"Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi dengan Pencapaian Belajar"

13
“Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi dengan Pencapaian Belajar” Uwais Qorni, Rahmad Santosa, Mintarti Email: [email protected] Abstract The purpose of this research was to determine the correlation between parents participation and socioeconomic status with the studies achievement of students in SLB C Yakut Purwokerto. This research used mixed method and embedded konkuren strategy which quantitative method as the main method, and qualitative method as support method. The sampel collecting technique that used in this research was stratified random sampling. Research Instrument that used was questionnaire and interview, and then would be analyzed with tau kendall test. Research results about parents of mental retardated students in SLB C Yakut Purwokerto shows three things. The first is there was very strong and significant correlation between parents participation and studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto. The second is there was very strong and significant correlation between parents socio economic status and studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto. The last is there was strong and significant correlation between parents participation and socioeconomic status with studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto. Keywords: parents participation, socio economic status, studies achievement. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar anak di SLB C Yakut Purwokerto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan dengan strategi penelitian menggunakan embedded konkuren. Metode kuantitatif diposisikan sebagai metode utama, sementara metode kualitatif sebagai pendukung. Teknik pengambilan Sampel penelitian menggunakan metode stratified random sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, lalu kemudian dianalisis dengan korelasi Tau Kendall. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal. Pertama adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian belajar murid. Kedua adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian belajar murid. Terakhir yaitu terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar. Kata kunci : Keterlibatan orang tua, status sosial ekonomi, pencapaian belajar.

Transcript of "Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi dengan Pencapaian Belajar"

“Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi

dengan Pencapaian Belajar”

Uwais Qorni, Rahmad Santosa, Mintarti

Email: [email protected]

Abstract

The purpose of this research was to determine the correlation between parents participation and socioeconomic status with the studies achievement of students in SLB C Yakut Purwokerto. This research used mixed method and embedded konkuren strategy which quantitative method as the main method, and qualitative method as support method. The sampel collecting technique that used in this research was stratified random sampling. Research Instrument that used was questionnaire and interview, and then would be analyzed with tau kendall test. Research results about parents of mental retardated students in SLB C Yakut Purwokerto shows three things. The first is there was very strong and significant correlation between parents participation and studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto. The second is there was very strong and significant correlation between parents socio economic status and studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto. The last is there was strong and significant correlation between parents participation and socioeconomic status with studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto.

Keywords: parents participation, socio economic status, studies achievement.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar anak di SLB C Yakut Purwokerto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan dengan strategi penelitian menggunakan embedded konkuren. Metode kuantitatif diposisikan sebagai metode utama, sementara metode kualitatif sebagai pendukung. Teknik pengambilan Sampel penelitian menggunakan metode stratified random sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, lalu kemudian dianalisis dengan korelasi Tau Kendall. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal. Pertama adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian belajar murid. Kedua adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian belajar murid. Terakhir yaitu terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar.

Kata kunci : Keterlibatan orang tua, status sosial ekonomi, pencapaian belajar.

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberadaan anak tunagrahita sebagai bagian dari generasi penerus Indonesia masih

dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal tersebut terlihat dari perlakuan dan anggapan

masyarakat yang cenderung diskriminatif terhadap anak tunagrahita dalam berbagai bidang. Pada

lingkungan keluarga sendiri, keberadaan anak tunagrahita bahkan dianggap memalukan, beban,

tidak berguna dan tidak memiliki harapan oleh anggota keluarganya. Penelitian yang dilakukan

oleh para psikolog dari Universitas Sumatra Utara menunjukkan bahwa orang tua menjadi mudah

stres karena harga diri ketika mendapati anaknya memiliki kekurangan fisik / mental (cacat)1.

Sampai saat ini jumlah tunagrahita atau cacat mental di Indonesia cukup tinggi, mencapai

sekitar 6,6 juta orang atau tiga persen dari total jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa 2. Fakta lain

juga menunjukkan bahwa perbandingan jumlah anak tunagrahita lebih banyak bertempat di daerah

pedesaan daripada daerah perkotaan. Faktor yang dominan menyebabkan hal tersebut adalah

kesadaran masyarakat di daerah pedesaan akan gizi, kesehatan reproduksi masih rendah, dan

fasilitas kesehatan di daerah pedesaan juga kurang memadai.

Secara fisik atau mental memang terdapat perbedaan antara anak normal dengan anak

tunagrahita. Akan tetapi masih banyak dari anak tunagrahita yang mampu bertahan dan

berprestasi. Beberapa contoh nyata anak tunagrahita yang mampu berprestasi antara lain;

Stephanie Handojo yang meraih emas Olimpiade khusus anak tunagrahita di cabang renang, Beni

Kurniawan yang meraih juara 4 tenis meja tingkat nasional, dan masih banyak lagi.

Kehadiran Sekolah Luar Biasa C (SLB C) merupakan wadah bagi anak tunagrahita supaya

dapat berkembang dan mandiri. Selain itu, keterlibatan dan status sosial ekonomi orang tua anak

juga memiliki pengaruh terhadap perkembangannya. Oleh karena itu dengan adanya SLB ini,

peneliti ingin mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua, status sosial, dan pencapaian

belajar anak tunagrahita yang bersekolah di SLB C Yakut Purwokerto. Yakut adalah singkatan dari

Yayasan Kesejahteraan Usaha Tama. Yayasan ini berdiri tahun 1967 dan kemudian diperbaharui

1 Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat penelitian Bania Maulina dan Raras Sutatminingsih dengan judul “Stres Dintinjau

Dari Harga Diri Pada Ibu Yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental” Universitas Sumatra Utara. 2 http://www.antaranews.com/berita /1195207146/tunagrahita-di-indonesia-capai-66-juta-orang, diakses pada

tanggal 10 Februari 2013.

tahun 1987. Yakut merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial, terutama mengenai

kesempatan pendidikan untuk anak-anak cacat.

Rumusan Masalah:

1. Bagaimana karakteristik orang tua murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto ?

2. Bagaimana hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi dengan

pencapaian belajar murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto ?

3. Seberapa besar hubungan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan status

sosial ekonomi dengan pencapaian belajar murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto ?

Tujuan

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu;

1. Mengetahui Karakteristik orang tua murid tunagrahita SLB / C Yakut Purwokerto.

2. Menjelaskan bagaimana hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi

dengan pencapaian belajar murid SLB / C Yakut Purwokerto.

3. Mengetahi seberapa besar hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi

dengan pencapaian belajar murid tunagrahita SLB / C Yakut Purwokerto.

A. TINJAUAN PUSTAKA

Teori Peran

Teori peran beranggapan bahwa orang dalam hidup bermasyarakat senantiasa berusaha

melakukan peran seperti dikehendaki oleh orang lain (Usman 2012 : 61). Peran dibutuhkan

masyarakat untuk menjaga stabilitas dan konsensus di dalam sebuah masyarakat. Peran dan

keterlibatan orang tua adalah sebagai pendamping sekaligus pembimbing yang penting dalam

perkembangan anak. Sebagai orang tua, keterlibatan dan perilaku mereka semestinya berorientasi

kepada kebutuhan anak. Kebutuhan yang dimaksud seperti kebutuhan fisik, psikis, emosional,

intelektual, dan spiritual. Peran tersebut pada hakikatnya tidak dapat digantikan oleh anggota lain

di dalam keluarga. Sementara di sisi lain peran dari seorang anak di dalam sebuah keluarga lebih

kepada memberikan apresiasi kepada keluarga khususnya orang tua yang telah bekerja keras

menjalankan perannya. Bentuk apresiasi bisa bermacam-macam misalnya saja kepatuhan dan

prestasi.

Tunagrahita

Tunagrahita menurut konsep diagnostik mengacu pada individu yang secara signifikan

berada di bawah angka rata-rata (mean) populasi dalam tingkat fungsi intelektualnya dan yang

menunjukkan kekurangmampuan dalam perilaku adaptif (mcGhie 1996 :51). Menurut Kartini

(Kartono 1986 : 106) bentuk gangguan pada intelegensi juga dibagi menjadi 3 bentuk :

Idiot / idiocy : IQ (Inteligency Quotient) kurang dari 25

Imbesil / imbecility : IQ (Inteligency Quotient) rata-rata antara 25 – 49

Debil (moron, lemah ingatan) : rata-rata IQ 50 – 70

Umumnya kondisi seorang tunagrahita adalah perkembangan mental dan intelegensinya

terhambat serta terjadi ketidaksesuaian perkembangan mental dengan perkembangan usianya.

Seorang anak tunagrahita memiliki ciri-ciri umum, yaitu;

Mengalami keterlambatan dalam segala hal jika dibandingkan dengan anak-anak normal

sebaya, baik ditinjau dari segi psikis, sosial, fisik, dan lain-lain.

Tidak dapat menyelesaikan studinya sampai tamat SD.

Daya abstraksi kurang.

Perbendaharaan kata sangat terbatas (Rumini 1980 : 4).

Keterlibatan Orang Tua

Keterlibatan orang tua berarti peran dan partisipasi orang tua di dalam setiap kegiatan

bersama anak. Keterlibatan orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan seorang

anak. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni

ada perubahan struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan,

misalnya perkembangan intelektual, emosional, spiritual, maupun hubungan satu sama lain

(Hamalik 2008 : 94).

Secara umum tidak ada perbedaan yang berarti antara kebutuhan anak normal dengan anak

tunagrahita, namun secara khusus perbedaan kebutuhan antara anak normal dan anak tunagrahita

terletak pada perlakuan dan intensitas keterlibatan orang tua terhadap kegiatan mereka. Anak

tunagrahita adalah anak yang awalnya secara secara sosial belum mandiri dan belum mampu

beradaptasi, oleh karena itu perlu kontrol dan keterlibatan orang tua yang lebih jauh dibanding

anak normal. Proses perkembangan anak yang lambat merupakan tantangan bagi para orang tua,

oleh karena itu dibutuhkan kesabaran ketika ikut terlibat dalam kegiatan anak. Keterlibatan orang

tua dibagi menjadi 3 hal;

Keterlibatan orang tua dalam memberikan pendidikan.

Keterlibatan orang tua dalam memberikan perawatan.

Keterlibatan orang tua dalam memberikan perhatian.

Kerangka konsep keterlibatan orang tua

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status sosial memiliki arti suatu kedudukan atau posisi yang diatur secara sosial dan

menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat. Status sosial

berkaitan erat dengan kedudukan seseorang dan stratifikasi sosial di dalam masyarakat. Ketika

berbicara mengenai stratifikasi sosial kita memberi perhatian pada posisi yang tidak sederajat dari

individu di dalam masyarakat. . Para sosiolog menggunakan penghasilan, pendidikan, dan prestise

pekerjaan untuk mengukur status sosial (Hensiln 2006 : 216).

Keterlibatan Orang

Tua

Intensitas

(frekuensi )

Memberi anak

pendidikan Memberi anak

perawatan

Memberi anak

perhatian

Apresiasi positif 1. Menyuapi anak

2. Membantu berpakaian

3. Membantu berdandan

4. Membantu cuci tangan , muka, gosok gigi, dan mandi

5. Menemani ke toilet

6. Membantu merawat diri

7. Mengobati anak

8. Berolahraga bersama

1. Bermain dengan anak

2. Memberi tugas singkat

3. Latihan ingatan

4. Latihan merangsang indra

5. Menggunakan kosakata sederhana

6. Menggunakan peragaan

7. Membimbing belajar (PR, tugas,)

8. Menemani menonton TV

1. Memberi pujian

2. Memberi hadiah

3. Memberi semangat

4. Memberi nasihat

5. Memberi kecupan, pelukan

6. Melakukan pengawasan

Status sosial ekonomi orang tua berhubungan di dalam perkembangan seorang anak.

Tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh kepada fasilitas-fasilitas,

akses, dan pergaulan yang menunjang perkembangan anak. Selain itu Status sosial ekonomi yang

stabil dari sebuah keluarga membawa kenyamanan, sikap positif dan lingkungan yang sehat yang

mengarah ke prestasi akademik yang tinggi sebagai bagian dari siswa3.

Pencapaian Belajar Murid SLB C Yakut Purwokerto

Pencapaian belajar formal

Perkembangan seorang anak di sekolah salah satunya ditentukan dari prestasi

belajarnya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan guru (Tulus tu’u 2004 :75). Pencapaian formal yang dimaksud adalah raport dan

jumlah penghargaan yang pernah diraih sebagai murid.

Pencapaian belajar informal

Perkembangan merupakan perubahan dari keadaan ketergantungan menuju

kemandirian dalam kedewasaan sosial yang bertanggung jawab. Ketergantungan seseorang

berkurang sejalan dengan perkembangan kemampuan berbagai aspek kepribadian.

Perkembangan bagi anak tunagrahita secara umum dapat dilihat dari tingkat kemandiriannya,

sosialisasi, dan proses adaptasi mereka di dalam lingkungan keluarganya.

Kerangka konsep Pencapaian Belajar

3 http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=02160013 , Diakses pada tanggal 6 Agustus 2013

1. Raport anak

2. Piagam Penghargaan anak

Guru Formal

(sekolah )

Pencapaian

belajar

anak 1. Kemandirian anak

2. Adaptasi anak

3. Sosialisasi anak

Orang tua Non formal

(diluar sekolah )

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan strategi

penelitian menggunakan embedded konkuren. Metode kuantitatif diposisikan sebagai metode

utama, sementara metode kualitatif sebagai pendukung.

Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian dalam penelitian ini adalah orang tua murid SLB C Yakut Purwokerto.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB C Yakut Purwokerto, yang beralamat di Jl. Kolonel Sugiri no.10

Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Sampel penelitian

yang diambil sebanyak 52 responden dari 106 populasi murid SLB C Yakut Purwokerto.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Nol (Ho)

o Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian

belajar formal.

o Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan

pencapaian belajar formal.

o Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua

dan status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar formal.

Hipotesis kerja (Hk)

o Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian belajar

formal.

o Terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian

belajar murid tunagrahita SLB / C Yakut Purwokerto.

o Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan

status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar formal

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, dan dokumentasi.

Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi, korelasi Tau Kendall, korelasi Konkordansi Kendall, dan analisis kualitatif.

C. PEMBAHASAN

Profil SLB C Yakut

SLB C Yakut beralamat di Jl. Kolonel Sugiri no.10 Purwokerto, Kecamatan Purwokerto

Timur. Bangunan sekolah SLB C Yakut terdiri atas 13 ruangan : 7 ruang kelas, 1 kantor, 1 ruang

boga, 1 perpustakaan, 1 ruang ketrampilan, 1 ruang penjas adaptis, dan 1 musholla. Kurikulum

pendidikan yang diterapkan di SLB C Yakut terdiri dari 9 mata pelajaran, muatan lokal, program

khusus, dan pengembangan diri. Standar kelulusan SLB C Yakut memiliki perbedaan dengan

sekolah lain, yakni pada batas nilai 60 -65 di hampir semua mata pelajaran, kecuali program khusus

yakni pada batas nilai 75.

Karakter Responden Bagan 1.

Orang Tua murid SLB C Yakut Purwokerto

Usia orang tua : Dewasa = 26 orang

Lansia = 26 orang

Berdasarkan bagan 1. terjadi perimbangan jumlah antara dewasa dan lansia, berarti

pertumbuhan penduduk tidak ideal. Perimbangan ideal prtumbuhan masyarakat menempatkan

usia produktif sebagai usia yang dominan daripada usia lansia. Dalam konteks peran orang tua

dalam perkembangan anak, perbedaan umur berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan anak.

Semakin bertambah usia orang tua secara fisik akan berakibat pada terbatasnya aktivitas orang tua

dengan anak.

50% 50%

Dewasa Lansia

Bagan 2.

Jenis kelamin orang tua : Ayah = 35 orang

Ibu = 17 orang

Berdasarkan bagan 2. jenis kelamin yang paling banyak memberikan penilaian adalah ayah.

Padahal fakta yang di SLB menunjukkan kuesioner lebih banyak diterima oleh ibu. Pembedaan

gender terlihat dalam jumlah partisipan kuesioner. Posisi ayah di keluarga cukup dominan dalam

memberi penilaian. Dalam konteks peran orang tua dalam perkembangan anak, peran orang tua

seharus tidak saling mendominasi. Keberhasilan atau prestasi yang dicapai anak memperlihatkan

“keberhasilan” keluarga dalam memberikan anak-anak persiapan dalam pendidikannya.

Tabel 1. Hubungan antara keterlibatan orang tua (X1) dengan pencapaian belajar formal

murid (Y)

Dari tabel 1. tampak hubungan antara variabel X1 dengan Y mempunyai nilai sebesar

0,877. Artinya posisi kekuatan hubungan antara variabel X1 dengan Y adalah sangat kuat. Selain itu

berdasar aturan signifikasi hubungan variabel X1 dan Y adalah signifikan. Dari tabel diketahui p

value (Sig) sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan Hipotesis yang

berbunyi “Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian

belajar murid SLB C Yakut Purwokerto” DITERIMA.

1.000 .877**

. .000

52 52

.877** 1.000

.000 .

52 52

Correlation

Coe fficien t

S ig. (2 -ta i led)

N

Correlation

Coe fficien t

S ig. (2 -ta i led)

N

Kete rl ibatan orang tu a

Pen capaian bela jar

Ken dal l's tau _b

Kete rl ibatan

oran g tua

Pen capaian

be lajar

Correlation i s sign i fican t a t th e 0.01 le vel (2-ta ile d).** .

67%

33%

Ayah Ibu

“Ya lumayan…. anak udah mengenal huruf, angka, dan bersosialisasi tahu

peraturan, dan disiplin.” (Ibu S.U)

“Anak sudah mulai banyak mengenal huruf dan angka. Sudah bisa membaca, namun

kami masih perlu bantuan supaya anak lebih bisa mengembangakn bakat dan

kemampuan yang dipunyai anak.” (Bapak T.W.S.P)

Keterlibatan orang tua memiliki pengaruh dan kontribusi yang besar bagi perkembangan

anak. Semakin tinggi keterlibatan orang tua, maka semakin tinggi pula pencapaian belajar

formalnya. Perkembangan murid tunagrahita menunjukkan adanya peningkatan pada aspek

keilmuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bapak berinisial W.J orang tua dari murid

berinisial E.M.R memiliki keterlibatan orang tua dalam memberi pendidikan “tinggi”, dalam

memberi perawatan “sedang” dan dalam memberi perhatian “tinggi”, anaknya pun juga

memiliki nilai raport yang termasuk tinggi yaitu dengan rata-rata 80. Sebaliknya, semakin rendah

keterlibatan orang tua, maka pencapaian belajarnya juga akan semakin rendah. Sebagai contoh

hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu berinisial E. orang tua dari A.H memiliki keterlibatan

orang tua dalam memberi pendidikan “rendah”, dalam memberi perawatan “sedang” dan

dalam memberi perhatian “rendah” oleh sebab itu nilai raport anaknya juga tergolong rendah

yakni 65.

Tabel 2. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X2) dgn pencapaian belajar formal (Y)

Dari tabel 2. Tampak hubungan antara variabel X2 dengan Y mempunyai nilai sebesar

0,943. Artinya hubungan antara X2 dengan Y berhubungan sangat kuat. Selain itu Berangkat dari

aturan signifikasi, hubungan variabel X2 dan Y adalah signifikan. Dari tabel diketahui p value (Sig)

sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi

1.000 .9 43 **

. .0 00

52 52

.9 43 ** 1.000

.0 00 .

52 52

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Status So sial Ekonomi

Pencapa ian belajar

Kendall's tau_ b

Status So sial

Ekonomi

Pencapa ian

belajar

Correlation is signif icant at the 0.0 1 level (2 -tailed).**.

“Terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian

belajar murid SLB C Yakut Purwokerto” DITERIMA.

“Cukup bagus, anak lebih bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan

lingkungan, berbudi pekerti, mampu latih didik formal sederhana.” (Ibu K)

“Lumayan,,, anak jadi tidak minder dan selalu berkomunikasi dengan temen-

temennya…..” ( Bapak I. H)

Status sosial ekonomi orang tua memiliki pengaruh yang sangat kuat di dalam pencapaian

belajar formal. Status sosial ekonomi orang tua dan pencapaian belajar formal murid memiliki

hubungan POSITIF, artinya semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi

pula pencapaian belajarnya. Sebagai contoh hasil penelitian menunjukkan bahwa bapak

berinisial D. orang tua dari murid berinisial W.A.N, memiliki pekerjaan PNS, yang berpenghasilan

lebih dari 2 juta rupiah, dan tingkat pendidikannya adalah perguruan tinggi, dengan status sosial

ekonomi yang tergolong tinggi, nilai raport anaknya pun juga termasuk tinggi yaitu dengan rata-

rata 84. Sebaliknya, semakin rendah status sosial ekonomi orang tua, maka pencapaian belajarnya

juga akan semakin rendah. Sebagai contoh hasil penelitian menunjukkan bahwa bapak

berinisial K. orang tua dari F.F adalah seorang buruh, dengan penghasilan kurang dari 1 juta,

serta tingkat pendidikannya adalah SD. Bapak K. tergolong status sosial ekonomi rendah, oleh

sebab itu nilai raport anaknya juga tergolong rendah yakni 61.

Tabel 3. Hubungan antara keterlibatan orang tua (X1) dan status sosial ekonomi (X2) dengan pencapaian belajar formal murid (Y) SLB C Yakut Purwokerto

Dari tabel 3. tampak hubungan antara X1dan X2 dengan Y sebesar 0,771. Artinya

hubungan antara X2 dengan Y berhubungan kuat. Selain itu Berangkat dari aturan signifikasi,

hubungan variabel X1 dan X2 dengan Y adalah signifikan. Dari tabel diketahui p value (Sig)

sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi

“Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi

dengan Pencapaian Belajar Formal Murid SLB C Yakut Purwokerto” DITERIMA.

Test Sta tistics

52

.771

80.167

2

.000

N

Kendall's Wa

Chi-Square

df

Asymp. Sig.

Kendall's Coefficient of Concordancea.

Keterlibatan orang tua dan Status sosial ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap

pencapaian belajar anak. Semakin tinggi keterlibatan orang tua dan status sosial ekonominya, maka

semakin tinggi pula pencapaian belajarnya, begitu pula sebaliknya. sebagian besar orang tua murid

memiliki keterlibatan yang tinggi, namun mayoritas mereka tergolong SSE rendah, Kedua hal itu

mempengaruhi pencapaian belajar formal murid SLB C Yakut. Meskipun semua murid berhasil

melewati standar kurikulum, namun nilai diperoleh termasuk sedang, karena nilai mereka sedikit

di atas batas standar penilaian. Ditambah hampir semua murid SLB C Yakut Purwokerto belum

memiliki piagam penghargaan. Ini berarti secara keseluruhan pencapaian belajar mereka belum

begitu memuaskan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian belajar

formal dan informal murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto sebesar 0,877.

2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara status sosial ekonomi orang tua dengan

pencapaian belajar formal dan informal murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto sebesar

0,943.

3. Terdapat hubungan bersama-sama yang kuat antara keterlibatan orang tua dan status sosial

ekonomi dengan pencapaian belajar formal dan informal murid tunagrahita sebesar 0,771.

Saran

1. SLB C Yakut Purwokerto hendaknya meningkatkan kualitas sekolah, baik itu melalui

peningkatan fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan anak tunagrahita ataupun

penambahan tenaga kerja guru bagi SLB.

2. Pemerintah hendaknya memberikan bantuan nyata berupa bantuan finansial kepada SLB C

Yakut untuk mengembangkan kualitas sekolah. Selain itu, pemerintah hendaknya juga

memberikan apresiasi lebih kepada murid tunagrahita berprestasi, seperti mengadakan

kompetisi dan pemberian piagam penghargaan.

3. Sebagai pembimbing bagi anak tunagrahita guru dan orang tua semestinya meningkatkan

keterlibatan mereka dalam pengawasan aktivitas anak, baik di dalam maupun diluar sekolah.

Perkembangan IPTEK dapat menjadi pisau bermata dua bagi anak tunagrahita karena di satu

sisi IPTEK dapat mempermudah anak untuk menambah informasi, namun disisi lain akan

menjadi negatif jika tidak dilakukan pengawasan dengan baik

Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Henslin, M.James. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kartono, Kartini. 1996. Patologi Sosial 3 Gangguan – Gangguan Kejiwaan. CV. Rajawali, Jakarta.

McGhie, Andrew. 1996. Penerapan Psikologi Dalam Perawatan. Yayasan Essentia Medica dan

Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Rumini, Sri. 1980. Pengetahuan Subnormal mental. Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan, Yogyakarta.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Grasindo, Jakarta.

Usman, Sunyoto. 2012. Sosiologi : Sejarah, Teori, dan Metodologi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bania Maulina, dan Raras Sutatminingsih. 2005. “Stres Dintinjau Dari Harga Diri Pada Ibu Yang

Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental”. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Sumatra

Utara.

Dikutip dari http://www.antaranews.com/berita /1195207146/tunagrahita-di-indonesia-capai-

66-juta-orang, diakses pada tanggal 10 Februari 2013.

Dikuto dari http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=02160013, Diakses pada tanggal 6

Agustus 2013.