Proposal Revisi 1

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individul agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus memenuhi tuntutan sosial, kultural, dan religius dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogianya terfokus pada fasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut. Sejalan dengan pandangan di atas, menurut Ali dkk (2007:1091) bahwa pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diartikan sebagai segenap upaya pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lainya) dalam memfasilitasi perkembangan dan belajar anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun melalui penyediaan berbagai pengalaman dan rangsangan yang bersifat mengembangkan, terpadu, 1

Transcript of Proposal Revisi 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses

pemberdayaan dan pembudayaan individul agar ia mampu

memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dan religius dalam

lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini

mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan

dalam konteks pendidikan seyogianya terfokus pada

fasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan

nilai agama dan kehidupan yang dianut.

Sejalan dengan pandangan di atas, menurut Ali dkk

(2007:1091) bahwa pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

diartikan sebagai segenap upaya pendidik (orang tua,

guru, dan orang dewasa lainya) dalam memfasilitasi

perkembangan dan belajar anak sejak lahir sampai dengan

usia enam tahun melalui penyediaan berbagai pengalaman

dan rangsangan yang bersifat mengembangkan, terpadu,

1

dan menyeluruh sehingga anak dapat bertumbuh kembang

secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai dan norma

kehidupan yang dianut. Dalam konteks perkembangan anak,

PAUD memiliki lima fungsi dasar, yakni : (1)

pengembangan potensi, (2) penanaman dasar-dasar aqidah

keimanan, (3) pembentukan dan pembiasaan perilaku yang

diharapkan, (4) pengembangan pengetahuan dan

keterampilan dasar yang diperlukan, serta (5)

pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif,

Solehudin (dalam Ali 2007:1092).

Pembentukan perilaku yang diharapkan pada anak

juga merupakan hal yang harus dibiasakan sejak usia

dini. Upaya ini penting dilakukan karena akan membangun

pondasi yang kuat bagi perkembangan pola pribadi dan

perilaku anak selanjutnya. Agar anak dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan menyesuaikan diri dengan

tuntutan lingkungan, mereka perlu menguasai sejumlah

pengetahuan dan keterampilan dasar yang relevan.

Pendidikan juga seyogiannya dapat memfasilitasi

perkembangan bahsa anak.

2

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

kehidupan sesorang, termasuk anak. Perkembangan bahasa

pada anak belum sempurna dan akan terus mengalami

perkembangan. Agar perkembangan bahasa anak dapat

optimal, maka perlu dirangsang dengan berbagai kegiatan

yang dapat mengembangkan bahasa anak. Misalnya,

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada taman kanak-

kanak diharapkan mampu merangsang berbagai potensi

anak, termasuk perkembangan bahasa anak. Bahasa

memiliki peran yang sangat penting dalalm perkembangan

anak. Hal ini sangat menentukan kemampuan anak untuk

berkomunikasi dengan dunia luar, termasuk orang tua,

guru, dan teman. Menurut Ahmadi dan Sholeh (dalam

William S. & Clara S. 2005:95) bahwa ada tiga fungsi

bahasa bagi seseorang: (1) Aspek ekspresi ; menyatakan

kehendak dan pengalaman jiwa. (2) Aspek social ; untuk

mengadakan komunikasi dengan orang lain. (3) Aspek

intensional ; berfungsi untuk menunjukan atau

membanggakan sesuatu.

3

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

perkembangan bahasa anak perlu untuk dikembangkan.

Perkembangan bahasa anak sangat ditentukan oleh proses

belajarnya. Anak usia taman kanak-kanak berada dalam

fase perkembangan bahasa yang ekspresif. Dapat

dikatakan bahwa pada usia ini anak-anak telah dapat

mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun

pendapat dengan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat

digunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Artinya pada

usia ini, anak-anak belajar berkomunikasi dengan

lingkungannya, termasuk di sekolah. Kondisi ini

menuntut lingkungan untuk dapat merangsang perkembangan

bahasa anak. Menurut Hawadi (2001:9-10), bahwa kata-

kata yang digunakan anak biasanya berdasarkan pada

pengertian anak tentang dunia sekitarnya dan orang yang

menjadi pusat perhatian anak dalam berkomunikasi.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian anak

adalah guru. Oleh karena itu, guru harus mampu

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif,

4

termasuk penggunaan media dalam pembelajaran. Media

memiliki peran yang sangat potensial dalam proses

pembelajaran. Dengan media seorang guru dapat dengan

mudah menyampaikan pesan kepada peserta didik, dalam

hal ini anak. Penyampaian suatu konsep pada anak akan

tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut

mengharuskan anak terlibat langsung didalamnya bila

dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan anak

untuk mengamati saja. Dengan penggunaan media

pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman

belajar yang lebih konkret kepada anak, dan

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Hal ini senada dengan pendapat Rowntree

(Sihkabuden, 2005) mengemukakan enam fungsi media,

yaitu: Membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa

yang telah dipelajari , menyediakan stimulus belajar,

mengaktifkan respon murid, memberikan umpan balik

dengan segera, menggalakkan latihan yang serasi.

Sadiman (2005) menjelaskan secara umum media pendidikan

5

mempunyai fungsi sebagai berkut ; Memperjelas penyajian

pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, mengatasi

keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Penggunaan

media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

Dari hasil observasi yang dilakukan di TK Tunas

Utara diperoleh informasi bahwa media pembelajaran yang

ada di sekolah tersebut masih sangat kurang. Hal ini

dapat dilihat pada saat pelaksanaan pembelajaran di

kelas, media yang digunakan sangat terbatas. Misalnya

pada saat anak belajar, Tema: Binatang. Pada saat itu

guru cenderung menjelaskan, sehingga anak-anak lebih

banyak diam, yang aktif hanya guru, sedangkan anak-

anank cenderung pasif. Selain itu, masih terdapat

anak-anak yang memiliki kemampuan bahasa yang masih

rendah. Diketahui dari 20 orang anak kelas B TK Tunas

Utara, terdapat 13 atau 65% anak, yang memiliki

perkembangan bahasa belum optimal. Misalnya; belum

6

mampu menyebut nama binatang, buah, tumbuhan, alam dan

anggota tubuh dengan fasih.

Terkait dengan perkembangan bahasa tentunya tidak

luput dari aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa itu

sendiri. aspek yang dimaksud adalah; kosa kata, tata

bahasa, semantik, dan fonem. Dapat dikatakan bahwa

pada saat proses pembelajaran guru jarang menggunakan

media pembelajaran, dalam hal ini media gambar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Media Gambar Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di TK

Tunas Utara Kabupaten Bone Bolango.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di

identifikasi permasalahan sebagaiberikut:

a. Media gambar yang digunakan masih kurang

b. Anak-anak cenderung diam pada saat pembelajaran

c. Perkembangan bahasa anak cenderung lambat

7

d. Anak belum mampu menyebut nama binatang, buah,

tumbuhan, alam dan anggota tubuh dengan fasih.

e. Penggunaan media pembelajaran yang kurang variatif

f. Perkembangan bahasa anak yang bervariasi

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka

rumusan masalah dalam penenlitian ini adalah “Apakah

terdapat pengaruh media gambar terhadap perkembangan

bahasa pada anak TK Tunas Utara Kecamatan Bulango Utara

Kabupaten Bone Bolango?

1.4 Tujuan Penenitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

mempeoleh data empirik tentang pengaruh media gambar

terhadap perkembangan bahasa pada anak TK Tunas Utara

Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.

8

1.5 Manfaat Penenlitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoritis; hasil penelitian ini dapat

memperkaya kajian tentang pengaruh media gambar

terhadap perkembangan bahasa anak, khususunya

anak-anak yang berada di TK Tunas Utara Kecamatan

Bulango Utara.

a. Manfaat Praktis; hasil penelitian ini tentunya

dapat bermanfaat bagi: a) Bagi sekolah; sekolah

diharapkan dapat mengembangkan atau menambah media

pembelajaran salah satunya media gambar yang ada

di sekolah. Sehingga siswa dapat belajar dengan

efektif dan efisien. b) Bagi guru; guru diharapkan

dapat kreatif dalam membuat media pembelajaran.

Media tidak harus mahal, dibuat sendiri dengan

menggunakan barang bekas itu lebih ekonomis. c)

Bagi siswa; dengan penelitian ini siswa dapat

lebih termotivasi dalam hal belajar di sekolah.

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESI

2.1 Hakikat Perkembangan Bahasa Anak

2.1.1 Pengertian Perkembangan Bahasa Anak

Setiap orang, termasuk anak mengalami yang namanya

perkembangn. Menurut Hartinah (2008:18), bahwa

perkembangan merupakan proses perubahan yang dialami

anak mencapai kedewasaan yang diharapkan. Hurlock

(2005:2) mengetakan bahwa istilah perkembangan berarti

serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai

akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Selain

itu, Ahmadi dan Shole (2005) menjelaskan bahwa,

perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu

suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat

diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi

10

perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap

dan tidak dapat diulangi.

Perkembangan yang dimaksud disini adalah

perkembangan bahasa pada anak. Bahasa merupakan salah

satu elemen yang terpenting dalam perkembangan

berpikir. Hampir tidak mungkin manusia berpikir

tanpa menggunakan bahasa, dan melalui bahasa,

pikiran manusia dapat ditampilkan. Bahasa pula dapat

membedakan manusia dari makhluk lainnya. Menurut

Piaget, berpikir itu mendahului bahasa dan lebih

luas dari bahasa. Bahasa adalah salah satu cara yang

utama untuk mengekspresikan pikiran, dan dalam seluruh

perkembangan, pikiran selalu mendahului bahasa.

Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa

dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru

atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan

anak pada pandanganpandangan yang berbeda dan

memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah

satu dari berbagai perangkat yang terdapat dalam

11

sistem kognitif manusia. Piaget, seorang ahli

psikologi kognitif menekankan bahwa anak adalah

makhluk yang aktif dan adaptif namun bersifat

egosentris yang proses berpikirnya sangat berbeda

dengan orang dewasa, maka pengalaman belajar

disesuaikan dengan pemahaman mereka.

Menurut Miller, bahasa adalah suatu urutan

kata-kata, bahasa dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi mengenai tempat yang

berbeda atau waktu yang berbeda. Sedangkan Vigotsky

(1896-1934) berpendapat bahwa perkembangan bahasa

seiring dengan perkembangan kognitif, malahan

saling melengkapi, keduanya berkembang dalam satu

lingkup sosial. Vygotsky mengungkapkan bahwa

bahasa, dalam bentuk yang paling awalpun mempunyai

dasar social. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan

sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak.

Di samping itu bahasa juga merupakan alat

untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang

12

lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami

pikiran dan perasaan orang lain. Selain dari itu,

bahasa juga merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan,

dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan

sesama. Penganut teori kognitif beranggapan bahwa

ada prinsip yang mendasari organisasi linguistik

yang digunakan oleh anak untuk menafsirkan serta

mengoperasikan lingkungan linguistiknya. Semua ini

adalah hasil pekerjaan mental yang meskipun tidak

dapat diamati, jelas mempunyai dasar fisik. Proses

mental secara kualitatif berbeda dari tingkah laku yang

dapat diamati, dan karena berbeda dengan pandangan

behavior (Pateda, 1990).

2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak

Chomsky sudah menginspirasi banyak peneliti, para

ahli psikolinguistik khususnya, untuk mempelajari

perkembangan bahasa anak-anak secara lebih mendetail.

Berikut ini beberapa tahap perkembangan bahasa secara

universal:

13

1. Bahasa Awal; tahap awal perkembangan bahasa

dimulai sejak lahir. Pada bayi yang baru lahir

sudah menunjukan gerakan-gerakan tubuh yang sangat

halus sebagai atas respon yang didengarnya sebagai

respon kepada ucapan-ucapan, dan gerakan mereka

menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata

dari ucapan tersebut.

2. Tahap pralinguistik; Pada tahap ini anak

mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang

mempunyai fungsi komunikatif, sebagai reaksi

terhadap orang lain yang mencari kontak verbal

dengan anak tersebut atau sebaliknya.

3. Pengucapan satu-kata; pada usia sekitar satu tahun

anak mulai memproduksi kata tunggal untuk

mengekspresikan seluruh kalimat.

4. Pengucapan dua-kata; Pada usia 1-2 tahun seorang

anak sudah mulai mengucapkan dua kata secara

bersamaan dan bahasa mereka menunjukan struktur

tertentu.

14

5. Pengembangan gramatika; Diusia dua sampai tiga

tahun anak mulai meletekan tiga atau lebih kata

secara bersamaan.

6. Mendekatigramatika orang dewasa; Anak pada usia 5-

9 tahun sudah menguasai perkembangan bahasa yang

cukup kompleks, namun belum mampu menyusun kalimat

pasif yang kompleks.

7. Tahap kompetensi lengkap; Pada usia 11-dewasa

pembendaharaan kata semakin meningkat, sehingga

kecapakan berkomunikasi semakin baik dan fasih.

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia

5-6 Tahun

Menurut Caroll Seefelt dan Barbara A.Wasik

(2008: 74) karakteristik perkembangan bahasa anak

umur 5-6 tahun adalah: (1) Perbendaharaan kosakata

mencapai 5000 – 8.000 kata, (2) Stuktur kalimat menjadi

lebih rumit, (3) Berbicara dengan lancar, benar

dan jelas tata bahasa kecuali pada beberapa

kesalahan pelafalan. (4) Dapat menggunakan kata ganti

15

orang dengan benar. (5) Mampu mendengarkan orang yang

sedang berbicara (6) Senang menggunakan bahasa untuk

permainan dan cerita.

Terkait dengan perkembangan bahasa, dalam

Peraturan Pemerintah (Permen) No. 58 Tahun 2009

dijelaskan bahwa, karakteristik perkembangan bahasa

anak 5-6 tahun terdiri dari (a) Menerima bahasa, yang

meliputi (1) mengerti beberapa perintah secara

bersamaan. (2) Mengulang kalimat yang lebih kompleks,

(3) Memahami aturan dalam suatu permainan. (b)

Mengungkapkan bahasa, yang meliputi (1) Menjawab

pertanyaan yang lebih kompleks, (2) Menyebutkan

kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, (3)

Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan

kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan

membaca, menulis dan berhitung, (4) Menyusun kalimat

sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-

predikat-keterangan), (5) Memiliki lebih banyak kata-

kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain, (6)

16

Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan. (c) Keaksaraan, yang meliputi (1)

Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, (2)

Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang

ada di sekitarnya. (3) Menyebutkan kelompok gambar yang

memiliki bunyi/huruf awal yang sama, (4) Memahami

hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, (5) Membaca

nama sendiri, (6) Menuliskan nama sendiri.

2.2. Hakikat Media Gambar

2.2.1 Pengertian Media Gambar

Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran di TK adalah media gambar. Menurut Sadiman

dkk (2009:29) bahwa gambar/foto merupakan bahasa yang

paling umum sering dipakai dalam proses pembelajaran.

mengingat banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan

dari media gambar, yaitu lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan

mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam

gambar. Ia menambahkan, menurut pepatah cina bahwa

17

sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu

kata.

Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan

secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan

perasaan atau pikiran. Hal ini senada dengan pendapat

Sudjana (2007: 68), media gambar adalah media visual

dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai

media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara

jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan

kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad

(1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah

berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan

dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata.

http://www.google.com//pengembangan media gambar.pdf.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2001: 329) Media grafis (gambar) adalah media yang

dihasilkan dengan cara dicetak melalui teknik manual

atau dibuat dengan cara menggambarkan atau melukis,

printing, dan sablon

18

(http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah langkah-

pengembangan-media.html).

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat

disimpullkan bahwa, media gambar merupakan salah satu

komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari

komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses

pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran,

siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media

gambar adalah adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) berupa gambar

atau foto, sehingga dapat merangsang perhatian, minat,

pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan belajar.

19

2.2.2 Prinsip-prinsip Media Gambar

Terdapat beberapa prinsip dalam pemakaian media

gambar dalam proses belajar mengajar. Menurut

Sanjaya (2011) bahwa: terdapat beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan dalam pemakaian media gambar

yaitu:

a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan

pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara

memilih gambar tertentu yang akan mendukung

penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok

pelajaran. Tujuan khusus itulah yang

mengarahkan minat peserta didik kepada pokok-

pokok pelajaran. Bilamana tujuan yang ingin

dicapainya adalah kemampuan anak didik konsep

bilangan dengan tema binatang, seperti:

membedakan dan membuat 2 kumpulan binatang atau

benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama,

lebih banyak dan lebih sedikit, maka gambar-

20

gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang

mencolok.

b. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran,

sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di

dalam proses belajar mengajar memerlukan

keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan

dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan

dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran

gambar di papan pengumuman pada umumnya

mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam

ruang kelas. Gambar-gambar yang riil sangat

berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena

maknanya akan membantu pemahaman para peserta

didik dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal

yang sama dikemudian hari.

c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit

saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi

tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang

mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit

tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali

21

mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa

pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambar

secara berlebihan, akan mengakibatkan para

peserta didik merasa dirongrong oleh sekelompok

gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak

menghasilkan kesan atau inpresi visual yang

jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan

perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan

dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa

berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan.

Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara

bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-

konsep pokok artinya apa yang terpenting dari

pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang

menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain

berturut-turut secara lengkap.

d. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar

oleh karena gambar-gambar itu sangat penting

dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau

dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam

22

mengembangkan kemampuan engenal konsep bilangan

padan anak di Taman Kanak-kanak. Para peserta

didik mengamati gambar-gambar Menghubungkan dan

memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda

sampai 10 (anak tidak disuruh menulis)

menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama,

apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru

bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para

peserta didik yang belum negnal konsep

bilangan. Melalui media gambar itulah mereka

akan memperoleh kejelasan tentang konsep

bilangan pada anak.

e. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui

gambar-gambar para peserta didik akan didorong

untuk mengembangkan keterampilan berbahasa

lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-

bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis

keterbacaan visual dalam hal ini sangat

diperlukan bagi anak didik dalam membaca

gambar-gambar itu.

23

f. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga

dengan memanfaatkan gambar baik secara umum

maupun secara khusus. Jadi guru bisa

mempergunakan gambar datar, slides atau

transparan untuk melakukan evaluasi belajar

bagi para anak didik. Pemakaian instrumen tes

secara bervariasi akan sangat baik dilakukan

guru , dalam upaya memperoleh hasil tes yang

komprehensip serta menyeluruh.

2.2.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran TK

Media pembelajaran saat ini, sudah banyak

digunakan dilingkungan sekolah, khususnya pada jenjang

Taman Kanak-kanak. Media tentunya sangat membantu guru

dalam proses pembelajaran di kelas. Media belajar anak

Usia Dini pada umumnya merupakan alat-alat permainan.

Pada prinsipnya media belajar berguna untuk memudahkan

siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau

24

menyederhanakan sesuatu yang kompleks. ada beberapa

media pembelajarn TK.

2.2.4 Fungsi Media Gambar

Fungsi dari media gambar menurut Levie dan Lentz

(dalam Arsyad, 2009: 16), mengungkapkan 4 fungsi media

pembelajaran, Khususnya media visual bahwa media

tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi,

fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi

kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat

menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran. cd interaktif

Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari

tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca)

teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual

dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan

temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi

kognitif media visual melalui gambar atau lambang

visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran

untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang

25

terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah

memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah

dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi

dalam teks.

Media memilki fungsi yang mendasar. Fungsi media

dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang

sangat menentukan efektifitas dan efisiensi pencapaian

tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan menurut, McKnow

( Sihkabuden, 2005) media terdiri dari fungsi yaitu;

mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya

dengan media pembelajaran yang sebelumnya abstrak

menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis

menjadi fungsional praktis. Membangkitkan motivasi

belajar, meperjelas penyajian pesan dan informasi.

Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk

mencari tahu. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran

ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan

lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang

26

disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara

verbal).

Rowntree ( Sihkabuden, 2005) mengemukakan enam

fungsi media, yaitu: Membangkitkan motivasi belajar,

mengulang apa yang telah dipelajari , menyediakan

stimulus belajar, mengaktifkan respon murid, memberikan

umpan balik dengan segera, menggalakkan latihan yang

serasi. Sadiman (2005) menjelaskan secara umum media

pendidikan mempunyai fungsi sebagai berkut ;

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

indera. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah

lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,

sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan

sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami

kesulitan bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal

ini akan lebih sulit bila latar brlakang lingkungan

27

guru dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi

dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya

dalam : Memberikan perangasangan yang sama,

mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang

sama. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

fungsi media dalam pembelajaran secara rinci adalah

sebagai berikut: Memperjelas penyajian materi (pesan)

dalam bentuk visualisasi yang jelas sehingga pesan

tidak terlalu bersifat verbalistis. Mengatasi

keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, menjadikan

pengalaman manusia dari abstrak menjadi kongkret,

memberikan stimulus dan rangsangan kepada siswa untuk

belajar secara aktif, dapat meningkatkan motivasi siswa

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan

memanfaatkan keempat fungsi di atas diharapkan kita

dapat mengoptimalkan fungsi dari media dan mendapatkan

efektivitas pemanfaatan media pada proses pembelajaran

di. http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/fungsi-media-

pembelajaran.html

28

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan

lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan

adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul

dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan

media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al. 2001) adalah

sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya

dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali

suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek

atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam,

difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat

diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali

seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif,

artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau

kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi)

sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,

kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang

penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya

media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya

dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya

29

siaran TV atau Radio. http://www.google.com// media

pembelejaran.pdf.

2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

a. Kelebihan media gambar

Media gambar memiliki beberapa kelebihan yang

memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Menurut

Sadiman (2009: 29) bahwa kelebihan media gambar adalah

(a) Sifatnya kongrit; gambar atau foto lebih realistis

menunukan pokok masalah dibandingkan dengan media

verbal semata, (b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang

dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa

dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak

dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar atau

foto dapat mengatasi hal tersebut. (c) media gambar

dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (d) foto

dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja

dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat

memecahkan atau membetulkan kesalah pahaman. (e) foto

harganya murah dan gampang didapat serta digunakan.

30

Menurut Arsyad (2009: 25-27), manfaat praktis

pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran

adalah (a) Media gambar dapat memperjelas penyajian

pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan

meningkatkan proses dan hasil belajar. (b) Media gambar

dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Media

gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan

waktu, maksudnya yaitu: (1) Objek atau benda yang

terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas

dapat diganti dengan gambar. (2) Objek atau benda yang

terlalu kecil, yang tidak tampak oleh indera dapat

disajikan dengan gambar. (3) Kejadian langka yang

terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan

tahun dapat ditampilkan melalui gambar atau foto. (4)

Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan

secara konkret melalui gambar (5) Kejadian atau

percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan melalui

gambar. (6) Peristiwa alam yang memakan waktu lama

dapat disajikan melalui gambar. Pendapat ini senada

31

dengan pendapat Nursalim (2010:16), bahwa kelebihan

media gambar diam adalah; 1) lebih kongkrit, 2) dapat

menunjukan perbandingan yang tepat dari yang

sebenarnya, 3) pembuatanya mudah dan harganya murah.

b. Kelemahan media gambar

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar juga

mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Sadiman (2009:31)

bahwa kelemahan media gambar/foto adalah (1)

Gambar/foto hanya menekankan persepsi indra mata;

artinya mengabaikan indra yang lain, (2) Gambar/foto

benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran; artinya ada hal-hal yang komplek

sulir untuk disajikan dalam bentuk gambar, (3)

Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar; artinya

bahwa gambar kurang efektif jika digunakan untuk

kelompok besar. Nursalim (2010:16), menjelaskan bahwa

kelemahan media gambar adalah ; 1) biasanya ukuranya

terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran

32

pada kelompok besar, 2) perbandingan yang kurang tepat

dari satu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.

2.2.7 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang memiliki relefansi dengan

penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain

penelitian yang telah dilakukan oleh Suwarni Amali 2011

dengan judul Meningkatkan Pemahaman Konsep Lambang

Bilangan Melalui Media Gambar pada Anak di TK Melati

Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Hasil

Penelitiannya menunjukan bahwa penggunaan media gambar

dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan pada anak

TK. Dalam penelitiannya, peningkatkan terjadi secara

signifikan ketika dilaksanakan siklus II.

Suwarni Amali (2011) menjelaskan bahwa, anak didik

yang mempunyai kemampuan rendah lebih suka dengan media

gambar yang kongkrit, sedangkan anak didik yang

memiliki kemampuan tinggi suka dengan media gambar yang

kongkrit maupun abstrak. Pesan visual yang paling

sederhana, praktis , mudah diperoleh dan banyak

33

diminati anak didik pada jenjang pendidikan anak usia

dini adalah gambar. Disamping itu, daya terik gambar

sebagai media pengajaran bergantung pada usia para anak

didik. Anak didik ditaman kanak-kanak lebih menyenangi

gambar-gambar yang sederhana dan bersifat realistis.

Selain itu, hasil penenlitian yang dilakukan oleh

Risnawaty A. Makrun dengan judul Meningkatkan Kemampuan

Dasar Menulis Huruf Abjad Melalui Penggunaan Media

Gambar pada Anak Kelompok B TK Panipi Raya Desa

Barakati Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo tahun

2010, menunjukan bahwa penggunaan media gambar dapat

meningkatkan kemampuan dasar menulis huruf abjad pada

anak TK kelompok B.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa media gambar dapat digunakan dalam proses

pembelajaran, termasuk pembelajaran di TK atau PAUD.

Terkai dengan hal tersebut, Sudjana (2001:12)

menjelaskan bahwa, ilustrasi gambar merupakan perangkat

tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan

34

pengalaman dimasal lalu, melalui penafsiran kata-kata.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah

penggunaan media gambar ini juga, berpengaruh terhadap

perkembangan bahasa anak.

2.3 Kerangka Pikir

35

Media gambar dan

Perkembangan Bahasa Anak

Penyebab terhambatnyaperkembangan ba ha sa anak

a. Kurangnya perhatiandari orang tua dan guru.

b. Media yangdigunakan belum

Out put

Perkembangan bahasa anakyang optimal

Pemecahan masalah

Melalui penggunaan mediagambar pada pembelajaran

TK

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat

pengaruh media gambar terhadap perkembangan bahasa anak

TK Tunas Utara Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone

Bolango”

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan TK Tunas Utara

Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.

b. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan. Mulai

dari bulan oktober sampai dengan bulan desember 2013.

1.2 Variabel Operasional

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini

terdiri dari:

a. Variabel X adalah Media gambar yang digunakan pada

saat proses pembelajaran TK berlangsung. Dengan

indikator yang mengacu pada fungsi media itu

37

sendiri. Menurut Levied an Lentz (dalam Arsyad

2009:16) bahwa terdapat empat fungsi media, yaitu:

1. Fungsi atensi

2. Fungsi afektif

3. Fungsi kognitif

4. Fungsi kompensatoris

b. Variabel Y adalah Perkembangan bahsa anak, dengan

indikator yang mengacu pada karakteristik

perkembangan bahasa anak. Hal ini dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah (Permen) No. 58 tahun 2009,

yang menjelaskan bahwa karakteristik perkembangan

bahasa anak 5-6 tahun terdiri dari;

1. Menerima bahasa

2. Mengungkapkan bahasa

3. Keaksaraan

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah one grup pre and posttest desain merupakan desain

eksperiman yang hanya menggunakan satu kelompok subjek,

serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah

38

pemberian perlakuan pada subjek. Perbedaan dari kedua

hasil pengukuran tersebut merupakan efek dari

perlakuan. Secara sistematis dapat digambarkan sebagai

berikut:

nonR O1 X O2

Keterangan:

O1 : Preetes perkembangan bahasa anak sebelum

menggunakan media

Pembelajaran TK.

X : Penggunaan media audio visual pada proses

pembelajaran TK

O2 : Postes perkembangan bahasa anak setelah penggunaan

media

pembelajaran TK.

3.4 Populasi dan Sampel

Setiap kegiatan penelitian selalu berhubungan

dengan populasi sebagai sumber data, Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian (Wina Sanjaya 2008:102).

Jadi populasi adalah individu yang memiliki sifat yang

39

sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit. Dengan

kata lain populasi adalah semua yang dapat dikenai

penelitian.

a. Populasi

Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini

adalah anak TK kelas B yang berjumlah 20 orang.

b. Sampel

Sampel dalam hubungan dengan populasi adalah

sebagian individu yang sedikit dari keseluruhan

individu penelitian demikian menurut Cholid

Narbuko dan Abu Achmadi (2010: 107). Apabila

populasi lebih dari 100 maka yang menjadi sampel

adalah 10%, 20% - 25%. Sedangkan apabila populasi

kurang dari 100 maka seluruh sampelnya adalah

populasi.

Populasi dalam penelitian ini tidak lebih dari 100

sehingga peneliti mengambil seluruh populasi yang

ada yaitu berjumlah 20 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

40

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik melalui tes perbuatan

dengan dilakukan observasi terhadap perkembangan bahasa

anak.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis statistik, yaitu statistic

deskriptif dan statistik inferensial.

a. Uji Normalitas Data

Untuk pengujian analisis data, digunakan uji

normalitas data (Sudjana, 2005:273) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

X2=∑1=1

k Oi−EiEi

Keterangan:

X2 = chi-kuadrat

Oi = Frekuansi observasi

Ei = Frekuansi teoritis

41

b. Uji hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t

(Sudjana, 2005:239), dengan rumus sebagai berikut:

X1-X2

t =s√ 1n1

+1n2

Keterangan :

X1 = Rata-rata sampel pertama

X2 = Rata-rata sampel kedua

S = Varian gabungan

n1 = jumlah sampel pertama

n2 = jumlah sampel kedua

3.7 Hipotesis statistik

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalan penelitian, sampai

terbukti melaui data yang terkumpul. Untuk pengujian

hipotesis secara statistik, maka hipotesis penelitian

42

ditransfer kedalam hipotesis statistik sebagai

berikut :

Ho : Hipotesis nol ; Tidak terdapat pengaruh penggunaanmedia gambar terhadap

kemampuan berbahasa anak.

Ha : Hipotesis alternatif ; Terdapat pengaruh penggunaanmedia gambar terhadap

perkembangan bahasa anak.

μ1 : nilai rata-rata sebelum menggunakan media gambar

μ2 : nilai rata-rata sesudah menggunakan media gambar

H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan mediagambar terhadap kemampuan berbahasa anak.

Ha : : μ1 =% μ2 : Terdapat pengaruh penggunaan media gambarterhadap

kemampuan berbahasa anak.

43

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu H. dan Sholeh Munawar. 2005. PsikologiPerkembangan. Jakarta:

PT. Asdi Mahasatya

Ali, Muhammad. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:

Pedagogina Pers

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Pers

Hawadi, A Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak (mengenalsifat, bakat dan

kemanpuan anak). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:

PT Refika Aditama

Hurlock. B. Eliizabeth. 2005. Psikologi Perkembangan (SuatuPendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan) Jakarta: Erlangga

Nursalim, Mochamad. 2010. Media Bimbingan dan Konseling.Surabaya: Unesa

Univercity Pers

Sadiman, S, Arif. Dkk. 2009. Media Pendidikan (Pengertian,Pengembangan dan

44

Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2009. Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

http://rusmantokkpi.wordpress.com/pengertian-dan manfaat mediapembelajaran

(online) Diunduh tgl. 9/12/2013

http://www.google.com//pend.luar sekolah, (online.) Diunduh tgl.

9/12/2013

http://www.google.com// media pembelejaran.pdf, (online). Diunduhtgl.

11/12/2013

http://www.m-edukasi.web.id/fungsi-media-pembelajaran.html(online). Diunduh

tgl 15/12/2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................i

DAFTAR ISI

.....................................................

ii

BAB I : PENDAHULUAN..................................1

45

1.1 Latar belakang...............................1

1.2 Identifikasi Masalah.........................5

1.3 Rumusan Masalah..............................5

1.4 Tujuan Penelitian............................6

1.5 Manfaat Penelitian...........................6

BAB II : Kajian Teoritis dan Hipotesis...............7

2.1 Hakikat Perkembangan Bahasa..................7

2.1.1 Pengertian Perkembangan Bahasa..........7

2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak. . . .9

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak

Usia 5-6 tahun

..............................................

10

2.2 Hakikat Media Gambar

.................................................

11

2.2.1 Pengertian Media Gambar

..............................................

11

46

2.2.2 Prinsip-prinsip Media Gambar

..............................................

13

2.2.3 Jenis-jenis Media Pembelaajaran TK

..............................................

15

2.2.4 Fungsi Media Gambar

..............................................

16

2.2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Media Gambar

19

2.2.6 Kajian Penelitian yang Relevan

21

2.3 Kerangka Pikir

22

2.4 Hipotesis

.................................................

23

BAB III : Metode Penelitian

.....................................................

24

47

3.1 Tempat dan Waktu Penelitia

.................................................

24

3.2 Variabel Operasional

.................................................

24

3.3 Desain Penelitian

.................................................

25

3.4 Populasi dan Sampel

.................................................

25

3.5 Teknik Pengumpulan Data

.................................................

26

3.6 Teknik Analisis Data

.................................................

26

3.7 Hipotesis Statistik

.................................................

28

48

DAFTAR PUSTAKA

.....................................................

29

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

DI TK TUNAS UTARA KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN

BONE BOLANGO

PROPOSAL

49

Oleh

Sucy Pratiwi MalikiNIM : 153 411 004

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2014

50