23526-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 23526-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang
sederhana.
Dalam penulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghadapi kendala dan
hambatan keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
serta bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirnya hambatan dan
kendala yang dihadapi dapat teratasi sehing
Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disana
kekurangan-kekurangan oleh karena itu kritikan yang bersifat membangun dari
setiap pembaca, Penulis berlapang dada menerimanya.
Penulisan Skripsi tidak mungk
atau dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA
telah memberikan bantuan pikiran dan petunjuk baik selama perkuliahan
maupun dalam penulisan Skripsi.
MS Word Export To Multiple PDF Files Software Please purchase license. KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang
penulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghadapi kendala dan
hambatan keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
serta bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirnya hambatan dan
kendala yang dihadapi dapat teratasi sehingga Skripsi ini dapat terwujud.
Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disana
kekurangan oleh karena itu kritikan yang bersifat membangun dari
setiap pembaca, Penulis berlapang dada menerimanya.
Penulisan Skripsi tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya bantuan,
atau dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang
telah memberikan bantuan pikiran dan petunjuk baik selama perkuliahan
maupun dalam penulisan Skripsi.
���
MS Word Export To Multiple PDF Files Software - KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang
penulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghadapi kendala dan
hambatan keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
serta bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirnya hambatan dan
ga Skripsi ini dapat terwujud.
Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disana-sini terdapat
kekurangan oleh karena itu kritikan yang bersifat membangun dari
in dapat terwujud tanpa adanya bantuan,
atau dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang
telah memberikan bantuan pikiran dan petunjuk baik selama perkuliahan
3. Ibu Hj. Naidah SE.,M.Si selaku ketua jurusan yang telah memberikan
bantuan pikiran dan petunjuk selama perkuliahan maupun dalam
penulisan Skripsi .
4. Bapak Drs. Ek. H. M. Ikram Idrus, M.Si. selaku pembimbing I yang telah
memberikan bantuan pikiran dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
5. ������ �� ����� � � �� ����� � �� ��. selaku pembimbing II yang telah
membimbing dalam penulisan skripsi ini.
6. Buat orang tuaku yang tercinta H. Muh Tayeb. SE dan Hj. A. Besse Asira
S.Pd , yang selama ini banyak mendorong, dan memberikan bantuannya
selama mengikuti kuliah di UNISMUH Makassar dan motifasinya baik
berupa moril maupun materil selama dalam perkuliahan hingga selesai.
7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dorongan dalam
penyelesaian studi serta penulisan Skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah mendo’akan dan memberikan bimbingan selama
Penulis mengikuti perkuliahan pada Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Semoga bantuan yang tidak terkirakan besarnya dari semua pihak
mendapat balasan setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Bulukumba, Mei 2014
Penulis
��
ABSTRAK
ACHMAD YUSRAN TAYEB 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Di Luar Negeri (Studi Kasus Kabupaten
Bulukumba) di bimbimg oleh Drs. Ek . H.M. Ikram Idrus, M. Si dan
Jamaluddin M. SE., M.Si
Peneletian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Metode ini
dilakukan dengan menjelaskan dan menggambarkan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Di Luar Negeri (Studi
Kasus Kabupaten Bulukumba).
Penelitian ini mengambil data primer melalui kuesioner dan
interview dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Ada sejumlah
31 tenaga kerja yang kembali dari luar negeri yang dijadikan responden
dengan menggunakan skala likkert.
Hasil penelitian di simpulkan bahwa Faktor yang paling
mempengaruhi minat tenaga kerja Kabupaten Bulukumba untuk bekerja
diluar negeri adalah Tingkat upah yang sangat tinggi di luar negeri.
Kata kunci : Faktor yang paling mempengaruhi minat tenaga kerja untuk
bekerja diluar negeri
���
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PERSETUJUAN PENELITIAN ............................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 7
A. Teori Migrasi ........................................................................... 7
B. Faktor Pendorong dan Penarik Dalam Migrasi ......................... 8
C. Pengertian Tenaga Kerja ......................................................... 11
D. Peneliti Terdahulu ................................................................... 15
E. Kerangka Pikir ......................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 18
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 18
B. Jenis Penilitian ........................................................................ 18
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 19
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 20
E. Polulasi dan Sampel ............................................................... 20
F. Metode Analisis ........................................................................ 21
G. Variabel Penelitian dan Defenisi Oprasional Penelitian ........... 21
��
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................... 23
A. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba ............................... 23
B. Gambaran Umum Dinas Sosial,Tenaga Kerja, dan
Transmigrasi Kabupaten Bulukumba ....................................... 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 40
A. Analisis Hasil Penelitian .......................................................... 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 47
BAB VI PENETUP .............................................................................. 55
A. Kesimpulan ............................................................................. 55
B. Saran ....................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 57
���
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Penduduk Berdasarkan Usia ................................ 14
Gambar 2 Kerangka Pikir .................................................................... 17
Gambar 3 Struktur Organisasi ........................................................... 32
����
��
�
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Banyaknya Penduduk Menurut Kelokpok Umur ..................... 26
Tabel 2 Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................ 27
Tabel 3 Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama ............................. 28
Tabel 4 Penduduk Menurut Jenis Jenis Pekerjaan ............................. 29
Tabel 5 Rekapitulasi TKI yang Berangkat Ke Malaysia ..................... 38
Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ...................................................... 39
Tabel 7 Tingkat Usia Responden ......................................................... 40
Tabel 8 Tingkat Pendidikan Responden ............................................. 41
Tabel 9 Jenis Pekerjaan Responden .................................................. 41
Tabel 10 Tingkat Upah di Luar Negeri ................................................ 42
Tabel 11 Jenis Pekerjaan di Daerah Asal ........................................... 43
Tabel 12 Jenis Pekerjaan di Kab. Bulukumba dan Gaji ....................... 43
Tabel 13 Daftar Upah Minimum Provinsi ............................................. 48
�����
��
�
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang yang merupakan salah
satu negara di dunia yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi.
Berdasarkan Sensus Penduduk, jumlah penduduk Indonesia tahun 2013
mencapai 242,01 juta jiwa atau bertambah 28,46 juta jiwa sejak tahun
2003 Artinya, setiap tahun selama periode 2003-2013, jumlah penduduk
bertambah 2,84 juta jiwa. Jika dialokasikan ke setiap bulan maka setiap
bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 236.666 jiwa atau
sebesar 0,23 juta jiwa (BPS, 2014).
Penduduk yang besar ini dapat dilihat sebagai beban dan potensi
bagi pembangunan. Semua upaya pembangunan, kapan dan dimanapun
selalu diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk,
menurunkan jumlah penduduk miskin, pengangguran serta mengurangi
tingkat ketimpangan sosial, dan ekonomi di antara kelompok dalam
masyarakat. Dilihat dari dimensi ekonomi, kesejahteraan penduduk
ditentukan oleh kondisi distribusi sumber daya seperti modal dan lahan,
kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta yang tidak kalah
pentingnya adalah kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi,
yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan
��
��
�
global yang selama ini diabaikan.
Kaitannya dengan hal tersebut, menurut Didin S. Damanhuri
(Pratiwi 2007) ada dua hal menyangkut kondisi sumber daya manusia
Indonesia. Pertama, adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan
kerja dan angkatan kerja. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang
ada masih relatif rendah.
Bagi Indonesia, kedua masalah ini menunjukkan bahwa ada
kelangkaan kesempatan kerja rendahnya kualitas secara nasional
di berbagai sektor ekonomi sehingga para Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) mencari peruntungan ke luar negeri. Sempitnya lapangan
pekerjaan di Indonesia mendorong jumlah TKI yang mengadu nasib ke
berbagai negara dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup dengan bekerja di luar negeri
mengalahkan gambaran tentang kekerasan, eksploitasi, dan kebijakan
deportasi terhadap TKI.
Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 khususnya Pasal 27 D
ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pada
hakekatnya bunyi pasal tersebut mengandung dua makna sekaligus, yaitu
memberi hak kepada warga negara untuk memperoleh salah satu hak
dasar manusia yaitu pekerjaan dan membebani kewajiban kepada negara
untuk memenuhinya. Negara tidak dapat menghindarinya meskipun
tidak cukup sumber daya dan sumber dana di dalam negeri serta harus
���
�
mencari sumber- sumber tersebut sampai ke luar negeri.
Sementara itu, selain berhak memperoleh pekerjaan, Pasal 38 ayat
(2) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
lebih menegaskan lagi bahwa warga negara juga berhak dengan bebas
memilih pekerjaan yang disukainya. Oleh karena itu, warga negara tidak
dapat dilarang untuk bekerja dimana saja, termasuk di luar negeri. Di
samping faktor penarik yang ada di luar negeri berupa upah yang lebih
tinggi, maka faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pendorong
yang ada di dalam negeri, yaitu belum terpenuhinya salah satu hak dasar
warga negara yang paling penting yaitu: pekerjaan seperti diamanatkan di
dalam Pasal 27 D ayat (2) UUD 1945.
Di dalam kepustakaan demografi sosial, (juga dikenal dengan
studi kependudukan atau population studies), disebutkan bahwa
perubahan jumlah, komposisi, distribusi dan pertumbuhan penduduk
dalam suatu daerah, dipengaruhi oleh sedikitnya lima komponen
demografi, yaitu; (1) kelahiran , (2) kematian, (3) migrasi, (4) mobilitas
sosial dan (5) perkawinan (Bogue dalam Rahmawati, 2010: 4).
Penelitian ini berpusat pada salah satu komponen demografi yang
disebutkan oleh Bogue di atas, yakni tentang migrasi penduduk atau
tepatnya perpindahan tenaga kerja sementara waktu ke luar negeri,
Bagi pemerintah Indonesia, arus tenaga kerja ke luar negeri adalah salah
satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran akibat kurangnya
lapangan pekerjaan dalam negeri serta memberikan konstribusi bagi
���
�
pemasukan devisa negara. Terkhusus untuk wilayah yang menjadi fokus
penelitian penulis, tepatnya di Kabupaten Bulukumba, kehidupan sebagai
petani dan nelayan dirasakan tidak lagi menjanjikan bagi masyarakatnya.
Untuk bekerja di sektor lain pun sudah susah untuk diperoleh. Pada
tahun 2013 penduduk kabupaten bulukumba mencapai 400.990 jiwa,
jumlah angkatan kerja mencapai 193.496 jiwa, dengan pengangguran
jumlahnya mencapai 5.241 jiwa (BPS, 2013), dan jumlah TKI yang
berangkat keluar negeri mencapai 359 orang (Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, 2013). mengindikasikan bahwa berbagai permasalahan
sehubungan dengan ketersediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan
masyarakat yang masih tergolong rendah menjadi alasan umum yang
memicu sebagian masyarakat untuk mencari nafkah di tempat lain Oleh
karena itu, wajar kiranya bila Kabupaten Bulukumba menjadi salah satu
daerah di Indonesia yang menyediakan sumber tenaga kerja untuk pergi
ke luar negeri.
Dalam hal ini berbagai permasalahan yang melatar berlakangi
arus perpindahan tenaga kerja dari Kabupaten Bulukumba ke luar negeri
menjadi titik tolak penulis dalam melakukan penelitian, berbagai variabel
yang saling berkaitan secara umum menjadi faktor-faktor yang akan
dianalisis secara terpisah yang kemudian ditarik kesimpulan atas
pembahasan yang mengambil judul penelitian “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja di Luar Negri
(Studi Kasus Kabupaten Bulukumba)”
���
�
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba merumuskan
permasalahan, yakni:
1. Pengaruh ketersedian lapangan kerja, tingkat upah, dan tingkat
pendidikan terhadap minat tenaga kerja Kabupaten Bulukumba untuk
bekerja di luar negeri?
2. Faktor apa yang paling mempengaruhi minat tenaga kerja Kabupaten
Bulukumba untuk bekerja di luar negeri?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh ketersedian lapangan kerja, tingkat
upah, dan tingkat pendidikan terhadap minat tenaga kerja
kabupaten bulukumba untuk bekerja di luar negeri.
2. Untuk mengetahui fakkor yang paling mempengaruhi minat tenaga
kerja kabupaten bulukumba untuk bekerja di luar negeri.
3. Manfaat
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Dapat memberikan masukan dan informasi kepada pihak pembuat
kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan mengenai pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri.
���
�
b. Sebagai referensi yang mudah dipahami bagi peneliti dibidang
yang sama. Sehingga dapat mengembangkan penelitian ini lebih
lanjut.
�
����
��
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Migrasi
Secara sederhana pengertian migrasi adalah aktivitas
perpindahan sedangkan dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan
tempat tinggal secara permanen atau semi permanen (Tjiptoherijanto
dalam Tita Merisa Rahmawati, 2010:34). Dalam pengertian yang demikian
tersebut tidak ada pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun
sifatnya, serta tidak dibedakan antara migrasi dalam negeri dengan
migrasi luar negeri. Sejarah kehidupan suatu bangsa selalu diwarnai
dengan adanya migrasi, dan oleh karena itu pula terjadi proses
pencampuran darah dan kebudayaan.
Teori migrasi mula-mula diperkenalkan oleh Ravenstein (1885)
dan kemudian digunakan sebagai dasar kajian bagi peneliti lainnya
(Lee,1966; Zelinsky,1971 dalam Tita Merisa Rahmawati 2010:34). Kedua
peneliti itu mengatakan bahwa motif utama yang menyebabkan
seseorang melakukan migrasi adalah alasan ekonomi.
Bermigrasinya seseorang keluar negeri dapat dikarenakan alasan
faktor ekonomis seperti: mencari pekerjaan, meningkatkan pendapatan,
dan kemudahan lain serta berbagai alasan non-ekonomis lainnya
misalnya aspek sosial, budaya, politik, keamanan, dan psikologi.
Berdasarkan teori migrasi Lee, faktor terpenting setiap individu dalam
��
�
����
melakukan migrasi adalah faktor individu itu sendiri. Faktor individu
memberikan penilaian apakah suatu daerah dapat memenuhi
kebutuhannya atau tidak. Rintangan antara dapat berupa biaya pindah
yang tinggi, topografi daerah dan juga sarana transportasi.
B. Faktor Pendorong dan Penarik dalam Migrasi
Rozy Munir dalam Dasar-dasar Demografi (1981), mengatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi ada dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor penarik.
Faktor pendorong misalnya :
1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal
sehingga menyebabkan migrasi ke daerah yang memiliki sumber-
sumber kehidupan yang lebih memadai, seperti menurunnya daya
dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang
tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh. Contohnya :
waktu terjadinya kekeringan di daerah NTT yang menyebabkan
kelaparan dan kurangnya sumber air bersih yang kebanyakan dari
para penduduk setempat mengalami berbagai penyakit, sehingga
mereka mencari sumber air yang lebih memadai, seperti daerah di
pulau jawa.
2. Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal (misalnya tanah
untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit),
sehingga kebanyakan para migrant beralih ke daerah yang
mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih luas. Contohnya : Karena
�
����
segala pembangunan nasional berada di daerah Jakarta dan
sekitarnya, mengakibatkan para migran beranggapan bahwa di kota-
kota besar seperti DKI Jakarta memiliki akses yang lebih luas dalam
hal mencari lapangan pekerjaan.
3. Adanya tekanan-tekanan pada bidang politik yang melanggar hak
asasi penduduk di daerah asal. Contohnya : Kerusuhan dan
demonstrasi besar-besaran pada era orde baru yang menuntut
lengsernya kepempimpinan pemerintahan Soeharto sehingga
menyebabkan kurangnya rasa aman bagi para penduduk setempat
khususnya penduduk keturunan bangsa oriental berelokasi atau
migrasi ke daerah yang lebih aman seperti di daerah Jawa Barat.
4. Adanya tekanan-tekanan pada bidang agama. Contoh : sekitar tahun
2000-an terjadinya pembantaian umat muslim di Poso oleh agama lain
yang tidak diketahui dengan pasti penyebab terjadinya pembantaian
tersebut, untuk menghindarinya para umat muslim melakukan migrasi
ke pulau Jawa.
5. Adanya tekanan pada perbedaan suku. Karena tidak adanya rasa
saling menghormati dan menghargai perbedaan kebudayaan antar
suku maka mengakibatkan perselisihan antar suku yang kemudian
menyebabkan terpecahnya integrasi sosial diantara dua suku.
Contonya : Perselisihan antara suku Dayak (Kalimantan) dengan suku
Madura (Madura) yang mengakibatkan disintegrasi dan banyak
penduduk setempat yang menjadi korban akibat perselisihan
�
����
antarsuku tersebut yang pada akhirnya para penduduk rela
meninggalkan daerah asalnya demi keselamatan dan keamanan
dirinya dan keluarga.
6. Alasan pendidikan dan perkawinan. Sama halnya dengan lapangan
pekerjaan, pendidikan dan perkawinan juga memegang peranan
penting sebagai faktor penyebab terjadinya migrasi. Contohnya :
Dalam bidang pendidikan, kurangnya pendidikan di daerah terpencil
yang sulit dijangkau menyebabkan sebagian orangtua menyekolahkan
anaknya di kota besar yang tingkat dan fasilitas pendidikannya lebih
maju dan memadai, dengan harapan anaknya mendapatkan masa
depan yang lebih cerah. Sedangkan dalam faktor perkawinan, ada
anggapan bahwa seorang istri yang memiliki suami dari luar daerah
harus ikut tinggal bersama dengan suami di daerah asal suaminya.
7. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. Contohnya : Musibah
Lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjdo, Jawa Tengah
mengakibatkan korban musibah tersebut rela meninggalkan rumah di
kampung mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Faktor-faktor penarik, antara lain :
1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk
memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.
2. Kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
�
����
4. Keadaan lingkungan dan keadaaan hidup yang menyenangkan.
5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat
berlindung.
6. Adanya aktivitas kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan.
Sedangkan menurut Everett S. Lee (1966) ada empat faktor
yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk melakukan
migrasi:
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.
2. Faktor yang terdapat di daerah asal.
3. Rintangan-rintangan yang menghambat atau ringtangan antara
daerah asal dan daerah tujuan.
4. Faktor-faktor pribadi atau individu.
C. Pengertian Tenaga Kerja Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) tenga kerja adalah
1. orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai,
dan sebagainya.
2. orang yg mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja.
Secara teknis tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja
yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja,
mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan
�
����
mereka yang mengurus rumah tangga. (MT Rionga & Yoga Firdaus, 2007
dalam Rahmawati 2010:45 )
Sumitro Djojohadikusumo (Pratiwi 2007) mengenai arti tenaga
kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk
mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan
mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.
Menurut Ahman dan Indriani (Liainsidi, 2013) tenaga kerja adalah
seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika ada permintaan kerja.
Menurut Alam (Liainsidi, 2013) tenaga kerja adalah penduduk
berusia 15 tahun keatas untuk negara-negara berkembang seperti
indonesia sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja adalah
penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
Menurut suparmoko (Liainsidi, 2013) tenaga kerja adalah
penduduk yang telah memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang
sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti
sekolah, kuliah dan mengurus rumah tannga
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 1, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja
guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau
sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan atau melakukan kegiatan
�
����
lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Penduduk yang sedang
mencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang
tidak bekerja namun dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu
dapat ikut bekerja.
Tenaga kerja terdiri dari angkata kerja dan bukan angkatan kerja.
1. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik
sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja
karena suatu sebab, seperti patani yang sedang menunggu
panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.
Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi
sedang mencari pekerjaan mengharapkan dapat pekerjaan atau
bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran.
2. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah,
mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat
jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang
dapat dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak
bekerja, atau mencari pekerjaan.
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004:376) Angkatan
kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun yang sedang bekerja dan
mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah harus
mengurus keluarga atau sedang sekolah tidak masuk angkatan kerja.
�
����
Gambar 1
Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja (BPS, 2013) adalah:
1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan yang lamanya bekerja
paling sedikit satu jam selama seminggu yang lalu.
2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak
melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam adalah:
a. Pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang
sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir
ataupun perusahaan menghentikan kegiatan sementara.
b. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak
����� ! ������
"#���$!%&��
���'������(� �
�
���� �"#���$!%&��
��'������(� �)�*������(� �
���� �+ ,���� �$!%&�� + ,���� �$!%&��
�!�!%&�� �������!�!%&��
�
����
bekerja karena menunggu hujan untuk menggarap sawah.
c. Orang-orang yang bekerja di bidang keahlian seperti dokter, tukang
cukur, dalang, dan lain-lain.
Angkatan kerja yang digolongkan menganggur dan sedang mencari
pekerjaan (BPS, 2013):
1. Mereka yang belum pernah bekerja pada saat sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
2. Mereka yang pernah bekerja pada saat pencacahan, sedang
menganggur dan berusaha mencari pekerjaan.
3. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.
Golongan yang menganggur dapat dibedakan (BPS, 2013) sebagai berikut: 1. Pengangguran yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan
berusaha mencari pekerjaan.
2. Setengah pengangguran yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan
dalam bekerja dilihat dari segi jam bekerja, produktivitas kerja, dan
pendapatan.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang
digunakan untuk referensi dan berhubungan dengan penelitian ini antara
lain :
1. Listyarini (2011) dengan judul faktor-faktor individual yang
mempengaruhi minat migrasi tenaga kerja wanita Kabupaten Pati
�
����
Jawa Tengah ke Malaysia. dengan hasil penelitian adalah dari tujuh
variabel independen ada lima yang berpengaruh signifikan yakni:
umur, tingkat pendidikan, kepemilikan lahan, ketersediaan lapangan
kerja, dan pendapatan.
2. Rahmawati (2010) dengan judul faktor yang mempengaruhi minat
tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri (kasus: kota semarang),
dengan hasil penelitian adalah dari enam variabel independen ada
lima yang berpengaruh signifikan yakni: umur, tingkat pendidikan,
jumlah tanggunan, pekerjaan migran, dan pendapatan
3. Pratiwi (2007) dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
migrasi internasional tenaga kerja indonesia ke luar negeri tahun 2007
(studi kasus tenaga kerja indonesia asal kabupaten majalengka
propinsi jawa barat), dengan hasil penelitian adalah dari beberapa
variabel independen ada enam yang berpengaruh signifikan yakni:
pendapatan, lama bermigrasi, jenis kelamin, kepemilikan properti, usia,
beban tanggungan.
E. Kerangka Pikir
Bulukumba menjadi salah satu kota penyumbang tenaga kerja ke
luar negeri maka sudah seharusnya faktor- faktor yang mempengaruhi
minat tenaga kerja kabupaten bulukumba bekerja di luar negeri patut
diperhatikan. Penelitian ini akan menganalisis tingkat upah, ketersediaan
lapangan kerja, dan jumlah tanggungan terahadap pengaruh minat tenaga
kerja kabupaten bulukumba bekerja di luar negeri.
�
����
berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas maka
kerangka pemikiran dapatlah digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2
Kerangka Pikir
� � ����! �,���!%&���!���%�
!,!%��
$!�!%#!��� �
-��� ,� �$!%&��
�� ,����"��(�
! ������ �
�
����
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian adalah di kabupaten Bulukumba. Sedangkan
waktu penulis butuhkan selama penelitian adalah 2 bulan. 15 April – 15
Mei 2014
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskiptif , yaitu suatu metode dalam
meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini
berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam
pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif
mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan
eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei.
Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-
fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-
���
�
����
hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari
suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data
digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule
questionair ataupun interview guide (addhin, 2013).
C. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan pengumpulan data dan informasi dengan
melakukan kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian
terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan
dan pertanyaan yang akan digunakan. Pertanyaan yang diajukan pada
responden harus jelas dan tidak meragukan responden.
3. Interview
Interview (wawancara) adalah teknik pengumpulan data dengan
mengutarakan langsung pertanyaan kepada responden.
�
����
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya
(Sutrisno Hadi dalam Tita Merisa Rahmawati 2010:55). Dalam
penelitian ini, data yang digunakan berasal dari wawancara mendalam
(indepth interview) terhadap masyarakat yang menjadi responden.
Sehingga dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
minat tenaga kerja untuk bekerja di luar negeri.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumbernya, seperti mengutip dari buku-buku, literatur, bacaan
ilmiah, dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan
tema penulisan (Sutrisno Hadi dalam Tita Merisa Rahmawati 2010:55
). Dalam penelitian ini, data yang digunakan berasal dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Bulukumba, Data Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti (Augusty Ferdinand dalam
Hikmah Listyarini 2011:62). Populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga
Kerja Indonesia asal Bulukumba yang telah kembali keluar negeri dan
akan kembali berangkat keluar negeri.
�
����
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa
anggota populasi (Augusty Ferdinand dalam Listyarini 2011:62).
Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi
yang ada sangat besar jumlahnya sehingga dibentuk sebuah perwakilan
populasi. Adapun sample pada penelitian ini berjumlah 31 responden.
F. Metode Analisis
Model analisis dalam penelitian ini adalah melakukan secara deskriptif
yaitu menggambarkan kejadian secara faktual pada masa kini terhadap
tenaga kerja keluar negeri menggunakan skala likert, yakni semua
responden diberikan pertanyaan berdasarkan indikator variabel yang
digunakan sehingga terlihat distribusi frekuensi dan distribusi kumulatif
masing-masing variabel yang mempengaruhi minat tenaga kerja
Kabupaten Bulukumba bekerja di luar negeri.
G. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, yaitu:
a. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai
variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang
terjadi pada variabel bebas (variabel independen). Dalam penelitian ini
faktor-faktor yang mempengaruhi minat tenaga kerja bekerja di luar
�
����
negeri dijadikan sebagai variabel dependen.
b. Variabel Independen
Dalam penelitian ini melibatkan tiga variabel independen sebagai
berikut:
1. Ketersediaan lapangan kerja: membandingkan banyaknya
lapangan kerja yang tersedia di kabupaten bulukumba dan di
daerah tujuan.
2. Tingkat upah: besarnya pendapatan di daerah tujuan.
3. Tingkat Pendidikan: pendidikan terakhir yang di terima responden.
�
����
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba
1. Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba
Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua
kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam
bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap
gunung milik saya".
Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika
terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu
Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama
"Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone
bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas
wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.
Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang
merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim
oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya
mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak
Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai
wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.
���
�
����
Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat
dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan
dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi
"Bulukumba". Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan
hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten
dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959,
tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba
Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.
Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal
28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada
(ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten
Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan
Daerah Nomor 13 Tahun 1994.
Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi
daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten
Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4
Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama,
yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.
�
����
2. Pijakan kebudayaan
Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah
"legenda modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional,
melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis
phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang
telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional.
Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subjek yang
bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat
Bulukumba.
3. Keadaan Geografis
Bulukumba terletak di bagian selatan jasirah sulawesi dan
berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibukota propinsi sulawesi
selatan terletak antara 05020’-05040’ lintang selatan dan 119058’-
120028’ bujur timur. Berbatasan dengan kabupaten sinjai di sebelah
utara,sebelah timur dengan teluk bone, sebelah selatan dengan
laut flores, dan sebelah barat dengan kabupaten
bantaeng(Bulukumba dalam angka, 2014).
Luas wilayah kabupaten bulukumba sekitar 1.154,7 km2 atau
sekitar 2,5 persen dari luas wilayah sulawesi selatan yang meliputi
10 (sepuluh) kecamatan dan terbagi ke dalam 27 kelurahan dan
109 desa. Ditinjau dari segi luas kecamatan gantarang dan
bulukumba merupakan dua wilayah kecamatan teluas masing
�
����
masing seluas 173,51 km2 dan 171,33 km2 sekitar 30 persen dari
luas kabupaten. Kemudian disusul kecamatan lainnya dan terkecil
adalah kecematan ujung bulu yang merupakan pusat kota
kabupaten denggan luas 14,4 km2 atau hanya sekitsar 1 persen
(Bulukumba dalam angka, 2014).
Wilayah kabupaten bulukumba hampir 95,4 persen berada
pada ketinggian 0 sampai dengan 1000 meter diatas permukaan
laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah umumnya 0-400.
Terdapat sekitar 32 aliran sungai yang dapat mengairi sawah
seluas 23.365 hektar, sehingga merupakan daerah potensi
pertanian. Curah hujannya rata-rata hari hujan 10 hari perbulan
(Bulukumba dalam angka, 2014).
4. Penduduk
penduduk kabupaten bulukumba tahun 2012 berjumlah
400.990 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan. Kecamatan
gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu
72.183 jiwa.
Dilihat dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak
dari penduduk laki-laki yaitu 212.393 jiwa perempuan dan 188.597
jiwa laki-laki. Dengan demikian rasio jenis kelamin (perbandingan
laki-laki dengan perempuan) adalah 89, yang berarti dalam setiap
�
����
100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk laki-
laki.
Kepadatan penduduk kabupaten bulukumba pada tahun 2012
yaitu 347 orang per km2 yang berarti lebih tinggi 2 orang
dibandingkan tahun sebelumnya. Kecamatan yang paling padat
penduduknya adalah kecamatan ujung bulu yaitu 3.381 orang per
km2. Hal ini terjadi karena kecamatan tersebut merupakan ibu kota
kabupaten bulukumba.
Tabel 1
Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
2013
Kelompok
umur
Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 21.090 15.239 36.329
5-9 18.297 21.027 39.324
10-14 21.842 24.298 46.140
15-19 15.089 19.462 34.551
20-24 12.331 14.560 26.891
25-29 13.107 17.169 30.276
30-34 14.649 17.192 31.841
35-39 14.487 17.231 31.718
40-44 11.930 13.698 25.628
�
����
45-49 11.204 10.489 21.693
50-54 8.572 10.100 18.672
55-59 6.165 8.948 15.113
60-64 7.607 8.809 16.416
65+ 12.227 14.171 26.398
Bulukumba 188.597 212.393 400.990
Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014
Tabel 2
Bayaknya Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan
Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bulukumba 2013
Tingkat pendidikan yang
ditamatkan
Laki –laki Perempuan Jumlah
Belum pernah sekolah 38.037 37.035 75.072
SD 46.879 55.554 102.433
SMP 22.404 27.376 49.780
SMA 22.841 22.941 45.782
D1-IV/S1/S2/S3 6.890 10.800 17.690
Jumlah 137.051 153.706 290.757
Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014
Dilihat dari tabel diatas mengindikasin bahwa masih kurangnya
penduduk Kabupaten Bulukumba yang mendapat pendidikan yang
layak. Masih ada sekitar 26% yang belum sama sekali mendapat
�
����
pendidikan formal, 35% hanya tamat SD, 17% tamat SMP, 17%
tamat SMA, sedangkan yang tamat D1-IV/S1/S2/S3 hanya 5%.
5. Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja (PUK) merupakan penduduk yang
berumur 15 (lima belas) tahun keatas. Penduduk usia kerja terdiri
dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mereka yanmg
termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja
atau sedang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja
adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau
melakukan kegiatan lain.
Tabel 3
Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama
dan jenis kelamin di kabupaten bulukumba
Jenis kegiatan utama Laki-laki Perampuan Jumlah
Angkatan kerja
1. Bekerja
2. Pernah bekerja
36.912 151.343 188.255
1.028 4.213 5.241
Bukan angkatan kerja
1. Sekolah
2. Mengurus rumah tangga
3. Lainnya
3.027 12.409 15.436
15.185 46.361 61.546
2.457 9.862 12.319
Jumlah 58.609 224.188 282.797
Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014
�
����
Dilihat dari Jenis pekerjaan, sebagian besar penduduk usia 15
tahun ke atas bekerja disektor pertanian yang berjumlah 106.970
orang atau 56,82 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.
Sektor lainnya yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar
adalah sektor perdagangan.
Tabel 4
Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut jenis
pekerjaan
Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan jumlah
Pertanian 7.882 99.148 106.970
Industri pengolahan 3.740 8.166 11.906
Perdagangan, rumah makan, dan hotel 10.712 20.821 31.533
Jasa kemasyarakatan 7.557 9.276 16.833
Lainnya 7.081 13.932 21.013
Jumlah 36.912 151.343 188.255
Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014
B. Gambaran Umum Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1. Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten bulukumba.
Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten bulukumba memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
beberapa bidang dan seksi yang mempunyai tugas dan tanggung
�
����
jawab yang berbeda namun saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Setiap bidang dan kasi dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan kepala seksi yang bertanggungjawab mengkoordinir,
mengarahkan dan mengontrol para pegawai agar dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Struktur
organisasi Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten bulukumba:
�
����
Gambar. 3
Sumber: Dinas Social, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
�����������
����� �� ��������
��������
�� �������
��������� ���������� �
����� �����
�����������������
�������
�������
�������
������� �
�������� � �� �
� �������� ����
���������� ��������������������������������������
������������� � �����
�����������������
���������������!����
� �����������" ����#" �����
�������� ��$�
����������� �
��������
������� ���������� �
����� ������
����� ������
�����������������
������� ���������
�� ���% � ��� ����������
���� �����
�������������!����� �
�������������� ����
����������
������������������!����
��������&�!���� �
����������
������������� �
�����������
�������������!����
'� �� �(������ ���
����)������
*��������� �����������
������
������� ���������� �
���� �����������
������
��������� ���
���������������
������������������� �
����������� � �� ��
���� ������
����% ��������� �
����� �����
% ����� ���
������� ���������� �
��� ������� ������
�
����
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Bulukumba mempunyai tugas pokok membantu Bupati
dalam mengkordinasikan penyenggelaraan social tenaga kerja dan
transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
b. Sekertaris
Sekertetariat dipimpin seorang sekertaris mempunyai tugas pokok
membantu kepala dinas mengkoordinasikan penyelenggaraan
kesekretariatan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (dinas
social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
c. Sub Bagian Program
Sub bagian program dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian
mempunyai tugas pokok membantu sekertaris dalam menyusun
program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan urusan program dinas social, tenaga kerja dan
transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
d. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan dipimpin oleh kepala Sub Bagian mempunyai
tugas pokok membantu sekertaris dalam menyusun program,
kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan urusan keuangan dinas social, tenaga kerja dan
transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
�
����
e. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh kepala Sub Bagian
mempunyai tugas pokok membantu sekertaris dalam menyusun
program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan urusan kepegawaian dinas social, tenaga kerja dan
transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
f. Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Kesejahtraan Sosial
Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Kesejahtraan Sosial
dipimpin seorang kepala bidang mempunyai tugas poko membantu
Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan penyusunan program,
kegiatan, penyelenggaraan pelayanan, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan kesejahtraan
social Dinas Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social,
tenaga kerja dan Transmigrasi).
g. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pengambangan
Kelembagaan Kesejahtraan Sosial
Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pengambangan
Kelembagaan Kesejahtraan Sosial dipimpin seorang kepala seksi
mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam menyusun
program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan
kesejahtraan sosial dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas
social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
�
����
h. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Keluarga
Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Keluarga dipimpin seorang
kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam
menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan Pemberdayaan Fakir Miskin dan
Keluarga dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social,
tenaga kerja dan Transmigrasi).
i. Seksi Penyuluhan Sosial dan Pelestarian nilai-nilai
Kepahlawanan, keperintisan dan Kejuangan
Seksi Penyuluhan Sosial dan Pelestarian nilai-nilai Kepahlawanan,
keperintisan dan Kejuangan dipimpin seorang kepala seksi
mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam menyusun
program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan Penyuluhan Sosial dan Pelestarian nilai-nilai
Kepahlawanan, keperintisan dan Kejuangan dinas social, tenaga kerja
dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
j. Bidang Pelayanan, Rehabilitasi dan Bantuan Kesejahtraan Sosial
Bidang Pelayanan, Rehabilitasi dan Bantuan Kesejahtraan social
dipimpin seorang kepala bidang mempunyai tugas poko membantu
Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan penyusunan program,
kegiatan, penyelenggaraan pelayanan, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan Pelayanan, Rehabilitasi dan Bantuan Kesejahtraan
�
����
Dinas Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga
kerja dan Transmigrasi).
k. Seksi pelayanan dan Perlindungan Kesejahtraan Sosial Anak dan
Lanjut Usia
Seksi pelayanan dan Perlindungan Kesejahtraan Sosial Anak dan
Lanjut usia dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok
membantu kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan,
petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
pelayanan dan Perlindungan Kesejahtraan Sosial Anak dan Lanjut
usia dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga
kerja dan Transmigrasi).
l. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dan Tuna Sosial
Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dan Tuna Sosial dipimpin
seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala
bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial
Penyandang Cacat dan Tuna Sosial dinas social, tenaga kerja dan
transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
m. Seksi Bantuan Kesejahtraan Sosial dan Pendayagunaan Sumber
Dana Sosial
Seksi Bantuan Kesejahtraan Sosial dan Pendayagunaan Sumber
Dana Sosial dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok
membantu kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan,
�
����
petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
Bantuan Kesejahtraan Sosial dan Pendayagunaan Sumber Dana
Sosial dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social,
tenaga kerja dan Transmigrasi).
o. Bidang Tenaga Kerja
Bidang Tenaga Kerja dipimpin seorang kepala bidang mempunyai
tugas poko membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan
penyusunan program, kegiatan, penyelenggaraan pelayanan,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan tenaga kerja Dinas
Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan
Transmigrasi).
p. Seksi Pemberdayaan dan Penempatan Tenaga Kerja
Seksi Pemberdayaan dan Penempatan Tenaga Kerja dipimpin
seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala
bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemberdayaan dan
Penempatan Tenaga Kerja dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi
(dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
q. Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja
Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja dipimpin seorang
kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam
menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan Hubungan Industrial dan Persyaratan
�
����
Kerja dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga
kerja dan Transmigrasi).
r. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan
Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan dipimpin seorang kepala seksi
mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam menyusun
program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan Pengawasan Ketenagakerjaan dinas social, tenaga
kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
s. Bidang Transmigrasi
Bidang Transmigrasi dipimpin seorang kepala bidang mempunyai
tugas poko membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan
penyusunan program, kegiatan, penyelenggaraan pelayanan,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Transmigrasi Dinas
Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan
Transmigrasi).
t. Seksi Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi
Seksi Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi dipimpin seorang kepala
seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam
menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan
mengevaluasi penyelenggaraan Pemberdayaan Kawasan dinas
social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan
Transmigrasi).
�
����
u. Seksi Mobilisasi dan Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
Seksi Mobilisasi dan Pengembangan Masyarakat Transmigrasi
dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu
kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Mobilisasi dan
Pengembangan Masyarakat Transmigrasi dinas social, tenaga kerja
dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
p. Seksi Penyiapan Sarana dan Prasarana pemukiman Transmigrasi
Seksi Penyiapan Sarana dan Prasarana pemukiman Transmigrasi
dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu
kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Penyiapan Sarana
dan Prasarana pemukiman Transmigrasi dinas social, tenaga kerja
dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).
�
����
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian
Dalam 4 (empat) tahun terakhir Dinas Sosial, Tenaga kerja dan
Trasmigrasi Kabupaten Bulukumba telah memberangkatkan 1.662
Tenaga kerja yakni 1.136 orang laki-laki dan 526 orang perempuan (dinas
social, tenaga kerja dan Transmigrasi). Ini menandakan tenaga kerja laki-
laki memiliki demand yang cukup tinggi di luar negeri terkhusus di Negara
Malaysia. Ini sejalan dengan hukum migrasi E.G. Revenstein (1885).
Tahun 1885 E.G. Revenstein merumuskan tujuh hukum migrasi, dan satu
diantaranya menyatakan bahwa wanita cenderung bermigrasi jarak
pendek, sedangkan laki-laki cenderung bermigrasi jarak jauh.
Table. 5
Rekapitulasi TKI yang berangkat ke Malaysia
Menurut jenis kelamin
Tahun 2010-2013
Tahun Laki – laki Perempuan Jumlah
2010 430 200 630
2011 154 61 215
2012 308 150 458
2013 244 115 359
Jumlah 1.136 526 1.662
Sumber: data Dinas Sosial, tenaga kerja dan transmigrasi
���
�
����
1. Deskripsi Responden
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari 31 responden, sebagian
besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 21 orang
atau sebesar (68 %) dan sebanyak 10 orang atau sebesar (32 %)
berjenis kelamin perempuan.
Tabel. 6
Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin
responden Jumlah responden Persentase (%)
Laki-laki 21 68
Perempuan 10 32
Jumlah 31 100
Sumber: data kuisener dan wawancara
b. Usia
Usia seseorang dapat mempengaruhi kemampuan kerja. Pada
tabel 4 terlihat bahwa sebanyak 2 (6%) responden berusia 17-25 tahun,
sebagian besar respondenyakni 29 berusia 26-35 tahun (94%), Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak berada pada usia
antara 26-35 tahun.
�
����
Tabel 7
Usia Responden
Usia Responden Jumlah Responden
24 1
25 1
26 8
28 7
29 3
30 3
31 5
33 2
35 1
Jumlah 31
Sumber: data kuisener dan wawancara
c. Pendidikan
Pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan kerja seseorang.
Pada tabel 5 terlihat bahwa 1 (5%) responden yang berpendidikan
SD, 5 (26%) responden yang berpendidikan SMP, dan sebagian
besar yakni 13 (69%) responden yang berpendidikan SMA. Tidak
adanya serjana yang berangkat ke luar negeri mengindikasikan
bahwa pendidikan yang rendah menjadi salah satu faktor tenaga
kerja asal bulukumba bekerja ke luar negeri.
�
����
Tabel.8
Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
SD 1 3
SMP 9 29
SMA 21 68
Jumlah 31 100
Sumber: data kuisener dan wawancara
d. Jenis Pekerjaan di Luar Negeri
Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi telah
memberangkatkan 1.662 tenaga kerja asal Kabupaten Bulukumba
dengan pekerjaan yang beragam. Diantaranya: peyambit kelapa
sawit, Penanam bibit, ceker, cleaning service, pelayan restoran,
sopir kontraktor, penjual buah, dan karyawan pabrik.
�
����
Tabel 9
Jenis pekerjaan responden
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentasi
Peyambit Kelapa Sawit 12 40
Penanam Bibit 10 33
Ceker 2 6
Cleaning Service jalanan 2 6
Pelayan Restoran 1 3
Sopir Kontraktor 1 3
Penjual Buah 1 3
Karyawan Pabrik 2 6
Jumlah 31 100
Sumber: data kuisener dan wawancara
e. Tingkat Upah di luar Negeri
Tingkat Upah di daerah tujuan adalah salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi minat tenaga kerja.
�
����
Tabel 10
Tingkat Upah Di Luar Negeri
Jenis Pekerjaan Upah Jika di Rupiahkan
Upah X 3500
Peyambit Kelapa Sawit 40 Ringgit/ tan Rp. 140.000
Penanam Bibit 35 Ringgit/hari Rp. 122.500
Ceker 35 Ringgit/hari Rp. 122.500
Cleaning Service Jalanan 35 Ringgit/hari Rp. 122.000
Pelayan Restoran 1000 Ringgit/bulan Rp. 3.500.000
Sopir eskavator 2500 Ringgit/bulan Rp. 8.750.000
Penjual Buah 700 Ringgit/bulan Rp. 2.450.000
Karyawan Pabrik 900 Ringgit/bulan Rp. 3.150.000
Sumber: data kuisener dan wawancara
f. Jenis Pekerjaan di Daerah Asal
Di Kabupaten Bulukumba pekerjaan pekerjaan sebagai petani dan
nelayang masih menjadi proritas. Di tambah lagi pengetahuan
akan cara bertani yang baik belum di ketahui. Rata-rata petani dan
nelayan Kabupaten Bulukumba Masih menggunakan cara
Tradisional.
�
����
Tabel 11
Jenis Pekerjaan di Daerah Asal
Jenis Pekerjaan Jumlah
Responden
Persentasi
Nelayan 6 19
Petani Sawah 8 27
Petani Karet 3 9
Pembantu Rumah Tangga 3 9
Ibu Rumah Tangga 1 3
Satpam 1 3
Tidak pernah bekerja 9 30
Jumlah 31 100
Sumber: data kuisener dan wawancara
g. Tingkat Upah di Daerah Asal
Tingkat upah di Kabupaten Bulukumba masih tergolong sangat
rendah jika dibandingkan dengan upah di luar negeri. Bahkan ada
beberapa pekerjaan yang kurang dari upah minimum Kabupaten
Bulukumba, seperti buruh petani sawah.
�
����
Tabel 12
Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bulukumba dan Gajinya 2013
Jenis Pekerjaan Gaji
Nelayan Rp 300.000 /Melaut
Petani sawah Rp 5.500.000/musim
Petani Karet Rp. 1.600.000/bulan
Pelayan KFC Rp 1.800.000/bulan
Pembantu Rumah Tangga Rp 600.000/bulan
Satpam Rp 2.000.000 /bulan
cleaning service Rp 1.600.000/bulan
Sumber: data kuisener dan wawancara
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Di lihat dari segi geografis Kabupaten Bulukumba yang terletak
antara 05020’-05040’ lintang selatan dan 119058’-120028’ bujur timur,
mempunyai Luas wilayah 1.154,7 km2 denganhampir 95,4 persen
berada pada ketinggian 0 sampai dengan 1000 meter diatas
permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah umumnya 0-400.
Terdapat sekitar 32 aliran sungai dan Curah hujannya rata-rata hari
hujan 10 hari perbulan yang dapat mengairi sawah seluas 23.365
hektar, sehingga merupakan daerah yang sangat strategis untuk sektor
�
����
pertanian. Inilah menjadi salah satu faktor membuat sebagian besar
penduduk Kabupaten Bulukumba bekerja di sector pertanian ada
sebanyak 56,82% dari 188.255 jumlah penduduk yang bekerja yakni
106.970 orang (Bulukumba Dalam Angka 2013). Akan tetepi kehidupan
sebangai petani tidak lagi menjanjikan di karenakan harus bekerja
melihat musim dalam setahun saja jika menjadi petani padi hanya
terdapat dua kali masa panen belum lagi upah yang minim jika
menggarap lahan milik orang lain.
Sebenarnya lapangan kerja di kabupaten bulukumba tidaklah
kurang akan tetapi dengan pendidikan yang kurang mempuni para
tenaga kerja hanya bisa bekerja apa adanya seperti menjadi buruh
dengan upah yang sangat minim. Contoh perbandingan pekerjaan di
Kabupaten bulukumba dengan di luar negeri:
a. Pembantu Rumah Tangga
Menjadi pembantu rumah tangga hanya di beri upah sebesar
Rp. 20.000 per hari jika ia bekerja dalam satu bulan maka ia hanya
mendapat upah sebesar Rp.600.000 perbulannya di bandingkan
dengan di luar degeri menjadi pembantu rumah tangga
mendapatkan upah sekitar Rp. 3.000.000 perbulan.
b. Sektor Pertanian
Sektor pertanian yang menjadi mayoritas pekerjaan
penduduk kabupaten bulukumba. para petani sawah rata-rata hanya
�
����
di beri upah sebesar Rp. 5.500.000 dalam satu kali panen (6 bulan)
jika di perbulankan Rp. 5.500.000 : 6 = Rp 920.000 oleh para
pemilik tanah sedangkan petani karet di beri upah sebesar
Rp.1.600.000 perbulan . Di bandingkan dengan para petani yang
bekerja di luar negeri mungkin bisa dua bahkan sepuluh kali lipat,
misalnya para penanam bibit di gaji 35 ringgit perhari atau sebesar
Rp 122.500 x 30 hari = Rp 3.675.000 perbulan, penaymbit kelapa
sawit (pemetik buah) digaji sebesar 40 ringgit/tan atau Rp. 140.000
dalam satu hari biasanya seorang penyambit dapat mengumpulkan
2 tan bahkan lebih dalam sehari jadi jika di kalkulasikan dalam
sehari seorang penyambit mendapat upah sebesar Rp. 280.000
atau Rp. 280.000 x 30hari = Rp 8.400.000 perbulan dan pekerjaan
sebagai ceker yang paling ringanpun memiliki tinggi, seorang ceker
hanya melakukan pekerjaan mengecek apakah buah yang di petik
oleh penyambit matang atau tidak dan mendapat upah 35 ringgit
atau Rp122.500 perhari atau sebesar Rp 3.675.000 perbulan.
Petani di Kabupaten Bulukumba melakukan pekerjaan menanam
bibit, memupuk dan memanen hanya mendapatkan Rp. 920.000 di
bandingkan dengan para petani yang bekerja di luar negeri setiap
pekerjaan seperti menanam bibit, memupuk, dan memanen di
lakukan oleh buruh yang berbeda tapi gajinya 4-10 kali lebih tinggi di
banding para petani di kabupaten bulukumba.
c. Pegawai Restoran
�
����
Pegawai restoran di kabupaten bulukumba contohnya
pegawai makanan siap saji milik Amerika yakni KFC
mempekerjakan tenaga kerja Kabupaten Bulukumba dengan upah
sebesar Rp. 1.800.000 sedangkan para pegawai restoran di luar
negeri mendapat upah sebesar 1000 ringgit atau Rp. 3.500.000
perbulan belum lagi semua biaya seperti tempat tinggal dan makan
di tanggung oleh perusahaan tempat dia bekerja.
d. Cleaning Service
Cleaning Service di kabupaten bulukumba di beri upah sebesar Rp.
1.500.000 perbulan sedangkan para cleaning service jalanan di luar
negeri dengan hanya 7 jam kerja dan pekerjaannya pun di bagi ada
yang hzanya merapikan bunga sepanjang jalan dan ada khusus
untuk membersihkan jalanan di beri upah sebesar 35 ringgit perhari
atau sebesar Rp.122.500 dan jika di kalkulasikan dalam sebulan Rp.
3.675.000.
e. Sopir Eskavator
Sopir eskavator di Kabupaten Bulukumba rata-rata di beri upah
sebesar Rp.4.500.000 – Rp.5.000.000 perbulan sedangkan di luar
negeri upah seorang Sopir eskavator 2500 ringgit atau
Rp.8.750.000 belum lagi biaya hidup semuanya di tanggung
perusahaan.
�
����
1. Tingkat Upah
Di lihat dari lima jenis pekerjaan diatas degan pekerjaan dan
pendidikan yang sama akan tetapi upah di luar negeri lebih besar dari
pada di dalam negeri bahkan mencapai sepuluh kali lipat lebih besar. Hal
ini di karenakan tingkat rupiah yang rendah di tambah lagi upah
minimum di Indonesia yang masih relatif rendah sangat rendah di
bandingkan dengan luar negeri. Pada tahun 2014 upah minum
Kabupaten Bulukumba naik mengikuti upah minimum provinsi Sulawesi
yakni dari Rp.1.1.440.000 menjadi Rp1.800.000 .
Tabel 13
Daftar Upah Minimum Provinsi di Indonesia
Provinsi UMP Tahun 2014 UMP Tahun 2013
Bali 1.542.600 1.181.000
Bangka-Belitung 1.640.000 1.265.000
Banten 1.325.000 1.170.000
Bengkulu 1.350.000 930.000
Gorontalo 1.325.000 1.175.000
Jakarta 2.441.301 2.200.000
Jambi 1.502.300 1.300.000
Kalimantan Barat 1.380.000 1.060.000
Kalimantan Selatan 1.620.000 1.337.500
Kalimantan Tengah 1.723.970 1.553.127
�
����
Kalimantan Timur 1.886.315 1.762.073
Kepulauan Riau 1.665.000 1.365.087
Maluku 1.415.000 1.275.000
Aceh 1.750.000 1.550.000
NTB 1.210.000 1.100.000
NTT 1.150.000 1.010.000
Papua 1.900.000 1.710.000
Riau 1.700.000 1.700.000
Sulawesi Barat 1.400.000 1.165.000
Sulawesi Selatan 1.800.000 1.440.000
Sulawesi Tengah 1.250.000 995.000
Sulawesi Tenggara 1.400.000 1.125.207
Sulawesi Utara 1.900.000 1.550.000
Sumatera Barat 1.490.000 1.350.000
Sumatera Selatan 1.825.600 1.630.000
Sumatera Utara 1.505.850 1.305.000
Sumber: http://www.informasiterbaru. /2013/11/daftar-upah-minimum-propinsi-umpumr.html).
Di bandingkan dengan upah minimum di luar negeri pada tahun
2013 upah minimum tertinggi di Indonesia yakni jakarta sebesar
Rp.2.400.000 perbulan. Sementara upah minimum di negara tetangga
seperti Thailand Rp.3.200.000 perbulan, Filipina Rp.3.600.000 perbulan,
malaysia yang menjadi rata-rata negara tujuan tenaga kerja asal
�
����
Kabupaten Bulukumba sebesar Rp.3.200.000 perbulan
(http://finance.detik.com/).
Dari keterangan diatas sangat jelas bahwa tingkat upah yang
sangat tinggi di luara negeri sangat mempengaruhi minat tenaga kerja
asal Kabupaten Bulukumba untuk bekerja di luar negeri.
2. Ketersedian Lapangan Kerja
Ketersedian lapangan pekerjaan di kabupaten Bulukumba
sebenarnya tidak terlalu ada perbedaan cukup signifikan seperti yang
terjadi pada tingkat upah.
Lapangan pekerjaan seperti pada sektor pertanian, PT. Longsum
saja masih banyak membutuhkan petani karet untuk di pekerjakan akan
tetapi tingkat upah yang tak sebanding dengan pekerjaan yang membuat
responden enggan untuk bekerja di sana. Sama halnya dengan
pembantu rumah tangga tingkat upah yang sangat rendah jika
dibandingkan dengan pembantu rumah tangga yang berada di luar
negeri. Di sektor perbankan banyaknya lowongan pekerjaan yang
terbuka hanya saja standar pendidikan yang membuat kebanyakan para
tenaga kerja masih belum bisa di terima sebagai pegawai perbankan.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sangatlah mempengaruhi tingkat kesempatan
kerja tenaga kerja. Baik itu karena standar minimal pendidikan yang
diterapkan sebuah perusahaan maupun karena pendidikanlah tenaga
kerja dapat memperoleh sebuah skill kerja. Di Indonesia pendidikan
�
����
masih berada di peringkat ke-69 dari 127 negara di dunia Berdasarkan
data dalam Education For All (EFA) yang dikeluarkan Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-
Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011),
indeks pembangunan pendidikan atau education development index
(EDI) adalah 0,934. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori
medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada
di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian
tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia.
Malaysia yang merupakan Negara tetengga berada di peringkat ke-65
atau berada diatas Indonesia walaupun masih dalam kategori yang sama
yakni kelompok pencapaian medium (asharmind.blogspot.com).
Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Bulukumba menjadi
masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan. Ada sebanyak
75.072 orang yang tidak pernah sekolah, 102.433 orang yang hanya
tamat SD, 49.780 orang tamat SLTP, 45.782 tamat SLTA, dan hanya
17.690 yang melanjutkan ke tingkat Diploma I-IV/S1/S2/S3 (BPS,2014).
Melihat data diatas sunggu sangat menyidihkan, lebih banyaknya
penduduk yang tidak pernah sekolah dibandingkan dengan yang lulus
SLTA dan yang melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Dengan
pendidikan yang rendah lapangan kerja yang terbuka hanyalah menjadi
buruh, petani, pembantu, nelayan dan sebagainya. Dengan jenis
�
����
pekerjaan seperti itu di Kabupaten Bulukumba upah yang di dapatkan
sangatlah rendah hanya mengikuti Upah minimum, tak sebanding
dengan pekerjaan dan resiko yang di jalani oleh para tenaga kerja. Hal
inilah yang menjadi salah satu pendorong para tenaga kerja asal
Kabupaten Bulukumba untuk bekerja di luar negeri.
�
����
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden faktor yang paling
mempengaruhi minat tenaga kerja Kabupaten Bulukumba bekerja di
luar negeri adalah tingkat upah yang sangat tinggi di luar negeri.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas maka dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemerintah Kabupaten Bulukumba harusnya meningkatkan upah
minum regional kabupaten bulukumba agar kesejahtraan penduduk
bisa dapat tercapai.
2. Pemerintah kabupaten bulukumba harusnya dapat meningkatkan
mutu dan layanan pendidikan.
�
���