pengalaman proses berduka pada individu dewasa awal
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengalaman proses berduka pada individu dewasa awal
PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL
YANG TELAH KEHILANGAN ORANG TUANYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Novita P. Tambunan
NIM : 089114007
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU
DEWASA AWAL YANG KEHILANGAN ORANG TUANYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Novita P. Tambunan
NIM : 089114007
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Good things comes to those who wait –mama
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala
hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam
pengetahuan -1 Kor 1 : 4
Saya persembahkan skripsi ini kepada,
Papa dan Mama yang tidak pernah berhenti berdoa
Kepada kedua adikku, Yohanes dan Joshua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
EXPERIENCE OF GRIEF PROCESS ON EARLY ADULTHOOD
WHO LOSS THEIR PARENT
Novita P. Tambunan
ABSTRACT
This research aims to know about the experience of grief that happened to individual that
left by their parent. This topic is worth studied because some of research did not discussed experience of grief variety. The previous research only uses one subject. These findings are not
good enough because it did not give variety of grief experience that is different in each person.
This study use qualitative method, narrative analysis. The subjects of this study are five people and
the data was collected by interviewing the subjects. Five phase of grief that they have through are
shock, awareness of loss, conservation and need of withdrawal, healing and renewal, even some
subjects cannot pass those phase. According to data analysis, it is shown that some subjects
passed that phase randomly and the other passed the phase chronologically. In the end, varieties
grief process could give turning point to those subjects. Through this study, we could find two
structure of narrative that is progressive and stable.
Keywords: grief, parents, phase of grief, death of parents, grief on child
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL
YANG KEHILANGAN ORANG TUANYA
Novita P. Tambunan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengalaman berduka yang dialami
oleh individu yang ditinggal oleh keluarganya. Hal ini menarik karena beberapa penelitian yang
telah diadakan kurang membahas pengalaman berduka secara beragam. Penelitian sebelumnya
melihat pengalaman berduka seorang anak karena kematian orang tua, akan tetapi penelitian
tersebut hanya menggunakan satu subjek. Hal ini dirasa kurang memadai karena tidak memberikan
keberagaman pengalaman berduka yang tidak sama pada setiap individunya. Penelitian ini
dilakukan dengan metode kualitatif narasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang dan data diambil dengan menggunakan wawancara. Lima fase berduka yang dilalui oleh para subjek
adalah shock, awareness of loss, conservation and the need to withdrawal, healing dan renewal,
meskipun tidak semua subjek melalui kelima fase tersebut. Dari analisa data dapat dilihat bahwa
kelima subjek menjalani fase secara tidak berurutan dan subjek lainnya menjalani fase secara
berurutan. Proses berduka yang beragam pada akhirnya mampu memberikan titik balik kepada
para subjek. Selain itu dari kelima subjek ditemukan pula dua struktur narasi yaitu struktur narasi
progresif dan struktur narasi stabil.
Kata Kunci : berduka, orang tua, fase berduka, kematian orang tua, duka pada anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya
lah penelitian yang berjudul Pengalaman Berduka Pada Individu Dewasa Awal
Yang Kehilangan Orang Tuanya dapat selesai dan diajukan sebagai salah satu
syarat untuk mendapat gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam penyelesaian penelitian ini banyak orang yang membantu dengan
berbagai cara dan bentuk. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Alm. ibu Dr. Christina Siwi Handayani, yang telah menjadi dosen
pembimbing akademik saya sedari semester awal hingga beliau menutup
usia. Terima kasih atas semangat dan dorongan yang telah ibu berikan
selama ini.
3. Ibu Dr.Tjipto Susana, selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih atas
kesediaan dan kesabaran ibu dalam membimbing saya sampai penelitian
ini selesai.
4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. S dan ibu Agnes Indar Etikawati, M.
Si, Psikolog selaku dosen penguji.
5. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
6. Staff sekretariat Fakultas Psikologi Mas Gandung dan Bu Nanik, terima
kasih atas bantuannya selama ini. Terima kasih Mas Muji yang selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
membantu saat praktikum. Terima kasih juga Mas Doni yang membantu
dalam peminjaman buku-buku di ruang baca.
7. Untuk YH, LS, MA, FN dan MK terima kasih atas kesediaannya berbagi
cerita dan menjadi subjek dalam penelitian ini. Tanpa kalian, penelitian ini
tidak akan selesai.
8. Papa dan Mama. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan yang
diberikan, baik dalam bentuk doa, semangat, pemakluman dan kehadiran.
Walaupun kalian jauh, tetapi selalu terasa dekat. Terima kasih papa dan
mama, I love you!
9. Untuk kedua krucil, Yohanes dan Joshua. Terima kasih telah menjadi adik
yang baik disaat diperlukan dan menjadi adik yang nakal disaat tidak
diperlukan. Both of you always be my little brother.
10. Untuk Benedictus Ananta Depriambodo, terima kasih atas dukungan dan
semangatnya dari awal sampai akhir. Belajar bersama untuk kebaikan
bersama. Go go mbil!!
11. Untuk Eneng dan Gendut. Terima kasih untuk semua kelapangan dada,
telinga untuk mendengar dan pelukan yang selalu ada. Tahun-tahun
perkuliahan tidak akan sama tanpa kekonyolan, kecerobohan dan
keisengan kalian. I love you guys.
12. Untuk songong family, kalian adalah keluarga kecilku. Terima kasih untuk
semua hal konyol yang sudah kita lalui dan „rumah‟ yang sangat nyaman.
13. Untuk Kak Lusi, Mba Ayu, Mba Raras. Kiki, Ve. Kalian adalah
cheerleader di saat semangatku turun. Terima kasih, kawan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
14. Untuk Felix dan Nicko, terima kasih untuk semua semangatnya.
15. Untuk teman satu bimbingan skripsi Intan, Ines, Risa, Cynthia dan Puji.
Terima kasih atas bantuan info dan dorongan semangat yang selalu ada
dari kalian.
16. Untuk teman-teman psikologi 2008 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih untuk menjadi teman angkatan yang selalu ceria.
Selalu menyenangkan bertemu dengan kalian.
17. Semua pihak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terima
kasih.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, maka dari itu peneliti
ingin meminta maaf jika ada kesalahan yang disengaja maupun tidak. Peneliti
berharap penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... v
ABSTRACT .............................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis…………………………………...….……... ...... 7
2. Manfaat Praktis…………………………………………….… ..... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Duka karena Kematian Orang Tua ................................................... 9
B. Pengalaman Berduka ....................................................................... 11
1. Proses berduka berdasarkan teori Bowlby .................................... 11
2. Proses berduka berdasarkan teori Sanders .................................... 11
```a .Fase Pertama ............................................................................ 11
b. Fase Kedua .............................................................................. 14
c. Fase Ketiga .............................................................................. 15
d. Fase Keempat .......................................................................... 16
e. Fase Kelima ............................................................................. 18
C. Narasi .............................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 23
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 23
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 24
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 25
D. Metode pengumpulan data ............................................................... 26
E. Kredibilitas Penelitian ...................................................................... 28
F. Metode Analisis Data ....................................................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 30
A. Proses Pengambilan Data ................................................................ 30
1. Persiapan Peneitian ...................................................................... 30
2. Proses Pengambilan Data............................................................. 31
B. Hasil Analisa ................................................................................... 32
1. Subjek 1 ...................................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Subjek 2 ...................................................................................... 37
3. Subjek 3 ..................................................................................... 40
4. Subjek 4 ...................................................................................... 44
5. Subjek 5 ...................................................................................... 48
6. Kesimpulan Umum ...................................................................... 52
C. Pembahasan ..................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 68
A. Kesimpulan ..................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................... 69
1. Bagi Lingkungan Sosial ............................................................... 69
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 71
LAMPIRAN .............................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Jadwal Pengambilan Data ........................................................................... 31
Tabel verbatim subjek 1 .............................................................................. 74
Tabel verbatim subjek 2 .............................................................................. 94
Tabel verbatim subjek 3 .............................................................................. 107
Tabel verbatim subjek 4 .............................................................................. 125
Tabel verbatim subjek 5 .............................................................................. 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan Fase Berduka Subjek 1 ..................................................................... 63
Bagan Fase Berduka Subjek 2 ..................................................................... 64
Bagan Fase Berduka Subjek 3 ..................................................................... 65
Bagan Fase Berduka Subjek 4 ..................................................................... 66
Bagan Fase Berduka Subjek 5 ..................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran subjek 1 ................................................................................... 91
Lampiran subjek 2 ...................................................................................... 105
Lampiran subjek 3 ...................................................................................... 123
Lampiran subjek 4 ...................................................................................... 145
Lampiran subjek 5 ...................................................................................... 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan dapat datang dalam berbagai bentuk dalam kehidupan
kita. Akan tetapi, tidak ada kehilangan yang lebih besar selain kematian dari
seseorang yang kita cintai. Kematian dapat terjadi di segala fase kehidupan
manusia. Orang dewasa lebih sering mati karena penyakit kronis, seperti
sakit jantung dan kanker, sedangkan mereka yang berusia dewasa muda
lebih sering mati karena kecelakaan. Penyakit yang diderita orang dewasa
seringkali membuat mereka sekarat dan melumpuhkan sebelum akhirnya
menuju kematian (Santrock, 2002).
Peristiwa kematian merupakan peristiwa yang tidak biasa dan
membekas pada orang yang ditinggalkan. Terlebih lagi ketika yang
meninggal merupakan orang terdekat seperti orang tua, saudara, pasangan
dan teman. Kematian dari seseorang yang kita kenal, terlebih yang sangat
kita cintai akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita selanjutnya.
Terlebih jika orang terdekat yang kita kasihi, maka akan ada masa dimana
kita akan meratapi kepergian mereka dan merasa kesedihan yang mendalam.
Kita juga merasa sangat kehilangan, tidak bahagia, dan kurang dapat
menjalani kehidupan dengan baik (Stroebe, Stroebe & Hansson, dalam
Cahyasari, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Rasa berduka normal bagi mereka yang ditinggalkan. Rasa berduka
ini timbul karena munculnya rasa terkejut, tidak percaya akan perginya
orang yang mereka cintai. Rasa duka yang dialami pada awalnya
menyakitkan dan membaik seiring berjalannya waktu (Liebman, 2001).
Kematian orang tua dapat menghilangkan banyak hal seperti cinta, saran,
bimbingan, model pengasuhan bahkan penyangga antara kita dan kematian.
Banyak orang yang berduka juga mengalami perasaan tidak memiliki
harapan, tidak sadar mengenai dirinya sendiri nyata atau tidak, tidak
memiliki orientasi dan kurang sadar mengenai kenyataan, seperti kehilangan
ketertarikan pada berbagai hal dan ketidakmampuan dalam konsentrasi atau
mengingat. Gejala perilaku dan jasmaniah seperti menangis, kehilangan
selera makan dan berat badan, kurang bertenaga dan kepercayaan terhadap
obat penenang dan alkohol adalah hal-hal umum yang sering ditemukan.
Efek dari rasa berduka seperti ini kurang begitu baik bagi diri orang yang
ditinggalkan sehingga membutuhkan cara untuk melepas emosi yang
dimiliki.
Kematian orang tua meninggalkan tanggung jawab terhadap anak
tersebut. Anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya biasa merasa terkejut
dan tidak siap. Rasa rindu terhadap keberadaan orang tua juga akan datang
dan menambah rasa duka pada peristiwa kematian orang tuanya. Rasa
kehilangan orang tua bisa menyebabkan anak merasa bahwa impian dan
harapan mereka musnah dalam seketika seiring dengan perginya orang tua
mereka. Terutama jika hubungan orang tua dengan anak sangat dekat, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hal ini akan menjadi satu pukulan yang besar. Pada kasus orang tua yang
kehilangan anaknya karena kematian, orang tua kehilangan mimpi-mimpi
dan harapan-harapan yang telah mereka tanamkan pada diri anak. Orang tua
juga kehilangan harga diri mereka sendiri karena merasa gagal untuk
menjaga anak (S. Dorothy, 2010). Sedangkan kehilangan sosok orang tua
bagi anak juga merupakan pukulan yang besar. Selain kehilangan sosok
yang membimbing, anak juga akan lebih mudah merasa kehilangan arah.
Pengalaman awal akan penolakan dan kehilangan (seperti saat orang tua
meninggal) dapat menyebabkan perasaan kesepian yang bertahan lama
(Santrock, 2002).
Subjek penelitian dari Dorothy (2010) yang berjumlah tiga orang
dan merupakan wanita dewasa tengah menunjukkan bahwa proses berduka
tidak sama pada setiap orang. Tahapan proses berduka yang digunakan
merupakan teori yang berasal dari Sanders. Fase pertama shock, fase kedua
awareness of loss, fase ketiga conservation and the need to withdrawal, fase
keempat healing, dan fase kelima renewal. Subjek pertama menjalani fase
pertama, ketiga, kedua, ketiga, keempat, ketiga, keempat, kelima, kedua,
kelima, ketiga. Subjek kedua kedua, pertama, ketiga, kedua, ketiga,
keempat, kelima. Pada subjek ketiga kedua, pertama, kedua, ketiga, kedua,
keempat, ketiga, keempat, kelima. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
jalannya fase berduka pada wanita dewasa tengah berbeda pada setiap
orangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyasari (2009)
mengenai rasa berduka pada remaja yang ditinggal oleh orang tuanya.
Penyebab kematian orang tua subjek adalah karena penyakit. Hasil yang
diperoleh adalah subjek mengalami perubahan dalam pola tidur dan
konsentrasi saat orang tua nya meninggal. Kelemahan dari penelitian ini
adalah peneliti hanya menggunakan satu subjek sehingga tidak bisa melihat
keragaman pengalaman berduka yang berbeda. Hal ini menjadikan
pengalaman berduka menarik untuk diteliti lebih lanjut terhadap subjek
yang lebih beragam agar bisa melihat pengalaman berduka yang terjadi dan
hasil akhir dari pengalaman itu sendiri.
Seorang anak yang berduka biasanya menolak mempercayai bahwa
orang tuanya telah meninggal, memprotes dengan penuh semangat dan
berusaha untuk mencari cara agar orang tuanya kembali. Terkadang seorang
anak menerima kenyataan bahwa orang tuanya sudah tiada dan memulai
untuk mengorganisir ulang hidupnya. Meskipun dengan dukungan sosial
yang kuat, untuk melewati rasa kehilangan akibat kepergian orang tua
bukanlah hal yang mudah. Seperti juga pada orang dewasa, derajat rasa
berduka yang dimiliki seorang anak kecil terhadap kematian orang tua nya
tergantung apakah hubungan yang terjalin adalah hubungan ketergantungan
atau hubungan yang bertentangan.
Individu dewasa awal yang menghadapi kematian orang tuanya saat
remaja akan mengalami masa-masa berduka yang lebih berat dibandingkan
dengan individu dewasa tengah maupun dewasa akhir. Hal ini disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
karena karena pada anak-anak mereka belum mengerti dengan peristiwa
yang terjadi. Kondisi tersebut juga bias terjadi pada remaja dimana remaja
adalah masa pencarian jadi diri dan membutuhkan kontrol diri untuk
mengarahkan ke arah yang positif. Namun pada orang dewasa juga akan
berdampak pada sikap dan perilakunya. Hal ini memungkinkan terjadinya
maju-mundur nya fase berduka individu dewasa awal yang menghadapi
kematian orang tuanya (Santrock, 2002).
Meskipun perpisahan dengan orang tua tidak secara langsung
mengarah kepada psikopatologi, hal ini dapat memicu rangkaian kejadian-
kejadian negatif yang efeknya bisa bertahan dari waktu ke waktu (Maier, E.
Hailey and Lachman, Margie E., 2000). Satu pandangan menyebutkan
bahwa kita akan melewati tiga fase duka cita setelah kita kehilangan
seseorang yang kita cintai : terkejut, putus asa dan pulih kembali. Didukung
dengan pandangan lainnya yang menyebutkan bahwa ada empat fase yang
akan kita lalui yaitu kelumpuhan, rindu, depresi dan pulih kembali
(Santrock, 2002).
Ada beberapa pendapat mengenai jalannya proses berduka. Dalam
Santrock, Averill mengungkapkan bahwa fase duka cita yang akan dialami
terjadi secara berurutan menurut garis waktu yang sudah ditetapkan oleh
Averill. Sedangkan Kubler-Ross berpendapat bahwa proses itu sendiri
terjadi tidak harus sesuai dengan urutan (Santrock, 2002). John Bowlby juga
berpendapat bahwa individu yang berdukacita dapat bergerak maju mundur
diantara fase-fase tersebut (Clark, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Proses duka yang dialami oleh seseorang dapat dilihat melalui cerita
pengalaman berduka, baik melalui tulisan pribadi mereka seperti buku diari
atau sebuah karya biografi yang bercerita mengenai pengalaman mereka.
Sedney, Baker dan Gross (1994) menyatakan bahwa cerita mencakup
kejadian emosional, dapat membantu individu dan keluarganya
mendapatkan kontrol atas kejadian tersebut, meredakan tegangan emosional,
membuat pengalaman lebih bermakna dan menghubungkan pengalaman-
pengalaman yang berbeda yang dimiliki oleh tiap orang (Bosticco, dkk,
2005). Berdasarkan pernyataan sebelumnya, bercerita dipercaya bisa
mengurangi tegangan emosional sehingga efek-efek buruk yang biasa
ditemui pada orang yang ditinggalkan bisa berangsur-angsur menghilang.
McAdams (1990) percaya bahwa cerita merupakan sebuah
pengertian dari hati untuk menyampaikan tujuan manusia dan pembuatan
ide (Bosticco, dkk, 2005). Cerita juga merupakan salah satu fungsi katarsis
untuk seseorang (Bosticco, dkk, 2005). Melalui cerita seorang individu
dapat menyalurkan ide-ide mengenai hal-hal yang dialaminya, bagaimana
perasaannya saat itu dan apa yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
Melalui cerita akan dapat ditemukan banyak hal-hal yang diperlukan untuk
mengetahui bagaimana seseorang bisa melewati pengalaman berduka yang
dialami olehnya. Selain itu melalui cerita, juga dapat dilihat proses yang
dilewati oleh individu untuk melalui pengalaman berdukanya.
Kehilangan orangtua merupakan pukulan yang berat bagi seorang
anak. Anak yang ditinggalkan akan merasa impian mereka hilang. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berduka juga merupakan salah satu pengalaman yang paling menyakitkan
dari semua pengalaman manusia (Clark, 2004). Berdasarkan hal tersebut,
peneliti ingin melihat bagaimana pengalaman berduka yang dialami oleh
seseorang yang menghadapi kematian orangtua dan dampaknya melalui
cerita.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengalaman berduka yang dialami seorang individu
dewasa awal yang kehilangan orangtua?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengenai pengalaman
proses berduka melalui struktur narasi yang dialami oleh individu yang
ditinggal oleh orang tuanya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi tambahan pengetahuan di bidang
psikologi, karena hasil penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana
seorang individu melalui proses-proses dalam pengalaman berduka
yang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi gambaran mengenai pengalaman
berduka yang dialami ketika seseorang ditinggalkan. Selain itu hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan bagi keluarga yang ditinggalkan
untuk menjadi masukan mengenai pengalaman berduka agar bisa lebih
memberi dukungan sosial terhadap mereka yang ditingggalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Duka karena Kematian Orang Tua
Menerima kenyataan mengenai kematian yang sudah diperkirakan
atau terjadi secara tiba-tiba, sama menantangnya. Ketika kematian terjadi
secara tiba-tiba, tidak ada waktu untuk mempersiapkan dan seringkali tidak
adanya kesempatan untuk mengucapkan perpisahan. Emosi yang dirasakan
bisa sangat beragam, tergantung dari hubungan dan penyebab kematian
(Liebman, 2001).
Seseorang yang memiliki hubungan yang erat dan baik dengan orang
yang meninggal akan mengalami rasa berduka yang berbeda dibandingkan
dengan orang yang memiliki hubungan yang renggang dan buruk dengan
orang yang meninggal. Rasa berduka akan kepergian orang yang disayang
akan menjadi hal yang sulit. Anda akan mengingat waktu-waktu yang
dihabiskan bersama. Hal-hal besar dan hal-hal kecil sekalipun akan menjadi
pancingan yang mudah bagi ingatan anda mengenai orang tersayang
tersebut dan anda bisa tiba-tiba menangis atau bersedih dan muram. Reaksi
yang muncul tersebut adalah reaksi wajar yang muncul selama pengalaman
berduka berlangsung.
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak,
hangatnya sebuah keluarga akan membuat kedekatan yang terjalin antara
anak dan orang tua, dan kedekatan itu akan membuat anak menjadi merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
aman dan nyaman (Cahyasari, 2009). Peran orang tua adalah sebagai
pemberi motivasi terbesar bagi anak, sehingga diharapkan orang tua dapat
memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kedekatan antara
orangtua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam
setiap aspek kehidupan keluarga (Tiurmauly, 2007).
Huber dan Gibson (1990) menyatakan bahwa masa berkabung
dilihat berbagai kali sebagai penyakit, kiris, serangkaian tahap atau tugas
perkembangan dan yang terbaru sebagai transisi psikososial yang kompleks
yang membutuhkan beberapa waktu agar selesai (Lemme, Barbara H.,
1995). Dalam hal ini, berkabung menggambarkan perubahan hidup yang
besar yang memiliki efek jangka panjang. Berkabung meliputi perubahan
pada gaya hidup seperti perubahan yang seseorang pikirkan mengenai
kehidupan, diri dan lainnya dan merespon perubahan dalam peran dan
skema (Horowitz dalam Lemme, Barbara H. , 1995).
Mereka yang melalui rasa duka terkadang merasa bangga karena
mereka bertahan dari situasi yang tak terbantahkan, rasa sakit yang dalam
karena kehilangan orang terdekat. Mereka merasa percaya diri dengan
kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan hidup, dipersenjatai oleh
peralatan yang diperlukan dalam perjuangan mereka melalui proses berduka
(Schulz dalam Lemme, Barbara H., 1995).
Berdasarkan pernyataan Worden (1982) setiap orang yang berduka
harus belajar untuk menerima kenyataan mengenai kehilangan, bertahan
dari rasa duka, menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
almarhum dan mengarahkan energi dari yang meninggal kepada jenis
hubungan lain.
B. Pengalaman Proses Berduka
Setelah peristiwa kematian, yag ditinggalkan akan mengalami rasa
duka. Rasa duka yang dialami pada diri seseorang berbeda satu dengan yang
lainnya. Tahapan dalam proses duka tidak selalu berurutan, hal ini bervariasi
pada tiap individu (Cahyasari, 2009). Berikut teori mengenai tahapan proses
berduka yang diungkapkan oleh para ahli.
1. Proses berduka berdasarkan teori Bowlby dalam Aiken, 1993:
a. Konsentrasi langsung yang diarahkan kepada yang meninggal
b. Kemarahan atau permusuhan kepada yang meninggal atau orang lain
c. Permohonan untuk dukungan dan pertolongan dari orang lain
d. Keputusasaan, penarikan diri dan disorganisasi secara umum
e. Mengorganisasi ulang dan mengarahkan diri kepada kasih sayang
yang baru
2. Proses berduka berdasarkan teori Sanders dalam Dorothy 2008:
a. Fase Pertama: Shock
Fase ini merupakan fase yang dialami individu ketika
mengalami perubahan fungsi fisiologis dan psikologis secara tidak
disadari pada saat pertama kali menyadari terjadinya kehilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Shock secara umum digunakan untuk menggambarkan sejumlah
trauma yang derita. Secara natural, trauma ini bergantung pada
banyak hal: bagaimana, kapan, dan dimana kematian itu terjadi. Jika
kematian digambarkan terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba,
shock yang dialami oleh anggota keluarga mungkin akan lebih kuat.
Kondisi dimana kematian terjadi akan mempengaruhi tingkat
keparahan dan panjangnya waktu yang dibutuhkan pada fase shock.
Fase shock memiliki beberapa karakteristik umum, yang
dapat diidentifikasi sebagai:
i. State of Alarm
Ketika berada dalam keadaan shock, tubuh berada
dalam keadaan tanda-tanda fisiologis yang kuat. Respon
fisik ini adalah reaksi natural ketika perasaan aman sedang
terancam. Ketika mengalami kehilangan (loss), reaksi yang
dirasakan seperti perasaan takut dan kadang-kadang
menjadi panik. Akibatnya, tubuh membentuk sebuah posisi
pertahanan untuk melindungi diri.
ii. Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan dan penolakan terjadi ketika
dalam keadaan berduka karena kedua hal ini bertindak
sebagai pertahanan. Kedua hal ini membantu untuk
menjalani proses kehilangan (loss) yang sesungguhnya.
Pada saat pertama kali mengalami grief, sangat tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mungkin untuk berpikir tentang hal lain kecuali tentang
kehilangan (loss).
iii. Confusion
Mulai merasa kebingungan, tidak bisa mengingat
apapun, sulit berkonsentrasi, menghilangkan benda-benda
seperti kunci, kacamata, atau buku agenda, dan merasa sulit
untuk mengambil keputusan. Reaksi ini sangat normal.
Dunia seakan-akan telah hancur saat orang yang dicintai
diambil.
iv. Restlessness
Di awal masa duka, individu akan merasa resah dan
gelisah. Meningkatnya tegangan pada otot-otot
menyebabkan perpindahan tanpa sadar dari satu tempat ke
tempat lain tanpa tujuan. Individu sering terlihat berjalan
mondar-mandir dari suatu ruangan ke ruangan yang lain
tanpa suatu tujuan yang jelas.
v. Feelings of Unreality
Merasa bahwa keadaan yang dialami saat itu
bukanlah suatu hal yang nyata. Ini merupakan suatu bentuk
mekanisme pertahanan diri dalam menghadapi situasi emosi
yang sangat menyakitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
vi. Helplessness
Individu merasa membutuhkan pertolongan, karena
peristiwa kehilangan merupakan suatu kejadian dalam
hidup yang dapat menyebabkan individu sulit mengontrol
diri, dan tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan orang yang dicintai. Individu merasa
seperti anak-anak kembali, serta membutuhkan bantuan
orang lain untuk mengontrol diri sehingga dapat menjalani
hidup secara wajar.
b. Fase Kedua: Awareness of Loss
Fase kedua ini ditandai dengan emosi yang tidak menentu
setiap harinya. Saat bangun pagi individu merasa cemas dan merasa
takut saat akan beranjak dari tempat tidur. Individu mengalami
kecemasan yang berlebihan karena kehilangan orang yang begitu
dekat dan disini individu mulai menerima dan menyadari kenyataan
yang terjadi. Ada beberapa karakteristik dari fase ini:
i. Separation Anxiety
Individu merasa takut akan bahaya, merasa tidak
aman dan terjadi pergolakan batin dalam diri individu. Ada
kecemasan yang berlebihan karena merasa kehilangan orang
yang selama ini begitu dekat dan menjadi tempat individu
bergantung baik secara fisik maupun psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ii. Conflict
Rasa kehilangan dapat menimbulkan banyak
konflik. Dari penelitian ditemukan bahwa banyak orang
yang mengalami grief takut untuk tinggal sendiri tetapi juga
ragu untuk tinggal dengan orang lain, disini terjadi konflik
dalam diri orang tersebut. Konflik lain yang sering terjadi
adalah antara adanya perasaan tidak rela akan kehilangan
orang yang dicintai.
iii. Acting Out Emotional Expectations
Orang yang mengalami grief, sering melakukan
tindakan emosional secara tidak sadar, seperti marah tanpa
alasan yang jelas.
iv. Prolonged Stress
Individu memilih cara untuk mengeluarkan
emosinya, baik dengan menangis, berteriak, ataupun
memilih untuk menahan kesedihannya.
c. Fase Ketiga: Conservation and The Need to Withdrawal
Fase ini adalah fase dimana individu lebih suka menyendiri
dan menarik diri dari pergaulan. Di fase ini, individu merasa sangat
kelelahan, dan memerlukan istirahat dan pemulihan kembali. Berikut
adalah karakteristik dari fase ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
i. Withdrawal and the Need to Rest
Selama periode ini individu lebih suka menyendiri,
menjauh dari teman-teman untuk dapat berpikir dan
istirahat.
ii. Despair rather than Depression
Individu kehilangan harapan dan merasa putus asa
karena menginginkan orang yang dicintainya dapat kembali
seperti semula atau sebelumnya
iii. Diminished Social Support
Orang yang mengalami grief membutuhkan
dukungan sosial sebanyak mungkin dan dalam jangka
waktu yang lama untuk membantunya menjalani grief.
iv. Helplessness or Loss of Control
Individu merasa membutuhkan pertolongan karena
merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali.
d. Fase Keempat: Healing
Pada fase ini, seseorang mulai mencoba keluar dari grief
yang ia alami. Beberapa karakteristiknya adalah:
i. Reaching a Turning Point
Orang yang mengalami grief mulai memasuki proses
pemulihan, tetapi sulit untuk menentukan kapan dan dimana
seseorang mulai mengalami hal itu karena tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
peningkatan aktivitas secara tiba-tiba. Individu perlahan-
lahan menyadari bahwa kekuatannya telah pulih dan ia
melakukan lebih banyak kegiatan dan tidak mudah lelah
seperti yang dialaminya pada waktu-waktu sebelumnya.
ii. Assuming Control
Individu mulai dapat mengendalikan dirinya kembali
setelah melewati peristiwa yang menakutkan, khususnya
yang telah membuat perubahan secara drastis terhadap diri
individu. Pada fase ini individu sangat takut untuk
mengambil keputusan, terutama yang dapat membuat
keadaan menjadi lebih buruk sehingga ia lebih banyak diam
dan tidak bertindak apapun.
iii. Relinquishing Roles
Pembagian peran dalam keluarga, dimana setiap
orang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-
beda sehingga tercipta stabilitas dan keseimbangan dalam
keluarga. Ketika keluarga ”kehilangan” salah satu
anggotanya, terjadi perubahan keseimbangan sistem
keluarga sehingga harus dilakukan penyesuaian kembali.
Peranan itu harus digantikan anggota keluarga lain,
misalnya: peran ayah diambil oleh anak laki-laki.
Menyerahkan peran dan mendapat peran yang baru adalah
hal yang paling berat yang dialami individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
iv. Forming a New Identity
Kematangan yang diperoleh ketika individu mampu
untuk menerima tanggung jawab baru dan menjalani hidup
yang berbeda yang lebih didasarkan pada keputusannya
sendiri daripada pada keputusan yang diambil oleh orang
lain.
v. Centering Ourselves
Individu tidak dapat memulai memperbaiki diri
tanpa memusatkan perhatian pada dirinya terlebih dahulu.
Tanpa proses pemusatan itu, individu tidak mengetahui
bagaimana perasaannya sebenarnya, apa yang ia butuhkan
untuk dirinya atau apa yang ingin dilakukan. Memusatkan
perhatian pada diri bukan berarti lebih mengutamakan ego
atau self centered, melainkan individu mencari pusat
stabilitas dirinya. Individu harus yakin bahwa ia dapat
membut keputusan terhadap dirinya sendiri berdasarkan
kebutuhan dan nilai-nilainya sendiri, bukan karena orang
lain.
5. Fase Kelima: Renewal
Pada fase ini, seseorang mulai beradaptasi, menerima, dan
belajar untuk menjalani hidup tanpa kehadiran orang yang ia kasihi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang sudah meninggal dunia. Karakteristik fase ini adalah sebagai
berikut:
i. Renewing Self Awareness
Setelah peristiwa grief, terjadi suatu proses transisi
yang membawa individu dari satu keadaan ke keadaan yang
lain. Individu membutuhkan waktu untuk memproses hal-
hal yang telah dialaminya, sebelum ia mampu menerima
suatu hal yang baru.
ii. Accepting Responsibility for Ourselves
Individu bertanggungjawab atas hidup dan nasibnya
sendiri.
iii. Learning to Live Without
Kehilangan anggota keluarga berarti adalah belajar
untuk hidup tanpa mereka. Jika individu benar-benar ingin
memulai suatu hidup yang baru, ia perlu mencari aktivitas
lain untuk mengisi kekosongan dihidupnya.
Peneliti menggunakan teori dari Sanders karena teori tersebut
sesuai dengan tujuan peneliti yaitu melihat pengalaman proses
berduka. Melalui teori yang dikemukakan oleh Sanders ini peneliti
juga dapat melihat tahapan proses berduka secara lebih jelas pada
tiap individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
C. Narasi
Meskipun tak ada seorang pun yang ingin mengalami sebuah
trauma, kita cenderung percaya bahwa kesedihan yang mendalam yang
diakibatkan oleh kejadian tertentu seperti kehilangan seseorang yang
dikasihi dan penyakit serius bisa membawa sesuatu yang baik dari diri kita.
Pengalaman negatif yang ekstrim terkadang bisa membuat hidup kita
menuju tujuan yang positif (McAdams, 2005).
Bruner mengatakan kita menggunakan cerita untuk menyampaikan
dan menjelaskan mengenai perilaku manusia (McAdams, 2005). Menurut
Habernas dan Bluck, fungsi cerita mengenai kehidupan adalah untuk
membuat hidup lebih masuk akal dengan membantu mengatur berbagai
peran dan segi yang berbeda dari kehidupan seseorang menjadi suatu
kesatuan dengan menawarkan penjelasan kasual mengenai bagaimana
orang-orang percaya akan menjadi seperti apakah mereka (John, Robins &
Pervin, 2008).
Freud percaya orang yang ditinggalkan harus melalui rasa dukanya
dengan meninjau ulang pikiran dan kenangan-kenangan dari orang yang
yang meninggal (hypercathexis). Melalui proses yang menyakitkan tersebut
orang yang ditinggalkan dapat terlepas dari yang dikasihi dan ikatan dengan
yang ditinggal dengan yang meninggal akan terpisah (Mallon, 2008).
Lule (1990) menegaskan bahwa orang-orang menggunakan metode
naratif untuk “membuat dunia menjadi masuk akal”. Berdasarkan
pernyataan Weick (1995), cerita “memaksakan sebuah hubungan yang resmi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam sup yang mengalir” orang-orang meletakkan kejadian-kejadian dalam
urutannya dan memahami kenyataan ketika mereka menceritakan ceritanya,
yang menciptakan penghubung antara dunia mereka sendiri dan dunia orang
lain (Tannen dalam Bosticco, Cecilia & Thompson, Teresa L., 2005).
Pada level cerita kehidupan, kejadian negatif menuntut sebuah
penjelasan. Hal ini menantang orang yang bercerita untuk membuat
pengertian naratif mengenai hal buruk yang terjadi -menjelaskan mengapa
hal itu terjadi dan mengapa hal tersebut tidak perlu terjadi lagi, untuk
memeriksa konsekuensi dari kejadian negatif untuk perkembangan
selanjutnya di dalam cerita (John, Robins & Pervin, 2008). Dari pernyataan-
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa narasi dapat membantu untuk
melihat proses yang dilalui individu.
Robinson mengungkapkan tiga kategori narasi yang luas yaitu narasi
regresif dimana individu berpikir bahwa hidup mereka berakhir terkait
dengan serangan. Kategori yang kedua adalah narasi stabil, dimana individu
berpikir bahwa kehidupan sudah berubah tapi masih dalam proses.
Sedangkan kategori yang ketiga adalah narasi progresif, dimana individu
berpikir bahwa sakit yang dideritanya memberikan sejumlah kesempatan
baru (Smith, 2008). Ciri-ciri yang bisa dilihat dari struktur narasi regresif
adalah individu tidak menemukan titik balik yang positif. Individu ini
merasa bahwa kehidupannya selalu mengalami hal yang buruk dan tidak
pernah berubah menjadi hal yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Sedangkan ciri-ciri untuk struktur narasi stabil adalah individu
merasa bahwa kehidupannya tengah dalam proses perubahan dari hal yang
buruk menuju hal yang baik. Ciri-ciri struktur narasi progresif adalah
individu merasa bahwa dirinya telah berhasil mengambil sebuah makna
tanpa penyesalan mengenai pengalamannya dan berhasil berubah menjadi
individu yang lebih baik dari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui mengenai
pengalaman berduka yang dialami oleh individu yang ditinggal oleh
keluarganya dan melihat dampak dari rasa berduka yang dialami oleh
mereka yang ditinggalkan, maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
memungkinkan individu memfokuskan atensi dan mengungkapkan variasi
pengalaman yang dijalaninya (Patton, dalam Dorothy, 2010).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain (Moleong,
2010). Dalam bukunya Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah
dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau
sekelompok orang (Moleong, 2010). Penelitian kualitatif melibatkan
pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal naturalistik –sebagai contoh
transkrip wawancara atau pernyataan tertulis- dan analisis yang dilakukan
bersifat tekstual.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti
untuk menelaah sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
nilai, sikap dan persepsi. Pendekatan kualitatif juga dimanfaatkan oleh
peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya (Moleong, 2010).
B. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah mengetahui mengenai pengalaman
dalam proses berduka yang dialami oleh individu yang ditinggal oleh orang
tuanya. Ditinggal disini memiliki arti ditinggal karena kematian oleh orang
tuanya. Kematian tersebut dapat berasal dari penyakit yang sudah lama
diderita maupun kematian yang datang secara tiba-tiba. Kematian orang tua
bisa membawa berbagai dampak bagi anak yang ditinggalkan. Salah satu
dampaknya adalah berduka. Pengalaman berduka tidak selalu datang
berurutan melainkan bisa terjadi secara acak dan berbeda pada tiap individu.
Hal ini terjadi karena faktor kedekatan antara orang tua dan anak sehingga
kesedihan yang muncul bisa berbeda di tiap individunya.
Pengalaman berduka yang beragam tersebut akan dilihat melalui
lima proses fase berduka dari Sanders, yaitu shock, awareness of loss,
conservation and need to withdrawal, healing dan renewal. Melalui cerita
yang disampaikan oleh subjek, peneliiti bisa mendapatkan proses
pengalaman duka yang dialami melalui struktur narasi. Melalui tiga kategori
narasi yang diungkapkan oleh Robinson dapat dilihat struktur narasi dari
tiap individu. Ketiga struktur tersebut yaitu narasi regresif dimana individu
berpikir bahwa hidup mereka berakhir terkait dengan serangan. Kategori
yang kedua adalah narasi stabil, dimana individu berpikir bahwa kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sudah berubah tapi masih dalam proses. Sedangkan kategori yang ketiga
adalah narasi progresif, dimana individu berpikir bahwa sakit yang
dideritanya memberikan sejumlah kesempatan baru (Smith, 2008).
C. Subjek Penelitian
Subjek yang dipilih untuk penelitian kali ini adalah individu dewasa
awal yang telah kehilangan orang tuanya yang disebabkan oleh penyakit,
kecelakaan atau kematian yang tiba-tiba. Sebelumnya peneliti meminta
ketersediaan dari sepuluh subjek untuk berbagi cerita, tetapi hanya tujuh
yang bersedia sedangkan tiga lainnya menolak karena kematian orang tua
mereka masih kurang dari satu tahun dan mereka belum sanggup untuk
berbagi cerita. Para subjek yang bersedia menjadi subjek mengalami
kematian orang tuanya saat mereka remaja. Data diambil saat para subjek
sudah ada pada usia dewasa awal. Kisaran usia subjek yang dipilih adalah
21-40 tahun karena pada kisaran usia tersebut individu berada pada masa
dewasa awal. Seperti yang disampikan oleh Santrock bahwa pada saat
individu berada pada masa dewasa awal pengetahuan individu belum
sebanyak individu yang berada pada masa dewasa tengah maupun akhir.
Individu pada kisaran usia dewasa tengah dan akhir lebih memiliki
pemahaman yang mendalam mengenai kematian sehingga lebih mampu
untuk menerima kematian. Sedangkan pada individu dewasa awal kurang
memiliki pemahaman mengenai kematian itu sendiri sehingga bisa dilihat
proses dari pengalaman berduka yang dialami oleh subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan digunakan peneliti untuk mendapatkan cerita dari
subjek adalah dengan metode wawancara. Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu (Moleong, 2010).
Wawancara mendalam merupakan satu bentuk wawancara, yang
dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
terhadap peristiwa yang dialami dan dirasakan oleh partisipan penelitian.
Wawancara mendalam memberikan kesempatan yang maksimal untuk
menggali “background life” seseorang sehingga peneliti mendapatkan
gambaran dan dinamika yang hendak diteliti. Wawancara mendalam juga
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif
yang dipahami individu sesuai dengan topik yang diteliti dan bermaksud
melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Hal ini merupakan keunggulan
pendekatan kualitatif (Poerwandari, 2005).
Wawancara naratif dibuat untuk menciptakan kesempatan bagi
pertisipan untuk memberikan narasi terperinci mengenai suatu pengalaman.
Smith dalam bukunya menjelasan bahwa tujuan dari wawancara kisah hidup
adalah mendorong partisipan menyampaikan uraian panjang mengenai
kehidupannya. Karena kisah berkembang dari konteks sosial tertentu dan
diceritakan pada audien tertentu pula, maka cukup penting untuk merekam
detail-detail yang ada ketika sedang mengumpulkan uraian narasi (Smith,
2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dalam menceritakan kisah hidup, seseorang secara alami cenderung
mengatur kejadian dan keadaan dalam kehidupan mereka yang dapat
membuat kejadian-kejadian tersebut masuk akal. Ketika wawancara kisah
kehidupan berlangsung, subjek adalah orang yang bercerita, narator dari
cerita kehidupannya sedangkan pewawancara adalah orang yang menuntun
atau pengarah dalam proses ini. Inti dari wawancara kisah kehidupan adalah
untuk memberikan kesempatan bagi yang diwawancara untuk menceritakan
kisah mereka dalam cara yang mereka pilih untuk bercerita. Kunci untuk
mendapatkan wawancara yang baik adalah menjadi fleksibel dan bisa
beradaptasi dengan situasi situasi tertentu (Atkinson, -).
Saat menceritakan cerita, ada beberapa orang yang cenderung
bercerita dengan singkat, tidak menghias ceritanya dan tidak memiliki emosi
dsaat bercerita. Hal ini berdampak pada cerita yang singkat mengenai sebuah
kejadian nyata. Hal ini bisa diperbaiki dengan membantu orang yang bercerita
untuk lebih mengembagkan cerita secara keseluruhan, cerita berdasarkan
perasaan; meskipun pada akhirnya interviewer hanya akan mendapatkan
hapalan. Dalam kasus lainnya, orang yang bercerita bisa mengenang,
membuat atau mengatur sebuah cerita. Jika hal ini terjadi, maka interviewer
perlu untuk menjalankan pendeteksi kebohongan. Peneliti dapat bertanya dan
melibatkan beberapa interpretasi mengenai mengapa individu tersebut
memilih cerita yang mengada-ada (Atkinson, -).
Proses yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data adalah :
1. Mencari subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Membangun rapport dengan subjek sembari menjelaskan tujuan
dari penelitian. Peneliti juga menjelaskan bahwa saat proses
wawancara berlangsung peneliti akan merekam suara
menggunakan tape recorder untuk keperluan peneliti dan meminta
persetujuan dari subjek untuk hal tersebut.
3. Mengatur jadwal dengan subjek untuk mengadakan proses
wawancara
4. Membuat panduan wawancara yang akan digunakan saat proses
wawancara. Panduan wawancara dibuat secara semi-terstruktur
dengan tujuan agar subjek dapat menceritakan pengalaman
ditinggal oleh orang tuanya.
5. Melakukan wawancara dengan subjek dengan meminta subjek
untuk menandatangani informed concent terlebih dahulu sebagai
bukti kesediaan suara subjek untuk direkam dan digunakan sebagai
data penelitian.
E. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas menjadi istilah yang paling banyak dipilih untuk
mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan
menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif
terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah
atau mendeskripsikan seting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi
yang kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kredibilitas tercapai dengan cara :
1. Membuat verbatim dan ringkasan cerita berdasarkan hasil
wawancara
2. Menyerahkan verbatim dan ringkasan kepada para subjek untuk
dikonfirmasi ulang dengan tujuan menyamakan hal yang
diungkapkan oleh subjek dengan apa yang peneliti tangkap.
3. Setelah data dikonfirmasi oleh subjek, peneliti melanjutkan pada
tahap selanjutnya yaitu olah data.
F. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensitesiskanya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2010).
1. Membuat verbatim
Peneliti membuat verbatim dari hasil wawancara yang telah
direkam dengan cara mencatat setiap perkataan yang terucap saat
wawancara berlangsung.
2. Memilah data
Setelah verbatim selesai dibuat, peneliti memilah perkataan
subjek mana yang merupakan data dan mana yang bukan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
data. Kalimat subjek yang berupa data digaris bawahi agar
memudahkan peneliti.
3. Koding awal
Peneliti menggunakan metode naratif untuk menganalisa
kalimat subjek yang telah digarisbawahi. Analisa pertama dimasukkan
ke dalam kotak koding awal.
4. Analisa data
Hasil koding awal yang telah dilakukan oleh peneliti dikaitkan
dengan teori yang digunakan. Hasil analisa dimasukkan ke dalam
kotak analisa.
5. Review olah data
Hasil olah data yang telah didapatkan dibawa kepada ahli
(dosen pembimbing) untuk diperiksa kembali. Jika ditemui kesalahan
maka akan dilakukan perbaikan sampai menemukan hasil yang tepat.
6. Merangkai hasil olah data
Hasil olah data yang sudah dilakukan dirangkai menjadi
sebuah kalimat dan dilanjutkan dengan pembahasan.
7. Mengaitkan narasi dengan teori
Narasi kemudian akan dikaitkan dengan literatur teoritis yang
lebih luas digunakan untuk menginterpretasi kisah yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PROSES PENGAMBILAN DATA
1. Persiapan Penelitian
Peneliti mencari subjek sebanyak 7 orang yang memiliki kriteria
berada dalam jangka usia 21-40 tahun yang telah kehilangan orang
tuanya yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau kematian yang
tiba-tiba. Subjek merupakan orang-orang yang berada dalam
lingkungan yang sama dengan subjek. Dari tujuh subjek yang peneliti
dapat, hanya 5 orang subjek yang memberikan gambaran proses
berduka kepada peneliti.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta ijin terlebih
dahulu kepada para subjek dan menjelaskan maksud dan tujuan dari
wawancara (informed concent). Setelah para subjek menyatakan
kesediaannya, peneliti membuat janji dengan para subjek untuk
melakukan wawancara. Wawancara dilakukan di beberapa tempat
dengan menggunakan handphone sebagai alat rekam suara.
Dari ketujuh subjek, data dari dua orang subjek tidak dapat
dipakai oleh peneliti karena dianggap tidak memberikan gambaran
mengenai proses berduka. Hal tersebut dikarenakan salah satu subjek
masih terlalu kecil sewaktu kehilangan orang tuanya dan subjek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
lainnya tertutup mengenai perasaannya sehingga peneliti tidak bisa
melihat proses berduka yang dialami.
2. Proses Pengambilan Data
Pengambilan data yang dilakukan di beberapa tempat memakan
waktu yang berbeda-beda pada setiap subjek. Pengambilan data
dilakukan pada waktu yang telah disepakati oleh subjek dan peneliti.
Sebelum wawancara dimulai, peneliti akan menerangkan kembali
maksud dan tujuan dari wawancara dan meminta ijin untuk merekam
pembicaraan untuk dijadikan data (informed concent). Setelah
ditemukan kesepakatan dan subjek bersedia menandatangani informed
concent, maka proses pengambilan data bisa dimulai. Subjek akan
diberikan pertanyaan mengenai latar belakang hubungan mereka
dengan orang tua, peristiwa kepergian, dan proses berduka yang
dialami. Berikut dilampirkan jadwal pengambilan data :
No Inisial Hari, tanggal, jam Tempat pengambilan
data
1. YH Rabu, 9 Oktober 2013,
15.32 - 16.04
Kamar kos subjek
2. LS Kamis, 10 Oktober
2013, 10.06 - 10.42
Kamar kos subjek
3. MA Selasa, 8 Oktober
2013, 12.25 - 13.15
Kamar kos subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. FN Selasa, 16 Juli 2013,
17.44 – 18.26
Rumah subjek
5. MK Selasa, 8 Oktober
2013, 11.18 – 12.02
Kamar kos subjek
B. HASIL ANALISA
1. Subjek 1
Subjek mengawali narasi dengan cerita mengenai hubungannya
yang baik dengan anggota keluarganya. Menurutnya, ia adalah seorang
anak yang dimanja oleh keluarganya dan sangat dekat dengan ayahnya.
Karena dimanja subjek memiliki sifat manja, suka memerintah orang
dan sombong. Keluarga subjek adalah keluarga yang hangat dan dekat
antar anggota keluarganya. Subjek selalu mendapatkan kasih sayang
yang cukup dalam kesehariannya. Tidak hanya kasih sayang, subjek
juga mengakui mendapatkan pendidikan moral yang baik dari ayahnya.
Hubungan subjek dengan ayahnya diceritakan dengan sangat baik.
Ayah subjek sangat menyayangi subjek karena subjek adalah anak
lelaki satu-satunya. Kematian ayahnya sempat masuk kedalam pikiran
subjek ketika subjek duduk di kelas tiga SD. Akan tetapi saat itu
subjek membayangkan bahwa ayahnya akan pergi saat subjek berusia
30 tahun.
Saat pertama kali subjek mengetahui bahwa ayahnya sudah
tidak ada, reaksi yang pertama keluar dari subjek adalah kaget. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
masuk ke fase satu teori Sanders yaitu Shock (State of Alarm). Setelah
itu subjek mengamuk dan membalikkan meja yang telah ditata untuk
tempat jenazah. Reaksi marah subjek masuk ke fase kedua teori
Sanders yaitu Awareness of Loss (Prolonged Stress). Hal yang
menyebabkan subjek mengamuk secara tiba-tiba adalah rasa kaget dan
tidak percaya bahwa ayahnya sudah meninggal dan kondisi ini masuk
ke fase satu teori Sanders Shock (Ketidakpercayaan). Hal tersebut
dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut:
“aku ngerasa bapakku seharusnya masih hidup.kenapa ditatain
kayak gini? Harusnya masih hidup… Bentuk penolakan berikutnya itu
aku gak ikut ke makam. Kenapa gak ikut? Aku gak kuat”
S1. B 243 ; B 302-305
Kepergian ayah subjek yang terjadi secara tiba-tiba memicu
kemarahan di dalam diri subjek dan yang menjadi pelampiasan subjek
selain meja adalah Tuhan. Subjek yang marah kepada Tuhan mengeluh
mengapa harus memanggil ayahnya. Kondisi ini masuk dalam fase
kedua teori Sanders Awareness of Loss (Acting Out Emotional
Expectations). Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan sebagai
berikut:
“kenapa Dia kayak gitu sama aku. Penolakanku kayak gitu aja
si waktu itu, nangis.”
S1. B297-300
Pada awal masa duka subjek berharap ayahnya kembali ke
rumah. Subjek ingin mempercayai bahwa ayahnya hanya pergi ke
suatu tempat dan ayahnya akan kembali ke rumah. Subjek masuk
dalam fase tiga teori Sanders yaitu Conservation and the Need to
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Withdrawal (Despair rather than Depression). Subjek memiliki rasa
bersalah akan kejadian ini. Hal ini dikarenakan subjek yang tidak ingin
pergi ke sekolah sehingga ayahnya harus mengantarkan dirinya.
Subjek menyesal mengapa dirinya harus bersikap seperti itu sehingga
ayahnya harus mengantarkan dirinya sampai kecelakaan dan
meninggal. Selama masa berduka subjek mendapatkan dukungan
sosial yang banyak dari keluarganya. Keluarga subjek berusaha untuk
membesarkan hati subjek dengan tidak menyalahkan diri atas
kecelakaan tersebut. Akan tetapi subjek sudah mengecap dirinya
sebagai penyebab meninggal ayahnya.
Rasa bersalah dan trauma akan kecelakaan yang dimiliki subjek
membuat dirinya menarik diri dari lingkungannya. Subjek
memutuskan untuk tidak bersekolah selama satu tahun dan mengurung
diri di rumah. Penarikan diri ini masuk ke dalam teori Sanders yang
ketiga yaitu Conservation and Need to Withdrawal (Withdrawal and
the Need to Rest). Berikut kutipan kalimat subjek:
“…abis itu aku gak sekolah lagi, sempet istirahat setahun
karena aku banyak trauma disitu. Aku cuma bisa ngurung diri di kamar
itu lo selama satu tahun.”
S1. B 351-357
Satu tahun mengurung diri, ibu subjek menawarkan subjek
untuk melanjutkan pendidikan dan subjek menyanggupi dengan
persyaratan bahwa ia melanjutkan pendidikannya di Jogja. Saat dirinya
jauh dari rumah dan sering sendirian saaat di kos, subjek banyak
berpikir mengenai kesedihannya dan membaca beberapa buku. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berhasil mendapatkan pemikiran bahwa kepergian ayahnya adalah
peristiwa yang memiliki makna yang lebih besar yaitu karena rencana
Tuhan berbeda dengan rencana yang manusia buat. Subjek percaya
bahwa ayahnya sudah menjalani hidup dengan baik sehingga dirinya
bisa melepaskan kesedihannya. Subjek masuk fase empat teori Sanders
yaitu Healing (Centering Ourselves), karena subjek berhasil mendapat
nilai-nilai yang bisa dirinya tekankan sendiri berdasarkan proses yang
telah subjek jalani sendiri. Berikut kutipan kalimat subjek:
“aku nganggap rencana Tuhan itu gak kayak rencana kita. Itu
yang aku dapat. Terus yang kedua, ada beberapa hal yang lebih
berguna. Karna kalo misalnya dia masih hidup, itu hal-hal lain itu gak
bisa jalan… Itu yang aku ilhamin waktu itu dan sampai sekarang. Dan
aku ngerasa ya itu lah jalannya dia, dia menjalani hidupnya dengan
baik. Itulah yang buat aku bisa menerima dia pergi waktu itu.”
S1. B542-550 ; B579-607
Subjek berhasil meraih titik balik di saat subjek berhasil
membuat pola berpikir agar dirinya mampu menerima kepergian
ayahnya. Subjek mengalami perubahan positif yang drastis semenjak
kepergian ayahnya. Subjek menjadi sosok yang mandiri dan lebih
bertanggung jawab. Subjek disini masuk fase empat Sanders yaitu
Healing (Centering Ourselves). Bagi subjek saat ini, kepergian
ayahnya dan segala dinamika nya adalah proses yang membuat dirinya
menjadi lebih baik. Apapun yang dilakukan, baik benar maupun salah
subjek harus siap menghadapinya, hal ini masuk dalam fase lima teori
Sanders yaitu Renewal (Renewing Self Awareness). Berikut kutipan
kalimat subjek :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
“apapun yang terjadi dimasa lalu ya ada bener atau salah, itu
prosesku buat jadi lebih benar. Ketika aku ngelakuin kesalahan tapi
aku bisa tanggung jawab itu sudah gak masalah. Dan aku rasa gak ada
yang aku sesali, seburuk apapun keadaan saat ini aku harus siap.”
S1. B 657-667
Berdasarkan hasil narasi subjek, narasi tersebut dapat
digolongkan sebagai narasi yang progresif. Subjek pada awalnya tidak
bisa menerima kepergian ayahnya yang terjadi secara tiba-tiba. Subjek
menarik diri dari lingkungan sosial karena rasa sedih dan rasa bersalah
yang terus ada pada diri subjek. Saat-saat berat berhasil subjek lalui
setelah dirinya berhasil menemukan makna dari kepergian ayahnya.
Subjek percaya bahwa dengan kepergian ayahnya banyak hal baik
yang bisa dicapai karena Tuhan itu adil. Dengan kepergian ayahnya,
subjek juga berhasil berproses menjadi seorang yang lebih mandiri
dan bertanggung jawab.
Kalimat subjek, “aku nganggap rencana Tuhan itu gak kayak
rencana kita. Itu yang aku dapat. Terus yang kedua, ada beberapa hal
yang lebih berguna. Karna kalo misalnya dia masih hidup, itu hal-hal
lain itu gak bisa jalan… Itu yang aku ilhamin waktu itu dan sampai
sekarang. Dan aku ngerasa ya itu lah jalannya dia, dia menjalani
hidupnya dengan baik. Itulah yang buat aku bisa menerima dia pergi
waktu itu”, mencerminkan ciri-ciri dari struktur narasi progresif.
Dimana kita dapat melihat subjek menemukan makna positif dari
kematian ayahnya dan subjek juga tidak meninggalkan penyesalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
apapun atas kematian ayahnya. Hal tersebut membuat narasi subjek
masuk dalam kategori struktur narasi progresif.
2. Subjek 2
Subjek menilai kehidupannya sebelum kepergian ayahnya
sebagai sesuatu yang positif. Hubungan subjek dengan ayah dan ibu
subjek sama dekatnya. Latar belakang anak tunggal membuat subjek
memiliki sifat manja dan egois. Subjek tidak peduli apa yang terjadi,
ketika subjek menginginkan sesuatu keinginan tersebut harus dipenuhi.
Sosok ayah menjadi penting bagi subjek tidak hanya karena ayah
adalah kepala keluarga tetapi juga karena ayah menjadi sosok pencari
nafkah utama. Hilangnya sosok ayah sebagai pencari nafkah menjadi
sorotan utama bagi subjek.
Reaksi subjek saat pertama kali mengetahui ayahnya sudah
meninggal adalah kaget. Subjek yang diberitahu oleh suster bahwa
ayahnya sudah berada di kamar jenazah menangis dan berteriak karena
rasa sedih tersebut. Reaksi subjek tersebut masuk dalam fase dua teori
Sanders, Awareness of Loss (Prolonged Stress). Kesedihan subjek
ditambah dengan kekecewaaannya karena hanya subjek yang tidak ada
di saat terakhir ayahnya dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“perasaannya yang pasti apa ya, sedih, kecewa karena saya ga
ada disitu. Semua keluarga om, tante, mbah saya semua ada disitu ,
yang tidak hanya saya. Jadi saya merasa kecewa kenapa saya tidak ada
disitu.”
S2. B 217-224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kekecewaan ini menjadi penyesalan hingga saat ini. Sebelum
ayahnya meninggal, subjek sudah membayangkan jika ayahnya pergi.
Sepupu subjek juga sudah memberikan pandangan kepada subjek
apabila ayah subjek meninggal. Subjek yang sedang berada dalam
masa duka menyadari jika dirinya tidak bisa terus bersedih karena
masih ada hal-hal lain untuk dikerjakan. Disini subjek berusaha
mengendalikan dirinya agar tidak berduka dan masuk dalam fase
keempat teori Sanders yaitu Healing (Assuming Control).
Subjek selanjutnya kembali ke fase tiga teori Sanders,
Conservation and the Need to Withdrawal (Diminished Social
Support), di saat masa berduka subjek sebenarnya membutuhkan
dukungan dari sekitarnya akan tetapi subjek kurang merasa adanya
dukungan. Subjek merasakan dukungan yang paling besar hanya
berasal dari ibu subjek. Hal tersebut sesuai dengan kutipan:
“dukungan dari sekitar itu kurang ada ya saya rasa, jadi ya saya
dan ibu saling mendukung berdua… Ya saya tidak bisa merasakan
dukungan secara pribadi ya.”
S2. B 327-330 ; B 338-340
Pada saat tertentu subjek suka berpikir ingin kembali ke masa
lalu dimana ayahnya belum meninggal dan menemani di saat
terakhirnya. Keinginan subjek tersebut masuk ke dalam fase tiga teori
Sanders, Conservation and Need to Withdrawal (Despair rather than
Depression). Penyesalan subjek dapat dilihat dalam kalimat berikut:
“penyesalan itu kadang masih keingat sampai sekarang sih.
Kadang pengen yang...ya gimana sudah ga bisa lagi. Kita ga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengulang waktu kan. Kita ga bisa. Jadi kadang nyesel kenapa sih aku
tidak berada disitu saaat itu.”
S2. B 381-388
Keadaan baru subjek dan ibunya yang berbeda dengan keadaan
sebelumnya membuat subjek belajar mengubah sifat manja dan
egoisnya. Subjek berusaha untuk memperbaiki diri masuk ke dalam
fase empat teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Titik
balik dirasakan oleh subjek yang setelah ditinggal oleh ayah hanya
tinggal berdua dengan ibunya mulai merasakan perubahan dalam hal
ekonomi. Titik balik dirasakan oleh subjek saat dirinya merasakan
perubahan ekonomi setelah ayah subjek meninggal. Usaha keluarga
yang sudah tidak dapat berjalan memaksa subjek dan ibunya untuk
bekerja mencari uang. Keadaan ini masuk kedalam fase lima teori
Sanders, Renewal (Learning to Live Without) dapat dilihat dalam
kutipan sebagai berikut
“kita sempat down banget sampai ibu tidak bisa memberikan
saya uang saku, disitu memaksa saya untuk mencari kerjaan-kerjaan
tambahan, ngelesin atau privat, seperti itu ya ibu juga akhirnya nyari
nyari kerjaan... Tapi itu beberapa tahun lalu ya terus akhirnya kita
berdua bisa berusaha dan akhirnya kita bisa melalui masa itu kan.”
S2. B465-472 ; B 480-484
Subjek pada awal narasi memaparkan bahwa dirinya sangat
sedih karena dirinya tidak ada disaat terakhir ayahnya. Hal tersebut
menjadi sebuah penyesalan tersendiri bagi dirinya. Subjek dan ibu
subjek yang kehilangan sosok pencari nafkah berhasil melalui berbagai
masa sulit yang mengharuskan mereka untuk mencari cara untuk
menghidupi diri. Kematian ayah subjek berhasil menjadi sebuah titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
balik bagi diri subjek. Subjek yang memiliki sikap yang dinilai manja
dapat berubah menjadi seorang individu yang mandiri dan memiliki
kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya.
Ditinjau dari narasi yang telah dipaparkan, subjek telah
mengalami perubahan positif semenjak peristiwa kematian ayahnya.
Subjek berhasil menemukan titik balik dan makna sehingga mampu
berubah menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh
karena itu narasi tersebut masuk ke dalam struktur narasi progresif.
Meskipun subjek masih memiliki penyesalan akan ketidakhadirannya
pada saat ayahnya meninggal seperti pada kutipan berikut, “penyesalan
itu kadang masih keingat sampai sekarang sih”, hal tersebut tidak
merubah segala makna positif yang berhasil diraih oleh subjek.
3. Subjek 3
Awal narasi bercerita mengenai kedekatan subjek dengan
ayahnya. Kematian tidak memiliki peranan dalam kehidupan subjek
sebelum ayahnya meninggal. Sosok ayah subjek digambarkan sebagai
seorang pekerja keras, seorang pria yang ramah, dan ayah yang
melindungi. Subjek memiliki ketergantungan terhadap sosok ayah
yang selalu menjadi penolong saat subjek mengalami masalah, seperti
saat subjek memakai uang sekolah untuk jajan, ayah subjek tidak
memarahi melainkan mengganti uang tersebut. Subjek juga memiliki
pemikiran bahwa orang tua akan selalu ada untuk membantu anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock
(Confussion). Subjek kaget saat mengetahui ayahnya meninggal.
Subjek mengatakan bahwa dirinya seperti melayang dan tidak bisa
mengingat apa yang sedang ia lakukan atau dimana dirinya sekarang.
Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“terus aku rasanya gimana ya. Melayang aja, kayak ga ngerti
ini maksudnya apa. Pas besoknya di rumah duka juga masih yang ini
dimana sih, aku ngapain sih.”
S3. B 259-264
Selain itu subjek juga takut ayahnya tidak bisa keluar jika peti
ditutup. Subjek memilih untuk menahan keinginan untuk menangis
karena subjek tidak mau membuat tamu menjadi lebih sedih lagi.
Subjek masuk fase dua teori Sanders, Awareness of Loss (Prolonged
Stress). Kepergian ayah subjek membuat subjek kehilangan figur yang
penting bagi dirinya. Rasa kehilangan ini masuk dalam fase kedua teori
Sanders yaitu Awareness of Loss (Separation Anxiety).
Dalam masa berdukanya, subjek serta anggota keluarga masih
tidak percaya mengenai kepergian sang ayah. Hal ini masuk ke dalam
fase pertama teori Sanders yaitu Shock (Ketidakpercayaan). Rasa tidak
percaya tersebut dapat muncul karena tidak ada tanda-tanda
sebelumnya bahwa ayah subjek mengidap penyakit yang berbahaya.
Hal tersebut dapat dilhat dalam kutipan:
“tapi semuanya masih ga ngira kok bisa papi tiba-tiba ga ada
gitu. Soalnya waktu paskah kan baik-baik aja…. Disitu aku mikir ah ini
paling sakit biasa, nanti juga papi sembuh.”
S2. B 331-335 ; B 375-377
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kepergian ayah subjek yang terjadi secara tiba-tiba tidak hanya
meninggalkan rasa sedih melainkan juga rasa marah. Subjek merasa
marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya. Rasa marah
yang subjek miliki masuk ke dalam fase kedua teori Sanders,
Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations). Rasa marah
yang subjek miliki dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“cuma waktu itu aku sempat marah juga kan sama Tuhan,
kenapa kok papiku yang diambil. Kenapa kok gak orang jahat aja
kayak kokonya papiku kan jahat kenapa ga dia aja yang diambil
hahahaa.”
S2. B 447-454
Saat subjek duduk di bangku kuliah, subjek mendengar cerita
mengenai seseorang yang kehilangan anak serta istrinya. Subjek yang
merenungi cerita tersebut bahwa subjek seharusnya masih bersyukur
karena subjek masih memiliki ibu dan saudara. Subjek masuk kedalam
fase empat teori Sanders, Healing (Centering Ourselves).
“pas yang nyadarin itu dulu inget ga ada kuliah agama Kristen
kan dia cerita anaknya sama istrinya sudah meninggal. Disitu aku
mikir ya ampun dia kehilangan dua sekaligus, aku cuma kehilangan
satu, papiku, aku masih punya mamiku, kakak-kakakku, tapi aku itu ga
bersyukur banget si punya mereka.”
S2. B 460-471
Renungan berhasil menjadi titik tolak subjek sehingga subjek
belajar untuk menerima kepergian ayahnya. Saat ini subjek masuk ke
dalam fase lima teori Sanders, Renewal (Learning to Live Without).
Renungan subjek dapat dilihat dalam kutipan:
“tadinya itu aku, kakakku, aku ciciku, kokoku tadinya cuek
sama mamiku sama papiku juga. Kita tau kita punya masalah kita
punya orang tua jadi kita pasti bisa nyelesein karena kita punya orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tua. Abis itu ternyata mereka itu ga gitu ya, mereka itu mmm aku sama
cici sama kokoku mikirnya mereka manusia juga bisa ga ada suatu
saat. Jadi yang ada aku sama cici kokoku lebih menjaga mamiku.”
S2. B 483-498
Setelah subjek bisa menerima keadaan bahwa ayahnya sudah
meninggal subjek merasakan perubahan dalam dirinya dan keluarga.
Subjek bisa menjadi lebih dewasa. Subjek dan saudara-saudaranya
memutuskan untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka
menjadi lebih dekat dan lebih peduli satu sama lain. Hal yang menjadi
ganjalan bagi subjek adalah sikap subjek yang dulu tidak baik kepada
ayahnya. Akan tetapi subjek percaya bahwa hal tersebut merupakan
proses menuju kedewasaan.
Awal narasi menceritakan mengenai hubungan subjek dengan
ayahnya yang baik. Ayah subjek suka menolong jika subjek dalam
kesulitan. Hal tersebut membuat subjek memiliki kedekatan tersendiri
dengan ayahnya. Sehingga saat ayah subjek meninggal, subjek
mengalami masa dimana dirinya menolak hal tersebut dan merasakan
kemarahan. Subjek memiliki penyesalan akan sikap subjek yang
kurang baik kepada ayahnya seperti pada kutipan kutipan berikut,
“kalo inget dulu suka nakal sama papiku. Kalo inget itu sih nyesel, iya
nyesel”. Subjek dan keluarga mengalami titik balik yang membawa
mereka pada pemahaman baru mengenai keluarga. Bagi subjek sendiri
peristiwa kematian ayahnya menjadi sebuah titik balik bagi dirinya
sendiri. Subjek mampu berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Titik balik dan makna positif dari kematian ayahnya membuat
narasi ini masuk ke dalam struktur narasi progresif. Meskipun subjek
memiliki penyesalan yang menjadi ganjalan bagi dirinya hal tersebut
tidak merubah struktur narasi yang dimiliki oleh subjek. Subjek yang
memiliki penyesalan terhadap ayahnya tetap bisa mendapatkan titik
balik sehinggga dirinya mampu berubah menjadi individu yang lebih
baik.
4. Subjek 4
Awal cerita, subjek menceritakan kehidupannya yang dinilai
tidak positif. Kehidupannya yang tidak positif dilihat dari hubungan
subjek dengan anggota keluarganya yang kurang baik. Kematian pada
awalnya bukanlah suatu hal yang memiliki peranan dalam kehidupan
subjek. Subjek memiliki sifat yang kurang baik, seperti egois dan
kurang keinginan untuk berbagi dengan orang lain, selain itu subjek
juga kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Hal
ini terungkap saat subjek bercerita mengenai ketidakpedulian mereka
saat ayah mereka mengeluh sakit tetapi tidak ada seorangpun anggota
keluarga yang peduli dan berinisiatif untuk membawa ayah ke rumah
sakit. Subjek memandang kehidupannya dan keluarga sebagai keluarga
yang kurang baik. Rasa peduli yang dirasa sangat kurang dan
keterbukaan yang minim menjadi perhatian subjek selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Subjek terkejut saat mendapat kabar bahwa ayahnya telah
meninggal. Akan tetapi subjek tidak terlalu kaget karena sebelumnya
subjek sudah memiliki firasat akan kepergian ayahnya. Setelah
kepergian ayahnya, subjek mengalami rasa cemas. Kepergian ayahnya
bukanlah hal yang membuat dirinya merasa cemas, tetapi kehilangan
ayah sebagai pencari nafkahlah yang membuat dirinya merasa dalam
tekanan.
Kecemasan subjek disini masuk kedalam fase ketiga teori
Sanders yaitu Conservation and Need to Withdrawal (Helplessness or
Loss of Control). Selain kecemasan karena kehilangan sosok pencari
nafkah, subjek juga cemas karena dirinya mendapat peran sebagai
kepala rumah tangga secara tiba-tiba. Subjek yang merasa cemas juga
msuk ke fase ketiga Sanders yaitu Conservation and Need to
Withdrawal (Helplessness or Loss of Control). Kekhawatiran subjek
dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“ya karena mamaku kan ibu rumah tangga, gak kerja dan
segala macam ya takut dong uang dari mana sih buat ngerawat lima
anak. Lebih ke situ sih kalo yang aku lihat, soalnya gak ada yang
kerja… aku lebih tertekannya karena kasian aja adek-adekku, karena
kan aku punya tugas yang begitu banyak, aku pikir jadi itu yang bikin
stres, mikirin segala hal.”
S4. B 460-469 ; B 512-519
Karena subjek tidak mengerti mengenai tanggung jawab
barunya, subjek meminta pertolongan dari lingkungan sekitarnya.
Disini subjek masih berada di fase ketiga teori Sanders yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Conservation and Need to Withdrawal (Helplessness or Loss of
Control). Berikut kutipan kalimat subjek:
“awal-awalnya itu kayak kasi pengumuman, “tolong dong
bantu aku” Karena aku itu kayak gak bisa apa-apa, gak ngerti mau
ngapain.”
S4. B 561-567
Subjek yang kewalahan karena tanggung jawab barunya sangat
mengharapkan adanya bantuan dari keluarganya masuk dalam fase
ketiga yaitu Conservation and Need to Withdrawal (Diminished Social
Support).
“aku cuma pengen semua anggota keluarga bisa diajak
musyawarah. Bisa diajak ngomong jadi gak semua semua dilimpahin
ke aku”
S4. B 665-670
Subjek berusaha untuk menerima kepergian ayahnya sehingga
dirinya tidak bersedih lagi. Subjek disini masuk ke dalam fase empat
teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Untuk merelakan
kepergian ayahnya, subjek membentuk suatu pola pikir mengenai misi
yang ayahnya emban. Subjek percaya bahwa ayahnya memiliki misi
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan misi tersebut telah selesai
sehingga sudah saatnya ayahnya pergi. Fokus subjek disini masuk
kedalam fase kelima dari teori Sanders yaitu Renewal (Learning to
Live Without).
“karena pada saat itu langsung move on. Karena aku berpikir
pada saat papaku meninggal yaudah misi dia selesai. Sekarang lanjut
misi aku, jadi aku gak, gak terlalu lama-lama lah buat sedih.”
S4. B 714-722
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dalam pembentukan pola pikir tersebut, subjek berhasil
menemukan titik balik dimana dirinya bisa beranjak dari rasa sedih
atas kepergian ayahnya dan membawa dirinya kepada pemikiran baru
yang lebih baik. Pemikiran tersebut adalah diri subjek sebagai orang
yang melanjutkan misi ayahnya. Subjek memiliki misi untuk membuat
keluarganya menjadi keluarga yang lebih baik dari sebelumnya. Akan
tetapi sebelum subjek memulai misinya tersebut, subjek berusaha
untuk mengubah dirinya terlebih dahulu. Subjek berusaha untuk
mengubah sifat yang ia rasa kurang baik agar bisa menjadi baik dan
bisa terpancar kepada keluarganya. Dalam tahapan ini subjek masuk ke
fase keempat teori Sanders yaitu Healing (Forming a New Identity)
dimana subjek menemukan kematangan dirinya. Subjek memiliki
sebuah refleksi mengenai kehidupan keluarganya. Dirinya menyesali
kurang baiknya hubungan antara dirinya dengan ayahnya sehingga
subjek menginginkan perubahan dalam keluarganya kini yang dapat
dilihat dalam kutipan berikut:
“aku percaya papaku punya misi untuk mendidik istrinya, anak-
anaknya buat jadi lebih baik. Nah papaku mewujudkan itu dengan cara
bekerja biar kita kecukupan. Tapi ya kita jadinya jauh, gak terlalu
dekat… Terus ya karena aku punya misi seperti ini sih aku pengen
mengubah keluargaku biar gak seperti dulu”
S4. B 732-741 ; B 810-814
Jika dilihat berdasarkan hasil wawancara, narasi ini bersifat
progresif. Subjek merasa bahwa kehidupannya sudah berubah
semenjak kepergian ayahnya. Meskipun kepergian ayah subjek adalah
cobaan yang berat, tetapi subjek bisa memetik pelajaran positif. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
percaya bahwa misi ayahnya adalah untuk membuat keadaan keluarga
lebih baik dengan cara mencukupkan segala kebutuhan mereka. Akan
tetapi hal inilah yang membuat keluarga subjek tidak dekat satu sama
lain. Setelah kepergian ayahnya subjek merasa bahwa sekarang adalah
misinya untuk membuat keluarga lebih baik dengan cara mendekatkan
diri satu sama lain dan belajar untuk berbagi. Subjek sedang dalam
tahap belajar untuk mengubah sifatnya yang dia rasa kurang baik
menjadi lebih baik untuk kedepannya agar ia bisa memenuhi misinya.
Pernyataan subjek berupa, “tapi ya aku berpikir mungkin
dengan gak adanya papa bisa jadi jalan buat kita bangkit” membuat
subjek masuk ke dalam struktur narasi progresif. Hal ini dikarenakan
subjek berhasil mengambil suatu hal positif dan berubah menjadi
pribadi yang lebih baik semenjak kepergian ayahnya. Ditambah lagi
subjek sudah merelakan semua penyesalan atas kematian ayahnya.
Pernyataan-pernyataan diatas sesuai dengan ciri-ciri struktur narasi
progresif.
5. Subjek 5
Narasi diawali dengan subjek yang memiliki sifat manja dan
suka tergantung dengan orang lain. Subjek tidak pernah mau
menyentuh pekerjaan rumah sedikitpun. Subjek memandang
kehidupannya tidak terlalu baik pada awal cerita. Subjek menceritakan
bahwa dirinya dan ibunya sangat dekat, akan tetapi kedekatan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terjadi karena ayah subjek yang sudah meninggal sebelumnya
menyebabkan subjek hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tidak
jarang subjek berselisih paham dengan ibunya, akan tetapi hal ini tidak
mengganggu kepedulian mereka satu sama lain. Seperti saat ibu subjek
pergi tanpa pamit, subjek yang cemas mencari ibunya sampai ketemu.
Begitu pula sebaliknya, saat subjek sakit, ibu subjek akan sedih dan
terus menemani subjek.
Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock.
Subjek kaget dan sedih saat mengetahui bahwa ibunya telah
meninggal. Subjek tidak menyangka bahwa ibunya sudah meninggal,
karena awalnya subjek berpikir masih ada harapan. Subjek masih
berada dalam fase Shock (ketidakpercayaan). Rasa sedih subjek
memuncak saat dirinya harus menghadapi kenyataan bahwa subjek
harus tinggal sendiri. Keadaan tersebut sulit untuk diterima oleh subjek
dan subjek sempat melakukan penolakan seperti tidak mau pulang dari
makam. Keadaan ini masuk dalam fase dua teori Sanders yaitu
Awareness of Loss (Conflict). Penolakan subjek dapat dilihat dalam
kutipan berikut:
“ah kalo aku kan kerasa banget sepi nya, gak ada siapa-siapa
lagi. Pas dimakam itu habis dimakamin kan aku gak mau pulang.”
S5. B 326-331
Saat subjek berada di titik puncak ketakutannya, keluarga
subjek memberi subjek dukungan kepada subjek agar tidak merasa
kesepian karena subjek masih memiliki keluarga. Keluarga subjek juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
berusaha untuk menghibur subjek agar tidak merasa kesepian dan
sedih. Keadaan ini masuk dalam fase tiga teori Sanders Conservation
and Need to Withdrawal (Diminished Social Support) dan dapat dilihat
dalam kutipan sebagai berikut:
“nek koe suntuk ning omah langut (langut itu apa ya kalo
kesepian, ga ada kerjaan) ya main-mainlah kesini. Kan disini ada
anaknya Ijan sama Deta. Bisa bantu-bantu warung… Kalo misalnya
kamu gak punya maem, eh apa kalo gak sempet masak ya kesini aja..
Yang lain-lain itu gak usah mikir misalnya uang kuliah, gak musingin
mau kerja mau ngapainlah. Keluarga si pasti gitu. Kalo jalan-jalan
diajak sama mereka. Jadi ya sebisa mungkin aku gak merasa sendirian
lah”
S5. B 421-430 ; B 432-440
Walaupun keluarga sudah berusaha memberikan subjek
dukungan sosial akan tetapi rasa sedih karena harus tinggal sendiri
tidak bisa dihindari oleh subjek. Kesendirian yang subjek alami
menjadi titik balik dari narasi subjek. Subjek yang tidak pernah
memegang urusan rumah tangga, sekarang harus belajar untuk
mengerjakan semuanya sendiri. Subjek juga belajar untuk menghadapi
ketakutannya sendiri karena sudah tidak ada ibu atau ayah yang bisa
membantunya. turning point subjek terjadi dalam fase empat teori
Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves).
“saya ngerenung selama setengah jam, saya ngerengung kek
gini, sudah saya harus diem. Saya sekarang sendiri, sudah gak ada
siapa-siapa. Saya harus lawan dia, karena kalo bukan saya yang lawan,
mau siapa lagi? Konsekuensinya tinggal sendiri itu ya harus berani
mau ngapa-ngapain sendiri.”
S5. B 570-600
Setelah subjek berhasil menemukan titik tolak, subjek perlahan
berubah menjadi seseorang yang lebih mandiri dan lebih menghormati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
orang tua. Subjek juga akhirnya berhasil menerima kepergian ibunya
dengan membangun sebuah pemikiran bahwa ibunya sudah tidak sakit
lagi. Hal yang masih mengganjal subjek adalah keinginannya untuk
mengulang waktu dan bersikap lebih baik kepada ibunya. Tinggal
sendiri dan belajar mengerjakan urusan rumah tangga sendiri
menjadikan subjek masuk fase lima teori Sanders yaitu Renewal
(Accepting Responsibility for Ourselves). Berikut kutipan dimana
subjek menerima tanggung jawab baru pada dirinya:
“jadi prinsipnya tinggal sendiri itu semuanya mesti bisa kamu
tanganin, semuanya.”
S5. B 647-650
Jika ditinjau dari struktur narasinya, narasi ini bersifat
progresif. Subjek berhasil mengubah sifatnya yang kurang baik
menjadi lebih baik setelah kepergian ibunya. Kepergian ibu subjek
adalah hal yang berat bagi subjek karena berarti subjek harus
menjalankan segala kewajiban sendiri. Kedekatan subjek dengan
ibunya menjadikan subjek seorang anak yang manja. Subjek tidak bisa
mengurus urusan rumah tangga. Akan tetapi kematian ibu subjek
adalah sebuah pukulan keras bagi subjek dimana subjek mau tidak mau
harus belajar untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Setelah beberapa saat subjek berhasil memproses kesendiriannya dan
berhasil membuatnya bangkit dari rasa sedih dan keterpurukan. Subjek
sekarang sudah bisa mengurus urusan rumah tangga dengan baik dan
menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Ciri-ciri struktur narasi progresif ditemukan dalam narasi ini
Subjek merasa kehidupannya berubah kearah positif dan berhasil
menemukan makna dibalik peristiwa kematian. Akan tetapi subjek
masih memiliki keinginan untuk memperbaiki sikapnya kepada ibunya
sebelum ibunya meninggal. Berikut kutipan kalimat subjek yang
menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki penyesalan di masa lalu,
“..aku di depan ibu tuh memorinya pasti buruk semua gitu. Jadi
seandainya bisa ngulang waktu aku pengen bener-bener ngerubah
sikap aku”. Penyesalan subjek menuntut subjek untuk berproses lebih
baik lagi agar bisa merelakan semua yang terjadi agar bisa sampai
kepada penerimaan kematian secara penuh. Penyesalan subjek tidak
merubah struktur narasi yang dimiliki oleh subjek. Hal ini dikarenakan
subjek tetap berproses dan berhasil berubah menjadi lebih positif
sehingga subjek tetap mendapat struktur narasi progresif.
6. Kesimpulan Umum
Dari kelima subjek dewasa awal di Yogyakarta, lama waktu
yang dibutuhkan tiap subjek untuk berproses tidaklah sama. Subjek
pertama memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk bisa
mengiklaskan kepergian ayahnya. Sedangkan subjek kedua
memerlukan waktu sekitar 100 hari untuk mengiklaskan kepergian
ayahnnya. Subjek ketiga mendapatkan keiklasan yang utuh saat subjek
duduk di bangku kuliah. Sementara itu subjek keempat menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bahwa dirinya tidak memerlukan waktu lama untuk bakit dari rasa
sedih. Pada subjek kelima penerimaan akan kepergian ibunya di dapat
sekitar 40 hari kepergian ibunya.
Walaupun para subjek memerlukan waktu yang bervariasi
untuk menerima kematian orang tua mereka, para subjek dapat
berproses mengenai kematian ayah atau ibu mereka dan berhasil
mengubah sifat negatif mereka menjadi lebih baik. Kelima subjek
tidak menyangka akan kepergian ayah atau ibu mereka. Penerimaan
akan kepergian ayah atau ibu terlihat sangat sulit bagi subjek 1, 2, 3,
dan 5. Di sisi lain penerimaan subjek 4 akan kepergian ayah dirasa
lebih mudah.
Seperti yang kita lihat pada subjek yang keempat, dimana
hubungan subjek dengan ayahnya tidak begitu baik, subjek tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk berduka. Subjek dengan
segera menerima kepergian ayahnya. Subjek keempat lalu mengubah
fokusnya pada status barunya sebagai kepala keluarga dan tidak
terlalu mendalami proses berduka itu sendiri. Sedangkan pada subjek
pertama, kedua, ketiga dan kelima memiliki hubungan yang baik
dengan orang tua mereka yang meninggal. Hubungan anak dengan
orang tua yang kuat inilah yang membuat keempat subjek tersebut
tidak dapat langsung bangkit dari rasa berdukanya. Keempat subjek
memerlukan waktu untuk berproses mengolah rasa duka hingga
sampai pada pencapaian titik balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kelima subjek berusaha untuk maju dan bergerak ke depan.
Kelima subjek memiliki struktur narasi progresif. Struktur narasi
progresif tanpa penyesalan hanya ditemukan pada subjek yang
pertama dan keempat. Keadaan hubungan para subjek dengan orang
tua mereka sangat bertolak belakang. Subjek pertama adalah sosok
anak yang sangat dekat dengan ayahnya sedangkan di sisi lain subjek
keempat memiliki hubungan yang renggang dengan ayahnya.
Perbedaan hubungan antara subjek pertama dan keempat dengan
orang tua juga menciptakan perbedaan pada penerimaan mengenai
kepergian orang tua. Subjek pertama memerlukan waktu kurang lebih
satu tahun untuk menerima kepergian ayahnya sedangkan subjek
keempat tidak memakan banyak waktu untuk menerima kepergian
ayahnya. Ciri-ciri struktur narasi progresif adalah berhasilnya subjek
pertama dan subjek keempat untuk mendapatkan titik balik dan tidak
adanya penyesalan di dalam diri mereka masing-masing sehingga
mereka mampu merubah diri mereka ke arah yang lebih positif.
Sedangkan untuk subjek kedua, ketiga, dan kelima masuk
kedalam kategori struktur narasi progresif dengan penyesalan. Ketiga
subjek memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang tua mereka.
Ketiga subjek tidak berhasil untuk menerima kepergian orang tua
mereka karena posisi ketiga subjek sedang tidak bersama dengan
orang tua mereka saat peristiwa kematian. Selain itu ketiga subjek
mengetahui kepergian orang tua mereka saat mereka sampai ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
rumah sakit dan rumah mereka. Akan tetapi penyesalan yang dialami
oleh para subjek tidak mempengaruhi struktur narasi mereka.
Penyesalan tidak merubah struktur narasi mereka karena ketiga subjek
berhasil menemukan titik balik dan makna dari peristiwa. Ditambah
lagi dengan berhasilnya para subjek untuk berubah menjadi lebih
positif.
Di sisi lain hubungan yang dekat dengan orang tua membuat
ketiga subjek terkejut atas kepergian yang mendadak. Ditambah lagi
dengan ketiga subjek merasa bahwa masih ada ganjalan yang
menyebabkan mereka masih ingin kembali ke masa lalu dan berusaha
memperbaiki kesalahan mereka. Empat hal diatas membuat ketiga
subjek sulit menerima kepergian orang tua mereka. Walaupun ketiga
subjek berhasil menemukan titik balik dimana mereka berhasil
berubah menjadi orang yang lebih baik, akan tetapi ketiga subjek
masih bertahan di masa lalu. Bertahannya subjek pada pengandaian
“andai aku bisa kembali ke masa lalu” akan membuat dirinya tertahan
dan tidak akan maju menjadi seseorang yang lebih baik.
Dapat dilihat bahwa subjek yang mengalami maju-mundurnya
fase berduka adalah subjek pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Kepergian yang terjadi secara mendadak menyebabkan subjek
pertama dan ketiga sulit menerima kepergian itu sendiri. Hal ini
menyebabkan subjek pertama dan ketiga kembali ke fase yang
pertama walaupun sudah melalu fase yang kedua dan ketiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Walaupun sempat mundur, subjek pertama dan ketiga bisa maju
menuju fase akhir karena mendapatkan dukungan yang cukup banyak
dari lingkungan sekitar mereka. Di sisi lain untuk subjek yang kedua,
walaupun sudah mendapat sedikit masukan mengenai kemungkinan
bahwa ayahnya akan meninggal, subjek tetap mengalami kesulitan
dalam proses berduka yang ia hadapi karena subjek sedih tidak bisa
menemani di saat terakhir ayahnya dan subjek merasa tidak
mendapatkan dukungan dari lingungan sekitarnya. Untuk subjek
kedua kemunduran fase terjadi saat subjek sudah masuk fase keempat,
kemudian kembali ke fase ketiga karena subjek memerlukan
dukungan sosial.
Lain halnya dengan subjek keempat, subjek melompati fase
yang pertama dan kedua lalu langsung masuk kedalam fase yang
ketiga. Hal ini dikarenakan renggangnya hubungan subjek dengan
orang tuanya dan kewajiban baru yang subjek dapatkan lebih menyita
fokusnya dibandingkan dengan rasa sedih yang ia rasakan. Ditambah
lagi subjek tidak mendapat dukungan yang ia harapkan dari
lingkungan sekitarnya. Subjek mengalami kemunduran fase saat
dirinya sudah berada di fase kelima. Hal yang menyebabkan dirinya
mundur karena subjek menemukan sebuah pola pikir yang positif
ketika subjek berusaha belajar menjalani hidup tanpa ayahnya.
Sedangkan untuk subjek kelima menjalani fase yang berurutan.
Subjek kelima mengalami proses berduka dengan berutan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dikarenakan subjek mendapatkan banyak dukungan dari lingkungan
sekitarnya, sehingga subjek mampu melewati rasa duka yang ia
rasakan.
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini dihasilkan proses-proses berduka dan struktur
narasi dari setiap subjek yang telah mengalami kematian orang tuanya.
Kelima subjek memiliki proses dan struktur narasi yang berbeda meskipun
ada juga proses dan struktur narasi yang sama. Hal tersebut dipengaruhi
oleh dukungan yang diterima subjek saat berduka, hubungan subjek
dengan orang tua, tanggung jawab baru setelah peristiwa kematian dan
penyesalan terhadap kematian orang tua.
Ada beberapa pendapat mengenai jalannya proses berduka. Dalam
Santrock (2002), Averill mengungkapkan bahwa fase duka cita yang akan
dialami terjadi secara berurutan menurut garis waktu yang sudah
ditetapkan oleh Averill. Sedangkan Kubler-Ross berpendapat bahwa
proses itu sendiri terjadi tidak harus sesuai dengan urutan. John Bowlby
juga berpendapat bahwa individu yang berdukacita dapat bergerak maju
mundur diantara fase-fase tersebut (Clark, 2004). Jika dilihat berdasarkan
fase berduka yang dialami oleh tiap subjek, dapat dilihat bahwa fase
berduka yang terjadi tidak teratur, bahkan beberapa mengalami maju-
mundur fase berduka. Pemahaman mengenai kematian pada dewasa awal
yang belum sebanyak dewasa akhir yang menyebabkan maju-mundurnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
fase berduka. Hal ini seusai dengan pernyataan bahwa pemahaman
mengenai kematian memungkinkan terjadinya maju-mundur nya fase
berduka individu dewasa awal yang menghadapi kematian orang tuanya
(Santrock, 2002).
Penelitian Dorothy (2010) juga menyatakan bahwa jalannya proses
berduka tidaklah sama pada setiap individu. Hal tersebut sejalan dengan
hasil penemuan peneliti mengenai maju mundurnya fase berduka individu.
Subjek pertama hingga subjek keempat mengalami maju mundurnya fase
karena pengalaman berduka yang mereka alami adalah pengalaman
berduka orang terdekat mereka yang pertama. Seperti yang dialami oleh
subjek pertama dan ketiga, kedua subjek tersebut mengalami kesulitan
dalam menerima realita kematian sehingga kedua subjek maju mundur
diantara fase pertama dan kedua.
Sementara itu subjek kedua mengalami maju mundur fase berduka
karena saat subjek berusaha mengendalikan diri setelah peristiwa kematian
subjek merasa kurangnya dukungan yang ia dapatkan sehingga
membuatnya kembali ke fase tiga. Untuk subjek kelima, mundurnya fase
berduka subjek terjadi saat subjek sudah ada di fase lima, learning to live
without ke fase empat forming a new identity. Sedangkan pada subjek
kelima yang memiliki proses berduka yang berjalan maju, kematian
ibunya adalah pengalaman berdukanya yang kedua setelah kepergian
ayahnya beberapa tahun sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keeratan hubungan antara orang tua dan anak memiliki pengaruh
yang berbeda dalam maju mundurnya proses berduka yang dialami.
Subjek pertama, kedua, ketiga dan keempat memiliki proses duka maju-
mundur. Sedangkan subjek kelima memiliki proses duka maju. Subjek
pertama, kedua, ketiga dan kelima memiliki hubungan yang baik dengan
orang tua mereka sebelum peristiwa kematian. Akan tetapi hanya subjek
kelima yang memiliki proses duka maju sedangkan sisanya memiliki
proses duka maju-mundur. Di sisi lain subjek keempat memiliki hubungan
yang kurang baik dengan orang tua nya, akan tetapi subjek keempat
memiliki pola narasi maju-mundur.
Setelah kepergian ayah atau maupun ibu subjek, para subjek
merasakan adanya perubahan yang cukup signifikan yang terjadi pada
mereka dan keluarga. Dimulai dari tidak adanya pencari nafkah, teman,
panutan, dsb. Hal-hal tersebut menjadi masalah bagi para subjek karena
ayah maupun ibu mereka adalah tempat subjek bergantung. Secara
bertahap tapi pasti, para subjek bergerak maju ke fase yang lebih tinggi
dan lebih baik. Subjek belajar untuk meninggalkan rasa sedihnya dan
berusaha untuk fokus terhadap kehidupan yang masih harus dijalani.
Teori kedekatan menyatakan bahwa seorang anak memerlukan
hubungan yang aman dengan orang dewasa pemberi kasih sayang, dimana
tanpa lingkungan sosial dan emosional yang normal hal ini tidak akan
terwujud (Rostilla, .M. dan Sareela, Jan M., 2011). Pernyataan di atas
diwujudkan peneliti melalui pertanyaan mengenai dukungan sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
didapat para subjek dari lingkungannya. Sanders (dalam Dorothy, 2010)
menyatakan bahwa seseorang yang mengalami grief membutuhkan
dukungan sosial selama mereka berada dalam keadaan grief. Hasil
wawancara yang telah dilakukan memberikan pernyataan bahwa kelima
subjek sangat berharap mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan
mereka untuk melewati masa sulit. Akan tetapi hanya tiga dari lima subjek
yang mendapatkan dukungan sosial yang baik, sedangkan kedua subjek
lainnya menyatakan bahwa dukungan sosial yang mereka dapatkan dirasa
kurang.
Dua dari lima subjek yaitu subjek kedua dan keempat menyatakan
bahwa mereka tidak mendapat dukungan yang cukup. Kedua subjek
terkesan bertahan sendiri demi tujuan yang mereka targetkan. Akan tetapi
kedua subjek pada akhirnya mampu mendapatkan titik balik dimana
mereka bisa menerima dan mengiklaskan kematian ayah mereka.
Sedangkan untuk subjek pertama, keempat dan kelima ditemukan bahwa
mereka mendapatkan dukungan yang baik dari lingkungan sekitar mereka.
Dukungan yang kuat dari sekitar membuat ketiga subjek juga
mendapatkan titik balik. Pernyataan tersebut membantah pernyataan dari
Rostilla dan Sareela karena seperti yang kita dapat lihat, kelima subjek
yang tidak semuanya mendapat dukungan positif dari keluarga tetap bisa
mendapatkan titik balik untuk penerimaan atas kematian.
Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa dukungan sosial
memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap subjek. Seperti yang kita lihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bahwa subjek pertama, ketiga dan kelima yang mendapatkan dukungan
sosial yang baik memiliki struktur narasi progresif. Sejalan dengan hal di
atas, subjek kedua dan keempat yang tidak mendapatkan dukungan sosial
yang baik juga memiliki struktur progresif.
Reaksi terkejut dan kaget saat pertama kali mendengar kabar
kematian dirasakan oleh kelima subjek. Hal ini dikarenakan kehilangan
yang terjadi secara mendadak menyebabkan para subjek kehilangan sosok
dimana mereka bergantung secara mental maupun finansial. Kehilangan
secara mendadak juga membuat subjek merasa tidak nyaman dengan status
baru mereka, hal tersebut diungkapkan oleh Cahyasari (2009) orang tua
merupakan orang yang paling dekat dengan anak, hangatnya sebuah
keluarga akan membuat kedekatan yang terjalin antara anak dan orang tua,
dan kedekatan itu akan membuat anak menjadi merasa aman dan nyaman.
Berdasarkan pernyataan Worden (1982) setiap orang yang berduka
harus belajar untuk menerima kenyataan mengenai kehilangan, bertahan
dari rasa duka, menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa adanya
almarhum dan mengarahkan energi dari yang meninggal kepada jenis
hubungan lain. Pernyataan Worden ini sesuai dengan fase lima dari
Sanders yaitu renewal. Pada fase ini, seseorang mulai beradaptasi,
menerima, dan belajar untuk menjalani hidup tanpa kehadiran orang yang
ia kasihi yang sudah meninggal dunia (Sanders, 1992). Kelima subjek
berhasil sampai pada fase ini dan kelima subjek berhasil menjalani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, walaupun tiga diantaranya
masih memiliki penyesalan terhadap kematian orang tua mereka.
Pada awalnya muncul penolakan atas kenyataan mengenai
kepergian, keinginan akan kembali hidupnya orang tua, penyesalan karena
tidak bisa menemani di saat terakhir menjadi hal yang memberatkan para
subjek mengenai kepergian orang tua mereka. Tiga dari lima subjek
memiliki penyesalan setelah peristiwa kematian. Subjek kedua, ketiga dan
kelima sama-sama sedang tidak berada di samping orang tua saat peristiwa
kematian dan hanya mendapatkan perintah untuk kembali ke rumah atau
rumah sakit. Rasa penyesalan ini membuat subjek sulit untuk benar-benar
maju. Walaupun ketiga subjek berhasil menemukan titik balik, para subjek
akan kembali kepada pengandaian “andai aku bisa kembali”. Dalam
sebuah artikel Cruse Bereavement Care disebutkan bahwa kehadiran diri
saat peristiwa kematian dapat membantu untuk meyakinkan akan realitas
kematian dan membantu dalam proses berduka.
Berbeda dengan kedua subjek lainnya, yaitu subjek pertama dan
subjek keempat. Kedua subjek ini berhasil menemukan titik balik
sekaligus pengiklasan atas kematian orang tua mereka. Meskipun kedua
hal tersebut tidak didapatkan dalam jangka waktu yang dekat, kedua
subjek berhasil untuk membangkitkan rasa iklas dan tidak menyesal atas
apapun yang telah terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Bagan fase berduka subjek 1.
Subjek YH
Shock (State of Alarm)
Awareness of Loss (Prolonged Stress)
Shock (Ketidakpercayaan)
Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Despair Rather Than Depression)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Withdrawal and The Need to Rest)
Healing (Centering Ourselves)
Healing (Centering Ourselves)
Renewal (Renewing Self Awareness)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Bagan fase berduka subjek 2.
Subjek LS
Awareness of Loss (Prolonged Stress)
Healing (Assuming Control)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Diminished Social Support)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Despair Rather Than Depression)
Healing (Centering Ourselves)
Renewal (Learning to Live Without)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Bagan fase berduka subjek 3.
Subjek MA
Shock (Confussion)
Awareness of Loss (Prolonged Stress)
Awareness of Loss (Separation Anxiety)
Shock (Ketidakpercayaan)
Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations)
Healing (Centering Ourselves)
Renewal (Learning to Live Without)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Bagan fase berduka subjek 4.
Subjek FN
Terkejut
Conservation and The Need to Withdrawal
(Helplessness or Loss Control)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Helplessness or Loss Control)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Diminished Social Support)
Healing (Centering Ourselves)
Renewal (Learning to Live Without)
Healing (Forming a New Identity)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Bagan fase berduka subjek 5.
Subjek MK
Shock (Ketidakpercayaan)
Awareness of Loss (Conflict)
Healing (Centering Ourselves)
Conservation and The Need to Withdrawal
(Diminished Social Support)
Renewal
(Accepting Responsibility for Ourselves)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pengalaman berduka yang dialami tiap subjek berbeda satu dengan
yang lainnya. Pengalaman berduka para subjek disebabkan oleh kematian
orang tua yang terjadi secara tiba-tiba. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi pengalaman berduka para subjek, diantaranya adalah
kedekatan antara orang tua dengan anak, kehilangan sosok yang penting.
Dalam prosesnya ada beberapa subjek mengalami penolakan atas kepergian
orang tua mereka dan ada subjek yang bias menerima kematian dengan
lapang dada.
Para subjek berhasil bangkit dari rasa sedih akan kematian karena
para subjek mampu untuk mencapai suatu target baru yaitu hidup yang lebih
baik. Dalam prosesnya banyak hal yang menjadi pendukung proses
penerimaan, yaitu dukungan sosial, hubungan antara orang tua dan anak,
tanggung jawab baru yang diemban dan rasa penyesalan akan kematian.
Meskipun tidak semua faktor pendukung dimiliki oleh kelima subjek, akan
tetapi kelima subjek berhasil sampai pada titik balik yang merubah hidup
mereka. Titik balik ini juga mengantar mereka kepada penerimaan akan
kematian. Tidak semua subjek dapat berjalan mulus menuju penerimaan
kematian, ada beberapa subjek yang mengalami maju mundur fase berduka
dan ada subjek yang fase berdukanya berjalan maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Bahkan beberapa subjek memiliki rasa penyesalan akan kematian
orang tua mereka, meskipun tidak semua subjek memiliki penyesalan
tersebut. Pernyataan tersebut membuat kelima subjek memiliki struktur
narasi progresif. Dua subjek dengan struktur narasi progresif setelah
mencapai titik balik tidak memiliki penyesalan akan kematian orang tua
mereka sehingga mereka dapat sampai pada penerimaan akan kematian.
Sedangkan untuk subjek dengan struktur narasi progresif lainnya, setelah
mereka sampai pada titik balik, para subjek memunculkan kembali
penyesalan di masa lalu. Tetapi tidak merubah struktur narasi yang telah
didapatkan.
B. SARAN
1. Bagi lingkungan sosial
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ditemukan bahwa tiap
individu memiliki prosesnya sendiri untuk melalui pengalaman
berdukanya. Selain itu ditemukan pula hal-hal yang mempengaruhi
jalannya proses berduka tersebut, salah satunya adalah dukungan social.
Oleh karena itu bagi lingkungan sekitar diharapkan bisa memberikan
dukungan lebih banyak terhadap mereka yang ditinggalkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa kedekatan antara orang tua dan
anak memiliki hasil yang berbeda pada penerimaan. Dukungan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
baik yang kurang maupun cukup juga memiliki hasil yang berbeda
terhadap penerimaan. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya
diharapkan bisa meneliti hal-hal tersebut lebih lanjut lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, Lewis.R.. (1993). Dying, death, and bereavement. 3rd ed. Massachusetts :
Allyn and Bacon
Atkinson, Robert. The life story interview
Bartlett, Ruth. (2011). Using diaries in research with people with dementia.
University of Southampton
Bungin, Burhan. (2008). Penelitian kualitatif : komunikasi, ekonomi, kebijakan
publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana
Bosticco, Cecilia & Thompson, Teresa L. (2005). Narratives and story telling in
coping with grief and bereavement. Baywood Publishing Co., Inc
Cahyasari, Intan. (2009). Grief Pada Remaja Putra Karena Kedua Orang Tuanya
Meninggal. Universitas Gunadarma
Clark, Andrew. (2004). Working with Grieving Adults. Advances in Psychiatric
Treatment, vol. 10, 164–170
Cruse Bereavement Care. How Bereavement Affects Adults diakses tanggal 18
September 2013.
http://www.bbc.co.uk/health/emotional_health/bereavement/bereavement
effectsadults.shtml
John, Robins & Pervin. (2008). Handbook of personality : theory and research
(3rd ed.). New York : Builford Press
Lemme, Barbara H. (1995). Development in adulthood. America : Allyn and
Bacon
Liebman, Joshua Loth. (2001). AlLifeCare guided to grief and bereavement.
LifeCare Inc
Maier, E. Hailey & Lachman, Margie E. (2000). Consequences of early parental
loss and separation for health and well-being in midlife. International
Journal of Behavioral Development
Mallon. (2008). Attachment and Loss, Death and Dying : Theoretical
Foundations for Bereavement Counselling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
McAdams, Dan P. (2005). The redemptive self. New York : Oxford University
Press, Inc
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Ortlipp, Michelle. (2008). Keeping and using reflective journals in the qualitative
research process. The Qualitative Report Volume 13
Poerwandari, K. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia
Rando, T.A. (1991). How to go on living when someone you love dies. New York:
Bantam Books
Rostilla, .M. dan Sareela, Jan M., (2011). Time Does Not Heal All Wounds:
Mortality Following the Death of a Parent, Journal of Marriage and Family
73 (February 2011): 236 – 249
S. Dorothy, Yolanda. (2010). Penghayatan Grief Pada Ayah yang Menghadapi
Kematian Anak. Universitas Sumatera Utara
Santrock, John .W. (2002). Life-span development. Perkembangan masa hidup
ed.2. Jakarta : Erlangga
Smith, J. (2008). Qualitative psychology: a practical guide to research methods,
(ed) (terj) Qudsy, S. Z. 2009 (Penyunting) Psikologi kualitatif: panduan
praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tiurmauly, Virna. (2007). Kecemasan Terhadap Kematian Pada Remaja Dengan
HIV/AIDS. Universitas Indonesia
Weaver, Janalee. (2010). Narratives from grief counseling: client perspectives on
effective interventions and strategies for recovery. The College at
Brockport: State University of New York
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1. Data verbatim subjek YH
Subjek 1, 9 Oktober 2013
No. Verbatim Koding Awal Analisis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Siang, ndut. Aku mulai
ya wawancaranya.
Hahaha, iya.
Yang pertama, mm
sebelum papamu pergi,
bisa diceritain gak
hubunganmu sama
papamu gimana?
Bagus banget, dimanjain
banget.
Dimanjain banget?
Jadi dia itu selalu
memenuhi semua yang
aku pengenin. Dari segi
moral, dari segi materi ya
sangat berkecukupan lah
ya. Waktu itu hubunganku
sama dia itu deket banget
lah ya, sangat deket.
Makanya waktu dia gak
ada, kehilanganya parah
banget. Sampe aku ngerasa
down. Ya kalo hubungan
sebelumnya ya kayak gitu
lah. Yang jelas dia
manjain aku, aku sayang
sama dia dan dia jelas
sayang banget sama aku
kenapa, karena aku anak
cowok satu-satunya.
Mm terus ada
pengalaman khusus yang
paling kamu inget gak
sama papamu?
Waktu itu kelas tiga SD,
waktu itu acaranya kita
nonton tv, bertiga, aku
sama ibu sama bapak,
mereka sudah ketiduran
Ayah subjek sangat
memanjakan subjek
Hubungan subjek dan
ayah subjek sangat
dekat dan saling
menyayangi
Hubungan subjek dan
ayah yang baik.
Hubungan subjek dan
ayah yang sangat
dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
aku lihat dia. Aku mikir
bagian apa yang pengen
aku inget dari dia kalo dia
sudah gak ada.
Kelas tiga SD?
Iya.
Terus?
Waktu itu aku berpikir
bahwa tiga puluh tahun
lah, sampai umur aku tiga
puluh tahun aku masih
bisa lihat dia kan, belum
meninggal kan. Waktu itu
aku pengen ingat sikunya
dia.
Kenapa?
Waktu itu aku mikir hal
menarik apa yang paling
aku pengen ingat dari dia
kalo dia gak ada. Dan itu
sikunya. Sikunya unik,
itemnya ada dua, hahaha.
Jadi aku ngerasa moment
itu yang paling aku ingat.
Mm buat kamu, sosok
ayahmu itu seperti apa
sih?
Tegas. Galak, tapi lembut
juga, penyayang,
demokrasinya lumayan lah
ya. Kadang-kadang aku
ngerasa dia ada sisi
galaknya. Ada sisi
lembutnya, tegasnya ada
lembeknya juga ada,
komplit. Tapi aku lebih
ngerasa kalo dia itu pinter
juga. Pinter terus ya itu
sih.
Terus itu tadi kan buat
kamu, kalo menurutmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
208.
109.
110.
111.
112.
113.
114
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
sosok ayahmu di
keluargamu itu gimana?
Kalo dulu ya jelas, dia
sosok pemimpin yang
bagus, yang jadi idola dan
patut dicontoh. Tapi kalau
sekarang, karena aku
sudah gede dan aku sudah
ngerti masalah-masalah
yang ada, itu ada
bertanggung jawabnya tapi
ada juga kurang
bertanggung jawabnya.
Jadi dia lebih
mementingkan adik-
adiknya daripada
keluargaku. Kan disitu
kurangnya ya. Terus disisi
lain, dia sangat care, dia
pinter menciptakan situasi
kebersamaan, piknik rutin
atau makan malam selalu
bersama nah itu yang aku
suka. Dan dia membangun
moral kami dengan sangat
bagus.
Terus hubungan ayah
sama anggota keluarga
yang lain sama dekatnya
dengan kamu?
Aku rasa iya. Sama. Kita
semua deket.
Oo gitu, boleh diceritain
gak kronologi kepergian
ayah itu seperti apa?
Kronologinya? Jadi waktu
itu aku kan males sekolah.
Aku lagi ada masalah
disekolah, pengennya
bolos. Kalo kronologinya
gak mungkin bisa dilupain
lah ya. Pahitnya, kan
meningalnya pagi jam 7,
malamnya itu kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
159.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
ngelakuin hal yang gak
pernah kita lakuin
sebelumnya. Kita makan
besar. Kita pergi ketempat
makan, kita makan
sepuasnya sekenyangnya,
sayangnya dua mbak ku
gak ikut karena sudah di
Jogja. Kita cuma bertiga,
aku, bapakku, ibuku. Dini
harinya jam dua kan kita
sudah bangun, dia ngajarin
aku belajar dan aku
ngerjain pr. Habis aku
ngerjain pr, jam tigaan aku
tidur lagi, sebelum tidur
aku lihat dia berdoa di
kursi. Aku jarang liat dia
berdoa khusyuk banget.
Dia diem di kursi sambil
megang Rosario sama
buku doa dia berdoa disitu.
Aku bangun lagi setengah
lima dan aku lihat dia
masih berdoa seperti itu
dan itu jarang banget
terjadi, aku belom pernah
lihat dia seperti itu.
Akhirnya pagi dia ngajak
aku jalan, ayok ke sekolah.
Tapi aku gak mau.
Gimanapun cara nya aku
gak mau kesekolah. Pura-
pura sakit lah ato ngapain,
tapi dia tetep maksa.
Akhirnya kita berangkat
dengan terpaksa, kan
waktu itu mau naik angkot
tapi aku ketinggalan
angkot. Jadi mau gak mau
aku aku dianterin sama
dia. Tapi karena motornya
waktu itu rusak, jadi dia
pinjem om ku, yaudah
waktu itu kita berangkat.
Selama di perjalanan disitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
200.
201.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
dia marahin aku, kan jalan
kaki kan, dia marah besar,
keliatan banget. Pas sampe
di rumah om ku aku kan
nunggu di pinggir jalan,
pas dia disana dia berbalik
dan tersenyum doang,
pokoknya dia senyum
enak gitu. Abis itu dia
minjem motor, kan ada
turunan di jalan sekolah,
tikungan tajam. Nah
motornya itu kan giginya
tiga, ketika mau diturunin
ke dua atau satu tau-tau
motornya mati. Tiba-tiba
mati total, kecelakaan
terus nabrak batu, bapakku
meninggal ditempat.
Waktu itu aku patah tulang
tangan. Pas aku bangun
aku cek motorku sama om-
om ku ternyata gak ada
masalah. Jadi rem aman,
seandainya itu motor mati,
kenapa gak di rem. Aku
gak ngerti sampai
sekarang.
Terus waktu papamu
pergi itu kamu langsung
sadar ditempat?
Jadi waktu itu aku belum
sadar. Aku langsung lihat
motor soalnya motornya
tepat disamping aku,
bapakku kan jauh jaraknya
7 meter dari aku. Disitu
aku langsung dibawa pergi
sama warga, dibawa ke
rumah saudaraku, disitu
aku langsung diajak
pulang. Soalnya disitu aku
mau diobatin aku gak mau
pokoknya aku mau pulang.
Aku taunya bapakku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
ninggal itu siang. Jadi
ketika itu rumahku jadi
rame banget, ibuku nangis
terus, semua keluarga pada
nangis, terus kalo di Jawa
kan orang meninggal kan
ditatain meja buat ditaruh
diatasnya kan, nah itu ada
kayak gitu-gitu. Pada
waktu itu aku langsung
marah. Aku balikin itu
kursi semua.
Kenapa kamu marah?
Aku ngerasa bapakku
seharusnya masih
hidup.kenapa ditatain
kayak gini? Harusnya
masih hidup. Kubalikin,
terus aku ditenangin orang
banyak, mbahku lihat aku
marah kayak gitu jadi
kayak kena jantung gitu
terus dibawa pergi dari
rumahku. Terus yaudah
sampe akhirnya mobil
jenazah datang, jatohlah
aku.
Terus reaksi keluargamu
yang lain atas kepergian
bapakmu gimana?
Aku gak begitu tau ya
gimana reaksi mereka.
Yang jelas kakakku kan
gak tau ya bapakku
meninggal. Pulangnya sore
pas mau misa malam,
mereka shock banget pasti
kan. Aku gak begitu
ngeliat kondisi mereka
gimana soalnya aku
sendiri aja masih begitu
banget.
Terpukul banget ya?
Subjek kaget ketika
pulang kerumah dan
mendapati rumahnya
telah ditata untuk
jenazah dan subjek
marah karena tidak
terima ayahnya sudah
meninggal.
Subjek merasa bahwa
ayahnya seharusnya
masih hidup
Subjek masuk ke fase
satu teori Sanders
yaitu Shock (state of
alarm)
Reaksi marah subjek
masuk ke fase kedua
teori Sanders yaitu
Awareness of Loss
(prolonged stress)
Subjek yang tidak
percaya ayahnya
sudah meningggal
masuk ke fase dua
teori Sanders
Awareness of Loss
(ketidakpercayaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
319.
Iya banget, soalnya kan
hitunganku kan sampai
aku umur 30 gitu lo, aku
ngitung dua tahun, tiga
tahun yang lalu gitu lah.
Baru tiga tahun aku
ngitung tau-tau meninggal.
Itu yang aku pikirkan,
makanya waktu itu aku
gak terima sama sekali.
Terus itu kan bentuk
penolakanmu ya. Ada
bentuk penolakan lain
gak yang kamu lakukan?
Ada, menghujat.
Siapa yang kamu hujat?
Tuhan
Kenapa kamu menghujat
Tuhan?
Kenapa Dia kayak gitu
sama aku. Penolakanku
kayak gitu aja si waktu itu,
nangis. Sampai pas waktu
misa yaudah, mau gimana
lagi. Bentuk penolakan
berikutnya itu aku gak ikut
ke makam. Kenapa gak
ikut? Aku gak kuat. Bau
dupa orang meninggal aja
masih jadi trauma buat
aku. Karena akan kembali
ke masa itu.
Mm terus, ketika dalam
masa duka kamu dapetin
dukungan gak dari
sekitarmu?
Dukungan ya ada si, dari
keluarga ya. Kalo
dukungan dari temen jelas
gak ada, soalnya
dilingkunganku aku gak
ada teman. Teman
Subjek melampiaskan
amarahnya kepada
Tuhan dan tidak ikut
ke pemakaman
ayahnya karena tidak
mampu.
Subjek yang marah
kepada Tuhan masuk
dalam fase kedua
teori Sanders
Awareness of Loss
(Acting Out
Emotional
Expectations)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
434.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
sekolahku di kota semua,
aku kan di desa, jadi ya
gak ada kalau dari teman.
Waktu itu ibuku jelas
ngasi aku dukungan, tapi
sebenarnya aku tau kalo
ibuku juga butuh
dukungan. Ya bingung sih
dukungannya seperti apa,
yang pasti aku menikmati
rasa sedih itu. Mau gimana
lagi ya kan? Pasrah doang
bisanya, cuma bisa berdoa
berharap tiap malam tau-
tau bapak pulang dari
kuburan. Kadang kalo
dipikir serem juga ya, tapi
waktu itu kayak gitu pola
pikirku. Masih berharap
itu tuh bohong gitu loh.
Paling bapakku lagi pergi,
nanti juga pulang. Nah pas
hari pemakamannya itu
malamnya kan hujan, aku
jadi berpikir yah basah-
basahan deh. Kuburannya
basah, didalamnya kayak
apa nih. Kayak apa
keluarnya kalo dia masih
hidup kalo gini kan.
Pikiran itu terus
ngeganggu lah, abis itu
aku gak sekolah lagi,
sempet istirahat setahun
karena aku banyak trauma
disitu. Aku cuma bisa
ngurung diri di kamar itu
lo selama satu tahun.
Itu selama satu tahun,
apa sih yang sebenarnya
menghambat kamu?
Yang menghambat aku
sebenarnya ada beberapa
alasan. Jujur, yang
pertama aku malas sekolah
Subjek pasrah kepada
keadaan, akan tetapi
subjek selalu
berharap bahwa
kepergian ayahnya
adalah sebuah
kebohongan dan
berharap ayahnya
pulang kerumah.
Subjek mengalami
trauma hebat dan
memilih mengurung
diri selama satu
tahun.
Subjek berhenti
sekolah karena subjek
Subjek berharap
ayahnya kembali
masuk dalam fase
tiga teori Sanders
yaitu Conservation
and the Need to
Withdrawal (Despair
rather than
Depression)
Subjek masuk ke
dalam teori sanders
yang ketiga yaitu
Conservation and
Need to Withdrawal
(Withdrawal and the
Need to Rest)
Penyebab subjek
menarik diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
karena ada begitu banyak
masalah disekolah. Tapi
sebenarnya itu efek dari
mental aku ya, lemah
karena dimanja. Dimanja
kan, ketika harus mandiri
gak bisa. Itu yang pertama
kenapa aku gak mau
sekolah. Yang kedua aku
trauma naik motor saat itu,
sama jalanan yang harus
aku lewatin saat itu. Aku
trauma disitu. Ketika aku
lewat situ aku pasti pucet
dan gemeteran kakinya. Itu
tuh bisa sembuhnya sampe
desember tahun itu. Itu
pertama kalinya aku keluar
dari rumahku jauh, ke
Jogja. Diajak ke mall sama
ibu.
Mm terus dalam jangka
waktu berapa lama
kamu gak sekolah,
setahun kan ya, setahun
itu kamu ngelakuin
penguatan diri gak sih
biar kamu jangan kayak
gini.
Kalo selama itu yang aku
rasain ya, kalo penguatan
diri aku lupa. Karena
waktu itu aku isi dengan
hal-hal yang hiburan
sesaat. Waktu itu
kerjaanku cuma main PS,
tiap hari kerjaannya cuma
itu. Aku main PS
sepanjang hari sampai
kepala kayak orang mabok
itu lo. Kalo keluar rumah
kayak dunia maya gitu lo.
Kalo balik lagi main PS
lagi selama setahun. Cuma
yang aku rasain disitu kalo
memiliki banyak
masalah disekolah
dan mengalami
trauma yang kuat
mengenai kecelakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
456.
457.
458.
bapakku ya ketika keinget
pasti langsung down lagi.
Main PS lagi. Down lagi,
main PS lagi. Kayak gitu
terus. Disitu yang aku
rasain adalah malu.
Malu kenapa?
Malu ketemu orang lain.
Kenapa?
Karena aku jadi orang ga
sekolah kan, putus
sekolah. Itu yang aku
rasain. Tiap kali nonton tv
itu isinya anak sekolah,
acara sinetron juga ada
anak sekolahnya, tiap kali
aku lihat itu pasti aku
malu, pasti aku gak jadi
nonton tv. Main PS lagi.
Jadi selama setahun aku
ngerasa aku gak ada
pembangkitan, karena aku
cuma menunda.
Kamu bener-bener bisa
iklas, nerima itu kapan?
Itu setelah setahun itu kan
aku ada tawaran dari
ibuku, kamu kalo sekolah
lagi gimana? Kalo gak
sekolah kamu mau jadi apa
toh? Untungnya ibuku gak
pernah marah aku berhenti
sekolah. Dia terima, gitu
loh. Pertama kali dia
nyuruh aku sekolah aku
bilang aku gak mau
sekolah, dia gak marah
cuma diem. Tapi aku lihat
dimatanya kan sedih ya,
disitu timbul motivasi
yaudah aku sekolah, cuma
buat ngebanggain aja. Aku
cari ijazah, yang penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
504.
sekolah. Dan yaudah, aku
putusin buat sekolah.
Akhirnya sekolah tapi aku
gak mau di Purwerejo, aku
mau nya di Jogja. Yaudah
waktu itu aku sembarang
ngasal masuk sekolah,
yang penting kan aku mau
sekolah. Nah ketika di
Jogja itu kan otomatis aku
ngekos, meskipun sama
kakakku kan tapi kan
mereka sibuk kan. Sering
kali aku di kos sendiri, dan
disitu sedikit-sedikit jadi
lebih mandiri lah. Dari situ
aku sering mengalami saat
sendiri. Inget bapak. Disitu
pastilah seminggu berapa
kali rasanya kangeen
banget pulang ke rumah
atau kangeen banget sama
bapakku tiap malem.
Sampe akhirnya aku
pernah dikasih buku,
bukunya itu isinya cerita-
cerita bijak gitu sama
kakakku. Aku dikadoin itu
sama mereka, ada berapa
macam buku, buku novena
juga sih. Disitu aku
berusaha mengalihkan
kesedihanku dengan
membaca buku. Dari situ
aku dapat nilai-nilai, dari
tiap buku yang aku baca
aku dapat nilai-nilai yang
oh termyata bener juga,
disitu akhirnya aku
ngerasa peristiwa yang aku
laluin ada kesimpulannya
dan ada maknanya gitu.
Jadi aku mulai bisa nata
diri lah, walaupun kadang
ngambeknya masih ada.
Kalo sedihnya itu sampe
Subjek mendapatkan
nilai positif bahwa
tiap peristiwa
memiliki makna dari
beberapa bacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541,
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
kelas dua SMP itu masih
berat. Tapi dengan sedikit-
sedikit, aku jadi rajin
berdoa lah. Jadi punya
temen lagi, awalnya aku
tertutup, punya temen
susah, karena aku
sombong banget gitu kan.
Aku kan sekolah buat
nyari ijazah, bukan nyari
temen pikirku awal-awal
kan. Tapi sampe akhirnya
temen datang sendirilah,
nah itu yang bikin aku bisa
lebih stabil. Tapi itu
beratnya di semester satu.
Semester satu kuliah?
Gak, SMP. Bener-bener
naik turun. Down aja terus.
Semester dua sudah mulai
lumayan, semester tiga itu
kelas dua sudah oke.
Sudah bisa nerima sudah
punya kesimpulan kenapa
peristiwa itu terjadi.
Kenapa?
Kesimpulannya adalah
waktu itu Tuhan jelas
punya rencana. Dan dari
teoriku waktu aku kelas
tiga SD itu lo, aku masih
bisa ngobrol sama dia
sampai 30 tahun. Dan
ternyata tiga tahun
berikutnya dia sudah gak
ada, aku nganggap rencana
Tuhan itu gak kayak
rencana kita. Itu yang aku
dapat. Terus yang kedua,
ada beberapa hal yang
lebih berguna. Karna kalo
misalnya dia masih hidup,
itu hal-hal lain itu gak bisa
jalan. Katakanlah gini,
Subjek sadar bahwa
rencana Tuhan tidak
sama dengan rencana
yang dirinya buat.
Turning point subjek.
Subjek masuk fase
empat teori Sanders
yaitu Healing
(Centering
Ourselves)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
551.
552.
553.
554.
555.
556.
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
ayahku hidup, gajinya itu
bukan buat keluarganya
sendiri, tapi buat keperluan
adek-adeknya. Ketika
adek-adeknya udah jadi,
adek-adeknya gak peduli
lagi. Ketika bapakku
ninggal, adek-adekknya
sudah gak ada alas an buat
minta uang dan otomatis
uang itu buat kami,
sekolah. Disitu aku
berpikir Tuhan mengambil
dia bukan tanpa alasan.
Alasannya itu misi dia
sudah cukup di dunia,
menjadikan adek-adeknya
besar dan ketika di
meninggal mencukupi
anak-anaknya. Jadi aku
berpikir Tuhan cukup adil.
Tapi kalo dilihat dari segi
manusiawi, kenapa dia
kayak gitu dulu? Kan pasti
orang gak terima. Kenapa
dia lebih ngutamain orang
lain. Tapi bagi aku dia
sukses. Itu yang aku
ilhamin waktu itu dan
sampai sekarang. Dan aku
ngerasa ya itu lah jalannya
dia, dia menjalani
hidupnya dengan baik.
Itulah yang buat aku bisa
menerima dia pergi waktu
itu. Dan aku yakin dia
orang yang baik, meskipun
cara perginya seperti itu.
Mm baik. Dalam proses
kamu mendapat
pemikiran seperti itu apa
sih yang mendorong
kamu?
Jujur aku sendiri sih.
Karena apa ya, karena kalo
Subjek dapat
menerima kepargian
ayahnya karena
pemikirannya
mengenai rencana
Tuhan yang adil.
Turning point subjek.
Subjek masuk fase
empat teori Sanders
yaitu Healing
(Centering
Ourselves)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
625.
626.
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
640.
641.
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
652.
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
dari orang cuma yang
sabar ya. Yang sabar ya.
Tapi aku kan suka mikir
ya, suka mikir sesuatu
dengan lebih cepat, dengan
bantuan dari kitab suci lah,
dari buku-buku bijak lah,
dari berita lah, bahkan di
masjid ada kata-kata yang
bagus ya itu aku pikir
ulang-ulang lagi sampai
ketemu seperti itu. Dan
aku mencari cerita-cerita
yang sudah ada lah. Ketika
dihubungkan jadinya
nyambung, makanya dapat
kesimpulan seperti itu.
Dan itu yang jadi
peganganku biar jadi kuat
waktu itu.
Mm terus kamu punya
satu keinginan gak sih
waktu papamu pergi?
Mm gak ada sih. Waktu itu
aku gak bisa mikir sama
sekali, sudah buntek
pikirannya. Cuma ya yang
jadi tujuan awalku dulu
cuma satu, cari ijazah ke
sekolah buat nyenengin
ibu. Sudah gitu aja.
Kamu punya penyesalan
gak?
Saat ini gak.
Saat ini gak itu kenapa?
Karena itu proses hidupku.
Apapun yang terjadi
dimasa lalu ya ada bener
atau salah, itu prosesku
buat jadi lebih benar.
Ketika aku ngelakuin
kesalahan tapi aku bisa
tanggung jawab itu sudah
Bentuk dukungan
dari sekitar hanya
ucapan yang
menyarankan subjek
untuk bersabar.
Pemikiran positif
subjek adalah hasil
subjek berpikir
sendiri mengenai
kejadian-kejadian
disekitarnya.
Saat ini subjek
percaya bahwa semua
yang terjadi
merupakan proses
perkembangannya.
Dukungan sosial yang
subjek dapatkan.
Turning point
subjek.
Subjek masuk fase
empat teori Sanders
yaitu Healing
(Centering
Ourselves)
Fase lima teori
Sanders yaitu
Renewal (Renewing
Self Awareness)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
672.
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
692.
693.
694.
695.
696.
697.
698.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
gak masalah. Dan aku rasa
gak ada yang aku sesali,
seburuk apapun keadaan
saat ini aku harus siap.
Penyesalan bener-bener
gak ada ya?
Mm kalo waktu baru-baru
ninggal dulu iya aku ada
nyesal. Seandainya aku
mau berangkat sekolah,
seandainya aku berangkat
lebih awal. Kejadian ini
tuh gak ada. Waktu awal
itu dikuatkan keluarga
juga sih, iya dikuatkan
keluarga. Bukan salah
kamu, bukan salah kamu.
Tapi tetep aja itu aku
merasa bersalah satu tahun
itu. Lebih, satu tahun
lebih, sampai aku
menemukan teori yang
tadi itu.
Terus gimana cara
kalian sekeluarga
menata hidup kalian
lagi?
Mm dari segi ibuku, dia
cuma memikirkan gimana
caranya supaya anak-
anaknya bisa kuliah. Dari
kakakku gimana caranya
biar kita bisa sukses? Dan
disitu ada semacam
komunikasi lah, kalo kita
itu keluarga kecil, gak ada
yang bantu dan kita fight
sendiri. Jadi kita ada uang
berapa, darimana aja kita
berusaha fight biar cukup
semuanya. Jadi kita
natanya itu kita punya
prinsip, sekarang kita gak
punya gak papa, asalkan
Subjek menyalahkan
dirinya pada awal
kepergian ayahnya.
Keluarga subjek
berusaha untuk
menghibur subjek
dengan tidak
menyalahkan subjek.
Penyesalan subjek di
awal masa duka
Bentuk dukungan dari
keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
709.
710.
711.
712.
713.
714.
715.
716.
717.
718.
719.
720.
721.
722.
723.
724.
725.
726.
727.
728.
729.
729.
730.
731.
732.
733.
734.
735.
736.
737.
738.
739.
740.
741.
742.
743.
744.
745.
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
753.
kita bisa punya modal buat
kedepannya buat punya.
Sekarang menurutmu
keadaan keluargamu
gimana?
Ya jauhlah dari itu. Sudah
jauh lebih baik. Kakakku
sudah berkeluarga semua,
ibuku juga sudah senang
punya cucu kan. Tinggal
aku aja yang belum kelar.
Sekarang kita bebannya
sudah ringanlah. Kalo dari
segi keuangan kita sudah
lebih dari cukup lah ya
sekarang. Sudah bisa
hidup enak. Ibuku senang,
punya cucu, kakakku
sudah jadi sarjana. Tinggal
aku aja pr nya.
Kamu sekarang ini
sudah bener-bener
iklasin kepergian
papamu?
Udah, udah lama. Karena
aku ngerasa dia sudah
selesai. Aku punya konsep
ya, di dunia itu tempat
sengsara, jadi mau ngapain
lama-lama disini.
Kalaupun suatu saat ibuku
dipanggil, ya gapapa.
Selama dia sudah selesai,
meskipun berat ya.
Ada perubahan gak yang
kamu rasain bertolak
dari kepergian papamu?
Jauh, perbedaannya jauh.
Setelah melewati beberapa
proses ya, yang dulu
mentalnya lemah, manja,
gak berani sama orang,
sukanya babu-in orang
Subjek mengalami
perubahan yang
cukup besar dalam
dirinya dan berhasil
menjadi seseorang
yang mandiri.
Fase empat Sanders
yaitu Healing
(Forming a New
Identity)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
754.
755.
756.
757.
758.
759.
560.
761.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
768.
769.
770.
771.
772.
773.
774.
775.
776.
777.
778.
779.
karena dimanja itu ya,
sekarang sudah beda ya.
Sudah lebih baik sama
orang, lebih welcome sama
orang. Kan karena aku
dulu jarang keluar rumah
aku jadi orang yang
sombong ya, susah gaul.
Lebih mandiri lah. Ya itu,
lebih mandiri lah ya.
Jadi kepergian papamu
ini adalah sebuah
peristiwa yang
Positif.
Positif ya?
Ya iya, karena mungkin
sudah saatnya dan karena
kepergiannya banyak hal
baik yang tejadi.
Ooo oke kalau begitu.
Sudah habis
pertanyaannya, terima
kasih buat bantuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Analisis Subjek 1
Subjek memulai ceritanya dengan cerita yang baik. Subjek adalah seorang
anak yang dimanja oleh keluarganya dan sangat dekat dengan ayahnya. Karena
dimanja subjek memiliki sifat manja, suka memerintah orang dan sombong.
Keluarga subjek adalah keluarga yang hangat dan dekat antar anggota
keluarganya. Subjek selalu mendapatkan kasih sayang yang cukup dalam
kesehariannya. Tidak hanya kasih sayang, subjek juga mengakui mendapatkan
pendidikan moral yang baik dari ayahnya. Ayah subjek sangat menyayangi subjek
karena subjek adalah anak lelaki satu-satunya. Kematian ayahnya sempat masuk
kedalam pikiran subjek ketika subjek duduk dikelas tiga SD. Akan tetapi saat itu
subjek membayangkan bahwa ayahnya akan pergi saat subjek berusia 30 tahun.
Saat pertama kali subjek mengetahui bahwa ayahnya sudah tidak ada,
reaksi yang pertama keluar dari subjek adalah kaget. Subjek masuk ke fase satu
teori Sanders yaitu Shock (state of alarm). Setelah itu subjek mengamuk dan
membalikkan meja yang telah ditata untuk tempat jenazah. Reaksi marah subjek
masuk ke fase kedua teori Sanders yaitu Awareness of Loss (prolonged stress).
Hal yang menyebabkan subjek mengamuk secara tiba-tiba adalah rasa kaget dan
tidak percaya bahwa ayahnya sudah meninggal dan kondisi ini masuk ke fase dua
teori Sanders Awareness of Loss (ketidakpercayaan). Kepergian ayah subjek yang
terjadi secara tiba-tiba memicu kemarahan di dalam diri subjek dan yang menjadi
pelampiasan subjek selain meja adalah Tuhan. Subjek yang marah kepada Tuhan
mengeluh mengapa harus memanggil ayahnya. Kondisi ini masuk dalam fase
kedua teori Sanders Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations).
Pada awal masa duka subjek berharap ayahnya kembali ke rumah. Subjek ingin
mempercayai bahwa ayahnya hanya pergi ke suatu tempat dan ayahnya akan
kembali ke rumah. Subjek masuk dalam fase tiga teori Sanders yaitu Conservation
and the Need to Withdrawal (Despair rather than Depression). Subjek memiliki
rasa bersalah akan kejadian ini. Hal ini dikarenakan subjek yang tidak ingin pergi
ke sekolah sehingga ayahnya harus mengantarkan dirinya. Subjek menyesal
mengapa dirinya harus bersikap seperti itu sehingga ayahnya harus mengantarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dirinya sampai kecelakaan dan meninggal. Selama masa berduka subjek
mendapatkan dukungan sosial yang banyak dari keluarganya. Keluarga subjek
berusaha untuk membesarkan hati subjek dengan tidak menyalahkan diri atas
kecelakaan tersebut. Akan tetapi subjek sudah mengecap dirinya sebagai
penyebab meninggal ayahnya.
Rasa bersalah dan trauma akan kecelakaan yang dimiliki subjek membuat
dirinya menarik diri dari lingkungannya. Subjek memutuskan untuk tidak
bersekolah selama satu tahun dan mengurung diri di rumah. Penarikan diri ini
masuk ke dalam teori Sanders yang ketiga yaitu Conservation and Need to
Withdrawal (Withdrawal and the Need to Rest). Satu tahun mengurung diri, ibu
subjek menawarkan subjek untuk melanjutkan pendidikan dan subjek
menyanggupi dengen persyaratan bahwa ia melanjutkan pendidikannya di Jogja.
Saat dirinya jauh dari rumah dan sering sendirian saaat di kos, subjek banyak
berpikir mengenai kesedihannya dan membaca beberapa buku. Subjek berhasil
mendapatkan pemikiran bahwa kepergian ayahnya adalah peristiwa yang
memiliki makna yang lebih besar yaitu karena rencana Tuhan berbeda dengan
rencana yang manusia buat. Subjek percaya bahwa ayahnya sudah menjalani
hidup dengan baik sehingga dirinya bisa melepaskan kesedihannya. Subjek masuk
fase empat teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves), karena subjek
berhasil mendapat nilai-nilai yang bisa dirinya tekankan sendiri berdasarkan
proses yang telah subjek jalani sendiri. Subjek berhasil meraih turning point di
saat subjek berhasil membuat pola berpikir agar dirinya mampu menerima
kepergian ayahnya. Subjek mengalami perubahan positif yang drastis semenjak
kepergia ayahnya. Subjek menjadi sosok yang madiri dan lebih bertanggung
jawab. Subjek disini masuk fase empat Sanders yaitu Healing (Forming a New
Identity). Bagi subjek saat ini, kepergian ayahnya dan segala dinamika nya adalah
proses yang membuat dirinya menjadi lebih baik. Apapun yang dilakukan, baik
benar maupun salah subjek harus siap menghadapinya, hal ini masuk dalam fase
lima teori Sanders yaitu Renewal (Renewing Self Awareness)
Narasi ini bersifat progresif. Subjek yang pada awalnya tidak bisa
menerima kepergian ayahnya yang terjadi secara tiba-tiba akhirnya bisa menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
kepergian ayahnya. Subjek menarik diri dari lingkungan sosial karena rasa sedih
dan rasa bersalah yang terus ada pada diri subjek. Saat-saat berat berhasil subjek
lalui setelah dirinya berhasil menemukan makna dari kepergian ayahnya. Subjek
percaya bahwa dengan kepergian ayahnya banyak hal baik yang bisa dicapai
karena Tuhan itu adil. Dengan kepergian ayahnya, subjek juga berhasil berproses
menjadi seorang yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 2. Data verbatim subjek LS
Subjek 2, 10 Oktober 2013
No. Verbatim Koding Awal Analisis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Selamat pagi kak lus. Kita
mulai wawancaranya ya
Iya boleh
Yang pertama, kak lus
boleh ceritain ga hubungan
kak lus sama papa dulu
kayak apa?
Kalo hubunganku dengan
bapakku ya deket sih. Ya
biasa, deket. Tapi ga sedeket
sama ibu.
Deketnya itu kayak apa?
Boleh dikasi contoh ga
kedekatannya seperti apa?
Ya pergi kemana mana
bareng. Kalo misalnya ini
sih, bapakku kan orangnya
tidak banyak bicara ya. Emm
cara mendukungnya itu
dengan hal-hal yang
misalnya aku suka
menggambar, lalu dia
memberikan banyak fasilitas
untuk aku menggambar dan
lain-lain seperti itu. Misalnya
aku suka musik dan
difasilitasi seperti itu. Jadi ya
kedekatannya itu ya seperti
itu sih ga yang misalnya saya
curhat atau gimana, ga
sedekat itu. Cuma supportnya
dia seperti itu karena
kepribadian dia kan tidak,
tidak apa ya namanya, tidak
banyak bicara.
Terus hubungan bapak
sama anggota keluarga
yang lain, mm kan
keluarga cuma bertiga, itu
Hubungan ayah-
anak yang dekat
Ayah subjek
mendukung subjek
dalam hal-hal yang
subjek sukai dengan
memberi subjek
fasilitas yang baik
Hubungan subjek
dengan ayah yang
dekat
Dukungan yang
ayah subjek berikan
untuk
pengembangan diri
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
deket semua?
Ya deket semua.
Ada pengalaman yang
paling diinget yang paling
berarti ga sama bapak?
Emm kalo pengalaman yang
paling berarti semuanya
berarti ya hahahaa. Yang
diinget waktu kecil itu kan ya
yang paling diinget itu
misalnya apa namanya,
sekolah. Dulu kan tinggalnya
di Wedi, terus TK nya di
kota, jadi kan harus sekitar
30 menit perjalanan, nah itu
juga diantar jemput. Bahkan
dulu sebelum sekolah,
sebelum TK itu kan emm jadi
kadang apa namanya emm
ibu itu menginap di rumah si
mbah. Nah rumah si mbah itu
juga di kota, jadi perlu sekitar
30 menit perjalanan dan
waktu itu naik sepeda.
Sepeda itu sepeda ontel ya,
dan waktu kecil itu tuh kayak
ada boncengan yang ditaruh
di depan sepeda itu entah
gimana ceritanya tapi waktu
itu dibonceng dengan bapak
dan waktu itu jempalik gitu.
Jadi akunya yang jempalik,
yang kakinya masih
tersangkut di sepeda gitu.
Hahaha. Itu keinget terus itu
sampai sekarang, itu
kayaknya scene nya masih
aahh hahahaha, masih inget
aja. Terus apa ya, jadi kan
saya suka ini apa namanya
naik sepeda lewat sawah
sore-sore. Nah itu dulu suka
diajakin. Gitu.
Mm kalo buat kak lus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
208.
109.
110.
111.
112.
113.
114
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
sendiri sosok bapak itu
seperti apa sih?
Emm sosok bapak? Kalau
sosok bapak itu sebagai
kepala keluarga ya, jadi dia
punya tanggung jawab untuk
keluarga dan dia ya bersifat
melindungi, dan sebagai
tumpuan keluarga lah ya.
Jadi yang punya power
paling kuat di keluarga ya
bapak.
Terus boleh diceritain ga
kronologi kepergian
bapak?
Jadi dulunya itu sakit, dulu
sakit emm apa ya, jadi waktu
itu sakitnya ga jelas, jadi
banyak yang menyarankan
untuk ke pengobatan
alternatif gitu kan ya. Terus
habis itu disana kan di ya di
entah gimana sama bapaknya
yang di alternatif itu entah
gimana ditemukan kayak
jarum atau apa gitu. Nah itu
kan dia bilangnya di santet
sih, nah itu kita sudah dua
kali pergi ke alternatif eh ke
dua tempat pengobatan
alternatif yang berbeda dan
itu semuanya seperti itu kan.
Nah itu kan memang apa ya,
sulit diterima ya kalau
tentang hal-hal yang mistis
ya. Nah waktu itu kan
kondisinya masih sakit, kita
bawa ke rumah sakit cakre
namanya, rumah sakit di
Klaten itu satu minggu
opname tapi tidak ditemukan
itu jenis penyakit apa.
Akhirnya dibawa pulang lagi
karena tidak dapat
diagnosanya ya. Habis itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
159.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
selang beberapa hari atau
minggu ya, dibawa lagi ke
Rumah Sakit Islam. Nah
rumah sakit ini memang lebih
besar dan lebih canggih dari
rumah sakit yang
sebelumnya. Terus hasilnya
waktu du rumah sakit itu
bapak harus menjalani cuci
darah. Disitu kita ga tau kalo
ternyata penyakit ginjalnya
itu sudah parah. Memang sih
dulu pernah kena kencing
batu kan. Tapi itu sudah lama
banget waktu saya masih
kecil. Namun setelah itu kan
umur saya 17 tahun, dibawa
ke RSI dan harus cuci darah,
jadi kan kaget semuanya,
kenapa harus cuci darah?
Berarti kan sudah parah kan
kondisinya. Selama cuci
darah itu, satu minggu kan ini
bapak stay di rumah sakit.
Selama seminggu bapak
harus cuci darah tiga kali. Itu
kan berarti sudah parah
banget ini em gagal ginjal
dan gagal ginjalnya itu
disebabkan karena eem
mengkonsumsi obat em apa
itu namanya obat asam urat.
Jadi bapak kan memang
bapak ada penyakit asam urat
yang sudah parah dan bapak
harus mengkonsumsi obat
asam uratnya itu setiap hari.
Nah itu ngaruhnya itu sampai
ke ginjal, sampai ginjalnya
itu tidak bisa berfungsi lagi.
Sama sekali. Makanya harus
cuci darahnya tiga kali
seminggu.
Terus, habis itu?
Terus, entah gimana waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
200.
201.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
itu saya tidak lagi di rumah
sakit. Jadi waktu itu pas
bapak meninggal kata dokter
bapak kena serangan jantung
dan ya bapak pergi.
Terus keadaannnya waktu
bapak pergi kan kak lusi
lagi ga di rumah sakit.
Yang ngabarin siapa?
Emm yang ngabarin itu om-
om ku sih.
Terus ngabarinnya gimana,
langsung ngomong bapak
ga ada terus disuruh balik
ke rumah sakit atau
bagaimana?
Enggak, waktu itu dikabarin
lagi dimana terus dikabarin
mau dijemput ikut ke rumah
sakit. Terus dijemput terus
kan saya langsung menuju ke
ruangannya tapi kok
ruanganya sudah sepi gitu.
Terus saya nanya ke
susternya terus dibilang
bapaknya sudah dikamar
mayat, seperti itu. Jadi itu
yang membuat saya shock.
Terus perasaan pertama
ketika tau bapak sudah ga
ada gimana?
Perasannya yang pasti apa
ya, sedih, kecewa karena
saya ga ada disitu. Semua
keluarga om, tante, mbah
saya semua ada disitu , yang
tidak hanya saya. Jadi saya
merasa kecewa kenapa saya
tidak ada disitu. Sebenarnya
saya berencana mau kerumah
sakit, tapi ibu saya menyuruh
saya untuk stay di rumah saja
hari itu, kerumah sakitnya
Subjek kaget
mengetahui bahwa
ayahnya sudah
berada di ruang
jenazah
Subjek merasa sedih
dan kecewa saat
mengetahui bahwa
ayahnya sudah
meninggal
Reaksi subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
besok. Tetapi malah bapak
saya perginya pas hari itu,
jadi kan kecewa kan. Yang
seharusnya saya punya
kesempatan untuk ke rumah
sakit, tapi ternyata tidak.
Ooo reaksi tubuh yang
keluar saat itu apa aja?
Normal ya, nangis, teriak
seperti itu.
Tapi disitu sudah bisa
terima bapak sudah ga
ada?
Eeh sebenarnya waktu bapak
dirumah sakit kan ibu
otomatis nemenin, jadi saya
suka dirumah sendirian. Dari
apa namanya waktu dirumah
sendiri itu kan apa namanya
karena sepi karena sendirian
ya situasi nya tidak enak jadi
kan sering berpikir gimana ya
suatu saat jika bapak tidak
diberi kesembuhan, jadi
sudah membayangkan
sebelumnya gitu loh. Jadi
shock sih memang shock.
Tapi ini sudah pernah saya
bayangkan sebelumnya gitu
loh. Dan dulu juga ada
keluarga dari malang kan
datang dan kita ngobrol-
ngobrol dan saudara saya
berkata semisalnya sih dia
memberi pandangan, dua
pandanagan. Semisalnya
bapak sembuh, apa yang
akan terjadi terus kalo
misalnya bapak ga ada itu
apa yang akan kamu lakukan,
seperti itu. Sudah didiskusiin
sebelumnya sih sama saudara
saya yang dari malang itu.
Tapi diskusi itu hanya saya
Reaksi subjek saat
mengetahui ayahnya
sudah meninggal
adalah berteriak dan
menangis
Subjek suka
membayangkan
kondisi jika ayahnya
suatu saat meninggal
Fase dua teori
Sanders, Awareness
of Loss (Prolonged
Stress)
Bayangan subjek
mengenai kepergian
ayahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
319.
dan saudara saya itu, jadi
tidak ada ibu disitu kan.
Terus ketika masa berduka
gitu, berapa lama masa
berdukanya kak lus atas
kepergian bapak.
Emm masa berdukanya itu
tidak ingat pasti berapa lama,
berapa hari berapa bulan atau
beberapa minggu saya ga
inget, tapi emm mungkin
hampir seratus hari ya. Jadi
kan kita setiap ada yang
meninggal itu kan kita selalu
ada apa namanya doa-doa itu
kan ya, seminggu, tujuh hari,
40 hari terus seratus hari.
Nah mungkin setelah 100
hari itu bisa ngerasa lebih
legowo ya lebih iklas, ya
lebih tenang dari
sebelumnya. Gitu.
Nah itu ketika udah
dapetin rasa iklas, yang
ngedorong kak lusi buat
ngiklasin bapak pergi itu
apa
Karna waktu itu emm saya
kan jadi tinggal berdua saja
sama ibu kan, jadi kalau saya
tidak bisa menerima keadaan
itu, saya juga takut kan
karena waktu itu yang lebih
down itu ibu lah kan ya.
Yang lebih stres, yang lebih
down yang lebih apa sih
namanya lebih terpuruk. Dan
kalau misalnya saya seperti
itu juga, kita sampai kapan
seperti itu juga karena kan
kehidupan harus tetap
berjalan kan. Ya itu sih yang
bikin biar ga lama-lama
berkabung.
Subjek berusaha
menerima keadaan
yang terjadi. Subjek
berpikir dirinya
harus bisa bangkit
dari rasa sedih agar
hidup terus berjalan.
Subjek masuk fase
empat teori Sanders
yaitu Healing
(Assuming Control)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
434.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
Terus selama masa
berduka atau masa
berkabung, ada dukungan
ga dari orang-orang
sekitar?
Dukungan dari orang-orang
sekitar? Dukungan dari
sekitar itu kurang ada ya saya
rasa, jadi ya saya dan ibu
saling mendukung berdua.
Karna mungkin tidak terlalu
dekat, kan. Karena mungkin
keluarga-keluarga punya
keluarga sendiri ya seperti
itu. Mereka juga punya
masalah sendiri kan ya. Jadi
mereka tidak terlalu banyak
mendukung. Ya saya tidak
bisa merasakan dukungan
secara pribadi ya.
Dukungan dari ibu yang
paling besar menurut kak
lusi apa?
Ya karena waktu itu saya
masih SMA, saya akan kelas
tiga dan melanjutkan ke
universitas, ya itu sih yang
ditekankan sama ibu. Cita-
cita keinginan itu harus tetap
diinin apa namanya harus
tetap diwujudkan. Misalnya
pengen sekolah, mau ujian ya
kamu harus masuk apa
misalnya ikut bimbingan
belajar atau les atau apa itu
tetep. Dan itu semua akan
tetap dijalankan, apalagi
masuk kuliah mana,
universitas mana yang kamu
pengenin dari lama itu akan
tetep berjalan.
Mmm terus ada ini ga
penyesalan ga sebenernya?
Dukungan yang
subjek rasa berarti
hanya datang dari
ibu subjek
Subjek kurang
merasakan
dukungan dari
sekitarnya
Fase tiga teori
Sanders,
Conservation and
the Need to
Withdrawal
(Diminished Social
Support)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
Penyesalan sih, emm ya itu
rasa kecewa yang muncul
ketika dikasi kabar kalau
misalnya disuruh ke rumah
sakit dan ternyata bapak
meninggal hari itu. Hari itu
yang harusnya saya di rumah
sakit tapi ibu menyuruh saya
untuk tinggal di rumah dan
itu menjadi sebuah
penyesalan sih. Kenapa saya
tidak berada di tempat itu?
Penyesalan itu dirasa
sampai kapan?
Penyesalan itu kadang masih
keingat sampai sekarang sih.
Kadang pengen yang…ya
gimana sudah ga bisa lagi.
Kita ga bisa mengulang
waktu kan. Kita ga bisa. Jadi
kadang nyesel kenapa sih aku
tidak berada disitu saaat itu.
Terus ada perubahan ga
dalam diri kak lus bertolak
dari kepergian bapak?
Perubahan dalam diri itu
yaitu menurut aku si banyak
banget ya. Karena
background nya kan anak
tunggal, itu pasti akan
kebawa, rasa ingin menang
sendiri, rasa ingin selalu
didenger, diturutin, apalagi
pengen apa harus dibelikan.
Kadang kan dulu kita ga mau
tau kan gimana orang tua itu
punya duit apa ga yang
penting harus diturutin. Dulu
kan saya punya
kecenderungan seperti itu
kan, tapi karena bapak ga ada
minta apa-apa sama ibu jadi
harus tau diri kan, nah itu
merubah dari punya sifat mau
Rasa kecewa yang
ada dalam diri
subjek muncul
karena subjek tidak
berada disamping
ayahnya saat
ayahnya meninggal
Subjek ingin bisa
kembali ke waktu
dimana ayahnya
masih hidup
Subjek dulunya
adalah anak yang
manja dan egois.
Akan tetapi subjek
berhasil berubah dan
menghilangkan sifat
manjanya tersebut.
Penyesalan subjek
Fase tiga teori
Sanders,
Conservation and
Need to Withdrawal
(Despair rather
than Depression)
Turning point
subjek.
Subjek masuk
fase empat teori
Sanders yaitu
Healing
(Centering
Ourselves)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
456.
457.
458.
menang sendiri, mau manja.
Itu harus hilang, paling ga
harus berubah sedikit demi
sedikit dan akhirnya sampai
sekarang saya sudah bisa
mengatakan bahwa saya
tidak punya rasa manja itu
sama sekali. Dan itu
perubahan besar dalam diri
saya.
Perubahan yang baru saja
dikatakan itu apakah
langsung dirasakan atau
butuh proses yang lama?
Ya itu butuh proses yang
lama.
Terus menuju perubahan
itu ada halangan-halangan
apa aja sih?
Halangannya yang pasti ego
kan ya. Anak manja itu kan
enak banget ya hidupnya,
selalu menuntut. Dan untuk
merubah anak mannja
menjadi anak yang mandiri
itu kan banyak banget,
banyak banget kendalanya.
Salah satunya gimana
mengalahkan ego mu, yang
pengen enak, pengen dibantu
sama orang,., di lain pihak
kita ga bisa selalu minta
bantuan dari orang.
Terus setalah kepergian
bapak kehidupan kak lus
sama ibu bagaimana?
Kalo dulu sebelum bapak
meninggal, kehidupan
ekonominya kan tercukupi,
terus waktu saya masuk
kuliah banyak biaya yang
harus di keluarkan. Dari dulu
kita punya usaha packing gitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
sampai akhirnya usahanya ga
bisa berjalan lancar. Ya ibu
juga hidup dari sana sini,
hidup dari deposito yang
akhirnya habis, untuk
membiayai kuliah dan
makan. Kita sempat down
banget sampai ibu tidak bisa
memberikan saya uang saku,
disitu memaksa saya untuk
mencari kerjaan-kerjaan
tambahan, ngelesin atau
privat, seperti itu ya ibu juga
akhirnya nyari nyari kerjaan.
Dulu sebelum ibu kerja di
salon ini kan jadi spa
therapist kan ibu dulu sempet
masak apa nanti dititipin ke
saudara yang jual jajanan
pasar atau apa seperti itu kan.
Itu puncak paling down,
menurut saya. Tapi itu
beberapa tahun lalu ya terus
akhirnya kita berdua bisa
berusaha dan akhirnya kita
bisa melalui masa itu kan.
Kalau misalnya kehidupan
kita sekarang kita lebih
tercukupi, perasaan juga
sudah tenang, saya sudah
lulus dan sudah kerja.
Perubahan yang terjadi
cukup banyak ya
Iya, banyak dan itu memakan
waktu sampai saya dan ibu
bisa bertahan sampai
sekarang
Oke kak lus, kayaknya
sekian dulu aja. Terima
kasih.
Sama-sama.
Subjek dan ibu
subjek berusaha
mencari uang untuk
menutupi kebutuhan
mereka.
Fase lima teori
Sanders, Renewal
(Learning to Live
Without)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Analisis Subjek 2
Kehidupan subjek di awal narasi dinilai positif. Subjek menceritakan
hubungan antar anggota keluarganya baik. Hubungan subjek dengan ayah dan ibu
subjek sama dekatnya. Latar belakang anak tunggal membuat subjek memiliki
sifat manja dan egois. Subjek tidak peduli apa yang terjadi, ketika subjek
menginginkan sesuatu keinginan tersebut harus dipenuhi. Sosok ayah menjadi
penting bagi subjek tidak hanya karena ayah adalah kepala keluarga tetapi juga
karena ayah menjadi sosok pencari nafkah utama. Hilangnya sosok ayah sebagai
pencari nafkah menjadi sorotan utama bagi subjek.
Reaksi subjek saat pertama kali mengetahui ayahnya sudah meninggal
adalah kaget. Subjek yang diberitahu oleh suster bahwa ayahnya sudah berada di
kamar jenazah menangis dan berteriak karena rasa sedih tersebut. Reaksi subjek
tersebut masuk dalam fase dua teori Sanders, Awareness of Loss (Prolonged
Stress). Kesedihan subjek ditambah dengan kekecewaaannya karena hanya subjek
yang tidak ada disaat terakhir ayahnya. Kekecewaan ini menjadi penyesalan
hingga saat ini. Sebelum ayahnya meninggal, subjek sudah membayangkan jika
ayahnya pergi. Sepupu subjek juga sudah memberikan pandangan kepada subjek
apabila ayah subjek meninggal. Subjek yang sedang berada dalam masa duka
menyadari jika dirinya tidak bisa terus bersedih karena masih ada hal-hal lain
untuk dikerjakan. Disini subjek berusaha mengendalikan dirinya agar tidak
berduka dan masuk dalam fase keempat teori Sanders yaitu Healing (Assuming
Control).
Seubjek selanjutnya kembali ke fase tiga teori Sanders, Conservation and
the Need to Withdrawal (Diminished Social Support), disaat masa berduka subjek
sebenarnya membutuhkan dukungan dari sekitarnya akan tetapi subjek kurang
merasa adanya dukungan. Dukungan yang paling besar subjek rasa hanya datang
dari ibu subjek. Pada saat tertentu subjek suka berpikir ingin kembali ke masa lalu
dimana ayahnya belum meninggal dan menemani di saat terakhirnya. Keinginan
subjek tersebut masuk ke dalam fase tiga teori Sanders, Conservation and Need to
Withdrawal (Despair rather than Depression). Keadaan baru subjek dan ibunya
yang berbeda dengan keadaan sebelumnya membuat subjek belajar merubah sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
manja dan egoisnya. Subjek berusaha untuk memperbaiki diri masuk ke dalam
fase empat teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Turning point
dirasakan saat subjek yang setelah ditinggal oleh ayah hanya tinggal berdua
dengan ibunya mulai merasakan perubahan dalam hal ekonomi. Usaha keluarga
tidak bisa lagi berjalan ditambah dengan simpanan di bank sudah habis sehingga
memaksa subjek dan ibu subjek untuk mencari uang. Keadaan ini masuk kedalam
fase lima teori Sanders, Renewal (Learning to Live Without).
Jika ditinjau dari struktur narasi, narasi ini bersifat progresif. Subjek
merasakan adanya perubahan positif yang terjadi pada dirinya. Subjek yang dulu
memandang bahwa orang tua harus selalu bisa memenuhi keinginan anaknya
mengalami perubahan dalam pola berpikirnya. Setelah kepergian ayahnya dan
ketika keadaan ekonomi keluarga mulai memburuk, disitu subjek berusaha
mengubah persepsinya tersebut. Subjek berusaha dan berhasil menghilangkan
sifat manjanya dan memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhannya. Saat ini subjek merasa sangat puas dengan perubahan yang terjadi
pada dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 3. Data verbatim subjek MA
Subjek 3, 8 Oktober 2013
No. Verbatim Koding Awal Analisis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Selamat siang mei. Aku
mau tanya-tanya soal
papa boleh?
Iya pai, boleh. Hehee.
Eem yang pertama aku
mau tanya yang
meninggal papa kan ya?
Iya
Sudah berapa lama?
Sudah lima tahun
Penyebabnya apa?
Jantung
Boleh diceritain ga
hubunganmu sama
papamu?
Dari kapan ini? Dari kecil?
Boleh, gimana tuh?
Waktu kecil si aku ga
terlalu deket sama papiku.
Deketnya sama mami, biasa
anak kecil. Paling sama papi
itu kalo ada yang nakalin
aku. Jarang sih, aku ga
begitu deket sama papiku
waktu aku kecil. Cuma pas
waktu aku SMA baru aku
deket ke papiku. Malah
lebih deket ke papiku
daripada ke mamiku.
Soalnya sifatnya aku sama
mamiku itu ga cocok, jadi
aku lebih ke papiku.
Kalo buat kamu sendiri
papimu itu sosok yang
seperti apa sih?
Papiku itu orang yang jujur,
Subjek merasa
sfatnya lebih cocok
dengan ayahnya
sehingga lebih
dekat dengan ayah.
Hubungan subjek dan
ayah yang dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
orangnya luruus banget.
Waktu kecil dia sering
marah ya sama aku soalnya
aku paling nakal, tapi waktu
besar dia itu yang kalo aku
nakal dia Cuma diem,
misalnya aku sma kan
pernah nakal. Uang SPP aku
pake, aku bilangnya ke
papiku terus papiku
ngomong yaudah jangan
bilang mami. Gitu pai
hehee. Yaudah jangan
bilang mami, sini papi aja
yang bayarin. Terus dia itu
cuma meluk aku terus
bilang sudah jangan
khawatir. Aku itu malah
jadi merasa bersalah kan
kalau kayak gitu. Hahaa. Ga
pernah marah sih waktu aku
besar itu.
Hmm jadi deketnya sama
papanya itu pas SMA ya?
Heem. Sampai SMA.
Boleh diceritain ga
kedekatan yang lain sama
papa itu kayak apa?
Mm deketnya gimana ya.
Mm paling kalo aku pulang,
kan aku SMA nya disini,
paling nonton tinju kalo
minggu, aku sering motor-
motoran sama dia kemana
beli bakso lah beli sate lah
kemana gitu. Itu doang sih.
Paling ngobrol-ngobrol kalo
malem.
Curhat-curhatan gitu?
Mm dia ga banyak
ngomong orangnya.
Pendiam ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
208.
109.
110.
111.
112.
113.
114
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
Iya pendiam banget.
Oh dan kamu lebih cocok
sama papimu dibanding
mamimu?
Heem.
Boleh diceritain ga
kronologis kepergian
papimu?
Mm dari kapan nih?
Dari kapan aja hahaha
Hahahaha. Jadi waktu itu
dia sakit. Aku ga pernah tau
dia sakit. Aku mau masuk
psikologi ini kan, waktu
SMA akhir-akhir tapi belum
ujian-ujian bulan April apa
ya. Itu kan abis paskah,
papiku kan fotografer kan,
nah kalo acara paskah
biasanya papiku jadi
fotografer di gereja. Kan
kalo paskah itu berturut-
turut kan, jumat agung,
sabtu sama minggunya. Dia
itu moto terus kecapean
ternyata. Ngeluh katanya
dadanya nyeri, katanya
sepupuku paling masuk
angin biasa, tapi papiku
sampai ga bisa bangun itu lo
di kasur. Terus emm periksa
ke dokter yang di desaku
dibilang ini jantung harus di
ICU. Tapi papiku ga mau
kan, saudaraku juga ga
percaya, soalnya waktu itu
kan lagi ga baik ya
ekonominya. Soalnya kan
aku mau masuk kuliah juga
kan. Terus akhirnya aku
harus ke Jogja waktu itu. Itu
kan habis paskah, dia sakit
sehari itu aku harus pulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
159.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
ke Jogja soalnya kan sudah
mulai sekolah. Aku pulang
ke Jogja itu dia belum
masuk rumah sakit.
Besoknya aku di Jogja, dia
dibawa ke rumah sakit,
langsung ICU. Terus aku
pulang lagi.
Berarti bolak balik ya?
Iya, langsung sehari.
Langsung pulang. Terus dia
masuk ICU 18 hari, aku di
rumah. Pas hari ke 17 aku
pulang ke Jogja soalnya ada
ujian percobaan apa ya. Nah
hari ke 18 nya dia pulang ke
rumah, ga papa tuh.
Sebenernya masih sakit sih,
cuma dia pengen pulang ga
enak sama saudaranya.
Soalnya yang bayarin kan
saudaranya. Pulang itu
gapapa sih, makan biasa
mandi. Besoknya masih
biasa juga, mandi biasa
juga, malah ga mau pake air
hangat. Terus nonton tv
sama mamiku biasa kan.
Terus jam 5 an itu waktu
nonton tv dia anfal.
Anfal itu
Anfal itu yang mm kan dia
jantung, jadi serangan gitu
Jadi kena serangan
jantung terus pergi?
Iya gitu
Dirumah?
Iya
Terus disitu kondisinya
kamu lagi di Jogja ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
200.
201.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
Iya. Terus aku pulang, bolak
balik
Mm pertamanya waktu
kamu tau papimu sakit
jantung reaksi nya kayak
apa?
Mm aku kan yang waktu
pertama papi masuk rumah
sakit yang aku di Jogja aku
mikirnya paling bukan
jantung lah. Paling apa.
Terus pas aku tau dia
jantung pas aku balik
kesana dia sudah di ICU.
Aku kan ga pernah liat dia
sakit, pas liat dia di ICU itu
rasanya gimana gitu.
Taunya kan selama ini kan
kalo cari uang kalo ngedit
foto itu sampe jam tiga pas
tau dia sakit itu rasanya ya
kayak ga mungkin ini
papiku.
Terus pas pertama kali
kamu denger papimu
meninggal itu gimana?
Siapa yang ngasi tau?
Itu aku ga tau. Disuruh
pulang aja.
Terus taunya pas sudah
sampai di rumah?
Iya.
Terus gimana, itu kan
kamu bener-bener ga tau
apa-apa sampai rumah
kamu baru tau gitu.
Aku diem aja. Waktu itu
aku ga nangis. Jadi waktu
itu kan aku disuruh pulang,
aku ditelpon ciciku
dikabarin kalo papi masuk
ICU lagi. Aku percaya
Subjek berusaha
untuk berpikir
positif mengenai
keadaan ayahnya.
Subjek tidak
percaya bahwa
ayahnya yang
terlihat tangguh
memiliki penyakit
yang cukup parah.
Kekhawatiran subjek
mengenai kondisi
ayahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
percaya aja, aku pulang kan.
Pas pulang itu aku disuruh
pulang ke rumah yang
satunya. Jadi kan rumahku
ada dua, kalo pulang aku
disuruh ke Slawi.
Pertamanya si curiga,
kenapa disuruh pulang ke
Slawi bukannya ke rumah
sakit langsung. Dulu kan
langsung ke rumah sakit.
Terus pas sampe rumah itu
ciciku sama tanteku udah
nunggu didepan. Ini ada apa
ya. Tanteku langung meluk
terus bilang “Meili sabar ya,
papi udah ga ada” aku
sambil jalan itu sambil
mencerna, ga ada itu ga ada
gimana. Terus masuk itu,
mamiku sudah nangis
nangis gitu. Kan aku kan
anak kesayangan papiku
kan. Pas di rumah sakit pun
papiku nyarinya aku, selalu
nyari aku. Terus mamiku
pas aku datang “Meili
jangan sedih ya. Papi sudah
ga ada. Sekarang yang
sayang meili mami” gitu.
Terus aku rasanya gimana
ya. Melayang aja, kayak ga
ngerti ini maksudnya apa.
Pas besoknya di rumah duka
juga masih yang ini dimana
sih, aku ngapain sih. Ya gitu
aja.
Perasaan kayak gitu
seharian?
Sampai mm tiga harian
bahkan aku kayak gitu.
Masih yang ini dimana aku
ngapain gitu.
Mmm terus sampai
Subjek merasa
bingung setelah
mengetahui bahwa
ayahnya telah
meninggal. Subjek
tidak bisa
mengingat apa
yang sedang ia
lakukan.
Fase satu Sanders
Shock (Confussion)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
319.
akhirnya kamu sampai
ngeh sampai ngerti itu
akhirnya gimana?
Pas petinya ditutup. Kan
aku sampai sana siang-siang
tuh, abis itu kan didoain
terus pas petinya ditutup
aku hah ini papiku udah ga
ada ya. Itu petinya mau
ditutup, nanti papi ga bisa
keluar. Tapi aku belum bisa
nerima kalo papiku sudah
ga ada, cuma tau aja kalo
papi beneran ga ada, ga
boongan.
Kan tadi kamu bilang
kalo kamu belum nerima
ya kalo papimu udah ga
ada, bentuk penolakan
dari kamu bagimana?
Waktu itu aku ga nangis.
Waktu petinya ditutup aku
nangis. Kalo di depan orang
aku ga nangis sih. Kalo aku
nangis semua orang ikut
nangis, soalnya aku anak
kesayangan kan. Nanti
semua orang mikir kasian
ya anak kesayangannya.
Waktu papimu nyadar
papimu ga ada hal yang
paling kamu pikirin apa?
Ga bisa liat dia lagi. Hehee
Ada ketakutan ga?
Paling selama ini kan kalo
aku ada masalah kan ada
dia. Nanti kalo aku ada
masalah nanti aku gimana,
ga ada dia lagi. Jadi merasa
kehilangan, kehilangan
orang yang apa ya namanya
ya gitu lah haha
Subjek takut jika
ayahnya tidak bisa
keluar jika peti
ditutup. Subjek
menyadari bahwa
kepergian ayahnya
bukan pura-pura.
Subjek memilih
untuk menekan
rasa sedihnya di
depan orang
banyak agar tidak
menimbulkan
kesedihan pada
tamu yang datang.
Subjek kehilangan
sosok yang selalu
membantunya
menyelesaikan
masalah
Fase satu teori
Sanders Shock
(Confussion)
Fase dua teori Sanders
Awareness of Loss
(Prolonged Stress)
Fase dua teori Sanders
Awareness of Loss
(Separation Anxiety)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
434.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
39.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
Bagaimana keadaan
keluargamu setelah
ditinggal papimu?
Setelah itu mamiku kan
yang paling ya istrinya lah
mamiki yang paling
terpukul. Ciciku waktu itu
pingsan dua kali. Soalnya
kan dia anak tertua, dan dia
juga deket sama papiku.
Kalo koko ku dia biasa aja
tapi nangis juga. Tapi
semuanya masih ga ngira
kok bisa papi tiba-tiba ga
ada gitu. Soalnya waktu
paskah kan baik-baik aja.
Itu kejadiannya cepet ya
dari tau sakit sampai
perginya cepet ya.
Iiyaa, karena sebelumnya
kan ga ada apa-apa.
Hmm tapi sebelumnya
kalo misalnya ada apa-apa
itu komunikasi dalam
keluarga sebenarnya baik
kan ya?
Baik. Dia kalo sakit
sebenernya ngomong si.
Hari yang pertama dia sakit
itu sebenernya dia mau
nganterin aku naik mobil.
Hari apa ya aku lupa,
misalnya ini kan hari rabu
ya nah hari sebelumnya itu
aku sama dia naik motor ke
om ku mau minjem mobil
buat ke Jogja nganterin aku.
Tapi papiku bilang sama
aku papi kayaknya ga kuat
kalo mesti nyupir ke Jogja.
Tapi dia ga berani bilang ke
mamiku, soalnya kan
mamiku orangnya galak,
aku yang disuruh bilang ke
Subjek dan
keluarga tidak
percaya bahwa
ayah sudah
meninggal.
Ayah tidak pernah
menutupi
keadaannya jika
sedang sakit.
Fase satu teori
Sanders Shock
(ketidakpercayaan)
Komunikasi dalam
keluarga yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
mamiku. Taunya dia ga kuat
itu habis naik motor itu, dia
bilang dadanya sakit.
Kamu punya perasaan
atau feeling sebelum
papimu pergi?
Mm ga ya hahahaa. Soalnya
aku kan orangnya ga mau
mikir jelek. Disitu aku mikir
ah ini paling sakit biasa,
nanti juga papi sembuh.
Terus ketika dalam masa
berduka kerabat pada
ngasi dukungan ga?
Mm datang. Banyak si. Tapi
yang banyak datang itu dari
keluarganya mamiku, yang
terpukul itu dari
keluarganya mamiku.
Karena papiku kan
orangnya deket, sama siapa
aja ga pernah marah gitu
kan. Jadi waktu papiku ga
ada om ku adiknya mamiku
itu sampai nangis, padahal
dia kan orangnya yang cool
gitu. Orangnya yang bapak-
bapak banget, tapi dia
sampai berlutut sama
mamiku. Tante tanteku
sampai nenangin mamiku
gitu. Trus aku kan ga tau
pas papiku ga ada, ternyata
tetanggaku semuanya
datang kerumah. Ibu-ibu
pkk juga pada datang.
Berarti sosok papamu
memang friendly ya.
Bangeet. Huum. Papiku itu
jarang dirumah, selalu
keluar. Ya yang paling
kehilangan ya orang orang
disekitar rumah itu.
Subjek berusaha
untuk berpikir
positif mengenai
ayahnya yang
sedang sakit
Pemikiran positif
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
456.
457.
458.
Mmm terus boleh
diceritain ga dukungan,
dukungan sosial apa aja
yang kamu sama
keluargamu dapetin?
Mm apa ya. Aku dapetnya
dari siapa ya, paling tante-
tante ku yang ngomong
sudah papi sudah ga sakit
lagi disana, sudah ga sesak
nafas lagi gitu kan. Paling
ngomong sudah, papi sudah
tenang. Tapi ya aku ga
terima.
Jadi disitu masih nolak
ya?
Iiya, masih. Hehehe
Terus kapan kamu bisa
bener-bener nerima?
Pas kuliah.
Baru-baru ini atau
Dulu semester awal.
Yang bikin kamu
akhirnya bisa legowo gitu
papi itu sudah ga ada
apa?
Mm itu waktu ya sudah
lama juga kan. Terus aku
gimana ya, merelakannya
itu udah lumayan lama
sebelum itu. Cuma waktu
itu aku sempat marah juga
kan sama Tuhan, kenapa
kok papiku yang diambil.
Kenapa kok gak orang jahat
aja kayak kokonya papiku
kan jahat kenapa ga dia aja
yang diambil hahahaa. Itu,
terus paling nerima kalo
papiku udah ga ada itu udah
lama tapi kalo nerima
Keluarga berusaha
memberikan subjek
dukungan agar
subjek tidak terlalu
sedih.
Subjek
melampiaskan rasa
marahnya pada
Tuhan karena
mengambil
ayahnya.
Bentuk dukungan
sosial yang subjek
terima dari lingkungan
sekitar
Fase dua teori
Sanders, Awareness of
Loss (Acting Out
Emotional
Expectations)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
504.
kenapa harus papiku,
belum. Pas yang nyadarin
itu dulu inget ga ada kuliah
agama Kristen kan dia cerita
anaknya sama istrinya
sudah meninggal. Disitu aku
mikir ya ampun dia
kehilangan dua sekaligus,
aku cuma kehilangan satu,
papiku, aku masih punya
mamiku, kakak-kakakku,
tapi aku itu ga bersyukur
banget si punya mereka.
Jadi ya udalah, sebenernya
papi kan punya Tuhan. Jadi
kalo Dia mau ambil kan
punyanya DIa. Jadi kenapa
aku harus marah sama Dia?
Terus ada perubahan ga
mei yang terjadi setelah
papimu pergi?
Itu papiku ga ada itu jadi
turning point buat kita
semua. Tadinya itu aku,
kakakku, aku ciciku,
kokoku tadinya cuek sama
mamiku sama papiku juga.
Kita tau kita punya masalah
kita punya orang tua jadi
kita pasti bisa nyelesein
karena kita punya orang tua.
Abis itu ternyata mereka itu
ga gitu ya, mereka itu mmm
aku sama cici sama kokoku
mikirnya mereka manusia
juga bisa ga ada suatu saat.
Jadi yang ada aku sama cici
kokoku lebih menjaga
mamiku. Kalo dulu dulu
kan kita tau nya mereka
bakal hidup selamanya.
Bakal ngedampingin terus
gitu ya
Heem.
Subjek mendengar
cerita yang
membuatnya
berpikir mengenai
keadaannya saat
itu.
Subjek dan anggota
keluarga lainnya
belajar untuk hidup
tanpa ayah mereka
dan mendapatkan
sebuah pemikiran
bahwa orang tua
tidak akan
selamanya berada
di sisi mereka.
Fase empat teori
Sanders, Healing
(Centering
Ourselves)
Turning point
Fase lima teori
Sanders, Renewal
(Learning to Live
Without)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541,
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
Itu kan perubahan secara
psikologis, kalo
perubahan secara fisik
ada ga?
Secara fisik? Maksudnya
lebih gendut gitu? Hahaha,
kalo mamiku sih lebih
gendutnya bukan karena
stress kayaknya. Dulu kan
waktu papi masih ada
mamiku ikut senam, setelah
papiku ga ada dia jadi ga
pernah ikut lagi terus
tambah gendut.
Terus kakak-kakak mu
udah bisa nerima papi
udah meninggal?
Udah siih. Kayaknya yang
belum bisa itu malah
mamiku kayaknya. Kayak
misalnya gasnya habis nih.
Dia bilang gini banget ga
ada papi. Terus misalnya
kalo ada masalah apa gitu
dia bakal aduh, kalo da papi
bakal gini ya pasti. Gitu.
Kalo aku sama cici koko ku
si yasudahlah kita hidup
tanpa papi.
Mm maaf, tadi kamu
kapan bener-bener bisa
nerima nya kapan tadi?
Pas kuliah ya?
Itu yang aku marah.
Oh kalo yang bener-bener
kamu nerima papamu ga
ada itu kapan?
Berapa bulan setelah ga ada
sih sudah nerima.
Disitu sudah ga ada
penyangkalan lagi gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
551.
552.
553.
554.
555.
556.
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
Huum
Mm yang bikin kamu bisa
bangkit dari rasa sedihmu
itu apa?
Hmm apa ya. Kayaknya dia
itu gini kata orang-orang si
katanya kan itu papiku lagi
jalan. Kalo aku nangis nanti
papi berhenti dan nengok.
Kalo aku nangis terus nanti
ga sampai surga. Begitu.
Jadi aku yaudah lah aku
iklas aja. Aku mikirnya
daripada papiku ngeliat ke
aku terus aku lagi nangisin
dia jadi aku rela in aja.
Terus kehidupan kamu
dan keluargamu setelah
papimu ga ada itu
gimana?
Berubah banget ya, apalagi
ekonominya. Lainnya si
biasa aja. Aku sama
keluargaku deket sih,
tambah deket malah. Sama
keluarga besar sih dari dulu
ga deket. Aku dari papiku
itu si mikirnya keluarga dari
papiku itu jahat. Hahahaa
Kok bisa?
Ya gitu, kenapa yak, karena
mereka memang jahat.
Kakaknya papiku tuh. Dia
itu kan orang kaya tuh, kaya
banget malah. Kalo sama
orang dia ngasih-ngasih,
sama keluarga sendiri
enggak. Kayak papiku itu
kan dia yang bayarin rumah
sakitnya itu tuh dia yang
perhitungan banget, padahal
kan itu adiknya. Terus
papiku keluar dari rumah
Refleksi subjek
untuk tidak terus
bersedih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
625.
626.
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
640.
641.
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
652.
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
sakit itu kan karena dia ga
enak sama kokonya. Jadi
aku mikirnya waktu dia
bayar administrasi itu dia
masalahin banyak banget,
kayak gitu. Kan papiku
waktu 18 hari di ICU kan
mahal juga, katanya marah
marah gitu loh. Jadi aku
menganggap dia jahat
sampai saat ini.
Mm ada nilai positif yang
bisa kamu ambil dari
peristiwa itu?
Mm nilai positifnya ya aku
jadi lebih dewasa sih. Gitu
pai. Jadi lebih dewasa, jadi
tau kalo hidup itu ga
selamanya. Apa yang kita
punya itu sementara. Tapi
aku belum siap untuk
kehilangan lagi. Hehee
Kalo misalnya kita buat
dari 1 sampai 100
keadaanmu sekarang ada
di berapa?
Mm satunya itu yang paling
buruk?
Iya, paling buruk. 100
paling baik.
Mm 50.
Kenapa cuma di lima
puluh?
Soalnya Antara gampang
dan sudah. Soalnya tiap kali
aku move on, aku mikir iya
sekarang papi sudah ga ada.
Dan jadi susah karena aku
tau aku jadi sadar kalo
ternyata papiku itu sudah ga
ada. Yang jadi mengingat
lagi ya gimana.
Refleksi subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
672.
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
692.
693.
694.
695.
696.
697.
698.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
Suka keinget atau kangen
ga?
Masih lah. Kalo inget sedih
bangetlah. Aku kan anak itu
nya, kesayangannya.
Terus kamu punya
penyesalan ga yang masih
tersisa setelah papimu
pergi?
Ga sih kan dulu aku nakal,
kalo inget dulu suka nakal
sama papiku. Kalo inget itu
sih nyesel, iya nyesel. Tapi
itu bagian dari tahap aku
dewasa sih, jadi ya gitu.
Keinginanmu yang paling
besar mengenai papimu
apa mei?
Aku pengen papiku
nganterin aku ke altar.
Kalo sekarang
keadaannya papimu ga
bisa nganterin kamu ke
altar, terus gimana?
Mmm ga tau karena aku
belum pernah jalan ke altar.
Tapi yang jelas kalau nanti
aku nikah aku bakal sedih
banget.
Terus ada sosok yang bisa
gantiin papimu ga mei?
Mm ga ada sih. Om ku pun,
aku deket sama om ku dua
orang, yang satu sudah
meninggal tahun 2010 yang
satunya biasa aja. Mm ga
ada yang ngegantiin sih,
paling mamiku.
Kalo misalnya kamu lagi
kangen sama papimu
Subjek dulu tidak
menurut kepada
ayahnya
Penyesalan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
709.
710.
711.
712.
713.
714.
715.
716.
717.
718.
719.
720.
721.
kamu ngapain?
Kalo orang bilang kalo
kangen itu berdoa ya, tapi
menurutku itu ga mengatasi
kangenku. Jadi aku lebih
milih buat inget dulu kita
ngapain aja. Nonton tinju
atau ngapain. Hahaa
Hahaa, oke deh mei.
Kayaknya sampai sini aja,
makasi ya mei.
Iya sama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Analisis Subjek 3
Awal narasi bercerita mengenai kedekatan subjek dengan ayahnya.
Kematian tidak memiliki peranan dalam kehidupan subjek sebelum ayahnya
meninggal. Sosok ayah subjek digambarkan sebagai seorang pekerja keras,
seorang pria yang ramah, dan ayah yang melindungi. Subjek memiliki
ketergantungan terhadap sosok ayah yang selalu menjadi penolong saat subjek
mengalami masalah, seperti saat subjek memakai uang sekolah untuk jajan, ayah
subjek tidak memarahi melainkan mengganti uang tersebut. Subjek juga memiliki
pemikiran bahwa orang tua akan selalu ada untuk membantu anaknya.
Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock (Confussion).
Subjek kaget saat mengetahui ayahnya meninggal. Subjek mengatakan bahwa
dirinya seperti melayang dan tidak bisa mengingat apa yang sedang ia lakukan
atau dimana dirinya sekarang. Selain itu subjek juga takut ayahnya tidak bisa
keluar jika peti ditutup. Subjek memilih untuk menahan keininan untuk menangis
karena subjek tidak mau membuat tamu menjadi lebih sedih lagi. Subjek masuk
fase dua teori Sanders, Awareness of Loss (Prolonged Stress). Kepergian ayah
subjek membuat subjek kehilangan figur yang penting bagi dirinya. Rasa
kehilangan ini masuk dalam fase kedua teori Sanders yaitu Awareness of Loss
(Separation Anxiety). Dalam masa berdukanya, subjek serta anggota keluarga
masih tidak percaya mengenai kepergian sang ayah. Hal ini masuk ke dalam fase
pertama teori Sanders yaitu Shock (Ketidakpercayaan). Rasa tidak percaya
tersebut dapat muncul karena tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa ayah
subjek mengidap penyakit yang berbahaya. Kepergian ayah subjek yang terjadi
secara tiba-tiba tidak hanya meninggalkan rasa sedih melainkan juga rasa marah.
Subjek merasa marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya. Rasa
marah yang subjek miliki masuk ke dalam fase kedua teori Sanders, Awareness of
Loss (Acting Out Emotional Expectations). Saat subjek duduk di bangku kuliah,
subjek mendengar cerita mengenai seseorang yang kehilangan anak serta istrinya.
Subjek yang merenungi cerita tersebut bahwa subjek seharusnya masih bersyukur
karena subjek masih memiliki ibu dan saudara. Subjek masuk kedalam fase empat
teori Sanders, Healing (Centering Ourselves). Renungan tersebut behasil menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
titik tolak subjek sehingga subjek belajar untuk menerima kepergian ayahnya.
Saat ini subjek masuk ke dalam fase lima teori Sanders, Renewal (Learning to
Live Without). Setelah subjek bisa menerima keadaan bahwa ayahnya sudah
meninggal subjek merasakan perubahan dalam dirinya dan keluarga. Subjek bisa
menjdai lebih dewasa. Subjek dan saudara-saudaranya memutuskan untuk
menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka menjadi lebih dekat dan lebih peduli
satu sama lain. Hal yang menjadi ganjalan bagi subjek adalah sikap subjek yang
dulu tidak baik kepada ayahnya. Akan tetapi subjek percaya bahwa hal tersebut
merupakan proses menuju kedewasaan.
Narasi ini bersifat progresif dimana subjek merasakan dirinya mengalami
perubahan setelah kepergian ayahnya. Kematian ayahnya menjadi sebuah pukulan
yang cukup berat bagi subjek. Sebelumnya subjek memiliki sifat ketergantungan
yang besar terhadap ayahnya sehingga subjek merasa kehilangan dan takut jika
tidak ada yang membantunya untuk menyelesaikan masalahnya. Selain itu subjek
juga merasa marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya. Akan tetapi
setelah renungan yang dilakukan oleh subjek, kematian ayahnya merubah subjek
menjadi lebih dewasa serta menjadi titik tolak bagi dirinya sendiri. Saat ini subjek
dan saudara-saudaranya berusaha untuk menjadi lebih dekat satu sama lain dan
lebih menjaga ibu mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 4. Data verbatim subjek FN
Subjek 4, 16 Juli 2013
No. Verbatim Koding Awal Analisis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. F
11. F
12. F
13. F
14. F
15. F
16. F
17. F
18. F
19. F
20. F
21. F
22. F
23. F
24. F
25. F
26. F
27. F
28. F
29. F
30. F
31. F
32. F
33. F
34. F
35. F
36. F
37. F
38. F
39. F
40. F
41. F
42. F
Selamat sore mba
Nesya
Sore
Oke, sore ini saya akan
memberikan beberapa
pertanyaan buat anda,
apakah anda bersedia
untuk menjawab
pertanyaan dari saya?
Bersedia
Apakah anda bersedia
untuk merekam segala
proses wawancara kita
ini?
Ya
Oke, kita mulai ya dari
pertanyaan yang
pertama. Umurnya
mba Nesya saat ini
berapa ya?
23
Oke, terus umurnya
mba Nesya waktu
orang tua nya mba
Nesya meninggal
berapa ya?
20
Apakah ayah atau ibu
yang meninggal?
Ayah
Lalu boleh diceritakan
bagaimana hubungan
mba Nesya dengan
papa nya mba Nesya?
Eem kurang terlalu deket
sih. Soalnya dia itu
Hubungan ayah-anak
yang tidak dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
43. F
44. F
45. F
46. F
47. F
48. F
49. F
50. F
51. F
52. F
53. F
54. F
55. F
56. F
57. F
58. F
59. F
60. F
61. F
62. F
63. F
64. F
65. F
66. F
67. F
68. F
69. F
70. F
71. F
72. F
73. F
74. F
75. F
76. F
77. F
78. F
79. F
80. F
81. F
82. F
83. F
84. F
85. F
86. F
87. F
88. F
pekerja keras, amat
sangat. Jadinya jarang
ketemu keluarga, jarang
dirumah juga jadi ya
hubungannya memang
gak terlalu deket.
Memang gak terlalu
dekat?
Hooh
Kerjanya dijogja atau
luar kota?
Ya, di Jogja sama Solo.
Mmm beberapa tahun
terakhir, sekitar dua
tahun terakhir apa tiga
tahun terakhir itu
kerjanya di dua tempat,
jadi sibuk sekali.
Frekuensi ketemunya
gimana?
Mmm jadi kan kalo
misalnya kayak aku di
Jogja, gitu kan, terus
papaku pas lagi di Solo
ya sudah kita gak
ketemu. Tapi misalnya
kalo lagi kerja di Jogja ya
kita ketemunya pas
malam tok, gitu. Nanti
kalo misalnya pagi
biasanya pagi aku mau
kuliah dia nya masih
tidur. Ntar kalo misalnya
aku sudah pulang, dia
udah berangkat kerja.
Jadi ya amat sangat
sedikit lah frekuensinya.
Paling kalo misalnya eeh
kalo sempet gitu ya, aku
nyediain kopi sebentar
terus berangkat kuliah.
Lalu kapan ya
Hubungan ayah-anak
yang tidak dekat
Hubungan antar
anggota keluarga
yang tidak dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
89. F
90. F
91. F
92. F
93. F
94. F
95. F
96. F
97. F
98. F
99. F
100. F
101. F
102. F
103. F
104. F
105. F
106. F
107. F
108. F
109. F
110. F
111. F
112. F
113. F
114. F
115. F
116. F
117. F
118. F
119. F
120. F
121. F
122. F
123. F
124. F
125. F
126. F
127. F
128. F
129. F
130. F
131. F
132. F
133. F
134. F
peristiwa meninggalnya
papa mba Nesya?
Oh tanggalnya?
Tanggalnya 14
September 2010.
Penyebabnya apa ya
mba?
Sakit paru-paru. Tapi
lebih ke komplikasi
sepertinya.
Komplikasi?
Komplikasi apa saja?
Ya, mungkin ada
jantungnya gitu. Itu
katanya si cuma
komplikasi, gitu.
Ooh jadi yang mba
Nesya tahu hanya
penyakit paru-parunya
saja ya?
Ya, infeksi paru-paru
karena ya perokok berat.
Lalu, penyakit infeksi
paru-paru ini sudah
lama dideritanya?
Kurang tau si
sebenernya. Kayaknya
sih udah lama cuma papa
dengan keluarga itu
kayaknya gak menyadari,
gitu tu loh. Pokoknya
tiba-tiba ngedrop.
Soalnya pada saat itu
papa itu seperti gak
nyangka gitu, kok bisa
aku sakit, gitu. Padahal
kan selama ini kan gak
pernah sakit, paling
batuk pilek masuk angin
aja jarang tiba-tiba pas
sekalinya sakit langsung
parah. Jadi dianya shock,
Ketidakpedulian
keluarga terlihat dari
tidak sadarnya akan
keadaan ayah
Hubungan di dalam
keluarga yang tidak
dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
135. F
136. F
137. F
138. F
139. F
140. F
141. F
142. F
143. F
144. F
145. F
146. F
147. F
148. F
149. F
150. F
151. F
152. F
153. F
154. F
155. F
156. F
157. F
158. F
159. F
160. F
161. F
162. F
163. F
164. F
165. F
166. F
167. F
168. F
169. F
170. F
171. F
172. F
173. F
174. F
175. F
176. F
177. F
178. F
179. F
180. F
jadi ada gak terimanya
gitu lo.
Kapan papa mba Nesya
tau mengenai penyakit
nya itu?
Sudah lama, sekitar
sebulan dua bulan
sebelum papa gak ada.
Tau penyakit nya
tersebut itu dari dokter
atau tau sendiri atau
bagaimana?
Mmm tiba-tiba ke dokter.
Jadi pertamanya itu
mengigil, badan dia itu
mengigil beberapa hari,
kayak gitu kan. Terus dia
minta tolong sama
temannya buat nganterin
ke rumah sakit. Tiba-tiba
langsung masuk ICU.
Itu kejadiannya sebulan
sebelum meninggal?
Iya, hooh. Langsung
masuk ICU beberapa
hari, hampir dua minggu
apa ya dulu itu.
Sebelum itu gak pernah
cek ke dokter gitu?
Sebelumnya pernah, tapi
kalo yang aku ingat papa
gak berusaha terbuka
kalo dia punya sakit
punya penyakit. Soalnya
kan kita gak deket gitu,
jadi kita main rahasia-
rahasiaan satu sama lain
gitu.
Lalu apakah disitu ada
peringatan dari dokter
mengenai penyakit nya
papanya mba Nesya?
Keadaan keluarga yang
saling tidak terbuka
satu sama lain
Hubungan antar
anggota keluarga
yang tidak dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
181. F
182. F
183. F
184. F
185. F
186. F
187. F
188. F
189. F
190. F
191. F
192. F
193. F
194. F
195. F
196. F
197. F
198. F
199. F
200. F
201. F
202. F
203. F
204. F
205. F
206. F
207. F
208. F
209. F
210. F
211. F
212. F
213. F
214. F
215. F
216. F
217. F
218. F
219. F
220. F
221. F
222. F
223. F
224. F
225. F
226. F
Saya kurang tau kalo itu.
Haha.
Boleh diceritain
peristiwa meninggalnya
papanya mba Nesya?
Iya, waktu itu tuh seperti
yang aku bilang tadi,
seperti biasa dia dirumah
tiba-tiba dia sakit,
mengigil. Dirumah di
Solo dia tiba-tiba
mengigil gitu, yah karena
kita satu sama lain gak
deket jadi ya masa bodoh
gitu, gitu kan. Jadi gak
terlalu peduli. Kalo gak
salah waktu itu aku lagi
di Jogja, jadi aku gak tau.
Pas pulang ke Solo
papaku itu cuma ngeluh,
ngeluh tok. Ngeluh kalo
dia itu lagi sakit, gitu
kan. Yah aku ya pada
saat itu aku gak ngerti
harus ngapain. Mau
minta tolong, tapi mau
minta tolong siapa. Aku
kan juga gak ada temen
di tetanggga. Yaudah,
satu keluarga diem aja
gak melakukan apapun.
Sampai suatu ketika papa
nyuruh aku buat telpon
temannya, satu kantor.
Terus aku bilang, “om
maaf ganggu, ini papaku
kayaknya lagi sakit minta
tolong dianterin ke
rumah sakit”. Yaudah
terus datang kan,
dianterin ke rumah sakit
cuma aku gak ikut. Tiba-
tiba dikabarin kalo papa
masuk ICU.
Langsung masuk ICU?
Tidak adanya inisiatif
dari keluarga terhadap
sang ayah.
Menggambarkan bahwa
tanggung jawab selama
ini berpusat pada ayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
227. F
228. F
229. F
230. F
231. F
232. F
233. F
234. F
235. F
236. F
237. F
238. F
239. F
240. F
241. F
242. F
243. F
244. F
245. F
246. F
247. F
248. F
249. F
250. F
251. F
252. F
253. F
254. F
255. F
256. F
257. F
258. F
259. F
260. F
261. F
262. F
263. F
264. F
265. F
266. F
267. F
268. F
269. F
270. F
271. F
272. F
Lalu?
Yaudah, pas masuk ICU
itu hampir dua minggu
kayak yang aku bilang,
dua minggu itu
sebenernya sudah sehat
nih ceritanya gitu. Sudah
melampaui beberapa hari
di rumah sakit, kita
sekeluarga sampai
marah-marah segala
macam gitu trus akhirnya
sudah mulai membaik
gitu kan disana. Trus
akhirnya pulang, pulang
hanya beberapa hari kalo
gak salah, berapa hari ya,
pokoknya sekitar empat
hari ngedrop lagi tiba-
tiba. Terus kita ke tempat
yang lain, ke rumah sakit
yang lain.. Nah pindah
rumah sakit tapi gak di
ICU, jadi di rumah sakit
yang untuk umum. Sudah
di rawat inap disitu.
Terus selama berapa hari
sekitar empat hari sudah
mulai sembuh, katanya
sudah sembuh gitu kan.
Gak tau kenapa tiba-tiba
orang tuaku berantem,
gak tau juga aku kenapa.
Gak jelas. Terus papaku
jadi ngedrop lagi, terus
papaku minta supaya di
temenin di Jogja sama
aku. Jadi aku disuruh
ngerawatin papaku di
Jogja gitu kan. Di Jogja
itu sekitar semingguan
gitu kan. Terus dia
ngerasa sudah mulai
membaik kan, sudah
mulai membaik di Jogja
terus pulang, sama aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
273. F
274. F
275. F
276. F
277. F
278. F
279. F
280. F
281. F
282. F
283. F
284. F
285. F
286. F
287. F
288. F
289. F
290. F
291. F
292. F
293. F
294. F
295. F
296. F
297. F
298. F
299. F
300. F
301. F
302. F
303. F
304. F
305. F
306. F
307. F
308. F
309. F
310. F
311. F
312. F
313. F
314. F
315. F
316. F
317. F
318. F
juga, pulang ke Solo.
Terus setelah beberapa
hari itu sekitar sehari apa
dua hari itu ngedrop lagi
dia. Jadi bolak balik
ngedrop gitu, aku juga
gak tau kenapa ngedrop
lagi. Sampai mau napas
aja susah gitu loh, mau
tidur aja itu gak bisa
tidur. Cuma matanya
merem, mulutnya
ngebuka gitu. Soalnya
gak bisa napas gitu kan.
Jadi napasnya lewat
mulut ya?
Iya, soalnya kan susah
napas. Udah gitu kan
udah kayaknya itu dia itu
udah kayak di tempat
tidur doang. Dipanggil
namanya gak nyahut.
Udah kayaknya lemes
banget. Udah gitu aku
telpon temen kerjanya
papaku (yang kemarin?)
Iya yang itu. Terus
dianterin ke rumah sakit
lain, terus di cek cek cek
terus masuk ICU lagi.
Ternyata setelah masuk
ICU sekitar dua hari atau
tiga hari gitu dapat kabar
kalo dimasukin selang ke
paru-parunya. Jadi waktu
aku lihat di ronsennya itu
kan paru-paru nya sudah
bolong bolong item item
gitu kan karena sudah
infeksi. Terus dimasukin
selang dan dari situ aku
gak pernah ngobrol lagi.
Pokoknya setelah dia
masuk ICU yang terakhir
kali ini aku gak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
319. F
320. F
321. F
322. F
323. F
324. F
325. F
326. F
327. F
328. F
329. F
330. F
331. F
332. F
333. F
334. F
335. F
336. F
337. F
338. F
339. F
340. F
341. F
342. F
343. F
344. F
345. F
346. F
347. F
348. F
349. F
350. F
351. F
352. F
353. F
354. F
355. F
356. F
357. F
358. F
359. F
360. F
361. F
362. F
363. F
364. F
ngomong sama sekali.
Terus abis itu aku terus
pantau kan tiap hari, aku
datang ke rumah sakit
tiap hari gitu kan, dateng,
pokoknya yang terakhir
aku inget papaku bilang
dia kepengen keluar dari
rumah sakit itu. Dia gak
suka tinggal disitu.
Isitlahnya udah gitu kan
papa gak pengen disini,
papa tersiksa disini. Dia
itu ngomong kek gitu
lewat tulisan gitu kan.
Udah itu aku bilang kan
sama dia,”Pa ya jangan
kayak gitu. Ini kan demi
kesehatan demi
kesembuhan papa juga.
Nanti kan kalo papa
sudah ngikutin proses ini
kalo sudah sembuh ya
kita pulang bareng” aku
bilang gitu kan. Dia diem
aja. Terus besoknya gitu,
eeem kalo aku gak salah
inget gitu dia itu gak
ngomong sama sekali,
tiap aku kesana dia cuma
diem aja gitu, cuma liat
liat ke atas gak jelas liat
apa. Yaudah aku cuma
nungguin kayak gitu.
Dari situ tiap kali ketemu
dia cuma tidur dan
tidur.terus kan aku
kecelakaan, pas itu
sebelumnya aku
nengokin papaku. Jadi itu
hari minggu aku ke
gereja awalnya. Habis
dari gereja aku ke rumah
sakit papaku, itu ketemu
buat yang terakhir
kalinya. Karena di ICU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
365. F
366. F
367. F
368. F
369. F
370. F
371. F
372. F
373. F
374. F
375. F
376. F
377. F
378. F
379. F
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394. J
395. J
396. J
397. J
398. S
399. S
400. S
401. J
402. H
403. K
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
kan cuma dikasi waktu
sejam, cuma ketemu
sejam belum ngomong
apa-apa pokoknya
temen-temen papaku
yang lain pada datang
disitu. Terus yaudah kan
sama dokternya
dibilangin kalo kita
semua harus pulang gitu
kan karena jam besuknya
sudah habis. Udah, terus
aku pulang sore kan, aku
ke gereja, ke gereja lagi
aku kegereja dua kali
karena pada saat itu kan
aku pelayaan. Terus aku
ke gereja, pulang hujan,
aku tabrakan pas hujan
itu. Padahal rencana, aku
ada rencana mau ke
rumah sakit gitu kan mau
nengokin papaku lagi. Eh
malah kecelakaan parah.
Aduh gak ngerti mau
minta tolong siapa.
Yaudah kerumah sakit
sendiri gitu, tapi
dianterin pake becak.
Terus aku minta tolong
sama om ku, om Gabriel
itu kan, dipindahin aku
sama papaku sama sama
dirawat di dokter Un.
Udah semalem aku
disana, besok paginya
aku dikabarin. Eh buka
semalam ding, sekitar
dua hari an. Setelah dua
hari itu aku dikabarin klo
papaku udah meninggal.
Oh keadaannya waktu
dikabarin lagi ada di
rumah sakit yang
sama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
411.
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
456.
457.
Huum iya. Lagi di rumah
sakit yang sama. Pada
waktu kan juga lagi
opname juga dan
bentuknya udah gak karu
karuan. Dikabarin pas
pagi pagi buta. Pas pagi
pagi itu mamaku, adek-
adekku pada dateng. Nah
itu kan adekku yang
Lintang ada sama aku
juga ada di rumah sakit
juga karena pas tabrakan
itu kan berdua. Nah
mamaku adek-adekku
dateng itu aku gak ngerti
kenapa pada datang pagi-
pagi buta gini. Yaudah
mamaku cuma bilang,
“mmm dek jangan suka
tabrak tabrakan dong.
Jangan sakit sakit mulu.
Ini papa sudah gak ada
lo”. Aku kaget kan hah
papa gak ada? Terus
maksudnya, papa sudah
meninggal gitu. Terus
kan pertamanya aku
cuma shock, begitu kan.
Aku gak ngerti harus
ngapain. Aku telpon
pacarku waktu itu, aku
cerita, aku nangis. Gak
tau kenapa tiba-tiba
nangis. Yaudah, gitu.
Nah waktu itu pertama
kali yang ngasi tau itu
kan si tante, nah itu
reaksi dan keadaan si
tante disitu seperti apa?
Sepertinya sih, mungkin
sudah selesai nangis kali
ya. Mukanya lebih ke
khawatir.
Subjek tiba-tiba
mendapat kabar bahwa
ayahnya sudah
meninggal dan subjek
tidak menyangka hal
tersebut. Reaksi subjek
adalah kaget dan
bingung.
Reaksi terkejut
subjek terhadap
kabar yang
diterimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
458.
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
Khawatir mengenai
apa?
Ya segala macam. Ya
karena mamaku kan ibu
rumah tangga, gak kerja
dan segala macam ya
takut dong uang dari
mana sih buat ngerawat
lima anak. Lebih ke situ
sih kalo yang aku lihat,
soalnya gak ada yang
kerja. Kalo sedih ya
pasti sedih karena aku
lihat disitu dia sudah gak
nangis disitu.
Terus reaksinya mba
Nesya waktu itu
gimana?
Gak ada si cuma shock
aja, diem aja, cuma diem
gitu. Soalnya habis itu
mamaku diajak temennya
papaku keluar untuk ke
ruang mayat itu ke kamar
jenazah itu buat bawa
pulang. Gak tau gimana
kayaknya mamaku
langsung bawa pulang,
pulang duluan. Si Kevin-
Marcel masih ada sama
aku gitu kan, habis itu
Kevin-Marcel juga
pulang duluan. Aku pikir
kenapa duluan ya
ternyata udah langsung
ke itu nya ke prosesi
pemakamannya itu.
Oh gitu, terus perasaan
yang ada di hati waktu
hari hari pertama
setelah meninggalnya
papa nya mba Nesya
gimana?
Perasaannya si lebih
Subjek meyakini bahwa
ibunya cemas mengenai
biaya untuk kelima
anaknya karena sosok
pencari nafkah sudah
tidak ada
Terdapatnya
kecemasan karena
figur pencari nafkah
sudah tidak ada lagi
masuk kedalam fase
keempat teori
Sanders
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541,
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
kepada khawatir, beban.
Ya mungkin karena aku
gak deket sama papaku,
jadi waktu dia meninggal
ya lebih kepada biasa aja.
Sedih tapi ya gak sedih
banget, tertekan tapi ya
gak tertekan banget.
Maksudnya tapi aku
lebih tertekannya karena
kasian aja adek-adekku,
karena kan aku punya
tugas yang begitu
banyak, aku pikir jadi itu
yang bikin stres, mikirin
segala hal. Jadi ya
otomatis, mamaku kan
orangnya gampang putus
asa, gampang khawatiran
jadi ya dia mikir dia gak
bisa apa apa, cuma aku
yang bisa. Jadi dia
berpikir semua beban
yang ditanggung sama
dia itu aku yang bisa
yaudah semua dilimpahin
ke aku. Aku jadi merasa
yo tertekan yo sakit hati
juga sih sama mamaku.
Tapi yowes lah.
Dengan perasaan
tertekan dan terbebani
itu, bagaimana cara
mba Nesya
mengatasinya?
Mmmm... Biasanya lebih
kepada cerita sih.
Maksudku aku kan bukan
orang yang terlalu
religius yang harus
berdoa gitu. Enggak. Aku
itu lebih butuh teman
gitu teman buat cerita.
Selama ini kalo cerita
paling sama Henri itu aja.
Kecemasan subjek
akan tanggung
jawabnya yang baru
Subjek memiliki
kecemasan dalam
dirinya sendiri
mengenai tanggung
jawab barunya. Hal
ini masuk dalam fase
keempat teori
Sanders.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
550.
551.
552.
553.
554.
555.
556.
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
Trus ya gimana gimana
cerita-cerita, cari solusi
bareng, praktekin satu
per satu, ya jatuh
bangunnya ada.
Terus bagaimana mba
Nesya menyesuaikan
diri dengan keadaan
tersebut saat pertama
gak ada papa?
Awal-awalnya itu kayak
kasi pengumuman,
“Tolong dong bantu
aku”. Karena aku itu
kayak gak bisa apa-apa,
gak ngerti mau ngapain.
Terus dulu kan ada om
ku. Kembali lagi
sebenernya permasalahan
di kita kan sebenernya
masalah keuangan, jadi
ya piye caranya kita tetep
bisa hidup dengan apa
yang ada sampe kakak
kakak nya, aku sama
lintang maksudku, bisa
kerja. Yaudah pada saat
itu dibantu, buat olah
keuangan. Kalo yang
lain-lain penyesuaian
dirinya masih diem-diem
aja. Jadi kalo awal pas
ada masalah aku
pengennya begini sama
adek aku, pengennya
adekku bisa ngerti
keadaan tapi mereka
kayak gitu ya aku cuma
bisa marah, cuma bisa
diem. Tapi ya abis itu
cuma cerita doang, cuma
berkeluh kesah gitu.
Terus keadaan rumah
setelah ditinggal
Subjek meminta
pertolongan dari
sekitarnya untuk
membantunya dalam
tanggung jawab
barunya yang
dilimpahkan oleh
ibunya
Fase tiga teori
Sanders karena
subjek merasa tidak
berdaya dalam
tanggung jawab
sehingga subjek
meminta pertolongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
625.
626.
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
640.
641.
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
652.
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
papanya mba Nesya
setelah ditinggal seperti
apa?
Kondisi keluarga ya
kebanyakan pada saat itu
si cuma diem gak terlalu
yang harus aku harus
gimana harus gimana.
Kita sama sama bingung
yah apa namanya gak
bisa diajak diskusi.
Ditambah lagi keluarga
lain yang sebenernya
bantu sih, sebenernya,
aku ngerasa terganggu.
Malah nanyain harta itu
aku terganggu banget
toh, kayak gitu. Kalo
misalnya mereka tanya
sama mamaku sama
adek-adek ku malah
dijawab itu urusannya
mba Nesya lah. Aku gak
ngerti soal itu. Ya saat itu
kondisinya ya kayak gitu.
Jadi yang biasanya
keluarga besarku cuek
bebek pas papaku
meninggal pada datang
semua nawarin bantuan
tapi nanyainnya harta
disuruh begini begitu,
nanti titip ke om atau
tante bisa ya gitu kan.
Jadinya kan malah
terganggu kan. Ya kalo
misalnya memang mau
nolong kemaren-kemaren
kemana kok baru
sekarang.
Hal apakah yang paling
mba Nesya inginkan
pada saat awal
kepergian papanya
mba Nesya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
672.
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
692.
693.
694.
695.
696.
697.
698.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
Hahaa, apa ya. Gak ada
sih. Aku cuma pengen
semua anggota keluarga
bisa diajak musyawarah.
Bisa diajak ngomong jadi
gak semua semua
dilimpahin ke aku.
Soalnya aku juga
sebenernya kan gak
ngerti apa-apa waktu itu.
Tapi sekarang, lama-
lama, aku jadi bisa
belajar buat ini-itu.
Misalnya kayak kemaren
milihin sekolah yang
bagus buat Marcel,
padahal dulu aku gak
ngerti yang gitu gitu.
Pasti kalo gak papaku ya
mamaku yang ngurus.
Lalu apakah mba
Nesya mendapat
dukungan yang cukup
dari orang orang
sekitar mba Nesya?
Ya sebenernya sih
dukungan yang
ditawarkan itu banyak
gitu kan. Tapi ujung-
ujungnya pada nanyain
harta lagi harta lagi itu
yang buat aku risih dan
terganggu kan. Aku gak
suka soalnya kalo
memang mau bantu ya
bantu aja jangan ada
ujung-ujungnya. Tapi
kemarin ada omku sih
yang bantu ngurus soal
surat surat rumah yang
hilang yang kemarin itu.
Itu bantuan yang paling
besar buat keluarga aku
menurutku.
Keinginan subjek untuk
mendapatkan bantuan
dari keluarganya
mengenai tanggung
jawab yang
dilimpahkan kepadanya
Subjek
menginginkan
keluarganya ikut
membantunya.
Masuk fase tiga teori
Sanders.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
709.
710.
711.
712.
713.
714.
715.
716.
717.
718.
719.
720.
721.
722.
723.
724.
725.
726.
727.
728.
729.
729.
730.
731.
732.
733.
734
735.
736.
737.
738.
739.
740.
741.
742.
743.
744.
.
745.
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
Mba Nesya sendiri itu
memerlukan waktu
berapa lama untuk
menerima kepergian
papanya mba Nesya?
Gak, gak lama. Karena
pada saat itu langsung
move on. Karena aku
berpikir pada saat papaku
meninggal yaudah misi
dia selesai. Sekarang
lanjut misi aku, jadi aku
gak, gak terlalu lama-
lama lah buat sedih.
Apalagi aku dapat tugas
buat ngurus rumah sama
keluargaku. Kalo aku
masih sedih nanti gimana
keluargaku bisa berubah?
Hahaa
Misi? Misi disini
maksudnya apa ya
mba?
Aku percaya papaku
punya misi untuk
mendidik istrinya, anak-
anaknya buat jadi lebih
baik. Nah papaku
mewujudkan itu dengan
cara bekerja biar kita
kecukupan. Tapi ya kita
jadinya jauh, gak terlalu
dekat. Hahaha
Oh begitu. Apa yang
mempengaruhi
sehingga mba Nesya
memutuskan untuk
langsung move on?
Diri aku sendiri. Karena
dari papa sakit aku punya
perasaan kalo papa gak
bakal lama. Karena lihat
betapa sakitnya papa
waktu itu dan tiba-tiba
Subjek berfokus pada
„misi‟ yang harus ia
jalankan setelah
kepergian ayahnya
Misi yang ayah subjek
jalankan selama
hidupnya, menurut
pendapat subjek pribadi
Subjek berfokus pada
penerimaan atas
kepergian ayahnya
sehingga subjek mampu
untuk bangkit dari rasa
sedih akibat
ditinggalkan
Fase lima teori
Sanders.
Turning point
subjek
Misi ayah subjek
yang diteruskan
oleh subjek
Turning point
subjek
Fase empat dalam
teori Sanders. Subjek
mengambil
keputusan untuk
menerima kepergian
ayahnya atas
keinginannya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
753.
754.
755.
756.
757.
758.
759.
560.
761.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
768.
769.
770.
771.
772.
773.
774.
775.
776.
777.
778.
779.
780.
781.
782.
783.
784.
785.
786.
787.
789.
790.
791.
792.
793.
794.
795.
796.
797.
798.
799.
papa minta maaf,
terutama sama aku,
mengenai penyesalan dia
aku sudah mikir ini bakal
jelek. Apalagi papa
ngomong kalo papa
kenapa-kenapa kamu
hubungi kesini kesini
kesini nanti papa ada
asuransi ini dan ini. Dan
yang aku ingat pas
papaku sakit di Jogja,
ngeluh susah napas dan
yang lain-lain aku saat
itu cuma bisa nangis dan
berdoa. Aku bilang
Tuhan, kalo papa nanti
gak ada aku terima
semua yang Tuhan kasih
ke aku nantinya.
Meskipun kalo nanti ada
masalah tolong bantu
kuatkan.
Sekarang kan keadaan
sudah berbeda, apa
saja yang mba Nesya
lakukan untuk tetap
bertahan?
Ya aku tetap berusaha
buat dekat sama keluarga
sih. Ya capek memang
sih, tiap minggu bolak
balik Solo-Jogja kan
capek ya, tapi cuma ya
aku berusaha buat
pulang. Buat cerita-cerita
sama yang lain lain. Tapi
seringnya kalo aku
pulang malah bawa
masalah kesini.
Apakah ada perubahan
secara fisik maupun
emosional yang terjadi
semenjak kepergian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
800.
801.
802.
803.
804.
805.
806.
807.
808.
809.
810.
811.
812.
813.
814.
815.
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
823.
824.
825.
826.
827.
828.
829.
830.
831.
832.
833.
834.
835.
836.
837.
838.
839.
840.
841.
842.
843.
844.
845.
papanya mba Nesya?
Banyak. Ya yang dulu
aku egois, gak mau
dengerin orang, sekarang
sampe sekecil apapun itu
aku dengar. Terus yang
dulu nya aku pelit sekali,
sekarang aku berusaha
buat bisa saling memberi.
Ya the power of giving
itu sangat besar. Terus ya
karena aku punya misi
seperti ini sih aku pengen
mengubah keluargaku
biar gak seperti dulu.
Aku pengen
mengubahkan mamaku,
adek-adekku. Cuma kan
kalo kita nya gak
berubah gimana mereka
bisa berubah kan. Dari
situ aku berusaha
berubah sedikit demi
sedikit, aku berusaha
buat gak apa itu namanya
aku berusaha menahan
emosi, gak gampang
tersinggung, bikin solusi
itu gimana, cara
ngomong sama orang itu
gimana, komunikasi yang
baik itu gimana, ya itu
semua aku pelajari
sampai sekarang biar
semua yang berubah di
aku nantinya bisa
tercermin ke adek-adek
aku.
Terus apakah ada
penyesalan yang masih
tertinggal?
Banyak. Kedekatan
emosional yang gak ada
antara aku dan papa itu
yang paling besar. Aku
Subjek fokus pada
perubahan dirinya agar
menjadi lebih baik
sehingga subjek bisa
menjalankan „misi‟ nya
dengan baik
Hubungan ayah dan
anak yang tidak dekat.
Fase empat teori
Sanders. Subjek
menemukan
kematangan
dirinya untuk
menjadi individu
yang lebih baik
demi „misi‟ nya
Turning point
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
846.
847.
848.
849.
850.
851.
852.
853.
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
863.
864.
865.
kadang mikir papaku itu
selama ini ngapain aja
sih, kok gak deket sama
aku sama keluarga. Ya
gitu deh. Tapi ya aku
berpikir mungkin dengan
gak adanya papa bisa jadi
jalan buat kita bangkit.
Buat kita ngerti mana
yang salah mana yang
benar. Buat kita gak
ngelakuin hal yang sama
lagi.
Oke, saya rasa itu saja
untuk saat ini. Terima
kasih mba Nesya untuk
waktunya. Selamat
sore.
Selamat sore.
Refleksi subjek
Turning point subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Analisis Subjek 4
Awal cerita, subjek menceritakan kehidupannya yang dinilai tidak positif.
Kematian pada awalnya bukanlah suatu hal yang memiliki peranan dalam
kehidupan subjek. Subjek memiliki sifat yang kurang baik seperti egois dan
kurang keinginan untuk berbagi dengan orang lain, selain itu subjek juga kurang
memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Hubungan subjek dengan
keluarganya juga tidak baik. Hal ini terungkap saat subjek bercerita mengenai
ketidak pedulian mereka saat ayah mereka mengeluh sakit tetapi tidak ada
seorangpun anggota keluarga yang peduli dan berinisiatif untuk membawa ayah
ke rumah sakit. Subjek memandang kehidupannya dan keluarga sebagai keluarga
yang kurang baik. Rasa peduli yang dirasa sangat kurang dan keterbukaan yang
minim menjadi perhatian subjek selanjutnya.
Subjek terkejut saat mendapat kabar bahwa ayahnya telah meninggal.
Akan tetapi subjek tidak terlalu kaget karena sebelumnya subjek sudah memiliki
firasat akan kepergian ayahnya. Setelah kepergian ayahnya, subjek Setelh
kepergian ayahnya, subjek mengalami rasa cemas. Kepergian ayahnya bukanlah
hal yang membuat dirinya merasa cemas, tetapi kehilangan ayah sebagai pencari
nafkahlah yang membuat dirinya merasa dalam tekanan. Kecemasan subjek disini
masuk kedalam fase ketiga teori Sanders yaitu Conservation and Need to
Withdrawal (Helplessness or Loss of Control). Selain kecemasan karena
kehilangan sosok pencari nafkah, subjek juga cemas karena dirinya mendapat
peran sebagai kepala rumah tangga secara tiba-tiba. Subjek yang merasa cemas
juga msuk ke fase ketiga Sanders yaitu Conservation and Need to Withdrawal
(Helplessness or Loss of Control). Karena subjek tidak mengerti mengenai
tanggung jawab barunya, subjek meminta pertolongan dari lingkungan sekitarnya.
Disini subjek masih berada di fase ketiga teori Sanders yaitu Conservation and
Need to Withdrawal (Helplessness or Loss of Control). Subjek yang kewalahan
karena tanggung jawab barunya sangat mengharapkan adanya bantuan dari
keluarganya masuk dalam fase ketiga yaitu Conservation and Need to Withdrawal
(Diminished Social Support). Subjek berusaha untuk menerima kepergian ayahnya
sehingga dirinya tidak bersedih lagi. Subjek disini masuk ke dalam fase empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Untuk merelakan kepergian
ayahnya, subjek membentuk suatu pola pikir mengenai misi yang ayahnya emban.
Subjek percaya bahwa ayahnya memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya dan misi tersebut telah selesai sehingga sudah saatnya ayahnya pergi.
Fokus subjek disni masuk kedalam fase kelima dari teori Sanders yaitu Renewal
(Learning to Live Without). Dalam pembentukan pola pikir tersebut, subjek
berhasil menemukan turning point dimana dirinya bisa beranjak dari rasa sedih
atas kepergian ayahnya dan membawa dirinya kepada pemikiran baru yang lebih
baik. Pemikiran terebut adalah diri subjek sebagai orang yang melanjutkan misi
ayahnya. Subjek memiliki misi untuk membuat keluarganya menjadi keluarga
yang lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi sebelum subjek memulai misinya
tersebut, subjek berusaha untuk merubah dirinya terlebih dahulu. Subjek berusaha
untuk merubah sifat yang ia rasa kurang baik agar bisa menjadi baik dan bisa
terpancar kepada keluarganya. Dalam tahapan ini subjek masuk ke fase keempat
teori Sanders yaitu Healing (Forming a New Identity) dimana subjek menemukan
kematangan dirinya. Subjek memiliki sebuah refleksi mengenai kehidupan
keluarganya. Dirinya menyesali kurang baiknya hubungan antara dirinya dengan
ayahnya sehingga subjek menginginkan perubahan dalam keluarganya kini.
Narasi ini bersifat progresif. Dimana subjek merasa bahwa kehidupannya
sudah berubah semenjak kepergian ayahnya. Meskipun kepergian ayah subjek
adalah cobaan yang berat, tetapi subjek bisa memetik pelajaran positif. Subjek
percaya bahwa misi ayahnya adalah untuk membuat keadaan keluarga lebih baik
dengan cara mencukupkan segala kebutuhan mereka. Akan tetapi hal inilah yang
membuat keluarga subjek tidak dekat satu sama lain. Setelah kepergian ayahnya
subjek merasa bahwa sekarang adalah misinya untuk membuat keluarga lebih baik
dengan cara mendekatkan diri satu sama lain dan belajar untuk berbagi. Subjek
sedang dalam tahap belajar untuk mengubah sifatnya yang dia rasa kurang baik
menjadi lebih baik untuk kedepannya agar ia bisa memenuhi misinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 5. Data verbatim subjek MK
Subjek 5, 8 Oktober 2013
No. Verbatim Koding Awal Analisis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Selamat pagi sari. Kita
ngobrol-ngobrol ya.
Pagi pai. Iyaa. Dimulai aja?
Mm.. Boleh gak ceritain
dulu sebelum ibu
meninggal itu hubungan
kamu sama ibu seperti
apa?
Mmm gini ya kalo misalnya
dulu kan sama ibu itu karena
saya sudah ditinggal sama
bapak, otomatis saya jadi
dekat. Tiap hati kan
bersinggungannya sama ibu,
jadinya ya jelas dekat laah.
Ya cuma karena watak saya
itu keras ya, keras kepala,
jadi tiap haripun kadang suka
berantem, suka apa tapi ya
kami tetap perhatian
walaupun berantem atau apa
tetap aku pulang dari mana
bawain apa buat ibu. Ya
paling curhat-curhatan. Tapi
curhat yang gimana sih ya
enggak ya. Maksudnya kalau
curhat yang tentang mmm
gini, ibuku kan umurnya
enam puluh berapa
maksudnya kita kan jaraknya
jauh banget gitu. Terus
terang kalo buat curhat yang
model kayak curhat soal
temen itu tuh saya kok
rasanya kurang nyaman kalo
sama ibu. Jadinya ya
mungkin kalau curhat-curhat
yang seperti itu mungkin
enggak ya. Ya deketnya
sebatas itu aja sih. Tapi tiap
hari ada berantemnya, ya gak
Subjek dan ibu
subjek memiliki
hubungan yang
dekat. Walaupun
mereka gemar
bertengkar, akan
tetapi subjek dan
ibu tetap
perhatian.
Hubungan subjek dan
ibu yang dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
tiap hari sih, tapi sering ada
berantem-berantemnya itu.
Tapi ya itu, berantem tapi
emm ya tetep care lah tetep
ya gitu-gitu deh.
Saling nyariin satu sama
lain?
Ooh kalo itu jelas. Kalo
misalnya saya pas pulang
emm jadi kan pernah waktu
itu saya ngetes eh atau apa eh
lupa pokoknya pulangnya itu
udah lebih dari jam 8 malam,
ibu saya sudah nelpon-
nelpon. Pernah nelpon ke hp,
karena hp saya lowbat jadi
gak bisa ditelpon, telponnya
ke kakak aku. Pokoknya
akhirnya yang nyariin ya
kakak aku juga. Nah kayak
gitu sih. Pernah juga saya
yang nyariin itu, ibu itu kan
kondisinya sakit ya nah
waktu itu tuh lagi hujan deres
banget ibu tuh gak ada di
rumah, padahal seharian aku
dirumah. Loh kapan
keluarnya ini orang, kayak
gitu kan, dan ibu itu gak
pernah pergi sendirian gitu.
Maksudnya kalo pergi jauh
sendirian itu gak mungkin,
berarti kan dia perginya
daerah-daerah sini. Nah aku
kan kadang suka takut, kalo
ibu kumat itu ibu kayak
orang pingsan gitu lo. Bukan
pingsan sih, tapi kayak orang
pingsan. Nanti takutnya kalo
itu kalo kumat gitu. Jadi aku
hujan-hujan nyariin kemana
mana gitu, ya gitu deh,
nyariin kemana mana taunya
dia ditempatnya tanteku,
hahaa, yauwes. Gak ngerti
Ibu subjek pergi
sendirian tanpa
memberitahu
subjek membuat
khawatir subjek
akan kondisi
ibunya yang tidak
terlalu sehat.
Hubungan yang baik
antar anggota
keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
208.
109.
110.
111.
112.
113.
114
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
apa ya dicariin anaknya,
hahahaha.
Mm berarti bisa disimpulin
hubunganmu sama ibumu
positif lah ya, gak jauh-
jauh banget.
Oh enggak. Baik banget.
Walaupun jarak usianya
jauh banget, tapi tetep
deket lah ya untuk mama-
anak.
Iyaa
Emm terus, pengalaman-
pengalaman yang paling
diinget sama ibu itu
pengalaman apa aja?
Mmm apa ya, yang paling
aku inget sih, mmm
sebenarnya gak ada sih.
Cuma yang paling aku ingat
yang paling sering
diomongin orang-orang,
ibuku itu dari aku kecil
pengennya aku sehat sama
pinter jadi kalo ngasi aku
makan itu pagi-pagi aku
dikasi telor setengah mateng
sampai pokoknya aku harus
makan, walaupun aku sudah
gak mau makan. Terus kan
kalo aku makan itu kan
susah, ibuku itu pake cara.
Jadi aku masih inget dulu
kalo misalnya kecil gitu,
makananku dikasi sambel
gitu. Jadi ibuku nyuapin
sambil dicocol sambel, jadi
aku kepedesan terus
makannya cepet banget. Kalo
gak gitu aku makannya lama
banget, aku itu diemut. Jadi
diemut gitu lo gak mau
ditelan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
159.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
Jadi lama banget ya,
hahaha
Iyaa. Diem aja gak dikunyah
gak diapa-apain, jadi lama
banget. Sukanya jalan
kemana-mana gitu main nah
itu ibuku suka sebel kan, jadi
digituin. Itu sih yang aku
inget banget. Yaitu sih, tapi
kalo yang terakhir itu pas aku
sakit sampe berhari-hari.
Terus ibuku itu keliatan sedih
banget gitu jadinya emm
karena bapakku sudah
meninggal waktu itu, terus
aku sakit, ibuku itu nemenin
aku disamping aku gitu.
Terus dia bilang, mbok cepet
,pake bahasa jawa kan, mbok
cepet waras toh nduk, mbok
cepet sembuh toh. Kamu itu,
koe iki sing ngancani aku,
kamu itu tuh yang nemenin
aku. Kek gitu, mbok cepet
sembuh. Itu sih. Oiya, yang
paling aku ingat terakhir itu
senyumnya dia itu waktu di
bandara, kondisinya waktu
itu mau dibawa ke Jakarta,
lagi sakit sih. Waktu itu dia
itu kayak mau ngomong apa
gitu, mau ngomong sesuatu
gitu, tapi gak ngomong gak
jadi ngomong. Gak ngerti
aku juga kalo itu tuh terakhir
gitu perjumpaannya. Sama
yang diinget itu kan ibu
waktu itu dimandiin sama
suster, jadi aku masih wangi
wanginya itu sabun lifebuoy.
Dan susternya itu
mandiinnya terlalu banyak
sabunnya dan ngelapnya ga
bersih, jadinya masih ada
wangi-wangi sabunnya. Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
200.
201.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
aku masih inget banget
wanginya pas aku cium. Iya
masih kebayang sih sampai
sekarang.
Hmm.. Ibu ini perginya
sudah dua tahun lalu kan
ya?
Heem bener. Dua tahun
lebih. Soalnya waktu itu tuh
13 juli. 13 juli. Ini kan
oktober, jadi dua tahun lewat
lah ya.
Hmm.. Sebelumnya ibu
memang sakit ya?
Iyaa, ibu memang sudah sakit
sih. Ibu memang sudah sakit
itu sudah lama. Cuma
semakin memburuk akhir-
akhir itu. Setahun sebelum
ibu meninggal keadaan nya
ibu semakin memburuk. Jadi
ketika ditinggal sama bapak
itu drop nya itu cepet banget.
Emm maaf, bapak perginya
kapan ya?
Bapak itu dua tahun
sebelumnya. Dua tahun
sebelum ibu. Kalo gak salah
bapak itu april 2009. Nah
kondisi ibu itu semenjak
bapak meninggal itu semakin
menurun. Mungkin karena
bapak sama ibu itu gak
pernah terpisahkan, jadi
mungkin kalo aku
ngebacanya karena bapak
sudah gak ada jadi gak ada
yang kasih semangat, apa-apa
ngerasa sendiri, ngerasa
kesepian, jadi kondisinya
drop banget. Sakit tuh
banyak banget. Dia sudah
keluar masuk itu sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
berapa kali. Dan keluar
masuk rumah sakit nya itu sik
awalnya kan ibu itu kanker
kulit. Habis itu dia dua kali
masuk rumah sakit bulan
april atau mei ibu itu malah
kena macem-macem. Kena
hepatitis, batu ginjal,
pokoknya macem-macem
sampai ibu itu hamper
sebulan di rumah sakit. Habis
itu ibu pulang, aku tinggal
kkn. Dan waktu itu karena
ibu harus diet macem-macem
ya makanan gitu terus waktu
itu ada acara dimana ya
waktu itu, gak tau gimana ibu
itu kok makan. Maksudnya
kok ibu makan ya es krim, ya
sambel goring padahal itu
dietnya. Tapi terus ibu tuh
pengen, ibu tuh mau itu.
Akhirnya langsung kumat
lagi, drop, yaudah. Berapa
hari kemudian masuk rumah
sakit dan kondisinya drop
lagi. Aku senidir ga tau kabar
itu karena kondisinya sudah
mondok berapa hari, dan
saya sendiri juga taunya gak
sengaja. Saya memang
sengaja gak dikasi tau karena
kondisinya saya lagi kkn dan
ada keluarga yang
keceplosan akhirnya saya pas
balik kesana ibu sudah mau
dibawa ke Jakarta. Gitu sih.
Kami sih mengusahakan
semua yang bisa kami
usahakan yaa. Kalo misalnya
semua sudah dilakuin tapi
memang gak bisa yasudah
kek gini aja, mau gimana
lagi.
Terus perasaan pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
319.
kali waktu tau ibu gak ada
kayak apa?
Perasaannya ya sedih. Mmm
saya kan awalnya gak dikasi
tau kalo ibu meninggal.
Cuma di sms eh di telponnya
itu disuruh pulang, ibu kritis.
Nah pikiran saya kan masih
ada harapan ya. Cuma waktu
itu saya sampe rumah sudah
banyak banget eh sudah
ditatain kursi sudah ditatain
tenda. Saya kaget, saya
bingung lah. Langsung
nangis, mau marah mau
marah ke siapa, mau protes
mau protes ke siapa.
Bingung. Terus sedihnya itu
kok disana sih (Jakarta), kok
ga kok saya gak bisa
nemenin di saat–saat
terakhirnya sih. Ya gitu
sedihnya. Perasaannya gak
karuan, Antara sedih, em apa
ya kecewa, nyesel ya jelas
nyesel sih. Kalo nerima
belum bisa nerima saat itu.
Belum bisa.
Emm maksudnya nolak
kalo ibu sudah gak ada
gitu?
Ya masih ya maksudnya
belum bisa mengiklaskan si.
Ya tau sudah meninggal tapi
belum bisa mengiklaskan sih.
Kok sekarang sih
meninggalnya? Ya kayak
gitu itu.
Terus emm dari keluarga,
dari kerabat ada dukungan
buat kamu gak waktu itu?
Ya emm jelas ada yaa waktu
itu. Kalo kakak-kakakku jelas
banget dukung aku. Kan
Reaksi subjek saat
pertama tau adalah
sedih, bingung,
marah karena
ibunya meninggal
dan subjek tidak
bisa menemani di
saat terakhir.
Subjek tidak
menduga bahwa
ibunya telah
meninggal.
Fase pertama teori
Sanders Shock
(State of Alarm)
Penyesalan subjek
mengeani
ketidakhadirannya
di saat terakhir
ibunya
Fase satu teori
Sanders Shock
(ketidakpercayaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
434.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
semua kakak aku semua
sudah berkeluarga. Jadi jelas
kalo mereka punya keluarga
sendiri, paling gak fokus eh
bukan fokus sih maksudnya
rasa sepinya gak terlalu kan.
Lah kalo aku kan kerasa
banget sepi nya, gak ada
siapa-siapa lagi. Pas
dimakam itu habis
dimakamin kan aku gak mau
pulang. Aku bilang aku
sendirian ik. Kakakku bilang,
“Enggak, kamu gak sendiri.
Kamu nanti jadi anakku.”. itu
yang ngomong kakakku yang
nomor empat, kan dia
memang belum ada anak ya,
jadi aku nanti jadi anaknya.
Aku jadi tanggungannya. Ini
semua keluargamu, kamu gak
boleh ngerasa sendiri. Gak
dibolein kesepian gitu lah.
Emm terus setelah gak ada
ibu, hari-hari pertama di
rumah sendiri rasanya
kayak apa?
Emm mungkin pas awal-awal
belum kerasa ya. Karena
masih rame, masih ngumpul
semua. Jadi belum kerasa.
Jadi ya pas hari-hari
berikutnya pas sepi, gak ada
orang ya kerasa. Biasanya
pagi ibu sudah bangun, sudah
nyapu depan, sudah kresek-
kresek, sudah beliin bubur
dimana gitu. Tapi kan begitu
gak ada itu rasanya yaa gitu
gak ada lagi. Ya sedih lah,
kok sudah gak ada ibu. Yang
jelas lagi waktu itu kita
memang lagi, emm keluarga
itu kita masih belum bisa
nerima. Waktu sebelum ibu
Subjek tidak mau
pulang dari
makanm karena
subjek tidak mau
tinggal sendirian.
Subjek yang
merasa sendirian
mendapatkan
dukungan dari
keluarganya agar
subjek tidak
merasa sendirian.
Awal subjek
tinggal sendiri
subjek merasa
sedih karena sosok
ibu sudah tidak
ada lagi.
Fase dua teori
Sanders Awareness of
Loss (Conflict).
Fase tiga teori
Sanders Conservation
and Need to
Withdrawal
(Diminished Social
Support)
Rasa sedih karena
sosok ibu yang sudah
tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
dibawa ke Jakarta kan
memang agak kontroversi.
Itu keputusan dari kakakku,
ya ibuku memang mau, tapi
kakakku yang ngotot bawa ke
Jakarta itu kakakku yang
nomor lima. Padahal waktu
itu kondisi ibu itu sudah
susah banget, kok masih
dibawa kesana. Kan di
Jakarta itu gak ada
perlengkapan apa-apa, ke
pengobatan alternatif gitu,
nah itu tuh gak ada alat bantu
misalnya oksigen, ya jelas
infus kan gak ada juga. Nah
kita kan ternya yang punya
pengobatan alternatif itu
brengsek banget. Brengsek
nya itu karena waktu ibuku
meninggal disitu, dia malah
nyalahin kita sekeluarga. Dia
ngomong sama tetangga-
tetangganya “ya salah
sendiri. Sudah kondisi seperti
itu kok malah dibawa
kesini.”. kita tau nya dari
saudara kita yang rumahnya
satu lingkungan sama orang
itu yang ngomong sama
kami. Padahal dia yang
maksa biar ibu dibawa
kesana, makanya dibawa
kesana sama kakakku. Jadi
kan seolah-olah menyalahkan
kami, padahal mereka yang
maksa.
Terus, balik ke dukungan
sosial nih. Dukungan social
seperti apa aja sih yang
kamu dapetin dari
sekelilingmu?
Ya seperti yang kemarin itu,
aku diomongin memang aku
sudah ga punya bapak sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
456.
457.
458.
ibu tapi kan aku masih punya
keluarga. Waktu itu kan
kondisinya gini, yang deket
sama rumah itu rumahnya
kakak nomor tiga sama kakak
nomro empat. Mereka sama-
sama sudah berkeluarga sih,
nah kakakku yang nomor tiga
kan punya rumah makan. Dia
ngomong, “nek koe suntuk
ning omah langut (langut itu
apa ya kalo kesepian, ga ada
kerjaan) ya main-mainlah
kesini. Kan disini ada
anaknya Ijan sama Deta. Bisa
bantu-bantu warung.” Kalo
misalnya kamu gak punya
maem, eh apa kalo gak
sempet masak ya kesini aja.
Mereka si ini ya udah aku
nyelesaiin kuliah aja. Yang
lain-lain itu gak usah mikir
misalnya uang kuliah, gak
musingin mau kerja mau
ngapainlah. Keluarga si pasti
gitu. Kalo jalan-jalan diajak
sama mereka. Jadi ya sebisa
mungkin aku gak merasa
sendirian lah. Ya kayak gitu.
Kalo misalnya sekarang
nih, kamu sudah bisa
nerima gak kali ibu sudah
gak ada?
Kalo nerima ya sudah nerima
ya. Sudah lama juga, sudah
bisa sih kalo sekarang.
Kemarin itu pas empat puluh
hari itu sudah mulai iklas
sudah gak
mempermasalahkan
prosesnya yang ibu dibawa
ke Jakarta yang sampai
kontroversi keluarga. Ya
memang jalannya sudah
seperti itu. Toh ibu juga
Bentuk dukungan
keluarga kepada
subjek. keluarga
mengusahakan
agar subjek tidak
merasa kesepian
dan sendirian
dengan cara
mengajak ke
rumah makan atau
diajak berjalan-
jalan.
Subjek
mengiklaskan
ibunya karena
Fase tiga teori
Sanders Conservation
and Need to
Withdrawal
(Diminished Social
Support)
Fase empat teori
Sanders Healing
(Centering Ourselves)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
504.
sudah gak sakit lagi. Ibu kan
sakitnya lama, sudah puluhan
eh belasan tahun sakitnya,
sekarang kan sudah gak sakit
lagi. Jadi sudah biasa sih.
Tapi kalo yang namanya
kangen kan ya masih.
Kadang kebawa mimpi,
kadang ya tau kalo ibu sudah
meninggal, tapi ya pengen
ngobrol atau ngapain. Di
mimpi itu sadar kalo ibu
sudah meninggal, tapi tetep
ngobrol yak arena saking itu
lah ya. Cuma kalo pas awal-
awal itu mimpinya itu
mimpinya gak kayak gitu.
Mimpinya itu yang buat
depresi banget, sedih banget
sampai kalo bangunpun
masih sesengukan. Itu
bangun tidur aja kayak gitu,
kan gak enak banget ya
bangun tidur masih netes air
mata. Tapi kalo sekarang sih
sudah gak gitu, kalo sekarang
kalo kangen paling mimpi,
tapi gak terlalu gimana.
Berarti sekarang sudah
iklas, sudah bisa nerima lah
ya?
Iyaa. Sudah bisa pasti. Kalo
aku liat ya mungkin kadang
tuh ada sisi positifnya gitu di
aku. Karena begitu ibu gak
ada aku jadi mandiri banget.
Kan jaman dulu aku dimanja
banget. Ya namanya anak
terakhir, dimanja gitu lah ya.
Dan sekarang mau gak mau
saya harus bisa sendiri. Ya
contohnya begini, saya dikasi
uang bulanan jebret segini.
Saya harus bayar listrik,
bayar telpon, untuk makan,
subjek percaya
ibunya tidak akan
merasa sakit lagi.
Subjek
mendapatkan sisi
positif dari
kepergian ibunya
yaitu menjadi
seorang yang
mandiri sejak
ditinggal ibunya.
Fase empat teori
Sanders Healing
(Centering Ourselves)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541,
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
uuntuk bensin ini harus
cukup, ya gimana cara kita
manage kan? Kan gak
mungkin diakhir saya gak
makan, saya minta sama
kakak-kakak. Ya boleh sih
minta, tapi kan malu banget
kalo minta. Kayak kemaren
kejadiannya emm mau ganti
gas. Jaman dulu saya ga
pernah pegang gas. Tapi
sekarang saya bisa ganti gas
dan saya bantu ganti gas
bude di depan rumah saya.
Pernah juga genteng
dibelakang itu bocor, sudah
minta tolong berapa kali tapi
ya mereka sibuk ya mau ga
mau ya aku manjat genteng.
Ya pokoknya jadinya itu aku
malah mandiri banget itu loh.
Jadinya kayak aku punya
emm mungkin aku memang
harus ditampar dulu baru
bisa. Kan ini kan kayak
tamparan banget ya sama
aku. Kamu harus bisa, kamus
mandiri, dan itu buat aku
kayak gini.
Terus kamu bisa dapet
pemikiran seperti ini kan
gak tiba-tiba ya, kapan sih
kamu bisa berpikir matang
seperti tadi?
Nah itu proses ya. Ya
prosesnya waktu aku tinggal
sendiri itu. Saya gak tau
kapan pastinya itu. Tapi itu
semua proses. Pas waktu itu
malam kedua waktu saya
tidur dirumah sendiri, itu
saya juga gak tau gimana ya,
pas mau bobo diatas selimut
saya itu ada ulat bulu segede
jempol. Saya itu gak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
551.
552.
553.
554.
555.
556.
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
yang namanya ngadepin
kayak begitu sendiri.
Bisaanya kalo ngeliat cacing,
ulat, kecoak, kelabang,
kalajengking itu saya pasti
teriak “Ibu! Atau bapak, iki
ono opo!” Jadi intinya
mereka yang ngurusin, gak
pernah saya yang turun
tangan. Nah waktu itu saya
mikir saya mau teriak sama
siapa, wau teriak buat apa,
padahal itu jam sebelas
malam. Nangis lah saya
disitu, baru kerasa aku itu
sendiri, aku itu sendiri. Disitu
saya diem aja sambil nangis
ada sekitar setengah jam.
Saya ngerenung selama
setengah jam, saya
ngerengung kek gini, sudah
saya harus diem. Saya
sekarang sendiri, sudah gak
ada siapa-siapa. Saya harus
lawan dia, karena kalo bukan
saya yang lawan, mau siapa
lagi? Konsekuensinya tinggal
sendiri itu ya harus berani
mau ngapa-ngapain sendiri.
Nah mulai saat itu, aku
berani-beraniin sampai
gemeteran dan akhirnya saya
beraniin diri sambil
gemeteran. Saya mikir
gimana caranya kontak saya
sama dia itu seminimal
mungkin. Nah disitu kan saya
mikir kalo saya buang
selimutnya kan ga mungkin,
akhirnya aku ambil serok
sampah terus aku ambil sapu.
Itu aja sambil nangis, soalnya
dia pegangan kuat banget itu
aku tambah iiiihh itu.
Akhirnya bisa dibuang dan
sudah terlewati lah ya satu.
Subjek merenung
dan berhasil
menemukan
bahwa dirinya
sekarang sudah
tinggal sendiri dan
harus bisa mandiri.
Fase empat teori
Sanders Healing
(Centering
Ourselves)
Turning Point
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
625.
626.
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
640.
641.
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
652.
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
Belum ada seminggu, ada
bunglon dikamarku. Aku gak
pernah aduh jamannya ada
bapak sama ibu aja gak
pernah ada bunglon masuk
kamar. Oh ya Tuhan, ini
maksudnya apa sih? Ini mau
ngelatih mental? Sip, aku
disitu kan sudah lumayan
tenang. Disitu aku mikir aku
ambil sapu sama serok aja
terus aku arahin mukanya
kesana terus aku buang.
Disitu sudah lebih tenang
gitu lo. Begitu aku dapat
shock therapy yang pertama
si ulat bulu itu saya bisa jadi
lebih tenang buat yang
berikut-berikutnya. Saya
disitu mikir buat beli
semprotan serangga, dikasi
banyak-banyak aja nanti juga
mati atau klenger sendiri.
Kalo gak mati kan klenger,
nanti paginya bisa dibuang.
Kalo yang jaman dulu itu
orang lain yang ngelakuin
kayak gitu, kalo sekarang kan
mau gak mau mesti
dihadepin sendiri. Jadi
prinsipnya tinggal sendiri itu
semuanya mesti bisa kamu
tanganin, semuanya.
Nilai apa sih yang bisa
kamu dapetin dari
perginya ibu? Selain kamu
lebih bisa mandiri.
Yang jelas, aku sih sekarang
aku jadi lebih respek sama
orang tua. Aku ngerasa orang
tua kadang omongannya
kadang mereka ngomongnya
kolot, ga jamannya kita. Tapi
yang diomongin mereka itu
bener. Nanti diakhir kita baru
Subjek
bertanggung jawab
atas dirinya dan
hidupnya sendiri.
Subjek sekarang
berubah menjadi
seseorang yang
lebih menghormati
apa yang
dikatakan orang
tua.
Fase lima teori
Sanders Renewal
(Accepting
Responsibility for
Ourselves)
Perubahan dalam diri
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
672.
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
692.
693.
694.
695.
696.
697.
698.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
tau kebenarannya.
Terus ada penyesalan gak
di kamu?
Kalo penyesalan ada. Karena
menurut saya, saya itu belum
pernah nurut banget sama
ibu. Saya itu kan orangnya
keras, pembangkang. Jadi
kita suka berantem,
berantemnya itu ibu suka
ngomel-ngomel saya
ngebantah. Nah sampai
diakhir pas ibu sakit kita
masih sering berantem. Aku
ngerasa kok pas diwaktu tua
nya ibu aku kok gak
ngebahagiain ibu. Aku masih
aja manja, minta dimasakin.
Kemarin si sempet pake
pembantu tapi kan pasti bakal
lebih senang kalo anaknya ya
yang ngelayanin. Tapi disitu
aku enggak ada. Gak balas
budi, padahal kan sudah
dibesarin dari kecil. Dari
kecil kan sudah ngorbanin
banyak buat kita. Nah aku di
depan ibu tuh memorinya
pasti buruk semua gitu. Jadi
seandainnya bisa ngulang
waktu aku pengen bener-
bener ngerubah sikap aku.
Emm gak bisa deh sudah gak
bisa lagi.
Emm sebelumnya maaf aku
tadi sempet kelewatan satu
pertanyaan, waktu ibu
baru meninggal tadi kan
kamu sempet bilang kalo
kamu shock. Disitu kamu
sempat gak menyalahkan
diri sendiri?
Kalo menyalahkan diri
sendiri sih enggak ya, tapi
Subjek memiliki
keinginan untuk
mengulang waktu
agar bisa
membalas budi
pada ibunya, akan
tetapi subjek sadar
bahwa hal itu tidak
bisa dilakukan.
Keinginan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
709.
710.
711.
712.
713.
714.
715.
716.
717.
718.
719.
720.
721.
722.
723.
724.
725.
726.
727.
728.
729.
729.
730.
731.
732.
733.
734.
735.
736.
aku menyalahkan kakakku.
Soalnya kan kakakku yang
ngotot buat bawa ibu kesana.
Intinya saat itu tuh ya gini
karena posisinya saat itu tuh
semuanya hampir nyalahin
kakakku. Kenapa harus
dibawa kesana dan yang
dipercayai itu kok ya begitu.
Ya sudah, ternyata dengan
kejadian ibuku ini kan
kakakku putus hubungan
dengan tukang pengobatan
altenatif itu. Tenyata kakakku
sama dia itu sudah berapa
puluh juta yang sudah
diambil dari kakakku. Ditipu
gitu, sampe kakakku
berantem sama istrinya. Nah
begitu ibu meninggal, kebuka
semua kebusukan nya si itu,
yasudah kami juga sudah
ikals ya sudah sih.
Hmm, oke deh kalau
begitu. Sampai disini
wawancaranya, makasi ya
sari bantuannya.
Hoo, hahaha. Iya sama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Analisis Subjek 5
Narasi diawali dengan subjek yang memiliki sifat manja dan suka
tergantung dengan orang lain. Subjek tidak pernah mau menyentuh pekerjaan
rumah sedikitpun. Subjek memandang kehidupannya tidak terlalu baik pada awal
cerita. Subjek menceritakan bahwa dirinya dan ibunya sangat dekat, akan tetapi
kedekatan tersebut terjadi karena ayah subjek yang sudah meninggal sebelumnya
menyebabkan subjek hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tidak jarang subjek
berselisih paham dengan ibunya, akan tetapi hal ini tidak mengganggu kepedulian
mereka satu sama lain. Seperti saat ibu subjek pergi tanpa pamit, subjek yang
cemas mencari ibunya sampai ketemu. Begitu pula sebaliknya, saat subjek sakit,
ibu subjek akan sedih dan terus menemani subjek. Kematian ibu subjek tidak
memiliki peran dalam kehidupan subjek sebelumnya.
Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock. Subjek kaget
dan sedih saat mengetahui bahwa ibunya telah meninggal. Subjek tidak
menyangka bahwa ibunya sudah meninggal, karena awalnya subjek berpikir
masih ada harapan. Subjek disini masih berada dalam fase Shock
(ketidakpercayaan). rasa sedih subjek memuncak saat dirinya harus menghadapi
kenyataan bahwa subjek harus tinggal sendiri. Keadaan tersebut sulit untuk
diterima oleh subjek dan subjek sempat melakukan penolakan seperti tidak mau
pulang dari makam. Keadaan ini masuk dalam fase dua teori Sanders yaitu
Awareness of Loss (conflict). Saat subjek berada di titik puncak ketakutannya,
keluarga subjek memberi subjek dukungan kepada subjek agar tidak merasa
kesepian karena subjek masih memiliki keluarga. Keluarga subjek juga berusaha
untuk menghibur subjek agar tidak merasa kesepian dan sedih. Keadaan ini masuk
dalam fase tiga teori Sanders Conservation and Need to Withdrawal (Diminished
Social Support). Walaupun keluarga sudah berusaha memberikan subjek
dukungan sosial akan tetapi rasa sedih karena harus tinggal sendiri tidak bisa
dihindari oleh subjek. Kesendirian yang subjek alami menjadi titik tolak dari
narasi subjek. Subjek yang tidak pernah memegang urusan rumah tangga,
sekarang harus belajar untuk mengerjakan semuanya sendiri. Subjek juga belajar
untuk menghadapi ketakutannya sendiri karena sudah tidak ada ibu atau ayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
yang bisa membantunya. turning point subjek terjadi dalam fase empat teori
Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Setelah subjek berhasil menemukan
titik tolak, subjek perlahan berubah menjadi seseorang yang lebih mandiri dan
lebih menghormati orang tua. Subjek juga akhirnya berhasil menerima kepergian
ibunya dengan membangun sebuah pemikiran bahwa ibunya sudah tidak sakit
lagi. Penerimaan tersebut Hal yang masih mengganjal subjek adalah keingannya
untuk mengulang waktu dan bersikap lebih baik kepada ibunya. Tinggal sendiri
dan belajar mengerjakan urusan rumah tangga sendiri menjadikan subjek masuk
fase lima teori Sanders yaitu Renewal (Accepting Responsibility for Ourselves).
Narasi ini bersifat progresif. Subjek berhasil merubah sifatnya yang
kurang baik menjadi lebih baik setelah kepergian ibunya. Kepergian ibu subjek
adalah hal yang berat bagi subjek karena berarti subjek harus menjalankan segala
kewajiban sendiri. Kedekatan subjek dengan ibunya menjadikan subjek seorang
anak yang manja. Subjek tidak bisa mengurus urusan rumah tangga. Akan tetapi
kematian ibu subjek adalah sebuah pukulan keras bagi subjek dimana subjek mau
tidak mau harus belajar untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Setelah beberapa saat subjek berhasil memproses kesendiriannya dan berhasil
membuatnya bangkit dari rasa sedih dan keterpurukan. Subjek sekarang sudah
bisa mengurus urusan rumah tangga dengan baik dan menjadi lebih mandiri dari
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI