Silabus PPAK 2009
Transcript of Silabus PPAK 2009
0
DAFTAR ISI
PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 1Program Pendidikan Profesi Akuntansi 7Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 12Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi 13Silabus Mata Ajar Pendidikan Profesi Akuntansi:
Etika Bisnis & Profesi 15Perpajakan 19Praktik Audit 27Lingkungan Bisnis & Hukum Komersial 35Pasar Modal & Manajemen Keuangan 40Pelaporan & Akuntansi Keuangan 46Akuntansi Manajemen & Biaya 53
Persyaratan Peserta Pendidikan Profesi Akuntansi 57Persyaratan Pengajuan Rekomendasi Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 57Ujian Akhir dan Sertifikat 60
PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Standar Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 62Parameter Skor Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 64
PANDUAN PENYUSUNAN BORANG PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Penyusunan Borang Pengajuan Rekomendasi dan Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 71Penyusunan Borang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi Borang Perpanjangan Pendidikan Profesi Akuntansi
727486
1
LANDASAN HUKUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
1. UU Nomor 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan.
Pasal 1
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan gaji resmi
mengenai berbagai jabatan pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan
Akuntan Pajak, hak memakai gelar “Akuntan” (“accountant”) dengan
penjelasan atau tambahan maupun tidak, hanya diberikan kepada
mereka yang mempunyai ijazah akuntan sesuai dengan ketentuan dan
berdasarkan undang-undang ini.
Pasal 2
Dengan ijazah tersebut dalam pasal 1 dimaksud:
a. ijazah yang diberikan oleh sesuatu universitas negeri atau badan
perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau
diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan
pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan hasil
baik;
b. ijazah yang diterima sesudah lulus dalam sesuatu ujian lain yang
menurut pendapat Panitia Ahli termaksud dalam pasal 3 guna
menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah
tersebut pada huruf a pasal ini.
Pasal 3
(1) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengangkat
Panitia Ahli yang bertugas mempertimbangkan apakah sesuatu
ijazah bagi menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan
dengan ijazah tersebut pada pasal 2 huruf a.
(2) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri
Keuangan mengatur susunan dan cara kerja panitia itu.
2
(3) Menteri Keuangan berhak memberi tugas lain kepada panitia
tersebut dalam ayat 1 untuk menjamin kesempurnaan urusan
akuntansi c.q. untuk mengatur lebih lanjut urusan akuntansi.
(4) Tiap-tiap akuntan berijazah mendaftarkan nama untuk dimuat
dalam suatu register negara yang diadakan oleh Kementerian
Keuangan.
2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi.
Pasal 1
Pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada
pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi.
Pasal 2
(1) Pendidikan profesi akuntansi diselenggarakan di perguruan tinggi
sesuai dengan persyaratan, tata cara dan kurikulum yang diatur oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
(2) Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi di perguruan tinggi
dilakukan setelah mendapatkan izin dari Direktur Jenderal Perguruan
Tinggi.
(3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi atas dasar rekomendasi dari Panitia Ahli
Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan.
3. Perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia Nomor 565/D/T2002 dan
2460/MOU/III/02 tentang pengelolaan sistem dan penyelenggaraan
pendidikan profesi akuntansi.
Pasal 1
1. Maksud perjanjian kerja sama ini adalah untuk menjabarkan
pengelolaan sistem dan penyelenggaraan pendidikan profesi
akuntansi.
3
2. Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah untuk mengatur
wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan profesi
akuntansi.
Pasal 2
Lingkup perjanjian kerja sama meliputi:
1. Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi.
2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi.
3. Penetapan kurikulum pendidikan profesi akuntansi.
4. Evaluasi dan ujian.
5. Sertifikasi.
Pasal 3
Departemen Pendidikan Nasional mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas:
1. Pembinaan akademik penyelenggaraan pendidikan profesi.
2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi atas
rekomendasi Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan atas usul
Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Penyusunan dan penetapan serta pemutakhiran secara periodik
kurikulum pendidikan profesi akuntansi bersama-sama Ikatan
Akuntan Indonesia.
Pasal 4
Ikatan Akuntan Indonesia mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas:
1. Pengajuan usul pembukaan dan penutupan pendidikan profesi
akuntansi.
2. Pelaksanaan evaluasi dan usul penyelenggaraan pendidikan
profesi akuntansi.
4
3. Penyusunan dan usul penetapan kurikulum pendidikan profesi
akuntansi.
4. Pemutakhiran kurikulum program pendidikan profesi akuntansi
secara periodik selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan
masukan dari pihak yang berkepentingan.
5. Pelaksanaan evaluasi kelayakan administratif dan akademik
penyelenggara pendidikan profesi akuntansi secara periodik
selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan masukan dari
pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Penetapan format sertifikat.
7. Penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan profesi
akuntansi yang meliputi persyaratan, tata cara dan kurikulum
pendidikan profesi akuntansi.
Pasal 5
Kewenangan dan tanggung jawab Ikatan Akuntan Indonesia
dilaksanakan Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia yang
dijalankan oleh Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi
Akuntansi.
4. International Education Standards yang ditetapkan oleh International
Federation of Accountants (IFAC).
Statement Membership Obligation 2 mengatur tentang kewajiban
anggota IFAC terkait dengan Standar Pendidikan Internasional bagi
profesi akuntan. Dalam hal tanggung jawab pengembangan pendidikan
dan pelatihan berada pada pihak ketiga, anggota IFAC berkewajiban
mendorong pihak tersebut untuk memasukkan/menyelaraskannya
dengan elemen yang tercantum dalam pernyataan yang dikeluarkan
oleh IFAC.
Pernyataan dan standar pendidikan internasional yang dikeluarkan
IFAC diterbitkan untuk membangun benchmark global pendidikan dan
pengembangan akuntan profesional. Standar ini didesain untuk menjadi
5
panduan utama bagi anggota IFAC yang secara umum bertanggung
jawab atas dibangunnya atau diimplementasikannya standar dan
persyaratan pendidikan yang berlaku di negaranya. Standar ini
memberikan kerangka dasar yang sangat penting bagi semua pihak
yang berkepentingan atas tersedianya kinerja yang berkualitas tinggi
dari seorang akuntan profesional.
Kompetensi dan integritas, merupakan dua komponen utama bagi
profesi akuntan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
profesionalnya. Pendidikan akuntansi memberikan pondasi bagi
seorang akuntan profesional untuk mengembangkan kompetensi dan
memperkuat integritasnya.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh komite pendidikan IFAC meliputi:
International Education Standards (IESs); Discussion Papers and
Studies; International Education Guidelines (IEGs); dan International
Education Papers (IEPs).
IESs ditujukan untuk memajukan profesi akuntansi dengan menetapkan
tolok ukur (benchmark) sebagai persyaratan minimal untuk memperoleh
kualifikasi sebagai akuntan profesional yang mencakup pendidikan,
pengalaman praktik dan pengembangan profesional secara
berkelanjutan.
Perlu dipahami bahwa IESs membangun elemen utama (misalnya
materi, metode dan teknik) dimana program pendidikan dan
pengembangan diharapkan memiliki potensi untuk diakui, diterima dan
diaplikasikan secara internasional. IEGs mengintepretasikan,
mengilustrasikan dan memperluas materi yang terkait dengan IESs dan
memberi masukan dan panduan bagaimana mencapai persyaratan
yang diatur dalam IESs. IEPs mengembangkan diskusi atau debat
mengenai isu-isu, temuan-temuan terkini, atau menjelaskan situasi
yang berhubungan dengan isu pendidikan dan pengembangan yang
mempengaruhi profesi akuntansi.
6
Tujuh IESs yang dikeluarkan oleh IFAC adalah:
IES 1, Entry Requirement to a Program of Professional Accounting
Education, menguraikan persyaratan untuk masuk pendidikan
profesional akuntansi dan pengalaman praktik.
IES 2, Content of Professional Accounting Education Programs,
merumuskan materi pengetahuan dalam program pendidikan
profesional akuntansi yang dibutuhkan oleh para kandidat supaya
mempunyai kualifikasi sebagai akuntan profesional. Standar ini
merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan ke dalam 3 area utama,
yaitu: akuntansi, keuangan dan pengetahuan terkait; pengetahuan
bisnis dan organisasional, serta pengetahuan teknologi informasi.
IES 3, Professional Skills Contents, merumuskan gabungan keahlian
yang diperlukan oleh setiap kandidat untuk memenuhi kualifikasi
sebagai akuntan profesional. Keahlian tersebut meliputi: intelektual,
teknis dan fungsional, personal, interpersonal dan komunikasi, serta
organisasional dan manajemen bisnis.
IES 4, Professional Values, Ethics and Attitudes, merumuskan nilai
profesional, etika dan sikap akuntan profesional yang seharusnya
diperoleh selama program pendidikan supaya memenuhi kualifikasi
sebagai akuntan profesional.
IES 5, Practical Experience Requirements, merumuskan pengalaman
praktik yang dimintakan oleh organisasi profesi anggota IFAC kepada
anggotanya supaya memperoleh kualifikasi sebagai akuntan
profesional.
IES 6, Assessment of Professional Capabilities and Competence,
merumuskan persyaratan sebagai penilaian akhir atas kapabilitas dan
kompentensi profesional para kandidat sebelum dinyatakan sesuai
dengan kualifikasi sebagai akuntan profesional.
IES 7, Continuing Professional Development, merumuskan materi
pengetahuan dan berbagai program pendidikan profesional yang
7
dibutuhkan setelah mendapatkan kualifikasi sebagai akuntan
profesional.
Implementasi IES 1 diwujudkan dengan diharuskannya seseorang
untuk menempuh pendidikan profesional akuntansi (PPA) di perguruan
tinggi yang direkomendasikan oleh IAI untuk menyelenggarakan PPA.
Pemberian rekomendasi kepada perguruan tinggi ini pun harus melalui
proses tertentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditetapkan.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) tidak terlepas dari adanya
ketentuan mengenai penggunaan gelar akuntan sebagaimana diatur pada
UU No. 34 Tahun 1954 sebagai landasan hukumnya. Menurut ketentuan
tersebut gelar akuntan dapat diperoleh seseorang yang:
1. Memiliki ijazah dari Universitas Negeri atau Badan Perguruan Tinggi Lain
yang dibentuk menurut Undang-undang atau diakui pemerintah; atau
2. Lulus dalam suatu ujian yang ijazahnya dapat disamakan dengan ijazah
butir 1 di atas.
Sebelum berlakunya PPA, gelar akuntan secara langsung hanya diberikan
kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui jalur Ujian
Nasional Akuntansi (UNA) Dasar dan Profesi untuk perguruan tinggi swasta.
Sedangkan lulusan perguruan tinggi negeri yang tidak secara otomatis dapat
memberikan gelar akuntan, diharuskan untuk mengikuti UNA Profesi.
Artinya, saat itu ada 3 (tiga) model untuk menghasilkan akuntan yaitu:
No. Keterangan Gelar Akuntan
1. Perguruan tinggi negeri tertentu Otomatis langsung memperoleh
gelar akuntan
2. Perguruan tinggi swasta Mengikuti UNA Dasar dan Profesi
3. Perguruan tinggi negeri baru Mengikuti UNA Profesi
8
Pelaksanaan ketentuan tersebut ternyata menimbulkan diskriminasi antara
perguruan tinggi yang ijazahnya memenuhi butir 1 dan perguruan tinggi yang
ijazahnya dianggap belum memenuhi. Pada kenyataannya banyak
perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang kualitas
keilmuannya sangat baik, tetapi tidak dapat langsung mendapat gelar
akuntan.
Perkembangan selanjutnya, lahir UU No.: 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-undang ini kemudian dirinci dalam PP No.: 30/1990
mengenai Pendidikan Tinggi dan Kepmendikbud No.: 36/U/1993 tentang
Gelar Akademik dan Sebutan Profesi. Dengan adanya peraturan-peraturan
ini pendidikan akuntansi berubah secara mendasar. Pertama, UU No.2/1989
mengelompokkan pendidikan akuntan dalam kelompok pendidikan profesi
dan memperoleh “sebutan” di belakang nama lulusannya. Sedangkan UU
No.34/1954 memberikan “gelar” akuntan. Kedua, untuk dapat mengikuti
pendidikan profesi yang baru, calon peserta didik harus lulus terlebih dahulu
dari pendidikan akademik dengan gelar “Sarjana Ekonomi”. Hal ini serupa
dengan pendidikan profesi untuk dokter, dokter gigi, dokter hewan, psikolog,
apoteker, notaris, pengacara, dan arsitek.
DIKTI dan IAI selanjutnya mulai merumuskan format pendidikan profesi
akuntansi. DIKTI menyerahkan kewenangan kepada profesi untuk
melaksanakan pendidikan profesi. Untuk itu, perlu dibuat sebuah standar
yang sama bagi seluruh perguruan tinggi dalam menghasilkan akuntan yang
berkualitas. Dengan adanya standar tersebut maka diharapkan akuntan yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan.
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi bukanlah merupakan
substitusi Program Studi Jurusan Akuntansi. Keduanya merupakan
komplementer, saling melengkapi satu dengan yang lain.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan pendidikan tambahan pada
jalur pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada
program studi akuntansi. Pembukaan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ini
dilakukan setelah mempertimbangkan beberapa hal. Pertama,
9
perkembangan kegiatan akuntansi menuntut ketersediaan tenaga ahli yang
berkualitas di bidang akuntansi. Kedua, perkembangan pendidikan akuntansi
tingkat nasional bagi program sarjana (S1) telah sampai pada tahap yang
memungkinkan bagi dibukanya PPA.
Tujuan PPA dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi
keprofesian akuntansi. Lulusan PPA berhak menyandang sebutan profesi
“Akuntan”. Selain itu, ia juga akan berhak untuk mendapatkan nomor register
akuntan dari Departemen Keuangan.
Sebelum tahun 2002, kurikulum pendidikan strata satu akuntansi minimal
terdiri atas 160 sks. Dengan munculnya Keputusan Mendiknas No. 56 tahun
2000 tentang jumlah sks di strata satu minimum 144 sks, maka selisih sks
tersebut disepakati oleh para pakar akuntansi di Indonesia untuk
diselenggarakan oleh profesi akuntansi, dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
IAI sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia menindaklanjuti inisiatif
pemerintah yang menyerahkan pengaturan pendidikan profesi kepada
organisasi profesi. Sejak tahun 2002, IAI telah membentuk Tim Evaluasi dan
Rekomendasi yang bertugas menyusun rancangan Pendidikan Profesi
Akuntansi.
Namun IAI bukan merupakan lembaga yang menjalankan pendidikan,
sehingga IAI menitipkan pendidikan profesi kepada perguruan tinggi yang
dipandang kapabel untuk menjalankan tugas tersebut. IAI melalui KERPPA
menyeleksi perguruan tinggi yang berminat untuk menyelenggarakan PPA
dengan menetapkan kriteria bagi calon penyelenggara.
KERPPA yang merupakan komite yang dibentuk oleh IAI berfungsi untuk
memberi evaluasi dan rekomendasi tentang penyelenggaraan PPA kepada
Panitia Ahli Persamaan Ijasah Akuntan (PAPIA). Atas dasar dari
rekomendasi KERPPA, maka PAPIA meminta DIKTI untuk memberi izin
penyelenggaraan PPA sesuai dengan kondisi perguruan tinggi pada saat
divisitasi oleh KERPPA.
10
Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan
izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi
harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan
perguruan tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Selanjutnya IAI akan
melaksanakan proses evaluasi berdasarkan kriteria tertentu secara
transparan.
Dengan demikian, PPA sebenarnya bukan merupakan tambahan yang
diciptakan untuk mempersulit seseorang untuk menjadi akuntan. Justru, PPA
diarahkan agar calon akuntan yang sebelumnya hanya menerima pendidikan
formal strata satu lebih dihadapkan pada dunia profesi/praktik. Diharapkan
akuntan lulusan dari PPA akan mempunyai konsep yang kuat dari
pendidikan strata satu dan mempunyai keterampilan profesional yang
memadai dari PPA.
Metode dan proses PPA dirancang untuk mengembangkan kemampuan
agar dapat belajar secara berkelanjutan. Pada PPA penekanan diberikan
pada aplikasi atas konsep teori yang diperoleh pada jenjang strata satu.
Pendidikan ini dapat diselenggarakan di universitas, institut, dan sekolah
tinggi setelah mendapat rekomendasi dari KERPPA IAI. Pembukaan
Pendidikan Profesi Akuntansi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi.
11
Kualifikasi untuk menjadi Akuntan dapat digambarkan pada gambar berikut:
Indonesian Accountancy Qualifications
Organizations Process and Requirements Qualifications and Rights Universities Ministry of Education IAI Ministry of “Accountant Title” (may be called Finance an Accountant) IAI CPA Holder (no rights) PA Certificate Holder (may work as a PA) Ministry of Finance PA License Holder (may offer PA services)
University DegreeDegree with Accounting Major
Professional Education ProgramComprises 21-40 units delivered by
accredited colleges
Eligible for MOF Registration
IAI PA Certificate (CPA)• Be eligible for MOF registration • Be IAI Member • Pass USAP Exam
MOF PA Certificate• Be registered with MOF • Be IAI Member • Indonesian domiciled • Hold IAI BAP • Have relevant practical
experience
MOF PA Practice License• Hold MOF PA Practice • Employ at least three auditors
MOF RegistrationRegister on State Register of
Accountants (Register Negara)
12
TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) harus memenuhi tata
cara yang meliputi:
(1) Pengajuan usulan penyelenggaraan
(2) Pemberian rekomendasi dari IAI
(3) Pemberian izin penyelenggaraan
Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan
izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi
harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan
perguran tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Untuk kebutuhan evaluasi,
IAI meminta perguruan tinggi melengkapi Borang Aplikasi dan
kelengkapannya. IAI akan menerjunkan tim ke lapangan untuk menguji data
yang disampaikan di dalam Borang Aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil
evaluasi atas Borang Aplikasi dan data di lapangan, IAI akan memberikan
atau tidak memberikan rekomendasi dan menyampaikannya kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 3
(tiga) bulan sejak saat permintaan rekomendasi diterima IAI.
Surat rekomendasi dari IAI ditujukan kepada Panitia Ahli Pertimbangan
Ijazah Akuntan (PAPIA) untuk selanjutnya diproses oleh PAPIA kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Berdasarkan rekomendasi ini,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat memberikan izin
penyelenggaraan PPA.
IAI melakukan evaluasi secara periodik atas perguruan tinggi yang
meneyelenggarakan PPA agar terdapat perbaikan yang berkesinambungan.
Bentuk evaluasi periodik yang dilakukan IAI adalah:
(1) Kunjungan mendadak atas proses penyelenggaraan PPA;
(2) Rekomendasi harus diperbaharui secara berkala; dan
(3) Kriteria penilaian akan selalu disesuaikan dengan perubahan
lingkungan.
13
IAI merasa perlu mengadakan evaluasi periodik dengan maksud agar
terdapat perbaikan penyelenggaraan PPA yang berkesinambungan. Selain
itu, kriteria penilaian yang menjadi tolok ukur juga senantiasa disesuaikan
dengan kebutuhan dan perubahan lingkungan. Dari adanya kunjungan
mendadak atas proses, penyelenggara PPA diharapkan senantiasa menjaga
standar kualitas penyelenggaraan yang memenuhi kriteria penilaian.
Pembaharuan rekomendasi diharapkan akan menghasilkan peningkatan
kualitas penyelenggaraan PPA.
KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Kurikulum dan silabus PPA sebagian besar berisikan materi yang tidak atau
belum diberikan pada jenjang strata satu atau berupa aplikasi suatu konsep
atau teori. Penyusunan kurikulum dan silabus PPA juga memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan pengguna jasa akuntan. Kurikulum dan silabus PPA
diharapkan tidak statis, namun dapat terus berkembang sesuai dengan
perubahan lingkungan.
Penyelenggaraan PPA meliputi paling sedikit 21 sks dan paling banyak 40
sks yang ditempuh selama 2 sampai dengan 6 semester. Penyelenggara
PPA dapat menambah mata kuliah di luar kurikulum inti PPA sehingga
mencapai paling banyak 40 sks. Penambahan tersebut dapat dilakukan
selama tidak melampaui batas waktu penyelenggaraan PPA, yaitu paling
lama 6 (enam) semester. Kurikulum PPA paling sedikit terdiri dari:
Tabel 1. Kurikulum PPA
No. Mata Kuliah SKS
1 Etika Bisnis dan Profesi 3
2 Perpajakan 3
3 Praktik Audit 3
4 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial 3
5 Pasar Modal dan Manajemen Keuangan 3
6 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan 3
7 Akuntansi Manajemen dan Biaya 3
Jumlah 21
15
SILABUS MATA AJAR ETIKA BISNIS dan PROFESI
3 SKS
Deskripsi dan Tujuan Keberadaan mata ajar ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan etika, kesadaran etis dan perilaku etis akuntan. Peningkatan ini diharapkan akan berimplikasi pada meningkatnya kemampuan akuntan dalam pengambilan keputusan etis. Suatu pengambilan keputusan etis tidak hanya melibatkan rasionalitas saja, tetapi juga emosi dan intuisi. Untuk meningkatkan pengetahuan etika, materi meliputi berbagai spektrum pemikiran dalam etika, deskripsi etika bisnis dan profesi, isu-isu etis dalam profesi, serta implementasi dan perkembangannya dalam realitas praktik profesi akuntansi dan bisnis. Sementara untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku etis, dianjurkan materi diperkaya dengan mendeskripsikan secara refleksif yaitu sebagai pengungkapan suatu fenomena kehidupan yang melibatkan nilai-nilai diri, pengalaman hidup dan norma suatu fenomena kehidupan di alam semesta. Dengan ini diharapkan peserta didik menemukan hikmah suatu proses kehidupan yang berlangsung dalam suatu sistem yang luas sehingga berkembang suatu pribadi yang toleran, bertenggang rasa, mencintai sesamanya, pribadi yang tawadhu’, hatinya tercerahkan, tidak gampang tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang, berintuisi kuat dan terdorong untuk melakukan tindakan yang bermakna. Dengan demikian maka secara spesifik, setelah mengikuti mata ajar ini diharapkan peserta didik dapat: (1) memiliki pengetahuan yang memadai tentang etika bisnis dan profesi, (2) memiliki kesadaran etis dalam suatu pengambilan keputusan ekonomi, (3) melakukan tindakan yang bermakna dan inspiratif bagi perkembangan profesi dan masyarakat. Metode Pembelajaran Pembelajaran etika harus berlangsung secara integratif dan refleksif. Proses pembelajaran dilakukan baik dalam bentuk transfer pengetahuan maupun pendalaman nilai-nilai, sehingga menambah pengetahuan tentang etika serta memperkuat kecerdasan emosi dan spiritual peserta didik. Dalam praktiknya ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, dan sangat tergantung kreativitas dosen. Untuk ini maka metode perkuliahannya meliputi: 1. Ceramah: Dosen menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik
perkuliahan. 2. Diskusi: Peserta didik bersumberkan literatur yang disiapkan dan atau
pengalaman yang didapatkan berdiskusi dengan peer-nya. Proses diskusi diawali atau diakhiri dengan presentasi hasil ringkasan materi dan atau hasil kajian dari kasus empiris dalam praktik akuntansi dan bisnis.
16
3. Eksplorasi kasus: Peserta didik harus mengekplorasi suatu kasus dalam praktik akuntansi dan bisnis yang menimbulkan dilema etika. Diharapkan eksplorasi dilakukan secara riil di lapangan, yang untuk itu peserta didik harus melakukan diskusi intensif dengan praktisi akuntansi (atau jika mungkin menggali pengalaman sendiri jika sedang atau pernah menjadi praktisi akuntansi dan bisnis).
4. Diskusi kasus yang sintesis-refleksif: Peserta didik mendiskusikan kasus empiris dari suatu kejadian etika yang dieksplorasinya dengan mendasarkan pada rujukan teoritis-konsepsional, kode etik, aturan hukum dan pertimbangan hati nurani serta juga sepenuhnya memperhatikan konteks kejadian tersebut sehingga dapat memberikan solusi yang cerdas dan bermakna.
Referensi Wajib • Leonard J. Brooks (2004). Business & Professional Ethics for
Accountants. South-Western College Publishing. • Ronald F. Duska, & B.S. Duska (2005). Accounting Ethics. Blackwell
Publishing. • IAI, Kode Etik Akuntan Indonesia (1998). Prosiding Kongres VIII IAI
beserta aturan etika pada masing-masing kompartemen. • IFAC Ethics Committee (2005). IFAC Code of Ethics for Professional
Accountants. International Federation of Accountants. • Kode Etik Asosiasi-asosiasi Akuntan (IAPI, IAMI dll.). Referensi Pendukung • K. Bertens (2000). Pengantar Etika Bisnis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. • Theodorus M. Tuanakotta (2007). Setengah Abad Profesi Akuntansi.
Penerbit Salemba Empat. • Unti Ludigdo (2007). Paradoks Etika Akuntan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. • Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur profesi akuntansi (mis. PMK
17/2008) dan Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya (mis. Bapepam) yang relevan.
• Sarbanes Oxley Act. Artikel yang dianjurkan (dapat diganti/ditambah dengan yang lebih relevan) • Goslings, J.H.W. (1997). Ethical Behaviour and Securities Trading.
Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 3; 65-71. • Jose, A. dan M.S. Thibodeaux (1999). Institutionalization of Ethics: The
Perspective of Managers. Journal of Business Ethics 22: 133-143. • Kaptein, M. dan J.V. Dalen (2000). The Empirical Assesment of
Corporate Ethics: A Case Study. Journal of Business Ethics 24: 95-114.
17
• Poulfet, F. (1997). The Ethics of Tax Planning. Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 4; 213-219.
• Stainer dkk. (1997). Ethics for Management Consulting. Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 2; 65-71.
• White, L.P. dan L.W. Lam (2000). A Proposed Infrastructural Model for the Establishment of Organizational Ethical Systems. Journal of Business Ethics 28; 35-42.
Evaluasi Hasil Pembelajaran Pada dasarnya penilaian dalam suatu perkuliahan tergantung model pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing dosen dan yang sudah disetujui oleh masing-masing penyelenggara program. Komponen penilaian dapat meliputi pemenuhan penugasan rutin, partisipasi dalam diskusi dan ujian (UTS/UAS). Untuk lulus, kehadiran harus > 75 % dari total pertemuan. Presentasi kasus 20% Partisipasi dalam diskusi 20% Penugasan harian 10% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Topik-topik Bahasan Total pertemuan untuk 1 (satu) semester perkuliahan adalah 16 kali pertemuan (termasuk ujian). Setiap sesi berbobot 3 (tiga) sks dengan lama perkuliahan ± 150 menit.
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Pengantar Perkuliahan: • Kontrak Belajar • Akuntansi sebagai Profesi dan
Kebutuhan atas Etika
Silabus dan Duska & Duska, Ch. 4
2. Teori Etika dan Prinsip Etis dalam Bisnis: • Pengertian Etika • Relativitas Moral • Teori Etika Modern (Kognitivisme) • Teori Etika Relijius
(Nonkognitivisme) • Prinsip-prinsip Etika dalam Bisnis
Duska & Duska, Ch. 2 & 3; Bertens, Bab 2; Ludigdo, Bab 2
3. Lingkungan Etika dan Akuntansi: • Ekspektasi masyarakat terhadap
bisnis dan akuntansi • Belajar dari masa lalu profesi
akuntansi: Kasus Enron-AA dan Worldcom
Brooks, Ch. 1 & 2; Duska & Duska, p. xiii-li.; Tuanakotta pada beberapa bab yang relevan
18
4. Tata Kelola Etis & Akuntabilitas: • Good governance • Pengembangan program etika
Brooks, Ch. 3 & 4 dan artikel dari Murphy yang menyertainya
5. Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan Etis: • Analisis biaya-manfaat • Analisis etis untuk pemecahan
masalah
Brooks, Ch. 5 dan artikel dari Brooks dan Tucker yang menyertai bab ini.
6. Etika Profesi Akuntansi: • IFAC Code of Ethics • Kode Etik IAI • Kode Etik IAPI • Kode Etik IAMI • Kode Etik IAI KASP • Kode Etik Profesi dalam asosiasi
akuntansi lainnya • Sarbox • PMK No. 17/2008 dan peraturan
pemerintahan Indonesia lainnya yang relevan.
Berbagai kode etik profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi profesi akuntansi
7. Mengelola Resiko Etika dan Manajemen Krisis
Brooks, Ch. 6 dan artikel dari Mitroff, et al. yang menyertai bab ini.
Ujian Tengah Semester 8. Etika dalam Praktik Auditing dan Etika
dalam Praktik Konsultan Manajemen 9. Etika dalam Praktik Akuntansi
Manajemen dan Akuntansi Keuangan 10. Etika dalam Praktik Investasi dan Pasar
Modal 11. Etika dalam Praktik Akuntansi Sektor
Publik 12. Etika dalam Praktik Perpajakan 13. Etika dalam Praktik Bisnis
Tugas peserta didik dari hasil studi lapangan atau sumber dokumentasi lainnya yang relevan.
14. Materi Lokal Materi dan metode perkuliahan diserahkan kepada masing-masing dosen dan penyelenggara program.
Ujian Akhir Semester
19
SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN
3 SKS
Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini bertujuan untuk membahas berbagai peraturan perpajakan yang berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Pembahasan tidak hanya menekankan pada penguasaan peraturan perpajakan namun juga menekankan bagaimana aplikasi peraturan tersebut dalam perusahaan. Peserta diharapkan dapat melakukan analisis terhadap transaksi perusahaan yang terkait dengan perpajakan dan menyajikannya dalam laporan keuangan. Peraturan perpajakan secara langsung akan mempengaruhi kondisi perusahaan, sehingga akan mempengaruhi keputusan bisnis yang diambil perusahaan. Pemahaman tersebut dapat membantu dalam melakukan audit atas transaksi dan akun yang terkait dengan perpajakan. Dalam beberapa pertemuan akan dibahas mengenai aspek etika perpajakan. Tujuan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif adalah agar peserta didik: 1. Memahami aplikasi pajak, baik dari sisi pelaporan pajak dan penyajian
pajak dalam laporan keuangan. 2. Memahami pengaruh pajak dalam penyajian laporan keuangan. 3. Memahami dampak peraturan pajak terhadap keputusan bisnis. 4. Memahami pentingnya etika dalam perpajakan. Metode Pembelajaran Fokus pengajaran adalah pada kemampuan dan kemauan peserta didik untuk belajar secara mandiri dalam memahami konsep-konsep yang ada dalam silabus dan buku referensi yang diberikan dan pengetahuan lainnya. Pengajaran dilakukan dengan pendekatan cases based learning yaitu dengan menjelaskan konsep melalui kasus. Peserta dimotivasi untuk aktif dalam mencari dan menggali Peraturan Perpajakan yang terkait agar terbiasa dalam mendapatkan sumber hukum yang terbaru dalam menyelesaikan kasus pajak. Pengajaran dimulai dengan penyampaian materi pokok seperti yang tercantum dalam sub pokok bahasan. Waktu yang diperlukan untuk penyampaian materi antara 30 – 60 menit. Sedangkan untuk waktu sisanya digunakan untuk melakukan pembahasan kasus dan kuis. Staf pengajar dapat mencari kasus yang relevan dengan topik yang dibahas. Peserta didik membuat makalah yang berisikan bahasan atas kasus tersebut kemudian mempresentasikan hasil pembahasannya di depan kelas. Kelompok lain harus membahas kasus tersebut dan mengumpulkannya. Dengan demikian seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi.
20
Agar peserta termotivasi untuk membaca materi yang diberikan di setiap pertemuan, akan diselenggarakan kuis di beberapa pertemuan. Terutama untuk materi yang telah diajarkan di S1. Waktu kuis antara 10 – 15 menit. Referensi Wajib
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (UU KUP)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. (UU PPh)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2000. (UU PPN & PPnBM)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 1985. (UU PBB)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea Materai. Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 1985. (UU Bea Materai)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2000. (UU BPHTB)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) atas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2000. (UU Penagihan dengan Surat Paksa)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 1997. (UU Sengketa Pajak)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Dokumen Perusahaan. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1997. (UU Dokumen)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak dan Retribusi Daerah. (UU Pajak & Retribusi Daerah)
• Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan 26 (Kep. Dir. Jen. Pajak No. KEP-545/PJ/2000, PER-15/PJ.2006). (Peraturan Pelaksana PPh 21)
• Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia. (SAK) • Peraturan pelaksana perpajakan dalam bentuk Undang-Undang yang terkait,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran DJP, dll.
• CD Tax Guide. • Gunadi, Pajak Internasional. Lembaga Penerbit UI. (G1) • John Hutagaol, Pemahaman Praktis: Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda. (JH) • Waluyo, Perpajakan Indonesia Buku 1 dan 2, Penerbit Salemba Empat,
2007. (W) • Zain, Muhammad, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat. (Z)
21
Referensi Pendukung • Harnanto, Akuntansi Perpajakan. • John Hutagaol, Darussalam, Danny Septriadi, Kapita Selekta
Perpajakan, Salemba Empat, 2006. (JDD) • Mardiasmo, Perpajakan. (M) • OECD, Model Tax Convention on Income and on Capital, 2005. (OECD) • Rachmanto Surahmat, Bunga Rampai Perpajakan, Penerbit Salemba
Empat, 2007. • Siti Resmi, Perpajakan buku 1 dan 2, Salemba Empat. (SR) • Sukardji, Untung, Pajak Pertambahan Nilai. • Jurnal Perpajakan Indonesia. • Majalah Berita Pajak. Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran lebih menekankan pada aspek proses tidak hanya hasil akhir sehingga proses pemantauan setiap pertemuan, interaksi peserta didik selama di kelas dan pembuatan tugas kelompok merupakan aspek yang penting dalam evaluasi selain penilaian hasil akhir melalui evaluasi. Berikut ini ádalah beberapa alat evaluasi yang dapat digunakan yaitu : Diskusi dan Partisipasi Kelas 10% Penyajian dan Penyelesaian Kasus 20% Kuis 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Topik-topik Bahasan Materi berikut ini diajarkan dalam 14 kali pertemuan dengan durasi tiap kali pertemuan selama ± 150 menit.EMUAN TOPIK BAHASABAHAN BACAAN
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Sistem Perpajakan di Indonesia dan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (I)
1. Kebijakan Definisi Pajak Fungsi Pajak Azas perpajakan
2. Administrasi Stelsel pajak Sistem pemungutan Jenis-jenis pajak
W
22
3. Hukum formal dan material 4. Teori Pajak
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
1. Sistem Self Assesment: Pendaftaran Pelaporan Pembayaran
2. Pembetulan SPT 3. Pembayaran Pajak 4. Pelaporan 5. Pencatatan dan pembukuan 6. Pembetulan SPT
UU KUP
2. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (II)
1. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak 2. Ketetapan Pajak 3. Penagihan Pajak dan Penagihan
Pajak dengan Surat Pajak 4. Sanksi-sanksi Pajak 5. Restitusi 6. Tata Cara Keberatan 7. Tata Cara Banding 8. Pengadilan Pajak 9. Peninjauan Kembali Pajak
UU KUP UU Penagihan dengan Surat
Paksa Kasus: Sengketa pajak:
Keberatan dan banding Kuis
3. Pajak Penghasilan 1. Subyek dan obyek pajak dan
pengecualiannya 2. Bentuk Usaha Tetap
Pengertian BUT Obyek Pajak Bentuk Usaha Tetap Penghitungan Pajak Terhutang BUT
3. Biaya yang boleh dikurangkan dan pengecualiannya
4. Kompensasi kerugian 5. Penyusutan, amortisasi dan
revaluasi aktiva 6. Penentuan harga perolehan 7. Pajak final
UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh Kasus: Identifikasi Obyek dan
Subyek Pajak Kuis
23
8. Norma penghitungan 9. Hubungan istimewa
4. Pajak Penghasilan untuk Transaksi Khusus
1. PPh pasal 4 ayat 2 2. Kredit pajak luar negeri (PPh 24) 3. Ketentuan khusus PPh atas
transaksi / industri tertentu misal: Penghasilan modal ventura Transaksi pasar modal Penghasilan yang dibebankan
pada keuangan negara/daerah Konstruksi Pajak penghasilan atas dana
pensiun Restrukturisasi utang Holding Company, Merger dan
Akuisisi Pelayaran, penerbangan,
pengeboran dan Dana pensiun Derivatif
UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh Kasus: Penerapan pajak atas
penghasilan, transaksi atau industri khusus
Kuis
5. Rekonsiliasi Fiskal 1. Rekonsiliasi Laba Komersial dengan
Laba Fiskal 2. Beda Permanen dan Temporer 3. Perhitungan Pajak Terhutang 4. Kredit Pajak
Pajak akhir tahun (PPh 28 dan PPh 29)
UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh Kasus: Rekonsiliasi Fiskal dan
perhitungan pajak akhir tahun
Kuis
6. Penyelesaian Pajak Akhir Tahun, Angsuran Pajak dan Pajak dalam Laporan Keuangan 1. Cicilan pajak (PPh 25) 2. Pencatatan akuntansi:
angsuran pajak kredit pajak pajak akhir tahun beban pajak pajak tangguhan
3. Etika dalam pelaporan pajak
UU Pajak Penghasilan Peraturan Pelaksana UU PPh PSAK 46 Kasus: Perhitungan pajak dan
pengisian SPT tahunan PPh badan dan penyajian pajak dalam laporan tahunan
24
7. Pajak dipotong/dipungut pihak lain (withholding tax) – 21, 22, 23, 26
1. Pemotong pajak 2. Penerima penghasilan yang dipotong3. Obyek pajak 4. Pengurangan yang diperbolehkan 5. Penghasilan tidak kena pajak 6. Penghitungan PPh 21, 22, 23 dan 26 7. Penghasilan yang dikenakan PPh
Final 8. Pencatatan akuntansi atas pajak
dipotong/dipungut
UU Pajak Penghasilan Peraturan pelaksana PPh Kasus Perhitungan PPh 21 dan
26 Kuis
Ujian Tengah Semester 8. Konsep Dasar PPN dan PPnBM
1. Karakteristik dan Mekanisme Pengadaan PPN dan PPnBM
2. Obyek Pajak dan yang Dikecualikan 3. Pengusaha Kena Pajak 4. Penyerahan dan Bukan Penyerahan 5. Barang dan Jasa Kena Pajak 6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat7. Saat dan tempat terutang 8. Faktur Pajak, Nota Retur 9. Dasar Pengenaan Pajak 10. Hubungan istimewa dan kaitannya
dengan DPP 11. Penghitungan dan pelaporan 12. Kredit Pajak Masukan 13. Pencatatan transaksi PPN dan
PPnBM
UU PPN dan PPnBM Peraturan Pelaksana UU PPN
dan PPnBM Kasus: Perhitungan PPN dan
penentuan utang PPN akhir masa
Kuis
9. Ketentuan Khusus PPN dan PPnBM 1. Fasilitas khusus di bidang
PPN/PPnBM: tidak dipungut, dibebaskan
2. PPN dan PPnBM atas penyerahan kepada pemungut pajak
3. Ketentuan atas Transaksi/ Industri Khusus :
Apartemen, real estate dan konstruksi
Emas Transaksi syariah
UU PPN dan PPnBM Peraturan Pelaksana UU PPN
dan PPnBM Kasus: Perhitungan dan
pelaporan PPN pada industri khusus
Kuis
25
Pedagang Eceran (Retail) Leasing Kegiatan membangun sendiri
10. Pajak Daerah dan Pajak lainnya (Materai, PBB dan BPHTB) 1. Pajak dan Retribusí daerah 2. Peranan Pajak Daerah dalam
Pembangungan Daerah Beberapa contoh pajak daerah Mekanisme pembayaran dan
pelaporan pajak daerah 3. Subyek, obyek dan perhitungan
PBB, BPHTB dan Bea / Materai
UU PBB UU Bea Material UU BPHTB UU Dokumen Negara UU Pajak dan Retribusi DaerahKasus: Pajak Daerah Kuis
11. Konsep Dasar Pajak Internasional 1. Konsep dasar Perpajakan
Internasional 2. Pemajakan transaksi lintas negara 3. Konsep juridical versus economic
double taxation 4. Sumber hukum perpajakan
internasional 5. Prinsip non diskriminasi 6. Konsep Anti-tax avoidance 7. Pengertian dan Tujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
OECD JH Z
Kasus : Manfaat Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda
12. Penghindaran pajak berganda 1. Tax Treaty :
Pemajakan atas Passive Income Pemajakan atas Dependent dan
Independent Personal Services 2. Konsep BUT (Permanent
Establishment) 3. Transfer Pricing 4. Treaty Shopping
Aplikasi pajak internasional dalam Perusahaan multinasional
OECD JH Z Kasus : Transfer Pricing
13. Strategi Perencanaan dan Manajemen Pajak Perusahaan 1. Konsep dasar strategi dan
perencanaan pajak 2. Penghindaran pajak dan
penyelundupan pajak
Z Kasus : Perencanaan dan
Manajemen Pajak
26
3. Teknik dasar manajemen pajak dan perencanaan pajak misal optimalisasi biaya yang dapat dikurangkan, efisiensi administrasi
4. Berapa contoh keputusan manajemen :
Pemberian dalam bentuk natura Biaya setelah pajak Pendanaan investasi
5. Pengaruh pencatatan dan sistem akuntansi dalam manajemen dan perencanaan pajak
6. Etika dalam manajemen pajak 14. Muatan Lokal
Ujian Akhir Semester
27
SILABUS MATA AJAR PRAKTIK AUDIT
3 SKS
Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini diberikan untuk membekali peserta didik dengan pendalaman pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntansi dan review, standar pengendalian mutu dan kode etik profesi. Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta didik diharapkan mampu membuat perencanaan audit, melaksanakan audit di lapangan dan membuat laporan audit, serta melakukan jasa-jasa atestasi dan assurance lainnya, berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Dengan demikian mereka diharapkan siap menerapkan pengetahuan dan keahliannya sebagai auditor dan mampu mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses audit, termasuk kemampuan mengambil keputusan serta keahlian dalam menyiapkan dan menyampaikan komunikasi profesional dan bekerja dengan orang lain. Metode Pembelajaran Pengajaran diberikan dengan penekanan pada pembahasan kasus audit terpadu dan studi kasus audit lainnya sesuai dengan pokok bahasan. Pembahasan kasus dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi. Di setiap sesi, peserta didik diminta mendalami isu yang akan dibahas. Kasus yang disajikan mencerminkan isu utama yang akan dibahas dalam sesi yang bersangkutan. Hasil pembahasan kasus oleh peserta didik disajikan secara tertulis untuk dipresentasikan dan didiskusikan di kelas. Peserta didik diharapkan untuk berpastisipasi secara aktif dalam diskusi. Referensi • Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), khususnya: o Standar Auditing dan Intepretasinya. o Standar Jasa Akuntansi dan Review. o Standar Pengendalian Mutu. o Kode Etik Profesi.
• International Standards on Auditing. • IFAC Code of Professional Ethics. • Standar Audit Pemerintah yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). • Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/2008 tentang Akuntan
Publik. • Peraturan Pasar Modal (Bapepam LK dan Bursa Efek Indonesia)
berkaitan dengan Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik dan Audit.
28
• Satu atau lebih buku teks Auditing dari daftar di bawah ini atau buku teks lain yang sesuai: o Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, by
Arens, Elder, and Beasley, Prentice Hall – Pearson Education, 12th Edition, 2008 atau edisi terbaru.
o Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach, by Messier, Glover, and Prawitt, McGraw-Hill, 4th Edition 2006 atau edisi terbaru.
o Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach, by Konrath, Larry F., 5th Edition, South Western, 2001 atau edisi terbaru.
o Assurance & Auditing, Concepts for Changing Environment, by Schelluch, Topple, Jubb, Rittenberg and Schwieger, Thomson (sekarang: Cengage).
• Satu atau lebih kasus auditing terpadu dari beberapa di bawah ini: o Lakeside Company, The Case Studies in Auditing, by Trussel and
Hoyle, Prentice Hall – Pearson Education, 10th Edition, 2005 atau edisi terbaru.
o Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits of Small- and Mediumsized Entities, International Federation of Accountants, December 2007.
• Dan bahan lainnya yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan.
Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran bersifat komprehensif dan mencakup komponen berikut: Diskusi dan Partisipasi Kelas 20 % Tugas Individu atau Kelompok 10 % Penyajian dan Pemecahan Kasus 20 % Ujian Tengah Semester 25 % Ujian Akhir Semester 25 % Topik-topik Bahasan Mata ajar ini membahas semua hal penting yang perlu dikuasai oleh seorang auditor. Pokok bahasan mencakup mulai dari perencanaan penugasan, pelaksanaan sampai pelaporannya. Pembahasan dilakukan dalam 14 kali pertemuan ± 150 menit selama satu semester. Dalam setiap pertemuan atau lebih, akan didiskusikan bagian dari kasus audit terpadu dan atau kasus audit lain yang berdiri sendiri. Pertemuan di kelas dilakukan berdasarkan jadwal berikut:
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Pengantar 1. Overview tentang Fungsi
Atestasi, Assurance dan Audit
SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen
SA 150 Standar Auditing
29
2. Proses Audit 3. Standar Profesional Akuntan
Publik 4. International Standards on
Auditing Konsep Dasar 1. Asersi Laporan Keuangan 2. Resiko Audit 3. Materialitas 4. Kesalahan dan Fraud 5. Tindakan Melawan Hukum
SA 161 Hubungan antara Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu
SA 201 Sifat Standar Umum SA 210 Pelatihan dan Keahlian Auditor
Independen SA 220 Independensi SA 230 Penggunaan Kemahiran
Profesional dengan Cermat dan Seksama
International Standards on Auditing
2. Tanggung Jawab Akuntan Publik1. Atestasi 2. Audit 3. Kompilasi dan Review 4. Laporan Keuangan
Prospektif 5. Pengendalian Mutu 6. Peraturan Menteri
Keuangan, UU Pasar Modal dan Peraturan Bapepam, Peraturan Bank Indonesia
SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen
SA 150 Standar Auditing SA 161 Hubungan antara Standar
Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu
SAT 100 Standar Atestasi SAT 500 Atestasi Kepatuhan Standar Audit Pemerintah IFAC Code of Professional Ethics UU Pasar Modal Peraturan Bapepam PMK No. 17 Tahun 2008, tentang Akuntan
Publik
3. Perencanaan Audit 1. Komunikasi dengan Auditor
Pendahulu (Sebelum Penunjukan)
2. Pembuatan Surat Perikatan (Engagement Letter)
3. Persiapan Pelaksanaan Audit
4. Penetapan Strategi Menyeluruh
5. Pembuatan Rencana Audit 6. Pembuatan Program Audit 7. Penentuan Waktu
Pelaksanaan Prosedur Audit
SA 310 Penunjukan Auditor Independen SA 311 Perencanaan dan Supervisi SA 312 Resiko Audit dan Materialitas
dalam Pelaksanaan Audit SA 313 Pengujian Substantif Sebelum
Tanggal Neraca SA 314 Penentuan Resiko dan
Pengendalian Intern – Pertimbangan dan Karakteristik Sistem Informasi Komputer
30
4. Pemahaman Mengenai Entitas dan Lingkungannya 1. Komunikasi dengan Auditor
Pendahulu (Setelah Penunjukan)
2. Pelaksanaan Prosedur Analitik 3. Pertimbangan akan
Pengendalian Internal 4. Kebutuhan akan Supervisi
Penetapan Resiko Salah Saji Material dan Desain Prosedur Audit
SA 315 Komunikasi antara Auditor Pendahulu dan Auditor Pengganti
SA 316 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan
SA 317 Unsur Tindakan Melawan Hukum oleh Klien
SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien SA 320 Surat Perikatan Audit SA 329 Prosedur Analitik
5. Hakekat Pengendalian Internal 1. Definisi Pengendalian Internal 2. Komponen Utama
Pengendalian Internal 3. Limitasi Pengendalian Internal Pertimbangan Auditor atas Pengendalian Internal 1. Pemahaman Mengenai Kilien
dan Pengendalian Internalnya 2. Penetapan Resiko Salah Saji
Material dan Desain Prosedur Audit
3. Pelaksanaan Prosedur Audit – Pengujian Pengendalian
SA 314 .Penentuan Resiko dan Pengendalian Intern – Pertimbangan dan Karakteristik Sistem Informasi Komputer
SA 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit laporan Keuangan
SA 325 Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit
SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien
6 dan
7
Proses Bisnis 1. Penjualan, Piutang dan
Penerimaan Kas 2. Pembelian, Utang, dan
Pembayaran Kas 3. Sediaan dan Produksi 4. Personel dan Penggajian 5. Pendanaan 6. Investasi Pertimbangan Lainnya 1. Komunikasi dengan Komite
Audit 2. Pelaporan Pengendalian
Internal 3. Dampak Keberadaan Fungsi
Audit Internal Laporan atas Pemrosesan Transaksi oleh Organisasi Jasa
SA 314 Penentuan Resiko dan Pengendalian Intern – Pertimbangan dan Karakteristik Sistem Informasi Komputer
SA 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit Laporan Keuangan
SA 324 Pelaporan atas Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa
SA 325 Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit
SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit
31
Ujian Tengah Semester
8. Bukti Audit 1. Kesesuaian dan Kecukupan
Bukti 2. Jenis Bukti Audit Prosedur dan Dokumentasi Audit 1. Jenis Prosedur Substantif 2. Program Audit Substantif 3. Dokumentasi Audit (Kertas
Kerja Audit)
SA 326 Bukti Audit SA 329 Prosedur Analitik
9 dan 10
Penerapan Prosedur Audit 1. Kas 2. Piutang 3. Sediaan 4. Investasi Surat Berharga 5. Aset Tetap 6. Biaya Dibayar di Muka 7. Kewajiban Lancar 8. Kewajiban Jangka Panjang 9. Ekuitas Pemilik 10. Pendapatan 11. Beban 12. Surat Representasi
Manajemen 13. Penggunaan Pekerjaan
Spesialis 14. Permintaan Keterangan dari
Penasehat Hukum Klien 15. Nilai Wajar 16. Transaksi Hubungan Istimewa 17. Pertimbangan atas
Kemampuan Mempertahankan Kelangsungan Hidup (Going Concern)
18. Kejadian Setelah Tanggal Neraca
19. Pertimbangan Prosedur yang Dihilangkan Setelah Tanggal Neraca
Penyelesaian Audit 1. Prosedur yang Dilakukan
Menjelang Akhir Audit 2. Evaluasi Temuan Audit
SA 330 Proses Konfirmasi SA 331 Sediaan SA 332 Auditing Investasi SA 333 Representasi Manajemen SA 334 Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa SA 336 Penggunaan Pekerjaan SpesialisSA 337 Permintaan Keterangan dari
Penasehat Hukum SA 341 Pertimbangan Auditor atas
Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya
SA 342 Audit atas Estimasi Akuntansi SA 390 Pertimbangan Prosedur yang
Dihilangkan Setelah Tanggal Laporan Auditor
SA 558 Informasi Tambahan yang Diharuskan
SA 560 Peristiwa Kemudian SA 561 Penemuan Kembali Fakta yang
Ada pada Tanggal Laporan Auditor
SA 722 Informasi Keuangan Interim
32
11. Prosedur Kompilasi dan Review 1. Prosedur Kompilasi 2. Prosedur Review 3. Review Laporan Keuangan
Interim Perusahaan Publik Atestasi Kepatuhan 1. Berdasarkan Standar Auditing 2. Berdasarkan Standar Atestasi 3. Berdasarkan Standar Audit
Pemerintahan
SAR 100 Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan
SAR 200 Pelaporan atas Laporan Keuangan Komparatif
SAR 300 Laporan Kompilasi atas Laporan Keuangan yang Dimasukkan dalam Formulir Tertentu
SAR 400 Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan Pengganti
SAT 500 Atestasi Kepatuhan SA 801 Audit Kepatuhan yang
Diterapkan atas Entitas Pemerintahan dan Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah
Standar Audit Pemerintah
12. Laporan Audit Bentuk Baku 1. Pengaitan Nama Auditor
dengan Laporan Keuangan 2. Bentuk Baku Laporan Auditor
atas Laporan Keuangan 3. Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Auditor Bentuk Baku
Laporan Audit Tidak Baku
SA 341 Pertimbangan Auditor atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya
SA 410 Kepatuhan terhadap Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di Indonesia
SA 411 Makna Frase Menyajikan Secara Wajar Sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di indonesia
SA 420 Konsistensi Penerapan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di Indonesia
SA 431 Pengungkapan Memadai dalam Laporan Keuangan
SA 435 Pelaporan Auditor atas Informasi Segmen
SA 504 Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan
SA 508 Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan
SA 530 Pemberian Tanggal atas
33
Laporan Auditor Independen SA 534 Pelaporan atas Laporan
Keuangan yang Disusun untuk Digunakan di Negara Lain
Sa 543 Bagian Audit Dilakukan oleh Auditor Indepen Lain
SA 550 Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan
SA 551 Pelaporan tentang Informasi yang Melampiri Laporan Keuangan Pokok dalam Dokumen yang Diserahkan oleh Auditor
SA 552 Pelaporan atas Laporan Keuangan Ringkasan dan Data Keuangan Pilihan
SA 558 Informasi Tambahan yang Diharuskan
SA 560 Peristiwa Kemudian SA 561 Penemuan Kembali Fakta
yang Ada pada Tanggal Laporan Auditor
13. Laporan Selain Audit 1. Bentuk Lain Pengaitan
Akuntan dengan Laporan Keuangan Historis
2. Laporan Khusus Berdasarkan Standar Auditing
3. Laporan Khusus Berdasarkan Standar Atestasi
Pelaporan Kepatuhan 1. Perikatan Atestasi Kepatuhan 2. Pelaporan Kepatuhan Entitas
Pemerintah
SA 623 Laporan Khusus SA 625 Laporan tentang Penerapan
Prinsip Akuntansi SA 634 Surat untuk Penjamin Emisi dan
Pihak Tertentu Lain yang Meminta
SA 722 Informasi Keuangan Interim SA 801 Audit Kepatuhan yang
Diterapkan atas Entitas Pemerintahan dan Penerima Lain Bantuan Keuangan Pemerintah
SAT 100 Standar Atestasi SAT 200 Proyeksi dan Prakiraan
Keuangan SAT 300 Pelaporan Informasi Keuangan
Proforma
34
SAT 400 Pelaporan Pengendalian Intern Suatu Entitas atas Pelaporan Keuangan
SAT 600 Perikatan Prosedur yang Disepakati
SAT 700 Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen
Peraturan Bapepam
14. Sampling Audit 1. Sampling dan Bukan
Sampling dalam Audit 2. Statistical dan Nonstatistical
Sampling 3. Sampling dan Resiko Audit 4. Jenis Pengujian Audit yang
Mungkin Memerlukan Sampling
5. Jenis Statistical Sampling Sampling dalam Pengujian Pengendalian 1. Resiko Sampling 2. Statistical Sampling 3. Nonstatistical Sampling Sampling dalam Pengujian Substantif 1. Resiko Sampling 2. Probability-Proportional-to-
Size (PPS) Sampling 3. Variable Sampling 4. Perbandingan PPS Sampling
dan Variable Sampling
SA 350 Sampling Audit SA 312 Resiko Audit dan Materialitas
dalam Pelaksanaan Audit
Ujian Akhir Semester
35
SILABUS MATA AJAR LINGKUNGAN BISNIS dan HUKUM KOMERSIAL
3 SKS
Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenali, mengidentifikasi, mengamati dan menganalisis lingkungan bisnis yang selalu dinamis. Untuk menunjang itu maka setiap peserta didik juga dibekali dengan pemahaman pokok-pokok hukum komersial yang juga mempunyai dampak pada lingkungan bisnis. Dalam setiap tatap muka setiap peserta didik dibekali dengan konsep dan aplikasinya dalam melakukan analisis lingkungan bisinis yang diharapkan pada akhir dari mata ajar ini mereka dapat memahami lingkungan bisnis tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip hukum bisnis untuk menunjang analisis yang dilakukan. Metode Pembelajaran Kuliah tatap muka, studi kasus, seminar, self study dan presentasi bisnis. Dalam setiap tata muka, partisipasi kelas yang akan mendominasi. Kehadiran Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir. Referensi Wajib • Baron, D.P. (2003). Business and its Environment, 4th Ed. New Jersey Simon
& SBabuster Co. atau edisi terbaru. • Lawrence, A.T dan Weber, J. (2008). Business and Society: Stakeholders,
Ethics and Public Policy, 12th ed. USA: McGraw Hill. • Majalah dan Koran Bisnis (Indonesia dan English version). • ProQuest Data Base Journal. User Name dan Password akan diberikan
oleh setiap penyelenggara PPA. • KUH Dagang. • KUH Perdata. • KUH Perdata, UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, UU No.
42/1999 tentang Fidusia. • KUH Perdata, KUH Dagang, UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian. • KUH Perdata, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan konsumen.
36
• KUH Perdata, UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, UU No. 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang Peradilan Umum.
• KUH Pidana, UU No. 5/1999 tentang Antimonopoli dan Persaingan Tidak Sehat.
• Pokok-pokok Hukum Perjanjian, karangan Prof. Soebekti, SH. • UU.No. 1/ 1998 jo UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No.
37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
• Buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan UU tersebut di atas. Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi meliputi beberapa komponen sebagai berikut: Diskusi dan Partisipasi 20% Penulisan Makalah 10% Presentasi dan Analisis Studi Kasus 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Topik – topik Bahasan SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
HUKUM KOMERSIAL 1. Hukum perikatan
Dasar Hukum Asas perjanjian Sah suatu perjanjian MOU
KUH Perdata Pokok-pokok Hukum Perjanjian, karangan Prof. Soebekti, SH
2. Perjanjian kredit dan jaminannya Dasar hukum Macam macam jaminan
KUH Perdata, UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, UU No. 42/1999 tentang Fidusia
3. Hukum Asuransi Pengertian Jenis-jenis asuransi Prinsip asuransi
KUH Perdata, KUH Dagang, UU No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian
4. Antimonopoli dan Persaingan Tidak Sehat
Pengertian Kegiatan-kegiatan dan perjanjian-
perjanjian yang dilarang
KUH Pidana, UU No. 5/1999 tentang Antimonopoli dan Persaingan Tidak Sehat
5. Perlindungan konsumen Pengertian Hak dan kewajiban konsumen dan
pelaku usaha
KUH Perdata, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
37
6. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Pengertian Syarat pengajuan kepailitan Akibat hukum pailit Pihak-pihak yang terkait dalam
pengurusan penundaan kewajiban pembayaran utang
UU.No. 1/1998 jo UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
7. Penyelesaian sengketa dalam hukum bisnis serta pembuktian
Pengertian Macam-macam cara penyelesaian
sengketa Pembuktian secara perdata
KUH Perdata, UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, UU No. 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang Peradilan Umum
Ujian Tengah Semester LINGKUNGAN BISNIS
8. Organisasi bisnis dan lingkungan bisnis Organisasi bisnis dan lingkngan Teori lingkungan bisnis Dinamika lingkungan bisnis Memberikan nilai bagi organisasi
bisnis sesuai dinamika lingkungan Isu dalam mengelola kebijakan publik
Isu dalam masyarakat terkait dengan organisasi bisnis
Bidang-bidang pekerjaan dalam organisasi bisnis
Mengelola isu dalam masyarakat international
L & W Bab. 1 & 2 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan
9. Tanggung jawab sosial organisasi bisnis (CSR)
Konsep dan histori dari CSR Isu dalam pelaksanaan CSR Proses dari aktivitas CSR
Dampak lingkungan dan pembangungan berkelanjutan dalam bisnis global
Isu ekologi dan lingkungan global Isu dari masyarakat global terhadap
dampak lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
Mengelola isu lingkungan
Peranan pemerintah dan regulasi Biaya dan manfaat dalam mengelola
L & W Bab. 3, 11 & 13 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan
38
lingkungan Manajemen berbasis lingkungan
sebagai keunggulan kompetitif 10. Tantangan dalam globalisasi
Proses globalisasi Menjadi masyarakat global Manfaat dan kerugian dari organisasi
bisnis yang meng-global Melakukan bisnis dalam lingkungan
global Peraturan dalam organisasi bisnis
dalam lingkungan global Kerjasama dalam organisasi bisnis
Hubungan antara organisasi bisnis pemerintah
Aplikasi dan peranan pemerintah Peraturan pemerintah dalam
organisasi bisnis lokal dan global
L & W Bab. 4, 7 & 8 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan
11. Lingkungan politik dalam organisasi bisnis
Peran serta pelaku organisasi bisnis dalam lingkungan politik
Perang politik bisnis dalam hubungannya dengan pemerintah
Taktik dan tingkatan dalam lingkungan politik untuk organisasi bisnis
Antitrust, merger dan kebijakan organisasi bisnis
Peranan pemerintah dalam membuat peraturan dalam organisasi bisnis
L & W Bab. 9 & 10 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan
12. Teknologi dalam ekonomi global dan pengelolaan dalam tantangan teknologi
Hubungan teknologi dengan organisasi bisnis
Mengelola sistem informasi dalam organisasi bisnis
Melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis
Hak para stakeholder dan mengelola keanekaragaman tenaga kerja dalam organisasi bisnis
Peranan pemerintah Isu dalam memberikan kompensasi
untuk para eksekutif
L & W Bab. 13, 14 & 15 Setiap peserta didik harus membuat ringkasan untuk pokok bahasan berikutnya dan dipresentasikan
39
Peranan pemerintah dalam melindungi kepentingan organisasi bisnis
Aplikasi mengelola keanekaragaman karyawan
13. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL SERI I
Setiap peserta didik mempresentasikan makalah yang berkaitan dengan isu yang berhubungan dengan lingkungan bisnis. Kerja kelompok
14. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL SERI II
Setiap peserta didik mempresentasikan makalah yang berkaitan dengan isu yang berhubungan dengan lingkungan bisnis. Kerja kelompok
Ujian Akhir Semester
40
SILABUS MATA AJAR PASAR MODAL dan MANAJEMEN KEUANGAN
3 SKS
Deskripsi dan Tujuan Pemahaman atas pengetahuan pasar modal dan praktik keuangan perusahaan sangat diperlukan akuntan dalam menjalankan perannya. Kerangka konsep/pemikiran dari manajemen keuangan dan pasar modal akan memperluas pandangan akuntan, berimplikasi terhadap profesi akuntan maupun keluaran yang dihasilkan akuntan, dan pada akhirnya mendukung akuntan dalam menghasilkan informasi yang berguna, baik untuk keperluan internal maupun eksternal. Setelah mengikuti mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu: 1. Memahami pasar modal dan peran akuntan di dalamnya, yang meliputi
perkembangan pasar modal di Indonesia, peraturan di pasar modal, serta praktik akuntansi untuk mengakomodasikan peraturan di pasar modal termasuk yang berkaitan dengan corporate governance dan menghindari kecurangan di pasar modal.
2. Menentukan tingkat resiko, biaya modal, serta menilai suatu investasi. 3. Memahami teknik analisis sekuritas yang mencakup analisis fundamental
dan teknikal. 4. Menganalisis bagaimana mengelola investasi di perusahaan. 5. Menganalisis bagaimana kebijakan pendanaan di perusahaan. 6. Memahami dan mengevaluasi berbagai alternatif pendanaan jangka
panjang, yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen. 7. Memahami instrumen keuangan seperti opsi, warrant, right, futures,
forward, SWAP, dan efek beragun aset. 8. Memahami dan menganalisis manajemen portofolio guna pengambilan
keputusan. Metode Pembelajaran Mata ajar diberikan melalui kuliah, diskusi dan presentasi di kelas, analisis kasus, dan makalah/artikel populer yang relevan dengan kondisi di Indonesia saat ini. Presentasi di kelas dilakukan secara berkelompok. Tugas Kelompok – Event Analysis 1. Berdasarkan telaah pustaka, masing-masing kelompok diwajibkan
mencari 1 (satu) kasus di Indonesia yang terjadi dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir yang relevan dengan topik pembahasan dalam perkuliahan, membuat suatu laporan tertulis yang menganalisis kasus tersebut luar dalam dengan menggunakan teknik analisis yang dipelajari selama perkuliahan.
2. Dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester.
41
Tugas Individual 1. Setiap peserta didik diwajibkan menulis makalah yang membahas
peranan profesi akuntan di pasar modal di Indonesia (dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester).
2. Pengerjaan soal-soal Pengerjaan soal dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah,
pengerjaan di kelas, dan kuis. Kehadiran Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah minimal 10 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir. Referensi Wajib Jones, C. P. 2007. Investments: Analysis and Management, 10th
edition. John Wiley & Sons. (J) Ross, Westerfield, Jaffe, and Jordan. 2008. Modern Financial
Management, 8th edition. McGraw-Hill. (RWJJ) Referensi Pendukung Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. 2005. Investments, 6th
edition. McGraw-Hill. DeMello, Jim. 2006. Cases in Finance, 2nd edition. McGraw-Hill. Frensidy, Budi. 2008. Financial Mathematics. Salemba Empat. Jogiyanto, HM. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 3.
BPFE. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown. 2006. Investment Analysis and
Portfolio Management, 8th edition. South-Western. Ross, Westerfield, and Jaffe. 2005. Corporate Finance, 7th edition.
McGraw-Hill. PP No. 12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1995. PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar
Modal. PP No. 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. www.bapepam.go.id www.idx.co.id
Evaluasi Hasil Pembelajaran Diskusi dan Partisipasi 10% Penyelesaian dan Presentasi Kasus 20% Makalah Individual/Kelompok 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25%
42
Topik-topik Bahasan Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing ± 150 menit.
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI 1 Tujuan & Fungsi Keuangan
Fungsi Pasar Keuangan Pasar Modal & Pasar Uang Pasar Primer dan Pasar Sekunder Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Modal Kerja Sistem Keuangan Bank-Based vs Market-Based Aset Finansial dan Aset Riil Present Value, Future Value, Anuitas, dan Perpetuitas
RWJJ Ch. 1, 4 J Ch. 1, 2
2 Penganggaran Modal Prinsip Penilaian Aset Secara Umum (Aliran Kas, Waktu, dan Resiko)
Masalah dalam Menghitung Aliran Kas (Incremental Cash Flow, Sunk Cost, Opportunity Cost, Side Effects)
Net Present Value Internal Rate of Return Payback Period Profitability Index Mutually Exclusive Projects Projects with Unequal Lives (Equivalent Annual Value atau Equivalent Annual Cost)
Real Options (Option to Expand, Option to Abandon, dan Timing Option)
Kasus 1: Penganggaran Modal
RWJJ Ch. 7, 8
3 Penilaian Obligasi Zero-Coupon Bond Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate Callable Bond Bond Rating ORI, SUN, Obligasi Korporasi
Berbagai Alternatif Penilaian Saham Cash Flow Approach Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV) Residual Income (Abnormal Earnings Model)
RWJJ Ch. 5 J Ch. 10, 17 + Bacaan tambahan
4 Analisis Fundamental Analisis Ekonomi dan Analisis Industri Analisis Rasio Keuangan
Kasus 2: Analisis Fundamental Perusahaan Tbk di Indonesia
RWJJ Ch. 5 J Ch. 13-16
43
Analisis Teknikal Follow the Smart Money View Contrarian View Support dan Resistance Level
5 Teori Pasar Modal & Pembentukan Portofolio (portfolio selection)
Expected Return Standar Deviasi dan Varians Kovarians dan Korelasi Efficient Frontiers Diversifikasi Portofolio Optimal
RWJJ Ch. 9 J Ch. 6, 7
6 CAPM dan APT Capital Market Line Fisher Separation Theorem Security Market Line Beta Saham dan Beta Portofolio Resiko Sistematis dan Nonsistematis Faktor Tunggal dan Banyak Faktor
RWJJ Ch. 10, 11 J Ch. 8, 9
7 Manajemen Portofolio Investor Individu vs Investor Institusional Sikap Investor terhadap Resiko Formulasi Kebijakan Investasi (Tujuan, Kendala, dan Preferensi)
Implementasi Strategi Investasi (Alokasi Aset dan Optimisasi Portofolio)
Monitoring dan Penyesuaian Portofolio
Evaluasi Portofolio Return Nominal vs Return Riil Return Aritmetik dan Return Geometrik Return Tertimbang Berdasarkan Uang Risk-Adjusted Return Rasio Treynor Rasio Sharpe Alpha Jensen Beta2 Rasio Appraisal
Kasus 3: Evaluasi Kinerja Reksadana di Indonesia
J Ch. 21, 22
Ujian Tengah Semester 8 Struktur Modal
Pengaruh Utang terhadap Return dan Resiko Static Trade-Off (No Corporate Taxes, with Corporate Taxes, with Personal Taxes, Financial Distress) o Agency Benefits of Debt o Agency Cost of Equity o Agency Cost of Debt
RWJJ Ch. 15, 16
44
Teori Pecking Order Teori Signaling Model Market Timing
9 Penerbitan Sekuritas Ekuitas (Saham, Rights, Warrants)
Initial Public Offering (IPO) Secondary Public Offering (SPO) Rights Warrants
Kewajiban Jangka Panjang Positive Covenants Sinking Fund Call Provision Bond Refunding
Kasus 4: Kasus Bond Rating atau Kasus Analisis dan Tahapan Proses Go Public Perusahaan Terbuka di Indonesia
RWJJ Ch.19, 20, 21 Kep-135/BL/2005 PP No. 17 Tahun 2004 PP No. 35 Tahun 2005
10 Opsi Definisi dan Macam-macam Sekuritas Derivatif Istilah-istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi Opsi Call, Put, dan Diagram Payoff-nya Hedging, Covered Call, Protective Put, dan Portfolio Insurance
Saham dan Obligasi Dilihat sebagai Opsi Paritas Put-Call Valuasi Opsi Kontrak Opsi Saham di BEI
RWJJ Ch. 22
11 Derivatif dan Hedging Kontrak Forward, Futures, dan SWAP untuk Manajemen Resiko Tingkat Bunga, Resiko Mata Uang, dan Resiko Pasar
Kontrak Futures LQ-45 di BEI Kontrak Futures untuk Komoditas di BBJ
RWJJ Ch. 25 + Bacaan tambahan
12 Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia Struktur Pasar Modal (Dasar-Dasar Hukum Pasar Modal)
Otoritas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) Fasilitator o Bursa Efek o Lembaga Kliring dan Penyelesaian “KPEI” o Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
“KSEI” Pelaku Pasar Modal (Emiten dan Perusahaan Publik, Pemodal, Perusahaan Efek, Penasehat Investasi)
Lembaga Penunjang Pasar Modal (Biro Administrasi Efek, Kustodian, Wali Amanat, Pemeringkat Efek)
UU No. 8 PP No. 12 Tahun 2004 / No. 45 dan 46 Tahun 1995 Keputusan Ketua Bapepam : 1. Kep-41/BL/2008 2. Kep-
16/PM/2004 3. Kep-
29/PM/2004 4. Kep-
36/PM/2003
45
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) Profesi Penunjang Pasar Modal (Notaris, Konsultan Hukum, Penilai, Akuntan, Wali Amanat)
Asosiasi-Asosiasi Pasar Modal Good Corporate Governance Kewajiban Pelaporan
5. Kep-40/PM/2003
6. Kep-20/PM/2002
7. Kep-06/PM/2000
13 Peranan Profesi Akuntan di Pasar Modal (Tugas Individual) Produk dan Mekanisme Pasar Modal di Indonesia
Aturan dan Mekanisme Perdagangan Efek Pasar Reguler, Negotiated, dan Tunai Margin Financing Short Sale Scriptless Trading Floor, Remote, dan On-Line Trading Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi Metode Penghitungan Indeks dan Macam-Macam Indeks di BEI
Free-Float Shares Aturan Suspensi, Auto-Reject, dan Delisting Macam-macam Reksadana Exchange-Traded Fund (ETF)
Bacaan Tambahan Kepmenkeu Nomor 455/KMK.01/1997 Kepmenkeu Nomor 646/KMK.01/1995
14 Muatan Lokal* Ujian Akhir Semester
* Topik pembahasan dan materi untuk muatan lokal diserahkan ke masing-masing penyelenggara. Sebagai alternatif, para penyelenggara dapat memilih topik berikut: pengenalan keuangan internasional, personal finance (perencanaan keuangan), behavioral finance, market microstructure, financial intermediation or disintermediation, strategi para manajer investasi (reksadana saham), manajemen resiko, valuasi aset, matematika keuangan atau lainnya. Pemilihan sebaiknya didasarkan pada kebutuhan dan kompetensi pengajar.
46
SILABUS MATA AJAR PELAPORAN dan AKUNTANSI KEUANGAN
3 SKS
Deskripsi dan Tujuan Mata ajar ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia, terutama Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Intepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) dan standar acuan lain yang diterbitkan badan otoritas yang berwenang serta peraturan perundangan yang relevan sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan dalam rangka akuntansi keuangan. Selain itu juga akan diberikan pemahaman International Financial Reporting Standards (IFRS)/International Accounting Standards (IAS) dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di negara lain yang relevan dalam era globalisasi. Peserta didik diharapkan mampu menyusun dan mengaudit laporan keuangan yang dapat diandalkan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam rangka pelaporan kepada pihak eksternal. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran terutama ditekankan pada pembahasan kasus sesuai topik bahasan yang telah ditetapkan untuk setiap pertemuan. Pembahasan lebih ditujukan pada bagaimana mengaplikasikan berbagai standar akuntansi keuangan, khususnya PSAK, dalam praktik serta membahas berbagai isu yang timbul dalam aplikasinya. Mata ajar ini memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Pertemuan dimulai dengan dosen memfasilitasi diskusi kelas membahas topik pada pertemuan tersebut. Selanjutnya untuk hampir setiap pertemuan sedikitnya ada satu kelompok yang akan menyajikan kasus untuk kemudian didiskusikan bersama di kelas. Jumlah anggota per kelompok berkisar 2-4 orang. Kelompok yang menyajikan kasus diwajibkan menulis makalah yang menganalisis suatu studi kasus aplikasi standar akuntansi yang berlaku atau isu yang timbul dalam penyusunan laporan keuangan di Indonesia. Pengajar memberikan pengarahan kasus yang akan dibahas. Sebaiknya kasus nyata, bila sulit diperoleh dapat dirancang kasus simulasi. Pada studi kasus aplikasi PSAK, kelompok mengevaluasi aplikasi PSAK tertentu pada laporan keuangan suatu perusahaan, mengidentifikasi isu yang mungkin timbul dalam aplikasi, serta memberi rekomendasi perbaikan yang mungkin diperlukan. Kelompok penyaji dapat menambah rujukan dari berbagai sumber terkait topik bahasan. Peserta didik di luar kelompok penyaji diwajibkan mempelajari PSAK dan sumber rujukan lain sehubungan topik tersebut sehingga siap berdiskusi di kelas.
47
Kehadiran Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir. Referensi Bahan bacaan diperoleh dari berbagai publikasi, mulai dari standar akuntansi dari organisasi profesi, peraturan perundangan yang berlaku, makalah dari berbagai seminar, buku teks, hingga jurnal profesi akuntan publik, dan digolongkan atas dua kelompok sebagai berikut: A. Standar Akuntansi dan Peraturan Perundangan Terkait • ACCA, The official text for the professional qualification, Financial
Reporting, Study Text 2005/2006 atau edisi terakhir. • Alfredson, K., K. Leo, R. Picker, P. Pacter, J. Radford, dan V. Wise.
“Applying International Financial Reporting Standards.” John Wiley & Sons Australia, Ltd., 2007.
• Epstein, B.J., dan Eva K. Jermakowicz IAS 2007: Interpretation and Application of IAS, John Wiley, 2007. (EJ).
• IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (revisi terakhir). • IAI, Intepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). • International Accounting Standards Board (IASB), International Acounting
Standards (IAS)/International Financial Reporting Standards (IFRS) (revisi terakhir).
• P3LKE, Bapepam. • Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. • Peraturan Perundangan terkait lainnya. B. Pilihan referensi sesuai topik Dipilih chapter/bab/bagian yang relevan dengan topik bahasan dari buku, jurnal, bahan seminar dan publikasi lain sesuai perkembangan mutakhir: Untuk 2008/2009 • Baker, Advanced Accounting, 6th ed., Mc Graw Hill, 2005. • Charles W. Mulford and Eugene E. Comiskey, The Financial Numbers
Game : Detecting Creative Accounting Practices, John Wiley & Sons Inc. • Choi, Frederick D.S., Carol A. Frost, and Gary K. Meek, International
Accounting, Prentice Hall, New Jersey, 1999 atau edisi terbaru. (CFM) • D.R. Carmichael, Paul H Rosenfeld, Accountants' Handbook, Volume
one: Financial Accounting and General Topics, 10th ed., John Wiley and Sons, Inc.
• Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting Standards.
• Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting Concepts.
48
• IAI, Prosiding Konvensi Nasional Akuntansi ke-3 Profesi Akuntan Indonesia menuju Milenium Baru, 1996 atau prosiding terbaru.
• Kieso,D.E., J.J. Weygandt, and T.D. Waterfield, Intermediate Accounting, International Ed., John Wiley & Sons, 11th Ed.
• Larsen, John, Modern Advanced Accounting, Ed. 9th, Mc Graw Hill, 2004. • Radenbaugh, L.H., and S.J. Gray, International Accounting and
Multinational Enterprises, 6th Ed., John Wiley & Sons, Inc., 2006. (RG) • Scott, W.R. Financial Accounting Theory. Edisi Keempat. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc., 2006. • Theodorus M. Tuanakotta: ”Setengah Abad Profesi Akuntansi”, Salemba
Empat, 2007. • “Buletin Teknis Nomor 2: Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas
Fasilitas Kredit (joint financing on credit facility), Media Akuntansi Edisi 57, Oktober 2006”.
• Berbagai jurnal dan artikel profesi akuntan publik. Evaluasi Hasil Pembelajaran Partisipasi 20% Penulisan dan Penyajian Makalah Kelompok 20% Ujian Tengah Semester 25% Ujian Akhir Semester 25% Kuis 10% Topik-topik Bahasan Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing ± 150 menit.
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Overview Mata Ajar, Standar Akuntansi Keuangan, Pengembangan Standar Akuntansi – Struktur dan Proses, Kualitas Standar Akuntansi Convergence of International Financial Reporting Standards and Practices
SMH Wallman, 1995, The Future of Accounting and Disclosure in An Evolving World: The Need for Dramatic Change, Accounting Horizon, Sept, 81-91
Six Commentaries on Characteristics of High Quality Accounting Standards, Accounting Horizons, June 1998
SAK Epstein Ch. 1 Scott, Ch. 1, 5, 7 Kieso Ch. 1 Choi Ch. 8
49
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
2. Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan, Manajemen Laba, Konsekuensi Ekonomis Laporan Keuangan
IAI, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
IASB, Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements
SFAC PSAK 1, 2, 3 & 6 Epstein Ch. 2, 3, 4 ACCA Ch.1, 2, 3 Scott, Ch. 8, 11 Kieso Ch. 2 SMH Wallman, 1996, The Future of
Accounting and Financial Reporting Part II: The Colorized Approach, Accounting Horizon, June, 138-148
Kasus 1: Manajemen Laba –
Indofarma
3. Aset/Aktiva Pembahasan terfokus pada pengaplikasian PSAK sehubungan berbagai jenis aset (termasuk leased asset) terutama tapi tak terbatas pada:
- Pengertian - Penggolongan - Pengakuan - Pengukuran/penilaian (termasuk
impairment) - Penyajian - Pengungkapan
sambil dikaitkan dalam kasus yang dibahas.
PSAK 1, 13, 14,16, 19, 30,43, 47, 48, 58 & IAS/IFRS terkait
Epstein Ch. 5, 6, 8, 9 Kieso Ch. 8, 9, 10, 11, 12 / SFAS, SFAC No. 6 Kasus 2: Penurunan nilai aktiva
4. Kewajiban dan Ekuitas Pembahasan terfokus pada pengaplikasian PSAK dan Peraturan Perundangan yang berlaku sehubungan dengan kewajiban dan ekuitas, terutama tapi tak terbatas pada :
- Pengertian
PSAK 1, 21, 25, 41, 51, 53, 57 & IAS/IFRS terkait
Undang Undang No. 40 2007 tentang Perseroan Terbatas
Epstein Ch. 12, 13, 17 Kieso Ch. 13, 14, 15
50
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
- Penggolongan - Pengakuan - Pengukuran - Penyajian - Pengungkapan
Pembahasan kewajiban khususnya perlu diperhatikan jangka waktu pelunasan, kewajiban valas (kaitannya dengan topik pertemuan ke 8 dan 9), kewajiban diestimasi dan kewajiban kontingensi Pembahasan ekuitas perlu dikaitkan dengan bentuk hukum entitas usaha Pembahasan akan terfokus pada badan hukum Perseroan Terbatas: pemisahan secara jelas sumber ekuitas (penyetoran pesero, hasil usaha, selisih penilaian kembali aset, donasi) serta berbagai ragam dan masalah sehubungan dengan jenis, hak, transaksi saham. Penulisan dan pembahasan kasus haruslah mampu mengangkat isu penting yang tersurat maupun tersirat dalam standar akuntansi yang berlaku.
5. Imbalan Kerja - Imbalan kerja meliputi pasca kerja - Akuntansi Dana Pensiun
PSAK 18, 24 Epstein 16 Kasus 3: Imbalan Kerja dan
kaitannya dengan UU No. 13 2003
6. Pendapatan dan Beban: Pengakuan pendapatan, pajak penghasilan, perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
PSAK 16, 20, 23, 25, 26, 46, 56 & IFRS terkait
Epstein Ch. 7, 15, 21 ACCA Ch. 12 SFAC No. 2 Kieso Ch. 18, 19, 22 Kasus 4: Akuntansi Joint-Financing
Perusahaan Multi-Finance
51
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
7. Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities (SPE)
PSAK 4, 15, 22, 38, 39, 40 & ISAK 7IAS/IFRS terkait Epstein Ch. 10, 11 Larsen Ch. 7 Tuanakotta Bagian II dan III Kasus 5: Enron
Ujian Tengah Semester
8. Financial Instrument, Transaksi dalam Mata Uang Asing
PSAK 10, 11, 52, dan ISAK 4 IAS/IFRS terkait SFAS 52 Epstein Ch. 13, 22
9. Derivatif dan Lindung Nilai
PSAK 50, 55 dan ISAK 6 IAS 32, 39 dan IAS/IFRS terkait Epstein Ch. 22 Kasus 6: Derivatif – Indosat
10. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa, Off Balance Sheet
PSAK 7, 38, 39, 40 & ISAK 7 IAS/IFRS terkait Epstein Ch. 23 ACCA 11 Peraturan Bapepam IX.E.1 dan
Peraturan Lain terkait Kasus 9: Selisih Retrukturisasi
Entitas Sepengendali – Telkom & Indosat
52
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
11. Pengungkapan: Laporan Keuangan Interim, Pelaporan Emiten BEproses IPO, laporan yang harus disiapkan untuk IPO, right issues. Peraturan Bapepam untuk IPO adalah seri peraturan Bapepam IX.A.1-14 dan IX.C.1-11, untuk right issues, IX.D.1-5.
SE BAPEPAM VIII.G7 dan Peraturan Lain terkait, seperti: X.K.2, X.K.6, IX.E.2.
P3LKE utk Manufaktur PSAK 51, 56 ISAK 1, 2 IAS / IFRS terkait Epstein Ch. 19, 20 Kasus 10: Pengungkapan informasi
material – Perusahaan Gas Negara
12. Pembahasan kasus suatu perusahaan yang menyangkut kepentingan publik: Perbankan, Asuransi, dan atau Dana Pensiun (dapat ditentukan oleh pengajar)
PSAK, Akuntansi Syariah dan bahan referensi terkait lainnya sesuai topik dan kasus yang dipilih
13.
Isu Kontemporer: Dampak globalisasi atas laporan keuangan, pengaruh regulasi atas profesi akuntansi, peran dan tanggung jawab manajemen, akuntan publik dan regulator atas keandalan sistem pelaporan keuangan di pasar modal dan pasar uang, dan lain-lain.
Literatur dan bahan referensi yang terkait sesuai topik pembahasan.
14. Local Content (bebas ditentukan oleh masing-masing penyelenggara sepanjang topik masih dalam bidang Pelaporan dan Akuntansi Keuangan (Financial Accounting and Reporting)
Literatur dan bahan referensi yang terkait sesuai topik pembahasan.
Ujian Akhir Semester
53
SILABUS MATA AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN dan BIAYA
3 SKS Deskripsi dan Tujuan Akuntansi manajemen telah berkembang dengan cukup pesat selama lima belas tahun terakhir. Perkembangan ini adalah merupakan respons profesi terhadap berbagai kritik yang ditujukan ke akuntansi manajemen. Para pemikir akuntansi manajemen telah mengembangkan berbagai teknik dan konsep yang diharapkan akan bisa menempatkan kembali akuntansi manajemen dalam proses pengelolaan bisnis modern. Matakuliah ini merupakan kelanjutan dari mata ajar yang sama pada program S1, di mana penekanan pada kuliah ini adalah mengenai penerapan konsep-konsep tersebut dalam dunia praktik. Selain itu, dalam mata ajar ini juga akan dibahas perkembangan mutakhir dalam bidang akuntansi manajemen yang tejadi sampai saat ini, seperti activity-based costing, quality costing, dan target costing. Mata ajar ini merupakan mata ajar tingkat lanjutan. Pemahaman mengenai basic management accounting harus sudah dimiliki oleh peserta didik untuk bisa mengikuti mata ajar ini dengan baik. Diharapkan setelah selesai mengikuti kuliah ini peserta didik akan mempunyai perspektif yang lebih luas mengenai akuntansi manajemen. Perspektif yang luas ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan akuntan dalam menganalisis dan menyajikan informasi akuntansi yang diperlukan oleh manajemen untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugas manajerialnya, seperti perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan pengambilan keputusan. Metode Pembelajaran Kuliah akan diselenggarakan dengan model diskusi dengan menggunakan kasus-kasus yang diberikan. Untuk memperlancar proses diskusi para peserta pendidikan profesi diwajibkan untuk membaca materi yang ada dan membahas kasus-kasus yang diberikan. Partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi sangat dibutuhkan dan akan menentukan nilai akhir. Referensi Wajib • Ronald Hilton, Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic
Business Environment, 7th Edition: McGraw-Hill (2008). (RH) Referensi Pendukung • Don Hansen and Maryanne Mowen, Cost Management; Accounting and
Control, 5th edition, Thomson-Southwestern, 2006 atau edisi terbaru. (HM)
• John K. Shank, Cases in Cost Management; A Strategic Emphasis, 3rd edition, Thompson-Southwestern, 2006.
54
Evaluasi Hasil Pembelajaran Ujian Tengah Semester 25%, Ujian Akhir Semester 25%, Partisipasi dan Kuis 20% Analisis Kasus dan Presentasi 20%. Penulisan dan Penyajian Makalah 10% Topik- topik Bahasan
No. Pokok Bahasan Referensi 1 Perkembangan Konsep Akuntansi
Manajemen • Perbedaan Akuntansi Keuangan,
Akuntansi Biaya, Manajemen Biaya dan Akuntansi Manajemen
• Sejarah Perkembangan Akuntansi Manajemen
Konsep dan Perilaku Biaya
• Different cost for different purposes • Perilaku biaya • Konsep relevant range • Teknik pemisahan biaya tetap dan
variabel Kasus
RH Ch. 7 RH Ch. 1, 2
2 Penentuan Biaya per Unit • Sistem biaya pesanan • Sistem biaya proses • Pembebanan Overhead Pabrik
Kasus
RH Ch. 3, 4
3 Penentuan Biaya per Unit • Alokasi Biaya Departemen Penunjang • Alokasi Joint Costs
Kasus
RH Ch. 18 HM Ch. 7
4 Activity-Based Costing • Distorsi biaya • Pengertian ABC • Pembebanan dua tahap dalam ABC • ABC di perusahaan jasa
Kasus
RH Ch. 5
5 Activity-Based Management • Konsep Dasar ABM • Dimensi ABC: costs allocation and
performance • Operating ABM • Strategic ABM
Kasus
RH Ch. 6 HM Ch. 12
55
6 JIT (Lean Accounting), Cost of Quality, dan Target Costing
• Pengelolaan biaya dalam tahap perencanaan
• Pengelolaan biaya dengan mempergunakan biaya kualitas
• Pengelolaan biaya dalam JIT Kasus
RH Ch. 15 HM Ch. 11
7 Penyusunan Anggaran dan Pengendalian • Penganggaran • Biaya Standar • Analisis penyimpangan
Kasus
RH Ch. 9, 10, 11
Ujian Tengah Semester 8 Pertanggungjawaban dan Evaluasi Kinerja
• Pusat pertanggungjawaban • Transfer pricing • ROI, RI, EVA
Kasus
RH Ch. 12, 13
9 Pengukuran dan Implementasi Strategi • BSC
Kasus
RH Ch. 10 HM Ch. 13
10 Analisis CVP • Pembedaan biaya variabel dan tetap • Laporan keuangan dengan format direct
costing • Analisis BEP • CVP under uncertainty
Kasus
RH Ch. 8
11 Pengambilan Keputusan Jangka Pendek • Konsep Biaya Relevan • Penentuan Harga • Make or Buy • Sell or Process further • Keep or Drop • Product Mix
Kasus
RH Ch. 14
12 Theory of Constraint • Konsep TOC • Asumsi TOC • Lima langkah dalam TOC • Penggunaan TOC dalam Pengambilan
Keputusan Kasus
HM Ch. 21
13 Analisis Biaya Lingkungan • Analisis biaya pengelolaan lingkungan
RH Ch. 12 HM Ch. 16
56
• Pelaporan biaya pengelolaan lingkungan
• Pembahasan Kasus Kasus
14 Topik Bebas Ujian Akhir Semester
Kurikulum dan silabus PPA telah dimutakhirkan pada tahun 2006 dan selanjutnya pada tahun 2008 sesuai dengan surat keputusan KERPPA Nomor: KEP-42/SK/KERPPA/IAI/IX/2008 tanggal 4 September 2008.
57
PERSYARATAN PESERTA PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada akhir
pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi. Dengan mempertimbangkan tujuan penyelenggaraannya
maka penyelenggaraan PPA akan dapat tercapai apabila diikuti oleh peserta
yang telah menyelesaikan program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi dari perguruan tinggi yang terakreditasi.
PERSYARATAN PENGAJUAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan
Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-
54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan
Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut
adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan
mengajukan rekomendasi penyelenggaraan PPA:
1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8
(delapan) tahun.
3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang.
4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)
orang.
5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI.
6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.
58
Kriteria penilaian untuk mendapat rekomendasi adalah sebagai berikut:
NO KRITERIA NILAI
1. Lamanya program studi jurusan akuntansi
telah berdiri adalah lebih dari 2 kali masa
studi rata-rata
>15 tahun = 75
8 -15 tahun = 50
2. Rasio Dosen Tetap Akuntansi vs Σ
mahasiswa, dengan ketentuan:
a. Nilai dosen tetap yang S1 = 1
Nilai dosen tetap yang S2 = 1
Nilai dosen tetap yang S3 = 1
Nilai dosen tetap yang Guru besar = 1
b. Akuntan ber-register yang menjadi
Dosen Tetap Akuntansi sebanyak 20%
dari seluruh Dosen Tetap Akuntansi
atau minimal 7 orang
1 : ≤25 = 250
1 : 26<mhs≤30 = 225
1 : 31<mhs≤35 = 200
1 : 36<mhs≤40 = 175
1 : 41<mhs≤45 = 150
1 : 46<mhs≤50 = 125
1 : >50 = 0
3. Σ Judul buku yang relevan dengan
Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
*judul lain hrs terbitan setelah thn 2000
kecuali UU dan peraturan yg masih
berlaku
- Buku yang ada pada silabus atau
ekuivalen) = 50
- sda + 20 judul lain = 70
- sda + 20 judul lain = 80
- sda + 20 judul lain = 90
- sda + 20 judul lain = 100
4. Σ Judul jurnal atau majalah akuntansi
yang dilanggan
Dari 7 Jurnal DN tersebut harus ada 2
diantaranya JRAI & Akuntan Indonesia,
minimal berlangganan 3 tahun ke depan
dari saat pengajuan
- 7 jurnal DN + 3 LN = 60
- sda + 3 DN/LN = 70
- sda + 3 DN/LN = 80
- sda + 3 DN/LN = 90
- sda + 3 DN/LN = 100
- 7 jurnal DN + database jurnal LN
seperti Proquest, EPSCO, JSTOR,
Science Direct = 100
59
5. Rasio Σ komputer yang bisa digunakan mahasiswa:
1 : ≤10 = 125
1 : 11<mhs≤20 = 100
1 : 21<mhs≤30 = 80
1 : 31<mhs≤40 = 60
1 : >40 = 0
6. Aktivitas dosen sebagai praktisi
*Keterangan keaktifan sebagai praktisi
min. paling lambat 3 bulan sebelum
Borang diajukan
tidak ada = 0
5 – 9 orang = 25
>10 orang = 50
7. Keanggotaan dosen dalam asosiasi
profesi sebagai pengurus IAI
tidak ada = 0
1 – 2 orang = 20
3 – 4 orang = 35
>4 orang = 50
8. Keanggotaan dosen dalam asosiasi
profesi sebagai anggota IAI
15 orang = 0
16 – 30 orang = 25
>30 orang = 50
9. Penyelenggaraan Program Pasca Sarjana
Akuntansi/Keuangan yang memiliki
akreditasi dari BAN PT
Tidak ada = 0
S2 Akuntansi/Keuangan = 25
S3 Akuntansi/Keuangan = 25
S2 + S3 = 50
10. Jaringan internet harus memiliki minimal
10 akses
10 = 0
11 - 25 = 25
>25 = 50
Jaringan Hot Spot (Wifi) = 75
11. Jaringan e-library
(perpustakaan elektronik)
= 25
12. Akreditasi internasional = 25
13. Kerja sama internasional = 25
60
IAI akan memberikan rekomendasi bagi penyelenggara PPA yang
memperoleh total nilai minimal sebesar 700.
Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai PPA Jangka waktu peninjauan
700 – 799 3 tahun
800 – 899 4 tahun
> 900 5 tahun
UJIAN AKHIR DAN SERTIFIKAT
Pada akhir setiap mata ajar PPA diselenggarakan ujian akhir yang bentuknya
diserahkan kepada masing-masing penyelenggara PPA. Tanda kelulusan
PPA adalah sertifikat yang diterbitkan oleh penyelenggara PPA. Dengan
sertifikat PPA tersebut maka seseorang dapat mendaftarkan diri ke
Departemen Keuangan dan mendapatkan nomor register sesuai dengan
ketentuan pada SK Menteri Keuangan Nomor 331/KMK.017/1999 tanggal 18
Juni 1999.
61
PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)
merupakan proses evaluasi ulang atas kelayakan penyelenggaraan PPA.
Perguruan tinggi mendapat izin sesuai dengan skor evaluasi yang
diperolehnya. Perguruan tinggi pemegang izin PPA diharapkan dapat
meningkatkan skor evaluasi pada proses evaluasi ulang tersebut.
Ketentuan tambahan untuk perpanjangan izin adalah jumlah skor yang
diperoleh diharapkan untuk meningkat dibanding saat pertama izin diberikan.
Dalam rentang waktu tersebut, KERPPA berhak memprogramkan
pelaksanaan evaluasi secara mendadak yang tidak terjadwal untuk
memantau pelaksanaan PPA. Evaluasi ini bertujuan untuk memantau
apakah penyelenggara konsisten mentaati ketentuan KERPPA dan menjaga
kualitas penyelenggaraan sesuai evaluasi kelayakan yang dilakukan saat
pertama kali izin pembukaan atau perpanjangan diberikan.
Perpanjangan izin penyelenggaraan PPA dilalui setelah adanya evaluasi
yang dilakukan oleh KERPPA yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
evaluasi administratif (desk evaluation) untuk kelengkapan dokumen
pendukung yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA
serta tahap evaluasi fisik (visitasi) untuk evaluasi atas dokumen pendukung
yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA dibandingkan
dengan fakta fisik yang ada di perguruan tinggi tersebut. Tahap visitasi ini
akan dilakukan apabila dokumen pendukung yang dikirimkan oleh perguruan
tinggi penyelenggara PPA telah dinyatakan lengkap.
Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan
Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-
54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan
Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut
adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan
mengajukan perpanjangan izin penyelenggaraan PPA:
62
1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8
(delapan) tahun.
3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang.
4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)
orang.
5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI.
6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.
STANDAR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Standar penilaian merupakan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh
penyelenggara PPA. Standar penilaian terdiri atas beberapa indikator kunci
yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan informasi
mengenai kinerja dan keadaan penyelenggara PPA (2) evaluasi dan
penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan penyelenggara
PPA, (3) penetapan kelayakan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan
PPA dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu
penyelenggara PPA.
Standar penilaian mencakup komitmen inti penyelenggara PPA terhadap
efektivitas program pendidikan (educational effectiveness).
Keseluruhan standar penilaian adalah sebagai berikut:
Standar 1: Kemahasiswaan Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan
penilaian mengenai kebijakan, prosedur, dan profil mahasiswa PPA yang
akan diterima. Berisikan gambaran yang jelas mengenai kebijakan
penyelenggara PPA yang terkait dengan penerimaan mahasiswa PPA yang
menguraikan kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, karakteristik
mahasiswa, serta peningkatan jumlah mahasiswa sebagai bukti kualitas
yang baik dan going concern program PPA.
63
Standar 2: Tenaga Pengajar
Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan
penilaian mengenai kualifikasi, kualitas, keaktifan dan keanggotaan di
profesi, dan banyaknya tenaga pengajar yang terlibat dalam
penyelenggaraan PPA. Standar ini juga mengukur keterlibatan praktisi untuk
memperkaya materi PPA serta keikutsertaan tenaga pengajar dalam
kegiatan profesional berkelanjutan seperti training, seminar, workshop,
simposium atau konferensi. Berisikan gambaran yang jelas mengenai tenaga
pengajar yang menguraikan kecukupan dosen, dosen yang berpraktik,
anggota asosiasi profesi, aktivitas PPL, serta dosen tamu dari
profesi/praktisi.
Standar 3: Kurikulum
KERPPA telah menetapkan kurikulum minimal yang harus dilaksanakan oleh
penyelenggara PPA. Kurikulum dan silabus ini berlaku secara nasional dan
tidak ada yang boleh dikurangi dalam pelaksanaannya. Untuk itu,
penyelenggara PPA harus memberikan arahan yang lengkap dan
komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam
bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.
Arahan tersebut dilengkapi dengan perangkat monitoring dan evaluasi
pelaksanaannya.
Selain ketaatan terhadap kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA,
standar ini juga menilai dilaksanakannya tambahan mata ajar pilihan untuk
memperkaya mahasiswa atas skill dan knowledge khusus.
Standar 4: Sarana & Prasarana
Standar ini berkenaan dengan kemampuan penyelenggara PPA dalam
menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Sarana
dan prasarana yang dinilai adalah laboratorium dan komputer serta
perpustakaan yang meliputi fasilitas dan bahan pustaka berupa buku wajib
dan tambahan, buku pendukung yang relevan, jurnal dalam dan luar negeri
serta layanan e-library.
64
Standar 5: Sistem Pembelajaran
Standar ini berkenaan dengan tolok ukur untuk terwujudnya proses dan
metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang
valid sesuai dengan ketentuan KERPPA. Aspek yang dinilai meliputi:
kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan
panduan KERPPA.
Standar 6: Lulusan
Standar ini berkenaan dengan karakteristik, profil, dan pemetaan lulusan
sebagai produk. Standar ini mencakup mutu kompetensi lulusan serta
pelacakan dan komunikasi di antara lulusan dengan penyelenggara PPA.
Aspek yang dinilai adalah:
1. IPK Lulusan
2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi seperti CPA Indonesia,
Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah, Certified Professional Management
Accountants, serta CFA.
PARAMETER DAN SKOR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi dinilai
berdasarkan 6 (enam) standar yang menjadi parameter penilaian dengan
menggunakan panduan penilaian skor sebagai berikut:
Resume Skor Masing-masing Kriteria Standar:
Kriteria Standar Skor maks
I. KEMAHASISWAAN 105
II. TENAGA PENGAJAR 315
III. KURIKULUM 130
IV. PRASARANA & SARANA 310
V. SISTEM PEMBELAJARAN 100
VI. LULUSAN 40
65
Penjabaran Detail Skor Masing-masing Kriteria Standar:
Kriteria Standar Skor maks
I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa 50
I. 2. Karakteristik mahasiswa 15
I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40
II. 1. Kecukupan dosen 150
II. 2. Dosen yang berpraktik 25
II. 3. Anggota asosiasi profesi 50
II. 4. Aktivitas PPL 50
II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40
III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA
100
III. 2. Tambahan mata ajar pilihan 30
IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat digunakan mahasiswa 80
IV. 2. Akses internet 30
IV. 3. 1. Buku wajib dan tambahan 70
IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30
IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri 70
IV. 3. 4. Layanan e-library 30
V. 1. Kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA
100
VI. 1 Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, CPMA
20
VI. 2. IPK Lulusan 20
66
Detail panduan perhitungan nilai:
Kriteria Standar Skor maks Nilai
I. KEMAHASISWAAN 105
I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa 1. Mahasiswa yang diterima berasal
dari program S1 jurusan akuntansi yang terakreditasi
2. Mekanisme seleksi yang dilaksanakan berupa ujian tertulis.
3. Ada program matrikulasi. 4. Ujian TPA & TOEFL
50 1. Semua kriteria terpenuhi: 50
2. Kriteria 1, 2, & 3 terpenuhi: 35
3. Jika 1, 2, atau 3 tidak terpenuhi: 0
I. 2. Karakteristik Mahasiswa IPK calon mahasiswa
15 1. Rata-rata IPK calon mahasiswa yang diterima > 2,75: nilai 15
2. Rata-rata IPK calon mahasiswa yang diterima < 2,75: nilai 10
I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40 1. Mahasiswa yang diterima mengalami peningkatan >25% : nilai 40
2. Mahasiswa yang diterima mengalami peningkatan <25% : nilai 20
3. Mahasiswa yang diterima menurun: nilai 0
II. TENAGA PENGAJAR 315
II. 1. Kecukupan dosen
a. Rasio dosen tetap akuntansi dibandingkan mahasiswa, dengan ketentuan: Nilai dosen tetap yang S1 = 1 Nilai dosen tetap yang S2 = 1 Nilai dosen tetap yang S3 = 1 Nilai dosen tetap yang Guru Besar = 1
150 1. Rasio 1 : ≤ 25, nilai 150 2. Rasio 1 : 26 < mhs ≤ 30,
nilai 125 3. Rasio 1 : 31 < mhs ≤ 35,
nilai 100 4. Rasio 1 : 36 < mhs ≤ 40,
nilai 75 5. Rasio 1 : 41 < mhs ≤ 45,
nilai 50
67
b. Akuntan ber-register yang menjadi Dosen Tetap Akuntansi sebanyak 20% dari seluruh Dosen Tetap Akuntansi atau minimal 7 orang
6. Rasio 1 : 46 < mhs ≤ 50, nilai 25
7. Rasio 1 : > 50 tidak diperpanjang
II. 2. Dosen yang berpraktik 25 1. Jumlah dosen tetap yang merupakan praktisi > 10 orang, nilai 25
2. Jumlah dosen tetap yang merupakan praktisi 5 - 9 orang, nilai 15
II. 3. Anggota asosiasi profesi 50 1. Jumlah dosen tetap yang merupakan anggota asosiasi profesi > 30 orang, nilai 50
2. Jumlah dosen yang merupakan anggota asosiasi profesi 15-30 orang, nilai 25
II. 4. Aktivitas PPL yang diikuti dosen baik sebagai pembicara maupun peserta
50 1. Jumlah kegiatan PPL yang diikuti minimal 10 orang dosen dalam 3 tahun, ≥ 40 kegiatan, nilai 50
2. Jumlah kegiatan PPL yang diikuti minimal 10 orang dosen dalam 3 tahun: 30 - 39 kegiatan, nilai 25
3. Jumlah kegiatan PPL yang diikuti minimal 10 orang dosen dalam 3 tahun: < 30 kegiatan, nilai 15
II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40 1. Jumlah kegiatan dosen tamu yang merupakan praktisi dalam 3 tahun terakhir ≥ 30 kegiatan, nilai 40
2. Jumlah kegiatan dosen tamu yang merupakan praktisi dalam 3 tahun terakhir < 30 kegiatan, nilai 0
68
III. KURIKULUM 130
III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA
100 1. Seluruh mata ajar mentaati kurikulum dan silabus yang ditetapkan KERPPA, nilai 100
2. Ada mata ajar yang tidak sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan KERPPA, nilai 50
III. 2. Tambahan mata ajar pilihan
30 1. Tambahan mata ajar pilihan yang diikuti mahasiswa berjumlah > 9 sks, nilai 30
2. Tambahan mata ajar pilihan yang diikuti mahasiswa berjumlah < 9 sks, nilai 20
3. Tidak ada tambahan mata ajar pilihan, nilai 0
IV. SARANA & PRASARANA 310
IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat digunakan mahasiswa
80 1. 1 : ≤ 10, nilai 80 2. 1 : 11 < mhs ≤ 20, nilai 60 3. 1 : 21 < mhs ≤ 30, nilai 40 4. 1 : 31 < mhs ≤ 40, nilai 20
IV. 2. Akses Internet 30 1. Adanya fasilitas internet untuk mahasiswa ≥ 10 stasiun, nilai 30
2. Adanya fasilitas internet untuk mahasiswa < 10 stasiun, nilai 10
3. Tidak ada fasilitas internet, nilai 0
IV. 3. Perpustakaan 200
IV. 3. 1. Buku wajib 70 1. Buku wajib (atau ekuivalen) lengkap sesuai silabus, nilai: 70
2. Buku wajib (atau
69
ekuivalen) tidak lengkap sesuai silabus, nilai: 35
IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30 1. Buku pendukung yang relevan > 100 judul lain, nilai: 30
2. Buku pendukung yang relevan < 100 judul lain, nilai: 10
IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri
Di antaranya JRAI & Akuntan
Indonesia, minimal berlangganan 3
tahun ke depan dari saat pengajuan
70 1. Jurnal DN > 12 jurnal, LN > 5, nilai: 70
2. 7 < Jurnal DN < 12 dan jurnal LN 3-5 jurnal, nilai: 50
3. Jurnal DN < 7, jurnal LN < 3, nilai: 0
4. 7 jurnal DN + database jurnal LN seperti Proquest, EPSCO, JSTOR, Science Direct 70
IV. 3. 4. Layanan e-library (perpustakaan elektronik)
30 1. Ada layanan e-library, nilai 30
2. Tidak ada layanan e-library, nilai 0
V. SISTEM PEMBELAJARAN 100
V. 1. Kesesuaian metode pembelajaran & evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA
100 1. Metode pembelajaran & evaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan panduan KERPPA, nilai 100
2. Metode pembelajaran & evaluasi hasil pembelajaran tidak sesuai dengan panduan KERPPA, nilai 50
VI. LULUSAN 40
70
VI. 1. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi seperti: USAP, CPMA, USAS, CFA
20 1. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi dalam tiga tahun > 50 % dari seluruh lulusan, nilai 20
2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi dalam tiga tahun 25 - 50% dari seluruh lulusan, nilai 15
3. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi dalam tiga tahun < 25 % dari seluruh lulusan, nilai 10
4. Tidak ada lulusan yang mengikuti ujian profesi: dalam tiga tahun, nilai 0
IV. 2. IPK Lulusan
20 1. Rata-rata IPK lulusan > 3: nilai 20
2. Rata-rata IPK lulusan < 3: nilai 10
Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai PPA Jangka waktu peninjauan
700 – 799 3 tahun
800 – 899 4 tahun
> 900 5 tahun
71
PENYUSUNAN BORANG APLIKASI PENGAJUAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah alat untuk
memperoleh informasi mengenai kesiapan perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan PPA. Izin untuk menyelenggarakan PPA akan ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan mempertimbangkan
rekomendasi yang diberikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Pertanyaan dalam Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi dapat
dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu prasyarat, kriteria utama dan faktor
pendukung. Prasyarat adalah kondisi yang harus dipenuhi suatu perguruan
tinggi sebelum dapat menyelenggarakan PPA. Kriteria Utama adalah syarat
utama yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk dapat
menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi. Sedangkan Faktor
Pendukung adalah nilai tambah yang dapat diperoleh perguruan tinggi
apabila memenuhi kondisi tertentu.
Beberapa pertanyaan dapat dijawab dengan menuliskan informasi yang
diperlukan ke dalam Borang Aplikasi dan beberapa memerlukan lembaran
tersendiri. Pada pertanyaan tertentu diperlukan dokumen pendukung untuk
melengkapi informasi yang diperlukan. Setiap lampiran dan dokumen
pendukung agar mencantumkan tanggal, nama, dan paraf penyusunnya.
Keputusan pemberian rekomendasi sangat tergantung dari kelengkapan,
kecermatan dan kewajaran informasi yang disajikan pada Borang Aplikasi.
Agar Borang Aplikasi dapat memuat informasi yang lengkap, cermat dan
wajar, maka dianjurkan agar Borang Aplikasi diisi oleh pejabat yang benar-
benar menguasai informasi yang diminta. Pejabat yang dimaksud adalah
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas atau Ketua Sekolah Tinggi dan Ketua
atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi Akuntansi.
Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap agar dicetak dan
disampaikan tepisah dengan lampiran dan dokumen pendukung lainnya.
Borang Aplikasi dan kelengkapan lainnya agar dikirimkan kepada:
72
Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng
Jakarta Pusat 10310 Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078
Home page: http//www.iaiglobal.or.id E-mail: [email protected]
PENYUSUNAN BORANG PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Penyusunan Borang oleh penyelenggara PPA dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi
2. Analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan
3. Mendeskripsikan respons terhadap parameter dalam 6 standar kriteria
yang ditetapkan
4. Menyiapkan dokumen pendukung sebagai lampiran borang, dilengkapi
dengan tabel yang tersedia dalam contoh, dan menyiapkan bukti
pendukung lainnya yang akan disajikan pada saat visitasi
5. Borang dan lampirannya dikemas dengan baik dan rapi, kemudian
disampaikan kepada DIKTI & KERPPA IAI
Borang perpanjangan izin PPA disusun merujuk kepada program dan kerja
hasil evaluasi diri penyelenggara PPA dan berbagai pedoman yang
digunakan dalam menyelenggarakan PPA, disertai analisis mengenai semua
standar akreditasi. Borang disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Tim Penyusun Borang.
Borang disusun oleh suatu tim kerja yang terdiri atas personil yang
memahami keseluruhan proses dan manajemen pelaksanaan PPA. Tim
kerja dibentuk oleh pimpinan fakultas, yang terdiri atas unsur dekan,
73
Pimpinan Jurusan dan Program PPA, para dosen serta staf
administrasi.
2. Berbagai Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Borang.
a. Tim penyusun Borang perlu mengkaji dan memahami setiap standar
dan kriteria akreditasi sebelum mulai menyusun Borang.
b. Setiap kriteria dijelaskan dalam bentuk deskripsi dan analisis yang
cermat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Data bukti pendukung dilampirkan dalam bentuk tabel dan rekapitulasi.
Bukti pendukung lain yang tidak dapat dilampirkan bersama Borang
disiapkan untuk disajikan pada saat visitasi.
d. Print out Borang dan lampiran pendukungnya serta soft copy yang
berisi dokumen terkait disampaikan kepada KERPPA IAI.
3. Isi Borang
Borang berisi penjelasan dan analisis tentang keenam standar beserta
parameternya, yaitu:
a. Jati diri penyelenggara PPA.
b. Deskripsi dan analisis mengenai standar dan butir-butir kriteria.
c. Lampiran.
74
BORANG APLIKASI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
LAMBANG PERGURUAN TINGGI
FAKULTAS EKONOMI
(NAMA PERGURUAN TINGGI)
ALAMAT PERGURUAN TINGGI
TAHUN ....
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
75
1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI
1. Nama Dekan / Ketua 2. Nama Ketua / Sekretaris Jurusan / Program Pejabat yang mengisi borang ini adalah Dekan Fakultas Ekonomi atau
Ketua STIE dan Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi
Akuntansi.
2. JATI DIRI LEMBAGA YANG AKAN MENYELENGGARAKAN PPA 1. Nama Lembaga 2. Alamat 3. Telepon 4. Faximili 5. Email 6. Website
Identitas lembaga yang akan menyelenggarakan PPA berupa nama,
alamat, dan lain sebagainya. Apabila lembaga tersebut memiliki lebih dari
satu kampus (alamat), maka alamat diisi dengan alamat yang paling
mudah untuk dihubungi.
BAGIAN INI SANGAT PENTING. Sebagai bagian dari evaluasi aplikasi, Saudara diminta untuk mengisi borang ini dengan informasi yang benar. Informasi yang tidak benar dapat berakibat tidak diberikan rekomendasi atau dicabutnya rekomendasi yang telah diberikan.
BORANG APLIKASI PPA
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
76
PRASYARAT
3. Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) (Lampiran 1)
Nomor Surat Keputusan : Tanggal :
Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) telah berdiri selama
lebih dari 8 (delapan) tahun, diisi dengan nomor dan tanggal SK
Pembukaan Program Studi tersebut. Lampirkan fotokopi SK Pembukaan
Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) sebagai Lampiran 1.
4. Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) (Lampiran 2)
Nomor Surat Keputusan : Tanggal : Nilai (score) : Huruf :
Program studi jurusan Akuntansi mendapat Akreditasi A dari BAN, diisi
dengan Nomor, Tanggal, Nilai dan Huruf SK Akreditasi BAN. Lampirkan
fotokopi SK Akreditasi tersebut (Lampiran 2).
77
KRITERIA UTAMA
5. Jumlah Mahasiswa jurusan Akuntansi (Lampiran 3) D3 : Ekstensi S1 : Ekstensi D3 : S2 : S1 : S3 : Rencana Mahasiswa PPA : Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang. Diisi dengan seluruh jumlah mahasiswa jurusan
Akuntansi yang mendaftar pada semester berjalan atau terakhir (pada
saat pengisian Borang ini). Rencana mahasiswa yang akan diterima pada
PPA juga turut dihitung. Lampirkan seluruh daftar nama dari mahasiswa
jurusan akuntansi yang masih aktif. Lampirkan rekapitulasinya sesuai
dengan format berikut (Lampiran 3):
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan D3 Ekstensi
D3 S1 Ekstensi S1 S2 S3 PPA* Jumlah
2003 2002 2001 2000
- -
Total * Estimasi mahasiswa PPA
6. Jumlah Dosen Tetap Akuntansi (Lampiran 4 & 5) S1 : S3 : S2 : Profesor : Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas) orang.
Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang
78
ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang telah lulus
program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:
• S1 Akuntansi atau Akuntan
• S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)
• S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi
• Guru Besar Akuntansi
Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:
• Auditing
• Akuntansi Manajemen
• Perpajakan
• Sistem Informasi Akuntansi
• Pasar Modal
• Keuangan
Apabila ijazah S2 MM tidak mencantumkan secara jelas konsentrasi
bidangnya terkait dengan akuntansi, maka harus dilengkapi dengan
fotokopi transkrip nilai.
Lampirkan rekapitulasi dosen untuk masing-masing dosen S1, S2, S3
dan guru besar dengan contoh format di bawah ini:
Daftar Dosen Tetap Akuntansi No. Nama Jurusan / Konsentrasi Asal Perguruan
Tinggi
Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:
(Lampiran 5) 1. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap
Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK
pengangkatan sebagi dosen tetap dari Mendiknas
79
2. Salinan ijazah yang telah disahkan
3. Fotokopi register negara
Jumlah dosen tetap yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI minimal berjumlah 7 (tujuh) orang.
7. Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi (Lampiran 6)
Diisi dengan rencana kurikulum PPA. Lampirkan rencana kurikulum PPA
sesuai dengan format berikut (Lampiran 6):
No. Mata Kuliah Bobot sks Pengampu Kuliah Praktikum Jumlah Mata Kuliah
8. Silabus untuk Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi (Lampiran 7) Diisi dengan rencana silabus kurikulum PPA. Format rencana silabus
kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi tidak ditentukan (Lampiran 7).
9. Jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi (Lampiran 8 & 9) Jumlah judul buku yang relevan dengan silabus : Jumlah judul buku pendukung lainnya : Diisi dengan jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum untuk
masing-masing mata ajar. Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku
pendukung merupakan edisi terbaru. Lampirkan daftar buku untuk
masing-masing mata ajar sesuai format berikut; masing-masing untuk
buku yang relevan (buku wajib dan tambahan) (lampiran 8) dan buku
pendukung lainnya (lampiran 9).
80
No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun Eksemplar
10. Jumlah Jurnal / Majalah Akuntansi
(Lampiran 10) Dalam Negeri : Luar Negeri : Diisi dengan jumlah judul jurnal akuntansi atau yang relevan yang dimiliki,
(Lampiran 10). Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan
minimal 3 (tiga) tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI)
dan majalah Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA
memiliki database jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor,
Science Direct, dan lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.
Lampirkan daftarnya dengan format berikut ini.
No. Judul Jurnal atau Majalah Akuntansi Penerbit No. ISSN Frekuensi
Berlangganan sejak
Berlangganan hingga
11. Jumlah komputer yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE dan
disediakan untuk mahasiswa (Lampiran 11)
Diisi dengan jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi atau
STIE yang disediakan untuk mahasiswa. Lampirkan daftarnya dengan
menggunakan format berikut (Lampiran 11):
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga Pengelola
Jumlah
81
FAKTOR PENDUKUNG
12. Nama Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai Akuntan Publik, Akuntan Manajemen. (Lampiran 12) Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang berpraktik sebagai
Akuntan Publik, Akuntan Manajemen. Buatkan daftarnya sesuai dengan
format berikut (Lampiran 12):
NO. NAMA KANTOR JABATAN
13. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi sebagai Pengurus IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau Kompartemen Daerah) (Lampiran 13) Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam
kepengurusan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen
Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 13):
NO. NAMA KANTOR JABATAN AKTIVITAS DI IAI
14. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi sebagai Anggota IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau Kompartemen Daerah) (Lampiran 14) Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam
keanggotaan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen
Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 14):
82
NO. NAMA KANTOR JABATAN AKTIVITAS DI IAI
15. Apakah Lembaga Saudara menyelenggarakan Program Pendidikan Pascasarjana Akuntansi yang telah diakreditasi BAN (atau telah mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi)? (Lampiran 15)
Nama Program : Tahun Berdiri : Nama Program : Tahun Berdiri : Nama Program : Tahun Berdiri :
Diisi dengan Nama Program Pendidikan Pascasarjana Akuntansi yang
diselenggarakan dan tahun pembukaan program tersebut. Program
Pendidikan Pascasarjana Akuntansi tersebut harus mendapatkan
akreditasi BAN atau memperoleh izin penyelenggaraan dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Lampirkan SK Pembukaan Program
Pascasarjana tersebut (Lampiran 15)
16. Jaringan internet yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE (Lampiran 16) Diisi dengan jumlah jaringan internet minimal 10 akses yang dimiliki oleh
Fakultas Ekonomi atau STIE. Lampirkan daftarnya dengan menggunakan
format berikut (Lampiran 16):
83
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga Pengelola
Jumlah
17. Apakah lembaga Saudara terakreditasi secara internasional? (Lampiran 17) YA TIDAK Coret salah satu yang tidak perlu Akreditasi Internasional dari : Nomor Surat Keputusan : Tanggal : Nilai (score) : Huruf : Memperoleh AkreditasI Internasional dari, diisi dengan Nomor, Tanggal,
Nilai dan Huruf SK Akreditasi. Lampirkan fotokopi SK Akreditasi tersebut
(Lampiran 17).
18. Apakah lembaga Saudara menjalin kerja sama internasional dengan pihak lain? (Lampiran 18) YA TIDAK Coret salah satu yang tidak perlu
Lampirkan fotokopi MOU atau surat perjanjian kerja sama internasional
dengan pihak lain tersebut (Lampiran 18).
84
Pernyataan Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi pemberian rekomendasi oleh IAI. Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program Tanda tangan Dekan/Ketua : Tanggal : Kelengkapan Dokumen dan Borang Aplikasi Borang Aplikasi Saudara tidak akan diproses apabila tidak lengkap
Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap Lampiran 1: Fotokopi SK Pembukaan Program Studi Jurusan
Akuntansi Lampiran 2: Fotokopi SK Akreditasi dari BAN Lampiran 3: Rekapitulasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Lampiran 4: Rekapitulasi Dosen Tetap Akuntansi Lampiran 5: Fotokopi SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap &
Salinan Ijazah Dosen Tetap yang Telah Disahkan Lampiran 6: Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi Lampiran 7: Silabus Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi Lampiran 8: Daftar Buku yang Relevan dengan Kurikulum Lampiran 9: Daftar Buku–buku Lainnya Lampiran 10: Daftar Jurnal Akuntansi Lampiran 11: Daftar Komputer Lampiran 12: Fotokopi SK bebas UNA atau Daftar Mahasiswa yang
Telah Lulus UNA Profesi Lampiran 13: Daftar Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai
Praktisi. Lampiran 14: Daftar Dosen Tetap sebagai Pengurus IAI. Lampiran 15: Daftar Dosen Tetap sebagai Anggota IAI.
Lampiran 16: Fotokopi SK Pembukaan Program Pascasarjana Lampiran 17: Fotokopi SK Terakreditasi Internasional Lampiran 18: Fotokopi MOU Kerja Sama Internasional
85
Kirimkan Borang Aplikasi yang telah diisi lengkap beserta dokumen lainnya ke:
Komite Evaluasi dan Rekomendasi
Pendidikan Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia
Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310
Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078 Home page: http//www.iaiglobal.or.id
E-mail: [email protected]
86
BORANG PERPANJANGAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
LAMBANG PERGURUAN TINGGI
FAKULTAS EKONOMI
(NAMA PERGURUAN TINGGI)
ALAMAT PERGURUAN TINGGI
TAHUN ....
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
87
1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI 1. Nama Dekan/Ketua 2. Nama Ketua/Sekretaris Jurusan/Program
2. JATI DIRI PENYELENGGARA PPA
1. Nama Program 2. Alamat 3. Telepon 4. Faximili 5. Email 6. Website 7. Izin Penyelenggaraan
Diisi dengan nomor SK dan tanggal dikeluarkannya SK Dirjen Dikti. 8. Nilai/Masa Evaluasi
Diisi dengan nilai yang diperoleh pada saat evaluasi dan masa evaluasi yang diberikan KERPPA.
9. Kelembagaan Diisi dengan informasi struktur kelembagaan, misalnya berada di bawah jurusan atau di bawah dekan.
10. Susunan Personel Pengelola Diisi dengan nama ketua, sekretaris, dan bidang yang dimiliki bila ada.
BORANG PERPANJANGAN PPA
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
88
3. DAFTAR TIM PENYUSUN BORANG
4. KATA PENGANTAR
5. RANGKUMAN EKSEKUTIF
6. DESKRIPSI STANDAR PENILAIAN
Standar 1: KEMAHASISWAAN
Berikan gambaran yang jelas mengenai kemahasiswaan yang menguraikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, meliputi:
• Pedoman rekrutmen yang berisikan persyaratan dan prosedur yang
harus dipenuhi oleh calon mahasiwa untuk dapat diterima pada PPA.
Mahasiswa yang diterima sesuai dengan ketentuan KERPPA harus
sarjana S1 jurusan akuntansi yang berasal dari program studi yang
terakreditasi.
• Mekanisme seleksi yang dilaksanakan, yaitu adanya ujian tertulis.
• Adanya program matrikulasi sebagai proses refreshment &
upgrading accounting knowledge calon peserta PPA.
• Adanya ujian TPA & TOEFL.
2. Karakteristik Mahasiswa
• IPK calon mahasiswa yang diterima.
Informasi dilengkapi dengan tabel jumlah pendaftar, diterima dan daftar
ulang, score test serta IPK rata-rata sebagai berikut:
89
Angkatan Jumlah Pendaftar
Jumlah Diterima
(jumlah dan persentase)
Jumlah Daftar Ulang
(jumlah dan persentase)
Score Test Rata-rata
IPK Rata-rata
Mahasiswa diterima
Data tambahan untuk kebutuhan KERPPA (tidak masuk dalam kriteria
penilaian)
a. Perguruan Tinggi Asal Calon Mahasiswa
Perguruan Tinggi Asal Kota Jumlah Mahasiswa Setiap
Angkatan Total
b. Status Bekerja atau Tidak Bekerja Mahasiswa
Status Jumlah Mahasiswa Setiap Angkatan Total Bekerja Tidak bekerja
3. Peningkatan jumlah mahasiswa
• Peningkatan jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir sebagai
indikator going concern program PPA.
Lengkapi data jumlah seluruh mahasiswa PPA pada semester berjalan
atau terakhir (pada saat pengisian Borang ini). Lampirkan rekapitulasinya
sesuai dengan format berikut:
Angkatan Jumlah Mahasiswa Prosentase kenaikan/penurunan
Note: Ditambahkan grafik jumlah mahasiswa per angkatan
90
Tambahkan data jumlah dan IPK mahasiswa PPA yang aktif sampai
dengan data terakhir.
Angkatan Mahasiswa Aktif IPK < 3.00 IPK > 3.00 Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Note: Ditambahkan grafik IPK Standar 2: TENAGA PENGAJAR
Berikan gambaran yang jelas mengenai tenaga pengajar yang menguraikan
hal-hal berikut:
1. Jumlah pengajar tetap
Dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai
tenaga tetap pada perguruan tinggi tempat diselenggarakannya program
PPA.
2. Kecukupan dosen
Kecukupan dosen adalah rasio dosen tetap akuntansi dibandingkan
dengan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa akuntansi meliputi
keseluruhan mahasiswa yang aktif pada program D3, S1, S2 di bidang
akuntansi, serta mahasiswa program PPA.
3. Kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik
Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang
akreditasi ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang
telah lulus program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:
• S1 Akuntansi atau Akuntan
• S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)
• S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi
• Guru Besar Akuntansi
91
Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:
• Auditing
• Akuntansi Manajemen
• Perpajakan
• Sistem Informasi Akuntansi
• Pasar Modal
• Akuntansi Keuangan
Lampirkan rekapitulasi dosen S1, S2, S3, dan Guru Besar dengan format
di bawah ini.
No. Nama Jenjang Pendidikan Jurusan/ Konsentrasi
Asal Perguruan Tinggi
Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:
a. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap
Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK
pengangkatan sebagai dosen tetap dari Mendiknas.
b. Salinan ijazah yang telah disahkan
4. Jumlah akuntan beregister
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang telah didaftarkan di
Departemen Keuangan untuk memperoleh nomor register akuntan.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Nomor Register Akuntan
Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi register akuntan.
92
5. Pengajar yang berpraktik
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang merangkap aktif
sebagai partner/auditor di kantor akuntan publik, aktif sebagai akuntan
manajemen di suatu institusi yang berpraktik.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Kantor Jabatan
Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan surat keterangan
praktik/SK/surat tugasnya.
6. Anggota asosiasi profesi
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang didaftarkan dan
aktif menjadi anggota di Ikatan Akuntan Indonesia pada kompartemen
akuntan pendidik, maupun aktif di asosiasi profesi yang terkait dengan
bidang akuntansi lainnya.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Asosiasi Jabatan
Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan SK pengangkatan sebagai
pengurus, surat keterangan keanggotaan asosiasi atau fotokopi kartu
anggota.
7. Aktivitas PPL yang diikuti baik sebagai pembicara maupun peserta
Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang mengikuti kegiatan
profesional berkelanjutan sebagai peserta atau pembicara dalam
93
kegiatan seperti training, seminar, workshop, simposium atau konferensi
di bidang akuntansi dan terkait.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Judul Kegiatan
Tanggal penyelenggaraan
Penyelenggara Status
Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi sertifikat
kehadiran kegiatan PPL.
8. Dosen tamu dari profesi/praktisi
Diisi dengan nama-nama dosen tamu yang diundang untuk
melaksanakan kegiatan akademik selama penyelenggaraan program
PPA.
Buatkan daftarnya sesuai format berikut:
No. Nama Judul Kegiatan Tanggal penyelenggaraan
Mata Kuliah
Standar 3: KURIKULUM
Berisikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan dan perangkat
monitoring serta evaluasi pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan oleh
penyelenggara PPA yang menguraikan hal-hal berikut:
1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA; serta
2. Tambahan mata ajar pilihan untuk memperkaya mahasiswa atas skill
dan knowledge khusus.
Penyelenggara PPA harus melampirkan arahan yang lengkap dan
komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam
bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.
94
Standar 4: SARANA & PRASARANA
Berisi gambaran yang jelas mengenai kemampuan penyelenggara PPA
dalam menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.
Sarana dan prasarana yang dinilai adalah:
1. Laboratorium dan Komputer
• Kecukupan Komputer
• Akses Internet
Lampirkan rekapitulasi jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas
Ekonomi atau STIE yang disediakan untuk mahasiswa dengan
menggunakan format berikut:
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga Pengelola Akses Internet
Jumlah
2. Perpustakaan
• Buku wajib (atau ekuivalen)
• Buku pendukung yang relevan
• Jurnal dalam dan luar negeri
• Layanan e-library
Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku pendukung merupakan edisi
terbaru. Lampirkan masing-masing daftar buku wajib (atau ekuivalen)
serta buku pendukung yang relevan dengan silabus sesuai format berikut
ini:
No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun Eksemplar
95
Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan minimal 3 (tiga)
tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI) dan majalah
Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA memiliki database
jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor, Science Direct, dan
lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.
Lampirkan daftar jurnal akuntansi atau yang relevan dengan format
berikut ini.
No Judul Jurnal Dalam Negeri Penerbit No. ISSN Frekuensi Berlangganan
sejak Berlangganan
hingga
No Judul Jurnal Luar Negeri Penerbit No. ISSN Frekuensi Berlangganan
sejak Berlangganan
hingga
Standar 5: SISTEM PEMBELAJARAN
Berikan gambaran yang jelas mengenai tolok ukur terwujudnya proses dan
metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang
valid sesuai dengan ketentuan KERPPA meliputi: kesesuaian metode
pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA,
persyaratan kelulusan dan penyelesaian studi, proses belajar-mengajar,
serta bahan ajar sesuai persyaratan untuk penyelenggaraan program PPA.
Penyelenggara PPA menjelaskan pedoman pengembangan dan
pelaksanaan rancangan pembelajaran, metode pembelajaran, mutu bahan
ajar, evaluasi program pembelajaran, kesesuaian kegiatan dengan rencana,
pemutakhiran bahan ajar, kelengkapan sarana pembelajaran, kemutakhiran
sarana pembelajaran, efektivitas pembelajaran, keterlibatan aktif mahasiswa,
dan ketaatan realisasi topik pengajaran sesuai dengan ketentuan KERPPA.
96
Standar 6: LULUSAN
Berisikan data mengenai lulusan, yang meliputi:
1. IPK Lulusan
2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, CPMA, USAS, CFA
Ujian profesi yang diikuti oleh lulusan PPA adalah ujian sertifikasi akuntan
yang diselenggarakan oleh IAI.
Diisi dengan rata – rata tingkat kegagalan studi mahasiswa PPA, lama studi
para lulusan dan IPK lulusan tiap angkatan.
a. Tingkat Gagal Studi per Angkatan
Angkatan
Awal Perkuliahan
Mahasiswa Terdaftar
Lulus Gagal Studi
% Gagal Studi
b. Lama Studi Para Lulusan per Angkatan
Lulus dalam Semester Gagal Studi Angkatan Jumlah
Lulusan II % III % IV % Jumlah %
c. IPK Lulusan
IPK < 3.00 IPK > 3.00 Angkatan Jumlah % Jumlah %
Total Lulusan
IPK Rata-rata
Note: Ditambahkan Grafik IPK Lulusan
Lampirkan daftar nama lulusan yang telah mengikuti ujian profesi dengan
format berikut ini.
No. Nama Mahasiswa Jenis Ujian Penyelenggara Tahun ujian
97
Pernyataan Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi pemberian rekomendasi oleh IAI. Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program Tanda tangan Dekan/Ketua : Tanggal :