Proposal Revisi 1
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Proposal Revisi 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses
pemberdayaan dan pembudayaan individul agar ia mampu
memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus
memenuhi tuntutan sosial, kultural, dan religius dalam
lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini
mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan
dalam konteks pendidikan seyogianya terfokus pada
fasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan
nilai agama dan kehidupan yang dianut.
Sejalan dengan pandangan di atas, menurut Ali dkk
(2007:1091) bahwa pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
diartikan sebagai segenap upaya pendidik (orang tua,
guru, dan orang dewasa lainya) dalam memfasilitasi
perkembangan dan belajar anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun melalui penyediaan berbagai pengalaman
dan rangsangan yang bersifat mengembangkan, terpadu,
1
dan menyeluruh sehingga anak dapat bertumbuh kembang
secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai dan norma
kehidupan yang dianut. Dalam konteks perkembangan anak,
PAUD memiliki lima fungsi dasar, yakni : (1)
pengembangan potensi, (2) penanaman dasar-dasar aqidah
keimanan, (3) pembentukan dan pembiasaan perilaku yang
diharapkan, (4) pengembangan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan, serta (5)
pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif,
Solehudin (dalam Ali 2007:1092).
Pembentukan perilaku yang diharapkan pada anak
juga merupakan hal yang harus dibiasakan sejak usia
dini. Upaya ini penting dilakukan karena akan membangun
pondasi yang kuat bagi perkembangan pola pribadi dan
perilaku anak selanjutnya. Agar anak dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan, mereka perlu menguasai sejumlah
pengetahuan dan keterampilan dasar yang relevan.
Pendidikan juga seyogiannya dapat memfasilitasi
perkembangan bahsa anak.
2
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan sesorang, termasuk anak. Perkembangan bahasa
pada anak belum sempurna dan akan terus mengalami
perkembangan. Agar perkembangan bahasa anak dapat
optimal, maka perlu dirangsang dengan berbagai kegiatan
yang dapat mengembangkan bahasa anak. Misalnya,
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada taman kanak-
kanak diharapkan mampu merangsang berbagai potensi
anak, termasuk perkembangan bahasa anak. Bahasa
memiliki peran yang sangat penting dalalm perkembangan
anak. Hal ini sangat menentukan kemampuan anak untuk
berkomunikasi dengan dunia luar, termasuk orang tua,
guru, dan teman. Menurut Ahmadi dan Sholeh (dalam
William S. & Clara S. 2005:95) bahwa ada tiga fungsi
bahasa bagi seseorang: (1) Aspek ekspresi ; menyatakan
kehendak dan pengalaman jiwa. (2) Aspek social ; untuk
mengadakan komunikasi dengan orang lain. (3) Aspek
intensional ; berfungsi untuk menunjukan atau
membanggakan sesuatu.
3
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
perkembangan bahasa anak perlu untuk dikembangkan.
Perkembangan bahasa anak sangat ditentukan oleh proses
belajarnya. Anak usia taman kanak-kanak berada dalam
fase perkembangan bahasa yang ekspresif. Dapat
dikatakan bahwa pada usia ini anak-anak telah dapat
mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun
pendapat dengan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat
digunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Artinya pada
usia ini, anak-anak belajar berkomunikasi dengan
lingkungannya, termasuk di sekolah. Kondisi ini
menuntut lingkungan untuk dapat merangsang perkembangan
bahasa anak. Menurut Hawadi (2001:9-10), bahwa kata-
kata yang digunakan anak biasanya berdasarkan pada
pengertian anak tentang dunia sekitarnya dan orang yang
menjadi pusat perhatian anak dalam berkomunikasi.
Salah satu yang menjadi pusat perhatian anak
adalah guru. Oleh karena itu, guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif,
4
termasuk penggunaan media dalam pembelajaran. Media
memiliki peran yang sangat potensial dalam proses
pembelajaran. Dengan media seorang guru dapat dengan
mudah menyampaikan pesan kepada peserta didik, dalam
hal ini anak. Penyampaian suatu konsep pada anak akan
tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut
mengharuskan anak terlibat langsung didalamnya bila
dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan anak
untuk mengamati saja. Dengan penggunaan media
pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman
belajar yang lebih konkret kepada anak, dan
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Hal ini senada dengan pendapat Rowntree
(Sihkabuden, 2005) mengemukakan enam fungsi media,
yaitu: Membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa
yang telah dipelajari , menyediakan stimulus belajar,
mengaktifkan respon murid, memberikan umpan balik
dengan segera, menggalakkan latihan yang serasi.
Sadiman (2005) menjelaskan secara umum media pendidikan
5
mempunyai fungsi sebagai berkut ; Memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Penggunaan
media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik.
Dari hasil observasi yang dilakukan di TK Tunas
Utara diperoleh informasi bahwa media pembelajaran yang
ada di sekolah tersebut masih sangat kurang. Hal ini
dapat dilihat pada saat pelaksanaan pembelajaran di
kelas, media yang digunakan sangat terbatas. Misalnya
pada saat anak belajar, Tema: Binatang. Pada saat itu
guru cenderung menjelaskan, sehingga anak-anak lebih
banyak diam, yang aktif hanya guru, sedangkan anak-
anank cenderung pasif. Selain itu, masih terdapat
anak-anak yang memiliki kemampuan bahasa yang masih
rendah. Diketahui dari 20 orang anak kelas B TK Tunas
Utara, terdapat 13 atau 65% anak, yang memiliki
perkembangan bahasa belum optimal. Misalnya; belum
6
mampu menyebut nama binatang, buah, tumbuhan, alam dan
anggota tubuh dengan fasih.
Terkait dengan perkembangan bahasa tentunya tidak
luput dari aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa itu
sendiri. aspek yang dimaksud adalah; kosa kata, tata
bahasa, semantik, dan fonem. Dapat dikatakan bahwa
pada saat proses pembelajaran guru jarang menggunakan
media pembelajaran, dalam hal ini media gambar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Media Gambar Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di TK
Tunas Utara Kabupaten Bone Bolango.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di
identifikasi permasalahan sebagaiberikut:
a. Media gambar yang digunakan masih kurang
b. Anak-anak cenderung diam pada saat pembelajaran
c. Perkembangan bahasa anak cenderung lambat
7
d. Anak belum mampu menyebut nama binatang, buah,
tumbuhan, alam dan anggota tubuh dengan fasih.
e. Penggunaan media pembelajaran yang kurang variatif
f. Perkembangan bahasa anak yang bervariasi
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka
rumusan masalah dalam penenlitian ini adalah “Apakah
terdapat pengaruh media gambar terhadap perkembangan
bahasa pada anak TK Tunas Utara Kecamatan Bulango Utara
Kabupaten Bone Bolango?
1.4 Tujuan Penenitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mempeoleh data empirik tentang pengaruh media gambar
terhadap perkembangan bahasa pada anak TK Tunas Utara
Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.
8
1.5 Manfaat Penenlitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis; hasil penelitian ini dapat
memperkaya kajian tentang pengaruh media gambar
terhadap perkembangan bahasa anak, khususunya
anak-anak yang berada di TK Tunas Utara Kecamatan
Bulango Utara.
a. Manfaat Praktis; hasil penelitian ini tentunya
dapat bermanfaat bagi: a) Bagi sekolah; sekolah
diharapkan dapat mengembangkan atau menambah media
pembelajaran salah satunya media gambar yang ada
di sekolah. Sehingga siswa dapat belajar dengan
efektif dan efisien. b) Bagi guru; guru diharapkan
dapat kreatif dalam membuat media pembelajaran.
Media tidak harus mahal, dibuat sendiri dengan
menggunakan barang bekas itu lebih ekonomis. c)
Bagi siswa; dengan penelitian ini siswa dapat
lebih termotivasi dalam hal belajar di sekolah.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESI
2.1 Hakikat Perkembangan Bahasa Anak
2.1.1 Pengertian Perkembangan Bahasa Anak
Setiap orang, termasuk anak mengalami yang namanya
perkembangn. Menurut Hartinah (2008:18), bahwa
perkembangan merupakan proses perubahan yang dialami
anak mencapai kedewasaan yang diharapkan. Hurlock
(2005:2) mengetakan bahwa istilah perkembangan berarti
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Selain
itu, Ahmadi dan Shole (2005) menjelaskan bahwa,
perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu
suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat
diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi
10
perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap
dan tidak dapat diulangi.
Perkembangan yang dimaksud disini adalah
perkembangan bahasa pada anak. Bahasa merupakan salah
satu elemen yang terpenting dalam perkembangan
berpikir. Hampir tidak mungkin manusia berpikir
tanpa menggunakan bahasa, dan melalui bahasa,
pikiran manusia dapat ditampilkan. Bahasa pula dapat
membedakan manusia dari makhluk lainnya. Menurut
Piaget, berpikir itu mendahului bahasa dan lebih
luas dari bahasa. Bahasa adalah salah satu cara yang
utama untuk mengekspresikan pikiran, dan dalam seluruh
perkembangan, pikiran selalu mendahului bahasa.
Bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa
dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru
atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan
anak pada pandanganpandangan yang berbeda dan
memberikan informasi pada anak. Bahasa adalah salah
satu dari berbagai perangkat yang terdapat dalam
11
sistem kognitif manusia. Piaget, seorang ahli
psikologi kognitif menekankan bahwa anak adalah
makhluk yang aktif dan adaptif namun bersifat
egosentris yang proses berpikirnya sangat berbeda
dengan orang dewasa, maka pengalaman belajar
disesuaikan dengan pemahaman mereka.
Menurut Miller, bahasa adalah suatu urutan
kata-kata, bahasa dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai tempat yang
berbeda atau waktu yang berbeda. Sedangkan Vigotsky
(1896-1934) berpendapat bahwa perkembangan bahasa
seiring dengan perkembangan kognitif, malahan
saling melengkapi, keduanya berkembang dalam satu
lingkup sosial. Vygotsky mengungkapkan bahwa
bahasa, dalam bentuk yang paling awalpun mempunyai
dasar social. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak.
Di samping itu bahasa juga merupakan alat
untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang
12
lain yang sekaligus berfungsi untuk memahami
pikiran dan perasaan orang lain. Selain dari itu,
bahasa juga merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan,
dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan
sesama. Penganut teori kognitif beranggapan bahwa
ada prinsip yang mendasari organisasi linguistik
yang digunakan oleh anak untuk menafsirkan serta
mengoperasikan lingkungan linguistiknya. Semua ini
adalah hasil pekerjaan mental yang meskipun tidak
dapat diamati, jelas mempunyai dasar fisik. Proses
mental secara kualitatif berbeda dari tingkah laku yang
dapat diamati, dan karena berbeda dengan pandangan
behavior (Pateda, 1990).
2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak
Chomsky sudah menginspirasi banyak peneliti, para
ahli psikolinguistik khususnya, untuk mempelajari
perkembangan bahasa anak-anak secara lebih mendetail.
Berikut ini beberapa tahap perkembangan bahasa secara
universal:
13
1. Bahasa Awal; tahap awal perkembangan bahasa
dimulai sejak lahir. Pada bayi yang baru lahir
sudah menunjukan gerakan-gerakan tubuh yang sangat
halus sebagai atas respon yang didengarnya sebagai
respon kepada ucapan-ucapan, dan gerakan mereka
menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata
dari ucapan tersebut.
2. Tahap pralinguistik; Pada tahap ini anak
mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang
mempunyai fungsi komunikatif, sebagai reaksi
terhadap orang lain yang mencari kontak verbal
dengan anak tersebut atau sebaliknya.
3. Pengucapan satu-kata; pada usia sekitar satu tahun
anak mulai memproduksi kata tunggal untuk
mengekspresikan seluruh kalimat.
4. Pengucapan dua-kata; Pada usia 1-2 tahun seorang
anak sudah mulai mengucapkan dua kata secara
bersamaan dan bahasa mereka menunjukan struktur
tertentu.
14
5. Pengembangan gramatika; Diusia dua sampai tiga
tahun anak mulai meletekan tiga atau lebih kata
secara bersamaan.
6. Mendekatigramatika orang dewasa; Anak pada usia 5-
9 tahun sudah menguasai perkembangan bahasa yang
cukup kompleks, namun belum mampu menyusun kalimat
pasif yang kompleks.
7. Tahap kompetensi lengkap; Pada usia 11-dewasa
pembendaharaan kata semakin meningkat, sehingga
kecapakan berkomunikasi semakin baik dan fasih.
2.1.3 Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia
5-6 Tahun
Menurut Caroll Seefelt dan Barbara A.Wasik
(2008: 74) karakteristik perkembangan bahasa anak
umur 5-6 tahun adalah: (1) Perbendaharaan kosakata
mencapai 5000 – 8.000 kata, (2) Stuktur kalimat menjadi
lebih rumit, (3) Berbicara dengan lancar, benar
dan jelas tata bahasa kecuali pada beberapa
kesalahan pelafalan. (4) Dapat menggunakan kata ganti
15
orang dengan benar. (5) Mampu mendengarkan orang yang
sedang berbicara (6) Senang menggunakan bahasa untuk
permainan dan cerita.
Terkait dengan perkembangan bahasa, dalam
Peraturan Pemerintah (Permen) No. 58 Tahun 2009
dijelaskan bahwa, karakteristik perkembangan bahasa
anak 5-6 tahun terdiri dari (a) Menerima bahasa, yang
meliputi (1) mengerti beberapa perintah secara
bersamaan. (2) Mengulang kalimat yang lebih kompleks,
(3) Memahami aturan dalam suatu permainan. (b)
Mengungkapkan bahasa, yang meliputi (1) Menjawab
pertanyaan yang lebih kompleks, (2) Menyebutkan
kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, (3)
Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan
kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan
membaca, menulis dan berhitung, (4) Menyusun kalimat
sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-
predikat-keterangan), (5) Memiliki lebih banyak kata-
kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain, (6)
16
Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah
diperdengarkan. (c) Keaksaraan, yang meliputi (1)
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, (2)
Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang
ada di sekitarnya. (3) Menyebutkan kelompok gambar yang
memiliki bunyi/huruf awal yang sama, (4) Memahami
hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, (5) Membaca
nama sendiri, (6) Menuliskan nama sendiri.
2.2. Hakikat Media Gambar
2.2.1 Pengertian Media Gambar
Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran di TK adalah media gambar. Menurut Sadiman
dkk (2009:29) bahwa gambar/foto merupakan bahasa yang
paling umum sering dipakai dalam proses pembelajaran.
mengingat banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan
dari media gambar, yaitu lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar. Ia menambahkan, menurut pepatah cina bahwa
17
sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu
kata.
Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan
secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan
perasaan atau pikiran. Hal ini senada dengan pendapat
Sudjana (2007: 68), media gambar adalah media visual
dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai
media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan
kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad
(1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah
berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan
dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata.
http://www.google.com//pengembangan media gambar.pdf.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001: 329) Media grafis (gambar) adalah media yang
dihasilkan dengan cara dicetak melalui teknik manual
atau dibuat dengan cara menggambarkan atau melukis,
printing, dan sablon
18
(http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah langkah-
pengembangan-media.html).
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat
disimpullkan bahwa, media gambar merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran,
siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media
gambar adalah adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) berupa gambar
atau foto, sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
19
2.2.2 Prinsip-prinsip Media Gambar
Terdapat beberapa prinsip dalam pemakaian media
gambar dalam proses belajar mengajar. Menurut
Sanjaya (2011) bahwa: terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pemakaian media gambar
yaitu:
a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan
pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara
memilih gambar tertentu yang akan mendukung
penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok
pelajaran. Tujuan khusus itulah yang
mengarahkan minat peserta didik kepada pokok-
pokok pelajaran. Bilamana tujuan yang ingin
dicapainya adalah kemampuan anak didik konsep
bilangan dengan tema binatang, seperti:
membedakan dan membuat 2 kumpulan binatang atau
benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama,
lebih banyak dan lebih sedikit, maka gambar-
20
gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang
mencolok.
b. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran,
sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di
dalam proses belajar mengajar memerlukan
keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan
dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan
dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran
gambar di papan pengumuman pada umumnya
mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam
ruang kelas. Gambar-gambar yang riil sangat
berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena
maknanya akan membantu pemahaman para peserta
didik dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal
yang sama dikemudian hari.
c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit
saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi
tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang
mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit
tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali
21
mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa
pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambar
secara berlebihan, akan mengakibatkan para
peserta didik merasa dirongrong oleh sekelompok
gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak
menghasilkan kesan atau inpresi visual yang
jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan
perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan
dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa
berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan.
Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara
bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-
konsep pokok artinya apa yang terpenting dari
pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang
menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain
berturut-turut secara lengkap.
d. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar
oleh karena gambar-gambar itu sangat penting
dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau
dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam
22
mengembangkan kemampuan engenal konsep bilangan
padan anak di Taman Kanak-kanak. Para peserta
didik mengamati gambar-gambar Menghubungkan dan
memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda
sampai 10 (anak tidak disuruh menulis)
menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama,
apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru
bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para
peserta didik yang belum negnal konsep
bilangan. Melalui media gambar itulah mereka
akan memperoleh kejelasan tentang konsep
bilangan pada anak.
e. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui
gambar-gambar para peserta didik akan didorong
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa
lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-
bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis
keterbacaan visual dalam hal ini sangat
diperlukan bagi anak didik dalam membaca
gambar-gambar itu.
23
f. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga
dengan memanfaatkan gambar baik secara umum
maupun secara khusus. Jadi guru bisa
mempergunakan gambar datar, slides atau
transparan untuk melakukan evaluasi belajar
bagi para anak didik. Pemakaian instrumen tes
secara bervariasi akan sangat baik dilakukan
guru , dalam upaya memperoleh hasil tes yang
komprehensip serta menyeluruh.
2.2.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran TK
Media pembelajaran saat ini, sudah banyak
digunakan dilingkungan sekolah, khususnya pada jenjang
Taman Kanak-kanak. Media tentunya sangat membantu guru
dalam proses pembelajaran di kelas. Media belajar anak
Usia Dini pada umumnya merupakan alat-alat permainan.
Pada prinsipnya media belajar berguna untuk memudahkan
siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau
24
menyederhanakan sesuatu yang kompleks. ada beberapa
media pembelajarn TK.
2.2.4 Fungsi Media Gambar
Fungsi dari media gambar menurut Levie dan Lentz
(dalam Arsyad, 2009: 16), mengungkapkan 4 fungsi media
pembelajaran, Khususnya media visual bahwa media
tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran. cd interaktif
Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari
tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca)
teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan
temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi
kognitif media visual melalui gambar atau lambang
visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran
untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang
25
terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah
memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah
dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi
dalam teks.
Media memilki fungsi yang mendasar. Fungsi media
dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang
sangat menentukan efektifitas dan efisiensi pencapaian
tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan menurut, McKnow
( Sihkabuden, 2005) media terdiri dari fungsi yaitu;
mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya
dengan media pembelajaran yang sebelumnya abstrak
menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis
menjadi fungsional praktis. Membangkitkan motivasi
belajar, meperjelas penyajian pesan dan informasi.
Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk
mencari tahu. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran
ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan
lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang
26
disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara
verbal).
Rowntree ( Sihkabuden, 2005) mengemukakan enam
fungsi media, yaitu: Membangkitkan motivasi belajar,
mengulang apa yang telah dipelajari , menyediakan
stimulus belajar, mengaktifkan respon murid, memberikan
umpan balik dengan segera, menggalakkan latihan yang
serasi. Sadiman (2005) menjelaskan secara umum media
pendidikan mempunyai fungsi sebagai berkut ;
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indera. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah
lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan
sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami
kesulitan bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal
ini akan lebih sulit bila latar brlakang lingkungan
27
guru dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya
dalam : Memberikan perangasangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang
sama. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
fungsi media dalam pembelajaran secara rinci adalah
sebagai berikut: Memperjelas penyajian materi (pesan)
dalam bentuk visualisasi yang jelas sehingga pesan
tidak terlalu bersifat verbalistis. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, menjadikan
pengalaman manusia dari abstrak menjadi kongkret,
memberikan stimulus dan rangsangan kepada siswa untuk
belajar secara aktif, dapat meningkatkan motivasi siswa
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan
memanfaatkan keempat fungsi di atas diharapkan kita
dapat mengoptimalkan fungsi dari media dan mendapatkan
efektivitas pemanfaatan media pada proses pembelajaran
di. http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/fungsi-media-
pembelajaran.html
28
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan
lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan
adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul
dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan
media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al. 2001) adalah
sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya
dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali
suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek
atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam,
difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat
diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali
seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif,
artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau
kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi)
sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang
penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya
media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya
dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya
29
siaran TV atau Radio. http://www.google.com// media
pembelejaran.pdf.
2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
a. Kelebihan media gambar
Media gambar memiliki beberapa kelebihan yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Menurut
Sadiman (2009: 29) bahwa kelebihan media gambar adalah
(a) Sifatnya kongrit; gambar atau foto lebih realistis
menunukan pokok masalah dibandingkan dengan media
verbal semata, (b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang
dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa
dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak
dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar atau
foto dapat mengatasi hal tersebut. (c) media gambar
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (d) foto
dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja
dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat
memecahkan atau membetulkan kesalah pahaman. (e) foto
harganya murah dan gampang didapat serta digunakan.
30
Menurut Arsyad (2009: 25-27), manfaat praktis
pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran
adalah (a) Media gambar dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar. (b) Media gambar
dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Media
gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan
waktu, maksudnya yaitu: (1) Objek atau benda yang
terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas
dapat diganti dengan gambar. (2) Objek atau benda yang
terlalu kecil, yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan gambar. (3) Kejadian langka yang
terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan
tahun dapat ditampilkan melalui gambar atau foto. (4)
Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan
secara konkret melalui gambar (5) Kejadian atau
percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan melalui
gambar. (6) Peristiwa alam yang memakan waktu lama
dapat disajikan melalui gambar. Pendapat ini senada
31
dengan pendapat Nursalim (2010:16), bahwa kelebihan
media gambar diam adalah; 1) lebih kongkrit, 2) dapat
menunjukan perbandingan yang tepat dari yang
sebenarnya, 3) pembuatanya mudah dan harganya murah.
b. Kelemahan media gambar
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar juga
mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Sadiman (2009:31)
bahwa kelemahan media gambar/foto adalah (1)
Gambar/foto hanya menekankan persepsi indra mata;
artinya mengabaikan indra yang lain, (2) Gambar/foto
benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran; artinya ada hal-hal yang komplek
sulir untuk disajikan dalam bentuk gambar, (3)
Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar; artinya
bahwa gambar kurang efektif jika digunakan untuk
kelompok besar. Nursalim (2010:16), menjelaskan bahwa
kelemahan media gambar adalah ; 1) biasanya ukuranya
terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran
32
pada kelompok besar, 2) perbandingan yang kurang tepat
dari satu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.
2.2.7 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang memiliki relefansi dengan
penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain
penelitian yang telah dilakukan oleh Suwarni Amali 2011
dengan judul Meningkatkan Pemahaman Konsep Lambang
Bilangan Melalui Media Gambar pada Anak di TK Melati
Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Hasil
Penelitiannya menunjukan bahwa penggunaan media gambar
dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan pada anak
TK. Dalam penelitiannya, peningkatkan terjadi secara
signifikan ketika dilaksanakan siklus II.
Suwarni Amali (2011) menjelaskan bahwa, anak didik
yang mempunyai kemampuan rendah lebih suka dengan media
gambar yang kongkrit, sedangkan anak didik yang
memiliki kemampuan tinggi suka dengan media gambar yang
kongkrit maupun abstrak. Pesan visual yang paling
sederhana, praktis , mudah diperoleh dan banyak
33
diminati anak didik pada jenjang pendidikan anak usia
dini adalah gambar. Disamping itu, daya terik gambar
sebagai media pengajaran bergantung pada usia para anak
didik. Anak didik ditaman kanak-kanak lebih menyenangi
gambar-gambar yang sederhana dan bersifat realistis.
Selain itu, hasil penenlitian yang dilakukan oleh
Risnawaty A. Makrun dengan judul Meningkatkan Kemampuan
Dasar Menulis Huruf Abjad Melalui Penggunaan Media
Gambar pada Anak Kelompok B TK Panipi Raya Desa
Barakati Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo tahun
2010, menunjukan bahwa penggunaan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan dasar menulis huruf abjad pada
anak TK kelompok B.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa media gambar dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, termasuk pembelajaran di TK atau PAUD.
Terkai dengan hal tersebut, Sudjana (2001:12)
menjelaskan bahwa, ilustrasi gambar merupakan perangkat
tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan
34
pengalaman dimasal lalu, melalui penafsiran kata-kata.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah
penggunaan media gambar ini juga, berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa anak.
2.3 Kerangka Pikir
35
Media gambar dan
Perkembangan Bahasa Anak
Penyebab terhambatnyaperkembangan ba ha sa anak
a. Kurangnya perhatiandari orang tua dan guru.
b. Media yangdigunakan belum
Out put
Perkembangan bahasa anakyang optimal
Pemecahan masalah
Melalui penggunaan mediagambar pada pembelajaran
TK
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat
pengaruh media gambar terhadap perkembangan bahasa anak
TK Tunas Utara Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone
Bolango”
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan TK Tunas Utara
Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.
b. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan. Mulai
dari bulan oktober sampai dengan bulan desember 2013.
1.2 Variabel Operasional
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Variabel X adalah Media gambar yang digunakan pada
saat proses pembelajaran TK berlangsung. Dengan
indikator yang mengacu pada fungsi media itu
37
sendiri. Menurut Levied an Lentz (dalam Arsyad
2009:16) bahwa terdapat empat fungsi media, yaitu:
1. Fungsi atensi
2. Fungsi afektif
3. Fungsi kognitif
4. Fungsi kompensatoris
b. Variabel Y adalah Perkembangan bahsa anak, dengan
indikator yang mengacu pada karakteristik
perkembangan bahasa anak. Hal ini dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah (Permen) No. 58 tahun 2009,
yang menjelaskan bahwa karakteristik perkembangan
bahasa anak 5-6 tahun terdiri dari;
1. Menerima bahasa
2. Mengungkapkan bahasa
3. Keaksaraan
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah one grup pre and posttest desain merupakan desain
eksperiman yang hanya menggunakan satu kelompok subjek,
serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah
38
pemberian perlakuan pada subjek. Perbedaan dari kedua
hasil pengukuran tersebut merupakan efek dari
perlakuan. Secara sistematis dapat digambarkan sebagai
berikut:
nonR O1 X O2
Keterangan:
O1 : Preetes perkembangan bahasa anak sebelum
menggunakan media
Pembelajaran TK.
X : Penggunaan media audio visual pada proses
pembelajaran TK
O2 : Postes perkembangan bahasa anak setelah penggunaan
media
pembelajaran TK.
3.4 Populasi dan Sampel
Setiap kegiatan penelitian selalu berhubungan
dengan populasi sebagai sumber data, Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (Wina Sanjaya 2008:102).
Jadi populasi adalah individu yang memiliki sifat yang
39
sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit. Dengan
kata lain populasi adalah semua yang dapat dikenai
penelitian.
a. Populasi
Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini
adalah anak TK kelas B yang berjumlah 20 orang.
b. Sampel
Sampel dalam hubungan dengan populasi adalah
sebagian individu yang sedikit dari keseluruhan
individu penelitian demikian menurut Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi (2010: 107). Apabila
populasi lebih dari 100 maka yang menjadi sampel
adalah 10%, 20% - 25%. Sedangkan apabila populasi
kurang dari 100 maka seluruh sampelnya adalah
populasi.
Populasi dalam penelitian ini tidak lebih dari 100
sehingga peneliti mengambil seluruh populasi yang
ada yaitu berjumlah 20 orang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
40
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik melalui tes perbuatan
dengan dilakukan observasi terhadap perkembangan bahasa
anak.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik, yaitu statistic
deskriptif dan statistik inferensial.
a. Uji Normalitas Data
Untuk pengujian analisis data, digunakan uji
normalitas data (Sudjana, 2005:273) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
X2=∑1=1
k Oi−EiEi
Keterangan:
X2 = chi-kuadrat
Oi = Frekuansi observasi
Ei = Frekuansi teoritis
41
b. Uji hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t
(Sudjana, 2005:239), dengan rumus sebagai berikut:
X1-X2
t =s√ 1n1
+1n2
Keterangan :
X1 = Rata-rata sampel pertama
X2 = Rata-rata sampel kedua
S = Varian gabungan
n1 = jumlah sampel pertama
n2 = jumlah sampel kedua
3.7 Hipotesis statistik
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalan penelitian, sampai
terbukti melaui data yang terkumpul. Untuk pengujian
hipotesis secara statistik, maka hipotesis penelitian
42
ditransfer kedalam hipotesis statistik sebagai
berikut :
Ho : Hipotesis nol ; Tidak terdapat pengaruh penggunaanmedia gambar terhadap
kemampuan berbahasa anak.
Ha : Hipotesis alternatif ; Terdapat pengaruh penggunaanmedia gambar terhadap
perkembangan bahasa anak.
μ1 : nilai rata-rata sebelum menggunakan media gambar
μ2 : nilai rata-rata sesudah menggunakan media gambar
H0 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan mediagambar terhadap kemampuan berbahasa anak.
Ha : : μ1 =% μ2 : Terdapat pengaruh penggunaan media gambarterhadap
kemampuan berbahasa anak.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu H. dan Sholeh Munawar. 2005. PsikologiPerkembangan. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya
Ali, Muhammad. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Pedagogina Pers
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers
Hawadi, A Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak (mengenalsifat, bakat dan
kemanpuan anak). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
PT Refika Aditama
Hurlock. B. Eliizabeth. 2005. Psikologi Perkembangan (SuatuPendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan) Jakarta: Erlangga
Nursalim, Mochamad. 2010. Media Bimbingan dan Konseling.Surabaya: Unesa
Univercity Pers
Sadiman, S, Arif. Dkk. 2009. Media Pendidikan (Pengertian,Pengembangan dan
44
Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2009. Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
http://rusmantokkpi.wordpress.com/pengertian-dan manfaat mediapembelajaran
(online) Diunduh tgl. 9/12/2013
http://www.google.com//pend.luar sekolah, (online.) Diunduh tgl.
9/12/2013
http://www.google.com// media pembelejaran.pdf, (online). Diunduhtgl.
11/12/2013
http://www.m-edukasi.web.id/fungsi-media-pembelajaran.html(online). Diunduh
tgl 15/12/2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................i
DAFTAR ISI
.....................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................1
45
1.1 Latar belakang...............................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................5
1.3 Rumusan Masalah..............................5
1.4 Tujuan Penelitian............................6
1.5 Manfaat Penelitian...........................6
BAB II : Kajian Teoritis dan Hipotesis...............7
2.1 Hakikat Perkembangan Bahasa..................7
2.1.1 Pengertian Perkembangan Bahasa..........7
2.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak. . . .9
2.1.3 Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Usia 5-6 tahun
..............................................
10
2.2 Hakikat Media Gambar
.................................................
11
2.2.1 Pengertian Media Gambar
..............................................
11
46
2.2.2 Prinsip-prinsip Media Gambar
..............................................
13
2.2.3 Jenis-jenis Media Pembelaajaran TK
..............................................
15
2.2.4 Fungsi Media Gambar
..............................................
16
2.2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Media Gambar
19
2.2.6 Kajian Penelitian yang Relevan
21
2.3 Kerangka Pikir
22
2.4 Hipotesis
.................................................
23
BAB III : Metode Penelitian
.....................................................
24
47
3.1 Tempat dan Waktu Penelitia
.................................................
24
3.2 Variabel Operasional
.................................................
24
3.3 Desain Penelitian
.................................................
25
3.4 Populasi dan Sampel
.................................................
25
3.5 Teknik Pengumpulan Data
.................................................
26
3.6 Teknik Analisis Data
.................................................
26
3.7 Hipotesis Statistik
.................................................
28
48
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................
29
PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
DI TK TUNAS UTARA KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN
BONE BOLANGO
PROPOSAL
49