persepsi orang tua mahasiswa terhadap perilaku

90
PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI OLEH : DIN KHAIRUDIN NIM: 303171253 PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

Transcript of persepsi orang tua mahasiswa terhadap perilaku

PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU

PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

OLEH :

DIN KHAIRUDIN

NIM: 303171253

PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

ii

PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU

PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memproleh Gelar sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Oleh:

DIN KHAIRUDIN

NIM: 303171253

PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

iii

iv

v

vi

MOTTO

الغرور يا أيها الناس إن نكم بالل نيا ول يغر نكم الحياة الد حق فل تغر وعد للا

Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah

kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai

menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.(QS.Fathir (35) ayat 5)

vii

ABSTRAK

Skripsi ini membahas Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku

Pacaran di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi setiap persepsi orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku pacaran di

kalangan mahasiswa, karena dengan adanya persepsi dari orang tua maka dapat

memberikan dampak baik dan juga dampak tidak baik bagi mahasiswa terutama

mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

Penelitian ini Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran

di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, bertujuan untuk

mengetahui Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran di

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Kata Kunci : Persepsi Orang Tua, Mahasiswa, Pacaran

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Peneliti ucapkan tiada henti-hentinya atas khadirat Allah SWT, karena

hanya atas izin dan karunia-Nyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada

waktunya dan peneliti mengharap rahmat dan ridho-Nya dengan penuh keyakinan

dan ketetapan hati, kupersembahkan skripsi ini kepada :

ALM Ayahanda Hasanusi Ibunda Fatimah yang telah membimbing, mendidik

serta memberikan dorongan motivasi, kasih sayang dengan penuh kesabaran,

keikhlasan perjuangan dengan tetesan keringat serta jerih payah demi tercapainya

cita-cita untuk buah hatinya ini dan do‟a yang tiada hentinya, karena tiada kata

seindah lantunan do‟a dan tiada do‟a yang paling khusuk selain do‟a yang terucap

dari orang tua. Semoga ini adalah langkah awal untuk mewujudkan semua

keinginan. Terimakasih untuk seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan

memberikan do‟a yang tiada hentinya.

Selanjutnya terimakasih kepada seluruh guru yang telah banyak berjasa dalam

memberikan pengajaran, pendidikan serta ilmu yang sangat berguna bagi peneliti.

Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

Dosen pembimbing I (Dr. Madyan),

Dosen pembimbing II (Ariyandi Batubara),

Penguji dan Pengajar

Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen jasa kalian akan selalu terpatir dihati.

Sahabat seperjuanganku, Sahabat Sepermainankuyang sudah selalu mendukung

dalam suka maupun duka dan selalu memberikan kekuatan. Semoga Allah SWT

selalu melimpahkan keberkahan dan kesuksesan untuk kalian.

Yang senantiasa tulus dan ikhlas dalam meluangka waktunya untuk menuntun dan

mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai

harganya, agar saya menjadi lebih baik.

Terimakasih yang sebesar-besarnya untu kalian semua. Akhir kata saya

persembahkan skripsi ini utuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.

Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu

pengetahuan dimasa yang akan datang. Aamiin…

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

karena atas berkat rahmat, hidayahnya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul

“PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU

PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN SAIFUDDIN JAMBI”kemudian shalawat dan salam semoga tetap

terlimpah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa

umatnya kealam yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu

pengetahuan.

Penyusun skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan cobaan.Namun

semua itu patut disyukuri karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang

penulis dapatkan.Penulis banyak mendapat arahan dan bimbingan dari berbagai

pihak, baik yang bersifat moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis

menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Madyan, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan juga kepada

Bapak Ariyandi Batubara,M.Ud dosen pembimbing II yang selalu senantiasa

meluangkan waktunya untuk terus memberikan masukan dan motivasi kepada

peneliti demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku ketua prodi Bimbingan

Penyuluhan Islam (BPI).

3. Bapak Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. D.I Ansusa Putra, Lc., MA, selaku Wakil Dekan I, Bapak Arfan

Aziz Ph.D, selaku Wakil Dekan II, Bapak Sahmin Batubara, M.HI, selaku

Wakil Dekan III.

5. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidu MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

x

xi

DAFTAR ISI

NOTA DINAS......................................................................Error! Bookmark not defined.

SURAT PENYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........Error! Bookmark not defined.

MOTTO .............................................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xiv

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang. ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

C. Batasan Masalah. .............................................................................................. 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ..................................................................... 7

E. Kerangka teori. ................................................................................................. 8

F. Metode Penelitian. .......................................................................................... 19

G. Study Relevan.................................................................................................. 27

BAB II .............................................................................................................................. 31

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................................................... 31

A. Sejarah Berdirinya Fakultas Syariah ............................................................ 31

B. Letak Geografis Fakultas Syariah ................................................................. 36

C. Visi Dan Misi Fakultas Syariah ..................................................................... 36

D. Struktur Organisasi Fakultas Syriah. ............................................................... 38

E. Subjek Penelitian. ............................................................................................. 39

BAB III ............................................................................................................................. 41

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAPPRILAKU PACARAN DI KALAGAN

MAHASISWA ................................................................................................................. 41

A. Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran Di Kalangan Mahasiswa

Fakultas Syariah UIN STS Jambi ............................................................................ 41

xii

B. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku

Pacaran Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. .............................................................................. 49

BAB IV ............................................................................................................................. 54

Dampak Yang di Timbulkan Dari Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran

Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.. ............................................................................................................ 54

BAB V .............................................................................................................................. 62

PENUTUP ........................................................................................................................ 62

A. Kesimpulan. ......................................................................................................... 62

B. Saran-Saran. ........................................................................................................ 63

C. Kata Penutup. ...................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 65

Lampiran-Lampiran ....................................................................................................... 71

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel1.1 : Study Relevan……………………………………………. ………..…25

Tabel 1.1 : Nama-nama mahasiswa dalam wawancara penelitian penulis.……….38

Tabel 1.1 : Nama-nama Orang Tua Mahasiswa dalam wawancara penelitian

penulis………………………………………………………………..39

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Struktur Organisasi Fakultas Syariah ………………..……37

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya

ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia. Tapi perlu

diketahui bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan.

Namun ada dampak negative yang lahir akibat perkembangan itu, salah

satunya adalah budaya pergaulan bebas. Istilah pergaulan bebas bukan hal

yang tabu lagi dalam kehidupan masyarakat, tanpa melihat jenjang usia kata

pergaulan bebas sudah sangat popular, artinya bahwa ketika masyarakat

mendengar kata pergaulan bebas maka arah pemikirannya adalah tindakan

yang terjadi diluar koridor hukum yang bertentangan, terutama bagi aturan

Agama. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas

yaitu lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga

boleh bergerak, berbicara, berbuat, dsb, Dengan leluasa), tidak terikat atau

terbatas oleh aturan-aturan.1

Merujuk dari pengertian diatas maka dapat diuraikan bahwa pergaulan

bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok

dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan hukum yang

berlaku dalam masyarakat.

pergaulan bebas dalam pemahaman keseharian identik dengan prilaku

yang dapat merusak tatanan nilai dalam masyarakat, menurut Kartono, ilmuan

sosiologi menjelaskan bahwa pergaulan bebas merupakan gejalapatologis

social pada remaja yan disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social,

akibatnya mengembangkan prilaku yang menyimpang. Sedangkan menurut

Santrock sebagaimana dikutip oleh Hamzah” pergaulan bebas merupakan

kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara

social hingga terjadi tindakan kriminal. Sedangkan dalam pandangan Islam

pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri

1Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm 307

2

seseorang, dan menurutB.Simanjuntak Pergaulan Bebas adalah sebuah proses

interaksi antara seorang dengan orang lain tanpa mengikatkan diri pada

aturan-aturan baik undang-undang maupun hukum Agama serta adat

kebiasaan.

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pergaulan

bebas merupakan suatu interaksi individu atau kelompok masyarakat yang

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga

dengan itu dapat merusak citra pribadi ataupun lingkungan dimana peristiwa

tersebut terjadi.

Mahasiswa merupakan salah satu ujung tombak bagi sebuah negara.

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan

tinggi disebuah perguruan tinggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi dan

yang paling umum adalah Universitas. Hingga saat ini mahasiswa diberbagai

Negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara.2

Mahasiswa merupakan insan intelektual yang sedang berpetualang

dalam menuntut ilmu. Kehidupan mahasiswa sangat menarik untuk dipelajari,

mahasiswa selain beraktivitas di kampus juga beraktivitas di luar kampus.

Setiap mahasiswa memiliki kehidupan yang berbeda satu sama lainnya. Dari

mulai pola hidup dan kebiasaan sehari-hari yang menjadi rutinitasnya.

Mahasiswa suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh

statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan

calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakatyang

sering sekali syarat dengan berbagai predikat.3

Mahasiswa tidak semuanya tinggal bersama orang tuanya, ada

mahasiswa yang tinggal di rumah kontrakan atau kos-kosan yang biasanya

mahasiswa rantauan. Saat beraktivitas di kampus tentu mahasiswa terfokus

2Diakses Melalui Laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahasiswa#:-

:text=Mahasiswa%20adalah%20sebutam%bagi%20suatu%20negara. Pada Tanggal 19 Januari

2021, Jam 22:10 Wib.

3Harun Gafur, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus, (Bandung: CV. Rasi Terbit,

2015). Hlm. 17

3

pada pelajaran, mengikuti kegitan organisasi, megikuti seminar-seminar,

pertemanan dan mencari pengalaman yang banyak untuk bekal kehidupannya.

Kehidupan mahsiswa memang tidak semudah apa yang dipikirkan,

jauh dari orang tua adalah tantangan terberat agar dapat meraih masa depan

yang cerah. Salah satu hal yang menarik dari kehidupan mahasiswa adalah

pertemanan, yang mana kebiasaan dari mahasiswa adalah menghabiskan

waktu bersama teman-temannya. Bagi mahasiswa yang tidak tinggal Bersama

orang tuanya tentu memiliki waktu yang banyak untuk bermain, nongkrong

bersama-sama temannya. Dengan demikian berbeda dengan mahasiswa yang

tinggal bersama orang tuanya, mereka tidak sebebas mahasiswa yang tinggal

di rumah kontrakan atau kos-kosan.

Faktor lingkungan sangat mempengaruhi prilaku begitu juga

sebaliknya prilaku juga mempengaruhi lingkungan.4Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi dari prilaku seseorang

individu. Mahasiswa memiliki lingkungan pertemanan yang luas, jika

mendapatkan teman yang baik maka akan berdampak baik begitu pula

sebaliknya jika mendapatkan teman yang buruk maka beresiko buruk juga.

Kehidupan mahasiswa yang tidak teratur dan kurang disiplin akan

terjerumus pada petemanan dan pergaulan yang tidak sehat, tidak menutup

kemungkinan jika berteman dengan pengguna narkoba kita juga kan ikut

menggukan narkoba, jika berteman dengan pemabuk kita juga akan ikut

mabuk. Pada mahasiswa kebebasan yang sering terjadi adalah kebebasan

dalam pergaulan laki-laki dan perempuan yang mana mahasiswa yang

berpacaran sudah berani bergandegan tangan dan berduaan.

Di dalam Al-quran Allah Swt telah menjelaskan kepada segenap

manusia bahwa dalam kehidupan ini ada batasan-batasan yang harus kita ikuti

sesuai dengan ajaran agama yang mana laki-laki dan perempuan yang bukan

muhrimnya tidak boleh bersentuhan. Sebagaimana dalam surat Al-Isra Ayat

32, sebagai berikut:

4Firmina Angena Nai, Teori Belajar dan Pembelajaran, Implmentasi dalam Pembelajran

Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK, (Jogjakaeta: CV. Budi Utama, 2017). Hlm. 25

4

نى ٱتقربىا ول حشت وسا ء سبيل ۥإنه لز ٢٣كان ف

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah

suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk (Qs. Al-Isro: 32)5

Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kita dilarang untuk

mendekati zina, karena zina merupakan suatu perbuatan yang keji dan jalan

yang buruk bagi pelakunya. Mendekati zina saja telah Allah larang dengan

tegas di dalam Al-quran apalagi melakukannya. Untuk kebesan yang

dilakukan oleh mahasiswa baik dalam bentuk berpacaran sampai dengan

melukakan hubungan seks bebas, narkoba, mabuk-mabukan, dan yang lainnya

tentu sangat bertentangan dengan ajaran agama.

Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-

anaknya. Dengan memberikan Pendidikan yang baik merupakan salah satu

tanggung jawab yang telah ditunaikan oleh orang tua. Bagi orang tua

menguliahkan anak-anaknya tentu merupakan sebuah prestasi dan kebanggaan

yang tiada ternilai baginya, namun terkadang anak yang mereka kuliahkan

yang diberikan biaya untuk setiap bulannya terkadang tidak sesuai dengan

harapan mereka.

Pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan, karena itu mencari

pacar dikalangan pelajar dan mahasiswa tidak saja menjadi kebutuhan biologis

tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis, maka tidak heran jika sekarang

mayoritas sudah memiliki teman special yang disebut pacar.6Pacaran dapat

diartikan bermcam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta antara laki-laki

dan lawan jenisnya, pacaran juga bermacm-macam,ada yang sekedar

menjemput mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat. Akan tetapi

pacaran di kalagan mahasiswa tentuada baik dan buruk nya, tentu juga

bagaimna seorang anak mahasiswa bisa menjaga diri nya agar bisa

5Al-Qur'an dan Terjemahannya (Departemen Agama RI), (Bandung : CV. Penerbit

Diponegoro, 2010), hlm. 285

6Abdurrahman Al-mukaffi, Pacaran Dalam Kacamata Islam (Jakarta: Media Dakwah,

2012) h, 167.

5

memanfaatkan pacaran ini sebagai penyemangat untuk lebih giat lagi belajar,

lebih giat lagi masuk kuliah, akan tetapi pacaran di kalagan mahasiswa tentu

juga masih ada yang menyalah gunakannya, banyak di kalagan mahasiswa

yang berhenti akibat penyalah gunakan tersebut, tentu juga bagaimna anak

mahasiswa bisa membatasi agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak di

iginkan.Rasulullah shallallahu‟ alaihi wassalam bersabda

ل يخلىن رجل بامرأة إل كان ثالثهما الشيطان

Artinya: “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan

seorang wanita, karena sesungguhnya setan menjadi yang ketiga di antara

mereka berdua.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi)

Dari hadits di ataskita bisa menarik kesimpulan bahwa itu adalah

larangan Rasulullah Saw.yang sangat tegas terhadap khalwat lelaki dan wanita

yang bukan mahramnya. Sekalipun itu hanya untuk kebaikan manusia, dan itu

adalalah bukti kebaikan dan pedulinya Rasulullah Saw, terhadap umatnya.

danjuga bahwa kita senantiasa melarang atau menginggatkan seorang khalwat

dengan seorang wanita untuk berdekat-dekatan karena itu akan menimbulkan

kemaksiatan.

Berdasarkan dari hasil observasi sementara penulis dapat

menyimpulkan bahwa dengan rata-rata mahasiswa fakultas syariah yang

berasal dari beberapa daerah yang berada di provinsi jambi, dan memiliki latar

belakang yang berbeda-beda, dari segi ekonomi maupun prilaku pacaran, dari

sekian banyak mahasiswa yang ada di Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi, tentu juga ada orang tua mahasiswa

yang menyetujui dan ada juga menentang dalam prilaku pacaran, ada beberapa

orang tua mahasiswa yang berhasil peneliti wawancarai yaitu:

“Pacaran tentu lebih banyak ke negative nya dan juga di dalam islam

melarang berpacaran karena takutnya terjerumus ke dalam pergaulan yang

tidak baik, karena banyak di kalagan mahasiswa sekarang ini yang berhenti

6

kuliah karna pacaran terlalu bebas sampai-sampai banyak mahasiswa yang

hamil duluan karna akibat dari prilaku pacaran”.7

Selain dari pandagan dari bapk zulkifli di atas ada pula orang tua yang

yang menyutujui hubugan pacaran sebagai mana wawancara di bawah

ini:“Pacaran untuk mahasiswa sebenernya tidak apa-apa karna dalam hubugan

pacaran juga membuat mahasiswa lebih bersemagat lagi dalam belajar dan

juga lebih termotivasi lagi dalam mengerjakan sesuatu hal”.8

Dan juga hampir setiap mahasiswa memiliki hubungan khusus dengan

lawan jenis nya, meskipun dari fakultas yang berbeda. Berdasarkan hasil

observasi penulis terhadap persepsi atau pandangan atau persepsi orang tua

atau warga yang melihat bagai mana tanggapan tentang mahasiswa yang

berpacaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat tema penelitian yang akan penulis lakukan yaitu, “Persepsi

Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran di Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalagan

mahasiswa fakultas syariah di universitas islam negeri sulthan thaha

saifuddin jambi?

2. Apa factor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap perilaku

pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di universitas islam negeri

sulthan thaha saifuddin jambi?

3. Apa dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku

pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di universitas islam negeri

sulthan thaha saifuddin jambi?

7Ayah MI, Zulkifli, wawancara,12 Februari 2021

8Ibu SG Fatimah, wawancara, 12 Februari 2021

7

C. Batasan Masalah.

Sehubungan dengan judul dan latar belakang di atas, maka peneliti

perlu adanya pembatasan masalah penelitian, penelitian ini membatsi dalam

tiga hal yaitu dari segi objek materinya dari segi waktunya dan dari segi lokasi

penelitinya. Untuk pembatasan dari objek materinya maka pengertia pergaulan

bebas di sini hanya di fokuskan dalam konteks prilaku pacaran, di karna kan

makna dari pergaulan bebas itu sangat lah luas dan sensitif oleh sebab itu

peneliti membatasi pada fenomena pacaran saja. Dan dari segi waktu

penelitian di batasi pada tahun 2020 sampai 2021 karena ingin melihat ini

betul-betul permasalahan kontenporer yang real. Dan dari segi objek

penelitinya di lakukan di fakultas syariah UIN STS Jambi kenapa? Karena

fakultas syariah UIN STS Jambi bernapas islam namun demikian ada

beberapa temuan awal bahwa terdapat dari mahasiswa yang berpacaran inilah

yang menjadi pembatasan masalah saya.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk memperoleh pengetahuan mengenai:

a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua terhadap perilaku

pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di universitas islam

negeri sulthan thaha saifuddin jambi?

b. Untuk mengatahui apa faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua

terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di

universitas islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi?

c. Untuk mengatahui apa saja dampak yang di timbulkan dari persepsi

orang tua terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa fakultas

syariah di universitas islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi?

2. Manfaat Penelitian.

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka

hasil penelitian diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis yaitu:

8

a. Secara Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap

kehidupan mahasiswa baik di dalam kampus maupun di luar kampus,

dan dapat menilihat bagaimana persepsi orang tua terhadap prilaku

pacaran di kalagan mahasiswa,

b. Secara Praktis.

1) Bagi orang tua dapat menjadi informasi bagaimana kehidupan

mahasiswa dalam berprilakun pacaran.

2) Bagi mahasiswa bagaimana prilaku pacaran ini dapat membantu

untuk membuat mahasiswa focus dalam belajar

3) Bagi penulis dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam

persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan

mahasiswa.

E. Kerangka Teori.

1. Hakikat Persepsi.

Persespi dapat didefinisikan sebagai proses pemberian makna,

interpretasi dari stimuli dan sensasi yang diterima oleh individu, dan

sangat dipengaruhi faktor faktor internal maupun ekternal masing-masing

individu tersebut. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,

menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi

yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung

makna yang sama.9

a. Pengertian Persepsi

Secara etimologis, persepsi berasal dari bahasa latin perception,

dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.10

Umumnya

istilah persepsi digunakan dalam bidang psikologi. Secara terminology

9 Hadi suprato arifin, Ikhsan fuady, Engkus Kuswarno. Analisi factor yang

mempengaruhi persepsi mahasiswa untirta terhadap keberadaan perda syariah di kota searng,

(Edisi 28 juni 2017. )Hlm 4

10Gede Agus Siswadi, Integrasi Pendidikan Agama Hindu Dalam Pembelajaran Bahasa

Sansekerta, (Bali: Nilacakra, 2019). Hlm103

9

pengertian persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan.

Sedangkan dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai

suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan

menggunakan indra yang dimiliki sehingga menjadi sadar akan segala

sesuatu yang ada dilingkungnya.11

Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan

arti bagi lingkangan mereka.12

Menurut Nugroho, persepsi dalah proses

bagaimana simulti-simulti, diorganisasikan dan diinterpretasikan.

b. Proses Terbentuknya Persepsi.

Walgito menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui

suatu proses dimana secara alur proses persepsi dapat dikemukakan

sebagai berikut: berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan

rangsangan tersebut menganai alat indra atau reseptor. Proses ini

dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian rangsangan yang

diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses

ini dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di

otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan

reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang diterimanya. Proses yang

terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakandengan proses

psikologis.13

Dengan demikian proses terakhir dari proses persepsi ialah

individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indra

(reseptor). Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama,

sebagai berikut:

11Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, (Jawa Tengah: CV. Pena

Persada, 2020). Hlm. 50

12Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge, Prilaku Organisasi (Organization Behavior,

(Jakarta: Salemba Empat, 2007). Hlm. 175

13Ibid. Hlm. 51-52

10

1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan

dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

faktor seperti, pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut,

motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan kedalam bentuk

tingkah laku sebagai reaksi jadi, proses persepsi adalah melakukan

seleksi interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang

sampai.14

c. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.

Persepsi setiap manusia terhadap suatu stimulus beragam

dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut.

Menurut David Krech dan Richard S. Cructchfield, faktor persepsi

yaitu faktor fingsional dan faktor structural. Dari faktor tersebut faktor

perhatian adalah faktor yang mempengaruhi persepsi. Bimo Walgito

Menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian ada dua

faktor yaitu faktor yang berasal dari stimulus atau dari luar individu

yang terdiri dari intensitas atau kekuatan stimulus, ukuran stimulus dan

pertentangan atau kontras serta faktor individu yang terdiri dari sifat

structural dan sifat temporer individu dan aktivitas yang sedang

berjalan pada individu.15

2. Hakikat Orang Tua.

Orang tua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau orang yang

dianggap orang tua atau dituakan (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya)

atau orang- orang yang disegani dan dihormati dikampung/kota. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah ayah dan

ibu atau anggota masyarakat secara keseluruhan.

14Ibid. Hlm. 52

15Ibid. Hlm. 52

11

a. Pengertian Orang Tua

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-

anak mereka, karena dari merekalah anak-anak menerima Pendidikan.

Dengan demikian bentuk pertama pendidikan non formal terdapat

dalam keluarga. Oleh karena itu peran orang tua dalam pembentukan

anak saleh menjadi penentu atau dengan kata lain akar permasalahan

dari kesuksesan terwujudnya anak yang saleh dimulai dari sikap dan

peilaku orang tua terhadap nilai-nilai kebaikan atau dengan bahasa

agama ketaqwaan orang tuanya.16

Dalam pandangan Islam, orang tua yang dimaksud adalah ibu

dan bapak yang telah merawat, membesarkan dan menyanyangi kita

sejak kecil hingga dewasa. Dalam Islam, kedua orang tua memiliki

tempat terhormat yang harus dihormati dan dipatuhi oleh setiap anak.

Kedua orang tua memiliki jasa dan pengorbanan yang besar dalam

kehidupan seorang anak. Ibu berjasa mengandung bertaruh nyawa saat

melahirkan, menyusui, merawat, serta memberikan kasih sayang

kepada anaknya. Ayah bertugas mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan istri dan anak-anaknya. Semua pengorbanan yang diberikan

orang tua dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk kebahagian

anak-anaknya. Orang tua tidak pernah meminta imbalan ataupun balas

jasa atas semua yang telah mereka lakukan terhadap anak-anaknya.17

Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang

yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga

yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.

Menurut Hurlock, orang tua merupakan orang dewasa yang membawa

anak kedewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua

melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kedewasaan dengan

memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak

16Ayuhan, Konsep Pendidikan Anak Salih Dalam Perspektif Islam, (Jogjakarta: CV.

Budi Uatama, 2018). Hlm. 74

17Tim Ganesa Operation, Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,

(Jbandung; Penerbit Duta, 2018). Hlm. 68

12

dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan

pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua

karena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda

corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang

lain.18

b. Hak Dan Kewajiban Orang Tua.

Selanjutnya berkaitan dengan kewajiban orang tua terhadap

anaknya, maka kewajibannya adalah mempersiapkan anak untuk

menjadi generasi yang kuat dan tangguh baik fisik maupun mental.

Secara fisik maka orang tua wajib memberikan dan menyiapkan

makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan

rohani yang mencakup identitas seperti orang tua wajib memberikan

nama anak dan nasab dari orang orang tua. Selain itu, orang tua juga

wajib memberikan pendidikan terhadap anak, agar anak mampu

melakukan kewajibannya sebagai seorang hamba dan dan mampu

melindungi dirinya dari kejahatan makhluk-nya.19

3. Hakikat Mahasiswa.

Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni

bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal dan menekuni

berbagai bidang tersebut di suatu tempat yang di namakan universitas.

kelompok ini sering juga disebut sebagai “Golongan intelektual muda”

yang penuh bakat dan potensi. Disamping itu mahasiswa juga semestinya

mempunyai perilaku yang patut menjadi teladan para adik – adiknya yang

masih duduk di bangku sekolah. Namun posisi yang demikian ini sudah

barang tentu bersifat sementara karena kelak di kemudian hari mereka

18Diakses Melalui Laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/orang_tua, Pada Tanggal 14

Januari, Jam 00:50 Wib

19 Fahimah. kewajiban orang tua terhadap anak dalam perspektif islam (institute agama

islam Bengkulu,jurnal). Hlm 1

13

tidak lagi mahasiswa dan mereka justru menjadi pelaku-pelaku intim

dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat.20

a. Pengertian Mahasiswa

Banyak sekali pengertian tentang mahasiswa. Ada yang

mengatakan, mahasiswa adalah orang yang mempunyai predikat

tertinggi setelah siswa. Ada juga yang mengatakan orang yang sedang

menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa terdiri dari dua suku

kata yaitu maha yang berarti besar, dan siswa yang berarti orang yang

sedang mengikuti pelajaran.21

Pengertian mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI. No. 30

Tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaptar dan belajar

diperguruan tinggi tertentu. Menurut Sarwono, mahasiswa adalah

setiap orang yang secara resmi terdaptar untuk mengikuti pelajaran di

perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 Tahun. Mahasiswa

merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh

statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahsiswa juga

merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu

lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.

Sedangkan menurut Knopfemacher, mahasiswa adalah merupakan

insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan

perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik

dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual.22

b. Tugas Dan Kewajiban Mahasiswa

Menurut iallagan mahasiswa sebagai masyarakat kampus

mempunyai tugas utama yaitu belajar seperti membuat tugas, membaca

buku, buat makalah, presentasi diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-

kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Di samping tugas utama,

20 Diakses melalui Laman: https:// axlnejad.wordpress.com. hakikat-mahasiswa, pada

tanggal 28 maret, jam 16:29 WIB

21Harun Gafur, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus, (Bandung: CV. Rasi Terbit,

2015). Hlm. 15

22Ibid. Hlm.17-18

14

ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna

mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol

sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya

sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan

solusi berbagai problem yang sedang mereka hadapi.

4. Hakikat Pergaulan Bebas.

Pergaulan bebas adalah prilaku manusia yang menyimpang yang

melanggar norma-norma agama dan tidak ada batasannya. Pergaulan

bebas dan dampak negatifnya ditinjau dari pendidikan Islam adalah

tatacara pergaulan antara manusia dengan sesama manusia terutama

dengan lawan jenisnya yang mengarah kepada pelaksanaan hubungan

seks di luar nikah yang mempunyai konsekwensi destruksif, dan juga

bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan

Islam.23

a. Pengertian Pergaulan Bebas.

Pergaulan bebas merukan salah satu bentuk prilaku yang

menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan

syarat, dan perasaan malu. Pergaulan bisa terjadi kerena salah memilih

lingkungan pertemanan serta rasa penasaran dan sikap yang masih labil

dan masih meleakat pada remaja.24

Dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia, kata pergaulan berarti menjalin pertemanan dalam

kehidupan masyarakat. Sedangkan kata bebas berarti lepas atau tidak

terikat.25

Pergaulan bebas adalah pergaulan yang menerapkan nilai-nilai

kebebasan dalam bertindak tanpa mengindahkan norma-norma agama

dan etika serta aturan hukum negara. Istilah pergaulan bebas awalnya

23

Aisyah, Dampak negative pergaulan bebas terhadap generasi muda menurut tinjauan

pendidikan islam.(skripsi,fakultas tarbiyah dan keguruan 2013) hlm 8 24

Diakses Melalui Laman:

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020//10/22/133000569/pengertian-

ciri-ciri-dan-faktor-penyebab-pergaulan -bebas, Pada Tanggal 26 januari, Jam 00.02 Wib.

25

Diakses Melalui laman: KBBI Onlin, Pada Tanggal 26 Januari 2021, Jam 00:05 Wib

15

digunakan secara umum, mencakup semua kebebasan bertindak,

seperti bebas bergaul, bergerombol, bebas nongkrong, bebas pacarana,

bebas hubungan seks, dan kebebasan lain yang melanggar aturan

sosial.26

b. Bentuk-Bentuk Pergaulan Bebas.

Pergaulan bebes memiliki bentuk yang beragam. Dari beberapa

survey tentang pergaulan bebas dikalangan remaja, khususnya kota-

kota besar di Indonesia, ditemukan data tentang ragam pergaulan

bebas, antara lain berpacaran hanya bersentuhan kulit, berpacaran

hanya berciuman, berpacaran sampai berhubungan seks, berhubungan

seks dengan berganti-ganti pasangan, hingga berhubungan seks dengan

cara-cara seperti binatang.27

c. Dampak Pergaulan Bebas.

Dampak negative yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas

adalah terjerumus dalam tindakan yang merusak diri secara fisik

maupun psikis, menghancurkan nilai moral spiritual, mengotori sikap

mental, menodai masa depan, dan mengganggu pergaulan sosial.

dampak ini akan menggiring remaja kelembah yang sesat.28

5. Hakikat Pacaran.

Di kalagan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang

sangat di banggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya

diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belom memiliki

pacar di anggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di di kalagan

remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi

kebutuhan sisiologis maka tidak heran mayoritas remaja dan mahasiswa

sudah memiliki temen special yang di sebut pacar.29

26Toto Edi Darmo, Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang: PT.

Karya Toha Putra, 2015). Hlm. 52

27Ibid. Hlm. 53

28Ibid. Hlm. 54

29 Luqman el-hakim,fenomena pacaran dunia remaja( Jakarta,fakta,data,masalah dan

solusi),cetakan ke-1,hlm 7

16

a. Pengertian Pacaran.

Begitu banyak definisi cinta sehinga masing-masing definisi

sulit disintesiskan dalam satu kalimat yang sangat sederhana. Namun,

kiranya dapat dipahami bahwa cinta itu merupakan reaksi dan ekspresi

emosi yang kompleks, sekomplek kehidupan manusia itu sendiri.30

Rasa cinta kasih yang dimiliki oleh para remaja ini diungkapkan dalam

bentuk hubungan yang terlepas dari moralitas Islam disebut dengan

pacaran.

Jadi, pengertian pacaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh

dua lawan jenis atas dasar cinta dan kasih sayang yang diekspresikan

kedalam suatu hubungan yang disebut pacaran.

b. Pacaran Dalam Agama Islam.

Pembatasan dalam pergaulan antar lawan jenis dalam Islam di

atur sangat ketat, hanya dalam perkara tertentu diperbolehkan.

Pemisahan ini bukan ditujukan untuk mengekang dan menyusahkan,

tetapi menjaga kehormatan dan kemuliaan perempuan itu sendiri,

menjaga masa depannya agar penuh kebaikan. Karena Islam adalah

agama yang preventif (bersifat mencegah agar tidak terjadi apa-apa).

Allah SWT telah menegaskan dalam al-Qura`an yang artinya:

نى ٱتقربىا ول حشت وسا ء سبيل ۥإنه لز ٢٣كان ف

“Dan janganlah kamu mendekati zina Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al-

Isra: 32).

Arti yang diatas menegaskan larangan perbuatan yang

menimbulkan perzinaan. Selain karena zina merupakan dosa besar di

sisi Allah, perbuatan itu juga sangat merugikan, bagi lelaki apalagi

wanita. Namun Islam tidak menyusahkan laki-laki maupun wanita.

Boleh bagi laki-laki dan perempuan berinteraksi dalam perkara yang

30

Abdul Mujib, Risalah Cinta.Hlm. 13-14

17

diperbolehkan syari`at, misalnya medis, peradilan, perdagangan,

pendidikan, akad kerja dan segala aktivitas syar‟i yang memang

menuntut adanya interaksi antara lelaki dan wanita.Perkara tersebut

boleh dikerjakan selama tidak mengundang unsur syahwat dan

dilakukan dengan seprlunya saja, selain perkara tersebut tidak ada jalan

dalam Islam untuk mengerjakanya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pacaran diharamkan dalam

agama Islam karena dapat berakibat buruk bagi setiap insan.

Keharamannya jelas, karena pacaran adalah hubungan yang tidak

memiliki status pernikahan, namun aktivitasnya menyerupai orang

yang sudah menikah. Agama Islam tidak menganjurkan untuk pacaran,

namun Islam menganjurkan untuk ta`aruf dengan tujuan kepernikahan

c. Perbedaan Ta’aruf Dengan Pacaran.

Ta`aruf adalah hubungan yang dilakukan dengan penuh

tanggung jawab disertai adanya keseriusan untuk segera menikah

dalam jangka waktu yang telah disepakati. Sedangkan pacaran bisa

dimulai kapan saja, bahkan sejak belum baligh, dan mengahirinya pun

bisa kapan saja. Tidak ada pula pembicaraan yang serius tentang

pernikahan sejak awal-awal pacaran.

Pacaran menurut perlakuan khusus antara dia dan kekasihnya.

Sang pacar tidak akan merasa istimewa bila ia diperlakukan sama saja

dengan orang lain selain dirinya. Ia akan menuntut lebih, keluar rumah

berdua saja, makan berdua saja, atau melakukan aktifitas apapun

berdua saja. Hal ini sangat jauh berbeda dengan konsep ukhuwah

islamiah yang kita kenal. Sesama muslim adalah bersaudara. Ukhuwah

membungkai hubungan laki-laki dan perempuan dengan aturan syar‟i

tak mengistimewakan satu dan yang lainnya, apalagi secara berlebihan.

Ta‟aruf menjaga diri dari fitnah karena adanya pendamping.

Sedangkan pacaran tidak ada pihak yang mendampingi, sehingga

mudah terjadi fitnah atau yang sering disebut dengan hamil sebelum

18

pernikahan. Sudah jelas dalam pandangan Islam pacaran adalah bagian

dari aktifitas maksiat.

Ta‟aruf (perkenalan) yang dianjurkan dalam Islam tentu harus

berbeda dalam koridor syariat. Tapi zaman sekarang, entah karena

sengaja atau tidak tahu, banyak yang menggunakan kata ta‟aruf untuk

menggantikan kata pacaran, padahal ta‟aruf dan pacaran itu berbeda

1) Ta‟aruf memprioritaskan hubungan transendental, dalam agama

islam, ta‟aruf merupakan perbuatan mulia karena menjaga kesucian

diri dari hal-hal yang dilarang agama. Pacaran adalah salah satu

perbuatan yang mendekati zina dan itu dilarang dalam agama

islam.

2) Angka waktu ta‟aruf maksimal tiga bulan. Kalaupun lebih dari itu,

biasanya sudah bukan ta‟aruf lagi, melainkan sedang

mempersiapkan pernikahan. Berbeda dengan pacaran yang

cenderung satu tahun lebih.

3) Orang yang sudah berani untuk ta‟aruf, berarti mentalnya sudah

lebih siap untuk menikah karena memang tujuan awalnya adalah

menikah. Orang pacaran belum tentu sudah siap menikah karena

tujuan dari pacaran tidak selalu untuk menikah.

4) Ta‟aruf menggunakan perantara dalam proses pelaksanaanya dan

mempunyai beberapa kreteria khusus. Hal ini dikarenakan islam

melarang beduaan dengan selain mahrom (khalwat) sehingga

adanya perantara membolehkan terjadinya interaksi sosial

tersebut.31

Maka maksut di atas ta‟aruf menjaga diri dari fitnah dan

dosa karena adanya pendamping. Sedangkan pacaran tidak ada

pihak yang mendampingi. Maka dari itu jauhi lah pacaran karena

pacaran hanya menimbulkan fitnah dan dosa sedangkan

ta‟arufmerupakan perbuatan mulia karena menjaga kesucian diri

dari hal-hal yang dilarang agama. Oleh karena itu janganlah kita

31Luqman el-hakim,fenomena pacaran dunia remaja( Jakarta,fakta,data,masalah

19

jadikan istilah ta‟aruf untuk berlindung dari kejahiliahan pacaran,

apalagi bila seseorang sudah mengerti agama. Dosa yang dilakukan

karena pacaran tidak mungkin terluput dari catatan malaikat dan

penglihatan Allah Swt.

d. Pacaran Menurut Ahli Psikolgi.

Menurut DeGenova & Rice pengertian pacaran adalah

menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan

melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal

satu sama lain. Menurut Bowman pacaran adalah kegiatan bersenang-

senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini

akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal

balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan

pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang

diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan

diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum

menikah dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian

antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.32

F. Metode Penelitian.

Dalam metode penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif.

Kualitatif adalah metode penelitian yang mengkaji perspektif partisipasi

dengan strategi-strategi yang bersifat interaktiv dan fleksibel. Menurut fattah

hanurawan metode penelitian kualitatif adalah aktivitasi yang menepatkan

penelitian dalam satu dunia tertentu ini terdiri dari serangkaian praktik

interprektik menjadi terungkap. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian

kualitatif adalah interprestasi terhadap lingkugan naturalistik sehingga

32Luqman el-hakim, fenomena pacaran dunia remaja ( Jakarta,fakta,data,masalah dan

solusi),cetakan ke-1,hlm 8

20

sehingga penomena makna subjketif partisipan penelitian tentang suatu objek

menjadi dapat tersampaikan33

1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian paradigma kualitatif dengan

menggunakan pendekatan psikologi relasi, yaitu penelitian yang berupa

kata-kata tertulis, maupun lisan dan prilaku dari orang-orang yang di teliti.

Penelitian dilakukan secara langsung di lapagan secara alamiah sebab

objek hanya bermakna secara kontektual.

2. Setting dan Subjek Penelitian.

a. Setting Penelitian.

Setting penelitian adalah lingkugan, tempat atau wilayah yang

direncanakan oleh peneliti untuk di jadikan sebagai objek penilitian.

Setting penelitian ini di lakukan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

Pada bulan februari 2021. Pemilih setting ini didasarkan atas

pertimbangan letak geografis yang sering bertemu dengan peneliti.

Adapun teknik mendapatkan informasi dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik snowball sampling, yaitu teknik

penentuan sampel yang mula-mulanya jumlah kecil, kemudian

membesar.

b. Subjek Penelitian.

Subjek penelitian adalah orang yag dijadikan sebagai sumber

data atau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang di

lakukannya.subjek dalam penelitian ini adalah Orang Tua

MahasiswaFakultas Syariah Universitas Islam Negeri Shultan Thaha

Saifuddin jambi. Subjek Penelitian ini diambil dengan menggunakan

cara snowballSampling. Dalam penelitian ini sebagai key informen

adalah, sebagai berikut:

33Fattah Hanurawan,metode peneltian kulitatif utuk ilmu psikologi, (jakarta.PT Raja

Grafindo Persada, 2016), hlm26

21

1. Mahasiswa.

2. Orang Tua Mahasiswa.

3. Jenis dan Sumber Data.

a. Jenis data.

1. Data primer.

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari

sumber data tanpa perantara. Data primer yang penulis maksud

dalam ini adalah penelitian ini adalah data wawancara dan

observasi mengenai Persepsi Orang Tua terhadap prilaku pacaran

di kalangan Mahasiswa di Fakultas Syariah Universitas Islam

Shultan Thaha Saifuddin jambi.

2. Data Skunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang

sudah terdokumentasi.Data sekunder dalam penelitian ini adalah

data yang diambil dilapangan pada saat observasi yang dilakukan

oleh penulis.

b. Sumber data.

Sedangkan sumber data dalam penelitian meliputi:

1. Akademik Fakultas syariah

2. Orang Tua Mahasiswa.

4. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data adalah cara yang di gunakan untuk

mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang ada di lapangan. Sesuai

dengan jenis penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi,

observasi, dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dakam kegiatan

penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu,

sehingga proses penelitian berjalan lancar.

Dalam pengumpulan data diperlukan data yang dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini untuk

memperoleh data dan informasi yang tepat dan valid, maka peneliti

22

menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu obsevasi,

wawancara, dan studi dokumentasi.

a. Teknik Observasi.

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung

bagaimana Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran

Di Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Shultan Thaha

Saifuddin Jambi peneliti akan mempersiapkan lembar observasi.

Instrumen yang digunakan dalam observasi yaitu: tustel/kemera

(HP),(terlampir), dan alat tulis.

b. Teknik Wawancara.

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang telah diperoleh. Oleh kerena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah melakukan instrument

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannyapun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini

setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data

mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan dta

dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.34

Wawancara dilakukan denga mengajukan sejumlah pertanyaan-

pertanyaan terlebih dahulu disusun sedemikian rupa. Dalam

wawancara ini yang menjadi sasaran wawancara adalah Kepala

keluarga (ayah), ibu dan anak. Instrumen yang digunakan dalam

wawancara (terlampir), alat tulis, recorder, dan tustel/kemera (HP).

c. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

menggunakan dokumen sebagai sumber penelitian. Dokumen

34 Sugiono, Ibid., Hlm. 233

23

merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.35

5. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi

informasi.Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisisterhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu diperoleh data

dianggap kridibel. Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.36

a. Reduksi Data (Data Reduction).

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data

sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa

disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian,

permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang

mana dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan

tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,

menelusur tema, membuat gugus- gugus, membuat partisi, membuat

memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah

penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

35Ibid., Hlm. 240

36Sugiono, Ibid. Hlm. 246

24

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu

mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat

disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara,

yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian

singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan

sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-

angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu

bijaksana.

b. Penyajian Data (Data Display).

Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini

bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara

yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi:

berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang

penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan

apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah

melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh

penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

c. Penarikan kesimpulan (Counclusion Drawing).

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas

25

dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan

ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu

seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta

tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan

kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk

menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.

Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus

diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang

merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada

waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data.

Pemeriksaan keabsahan data adalah dalam penelitan kualitatif

meliputi uji kredibilitas (perpanjagan pengamatan, meningkatkan

ketekunan, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi) maupun

konfirmabilitas. Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian

kualitatif menggunakan uji, validitas internal, validitas

eksternal(generalisasi), reabilitas, dan obyektivitas.37

Penelitian ini

penulis menggunakan triangulasi data dengan sumber yakni

membandingkan dan mengecek balik informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, hal ini dapat

dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan datahasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum

dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu dan membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Berdasarkan teknik trianggulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk

mengecek keabsahan data yang diperoleh dilapangan mengenai

strategi prilaku pacaran di kalagan mahasiswa melalui persepsi orang

37 Sugiyono, Ibid. Hlm. 270

26

tua dari sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui

dokumentasi.

27

G. Study Relevan.

Tabel. 1.1: Study Relevan Persamaan dan Perbedaan Pada Study

Relevan

NO NAMA JUDUL METODE TAHUN HASIL

1 Skripsi Prilaku Pacaran

Remaja Di

Tinjau Dari

Interaksi Pola

Asuh Orang

Tua Dan Asal

Sekolah.

Kualitatif 2016 Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah

penelitian

dengan Metode

deskriftif

menggunakan

pendekatan

kualitatif.

Teknik

pengambilan

sample yitu

purposive

sampling.

Pendekatan

kualitatif

menuntut

pengumpulan

data pada

setting yang

alamiah. Untuk

mengetahui

perbedaan

perilaku

pacaran

remaja38

2 Skripsi konsep dan

kebutuhan

Kualitatif 2017 Penelitian ini

menggunakan

38Iknandi Tiara Lukitasari,Prilaku Pacaran Remaja Di Tinjau Dari Interaksi Pola Asuh

Orang Tua Dan Asal Sekolah.(skripsi,universitas muhammadiyah Surakarta,fakultas

psikologi,2016)

28

berpacaran

remaja awal di

Yogyakarta

metode

penelitian

kualitatif

dengan

pendekatan

diskriptif

menggunakan

metode

survey.39

3 Skripsi pengaruh status

hubungan

berpacaran

terhadap prilaku

pacaran

beresiko pada

mahasiswa

perantau asal

papua di kota

Surabaya

Kuantitaif 2018 Penelitian ini

merupakan

penelitian

dengan metode

kuantitatif,

dengan jenis

penelitian

analitik.

Rancang

bangun

penelitian

dengan

menggunakan

rancangan cross

sectional karena

datavariabel

independen dan

variabel

dependen

dikumpukan

dalam kurun

waktu yang

bersamaan dan

dilakukan hanya

satu kali40

39Yoga kinaryoaji tridarmanto, konsep dan kebutuhan berpacaran remaja awal di

Yogyakarta (skripsi,universitas sanata dharma Yogyakarta,fakultas pdikologi,2017)

39Cristine ohee, pengaruh status hubungan berpacaran terhadap prilaku

40 Cristine ohee, pengaruh status hubungan berpacaran terhadap prilaku pacaran

beresiko pada mahasiswa perantau asal papua di kota Surabaya (skripsi: universitas airlangga,

29

4 Skripsi prilaku pacaran

di kalangan

pelajar SMP

Negeri 1 belat

dI desa penarah

kecamatan belat

kabupaten

karimun.

Kualitatif 2016 Metode yang di

gunakan dalam

penelitian ini

adalah kualitatif

dengan desain

deskriptif,

sampel diambil

dengan teknik

purposive

sampling.Adapu

n metode dalam

pengumpulan

data yaitu

dengan metode

observasi,

wawancara, dan

dokumentasi.41

Penelitian ini

bertujuan untuk

untuk

mengetahui

gambaran

tentang anak

remaja yang

mengikuti

perkembangan

zaman yang

identik dengan

kemajuan

dibidang ilmu

teknologi

5 Skripsi transformasi

konsep pacaran

pada anggota

komunitas

pelajar tanpa

pacaran (PTP)

Surabaya

Kualitatif 2017 Metode yang di

gunakan pada

penelitian ini

Berdasarkan

cara kerja

penelitian dan

jenis data yang

dikumpulkan

Fakultas Kesehatan,2018)

41 Muhammad daud, prilaku pacaran di kalangan pelajar SMP Negeri 1 belat dI desa

penarah kecamatan belat kabupaten karimun(skripsi,universitas maritim raja ali haji,fakultas studi

sosiologi,2016)

30

maka penelitian

ini merupakan

jenis penelitian

kualitatif

penelitian ini

dapat di

klasifikasikan

ke dalam

penelitian

deskriptif.42

6 Skripsi Persepsi orang

tua terhadap

prilaku pacaran

di kalangan

mahasiswa di

fakultas dakwah

UIN STS jambi

Kualitatif 2021 Penelitian ini

menggunakan

penelitian

kualitatif yaitu

penelitian yang

berupa kata-

kata tertulis,

maupun lisan

dan prilaku dari

orang-orang

yang di teliti.

Penelitian

dilakukan

secara langsung

di lapagan

secara alamiah

sebab objek

hanya bermakna

secara

kontektual

42 Alan surya, transformasi konsep pacaran pada anggota komunitas pelajar tanpa

pacaran (PTP) Surabaya, (tesis,universitas islam negeri sunan ampel,2017)

42Iknandi Tiara Lukitasari,Prilaku Pacaran Remaja Di Tinjau Dari Interaksi

31

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Fakultas Syariah

Lahirnya UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tidak terlepas dari

perkembangan Agama Islam, juga lembaga pendidikan Islam yang ada di

Provinsi Jambi. Didorong oleh hasrat masyarakat dan ulama pada masa itu,

setelah memperhatikan banyaknya lembaga yang mengeluarkan siswa

madrasah/sekolah agama tingkat atas di Jambi sementara belum terdapat

lembaga pendidikan tinggi yang dapat menampung tamatan tersebut, maka

diadakanlah Kongres Ulama Jambi pada tahun 1957 dengan menghasilkan

suatu keputusan bahwa di Jambi sudah saatnya didirikan perguruan tinggi.

Pada tanggal 29 September 1960 didirikanlah Fakultas Syari‟ah Perguruan

Tinggi Agama Islam al-Hikmah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam

(YPI) Jambi.43

Rentang waktu tiga tahun pertama, Fakultas Syari‟ah telah

menunjukkan kemanunggalan antara pimpinan, masyarakat dan pemerintah

daerah serta pemerintah pusat. Dengan diterbitnya Surat Keputusan Menteri

Agama Nomor: 50 tahun 1963 tanggal 12 Mei 1963 maka dinegerikanlah

Fakultas Syari‟ah menjadi Fakultas Syari‟ah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan kemudian berubah menjadi cabang IAIN Raden Fatah Palembang.

Penegerian ini mendorong para pejabat, ulama, serta pemuka masyarakat,

terutama Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Jambi saat itu (M.J. Singadekane)

untuk memperjuangkan berdirinya IAIN dengan beberapa fakultas. Di sisi

lain, sejak tanggal 11 Juli 1965 Yayasan Perguruan Tinggi Ma‟arif Nahdlatul

Ulama telah memiliki Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Ushuluddin

di Kota Jambi, sementara di Sungai Penuh – Kerinci telah berdiri pula

Fakultas Syari‟ah Muhammadiyah pada bulan Maret 1964. Atas dasar

motivasi di atas, maka untuk memehuni keinginan para pejabat, masyarakat,

43Diakses Melalui Laman: https://uinjambi.ac.id/selayang-pandang/sejarah/ , Pada

Tanggal 18 Agustus

para ulama dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jambi tersebut,

akhirnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Ushuluddin yang ada di

Ma‟arif serta Fakultas Syari‟ah Muhammadiyah di Kerinci diusulkan untuk

dipadukan dalam suatu wadah menjadi fakultas di lingkungan IAIN Jambi.44

Usulan itu dilakukan berdasarkan ketetapan MPR RI Nomor: 11 tahun

1960 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 5 tahun 1963, bahwa untuk syarat

didirikannya suatu IAIN minimal harus memiliki 3 (tiga) fakultas. Pada

tanggal 30 September 1965 dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor:

18 tahun 1965 terbentuklah Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi yang

disetujui oleh Menteri Agama dengan Surat Keputusan Nomor: 83 tahun 1965

tanggal 22 Nopember 1965. Setelah melalui proses, perjalanan dan perjuangan

panjang yang dilakukan Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi tersebut,

maka Menteri Agama RI akhirnya menyetujui berdirinya IAIN di Provinsi

Jambi dengan Surat Keputusan Nomor: 84 tahun 1967 tanggal 27 Juli 1967.45

Berbekal Surat Keputusan Menteri Agama tersebut, pada tanggal 8

September 1967/3 Jumadil Akhir 1387 Hijriah diresmikanlah IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin oleh Menteri Agama RI, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, dengan

komposisi personalia sebagai berikut :

Gambar 1. 30 Piagam

Jelang beberapa tahun kemudian, dengan dikeluarkannya SK Menteri

Agama RI Nomor: 69 tahun 1982 tanggal 27 Juli 1982, fakultas yang ada di

44Ibid

45Ibid

lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin ditingkatkan statusnya dari fakultas

muda menjadi fakultas madya. Dengan perubahan itu maka secara hukum dan

kelembagaan semua fakultas telah diperkenankan menyelenggarakan

perkuliahan tingkat doktoral (Strata 1).46

Pada tahun 1995, ketika tenaga dosen yang berkualifikasi pendidikan

S.2 dan S.3 semakin diperlukan kehadirannya, maka pada bulan Februari 1999

dibentuklah, Panitia Persiapan Pendirian Program Pascasarjana yang langsung

diketuai oleh Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah (Rektor IAIN Sulthan Thaha

Saifuddin pada masa itu) panitia ini bekerja keras mempersiapkan program

persiapan pendirian Program Pascasarjana untuk diajukan ke Departemen

Agama di Jakarta pada tanggal 14 April 1999. Oleh Departemen Agama,

pengajuan itu ditindaklanjuti dengan visitasi (kunjungan lapangan) ke Jambi

melalui sebuah tim yang diketuai oleh Prof. Dr. H. Mastuhu, M.Ed, guna

melihat persiapan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi membuka Program

Pascasarjana. Visitasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu tanggal 14-15 Juli

1999 dan 30-31 Juli 1999. Hasilnya tim visitasi merekomendasikan bahwa

IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi layak membuka dan melaksanakan

Program Pascasarjana, yang kemudian dikukuhkan dengan SK Dirjen

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: E/283/1999 tanggal 2

September 1999 tentang Penyelenggaraan Program Pascasarjana IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.47

Dalam rangka mewujudkan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin yang

mengacu pada Kepres Nomor 18/1985, maka melalui Keputusan Menteri

Agama RI tanggal, 25 Mei 2000 memutuskan dan mengesahkan berdirinya

Fakultas Adab (Sastra dan Kebudayaan Islam). Dengan demikian IAIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang semula hanya terdiri atas 3 (tiga)

fakultas, sekarang telah menjadi 4 (empat) fakultas dan 1 (satu) Pascasarjana

46Ibid

47Ibid

yang dengan sendirinya tentu meningkatkan status UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.48

Untuk meningkatkan penyelenggaraan dan pembinaan Pendidikan

Tinggi Agama Islam, sesuai dengan perkembangan UIN dewasa ini, maka

sebagai pedomannya adalah semua mengacu pada Keputusan Menteri Agama

RI nomor 156 tahun 2004 tentang Pedoman, Pengawasan, Pengendalian dan

Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana pada Perguruan

Tinggi Agama Islam dan Peraturan Menteri Agama RI nomor 23 tahun 2013

tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama RI No. 35 Tahun

2015.

Dalam perkembangan selanjutnya, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi berkomitmen untuk melakukan transformasi menjadi Universitas Islam

Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi melalui program Wider

Mandate (WM). Untuk lebih memastikan proses IAIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi menjadi UIN dan guna memperdayakan serta

mengembangkan program wider Mandate (WM), pada tahun 2006 atas

persetujuan Senat Institut IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Prof. Dr. H.

Mukhtar, M.Pd, Rektor terpilih sistem pemilihan langsung dan demokratis

priode 2006-2010, membentuk Lembaga Persiapan Universitas Islam Negeri

(LPUIN). Untuk keperluan peningkatan mutu akademik pada saat bersamaan

juga dibentuk Lembaga Peningkatan Mutu Akademik (LPMA) Disusul

beberapa bulan kemudian dengan pendirian Ma‟had Aly (MA) yang

diperuntukkan bagi program pembinaan dan peningkatan mutu mahasiswa,

yang telah diamanatkan oleh STATUA IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Pada tahun 2008, ada pernyataan dari Menteri Agama RI, tidak mengizinkan

transformasi IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ke UIN, maka LPUIN

dibatalkan dan diganti dengan LP IAIN tahun 2009.49

48Ibid

49Ibid

Pada periode kepemimpinan Dr. H. Hadri Hasan, MA, arah kebijakan

pengembangan dikonsentrasikan pada penguatan akademik melalui

pembangunan sistem penjamin mutu berbasis ISO 9001 :2008 yang

terintegrasi dengan sistem Informasi Teknologi (IT). Kebijakan ini telah

dilaunching langsung oleh Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Prof. Dr.

Dede Rosyada, MA pada tanggal 25 Februari 2014 sekaligus penandatanganan

komitmen bersama civitas akademika untuk melaksanakan sistem manajemen

mutu berbasis ISO 9001:2008. Implimentasi kebijakan ini akan memperkuat

proses pemantapan dan peningkatan akreditasi semua program studi dan

akriditasi Institut, sekaligus melanjutkan program transformasi IAIN ke UIN

dengan upaya melakukan pengembangan fakultas dan jurusan-jurusan baru.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang IAIN STS Jambi berhasil

bertransformasi menjadi UIN dengan dikeluarkan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 37 tahun 2017 tanggal 7 April 2017, dan dilantiknya Rektor

UIN STS Jambi Dr. H. Hadri Hasan, MA pada hari Jum‟at 28 Juli 2017.

Karena itulah, sejalan dengan spirit UIN, Perubahan wajah dan trademark

(brain image) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sudah barang tentu harus

dibarengi dengan perubahan watak, sikap mental, manajemen dan strategi

pengelolaan agar memiliki distingsi yang dapat diandalkan. Dan distingsi UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Islamic Entrepreneurship.50

Selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2019 Prof. Dr. H. Su‟aidi,

MA.,Ph.D dilantik menjadi Rektor UIN STS Jambi. Prof. Dr. H. Su‟aidi,

MA.,Ph.D membawa UIN STS Jambi dalam lokomotif perubahan. Dengan

slogan UIN STS Jambi Agamis, Berwibawa, Inklusif, dan Dinamis,

mengarahkan UIN STS Jambi menuju world class university.51

50Ibid

51Ibid

B. Letak Geografis Fakultas Syariah

Fakultas Syariah adalah salah satu dari delapanFakultas dan terdapat

enam jurusan yaitu yang pertama Hukum Keluarga (HK) kedua Hukum

Pidana Islam (HPI) ketiga PM keempat HES kelima Hukum Tata Negara

(HTN) dan yang keenam Ilmu Pemerintah (IP) yang ada di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Fakultas syariah berada ±50M di atas

Fakultas Adab Humaniora bersebelahan dengan masjid As-Shahabah yaitu

masjid kampus Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Kemudian ±200M disebelah timur lebih tepatnya dibelakang Fakultas Syariah

tedapat Makhad Ali, disamping kanan Fakultas Syariah sebelah masjid As-

Shahabah ±100M terdapat gedung Laboraturium yang baru dibangun dan di

depan Fakultas Adab terdapat Perpustakaan Univ berjarak ±90M dari Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

C. Visi Dan Misi Fakultas Syariah

1. VISI:

Fakultas Syariah sebagai Lokomotif Perubahan Sosial, Unggul

Nasional Menuju Internasional, dengan Semangat Moderasi dan

Entrepreneurship Islam.52

2. MISI:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan pengajaran,

penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, berbasis transintegrasi

keilmuan, sesuai dengan standar mutu nasional dan internasional.

b. Menciptakan kualitas alumni yang ahli di bidang ilmu syariah,

hokum dan sosial, berakhlakul karimah, berwawasan moderassi

keislaman, berjiwa intepreneourship Islam, berkemampuan

teknologi informasi, serta memiliki skil lainnya, agar mampu

berkompetisi di Era Industry Revolution 4.0 dan Society 5.0.

52Ibid

c. Meningkatkan kualitas dosen dan karyawan di bidang penguasaan

ilmu pengetahuan, teknologi, serta skil lainnya sesuai dengan

disiplin ilmu, tugas pokok dan fungsi masing-masing.

d. Melaksanakan tata kelola organisasi dan memberikan pelayanan

prima berdasarkan ketentuan yang berlaku, serta berbasis teknologi

informasi, internal maupun eksternal.

e. Menciptakan lingkungan kampus yang berwibawa, tertib, indah,

bersih, sehat, disiplin, aman, nyaman, toleran, dan moderat.

f. Melakukan kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi,

pengusaan teknologi informasi, penciptaan moderasi dan

entrepreneurship Islam, serta mingkatkan kemampuan skli lainnya,

secara ragional, nasional dan internasional.53

53Ibid

D. Struktur Organisasi Fakultas Syriah.

Bagan 2.1: Struktur Organisasi Fakultas Syariah.

DEKAN

Dr. Sayuti Una, S.Ag. M.H

Wakil Dekan III

Dr. H. Ishaq, S. H. M. Hum

Wakil Dekan II

Dr. Ruslan Abdul Ghani, S.H.M. Hum

Wakil Dekan I

Gus Salim, S. Ag. M. Ir. Ph. D

Kabak

Dr. Asnawi, U.S

Kepala Subbagian Akademik

Zarkani, S. Ag

Kajur HK

Mustia, S.Ag. M. HI

Kepala Subbagian Perencanaan

dan Keuangan

Dra. Khoiriah

Kajur IP

Dr. Ismawati Sagala, S.Ip.,M.SI

Sekjur HK

H. Irsyadunnas, S. H., M.H

Kajur PM

Alhusni, S.Ag.,M.SI

Kajur HPI

Dr. Robiatul Adawiyah, S,Hi., M.HI

Sekjur PM

Tasnim Putra Rahman,S.Hi.,M.H

Sekjur HPI

Deprian Ali Putra, S.Si.,M.Hhk

Sekjur IP

Yadi Armansyah, M. Hum

Sekjur

Tri Endah Listiani, S. Ip., M.IP

Kajur HTN

Abdur Razak, S.HI

Sekjur

Pidayan Sasmita, S.H.,M.Sy

Kajur HES

Dr. Rasnita, S.H.,M.Hum

E. Subjek Penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Syariah di

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan orang tua dari

mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Tabel dibawah ini adalah nama-nama mahasiswa yang

dijadikan sebagai sumber informasi pertama dalam penelitian penulis agar

dapat dipahami dengan mudah.

Tabel 2.1. Nama-nama mahasiswa dalam wawancara penelitian

penuli.

No Nama

Mahasiswa Jurusan/Semester Fakultas Alamat

1 Almuttadin Ilmu Pemerintahan

(IP) Semeter VI Syariah

Rantau Panjang

Bangko

2 M.

Habibullah

Ilmu Pemerintahan

(IP) Semeter VI Syariah

Rantau Panjang

Bangko

3 Riski

Ilmu Pemerintahan

(IP) Semester

VIII

Syariah Rantau Panjang

Bangko

4 Ilham Arifin

Saputra

Ilmu Pemerintahan

(IP) Semester

VIII

Syariah Sarolangun

5 Dewi Hartati

Ilmu Pemerintahan

(IP) Semester

VIII

Syariah Jambi

6 Abdul Bait

Ilmu Pemerintahan

(IP) Semester

VIII

Syariah Rantau Panjang

Bangko

7 Ari

Ilmu Pemerintahan

(IP) Semester

VIII

Syariah Jambi

Tabel dibawah ini adalah nama-nama orang tua dari mahasiswa

Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambiyang dijadikan sebagai sumber informasi kedua dalam penelitian penulis

agar dapat dipahami dengan mudah.

Tabel 2.2 Nama-nama orang tua mahasiswa dalam wawancara

penelitian penulis.

No Nama Orang Tua

Mahasiswa Nama Mahasiswa Alamat

1 Suryadi Sania Tulaili Jambi

2 May Siyah Asifa Zifarayana Tungkal

3 Usman Khalidi M. Habibullah Rantau Panjang

Banko

4 Muthar Jaya Almuttadin Rantau Panjang

Bangko

5 Sidik Arjun For Julianto Rantau Panjang

Bangko

6 Nur Aini Nanda Rizki

Ramadhan

Rantau Panjang

bangko

7 Parman Ronaldo Pebrio

Parmana Jambi

8 Rahman Barok Rantau Panjang

Bangko

41

BAB III

PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU

PACARAN DI KALAGAN MAHASISWA

FAKULTASSYARI’AH

A. Bagaimana Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran Kalangan

Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi

1. Orang Tua Yang Tidak Setuju Dengan Mahasiswa Yang Pacaran

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis tentang pacaran,

pacaran adalah sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang terjadi

dikalangan muda mudi diluar ikatan pernikahan. Pacaran dapat memberikan

dampak positif namun pacaran juga memberikan dampak negatif. Dampak

positif dari pacaran bisa membuat seseorang lebih semangat memiliki power

dalam melakukan sesuatu dengan beralasan cinta kepada pacarnya, namun

pacaran ini juga sangat meberikan dampak yang negatif seperti contoh dalam

dunia pendidikan (kuliah) misalnya, seseorang akan putus kuliahnya, bunuh

diri, hamil diluar nikah bagi perempuan dan itu semua disebabkan oleh

pacaran, maka dalam Islam tidak ada konsep pacaran karena pacaran

membuka jalan mengarah ke perbuatan perzinahan.54

a. Orang tua yang paham dengan agama

Selanjutnya setelah penulis melakukan observasi maka penulis

melakukan wawancara kepada salah satu orang tua mahasiswa Fakultas

Syariah tentang pacaran.Menurut bapak Suryadi orang tua dari ST (inisial)

yaitu salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

“Kalau saya pribadi, saya katakan bahwa pacaran membuat banyak

mahasiswa mahasiswi menjadi hancur nilai kuliah menjadi anjlok

itulah gerbang kehancuran karena apa, memang ada yang berpendapat

pacaran bisa menambah semangat kuliah, tapi bagi saya tidak itu yang

pertama menurut saya, yang kedua dosa dari Allah SWT jelas-jelas

54Observasi Penulis, Tanggal 27 Juni 2021

dalam Al-Qur‟an yang artinya „‟dan janganlah kamu mendekati zina,

kerena itu adalah jalan yang buruk bagimu‟‟ jadi dengan tegas Allah

SWT melarang pacaran, mendekati saja tidak boleh apa lagi

melakukannya dan bersentuhan dan sebagainya”.55

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Suryadi diatas

maka dapat dipahami bahwa pacaran dikalangan mahasiswa mahasiswi

menjadi hancur nilai kuliah menjadi anjlok namun sebagian orang

berpendapat bahwa pacaran bisa menambah semangat kuliah namun itu hanya

sesaat saja.

Selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, juga mewawancarai

ibu May Siyah yaitu orang tua dari AZ (inisial) juga merupakan mahasiswi

Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

mengatakan.

“Sebenarnya tergantung kita mengarahkannya kearah mano, banyak

juga yang gagal menyelesaikan kuliahnyo lantaran pacaran berlebihan

(pelanggaran), akhir kuliah dak selesai jodoh yang ketemu, tapi bagi

yang bisa mengendalikan bisa jadi motivasi dan bersama untuk

nyelesaikan kuliah, intinyo pacaran itu dilarang dalam agama kito‟‟.56

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa

pacaran sangat berdampak pada perkuliahan dan Agama Islam melarang

seseorang yang tidak memiliki hubungan yang sah pacaran apalagi tempat

kuliahnya yang berbasis Agama Islam seperti contoh mahasiswa Fakultas

syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Pacaran dapat membrikan dampak negatif dan juga memberikan

dampak yang positif, seperti contoh dampak negatifnya bagi mahasiswa

terutama bagi mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu mahasiswa bisa putus kuliah, malas

kuliah dan yang lebih parahnya bisa menjalar pada perbuatan perzinahan yang

demikian sudah sangat jelas secara agama melarang apa lagi kampus tempat

mereka menimba ilmu (kuliah) adalah kampus yang berbasis agama Islam.

Sedangkan dampak positifnya yang biasanya malas berangkat kuliah lalu

55Observasi, Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak

Suryadi, Wawancara Rekorder, Tanggal 27 juni 2021

56Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Ibu May Siyah,

Wawancara Tanggal 30 Juni 2021

keingat ingin ketemu pacar laju hilang rasa mala situ tadi, trus biasanya kalau

ada pacar bisa bikin lebih baik juga dikampus trus lebih rapi dan bersih kerena

adanya pacar tadi.

Sedangkan pacaran menurut bapak Muthar Jaya yaitu orang tua dari

AN (inisial) juga merupakan mahasiswi Fakultas Syariah di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

“Sebenarnya pacaran dalam Islam itu tidak ada ya, tidak ada konsep

pacaran dalam Islam, tapi jaman sekarang banyak orang tua yang

mendukung anaknya pacaran karena mereka melihat ada semangat

baru yang membuat anaknya rajin, lebih rapi, dan lain sebagainya,

bahkan ada anak yang bisa sukses kerena dukungan dan semangat dari

pacarnya, itu yang pertama, yang kedua banyak juga orang tua yang

melarang anaknya pacaran karena apa, karena orang tua ini tau betul,

bahwasanya Allah SWT telah melarang seorang muslim dan muslimah

untuk berpacaran, jadi dalam hal ini orang tua melarang dengan tegas

bahwa tidak boleh pacaran, dan apa efeknya kalau anaknya pacaran

orang tua menjadi cemas, menjadi kuatir,orang tua mendapatkan dosa

dari Allah SWT jadi intinya menurut saya kalau sayang sama orang tua

dan keluarga jauhi yang namanya pacaran, dengan pacaran orang tua

kita mendapatkan dosa dari kita, yakin bahwa jodoh itu urusan Allah

SWT jadi jangan khawatir, insya Allah dengan kita menjauhi pacaran

dan segala larangan Allah termasuk pacaran kita diberikan jodoh yang

terbaik oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an Allah SWT berfirman

„’sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui‟‟

maksudnya apa, memang berprasangka bahwa pacar kita baik tetapi

belum tentu menurut Allah itu baik, jadi intinya jangan melakukan apa

yang dilarang oleh Allah SWT termasuk itu tadi, pacaran”.57

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Muthar Jaya yaitu

salah satu orang tua dari mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa pacaran selain

dapat merusak perkuliahan mahasiswa pacaran merupakan salah satu jalan

seseorang untuk melakukan perbuatan perzinahan dan itu sudah jelas secara

agama melarang dengan tegas.

Berdasarkan berbagai persepsi dari orang tua mahasiswa maupun

mahasiswi Fakultas Syariah diatas mengenai pacaran maka dapat penulis

pahami bahwa pacaran secara umum dapat memberikan semangat dalam

kuliah namun dari segi agama bahwa pacaran adalah jalan menuju zina dan

57Muthar Jaya, Wawancara Penulis, Tanggal 11 Juli 2021

menginfestasikan dosa untuk orang tua karena dalam agama Islam tidak ada

yang namanya pacaran, kalau sudah pacaran sudah pasti akan jalan-jalan

dengan pacar, pegangan tangan, mejeng dan berduaan sedangkan statusnya

hanya pacaran, nah sedangkan itu semua dilarang dalam Islam apalagi kampus

tempak menimba ilmu adalah kampus yang berbasis Islam, jadi intinya jangan

pacaranlah kalau tidak mau menginfestasikan dosa untuk orang tua, kasihan

mereka sudah susah payah membesarkan kita tanpa mengharapkan imbalan

apapun dari kita lantas setelah kita besar kita malah menyengsarakan merekan

dengan yang namanya pacaran artinya sama saja kita mendorong orang tua

kita kedalam neraka.

2. Orang Tua Yang Setuju Dengan Perilaku Pacaran

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis mengenai proses

tanggapan orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa

fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

bahwa penulis melihat jika orang tua mahasiswa yang kedapatan anak-anak

mereka pacaran, mereka tidak serta merta langsung melarang anaknya untuk

tidak pacaran akan tetapi orang tua mereka lebih menekankan agar anaknya

membatasi pergaulan mereka agar tidak berlebihan agar perkuliahan mereka

tidak terhambat dan yang lebih penting supaya hal-hal yang tidak diinginkan

terjadi.

a. Orang Tua Hanya Memberikan Nasehat

Artinya mereka sebagai orang tua tidak langsung melarang anaknya

yang kedapatan pacaran untuk tidak pacaran, memang pada dasarnya orang

tua tidak menginginkan anak-anak mereka yang masih duduk di bangku

perkuliahan untuk tidak pacaran tapi orang tua tidak setiap saat mengontrol

anak-anak mereka, kadang ada mahasiswa yang didepan orang tua mereka,

mereka bilang tidak pacaran tetapi dilain sisi mereka pacaran. Memang susah

juga jika orang tua langsung melarang anaknya untuk tidak pacaran karena

jika mereka orang tua langsung merespon yang kedapatan anaknya pacaran

kemudian mereka langsung melarang maka tidak menutup kemungkinan anak

mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. maka dari itulah

orang tua mahasiswalebih membatasi pergaulan anak-anak mereka sebelum

hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terutama bagi mahsiswa Fakultas Syariah

di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.58

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis diatas maka dapat

disimpulkan bahwa proses yang dilakukan oleh orang tua mahasiswa Fakultas

Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi bahwa

orang tua yang kedapan bahwa anak mereka pacaran, tidak serta merta

melarang anak-anak mereka untuk tidak pacaran (memutuskan hubungan

mereka) tetapi secara halus orang tua lebih menekankan agar anak-anak

mereka membatasi hubungan mereka agar kuliah mereka tidak terbangkalai

lebih-lebih untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Setelah

penulis melakukan observasi agar yang penulis amati benar adanya atau tidak

maka penulis mewawancai salah seorang orang tua dari mahasiswaFakultas

Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu

Bapak Muthar Jaya mengatakan sebagai berikut.

“Saya selaku orang tua memang melihat dengan mata kepala saya

secara langsung anak saya pacaran, pergi dan berboncengan dengan

teman perempuannya itu tidak, karena jarak tempat anak kami kuliah

kan dijambi sedangkan kami orang tua dikampung tapi anak saya kalau

pulang kampung biasa dia sering cerita ke ibunya mengenai teman

perempuannya (pacarnya) ibunya merespon baik, baik dalam artian

bukan menyuruh anaknya untuk pecaran baik maksudnya ibunya lebih

menasehati anaknya agar fokus kuliah dulu kejar cita-cita dulu, nanti

kalau sudah berpendidikan, punya penghasilan dak perlu repot-repot

pacaran nanti bakal ada aja orang yang mau sama kita asalkan kita

sukses banyak kok orang yang mau sama kita kata mamaknya

Almuttadin”.59

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Mukhtar Jaya

salah satu dari orang tua mahasiswa Fakultas syariah maka dapat dipahami

bahwa orang tua ketika mereka mengetahui atau kedapatan bahwa anaknya

mereka pacaran maka mereka tidak langsung mengambil sikap agar anaknya

meninggalkan pacarnya (putus) melainkan memilih menasehati anaknya agar

fokus kuliah dulu kejar cita-cita dulu, nanti kalau sudah berpendidikan, punya

58 Observasi penulis, Tanggal 25 Juni 2021

59Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak Mukhtar Jaya,

Rekorder, Tanggal 27 Juni 2021

penghasilan dak perlu repot-repot pacaran nanti bakal ada aja orang yang mau

sama kita asalkan kita sukses banyak kok orang yang mau sama kita kata.

Sejalan dengan hasil wawancara penulis dengan bapak Mukhtar Jaya

salah satu orang tua dari mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi diatas, maka penulis juga mewawancai

Bapak Usman Kholidi yang juga merupakan orang tua dari M. Habibbullah

mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari apa yang

telah disampaikan oleh bapak Mukhtar Jaya, mengatakan sebagai berikut.

“Anak saya kuliah di Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memang secara langsung kami selaku

orang tua tidak pernah melihat bahwa dia pergi sama ini sama itu

karena posisi anak kami kuliahnya kan dijambi sedangkan kami

dikampung otomatis kami tidak tau anak kami pacaran sama siapa, tapi

anak kami ni kalau dia pulang kampong dia cerita sama mamaknya, ya

kami selaku orang tua dak bisa juga melarang secara keras kepada

anak saya palingan saya kasih nasehat aja supaya dia lebih fokus pada

kuliahnya”.60

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua mahasiswa

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

maka dapat dipahami bahwa bagi orang tua yang kedapan anak-anak mereka

pacaran mereka tidak serta merta memarahi ataupun melarang secara paksa

anaknya untuk tidak pacaran, tetapi orang tua lebih memilih untuk menasehati

anak mereka dengan cara mengingatkan anaknya untuk mengutamakan

kuliahnya atau fokus kuliah dulu kalau kita sudah berpendidikan dan

berpenghasilan kita bisa dengan mudah untuk mendapatkan apa yang kita

inginkan termasuk juga pasangan, cara ini dapat penulis pahami bahwa orang

tua melarang anak-anak mereka dengan cara yang sangat halus atau merespon

dengan memberi motivasi kepada anak-anak mereka dan tidak membuat anak

mereka merasa tertekan.

Sejalan dengan pembahasan diatas dan hasil wawancara penulis

dengan bapak Usman Kholidi yang merupakan orang tua dari salah satu

60Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak Usman Kholidi,

Rekorder, Tanggal 30 Juni 2021

mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi maka untuk mengetahui kebenaran dari apa yang telah

disampaikan oleh bapak Usman Kholidi maka penulis juga juga melakukan

mewawancarai dengan Bapak Sidik salah satu orang tua dari mahasiswa

Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

yang berasal dari Rantau Panjang Bangko mengatakan.

“Saya lebih menasehati anak saya dengan cara mengingatkan supaya

anak saya Arjun lebih pokus kuliah selesaikan dulu lah kuliahmu

jangan sampai terbangkalai kuliahmu karena asik pacaran, kalau

sekarang kamu tidak merasa nanti teman-temanmu sudah selesai

semua kamu belum karena kamu terlalu asik pacaran kalau untuk

sebatas kenal ya,,gak papa lah”.61

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa jika

kedapatan anak pacaran selaku orang tua langsung melarang karena bisa

beresiko juga pada anak dari larangan yang disampaikan oleh orang tua, maka

dari itu orang tua terlebih dahulu memilih untuk menasehiti anak mereka

dengan cara memberikan nasehat supaya anak lebih fokus kuliah

dulu,selesaikan pendidikan dulu, menurut penulis cara ini lebih baik

ketimbang orang tua memarahi atau langsung melarang anak mereka yang

kedapadatan pacaran.

Selanjutnya penulis juga mewawancarai DH (inisial)salah satu dari

mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari proses

tanggapa orang tua terhadap prilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas

Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beberapa

orang tua mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

“Kalau saya pribadi, proses yang dilakukan oleh orang tua sangat tepat

menurut saya, kanapa saya katakana sangat tepat, karena orang tua

tidak bisa langsung melarang anaknya yang sudah pacaran bertahun-

tahun trus disurus putus begitu aja, kalaupun mereka putus ni

misalnya, pasti bakal berdampak buruk pada kuliah anak mereka, saya

katakan sudah pas tadi, orang tua memilih jalan untuk menasehati

anaknya dengan cara memberi arahan seperti selesaikan kuliah dulu,

61Sidik, Wawancara Penulis, Tanggal 10 Juli 2021

kalau kita berpendidikan, memilii karire, orang yang datang ke kita,

nah menurut saya itu lebih baik ketimbang orang tua langsung

menyuruh anaknya putus dengannya”.62

Berdasarkan hasil wawancara penulis diatas dengan DH (inisial) yaitu

salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa proses yang

dilakukan oleh orang tua sangat tepat karena orang tua tidak bisa langsung

melarang anaknya yang sudah pacaran bertahun-tahun trus disurus putus

begitu aja, kalaupun mereka putus ni misalnya, pasti bakal berdampak buruk

pada kuliah anak mereka dan jalan yang diambil oleh orang tua yaitu

menasehati anaknya dengan cara memberi arahan seperti selesaikan kuliah

dulu, kalau kita berpendidikan, memilii karir, orang yang datang ke kita,

padahal, pada dasarnya pacaran hanya membuat orang terhanyut dalam

kesenangan sesat tetapi merugikan jangka panjang, apalagi bagi perempuan

kalau pacaran tidak terkontrol maka akan membuat orang melakukan apa saja

tidak menutup kemungkinan akan melakukan hubungan badan dan kalau

perempuannya hamil dan dampaknya lebih besar lagi terutama keluarga dan

perguruan tempat mereka menuntut ilmu.

62Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Dewi Hartati Wawancara, Rekorder,

Tanggal 1 Juli 2021

B. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku

Pacaran Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis mengenai faktor

apa saja yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di

kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi selama penulis melakukan observasi, penulis dapat

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap

perilaku pacaran mahasiswa Fakultas Syariah seperti orang tua takut jika

anaknya kedapan pacaran terus langsung melarang maka akan berdampak

pada perkuliahannya seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas

kuliah, bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka anaknya

akan berbohong pada orang tuanya.63

1. Orang tua yang tidak setuju dengan prilaku pacaran

a. Kurangnya pengawasan dari orang tua

Berdasarkan hasil dari observasi penulis diatas maka dapat dipahami

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap perilaku

pacaran mahasiswa di Fakultas Syariah seperti orang tua takut jika anaknya

kedapan pacaran terus langsung melarang maka akan berdampak pada

perkuliahannya seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas

kuliah, bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka anaknya

akan berbohong pada orang tuanya dari dampak tersebut akan membuat alasan

tersendiri bagi orang tua terutama bagi orang tua mahasiswa Fakultas Syariah

di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Setelah penulis melakukan observasi, penulis tidak selesai sebatas

observasi saja penulis juga juga melakukan wawancara dengan orang tua dari

beberapa mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi dengan tujuan agar penulis lebih mengetahui lagi,

faktor apa saja yang mempengaruhi dari tanggapan orang tua terhadap

63Obervasi Penulis, Tanggal 13 juli 2021

perilaku pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua dari seorang

mahasiswa Fakultas Syariah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran anak-anak mereka saat kuliah,

terutama di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai berikut. Ibu Nuraini mengatakan

sebagai berikut:

“Saya selaku orang tua memang agak susah juga kalau memang secara

langsung untuk melarang agar anak saya agar tidak pacaran kerena

yang pertama anak saya kuliah dijambi sedangkan kami orang tua

dikampung kalaupun kami melarang mereka, disaat kami melarang ya

bisa saja dia bilang tidak tapi kami tidak bisa memastikan nantinya

ketika dia sudah dijambi dia tetap pacaran juga, kadang kami juga

berpikir kalau kami larang dan selalu kami kontrol tidak menutup

kemungkinan bisa juga dia nekat dan itu akan merakibat patal kuliah

dia nantinya tidak selesai terus hal-hal yang tidak keluarga inginkan

terjadi maka kami lebih memilih untuk menasehati mereka”.64

Berdasarka hasil wawancara penulis dengan ibu Nur Aini yaitu salah

satu orang tua dari mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi diatas maka dapat dipahami bahwa faktor

yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap prilaku pacaran di kalagan

mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yaitu jarak antara mahasiswa dan orang tua yang menjadi

faktorknya sehingga orang tua tidak dapat secara langsung ataupun secara

terus menerus untuk mamantau anak-anaknya.

Sejalan dengan hasil wawancara diatas, penulis tidak hanya sebatas itu

saja,agar apa yang disampaikan oleh beberapa orang tua dari mahasiswa

Fakultas Syariah diatas penulis juga mewawancai Bapak Rahmanyang juga

merupakan orang tua dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

“Anak saya jauh dari saya, diakan kuliah dijambi sedangkan saya di

Rantau Panjang Bangko dikampung trus kalaupun dia pacaran dijambi

64Obervasi, Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi, Wawancara,

Rekorder, Tanggal 15 Juli 2021

atau pacaransama teman satu kampusnya saya juga tidak bisa

memarahi anak saya karena jarak tadi, ya,palingan saya menasehati dia

aja”.65

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang tua dari

mahasiswa Fakultas Syariah diatas dan juga hasli wawancara dengan bapak

Barok dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang

tua terhadap pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah jarak antara orang tua dan

mahasiswa itu sendiri terbilang jauh dan juga orang tua lebih memikirkan

kalau mereka melarang bakal menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan

karena sudah banyak kejadiannya dikalangan mahsiswa seperti hamil diluar

nikah, bunuh diri dan putus kuliah.

Selanjutnya setelah penulis melakukan wawancara denga ibu Nur Aini

diatas kemudian, selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, penulis juga

mewawancai Bapak Parman orang tua dari Ronald Pebrio Parmana yang

merupakan mahasiswa aktif Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan, sebagai berikut:

“Memang untuk mengontrol Ronald, saya sebagai orang tua tidak

begitu mengontrol soal anak saya pacaran apa tidak karena kalau saya

orang tua terus mengontrol dia supaya tidak pacaran, kalau didepan

saya bisa saja dia katakana dia tidak pacaran tapi tau-taunya

dibelakang saya dia pacaran pergi sana sini dengan alasan tugas

kampus, nah secara tidak langsung anak saya sudah membohongi saya

kan, makanya saya lebih menasehati anak saya dengan menekankan

supaya dia lebih pokus kuliah, jaga diri, kenalan sama perempuan

ya,,sewajarnya saja jangan berlebihan itu aja”.66

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat penulis dapat

memahami bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua mengenai

perilaku pacaran ini adalah jarak antara orang tua dan anak kemudian jika

orang tua bersikeras melarang anak mereka pacaran bisa menimbulkan hal-hal

yang tidak dinginkan terjadi, kemudian anak bisa saja mengatakan kalau dia

tidak pacaran namun dibelakang orang tua anak pacaran, nah disatu sisi

65Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi, Wawancara, Rekorder, Tanggal 20 juli

2021

66Observasi, Oarang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak

Parman, Wawancara, Rekorser, Tanggal 181 Juli 2021.

memang pacaran dilarang karena pacaran adalah jalan terjadinya perzinahan

apalagi kampus tempat mereka menimba ilmu adalah kampus yang besiknya

lebih ke agama, namun distau sisi mereka dapat membohongi orang tua

mereka dengan mengatakna bahwa mereka tidak pacaran tapi pada

kenyataanya mereka pacaran, nah disini dapat penulis simpulkan itulah kenapa

orang tua lebih memilih menasehati agar anak meraka bisa menjaga diri,

mengutamakan kuliah mereka dan selesai dulu pendidikan, sudah memiliki

penghasilan,ketimbang langsung melarang anak mereka yang kadapatan

pacaran untuk tidak pacaran, hal ini dilakukan oleh orang tua agar anak

mereka tidak membohongi mereka.

2. Orang Tua Yang Setuju Dengan Prilaku Pacaran

a. Orang Tua Kasihan Pada Anaknya

Selanjutnya setelah penulis melakukan wawancara denga beberapa

orang tua dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Penulis mewawancai orang tua mahasiswa

yang bernama suryadi dia mengatakan sabagai berikut.

“Kalau saya, ya,terutama orang tua lebih merasa kasihan sama

anaknya, trus, orang tua ini, ya,..namanya juga kan orang tua pasti

memiliki sifat nggak tega sama anaknya kalau anaknya pacaran trus

disuruh langsung putus gitukan”.67

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua mahasiwa

Fakultas syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

maka dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua

terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu merasa kasihan sama anak

mereka.

Selanjutnya penulis juga mewawancarai orang tua mahasiswa yang

bernama may siyah yang juga merupaka orang tua mahasiswa Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddi Jambi mengatakan:

67Orang Tua Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi,Ilham, Wawancara, Rekorder,

Tanggal 20 Juli 2021

“ya, namanya juga orang tua kan, apalagi ibu ni, yang memiliki sifat

nggak tegaan sama anaknya, ya,kadang berfikir yang tidak-tidak, kalau

dilarang nanti anaknya nggak mau kuliah lagi, ngambek sama orang

tua dan takut kuliah anaknya terbangkalai lah pokoknya”.68

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua mahasiwa

yang bernama suryadi dengan may siyah yang mana merupakan orang tua dari

mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

maka dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi tanggapan orang tua

terhadap perilaku pacaran mahasiswa Fakultas sayriah di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu orang yang tidak memiliki rasa

ketidak tegaan terhadap anak-anakmereka kerena takut kuliah anaknya

terbangkalai dan nggak mau kuliah lagi dikarenakan dari sikap orang tua yang

melarang mereka untuk tidak pacaran.

68Orang Tua Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi, Abdul Bait, Wawancara,

Rekorder, Tanggal 19 Juli 2021

BAB IV

APA DAMPAK YANG DI TIMBULKAN DARI DARI PERSEPSI ORANG

TUA TERHADAP PERILAKU PACARAN DI KALAGAN MAHASISWA

FAKULTAS SYARIAH DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

THAHA SAIFUDDIN JAMBI.

A. Apa Dampak Dari Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran

Berdasarkan observasi penulis mengenai Dampak yang ditimbulkan

dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

yaitu dampaknya jika orang tua langsung melarang maka akan berakibat patal

juga pada mahasiswa yang bersangkutan (pacaran) namun jika orang tua

memilih jalan dengan cara memberikan nasehat maka itu adalah jalan yang

sangat tepat.69

1. Orang yang tidak setuju

Selanjutnya setelah penulis melakukan observasi maka penulis

melakukan wawancara kepada salah satu orang tua mahasiswa Fakultas

Syariah tentang pacaran.Menurut bapak Suryadi orang tua dari ST (inisial)

yaitu salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

Dampak dari prilaku pacaran tentu ada dampak negative dan ada juga

dampak yang fositive, kalo sayo pribadi sayo sangat melarang anaknya sayo

untuk berpacaran tentu jugo dampak dari negativenyo sanggat lah banyak, apo

lagi dalam islam sangat melarang untuk berpacaran, gara-gara pacaran banyak

mahasiswa banyak yang lalai kuliah terus ado jugo garo-garo pacaran banyak

mahasiswi yang hamil duluan, mako dari itu sayo bersekeras melarang anak

sayo untuk berpacaran.

69Observasi Penulis, Tanggal 20 Juli 2021

2. Orang yang setuju

Selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, juga

mewawancarai ibu May Siyah yaitu orang tua dari AZ (inisial) juga

merupakan mahasiswi Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

Kalo sayo pribadi pacaran itu ngak apo-apo tapi harus di

batasi,takutnyo nanti bisa terjadi hal yang tidak di inginkan kalo dampak

dari pacaran sendiri itu bisa membuat mahasiswa lebih termotivasi lagi

untuk kuliah, lebih rajin lagi untuk masuk, ngerjain tugas bareng yang

penting bisa termotivasi untuk lulus bareng klo ibu sendiri gitu tapi ngak

tau jugo kalo orang tuo yang lain.

Setelah penulis melakukan observasi maka penulis juga melakukan

wawancara dengan beberapa mahasiswa Fakultas syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi agar penulis dapat mengetahui lebih

dalam lagi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu

mahasiswa Fakultas Syariah yaitu AN (inisial) tentang apa saja dampak yang

di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap Perilaku Pacaran Di Kalagan

Mahasiswa Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi mengatakan:

“Begini, kalau saya pribadi yang pernah saya alami semenjak orang tua

saya melarang saya untuk tidak pacaran memang agak berat bagi saya

kenapa saya katakana berat, saya sudah menjalin hubungan bisa

dikatan terbilang lama lah, trus tiba-tiba saya memutuskan untuk putus

(tidak pacaran lagi) saya rasa saya telah mempermainkan hati do‟i

dong, tapi disisi lain saya juga harus nurut sama orang tua saya, jadi,

ya,,saya awal-awal dari apa yang orang tua saya katakana ya, saya

mulai agak malas kuliah, mulai malas ngerja tugas dan saya juga

merasa ada yang kurang kapana saya katakana begitu karena biasanya

kan saya kekampus bareng dia nugas bareng dia, ya,, jujur saya

malaslah itu aja”70

70Almuttadin, Wawancara Penulis, Tanggal 21 Juli 2021

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (inisial) yang

merupakan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa dampak yang di

timbulkan dari Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran Di Kalagan

Mahasiswa Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yaitu seperti mulai agak malas kuliah, mulai malas ngerja

tugas dan saya juga merasa ada yang kurang kapana saya katakana begitu

karena biasanya kan saya kekampus bareng dia nugas bareng pacar.

Kemudian penulis juga mewawancarai AI (inisial) untuk mengetahui

kebenaran dari apa yang telah disampaikan oleh AN (inisial) mengenai apa

saja dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap prilaku

pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dimana AI (inisial) juga mengatakan hal yang

sama dengan AN (inisial).

“Susah memang kalau orang tua tiba-tiba nyuruh kita putus, menurut

saya, pasti akan berdampak pada kuliah, mulai malas kuliah, mulai

malas ngerja tugas dan juga merasa ada yang kurang,kalau sudah

demikian pasti bakal berdampak pada karir pendidikannya kapana saya

katakana begitu, karena kalaulah sudah malas kuliah, malas

mengerjakan tugas pasti nilainya menjadi gagal, kalau gagal maksud

saya nilainya E maka mau tidak mau dia harus ngulang, kalau tidak

mau ngulang ngambil SP, SP pun bayar, karena sudah terbiasa kan

biasanya kan kekampus bareng pacar, nugas bareng pacar”.71

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa

dampak yang akan ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap pacaran di

kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi dampaknya yang berkaitan dengan perkuliahan, yaitu

malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan terlambat

datang kekampus saat jam kuliah. Dari dampak yang terdapat diatas bahwa

persepsi orang tua mengenai pacaran sangat berpengaruh terhadap perkuliahan

mahasiswa yang kuliah di Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

71Ari, Wawancara Penulis, Tanggal 23 Juli 2021

Setelah melakukan wawancara dengan AN (inisial) yang merupakan

salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengenai apa saja dampak yang di timbulkan

dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa

Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

namun penulis belum puas dengan hasil wawancara penulis dengan AN

(inisial) maka penulis melakukan observasi untuk mengetahui keberan dari

apa yang disampaikan oleh AN (inisial) yang merupakan mahasiswa aktif

Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan tentang apa saja dampak

yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di

kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi maka dapat diketahui bahwa efek yang timbul yaitu

malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan terlambat

datang kekampus saat jam kuliah, dari dampak yang terdapat diatas bahwa

persepsi orang tua mengenai pacaran sangat berpengaruh terhadap perkuliahan

mahasiswa yang kuliah di Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.72

Selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, penulis juga

mewawancai MH (inisial) salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengenai apa saja

dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap prilaku pacaran di

kalagan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

“Jujur, memang tujuan orang tua itu sangat baik ya, melarang anak-

anak mereka untuk tidak pacaran, kerena secara agama pun melarang

pacaran apa lagi kan kampus kita inikan besiknya agama Islam, tapi

kan belum tentu juga baik bagi teman-teman yang eee,, mungkin ada

sebagian teman saya yang sudah pacaran lama bertahun-tahun trus

orang tua tiba-tiba melarang gitukan, nah, dan itu bisa membuat

prustasi bagi teman-teman mahasiswa yang pacaran kan, dan itu bisa

72Observasi Penulis, Tanggal 21 Juli 2021

membuat kuliah teman-teman jadi kacau juga kan, karena kan biasanya

kekampus bareng pacar kan”.73

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan MH (inisial) yaitu salah

satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di diatas Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa dampak yang

timbul dari yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap Prilaku Pacaran

Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi yaitu membuat kuliah jadi kacau, malas kuliah, nilai

semester rusak dan juga semangat kuliah hilang karena sebagian dari

mahasiswa sudah terbiasa kekampus bareng sama pacaranya terus tiba-tiba

orang taunya mereka melarang tentu sangat membuat mahasiswa yang

bersangkukan prustasi.

Setelah penuli melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

namun penulis tidak hanya sebatas itu saja untuk mengetahui lebih dalam lagi

mengenai dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap prilaku

pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka penulis langsung melakukan Observasi

(pengamatan) langsung mengenai apa saja dampak yang di timbulkan dari

persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas

Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Berdasarkan observasi penulis mengenai dampak yang ditimbulkan

dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

yaitu dampaknya jika orang tua langsung melarang anak mereka jika

kedapatan pacaran maka akan berakibat patal pada mahasiswa yang

bersangkutan (pacaran) namun orang tua tetaplah mencari cara agarnya

mereka lebih pokus pada pendidikan mereka dengan cara orang tua memilih

jalan dengan cara memberikan nasehat kepada anak mereka dengan

mengingatkan anak-anak mereka untuk pokus dulu pada kuliah nanti kalau

73M. Habibullah, Wawancara Penulis, Tanggal 23 Juli 2021

sudah selesai kuliah, sudah berpendidikan, sudah memiliki pekerjaan menikah

langsung nggak perlu pacaran-pacaran maka itu adalah langkah yang sangat

tepat bagi orang tua dengan cara menasehati anak mereka yang kedapatan

pacaran.74

Sejalan dengan hasil observasi penulis diatas menganai dampak yang

ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan

mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Kemudian penulis juga mewawancarai RI (inisial) mengenai

dampak yang ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di

kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yang mana RI (inisial) merupakan mahasiswa Fakultas

syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi untuk

mengetahui kebenaran dari apa yang telah disampaikan oleh HM (inisial)

mengenai apa saja dampak yang ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap

perilaku pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang mana RI (inisial) ini juga

merupakan salah satu mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.

“Kalau menurut saya sih, dampaknya dari persepsi orang tua mengenai

pacaranya,..sebagian dari teman-teman mahasiswa malas kuliah,

kurang semangat kuliah, kuliah berantakan kenapa saya katakana

begitu karena biasanyakan,berangkat kuliah bareng pacar, nugas sama

pacar dan kalau terlambat diingatkan sama pacar ya,..itulah pokoknya

terus tiba-tiba semua dilakukan sendiri karena orang tua tua melarang

pacaran kan”.75

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RI (inisial) yaitu salah

satu mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi diatas mengenai apa saja dampak yang di timbulkan dari

persepsi orang tua terhadap prilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas

Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka

dapat dipahami bahwa dampak yang akan ditimbulkan dari persepsi orang tua

74Observasi Penulis, Tanggal 26 Juli 2021

75Riski, Wawancara Penulis, Tanggal 27 Juli 2021

terhadap pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat diketuhui bahwa

dampak dari persepsi orang tua yang berkaitan dengan perkuliahan, yaitu

mahasiswa malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan

terlambat datang kekampus saat jam kuliah bahkan tidak menutup

kemungkinan akan berhenti kuliah, dari dampak yang terdapat diatas maka

dapat dipahami bahwa persepsi orang tua mengenai pacaran sangat

berpengaruh terhadap perkuliahan mahasiswa yang kuliah, terutama bagi

mahasiswa di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

B. Analisis Penelitian

1. Analisisi tentang persepsi orang tua terhadapa prilaku pacaran di

kalagan mahasiswa fakultas syariah universitas islam negeri

sulthan thaha saifuddin jambi, karena dari sudut pandang peneliti

sendiri bahwasanya ada beberapa orang tua yang tidak

membolehkan berpacaran karena takut anaknya tidak focus kuliah

apalagi melalaikan kewajiban nya tetapi ada juga beberapa

orangtua yang memperbolehkan anaknya untuk berpacaran karena

apabila anak itu berpacaran itu bisa membagunkan semangatnya

untuk lebih focus lagi dalam perkuliahan. Tetapi sebagai orang tua

tidak langsung memberikan merespon yang negatif atau melarang

anak mereka jika kedapatan anak mereka pacaran, malainkan

malalui proses tersendiri dengan cara memberikan nasehat kepada

anaknya meraka jika kedapatan anak mereka pacaran, kerena

memilih menaseti adalah jalan yang paling tepat bagi orang tua

kepada anaknya.

2. Analisi mengenai faktor yang mempengaruhi dari persepsi orang

tua mengnai pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu

seperti, orang tua takut jika anaknya kedapan pacaran terus

langsung melarang maka akan berdampak pada perkuliahannya

seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas kuliah,

bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka

anaknya akan berbohong pada orang tuanya.maka Dari itu orang

tua lebih hanya bisa meberi nasihat agar anaknya agar bisa

mengontrol dan jagan sampai kelewatan batas.

3. Analisis peneliti mengenai dampak yang didapat dari persepsi

orang tua mengenai pacaran mahasiswa Fakultas syariah di

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi bahwa

dampaknya yang berkaitan dengan perkuliahan, tentu ada dampak

yang positive dan ada juga yang negative, kalo dari dampak yang

negative yaitu mahasiswa malas kuliah, malas mengerjakan tugas,

kuliah jadi kacau dan terlambat datang kekampus saat jam kuliah

bahkan tidak menutup kemungkinan akan berhenti kuliah, dan kalo

dari dampak positive bisa membangkitkan semagat, lebih rajin lagi

untuk masuk kuliah, lebih rajin lagi untuk mengerjakan tugas dari

dosen, dan mempunyai tujuan yang sama untuk bisa lulus bareng.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persepsi orang tua mengenai pacaran dikalangan mahasiswa Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi bahwa

orang tua tidak langsung memberikan merespon yang negatif atau

melarang anak mereka jika kedapatan anak mereka pacaran, malainkan

malalui proses tersendiri dengan cara memberikan nasehat kepada anaknya

meraka jika kedapatan anak mereka pacaran, kerena memilih menaseti

adalah jalan yang paling tepat bagi orang tua, terutama bagi orang tua

yang anak mereka yang kuliah di Fakultas syariah Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Faktor yang mempengaruhi dari persepsi orang tua mengenai pacaran di

kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan

Thaha Saifuddin Jambi yaitu seperti, orang tua takut jika anaknya kedapan

pacaran terus langsung melarang maka akan berdampak pada

perkuliahannya seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas

kuliah, bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka

anaknya akan berbohong pada orang tuanya.

3. Dampak yang didapat dari persepsi orang tua mengenai pacaran

mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi bahwa dampaknya yang berkaitan dengan perkuliahan,

yaitu malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan

terlambat datang kekampus saat jam kuliah artinya persepsi orang tua

mengenai pacaran sangat berpengaruh terhadap perkuliahan mahasiswa.

B. Saran-Saran.

Beradasarkan penelitian diatas dan berdasarkan pengamatan penulis,

maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk orang tua agar tidak gegabah dalam menanggapi ketika kedapatan

anaknya pacaran namun alangkah baiknya dibicarakan dengan cara baik-

baik dengan anak-anak mereka yang pacaran terutama bagi orang tua yang

anaknya kuliah di Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sultan

Thaha Saifuddin Jambi karena kalau orang oran tua langsung melarang

anak mereka yang kedapatan pacaran untuk tidak pacaran maka akan

berdampak pada perkuliahan anak-anak mereka.

2. Untuk saudara, atau teman-teman yang sedang kuliah terutama bagi

teman-teman mahasiswa terutama teman-teman mahasiswa Fakultas

Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi agar

tetap mengutamakan kuliah karena itu adalah tujuan utama kita dari

kampung halaman masing-masing merantau kejambi yaitu kuliah atau

menimba ilmu di bangku perkuliahan dan bukan pacaran.

3. Untuk teman-teman yang saat ini masih pacaran, agar membatasi

pergaulannya karena pacaran sangat memberikan efek yang tidak baik

terhadap perkuliahan karena sudah banyak teman-teman yang kuliahnya

terbangkalai karena pacaran, bahkan berhenti kuliah disebabkan pacaran

dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

yang juga memberi dampak pada keluarga seperti contoh bagi perempuan

hamil diluar nikah.

C. Kata Penutup.

Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,

yang telah menganugerahkan rahmat-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi. Penulis menyadari penulisan skripsi ini belum tentu

sempurna baik dari isi maupun dari segi penulisannya. Untuk itu, kritikan dan

saran yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu

Dosen yang telah berpartisipasi membimbing penyelesaian skripsi ini. jika

terdapat kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-

dalamnya, akhir kata penulis mendo‟akan semoga kita selalu dilindungi Allah

SWT, Amin Ya Rabbal’alamin.

65

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Quran

Al-Quran dan Terjemah, Bandung: Al-Jumanatul „Ali, 2004

B. Buku.

Abdurrahman Al-mukaffi, 2012Pacaran Dalam Kacamata Islam

Jakarta: CV Media Dakwah,

Abdul Muib, Risalah Cinta Jakarta : CV Budi Utama. Hlm 13-14

Anggito, Albi, Setiawan, Johan, 2018. Metodologi Penelitian

kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

Agrosamdyho, R, 2020, Objektivitas Mahasiswa Dalam

Berwirausaha, Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia.

Asrori, 2020, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner,

Jawa Tengah: CV. Pena Persada.

Ayuhan, 2018, Konsep Pendidikan Anak Salih Dalam Perspektif

Islam, Jogjakarta: CV. Budi Uatama.

Fattah Hanurawan,metode peneltian kulitatif utuk ilmu psikologi,

(jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm26

Gafur,Harun, 2015, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus,

Bandung: CV. Rasi Terbit.

Mulyadi, Darmo, Edi, Toto, 2015 Pendidikan Agama Islam Akidah

Akhlak, Semarang: PT. Karya Toha Putra.

Robbins P. Stephen, Timothy A. Judge,2017, Prilaku Organisasi

Organization Behavior, Jakarta: Salemba.

Siswad, Gede, Agusi, 2019, Integrasi Pendidikan Agama Hindu

Dalam Pembelajaran Bahasa Sansekerta, Bali: Nilacakra.

Sugiono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &

D. Bandung: PT. Alpabeta.

Tim Dosen Pai, 2016, STIT Muhammadiyah Berau Kaltim,

Pendidikan Agama Islam, Jogjakarta: CV. Budi Utama.

Tim Ganesa Operation, 2018, Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti, Bandung; Penerbit Duta.

Wahyu, Febriyan, 2020, Berwirausaha Sejak Mahasiswa,

Jogjakarta: CV. Diandra Primamitra Media.

C. Jurnal

Hadi supranto arifin, Ihksan fuady, Engkus Kuswarno. Analisis

yang mempengaruhi persepsi mahasiswa untirta terhadap

keberadaan perda syariah di kota serang, (Edisi 28 juni

2017). Hlm 1

Fahimah. Kewajiaban orang tua terhadap anak dalam perspektif

islam (institute agama islam Bengkulu, jurnal). Hlm1

D. Publikasi Ilmiah

Alan surya, transformasi konsep pacaran pada anggota komunitas

pelajar tanpa pacaran (PTP) Surabaya, (tesis,universitas

islam negeri sunan ampel,2017)

Aisyah, Dampak negative pergaulan bebas terhadap generasi

muda menurut tinjauan pendidikan islam. (skripsi,fakultas

tarbiyah dan keguruan 2013).hlm8

Cristine ohee, pengaruh status hubungan berpacaran terhadap

prilaku pacaran beresiko pada mahasiswa perantau asal

papua di kota Surabaya (skripsi: universitas airlangga,

Fakultas Kesehatan,2018)

Muhammad daud, prilaku pacaran di kalangan pelajar SMP

Negeri 1 belat dI desa penarah kecamatan belat kabupaten

karimun(skripsi,universitas maritim raja ali haji,fakultas studi

sosiologi,2016)

E. Website

Diakses Melalui Laman:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahasiswa#::text=Mahasiswa

%20adalah%20sebutam%bagi%20suatu%20negara.

Diakses Melalui laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/orang_tua,

DiaksesMelaluiLamaan:

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/

2020//10/22/133000569/pengertian-ciri-ciri-dan-faktor-

penyebab-pergaulan -bebas,

Diakses Melalui Laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/orang_tua,

Pada Tanggal 14 Januari, Jam 00:50 Wib

Diakses Melalui KBBI Online.

68

Daftar Riwayat Hidup

A. Informasi Diri

Nama : Din Khairudin

Tempat Dan Tanggal Lahir : Rantau Panjang, 27-april-2000

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Pasar Rantau Panjang

B. Riwayat Pendidikan

S1 : UIN SULTHAN TAHAHA JAMBI (2021)

SMA : SMA N 2 MERANGIN (2017)

SMP : SMP N 2 MERANGIN (2014)

SD : SD N 31 MERANGIN (2011)

DAFTAR INFORMAN

No Nama Keterangan

1. Suryadi Orang Tua Mahasiswa

2. May Siyah Orang Tua Mahasiswi

3. Usman Khalidi Orang Tua Mahasiswa

4. Muthar Jaya Orang Tua Mahasiswa

5. Sidik Orang Tua mahasiswa

6. Nur Aini Orang Tua Mahasiswa

7. Parman Orang Tua Mahasiswa

8. Rahman Orang Tua Mahasiswa

Lampiran-Lampiran

Instrument Pengumpulan Data (IPD)

Skripsi

PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PRILAKU

PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

NO Jenis data Metode Sumber Data

1. Sejarah Fakultas

Syariah UIN jambi

Wawancara Dosen / Setaf

2. Visi dan Misi Fakultas

Syariah

Wawancara

Dokumentasi

Dosen / Setaf

3. Struktur Organisasi

Fakultas Syariah

Wawancara Dosen

A. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumen

1 Sejarah berdirinya fakultas syariah Arsip fakultas

2 Struktur organisasi Arsip fakultas

3 Visi dan misi Arsip fakultas

B. Butir – Butir Wawancara

No Jenis Data Sumber data dan subtansi wawancara

1.

Bagaimana tanggapan orang

tua terhadap perilaku pacaran

di fakultas syariah

- Orang Tua Mahasiwa

- Bagaimana Tanggapan anda

terhadap mahasiswa yang

Berpacaran?

2.

Apa Saja factor Yang

Mempengaruhi Tanggapan

Orang Tua Terhadap Perilaku

Pacaran Di Kalagan Mahasiswa

Fakultas Syariah Di

Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi?

- Orang Tua Mahasiwa

- Apa saja factor yang

mempengaruhi tanggapan orang

tua terhadap perilaku pacaran?

3.

Apa saja dampak Yang di

timbulkan dari persepsi orang

tua terhadap Perilaku Pacaran

Di Kalagan Mahasiswa

Fakultas Syariah Di Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi?

- Orang tua

- Apa saja dampak yang akan di

timbulkan dari persepsi anda

terhadap prilaku pacaran?

4.

Documentasi

Foto Bersama Dosen Fakultas Syariah

Foto Bersama Bapak Suryadi Orang Tua Dari Mahasiswa Sania

Foto Bersama Ibuk Nur Aini Orang Tua Dari Nanda Rizki

Ramadhan

Foto Bersama Bapak Sidik Orang Tua Dari Mahasiswa Arjun

Foto Bersama Ibuk May Siyah Orang Tua Dari Mahsiswa Asifa

Zifaraya