audit energi awal

43
MANAGEMEN ENERGI AUDIT ENERGI GOR (GEDUNG OLAHRAGA) UNY PERIODE 2014-2015 Disusun Oleh: ROHANI (12506134028) PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Transcript of audit energi awal

MANAGEMEN ENERGI

AUDIT ENERGI GOR (GEDUNG OLAHRAGA) UNY

PERIODE 2014-2015

Disusun Oleh:

ROHANI (12506134028)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi merupakan salah satu faktor penting dalam

operasional sebuah industri, perusahaan, maupun

instansi lain, karena memiliki tingkat

ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi

untuk operasional usahanya. Sehingga diperlukan

upaya konservasi untuk mencapai tujuan efisiensi.

Energi Listrik memilki kontribusi besar terhadap

biaya operasional yang harus dikeluarkan. Peranan

listrik ini menjadi semakin penting mengingat adanya

kenaikan tarif dasar listrik yang harus memaksa

berbagai pihak untuk melakukan penghematan.

Kenaikan tarif dasar listrik di Indonesia pada

pertengahan tahun 2014 sebesar 8.6%-13.3% sesuai

dengan golongan setiap dua bulan. Hal tersebut

diperparah dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)

yang sangat membebankan masyarakat, dan pada awal

tahun 2015 PLNmenaikan tarif dasar listrik lagi

untuk delapan golongan pemakai. Salah satu alasan

kenaikan harga ini untuk membangun pembangkit baru

guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi listrik.

Jika setiap konsumen bisa menghemat antara 5-10%

saja, maka ada kemungkinan pada tahun ini tidak

diperlukan pembangkit baru.

Pemerintah dapat turut serta dalam mendukung

program penghematan energi ini dengan memberikan

insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya program

hemat energi ini memberikan keuntungan pada semua

pihak, konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening,

perusahaan listrik tidak menuntut membuat pembangkit

baru, pemerintah bisa mengurangi jumlah rencana

hutang. Program penghematan listrik adalah bukan

sekedar masalah teknis semata, melainkan merupakan

pertimbangan dan keputusan manajemen, terutama

ditinjau dari segi keuangan.

Sejalandenganmeningkatnyapembangunan serta

pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengakibatkan

kebutuhan energi juga meningkat khusunya energi

listrik apalagi ditambah semakin pesatnya

perkembangan teknologi seperti sekarang ini banyak

peralatan-peralatan yang memanfaatkan energi listrik

untuk dapat dioperasikan. Penyediaan energi nasional

saat ini sangat terbatas karena sumber energi utama

bahan bakar fosil yaitu minyak, gas dan batubara

yang sifatnya dapat diperbarui semakin berkurang

emisi gas rumah kaca semakin banyak yang berakibat

meningkatnya pemanasan global dan

berdampakpadaperubahaniklim.

DalamKebijakanEnergiNasional yang dituangkan

dalam Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006, salah satu

kebijakan utamanya adalah konservasi energi. Adapun

salah satu tergetnya adalah menurunkan elastisitas

energi sebesar kurang dari satu pada tahun 2025.

Elastisitas energi adalah perbandingan antara

pertumbuhan energi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Elastisitas energi adalah salah satu indikator

konservasi energi, semakin kecil nilai elastisitas

energi berarti semakin efisien.

(http://www.esdm.go.id)

Audit energi bisa dilakukan dimana saja salah

satunya audit energi di gedung kampus, Berdasarkan

data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi Kementerian ESDM,

(http://www.esdm.go.id) dalam beberapa tahun

terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia

mencapai 7% per tahun. Angka tersebut berada di atas

pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per

tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi

untuk sektor industri (50%), transportasi (34%),

rumah tangga (12%) dankomersial (4%).

Batubara, gas bumi, dan minyak bumi saat ini

merupakan sumber energi primer yang menjadi tulang

punggung ketenagalistrikan Indonesia. Kebergantungan

terhadap minyak bumi untuk pembangkitan listrik

sangat memberatkan karena meroketnya harga minyak

bumi saat ini. Gambar 1 menunjukkan neraca produksi

konsumsi listrik 2002-2009.

Gambar 1. Neraca Produksi Konsumsi Energi

Listrik

Pusdatin ESDM 2010,Handbook of Energy & Economic

Statistic of Indonesia

Konsumsi energi Indonesia di sektor komersil

sebesar 4 % dipergunakan salah satunya ialah untuk

menunjang sarana dan pra sarana pada perguruan-

perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa faktor yang

melatarbelakangi perlu dilakukannya audit energi

listrik pada gedung kuliah adalah:

1. Peningkatan populasi kampus

2. Penambahan beban listrik di kampus

3. Perubahan fungsi ruangan.

4. Tingkat kuat penerangan yang tidak memadai

Dalam audit energi merupakan kegiatan penelitian

pemaanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan dan

mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi.

Melalui audit energi, kita dapat mengetahui pola

distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi

energi terbesar dapat diketahui. Dari hasil audit

energi juga dapat diketahui besarnya peluang potensi

penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi.

Apabila dalam sebuah rumah tangga, AC merupakan

perangkat yang menjadi beban listrik terbesar maka

bisa dibayangkan berapa banyak batubara harus dibakar

untuk memenuhi listrik sebuah mal, industri, pabrik-

pabrik.

Pelaksanaan audit energi pada dasarnya akan

menguntungkan pihak itu sendiri. Kerena ada Aspek

Pencapaian yang diharapkan dari proses Audit Energi,

yaitu:

1. saving in money : adanya manajemen energi, dapat

mengurangi biaya operasional. Dengan demikian

keuntungan yang diperoleh perusahaan akan

meningkat.

2. environmental protection : adanya penggunaan energi

yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi

dunia dalam hal membantu pelestarian alam dengan

menjaga dan mempertahankan cadangan minyak bumi

dunia agar tidak segera habis.

3. sustainable development : adanya penggunaan energi yang

efisien maka akan memberikan kontribusi bagi

perusahaan di bidang pertumbuhan yang

berkelanjutan baik di sisi finansial maupun

penggunaan peralatan industri yang memiliki

lifetime maksimum / optimum.

B. Tujuan Audit Energi GOR UNY

Adapun tujuan audit Energi pada gedung UNY Antara

lain :

1. Mengetahui nilai Intensitas Konsumsi Energi dan

profil pemakaian energi eksisting operasional

fasilitas suatu industri pada periode tertentu.

2. Mengidentifikasi jenis alternatif konservasi

energi, maupun penghematan energi sebagai bagian

dari manajemen energi sebuah industri.

3. Mengetahui tingkat efesiensi penggunaan energi

listrik sehingga dapat mengurangi penggunaan

energi listrik yang tidak perlu demi menghemat

biaya pemakaian enegi listrik.

4. Memilih suatu keputusan alternatif jenis

konservasi energi yang terbaik sebagai rekomendasi

perencanaan manajemen energi industri meraih

solusi untuk menerapkan strategi efektif dalam

melakukan pengelolaan pemanfaatan energi listrik.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Dasar Teori

Kapasitas daya terpasang harus sesuai dengan

kebutuhan daya untuk mencatusegala macam beban.

Kapasitas daya terpasang harus lebih besar

dibandingkan dengan kebutuhan beban. Namun, kapasitas

daya terpasang yang berlebihan akan menimbulkan biaya

beban yang tinggi.

Audit energi dapat dianalisis dengan data biaya

pemakaian bedasarkan kurva beban. Kurva beban bulanan

menggambarkan pemakaian energi listrik dalam periode

bulan. Kurva ini diperoleh melalui pengukuran dan

perhitungan data daya yang diserap oleh sistem beban

(konsumen listrik) pada interval dan periode waktu

tertentu.

Biaya produksi daya listrik berupa biaya tetap

dan biaya operasi. Biaya tetap tergantung investasi

pembangunan untuk pembangkitan, penyaluran dan

pendistribusian energi listrik. Contoh: biaya

kapasitas daya terpasang yang dihitung berdasarkan

jumlah daya VA atau KVA. Sedangkan biaya operasi

untuk operasi sistem, gaji pegawai, bahan bakar,

pemiliharaan listrik. Contoh: biaya pemakaian energi

listrik dalam kWh.

Sedangkan data yang digunakan untuk mengaudit

energi adalah denah single line diagram, lengkap

dengan penggunaan daya listriknya dan besarnya

penyambungan daya listrik PL serta besarnya daya

listrik cadangan dari diesel Generating Set (GenSet).

Data pembayaran rekening listrik bulanan bangunan

gedung selama satu tahun terakhir dan rekening

pembelian bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar gas

(bbg) dan air.

Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi

(IKE) Gedung adalah pembagian antara konsumsi energi

listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas

bangunan gedung. Sektor yang dapat dihitung:

1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total

bangunan gedung (m2).

2. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun

(kWh/tahun)

3. Intensitas konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung

per tahun (kwh/m2.tahun)

4. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kwh)

Tabel 1. Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-ACKriteria Keterangan

SangatEfisie

n

a) Desaingedungsesuaistandartatacaraperen

canaantekniskonservasienergi

b) Pengoperasianperalatanenergidilakukand

enganprinsip-prinsip management energy

kWh/m2/bulan

Efisien

(7,93-12,08)

kWh/m2/bulan

a) Pemeliharaangedungdanperalatanenergidi

lakukansesuaiprosedur

b) Efisiensipenggunaanenergimasihmungkind

itingkatkanmelaluipenerapan system

manajemenenergiterpadu

CukupEfisien

(12,08-

14,58)

kWh/m2/bulan

a) Penggunaanenergicukupefisienmelaluipem

eliharaanbangunandanperalatanenergimas

ihmemungkinkan

b) Pengoperasiandanpemeliharaangedungbelu

mmempertimbangkanprinsipkonservasiener

gi

AgakBoros

(14,58-

19,17)

kWh/m2/bulan

a) Audit

energiperludipertimbangkanuntukmenentu

kanperbaikanefisiensi yang

mungkindilakukan

b) Desainbangunanmaupunpemeliharaandanpen

goperasiangedungbelummempertimbangkank

onservasienergi

B. Metode Penelitian

Audit awal energi listrik dilakukan dengan

mengacu pada standard audit energi listrik SNI 03-

6196-2000. Profil pemakaian energi listrik dalam

kegiatan pendidikan dikenali berdasarkan histori

pemakaian energi listrik. Evaluasi diterapkan untuk

pemakaian selama tahun terakhir 2014. Sedangkan

audit energi listrik yang dilakukan mengacu pada

prosedur. Langkah-langkah tersebut merupakan audit

awal dengan kegiatan yaitu:

1. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta

menyusun informasi data jenis dan fungsi serta

luas (area dan lantai) bangunan GOR Universitas

Negeri Yogyakarta.

2. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta

menyusun informasi data kegiatan.

3. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta

menyusun informasi data konsumsi energi listrik

yaitu mencakup rekaman histori pemakaian (tagihan;

pembayaran;) daya listrik bulanan mulai februari

hingga desember.

4. Menghitung dan membuat profil konsumsi energi

listrik (kWh) maupun biaya listrik (rupiah) untuk

pemakaian.

5. Menghitung dan membuat profil IKE listrik GOR

UNiversiyas Negeri Yogyakarta.

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik adalah

besar nilai pemakaian energi listrik untuk setiap

satuan luas bangunan dalam waktu setahun. Nilai IKE

ini diperoleh dari audit awal energi listrik pada

suatu fasilitas instansi yang bersangkutan.

IKE =pemakaianenergilistrik (kWh)luasbanguan(m2)

Nilai IKE dapat dihitung dengan memperhatikan

data seperti diperoleh pada tahap audit awal.

Penghitungan mencakup:

1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total

bangunan gedung (m2)

2. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun

(kWh/tahun)

3. IKE bangunan gedung per tahun (kWh/m2)

4. Biaya energi listrik bangunan gedung (Rp/kWh).

BAB III

METODOLOGI AUDIT ENERGI LISTRIK

A. Lokasi Survey

lokasi survey ini dilakukan pada gedung GOR UNY yang

memiliki kapasitas daya yang besar dan penggunaan

bebanya bermacam-macam.

B. Langkah-langkah Audit Energi GOR UNY

Pelaksanaan audit energi harus dilaksanakan

secara teliti dan menyeluruh mencakup aspek-aspek

yang berhubungan dengan konsumsi energi.

Mulai

Audit Energi awal

Audit Energi rinci

Pembuatan Sistem baru

Pengujian

Pengukuran Konsumsi enerrgi

Penggujian energi sistem lama > baru

Selesai

Gambar 2. Langkah Mengaudit GOR UNY

Langkah-langkah audit energi antara lain :

1. Mengetahui data GOR UNY

a. Data umum GOR UNY (fungsi, jumlah penghuni,

dsb)

b. Data dan cetak biru arsitektur dan sistem M&I

c. Data peralatan M&I

2. Menyurvei data pendahuluan

a. Mengenal GOR UNY beserta sistem dan

instalasinya

b. Mengelompokkan data ke dalam sistem-sistem

c. Mengelompokkan data sistem-sistem ke bagian-

bagian zona

3. Sistem utama di GOR UNY sebagai berikut:

a. Desain Bangunan

b. Main Distribusi Panel

c. Sistem Pendingin (Air Conditioner)

d. Sistem pasok tenaga listrik beserta cadangan

(GenSet)

e. Sistem penerangan (pencahayaan) termasuk sumber

cahaya, dan jendela

4. Bahan untuk audit energi adalah sebagai berikut:

a. Daftar tagihan rekening listrik UNY periode

bulan Januari-Desember 2014

b. Analisa daya dan beban dengan bantuan single

line diagram untuk mengetahui parameter listrik

utama seperti KVA, KW, PF, Hertz, KVAr, Ampere,

dan Volt.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu rincian penggunaan

listrik detailnya sebagai berikut:

1. MDP (Main Distribusition Panel

a. Ruang Genset 2 pintu (2x60) x 180 x 80

b. Daya PLN 53.500 VA/3ph 220/380v 50Hz NYFGBY

4X70mm2

c. Trafo 100 KVA/3ph 22kv/220-380v 50Hz NYY

4X70mm2

d. Genset 104 KVA/3ph 220/380v 50Hz

e. Panel Arena (Lt Dasar) NYFGBY 4X25mm2 MCB 50A

Gounding 50 mm2

f. Panel Pompa (Lt Dasar) NYFGBY 4X16mm2 MCB 50A

g. Gounding 50 mm2

Tabel 2.Daya Main Distribusi Panel

PANEL DAYA KVAP-L 41AC 41

ARENA 27,5POMPA 4,5TOTAL 114

Maka daya semu atau terpasang = 114 VA

2. Sistem Pendingin (Air Conditioner)

MCCB 50A @GROUP MCB 10A NYM 3X2,5mm2 dalam pipa

PVC

Kabel NYA 1x16mm2 (Grounding)

Tabel 3.Daya Sistem Pendingin (AC)

Sistem Pendingin (AC)Group R (W) S (W) T (W)1 2000    2   2000  3     20004 2000    5   2000  6     25007 2500    8   5000  9     450010 2000    11   4500  12     450013 2000    

SUBTOTAL 10500 13500 13500TOTAL 37500

Jika PF 0.85, daya Semu atau daya terpasang

37500/0.85 = 44118 VA.

3. Sistem penerangan (pencahayaan) termasuk sumber

cahaya, dan jendela.

a. Lantai dasar (R)

Menggunakan MCB utama 32A 10KA

Jenis kabel yang digunakan NYM 3X2,5mm2 dalam

pipa pvc

Tabel 4. Penerangan Lantai Dasar (R)

Lantai dasar

Grou

p

TL

2X36W

TL

36W

TL

18W

DL SLE

25W

B.

Pijar

40W

KK

200W

DAYA

W1 6   5       5222   12     3   3363           4 8004           3 6005           3 6006           3 6007     11 2   1 4388     2   9 1 3969         18 1 92010 12       2   94411 10       2 1 1000

12 2       5   47213 8         1 77614 2     1 8 2 88915 11       2   87216 11       6   1032Tota

l 30 12 14 2 30 15 7206

Jika PF 0.85, Maka daya semu atau terpasang =

7206/0.85 = 4878 VA.

b. Lantai dasar (S)

Menggunakan MCB utama 32A 10KA

Jenis kabel NYM 3X2,5mm2 dalam pipa pvc

Tabel 5. Penerangan Lantai Dasar (S)

Lantai dasar

GroupTL

2X36W

TL

36W

TL

18W

DL SLE

25W

B.

Pijar

40W

KK

200W

DAYA

W

1   2     7   3122 10         3 13203 5       4 4 13204 7       15 3 17045 8 1   1 4 3 13976 8         3 1176

7 2 4     4 3 10488 9     2   5 16989 7         4 130410 7         3 110411 6         3 103212   2 6   5 2 78013       12     780

Total            

1449

5

Jika PF 0.85, Maka daya semu atau terpasang =

14495/0.85 = 17053 VA.

c. Lantai 1 (Satu)

Menggunakan MCB utama 32A 10KA

Jenis kabel NYM 3X2,5mm2 dalam pipa pvc

Tabel 6. Penerangan Lantai 1 (Satu)

Lantai Satu

Grou

p

TL

2X36W

TL

18W

B.

Pijar

40W

Exit

Indicato

r

DAYA

W1 7       5042 5   5 2 5963 7   3 1 6424 1   7 1 3705 1   2 1 1706 5   3 1 4987   10   2 2168   7   4 1989   10   2 216

Tota

l 26 27 20 19 3410

Jika PF 0.85, Maka daya semu atau terpasang =

3410/0.85 = 4012 VA.

4. Total Penggunaan daya atau beban

Tabel 7. Total Penggunaan daya atau beban terpakai

Penggunaan Daya (W)N

o Rincian

Jumlah

(W)1 Sistem Pendingin (AC) 37500

2

Sistem Penerangan lt

dasar R 7206

3

Sistem Penerangan lt

dasar S 14495

4

Sistem Penerangan lt

Satu 3410Total Penggunaan 62611

Jumlah penggunaan daya atau beban terpakai yakni 62,6

kWh.

5. Kurva beban

Kurva beban bulanan menggambarkan pemakaian

energi listrik dalam periode bulan yakni

sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20,340

1,799

31,980

1,566 2,282

7,880

1,320

24,600 24,748

2,643

Gambar 3. Kurva beban bulanan

Kurva ini diperoleh melalui pengukuran dan

perhitungan data daya yang diserap oleh sistem

beban (konsumen listrik) pada interval dan

periode waktu tertentu.

Biaya produksi daya listrik berupa biaya

tetap dan biaya operasi.

1. Biaya tetap tergantung investasi pembangunan

untuk pembangkitan, penyaluran dan

pendistribusian energi listrik.

2. Biaya operasi untuk operasi sistem, gaji

pegawai, bahan bakar, pemiliharaan listrik.

D. Penentuan Strategi Penghematan Energi Listrik

Apabila peluang hemat energi telah dikenali,

selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisa

peluang hemat energi, yaitu dengan cara

membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan

biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana

penghematan energi yang direkomendasikan.

Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat

diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi

kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi

dilakukan dengan usaha – usaha :

a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi.

( Mengurangi kW dan jam operasi ).

b. Memperbaiki kinerja peralatan.

c. Penggunaan sumber energi yang murah.

BAB IV

HASIL AUDIT ENERGI LISTRIK DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Energi Listrik

Perhitungan energi listrik berdasarkan

perhitungan IKE preode 2014 terhitung mulai dari

bulan Februari sampai dengan Desember.

Berikut ini adalah perhitungan IKE:

1. BULAN FEBRUARI

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

203402432,02 =

8.36342kWh/m2/bulan

2. BULAN MARET

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

1,7992432,02 =

0.73971kWh/m2/bulan

3. BULAN APRIL

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

31,9802432,02 =

13.1496kWh/m2/bulan

4. BULAN MEI

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

1,5662432,02 =

0.64391kWh/m2/bulan

5. BULAN JUNI

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

2,2822432,02=

0.93831kWh/m2/bulan

6. BULAN JULI

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

7,8802432,02 =

3.2401kWh/m2/bulan

7. BULAN AGUSTUS

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

1,3202432,02 =

0.54276kWh/m2/bulan

8. BULAN SEPTEMBER

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

24,6002432,02

=10.115kWh/m2/bulan

9. BULAN OKTOBER

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

24,7482432,02 =

10.1759kWh/m2/bulan

10. BULAN DESEMBER

IKE = KWHLUASBANGUNAN =

2,6432432,02 =

1.08675kWh/m2/bulan

B. Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi antara lain :

1. Luas bangunan

Luas area GOR UNY dengan Panjang 62,2m dan

Lebar 39,1m = 2432,02 m2.

2. Data rekening

Dalam data tagihan rekening pemakaian dan biaya

listrik periode tahun 2014 terhitung mulai dari

bulan Februasi-Desemberdidapati sebagai berikut:

Tabel 8. Tabel Data Beban dan Perhitungan IKENO BULAN KWH TAGIHAN IKE KETERANGAN

1Februar

i

20,34

0

20,129,85

88.36342

Efisien

2 Maret 1,799 1,625,100 0.73971Sangat

Efisien

3 April31,98

0

28,635,17

813.1496

Cukup

Efisien

4 Mei 1,566 2,182,232 0.64391Sangat

Efisien

5 Juni 2,282 2,059,800 0.93831Sangat

Efisien6 Juli 7,880 8,802,950 3.2401 Sangat

Efisien

7 Agustus 1,320 1,383,750 0.54276Sangat

Efisien

8Septemb

er

24,60

0

27,184,60

010.115

Efisien

9 Oktober24,74

8

28,600,76

410.1759

Efisien

10Desembe

r2,643 2,574,450 1.08675

Sangat

Efisien

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

20,340

1,799

31,980

1,566 2,282

7,880

1,320

24,600 24,748

2,643

Gambar 4. Pemakaian KWh tiap Bulan

0

2

4

6

8

10

12

14

8.36341806399618

0.739714311559938

13.1495629147787

0.6439091783784680.93831465201

7664

3.240104933347590.54275869441

8632

10.115048395983610.1759031586

911

1.08675093132458

Gambar 5. Grafik IKE per Bulan Februari-Desember 2014

Gambar 6. Kriteria Penggunaan Listrik pada Gedung atau

Kantor

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Audit energi digunakan untuk mengetahui konsumsi

energi terbesar dari sebuah instansi sekaligus

mencari peluang untuk melakukan penghematan

industri. Hal ini sangat penting, karena penggunaan

enregi yang berlebihan akan merugikan industri atau

instansi itu sendiri. Baik dari segi lingkungan

maupun ekonomis. Khususnya apabila penggunaan energi

listrik sangat besar, hal ini tentu sebanding dengan

uang yang harus dikeluarkan sebuah instansi. Apalagi

tarif dasar listrik terus meningkat tiap tahunnya.

Pelaksanaan audit energi harus terencana dan sesuai

prosedur yang ada sehingga hasilnya valid dan dapat

dipertanggungjawabkan. Semua data yang terkumpul dan

perhitungan yang dibuat akan menjadi acuan untuk

melakukan kebijakan energi. Dari hasil audit energi

akan menghasilkan temuan-temuan serta saran-saran

untuk melakukan penghematan dan efisiensi energi.

Sebuah rekomendasi dari audit energi yang baik

harus memberikan manfaat utama berupa kenyamanan,

fleksibilitas dan hemat energi. Intensitas Konsumsi

Energi (IKE) pada bangunan gedung komersial dapat

berbentuk IKE per tahun terhadap luas bangunan, yang

ber-AC, dan yang disewakan.

B. REKOMENDASI UNTUK MENERAPKAN STRATEGI DARI HASIL

AUDIT

Penerapan strategidarihasil audit sebenarnya

tergantung dari kebijakan industry atau perusahaan

yang bersangkutan. Penerapan strategi tersebut

merupakan langkah nyata untuk melakukan

penghematanenergi. Tapisekalilagi ,penghematan

energy memang penting, tetapi jangan sampai

mengurangi kenyamanan sehingga mempengaruhi kinerja

suatu perusahaan atau industri. Harus sesuai standar

yang telah ditetapkan dan jangan sampai mengurangi

tingkatkeselamatan.

Salah satu langkah untuk penghematan listrik

adalah pada sector pencahayaan . Bila anda ingin

membeli lampu, sebagian orang lebih memilih lampu

berdasarkan watt-nya. Perludiketahui, watt adalah

satuan daya lampu yang dikonsumsi. Saat membeli

lampu, harusmemperhatikan efisiensinya. Dinyatakan

dalam satuan lumen per watt, lpw. Lumen per watt

adalah lumen yang dihasilkan per watt listrik yang

digunakan sebuahlampu. Aturan dalam pembelian lampu

adalah semakin tinggi tingkat efisiensinya maka

lebih baik. Lampu pijar memiliki 10-20 lpw sementara

cfl memiliki 50-60 lpw. Perbedaan efisiensi antara

lampu bohlam dengan cfl membuat cfl lebih efisien

dalam hal konsumsi listrik. Sebagai contoh, untuk

menghasilkan 500 lumen cahaya, lampu bohlam

membutuhkan 40 watt konsumsi listrik sementara cfl

membutuhkanhanya 11 watt. Meskipun lebihefisien,

orang lebih memilih untuk membeli lampu pijar dari

pada cfl. Harga awal lampu pijar memang 20% lebih

murah. Namun, cfl tetap lebih hemat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standarisasi Nasional. 2001. Prosedur Audit

Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi

Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung dan

Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung

(SNI 03-6196-2000, SNI 03-6090-2000, SNI 036197-

2000). Departemen Pendidikan Nasional

2. Nugroho, Agung. METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA

LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

PEMBANGKIT DAN ENERGI. Semarang : Jurusan Teknik

Elektro – Fakultas Teknik Undip

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Tagihan Rekening Listrik UNY (Warna

Kuning untuk GOR)

Lampiran 2. Denah GOR Tampak Depan

Lampiran 3. Denah GOR Main Distribusi Panel (MDP)

Lampiran 4. Denah GOR Panel Arena dan Panel Pompa

Lampiran 5. Denah GOR Sistem Penerangan

Lampiran 6. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai

Dasar R

Lampiran 7. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai Dasar R

Lampiran 8. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai Dasar S

Lampiran 9. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai Dasar S

Lampiran 10. Denah GOR Sistem Instalasi Listrik

Lampiran 11. Denah GOR Sistem Instalasi Ducting LantaiDasar

Lampiran 12. Denah GOR Sistem Panel AC Lantai Dasar