1 TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK ...

13
Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020 1 TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK GENERASI ALPHA USIA 7-10 TAHUN (Studi Kasus: Kampung Pondok Serut, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.) Dema Tesniyadi, Putri Indah Sari Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa E-mail : [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini berisi mengenai tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak di era milenial, perkembangan zaman yang pesat ini secara tidak langsung membawa pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku anak generasi alpha sehingga menjadi salah satu tantangan bagi orang tua dalam membimbing dan merawat anak. Melalui peran keluarga diharapkan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berbibit unggul serta berarakter karena keluarga memiliki pengaruh besar dalam perkembangan, pertumbuhan serta karakter anak. Namun pada realitanya semakin berkembangnya zaman maka tantangan bagi orang tua juga semakin besar, anak generasi alpha ini lahir di tengah-tengah pesatnya pertumbuhan teknologi yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi anak sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih agar tidak bergantung dengan teknologi yang ada. Melalui metode kualitatif deskriptif yang mengambil lokasi di Kampung Pondok Serut, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Sumber data atau informan dari penelitian ini sebanyak 3 orang ibu, 2 orang ayah dan 5 orang anak generasi aplha 7-10 tahun di Kampung Pondok Serut, metode pengumpulan data yakni dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. serta instrumen dari penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak generasi alpha. Hasil dari penelitan tantangan oran tua dalam membentuk karakter anak di generasi alpha ini yaitu kemajuan teknologi menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi orang tua dalam membentuk karakter anak hal ini dikarenakan anak menggunakan teknologi untuk hal yang kurang bermanfaat serta mengharuskan orang tua lebih memperhatian pendidikan karakter anak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi pembaca. Kata kunci : tatangan orang tua, karakter anak, generasi alpha Abstrack This research contains the challenges of parents in shaping the character of children in the millennial era, the rapid development of this era indirectly brings a considerable influence on the behavior of alpha generation children so that it becomes one of the challenges for parents in guiding and caring for children. Through the role of the family it is expected to give birth to the next generation of the nation that has superior seedlings and character because the family has a great influence on the development, growth and character of children. However, in reality, the development of the age will increase the challenges for parents, the alpha generation children are born in the midst of rapid technological growth that can indirectly

Transcript of 1 TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK ...

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

1

TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK

GENERASI ALPHA USIA 7-10 TAHUN

(Studi Kasus: Kampung Pondok Serut, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan

Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.)

Dema Tesniyadi, Putri Indah Sari

Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

E-mail : [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini berisi mengenai tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak di era

milenial, perkembangan zaman yang pesat ini secara tidak langsung membawa pengaruh yang

cukup besar terhadap perilaku anak generasi alpha sehingga menjadi salah satu tantangan bagi

orang tua dalam membimbing dan merawat anak. Melalui peran keluarga diharapkan dapat

melahirkan generasi penerus bangsa yang berbibit unggul serta berarakter karena keluarga

memiliki pengaruh besar dalam perkembangan, pertumbuhan serta karakter anak. Namun

pada realitanya semakin berkembangnya zaman maka tantangan bagi orang tua juga semakin

besar, anak generasi alpha ini lahir di tengah-tengah pesatnya pertumbuhan teknologi yang

secara tidak langsung dapat mempengaruhi anak sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih

agar tidak bergantung dengan teknologi yang ada.

Melalui metode kualitatif deskriptif yang mengambil lokasi di Kampung Pondok Serut,

Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Sumber data atau informan dari penelitian ini sebanyak 3 orang ibu, 2 orang ayah dan 5 orang

anak generasi aplha 7-10 tahun di Kampung Pondok Serut, metode pengumpulan data yakni

dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data berupa

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. serta instrumen

dari penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak generasi alpha. Hasil dari

penelitan tantangan oran tua dalam membentuk karakter anak di generasi alpha ini yaitu

kemajuan teknologi menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi orang tua dalam

membentuk karakter anak hal ini dikarenakan anak menggunakan teknologi untuk hal yang

kurang bermanfaat serta mengharuskan orang tua lebih memperhatian pendidikan karakter

anak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi

pembaca.

Kata kunci : tatangan orang tua, karakter anak, generasi alpha

Abstrack

This research contains the challenges of parents in shaping the character of children in the

millennial era, the rapid development of this era indirectly brings a considerable influence on

the behavior of alpha generation children so that it becomes one of the challenges for parents

in guiding and caring for children. Through the role of the family it is expected to give birth to

the next generation of the nation that has superior seedlings and character because the family

has a great influence on the development, growth and character of children. However, in

reality, the development of the age will increase the challenges for parents, the alpha

generation children are born in the midst of rapid technological growth that can indirectly

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

2

affect children so they need to get more attention so they do not depend on existing

technology.

Through a descriptive qualitative method that takes place in Pondok Serut Village, Pondok

Kacang Barat Village, Pondok Aren District, South Tangerang City, Banten. Data sources or

informants from this study were 3 mothers, 2 fathers and 5 children 7-10 years of aplha

generation in Kampung Pondok Serut, the method of data collection is by observing,

interviewing and documenting. Data analysis techniques include data collection, data

reduction, data presentation and conclusion drawing. as well as the instruments of this

research that are the researchers themselves. The purpose of this research is to find out the

challenges of parents in shaping the character of alpha generation children. The results of the

research how challenge parents in shaping the character of children in this alpha generation is

that technological progress is one of the challenges that must be faced by parents in shaping

the character of children this is because children use technology for things that are less useful

and require parents to pay more attention to children's character education . This research is

expected to provide information and add insight to the reader.

Keywords: parental maturity, child character, alpha generation

PENDAHULUAN

Di zaman yang semakin berkembang sangat pesat ini berbagai upaya dilakukan orang

tua untuk menunjang segala aspek yang dibutuhkan anak untuk kedepannya salah satunya

dengan memberikan pendidikan, baik pendidikan informal dalam keluarga maupun

pendidikan formal di dalam sekolah, pendidikan menjadi salah satu kunci untuk menjadikan

anak berkarakter dan berpendidikan melalui lembaga sekolah yang memiliki salah satu tujuan

untuk membentuk karakter anak yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat

karena pendidikan di dalam keluarga dirasa kurang maksimal oleh karena itu sekolah menjadi

salah satu pilihan yang tepat. Pendidikan menjadi salah satu cara anak untuk menyesuaikan

diri terhadap keadaan baru serta kebutuhan baru dalam mendapatkan pengalaman sebagai

usaha untuk dapat menyesuaikan diri lebih baik lagi terhadap lingkungan sekitar, maka dari

itu lembaga pendidikan menjadi sangat penting pula dalam membantu terbentuknya karakter

anak.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan UNICEF tentang

Digital Citizenship and Safety mengemukakan bahwa baik pihak sekolah maupun orang tua

harus mengawasi dan mengontrol anak terutama dalam setiap aktivitas digitalnya. (Purnama

2018: 500). Di indonesia pengguna internet berdasarkan survey APJIL terkait komposisi

pengguna internet berdasarkan usia usia, pada usia 10-24 tahun atau termasuk ke dalam

generasi alpha ini sebesar 18,4% atau setara dengan 24,4 juta jiwa. Ini berarti pengguna

internet pada anak terbilang banyak dan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang

lebih terutama dari melalui proses pendidikan yang ada di keluarga.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

3

Gambar 1. Survei APJIL 2016 (Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia)

Oleh sebab itu orang tua memiliki peran yang lebih kongkret dalam membangun

karakter anak generasi alpha, karena generasi alpha ini dianggap sebagai generasi yang melek

teknologi sehingga akan cenderung individualis dan memiliki rasa keperdulian yang minin

terhadap kehidupan sosial (Indrayana. Hlm 1-2). Seperti halnya dalam menanamkan rasa

tanggung jawab terhadap anak hal itu tidak bisa diterapkan dalam waktu yang singkat

namun melalui peranan yang diberikan keluarga dalam menanamkan rasa tanggung jawab

tersebut anak akan belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab. Itu merupakan salah satu

contoh kecil peranan orang tua dalam membangun karakter anak. Orang tua harus

memberikan pendidikan kepada anak dengan interaksi yang terus menerus, pendidikan ini

meliputi segala aspek penyesuaian diri anak untuk terjun di masyarakat. Maksimal atau

tidaknya orang tua dalam menjalankan perannya ini akan terlihat pada perilaku anak di

lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di lingkungan teman sebaya.

Karena anak merupakan salah satu aset bangsa karena dari anak yang di lahirkan dari

keluarga di harapkan menjadi generasi yang berbibit unggul, oleh karena itu peran orang tua

dalam mendidik anak dari sejak lahir hingga anak dewasa sangat penting, orang tua

mengharapkan yang terbaik untuk anak oleh karena itu orang tua senantiasa memaksimalkan

perannya masing-masing. Anak tumbuh dan berkembang didalam pengawasan orang tua,

anak dididik dan dibimbing oleh orang tua meliputi berbagai aspek perkembangan anak,

mulai dari pendidikan, nilai dan norma, rasa tanggung jawab, jujur, mandiri dan bermoral.

Disinilah peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter anak, orang tua akan

memberikan kasih sayang, dukungan, apresiasi, dan menanamkan nilai dan norma, budaya

serta segala aspek lainnya ( Singgih. 2012: 109-110).

Namun dalam realitanya banyak orang tua yang tidak menjalankan perannya dengan

sesuai dan hanya menyerahkan anak ke dalam pendidikan formal saja, padahal pendidikan di

dalam keluarga pun tidak kalah penting dalam membangun karakter anak, hal ini yang pada

zaman sekarang sering dipandang sebelah mata, apalagi generasi alpha ini sangat

memerlukan peran keluarga yang lebih maksimal karena banyaknya pengaruh-pengaruh

lingkungan yang sulit untuk disaring, selain itu kemajuan zaman ini pun menjadi ancaman

serta tantangan bagi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya, karena jika

saja orang tua kurang maksimal melalukan perannya maka akan sangat berpengaruh

terhadap karakter anak kedepannya.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

4

Tantangan orang tua akan semakin besar seiring dengan pesatnya perubahan zaman,

apabila orang tua tidak dapat mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan zaman ini

pun maka orang tua akan tergerus oleh perkembangan zaman sehingga ada hal ini menjadi

boomerang bagi orang tua dalam apabila tidak dapat menyesuaikan zaman dalam mendidik

anak generasi alpha seperti pernyataan Giddens dalam Martono (2012: 118-119) yang

menganalogikan perkembangan zaman atau modernitas ini seperti lokomotif yang berjalan

sangat cepat dan pesat dan sulit untuk di hindari oleh karena itu hanya dapat menyesuaikan

diri dengan perkembangan zaman yang ada.

Hal ini juga terjadi di Kampung Pondok Serut, berdasarkan dari observasi peneliti

terdapat beberapa temuan yakni anak generasi alpha yang telah melek teknologi berupa

gedget, anak generasi alpha pada usia 7-10 tahun ini terdapat beberapa anak yang telah

memiliki handphone dan mahir menggunakannya, namun penggunaan handphone ini

digunakan untuk bermain game maupun menonton youtube dan bermain aplikasi tik-tok.

Dengan meleknya anak generasi alpha terhadap teknologi ini menjadi tantangan bagi orang

tua di Kampung Pondok Serut untuk mendidikan dan membangun karakter anak dengan baik.

Oleh karena itu dari uraian-uraian yang telah dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti terkait “Tantangan Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak Generasi

Alpha Usia 7-10 Tahun (Studi Kasus: Kampung Pondok Serut, Kelurahan Pondok

Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten)”.

METODE

Metode yang digunakan dalam artikel ini yaitu metode kualitatif deskriptif, metode ini

merupakan metode penelitian untuk mencari dan memahami sebuah makna dari sejumlah

individu maupun kelompok yang didalamnya meliputi suatu masalah sosial (Cresswel. 2016:

4). Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instumen penelitian, dalam teknik

pengambilan informan peneliti menggunakan purposive sampling yakni teknik pengambilan

sampel sumber data dengan suatu pertimbangan tertentu (Sugiono. 2015: 300).

Sehingga pada penelitian tantangan orang tua dalam membangun karakter anak generasi

alpha ini informan yang diperlukan yaitu orang tua dan anak generasi aplha (7-10) tahun yang

ada di kampung Pondok Serut sebanyak 3 orang ibu, 2 orang ayah dan 5 orang anak-anak usia

7-10 tahun. Tempat dilaksanakan penelitian ini yaitu di kampung Pondok Serut, Kelurahan

Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian

ini dilakukan selama 7 hari yakni dimulai dari 22 April 2020 hingga 28 April 2020. Fokus

pada penelitian ini yakni tantangan orang tua dalam membentuk karakter anak generasi aplha

(7-10 tahun) di Kampung Pondok Serut.

Metode pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara serta

dokumentasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yakni berupa pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan (Sugiono. 2015: 338).

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengacu pada UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bagian

keenam terkait sistem pendidikan informal pasal 27 ayat 1 yakni “kegiatan pendidikan

informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara

mandiri.” Kegiatan belajar mandiri yang dimaksud dalam UU tersebut tentunya terdapat peran

keluarga yang besar di dalamnya. Di dalam kehidupan keluarga memang tidak dapat terlepas

dari adanya peran dan fungsi dari setiap anggota keluarga, secara sempit peran dan fungsi

lingkup keluarga yaitu ayah berperan sebagai pemimpin keluarga yang mencari nafkah dan

menghidupi keluarga, ibu berperan mengurus rumah, mengatur keuangan serta merawat anak,

dan anak berperan untuk menjadi generasi penerus yang berkarakter.

KARAKTERISTIK KELUARGA

Setiadi dkk (2011: 289) berpendapat keluarga merupakan lembaga sosial yang

melaksanakan fungsinya secara maksimal untuk menyejahterakan kehidupan anggota

keluarganya, yang di dalamnya meliputi pengaturan sistem perkawinan, pengasuhan dan

pengarahan terhadap anak serta terjadinya mekanisme kebutuhan biologis seperti reproduksi

untuk menghasilkan keturunan.

Burgess dalam eshleman (1978) berpendapat mengenai karakteristik keluarga secara

umum yaitu :

a. Keluarga merupakan ikatan perkawinan yang terdiri dari individu-individu yang memiliki

hubungan darah

b. Para anggota keluarga tinggal dan menetap di dalam satu atap atau rumah

c. Terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu serta anak yang memiliki peran dan fungsinya

masing-masing yang saling berinteraksi antar anggota keluarga yang satu dengan yang

lain secara intens

d. Didalam keluarga terdapat budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi

Titik berat dari peran dan fungsi keluarga ini di emban oleh orang tua secara

menyeluruh fungsi dan peran orang tua ini menurut Bens 2004 dalam Lestari (2012:22) dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Reproduksi, orang tua berperan untuk memberikan keturuan untuk dijadikan generasi

penerus keluarga

b. Sosialisasi atau edukasi, dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam

pembentukan karakter anak baik terkait rasa tanggung jawab, kejujuran, disiplin, sikap,

pengetahuan maupun keterampilan anak, melalui sosialisasi ini pula keluarga berperan

untuk menyampaikan dan menanamkan nilai dan norma serta budaya yang ada di

masyarakat dengan interaksi dan kontak sosial yang intens agar anak dapat berperilaku

dengan sesuai ketika bersosialisasi langsung di masyarakat

c. Pemberian Peran Sosial, orang tua berperan dalam pemberian peran terhadap anak-

anaknya yang didalamnya meliputi segala aspek seperti peran gender, agama, ras dan

suku, serta etika

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

6

d. Ekonomi, orang tua berperan untuk memenuhi segala aspek ekonomi baik kebutuhan

primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier keluarga untuk keberlangsungan

hidup keluarga kedepannya

e. Emosional, orang tua tidak hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan materil saja

namun keluarga juga harus memenuhi kebutuhan batin yakni dengan diberikannya rasa

aman, rasa kasih sayang, saling menghargai serta rasa saling peduli satu sama lain.

KARAKTERISTIK GENERASI ALPHA

Perkembangan zaman yang pesat tidak dapat dihindari, perubahan generasi ke

generasi pun terus terjadi yang di pengaruhi oleh adanya perubahan zaman, menurut family

Guide Indonesian (2017) jika generasi baby bloomer miliki segudang pengalaman dan hidup

sederhana, lalu generasi X memiliki kemandirian yang besar, kemudian generasi Y memiliki

semangat kerjasama kelompok yang besar dan generasi Z atau Milenial dengan kegemarannya

dalam berteknologi, lalu pada generasi alpha ini lahir dari generasi Z yang lahir pada tahun

2010-2025 anak generasi alpha ini di anggap sebagai generasi emas yang lebih cerdas dengan

segala aspek teknologi disekelilingnya. Anak generasi alpha sangat dekat dengan teknologi

karena lahir di tengah-tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Seperti yang

diungkapkan oleh informan 7 yaitu :

“aku dari kecil sering mainin handphone mama aku buat main game sama ngeliat youtube,

jadi sekarang udah terbiasa main handphone” (wawancara pada tangga 24 april 2020).

Gambar 2 sumber: penelitian 2020

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

7

Dikutip dari laman tirto.id terkait karakteristik generasi alpha sebagai berikut:

Gambar 3. Karakteristik generasi alpha

Selanjutnya menurut Purnama (2018: 497) dapat disimpulkan karakteristik anak

generasi alpha yaitu sebagai berikut:

1. Anak generasi alpha ini merasa dirinya menguasi segala hal sehingga lebih bersikap

mengatur dan merasa dirinya dominan di antara yang lain

2. Anak generasi alpha ini memiliki tingkat egois yang tinggi sulit untuk mendengarkan

pendapat, masukan ataupun permintaan orang lain

3. Anak generasi alpha ini tidak suka terikat aturan sehingga merasa dirinya bisa melakukan

apa saja

4. Anak generasi alpha ini sangat bergantung dengan teknologi bahkan kemampuan dalam

menggunakan gadget pun tidak di ragukan lagi karena teknologi telah menjadi bagian

yang sulit terlepas dari kehidupannya

5. Anak generasi aplha ini cenderung kurang bersosialisasi karena kemampuannya

mengoperasikan gadget ini menyingkirkan proses interaksi sosial yang harusnya

dilakukan secara langsung di kehidupannya.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

8

Seperti yang diungkapkan informan 6 yaitu:

“aku gak suka pinjemin hp ke teman soalnya aku gak suka aja, aku lebih senang main hp

sendiri trus teman aku kan juga punya hp jadi gamau pinjamin ke teman aku.” (wawancara

pada tanggal 24 April 2020).

Gambar 4 sumber: penelitian 2020

PENDIDIKAN KARAKTER

Kemendiknas 2010 dalam buku induk kebijakan Nasional pembangunan karakter

bangsa tahun 2010-2025 menyebutkan bahwa pembangunan karakter sebagai upaya

perwujudan dari amanat pancasila dan pembukaan UUD 1945 hal ini dilatarbelakangi oleh

maraknya permasalahan yang berkembang pada saat ini kurangnya rasa penghayatan terhadap

nila-nilai yang terkandung dalam pancasila serta rendahnya etika dan moral bangsa yang

mengancam integrasi bangsa, oleh karena itu pembangunan karakter bangsa sangat diperlukan

salah satunya melalui pendidikan karakter dengan menanamkan kebiasaan baik pada anak

yang dapat dirasakan secara nyata oleh anak sehingga dapat diimplementasikan oleh anak di

kehidupannya ( Mahmud 2017: 26-27).

Muslich (2011: 67) penerapan pendidikan karakter ini menekankan nilai-nilai moralitas

agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan bermasyarakat yang didasari pada nilai-nilai

yang ada di masyarakat, dalam proses penanaman ini memuat unsur kognitif, afektif serta

prikomotor. Karakter kaitannya sangat erat dengan tingkah laku dan kepribadian seseorang

oleh karena itu karakter sangat melekat pada setiap individu (muslich 2011: 71).

Apabila membahas pendidikan karakter maka erat kaitannya dengan pendidikan moral.

Menurut Juanda (2019: 80) pendidikan moral adalah pendidikan yang berkaitan dengan

prinsip-prinsip umum mengenai moralitas dengan memberikan pembelajaran moral.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

9

TANTANGAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER GENERASI

ALPHA

Menjadi orang tua bukannya suatu hal yang mudah untuk dilakukan karena menjadi

orang tua tanggung jawabnya seumur hidup, menjadi orang tua bukan hanya mengandung dan

melahirkan anak saja namun tanggung jawabnya jauh lebih besar. Anak menjadi salah satu

tanggung jawab terbesar orang tua, anak dididik dan dibimbing sejak lahir hingga akhir hayat,

pendidikan yang diberikan orang tua ini merupakan sebagai bentuk implementasi peran dan

fungsinya sebagai orang tua. Menurut resolusi majelis umum PBB fungsi utama keluarga

sebagai sarana untuk mendidik, mengasuh, serta mengembangkan kemampuan anak (Muslich

2011: 98).

Dalam memenuhi segala tanggung jawab tersebut tentunya orang tua membutuhkan

bantuan lambaga pendidikan untuk membantu dalam mendidik anaknya (Singgih 2012: 14-

15). Menurut informan 3 “memang sekolah juga penting buat membantu para orang tua

seperti saya, jujur saya kan memang kurang berpendidikan jadi saya menyekolahkan anak

saya agar menjadi orang yang berpendidikan ya agar lebih baik dari orang tuanya pastinya

biar punya karakter yang baik juga” (wawancara pada tanggal 23 April 2020). Berbagai

upaya dalam mendidik anak telah dilakukan oleh orang tua namun apabila peran dan fungsi

keluarga tidak berlajan dengan baik maka dampaknya tidak hanya pada perilaku dan

kepribadian anak namun dapat juga berdampak disintegrasi keluarga. Menurut Herbert

Spencer dalam teori analogi organik keluarga seperti organ tubuh manusia yang mana satu

sama lain saling terikat dan saling membutuhkan, seperti halnya organ tubuh yang memiliki

fungsi dan peran didalam keluarga pun terdapat fungsi dan peran setiap anggota keluarga

yang saling berhubungan dan saling ketergantungan apabila salah satu fungsi dan peran

keluarga tidak berjalan dengan baik maka akan berdampak pada kehidupan keluarga baik

secara langsung maupun tidak langsung (Martono. 2012: 40-41)

Keluarga dianggap sebagai guru utama dalam pembentukan karakter anak, karena di

dalam keluarga terdapat pengaruh sosialisasi yang sangat besar, keluarga menjadi tempat

berinteraksi yang di dalamnya terdapat makna-makna yang jauh lebih komplek dalam

membangun karakter anak (Lestari 2012: 95-96). Pembentukan karakter anak di dalam

keluarga ini menjadi tahap yang sangat penting sebelum anak bersosialisasi diluar keluarga,

jika penanaman nilai dan norma yang di berikan orang tua terhadap anak berjalan dengan

lancar maka anak dapat beradaptasi dengan baik dalam artian memiliki sikap yang jauh lebih

berkarakter ketika telah terjun langsung di masyarakat.

Namun perkembangan zaman yang sangat pesat ini menuntut orang tua untuk

memberikan perhatian yang jauh lebih besar terhadap anak generasi alpha ini, karena

karakteristik anak generasi alpha ini sangat sulit untuk di kendalikan apabila anak dibiarkan

begitu saja, di tengah riuhnya kemajuan teknologi terdapat dampak positif dan dampak negatif

terhadap perkembangan anak jika tidak diawasi dan dibimbing dengan baik oleh orang tua

maka anak akan lebih bergantung pada teknologi yang ada. Menurut Juanda (2019: 80)

kemajuan zaman atau modernisasi yang telah terjadi di Indonesia ini sulit untuk dibendung

dengan adanya teknologi juga mendukung terkikisnya dan merosotnya moralitas dan karakter

para generasi muda. Seperti yang dikatakan informan 2 yaitu

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

10

“anak-anak kecil zaman sekarang kan memang sudah kenal banget sama handphone,

apalagi teman-teman anak saya kan rata-rata masih kecil sudah pegang handphone

jadi anak saya mau ikut-ikutan dan sekalinya pegang handphone itu kalau disuruh apa-

apa suka ga nurut jadi memang butuh bimbingan ekstra deh untuk mendidik anak

zaman sekarang, karena sebagai orang tua kan memang sudah menjadi tugasnya

seperti itu ya” (wawancara pada tanggal 23 April 2020).

Anak generasi alpha ini memang disebut sebagai anak yang jauh lebih cerdas dengan

berbagai aspek teknologi yang ada dalam memenuhi setiap kebutuhan anak generasi alpha ini.

Seperti yang telah di paparkan di atas bahwa anak generasi alpha ini memiliki karakteristik

yang sulit untuk dikendalikan oleh karena itu orang tua memiliki peran yang jauh lebih besar

dalam membangun karakter anak generasi alpha ini agar dapat sesuai dengan nilai dalam

pancasila. Namun penerapan karakter terhadap generasi alpha ini sulit untuk dilakukan, anak

sangat bergantung pada gadget mereka menganggap bahwa gadget adalah bagian dari

hidupnya. Dalam Digital Literacy Development mengungkapkan prosedur usia penggunaan

gadget pada anak yaitu:

a. 0 – 2 Tahun : anak tidak boleh menggunakan gadget karena usia ini terlalu dini dan anak

sedang ada dalam fase awal pertumbuhan

b. 2 – 4 Tahun : di usia ini anak di perkenalkan pada media teknologi seperti televisi namun

tidak diperbolehkan mempergunakannya sendiri

c. 4 – 6 Tahun : anak mulai mengenal gadget

d. >6 Tahun : anak diperbolehkan berinteraksi langsung dengan gadget

e. >10 Tahun : anak diperbolehkan memiliki handphone sendiri

Dalam mengimbangi penggunaan gadget yang sulit terlepas pada anak generasi aplha

ini di perlukan nilai-nilai karakter yang harus dibangun sebagai kontruksi atau landasan utama

untuk anak, nilai-nilai karakter yang harus ditekankan terhadap anak dapat disimpulkan

sebagai berikut ( Mahmud 2017: 33-35) : (a) Nilai religi, (b) Kejujuran, (c) Rasa tanggung

jawab, (d) Dispilin, (e) Kerja keras, (f) Percaya diri, (g) Berpikir logis, kritis seta inovatif, (h)

Mandiri, (i) Cinta ilmu, (j) Nasionalis, (k) Menghargai perbedaan. seperti yang dikatakan oleh

informan 3 yaitu:

“iya memang paling sulit itu ya ngajarin anak biar bisa displing terutama disiplin waktu

ya, kan anak-anak tuh kalau main handphone itu susah berenti jadi ya sebagai orang tua

kita harus bisa mengajarkan anak buat membagi waktunya untuk belajar dan untuk main

handphone walaupun memang agak sulit ya tapi itu harus tetap diterapkan biar anak kita

gak terlalu bergantung dengan handphone” (wawancara pada 23 April 2020).

Nilai-nilai tersebut menjadi tantangan bagi keluarga untuk diterapkan pada anak

generasi alpha ini, keluarga menjadi sarana yang sangat berpengaruh terhadap salah satu

kemajuan bangsa, anak yang berkarakter lahir dari keluarga yang melakukan peran dan

fungsinya secara maksimal namun apabila peran dan fungsi keluarga kurang maksimal dalam

membangun karakter anak maka ketika anak telah masuk ke ranah sekolah akan sulit bagi

sekolah dalam memperbaikinya.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

11

Sehingga kemajuan teknologi ini memang menjadi tantangan bagi orang tua dalam

mendidik anak, di kutip dari laman okezone.id tedapat bahaya candu gadget yang mana ini

menjadi tantangan tersendiri terutama bagi orang tua milenial, bahay tersebut meliputi:

Gambar 5. Bahaya candu gadget

Untuk itu dalam menghadapi tantangan membentuk karakter anak orang tua perlu

memiliki komitmen terlebih dahulu dengan anak agar dengan adanya komitmen ini anak akan

belajar untuk mengikuti aturan yang diberikan orang tua, membuat komitmen dengan anak

pun bukan suatu hal yang mudah dilakukan oleh karena itu perlu prinsip pengasuhan di era

digital ini dengan melakukan kegiatan berikut terhadap anak (Purnama 2018: 500-501) :

a. Mengajak anak untuk berbincang terkait fungsi dan kegunaan teknologi yang tepat

b. Memberikan contoh yang baik dalam menggunakan teknologi terutama di depan anak

c. Mengajak anak untuk melakukan kegiatan positif melalui teknologi seperti

menggunakannya untuk belajar

d. Tetap mengontrol segala kegiatan anak terutama yang berhubungan dengan teknologi

e. Memberikan pemahaman yang lebih luas sebelum anak menggunakan teknologi

f. Memberikan batas waktu saat anak bermain dengan teknologi agar anak dapat merasakan

bermain di dunia luar tidak bergantung pada teknologi saja.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

12

Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 yaitu:

“iya biasanya sih memberi aturan ya ke anak kalau sedang main handphone, seperti

waktu main handphone, waktu belajar, waktu untuk istirahat dan lain sebagainya biar

seimbang, kadang kalau ada waktu ya saya temani main handphone kadang ya dia

main sama teman-temannya main handphone masing-masing, tapi tetap ya sebagai

orang tua harus mengawasi juga” (wawancara pada tanggal 23 April 2020).

Sehingga dapat disimpulkan hasil dari pada penelitian terkait tantangan orang tua

dalam membentuk karakter anak generasi alpha yang dilakukan di kampung pondok serut

yakni sangat diperlukannya pola asuh yang tepat untuk diterapkan kepada anak generasi

alpha, berdasarkan hasil penelitian pola asuh yang tepat ini dapat berupa pengawasan dan

arahan serta menanamkan pendidikan karakter sejak dini kepada anak generasi alpha hal ini

bertujuan guna menunjang dan mendampingi perkembangan anak generasi alpha ditengah-

tengah pesatnya kemajuan teknologi agar anak tetap dapat memanfaatkan sisi positif dari

adanya teknologi dengan didukung pengawasan dari orang tua agar anak tidak terjerumus

kepada dampak negatif dari adanya teknologi itu sendiri.

KESIMPULAN

Berdasarkan analis dari hasil penelitian terkait tantangan orang tua dalam membentuk

karakter anak generasi alpha di kampung pondok serut yang telah dipaparkan diatas bahwa

orang tua memiliki tanggung jawab dan tantangan yang lebih besar dalam membangun

karakter anak generasi alpha di Kampung Pondok Serut ini melalui po;a asuh yang tepat dan

sesuai serta peran dan fungsi keluarga yang diberikan terhadap anak generasi alpha secara

maksimal. Berbagai upaya yang dilakukan orang tua di Kampung Pondok Serut dalam

mendidik anak ini tentunya berpedoman pada pancasila agar anak tidak bergantung pada

teknologi dan acuh terhadap kehidupan sekitar. Keluarga sebagai pendidikan pertama ini

diharapkan mampu membangun karakter anak agar sesuai pada nilai dan norma pada saat

berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini diharapkan agar anak generasi alpha ini dapat

memiliki karakter yang sesuai dengan nilai dan norma serta dapat menghayati setiap nilai-

nilai pancasila yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Heri. 2017. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

https://nasional.okezone.com/amp/2019/01/25/337/2009530/dpr-penggunaan-gadget-oleh-

anak-usia-dini-perlu-jadi-isu-nasional

https://lazuardi421.wordpress.com/2017/10/13/pemanfaatan-gawai-bagi-anak-sekolah-dasar-

sudah-tepatkah/amp/

https://m.lampost.co/berita-umi-generasi-alfa.html

Juanda Sastra dkk. 2019. Pendidikan Moral Melalui Tradisi Kesantrian di Pondok Pesantren

Salafiyah Al-Fathaniyah Kota Serang. Jurnal Hermeneutika. Volume 5 Nomor 2.

Juli Andriyani. 2016. Korelasi Peran Keluarga Terhadap Penyesuai Diri Remaja. Jurnal Al-

Bayan. Volume 22 Nomor 34.

Prosiding Kampung Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2020

13

Lestari Sri. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.

Jakarta : PT Bumi Aksara

Petrus Rendy Petrus Jaya dkk. 2019. Pola Asuh Generasi Alpha Pada Era Digital. Jurnal

Penrennial Pegagogi. Volume 1 Nomor 1 ISSN: 2686-648X

Rustina. 2014. Keluarga dalam Kajian Sosiologi. Jurnal Musawa. Volume 6 Nomor 2.

Setiadi M Elly dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group.

Singgih Yulia. 2012. Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: Libri PT BPK Gunung Mulia

Sigit Purnama. 2018. Pengasuhan Digital untuk Anak Generasi Alpha. Al-Hikmah

Proceedings Educaation On Islamic Early Childhood Education. Volume 1, April

2018, ISSN (p) 2620-7966; ISSN (e) 2620-7974 Hal. 493-502.

Soemanto. Modul Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Keluarga

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D).

Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional