menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa secara
keseluruhan permen tablet sampel A2F2 dan A2F1 berbeda nyata dengan
sampel A2F3, A1F3 dan A1F2. Sedangkan sampel A1F1 tidak berbeda nyata
dengan sampel A2F3 tetapi berbeda nyata dengan sampel A1F3 dan A1F2.
Pada A1 (tingkat bahan pengisi 5%), secara keseluruhan permen tablet
formula 1 lebih disukai daripada formula 2 dan formula 3. Sedangkan pada
A2 (tingkat bahan pengisi 8%), secara keseluruhan permen tablet formula 1
dan formula 2 lebih disukai daripada formula 3. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah bahan pengisi yang lebih banyak dan jumlah serbuk
kemangi instan yang lebih rendah memberikan produk yang lebih disukai
oleh panelis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, tahap ekstraksi kemangi optimal dilakukan
pada suhu 85oC selama 1 jam dengan air sebagai pelarut, dengan rasio bahan-
pelarut 1 : 6. Ekstrak kemangi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan
dengan menggunakan pengering semprot dengan suhu inlet 170oC. Rasa dan
flavor kemangi merupakan hal yang ingin ditonjolkan pada produk permen
tablet ini, maka dipilih serbuk kemangi instan hasil perlakuan tingkat bahan
pengisi 5% (A1) dan 8% (A2) karena memiliki rasa dan aroma yang terbaik.
Pada tahap formulasi, formula yang digunakan merupakan rasio antara jumlah
serbuk kemangi instan dengan sukrosa. Rasio penambahan sukrosa-serbuk
kemangi instan adalah sebesar 50 : 25 (F1), 45 : 30 (F2) dan 40 : 35 (F3).
Hasil uji keseragaman bobot permen tablet menunjukkan bahwa semua
sampel yang diukur bobotnya tidak ada yang melebihi batas penyimpangan
yang telah ditentukan. Berarti permen tablet tersebut telah memenuhi syarat
permen tablet yaitu memiliki keseragaman bobot.
Permen tablet ekstrak kemangi memiliki kadar air berkisar antara 2.36 -
3.56% dan perlakuan formula berpengaruh nyata terhadap kadar air permen
tablet ekstrak kemangi. Kekerasan permen tablet ekstrak kemangi berkisar
antara 11,25 - 12,30 Kg dan kecepatan larut di mulut berkisar antara 6.47-6.54
mg/detik Perlakuan jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat
pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula dan
interaksi antara jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan
dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi instan pada formula tidak
berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kecepatan larut di mulut permen
tablet ekstrak kemangi.
Berdasarkan hasil analisis warna, perlakuan jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan pada saat pengeringan, perbedaan rasio sukrosa-serbuk kemangi
instan pada formula dan interaksi antara jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan pada saat pengeringan dengan perbedaan rasio sukrosa-serbuk
kemangi instan pada formula mempengaruhi nilai L dan b. Sedangkan untuk
nilai a hanya dipengaruhi oleh perlakuan jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan pada saat pengeringan Ternyata semakin tinggi jumlah bahan
pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan dapat meningkatkan nilai L
(kecerahan) dan nilai a permen tablet namun menurunkan nilai b. Sedangkan
untuk formula, semakin tinggi serbuk kemangi instan yang ditambahkan akan
meningkatkan nilai L (kecerahan) dan nilai b permen tablet ekstrak kemangi.
Berdasarkan hasil uji organoleptik dapat dilihat bahwa semakin banyak
serbuk kemangi instan yang ditambahkan aroma permen tablet semakin disukai
sedangkan rasa permen tablet justru semakin tidak sukai. Sedangkan untuk
parameter keseluruhan, jumlah bahan pengisi yang lebih banyak dan jumlah
serbuk kemangi instan yang lebih rendah memberikan produk yang lebih
disukai oleh panelis.
B. SARAN
Perlu dicoba penambahan pewarna dalam pembuatan permen tablet
sehingga mampu memberikan penampakan tablet yang lebih bagus (tidak
seperti obat).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0103/19/1003.htm. (19 Januari 2003).
Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. UI Press. Jakarta. AOAC. 1995. Official Methods of Analysis on The Association of Official
Agricultural Chemist. Association of Official Analytical Chemistry, Washington DC.
Atmaja, Gumilar S., dkk. 2005. Formulasi Minuman Fungsional Kaya Serat Yang
Berbahan Dasar Tanaman Kemangi (Ocimum canum) Sebagai Upaya Pencegahan Kanker Colon Di dalam :Laporan PKM Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Baudox, P. dan Le Bot, Y. 1992. Hard Coating With Sorbitol, Di dalam
International Food Ingredient, ed 1. Haastrecht (ed.). hal. 41-43. Expoconsult Publishers, Maarssen.
Cooper and Gunn's. 1975. Dispensing for Pharmaceutical Students: Sixth Edition,
Pitman Medical Publishing Co Ltd. London. Departemen Kesehatan RI. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Direktorat
Jendral POM, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Dwivedi, B.K. 1991. Sorbitol and Manitol. Di dalam Alternative Sweetener, 2nd
ed., Revised and Expanded. Nabors, L.O. dan Gelardi, R.C. (ed.). Marcel Dekker Inc., New York.
Dwivedi, B.K. 1978. In Low Calorie and Special Dietary Foods (ed) CRC Press
Weat Palm Beach, Fla. Earle, 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan M. Z.
Nasution. 1989. Sastra Hudaya Perkasa. Jakarta. Fellow, P.J. 2000. Food Processing Technology, Principles and Practice 2nd Ed.R
Press, England. Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi Dalam Kompresi Direk, Medika, No.7,
Tahun 9, 586-593. Harborne J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan (Terjemahan Padmawinata dan I. Soediro). Penerbit ITB, Bandung
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Litbang Kehutanan Jakarta.
Jackson, E.B. 1995. Sugar Confectionery Manufacture Second Edition. Blackie
Academic & Professional. Glasgow. Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri II edisi III diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan lis Aisyah. UI press. Jakarta.
Leniger, H.H. dan W.A. Beverloo. 1975. Food Process Engineering. D. Reidel
Publ. Co. Boston. Leung, W.W, R.R . Butrum, dan F.H. Chang. 1972. Food Composition Tabel for
Use In East Asia Part I. US Department of HEW. Betehsda. Marie, S. 1995. Sweeteners. Di dalam Food Additive User's Handbook. Smith, J.
(ed.). Blackie Academic & Professional, London. Martindale. 1982, The Extra Pharmacopoeia 28th Edition. The Pharmaceutical
Press, London. Masters, K. 1979. Spray Drying Handbook. John Wiley and Sons,
New York. Meilgaard, M., G.V. Civille dan B.T . Carr. 1999. Sensory Evaluation Techniques
3 rd Ed. CRC Press, Florida. Miller, R. H. 1959. Tablets in Martin E. W. Husa 's Pharmaceutical Dispensing,
Fifth Edition, Mack Publishing Company. Pennsylvania. Nicol, W. M. 1979. Sucrose and Food Technology di dalam GG Birch dan K. J.
Parker (eds). Sugar : Sience of Technology, Applied Science Publ., London. Purseglove, J.W., E.G. Brown, CL. Green dan S.R.L. Robbins. 1981. Spices, Vol.
2. Longman mc, New York. Setser, C.S. 1995. Sensory Evaluation. Di dalam: Advances in Baking
Technology. B.S. Kramel dan C.E. Stauffer (Eds) Blackie Academic and Profesional. Glasgow.
Siemonsma, J.S. dan K. Piluek. 1994. PROSEA: Vegetabels. Prosea. Bogor. Sudarmadji, S. 1982. Bahan-bahan Pemanis. Penerbit Agritech, Yogyakarta. Soekarto, S.T. 1990. Penilaian Organoleptik. Angkasa Bathara Karya. Jakarta.
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, diterjemahkan oleh Dr. Soedani Noerono, Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Werkhoven. J. 1974. Tea Processing. Royal Tropical Institute Amsterdam. Food
and Agriculture Organization of The United Nations, Rome. Wirakartakusumah, dkk. 1989. Prinsip Teknik Pangan. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wirakartakusumah, M. A., dkk. 1992. Peralatan Dan Unit Proses Industri Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lampiran 1. Hasil uji keseragaman bobot permen tablet ekstrak kemangi
Sampel Bobot 1 869 2 859 3 856 4 871 5 843 6 845 7 885 8 899 9 847 10 835 11 871 12 892 13 858 14 890 15 83616 848 17 881 18 852 19 833 20 892
Rata-rata 863 Kolom A Tidak boleh ada 2 tablet yang penyimpangannya lebih besar 5% dari bobot rata-rata Batas : 863 - (5% x 863) = 820 mg 863 +(5% x 863) = 906 mg Kolom B Tidak boleh ada satu tabletpun yang penyimpangannya tidak lebih dari 10% dari bobot rata-rata Batas : 863 - (10% x 863) = 777 mg 863 +(10% x 863) = 949 mg Kesimpulan: Tablet memiliki keseragaman bobot
Lampiran 2. Nilai total padatan terlarut (TPT) ekstrak kemangi
Waktu ekstraksi Total Padatan Terlarut (0Brix)
Rasio kemangi : air 1 : 4 1 : 6 1 : 8 1 :10
10 0 0 0 0 20 0 0 0 0 30 0 0 0 0 40 0,4 0.3 0 0 50 - 0.7 0.2 0 60 - 1 0.5 0.2 70 - 1 0.8 0.4 80 - 1 1 0.7 90 - 1 1 0.9
100 - 1 1 1 110 - 1 1 1 120 - 1 1 1
Keterangan : Pada tingkat rasio 1 : 4 hanya dilakukan selama 40 menit karena air yang digunakan sebagai pelarut habis menguap.
Lampiran 3. Formula permen tabet ekstrak kemangi yang dibuat
Jumlah (%) Perisa (% dari total)
Hasil Sukrosa
Serbuk Kemangi instan Sorbitol
Gum arab
Penentuan kisaran penambahan serbuk kemangi instant 75 10 10 5 - rasa dan aroma kemangi tidak terdeteksi 70 15 10 5 - rasa dan aroma kemangi tidak terdeteksi 65 20 10 5 - rasa dan aroma kemangi tidak terdeteksi 60 25 10 5 - rasa dan aroma kemangi mulai terdeteksi 55 30 10 5 - rasa dan aroma kemangi terasa sekali 50 35 10 5 - rasa dan aroma kemangi terasa sekali 45 40 10 5 - rasa dan aroma kemangi terasa sekali 40 45 10 5 - rasa terlalu pahit 35 50 10 5 - rasa terlalu pahit
Penentuan jumlah penambahan sukrosa dan sorbitol 60 25 10 5 - efek menyegarkan dari sorbitol kurang terasa 55 30 10 5 - efek menyegarkan dari sorbitol kurang terasa 50 35 10 5 - efek menyegarkan dari sorbitol kurang terasa 45 40 10 5 - efek menyegarkan dari sorbitol kurang terasa 55 25 15 5 - efek menyegarkan dari sorbitol terasa 50 30 15 5 - efek menyegarkan dari sorbitol terasa 45 35 15 5 - efek menyegarkan dari sorbitol terasa 40 40 15 5 - kurang manis
Penentuan jumlah penambahan gum arab 60 25 10 3 -
tablet rapuh (mudah hancur) 55 30 10 3 - 50 35 10 3 - 60 25 10 5 - tablet tidak rapuh dan tidak ada mouthfeel
berpasir 55 30 10 5 - 50 35 10 5 - 60 25 10 8 -
mouthfeel berpasir 55 30 10 8 - 50 35 10 8 -
Penentuan jumlah penambahan perisa mint 60 25 10 5 0.01 flavor mint mulai terasa dan tidak menutupi
rasa dan aroma kemangi 55 30 10 5 0.01 50 35 10 5 0.01 60 25 10 5 0.05
flavor kemangi tertutupi dengan flavor mint
55 30 10 5 0.05 50 35 10 5 0.05 60 25 10 5 0.1 55 30 10 5 0.1 50 35 10 5 0.1
Lampiran 4. Hasil analisis kadar air permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data kadar air permen tablet ekstrak kemangi
Pengisi Formula ulangan Kadar air (%)
5%
1 1 2,36 2 2,57
2 1 2,77 2 2,31
3 1 3,15 2 3,31
8%
1 1 2,38 2 2,41
2 1 2,66 2 2,33
3 1 3,47 2 3,56
b. Analisis sidik ragam kadar air permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean
Square F Sig.
Corrected Model 2,257(a) 5 ,451 13,572 ,003
Intercept 92,297 1 92,297 2774,445 ,000
Pengisi ,010 1 ,010 ,290 ,610
Formula 2,169 2 1,085 32,605 ,001
Pengisi * Formula ,079 2 ,039 1,180 ,370
Error ,200 6 ,033
Total 94,754 12
Corrected Total 2,457 11 c. Uji Lanjut Duncan (p = 0.05) Pengaruh Formula terhadap kadar air
permen tablet ekstrak kemangi
Formula Jumlah Rata-rata Taraf Uji pada F 0.05 F1 F2 F3
4 4 4
2,4300 2,5175 3,3725
A A B
Lampiran 5. Hasil analisis kekerasan permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data kekerasan permen tablet ekstrak kemangi
Pengisi Formula ulangan Kekerasan (Kg)
5%
1 1 11,60 2 12,20
2 1 11,25 2 12,10
3 1 11,80 2 12,00
8%
1 1 11,90 2 12,10
2 1 12,25 2 12,25
3 1 12,30 2 12,25
b. Analisis sidik ragam kekerasan permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model ,528(a) 5 ,106 1,087 ,452
Intercept 1728,000 1 1728,000 17799,142 ,000
Pengisi ,367 1 ,367 3,785 ,100
Formula ,046 2 ,023 ,238 ,795
Pengisi * Formula ,114 2 ,057 ,586 ,586
Error ,582 6 ,097
Total 1729,110 12
Corrected Total 1,110 11
Lampiran 6. Hasil analisis kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak kemangi
a. Rekapitulasi data kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak
kemangi
Pengisi Formula ulangan kecepatan larut di mulut (mg/detik)
5%
1 1 6.50 2 6.53
2 1 6.47 2 6.48
3 1 6.51 2 6.48
8%
1 1 6.48 2 6.49
2 1 6.51 2 6.50
3 1 6.54 2 6.47
b. Analisis sidik ragam kecepatan larut di mulut permen tablet ekstrak
kemangi
Source Type III Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model .002(a) 5 .000 .743 .619
Intercept 506.480 1 506.480 868251.657 .000
PENGISI 3.333E-05 1 3.333E-05 .057 .819
FORMULA .000 2 .000 .229 .802
PENGISI * FORMULA .002 2 .001 1.600 .277
Error .004 6 .001
Total 506.486 12
Corrected Total .006 11
Lampiran 7. Hasil analisis warna (nilai L) permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data nilai L permen tablet ekstrak kemangi
Pengisi Formula ulangan Nilai L
5%
1 1 46.13 2 46.20
2 1 46.26 2 46.23
3 1 46.49 2 46.48
8%
1 1 46.78 2 46.79
2 1 46.84 2 46.83
3 1 46.93 2 46.94
b. Analisis sidik ragam nilai L permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1,053 5 ,211 407,535 ,000 Intercept 26030,768 1 26030,768 50382130,645 ,000 PENGISI ,919 1 ,919 1777,806 ,000
FORMULA ,118 2 5,890E-02 114,000 ,000 PENGISI * FORMULA 1,647E-02 2 8,233E-03 15,935 ,004
Error 3,100E-03 6 5,167E-04 Total 26031,823 12
Corrected Total 1,056 11 c. Uji lanjut Duncan pengaruh formula terhadap nilai L permen tablet
ekstrak kemangi
SAMPEL N Subset
1 2 3 4 5
a1f1 2 46.1650 a1f2 2 46.2450 a1f3 2 46.4850 a2f1 2 46.7850 a2f2 2 46.8350 a2f3 2 46.9350 Sig. 1.000 1.000 1.000 .070 1.000
F1 F2 F3
A1 A B C A2 D D E
Lampiran 8. Hasil analisis warna (nilai a) permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data nilai a permen tablet ekstrak kemangi
Pengisi Formula ulangan Nilai a
5%
1 1 +4.47 2 +4.51
2 1 +4.52 2 +4.51
3 1 +4.51 2 +4.54
8%
1 1 +4.60 2 +4.63
2 1 +4.63 2 +4.62
3 1 +4.57 2 +4.59
b. Analisis sidik ragam nilai a permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model .032(a) 5 .006 18.940 .001 Intercept 249.341 1 249.341 748022.500 .000 PENGISI .028 1 .028 84.100 .000
FORMULA .001 2 .000 1.225 .358 PENGISI * FORMULA .003 2 .001 4.075 .076
Error .002 6 .000 Total 249.374 12
Corrected Total .034 11
Lampiran 9. Hasil analisis warna (nilai b) permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi data nilai b permen tablet ekstrak kemangi
Pengisi Formula ulangan Nilai b
5%
1 1 +0.98 2 +0.98
2 1 +0.98 2 +0.99
3 1 +1.21 2 +1.23
8%
1 1 +0.38 2 +0.39
2 1 +0.55 2 +0.53
3 1 +0.73 2 +0.74
b. Analisis sidik ragam nilai b permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model .973(a) 5 .195 2123.945 .000 Intercept 7.825 1 7.825 85360.091 .000 PENGISI .775 1 .775 8456.818 .000
FORMULA .186 2 .093 1015.636 .000 PENGISI * FORMULA .012 2 .006 65.818 .000
Error .001 6 9.167E-05 Total 8.799 12
Corrected Total .974 11 c. Uji lanjut Duncan pengaruh formula terhadap nilai b permen tablet
ekstrak kemangi SAMPEL
N
Subset 1 2 3 4 5
a2f1 2 .3850 a2f2 2 .5400 a2f3 2 .7350 a1f1 2 .9800 a1f2 2 .9850 a1f3 2 1.2200 Sig. 1.000 1.000 1.000 .620 1.000
F1 F2 F3
A1 D D E
A2 A B C
Lampiran 10. Contoh formulir isian uji organoleptik permen tablet
Uji organoleptik Nama : Panelis No : Tanggal : Sampel : permen tablet Ekstrak Kemangi
Petunjuk pelaksanaan: 1. Cicipi sampel urut dari kiri ke kanan 2. Sebelum mencicipi sampel berikutnya, netralkan terlebih dahulu dengan
air putih. 3. Jangan membandingkan antar sampel. 4. Nyatakan penilaian anda dan berikan tanda silang (x) pada pernyataan
yang sesuai. 5. Untuk atribut tekstur diukur dari kekrasan tablet, penampakan tablet dan
saat dihisap di mulut, untuk mengetahui kekerasan tablet diukur dengan mematahkan tablet tesebut menjadi 2 bagian dan berdasarkan kemudahan hancur dimulut.
6. Sampel jangan dikunyah.
Uji Hedonik
Atribut yang dinilai : Warna
Hasil Penilaian Kode sampel
151 881 352 682 553 483 Sangat suka Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka
Atribut yang dinilai : Aroma
Hasil Penilaian Kode sampel
151 881 352 682 553 483 Sangat suka Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka
Atribut yang dinilai : Rasa
Hasil Penilaian Kode sampel
151 881 352 682 553 483 Sangat suka Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka
Atribut yang dinilai : Keseluruhan
Hasil Penilaian Kode sampel
151 881 352 682 553 483 Sangat suka Suka Netral Tidak suka Sangat tidak suka
Komentar : ........................................................................................................................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................................................................................................................
Lampiran 11. Hasil uji organoleptik warna permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi nilai hedonik parameter warna permen tablet ekstrak
kemangi
Panelis A1F1 A1F2 A1F3 A2F1 A2F2 A2F3 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 6 4 4 4 4 4 4 7 3 4 3 4 4 3 8 4 4 4 4 4 3 9 4 4 4 5 5 3 10 3 3 3 3 3 3 11 4 3 4 3 4 4 12 3 4 3 4 3 3 13 4 3 4 3 3 4 14 3 4 4 4 3 3 15 4 3 3 3 4 4 16 4 4 4 4 4 4 17 4 3 3 3 4 4 18 3 3 3 3 3 3 19 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 22 2 3 3 2 3 2 23 4 4 4 4 4 3 24 4 4 4 3 4 3 25 3 3 4 3 2 3 26 4 3 4 5 5 4 27 3 4 3 4 3 3 28 3 4 3 4 3 3 29 3 4 4 4 3 3 30 4 2 3 3 4 4
rata-rata 3.5 3.6 3.6 3.6 3.7 3.4
Keterangan : A1 = 5% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan A2 = 10% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan F1 = Formula 1 F2 = Formula 2 F3 = Formula 3
b. Analisis sidik ragam uji hedonik warna permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Model 2324,600(a) 35 66,417 288,338 ,000
panelis 33,533 29 1,156 5,020 ,000
sampel 1,267 5 ,253 1,100 ,363
Error 33,400 145 ,230
Total 2358,000 180
Lampiran 12. Hasil uji organoleptik aroma permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi nilai hedonik parameter aroma permen tablet ekstrak
kemangi
Panelis A1F1 A1F2 A1F3 A2F1 A2F2 A2F3 1 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 3 2 2 3 2 3 6 4 4 3 3 3 4 7 3 4 3 4 3 3 8 3 2 2 3 3 3 9 4 3 2 3 2 3 10 2 3 3 2 3 3 11 3 3 4 3 4 4 12 4 4 3 4 3 3 13 3 3 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 4 15 3 4 4 3 3 3 16 3 4 4 3 3 3 17 3 2 4 3 3 3 18 3 3 4 4 4 4 19 3 2 4 3 3 3 20 3 2 4 3 2 4 21 3 3 3 3 3 4 22 3 4 3 2 3 3 23 3 2 4 3 3 4 24 2 3 4 2 2 3 25 3 3 4 3 3 3 26 3 3 4 3 2 4 27 3 3 3 3 3 4 28 3 4 3 3 3 3 29 3 4 4 3 3 4 30 3 4 4 3 4 4
rata-rata 3.0 3.1 3.4 3.0 3.0 3.4
Keterangan : A1 = 5% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan A2 = 10% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan F1 = Formula 1 F2 = Formula 2 F3 = Formula 3
b. Analisis sidik ragam uji hedonik aroma permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Model 1814,511(a) 35 51,843 165,255 ,000
panelis 16,644 29 ,574 1,830 ,011
sampel 5,511 5 1,102 3,513 ,005
Error 45,489 145 ,314
Total 1860,000 180
c. Uji lanjut Duncan parameter aroma permen tablet ekstrak kemangi
sampel N Subset
1 2
A2F2 30 3,00
A1F1 30 3,03
A2F1 30 3,03
A1F2 30 3,07
A1F3 30 3,37
A2F3 30 3,43
Sig. ,680 ,646
F1 F2 F3
A1 A A B
A2 A A B
Lampiran 13. Hasil uji organoleptik rasa permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi nilai hedonik parameter rasa permen tablet ekstrak kemangi
Panelis A1F1 A1F2 A1F3 A2F1 A2F2 A2F3 1 4 3 4 5 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 2 2 3 3 4 6 4 2 2 4 2 3 7 4 4 3 5 4 3 8 4 2 2 4 3 3 9 3 3 2 4 4 2 10 2 3 2 3 3 3 11 4 3 2 5 5 3 12 3 3 2 4 4 2 13 4 3 3 4 4 3 14 3 3 3 3 3 3 15 2 2 2 3 3 2 16 4 3 2 5 5 3 17 4 3 4 3 3 3 18 4 2 4 5 4 3 19 3 3 3 3 3 3 20 3 2 3 3 4 3 21 4 2 2 4 3 3 22 2 3 2 3 2 3 23 4 3 2 4 3 3 24 3 2 4 4 2 2 25 4 3 3 4 4 3 26 2 2 2 3 3 2 27 4 3 2 5 5 3 28 3 3 2 4 4 2 29 3 3 3 3 3 3 30 4 4 3 5 4 3
rata-rata 3.4 2.7 2.6 3.8 3.5 2.9
Keterangan : A1 = 5% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan A2 = 10% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan F1 = Formula 1 F2 = Formula 2 F3 = Formula 3
b. Analisis sidik ragam uji hedonik rasa permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Model 1852,550(a) 35 52,930 135,958 ,000
panelis 31,117 29 1,073 2,756 ,000
sampel 35,383 5 7,077 18,177 ,000
Error 56,450 145 ,389
Total 1909,000 180
c. Uji lanjut Duncan parameter rasa permen tablet ekstrak kemangi
sampel N Subset
1 2 3
A1F3 30 2,63
A1F2 30 2,70
A2F3 30 2,87
A1F1 30 3,40
A2F2 30 3,47
A2F1 30 3,83
Sig. ,175 ,680 1,000
F1 F2 F3
A1 B A A
A2 C B A
Lampiran 14. Hasil uji organoleptik tekstur permen tablet ekstrak kemangi a. Rekapitulasi nilai hedonik parameter tekstur permen tablet ekstrak
kemangi
Panelis A1F1 A1F2 A1F3 A2F1 A2F2 A2F3 1 3 3 4 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 1 5 3 4 2 3 4 4 6 4 4 4 4 3 4 7 3 4 3 4 4 2 8 2 4 2 3 4 3 9 4 4 4 4 5 4 10 3 3 3 3 3 3 11 3 3 3 3 3 3 12 3 2 2 2 2 3 13 2 3 2 3 3 2 14 3 2 3 3 2 3 15 2 3 2 3 3 2 16 3 3 3 4 4 4 17 3 3 3 3 3 3 18 2 2 3 3 3 3 19 3 2 3 3 3 3 20 2 2 2 3 3 3 21 4 3 4 4 3 4 22 2 3 3 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 24 3 2 3 3 2 2 25 4 3 3 4 3 3 26 3 3 3 4 4 4 27 3 3 3 4 4 3 28 4 4 3 3 4 3 29 3 4 4 4 3 3 30 3 3 4 3 4 2
rata-rata 3.0 3.0 3.0 3.2 3.3 3.0
Keterangan : A1 = 5% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan A2 = 10% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan F1 = Formula 1 F2 = Formula 2 F3 = Formula 3
b. Analisis sidik ragam uji hedonik tekstur permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Model 1748,594(a) 35 49,960 170,831 ,000
panelis 47,228 29 1,629 5,569 ,000
sampel 2,428 5 ,486 1,660 ,148
Error 42,406 145 ,292
Total 1791,000 180
Lampiran 15. Hasil uji organoleptik keseluruhan permen tablet ekstrak kemangi
a. Rekapitulasi nilai hedonik parameter keseluruhan permen tablet ekstrak
kemangi
Panelis A1F1 A1F2 A1F3 A2F1 A2F2 A2F3 1 3 2 4 3 4 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 2 3 3 4 4 6 4 4 3 4 3 4 7 3 4 3 4 4 2 8 3 3 3 4 4 4 9 4 4 3 4 4 3 10 2 3 2 3 3 3 11 4 3 3 4 5 4 12 3 3 3 3 3 3 13 3 3 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 3 2 16 3 3 3 4 4 3 17 4 3 4 3 3 3 18 3 2 3 4 4 3 19 3 2 3 3 3 3 20 3 2 3 3 4 3 21 4 3 4 4 3 3 22 2 3 2 2 2 2 23 4 3 3 4 3 3 24 3 2 3 3 2 3 25 4 3 3 4 4 3 26 3 3 3 3 3 3 27 4 3 3 4 4 3 28 4 4 3 4 4 3 29 3 3 3 3 3 3 30 4 4 3 4 4 3
rata-rata 3.3 2.9 3.0 3.4 3.4 3.1
Keterangan : A1 = 5% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan A2 = 10% jumlah bahan pengisi yang ditambahkan pada saat pengeringan F1 = Formula 1 F2 = Formula 2 F3 = Formula 3
b. Analisis sidik ragam uji hedonik keseluruhan permen tablet ekstrak kemangi
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Model 1847,528(a) 35 52,787 215,776 ,000
panelis 28,494 29 ,983 4,016 ,000
sampel 7,694 5 1,539 6,291 ,000
Error 35,472 145 ,245
Total 1883,000 180
c. Uji lanjut Duncan parameter keseluruhan permen tablet ekstrak kemangi
sampel N Subset
1 2 3
A1F2 30 2,90
A1F3 30 2,97
A2F3 30 3,07 3,07
A1F1 30 3,27 3,27
A2F1 30 3,40
A2F2 30 3,43
Sig. ,222 ,120 ,222
F1 F2 F3
A1 BC A A
A2 C C AB
x 100%
Lampiran 16. Nilai rendemen ekstrak kemangi
Pengisi Volume Ekstrak
(Liter) Jml pengisi (gram)
Solid dlm ekstrak
(gram) Total solid Hasil (gram) Rendemen
5% 1.8 90 18 108 60.2 55.74%
8% 2 160 20 180 96.6 53.67%
10% 2 200 20 220 103.6 47.09%
12% 2 240 20 260 117.1 45.04%
Misal dalam ekstrak terdapat solid sebesar 1%
Perhitungan :
Total solid = jumlah pengisi + Solid dalam ekstrak
Rendemen = Hasil (gram)
Total Solid (gram)