MANAGEMEN ENERGI
AUDIT ENERGI GOR (GEDUNG OLAHRAGA) UNY
PERIODE 2014-2015
Disusun Oleh:
ROHANI (12506134028)
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi merupakan salah satu faktor penting dalam
operasional sebuah industri, perusahaan, maupun
instansi lain, karena memiliki tingkat
ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi
untuk operasional usahanya. Sehingga diperlukan
upaya konservasi untuk mencapai tujuan efisiensi.
Energi Listrik memilki kontribusi besar terhadap
biaya operasional yang harus dikeluarkan. Peranan
listrik ini menjadi semakin penting mengingat adanya
kenaikan tarif dasar listrik yang harus memaksa
berbagai pihak untuk melakukan penghematan.
Kenaikan tarif dasar listrik di Indonesia pada
pertengahan tahun 2014 sebesar 8.6%-13.3% sesuai
dengan golongan setiap dua bulan. Hal tersebut
diperparah dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang sangat membebankan masyarakat, dan pada awal
tahun 2015 PLNmenaikan tarif dasar listrik lagi
untuk delapan golongan pemakai. Salah satu alasan
kenaikan harga ini untuk membangun pembangkit baru
guna mencukupi kebutuhan kenaikan konsumsi listrik.
Jika setiap konsumen bisa menghemat antara 5-10%
saja, maka ada kemungkinan pada tahun ini tidak
diperlukan pembangkit baru.
Pemerintah dapat turut serta dalam mendukung
program penghematan energi ini dengan memberikan
insentif pada pelaksanaannya. Sesungguhnya program
hemat energi ini memberikan keuntungan pada semua
pihak, konsumen bisa mengurangi pembayaran rekening,
perusahaan listrik tidak menuntut membuat pembangkit
baru, pemerintah bisa mengurangi jumlah rencana
hutang. Program penghematan listrik adalah bukan
sekedar masalah teknis semata, melainkan merupakan
pertimbangan dan keputusan manajemen, terutama
ditinjau dari segi keuangan.
Sejalandenganmeningkatnyapembangunan serta
pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengakibatkan
kebutuhan energi juga meningkat khusunya energi
listrik apalagi ditambah semakin pesatnya
perkembangan teknologi seperti sekarang ini banyak
peralatan-peralatan yang memanfaatkan energi listrik
untuk dapat dioperasikan. Penyediaan energi nasional
saat ini sangat terbatas karena sumber energi utama
bahan bakar fosil yaitu minyak, gas dan batubara
yang sifatnya dapat diperbarui semakin berkurang
emisi gas rumah kaca semakin banyak yang berakibat
meningkatnya pemanasan global dan
berdampakpadaperubahaniklim.
DalamKebijakanEnergiNasional yang dituangkan
dalam Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006, salah satu
kebijakan utamanya adalah konservasi energi. Adapun
salah satu tergetnya adalah menurunkan elastisitas
energi sebesar kurang dari satu pada tahun 2025.
Elastisitas energi adalah perbandingan antara
pertumbuhan energi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Elastisitas energi adalah salah satu indikator
konservasi energi, semakin kecil nilai elastisitas
energi berarti semakin efisien.
(http://www.esdm.go.id)
Audit energi bisa dilakukan dimana saja salah
satunya audit energi di gedung kampus, Berdasarkan
data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi Kementerian ESDM,
(http://www.esdm.go.id) dalam beberapa tahun
terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia
mencapai 7% per tahun. Angka tersebut berada di atas
pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per
tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi
untuk sektor industri (50%), transportasi (34%),
rumah tangga (12%) dankomersial (4%).
Batubara, gas bumi, dan minyak bumi saat ini
merupakan sumber energi primer yang menjadi tulang
punggung ketenagalistrikan Indonesia. Kebergantungan
terhadap minyak bumi untuk pembangkitan listrik
sangat memberatkan karena meroketnya harga minyak
bumi saat ini. Gambar 1 menunjukkan neraca produksi
konsumsi listrik 2002-2009.
Gambar 1. Neraca Produksi Konsumsi Energi
Listrik
Pusdatin ESDM 2010,Handbook of Energy & Economic
Statistic of Indonesia
Konsumsi energi Indonesia di sektor komersil
sebesar 4 % dipergunakan salah satunya ialah untuk
menunjang sarana dan pra sarana pada perguruan-
perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa faktor yang
melatarbelakangi perlu dilakukannya audit energi
listrik pada gedung kuliah adalah:
1. Peningkatan populasi kampus
2. Penambahan beban listrik di kampus
3. Perubahan fungsi ruangan.
4. Tingkat kuat penerangan yang tidak memadai
Dalam audit energi merupakan kegiatan penelitian
pemaanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan dan
mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi.
Melalui audit energi, kita dapat mengetahui pola
distribusi energi, sehingga bagian yang mengkonsumsi
energi terbesar dapat diketahui. Dari hasil audit
energi juga dapat diketahui besarnya peluang potensi
penghematan apabila dilakukan peningkatan efisiensi.
Apabila dalam sebuah rumah tangga, AC merupakan
perangkat yang menjadi beban listrik terbesar maka
bisa dibayangkan berapa banyak batubara harus dibakar
untuk memenuhi listrik sebuah mal, industri, pabrik-
pabrik.
Pelaksanaan audit energi pada dasarnya akan
menguntungkan pihak itu sendiri. Kerena ada Aspek
Pencapaian yang diharapkan dari proses Audit Energi,
yaitu:
1. saving in money : adanya manajemen energi, dapat
mengurangi biaya operasional. Dengan demikian
keuntungan yang diperoleh perusahaan akan
meningkat.
2. environmental protection : adanya penggunaan energi
yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi
dunia dalam hal membantu pelestarian alam dengan
menjaga dan mempertahankan cadangan minyak bumi
dunia agar tidak segera habis.
3. sustainable development : adanya penggunaan energi yang
efisien maka akan memberikan kontribusi bagi
perusahaan di bidang pertumbuhan yang
berkelanjutan baik di sisi finansial maupun
penggunaan peralatan industri yang memiliki
lifetime maksimum / optimum.
B. Tujuan Audit Energi GOR UNY
Adapun tujuan audit Energi pada gedung UNY Antara
lain :
1. Mengetahui nilai Intensitas Konsumsi Energi dan
profil pemakaian energi eksisting operasional
fasilitas suatu industri pada periode tertentu.
2. Mengidentifikasi jenis alternatif konservasi
energi, maupun penghematan energi sebagai bagian
dari manajemen energi sebuah industri.
3. Mengetahui tingkat efesiensi penggunaan energi
listrik sehingga dapat mengurangi penggunaan
energi listrik yang tidak perlu demi menghemat
biaya pemakaian enegi listrik.
4. Memilih suatu keputusan alternatif jenis
konservasi energi yang terbaik sebagai rekomendasi
perencanaan manajemen energi industri meraih
solusi untuk menerapkan strategi efektif dalam
melakukan pengelolaan pemanfaatan energi listrik.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dasar Teori
Kapasitas daya terpasang harus sesuai dengan
kebutuhan daya untuk mencatusegala macam beban.
Kapasitas daya terpasang harus lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan beban. Namun, kapasitas
daya terpasang yang berlebihan akan menimbulkan biaya
beban yang tinggi.
Audit energi dapat dianalisis dengan data biaya
pemakaian bedasarkan kurva beban. Kurva beban bulanan
menggambarkan pemakaian energi listrik dalam periode
bulan. Kurva ini diperoleh melalui pengukuran dan
perhitungan data daya yang diserap oleh sistem beban
(konsumen listrik) pada interval dan periode waktu
tertentu.
Biaya produksi daya listrik berupa biaya tetap
dan biaya operasi. Biaya tetap tergantung investasi
pembangunan untuk pembangkitan, penyaluran dan
pendistribusian energi listrik. Contoh: biaya
kapasitas daya terpasang yang dihitung berdasarkan
jumlah daya VA atau KVA. Sedangkan biaya operasi
untuk operasi sistem, gaji pegawai, bahan bakar,
pemiliharaan listrik. Contoh: biaya pemakaian energi
listrik dalam kWh.
Sedangkan data yang digunakan untuk mengaudit
energi adalah denah single line diagram, lengkap
dengan penggunaan daya listriknya dan besarnya
penyambungan daya listrik PL serta besarnya daya
listrik cadangan dari diesel Generating Set (GenSet).
Data pembayaran rekening listrik bulanan bangunan
gedung selama satu tahun terakhir dan rekening
pembelian bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar gas
(bbg) dan air.
Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi
(IKE) Gedung adalah pembagian antara konsumsi energi
listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas
bangunan gedung. Sektor yang dapat dihitung:
1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total
bangunan gedung (m2).
2. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun
(kWh/tahun)
3. Intensitas konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung
per tahun (kwh/m2.tahun)
4. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kwh)
Tabel 1. Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-ACKriteria Keterangan
SangatEfisie
n
a) Desaingedungsesuaistandartatacaraperen
canaantekniskonservasienergi
b) Pengoperasianperalatanenergidilakukand
enganprinsip-prinsip management energy
kWh/m2/bulan
Efisien
(7,93-12,08)
kWh/m2/bulan
a) Pemeliharaangedungdanperalatanenergidi
lakukansesuaiprosedur
b) Efisiensipenggunaanenergimasihmungkind
itingkatkanmelaluipenerapan system
manajemenenergiterpadu
CukupEfisien
(12,08-
14,58)
kWh/m2/bulan
a) Penggunaanenergicukupefisienmelaluipem
eliharaanbangunandanperalatanenergimas
ihmemungkinkan
b) Pengoperasiandanpemeliharaangedungbelu
mmempertimbangkanprinsipkonservasiener
gi
AgakBoros
(14,58-
19,17)
kWh/m2/bulan
a) Audit
energiperludipertimbangkanuntukmenentu
kanperbaikanefisiensi yang
mungkindilakukan
b) Desainbangunanmaupunpemeliharaandanpen
goperasiangedungbelummempertimbangkank
onservasienergi
B. Metode Penelitian
Audit awal energi listrik dilakukan dengan
mengacu pada standard audit energi listrik SNI 03-
6196-2000. Profil pemakaian energi listrik dalam
kegiatan pendidikan dikenali berdasarkan histori
pemakaian energi listrik. Evaluasi diterapkan untuk
pemakaian selama tahun terakhir 2014. Sedangkan
audit energi listrik yang dilakukan mengacu pada
prosedur. Langkah-langkah tersebut merupakan audit
awal dengan kegiatan yaitu:
1. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta
menyusun informasi data jenis dan fungsi serta
luas (area dan lantai) bangunan GOR Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta
menyusun informasi data kegiatan.
3. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta
menyusun informasi data konsumsi energi listrik
yaitu mencakup rekaman histori pemakaian (tagihan;
pembayaran;) daya listrik bulanan mulai februari
hingga desember.
4. Menghitung dan membuat profil konsumsi energi
listrik (kWh) maupun biaya listrik (rupiah) untuk
pemakaian.
5. Menghitung dan membuat profil IKE listrik GOR
UNiversiyas Negeri Yogyakarta.
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik adalah
besar nilai pemakaian energi listrik untuk setiap
satuan luas bangunan dalam waktu setahun. Nilai IKE
ini diperoleh dari audit awal energi listrik pada
suatu fasilitas instansi yang bersangkutan.
IKE =pemakaianenergilistrik (kWh)luasbanguan(m2)
Nilai IKE dapat dihitung dengan memperhatikan
data seperti diperoleh pada tahap audit awal.
Penghitungan mencakup:
1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total
bangunan gedung (m2)
2. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun
(kWh/tahun)
3. IKE bangunan gedung per tahun (kWh/m2)
4. Biaya energi listrik bangunan gedung (Rp/kWh).
BAB III
METODOLOGI AUDIT ENERGI LISTRIK
A. Lokasi Survey
lokasi survey ini dilakukan pada gedung GOR UNY yang
memiliki kapasitas daya yang besar dan penggunaan
bebanya bermacam-macam.
B. Langkah-langkah Audit Energi GOR UNY
Pelaksanaan audit energi harus dilaksanakan
secara teliti dan menyeluruh mencakup aspek-aspek
yang berhubungan dengan konsumsi energi.
Mulai
Audit Energi awal
Audit Energi rinci
Pembuatan Sistem baru
Pengujian
Pengukuran Konsumsi enerrgi
Penggujian energi sistem lama > baru
Selesai
Gambar 2. Langkah Mengaudit GOR UNY
Langkah-langkah audit energi antara lain :
1. Mengetahui data GOR UNY
a. Data umum GOR UNY (fungsi, jumlah penghuni,
dsb)
b. Data dan cetak biru arsitektur dan sistem M&I
c. Data peralatan M&I
2. Menyurvei data pendahuluan
a. Mengenal GOR UNY beserta sistem dan
instalasinya
b. Mengelompokkan data ke dalam sistem-sistem
c. Mengelompokkan data sistem-sistem ke bagian-
bagian zona
3. Sistem utama di GOR UNY sebagai berikut:
a. Desain Bangunan
b. Main Distribusi Panel
c. Sistem Pendingin (Air Conditioner)
d. Sistem pasok tenaga listrik beserta cadangan
(GenSet)
e. Sistem penerangan (pencahayaan) termasuk sumber
cahaya, dan jendela
4. Bahan untuk audit energi adalah sebagai berikut:
a. Daftar tagihan rekening listrik UNY periode
bulan Januari-Desember 2014
b. Analisa daya dan beban dengan bantuan single
line diagram untuk mengetahui parameter listrik
utama seperti KVA, KW, PF, Hertz, KVAr, Ampere,
dan Volt.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu rincian penggunaan
listrik detailnya sebagai berikut:
1. MDP (Main Distribusition Panel
a. Ruang Genset 2 pintu (2x60) x 180 x 80
b. Daya PLN 53.500 VA/3ph 220/380v 50Hz NYFGBY
4X70mm2
c. Trafo 100 KVA/3ph 22kv/220-380v 50Hz NYY
4X70mm2
d. Genset 104 KVA/3ph 220/380v 50Hz
e. Panel Arena (Lt Dasar) NYFGBY 4X25mm2 MCB 50A
Gounding 50 mm2
f. Panel Pompa (Lt Dasar) NYFGBY 4X16mm2 MCB 50A
g. Gounding 50 mm2
Tabel 2.Daya Main Distribusi Panel
PANEL DAYA KVAP-L 41AC 41
ARENA 27,5POMPA 4,5TOTAL 114
Maka daya semu atau terpasang = 114 VA
2. Sistem Pendingin (Air Conditioner)
MCCB 50A @GROUP MCB 10A NYM 3X2,5mm2 dalam pipa
PVC
Kabel NYA 1x16mm2 (Grounding)
Tabel 3.Daya Sistem Pendingin (AC)
Sistem Pendingin (AC)Group R (W) S (W) T (W)1 2000 2 2000 3 20004 2000 5 2000 6 25007 2500 8 5000 9 450010 2000 11 4500 12 450013 2000
SUBTOTAL 10500 13500 13500TOTAL 37500
Jika PF 0.85, daya Semu atau daya terpasang
37500/0.85 = 44118 VA.
3. Sistem penerangan (pencahayaan) termasuk sumber
cahaya, dan jendela.
a. Lantai dasar (R)
Menggunakan MCB utama 32A 10KA
Jenis kabel yang digunakan NYM 3X2,5mm2 dalam
pipa pvc
Tabel 4. Penerangan Lantai Dasar (R)
Lantai dasar
Grou
p
TL
2X36W
TL
36W
TL
18W
DL SLE
25W
B.
Pijar
40W
KK
200W
DAYA
W1 6 5 5222 12 3 3363 4 8004 3 6005 3 6006 3 6007 11 2 1 4388 2 9 1 3969 18 1 92010 12 2 94411 10 2 1 1000
12 2 5 47213 8 1 77614 2 1 8 2 88915 11 2 87216 11 6 1032Tota
l 30 12 14 2 30 15 7206
Jika PF 0.85, Maka daya semu atau terpasang =
7206/0.85 = 4878 VA.
b. Lantai dasar (S)
Menggunakan MCB utama 32A 10KA
Jenis kabel NYM 3X2,5mm2 dalam pipa pvc
Tabel 5. Penerangan Lantai Dasar (S)
Lantai dasar
GroupTL
2X36W
TL
36W
TL
18W
DL SLE
25W
B.
Pijar
40W
KK
200W
DAYA
W
1 2 7 3122 10 3 13203 5 4 4 13204 7 15 3 17045 8 1 1 4 3 13976 8 3 1176
7 2 4 4 3 10488 9 2 5 16989 7 4 130410 7 3 110411 6 3 103212 2 6 5 2 78013 12 780
Total
1449
5
Jika PF 0.85, Maka daya semu atau terpasang =
14495/0.85 = 17053 VA.
c. Lantai 1 (Satu)
Menggunakan MCB utama 32A 10KA
Jenis kabel NYM 3X2,5mm2 dalam pipa pvc
Tabel 6. Penerangan Lantai 1 (Satu)
Lantai Satu
Grou
p
TL
2X36W
TL
18W
B.
Pijar
40W
Exit
Indicato
r
DAYA
W1 7 5042 5 5 2 5963 7 3 1 6424 1 7 1 3705 1 2 1 1706 5 3 1 4987 10 2 2168 7 4 1989 10 2 216
Tota
l 26 27 20 19 3410
Jika PF 0.85, Maka daya semu atau terpasang =
3410/0.85 = 4012 VA.
4. Total Penggunaan daya atau beban
Tabel 7. Total Penggunaan daya atau beban terpakai
Penggunaan Daya (W)N
o Rincian
Jumlah
(W)1 Sistem Pendingin (AC) 37500
2
Sistem Penerangan lt
dasar R 7206
3
Sistem Penerangan lt
dasar S 14495
4
Sistem Penerangan lt
Satu 3410Total Penggunaan 62611
Jumlah penggunaan daya atau beban terpakai yakni 62,6
kWh.
5. Kurva beban
Kurva beban bulanan menggambarkan pemakaian
energi listrik dalam periode bulan yakni
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20,340
1,799
31,980
1,566 2,282
7,880
1,320
24,600 24,748
2,643
Gambar 3. Kurva beban bulanan
Kurva ini diperoleh melalui pengukuran dan
perhitungan data daya yang diserap oleh sistem
beban (konsumen listrik) pada interval dan
periode waktu tertentu.
Biaya produksi daya listrik berupa biaya
tetap dan biaya operasi.
1. Biaya tetap tergantung investasi pembangunan
untuk pembangkitan, penyaluran dan
pendistribusian energi listrik.
2. Biaya operasi untuk operasi sistem, gaji
pegawai, bahan bakar, pemiliharaan listrik.
D. Penentuan Strategi Penghematan Energi Listrik
Apabila peluang hemat energi telah dikenali,
selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisa
peluang hemat energi, yaitu dengan cara
membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan
biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana
penghematan energi yang direkomendasikan.
Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat
diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi
kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi
dilakukan dengan usaha – usaha :
a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi.
( Mengurangi kW dan jam operasi ).
b. Memperbaiki kinerja peralatan.
c. Penggunaan sumber energi yang murah.
BAB IV
HASIL AUDIT ENERGI LISTRIK DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Energi Listrik
Perhitungan energi listrik berdasarkan
perhitungan IKE preode 2014 terhitung mulai dari
bulan Februari sampai dengan Desember.
Berikut ini adalah perhitungan IKE:
1. BULAN FEBRUARI
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
203402432,02 =
8.36342kWh/m2/bulan
2. BULAN MARET
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
1,7992432,02 =
0.73971kWh/m2/bulan
3. BULAN APRIL
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
31,9802432,02 =
13.1496kWh/m2/bulan
4. BULAN MEI
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
1,5662432,02 =
0.64391kWh/m2/bulan
5. BULAN JUNI
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
2,2822432,02=
0.93831kWh/m2/bulan
6. BULAN JULI
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
7,8802432,02 =
3.2401kWh/m2/bulan
7. BULAN AGUSTUS
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
1,3202432,02 =
0.54276kWh/m2/bulan
8. BULAN SEPTEMBER
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
24,6002432,02
=10.115kWh/m2/bulan
9. BULAN OKTOBER
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
24,7482432,02 =
10.1759kWh/m2/bulan
10. BULAN DESEMBER
IKE = KWHLUASBANGUNAN =
2,6432432,02 =
1.08675kWh/m2/bulan
B. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi antara lain :
1. Luas bangunan
Luas area GOR UNY dengan Panjang 62,2m dan
Lebar 39,1m = 2432,02 m2.
2. Data rekening
Dalam data tagihan rekening pemakaian dan biaya
listrik periode tahun 2014 terhitung mulai dari
bulan Februasi-Desemberdidapati sebagai berikut:
Tabel 8. Tabel Data Beban dan Perhitungan IKENO BULAN KWH TAGIHAN IKE KETERANGAN
1Februar
i
20,34
0
20,129,85
88.36342
Efisien
2 Maret 1,799 1,625,100 0.73971Sangat
Efisien
3 April31,98
0
28,635,17
813.1496
Cukup
Efisien
4 Mei 1,566 2,182,232 0.64391Sangat
Efisien
5 Juni 2,282 2,059,800 0.93831Sangat
Efisien6 Juli 7,880 8,802,950 3.2401 Sangat
Efisien
7 Agustus 1,320 1,383,750 0.54276Sangat
Efisien
8Septemb
er
24,60
0
27,184,60
010.115
Efisien
9 Oktober24,74
8
28,600,76
410.1759
Efisien
10Desembe
r2,643 2,574,450 1.08675
Sangat
Efisien
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
20,340
1,799
31,980
1,566 2,282
7,880
1,320
24,600 24,748
2,643
Gambar 4. Pemakaian KWh tiap Bulan
0
2
4
6
8
10
12
14
8.36341806399618
0.739714311559938
13.1495629147787
0.6439091783784680.93831465201
7664
3.240104933347590.54275869441
8632
10.115048395983610.1759031586
911
1.08675093132458
Gambar 5. Grafik IKE per Bulan Februari-Desember 2014
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Audit energi digunakan untuk mengetahui konsumsi
energi terbesar dari sebuah instansi sekaligus
mencari peluang untuk melakukan penghematan
industri. Hal ini sangat penting, karena penggunaan
enregi yang berlebihan akan merugikan industri atau
instansi itu sendiri. Baik dari segi lingkungan
maupun ekonomis. Khususnya apabila penggunaan energi
listrik sangat besar, hal ini tentu sebanding dengan
uang yang harus dikeluarkan sebuah instansi. Apalagi
tarif dasar listrik terus meningkat tiap tahunnya.
Pelaksanaan audit energi harus terencana dan sesuai
prosedur yang ada sehingga hasilnya valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Semua data yang terkumpul dan
perhitungan yang dibuat akan menjadi acuan untuk
melakukan kebijakan energi. Dari hasil audit energi
akan menghasilkan temuan-temuan serta saran-saran
untuk melakukan penghematan dan efisiensi energi.
Sebuah rekomendasi dari audit energi yang baik
harus memberikan manfaat utama berupa kenyamanan,
fleksibilitas dan hemat energi. Intensitas Konsumsi
Energi (IKE) pada bangunan gedung komersial dapat
berbentuk IKE per tahun terhadap luas bangunan, yang
ber-AC, dan yang disewakan.
B. REKOMENDASI UNTUK MENERAPKAN STRATEGI DARI HASIL
AUDIT
Penerapan strategidarihasil audit sebenarnya
tergantung dari kebijakan industry atau perusahaan
yang bersangkutan. Penerapan strategi tersebut
merupakan langkah nyata untuk melakukan
penghematanenergi. Tapisekalilagi ,penghematan
energy memang penting, tetapi jangan sampai
mengurangi kenyamanan sehingga mempengaruhi kinerja
suatu perusahaan atau industri. Harus sesuai standar
yang telah ditetapkan dan jangan sampai mengurangi
tingkatkeselamatan.
Salah satu langkah untuk penghematan listrik
adalah pada sector pencahayaan . Bila anda ingin
membeli lampu, sebagian orang lebih memilih lampu
berdasarkan watt-nya. Perludiketahui, watt adalah
satuan daya lampu yang dikonsumsi. Saat membeli
lampu, harusmemperhatikan efisiensinya. Dinyatakan
dalam satuan lumen per watt, lpw. Lumen per watt
adalah lumen yang dihasilkan per watt listrik yang
digunakan sebuahlampu. Aturan dalam pembelian lampu
adalah semakin tinggi tingkat efisiensinya maka
lebih baik. Lampu pijar memiliki 10-20 lpw sementara
cfl memiliki 50-60 lpw. Perbedaan efisiensi antara
lampu bohlam dengan cfl membuat cfl lebih efisien
dalam hal konsumsi listrik. Sebagai contoh, untuk
menghasilkan 500 lumen cahaya, lampu bohlam
membutuhkan 40 watt konsumsi listrik sementara cfl
membutuhkanhanya 11 watt. Meskipun lebihefisien,
orang lebih memilih untuk membeli lampu pijar dari
pada cfl. Harga awal lampu pijar memang 20% lebih
murah. Namun, cfl tetap lebih hemat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Standarisasi Nasional. 2001. Prosedur Audit
Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi
Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung dan
Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung
(SNI 03-6196-2000, SNI 03-6090-2000, SNI 036197-
2000). Departemen Pendidikan Nasional
2. Nugroho, Agung. METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA
LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR
PEMBANGKIT DAN ENERGI. Semarang : Jurusan Teknik
Elektro – Fakultas Teknik Undip
Lampiran 7. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai Dasar R
Lampiran 8. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai Dasar S
Lampiran 9. Denah GOR Sistem Penerangan Lantai Dasar S
Lampiran 10. Denah GOR Sistem Instalasi Listrik
Top Related