Sejarah Peradaban Ekonomi pada Masa 3 Kerajaan Besar

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kejatuhan khilafah Abbasiyyah yang berpusat di Baghdad oleh serangan kerajaan Mongol pada 1258 M, bisa dikatakan merupakan awal dari kemunduran peradaban Islam. Sebelum itu terjadi, Baghdad adalah pusat peradaban dunia dan pusat ilmu pengetahuan. Akibat yang ditimbulkan dari kehancuran Abbasiyyah kaum muslim terpecah ke dalam negeri-negeri kecil. Dimana satu negeri dengan negeri yang lain saling beperang. Awal pada ke 13 M, barulah keadaan peta politik dunia Islam relatif mengalami kemajuan kembali setelah berbagai chaos di negeri-negeri kaum muslim dengan munculnya tiga kekuatan besar, yaitu Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Mongol. Kekhilafahan Utsmani merupakan imperium terbesar diantara tiga kerajaan lain. Menariknya, walaupun pada masa yang sama, ketiganya berada kondisi sosio-ekonomi yang berbeda, pengaruh warisan pengembangan intelektual yang berbeda bagi dunia Islam kini. Dalam makalah ini, kita akan mencoba menganalisa bagaimana peradaban dan perekonomian duniaIslam pada masa tiga kerajaan besar ini.

Transcript of Sejarah Peradaban Ekonomi pada Masa 3 Kerajaan Besar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kejatuhan khilafah Abbasiyyah yang berpusat di Baghdad

oleh serangan kerajaan Mongol pada 1258 M, bisa dikatakan

merupakan awal dari kemunduran peradaban Islam. Sebelum itu

terjadi, Baghdad adalah pusat peradaban dunia dan pusat

ilmu pengetahuan. Akibat yang ditimbulkan dari kehancuran

Abbasiyyah kaum muslim terpecah ke dalam negeri-negeri

kecil. Dimana satu negeri dengan negeri yang lain saling

beperang.

Awal pada ke 13 M, barulah keadaan peta politik dunia

Islam relatif mengalami kemajuan kembali setelah berbagai

chaos di negeri-negeri kaum muslim dengan munculnya tiga

kekuatan besar, yaitu Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi di

Persia, dan Mongol. Kekhilafahan Utsmani merupakan imperium

terbesar diantara tiga kerajaan lain. Menariknya, walaupun

pada masa yang sama, ketiganya berada kondisi sosio-ekonomi

yang berbeda, pengaruh warisan pengembangan intelektual

yang berbeda bagi dunia Islam kini. Dalam makalah ini, kita

akan mencoba menganalisa bagaimana peradaban dan

perekonomian duniaIslam pada masa tiga kerajaan besar ini.

BAB II

PEMBAHASAN

Kekhilafahan Utsmaniyah

2.1.1. Sejarah Kekhilafahan Utsmaniyah (1299-1924)

Para ahli sejarah menduga, bahwa bangsa Hittiti-lah

yang pertama menempati wilayah utsmani atau Turki sekarang.

Pada awal tahun Masehi, ia dinamakan Bizantium di bawah

kekuasaan Romawi yang berkuasa di kawasan Ini selama lebih

dari empat abad. Dari tangan Romawi kemudian orang Barbar

merebutnya dan memindahkan ibukota kerajaan dari Roma ke

Konstantinopel (ibu kota Turki sekarang). Pada abad ke-12 M

umat Islam di bawah bimbingan dinasti Abbasiyah dengan

dibawah komando Ertugral dan anaknya yang bernama Otsman,

akhirnya merebut wilayah ini sekaligus dinasti Abbasiyah

memercayakan dan menghadiahkan pemerintahannya kepada

mereka. Pada abad ke-13 M berdirilah kekhilafahan

Utsmaniyah. Dulu wilayah kekuasaan Utsmani paling luas di

antara tiga kerajaan besar (Safawi, Mughal, dan Utsmaniyah

saat itu), meliputi tiga benua yakni jazirah Arabia,

Balkan, Hungaria hingga kawasan Afrika Utara1.

Setelah Otsman meninggal, kekuasaan Kesultanan

Utsmaniyah kemudian merambah sampai ke bagian Timur1 Thohir, Ajid (2009). Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta:Rajawali Press.

Mediterania dan Balkan. Setelah kekalahan di Pertempuran

Plocnik, kemenangan kesultanan Utsmaniyah di Pertempuran

Kosovo secara efektif mengakhiri kekuasaan Kerajaan Serbia

di wilayah tersebut dan memberikan jalan bagi Kesultanan

Utsmaniyah menyebarkan kekuasaannya ke Eropa. Kesultanan

ini kemudian mengontrol hampir seluruh wilayah kekuasaan

Bizantium terdahulu.

Wilayah Kekaisaran Bizantium di Yunani luput dari

kekuasaan kesultanan berkat serangan Tamerlane ke Anatolia

tahun 1402, menjadikan Sultan Bayezid I sebagai tahanan.

Sepeninggal Tamerlane, Mehmed II melakukan perombakan

struktur kesultanan dan militer, dan menunjukkan

keberhasilannya dengan menaklukkan Kota Konstantinopel pada

tanggal 29 Mei 1453 pada usia 21 tahun. Kota tersebut

menjadi ibukota baru Kesultanan Utsmaniyah. Sebelum Mehmed

II terbunuh, pasukan Utsmaniyah berhasil menaklukkan

Korsika, Sardinia, dan Sisilia. Namun sepeninggalnya,

rencana untuk menaklukkan Italia dibatalkan.2

2Wikipedia. Kesulthanan Utsmaniyah . [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Utsmaniyah [03 Oktober 2013]

2.1.4. Perkembangan Perekonomian Utsmani

Sejarah perekonomian Utsmani dibagi ke dalam dua

periode. Pertama, Periode klasik yang mana berbasis kepada

pertanian, khilafah Utsmani memberikan keleluasaan kepada

setiap wilayah untuk mengembangkan potensi pertaniannya.

Kedua, era reformasi yaitu era perbaikan pengaturan sistem

pemerintahan, terdiri atas perbaikan sistem administrasi

publik dan perubahan sistem politik pada masa itu dari

tangan militer kepada publik, tujuannya untuk memberikan

fungsi layanan publik yang lebih baik.3

Pada periode reformasi birokrasi dan sistem

administrasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat Utsmani

kepada provinsi-provinsi, kita bisa melihat itu justru

menjadi salah satu sebab kehancuran utsmani (the fall of the

ottoman empire). Hal ini dipertegas dengan tulisan El-Ashker4, maladministration di wilayah Syiria dan Mesir menjadi

contohnya. Hal ini terjadi terlalu seringnya terjadi

pergantian pasha (raja muda) di kedua wilayah ini, rata-

rata masa jabatannya hanya kurang dari dua tahun. Pada

periode 1517-1697 ada 133 pasha yang bergiliran memimpin

Damaskus. Begitpun yang terjadi di wilayah Mesir selama

kurun waktu 280 tahun Utsmani memerintah di Mesir, ada

hampir 100 pasha yang memimpin kantor pemerintahan.

3Ibid.4El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:298

Sumber pendapatan Utsmani banyak diperoleh dari

perluasan wilayah (ekspansi militer) serta dari sektor

fiskal, yaitu pajak. Pendapatan negara juga banyak

mengandalkan sektor pertanian.Khilafah Utsmani belum banyak

mengandalkan pendapatan negara dari industri manufaktur

serta perdagangan. Berbanding terbalik dengan bangsa Eropa

yang sudah mengandalkan perdagangan dan Industri sebagai

sumber utama pendapatan, kaum merkantilis Eropa semakin

giat mengembangkan industri mereka dan perluasan wilayah

untuk menunjang industri sedangkan Utsmani wilayah

kekuasaanya semakin berkurang dan pengelolaan lahan

pertaniannya masih dikelola dengan cara-cara yang

konservatif.5

Kekuatan Ekonomi Khilafah Utsmani

Sebagai sebuah negara besar pada eranya, Khilafah

Utsmani mempunyai banyak potensi-potensi yang menjadi

penunjang pendapatan negara dan kekuatan militernya. Semua

sumber daya ekonomi terdapat di wilayah Utsmani, berikut

ini adalah berbagai kekuatan ekonomi di wilayah Turki:

A. Daratan

Di Anatolia, Khilafah Utsmani diwarisi sebuah jalur

Caravanserai dari pendahulu mereka yaitu Selçuk Turks.

Jalur ini menjadi semacam keuntungan bagi Utsmani, karena

akan menjamin keamanan pengantaran barang dan rombongan5Wikipedia. Economic History of The Ottoman Empire . [online].Tersedia:en.wikipedia.org/wiki/ottoman_empire. [03 Oktober 2013]

karapan dagang dengan di sediakannya penginapan bagi para

pedagang serta hewan-hewan tunggangannya di wilayah Jalur

Caravanserai. Jalur Caravanserai ini berada di sepanjang

wilayah Balkan.6

B. Laut

Dibawah Sultan Bayazid II, Utsmani mempunyai kekuatan

angkatan laut yang kuat. Angkatan laut ditugaskan untuk

memberangus para perompak dan melindungi kapal dagang.

Secara diplomatik, dengan kekuatan angkatan militer yang

kuat lebih lanjut akan menguntungkan, membuat rasa aman

masyarakat di wilayah pesisir Utsmani serta kekuatan untuk

terus melakukan ekspansi wilayah. Untuk mempertahankan

hagemoni Utsmani di laut timur Mediterania, pengembangan

akademi angkatan laut terus digalakan. Tujuannya untuk

membantu dan mengawasi hubungan dagang antara khilafah

Utsmani dengan Venice.

Jalur perdagangan yang ada di bawah komando Utsmani

ada beberapa wilayah, yaitu Aegean dan Laut Timur

Mediterania (komoditas perdagangan di wilayah ini yaitu

gandum), kemudian antara Laut Merah dengan Teluk Persia

(komoditas perdagangan utamanya yaitu rempah-rempah), Laut

Hitam dan Laut Barat Mediterania (komoditasnya yaitu gandum

dan kayu).6Wikipedia. Economic History of The Ottoman Empire . [online].Tersedia:en.wikipedia.org/wiki/ottoman_empire. [03 Oktober 2013]

C. Pertanian

Khilfah Utsmani adalah negara pertanian (agrikultur)

karena mempunyai lahan yang subur. Rata-rata sumber

penghasilan warganya berasal dari usaha keluarga berskala

kecil di bidang pertanian dan pajak sektor pertanian ini

berkontribusi 40% bagi sumber pendapatan pajak negara.Ada

beberapa faktor peningkatan produktivitas sektor pertanian

Utsmani, seperti perbaikan irigasi, pemberian subsidi,

serta peningkatan peralatan pertanian yang modern yang

dilakukan pada abad 19 M. Daerah-daerah yang menjadi sumber

pertanian Utsmani yaitu daerah-daerah pegunungan, seperti

di Anatolia, salah satu wilayah di provinsi Syiria.

Kebijakan politik pemerintah pusat Utsmani, sekali

lagi menjadi kemunduran pertanian Utsmani. Wewenang

pejabat-pejabat di daerah terlalu besar, akibatnya untuk

menekan pajak yang besar banyak para petani memberikan suap

kepada para pejabat untuk mengatur pajak mereka.

2.1.4. Intelektual dan Ekonom Muslim Pada Periode

Khilafah Utsmani

Dibandingkan pranata dari berbagai aspek lain, seperti

arsitektur, karya seni, dan organisasi militer, perhatian

terhadap pranata ekonomi Ottoman amatlah kurang. Sehingga

sulit ditemukan pemikir-pemikir besar seperti Ibnu Khaldun

(1332-1404), kemudian setelahnya Al-Maqrizi (1364-1441).7

Berikut ini ada beberapa pemikir dalam masa Utsmani dengan

pemikirannya memiliki pemikiran ekonomi:

Hajji Khalifah

Bangsa Turki mengenalnya dengan Katib Chelebi. Pada

tahun 1630 M, bersama Kocu Bey sekitar tahun 1653 M, menulis

tentang fenomena ekonomi Utsmani dalam perdagangan

internasional serta ekonomi domestik. Ahli sejarah pada masa ini

lebih cenderung menghindari pembahasan tentang ekonomi.

Cemal KafadarSalah seorang pemikir Utsmani yang cenderung pada pemikiran

ekonomi ialah Cemal Kafadar,walaupun Kafadar tidak sehebat IbnuKhaldun ataupun al-Marqiz yang hidup pada penghujung abad ke-16.

Kafadar mengkritik kebijakan menurunkan nilai (debasement)

terhadap mata uang logam yang diterapkan oleh pemerintah pusat

Utsmani untuk mengatasi inflasi.

Mustafa Ali

Nama lain yang juga cukup berpengaruh dalam bidang ekonomi

Utsmaniyah ialah Mustafa Ali (1541-1600 M). Ali juga mengkritik

kebijakan ekonomi pemerintahan pusat Utsmani yang terlalu

bergantung pada jumlah perputaran uang beredar dalammengendalikan inflasi, melalui pemikiran politik, sosial dan analisis

sejarah.

Sedikitnya pemikir-pemikir besar pada masa Utsmani

ini, ada beberapa hal yang menjadi mundurnya peradaban

7El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:288

pemikiran kaum Muslim ini. El-Ashker8menyatakan bahwa

dihapuskannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara.

Kemampuan bahasa Arab merupakan pintu bagi seorang muslim

untuk berijtihad terhadap masalah Islam kontemporer dengan

penggalian hukum dari Al-Quran, Sunnah, dan Ijma Sahabat.

Kemudian kemunduran kaum muslim Utsmani juga dipengaruhi

penetrasi pemikiran Barat ke dalam tubuh kaum muslim serta

masuknya misionaris Kristen ke wilayah Utsmani, pejabat

sekuler Utsmani mulai mengganti perundangan-undangan

Utsmani dengan perundangan-undangan Barat.

2.1.5. Pranata Ekonomi Pada Periode Utsmani

Sebuah prototipe Bank pertama yang ditemui pada masa

Utsmani ialah Galata Sarraf(Osmanli Bankasi) yang menjalankan

urusan perdagangan, pertukaran mata uang asing, memberi

pinjaman, serta menyediakan kredit konsumtif. Akan tetapi, bank

ini tidak menerima simpanan uang dari rakyat.

Bank ini berdiri pada tahun 1856 di Distrik Galata,

Istanbul. Modal pendirian berasal dari pemerintah Utsmani,

dan sebagian lagi dari joint venture dengan inggris, dan

Banque de Paris et des Pays-Bas of France. Bank beroperasi

di masa Utsmani pada tahun 1863-1924 M. Sebagai bank,

Galata Sarraf diberikan kewenangan menjadi bank sentral

Utsmani. Pada tahun 1875, Bank diberikan peran lebih untuk8El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:290

mengatur anggaran pengeluaran dan belanja negara, untuk

mengembalikan lagi kondisi finansila Utsmani yang terpuruk

setelah perang Balkan.9

Setelah Utsmani berubah menjadi negara Turki Sekuler,

Bank ini berubah menjadi bank umum pada tahun 1933. Dan

secara resmi kepemilikannya di miliki swasta pada 1952.

Pada tahun 1996 Bank Utsmani dijual kepada Dogus Group, dan

di tahun 2001 Bank Utsmani menjadi bagian Garanti Bank.10

2.1.6. Analisis Kemunduran Perekonomian Khilafah Utsmani

Separuh dari wilayah Daulah Utsmaniyah adalah wilayah

Eropa. Maka tidaklah mengherankan kondisi utsmani sedikit

banyaknya terpengaruh Eropa. Pada masa pemerintahan Sultan

Sulaiman Agung (1520-1566 M) terjadi keseimbangan kekuatan

antara Utsmaniyah dengan kekuatan Eropa. Terbukti dengan

dikuasainya sebagian wilayah Eropa sampai dengan Benteng

Wina di Austria. Namun benteng Wina ini merupakan wilayah

di sebelah Barat yang terakhir di kuasai Utsmani.

Di provinsi-provinsi, di belahan Asia maupun Eropa,

pada abad ke-18 bermunculah kaum ayan (orang berpengaruh).

Mereka adalah orang-orang berpengaruh dengan suku bangsa

yang beragam. Sebagian dari mereka adalah gubernur di

wilayah Utsmani yang telah membangun suatu basis kekuatan

9Wikipedia. Ottoman Bank. [online]. Tersedia; http://en.wikipedia.org/wiki/Ottoman_Bank. [20 Nopember 2013].10Ibid.

lokal, sebagian lagi adalah para saudagar kaya atau para

bankir, pemilik tanah serta para pemuka agama.11 Mereka

menguasai berbagai basis strategis di semua bidang politik

dan ekonomi serta kekuatan uang yang memaksa pemerintah

pusat Utsmani mengakui mereka sebagai perantara antara

pemerintah dan penduduk provinsi-provinsi. Pada paruh abad

ke-18, pemerintah pusat Utsmani menjadi amat bergantung

pada kaum ayan baik dalam hal kekuatan militer maupun dalam

pengumpulan pajak (banyak ayan yang memegang jabatan resmi

sebagai pengumpul pajak).12

Kedudukan serta pengaruh yang besar dari keluarga

ayan, seperti ‘Azm di Hamah dan Damaskus, Hasan Pasha dan

anaknya Ahmet Pasha di Baghdad, Ahmet Cezar Pasha dari

Akka, dan Karaosmanoglu di Anatolia Barat, mereka diberikan

otonomi yang luas bahkan mereka diberikan keleluasaan untuk

menjalin hubungan diplomatik dengan luar negeri, tanpa

harus seijin Khilafah Utsmani, seperti yang dilakukan oleh

Ali Pasha dari Yannina (wilayah Albania dan Yunani).13

Zurcher14 menyatakan bahwa secara ekonomis, bahwa

bentuk atau sistem ekonomi Utsmani adalah prakapitalis.

Dilihat dari kebijakan-kebijakan ekonomi mereka, mereka

11Zurcher, Erik J (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, Hal:1212Ibid.13Zurcher, Erik J (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, Hal:1214Ibid.

menghidupi rakyatnya dari pajak, baru setelah kerajaan ini

berada pada jurang kehancuran sajalah pemerintah Utsmani

mulai mengembangkan kebijakan-kebijakan perdagangan, dengan

kebijakan proteksi perdagangan dan menstimulasi sektor-

sektor perekonomian tertentu.

Pada fasekerajaan Utsmani berada dalam masa keruntuhan

termasuk didalamnya kemunduran di bidang Ekonomi. Selain

faktor keberadaan kaum Ayan yang dijelaskan dalam paragrap

sebelumya, ada beberapa analisis yang menjadi faktor

penyumbang kemunduran ekonomi Utsmani antara lain:

i. Pertambahan jumlah penduduk. Peningkatan daerah yang

berhasil ditaklukan Utsmani, secara tidak langsung juga

mempengaruhi struktur ekonomi dan keuangan daulah

Utsmani. Pertambahan jumlah penduduk Utsmani meningkat

dua kali lipat semenjak abad 16 M. 15

ii. Semenjak bangsa Portugis menemukan jalan ke Timur

melalui Tanjung Pengharapan sehingga semua hubungan

perdagangan antara Timur dan Barat dipindahkan melalui

jalur itu tidak melewati lagi wilayah Utsmani.

Perpindahan jalur perdagangan ini berakibat segala bea

cukai yang semula lewat Laut Tengah dan menjadi

monopoli Daulah Utsmaniyah, tidak dapat diambil lagi16.

15Shaw, Stanford J. 1976. History of The Ottoman Empire and Modern Turkey. Cambridge:Cambridge University Press. Hal:17116Sunanto, Musyrifah (2011). Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam). Jakarta:Prenada Media Group. Hal:246-247.

Padahal itu merupakan salah sumber pemasukan bagi

Daulah Utsmani bagi pembiayaan perekonomian.

iii. Kekalahan perang Daulah Utsmani dimulai dari

dikalahkannya tentara Utsmani di benteng Wina pada

tahun 1683. Kekalahan itu terus bertambah sehingga pada

perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699

daulah Utsmani harus menyerahkan Hongaria kepada

Austria, daerah Podolia kepada Polandia dan Arov kepada

Rusia17.

iv. Faktor lain yang menjadi salah satu faktor kehancuran

ekonomi Utsmani ialah salah urus dalam pengelolaan

administrasi di beberapa Provinsi (wilayah kekuasaan)

Utsmani yaitu di daerah Syiria dan Mesir.

2.2. Safawi

2.2.1 Sejarah Kerajaan Safawi

Kerajaan selanjutnya yaitu kerajaan Safawi. Kerajaan

ini merupakan dinasti baru dan menjadi kerajaan besar di

dunia Islam, Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syeikh

Ishak Safiuddin (1252 – 1334 M) dari Ardabil di Azarbaijan.

Syeikh safiuddin. Syeikh Safiuddin beraliran Syi’ah dan

mempunyai pengaruh besar di daerah itu. Cucunya Syeikh

Ismail Safawi dapat mengalahkan Dinasti-dinasti lain

17Ibid.

terutama kedua Suku bangsa Turki Kambing Putih dan Kambing

Hitam, sehingga akhirnya Dinasti Safawi dapat menguasai

seluruh daerah Persia. Di sebelah Barat Kerajaan Safawi

berbatasan dengan kerajaan Usmani dan di sebelah Timur

dengan India yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan

kerajaan Mughal. Syah Ismail membuat aliran Syi’ah sebagai

mazhab yang dianut negara.18

Oleh karena itu, kaum Syi’ah mempunyai antusiasme

untuk menentang Sunni membawanya menyeberangi

perbatasannya. Pada 1510 ia mengusir Sunni Uzbecks dari

Khurasan memaksa mereka utara ke Oxus dan bertabrakan

dengan Utsmani pada 1514 , tetapi dikalahkan oleh Salim I (

1512-1520 ) dan sebagai hasilnya ia menguasai Tibriz,

Mesopotamia, Armenia dan diduduki oleh Turki . Segera

Safawi menyadari bahwa ekstremisme dalam menentang kaum

Sunni adalah sia-sia.19

Dinasti Safawi ( Persia : ان� وي�� ف� �له ص,س�لس Azerbaijan :Səfəvilər imperiyası, لر وي�� ف� �adalah salah satu dinasti yang (ص

berkuasa paling signifikan dari Iran , dan sering dianggap

sebagai awal sejarah Persia modern. Mereka memerintah salah

satu kerajaan Persia terbesar setelah penaklukan Muslim

18Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Universitas IndonesiaPress: Jakarta, 1985) hlm.84

19 El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hlm:301-302

Persia dan mendirikan Imamiyah sekolah Islam Syiah

sebagai pejabat agama kerajaan mereka, menandai salah satu

titik balik yang paling penting dalam sejarah Islam .

Safawi memerintah 1501-1722 (mengalami pemulihan singkat

1729-1736) dan pada puncaknya, mereka menguasai semua

modern Iran , Azerbaijan dan Armenia , sebagian besar

Irak , Georgia , Afghanistan , dan Kaukasus , serta sebagai

bagian dari Pakistan , Tajikistan , Turkmenistan dan

Turki . Safawi Iran adalah salah satu dari Islam " mesiu

kerajaan ", bersama dengan tetangganya, Ottoman dan Mughal

kerajaan.

Dinasti Safawi memiliki asal-usulnya di Safaviyya

tarekat sufi , yang didirikan di kota Ardabil di Azerbaijan

wilayah. Itu keturunan campuran (Azerbaijan , Kurdi Persia

dan Turkmen , yang termasuk intermarriages (perkawinan antar

bangsa) dengan Georgia dan Pontic Yunani pejabat). Dari

basis mereka di Ardabil , Safawi mendirikan kontrol atas

semua Besar Iran dan menegaskan kembali identitas Iran

daerah, sehingga menjadi dinasti pribumi pertama sejak

Kekaisaran Sassanid untuk mendirikan negara Iran bersatu.

Meskipun kematian mereka pada tahun 1736, warisan yang

ditinggalkan mereka adalah kebangkitan Persia sebagai

benteng ekonomi antara Timur dan Barat, pembentukan negara

yang efisien dan birokrasi berdasarkan "checks and balances",

inovasi arsitektur dan dukungan mereka untuk kemajuan seni.

Safawi juga telah meninggalkan jejak mereka ke era sekarang

dengan penyebaran Islam Syiah di Iran , serta bagian utama

dari Kaukasus , Asia Selatan, Asia Tengah , dan

Anatolia .20

Pada awalnya, kerajaan Safawi pada rezim Ismail I

memiliki ibu kota di Tabriz sebagai pusat pemerintahan.

Kemudian pada pada rezim Abbas I memindahkan ibu kota

kerajaan ke kota Isfahan, lebih ke dalam menuju tengah-

tengah kekuasaan Safawi. Dengan dibangunnya sebuah kota

baru ini, negara memulai untuk membangun Persia lebih

berkarakter. Beliau membangun beberapa sekolah sebagai

pusat pendidikan, mesjid, taman, jembatan, dan

infrastruktur lainnya yang megah.

Peta Kerajaan Safawi21

20Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Safavid_dynasty, diakses tanggal 06 November 201321http://en.wikipedia.org/wiki/File:Map_Safavid_persia.png

Berikut silsilah raja-raja kerajaan Safawi:22

Safi al-Din (1252-1334 M)

Sadar al-Din Musa (1334-1339 M)

Khawaja Ali (1339-1427 M)

Ibrahim (1427 - 1447 M)

Juneid (1447 - 1460 M)

Haidar (1460 - 1494 M)

1. Ismail (1501 - 1524 M)

3. Tahmasp I (1524 -1576 M)

4. Muhammad Khudabanda (1577 - 1787 M)

5. Abbas I (1588 - 1628 M)

6. Safi Mirza (1628 – 1642 M)

7. Abbas II (1642 - 1667 M)

8. Sulaiman (1667 - 1694 M)

9. Husein (1694 - 1722 M)

10.Tahmasp II (1722 - 1732 M)

11. Abbas III (1732 - 1736 M)

2.2.2 Deskripsi Hasil Peradaban

2.2.2.1 Bidang Ekonomi

22Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II.(PT. RajagrafindoPersada : Jakarta, 2008) hlm. 146

Ali (1494 -

2. Ismail II (1576 -

Stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas I

ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Safawi,

lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan

Gumrun diubah menjadi Bandara Abbas. Di samping sektor

perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di

sekitar pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur.

2.2.2.2 Bidang Ilmu Pengetahuan

Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majlis

Istora:

1. Baha al-Din al-Syerazi generalis ilmu pengetahuan

2. Sadr al-Din al-Syerazi seoranga filosof

3. Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad seorang filsof, ahli

sejarah, teolog, dan seorang yang pernah mengadakan

observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.

2.2.2.3 Bidang pembangunan Fisik dan Seni

Pada bidang pembangunan fisik yakni dibangunnya

Isfahan sebagai ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat

indah dengan taman-taman wisata yang sangat menarik. Ketika

Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 Akademi,

1802 Penginapan, dan 273 Pemandian umum.

Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat

dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti

terlihat pada Masjid Syah (1611 M), dan Masjid Syaikh Lutf

Allah (1603 M).23

2.2.3 Latar Ekonomi Dinasti SafawiPada pemerintahan Shah Abbas I, tahap kemajuan Safawi

yang nyata dan sentral adalah pendekatan ekonomi dan

interpolasi negara Safawi terhadap alam dalam kehidupan

ekonomi. Hal tersebut merupakan kebijakan ekonomi dan

dapat dikatakan sebagai sikap merkantilis24. Dengan

maraknya perdagangan dan permintaan Sutra sebagai

komoditas, Shah Abas I melakukan monopoli sebagai usaha

pemerintah dalam memaksimalkan pendapatan dan mengontrol

produksi dan kegiatan perdagangan.25

Apa yangmemicu pertumbuhanekonomiSafawiadalahposisi

Iranantaraperadabanyang sedang berkembang diEropabaratdan

IndiasertaIslam Asia Tengahke timurdanutara. TheSilk

Road26yangsempat jaya melaluiIran utarake Indiadihidupkan

23 Badri Yatim, Opcit. hlm. 144-114524Merkantilis adalah aliran pertama yang menghendaki adanya campurtangan negara dalam perekonomian. Campur tangan ini dapat dilakukandengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan berbagai fasilitasbagi “industri yang masih bayi”, memonoppli perdagangan, ataumengenakan pajak impor dengan tujuan memperbesar surplus. Deliarnov.Ekonomi Politik (Erlangga, 2006), hlm. 23

25Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge University Press: United Kingdom, 1999) p. 12

26 TheSilk Road adalah serangkaianrutetransmisiperdagangan danbudayayangpenting bagiinteraksibudaya melaluiwilayahbenua AsiayangmenghubungkanBarat dan Timurdengan menghubungkanpedagang, pedagang,peziarah, para bhikkhu, tentara, perantau danpenduduk kotadari CinakeLaut Mediteraniaselama berbagaiperiode waktu. Lihat:http://en.wikipedia.org/wiki/Silk_Road

kembali padaabad ke-16. Abbas Ijuga didukungperdagangan

langsungdengan Eropa, khususnyaInggris

danBelandayangmencarikarpetPersia, sutradan tekstil.

Eksporlainnya adalahkuda, bulu kambing, mutiaradanalmond

pahittermakanhadam-talka digunakan sebagai bumbudi India.

Imporutama adalahrempah-rempah, tekstil (wol dari Eropa,

katundari Gujarat), logam, kopi, dan gula.27 Ekspansi

ekonomi Eropa tersebut menumbuhkan permintaan terhadap

barang mewah dari Asia (termasuk dari Safawi).28

Jalur Sutra antara Iran dan Eropa, abad 1729

2.2.4 Peranan Pemerintah

Pemindahan ibu kota yang dilakukan Shah Abbas I di

atas yang menjadi poros kekuatan Safawi ke Isfahan

27Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Safavid_dynasty, diakses tanggal 06 November 201328Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge University Press: United Kingdom, 1999) p. 24

29Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge University Press: United Kingdom, 1999) p. xvii

merupakan motif ekonomi serta pertimbangan politik.

Inisiatif tersebut telah membantu pembiayaan perbaikan

politik terhadap Safawi. Pada awal abad ke-17, dalam

kebangkitan dan kemekaran citra perniagaan pada rezim Shah

Abbas I, Ia merencanakan beberapa kebijakan yang tegas

dalam pembangunan infrastruktur dalam rangka memfasilitasi

perdagangan jarak jauh melalui Iran.

Peran Istanajuga aktifberpartisipasi dalamproyek-

proyek ekonomiwilayah, dengan demikian

keduanyamenyatakankesetiaan mereka kepadaproyek yang lebih

besaritu sendiri dan tak diragukan lagi juga, meningkatkan

posisiekonomi mereka sendiridalam iklimekonomi yang

berlakusehat.Dimulai pada 1597-8 Allahvirdi Khan terlihat

pembangunan jembatan di Isfahan dimulai oleh Abbas I.

Ketika selesai tahun 1607 nanti masih terlihat empat puluh

jembatan besi menghubungkan taman daerah Naqsh-i Jahan dan

taman Abbasabad dikenal sebagai Hizar (seribu) Jarib.30

Yang terpenting sebagai ukuran dalam kebijakan

Monarkinya, yaitu meningkatkan perniagaan dengan membangun

caravanserais. 31Caravanserais ini memberikan manfaat terhadap

rakyatnya dan para pedagang yang datang dari jauh. Tempat

30 Andrew J. Newman. Safavid Iran: Rebirt of a Persian Empire, (St. Martin’s Press: New York, 2006), p. 65

31Sussan Babaie, et.al., Slaves of the Shah: New Elites of Savafid Iran, (St. Martin’s Press: New York, 2004), p.49.

ini menjadi rest area bagi mereka sehingga dapat menumbuhkan

perkembangan ekonomi da daerah tersebut.

Intervensi kerajaan terhadap ekonomi membawa dampak

positif terhadap pendapatan yang signifikan terhadap

pedagang Armenian Iran yakni adanya regulasi mengenai lalu

lintas perdagangan antara Iran dan Eropa Barat yang melalui

Rusia.

Pada abad ke-18 terjadi perubahan yang signifikan

dalam permintaan luar terhadap Sutra dari safawi. Menimbang

kekurangan bahan dan harga yang tinggi di pasar Eropa pada

tahun 1690, Perusahaan maritim Eropa menghentikan

permintaan sutra mentah dari Safawi. Kemudian menggantinya

dengan komoditi baru seperti wool, dengan tujuan yang lebih

menguntungkan.32

Selain itu, kerajaan melakukan kebijakan moneter untuk

mengekang arus pengeluaran mata uang pada 1593, Abbas

memprakarsai reformasi mata uang dan pada 1618 merupakan

tahun sebelum diumumkannya monopoli sutra, Ia melarang

kegiatan ekspor mata uang terhadap perusahaan asing dan

pedagang lokal. kebutuhan untukmata uang berada

diAkardesakan istana bahwaperusahaanperdaganganasing harus

membayarsutera dalam mata uang.

32 Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge University Press: United Kingdom, 1999) p. 14

Melalui proses ini, pusattetapmengutamakan

perhatianuntukkepedulianekonomi terhadap kepentingan lokal

yang utama danrakyatpada umumnya.

DiMasjidShahisfahanyangdituliskan1625keterntuan pengurangan

pajak bagi pembuat talidan1628firmanmenurunkan pajak untuk

yang bernamakan serikat kerja.33

2.2.5 Komoditas Perdagangan

Menurut sejarawan Roger gurih , dasar kembar

perekonomian domestik yang pastoralis dan pertanian . Dan

seperti tingkat hirarki sosial dibagi antara Turki " pria

pedang " dan Persia " pria pena "; begitu pula tingkat yang

lebih rendah dibagi antara suku-suku orang Turki yang

peternak dan hidup terpisah dari penduduk sekitarnya, dan

Persia yang petani dan petani menetap.34 Masyarakat

Safawi, sebagian mempunyai kegiatan memelihara binatang

peliharaan seperti kuda, keledai, dan unta dan sebagian

lagi melakukan kegiatan pertanian seperti tanaman untuk

ulat sutra, buah-buahan, kacang-kacangan dan tembakau.

Tembakautumbuhdi seluruh negeridansekuatyangtumbuhdi

Brazil (seperti saat ini)Saffronadalah yang terbaikdi

dunia. Selain itu, melondianggap sebagaibuah yang sangat

baik, dan adalebih dari50jenis yang berbeda, yang terbaik33 Andrew J. Newman. Safavid Iran: Rebirt of a Persian Empire, (St. Martin’s Press: New York, 2006), p. 63

34 Roger Savory, Iran under the Safavids, (New York: Cambridge University Press, 2007) p. 186-7.

berasal dariKhorasan. Danmeskipundiangkutselama lebih

daritiga puluh hari, mereka tetap segarketika mereka

mencapaiIsfahan. Setelahbuahmelonterbaikadalahanggur

danbiji-bijian, danbiji-bijian yangterbaikditanamdi Jahrom.

Komoditas paling diandalkan adalah sutra. Sutra

merupakan komoditas eksport terbesar negara. Pada tahun

yang bagus, Iran (Safawi) mengekspor 5.000 (mungkin 6.000)

bal sutra. Komoditas eksport terbesar kedua adalah ‘Kirman

Wool’, untuk beberapa waktu pada abad ke 17 kemudian

memenuhi permintaan dariperusahaan maritimbarat sebagai

alternatif untuksutra yang bermasalah. Tapi itu tidak

pernahmemenuhiharapan mereka

untukBelandamaupunInggrispernah mengeksporlebih darivolume

tahunansekitar 500bal, dan dalam kebanyakannya secara

tahunan, merekamengirim jauh lebih sedikit.

Yang menjadi komoditas utama juga yaitu kebutuhan

terhadap emas dan perak. Keduanya digunakan untuk membuat

brukat dan penyepuhan serta pembuatan mata uang sebagai

basis pembuatan uang logam Iran.. Digunakan juga untuk

membiayai ekspedisi militer dan pembelanjaan bahan impor

utama seperti baja, tekstil, ikan nila, dan gula.35

Kemudian, Safawiadalahkonsumenbaik terhadap

porselenputih danbiru dari35Andrew J. Newman. Safavid Iran: Rebirt of a Persian Empire, (St. Martin’s Press: New York, 2006), p. 63

CinahinggaruntuhnyadinastiMingdi1640 ketika kegiatan

produksi danekspordihentikan. Oleh karena itu, pabrik

keramik Kirmanmengambil alihdan mulaimemproduksi

denganimitasibarang pecah belah Chinasebagaimana Eropa.36

2.2.6 Jalur Perjalanan dan caravanserais

Kuda memunyai peranan yang paling penting dari semua

hewan domestik, dan yang terbaik dibawa dari Arab dan

Tengah - Asia dan harga kuda tersebut mahal karena

perdagangan yang tersebar luas, termasuk ke Turki dan

India. Selanjutnya keledai berperan ketika bepergian

melalui Persia. Juga , unta adalah investasi yang baik bagi

pedagang , karena hampir tidak ada biaya untuk memelihara

unta untuk memberi makan , unta mampu membawa beban banyak

dan bisa melakukan perjalanan hampir di mana saja.

Di bawah pemerintahan yang kuat, Shah , khususnya

selama paruh pertama abad ke-17 , perjalanan melalui Persia

itu mudah karena jalur yang bagus dan adanya the

caravanserais37 (kafilah) yang ditempatkan secara strategis di36______, Iran and the World in the Savafid Age, (Iran Heritage Foundation: New York, 2012) P.34

37 Caravanseraiatau khan, disebut juga Han dalam bahasa Turki yangberarti kafilah, Caravansera, atau caravansara dalam bahasa Inggris;

Sarai dalam bahasa India; راس dalam bahasa Persia. Istilah tersebut ك�اروان��mempunyai arti sebuah penginapan di pinggir jalan di mana pelancongbisa beristirahat dan memulihkan badan setelah melakukan perjalanan.Caravanserais sangat membantu alur perdagangan, informasi, dan orangdi semua jaringan rute perdagangan meliputi Asia, Afrika Utara, danEropa Tenggara, terutama di sepanjang Jalan Sutra.Caravanserai dibangun

sepanjang rute . Caravanserais yang dirancang khusus untuk

menguntungkan bagi wisatawan miskin, karena mereka bisa

tinggal di sana selama yang mereka inginkan , tanpa

pembayaran untuk penginapan . Selama masa pemerintahan Shah

Abbas I , saat ia mencoba untuk meng-upgrade rute Sutra

untuk meningkatkan kesejahteraan komersial Kekaisaran ,

kelimpahan Caravanserais , jembatan, pasar dan jalan dibangun

, dan strategi ini diikuti oleh pedagang kaya yang juga

mendapat keuntungan dari peningkatan perdagangan . Untuk

meningkatkan standar, maka sumber pendapatan lain

dibutuhkan , dan jalan tol ditempatkan di sepanjang rute

perdagangan .

2.2.7 Kemunduran Kerajaan Safawi

Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut

diperintah oleh enam raja, yang pada masa raja-raja

tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik

naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan

kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.38

Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi

adalah:

untuk menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong danpedagang dari berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selamatiga hari secara cuma-cuma alias gratis.(http://en.wikipedia.org/wiki/Caravanserai tgl 20-11-13 pkl. 1915 )

38Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II.(PT. RajagrafindoPersada : Jakarta, 2008) hlm. 156

a. Konflik berkepanjangan di kerajaan Usmani

b. Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin

kerajaan Safawi

c. Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I tidak memiliki

semangat perang tinggi seperti Qizilblash

d. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan

kekuasaan di kalangan keluarga istana.39

Dengan kemunduran kerajaan-kerajaan besar ini,

kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Dagang dan

ekonomi umat Islam jatuh, dengan hilangnya monopoli dagang

antara Timur dan Barat dari tangan mereka.40

2.3. Kerajaan Mughal

2.4.1 Sejarah Kerajaan Mughal

Penyiksaan yang dilakukan Safawi terhadap kaum

terhadap kaum Sunni dan permusuhan Safawi dibawah Shah

Ismail dengan Uzbecks, adalah penyebab berdirinya Kerajaan

Mughol.41Mughal bukan usaha pertama memperjuangkan kerajaan

Islam pertama di wilayah India. Sebelum itu ada beberapa

kerajaan yang berusaha memperjuangkan Islam di sana.39 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II.(PT. RajagrafindoPersada : Jakarta, 2008) hlm. 158-159

40Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Universitas IndonesiaPress: Jakarta, 1985) hlm.88

41 El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:305

Dimulai dari seorang pejuang muslim, Muhammad Ibn Qasim

pada zaman khalifah Al-Walid dari Bani Umayah di Damaskus.

Kemudian berdirilah kerajaan-kerajaan seperti Ghaznawi

(977-1186 M), Khalji (1296-1316 M), Tughlaq (1320-1412 M),

Sayyid (1414-1451 M) dan kerajaan Lodhi (1451-1526). Mughal

adalah kerajaan Islam terakhir di India selepas kerajaan

Lodhi jatuh. Setelah itu, pemerintah Islam di India

berganti dengan pemerintahan imprealis Inggris.42

Mughal adalah pemerintahan Islam terakhir di India

(1526-1858 M). Didirikan oleh Zahiruddin Babur, keturunan

Timur Lenk. Babur menggantikan ayahnya Umar Mirza sebagai

penguasa di Farghana. Mirza berjasa atas penaklukan

Samarkand, kota terpenting di Asia Tengah pada tahun 1494 M

dan Kabul pada tahun 1501 M. Perluasan wilayah terus

dilakukan hingga bisa menaklukan wilayah India yang pada

masa ituberada di bawah kekuasaan kerajaan Lodhi yang

ketika itu sedang mengalami krisis. Wilayah Punjab

ditaklukan pada tahun 1525 M. Delhi berhasil ditaklukan

pasukan Babur pada tahun 1526 M. Kaum Hindu sebenarnya

menolak kehadiran kekuatan Mughal. Tetapi pemberontakan

Hindu ini dapat dipatahkan oleh Babur.43

42Nurhakim, Mohamad. Jatuhnya Sebuah Tamadun. Selangor, Malaysia:PTS Islamika (2008). Hal; 18743Nurhakim, Mohamad. Jatuhnya Sebuah Tamadun. Selangor, Malaysia:PTS Islamika (2008). Hal; 188.

2.3.2. Perkembangan Perekonomian Kerajaan Mughal

Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang

agraria, mengingat keadaan Geografi dan Geologi wilayah

India. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting

ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-

sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-

bahan celupan.44

Sistem pertanian Mughal dijalankan oleh petani-petani

kecil yang bertanggungjawab atas tanah sewaan yang disebut

deh. Petani dan pemerintah dihubungkan melalui seorang

muqqadam. 45Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil

pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia

Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian

tenun dan kain tipis bahan gordin yang banyak diproduksi di

Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir

mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M)

mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.46

2.3.3. Kekuatan Ekonomi Kerajaan Mughal

Salah satu yang menjadi kekuatan ekonomi mughal adalah

total populasi kerajaan Mughal mencapai kisaran 100 sampai

44Yatin, Badri.Sejarah Peradabab Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. Hal: 161.45Nurhakim, Mohamad. Jatuhnya Sebuah Tamadun. Selangor, Malaysia:PTS Islamika (2008). Hal; 19246Yatin, Badri. Sejarah Peradabab Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. Hal: 161.

125 juta jiwa. Kemudian, besarnya area tanah yang subur dan

jauh darinya terdapat di dalam hutan. Walaupun Mughal tidak

terlalu tertarik dalam merawat hutan yang diharapkan dapat

memberikan perlindungan dari perampok dan hewan liar.

Pada Kerajaan Mughal terdapat tiga macam koin mata

uang, yaitu terbuat dari tembaga, perak, dan emas secara

berurutan. Koin tembaga merupakan satuan nilai terkecil.

Dan adanya alat tukar ini memberikan perubahan terhadap

kondisi ekonomi Mughal. Abu’l Fazl memberikan harga yang

tepat bagi masyarakat terhadap bahan baku makanan dan

barang-barang lainnya. Sebuah koin emas yang berharga pada

saat itu dapat membelikan pasokan gandum selama dua atau

tiga hari.

Terdapat jenis pajak yang diberlakukan khusus untuk

petani kebun buah-buahan. Jahangir berpikir, bagaimana

caranya menjadikan tanah lebih subur dengan pajak yang

rendah, dengan hasil bahwa hanya dengan satu buah delima

bisa menghasilkan jus serta lima atau enam buah-buahan

lainnya. Kemudian, siapapun yang memaparkan sebuah taman

dilahan pertanian tidak akan ada kewajiban atas pajak.47

Kejayaan di bidang ekonomi Kerajaan Mughal di raih

juga ketika mereka bisa membuat jalur transportasi

perdagangan yang baik dan kebijakan penyatuan sistem tukar

daerah-daerah yang mereka taklukan. Produk manufaktur dan47 Annemarie Schimmel. The Empire of the Great Mughals: History, Art and

Culture(Reaktion Books:London,2004 )p.97

pertanian berhasil mereka pasarkan ke seluruh dunia. Sektor

Industripun berkembang pesat diantaranya, industri

perkapalan (industri perkapalan Mughal lebih maju dari

industri perkapalan Eropa, bahkan kapal-kapal mereka di

kirim ke Eropa). Kemudian industri tekstil, dan baja.48

Sistem transportasi di benahi untuk mempermudahkan

arus distribusi barang, jalur sungai Dhows mereka perbaiki,

tujuannya agar para tentara bisa menjaga keamanan perairan

Mughal dari serangan para perompak. Para panglima yang

pernah memimpin angkatan laut Mughal diantaranya Yahya

Saleh, Munnawar Khan, dan Muhammad Saleh Kamboh. Angkatan

laut juga bertugas menjaga pelayaran Siddis Janjira ke

China, Pantai Timur Afrika seperti Swahili, mereka bersama-

sama menjaga hasil perdagangan yang dibawa.49

Ketahanan ekonomi Mughal juga didukung perdagangan

dalam negerinya, cara-cara pendistribusian perdagangan

melalui sungai dan jalur darat pada masa kerajaan Mughal

saat ini, masih sama dengan masa Mughal dulu. Kanal-kanal

yang dibangun pada masa Mughal masih digunakan di India

pada saat ini, untuk mengairi lahan pertanian di daerah

Punjab.50 Model perbankan tradisional dan segala instrumen

pertukaran masih banyak ditemui di daerah-daerah yang

48John F. Richards, The Mughal Empire (1996). Hal:185–20449Wikipedia. Mughal Empire. Tersedia [online], http://en.wikipedia.org/wiki/Mughal_Empire. [20 Nopember 2013].50Sharma, SR. Mughal Empire In India. New Delhi:Atlantik Publisher (1999). Hal:813

pernah diduduki Moghul. Koin dan timbangan yang digunakan

dalam perdagangan di India saat inipun, merupakan warisan

periode Moghul.51

Kemajuan juga dicapai oleh tiga sultan yaitu, Jehangir

(1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658), dan Aurangzeb

(1658-1707 M). Kemantapan di bidang politik membawa

kemajuan di bidang lain seperti ekonomi dengan

mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan

perdagangan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,

hasilnya diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia

Tenggara.52

Intelektual dan Ekonom Muslim Pada Kerajaan Mughal

Shah Waliullah

Ahmad Syah bin Abdurrahim al-Umari ad-Dahlawi Abu

Abdil Aziz. Lahir di Delhi, masa kekhalifahan Al-Mutawakkil

III.Menurutnya, kehidupan masyarakat tumbuh dalam tiga

tingkatan yang berbeda. Dimulai dari eksistensi masyarakat

awal, negara yang berkembang dan menerapkan undang-undang ,

tatanan dan keadilan serta tahap ketiga apa yang ia sebut

51Sharma, SR. Mughal Empire In India. New Delhi:Atlantik Publisher (1999). Hal:81352 Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam (CV. Insan MAndiri: Bandung, 2010) hal. 146

khilafah. Khilafah adalah periode dimana negara menjamin

secara materiil dan spiritual wargannya.53

Dalam soal pemikiran sosio-ekonomi, Shah Waliullah

menekankan pentingnya ijtihad, tanpa ijtihad adalah

mustahil dapat menemukan pengetahuan baru dalam memahami

Quran, Sunnah dan berhasil dalam Syariah. Karena itu, Shah

Waliullah memperkenalkan sebuah cara baru yang dinamis

dalam memahami Quran. Hal itu guna membuat investigasi

interpretif atas ayat-ayat Quran dengan cara yang

independen dari segala bentuk penafsiran dan yang secara

natural menekankan penggunaan rasio pada kebesaran Allah

yang termanifestasi dalam ayat-ayat Quran yang sedang

dikaji.54

Ilmu-ilmu Quran, yaitu, ilmu perintah (hukum-hukum),

ilmu perbedaan (science of disputation) dengan kalangan

polytheist, ilmu pertolongan Tuhan, ilmu tentang kejadian-

kejadian khusus yang ditentukan Allah, dan ilmu Akhirat,

yang hendaknya dikaji secara keseluruhan untuk memahami

totalitas Quran dalam usaha memahami signifikansi Quran

dalam kehidupan (lihat karyanya Al-Fauz al-Kabir fi Usul

al-Tafsir). Dengan demikian, sebagaimana Imam Ghazali, Shah53Iu, Rusliana & Husni Sabri. Sejarah Pemikiran Ekonomi Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Syathibi, Ibnu Khaldun, Al-Maqrizi dan Shah Waliyullah (2009). Kekhususan Ekonomi Dan Keuangan Syariah Program Studi Timur Tengah dan IslamUniversitas Indonesia54Syuhud, A Fatih. Pelopor Intelektual Muslim India: Shah Waliullah (1703-1762). [online]. Tersedia:http://www.arsip-milis.s5.com/agama7.htm, [20 Nopember 2013]

Waliullah adalah seorang sufi yang percaya atas kapasitas

individual untuk self-annihilation (penghapusan diri) dalam

rangka menuju pencapaian tertinggi dalam kehidupan seperti

diperintahkan oleh syariah. Waliullah juga percaya bahwa

karena pengetahuan manusia pasti tidak akan sempurna,

adalah tidak mungkin untuk mencapai keseimbangan sempurna

dalam sistem sosio-ekonomi. Oleh karena itu, dia mendukung

pencarian menuju kesempurnaan (excellence) dengan kesadaran

untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan pengetahuan. Dia

percaya bahwa banyak Tanda-tanda Allah dapat dipahami

secara nalar manusiawi melalui usaha-usaha suci yang

mendalam. 

Tidak sebagaimana Al Ghazali, Ibnu Taimiyah dan Ibnu

Khaldun, Shah Waliullah percaya pada revolusi terhadap

penguasa yang zalim dan korup demi mencapai perdamaian dan

keadilan yang berpuncak pada kekuasaan syariah dalam

tatanan Islam internasional yang akan datang. Oleh karena

itu, banyak tulisan-tulisannya tidak hanya menganjurkan

Jihad pada Muslim untuk membentuk tatanan tersebut, tetapi

juga mengeritik keras pada para penguasa Muslim yang korup,

sekte-sekte dan kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Filosofinya sangat berbeda dengan para sarjana Islam lain

yang meniru Yunani dalam pemahaman mereka terhadap ilmu

Quran.

2.3.5. Kemunduran Kerajaan Mughal

Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada pada

puncak kejayaan.. Namun, pada abad ke-18 kerajaan ini

mengalami kemunduran. Kekuasaan politiknya merosot,

perebutan kepemimpinan dan birokrasi menjadi ajang

perebutan. Gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di

belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama

semakin mengancam.

Kemudian, adanya pedagang Inggris (EIC) untuk pertama

kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India

yang didukung oleh kekuatan bersenjata menjadi semakin kuat

menguasai wilayah pantai. Pada akhirnya, EIC menguasai

Mughal, Bahadur Syah, raja Mughal terakhir diusir dari

istana pada tahun 1858. Dengan demikian, kekuasaan dinasti

Mughal di daratan India berakhir.55

55 Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam (CV. Insan MAndiri: Bandung, 2010) hal. 163