peranan guru, orang tua dalam mencegah - Repository IAIN ...
pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi ...
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH
ALIYAH PONDOK PESANTREN AL-HAMIDIYAH
Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Rahmawati Wulandari
NIM. 1112015000068
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI EKONOMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH STATUS SOSL4L EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH
ALIYAH PONDOK PESANTREN AL-HAMIDIYAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenulii Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Rahmawati Wulandan
NIM 1112015000068
Mengesahkan:
Skripsi I
Pembin ScriDSi II
Dr. TetkuRathli Zakaria, MA Tti Harjawáti, M. NIP. 195'0902 197903 1 001 NIDN. 24118001
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY4RIF IHDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMB1NG
PENGARUII STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERI{ADAP MOT1VASI I3ELAJAR SISWA DI MADRASAH
ALIYAH PONDOK PESANTREN AL-HAMLDIYAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Rahmawati Wulandari
NIM: 1112015000068
Mengesahkan:
Pembjnbingjkripsi II
NIP. 19520902 197903 1 001
N1DN. 2014118001
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah", oleh Rahma\vati Wulandari, Nomor Induk Mahasiswa 1112015000068, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 06 Januari 2017 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (Si) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 06 Januari 2017
Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan
Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan IPS)
Dr. Iwan Purwanto. M.Pd 4).61
NIP. 19730424200801 1 012
Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan P. IPS)
Drs. Svaripulloh. M.Si NIP. 19670909200701 1 033
Doseii Peiiguji 1
Dr. Nurochim, MM NIP. 19590715 198403 1 003
Dosen Penguji 2
Andri Noor Ardiansyah, M.Si NIP. 19840312201503 1002
Jé-oi-i7
Mengetahui Dekan Fakultas mu Tarbiyah c kT 1eguru
UIN Syari I yatull J akarta
Prof. Dr. Ahm ib Ra' a, MA NIP. 19559421 \8203 1 007
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di hawah mi:
Narna : Rahmawati Wulandari
NIM :1112015000068
Jurusan : Pendidikan IPS/ Ekonomi
Judul Skripsi : Pengaruh Status Sosial Ekonorni Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di Madrasab Aliyah Pondok Pesantren A1-l-Iamidiyah
Dengan mi menyatakan bahwa:
I. Skripsi mi merupakan hasil karya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah ZD
satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata (SI) di Universitas
Islam Negeri Syarif i-I idayatullah Jakarta.
2. Scmua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan telab saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidavatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terhukti bahv;a karva mi hukan hasil karya ash saya atau
jiplakan clan karya orang lain, maka saya bersedia menenima sanksi
berdasarkan ketentuan yang benlaku di Universitas Islam Negeni Syanif
1-Iidavatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Desember 2016
j\\ I \ .MP.EJ-
I DF843506421 * Rahrnawati S*Vulandar i
NIM. 1112015000068
i
ABSTRAK
Rahmawati Wulandari (1112015000068). Judul Skripsi “Pengaruh
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah”. Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh status
sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa di madrasah aliyah
pondok pesantren al-hamidiyah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Madrasah
Aliyah di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Depok . Teknik pengambilan sampel
yaitu simple random sampling dengan sampel sebanyak 34 responden. Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup
signifikan antara pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi
belajar siswa di madrasah aliyah pondok pesantren al-hamidiyah, depok. Hasil ini
ditunjukan pada nilai Sig sebesar 0,001 pada koefesien regresi lebih kecil dari
nilai probabilitas (0,001 < 0,05) dengan pengujian hipotesis juga dapat ditunjukan
bahwa thitung > ttabel atau ditafsirkan dengan nilai 3,620 > 2,036 maka dalam
penelitian Ha = diterima dan Ho = ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang cukup signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap
motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah pondok pesantren al-hamidiyah.
Dengan demikian peningkatan motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh status
sosial ekonomi orang tua.
Kata kunci: Status Sosial Ekonomi, Motivasi Belajar, Pondok Pesantren.
ii
ABSTRACT
Rahmawati Wulandari (1112015000068). Thesis entitle "The Influence of
Parents Socio-economics Status through Student Motivation in Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah". Education Department of Social
Sciences. Tarbiyah Faculty and Teaching. State Islamic University (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
The aim of this study is to measure how much influence parents socio-
economic status through students' motivation in madrasah aliyah boarding school
al-Hamidiyah.
The method in this research used a descriptive method with quantitative
approach. The population in this study is the Madrasah Aliyah in Pondok
Pesantren Al-Hamidiyah, Depok. The sampling technique is simple random
sampling with a sample of 34 respondents. The instrument used was a
questionnaire. Data analysis technique used is a simple linear regression
analysis.
The results showed that there is a significant influence between parents
socio-economic status through students' motivation in madrasah aliyah boarding
school al-Hamidiyah, Depok. These results are shown in the Sig 0,001 on
regression coefficient is less than the probability value (0.001 < 0.05) with
hypothesis testing can also be shown that thitung > ttabel or interpreted with a value
of 3.620 > 2.036, so in this study Ha = accepted and Ho = rejected , This shows
that there is significant influence between parents socio-economic status through
students' motivation in Madrasah Aliyah boarding school al-Hamidiyah.
Therefore the increase students motivation is influenced by parents socio-
economic status.
Keywords: Socio-Economic Status, Motivation, Boarding School.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan ridho-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Hamidiyah” untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat beserta
salam semoga selalu tercurahkan pada sang baginda alam, Nabi besar Muhammad
SAW, Beserta keluarga, sahabat, beserta umatnya.
Sebagai mahluk sosial pada umumnya, penulis menyadari bahwa
pengetahuan, pemahaman, pengalaman, kemampuan dan kekuatan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dalam
proses penyelesaian skripsi ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga penyusunan
skripsi berjalan lancar.
Maka dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yang senantisa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya.
3. Bapak Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yang juga senantisa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya.
4. Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Dosen Penasehat Akademik.
5. Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA dan Ibu Tri Harjawati, M.Si., selaku
Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu serta selalu
iv
sabar dalam membimbing, memberi petunjuk dan nasehat kepada penulis
dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
6. Ibu Annisa Windarti, M.Si., selaku dosen pembimbing PPKT yang telah
banyak membantu saya dalam melaksanakan pengabdian di sekolah.
7. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada saya baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik, dan
juga selalu berusaha meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya.
8. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan
ilmu kepada penulis. Yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu,
namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
9. Ayahanda Kastono dan Ibunda Evayanti yang telah membesarkan dan
mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas setiap
cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu mengiringi setiap derap
langkah penulis. Terima kasih juga atas dukungan berupa moril maupun
materil yang luar biasa selalu kalian berikan dan nomor satukan ditengah-
tengah kesibukan kalian untuk penulis.
10. Arrum Nisa (kakak), Rahmania Syifa dan Aisyah Azzahratunnisa (adik)
yang senantiasa selalu membantu penulis dalam kondisi apapun.
11. Bapak Suyatno, S.Si, M.Pd., selaku kepala Madrasah Aliyah yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al-
Hamidiyah.
12. Seluruh adik-adik Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Al-hamidiyah
bersedia meluangkan waktunya tatkala penulis melakukan penelitian.
13. Kepada sahabat yang selalu menemani setiap langkah penulis,
Savinatunnaja dan Anissa Ramadanti.
14. Sahabat perjuanganku, Inayati Ma’rifah dan Via Oktaviani yang telah
menemani dan mewarnai perjalanan masa kuliahku yang penuh dengan suka
dan duka dalam berorganisasi dan tak pernah menyerah untuk saling
menyemangati serta terus berjuang demi menjadi seseorang yang lebih baik.
15. Sahabatku tercinta MERCON Family’s : Inayati Ma’rifah, Via Oktaviani,
Dekcut Hafidhah N, Anna Nuryuliani, Nur Aini, Nurlela, Windy Sartika L
v
dan untuk paling spesial my travelmate Lusy Alfiah, yang dengan kerelaan
hati selalu meluangkan waktunya, membantu dan menemani penulis yang
sedang bersama-sama berjuang untuk menempuh gelar sarjana.
16. Seluruh saudara sehimpun. Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) Cabang
Ciputat dan Komisariat Tarbiyah. Terimakasih atas segala pengalaman serta
ilmu yang telah diberikan. YAKUSA!
17. Seluruh kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
18. Seluruh keluarga besar Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FITK) periode 2015 yang telah
memberikan banyak dukungan serta doa agar penulis menyelesaikan
skripsinya.
19. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 2012
20. Para adik-adik seperjuangan Dini Utami dan Zefi Khomara yang banyak
memberikan bantuan serta motivasi.
21. Dan semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta,21 Desember
2016
Penulis
vi
Rahmawati Wulandari
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR HALAMAN
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PERNYATAAN UJI REFERENSI
PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 8
D. Perumusan Masalah ............................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Status Sosial Ekonomi ......................................................... 9
1. Pengertian Status Sosial Ekonomi .................................. 9
2. Variabel Status Sosial Ekonomi ...................................... 11
a. Penghasilan ......................................................... 12
b. Pekerjaan ............................................................ 14
c. Pendidikan ........................................................... 15
3. Tingkatan dalam Status Sosial Ekonomi ....................... 15
vii
B. Motivasi Belajar ................................................................... 17
1. Pengertian Motivasi ....................................................... 17
2. Macam-macam Motivasi ................................................ 19
3. Fungsi Motivasi .............................................................. 19
4. Pengertian Motivasi Belajar ............................................ 20
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .... 22
a. Faktor Instrinsik ........................................................ 22
b. Faktor Ekstrinsik ....................................................... 23
C. Pondok Pesantren ................................................................. 26
1. Pengertian Pondok Pesantren .......................................... 26
2. Kegiatan Santri ................................................................ 28
D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 30
E. Kerangka Berfikir ................................................................ 35
F. Hipotesis Penelitian ............................................................. 38
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 39
B. Metode Penelitian ................................................................ 40
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 40
1. Populasi ........................................................................... 40
2. Sampel ............................................................................. 41
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 43
E. Instrumen Penilaian ............................................................. 44
1. Status Sosial Ekonomi ................................................... 44
a. Definisi Konseptual ................................................. 44
b. Definisi Operasional ................................................ 44
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................. 44
2. Motivasi Belajar ............................................................. 45
a. Definisi Konseptual ................................................. 45
b. Definisi Operasional ................................................ 46
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................. 46
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 47
viii
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 49
1. Tahap Persiapan Data ...................................................... 49
2. Mengolah dan Menganalisis Data ................................... 51
a. Uji Pra Syarat ............................................................ 51
b. Uji Regresi Linear Sederhana ................................... 52
c. Koefesien Korelasi .................................................... 53
d. Koefesien Determinasi .............................................. 53
e. Uji T .......................................................................... 54
H. Hipotesis Statistik ................................................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................... 55
B. Hasil Data Penelitian dan Analisis ...................................... 57
1. Hasil Angket Penelitian ................................................. 57
2. Hasil Pengujian Instrumen ............................................. 73
a. Uji Validitas Instrumen ............................................ 73
b. Uji Reliabilitas Instrumen ........................................ 75
3. Hasil Uji Pra Syarat ....................................................... 79
a. Uji Normalitas ......................................................... 79
b. Uji Linearitas ........................................................... 80
4. Hasil Analisis Data ........................................................ 80
a. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana......................... 80
b. Hasil Uji Koefesien Korelasi ................................... 82
c. Hasil Uji Koefesien Determinasi ............................. 83
5. Pengujian Hipotesis ....................................................... 84
C. Pembahasan Penelitian ........................................................ 85
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 88
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 89
B. Implikasi .............................................................................. 89
C. Saran .................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................... 37
Gambar 4.1 Grafik Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ................... 57
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa .......................... 79
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kegiatan Harian Santri .................................................................. 28
Tabel 2.2 Kegiatan Mingguan Santri ............................................................ 29
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan .............................. 33
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 39
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian............................................................ 41
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................. 42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X .................................... 45
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Y .................................... 46
Tabel 3.6 Skor dan Alternatif Jawaban Variabel Status Sosial Ekonomi Or-
ang Tua .......................................................................................... 50
Tabel 3.7 Skor dan Alternatif Jawaban Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 50
Tabel 3.8 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan .................................. 53
Tabel 4.1 Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa dengan Status Sosial Eko-
nomi Orang Tua ............................................................................ 58
Tabel 4.2 Meminum Susu Setiap Hari .......................................................... 58
Tabel 4.3 Bapak/ Ibu Selalu Memenuhi Peralatan Sekolah .......................... 59
Tabel 4.4 Jadwal Bapak/ Ibu Memberikan Uang Saku ................................. 59
Tabel 4.5 Jumlah Uang Saku yang diberikan oleh Bapak/ Ibu ..................... 60
Tabel 4.6 Pekerjaan Bapak ............................................................................ 61
Tabel 4.7 Pekerjaan Ibu ................................................................................. 61
Tabel 4.8 Bapak/ Ibu Memiliki Pekerjaan Sambilan .................................... 62
Tabel 4.9 Status Kepemilikan Rumah Bapak ................................................ 62
Tabel 4.10 Harta Milik Bapak Selain Rumah ................................................. 63
Tabel 4.11 Kendaraan Pribadi yang digunakan............................................... 63
Tabel 4.12 Jumlah Anak Bapak & Ibu ............................................................ 64
Tabel 4.13 Penghasilan Rata-rata Bapak Setiap Bulan ................................... 64
Tabel 4.14 Penghasilan Rata-rata Ibu Setiap Bulan ........................................ 65
Tabel 4.15 Pengeluaran yang Paling Besar dalam Keluarga........................... 65
xii
Tabel 4.16 Perbandingan Antara Pendapatan dan Pengeluaran ...................... 66
Tabel 4.17 Belajar Agar Mendapatkan Nilai yang Bagus ............................... 67
Tabel 4.18 Takut Mendapatkan Sanksi Jika Nilai Rendah ............................. 67
Tabel 4.19 Orang Tua Selalu Rutin Mengunjungi .......................................... 68
Tabel 4.20 Kesulitan Mengatur Jadwal Belajar dengan Kegiatan Pesantren .. 68
Tabel 4.21 Ibu Selalu Menjadi Pendengar yang Baik ..................................... 69
Tabel 4.22 Semakin Termotivasi Jika Dipuji Karena Nilai yang Bagus......... 69
Tabel 4.23 Termotivasi untuk Mengungguli Teman yang Mendapatkan Nilai
Tinggi ............................................................................................ 70
Tabel 4.24 Mendapatkan Penghargaan adalah Tujuan Utama dalam Belajar . 70
Tabel 4.25 Orang Tua Jarang Memperhatikan Kesulitan Belajar ................... 71
Tabel 4.26 Merasa Cukup atas Apa yang Telah Dicapai dalam Belajar Sela-
ma ini ............................................................................................. 71
Tabel 4.27 Orang Tua Selalu Memberikan Bimbingan dan Semangat dalam
Belajar ........................................................................................... 72
Tabel 4.28 Suasana Pesantren yang Damai dan Sejuk Membuat Senang Be-
lajar di Pesantren ........................................................................... 72
Tabel 4.29 Tabel Penolong Validitas Variabel X............................................ 73
Tabel 4.30 Tabel Penolong Validitas Variabel Y............................................ 74
Tabel 4.31 Tabel Penolong Reliabilitas Variabel X ........................................ 75
Tabel 4.32 Tabel Penolong Reliabilitas Variabel Y ........................................ 77
Tabel 4.33 Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 80
Tabel 4.34 Tabel Penolong untuk Mencari Konstanta a dan b ....................... 80
Tabel 4.35 Tabel Perhitungan untuk Mencari Koefesien Korelasi ................. 82
Tabel 4.36 Hasil Uji Koefesien Determinasi................................................... 83
Tabel 4.37 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ............................................................. 84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan dari MA Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Depok
Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Profil Sekolah
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 9 Angket Uji Coba
Lampiran 10 Angket Penelitian
Lampiran 11 Foto Pengisian Angket
Lampiran 12 Biodata Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Artinya
dalam perkembangan kebudayaan manusia, pendidikan merupakan tolak ukur
untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu kebudayaan manusia pada masa dan
bangsa tertentu. Suatu bangsa dapatlah dikatakan maju jika didalamnya terdapat
pendidikan yang mampu menjadi pelapis dalam setiap diri manusianya. Sumardi
Suryabrata di dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan “Pendidikan
dilakukan sejak anak manusia pertama lahir kedunia, telah dilakukan usaha untuk
pendidikan, kendatipun dengan cara yang sangat sederhana. Jadi masalah
pendidikan adalah masalah setiap orang dari dahulu hingga sekarang, dan
diwaktu-waktu yang akan datang”.1
Pendidikan itu sudah ada dan sudah dilakukan sejak kecil, contohnya dari
lahir orang tua sudah mengajarkan dan mendidik anaknya dengan cara yang
mudah dipahami seperti mengajarkan anak caranya berjalan, caranya berbicara
juga caranya agar anak dapat menghafal benda-benda. Pendidikan yang
ditanamkan oleh orang tua sejak dini bisa berupa moral, nila-nilai, hingga agama.
Orang tua tiada hentinya bersabar untuk mendidik anaknya agar menjadi anak
yang cerdas dan berguna untuk masyarakat.
Pendidikan sudah diterapkan dari dulu hingga sekarang dan tidak akan pernah
lepas dari setiap diri seseorang, karena apapun yang ada dalam diri seseorang dan
kehidupannya akan bergantung pada pendidikan. Semua yang diajarkan bukan
semata-mata hanya untuk hari ini atau esok, tetapi akan berguna untuk masa yang
1 Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet.18, h.1
2
akan datang. Namun untuk saat ini masalah yang sering muncul dalam hal
pendidikan di era modern yaitu pola asuh orang tua yang hanya memberikan
fasilitas kepada anak tanpa memperhatikan secara keseluruhan kegiatan anak,
berdasarkan hasil wawancara dengan Fadel sebagai alumni dari pondok pesantren
Darunnajah di Jakarta, mengatakan bahwa memberikan fasilitas yang berlebih
kepada anak tanpa diawasi bisa menyebabkan anak melakukan hal yang tidak
baik.2
Para pakar ekonomi-pendidikan memandang pendidikan sebagai investasi
atau penanaman modal. Artinya, berapapun dana yang dibelanjakan untuk
pendidikan dianggap sebagai modal yang ditanam. Secara individual (mikro),
seseorang yang menanam investasi, yakni mengeluarkan dana untuk keperluan
pendidikannya (expenditure), berharap akan memperoleh keuntungan setelah ia
menyelesaikan pendidikan dan memanfaatkan hasil yang diperoleh dari
pendidikan itu. Biasanya penganut pandangan seperti ini menghitung keuntungan
dari menanam investasi (rate of return) dalam pendidikan, seperti halnya orang
yang menanamkan modalnya dalam kegiatan bisnis yang bersifat komersial.3
Pendidikan maupun pengajaran merupakan suatu perkembangan dan
pertumbuhan manusia yang terus menerus dalam bentuk generasi tua
mengajarkan kepada generasi yang lebih muda, saling berbagi dari hasil
pengalaman hidup mereka. Perkembangan dan kemajuan peradaban
manusia disebabkan oleh salah satunya yaitu pendidikan dan pengajaran.
Abdullah Idi mengatakan, “Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anak
agar menjadi anggota masyarakat yang berguna”.4
Sekolah menjadi tempat belajar kedua bagi anak setelah keluarga. Berbeda
dengan keluarga, pendidikan dalam sekolah dilakukan secara formal dan
terstruktur. Pendidikan dalam sekolah juga pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama dalam pendidikan di keluarga, sekolah pun ingin anak didiknya menjadi
2 Hasil wawancara Fadel Muhammad Anugrah Alumni Pondok Pesantren Darunnajah, Senin 29
Agustus 2016 3 Sa’id Aqiel Siradj et al, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Cet. 1, h.172 4 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, h.61
3
manusia yang bermanfaat dimanapun mereka berada. Dengan segala ilmu yang
telah diberikan dan pengajaran yang didapat, diharapkan mereka dapat
menerapkannya dengan baik. Maka dari itu, dengan jalur pendidikan sumber daya
manusia itu dibentuk menjadi generasi penerus bangsa yang berprestasi serta
dapat memajukan dan menyelamatkan bangsanya dari kebodohan. Dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah anak diajarkan juga untuk mengenal dan
mencintai bangsanya agar kelak dapat turut aktif dalam pembangunan bangsa.
Kekhawatiran masyarakat yang mengeluh bahwa akhlak dan perilaku pelajar
dewasa ini cenderung merosot dengan berbagai tindakannya yang merisaukan
banyak pihak. Karena itu, saat ini banyak orang tua yang mempercayakan
pesantren dan menyerahkan anaknya ke pesantren agar dapat dibekali ilmu agama
sehingga terbebas dari segalah hal kegiatan yang negatif dan merugikan. Namun
permasalahan yang kerap terjadi ketika orang tua memutuskan untuk menitipkan
anaknya di pesantren mereka melupakan peran orang tua dan menyerahkan
seluruhnya kepada pesantren atau pihak sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibrahim salah satu santri pondok
pesantren Al-hamidiyah, mengatakan bahwa ada beberapa santri yang mengalami
hal tersebut. Menurut Ibrahim, hal tersebut biasanya terjadi kepada santri yang
merantau, juga kesibukan orang tuanya yang bekerja. Sehingga kurangnya
kunjungan yang dilakukan oleh orang tua dan menyebabkan anak jadi malas
belajar.5
Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih
dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian
asrama-asrama para santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bamboo, atau
barangkali berasal dari kata Arab, funduq, yang artinya hotel atau asrama.
Terlepas dari asal-usul kata itu berasal dari mana, yang jelas ciri-ciri umum
keseluruhan pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang asli Indonesia,
5 Hasil wawancara Ibrahim Santri Kelas XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-hamidiyah,
Selasa 20 September 2016
4
yang pada saat ini merupakan warisan kekayaan bangsa Indonesia yang terus
berkembang.6 Metode pembelajaran pesantren yang paling mendukung
terbentuknya pendidikan karakter para santri adalah proses pembelajaran yang
integral melalui metode belajar-mengajar (dirasah wa ta’lim), pembiasaan
berprilaku luhur (ta’dib), aktivitas spiritual (riyadhah), serta teladan yang baik
(uswah hasanah) yang dipraktikkan atau dicontohkan langsung oleh kyai dan para
ustadz dalam kesehariannya.
Secara tidak langsung, pesantren mengajarkan para santri untuk menghargai
perbedaan suku, ras, bahasa serta menciptakan pergaulan. Para santri yang belajar
di pesantren datang dari berbagai penjuru Tanah air dengan latar belakang suku
dan bahasa yang berbeda-beda. Pergaulan lintas suku, bahasa dan daerah
menjadikan para santri menyadari kebinekaan yang harus dihargai dan
menghayati semboyan bangsa kita, “Bhinneka Tunggal Ika”. Selain itu kegiatan
santri juga dikontrol melalui ketetapan dalam peraturan/ tata-tertib. Semua ini
mendukung terwujudnya proses pendidikan yang dapat membentuk karakter
mulia para santri, dimana dalam kesehariannya mereka dituntut untuk hidup
mandiri dalam berbagai hal. Mulai dari persoalan yang sederhana seperti
mengatur keuangan yang dikirim orang tua agar cukup untuk sebulan, mencuci
pakaian, belajar adaptasi kepada orang yang baru dikenal, penyesuaian tempat
tinggal, budaya antri, sampai ada persoalan yang serius seperti belajar dan
memahami pelajaran.
Keberhasilan anak dalam kegiatan belajar pada masa usia sekolah juga sangat
dipengaruhi oleh berbagai motivasi, dan salah satunya adalah motivasi belajar.
Sardiman mengatakan “motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang
bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memilki motivasi
6 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), Cet. 8, h.41
5
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar”.7
Beriringan dengan tumbuhnya motivasi belajar, maka setiap anak akan merasa
bahagia serta bersemangat dalam belajar. Motivasi yang timbul akan menjadikan
keinginan anak bukan hanya untuk mengetahui tetapi lebih kepada untuk
memahami hasil pembelajaran tersebut. Dalam hal ini jelas kita mengetahui
bahwa belajar adalah hal yang paling utama dalam pendidikan pesantren maupun
sekolah.
Seringkali masalah belajar di dalam pesantren yang dominan dialami oleh
santri adalah penyesuaian diri terhadap tugas-tugas pesantren. Perubahan jadwal
dan kegiatan yang padat membuat santri kesulitan dalam menyesuaikan diri di
lingkungan pesantren. Hal ini di ungkapkan oleh Savina salah satu alumni
pondok pesantren Darunnajah di Jakarta.8
Menurut Savina, padatnya jadwal yang harus diterima oleh santri terkadang
membuat kondisi yang berbeda dan berdampak terhadap pola kehidupannya.
Dalam kegiatan pendidikan formal pada umumnya, peserta didik hanya
melakukan kegiatan belajar ± 6-7 jam dalam sehari. Dalam lingkungan pondok
pesantren santri mempunyai kegiatan rutin yang harus dilakukan mulai dari
bangun tidur di waktu subuh hingga tidur kembali di malam hari. Santri
diwajibkan untuk melakukan kegiatan belajar dan keagamaan baik yang bersifat
wajib seperti sekolah, sholat berjama’ah, hafalan surat ataupun kegiatan yang
bersifat sunnah seperti kegiatan ekstrakulikuler.
Didalam berlangsungnya kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari masalah
ekonomi. Kebutuhan ekonomi yang tak terbatas membuat masalah ekonomi
selalu mengikuti dalam setiap kehidupan manusia, dan terkadang menjadi
penyebab berubahnya sikap seseorang. Biasanya masalah ekonomi terjadi di
7 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2012), Cet.21, h.75.
8 Hasil wawancara Savina Alumni Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, Senin 29 Agustus
2016
6
kalangan yang memiliki status ekonomi rendah, misal dalam hal pendidikan yang
terjadi yaitu masalah kurangnya kemampuan orang tua dalam memberikan
fasilitas yang memadai untuk anak belajar sehingga menurunkan tingkat
kepercayaan diri anak, atau ketidakmampuan orang tua dalam menyekolahkan
anaknya.
Hal ini diungkapkan oleh Ibrahim, salah satu santri madrasah aliyah pondok
pesantren Al-hamidiyah yang merupakan kerabat dari objek penelitian. Ibrahim
mengatakan bahwa kurangnya kemampuan orang tua menyebabkan beberapa
anak menyendiri atau jarang bergabung, namun sikap menyendirinya lebih di isi
dengan kegiatan belajar sehingga menyebabkan nilai anak tersebut lebih tinggi
dibanding teman yang lain.9
Menurut Nasution “kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam
struktur sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau
kedudukan individu, apakah ia di atas atau di bawah status orang lain
mempengaruhi peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan
atau status seseorang”.10
Setiap orang di dalam masyarakat pasti mempunyai status atau kedudukan.
Dan dalam tiap kedudukan seseorang menjalankan peranan sesuai dengan
statusnya. Akan tetapi setiap orang dalam membawakan perananannya pastilah
berbeda. Misalnya seorang orang tua dapatlah bersikap demokratis dalam
peranannya. “Kesetaraan berasal dari kata “tara”, yang berarti sama (tingkatan
dan kedudukan). Dengan demikian, kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan
atau kedudukan yang sama. Kesetaraan diperoleh melalui sikap dan perlakuan
9 Hasil wawancara Ibrahim Kelas XII Santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren AL-
hamidiyah, Selasa 20 September 2016 10
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet.1, h.73
7
yang sama terhadap sesama manusia, tanpa membedakan warna kulit, suku,
agama, jenis kelamin, kelas sosial-ekonomi dan sebagainya”.11
Oleh karena itu, banyak hal yang terkait dengan unsur pendidikan, maka tidak
heran pula jika ada beberapa masalah yang terkait dengan pendidikan. Kondisi
sosial ekonomi menjadi salah satu masalah bagi orang tua dalam melengkapi
kebutuhan anaknya serta akan mempengaruhi motivasi anak dalam belajar untuk
kedepannya.
Beradasarkan dengan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas
“Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah-
masalah yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pola mendidik anak yang salah
2. Kesibukan orang tua menyebabkan minimnya kedatangan, sehingga tingkat
motivasi belajar siswa rendah
3. Kurangnya motivasi anak dalam belajar disebabkan karena kesulitan anak
dalam menyesuaikan diri dengan tugas-tugas di dalam pesantren
4. Tingkat status sosial ekonomi orang tua menyebabkan kurang percaya diri
anak dalam pergaulan
11
Lanny Octavia, Ibi Syatibi, Mukti Ali, Roland Gunawan, Ahmad Hilmi, Pendidikan Karakter
Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta: Rumah Kitab, 2014), Cet. 1, h.111
8
C. Pembatasan Masalah
Karena banyaknya masalah yang dicakup dalam judul ini, dan agar peneliti
terfokus pada satu objek kajian serta tidak mengembang, maka penelitian ini
dibatasi sebagai berikut:
1. Kesibukan orang tua menyebabkan minimnya kedatangan, sehingga
tingkat motivasi belajar siswa rendah
2. Kurangnya motivasi anak dalam belajar disebabkan karena kesulitan anak
dalam menyesuaikan diri dengan tugas-tugas di dalam pesantren
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan
dirumuskan sebagai berikut: “bagaimana pengaruh status sosial ekonomi orang
tua terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Hamidiyah?”
E. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang sudah
dikemukakan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa
besar pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa di
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Bagi pihak sekolah yaitu memberikan informasi kepada pihak sekolah
mengenai motivasi belajar siswa, bagi orang tua yaitu memberikan masukan
kepada orang tua agar selalu menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa, dan
bagi siswa yaitu agar siswa dapat lebih memahami keadaan status sosial ekonomi
orang tuanya sehingga lebih termotivasi dalam belajarnya
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Status Sosial Ekonomi
1. Pengertian Status Sosial Ekonomi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia status adalah “keadaan atau
kedudukan (orang, badan, dsb) dalam hubungan dengan masyarakat di
sekelilingnya”.1
Menurut Mayor Polak, “status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial
seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat”.2
Sedangkan menurut Amin Nurdin “status adalah posisi sosial seseorang
pada kedudukan tertentu yang mendapat pengakuan sosial”.3
Soerjono Soekanto membedakan status dengan status sosial; status
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial,
hubungan antara seseorang dalam satu kelompok atau lebih besar dari
kelompok tersebut. Sedangkan status sosial diartikan sebagai tempat
seseorang secara umum dalam masyarakat yang saling berkaitan, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestisenya4 dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya.5
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “ekonomi adalah ilmu mengenai
asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan
(seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan)”.6
Suherman mengatakan “istilah ekonomi itu lahir di Yunani, dan dengan
sendirinya istilah ekonomi itu pun berasal dari kata-kata bahasa Yunani pula.
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.1, h.858
2 Abdulsyani, Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
Cet.4, h.91-92 3 Amin Nurdin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi: Pengantar untuk Memahami Konsep-
Konsep Dasar, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet.1,
h. 45 4 Prestise (KBBI) adalah wibawa (perbawa) yang berkenaan dengan prestasi atau
kemampuan seseorang 5Abdulsyani, loc. cit h.92
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, loc.cit , h.220
10
Asal katanya adalah Oikos Nomos. Orang-orang Barat menerjemahkannya
dengan management of household or estate (tata laksana rumah tangga atau
pemilikan)”.7
Damsar mengatakan ekonomi merupakan kata serapan dari
bahasa Inggris, yaitu economy. Sementara kata economy itu sendiri
berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomike yang berarti pengelolaan
rumahtangga. Adapun yang dimaksud dengan ekonomi sebagai
pengelolaan rumahtangga adalah suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan
pengalokasian sumberdaya rumahtangga yang terbatas diantara
berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha,
dan keinginan masing-masing.8
Henry mengatakan “kata ekonomi berarti kegiatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan atau wants (untuk peningkatan
kualitas kehidupan atau kesejahteraan) masyarakat”.9
“Ekonomi didefinisikan agak longgar, yaitu sebagai serangkaian kegiatan
produksi dan konsumsi yang saling berkaitan”.10
Sedangkan Ilmu ekonomi di definisikan oleh Lukman yaitu “suatu Ilmu
pengetahuan yang mempelajari bagaimana tingkah laku manusia dalam usaha
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, dengan mengadakan pemilihan
diantara berbagai alternatif pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang
tersedianya relatif terbatas/ langka”.11
Malo memberikan batasan tentang status sosial ekonomi yaitu “Status
Sosial Ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu didalam struktur tertentu dalam
7 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekeatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro & Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet.11, h. 4 8 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. Pertama, Cet. 1, h.
9-10 9 Henry Faizal Noor, Ekonomi Publik, (Padang: Akademia Permata, 2013), Cet.1, h. 10
10 Richard G. Lipsey et all, Pengantar Mikro Ekonomi, Jilid 1,(Jakarta: Erlangga, 1997),
Ed.8, Cet.7, h. 49 11
Lukman, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta &
Jakarta Press, 2007), Cet.1, h. 2
11
sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak
dan kewajiban yang baru dimainkan oleh si pembawa status”.12
FS. Chapin mendefinisikan “status sosial ekonomi sebagai posisi yang
ditempati individu atau keluarga berkenaan dengan pengukuran rata-rata yang
umum berlaku tentang pemikiran kultural, pendapatan efektif, pemilikan
barang-barang, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dan
komunitasnya”.13
Menurut Ormrod status sosioekonomi sebuah keluarga- baik status sosial
ekonomi yang tinggi, status sosial ekonomi menengah, ataupun status sosial
ekonomi yang rendah –memberi petunjuk pada kita tentang kedudukan
keluarga di dalam masyarakat: seberapa besar fleksibilitas yang dimiliki
anggota keluarga dalam hal tempat tinggal dan apa yang mereka beli,
seberapa besar pengaruh mereka dalam pengambilan keputusan secara
demokratis ataupun otoriter, kesempatan pendidikan apa yang dapat mereka
tawarkan kepada anak-anak mereka, dan masih banyak lagi.14
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah
tingkatan atau kedudukan seseorang atau sebuah keluarga di tengah
masyarakat dan posisi yang disandangnya dikaitkan dengan berbagai faktor
diantaranya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan
orangtua responden.
2. Variabel Status Sosial Ekonomi
Warner menjelaskan indek ciri-ciri status sosial yang terdiri atas 4
komponen:
a. Pekerjaan
b. Sumber pendapatan
c. Tipe rumah
d. Kawasan tempat tinggal15
12
Ade Citra Fadila & Dewi Ayu Hidayati, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua
terhadap Perilaku Anak”, Jurnal Sociologie, Vol. 1, 2013, h. 263-264 13
Kaare Svalastoga, Diferensi Sosial, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet.1, h. 26 14
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Perkembangan, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), Ed.6, h.187 15
Kaare Svalastoga, loc.cit., h. 27
12
Nasution menjelaskan bahwa adapun “kriteria sosial ekonomi untuk
membedakan berbagai golongan sosial seperti jabatan, jumlah dan sumber
pendapatan, tingkat pendidikan, agama, jenis dan luas rumah, lokasi rumah,
asal keturunan, partisipasi dalam kegiatan organisasi, dan hal-hal yang
berkaitan dengan status sosial seseorang”.16
Menurut Gerungan “yang menjadi kriteria rendah-tingginya status sosial-
ekonomi adalah jenis dan lokasi rumahnya, penghasilan keluarga, dan
beberapa kriteria lainnya mengenai kesejahteraan keluarga”.17
Ormrod juga mengatakan “konsep status sosioekonomi (seringkali
disingkat SES) mencakup sejumlah variabel, termasuk penghasilan keluarga,
tingkat pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua”.18
a. Penghasilan
Suherman menjelaskan “adanya pembedaan yang sering kali
membingungkan tentang pengertian pendapatan (income) dan
penghasilan (earning), karena penghasilan bisa jadi lebih besar
daripada pendapatan sebab secara teoritis, penghasilan bruto atau
biasa disebut sebagai penghasilan bersih harus dikurangi dengan
setiap ongkos yang dikorbankan oleh seseorang demi
mendapatkannya pendapatannya”.19
Menurut Henry “parameter dari kesejahteraan masyarakat secara
ekonomi ada 2 (dua), yaitu adanya penghasilan (income) yang memadai,
dan tersedianya pilihan barang dan jasa dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumsi”.20
Gunadi pun mengatakan “tanpa adanya sumber asal aliran secara
berulang-ulang suatu kemampuan ekonomis tidak dapat dianggap
penghasilan”.21
“Secara akuntansi, penghasilan (income) berarti suatu penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (PSAK Nomor 23 Buku
16
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet.1, h.28 17
Gerungan W.A, Psikologi Sosial, Ed.3, (Bandung: Refika Aditama, 2004), Cet.1, h. 197 18
Jeanne Ellis Ormrod, op.cit h.187 19
Suherman Rosyidi, op.cit h. 101 20
Henry Faizal Noor, op.cit, h. 4 21
Gunadi, Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 44
13
SAK Tahun 1999). Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) dan
keuntungan (gains)”.22
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “penghasilan adalah perbuatan
(cara, proses) menghasilkan atau bisa disebut sebagai pendapatan, yaitu
perolehan (uang yang diterima dsb)”. 23
Menurut Tulus T.H Tambunan “pendapatan artinya pembayaran yang
didapat karena bekerja atau menjual jasa, tidak sama dengan pengertian
kekayaan”.24
Menurut Yusuf dan Yuni “Pendapatan adalah penerimaan bersih
seseorang, baik berupa uang atau natura25
. Secara garis besar
pendapatan dapat digolongkan menjadi 3 golongan:
1) Gaji dan upah
Imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan
pekerjaan untuk orang lain.
2) Pendapatan dari usaha sendiri
Merupakan nilai total hasil produksi dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan (baik dalam bentuk uang atau natura). Tenaga
kerja keluarga dan nilai sewa kapital milik sendiri (tanah, ternak,
alat pertanian, dan lain-lain) tidak diperhitungkan. Dengan
demikian pendapatan dari usaha tani misalnya, merupakan
penerimaan atas tenaga kerja keluarga, tanah dan managemen
(return to family labor, land and management).
3) Pendapatan dari sumber lain
Pendapatan yang diperoleh tanpa pencurahan tenaga kerja,
antara lain:
a) Menyewakan asset; ternak, rumah dan barang lain
b) Bunga uang
c) Sumbangan dari pihak lain
d) Pensiun”26
Sedangkan menurut Kaare sumber pendapatan digolongkan
sebagai berikut:
1) Kekayaan warisan (tertinggi)
2) Kekayaan yang diperoleh dari usaha
3) Keuntungan dan bayaran
22
Ibid., 23
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, h.300 24
Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), Cet.
Pertama, h. 97. 25
Natura (KBBI) adalah barang yang sebenarnya, bukan dalam bentuk uang (tt
pembayaran) 26
Yusuf Saefudin dan Yuni Marisa, ”Perubahan Pendapatan dan Kesempatan Kerja”, Rural
Dynamics Series, No. 26, 1984, h. 10.
14
4) Gaji
5) Upah
6) Dana hasil usaha pribadi
7) Dana bantuan pemerintah dan penghasilan gelap27
Badan Pusat Statistik yang dikutip oleh Mulyadi menjelaskan
indikator tingkat pendapatan sebagai berikut:
Rendah < Rp 1.500.000
Sedang Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000
Menengah Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000
Tinggi > Rp 5.000.00028
Pendapatan atau income, membutuhkan tersedianya sumber nafkah
atau penghasilan, yaitu lapangan pekerjaan.29
b. Pekerjaan
Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia harus bekerja
untuk mendapatkan pendapatan agar kebutuhan hidupnya tercapai, maka
dari itu setiap manusia harus memiliki pekerjaan atau profesi yang
dijadikan sebagai identitas dirinya, “profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang biasanya memerlukan persiapan dan keahlian dan biasanya
memiliki kode etik”.30
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “pekerjaan adalah barang apa
yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb); tugas kewajiban; hasil
bekerja; perbuatan”.31
Menurut Yusuf dan Yani pekerjaan dikelompokkan ke dalam 9
sektor, yaitu: petani, buruh tani, industri rumah tangga/ kerajinan,
buruh industri, buruh bangunan, angkutan, dagang, jasa dan
professional tatalaksana administrasi. Masing-masing sektor dibagi
lagi dalam sub-sub sektor yang kesemuanya berjumlah 56 jenis
kegiatan. Untuk penyederhanaan dalam analisa, maka dalam tabel-
tabel yang disajikan, kegiatan/ pekerjaan dikelompokkan ke dalam 6
27
Kaare Svalastoga, op.cit h. 27-28 28
Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Akan
Dampak Konversi Lahan, (Skripsi UIN Jakarta, 2015), h.18, tidak dipublikasikan. 29
Henry Faizal Noor, op.cit, h. 4 30
Oding Supriadi, Profesi Guru dan Langkah Pengembanganya, Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED Vol. 5, No. 1, 2008, h. 36. 31
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, h.428
15
kegiatan, yaitu: usahatani padi, usahatani non padi, buruh tani,
dagang, industri rumah tangga/ kerajinan dan buruh non pertanian.32
Soekidjo juga menjelaskan “tenaga kerja mencakup antara lain:buruh
atau karyawan, petani, nelayan, pekerja-pekerja sektor non-formal,
pegawai negeri, dan sebagainya”.33
Menurut Jeffries “pekerjaan merupakan segi penting dari kelas.
Dikemukakannya pula bahwa pendidikan sering menjadi prasyarat bagi
pekerjaan tertentu”.34
c. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan, yang
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hidup untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa kini ataupun masa yang
akan datang.35
3. Tingkatan dalam Status Sosial Ekonomi
Tingkat status sosial ekonomi seseorang adalah tingkatan diperoleh dari
tingkatan yang ada di dalam masyarakat. Aristoteles membagi masyarakat
secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:36
a. Golongan sangat kaya,
b. Golongan kaya, dan
c. Golongan miskin
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti
piramida:
32
Yusuf Saefudin dan Yuni Marisa, op.cit, h. 11. 33
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), h.200 34
Sunarto Kamanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UniversitIndonesia,
2004), h. 94 35
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), Ed.Pertama, h. 60 36
“Kelas Sosial, Status Sosial, Peranan Sosial dan Pengaruhnya”
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=84&lvl1=4&lvl2
=0&lvl3=0&kl=11,
16
1= golongan sangat kaya
2= golongan kaya
3= golongan miskin
a. Golongan pertama: Merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. mereka terdiri dari pengusaha,
tuan tanah dan bangsawan.
b. Golongan kedua: Merupakan golongan yang cukup banyak
terdapat di dalam masyarakat. mereka terdiri
dari para pedagang, dan sebagainya.
c. Golongan ketiga: Merupakan golongan terbanyak dalam
masyarakat. mereka kebanyakan rakyat
biasa.
Karl Marx juga membagi masyarakat ke dalam tiga golongan,
yaitu:37
a. Golongan kapitalis atau borjuis: adalah mereka yang menguasai
tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah: terdiri dari para pegawai pemerintah
c. Golongan proletar: adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan
alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau
pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah lebih sering dimasukkan
dalam kategori golongan kapitalis, karena dalam kenyataannya
golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Sehingga hanya
terdapat dua golongan masyarakat, yaitu golongan kapitalis atau
borjuis dan golongan proletar.
“Warner menemukan enam golongan yakni golongan “upper-upper, lower-
upper, upper-middle, lower-middle, upper-lower, lower-lower”. Jadi dapat
dibedakan golongan atas, menengah, dan bawah dan tiap golongan terbagi pula
dalam dua bagian yakni bagian atas dan bawah sehingga terdapat enam
golongan”.38
Gerungan mengatakan bahwa walaupun status sosial-ekonomi orang tua
memuaskan, tapi apabila mereka tidak pernah peduli atau hanya sesekali
memperhatikan pendidikan anaknya hal tersebut tidak akan menguntungkan bagi
37
Ibid., 38
Nasution, op.cit, h.28
1
2
3
17
perkembangan sosial anaknya. Pada akhirnya, perkembangan sosial anak itu bisa
dtentukan dari banyak faktor di luar dirinya dan di dalam dirinya, sehingga sulit
untuk menentukan faktor mana yang menyebabkan kesulitan pada saat anak
mengalami kegagalan.39
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sardiman “kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagi
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”.40
Menurut Sumardi “motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, guna
mencapai suatu tujuan”.41
Sedangkan menurut Hamzah “motif adalah daya penggerak dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan
tertentu”.42
Motif itu merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua
penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada
hakikatnya mempunyai motif. Juga tingkah laku yang disebut tingkah laku
secara refleks dan yang berlangsung secara otomatis, mempunyai maksud
tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia. Motif-
motif manusia dapat bekerja secara sadar, dan juga secara tidak sadar bagi
diri manusia.43
39
Gerungan, op.cit, h. 196 40
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2012), Cet. Ke-21, h. 73 41
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2005), Ed
5, Cet. 13, h. 70. 42
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.3, h. 3 43
Gerungan W.A, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1988), Cet.11, h.140.
18
“Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/
mendesak”.44
Menurut Ormrod “motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan
(energize), mengarahkan dan mempertahankan perilaku; motivasi membuat
siswa bergerak, menempatkan mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga
mereka agar terus bergerak”.45
Menurut Mc. Donald, “motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan”.46
Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen penting.47
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi
seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan
Menurut Hamzah “motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh
adanya rang-sangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang
berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/ aktivitas tertentu
lebih baik dari keadaan sebelumnya”.48
“Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasismenya dalam melaksanakan
suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri
(motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)”.49
44
Sardiman A.M, op.cit, h. 73
45 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang,
Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2008), Ed.6, h.58. 46
Sardiman A.M, op.cit, h. 74 47
Ibid,. 48
Hamzah B. Uno, op.cit, h. 9 49
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
PT. Prestasi Pustakarya, 2011), Cet. Pertama, h. 79.
19
2. Macam-macam Motivasi
Sumardi membedakan adanya dua macam motif, yaitu a. motif-motif
ekstrinsik dan b. motif-motif intrinsik.
a. Motif-motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar.
b. Motif-motif intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar.50
Hamzah juga menjelaskan perbedaan motivasi ekstrinsik dan
motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik berisi:
1) Penyesuaian tugas dengan minat
2) Perencanaan yang penuh dengan variasi
3) Respon siswa
4) Kesempatan peserta didik yang aktif
5) Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya,
dan
6) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Sedangkan motivasi instrinsik berisi:
1) Penyesuaian tugas dengan minat
2) Perencanaan yang penuh dengan variasi
3) Umpan balik atas respon siswa
4) Kesempatan respons peserta didik yang aktif, dan
5) Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas
pekerjaannya51
Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel di
dalam buku Martinis, diantaranya adalah; 1) Belajar demi memenuhi
kewajiban; 2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan;
3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan; 4)
Belajar demi meningkatkan gengsi; 5) Belajar demi memperoleh
pujian dari orang yang penting seperti orang tua dan guru; 6) Belajar
demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi
persyaratan kenaikan pangkat/ golongan administratif.52
3. Fungsi Motivasi
Tiga fungsi motivasi menurut Sardiman:
50
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),
Cet. 13, h. 72-73 51
Hamzah B. Uno, op.cit, h. 9 52
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: gaung Persada
Press, 2006), Cet.2, h. 179
20
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menetukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.53
Sedangkan fungsi motivasi bagi manusia menurut Hamzah adalah:
a. Sebagai motor penggerak bagi manusia
b. Menentukan arah perbuatan
c. Mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh
d. Menyeleksi perbuatan diri54
Motivasi memiliki tujuan dan fungsi yang sangat menunjang siswa di
dalam proses kegiatan belajar dan memiliki peranan yang sangat penting
antara lain, yaitu mendorong siswa untuk berbuat melakukan sesuatu yang
akan dicapainya, menentukan arah perbuatan kepada tujuan yang akan
dicapainya, menyeleksi perbuatan dengan menentukan hal-hal apa saja yang
harus dilakukan dengan tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan menyisihkan hal-hal yang sekiranya tidak memberikan manfaat dalam
mencapai tujuan.55
4. Pengertian Motivasi Belajar
Slameto mengatakan bahwa “belajar ialah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
53
Sardiman A.M, op.cit, h. 85 54
Hamzah B. Uno, op.cit, h.64 55
Evi Fitriyanti, “Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Layanan Konseling
terhadap Prestasi Belajar pada Mata pelajaran IPS”, Jurnal Sosio e-Kons, Vol. 7, 2015, h. 92-93
21
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.56
Muhibbin mengatakan “belajar juga dapat dipahami sebagai proses yang
dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui
serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada”.57
Sardiman mengatakan “belajar itu senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”.58
Djamarah dalam bukunya juga menjelaskan bahwa “belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.59
Hamzah menjelaskan lebih jauh lagi bahwa “belajar adalah proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara
individu dan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal dan
nonformal”.60
Menurut Sardiman “motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis
yang bersifat non-intelektual”.61
Sedangkan Abd. Rachman Abror menyatakan bahwa “motivasi belajar
dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar
dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu
tujuan”.62
56
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet.5, h. 2 57
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. 4, h.
69 58
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
Cet. Ke-22, h. 20 59
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet.3, h.13. 60
Hamzah B. Uno, op.cit, h. 22 61
Sardiman A.M, op.cit, h. 75 62
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
h. 114
22
Martinis juga mengatakan bahwa “motivasi belajar merupakan daya
penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan
belajar dan menambah keterampilan, pengalaman”.63
Sedangkan Evi Fitriyanti menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan
faktor yang menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi belajar dapat menentukan baik
tidaknya individu khususnya siswa sebagai peserta didik didalam mencapai
tujuan dalam proses belajar, sehingga semakin besar motivasinya maka akan
semakin besar juga kepercayaan, kegigihan, dan kesuksesan untuk
meningkatkan prestasi dalam belajar.64
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
“Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik”.65
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari siswa
itu sendiri/ intrinsik adalah:
1) Minat
Minat merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu, dimana
minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi
lebih mudah dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang
mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik.
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa pada objek
tertentu yang dianggap penting. Dari rasa ketertarikan terhadap
sesuatu akan membentuk motivasi yang akhirnya terimplementasikan
dalam perilaku belajarnya. Syarat yang penting untuk memulai
sesuatu adalah minat terhadap apa yang akan dimulai dan dipelajari.
63
Martinis Yamin, op.cit, h. 173 64
Evi Fitriyanti, op.cit, h. 92. 65
Hamzah B. Uno, op.cit, h.23
23
2) Cita-cita
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan serta oleh perkembangan
kepribadian. Cita-cita untuk menjadi seseorang yang diinginkan
(gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar. Seseorang
dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang sesuai maka
akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar untuk bisa
meraih apa yang diinginkan.
3) Kondisi siswa
Kondisi-kondisi tersebut baik fisik maupun emosi yang dihadapi
oleh peserta didik akan mempengaruhi keinginan individu untuk
belajar dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk melakukan
sesuatu dalam kegiatan belajar. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat
akan menumbuhkan motivasi belajar. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan terganggu. Keadaan emosional dan sosial
berupa perasaan tertekan, yang selalu dalam keadaan takut akan
kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang
kuat tidak dapat belajar efektif. Demikian pula anak yang tidak
disukai oleh teman dan lingkungan sosialnya akan menemui kesulitan
belajar.66
b. Menurut Elliot et al berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar yang berasal dari luar individu/ ekstrinsik, adalah:
1) Kecemasan terhadap hukuman
Motivasi ekstrinsik berkenaan dengan intensif eksternal seperti
penghargaan dan hukuman. Motivasi belajar dapat muncul jika ada
kecemasan atau hukuman yang menyertai atau melandasi
pembelajaran. Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip
bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) dimasa
66
“Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Motivasi Belajar”, http://sainsjournal-
fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45907-PENDIDIKAN-
Faktorfaktor%20yang%20berpengaruh%20terhadap%20motivasi%20belajar.html, Minggu, 21
Agustus 2016
24
lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan
perilaku yang terkena hukuman (punishment). Maksudnya disini
adalah seseorang jika mendapatkan hukuman akan lebih
dikembangkan motivasinya kedepan agar tidak terkena hukuman
kembali. Motivasi dengan kekerasan (motivating by force) yaitu
memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan
agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
2) Penghargaan dan pujian
Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda-
beda untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan
hukuman juga dapat dilakukan dengan penghargaan atau pujian.
Motivasi bisa muncul jika terdapat penghargaan atau pujian yang
layak yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Penghargaan
(reward) menimbulkan efek diantaranya yaitu:
a) Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar
b) Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu
untuk mencoba tugas-tugas yang menantang
c) Penghargaan dapat mempertahankan perilaku tertentu hanya
dalam waktu jangka pendek.
3) Peran orang tua
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar siswa. Seiring dengan perkembangan jaman, dalam kenyataan
sering tidak terasa lelah terdapat pergeseran fungsi peran orang tua
pendidikan anaknya. Kebanyakan para orang tua menyerahkan
sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal seharusnya
orang tua memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih
sehingga dapat memunculkan motivasi belajar anak. Keterlibatan
orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu diusahakan,
baik berupa perhatian bimbingan kepada anak maupun berprestasi
secara individual dan selektif terhadap sekolah dan kegiatannya, serta
memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam proses belajar.
25
4) Peran pengajar
Peran pengajar dalam membangkitkan motivasi dalam diri peserta
didiknya agar makin aktif belajar. Strategi utama dalam mebangkitkan
motivasi belajar pada dasarnya terletak pada guru atau pelajar itu
sendiri. Membangkitkan motivasi belajar tidak hanya terletak
bagaimana peran pengajar, namun banyak hal yang
mempengaruhinya. Kreatifitas serta aktifitas pengajar harus mampu
menjadi inspirasi bagi para siswa sehingga siswa akan lebih terpacu
motivasi untuk belajar, berkarya dan berkreasi.
5) Kondisi lingkungan
Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar berupa keadaan alam, tempat
tinggal, pergaulan sebaya dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu
kondisi lingkungan yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar.
Lingkungan yang aman, nyaman, dan bisa disesuaikan sendiri dapat
menumbuhkan dorongan untuk belajar. Sebaliknya lingkungan yang
kurang menyenangkan seperti kegaduhan, kekacauan dan tidak adanya
privasi dapat mengganggu kapasitas untuk berkonsentrasi dan
menumbuhkan keinginan untuk tidak belajar.67
Slameto menjelaskan “penghargaan merupakan kebutuhan rasa berguna,
penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang-orang lain. Secara tidak
langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan
lain sebagainya”.68
Ngalim Purwanto menjelaskan tentang peranan orang tua yang terdiri
dari peranan Ibu dan Ayah.
a. Peranan Ibu
1) Sumber dan pemberi kasih sayang,
2) Pengasuh dan pemelihara,
3) Tempat mencurahkan isi hati,
4) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga,
5) Pembimbing hubungan pribadi,
67 Ibid,. 68
Slameto, op.cit, h.171
26
6) Pendidik dalam segi-segi emosional.
b. Peranan Ayah
1) Sumber kekuasaan di dalam keluarga,
2) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,
3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga,
4) Pelindung terhadap ancaman dari luar,
5) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan,
6) Pendidik dalam segi-segi rasional.69
Dalam buku Slameto, “Sutjipto Wirowidjojo menegaskan pernyataannya
yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama”.
Orang tua yang kurang/ tidak mau memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya
mereka tidak menganggap penting kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar,
tidak memantau kegiatan anaknya dalam belajar sehingga tidak mengetahui
kesulitan-kesulitan apa saja yang sedang dihadapi oleh anak dalam belajar dapat
menyebabkan anak tidak/ kurang berhasil dalam belajarnya.70
Slameto juga menjelaskan bahwasanya keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan
lain-lain, juga membutuhkan fasilitas-fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya
dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.71
C. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “pondok adalah madrasah dan
asrama (tempat mengaji, belajar agama Islam)”.72
Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para
santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bamboo, atau barangkali berasal
dari kata Arab, funduq, yang artinya hotel atau asrama. Terlepas dari asal-usul
kata itu berasal dari mana, yang jelas ciri-ciri umum keseluruhan pesantren
69
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet.20, h. 82-83 70
Slameto, op.cit, h.61 71
Ibid., h.63 72
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, h.695
27
adalah lembaga pendidikan Islam yang asli Indonesia, yang pada saat ini
merupakan warisan kekayaan bangsa Indonesia yang terus berkembang.73
Tambahan kata “pesantren” merupakan kata benda bentukan dari
kata santri yang mendapat awalan “pe-“ dan akhiran “-an”,
“pesantrian”. Menurut buku Babad Cirebon, “santri” berasal dari kata
“chantrik,” yang berarti orang yang sedang belajar kepada seorang
guru. Jadilah bentukan kata baru “pesantrian” (orang Jawa
mengucapkannya “pesantren”). Dengan demikian, pesantren adalah
sebuah tempat dimana para santri menginap dan menuntut ilmu
(mathlab).74
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “pesantrian (pesantren) tempat
untuk tinggal dan belajar para santri”.75
Pesantren adalah sebuah kompleks dengan lokasi yang umumnya
terpisah dari kehidupan di sekitarnya. Dalam kompleks itu berdiri beberapa
buah bangunan, diantaranya: rumah kediaman pengasuh, sebuah surau atau
masjid, tempat pengajaran (dalam bahasa Arab disebut Madrasah, atau biasa
disebut sebagai sekolah), dan asrama tempat tinggal para siswa pesantren.76
“Pondok pesantren dalam bacaan teknis merupakan suatu tempat yang
dihuni oleh para santri. Pernyataan ini menunjukkan makna pentingnya ciri-
ciri pondok pesantren sebagai sebuah lingkungan pendidikan yang integral”.77
Ciri khas paling menonjol yang membedakan pesantren dengan lembaga
pendidikan lainnya adalah sistem pendidikan yang dilakukan selama dua
puluh empat jam, dengan mengkondisikan para santri dalam satu lokasi
asrama yang dibagi dalam bilik-bilik atau kamar-kamar sehingga
mempermudah mengaplikasikan sistem pendidikan secara total.78
73
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta : LP3ES, 2011), Cet. 8, h. 41
74 Said Aqiel, dkk., Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi
Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Cet. 1, h. 133-134 75
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, h.783 76
Abdurrahman Wahid, dkk., Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1983), Cet. 2,
h. 40 77
Said Aqiel, dkk., loc.cit, h. 13 78
Lanny Octavia, dkk., Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta: Rumah
Kitab, 2014), Cet. 1, h. xi
28
2. Kegiatan Santri
Secara keseluruhan program pendidikan di pesantren terdiri atas bidang-
bidang kegiatan sebagai berikut:
a. Bidang pengajaran kurikuler
b. Bidang adiministrasi pesantren
c. Bidang pembinaan murid/santri (pupil personal work)79
Zarkasyi menjelaskan berikut tabel kegiatan harian dan mingguan yang
diasuh oleh Lembaga Pengasuhan:80
Tabel 2.1
Kegiatan Harian Santri
a. Harian
NO. JAM KEGIATAN
1 04.00-05.30
1. Bangun tidur
2. Salat Subuh berjamaah
3. Pembinaan kemampuan berbahasa Arab atau Inggris
4. Membaca al-Qur‟an
2 05.30-06.00
1. Olahraga
2. Mandi
3. Kursus-kursus bahasa, kesenian, keterampilan, dan lain-
lain
3 06.00-06.45 1. Makan pagi
2. Persiapan masuk kelas
4 07.00-12.50 Masuk kelas pagi
5 12.50-13.00 Keluar kelas
6 13.00-14.00 1. Salat Zhuhur berjamaah
2. Makan siang
79
Mastuki HS et all, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), Cet.2,
h. 128-129 80
Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor,
(Ponorogo: Trimurti Press, 2005), Cet.2, h. 127-128
29
7 14.00-15.00 Masuk kelas sore
8 15.00-15.45 1. Salat „Ashar berjamah
2. Membaca al-Qur‟an
9 15.45-16.45 Aktivitas bebas
10 16.45-17.15 Mandi dan persiapan ke Masjid untuk jamaah Maghrib
11 17.15-18.30 1. Salat Maghrib berjamaah
2. Membaca al-Qur‟an
12 18.30-19.30 Makan malam
13 19.30-20.00 Salat „Isya berjamaah
14 20.00-22.00 Belajar malam bersama di kelas-kelas
15 22.00-04.00 Istirahat dan tidur
Tabel 2.2
Kegiatan Mingguan Santri
b. Mingguan
NO. HARI KEGIATAN
1 Sabtu Tidak ada perubahan dari jadwal harian
2 Ahad
Pagi hari seperti jadwal harian, malam hari, setelah Jamaah
„Isya‟ latihan pidato (muhadarah) dalam Bahasa Inggris
untuk kelas I-IV, kelas V diskusi, dan kelas VI menjadi
pembimbing untuk kelompok latihan pidato.
3 Senin Tidak terdapat perubahan dari jadwal harian
4 Selasa
Pagi hari, setelah jamaah Subuh, latihan percakapan
bahasa Arab/ Inggris, dilanjutkan lari pagi wajib untuk
para santri
5 Rabu Tidak ada perubahan dari jadwal harian
6 Kamis
Dua jam terakhir pelajaran pagi digunakan untuk latihan
pidato dalam bahasa Arab. Siang, 13.45-16.00, latihan
Pramuka. Malam, 20.00-21.30, muhadarah bahasa
Indonesia
30
7 Jum‟at
Pagi hari kegiatan percakapan dalam bahasa Arab/ Inggris
dilanjutkan dengan lari pagi wajib. Setelah itu kerja bakti
membersihkan lingkungan kampus. Selanjutnya acara
bebas
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan, diantaranya:
Penelitian pertama “Siti Nurhasanah dengan judul Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Orang tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Islam Harapan Ibu
Pondok Pinang Jakarta Selatan yang diteliti pada tahun 2013. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan tekhnik korelasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling,
dengan sampel penelitian seluruh siswa SMA Islam Harapan Ibu yang berjumlah
218 diambil 25% maka sampelnya berjumlah 54 orang. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi
belajar siswa terdapat korelasi yang sedang atau cukup kuat. Hasil tersebut terlihat
dari indeks korelasi product moment rxy atau t hitung lebih besar dari pada t tabel
pada taraf signifikasi 5% dan taraf signifikasi 1% (0,377 > 0,266), sedangkan
hasil analisi data menggunakan uji t diperoleh hasil t hitung 2,935 dan t tabel pada
taraf signifikasi 5% sebesar 1,671, maka t hitung > t tabel. dengan demikian Ha diterima
dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara status sosial ekonomi orang tua dengan motivasi belajar siswa. Persamaan
dengan penelitian ini adalah sama-sama mencari Pengaruh dan meneliti tentang
Status Sosial Ekonomi dan Motivasi belajar. Perbedaan dengan penelitian ini
yaitu studi kasus dilakukan di SMA sedangkan penelitian yang saya lakukan
adalah di Pondok Pesantren.”.81
Penelitian yang kedua yaitu “Minda Wati Husna dengan judul Pengaruh
Status Ekonomi Orang tua Terhadap Perkembangan Psikisosial Anak di SMA
81
Siti Nurhasanah, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa di SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Jakarta Selatan”, (Skripsi UIN Jakarta
2013)
31
Muhammadiyah 8 Ciputat yang diteliti pada tahun 2013. Dalam penelitian
tersebut data diperoleh menggunakan kuesioner (skala likert) kemudian dilakukan
pengujian analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui persamaan
regresinya. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak ada pengaruh antara
status ekonomi orang tua terhadap perkembangan psikisosial anak di SMA
Muhammadiyah 8 Ciputat. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
mencari Pengaruh dan meneliti Status Ekonomi. Perbedaan dengan penelitian ini
variabel Y yang ia gunakan adalah Perkembangan psikosial”82
Penelitian yang ketiga yaitu “Ridwansyah dengan judul Pengaruh Motivasi
Belajar di Pondok Pesantren terhadap Prestasi Belajar Santri yang diteliti pada
tahun 2013. Sampel penelitian ini yaitu santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam
sebanyak 134 santri. Teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobably
sampling. Analisis data yang digunakan yaitu Multiple Regression Analysis pada
taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang siginifikan antara motivasi belajar di pesantren, level kelas, asal sekolah dan
jenis kelamin terhadap prestasi belajar santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
Kemudian jika dilihat dari koefisien regresi masing-masing IV, diketahui bahwa
hanya terdapat satu IV yang signifikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar
yaitu motivasi default (DEF). Besarnya proporsi varians dari seluruh IV terhadap
prestasi belajar adalah sebesar 14,4%, sedangkan sisanya sebesar 85,6%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama mencari Pengaruh, studi kasus dilokasi Pondok Pesantren,
dan persamaan antara variabel Y yang saya gunakan dan variabel X yang
Ridwansyah gunakan yaitu Motivasi belajar. Perbedaan dengan penelitian ini
variabel Y yang ia gunakan adalah mengenai Prestasi belajar.”83
Penelitian yang keempat yaitu “Mulyadi dengan judul Pengaruh Kondisi
Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Akan Dampak Konversi
Lahan (Studi Kasus: Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor) yang
82
Minda Wati Husna, “Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Perkembangan
Psikisosial Anak di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat”, (Skripsi UIN Jakarta 2013) 83
Ridwansyah, “Pengaruh Motivasi Belajar di Pondok Pesantren Terhadap Prestasi
Belajar Santri”, (Skripsi UIN Jakarta 2014)
32
diteliti pada tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan
kuantitatif dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kampung babakan 1,
Desa babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Teknik pengambilan
sampel yaitu simple random sampling dengan sampel sebanyak 98 responden.
Instrumen yang digunakan adalah observasi, kuesioner, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Rhitung sebesar 0,20 , 0,29
dan 0,30 termasuk kategori lemah dengan nilai KD sebesar 9% dan Fhitung 12,67 ,
5,75 dan 6,67. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan secara parsial
maupun simultan antara penerapan reward (ganjaran) dan punishment (hukuman)
terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII-3 s.d. VIII-8 pada mata pelajaran IPS
di SMP Negeri 178 Jakarta tahun ajaran 2015/2016. Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama mencari Pengaruh dan meneliti Sosial Ekonomi. Perbedaan
dengan penelitian ini yaitu variabel Y yang ia gunakan adalah mengenai
Pengetahuan masyarakat dan studi kasus dilakukan di Kabupaten Bogor.”84
Penelitian yang kelima yaitu “Rosihan Anwar Lubis dengan judul Hubungan
Status Sosial Ekonomi Orang tua dengan Prestasi Mahasiswa FISIP Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang diteliti pada tahun 2014. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni stratified random
sampling atau sampel acak yang distratifikasikan. Metode pengambilan data
digunakan metode angket dan metode dokumentasi. Analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen adalah uji korelasi Spearman karena menyangkut soal hubungan
beberapa variabel. Dari hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa variabel
independen status pendidikan, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dan
kepemilikan kekayaan dengan variabel dependen prestasi belajar mahasiswa
memiliki nilai sig < 0.05, yang artinya cukup signifikan. Hal ini menunjukan
bahwa hipotesis awal (Ho) diterima yakni terdapat hubungan antara status sosial
ekonomi orangtua dengan prestasi mahasiswa. Persamaan dengan penelitian ini
adalah sama-sama meneliti tentang Status Sosial Ekonomi Orang tua. Perbedaan
84
Mulyadi, op.cit
33
dengan penelitian ini yaitu peneliti mencari Hubungan, variabel Y yang diteliti
yaitu Prestasi dan studi kasus dilakukan oleh di Universitas”.85
Tabel 2.3
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
Berikut ini merupakan ringkasan dari beberapa penelitian relevan diatas:
NO. NAMA
PENELITI
JUDUL
PENELITIAN
HASIL
PENELITIAN
PERSAMAAN DAN
PERBEDAAN
1. Siti
Nurhasanah
Pengaruh Status
Sosial Ekonomi
Orangtua
Terhadap
Motivasi Belajar
Siswa di SMA
Islam Harapan
Ibu Pondok
Pinang Jakarta
Selatan
Terdapat
hubungan yang
signifikan antara
status sosial
ekonomi orang
tua dengan
motivasi belajar
siswa
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
sama-sama mencari
Pengaruh dan meneliti
tentang Status Sosial
Ekonomi dan Motivasi
belajar.
Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu studi
kasus dilakukan di
SMA sedangkan saya di
Pondok Pesantren.
85
Rosihan Anwar Lubis, “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang tua dengan Prestasi
Mahasiswa FISIP Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta”, (Skripsi UIN Jakarta
2014)
34
2. Minda Wati
Husna
Pengaruh Status
Ekonomi Orang
Tua Terhadap
Perkembangan
Psikisosial Anak
di SMA
Muhammadiyah
8 Ciputat
Tidak ada
pengaruh antara
status ekonomi
orang tua
terhadap
perkembangan
psikisosial anak
di SMA
Muhammadiyah
8 Ciputat
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
sama-sama mencari
Pengaruh dan meneliti
Status Ekonomi.
Perbedaan dengan
penelitian ini variabel Y
yang ia gunakan adalah
Perkembangan
psikosial
3. Ridwansyah
Pengaruh
Motivasi Belajar
di Pondok
Pesantren
Terhadap
Prestasi Belajar
Santri
Terdapat
pengaruh yang
siginifikan
antara motivasi
belajar di
pesantren, level
kelas, asal
sekolah dan
jenis kelamin
terhadap prestasi
belajar santri
Pondok
Pesantren Daar
el-Qolam
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
sama-sama mencari
Pengaruh, studi kasus
dilokasi Pondok
Pesantren, dan
persamaan antara
variabel Y yang saya
gunakan dan variabel X
yang Ridwansyah
gunakan yaitu Motivasi
belajar.
Perbedaan dengan
penelitian ini variabel Y
yang ia gunakan adalah
mengenai Prestasi
belajar.
4. Mulyadi
Pengaruh
Kondisi Sosial
Ekonomi
Terdapat
hubungan yang
signifikan secara
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
sama-sama mencari
35
Terhadap
Pengetahuan
Masyarakat
Akan Dampak
Konversi Lahan
parsial maupun
simultan antara
penerapan
reward
(ganjaran) dan
punishment
(hukuman)
terhadap
motivasi belajar
siswa.
Pengaruh dan meneliti
Sosial Ekonomi.
Perbedaan dengan
penelitian ini variabel Y
mengenai Pengetahuan
masyarakat dan studi
kasus dilakukan di
Kabupaten Bogor.
5.
Rosihan
Anwar
Lubis
Hubungan
Status Sosial
Ekonomi Orang
tua dengan
Prestasi
Mahasiswa
FISIP
Universitas
Islam Negri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Hasil
menunjukan
bahwa hipotesis
awal (Ho)
diterima yakni
terdapat
hubungan antara
status sosial
ekonomi
orangtua dengan
prestasi
mahasiswa.
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
sama-sama meneliti
tentang Status Sosial
Ekonomi Orang tua.
Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu
peneliti mencari
Hubungan, variabel Y
yang diteliti Prestasi
dan studi kasus
dilakukan di
Universitas.
E. Kerangka Berpikir
Pondok pesantren merupakan tempat belajar para santri. Pembelajaran di
dalam pesantren dilakukan selama dua puluh empat jam. Selain membahas ilmu-
ilmu umum pesantren juga memperdalam ilmu agama, santri yang tinggal di
dalam pesantren pada umumnya beragam dan memiliki tingkatan atau golongan
yang berbeda.
36
Keterikatan antara santri dengan status sosial ekonomi orang tuanya sangatlah
penting, karena jika semakin tinggi status ekonomi orang tuanya maka semakin
tinggi pula kesejahteraan hidup dan segala keperluan anak di dalam pesantren,
begitupun sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat status sosial ekonomi seseorang
dapat dilihat dari pendapatan, pekerjaan dan pendidikan. Namun dalam penelitian
ini untuk memfokuskan maka hanya diambil kepada pendapatan dan pekerjaan.
Prestasi belajar yang baik merupakan faktor penunjang keberhasilan
seseorang untuk dapat memperbaiki taraf kehidupannya. Prestasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah motivasi belajar. Faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar adalah faktor instrinsik dan faktor
ekstrinsik., dalam penelitian ini yang menjadi fokus peneliti adalah motivasi
ekstrinsik. Motivasi belajar karena faktor ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul
karena adanya dorongan dari luar, yang meliputi kecemasan terhadap hukuman,
penghargaan dan pujian, peran orang tua serta kondisi lingkungan.
Dengan begitu akan diketahui apakah latar belakang pendapatan dan
pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua menjadi penyebab tinggi rendahnya
motivasi belajar siswa atau tidak. Berikut ini adalah gambaran secara umum dari
pernyataan di atas:
37
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Pendapatan Pekerjaan
Instrinsik
Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Orang Tua
terhadap Motivasi
Belajar Siswa
Ekstrinsik Dilihat dari pendapatan
orang tua serta status
pekerjaan orang tua
Santri
Pondok Pesantren
Status Sosial Ekonomi
Motivasi Belajar
1. Kecemasan terhadap
hukuman
2. Penghargaan dan pujian
3. Peran orang tua
4. Kondisi lingkungan
38
F. Hipotesis Penelitian
Untuk menguji kebenaran penelitian ini, penulis akan mengajukan hipotesis
diantaranya:
Ha : adanya pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang tua
terhadap motivasi belajar siswa.
Ho : tidak adanya pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang
tua terhadap motivasi belajar siswa
39
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Pondok
Pesantren Al-hamidiyah, Depok. Pemilihan lokasi di pesantren
sangatlah tepat, dikarenakan terdapat berbagai macam golongan
didalamnya. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dan menggunakan
beberapa mekanisme yang dimulai dari tahap persiapan dan
perencanaan penelitian sampai dengan laporan hasil penelitian.
2. Waktu penelitian
Berikut rincian kegiatan penelitian:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu
Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Revisi Proposal
Skripsi
√ √ √
2. Penyusunan
Instrumen
√ √
3.
Pengisian
Instrumen
Penelitian
√
4. Pengumpulan
Data
√
5. Pengolahan Data
Penelitian
√
6. BAB IV dan √
40
B. Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan salah satu penelitian
yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan
penafsiran kuantitatif yang kokoh.1
Penelitian kuantitatif adalah hasil
penelitian berupa angka-angka dari perhitungan statistik. Menurut Zainal
Arifin penelitian kuantitatif adalah “penelitian yang digunakan untuk
menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap
variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan penelitian yang dapat
digeneralisasikan”.2
Sedangkan kuantitatif deskriptif adalah penelitian
yang tugasnya menganalisis data berupa angka dari hasil gambaran
mengenai suatu gejala atau peristiwa dalam penelitian sehingga dapat
ditarik pengertian atau maknanya.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi penelitian adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
1 H. Syamsir Salam, Ms. Dan jaenal Arifin. Metodologi Sosial Pendidikan. Jakarta: UIN
Jakarta Press. h.35. 2 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 29.
BAB V
7. Kelengkapan
Lampiran
√
8. Sidang
Munaqosah
√
9. Revisi Skripsi √
10. Wisuda √
41
karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.3
Populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa/siswi Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al-hamidiyah yang berjumlah 270 orang,
sedangkan populasi target dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas
XI dan XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-hamidiyah yang
berjumlah 166 orang. Alasan saya mengambil kelas XI dan kelas XII
karena menurut saya mereka cukup memiliki pemikiran yang matang
dalam memahami status sosial ekonomi orang tuanya sehingga bisa
menjadi target yang saya teliti.
Table 3.2
Jumlah Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Kelas Jumlah
Siswa
1 Pondok Pesantren
Al-hamidiyah
XI IPA 28
XI IPS 1 26
XI IPS 2 17
XI MAK 20
XII IPA 25
XII IPS 25
XII MAK 25
Jumlah Populasi 166
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari unit-unit dalam populasi yang ciri-
ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki.4
Teknik sampling
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015),
Cet. 22, h. 80. 4 Pedoman Penulisan Skripsi UIN Sy arif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: FITK, 2014), h.
64.
42
merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian.5
Menurut Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa
“Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subyeknya besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih”.6
Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 yaitu sebanyak 166.
Maka dalam penelitian ini mengambil sebanyak 20% sampel
darijumlah populasi yaitu 33,2 maka dibulatkan menjadi 34. Dengan
demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 34 orang siswa
kelas XI dan kelas XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
hamidiyah. Penelitian ini menggunakan teknik propotional random
sampling.7
Pengambilan sampel secara random sebesar 20% dari
jumlah populasi dengan rincian sebagai berikut:
Table 3.3
Jumlah Sampel Penelitian
5 Sugiyono, op.cit, h. 81.
6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka
cipta, 1999), h.120. 7 Sugiyono, loc.cit, h. 85.
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel Sekolah
1 XI IPA 28 (28 x 34): 166 = 6
Pondok
Pesantren Al-
Hamidiyah,
Depok.
2 XI IPS 1 26 (26 x 34): 166 = 5
3 XI IPS 2 17 (17 x 34): 166 = 4
4 XI IPA 20 (20 x 34): 166 = 4
5 XII IPA 25 (25 x 34): 166 = 5
6 XII IPS 25 (25 x 34): 166 = 5
7 XII PAI 25 (25 x 34): 166 = 5
Jumlah Sampel 34
20% x 166 = 33,2 dibulatkan 34
43
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data
untuk kepentingan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang
sangat penting dalam penelitian, adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuisioner (Angket)
Menurut Arikunto Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.8
Menurut Sugiyono, “kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden”9.
Menurut Bungin metode kuisioner “berbentuk rangkaian atau
kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah
daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi”.10
Maka daripada itu pengambilan data melalui kuesioner ini adalah
metode yang yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini dengan
cara memberikan Kuisioner kepada para responden di kelas XI dan XII
Pondok Pesantren Al-hamidiyah Depok.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan data-data
serta membentu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil,
dokumentasi dilakukan pada saat kegiatan penelitian, seperti
penyebaran angket dan pengisian angket.
8 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 12, h.
102. 9 Sugiyono, op.cit, h. 142.
10 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Social Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), h. 130
44
E. Instrumen Penelitian
Karena pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu
alat ukur yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.11
Variabel serta sumber data penelitian harus jelas, sehingga instrumen yang
dirumuskan sesuai dengan karakteristik sumber data.
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
yang terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang
mempengaruhi dan variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel
yang dipengaruhi. Pada penelitian ini status sosial ekonomi orang tua
sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar adalah variabel terikatnya
(Y).
1. Status sosial ekonomi
a. Definisi konseptual
Status sosial ekonomi sebagai posisi yang ditempati individu
atau keluarga berkenaan dengan pengukuran rata-rata yang umum
berlaku tentang pemikiran kultural, pendapatan efektif, pemilikan
barang-barang, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dan
komunitasnya”.12
b. Definisi operasional
Status sosial ekonomi dapat dilihat dari tingkat pendidikan,
pekerjaan tempat tinggal, kekayaan yang dimiliki, serta kedudukan
orang tua dalam masyarakatnya.
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
11
Sugiyono, op.cit, h. 102. 12
Kaare Svalastoga, Diferensi Sosial, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet.1, h. 26
45
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X
(Status Sosial Ekonomi)
Variabel Dimensi Indikator No.Item
Instrumen Jumlah
Status
Sosial
Ekonomi
(X)
1. Penghasilan
Orangtua
1. Kebutuhan
makanan
2. Kebutuhan sekolah
anak
3. Kepemilikan harta
4. Pendapatan orang
tua
5. Pengeluaran
keluarga dan
perbandingan
antara pendapatan
dan pengeluaran
keluarga
1, 2
3, 4, 5, 6
10, 11, 12
15, 16
17, 18, 19
2
4
3
2
3
2. Pekerjaan
Orangtua 1. Status pekerjaan
orang tua
2. Tanggungan dalam
keluarga
7, 8, 9
13,14
3
2
2. Motivasi belajar
a. Definisi konseptual
Motivasi belajar merupakan faktor yang menentukan dan
berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan
belajar. Motivasi belajar dapat menentukan baik tidaknya individu
khususnya siswa sebagai peserta didik didalam mencapai tujuan
dalam proses belajar, sehingga semakin besar motivasinya maka
46
akan semakin besar juga kepercayaan, kegigihan, dan kesuksesan
untuk meningkatkan prestasi dalam belajar.13
b. Definisi operasional
Motivasi sangat dibutuhkan dalam melakukan sesuatu agar
dapat tercapai tujuannya. Jika motivasi yang dimiliki besar maka
akan memudahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar yang
berupa dorongan dari luar mencakup diantaranya kecemasan
terhadap hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua, dan
kondisi lingkungan.
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Y
(Motivasi Belajar)
Variabel Dimensi Indikator No.Item
Instrumen Jumlah
Motivasi
Belajar
Siswa
(Y)
1. Kecemasan
terhadap
hukuman
1. Semangat dalam
belajar
2. Belajar karena
takut akan sanksi
20, 21, 29
22
3
1
2. Penghargaan
dan pujian
1. Penghargaan dapat
menimbulkan
proses belajar
2. Penghargaan dapat
membuat anak
tidak mau
melakukan hal
yang lebih
menantang
26, 30
32
2
1
13
Evi Fitriyanti, “Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Layanan Konseling
terhadap Prestasi Belajar pada Mata pelajaran IPS”, Jurnal Sosio e-Kons, Vol. 7, 2015, h. 92.
47
3. Peran orang tua 1. Kehadiran orang
tua
2. Memperhatikan
kesulitan belajar
23, 25
31, 34
2
2
4. Kondisi
lingkungan
1. Keadaan pesantren
2. Pergaulan sebaya/
teman yang
mempengaruhi
24, 33, 35
27, 28
3
2
F. Validitas dan Realibilitas Instrumen
Dalam penelitian ini penilaian yang penulis gunakan untuk uji
instrumen adalah validitas konstruk, validitas konstruk adalah “validitas
yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur
pengertian suatu konsep yang di ukurnya”.14
Validitas konstruk menurut
Juliansyah “berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan
berperan sebagai konsep yang sedang di ukur, dengan kata lain validitas
ini merupakan analisis butir kuisioner untuk membuktikan seberapa bagus
hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang
hendak diukur”.15
Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product
moment sebagai berikut:16
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑
14
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), cet.-2, h. 47. 15
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, h
133. 16
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
cet. x, h.72.
48
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
n = banyaknya subyek
x = jumlah nilai setiap butir soal
y = jumlah nilai total
xy = jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y
Kriteria penilaian instrumen dikatakan valid apabila rxy lebih besar
daripada rtabel, dan sebaliknya apabila rxy lebih kecil daripada rtabel, maka
instrumen dikatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas instrumen yaitu cara untuk mengetahui bahwa suatu
instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal,
artinya reliabilitas ini diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir
yang ada pada instrumen yang valid.
Hasil uji reliabilitas ini dapat dicari dengan mengunakan rumus
formulasi koefisien reliabilitas Alpha Cronbach berikut ini :
r11 =
Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas
k : Jumlah butir soal yang valid
ƩSi² : Jumlah varians skor butir soal (X)
ƩSt² : Varians skor total X
49
“Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefesien reliabilitas (r11) >
0,06”.17
G. Teknik Analisis Data
“Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data-data
penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan yang digunakan dalam
penelitian”.18
Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah. Membuat
data ringkasan berdasarkan data hasil pengumpulan data. Pengolahan data
juga berarti pemberian skor, pengelompokkan, perhitungan dan
sebagainya mengenai data yang kita miliki, yang kita peroleh dari tahap
pengumpulan data.19
kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Data
“Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan
data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara
umum dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing), proses
pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating)”.20
a. Editing
Menurut Syofian Siregar “Editing adalah proses pengecekan
atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari
lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah dimasukan
tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan
17
Syofian Siregar, Statistik Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), Cet. 1, h. 57 18
Juliansyah Noor, op.cit, h. 163. 19
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, op.cit, h. 67. 20
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif
Dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Kemunikasi, Manajemen, Dan
Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.1, h. 182.
50
editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan
data yang terdapat pada catatan dilapangan.21
b. Pengkodean
Menurut Bungin pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap
editing selesai yang gunanya untuk memberikan identitas pada data
yang telah di edit, sehingga data tersebut memiliki arti tertentu saat
di analisis.22
c. Tabulasi
“Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya”.23
Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk
menentukan skor masing-masing responden. Semua pertanyaan dan
pertanyaan diberi nilai sebagai berikut:
Tabel 3.6
Skor dan Alternatif Jawaban Variabel Status Sosial Ekonomi
Orang tua
Alternatif Jawaban Skor
Jawaban A 4
Jawaban B 3
Jawaban C 2
Jawaban D 1
Tabel 3.7
Skor dan Alternatif Jawaban Variabel Motivasi Belajar Siswa
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
21
Syofian Siregar, op.cit, h. 86. 22
Burhan Bungin, op.cit, h. 184. 23
Ibid.
51
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
2. Mengolah dan Menganalisis Data
a. Uji Prasyarat
“Uji prasyarat diperlukan guna mengetahui apakah analisis
data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak”.24
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diambil berasal dari dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak.25
2) Uji Linieritas:26
a) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ho: data status sosial ekonomi orang tua diterima dengan
data motivasi belajar siswa tidak berpola linier.
Ha: data status sosial ekonomi orang tua diterima dengan
data motivasi belajar siswa berpola linier.
b) Menentukan taraf signifikansi α = 0.5%
c) Menghitung nilai Fhitung
Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg (a))
JKreg (a) = ∑
Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg a (b/a))
JKreg a (b/a) = b (∑ ∑ ∑
)
Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres)
24
Juliansyah Noor, op.cit, h. 174. 25
Ibid. 26
Syofian Siregar, op.cit, h. 285.
52
(JKres) = ∑Y² - (JKreg a (b/a) + JKreg a)
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg (a))
(RJKreg (a)) = JKreg a
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg (a/b))
(RJKreg (a/b)) = JKreg a (b/a)
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres)
(RJKres) =
Menghitung Fhitung
Fhitung =
(
)
Menghitung Ftabel
Ftabel = F(α)(1,n-2)
b. Uji Regresi Linear Sederhana
“Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel
bebas (independent) dan satu variabel tak bebas (dependent)”.27
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana
karna hanya terdapat satu variabel bebas (independent) yaitu Status
Sosial Ekonomi Orang Tua, dan juga satu variabel tak bebas
(dependent) yaitu Motivasi Belajar Siswa. Dengan persamaan
sebagai berikut:
Y = a + b.X
Dimana:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a dan b = konstanta28
1) Menghitung nilai konstanta b
b = ∑ ∑ ∑
∑ ∑
27
Ibid, 284. 28
Ibid.
53
2) Menghitung nilai konstanta a
a = ∑ ∑
3) Membuat persamaan regresi
Y = a + b.X
c. Koefisien Korelasi
Dalam budi “Koefisien Korelasi merupakan angka yang
menunjukan tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel
atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnya
hubungan diantara dua variabel. 29
Menghitung nilai korelasi (r)
r = ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
d. Keofisien Determinasi
“Koefisien Determinasi yang dikuadratkan (rSquare) dinamakan
dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien
determinasi merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya
presentase variansi bersama antara variabel X dengan variabel Y
jika dikalikan dengan 100%.30
“Maksud dari koefisien determinasi adalah untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan (kontribusi yang di berikan variabel X
terhadap perubahan variabel Y)”.31
KP = (r)2 x 100%
Tabel 3.8
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Lemah
29
Budi Susetyo, Statistik Untuk Analisis Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010),
h. 115. 30
Ibid, h. 122. 31
Syofian Siregar, op.cit, h. 290.
54
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Cukup Kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-0,100 Sangat Kuat
e. Uji t
“Tujuan membandingkan ttabel dan thitung adalah untuk
mengetahui apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah
pengujian”.32
1) Membuat hipotesis dengan uraian kalimat33
Ho: tidak terdapat pengaruh positif antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa.
Ha: terdapat pengaruh positif antara status sosial ekonomi
orang tua terhadap motivasi belajar siswa.
2) Kaidah pengujian34
Jika, t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel’ maka Ho diterima
Jika, t hitung’ > t tabel’ maka Ho ditolak
3) Membandingkan t hitung dan t tabel35
4) Membuat hipotesis dengan nilai probabilitas
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa.
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa.
H. Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui apakah terdapat tingkat status sosial ekonomi
terhadap perilaku motivasi belajar adalah:
32
Ibid. 33
Ibid, h. 286. 34
Ibid. 35
Ibid.
55
a. Ho : b = 0 : Tidak ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua
terhadap motivasi belajar siswa
b. Ha : b ≠ 0 : Ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap
motivasi belajar siswa
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Hamidiyah
a. Sejarah singkat Madrasah
Sekian lama KH.Achmad Sjaichu menekuni dunia politik, tak
menyurutkan perhatian dan minatnya dalam dunia dakwah Islamiyah.
Bahkan, semangat mengembangkan dakwah Islamiyah itulah yang
dijadikan motivasi dalam keterlibatannya di pentas politik. Pada tanggal
27 Ramadhan 1398 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 1978,
KH.Achmad Sjaichu mendirikan organisasi yang bergerak dalam bidang
dakwah, yaitu Ittihadul Muballighin.
Lembaga inilah yang pada akhirnya mengantarkan KH.Achmad
Sjaichu menuju terminal pengabdian terakhirnya, yaitu dunia dakwah dan
pesantren. Dan Pesantren Al-Hamidiyah yang kini berdiri cukup megah di
daerah Depok, merupakan saksi bisu yang menunjukkan betapa besar dan
luhurnya cita-cita yang dikandung KH. Achmad Sjaichu. Dari pesantren
juga berakhir di pesantren.
Pesantren Al- Hamidiyah tidak hanya membuka kelas pesantren saja,
akan tetapi juga membuka sekolah-sekolah, yakni TPA, TPQ, RA/TK,
SDIT, SMPIT, MTs, MA, dan STAI Al- Hamidiyah. Pada laporan akhir
PPKT ini, pembahasan difokuskan pada MA Al-Hamidiyah Depok. MA
Al-Hamidiyah Depok berdiri pada tahun 1988 dan pada tahun 2012
Kantor wilayah kementerian agama provinsi Jawa Barat memberikan
mendapat pengakual formal yakni akreditasi A.
56
b. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang unggul dalam ilmu
pengetahuan agama dan luas dalam ilmu pengetahuan umumnya,
sehingga menghasilkan kader ulama yang intelektual, cerdas,
terampil, percaya diri, berkepribadian kuat, mampu mengembangkan
diri, dan mampu mengembangkan umat manusia seutuhnya serta
bertanggungjawab terhadap masyarakat.
2) Misi
a) Menyiapkan kader-kader muslim yang menguasai ilmu
pengetahuan agama Islam dan ilmu pengetahuan umum yang luas,
dan mendalam serta memiliki pribadi muslim yang berakhlak
mulia.
b) Menyiapkan kader muslim yang memiliki sifat istiqomah terhadap
ajaran yang diyakini dan mampu mengamalkan kepada
masyarakat.
c) Menyiapkan kader muslim yang luas wawasan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dengan dilandasi nilai-nilai ajaran Islam yang kuat,
dan mampu menerapkan dalam kehidupan masyarakat.
d) Mewujudkan Pesantren Al-Hamidiyah Depok menjadi pesantren
yang unggul dan berkualitas yang menjadi rujukan pesantren
lainnya.
e) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional tenaga
pendidik sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
3) Tujuan Sekolah
a) Mendidik santri yang memiliki iman yang kuat dan kepercayaan
yang mantap terhadap kebenaran seluruh ajaran Islam yang
diwahyukan Allah SWT., kepada Nabi Muhammad SAW.
b) Beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, cakap, serta memiliki
kesadaran dan tanggung jawab atas kesejahteraan umat manusia
dan masa depan negara Republik Indonesia.
57
c) Mendidik santri agar mampu berpikir rasional dilandasi dengan
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu
menjabarkan pada agama Islam sehingga dapat mengembangkan
prikehidupan masyarakat.
d) Mendidik santri agar memiliki kemampuan menuangkan buah
pikirannya yang rasional, metodologi yang tepat, dan mampu
menuliskan sebagai karya tulis, laporan penelitian atau kajian
telaah yang berguna bagi upaya peningkatan kualitas dan
pengembangan ilmu dakwahnya. Tercapainya kehidupan baik di
dalam maupun di luar pesantren berciri khas Islam dan nilai-nilai
kepesantrenan.
B. Hasil Data Penelitian dan Analisis
1. Hasil Angket Penelitian
Gambar 4.1
Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas
Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel dan grafik diatas dapat
digambarkan bahwa dalam penelitian ini responden yang berasal dari kelas
XI IPA sebanyak 6 orang dengan presentase 17%, kelas XI IPS sebanyak 9
orang dengan presentase 26%, kelas XI PAI sebanyak 4 orang dengan
17%
26%
12% 15%
15%
15%
Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas
XI IPA XI IPS XI PAI XII IPA XII IPS XII PAI
58
presentase 12%, kelas XII IPA sebanyak 5 orang dengan presentase 15%,
kelas XII IPS sebanyak 5 orang dengan presentase 15%, dan kelas XII PAI
sebanyak 5 orang dengan presentase 15%.
a. Data Penelitian
Tabel 4.1
Rata-Rata Nilai Motivasi Belajar Siswa dengan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua
Descriptive Statistics
Mean
Std.
Deviation N
motivasi belajar siswa 38,32 4,176 34
status sosial ekonomi
orang tua 51,74 3,553 34
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for windows 22, 2016
Berdasarkan dari tabel diatas dapat diketahui dari sebanyak 34 sampel
yang ada di penelitian ini memiliki rata-rata pada variabel tingkat motivasi
belajar siswa sebesar 38, 32 dengan deviasi standar sebesar 4,176. Standar
deviasi sebesar 4,176 artinya jika dihubungkan dengan rata-rata tingkat
motivasi belajar siswa sebesar 38,32/ orang, maka tingkat motivasi belajar
siswa akan berkisar antara 38,32 ± 4,176 dengan status sosial ekonomi
orang tua rata-rata 51,74 .
b. Tabulasi Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Berikut akan digambarkan hasil tabulasi dengan frekuensi dari setiap
jawaban responden beserta presentasenya dari setiap item pertanyaan yang
ada dalam penelitian ini.
Tabel.4.2
No. Alternatif Jawaban F P (%)
1. a. Selalu
b. Kadang-kadang
6
18
17,6%
52,9%
59
M
e
m
i
num Susu Setiap Hari
Berdasarkan tabel di atas mengenai minum susu setiap hari dapat
diketahui pada jumlah responden yang menjawab selalu dengan presentase
17,6%, kadang-kadang sebesar 52,9%, jarang sebesar 29,4% dan tidak
pernah sebesar 0%.
Tabel 4.3
Bapak/ Ibu Selalu Memenuhi Peralatan Sekolah
B
e
r
d
a
s
arkan tabel di atas mengenai orang tua yang selalu memenuhi peralatan
sekolahnya dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab
memenuhi semuanya dengan presentase 64,7%, hanya sebagian saja
sebesar 32,4%, hanya sedikit sebesar 2,9% dan tidak sama sekali sebesar
0%.
Tabel 4.4
Jadwal Bapak/ Ibu Memberikan Uang Saku
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
3. a. Setiap Bulan 15 44,1%
c. Jarang
d. Tidak pernah
10
0
29,4%
0%
Jumlah 34 100%
No. Alternatif Jawaban F P (%)
2. a. Memenuhi Semuanya
b. Hanya Sebagian Saja
c. Hanya Sedikit
d. Tidak Sama Sekali
22
11
1
0
64,7%
32,4%
2,9%
0%
Jumlah 34 100%
60
b. Setiap Minggu
c. Setiap Hari
d. Tidak Pernah
19
0
0
55,9%
0%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai jadwal orang tua dalam
memberikan uang saku dapat diketahui pada jumlah responden yang
menjawab memenuhi setiap bulan dengan presentase 44,1%, setiap
minggu sebesar 55,9%, setiap hari sebesar 0% dan tidak pernah sebesar
0%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua selalu memberikan
uang saku kepada mereka. Hal ini disebabkan karena menurut mereka
pemberian uang saku itu sudah menjadi kewajiban mereka untuk
kebutuhan dalam pondok.
Tabel 4.5
Jumlah Uang Saku yang Diberikan Oleh Bapak/ Ibu
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
4. a. Antara Rp 400.000-
Rp 500.000
b. Antara Rp 200.000-
Rp 350.000
c. Antara Rp 100.000-
Rp Rp 200.000
d. Rp 200.000
kebawah
5
11
16
2
14,7%
32,4%
47,1%
5,9%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai jumlah uang saku yang diberikan
oleh orang tua dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab
antara Rp 400.000-Rp 500.000 dengan presentase 14,7%, antara Rp
200.000-Rp 350.000 sebesar 32,4%, antara Rp 100.000-Rp 200.000
sebesar 47,1% dan Rp 200.000 kebawah sebesar 5,9%.
61
Tabel 4.6
Pekerjaan Bapak
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
5. a. Pegawai Negeri
b. Karyawan
c. Wiraswasta
d. Buruh
8
5
21
0
23,5%
14,7%
61,8%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai pekerjaan orang tua dapat
diketahui pada jumlah responden yang menjawab pegawai negeri dengan
presentase 23,5%, karyawan sebesar 14,7%, antara wiraswasta sebesar
61,8% dan buruh sebesar 0%.
Tabel 4.7
Pekerjaan Ibu
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
6. a. Pegawai Negeri
b. Karyawan
c. Wiraswasta
d. Ibu Rumah Tangga
6
4
5
19
17,6%
11,8%
14,7%
55,9%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai pekerjaan ibu dapat diketahui pada
jumlah responden yang menjawab pegawai negeri dengan presentase
17,6%, karyawan sebesar 11,8%, wiraswasta sebesar 14,7% dan ibu rumah
62
tangga sebesar 55,9%. Hal ini menunjukkan mayoritas pekerjaan ibu
adalah ibu rumah tangga dan sisanya bekerja.
Tabel 4.8
Bapak/ Ibu Memiliki Pekerjaan Sambilan
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
7. a. Mempunyai
b. Kadang-kadang
c. Jarang Sekali
d. Tidak Ada
9
6
1
18
26,5%
17,6%
2,9%
52,9%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai status pekerjaan sambilan orang
tua dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab mempunyai
dengan presentase 26,5%, kadang-kadang sebesar 17,6%, jarang sebesar
2,9% dan tidak ada sebesar 52,9%.
Tabel 4.9
Status Kepemilikan Rumah Bapak
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
8. a. Milik Sendiri
b. Rumah Kontrakan
c. Rumah Dinas
d. Rumah Orang Tua
34
0
0
0
100%
0%
0%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai status kepemilikan rumah orang
tua dapat diketahui pada jumlah responden seluruhnya menjawab milik
sendiri dengan presentase sebesar 100%.
63
Tabel 4.10
Harta Milik Bapak Selain Rumah
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
9. a. Perusahaan
b. Tanah
c. Rumah Kontrakan
d. Tidak Ada
2
15
7
10
5,9%
44,1%
20,6%
29,4%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai harta kepemilikan bapak selain
rumah dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab perusahaan
dengan presentase 5,9%, tanah sebesar 44,1%, rumah kontrakan sebesar
20,6% dan tidak ada sebesar 29,4%. Hal ini menunjukkan banyak orang
tua yang memiliki harta selain rumah yaitu tanah, termasuk di dalamnya
yang disewakan atau yang menghasilkan seperti kebun atau sawah.
Tabel 4.11
Kendaraan Pribadi yang Digunakan
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
10. a. Mobil
b. Motor
c. Sepeda
d. Tidak Ada/
Angkutan Umum
22
12
0
0
64,7%
35,3%
0%
0%
64
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai kendaraan pribadi yang digunakan
dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab mobil dengan
presentase 64,7%, motor sebesar 35,3%, sepeda sebesar 0% dan tidak ada/
angkutan umum sebesar 0%. Hal ini menunjukkan rata-rata kepemilikan
kendaraan adalah mobil dan motor.
Tabel 4.12
Jumlah Anak Bapak & Ibu
No. Alternatif
Jawaban
F P (%)
11. a. Lebih Dari 10
b. Kurang Dari 10
c. Kurang Dari 5
d. Hanya 1
0
8
23
3
0%
23,5%
67,6%
8,8%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai jumlah anak napak dan ibu dapat
diketahui pada jumlah responden yang menjawab lebih dari 10 dengan
presentase 0%, kurang dari 10 sebesar 23,5%, kurang dari 5 sebesar 67,6%
dan hanya 1 sebesar 8,8%. Hal ini menunjukkan keluarga yang sesuai
dengan zaman sekarang karena jumlah anak yang kurang dari 5 dan tidak
adanya keluarga yang memiliki anak dalam jumlah lebih dari 10.
Tabel 4.13
Penghasilan Rata-Rata Bapak Setiap Bulan
No. Alternatif Jawaban F P (%)
12. a. 5.000.000 ke atas
b. 3.000.000-5.000.000
c. 1.500.000-3.000.000
d. 0-1.500.000
16
11
7
0
47,1%
32,4%
20,6%
0%
Jumlah 34 100%
65
Berdasarkan tabel di atas mengenai penghasilan rata-rata bapak setiap
bulan dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab 5.000.000
ke atas dengan presentase 47,1%, 3.000.000-5.000.000 sebesar 32,4%,
1.500.000-3.000.000 sebesar 20,6% dan 0-1.500.000 sebesar 0%. Hal ini
menunjukkan presentase yang tinggi dalam hal penghasilan bapak yaitu
5.000.000 ke atas.
Tabel 4.14
Penghasilan Rata-Rata Ibu Setiap Bulan
No. Alternatif Jawaban F P (%)
13. a. 5.000.000 keatas
b. 3.000.000-5.000.000
c. 1.500.000-3.000.000
d. Tidak Ada
5
7
9
13
14,7%
20,6%
26,5%
38,2%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai penghasilan rata-rata ibu setiap
bulan dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab 5.000.000
ke atas dengan presentase 14,7%, 3.000.000-5.000.000 sebesar 20,6%,
1.500.000-3.000.000 sebesar 26,5% dan tidak ada sebesar 38,2%.
Tabel 4.15
Pengeluaran yang Paling Besar dalam Keluarga
No. Alternatif Jawaban F P (%)
14. a. Untuk Biaya Sekolah
b. Untuk Biaya Sewa
Rumah
c. Untuk Kebutuhan
Sehari-hari
d. Untuk Kesehatan
19
1
13
1
55,9%
2,9%
38,2%
2,9%
Jumlah 34 100%
66
Berdasarkan tabel di atas mengenai pengeluaran yang paling besar di
dalam keluarga dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab
untuk biaya sekolah dengan presentase 55,9%, untuk biaya sewa rumah
sebesar 2,9%, untuk kebutuhan sehari-hari sebesar 38,2% dan untuk
kesehatan sebesar 2,9%. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya presentase
ditunjukan kepada besarnya pengeluaran untuk biaya sekolah.
Tabel 4.16
Perbandingan Antara Pendapatan dan Pengeluaran
No. Alternatif Jawaban F P (%)
15. a. Lebih Besar
Pendapatan Daripada
Pengeluaran
b. Seimbang Antara
Pendapatan Dan
Pengeluaran
c. Besar Kecilnya
Pendapatan Tidak
Menentu
d. Lebih Besar
Pengeluaran Daripada
Pendapatan
3
20
4
7
8,8
58,8%
11,8%
20,6%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai perbandingan antara pendapatan
dengan pengeluaran dapat diketahui pada jumlah responden yang
menjawab lebih besar pendapatan daripada pengeluaran dengan presentase
8,8%, seimbang antara pendapatan dan pengeluaran sebesar 58,8%, besar
kecilnya pendapatan tidak menentu sebesar 11,8% dan lebih besar
pengeluaran daripada pendapatan 20,6%.
c. Tabulasi Angket Motivasi Belajar Siswa
67
Berikut akan digambarkan hasil tabulasi dengan frekuensi dari setiap
jawaban responden beserta presentasenya dari setiap item pertanyaan yang
ada dalam penelitian ini:
Tabel 4.17
Belajar Agar Mendapatkan Nilai yang Bagus
No. Alternatif Jawaban F P (%)
16. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
17
16
0
1
50,0%
47,1%
0%
2,9%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 50,0% menjawab
sangat setuju, 47,1% menjawab setuju, dan 2,9% menjawab sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tujuan belajar responden
yaitu untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Tabel 4.18
Takut Mendapatkan Sanksi Jika Nilai Rendah
No. Alternatif Jawaban F P (%)
17. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
5
10
14
5
14,7%
29,4%
41,2%
14,7%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 41,2% menjawab
tidak setuju, 29,4% menjawab setuju, 14,7% menjawab sangat setuju, dan
14,7% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
68
mayoritas responden tidak takut akan sanksi yang diberikan jika nilai yang
diperoleh rendah.
Tabel 4.19
Orang Tua Selalu Rutin Mengunjungi
No. Alternatif Jawaban F P (%)
18. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
1
10
17
6
2,9%
29,4%
50,0%
17,6%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 50,0% menjawab
tidak setuju, 29,4% menjawab setuju, 17,6% menjawab sangat tidak setuju
dan 2,9% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya
kehadiran orang tua dalam proses pendidikan yang sedang berlangsung di
pesantren.
Tabel 4.20
Kesulitan Mengatur Jadwal Belajar dengan Kegiatan Pesantren
No. Alternatif Jawaban F P (%)
19. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
5
19
10
0
14,7%
55,9%
29,4%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 55,9% menjawab
setuju, 29,4% menjawab tidak setuju, dan 14,7% menjawab sangat setuju.
69
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mengakui sulitnya
mengatur jadwal belajar dengan padatnya kegiatan yang ada di pondok
pesantren seperti ekstrakurikuler, menghafal dan menyetor bacaan Al-
qur’an dan masih banyak lagi.
Tabel 4.21
Ibu Selalu Menjadi Pendengar yang Baik
No. Alternatif Jawaban F P (%)
20. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
16
12
6
0
47,1%
35,3%
17,6%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 47,1% menjawab
sangat setuju, 35,3% menjawab setuju, dan 17,6% menjawab tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu mencurahkan segala keluh
kesah atau yang sedang dialami kepada ibunya.
Tabel 4.22
Semakin Termotivasi Jika Dipuji Karena Nilai yang Bagus
No. Alternatif Jawaban F P (%)
21. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12
13
9
0
35,3%
38,2%
26,5%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 38,2% menjawab
setuju, 35,3% menjawab sangat setuju, dan 26,5% menjawab tidak setuju.
70
Hal ini menunjukkan bahwa pujian memengaruhi semangat mereka dalam
belajar.
Tabel 4.23
Termotivasi Untuk Mengungguli Teman yang Mendapatkan
NilaiTinggi
No. Alternatif Jawaban F P (%)
22. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12
14
8
0
35,3%
41,2%
23,5%
0%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 41,2% menjawab
setuju, 35,3% menjawab sangat setuju, dan 23,5% menjawab tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai keinginan untuk
bersaing dengan temannya yang memiliki nilai yang lebih tinggi.
Tabel 4.24
Mendapatkan Penghargaan Adalah Tujuan Utama Dalam Belajar
No. Alternatif Jawaban F P (%)
23. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
7
13
10
4
20,6%
38,2%
29,4%
11,8%
Jumlah 34 100%
71
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 38,2% menjawab
setuju, 29,4% menjawab tidak setuju, 20,6% menjawab sangat setuju dan
11,8% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan tidak semua
responden menjadikan penghargaan sebagai tujuan utama dalam belajar.
Tabel 4.25
Orang Tua Jarang Memperhatikan Kesulitan Belajar
No. Alternatif Jawaban F P (%)
24. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
7
10
11
6
20,6%
29,4%
32,4%
17,6%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 32,4% menjawab
tidak setuju, 29,4% menjawab setuju, 20,6% menjawab sangat setuju dan
17,6% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian responden menyetujui jarangnya orang tua memperhatikan
keulitan belajarnya dan sebagian juga tidak menyetujuinya.
Tabel 4.26
Merasa Cukup atas Apa yang Telah Dicapai Dalam Belajar Selama
Ini
No. Alternatif Jawaban F P (%)
25. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
5
12
14
14,7%
35,3%
41,2%
72
d. Sangat Tidak Setuju 3 8,8%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 41,2% menjawab
tidak setuju, 35,3% menjawab setuju, 14,7% menjawab sangat setuju dan
8,8% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
responden masih merasa kurang atas apa yang telah dicapai dan hal ini
juga menunjukkan bahwa masih tingginya motivasi belajar yang dimiliki
oleh responden.
Tabel 4.27
Orang Tua Selalu Memberikan Bimbingan dan Semangat Dalam
Belajar
No. Alternatif Jawaban F P (%)
26. a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
11
10
9
4
32,4%
29,4%
26,5%
11,8%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 32,4% menjawab
sangat setuju, 29,4% menjawab setuju, 26,5% menjawab tidak setuju dan
11,8% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas orang tua selalu memberikan bimbingan dan semangat kepada
responden dalam belajar.
Tabel 4.28
No. Alternatif Jawaban F P (%)
27. a. Sangat Setuju 9 26,5%
73
S
u
a
s
a
na Pesantren yang Damai dan Sejuk Membuat Senang Belajar di
Pesantren
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 50,0% menjawab
setuju, 26,5% menjawab sangat setuju, 17,6% menjawab tidak setuju dan
5,9% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa suasana
di pesantren berpengaruh besar dalam kenyamanan belajar sehingga
meningkatkan semangat mereka dalam belajar karena kondisi lingkungan
yang damai dan sejuk .
2. Hasil Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas Instrumen
1) Uji Validitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Tabel 4.29
Tabel Penolong Validitas Variabel X
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
17
6
2
50,0%
17,6%
5,9%
Jumlah 34 100%
No. Res X Y
X
Y
(X)2
(Y)2
1 4 55 220 16 3025
2 4 48 192 16 2304
3 4 75 300 16 5625
4 2 69 138 4 4761
5 2 65 130 4 4225
6 4 75 300 16 5625
74
Uji
validitas menggunakan koefisien korelasi Product Moment dengan
formulasi :
r = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
= ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
=
√( )( )
=
√( )( )
=
√
=
= 0,328
Dari perhitungan tersebut item nomer 1 memiliki rhitung = 0,328
sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 95% atau α=0,05 untuk n =
18 adalah 0,468. Sehingga item nomer 1 dinyatakan tidak valid karena
rhitung < rtabel. Perhitungan uji validitas untuk item nomer selanjutnya
dilakukan dengan langkah yang sama seperti item nomer 1. Hasil uji
validitas menunjukkan dari 19 soal ditemukan 15 soal yang valid,
maka soal untuk variabel X yang dapat diujikan adalah sebanyak 15
soal.
2) Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.30
7 2 65 130 4 4225
8 4 72 288 16 5184
9 2 59 118 4 3481
10 4 66 264 16 4356
11 2 66 132 4 4356
12 2 49 98 4 2401
13 4 62 248 16 3844
14 4 73 292 16 5329
15 2 48 96 4 2304
16 4 57 228 16 3249
17 4 60 240 16 3600
18 4 74 296 16 5476
19 4 72 288 16 5184
20 4 72 288 16 5184
JUMLAH 66 1282 4286 236 83738
75
Tabel Penolong Validitas Variabel Y
Ujivaliditas menggunakan koefisien korelasi Product Moment dengan
formulasi :
r = ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
= ( ) ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
=
√( )( )
=
√( )( )
=
√
=
= 0,426
Dari perhitungan tersebut item nomer 1 memiliki rhitung = 0,426
sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 95% atau α=0,05 untuk n =
18 adalah 0,468. Sehingga item nomer 1 dinyatakan tidak valid karena
No. Res X Y XY (X)2
(Y)2
1 3 42 126 9 1764
2 4 45 180 16 2025
3 3 54 162 9 2916
4 3 44 132 9 1936
5 3 47 141 9 2209
6 3 55 165 9 3025
7 4 47 188 16 2209
8 3 46 138 9 2116
9 4 55 220 16 3025
10 4 46 184 16 2116
11 4 58 232 16 3364
12 4 54 216 16 2916
13 2 51 102 4 2601
14 3 45 135 9 2025
15 4 55 220 16 3025
16 4 52 208 16 2704
17 4 62 248 16 3844
18 4 61 244 16 3721
19 4 56 224 16 3136
20 4 56 224 16 3136
JUMLAH 71 1031 3689 259 53813
76
rhitung < rtabel. Perhitungan uji validitas untuk item nomer selanjutnya
dilakukan dengan langkah yang sama seperti item nomer 1.
Sehingga, hasil uji validitas menunjukkan dari 16 soal hanya
ditemukan 12 soal yang valid, maka soal untuk variabel Y yang dapat
diujikan adalah sebanyak 12 soal. Jadi, dapat disimpulkan soal yang
akan diujikan kepada responden adalah sebanyak 27 soal yang terdiri
dari 15 soal untuk variabel X dan 12 soal untuk variabel Y.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
1) Uji Reliabilitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Tabel 4.31
Tabel Penolong Reliabilitas Variabel X
No. Res Xi Xt (Xi)2
(Xt)2
1 3 39 9 1521
2 2 36 4 1296
3 4 60 16 3600
4 3 58 9 3364
5 3 51 9 2601
6 4 60 16 3600
7 3 54 9 2916
8 3 57 9 3249
9 4 48 16 2304
10 4 53 16 2809
11 4 54 16 2916
12 3 36 9 1296
13 3 48 9 2304
14 4 60 16 3600
15 2 39 4 1521
16 2 42 4 1764
17 3 45 9 2025
18 4 60 16 3600
19 3 57 9 3249
20 3 57 9 3249
JUMLAH 64 1014 214 52784
Perhitungan uji reliabilitas butir instrumen status sosial ekonomi
orang tua dilakukan setelah membuang item yang tidak valid dengan
77
mengunakan formulasi koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebagai
berikut:
r11 =
*
+
Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas
k : Jumlah butir soal yang valid
ƩSi² : Jumlah varians skor butir soal (X)
ƩSt² : Varians skor total X
Untuk mendapatkan varians butir soal (ƩSi²) terlebih dahulu
mencari nilai masing-masing variabel skor butir soal (ƩSt²) dengan
formulasi sebagai berikut :
Si² = ( )
( )
Kemudian mencari varians skor total (St²) dengan formulasi berikut
ini
St² = ( )
( )
Keterangan:
n : Jumlah responden
ƩXi : Jumlah skor butir soal
ƩXi² : Jumlah skor kuadrat skor butir soal
ƩXt : Jumlah total skor butir soal
ƩXt² : Jumlah total kuadrat skor butir soal
Perhitungan :
Si² = ( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 0,484
St² = ( )
( )
78
= ( )
( )
=
( )
=
= 72,326
r11 =
*
+
=
*
+
=
*
+
=
* )
= 1,071 (0,993)
= 1,063
Berdasarkan hasil perhitungan koefisiensi reliabilitas instrumen
status sosial ekonomi orang tua diperoleh r11 = 1,063, maka instrumen
tersebut dinyatakan reliabel karena lebih dari 0,6. Dengan demikian,
instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian.
2) Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.32
Tabel Penolong Uji Reliabilitas Variabel Y
No. Res Xi Xt Xi2 Xt2
1 2 29 4 841
2 3 32 9 1024
3 3 40 9 1600
4 3 30 9 900
5 2 33 4 1089
6 3 41 9 1681
7 4 32 16 1024
8 3 32 9 1024
9 4 41 16 1681
10 3 30 9 900
11 4 46 16 2116
12 4 43 16 1849
13 3 38 9 1444
14 3 32 9 1024
79
15 4 40 16 1600
16 3 38 9 1444
17 4 46 16 2116
18 4 46 16 2116
19 4 42 16 1764
20 4 42 16 1764
JUMLAH 67 753 233 29001
Perhitungan :
Si² = ( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 0,45
St² = ( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 34,24
r11 =
*
+
=
*
+
=
*
+
=
* )
= 1,090 (0,987)
= 1,075
Berdasarkan hasil perhitungan koefisiensi reliabilitas instrumen
motivasi belajar siswa diperoleh r11 = 1,075, maka instrumen tersebut
80
dinyatakan reliabel karena lebih dari 0,6. Dengan demikian, instrumen
ini dapat digunakan dalam penelitian.
3. Hasil Uji Pra Syarat
a. Uji Normalitas
Sumber : Data Primer yang diolah dengan for windows SPSS 22, 2016
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan grafik normal P-Plot di atas, dapat diketahui bahwa data
motivasi belajar siswa berdistribusi normal. Artinya data berdistribusi
normal apabila titik-titik berada disepanjang garis atau tidak jauh dari
garis, maka untuk itu, dalam penelitian ini data yang diperoleh
berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Tabel 4. 33
Hasil Uji Linearitas
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 167,178 1 167,178 13,104 ,001b
Residual 408,263 32 12,758
81
Total 575,441 33
a. Dependent Variable: motivasi belajar siswa
b. Predictors: (Constant), status sosial ekonomi orang tua
Sumber : Data Primer yang diolah dengan for windows SPSS 22, 2016
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai probabilitas (sig) = 0,01 dan
nilai taraf signifikan ɑ = 0,05. Jika 0,01 < 0,05 maka Ha diterima sehingga
dapat diambil keputusan bahwa model regresi linear sederhana dapat
digunakan untuk memprediksi status sosial ekonomi orang tua terhadap
motivasi belajar siswa.
4. Hasil Analisis Data
a. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.34
Tabel Penolong untuk Mencari Konstanta a dan b
Data (n) X Y XY X2
1 49 34 1666 2401
2 50 40 2000 2500
3 48 38 1824 2304
4 46 36 1656 2116
5 50 40 2000 2500
6 52 45 2340 2704
7 56 42 2352 3136
8 58 48 2784 3364
9 49 39 1911 2401
10 48 32 1536 2304
11 59 40 2360 3481
12 50 39 1950 2500
13 58 42 2436 3364
14 48 33 1584 2304
15 58 41 2378 3364
16 57 40 2280 3249
17 56 39 2184 3136
18 55 48 2640 3025
19 53 34 1802 2809
20 51 35 1785 2601
21 53 39 2067 2809
22 49 38 1862 2401
82
23 51 35 1785 2601
24 50 39 1950 2500
25 51 35 1785 2601
26 50 42 2100 2500
27 48 37 1776 2304
28 50 37 1850 2500
29 49 39 1911 2401
30 50 38 1900 2500
31 55 42 2310 3025
32 48 32 1536 2304
33 53 30 1590 2809
34 51 35 1785 2601
Total 1759 1303 67675 91419
1) Menghitung nilai konstanta b
b =
( )
=
( )
=
=
= 0,633
2) Menghitung nilai konstanta a
a =
=
=
=
= 5,551
3) Membuat persamaan regresi linear sederhana
Y = a + b.X
= 5,551 + 0,633.X
b. Hasil Uji Koefesien Korelasi
Tabel 4.35
83
Tabel Perhitungan untuk Mencari Nilai Korelasi
Data (N) X Y XY X2 Y2
1 49 34 1666 2401 1156
2 50 40 2000 2500 1600
3 48 38 1824 2304 1444
4 46 36 1656 2116 1296
5 50 40 2000 2500 1600
6 52 45 2340 2704 2025
7 56 42 2352 3136 1764
8 58 48 2784 3364 2304
9 49 39 1911 2401 1521
10 48 32 1536 2304 1024
11 59 40 2360 3481 1600
12 50 39 1950 2500 1521
13 58 42 2436 3364 1764
14 48 33 1584 2304 1089
15 58 41 2378 3364 1681
16 57 40 2280 3249 1600
17 56 39 2184 3136 1521
18 55 48 2640 3025 2304
19 53 34 1802 2809 1156
20 51 35 1785 2601 1225
21 53 39 2067 2809 1521
22 49 38 1862 2401 1444
23 51 35 1785 2601 1225
24 50 39 1950 2500 1521
25 51 35 1785 2601 1225
26 50 42 2100 2500 1764
27 48 37 1776 2304 1369
28 50 37 1850 2500 1369
29 49 39 1911 2401 1521
30 50 38 1900 2500 1444
31 55 42 2310 3025 1764
32 48 32 1536 2304 1024
33 53 30 1590 2809 900
34 51 35 1785 2601 1225
Total 1759 1303 67675 91419 50511
r = ( ) ( )
√, ( ) -, ( ) -
=
√, ( ) -, ( ) -
=
√, -, -
84
=
√, -, -
=
√
=
= 0,539
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka, dapat diketahui nilai korelasi
(r) sebesar 0,539.
c. Uji Koefesien Determinasi
Tabel 4.36
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Sumber : Data Primer yang diolah dengan for windows SPSS 22, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai R yang menunjukkan
angka 0,539 menunjukkan bahwa hubungan (korelasi) antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa cukup positif. Arti positif
adalah hubungan antara variabel X dan Y searah, maksud searah disini adalah
semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi pula
motivasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya semakin rendah status sosial
ekonomi orang tua maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa.
Nilai Koefesien (R-Square) yang diperoleh ditafsirkan sebesar 29,1%
(didapat dari 0,291 x 100%). Jadi, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar
siswa cukup kuat dengan nilai presentase sebesar 29,1%.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,539a ,291 ,268 3,572 ,291 13,104 1 32 ,001
a. Predictors: (Constant), status sosial ekonomi orang tua
b. Dependent Variable: motivasi belajar siswa
85
5. Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
sederhana dengan menggunakan uji t ( t-Test) karena data yang diperoleh
telah memenuhi uji prasyarat analisis yaitu data berdistribusi normal dan
berbentuk linear.
Tabel 4.37
Hasil Uji Hipotesis (Uji T)
Sumber: Data Primer yang diolah dengan for windows SPSS 22, 2016
Berdasarkan tabel coefficients di atas dapat diketahui koefesien regresi
yang diperoleh sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi
orang
tua terhadap motivasi belajar siswa.
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua
terhadap motivasi belajar siswa.
Kriteria Uji:
1) Jika thitung < ttabel , berarti Ho diterima, Ha ditolak
2) Jika thitung > ttabel , berarti Ha diterima, Ho ditolak
3) ɑ = 0,05, dengan derajat kebebasan yang digunakan adalah (db) 34 - 2,
ttabel = (005;32) = 2,037.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
95,0% Confidence
Interval for B
B Std. Error Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1 (Constant) 5,551 9,074 ,612 ,545 -12,932 24,035
status sosial
ekonomi orang tua ,633 ,175 ,539 3,620 ,001 ,277 ,990
a. Dependent Variable: motivasi belajar siswa
86
Nilai-nilai yang dianalisis adalah thitung = 3,620 dan ttabel = 2,036. Dapat
disimpulkan bahwa thitung > ttabel dan keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak.
Dari tabel coefficients (ɑ) diperoleh nilai Sig = 0,001
Nilai ɑ, karena uji dua sisi maka nilai ɑ nya dibagi 2, sehingga nilai ɑ = 0,05/
2 = 0,025. Ternyata: Sig = 0,001 < 0,025 keputusannya Ho ditolak.
Maka terdapat pengaruh yang cukup positif signifikan antara status sosial
ekonomi orangtua terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Hamidiyah.
C. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
nilai Sig = 0,01 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya koefesien regresi positif signifikan. Dapat disimpulkan bahwa
status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang
memiliki tingkat pengaruh sebesar 29,1% pada nilai R-Square yang ada pada hasil
uji kofesien determinasi. Nilai ini diperoleh melalui langkah-langkah penelitian
yang telah diujikan pada kelas XI dan kelas XII di pondok pesantren Al-
hamidiyah Depok sebanyak 34 responden. Diperoleh data yang valid dan reliabel
sebanyak 15 soal untuk variabel X dan 12 untuk variabel Y, dari angket yang
dicobakan kepada 20 responden di pondok pesantren Darunnajah Jakarta.
Hasil angket penelitian yang telah diolah selanjutnya diujikan dengan
menggunakan uji pra syarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Dari
hasil uji normalitas dapat diketahui bahwa titik-titik berada disepanjang garis atau
tidak jauh dari garis, maka untuk itu, dalam penelitian ini data yang diperoleh
berdistribusi normal. Sedangkan untuk hasil uji linearitas yaitu untuk mengetahui
apakah model regresi linear sederhana dapat digunakan untuk memprediksi status
sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa dengan membandingkan
nilai probabilitas (sig) dan nilai signifikan ɑ = 0,05. Dari data yang diperoleh nilai
probabilitas (sig) 0,01 < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi linear
sederhana dapat digunakan untuk memprediksi status sosial ekonomi orang tua
terhadap motivasi belajar siswa. Setelah itu, hasil yang didapat dari uji regresi
87
linear sederhana diujikan menggunakan uji t dengan membandingan thitung dengan
ttabel. Dari data yang diperoleh thitung = 3,620 dan ttabel 2,036. Karena thitung > ttabel
maka terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara status sosial ekonomi
orangtua terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Al-Hamidiyah.
Pengaruh yang disumbangkan dari variabel bebas (status sosial ekonomi
orang tua) sebesar 29,1% terhadap motivasi belajar siswa, dengan tingkat
presentase yang cukup kuat, menurut peneliti hal ini sesuai dengan teori Slameto
yang mengatakan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan
pokoknya misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga
membutuhkan fasilitas-fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang.1 Hal ini bisa dilihat pada hasil penelitian
yang telah dijawab oleh siswa yang terdapat pada beberapa indikator instrumen
diantaranya pemenuhan kebutuhan peralatan sekolah yang memiliki angka
presentase paling tinggi pada pilihan memenuhi semuanya sebesar 64,7% dan
penghasilan rata-rata bapak yang memiliki angka presentase paling tinggi pada
pilihan 5.000.000 ke atas dengan presentase sebesar 47,1%.
Status sosial ekonomi orang tua siswa yang ada di pondok pesantren Al-
hamidiyah sebagian orang tuanya bisa dikatakan status sosial ekonominya
termasuk dalam golongan borjuis dan golongan menengah dimana Karl Marx
menjelaskan dalam teorinya, “golongan kapitalis atau borjuis adalah mereka yang
menguasai tanah dan alat produksi, dan golongan menengah terdiri dari para
pegawai pemerintah”2. Hal ini juga bisa dilihat pada hasil penelitian yang telah
dijawab oleh siswa yang terdapat pada beberapa indikator instrumen diantaranya
kepemilikan harta orang tua selain rumah yang memiliki angka presentase paling
tinggi pada pilihan tanah dengan presentasi sebesar 44% dan pekerjaan bapak
1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Ed.rev, Cet.5, h.63 2 “Klasifikasi Kelas Sosial Berdasarkan Status Ekonomi”
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=84&lvl1=4&lvl2
=0&lvl3=0&kl=11,
88
yang memiliki angka presentasi paling tinggi di wiraswasta dengan presentase
sebesar 61,8% sedangkan pegawai negeri memiliki presentase yang cukup tinggi
dengan presentase sebesar 23,5%.
Hal lain terkait presentase pengaruh yang diberikan variabel status sosial
ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa datang dari faktor lain, faktor
lain tersebut berupa faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti minat, cita-
cita dan kondisi siswa yang tidak peneliti gunakan dalam penelitian ini. Selain
faktor internal, terdapat juga faktor eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi
belajar siswa diantaranya berupa kecemasan terhadap hukuman, penghargaan dan
pujian, peran orang tua, peran pengajar dan kondisi lingkungan. Terkait dengan
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa faktor diantaranya
kecemasan terhadap hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua serta
kondisi lingkungan. Mungkin saja faktor-faktor lainnya tersebut dapat
memberikan sumbangan presentase pengaruh pada motivasi belajar siswa,
walaupun akan memiliki tingkat presentase yang berbeda pula.
Selanjutnya, jika kita kaitkan dengan hasil penelitian relevan yang dilakukan
oleh Siti Nurhasanah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta3 yang menunjukkan
bahwa pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar siswa
terdapat korelasi yang sedang atau cukup kuat. Menurut analasis peneliti hal ini
bisa saja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa, disamping pengaruh yang diberikan oleh status sosial ekonomi orang tua,
peran pengajar juga sangat penting khususnya terkait pemberian bimbingan
terhadap anak, hal ini mengingat situasi anak yang tinggal di pondok pesantren
dan jauh dari orang tuanya sehingga orang tua tidak dapat terus menerus
memperhatikan perkembangan anaknya.
D. Keterbatasan Penelitian
3 Siti Nurhasanah, “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa di SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Jakarta Selatan”, (Skripsi UIN Jakarta
2013)
89
Penelitian ini telah dilakukan dan disusun sesuai dengan prosedur dan tata
cara penulisan karya ilmiah yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa
bahwa dalam penelitian ini masih ditemukan berbagai kekurangan dalam
penyusunannya, antara lain:
1. Penyebaran kuesioner yang dilakukan secara terpisah antara laki-laki dan
perempuan menjadikan peneliti tidak bisa mengawasi jawaban responden
yang diberikan.
2. Penelitian ini hanya menggunakan beberapa faktor yang terdapat dalam
faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, dan belum
cukup untuk membuktikan faktor utama yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa, akan lebih baik untuk penelitian selanjutnya menggunakan
faktor-faktor lainnya.
89
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan di bab IV maka dapat
disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah pondok
pesantren Al-hamidiyah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan thitung = 3,620 dan
ttabel = 2,036. Sehingga thitung > ttabel maka diambil kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi belajar
siswa di MA pondok pesantren Al-Hamidiyah dengan presentase sebesar 29%.
Artinya 71% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
B. Implikasi
Adanya pengaruh yang positif antara status sosial ekonomi orang tua terhadap
motivasi belajar siswa memberikan implikasi dalam mengoptimalkan peran orang
tua, peran pengajar serta faktor-faktor lain yang menimbulkan motivasi di dalam
atau di luar diri siswa. Kemudian memberikan evaluasi terhadap kegiatan-
kegiatan yang ada di pondok pesantren agar lebih diperhatikan dan di sesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki oleh para santrinya.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan diatas, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada orang tua hendaknya sering memberikan motivasi dengan
membangun komunikasi yang lebih intens khusunya bagi orang tua yang
memiliki kesibukan dalam bekerja sehingga jarang mengunjungi anakanya
yang berada di pesantren. Berdasarkan hasil tabulasi yang saya peroleh
orang tua jarang mengunjungi anaknya ke pesantren memiliki presentase
yang sangat tinggi. Anak yang sulit memahami pelajaran bukan berarti
90
bodoh, akan tetapi mungkin saja karena kurangnya motivasi dan perhatian
yang diberikan oleh orang tuanya karena kesibukan orang tuanya yang
bekerja. Hal ini mengingat adanya pengaruh status sosial ekonomi orang
tua terhadap motivasi belajar siswa.
2. Kepada pihak yayasan atau sekolah serta guru hendaknya lebih berusaha
semaksimal mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
cara memberikan bimbingan khusus bagi santri yang mengalami kesulitan
dalam mengatur jadwal belajarnya dengan kegiatan yang ada di pesantren.
3. Kepada santri diharapkan bisa lebih menghargai diri sendiri dan bisa lebih
memotivasi diri. Karena orang tua mempercayakan kalian ke pesantren
demi kebaikan kalian. Maka munculkanlah motivasi belajar melalui
keikutsertaan kegiatan di pesantren dengan ikhlas dan sabar. Serta
belajarlah dengan rajin dan sungguh-sungguh agar mendapatkan prestasi
yang baik di sekolah. Karena tidak menutup kemungkinan siswa yang
berasal dari keluarga sederhana atau bahkan siswa yang berasal dari
keluarga kurang mampu pun dapat memperoleh prestasi yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang mampu.
4. Kepada peneliti lain sebaiknya lebih difokuskan kepada faktor instrinsik
dan ekstrinsik. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan beberapa
faktor motivasi belajar ekstrinsik diantaranya kecemasan terhadap
hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua serta kondisi
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdulsyani. SOSIOLOGI: Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cet. 4, 2012.
Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006.
A.M, Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo
Persada. Cet. 21, 2012.
-------------------. Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Cet. 22, 2014.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 1999.
-------------------------. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 12,
2013.
-------------------------. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cet. 10, 2009.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan
Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Social Lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005.
-------------------. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013.
Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana. Cet. 1, 2009.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan
Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES. Cet. 8, 2011.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 3, 2011.
Gerungan. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama. Ed. 3. Cet. 1, 2004.
Gunadi. Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan. Jakarta: Salemba Empat, 2002.
H.S, Mastuki. dkk. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka. Cet. 2,
2005.
Idi, Abdullah. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. 1,
2011.
Kadir, Abdul. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2012.
Kamanto, Sunarto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet.1, 1988.
Lipsey, Richard G. dkk. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Cet. 7,
1997.
Lukman. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN
Jakarta & Jakarta Press. Cet. 1, 2007.
Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 1, 1994.
Noor, Henry Faizal. Ekonomi Publik. Padang: Akademia Permata, 2013.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana. Cet. 2, 2012.
Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta, 2007.
Nurdin, Amin dan Ahmad Abrori. MENGERTI SOSIOLOGI: Pengantar untuk
Memahami Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta dengan UIN Jakarta Press. Cet. 1, 2006.
Octavia, Lanny. dkk. Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren. Jakarta:
Rumah Kitab. Cet. 1, 2014.
Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Jilid 1, 2008.
---------------------------. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Jilid 2, 2008.
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK,
2014.
Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Cet. 20, 2011.
Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekeatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 11, 2014.
Siradj, Sa’id Aqiel. dkk. Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan
Transformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah. Cet. 1, 1999.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cet. 2, 2014.
-------------------. Statistik Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara. Cet. 1, 2013.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. Cet. 5, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Cet. 22, 2015.
Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cet. 18, 2011.
-------------------------. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cet. 13, 2005.
Susetyo, Budi. Statistik Untuk Analisis Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama,
2010.
Svalastoga, Kaare. Diferensi Sosial. Jakarta: Bina Aksara. Cet. 1, 1989.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet. 4,
2005.
Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Cet.
1, 2003.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 3, 2008.
W.A, Gerungan. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Cet. 1, 2004.
Wahid, Abdurrahman. dkk. Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES. Cet. 2,
1983.
Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung
Persada Press. Cet. 2, 2006.
Yudhawati, Ratna. dan Dany Haryanto. Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011.
Zarkasyi, Abdullah Syukri. Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Gontor. Ponorogo: Trimurti Press. Cet. 2, 2005.
SKRIPSI
Husna, Minda Wati. “Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap
Perkembangan Psikisosial Anak di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat”.
Skripsi UIN Jakarta, 2013.
Lubis, Rosihan Anwar. “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang tua dengan
Prestasi Mahasiswa FISIP Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta”. Skripsi UIN Jakarta, 2014.
Mulyadi. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat
Akan Dampak Konversi Lahan. Skripsi UIN Jakarta, 2015. tidak
dipublikasikan.
Nurhasanah, Siti. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar Siswa di SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang
Jakarta Selatan”. Skripsi UIN Jakarta, 2013.
Ridwansyah. “Pengaruh Motivasi Belajar di Pondok Pesantren Terhadap
Prestasi Belajar Santri”. Skripsi UIN Jakarta, 2014.
JURNAL
Fadila, Ade Citra. dan Dewi Ayu Hidayati. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Orangtua terhadap Perilaku Anak”. Jurnal Sociologie. Vol. 1, 2013.
Fitriyanti, Evi. “Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Layanan
Konseling terhadap Prestasi Belajar pada Mata pelajaran IPS”. Jurnal
Sosio e-Kons. Vol. 7, 2015.
Saefudin, Yusuf dan Yuni Marisa. ”Perubahan Pendapatan dan Kesempatan
Kerja”, Rural Dynamics Series. No. 26, 1984.
Supriadi, Oding. Profesi Guru dan Langkah Pengembanganya. Jurnal Tabularasa
PPS UNIMED Vol. 5. No. 1, 2008.
INTERNET
Handrianto, Prasetyo. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Motivasi
Belajar” http://sainsjournal-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45907-
PENDIDIKAN-
Faktorfaktor%20yang%20berpengaruh%20terhadap%20motivasi%20bel
ajar.html, 21 Agustus 2016
Rumah Belajar. “Kelas Sosial, Status Sosial, Peranan Sosial dan Pengaruhnya”.
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&i
dmateri=84&lvl1=4&lvl2=0&lvl3=0&kl=11, 15 September 2016
LEMB: R UJI REFERENSI
Nama : Rahmawati Wulandari
NIM : 1112015000068
Jurusan Prodi : Pendidikan I1mu Pengetahuan Sosial/ Ekonomi
Judul Skripsi : Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah
Paraf Pembimbing Pembimbing No Judul dan IIalarnan Buku
I II BAB I
Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, 1 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet.1 S, h.1 Sa'id Aqiel Siradj et al, Pesantren Masa
2 Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Cet. 1, h.172
3 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet.1, h.61 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi
4 Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), Cet. 8, h.41 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar-
5 Mengajar, (Jakarta: Raj agraf ndo Persada, 2012), Cet.21, h.75.
6 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet.1, h.73 Lanny Octavia, Ibi Syatibi, Mukti Ali, Roland
7 Gunawan, Ahmad Hilmi, Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta: Rumah Kitab, 2014), Cet. 1, h.111
BAB II 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), Cet.1, h.858 Abdulsyani, SOSIOLOGI. - Skematika, Teori,
9 dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet.4, h.91-92 Amin Nurdin & Ahmad Abrori, MENGERTI
10 SOSIOLOGI: Pengantar untuk Memahami / (p Konsep-Konsep Dasar, (Jakarta: Lembaga
Penelitian IJIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet.1, h. 45 Abdulsyani, SOSIOLOGI: Skematika, Teori,
11 dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet.4, h.92
12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.1, h.220 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi:
13 Pendekeatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet.1 1, h. 4 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonoini,
14 (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. Pertarna, Cet. 1, h. 9-10
15 Henry Faizal Noor, Ekonomi Pub/i/c, (Padang: Akademia Permata, 2013), Cet. 1, h. 10 Richard G. Lipsey et all, Pengantar Mikro
16 Ekonomi, Jilid 1,(Jakarta: Erlangga, 1997), Ed.8, Cet.7, h. 49 Lukman, Pengantar Teori Mikro Ekonomi,
17 (Jakarta : Lembaga Penelitian UTN Jakarta & Jakarta Press, 2007), Cet.1, h. 2 Ade Citra Fadila & Dewi Ayu Hidayati,
18 "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua terhadap Perilaku Anak", Jurnal Sociologie, Vol. 1, 2013, h. 263-264
19 Kaare Svalastoga, Dtferensi Sosial, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet.1, h. 26 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan:
20 Membantu Siswa Tumbuh dan Perkembangan, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), Ed.6, h. 187
21 Kaare Svalastoga, Djferensi Sosial, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet.1, h. 27
22 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1, h.28 Geningan W.A, Psikologi Sosial, Ed.3,
23 (Bandung: Refika Aditama, 2004), Cet.1, h. 197 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan:
24 Membantu Siswa Tumbuh dan Perkembangan, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), Ed.6, h.187 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi:
25 Pendekeatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet.1 1,
_____ ii. 101
26 Henry Faizal Noor, Ekonomi Publik, (Padang: 4 Akadernia Permata, 2013), Cet.1, h. 4
27 Gunadi, Ketentuan Dasar Pfak Penghasilan, (Jakarta: Salemba Empat, 2002) h. 44
28 Gunadi, Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 44
29 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.1, h.300 Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian
30 Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), Cet. Pertama, h. 97. Yusuf Saefudin dan Yuni Marisa, "Perubahan
31 Pendapatan dan Kesempatan Keija", Rural Dynamics Series, No. 26, 1984, h. 10.
32 Kaare Svalastoga, Dferensi Sosial, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet. 1, h. 27-28 Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Akan Dampak Konversi Lahan, (Skripsi UIN Jakarta, 2015) 5 h.18, tidak dipublikasikan. Henry Faizal Noor, Ekonomi Publik, (Padang: 4 Akademia Permata, 2013), Cet.1, h. 4 Oding Supriadi, Profesi Guru dan Langkah
35 Pengernbanganya, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol. 5, No. 1, 2008, h. 36.
36 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.1, h.428 Yusuf Saefudin dan Yuni Marisa, "Perubahan
37 Pendapatan dan Kesempatan Kerja", Rural Dynamics Series, No. 26, 1984, h. 11. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat:
38 Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.200 Sunarto Kamanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitlndonesia, 2004), h. 94
40 Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), Ed.Pertama, h. 60 "Klasifikasi Kelas Sosial Berdasarkan Status Ekonomi"
41 https://belajar.kemdikbud. go.id!SumberBelajar/ / tamp ilajar.php?ver=12&idmateri=84&lvll=4&1 v12=0&1v13=0&kl=1 1, 15 September 2016
42 "Klasifikasi Kelas Sosial Berdasarkan Status
Ekonomi" https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/ tampilajar.php?ver=1 2&idmateri=84&lvll =4&1 v12=0&1v13=0&kl=1 1, 15 September 2016 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Ed.2, Cet. 1, h.28 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung : PT Refika Aditama, 2004), Ed.3, Cet.1, h. 196 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar-
45 Mengajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. Ke-21, h. 73 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
46 (Jakarta: PT. RajaGrafmdo Persada,2005), Ed 5, Cet. 13, h. 70 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi &
47 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.3,h.3
48 Gerungan W.A, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1988), Cet.11, h.140. Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Be/ajar-
49 Mengajar, (Jakarta: Rajagrafmdo Persada, 2012), Cet. Ke-21, h. 73 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan:
50 Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2008), Ed.6, h.58. Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar-
51 Mengajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h. 74 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi &
52 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.3, h. 9 Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-
53 teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), Cet. Pertama, h. 79
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Ed 54 5, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),
Cet. 13, h. 72-73
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi &
55 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Burni Aksara, 2008), Cet.3, h. 9
56 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan
di Indonesia, (Jakarta: gaung Persada Press, /4 2006), Cet.2, h. 179 Sardiman A.M, Interaki & Motivasi Be/ajar-
57 Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. Ke-21,h.85 Harnzah B. Uno, Teori Motivasi &
58 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.3, h.64 Evi Fitriyanti, "Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Layanan Konseling
59 terhadap Prestasi Belajar pada Mata pelajaran IPS", Jurnal Sosio e-Kons, Vol. 7, 2015, h. 92- 93 Slameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang
60 Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.5, h. 2
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 61 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
Cet. 4, h. 69 Sardirnan A.M, Interaksi & Motivasi Be/ajar-
62 iViengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. Ke-22, h. 20
63 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Be/ajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet.3, h.13. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi &
64 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.3, h. 22 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Be/ajar-
65 Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. Ke-21, h. 75
Abd. Rachman Abror, Psikologi 66 Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 114 Martinis Yamin, SertUlkasi Profesi Keguruan
67 di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2006), Cet.2, h. 173 Evi Fitriyanti, "Pengaruh Motivasi Belajar dan
68 Persepsi Siswa Atas Layanan Konseling terhadap Prestasi Belajar pada Mata pelajaran IPS", Jurnal Sosio e-Kons, Vol. 7, 2015, h. 92. Harnzah B. Uno, Teori Motivasi &
69 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Burni Aksara, 2008),
_____ Cet.3, h.23
http://sainsjournal- fstl 1. web. unair. ac. id/artikel -detail -4 5 90 7- PENDIDIKAN-
70 Faktorfaktor%2Oyang%2oberpengaruh%20terh adap%20motivasi%20be1ajar.htm1, Minggu, 21 Agustus 2016 Slameto, Belajar dan Faktor-fiiktor yang
71 Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed.rev, Cet.5, h.171 M. Ngalim Purwanto, I/mu Pendidikan.
72 Teoritis dan Praktis, (Bandung: Rernaja Rosdakarya, 2011), Cet.20, h. 82-83 Slameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang
73 Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed.rev, Cet.5, h.61 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
74 Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed.rev, Cet.5, h.63 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
75 Pustaka, 1988), Cet.1, h.695
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi
76 Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta : LP3ES, 2011), Cet. 8,h. 41 Said Aqiel, dkk., Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Cet. 1, h. 133-134
78 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.1, h.783 Abdurrahman Wahid, dkk., Pesantren clan
79 Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1983), Cet. 2, h. 40 Said Aqiel, dkk., Pesantren Masa Depan:
80 Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, (Bandung: Pu.staka Hidayah, 1999), Cet. 1, h. 13 Lanny Octavia, dkk., Pendidikan Karakter
81 Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta: Rumah Kitab, 2014), Cet. 1, h. xi Mastuki HS et all, Manajemen Pondok
82 Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), Cet.2 7 h. 128-129
83 Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen ______ Pesan tren: Pengalaman Pondok Modern
Gontor, (Ponorogo: Trimurti Press, 2005), Cet.2, h. 127-128 Siti Nurhasanah, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
84 Be/ajar Siswa di SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Jakarta Selatan", (Skripsi UIN Jakarta 2013) Minda Wati Husna, "Pengaruh Status Ekonomi
85 Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikisosial Anak di SMA Muhammadiyah 8 Ciputaf', (Skripsi UTN Jakarta 2013)
Ridwansyah, "Pengaruh Motivasi Be/ajar 86 di Pondok Pesantren Terhadap Prestasi
Be/ajar Santri", (Skripsi UfN Jakarta 2014)
87
Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Akan Dampak Konversi Lahan, (Skripsi UIN Jakarta, 2015) Rosihan Anwar Lubis, "Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang tua dengan Prestasi
88 Mahasiswa FISIP Universitas Islam Negri SyarjfHidayatul/ah Jakarta", (Skripsi U1N Jakarta 2014)
BAB_III H. Syamsir Salam, Ms. Dan jaenal Arifm.
89 Metodologi Sosial Pendidikan. Jakarta: UTN Jakarta Press. h.35. Zainal Arifin, Pene/itian Pendidikan (Metode
90 dan Paradigma Baru), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 29. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitat
91 Kualitatjf dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. 22, h. 80. Pedoman Penu/isan Skrzpsi UIN Sy arjf
92 Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: FITK, 2014), h. 64. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatf, Kualitatjfdan R&D, h. 81. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
94 Pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka cipta, 1999), h.120. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatj/ Kualitatifdan R&D, h. 85.
96 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 12, h. 102.
97 Sugiyono, Metode Pene/itian Kuantitatj/,
Kualita4fdan R&D, h. 142. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantita4f Komunikasi, Ekonomi, Dan
98 Kebijakan Public Serta ilmu-ilmu Social Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h h. 130 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitat/ Kualitatfdan R&D, h. 102.
100 Kaare Svalastoga, Dferensi Sosial, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet.1, h. 26
101
Evi Fitriyanti, "Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Layanan Konseling terhadap Prestasi Belajar pada Mata pelajaran IPS", Jurnal Sosio e-Kons, Vol. 7, 2015, h. 92. Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantita4f
102 Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), cet.-2, h. 47. Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:
103 Skripsi Tesis, Desertasi dan karya ilmiah, h 133. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
104 Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.X, h.72 Syofian Siregar, Statistik Parametik Untuk
105 Penelitian Kuantitat (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 1, h. 57
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: 106 Skripsi Tesis, Desertasi dan karya ilniicih, h.
163.
107 Pedoman Penulisan Skripsi UINSyarf Hidayatullah Jakarta, h. 67. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatf Dan
108 Kualitatf Untuk Studi Sosiologi, Kebjjakan Publik, Kemunikasi, Manajemen, Dan Pemasaran, h. 182. Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatf
109 Dilenglaipi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, h. 86. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi: Format-Format KuantitatjfDan
110 KualitatfUntuk Studi Sosiolog4 KebUakan Publik, Kemunikasi, Manajemen, Dan Pemasaran, h. 184.
SyofianSiregar, Metode Penelitian Kuantitat(f 111 Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, h. 285.
112
Syofian Siregar, Metode Penelitian KuantitatfDilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS,h. 284.
Budi Susetyo, Statistik Untuk Analisis 113 Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2010), h. 122. Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantizatf
114 Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, h. 290. Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatf
115 Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, 290. Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif
116 Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS ,h. 286.
BAB IV Slameto, Be/ajar dan Faktor-Jaktor yang
117 Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed.rev, Cet.5, h.63 "Kiasifikasi Kelas Sosial Berdasarkan Status Ekonomi"
118 https:/Ibelaiar.kemdikbud.go.idlSumberBelajar/ tampilajar.php?ver=12&idmateri=84&lvll=4&1 v12=0&1v13=0&kl=1 1.15 September 2016 Siti Nurhasanah, "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
119 Be/ajar Siswa di SMA Islam Harapan I/ni Pondok Pinang Jakarta Selatan", (Skripsi UIN Jakarta 2013)
/ \\ Mengesahkan:
Pe/nbin\bing Skripsi I
Teukt'&im1i Zakari NIP. 195202 197903 1 001
KEMENTERIAN AGAMA 1 No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
• •• ,aiuuI UIN JAKARTA I I Terbit 1 Maret 2010 I
FORM (FR) FITK No. Revisi: : 02 1 ii. Ir. H. Juanda No 95 Ciputaf 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PEN ELITIAN
\omor: 2Oi6 Jakarta, 21 Desember 2016 Lamp. Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth. Kepala MA Pondok Pesantren A1-Haniidivah Depok di Tempat
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Rahmawati Wulandari
NIM :1112015000068
Jurusan : Pendidikan IPS / Ekonomi
Semester IX (sembilan)
Judul Sk.ripsi :Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren A1-Hamidiyah.
adalah benar mahasiswali Fakultas Emu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di madrasah yang Bapakl Ibu pimpin.
Untuk itu kami mohon Bapakl Ibu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak/ Ibu, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wh.
a.n. De idikan IP
ç3 -v ' .
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
nto, M.Pd 200801 1 012
UR
S%%s)
1 J MADRASAH ALIYAH AL-HAMIDIYAH AMDJ STATUS TERAKREDITASI PERINGKAT A NO. 02.0016931BAP-SMIXI20I I
SURAT KETERANGAN
Nomor: 109IMA-AH/E-231X1112016
Yang bertanda tangan dibawah mi:
Nama : SUYATNO, S.SI, M.Pd
Jabatan : Kepala MA Al Hamidiyah Depok
Dengan mi menerangkan bahwa:
Nama RABMA WATT WULANDARI
N]M :1112015000068
Program Studi : Pendidikan IPSI Ekonomi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah melakukan Penelitian tentang "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua 'Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hamidiyah".
Demikian surat keterangan mi dibuat dengan sebenar-benarnya agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dibuat di Depok
Pada Tanggal : 23 Desember 2016
Kepala MA Al Hamidiyah,
Pd
L'!J
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Ji Jr H. Juaida No 95 Cipufat 15412 Indonesia
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
FORM (FR) Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/.ft/2016 Lamp. Hal Bimbingan Skripsi
Jakarta, 23 Desember 2016
Kepada Yth.
1. Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA 2. Tri Harjawati, M.Si
Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dengan mi diharapkan kesediaari Sauclara untuk menjadi pembimbing 1 11 (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Rahmawati Wulandari
NIM :1112015000068
J urusan : Pendid I kan I PS! Ekonorn I
Semester : LX (Sembilan)
Judul Skripsi : Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Pondok Pesantreri Al- Harnidiyah
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal II Januari 20 16, abstraksi/ourline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi mi diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhat Ian dan kerja sama Saudara, kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wh.
a. n..
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
53 C;y
NL 7! pwtio M.Pd
1 012
PROFIL MADRASAH
A. SEJARAH SINGKAT MADRASAH
Mendirikan pesantren untuk mengembangkan dakwah Islamiyah
merupakan salah satu cita-cita luhur KH. Achmad Sjaichu (almarhum).
Sebagai orang yang sejak kecil hidup dan dididik di lingkungan pesantren,
wajar saja jika KH.Achmad Sjaichu bercita-cita untuk mendirikan sekaligus
mengasuh pesantren.Siapakah (alm) KH. Achmad Sjaichu? Beliau adalah
pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok.
KH.Achmad Sjaichu dilahirkan di daerah Ampel, Surabaya, pada hari
Selasa Wage, 29 Juni 1921. Beliau putra bungsu dari dua bersaudara, putra
pasangan H. Abdul Chamid dan Ny. Hj. Fatimah. Pada usia 2 tahun Sjaichu
sudah yatim, ditinggal wafat oleh ayahnya.
Sepeninggal ayahnya, Achmad Sjaichu bersama kakaknya Achmad Rifa'i
diasuh oleh ibunya dengan tekun dan tabah. Untuk memperoleh pendidikan
agama, Sjaichu kecil giat belajar kepada K. Said, guru mengaji bagi anak-anak
di sekitar Masjid Ampel. Pada usia 7 tahun Sjaichu sudah menghatamkan Al-
Qur'an 30 Juz.
Pada tahun 1953, Sjaichu terpilih menjadi ketua LAPANU (Lajnah
Pemilihan Umum NU) daerah pemilihan Jawa Timur. Dan pada pemilu 1955
ia diangkat menjadi anggota DPR dari Fraksi NU, dan pada tanggal 25
November 1958 ia ditunjuk sebagai Ketua Fraksi NU. Dalam kurun waktu 15
tahun sejak ia menjadi anggota DPRDS di Surabaya, akhirnya KH. Achmad
Sjaichu mencapai puncak karir di gelanggang politik.
Dengan menjadi Ketua DPRGR pada tahun 1966. Di NU sendiri
KH.Achmad Sjaichu pernah menjadi salah seorang ketua PBNU, sampai
tahun 1979 (ketika berlangsung Muktamar NU di Semarang). Kepemimpinan
dan ketokohan KH.Achmad Sjaichu tidak hanya diakui secara nasional,
melainkan juga sampai ke level internasional.
Pengakuan itu terbukti dengan dipilihnya KH.Achmad Sjaichu sebagai
presiden Dewan Pusat Organisasi Islam Asia Afrika (OIAA) dalam
konferensinya yang pertama di Bandung, tanggal 6-14 Maret 1965.
KH.Achmad Sjaichu yang di kenal sebagai pengagum Presiden Mesir Gamal
Abdul Nasser itu berhasil mengembangkan misi dakwah Islamiyah dan misi
perjuangan bangsa Indonesia dalam pentas politik internasional.
Sekian lama KH.Achmad Sjaichu menekuni dunia politik, tak
menyurutkan perhatian dan minatnya dalam dunia dakwah Islamiyah. Bahkan,
semangat mengembangkan dakwah Islamiyah itulah yang dijadikan motivasi
dalam keterlibatannya di pentas politik. Pada tanggal 27 Ramadhan 1398 H,
atau bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 1978, KH.Achmad Sjaichu
mendirikan organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah, yaitu Ittihadul
Muballighin.
Lembaga inilah yang pada akhirnya mengantarkan KH.Achmad Sjaichu
menuju terminal pengabdian terakhirnya, yaitu dunia dakwah dan pesantren.
Dan Pesantren Al-Hamidiyah yang kini berdiri cukup megah di daerah Depok,
merupakan saksi bisu yang menunjukkan betapa besar dan luhurnya cita-cita
yang dikandung KH. Achmad Sjaichu. Dari pesantren juga berakhir di
pesantren.
Pesantren Al- Hamidiyah tidak hanya membuka kelas pesantren saja,
akan tetapi juga membuka sekolah-sekolah, yakni TPA, TPQ, RA/TK, SDIT,
SMPIT, MTs, MA, dan STAI Al- Hamidiyah. Pada laporan akhir PPKT ini,
pembahasan difokuskan pada MA Al-Hamidiyah Depok. MA Al-Hamidiyah
Depok berdiri pada tahun 1988 dan pada tahun 2012 Kantor wilayah
kementerian agama provinsi jawa barat memberikan mendapat pengakual
formal yakni akreditasi A.
B. VISI, MISI, DAN TUJUAN
1. VISI
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang unggul dalam ilmu
pengetahuan agama dan luas dalam ilmu pengetahuan umumnya, sehingga
menghasilkan kader ulama yang intelektual, cerdas, terampil, percaya diri,
berkepribadian kuat, mampu mengembangkan diri, dan mampu
mengembangkan umat manusia seutuhnya serta bertanggungjawab terhadap
masyarakat.
2. MISI
a. Menyiapkan kader-kader muslim yang menguasai ilmu pengetahuan
agama Islam dan ilmu pengetahuan umum yang luas, dan mendalam
serta memiliki pribadi muslim yang berakhlak mulia.
b. Menyiapkan kader muslim yang memiliki sifat istiqomah terhadap
ajaran yang diyakini dan mampu mengamalkan kepada masyarakat.
c. Menyiapkan kader muslim yang luas wawasan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi dengan dilandasi nilai-nilai ajaran Islam yang kuat, dan
mampu menerapkan dalam kehidupan masyarakat.
d. Mewujudkan Pesantren Al-Hamidiyah Depok menjadi pesantren
yang unggul dan berkualitas yang menjadi rujukan pesantren lainnya.
e. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional tenaga
pendidik sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
3. TUJUAN
a. Mendidik santri yang memiliki iman yang kuat dan kepercayaan yang
mantap terhadap kebenaran seluruh ajaran Islam yang diwahyukan
Allah SWT., kepada Nabi Muhammad SAW.
b. Beriman, berakhlak mulia, beramal shaleh, cakap, serta memiliki
kesadaran dan tanggung jawab atas kesejahteraan umat manusia dan
masa depan negara Republik Indonesia.
c. Mendidik santri agar mampu berpikir rasional dilandasi dengan dasar-
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu menjabarkan pada
agama Islam sehingga dapat mengembangkan prikehidupan
masyarakat.
d. Mendidik santri agar memiliki kemampuan menuangkan buah
pikirannya yang rasional, metodologi yang tepat, dan mampu
menuliskan sebagai karya tulis, laporan penelitian atau kajian telaah
yang berguna bagi upaya peningkatan kualitas dan pengembangan
ilmu dakwahnya.
e. Tercapainya kehidupan baik di dalam maupun di luar pesantren berciri
khas Islam dan nilai-nilai kepesantrenan.
C. GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Tenaga pengajar/guru pesantren Al-Hamidiyah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya santri. Peningkatan
bukan hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Rekrutmen dilakukan
berdasarkan kualifikasi dan kriteria yang cukup ketat.
Berikut adalah posisi/jabatan guru/tenaga kependidikan yang ada di MA.
Al- Hamidiyah Depok:
1. Seorang Kyai yang mengasuh pesantren dan dibantu oleh pembina asrama,
guru (ustadz/ustadzah) lulusan dari Perguruan Tinggi ternama minimal
berijazah S-1.
2. Guru
3. Administrasi/ TU
4. Pustakawan
5. Petugas BP/ BK
6. Laboran
7. Bantuan tenaga ahli bahasa Arab dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Berikut ini adalah data pendidik yang terdapat di MA. Al-Hamidiyah
Depok:
No. Nama Lengkap Jenis
Kelamin Jabatan Mata Pelajaran
1. Drs. Achmad Zarkasih L Kepala
Sekolah Fiqih
2. Suyatno, S.Si, M.Pd L Wakil Kepala
Sekolah Matematika
3. Drs. H. Mahfudz A L Pendidik
Fiqih, Aqidah,
Tafsir, Hadist, dan
Al-Quran Hadist.
4. Drs. Asri Azhari L Pendidik Fiqih, SKI, Al-
Quran Hadist,
5. Subhan Hidayat, S.Sos L Pendidik
Hadist, Tafsir,
Aqidah, Tasawuf,
Kalam
6. Jauhari, Lc L Pendidik Bahasa Arab, Fiqih,
Ilmu Kalam
7. Nurbaeti, M.Pd P Pendidik PPKn, Sejarah
8. Dra. Embay Sa'adiyah,
M.Pd P Pendidik
Bahasa Indonesia,
Seni Budaya
9. N. Yanti, S.Ag P Pendidik Bahasa Indonesia,
Seni Budaya
10. Mahyudin, S.S L Pendidik Bahasa Inggris
11. Dra. Hj. Yufiani P Pendidik Matematika
12. Dwi Wahyu P, S.Si P Pendidik Biologi
13. Supriyo, S.Si L Pendidik Fisika
14. Prita Ayu Eka S, S.Pd P Pendidik Kimia
15. Ratu M. Khusnah,
S.Pd P Pendidik Geografi, Sosiologi
16. Drs. Eridian Patria P L Pendidik Ekonomi
17. Anny Prihatini,
S.Kom P Pendidik TIK
18. Mujahidin L Pendidik Penjaskes
Berikut ini data tenaga kependidikan di MA. Al-Hamidiyah Depok:
Jabatan Jenis
Kelamin Nama Tenaga Kependidikan No.
Bimbingan
Konseling P
Dra. Hj. Yayuk 1.
Tata Usaha L Khurzudin 2.
Tata Usaha P Mutia Hijriyana 3.
Laboran IPA L Achmad Tamim 4.
Pustakawan L Abdul Muiz 5.
Petugas Kebersihan L Sungkono 6.
Petugas Kebersihan L Ahmad Baedoi 7.
Petugas Kebersihan L Heri 8.
Petugas Kebersihan L Pepen 9.
D. SISWA
Berikut ini adalah daftar nama-nama siswa MA Al-Hamidiyah tahun
ajaran 2016-2017:
1. Data Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2016-2017
Kelas X terdiri dari empat kelas, di antaranya adalah X MAK, X IPS
1, X IPS 2, dan X IPA.
a) Data Siswa Kelas X MAK
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Amalia Sofa Izza 11 Khrisna Rhaditya Putra
2 Ananda Nabilla Jasmine 12 Melly Nur Rahmawati
3 Annisa Nuzuliya Inayah 13 Muhammad Fauzil Adhim
4 Aryo Bimo Santoso 14 Muhammad Ikhsan Rahmat
5 Dimas Yandika 15 Muhammad Reza
6 Fadhlurrohman Fakhri Safna 16 Muhammad Ridwan
7 Fahri Akmal Syarif 17 Pillaria Azzahra
8 George Khatami Albustomy 18 Vira Servia
9 Hendrawan Jaka Maulana 19 Muhammad Fikri Ramadhan
10 Ilham 20 M. Khairu Mamnun
b) Data Siswa Kelas X IPS 1
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Abitian Priya Nouvadil 14 Muhammad Cakra Sabilli
Rifqi
2 Alvin Faisal 15 Muhammad Rafli Fahrizal
3 Annisa Ramadhani Nurfahda 16 Muhammad Reyhan
Faridurrahman
4 Ellen Natasya Andini 17 Nabilah Azzahra
5 Faroq Al-Farizi 18 Nadiatul Hafian
6 Fawaz Azizy 19 Naurah Khairunnisa Azizah
7 Ferlya Mawardha Yusuf 20 Pranaja Dwi Surya
8 Ghufran Azmi Pradana 21 Rizka Amira Nurasyid
9 Ghulam Rizqi 22 Shafira Nur Ramadhanti
10 Hanif Nur Mazadi 23 Siti Zahra Danisa
11 Ilham Yoga Adiyanto 24 Wahyu Widodo
12 Lukmanul Hakim 25 Nada Nur Maulidina
13 Muhammad Andry Octa Pratama 26 Nur Muhammad Mahdi Ulil
Azmi
c) Data Siswa Kelas X IPS 2
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Anggraeni Dwi Ningrum 16 Muhammad Valdarama
Fauzan
2 Anita Ayu Primadyah 17 Najla Shulhatul Fauza
3 Annisa Dwi Octaviani 18 Nauval Halim Habibi
4 Annisa Putri 19 Nazhila Delyanarachma Putri
5 Berlian Azmi Assyifa 20 Ramdhan Ghufron
6 Fatimah Zahro 21 Rizky Bagas Ramdani
7 Hanifah Audelia 22 Salma Andzala Shakinata
8 Muammar Mubarak Ibrahim 23 Syalsabila Haya
9 Muhamad Dimas Arkhan 24 Syarifuddin Oganda Putra
10 Muhamad Nurdiantomo 25 Tarisa Amalia Rabbani
11 Muhamad Rashyid Ardiansyah 26 Teggar Anugrah Ramadhan
12 Muhammad Harits Zhafran 27 Tito Wiradinata
13 Muhammad Rafi 28 Ardhika Septiansyah
14 Muhammad Rafi Ramadhan 29 Andi Muhammad Iskandar
15 Muhammad Rivandi
d) Data Siswa Kelas X IPA
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Ahmad Syathibi Hafizh 16 Juansyah Iqdamal Syarif
2 Aisha Salsabila Tannia Wijaya 17 Mahsa Nuraini Syahda
3 Alifia Nur Cholifah 18 Miftahul Falah Samuri
4 Anwar Hakim 19 Mohamad Zydane Ulir Rizqi
Toyyibi
5 Debbie Febrina 20 Muhammad Al Fadio Ummam
6 Diah Ayu Sri Ramadanti 21 Muhammad Faisal Nugraha
7 Diky Permana Putra 22 Muhammad Fikri
8 Dinda Aulia Febriyanny 23 Muhammad Ihsan Nurfawaz
9 Dyah Ayu Maya Sari 24 Muhammad Ryan Fahlevi
10 Elsya Nabilah 25 Restu Indianto
11 Faizah Anjani 26 Reza Fachrezy Septiawan
12 Farah Azizah Haq 27 Ridwan Syamsa Saefullah
13 Firda Fadhilah Ar'bah 28 Zamroni Nur
14 Imtinan Safinatun Naja 29 Rifqi Aditya Santoso
15 Jatnika Rahayu
2. Data Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2016-2017
Kelas XI terdiri dari empat kelas, di antaranya adalah XI MAK, XI
IPS 1, XI IPS 2 dan XI IPA.
a) Data Siswa Kelas XI MAK
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Bondan Juliano Muhammad 11 Nabilah Ramadhita
2 Doni Muhamad Firdaus 12 Nur Syifa Hanifah
3 Farhan Rochmad Widodo 13 Razif Imam Wahyudi
4 Imam Ashfa Aulia 14 Reyhan Alifatur Rosyida
5 Maulana Yusuf 15 Siti Salwa Agustiana
6 Miftahul Zanna 16 Umniyah Wahidah Asriyah
7 Muhammad Fajri 17 Wira Kusuma
8 Muhammad Rayhan Hutasuhut 18 Zeinfigo Ziyad Hamami
9 Muhammad Rifqi Al Fatah 19 Nabilah Ramadhita
10 Muhammad Zulfahmi Azhari 20 Silvi Salamah
b) Data Siswa Kelas XI IPS 1
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Abrar Dzakwan Sapurba 14 Muhammad Daffa Al'zidane
2 Agesta Prasetio 15 Muhammad Hasanain Haickal
3 Ahmad Aidun Najam 16 Muhammad Iqbal Ramadhan
4 Ahmad Syauqi Rozzaq 17 Ninda Rahayu Sulistia
5 Aldira Raif Fahalan 18 Rafidah Isma Marhamah
6 Allia Rania Ifdial 19 Rizky Rifa'ie
7 Annisaa Ayu Mardhani 20 Shafa Amalya Cahya Utami
8 Arief Budianto 21 Syifaa Ananda Sari
9 Dara Nabilla Islami 22 Tasha Salsabila Fitri Dewi
10 Dimas Fadlurrahman 23 Teuku Arrozaan Aramico Hasbi
11 Fadliah Mawaddah Muchlis 24 Ulin Puspa Arum Brenikahayu
12 Khoirul Anam 25 Giovani Travatoni
13 Meileni Sandyaningrum 26 Nada Nur Maulidina
c) Data Siswa Kelas XI IPS 2
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Adinda Mega Pangestu 10 Mayendra Malik
2 Aditya Adhi Nugroho 11 Muhammad Bhakti Raihan
Arief
3 Aditya Rahman 12 Nadiah Salsabila
4 Ahmad Faqih Syauqi 13 Rafania Zafirah
5 Alwy Indra Kusuma 14 Rahmadanti Dewi Rizqiani
6 Arian Rusdi 15 Rodiena Abiel Imamurrijal
Umriasiwi Massib
7 Bagas Dwi Cahyo 16 Shabrina Yasinta Zahra Yuma
8 Balqis Razanah Firnandi Ar 17 Rahmatullah
9 Giovani Travatoni
d) Data Siswa Kelas XI IPA
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Ade Qori Kartika 15 Khansa Atallah Aufaniswara
2 Adinda Dara Aurora Sukma 16 Lu'lu' Nafisah
3 Ahsanah Nur Amaliah Amar 17 Millenia Syafa Alzahra
4 Alifah Rahmah 18 Muhammad Ashlah Rasyidi
5 Annisa Nur Azizah Riyadi 19 Muhammad Kevin Wiratama
Rahmat
6 Annisa Nuur Balqis 20 Nabilah Sanya
7 Apsari Ajeng Ambartya 21 Nailam Raatul Mufidah
8 Atma Syahruni Rahmah 22 Okta Israd Muhammad Hidayat
9 Aulia Diandra Suprapto 23 Oscar Alvian
10 Clarissa Ilmi Riyanti 24 Puspita Shabira
11 Halimatus Sa'diah 25 Salsabila Azzahra Kamila
12 Hana Fatimah 26 Syarifah Aulia Zalzabillah
Lubis
13 Hana Putri Dantes 27 Thias Bulan Nur Andini
14 Imelly Septia Sawla 28 Shabrina Yasinta Zahra Yuma
3. Data Siswa Kelas XII Tahun Ajaran 2016-2017
Kelas XII terdiri dari tiga kelas, di antaranya adalah XII IPA, XII IPS, dan XII
MAK.
a) Data Siswa Kelas XII IPA
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Achmad Ibnudin 14 Muhammad Daffa Ulhaq
2 Adelvino Asyraf Farel 15 Muhammad Fajrunnajah
3 Afifah Nidaul Hukama 16 Muhammad Kahfi
4 Afifah Rizkiana 17 Nihayah Azzahra
5 Ahmad Kevin Ferdinand 18 Nur Afifah
6 Ainun Rizma Elfariyani 19 Rifqiyah Nabihah
7 Aisen Odnikana
Setyanamurwan
20 Salsabila Nadhifa
8 Beno Rizky Prasetya 21 Sifabela Mellinia Agustin
9 Fadhillah Anggriani
Hayatussalam Aini
22 Siti Athifah Nur Jannah
10 Fella Aulia 23 Ulfa Mutia Karina Sinungan
11 Fitriliani 24 Ulfatus Sa'adah Sumarna
12 Istiqomaturohmah 25 Yulia Gia Sugiarti
13 Muhammad Abiyyu Munif
b) Data Siswa Kelas XII IPS
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Adi Zidni Rahmatullah 14 Misyka Qalbiya Nugraha
Ikhsani
2 Adipati Praja 15 Muh. Aqil Ilham Amrullah
3 Alya Tamara Octavia 16 Muhammad Farhan Susanto
4 Annisa Hermina 17 Muhammad Luthfi Yudhanto
5 Apriliyanti Sukma Dewi 18 Muhammad Rifki Gustafa
6 Bahrul Ulum Latuconsina 19 Nur Fitra Khairunisa
7 Berlian Nurreza Rizqi
Perdana
20 Rahmatullah
8 Diah Permata Susanti 21 Raihan Fachrunnisari
9 Fina Fitria 22 Rivandy Syahbana Putra
10 Gita Luthfiyah 23 Rotua Ghina Syifa Nadia S.
11 Hidayatul Oktavira 24 Shifa Alifa Annisa
12 Iksy Marlinda 25 Trenaldi Prayuda
13 Lutfia Zahra Amalia
c) Data Siswa Kelas XII MAK
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
1 Abdillah Syeh Assegaf 14 Muhammad Farhan Haikal
2 Abdul Aziz Akbar 15 Muhammad Izzudin
Muflihuun Timbadayona
3 Alifian Putra Kusuma 16 Muhammad Kamal Hidayat
4 Almira Raihan 17 Muhammad Rayhan Afif
5 Alya Kaltsum Najwa 18 Mustofa
6 Amiroh Yasir 19 Mutiara Hikmatul Jannah
7 Dhiyaa Ulhaq 20 Prima Satria Kinasih
8 Hanifah Uswatun Hasanah 21 Rieska Amalia
9 Ibrahim Ramanda 22 Silvi Salamah
10 Indah Puspa Rini 23 Siti Cholifah
11 Ismu Muamarudin 24 Sofiyah Syarifuddin
12 Lutfiah Zahra 25 Wafa Hasib Al Furqon
13 Muh.Adnan Abdillah
Jumlah Siswa MA Al-Hamidiyah Depok tahun pelajaran 2016/2017
KELAS L P JUMLAH
X 64 40 104
XI 40 51 91
XII 42 33 75
JUMLAH 112 121 270
E. SARANA DAN PRASARANA
Pesantren Al-Hamidiyah dibangun di atas tanah seluas 15.000 m2
dengan
total luas bangunan 5.000 m2
daerah Sawangan Depok. Perlengkapan sarana
dan fasilitas yang dimiliki Pesantren Al-Hamidiyah untuk menunjang
pelaksanaan program-programnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
seiring dengan perkembangan tuntutan serta kebutuhan masyarakat, di
antaranya:
1. Asrama Santri Putra
2. Asrama Santri Putri
3. Laboratorium IPA
4. Laboratorium Komputer
5. Laboratorium Bahasa
6. Laboratorium Matematika
7. Masjid
8. Musholla Putri
9. Poliklinik Umum dan Gigi
10. Wifi Hotspot
11. Lapangan Upacara
12. Lapangan Olahraga
13. L2TS (Lembaga Layanan Tabungan Santri)
14. Wartel
15. Koperasi
16. Kantin (Putra & Putri)
17. Ruang Makan (Putra & Putri)
18. Ruang Kelas yang Memadai
19. Perpustakaan
20. Alat-Alat Kesenian
21. Alat-Alat Olahraga
Berikut data lengkap mengenai sarana dan prasarana yang tersedia di MA
Al-Hamidiyah Depok:
RUANGAN ADA DIBUTUHKAN KURANG LEBIH
Kepala Madrasah V
Guru V 2 1
Tata Usaha V 2 1
Kelas/Belajar V 10 2
Lab. IPA V 3 2
Lab. Komputer V 2 1
Lab. Bahasa V 2 1
BP V 2 1
ISPAH V 2 1
UKS V 2 1
Keterampilan 2 1
Kesenian 2 1
Multi Media V 2 1
Perpustakaan V 2 1
Mushola/Masjid V 2 1
WC Siswa V 16 8
WC Guru V 2 1
Aula 1 1
Lapangan Upacara V
Lapangan
Olahraga
V 1 1
Gudang 1 1
Asrama V 4 2
Rumah Dinas V 10 5
Kantin V 2 1
Sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, MA Al-Hamidiyah Depok
memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
Jumlah Bangunan dan Fasilitas Belajar
NO JENIS
PRASARANA
JUMLAH
RUANG
KATEGORI RUSAK
KONDISI
BAIK RINGAN SEDANG BERAT
KONDISI
RUSAK
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ruang Kelas 10 10
2 Perpustakaan 1 1
3 Ruang Lab Ipa 1 1
4 Ruang Lab
Biologi
5 Ruang Lab
Fisika
6 Ruang Lab
Kimia
7 Ruang Lab
Komputer
1 1
8 Ruang Lab
Bahasa
1 1
9 Ruang 1 1
Pimpinan
10 Ruang Guru 1 1
11 Ruang Tu 1 1
12 Ruang
Konseling
1 1
13 Tempat Ibadah 1 1
14 Ruang Uks 1 1
15 Wc 8 8
16 Gudang 1 1
17 Ruang
Sirkulasi
10 10
18 Tempat Olah
Raga
3 3
19 Ruang Osis 1 1
20 Multimedia 1 1
F. EKSTRAKURIKULER
Wadah penyaluran bakat dan minat siswa di MA Al-Hamidiyah disediakan
dalam berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:
1. Paskibra
2. Pramuka
3. Qasidah
4. Marching Band
5. Hajir Marawis
6. Hadroh
7. Tata Boga
8. Tari Saman
9. Tenis Meja
10. Math Club
11. Computer
12. PMR (Palang Merah Remaja)
13. Olahraga (Futsal, Bulu Tangkis, Sepak Bola, dll)
14. Tilawah
15. Pencak Silat
16. Nasyid dan Paduan Suara
17. Kaligrafi
18. Jurnalistik
19. KIR (Karya Ilmiah Remaja)
Berdasarkan pengamatan di lapangan, tidak semua ekskul aktif namun
hanya beberapa. Di antara ekstrakurikuler yang masi aktif ialah: Paskibra,
pramuka, marching band, hajir marawis, math club, dan olahraga.
—i— - - - ,4
4• ) OQ -I-
*4' t-
Q\ O 'c
I(
t- I( •
.ci r l•-
Q Ia'
'0 O
O \ Q '1-
11 4 '0
m 1--
QO 1
1- ( 0 t t-
N N
ri t--
00 fl
. - - -- - - . O829 t)47
Go 0 3612 u47-
0,193 O,47
O767 11,4 7
Ira
- - 0,656
0j302 0147
(1767 u,47
::H:::::::::::::::: 768 kk
B •• -1- -1- i• -1• r' ' -- rn () ,612 t 4 7 Q 1
jEEEEEE It. EEEEEEEE
0,829 I)47.I
(,767 t q47 . £
Cl
(1612 0A
N m -r cn c 'i n i m i c**) m 1 N '4 Cfl 'l fn C' ()664 047 '
t768 O47'-
O829 O47'
fl7$ 0A
f '1 't 1- •1- t 1- •i- 't c1r, rn Tt '1- t -t t 'i t r i- 0,060 (1,47
f.l () r; cn j en m It 1 It m rn It f•4 -- cì vn {)656 047
(J329 O,47
III I(iNQ0 . 0
I . 4-4-
4w
=
E
C,)
-.
C,)
k t31
4-
4-
I3
to
0
:CS
I-- i ► •~ -
r i t
v1 ~t
-P *4'
'T ~-fi
t-- • -
I!i ~()
r- °t
Z •t •
it) ~~ t
Z •t
C4 t(
"t' vi
r-+ vl
~(~ rt
v. vt
P i •(l
r i \D
*-y \o
~O • <<t
~D ti
K O j ,l
ti Cpl
EEE:EE:EEEE: "r X1,797 01 7 i
e.►, ! ` (1,493 047>
M r~ ' frt Cr1 '~ crl 't 'Z Cat •'t Cr1 't C i ~ i "f C i M M 't rrt rr, frt •~1,1.12~1
M
1)47 t
L 1
! r-+ .—, f~1 r l C' i rri C i f i '7 Cpl ' t • t M frl ? f~1 'T 'T Cri 0$28 u,47 >!
() ,797 047>
.-• N M M rl M M M t-i i rA -t I -r r, c-i -t N -t •t (1+ r+ 0,603 0,47 >
N Crt crt t rt °t frt 'T ( 'r? t i -+ et 't • t r t , Y "t t u,011 0,47
N `"t M f~i •7 fit rrl 7 "f f+~ `7 ^t ~t fri "t 't rr~ ? •-t ch f'-t -0 ,123 (),47 -
q ~,i M M 'fi frt C~1 M cri M M i *"t f~l crt c~1 I t rrt —t -t -t 11,59 0,47 >
N C ~ Cry Cpl C+1 Ci C*1 e r frl "t frl t "t ffl M "7 crt 'T "f "t "f
0,718 0.47 >
y' crt M rt crt M rt M rr Irt r ~ rt rrt It r~ M r~ -r rr ~r 11,(148 0,47 >
ry ll,4 ~
7 1 7 fJ,4, >
ry N f 7 m r•+ c i 'T Cl r l M m '7 rn N m Cf) m cr, Cl c", fri ()9 0,47 >
0,797 0,47
Ni M c~5 M r'N4 M -t M It -t f+1 rrt lr r~1 ^t 'r It rt 0,718 0,47>
0,426 0,47 G
rn ~ O C►
—— l— - : t
4`4 I(t 0 r - -tat, If, fI . •1'- (fi •1• i• % 14• I( I
J I
I ell Sri _ell L:
::11::.i_:::_
: 'I •1 -r IT Ir IT •i Ir --i 1- -1 -'-. •1- -?• -r
. I
-
- - -
( * T en •1 rr rv -. r, t, - r .' 7 (I
J
4 t
l so
LH r 4 f-
'. , . r ,.. . ell
- IGO e• I 'l ? •r - t' •i- I t 1 -r •1' ( fl '1- —t -r if
t--—--4 — Pan
r .- ' •i •i. r-i -r -r -i- -i- -- '- - - i -- - ,
- — -- r4
%O -? -f -r -t -i- I -r
-
rt 0
0 •. r. . (I '4; 't ( m -i - i r '-
1 ,- -
I I • -
ri -t •-- .1 -r It -r r — r I -r -tV el l ; , ...,. .
f I I
v•j t4I ell (I (I It i- -fl-i r, f.
c •I I.
r I
r4
! I
l $ ' -.
ell r I
i I-
- •- - r' e1 .- .. i
-r I I 4
I •1 4 f- rq r c *(e.._ Il•
0
r t
r, Ick:;
In
-1,9 •o' .
Hii T o:
I lii ii: I i I p-. l -.-id, '
=
bL
C
In =
Cl,
I_I \ ( (f 'f
Q rrt
tl
(f
-4
1 Q ' 11 . C') I
1 C \O • O ,
* i-
f•4 C.,',
( .. r-a CON C---, - 4 - 1 — ( r1 -1- -1- •1
eel
-1W-- --1•- - - - ---- —.— -•1-- r-
-'1- r.. Cet i Irl m .. -- - • -- r- 4 . -i f.• r, '
•---------F--- CIO
: — e' t t (1s r"
!
; -q• fel r4 j r' '- j ' -' ' -1- - r (- 4 —f-
I t 1 C>
— I e __ . 'q1 r r' .-fl '- I '- •i• t —1 I ,- .. -. ei ? I J
j-t--i---H -4- —
:: -> -t• 1 -'- r) r•. -t -?• ( C. 't . 1 't T , '
Ir ; c t 4 f, -f- r, 1 ( t ' C ?
— — ------ —
re, r '•, I ". •. r' j ,
__L_____--------i------ 3t I ! C>
c '-4 ell #, '-1- re .-I -1- -n '-n •-r — '-? (' -1- •1• -1- r -
I I I
•, ,-
I C>
IE'IE iE I1II IEEE EEI
Hrl -t
r' ro
I IIiIi I T !
Sri : ell 0 j E
7, I r:
iIiltIIt
z
ANGKET WI COBA
ANGKET MENGENA1 STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
PETUNJUK 1. Pilihlah j awaban yang menurut anda tepat serta sesuai dengan keadaan yang
dialami dengan memberikan tanda (X) 2. Kejujuran jawaban anda sangat membantu penelitian mi 3. Jawaban responden dijamin kerahasiaannya 4. Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih
II. IDENTITAS RESPONDEN Nama Kelas
111. PERTANYAAN 1. Apakah menu makan anda memenuhi 4 sehat 5 sempurna (nasi, lauk pauk,
sayur mayur, buah-buahan, susu)? a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pemah
2. Apakah anda minum susu setiap han? a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah Bapak! Ibu selalu mernenuhi sernua buku-buku pelajaran yang dibutuhkan oleh anda? a. Memenuhi semuanya c. Hanya sedikit b. Hanya sebagian saja d. Tidak sama sekali
4. Apakah Bapak! Ibu selalu memenuhi peralatan sekolah anda? a. Memenuhi semuanya c. Hanya sedikit b. Hanya sebagian saja d. Tithk sama sekali
5. Kapan Bapak/ Ibu memberikan uang saku kepada anda? a. Setiap bulan c. Setiap han b. Setiap rninggu d. Tidak pernah
6. Berapa banyak biasanya Bapakl Ibu memberikan uang saku kepada anda? a. Antara Rp 400.000 - Rp 500.000 b. Antara RP 200.000 - Rp 350.000 c. Antara Rp 100.000 - Rp 200.000 d. Rp 200.000 kebawah
7. Apakah pekerjaan Bapak? a. Pegawai Negri b. Karyawan
8. Apakah pekerjaan Ibu? a. Pegawai Negri b. Karyawan
c. Wiraswasta d. Buruh
C. Wiraswasta d. Ibu rurnah tangga
9. Selain pekerjaan tetap, apakah Bapak/ Thu memiliki pekerjaan sambilan? a. Mernpunya c. Jarang sekali b. Kadang-kadang d. Tidak ada
10. Apakah status kepemilikan rumah Bapak? a. Milik sendiri c. Rumah dinas b. Rurnah kontrakan d. Rumah orang tua
11. Apakah harta kepemilikan Bapak selain rumah? a. Perusahaan c. Rurnah kontrakan b. Tanah d. Tidak ada
12. Kendaraan prihadi apa yang Bapak gunakan? a. Mobil c. Sepeda h. Motor d. Tidak ada/ angkutan umurn
13. Berapa jumlah anak Bapak! Thu? a. Lebih darl 10 c. Kurang dari 5 b. Kurang darl 10 d. Hanya 1
14. Berapajumlah anak Bapak! Thu yang masih sekolah?
h. 2 d. Lebih dari 4
15. Berapa penghasilan rata-rata Bapak setiap bulan? a. 5.000.000 keatas c. 1.500.000- 3.000.000 b. 3.000.000- 5.000.000 d. 0- 1.500.000
16. Berapa penghasilan Ibu setiap bulan? a. 5.000.000 keatas c. 1.500.000- 3.000.000 b. 3.000.000-5.000.000 d.Tidakada
17. Apakah dari penghasilan Bapak! Ibu untuk mernenuhi kebutuhan sehari-hari mencukupi? a. Lebih darl cukup c. Pas-pasan b. Cukup d. Kurang
18. Didalam keluarga pengeluaran yang paling banyak adalah? a. Untuk biaya sekolah c. Untuk kebutuhan sehari-hari b. Untuk biaya sewa rumah d. Untuk kesehatan
19. Menurut anda antara pendapatan orang tua dan pengeluaran yang dilakukan oleh orang tua lebih besar mana? a. Lebih besar pendapatan dari path pengeluaran b. Seimbang antara pendapatan clan pengeluaran c. Besar kecilnya pendapatan tidak menentu d. Lebih besar pengeluaran darl path pendapatan
ANGKET UJI COBA
ANGKET MENGENAI MOTIVASI BELAJAR SISWA
Berilah tanda checklist ('I) pada salah satujawaban yang kamu anggap paling benar SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).
[NO. PERNYATAAN I _SS S I _TS STS 20. Saya merasa belajar adalah tugas utama saya
21. Saya belajar agar mendapat nilai yang bagus
22. Saya takut mendapatkan sanksi jika nilai saya rendah
23. Orang tua saya selalu rutin mengunjungi saya
24. Saya kesulitan rnengaturjadwal belajar saya dengan kegiatan yang ada di pesantren
25. Ibu selalu menjadi pendengar yang balk untuk saya
26. Saya sernakin termotivasi jika saya dipuji karena nilai saya yang bagus
27. Saya termotivasi untuk rnengungguli teman yang mendapatkannilai tinggi
28 1 Bagi saya teman di pondok pesantren adalah keluarga yang paling dekat
29. Saya malu dengan keadaan ekonomi orang tua saya
30. Mendapatkan penghargaan adalah tujuan utama saya dalarn belajar
31. Orang tua sayajarang memperhatikan kesulitan apa saja yang saya alami dalam belajar
32. Saya merasa cukup atas apa yang telah saya capai dalam belajar selama mi
33. Kurangnya fasilitas yang disediakan oleh pesantren membuat saya malas belajar
34. Orang tua saya selalu memberikan bimbingan agar saya sernangat dalam belajar
35. Suasana pesantren yang damai dan sejuk
I_____ membuat saya senang belajar di pesantren
ANGKET PENELITIAN
ANGKET MENGENAI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
PETUJUK 1. Pilihlah jawaban yang menurut anda tepat serta sesuai dengan keadaan yang
dialami dengan memberikan tanda (X) 2. Kejujuran jawaban anda sangat membantu penelitian mi 3. Jawaban responden dijamin kerahasiaannya 4. Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih
II. IDENTITAS RESPONDEN Nama Kelas
Ill. PERTANYAAN 1. Apakah anda minum susu setiap han?
a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah Bapak! Ibu selalu memenuhi peralatan sekolah anda? a. Memenuhi semuanya c. Hanya sedikit b. Hanya sebagian saja d. Tidak sama sekali
3. Kapan Bapak! Ibu memberikan uang saku kepada anda? a. Setiap bulan c. Setiap han b. Setiap minggu d. Tidak pernah
4. Berapa banyak biasanya Bapakl Ibu memberikan uang saku kepada anda? a. Antara Rp 400.000 - Rp 500.000 b. Antara RP 200.000 - Rp 350.000 c. Antara Rp 100.000 Rp 200.000 d. Rp 200.000 kebawah
5. Apakah pekerjaan Bapak? a. Pegawai Negri b. Karyawan
6. Apakah pekerjaan Ibu? a. Pegawai Negri b. Karyawan
c. Wiraswasta d. Buruh
c. Wiraswasta d. Ibu rumah tangga
7. Selain pekerjaan tetap, apakah Bapak/ Ibu memiliki pekerjaan sambilan? a. Mempunya c. Jarang sekali b. Kadang-kadang d. Tidak ada
8. Apakah status kepemilikan rumah Bapak? a. Milik sendiri c. Rumah dinas b. Rumah kontrakan d. Rumah orang tua
9. Apakah harta kepemilikan Bapak selain rumah? a. Perusahaan c. Rumah kontrakan b. Tanah d. Tidak ada
10. Kendaraan pribadi apa yang Bapak gunakan? a. Mobil c. Sepeda b. Motor d. Tidak adal angkutan umum
11. Berapajumlah anak Bapak! Ibu? a. Lebih dari 10 c. Kurang dari 5 b. Kurang dari 10 d. Hanya 1
12. Berapa penghasilan rata-rata Bapak setiap bulan? a. 5.000.000 keatas c. 1.500.000- 3.000.000 b. 3.000.000- 5.000.000 d. 0- 1.500.000
13. Berapa penghasilan Ibu setiap bulan? a. 5.000.000 keatas c. 1.500.000- 3.000.000 b. 3.000.000- 5.000.000 d. Tidak ada
14. Didalam keluarga pengeluaran yang paling banyak adalah? a. Untuk biaya sekolah c. Untuk kebutuhan sehani-hari b. Untuk biaya sewa rumah d. Untuk kesehatan
15. Menurut anda antara pendapatan orang tua dan pengeluaran yang dilakukan oleh orang tua lebih besar mana? a. Lebih besar pendapatan dari pada pengeluaran b. Seimbang antara pendapatan dan pengeluaran c. Besar kecilnya pendapatan tidak menentu d. Lebih besar pengeluaran dari pada pendapatan
ANGKET PENELITIAN
ANGKET MENGENAI MOTIVASI BELAJAR SISWA
Berilah tanda checklist ('I) pada salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).
NO. PERNYATAAN SS S TS STS 16. Saya belajar agar mendapat nilai yang bagus
17. Saya takut mendapatkan sanksijika nilai saya rendah
18. Orang tua saya selalu rutin mengunjungi saya
19. Saya kesulitan mengaturjadwal belajar saya dengan kegiatan yang ada di pesantren
20. Ibu selalu menjadi pendengar yang baik untuk saya
21. Saya semakin termotivasi jika saya dipuji karena nilai saya yang bagus
22. Saya termotivasi untuk mengungguli teman yang mendapatkan nilai tinggi
23. Mendapatkan penghargaan adalah tujuan utama saya dalam belajar
24. Orang tua saya jarang memperhatikan kesulitan apa saja yang saya alami dalam belajar
25. Saya merasa cukup atas apa yang telah saya capai dalam belajar selama mi
26. Orang tua saya selalu memberikan bimbingan agar saya semangat dalam belajar
27. _____
Suasana pesantren yang damai dan sejuk membuat saya senang belajar di pesantren
BIODATA PENULIS
Data Pribadi
Nama : Rahmawati Wulandari
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta/ 14 Oktober 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Langgar Puri Citayam Permai (LIPI) Blok C7.
No.23 RT 04/10 Kel.Rawa Panjang
Kec.Bojonggede Kota Bogor 16320
Nomor Telepon : 0822-9847-8049
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : -SDIT AL-IMAN
-MTs. Darunnajah Jakarta
-MA. Darunnajah Jakarta