10118-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of 10118-Full_Text.pdf - Universitas Muhammadiyah Makassar
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP
HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD INPRES
TEBBAKANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
KHADIJAH
1054 0959 015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2019
MOTO
Kita tidak akan pernah tahu sejauh mana
keberanian kita jikalau kita tidak pernah
mencoba untuk salah.
Kesuksesan yang sejati akan datang pada
orang- orang yang berani mengatakan „”tidak”
pada kata “menyerah”.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada
tuhanmulah kamu berharap”
(QS Al Insyirah: 6-7)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku
Kepada Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan segala rasa cinta, kasih sayang dan doa restu, dukungan dan semangat serta pengorbanan
yang tulus dan ikhlas.
Buat saudara”ku dan semua keluarga aku yang selalu memberikan dukungan dan semangat guna tercapainya keberhasilan Penulis.
End Thanks For All Of My Friend, kalian adalah warna keindahan dalam keseharianku dan yakinlah kita akan selalu menjadi idola
bagi diri kita sendiri.
ABSTRAK
Khadijah 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example Terhadap
Hasil Belajar Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Inpres Tebbakang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Sitti Aida Azis, M dan pembimbing II H Tjoddin, SB
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pre Test Post
Test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya
melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding
(kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Example Non Example Terhadap Hasil Belajar Menulis Deskripsi siswa Kelas IV
SD Inpres Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tahun ajaran 2018.
Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah murid Kelas IV sebanyak 15
orang. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaian
ketuntasan hasil belajar Menulis Deskripsi murid secara klasikal, aktivitas murid
dalam pembelajaran Menulis Deskripsi. Pembelajaran dikatakan berhasil jika
aspek di atas terpenuhi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data
skor perolehan hasil belajar murid yang dikumpulkan dengan menggunakan tes,
data tentang aktivitas murid dalam pembelajaran Menulis Deskripsi dikumpulkan
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar murid.
Hasil analisis statistik deskriptif penggunaan Model pembelajaran
Example Non Example murid positif, hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Example Non Example menunjukkkan hasil belajar yang
lebih baik dari pada sebelum diterapkan metode strategi pembelajaran Example
Non Example Hasil analisis statistic inferensial menggunakan rumus uji t,
diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 13,69 dengan frekuensi db =
15–1 = 14, pada taraf signifikansi 50% diperoleh t Tabel = 2,14. Jadi, t Hitung > t tabel
atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1) diterima. Hal ini
membuktikan bahwa ada pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran
Example Non Example terhadap hasil belajar menulis deskripsi kelas IV SD
Inpres Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Kata kunci: Pra-eksperimen, Model Pembelajaran Example Non Example
Menulis Deskripsi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subahanahu
Wataala yang Maha mendengar lagi Maha melihat atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu
perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini. Tiada daya dan
kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Example Non Example Terhadap Hasil
Belajar Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Inpres Tebbakang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa” dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Beragam kendala dan hambatan yang dilalui oleh penulis dalam
penyusunan skripsi ini, namun berkat usaha yang optimal dan dukungan berbagai
pihak hingga akhirnya penulis dapat melewati rintangan tersebut.
Penghargaan yang tertinggi dan ucapan terima kasih yang tulus ikhlas
Penulis ucapankan kepada kedua orang tua, ayahanda Mahang dan ibunda
Saummi yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih dalam
mengasuh, membesarkan, mendidik, membiayai dan memberikan semangat serta
selalu mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Dr. Sitti Aida Azis,
M.Hum pembimbing I dan Drs. H. Tjoddin, SB., M.Pd pembimbing II. Penulis
tidak dapat melupakan jasa dan kebaikan bapak/ibu yang telah memberikan
dorongan, bimbingan, masukan, komentar, nasehat, dan saran sampai
terwujudnya skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan jasa-jasa
Bapak/Ibu.
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada; Prof Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah memfasilitasi penulis dalam
menjalani pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri,
S.Pd., M.Pd ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muhammadiyah Makassar, Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PGSD yang
telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga pnulis ucapkan kepada
kepala sekolah SD Inpres Tebbakang Ratnawati, S.Pd beserta guru-guru , yang
telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam
rangka penyelesaian penulisan skripsi ini.
Sahabat-sahabat tercintaku Nurul Utari, St Nurjannah, Nurmiati, Nurlaili
teman seperjuangan kelas 15 B Windi Apriati, Nur Wahidah, Nur Asia, Musfira,
Nopianti, Nurlaila Fitriatun, Jamiantulkhaer, Nurislamaeti, Umi sohra, Aswar
anas, Dasnur, Nurul Fadilah, Muallimah, Ratmi, Nurfajriani, Nur Pratiwi Dastiah
angkatan 2015 PGSD, P2K Posko Kampung Baru serta teman-teman yang setia
memberikan masukan dan bantuan yang berarti bagi penulis.
Akhirnya kepada allah SWT jugalah penulis memohon semoga semua
pihak yang telah membantu dalam upaya penyusunan skripsi ini diberikan amalan
yang setimpal. Semoga hal yang penulis perbuat dapat menjadi sumbangan bagi
kemajuan pendidikan di Indonesia utamanya pengajaran bidang studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar dan semoga bernilai ibadah disisi-Nya.Aamiin.
Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Khaerat Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, juli 2019
Khadijah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK.................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................5
A. Manfaat BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR Kajian
Teori
1. Hasil Penelitian Yang Relevan..........................................................12
2. Hakikat Model Pembelajaran………….............................................13
3. Hakikat Model Pembelajaran Example Non Example……………...15
4. Hasil Belajar……................................................................................18
5. Hakikat Menulis……………………..................................................20
6. Pengertian Deskripsi………………………………………………...27
7. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar………………….29
B. Kerangka Pikir.........................................................................................31
C. Hipotesis Penelitian.................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian...............................................................................35
B. Populasi dan Sampel................................................................................36
C. Variabel Penelitian…………...................................................................38
D. Instrumen Penelitian................................................................................39
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................40
F. Teknik Analisis Data...............................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..........................................................................................46
B. Pembahasan...............................................................................................57
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................................60
B. Saran.......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Skor nilai pre test ................................................................................... 46
Tabel 4.2 Perhitungan untuk Mencari Mean Nilai Pretest .................................... 47
Tabel 4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest ................................................................. 48
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Deskripsi ......................... 48
Tabel 4.5 Skor Nilai Post-Test ............................................................................... 49
Tabel 4.6 Perhitungan untuk Mencari Mean Nilai Post-Tes ................................. 50
Tabel 4.7 Tingkat Hasil Belajar post-test .............................................................. 51
Tabel 4. 8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Deskripsi ........................ 51
Tabel 4. 9. Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid ................................... 52
Tabel 4. 10 Analisis skor Pre-test dan Post-test .................................................... 55
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3. Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas 2003: 6).
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan berperan penting dalam proses perkembangan fisik, mental maupun
perilaku manusia. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan sebagai pendidik
adalah melakukan peningkatan kualitas dalam pembelajaran.
Pembelajaran dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen,
antara lain: (1) tujuan, (2) subyek belajar, (3) materi pelajaran, (4) strategi
pembelajaran, (5) media pembelajaran, dan (6) penunjang. Komponen utama
dalam sistem pembelajaran adalah sebagai subyek sekaligus obyek (Sugandi
2007: 29). Subyek belajar dalam hal ini yaitu siswa. Siswa adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur pendidikan formal maupun nonformal pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah (Depdiknas 2003: 2). Dalam proses
pembelajaran, siswa tidak bisa belajar sendiri tanpa peran guru.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional peran guru sangat penting dalam
misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Selain itu, guru bertanggung jawab
untuk mengatur, mengarahkan serta menciptakan suasana yang kondusif dalam
pembelajaran. Suasana pembelajaran yang kondusif memungkinkan siswa
semangat dalam belajar. Suasana pembelajaran yang kondusif sangat dipengaruhi
oleh kualitas guru.
Guru merupakan pendidik yang profesional. Pasal 39 ayat 2
UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidik merupakan
tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Depdiknas 2003: 24). Berdasarkan
isi pasal tersebut guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Suatu pembelajaran dikatakan baik dinilai berdasarkan beberapa hal. Salah
satunya adalah dilihat dari hasil belajar siswanya yang mengalami peningkatan
dari sebelum pembelajaran. Oleh karena itu, pada pelaksanaannya diperlukan
keaktifan siswa agar hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini
perlu peran guru dalam mengorganisasi pembelajaran agar menjadi aktif dan
menyenangkan. Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan menyenangkan bagi siswa sehingga materi bisa terserap dengan baik
serta mampu mengembangkan potensi siswa untuk menemukan hal-hal yang baru.
Berkembangnya potensi siswa agar memenuhi kriteria Undang-Undang
Nomor 20 Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional memerlukan proses. Proses
tersebut dikatakan sebagai proses belajar. Belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku siswa, karena belajar mencakup segala sesuatu yang
dipikirkan dan dikerjakan.
Proses belajar berlangsung dalam satuan pendidikan pada jalur formal,
nonformal dan informal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi (Depdiknas 2003: 11).
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta
sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk
lain yang sederajat (Depdiknas 2003: 11).
Pada setiap jenjang pendidikan terdapat perbedaan dalam mata pelajaran
yang diajarkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 22 Tahun 2006, mata pelajaran yang terdapat pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat delapan mata pelajaran
untuk jenjang Sekolah Dasar. Kedelapan mata pelajaran tersebut adalah
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, IlmuPengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan yang terakhir adalah Bahasa Indonesia
(Depdiknas 2003: 10).
Salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD
bertujuan agar siswa terampil berbahasa lisan dan tulis. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini memberikan keterampilan kepada siswa tentang bagaimana
menggunakan bahasa dengan baik yang diwujudkan secara lisan maupun tulis.
Menurut Iskandarwassid (2011: 226) bahasa dipergunakan pada sebagian besar
aktivitas manusia, tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan
perasaannya, menyampaikan keinginan, memberikan saran dan pendapat.
Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa yang dimiliki oleh siswa dapat menjadi
indikasi semakin baik pula penggunaan bahasa siswa dalam berkomunikasi.
Sebagai wujud penggunaan bahasa, siswa dalam mengungkapkan perasaan,
keinginan, saran, dan pendapat berbeda-beda satu sama lain. Siswa dapat
mengungkapkan perasaan, keinginan, saran, dan pendapat secara lisan maupun
tulis. Kedua pengungkapan tersebut, baik secara lisan maupun tulis tidak langsung
dapat dikuasai oleh siswa. Siswa harus belajar untuk dapat menguasai
keterampilan berbahasa lisan dan tulis dengan baik. Keterampilan berbahasa lisan
maupun tulis pada siswa di SD dapat dilatihkan melalui salah satu mata pelajaran
di SD. Mata pelajaran tersebut yaitu Bahasa Indonesia yang diberikan sejak kelas
1 SD.
Menurut Tarigan (2008: 1) keterampilan berbahasa meliputi empat
keterampilan dasar. Keterampilan dasar tersebut yaitu: menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan
keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut hanya dapat diperoleh
dan dikuasai siswa dengan cara sering berpraktik dan banyak latihan yang bisa
dilaksanakan dimana saja.
Salah satu dari empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan 2008: 3). Keterampilan menulis diberikan sejak kelas 1 SD melalui
berbagai materi yang mengandung aspek melatih keterampilan menulis siswa.
Salah satu materi pembelajaran yang melatih keterampilan menulis siswa dalam
silabus tahun 2006 di kelas IV SD yaitu materi menulis deskripsi.
Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu: (1)
Deskripsi, adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal
tersebut. (2) Narasi, adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu peristiwa. (3) Eksposisi, adalah ragam wacana yang dimaksudkan
menerangkan, menyampaikan atau menguraikan suatu hal yang dapat menambah
pengetahuan pembacanya. (4) Argumentasi, adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan
oleh penulis. (5) Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang
disampaikan penulis (Kristiantari 2010: 118).
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan pembelajaran menulis
deskripsi berlangsung dengan model-model konvensional. Pembelajaran hanya
sebatas penyampaian materi melalui ceramah oleh guru dan siswa hanya duduk
diam mendengarkan. Pembelajaran yang disajikan menjadi kurang
menggembirakan dan kurang bermakna karena guru tidak melibatkan siswa untuk
aktif. Siswa hanya disuruh memperhatikan contoh gambar tentang suatu kegiatan,
selanjutnya membuat sebuah karangan atau menjawab pertanyaan mengenai
contoh gambar tersebut sendiri-sendiri. Akibatnya pembelajaran jauh dari
aktivitas yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya mengatasi
permasalahan tersebut perlu pengunaan media dan model yang efektif agar tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
Untuk memilih model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran guru
perlu memperhatikan karakteristik siswa sesuai dengan usianya. Menurut Nursidik
(2007), siswa SD yang berusia diantara 6-12 tahun mempunyai beberapa
karakteristik. Karakteristik pertama adalah senang bermain. Karakteristik yang
kedua adalah senang bergerak. Karakteristik yang ketiga adalah senang bekerja
dalam kelompok. Karakteristik yang keempat senang melakukan sesuatu secara
langsung.
Pada pembelajaran kooperatif terdapat beberapa model yang bisa
membantu proses belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif yang
memudahkan siswa dalam memahami materi menulis deskripsi menurut peneliti
yaitu model pembelajaran contoh non-contoh (Example Non-Example). Model ini
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini
disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi
sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.
Gambar tersebut bisa disajikan melalui Over Head Projector (OHP), LCD
proyektor poster maupun media penampil gambar lainnya. Gambar yang
digunakan haruslah jelas dan terlihat dengan baik oleh siswa yang duduk di
bangku paling belakang. Penyajian gambar dalam model pembelajaran Example
Non-Example disusun agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi
sebuah bentuk diskripsi singkat. Deskripsi tersebut mengenai apa yang ada di
dalam gambar dan menjelaskan hal-hal terkait yang tidak terdapat pada gambar.
Kurniadi (2010) menjelaskan bahwa Example Non-Example adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan
untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan example dan non
example dari suatu definisi konsep yang ada. Example merupakan contoh yang
diberikan oleh guru melalui media gambar yang harus dipahami oleh siswa.
Sedangkan non-example merupakan contoh yang tidak terdapat pada gambar
sehingga siswa dituntut untuk mencari dan mengembangkannya.
Example Non-Example dianggap perlu dilakukan karena suatu konsep yang
diketahui secara primer hanya dilihat dari segi definisinya dari pada dari sifat
fisiknya. Dengan memusatkan perhatian terhadap Example dan Non-
Example, diharapkan siswa tidak hanya melihat konsep dari segi definisinya saja
melainkan juga dari segi fisiknya.Sehingga siswa akan dapat memahami lebih
dalam mengenai materi apa yang akan diajarkan (Kurniadi 2010:10).
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pembelajaran menggunakan model pembelajaran Example Non-Example
pada materi menulis deskripsi di kelas IV SD. Penelitian tersebut berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example Terhadap Hasil Belajar
Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Inpres Tebbakang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah
yang dapat diajukan antara lain:
1. Bagaimana penerapan model Example Non Example terhadap hasil belajar
menulis deskripsi siswa kelas IV SD Inpers Tebbakang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana pengaruh model Example Non Example terhadap hasil belajar
menulis deskripsi siswa kelas IV SD Inpers Tebbakang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan rumusan yang akan dicapai dari
penelitian tersebut. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
antara lain :
1. Untuk mengetahui penerapan model Example Non Example terhadap
hasil belajar menulis deskripsi siswa kelas IV SD Inpers Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
2. Untuk mengetahui pengaruh model Example Non Example terhadap hasil
belajar menulis deskripsi siswa kelas IV SD Inpers Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan seberapa besar manfaat dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan. Penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan
dapat memberikan manfaat yang tidak hanya untuk peneliti sendiri. Melainkan
juga untuk pihak-pihak yang terkait didalamnya seperti siswa, guru dan sekolah.
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang
bersifat teori. Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di
bidang pendidikan, terutama dalam pembelajaran menulis deskripsi. Manfaat
bersifat teori yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu (1) hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan kebijakan sekolah
dan (2) dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat
dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang
bersifat praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi
praktis yaang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian,
baik individu, kelompok, maupun organisasi. Dalam penelitian ini manfaat
praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki
kinerja, terutama bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat praktis yang didapat
melalui penelitian ini antara lain:
a. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu untuk membantu mengembangkan
imajinasi dalam membuat karangan menggunakan model pembelajaran Example
Non-Example pada pembelajaran menulis deskripsi. Dengan menggunakan model
Example Non-Example dalam pembelajaran akan membangkitkan minat dan
semangat siswa dalam belajar. Jika siswa sudah semangat dalam belajar, maka
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan berdampak positif dalam
peningkatan hasil belajar.
b. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru tentang model
pembelajaran Example Non-Example. Selain itu juga bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran Example
NonExample dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolahnya. Penelitian ini
dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan
penelitian serta menumbuhkan minat budaya meneliti agar terbentuk inovasi
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini bagi sekolah yaitu dapat memberikan kontribusi pada
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran bahasa Indonesia sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi
sekolah untuk memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah
dilaksanakan guru-guru sebelumnya.
d.Bagi Pembaca
penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dalam penelitian karya yang
sejenis serta menambah khazanah ilmu pengetahuan
e. Bagi Peneliti penelitian ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran untuk
penulisan karya ilmiah lainnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang model pembelajaran Exampel Non-Example sudah
banyak yang lakukan. Meskipun demikian, penelitian ini masih tetap menarik
untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian yang menjadi kajian adalah penelitian Astuti
(2013) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example
Terhadap Hasil Belajar Menulis Deskripsi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SD
3 Temulus Mejobo Kudus”
Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) Model Pembelajaran Example Non-
Example berpengaruh terhadap hasil belajarsiswa kelas IV SDN 3 Temulus. (2)
Siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Example
ditinjau dari perasaan senang, perhatian, keterlibatan, dan ketertarikan siswa,
sehingga hasil belajar murid cenderung lebih tinggi dari sebelum diterapkannya
model tersebut. Penelitian yang menjadi kajian adalah penelitian Afiah (2012)
dengan judul “Pengaruh Metode Poster Comment Terhadap Hasil Belajar
Menulis Deskripsi Siswa Kelas V SDN Sungguminasa 3 Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa
Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) Metode poster comment
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Sungguminasa 3
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Dari kajian penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Example
Non-Example Terhadap Hasil Belajar Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD
Inpres Tebbakang Kecamatan Bajeng kabupaten Gowa”.
2. Hakikat Model Pembelajaran
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru akan menemui berbagai
macam hambatan yang berkaitan dengan pelaksanaannya di kelas. Hambatan itu
bisa diatasi guru dengan menerapkan model pembelajaran yang dipandang mampu
membantu dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran ialah pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
maupun tutorial. (Suprijono 2012: 45).
Pengertian model pembelajaran menurut beberapa para ahli :
Joyce (1992) mengartikan model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain.
Suprijono (2012) Model pembelajaran merupakan suatu pola yang di
gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
tutorial.Slavin (2010) Model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu
pendekatan pembelajaran termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungan dan sistem
pengelolaannya. Trianto (2009) Model pembelajaran adalah sebagai suatu
pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklarifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajaran. Richard I Arends (2008) Model pembelajaran lebih mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya terdapat tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelohaan kelas. (Suprijono 2012: 50).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka Model Pembelajaran adalah
tindakan model pembelaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
agar tujuan pembelajaran tercapai. Istilah model pembelajaran mempunyai makna
yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: (1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana
siswa belajar, (3) tingkah laku mengajar guru yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
Model pembelajaran pada era sekarang telah banyak macamnya. Seorang
guru perlu memperhatikan karakteristik siswa dalam menentukan model apa yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Perlu diterapkan sebuah model yang sesuai
dengan karakteristik siswa SD yaitu senang bekerja dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif(Cooperative Learning) adalah salah satu model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD yang senang bekerja
dalam kelompok. Menurut Silberman (2009: 9-10) dengan menempatkan siswa
dalam kelompok dan memberinya tugas dimana mereka saling tergantung satu
dengan yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan adalah cara yang baik untuk
memberi kemampuan pada keperluan siswa dalam masyarakat. Siswa menjadi
lebih tertarik dalam belajar karena mereka melakukan dengan teman-temannya.
Unsur-unsur yang mendukung keberhasilan pembelajaran kooperatif
menurut Johnson dan Johnson (2003) dalam Carpenter (2011: 32) adalah sebagai
berikut:
… five key components required for cooperative learning to be
successful: face-to-face interaction, individual and group
accountability, interpersonal and small group skills, positive
interdependence, and group processing
Arti dari kalimat di atas adalah ada lima unsur kunci dalam keberhasilan
pembelajaran kooperatif: interaksi tatap muka, kemampuan perseorangan dan
kelompok, keterampilan perseorangan dan kelompok kecil, ketergantungan yang
positif, dan pemrosesan kelompok.
3. Hakikat Model PembelajaranContoh Non-Contoh (Example Non-
Example)
a). Pengertian Example Non-Example
Model pembelajaran contoh non-contoh atau Example Non-Example
termasuk dalam model pembelajaran kooperatif. Example Non-Example
menggunakan gambar sebagai media dalam penyampaiannya. Gambar tersebut
bisa disajikan melalui Over Head Projector (OHP), LCD proyektor maupun
poster. Gambar yang digunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jauh, sehingga
anak yang duduk di belakang dapat juga melihat dengan jelas. Penyajian gambar
dalam model pembelajaran Example Non-Example disusun bertujuan agar anak
dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat
mengenai apa yang ada di dalam gambar.
Model pembelajaran Example Non-Example adalah salah satu model yang
dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Model ini terdiri atas
dua komponen yaitu example dan non-example. Example merupakan contoh yang
diberikan oleh guru melalui media gambar yang harus dipahami oleh siswa.
Sedangkan non-example merupakan contoh yang tidak terdapat pada gambar,
sehingga siswa dituntut untuk mencari dan mengembangakan bagian yang tidak
terdapat pada gambar (Kurniadi 2010).
Pengertian Example Non-Example Menurut Para Ahli :
Djamarah (2006) Example Non-Example adalah model pembelajaran yang
menggunakan contoh. Kurniadi (2010) Example Non-Example adalah model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Buehl
(2011) Example Non-Example adalah tipe pembelajaran yang menaktifkan siswa
dengan cara guru menempelkan contoh gambar yang sesuai dengan tujuan
pembejaran. Rochyandi, Yadi (2004) Example Non-Example adalah salah satu
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang di rancang unruk mempengaruhi
pola interaksi siswa meningkatkan perolehan hasil akademik. Hamdani, (2011)
Example Non-Example adalah strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep. (Suyatno, 2009 : 73)
Beberapa pendapat di atas, maka Example Non-Example adalah model
pembelajaran yang menggunakancontoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh
dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.
b). Langkah-Langkah Model Pembelajaran Example Non-Example
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Example Non-
Example (Suprijono 2012: 125):
(1) Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran. Sebelum pembelajaran berlangsung guru menyiapkan media
gambar yang berkaitan dengan tema agar tujuan pembelajaran yang
mengharuskan siswa membuat karangan deskripsi dapat tercapai.
(2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui
OHP/Proyektor/poster.
(3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar. Dari gambar tersebut siswa diminta
mengamati apa saja yang ada dalam gambar dan mencari apa saja yang
belum terdapat pada gambar.
(4) Guru membagi siswa kedalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 2
sampai 3 siswa. Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi analisis gambar
tersebut dicatat pada kertas.
(5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
(6) Mulai sejak komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil diskusi tersebut kemudian tiap
kelompok diminta untuk membuat sebuah karangan deskripsi dengan
berpedoman pada hasil analisis. Berawal dari menjelaskan apa saja yang
ada pada gambar dilanjutkan pada pengembangan paragraf melalui hasil
analisis sebelumnya.
(7) Memberikan kesimpulan pembelajaran.
c). Keuntungan Model Pembelajaran Example Non-Example
Model pembelajaran Example Non-Example memiliki beberapa kelebihan.
Kelebihan tersebut dijelaskan oleh Buehl (1996) dalam Kurniadi (2010)
yaitu:
(1) Siswa Berangkat dari Satu Definisi
Definisi tersebut yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
Dengan menggunakan gambar sebagai media, siswa akan mencari
apa saja yang belum ada pada gambar untuk dikembangkan menjadi
sebuah pemahaman tentang kejadian atau kegiatan sehingga tercipta
suatu deskripsi baru.
(2) Siswa Terlibat dalam Satu Proses Discovery
Ini mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif
melalui pengalaman dari example dan non example. Penemuan itu
berupa penggalian informasi dari gambar yang disajikan oleh guru,
kemudian siswa mencari non example untuk dikembangkan menjadi
karangan yang bisa menarik minat pembaca.
(3) Siswa Diberi Sesuatu yang Berlawanan
Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian
yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan
pada bagian example.
4. Hasil Belajar
Tujuan seseorang belajar tentu agar memperoleh suatu hasil belajar yang
dianggap baik. Baik atau tidaknya hasil belajar tergantung pada standar kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian tentang hasil
belajar telah dijelaskan oleh beberapa pakar dalam bidang pendidikan. Menurut
Suprijono (2012: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan
menurut Anni dkk. (2006: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung apa yang dipelajari pebelajar. Kedua
pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
didapat siswa dari pengalaman belajar saat mengalami aktivitas belajar.
Menurut Benyamin S. Bloom dalam Anni dkk (2006: 7), hasil belajar siswa
mencakup tiga ranah belajar yaitu:
(1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan,
kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri
mencakup kategori: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan penilaian (evaluation).
(2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Ranah afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan
(receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup
(organization by a value complex).
(3) Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf,
manipulasi obyek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku
untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set),
gerakan terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa
(mechanism), gerakan kompleks (complex overt response),
penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originallity).
5. Hakikat Menulis
Menurut Tarigan (2008: 1) keterampilan berbahasa meliputi empat
keterampilan dasar, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap
keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan lainnya.
Keterampilan-keterampilan tersebut dapat dikuasai dengan cara sering latihan.
Dalam hakikat menulis akan dijelaskan: (1) pengertian menulis, (2) tujuan
menulis, dan (3) manfaat menulis. Penjelasan secara rinci akan dijelaskan di
bawah ini:
a) Pengertian Menulis
Menurut Kristiantari (2010: 99), menulis dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam
tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati pemakainya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak
terdapat empat unsur yang terlibat yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan
atau isi tulis, media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain (Tarigan 2008: 3). Sedangkan menurut Effendy menulis adalah keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud
oleh pengarang Menurut peneliti, menulis adalah kegiatan mencurahkan maksud
pribadi melalui tulisan sebagai medianya.
Peneliti menyimpulkan bahwa pengertian menulis adalah suatu
keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung
kepada pembaca dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
b). Tujuan Menulis
Tujuan yang jelas akan membimbing seseorang dalam usahanya membuat
tulisan yang baik. Menulis untuk sekedar menyelesaikan tugas atau memenuhi
kewajiban, tidak dapat dikatakan sebagai tujuan menulis yang nyata. Ada tiga
tujuan menulis yang dikemukakan oleh O’Malley dan Pieres (1996) dalam
Kristiantari (2010: 101) yaitu: (1) informatif, (2) ekspresif, dan (3) persuasif.
Seseorang akan menggunakan tujuan informatif untuk berbagi pengetahuan dan
informasi, memberi petunjuk atau mengungkapkan gagasan. Tujuan ekspresif
digunakan seseorang jika ingin menulis sebuah cerita atau esai. Tujuan persuasif
ketika seseorang berusaha untuk mempengaruhi orang lain atau memprakarsai
suatu aksi atau perubahan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis bertujuan untuk
berbagi informasi dan mengungkapkan gagasan setelah melaksanakan penelitian
tentang menulis deskripsi di siswa kelas IV.
Menurut Keraf (1995) dalam Susanto (2013: 102) , kebutuhan dasar
manusia yang mempengaruhi tujuan menulis, yaitu (1) keinginan untuk memberi
informasi kepada orang lain dan memperoleh informasi dari orang lain mengenai
suatu hal; (2) keinginan untuk meyakinkan seseorang mengenai suatu kebenaran
akan suatu hal, dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain; (3)
keinginan untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau
wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal
atau bunyi; dan (4) keinginan untuk menceritakan kepada orang lain tentang
kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun
yang didengar dari orang lain.
Menurut Susanto (2013) tujuan menulis adalah mengekspresikan perasaan,
memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi,
dalam kenyataanya, adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur. Dalam arti
mempunyai tujuan ganda. Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung
informasi-informasi, tulisan yang informatif pun mempunyai unsur-unsur
persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan dapat juga diwarnai dengan
maksud mempengaruhi pembaca. Sedangkan Tarigan (2008: 23) menyatakan
tujuan menulis adalah (1) memberitahukan atau mengajar, (2) meyakinkan tau
mendesak, (3) menghibur atau menyenangkan, dan (4) mengutarakan atau
mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapai-rapi. Sebagai salah
satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan
kegiatan yang kompleks.
Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, hal menarik juga
diungkapkan oleh Hugo Hartig dalam Muchlisoh, dkk (1992: 20) bahwa ada tujuh
tujuan dalam menulis yaitu:
1) Tujuan Penugasan (Assignment Purpose). Penulis tidak memiliki tujuan,
untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis, tanpa mengetahui tujuannya.
Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri.
2) Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose). Penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu.
3) Tujuan Persuasive (Persuasive Purpose). Penulis bertujuan mempengaruhi
pembaca, agar para pembaca yakin akan kebenaran gagasan/ ide yang
dituangkan maupun yang diutarakan oleh penulis.
4) Tujuan Informasional (Informatioanal Purpose). Penulis menuangkan ide
dan gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada
pembaca.
5) Tujuan Pernyataan Diri (Self Expressive Purpose). Penulis berusaha untuk
memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca.
6) Tujuan Kreatif (Creative Purpose). Penulis bertujuan agar para pembaca,
dapat memiliki nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca
tulisan si penulis.
7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Purpose). Penulis berusaha
memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya, penulis
berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara
pemecahan suatu masalah.
Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata
dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikannya dalam
ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Akan tetapi, di balik
kerumitannya, menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam membantu
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan keberanian,
serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengolah,
dan menata informasi.
Secara umum, tulisan dapat membantu untuk menjelaskan pikiran-pikiran.
Tidak jarang apa yang terpikirkan dan dirasakan mengenai orang-orang,
gagasangagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian dapat ditemui dalam
tulisan. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika ia dapat
mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang lain dapat memahami
apa yang diungkapkan. Jadi, tujuan khusus menulis adalah menginformasikan,
melukiskan, dan menyarankan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
menentukan tujuan dalam menulis, maka penulis akan dapat mengetahui apa yang
harus dilakukan dalam proses penulisannya, bahan apa yang hendak diperlukan,
bentuk ragam karangan macam apa yang hendak dipilih, dan mungkin sudut
pandang penulisan yang seperti apa yang akan ditetapkan. Singkatnya, dengan
kalimat kunci berupa rumusan tujuan penulisan, maka penulis bisa menentukan
pijakan dari mana tulisan itu akan disusun dan dimulai.( Muchlisoh, dkk 1992:
234)
c). Manfaat Menulis
Dalam dunia pendidikan, menulis sangat berharga, sebab menulis
membantu seseorang berpikir lebih mudah. Menulis sebagai suatu alat dalam
belajar dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting. Dilihat dari
sudut pandang ini, kegunaan menulis sebagai berikut :
1) Menulis membantu kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui.
Menulis mengenai topik tersebut dalam membantu kita membangkitan
pengetahuan dari pengalaman masa lalu.
2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran
kita untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik
persamaan (analogi) antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi,
seandainya kita tidak menulis.
3) Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya
dalam suatu wacana yang berdiri sendiri.
4) Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi. Kita
dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif
pada waktu kita siap menuliskannya.
5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru. Kita akan
dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkannya dalam bentuk
tulisan. Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan
memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks
visual, sehingga dapat diuji.
Sementara Akhdiah(dalam Susanto 2013) mengemukakan beberapa
manfaat dari menulis sebagai berikut:
1) Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang
topik yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa
berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah
sadar.
2) Dengan mengembangkan berbagai gagasan. Kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin
tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.
3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas
wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang
berhubungan.
4) Menulis berarti mengkomunikasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang
pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5) Melalui tulisan kita dapat menilai diri kita secara objektif.
6) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat
dalam konteks yang lebih konkret.
7) Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu
sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
8) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan
berbahasa secara tertib.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan
strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Kemampuan
menulis perlu dikembangkan karena kemampuan ini merupakan keterampilan
secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya
kedalam bentuk tulisannya. Keterampilan menulis merupakan suatu persyaratan
bagisiapapundalamsetiaporganisasi,perusahaanpendidikan ataupun pemerintaha
n
(Tarigan, 2008: 185). Berkaitan dengan pentingnya peranan keterampilan
menulis dalam menentukan kemampuan berbahasa sejak dini merupakan salah
satu upaya yang bersifat strategis. Kemampuan tersebut berfokus kepada
kemampuan baca-tulis yang merupakan kunci pembukaan untuk memasuki
dunia yang lebih luas. Artinya bahwa melalui pengajaran baca-tulis yang baik,
maka dapat dipacu penguasaan kemampuan berfikir kritis-kreatif terhadap
permasalahan yang dihadapi sehingga perkembangan dimensi afektif anak dapat
dioptimalkan.
6. Pengertian Deskripsi
kata deskripsi berasal dari verba to describe (Bahasa Inggris), yang
aartinya menguraikan atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang
bertujuan memberikan kesan impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan,
tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Paragraf
deskripsi yang baik dapat membuat pembaca seolah-olah dapat melihat,
mendengar, merasakan, atau terlibat dalam peristiwa yang diuraikan penulis.
Pengertian Deskripsi menurut beberapa ahli yaitu :
Slamet (2008) Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan
suatu objek (berupa orang, benda, tempat, kejadian, dan sebagainya) dengan
kata-kata dalam keadaan yang sebenarnya. Pengertian deskripsi berdasarkan
kamus besar Bahasa Indonesia adalah pemaparan atau penggambaran dengan
kata-kata secara jelas dan terperinci. Keraf (1995). Deskripsi adalah tulisan atau
karangan yang menggambarkan . Tarigan(2008) Deskripsi adalah wacana yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. (Tarigan 2008: 24)
Berdasarkan pendapat diatas, maka deskripsi adalah karangan yang
menggambarkan suatu objek atau tempat kepada pembaca sehingga pembaca
seolah-olah merasakan, mengalami, melihat kejadian atau hal-hal yang
dituliskan oleh pengarang.
a). jenis-jenis dekripsi
(1) Deskripsi ekspositoris bertujuan untuk memberikan informasi yang
menyebabkan pembaca dapat melihat, mendengarkan, atau merasakan
(2) Deskripsi impresionistik yang menyebabkan pembaca bereaksi secara
emosional
b). Ciri-Ciri Deskripsi
(1) Menggambarkan suatu objek seperti benda, tempat, atau suasana
tertentu.
(2) Melibatkan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, pengecapan,
penciuman, dan perabaan.
(3). Menjelaskan objek dengan jelas, detail, dan terperinci.
(4) Menggunakan kata-kata atau frasa yang bermakna kata sifat atau
keadaan.
7. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna
membangkitkan siswa untuk belajar. Pembelajaran berbeda dengan pengajaran.
Pada proses pengajaran guru selalu berhadapan dengan siswa, sedangkan dalam
pembelajaran siswa dalam belajar tidak harus dengan guru bisa dengan media atau
bahan ajar. Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar
berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa
(Santosa 2009: 5.18).
Secara universal pengertian bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang
bentuk dasarnya ujaran. Santosa (2009: 1.2) menyatakan bahwa :
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa
sifat yakni sistematis, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif.
Disebut sistematis karena bahasa diatur oleh sebuah sistem yaitu
sistem bunyi dan sistem makna. Bahasa disebut mana suka karena
unsur-unsur bahasa yang dipilih secara acak tanpa dasar. Bahasa
disebut juga ujaran karena media bahasa yang terpenting adalah
bunyi walaupun kadang ada juga dalam bentuk media tulisan.
Disebut manusiawi karena bahasa digunakan oleh manusia bukan
digunakan oleh makhluk lain. Bahasa disebut sebagai alat
komunikasi karena berfungsi sebagai penyatu keluarga, masyarakat,
bangsa dalam segala kegiatan dan pergaulan seharihari.
Bahasa merupakan salah satu alat pergaulan dan komunikasi terdiri atas
simbol-simbol seperti huruf-huruf yang disusun menjadi kata-kata yang
mengandung arti tertentu. Kata-kata kemudian disusun menjadi kalimat-kalimat
mempunyai pengertian dan makna yang jelas dan lengkap, utuh dan sempurna
(Santosa 2009: 74-75). Pembelajaran berbahasa di SD dimulai dari
kalimatkalimat minim, kalimat inti, kalimat sederhana, kalimat tunggal di kelas
rendah kemudian meningkat mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat
transformasi sampai anak merangkai kalimat menjadi sebuah wacana sederhana
(Santosa 2009: 5.19).
Menurut Tarigan (2008, 1) pembelajaran bahasa Indonesia di SD memuat
empat keterampilan dasar yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk membekali
kemampuan belajar siswa dan pengalaman berbahasa siswa.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.
Pembelajaran secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai dengan cara anak
memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam pembelajaran
bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat memahami secara rasional serta
konsepkonsep yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar yang
sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia
mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum bahasa
Indonesia di SD mempunyai karakteristik:
a) Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses, tematis integratif,
dan lintas kurikulum.
b) Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas.
c) Penggunaan metode
d) Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar (Djuanda,
2006: 53).
Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak
kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang
pendidikan formal. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia
bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar
berkomunikasi) dan belajar sastra (belajar menghargai manusia dan nilai-nilai
kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan
peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta
menghargai karya cipta bangsa Indonesia
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu.
Selain itu juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta
didik.
B. Kerangka Pikir
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang
menitikberatkan kepada empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa
tersebut yaitu berbicara, membaca, menulis dan menyimak. Keempat
keterampilan ini memerlukan pengalaman belajar agar keterampilan yang dikuasai
siswa maksimal. Pemberian pengalaman harus memperhatikan penggunaan
strategi pembelajaran yang tepat. Pembelajaran akan lebih bermakna dan menjadi
pengetahuan jangka panjang jika dalam pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran seperti penerapan model pembelajaran yang tepat. Penerapan model
pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan berbagai hal. Salah satu yang
menjadi bahan pertimbangan adalah kesesuaian model dengan materi dan
karakteristik siswa.
Materi menulis deskripsi yang dibahas dalam penelitian ini menggunakan
model pembelajaran Example Non-Example. Model ini telah dipertimbangkan dan
mempunyai kecocokan dengan materinya. Menulis deskripsi memerlukan media
gambar untuk membantu siswa dalam membuatnya. Melalui media gambar itu
nantinya siswa dapat menganalisis menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat
mengenai apa yang terdapat pada gambar dan apa saja yang belum terdapat pada
gambar. Menurut Buehl (1996) model pembelajaran Example Non-Example
melibatkan siswa untuk menggunakan contoh untuk memperluas pemahaman
sebuah konsep dengan lebih mendalam dan kompleks (Huda 2013: 235).
Alasan di atas menjelaskan bahwa model pembelajaran Example
NonExample dimungkinkan mampu meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta efektif dalam proses belajar
mengajar di kelas dibandingkan dengan tanpa menggunakan model pembelajaran
Example Non-Example.
Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Belum Menggunakan Model
pembelajaran Example Non - Example Menggunakan Model Pembelajaran
Example Non - Example
prestest posttest
Analisis
Menulis Deskripsi
Hasil
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono 2011: 96). maka diajukan
hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non
Example terhadap hasil belajar menulis deskripsi
Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non Example
terhadap hasil belajar menulis deskripsi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011: 72). Menurut Gay (Emzir
2007: 63) Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian
yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab
akibat).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs jenis
One-Group Pretes-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
O1X O2
Keterangan:
O1 = Tes awal (pretest)
O2 = Tes akhir (posttest)
X = Perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran
36
Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:
a) Memberikan pretestuntuk mengukur variabel terikat (Hasil belajar)
sebelum perlakuan dilakukan.
b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menerapkan
model pembelajaran Example Non-Example
c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan
dilakukan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011: 119). Sedangkan
Sampel menurut Sugiyono (2011: 120) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDI Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebanyak 125 siswa untuk keseluruhan, untuk
lebih lanjut bisa melihat tabel berikut.
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
I 11 13 24
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
II 8 9 17
III 10 11 21
IV 11 12 15
V 6 9 15
VI 10 15 25
Jumlah 56 69 125
Sumber : Tata usaha SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
(2019)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dipopulasi, misalnya karena terbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka penelitian dapat menggunakan sampel yang dimiliki dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili).
Penelitian ini menggunakan teknik proposive sampling yaitu menunjukan
sampel dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata, random atau
daerah melainkan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tekhnik ini dilakukan
karena beberapa pertimbangan, antara lain alasan keterbatasan waktu, tenaga dan
dana. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penentuan sampel dalam penelitian
ini diawali dengan pertimbangan bahwa kelas IV yang dijadikan sebagai sampel
penelitian memilki krateria yang hampir sama, hal yang dipertimbangkan
diataranya adalah prestasi yang dicapai kelas.
Maka sampel dari penelitian ini seluruh siswa kelas IV SDI Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang
siswa, 6 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
Alasan mengapa peneliti memilih kelas IV ini karena peneliti ingin melihat
sejauh manakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non-
Example terhadap hasil belajar menulis deskripsi pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Tabel 3.2.Jumlah seluruh siswa SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
IV 6 9 15
Sumber : Tata usahaSDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa (2019)
C. Variabel Penelitian
Kerlinger menyatakan pengertian variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan
demikian variabel merupakan suatu yang bervariasi (Sugiyono 2011: 63).
Sedangkan Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu
kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu. Variasi tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011: 63). Variabel dalam penelitian ini
meliputi variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut selengkapnya
akan dijelaskan sebagai berikut.
1). Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas (Sugiyono 2011: 64). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran Example
Non-Example pada pembelajaran menulis deskripsi. Serta hasil belajar siswa kelas
kontrol yang tidak menerapkan model pembelajaran Example NonExample pada
pembelajaran menulis deskripsi.
2). Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya variabel terikat (Sugiyono 2011: 64). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran menulis deskripsi dengan menerapkan model
pembelajaran Example Non-Example yang dipraktikkan pada kelas eksperimen
yaitu siswa kelas IV SD Inpres Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
D. Instrument Penelitian untuk memperoleh data penelitian ini, maka di
gunakan instrument penelitian berupa
1. Tes hasil belajar
Tes adalah sebuah metode yang digunakan seorang peneliti memberikan
sejumlah format tes kepada siswa untuk menilai hasil belajarnya. Tes ini
menggunakan butir soal atau instrument yang berisi sederetan pertanyaan yang
sudah terstruktur. Tes yang digunakan peneliti adalah dengan jenis pretest dan
posttest. Pretest di gunakan sebelum menerapkan model pembelajaran example
non-example, sedangkan posstest digunakan setelah murid mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran example non-example.
2. Observasi
Metode observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Kegiatan ini dilakukan terhadap proses
pembelajaran bahasa Indonesia dan aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaranbahasa Indonesia yang bertujuan untuk mengukur partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia serta mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tindakan dapat berpengaruh hasil belajar sesuai dengan yang di
inginkan pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti pada kelas
IV agar diperoleh gambaran secara langsung proses pembelajaran di kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Pretest
Kegiatan pretest dilakukan sebelum treatment dengan tujuan
mengetahui kemampuan dan hasil belajar menulis deskripsi murid
sebelum diberikan tindakan pada kelas eksperimen.
2. Pemberian Treatment
Pemberian treatment berupa kegiatan proses belajar mengajar yang
menggunakan model Example Non Example dilaksanakan di kelas
eskperimen.
3. Posttest
Pada tahap ini, siwwa di lakukan sejumlah soal yang terstruktur
untuk membandingkan hasil belajar menulis deskripsi pada kelas
eksperimen.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul
berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan
kedua nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan
antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian
perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk
keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan
demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen
One Group Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Merupakan statistik yangdigunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses
penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan
melalui analisis ini adalah sebagai berikut:
a) Rata-rata (Mean)
b) Persentase (%) nilai rata-rata
x 100%
Dimana:
P = Angka persentase f = frekuensi
yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden.
Dalam analisis ini peneliti menetapkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh
Depdikbud (2003) yaitu:
Tabel 3.1. Standar Ketuntasan Hasil Belajar
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
= ∑
=
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan
teknik statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut :
t =
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest
N
= Jumlah dari gain (posttest – pretest) =
Subjek pada sampel.
b) Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑ ( )
= ∑
∑
Keterangan :
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
= jumlah dari gain (post test – pre test)
N = subjek pada sampel.
c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
t =
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
D = Deviasi masing-masing subjek
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan :
Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti penerapa model
pembelajaran Example Non-Example berpengaruh terhadap hasil belajar
menulis deskripsi siswa kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa
e) Jika t Hitung< t Tabel maka Hoditerima dan H1 ditolak, berarti penerapan model
pembelajaran Example Non-Example tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
menulis deskripsi siswa kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten
= ∑ − ( ∑ )
∑ ( )
Gowa menentukan harga t Tabel Mencari t Tabel dengan menggunakan table
distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan − 1
f) Membuat kesimpulan apakah model pembelajaran Example Non-Example
berpengaruh terhadap hasil belajar menulis deskripsi siswa kelas IV SDI
Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
=
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pretest Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SDI Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebelum diterapkan Model
Pembelajaran Example Non-Example
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDI
Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, maka diperoleh data-data yang
dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa
berupa nilai dari kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Data perolehan skor hasil belajar siswa kelas IV SDI Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test
No Nomor Stambuk Nilai
1 001 34
2 002 90
3 003 63
4 004 80
5 005 33
6 006 40
7 007 65
8 008 65
9 009 75
10 010 70
46
No Nomor Stambuk Nilai
11 011 40
12 012 48
13 013 53
14 014 60
15 015 53
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV SDI
Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat dilihat melalui tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2. Perhitungan untuk Mencari Mean Nilai Pretest
X F F.X
33 1 33
34 1 34
40 2 80
48 1 48
53 2 106
60 1 60
63 1 63
65 2 130
70 1 70
75 1 75
80 1 80
90 1 90
Jumlah 15 869
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 869, sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 15. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut:
=
=
= 57,93
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
sebelum penerapan model pembelajaran Example Non-Example yaitu 57,93.
Maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Tingkat Hasil Belajar Pretest
No Interval Kategori Hasil Belajar
1
2
3
4
5
83 – 95
70 – 82
57 – 69
44 – 56
31 – 43
Sangat Tinggi (ST)
Tinggi (T)
Sedang (S)
Rendah (R)
Sangat Rendah (SR)
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Deskripsi
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 65 Tidak tuntas 9 60
65 ≤ × ≤ 100 Tuntas 6 40
Jumlah 15 100
∑
Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang
mencapai atau melebihi nilai KKM (65) ≥80%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar murid Kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara
klasikal karena murid yang tuntas hanya 40% ≤75%.
1. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SDI
Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa setelah diterapkan
Model pembelajaran Example Non-Example
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data
berikut ini :
Data perolehan skor hasil belajar kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa setelah penerapan model pembelajaran Example Non-
Example:
Tabel 4.5. Skor Nilai Post-Test
No Nomor Stambuk Nilai
1 001
58
2 002
95
3 003
80
4 004
93
5 005
54
6 006
60
7 007
80
8 008
83
9 009
90
10 010
85
11 011
65
12 012
70
13 013
70
14 014
75
15 015
70
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari murid kelas IV SDI
Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa:
Tabel 4.6. Perhitungan untuk Mencari Mean Nilai Post-Tes
X F F.X
54 1 54
58 1 58
60 1 60
65 1 65
70 3 210
75 1 75
80 2 160
83 1 83
85 1 85
90 1 90
93 1 93
95 1 95
Jumlah 14 1128
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =
1128 dan nilai dari N sendiri adalah 15. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut:
= 75,2
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar murid kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
setelah penerapan Model pembelajaran Example Non-Example yaitu 75,2 dari
skor ideal 95. Maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Tingkat Hasil Belajar post-test
No Interval Kategori Hasil Belajar
1
2
3
4
5
83 – 95
70 – 82
57 – 69
44 – 56
31 – 43
Sangat Tinggi (ST)
Tinggi (T)
Sedang (S)
Rendah (R)
Sangat Rendah (SR)
Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Deskripsi
Skor Kategorisasi Frekuensi %
0 ≤ × < 65 Tidak tuntas 3 20
=
∑
=
65 ≤ × ≤ 100 Tuntas 12 80
Jumlah 15 100
Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang
mencapai atau melebihi nilai KKM (65) 75%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar murid Kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal
karena murid yang tuntas adalah 80%. 75%.
2. Deskripsi Aktivitas Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SDI Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa selama diterapkan model
pembelajaran Example Non-Example
Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Exmple Non-Exmple selama 3 kali pertemuan
dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid
HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS MURID
No. Aktivitas Murid
Jumlah Murid yang
Aktif pada Pertemuan
ke-
Ratarata % Kategori
1 2 3 4 5
1. Murid yang hadir pada
saat pembelajaran
15 15 15
15 100 Aktif
2.
Murid yang
mampumengikutiarahan
guru denganbaik
12 14 14 13,33 88,86 Aktif
3.
Murid yang
aktifmengikutikegiatanper
mainan
13 14 14 13,66 91,06 Aktif
4.
Murid yang tidak
memperhatikan pada saat
permainanberlangsung. 2 1 1 1,33 8,86 TidakAkti
f P
P
5. Murid yang 13 14 14 O 13,66 91,06 Aktif
aktifdalamkegiatankelomp
ok
R
S
E
T
6.
Murid yang
aktifbertanyadanmenjawab
pertanyaan guru
T
12 14 14 13,33 88,86 Aktif
T
E
E
S
S
7.
Murid yang mengajukan
diri untuk menyelesaikan
tes
9 10 12 10,33 68,86 TidakAkti
f
T
T
8.
Murid yang
mampumengungkapkanper
asaandanpendapatnyasetel
ahmelakukankegiatanperm
ainan
11 13 14 12,66 84,4 Aktif
9.
Murid yang mampu
menyimpulkan materi
pembelajaran pada akhir
pembelajaran
12 12 13 12,33 82,2 Aktif
Rata-rata 78,24 Aktif
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III
menunjukkan bahwa:
a.Persentase kehadiran murid sebesar 100%
b.Persentase murid yang mampumengikutiarahan guru denganbaik 88,86%
c.Persentase murid yangaktifmengikutikegiatanpermainan 91,06%
d. Persentase murid yang tidak memperhatikan pada saat permainan
berlangsung 8,86%
e.Persentase murid yang aktif dalam kegiatan kelompok 91,06%
f.Persentase murid yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan 88,86%
g.Persentase Murid yang mengajukan diri untuk menyelesaikan tes 68,86%
h.Persentase murid yang mampu mengungkapkan perasaan dan pendapatnya
setelah melakukan kegiatan permainan 84,4%
i. Persentase murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada
akhir pembelajaran 82,2
j. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Example
yaitu 78,24%
Sesuai dengan kriteria aktivitas murid yang telah ditentukan peneliti yaitu
murid dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif
75% baik untuk aktivitas murid perindikator maupun rata-rata aktivitas murid,
dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah murid yang aktif melakukan
aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 78,24% sehingga dapat disimpulkan
bahwa aktivitas murid dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non-Example telah mencapai kriteria
aktif.
3. Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas
IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran Example Non-Example terhadap hasil belajar menulis
deskripsi kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”, maka
teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik
inferensial dengan menggunakan uji-t.
Tabel 4.10. Analisis skor Pre-test dan Post-test
No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 34 58 24 576
2 90 95 5 25
3 63 80 17 289
4 80 93 13 169
5 33 54 21 441
6 40 60 20 400
7 65 80 15 225
8 65 83 18 324
9 75 90 15 225
10 70 85 15 225
11 40 65 25 625
12 48 70 22 484
13 53 70 17 289
14 60 75 15 225
15 53 70 17 289
869 1128 259 4811
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md
=
= 17,26
2. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑
= 4811 −
= 4811 − =
4811 − 4472
= 339
3. Menentukan harga t Hitung
t =
t =
t =
t =
t =
t = 13,69
4. Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi t
= ∑ − ( ∑ )
= ∑
∑ ( )
,
( ) ,
,
√ ,
,
,
dengan taraf signifikan = 0,05 dan − 1 = 15 – 1 = 14 maka
diperoleh t 0,05 = 2,14. Setelah diperoleh tHitung= 13,69 dan tTabel = 2,14
maka diperoleh tHitung > tTabel atau 13,69> 2,14. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa ada
pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non-Example
terhadap hasil belajar menulis deskripsi kelas IV SDI Tebbakang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.
Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang
terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata hasil belajar murid 57,93 dengan
kategori yakni sangat rendah yaitu 13,33%, rendah 33,33%, sedang 13,33%,
tinggi 33,33% dan sangat tingggi berada pada presentase 6,66%.. Melihat dari
hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar murid
sebelum diterapkan model pembelajaran Example Non-Example tergolong
rendah.
Selanjutnya nilai rata-rata hasil post-test adalah 75,2 jadi setelah
diterapkan model pembelajaran Example Non-Example mempunyai hasil belajar
yang lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan model pembelajaran
Example Non-Example. Selain itu persentasi kategori hasil belajar Bahasa
Indonesia murid juga meningkat yakni sangat tinggi yaitu 26,66%, tinggi
53,33%, sedang 13,33%, rendah 6,66%, dan sangat rendah berada pada
presentase 0,00%.
. =
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan
rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 13,69. Dengan frekuensi
(dk) sebesar 15 - 1 = 14, pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 2,14. Oleh
karena thitung >ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak
dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam
menerapkan model pembelajaran Example Non-Example terhadap hasil belajar
murid.
Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh model
pembelajaran Example Non-Example sejalan dengan hasil observasi yang
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada murid yaitu pada
awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid yang melakukan kegiatan lain
atau bersikap cuek selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada
pertemuan pertama murid yang melakukan kegiatan lain sebanyak 2 orang,
sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 1 murid yang melakukan kegiatan lain
pada saat permainan berlangsung. Pada awal pertemuan, hanya sedikit murid
yang aktif mengikuti pembelajaran. Akan tetapi sejalan dengan diterapkannya
metode bermain murid mulai aktif pada setiap pertemuan.
Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab
pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan kegiatan
permainan, mereka mengaku senang dan sangat menikmati permainan yang
dilakukan sehingga termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran
yang menyenangkan membuat murid tidak lagi keluar masuk pada saat
pembelajaran berlangsung dan tidak lagi merasa bosan atau pun tertekan ketika
mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang
diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran Example Non-Example
terhadap hasil belajar menulis deskripsi kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajran dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non-Example pada murid kelas
IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa:
1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
murid kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
setelah menerapkan Model pembelajaran Example Non-Example terjadi
peningkatan dilihat dari perolehan persentase yaitu sangat tinggi26,66%,
tinggi 53,33%, sedang 13,33%, rendah 6,66%, dan sangat rendah berada
pada presentase 0,00%.
2. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan penggunaan model
pembelajaran Example Non-Example berpengaruh terhadap hasil belajar
setelah diperoleh tHitung= 13,69 dan tTabel = 2,14 maka hipotesis diterima.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penggunaan
model pembelajaran Example Non-Example yang mempengaruhi hasil belajar
murid kelas IV SDI Tebbakang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, maka
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SDI Tebbakang Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa, disarankan menerapkan model pembelajaran
Example Non-Example untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa
untuk belajar.
2. Kepada Kepala Sekolah untuk dapat mendorong guru mengikuti diklat
inovasi pembelajaran secara berkesinambungan.
3. Kepada calon Peneliti, diharapkan dapat memilih dan mengembangkan
model pembelajaran Example Non Example ini dengan menerapkan pada
materi lain untuk mengetahui apakah materi lain cocok dengan model
pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anni,. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Astuti 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example Terhadap Hasil
Belajar Menulis Deskripsi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
SD 3 Temulus Mejobo Kudus”
Carpenter, D. R. dan Hanson, Mary Jane S. 2011. Integrating cooperative learning into
classroom testing: implications for nursing education and practice. Online.
Available at http://www.freepatentsonline.com/article/NursingEducation-
Perspectives/265289793.html. Diakses tanggal [accesed 10/01/19]
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dharma Bhakti.
Djuanda, 2006. Pengerian bahasa Indonesia (online)
(http://pengertianahlidaninfo.blogspot.com/2016/09/pengertian-dan-
tujuanbahasa-indonesia.html diakses pada tanggal 10 januari 2019)
----- 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Dharma Bhakti.
Huda, 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Kristiantari, Rini. 2010. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Menulis Deskripsi
dan Narasi. Yogyakarta: Media Ilmu.
Kurniadi, Hary. 2010. Model Pembelajaran Examples Non Examples.
(http://www.papantulisku.com/2010/01/model‐pembelajaranexamplesnon.html. Diakses 216/01/19)
Muchlisoh, dkk 1992. Tujuan Menulis (online)
(https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/14/keterampilan-
menulisparagraf-deskripsi/, diakses pada tanggal 14 januari 2019)
Nursidik, K. 2007. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah
Dasar. http://nhowitzer.multiply.com/jurnal/item/3.html. Diakses 19/01/19
Santosa, 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Silberman, M. L. 2009. Active Learning. Terjemahan Sarjuli. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Suprijono. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto 2013 .Tujuan dan Manfaat Menulis, (online)
(https://bahasakublog.wordpress.com/2012/08/13/tujauan-dan-
manfaatmenulis/, diakses pada tanggal 14 januari 2019)
Suyatno, 2009. Model pembelajaran example non-example, (online)
(http://abdulgopuroke.blogspot.com/2017/03/model-pembelajaran-
examplenon-example.html, diakses pada tanggal 16 januari 2019)
Tarigan, 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Tebbakang
Kelas / Semester : 4 / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35
menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar (KD)
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu- Buddha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata
baku
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah
dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku Indikator :
3.5.1 Menemukan informasi yang terkait dengan kehidupan pada masa salah satu
kerajaan Hindu-Buddha
4.5.1 Membuat ulasan sederhana terkait dengan kehidupan pada masa salah satu
kerajaan Hindu-Buddha dengan menggunakan kosakata baku.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengolah informasi dan berdiskusi, siswa membuat rangkuman tentang
perjuangan beberapa tokoh berdasarkan sejarah dari masa kerajaan Hindu, Buddha,
dan Islam dengan tepat dan percaya diri.
2. Dengan membaca teks, siswa mampu menemukan paling sedikit 3 informasi tentang
perjuangan Raja Purnawarman dengan benar dan percaya diri.
3. Dengan menganalisis bacaan dan melakukan diskusi tentang Raja Purnawarman,
siswa mampu memberikan pendapatnya tentang sikap Raja tersebut dengan percaya
diri dan rinci.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengenal arti pahlawan
2. Mengulas bacaan tentang Raja Purnawarman
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Pahlawanku”.
4. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
10 menit
Inti 5. Siswa diminta untuk mengamati gambar yang ada
pada buku (Mengamati)
6. Guru meminta siswa untuk membacakan materi
tentang raja purnawarman
7. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
8. Setiap kelompok mendapat materi yang berkaitan
dengan raja Purnawarman
9. Bantu siswa yang tampaknya mengalami
kesulitan.
45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
10. Batasi waktu sesuai dengan jam pelajaran.
11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari
materi pelajaran. (Mengkomunikasikan)
Penutup 12. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
13. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
14. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
15. Melakukan penilaian hasil belajar
16. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
15 menit
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4
2. Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4
3. Gambar tokoh kerajaan Hindu- Buddha
4. Teks tentang kepahlawanan
I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Rubrik Bahasa Indonesia : Mendeskripsikan diri sendiri atau teman berdasarkan cerita
yang ada pada buku dengan memperhatikan langkah-langkah menulis deskripsi.
Kriteria 4 3 2 1
Kesesuaian
objek
Objek
dideskripsikan
dengan jelas
Objek
dideskripsikan
kurang jelas
Objek
dideskripsikan
tidak jelas.
Siswa tidak
mampu
mendeskripsikan
objek
Pilihan struktur
dan kosa kata
Pilihan dan
struktur kosa
kata yang
tepat
Pilihan
struktur dan
kosa kata yang
cukup tepat
Pilihan
struktur dan
kosa kata
yang kurang
tepat
Pilihan struktur
dan kosa kata
yang tidak tepat
Keterpaduan
antar kalimat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan
lainnya tepat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan
lainnya cukup
tepat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan
lainnya kurang
tepat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan lainnya
tidak tepat
EYD Penggunaan
Eyd yang tepat Penggunaan
Eyd yang
cukup tepat
Penggunaan
Eyd yang
kurang tepat
Penggunaan Eyd
yang tidak tepat
2. Penilaian sikap (cinta tanah air dan bekerja sama).
No Sikap Belum
Terlihat
Mulai
Terlihat
Mulai
Berkembang Membudaya Ket.
1 Teliti
2 Bertanggung
Jawab
3 Disiplin
Tebbakang, 19 juli 2019
Mengetahui,
Guru Pamong, Mahasiswa
Hasniah, S.Pd Khadijah
NIM. 10540 9590 15
Menyetujui,
Kepala Sekolah
SD INPRES TEBBAKANG
Ratnawati,S.Pd
NIP: 196305011982062002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Tebbakang
Kelas / Semester : 4 / 1 (Satu)
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35
menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar (KD)
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu- Buddha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata
baku
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah
dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku Indikator :
3.5.2 Mengidentifikasi tokoh yang terdapat pada teks
4.5.2 Mendeskripsikan tokoh yang terdapat pada teks
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengolah informasi dan berdiskusi, siswa membuat rangkuman tentang
perjuangan beberapa tokoh berdasarkan sejarah dari masa kerajaan Hindu, Buddha,
dan Islam dengan tepat dan percaya diri.
2. Dengan membaca teks, siswa mampu menemukan paling sedikit 3 informasi tentang
perjuangan tokoh di masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam dengan benar dan
percaya diri.
3. Dengan menganalisis bacaan dan melakukan diskusi tentang tokoh di masa kerajaan
Hindu, Buddha, dan Islam, siswa mampu memberikan mendeskripsikan.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengenal arti pahlawan
2. Mengulas bacaan tentang tokoh di masa kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam
3. Menulis Deskripsi
F. METODE PEMBELAJARAN
3. Pendekatan : Saintifik
4. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a.
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Pahlawanku”.
4. Guru melakukan apersepsi
5. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
10 menit
Inti 6. Guru menjelaskan tentang menulis deskripsi
7. Siswa diminta untuk mengamati gambar yang ada
pada teks (Mengamati)
8. Guru meminta siswa untuk menuliskan beberapa
pertanyaan yang ingin mereka ketahui tentang
tokoh-tokoh tersebut. (Menanya)
9. Siswa mendiskusikan langkah dalam menulis
deskripsi dengan teman mereka. (Mengekplorasi)
10. Siswa diminta untuk mendeskripsikan tentang
45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
tokoh yang ada pada teks (Mengasosiasi)
11. Saat siswa mengerjakan tugas, guru berputar
memastikan bahwa semua siswa memahami
instruksi yang diberikan.
12. Bantu siswa yang tampaknya mengalami
kesulitan.
13. Batasi waktu sesuai dengan jam pelajaran.
14. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari
materi pelajaran. (Mengkomunikasikan)
Penutup 15. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
16. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
17. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
18. Melakukan penilaian hasil belajar
19. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
15 menit
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
5. Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4
6. Buku Siswa Tema : Pahlawanku Kelas 4
7. Gambar tokoh kerajaan Hindu- Buddha
8. Teks tentang kepahlawanan
I. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1.Rubrik Bahasa Indonesia : Mendeskripsikan diri sendiri atau teman berdasarkan cerita
yang ada pada buku dengan memperhatikan langkah-langkah menulis deskripsi.
Kriteria 4 3 2 1
Kesesuaian
objek
Objek
dideskripsikan
dengan jelas
Objek
dideskripsikan
kurang jelas
Objek
dideskripsikan
tidak jelas.
Siswa tidak
mampu
mendeskripsikan
objek
Pilihan struktur
dan kosa kata
Pilihan dan
struktur kosa
Pilihan
struktur dan
Pilihan
struktur dan
Pilihan struktur
dan kosa kata
kata yang tepat kosa kata yang
cukup tepat
kosa kata yang
kurang tepat
yang tidak tepat
Keterpaduan
antar kalimat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan
lainnya tepat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan
lainnya cukup
tepat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan
lainnya kurang
tepat
Keterpaduan
antar kalimat
satu dan lainnya
tidak tepat
EYD Penggunaan
Eyd yang tepat Penggunaan
Eyd yang
cukup tepat
Penggunaan
Eyd yang
kurang tepat
Penggunaan Eyd
yang tidak tepat
2.Penilaian sikap (cinta tanah air dan bekerja sama).
No Sikap Belum
Terlihat
Mulai
Terlihat
Mulai
Berkembang Membudaya Ket.
1 Teliti
2 Bertanggung
Jawab
3 Disiplin
Tebbakang, 19 juli 2019
Mengetahui,
Guru Pamong, Mahasiswa
Hasniah, S.Pd Khadijah
NIP: NIM. 10540 9590 15
Menyetujui,
Kepala Sekolah
SD INPRES TEBBAKANG
Ratnawati,S.Pd,
NIP: 196305011982062002
Materi Ajar
Raja Purnawarman
Raja Purnawarman mulai memerintah kerajaan tarumanegara pada tahun 395 M. pada
masa pemerintahaannya, ia selalu berjuang untuk rakyatnya. Ia membangun saluran air dan
memberantas perampok.
Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Ia memperbaiki
aliran sungai gangga di daerah cirebon. Dua tahun kemudian, ia juga memperbaiki dan
memperindah alur sungai cupu sehingga air bisa mengalir ke seluruh kerajaan. Para petani
senang karena ladang mereka mendapat air dari aliran sungai sehingga menjadi subur.
Ladang para petani tidak kekeringan pada musim kemarau.
Raja Purnawarman juga berani memimpin angkatan laut kerajaan Tarumanegara
untuk memerangi bajak laut yang merajalela di perairan Barat dan utara kerajaan. Setelah
Raja purnawarman berhasil membasahi semua perampok, tarumanegara kemudian aman dan
sejahtera.
Sebagai wujud kecintaan rakyat kerajaan tarumanegara kepada Raja Purnawarman,
telapak kakinya di abadikan dalam bentuk prasasti yang di kenal sebagai prasasti Ciaruteun.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah berdasarkan cerita di atas !
LEMBAR KERJA MURID
1. Tuliskan perjuangan yang dilakukan oleh Raja Purnawarman
2. Tuliskan sikap kepahlawanan yang dimiliki oleh Raja Purnawarman!
3. Apa yang dirasakan rakyat Kerajaan Tarumanegara atas perjuangan yang dilakukan
oleh Raja Purnawarman?
4. Menurutmu, bagaimana kehidupan rakyat Kerajaan Tarumanegara jika Rajanya
tidak memiliki sikap kepahlawanan?
Lampiran I
Data Perolehan Skor Hasil Belajar Pre-Test
No Nomor Stambuk
Tahap menyelesaikan tes
Jumla
h Nilai Tanda
Baca
(skor 20)
Pengguna
aan Huruf
Kapital
(skor 30)
Kerapian
Tulisan
(skor 50)
1. 16050205 5 10 19 34 34
2. 21032998 17 28 45 90 90
3. 24033010 10 20 33 63 63
4. 24852065 15 25 40 80 80
5. 24852066 5 10 18 33 33
6. 24852069 10 10 20 40 40
7. 31036755 12 23 30 65 65
8. 31036757 12 20 33 65 65
9. 31036760 15 20 40 75 75
10. 31036765 12 20 38 70 70
11. 31036766 8 12 20 40 40
12. 31036767 10 18 20 48 48
13. 31036768 10 18 25 53 53
14. 31036771 10 20 30 60 60
15. 31036774 10 18 25 53 53
Keterangan :
1. Tanda Baca : 0 - 10 = Kurang tepat
11 - 15 = Cukup tepat
16 - 20 = Sangat tepat
2. Penggunaan Huruf kapital: 0 - 15 = Tidak
tepat
16 - 25 = Kurang
tepat
26 - 30 = Sangat
tepat
3. Kerapian
Tulisan: Lampiran II
1 - 30
31 - 40
= Tidak
sesuai =
Kurang
sesuai
41 - 50 = Sangat
sesuai
Data Perolehan Skor Hasil Belajar Post-Test
No Nomor Stambuk
Tahap menyelesaikan tes
Jumla
h Nilai Tanda
Baca
(skor 20)
Pengguna
an huruf
kapital
(skor 30)
Kerapian
Tulisan
(skor 50)
1. 16050205 10 15 33 58 58
2. 21032998 20 28 47 95 95
3. 24033010 12 28 40 80 80
4. 24852065 20 28 45 93 93
5. 24852066 9 15 30 54 54
6. 24852069 10 20 30 60 60
7. 31036755 15 25 40 80 80
8. 31036757 18 25 40 83 83
9. 31036760 20 28 42 90 90
10. 31036765 18 25 42 85 85
11. 31036766 15 15 35 65 65
12. 31036767 14 18 38 70 70
13. 31036768 15 20 35 70 70
14. 31036771 12 23 40 75 75
15. 31036774 14 20 36 70 70
Keterangan :
1. Tanda baca : 0 - 10 = Kurang tepat
11 - 15 = Cukup tepat
17 - 20 = Sangat tepat
2. Penggunaan huruf capital : 0 - 15 = Tidak
tepat
16 – 25 = Kurang
tepat
27 - 30 = Sangat
tepat
RIWAYAT HIDUP
KHADIJAH, lahir di Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan,
pada tanggal 30 Oktober 1997. Anak ke empat dari 4
bersaudara pasangan Mahang dan Saummi. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres Tebbakang
pada tahun 2009. Pada tahun 2012 menyelesaikan
pendidikan di SMP Negeri 2 Bajeng. Pada tahun 2015
menyelesaikan pendidikaan di SMA Negeri 1 Bajeng, kemudian Penulis
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah
Makassar pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar
sampai tahun 2019.
Selama berstatus sebagai mahasiswa, penulis giat dalam mengikuti
perkuliahan dikampus dan mengikuti seminar yang diadakan oleh kampus. Untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan menulis skripsi dengan judul “ Pengaruh
Model Pembelajaran Example Non Example Terhadap Hasil Belajar Menulis
Deskripsi Siswa Kelas IV SD Inpres Tebbakang Kecamaten Bajeng
Kabupaten Gowa ”