23526-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar

63
Puji syukur P dan karunia-Nya seh sederhana. Dalam penu hambatan keterbatas serta bimbingan yang kendala yang dihadap Penulisan S kekurangan-kekurang setiap pembaca, Pen Penulisan Sk atau dukungan dari b menyampaikan terim 1. Bapak Dr. H. Makassar 2. Bapak Dr. H. telah member maupun dalam MS Word Export To Multiple PDF F Please purchase license. KATA PE Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, kar hingga Skripsi ini dapat terselesaikan dala ulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghada san pengetahuan, namun berkat bantuan dar g diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirny pi dapat teratasi sehingga Skripsi ini dapat te Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disa gan oleh karena itu kritikan yang bersifat m nulis berlapang dada menerimanya. Skripsi tidak mungkin dapat terwujud tanpa a berbagai pihak oleh karena itu pada kesemp ma kasih dan penghargaan kepada yang terho Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakulta rikan bantuan pikiran dan petunjuk baik sela m penulisan Skripsi. Files Software - ENGANTAR rena atas berkat am bentuk yang api kendala dan ri berbagai pihak ya hambatan dan erwujud. ana-sini terdapat membangun dari adanya bantuan, patan ini Penulis ormat : Muhammadiyah as Ekonomi yang ama perkuliahan

Transcript of 23526-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang

sederhana.

Dalam penulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghadapi kendala dan

hambatan keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

serta bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirnya hambatan dan

kendala yang dihadapi dapat teratasi sehing

Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disana

kekurangan-kekurangan oleh karena itu kritikan yang bersifat membangun dari

setiap pembaca, Penulis berlapang dada menerimanya.

Penulisan Skripsi tidak mungk

atau dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA

telah memberikan bantuan pikiran dan petunjuk baik selama perkuliahan

maupun dalam penulisan Skripsi.

MS Word Export To Multiple PDF Files Software Please purchase license. KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang

penulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghadapi kendala dan

hambatan keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

serta bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirnya hambatan dan

kendala yang dihadapi dapat teratasi sehingga Skripsi ini dapat terwujud.

Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disana

kekurangan oleh karena itu kritikan yang bersifat membangun dari

setiap pembaca, Penulis berlapang dada menerimanya.

Penulisan Skripsi tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya bantuan,

atau dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang

telah memberikan bantuan pikiran dan petunjuk baik selama perkuliahan

maupun dalam penulisan Skripsi.

���

MS Word Export To Multiple PDF Files Software - KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang

penulisan Skripsi ini, Penulis banyak menghadapi kendala dan

hambatan keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

serta bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, akhirnya hambatan dan

ga Skripsi ini dapat terwujud.

Penulisan Skripsi ini, Penulis menyadari bahwa disana-sini terdapat

kekurangan oleh karena itu kritikan yang bersifat membangun dari

in dapat terwujud tanpa adanya bantuan,

atau dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang

telah memberikan bantuan pikiran dan petunjuk baik selama perkuliahan

3. Ibu Hj. Naidah SE.,M.Si selaku ketua jurusan yang telah memberikan

bantuan pikiran dan petunjuk selama perkuliahan maupun dalam

penulisan Skripsi .

4. Bapak Drs. Ek. H. M. Ikram Idrus, M.Si. selaku pembimbing I yang telah

memberikan bantuan pikiran dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

5. ������ �� ����� � � �� ����� � �� ��. selaku pembimbing II yang telah

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

6. Buat orang tuaku yang tercinta H. Muh Tayeb. SE dan Hj. A. Besse Asira

S.Pd , yang selama ini banyak mendorong, dan memberikan bantuannya

selama mengikuti kuliah di UNISMUH Makassar dan motifasinya baik

berupa moril maupun materil selama dalam perkuliahan hingga selesai.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dorongan dalam

penyelesaian studi serta penulisan Skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah mendo’akan dan memberikan bimbingan selama

Penulis mengikuti perkuliahan pada Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Semoga bantuan yang tidak terkirakan besarnya dari semua pihak

mendapat balasan setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bulukumba, Mei 2014

Penulis

��

ABSTRAK

ACHMAD YUSRAN TAYEB 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Di Luar Negeri (Studi Kasus Kabupaten

Bulukumba) di bimbimg oleh Drs. Ek . H.M. Ikram Idrus, M. Si dan

Jamaluddin M. SE., M.Si

Peneletian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Metode ini

dilakukan dengan menjelaskan dan menggambarkan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja Di Luar Negeri (Studi

Kasus Kabupaten Bulukumba).

Penelitian ini mengambil data primer melalui kuesioner dan

interview dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Ada sejumlah

31 tenaga kerja yang kembali dari luar negeri yang dijadikan responden

dengan menggunakan skala likkert.

Hasil penelitian di simpulkan bahwa Faktor yang paling

mempengaruhi minat tenaga kerja Kabupaten Bulukumba untuk bekerja

diluar negeri adalah Tingkat upah yang sangat tinggi di luar negeri.

Kata kunci : Faktor yang paling mempengaruhi minat tenaga kerja untuk

bekerja diluar negeri

���

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PERSETUJUAN PENELITIAN ............................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 7

A. Teori Migrasi ........................................................................... 7

B. Faktor Pendorong dan Penarik Dalam Migrasi ......................... 8

C. Pengertian Tenaga Kerja ......................................................... 11

D. Peneliti Terdahulu ................................................................... 15

E. Kerangka Pikir ......................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 18

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 18

B. Jenis Penilitian ........................................................................ 18

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 19

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 20

E. Polulasi dan Sampel ............................................................... 20

F. Metode Analisis ........................................................................ 21

G. Variabel Penelitian dan Defenisi Oprasional Penelitian ........... 21

��

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................... 23

A. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba ............................... 23

B. Gambaran Umum Dinas Sosial,Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi Kabupaten Bulukumba ....................................... 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 40

A. Analisis Hasil Penelitian .......................................................... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 47

BAB VI PENETUP .............................................................................. 55

A. Kesimpulan ............................................................................. 55

B. Saran ....................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 57

���

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Penduduk Berdasarkan Usia ................................ 14

Gambar 2 Kerangka Pikir .................................................................... 17

Gambar 3 Struktur Organisasi ........................................................... 32

����

��

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Banyaknya Penduduk Menurut Kelokpok Umur ..................... 26

Tabel 2 Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................ 27

Tabel 3 Penduduk Menurut Jenis Kegiatan Utama ............................. 28

Tabel 4 Penduduk Menurut Jenis Jenis Pekerjaan ............................. 29

Tabel 5 Rekapitulasi TKI yang Berangkat Ke Malaysia ..................... 38

Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ...................................................... 39

Tabel 7 Tingkat Usia Responden ......................................................... 40

Tabel 8 Tingkat Pendidikan Responden ............................................. 41

Tabel 9 Jenis Pekerjaan Responden .................................................. 41

Tabel 10 Tingkat Upah di Luar Negeri ................................................ 42

Tabel 11 Jenis Pekerjaan di Daerah Asal ........................................... 43

Tabel 12 Jenis Pekerjaan di Kab. Bulukumba dan Gaji ....................... 43

Tabel 13 Daftar Upah Minimum Provinsi ............................................. 48

�����

��

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang yang merupakan salah

satu negara di dunia yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi.

Berdasarkan Sensus Penduduk, jumlah penduduk Indonesia tahun 2013

mencapai 242,01 juta jiwa atau bertambah 28,46 juta jiwa sejak tahun

2003 Artinya, setiap tahun selama periode 2003-2013, jumlah penduduk

bertambah 2,84 juta jiwa. Jika dialokasikan ke setiap bulan maka setiap

bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 236.666 jiwa atau

sebesar 0,23 juta jiwa (BPS, 2014).

Penduduk yang besar ini dapat dilihat sebagai beban dan potensi

bagi pembangunan. Semua upaya pembangunan, kapan dan dimanapun

selalu diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk,

menurunkan jumlah penduduk miskin, pengangguran serta mengurangi

tingkat ketimpangan sosial, dan ekonomi di antara kelompok dalam

masyarakat. Dilihat dari dimensi ekonomi, kesejahteraan penduduk

ditentukan oleh kondisi distribusi sumber daya seperti modal dan lahan,

kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta yang tidak kalah

pentingnya adalah kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi,

yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas

dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan

��

��

global yang selama ini diabaikan.

Kaitannya dengan hal tersebut, menurut Didin S. Damanhuri

(Pratiwi 2007) ada dua hal menyangkut kondisi sumber daya manusia

Indonesia. Pertama, adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan

kerja dan angkatan kerja. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang

ada masih relatif rendah.

Bagi Indonesia, kedua masalah ini menunjukkan bahwa ada

kelangkaan kesempatan kerja rendahnya kualitas secara nasional

di berbagai sektor ekonomi sehingga para Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) mencari peruntungan ke luar negeri. Sempitnya lapangan

pekerjaan di Indonesia mendorong jumlah TKI yang mengadu nasib ke

berbagai negara dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup dengan bekerja di luar negeri

mengalahkan gambaran tentang kekerasan, eksploitasi, dan kebijakan

deportasi terhadap TKI.

Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 khususnya Pasal 27 D

ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pada

hakekatnya bunyi pasal tersebut mengandung dua makna sekaligus, yaitu

memberi hak kepada warga negara untuk memperoleh salah satu hak

dasar manusia yaitu pekerjaan dan membebani kewajiban kepada negara

untuk memenuhinya. Negara tidak dapat menghindarinya meskipun

tidak cukup sumber daya dan sumber dana di dalam negeri serta harus

���

mencari sumber- sumber tersebut sampai ke luar negeri.

Sementara itu, selain berhak memperoleh pekerjaan, Pasal 38 ayat

(2) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

lebih menegaskan lagi bahwa warga negara juga berhak dengan bebas

memilih pekerjaan yang disukainya. Oleh karena itu, warga negara tidak

dapat dilarang untuk bekerja dimana saja, termasuk di luar negeri. Di

samping faktor penarik yang ada di luar negeri berupa upah yang lebih

tinggi, maka faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pendorong

yang ada di dalam negeri, yaitu belum terpenuhinya salah satu hak dasar

warga negara yang paling penting yaitu: pekerjaan seperti diamanatkan di

dalam Pasal 27 D ayat (2) UUD 1945.

Di dalam kepustakaan demografi sosial, (juga dikenal dengan

studi kependudukan atau population studies), disebutkan bahwa

perubahan jumlah, komposisi, distribusi dan pertumbuhan penduduk

dalam suatu daerah, dipengaruhi oleh sedikitnya lima komponen

demografi, yaitu; (1) kelahiran , (2) kematian, (3) migrasi, (4) mobilitas

sosial dan (5) perkawinan (Bogue dalam Rahmawati, 2010: 4).

Penelitian ini berpusat pada salah satu komponen demografi yang

disebutkan oleh Bogue di atas, yakni tentang migrasi penduduk atau

tepatnya perpindahan tenaga kerja sementara waktu ke luar negeri,

Bagi pemerintah Indonesia, arus tenaga kerja ke luar negeri adalah salah

satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran akibat kurangnya

lapangan pekerjaan dalam negeri serta memberikan konstribusi bagi

���

pemasukan devisa negara. Terkhusus untuk wilayah yang menjadi fokus

penelitian penulis, tepatnya di Kabupaten Bulukumba, kehidupan sebagai

petani dan nelayan dirasakan tidak lagi menjanjikan bagi masyarakatnya.

Untuk bekerja di sektor lain pun sudah susah untuk diperoleh. Pada

tahun 2013 penduduk kabupaten bulukumba mencapai 400.990 jiwa,

jumlah angkatan kerja mencapai 193.496 jiwa, dengan pengangguran

jumlahnya mencapai 5.241 jiwa (BPS, 2013), dan jumlah TKI yang

berangkat keluar negeri mencapai 359 orang (Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, 2013). mengindikasikan bahwa berbagai permasalahan

sehubungan dengan ketersediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan

masyarakat yang masih tergolong rendah menjadi alasan umum yang

memicu sebagian masyarakat untuk mencari nafkah di tempat lain Oleh

karena itu, wajar kiranya bila Kabupaten Bulukumba menjadi salah satu

daerah di Indonesia yang menyediakan sumber tenaga kerja untuk pergi

ke luar negeri.

Dalam hal ini berbagai permasalahan yang melatar berlakangi

arus perpindahan tenaga kerja dari Kabupaten Bulukumba ke luar negeri

menjadi titik tolak penulis dalam melakukan penelitian, berbagai variabel

yang saling berkaitan secara umum menjadi faktor-faktor yang akan

dianalisis secara terpisah yang kemudian ditarik kesimpulan atas

pembahasan yang mengambil judul penelitian “ Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja Untuk Bekerja di Luar Negri

(Studi Kasus Kabupaten Bulukumba)”

���

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba merumuskan

permasalahan, yakni:

1. Pengaruh ketersedian lapangan kerja, tingkat upah, dan tingkat

pendidikan terhadap minat tenaga kerja Kabupaten Bulukumba untuk

bekerja di luar negeri?

2. Faktor apa yang paling mempengaruhi minat tenaga kerja Kabupaten

Bulukumba untuk bekerja di luar negeri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh ketersedian lapangan kerja, tingkat

upah, dan tingkat pendidikan terhadap minat tenaga kerja

kabupaten bulukumba untuk bekerja di luar negeri.

2. Untuk mengetahui fakkor yang paling mempengaruhi minat tenaga

kerja kabupaten bulukumba untuk bekerja di luar negeri.

3. Manfaat

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Dapat memberikan masukan dan informasi kepada pihak pembuat

kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kebijakan mengenai pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar

negeri.

���

b. Sebagai referensi yang mudah dipahami bagi peneliti dibidang

yang sama. Sehingga dapat mengembangkan penelitian ini lebih

lanjut.

����

��

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Migrasi

Secara sederhana pengertian migrasi adalah aktivitas

perpindahan sedangkan dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan

tempat tinggal secara permanen atau semi permanen (Tjiptoherijanto

dalam Tita Merisa Rahmawati, 2010:34). Dalam pengertian yang demikian

tersebut tidak ada pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun

sifatnya, serta tidak dibedakan antara migrasi dalam negeri dengan

migrasi luar negeri. Sejarah kehidupan suatu bangsa selalu diwarnai

dengan adanya migrasi, dan oleh karena itu pula terjadi proses

pencampuran darah dan kebudayaan.

Teori migrasi mula-mula diperkenalkan oleh Ravenstein (1885)

dan kemudian digunakan sebagai dasar kajian bagi peneliti lainnya

(Lee,1966; Zelinsky,1971 dalam Tita Merisa Rahmawati 2010:34). Kedua

peneliti itu mengatakan bahwa motif utama yang menyebabkan

seseorang melakukan migrasi adalah alasan ekonomi.

Bermigrasinya seseorang keluar negeri dapat dikarenakan alasan

faktor ekonomis seperti: mencari pekerjaan, meningkatkan pendapatan,

dan kemudahan lain serta berbagai alasan non-ekonomis lainnya

misalnya aspek sosial, budaya, politik, keamanan, dan psikologi.

Berdasarkan teori migrasi Lee, faktor terpenting setiap individu dalam

��

����

melakukan migrasi adalah faktor individu itu sendiri. Faktor individu

memberikan penilaian apakah suatu daerah dapat memenuhi

kebutuhannya atau tidak. Rintangan antara dapat berupa biaya pindah

yang tinggi, topografi daerah dan juga sarana transportasi.

B. Faktor Pendorong dan Penarik dalam Migrasi

Rozy Munir dalam Dasar-dasar Demografi (1981), mengatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi ada dua faktor yaitu

faktor pendorong dan faktor penarik.

Faktor pendorong misalnya :

1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal

sehingga menyebabkan migrasi ke daerah yang memiliki sumber-

sumber kehidupan yang lebih memadai, seperti menurunnya daya

dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang

tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh. Contohnya :

waktu terjadinya kekeringan di daerah NTT yang menyebabkan

kelaparan dan kurangnya sumber air bersih yang kebanyakan dari

para penduduk setempat mengalami berbagai penyakit, sehingga

mereka mencari sumber air yang lebih memadai, seperti daerah di

pulau jawa.

2. Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal (misalnya tanah

untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit),

sehingga kebanyakan para migrant beralih ke daerah yang

mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih luas. Contohnya : Karena

����

segala pembangunan nasional berada di daerah Jakarta dan

sekitarnya, mengakibatkan para migran beranggapan bahwa di kota-

kota besar seperti DKI Jakarta memiliki akses yang lebih luas dalam

hal mencari lapangan pekerjaan.

3. Adanya tekanan-tekanan pada bidang politik yang melanggar hak

asasi penduduk di daerah asal. Contohnya : Kerusuhan dan

demonstrasi besar-besaran pada era orde baru yang menuntut

lengsernya kepempimpinan pemerintahan Soeharto sehingga

menyebabkan kurangnya rasa aman bagi para penduduk setempat

khususnya penduduk keturunan bangsa oriental berelokasi atau

migrasi ke daerah yang lebih aman seperti di daerah Jawa Barat.

4. Adanya tekanan-tekanan pada bidang agama. Contoh : sekitar tahun

2000-an terjadinya pembantaian umat muslim di Poso oleh agama lain

yang tidak diketahui dengan pasti penyebab terjadinya pembantaian

tersebut, untuk menghindarinya para umat muslim melakukan migrasi

ke pulau Jawa.

5. Adanya tekanan pada perbedaan suku. Karena tidak adanya rasa

saling menghormati dan menghargai perbedaan kebudayaan antar

suku maka mengakibatkan perselisihan antar suku yang kemudian

menyebabkan terpecahnya integrasi sosial diantara dua suku.

Contonya : Perselisihan antara suku Dayak (Kalimantan) dengan suku

Madura (Madura) yang mengakibatkan disintegrasi dan banyak

penduduk setempat yang menjadi korban akibat perselisihan

����

antarsuku tersebut yang pada akhirnya para penduduk rela

meninggalkan daerah asalnya demi keselamatan dan keamanan

dirinya dan keluarga.

6. Alasan pendidikan dan perkawinan. Sama halnya dengan lapangan

pekerjaan, pendidikan dan perkawinan juga memegang peranan

penting sebagai faktor penyebab terjadinya migrasi. Contohnya :

Dalam bidang pendidikan, kurangnya pendidikan di daerah terpencil

yang sulit dijangkau menyebabkan sebagian orangtua menyekolahkan

anaknya di kota besar yang tingkat dan fasilitas pendidikannya lebih

maju dan memadai, dengan harapan anaknya mendapatkan masa

depan yang lebih cerah. Sedangkan dalam faktor perkawinan, ada

anggapan bahwa seorang istri yang memiliki suami dari luar daerah

harus ikut tinggal bersama dengan suami di daerah asal suaminya.

7. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim

kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. Contohnya : Musibah

Lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjdo, Jawa Tengah

mengakibatkan korban musibah tersebut rela meninggalkan rumah di

kampung mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

Faktor-faktor penarik, antara lain :

1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk

memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.

2. Kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

����

4. Keadaan lingkungan dan keadaaan hidup yang menyenangkan.

5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat

berlindung.

6. Adanya aktivitas kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat

kebudayaan.

Sedangkan menurut Everett S. Lee (1966) ada empat faktor

yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk melakukan

migrasi:

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.

2. Faktor yang terdapat di daerah asal.

3. Rintangan-rintangan yang menghambat atau ringtangan antara

daerah asal dan daerah tujuan.

4. Faktor-faktor pribadi atau individu.

C. Pengertian Tenaga Kerja Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) tenga kerja adalah

1. orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai,

dan sebagainya.

2. orang yg mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di

luar hubungan kerja.

Secara teknis tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja

yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja,

mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan

����

mereka yang mengurus rumah tangga. (MT Rionga & Yoga Firdaus, 2007

dalam Rahmawati 2010:45 )

Sumitro Djojohadikusumo (Pratiwi 2007) mengenai arti tenaga

kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk

mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan

mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.

Menurut Ahman dan Indriani (Liainsidi, 2013) tenaga kerja adalah

seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup

bekerja jika ada permintaan kerja.

Menurut Alam (Liainsidi, 2013) tenaga kerja adalah penduduk

berusia 15 tahun keatas untuk negara-negara berkembang seperti

indonesia sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja adalah

penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.

Menurut suparmoko (Liainsidi, 2013) tenaga kerja adalah

penduduk yang telah memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang

sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti

sekolah, kuliah dan mengurus rumah tannga

Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan Pasal 1, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja

guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau

sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan atau melakukan kegiatan

����

lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Penduduk yang sedang

mencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang

tidak bekerja namun dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu

dapat ikut bekerja.

Tenaga kerja terdiri dari angkata kerja dan bukan angkatan kerja.

1. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik

sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja

karena suatu sebab, seperti patani yang sedang menunggu

panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.

Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi

sedang mencari pekerjaan mengharapkan dapat pekerjaan atau

bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran.

2. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah,

mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat

jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang

dapat dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak

bekerja, atau mencari pekerjaan.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004:376) Angkatan

kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun yang sedang bekerja dan

mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah harus

mengurus keluarga atau sedang sekolah tidak masuk angkatan kerja.

����

Gambar 1

Struktur Penduduk Berdasarkan Usia

Angkatan kerja yang digolongkan bekerja (BPS, 2013) adalah:

1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan

pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh penghasilan atau keuntungan yang lamanya bekerja

paling sedikit satu jam selama seminggu yang lalu.

2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak

melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam adalah:

a. Pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang

sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir

ataupun perusahaan menghentikan kegiatan sementara.

b. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak

����� ! ������

"#���$!%&��

���'������(� �

���� �"#���$!%&��

��'������(� �)�*������(� �

���� �+ ,���� �$!%&�� + ,���� �$!%&��

�!�!%&�� �������!�!%&��

����

bekerja karena menunggu hujan untuk menggarap sawah.

c. Orang-orang yang bekerja di bidang keahlian seperti dokter, tukang

cukur, dalang, dan lain-lain.

Angkatan kerja yang digolongkan menganggur dan sedang mencari

pekerjaan (BPS, 2013):

1. Mereka yang belum pernah bekerja pada saat sedang berusaha

mendapatkan pekerjaan.

2. Mereka yang pernah bekerja pada saat pencacahan, sedang

menganggur dan berusaha mencari pekerjaan.

3. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan

pekerjaan.

Golongan yang menganggur dapat dibedakan (BPS, 2013) sebagai berikut: 1. Pengangguran yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan

berusaha mencari pekerjaan.

2. Setengah pengangguran yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan

dalam bekerja dilihat dari segi jam bekerja, produktivitas kerja, dan

pendapatan.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang

digunakan untuk referensi dan berhubungan dengan penelitian ini antara

lain :

1. Listyarini (2011) dengan judul faktor-faktor individual yang

mempengaruhi minat migrasi tenaga kerja wanita Kabupaten Pati

����

Jawa Tengah ke Malaysia. dengan hasil penelitian adalah dari tujuh

variabel independen ada lima yang berpengaruh signifikan yakni:

umur, tingkat pendidikan, kepemilikan lahan, ketersediaan lapangan

kerja, dan pendapatan.

2. Rahmawati (2010) dengan judul faktor yang mempengaruhi minat

tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri (kasus: kota semarang),

dengan hasil penelitian adalah dari enam variabel independen ada

lima yang berpengaruh signifikan yakni: umur, tingkat pendidikan,

jumlah tanggunan, pekerjaan migran, dan pendapatan

3. Pratiwi (2007) dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

migrasi internasional tenaga kerja indonesia ke luar negeri tahun 2007

(studi kasus tenaga kerja indonesia asal kabupaten majalengka

propinsi jawa barat), dengan hasil penelitian adalah dari beberapa

variabel independen ada enam yang berpengaruh signifikan yakni:

pendapatan, lama bermigrasi, jenis kelamin, kepemilikan properti, usia,

beban tanggungan.

E. Kerangka Pikir

Bulukumba menjadi salah satu kota penyumbang tenaga kerja ke

luar negeri maka sudah seharusnya faktor- faktor yang mempengaruhi

minat tenaga kerja kabupaten bulukumba bekerja di luar negeri patut

diperhatikan. Penelitian ini akan menganalisis tingkat upah, ketersediaan

lapangan kerja, dan jumlah tanggungan terahadap pengaruh minat tenaga

kerja kabupaten bulukumba bekerja di luar negeri.

����

berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas maka

kerangka pemikiran dapatlah digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2

Kerangka Pikir

� � ����! �,���!%&���!���%�

!,!%��

$!�!%#!��� �

-��� ,� �$!%&��

�� ,����"��(�

! ������ �

����

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Daerah penelitian adalah di kabupaten Bulukumba. Sedangkan

waktu penulis butuhkan selama penelitian adalah 2 bulan. 15 April – 15

Mei 2014

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskiptif , yaitu suatu metode dalam

meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,

suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini

berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam

pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif

mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan

eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei.

Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-

fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-

���

����

hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari

suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data

digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule

questionair ataupun interview guide (addhin, 2013).

C. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan pengumpulan data dan informasi dengan

melakukan kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian

terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang

sedang dilakukan.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan

dan pertanyaan yang akan digunakan. Pertanyaan yang diajukan pada

responden harus jelas dan tidak meragukan responden.

3. Interview

Interview (wawancara) adalah teknik pengumpulan data dengan

mengutarakan langsung pertanyaan kepada responden.

����

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya

(Sutrisno Hadi dalam Tita Merisa Rahmawati 2010:55). Dalam

penelitian ini, data yang digunakan berasal dari wawancara mendalam

(indepth interview) terhadap masyarakat yang menjadi responden.

Sehingga dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

minat tenaga kerja untuk bekerja di luar negeri.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dari sumbernya, seperti mengutip dari buku-buku, literatur, bacaan

ilmiah, dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan

tema penulisan (Sutrisno Hadi dalam Tita Merisa Rahmawati 2010:55

). Dalam penelitian ini, data yang digunakan berasal dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kota Bulukumba, Data Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang

menjadi pusat perhatian seorang peneliti (Augusty Ferdinand dalam

Hikmah Listyarini 2011:62). Populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga

Kerja Indonesia asal Bulukumba yang telah kembali keluar negeri dan

akan kembali berangkat keluar negeri.

����

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa

anggota populasi (Augusty Ferdinand dalam Listyarini 2011:62).

Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi

yang ada sangat besar jumlahnya sehingga dibentuk sebuah perwakilan

populasi. Adapun sample pada penelitian ini berjumlah 31 responden.

F. Metode Analisis

Model analisis dalam penelitian ini adalah melakukan secara deskriptif

yaitu menggambarkan kejadian secara faktual pada masa kini terhadap

tenaga kerja keluar negeri menggunakan skala likert, yakni semua

responden diberikan pertanyaan berdasarkan indikator variabel yang

digunakan sehingga terlihat distribusi frekuensi dan distribusi kumulatif

masing-masing variabel yang mempengaruhi minat tenaga kerja

Kabupaten Bulukumba bekerja di luar negeri.

G. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, yaitu:

a. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai

variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang

terjadi pada variabel bebas (variabel independen). Dalam penelitian ini

faktor-faktor yang mempengaruhi minat tenaga kerja bekerja di luar

����

negeri dijadikan sebagai variabel dependen.

b. Variabel Independen

Dalam penelitian ini melibatkan tiga variabel independen sebagai

berikut:

1. Ketersediaan lapangan kerja: membandingkan banyaknya

lapangan kerja yang tersedia di kabupaten bulukumba dan di

daerah tujuan.

2. Tingkat upah: besarnya pendapatan di daerah tujuan.

3. Tingkat Pendidikan: pendidikan terakhir yang di terima responden.

����

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba

Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua

kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam

bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap

gunung milik saya".

Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika

terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu

Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama

"Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone

bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas

wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.

Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang

merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim

oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya

mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak

Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai

wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.

���

����

Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat

dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan

dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi

"Bulukumba". Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan

hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.

Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten

dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959,

tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang

ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba

Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.

Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal

28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada

(ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten

Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan

Daerah Nomor 13 Tahun 1994.

Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi

daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten

Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4

Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama,

yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.

����

2. Pijakan kebudayaan

Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah

"legenda modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional,

melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis

phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang

telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional.

Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subjek yang

bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat

Bulukumba.

3. Keadaan Geografis

Bulukumba terletak di bagian selatan jasirah sulawesi dan

berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibukota propinsi sulawesi

selatan terletak antara 05020’-05040’ lintang selatan dan 119058’-

120028’ bujur timur. Berbatasan dengan kabupaten sinjai di sebelah

utara,sebelah timur dengan teluk bone, sebelah selatan dengan

laut flores, dan sebelah barat dengan kabupaten

bantaeng(Bulukumba dalam angka, 2014).

Luas wilayah kabupaten bulukumba sekitar 1.154,7 km2 atau

sekitar 2,5 persen dari luas wilayah sulawesi selatan yang meliputi

10 (sepuluh) kecamatan dan terbagi ke dalam 27 kelurahan dan

109 desa. Ditinjau dari segi luas kecamatan gantarang dan

bulukumba merupakan dua wilayah kecamatan teluas masing

����

masing seluas 173,51 km2 dan 171,33 km2 sekitar 30 persen dari

luas kabupaten. Kemudian disusul kecamatan lainnya dan terkecil

adalah kecematan ujung bulu yang merupakan pusat kota

kabupaten denggan luas 14,4 km2 atau hanya sekitsar 1 persen

(Bulukumba dalam angka, 2014).

Wilayah kabupaten bulukumba hampir 95,4 persen berada

pada ketinggian 0 sampai dengan 1000 meter diatas permukaan

laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah umumnya 0-400.

Terdapat sekitar 32 aliran sungai yang dapat mengairi sawah

seluas 23.365 hektar, sehingga merupakan daerah potensi

pertanian. Curah hujannya rata-rata hari hujan 10 hari perbulan

(Bulukumba dalam angka, 2014).

4. Penduduk

penduduk kabupaten bulukumba tahun 2012 berjumlah

400.990 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan. Kecamatan

gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu

72.183 jiwa.

Dilihat dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak

dari penduduk laki-laki yaitu 212.393 jiwa perempuan dan 188.597

jiwa laki-laki. Dengan demikian rasio jenis kelamin (perbandingan

laki-laki dengan perempuan) adalah 89, yang berarti dalam setiap

����

100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk laki-

laki.

Kepadatan penduduk kabupaten bulukumba pada tahun 2012

yaitu 347 orang per km2 yang berarti lebih tinggi 2 orang

dibandingkan tahun sebelumnya. Kecamatan yang paling padat

penduduknya adalah kecamatan ujung bulu yaitu 3.381 orang per

km2. Hal ini terjadi karena kecamatan tersebut merupakan ibu kota

kabupaten bulukumba.

Tabel 1

Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin

2013

Kelompok

umur

Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 21.090 15.239 36.329

5-9 18.297 21.027 39.324

10-14 21.842 24.298 46.140

15-19 15.089 19.462 34.551

20-24 12.331 14.560 26.891

25-29 13.107 17.169 30.276

30-34 14.649 17.192 31.841

35-39 14.487 17.231 31.718

40-44 11.930 13.698 25.628

����

45-49 11.204 10.489 21.693

50-54 8.572 10.100 18.672

55-59 6.165 8.948 15.113

60-64 7.607 8.809 16.416

65+ 12.227 14.171 26.398

Bulukumba 188.597 212.393 400.990

Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014

Tabel 2

Bayaknya Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan

Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bulukumba 2013

Tingkat pendidikan yang

ditamatkan

Laki –laki Perempuan Jumlah

Belum pernah sekolah 38.037 37.035 75.072

SD 46.879 55.554 102.433

SMP 22.404 27.376 49.780

SMA 22.841 22.941 45.782

D1-IV/S1/S2/S3 6.890 10.800 17.690

Jumlah 137.051 153.706 290.757

Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014

Dilihat dari tabel diatas mengindikasin bahwa masih kurangnya

penduduk Kabupaten Bulukumba yang mendapat pendidikan yang

layak. Masih ada sekitar 26% yang belum sama sekali mendapat

����

pendidikan formal, 35% hanya tamat SD, 17% tamat SMP, 17%

tamat SMA, sedangkan yang tamat D1-IV/S1/S2/S3 hanya 5%.

5. Ketenagakerjaan

Penduduk usia kerja (PUK) merupakan penduduk yang

berumur 15 (lima belas) tahun keatas. Penduduk usia kerja terdiri

dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mereka yanmg

termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja

atau sedang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja

adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau

melakukan kegiatan lain.

Tabel 3

Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama

dan jenis kelamin di kabupaten bulukumba

Jenis kegiatan utama Laki-laki Perampuan Jumlah

Angkatan kerja

1. Bekerja

2. Pernah bekerja

36.912 151.343 188.255

1.028 4.213 5.241

Bukan angkatan kerja

1. Sekolah

2. Mengurus rumah tangga

3. Lainnya

3.027 12.409 15.436

15.185 46.361 61.546

2.457 9.862 12.319

Jumlah 58.609 224.188 282.797

Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014

����

Dilihat dari Jenis pekerjaan, sebagian besar penduduk usia 15

tahun ke atas bekerja disektor pertanian yang berjumlah 106.970

orang atau 56,82 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.

Sektor lainnya yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar

adalah sektor perdagangan.

Tabel 4

Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut jenis

pekerjaan

Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan jumlah

Pertanian 7.882 99.148 106.970

Industri pengolahan 3.740 8.166 11.906

Perdagangan, rumah makan, dan hotel 10.712 20.821 31.533

Jasa kemasyarakatan 7.557 9.276 16.833

Lainnya 7.081 13.932 21.013

Jumlah 36.912 151.343 188.255

Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2014

B. Gambaran Umum Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1. Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten bulukumba.

Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten bulukumba memiliki struktur organisasi yang terdiri dari

beberapa bidang dan seksi yang mempunyai tugas dan tanggung

����

jawab yang berbeda namun saling berkaitan antara satu dengan

lainnya. Setiap bidang dan kasi dipimpin oleh seorang kepala

bidang dan kepala seksi yang bertanggungjawab mengkoordinir,

mengarahkan dan mengontrol para pegawai agar dapat

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Struktur

organisasi Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten bulukumba:

����

Gambar. 3

Sumber: Dinas Social, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

�����������

����� �� ��������

��������

�� �������

��������� ���������� �

����� �����

�����������������

�������

�������

�������

������� �

�������� � �� �

� �������� ����

���������� ��������������������������������������

������������� � �����

�����������������

���������������!����

� �����������" ����#" �����

�������� ��$�

����������� �

��������

������� ���������� �

����� ������

����� ������

�����������������

������� ���������

�� ���% � ��� ����������

���� �����

�������������!����� �

�������������� ����

����������

������������������!����

��������&�!���� �

����������

������������� �

�����������

�������������!����

'� �� �(������ ���

����)������

*��������� �����������

������

������� ���������� �

���� �����������

������

��������� ���

���������������

������������������� �

����������� � �� ��

���� ������

����% ��������� �

����� �����

% ����� ���

������� ���������� �

��� ������� ������

����

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bulukumba mempunyai tugas pokok membantu Bupati

dalam mengkordinasikan penyenggelaraan social tenaga kerja dan

transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

b. Sekertaris

Sekertetariat dipimpin seorang sekertaris mempunyai tugas pokok

membantu kepala dinas mengkoordinasikan penyelenggaraan

kesekretariatan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (dinas

social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

c. Sub Bagian Program

Sub bagian program dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian

mempunyai tugas pokok membantu sekertaris dalam menyusun

program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan urusan program dinas social, tenaga kerja dan

transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

d. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh kepala Sub Bagian mempunyai

tugas pokok membantu sekertaris dalam menyusun program,

kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan urusan keuangan dinas social, tenaga kerja dan

transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

����

e. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh kepala Sub Bagian

mempunyai tugas pokok membantu sekertaris dalam menyusun

program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan urusan kepegawaian dinas social, tenaga kerja dan

transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

f. Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Kesejahtraan Sosial

Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Kesejahtraan Sosial

dipimpin seorang kepala bidang mempunyai tugas poko membantu

Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan penyusunan program,

kegiatan, penyelenggaraan pelayanan, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan kesejahtraan

social Dinas Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social,

tenaga kerja dan Transmigrasi).

g. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pengambangan

Kelembagaan Kesejahtraan Sosial

Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pengambangan

Kelembagaan Kesejahtraan Sosial dipimpin seorang kepala seksi

mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam menyusun

program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan

kesejahtraan sosial dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas

social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

����

h. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Keluarga

Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Keluarga dipimpin seorang

kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam

menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan

mengevaluasi penyelenggaraan Pemberdayaan Fakir Miskin dan

Keluarga dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social,

tenaga kerja dan Transmigrasi).

i. Seksi Penyuluhan Sosial dan Pelestarian nilai-nilai

Kepahlawanan, keperintisan dan Kejuangan

Seksi Penyuluhan Sosial dan Pelestarian nilai-nilai Kepahlawanan,

keperintisan dan Kejuangan dipimpin seorang kepala seksi

mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam menyusun

program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan Penyuluhan Sosial dan Pelestarian nilai-nilai

Kepahlawanan, keperintisan dan Kejuangan dinas social, tenaga kerja

dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

j. Bidang Pelayanan, Rehabilitasi dan Bantuan Kesejahtraan Sosial

Bidang Pelayanan, Rehabilitasi dan Bantuan Kesejahtraan social

dipimpin seorang kepala bidang mempunyai tugas poko membantu

Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan penyusunan program,

kegiatan, penyelenggaraan pelayanan, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan Pelayanan, Rehabilitasi dan Bantuan Kesejahtraan

����

Dinas Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga

kerja dan Transmigrasi).

k. Seksi pelayanan dan Perlindungan Kesejahtraan Sosial Anak dan

Lanjut Usia

Seksi pelayanan dan Perlindungan Kesejahtraan Sosial Anak dan

Lanjut usia dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok

membantu kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan,

petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan

pelayanan dan Perlindungan Kesejahtraan Sosial Anak dan Lanjut

usia dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga

kerja dan Transmigrasi).

l. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dan Tuna Sosial

Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dan Tuna Sosial dipimpin

seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala

bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial

Penyandang Cacat dan Tuna Sosial dinas social, tenaga kerja dan

transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

m. Seksi Bantuan Kesejahtraan Sosial dan Pendayagunaan Sumber

Dana Sosial

Seksi Bantuan Kesejahtraan Sosial dan Pendayagunaan Sumber

Dana Sosial dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok

membantu kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan,

����

petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan

Bantuan Kesejahtraan Sosial dan Pendayagunaan Sumber Dana

Sosial dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social,

tenaga kerja dan Transmigrasi).

o. Bidang Tenaga Kerja

Bidang Tenaga Kerja dipimpin seorang kepala bidang mempunyai

tugas poko membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan

penyusunan program, kegiatan, penyelenggaraan pelayanan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan tenaga kerja Dinas

Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan

Transmigrasi).

p. Seksi Pemberdayaan dan Penempatan Tenaga Kerja

Seksi Pemberdayaan dan Penempatan Tenaga Kerja dipimpin

seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala

bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemberdayaan dan

Penempatan Tenaga Kerja dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi

(dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

q. Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja

Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja dipimpin seorang

kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam

menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan

mengevaluasi penyelenggaraan Hubungan Industrial dan Persyaratan

����

Kerja dinas social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga

kerja dan Transmigrasi).

r. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan

Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan dipimpin seorang kepala seksi

mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam menyusun

program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi

penyelenggaraan Pengawasan Ketenagakerjaan dinas social, tenaga

kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

s. Bidang Transmigrasi

Bidang Transmigrasi dipimpin seorang kepala bidang mempunyai

tugas poko membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan

penyusunan program, kegiatan, penyelenggaraan pelayanan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Transmigrasi Dinas

Sosial, Tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan

Transmigrasi).

t. Seksi Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi

Seksi Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi dipimpin seorang kepala

seksi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam

menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan

mengevaluasi penyelenggaraan Pemberdayaan Kawasan dinas

social, tenaga kerja dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan

Transmigrasi).

����

u. Seksi Mobilisasi dan Pengembangan Masyarakat Transmigrasi

Seksi Mobilisasi dan Pengembangan Masyarakat Transmigrasi

dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu

kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Mobilisasi dan

Pengembangan Masyarakat Transmigrasi dinas social, tenaga kerja

dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

p. Seksi Penyiapan Sarana dan Prasarana pemukiman Transmigrasi

Seksi Penyiapan Sarana dan Prasarana pemukiman Transmigrasi

dipimpin seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok membantu

kepala bidang dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Penyiapan Sarana

dan Prasarana pemukiman Transmigrasi dinas social, tenaga kerja

dan transmigrasi (dinas social, tenaga kerja dan Transmigrasi).

����

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

Dalam 4 (empat) tahun terakhir Dinas Sosial, Tenaga kerja dan

Trasmigrasi Kabupaten Bulukumba telah memberangkatkan 1.662

Tenaga kerja yakni 1.136 orang laki-laki dan 526 orang perempuan (dinas

social, tenaga kerja dan Transmigrasi). Ini menandakan tenaga kerja laki-

laki memiliki demand yang cukup tinggi di luar negeri terkhusus di Negara

Malaysia. Ini sejalan dengan hukum migrasi E.G. Revenstein (1885).

Tahun 1885 E.G. Revenstein merumuskan tujuh hukum migrasi, dan satu

diantaranya menyatakan bahwa wanita cenderung bermigrasi jarak

pendek, sedangkan laki-laki cenderung bermigrasi jarak jauh.

Table. 5

Rekapitulasi TKI yang berangkat ke Malaysia

Menurut jenis kelamin

Tahun 2010-2013

Tahun Laki – laki Perempuan Jumlah

2010 430 200 630

2011 154 61 215

2012 308 150 458

2013 244 115 359

Jumlah 1.136 526 1.662

Sumber: data Dinas Sosial, tenaga kerja dan transmigrasi

���

����

1. Deskripsi Responden

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari 31 responden, sebagian

besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 21 orang

atau sebesar (68 %) dan sebanyak 10 orang atau sebesar (32 %)

berjenis kelamin perempuan.

Tabel. 6

Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin

responden Jumlah responden Persentase (%)

Laki-laki 21 68

Perempuan 10 32

Jumlah 31 100

Sumber: data kuisener dan wawancara

b. Usia

Usia seseorang dapat mempengaruhi kemampuan kerja. Pada

tabel 4 terlihat bahwa sebanyak 2 (6%) responden berusia 17-25 tahun,

sebagian besar respondenyakni 29 berusia 26-35 tahun (94%), Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak berada pada usia

antara 26-35 tahun.

����

Tabel 7

Usia Responden

Usia Responden Jumlah Responden

24 1

25 1

26 8

28 7

29 3

30 3

31 5

33 2

35 1

Jumlah 31

Sumber: data kuisener dan wawancara

c. Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan kerja seseorang.

Pada tabel 5 terlihat bahwa 1 (5%) responden yang berpendidikan

SD, 5 (26%) responden yang berpendidikan SMP, dan sebagian

besar yakni 13 (69%) responden yang berpendidikan SMA. Tidak

adanya serjana yang berangkat ke luar negeri mengindikasikan

bahwa pendidikan yang rendah menjadi salah satu faktor tenaga

kerja asal bulukumba bekerja ke luar negeri.

����

Tabel.8

Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

SD 1 3

SMP 9 29

SMA 21 68

Jumlah 31 100

Sumber: data kuisener dan wawancara

d. Jenis Pekerjaan di Luar Negeri

Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi telah

memberangkatkan 1.662 tenaga kerja asal Kabupaten Bulukumba

dengan pekerjaan yang beragam. Diantaranya: peyambit kelapa

sawit, Penanam bibit, ceker, cleaning service, pelayan restoran,

sopir kontraktor, penjual buah, dan karyawan pabrik.

����

Tabel 9

Jenis pekerjaan responden

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentasi

Peyambit Kelapa Sawit 12 40

Penanam Bibit 10 33

Ceker 2 6

Cleaning Service jalanan 2 6

Pelayan Restoran 1 3

Sopir Kontraktor 1 3

Penjual Buah 1 3

Karyawan Pabrik 2 6

Jumlah 31 100

Sumber: data kuisener dan wawancara

e. Tingkat Upah di luar Negeri

Tingkat Upah di daerah tujuan adalah salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi minat tenaga kerja.

����

Tabel 10

Tingkat Upah Di Luar Negeri

Jenis Pekerjaan Upah Jika di Rupiahkan

Upah X 3500

Peyambit Kelapa Sawit 40 Ringgit/ tan Rp. 140.000

Penanam Bibit 35 Ringgit/hari Rp. 122.500

Ceker 35 Ringgit/hari Rp. 122.500

Cleaning Service Jalanan 35 Ringgit/hari Rp. 122.000

Pelayan Restoran 1000 Ringgit/bulan Rp. 3.500.000

Sopir eskavator 2500 Ringgit/bulan Rp. 8.750.000

Penjual Buah 700 Ringgit/bulan Rp. 2.450.000

Karyawan Pabrik 900 Ringgit/bulan Rp. 3.150.000

Sumber: data kuisener dan wawancara

f. Jenis Pekerjaan di Daerah Asal

Di Kabupaten Bulukumba pekerjaan pekerjaan sebagai petani dan

nelayang masih menjadi proritas. Di tambah lagi pengetahuan

akan cara bertani yang baik belum di ketahui. Rata-rata petani dan

nelayan Kabupaten Bulukumba Masih menggunakan cara

Tradisional.

����

Tabel 11

Jenis Pekerjaan di Daerah Asal

Jenis Pekerjaan Jumlah

Responden

Persentasi

Nelayan 6 19

Petani Sawah 8 27

Petani Karet 3 9

Pembantu Rumah Tangga 3 9

Ibu Rumah Tangga 1 3

Satpam 1 3

Tidak pernah bekerja 9 30

Jumlah 31 100

Sumber: data kuisener dan wawancara

g. Tingkat Upah di Daerah Asal

Tingkat upah di Kabupaten Bulukumba masih tergolong sangat

rendah jika dibandingkan dengan upah di luar negeri. Bahkan ada

beberapa pekerjaan yang kurang dari upah minimum Kabupaten

Bulukumba, seperti buruh petani sawah.

����

Tabel 12

Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bulukumba dan Gajinya 2013

Jenis Pekerjaan Gaji

Nelayan Rp 300.000 /Melaut

Petani sawah Rp 5.500.000/musim

Petani Karet Rp. 1.600.000/bulan

Pelayan KFC Rp 1.800.000/bulan

Pembantu Rumah Tangga Rp 600.000/bulan

Satpam Rp 2.000.000 /bulan

cleaning service Rp 1.600.000/bulan

Sumber: data kuisener dan wawancara

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Di lihat dari segi geografis Kabupaten Bulukumba yang terletak

antara 05020’-05040’ lintang selatan dan 119058’-120028’ bujur timur,

mempunyai Luas wilayah 1.154,7 km2 denganhampir 95,4 persen

berada pada ketinggian 0 sampai dengan 1000 meter diatas

permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah umumnya 0-400.

Terdapat sekitar 32 aliran sungai dan Curah hujannya rata-rata hari

hujan 10 hari perbulan yang dapat mengairi sawah seluas 23.365

hektar, sehingga merupakan daerah yang sangat strategis untuk sektor

����

pertanian. Inilah menjadi salah satu faktor membuat sebagian besar

penduduk Kabupaten Bulukumba bekerja di sector pertanian ada

sebanyak 56,82% dari 188.255 jumlah penduduk yang bekerja yakni

106.970 orang (Bulukumba Dalam Angka 2013). Akan tetepi kehidupan

sebangai petani tidak lagi menjanjikan di karenakan harus bekerja

melihat musim dalam setahun saja jika menjadi petani padi hanya

terdapat dua kali masa panen belum lagi upah yang minim jika

menggarap lahan milik orang lain.

Sebenarnya lapangan kerja di kabupaten bulukumba tidaklah

kurang akan tetapi dengan pendidikan yang kurang mempuni para

tenaga kerja hanya bisa bekerja apa adanya seperti menjadi buruh

dengan upah yang sangat minim. Contoh perbandingan pekerjaan di

Kabupaten bulukumba dengan di luar negeri:

a. Pembantu Rumah Tangga

Menjadi pembantu rumah tangga hanya di beri upah sebesar

Rp. 20.000 per hari jika ia bekerja dalam satu bulan maka ia hanya

mendapat upah sebesar Rp.600.000 perbulannya di bandingkan

dengan di luar degeri menjadi pembantu rumah tangga

mendapatkan upah sekitar Rp. 3.000.000 perbulan.

b. Sektor Pertanian

Sektor pertanian yang menjadi mayoritas pekerjaan

penduduk kabupaten bulukumba. para petani sawah rata-rata hanya

����

di beri upah sebesar Rp. 5.500.000 dalam satu kali panen (6 bulan)

jika di perbulankan Rp. 5.500.000 : 6 = Rp 920.000 oleh para

pemilik tanah sedangkan petani karet di beri upah sebesar

Rp.1.600.000 perbulan . Di bandingkan dengan para petani yang

bekerja di luar negeri mungkin bisa dua bahkan sepuluh kali lipat,

misalnya para penanam bibit di gaji 35 ringgit perhari atau sebesar

Rp 122.500 x 30 hari = Rp 3.675.000 perbulan, penaymbit kelapa

sawit (pemetik buah) digaji sebesar 40 ringgit/tan atau Rp. 140.000

dalam satu hari biasanya seorang penyambit dapat mengumpulkan

2 tan bahkan lebih dalam sehari jadi jika di kalkulasikan dalam

sehari seorang penyambit mendapat upah sebesar Rp. 280.000

atau Rp. 280.000 x 30hari = Rp 8.400.000 perbulan dan pekerjaan

sebagai ceker yang paling ringanpun memiliki tinggi, seorang ceker

hanya melakukan pekerjaan mengecek apakah buah yang di petik

oleh penyambit matang atau tidak dan mendapat upah 35 ringgit

atau Rp122.500 perhari atau sebesar Rp 3.675.000 perbulan.

Petani di Kabupaten Bulukumba melakukan pekerjaan menanam

bibit, memupuk dan memanen hanya mendapatkan Rp. 920.000 di

bandingkan dengan para petani yang bekerja di luar negeri setiap

pekerjaan seperti menanam bibit, memupuk, dan memanen di

lakukan oleh buruh yang berbeda tapi gajinya 4-10 kali lebih tinggi di

banding para petani di kabupaten bulukumba.

c. Pegawai Restoran

����

Pegawai restoran di kabupaten bulukumba contohnya

pegawai makanan siap saji milik Amerika yakni KFC

mempekerjakan tenaga kerja Kabupaten Bulukumba dengan upah

sebesar Rp. 1.800.000 sedangkan para pegawai restoran di luar

negeri mendapat upah sebesar 1000 ringgit atau Rp. 3.500.000

perbulan belum lagi semua biaya seperti tempat tinggal dan makan

di tanggung oleh perusahaan tempat dia bekerja.

d. Cleaning Service

Cleaning Service di kabupaten bulukumba di beri upah sebesar Rp.

1.500.000 perbulan sedangkan para cleaning service jalanan di luar

negeri dengan hanya 7 jam kerja dan pekerjaannya pun di bagi ada

yang hzanya merapikan bunga sepanjang jalan dan ada khusus

untuk membersihkan jalanan di beri upah sebesar 35 ringgit perhari

atau sebesar Rp.122.500 dan jika di kalkulasikan dalam sebulan Rp.

3.675.000.

e. Sopir Eskavator

Sopir eskavator di Kabupaten Bulukumba rata-rata di beri upah

sebesar Rp.4.500.000 – Rp.5.000.000 perbulan sedangkan di luar

negeri upah seorang Sopir eskavator 2500 ringgit atau

Rp.8.750.000 belum lagi biaya hidup semuanya di tanggung

perusahaan.

����

1. Tingkat Upah

Di lihat dari lima jenis pekerjaan diatas degan pekerjaan dan

pendidikan yang sama akan tetapi upah di luar negeri lebih besar dari

pada di dalam negeri bahkan mencapai sepuluh kali lipat lebih besar. Hal

ini di karenakan tingkat rupiah yang rendah di tambah lagi upah

minimum di Indonesia yang masih relatif rendah sangat rendah di

bandingkan dengan luar negeri. Pada tahun 2014 upah minum

Kabupaten Bulukumba naik mengikuti upah minimum provinsi Sulawesi

yakni dari Rp.1.1.440.000 menjadi Rp1.800.000 .

Tabel 13

Daftar Upah Minimum Provinsi di Indonesia

Provinsi UMP Tahun 2014 UMP Tahun 2013

Bali 1.542.600 1.181.000

Bangka-Belitung 1.640.000 1.265.000

Banten 1.325.000 1.170.000

Bengkulu 1.350.000 930.000

Gorontalo 1.325.000 1.175.000

Jakarta 2.441.301 2.200.000

Jambi 1.502.300 1.300.000

Kalimantan Barat 1.380.000 1.060.000

Kalimantan Selatan 1.620.000 1.337.500

Kalimantan Tengah 1.723.970 1.553.127

����

Kalimantan Timur 1.886.315 1.762.073

Kepulauan Riau 1.665.000 1.365.087

Maluku 1.415.000 1.275.000

Aceh 1.750.000 1.550.000

NTB 1.210.000 1.100.000

NTT 1.150.000 1.010.000

Papua 1.900.000 1.710.000

Riau 1.700.000 1.700.000

Sulawesi Barat 1.400.000 1.165.000

Sulawesi Selatan 1.800.000 1.440.000

Sulawesi Tengah 1.250.000 995.000

Sulawesi Tenggara 1.400.000 1.125.207

Sulawesi Utara 1.900.000 1.550.000

Sumatera Barat 1.490.000 1.350.000

Sumatera Selatan 1.825.600 1.630.000

Sumatera Utara 1.505.850 1.305.000

Sumber: http://www.informasiterbaru. /2013/11/daftar-upah-minimum-propinsi-umpumr.html).

Di bandingkan dengan upah minimum di luar negeri pada tahun

2013 upah minimum tertinggi di Indonesia yakni jakarta sebesar

Rp.2.400.000 perbulan. Sementara upah minimum di negara tetangga

seperti Thailand Rp.3.200.000 perbulan, Filipina Rp.3.600.000 perbulan,

malaysia yang menjadi rata-rata negara tujuan tenaga kerja asal

����

Kabupaten Bulukumba sebesar Rp.3.200.000 perbulan

(http://finance.detik.com/).

Dari keterangan diatas sangat jelas bahwa tingkat upah yang

sangat tinggi di luara negeri sangat mempengaruhi minat tenaga kerja

asal Kabupaten Bulukumba untuk bekerja di luar negeri.

2. Ketersedian Lapangan Kerja

Ketersedian lapangan pekerjaan di kabupaten Bulukumba

sebenarnya tidak terlalu ada perbedaan cukup signifikan seperti yang

terjadi pada tingkat upah.

Lapangan pekerjaan seperti pada sektor pertanian, PT. Longsum

saja masih banyak membutuhkan petani karet untuk di pekerjakan akan

tetapi tingkat upah yang tak sebanding dengan pekerjaan yang membuat

responden enggan untuk bekerja di sana. Sama halnya dengan

pembantu rumah tangga tingkat upah yang sangat rendah jika

dibandingkan dengan pembantu rumah tangga yang berada di luar

negeri. Di sektor perbankan banyaknya lowongan pekerjaan yang

terbuka hanya saja standar pendidikan yang membuat kebanyakan para

tenaga kerja masih belum bisa di terima sebagai pegawai perbankan.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sangatlah mempengaruhi tingkat kesempatan

kerja tenaga kerja. Baik itu karena standar minimal pendidikan yang

diterapkan sebuah perusahaan maupun karena pendidikanlah tenaga

kerja dapat memperoleh sebuah skill kerja. Di Indonesia pendidikan

����

masih berada di peringkat ke-69 dari 127 negara di dunia Berdasarkan

data dalam Education For All (EFA) yang dikeluarkan Organisasi

Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011),

indeks pembangunan pendidikan atau education development index

(EDI) adalah 0,934. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori

medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada

di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian

tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia.

Malaysia yang merupakan Negara tetengga berada di peringkat ke-65

atau berada diatas Indonesia walaupun masih dalam kategori yang sama

yakni kelompok pencapaian medium (asharmind.blogspot.com).

Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Bulukumba menjadi

masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan. Ada sebanyak

75.072 orang yang tidak pernah sekolah, 102.433 orang yang hanya

tamat SD, 49.780 orang tamat SLTP, 45.782 tamat SLTA, dan hanya

17.690 yang melanjutkan ke tingkat Diploma I-IV/S1/S2/S3 (BPS,2014).

Melihat data diatas sunggu sangat menyidihkan, lebih banyaknya

penduduk yang tidak pernah sekolah dibandingkan dengan yang lulus

SLTA dan yang melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Dengan

pendidikan yang rendah lapangan kerja yang terbuka hanyalah menjadi

buruh, petani, pembantu, nelayan dan sebagainya. Dengan jenis

����

pekerjaan seperti itu di Kabupaten Bulukumba upah yang di dapatkan

sangatlah rendah hanya mengikuti Upah minimum, tak sebanding

dengan pekerjaan dan resiko yang di jalani oleh para tenaga kerja. Hal

inilah yang menjadi salah satu pendorong para tenaga kerja asal

Kabupaten Bulukumba untuk bekerja di luar negeri.

����

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden faktor yang paling

mempengaruhi minat tenaga kerja Kabupaten Bulukumba bekerja di

luar negeri adalah tingkat upah yang sangat tinggi di luar negeri.

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas maka dapat

disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Bulukumba harusnya meningkatkan upah

minum regional kabupaten bulukumba agar kesejahtraan penduduk

bisa dapat tercapai.

2. Pemerintah kabupaten bulukumba harusnya dapat meningkatkan

mutu dan layanan pendidikan.

���