Sistem Inovasi

82
INOVASI INOVASI 1

Transcript of Sistem Inovasi

INOVASIINOVASI

1

STIE MDP

OUTLINEOUTLINE

1. INOVASI : Pengertian Perkembangan perspektif

2. SISTEM INOVASI3. PENADBIRAN (GOVERNANCE)

Kebijakan Inovasi Kelembagaan

4. ISU KEBIJAKAN INOVASI NASIONAL5. AGENDA KEBIJAKAN INOVASI

2

STIE MDP

1. INOVASI1. INOVASI

3

STIE MDP

A. BEBERAPA DEFINISI INOVASIA. BEBERAPA DEFINISI INOVASI Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu

produk atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001);

Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999);

Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational conditions foster the transformation of knowledge into products, processes, systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001).

Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002);

Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain

Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru;

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).

4

STIE MDP

B. ESENSI PENGERTIANB. ESENSI PENGERTIAN

“proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru.

proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”.

Kreativitas tentang perubahan (pembaruan, perbaikan) (Potensi) nilai komersial (nilai

kegunaan/kemanfaatan).

Inovasi:Inovasi:

Inovasi produktif Inovasi produktif (productive (productive innovation).innovation).

Kata Kunci:Kata Kunci:

5

STIE MDP

C. INOVASIC. INOVASI

Inovasi

Teknologis Jasa (Services)

Organisasional

Barang (Goods)

ProsesProses ProdukProduk SistemSistem

Pengertian “Teknokratik”

6

STIE MDP

D. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASID. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI

Technology Push:Technology Push:Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan

1960an – 1970an

Riset Riset DasarDasar

LitbanLitbangg

Riset Riset TerapanTerapan

ManufaktuManufaktur/r/

ProduksiProduksi

PenjualaPenjualan/n/

DistribuDistribusisi

Demand Pull:Demand Pull:Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan

1970an – 1980an

““PermintaanPermintaan””

Riset Riset TerapanTerapan

Riset Riset DasarDasar

Market Driven:Market Driven:Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai

Proses Pembelajaran1980an – . . . .

ManufaktuManufaktur/r/

ProduksiProduksiLitbanLitban

gg

PenjualaPenjualan/n/

DistribuDistribusisi

7

STIE MDP

E. MODEL INOVASI E. MODEL INOVASI CHAIN-LINKCHAIN-LINK

Riset – Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation)

Kebutuhan PasarAnalisis Persaingan

Invent

Pembuktian KonsepPrototyping

Desain detailUji produk

RedesainProduksi

PasarDistribusiDukungan klien

Siklus Pengembangan Produk

Proses Transfer (Beragam)

Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986).8

STIE MDP

MODEL INOVASIMODEL INOVASISains Dasar Pengembangan

Teknologi Manufaktur Pemasaran Penjualan

Technology Push

Demand Pull

KebutuhanKonsumen Pengembangan Manufaktur Penjualan

MODEL LINIER

Gagasan Baru

PengembanganGagasan Pengembangan

Teknologi Baru

PembuatanPrototipe Manufaktur Pemasaran &

PenjualanPasar

(Market Place)

Kebutuhan Masyarakat dan Pasar

Kemajuan Teknologi dan Produksi

MODEL INTERAKTIF

Sumber : Diadopsi dari Dodgson dan Bessant (1996).

F. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL F. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL INTERAKTIFINTERAKTIF

9

STIE MDP

G. BEBERAPA FENOMENA PENTINGG. BEBERAPA FENOMENA PENTING Inovasi seringkali bukan technology push (driven) atau demand pull (driven)

secara “hitam – putih” yang tegas, namun lebih merupakan proses di antaranya dan kombinasi keduanya.

Walaupun inovasi muncul sebagai kejadian (event) yang mengubah sesuatu secara signifikan, inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi/muncul dengan sendirinya. Inovasi merupakan suatu proses.

Inovasi lebih merupakan proses kompleks dan dinamis (dan adakalanya terkesan sporadis) yang sering menunjukkan paradoks. Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama (co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama.

Inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social learning). Para inovator dan adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatan dan hal penting lain, serta membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi.

Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam mendorong kebutuhan akan inovasi dan keberhasilannya akan semakin bergantung pada bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi. Di sisi lain, sifat inovasi (iptek atau litbang) yang mengandung “barang publik/public goods” (setidaknya “sebagian”) berpotensi membawa kepada “kegagalan pasar” (market failures). Karenanya, intervensi tertentu seringkali dipandang perlu untuk mendorongnya.

10

STIE MDP

H. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999)H. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999)

Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar.

Inovasi bergantung pada kemajuan saintifik. Inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbang. SDM merupakan faktor yang sangat kunci. Produksi barang dan jasa semakin knowledge-intensive, tetapi tak selalu berarti lebih R&D intensive.

Perusahaan merupakan aktor utama, tetapi tidak bertindak sendiri.

Semakin penting untuk dipahami:Inovasi pada dasarnya merupakan hasil

dari KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS INTELEKTUAL, DAN UPAYA KOLEKTIF. 11

STIE MDP

I. FAKTOR PENDORONG PENTINGI. FAKTOR PENDORONG PENTING

Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty).

Perubahan kebutuhan/keinginan atau “selera” konsumen.

Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru.

Tekanan persaingan yang semakin ketat. Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif) dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang).

Peraturan/kebijakan pemerintah.

12

STIE MDP

J. PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKANJ. PERGESERAN PANDANGAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKANCara Pandang Era Implikasi Kebijakan

Sebagai residual (faktor ”marjinal”) pertumbuhan/ kemajuan (model-model pertumbuhan neo-klasik dan sebelumnya).

Era di mana inovasi belum memperoleh perhatian khusus (terutama masa sebelum 1960an).

Tidak/belum ada upaya khusus intervensi.

Inovasi sebagai proses sekuensial linier (pineline linear model).

Era Technology push (tahun 1960an – tahun 1970an).

Tekanan kebijakan pada sisi penawaran sangat dominan (supply driven).

Kebijakan sains/riset sangat dominan.

Kebijakan teknologi/iptek mulai berkembang.

Era Demand pull (1970an – 1980an).

Tekanan kebijakan pada sisi permintaan sangat dominan (demand driven).

Kebijakan teknologi dan/atau kebijakan iptek berkembang, namun yang bersifat satu arah/sisi (one-side policy) masih dominan.

Inovasi dalam kerangka pendekatan sistem proses interaktif-rekursif (feedback loop/chain link model) dari kompleksitas dan dinamika pengembangan (discovery, invensi, litbang maupun non litbang), pemanfaatan, dan difusi serta pembelajaran secara holistik.

Era Sistem Inovasi (1980an – sekarang).

Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan sistem.

Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem inovasi yang semakin mampu beradaptasi.

Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah monopoli Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah ”Daerah.”

13

STIE MDP

2. SISTEM INOVASI2. SISTEM INOVASI

14

STIE MDP

A. SISTEM INOVASI: Beberapa DefinisiA. SISTEM INOVASI: Beberapa Definisi

Freeman (1987): jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru.

Lundvall (1992): elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi . . . . suatu sistem nasional yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertempat di atau berakar di dalam suatu batas negara. Pada bagian lain ia juga menyampaikan bahwa sistem inovasi merupakan suatu sistem sosial di mana pembelajaran (learning), pencarian (searching), dan penggalian/eksplorasi (exploring) merupakan aktivitas sentral, melibatkan interaksi antara orang/masyarakat dan reproduksi dari pengetahuan individual ataupun kolektif melalui pengingatan (remembering).

15

STIE MDP

B. SISTEM INOVASI: Beberapa DefinisiB. SISTEM INOVASI: Beberapa Definisi

Nelson dan Rosenberg (1993): Sistem inovasi merupakan sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (innovative performance).

Metcalfe (1995): Sistem inovasi merupakan sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. Dengan demikian, ini merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan (mentransfer) pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru.

Himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi (OECD, 1999).

16

STIE MDP

C. REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN C. REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASIINOVASI

Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.

Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul”

(fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan

antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan

Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.

17

STIE MDP

Sistem Pendidikan dan

LitbangPendidikan dan

Pelatihan Profesi

Pendidikan Tinggi dan LitbangLitbang

Pemerintah

Sistem IndustriPerusahaan

Besar

UKM “Matang/ Mapan”

PPBT

IntermediariesLembaga Riset

Brokers

Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)

Permintaan (Demand)

Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah

Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

PerbankanModal Ventura

Supra- dan Infrastruktur KhususHKI dan

InformasiDukungan Inovasi

dan BisnisStandar dan

Norma

Potensi jangkauan kebijakan publik …

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

AlamiahSDA (Natural Endowment)

Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan

• Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan

• Mobilitas

Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro

• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan

Kebijakan Industri/ Sektoral

Kebijakan Keuangan

Sistem Politik

Pemerintah

Penadbiran (Governance)

Kebijakan RPT

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

D. SKEMATIK GENERIK SISTEM INOVASID. SKEMATIK GENERIK SISTEM INOVASI

18

STIE MDP

E. SISTEM INOVASI: ESENSI PENGERTIANE. SISTEM INOVASI: ESENSI PENGERTIAN Pengertian istilah “sistem inovasi” pada dasarnya

meliputi konteks “inovasi dan difusinya.” Kata “sistem” dalam istilah sistem inovasi menunjukkan

cara pandang yang secara sadar memperlakukan suatu kesatuan menyeluruh (holistik) dalam konteks “inovasi dan difusi.”

Terdapat lima tekanan perhatian yang diberikan pada bahasan tentang sistem inovasi, yaitu:1. Basis sistem sebagai tumpuan bagi proses inovasi

beserta difusi inovasi.2. Aktor dan/atau organisasi (lembaga) yang relevan

dengan perkembangan inovasi (dan difusinya), seperti misalnya pelaku bisnis, perguruan tinggi, lembaga litbang, pembuat kebijakan.

3. Kelembagaan, hubungan/keterkaitan dan interaksi antar pihak yang mempengaruhi inovasi dan difusinya.

4. Fungsionalitas, yaitu menyangkut kegunaan/peran kunci dari elemen, interaksi dan proses inovasi dan difusi.

5. Aktivitas, yaitu menyangkut upaya/proses atau tindakan penting dari proses inovasi dan difusi.

19

STIE MDP

Sistem Pendidikan dan

Pelatihan

Sumber : OECD (1999).

Konteks Ekonomi Makro dan Regulasi

Infrastruktur Komunikasi

Pengelolaan dan Keuangan Korporasi

Kondisi Pasar Produk dan

Faktor

KINERJA NEGARAPertumbuhan, penciptaan kerja, daya

saing

Kapasitas Inovasi Nasional

Sistem

Inov

asi Da

erah

KondisiKlaster Industr i

Jaringan Inovasi Global

Sistem Inovasi Nasional

Kapabilitas & Jaringan Perusahaan

Science system

Lembaga Litbang lain

Lembaga Pendukung

Pengembangan, difusi & pemanfaatan pengetahuan

F. SISTEM INOVASI (OECD)F. SISTEM INOVASI (OECD)

20

STIE MDP

G. SISTEM INOVASI (OECD, 1999):G. SISTEM INOVASI (OECD, 1999):Kecenderungan Perubahan Kecenderungan Perubahan yang secara bersama yang secara bersama Mempengaruhi Kondisi-kondisi bagi Inovasi yang Mempengaruhi Kondisi-kondisi bagi Inovasi yang BerhasilBerhasil

Inovasi semakin bergantung pada interaksi yang efektif antara basis sains dan sektor bisnis.

Pasar yang lebih kompetitif dan perubahan iptek yang semakin cepat mendorong perusahaan-perusahaan berinovasi semakin cepat pula.

Jaringan dan kolaborasi antar perusahaan kini semakin penting dibanding dengan di masa lampau, dan semakin melibatkan jasa layanan yang semakin sarat pengetahuan (knowledge-intensive).

Usaha kecil dan menengah (UKM), terutama “perusahaan pemula (baru) berbasis teknologi/PPBT” (new technology-based firms/NTBFs) mempunyai peran yang semakin penting dalam pengembangan dan difusi teknologi baru.

Globalisasi ekonomi membuat sistem inovasi berbagai negara menjadi semakin saling bergantung (interdependent).

21

STIE MDP

H. SISTEM INOVASI (Meyer-Stamer, 1998):H. SISTEM INOVASI (Meyer-Stamer, 1998):Tekanan pada Kapabilitas TeknologiTekanan pada Kapabilitas Teknologi

1. Keterampilan produsen meniru dan berinovasi.2. Kondisi ekonomi, politik, administratif dan hukum

yang mempengaruhi ada-tidaknya insentif bagi berkembangnya kapabilitas teknologi.

3. Dukungan langsung, baik lembaga pemerintah ataupun non pemerintah (tergantung tingkat pembangunan, keadaan persaingan, dan karakteristik cabang teknologi di negara yang bersangkutan).

4. Dukungan tak langsung, seperti misalnya sistem pendidikan.

Kapabilitas teknologi: kapasitas untuk memahami komponen teknologi dalam pasar, melakukan penilaian, memilih teknologi yang dibutuhkan, memanfaatkannya, menyesuaikan dan memperbaikinya, serta mengembangkan teknologi tersebut. Secara umum, kapabilitas teknologi dipengaruhi oleh:

22

STIE MDP

I. SISTEM INOVASI:I. SISTEM INOVASI:Fungsi Sistem (Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001)Johnson dan Jacobson, 2001)

1. Menciptakan pengetahuan baru.2. Memandu arah proses pencarian penyedia dan

pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya.

3. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya.

4. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi).

5. Memfasilitasi formasi pasar.

23

STIE MDP

J. SISTEM INOVASI:J. SISTEM INOVASI: Aktivitas dalam Sistem ( Aktivitas dalam Sistem (Liu dan White, 2001)Liu dan White, 2001)

Melakukan kajian tentang sistem inovasi dengan menelaah “aktivitas” dalam sistem, yang terkait dengan “penciptaan (creation), difusi, dan eksploitasi inovasi teknologi dalam suatu sistem.” Mereka berfokus pada bagaimana aktivitas mendasar (fundamental activities) dari proses inovasi diorganisasikan, didistribusikan, dan dikoordinasikan.

Menekankan bahwa aktivitas tersebut lebih dari sekedar sistem litbang, termasuk input terhadap riset dan penggunaan dari output riset.

Beberapa aktivitas mendasar tersebut adalah: 1. Riset (dasar, pengembangan, dan rekayasa);2. Implementasi (manufaktur);3. Penggunaan akhir/end-use (pelanggan dari produk atau output proses);

4. Keterkaitan/linkage (menyatukan pengetahuan yang saling komplementatif); dan

5. Pendidikan. 24

STIE MDP

K. SISTEM INOVASI:K. SISTEM INOVASI: Beberapa Perkembangan Beberapa Perkembangan

1980an – 1990an, menyangkut isu-isu: inovasi dan pembangunan ekonomi, pembelajaran (learning), infrastruktur iptek dan perilaku perusahaan,

analisis tingkat makro dan meso, dan cakupan nasional dan fitur sistem.

Model Triple Helix (Etzkowitz dan Leydesdorff, 2000; dan Leydesdorff dan Etzkowitz, 1998)

25

STIE MDP

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000).

Pemerintah

Industri

Akademia

Tri-literal networkTri-literal network dan Organisasi dan Organisasi

HybridHybrid

Hubungan/interaksi antar

kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai

“proses transisi tanpa

akhir dan dinamis”

L. SISTEM INOVASI: Model Skematik L. SISTEM INOVASI: Model Skematik Triple HelixTriple Helix

26

STIE MDP

M. SISTEM INOVASI:M. SISTEM INOVASI: Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ MengapaDari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa

Kesadaran bahwa kedekatan spasial (spatial proximity) memudahkan banyak pihak untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan yang tacit dan kapasitas untuk pembelajaran secara lebih terlokalisasi.

Inovasi (selain berupa hal yang lebih bersifat teknokratik, juga organisasional dan institusional) sering terjadi dalam konteks institusional, politis, dan sosial tertentu yang mendukung, yang biasanya bersifat erat dengan lingkungan lokalitas tertentu.

Proses pembelajaran yang terlokalisasi (localized learning process) sangat erat terkait dengan (ditentukan/dipengaruhi oleh) sehimpunan kelembagaan daerah/setempat (termasuk misalnya keberadaan organisasi yang memperkuat jaringan, dan berkembangnya kualitas interaksi dan kolaborasi serta kebijakan daerah yang mendukung).

Pembelajaran yang terlokalisasi terfasilitasi oleh sehimpunan kelembagaan daerah yang serupa. Ini misalnya karena lebih kuatnya dukungan kelembagaan (dalam arti luas) dalam mengembangkan agenda bersama (common agenda) dan kolaborasi yang meningkatkan kapasitas untuk bertindak (collective/joint action). Ini tentu sangat penting dalam mendorong sinergi positif dan eksternalitas ekonomi.

27

STIE MDP

N. SISTEM INOVASI:N. SISTEM INOVASI: Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ MengapaDari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa (lanjutan)

Inovasi merupakan proses sosial, yang sangat dipengaruhi oleh interaksi antar pihak. Hubungan, jaringan dan kedekatan sosial umumnya lebih kuat pada tataran setempat (yang lebih terlokalisasi). Situasi demikian tentu sangat penting bagi perkembangan atau penguatan modal sosial (social capital), termasuk dalam bentuk hubungan dan rasa saling percaya, komunikasi dan interaksi yang produktif, budaya berpikir terbuka, dan sebagainya.

Perusahan yang berklaster di suatu daerah memiliki kesamaan budaya daerah yang memudahkan proses pembelajaran. “Warisan budaya” (cultural heritage) yang positif dan kecenderungan sifat path dependence tentang pengetahuan/teknologi dan inovasi turut mempengaruhi proses interaksi yang lebih intensif di tingkat “lokal”.

Dalam konteks daya saing, keunggulan global semakin ditentukan/dipengaruhi oleh keunggulan lokal. Seperti diungkapkan oleh Porter, bahwa: “keunggulan daya saing yang bertahan lama dalam suatu ekonomi global akan semakin terletak pada ”hal-hal yang bersifat lokal”, yaitu pengetahuan (knowledge), hubungan, dan motivasi, yang tidak dapat (sulit) disaingi oleh para pesaing jauh (distant rivals).”

28

STIE MDP

O. SID: Suatu PerspektifO. SID: Suatu Perspektif

Klaster Industri 1-AKlaster Industri 2-C

Klaster Industri 3-B

Klaster Industri 1-Z

Klaster Industri:

Klas

ter

Indu

stri

3

Klas

ter

Indu

stri

1

Sektor I

Sektor II

Sektor III

DaerahC

DaerahA

SID SID

Sistem Inovasi Nasional

SID : Sistem Inovasi Daerah.29

STIE MDP

3. PENADBIRAN INOVASI3. PENADBIRAN INOVASI(INNOVATION GOVERNANCE)(INNOVATION GOVERNANCE)

30

STIE MDP

A. REVIEW : PENGERTIAN KEBIJAKAN INOVASIA. REVIEW : PENGERTIAN KEBIJAKAN INOVASI

Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (aktor/fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi;

Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan

Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- aktor/fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan aktor/fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.

31

STIE MDP

B. ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKANB. ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKANBAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI BAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI

Kebijakan Pendidikan

Pengetahuan dan Keterampilan

Kreativitas Profesionalisme Kewirausahaan

Kebijakan Ekonomi Makro

Moneter Fiskal Perdagangan

Kebijakan Industri Investasi Perpajakan -

Subsidi Insentif Regulasi -

DeregulasiKebijakan Litbang

Kebijakan Daerah

Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran,

Kewirausahaan

Kebijakan Inovasi

Perbaikan Bisnis yang

Ada

Perkembangan Investasi

Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif

Kebijakan Sains

Kebijakan Teknologi

32

STIE MDP

Kara

kteris

tik

Peng

aruh/D

ampak

Tatanan Kelembagaan

(Institutional Setting)

Lingkup

Tujuan

EksplisitEksplisit

ImplisitImplisit

Faktor Faktor KontekstualKontekstual

Sisi Obyek/Aktor yang Dipengaruhi

Sisi Penyediaan(Supply Side)

Sisi Permintaan

(Demand Side)

Bidang Keterkaitan(Linkage Area)

Spes

ifik

Fung

sion

al

Haru

s sema

kin je

las

exit

polic

y -n

ya

Dampak

Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi

Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi

Tujuan Kebijakan

Isu Kebijakan

Agenda Strategis

C. KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN INOVASIC. KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN INOVASI

33

STIE MDP

D. SIN: Elemen Esensial “Generik”D. SIN: Elemen Esensial “Generik”

1. Daya dukung pihak penyedia;2. Daya serap pihak pengguna;3. Kelembagaan antarmuka (interface) dan

keterkaitan para pihak yang saling menguntungkan;

4. Infrastruktur yang terspesialisasi;5. Pendanaan/pembiayaan inovasi

dan/atau pendanaan/pembiayaan berisiko;

6. Kebijakan yang mendukung.

34

STIE MDP

E. ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI E. ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI (INNOVATION (INNOVATION GOVERNANCE)GOVERNANCE)Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi

Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian

Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci

Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi

Pemerintah Dewan kebijakan

Dewan Riset dan Akademi

Badan Badan Teknologi Teknologi

dan Inovasidan Inovasi

Badan-badan Program Pendukung

Produsen:Perusahaan,Pertanian,

Rumah sakit, dsb.Perguruan

Tinggi

Lembaga Litbang

Kontraktor Program

Departemen/Kementerian Industri,

dll.

Departemen/Kementerian Riset dan Teknologi

Departemen/Kementerian Sektoral lainnya

35

STIE MDP

F. MENGAPA PERLU PERAN “PEMERINTAH” DALAM SISTEM F. MENGAPA PERLU PERAN “PEMERINTAH” DALAM SISTEM INOVASIINOVASI

Kegagalan Pasar (Market Failures); Kegagalan Pemerintah (Government Failures); Kegagalan Sistemik (Systemic Failures).

Termasuk: Dukungan aktivitas inovatif (litbang + 6 aktivitas

inovatif ~ Frascati Manual) Memahami kegagalan yang berkembang dalam sistem

inovasi; Memberikan advis kepada pembuat kebijakan (advisory); Menyuarakan “isu” urgen (advocacy); Mendorong perbaikan penadbiran inovasi dan kebijakan

inovasi; Mendorong proses pembelajaran dalam sistem inovasi. Fungsi publik tertentu untuk mendorong perkembangan

sistem inovasi (berkembangnya fungsi-fungsi dalam sistem inovasi secara efektif dan efisien).

Perlu “aktor” yang berperan dalam meningkatkan upaya efektif agar SI “berfungsi” semakin baik

36

STIE MDP

G. ILUSTRASI KERAGAMAN PENADBIRAN KEBIJAKAN G. ILUSTRASI KERAGAMAN PENADBIRAN KEBIJAKAN “VERTIKAL” DI BEBERAPA NEGARA “VERTIKAL” DI BEBERAPA NEGARA

Sumber : Arnold, et al. (2004, 2003).

Desain kebijakan

Desain program

Manajemenprogram

Administrasiprogram

M = Kementerian yang bertanggung jawab atas kebijakan teknologi dan inovasi

State

SEN-TER

MBe

land

a

Sekt

orSwas

ta

M

Ingg

ris

M

Kana

da

M

Semi-p

ublik

Denm

ark

NRC

M

Norw

egi

a

TEKE

S

M

Finl

and

ia

Enterprise Ireland

M

Irla

ndi

a

VINNOV

A

M

Swed

ia

37

STIE MDP

H. ILUSTRASI BATASAN ANTARA BADAN/ORGANISASIH. ILUSTRASI BATASAN ANTARA BADAN/ORGANISASI

Negara Riset Dasar/Terapan Litbang/Inovasi Pengembangan Bisnis

Kanada 3 Dewan Riset Canadian Foundation for Innovation

Industry Canada, pelaku setempat

Denmark 6 Dewan RisetDanish Research Agency

MSTI(tidak ada badan terpisah)

Min Economic & Business Affairs

Finlandia Academy of Finland TEKES TEKES/Ministry of Industry

Irlandia 2 Dewan RisetScience Foundation Ireland

Enterprise Ireland Enterprise IrelandIDA Ireland

Norwegia RCN RCN Innovation Norway

Belanda NWO STW, SENTER SENTER

Swedia Swedish Research Council VINNOVA NUTEK/ALMI

Inggris 7 Dewan Riset tidak ada badan terpisah tidak ada badan terpisah

38

STIE MDP

I. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SINI. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN

Industri

Perguruan Tinggi

Amerika Serikat

Pemerinta

h

Industri

FokusRiset Dasar

Riset Terapan

Pengembangan Produk & Proses

Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur

Technical Services

Pendanaan

Lembaga Nasional dan Lab. Nasional

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002). 39

STIE MDP

J. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SINJ. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN

Industri

Max Planck Gesellschaft

Jerman

Pemerinta

h

Industri

FokusRiset Dasar

Riset Terapan

Pengembangan Produk & Proses

Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur

Technical Services

Pendanaan

Mission oriented National Research Centres

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).

Perguruan Tinggi

Fraun Hofer Gesellschaft

40

STIE MDP

K. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam K. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SINSIN

Industri

Perguruan Tinggi

Jepang

Pemerinta

h

Industri

FokusRiset Dasar

Riset Terapan

Pengembangan Produk & Proses

Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur

Technical Services

Pendanaan

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).

Lembaga-lembaga Nasional

(Tsukuba Science Park)

41

STIE MDP

L. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SINL. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN

Joint Venture danUKM

Akademi Sains, Lembaga, dan Lab. Nasional, dan Perguruan Tinggi

China

Pemerinta

h

Industri

FokusRiset Dasar

Riset Terapan

Pengembangan Produk & Proses

Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur

Technical Services

Pendanaan

Industri

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).

Kementerian dan Lembaga-lembaga Provinsi

BUMN dan BUMD

42

STIE MDP

M. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam M. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SINSIN

Perusahaan-perusahaan Industri(UKM)

AcademicSinica

Taiwan

Pemerinta

h

Industri

FokusRiset Dasar

Riset Terapan

Pengembangan Produk & Proses

Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur

Technical Services

Pendanaan

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).

Perguruan Tinggi

Industrial Technology Research Institute

SeluruhnyaInstitute for Information Industry (III)Metal Industry Devpt. Centre (MIDC )Bio-Technology Devpt. Centre (BDC)

Science based Industrial Park(Host for Hi-Tech industries)

43

STIE MDP

N.CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SINN.CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN

Perusahaan-perusahaan Multinasional (MNCs)

Perguruan Tinggi(NUS & NTV)

Singapura

Pemerinta

h

Industri

FokusRiset Dasar

Riset Terapan

Pengembangan Produk & Proses

Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur

Technical Services

Pendanaan

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).

Lembaga Pengembangan Teknologi Nasional

Science Parks

44

STIE MDP

Menko Ekonomi

DPR

Depkeh & HAM

DRN

10 BUMNIS (dulu) :

1. PT. DI2. PT. PAL3. PT. PINDAD4. PT. K. STEEL5. PT. INKA6. Perum Dahana7. PT. INTI8. PT. BHARATA9. PT. BBI10.PT. LEN

BUMN Keuangan

BUMN lain

Dep/ Kementeria

n Lain

Lembaga Litbang

DepartemenBalitbang Industri

Balitbangtan

LPND Ristek BPPT

LAPAN

BSNBAKOSURTANAL

LIPI

BATAN

BAPETENPusat, Balai/

UPT

BPTP, Balai/UPT

Pusat, Balai/ UPT

Depkeu

AIPI

Perguruan Tinggi Swasta

Lembaga Litbang Swasta

Depdiknas

Balitbang DiknasPerg. Tinggi Negeri

Lemlitbang Departemen

Lain

Pusat, Balai/ UPT

PRESIDEN

PUSPIPTEK

Menko & Dep./ Kementerian

Lain

KPP/ BAPPENAS

Kementerian BUMN De

p/

Keme

nteri

an L

ain

KRT

O. KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASIO. KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI

Sumber : Taufik (2005).45

STIE MDP

Kebi

jaka

n, Pro

gram,

Kegiat

an dan

Orga

nisasi

sert

a Jar

ingan

di Lua

r Da

erah,

Nasion

al & I

nterna

sional

Keterangan:Instruksi, Sumber Daya

Saran (Advis) / Pelaporan

Hasil

Koordinasi dan Integrasi Horisontal (Kerjasama)

Instruksi, Sumber Daya, Saran/ Pelaporan, Hasil, Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal (Kerjasama)

Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi

Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi

Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)

Tingkat 3Koordinasi Implementasi

Gubernur/ Bupati/Walikot

aDPDS

Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Produsen

Perguruan Tinggi

Lembaga Litbang/ UPTD, dll.

Kontraktor

Program

Badan/Dinas/ Kantor

Sektoral

Badan/Dinas/ Kantor Lintas Sektor

Organisasi Perangkat Daerah lainnya

DPRDDRD Tim

AhliTim/Gugus

TugasAsisten, Ka. Bappeda &Ka. Perangkat Daerah

tertentu

Konsumen

Litbang Swasta/Non-pemerintah

P. “STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN P. “STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN (GOVERNANCE)(GOVERNANCE) KEBIJAKANKEBIJAKANDI DAERAH DI DAERAH

46

STIE MDP

4. TANTANGAN DAN ISU KEBIJAKAN 4. TANTANGAN DAN ISU KEBIJAKAN INOVASIINOVASI

47

STIE MDP

A. TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASIA. TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASI

Merumuskan konsep KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI (INNOVATION POLICY FRAMEWORK) yang menjadi acuan bersama, diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran yang jelas dan terukur,

secara konsisten diimplementasikan, dipantau dan dievaluasi, serta diperbaiki secara terus-menerus.

Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk

pembelajaran

48

STIE MDP

B. KRITERIA KEBIJAKANB. KRITERIA KEBIJAKAN

1. Efektivitas.2. Efisiensi.3. Memiliki daya bangkitan yang signifikan (significant leveraging effects).

4. Kelayakan cakupan (adequacy of scope).5. Memenuhi kaidah pasar (conforming to the

market mechanisms).6. Konsistensi.7. Koherensi.8. Keterbukaan dan akuntabilitas.9. Komitmen kebijakan.

49

STIE MDP

C. TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASIC. TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASI

Dimensi ”penadbiran kebijakan” (policy governance), bahwa kebijakan inovasi dapat ditentukan pada beragam tataran (lokal, daerah, nasional dan internasional), di mana koherensi dan komplementasi satu dengan lainnya sangatlah penting.

Dimensi sektoral di mana terdapat beragam faktor yang akan memberikan pengaruh umum serupa walaupun dengan tingkat yang berbeda dan pengaruh yang mungkin bersifat spesifik sektor. Karenanya, respons kebijakan yang dikembangkan perlu mempertimbangkan hal ini.

Interaksi dengan bidang kebijakan lainnya, di mana kebijakan inovasi seringkali perlu diimplementasikan melalui kebijakan lainnya (mis.: selain kebijakan litbang/kebijakan teknologi). Karenanya, konsepsi inovasi dan sistem inovasi perlu semakin ”lekat/terpadu” dalam beragam kebijakan terkait lainnya.

50

STIE MDP

D. ISU KOORDINASI - KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASID. ISU KOORDINASI - KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI

Fragmentasi “sektoral”; Dikotomi “Pusat/Nasional” – “Daerah”;

Tumpang-tindih dan inkonsistensi antar “bidang/ aspek”;

Perkembangan sistem pemerintahan; Kebutuhan proses pembelajaran kebijakan yang lebih baik;

Kebutuhan respons kebijakan yang cepat, tepat, dan terkoordinasi atas dinamika perubahan dan tantangan.

51

STIE MDP

E. ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DI E. ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DI INDONESIAINDONESIA

1. Kelemahan kerangka umum. 2. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung

iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM.

3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi (termasuk praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang).

4. Persoalan budaya inovasi. 5. Kelemahan fokus, rantai nilai,

kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan sosial.

6. Tantangan global. 52

STIE MDP

5. AGENDA KEBIJAKAN INOVASI5. AGENDA KEBIJAKAN INOVASI

53

STIE MDP

A. PERTIMBANGAN KERANGKA KEBIJAKAN INOVASIA. PERTIMBANGAN KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI

Beberapa aspek pertimbangan agenda :1. Tema kebijakan inovasi yang mendasar

(fundamental) dan luas;2. Bersifat universal bagi konteks nasional

dan daerah serta kondisi sektoral/industrial pada umumnya di Indonesia;

3. Bidang-bidang yang saling berkaitan dan bersifat cross-cutting issues;

4. Merupakan faktor kunci (sangat penting) bagi prakarsa-prakarsa berdasarkan situasi saat ini dan antisipasi ke depan;

5. Dapat menjadi agenda kolaboratif pada tataran nasional dan daerah.

54

STIE MDP

B. HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASIB. HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.

4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan

pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.

6. Penyelarasan dengan perkembangan global.

4

5

162

3

55

STIE MDP

C. ILUSTRASI PRAGMATISASI DARI RPJM 2004-2009C. ILUSTRASI PRAGMATISASI DARI RPJM 2004-2009

Bab-bab Lain

Bab-bab Lain

Bab 22 RPJM 2004 - 2009Program

Penelitian dan Pengembangan

lmu Pengetahuan

dan Teknologi

Program Difusi dan

Pemanfaatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Program Penguatan Kelembagaan

Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Program Peningkatan Kapasitas

Iptek Sistem Produksi

4

5

162

3

Kerangka Kebijakan Inovasi

56

STIE MDP57

INVESTASINVESTASII

58

STIE MDP

DEFINISI DAN PENGERTIAN DEFINISI DAN PENGERTIAN INVESTASIINVESTASI

INVESTASI ADALAH PENEMPATAN UANG TAU DANA DENGAN HARAPAN UNTUK MEMPEROLEH TAMBAHAN ATAU KEUNTUNGAN TERTENTU DI MASA YANG AKAN DATANG ATAS UANG ATAU DANA TERSEBUT

59

STIE MDP

TUJUAN INVESTASITUJUAN INVESTASI

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang pajak

2. Mengurangi tekanan inflasi3. Dorongan untuk menghemat pajak

60

STIE MDP

Sumber risiko investasiSumber risiko investasi

1. Risiko kenaikan tingkat bunga2. Risiko daya beli yang disebabkan inflasi3. Risiko pasar bear and bull ( trend naik

turun)4. Risiko mis-manajemen5. Risiko kepailitan perusahaan6. Risiko likuiditas7. Risiko penarikan surat berharga oleh

emiten

61

STIE MDP

8. Risiko konversi , keharusan penukaran9. Risiko politik10. Risiko industri, munculnya persaingan

62

STIE MDP

Proses investasiProses investasi

Analisis investasi secara traditional : proyeksi harga dan deviden surat berharga kemdian didiskonto dengan nilai sekarang (present value)

Nilai intrinsik ini kmd dibandingkan dng harga pasar stl disesuaikan dng komisi dan pajak, jika harga pasar lebih rendah dari nilai sekarang maka dilakukan pembelian.

63

STIE MDP

Proses Proses Investasi :Analisis Investasi :Analisis modernmodern

1. Mempertimbangkan tarif pajak dan biaya komisi

2. Mempertimbangkan jenis dan pola risiko yang akan dihadapi maupun keuntungan

3. Prospek ekonomi yang berkaitan dengan investasi

4. Mempertimbangkan kelompok industri5. Kinerja perusahaan atas produk,

pemasaran, keuangan dan kapabilitas manajemen

64

STIE MDP

Margin TradingMargin Trading

Margin trading terdiri dari ‘buying margin’ dan ‘short selling’

Buying margin adl membeli saham dng uang tunai dan meminjam untuk membayar tamabahan saham yang dibeli. Sebelumnya obligasi dan saham yg tlh dibeli dapat dijadikan jaminan pinjaman .

65

STIE MDP

Short Selling , adalah penjualan saham yang tidak dimiliki oleh penjual short, saham yang dijual secara short tsb diperoleh dengan meminjam dari pihak ketiga. Penjual short meminjam saham dengan harapan membeli saham tsb nantinya pada harga yang rendah secara simultan mengembalikan saham yang dipinjam, juga memperoleh keuntungan atas penurunan harganya.

66

STIE MDP

Jika investor membeli saham dengan margin , berarti membeli saham dengan uang tunai dan meminjam untuk membayar tambahan saham yang dibelinya. Sebelumnya obligasi dan saham yg telah dibeli dapat dijaminkan . Contoh, jika pemerintah mengijinkan 55% margin, investor harus membayar dengan tunai paling sedikit 55% dari nilai sekuritas yang dibeli. Dengan dmk pembeli dpt meminjam dana maks 45% dr harga pokok sekuritas.Margin yang ditentukan bervariasi mulai dari 49% s/d 100%

67

STIE MDP

Investor yang akan membeli atas dasar margin, harus membuka rekening margin (margin account) dengan pialang saham.

Rekening margin yang dibuka mirip dengan rekening kas,perbedaannya, untuk membuka rekening margin harus memberi informasi lebih lengkap/banyak sebagai jaminan bagi pialang

68

STIE MDP

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan MarginKeuntungan dan Kerugian Penggunaan Margin

Keuntungan utama pembelian dengan margin adalah memberikan keuntungan yang besar kepada investor sebagai imbalan atas margin yang yg diperlukan.

Dana yang diinvestasikan akan meningkat dua kali lipat jika marginnya 50%,

69

STIE MDP

Kerugian penggunaan Margin adl pembesaran kerugian. Tambahan kerugian tsb berupa pembayaran bunga atas jumlah yang dipinjam dan harus dibayar baik harga saham meningkat ataupun menurun. Jadi , margin trading memperbesar risiko

70

STIE MDP

Contoh Margin TradingContoh Margin Trading

Investor Tn Ali ingin membeli 100 lembar saham @ Rp 10 000/lb. Diasumsikan margin yg diperkenankan adl 55%

Sesuai dng ketentuan margin yg diperkenankan 55%, artinya Tn Ali membeli saham dengan membayar hanya 55% saja dan menggunakan saham yg dimilikinya 45% untuk meminjam

Pembelian saham: Rp 1000 000 (Rp450 000 pinjaman dr pialang dan Rp 550 000 margin/uang muka dari modal sendiri.

71

STIE MDP

Jika harga saham naik 100%Jika harga saham naik 100%

Jika harga saham naik menjadi Rp 20 000,total keuntungan stl menjual saham dan membayar Rp 450 000

72

STIE MDP

Transaksi Total Pembelian

Lembar Saham

Penerimaan Penjualan Rp 20 000 /lb

Total Laba dlm Rp dan dlm %

Dengan uang hanya Rp 550 000

Rp 550 000 55 Rp 1100 000

Rp 550 000 (100%)

Dengan Pinjaman Rp450 000

Rp 1000 000

100 Rp 2 000 000

Rp 1000000 (182%)

73

STIE MDP

Tabel diatas menunjukkan bahwa laba sebelum pajak akan meningkat dari Rp 550 000 menjadi Rp 1000 000 jika Tn ali membeli dengan margin. Dng dmk pembelian dng margin memberikan imbalan yg tinggi jika harga saham naik. Kekayaan Tn Ali dalam rekening pialang meningkat dr Rp 550 000 menjadi Rp 1 550 000 dengan rincian sbb

74

STIE MDP

Nilai Pasar Saham = 100 lb x Rp 20 000 = Rp 2000 000, terdiri dari :

1. Hutang Rp 450 0002. Margin ( Nilai Pasar – Hutang) atau Rp 1000000 (laba)+ Rp 550 000 ( margin)

Jika harga saham turun, misalkan turun menjadi Rp 5000. Nilai pasar dr investasi margin dlm 100 lb saham turun dari Rp 1000 000 menjadi Rp 500 000

Bandingkan posisi sebagai margin dng posisi pembeli secara tunai

75

STIE MDP

Membeli dng margin kerugiananya adl sebesar Rp 500 000 ( Rp 5000x 100lb). Setelah menjual 100 lb saham dan memabayar hutang Rp 450 000, investor Tn Ali hanya mempunyai kekayaan Rp 50 000. Investor Tn Ali rugi sebesar yg diinvestasikan dengan rincian sbb:

Nilai Pasar = Rp 5000 x 100lb =Rp500 000 Hutang Rp 450 000 Kekayaan Rp 50 000 (nilai pasar- hutang) atau margin – kerugian = 550000 – 500 000 = 50 000

76

STIE MDP

Stl posisi short ditentukan,penjual short membeli sekuritas di pasar utk mengganti sekuritas yg dipinjam dr pialang.jika hargasekuritas yg dibeli utk mengganti sekuritas yg dipinjam dibeli dng harga lbh murah drpb harga jual dng short,penjual short memperoleh lkeuntunagn dr penurunan harga tsb.

jika harga saham meningkat sbl penjual short menganti sekuritas yg dipinjam,penjualshort merugi dr kenaikan harga saham yg dsipiunjam dan hrs diganti dng hargalebih tinggi

77

STIE MDP

Sebaliknya jika investor membeli tidak dengan margin dan melakukan pembelian tunai 55lb saham, kerugian yg diderita hanya sebesar Rp275 000( Rp 5000 kerugian x 55 lb saham). Posisi kas menjadi Rp 275 000 sesudah menjual 55 lembar saham (uang semula Rp 550 000 – Rp 275 000 kerugian )

78

STIE MDP

Tabel Perhitungan KerugianTabel Perhitungan Kerugian

Transaksi Total Pembelian

Lembar Saham

Penerimaan Penjualan rp 5000 /lb

Total Laba dlm rupiah dan persen

Dengan uang hanya Rp 550 000

Rp 550 000

55 Rp 275 000 -Rp275 000 (-50%)

Dengan pinjaman Rp 450 000

Rp 1000 000

100 Rp 500 000 - Rp 500 000 ( - 91%)

79

STIE MDP

SHORT SELLINGSHORT SELLING

Terjadi jika seseorang menjual kpd pihak lainnya sesuatu yg belum dimilikinya,dng harga pembelian dr item tsb nantinya akan lbh murah pd saat penyerahannya.

Pihak yg menjual scr short biasanya meminjam sekuritas yg akan diserahkan kpd pialang (broker),krn brokerage house banyak memegang saham nasabah mereka.

80

STIE MDP

Stl posisi short ditentukan,penjual short membeli sekuritas di pasar utk mengganti sekuritas yg dipinjam dr pialang.jika hargasekuritas yg dibeli utk mengganti sekuritas yg dipinjam dibeli dng harga lbh murah drpb harga jual dng short,penjual short memperoleh lkeuntunagn dr penurunan harga tsb.

Jika harga saham meningkat sbl penjual short mengganti sekuritas yg dipinjam,penjual short merugi dr kenaikan harga saham yg dipinjam dan hrs diganti dng harga lebih tinggi

81

STIE MDP

Jika penjual short menjual aset secara short, biasanya disebabkan krn mrk memperkirakan harganya akan jatuh dan mrk ingin memperoleh keuntungan dr kejatuhan harga tsb.penjual short memperkirakan harga-harga akan turun disebut ‘ Bearish’,sedangkan pembeli yg berada pd posisi long, yaitu yg memprediksi harga-harga akan naik disebut ‘Bullish’

82