SKIRPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar

82
KONSEP ARTISTIK DESAIN INTERIOR TITIK KUMPULCAFÉ MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN SKIRPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: HASRIATI. G 105410855515 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

Transcript of SKIRPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar

KONSEP ARTISTIK DESAIN INTERIOR “TITIK KUMPUL” CAFÉ

MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKIRPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian pada Program

Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar

Oleh:

HASRIATI. G

105410855515

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

ii

iii

iv

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

:

Hasriati G.

Stambuk

:

10541085515

Jurusan

:

Pendidikan Seni Rupa

Judul Skripsi

:

Konsep Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café

Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim

penguji adalah hasli karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak

dibuatkan oleh siapapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 2022

Yang Membuat Pernyataan

HASRIATI G.

v

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

:

Hasriati G.

Stambuk

:

10541085515

Jurusan

:

Pendidikan Seni Rupa

Fakultas

:

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusun

sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi saya, akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian ini seperti pada butir 1, 2, 3, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 2022

Yang Membuat Perjanjian

vi

MOTTO

Angin tidak berhembus untuk menggoyahkan pepohonan, melainkan menguji

kekuatan akarnya.

Persembahan:

Skripsi ini saya dedikasikan untuk orang-orang yang sangat saya sayangi.

Terkadang ketika saya kehilangan kepercayaan pada diri saya sendiri, kalian di

sini untuk percaya pada saya. Terkadang, ketika semuanya salah, kalian tampak

dekat dan memperbaiki semuanya.

vii

ABSTRAK

HASRIATI G. 2022. Konsep Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café

Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh Andi Baetal Mukaddas dan Makmun.

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mendapatkan informasi tentang

wujud konsep Artistik Desain Interior Café Titik Kumpul Makassar provinsi

Sulawesi Selatan.

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

ini berlokasi di Jalan Talasalapang Nomor 55–56, Gunung Sari, Kecamatan

Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221 Titik Kumpul Café. Penelitian

ini menggunakan pengumpulan data deskriptif mengenai kajian yang berkaitan

dengan konsep artistik desain interior Titik Kumpul Café. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,

dokumentasi dan studi pustaka.

Hasil dari penelitian ini teridentifikasi bahwa Titik Kumpul Café Desain

interior pada Titik Kumpul Café merupakan gaya desain dan arsitektur eklektik

yang populer pada abad ke-19. Ciri yang menonjol dari gaya ini adalah kombinasi

unsur historis sebagai elemen dasar dalam menciptakan sesuatu yang otentik

dengan mengutamakan kebebasan berekspresi. Desain interior yang menggunakan

gaya eklektik pada bangunan Titik Kumpul Café merupakan ciri khas sekaligus

memiliki makna tersendiri. Café yang dibangun pada tahun 2017 ini merupakan

tempat yang menggambarkan rumah historis serta memberikan perasaan nyaman

kepada pengunjung serta kehangatan dengan konsep yang memberikan kesan

sederhana.

Kata Kunci: Artistik, Desain, Interior dan Café.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, penulis lantunkan kehadirat Allah

Subhanahu Wata‟ala atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga

proposal berjudul “Konsep Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café

Makassar” dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi persyaratan akademik

guna memperoleh gelar Sarjana Pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Shalawat

dan salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah

menuntun ummat manusia ke jalan yang benar.

Dalam penulisan proposal ini banyak kendala-kendala yang dihadapi,

namun berkat bantuan dan dukungan beberapa pihak poroposal ini bisa di

selesaikan dengan baik dan lancar, Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D., selaku Dekan FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar serta

pembimbing I.

ix

4. Bapak Makmun, S. Pd., M. Pd. selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar serta

pembimbing II.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar, atas segala ilmu yang telah

diberikan sebagai bekal masa depan.

6. Kepada Ibunda Hetty Lamande dan Ayahanda Abdul Gaffar Sangkala

tercinta yang selalu memberikan semangat dan do‟a tiada hentinya kepada

saya untuk menyelesaikan studi ini.

7. Saudara-saudara penulis, Wahyuniati dan Dewi Anggiati

8. Kekasih penulis, Harry Sapda Wiratama

9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Seni Rupa.

Makassar, 2022

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii

KARTU KONTROL BIMBINGAN .................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR SKEMA ................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................. 6

A. Kajian Pustaka ............................................................................. 6

1. Penelitian Relevan ........................................................... 6

2. Konsep Artistik ............................................................... 7

3. Desain Interior ................................................................. 8

4. Café ................................................................................. 21

B. Kerangka Pikir ............................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 24

A. Jenis Metode Penelitian............................................................... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 25

C. Variabel dan Desain Penelitian ................................................... 26

D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 27

E. Informan Penelitian ..................................................................... 28

F. Fokus Penelitian .......................................................................... 29

G. Instrumen Penelitian.................................................................... 29

H. Jenis dan Sumber Data Penelitian ............................................... 30

I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30

xi

J. Teknik Analisis Data ................................................................... 32

K. Jadwal Penelitian ......................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 35

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 35

B. Pembahasan ................................................................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 64

LAMPIRAN

xii

DAFTAR SKEMA

2.1 Kerangka Pikir ......................................................................... 22

3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 26

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Klasifikasi Pengumpulan Data ............................................. 31

3.2 Jadwal Penelitian .................................................................. 33

xiv

DAFTAR GAMBAR

3.1 Denah Lokasi Penelitian....................................................... 24

4.1 Titik Kumpul Café ............................................................... 34

4.2 Denah Logo Titik Kumpul Café .......................................... 35

4.3 Denah Titik Kumpul Café ................................................... 36

4.4 Desain Dinding Kiri dan Kanan Titik Kumpul Café............ 39

4.5 Dinding Kaca Bagian Depan Titik Kumpul Café ................ 41

4.6 Lantai Titik Kumpul Café .................................................... 42

4.7 Plafond Ruangan Titik Kumpul Café ................................... 43

4.8 Meja panjang di Titik Kumpul Café .................................... 44

4.9 Meja Persegi Panjang Titik Kumpul Café............................ 45

4.10 Meja dengan Desain Mesin Jahit Historis ............................ 46

4.11 Meja Kayu besar Titik Kumpul Café ................................... 47

4.12 Meja Tong Titik Kumpul Café ............................................. 47

4.13 Kursi Kayu Titik Kumpul Café ............................................ 48

4.14 Kursi Desain Retro Titik Kumpul Café ............................... 49

4.15 Kursi Titik Kumpul Café...................................................... 50

4.16 Sofa Gaya Eklektik Titik Kumpul Café ............................... 50

4.17 Kursi segi empat Titik Kumpul Café ................................... 51

4.18 Kursi Panjang Titik Kumpul Café ........................................ 52

4.19 Kursi Vintage Titik Kumpul Café ........................................ 53

4.20 Bar Titik Kumpul Café ......................................................... 54

4.21 Bar Titik Kumpul Café dari Dekat ....................................... 55

4.22 Toilet Wanita dan Pria Titik Kumpul Café .......................... 56

4.23 Pencahayaan Buatan di Titik Kumpul Café ......................... 57

4.24 Pencahayaan Alami Titik Kumpul Café............................... 58

4.25 AC Ruangan Area Pengunjung Titik Kumpul Café ............. 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Café berasal dari Bahasa Prancis yang secara harfiah artinya

(minuman) kopi, namun digunakan sebagai nama tempat di mana orang-orang

berkumpul atau sekedar bersantai untuk melepas lelah sehabis beraktivitas sambil

minum kopi. Dengan Desain yang dirancang sebaik-baiknya dapat memberikan

gambaran karakter di mana sebuah Café tersebut didirikan, sehingga dapat

menonjolkan keunikan budaya tempat tersebut melalui desain interior Café.

Salah satu Café yang berada di Makassar yang bernama Titik Kumpul,

merupakan salah satu unit usaha yang dikelola oleh seseorang untuk menambah

penghasilan. Sebagian Besar Café di Makassar tentunya berlomba-lomba menarik

perhatian pelanggan melalui berbagai cara. Seperti Titik Kumpul Café yang

memiliki desain cukup menarik yaitu dengan meja dari mesin jahit dan gitar-gitar

klasik yang terpajang menjadi pusat perhatian pelanggan yang berkunjung. Selain

itu, interior dinding dengan warna klasik yang mengundang anak jaman sekarang

untuk berkunjung serta dijadikan kebutuhan bersosial media seperti feed

instagram dan insta story.

Desain Café merupakan salah satu disiplin yang bertumpu pada penciptaan

sebuah lingkungan di mana para tamu disambut dan disediakan fasilitas untuk

bersantai. Fitur desain yang harus diperhatikan dalam mendesain suatu Café

diantaranya: warna, pencahayaan, material, kegunaan ruang, serta kegunaan

perabot dan objek interior. Seluruh fitur desain tersebut menjadikan Café sebagai

2

salah satu proyek interior yang kompleks di mana antara satu fitur dengan yang

lainnya saling berhubungan bila dilihat dari segi nilai, desain interior

menghabiskan lebih sedikit budget pembangunan Café dari pada peningkatan

Café melalui suatu interior yang menarik.

Sekarang ini banyak Café yang memusatkan kegiatannya dalam

menawarkan pengalaman yang berkesan melalui desain yang unik, mulai dari

artistik yang lembut, mewah dengan sejumlah ornamen sampai dengan minimal

dan secukupnya. Seluruh usaha yang diberikan Café tersebut bertujuan untuk

menarik perhatian konsumen untuk datang dan memberikan yang terbaik untuk

kepuasan konsumen.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:560) Interior adalah bagian

dalam gedung atau ruang, penempatan perabot atau hiasan dalam ruangan bagian

dalam gedung. Bila diartikan, Desain Interior adalah gagasan awal yang

diperuntukkan bagi suatu ruang atau suatu perencanaan dari bagian dalam suatu

bangunan sehingga ruang tersebut memiliki nilai kehidupan estetika.

Menurut Wicaksono dan Endan Tisnawati (2014:5), Desain Interior adalah

merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior di dalam sebuah

bangunan agar menjadi sebuah tatanan fisik untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia dalam penyediaan sarana bernaung dan berlindung.

Dalam desain interior elemen - elemen yang dipilih di tata menjadi pola

tiga dimensi sesuai dengan garis-garis besar fungsi, estetika dan perilakunya.

Hubungan antar elemen yang menentukan kualitas visual dan kecocokan fungsi

suatu ruang interior yang mempengaruhi bagaimana kita memahami dan

3

menggunakannya. Oleh sebab itu maksud dan tujuan desain interior adalah untuk

memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika, dan meningkatkan aspek

psikologis dari ruang interior. Sejalan dengan tujuan dari desain interior sendiri

yaitu (1) untuk memperbaiki fungsi, (2) memperkaya estetika, (3) meningkatkan

psikologis dari sebuah ruang.

Penerapan Desain Interior memang sangat berpengaruh terhadap

pengunjung yang datang, selain karena menu yang menarik bentuk desain Café

juga sangat berpengaruh, hal ini terbukti pada saat penulis melakukan observasi

awal hari Selasa 18 oktober 2020 tentang Desain Interior Titik Kumpul Café,

menunjukkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan pengelola untuk memberi

kepuasan kepada konsumen sehingga menjadi pelanggan tetap di Titik Kumpul

Café.

Berdasarkan pemikiran di atas Desain Interior Café adalah suatu sistem

penataan ruang dalam yang berfungsi sebagai ruang yang memenuhi persyaratan

kenyamanan, keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan keindahan yang memiliki

nilai estetika. Diharapkan pengguna desain interior dapat meningkatkan daya tarik

konsumen dengan memanfaatkan desain terbaiknya. Sehingga menjadi

pertimbangan utama penulis untuk melakukan penelitian dengan “Konsep

Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café Makassar”.

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Wujud Konsep Artistik Desain Interior Café

Titik Kumpul Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui wujud konsep Artistik Desain Interior Café Titik Kumpul Makassar

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan

mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi akademis, dapat menjadi bahan informasi, masukan serta

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Pendidikan

Seni Rupa dalam meningkatkan mutu Mahasiswa dalam jurusan tersebut.

b. Sebagai pijakan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan

dengan Penelitian ini serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, sebagai penambah wawasan dan pengalaman langsung

tentang Konsep Artistik Desain Interior Café.

5

b. Bagi Pendidik dan calon pendidik, sebagai penambahan pengetahuan dan

sumbangan pemikiran tentang Konsep Artistik Desain Interior Café.

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Relevan

Dalam membuat Karya Ilmiah diperlukan data atau hasil penelitian

sebelumnya yang dianggap relevan dengan objek penelitian. Dalam penelitian

ini, ada beberapa data yang ditemukan sehubungan dengan masalah yang

akan diteliti.

a. Yusri Fahmi (2013) judul Desain Gedung Perpustakaan Perguruan

Tinggi. Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa desain interior

perpustakaan yang mengintegrasikan nilai-nilai estetika akan

berdampak terhadap pemanfaatan jasa Perpustakaan oleh pengguna.

b. Ragil Triananda, (2011) yang berjudul Desain Interior Rockustik Café

and Music di Solo tahun 2011. Menjelaskan bagaimana menghargai

hasil karya orang lain dan melestarikan, dengan menggunakan desain

interior yang kreatif.

Persamaan dari kedua penelitian di atas dengan penelitian ini adalah

pemilihan variabel desain interior pada bangunan dan nilai-nilai artistik pada

desain tersebut. Sedangkan perbedaan dari penelitian-penelitian tersebut

adalah pemilihan tempat objek penelitian. Penelitian pertama oleh Yusri

Fahmi (2013) meneliti di Perpustakaan Perguruan Tinggi, sementara Ragil

6

7

Triananda (2011) menelakukan penelitian di Rockustik Café and Music.

Sementara pada penelitian ini melakukan penelitian di Titik Kumpul Café.

2. Konsep Artistik

Menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah rancangan atau buram surat

dan sebagainya, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.

Konsep juga bisa dinyatakan sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun

dari berbagai macam karakteristik.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Artistik adalah mempunyai nilai

seni, bersifat seni, mempunyai bakat dalam kesenian, dan mempunyai rasa

seni. Artistik adalah sebuah nilai. Artistic dan Estetika sesungguhnya saling

berhubungan satu sama lain terutama jika dikaitkan dengan unsur-unsur seni.

Baik seni lukis, tari, drama, sastra, busana, maupun seni lainnya. Artistik

adalah suatu unsur nilai keindahan yang melekat pada sebuah karya seni hasil

cipta kemahiran seseorang atau sebuah tim. Penciptaan karya seni yang

memiliki nilai Artistik sangat tergantung kepada pengalaman penciptaannya.

Darwanto (2011:289) mendeskripsikan bahwa sifat tata artistic adalah

mendukung keberhasilan sebuah program acara. Dekorasi studio yang dibuat

sedemikian rupa sehingga dapat mendekati keadaan sebenarnya. Tata artistik

menurut Darwanto (2011:288) terbagi menjadi enam elemen diantaranya : (1)

Tata dekorasi, (2) Properti, (3) Tata Rias, (4) Tata Busana, (5) Grafik, (6)

Ilustrasi Musik.

8

3. Desain Interior

a. Pengertian

Menurut Nurhayati dalam Rahmat Arsyad (2014:13) Desain

berasal dari kata Bahasa Inggris desaign dalam Bahasa Indonesia sering

digunakan padanan katanya, yaitu rancangan, pola atau cipta. Desain

merupakan suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk ukuran,

warna, tekstur, bunyi, cahaya, aroma, dan unsur desain lainnya, sehingga

tercipta suatu hasil karya tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia desain adalah gagasan

awal, rancangan, perencanaan pola susunan, kerangka bentuk suatu

bangunan, motif bangunan, pola bangunan, corak bangunan (2008:346).

Sedangkan menurut Sjafi‟I desain adalah terjemahan fisik mengenai

aspek sosia, ekonomi, dan tata hidup manusia, serta merupakan

cerminan budaya zamannya (2001:18).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Interior adalah bagian

dalam gedung atau ruang, tatanan perabot atau hiasan dalam ruangan

bagian dalam gedung. Bila diartikan, Desain Interior adalah gagasan

awal yang diperuntukkan bagi suatu ruang atau suatu perencanaan dari

bagian dalam suatu bangunan sehingga ruang tersebut memiliki nilai

kehidupan estetika (2008:560).

Agus sachari (2000) berpendapat bahwa Sebelum

memperbincangkan tentang teori–teori Tinjauan desain, ada baiknya

terdapat kesepahaman mengenai istilah “desain” sendiri, sementara ini

9

memiliki pemahaman yang berbeda–beda, terutama sudut pandang ilmu

rekayasa dan ilmu kesenirupaan. Namun demikian, secara historis

terdapat pula pengembangan–pengembangan pengertian, sejak istilah

“desain” dipergunakan untuk menyebut suatu profesi ataupun keilmuan.

Desain merupakan kata baru berupa peng- Indonesiaan dari data

design (bahasa inggris), istilah ini menggeser kata

rancang/rancangan/merancang yang dinilai kurang mengekspresikan

keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, para

kalangan insinyur menggunakan istilah “rancang bangun”, sebagai

pengganti istilah desain. Namun dikalangan keilmuan senirupa, istilah

“desain” tetap secara konsisten dan formal dipergunakan. Hal itu

ditindaklanjuti pada pembakuan nama program studi di perguruan

tinggi, nama cabang ilmu, nama organisasi profesi, nama majalah, nama

jurnal serta istilah yang dipergunakan pada beberapa undang–undang

perlindungan intelektual.

Dalam kurun waktu hampir tiga dekade, istilah “desain” telah

masuk dalam kosa kata bahasa Indonesia yang mantap dan dipergunakan

meluas dalam peraturan keilmuan maupun profesi, dibandingkan istilah

“rancangan” yang mengandung pengertian amat umum.

Akar–akar istilah desain, hakikatnya telah ada sejak zaman

purba, dengan pengertian yang amat beragam. Istilah “Arch”, “Techn”,

dsb, merupakan bukti–bukti bahwa terdapat istilah–istilah yang

berkaitan dengan kegiatan desain, hanya penggunaanya belum

10

menyeluruh dan dinilai belum bermuatan aspek–aspek modernitas

seperti yang dikenal sekarang. Diawal perkembangan istilah “desain”

tersebut masih berbaur dengan “seni” “kriya”. Namun ketika seni

modern mulai memantapkan diri dalam wacana ekspresi murni, hingga

tahun 1970, masih terdapat “kebauran” antara istilah “desain”, “seni

terapan” dan “kerajinan”.

Secara etimologi kata “desain” diduga dari kata design (Itali)

yang artinya gambar (Jervis, 1984). Kata ini diberi makna baru dalam

bahasa Inggris di abad ke 17, yang dipergunakan untuk membentuk

school of Design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktek kerap

semakna dengan kata craft (keterampilan adiluhung), kemudian atas jasa

Ruskin dan Morris – dua tokoh gerakan anti industri di Inggris pada

abad 19, kata “desain” diberi bobot sebagai seni berterampil tinggi (art

and craft).

Dalam dunia seni rupa Indonesia, kata desain kerap dipadankan

dengan: reka bentuk, reka rupa, tata rupa, perupaan, anggitan,

rancangan, rancang bangunan, gagas rekayasa, perencanaan, kerangka,

sketsa ide, gambar, busana, hasil keterampilan, karya kerajinan, kriya,

teknik presentasi, penggayaan, komunikasi rupa, denah, layout, ruang

(interior), benda yang bagus, pemecahan masalah seni, senirupa,

susunan rupa, tata bentuk, tata warna, tata ukiran, motif, ornament,

grafis, dekorasi, (sebagai kata benda) atau ; menata, mengkomposisi,

merancang, merencana, menghias, memadu, menyusun, mencipta,

11

berkreasi, menghayal, merenung, menggambar, meniru gambar,

menjiplak gambar, melukiskan, menginstalasi, menyajikan karya

(sebagai kata kerja) dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

proses perupaan dalam arti luas.

Perkembangan Istilah “desain” tidak hanya dipergunakan di

dunia senirupa saja, tetapi hampir setiap bidang keilmuan kerap

menggunakan istilah itu untuk kegiatan yang amat bervariasi. Bahkan

dalam dunia teknologi dan rekayasa, pengertian desain mendapat tempat

yang penting sebagai bagian utama dari inovasi iptek, namun demikian,

para pemegang kebijakan dan para perencana pembangunan di tanah air,

umumnya menafsirkan “desain” dalam konteks bidang keteknikan,

sebagai rancangan rekayasa (engineering design) untuk pandangan–

pandangan yang bersifat makro, sebaliknya masyarakat awam,

memahami istilah “desain” dalam konteks yang lebih sempit lagi

sebagai “fashion” atau mode pakaian.

Sedangkan historis penggunaan kata “desain” secara historis,

biasa dipisahkan dari kegiatan Senirupa dalam arti luas. Kerancuan

muncul ketika pada tahun 30-an berbagai kalangan, terutama sastrawan

memadamkan kata art dalam bahasa Inggris dalam kata “seni” yang

bermakna sebagai segala sesuatu yang indah – indah, elok, khas dan

unik. Namun demikian, S. Sudjojono sebagai tokoh pembaharu tetap

menggunakan istilah “gambar” pada penamaan PERSAGI (Persatuan

Ahli Gambar Indonesia). Selain itu Simon Admiral dan Reis Mulder

12

sebagai menggunkana istilah “guru gambar” untuk pendidikan senirupa

di THS pada tahun 40–50an (sekarang ITB) dengan tetap menggunakan

istilah “gambar” untuk kemudian setelah ada kebijakan pemerintah

menggunakan istilah senirupa untuk pendirian Akademik Senirupa

Indonesia (ASRI), menyebabkan kegiatan perupaan dan keterampilan

yang luas sebelumnya, berubah menjadi spesifik dan mengarah kepada

kegiatan “olah rasa” dan keterampilan berekspresi. Setelah itu istilah

“seni rupa” kemudian dipakai secara luas dan formal dipadankan dengan

kata “fine art”.

Sedangkan istilah “desain” sendiri dipakai, untuk menggantikan

istilah jurusan “seni interior” di ITB pada tahun 1969. Kemudian sejalan

dengan tuntutan zaman, istilah ini dipakai sebagai penamaan jurusan

baru pada tahun 1971, yaitu jurusan desain produk, jurusan desain

interior, jurusan desain grafis, jurusan desain tekstil (istilah jurusan

kemudian diganti menjadi studio, dan sejak tahun 1984 diganti lagi

menjadi program studi). Istilah “desain” tetap konsisten dipakai dan

dianggap sebagai cabang dari ilmu kesenirupaan.

Pada akhir tahun 80-an kecenderungan yang kurang meluas

dalam menggunakan sebutan “seniman” bagi mereka yang berkarya

seni, oleh pengamat Seni dirubah menjadi “perupa” sebagai sebutan baru

bagi mereka yang menggunakan sarana mix-media, juga apa artinya,

seperti “seni instalasi” dan pembuat karya rupa yang sarat dengan

konsep pembaruan.

13

Dalam UUD Pendidikan Tinggi 1980, bidang senirupa dan

desain ditempatkan di bawah naungan ilmu budaya. Kebijakan ini

kurang menguntungkan ditinjau dari sudut pengembangan kelembagaan

dan prioritas pengembangan yang lebih menekankan kepada iptek.

Padahal di Negara-negara maju, justru kegiatan desain mengalami

berbagai perkembangan yang pesat sejalan dengan industrialisasi dan

persaingan produk yang semakin ketat. Akibatnya, di kalangan industri

dan lembaga pemerintah tanah air, kurang mengenal profesi ini dengan

baik, sehingga menyulitkan dalam kerjasama riset atau pengembangan

profesi.

Dalam operasionalnya, istilah “desain” juga berkembang

dikalangan ilmu rekayasa, yang kemudian justru berkembang pesat

sejalan dengan program pemerintah mengadakan percepatan dalam

bidang iptek. Di lingkungan bidang Teknik Mesin, Teknik Elektro,

Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Teknik Kimia, bahkan Teknik fisika,

istilah “desain” berkembang dengan penekanan pada bobot keteknikan

yang tinggi. Di Institut Teknologi Bandung, sejak tahun 1995, telah

dirintis pusat penelitian Desain IPB di bawah pengelolaan ilmu – ilmu

keteknikan. Namun, “desain” sebagai formalisasi program studi di

lingkungan perguruan tinggi, tetap di bawah naungan ilmu–ilmu seni.

Hal ini yang cukup menggembirakan adalah munculnya,

berbagai perguruan tinggi yang membuka Jurusan Desain, karena

kesadaran kalangan masyarakat akan manfaat profesi yang semakin

14

meningkat, khususnya dikalangan para intelektual yang berwawasan ke

depan, di samping juga karena tuntutan kebutuhan profesi di lapangan

industri dan biro konsultan yang semakin tinggi. Demikian pula dengan

gelar sarjana, secara formal telah menggunakan “sarjana desain” (sejak

tahun 2001).

Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan

konteksnya. Pada awal abad ke–20 “desain” mengandung pengertian

sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan

cara tertentu pula (Walter Gropius, 1919). Decade ini merupakan satu

tahap transformasi dan pengertian–pengertian desain sebelumnya yang

lebih menekankan kepada unsur dekoratif dari pada fungsi.

Lembaga Desain Bauhaus yang didirikan pada tahun 1919 di

Weimar–Jerman, secara historis diakui sebagai tonggak pembaharuan

dalam kegiatan desain. Hal itu karena masyarakat Barat sangat rajin

dalam menghias semua benda secara berlebihan, terutama setelah

gerakan Art Noveanu dan Art and Craft di Eropa. Gerakan

fungsionalisme dan Rasionalisme sebagai implementasi positiveme yang

digagas comite kemudian menjadi spirit pengembangan desain di awal

abad ke 20. Falsafah perencanaan form follows function (sulivan), atau

less is more (Mies) atau radikal untuk merubah pola piker masyarakat

dari pola pikir estetik–ornamentik ke arah pola pikir modern yang

rasional.

15

Sejalan dengan ini, gaya estetik Modernisme yang kering,

mengalami kritik–kritik yang keras dari para seniman lainnya, yang

kemudian melahirkan kelompok dada, Art Deco, de Stijl, Pop, dsb.

Namun di lain pihak, substansi dan pengertian desain juga mengalami

pengembangan–pengembangan pengertian desain pada dekade

selanjutnya amat variatif karena tumbuhnya profesi ini berbagai Negara.

Salah satu tokoh yang mengevaluasi pengertian desainnya adalah

Bruce Archer, yang mengemukakan bahwa desain adalah salah satu

bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang dijabarkan melalui

pelbagai bidang pengalaman, kehalian dan pengetahuannya yang

mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap

sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi,

Art, nilai dan pelbagai tujuan benda buatan manusia (Archer, 1976).

Sejak kritik terhadap modernisme di tahum 30- an, justru

membuat semakin mantapnya gaya internasional dan modernisme dalam

gaya desain, karena industrialisasi semasa pasca perang dunia ke II

semakin meluas. Kritik ini diawali oleh gerakan pop–Art di Amerika,

serta kritik terhadap kebudayaan massa oleh gaya–gaya alternatif yang

muncul dari kaum muda, seperti Pop Modernisme, Hi–Tech, seni

Psidelik, dsb.

16

b. Standarisasi Interior

1) Unsur Ruang

a. Lantai

Pamuji Suptandar (1990) Batasan pengertian lantai adalah:

a) Lantai merupakan bidang datar dan disajikan sebagai alat

dasar ruangan di mana aktivitas manusia dilakukan di

atasnya dan mempunyai sifat/fungsi ruang.

b) Sebagai pembatas ruang antara tingkat satu dengan tingkat

berikutnya.

Biasanya ruang umum akan meliputi luas lantai yang cukup besar

untuk penanganan peranannya secara efesien. Luas lantai merupakan

permulaan masalah karena menyangkut juga soal volume dan efeknya

dipengaruhi oleh panjang, lebar, ketinggian bahan dan warna. Warna

lantai yang gelap akan menjadikan ruang akan tampak lebih kecil.

Warna yang formal menjadikan ruangan tampak agung. Begitu juga

warna yang ringan akan menjadikan ruang menjadi tampak lebih luas.

Bentuk lantai auditorium memengaruhi rangkaian sumber bunyi-

jejak-transmisi-penerimaan. Bentuk lantai auditorium biasanya

mengambil salah satu atau kombinasi bentuk-bentuknya.

Selain dilihat fungsinya, lantai untuk sebuah gedung pertunjukan

harus memperhatikan penggunaan-penggunaan bahan. Dipilih bahan

yang tidak licin karena banyak evaluasi pada setting area. Yang perlu

diingat bahan tersebut mudah dibersihkan mengingat jangka waktu

17

pemakaian dan keluasan ruang. Dalam perencanaan lantai dalam

gedung pertunjukan perlu diperhatikan:

1. Fungsi lantai

2. Sifat lantai

3. Karakter lantai

4. Konstruksi lantai

b. Bentuk lantai dan penjelasannya

a) Lantai Empat Persegi

Lantai empat persegi adalah bentuk lantai yang historis

dengan unsur tradisi yang menonjol dan masih banyak digunakan

dengan berhasil. Pemantulan silang antara dinding - dinding sejajar

menyebabkan bertambahnya kehancuran nada suatu segi akustik

ruang.

b) Lantai Bentuk Kipas

Bentuk lantai kipas membawa penonton lebih dekat ke

sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon.

Dinding belakang yang di lengkupkan kecuali bila diatur secara

akustik atau dibuat di fusi cenderung menciptakan gema atau

pemusatan bunyi.

c) Lantai Bentuk Tapal Kuda

Bentuk ini menggambarkan pengaturan bentuk rumah-

rumah operasi. Keistimewaan karakteristik bentuk lantai ini adalah

kotak-kotak yang berhubungan (ring of boxes) yang satu di atas

18

yang lain. Walaupun tanpa lapisan permukaan penyerap bunyi,

menyediakan RT (waktu dengung) yang relative pendek yang

cocok untuk bagian-bagian yang cepat dari opera Eropa. Tetapi

terlalu pendek untuk pagelaran orkesta.

d) Lantai Bentuk Lengkung

Bentuk ini biasanya dihubungkan dengan atap kubah yang

sangat tinggi. Kecuali diatur secara akustik, dinding-dinding

melengkung dapat mengasilkan gema, pemantulan dengan waktu

tunda yang panjang dan pemusatan bunyi. Kesemuanya berperan

pada RT (waktu dengung) yang sangat panjang. Maka dari itu

lantai melengkung harus dihindari (Leslei L. Doelle: 1986). Denah

tak teratur memberi kesempatan untuk distribusi elemen-elemen

penyerap secara acak dan permukaan tak teratur yang difusif.

Hubungan daerah penonton dan panggung memungkinkan

rancangan dalam lingkup yang lebar menyebabkan makin

terpenuhinya beberapa persyaratan akustik, sampai sekarang

bentuk lantai ini menghasilkan keuntungan-keuntungan yang

belum dimanfaatkan. Untuk sudut kemiringan, lantai dibuat dengan

sistem berundak untuk memeroleh sudut pandang penonton yang

baik. Untuk tinggi titik mata 1120 mm, lebar tangga panggung

tempat duduk (jarak deretan) bebas minimum/baris, diasumsikan

bahwa penonton di depannya C2 = 130 mm, memungkinkan rata –

rata penonton di depannya (Ernes Neufert, 1984: 125).

19

c. Persayararan dan Fungsi Lantai

Dengan adanya perkembangan yang semakin pesat melahirkan

suatu teknologi sehingga kemudahan dan kecermatan pemesangan

bahan lantai sesuai dengan yang diharapkan. Sekarang telah

banyak ditemukan Teknik konstruksi lantai untuk lantai pentas.

Sebenarnya ada 3 prinsip yang perlu menjadi pertimbangan kita

selain masalah kelenturan dan daya pantul maka ketiga prinsip itu

adalah:

a. Pertama; lantai yang baik hendaknya dibuat dari kayu atau

papan kayu yang kering dengan kerangka balok silang yang

ditata diatas lantai semen.

b. Kedua; pemakaian konstruksi yang cukup kuat seperti apa

yang ditetapkan pada sistem konstruksi untuk industri

dengan keangka kasok yang dipasang mendasar (mill

constricions).

c. Ketiga; menerapkan sistem pasak dan berpegas yang

dipasang secara sempurna (webbing sistem), ini

dimaksudkan untuk mendapat daya sangga kelenturan

secara optoimal dari berbagai sisinya.

Ketiga prinsip tersebut sebenarnya ditentukan atas dasar

beberapa pengamatan dan eksperimentasi yang kemudian

menghasilkan satu kriteria seperti tadi. Seorang ahli yang

20

melakukan pengamatan khusus tentang masalah ini; dan

Peterson, menyatakan bahwa karakter lantai kayu dengan

kerangka sangat ideal untuk kebutuhan aktifitas yang

dinamik seperti gerakan–gerakan tari. Pemakaian kayu

untuk lantai darah pentas rupanya menjadi favorit bagi para

pakar seni pertunjukan, walaupun materi itu sebenrnya

bukan sesuatu yang baru.

2) Dinding

Dinding merupakan unsur dalam pembentukan ruang baik

sebagai unsur penyekat, pembagi ruang maupun sebagai unsur

dekorasi. Dari sisi fisika bangunan, dinding mempunyai fungsi:

a. Pemikul beban

b. Fungsi penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun

akustik.

c. Mengahadi alam luar dan dalam ruangan.

Fungsi dinding terbagi menjadi dua bagian:

1) Fungsi structural, misalnya:

a. Breaking walls, yaitu menopang balok–balok lantai pertama.

b. Foundation walls, yaitu menopang balok–balok lantai pertama.

2) Fungsi Non Struktural

a. Party walls, sebagai pemisah dua bangunan dan bersandar pada

masing–masing bangunan.

21

b. Fire wall, sebagai pelindung pancaran api dari kebakaran.

c. Curtain panel wallsa, sebagai pengisi suatu konstruksi yang kaku

seperti konstruksi rangka baja dan sebagainya.

d. Partition walls, untuk pemisah dan pembentuk ruang yang lebih

besar dalam ruangan. (pamudji subtandar: 1990).

4. Café

a. Sejarah Café

Berdasarkan istilah Café berasal dari Bahasa Prancis yang secara

harfiah artinya (minuman) kopi. Hal ini berdasarkan kebiasaan orang lokal

di sana menyebut kedai kopi dengan istilah Café. Negara Prancis memang

di kenal Negeri Café karena perkembangan di sana sangat pesat, ada

banyak sekali tersebar luas di hamper seluruh wilayah Prancis.

Konon, Café pertama kali dibuka di Constantinopel, Ibukota

Kerajaan Ottoman, Turki pada tahun 1475. Pembukaan bertepatan dengan

terdapatnya sebuah toko yang menyediakan kopi di distrik Tahtakale. Café

atau Coffee Shop atau yang dikenal sebagai kedai kopi berasal dari Turki

Sekarang Istanbul.

Coffee Shop pertama di Eropa didirikan tahun 1529. Minuman ini

menjadi sangat digemari di Eropa karena adanya ide untuk menyaring kopi

dan memperhalus citra rasa minuman kopi denga susu dan gula. Coffee

Shop di Eropa semakin popular karena mereka tidak hanya menjual

minuman kopi tetapi mulai menjual kue-kue manis dan penganan lainnya.

22

Coffee shop pertama di Britania Inggris didirikan tahun 1652. Guna

menjamin servis yang cepat, sebuah toples di letakkan di meja counter, orang-

orang memasukkan koin tips ke toples itu untuk dapat dilayani dengan cepat

terciptalah istilah “tips” pertama kali di dunia Coffee Shop.

b. Definisi Café

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Café atau Coffee Shop (kedai

kopi) adalah suatu tempat (kedai) yang menyajikan olahan kopi espresso dan

kudapan kecil. Seiring perkembangan jaman Coffee shop menyediakan makan

kecil dan makanan berat.

Café adalah tempat untuk bersantai dan berbincang-bincang di mana

pengunjung dapat memesan minuman dan makanan. Sedangkan dalam

Dictionary of English Language and Culture, Longman adalah restoran kecil

yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, Café biasanya

digunakan orang untuk rileks.

c. Fasilitas Café

1) Table set (dinning room)

2) Area pengunjung

3) Kasir

4) Stage (bila ada live music)

5) Toilet

6) Televisi

23

B. Kerangka Pikir

Konsep teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapat dibuat

kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang

“Konsep Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café Makassar” dari landasan

teori diatas maka kerangka berpikir penelitian ini, dapat diuraikan antara bagian

satu dengan bagian lainnya.

Desain Interior Café adalah suatu sistem penataan ruang dalam yang

berfungsi sebagai ruang yang memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan,

kepuasan mebutuhan fisik dan keindahan yang memiliki nilai estetika. Berikut

merupakan kerangka pikir pada penelitian ini:

Skema 2.1 Kerangka Pikir

Hasil Penelitian

Café memiliki nilai kehidupan yang estetika

Fasilitas Café Penataan Ruang Café

Titik Kumpul CAFÉ

Konsep Artistik Desain Interior

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena dalam penelitian

kualitatif menghendaki data yang berbentuk deskripsi dan narasi untuk dapat

mengungkapkan makna yang berada di balik deskripsi/uraian informan. Metode

penelitian kualitatif sering disebut juga metode penelitian naturalistik karena

penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) yang lebih

bersifat kualitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian langsung dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini didasarkan untuk

mengungkapkan Konsep Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café

Makassar.

24

25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di Jalan Talasalapang Nomor 55–56,

Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221.

Berikut merupakan denah Titik Kumpul Café:

Jl. Talasalapang 2 Jl. Talasapang 3

Jl.talasalapang 1

HANGGAR TAL SALAPANG ATM CIMB NIAGA (INDOMARET)

MAN 1 MAKASSAR

Gambar 3.1 Denah lokasi penelitian

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu 1 Bulan peneliti

melaksanakan tugasnya untuk menganalisis dan mengamati terkait konsep desain

yang digunakan di Titik Kumpul Café.

TITIK KUMPUL

MAKASSAR

Kedai Kopi

Jl

.

S

U

L

T

A

N

A

L

A

U

D

D

I

N

JL. Talasalapang Raya

26

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel

Adapun Variabel Penelitian adalah: Wujud Konsep Artistik Desain

Interior dan Titik Kumpul Café Makassar.

2. Desain Penelitian

Penelitian merupakan penelitian kualitatif yang berupaya untuk

mengetahui gambaran Konsep Artistik Desain Interior Café Titik

Kumpul Makasaar. Pendekatan lapangan adalah pendekatan yang

dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu dengan

mencari data pada sumber–sumber yang berhubungan dengan

penelitian ini.

27

Berikut merupakan skema desain penelitian:

Skema 3.1 Desain Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel diatas maka perlu dilakukan pendefinisian

oprasional variabel untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

variabel yang akan diteliti, maka berikut ini akan dijelaskan devinisi

operasional variabel mengenai gambaran Konsep Desain Interior Artistik

Deskripsi Data

Analisis Data

Penyajian Data

Konsep dan Teknik

Pengumpulan Data Konsep Artistik

Desain Interior Titik Kumpul Café

Makassar

Pengertian Desain

Interior Café

pengertian Konsep

Artistik Desain

Interior Café

Kesimpulan

28

Café Titik Kumpul Makassar. Yang dimaksud adalah Desain Artistik yang

terdapat pada café yang akan diteliti.

E. Informan Penelitian

Informan dalam Penelitian ini adalah Pemilik Café dan pengunjung.

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja di mana

peneliti memiliki informan secara variatif untuk menambah informasi

mengenai apa yang dirasakan pengunjung saat berada di Café, serta sang

pemilik menjelaskan bahwa ada beberapa pelanggan tetap. Berdasarkan alasan

wawancara dengan mengadakan Tanya jawab langsung kepada informan.

Penentuan Sampel diantaranya yaitu, Purposive Sampling yaitu penarikan

informan secara purposive merupakan cara penarikan informan yang

dilakukan dalam memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan

peneliti. (purposive sampling) Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu, di mana peneliti cenderung memiliki

responden secara variatif berdasarkan (alasan).

Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuannya adalah agar peneliti dapat memeroleh informan yang akurat dan

benar-benar memenuhi persyaratan karena informan tersebut mengetahui

secara lengkap tentang lapangan atau daerah penelitian tersebut. Adapun

jumlah yang diwawancarai 15 orang dihari yang berbeda, alasan peneliti

menggunakan Purposive Sampling tidak lain karena peneliti sebelumnya telah

mengetahui terkait bagaimana lokasi yang akan digunakan untuk penelitian.

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive di

29

mana pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun kriteria dari informan yang ditunjuk atau dipilih dalam

penelitian ini adalah Pemilik Café. Selain menggunakan Purposive Sampling

peneliti juga menggunakan sampel data jenuh yaitu ketika semua jawaban

informan memiliki kesamaan maka proses pengambilan data akan diselesaikan.

F. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian dalam Penelitian Kualitatif berkaitan erat dengan

rumusan masalah, di mana rumusan masalah dalam penelitian dijadikan acuan

dalam menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini, fokus penelitian dapat

berkembang atau berubah sesuai perkembangan masalah penelitian di

lapangan.

Fokus penelitian mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi

apa yang menjadi pusat perhatian serta kelak dibahas secara mendalam dan

tuntas untuk mengetahui terkait konsep desain yang digunakan di Titik Kumpul

Café.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti. Namun instrumen

penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih sistematis sehingga lebih mudah

diolah berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen

30

ini menggunakan lembar observasi dan panduan wawancara sebagai

pendukung dalam penelitian ini.

H. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber

yaitu sebagai berikut:

a) Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya berupa hasil wawancara atau observasi dari

suatu subjek, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara

menjawab pertanyaan.

b) Data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil telaah, buku,

referensi atau dokumentasi.

Sumber data penelitian adalah tempat dari mana bukti atau data diperoleh.

Di antara yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah Pemilik Café.

terkait konsep desain yang digunakan di Titik Kumpul Café.

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memeroleh data dan keterangan dalam penelitian maka penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian

atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. Kemudian mencatat hasil

pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan

31

pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subjek yang diamati

mengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subjek dan

objek yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara

dengan yang diwawancarai. Bahkan keduanya dapat dilakukan bersamaan, di

mana wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam lagi data yang

didapat dari observasi. Seperti yang dikemukakan yang mengatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan

wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan

wawancara kepada orang-orang yang ada di dalamnya.

3. Studi Dokumen

Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan

tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan

dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Dokumen tak terbatas pada

ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui

hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam

memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan kesimpulan.

32

Berikut merupakan tabel klasifikasi pengumpulan data:

3.1 Klasifikasi Pengumpulan Data

NO Teknik Pengumpulan Data Aspek yang Ingin diteliti

1. Observasi Konsep desain yang digunakan di Titik

Kumpul Café

2. Wawancara Bagaimana konsep desain yang digunakan

di Titik Kumpul Café

3. Dokumentasi Kondisi Café

J. Teknik Analisis data

Untuk memperoleh data dan keterangan dalam penelitian maka penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan mengelolah semua data

penelitian yang dilakukan dari pengumpulan data dari observasi, wawancara, studi

kepustakaan dan studi dokumen yang didapat dari sekolah, lalu dideskripsikan

oleh peneliti.

33

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, mencari pola dan tema dan membuang hal

yang tidak dianggap penting Dengan demikian peneliti menyajikan data secara

lebih spesifik dan terarah pada topik penelitian.

3. Display data

Penyajian (display) data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data

dapat dilakukan dalam uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram

alur (flow chart) dan lain sejenisnya. Penyajian dalam bentuk tersebut akan

memudahkan peneliti memahami yang terjadi dan merencanakan kerja peneliti

selanjutnya.

4. Verifikasi Data (Conclusing Drawing)

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal

dapat dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan

bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses

mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila

kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat

dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke

lapangan maka kesimpulan yang diperoleh adalah kesimpulan kredibel.

34

K. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama kurang lebih

tiga bulan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

No Kegiatan 2021–2022

Bulan

Desember Januari Februari

Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan Skiripsi penelitian

2. Konsultasi Skripsi penelitian

3. Pengumpulan data Skirpsi

penelitian

4. Penulisan Skirpsi dan konsultasi

penelitian Skirpsi

5. Penulisan Skiripsi dan konsultasi

penelitian Skripsi

6. Persiapan Ujian Skripsi

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambar 4.1 Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Titik Kumpul Café adalah sebuah Usaha yang bergerak di bidang

kuliner, khususnya minuman kopi yang resmi beroperasi pada tahun 2017

didirikan oleh Bapak Taufik Akbar. Dengan minat dan hobi tentang kopi,

sehingga Titik Kumpul Café didirikan untuk menyalurkan minatnya. Dulu

nama Café ini adalah D‟Jaz kemudian diganti menjadi Titik Kumpul Café.

Menurut penjelasan narasumber Taufik Akbar pemilik D‟Jaz Café

diganti karena nama tersebut lebih terkesan kepada music Jaz saja kemudian

alasan pemilihan nama yang sekarang adalah karena adanya inisiatif dari

pemilik melihat dari dekatnya Kampus Unismuh serta mahasiswa yang sangat

aktif untuk berkumpul. Café ini termasuk sangat ramai dikunjungi baik itu

Mahasiswa maupun para pekerja yang sedang mencari tempat berkumpul

untuk sekadar berbincang ataupun mengerjakan sesuatu.

35

36

Berikut adalah Profil Titik Kumpul Café.

1. Profil

Nama Perusahaan : Titik Kumpul Café

Alamat : Jalan Talasalapang Nomor 55–56,

Gunung Sari, Kecamatan Rappocini,

Kota Makassar, Sulawesi Selatan

90221.

Telepon : 085255677357

Jenis Usaha : Coffee Shop/kedai kopi

Pemilik : Taufiq Akbar

Ukuran : 7,5 m2 x 15 m

2

Logo Usaha :

Gambar 4.2 Logo Titik Kumpul

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

37

2. Visi dan Misi

a. Visi

Memperkenalkan Kopi kepada masyarakat Indonesia,

khususnya di kota Makassar.

b. Misi

Sebagai tempat temu untuk kalangan kaula muda mudi di Kota

Makassar.

3. Tujuan

Titik Kumpul Café didirikan dengan tujuan menjadi salah satu

tempat bagi penggemar kopi, masyarakat awam, dan mahasiswa untuk

berkumpul Bersama.

4. Sasaran Strategis

a. Dengan memanfaatkan Kampus Unismuh sebagai salah

satu Kampus Swasta yang banyak Mahasiswanya.

b. Titik Kumpul Café menyediakan berbagai macam menu

baik itu kopi, makanan hinggakan minuman yang lainnya.

c. Sasaran Titik Kumpul Café adalah penggemar kopi,

Mahasiswa, masyarakat umum serta wistawan yang

mencari tempat singga sementara.

5. Denah

38

Gambar 4.3 Denah Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Penelitian Deskriptif kualitatif ini dilakukan di Titik Kumpul Café

Makassar yang berada di Jalan Talassalapang Nomor 55-56, Kelurahan

Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan

90221. Lokasi ini cukup strategis karena berada di pertengahan Kota dekat

dengan berbagai Kampuas, Kantor dan Sekolah sehingga menjadi sasaran

bagi pemiliki Café.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Gaya Eklektik Desain Interior Titik Kumpul Café

Titik Kumpul Café tergolong salah satu café berada di

Makassar dengan lokasi yang strategis tepat di pinggir jalan

Talasalapang yang merupakan jalanan utama. Dengan lokasi strategis

yg berada di lingkungan masyarakat umum, Titik Kumpul Café

menargetkan pasarnya ke semua kalangan umur baik itu Mahasiswa,

pegawai kantor maupun siswa sekolah dengan memanfaatkan

Keterangan:

A : area pengunjung

B : bar

C : panggung live music

D : toilet wanita

E : toilet pria

F : tangga akses lantai 2

39

kebutuhan tiap kalangan. Dengan latar belakang inilah menjadikan

Titik Kumpul memilih desain interiornya yang sekarang.

Desain interior pada Titik Kumpul Café merupakan gaya desain

dan arsitektur eklektik yang populer pada abad ke-19. Ciri yang

menonjol dari gaya ini adalah kombinasi unsur historis sebagai elemen

dasar dalam menciptakan sesuatu yang otentik dengan mengutamakan

kebebasan berekspresi.

Gaya eklektik pada desain interior Titik Kumpul Café dipilih

dengan memiliki nilai historis sebagai penyampai kesan pengumpulan

waktu yang cukup lama. Aksesoris yang dimaksud adalah aksesoris

yang memiliki kenangan di masa lalu, aksesoris yang berhubungan

dengan masa depan atau aksesoris dengan nuansa vintage.

Kelebihan dari gaya eklektik adalah memberikan ruangan kesan

formal tetapi tidak kaku dan lebih dinamis. Namun ada pula

kekurangan yang dimiliki dari gaya ini, yaitu pemilihan furnitur yang

kurang tepat akan memilikikesan tumpang tindih dan berantakan

apabila salah dalam pengaturan komposisi.

Gaya eklektik memiliki ciri khas yang mudah dikenali dari

karakteristiknya. Karakteristik dari gaya eklektik adalah sebagai

berikut:

a) perpaduan elemen tertentu dari periode waktu yang berbeda.

b) Dekorasi yang lebih menonjol.

c) Furnitur yang nyaman

40

d) Warna yang variatif dengan beberapa warna netral sebagai

penyatu elemen.

e) Penggunaan kain pelapis atau wallpaper pola geometris.

Dalam penataan ruang di Titik Kumpul Café memperhatikan

gaya eklektik di beberapa titik dan sisi ruangannya, sehingga konsep

artistik yang di gunakan dalam desain interior cukup menarik.

Dengan berbagai pemanfaatan benda-benda unik klasik seperti gitar

klasik, kaki mesin jahit yang di gunakan sebagai meja dan beberapa

gambar-gambar di dinding yang cukup menarik dan estetik.

Keberadaan furnitur historis tersebut menandakan gaya eklektik

yang diterapkan pada desain interior Titik Kumpul.

b. Konsep Material

1) Dinding

Gambar 4.4 Desain dinding kiri dan kanan Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

41

Dinding adalah pembentukan ruang sebagai unsur penyekat,

pembagi ruang maupun sebagai dekorasi. Dinding di kedua sisi kanan

dan kiri Titik Kumpul Café memiliki struktur dindng yang rata tanpa

tekstur namun diberikan Wallpaper dinding berbentuk batu bata.

Dalam pengumpulan data wawancara kepada narasumber selaku

pemilik kafe Bapak Taufik Akbar menuturkan bahwa Wallpaper bata

digunakan sebagai elemen khusus desain interior. Elemen batu bata

merupkan desain interior yang populer yang bisa dipasang dihampir

seluruh ruangan atau sebagian kecil sesuai kebutuhan.

Pemilihan wallpaper bata mengasosiasikan kesan yang lebih

nyaman seperti rumah, desain bata memiliki fungsi dekoratif dan juga

menjadi sebagai dasar untuk partisi. Selain memiliki fungsi dekoratif,

desain interior dinding bata juga identik dengan rumah klasik pedesaan

hingga sangat menarik untuk disandingkan dengan dekorasi klasik

dengan warna bata jingga atau merah terlihat lebih elegan.

Berdasarkan persepsi psikologi, pemilihan warna merah dapat

menaikkan emosional seseorang dan merangsang aktivitas fisik,

merasa aman dan hangat. Dan pemilihan warna kuning merangsang

kejelasan mental, analisa, daya ingat konsentrasi dan perasaan riang

sehingga sisi kiri dan kanan pada dinding Café ini secara tidak

langsung memberikan pengaruh positif dalam emosi pengunjung.

(Wawancara, 05 Februari 2022).

42

Pemilihan desain interior Wallpaper dinding bata juga memiliki

tujuan agar ruangan terlihat lebih sederhana meskipun memiliki ukuran

yang luas, identik dengan kemegahan namun dengan desain interior

dinding bata memperlihatkan sisi kesederhanaan hingga membuat

pengunjung merasa lebih hangat dan familiar.

Jika dilihat lebih teliti, dinding kiri dan kanan memiliki

perbedaan warna, dinding sebelah kiri (jika melihat dari sisi bar ke

luar) berwarna bata merah, sementara di dinding kanan berwarna lebih

kuning pasih identik dengan dinding keramik. Menurut penuturan dari

narasumber, alasan dari pemilihan wallpaper dengan warna dan jenis

yang berbeda ini agar pengunjung merasa adanya kesederhanaan

dengan desain dinding batu bata merah namun juga merasakan elegan

dengan desain dinding keramik kuning pasih di sebelah kanan hingga

pengunjung merasakan hal yang berbeda saat berkunjung, hingga

secara tidak sadar pengunjung akan mengunjungi Titik Kumpul Café

dengan berulang-ulang kali tanpa merasa bosan (Wawancara, 05

Februari 2022).

Sedangkan dinding bagian depan berbahan dasar kaca yang

transparan dengan ditempel stiker berwarna putih polos sebagai konsep

artistik yang elegan dan berkelas. Pada dinding kaca tersebut telah

dipasangi besi pembatas berwana hitam hingga memperkecil

kemungkinan dinding kaca mudah pecah jika disentuh langsung oleh

pengunjung yang lewat dalam jangka waktu yang lama. Menurut

43

narasumber stiker yang ditempel pada dinding kaca tersebut berfungsi

sebagai pemikat dari luar agar orang-orang yang lewat tertuju ke Café.

Berikut gambar dinding bagian depan:

Gambar 4.5 Dinding kaca bagian depan Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

2) Lantai

Gambar 4.6 Lantai Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Lantai merupakan standarisasi interior yang berbidang datar

dan mempunyai fungsi ruang sebagai alat pijakan. Pada desain interior

lantai yang terdapat pada Titik Kumpul Café, seperti lantai pada

umumnya berbentu persegi empat dan berwarna putih bermotif abstrak

44

transparan dan tidak memiliki tingkatan sebagai pemisah ruangan.

Pemilihan dari lantai berwarna dasar putih ini agar menjadikan ruangan

tampak lebih luas sehingga pengunjung yang datang. Konsep artistik

pada lantai di Titik Kumpul Café ini merupakan desain lantai yang

minimalis (Wawancara, 05 Februari 2022).

Jenis tegel pada lantai di Titik Kumpul Café adalah marmer

persegi sebagai penutup lantai, jenis tegel ini juga bisa menjadi

penutup dinding namun Café ini hanya menggunakan marmer sebagai

penutup lantai. Lantai marmer ini memiliki motif dan efek glossy atau

mengkilap. Pemilihan lantai marmer membentuk mood atau ambience

pada elemen desain interior.

3) Plafond

Gambar 4.7 Plafond ruangan Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Pada umumnya, plafond yang digunakan sebagai penutup

adalah berbahan dasar gypsum. Namun, desain interior Titik

Kumpul Café memanfaatkan lantai atas sebagai plafond sehingga

tidak terjadi pemborosan. Plafond yang berfungsi sebagai penutup

atap juga memiliki konsep artistik dengan gaya ekleksik yang

45

berwarna putih polos dihiasi dengan berbagai desain lampu sebagai

penerang juga sebagai aksesoris. Pemilihan warna putih polos pada

plafond memiliki fungsi pengikat elemen pada desain sehingga

tidak memiliki kesan berantakan dengan aksesoris lampu yang

menggantung, juga memiliki kesan luas yang dapat mempengaruhi

suasana hati dan memberi energi positif pada emosi pengunjung.

(wawancara, 05 Februari 2022).

c. Konsep Fasilitas

Fasilitas yang terdapat pada Titik Kumpul Café

menampilkan konsep desain interior gaya eklektik, bentuk pada

furnitur yang historis mulai dari desain, warna dan motifnya.

Berikut beberapa fasilitas yang terdapat pada desain interior gaya

eklektis Titik Kumpul Café:

1) Meja

Gambar 4.8 Meja panjang di Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

46

Meja panjang yang menghadap keluar ruangan ini berbahan

dasar kayu dengan warna coklat gelap glossy atau mengkilap

karena efek finishing sebagai alas dan besi sebagai penyangga

dengan warna hitam polos glossy atau mengkilap. Meskipun tidak

terlalu lebar, meja ini ideal untuk pengunjung yang ingin memiliki

private space atau ruang pribadi dengan penataan meja yang

menghadap ke dinding kaca memiliki nilai artistik dalam penataan

ruang yang memanfaatkan tiap sisi ruangan (wawancara, 05

Februari 2022).

Gambar 4. 9 Meja Persegi Panjang Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Meja dengan desain sederhana tersebut memiliki konsep

artistik yang mengikat elemen berwarna pada sofa tersebut.

Menurut penuturan narasumber, pemilihan meja persegi panjang

dengan warna hitam polos mengkilap tersebut agar tidak

mengganggu warna terang dari sofa, sehingga tidak terjadi

penataan dan pemilihan warna yang tumpang tindih. Bentuk

sederhananya tanpa motif dan tekstur datar juga dipilih agar

47

mengikat elemen warna terang dari sofa (wawancara, 05 Februari

2022).

Gambar 4.10 Meja dengan Desain Mesin Jahit Historis

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Gaya desain eklektik pada desain interior Titik Kumpul

ditnadai dengan furnitur historis, salah satunya adalah meja yang

merupakan bekas mesin jahit model lama. Penataan meja ini

berada di tengah-tengah ruangan sebagai primadona di dalam

ruangan dan pemikat bagi pengunjung. Pada meja ini berbahan

dasar kayu dan besi dengan warna kayu pada umumnya yang

menjadi kesan historis pada meja tersebut, terdapat sebagian kecil

warna lain yang tidak menghilangkan kesan historisnya

(Wawancara, 05 Februari 2022).

Terdapat beberapa meja dengan desain mesin jahit lama.

Kapasitas pada meja ini dapat memuat empat kursi saling

berhadapan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Menurut

penuturan dari narasumber selaku pemilik Café, tidak ada alasan

lain kecuali keunikan yang dimiliki oleh meja tersebut. Dengan

48

gaya eklektik meja mesin jahit lama sangat cocok untuk menjadi

furnitur desain interior tersebut (wawancara, 05 Februari 2022).

Gambar 4.11 Meja Kayu besar Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Meja dengan ukuran besar dengan bahan dasar kayu mulai

dari alas hingga penyangga yang berada di tengah ruangan mengisi

dan menghidupkan ruangan bagian tengah. Penataan tersebut

memiliki konsep artistik sebagai pemikat pengunjung dengan

jumlah banyak. Dengan warna kayu yang telah di finishing

sehingga mendapatkan kesan glossy atau mengkilap ini

memberikan kesan vintage pada mejanya (wawancara, 05 Februari

2022)

Gambar 4.12 Meja tong Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

49

Konsep meja dengan memanfaatkan tong bekas ini

berbentuk tabung yang diletakkan di beberapa sudut ruangan yang

masih memiliki ruang namun tidak terlalu luas. Meja ini muat

untuk dua kursi yang berhadapan, cocok untuk pengunjung yang

datang berpasangan hingga pemanfaatan tiap meja sesuai dengan

kebutuhan pengunjung. Desain meja ini dialasi dengan kayu

dengan finishing glossy atau mengkilap agar menjadi pemikat dan

memberi warna pada tong berwarna hitam tersebut (wawancara, 05

Februari 2022).

2) Kursi

Gambar 4.13 Kursi kayu Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Kursi kayu yang memiliki desain vintage atau lawas ini

tersebar di beberapa sudut ruangan Café, ini bertujuan untuk

menampilkan gaya eklektik dengan desain interior historis. Elemen

ini berbahan dasar kayu dengan finishing doff sangat memberikan

kesan sederhana dan hangat karena nampak lebih familiar

(wawancara, 05 Februari 2022).

50

Gambar 4.14 Kursi desain retro Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Berdasarkan penuturan dari narasumber, pemilihan furnitur

berkonsep retro dan pop art ini menjadi pelengkap dalam gaya

ekleksik dalam desain interior. Konsep artistiknya menjadi elemen

dengan warna yang kontras agar membuat ruangan lebih hidup.

Penataan kursi yang diletakkan pada sudut ruangan menjadi

pemikat tersendiri sehingga sudut ruangan tidak terkesan gelap.

Pemilihan sofa ini disandingkan dengan meja tabung tong

bekas dengan warna yang gelap sehingga nilai artistik konsep retro

tidak tumpang tindih dengan warna terang lainnya, hingga meja

yang dipilih menggunakan warna netral sebagai pengikat elemen

sekaligus pemisah antara sofa dan kursi lainnya (wawancara, 05

Februari 2022).

51

Gambar 4.15 Kursi Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Kursi dengan konsep modern ini disandingkan dengan meja

panjang yang menghadap ke luar ruangan. Pemilihan furnitur kursi

dengan ukuran kecil dan memuat satu orang ini yang disandingan

dengan meja memanjang memberikan kesan yang lebih privasi.

Warna yang netral juga memberikan kesan yang tidak terlalu

mencolok hingga menarik perhatian bagi pengunjung yang

membutuhkan ruang sendiri di dalam Café (wawancara, 05

Februari 2022).

Gambar 4.16 Sofa gaya eklektik Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Sofa dengan warna kontras ini memiliki konsep artistik

yang menghidupkan ruangan sekitar sofa tersebut. Menurut

penuturan narasumber, sisi pinggiran area café biasanya menjadi

52

sisi yang sering diabaikan pengunjung, hingga pemilihan sofa

dengan warna kontras ini menjadi pilihan tepat agar setiap sisi

ruangan tetap memiliki daya tarik tersendiri. Penataan sofa yang

disandingkan dengan meja berwarna netral memiliki nilai artistik

yang tidak berantakan dan memiliki estetika sebagai elemen

pengikat sofa tersebut. Peletakan sofa tersebut juga ditata

mengelilingi meja hingga cocok untuk pengunung dengan jumlah

banyak. (wawancara, 05 Februari 2022).

Gambar 4.17 Kursi segi empat Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Kemudian kursi ini juga memiliki nilai artistik dengan gaya

eklektik. Pada dasarnya, kursi ini disandingkan dengan meja model

mesin jahit lama. Bentuknya tidak terlalu besar dan warnanya yang

senada dengan warna meja tersebut. Ukuran yang tidak terlalu bear

dan tidak terlalu kecil ini juga berfungsi untuk memberikan kesan

yang tidak berantakan pada penataan di sekitar meja mesin jahit

lama, karena penyangga kursi tersebut tidak memiliki motif

ataupun ukiran dan disandingkan dengan meja yang memiliki

ukiran di penyangganya. Penuturan dari narasumber menjelaskan

53

bahwa pemilihan ini juga berdasar pada penataan di tengah

ruangan, agar tidak menghalangi pandangan pengunjung lain yang

berposisi di belakang kursi tersebut ke arah panggung live music

(Wawancara, 05 Februari 2022).

Gambar 4.18 Kursi panjang Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Kursi panjang ini terletak di tengah ruangan dengan warna

yang tidak terlalu mencolok. Gaya eklektik juga memiliki ciri khas

elemen geometris, pada kursi panjang ini memiliki penyangga yang

bermotif geometrisyang unik. Penataan kursi panjang ini di

letakkan di tengah ruangan agar bisa mencolok tanpa warna yang

kontras dan lebih alami. Pemilihan warna lantai putih dan plafond

putih mengikat warna dari kursi panjang tersebut. Narasumber

sekaligus pemilik dari Titik Kumpul Café ini menjelaskan bahwa

dengan ukuran yang cukup besar tersebut cocok diletakkan di

tengah ruangan dengan tujuan memperindah ruangan dan tidak

terlihat tumpang tindih dengan kursi lain (Wawancara, 05 Februari

2022).

54

Gambar 4.19 Kursi vintage Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Kursi vintage dengan sandaran ini terletak di sisi kiri

ruangan jika dilihat dari dalam bar menuju ke pintu masuk.

Penataan kursi ini disandingkan dengan meja hitam persegi panjang

dengan ukuran yang seimbang satu sama lain. Desain interior

dengan gaya eklektik pada ruangan ini didukung dengan pemilihan

furnitur historis ini dengan cat yang terkesan sudah tua dan lusuh

namun dikuatkan dengan penyangga besi berwarna hitam polos

agar tidak merusak kesan tua tersebut. Narasumber menjelaskan

bahwa kursi ini merupakan alternatif yang dipilih untuk meja mesin

jahit lama karena warna dan bentuknya yang senada (wawancara,

05 Februari 2022).

55

3) Bar

Gambar 4.20 Bar Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Titik Kumpul Café memiliki area bar yang di dalamnya

memiliki beberapa fasilitas dan aktifitas. Bar pada umumnya

merupakan area yang hanya bisa diakses oleh barista,

waiter/waitress atau pelayan, penjaga kasir dan orang-orang yang

bekerja di Café tersebut. Bar di Titik Kumpul memiliki fasilitas

dan aktifitas yang digabung menjadi satu. Fasilitas diantaranya

lampu, alat pembuatan kopi, alat memasak, kompor, kulkas,

kompor dan meja kasir.

Gaya eklektik yang dapat diidentifikasi pada bar ini terletak

pada dekorasi yang terletak di bagian rak atas bar. Urnitur tersebut

adalah kumpulan beberapa botol bir kosong yang merupakan botol

bir historis. Menurut penjelasan dari narasumber, bar sebenarnya

identik dengan bir dan minuman keras lainnya, namun karena Titik

Kumpul memilih konsep Coffee bar maka penggunaan dekorasi

botol bir kosong tidak menghilangkan makna bar sesungguhnya.

56

Gambar 4. 21 Bar Titik Kumpul Café dari dekat

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Dinding di dalam area bar bernuansa hitam hingga terlihat

lebih sempit dan padat, namun dinding tersebut dihiasi dengan

beberapa pajangan gambar vintage atau lawas. pemilihan warna

hitam pada dinding bar agar menutupi warna bercak yang

kemungkinan akan terkena dinding, mengingat karena banyaknya

aktifitas di dalam bar seperti meramu minuman dan masakan.

Pemilihan warna hitam juga diantisipasi untuk menghindari

perhatian pengunjung terhadap aktifitas bar sehingga tidak

mengganggu aktifitas pengunjung di area Café. Ini bertujuan untuk

memberikan kenyamanan untuk pengunjung dengan pelayanan

Café serta salah satu bentuk profesionalitas management pada Titik

Kumpul Café.

57

4) Toilet

Gambar 4.23 Toilet wanita dan pria Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Fasilitas Titik Kumpul Café salah satunya adalah toilet

terbagi menjadi dua, yaitu toilet wanita dan pria. Penataan toilet di

area Café berseberangan dengan bar dengan membelakangi area

pengunjung dan toilet wanita terletak di sebelah kiri serta toilet pria

di sebelah kanan. Fasilitas di dalam toilet wanita yaitu kloset,

ember dan keran air sementara fasilitas pada toilet pria yaitu kloset,

keran air dan urinal. Toilet wanita dan pria bernuansa putih agar

terlihat lebih luas dan bersih. Di setiap toiletmasing-masing

terdapat lukisan surealis yang dipajang sebagai dekorasi toilet agar

tetap memiliki nilai artistik di dinding yang bernuansa putih

(wawancara, 05 Februari 2022).

58

d. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan

1) Pencahayaan

Gambar 4.23 Pencahayaan buatan di Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Pencahayaan pada Titik Kumpul Café terbagi menjadi

pencahayaan buatan dan alami. Perancangan pencahayaan buatan

berdasarkan beberapa pertimbangan berdasarkan konsep artistik

desain dengan gaya eklektik dan fungsi dari pencahayaan.

Mengikuti desain gaya eklektik, lampu-lampu yang berada di Titik

Kumpul di desain dengan nilai historis. Warna yang dipilih untuk

lampu gantung ini berwarna hitam polos dan digantung di plafond

Café, pemilihan warna hitam ini agar membuat lampu lebih hidup

di antara nuansa putih plafond. Warna lampu yang digunakan

merupakan lampu kuning agar memberikan suasana hangat di area

Café (Wawancara, 05 Februari 2022).

59

Gambar 4.24 Pencahayaan alami Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

Salah satu alasan pemilihan dinding kaca di bagian depan

merupakan agar Café tidak boros dalam penggunaan listrik di siang

hari. Hal ini juga didasari dengan kampanye penghijauan bumi.

Penuturan dari narasumber juga menjelaskan bahwa penggunaan

cahaya alami dari sinar matahari memberikan efek nyaman bagi

pengunjung pertimbangan lainnya yaitu berdasarkan aktivitas

pengunjung dan pekerja, dan sirkulasi (Wawancara, 05 Februari

2022).

2) Penghawaan

Secara umum, tekanan udara yang tinggi ditempatkan pada

daerah sirkulasi dan pelayanan pengunjung dengan berprinsip

bahwa sirkulasi udara mengalir dari ruangan bagian atas ke bawah

ruangan. Penghawaan alami melalui ventilasi dinding dan

penghawaan buatan terbuat dari AC yang berukuran besar

60

berjumlah 2 buah dengan tata peletakan yang tidak terlalu

mencolok namun tetap terlihat.

Peletakan AC ini merupakan jenis custom floor type atau

diletakkan di atas lanatai tanpa ada pemasangan khusus. pertama

terdapat di sisi ruang sebelah kanan ujung depan dan peletakan AC

kedua berada di depan bar sebelah kiri agar udara dari AC terbagi

dari dua sisi sudut ruangan. Agar tidak menghilangkan kesan gaya

eklektik, AC tersebut ditempeli stiker dengan konsep retro

(wawancara, 05 Februari 2022).

Gambar 4. 25 AC ruangan area pengunjung Titik Kumpul Café

(Sumber gambar: Hasriati, 05 Februari 2022)

B. Pembahasan

Penelitian tentang konsep artistik desain interior di Titik Kumpul Café

memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi personal, sosial dan fisik. Penerapan

dari gaya eklektik yang terdapat pada desain interior Café memberikan

gambaran umum tentang fungsi-fungsi yang terdapat pada desain interior

tersebut.

61

Berikut beberapa penjelasan tentang fungsi yang terdapat pada konsep

artistik desain interior Titik Kumpul Café:

a. Fungsi personal

Desain interior yang menggunakan gaya eklektik pada bangunan

Titik Kumpul Café merupakan ciri khas sekaligus memiliki makna

tersendiri. Café yang dibangun pada tahun 2017 ini merupakan tempat

yang menggambarkan rumah historis serta memberikan perasaan nyaman

kepada pengunjung serta kehangatan dengan konsep yang memberikan

kesan sederhana.

Selain menghadirkan kesan nyaman dan hangat melalui desain

interior dengan gaya eklektik, Titik Kumpul Café juga memberikan

beberapa area untuk pengunjung bisa memilih tempat yan cocok untuk

kebutuhannya. Kebutuhan lainnya yang bersifat personal yaitu fasilitas

toilet yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologis.

b. Fungsi sosial

Desain interior pada sebuah bangunan menentukan strategi yang

cocok sesuai dengan kebutuhan dari pemiliknya. Desain yang bergaya

eklektik diterapkan di Titik Kumpul Café yang sangat srategis karena

terletak di wilayah yang padat penduduk dan keramaian. Gaya eklektik

yang diterapkan memberikan kesan yang lebih familiar sehingga bisa

menjadi tempat untuk menikmati kopi baik itu seorang diri maupun

berkelompok.

62

Dengan pemilihan warna netral pada bangunan dan warna kontras

pada beberapa furnitur yang digunakan memberikan kenyamanan secara

visual. Warna netral pada bangunan memberikan efek kehangatan dan

luas, sementara warna kontras pada furnitur menjadikan seisi ruangan

lebih hidup.

c. Fungsi fisik

Pada umumnya Café merupakan tempat yang digunakan untuk

bersantai ataupun mengerjakan sesuatu yang membutuhkan fasilitas

nyaman serta menikmati hidangan dari menu Café tersebut. Namun desain

interior pada bangunan sangat berperan penting dalam keindahan

bangunan tersebut dari dalam, sehingga secara fisik desain interior tersebut

memberikan kebutuhan bagi sebagian besar pengunjung. Gaya eklektik

pada desain interior Titik Kumpul Café diharapkan menjadi konsep artistik

yang memberikan kesan rumah yang familiar bagi pengunjung dari

banyaknya bangunan-bangunan tinggi, secara fisik menjadi tempat untuk

meredakan stress pengunjung setelah lelah bekerja.

d. Fungsi konstruksi

Desain interior Titik Kumpul Café dengan konsep artistik gaya

eklektik ini secara konstruktif berfungsi menjadi tempat berkumpul dan

bersosialisasi. Sehingga penataan tata letak bangunan di tengah kota

dengan kepadatan penduduk dibangun dengan model yang sederhana.

Berbentuk kubus dan tinggi sehingga tidak mengganggu bangunan lain

yang ada di sekitarnya.

63

Karena bentuknya yang sederhana, desain interior pada Titik

Kumpul Café sangat berperan penting untuk menghidupkan seisi ruangan.

Café tersebut terbagi menjadi 4 bagian ruangan, yaitu area pengunjung,

bar kopi, toilet wanita dan toilet pria. Penataan yang sederhana ini juga

berfungsi untuk melancarkan sirkulasi udara pada ruangan dan juga

sirkulasi pengunjung.

e. Fungsi hias

Pemilihan desain interior pada bangunan memiliki konsep artistik

yang memberikan fungsi hias di setiap sudut ruangan. Secara visual,

warna-warna yang dipilih pada penerapan gaya eklektik ini menyampaikan

makna tersendiri yang tidak dipilih secara gamblang, seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa warna berperan penting untuk mengikat

elemen ruangan. Gaya eklektik pada umumnya berkarakteristik historis

dengan pemilihan furniturnya dan penataan yang ramai namun tidak

terkesan tumpang tindih sehingga tiap elemen dan warna harus

memberikan fungsi hias pada desainnya.

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan peneliti menyimpulkan

bahwa :

1. Konsep Artistik Desain Interior Titik Kumpul Café Makassar

menerapkan gaya eklektik yang memilikiciri khas tersendiri pada

furnitur dan warnanya. Furnitur yang digunakan pada gaya

eklektik cenderung menggunakan furnitur yang historis dan

kontras tetapi memiliki warna netral yang mengikat elemen satu

sama lain.

2. Pemilihan desain interior tidak sekadar memberikan desain ang

unik tetapi mempertimbangkan lokasi dan strategi pemasaran bagi

pengunjung.

3. Penataan furnitur yang benar sangat berperan penting pada konsep

artistik masing-masing sehingga dapat memberikan kenyamanan

pada pengunjung.

4. Secara psikologis, pemilihan warna pada desain interior bangunan

Café memberikan efek pada bangunan dan kenyamanan

pengunjung. Pemilihan warna pada bangunan Titik Kumpul Café

cenderung netral dan kontras pada furnitur.

64

65

B. Saran

Setelah menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi, berikut

beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pembaca:

1. Konsep artistik desain interior Titik Kumpul Café dengan gaya eklektik

dapat dijadikan sebagai acuan untuk desain bangunan Café.

2. Meneliti konsep artistik yang terdapat pada desain interior Titik

Kumpul Café merupakan salah satu akses untuk mempelajari desain

interior.

3. Peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa diharapkan

memperbanyak informasi dari narasumber, dokumentasi yang lengkap

dan studi pustaka yang terpercaya hingga memberikan informasi yang

faktual.

4. Setelah menyelesaikan penelitian ini, diharapkan menjadi sumber studi

pustaka yang informatif dan terarah.

66

DAFTAR PUSTAKA

Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati. 2014. Kamus Bahasa Indonesia.

Yogyakarta.

Arsyad Rahmat. 2014. Hubungan Desain Interior dengan Minat Kunjung

Pemustaka di Perpustakaan STIE-LAN Makassar, Skripsi Makassar:

Fakultas Adab dan Humanisora UIN Alauddin.

Ahmad, Sjafii. 2001. Penegakan Hukum Terhadap Masalah Hak Cipta. Studi

Analisis Yuridis terhadap Putusan Perkara Pidana tentang Seni Ciptaan.

Surabaya : Universitas 17 Agustus 1945

Hasan, A. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mansyur. Pengaruh Desain Interior Terhadap Kenyamanan Membaca Pemustaka

di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan.Skiripsi Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar 2017

Pamudji Subtandar. 2001. Pengantar Desain Interior. Jakarta: Balai Pustaka.

Ragil Triananda. 2011. Desain Interior ““Rockustik Café And Music di Solo,

Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitif, kualitatif, dan R & D. Cet. 18.

Bandung, Alfabeta,

Sachari Agus & Sunarya Yan. 2000. Pengantar Tinjauan Desain. Bandung:

Bandung Institute of Technologi.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Setyosari, Punaji. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta:

Prenadamedia Group

66