serangan awal penyakit karat tumor pada tanaman sengon di ...

14
SERANGAN AWAL PENYAKIT KARAT TUMOR PADA TANAMAN SENGON DI PLOT UJI PROVENAN SENGONCANDIROTO, JAWA TENGAH 1. Siti Husna Nurrohmah, 2. Liliana Baskorowati 1,2. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bi-oteknologi Pemuliaan Tanaman Hutan Email: [email protected] Abstrak Tanaman sengon merupakan salah tanaman cepat tumbuh (fast growing species) yang banyak ditanam masyarakat karena seluruh bagian dari tanaman mempunyai manfaat dan bernilai ekonomis. Manfaat utama adalah kayunya yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk furniture dan kayu lapis. Oleh karena itu masyarakat banyak yang membudidayakan sengon, namun sayangnya kebanyakan penanaman sengon dilakukan secara monokultur sehingga tanaman tersebut mudah terserang hama dan penyakit. Salah satu penyakit utama yang menyerang sengon adalah penyakit karat tumor yang disebabkan oleh jamur Uromycladium falcatarium. Penyakit karat tumor telah menyerang tanaman sengon dan menimbulkan kerugian yang cukup besar sehinggu diperlukan upaya penanggulangan. Pengelolaan penyakit untuk menanggulangi serangan penyakit tidak hanya memerlukan pengobatan tetapi juga pencegahan antara lain perlunya penggunaaan tanaman unggul yang tahan terhadap penyakit. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanaman sengon yang berasal dari Wamena diduga lebih toleran terhadap serangan karat tumor pada tingkat semai. Oleh karena itu, pengujian tingkat lapangan untuk membuktikan toleransi terhadap penyakit sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati serangan awal penyakit karat tumor pada tanaman sengon yang berasal dari berbagai provenan di plot uji resistensi tanaman sengon terhadap karat tumor di Candiroto, Jawa Tengah. Provenan yang digunakan berjumlah 6 provenan (5 provenan dari Papua dan 1 provenan dari Jawa). Seluruh tanaman diamati dan diberi skor berdasarkan gejala serangan karat tumor. Selanjutnya dihitung luas dan intensitas serangan.Luas serangan dihitung berdasarkan persentase jumlah tanaman yang terserang penyakit karat tumor sedangkan intensitas serangan dhitung dengan berdasarkan skor yang menyatakan derajat keparahan serangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 4 bulan, serangan karat tumor cukup tinggi pada seluruh provenan kemudian mengalami penurunan pada bulan ke-5 dan menurun lagi pada bulan ke-6. Pada awal penanaman luas serangan lebig dari 50%, bahkan luas serangan pada provenan 4 mencapai 80,5%. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tanaman umur muda lebih rentan terhadap serangan penyakit, namun demikian luas dan intensitas serangan penyakit semakin menurun sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Berdasarkan nilai luas dan intensitas serangan, pada umur muda, provenan dari Papua toleran dibandingkan dengan provenan lainnya, sedangkan provenan dari Jawa lebih rentan terhadap serangan penyakit karat tumor. Kata kunci: Falcataria moluccana, penyakit karat tumor, Uji provenan, Intensitas serangan, Luas Serangan 1. PENDAHULUAN Falcataria moluccana yang dikenal dengan nama sengon atau batai merupakan tanaman cepat tumbuh (fast growing species). Menurut Husaini (2010), sengon dapat dapat dipanen dalam waktu yang relatif singkat 5-8 tahun. Sengontidak memerlukan kondisi khusus dan dapat hidup pada berbagai kondisi tanah baik lahan yang subur maupun lahan marginal (Widyastuti et al., 2013). Sengon merupakan tanaman multiguna,semua bagian tanaman baik daun, akar dan batangnya dapat dimanfaatkan (Olivia dan Siregar, 2012). Kayu sengon digunakan untuk bahan baku pulp, kertas dan kayu lapis. Selain itu sengon juga dapat digunakan sebagai furniture dan kontruksi ringan. Kayu sengon banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat bingkai, hiasan interior, kemasan, kotak rokok, kotak cerutu, mainan, dan bahan baku rayon. Sengon pada umumnya ditanam untuk reboisasi dan perbaikan hutan untuk meningkatkan kesuburan tanah, daun-daun dan cabang-cabang kecil yang jatuh ketanah akan memberikan tambahan materi organik dan mineral untuk lapisan tanah. Daun sengon dapat juga digunakan untuk pakan ternak. Tanaman sengon juga dimanfaatkan untuk tanaman hias dan juga peneduh (Krisnawati et.al, 2011). Sengon banyak dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan industri kayu. Menurut Rahayu (2010) kebutuhan kayu sengon pada tahun 2009 di Indonesia masih mengalami kekurangan sebesar 1, 5 juta m 3 atau sekitar 40,34% dari pasokan yang ada. Sengon memiliki prospek untuk dikembangkan baik di hutan masyarakat maupun hutan milik industri. 48 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II ISSN: 2527-533X

Transcript of serangan awal penyakit karat tumor pada tanaman sengon di ...

SERANGAN AWAL PENYAKIT KARAT TUMORPADA TANAMAN SENGON

DI PLOT UJI PROVENAN SENGONCANDIROTO, JAWA TENGAH

1.Siti Husna Nurrohmah, 2. Liliana Baskorowati1,2.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bi-oteknologi Pemuliaan Tanaman Hutan

Email: [email protected]

AbstrakTanaman sengon merupakan salah tanaman cepat tumbuh (fast growing species) yang banyak ditanam masyarakat

karena seluruh bagian dari tanaman mempunyai manfaat dan bernilai ekonomis. Manfaat utama adalah kayunya yangdigunakan sebagai bahan baku utama untuk furniture dan kayu lapis. Oleh karena itu masyarakat banyak yangmembudidayakan sengon, namun sayangnya kebanyakan penanaman sengon dilakukan secara monokultur sehinggatanaman tersebut mudah terserang hama dan penyakit. Salah satu penyakit utama yang menyerang sengon adalah penyakitkarat tumor yang disebabkan oleh jamur Uromycladium falcatarium. Penyakit karat tumor telah menyerang tanaman sengondan menimbulkan kerugian yang cukup besar sehinggu diperlukan upaya penanggulangan. Pengelolaan penyakit untukmenanggulangi serangan penyakit tidak hanya memerlukan pengobatan tetapi juga pencegahan antara lain perlunyapenggunaaan tanaman unggul yang tahan terhadap penyakit. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanamansengon yang berasal dari Wamena diduga lebih toleran terhadap serangan karat tumor pada tingkat semai. Oleh karena itu,pengujian tingkat lapangan untuk membuktikan toleransi terhadap penyakit sangat diperlukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati serangan awal penyakit karat tumor pada tanaman sengon yang berasaldari berbagai provenan di plot uji resistensi tanaman sengon terhadap karat tumor di Candiroto, Jawa Tengah. Provenan yangdigunakan berjumlah 6 provenan (5 provenan dari Papua dan 1 provenan dari Jawa). Seluruh tanaman diamati dan diberiskor berdasarkan gejala serangan karat tumor. Selanjutnya dihitung luas dan intensitas serangan.Luas serangan dihitungberdasarkan persentase jumlah tanaman yang terserang penyakit karat tumor sedangkan intensitas serangan dhitung denganberdasarkan skor yang menyatakan derajat keparahan serangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 4 bulan, serangan karat tumor cukup tinggi pada seluruh provenankemudian mengalami penurunan pada bulan ke-5 dan menurun lagi pada bulan ke-6. Pada awal penanaman luas seranganlebig dari 50%, bahkan luas serangan pada provenan 4 mencapai 80,5%. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tanamanumur muda lebih rentan terhadap serangan penyakit, namun demikian luas dan intensitas serangan penyakit semakinmenurun sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Berdasarkan nilai luas dan intensitas serangan, pada umur muda,provenan dari Papua toleran dibandingkan dengan provenan lainnya, sedangkan provenan dari Jawa lebih rentan terhadapserangan penyakit karat tumor.

Kata kunci: Falcataria moluccana, penyakit karat tumor, Uji provenan, Intensitas serangan, Luas Serangan

1. PENDAHULUANFalcataria moluccana yang dikenal

dengan nama sengon atau batai merupakantanaman cepat tumbuh (fast growing species).Menurut Husaini (2010), sengon dapat dapatdipanen dalam waktu yang relatif singkat 5-8tahun. Sengontidak memerlukan kondisikhusus dan dapat hidup pada berbagai kondisitanah baik lahan yang subur maupun lahanmarginal (Widyastuti et al., 2013). Sengonmerupakan tanaman multiguna,semua bagiantanaman baik daun, akar dan batangnya dapatdimanfaatkan (Olivia dan Siregar, 2012).Kayu sengon digunakan untuk bahan bakupulp, kertas dan kayu lapis. Selain itu sengonjuga dapat digunakan sebagai furniture dankontruksi ringan. Kayu sengon banyakdimanfaatkan sebagai bahan untuk membuatbingkai, hiasan interior, kemasan, kotak rokok,

kotak cerutu, mainan, dan bahan baku rayon.Sengon pada umumnya ditanam untukreboisasi dan perbaikan hutan untukmeningkatkan kesuburan tanah, daun-daun dancabang-cabang kecil yang jatuh ketanah akanmemberikan tambahan materi organik danmineral untuk lapisan tanah. Daun sengondapat juga digunakan untuk pakan ternak.Tanaman sengon juga dimanfaatkan untuktanaman hias dan juga peneduh (Krisnawatiet.al, 2011). Sengon banyak dibudidayakanuntuk memenuhi kebutuhan industri kayu.Menurut Rahayu (2010) kebutuhan kayusengon pada tahun 2009 di Indonesia masihmengalami kekurangan sebesar 1, 5 juta m3

atau sekitar 40,34% dari pasokan yang ada.Sengon memiliki prospek untukdikembangkan baik di hutan masyarakatmaupun hutan milik industri.

48 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Namun demikian tanaman sengon banyakditanam secara monokultur sehinggamenyebabkan munculnya serangan hama danpenyakit (Triwaluyo dan Anggraini, 2000).Sistem budidaya yang monokultur rentanterhadap serangan organisme pengganggutanaman (OPT) (Widyaputra, 2007). Padaumumnya tanaman akan rentan terhadap hamadan penyakit penyakit seperti pengerek batang,dumping off, dan karat tumor (Olivia danSiregar, 2012). Penyakit karat tumor adalahsalah satu penyakit berbahaya yang menyerangsengon. Serangan penyakit karat tumor diIndonesia, pertama kali dilaporkan terjadi diMaluku pada tahun 1996 tepatnya di PulauSeram (Anggraini, 2006). Pada tahun 1998,tanaman sengon di Timor-Timur yangberfungsi sebagai penaung perkebunan kopijuga telah terserang penyakit karat tumorbahkan serangan mencapai 90% (Old danCristovao, 2003). Penyakit karat tumordisebabkan oleh jamur Uromycladiumfalcatarium (Dongsa-ard et al., 2015) dan telahmenjadi epidemi terutama di Pulau Jawa. DiProvinsi Jawa Timur epidemi penyakit karattumor terjadi pada tahun 2006, penyakitmenyebar di seluruh Jawa Timur meliputiBanyuwangi, Jember, Probolinggo, Pasuruan,Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Kediri,Malang, Pacitan. Pada tahun 2007 telahdilakukan survey yang menunjukkan penyakitkarat tumor menyebar di Temanggung.Selanjutnya pada tahun 2008, penyakit karattumor telah ditemukan di daerah Purwokerto,Banyumas dan Banjarnegara, Jawa Tengah(Rahayu, 2010). Penyakit karat tumormenyerang tanaman sengon pada semuatingkat pertumbuhan baik semai, tanamanmuda maupun tanaman dewasa (Rahayu et.al,2009). Dampak penyakit karat tumor dapatmenghambat pertumbuhan bahkan mematikantanaman sengon. Epidemi penyakit karattumor yang terjadi di Pulau Jawa merupakanancaman bagi produktifitas kayu sengon(Rahayu, 2008). Oleh karena itu perlunyapengelolaan penyakit pada sengon baik dipersemaian maupun di lapangan. Munculnyapenyakit merupakan hasil interaksi antarainang, patogen dan lingkungan (segitigapenyakit). Penyakit dapat terjadi pada inang(tanaman) yang rentan, patogen yang bersifatvirulen didukung oleh lingkungan yang sesuaibagi patogen sehingga penyakit berkembangdengan baik. Oleh karena itu pengelolaanpenyakit dapat dilakukan dengan

menghilangkan atau mengurangi inokulum,memodifikasi lingkungan sehingga tidakmendukung perkembangan patogen danpenyakit, dan meningkatkan ketahanantumbuhan terhadap penyakit. Inang dapatdilindungi dari patogen dengan cara seleksiatau pemuliaan tanaman yang secara genetiktahan atau toleran terhadap patogen spesifik(Widyastuti dkk., 2005).

Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan(BBPPBPTH) telah membangun kebun ujiprovenan sengon di Candiroto, Jawa Tengahyang mana disekitarnya banyak tanamansengon yang terserang karat tumor. Kebunsengon ini dimaksudkan untuk plot ujiresistensi sengon terhadap karat tumor. Sengonyang yang ditanam berasal dari Papua danJawa. Hasil penelitian di persemaianmenunjukkan bahwa provenan dari Papuayaitu provenan Wamena bersifat lebih toleranterhadap penyakit karat tumor dibandingprovenan-provenan yang berasal dari Jawa(Baskorowati dan Nurrohmah, 2011).Demikian pula penelitian yang dilakukan olehRahayu et.al (2009) juga menunjukkan bahwasemai sengon dari Wamena terinfeksi karattumor lebih rendah dibanding sengon yangsumber benihnya dari daerah lain. Selanjutnyaperlunya dilakukan penanaman sengon yangberasal dari beberapa provenan terutamaprovenan yang berasal dari Papua di lapangan.Penelitian ini bertujuan untuk mengamatiserangan awal penyakit karat tumor yangditanam di lapangan yaitu pada tanamansengon yang berumur 4 - 6 bulan di Candiroto,Jawa Tengah.

2. METODE PENELITIAN2.1. Lokasi dan Design Penelitian

Penelitian dilakukan di plot uji resistensisengon yang dibangun di Candiroto denganluas 1 hektar. Plot uji resitensi sengondirancang menggunakan Square Plot Designdengan jumlah replikasi 5 ulangan (blok). Tiapblok terdiri dari 6 provenan (5 provenan dariPapua dan 1 provenan dari Jawa) dengan jaraktanam 3x2 m. Blok 1, 2, dan 3 dengan ukuransquare 7x7 (49 pohon) sedangkan blok 4 dan 5dengan ukuran 6x6 (36 pohon). Daftarprovenan yang ditanam di Candiroto dapatdilihat pada tabel 1.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 49

ISSN: 2527-533X

Tabel 1. Daftar provenan yang ditanam di plotuji resitensi sengon di Candiroto, JawaTengah

Setelah penanaman sengon, dilakukanpengamatan secara periodik terutamapengamatan serangan penyakit denganmelakukan skoring/penilaian. Pengamatanpertama dilakukan setelah 3 bulan penanamanyaitu pada umur 4-6 bulan. Skor yangdigunakan adalah sebagai berikut (Rahayu,2010):

skor gejala

0 Tanaman sehat, tidak ada gejala

1 Gejala awal, ada infeksi, pucukmelengkung dan kaku

2 Pucuk melengkung dan kaku, adagaris putih atau coklat muda padapucuk, tangkai daun dan atau batang

3 Terdapat gall pada tangkai daun, ataupucuk daun

4 Terdapat gall pada pucuk dan ataubatang

5 Semai mati, kering

2.2. Analisa DataSelanjutnya berdasarkan hasil

pengamatan dan skoring penyakit padatanaman sengon , dihitung luas serangan danintensitas serangan dengan rumus berikut ini(Chester, 1959 dan Lestari et.al, 2013)LS = (n)(N) x 100%

IS =( ) ( ) ........( )

N X Zx 100%

Keterangan :LS = Luas seranganIS =Intensitas serangann = Jumlah tanaman terserangN =Jumlah seluruh tanamann0- n5 = Jumlah tanaman dengon

skor a-zZ0- Z5 = SkorZ = Skor maksimal

Selanjutnya juga dibuat peta sebaran penyakitkarat tumor selama 3 bulan. Peta sebarandibuat berdasarkan hasil pengamatan yangmenunjukkan serangan penyakit karat tumorpada tanaman sengon selama 3 bulan.Pembuatan peta dilakukan denganmenggunakan peta desain penelitian plot ujiresitensi sengon Candiroto (gambar 1 dan 2).

No Provenan

1 Wamena A (Hobikosi, Holima,Elaigaima, Pyramid,Muliama bawah,dan Meagama)

2 Wamena B ( Waga-waga, Siba)3 Nabire (Nifasi, Worbag, Maidi)4 Manokwari (Warmare, Yonsoribo)5 Serui (Wadapi, Menawi)6 Jawa

50 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Gambar 1. Peta penanaman sengon di kebun uji provenansengon di Candiroto, Jawa Tengah

Gambar 2. Peta letak blok pada penanaman sengon di kebun uji provenansengon di Candiroto, JawaTengah

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 51

ISSN: 2527-533X

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Plot uji provenan sengon yang dibangun diCandiroto terdiri atas 5 blok yang disusun olehtanaman sengon yang berasal dari 6 provenan(5 provenan dari Papua dan 1 provenan dariJawa). Plot uji ditanam pada lokasi denganepidemi karat tumor dimana, tanaman sengondi daerah Candiroto diketahui telah banyakyang terserang penyakit karat tumor.Disekeliling areal uji dijumpai sengon-sengonyang telah terserang penyakit karat tumorsehingga diasumsikan menjadi sumberinokulum penyakit yang akan menulari secaraalami terhadap tanaman di plot uji.

Hasil pengamatan awal menunjukkanbahwa sengon-sengon di plot uji provenanjuga telah diserang penyakit karat tumor.Pengamatan awal dilakukan pada tanamansengon umur 4-6 bulan. Hasil pengamatanpada umur 4 sampai 6 bulan dapat dilihat padagambar 3, 4 dan 5. Pada gambar 3 tampakbahwa serangan karat tumor pada plot ujiprovenan sengon di Candiroto, Jawa Tengahcukup tinggi dengan nilai serangan diatas 50% yaitu dengan kisaran 59.6 -80.5 %. Hal inimenunjukkan bahwa serangan karat tumorsudah meluas. Berdasarkan nilai luas danintensitas serangan dapat dilihat seberapa luastanaman telah terserang dan juga tingkatkeparahannya dengan melihat tabel2 .

Tabel 2. Status serangan karat tumorberdasarkan luas dan intensitas seranganpenyakit (Chester, 1959)

Nilai luasserangan

Status luasserangan

Nilaiintensitasserangan

Statusintensitasserangan

<10% jarang 0% Nol, tidak ada

10 - <25% sedikit <25% rendah

25 - <50% sedang 25 - <50% Sedang/medium

50 - <75% luas 50 - <75% parah

>75% Sangat luas 75-100% Sangat parah

Berdasarkan tabel 2, seluruh provenan diplot uji provenan sengon, Candiroto, JawaTengah pada umur 4 bulan telah terserangpenyakit karat tumor bahkan provenan 4 yaitu

provenan dari Manokwari menunjukkan luasserangan tertinggi mencapai 80.5 % (termasukkategori sangat luas). Pada umur 4 bulanserangat karat tumor telah menyerang dantersebar pada tanaman sengon. Hal inimenunjukkan pada umur 4 bulan, tanamansengon baik dari Papua maupun Jawa cukuprentan terhadap serangan penyakit karattumor. Hal tersebut juga nampak dari nilaiintensitas serangan yang berkisar antara 24-33% sudah termasuk kategori sedang (medium).

Pada gambar 4 terlihat bahwa serangankarat tumor pada sengon berumur 5 bulanmengalami penurunan yang cukup besardengan kisaran luas serangan menjadi 39- 49.7% (termasuk kategori sedang). Begitu puladengan nilai intensitas serangan menjadi 12.5- 20 % (termasuk kategori rendah). Serangankarat tumor pada sengon umur 6 bulan tidakterlalu berbeda jauh dengan sengon umur 5bulan namun tetap terjadi penurunan yaitudengan luas serangan berkisar 27.2 - 49.8%(kategori sedang) sedangkan intensitasserangan cenderung tetap dengan kisaran 11.1- 20 % (kategori rendah).

Berdasarkan gambar 3, 4 dan 5 , tanamansengon di Candiroto baik dari Papua maupunJawa telah terserang oleh jamur U. falcatariumdengan kecenderungan luas serangan lebihtinggi dari pada intensitas serangan. Luasintensitas serangan banyak digunakan dalampengukuran perkembanganpenyakit(Widyastuti dkk., 2005). Luas serangan hanyamenunjukkan jumlah pohon yang terserangpenyakit dalam suatu area atau dalam jumlahtertentu sementara intensitas serangan penyakitmenunjukkan tingkat keparahan serangan padasuatu populasi. Nurhayati (2011) menyatakanbahwa luas serangan (disease incidence)adalah persentase jumlah tanaman yang sakitdari seluruh tanaman yang diamati sedangkanintensitas serangan (disease severity) lebihmenujukkan pada tingkat keparahan penyakit.Pada umumnya luas dan intensitas seranganakan berkorelasi positif (Baskorowati et. al ,2012) jika luas serangan naik maka intensitasserangan juga akan meningkat.

52 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Gambar 3. Luas dan intensitas serangan penyakit karat tumor pada umur 4 bulan di plot ujiprovenan, Candiroto, Jawa Tengah

Gambar 4. Luas dan intensitas serangan penyakit karat tumor pada umur 5 bulan di plot ujiprovenan, Candiroto, Jawa Tengah

Gambar 5. Luas dan intensitas serangan penyakit karat tumor pada umur 6 bulan di plot ujiprovenan, Candiroto, Jawa Tengah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6

SE

RA

NG

AN

KA

RA

T T

UM

OR

(%)

PROVENAN

Luasserangan

intensitasserangan

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6

SER

AN

GA

N K

AR

AT

TU

MO

R(%

)

PROVENAN

Luasserangan

Intensitasserangan

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6

SER

AN

GA

N K

AR

AT

TU

MO

R(%

)

PROVENAN

Luasserangan

Intensitasserangan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 53

ISSN: 2527-533X

Meningkat dan menurunnya seranganpenyakit karat tumor tidak lepas darikombinasi beberapa faktor yaitu patogenjamurU. falcatarium,inang dan lingkungan(Rahayu,2010). Keberhasilan patogen dalammenginfeksi tanaman tergantung dari jumlah,dan tingkat virulensi. Kondisi inang biasanyadipengaruhi oleh faktor genetik, tanaman yangyang resistenakan memiliki mekanismeketahanan akan menunjukkan tingkatketahanan terhadap serangan hama danpenyakit yang lebih tinggi . Oleh karena itusalah satu pengendalian hama dan penyakitdapat dilakukan antara lain denganmenggunakan benih tanaman yang asal-usulnya jelas yang tidak hanya memilikipertumbuhan bagus tetapi juga tahan terhadapserangan hama dan penyakit (Baskorowati danNurrohmah, 2011).

Luas dan intensitas serangan penyakitkarat tumor sangat dipengaruhi oleh berbagaimacam faktor, baik faktor genetik yangdibawa oleh benih sengon yang berasal dariinduk yang mempunyai ketahanan genetikmaupun dari faktor lingkungan yang ekstrimterhadap serangan penyakit karat tumor.Menurut Baskorowati et. al (2012) variasi asalsumber benih menyebabkan perbedaan atauvariasi pada kemampuan tanaman bertahanterhadap serangan penyakit. Faktor lingkunganyang mempengaruhi penyebaran penyakitkarat tumor antara lain suhu, kabut,kelembaban relatif, kecepatan angin, intensitassinar matahari, intensitas naungan, ketinggiantempat, derajat kelerengan dan arah lereng.Penyakit karat tumor sangat mudah menyebardan menginfeksi pohon lainnya karena sporajamur U. falcatrium sangat mudah terbawaoleh angin, didukung oleh lingkungan yanglembab maka spora tersebut akan mudahberkecambah dan menginfeksi pohoninangnya. (Rahayu, 2010)

Penyakit karat tumor sangat mudahtersebar karena menurut Rahayu (2010),jamur penyebab karat tumor yaitu U.falcatriumhanya memerlukan satu inang sajauntuk menyelesaikan siklus hidupnya. Jamurini menghasilkan teliospora (spora yang aktif)yang mudah diterbangkan oleh angin sehinggamudah menular pada tanaman lain. Penyakitkarat tumor menyerang tanaman pada seluruhtingkat pertumbuhan baik biji, semai, tanamanmuda hingga tanaman dewasa. Gejala utamaserangan penyakit karat tumor pada tanamansengon di plot uji resistensi sengon di

Candiroto, Jawa Tengah adalah terbentuknyagall atau tumor pada tanaman bisa pada bagianranting, cabang maupun batang (gambar 6).Menurut Rahayu (2010),gall ini terbentukkarena jamur karat menghasilkan hormon yangmenyebabkan pertumbuhan sel yang abnormalyaitu jumlah dan ukuran yang besar(hyperplasia dan hypertrofi). Pembentukangall atau tumor tidak selalu muncul, tapibiasanya gall pada batang lebih mematikankarena menyebabkan tanaman patah. galldapat terbentuk baik pada ranting,cabangataupun batang namun kebanyakan dijumpaipada cabang atau ranting kecil. Gall kecil padakanopi tidak terlalu berdampak padapertumbuhan tetapi dapat menjadi sumberinokulum yang potensial.

Gambar6. Beberapa gall/ tumor yangdijumpaipada plot uji provenan sengon,Candiroto, Jawa Tengah (A)gallpada ranting tanaman sengon umur4 bulan, (B) gall padabatangsengon muda umur 5 bulan yangdiameternya lebih besar dari batangtanaman, (C) gall dengan sporaaktif berwarna merah kecoklatanpada sengon umur 6 bulan.

Berdasarkan perhitungan luas danintensitas serangan tanaman, tampak bahwapenyakit karat tumor menyerang baik tanamanumur 4, 5 maupun 6 bulan. Menurut OliviaSiregar (2012) dan Rahayu (2010) penyakitkarat tumor menyerang sengon pada semuastadium pertumbuhan dari semai hinggatanaman dewasa. Rahayu (2010)menambahkan bahkan karat tumor dapatmenginfeksi biji. Namun demikian infeksijamur U. falcatriumini lebih banyak terjaditanaman yang masih muda.

A B

C

54 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Gambar 7. Luas serangan sengon dari berbagai provenan pada umur 4-6 bulan di plot uji provenansengon, Candiroto, Jawa Tengah

Gambar 8. Intensitas serangan sengon dari berbagai provenan pada umur 4-6 bulan di plot ujiprovenan sengon, Candiroto, Jawa Tengah

Gambar 7 dan 8, memperlihatkan serangankarat tumor terluas dan terparah terjadi padatanaman usia 4 bulan. Selanjutnya secaraumum diketahui seiring bertambahnya umurtanaman luas serangan juga menurun. MenurutRahayu (2010); Widyaputra (2007) sengonmuda lebih rentan serangan karat tumor.Bahkan Rahayu (2009); Syakirin (2014)menyatakan bahwa gejala penyakit karattumor yang muncul pada tanaman dewasakemungkinan adalah hasil infeksi yang terjadiketika tanaman masih muda.

Hal ini juga nampak pada gambar 9, 10dan 11.Pada gambar 9 tampak pada umur 4bulan sebagian tanaman sengon di plot uji

resitensi terserang penyakit karat tumordengan gejala awal yaitu kaku pada pucukserta nampak adanya garis berwana putih yanglama-lama berubah menjadi kecoklatan.Namun tanaman yang menunjukkan gejalakarat tumor parah yaitu munculnya gall padaranting, cabang ataupun batang hanyabeberapa tanaman saja. Perkembanganselanjutnya jumlah tanaman yangmenunjukkan gejala serangan penyakitmengalami penurunan pada umur 5 bulan(gambar 10) dan menurun lagi (gambar 11)namun sebaliknya jumlah tanaman dengan galljustru semakin banyak.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6

Lua

s se

aran

gan

(%)

Provenan

umur 4 bulan

umur 5 bulan

umur 6 bulan

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6

Inte

nsita

s se

rang

an (

%)

Provenan

umur 4 bulan

umur 5 bulan

umur 6 bulan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 55

ISSN: 2527-533X

Keterangan:

tanaman sehat

tanaman menunjukkan gejala karat tumortanaman sengon yang terdapat gallkosong/tanaman sengon mati

Gambar 9. Peta sebaran penyakit karat tumor pada tanaman sengon umur 4 bulan di plot uji resistensi sengon, Candiroto, Jawa tengah

39 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 138 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

37 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

36 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

35 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

34 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

32 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

31 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

30 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

29 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

28 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

27 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

26 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

25 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

24 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

23 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

22 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

21 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

19 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

18 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

17 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

16 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

15 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

14 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

13 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

12 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

11 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

10 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

9 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

8 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

6 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4col 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

56 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Keterangan:

tanaman sehat

tanaman menunjukkan gejala karat tumortanaman sengon yang terdapat gallkosong/tanaman sengon mati

Gambar 10. Peta sebaran penyakit karat tumor pada tanaman sengon umur 5 bulan di plot uji resistensi sengon, Candiroto, Jawa tengah

ROW39 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

38 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

37 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

36 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

35 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

34 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

32 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

31 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

30 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

29 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

28 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

27 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

26 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

25 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

24 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

23 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

22 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

21 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

19 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

18 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

17 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

16 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

15 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

14 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

13 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

12 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

11 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

10 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

9 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

8 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

6 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 b 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4ROW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 57

ISSN: 2527-533X

Keterangan:

tanaman sehat

tanaman menunjukkan gejala karat tumortanaman sengon yang terdapat gallkosong/tanaman sengon mati

Gambar11. Peta sebaran penyakit karat tumor pada tanaman sengon umur 4 bulan di plot uji resistensi sengon, Candiroto, Jawa tengah

row

39 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

38 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 137 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

36 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 135 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

34 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

32 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

31 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

30 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

29 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

28 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

27 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

26 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

25 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

24 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

23 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

22 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2

21 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

20 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

19 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

18 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

17 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

16 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

15 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3

14 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

13 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

12 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

11 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

10 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

9 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

8 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5

7 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

6 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4

1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4ROW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

58 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Secara umum hasil perhitungan luas danintensitas serangan menunjukkan seranganpenyakit karat tumor menurun seiring denganumur tanaman. Bahkan provenan 4 dariManokwari menunjukkan luas serangantertinggi yang kemudian menurun drastis padabulan-bulan berikutnya. Hal ini menunjukkanbahwa ada tanaman-tanaman yang awalnyaterserang banyak tetapi memiliki mekanismeketahanan sehingga sembuh atau pulih dariserangan penyakit atau dapat pula terjadipenurunan jumlah inokulum di arealpenanaman. Hal ini ditunjukkan oleh sebagianbesar provenan dari Papua yaitu provenannomor 1, 3, 4 dan 5. Namun sebaliknya hasilberbeda ditunjukkan oleh beberapa provenanyaitu provenan nomor 2 (Wamena B) dan 6(Jawa) yang justru menunjukkan adanyakenaikan intensitas serangan penyakit.Kenaikan yang cukup nampak terjaditerutama pada provenan 6 ( Jawa) baik darinilai luas maupun intensitas serangan. Hal inijuga didukung dengan nilai luas serangan yangcenderung menurun namun nilai intensitasserangan yang cenderung tetap atau malahnaik. Dengan demikian ada kecenderungantanaman yang terinfeksi dengan kondisi yangsemakin memburuk atau semakin parah.Dengan demikian nampak adanya tanamansengon yang menunjukkan sifat lebihtoleran/resisten ataupun lebih rentan terhadappenyakit karat tumor.

Menurut Smith (1989) sifat resistensitanaman terhadap hama dan penyakit bersifatrelatif yang artinya tanaman bukan bebas samasekali dari serangan hama penyakit. Sifatresistensi bersifat genetis dan diturunkan darigenerasi kegenerasi sehingga tanamanmemiliki kemampuan bertahan hidup danmencegah kerusakan yang lebih parah akibatserangan hama penyakit dengan mekanismetertentu. Tanaman sengon yang tahan terhadappenyakit memiliki gen untuk menghambatpatogen sementara keganansan patogenditentukan oleh sifat virulen. Tanaman yangtahan dan patogen yang tidak virulen dapatmenjadi kombinasi bagus untuk mencegahperkembangan penyakit sehingga tanamanyang terserang tidak mengalami kerusakanyang parah atau bahkan tidak terinfeksi samasekali (Baskorowati dan Nurrohmah, 2011).Salah satu gen yang berperan dalam ketahanantanaman terhadap serangan penyakit antaralain adanya dua alel pada satu lokus yangmenentukan auxotrophy (kebutuhan tambahan

zat makanan) dan prototrophy (tidak perlutambahan zat makanan) yang mekanismenyaadalah jika suatu bagian tanaman sengonsudah terserang penyakit karat tumor makatanaman tersebut secara otomatis akanmengaktifkan alel gen protothropy (tidak pertutambahan makanan) sehingga tidak ada suplaitambahan makan ke bagian tanaman yangterinfeksi . Oleh karena itu patogen tidak dapatberkembang sehingga kerusakan penyakit padatanaman tidak terlalu parah (Crowder, 2006)Serangan penyakit terjadi karena patogen yangvirulen, inang yang rentan dan lingkunganyang mendukung perkembangan penyakit(Widyastuti, 2005).

Menurut Rahayu (2008),Berdasarkan nilaiintensitas serangan penyakit, sengon dapatdikategorikan tingkat resistensinya (tabel 3).Tabel 3. Kategori resisten pada tanaman

sengon berdasarkan nilaiintensitas serangan karat tumoryang disebabkan oleh U.tepperianum (Rahayu, 2008)

Intensitasserangan/mortalitas

(%)

Kategori

0 - ≤ 20 Sangat resisten20 - ≤ 40 resisten40 - ≤ 60 Rata-rata60 - ≤ 80 rentan80 - ≤ 100 Sangat rentan

Berdasarkan tabel 3, semua provenan baik dariJawa dan Papua pada umur 4-6 bulan masihtermasuk kategori resisten dan sangat resisten.Namun jika dilihat dari nilai luas danintensitas serangan masing-masing provenanada kecenderungan bahwa provenan dariPapua memang lebih toleran dibandingkanprovenan dari Jawa.

Hal ini didukung pula dari hasilperhitungan luas dan intensitas serangan(gambar 6 dan 7), ada kecenderunganprovenan Papua lebih toleran dibandingprovenan dari Jawa meskipun ada provenannomor 2 mengalami kenaikan tingkatserangan. Pada gambar 7 , nampak provenan 6menunjukkan luas dan intensitas seranganyang cenderung naik bahkan intensitasseranganya pada bulan ke-6 adalah yang

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 59

ISSN: 2527-533X

tertinggi dibandingkan provenan lainnya. Hasilpenelitian sebelumnya juga menunjukkanbahwa provenan dari Papua lebih tahanterhadap serangan penyakit karat tumor.Menurut Rahayu (2010) benih yang berasaldari Papua terutama Wamena lebih sedikitterserang karat tumor, Baskorowati danNurrohmah (2011) juga menambahkan bahwapada tingkat semai, provenan dari Papua yaituElaigama dan Hubikosi menunjukkan lebihtoleran terhadap karat tumor. Penelitiansengon yang dilakukan Charomaini dan Ismail(2008 di Kediri juga menunjukkan bahwaseluruh tanaman terserang karat tumor namunada beberapa tanaman yang tidak terserangyaitu beberapa provenan dari Papua .Provenan sengon dari Jawa lebih rentanterhadap serangan karat tumor karenamemiliki kenakaragaman genetik yangrendahm(Seido dan Widyatmoko, 1993;Suharyanto dkk., 2002). Keragaman genetikyang rendah ini berpotensi menjadikantanaman rentan terhadap serangan penyakit.

Perbedaan tingkat luas dan intensitasserangan penyakit karat tumor tersebutmenunjukkan bahwa setiap provenanmempunyai ketahanan yang berbeda-beda.Ketahanan tanaman terhadap penyakit karattumor ditentukan oleh tingkat keanekaragamangenetik pada tanaman tersebut.Tanaman yangmemiliki keanekaragaman genetik tinggi akanmemiliki kemampuan beradaptasi terhadapperubahan lingkungan maupun iklim dan jugamampu melawan serangan hama dan penyakit.Oleh karena itu, keanekaragaman yang tinggipada tanaman adalah sangat pentingdiperlukan oleh suatu populasi untukmempertahankan jenisnya dari generasi kegenerasi berikutnya. Keanekaragaman genetikberguna dalam rangka mengembangkan sifattanaman yang resisten terhadap berbagai jenispenyakit (Darwianti, 2008). Keanekaragamangenetik yang rendah menyebabkan tanamanlebih mudah terserang penyakit (Baskorowatiet.al,2012) dan sebaliknya kenakaragamanyang tinggi berpengaruh pada kemampuantanaman untuk beradaptasi . variasi genetikyang tinggi akan menghasilkan tanaman yangresiten terhadap kondisi lingkungan yangekstrem ataupun serangan hama dan penyakit(Olivia dan Siregar, 2012).

Oleh karena itu variasi genetik yangtinggi diperlukan untuk meningkatkankemampuan tanaman dalam menghadapiserangan hama dan penyakit. Salah satu cara

untuk meningkatkan atau memeliharavariabilitas genetik adalah dengan kegiatanpemuliaan. Salah satunya adalah denganmelakukan seleksi untuk memperoleh kutivaryang unggul (Olivia dan Siregar, 2012).Dengan demikian perlu dilakukan kegiatanpemuliaan tidak hanya uji provenan tetapi jugauji keturunan yang berkelanjutan untukmemproleh informasi tanaman sengon yangtahan terhadap karat tumor.

4. SIMPULAN, SARAN, DANREKOMENDASIPenyakit karat tumor telah menyerang

tanaman sengon di plot uji resistensi sengon,candiroto Jawa Tengah. Pada usiamuda,tanaman lebih rentan terhadap seranganpenyakit karat tumor. Provenan dari Papuacenderung lebih toleran terhadap penyakitkarat tumor dibandingkan provenan dari Jawa.Penelitian Penelitian berkesinambungan harusterus dilakukan dalam rangka menghasilkantanaman sengon unggul tidak hanya tinggi danberdiameter besar tetapi juga tahan terhadapserangan hama dan penyakit. Selain itu dalamrangka menanggulangi serangan penyakit karattumor, salah satunya adalah denganmenggunakan benih sengon unggul yang jelasasal usulnya.

5. DAFTAR PUSTAKABaskorowati, L. dan Nurrohmah, S. H. Variasi

Ketahanan Terhadap penyakit KaratTumor Pada Sengon Tingkat Semai.2011. Jurnal Pemuliaan Tanaman HutanVol. 5 No. 3, hal 129-138

Baskorowati, L., M. Susanto, Charomaeni.2012. Genetic Variability in Resistance ofFalcataria moluccana(Miq.) Barneby & J.W. Grimes to Gall Rust Disease. Journalof Forestry Research Vol. 9 No 1. p:1-9.

Charomaini, M dan Ismail, B. 2008. IndikasiAwal Ketahanan Sengon (Falcatariamoluccana) Provenan Papua terhadapJamur Uromycladium tepperianumPenyebab Penyakit Karat Tumor (GallRust). Jurnal Pemuliaan Tanaman HutanVol. 2 No. 2, hal: 31-39

Chester, K.S.,1959. How Sick is the Plant.J.G.H. Horsfall and A. diamonds eds.,Plant Pathology vol : 1. New York:Academic Press, Inc, New York

60 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

ISSN: 2527-533X

Dianing Eka Puspitasari. Analisis Protein Target Senyawa Alami Anti Aging Flavan-3-ol

Crowder, L.V. 2006. Genetika Tumbuhan.Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress.

Dongsa-ard C, McTaggart AR, Geering ADW.2015. Uromycladium falcatarium sp.Nov., the cause of gall rust onParaserianthes falcataria in south-eastAsia. Australasian Plant Pathology 44(1):25-30.

Haruni, K; Varis, E., Kallio, M; and Kanninen,M. 2011. Paraserianthes falcataria (L.)Nielsen, Ecology, Silvicuture andProductivity. CIFOR: Bogor.

Lestari, P, ; Rahayu, S and Widyatno. 2013.Dynamics of Gall Rust Disease onSengon (Falcataria moluccana) inVarious Agroforestry Patterns. ProcediaEnvironmental Sciences 17, p: 167-171

Nurhayati. 2011. Epidemiologi PenyakitTumbuhan. Penerbit PercetakanUniversitas Sriwijaya: Palembang

Old, K.M.and Cristovao, C. D.S. 2003. A RustEpidemic of the Coffe Shade Tree(Paraserianthes falcataria) in EastTimor. ACIAR Proceedings no.113,Canberra, Australia, p: 139-145

Rahayu, S. 2008. Penyakit Karat Tumor PadaSengon (Falcataria moluccana (Miq.)Barneby & J.W. Grimes). MakalahWorkshop Penanggulangan SeranganKarat Puru pada Tanaman Sengon, BalaiBesar Penelitian Bioteknologi danPemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta.

Rahayu, S., Lee, S., S and Noor Aini, A. S.and Shaleh, G. 2009. Responses ofFalcataria moluccana seedlings ofDifferent Seed Sources to Inoculationwith Uromycladium tepperianum. SivaeGenetica Vol. 58. P: 62-67

Rahayu, S., Lee, S., S and Noor Aini, A. S.2010. Uromycladium tepperianum,The gall Rust Fungus From Falcatariamoluccana in Malaysia and Indonesia.Mycoscience. Pp 149-153

Rahayu, S. 2010. Pelatian Penyakit KaratTumor pada Sengon danPengelolaannya. Yogyakarta: FakultasKehutanan UGM.

Seido, K and Widyatmoko, A.Y.P.B.C.1993. Genetic Variation at FourAllozyme Loci in Paraserianthesfalcataria at Wamena in Irian Jaya.

Forest Tree Improvement ProjectTechnical Report. Yogyakarta.

Suharyanto, Rimbawanto, A. and Isoda, K.2002. Genetic Diversity andRelationship Analysis onParaserianthes falcataria Revealed byRAPD Marker. In A. Rimbawanto andM. Susanto (eds.). ProceedingsInternational Seminar “Advances inGenetic Improvement of Tropical TreeSpecies”. Centre for ForestBiotechnology and Tree Improvement.Yogyakarta. Indonesia.

Syakirin, A.M. 2014. Tingkat Keparahandan Intensitas Penyakit Karat TumorTegakan Sengon (Paraserianthesfalcataria (L.) Nielsen pada HutanRakyat di Bogor. Skripsi.IPB

Triwaluyo, T.H., dan I. Anggraeni. 2000.Hama dan Penyakit Hutan. DiktatStandar Diklat Wirawana (ForestRanger). Pusdiklat Kehutanan danPerkebunan. Bogor

Widyastuti, S.M, Harjono and Surya,Z.A,.2013. Initial Infection ofFalcataria moluccanaLeaves andAcacia mangium Phylodes byUromycladium tepperianum Fungi inaLaboratory Trial. JMHT Vol.XIX (3),p: 187-193

Widyastuti, S.M, Sumardi danHarjono.2005. Patologi Hutan.Gadjah Mada University Press

Wiryadiputra, S. 2007. Epidemi PenyakitKarat Tumor pada Sengon(Paraserianthes falcataria) di JawaTimur, Indonesia. Jurnal IlmuKehutanan Vol. I No.1. hal: 31-39

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 61

ISSN: 2527-533X