pengalaman proses berduka pada individu dewasa awal

182
PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG TELAH KEHILANGAN ORANG TUANYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Novita P. Tambunan NIM : 089114007 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of pengalaman proses berduka pada individu dewasa awal

PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

YANG TELAH KEHILANGAN ORANG TUANYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Novita P. Tambunan

NIM : 089114007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU

DEWASA AWAL YANG KEHILANGAN ORANG TUANYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Novita P. Tambunan

NIM : 089114007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Good things comes to those who wait –mama

Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala

hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam

pengetahuan -1 Kor 1 : 4

Saya persembahkan skripsi ini kepada,

Papa dan Mama yang tidak pernah berhenti berdoa

Kepada kedua adikku, Yohanes dan Joshua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

EXPERIENCE OF GRIEF PROCESS ON EARLY ADULTHOOD

WHO LOSS THEIR PARENT

Novita P. Tambunan

ABSTRACT

This research aims to know about the experience of grief that happened to individual that

left by their parent. This topic is worth studied because some of research did not discussed experience of grief variety. The previous research only uses one subject. These findings are not

good enough because it did not give variety of grief experience that is different in each person.

This study use qualitative method, narrative analysis. The subjects of this study are five people and

the data was collected by interviewing the subjects. Five phase of grief that they have through are

shock, awareness of loss, conservation and need of withdrawal, healing and renewal, even some

subjects cannot pass those phase. According to data analysis, it is shown that some subjects

passed that phase randomly and the other passed the phase chronologically. In the end, varieties

grief process could give turning point to those subjects. Through this study, we could find two

structure of narrative that is progressive and stable.

Keywords: grief, parents, phase of grief, death of parents, grief on child

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

YANG KEHILANGAN ORANG TUANYA

Novita P. Tambunan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengalaman berduka yang dialami

oleh individu yang ditinggal oleh keluarganya. Hal ini menarik karena beberapa penelitian yang

telah diadakan kurang membahas pengalaman berduka secara beragam. Penelitian sebelumnya

melihat pengalaman berduka seorang anak karena kematian orang tua, akan tetapi penelitian

tersebut hanya menggunakan satu subjek. Hal ini dirasa kurang memadai karena tidak memberikan

keberagaman pengalaman berduka yang tidak sama pada setiap individunya. Penelitian ini

dilakukan dengan metode kualitatif narasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang dan data diambil dengan menggunakan wawancara. Lima fase berduka yang dilalui oleh para subjek

adalah shock, awareness of loss, conservation and the need to withdrawal, healing dan renewal,

meskipun tidak semua subjek melalui kelima fase tersebut. Dari analisa data dapat dilihat bahwa

kelima subjek menjalani fase secara tidak berurutan dan subjek lainnya menjalani fase secara

berurutan. Proses berduka yang beragam pada akhirnya mampu memberikan titik balik kepada

para subjek. Selain itu dari kelima subjek ditemukan pula dua struktur narasi yaitu struktur narasi

progresif dan struktur narasi stabil.

Kata Kunci : berduka, orang tua, fase berduka, kematian orang tua, duka pada anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya

lah penelitian yang berjudul Pengalaman Berduka Pada Individu Dewasa Awal

Yang Kehilangan Orang Tuanya dapat selesai dan diajukan sebagai salah satu

syarat untuk mendapat gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Dalam penyelesaian penelitian ini banyak orang yang membantu dengan

berbagai cara dan bentuk. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Alm. ibu Dr. Christina Siwi Handayani, yang telah menjadi dosen

pembimbing akademik saya sedari semester awal hingga beliau menutup

usia. Terima kasih atas semangat dan dorongan yang telah ibu berikan

selama ini.

3. Ibu Dr.Tjipto Susana, selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih atas

kesediaan dan kesabaran ibu dalam membimbing saya sampai penelitian

ini selesai.

4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. S dan ibu Agnes Indar Etikawati, M.

Si, Psikolog selaku dosen penguji.

5. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

6. Staff sekretariat Fakultas Psikologi Mas Gandung dan Bu Nanik, terima

kasih atas bantuannya selama ini. Terima kasih Mas Muji yang selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

membantu saat praktikum. Terima kasih juga Mas Doni yang membantu

dalam peminjaman buku-buku di ruang baca.

7. Untuk YH, LS, MA, FN dan MK terima kasih atas kesediaannya berbagi

cerita dan menjadi subjek dalam penelitian ini. Tanpa kalian, penelitian ini

tidak akan selesai.

8. Papa dan Mama. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan yang

diberikan, baik dalam bentuk doa, semangat, pemakluman dan kehadiran.

Walaupun kalian jauh, tetapi selalu terasa dekat. Terima kasih papa dan

mama, I love you!

9. Untuk kedua krucil, Yohanes dan Joshua. Terima kasih telah menjadi adik

yang baik disaat diperlukan dan menjadi adik yang nakal disaat tidak

diperlukan. Both of you always be my little brother.

10. Untuk Benedictus Ananta Depriambodo, terima kasih atas dukungan dan

semangatnya dari awal sampai akhir. Belajar bersama untuk kebaikan

bersama. Go go mbil!!

11. Untuk Eneng dan Gendut. Terima kasih untuk semua kelapangan dada,

telinga untuk mendengar dan pelukan yang selalu ada. Tahun-tahun

perkuliahan tidak akan sama tanpa kekonyolan, kecerobohan dan

keisengan kalian. I love you guys.

12. Untuk songong family, kalian adalah keluarga kecilku. Terima kasih untuk

semua hal konyol yang sudah kita lalui dan „rumah‟ yang sangat nyaman.

13. Untuk Kak Lusi, Mba Ayu, Mba Raras. Kiki, Ve. Kalian adalah

cheerleader di saat semangatku turun. Terima kasih, kawan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

14. Untuk Felix dan Nicko, terima kasih untuk semua semangatnya.

15. Untuk teman satu bimbingan skripsi Intan, Ines, Risa, Cynthia dan Puji.

Terima kasih atas bantuan info dan dorongan semangat yang selalu ada

dari kalian.

16. Untuk teman-teman psikologi 2008 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih untuk menjadi teman angkatan yang selalu ceria.

Selalu menyenangkan bertemu dengan kalian.

17. Semua pihak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terima

kasih.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, maka dari itu peneliti

ingin meminta maaf jika ada kesalahan yang disengaja maupun tidak. Peneliti

berharap penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... v

ABSTRACT .............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis…………………………………...….……... ...... 7

2. Manfaat Praktis…………………………………………….… ..... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

A. Duka karena Kematian Orang Tua ................................................... 9

B. Pengalaman Berduka ....................................................................... 11

1. Proses berduka berdasarkan teori Bowlby .................................... 11

2. Proses berduka berdasarkan teori Sanders .................................... 11

```a .Fase Pertama ............................................................................ 11

b. Fase Kedua .............................................................................. 14

c. Fase Ketiga .............................................................................. 15

d. Fase Keempat .......................................................................... 16

e. Fase Kelima ............................................................................. 18

C. Narasi .............................................................................................. 20

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 23

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 23

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 24

C. Subjek Penelitian ............................................................................. 25

D. Metode pengumpulan data ............................................................... 26

E. Kredibilitas Penelitian ...................................................................... 28

F. Metode Analisis Data ....................................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 30

A. Proses Pengambilan Data ................................................................ 30

1. Persiapan Peneitian ...................................................................... 30

2. Proses Pengambilan Data............................................................. 31

B. Hasil Analisa ................................................................................... 32

1. Subjek 1 ...................................................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

2. Subjek 2 ...................................................................................... 37

3. Subjek 3 ..................................................................................... 40

4. Subjek 4 ...................................................................................... 44

5. Subjek 5 ...................................................................................... 48

6. Kesimpulan Umum ...................................................................... 52

C. Pembahasan ..................................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 68

A. Kesimpulan ..................................................................................... 68

B. Saran ............................................................................................... 69

1. Bagi Lingkungan Sosial ............................................................... 69

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 71

LAMPIRAN .............................................................................................. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Jadwal Pengambilan Data ........................................................................... 31

Tabel verbatim subjek 1 .............................................................................. 74

Tabel verbatim subjek 2 .............................................................................. 94

Tabel verbatim subjek 3 .............................................................................. 107

Tabel verbatim subjek 4 .............................................................................. 125

Tabel verbatim subjek 5 .............................................................................. 145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan Fase Berduka Subjek 1 ..................................................................... 63

Bagan Fase Berduka Subjek 2 ..................................................................... 64

Bagan Fase Berduka Subjek 3 ..................................................................... 65

Bagan Fase Berduka Subjek 4 ..................................................................... 66

Bagan Fase Berduka Subjek 5 ..................................................................... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran subjek 1 ................................................................................... 91

Lampiran subjek 2 ...................................................................................... 105

Lampiran subjek 3 ...................................................................................... 123

Lampiran subjek 4 ...................................................................................... 145

Lampiran subjek 5 ...................................................................................... 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehilangan dapat datang dalam berbagai bentuk dalam kehidupan

kita. Akan tetapi, tidak ada kehilangan yang lebih besar selain kematian dari

seseorang yang kita cintai. Kematian dapat terjadi di segala fase kehidupan

manusia. Orang dewasa lebih sering mati karena penyakit kronis, seperti

sakit jantung dan kanker, sedangkan mereka yang berusia dewasa muda

lebih sering mati karena kecelakaan. Penyakit yang diderita orang dewasa

seringkali membuat mereka sekarat dan melumpuhkan sebelum akhirnya

menuju kematian (Santrock, 2002).

Peristiwa kematian merupakan peristiwa yang tidak biasa dan

membekas pada orang yang ditinggalkan. Terlebih lagi ketika yang

meninggal merupakan orang terdekat seperti orang tua, saudara, pasangan

dan teman. Kematian dari seseorang yang kita kenal, terlebih yang sangat

kita cintai akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita selanjutnya.

Terlebih jika orang terdekat yang kita kasihi, maka akan ada masa dimana

kita akan meratapi kepergian mereka dan merasa kesedihan yang mendalam.

Kita juga merasa sangat kehilangan, tidak bahagia, dan kurang dapat

menjalani kehidupan dengan baik (Stroebe, Stroebe & Hansson, dalam

Cahyasari, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Rasa berduka normal bagi mereka yang ditinggalkan. Rasa berduka

ini timbul karena munculnya rasa terkejut, tidak percaya akan perginya

orang yang mereka cintai. Rasa duka yang dialami pada awalnya

menyakitkan dan membaik seiring berjalannya waktu (Liebman, 2001).

Kematian orang tua dapat menghilangkan banyak hal seperti cinta, saran,

bimbingan, model pengasuhan bahkan penyangga antara kita dan kematian.

Banyak orang yang berduka juga mengalami perasaan tidak memiliki

harapan, tidak sadar mengenai dirinya sendiri nyata atau tidak, tidak

memiliki orientasi dan kurang sadar mengenai kenyataan, seperti kehilangan

ketertarikan pada berbagai hal dan ketidakmampuan dalam konsentrasi atau

mengingat. Gejala perilaku dan jasmaniah seperti menangis, kehilangan

selera makan dan berat badan, kurang bertenaga dan kepercayaan terhadap

obat penenang dan alkohol adalah hal-hal umum yang sering ditemukan.

Efek dari rasa berduka seperti ini kurang begitu baik bagi diri orang yang

ditinggalkan sehingga membutuhkan cara untuk melepas emosi yang

dimiliki.

Kematian orang tua meninggalkan tanggung jawab terhadap anak

tersebut. Anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya biasa merasa terkejut

dan tidak siap. Rasa rindu terhadap keberadaan orang tua juga akan datang

dan menambah rasa duka pada peristiwa kematian orang tuanya. Rasa

kehilangan orang tua bisa menyebabkan anak merasa bahwa impian dan

harapan mereka musnah dalam seketika seiring dengan perginya orang tua

mereka. Terutama jika hubungan orang tua dengan anak sangat dekat, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

hal ini akan menjadi satu pukulan yang besar. Pada kasus orang tua yang

kehilangan anaknya karena kematian, orang tua kehilangan mimpi-mimpi

dan harapan-harapan yang telah mereka tanamkan pada diri anak. Orang tua

juga kehilangan harga diri mereka sendiri karena merasa gagal untuk

menjaga anak (S. Dorothy, 2010). Sedangkan kehilangan sosok orang tua

bagi anak juga merupakan pukulan yang besar. Selain kehilangan sosok

yang membimbing, anak juga akan lebih mudah merasa kehilangan arah.

Pengalaman awal akan penolakan dan kehilangan (seperti saat orang tua

meninggal) dapat menyebabkan perasaan kesepian yang bertahan lama

(Santrock, 2002).

Subjek penelitian dari Dorothy (2010) yang berjumlah tiga orang

dan merupakan wanita dewasa tengah menunjukkan bahwa proses berduka

tidak sama pada setiap orang. Tahapan proses berduka yang digunakan

merupakan teori yang berasal dari Sanders. Fase pertama shock, fase kedua

awareness of loss, fase ketiga conservation and the need to withdrawal, fase

keempat healing, dan fase kelima renewal. Subjek pertama menjalani fase

pertama, ketiga, kedua, ketiga, keempat, ketiga, keempat, kelima, kedua,

kelima, ketiga. Subjek kedua kedua, pertama, ketiga, kedua, ketiga,

keempat, kelima. Pada subjek ketiga kedua, pertama, kedua, ketiga, kedua,

keempat, ketiga, keempat, kelima. Pernyataan ini menunjukkan bahwa

jalannya fase berduka pada wanita dewasa tengah berbeda pada setiap

orangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyasari (2009)

mengenai rasa berduka pada remaja yang ditinggal oleh orang tuanya.

Penyebab kematian orang tua subjek adalah karena penyakit. Hasil yang

diperoleh adalah subjek mengalami perubahan dalam pola tidur dan

konsentrasi saat orang tua nya meninggal. Kelemahan dari penelitian ini

adalah peneliti hanya menggunakan satu subjek sehingga tidak bisa melihat

keragaman pengalaman berduka yang berbeda. Hal ini menjadikan

pengalaman berduka menarik untuk diteliti lebih lanjut terhadap subjek

yang lebih beragam agar bisa melihat pengalaman berduka yang terjadi dan

hasil akhir dari pengalaman itu sendiri.

Seorang anak yang berduka biasanya menolak mempercayai bahwa

orang tuanya telah meninggal, memprotes dengan penuh semangat dan

berusaha untuk mencari cara agar orang tuanya kembali. Terkadang seorang

anak menerima kenyataan bahwa orang tuanya sudah tiada dan memulai

untuk mengorganisir ulang hidupnya. Meskipun dengan dukungan sosial

yang kuat, untuk melewati rasa kehilangan akibat kepergian orang tua

bukanlah hal yang mudah. Seperti juga pada orang dewasa, derajat rasa

berduka yang dimiliki seorang anak kecil terhadap kematian orang tua nya

tergantung apakah hubungan yang terjalin adalah hubungan ketergantungan

atau hubungan yang bertentangan.

Individu dewasa awal yang menghadapi kematian orang tuanya saat

remaja akan mengalami masa-masa berduka yang lebih berat dibandingkan

dengan individu dewasa tengah maupun dewasa akhir. Hal ini disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

karena karena pada anak-anak mereka belum mengerti dengan peristiwa

yang terjadi. Kondisi tersebut juga bias terjadi pada remaja dimana remaja

adalah masa pencarian jadi diri dan membutuhkan kontrol diri untuk

mengarahkan ke arah yang positif. Namun pada orang dewasa juga akan

berdampak pada sikap dan perilakunya. Hal ini memungkinkan terjadinya

maju-mundur nya fase berduka individu dewasa awal yang menghadapi

kematian orang tuanya (Santrock, 2002).

Meskipun perpisahan dengan orang tua tidak secara langsung

mengarah kepada psikopatologi, hal ini dapat memicu rangkaian kejadian-

kejadian negatif yang efeknya bisa bertahan dari waktu ke waktu (Maier, E.

Hailey and Lachman, Margie E., 2000). Satu pandangan menyebutkan

bahwa kita akan melewati tiga fase duka cita setelah kita kehilangan

seseorang yang kita cintai : terkejut, putus asa dan pulih kembali. Didukung

dengan pandangan lainnya yang menyebutkan bahwa ada empat fase yang

akan kita lalui yaitu kelumpuhan, rindu, depresi dan pulih kembali

(Santrock, 2002).

Ada beberapa pendapat mengenai jalannya proses berduka. Dalam

Santrock, Averill mengungkapkan bahwa fase duka cita yang akan dialami

terjadi secara berurutan menurut garis waktu yang sudah ditetapkan oleh

Averill. Sedangkan Kubler-Ross berpendapat bahwa proses itu sendiri

terjadi tidak harus sesuai dengan urutan (Santrock, 2002). John Bowlby juga

berpendapat bahwa individu yang berdukacita dapat bergerak maju mundur

diantara fase-fase tersebut (Clark, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Proses duka yang dialami oleh seseorang dapat dilihat melalui cerita

pengalaman berduka, baik melalui tulisan pribadi mereka seperti buku diari

atau sebuah karya biografi yang bercerita mengenai pengalaman mereka.

Sedney, Baker dan Gross (1994) menyatakan bahwa cerita mencakup

kejadian emosional, dapat membantu individu dan keluarganya

mendapatkan kontrol atas kejadian tersebut, meredakan tegangan emosional,

membuat pengalaman lebih bermakna dan menghubungkan pengalaman-

pengalaman yang berbeda yang dimiliki oleh tiap orang (Bosticco, dkk,

2005). Berdasarkan pernyataan sebelumnya, bercerita dipercaya bisa

mengurangi tegangan emosional sehingga efek-efek buruk yang biasa

ditemui pada orang yang ditinggalkan bisa berangsur-angsur menghilang.

McAdams (1990) percaya bahwa cerita merupakan sebuah

pengertian dari hati untuk menyampaikan tujuan manusia dan pembuatan

ide (Bosticco, dkk, 2005). Cerita juga merupakan salah satu fungsi katarsis

untuk seseorang (Bosticco, dkk, 2005). Melalui cerita seorang individu

dapat menyalurkan ide-ide mengenai hal-hal yang dialaminya, bagaimana

perasaannya saat itu dan apa yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

Melalui cerita akan dapat ditemukan banyak hal-hal yang diperlukan untuk

mengetahui bagaimana seseorang bisa melewati pengalaman berduka yang

dialami olehnya. Selain itu melalui cerita, juga dapat dilihat proses yang

dilewati oleh individu untuk melalui pengalaman berdukanya.

Kehilangan orangtua merupakan pukulan yang berat bagi seorang

anak. Anak yang ditinggalkan akan merasa impian mereka hilang. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

berduka juga merupakan salah satu pengalaman yang paling menyakitkan

dari semua pengalaman manusia (Clark, 2004). Berdasarkan hal tersebut,

peneliti ingin melihat bagaimana pengalaman berduka yang dialami oleh

seseorang yang menghadapi kematian orangtua dan dampaknya melalui

cerita.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengalaman berduka yang dialami seorang individu

dewasa awal yang kehilangan orangtua?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengenai pengalaman

proses berduka melalui struktur narasi yang dialami oleh individu yang

ditinggal oleh orang tuanya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini bisa menjadi tambahan pengetahuan di bidang

psikologi, karena hasil penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana

seorang individu melalui proses-proses dalam pengalaman berduka

yang dialami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini bisa menjadi gambaran mengenai pengalaman

berduka yang dialami ketika seseorang ditinggalkan. Selain itu hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan bagi keluarga yang ditinggalkan

untuk menjadi masukan mengenai pengalaman berduka agar bisa lebih

memberi dukungan sosial terhadap mereka yang ditingggalkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Duka karena Kematian Orang Tua

Menerima kenyataan mengenai kematian yang sudah diperkirakan

atau terjadi secara tiba-tiba, sama menantangnya. Ketika kematian terjadi

secara tiba-tiba, tidak ada waktu untuk mempersiapkan dan seringkali tidak

adanya kesempatan untuk mengucapkan perpisahan. Emosi yang dirasakan

bisa sangat beragam, tergantung dari hubungan dan penyebab kematian

(Liebman, 2001).

Seseorang yang memiliki hubungan yang erat dan baik dengan orang

yang meninggal akan mengalami rasa berduka yang berbeda dibandingkan

dengan orang yang memiliki hubungan yang renggang dan buruk dengan

orang yang meninggal. Rasa berduka akan kepergian orang yang disayang

akan menjadi hal yang sulit. Anda akan mengingat waktu-waktu yang

dihabiskan bersama. Hal-hal besar dan hal-hal kecil sekalipun akan menjadi

pancingan yang mudah bagi ingatan anda mengenai orang tersayang

tersebut dan anda bisa tiba-tiba menangis atau bersedih dan muram. Reaksi

yang muncul tersebut adalah reaksi wajar yang muncul selama pengalaman

berduka berlangsung.

Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak,

hangatnya sebuah keluarga akan membuat kedekatan yang terjalin antara

anak dan orang tua, dan kedekatan itu akan membuat anak menjadi merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

aman dan nyaman (Cahyasari, 2009). Peran orang tua adalah sebagai

pemberi motivasi terbesar bagi anak, sehingga diharapkan orang tua dapat

memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kedekatan antara

orangtua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam

setiap aspek kehidupan keluarga (Tiurmauly, 2007).

Huber dan Gibson (1990) menyatakan bahwa masa berkabung

dilihat berbagai kali sebagai penyakit, kiris, serangkaian tahap atau tugas

perkembangan dan yang terbaru sebagai transisi psikososial yang kompleks

yang membutuhkan beberapa waktu agar selesai (Lemme, Barbara H.,

1995). Dalam hal ini, berkabung menggambarkan perubahan hidup yang

besar yang memiliki efek jangka panjang. Berkabung meliputi perubahan

pada gaya hidup seperti perubahan yang seseorang pikirkan mengenai

kehidupan, diri dan lainnya dan merespon perubahan dalam peran dan

skema (Horowitz dalam Lemme, Barbara H. , 1995).

Mereka yang melalui rasa duka terkadang merasa bangga karena

mereka bertahan dari situasi yang tak terbantahkan, rasa sakit yang dalam

karena kehilangan orang terdekat. Mereka merasa percaya diri dengan

kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan hidup, dipersenjatai oleh

peralatan yang diperlukan dalam perjuangan mereka melalui proses berduka

(Schulz dalam Lemme, Barbara H., 1995).

Berdasarkan pernyataan Worden (1982) setiap orang yang berduka

harus belajar untuk menerima kenyataan mengenai kehilangan, bertahan

dari rasa duka, menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

almarhum dan mengarahkan energi dari yang meninggal kepada jenis

hubungan lain.

B. Pengalaman Proses Berduka

Setelah peristiwa kematian, yag ditinggalkan akan mengalami rasa

duka. Rasa duka yang dialami pada diri seseorang berbeda satu dengan yang

lainnya. Tahapan dalam proses duka tidak selalu berurutan, hal ini bervariasi

pada tiap individu (Cahyasari, 2009). Berikut teori mengenai tahapan proses

berduka yang diungkapkan oleh para ahli.

1. Proses berduka berdasarkan teori Bowlby dalam Aiken, 1993:

a. Konsentrasi langsung yang diarahkan kepada yang meninggal

b. Kemarahan atau permusuhan kepada yang meninggal atau orang lain

c. Permohonan untuk dukungan dan pertolongan dari orang lain

d. Keputusasaan, penarikan diri dan disorganisasi secara umum

e. Mengorganisasi ulang dan mengarahkan diri kepada kasih sayang

yang baru

2. Proses berduka berdasarkan teori Sanders dalam Dorothy 2008:

a. Fase Pertama: Shock

Fase ini merupakan fase yang dialami individu ketika

mengalami perubahan fungsi fisiologis dan psikologis secara tidak

disadari pada saat pertama kali menyadari terjadinya kehilangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Shock secara umum digunakan untuk menggambarkan sejumlah

trauma yang derita. Secara natural, trauma ini bergantung pada

banyak hal: bagaimana, kapan, dan dimana kematian itu terjadi. Jika

kematian digambarkan terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba,

shock yang dialami oleh anggota keluarga mungkin akan lebih kuat.

Kondisi dimana kematian terjadi akan mempengaruhi tingkat

keparahan dan panjangnya waktu yang dibutuhkan pada fase shock.

Fase shock memiliki beberapa karakteristik umum, yang

dapat diidentifikasi sebagai:

i. State of Alarm

Ketika berada dalam keadaan shock, tubuh berada

dalam keadaan tanda-tanda fisiologis yang kuat. Respon

fisik ini adalah reaksi natural ketika perasaan aman sedang

terancam. Ketika mengalami kehilangan (loss), reaksi yang

dirasakan seperti perasaan takut dan kadang-kadang

menjadi panik. Akibatnya, tubuh membentuk sebuah posisi

pertahanan untuk melindungi diri.

ii. Ketidakpercayaan

Ketidakpercayaan dan penolakan terjadi ketika

dalam keadaan berduka karena kedua hal ini bertindak

sebagai pertahanan. Kedua hal ini membantu untuk

menjalani proses kehilangan (loss) yang sesungguhnya.

Pada saat pertama kali mengalami grief, sangat tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

mungkin untuk berpikir tentang hal lain kecuali tentang

kehilangan (loss).

iii. Confusion

Mulai merasa kebingungan, tidak bisa mengingat

apapun, sulit berkonsentrasi, menghilangkan benda-benda

seperti kunci, kacamata, atau buku agenda, dan merasa sulit

untuk mengambil keputusan. Reaksi ini sangat normal.

Dunia seakan-akan telah hancur saat orang yang dicintai

diambil.

iv. Restlessness

Di awal masa duka, individu akan merasa resah dan

gelisah. Meningkatnya tegangan pada otot-otot

menyebabkan perpindahan tanpa sadar dari satu tempat ke

tempat lain tanpa tujuan. Individu sering terlihat berjalan

mondar-mandir dari suatu ruangan ke ruangan yang lain

tanpa suatu tujuan yang jelas.

v. Feelings of Unreality

Merasa bahwa keadaan yang dialami saat itu

bukanlah suatu hal yang nyata. Ini merupakan suatu bentuk

mekanisme pertahanan diri dalam menghadapi situasi emosi

yang sangat menyakitkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

vi. Helplessness

Individu merasa membutuhkan pertolongan, karena

peristiwa kehilangan merupakan suatu kejadian dalam

hidup yang dapat menyebabkan individu sulit mengontrol

diri, dan tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk

mengembalikan orang yang dicintai. Individu merasa

seperti anak-anak kembali, serta membutuhkan bantuan

orang lain untuk mengontrol diri sehingga dapat menjalani

hidup secara wajar.

b. Fase Kedua: Awareness of Loss

Fase kedua ini ditandai dengan emosi yang tidak menentu

setiap harinya. Saat bangun pagi individu merasa cemas dan merasa

takut saat akan beranjak dari tempat tidur. Individu mengalami

kecemasan yang berlebihan karena kehilangan orang yang begitu

dekat dan disini individu mulai menerima dan menyadari kenyataan

yang terjadi. Ada beberapa karakteristik dari fase ini:

i. Separation Anxiety

Individu merasa takut akan bahaya, merasa tidak

aman dan terjadi pergolakan batin dalam diri individu. Ada

kecemasan yang berlebihan karena merasa kehilangan orang

yang selama ini begitu dekat dan menjadi tempat individu

bergantung baik secara fisik maupun psikologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

ii. Conflict

Rasa kehilangan dapat menimbulkan banyak

konflik. Dari penelitian ditemukan bahwa banyak orang

yang mengalami grief takut untuk tinggal sendiri tetapi juga

ragu untuk tinggal dengan orang lain, disini terjadi konflik

dalam diri orang tersebut. Konflik lain yang sering terjadi

adalah antara adanya perasaan tidak rela akan kehilangan

orang yang dicintai.

iii. Acting Out Emotional Expectations

Orang yang mengalami grief, sering melakukan

tindakan emosional secara tidak sadar, seperti marah tanpa

alasan yang jelas.

iv. Prolonged Stress

Individu memilih cara untuk mengeluarkan

emosinya, baik dengan menangis, berteriak, ataupun

memilih untuk menahan kesedihannya.

c. Fase Ketiga: Conservation and The Need to Withdrawal

Fase ini adalah fase dimana individu lebih suka menyendiri

dan menarik diri dari pergaulan. Di fase ini, individu merasa sangat

kelelahan, dan memerlukan istirahat dan pemulihan kembali. Berikut

adalah karakteristik dari fase ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

i. Withdrawal and the Need to Rest

Selama periode ini individu lebih suka menyendiri,

menjauh dari teman-teman untuk dapat berpikir dan

istirahat.

ii. Despair rather than Depression

Individu kehilangan harapan dan merasa putus asa

karena menginginkan orang yang dicintainya dapat kembali

seperti semula atau sebelumnya

iii. Diminished Social Support

Orang yang mengalami grief membutuhkan

dukungan sosial sebanyak mungkin dan dalam jangka

waktu yang lama untuk membantunya menjalani grief.

iv. Helplessness or Loss of Control

Individu merasa membutuhkan pertolongan karena

merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali.

d. Fase Keempat: Healing

Pada fase ini, seseorang mulai mencoba keluar dari grief

yang ia alami. Beberapa karakteristiknya adalah:

i. Reaching a Turning Point

Orang yang mengalami grief mulai memasuki proses

pemulihan, tetapi sulit untuk menentukan kapan dan dimana

seseorang mulai mengalami hal itu karena tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

peningkatan aktivitas secara tiba-tiba. Individu perlahan-

lahan menyadari bahwa kekuatannya telah pulih dan ia

melakukan lebih banyak kegiatan dan tidak mudah lelah

seperti yang dialaminya pada waktu-waktu sebelumnya.

ii. Assuming Control

Individu mulai dapat mengendalikan dirinya kembali

setelah melewati peristiwa yang menakutkan, khususnya

yang telah membuat perubahan secara drastis terhadap diri

individu. Pada fase ini individu sangat takut untuk

mengambil keputusan, terutama yang dapat membuat

keadaan menjadi lebih buruk sehingga ia lebih banyak diam

dan tidak bertindak apapun.

iii. Relinquishing Roles

Pembagian peran dalam keluarga, dimana setiap

orang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-

beda sehingga tercipta stabilitas dan keseimbangan dalam

keluarga. Ketika keluarga ”kehilangan” salah satu

anggotanya, terjadi perubahan keseimbangan sistem

keluarga sehingga harus dilakukan penyesuaian kembali.

Peranan itu harus digantikan anggota keluarga lain,

misalnya: peran ayah diambil oleh anak laki-laki.

Menyerahkan peran dan mendapat peran yang baru adalah

hal yang paling berat yang dialami individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

iv. Forming a New Identity

Kematangan yang diperoleh ketika individu mampu

untuk menerima tanggung jawab baru dan menjalani hidup

yang berbeda yang lebih didasarkan pada keputusannya

sendiri daripada pada keputusan yang diambil oleh orang

lain.

v. Centering Ourselves

Individu tidak dapat memulai memperbaiki diri

tanpa memusatkan perhatian pada dirinya terlebih dahulu.

Tanpa proses pemusatan itu, individu tidak mengetahui

bagaimana perasaannya sebenarnya, apa yang ia butuhkan

untuk dirinya atau apa yang ingin dilakukan. Memusatkan

perhatian pada diri bukan berarti lebih mengutamakan ego

atau self centered, melainkan individu mencari pusat

stabilitas dirinya. Individu harus yakin bahwa ia dapat

membut keputusan terhadap dirinya sendiri berdasarkan

kebutuhan dan nilai-nilainya sendiri, bukan karena orang

lain.

5. Fase Kelima: Renewal

Pada fase ini, seseorang mulai beradaptasi, menerima, dan

belajar untuk menjalani hidup tanpa kehadiran orang yang ia kasihi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

yang sudah meninggal dunia. Karakteristik fase ini adalah sebagai

berikut:

i. Renewing Self Awareness

Setelah peristiwa grief, terjadi suatu proses transisi

yang membawa individu dari satu keadaan ke keadaan yang

lain. Individu membutuhkan waktu untuk memproses hal-

hal yang telah dialaminya, sebelum ia mampu menerima

suatu hal yang baru.

ii. Accepting Responsibility for Ourselves

Individu bertanggungjawab atas hidup dan nasibnya

sendiri.

iii. Learning to Live Without

Kehilangan anggota keluarga berarti adalah belajar

untuk hidup tanpa mereka. Jika individu benar-benar ingin

memulai suatu hidup yang baru, ia perlu mencari aktivitas

lain untuk mengisi kekosongan dihidupnya.

Peneliti menggunakan teori dari Sanders karena teori tersebut

sesuai dengan tujuan peneliti yaitu melihat pengalaman proses

berduka. Melalui teori yang dikemukakan oleh Sanders ini peneliti

juga dapat melihat tahapan proses berduka secara lebih jelas pada

tiap individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

C. Narasi

Meskipun tak ada seorang pun yang ingin mengalami sebuah

trauma, kita cenderung percaya bahwa kesedihan yang mendalam yang

diakibatkan oleh kejadian tertentu seperti kehilangan seseorang yang

dikasihi dan penyakit serius bisa membawa sesuatu yang baik dari diri kita.

Pengalaman negatif yang ekstrim terkadang bisa membuat hidup kita

menuju tujuan yang positif (McAdams, 2005).

Bruner mengatakan kita menggunakan cerita untuk menyampaikan

dan menjelaskan mengenai perilaku manusia (McAdams, 2005). Menurut

Habernas dan Bluck, fungsi cerita mengenai kehidupan adalah untuk

membuat hidup lebih masuk akal dengan membantu mengatur berbagai

peran dan segi yang berbeda dari kehidupan seseorang menjadi suatu

kesatuan dengan menawarkan penjelasan kasual mengenai bagaimana

orang-orang percaya akan menjadi seperti apakah mereka (John, Robins &

Pervin, 2008).

Freud percaya orang yang ditinggalkan harus melalui rasa dukanya

dengan meninjau ulang pikiran dan kenangan-kenangan dari orang yang

yang meninggal (hypercathexis). Melalui proses yang menyakitkan tersebut

orang yang ditinggalkan dapat terlepas dari yang dikasihi dan ikatan dengan

yang ditinggal dengan yang meninggal akan terpisah (Mallon, 2008).

Lule (1990) menegaskan bahwa orang-orang menggunakan metode

naratif untuk “membuat dunia menjadi masuk akal”. Berdasarkan

pernyataan Weick (1995), cerita “memaksakan sebuah hubungan yang resmi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dalam sup yang mengalir” orang-orang meletakkan kejadian-kejadian dalam

urutannya dan memahami kenyataan ketika mereka menceritakan ceritanya,

yang menciptakan penghubung antara dunia mereka sendiri dan dunia orang

lain (Tannen dalam Bosticco, Cecilia & Thompson, Teresa L., 2005).

Pada level cerita kehidupan, kejadian negatif menuntut sebuah

penjelasan. Hal ini menantang orang yang bercerita untuk membuat

pengertian naratif mengenai hal buruk yang terjadi -menjelaskan mengapa

hal itu terjadi dan mengapa hal tersebut tidak perlu terjadi lagi, untuk

memeriksa konsekuensi dari kejadian negatif untuk perkembangan

selanjutnya di dalam cerita (John, Robins & Pervin, 2008). Dari pernyataan-

pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa narasi dapat membantu untuk

melihat proses yang dilalui individu.

Robinson mengungkapkan tiga kategori narasi yang luas yaitu narasi

regresif dimana individu berpikir bahwa hidup mereka berakhir terkait

dengan serangan. Kategori yang kedua adalah narasi stabil, dimana individu

berpikir bahwa kehidupan sudah berubah tapi masih dalam proses.

Sedangkan kategori yang ketiga adalah narasi progresif, dimana individu

berpikir bahwa sakit yang dideritanya memberikan sejumlah kesempatan

baru (Smith, 2008). Ciri-ciri yang bisa dilihat dari struktur narasi regresif

adalah individu tidak menemukan titik balik yang positif. Individu ini

merasa bahwa kehidupannya selalu mengalami hal yang buruk dan tidak

pernah berubah menjadi hal yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Sedangkan ciri-ciri untuk struktur narasi stabil adalah individu

merasa bahwa kehidupannya tengah dalam proses perubahan dari hal yang

buruk menuju hal yang baik. Ciri-ciri struktur narasi progresif adalah

individu merasa bahwa dirinya telah berhasil mengambil sebuah makna

tanpa penyesalan mengenai pengalamannya dan berhasil berubah menjadi

individu yang lebih baik dari sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui mengenai

pengalaman berduka yang dialami oleh individu yang ditinggal oleh

keluarganya dan melihat dampak dari rasa berduka yang dialami oleh

mereka yang ditinggalkan, maka pendekatan yang digunakan dalam

penelitian adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

memungkinkan individu memfokuskan atensi dan mengungkapkan variasi

pengalaman yang dijalaninya (Patton, dalam Dorothy, 2010).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain (Moleong,

2010). Dalam bukunya Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah

dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau

sekelompok orang (Moleong, 2010). Penelitian kualitatif melibatkan

pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal naturalistik –sebagai contoh

transkrip wawancara atau pernyataan tertulis- dan analisis yang dilakukan

bersifat tekstual.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti

untuk menelaah sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

nilai, sikap dan persepsi. Pendekatan kualitatif juga dimanfaatkan oleh

peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya (Moleong, 2010).

B. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah mengetahui mengenai pengalaman

dalam proses berduka yang dialami oleh individu yang ditinggal oleh orang

tuanya. Ditinggal disini memiliki arti ditinggal karena kematian oleh orang

tuanya. Kematian tersebut dapat berasal dari penyakit yang sudah lama

diderita maupun kematian yang datang secara tiba-tiba. Kematian orang tua

bisa membawa berbagai dampak bagi anak yang ditinggalkan. Salah satu

dampaknya adalah berduka. Pengalaman berduka tidak selalu datang

berurutan melainkan bisa terjadi secara acak dan berbeda pada tiap individu.

Hal ini terjadi karena faktor kedekatan antara orang tua dan anak sehingga

kesedihan yang muncul bisa berbeda di tiap individunya.

Pengalaman berduka yang beragam tersebut akan dilihat melalui

lima proses fase berduka dari Sanders, yaitu shock, awareness of loss,

conservation and need to withdrawal, healing dan renewal. Melalui cerita

yang disampaikan oleh subjek, peneliiti bisa mendapatkan proses

pengalaman duka yang dialami melalui struktur narasi. Melalui tiga kategori

narasi yang diungkapkan oleh Robinson dapat dilihat struktur narasi dari

tiap individu. Ketiga struktur tersebut yaitu narasi regresif dimana individu

berpikir bahwa hidup mereka berakhir terkait dengan serangan. Kategori

yang kedua adalah narasi stabil, dimana individu berpikir bahwa kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

sudah berubah tapi masih dalam proses. Sedangkan kategori yang ketiga

adalah narasi progresif, dimana individu berpikir bahwa sakit yang

dideritanya memberikan sejumlah kesempatan baru (Smith, 2008).

C. Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih untuk penelitian kali ini adalah individu dewasa

awal yang telah kehilangan orang tuanya yang disebabkan oleh penyakit,

kecelakaan atau kematian yang tiba-tiba. Sebelumnya peneliti meminta

ketersediaan dari sepuluh subjek untuk berbagi cerita, tetapi hanya tujuh

yang bersedia sedangkan tiga lainnya menolak karena kematian orang tua

mereka masih kurang dari satu tahun dan mereka belum sanggup untuk

berbagi cerita. Para subjek yang bersedia menjadi subjek mengalami

kematian orang tuanya saat mereka remaja. Data diambil saat para subjek

sudah ada pada usia dewasa awal. Kisaran usia subjek yang dipilih adalah

21-40 tahun karena pada kisaran usia tersebut individu berada pada masa

dewasa awal. Seperti yang disampikan oleh Santrock bahwa pada saat

individu berada pada masa dewasa awal pengetahuan individu belum

sebanyak individu yang berada pada masa dewasa tengah maupun akhir.

Individu pada kisaran usia dewasa tengah dan akhir lebih memiliki

pemahaman yang mendalam mengenai kematian sehingga lebih mampu

untuk menerima kematian. Sedangkan pada individu dewasa awal kurang

memiliki pemahaman mengenai kematian itu sendiri sehingga bisa dilihat

proses dari pengalaman berduka yang dialami oleh subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan peneliti untuk mendapatkan cerita dari

subjek adalah dengan metode wawancara. Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu (Moleong, 2010).

Wawancara mendalam merupakan satu bentuk wawancara, yang

dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam

terhadap peristiwa yang dialami dan dirasakan oleh partisipan penelitian.

Wawancara mendalam memberikan kesempatan yang maksimal untuk

menggali “background life” seseorang sehingga peneliti mendapatkan

gambaran dan dinamika yang hendak diteliti. Wawancara mendalam juga

dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif

yang dipahami individu sesuai dengan topik yang diteliti dan bermaksud

melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Hal ini merupakan keunggulan

pendekatan kualitatif (Poerwandari, 2005).

Wawancara naratif dibuat untuk menciptakan kesempatan bagi

pertisipan untuk memberikan narasi terperinci mengenai suatu pengalaman.

Smith dalam bukunya menjelasan bahwa tujuan dari wawancara kisah hidup

adalah mendorong partisipan menyampaikan uraian panjang mengenai

kehidupannya. Karena kisah berkembang dari konteks sosial tertentu dan

diceritakan pada audien tertentu pula, maka cukup penting untuk merekam

detail-detail yang ada ketika sedang mengumpulkan uraian narasi (Smith,

2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Dalam menceritakan kisah hidup, seseorang secara alami cenderung

mengatur kejadian dan keadaan dalam kehidupan mereka yang dapat

membuat kejadian-kejadian tersebut masuk akal. Ketika wawancara kisah

kehidupan berlangsung, subjek adalah orang yang bercerita, narator dari

cerita kehidupannya sedangkan pewawancara adalah orang yang menuntun

atau pengarah dalam proses ini. Inti dari wawancara kisah kehidupan adalah

untuk memberikan kesempatan bagi yang diwawancara untuk menceritakan

kisah mereka dalam cara yang mereka pilih untuk bercerita. Kunci untuk

mendapatkan wawancara yang baik adalah menjadi fleksibel dan bisa

beradaptasi dengan situasi situasi tertentu (Atkinson, -).

Saat menceritakan cerita, ada beberapa orang yang cenderung

bercerita dengan singkat, tidak menghias ceritanya dan tidak memiliki emosi

dsaat bercerita. Hal ini berdampak pada cerita yang singkat mengenai sebuah

kejadian nyata. Hal ini bisa diperbaiki dengan membantu orang yang bercerita

untuk lebih mengembagkan cerita secara keseluruhan, cerita berdasarkan

perasaan; meskipun pada akhirnya interviewer hanya akan mendapatkan

hapalan. Dalam kasus lainnya, orang yang bercerita bisa mengenang,

membuat atau mengatur sebuah cerita. Jika hal ini terjadi, maka interviewer

perlu untuk menjalankan pendeteksi kebohongan. Peneliti dapat bertanya dan

melibatkan beberapa interpretasi mengenai mengapa individu tersebut

memilih cerita yang mengada-ada (Atkinson, -).

Proses yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data adalah :

1. Mencari subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

2. Membangun rapport dengan subjek sembari menjelaskan tujuan

dari penelitian. Peneliti juga menjelaskan bahwa saat proses

wawancara berlangsung peneliti akan merekam suara

menggunakan tape recorder untuk keperluan peneliti dan meminta

persetujuan dari subjek untuk hal tersebut.

3. Mengatur jadwal dengan subjek untuk mengadakan proses

wawancara

4. Membuat panduan wawancara yang akan digunakan saat proses

wawancara. Panduan wawancara dibuat secara semi-terstruktur

dengan tujuan agar subjek dapat menceritakan pengalaman

ditinggal oleh orang tuanya.

5. Melakukan wawancara dengan subjek dengan meminta subjek

untuk menandatangani informed concent terlebih dahulu sebagai

bukti kesediaan suara subjek untuk direkam dan digunakan sebagai

data penelitian.

E. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas menjadi istilah yang paling banyak dipilih untuk

mengganti konsep validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan

menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif

terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah

atau mendeskripsikan seting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi

yang kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Kredibilitas tercapai dengan cara :

1. Membuat verbatim dan ringkasan cerita berdasarkan hasil

wawancara

2. Menyerahkan verbatim dan ringkasan kepada para subjek untuk

dikonfirmasi ulang dengan tujuan menyamakan hal yang

diungkapkan oleh subjek dengan apa yang peneliti tangkap.

3. Setelah data dikonfirmasi oleh subjek, peneliti melanjutkan pada

tahap selanjutnya yaitu olah data.

F. Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensitesiskanya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2010).

1. Membuat verbatim

Peneliti membuat verbatim dari hasil wawancara yang telah

direkam dengan cara mencatat setiap perkataan yang terucap saat

wawancara berlangsung.

2. Memilah data

Setelah verbatim selesai dibuat, peneliti memilah perkataan

subjek mana yang merupakan data dan mana yang bukan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

data. Kalimat subjek yang berupa data digaris bawahi agar

memudahkan peneliti.

3. Koding awal

Peneliti menggunakan metode naratif untuk menganalisa

kalimat subjek yang telah digarisbawahi. Analisa pertama dimasukkan

ke dalam kotak koding awal.

4. Analisa data

Hasil koding awal yang telah dilakukan oleh peneliti dikaitkan

dengan teori yang digunakan. Hasil analisa dimasukkan ke dalam

kotak analisa.

5. Review olah data

Hasil olah data yang telah didapatkan dibawa kepada ahli

(dosen pembimbing) untuk diperiksa kembali. Jika ditemui kesalahan

maka akan dilakukan perbaikan sampai menemukan hasil yang tepat.

6. Merangkai hasil olah data

Hasil olah data yang sudah dilakukan dirangkai menjadi

sebuah kalimat dan dilanjutkan dengan pembahasan.

7. Mengaitkan narasi dengan teori

Narasi kemudian akan dikaitkan dengan literatur teoritis yang

lebih luas digunakan untuk menginterpretasi kisah yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PROSES PENGAMBILAN DATA

1. Persiapan Penelitian

Peneliti mencari subjek sebanyak 7 orang yang memiliki kriteria

berada dalam jangka usia 21-40 tahun yang telah kehilangan orang

tuanya yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau kematian yang

tiba-tiba. Subjek merupakan orang-orang yang berada dalam

lingkungan yang sama dengan subjek. Dari tujuh subjek yang peneliti

dapat, hanya 5 orang subjek yang memberikan gambaran proses

berduka kepada peneliti.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta ijin terlebih

dahulu kepada para subjek dan menjelaskan maksud dan tujuan dari

wawancara (informed concent). Setelah para subjek menyatakan

kesediaannya, peneliti membuat janji dengan para subjek untuk

melakukan wawancara. Wawancara dilakukan di beberapa tempat

dengan menggunakan handphone sebagai alat rekam suara.

Dari ketujuh subjek, data dari dua orang subjek tidak dapat

dipakai oleh peneliti karena dianggap tidak memberikan gambaran

mengenai proses berduka. Hal tersebut dikarenakan salah satu subjek

masih terlalu kecil sewaktu kehilangan orang tuanya dan subjek yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

lainnya tertutup mengenai perasaannya sehingga peneliti tidak bisa

melihat proses berduka yang dialami.

2. Proses Pengambilan Data

Pengambilan data yang dilakukan di beberapa tempat memakan

waktu yang berbeda-beda pada setiap subjek. Pengambilan data

dilakukan pada waktu yang telah disepakati oleh subjek dan peneliti.

Sebelum wawancara dimulai, peneliti akan menerangkan kembali

maksud dan tujuan dari wawancara dan meminta ijin untuk merekam

pembicaraan untuk dijadikan data (informed concent). Setelah

ditemukan kesepakatan dan subjek bersedia menandatangani informed

concent, maka proses pengambilan data bisa dimulai. Subjek akan

diberikan pertanyaan mengenai latar belakang hubungan mereka

dengan orang tua, peristiwa kepergian, dan proses berduka yang

dialami. Berikut dilampirkan jadwal pengambilan data :

No Inisial Hari, tanggal, jam Tempat pengambilan

data

1. YH Rabu, 9 Oktober 2013,

15.32 - 16.04

Kamar kos subjek

2. LS Kamis, 10 Oktober

2013, 10.06 - 10.42

Kamar kos subjek

3. MA Selasa, 8 Oktober

2013, 12.25 - 13.15

Kamar kos subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

4. FN Selasa, 16 Juli 2013,

17.44 – 18.26

Rumah subjek

5. MK Selasa, 8 Oktober

2013, 11.18 – 12.02

Kamar kos subjek

B. HASIL ANALISA

1. Subjek 1

Subjek mengawali narasi dengan cerita mengenai hubungannya

yang baik dengan anggota keluarganya. Menurutnya, ia adalah seorang

anak yang dimanja oleh keluarganya dan sangat dekat dengan ayahnya.

Karena dimanja subjek memiliki sifat manja, suka memerintah orang

dan sombong. Keluarga subjek adalah keluarga yang hangat dan dekat

antar anggota keluarganya. Subjek selalu mendapatkan kasih sayang

yang cukup dalam kesehariannya. Tidak hanya kasih sayang, subjek

juga mengakui mendapatkan pendidikan moral yang baik dari ayahnya.

Hubungan subjek dengan ayahnya diceritakan dengan sangat baik.

Ayah subjek sangat menyayangi subjek karena subjek adalah anak

lelaki satu-satunya. Kematian ayahnya sempat masuk kedalam pikiran

subjek ketika subjek duduk di kelas tiga SD. Akan tetapi saat itu

subjek membayangkan bahwa ayahnya akan pergi saat subjek berusia

30 tahun.

Saat pertama kali subjek mengetahui bahwa ayahnya sudah

tidak ada, reaksi yang pertama keluar dari subjek adalah kaget. Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

masuk ke fase satu teori Sanders yaitu Shock (State of Alarm). Setelah

itu subjek mengamuk dan membalikkan meja yang telah ditata untuk

tempat jenazah. Reaksi marah subjek masuk ke fase kedua teori

Sanders yaitu Awareness of Loss (Prolonged Stress). Hal yang

menyebabkan subjek mengamuk secara tiba-tiba adalah rasa kaget dan

tidak percaya bahwa ayahnya sudah meninggal dan kondisi ini masuk

ke fase satu teori Sanders Shock (Ketidakpercayaan). Hal tersebut

dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut:

“aku ngerasa bapakku seharusnya masih hidup.kenapa ditatain

kayak gini? Harusnya masih hidup… Bentuk penolakan berikutnya itu

aku gak ikut ke makam. Kenapa gak ikut? Aku gak kuat”

S1. B 243 ; B 302-305

Kepergian ayah subjek yang terjadi secara tiba-tiba memicu

kemarahan di dalam diri subjek dan yang menjadi pelampiasan subjek

selain meja adalah Tuhan. Subjek yang marah kepada Tuhan mengeluh

mengapa harus memanggil ayahnya. Kondisi ini masuk dalam fase

kedua teori Sanders Awareness of Loss (Acting Out Emotional

Expectations). Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan sebagai

berikut:

“kenapa Dia kayak gitu sama aku. Penolakanku kayak gitu aja

si waktu itu, nangis.”

S1. B297-300

Pada awal masa duka subjek berharap ayahnya kembali ke

rumah. Subjek ingin mempercayai bahwa ayahnya hanya pergi ke

suatu tempat dan ayahnya akan kembali ke rumah. Subjek masuk

dalam fase tiga teori Sanders yaitu Conservation and the Need to

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Withdrawal (Despair rather than Depression). Subjek memiliki rasa

bersalah akan kejadian ini. Hal ini dikarenakan subjek yang tidak ingin

pergi ke sekolah sehingga ayahnya harus mengantarkan dirinya.

Subjek menyesal mengapa dirinya harus bersikap seperti itu sehingga

ayahnya harus mengantarkan dirinya sampai kecelakaan dan

meninggal. Selama masa berduka subjek mendapatkan dukungan

sosial yang banyak dari keluarganya. Keluarga subjek berusaha untuk

membesarkan hati subjek dengan tidak menyalahkan diri atas

kecelakaan tersebut. Akan tetapi subjek sudah mengecap dirinya

sebagai penyebab meninggal ayahnya.

Rasa bersalah dan trauma akan kecelakaan yang dimiliki subjek

membuat dirinya menarik diri dari lingkungannya. Subjek

memutuskan untuk tidak bersekolah selama satu tahun dan mengurung

diri di rumah. Penarikan diri ini masuk ke dalam teori Sanders yang

ketiga yaitu Conservation and Need to Withdrawal (Withdrawal and

the Need to Rest). Berikut kutipan kalimat subjek:

“…abis itu aku gak sekolah lagi, sempet istirahat setahun

karena aku banyak trauma disitu. Aku cuma bisa ngurung diri di kamar

itu lo selama satu tahun.”

S1. B 351-357

Satu tahun mengurung diri, ibu subjek menawarkan subjek

untuk melanjutkan pendidikan dan subjek menyanggupi dengan

persyaratan bahwa ia melanjutkan pendidikannya di Jogja. Saat dirinya

jauh dari rumah dan sering sendirian saaat di kos, subjek banyak

berpikir mengenai kesedihannya dan membaca beberapa buku. Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

berhasil mendapatkan pemikiran bahwa kepergian ayahnya adalah

peristiwa yang memiliki makna yang lebih besar yaitu karena rencana

Tuhan berbeda dengan rencana yang manusia buat. Subjek percaya

bahwa ayahnya sudah menjalani hidup dengan baik sehingga dirinya

bisa melepaskan kesedihannya. Subjek masuk fase empat teori Sanders

yaitu Healing (Centering Ourselves), karena subjek berhasil mendapat

nilai-nilai yang bisa dirinya tekankan sendiri berdasarkan proses yang

telah subjek jalani sendiri. Berikut kutipan kalimat subjek:

“aku nganggap rencana Tuhan itu gak kayak rencana kita. Itu

yang aku dapat. Terus yang kedua, ada beberapa hal yang lebih

berguna. Karna kalo misalnya dia masih hidup, itu hal-hal lain itu gak

bisa jalan… Itu yang aku ilhamin waktu itu dan sampai sekarang. Dan

aku ngerasa ya itu lah jalannya dia, dia menjalani hidupnya dengan

baik. Itulah yang buat aku bisa menerima dia pergi waktu itu.”

S1. B542-550 ; B579-607

Subjek berhasil meraih titik balik di saat subjek berhasil

membuat pola berpikir agar dirinya mampu menerima kepergian

ayahnya. Subjek mengalami perubahan positif yang drastis semenjak

kepergian ayahnya. Subjek menjadi sosok yang mandiri dan lebih

bertanggung jawab. Subjek disini masuk fase empat Sanders yaitu

Healing (Centering Ourselves). Bagi subjek saat ini, kepergian

ayahnya dan segala dinamika nya adalah proses yang membuat dirinya

menjadi lebih baik. Apapun yang dilakukan, baik benar maupun salah

subjek harus siap menghadapinya, hal ini masuk dalam fase lima teori

Sanders yaitu Renewal (Renewing Self Awareness). Berikut kutipan

kalimat subjek :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

“apapun yang terjadi dimasa lalu ya ada bener atau salah, itu

prosesku buat jadi lebih benar. Ketika aku ngelakuin kesalahan tapi

aku bisa tanggung jawab itu sudah gak masalah. Dan aku rasa gak ada

yang aku sesali, seburuk apapun keadaan saat ini aku harus siap.”

S1. B 657-667

Berdasarkan hasil narasi subjek, narasi tersebut dapat

digolongkan sebagai narasi yang progresif. Subjek pada awalnya tidak

bisa menerima kepergian ayahnya yang terjadi secara tiba-tiba. Subjek

menarik diri dari lingkungan sosial karena rasa sedih dan rasa bersalah

yang terus ada pada diri subjek. Saat-saat berat berhasil subjek lalui

setelah dirinya berhasil menemukan makna dari kepergian ayahnya.

Subjek percaya bahwa dengan kepergian ayahnya banyak hal baik

yang bisa dicapai karena Tuhan itu adil. Dengan kepergian ayahnya,

subjek juga berhasil berproses menjadi seorang yang lebih mandiri

dan bertanggung jawab.

Kalimat subjek, “aku nganggap rencana Tuhan itu gak kayak

rencana kita. Itu yang aku dapat. Terus yang kedua, ada beberapa hal

yang lebih berguna. Karna kalo misalnya dia masih hidup, itu hal-hal

lain itu gak bisa jalan… Itu yang aku ilhamin waktu itu dan sampai

sekarang. Dan aku ngerasa ya itu lah jalannya dia, dia menjalani

hidupnya dengan baik. Itulah yang buat aku bisa menerima dia pergi

waktu itu”, mencerminkan ciri-ciri dari struktur narasi progresif.

Dimana kita dapat melihat subjek menemukan makna positif dari

kematian ayahnya dan subjek juga tidak meninggalkan penyesalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

apapun atas kematian ayahnya. Hal tersebut membuat narasi subjek

masuk dalam kategori struktur narasi progresif.

2. Subjek 2

Subjek menilai kehidupannya sebelum kepergian ayahnya

sebagai sesuatu yang positif. Hubungan subjek dengan ayah dan ibu

subjek sama dekatnya. Latar belakang anak tunggal membuat subjek

memiliki sifat manja dan egois. Subjek tidak peduli apa yang terjadi,

ketika subjek menginginkan sesuatu keinginan tersebut harus dipenuhi.

Sosok ayah menjadi penting bagi subjek tidak hanya karena ayah

adalah kepala keluarga tetapi juga karena ayah menjadi sosok pencari

nafkah utama. Hilangnya sosok ayah sebagai pencari nafkah menjadi

sorotan utama bagi subjek.

Reaksi subjek saat pertama kali mengetahui ayahnya sudah

meninggal adalah kaget. Subjek yang diberitahu oleh suster bahwa

ayahnya sudah berada di kamar jenazah menangis dan berteriak karena

rasa sedih tersebut. Reaksi subjek tersebut masuk dalam fase dua teori

Sanders, Awareness of Loss (Prolonged Stress). Kesedihan subjek

ditambah dengan kekecewaaannya karena hanya subjek yang tidak ada

di saat terakhir ayahnya dapat dilihat dalam kutipan berikut:

“perasaannya yang pasti apa ya, sedih, kecewa karena saya ga

ada disitu. Semua keluarga om, tante, mbah saya semua ada disitu ,

yang tidak hanya saya. Jadi saya merasa kecewa kenapa saya tidak ada

disitu.”

S2. B 217-224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Kekecewaan ini menjadi penyesalan hingga saat ini. Sebelum

ayahnya meninggal, subjek sudah membayangkan jika ayahnya pergi.

Sepupu subjek juga sudah memberikan pandangan kepada subjek

apabila ayah subjek meninggal. Subjek yang sedang berada dalam

masa duka menyadari jika dirinya tidak bisa terus bersedih karena

masih ada hal-hal lain untuk dikerjakan. Disini subjek berusaha

mengendalikan dirinya agar tidak berduka dan masuk dalam fase

keempat teori Sanders yaitu Healing (Assuming Control).

Subjek selanjutnya kembali ke fase tiga teori Sanders,

Conservation and the Need to Withdrawal (Diminished Social

Support), di saat masa berduka subjek sebenarnya membutuhkan

dukungan dari sekitarnya akan tetapi subjek kurang merasa adanya

dukungan. Subjek merasakan dukungan yang paling besar hanya

berasal dari ibu subjek. Hal tersebut sesuai dengan kutipan:

“dukungan dari sekitar itu kurang ada ya saya rasa, jadi ya saya

dan ibu saling mendukung berdua… Ya saya tidak bisa merasakan

dukungan secara pribadi ya.”

S2. B 327-330 ; B 338-340

Pada saat tertentu subjek suka berpikir ingin kembali ke masa

lalu dimana ayahnya belum meninggal dan menemani di saat

terakhirnya. Keinginan subjek tersebut masuk ke dalam fase tiga teori

Sanders, Conservation and Need to Withdrawal (Despair rather than

Depression). Penyesalan subjek dapat dilihat dalam kalimat berikut:

“penyesalan itu kadang masih keingat sampai sekarang sih.

Kadang pengen yang...ya gimana sudah ga bisa lagi. Kita ga bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

mengulang waktu kan. Kita ga bisa. Jadi kadang nyesel kenapa sih aku

tidak berada disitu saaat itu.”

S2. B 381-388

Keadaan baru subjek dan ibunya yang berbeda dengan keadaan

sebelumnya membuat subjek belajar mengubah sifat manja dan

egoisnya. Subjek berusaha untuk memperbaiki diri masuk ke dalam

fase empat teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Titik

balik dirasakan oleh subjek yang setelah ditinggal oleh ayah hanya

tinggal berdua dengan ibunya mulai merasakan perubahan dalam hal

ekonomi. Titik balik dirasakan oleh subjek saat dirinya merasakan

perubahan ekonomi setelah ayah subjek meninggal. Usaha keluarga

yang sudah tidak dapat berjalan memaksa subjek dan ibunya untuk

bekerja mencari uang. Keadaan ini masuk kedalam fase lima teori

Sanders, Renewal (Learning to Live Without) dapat dilihat dalam

kutipan sebagai berikut

“kita sempat down banget sampai ibu tidak bisa memberikan

saya uang saku, disitu memaksa saya untuk mencari kerjaan-kerjaan

tambahan, ngelesin atau privat, seperti itu ya ibu juga akhirnya nyari

nyari kerjaan... Tapi itu beberapa tahun lalu ya terus akhirnya kita

berdua bisa berusaha dan akhirnya kita bisa melalui masa itu kan.”

S2. B465-472 ; B 480-484

Subjek pada awal narasi memaparkan bahwa dirinya sangat

sedih karena dirinya tidak ada disaat terakhir ayahnya. Hal tersebut

menjadi sebuah penyesalan tersendiri bagi dirinya. Subjek dan ibu

subjek yang kehilangan sosok pencari nafkah berhasil melalui berbagai

masa sulit yang mengharuskan mereka untuk mencari cara untuk

menghidupi diri. Kematian ayah subjek berhasil menjadi sebuah titik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

balik bagi diri subjek. Subjek yang memiliki sikap yang dinilai manja

dapat berubah menjadi seorang individu yang mandiri dan memiliki

kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya.

Ditinjau dari narasi yang telah dipaparkan, subjek telah

mengalami perubahan positif semenjak peristiwa kematian ayahnya.

Subjek berhasil menemukan titik balik dan makna sehingga mampu

berubah menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh

karena itu narasi tersebut masuk ke dalam struktur narasi progresif.

Meskipun subjek masih memiliki penyesalan akan ketidakhadirannya

pada saat ayahnya meninggal seperti pada kutipan berikut, “penyesalan

itu kadang masih keingat sampai sekarang sih”, hal tersebut tidak

merubah segala makna positif yang berhasil diraih oleh subjek.

3. Subjek 3

Awal narasi bercerita mengenai kedekatan subjek dengan

ayahnya. Kematian tidak memiliki peranan dalam kehidupan subjek

sebelum ayahnya meninggal. Sosok ayah subjek digambarkan sebagai

seorang pekerja keras, seorang pria yang ramah, dan ayah yang

melindungi. Subjek memiliki ketergantungan terhadap sosok ayah

yang selalu menjadi penolong saat subjek mengalami masalah, seperti

saat subjek memakai uang sekolah untuk jajan, ayah subjek tidak

memarahi melainkan mengganti uang tersebut. Subjek juga memiliki

pemikiran bahwa orang tua akan selalu ada untuk membantu anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock

(Confussion). Subjek kaget saat mengetahui ayahnya meninggal.

Subjek mengatakan bahwa dirinya seperti melayang dan tidak bisa

mengingat apa yang sedang ia lakukan atau dimana dirinya sekarang.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:

“terus aku rasanya gimana ya. Melayang aja, kayak ga ngerti

ini maksudnya apa. Pas besoknya di rumah duka juga masih yang ini

dimana sih, aku ngapain sih.”

S3. B 259-264

Selain itu subjek juga takut ayahnya tidak bisa keluar jika peti

ditutup. Subjek memilih untuk menahan keinginan untuk menangis

karena subjek tidak mau membuat tamu menjadi lebih sedih lagi.

Subjek masuk fase dua teori Sanders, Awareness of Loss (Prolonged

Stress). Kepergian ayah subjek membuat subjek kehilangan figur yang

penting bagi dirinya. Rasa kehilangan ini masuk dalam fase kedua teori

Sanders yaitu Awareness of Loss (Separation Anxiety).

Dalam masa berdukanya, subjek serta anggota keluarga masih

tidak percaya mengenai kepergian sang ayah. Hal ini masuk ke dalam

fase pertama teori Sanders yaitu Shock (Ketidakpercayaan). Rasa tidak

percaya tersebut dapat muncul karena tidak ada tanda-tanda

sebelumnya bahwa ayah subjek mengidap penyakit yang berbahaya.

Hal tersebut dapat dilhat dalam kutipan:

“tapi semuanya masih ga ngira kok bisa papi tiba-tiba ga ada

gitu. Soalnya waktu paskah kan baik-baik aja…. Disitu aku mikir ah ini

paling sakit biasa, nanti juga papi sembuh.”

S2. B 331-335 ; B 375-377

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Kepergian ayah subjek yang terjadi secara tiba-tiba tidak hanya

meninggalkan rasa sedih melainkan juga rasa marah. Subjek merasa

marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya. Rasa marah

yang subjek miliki masuk ke dalam fase kedua teori Sanders,

Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations). Rasa marah

yang subjek miliki dapat dilihat dalam kutipan berikut:

“cuma waktu itu aku sempat marah juga kan sama Tuhan,

kenapa kok papiku yang diambil. Kenapa kok gak orang jahat aja

kayak kokonya papiku kan jahat kenapa ga dia aja yang diambil

hahahaa.”

S2. B 447-454

Saat subjek duduk di bangku kuliah, subjek mendengar cerita

mengenai seseorang yang kehilangan anak serta istrinya. Subjek yang

merenungi cerita tersebut bahwa subjek seharusnya masih bersyukur

karena subjek masih memiliki ibu dan saudara. Subjek masuk kedalam

fase empat teori Sanders, Healing (Centering Ourselves).

“pas yang nyadarin itu dulu inget ga ada kuliah agama Kristen

kan dia cerita anaknya sama istrinya sudah meninggal. Disitu aku

mikir ya ampun dia kehilangan dua sekaligus, aku cuma kehilangan

satu, papiku, aku masih punya mamiku, kakak-kakakku, tapi aku itu ga

bersyukur banget si punya mereka.”

S2. B 460-471

Renungan berhasil menjadi titik tolak subjek sehingga subjek

belajar untuk menerima kepergian ayahnya. Saat ini subjek masuk ke

dalam fase lima teori Sanders, Renewal (Learning to Live Without).

Renungan subjek dapat dilihat dalam kutipan:

“tadinya itu aku, kakakku, aku ciciku, kokoku tadinya cuek

sama mamiku sama papiku juga. Kita tau kita punya masalah kita

punya orang tua jadi kita pasti bisa nyelesein karena kita punya orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

tua. Abis itu ternyata mereka itu ga gitu ya, mereka itu mmm aku sama

cici sama kokoku mikirnya mereka manusia juga bisa ga ada suatu

saat. Jadi yang ada aku sama cici kokoku lebih menjaga mamiku.”

S2. B 483-498

Setelah subjek bisa menerima keadaan bahwa ayahnya sudah

meninggal subjek merasakan perubahan dalam dirinya dan keluarga.

Subjek bisa menjadi lebih dewasa. Subjek dan saudara-saudaranya

memutuskan untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka

menjadi lebih dekat dan lebih peduli satu sama lain. Hal yang menjadi

ganjalan bagi subjek adalah sikap subjek yang dulu tidak baik kepada

ayahnya. Akan tetapi subjek percaya bahwa hal tersebut merupakan

proses menuju kedewasaan.

Awal narasi menceritakan mengenai hubungan subjek dengan

ayahnya yang baik. Ayah subjek suka menolong jika subjek dalam

kesulitan. Hal tersebut membuat subjek memiliki kedekatan tersendiri

dengan ayahnya. Sehingga saat ayah subjek meninggal, subjek

mengalami masa dimana dirinya menolak hal tersebut dan merasakan

kemarahan. Subjek memiliki penyesalan akan sikap subjek yang

kurang baik kepada ayahnya seperti pada kutipan kutipan berikut,

“kalo inget dulu suka nakal sama papiku. Kalo inget itu sih nyesel, iya

nyesel”. Subjek dan keluarga mengalami titik balik yang membawa

mereka pada pemahaman baru mengenai keluarga. Bagi subjek sendiri

peristiwa kematian ayahnya menjadi sebuah titik balik bagi dirinya

sendiri. Subjek mampu berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Titik balik dan makna positif dari kematian ayahnya membuat

narasi ini masuk ke dalam struktur narasi progresif. Meskipun subjek

memiliki penyesalan yang menjadi ganjalan bagi dirinya hal tersebut

tidak merubah struktur narasi yang dimiliki oleh subjek. Subjek yang

memiliki penyesalan terhadap ayahnya tetap bisa mendapatkan titik

balik sehinggga dirinya mampu berubah menjadi individu yang lebih

baik.

4. Subjek 4

Awal cerita, subjek menceritakan kehidupannya yang dinilai

tidak positif. Kehidupannya yang tidak positif dilihat dari hubungan

subjek dengan anggota keluarganya yang kurang baik. Kematian pada

awalnya bukanlah suatu hal yang memiliki peranan dalam kehidupan

subjek. Subjek memiliki sifat yang kurang baik, seperti egois dan

kurang keinginan untuk berbagi dengan orang lain, selain itu subjek

juga kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Hal

ini terungkap saat subjek bercerita mengenai ketidakpedulian mereka

saat ayah mereka mengeluh sakit tetapi tidak ada seorangpun anggota

keluarga yang peduli dan berinisiatif untuk membawa ayah ke rumah

sakit. Subjek memandang kehidupannya dan keluarga sebagai keluarga

yang kurang baik. Rasa peduli yang dirasa sangat kurang dan

keterbukaan yang minim menjadi perhatian subjek selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Subjek terkejut saat mendapat kabar bahwa ayahnya telah

meninggal. Akan tetapi subjek tidak terlalu kaget karena sebelumnya

subjek sudah memiliki firasat akan kepergian ayahnya. Setelah

kepergian ayahnya, subjek mengalami rasa cemas. Kepergian ayahnya

bukanlah hal yang membuat dirinya merasa cemas, tetapi kehilangan

ayah sebagai pencari nafkahlah yang membuat dirinya merasa dalam

tekanan.

Kecemasan subjek disini masuk kedalam fase ketiga teori

Sanders yaitu Conservation and Need to Withdrawal (Helplessness or

Loss of Control). Selain kecemasan karena kehilangan sosok pencari

nafkah, subjek juga cemas karena dirinya mendapat peran sebagai

kepala rumah tangga secara tiba-tiba. Subjek yang merasa cemas juga

msuk ke fase ketiga Sanders yaitu Conservation and Need to

Withdrawal (Helplessness or Loss of Control). Kekhawatiran subjek

dapat dilihat dalam kutipan berikut:

“ya karena mamaku kan ibu rumah tangga, gak kerja dan

segala macam ya takut dong uang dari mana sih buat ngerawat lima

anak. Lebih ke situ sih kalo yang aku lihat, soalnya gak ada yang

kerja… aku lebih tertekannya karena kasian aja adek-adekku, karena

kan aku punya tugas yang begitu banyak, aku pikir jadi itu yang bikin

stres, mikirin segala hal.”

S4. B 460-469 ; B 512-519

Karena subjek tidak mengerti mengenai tanggung jawab

barunya, subjek meminta pertolongan dari lingkungan sekitarnya.

Disini subjek masih berada di fase ketiga teori Sanders yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Conservation and Need to Withdrawal (Helplessness or Loss of

Control). Berikut kutipan kalimat subjek:

“awal-awalnya itu kayak kasi pengumuman, “tolong dong

bantu aku” Karena aku itu kayak gak bisa apa-apa, gak ngerti mau

ngapain.”

S4. B 561-567

Subjek yang kewalahan karena tanggung jawab barunya sangat

mengharapkan adanya bantuan dari keluarganya masuk dalam fase

ketiga yaitu Conservation and Need to Withdrawal (Diminished Social

Support).

“aku cuma pengen semua anggota keluarga bisa diajak

musyawarah. Bisa diajak ngomong jadi gak semua semua dilimpahin

ke aku”

S4. B 665-670

Subjek berusaha untuk menerima kepergian ayahnya sehingga

dirinya tidak bersedih lagi. Subjek disini masuk ke dalam fase empat

teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Untuk merelakan

kepergian ayahnya, subjek membentuk suatu pola pikir mengenai misi

yang ayahnya emban. Subjek percaya bahwa ayahnya memiliki misi

untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan misi tersebut telah selesai

sehingga sudah saatnya ayahnya pergi. Fokus subjek disini masuk

kedalam fase kelima dari teori Sanders yaitu Renewal (Learning to

Live Without).

“karena pada saat itu langsung move on. Karena aku berpikir

pada saat papaku meninggal yaudah misi dia selesai. Sekarang lanjut

misi aku, jadi aku gak, gak terlalu lama-lama lah buat sedih.”

S4. B 714-722

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Dalam pembentukan pola pikir tersebut, subjek berhasil

menemukan titik balik dimana dirinya bisa beranjak dari rasa sedih

atas kepergian ayahnya dan membawa dirinya kepada pemikiran baru

yang lebih baik. Pemikiran tersebut adalah diri subjek sebagai orang

yang melanjutkan misi ayahnya. Subjek memiliki misi untuk membuat

keluarganya menjadi keluarga yang lebih baik dari sebelumnya. Akan

tetapi sebelum subjek memulai misinya tersebut, subjek berusaha

untuk mengubah dirinya terlebih dahulu. Subjek berusaha untuk

mengubah sifat yang ia rasa kurang baik agar bisa menjadi baik dan

bisa terpancar kepada keluarganya. Dalam tahapan ini subjek masuk ke

fase keempat teori Sanders yaitu Healing (Forming a New Identity)

dimana subjek menemukan kematangan dirinya. Subjek memiliki

sebuah refleksi mengenai kehidupan keluarganya. Dirinya menyesali

kurang baiknya hubungan antara dirinya dengan ayahnya sehingga

subjek menginginkan perubahan dalam keluarganya kini yang dapat

dilihat dalam kutipan berikut:

“aku percaya papaku punya misi untuk mendidik istrinya, anak-

anaknya buat jadi lebih baik. Nah papaku mewujudkan itu dengan cara

bekerja biar kita kecukupan. Tapi ya kita jadinya jauh, gak terlalu

dekat… Terus ya karena aku punya misi seperti ini sih aku pengen

mengubah keluargaku biar gak seperti dulu”

S4. B 732-741 ; B 810-814

Jika dilihat berdasarkan hasil wawancara, narasi ini bersifat

progresif. Subjek merasa bahwa kehidupannya sudah berubah

semenjak kepergian ayahnya. Meskipun kepergian ayah subjek adalah

cobaan yang berat, tetapi subjek bisa memetik pelajaran positif. Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

percaya bahwa misi ayahnya adalah untuk membuat keadaan keluarga

lebih baik dengan cara mencukupkan segala kebutuhan mereka. Akan

tetapi hal inilah yang membuat keluarga subjek tidak dekat satu sama

lain. Setelah kepergian ayahnya subjek merasa bahwa sekarang adalah

misinya untuk membuat keluarga lebih baik dengan cara mendekatkan

diri satu sama lain dan belajar untuk berbagi. Subjek sedang dalam

tahap belajar untuk mengubah sifatnya yang dia rasa kurang baik

menjadi lebih baik untuk kedepannya agar ia bisa memenuhi misinya.

Pernyataan subjek berupa, “tapi ya aku berpikir mungkin

dengan gak adanya papa bisa jadi jalan buat kita bangkit” membuat

subjek masuk ke dalam struktur narasi progresif. Hal ini dikarenakan

subjek berhasil mengambil suatu hal positif dan berubah menjadi

pribadi yang lebih baik semenjak kepergian ayahnya. Ditambah lagi

subjek sudah merelakan semua penyesalan atas kematian ayahnya.

Pernyataan-pernyataan diatas sesuai dengan ciri-ciri struktur narasi

progresif.

5. Subjek 5

Narasi diawali dengan subjek yang memiliki sifat manja dan

suka tergantung dengan orang lain. Subjek tidak pernah mau

menyentuh pekerjaan rumah sedikitpun. Subjek memandang

kehidupannya tidak terlalu baik pada awal cerita. Subjek menceritakan

bahwa dirinya dan ibunya sangat dekat, akan tetapi kedekatan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

terjadi karena ayah subjek yang sudah meninggal sebelumnya

menyebabkan subjek hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tidak

jarang subjek berselisih paham dengan ibunya, akan tetapi hal ini tidak

mengganggu kepedulian mereka satu sama lain. Seperti saat ibu subjek

pergi tanpa pamit, subjek yang cemas mencari ibunya sampai ketemu.

Begitu pula sebaliknya, saat subjek sakit, ibu subjek akan sedih dan

terus menemani subjek.

Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock.

Subjek kaget dan sedih saat mengetahui bahwa ibunya telah

meninggal. Subjek tidak menyangka bahwa ibunya sudah meninggal,

karena awalnya subjek berpikir masih ada harapan. Subjek masih

berada dalam fase Shock (ketidakpercayaan). Rasa sedih subjek

memuncak saat dirinya harus menghadapi kenyataan bahwa subjek

harus tinggal sendiri. Keadaan tersebut sulit untuk diterima oleh subjek

dan subjek sempat melakukan penolakan seperti tidak mau pulang dari

makam. Keadaan ini masuk dalam fase dua teori Sanders yaitu

Awareness of Loss (Conflict). Penolakan subjek dapat dilihat dalam

kutipan berikut:

“ah kalo aku kan kerasa banget sepi nya, gak ada siapa-siapa

lagi. Pas dimakam itu habis dimakamin kan aku gak mau pulang.”

S5. B 326-331

Saat subjek berada di titik puncak ketakutannya, keluarga

subjek memberi subjek dukungan kepada subjek agar tidak merasa

kesepian karena subjek masih memiliki keluarga. Keluarga subjek juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

berusaha untuk menghibur subjek agar tidak merasa kesepian dan

sedih. Keadaan ini masuk dalam fase tiga teori Sanders Conservation

and Need to Withdrawal (Diminished Social Support) dan dapat dilihat

dalam kutipan sebagai berikut:

“nek koe suntuk ning omah langut (langut itu apa ya kalo

kesepian, ga ada kerjaan) ya main-mainlah kesini. Kan disini ada

anaknya Ijan sama Deta. Bisa bantu-bantu warung… Kalo misalnya

kamu gak punya maem, eh apa kalo gak sempet masak ya kesini aja..

Yang lain-lain itu gak usah mikir misalnya uang kuliah, gak musingin

mau kerja mau ngapainlah. Keluarga si pasti gitu. Kalo jalan-jalan

diajak sama mereka. Jadi ya sebisa mungkin aku gak merasa sendirian

lah”

S5. B 421-430 ; B 432-440

Walaupun keluarga sudah berusaha memberikan subjek

dukungan sosial akan tetapi rasa sedih karena harus tinggal sendiri

tidak bisa dihindari oleh subjek. Kesendirian yang subjek alami

menjadi titik balik dari narasi subjek. Subjek yang tidak pernah

memegang urusan rumah tangga, sekarang harus belajar untuk

mengerjakan semuanya sendiri. Subjek juga belajar untuk menghadapi

ketakutannya sendiri karena sudah tidak ada ibu atau ayah yang bisa

membantunya. turning point subjek terjadi dalam fase empat teori

Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves).

“saya ngerenung selama setengah jam, saya ngerengung kek

gini, sudah saya harus diem. Saya sekarang sendiri, sudah gak ada

siapa-siapa. Saya harus lawan dia, karena kalo bukan saya yang lawan,

mau siapa lagi? Konsekuensinya tinggal sendiri itu ya harus berani

mau ngapa-ngapain sendiri.”

S5. B 570-600

Setelah subjek berhasil menemukan titik tolak, subjek perlahan

berubah menjadi seseorang yang lebih mandiri dan lebih menghormati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

orang tua. Subjek juga akhirnya berhasil menerima kepergian ibunya

dengan membangun sebuah pemikiran bahwa ibunya sudah tidak sakit

lagi. Hal yang masih mengganjal subjek adalah keinginannya untuk

mengulang waktu dan bersikap lebih baik kepada ibunya. Tinggal

sendiri dan belajar mengerjakan urusan rumah tangga sendiri

menjadikan subjek masuk fase lima teori Sanders yaitu Renewal

(Accepting Responsibility for Ourselves). Berikut kutipan dimana

subjek menerima tanggung jawab baru pada dirinya:

“jadi prinsipnya tinggal sendiri itu semuanya mesti bisa kamu

tanganin, semuanya.”

S5. B 647-650

Jika ditinjau dari struktur narasinya, narasi ini bersifat

progresif. Subjek berhasil mengubah sifatnya yang kurang baik

menjadi lebih baik setelah kepergian ibunya. Kepergian ibu subjek

adalah hal yang berat bagi subjek karena berarti subjek harus

menjalankan segala kewajiban sendiri. Kedekatan subjek dengan

ibunya menjadikan subjek seorang anak yang manja. Subjek tidak bisa

mengurus urusan rumah tangga. Akan tetapi kematian ibu subjek

adalah sebuah pukulan keras bagi subjek dimana subjek mau tidak mau

harus belajar untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Setelah beberapa saat subjek berhasil memproses kesendiriannya dan

berhasil membuatnya bangkit dari rasa sedih dan keterpurukan. Subjek

sekarang sudah bisa mengurus urusan rumah tangga dengan baik dan

menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Ciri-ciri struktur narasi progresif ditemukan dalam narasi ini

Subjek merasa kehidupannya berubah kearah positif dan berhasil

menemukan makna dibalik peristiwa kematian. Akan tetapi subjek

masih memiliki keinginan untuk memperbaiki sikapnya kepada ibunya

sebelum ibunya meninggal. Berikut kutipan kalimat subjek yang

menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki penyesalan di masa lalu,

“..aku di depan ibu tuh memorinya pasti buruk semua gitu. Jadi

seandainya bisa ngulang waktu aku pengen bener-bener ngerubah

sikap aku”. Penyesalan subjek menuntut subjek untuk berproses lebih

baik lagi agar bisa merelakan semua yang terjadi agar bisa sampai

kepada penerimaan kematian secara penuh. Penyesalan subjek tidak

merubah struktur narasi yang dimiliki oleh subjek. Hal ini dikarenakan

subjek tetap berproses dan berhasil berubah menjadi lebih positif

sehingga subjek tetap mendapat struktur narasi progresif.

6. Kesimpulan Umum

Dari kelima subjek dewasa awal di Yogyakarta, lama waktu

yang dibutuhkan tiap subjek untuk berproses tidaklah sama. Subjek

pertama memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk bisa

mengiklaskan kepergian ayahnya. Sedangkan subjek kedua

memerlukan waktu sekitar 100 hari untuk mengiklaskan kepergian

ayahnnya. Subjek ketiga mendapatkan keiklasan yang utuh saat subjek

duduk di bangku kuliah. Sementara itu subjek keempat menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

bahwa dirinya tidak memerlukan waktu lama untuk bakit dari rasa

sedih. Pada subjek kelima penerimaan akan kepergian ibunya di dapat

sekitar 40 hari kepergian ibunya.

Walaupun para subjek memerlukan waktu yang bervariasi

untuk menerima kematian orang tua mereka, para subjek dapat

berproses mengenai kematian ayah atau ibu mereka dan berhasil

mengubah sifat negatif mereka menjadi lebih baik. Kelima subjek

tidak menyangka akan kepergian ayah atau ibu mereka. Penerimaan

akan kepergian ayah atau ibu terlihat sangat sulit bagi subjek 1, 2, 3,

dan 5. Di sisi lain penerimaan subjek 4 akan kepergian ayah dirasa

lebih mudah.

Seperti yang kita lihat pada subjek yang keempat, dimana

hubungan subjek dengan ayahnya tidak begitu baik, subjek tidak

membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk berduka. Subjek dengan

segera menerima kepergian ayahnya. Subjek keempat lalu mengubah

fokusnya pada status barunya sebagai kepala keluarga dan tidak

terlalu mendalami proses berduka itu sendiri. Sedangkan pada subjek

pertama, kedua, ketiga dan kelima memiliki hubungan yang baik

dengan orang tua mereka yang meninggal. Hubungan anak dengan

orang tua yang kuat inilah yang membuat keempat subjek tersebut

tidak dapat langsung bangkit dari rasa berdukanya. Keempat subjek

memerlukan waktu untuk berproses mengolah rasa duka hingga

sampai pada pencapaian titik balik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Kelima subjek berusaha untuk maju dan bergerak ke depan.

Kelima subjek memiliki struktur narasi progresif. Struktur narasi

progresif tanpa penyesalan hanya ditemukan pada subjek yang

pertama dan keempat. Keadaan hubungan para subjek dengan orang

tua mereka sangat bertolak belakang. Subjek pertama adalah sosok

anak yang sangat dekat dengan ayahnya sedangkan di sisi lain subjek

keempat memiliki hubungan yang renggang dengan ayahnya.

Perbedaan hubungan antara subjek pertama dan keempat dengan

orang tua juga menciptakan perbedaan pada penerimaan mengenai

kepergian orang tua. Subjek pertama memerlukan waktu kurang lebih

satu tahun untuk menerima kepergian ayahnya sedangkan subjek

keempat tidak memakan banyak waktu untuk menerima kepergian

ayahnya. Ciri-ciri struktur narasi progresif adalah berhasilnya subjek

pertama dan subjek keempat untuk mendapatkan titik balik dan tidak

adanya penyesalan di dalam diri mereka masing-masing sehingga

mereka mampu merubah diri mereka ke arah yang lebih positif.

Sedangkan untuk subjek kedua, ketiga, dan kelima masuk

kedalam kategori struktur narasi progresif dengan penyesalan. Ketiga

subjek memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang tua mereka.

Ketiga subjek tidak berhasil untuk menerima kepergian orang tua

mereka karena posisi ketiga subjek sedang tidak bersama dengan

orang tua mereka saat peristiwa kematian. Selain itu ketiga subjek

mengetahui kepergian orang tua mereka saat mereka sampai ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

rumah sakit dan rumah mereka. Akan tetapi penyesalan yang dialami

oleh para subjek tidak mempengaruhi struktur narasi mereka.

Penyesalan tidak merubah struktur narasi mereka karena ketiga subjek

berhasil menemukan titik balik dan makna dari peristiwa. Ditambah

lagi dengan berhasilnya para subjek untuk berubah menjadi lebih

positif.

Di sisi lain hubungan yang dekat dengan orang tua membuat

ketiga subjek terkejut atas kepergian yang mendadak. Ditambah lagi

dengan ketiga subjek merasa bahwa masih ada ganjalan yang

menyebabkan mereka masih ingin kembali ke masa lalu dan berusaha

memperbaiki kesalahan mereka. Empat hal diatas membuat ketiga

subjek sulit menerima kepergian orang tua mereka. Walaupun ketiga

subjek berhasil menemukan titik balik dimana mereka berhasil

berubah menjadi orang yang lebih baik, akan tetapi ketiga subjek

masih bertahan di masa lalu. Bertahannya subjek pada pengandaian

“andai aku bisa kembali ke masa lalu” akan membuat dirinya tertahan

dan tidak akan maju menjadi seseorang yang lebih baik.

Dapat dilihat bahwa subjek yang mengalami maju-mundurnya

fase berduka adalah subjek pertama, kedua, ketiga dan keempat.

Kepergian yang terjadi secara mendadak menyebabkan subjek

pertama dan ketiga sulit menerima kepergian itu sendiri. Hal ini

menyebabkan subjek pertama dan ketiga kembali ke fase yang

pertama walaupun sudah melalu fase yang kedua dan ketiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Walaupun sempat mundur, subjek pertama dan ketiga bisa maju

menuju fase akhir karena mendapatkan dukungan yang cukup banyak

dari lingkungan sekitar mereka. Di sisi lain untuk subjek yang kedua,

walaupun sudah mendapat sedikit masukan mengenai kemungkinan

bahwa ayahnya akan meninggal, subjek tetap mengalami kesulitan

dalam proses berduka yang ia hadapi karena subjek sedih tidak bisa

menemani di saat terakhir ayahnya dan subjek merasa tidak

mendapatkan dukungan dari lingungan sekitarnya. Untuk subjek

kedua kemunduran fase terjadi saat subjek sudah masuk fase keempat,

kemudian kembali ke fase ketiga karena subjek memerlukan

dukungan sosial.

Lain halnya dengan subjek keempat, subjek melompati fase

yang pertama dan kedua lalu langsung masuk kedalam fase yang

ketiga. Hal ini dikarenakan renggangnya hubungan subjek dengan

orang tuanya dan kewajiban baru yang subjek dapatkan lebih menyita

fokusnya dibandingkan dengan rasa sedih yang ia rasakan. Ditambah

lagi subjek tidak mendapat dukungan yang ia harapkan dari

lingkungan sekitarnya. Subjek mengalami kemunduran fase saat

dirinya sudah berada di fase kelima. Hal yang menyebabkan dirinya

mundur karena subjek menemukan sebuah pola pikir yang positif

ketika subjek berusaha belajar menjalani hidup tanpa ayahnya.

Sedangkan untuk subjek kelima menjalani fase yang berurutan.

Subjek kelima mengalami proses berduka dengan berutan. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

dikarenakan subjek mendapatkan banyak dukungan dari lingkungan

sekitarnya, sehingga subjek mampu melewati rasa duka yang ia

rasakan.

C. Pembahasan

Dalam penelitian ini dihasilkan proses-proses berduka dan struktur

narasi dari setiap subjek yang telah mengalami kematian orang tuanya.

Kelima subjek memiliki proses dan struktur narasi yang berbeda meskipun

ada juga proses dan struktur narasi yang sama. Hal tersebut dipengaruhi

oleh dukungan yang diterima subjek saat berduka, hubungan subjek

dengan orang tua, tanggung jawab baru setelah peristiwa kematian dan

penyesalan terhadap kematian orang tua.

Ada beberapa pendapat mengenai jalannya proses berduka. Dalam

Santrock (2002), Averill mengungkapkan bahwa fase duka cita yang akan

dialami terjadi secara berurutan menurut garis waktu yang sudah

ditetapkan oleh Averill. Sedangkan Kubler-Ross berpendapat bahwa

proses itu sendiri terjadi tidak harus sesuai dengan urutan. John Bowlby

juga berpendapat bahwa individu yang berdukacita dapat bergerak maju

mundur diantara fase-fase tersebut (Clark, 2004). Jika dilihat berdasarkan

fase berduka yang dialami oleh tiap subjek, dapat dilihat bahwa fase

berduka yang terjadi tidak teratur, bahkan beberapa mengalami maju-

mundur fase berduka. Pemahaman mengenai kematian pada dewasa awal

yang belum sebanyak dewasa akhir yang menyebabkan maju-mundurnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

fase berduka. Hal ini seusai dengan pernyataan bahwa pemahaman

mengenai kematian memungkinkan terjadinya maju-mundur nya fase

berduka individu dewasa awal yang menghadapi kematian orang tuanya

(Santrock, 2002).

Penelitian Dorothy (2010) juga menyatakan bahwa jalannya proses

berduka tidaklah sama pada setiap individu. Hal tersebut sejalan dengan

hasil penemuan peneliti mengenai maju mundurnya fase berduka individu.

Subjek pertama hingga subjek keempat mengalami maju mundurnya fase

karena pengalaman berduka yang mereka alami adalah pengalaman

berduka orang terdekat mereka yang pertama. Seperti yang dialami oleh

subjek pertama dan ketiga, kedua subjek tersebut mengalami kesulitan

dalam menerima realita kematian sehingga kedua subjek maju mundur

diantara fase pertama dan kedua.

Sementara itu subjek kedua mengalami maju mundur fase berduka

karena saat subjek berusaha mengendalikan diri setelah peristiwa kematian

subjek merasa kurangnya dukungan yang ia dapatkan sehingga

membuatnya kembali ke fase tiga. Untuk subjek kelima, mundurnya fase

berduka subjek terjadi saat subjek sudah ada di fase lima, learning to live

without ke fase empat forming a new identity. Sedangkan pada subjek

kelima yang memiliki proses berduka yang berjalan maju, kematian

ibunya adalah pengalaman berdukanya yang kedua setelah kepergian

ayahnya beberapa tahun sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Keeratan hubungan antara orang tua dan anak memiliki pengaruh

yang berbeda dalam maju mundurnya proses berduka yang dialami.

Subjek pertama, kedua, ketiga dan keempat memiliki proses duka maju-

mundur. Sedangkan subjek kelima memiliki proses duka maju. Subjek

pertama, kedua, ketiga dan kelima memiliki hubungan yang baik dengan

orang tua mereka sebelum peristiwa kematian. Akan tetapi hanya subjek

kelima yang memiliki proses duka maju sedangkan sisanya memiliki

proses duka maju-mundur. Di sisi lain subjek keempat memiliki hubungan

yang kurang baik dengan orang tua nya, akan tetapi subjek keempat

memiliki pola narasi maju-mundur.

Setelah kepergian ayah atau maupun ibu subjek, para subjek

merasakan adanya perubahan yang cukup signifikan yang terjadi pada

mereka dan keluarga. Dimulai dari tidak adanya pencari nafkah, teman,

panutan, dsb. Hal-hal tersebut menjadi masalah bagi para subjek karena

ayah maupun ibu mereka adalah tempat subjek bergantung. Secara

bertahap tapi pasti, para subjek bergerak maju ke fase yang lebih tinggi

dan lebih baik. Subjek belajar untuk meninggalkan rasa sedihnya dan

berusaha untuk fokus terhadap kehidupan yang masih harus dijalani.

Teori kedekatan menyatakan bahwa seorang anak memerlukan

hubungan yang aman dengan orang dewasa pemberi kasih sayang, dimana

tanpa lingkungan sosial dan emosional yang normal hal ini tidak akan

terwujud (Rostilla, .M. dan Sareela, Jan M., 2011). Pernyataan di atas

diwujudkan peneliti melalui pertanyaan mengenai dukungan sosial yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

didapat para subjek dari lingkungannya. Sanders (dalam Dorothy, 2010)

menyatakan bahwa seseorang yang mengalami grief membutuhkan

dukungan sosial selama mereka berada dalam keadaan grief. Hasil

wawancara yang telah dilakukan memberikan pernyataan bahwa kelima

subjek sangat berharap mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan

mereka untuk melewati masa sulit. Akan tetapi hanya tiga dari lima subjek

yang mendapatkan dukungan sosial yang baik, sedangkan kedua subjek

lainnya menyatakan bahwa dukungan sosial yang mereka dapatkan dirasa

kurang.

Dua dari lima subjek yaitu subjek kedua dan keempat menyatakan

bahwa mereka tidak mendapat dukungan yang cukup. Kedua subjek

terkesan bertahan sendiri demi tujuan yang mereka targetkan. Akan tetapi

kedua subjek pada akhirnya mampu mendapatkan titik balik dimana

mereka bisa menerima dan mengiklaskan kematian ayah mereka.

Sedangkan untuk subjek pertama, keempat dan kelima ditemukan bahwa

mereka mendapatkan dukungan yang baik dari lingkungan sekitar mereka.

Dukungan yang kuat dari sekitar membuat ketiga subjek juga

mendapatkan titik balik. Pernyataan tersebut membantah pernyataan dari

Rostilla dan Sareela karena seperti yang kita dapat lihat, kelima subjek

yang tidak semuanya mendapat dukungan positif dari keluarga tetap bisa

mendapatkan titik balik untuk penerimaan atas kematian.

Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa dukungan sosial

memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap subjek. Seperti yang kita lihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

bahwa subjek pertama, ketiga dan kelima yang mendapatkan dukungan

sosial yang baik memiliki struktur narasi progresif. Sejalan dengan hal di

atas, subjek kedua dan keempat yang tidak mendapatkan dukungan sosial

yang baik juga memiliki struktur progresif.

Reaksi terkejut dan kaget saat pertama kali mendengar kabar

kematian dirasakan oleh kelima subjek. Hal ini dikarenakan kehilangan

yang terjadi secara mendadak menyebabkan para subjek kehilangan sosok

dimana mereka bergantung secara mental maupun finansial. Kehilangan

secara mendadak juga membuat subjek merasa tidak nyaman dengan status

baru mereka, hal tersebut diungkapkan oleh Cahyasari (2009) orang tua

merupakan orang yang paling dekat dengan anak, hangatnya sebuah

keluarga akan membuat kedekatan yang terjalin antara anak dan orang tua,

dan kedekatan itu akan membuat anak menjadi merasa aman dan nyaman.

Berdasarkan pernyataan Worden (1982) setiap orang yang berduka

harus belajar untuk menerima kenyataan mengenai kehilangan, bertahan

dari rasa duka, menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa adanya

almarhum dan mengarahkan energi dari yang meninggal kepada jenis

hubungan lain. Pernyataan Worden ini sesuai dengan fase lima dari

Sanders yaitu renewal. Pada fase ini, seseorang mulai beradaptasi,

menerima, dan belajar untuk menjalani hidup tanpa kehadiran orang yang

ia kasihi yang sudah meninggal dunia (Sanders, 1992). Kelima subjek

berhasil sampai pada fase ini dan kelima subjek berhasil menjalani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, walaupun tiga diantaranya

masih memiliki penyesalan terhadap kematian orang tua mereka.

Pada awalnya muncul penolakan atas kenyataan mengenai

kepergian, keinginan akan kembali hidupnya orang tua, penyesalan karena

tidak bisa menemani di saat terakhir menjadi hal yang memberatkan para

subjek mengenai kepergian orang tua mereka. Tiga dari lima subjek

memiliki penyesalan setelah peristiwa kematian. Subjek kedua, ketiga dan

kelima sama-sama sedang tidak berada di samping orang tua saat peristiwa

kematian dan hanya mendapatkan perintah untuk kembali ke rumah atau

rumah sakit. Rasa penyesalan ini membuat subjek sulit untuk benar-benar

maju. Walaupun ketiga subjek berhasil menemukan titik balik, para subjek

akan kembali kepada pengandaian “andai aku bisa kembali”. Dalam

sebuah artikel Cruse Bereavement Care disebutkan bahwa kehadiran diri

saat peristiwa kematian dapat membantu untuk meyakinkan akan realitas

kematian dan membantu dalam proses berduka.

Berbeda dengan kedua subjek lainnya, yaitu subjek pertama dan

subjek keempat. Kedua subjek ini berhasil menemukan titik balik

sekaligus pengiklasan atas kematian orang tua mereka. Meskipun kedua

hal tersebut tidak didapatkan dalam jangka waktu yang dekat, kedua

subjek berhasil untuk membangkitkan rasa iklas dan tidak menyesal atas

apapun yang telah terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Bagan fase berduka subjek 1.

Subjek YH

Shock (State of Alarm)

Awareness of Loss (Prolonged Stress)

Shock (Ketidakpercayaan)

Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Despair Rather Than Depression)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Withdrawal and The Need to Rest)

Healing (Centering Ourselves)

Healing (Centering Ourselves)

Renewal (Renewing Self Awareness)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Bagan fase berduka subjek 2.

Subjek LS

Awareness of Loss (Prolonged Stress)

Healing (Assuming Control)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Diminished Social Support)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Despair Rather Than Depression)

Healing (Centering Ourselves)

Renewal (Learning to Live Without)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Bagan fase berduka subjek 3.

Subjek MA

Shock (Confussion)

Awareness of Loss (Prolonged Stress)

Awareness of Loss (Separation Anxiety)

Shock (Ketidakpercayaan)

Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations)

Healing (Centering Ourselves)

Renewal (Learning to Live Without)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Bagan fase berduka subjek 4.

Subjek FN

Terkejut

Conservation and The Need to Withdrawal

(Helplessness or Loss Control)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Helplessness or Loss Control)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Diminished Social Support)

Healing (Centering Ourselves)

Renewal (Learning to Live Without)

Healing (Forming a New Identity)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Bagan fase berduka subjek 5.

Subjek MK

Shock (Ketidakpercayaan)

Awareness of Loss (Conflict)

Healing (Centering Ourselves)

Conservation and The Need to Withdrawal

(Diminished Social Support)

Renewal

(Accepting Responsibility for Ourselves)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pengalaman berduka yang dialami tiap subjek berbeda satu dengan

yang lainnya. Pengalaman berduka para subjek disebabkan oleh kematian

orang tua yang terjadi secara tiba-tiba. Banyak hal yang dapat

mempengaruhi pengalaman berduka para subjek, diantaranya adalah

kedekatan antara orang tua dengan anak, kehilangan sosok yang penting.

Dalam prosesnya ada beberapa subjek mengalami penolakan atas kepergian

orang tua mereka dan ada subjek yang bias menerima kematian dengan

lapang dada.

Para subjek berhasil bangkit dari rasa sedih akan kematian karena

para subjek mampu untuk mencapai suatu target baru yaitu hidup yang lebih

baik. Dalam prosesnya banyak hal yang menjadi pendukung proses

penerimaan, yaitu dukungan sosial, hubungan antara orang tua dan anak,

tanggung jawab baru yang diemban dan rasa penyesalan akan kematian.

Meskipun tidak semua faktor pendukung dimiliki oleh kelima subjek, akan

tetapi kelima subjek berhasil sampai pada titik balik yang merubah hidup

mereka. Titik balik ini juga mengantar mereka kepada penerimaan akan

kematian. Tidak semua subjek dapat berjalan mulus menuju penerimaan

kematian, ada beberapa subjek yang mengalami maju mundur fase berduka

dan ada subjek yang fase berdukanya berjalan maju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Bahkan beberapa subjek memiliki rasa penyesalan akan kematian

orang tua mereka, meskipun tidak semua subjek memiliki penyesalan

tersebut. Pernyataan tersebut membuat kelima subjek memiliki struktur

narasi progresif. Dua subjek dengan struktur narasi progresif setelah

mencapai titik balik tidak memiliki penyesalan akan kematian orang tua

mereka sehingga mereka dapat sampai pada penerimaan akan kematian.

Sedangkan untuk subjek dengan struktur narasi progresif lainnya, setelah

mereka sampai pada titik balik, para subjek memunculkan kembali

penyesalan di masa lalu. Tetapi tidak merubah struktur narasi yang telah

didapatkan.

B. SARAN

1. Bagi lingkungan sosial

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ditemukan bahwa tiap

individu memiliki prosesnya sendiri untuk melalui pengalaman

berdukanya. Selain itu ditemukan pula hal-hal yang mempengaruhi

jalannya proses berduka tersebut, salah satunya adalah dukungan social.

Oleh karena itu bagi lingkungan sekitar diharapkan bisa memberikan

dukungan lebih banyak terhadap mereka yang ditinggalkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa kedekatan antara orang tua dan

anak memiliki hasil yang berbeda pada penerimaan. Dukungan sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

baik yang kurang maupun cukup juga memiliki hasil yang berbeda

terhadap penerimaan. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya

diharapkan bisa meneliti hal-hal tersebut lebih lanjut lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, Lewis.R.. (1993). Dying, death, and bereavement. 3rd ed. Massachusetts :

Allyn and Bacon

Atkinson, Robert. The life story interview

Bartlett, Ruth. (2011). Using diaries in research with people with dementia.

University of Southampton

Bungin, Burhan. (2008). Penelitian kualitatif : komunikasi, ekonomi, kebijakan

publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana

Bosticco, Cecilia & Thompson, Teresa L. (2005). Narratives and story telling in

coping with grief and bereavement. Baywood Publishing Co., Inc

Cahyasari, Intan. (2009). Grief Pada Remaja Putra Karena Kedua Orang Tuanya

Meninggal. Universitas Gunadarma

Clark, Andrew. (2004). Working with Grieving Adults. Advances in Psychiatric

Treatment, vol. 10, 164–170

Cruse Bereavement Care. How Bereavement Affects Adults diakses tanggal 18

September 2013.

http://www.bbc.co.uk/health/emotional_health/bereavement/bereavement

effectsadults.shtml

John, Robins & Pervin. (2008). Handbook of personality : theory and research

(3rd ed.). New York : Builford Press

Lemme, Barbara H. (1995). Development in adulthood. America : Allyn and

Bacon

Liebman, Joshua Loth. (2001). AlLifeCare guided to grief and bereavement.

LifeCare Inc

Maier, E. Hailey & Lachman, Margie E. (2000). Consequences of early parental

loss and separation for health and well-being in midlife. International

Journal of Behavioral Development

Mallon. (2008). Attachment and Loss, Death and Dying : Theoretical

Foundations for Bereavement Counselling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

McAdams, Dan P. (2005). The redemptive self. New York : Oxford University

Press, Inc

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Ortlipp, Michelle. (2008). Keeping and using reflective journals in the qualitative

research process. The Qualitative Report Volume 13

Poerwandari, K. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan

Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia

Rando, T.A. (1991). How to go on living when someone you love dies. New York:

Bantam Books

Rostilla, .M. dan Sareela, Jan M., (2011). Time Does Not Heal All Wounds:

Mortality Following the Death of a Parent, Journal of Marriage and Family

73 (February 2011): 236 – 249

S. Dorothy, Yolanda. (2010). Penghayatan Grief Pada Ayah yang Menghadapi

Kematian Anak. Universitas Sumatera Utara

Santrock, John .W. (2002). Life-span development. Perkembangan masa hidup

ed.2. Jakarta : Erlangga

Smith, J. (2008). Qualitative psychology: a practical guide to research methods,

(ed) (terj) Qudsy, S. Z. 2009 (Penyunting) Psikologi kualitatif: panduan

praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tiurmauly, Virna. (2007). Kecemasan Terhadap Kematian Pada Remaja Dengan

HIV/AIDS. Universitas Indonesia

Weaver, Janalee. (2010). Narratives from grief counseling: client perspectives on

effective interventions and strategies for recovery. The College at

Brockport: State University of New York

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Lampiran 1. Data verbatim subjek YH

Subjek 1, 9 Oktober 2013

No. Verbatim Koding Awal Analisis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

Siang, ndut. Aku mulai

ya wawancaranya.

Hahaha, iya.

Yang pertama, mm

sebelum papamu pergi,

bisa diceritain gak

hubunganmu sama

papamu gimana?

Bagus banget, dimanjain

banget.

Dimanjain banget?

Jadi dia itu selalu

memenuhi semua yang

aku pengenin. Dari segi

moral, dari segi materi ya

sangat berkecukupan lah

ya. Waktu itu hubunganku

sama dia itu deket banget

lah ya, sangat deket.

Makanya waktu dia gak

ada, kehilanganya parah

banget. Sampe aku ngerasa

down. Ya kalo hubungan

sebelumnya ya kayak gitu

lah. Yang jelas dia

manjain aku, aku sayang

sama dia dan dia jelas

sayang banget sama aku

kenapa, karena aku anak

cowok satu-satunya.

Mm terus ada

pengalaman khusus yang

paling kamu inget gak

sama papamu?

Waktu itu kelas tiga SD,

waktu itu acaranya kita

nonton tv, bertiga, aku

sama ibu sama bapak,

mereka sudah ketiduran

Ayah subjek sangat

memanjakan subjek

Hubungan subjek dan

ayah subjek sangat

dekat dan saling

menyayangi

Hubungan subjek dan

ayah yang baik.

Hubungan subjek dan

ayah yang sangat

dekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

aku lihat dia. Aku mikir

bagian apa yang pengen

aku inget dari dia kalo dia

sudah gak ada.

Kelas tiga SD?

Iya.

Terus?

Waktu itu aku berpikir

bahwa tiga puluh tahun

lah, sampai umur aku tiga

puluh tahun aku masih

bisa lihat dia kan, belum

meninggal kan. Waktu itu

aku pengen ingat sikunya

dia.

Kenapa?

Waktu itu aku mikir hal

menarik apa yang paling

aku pengen ingat dari dia

kalo dia gak ada. Dan itu

sikunya. Sikunya unik,

itemnya ada dua, hahaha.

Jadi aku ngerasa moment

itu yang paling aku ingat.

Mm buat kamu, sosok

ayahmu itu seperti apa

sih?

Tegas. Galak, tapi lembut

juga, penyayang,

demokrasinya lumayan lah

ya. Kadang-kadang aku

ngerasa dia ada sisi

galaknya. Ada sisi

lembutnya, tegasnya ada

lembeknya juga ada,

komplit. Tapi aku lebih

ngerasa kalo dia itu pinter

juga. Pinter terus ya itu

sih.

Terus itu tadi kan buat

kamu, kalo menurutmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

89.

90.

91.

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

107.

208.

109.

110.

111.

112.

113.

114

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

123.

124.

125.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

sosok ayahmu di

keluargamu itu gimana?

Kalo dulu ya jelas, dia

sosok pemimpin yang

bagus, yang jadi idola dan

patut dicontoh. Tapi kalau

sekarang, karena aku

sudah gede dan aku sudah

ngerti masalah-masalah

yang ada, itu ada

bertanggung jawabnya tapi

ada juga kurang

bertanggung jawabnya.

Jadi dia lebih

mementingkan adik-

adiknya daripada

keluargaku. Kan disitu

kurangnya ya. Terus disisi

lain, dia sangat care, dia

pinter menciptakan situasi

kebersamaan, piknik rutin

atau makan malam selalu

bersama nah itu yang aku

suka. Dan dia membangun

moral kami dengan sangat

bagus.

Terus hubungan ayah

sama anggota keluarga

yang lain sama dekatnya

dengan kamu?

Aku rasa iya. Sama. Kita

semua deket.

Oo gitu, boleh diceritain

gak kronologi kepergian

ayah itu seperti apa?

Kronologinya? Jadi waktu

itu aku kan males sekolah.

Aku lagi ada masalah

disekolah, pengennya

bolos. Kalo kronologinya

gak mungkin bisa dilupain

lah ya. Pahitnya, kan

meningalnya pagi jam 7,

malamnya itu kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

137.

138.

139.

140.

141.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

159.

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

161.

162.

163.

164.

165.

166.

167.

168.

169.

170.

171.

172.

173.

174.

175.

176.

177.

178.

179.

180.

181.

182.

ngelakuin hal yang gak

pernah kita lakuin

sebelumnya. Kita makan

besar. Kita pergi ketempat

makan, kita makan

sepuasnya sekenyangnya,

sayangnya dua mbak ku

gak ikut karena sudah di

Jogja. Kita cuma bertiga,

aku, bapakku, ibuku. Dini

harinya jam dua kan kita

sudah bangun, dia ngajarin

aku belajar dan aku

ngerjain pr. Habis aku

ngerjain pr, jam tigaan aku

tidur lagi, sebelum tidur

aku lihat dia berdoa di

kursi. Aku jarang liat dia

berdoa khusyuk banget.

Dia diem di kursi sambil

megang Rosario sama

buku doa dia berdoa disitu.

Aku bangun lagi setengah

lima dan aku lihat dia

masih berdoa seperti itu

dan itu jarang banget

terjadi, aku belom pernah

lihat dia seperti itu.

Akhirnya pagi dia ngajak

aku jalan, ayok ke sekolah.

Tapi aku gak mau.

Gimanapun cara nya aku

gak mau kesekolah. Pura-

pura sakit lah ato ngapain,

tapi dia tetep maksa.

Akhirnya kita berangkat

dengan terpaksa, kan

waktu itu mau naik angkot

tapi aku ketinggalan

angkot. Jadi mau gak mau

aku aku dianterin sama

dia. Tapi karena motornya

waktu itu rusak, jadi dia

pinjem om ku, yaudah

waktu itu kita berangkat.

Selama di perjalanan disitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

183.

184.

185.

186.

187.

188.

189.

190.

191.

192.

193.

194.

195.

196.

197.

198.

200.

201.

201.

202.

203.

204.

205.

206.

207.

208.

209.

210.

211.

212.

213.

214.

215.

216.

217.

218.

219.

220.

221.

222.

223.

224.

225.

226.

227.

228.

dia marahin aku, kan jalan

kaki kan, dia marah besar,

keliatan banget. Pas sampe

di rumah om ku aku kan

nunggu di pinggir jalan,

pas dia disana dia berbalik

dan tersenyum doang,

pokoknya dia senyum

enak gitu. Abis itu dia

minjem motor, kan ada

turunan di jalan sekolah,

tikungan tajam. Nah

motornya itu kan giginya

tiga, ketika mau diturunin

ke dua atau satu tau-tau

motornya mati. Tiba-tiba

mati total, kecelakaan

terus nabrak batu, bapakku

meninggal ditempat.

Waktu itu aku patah tulang

tangan. Pas aku bangun

aku cek motorku sama om-

om ku ternyata gak ada

masalah. Jadi rem aman,

seandainya itu motor mati,

kenapa gak di rem. Aku

gak ngerti sampai

sekarang.

Terus waktu papamu

pergi itu kamu langsung

sadar ditempat?

Jadi waktu itu aku belum

sadar. Aku langsung lihat

motor soalnya motornya

tepat disamping aku,

bapakku kan jauh jaraknya

7 meter dari aku. Disitu

aku langsung dibawa pergi

sama warga, dibawa ke

rumah saudaraku, disitu

aku langsung diajak

pulang. Soalnya disitu aku

mau diobatin aku gak mau

pokoknya aku mau pulang.

Aku taunya bapakku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

229.

230.

231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

239.

240.

241.

242.

243.

244.

245.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

252.

253.

254.

255.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

ninggal itu siang. Jadi

ketika itu rumahku jadi

rame banget, ibuku nangis

terus, semua keluarga pada

nangis, terus kalo di Jawa

kan orang meninggal kan

ditatain meja buat ditaruh

diatasnya kan, nah itu ada

kayak gitu-gitu. Pada

waktu itu aku langsung

marah. Aku balikin itu

kursi semua.

Kenapa kamu marah?

Aku ngerasa bapakku

seharusnya masih

hidup.kenapa ditatain

kayak gini? Harusnya

masih hidup. Kubalikin,

terus aku ditenangin orang

banyak, mbahku lihat aku

marah kayak gitu jadi

kayak kena jantung gitu

terus dibawa pergi dari

rumahku. Terus yaudah

sampe akhirnya mobil

jenazah datang, jatohlah

aku.

Terus reaksi keluargamu

yang lain atas kepergian

bapakmu gimana?

Aku gak begitu tau ya

gimana reaksi mereka.

Yang jelas kakakku kan

gak tau ya bapakku

meninggal. Pulangnya sore

pas mau misa malam,

mereka shock banget pasti

kan. Aku gak begitu

ngeliat kondisi mereka

gimana soalnya aku

sendiri aja masih begitu

banget.

Terpukul banget ya?

Subjek kaget ketika

pulang kerumah dan

mendapati rumahnya

telah ditata untuk

jenazah dan subjek

marah karena tidak

terima ayahnya sudah

meninggal.

Subjek merasa bahwa

ayahnya seharusnya

masih hidup

Subjek masuk ke fase

satu teori Sanders

yaitu Shock (state of

alarm)

Reaksi marah subjek

masuk ke fase kedua

teori Sanders yaitu

Awareness of Loss

(prolonged stress)

Subjek yang tidak

percaya ayahnya

sudah meningggal

masuk ke fase dua

teori Sanders

Awareness of Loss

(ketidakpercayaan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

275.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

282.

283.

284.

285.

286.

287.

288.

289.

290.

291.

292.

293.

294.

295.

296.

297.

298.

299.

300.

301.

302.

303.

304.

305.

306.

307.

308.

309.

310.

311.

312.

313.

314.

315.

316.

317.

318.

319.

319.

Iya banget, soalnya kan

hitunganku kan sampai

aku umur 30 gitu lo, aku

ngitung dua tahun, tiga

tahun yang lalu gitu lah.

Baru tiga tahun aku

ngitung tau-tau meninggal.

Itu yang aku pikirkan,

makanya waktu itu aku

gak terima sama sekali.

Terus itu kan bentuk

penolakanmu ya. Ada

bentuk penolakan lain

gak yang kamu lakukan?

Ada, menghujat.

Siapa yang kamu hujat?

Tuhan

Kenapa kamu menghujat

Tuhan?

Kenapa Dia kayak gitu

sama aku. Penolakanku

kayak gitu aja si waktu itu,

nangis. Sampai pas waktu

misa yaudah, mau gimana

lagi. Bentuk penolakan

berikutnya itu aku gak ikut

ke makam. Kenapa gak

ikut? Aku gak kuat. Bau

dupa orang meninggal aja

masih jadi trauma buat

aku. Karena akan kembali

ke masa itu.

Mm terus, ketika dalam

masa duka kamu dapetin

dukungan gak dari

sekitarmu?

Dukungan ya ada si, dari

keluarga ya. Kalo

dukungan dari temen jelas

gak ada, soalnya

dilingkunganku aku gak

ada teman. Teman

Subjek melampiaskan

amarahnya kepada

Tuhan dan tidak ikut

ke pemakaman

ayahnya karena tidak

mampu.

Subjek yang marah

kepada Tuhan masuk

dalam fase kedua

teori Sanders

Awareness of Loss

(Acting Out

Emotional

Expectations)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

320.

321.

322.

323.

324.

325.

326.

327.

328.

329.

330.

331.

332.

333.

334.

335.

336.

337.

338.

339.

340.

341.

342.

434.

344.

345.

346.

347.

348.

349.

350.

351.

352.

353.

354.

355.

356.

357.

358.

359.

360.

361.

362.

363.

364.

365.

sekolahku di kota semua,

aku kan di desa, jadi ya

gak ada kalau dari teman.

Waktu itu ibuku jelas

ngasi aku dukungan, tapi

sebenarnya aku tau kalo

ibuku juga butuh

dukungan. Ya bingung sih

dukungannya seperti apa,

yang pasti aku menikmati

rasa sedih itu. Mau gimana

lagi ya kan? Pasrah doang

bisanya, cuma bisa berdoa

berharap tiap malam tau-

tau bapak pulang dari

kuburan. Kadang kalo

dipikir serem juga ya, tapi

waktu itu kayak gitu pola

pikirku. Masih berharap

itu tuh bohong gitu loh.

Paling bapakku lagi pergi,

nanti juga pulang. Nah pas

hari pemakamannya itu

malamnya kan hujan, aku

jadi berpikir yah basah-

basahan deh. Kuburannya

basah, didalamnya kayak

apa nih. Kayak apa

keluarnya kalo dia masih

hidup kalo gini kan.

Pikiran itu terus

ngeganggu lah, abis itu

aku gak sekolah lagi,

sempet istirahat setahun

karena aku banyak trauma

disitu. Aku cuma bisa

ngurung diri di kamar itu

lo selama satu tahun.

Itu selama satu tahun,

apa sih yang sebenarnya

menghambat kamu?

Yang menghambat aku

sebenarnya ada beberapa

alasan. Jujur, yang

pertama aku malas sekolah

Subjek pasrah kepada

keadaan, akan tetapi

subjek selalu

berharap bahwa

kepergian ayahnya

adalah sebuah

kebohongan dan

berharap ayahnya

pulang kerumah.

Subjek mengalami

trauma hebat dan

memilih mengurung

diri selama satu

tahun.

Subjek berhenti

sekolah karena subjek

Subjek berharap

ayahnya kembali

masuk dalam fase

tiga teori Sanders

yaitu Conservation

and the Need to

Withdrawal (Despair

rather than

Depression)

Subjek masuk ke

dalam teori sanders

yang ketiga yaitu

Conservation and

Need to Withdrawal

(Withdrawal and the

Need to Rest)

Penyebab subjek

menarik diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

366.

367.

368.

369.

370.

371.

372.

373.

374.

375.

376.

377.

378.

379.

380.

381.

382.

383.

384.

385.

386.

387.

388.

389.

390.

391.

392.

393.

394.

395.

396.

397.

398.

399.

400.

401.

402.

403.

404.

405.

406.

407.

408.

409.

410.

411.

karena ada begitu banyak

masalah disekolah. Tapi

sebenarnya itu efek dari

mental aku ya, lemah

karena dimanja. Dimanja

kan, ketika harus mandiri

gak bisa. Itu yang pertama

kenapa aku gak mau

sekolah. Yang kedua aku

trauma naik motor saat itu,

sama jalanan yang harus

aku lewatin saat itu. Aku

trauma disitu. Ketika aku

lewat situ aku pasti pucet

dan gemeteran kakinya. Itu

tuh bisa sembuhnya sampe

desember tahun itu. Itu

pertama kalinya aku keluar

dari rumahku jauh, ke

Jogja. Diajak ke mall sama

ibu.

Mm terus dalam jangka

waktu berapa lama

kamu gak sekolah,

setahun kan ya, setahun

itu kamu ngelakuin

penguatan diri gak sih

biar kamu jangan kayak

gini.

Kalo selama itu yang aku

rasain ya, kalo penguatan

diri aku lupa. Karena

waktu itu aku isi dengan

hal-hal yang hiburan

sesaat. Waktu itu

kerjaanku cuma main PS,

tiap hari kerjaannya cuma

itu. Aku main PS

sepanjang hari sampai

kepala kayak orang mabok

itu lo. Kalo keluar rumah

kayak dunia maya gitu lo.

Kalo balik lagi main PS

lagi selama setahun. Cuma

yang aku rasain disitu kalo

memiliki banyak

masalah disekolah

dan mengalami

trauma yang kuat

mengenai kecelakaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

412.

413.

414.

415.

416.

417.

418.

419.

420.

421.

422.

423.

424.

425.

426.

427.

428.

429.

430.

431.

432.

433.

434.

435.

436.

437.

438.

439.

440.

441.

442.

443.

444.

445.

446.

447.

448.

449.

450.

451.

452.

453.

454.

456.

457.

458.

bapakku ya ketika keinget

pasti langsung down lagi.

Main PS lagi. Down lagi,

main PS lagi. Kayak gitu

terus. Disitu yang aku

rasain adalah malu.

Malu kenapa?

Malu ketemu orang lain.

Kenapa?

Karena aku jadi orang ga

sekolah kan, putus

sekolah. Itu yang aku

rasain. Tiap kali nonton tv

itu isinya anak sekolah,

acara sinetron juga ada

anak sekolahnya, tiap kali

aku lihat itu pasti aku

malu, pasti aku gak jadi

nonton tv. Main PS lagi.

Jadi selama setahun aku

ngerasa aku gak ada

pembangkitan, karena aku

cuma menunda.

Kamu bener-bener bisa

iklas, nerima itu kapan?

Itu setelah setahun itu kan

aku ada tawaran dari

ibuku, kamu kalo sekolah

lagi gimana? Kalo gak

sekolah kamu mau jadi apa

toh? Untungnya ibuku gak

pernah marah aku berhenti

sekolah. Dia terima, gitu

loh. Pertama kali dia

nyuruh aku sekolah aku

bilang aku gak mau

sekolah, dia gak marah

cuma diem. Tapi aku lihat

dimatanya kan sedih ya,

disitu timbul motivasi

yaudah aku sekolah, cuma

buat ngebanggain aja. Aku

cari ijazah, yang penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

459.

460.

461.

462.

463.

464.

465.

466.

467.

468.

469.

470.

471.

472.

473.

474.

475.

476.

477.

478.

479.

480.

481.

482.

483.

484.

485.

486.

487.

488.

489.

490.

491.

492.

493.

494.

495.

496.

497.

498.

499.

500.

501.

502.

503.

504.

sekolah. Dan yaudah, aku

putusin buat sekolah.

Akhirnya sekolah tapi aku

gak mau di Purwerejo, aku

mau nya di Jogja. Yaudah

waktu itu aku sembarang

ngasal masuk sekolah,

yang penting kan aku mau

sekolah. Nah ketika di

Jogja itu kan otomatis aku

ngekos, meskipun sama

kakakku kan tapi kan

mereka sibuk kan. Sering

kali aku di kos sendiri, dan

disitu sedikit-sedikit jadi

lebih mandiri lah. Dari situ

aku sering mengalami saat

sendiri. Inget bapak. Disitu

pastilah seminggu berapa

kali rasanya kangeen

banget pulang ke rumah

atau kangeen banget sama

bapakku tiap malem.

Sampe akhirnya aku

pernah dikasih buku,

bukunya itu isinya cerita-

cerita bijak gitu sama

kakakku. Aku dikadoin itu

sama mereka, ada berapa

macam buku, buku novena

juga sih. Disitu aku

berusaha mengalihkan

kesedihanku dengan

membaca buku. Dari situ

aku dapat nilai-nilai, dari

tiap buku yang aku baca

aku dapat nilai-nilai yang

oh termyata bener juga,

disitu akhirnya aku

ngerasa peristiwa yang aku

laluin ada kesimpulannya

dan ada maknanya gitu.

Jadi aku mulai bisa nata

diri lah, walaupun kadang

ngambeknya masih ada.

Kalo sedihnya itu sampe

Subjek mendapatkan

nilai positif bahwa

tiap peristiwa

memiliki makna dari

beberapa bacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

505.

506.

507.

508.

509.

510.

511.

512.

513.

514.

515.

516.

517.

518.

519.

520.

521.

522.

523.

524.

525.

526.

527.

528.

529.

530.

531.

532.

533.

534.

535.

536.

537.

538.

539.

540.

541,

542.

543.

544.

545.

546.

547.

548.

549.

550.

kelas dua SMP itu masih

berat. Tapi dengan sedikit-

sedikit, aku jadi rajin

berdoa lah. Jadi punya

temen lagi, awalnya aku

tertutup, punya temen

susah, karena aku

sombong banget gitu kan.

Aku kan sekolah buat

nyari ijazah, bukan nyari

temen pikirku awal-awal

kan. Tapi sampe akhirnya

temen datang sendirilah,

nah itu yang bikin aku bisa

lebih stabil. Tapi itu

beratnya di semester satu.

Semester satu kuliah?

Gak, SMP. Bener-bener

naik turun. Down aja terus.

Semester dua sudah mulai

lumayan, semester tiga itu

kelas dua sudah oke.

Sudah bisa nerima sudah

punya kesimpulan kenapa

peristiwa itu terjadi.

Kenapa?

Kesimpulannya adalah

waktu itu Tuhan jelas

punya rencana. Dan dari

teoriku waktu aku kelas

tiga SD itu lo, aku masih

bisa ngobrol sama dia

sampai 30 tahun. Dan

ternyata tiga tahun

berikutnya dia sudah gak

ada, aku nganggap rencana

Tuhan itu gak kayak

rencana kita. Itu yang aku

dapat. Terus yang kedua,

ada beberapa hal yang

lebih berguna. Karna kalo

misalnya dia masih hidup,

itu hal-hal lain itu gak bisa

jalan. Katakanlah gini,

Subjek sadar bahwa

rencana Tuhan tidak

sama dengan rencana

yang dirinya buat.

Turning point subjek.

Subjek masuk fase

empat teori Sanders

yaitu Healing

(Centering

Ourselves)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

551.

552.

553.

554.

555.

556.

557.

558.

559.

560.

561.

562.

563.

564.

565.

567.

568.

569.

570.

571.

572.

573.

574.

575.

576.

577.

578.

579.

600.

601.

602.

603.

604.

605.

606.

607.

608.

609.

610.

611.

612.

613.

614.

615.

616.

617.

ayahku hidup, gajinya itu

bukan buat keluarganya

sendiri, tapi buat keperluan

adek-adeknya. Ketika

adek-adeknya udah jadi,

adek-adeknya gak peduli

lagi. Ketika bapakku

ninggal, adek-adekknya

sudah gak ada alas an buat

minta uang dan otomatis

uang itu buat kami,

sekolah. Disitu aku

berpikir Tuhan mengambil

dia bukan tanpa alasan.

Alasannya itu misi dia

sudah cukup di dunia,

menjadikan adek-adeknya

besar dan ketika di

meninggal mencukupi

anak-anaknya. Jadi aku

berpikir Tuhan cukup adil.

Tapi kalo dilihat dari segi

manusiawi, kenapa dia

kayak gitu dulu? Kan pasti

orang gak terima. Kenapa

dia lebih ngutamain orang

lain. Tapi bagi aku dia

sukses. Itu yang aku

ilhamin waktu itu dan

sampai sekarang. Dan aku

ngerasa ya itu lah jalannya

dia, dia menjalani

hidupnya dengan baik.

Itulah yang buat aku bisa

menerima dia pergi waktu

itu. Dan aku yakin dia

orang yang baik, meskipun

cara perginya seperti itu.

Mm baik. Dalam proses

kamu mendapat

pemikiran seperti itu apa

sih yang mendorong

kamu?

Jujur aku sendiri sih.

Karena apa ya, karena kalo

Subjek dapat

menerima kepargian

ayahnya karena

pemikirannya

mengenai rencana

Tuhan yang adil.

Turning point subjek.

Subjek masuk fase

empat teori Sanders

yaitu Healing

(Centering

Ourselves)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

618.

619.

620.

621.

622.

623.

624.

625.

626.

627.

628.

629.

630.

631.

632.

633.

634.

635.

636.

637.

638.

639.

640.

641.

642.

643.

644.

645.

646.

647.

648.

649.

650.

651.

652.

653.

654.

655.

656.

657.

658.

659.

660.

661.

662.

663.

dari orang cuma yang

sabar ya. Yang sabar ya.

Tapi aku kan suka mikir

ya, suka mikir sesuatu

dengan lebih cepat, dengan

bantuan dari kitab suci lah,

dari buku-buku bijak lah,

dari berita lah, bahkan di

masjid ada kata-kata yang

bagus ya itu aku pikir

ulang-ulang lagi sampai

ketemu seperti itu. Dan

aku mencari cerita-cerita

yang sudah ada lah. Ketika

dihubungkan jadinya

nyambung, makanya dapat

kesimpulan seperti itu.

Dan itu yang jadi

peganganku biar jadi kuat

waktu itu.

Mm terus kamu punya

satu keinginan gak sih

waktu papamu pergi?

Mm gak ada sih. Waktu itu

aku gak bisa mikir sama

sekali, sudah buntek

pikirannya. Cuma ya yang

jadi tujuan awalku dulu

cuma satu, cari ijazah ke

sekolah buat nyenengin

ibu. Sudah gitu aja.

Kamu punya penyesalan

gak?

Saat ini gak.

Saat ini gak itu kenapa?

Karena itu proses hidupku.

Apapun yang terjadi

dimasa lalu ya ada bener

atau salah, itu prosesku

buat jadi lebih benar.

Ketika aku ngelakuin

kesalahan tapi aku bisa

tanggung jawab itu sudah

Bentuk dukungan

dari sekitar hanya

ucapan yang

menyarankan subjek

untuk bersabar.

Pemikiran positif

subjek adalah hasil

subjek berpikir

sendiri mengenai

kejadian-kejadian

disekitarnya.

Saat ini subjek

percaya bahwa semua

yang terjadi

merupakan proses

perkembangannya.

Dukungan sosial yang

subjek dapatkan.

Turning point

subjek.

Subjek masuk fase

empat teori Sanders

yaitu Healing

(Centering

Ourselves)

Fase lima teori

Sanders yaitu

Renewal (Renewing

Self Awareness)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

664.

665.

666.

667.

668.

669.

670.

671.

672.

673.

674.

675.

676.

677.

678.

679.

680.

681.

682.

683.

684.

685.

686.

687.

688.

689.

690.

691.

692.

693.

694.

695.

696.

697.

698.

698.

699.

700.

701.

702.

703.

704.

705.

706.

707.

708.

gak masalah. Dan aku rasa

gak ada yang aku sesali,

seburuk apapun keadaan

saat ini aku harus siap.

Penyesalan bener-bener

gak ada ya?

Mm kalo waktu baru-baru

ninggal dulu iya aku ada

nyesal. Seandainya aku

mau berangkat sekolah,

seandainya aku berangkat

lebih awal. Kejadian ini

tuh gak ada. Waktu awal

itu dikuatkan keluarga

juga sih, iya dikuatkan

keluarga. Bukan salah

kamu, bukan salah kamu.

Tapi tetep aja itu aku

merasa bersalah satu tahun

itu. Lebih, satu tahun

lebih, sampai aku

menemukan teori yang

tadi itu.

Terus gimana cara

kalian sekeluarga

menata hidup kalian

lagi?

Mm dari segi ibuku, dia

cuma memikirkan gimana

caranya supaya anak-

anaknya bisa kuliah. Dari

kakakku gimana caranya

biar kita bisa sukses? Dan

disitu ada semacam

komunikasi lah, kalo kita

itu keluarga kecil, gak ada

yang bantu dan kita fight

sendiri. Jadi kita ada uang

berapa, darimana aja kita

berusaha fight biar cukup

semuanya. Jadi kita

natanya itu kita punya

prinsip, sekarang kita gak

punya gak papa, asalkan

Subjek menyalahkan

dirinya pada awal

kepergian ayahnya.

Keluarga subjek

berusaha untuk

menghibur subjek

dengan tidak

menyalahkan subjek.

Penyesalan subjek di

awal masa duka

Bentuk dukungan dari

keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

709.

710.

711.

712.

713.

714.

715.

716.

717.

718.

719.

720.

721.

722.

723.

724.

725.

726.

727.

728.

729.

729.

730.

731.

732.

733.

734.

735.

736.

737.

738.

739.

740.

741.

742.

743.

744.

745.

746.

747.

748.

749.

750.

751.

752.

753.

kita bisa punya modal buat

kedepannya buat punya.

Sekarang menurutmu

keadaan keluargamu

gimana?

Ya jauhlah dari itu. Sudah

jauh lebih baik. Kakakku

sudah berkeluarga semua,

ibuku juga sudah senang

punya cucu kan. Tinggal

aku aja yang belum kelar.

Sekarang kita bebannya

sudah ringanlah. Kalo dari

segi keuangan kita sudah

lebih dari cukup lah ya

sekarang. Sudah bisa

hidup enak. Ibuku senang,

punya cucu, kakakku

sudah jadi sarjana. Tinggal

aku aja pr nya.

Kamu sekarang ini

sudah bener-bener

iklasin kepergian

papamu?

Udah, udah lama. Karena

aku ngerasa dia sudah

selesai. Aku punya konsep

ya, di dunia itu tempat

sengsara, jadi mau ngapain

lama-lama disini.

Kalaupun suatu saat ibuku

dipanggil, ya gapapa.

Selama dia sudah selesai,

meskipun berat ya.

Ada perubahan gak yang

kamu rasain bertolak

dari kepergian papamu?

Jauh, perbedaannya jauh.

Setelah melewati beberapa

proses ya, yang dulu

mentalnya lemah, manja,

gak berani sama orang,

sukanya babu-in orang

Subjek mengalami

perubahan yang

cukup besar dalam

dirinya dan berhasil

menjadi seseorang

yang mandiri.

Fase empat Sanders

yaitu Healing

(Forming a New

Identity)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

754.

755.

756.

757.

758.

759.

560.

761.

762.

763.

764.

765.

766.

767.

768.

769.

770.

771.

772.

773.

774.

775.

776.

777.

778.

779.

karena dimanja itu ya,

sekarang sudah beda ya.

Sudah lebih baik sama

orang, lebih welcome sama

orang. Kan karena aku

dulu jarang keluar rumah

aku jadi orang yang

sombong ya, susah gaul.

Lebih mandiri lah. Ya itu,

lebih mandiri lah ya.

Jadi kepergian papamu

ini adalah sebuah

peristiwa yang

Positif.

Positif ya?

Ya iya, karena mungkin

sudah saatnya dan karena

kepergiannya banyak hal

baik yang tejadi.

Ooo oke kalau begitu.

Sudah habis

pertanyaannya, terima

kasih buat bantuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Analisis Subjek 1

Subjek memulai ceritanya dengan cerita yang baik. Subjek adalah seorang

anak yang dimanja oleh keluarganya dan sangat dekat dengan ayahnya. Karena

dimanja subjek memiliki sifat manja, suka memerintah orang dan sombong.

Keluarga subjek adalah keluarga yang hangat dan dekat antar anggota

keluarganya. Subjek selalu mendapatkan kasih sayang yang cukup dalam

kesehariannya. Tidak hanya kasih sayang, subjek juga mengakui mendapatkan

pendidikan moral yang baik dari ayahnya. Ayah subjek sangat menyayangi subjek

karena subjek adalah anak lelaki satu-satunya. Kematian ayahnya sempat masuk

kedalam pikiran subjek ketika subjek duduk dikelas tiga SD. Akan tetapi saat itu

subjek membayangkan bahwa ayahnya akan pergi saat subjek berusia 30 tahun.

Saat pertama kali subjek mengetahui bahwa ayahnya sudah tidak ada,

reaksi yang pertama keluar dari subjek adalah kaget. Subjek masuk ke fase satu

teori Sanders yaitu Shock (state of alarm). Setelah itu subjek mengamuk dan

membalikkan meja yang telah ditata untuk tempat jenazah. Reaksi marah subjek

masuk ke fase kedua teori Sanders yaitu Awareness of Loss (prolonged stress).

Hal yang menyebabkan subjek mengamuk secara tiba-tiba adalah rasa kaget dan

tidak percaya bahwa ayahnya sudah meninggal dan kondisi ini masuk ke fase dua

teori Sanders Awareness of Loss (ketidakpercayaan). Kepergian ayah subjek yang

terjadi secara tiba-tiba memicu kemarahan di dalam diri subjek dan yang menjadi

pelampiasan subjek selain meja adalah Tuhan. Subjek yang marah kepada Tuhan

mengeluh mengapa harus memanggil ayahnya. Kondisi ini masuk dalam fase

kedua teori Sanders Awareness of Loss (Acting Out Emotional Expectations).

Pada awal masa duka subjek berharap ayahnya kembali ke rumah. Subjek ingin

mempercayai bahwa ayahnya hanya pergi ke suatu tempat dan ayahnya akan

kembali ke rumah. Subjek masuk dalam fase tiga teori Sanders yaitu Conservation

and the Need to Withdrawal (Despair rather than Depression). Subjek memiliki

rasa bersalah akan kejadian ini. Hal ini dikarenakan subjek yang tidak ingin pergi

ke sekolah sehingga ayahnya harus mengantarkan dirinya. Subjek menyesal

mengapa dirinya harus bersikap seperti itu sehingga ayahnya harus mengantarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

dirinya sampai kecelakaan dan meninggal. Selama masa berduka subjek

mendapatkan dukungan sosial yang banyak dari keluarganya. Keluarga subjek

berusaha untuk membesarkan hati subjek dengan tidak menyalahkan diri atas

kecelakaan tersebut. Akan tetapi subjek sudah mengecap dirinya sebagai

penyebab meninggal ayahnya.

Rasa bersalah dan trauma akan kecelakaan yang dimiliki subjek membuat

dirinya menarik diri dari lingkungannya. Subjek memutuskan untuk tidak

bersekolah selama satu tahun dan mengurung diri di rumah. Penarikan diri ini

masuk ke dalam teori Sanders yang ketiga yaitu Conservation and Need to

Withdrawal (Withdrawal and the Need to Rest). Satu tahun mengurung diri, ibu

subjek menawarkan subjek untuk melanjutkan pendidikan dan subjek

menyanggupi dengen persyaratan bahwa ia melanjutkan pendidikannya di Jogja.

Saat dirinya jauh dari rumah dan sering sendirian saaat di kos, subjek banyak

berpikir mengenai kesedihannya dan membaca beberapa buku. Subjek berhasil

mendapatkan pemikiran bahwa kepergian ayahnya adalah peristiwa yang

memiliki makna yang lebih besar yaitu karena rencana Tuhan berbeda dengan

rencana yang manusia buat. Subjek percaya bahwa ayahnya sudah menjalani

hidup dengan baik sehingga dirinya bisa melepaskan kesedihannya. Subjek masuk

fase empat teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves), karena subjek

berhasil mendapat nilai-nilai yang bisa dirinya tekankan sendiri berdasarkan

proses yang telah subjek jalani sendiri. Subjek berhasil meraih turning point di

saat subjek berhasil membuat pola berpikir agar dirinya mampu menerima

kepergian ayahnya. Subjek mengalami perubahan positif yang drastis semenjak

kepergia ayahnya. Subjek menjadi sosok yang madiri dan lebih bertanggung

jawab. Subjek disini masuk fase empat Sanders yaitu Healing (Forming a New

Identity). Bagi subjek saat ini, kepergian ayahnya dan segala dinamika nya adalah

proses yang membuat dirinya menjadi lebih baik. Apapun yang dilakukan, baik

benar maupun salah subjek harus siap menghadapinya, hal ini masuk dalam fase

lima teori Sanders yaitu Renewal (Renewing Self Awareness)

Narasi ini bersifat progresif. Subjek yang pada awalnya tidak bisa

menerima kepergian ayahnya yang terjadi secara tiba-tiba akhirnya bisa menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

kepergian ayahnya. Subjek menarik diri dari lingkungan sosial karena rasa sedih

dan rasa bersalah yang terus ada pada diri subjek. Saat-saat berat berhasil subjek

lalui setelah dirinya berhasil menemukan makna dari kepergian ayahnya. Subjek

percaya bahwa dengan kepergian ayahnya banyak hal baik yang bisa dicapai

karena Tuhan itu adil. Dengan kepergian ayahnya, subjek juga berhasil berproses

menjadi seorang yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Lampiran 2. Data verbatim subjek LS

Subjek 2, 10 Oktober 2013

No. Verbatim Koding Awal Analisis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

Selamat pagi kak lus. Kita

mulai wawancaranya ya

Iya boleh

Yang pertama, kak lus

boleh ceritain ga hubungan

kak lus sama papa dulu

kayak apa?

Kalo hubunganku dengan

bapakku ya deket sih. Ya

biasa, deket. Tapi ga sedeket

sama ibu.

Deketnya itu kayak apa?

Boleh dikasi contoh ga

kedekatannya seperti apa?

Ya pergi kemana mana

bareng. Kalo misalnya ini

sih, bapakku kan orangnya

tidak banyak bicara ya. Emm

cara mendukungnya itu

dengan hal-hal yang

misalnya aku suka

menggambar, lalu dia

memberikan banyak fasilitas

untuk aku menggambar dan

lain-lain seperti itu. Misalnya

aku suka musik dan

difasilitasi seperti itu. Jadi ya

kedekatannya itu ya seperti

itu sih ga yang misalnya saya

curhat atau gimana, ga

sedekat itu. Cuma supportnya

dia seperti itu karena

kepribadian dia kan tidak,

tidak apa ya namanya, tidak

banyak bicara.

Terus hubungan bapak

sama anggota keluarga

yang lain, mm kan

keluarga cuma bertiga, itu

Hubungan ayah-

anak yang dekat

Ayah subjek

mendukung subjek

dalam hal-hal yang

subjek sukai dengan

memberi subjek

fasilitas yang baik

Hubungan subjek

dengan ayah yang

dekat

Dukungan yang

ayah subjek berikan

untuk

pengembangan diri

subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

deket semua?

Ya deket semua.

Ada pengalaman yang

paling diinget yang paling

berarti ga sama bapak?

Emm kalo pengalaman yang

paling berarti semuanya

berarti ya hahahaa. Yang

diinget waktu kecil itu kan ya

yang paling diinget itu

misalnya apa namanya,

sekolah. Dulu kan tinggalnya

di Wedi, terus TK nya di

kota, jadi kan harus sekitar

30 menit perjalanan, nah itu

juga diantar jemput. Bahkan

dulu sebelum sekolah,

sebelum TK itu kan emm jadi

kadang apa namanya emm

ibu itu menginap di rumah si

mbah. Nah rumah si mbah itu

juga di kota, jadi perlu sekitar

30 menit perjalanan dan

waktu itu naik sepeda.

Sepeda itu sepeda ontel ya,

dan waktu kecil itu tuh kayak

ada boncengan yang ditaruh

di depan sepeda itu entah

gimana ceritanya tapi waktu

itu dibonceng dengan bapak

dan waktu itu jempalik gitu.

Jadi akunya yang jempalik,

yang kakinya masih

tersangkut di sepeda gitu.

Hahaha. Itu keinget terus itu

sampai sekarang, itu

kayaknya scene nya masih

aahh hahahaha, masih inget

aja. Terus apa ya, jadi kan

saya suka ini apa namanya

naik sepeda lewat sawah

sore-sore. Nah itu dulu suka

diajakin. Gitu.

Mm kalo buat kak lus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

89.

90.

91.

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

107.

208.

109.

110.

111.

112.

113.

114

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

123.

124.

125.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

sendiri sosok bapak itu

seperti apa sih?

Emm sosok bapak? Kalau

sosok bapak itu sebagai

kepala keluarga ya, jadi dia

punya tanggung jawab untuk

keluarga dan dia ya bersifat

melindungi, dan sebagai

tumpuan keluarga lah ya.

Jadi yang punya power

paling kuat di keluarga ya

bapak.

Terus boleh diceritain ga

kronologi kepergian

bapak?

Jadi dulunya itu sakit, dulu

sakit emm apa ya, jadi waktu

itu sakitnya ga jelas, jadi

banyak yang menyarankan

untuk ke pengobatan

alternatif gitu kan ya. Terus

habis itu disana kan di ya di

entah gimana sama bapaknya

yang di alternatif itu entah

gimana ditemukan kayak

jarum atau apa gitu. Nah itu

kan dia bilangnya di santet

sih, nah itu kita sudah dua

kali pergi ke alternatif eh ke

dua tempat pengobatan

alternatif yang berbeda dan

itu semuanya seperti itu kan.

Nah itu kan memang apa ya,

sulit diterima ya kalau

tentang hal-hal yang mistis

ya. Nah waktu itu kan

kondisinya masih sakit, kita

bawa ke rumah sakit cakre

namanya, rumah sakit di

Klaten itu satu minggu

opname tapi tidak ditemukan

itu jenis penyakit apa.

Akhirnya dibawa pulang lagi

karena tidak dapat

diagnosanya ya. Habis itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

137.

138.

139.

140.

141.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

159.

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

161.

162.

163.

164.

165.

166.

167.

168.

169.

170.

171.

172.

173.

174.

175.

176.

177.

178.

179.

180.

181.

182.

selang beberapa hari atau

minggu ya, dibawa lagi ke

Rumah Sakit Islam. Nah

rumah sakit ini memang lebih

besar dan lebih canggih dari

rumah sakit yang

sebelumnya. Terus hasilnya

waktu du rumah sakit itu

bapak harus menjalani cuci

darah. Disitu kita ga tau kalo

ternyata penyakit ginjalnya

itu sudah parah. Memang sih

dulu pernah kena kencing

batu kan. Tapi itu sudah lama

banget waktu saya masih

kecil. Namun setelah itu kan

umur saya 17 tahun, dibawa

ke RSI dan harus cuci darah,

jadi kan kaget semuanya,

kenapa harus cuci darah?

Berarti kan sudah parah kan

kondisinya. Selama cuci

darah itu, satu minggu kan ini

bapak stay di rumah sakit.

Selama seminggu bapak

harus cuci darah tiga kali. Itu

kan berarti sudah parah

banget ini em gagal ginjal

dan gagal ginjalnya itu

disebabkan karena eem

mengkonsumsi obat em apa

itu namanya obat asam urat.

Jadi bapak kan memang

bapak ada penyakit asam urat

yang sudah parah dan bapak

harus mengkonsumsi obat

asam uratnya itu setiap hari.

Nah itu ngaruhnya itu sampai

ke ginjal, sampai ginjalnya

itu tidak bisa berfungsi lagi.

Sama sekali. Makanya harus

cuci darahnya tiga kali

seminggu.

Terus, habis itu?

Terus, entah gimana waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

183.

184.

185.

186.

187.

188.

189.

190.

191.

192.

193.

194.

195.

196.

197.

198.

200.

201.

201.

202.

203.

204.

205.

206.

207.

208.

209.

210.

211.

212.

213.

214.

215.

216.

217.

218.

219.

220.

221.

222.

223.

224.

225.

226.

227.

228.

itu saya tidak lagi di rumah

sakit. Jadi waktu itu pas

bapak meninggal kata dokter

bapak kena serangan jantung

dan ya bapak pergi.

Terus keadaannnya waktu

bapak pergi kan kak lusi

lagi ga di rumah sakit.

Yang ngabarin siapa?

Emm yang ngabarin itu om-

om ku sih.

Terus ngabarinnya gimana,

langsung ngomong bapak

ga ada terus disuruh balik

ke rumah sakit atau

bagaimana?

Enggak, waktu itu dikabarin

lagi dimana terus dikabarin

mau dijemput ikut ke rumah

sakit. Terus dijemput terus

kan saya langsung menuju ke

ruangannya tapi kok

ruanganya sudah sepi gitu.

Terus saya nanya ke

susternya terus dibilang

bapaknya sudah dikamar

mayat, seperti itu. Jadi itu

yang membuat saya shock.

Terus perasaan pertama

ketika tau bapak sudah ga

ada gimana?

Perasannya yang pasti apa

ya, sedih, kecewa karena

saya ga ada disitu. Semua

keluarga om, tante, mbah

saya semua ada disitu , yang

tidak hanya saya. Jadi saya

merasa kecewa kenapa saya

tidak ada disitu. Sebenarnya

saya berencana mau kerumah

sakit, tapi ibu saya menyuruh

saya untuk stay di rumah saja

hari itu, kerumah sakitnya

Subjek kaget

mengetahui bahwa

ayahnya sudah

berada di ruang

jenazah

Subjek merasa sedih

dan kecewa saat

mengetahui bahwa

ayahnya sudah

meninggal

Reaksi subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

229.

230.

231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

239.

240.

241.

242.

243.

244.

245.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

252.

253.

254.

255.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

besok. Tetapi malah bapak

saya perginya pas hari itu,

jadi kan kecewa kan. Yang

seharusnya saya punya

kesempatan untuk ke rumah

sakit, tapi ternyata tidak.

Ooo reaksi tubuh yang

keluar saat itu apa aja?

Normal ya, nangis, teriak

seperti itu.

Tapi disitu sudah bisa

terima bapak sudah ga

ada?

Eeh sebenarnya waktu bapak

dirumah sakit kan ibu

otomatis nemenin, jadi saya

suka dirumah sendirian. Dari

apa namanya waktu dirumah

sendiri itu kan apa namanya

karena sepi karena sendirian

ya situasi nya tidak enak jadi

kan sering berpikir gimana ya

suatu saat jika bapak tidak

diberi kesembuhan, jadi

sudah membayangkan

sebelumnya gitu loh. Jadi

shock sih memang shock.

Tapi ini sudah pernah saya

bayangkan sebelumnya gitu

loh. Dan dulu juga ada

keluarga dari malang kan

datang dan kita ngobrol-

ngobrol dan saudara saya

berkata semisalnya sih dia

memberi pandangan, dua

pandanagan. Semisalnya

bapak sembuh, apa yang

akan terjadi terus kalo

misalnya bapak ga ada itu

apa yang akan kamu lakukan,

seperti itu. Sudah didiskusiin

sebelumnya sih sama saudara

saya yang dari malang itu.

Tapi diskusi itu hanya saya

Reaksi subjek saat

mengetahui ayahnya

sudah meninggal

adalah berteriak dan

menangis

Subjek suka

membayangkan

kondisi jika ayahnya

suatu saat meninggal

Fase dua teori

Sanders, Awareness

of Loss (Prolonged

Stress)

Bayangan subjek

mengenai kepergian

ayahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

275.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

282.

283.

284.

285.

286.

287.

288.

289.

290.

291.

292.

293.

294.

295.

296.

297.

298.

299.

300.

301.

302.

303.

304.

305.

306.

307.

308.

309.

310.

311.

312.

313.

314.

315.

316.

317.

318.

319.

319.

dan saudara saya itu, jadi

tidak ada ibu disitu kan.

Terus ketika masa berduka

gitu, berapa lama masa

berdukanya kak lus atas

kepergian bapak.

Emm masa berdukanya itu

tidak ingat pasti berapa lama,

berapa hari berapa bulan atau

beberapa minggu saya ga

inget, tapi emm mungkin

hampir seratus hari ya. Jadi

kan kita setiap ada yang

meninggal itu kan kita selalu

ada apa namanya doa-doa itu

kan ya, seminggu, tujuh hari,

40 hari terus seratus hari.

Nah mungkin setelah 100

hari itu bisa ngerasa lebih

legowo ya lebih iklas, ya

lebih tenang dari

sebelumnya. Gitu.

Nah itu ketika udah

dapetin rasa iklas, yang

ngedorong kak lusi buat

ngiklasin bapak pergi itu

apa

Karna waktu itu emm saya

kan jadi tinggal berdua saja

sama ibu kan, jadi kalau saya

tidak bisa menerima keadaan

itu, saya juga takut kan

karena waktu itu yang lebih

down itu ibu lah kan ya.

Yang lebih stres, yang lebih

down yang lebih apa sih

namanya lebih terpuruk. Dan

kalau misalnya saya seperti

itu juga, kita sampai kapan

seperti itu juga karena kan

kehidupan harus tetap

berjalan kan. Ya itu sih yang

bikin biar ga lama-lama

berkabung.

Subjek berusaha

menerima keadaan

yang terjadi. Subjek

berpikir dirinya

harus bisa bangkit

dari rasa sedih agar

hidup terus berjalan.

Subjek masuk fase

empat teori Sanders

yaitu Healing

(Assuming Control)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

320.

321.

322.

323.

324.

325.

326.

327.

328.

329.

330.

331.

332.

333.

334.

335.

336.

337.

338.

339.

340.

341.

342.

434.

344.

345.

346.

347.

348.

349.

350.

351.

352.

353.

354.

355.

356.

357.

358.

359.

360.

361.

362.

363.

364.

365.

Terus selama masa

berduka atau masa

berkabung, ada dukungan

ga dari orang-orang

sekitar?

Dukungan dari orang-orang

sekitar? Dukungan dari

sekitar itu kurang ada ya saya

rasa, jadi ya saya dan ibu

saling mendukung berdua.

Karna mungkin tidak terlalu

dekat, kan. Karena mungkin

keluarga-keluarga punya

keluarga sendiri ya seperti

itu. Mereka juga punya

masalah sendiri kan ya. Jadi

mereka tidak terlalu banyak

mendukung. Ya saya tidak

bisa merasakan dukungan

secara pribadi ya.

Dukungan dari ibu yang

paling besar menurut kak

lusi apa?

Ya karena waktu itu saya

masih SMA, saya akan kelas

tiga dan melanjutkan ke

universitas, ya itu sih yang

ditekankan sama ibu. Cita-

cita keinginan itu harus tetap

diinin apa namanya harus

tetap diwujudkan. Misalnya

pengen sekolah, mau ujian ya

kamu harus masuk apa

misalnya ikut bimbingan

belajar atau les atau apa itu

tetep. Dan itu semua akan

tetap dijalankan, apalagi

masuk kuliah mana,

universitas mana yang kamu

pengenin dari lama itu akan

tetep berjalan.

Mmm terus ada ini ga

penyesalan ga sebenernya?

Dukungan yang

subjek rasa berarti

hanya datang dari

ibu subjek

Subjek kurang

merasakan

dukungan dari

sekitarnya

Fase tiga teori

Sanders,

Conservation and

the Need to

Withdrawal

(Diminished Social

Support)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

366.

367.

368.

369.

370.

371.

372.

373.

374.

375.

376.

377.

378.

379.

380.

381.

382.

383.

384.

385.

386.

387.

388.

389.

390.

391.

392.

393.

394.

395.

396.

397.

398.

399.

400.

401.

402.

403.

404.

405.

406.

407.

408.

409.

410.

411.

Penyesalan sih, emm ya itu

rasa kecewa yang muncul

ketika dikasi kabar kalau

misalnya disuruh ke rumah

sakit dan ternyata bapak

meninggal hari itu. Hari itu

yang harusnya saya di rumah

sakit tapi ibu menyuruh saya

untuk tinggal di rumah dan

itu menjadi sebuah

penyesalan sih. Kenapa saya

tidak berada di tempat itu?

Penyesalan itu dirasa

sampai kapan?

Penyesalan itu kadang masih

keingat sampai sekarang sih.

Kadang pengen yang…ya

gimana sudah ga bisa lagi.

Kita ga bisa mengulang

waktu kan. Kita ga bisa. Jadi

kadang nyesel kenapa sih aku

tidak berada disitu saaat itu.

Terus ada perubahan ga

dalam diri kak lus bertolak

dari kepergian bapak?

Perubahan dalam diri itu

yaitu menurut aku si banyak

banget ya. Karena

background nya kan anak

tunggal, itu pasti akan

kebawa, rasa ingin menang

sendiri, rasa ingin selalu

didenger, diturutin, apalagi

pengen apa harus dibelikan.

Kadang kan dulu kita ga mau

tau kan gimana orang tua itu

punya duit apa ga yang

penting harus diturutin. Dulu

kan saya punya

kecenderungan seperti itu

kan, tapi karena bapak ga ada

minta apa-apa sama ibu jadi

harus tau diri kan, nah itu

merubah dari punya sifat mau

Rasa kecewa yang

ada dalam diri

subjek muncul

karena subjek tidak

berada disamping

ayahnya saat

ayahnya meninggal

Subjek ingin bisa

kembali ke waktu

dimana ayahnya

masih hidup

Subjek dulunya

adalah anak yang

manja dan egois.

Akan tetapi subjek

berhasil berubah dan

menghilangkan sifat

manjanya tersebut.

Penyesalan subjek

Fase tiga teori

Sanders,

Conservation and

Need to Withdrawal

(Despair rather

than Depression)

Turning point

subjek.

Subjek masuk

fase empat teori

Sanders yaitu

Healing

(Centering

Ourselves)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

412.

413.

414.

415.

416.

417.

418.

419.

420.

421.

422.

423.

424.

425.

426.

427.

428.

429.

430.

431.

432.

433.

434.

435.

436.

437.

438.

439.

440.

441.

442.

443.

444.

445.

446.

447.

448.

449.

450.

451.

452.

453.

454.

456.

457.

458.

menang sendiri, mau manja.

Itu harus hilang, paling ga

harus berubah sedikit demi

sedikit dan akhirnya sampai

sekarang saya sudah bisa

mengatakan bahwa saya

tidak punya rasa manja itu

sama sekali. Dan itu

perubahan besar dalam diri

saya.

Perubahan yang baru saja

dikatakan itu apakah

langsung dirasakan atau

butuh proses yang lama?

Ya itu butuh proses yang

lama.

Terus menuju perubahan

itu ada halangan-halangan

apa aja sih?

Halangannya yang pasti ego

kan ya. Anak manja itu kan

enak banget ya hidupnya,

selalu menuntut. Dan untuk

merubah anak mannja

menjadi anak yang mandiri

itu kan banyak banget,

banyak banget kendalanya.

Salah satunya gimana

mengalahkan ego mu, yang

pengen enak, pengen dibantu

sama orang,., di lain pihak

kita ga bisa selalu minta

bantuan dari orang.

Terus setalah kepergian

bapak kehidupan kak lus

sama ibu bagaimana?

Kalo dulu sebelum bapak

meninggal, kehidupan

ekonominya kan tercukupi,

terus waktu saya masuk

kuliah banyak biaya yang

harus di keluarkan. Dari dulu

kita punya usaha packing gitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

459.

460.

461.

462.

463.

464.

465.

466.

467.

468.

469.

470.

471.

472.

473.

474.

475.

476.

477.

478.

479.

480.

481.

482.

483.

484.

485.

486.

487.

488.

489.

490.

491.

492.

493.

494.

495.

496.

497.

498.

499.

500.

501.

sampai akhirnya usahanya ga

bisa berjalan lancar. Ya ibu

juga hidup dari sana sini,

hidup dari deposito yang

akhirnya habis, untuk

membiayai kuliah dan

makan. Kita sempat down

banget sampai ibu tidak bisa

memberikan saya uang saku,

disitu memaksa saya untuk

mencari kerjaan-kerjaan

tambahan, ngelesin atau

privat, seperti itu ya ibu juga

akhirnya nyari nyari kerjaan.

Dulu sebelum ibu kerja di

salon ini kan jadi spa

therapist kan ibu dulu sempet

masak apa nanti dititipin ke

saudara yang jual jajanan

pasar atau apa seperti itu kan.

Itu puncak paling down,

menurut saya. Tapi itu

beberapa tahun lalu ya terus

akhirnya kita berdua bisa

berusaha dan akhirnya kita

bisa melalui masa itu kan.

Kalau misalnya kehidupan

kita sekarang kita lebih

tercukupi, perasaan juga

sudah tenang, saya sudah

lulus dan sudah kerja.

Perubahan yang terjadi

cukup banyak ya

Iya, banyak dan itu memakan

waktu sampai saya dan ibu

bisa bertahan sampai

sekarang

Oke kak lus, kayaknya

sekian dulu aja. Terima

kasih.

Sama-sama.

Subjek dan ibu

subjek berusaha

mencari uang untuk

menutupi kebutuhan

mereka.

Fase lima teori

Sanders, Renewal

(Learning to Live

Without)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Analisis Subjek 2

Kehidupan subjek di awal narasi dinilai positif. Subjek menceritakan

hubungan antar anggota keluarganya baik. Hubungan subjek dengan ayah dan ibu

subjek sama dekatnya. Latar belakang anak tunggal membuat subjek memiliki

sifat manja dan egois. Subjek tidak peduli apa yang terjadi, ketika subjek

menginginkan sesuatu keinginan tersebut harus dipenuhi. Sosok ayah menjadi

penting bagi subjek tidak hanya karena ayah adalah kepala keluarga tetapi juga

karena ayah menjadi sosok pencari nafkah utama. Hilangnya sosok ayah sebagai

pencari nafkah menjadi sorotan utama bagi subjek.

Reaksi subjek saat pertama kali mengetahui ayahnya sudah meninggal

adalah kaget. Subjek yang diberitahu oleh suster bahwa ayahnya sudah berada di

kamar jenazah menangis dan berteriak karena rasa sedih tersebut. Reaksi subjek

tersebut masuk dalam fase dua teori Sanders, Awareness of Loss (Prolonged

Stress). Kesedihan subjek ditambah dengan kekecewaaannya karena hanya subjek

yang tidak ada disaat terakhir ayahnya. Kekecewaan ini menjadi penyesalan

hingga saat ini. Sebelum ayahnya meninggal, subjek sudah membayangkan jika

ayahnya pergi. Sepupu subjek juga sudah memberikan pandangan kepada subjek

apabila ayah subjek meninggal. Subjek yang sedang berada dalam masa duka

menyadari jika dirinya tidak bisa terus bersedih karena masih ada hal-hal lain

untuk dikerjakan. Disini subjek berusaha mengendalikan dirinya agar tidak

berduka dan masuk dalam fase keempat teori Sanders yaitu Healing (Assuming

Control).

Seubjek selanjutnya kembali ke fase tiga teori Sanders, Conservation and

the Need to Withdrawal (Diminished Social Support), disaat masa berduka subjek

sebenarnya membutuhkan dukungan dari sekitarnya akan tetapi subjek kurang

merasa adanya dukungan. Dukungan yang paling besar subjek rasa hanya datang

dari ibu subjek. Pada saat tertentu subjek suka berpikir ingin kembali ke masa lalu

dimana ayahnya belum meninggal dan menemani di saat terakhirnya. Keinginan

subjek tersebut masuk ke dalam fase tiga teori Sanders, Conservation and Need to

Withdrawal (Despair rather than Depression). Keadaan baru subjek dan ibunya

yang berbeda dengan keadaan sebelumnya membuat subjek belajar merubah sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

manja dan egoisnya. Subjek berusaha untuk memperbaiki diri masuk ke dalam

fase empat teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Turning point

dirasakan saat subjek yang setelah ditinggal oleh ayah hanya tinggal berdua

dengan ibunya mulai merasakan perubahan dalam hal ekonomi. Usaha keluarga

tidak bisa lagi berjalan ditambah dengan simpanan di bank sudah habis sehingga

memaksa subjek dan ibu subjek untuk mencari uang. Keadaan ini masuk kedalam

fase lima teori Sanders, Renewal (Learning to Live Without).

Jika ditinjau dari struktur narasi, narasi ini bersifat progresif. Subjek

merasakan adanya perubahan positif yang terjadi pada dirinya. Subjek yang dulu

memandang bahwa orang tua harus selalu bisa memenuhi keinginan anaknya

mengalami perubahan dalam pola berpikirnya. Setelah kepergian ayahnya dan

ketika keadaan ekonomi keluarga mulai memburuk, disitu subjek berusaha

mengubah persepsinya tersebut. Subjek berusaha dan berhasil menghilangkan

sifat manjanya dan memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhannya. Saat ini subjek merasa sangat puas dengan perubahan yang terjadi

pada dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 3. Data verbatim subjek MA

Subjek 3, 8 Oktober 2013

No. Verbatim Koding Awal Analisis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

Selamat siang mei. Aku

mau tanya-tanya soal

papa boleh?

Iya pai, boleh. Hehee.

Eem yang pertama aku

mau tanya yang

meninggal papa kan ya?

Iya

Sudah berapa lama?

Sudah lima tahun

Penyebabnya apa?

Jantung

Boleh diceritain ga

hubunganmu sama

papamu?

Dari kapan ini? Dari kecil?

Boleh, gimana tuh?

Waktu kecil si aku ga

terlalu deket sama papiku.

Deketnya sama mami, biasa

anak kecil. Paling sama papi

itu kalo ada yang nakalin

aku. Jarang sih, aku ga

begitu deket sama papiku

waktu aku kecil. Cuma pas

waktu aku SMA baru aku

deket ke papiku. Malah

lebih deket ke papiku

daripada ke mamiku.

Soalnya sifatnya aku sama

mamiku itu ga cocok, jadi

aku lebih ke papiku.

Kalo buat kamu sendiri

papimu itu sosok yang

seperti apa sih?

Papiku itu orang yang jujur,

Subjek merasa

sfatnya lebih cocok

dengan ayahnya

sehingga lebih

dekat dengan ayah.

Hubungan subjek dan

ayah yang dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

orangnya luruus banget.

Waktu kecil dia sering

marah ya sama aku soalnya

aku paling nakal, tapi waktu

besar dia itu yang kalo aku

nakal dia Cuma diem,

misalnya aku sma kan

pernah nakal. Uang SPP aku

pake, aku bilangnya ke

papiku terus papiku

ngomong yaudah jangan

bilang mami. Gitu pai

hehee. Yaudah jangan

bilang mami, sini papi aja

yang bayarin. Terus dia itu

cuma meluk aku terus

bilang sudah jangan

khawatir. Aku itu malah

jadi merasa bersalah kan

kalau kayak gitu. Hahaa. Ga

pernah marah sih waktu aku

besar itu.

Hmm jadi deketnya sama

papanya itu pas SMA ya?

Heem. Sampai SMA.

Boleh diceritain ga

kedekatan yang lain sama

papa itu kayak apa?

Mm deketnya gimana ya.

Mm paling kalo aku pulang,

kan aku SMA nya disini,

paling nonton tinju kalo

minggu, aku sering motor-

motoran sama dia kemana

beli bakso lah beli sate lah

kemana gitu. Itu doang sih.

Paling ngobrol-ngobrol kalo

malem.

Curhat-curhatan gitu?

Mm dia ga banyak

ngomong orangnya.

Pendiam ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

89.

90.

91.

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

107.

208.

109.

110.

111.

112.

113.

114

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

123.

124.

125.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

Iya pendiam banget.

Oh dan kamu lebih cocok

sama papimu dibanding

mamimu?

Heem.

Boleh diceritain ga

kronologis kepergian

papimu?

Mm dari kapan nih?

Dari kapan aja hahaha

Hahahaha. Jadi waktu itu

dia sakit. Aku ga pernah tau

dia sakit. Aku mau masuk

psikologi ini kan, waktu

SMA akhir-akhir tapi belum

ujian-ujian bulan April apa

ya. Itu kan abis paskah,

papiku kan fotografer kan,

nah kalo acara paskah

biasanya papiku jadi

fotografer di gereja. Kan

kalo paskah itu berturut-

turut kan, jumat agung,

sabtu sama minggunya. Dia

itu moto terus kecapean

ternyata. Ngeluh katanya

dadanya nyeri, katanya

sepupuku paling masuk

angin biasa, tapi papiku

sampai ga bisa bangun itu lo

di kasur. Terus emm periksa

ke dokter yang di desaku

dibilang ini jantung harus di

ICU. Tapi papiku ga mau

kan, saudaraku juga ga

percaya, soalnya waktu itu

kan lagi ga baik ya

ekonominya. Soalnya kan

aku mau masuk kuliah juga

kan. Terus akhirnya aku

harus ke Jogja waktu itu. Itu

kan habis paskah, dia sakit

sehari itu aku harus pulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

137.

138.

139.

140.

141.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

159.

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

161.

162.

163.

164.

165.

166.

167.

168.

169.

170.

171.

172.

173.

174.

175.

176.

177.

178.

179.

180.

181.

182.

ke Jogja soalnya kan sudah

mulai sekolah. Aku pulang

ke Jogja itu dia belum

masuk rumah sakit.

Besoknya aku di Jogja, dia

dibawa ke rumah sakit,

langsung ICU. Terus aku

pulang lagi.

Berarti bolak balik ya?

Iya, langsung sehari.

Langsung pulang. Terus dia

masuk ICU 18 hari, aku di

rumah. Pas hari ke 17 aku

pulang ke Jogja soalnya ada

ujian percobaan apa ya. Nah

hari ke 18 nya dia pulang ke

rumah, ga papa tuh.

Sebenernya masih sakit sih,

cuma dia pengen pulang ga

enak sama saudaranya.

Soalnya yang bayarin kan

saudaranya. Pulang itu

gapapa sih, makan biasa

mandi. Besoknya masih

biasa juga, mandi biasa

juga, malah ga mau pake air

hangat. Terus nonton tv

sama mamiku biasa kan.

Terus jam 5 an itu waktu

nonton tv dia anfal.

Anfal itu

Anfal itu yang mm kan dia

jantung, jadi serangan gitu

Jadi kena serangan

jantung terus pergi?

Iya gitu

Dirumah?

Iya

Terus disitu kondisinya

kamu lagi di Jogja ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

183.

184.

185.

186.

187.

188.

189.

190.

191.

192.

193.

194.

195.

196.

197.

198.

200.

201.

201.

202.

203.

204.

205.

206.

207.

208.

209.

210.

211.

212.

213.

214.

215.

216.

217.

218.

219.

220.

221.

222.

223.

224.

225.

226.

227.

228.

Iya. Terus aku pulang, bolak

balik

Mm pertamanya waktu

kamu tau papimu sakit

jantung reaksi nya kayak

apa?

Mm aku kan yang waktu

pertama papi masuk rumah

sakit yang aku di Jogja aku

mikirnya paling bukan

jantung lah. Paling apa.

Terus pas aku tau dia

jantung pas aku balik

kesana dia sudah di ICU.

Aku kan ga pernah liat dia

sakit, pas liat dia di ICU itu

rasanya gimana gitu.

Taunya kan selama ini kan

kalo cari uang kalo ngedit

foto itu sampe jam tiga pas

tau dia sakit itu rasanya ya

kayak ga mungkin ini

papiku.

Terus pas pertama kali

kamu denger papimu

meninggal itu gimana?

Siapa yang ngasi tau?

Itu aku ga tau. Disuruh

pulang aja.

Terus taunya pas sudah

sampai di rumah?

Iya.

Terus gimana, itu kan

kamu bener-bener ga tau

apa-apa sampai rumah

kamu baru tau gitu.

Aku diem aja. Waktu itu

aku ga nangis. Jadi waktu

itu kan aku disuruh pulang,

aku ditelpon ciciku

dikabarin kalo papi masuk

ICU lagi. Aku percaya

Subjek berusaha

untuk berpikir

positif mengenai

keadaan ayahnya.

Subjek tidak

percaya bahwa

ayahnya yang

terlihat tangguh

memiliki penyakit

yang cukup parah.

Kekhawatiran subjek

mengenai kondisi

ayahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

229.

230.

231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

239.

240.

241.

242.

243.

244.

245.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

252.

253.

254.

255.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

percaya aja, aku pulang kan.

Pas pulang itu aku disuruh

pulang ke rumah yang

satunya. Jadi kan rumahku

ada dua, kalo pulang aku

disuruh ke Slawi.

Pertamanya si curiga,

kenapa disuruh pulang ke

Slawi bukannya ke rumah

sakit langsung. Dulu kan

langsung ke rumah sakit.

Terus pas sampe rumah itu

ciciku sama tanteku udah

nunggu didepan. Ini ada apa

ya. Tanteku langung meluk

terus bilang “Meili sabar ya,

papi udah ga ada” aku

sambil jalan itu sambil

mencerna, ga ada itu ga ada

gimana. Terus masuk itu,

mamiku sudah nangis

nangis gitu. Kan aku kan

anak kesayangan papiku

kan. Pas di rumah sakit pun

papiku nyarinya aku, selalu

nyari aku. Terus mamiku

pas aku datang “Meili

jangan sedih ya. Papi sudah

ga ada. Sekarang yang

sayang meili mami” gitu.

Terus aku rasanya gimana

ya. Melayang aja, kayak ga

ngerti ini maksudnya apa.

Pas besoknya di rumah duka

juga masih yang ini dimana

sih, aku ngapain sih. Ya gitu

aja.

Perasaan kayak gitu

seharian?

Sampai mm tiga harian

bahkan aku kayak gitu.

Masih yang ini dimana aku

ngapain gitu.

Mmm terus sampai

Subjek merasa

bingung setelah

mengetahui bahwa

ayahnya telah

meninggal. Subjek

tidak bisa

mengingat apa

yang sedang ia

lakukan.

Fase satu Sanders

Shock (Confussion)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

275.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

282.

283.

284.

285.

286.

287.

288.

289.

290.

291.

292.

293.

294.

295.

296.

297.

298.

299.

300.

301.

302.

303.

304.

305.

306.

307.

308.

309.

310.

311.

312.

313.

314.

315.

316.

317.

318.

319.

319.

akhirnya kamu sampai

ngeh sampai ngerti itu

akhirnya gimana?

Pas petinya ditutup. Kan

aku sampai sana siang-siang

tuh, abis itu kan didoain

terus pas petinya ditutup

aku hah ini papiku udah ga

ada ya. Itu petinya mau

ditutup, nanti papi ga bisa

keluar. Tapi aku belum bisa

nerima kalo papiku sudah

ga ada, cuma tau aja kalo

papi beneran ga ada, ga

boongan.

Kan tadi kamu bilang

kalo kamu belum nerima

ya kalo papimu udah ga

ada, bentuk penolakan

dari kamu bagimana?

Waktu itu aku ga nangis.

Waktu petinya ditutup aku

nangis. Kalo di depan orang

aku ga nangis sih. Kalo aku

nangis semua orang ikut

nangis, soalnya aku anak

kesayangan kan. Nanti

semua orang mikir kasian

ya anak kesayangannya.

Waktu papimu nyadar

papimu ga ada hal yang

paling kamu pikirin apa?

Ga bisa liat dia lagi. Hehee

Ada ketakutan ga?

Paling selama ini kan kalo

aku ada masalah kan ada

dia. Nanti kalo aku ada

masalah nanti aku gimana,

ga ada dia lagi. Jadi merasa

kehilangan, kehilangan

orang yang apa ya namanya

ya gitu lah haha

Subjek takut jika

ayahnya tidak bisa

keluar jika peti

ditutup. Subjek

menyadari bahwa

kepergian ayahnya

bukan pura-pura.

Subjek memilih

untuk menekan

rasa sedihnya di

depan orang

banyak agar tidak

menimbulkan

kesedihan pada

tamu yang datang.

Subjek kehilangan

sosok yang selalu

membantunya

menyelesaikan

masalah

Fase satu teori

Sanders Shock

(Confussion)

Fase dua teori Sanders

Awareness of Loss

(Prolonged Stress)

Fase dua teori Sanders

Awareness of Loss

(Separation Anxiety)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

320.

321.

322.

323.

324.

325.

326.

327.

328.

329.

330.

331.

332.

333.

334.

335.

336.

337.

338.

339.

340.

341.

342.

434.

344.

345.

346.

347.

348.

349.

350.

351.

352.

353.

354.

355.

356.

357.

358.

39.

360.

361.

362.

363.

364.

365.

Bagaimana keadaan

keluargamu setelah

ditinggal papimu?

Setelah itu mamiku kan

yang paling ya istrinya lah

mamiki yang paling

terpukul. Ciciku waktu itu

pingsan dua kali. Soalnya

kan dia anak tertua, dan dia

juga deket sama papiku.

Kalo koko ku dia biasa aja

tapi nangis juga. Tapi

semuanya masih ga ngira

kok bisa papi tiba-tiba ga

ada gitu. Soalnya waktu

paskah kan baik-baik aja.

Itu kejadiannya cepet ya

dari tau sakit sampai

perginya cepet ya.

Iiyaa, karena sebelumnya

kan ga ada apa-apa.

Hmm tapi sebelumnya

kalo misalnya ada apa-apa

itu komunikasi dalam

keluarga sebenarnya baik

kan ya?

Baik. Dia kalo sakit

sebenernya ngomong si.

Hari yang pertama dia sakit

itu sebenernya dia mau

nganterin aku naik mobil.

Hari apa ya aku lupa,

misalnya ini kan hari rabu

ya nah hari sebelumnya itu

aku sama dia naik motor ke

om ku mau minjem mobil

buat ke Jogja nganterin aku.

Tapi papiku bilang sama

aku papi kayaknya ga kuat

kalo mesti nyupir ke Jogja.

Tapi dia ga berani bilang ke

mamiku, soalnya kan

mamiku orangnya galak,

aku yang disuruh bilang ke

Subjek dan

keluarga tidak

percaya bahwa

ayah sudah

meninggal.

Ayah tidak pernah

menutupi

keadaannya jika

sedang sakit.

Fase satu teori

Sanders Shock

(ketidakpercayaan)

Komunikasi dalam

keluarga yang baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

366.

367.

368.

369.

370.

371.

372.

373.

374.

375.

376.

377.

378.

379.

380.

381.

382.

383.

384.

385.

386.

387.

388.

389.

390.

391.

392.

393.

394.

395.

396.

397.

398.

399.

400.

401.

402.

403.

404.

405.

406.

407.

408.

409.

410.

411.

mamiku. Taunya dia ga kuat

itu habis naik motor itu, dia

bilang dadanya sakit.

Kamu punya perasaan

atau feeling sebelum

papimu pergi?

Mm ga ya hahahaa. Soalnya

aku kan orangnya ga mau

mikir jelek. Disitu aku mikir

ah ini paling sakit biasa,

nanti juga papi sembuh.

Terus ketika dalam masa

berduka kerabat pada

ngasi dukungan ga?

Mm datang. Banyak si. Tapi

yang banyak datang itu dari

keluarganya mamiku, yang

terpukul itu dari

keluarganya mamiku.

Karena papiku kan

orangnya deket, sama siapa

aja ga pernah marah gitu

kan. Jadi waktu papiku ga

ada om ku adiknya mamiku

itu sampai nangis, padahal

dia kan orangnya yang cool

gitu. Orangnya yang bapak-

bapak banget, tapi dia

sampai berlutut sama

mamiku. Tante tanteku

sampai nenangin mamiku

gitu. Trus aku kan ga tau

pas papiku ga ada, ternyata

tetanggaku semuanya

datang kerumah. Ibu-ibu

pkk juga pada datang.

Berarti sosok papamu

memang friendly ya.

Bangeet. Huum. Papiku itu

jarang dirumah, selalu

keluar. Ya yang paling

kehilangan ya orang orang

disekitar rumah itu.

Subjek berusaha

untuk berpikir

positif mengenai

ayahnya yang

sedang sakit

Pemikiran positif

subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

412.

413.

414.

415.

416.

417.

418.

419.

420.

421.

422.

423.

424.

425.

426.

427.

428.

429.

430.

431.

432.

433.

434.

435.

436.

437.

438.

439.

440.

441.

442.

443.

444.

445.

446.

447.

448.

449.

450.

451.

452.

453.

454.

456.

457.

458.

Mmm terus boleh

diceritain ga dukungan,

dukungan sosial apa aja

yang kamu sama

keluargamu dapetin?

Mm apa ya. Aku dapetnya

dari siapa ya, paling tante-

tante ku yang ngomong

sudah papi sudah ga sakit

lagi disana, sudah ga sesak

nafas lagi gitu kan. Paling

ngomong sudah, papi sudah

tenang. Tapi ya aku ga

terima.

Jadi disitu masih nolak

ya?

Iiya, masih. Hehehe

Terus kapan kamu bisa

bener-bener nerima?

Pas kuliah.

Baru-baru ini atau

Dulu semester awal.

Yang bikin kamu

akhirnya bisa legowo gitu

papi itu sudah ga ada

apa?

Mm itu waktu ya sudah

lama juga kan. Terus aku

gimana ya, merelakannya

itu udah lumayan lama

sebelum itu. Cuma waktu

itu aku sempat marah juga

kan sama Tuhan, kenapa

kok papiku yang diambil.

Kenapa kok gak orang jahat

aja kayak kokonya papiku

kan jahat kenapa ga dia aja

yang diambil hahahaa. Itu,

terus paling nerima kalo

papiku udah ga ada itu udah

lama tapi kalo nerima

Keluarga berusaha

memberikan subjek

dukungan agar

subjek tidak terlalu

sedih.

Subjek

melampiaskan rasa

marahnya pada

Tuhan karena

mengambil

ayahnya.

Bentuk dukungan

sosial yang subjek

terima dari lingkungan

sekitar

Fase dua teori

Sanders, Awareness of

Loss (Acting Out

Emotional

Expectations)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

459.

460.

461.

462.

463.

464.

465.

466.

467.

468.

469.

470.

471.

472.

473.

474.

475.

476.

477.

478.

479.

480.

481.

482.

483.

484.

485.

486.

487.

488.

489.

490.

491.

492.

493.

494.

495.

496.

497.

498.

499.

500.

501.

502.

503.

504.

kenapa harus papiku,

belum. Pas yang nyadarin

itu dulu inget ga ada kuliah

agama Kristen kan dia cerita

anaknya sama istrinya

sudah meninggal. Disitu aku

mikir ya ampun dia

kehilangan dua sekaligus,

aku cuma kehilangan satu,

papiku, aku masih punya

mamiku, kakak-kakakku,

tapi aku itu ga bersyukur

banget si punya mereka.

Jadi ya udalah, sebenernya

papi kan punya Tuhan. Jadi

kalo Dia mau ambil kan

punyanya DIa. Jadi kenapa

aku harus marah sama Dia?

Terus ada perubahan ga

mei yang terjadi setelah

papimu pergi?

Itu papiku ga ada itu jadi

turning point buat kita

semua. Tadinya itu aku,

kakakku, aku ciciku,

kokoku tadinya cuek sama

mamiku sama papiku juga.

Kita tau kita punya masalah

kita punya orang tua jadi

kita pasti bisa nyelesein

karena kita punya orang tua.

Abis itu ternyata mereka itu

ga gitu ya, mereka itu mmm

aku sama cici sama kokoku

mikirnya mereka manusia

juga bisa ga ada suatu saat.

Jadi yang ada aku sama cici

kokoku lebih menjaga

mamiku. Kalo dulu dulu

kan kita tau nya mereka

bakal hidup selamanya.

Bakal ngedampingin terus

gitu ya

Heem.

Subjek mendengar

cerita yang

membuatnya

berpikir mengenai

keadaannya saat

itu.

Subjek dan anggota

keluarga lainnya

belajar untuk hidup

tanpa ayah mereka

dan mendapatkan

sebuah pemikiran

bahwa orang tua

tidak akan

selamanya berada

di sisi mereka.

Fase empat teori

Sanders, Healing

(Centering

Ourselves)

Turning point

Fase lima teori

Sanders, Renewal

(Learning to Live

Without)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

505.

506.

507.

508.

509.

510.

511.

512.

513.

514.

515.

516.

517.

518.

519.

520.

521.

522.

523.

524.

525.

526.

527.

528.

529.

530.

531.

532.

533.

534.

535.

536.

537.

538.

539.

540.

541,

542.

543.

544.

545.

546.

547.

548.

549.

550.

Itu kan perubahan secara

psikologis, kalo

perubahan secara fisik

ada ga?

Secara fisik? Maksudnya

lebih gendut gitu? Hahaha,

kalo mamiku sih lebih

gendutnya bukan karena

stress kayaknya. Dulu kan

waktu papi masih ada

mamiku ikut senam, setelah

papiku ga ada dia jadi ga

pernah ikut lagi terus

tambah gendut.

Terus kakak-kakak mu

udah bisa nerima papi

udah meninggal?

Udah siih. Kayaknya yang

belum bisa itu malah

mamiku kayaknya. Kayak

misalnya gasnya habis nih.

Dia bilang gini banget ga

ada papi. Terus misalnya

kalo ada masalah apa gitu

dia bakal aduh, kalo da papi

bakal gini ya pasti. Gitu.

Kalo aku sama cici koko ku

si yasudahlah kita hidup

tanpa papi.

Mm maaf, tadi kamu

kapan bener-bener bisa

nerima nya kapan tadi?

Pas kuliah ya?

Itu yang aku marah.

Oh kalo yang bener-bener

kamu nerima papamu ga

ada itu kapan?

Berapa bulan setelah ga ada

sih sudah nerima.

Disitu sudah ga ada

penyangkalan lagi gitu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

551.

552.

553.

554.

555.

556.

557.

558.

559.

560.

561.

562.

563.

564.

565.

567.

568.

569.

570.

571.

572.

573.

574.

575.

576.

577.

578.

579.

600.

601.

602.

603.

604.

605.

606.

607.

608.

609.

610.

611.

612.

613.

614.

615.

616.

617.

Huum

Mm yang bikin kamu bisa

bangkit dari rasa sedihmu

itu apa?

Hmm apa ya. Kayaknya dia

itu gini kata orang-orang si

katanya kan itu papiku lagi

jalan. Kalo aku nangis nanti

papi berhenti dan nengok.

Kalo aku nangis terus nanti

ga sampai surga. Begitu.

Jadi aku yaudah lah aku

iklas aja. Aku mikirnya

daripada papiku ngeliat ke

aku terus aku lagi nangisin

dia jadi aku rela in aja.

Terus kehidupan kamu

dan keluargamu setelah

papimu ga ada itu

gimana?

Berubah banget ya, apalagi

ekonominya. Lainnya si

biasa aja. Aku sama

keluargaku deket sih,

tambah deket malah. Sama

keluarga besar sih dari dulu

ga deket. Aku dari papiku

itu si mikirnya keluarga dari

papiku itu jahat. Hahahaa

Kok bisa?

Ya gitu, kenapa yak, karena

mereka memang jahat.

Kakaknya papiku tuh. Dia

itu kan orang kaya tuh, kaya

banget malah. Kalo sama

orang dia ngasih-ngasih,

sama keluarga sendiri

enggak. Kayak papiku itu

kan dia yang bayarin rumah

sakitnya itu tuh dia yang

perhitungan banget, padahal

kan itu adiknya. Terus

papiku keluar dari rumah

Refleksi subjek

untuk tidak terus

bersedih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

618.

619.

620.

621.

622.

623.

624.

625.

626.

627.

628.

629.

630.

631.

632.

633.

634.

635.

636.

637.

638.

639.

640.

641.

642.

643.

644.

645.

646.

647.

648.

649.

650.

651.

652.

653.

654.

655.

656.

657.

658.

659.

660.

661.

662.

663.

sakit itu kan karena dia ga

enak sama kokonya. Jadi

aku mikirnya waktu dia

bayar administrasi itu dia

masalahin banyak banget,

kayak gitu. Kan papiku

waktu 18 hari di ICU kan

mahal juga, katanya marah

marah gitu loh. Jadi aku

menganggap dia jahat

sampai saat ini.

Mm ada nilai positif yang

bisa kamu ambil dari

peristiwa itu?

Mm nilai positifnya ya aku

jadi lebih dewasa sih. Gitu

pai. Jadi lebih dewasa, jadi

tau kalo hidup itu ga

selamanya. Apa yang kita

punya itu sementara. Tapi

aku belum siap untuk

kehilangan lagi. Hehee

Kalo misalnya kita buat

dari 1 sampai 100

keadaanmu sekarang ada

di berapa?

Mm satunya itu yang paling

buruk?

Iya, paling buruk. 100

paling baik.

Mm 50.

Kenapa cuma di lima

puluh?

Soalnya Antara gampang

dan sudah. Soalnya tiap kali

aku move on, aku mikir iya

sekarang papi sudah ga ada.

Dan jadi susah karena aku

tau aku jadi sadar kalo

ternyata papiku itu sudah ga

ada. Yang jadi mengingat

lagi ya gimana.

Refleksi subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

664.

665.

666.

667.

668.

669.

670.

671.

672.

673.

674.

675.

676.

677.

678.

679.

680.

681.

682.

683.

684.

685.

686.

687.

688.

689.

690.

691.

692.

693.

694.

695.

696.

697.

698.

698.

699.

700.

701.

702.

703.

704.

705.

706.

707.

708.

Suka keinget atau kangen

ga?

Masih lah. Kalo inget sedih

bangetlah. Aku kan anak itu

nya, kesayangannya.

Terus kamu punya

penyesalan ga yang masih

tersisa setelah papimu

pergi?

Ga sih kan dulu aku nakal,

kalo inget dulu suka nakal

sama papiku. Kalo inget itu

sih nyesel, iya nyesel. Tapi

itu bagian dari tahap aku

dewasa sih, jadi ya gitu.

Keinginanmu yang paling

besar mengenai papimu

apa mei?

Aku pengen papiku

nganterin aku ke altar.

Kalo sekarang

keadaannya papimu ga

bisa nganterin kamu ke

altar, terus gimana?

Mmm ga tau karena aku

belum pernah jalan ke altar.

Tapi yang jelas kalau nanti

aku nikah aku bakal sedih

banget.

Terus ada sosok yang bisa

gantiin papimu ga mei?

Mm ga ada sih. Om ku pun,

aku deket sama om ku dua

orang, yang satu sudah

meninggal tahun 2010 yang

satunya biasa aja. Mm ga

ada yang ngegantiin sih,

paling mamiku.

Kalo misalnya kamu lagi

kangen sama papimu

Subjek dulu tidak

menurut kepada

ayahnya

Penyesalan subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

709.

710.

711.

712.

713.

714.

715.

716.

717.

718.

719.

720.

721.

kamu ngapain?

Kalo orang bilang kalo

kangen itu berdoa ya, tapi

menurutku itu ga mengatasi

kangenku. Jadi aku lebih

milih buat inget dulu kita

ngapain aja. Nonton tinju

atau ngapain. Hahaa

Hahaa, oke deh mei.

Kayaknya sampai sini aja,

makasi ya mei.

Iya sama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Analisis Subjek 3

Awal narasi bercerita mengenai kedekatan subjek dengan ayahnya.

Kematian tidak memiliki peranan dalam kehidupan subjek sebelum ayahnya

meninggal. Sosok ayah subjek digambarkan sebagai seorang pekerja keras,

seorang pria yang ramah, dan ayah yang melindungi. Subjek memiliki

ketergantungan terhadap sosok ayah yang selalu menjadi penolong saat subjek

mengalami masalah, seperti saat subjek memakai uang sekolah untuk jajan, ayah

subjek tidak memarahi melainkan mengganti uang tersebut. Subjek juga memiliki

pemikiran bahwa orang tua akan selalu ada untuk membantu anaknya.

Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock (Confussion).

Subjek kaget saat mengetahui ayahnya meninggal. Subjek mengatakan bahwa

dirinya seperti melayang dan tidak bisa mengingat apa yang sedang ia lakukan

atau dimana dirinya sekarang. Selain itu subjek juga takut ayahnya tidak bisa

keluar jika peti ditutup. Subjek memilih untuk menahan keininan untuk menangis

karena subjek tidak mau membuat tamu menjadi lebih sedih lagi. Subjek masuk

fase dua teori Sanders, Awareness of Loss (Prolonged Stress). Kepergian ayah

subjek membuat subjek kehilangan figur yang penting bagi dirinya. Rasa

kehilangan ini masuk dalam fase kedua teori Sanders yaitu Awareness of Loss

(Separation Anxiety). Dalam masa berdukanya, subjek serta anggota keluarga

masih tidak percaya mengenai kepergian sang ayah. Hal ini masuk ke dalam fase

pertama teori Sanders yaitu Shock (Ketidakpercayaan). Rasa tidak percaya

tersebut dapat muncul karena tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa ayah

subjek mengidap penyakit yang berbahaya. Kepergian ayah subjek yang terjadi

secara tiba-tiba tidak hanya meninggalkan rasa sedih melainkan juga rasa marah.

Subjek merasa marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya. Rasa

marah yang subjek miliki masuk ke dalam fase kedua teori Sanders, Awareness of

Loss (Acting Out Emotional Expectations). Saat subjek duduk di bangku kuliah,

subjek mendengar cerita mengenai seseorang yang kehilangan anak serta istrinya.

Subjek yang merenungi cerita tersebut bahwa subjek seharusnya masih bersyukur

karena subjek masih memiliki ibu dan saudara. Subjek masuk kedalam fase empat

teori Sanders, Healing (Centering Ourselves). Renungan tersebut behasil menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

titik tolak subjek sehingga subjek belajar untuk menerima kepergian ayahnya.

Saat ini subjek masuk ke dalam fase lima teori Sanders, Renewal (Learning to

Live Without). Setelah subjek bisa menerima keadaan bahwa ayahnya sudah

meninggal subjek merasakan perubahan dalam dirinya dan keluarga. Subjek bisa

menjdai lebih dewasa. Subjek dan saudara-saudaranya memutuskan untuk

menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka menjadi lebih dekat dan lebih peduli

satu sama lain. Hal yang menjadi ganjalan bagi subjek adalah sikap subjek yang

dulu tidak baik kepada ayahnya. Akan tetapi subjek percaya bahwa hal tersebut

merupakan proses menuju kedewasaan.

Narasi ini bersifat progresif dimana subjek merasakan dirinya mengalami

perubahan setelah kepergian ayahnya. Kematian ayahnya menjadi sebuah pukulan

yang cukup berat bagi subjek. Sebelumnya subjek memiliki sifat ketergantungan

yang besar terhadap ayahnya sehingga subjek merasa kehilangan dan takut jika

tidak ada yang membantunya untuk menyelesaikan masalahnya. Selain itu subjek

juga merasa marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya. Akan tetapi

setelah renungan yang dilakukan oleh subjek, kematian ayahnya merubah subjek

menjadi lebih dewasa serta menjadi titik tolak bagi dirinya sendiri. Saat ini subjek

dan saudara-saudaranya berusaha untuk menjadi lebih dekat satu sama lain dan

lebih menjaga ibu mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 4. Data verbatim subjek FN

Subjek 4, 16 Juli 2013

No. Verbatim Koding Awal Analisis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10. F

11. F

12. F

13. F

14. F

15. F

16. F

17. F

18. F

19. F

20. F

21. F

22. F

23. F

24. F

25. F

26. F

27. F

28. F

29. F

30. F

31. F

32. F

33. F

34. F

35. F

36. F

37. F

38. F

39. F

40. F

41. F

42. F

Selamat sore mba

Nesya

Sore

Oke, sore ini saya akan

memberikan beberapa

pertanyaan buat anda,

apakah anda bersedia

untuk menjawab

pertanyaan dari saya?

Bersedia

Apakah anda bersedia

untuk merekam segala

proses wawancara kita

ini?

Ya

Oke, kita mulai ya dari

pertanyaan yang

pertama. Umurnya

mba Nesya saat ini

berapa ya?

23

Oke, terus umurnya

mba Nesya waktu

orang tua nya mba

Nesya meninggal

berapa ya?

20

Apakah ayah atau ibu

yang meninggal?

Ayah

Lalu boleh diceritakan

bagaimana hubungan

mba Nesya dengan

papa nya mba Nesya?

Eem kurang terlalu deket

sih. Soalnya dia itu

Hubungan ayah-anak

yang tidak dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

43. F

44. F

45. F

46. F

47. F

48. F

49. F

50. F

51. F

52. F

53. F

54. F

55. F

56. F

57. F

58. F

59. F

60. F

61. F

62. F

63. F

64. F

65. F

66. F

67. F

68. F

69. F

70. F

71. F

72. F

73. F

74. F

75. F

76. F

77. F

78. F

79. F

80. F

81. F

82. F

83. F

84. F

85. F

86. F

87. F

88. F

pekerja keras, amat

sangat. Jadinya jarang

ketemu keluarga, jarang

dirumah juga jadi ya

hubungannya memang

gak terlalu deket.

Memang gak terlalu

dekat?

Hooh

Kerjanya dijogja atau

luar kota?

Ya, di Jogja sama Solo.

Mmm beberapa tahun

terakhir, sekitar dua

tahun terakhir apa tiga

tahun terakhir itu

kerjanya di dua tempat,

jadi sibuk sekali.

Frekuensi ketemunya

gimana?

Mmm jadi kan kalo

misalnya kayak aku di

Jogja, gitu kan, terus

papaku pas lagi di Solo

ya sudah kita gak

ketemu. Tapi misalnya

kalo lagi kerja di Jogja ya

kita ketemunya pas

malam tok, gitu. Nanti

kalo misalnya pagi

biasanya pagi aku mau

kuliah dia nya masih

tidur. Ntar kalo misalnya

aku sudah pulang, dia

udah berangkat kerja.

Jadi ya amat sangat

sedikit lah frekuensinya.

Paling kalo misalnya eeh

kalo sempet gitu ya, aku

nyediain kopi sebentar

terus berangkat kuliah.

Lalu kapan ya

Hubungan ayah-anak

yang tidak dekat

Hubungan antar

anggota keluarga

yang tidak dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

89. F

90. F

91. F

92. F

93. F

94. F

95. F

96. F

97. F

98. F

99. F

100. F

101. F

102. F

103. F

104. F

105. F

106. F

107. F

108. F

109. F

110. F

111. F

112. F

113. F

114. F

115. F

116. F

117. F

118. F

119. F

120. F

121. F

122. F

123. F

124. F

125. F

126. F

127. F

128. F

129. F

130. F

131. F

132. F

133. F

134. F

peristiwa meninggalnya

papa mba Nesya?

Oh tanggalnya?

Tanggalnya 14

September 2010.

Penyebabnya apa ya

mba?

Sakit paru-paru. Tapi

lebih ke komplikasi

sepertinya.

Komplikasi?

Komplikasi apa saja?

Ya, mungkin ada

jantungnya gitu. Itu

katanya si cuma

komplikasi, gitu.

Ooh jadi yang mba

Nesya tahu hanya

penyakit paru-parunya

saja ya?

Ya, infeksi paru-paru

karena ya perokok berat.

Lalu, penyakit infeksi

paru-paru ini sudah

lama dideritanya?

Kurang tau si

sebenernya. Kayaknya

sih udah lama cuma papa

dengan keluarga itu

kayaknya gak menyadari,

gitu tu loh. Pokoknya

tiba-tiba ngedrop.

Soalnya pada saat itu

papa itu seperti gak

nyangka gitu, kok bisa

aku sakit, gitu. Padahal

kan selama ini kan gak

pernah sakit, paling

batuk pilek masuk angin

aja jarang tiba-tiba pas

sekalinya sakit langsung

parah. Jadi dianya shock,

Ketidakpedulian

keluarga terlihat dari

tidak sadarnya akan

keadaan ayah

Hubungan di dalam

keluarga yang tidak

dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

135. F

136. F

137. F

138. F

139. F

140. F

141. F

142. F

143. F

144. F

145. F

146. F

147. F

148. F

149. F

150. F

151. F

152. F

153. F

154. F

155. F

156. F

157. F

158. F

159. F

160. F

161. F

162. F

163. F

164. F

165. F

166. F

167. F

168. F

169. F

170. F

171. F

172. F

173. F

174. F

175. F

176. F

177. F

178. F

179. F

180. F

jadi ada gak terimanya

gitu lo.

Kapan papa mba Nesya

tau mengenai penyakit

nya itu?

Sudah lama, sekitar

sebulan dua bulan

sebelum papa gak ada.

Tau penyakit nya

tersebut itu dari dokter

atau tau sendiri atau

bagaimana?

Mmm tiba-tiba ke dokter.

Jadi pertamanya itu

mengigil, badan dia itu

mengigil beberapa hari,

kayak gitu kan. Terus dia

minta tolong sama

temannya buat nganterin

ke rumah sakit. Tiba-tiba

langsung masuk ICU.

Itu kejadiannya sebulan

sebelum meninggal?

Iya, hooh. Langsung

masuk ICU beberapa

hari, hampir dua minggu

apa ya dulu itu.

Sebelum itu gak pernah

cek ke dokter gitu?

Sebelumnya pernah, tapi

kalo yang aku ingat papa

gak berusaha terbuka

kalo dia punya sakit

punya penyakit. Soalnya

kan kita gak deket gitu,

jadi kita main rahasia-

rahasiaan satu sama lain

gitu.

Lalu apakah disitu ada

peringatan dari dokter

mengenai penyakit nya

papanya mba Nesya?

Keadaan keluarga yang

saling tidak terbuka

satu sama lain

Hubungan antar

anggota keluarga

yang tidak dekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

181. F

182. F

183. F

184. F

185. F

186. F

187. F

188. F

189. F

190. F

191. F

192. F

193. F

194. F

195. F

196. F

197. F

198. F

199. F

200. F

201. F

202. F

203. F

204. F

205. F

206. F

207. F

208. F

209. F

210. F

211. F

212. F

213. F

214. F

215. F

216. F

217. F

218. F

219. F

220. F

221. F

222. F

223. F

224. F

225. F

226. F

Saya kurang tau kalo itu.

Haha.

Boleh diceritain

peristiwa meninggalnya

papanya mba Nesya?

Iya, waktu itu tuh seperti

yang aku bilang tadi,

seperti biasa dia dirumah

tiba-tiba dia sakit,

mengigil. Dirumah di

Solo dia tiba-tiba

mengigil gitu, yah karena

kita satu sama lain gak

deket jadi ya masa bodoh

gitu, gitu kan. Jadi gak

terlalu peduli. Kalo gak

salah waktu itu aku lagi

di Jogja, jadi aku gak tau.

Pas pulang ke Solo

papaku itu cuma ngeluh,

ngeluh tok. Ngeluh kalo

dia itu lagi sakit, gitu

kan. Yah aku ya pada

saat itu aku gak ngerti

harus ngapain. Mau

minta tolong, tapi mau

minta tolong siapa. Aku

kan juga gak ada temen

di tetanggga. Yaudah,

satu keluarga diem aja

gak melakukan apapun.

Sampai suatu ketika papa

nyuruh aku buat telpon

temannya, satu kantor.

Terus aku bilang, “om

maaf ganggu, ini papaku

kayaknya lagi sakit minta

tolong dianterin ke

rumah sakit”. Yaudah

terus datang kan,

dianterin ke rumah sakit

cuma aku gak ikut. Tiba-

tiba dikabarin kalo papa

masuk ICU.

Langsung masuk ICU?

Tidak adanya inisiatif

dari keluarga terhadap

sang ayah.

Menggambarkan bahwa

tanggung jawab selama

ini berpusat pada ayah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

227. F

228. F

229. F

230. F

231. F

232. F

233. F

234. F

235. F

236. F

237. F

238. F

239. F

240. F

241. F

242. F

243. F

244. F

245. F

246. F

247. F

248. F

249. F

250. F

251. F

252. F

253. F

254. F

255. F

256. F

257. F

258. F

259. F

260. F

261. F

262. F

263. F

264. F

265. F

266. F

267. F

268. F

269. F

270. F

271. F

272. F

Lalu?

Yaudah, pas masuk ICU

itu hampir dua minggu

kayak yang aku bilang,

dua minggu itu

sebenernya sudah sehat

nih ceritanya gitu. Sudah

melampaui beberapa hari

di rumah sakit, kita

sekeluarga sampai

marah-marah segala

macam gitu trus akhirnya

sudah mulai membaik

gitu kan disana. Trus

akhirnya pulang, pulang

hanya beberapa hari kalo

gak salah, berapa hari ya,

pokoknya sekitar empat

hari ngedrop lagi tiba-

tiba. Terus kita ke tempat

yang lain, ke rumah sakit

yang lain.. Nah pindah

rumah sakit tapi gak di

ICU, jadi di rumah sakit

yang untuk umum. Sudah

di rawat inap disitu.

Terus selama berapa hari

sekitar empat hari sudah

mulai sembuh, katanya

sudah sembuh gitu kan.

Gak tau kenapa tiba-tiba

orang tuaku berantem,

gak tau juga aku kenapa.

Gak jelas. Terus papaku

jadi ngedrop lagi, terus

papaku minta supaya di

temenin di Jogja sama

aku. Jadi aku disuruh

ngerawatin papaku di

Jogja gitu kan. Di Jogja

itu sekitar semingguan

gitu kan. Terus dia

ngerasa sudah mulai

membaik kan, sudah

mulai membaik di Jogja

terus pulang, sama aku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

273. F

274. F

275. F

276. F

277. F

278. F

279. F

280. F

281. F

282. F

283. F

284. F

285. F

286. F

287. F

288. F

289. F

290. F

291. F

292. F

293. F

294. F

295. F

296. F

297. F

298. F

299. F

300. F

301. F

302. F

303. F

304. F

305. F

306. F

307. F

308. F

309. F

310. F

311. F

312. F

313. F

314. F

315. F

316. F

317. F

318. F

juga, pulang ke Solo.

Terus setelah beberapa

hari itu sekitar sehari apa

dua hari itu ngedrop lagi

dia. Jadi bolak balik

ngedrop gitu, aku juga

gak tau kenapa ngedrop

lagi. Sampai mau napas

aja susah gitu loh, mau

tidur aja itu gak bisa

tidur. Cuma matanya

merem, mulutnya

ngebuka gitu. Soalnya

gak bisa napas gitu kan.

Jadi napasnya lewat

mulut ya?

Iya, soalnya kan susah

napas. Udah gitu kan

udah kayaknya itu dia itu

udah kayak di tempat

tidur doang. Dipanggil

namanya gak nyahut.

Udah kayaknya lemes

banget. Udah gitu aku

telpon temen kerjanya

papaku (yang kemarin?)

Iya yang itu. Terus

dianterin ke rumah sakit

lain, terus di cek cek cek

terus masuk ICU lagi.

Ternyata setelah masuk

ICU sekitar dua hari atau

tiga hari gitu dapat kabar

kalo dimasukin selang ke

paru-parunya. Jadi waktu

aku lihat di ronsennya itu

kan paru-paru nya sudah

bolong bolong item item

gitu kan karena sudah

infeksi. Terus dimasukin

selang dan dari situ aku

gak pernah ngobrol lagi.

Pokoknya setelah dia

masuk ICU yang terakhir

kali ini aku gak pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

319. F

320. F

321. F

322. F

323. F

324. F

325. F

326. F

327. F

328. F

329. F

330. F

331. F

332. F

333. F

334. F

335. F

336. F

337. F

338. F

339. F

340. F

341. F

342. F

343. F

344. F

345. F

346. F

347. F

348. F

349. F

350. F

351. F

352. F

353. F

354. F

355. F

356. F

357. F

358. F

359. F

360. F

361. F

362. F

363. F

364. F

ngomong sama sekali.

Terus abis itu aku terus

pantau kan tiap hari, aku

datang ke rumah sakit

tiap hari gitu kan, dateng,

pokoknya yang terakhir

aku inget papaku bilang

dia kepengen keluar dari

rumah sakit itu. Dia gak

suka tinggal disitu.

Isitlahnya udah gitu kan

papa gak pengen disini,

papa tersiksa disini. Dia

itu ngomong kek gitu

lewat tulisan gitu kan.

Udah itu aku bilang kan

sama dia,”Pa ya jangan

kayak gitu. Ini kan demi

kesehatan demi

kesembuhan papa juga.

Nanti kan kalo papa

sudah ngikutin proses ini

kalo sudah sembuh ya

kita pulang bareng” aku

bilang gitu kan. Dia diem

aja. Terus besoknya gitu,

eeem kalo aku gak salah

inget gitu dia itu gak

ngomong sama sekali,

tiap aku kesana dia cuma

diem aja gitu, cuma liat

liat ke atas gak jelas liat

apa. Yaudah aku cuma

nungguin kayak gitu.

Dari situ tiap kali ketemu

dia cuma tidur dan

tidur.terus kan aku

kecelakaan, pas itu

sebelumnya aku

nengokin papaku. Jadi itu

hari minggu aku ke

gereja awalnya. Habis

dari gereja aku ke rumah

sakit papaku, itu ketemu

buat yang terakhir

kalinya. Karena di ICU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

365. F

366. F

367. F

368. F

369. F

370. F

371. F

372. F

373. F

374. F

375. F

376. F

377. F

378. F

379. F

380.

381.

382.

383.

384.

385.

386.

387.

388.

389.

390.

391.

392.

393.

394. J

395. J

396. J

397. J

398. S

399. S

400. S

401. J

402. H

403. K

404.

405.

406.

407.

408.

409.

410.

kan cuma dikasi waktu

sejam, cuma ketemu

sejam belum ngomong

apa-apa pokoknya

temen-temen papaku

yang lain pada datang

disitu. Terus yaudah kan

sama dokternya

dibilangin kalo kita

semua harus pulang gitu

kan karena jam besuknya

sudah habis. Udah, terus

aku pulang sore kan, aku

ke gereja, ke gereja lagi

aku kegereja dua kali

karena pada saat itu kan

aku pelayaan. Terus aku

ke gereja, pulang hujan,

aku tabrakan pas hujan

itu. Padahal rencana, aku

ada rencana mau ke

rumah sakit gitu kan mau

nengokin papaku lagi. Eh

malah kecelakaan parah.

Aduh gak ngerti mau

minta tolong siapa.

Yaudah kerumah sakit

sendiri gitu, tapi

dianterin pake becak.

Terus aku minta tolong

sama om ku, om Gabriel

itu kan, dipindahin aku

sama papaku sama sama

dirawat di dokter Un.

Udah semalem aku

disana, besok paginya

aku dikabarin. Eh buka

semalam ding, sekitar

dua hari an. Setelah dua

hari itu aku dikabarin klo

papaku udah meninggal.

Oh keadaannya waktu

dikabarin lagi ada di

rumah sakit yang

sama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

411.

412.

413.

414.

415.

416.

417.

418.

419.

420.

421.

422.

423.

424.

425.

426.

427.

428.

429.

430.

431.

432.

433.

434.

435.

436.

437.

438.

439.

440.

441.

442.

443.

444.

445.

446.

447.

448.

449.

450.

451.

452.

453.

454.

456.

457.

Huum iya. Lagi di rumah

sakit yang sama. Pada

waktu kan juga lagi

opname juga dan

bentuknya udah gak karu

karuan. Dikabarin pas

pagi pagi buta. Pas pagi

pagi itu mamaku, adek-

adekku pada dateng. Nah

itu kan adekku yang

Lintang ada sama aku

juga ada di rumah sakit

juga karena pas tabrakan

itu kan berdua. Nah

mamaku adek-adekku

dateng itu aku gak ngerti

kenapa pada datang pagi-

pagi buta gini. Yaudah

mamaku cuma bilang,

“mmm dek jangan suka

tabrak tabrakan dong.

Jangan sakit sakit mulu.

Ini papa sudah gak ada

lo”. Aku kaget kan hah

papa gak ada? Terus

maksudnya, papa sudah

meninggal gitu. Terus

kan pertamanya aku

cuma shock, begitu kan.

Aku gak ngerti harus

ngapain. Aku telpon

pacarku waktu itu, aku

cerita, aku nangis. Gak

tau kenapa tiba-tiba

nangis. Yaudah, gitu.

Nah waktu itu pertama

kali yang ngasi tau itu

kan si tante, nah itu

reaksi dan keadaan si

tante disitu seperti apa?

Sepertinya sih, mungkin

sudah selesai nangis kali

ya. Mukanya lebih ke

khawatir.

Subjek tiba-tiba

mendapat kabar bahwa

ayahnya sudah

meninggal dan subjek

tidak menyangka hal

tersebut. Reaksi subjek

adalah kaget dan

bingung.

Reaksi terkejut

subjek terhadap

kabar yang

diterimanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

458.

459.

460.

461.

462.

463.

464.

465.

466.

467.

468.

469.

470.

471.

472.

473.

474.

475.

476.

477.

478.

479.

480.

481.

482.

483.

484.

485.

486.

487.

488.

489.

490.

491.

492.

493.

494.

495.

496.

497.

498.

499.

500.

501.

502.

503.

Khawatir mengenai

apa?

Ya segala macam. Ya

karena mamaku kan ibu

rumah tangga, gak kerja

dan segala macam ya

takut dong uang dari

mana sih buat ngerawat

lima anak. Lebih ke situ

sih kalo yang aku lihat,

soalnya gak ada yang

kerja. Kalo sedih ya

pasti sedih karena aku

lihat disitu dia sudah gak

nangis disitu.

Terus reaksinya mba

Nesya waktu itu

gimana?

Gak ada si cuma shock

aja, diem aja, cuma diem

gitu. Soalnya habis itu

mamaku diajak temennya

papaku keluar untuk ke

ruang mayat itu ke kamar

jenazah itu buat bawa

pulang. Gak tau gimana

kayaknya mamaku

langsung bawa pulang,

pulang duluan. Si Kevin-

Marcel masih ada sama

aku gitu kan, habis itu

Kevin-Marcel juga

pulang duluan. Aku pikir

kenapa duluan ya

ternyata udah langsung

ke itu nya ke prosesi

pemakamannya itu.

Oh gitu, terus perasaan

yang ada di hati waktu

hari hari pertama

setelah meninggalnya

papa nya mba Nesya

gimana?

Perasaannya si lebih

Subjek meyakini bahwa

ibunya cemas mengenai

biaya untuk kelima

anaknya karena sosok

pencari nafkah sudah

tidak ada

Terdapatnya

kecemasan karena

figur pencari nafkah

sudah tidak ada lagi

masuk kedalam fase

keempat teori

Sanders

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

504.

505.

506.

507.

508.

509.

510.

511.

512.

513.

514.

515.

516.

517.

518.

519.

520.

521.

522.

523.

524.

525.

526.

527.

528.

529.

530.

531.

532.

533.

534.

535.

536.

537.

538.

539.

540.

541,

542.

543.

544.

545.

546.

547.

548.

549.

kepada khawatir, beban.

Ya mungkin karena aku

gak deket sama papaku,

jadi waktu dia meninggal

ya lebih kepada biasa aja.

Sedih tapi ya gak sedih

banget, tertekan tapi ya

gak tertekan banget.

Maksudnya tapi aku

lebih tertekannya karena

kasian aja adek-adekku,

karena kan aku punya

tugas yang begitu

banyak, aku pikir jadi itu

yang bikin stres, mikirin

segala hal. Jadi ya

otomatis, mamaku kan

orangnya gampang putus

asa, gampang khawatiran

jadi ya dia mikir dia gak

bisa apa apa, cuma aku

yang bisa. Jadi dia

berpikir semua beban

yang ditanggung sama

dia itu aku yang bisa

yaudah semua dilimpahin

ke aku. Aku jadi merasa

yo tertekan yo sakit hati

juga sih sama mamaku.

Tapi yowes lah.

Dengan perasaan

tertekan dan terbebani

itu, bagaimana cara

mba Nesya

mengatasinya?

Mmmm... Biasanya lebih

kepada cerita sih.

Maksudku aku kan bukan

orang yang terlalu

religius yang harus

berdoa gitu. Enggak. Aku

itu lebih butuh teman

gitu teman buat cerita.

Selama ini kalo cerita

paling sama Henri itu aja.

Kecemasan subjek

akan tanggung

jawabnya yang baru

Subjek memiliki

kecemasan dalam

dirinya sendiri

mengenai tanggung

jawab barunya. Hal

ini masuk dalam fase

keempat teori

Sanders.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

550.

551.

552.

553.

554.

555.

556.

557.

558.

559.

560.

561.

562.

563.

564.

565.

567.

568.

569.

570.

571.

572.

573.

574.

575.

576.

577.

578.

579.

600.

601.

602.

603.

604.

605.

606.

607.

608.

609.

610.

611.

612.

613.

614.

615.

616.

Trus ya gimana gimana

cerita-cerita, cari solusi

bareng, praktekin satu

per satu, ya jatuh

bangunnya ada.

Terus bagaimana mba

Nesya menyesuaikan

diri dengan keadaan

tersebut saat pertama

gak ada papa?

Awal-awalnya itu kayak

kasi pengumuman,

“Tolong dong bantu

aku”. Karena aku itu

kayak gak bisa apa-apa,

gak ngerti mau ngapain.

Terus dulu kan ada om

ku. Kembali lagi

sebenernya permasalahan

di kita kan sebenernya

masalah keuangan, jadi

ya piye caranya kita tetep

bisa hidup dengan apa

yang ada sampe kakak

kakak nya, aku sama

lintang maksudku, bisa

kerja. Yaudah pada saat

itu dibantu, buat olah

keuangan. Kalo yang

lain-lain penyesuaian

dirinya masih diem-diem

aja. Jadi kalo awal pas

ada masalah aku

pengennya begini sama

adek aku, pengennya

adekku bisa ngerti

keadaan tapi mereka

kayak gitu ya aku cuma

bisa marah, cuma bisa

diem. Tapi ya abis itu

cuma cerita doang, cuma

berkeluh kesah gitu.

Terus keadaan rumah

setelah ditinggal

Subjek meminta

pertolongan dari

sekitarnya untuk

membantunya dalam

tanggung jawab

barunya yang

dilimpahkan oleh

ibunya

Fase tiga teori

Sanders karena

subjek merasa tidak

berdaya dalam

tanggung jawab

sehingga subjek

meminta pertolongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

618.

619.

620.

621.

622.

623.

624.

625.

626.

627.

628.

629.

630.

631.

632.

633.

634.

635.

636.

637.

638.

639.

640.

641.

642.

643.

644.

645.

646.

647.

648.

649.

650.

651.

652.

653.

654.

655.

656.

657.

658.

659.

660.

661.

662.

663.

papanya mba Nesya

setelah ditinggal seperti

apa?

Kondisi keluarga ya

kebanyakan pada saat itu

si cuma diem gak terlalu

yang harus aku harus

gimana harus gimana.

Kita sama sama bingung

yah apa namanya gak

bisa diajak diskusi.

Ditambah lagi keluarga

lain yang sebenernya

bantu sih, sebenernya,

aku ngerasa terganggu.

Malah nanyain harta itu

aku terganggu banget

toh, kayak gitu. Kalo

misalnya mereka tanya

sama mamaku sama

adek-adek ku malah

dijawab itu urusannya

mba Nesya lah. Aku gak

ngerti soal itu. Ya saat itu

kondisinya ya kayak gitu.

Jadi yang biasanya

keluarga besarku cuek

bebek pas papaku

meninggal pada datang

semua nawarin bantuan

tapi nanyainnya harta

disuruh begini begitu,

nanti titip ke om atau

tante bisa ya gitu kan.

Jadinya kan malah

terganggu kan. Ya kalo

misalnya memang mau

nolong kemaren-kemaren

kemana kok baru

sekarang.

Hal apakah yang paling

mba Nesya inginkan

pada saat awal

kepergian papanya

mba Nesya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

664.

665.

666.

667.

668.

669.

670.

671.

672.

673.

674.

675.

676.

677.

678.

679.

680.

681.

682.

683.

684.

685.

686.

687.

688.

689.

690.

691.

692.

693.

694.

695.

696.

697.

698.

698.

699.

700.

701.

702.

703.

704.

705.

706.

707.

708.

Hahaa, apa ya. Gak ada

sih. Aku cuma pengen

semua anggota keluarga

bisa diajak musyawarah.

Bisa diajak ngomong jadi

gak semua semua

dilimpahin ke aku.

Soalnya aku juga

sebenernya kan gak

ngerti apa-apa waktu itu.

Tapi sekarang, lama-

lama, aku jadi bisa

belajar buat ini-itu.

Misalnya kayak kemaren

milihin sekolah yang

bagus buat Marcel,

padahal dulu aku gak

ngerti yang gitu gitu.

Pasti kalo gak papaku ya

mamaku yang ngurus.

Lalu apakah mba

Nesya mendapat

dukungan yang cukup

dari orang orang

sekitar mba Nesya?

Ya sebenernya sih

dukungan yang

ditawarkan itu banyak

gitu kan. Tapi ujung-

ujungnya pada nanyain

harta lagi harta lagi itu

yang buat aku risih dan

terganggu kan. Aku gak

suka soalnya kalo

memang mau bantu ya

bantu aja jangan ada

ujung-ujungnya. Tapi

kemarin ada omku sih

yang bantu ngurus soal

surat surat rumah yang

hilang yang kemarin itu.

Itu bantuan yang paling

besar buat keluarga aku

menurutku.

Keinginan subjek untuk

mendapatkan bantuan

dari keluarganya

mengenai tanggung

jawab yang

dilimpahkan kepadanya

Subjek

menginginkan

keluarganya ikut

membantunya.

Masuk fase tiga teori

Sanders.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

709.

710.

711.

712.

713.

714.

715.

716.

717.

718.

719.

720.

721.

722.

723.

724.

725.

726.

727.

728.

729.

729.

730.

731.

732.

733.

734

735.

736.

737.

738.

739.

740.

741.

742.

743.

744.

.

745.

746.

747.

748.

749.

750.

751.

752.

Mba Nesya sendiri itu

memerlukan waktu

berapa lama untuk

menerima kepergian

papanya mba Nesya?

Gak, gak lama. Karena

pada saat itu langsung

move on. Karena aku

berpikir pada saat papaku

meninggal yaudah misi

dia selesai. Sekarang

lanjut misi aku, jadi aku

gak, gak terlalu lama-

lama lah buat sedih.

Apalagi aku dapat tugas

buat ngurus rumah sama

keluargaku. Kalo aku

masih sedih nanti gimana

keluargaku bisa berubah?

Hahaa

Misi? Misi disini

maksudnya apa ya

mba?

Aku percaya papaku

punya misi untuk

mendidik istrinya, anak-

anaknya buat jadi lebih

baik. Nah papaku

mewujudkan itu dengan

cara bekerja biar kita

kecukupan. Tapi ya kita

jadinya jauh, gak terlalu

dekat. Hahaha

Oh begitu. Apa yang

mempengaruhi

sehingga mba Nesya

memutuskan untuk

langsung move on?

Diri aku sendiri. Karena

dari papa sakit aku punya

perasaan kalo papa gak

bakal lama. Karena lihat

betapa sakitnya papa

waktu itu dan tiba-tiba

Subjek berfokus pada

„misi‟ yang harus ia

jalankan setelah

kepergian ayahnya

Misi yang ayah subjek

jalankan selama

hidupnya, menurut

pendapat subjek pribadi

Subjek berfokus pada

penerimaan atas

kepergian ayahnya

sehingga subjek mampu

untuk bangkit dari rasa

sedih akibat

ditinggalkan

Fase lima teori

Sanders.

Turning point

subjek

Misi ayah subjek

yang diteruskan

oleh subjek

Turning point

subjek

Fase empat dalam

teori Sanders. Subjek

mengambil

keputusan untuk

menerima kepergian

ayahnya atas

keinginannya sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

753.

754.

755.

756.

757.

758.

759.

560.

761.

762.

763.

764.

765.

766.

767.

768.

769.

770.

771.

772.

773.

774.

775.

776.

777.

778.

779.

780.

781.

782.

783.

784.

785.

786.

787.

789.

790.

791.

792.

793.

794.

795.

796.

797.

798.

799.

papa minta maaf,

terutama sama aku,

mengenai penyesalan dia

aku sudah mikir ini bakal

jelek. Apalagi papa

ngomong kalo papa

kenapa-kenapa kamu

hubungi kesini kesini

kesini nanti papa ada

asuransi ini dan ini. Dan

yang aku ingat pas

papaku sakit di Jogja,

ngeluh susah napas dan

yang lain-lain aku saat

itu cuma bisa nangis dan

berdoa. Aku bilang

Tuhan, kalo papa nanti

gak ada aku terima

semua yang Tuhan kasih

ke aku nantinya.

Meskipun kalo nanti ada

masalah tolong bantu

kuatkan.

Sekarang kan keadaan

sudah berbeda, apa

saja yang mba Nesya

lakukan untuk tetap

bertahan?

Ya aku tetap berusaha

buat dekat sama keluarga

sih. Ya capek memang

sih, tiap minggu bolak

balik Solo-Jogja kan

capek ya, tapi cuma ya

aku berusaha buat

pulang. Buat cerita-cerita

sama yang lain lain. Tapi

seringnya kalo aku

pulang malah bawa

masalah kesini.

Apakah ada perubahan

secara fisik maupun

emosional yang terjadi

semenjak kepergian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

800.

801.

802.

803.

804.

805.

806.

807.

808.

809.

810.

811.

812.

813.

814.

815.

816.

817.

818.

819.

820.

821.

822.

823.

824.

825.

826.

827.

828.

829.

830.

831.

832.

833.

834.

835.

836.

837.

838.

839.

840.

841.

842.

843.

844.

845.

papanya mba Nesya?

Banyak. Ya yang dulu

aku egois, gak mau

dengerin orang, sekarang

sampe sekecil apapun itu

aku dengar. Terus yang

dulu nya aku pelit sekali,

sekarang aku berusaha

buat bisa saling memberi.

Ya the power of giving

itu sangat besar. Terus ya

karena aku punya misi

seperti ini sih aku pengen

mengubah keluargaku

biar gak seperti dulu.

Aku pengen

mengubahkan mamaku,

adek-adekku. Cuma kan

kalo kita nya gak

berubah gimana mereka

bisa berubah kan. Dari

situ aku berusaha

berubah sedikit demi

sedikit, aku berusaha

buat gak apa itu namanya

aku berusaha menahan

emosi, gak gampang

tersinggung, bikin solusi

itu gimana, cara

ngomong sama orang itu

gimana, komunikasi yang

baik itu gimana, ya itu

semua aku pelajari

sampai sekarang biar

semua yang berubah di

aku nantinya bisa

tercermin ke adek-adek

aku.

Terus apakah ada

penyesalan yang masih

tertinggal?

Banyak. Kedekatan

emosional yang gak ada

antara aku dan papa itu

yang paling besar. Aku

Subjek fokus pada

perubahan dirinya agar

menjadi lebih baik

sehingga subjek bisa

menjalankan „misi‟ nya

dengan baik

Hubungan ayah dan

anak yang tidak dekat.

Fase empat teori

Sanders. Subjek

menemukan

kematangan

dirinya untuk

menjadi individu

yang lebih baik

demi „misi‟ nya

Turning point

subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

846.

847.

848.

849.

850.

851.

852.

853.

854.

855.

856.

857.

858.

859.

860.

861.

862.

863.

864.

865.

kadang mikir papaku itu

selama ini ngapain aja

sih, kok gak deket sama

aku sama keluarga. Ya

gitu deh. Tapi ya aku

berpikir mungkin dengan

gak adanya papa bisa jadi

jalan buat kita bangkit.

Buat kita ngerti mana

yang salah mana yang

benar. Buat kita gak

ngelakuin hal yang sama

lagi.

Oke, saya rasa itu saja

untuk saat ini. Terima

kasih mba Nesya untuk

waktunya. Selamat

sore.

Selamat sore.

Refleksi subjek

Turning point subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Analisis Subjek 4

Awal cerita, subjek menceritakan kehidupannya yang dinilai tidak positif.

Kematian pada awalnya bukanlah suatu hal yang memiliki peranan dalam

kehidupan subjek. Subjek memiliki sifat yang kurang baik seperti egois dan

kurang keinginan untuk berbagi dengan orang lain, selain itu subjek juga kurang

memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Hubungan subjek dengan

keluarganya juga tidak baik. Hal ini terungkap saat subjek bercerita mengenai

ketidak pedulian mereka saat ayah mereka mengeluh sakit tetapi tidak ada

seorangpun anggota keluarga yang peduli dan berinisiatif untuk membawa ayah

ke rumah sakit. Subjek memandang kehidupannya dan keluarga sebagai keluarga

yang kurang baik. Rasa peduli yang dirasa sangat kurang dan keterbukaan yang

minim menjadi perhatian subjek selanjutnya.

Subjek terkejut saat mendapat kabar bahwa ayahnya telah meninggal.

Akan tetapi subjek tidak terlalu kaget karena sebelumnya subjek sudah memiliki

firasat akan kepergian ayahnya. Setelah kepergian ayahnya, subjek Setelh

kepergian ayahnya, subjek mengalami rasa cemas. Kepergian ayahnya bukanlah

hal yang membuat dirinya merasa cemas, tetapi kehilangan ayah sebagai pencari

nafkahlah yang membuat dirinya merasa dalam tekanan. Kecemasan subjek disini

masuk kedalam fase ketiga teori Sanders yaitu Conservation and Need to

Withdrawal (Helplessness or Loss of Control). Selain kecemasan karena

kehilangan sosok pencari nafkah, subjek juga cemas karena dirinya mendapat

peran sebagai kepala rumah tangga secara tiba-tiba. Subjek yang merasa cemas

juga msuk ke fase ketiga Sanders yaitu Conservation and Need to Withdrawal

(Helplessness or Loss of Control). Karena subjek tidak mengerti mengenai

tanggung jawab barunya, subjek meminta pertolongan dari lingkungan sekitarnya.

Disini subjek masih berada di fase ketiga teori Sanders yaitu Conservation and

Need to Withdrawal (Helplessness or Loss of Control). Subjek yang kewalahan

karena tanggung jawab barunya sangat mengharapkan adanya bantuan dari

keluarganya masuk dalam fase ketiga yaitu Conservation and Need to Withdrawal

(Diminished Social Support). Subjek berusaha untuk menerima kepergian ayahnya

sehingga dirinya tidak bersedih lagi. Subjek disini masuk ke dalam fase empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

teori Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Untuk merelakan kepergian

ayahnya, subjek membentuk suatu pola pikir mengenai misi yang ayahnya emban.

Subjek percaya bahwa ayahnya memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya dan misi tersebut telah selesai sehingga sudah saatnya ayahnya pergi.

Fokus subjek disni masuk kedalam fase kelima dari teori Sanders yaitu Renewal

(Learning to Live Without). Dalam pembentukan pola pikir tersebut, subjek

berhasil menemukan turning point dimana dirinya bisa beranjak dari rasa sedih

atas kepergian ayahnya dan membawa dirinya kepada pemikiran baru yang lebih

baik. Pemikiran terebut adalah diri subjek sebagai orang yang melanjutkan misi

ayahnya. Subjek memiliki misi untuk membuat keluarganya menjadi keluarga

yang lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi sebelum subjek memulai misinya

tersebut, subjek berusaha untuk merubah dirinya terlebih dahulu. Subjek berusaha

untuk merubah sifat yang ia rasa kurang baik agar bisa menjadi baik dan bisa

terpancar kepada keluarganya. Dalam tahapan ini subjek masuk ke fase keempat

teori Sanders yaitu Healing (Forming a New Identity) dimana subjek menemukan

kematangan dirinya. Subjek memiliki sebuah refleksi mengenai kehidupan

keluarganya. Dirinya menyesali kurang baiknya hubungan antara dirinya dengan

ayahnya sehingga subjek menginginkan perubahan dalam keluarganya kini.

Narasi ini bersifat progresif. Dimana subjek merasa bahwa kehidupannya

sudah berubah semenjak kepergian ayahnya. Meskipun kepergian ayah subjek

adalah cobaan yang berat, tetapi subjek bisa memetik pelajaran positif. Subjek

percaya bahwa misi ayahnya adalah untuk membuat keadaan keluarga lebih baik

dengan cara mencukupkan segala kebutuhan mereka. Akan tetapi hal inilah yang

membuat keluarga subjek tidak dekat satu sama lain. Setelah kepergian ayahnya

subjek merasa bahwa sekarang adalah misinya untuk membuat keluarga lebih baik

dengan cara mendekatkan diri satu sama lain dan belajar untuk berbagi. Subjek

sedang dalam tahap belajar untuk mengubah sifatnya yang dia rasa kurang baik

menjadi lebih baik untuk kedepannya agar ia bisa memenuhi misinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 5. Data verbatim subjek MK

Subjek 5, 8 Oktober 2013

No. Verbatim Koding Awal Analisis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

Selamat pagi sari. Kita

ngobrol-ngobrol ya.

Pagi pai. Iyaa. Dimulai aja?

Mm.. Boleh gak ceritain

dulu sebelum ibu

meninggal itu hubungan

kamu sama ibu seperti

apa?

Mmm gini ya kalo misalnya

dulu kan sama ibu itu karena

saya sudah ditinggal sama

bapak, otomatis saya jadi

dekat. Tiap hati kan

bersinggungannya sama ibu,

jadinya ya jelas dekat laah.

Ya cuma karena watak saya

itu keras ya, keras kepala,

jadi tiap haripun kadang suka

berantem, suka apa tapi ya

kami tetap perhatian

walaupun berantem atau apa

tetap aku pulang dari mana

bawain apa buat ibu. Ya

paling curhat-curhatan. Tapi

curhat yang gimana sih ya

enggak ya. Maksudnya kalau

curhat yang tentang mmm

gini, ibuku kan umurnya

enam puluh berapa

maksudnya kita kan jaraknya

jauh banget gitu. Terus

terang kalo buat curhat yang

model kayak curhat soal

temen itu tuh saya kok

rasanya kurang nyaman kalo

sama ibu. Jadinya ya

mungkin kalau curhat-curhat

yang seperti itu mungkin

enggak ya. Ya deketnya

sebatas itu aja sih. Tapi tiap

hari ada berantemnya, ya gak

Subjek dan ibu

subjek memiliki

hubungan yang

dekat. Walaupun

mereka gemar

bertengkar, akan

tetapi subjek dan

ibu tetap

perhatian.

Hubungan subjek dan

ibu yang dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

tiap hari sih, tapi sering ada

berantem-berantemnya itu.

Tapi ya itu, berantem tapi

emm ya tetep care lah tetep

ya gitu-gitu deh.

Saling nyariin satu sama

lain?

Ooh kalo itu jelas. Kalo

misalnya saya pas pulang

emm jadi kan pernah waktu

itu saya ngetes eh atau apa eh

lupa pokoknya pulangnya itu

udah lebih dari jam 8 malam,

ibu saya sudah nelpon-

nelpon. Pernah nelpon ke hp,

karena hp saya lowbat jadi

gak bisa ditelpon, telponnya

ke kakak aku. Pokoknya

akhirnya yang nyariin ya

kakak aku juga. Nah kayak

gitu sih. Pernah juga saya

yang nyariin itu, ibu itu kan

kondisinya sakit ya nah

waktu itu tuh lagi hujan deres

banget ibu tuh gak ada di

rumah, padahal seharian aku

dirumah. Loh kapan

keluarnya ini orang, kayak

gitu kan, dan ibu itu gak

pernah pergi sendirian gitu.

Maksudnya kalo pergi jauh

sendirian itu gak mungkin,

berarti kan dia perginya

daerah-daerah sini. Nah aku

kan kadang suka takut, kalo

ibu kumat itu ibu kayak

orang pingsan gitu lo. Bukan

pingsan sih, tapi kayak orang

pingsan. Nanti takutnya kalo

itu kalo kumat gitu. Jadi aku

hujan-hujan nyariin kemana

mana gitu, ya gitu deh,

nyariin kemana mana taunya

dia ditempatnya tanteku,

hahaa, yauwes. Gak ngerti

Ibu subjek pergi

sendirian tanpa

memberitahu

subjek membuat

khawatir subjek

akan kondisi

ibunya yang tidak

terlalu sehat.

Hubungan yang baik

antar anggota

keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

89.

90.

91.

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

100.

101.

102.

103.

104.

105.

106.

107.

208.

109.

110.

111.

112.

113.

114

115.

116.

117.

118.

119.

120.

121.

123.

124.

125.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

apa ya dicariin anaknya,

hahahaha.

Mm berarti bisa disimpulin

hubunganmu sama ibumu

positif lah ya, gak jauh-

jauh banget.

Oh enggak. Baik banget.

Walaupun jarak usianya

jauh banget, tapi tetep

deket lah ya untuk mama-

anak.

Iyaa

Emm terus, pengalaman-

pengalaman yang paling

diinget sama ibu itu

pengalaman apa aja?

Mmm apa ya, yang paling

aku inget sih, mmm

sebenarnya gak ada sih.

Cuma yang paling aku ingat

yang paling sering

diomongin orang-orang,

ibuku itu dari aku kecil

pengennya aku sehat sama

pinter jadi kalo ngasi aku

makan itu pagi-pagi aku

dikasi telor setengah mateng

sampai pokoknya aku harus

makan, walaupun aku sudah

gak mau makan. Terus kan

kalo aku makan itu kan

susah, ibuku itu pake cara.

Jadi aku masih inget dulu

kalo misalnya kecil gitu,

makananku dikasi sambel

gitu. Jadi ibuku nyuapin

sambil dicocol sambel, jadi

aku kepedesan terus

makannya cepet banget. Kalo

gak gitu aku makannya lama

banget, aku itu diemut. Jadi

diemut gitu lo gak mau

ditelan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

137.

138.

139.

140.

141.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

159.

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

161.

162.

163.

164.

165.

166.

167.

168.

169.

170.

171.

172.

173.

174.

175.

176.

177.

178.

179.

180.

181.

182.

Jadi lama banget ya,

hahaha

Iyaa. Diem aja gak dikunyah

gak diapa-apain, jadi lama

banget. Sukanya jalan

kemana-mana gitu main nah

itu ibuku suka sebel kan, jadi

digituin. Itu sih yang aku

inget banget. Yaitu sih, tapi

kalo yang terakhir itu pas aku

sakit sampe berhari-hari.

Terus ibuku itu keliatan sedih

banget gitu jadinya emm

karena bapakku sudah

meninggal waktu itu, terus

aku sakit, ibuku itu nemenin

aku disamping aku gitu.

Terus dia bilang, mbok cepet

,pake bahasa jawa kan, mbok

cepet waras toh nduk, mbok

cepet sembuh toh. Kamu itu,

koe iki sing ngancani aku,

kamu itu tuh yang nemenin

aku. Kek gitu, mbok cepet

sembuh. Itu sih. Oiya, yang

paling aku ingat terakhir itu

senyumnya dia itu waktu di

bandara, kondisinya waktu

itu mau dibawa ke Jakarta,

lagi sakit sih. Waktu itu dia

itu kayak mau ngomong apa

gitu, mau ngomong sesuatu

gitu, tapi gak ngomong gak

jadi ngomong. Gak ngerti

aku juga kalo itu tuh terakhir

gitu perjumpaannya. Sama

yang diinget itu kan ibu

waktu itu dimandiin sama

suster, jadi aku masih wangi

wanginya itu sabun lifebuoy.

Dan susternya itu

mandiinnya terlalu banyak

sabunnya dan ngelapnya ga

bersih, jadinya masih ada

wangi-wangi sabunnya. Jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

183.

184.

185.

186.

187.

188.

189.

190.

191.

192.

193.

194.

195.

196.

197.

198.

200.

201.

201.

202.

203.

204.

205.

206.

207.

208.

209.

210.

211.

212.

213.

214.

215.

216.

217.

218.

219.

220.

221.

222.

223.

224.

225.

226.

227.

228.

aku masih inget banget

wanginya pas aku cium. Iya

masih kebayang sih sampai

sekarang.

Hmm.. Ibu ini perginya

sudah dua tahun lalu kan

ya?

Heem bener. Dua tahun

lebih. Soalnya waktu itu tuh

13 juli. 13 juli. Ini kan

oktober, jadi dua tahun lewat

lah ya.

Hmm.. Sebelumnya ibu

memang sakit ya?

Iyaa, ibu memang sudah sakit

sih. Ibu memang sudah sakit

itu sudah lama. Cuma

semakin memburuk akhir-

akhir itu. Setahun sebelum

ibu meninggal keadaan nya

ibu semakin memburuk. Jadi

ketika ditinggal sama bapak

itu drop nya itu cepet banget.

Emm maaf, bapak perginya

kapan ya?

Bapak itu dua tahun

sebelumnya. Dua tahun

sebelum ibu. Kalo gak salah

bapak itu april 2009. Nah

kondisi ibu itu semenjak

bapak meninggal itu semakin

menurun. Mungkin karena

bapak sama ibu itu gak

pernah terpisahkan, jadi

mungkin kalo aku

ngebacanya karena bapak

sudah gak ada jadi gak ada

yang kasih semangat, apa-apa

ngerasa sendiri, ngerasa

kesepian, jadi kondisinya

drop banget. Sakit tuh

banyak banget. Dia sudah

keluar masuk itu sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

229.

230.

231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

239.

240.

241.

242.

243.

244.

245.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

252.

253.

254.

255.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

262.

263.

264.

265.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

272.

273.

274.

berapa kali. Dan keluar

masuk rumah sakit nya itu sik

awalnya kan ibu itu kanker

kulit. Habis itu dia dua kali

masuk rumah sakit bulan

april atau mei ibu itu malah

kena macem-macem. Kena

hepatitis, batu ginjal,

pokoknya macem-macem

sampai ibu itu hamper

sebulan di rumah sakit. Habis

itu ibu pulang, aku tinggal

kkn. Dan waktu itu karena

ibu harus diet macem-macem

ya makanan gitu terus waktu

itu ada acara dimana ya

waktu itu, gak tau gimana ibu

itu kok makan. Maksudnya

kok ibu makan ya es krim, ya

sambel goring padahal itu

dietnya. Tapi terus ibu tuh

pengen, ibu tuh mau itu.

Akhirnya langsung kumat

lagi, drop, yaudah. Berapa

hari kemudian masuk rumah

sakit dan kondisinya drop

lagi. Aku senidir ga tau kabar

itu karena kondisinya sudah

mondok berapa hari, dan

saya sendiri juga taunya gak

sengaja. Saya memang

sengaja gak dikasi tau karena

kondisinya saya lagi kkn dan

ada keluarga yang

keceplosan akhirnya saya pas

balik kesana ibu sudah mau

dibawa ke Jakarta. Gitu sih.

Kami sih mengusahakan

semua yang bisa kami

usahakan yaa. Kalo misalnya

semua sudah dilakuin tapi

memang gak bisa yasudah

kek gini aja, mau gimana

lagi.

Terus perasaan pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

275.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

282.

283.

284.

285.

286.

287.

288.

289.

290.

291.

292.

293.

294.

295.

296.

297.

298.

299.

300.

301.

302.

303.

304.

305.

306.

307.

308.

309.

310.

311.

312.

313.

314.

315.

316.

317.

318.

319.

319.

kali waktu tau ibu gak ada

kayak apa?

Perasaannya ya sedih. Mmm

saya kan awalnya gak dikasi

tau kalo ibu meninggal.

Cuma di sms eh di telponnya

itu disuruh pulang, ibu kritis.

Nah pikiran saya kan masih

ada harapan ya. Cuma waktu

itu saya sampe rumah sudah

banyak banget eh sudah

ditatain kursi sudah ditatain

tenda. Saya kaget, saya

bingung lah. Langsung

nangis, mau marah mau

marah ke siapa, mau protes

mau protes ke siapa.

Bingung. Terus sedihnya itu

kok disana sih (Jakarta), kok

ga kok saya gak bisa

nemenin di saat–saat

terakhirnya sih. Ya gitu

sedihnya. Perasaannya gak

karuan, Antara sedih, em apa

ya kecewa, nyesel ya jelas

nyesel sih. Kalo nerima

belum bisa nerima saat itu.

Belum bisa.

Emm maksudnya nolak

kalo ibu sudah gak ada

gitu?

Ya masih ya maksudnya

belum bisa mengiklaskan si.

Ya tau sudah meninggal tapi

belum bisa mengiklaskan sih.

Kok sekarang sih

meninggalnya? Ya kayak

gitu itu.

Terus emm dari keluarga,

dari kerabat ada dukungan

buat kamu gak waktu itu?

Ya emm jelas ada yaa waktu

itu. Kalo kakak-kakakku jelas

banget dukung aku. Kan

Reaksi subjek saat

pertama tau adalah

sedih, bingung,

marah karena

ibunya meninggal

dan subjek tidak

bisa menemani di

saat terakhir.

Subjek tidak

menduga bahwa

ibunya telah

meninggal.

Fase pertama teori

Sanders Shock

(State of Alarm)

Penyesalan subjek

mengeani

ketidakhadirannya

di saat terakhir

ibunya

Fase satu teori

Sanders Shock

(ketidakpercayaan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

320.

321.

322.

323.

324.

325.

326.

327.

328.

329.

330.

331.

332.

333.

334.

335.

336.

337.

338.

339.

340.

341.

342.

434.

344.

345.

346.

347.

348.

349.

350.

351.

352.

353.

354.

355.

356.

357.

358.

359.

360.

361.

362.

363.

364.

365.

semua kakak aku semua

sudah berkeluarga. Jadi jelas

kalo mereka punya keluarga

sendiri, paling gak fokus eh

bukan fokus sih maksudnya

rasa sepinya gak terlalu kan.

Lah kalo aku kan kerasa

banget sepi nya, gak ada

siapa-siapa lagi. Pas

dimakam itu habis

dimakamin kan aku gak mau

pulang. Aku bilang aku

sendirian ik. Kakakku bilang,

“Enggak, kamu gak sendiri.

Kamu nanti jadi anakku.”. itu

yang ngomong kakakku yang

nomor empat, kan dia

memang belum ada anak ya,

jadi aku nanti jadi anaknya.

Aku jadi tanggungannya. Ini

semua keluargamu, kamu gak

boleh ngerasa sendiri. Gak

dibolein kesepian gitu lah.

Emm terus setelah gak ada

ibu, hari-hari pertama di

rumah sendiri rasanya

kayak apa?

Emm mungkin pas awal-awal

belum kerasa ya. Karena

masih rame, masih ngumpul

semua. Jadi belum kerasa.

Jadi ya pas hari-hari

berikutnya pas sepi, gak ada

orang ya kerasa. Biasanya

pagi ibu sudah bangun, sudah

nyapu depan, sudah kresek-

kresek, sudah beliin bubur

dimana gitu. Tapi kan begitu

gak ada itu rasanya yaa gitu

gak ada lagi. Ya sedih lah,

kok sudah gak ada ibu. Yang

jelas lagi waktu itu kita

memang lagi, emm keluarga

itu kita masih belum bisa

nerima. Waktu sebelum ibu

Subjek tidak mau

pulang dari

makanm karena

subjek tidak mau

tinggal sendirian.

Subjek yang

merasa sendirian

mendapatkan

dukungan dari

keluarganya agar

subjek tidak

merasa sendirian.

Awal subjek

tinggal sendiri

subjek merasa

sedih karena sosok

ibu sudah tidak

ada lagi.

Fase dua teori

Sanders Awareness of

Loss (Conflict).

Fase tiga teori

Sanders Conservation

and Need to

Withdrawal

(Diminished Social

Support)

Rasa sedih karena

sosok ibu yang sudah

tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

366.

367.

368.

369.

370.

371.

372.

373.

374.

375.

376.

377.

378.

379.

380.

381.

382.

383.

384.

385.

386.

387.

388.

389.

390.

391.

392.

393.

394.

395.

396.

397.

398.

399.

400.

401.

402.

403.

404.

405.

406.

407.

408.

409.

410.

411.

dibawa ke Jakarta kan

memang agak kontroversi.

Itu keputusan dari kakakku,

ya ibuku memang mau, tapi

kakakku yang ngotot bawa ke

Jakarta itu kakakku yang

nomor lima. Padahal waktu

itu kondisi ibu itu sudah

susah banget, kok masih

dibawa kesana. Kan di

Jakarta itu gak ada

perlengkapan apa-apa, ke

pengobatan alternatif gitu,

nah itu tuh gak ada alat bantu

misalnya oksigen, ya jelas

infus kan gak ada juga. Nah

kita kan ternya yang punya

pengobatan alternatif itu

brengsek banget. Brengsek

nya itu karena waktu ibuku

meninggal disitu, dia malah

nyalahin kita sekeluarga. Dia

ngomong sama tetangga-

tetangganya “ya salah

sendiri. Sudah kondisi seperti

itu kok malah dibawa

kesini.”. kita tau nya dari

saudara kita yang rumahnya

satu lingkungan sama orang

itu yang ngomong sama

kami. Padahal dia yang

maksa biar ibu dibawa

kesana, makanya dibawa

kesana sama kakakku. Jadi

kan seolah-olah menyalahkan

kami, padahal mereka yang

maksa.

Terus, balik ke dukungan

sosial nih. Dukungan social

seperti apa aja sih yang

kamu dapetin dari

sekelilingmu?

Ya seperti yang kemarin itu,

aku diomongin memang aku

sudah ga punya bapak sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

412.

413.

414.

415.

416.

417.

418.

419.

420.

421.

422.

423.

424.

425.

426.

427.

428.

429.

430.

431.

432.

433.

434.

435.

436.

437.

438.

439.

440.

441.

442.

443.

444.

445.

446.

447.

448.

449.

450.

451.

452.

453.

454.

456.

457.

458.

ibu tapi kan aku masih punya

keluarga. Waktu itu kan

kondisinya gini, yang deket

sama rumah itu rumahnya

kakak nomor tiga sama kakak

nomro empat. Mereka sama-

sama sudah berkeluarga sih,

nah kakakku yang nomor tiga

kan punya rumah makan. Dia

ngomong, “nek koe suntuk

ning omah langut (langut itu

apa ya kalo kesepian, ga ada

kerjaan) ya main-mainlah

kesini. Kan disini ada

anaknya Ijan sama Deta. Bisa

bantu-bantu warung.” Kalo

misalnya kamu gak punya

maem, eh apa kalo gak

sempet masak ya kesini aja.

Mereka si ini ya udah aku

nyelesaiin kuliah aja. Yang

lain-lain itu gak usah mikir

misalnya uang kuliah, gak

musingin mau kerja mau

ngapainlah. Keluarga si pasti

gitu. Kalo jalan-jalan diajak

sama mereka. Jadi ya sebisa

mungkin aku gak merasa

sendirian lah. Ya kayak gitu.

Kalo misalnya sekarang

nih, kamu sudah bisa

nerima gak kali ibu sudah

gak ada?

Kalo nerima ya sudah nerima

ya. Sudah lama juga, sudah

bisa sih kalo sekarang.

Kemarin itu pas empat puluh

hari itu sudah mulai iklas

sudah gak

mempermasalahkan

prosesnya yang ibu dibawa

ke Jakarta yang sampai

kontroversi keluarga. Ya

memang jalannya sudah

seperti itu. Toh ibu juga

Bentuk dukungan

keluarga kepada

subjek. keluarga

mengusahakan

agar subjek tidak

merasa kesepian

dan sendirian

dengan cara

mengajak ke

rumah makan atau

diajak berjalan-

jalan.

Subjek

mengiklaskan

ibunya karena

Fase tiga teori

Sanders Conservation

and Need to

Withdrawal

(Diminished Social

Support)

Fase empat teori

Sanders Healing

(Centering Ourselves)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

459.

460.

461.

462.

463.

464.

465.

466.

467.

468.

469.

470.

471.

472.

473.

474.

475.

476.

477.

478.

479.

480.

481.

482.

483.

484.

485.

486.

487.

488.

489.

490.

491.

492.

493.

494.

495.

496.

497.

498.

499.

500.

501.

502.

503.

504.

sudah gak sakit lagi. Ibu kan

sakitnya lama, sudah puluhan

eh belasan tahun sakitnya,

sekarang kan sudah gak sakit

lagi. Jadi sudah biasa sih.

Tapi kalo yang namanya

kangen kan ya masih.

Kadang kebawa mimpi,

kadang ya tau kalo ibu sudah

meninggal, tapi ya pengen

ngobrol atau ngapain. Di

mimpi itu sadar kalo ibu

sudah meninggal, tapi tetep

ngobrol yak arena saking itu

lah ya. Cuma kalo pas awal-

awal itu mimpinya itu

mimpinya gak kayak gitu.

Mimpinya itu yang buat

depresi banget, sedih banget

sampai kalo bangunpun

masih sesengukan. Itu

bangun tidur aja kayak gitu,

kan gak enak banget ya

bangun tidur masih netes air

mata. Tapi kalo sekarang sih

sudah gak gitu, kalo sekarang

kalo kangen paling mimpi,

tapi gak terlalu gimana.

Berarti sekarang sudah

iklas, sudah bisa nerima lah

ya?

Iyaa. Sudah bisa pasti. Kalo

aku liat ya mungkin kadang

tuh ada sisi positifnya gitu di

aku. Karena begitu ibu gak

ada aku jadi mandiri banget.

Kan jaman dulu aku dimanja

banget. Ya namanya anak

terakhir, dimanja gitu lah ya.

Dan sekarang mau gak mau

saya harus bisa sendiri. Ya

contohnya begini, saya dikasi

uang bulanan jebret segini.

Saya harus bayar listrik,

bayar telpon, untuk makan,

subjek percaya

ibunya tidak akan

merasa sakit lagi.

Subjek

mendapatkan sisi

positif dari

kepergian ibunya

yaitu menjadi

seorang yang

mandiri sejak

ditinggal ibunya.

Fase empat teori

Sanders Healing

(Centering Ourselves)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

505.

506.

507.

508.

509.

510.

511.

512.

513.

514.

515.

516.

517.

518.

519.

520.

521.

522.

523.

524.

525.

526.

527.

528.

529.

530.

531.

532.

533.

534.

535.

536.

537.

538.

539.

540.

541,

542.

543.

544.

545.

546.

547.

548.

549.

550.

uuntuk bensin ini harus

cukup, ya gimana cara kita

manage kan? Kan gak

mungkin diakhir saya gak

makan, saya minta sama

kakak-kakak. Ya boleh sih

minta, tapi kan malu banget

kalo minta. Kayak kemaren

kejadiannya emm mau ganti

gas. Jaman dulu saya ga

pernah pegang gas. Tapi

sekarang saya bisa ganti gas

dan saya bantu ganti gas

bude di depan rumah saya.

Pernah juga genteng

dibelakang itu bocor, sudah

minta tolong berapa kali tapi

ya mereka sibuk ya mau ga

mau ya aku manjat genteng.

Ya pokoknya jadinya itu aku

malah mandiri banget itu loh.

Jadinya kayak aku punya

emm mungkin aku memang

harus ditampar dulu baru

bisa. Kan ini kan kayak

tamparan banget ya sama

aku. Kamu harus bisa, kamus

mandiri, dan itu buat aku

kayak gini.

Terus kamu bisa dapet

pemikiran seperti ini kan

gak tiba-tiba ya, kapan sih

kamu bisa berpikir matang

seperti tadi?

Nah itu proses ya. Ya

prosesnya waktu aku tinggal

sendiri itu. Saya gak tau

kapan pastinya itu. Tapi itu

semua proses. Pas waktu itu

malam kedua waktu saya

tidur dirumah sendiri, itu

saya juga gak tau gimana ya,

pas mau bobo diatas selimut

saya itu ada ulat bulu segede

jempol. Saya itu gak pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

551.

552.

553.

554.

555.

556.

557.

558.

559.

560.

561.

562.

563.

564.

565.

567.

568.

569.

570.

571.

572.

573.

574.

575.

576.

577.

578.

579.

600.

601.

602.

603.

604.

605.

606.

607.

608.

609.

610.

611.

612.

613.

614.

615.

616.

617.

yang namanya ngadepin

kayak begitu sendiri.

Bisaanya kalo ngeliat cacing,

ulat, kecoak, kelabang,

kalajengking itu saya pasti

teriak “Ibu! Atau bapak, iki

ono opo!” Jadi intinya

mereka yang ngurusin, gak

pernah saya yang turun

tangan. Nah waktu itu saya

mikir saya mau teriak sama

siapa, wau teriak buat apa,

padahal itu jam sebelas

malam. Nangis lah saya

disitu, baru kerasa aku itu

sendiri, aku itu sendiri. Disitu

saya diem aja sambil nangis

ada sekitar setengah jam.

Saya ngerenung selama

setengah jam, saya

ngerengung kek gini, sudah

saya harus diem. Saya

sekarang sendiri, sudah gak

ada siapa-siapa. Saya harus

lawan dia, karena kalo bukan

saya yang lawan, mau siapa

lagi? Konsekuensinya tinggal

sendiri itu ya harus berani

mau ngapa-ngapain sendiri.

Nah mulai saat itu, aku

berani-beraniin sampai

gemeteran dan akhirnya saya

beraniin diri sambil

gemeteran. Saya mikir

gimana caranya kontak saya

sama dia itu seminimal

mungkin. Nah disitu kan saya

mikir kalo saya buang

selimutnya kan ga mungkin,

akhirnya aku ambil serok

sampah terus aku ambil sapu.

Itu aja sambil nangis, soalnya

dia pegangan kuat banget itu

aku tambah iiiihh itu.

Akhirnya bisa dibuang dan

sudah terlewati lah ya satu.

Subjek merenung

dan berhasil

menemukan

bahwa dirinya

sekarang sudah

tinggal sendiri dan

harus bisa mandiri.

Fase empat teori

Sanders Healing

(Centering

Ourselves)

Turning Point

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

618.

619.

620.

621.

622.

623.

624.

625.

626.

627.

628.

629.

630.

631.

632.

633.

634.

635.

636.

637.

638.

639.

640.

641.

642.

643.

644.

645.

646.

647.

648.

649.

650.

651.

652.

653.

654.

655.

656.

657.

658.

659.

660.

661.

662.

663.

Belum ada seminggu, ada

bunglon dikamarku. Aku gak

pernah aduh jamannya ada

bapak sama ibu aja gak

pernah ada bunglon masuk

kamar. Oh ya Tuhan, ini

maksudnya apa sih? Ini mau

ngelatih mental? Sip, aku

disitu kan sudah lumayan

tenang. Disitu aku mikir aku

ambil sapu sama serok aja

terus aku arahin mukanya

kesana terus aku buang.

Disitu sudah lebih tenang

gitu lo. Begitu aku dapat

shock therapy yang pertama

si ulat bulu itu saya bisa jadi

lebih tenang buat yang

berikut-berikutnya. Saya

disitu mikir buat beli

semprotan serangga, dikasi

banyak-banyak aja nanti juga

mati atau klenger sendiri.

Kalo gak mati kan klenger,

nanti paginya bisa dibuang.

Kalo yang jaman dulu itu

orang lain yang ngelakuin

kayak gitu, kalo sekarang kan

mau gak mau mesti

dihadepin sendiri. Jadi

prinsipnya tinggal sendiri itu

semuanya mesti bisa kamu

tanganin, semuanya.

Nilai apa sih yang bisa

kamu dapetin dari

perginya ibu? Selain kamu

lebih bisa mandiri.

Yang jelas, aku sih sekarang

aku jadi lebih respek sama

orang tua. Aku ngerasa orang

tua kadang omongannya

kadang mereka ngomongnya

kolot, ga jamannya kita. Tapi

yang diomongin mereka itu

bener. Nanti diakhir kita baru

Subjek

bertanggung jawab

atas dirinya dan

hidupnya sendiri.

Subjek sekarang

berubah menjadi

seseorang yang

lebih menghormati

apa yang

dikatakan orang

tua.

Fase lima teori

Sanders Renewal

(Accepting

Responsibility for

Ourselves)

Perubahan dalam diri

subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

664.

665.

666.

667.

668.

669.

670.

671.

672.

673.

674.

675.

676.

677.

678.

679.

680.

681.

682.

683.

684.

685.

686.

687.

688.

689.

690.

691.

692.

693.

694.

695.

696.

697.

698.

698.

699.

700.

701.

702.

703.

704.

705.

706.

707.

708.

tau kebenarannya.

Terus ada penyesalan gak

di kamu?

Kalo penyesalan ada. Karena

menurut saya, saya itu belum

pernah nurut banget sama

ibu. Saya itu kan orangnya

keras, pembangkang. Jadi

kita suka berantem,

berantemnya itu ibu suka

ngomel-ngomel saya

ngebantah. Nah sampai

diakhir pas ibu sakit kita

masih sering berantem. Aku

ngerasa kok pas diwaktu tua

nya ibu aku kok gak

ngebahagiain ibu. Aku masih

aja manja, minta dimasakin.

Kemarin si sempet pake

pembantu tapi kan pasti bakal

lebih senang kalo anaknya ya

yang ngelayanin. Tapi disitu

aku enggak ada. Gak balas

budi, padahal kan sudah

dibesarin dari kecil. Dari

kecil kan sudah ngorbanin

banyak buat kita. Nah aku di

depan ibu tuh memorinya

pasti buruk semua gitu. Jadi

seandainnya bisa ngulang

waktu aku pengen bener-

bener ngerubah sikap aku.

Emm gak bisa deh sudah gak

bisa lagi.

Emm sebelumnya maaf aku

tadi sempet kelewatan satu

pertanyaan, waktu ibu

baru meninggal tadi kan

kamu sempet bilang kalo

kamu shock. Disitu kamu

sempat gak menyalahkan

diri sendiri?

Kalo menyalahkan diri

sendiri sih enggak ya, tapi

Subjek memiliki

keinginan untuk

mengulang waktu

agar bisa

membalas budi

pada ibunya, akan

tetapi subjek sadar

bahwa hal itu tidak

bisa dilakukan.

Keinginan subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

709.

710.

711.

712.

713.

714.

715.

716.

717.

718.

719.

720.

721.

722.

723.

724.

725.

726.

727.

728.

729.

729.

730.

731.

732.

733.

734.

735.

736.

aku menyalahkan kakakku.

Soalnya kan kakakku yang

ngotot buat bawa ibu kesana.

Intinya saat itu tuh ya gini

karena posisinya saat itu tuh

semuanya hampir nyalahin

kakakku. Kenapa harus

dibawa kesana dan yang

dipercayai itu kok ya begitu.

Ya sudah, ternyata dengan

kejadian ibuku ini kan

kakakku putus hubungan

dengan tukang pengobatan

altenatif itu. Tenyata kakakku

sama dia itu sudah berapa

puluh juta yang sudah

diambil dari kakakku. Ditipu

gitu, sampe kakakku

berantem sama istrinya. Nah

begitu ibu meninggal, kebuka

semua kebusukan nya si itu,

yasudah kami juga sudah

ikals ya sudah sih.

Hmm, oke deh kalau

begitu. Sampai disini

wawancaranya, makasi ya

sari bantuannya.

Hoo, hahaha. Iya sama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Analisis Subjek 5

Narasi diawali dengan subjek yang memiliki sifat manja dan suka

tergantung dengan orang lain. Subjek tidak pernah mau menyentuh pekerjaan

rumah sedikitpun. Subjek memandang kehidupannya tidak terlalu baik pada awal

cerita. Subjek menceritakan bahwa dirinya dan ibunya sangat dekat, akan tetapi

kedekatan tersebut terjadi karena ayah subjek yang sudah meninggal sebelumnya

menyebabkan subjek hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tidak jarang subjek

berselisih paham dengan ibunya, akan tetapi hal ini tidak mengganggu kepedulian

mereka satu sama lain. Seperti saat ibu subjek pergi tanpa pamit, subjek yang

cemas mencari ibunya sampai ketemu. Begitu pula sebaliknya, saat subjek sakit,

ibu subjek akan sedih dan terus menemani subjek. Kematian ibu subjek tidak

memiliki peran dalam kehidupan subjek sebelumnya.

Subjek mengalami fase pertama teori Sanders yaitu Shock. Subjek kaget

dan sedih saat mengetahui bahwa ibunya telah meninggal. Subjek tidak

menyangka bahwa ibunya sudah meninggal, karena awalnya subjek berpikir

masih ada harapan. Subjek disini masih berada dalam fase Shock

(ketidakpercayaan). rasa sedih subjek memuncak saat dirinya harus menghadapi

kenyataan bahwa subjek harus tinggal sendiri. Keadaan tersebut sulit untuk

diterima oleh subjek dan subjek sempat melakukan penolakan seperti tidak mau

pulang dari makam. Keadaan ini masuk dalam fase dua teori Sanders yaitu

Awareness of Loss (conflict). Saat subjek berada di titik puncak ketakutannya,

keluarga subjek memberi subjek dukungan kepada subjek agar tidak merasa

kesepian karena subjek masih memiliki keluarga. Keluarga subjek juga berusaha

untuk menghibur subjek agar tidak merasa kesepian dan sedih. Keadaan ini masuk

dalam fase tiga teori Sanders Conservation and Need to Withdrawal (Diminished

Social Support). Walaupun keluarga sudah berusaha memberikan subjek

dukungan sosial akan tetapi rasa sedih karena harus tinggal sendiri tidak bisa

dihindari oleh subjek. Kesendirian yang subjek alami menjadi titik tolak dari

narasi subjek. Subjek yang tidak pernah memegang urusan rumah tangga,

sekarang harus belajar untuk mengerjakan semuanya sendiri. Subjek juga belajar

untuk menghadapi ketakutannya sendiri karena sudah tidak ada ibu atau ayah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

yang bisa membantunya. turning point subjek terjadi dalam fase empat teori

Sanders yaitu Healing (Centering Ourselves). Setelah subjek berhasil menemukan

titik tolak, subjek perlahan berubah menjadi seseorang yang lebih mandiri dan

lebih menghormati orang tua. Subjek juga akhirnya berhasil menerima kepergian

ibunya dengan membangun sebuah pemikiran bahwa ibunya sudah tidak sakit

lagi. Penerimaan tersebut Hal yang masih mengganjal subjek adalah keingannya

untuk mengulang waktu dan bersikap lebih baik kepada ibunya. Tinggal sendiri

dan belajar mengerjakan urusan rumah tangga sendiri menjadikan subjek masuk

fase lima teori Sanders yaitu Renewal (Accepting Responsibility for Ourselves).

Narasi ini bersifat progresif. Subjek berhasil merubah sifatnya yang

kurang baik menjadi lebih baik setelah kepergian ibunya. Kepergian ibu subjek

adalah hal yang berat bagi subjek karena berarti subjek harus menjalankan segala

kewajiban sendiri. Kedekatan subjek dengan ibunya menjadikan subjek seorang

anak yang manja. Subjek tidak bisa mengurus urusan rumah tangga. Akan tetapi

kematian ibu subjek adalah sebuah pukulan keras bagi subjek dimana subjek mau

tidak mau harus belajar untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Setelah beberapa saat subjek berhasil memproses kesendiriannya dan berhasil

membuatnya bangkit dari rasa sedih dan keterpurukan. Subjek sekarang sudah

bisa mengurus urusan rumah tangga dengan baik dan menjadi lebih mandiri dari

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI