PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN ...

91
i ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KELOMPOK PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT MENJADI KOPERASI DI KABUPATEN TAKALAR ( STUDI KASUS KECAMATAN SANROBONE ) OLEH : SUMADRI L241 13 505 PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 SKRIPSI

Transcript of PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN ...

i

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KELOMPOK PEMBUDIDAYA

RUMPUT LAUT MENJADI KOPERASI DI KABUPATEN TAKALAR

( STUDI KASUS KECAMATAN SANROBONE )

OLEH :

SUMADRI L241 13 505

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

SKRIPSI

ii

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KELOMPOK PEMBUDIDAYA

RUMPUT LAUT MENJADI KOPERASI DI KABUPATEN TAKALAR

( STUDI KASUS KECAMATAN SANROBONE )

L 241 12 271

Oleh:

SUMADRI

L241 13 505

Skripsi

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan

Universitas Hasanuddin Makassar

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

SKRIPSI

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Analisis Potensi Pengembangan Kelompok Pembudidaya

Rumput Laut Menjadi Koperasi Di Kabupaten Takalar

( Studi Kasus Kecamatan Sanrobone )

Nama Mahasiswa : Sumadri

Nomor Pokok : L241 13 505

Program Studi : Sosial Ekonomi Perikanan

Skripsi ini

diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

Dr.Ir,Mardiana E,Fachry,M Si Sri Suro Adhawati,SE,M.Si

NIP. 197110122002121001 NIP. 197909292008121004

Mengetahui :

DekanKetua Program Studi Fakultas Ilmu Kelautan dan PerikananSosial

Ekonomi Perikanan

Dr.Ir.St. Aisjah Farhum, M.Si Dr. Andi Adri Arief, S.Pi, M.Si

NIP. 196906051993032002 NIP.197104222005011001

Tanggal Pengesahan :....................................2018

iv

ABSTRAK

SUMADRI (L241 13 505)Analisis Potensi Pengembangan Kelompok

Pembudidaya Rumput Laut Menjadi Koperasi Di Kabupaten Takalar (Studi

Kasus Kecamatan Sanrobone ).Dibawah bimbingan Dr.Ir,Mardiana E,Fachry,M Si

sebagai pembimbing utama dan Sri Suro Adhawati,SE,M.Si sebagai pembimbing

anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana potensi pengembangan

kelompok pembudidaya rumput laut menjadi koperasi .Penelitian ini dilaksanakn

pada bulan Juli-september 2017di kabupaten Takalar Kecamatan Sanrobone

dengan menggunakan metode penelitian simple random sampling. Teknik

pengambilan Sampel secaraPurposive samplingadalah cara pengambilan sampel

dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan, dengan menentukan informasi

yang berasal dari pembudidaya rumput laut Teknik pengumpul data menggunakan

observasi dan wawancara mendalam.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

potensi kelompok pembudidaya menjadi sebuah koperasi sangatlah besar melihat

dari berbagai potensi-potensi yang di miliki oleh kelompok pembudidaya tersebut.

Kata Kunci : Kelompok pembudidaya Rumput Laut, sanrobone, koperasi

v

ABSTRACT

SUMADRI (L241 13 505) Analysis of Development Potential of Seaweed Cultivation Group Being Cooperative in Takalar District (Sanrobone District Case Study). Under the guidance of Dr.Ir, Mardiana E, Fachry, M Si as the main supervisor and Sri Suro Adhawati, SE, M. Si as a member mentor

This study aims to examine how the potential development of a group of seaweed farmers into cooperatives. This study was conducted in July-September 2017 in Takalar district, Sanrobone District using simple random sampling method. Sampling technique by Pure Sampling is the way of sampling by determining the characteristics in accordance with the objectives, by determining the information derived from seaweed farmers Data collection techniques using observations and in-depth interviews. The results of this study indicate that the potential of the group of farmers into a cooperative is very large view of the various the potentials owned by the group of farmers. Keywords: Seaweed farmer group, sanrobone, cooperative

vi

RIWAYAT HIDUP

Sumadri lahir di Samarinda,Kota Samarinda, pada tanggal 19

Desember 1994. Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara yang merupakan anak dari pasangan Suardi dan

Mariani . Pada tahun 2001 penulis masuki sekolah dasar di SDN

103 Lumbewe dan lulus pada tahun 2007, kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Burau dan lulus pada tahun 2010. Pada

tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikandi SMA Negeri 1 Burau dan lulus pada

tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan S1 Program Sosial

Ekonomi Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin melalui jalur Prestasi Olahraga Seni Dan Keilmuan ( POSK )

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala Puji bagi Allah Subhana Wa Ta’ala atas

kebesaran dan karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan

Skripsi dengan judul “Analisis Potensi Pengembangan Kelompok Pembudidaya

Rumput Laut Menjadi Koperasi Di Kabupaten Takalar (Studi Kasus Kecamatan

Sanrobone )’'. yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Hasanuddin.

Penulis sangat menyadari bahwa berkat dukungan, motivasi, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak, mulai dari persiapan hingga skripsi ini

dirampungkan.Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga

kepada yang terkasih, tersayang dan tercinta ayahanda Suardi Paera dan ibunda

Mariani Terima kasih atas do’a, kasih sayang dan pengorbanan yang tak pernah

bisa terbalas oleh apapun.Semoga Allah Subhana Wa Ta’ala senantiasa

melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua di dunia dan di akhirat kelak. Amin.

Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

Dr.Ir,Mardiana E,Fachry,M Si selaku pembimbing utama dan Sri Suro

Adhawati,SE,M.Si selaku pembimbing anggota, yang telah berkenang meluangkan

waktu dan tenaganya, dalam membimbing dan memberikan petunjuk yang sangat

berharga dari awal persiapan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

viii

Penulis telah mendapatkan banyak dukungan dan arahan dari berbagai

pihak yang secarah langsung maupun tidak langsung telah menyumbangkan pikiran,

tenaga dan inspirasi dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

merasa perlu untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Dr. Ir. Gunarto Latama,M.Sc selaku ketua Departemen Perikanan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. Andi Adri Arief, S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosial

Ekonomi Perikanan, Departemen Perikana, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Sri Suro Adhawati,SE,M.Si selaku panasehat akademik sejak masuk di

perguruan tinggi di Universitas Hasanuddin. Beliau juga pembimbing

anggotayang telah banyak membimbing, membantu serta memberikan saran

dan kritikan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan Penelitian dengan

baik dan menyelesaikan skripsi ini.

5. BapakDr. Andi Adri Arief, S.Pi, M.Si,H.m Chasyim Hasani,S.Pi,M.Si., dan

bapak Firman,S.Pi,M.Siselaku dosen penguji yang telah memberikan saran-

saran pada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Staf Dosen Departemen Perikanan khususnya dosen-dosen Program

Sosial Ekonomi Perikanan saya ucapkan terima kasih atas bimbingannya

selama ini.

7. Seluruh staf pegawai Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, saya ucapkan

terima kasih atas bantuannya dalam pengurusan administrasi selama

perkuliahan sampai penyelesaian tugas akhir ini.

ix

8. Seluruh saudara-saudara Sosial Ekonomi Perikanan Angkatan REVOLUSI

2013,terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya. Semoga kelak kita bisa

sukses dimasa depan dengan akhlak yang baik dan masa depan yang

cemerlang. Aamiin

9. Kepada Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan,Fc. Anak

Pantai,UKM Sepakbola Unhas Yang Telah memberikan Wadah dan Ruang

Yang Lebih Luas Untuk Belajar Dan Beraktiftas Selama Masa Mahasiswa.

Penulis telah berusaha menyajikan skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun

disadari masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

sarannya yang bersifat membangun agar kedepannya dapat lebih baik.Semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama kepada diri

pribadi penulis.Amin.

Makassar, 22 Februari 2018

SUMADRI

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Jumlah Produksi Rumput Laut Di Takalar ..................................... 2

2. Kelompok Pembudidaya Di Takalar .............................................. 3

3. Matriks Faktor Strategi Internal ...................................................... 22

4. Matriks Faktor Strategi Eksternal................................................... 24

5. Matriks Analisis SWOT .................................................................. 28

6. Data Penduduk Kecamatan Sanrobone ........................................ 36

7. Data Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ............................. 37

8. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .......................... 38

9. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur .................................. 44

10. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................ 45

11. Data Penduduk Berdasarkan Pengalaman Kerja ......................... 46

12. Kelompok Paraikatta ...................................................................... 50

13. Kelompok Paraikatta ...................................................................... 51

14. Ifas .................................................................................................. 56

15. Efas ................................................................................................ 60

16. Matriks Analisis SWOT .................................................................. 62

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Gellidium sp................................................................................. 6

2. Gracilaria sp ................................................................................ 7

3. Eucheuma Spinosum .................................................................. 8

4. Eucheuma Cottoni ....................................................................... 9

5. Diagram Analisis SWOT ............................................................. 26

6. Skema Kerangka Pikir ................................................................ 31

7. Kordinat Kuadrat ......................................................................... 61

DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii RIWAYAT HIDUP................................................................................................... iii ABSTRAK............................................................................................................... iv KATA PENGANTAR.............................................................................................. v DAFTAR ISI............................................................................................................ vi PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4

C. Tujuan dan Kegunaan....................................................................................... 4

TINJAUAN PUSATAKA........................................................................................ 5

A. Rumput Laut...................................................................................................... 5.

1). Gelidium sp............................................................................................ 5.

2). Gracilaria verrucosa.............................................................................. 6.

3). Eucheuma spinosum............................................................................. 8

4). Eucheuma cottonii................................................................................. 9

B. Kelompok.......................................................................................................... 10

1). Pengertian Kelompok............................................................................. 10

2). Ciri-Ciri Kelompok.................................................................................. 12

3). Keunggulan Dan Kelemahan Dalam Kelompok.................................... 13

4). Alasan Terbentuknya Kelompok............................................................ 13

C. Koperasi............................................................................................................ 15

1). Tujuan Koperasi..................................................................................... 15

2). Fungsi dan Peranan Koperasi................................................................ 16

3). Syarat Terbentuknya Koperasi............................................................... 16

4). Jenis-jenis koperasi................................................................................ 19

D. Pendekatan Analisis SWOT.............................................................................. 20

E. Kerangka Pikir Penelitian................................................................................... 29

METODE PENELITIAN.......................................................................................... 32

A. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................ 32

B. Jenis Penelitian.................................................................................................. 32

C. Metode Pengambilan Sampel............................................................................ 32

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................. 33

E. Sumber Data...................................................................................................... 33

F. Teknik Pengambilan Data.................................................................................. 34

G. Analisis Data...................................................................................................... 34

H. Konsep Operasional........................................................................................... 34

GAMBARAN UMUM LOKASI............................................................................... 36

A. Kondisi demografi.............................................................................................. 36

B. Kondisi Sosial Dan Ekonomi.............................................................................. 36

C. Sejarah Singkat Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Kecamatan

Sanrobone........................................................................................................ 39

D. Gambaran Umum Kegiatan Budidaya Rumput Laut Di Kecamatan

Sanrobone....................................................................................................... 40

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................. 48

A. Proses Pembentukan Kelompok...................................................................... 48

B. Potensi Kelompok Usaha Budidaya Rumput Laut Menjadi Koperasi.............. 48

C. Analisis SWOT................................................................................................. 53

PENUTUP.............................................................................................................. 68

A. Kesimpulan....................................................................................................... 68

B. Saran................................................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia di anugerahi laut yang begitu luas dengan berbagai

sumberdaya ikan di dalamnya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di

dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai

Indonesia mencapai 95.181 km (World Resources Institute, 1998) dengan luas

wilayah laut 5,4juta km2, mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1

juta km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang di

karuniai sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman

hayati dan non hayati kelautan terbesar.

Rumput laut atau alga (sea weed) menempati posisi penting dalam

produksi perikanan indonesia, khususnya usaha prikanan non-aktif. Rumput laut

merupakan salasatu komuditas unggulan dalam sektor perikanan karena

permintaan yang terus meningkat, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun

untuk ekspor kebutuhan rumput laut di perkirakan terus meningkat seiring

meningkatnya kebutuhan untuk konsumsi sendiri maupun kebutuhan industry.

(ghufran, 2001)

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan penyumbang rumput laut terbesar.

memiliki luas lahan yang potensial untuk budidaya rumput laut sekitar 250.000 ha

dengan prediksi mencapai 1.250.000 ton berat kering pertahun. Perairan

sulawesi selatan yang cukup luas dengan panjang pantai kurang lebih 2500 km

dapat di manfaatkan bagi kepentingan budidaya rumput laut.

Adapun hasil produksi rumput laut yang terdiri dari dua jenis yaitu

Gracillaria dan E.Cottoni di Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

2

Tabel 1.Jumlah Produksi Rumput Laut Di Takalar

NO Tahun Gracillaria E.Cottoni Jumlah

1 2011 471.646,17 1.204.160,74 1.675.806,91

2 2012 623.734,00 1.480.712,00 2.104.446,00

3 2013 760.819,70 1.661.334,50 2.422.254.20

4 2014 828.886,80 1.936.466,30 2.888.778,80

5 2015 880,885.2 2,169,013.6 3,289,907.6

Sumber :Data sekuder Dinas kelautan dan perikanan provinsi sulawesi selatan tahun 2016

Berdasarkan data di atas kita dapat melihat produksi rumput laut sulawesi

selatan setiap tahunnya mengalami peningkatan.Di mana pada tahu 2015

produksi rumput laut mampu menembus 3,289,907.6 ton dan pada tahun 2011

hanya menembus 1.675.806,91 ton.

Kabupaten Takalar secara nasional merupakan salah satu kabupaten

yang dinilai berhasil mengembangkan rumput laut. Takalar memiliki kelebihan

dibandingkan dengan daerah lain yang juga membudidayakan rumput laut,

karena Takalar memiliki pesisir laut yang cukup panjang, dan landai serta luas

hingga ratusan meter dari bibir pantai. Laut Takalar memiliki pasang surut

rendah, sehingga penanaman rumput laut di Takalar, cukup dilakukan dengan

metode lepas dasar. Ini yang menjadikan Takalar sangat cocok untuk

pengembangan budidaya rumput laut (Usma Kadir).

Sampai saat ini kegiatan pengembangan komuditas rumput laut terus di

kembangkan mulai dari aspek budidaya sampai aspek pengolahan.

Pengembangan kelompok-kelompok pembudidaya rumput laut juga telah di

lakukan di semua kabupaten yang memiliki potensi rumput laut.Berikut

merupakan tabel kelompok budidaya di beberapa kecamatan di kabupaten takar:

3

Tabel 2. ,Kelompok Pembudidaya Di Kabupaten Takalar

NO NAMA KELOMPOK KECAMATAN

1 GALLURU Sanrobone

2 BINA MANDIRI Mangarabombang

3 JULU BORITO Sanrabone

4 PARAIKATE Mappakasunggu

5 MAJU BERSAMA Mappakasunggu

6 MAKIO BAJI Sanrabone

7 MAKMUR JAYA Marbo

8 MELEAYA Punaga

9 CAKRA UTAMA Punaga

10 JULU ATIA Sanrobone

11 TELUK BIRU Monarabombang

12 MASSAPPA DALLE Sanrobone

13 MINASA BAJI Sanrobone

14 DANAU TIGA Mappakasunggu

Sumber data: Data sekuder Dinas kelautan dan perikanan provinsi sulawesi selatan tahun 2016

Kompleksitas masalah yang di hadapai petani rumput laut pada umumnya

menunjukkan hal yang sama. Di satu sisi petani rumput laut di hadapkan pada

persoalaan keterbatasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya

dan di sisi lain sebagian besar petani rumput laut sudah mengalami kesulitan

karna keterbatasan modal usaha dan minimnya pengetahuan .Oleh karna

itu,strategi yang banyak di gunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah upaya

kerjasama petani rumput laut dalam berkelompok untuk dapat membantu

persoalan-persoalan yang di hadapi oleh petani rumput laut.

Tapi dalam kenyataannya pembentukan kelompok usaha kecil masi

memiliki banyak kekurangan dalam membantu anggota kelompok tersebut mulai

dari sedikitnya anggaran dan pembiayaan,waktu yang singkat untuk melengkapi

kebutuhan,tekanan dari luar,dan kurangnya tenaga ahli.

Pada tahun 2016 mentri kelautan dan perikanan mengeluarkan kebijakan

bahwa penyaluran bantuan kepada masyarakat akan melalui

koperasi.Mekanisme ini ditempuh agar bantuan yang diberikan efektif, tepat

sasaran, dan dapat dipertanggung jawabkan.

4

Sejalan dengan hal tersebut, Badan Pengembangan SDM dan

Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) KKP pada

Tahun 2016 telah menargetkan penumbuhan 600 kelompok masyarakat pelaku

utama/usaha perikanan sebagai koperasi perikanan berbadan hukum.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu penelitian dengan judul “Analisis

Potensi Pengembangan Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Menjadi

Koperasi di Kabupaten Takalar (studi kasus kecamatan Sanrobone)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi kelompok pembudidaya rumput laut di kecamatan

Sanrobone kabupaten takalar

2. Bagaimana prospek pengembangan usaha rumput laut menuju badan

hukum koperasi

C. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi pengembangan kelompok

usaha rumput laut menjadi koperasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat bagaimana pengembangan usaha menjadi sebuah

koperasi.Informasi yang akan diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai

informasi dasar pertimbangan dalam pengelolaannya dan sebagai data base

dalam penetapan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan sehingga dapat

dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

5

II. TINJAUAN PUSATAKA

A. Rumput Laut

Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh

melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun

sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Bentuk thallus ini

beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong,

atau ada juga yang seperti rambut. Rumput laut tumbuh di alam dengan

melekatkan diri pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain

benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik

(Jana-Anggadiredjo, 2006).

Secara taksonomi,rumput laut di kelompokkan dalam Divisio

tallophyta,berdasarkan kandungan piqmennya rumput laut di kelompokkan

menjadi 4 kelas, yaitu Rhodhophyceae (ganggang merah), Phaeopyceae

(ganggang coklat), Cholorophycae (ganggang hijau), chanophyceae (ganggang

biru-hijau).(othmer,1986 dan Anonim.1977 dalam Anggadiradja dkk,

2006).Berikut di antara jenis-jenis rumput laut yang sering di budidayakan.

1. Gelidium sp

Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta

(rumput laut merah). Warna merah pada rumput laut ini disebabkan oleh pigmen

fikoeritrin. Gelidium sp. memiliki panjang kurang lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm.

Thallusnya berwarna merah, coklat, hijau-coklat atau pirang.

Organ reproduksinya berukuran makroskopis. Rumput laut jenis ini

memiliki warna yang bervariasi, hal ini terkait fungsi cahaya matahari bagi

tumbuhan rumput laut di mana ada besar kecilnya intensitas cahaya

berpengaruh terhadap warna. Di Indonesia sendiri memiliki 8 spesies dari jenis

rumput laut ini.

6

Adapun sentra budidaya rumput laut Gelidium sp. terdapat di pesisir

Kepulauan Seribu, Kepulauan Riau, Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Berbagai jenis Gelidium sp. di Indonesia dan negara lain dimanfaatkan sebagai

bahan baku pabrik agar-agar dalam negeri dan

sebagai komoditas ekspor. Kandungan agar-agarnya berkisar antara 12-

48%, tergantung jenisnya.

Sumber : Dosen Biologi.com

Gambar 1 :Gelidium sp

2. Gracilaria verrucosa

Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta

(rumput laut merah).Sama seperti jenis rumput lainnya, G. verrucosa memiliki

bentukan yang menyerupai akar, batang, daun, atau buah yang disebut thallus.

Ciri-ciri umum G. verrucosa pada bentuk thallusnya yang menipis dan silindris

dengan bentukan percabangan yang tidak teratur.

Pada pangkal percabangan thallusnya menyempit. Umumnya ujung

thallus G.verrucosa meruncing dengan permukaan yang halus namun terkesan

berbintik. Diameter thallus G.verrucosa berkisar antara 0.5 – 4.0 mm. Jenis

rumput laut ini pada habitat aslinya mendiami wilayah 300-1000 m dari garis

pantai. G.verrucosa termasuk rumput laut yang bersifat euryhalin yaitu

kemampuan untuk dapat hidup pada perairan bersalinitas 15-30 ppt.

7

Pertumbuhan G. verrucosa diketahui lebih baik di tempat dangkal yang memiliki

intensitas cahaya tinggi dari pada di tempat dalam.

Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta

(rumput laut merah). Sama seperti jenis rumput lainnya, G. verrucosa memiliki

bentukan yang menyerupai akar, batang, daun, atau buah yang disebut thallus.

Ciri-ciri umum G. verrucosa pada bentuk thallusnya yang menipis dan silindris

dengan bentukan percabangan yang tidak teratur.

Pada pangkal percabangan thallusnya menyempit. Umumnya ujung

thallus G. verrucosa meruncing dengan permukaan yang halus namun terkesan

berbintil. Diameter thallus G. verrucosa berkisar antara 0.5 – 4.0 mm. Jenis

rumput laut ini pada habitat aslinya mendiami wilayah 300-1000 m dari garis

pantai. G. verrucosa termasuk rumput laut yang bersifat euryhalin yaitu

kemampuan untuk dapat hidup pada perairan bersalinitas 15-30 ppt.

Pertumbuhan G. verrucosa diketahui lebih baik di tempat dangkal yang memiliki

intensitas cahaya tinggi dari pada di tempat dalam.

Sumber : Dosen Biologi.com

Gambar 2 :Gracilaria verrucosa

8

3. Eucheuma spinosum

Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta

(rumput laut merah). Thallus berbentuk silindris, percabangan thallus berujung

runcing dan ditumbuhi tonjolan, berupa duri lunak. Permukaan tubuhnya licin,

berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning atau merah ungu.

Variasi warna ini terkait dengan kemampuan adaptasi karomatik dari jenis

rumput laut ini yang tergantung dari intensitas cahaya matahari yang diterima.

Tinggi E. spinosum dapat mencapai 30 cm dan percabangan thallus pertama dan

kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke

arah datangnya sinar matahari, ada yang memanjang dan ada yang

melengkung.

Eucheuma spinosum tumbuh pada perairan yang jernih, dasar

perairannya berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada berbagai

jenis jenis terumbu karang.

Sumber : Dosen Biologi.com

Gambar 3 :Eucheuma spinosum

9

4. Eucheuma cottonii

Rumput laut jenis ini merupakan salah satu spesies dari Rhodophyta

(rumput laut merah). E. cottonii dapat dibedakan dari thallusnya di mana

thallusnya bercabang-cabang berbentuk silindris atau pipih, percabangannya

tidak teratur dan kasar (sehingga merupakan lingkaran) karena ditumbuhi oleh

nodulla atau spine untuk melindungi gametan.

Ujungnya runcing atau tumpul berwarna coklat ungu atau hijau kuning.

Spina Eucheuma cottonii tidak teratur menutupi thallus dan cabang-cabangnya.

Permukaan licin, cartilaginous, warna hijau, hijau kuning, abau-abu atau merah.

Penampakan thallus bervariasi dari bentuk sederhana sampai kompleks.

Habitat dari E. cottonii ini adalah pada daerah pasang surut, rataan

terumbu karang, menempel pada substrat yang keras. Pertumbuhan rumput laut

sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang berpengaruh antara lain jenis, galur, bagian thalus dan

umur. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh antara lain keadaan fisik

dan kimiawi perairan. Sentra wilayah budidaya rumput laut jenis ini terdapat di

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur,

Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat. E.cottonii diambil kandungan

kimiawinya yaitu karagenan dan dimanfaatkan dalam industri kosmetika,

makanan, dan obat-obatan.

Sumber : Dosen Biologi.com

Gambar 4 :Eucheuma cottonii

10

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara, dan juga

sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung

sebagai bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperi agar-

agar,carrageenan dan alginat merupakan senyawa yang penting bagi kesehatan

tubuh maupun industri.

Rumput laut telah lama digunakan sebagai makanan maupun obat-

obatan dinegeri Jepang, Cina, Eropa maupun Amerika. Diantaranya sebagai

nori, kombu, puding atau dalam bentuk hidangan lainya seperti sop, saus dan

dalam bentuk mentah sebagai sayuran. Adapun pemanfaatan rumput laut

sebagai makanan karena mempunyai gizi yang cukup tinggi yang sebagian

besar terletak pada karbohidrat di samping lemak dan protein yang terdapat di

dalamnya. Hasil analisa dari sebagian jenis rumput laut yang berasal dari daerah

Sulawesi Selatan dan Bali cukup penting dalam industri yang berasal dari daerah

Sulawesi Selatan dan Bali dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

B. Kelompok

1. Pengertian Kelompok

Kelompok sosial menurut sherif,yaitu suatu kesatuan sosial yang terdiri

atas dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup

intensif dan teratur,sehngga di antara individu sudah terdapat pembagian tugas

,struktur,dan norma-norma tertentu,yang khas bagi kesatuan sosial tersebut

(Gerungan W A, 1991).

a. Pengertian Kelompok Berdasarkan Presepsi

Dalam hal ini angota-anggota kelompok tersebut mempersepsikan untuk

setiap anggota menyadari hubungan anggota dengan yang lainnya.Seperti yang

di emukakan smith bahwa kelompok sosial adaah sebagai satu unit ang terdiri

dari sejumlah orang yang memiliki persepsi kolektif,mengenai kesatuan

11

mereka,dan yang memiliki presepsi kolektif,mengenai kesatuan mereka,dan

memeiliki kemampuan untuk bertindak dalam cara yang sama terhadap

lingkungan mereka(Huraerah dan Purwanto,2006:3)

b. Pengertian Kelompok Berdasarkan Motivasi

Pandangan ini terjadi karna para ahli mengamati karna adanya individu-

individu yang bergabung dalam suatu kelompok,dan mereka,merasa yakin

bahwa dengan bergabungnya pada satu kelompok,maka kebutuhan pada dirinya

akan terpenuhi. Cattle mengatakan bahwa kelompok adalah kumpulan individu

yang dalam hubungannya dapat memuaskan kebutuhan satu dengan yang

lainnya( Huraerah dan Purwanto, 2006:4.)

c. Pengertian Kelompok Berdasarkan Tujuan

Mills mengemukakan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdiri dari

dua orang atau lebih,dan berada satu kelompok untuk satu tujuan dan mereka

mempertimbangkan bahwa kontaknya menpunyai arti ( Huraerah dan Purwanto,

2006:4.)

d. Pengertian Kelompok Berdasarkan Organisasi

Pengertian ini lebih mengarah pada bahasan sosiologi.Seperti di

kemukakan Mc David dan Harari bahwa kelompok adalah suatu sistem yang di

organisasikan pada dua orang atau lebih yang di hubungkan satu dengan angota

lainnya yang mana sistem tersebut menunjukkan fungsi yang sama,memiliki

sekumpulan standar peran dalam hubungan antar anggotanya dan memiliki

sekumpulan norma yang mengatur fungsi kelmpok dan setiap anggotanya (

Huraerah dan Purwanto, 2006:4.)

12

2. Ciri-Ciri Kelompok

Kelompok sosial mempunyai ciri-ciri tertentu (Soertarno 1994).Yaitu:

a. Adanya Motif Yang Sama

Kelompok sosial terbentuk karna angota-angotanya mempunyai motof

yang sama. Motif yang sama ini merupakan pengiat sehingga setiap anggota

kelompok tidak bekerja sendiri-sendiri,melainkan bekerja bersama untuk

mencapai tujuan tertentu.

b. Adanya Sikap In Group dan Out Group

Sikap In-Group yang di maksud disini,adalah orang yang berada di luar

kelompoknya harus membuktikan kesediaanya berkorban bersama dan memiliki

kesetiakawanan ,baru demikian menerima orang itu dalam segala kegiatan

kelompok. Sedangkan yang di maksud dengan sikap Out-Group apabila orang

yang berada di luar kelompoknya menunjukkan tigkah laku yang tidak sesuai

atau bertentangan dengan kebiasaan kelompoknya, maka mereka akan

menyingkirkan diri.

c. Adanya Solidaritas

Solidaritas adalah kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial

.Solidaritas yang tinggi dapat tercapai di dalam kelompok tergantung kepada

kepercayaan setiap anggota dan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan

tugas dengan baik.

d. Adanya Struktur Kelompok

Struktur kelompok adalah suatu sistem yang mengenai relasi antara

anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta

sumbangsi masing-masing dalam interaksi kelompok untuk mencapai suatu

tujuan.

13

e. Adanya Norma Kelompok

Norma-norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang mengatur

tingkah laku individu dalam suatu kelompok.Pada kelompok resmi,norma tingkah

laku ini biasanya sudah tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga(AD/ART)

3. Keunggulan Dan Kelemahan Dalam Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat

maupun memperlancar pross tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun

kekurangan dalam kelompok tersebut.

a. Kelebihan Kelompok

a) Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima

informasi dan pendapat anggota lain.

b) Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan

kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi

tercapainya tujuan kelompok

c) Kemampuan secara emisional dalam mengungkapkan kaidah dan

norma yang telah di sepakati kelompok

b. Kekurangan Kelompok

Kelemahan pada kelompok yaitu sedikitnya anggaran dan pembiayaan

waktu yang singkat untuk pembiayaan,tekanan dari luar,dan kurangnya tenaga

ahli.

4. Alasan Terbentuknya Kelompok

Ada beberapa hal alasan terbentuknya kelompok yaitu :

a. Kebutuhan Interaksi sosial

Kebutuhan dalam melakukan interaksi sosial (baca pengertian interaksi

sosial) merupakan salah satu alasan pembentukan kelompok. Manusia

14

merupakan makhluk sosial yang akan selalu mencari hubungan dengan orang

lain. Dengan membentuk kelompok, manusia dapat menyalurkan keinginan

mereka. Dalam berkelompok, manusia dapat berbagi rasa dengan teman

temannya dalam kelompok.

b. Kebutuhan akan keamanan

Semua orang memiliki kebutuhan pokok terhadap rasa aman terhadap

sekitarnya. Kebutuhan akan keamanan inilah yang memberikan mereka

dorongan dan alasan untuk membentuk kelompok. Dalam sebuah organisasi,

para anggota ataupun karyawan dalam perusahaan akan takut dipecat serta

dipindahkan. Oleh karena itu, ketakutan akan tidak amannya mereka maka

mereka membentuk serikat buruh.

c. Kebutuhan akan status

Dalam membentuk kelompok, salah satu alasannya dapat berupa

kebutuhan akan status atau diakui oleh masyarakat dikarenakan mampu menjadi

anggota sebuah kelompok. Kelompok ini dapat merupakan kelompok pekerjaan

dan identitas sosial lainnya yang akan menaikkan status mereka dalam

masyarakat.

d. Kedekatan tempat kerja

Sesuai dengan pengertiannya, memberi dan berbagi nilai dibutuhkan

dimensi tempat atau ruang yang dapat mendukung adanya interaksi atau

komunikasi antara anggota atau manusia. Dengan adanya kedekatan tempat

kerja atau kedekatan ruang, mereka akan membentuk kelompok baik secara

sadar ataupun secara alamiah.

e. Tujuan bersama

Hal ini sering kita dengar dalam istilah kesamaan visi dan misi anggota.

Yah betul, manusia atau individu akan berkumpul dan membentuk suatu

kelompok apabila mereka memiliki tujuan yang sama. Tujuan tersebut mereka

15

dapat deklarasikan dalam bentuk tekstual ataupun hanya lewat mulut dan

perilaku. Umumnya, kelompok yang terbentuk dengan alasan ini, akan menjadi

lebih besar tergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok dan

pengembangan tujuan itu sendiri.

C. Koperasi

Secara bahasa kata koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu

“Cooperation”yang artinya usaha bersama. Secara umum,koperasi adalah

kumpulan individu atau badan usaha yang menjalankan kegiatan usaha dengan

asas kekeluargaan dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.

Sedangkan secara resmi ,devinisi koperasi menurut UUD No.25 tahun 1992,

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan

hokum,koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan

a. Tujuan Koperasi

Dalam peraturan perundang undangan Indonesia telah diatur tentang

tujuan koperasi. Berdasarkan Pasal 3 UU No. 25 tahun 1992, tujuan koperasi

adalah

Memajukan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat (Promote

the welfare of members of cooperatives and community)

Turut serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional

(Participate in building a national economic order) dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang makmur, adil dan maju dengan tetap

berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945.

16

b. Fungsi dan Peranan Koperasi

Dalam setiap organisasi memiliki fungsi dan peranan tertentu, begitupun

dengan organisasi koperasi. Perkoperasian di Indonesia seharusnya berfungsi

dan memiliki peran sebagai berikut:

a) Mengembangkan serta membangun kemampuan dan potensi anggota

koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi

b) Berperan secara aktif (role actively) dalam rangka meningkatkan dan

memperbaiki kualitas kehidupan anggota koperasi dan masyarakat

c) Memperkuat serta mengkokohkan perekonomian rakyat Indonesia

sebagai dasar ketahanan dan kekuatan perekonomian nasional dengan

koperasi sebagai soko gurunya.

d) Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi.

c. Syarat Terbentuknya Koperasi

Sebuah koperasi dapat didirikan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Koperasi harus memiliki sejumlah anggota

Anggota harus terdiri atas warga negara Indonesia yang:

Mampu untuk melakukan tindakan hukum

Menerima landasan idiil sebagai asas dan sendi dasar koperasi

Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota

sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992, Anggaran

Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan koperasi lainnya.

17

Anggota yang sudah memenuhi syarat tersebut harus berjumlah sekurang-

kurangnya 20 orang.

2. Koperasi harus memiliki AD dan ART

Dalam melakukan kegiatan, tiap organisasi harus memiliki pedoman dan tata

cara bagaimana mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di mana tempat dan

daerah kerja koperasi, apa asas, tujuan, dan usahanya itu semua terdapat dalam

AD dan ART. Dalam Anggaran Dasar dalam akta pendirian koperasi memuat

sekurang-kurangnya:

a) Daftar nama pendiri

b) Nama dan tempat kedudukan

c) Maksud dan tujuan serta bidang usaha

d) Ketentuan mengenai keanggotaan

e) Ketentuan mengenai Rapat Anggota

f) Ketentuan mengenai pengelolaan

g) Ketentuan mengenai permodalan

h) Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya

i) Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha

j) Ketentuan mengenai sanksi.

3. Koperasi harus memiliki pengurus

Setiap organisasi, termasuk organisasi ekonomi, baik sektor negara, swasta

maupun koperasi harus mempunyai pengurus dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Tugas/kewajiban pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan

usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan

sesuai dengan keputusan rapat anggota

b) Pengurus dapat memperkerjakan seorang atau beberapa orang

melakukan pekerjaan sehari-hari.

18

c) Pengurus bertanggung jawab melaporkan kepada rapat anggota

tentang:

Segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi dan

Segala laporan pemeriksaan atas tata kehidupan koperasi.

Khusus mengenai laporan tertulis dari badan pemeriksa, pengurus

menyampaikan pula salinannya kepada pejabat.

d) Tiap-tiap anggota pengurus harus memberi bantuan kepada pejabat

yang sedang melakukan tugasnya. Untuk keperluan itu, ia diwajibkan

memberi keterangan yang diminta oleh pejabat dan memperlihatkan

segala pembukuan perbendaharaan,serta persediaan dan alat-alat

inventaris yang menjadi dan merupakan kekayaan koperasi.

e) Pengurus kewajiban menyelenggarakan rapat anggota tahunan

menurut ketentuan yang tercantum di dalam anggaran dasar.

f) Pengurus wajib mengadakan buku daftar anggota pengurus yang cara

penyusunannya dilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh

pejabat.

g) Pengurus harus menjaga kerukunan anggota dan melayaninya.

4. Koperasi harus memperoleh pengesahan sebagai badan hukum koperasi

Cara-cara mendapatkan badan hukum koperasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan hak badan hukum, pendiri koperasi mengajukan akta

pendirian kepada pejabat. Akta pendirian yang dibuat dalam rangkap 2

(dua), satu diantaranya bermaterai, bersama-sama petikan berita acara

tentang rapat pembentukan yang memuat catatan tentang jumlah

anggota dan nama mereka yang diberi kuasa untuk menandatangani akta

pendirian, dikirim kepada pejabat.

b. Pada waktu menerima akta pendirian, pejabat mengirim/menyerahkan

sehelai tanda terima yang bertanggal kepada pendiri koperasi.

19

c. Jika pejabat berpendapat bahwa isi akta pendirian itu tidak bertentangan

dengan undang-undang, maka akta pendirian didaftar dengan memakai

nomor urut dalam buku daftar umum yang disediakan untuk keperluan itu

pada kantor pejabat.

d. Tanggal pendaftaran akta pendirian berlaku sebagai tanggal resmi

berdirinya koperasi.

e. Kedua buah akta pendirian tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran,

serta tanda pengesahan oleh pejabat atas kuasa menteri. Sebuah akta

pendirian yang tidak bermaterai disimpan di kantor pejabat, sedangkan

yang lainnya (yang bermaterai) dikirimkan kepada pendiri koperasi.

f. Jika terdapat perbedaan antara kedua akta pendirian yang telah disahkan

tersebut maka akta pendirian yang disimpan di kantor pejabatlah yang

dianggap benar.

g. Pejabat mengumumkan setiap pengesahan koperasi di dalam berita

negara.

h. Buku daftar umum beserta akta yang disimpan pada kantor pejabat dapat

dilihat dengan cuma-cuma oleh umum; salinan ataupun petikan akta

dapat diperoleh dengan mengganti biaya.

i. Menteri dapat mengadakan pengecualian mengenai pembayaran bea

materai atas akta pendirian.

d. Jenis-jenis koperasi

Jenis jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan aktivitas dan

kepentingan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi terdiri atas 3 jenis yaitu,

koperasi produksi (production cooperatives), koperasi konsumsi (consumer

cooperatives), dan koperasi jasa (cooperative services).

20

a. Koperasi produksi

Koperasi produksi| Pengertian koperasi produksi adalah jenis koperasi

yang anggotanya terdiri atas para produsen dengan melakukan kegiatan usaha

khusus penjualan barang barang produksi para anggotanya. Contoh, koperasi

ternak, koperasi cengkeh, koperasi kopra, koperasi nelayan (Fishermen

cooperative), dan koperasi kerajinan (arts cooperative).

b. Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi| Pengertian koperasi konsumsi adalah jenis koperasi

yang memiliki anggota yang terdiri atas kumpulan konsumen, bergerak khusus

dalam aktivitas penjualan barang barang konsumsi terutama barang kebutuhan

para anggota koperasidan masyarakat sekitarnya. Contohnya koperasi karyawan

(KOPKAR), koperasi pegawai republik Indonesia (KPRI), koperasi

siswa/mahasiswa, koperasi RT, dan koperasi ABRI.

c. Koperasi Jasa

Koperasi jasa| Pengertiannya adalah jenis koperasi yang melakukan

kegiatan usaha dengan memberi pelayanan atau jasa kepada para anggota

khususnya dan masyarakat sekitarnya. contoh koperasi asuransi, koperasi

simpan pinjam ataupun koperasi perkreditan

D. Pendekatan Analisis SWOT

Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pembudidaya

terutama dilihat dari segi pendapatan, perlu dilakukan analisis secara

menyeluruh.Alat yang akan dipakai adalah analisis SWOT secara sistematis

untuk merumuskan strategi yang tepat. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats). Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-

21

faktor pengembangan usaha (kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman)

(Rangkuti, 2015).

Analisis SWOT membatu para pengambil keputusan untuk

mengembangkan strategi dalam suatu organisasi berdasarkan atas informasi

yang dikumpulkan. Analisis ini juga membantu organisasi untuk mencapai

kesuksesan strategi dengan cara meningkatkan aspek-aspek kelemahan dan

tantangannya. Strategi yang telah ditetapkan dan dilaksanakan harus dinilai

kembali apakah relevan dengan keadaan dan kodisi saat penilaian dan evaluasi

ini diketahui dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis tersebut

digunakan sebagai dasar untuk menyusun dan menetapkan strategi yang akan

dijalankan dimasa yang akan datang (Rangkuti, 2008 dalam Soumena 2011).

Sebelum membuat matriks faktor SWOT, kita perlu mengetahui terlebih

dahulu faktor strategi internal (IFAS) dan faktor strategi eksternal (EFAS) dengan

cara pemberian nilai dan bobot.

22

Tabel 2. Matriks Faktor Strategi Internal

Faktor-faktor

Strategis Internal Bobot Rating

Skor

Pembobotan

(Bobot x

Rating)

Kekuatan

kekuatan 1 Bobot kekuatan 1 Rating kekuatan 1

kekuatan 2 Bobot kekuatan 2 Rating kekuatan 2

Jumlah A B

Kelemahan

kelemahan 1 Bobot kelemahan 1 Rating kelemahan 1

kelemahan 2 Bobot kelemahan 2 Rating kelemahan 2

Jumlah C

D

Total (a+c) = 1 (b+d)

Sumber : Rangkuti, 2015

Adapun tahapan pembuatan matriks strategis internal (EFAS) adalah

sebagai berikut :

Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan pada

kelompok pembudidaya rumput laut dalam kolom 1.

Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor

tersebut terhadap posisi strategis kelompok pembudidaya rumput laut.

Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0. jumlah

seluruh bobot harus sebesar 1 dengan keterangan sebagai berikut :

0,05 = dibawah rata-rata

0,10 = rata-rata

0,15 = diatas rata-rata

0,20 = sangat kuat

23

Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi kelompok

pembudidaya rumput laut. Variabel yang bersifat positif (semua variabel

yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat

baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan

pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

Contohnya, jika kelemahan kelompok pembudidaya rumput laut besar sekali

dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika

kelemahan kelompok pembudidaya rumput laut dibawah rata-rata industri,

nilainya adalah 4. Dengan keterangan sebagai berikut :

1 = dibawah rata--rata

2 = rata-rata

3 = diatas rata-rata

4 = sangat bagus

Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai 1,0 (poor).

Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi kelompok pembudidaya rumput laut. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana kelompok pembudidaya rumput laut bereaksi

terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

24

Tabel 3. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Faktor-faktor

Strategis Eksternal Bobot Rating

Skor

Pembobotan

(Bobot x Rating)

Peluang

peluang 1 Bobot peluang 1 Rating peluang 1

peluang 2 Bobot peluang 2 Rating peluang 2

Jumlah A B

Ancaman

Ancaman 1 Bobot ancaman 1 Rating ancaman 1

Ancaman 2 Bobot ancaman 2 Rating ancaman 2

Jumlah C

D

Total (a+c) = 1 (b+d)

Sumber : Rangkuti, 2015

Adapun tahapan pembuatan matriks strategis eksternal (IFAS) adalah

sebagai berikut :

Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman pada kelompok

pembudidaya rumput laut dalam kolom 1.

Beri bobot masing-masing faktor tersebut dalam kolom 2, dengan skala

mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis kelompok

pembudidaya rumput laut. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh

melebihi skor total 1,0. jumlah seluruh bobot harus sebesar 1 dengan

keterangan sebagai berikut :

0,05 = dibawah rata-rata

0,10 = rata-rata

0,15 = diatas rata-rata

0,20 = sangat kuat

25

Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi kelompok

pembudidaya rumput laut. Variabel yang bersifat positif (semua variabel

yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat

baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan

pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.

Dengan keterangan sebagai berikut :

1 = dibawah rata--rata

2 = rata-rata

3 = diatas rata-rata

4 = sangat bagus

Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai 1,0 (poor).

Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi kelompok pembudidaya rumput laut. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana kelompok pembudidaya rumput laut bereaksi

terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal (kekuatan dan

kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT

digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan internal. Gambar berikut

menunjukkan diagram analisis SWOT (Rangkuti, 2015) :

26

Gambar 5. Diagram Analisis SWOT

Kuadran I (positif, positif) :

Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang

ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II (positif, negatif) :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan

strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran III (negatif, positif) :

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain

pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu

meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat membuat pasar

yang lebih baik (turn arround).

27

Kuadran IV (negatif, negatif) :

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi

yaitu melakukan tidakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang leih

besar (defensive).

Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT sebagai alat

pencocokan yang mengembangkan empat tipe strategi yaitu SO, WO, ST dan

WT. Perencanaan usaha yang baik dengan metode SWOT dirangkum dalam

matrik SWOT yang dikembangkan oleh Freddy Rangkuti sebagai berikut

(Rangkuti, 2015) :

28

Tabel 3: Matriks Analisis SWOT

SW

OT

STRENGTHS (S)

Tentukan faktor-faktor

kekuatan eksternal

WEAKNESSES (W)

Tentukan faktor- faktor

kelemahan eksternal

OPPORTUNIES (O)

Tentukan faktor- faktor

peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang

TREATHS (T)

Tentukan faktor- faktor

ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Sumber: (Rangkuti. F ,2006)

Berdasarkan matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi

yaitu sebagai berikut :

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

29

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT

bertjuan untuk mengurangi kelemahan dengan menghindari ancaman eksternal.

Dalam kondisi dan iklim persaingan suatu perusahaan perlu melakukan

analisis tentang kedudukannya dengan tepat, para perumus kebijakan strategis

diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis yang memungkinkannya

memanfaatkan peluang yang timbul dalam kondisi yang dihadapi (Siagian, dalam

Soumena 2011).

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu organisasi

(internal) termaksud satuan bisnis tertentu sedangkan peluang dan ancaman

merupakan bisnis yang bersangkutan instrument yang ampuh dalam melakukan

analisis strategik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu

strategi perusahaan untuk memaksimalkan peran faktor kekuatan dan

pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk

meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan

dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan kedua hal

tersebut dengan tepat, biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi

yang efektif memberikan hasil yang diharapkan (Siagian, dalam Soumena 2011).

D. Kerangka Pikir Penelitian

Pembangunan sektor perikanan telah mengalami peningkatan dan

semakin mengarah pada usaha peningkatan jumlah dan mutu produksi

khususnya komuditas rumput laut.Rumput laut merupakan salasatu komuditas

ekspor andalan yang di harapkan dapat meningkatkan devisa negara,dan

kesajahteraan masyrakat.Dengan melihat potensi rumput laut perikanan yang

30

ada maka di harapkan dapat di manfaatkan dengan baik dan berkesinambungan

oleh masyarakat nelayan,khususnya petani rumput laut.

Namun,dalam kenyataannya, permasalahan dan kendala masi banyak

mempengaruhi kegiatan usaha budidaya rumput laut,khususnya terbatasnya

teknologi dan permodalan,selain itu ruang gerak dan potensi mendapatkan

sebuah bantuan dari pemerintah sangat minim semenjak menteri kelautan dan

perikanan mengalihkan semua bantuan harus melalui sebuah

koperasi.Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu solusi yang tepat

untuk mengatasi permaslahan tersebut yaitu pengembangan kelompok

pembudidaya rumput laut menjadi koperasi.Pengembangan kelompok

pembudidaya ini diharapkan agar kiranya terujudnya keterkaitan usaha yang

semakin efisien,produktif,dan berdya saing di bidang produksi.Serta kaloborasi

antara mayarakat dan perintah lebih jelas melalui sebuah koperasi yang

berpotensi menciptakan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani

rumput laut.

31

KERANGKA BERPIKIR

GAMBAR 5 : Skema Kerangka Pikir

Prospek

Pengembangan

nnnn

Kelompok Pembudidaya

Rumput Laut

Potensi

Potensi Sumberdaya

Perikanan

Badan Hukum

KOPERASI

Rumput Laut

32

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli s/d september 2017 .

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sanrobone Kabupaten takalar. Lokasi ini

dipilih secara sengaja (Purposive).

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan menggunakan

metode survei (Penelitian Survey) yaitu dengan mengumpulkan data penelitian

dari sejumlah sampel dalam sebuah populasi sebagai responden atau informan

dengan menggunakan teknik wawancara dan instrumen kuesioner sebagai alat

pengumpul data.

C. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pembudidaya rumput laut

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar,Sulawesi Selatan. Sedangkan

penetapan responden yang dijadikan sampel yaitu dengan menggunakan

metode pengambilan secara simple random sampling. Menurut Sugiono (2014)

dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Ada dua kelompok pembudidaya yang menjadi objek penelitian kami di

kecamatan sanrobone yang memiliki potensi dan terdiri dari 10-12 anggota

kelompok. Menurut Masri singarimbun (2014) bahwa dalam pengambilan sampel

jika populasinya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% tergantung

besar kecilnya resiko yang di tanggung peneliti. Jumlah sampel yang akan

diambil oleh peneliti yaitu 2 kelompok pembudidaya dengan jumlah keseluruan

anggota kelompok sebanyak 22 anggota kelompok pembudidaya rumput laut.

33

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui wawancara

langsung dengan menggunakan kuesioner kepada sejumlah responden terpilih

untuk mendapatkan data mengenai penelitian yang dilakukan dan melakukan

observasi lapangan terkait dengan pengamatan langsung terhadap berbagai

kegiatan dan keadaan di lokasi serta studi pustaka untuk mengumpulkan data

melalui kajian pustaka yang ada hubungannya dengan penelitian dan kemudian

dokumentasi.

E. Sumber Data

Berdasarkan tujuan penelitian,maka data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini terdiri atas dua sumber, yaitu :

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan

melalui observasi serta wawancara dengan menggunakan daftar

pertanyaan atau kuesioner yang telah disusun sesuai dengan keperluan

analisis dan tujuan penelitian. Data primer ini bersumber dari lokasi

pesisir, masyarakat pesisir, pihak instansi yang bersangkutan serta

pelaku bisnis atau stakeholder yang mempunyai kepentingan pada

ekosistem pesisir.

2) Data sekunder, yaitu data penunjang yang dikumpulkan dari instansi-

instansi departemen, pemerintah maupun swasta , serta yang berasal

dari publikasi dan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

terkait dengan masalah obyek yang diteliti.

34

F. Teknik Pengambilan Data

1) Wawancara,

Wawancara dilakukan dengan responden atau informan untuk menggali

data tentang masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Instrumen penelitian

dalam bentuk wawancara digunakan wawancara terstruktur yang dipersiapkan

dan berfungsi sebagai pedoman wawancara dan sekalligus sebagai kuesioner.

2) Catatan Lapangan

Catatan lapangan dipakai untuk merekam/mencatat hasil pengamatan

kesan – kesan, gejala yang tidak terduga dan berbagai hal yang sangat erat

kaitannya dengan masalah yang diteliti

G. Analisis Data

Adapun analisis yang digunakan adalah untuk menjawab permasalahan

agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sebagai berikut:

1) Penelitian pertama menggunakan analisis deskriptif untuk menjawab

bagaimana potensi kelompok pembudidaya rumput laut di kecamatan

sanrobone kabupaten takalar

2) Penelitian kedua menggunakan analisis SWOT untuk menjawab

bagaimana prospek pengembangan usaha rumput laut menuju badan

hukum koperasi

H. Konsep Operasional

1) Potensi sumberdaya perikanan

Adalah kemampuan suatu perairan untuk di manfaatkan salasatunya adalah

komuditas rumput laut dalam usaha perikanan sehingga menghasilkan suatu

jumlah tertentu yang secara ekonomis,menguntungkan dan berkelanjutan.

35

2) Kelompok usaha

Adalah kelompok warga atau keluarga binaan yang dibentuk oleh warga

atau keluarga binaan yang telah dibina untuk mencapai tujuan bersama .

3) Koperasi

Kumpulan individu atau badan usaha yang menjalankan kegiatan usaha

dengan asas kekeluargaan dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya

4) Kesejahteran Masyarakat

keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang

bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan

perawatan kesehatan.

36

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Letak Geografis dan Pembagian Wilayah

Kecamatan Sanrobone merupakan salasatu kecamatan yang ada di

kabupaten takalar.Di wilayah Kecamatan Sanrobone memiliki daerah perairan

yang cukup luas yang di dominasi dengan pekerjaan seperti nelayan dan petani

rumput laut.Luas Kecamatan Sanrobone keseluruhan adalah 29,36 km.Wilayah

Kecamatan Sanrobone sebagian besar adalah wilayah pesisir dan sebagian

besar adalah daerah pemukiman dan area pertanian jagung.

Kecamatan Sandrobone memiliki potensi pengembangan rumput laut

yang sangat besar.Keadaan dan pola administrasi kecamatan yang strategis

membuat kecamatan ini menjadi sebuah kecamatan yang berpotensi untuk di

kembangkan dalam berbagai sector kehidupan.Adapun batas-batas wilayah

kerja Kecamtan Sanrobone:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong selatan

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mappakasunggu

- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa

- Sebelah barat berbatasan dengan selat Makassar

1. Kondisi demografi

Berdasarkan data terakhir jumlah penduduk di kecamatan Sandrobone

pada tahun 2016 tercatat 13.865 jiwa

Tabel 6: Data penduduk di kecamatan sanrobone

No Nama Desa Penduduk Rumah Tangga

1 Lagaruda 1.483 321

2 Sanrobone 2.683 541

3 Banyuanyara 2.868 674

4 Paddinging 1.854 481

5 Ujung baji 2.180 500

6 Tonasa 2.797 562

Sumber:BPS Kabupaten Takalar

37

Dari data di atas kita dapat melihat pembagian data penduduk dan jumlah

kepala rumah tangga di setiap desa Kecamatan Sanrobone, dimana penduduk

terbanyak di desa banyuanyara sebanyak 2.868 dengan kepala rumah tangga

674.Dari data di atas semua terbagi dengan kelompok usia berjumlah laki-laki

6.527 dan perempuan 7.338 yang ke semuanya terbagi dengan latar belakang

usia yang berbeda-beda, mulai dari usia kelompok 0-4 tahun sampai pada

kelompok umur 75 keatas . Hal ini berarti bahwa tingkat pertumbuhan penduduk

di kecamatan sanrobone sangat tinggi dengan tingkat dominasi jumlah penduduk

perempuan lebih besar mdaripada jumlah penduduk laki-laki. Komposisi

penduduk kecamatan sanrobone berdasarkan kelompok umur daapat di lihat

pada table di bawah ini:

Tabel 7: Data penduduk berdasarkan kelompok umur

KELOMPOK

UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

0-4 625 623 1.250

5-9 625 623 1.248

10-14 652 573 1.225

15-19 690 642 1.332

20-24 591 536 1.127

25-29 487 565 1.052

30-34 465 533 998

35-39 427 526 953

40-44 433 574 1.007

45-49 408 517 925

50-54 330 433 763

55-59 253 328 581

60-64 206 270 476

65-69 149 249 398

70-74 90 154 244

75+ 96 190 286

JUMLAH 6.527 7.338 13.865

Sumber:BPS Kabupaten Takalar

38

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa penduduk yang berusia antara

15-19 tahun memiliki potensi penduduk yang paling banyak,yaitu sebanyak 1.332

jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa usia produktif berada pada golongan remaja

dari jumlah penduduk kecamatan sanrobone secara keseluruhan sebanyak

13.865.

2. Kondisi Sosial Dan Ekonomi

Berkaitan dengan jenis usaha yang di kembangkan oleh masyarakat

setempat,maka dapat di jelaskan tentang komposisi penduduk menurut latar

belakang mata pencaharian.Hal ini penting untuk memahami tentang peranan

penduduk dalam mengekploitasi sumber daya yang di milikinya,terutama sumber

daya alam. Berdasarkan data yang di peroleh dari pemerintah kecamatan sandro

bone.

Tabel 8 : Data penduduk berdasarkan mata pencaharian

DESA

MATA PENCAHARIAN POKOK RUMAH TANGGA

PERIKANAN INDUSTRI

KERAJINAN

KONSTRUKSI PERDAGANGAN

LAGARUDA 118 16 - 30

SANROBONE 205 20 12 38

BANYUANYARA 150 33 16 53

PADDINGING - 13 - 37

UJUNG BAJI 150 32 - 43

TONASA - 24 - 42

Sumber:BPS Kabupaten Takalar

Dari data di atas sektor pertanian dan perikanan merupakan sektor

unggulan bagi masarakat sanrobone,hal ini membuktikan bahwa potensi

pertanian dan perikanan sangat besar di kecamatan sanrobone. Dari sector

perikanan komoditi rumput laut kecamatan sanrobone menyumbang sekitar 30%

dari hasil produksi rumput lau di kabupaten takalar. Hal ini mendasari

terbentuknya beberapa kelompok usaha masyarakat pembudidaya rumput laut.

39

Pergaulan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat Sanrobone

menggunakan bahasa Makassar.Adapun msyarakat mayoritas memeluk agama

islam dan Nampak mereka taat menjalankan aktivitas keagamaan. Ini dapat di

lihat dari bebrbagai aktifitas keagamaan seperti Idul Fitri, Shalat Idul Adha,

Pengajian ,Maulid,Dan lainnya

Perkembangan ekonomi lokal semakin menunjukkan kemajuan ketika

sebagian masyarakat Sanrobone mulai mengembangkan budidaya rumput laut

sebagai salah satu alternative usaha yang dapat menambah pendapatan

keluarga. Hal ini tidak lepas dari ketersediaan potensi sumber daya lokal yakni

perairan pantai yang memenuhi criteria untuk pengembangan rumputr laut.

Mengenai keadaan pendidikan penduduk kecamatan sanrobone dapat di

kemukakan bahwa pada umumnya telah mementingkan soal pendidikan.

Banyaknya penduduk setempat yang sempat menamatkan pendidikan pada

tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pengelompokkan penduduk

menurut tingkat pendidikan di kemukakan dalam table di bawah ini.

3. Sejarah Singkat Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Kecamatan

Sanrobone

Masyarakat kecamatan Sanrobone sebelum masuk rumput laut,pada

umumnya memiliki mata pencaharian pokok sebagai petani dan nelayan. Mata

pencaharian tersebut ternyata tidak meningkatkan taraf kehidupan bahkan

masyarakat tergolong miskin . Hal ini terjadi karna mereka hanya hidup hasil

bertani dan berkebun yang sangat tergantung dari alam (air hujan), jadi panen

hanya dapat di lakukan satu tahun sekali. Di samping itu, masyarakat yang

bekerja sebagai nelayan tradisional juga masi bergantung dari alam.Seiring

berjalannya waktu dan kondisi masyarakat yang tak kunjung meningkat, maka

pada tahun 1995 rumput laut di perkenalkan untuk pertama kalinya di kecamatan

Sanrobone.Kedatangan rumput laut di sambut baik oleh masyarakat setempat.

40

Adapun jenis rumput laut yang pertama kali di kembangkan yaitu jenis rumput

laut local yang bibitnya berasal dari Brasil. Namun seiring berkembangnya

budidaya rumput laut, kini masyarakat dapat membudidayakan berbagai jenis

rumput laut seperti golongan Eucheuma cottoni (Maumere, Saccul, dan local)

serta dari golongan Eicheuma spinosum.

Metode yang pertama kali di perkenalkan oleh masyarakat adalah metode

rakit kemudian sesuai dengan perkembangan diganti dengan metode lepas

dasar (bentang) long line.

Kedatangan rumput laut memberikan angin segar bagi kehidupan

masyarakat setempat. Hal ini dapat di lihat dari antusiasme masyarakat dalam

membudidayakan rumpput laut. Di samping itu usaha rumput laut ini dapat

memberikan pebiingkatan pendapatan bagimasyarakat setempat, Di mana

beberapa orang dapat membeli motor, membeli mesin perahu , mena,bah jumlah

tali , membeli televise,dan sebagainya berasal dari hasil penjualan rumput laut.

4. Gambaran Umum Kegiatan Budidaya Rumput Laut Di Kecamatan

Sanrobone

Metode budidaya rumput laut yang di terapkan oleh pembudidaya yang di

terapkan di lokasi penelitian adalah system rawai/tali panjang atau long line

dengan menggunakan tiang pancang atau bamboo. Selain itu, berdasarkan hasil

wawancara dengan pembudidaya jga di terapkan metode rakit dan tali panjang

menggunakan jangkar.Pembudidaya yang menggunakan metode ini adalah

pembudidaya yang tidak mendapatkan lokasi pada perairan dangkal.

Usaha budidaya rumput laut tidak banyak membutuhkan sarana produksi.

Pembudidaya hanya mebutuhkan tiang pancang,tali utama dan tali ris sebagai

media menggantungkan rumput laut, bibit, pelampung, perahu, dan alat

penjemuran. Tahapan kegiatan budidaya rumput laut meliputi pengadaan dan

pengikatan bibit, pemeliharaan, panen dan pasca panen.

41

1. Pengadaan dan pemilihan Bibiit

Pada umumnya pembudidaya memproduksi sendiri bibit rumput laut yang

akan di tanam, kecuali pada saat awal budidaya rumput laut. Pada awal

budidaya bibit rumput laut di ambil dari pembudidaya lainnya baik dari kawasan

budidaya maupun berasal dari luar kawasan budidaya.Bibit yang di gunakan

adalah bibit yang berumuran kurang lebih 30-40 hari.perbanyakan bibit di

lakukan secara vegetative yaitu dengan memilah dan memilih rumput laut yang

kondisi baik,yaitu bibit yang bebas dari lumut dan masi muda serta banyak

cabang.

Sampai saat ini belum ada balai miliki pemerintah yang khusus

menyiapkan bibit yang memenuhi standar,sehingga untuk memenuhi kebutuhan

bibit rumput laut,pembudidaya memproduksi sendiri atau membeli dari

pembudidaya lain.

Kebutuhan bibit untuk 100 bentangandengan panjang kurang lebih 30m

(20 depa) adalah sekitar 750-800 kg.Harga bibit yang di dapat pada saat

penelitian adalah 2500/kg. Bibit yang telah di seleksi dan di potong-potong

kemudian di ikat pada tali berukuran diameter 1mm yang telah terpasang pada

tali bentangan. Jarak tanam bibit bervariasi 8-15 cm. Dalam satu tahun kelender

pembudidaya dapat melakukan kegiatan penanaman 5 sampai 6 kali . Hal ini

memungkinkan di lakukan karna setelah panen, pembudidaya dapat langsung

melakukan kegiatan untuk masa tanam selanjutnya kegiatan untuk masa tanam

selanjutnya karna bibi trumput laut telah tersedia..

Berdasar kan hasil wawancara pada saat penelitian sebagian

pembudidaya menggunakan bibit dari hasil budidaya sendiri secara turun

temurun.Pada saat panen sebagian di pilih untuk di jadikan bibit dan

sebagiannya lagi di keringkan untuk di jual.Pembudidaya rumput laut tidak

mempersiapkan bibit secara khusus.

42

2. Pemeliharaan

Budidaya rumput laut dapat di katakan sebagai usaha budidaya yang

pemeliharaannya di serahkan kepada alam. Oleh karana itu kerusakan dan

kegagalan yang terjadi pada budidaya rumput laut sebagaian besar di sebabkan

oleh kekuatan alam yang tak terduga. Untuk menjamin keberhasilan budidaya

harus di lakukan pemeliharaan selama masa pertumbuhannya yaitu

membersihkan kotoran yang menempel pada rumput laut dengan

menggoyangkan tali ris atau tali bentangan.

Ombak dan arus membawa zat –zat makanan bagi pertumbuhan rumput

laut.Selain itu ombak dan arus juga membawa kotoran /sampah.Endapan lumpur

maupun tumbuhan dan binatang yang menempel pada thallus sehingga akan

mengganggu proses fotosintesis.partikel-partikel tersebut harus di bersikan.

Pada awal pemeliharaan sampai tanaman berumur 2 minggu kegiatan ini di

lakukan setiap hari dan selanjutnya frekuensi pengawasan berkurang sampai

menjelang panen.

Rumput laut di pelihara kurang lebih 40-60 hari. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pembudidaya di ketahui bahwa rata-rata lama pembudidaya

rumput laut di laksanakan oleh pembudidaya di lokasi penelitian adalah selama

45 hari,pertumbuhan dan pemeliharan rumput laut yang tidak merata . Pada

kawasan pesisir timur Sulawesi selatan.Musim hujan berlangsung pada bulan

maret sampai dengan agustus.Menurut pengakuan pembudidaya,rumput laut

tumbuh bebas baik pada musim penghujan tersebut.Bahkan sebelum musim

hujan tiba pembudidaya mulai melakukan kegiatan untuk mempersiapkan saran

produksi dan bibit rumput laut.Sebaliknya pada musim panas yaitu bulan

September sampai bulan februari pertumbuhan rumput laut tidak optimal dan

sering terserang penyakit ice-ice yaitu di tandai dengan putih pucat dengan

membusuk pada bagian ujung thalus. Penyakit ice-ice timbul karna iklim yang

43

ekstrim.misalnya dari musim hujan sampai musim kemarau.Perubahan iklim

tersebut berpengaruh terhadap perubahan parameter kualitas perairan seperti

suhu,salinitas,arus dan gelombang serta kandungan nutrient yang tidak sesuai

dengan pertumbuhan rumput laut.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas,pembudidaya rumput laut di

Kecamatan Sanrobone,menghindari kegiatan pembudidaya rumput laut pada

musimdengan kondisi suhu air laut memanas yaity pada bulan September

sampai februari.Pembudidaya hanya menanam sedikit saja hanya sekedar untuk

persiapan bibit.

3. Panen Dan Pascapanen

Pemanenan di lakukan apabila rumput laut berumur sampai 40-45 hari

untuk menghasilkan kebutuhan bahan baku industry.Berat basah pada waktu

panen berkisar 3-5 kali lipat berat awal (bibit).Panen di lakukan sebelum waktu

yang di rekomendasikan akan mempengaruhi kualitas rumput laut. Panen di

lakukan dengan cara melepas tali bentangan ke tali induk,kemudian di angkut

menggunakan perahu dan selanjutnya rumput laut di lepas dari tali pengikatnya..

Tahap selanjutnya proses pengeringan dengan cara menjemur rumput

laut basah di atas para-para atau waring(jarring halus.Lama pengeringan

tergantung pada kondisi cuaca atau sekitar 2-3 hari. Rumput laut di jemur sampai

kering karet yaitu thallus masi kennyal dan tidak mudah patah.Berat rumput laut

setelah di keringkan berbandin 7-10 berbanding 1.Artinya jika berat basah 7-10

kg maka berat kering 1 kg.Setelah rumput laut kering,kemudian di keringkan

dengan cara di kibas-kibaskan untuk mengurangi kotoran dan pasir yang

melekat. Kemudian rumput laut di masukkan dalam karung dan siap di jual.

4. Karateristik Responden

Pembudidaya rumput laut adalah setiap orang yang melakukan usaha

rumput laut pada satu kali musim tanam. Kemampuan budidaya untuk menerima

44

setiap inovasi teknologi baru serta pengambilan keputusan dalam pengololaan

usahanya di pengaruhi oleh olah pola pikir dan berbagai faktor yang ada pada

pembudidaya itu sendiri. Identitas pembudidaya responden di kecamatan

sanrobone meliputi umur , pendidikan , pengalamn kerja ju, jumlah tanggungan ,

dan status usaha.

1. Umur

Umur seorang pembudidaya rumput laut berpengaruh terhadap cara atau

pola pikir dan kemampuan fisiknya untuk bekerja. Umumnya pembudidaya yang

masi muda dan sehat relative lebih muda menerima teknologi dan berani

mengambil resiko serta memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dalam bekerja

di bandingkan dengan pembudidaya yang telah berusia lanjut.

Tabel 10 : Data responden sesuai tingkat umur

No Tingkat Umur Jumlah responden

1 21-25 4

2 26-30 9

3 31-35 7

4 36-40 4

Jumlah 24

Sumber:Data primer setelah di olah tahun 2017

Berdasarkan pada tabel di atas jumlah kisaran umur 21-30 tahun lebih

banyak dari jumlah umur lainnya . Hal ini menggambarkan bahwa umur kisaran

21-30 merupakan umur produktif yang memiliki kemampuan fisik dan motifasi

untuk bekerja yang lebih tinggi.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir seorang pembudidaya.

Tingkat pendidikan ini sering berkaitan erat dengan tingkat produktifitas tenaga

kerja, kemampuan mengatasi teknologi dan metode produksi baru,Kemampuan

menyerap dan sekaligus menerapkan informasi-informasi yang berkenaan

45

dengan pembanguanan perikanan. Sebenarnya sulit untuk mengukur hubungan

yang sesungguhnya anatara tibgkat pendidikan formal dengan cara berfikir

petani . Pendidikan mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi dan

keterampilan manajemen untuk mengelola usahanya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan di harap kan pola pikir semakin rasional,sehingga pembudidaya lebih

mudah untuk cepat menerima tekologi baru untuk peningkatan produksi

usahanya.

Tabel 11:Data responden berdasarkan pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

1 Tidak Sekolah 6

2 Tamat SD 10

3 Tamat SMP 4

4 Tamat SMA 4

TOTAL 24

Sumber:Data primer setelah di olah tahun 2017

Pada tabel di atas kita melihat bahwa sebagian besar responden hanya

memiliki tingkat pendidkan sampai Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 10

orang. Tapi ada juga petani yang tidak memiliki tingkat pendidikan sebanyak 6

orang dan yang melanjutkan kejenjang pendidikan pertama hanya sebanyak 4

orang dan hanya 4 orang yang sampai kejenjang pendidikan akhir.Hal ini di

sebabkan karna kurangnya biaya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

sehingga mereka lebih memilih untuk membantu orang tua mereka utntuk

menjalankan usahanya. Berdasarkan struktur pendidikan yang masi

rendah,maka petani rumput laut ini belum bisa mudah menerima teknologi baru

untuk meningkatkan hasil produksinya.

3. Pengalaman Kerja

Pengalaman berusaha mempengaruhi keterampilan dan kemampuan

meneria suatu inovasi. Petani berpengalaman lebih berhati-hati dalam menerima

46

suatu teknologi , karena mengandalkan kemampuan yang telah di milikinya.Lama

berusaha dapat di ambil sebagai ukuran tingkat pengalaman dalam pengelolaan

usaha budidaya rumput laut.

Tabel 12 : Data responden berdasarkan pengalaman kerja

No Pengalaman Usaha

(Tahun)

Jumlah Responden

1 6-8 10

2 9-11 4

3 12-14 5

4 15-17 4

5 18-20 1

TOTAL 24

Sumber:Data primer setelah di olah

Dari tabel di atas menunjukkan umumnya pengalaman usaha sudah

mencapai 6-18 tahun .Hal ini membuktikan bahwa produksi rumput laut masi

membutuhkan informasi-informasi strategi pengembangan produksi rumput laut.

4. Aspek Teknis, Sosial, Dan Ekonomis

Secara teknis komponen teknologi yang di rekomendasikan mudah di

terapkan . Kendala penerapan lebih di sebabkan oleh faktor social terutama pada

perubahan perilaku pembudidaya yang lambat.

Teknologi budidaya rumput laut relative sederhana sehingga dapat di

kerjakan oleh anggota rumah tangga pembudidaya. Pada usaha budidaya

rumput laut peranan wanita sangat menonjol. Hampir seluruh tahapan kegiatan

dalam proses produksi dapat di lakukan oleh kaum wanita dan bahkan oleh

anak-anak (seusia-SD), mulai dari kegiatan :memasang tali bibit dan tali

ris,mengikan bibit pada tali ris,panen dan penjemuran. Tenaga kerja di gunakan

semaksimal mungkin memanfaatkan tenaga kerja keluarga, hanya pada kegiatan

pemasangan tali bibit pada talii ris dan mengikan bibit menggunakan tenaga

47

kerja luar keluarga. Secara ekonomis peerapan teknologi rekomendasi

memberikan keuntungan yang lebi tinggi di bandingkan dengan cara

pembudidaya.

Keuntungan penerapan teknologi antara lain : penggunaan lebih bermutu

,karena di kelola secara khusus ,produktifitas meningkat,kualitas produk

budidaya meningkat. Untuk melihat dampak ekonomis usaha budidaya rumput

laut di tingkat pembudidaya. Sala satu pendekatan yang di gunakan adalah

pendapatan yang di peroleh seluruh anggota keluarga dari berbagai sumber baik

dari sumber usaha pokoknya sebagai pembudidaya maupun dari luar usaha

pembudidaya. Pendapatan rumah tangga dapat di gunakan unuk menentukan

status kesejahteraan.( Bappenas, 2000 )

48

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pembentukan Kelompok

Kelompok secara kontekstual merupakan suatu system social yang

terbentuk dari beberapa orang yang berinteraksi satu sama lain secara berkala

dan terlibat dalam suatu kegiatan dan bertujuan bersama dan di atur oleh norma-

norma yang berlaku serta yang telah di sepakati bersama pula. Kelompok social

merupakan salasatu focus perhatian dari pusat pemikiran sosiologis.Oleh karna

itu titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah ketahui bahwa setiap

orang atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok

soisal yang bernama keluarga. Sehingga setiap pengertian tentang kelompok

social adalah terjemahan dari setiap kondis masyarakat yang berbeda dari

kenyataan. Dengan tidak adanya persamaan menunjukkan bahwa kelompok

social itu memiliki banyak sapek.

Pembentukan kelompok di awali dengan adanya perasaan dan presepsi

yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motifasi untuk

memenuhinya,sehinggah di tentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi

yang terjadi akan memebentuk sebuah kelompok.

Berdasarkan survey yang kami lakukan di lokasi penelitian dari setiap

responden,bahwa proses pembentukan kelompok tidak sesuai dengan kondisi

ideal di atas .Berdasarka hasil survey di lapangan telah di temukan banyak

kelompok-kelompok petani yang masi memiliki nama dan bangunan struktur.

Sehingga tidak heran,banyak anggota kelompok yang memiliki lebih dari satu

kelompok tani rumput laut.Hal ini di sebabkan oleh adanya motif proses

terbentuknya kelompok secara sengaja . Motif terbentuknya kelompok tersebut

karna adanya program bantuan dana bergulir dari pemerintah Dinas Kelautan

Dan Perikanan kabupaten Takalar. Masyrakat tidak akan mendapat bantuan

dana kalau tidak terdaftar dalam sebuah kelompok yang memiliki struktur

49

sebagai mana model organisasi/kelembagaan sosial pada umumnya.Hal ini

menciptakan peluang bagi setiap anggota kelompok tani untuk mendapatkan

bantuan dana sebagai modal usaha budidaya rumput laut,sehingga ada

beberapa anggota kelompok yang memiliki lebih dari satu kelompok tani rumput

laut. Hal ini seperti yang di sampaikan salah satu informan kami

“ itu dg,gassing,dua itu kelompoknya supaya banyak bantuan dia dapat jadi jika

cair dananya dobel ki dia dapat ”

Hal ini menunjukkan bahwa semata-mata mereka membentuk sebuah

kelompok hanya mendapatkan sebuah bantuan dari pemerintah.Pada hal dalam

pembentukan sebuah kelompok memiliki tujuan-tujuan yang jauh lebih besar dari

apa yang mereka pikir.Dalam hal ini pembinaan dan perhatian pemerintah

sangat lah di butuhkan guna perkembangan usaha masyarakat sekitar,dengan

cara mengubah pola pikir mereka menngenai tujuan pendirian kelompok.

B. Potensi Kelompok Usaha Budidaya Rumput Laut Menjadi Koperasi

Pembentukan suatu koperasi pada suatu kelompok di lihat dari potensi-

potensi terbentuknya sebuah koperasi yang di miliki oleh suatu kelompok

tersebut,berikut potensi-potensi yang di miliki kelompok pembudidaya rumput laut

di kecamatan Sanrobone:

1. Berdasarkan Struktur dan Jumlah Anggota Kelompok

Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di

dalam kegiatan kelompok.Struktur kelompok adalah hubungan antara para

anggota dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama lain serta terhadap

keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-

pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok

Struktur kelompok yang akan dibentuk tentunya struktur kelompok yang

baik. Struktur kelompok yang baik harus memenuhi syarat sehat dan

efisien.Struktur kelompok sehat berarti tiap-tiap satuan kelompok yang ada dapat

50

menjalankan peranannya dengan tertib.Struktur kelompok efisien berarti dalam

menjalankan peranannya tersebut masing-masig satuan kelompok dapat

mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil

kerja.melaksanakannya.Dari hasil penelitian kami terhadap dua kelompok usaha

pembudidaya yaitu kelompok alam jaya dan kelompok paraikatte memiliki

struktur yang jelas.

Tabel 14 : kelompok PARAIKATTE

Sumber:Data primer setelah di olah

No Nama Jabatan

1 Darwis Ketua

2 H.DG.Ngalli Sekertaris

3 Syamsiah Bendahara

4 I.DG.Mile Anggota

5 S.DG.Jintu Anggota

6 B.DG.Nyarrang Anggota

7 DG.Bantang Anggota

8 D.DG.Tayu Anggota

9 M.DG.Tayu Anggota

10

11

12

13

M.DG.Sila

Syamsuddin

Dora

K.DG.Ngawang

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

51

Tabel 15 : Kelompok Alam Jaya

No Nama Jabatan

1 M.DG.Ngasa Ketua

2 B.DG.Buang Sekertaris

3 Firdaus Bendahara

4 U.DG Sumang Anggota

5 DG.Muntu Anggota

6 M.DG.Muntu Anggota

7 M.DG Tawang Anggota

8 Taru Anggota

91 M.DG.Cawang Anggota

10 Alimuddin Anggota

11 Ali Ilyas Anggota

12 Mahmud Anggota

Sumber:Data primer setelah di olah tahun 2017

Dari data di atas kita dapat melihat 2 kelompok usaha yang memiliki

struktur masing-masing dan masing-masing memiliki peran atau jabatan yang

berbeda di mana Darwis dan M.DG.Ngasa berperan sebagai ketua kelompok

yang berfugsi memimpin para anggotanya dan bertanggung jawab dengan

seluruh apa yang terjadi di kelompoknya,Nureni dan B.DG.Buang berperan

sebagai sekertris yang berfungsi membantu ketua kelompok terutama dalam hal

administrasi,Jumriah dan Firdaus berfungsi sebagai bendahara yang bertugas

menyimpan,menerima,membayarkan,menata ushakan,dan mempertaggung

jawabakan semua uang untuk keperluan kegiatan kelompok.Sedangkan dari

beberapa orang yang lain berperan sebagai anggota kelompok yang berfungsi

melaksanakan kegiatan teknis yang sudah di rencanakan.

Pada struktur kelompok di atas sangat berpengaruh terhadap aktivitas

usaha kelompok karena dengan adanya pembagian tugas dan wewenang serta

interaksi antara anggota kelompok beriplikasi pada pengetahuan tentang fungsi

52

dan perannya dalam kelompok berdasarkan struktur yang ada sehingga

kemampuan berorganisasi pun meningkat.Terjadi distribusi dan pembagian tugas

sesuai dengan peranan semua komponen dalam kelompok maka

pengembangan usaha kelompok juga akan meningkat.

2. Berdasarka legalitas

Legalitas dalam suatu usaha kelompok khususnya dalam kelompok

usaha pembudidaya merupakan unsur terpenting dalam suatu kegiatan

usaha,karna legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan

sehingga di akui oleh maasyarakat maupun pemerintah.Keberlangsungan suatu

usaha di pengaruhi oleh beberapa faktor,sala satunya adalah keberadaan unsur

legalitas dari usaha tersebut.

Berdasarkan data yang kami dapat ada dua kelompok usaha yang

memiliki legalitas dari pemerintahan setempat yaitu kelompok usaha Alam Jaya

dan kelompok usaha Paraikatte. Kelompok usaha alam jaya didirikan pada

tanggal 18 februari 2016. Kelompok ini dan di kukuhkan di desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone dan di ketahui oleh kepala Desa setempat pada saat itu

yang beranama H.Muhammad Tahir,S.Sos.Kelompok usaha Paraikatte didirikan

pada tanggal 10 Februarai 2014 di Dusun Ujung Baji Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone.Kelompok ini di kukuhkan langsung oleh kepala desa

saat itu yaitu Dewangong Tahang.Selain itu kedua kelompok ini juga jga terdata

dalam naungan DKP Kabupaten Takalar .Hal ini dilihat dari seringnya kedua

kelompok ini mendapat bantuan baik itu bantuan berupa material maupun non

material seperti pelatihan.Seperti yang di katakana salasatu responden kami

“ Sering di sini dilakukan pelatihan yang di adakan orang dari Dinas Kelautan

Perikanan,baru seringki juga nakasi bantuan alat tapi lo uang jarang tapi pernah

jiki nakasi” ”.

53

Dari apa yang di katakan oleh responden di atas terlihat jelas bahwa adanya

dukungan pemerintah yang serius menumbuh kembangkan kelompok-kelompok

usaha rumput laut.

C. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi suatu usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang

memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities) namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman

(Threats).

Analisis SWOT yang dilakukan dengan tepat juga menunjukkan berbagai

peluang yang sebaiknya dimanfaatkan, terutama dengan mengembangkan

faktor-faktor pendukung dan mengubah potensi yang dimiliki menjadi kekuatan

yang efektif sehingga usaha tersebut memiliki keunggulan yang dapat

diandalkan. Namun kemampuan memanfaatkan peluang pada suatu usaha akan

menimbulkan ancaman bagi usaha karena pesaing akan mengambil dan

memanfaatkan kelemahan lawannya. Menurut (Rangkuti, 2015) Analisis ini

membandingkan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman). Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan

dalam analisis SWOT.

1. Identifikasi Faktor Internal

Identifikasi lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki kawasan. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan

berdasarkan hasil analisa selanjutnya didiskusikan pada setiap perusahaan yang

merupakan bagian dari kawasan sehingga dapat diketahui secara pasti kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki oleh kawasan. Berdasarkan hal tersebut, kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki oleh kelompok usaha pembudidaya rumput laut di

Kecamatan Sanrobone adalah sebagai berikut:

54

a. Kekuatan(Strengths)

Kekuatan (Strengths) merupakan kompetensi khusus yang terdapat

dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan dan kemampuan

dalam pengembangan kelompok usaha pembudidaya rumput laut menjadi

koperasi.Kekuatan yang di miliki oleh kelompok usaha pembudidaya rumput laut

di Kecamatan Sanrobone adalah:

1. Jumlah anggota memenuhi syarat menjadi koperasi

Kekuatan yang di miliki oleh kelompok pembudidaya yang ada di

Kecamatan Sanrobone adalah memiliki jumlah anggota yang memnuhi syarat

terbentuknya sebuah koperasi dan setiap anggota kelompok berperan aktif

dalam setiap kegiatan perencanaan kerja.

2. Memiliki legalitas jelas

Setiap kelompok diKecamatan Sanrobone memiliki legalitas jelas dalam

pembentukannya,SK pembentukanpun langsung di tanda tangani oleh

pemerintah setempat yaitu kepala desa dan di ketahui pula oleh pemerintah DKP

takalar.

3. Potensi wilayah memadai dalam ke lanjutan produksi

Sebagian area pesisir yang di miliki di Kecamatan Sanrobone merupakan

keuntungan sendiri yag di miliki setiap masyarakat sanrobone.Hal ini menjadi

daya dukung betapa potensialnya budidaya rumput laut di kawasan ini.Selain

itu ,mayoritas pendapatan masyarakat di Kecamatan Sanrobone berada pada

budidaya rumput laut,sehingga kebutuhan akan pasar akan terpenuhi.

b. Kelemahan(Weakness)

Kelemahan merupakan keterbatasan (kekurangan) dalam hal sumber,

keterampilan dan kemampuan menjadi penghalang kinerja yang dapat menjadi

penyebab terjadinya kerugian. Adapun kelemahan-kelemahan pada kelompok

usaha pembudidaya rumput laut di Kecamatan Sanrobone antara lain :

55

a. Keterbatasan modal

Keterbatasan modal merupakan masalah yang sering dihadapi oleh

kelompok pembudidaya rumput laut di Kecamatan Sanrobone. Apabila sumber

keuangan tidak memadai, maka kegiatan operasional kelompok dapat terganggu

dan bukan tidak mungkin akan mengalami kemunduran. Keterbatasan modal

usaha menyebabkan keinginan pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas

produksinya belum dapat diwujudkan. Selain itu, para pembudidaya juga masih

enggan meminjam kepada bank dengan alasan rumitnya birokrasi. Biasanya,

untuk kegiatan operasional, para pembudidaya masih bergantung kepada para

pengepul untuk mendapat tambahan modal. Sementara jika meminjam uang

kepada pengepul, biasanya para pembudidaya harus menjual hasil panen

mereka pada pengepul. Harga yang diberikan pengepul pada pembudidaya pun

lebih rendah dari harga di pasar.

b. Kurangnya kesadaran berkoperasi

Pemahaman anggota kelompok tentang sebuah koperasi masi sangat

minim.Mereka berpendapat bahwa peran koperasi tidak banyak membantu

permasalah-permaslahan mereka.Mereka lebih percaya kepada pengempul yang

selalu memeberikan modal untuk kelanjutan usha produksi mereka.

c. Masih lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lemahnya dukungan IPTEK yang ada di Kecamatan Sanrobone sangat

mempengaruhi kegiatan pembudidaya rumput laut. Selain karna faktor adat yang

masi melekat di masyarakat juga penerimaan hal-hal baru yang masi minim di

mata msyarakat.

c. Matrik Faktor Strategi Internal

Hasil identifikasi yang telah dipaparkan di atas pada faktor

kekuatan (Strengths) dan faktor kelemahan (weakness) dalam usaha budidaya

tambak polikultur kemudian disusun dalam suatu tabelIFAS (Internal Strategic

56

Factors Analysis Summary) untuk merumuskan faktor–faktor strategis internal

yang dapat digunakan dalam menyusun strategi kebijakan.

Tabel 16 : IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) kelompok

pembudidaya rumput lau di kecamatan sanrobone

No Faktor Strategi

Internal Bobot Rating B x R Keterangan

Kekuatan

1

Jumlah anggota memenuhi syarat menjadi anggota koperasi

0.20 4 0.8

Hal penunjang pembentukan

sebuah koperasi adalah

jumlah anggota sekurang-

kurangnya 10-20 orang

sehingga jumlah anggota yang

lebih dari 10 di setiap

kelompok merupakan faktor

penunjang pembentukan

sebuah koperasi.

2 Memiliki legalitas yang jelas

0.20 4 0.8

Dokumen legalitas yang di

miliki kelompok pembudidaya

sangatlah mendukung

terpenuhinya pembentukan

sebuah koperasi.

3

Potensi wilayah yang memadai dalam kelanjutan produksi

0.10 3 0.3

Wilayah pesisir yang di miliki

kecamatan sanrobone

merupakan daya dukung

kegiatan produksi

pembudidaya.

Jumlah 0.50 1.9

Kelemahan

1 Keterbatasan Modal

0.20 4 0.8

Besarnya modal yang

dibutuhkan untuk usaha.

budidaya rumput laut

membuat pembudidaya

kekurangan dalam modal

usaha

57

2 Kurangnya kesadaran berkoperasi

0.15 4 0.6

Pandangan pemikiran anggota

kelompok mengenai koperasi

masi sangat minim sehingga

menjadi faktor pendorong

terbentuknya sebuah koperasi.

3

Masi lemahnya dukungan ilmu penegtahuan dan teknologi

0.15 2 0.3

Lemahnya dukungan IPTEK

menghambat berkembangnya

sebuah hasil produksi dan

pemasaran hasil produksi.

Jumlah 0.50 1.7

Total 1 3.6

Sumber: Data Primer setelah diolah, 2017.

Berdasarkan hasil analisis faktor strategis internal (IFAS) berupa

kekuatan dan kelemahan diperoleh nilai kekuatan sebesar1.9 dan nilai

kelemahan sebesar 1.7 dengan jumlah total sebesar 3.6 skala (0-4) Ini

menunjukkan bahwa secara internal kelompok pembudidaya rumput laut dapat di

kembangkan menjadi sebuah koperasi.

4. Identifikasi Faktor Eksternal

Identifikasi terhadap faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui

peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kawasan. Data eksternal dikumpulkan

untuk menganalisis hal-hal eksternal dimana kawasan beroperasi. Hal tersebut

penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kawasan. Variabel-variabel peluang dan ancaman yang

dihadapi oleh kelompok pembudidaya rumput laut di kecamatan sanrobone

adalah sebagai berikut:

a. Peluang(Opportunity)

Peluang adalah perubahan yang dapat dilihat sebelumnya dalam waktu dekat,

dimasa mendatang yang akan memberikan keuntungan bagi kegiatan usaha.

58

Peluang-peluang yang dimiliki oleh kelompok pembudidaya rumput laut di

Kecamatan Sanrobone adalah:

1. Kemudahan akses modal apa bila berbadan hukum menjadi koperasi

Sala satu fungsi dari sebuah koperasi adalah membantu setiap

anggotanya dalam segi modal,modal yang di berikan oleh koperasi adalah modal

yang jelas dan memiliki bunga yang tidaak lebih besar selain itu keuntungan dari

koperasi pun akan di berikan oleh para anggotanya.hal ini menjadi dasar bahwa

apa bila kelompok usaha berkembang menjadi sebuah koperasi maka

penyaluran modal akan tercapai dan jelas.

2.Adanya aturan UUD mengenai penyaluran bantuan harus melalui sebuah

koperasi

Mengacu pada peraturan menteri kelautan perikanan tentang pemberian

bantuan harus melalui sebuah koperasi dapat di manfaatkan oleh kelompok

pembudidaya menjadi sebuah koperasi sehing bantuan dari pemerintah

tersalurkan dengan jelas.

3.Permintaan pasar semakin meningkat

Dari tahun ketahun permintaan ekspor rumput raut semakin

meningkat,berdasarkan hitungan rata-rata kebutuhan ekspor mencapai 200.000

ton pertahun.Hal ini dapat di manfaatkan petani rumput laut untuk memproduksi

hasil rumput laut lebih banyak sehingga pendapatan akan lebih meningkat dan

peluang perkembangan usaha terbuka lebar.

b. Ancaman

Ancaman adalah gejala-gejala yang merupakan dampak negatif atas

keberhasilan usaha, namun umumnya berada diluar kendali usaha. Apabila

ancaman tersebut tidak diatasi maka akan menjadi ganjalan bagi usaha yang

bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

59

Adapun ancaman yang dihadapi oleh kelompok pembudidaya rumput laut dalam

perkembangannya menjadi sebuah koperasi adalah

1.Ketidak mampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan berkoperasi

Proses administrasi merupakan hal wajib yang harus di perhatikan dalam

suatu badan hukum khususnya dalam sebuah koperasi,karna administrasi

merupakan syarat manajemen yang baik dalam menjalankan suatu badan

usaha, ketidak mampuan kelompok dalam memenuhi syarat adminstrasi

merupakan sebuah ancaman dalam perkembangan kelompok menjadi sebuah

koperasi.

2.Ketidak sadaran masyarakat akan manfaat koperasi

Manfaat sebuah koperasi sangatlah besar dalam perkembangan sebuah

usaha hal ini di lihat dari beberapa prinsip-prinsip koperasi.Di Kecamatan

Sanrobone pengetahuan masyarakat mengenai sebuah koperasi masi sangat

minim hal ini menjadi sebuah ancaman berkembangnya sebuah kelompok

menjadi sebuah koprasi .

3.Peranan iptek yang semakin meningkat

Perkembangan IPTEK yang dari tahun ketahun semakin berkembang

mendorong pemanfaatan IPTEK untuk kegiatan suatu badan usaha,mulai dari

alat atau mesin penbunjang kegiatan produksi sampai pemanfaatan media social

untuk sebuah pemasaran produk.Hal ini menjadi sebuah ancaman pabila

masyarakat sangat susah atau menerima atapun mengikuti perkembangan

sebuah IPTEK .

c. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Hasil identifikasi yang telah dipaparkan di atas pada peluang

(Opportunities) dan ancaman (Threats) dalam kelompok pembudidaya rumput

laut kecamatan sanrobone kemudian disusun dalam suatu tabelIFAS (Internal

60

Strategic Factors Analysis Summary) untuk merumuskan faktor–faktor strategis

internal yang dapat digunakan dalam menyusun strategi kebijakan.

Tabel 17. EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) kelompok

pembudidaya di kecamatan takalar.

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating B x R Keterangan

Peluang

1

Kemudahan akses modal

apabila berbadan hUkum

menjadi koperasi

0.20 4 0.8

Merupakan salasatu

prinsip dasar dari sebuah

koperasi membantu

permodalan oleh para

anggot-anggotanya.

2

Adanya aturan UUD

tentang pemberian

bantuan melalui koperasi

0.20 4 0.8

Para anggota kelompok

akan mudah

mendapatkan sebuah

bantuan dari pemerintah

karna mengacu pada

amanah Pasal 298 ayat 5

UU 23/2014 Kelompok

perikanan harus berbadan

hukum

3 Permintaan pasar yang

semakin meningkat 0.10 2 0.2

Dari tahun ke tahun

permintaan pasar baik

ekspor maupun non

ekspor semakin

meningkat.

Jumlah 0.50 1.8

Ancaman

1

Ketidak mampuan

kelompok dalam

memenuhi kebutuhan

administrasi dalam

berkoperasi

0.15 3 0.45

Administrasi yang wajib di

lengkapi dalam menjalani

badan usaha koperasi

menjadi beban bagi

masyarakat

2

Ketidak sadaran

masyarakat akan manfaat

koperasi

0.20 4 0.8

Masyarakat Sanrobone

beranggapan bahwa

kelompok dan koperasi

tdk jauh berbeda.Hal ini

membuat masyarakat

acuh tak acuh tentang

manfaat sebuah koperasi

61

3 Peran iptek yang

meningkat 0.15 3 0.45

Kurangnya keterbukaan

dan penerimaan hal-hal

baru

Jumlah 0.50 1.7

Total 1 3.5

Sumber: Data primer setelah diolah, 2017.

Berdasarkan hasil analisis faktor strategis Eksternal (EFAS) berupa

peluang dan ancaman diperoleh nilai peluang sebesar 1.8 dan nilai ancaman

sebesar 1.7 dengan jumlah total sebesar 3.5 skala (0-4). Ini menunjukkan bahwa

secara eksternal kelompok pembudidaya rumput laut berpotensi di kembangkan

menjadi sebuah koperasi.

Untuk menentukan titik koordinat kuadran (X,Y) pada diagram SWOT

menggunakan rumus :

Titik Koordinat (X) = (Kekuatan - Kelemahan)

2

= (1.9 - 1.7)

2

= 0.1

Titik Koordinat (Y) = (Peluang - Ancaman)

2

= (1.8 - 1.7)

2

= 0.05

Gambar 5.

62

Hasil dari nilai diagram diatas menyatakan bahwa nilai berada pada kuadran

I (positif, positif) yang artinya bahwa Ini menandakan sebuah kebijakan yang kuat

dan berpeluang. Kuadran I adalah Kondisi progresif yang artinya bahwa

kebijakan yang dirumuskan sangat dimungkinkan untuk dilakukan, sehingga

diperoleh kemajuan secara maksimal.

Tabel 18. Matriks Analisis SWOT INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan ( Strengths )

a. Jumlah anggota memenuhi

syarat menjadi koperasi

b. Memiliki legalitas jelas

c. Potensi wilayah memadai

dalam kelanjutan produksi

Kelemahan(Weaknesses)

a. Keterbatasan modal

b. Kurangnya kesadaran

berkoperasi

c. Masih lemahnya dukungan ilmu

pengetahuan dan teknologi

Peluang(Opportunities)

a. Kemudahan akses modal

apabila berbadan hukum

koperasi

b. Adanya aturan UUD

tentang pemberian bantuan

melalui koperasi

c. Permintaan pasar yang

semakin meningkat

Strategi S >< O

1. Memberikan kemudahan ruang

bagi kelompok untuk

mendirikan koperasi

2. Mengoptimalkan syarat-syarat

pembentukan koperasi.

3. Meningkatkan kualitas sarana

untuk kegiatan produksi guna

menghasilkan hasil produksi

yang berkualitas

Strategi W >< O

7. Pengoptimalan peran

lembaga-lembaga

keuangan di tingkat desa

8. Mengadakan sosialisasi

secara langsung

mengenai koperasi dan

UUD yang berlaku

9. Meningkatkan minat

petani dalam

memanfaatkan

perkembangan

teknologi.

Ancaman ( Threats )

a. Ketidak mampuan

kelompok dalam

memenuhi kebutuhan

administrasi berkoperasi

b. Ketidak sadaran

masyarakat akan

manfaat koperasi

c. Peranan iptek yang

meningkat

Strategi S >< T

4 Memfasilitasi anggota

kelompok dalam dalam

memenuhi syarat-syarat

pembentukan koperasi

5 Membangun jiwa

berkoperasi dengan

mengoptimalkan

sosialisasi.

6 Memanfaatkan

perkembangan teknologi

Strategi W >< T

10. Memberikan fasilitas

berupa permodalan

guna perkembangan

kelompok menjadi

koperasi yang lebih maju

11. Memberikan penyuluhan

dan pendidikan tentang

pentingnya koperasi

12. Meningkatkan kualitas

SDM dalam menghadapi

perkembangan IPTEK.

63

Berdasarkan matriks analisis SWOT di atas dapat di lihat bahwa ada

beberapa strategi yang dapat di lakukan dalam proses pengembangan kelompok

pembudidaya rumput laut menjadi koperasi.

1. Strategi S – O (Strenghts – Opportunities)

Strategi ini disusun dengan menggunakan seluruh kekuatan dan peluang

yang dimiliki. Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain:

Memberikan kemudahan ruang bagi kelompok untuk mendirikan koperasi.

Kelompok pembudidaya yang ada di kecamatan Sanrobone meiliki

potensi besar untuk di jadikan sebagai koperasi hal ini bisa di manfaatkan

pemerintah untuk mengembangkan sebuah kelompok menjadi koperasi

dengan meberikan sebuah ruang bagi ketua dan anggota-anggota

kelompok angar jalan dan syarat-syarat pembentukan koperasi dapat

mudah di wujudkan.

Mengoptimalkan syarat-syarat pembentukan koperasi.

Mengacu pada amanah Pasal 298 ayat 5 UU 23/2014 tentang, kelompok

perikanan diarahkan untuk berbadan hukum.

Meningkatkan kualitas sarana untuk kegiatan produksi guna

menghasilkan hasil produksi yang berkualitas

Di area pembudidaya kecamatan sanrobone masi sangat minim saran

penunjang kegiatan produksi. Mengacu pada apa yang di kemukakan

Moenir (1992) : 119) bahwa sarana adalah segalah jenis

peralatan,perlengkapan kerja,dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat

utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan,dan juga dalam rangka

kepentingan yang sedang berhubungan dalam organisasi kerja.

64

2. Strategi S – T (Strenghts – Threats)

Strategi ini dilakukan dalam rangka memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.Adapun strategi yang dilakukan adalah:

Memfasilitasi anggota kelompok dalam dalam memenuhi syarat-syarat

pembentukan koperasi

Dalam hal ini peran pemerintah sangat di butuhkan terhadap

pembentukan koperasi di kecamatan sanrobone dengan memanfaatkan

potensi-potensi yang ada di kelompok pembudidaya dikecamatan

Sanrobone

Membangun jiwa berkoperasi dengan mengoptimalkan sosialisasi.

Pandangan masyarakat terhadap koperasi sangatlah minim,dari hasil

percakapan yang kami dapat di lapangan terhadap beberapa responden

kami menyimpulkan pendapat mereka bahwa” koperasi sama saja

dengan kelompok jika mau ki bentukki lagi jadi koperasi ribetki lagi

kepengurusannya”. Hal ini menjadi bukti bahwa fungsi dari sebuah

koperasi sangatlah minim di mata masyarakat. Maka dari itu pentingnya

optimalisasi sosialisasi tentang betapa pentingnya sebuah koperasi

terhadap perkembangan kelompok mereka.

Memanfaatkan perkembangan teknologi

Di kehidupan modern ini kehidupan manusia tidak dapat di pisahkan dari

ilmu pengetahuan dan teknologi atau biasa kita sebut IPTEK,mulai dari

masalah yang kecil sampai masalah yang fital semua tidak lepas dari

IPTEK, kita senantiasa membutuhkan sebuah sarana yang membantu

dan memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal.Khususnya

masyarakat sanrobone harus memanfaatkan betul perkembangan

teknologi yang ada untuk mendukung produksi tani rumput laut agar

menghasilkan kualitas yang lebih bermutu,selain itu juga bisa membantu

65

jaringan pemasaran hasil produksi yang luas dengan memanfaatkan

social media yang semakin berkembang.

3. Strategi W – O (Weakness – Opportunities)

Strategi ini di jelaskan tentang pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara mengatasi kelemhan yang di miliki.Adapun strategi yang dapat di

lakukan yaitu:

Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga keuangan di tingkat desa

Modal merupakan sesuatu yang wajib kegiatan produksi apalagi modal

adalah salasatu faktor yang menunjang berkembangnya suatu usaha. Hal

ini menjadi masalah yang terjadi oleh pelaku usaha rumput laut di

kecamatan Sanrobone.Dari hasil wawancara yang kami dapat mayoritas

mereka mengeluh dari segi modal usaha mereka.Dalam hal ini

pemanfaatan lembaga-lembaga keuangan sangatlah berperan penting

dalam penyediaan modal dalam perkem bangan usaha rumput laut di

kecamatan Sanrobone.Di mana lembaga keuangan di harapkan

memfasilitasi masyarakat dalam segi modal untuk perkembangan usaha

mereka.

Mengadakan sosialisasi secara langsung mengenai koperasi dan UUD

yang berlaku.

Sosialisasi sangat penting dalam perkembangan pengetahuan

masyarakat khususnya masyarakat kecamatan sanrobone.Apa lagi

adanya aturan yang menekankan bahwa kelompok harus menjadi

koperasi bantuan bisa tersalurkan.Sosialisasi yang di berikan kepada

masyarakat harus berbobot tentang penekanan aturan UUD yang berlaku

dan peran pentingnya sebuah koperasi dalam perkembangan

kelompoknya.

66

Meningkatkan minat petani dalam perkembangan teknologi

Salasatu masalah yang terjadi di petani rumput laut di kecamatan

Sanrobone adalah mereka sangat minim dalam memanfaatkan

perkembangan teknologi yang ada ,selain karna mempertahankan faktor

tradisi yang sudah melekat juga pengetahuan tentang penggunaan

teknologi yang semakin canggih yang menurut mereka sangat susah

untuk di manfaatkan.Dalam hal ini penerapan pengetahuan pendidikan

mengenai perkembangan teknologi haruslah di tekankan secara matang

mulai dari teknologi produksi dan juga teknologi pemasaran sehingga

permintaan pasar terpenuhi.

4. Strategi W – T (Weakness – Threats)

Strategi ini untuk mengatasi kelemahan yang berpadu dengan ancaman

harus segera diatasi. Untuk mengatasi dapat diambil strategi sebagai berikut :

Memberikan fasilitas permodalan guna perkembangan kelompok menjadi

koperasi yang lebih maju.

Memberikan bantuan modal untuk setiap anggota kelompok sangatlah

berpengaruh dalam perkembangan kelompok tersebut. Dari data hasil

wawan cara yang kami dapat di setiap kelompok mayoritas masalah

setiap kelompok yaitu modal.

Memberikan penyuluhan dan pendidikan tentang pentingnya koperasi

Penyuluhan dan pendidikan mengenai betapa pentingnya sebuah

koperasi merupakan hal wajib yang harus di tanamkan di setiap anggota

kelompok di kecamatan sanrobone.Mayoritas setiap anggota kelompok di

kecamatan sanrobone belum memiliki pemahanman betapa pentingnya

sebuah koperasi dalam menyelesaikan berbagai masalah,baik itu

masalah keluarga mereka maupun kelompok. Dalam hal ini fasilitas

Meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi perkembangan iptek.

67

Peningkatan sumberdaya manusia sangatlah penting untuk menghadapi

perkembangan IPTEK yang dari tahun ketahun semakin berkembang. Hal

ini dapat di antisipasi melalui pemberian pelatihan-pelatihan penggunaan

teknologi-teknologi baru yang dapat menunjang perkembangan suatu

usaha khususnya budidaya rumput lau,dan pengenalan alat-alat modern

baik produksi maupun pemasaran.

68

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1.Potensi kelompok pembudidaya rumput laut

Dari hasil analisis yang kami dapat produksi rumput laut sangatlah besar

hal ini di karenakan permintaan rumput laut yang semakin tahun semakin

meningkat dan juga wilayah produksi rumput laut sangat lah produktif untuk

tempat budidaya rumput laut.Hal ini menjadi penunjang besarnya potensi

kelompok pembudidaya rumput laut untuk semakin berkembang.

2.Prospek pengembangan rumput laut berbadan hukum menjadi koperasi

Dari hasil analisis yang kami dapat dengan menggunkana analisis SWOT

,berikut beberapa poin yang di miliki kelompok usaha di kecamatan sanrobone

kabupaten takalar yang harus di perhatikan dalam perkembangannya menjadi

sebuah koperasi :

Jumlah anggota memenuhi syarat menjadi koperasi

Memeliki legalitas yang jelas

Potensi wilayah yang memadai dalam kegiatan produksi rumput laut

Keterbatasan sebuah modal

Kurangnya kesadaran berkoperasi

Masi lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diatas maka ada beberapa saran

yang dapat disampaikan :

1. Perlu adanya peran pemerintah dalam hal pemberian modal kepada para

kelompok pembudidaya rumput laut yang ada di kecamatan sanrobone untuk

69

pengembangan usaha yang dimiliki serta peran pemerintah dalam penetapan

harga rumput laut sehingga masyarakat pembudidaya memiliki jaminan harga

yang kuat terhadap hasil budidayanya

2. Perlu adanya pelatihan atau penyuluhan kepada pembudidaya untuk

meningkatkan pengetahuan tentang manfaat pentingnya sebuah koperasi dalam

perkembangan usaha mereka.

70

DAFTAR PUSTAKA

Agusanty, Harnita.2009. Kemitran Usaha di kabupaten takalar

Bangun, Dr. Wilson, S.E., M.Si. 2010. Teori Ekonomi Mikro PT. Refika Aditama. Bandung.

Badan Pusat Statistik (BPS).2016.Kabupaten Takalar(Kecamatan

Sanrobonr).Sulawesi Selatan.

Gerungan Wa,1991.Kelompok Sosial

Gufron,2001.Rumput Laut

Kadri Usma,2001.Budidaya Rumput Laut

Huraera dan purwanto,2006.Kelompok Sosial

Jana,2006.Budidaya Rumput Laut,anggadiredjo

Koentjaraningrat, 1994. Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Mattuada, 1997. Sketsa Pemikiran Tentang Kebudayaan Kemanusiaan dan

Lingkungan Hidup. Hasanuddin University Press, Ujung Pandang.

Mulyadi, 2007. Ekonomi Kelautan. Jakarta [ID]: PT.Raja Grafindo Persada.

Notji, A, 1987. Laut Nusantara. Djembatan. Jakarta. 367 hal.

Othmer,1986 dan Anonim.1977 dalam Anggadiradja dkk, 2006

Rangkuti, Freddy. 2015. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisniks.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Santoso. N. 2011.Perbedaan antara Rajungan dan kepiting.

Satria A. 2009a. Globaisasi Perikanan. Reposisi Indonesia. Bogor [ID]: IPB

Press.

Soerhartono, irawan. 2009. Metode penelitian sosial. Rosda .bandung

71

L

A

M

P

I

R

A

N

72

Lampiran 1 Kuisioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Judul Penelitian :

Analisis Potensi Pengembangan Kelompok Pembudidaya Rumput Laut

Menjadi Koperasi di Kabupaten Takalar

(Studi Kasus Kecamatan Sanrobone)

I. Identitas Responden

1. Nama Responden :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Alamat :

Kelurahan/Kecamatan :

5. Pendidikan Terakhir ;

a. Tidak tamat SD

b. SD

c. SMP

d. SMA/SMK

e. Perguruan Tinggi / Akademik

6. Pekerjaan

Utama :

Sampingan :

7. Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah* (*coret yang tidak

perlu)

8. Jumlah Tanggungan Keluarga (jika sudah menikah): ...........Orang

No. Responden :

Tgl. Wawancara :

Kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan penelitian penyusunan skripsi sarjana (S1), Jadi

saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara(i) untuk mengisi kuesioner ini dengan baik

dan benar sehingga dapat menjadi data yang objektif. Atas bantuan kerjasamanya saya

mengucapkan banyak terima kasih.

73

II. Tanggapan Responden terhadap keadaan kelompok usahanya sampai

sekarang ini

1. Apakah dengan adanya kelompok usaha ini dapat membantu memenuhi

kebutuhan anda ?

a. Sangat membantu b. mebantu c. sangat kurang membantu b.Tidak

membantu

2. Apakah anda merasa kelompok usaha ini perlu di kembangkan lagi ?

a. perlu b. Sangat perlu c. tidak perlu d. sangat tidak perlu

3. Apakah anda perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk

kelompok usaha anda ?

a.perlu b.sangat perlu c. Tidak perlu d.sangat tidak perlu

4. Apakah kelompok usaha anda sering mendapatkan bantuan dari

pemerintah

a. ya b. Tidak

III. Peluang kelompok usaha menjadi koperasi.

1.Apakah perlu kelompok usaha ini perlu di kembangkan menjadi sebuah

koperasi...?

*Berikan Alasan Anda :

....................................................................................................................

....................................................................................................................

2.apa kah kelompok usaha ini memiliki legalitas dari pemerintah

setempat

*sebutkan dan jelaskan :

....................................................................................................................

....................................................................................................................

3.Berapa jumlah anggota kelompok sampai saat ini

*sebutkan:

....................................................................................................................

....................................................................................................................

74

2. Menurut anda apakah kekurangan dari kelompok usaha anda sampai

sekarang ini.

*sebutkan dan jelaskan :

....................................................................................................................

....................................................................................................................

Lampiran 2 Dokumentasi penelitian

Legalitas kelompok usaha ALAM JAYA DAN PARAIKATTE

75

76

77

78

Proses wawancara salasatu responden