perancangan bima islamic center dengan pendekatan ...

232
PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DENGAN PENDEKATAN EXTENDING TRADITION TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD FADLIN NIM. 14660013 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018

Transcript of perancangan bima islamic center dengan pendekatan ...

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DENGAN PENDEKATAN

EXTENDING TRADITION

TUGAS AKHIR

Oleh:

MUHAMMAD FADLIN

NIM. 14660013

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2018

i

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DENGAN PENDEKATAN

EXTENDING TRADITION

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars)

Oleh:

MUHAMMAD FADLIN

NIM. 14660013

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2018

ii

iii

iv

v

ABSTRAK

Fadlin, Muhammad, 2018, Perancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan extending

tradition. Dosen Pembimbing : Achmad Gat Gautama, MT., Sukmayati Rahmah, MT

Kata kunci : Agama, Budaya, Extending Tradition, Islamic Center, Arsitektur.

Pentingnya kebutuhan ilmu agama dan budaya harus ditanamkan kedalam jiwa setiap insan

sejak dini khususnya masyarakat Kota Bima agar di masa yang akan datang akan terwujud

generasi generasi penerus bangsa yang memiliki kedalama ilmu terutama ilmu agama. Untuk

mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sebuah wadah/tempat yang dapat mewadahi kegiatan

tersebut. Islamic Center merupakan pusat kegiatan keislaman, semua kegiatan pembinaan

dan pengembangan manusia atas dasar ajaran agama Islam berlangsung berdasarkan inti atau

dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa. Dari penjelasan diatas

dapat dapat disimpulkan bahwa Bima Islamic Center adalah suatu konsep perancangan yang

bertujuan untuk memberikan wadah fisik bagi masyarakat Kota Bima dalam rangka

menigkatkan kegiatan ke Islaman dengan pembinaan dan pengembangan manusia atas dasar

ajaran agama Islam yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa. perancangan Bima

Islamic Center menggunakan pendekatan Extending Tradition. Pendekatan ini lebih

menerapkan pada lagam bentuk dan nilai bangunan terhadap arsitektur tradisionalnya, yang

kemudian dimodifikasi sesuai dengan bentukkan bangunan yang modern.

Perancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending Tradition adalah

pendekatan yang menitik beratkan pada keberlanjutan tradisi lokal yang ditimbulkan dengan

mengutip secara langsung dari bentuk dan fitur masa lalu. Pedekatan ini bertujuan agar

masyarakat Kota Bima selain mempelajari ilmu agama juga dapat mempelajari limu budaya

yang ada sehingga tertanamlah pada setiap insannya rasa bangga akan budaya yang ada di

daerahnya. Budaya yang di maksud adalah semua yang mempengaruhi terbentuknya Kota

Bima. Sejarah kehidupan, tingkah laku, arsitektur hingga budaya beradab yang baik di

kalangan masyarakat Bima.

vi

ABSTRACT

Fadlin, Muhammad, 2018, Designing Bima Islamic Center in extending tradition. Advisors :

Achmad Gat Gautama, MT., Sukmayati Rahmah, MT.

Keywords: Religion, Culture, Extending Tradition, Islamic Center

It is important to put both religious and cultural knowledge inside Bima people from the

beginning to produce quality future generations, especially in religious knowledge. It is a

must to have a place as medium to make it come true. Islamic Center is the answer, as part

of the medium to facilitate Islamic activities. Including all men creations and developments

based on Islamic laws such as; prayers, muamalat, taqwa, and dakwa. From explanation

above we can conclude that Bima Islamic Center is a concept design which goal is to be

physical medium for Bima people to increase their Islamic activities with creations and

developments based on Islamic laws such as; prayers, muamalat, taqwa, and dakwa. Its

design uses Extending Tradition approach. The approach itself is more on adapting traditional

shapes and forms modified with more modern ones.

Extending Tradition approach is an approach which focuses on local tradition continuity by

directly quoting past forms and features. Its purpose is to make people learn the culture

beside the religious knowledge with the hope to create pride towards their own local culture.

Culture here include all that affect the forming of Bima- its history of living, behaviors,

architecture and its civilitation among the people it self.

vii

الملّخص

سالمي ببما بنهج تمديد التقاليد. . تصميم المركز اإل2018محمد فضل،

المشريف: أحمد غاد غوتاما، الماجستير. و سوكماياتي رحمة، الماجستير.

، المركز اإلسالمي.Extending Traditionالدين، الثقافة، الكالمات الرئيسية :

العلوم الدينية والثقافة مهمتان وننبغي معرفتهما ومثقّفتهما في نفوس اإلنسان

المرحلة الطفولة، خصوصا لمجتمع مدينة بيما كي نمكننا لوصول إلى منذ

شبان الوطني الفقيه في علوم الدين. لتحقيقهذا األمر يحتاج مكان واحد لتساعد

ميع أنشطة لتنمية هذا العمل. المركز اإلسالميهو مركز النشاط اإلسالمي. ج

التي تعاليم أساسي نواة أو على ليم اإلسالمي بناء اس التعوبشرية على أسلا

تتضمن على: العبودية، المعاملة، التقى، والدعوة. ومن هذا البيان، نستطيع

أن نالخص أّن المركز اإلسالمي بيما هو مفهوم التصميم يهدف ليعدَّ المكان

لمجتمع مدينة بيما لترقية األنشطة اإلسالمية مع تنميتها اإلنسانية على أسوس

على العبودية، و المعاملة، و التقى، والدعوة. الشريعة اإلسالمية يتضمن

ويطبّق هذا النهج . Extending Traditionتصميم المركز اإلسالمي مستخدم نهج

على شأن وقيمة المباني على العمارة التقليدية ثم تحاَول هذا الشأن والقيمة

إلى شأن المباني العصري.

الذي تقليد المحليز على استمرار كّ هو النهج الذي يرExtending Tradition النهج

وهداف من هذا النهج كي مجتمع بيما . ظهر مباشرة من الشأن الماضي

اليتعلم علوم الدين فحسب بل علوم الثقافة. حتى ظهرت الفخرية على

ثقافتهمفي نفوسهم. الثقافة هنا كل ما يؤثّر إقامة مدينة بيما، والتاريخ،

السليمة في المجتمع.والسلوك، والعمارة، حتى الثقافة

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah

melimpahkan kasih dan sayang-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan pengantar

penelitian ini sebagai persyaratan pengajuan tugas akhir mahasiswa Arsitektur. Sholawat

serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus Allah

sebagai penyempurna akhlak ummatnya di dunia.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan bersedia mengulurkan

tangan, untuk membantu dalam proses penyusunan laporan penyusunan laporan seminar

tugas akhir ini. Untuk itu iringan do’a dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan, baik kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu berupa pikiran, waktu,

dukungan, dan motivasi dan dalam bentuk bantuan lainnya demi terselesaikannya laporan

ini.

Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Prof. Abdul Haris M.Ag selaku Rektor, Dr. Sri Harini, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, dan Tarranita Kusumadewi, M.T. selaku Ketua Jurusan Arsitektur UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang, yang mana telah memberikan kesempatan untuk

menuntut ilmu dengan baik di kampus ini.

2. Achmad Gat Gautama, M.T, dan Sukmayati Rahmah, M.T, selaku pembimbing yang telah

berupaya keras dalam memberi motivasi, dukungan, bimbingan, arahan, serta

pengetahuan terhadap mahasiswanya yang overthinking ini, terutama dalam proses

penyusunan laporan pra tugas akhir.

3. Seluruh praktisi, dosen dan karyawan Jurusan Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang yang membantu dalam dukungan moral dan kesabaran dalam menyampaikan ilmu

dan nasihatnya.

4. Bapak dan ibu penulis, selaku orang tua penulis yang tiada pernah putus do’anya, tiada

henti kasih sayangnya, limpahan seluruh materi dan kerja kerasnya serta motivasi pada

penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan pra tugas akhir ini, semoga kebaikan

mereka berdua selalu berbalas rahmat yang melimpah dari Allah subhanahu wa ta’ala.

5. Kepada sahabat-sahabat penulis (Hamam, Adi, Ranji, Arum, Ricardo) yang selalu

memberikan saran, nasihat, serta dukungan moral bagi penulis dalam menyelesaikan

karyanya.

ix

6. Kepada kakak tingkat di jurusan arsitektur yang telah memberikan masukan, arahan, dan

nasihat, menularkan ilmunya kepada penulis, serta memberikan referensi yang sangat

membantu bagi penulis dalam mengerjakan dan menyelesaikan laporan pra tugas akhir

ini.

7. Kepada saudara seperjuangan, arsitektur angkatan 2014, yang telah banyak mengisi dan

memberi arti pada penulis sehingga mampu bertahan kuliah di jurusan arsitektur.

Penulis menyadari tentunya laporan pra tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu kritik yang membangun diharapkan dari semua pihak. Pada akhirnya penulis berharap

agar laporan pra tugas akhir ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan keilmuan,

khususnya bagi penulis dan adik tingkat yang menjadikan laporan ini sebagai referensi dalam

penulisan laporannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 14 Januari 2019

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR ORISINALITAS KARYA ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah............................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.4 Tujuan Perancangan .............................................................................. 3

1.5 Manfaat Perancangan ............................................................................ 3

1.5.1 Bagi Penulis ................................................................................. 3

1.5.2 Bagi Masyarakat ............................................................................ 3

1.5.3 Bagi Pemerintah ........................................................................... 4

1.6 Batas Perancangan ................................................................................ 4

1.7 Pendekatan Perancangan ........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1 Definisi Objek ...................................................................................... 6

2.1.1 Bima ......................................................................................... 6

2.1.2 Islam ......................................................................................... 6

2.1.3 Center ....................................................................................... 7

2.1.4 Islamic Center .............................................................................. 7

2.2 Teori Islamic Center .............................................................................. 8

2.2.1 Persyaratan Islamic Center .............................................................. 8

2.3 Teori Pendekatan Extending Tradition ...................................................... 12

2.3.1 Arsitektur Bima .......................................................................... 14

2.4 Teori Arsitektur Islamic Center ............................................................... 19

2.4.1 Masjid ...................................................................................... 19

2.4.2 Sekolah .................................................................................... 20

2.4.3 Museum .................................................................................... 22

2.4.4 Perpustakaan ............................................................................. 23

2.5 Teori Intergrasi Islam ........................................................................... 25

xi

2.6 State Of The Art ................................................................................. 26

2.7 Studi Banding Objek dan Pendekatan ....................................................... 28

2.7.1 Studi Banding Objek ..................................................................... 28

2.7.2 Studi Banding Pendekatan ............................................................. 35

BAB III METODE PERANCANGAN .................................................................... 54

3.1 Metode Perancangan ........................................................................... 54

3.2 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data................................................. 54

3.2.1 Data Primer .............................................................................. 55

3.2.2 Data Sekunder ............................................................................ 55

3.3 Teknis Analisis ................................................................................... 56

3.4 Perumusan Konsep .............................................................................. 59

3.5 Diagran Alur Pola Pikir Perancangan ......................................................... 61

BAB VI HASLI DAN PEMBAHASAN ................................................................... 62

4.1 Gambaran Umum Lokasi ....................................................................... 62

4.2 Karakter Fisik Lokasi ............................................................................ 63

4.2.1 Kondisi Geografis ........................................................................ 63

4.2.2 Topografi .................................................................................. 64

4.3 Karakter Non Fisik Lokasi ...................................................................... 67

4.3.2 Penggunaan Lahan ....................................................................... 68

4.4 Profil Tapak ...................................................................................... 70

4.4.1 Dimensi dan Luas Tapak ................................................................ 71

4.4.2 Batas Tapak ............................................................................... 71

4.4.3 Sirkulasi dan Aksesibilitas .............................................................. 73

4.4.4 View atau Pemandangan ............................................................... 74

4.4.5 Topografi .................................................................................. 76

4.4.6 Utilitas Tapak ............................................................................ 77

4.4.7 Kesimpulan ................................................................................ 78

4.5 Analisis Perancangan ........................................................................... 80

4.5.1 Ide Analisis Rancangan ................................................................. 80

4.5.2 Analisis Fungsi ........................................................................... 81

4.5.3 Analisis Tapak .......................................................................... 106

4.5.4 Analisis Bentuk ......................................................................... 115

BAB V KONSEP PERANCANGAN .................................................................... 116

5.1 Ide Konsep Perancangan ...................................................................... 116

5.2 Prinsip-prinsip extending tradition Terintegrasi ......................................... 116

5.3 Skema Alur Penerapan Konsep Dasar ....................................................... 116

xii

5.4 Konsep Tapak ................................................................................... 117

5.5 Kosep Bentuk.................................................................................... 118

5.6 Konsep Ruang ................................................................................... 119

5.6 Konsep Utilitas .................................................................................. 120

BAB VI HASIL RANCANGAN ......................................................................... 122

6.1 Dasar Perancangan ............................................................................. 122

6.2 Penerapan Konsep Pada Tapak .............................................................. 122

6.2.1 Zoning ...................................................................................... 123

6.2.2 Sirkulasi Tapak dan Aksesibilitas ...................................................... 126

6.2.3 Lanskap .................................................................................... 127

6.3 Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk ......................................................... 130

6.3.1 Pembagian Masa bangunan ............................................................. 131

6.4 Hasil Rancangan Interior ...................................................................... 140

6.5 Hasil Rancangan Eksterior .................................................................... 142

6.6 Detail Arsitektur Bangunan Dan Lanskap ................................................... 144

6.7 Hasil Rancangan Struktur ..................................................................... 148

BAB VII PENUTUP .................................................................................... 154

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 154

6.2 Saran ............................................................................................. 154

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 155

LAMPIRAN ............................................................................................. 156

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Uma Lengge Bagan Organisasi Islamic Center ..................................... 9

Gambar 2.2 Uma Lengge............................................................................ 12

Gambar 2.3 Pertapakan Uma Lengge ............................................................. 14

Gambar 2.4 Pola Tata Masa Uma lengge ......................................................... 14

Gambar 2.5 standar posisi sholat ................................................................. 17

Gambar 2.6 Pola Tata Ruang Mesjid .............................................................. 18

Gambar 2.7 Pola Tata Ruang Sekolah ............................................................ 18

Gambar 2.8 Pola Tata Ruang Sekolah ............................................................ 19

Gambar 2.9 Pola Tata Ruang Sekolah ............................................................ 19

Gambar 2.10 Pola Tata Ruang Sekolah ........................................................... 19

Gambar 2.11 Pola Tata Ruang Sekolah ........................................................... 19

Gambar 2.12 Skema Ruang ......................................................................... 20

Gambar 2.13 Ruang Pameran Dengan Ruang Tertutup ........................................ 20

Gambar 2.14 Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan ................................ 21

Gambar 2.15 Potongan Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan ................... 21

Gambar 2.16 Standar Ukuran Bidang Inventarisasi ............................................. 22

Gambar 2.17 Tabel ukuran rak ................................................................... 22

Gambar 2.18 Jarak Antara Meja .................................................................. 22

Gambar 2.19 Lalu Lintas Pergerakan Antara Posisi Duduk Dan Berdiri .................... 23

Gambar 2.19 Jenis Rak Buku Berdasarkan Usia ................................................ 23

Gambar 2.20 Pola Tata Massa Ruang Perpustakaan ........................................... 23

Gambar 2.21 Masjid Islamic Center Samarinda ................................................. 27

Gambar 2.22 Contoh filosofi Islam yang diterapkan pada menara Islamic Center Samarinda

.......................................................................................................... 27

Gambar 2.23 Masjid Shah Faisal .................................................................. 28

Gambar 2.24 Eksterior dan Interior Masjid Shah Faisal ...................................... 29

Gambar 2.25 Regent Residence dalam lukisan ................................................. 34

Gambar 2.26 Bangunan Lanna berada di tengah-tengah landscape ........................ 35

Gambar 2.27 bangunan Regent Residence Chiang Mai ....................................... 35

Gambar 2.28 Perletakan bangunan di antara pohon-pohon yang tumbuh subur ......... 36

Gambar 2.29 Penempatan Sculpture di setiap sudut yang menciptakan sebuah pengalaman

.......................................................................................................... 37

Gambar 2.30 Beberapa sudut landscape pada Regent Residence Chiang Mai ............ 37

Gambar 2.31 Rumah tradisional Lanna. Lantai ditinggikan .................................. 38

xiv

Gambar 2.32 Pavilliun yang diangkat tinggi dengan tujuan untuk menikmati pemandangan

.......................................................................................................... 39

Gambar 2.33 Pemandangan dari pavilliun yang ditinggikan .................................. 39

Gambar 2.34 Pahatan kayu bentuk V pada gable .............................................. 40

Gambar 2.35 Atap bangunan tradisional Lanna bertumpuk-tumpuk dan memiliki kemiringan

yang tajam ............................................................................................ 40

Gambar 2.36 Bentuk atap yang lain, tetap bertumpuk ....................................... 41

Gambar 2.37 Atap yang bertumpuk juga ditemui pada bangunan Regent Residence ... 41

Gambar 2.38 Pada Gazebo menggunakan struktur atap tradisional dan bertumpuk .... 42

Gambar 2.39 Rumah tradisional Lanna yang memiliki dinding yang tertutup. ............ 43

Gambar 2.40 Rumah tradisional Lanna yang memiliki dinding terbuka .................... 43

Gambar 2.41 Ruang-ruang dengan dinding terbuka ........................................... 44

Gambar 2.42 Ruang-ruang dengan dinding tertutup .......................................... 44

Gambar 2.43 Lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan pahatan

dinding yang bergambar flora ..................................................................... 45

Gambar 2.44 Pilar dengan dekorasi motif flora ................................................ 46

Gambar 2.45 Pada interior diletakkan sculpture tradisional Lanna ........................ 47

Gambar 2.46 Kisi-kisi penuh hiasan memberikan kesan oriental ............................ 47

Gambar 2.47 Pada interior terdapat beberapa ukiran pada furniture ..................... 47

Gambar 3.1 Diagram Fase Desain Oleh IAI ....................................................... 53

Gambar 3.2 Bagan tahapan perancangan ........................................................ 54

Gambar 3.3 Diagram Alur Pola Pikur ............................................................. 58

Gambar 4.1 Peta Kota Bima ........................................................................ 59

Gambar 4.2 Peta Kota Bima ........................................................................ 60

Gambar 4.3 Peta Topografi Kota Bima ........................................................... 63

Gambar 4.4 Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama Kota Bima ........................ 65

Gambar 4.5 Keadaan Tapak ........................................................................ 67

Gambar 4.6 Dimensi dan Luas Tapak ............................................................ 68

Gambar 4.7 Batas Tapak ............................................................................ 69

Gambar 4.8 Aksesibilitas Tapak ............................................................ 70

Gambar 4.9 View Dari Tapak ...................................................................... 71

Gambar 4.10 Topografi Kota Bima ................................................................ 72

Gambar 4.11 Lampu Jalan .......................................................................... 73

Gambar 4.12 Tiang Listrik .......................................................................... 73

Gambar 4.13 Lampu Taman ........................................................................ 74

Gambar 4.14 Drainase ............................................................................... 74

xv

Gambar 4.15 Zoning ................................................................................. 99

Gambar 4.16 Bubble Diagram Tapak ............................................................ 100

Gambar 4.16 Blokplan Tapak ..................................................................... 101

Gambar 4.17 Luasan Tapak ....................................................................... 102

Gambar 4.18 Analisis Aksesibilitas Tapak ....................................................... 103

Gambar 4.19 Analisis Sirkulasi Tapak ........................................................... 104

Gambar 4.20 Analisis Matahari ................................................................... 105

Gambar 4.21 Analisis Angin ....................................................................... 106

Gambar 4.22 Analisis Hujan ....................................................................... 106

Gambar 4.23 Analisis View ........................................................................ 107

Ganbar 4.24 Analisis Vegetasi Tapak ........................................................... 108

Gambar 4.25 Analisis Kebisingan ................................................................ 109

Gambar 4.26 Analisis Utilitas Tapak ............................................................. 110

Gambar 4.27 Analisis Bentuk...................................................................... 111

Gambar 5.1 Skema Alur Penerapan Konsep .................................................... 113

Gambar 5.2 Konsep Tapak ......................................................................... 114

Gambar 5.3 Konsep Bentuk ....................................................................... 115

Gambar 5.4 Konsep Bentuk ....................................................................... 116

Gambar 5.5 Konsep Ruang ........................................................................ 117

Gambar 5.6 Konsep Skema Alus Utilitas Air Bersih dan Kotor............................... 118

Gambar 5.7 Utilitas Air Bersih dan Kotor ....................................................... 118

Gambar 5.8 jaringan Listrik ....................................................................... 119

Gambar 6.1 Zonasi Dan Block Plan ............................................................... 122

Gambar 6.2 Layout Plan ........................................................................... 123

Gambar 6.3 Site Plan ............................................................................... 123

Gambar 6.4 Tampak Kawasan Dari Selatan .................................................... 124

Gambar 6.5 Tampak Kawasan Dari Timur ...................................................... 124

Gambar 6.6 Tampak Potongan Kawasan Dari Selatan ........................................ 124

Gambar 6.7 Tampak Potongan Kawasan Dari Timur .......................................... 124

Gambar 6.8 Perspektif Kawasan.................................................................. 125

Gambar 6.9 Pola Sirkulasi Pada Tapak .......................................................... 126

Gambar 6.10 Penataan Lanskap Pada Tapak ................................................... 127

Gambar 6.11Taman Bermain ...................................................................... 127

Gambar 6.12 Selasar Jalur Pedestrian .......................................................... 128

Gambar 6.13 Pemberian Air Mancur ............................................................. 128

Gambar 6.14 Pintu Masuk ......................................................................... 129

xvi

Gambar 6.15 Denah Islamic Center Lantai 1 ................................................... 130

Gambar 6.16 Denah Islamic Center Lantai 2 ................................................... 130

Gambar 6.17 Denah Islamic Center Lantai 3 ................................................... 131

Gambar 6.18 Tampak Depan Dan Samping Masjid Islamic Center .......................... 131

Gambar 6.19 Potongan Arsitektural Masjid .................................................... 132

Gambar 6.20 Denah Gedung Utama Sekolah ................................................... 132

Gambar 6.21 Tampak Gedung Utama Sekolah ................................................. 133

Gambar 6.22 Potongan Arsitektural Gedung Utama Sekolah ................................ 133

Gambar 6.23 Denah Gedung Kelas ............................................................... 134

Gambar 6.24 Tampak Gedung Kelas ............................................................. 134

Gambar 6.25 Potongan Arsitektural Gedung Kelas ............................................ 135

Gambar 6.26 Denah Perpustakaan ............................................................... 135

Gambar 6.27 Denah Kantin ........................................................................ 136

Gambar 6.28 Denah Green House ................................................................ 136

Gambar 6.29 Tampak Depan Dan Samping Perpustakaan .................................... 136

Gambar 6.30 Tampak Depan Dan Samping Green House..................................... 137

Gambar 6.31 Denah Exhibition Hall Lantai 1 ................................................... 137

Gambar 6.32 Denah Exhibition Hall Lantai 2 ................................................... 138

Gambar 6.33 Tampak Depan Dan Samping Exhibition Hall .................................. 138

Gambar 6.34 Interior Masjid ...................................................................... 139

Gambar 6.35 Interior Lobby Sekolah ............................................................ 139

Gambar 6.36 Interior Ruang Kelas ............................................................... 140

Gambar 6.37 Interior Ruang Serbaguna Exhibition Hall ..................................... 140

Gambar 6.38 Eksterior Bangunan ................................................................ 141

Gambar 6.39 Eksterior Bangunan Masjid ........................................................ 141

Gambar 6.40 Eksterior Perpustakaan ............................................................ 142

Gambar 6.41 Eksterior Gedung Sekolah ......................................................... 142

Gambar 6.42 Eksterior Gedung Kelas ............................................................ 143

Gambar 6.43 Detail Arsitektur Pada Bangunan Masjid ....................................... 144

Gambar 6.44 Detail Arsitektur Pintu Masuk Gedung Sekolah ............................... 144

Gambar 6.45 Detail Arsitektur Pintu Masuk Gedung Kelas .................................. 145

Gambar 6.46 Detail Lanskap ...................................................................... 145

Gambar 6.47 Detail Lanskap Parkir .............................................................. 146

Gambar 6.48 Detail Lanskap Taman Drop Of Menuju Bangunan Utama ................... 146

Gambar 6.49 Denah Masji Lantai 1 .............................................................. 147

Gambar 6.50 Nah Masji Lantai 2 ................................................................. 148

xvii

Gambar 6.51 Denah Masji Lantai 3 .............................................................. 148

Gambar 6.52 Potongan BB’ Masjid ............................................................... 149

Gambar 6.53 Potongan AA’ Masjid ............................................................... 149

Gambar 6.54 Denah Exhibition Hall Lantai 1 ................................................... 150

Gambar 6.55 Denah Exhibition Hall Lantai 2 ................................................... 150

Gambar 6.56 Denah Sekolah ...................................................................... 151

Gambar 6.57 Denah Gedung Kelas ............................................................... 151

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Arsitektur uma lengge .................................................................. 16

Tabel 2.2 jurnal dan buku yang berhasil didapatkan sebagai sumber ...................... 24

Tabel 2.3 Aspek Arsitektur pada Objek Masjid Islamic Center Samarinda dan Masjid

Shah Faisal,Pakistan Islamabad ................................................................... 31

Tabel 2.4 Aspek Konsep Pendekatan Extending Tradition .................................... 48

Tabel 4.1. Keadaan Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari Dirinci Per bulan di

Wilayah Bima Tahun 2013 .......................................................................... 61

Tabel 4.2. Keadaan Suhu Udara, Lembab Nisbi dan Tekanan Udara Dirinci per bulan di

Wilayah Bima, 2013 .................................................................................. 61

Table 4.3 Hasil Analisis Klimatik .................................................................. 62

Tabel 4.4 Tabel Luas Lahan (Ha) Menurut Kemiringan dan Kecamatan di Kota Bima ... 62

4.5 Tabel Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Utama dan Jenis Kelamin di Kota Bima .......................................................... 65

4.6 Tabel Pengelompokan Analisis Fungs ........................................................ 77

4.7 Tabel Penelompokan Analisis Pengguna Tetap ............................................ 78

4.8 Tabel Penelompokan Analisis Pengguna Pengunjung ..................................... 78

4.9 Tabel Alur Sirkulasi Pengguna................................................................. 78

4.10 Tabel Pengelompokan Analisis Aktivitas ................................................... 80

4.11 Tabel Pengelompokan Ruang Berdasarkan Sifat.......................................... 84

4.12 Tabel Analisis Kebutuhan Ruang ............................................................ 87

4.13 Tabel Analisis Persyaratan ruang ........................................................... 93

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Kota Bima merupakan kota dengan mayoritas penduduk Islam dilihat dari jumlah

pemeluknya, penduduk di Kota Bima pada tahun 2015 didominasi oleh pemeluk Agama Islam

yang mencapai 135.825 atau 98,53 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 137.852,

kemudian Kristen Protestan yang mencapai 1.111 atau 0,81 persen. Sedangkan Kristen

Katolik mencapai 644 atau 0,46 persen. Sisanya adalah pemeluk agama Hindu mencapai 241

atau 0,17 Persen dan agama Budha mencapai 31 atau 0,03 persen. Dapat dilihat dari data di

atas terlihat bahwa Kota Bima merupakan daerah dengan mayoritas penduduk muslim.

Masyarakat Kota Bima sangat dikenal juga berpengang erat dengan nilai sosial dan budaya.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya komunitas-komunitas yang berhubungan dengan

kegiatan sosial dan budaya antaranya Kasambo, Sarangge mbojo, dll. Dalam komunitas

tersebut sebagian besar anggotanya merupakan siswa dan siswi baik SMP maupun SMA.

Kegiatan dari komunitas-komunitas ini lebih mengutamakan pada aspek social dan budaya

seperti tarian adat dan drama tentang cerita rakyat.

Namun, remaja sekarang banyak yang memiliki sikap dan perilakunya tidak sesuai

dengan etika bangsa dan nilai agama yang sebenarnya. Zaman dulu, anak-anak dan remaja

sangat menjaga adat istiadat dan kesopanan terhadap orang lain terutama kepada orang tua.

Tidak ada istilah membantah kepada orang tua. Bahkan ketika dijodohkan pun, mereka rela

– rela saja dan tidak berani membantah keputusan orang tua. Berbeda sekali dengan remaja

zaman sekarang, membantah kepada orang tua sudah tidak lagi menjadi hal yang aneh,

bahkan sudah menjadi kebiasaan. Hal ini terjadi bukan karena ornag tua salah mendidik,

tetapi lingkungan sekitar dan media masa juga berpengaruh terhadap perkembangan remaja

saat ini. Pesatnya perkembangan zaman mengakibatkan adat istiadat bangsa dan daerah

sendiri mulai luntur. Remaja sekarang malah bangga terhadap adat kebiasaan bangsa lain.

Misalnya, kebiasaan bangsa barat sudah masuk ke Indonesia. Trend yang mereka bawa

menjadi pusat perhatian para remaja dan mereka pun merasa bangga jika berpenampilan,

bergaya dan berperilaku seperti orang-orang barat yang kebiasaannya bertolak belakang

dengan budaya lokal.

Selain itu, media masa juga sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan

remaja. Seperti acara televisi, internet, majalah, kebanyakan unsur yang ditampilkan adalah

unsur yang negatifnya dibandingkan dengan unsur positifnya. Internet juga merupakan media

yang sangat berpengaruh karena di internet banyak menyediakan gambar serta video porno

yang mudah diakses oleh siapapun termasuk remaja dan anak-anak. Secara tidak langsung

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

2

hal tersebut memberi dampak yang membuat karakter anak muda pada zaman sekarang

menjadi buruk. Begitu juga perkembangan remaja yang ada di NTB khusus Kota Bima pada

saat ini. Tercatat diperoleh data dari Kepolisian Daerah (Polda) NTB sebanyak 130 kasus,

Kabupaten Dompu 79 kasus, Lombok Timur 77 kasus, Lombok barat 54 kasus, Lombok tengah

52 Kasus, Sumbawa 39 kasus, Kota Mataram 35 kasus, Kabupaten Lombok Utara 23 kasus,

Bima 20 kasus, Kota Bima 18 kasus dan Kabupaten Sumbawa Barat 11 kasus. Kasus –kasus di

atas merupakan salah satu dampak dari perkembangan internet dan media sosial.

Melihat masalah di atas sangat diperlukan sebuah wadah atau tempat yang mampu

untuk menunjang semua kebutuhan tersebut, maka media ini harus mampu mengakomodasi

semua kebutuhan, baik sosial, budaya serta ekonomi tanpa meninggalkan agama sebagai

pusat kegiatan. Salah satunya melalui pendididkan seperti yang telah dijelaskan dalam al-

quran sebagai berikut :

Allah berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”( Q.S. Al-Mujadalah 58/11).

Lebih lanjut Rasulullah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang

hayatnya, tanpa di batasi usia, ruang, waktu dan tempat sebagaimana sabdanya “Menuntut

Ilmu itu Wajib bagi Setiap Muslim dan Muslimah” (HR. Ibn Majah). Dorongan dari al-Qur’an

dan perintah dari Rasul tersebut telah diperaktekkan oleh generasi Islam pada masa abad

pertengahan.

"Kamu adalah umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf (berbuat baik) dan mencegah dari yang mungkar (kejahatan) dan beriman kepada

Allah". (QS. Ali Imran 3: 110).

Dari ayat ini jelas terdapat dua kecenderungan karakter manusia, yaitu karakter baik

dan karakter buruk. al- quran hanya menghendaki supaya manusia melahirkan budaya-

budaya yang baik saja, yang bermanfaat bagi kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat,

yaitu budaya yang tidak merusak akhlak, alam dan lingkungan. Allah SWTmemerintahkan

manusia berlaku adil dan berbuat kebajikan, sebaliknya melarang berbuat kemungkaran dan

kedurhakaan. Dari ayat-ayat l- quran di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya ilmu,

baik agama maupun ilmu-ilmu umum serta betapa pentingnya bersosial sesama manusia

maupun dengan alam sekitar.

Untuk menunjang kebutuhan dari permasalahan di atas dibutuhkan sebuah wadah

yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan tersebut. Bangunan fisik yang bisa

menampung kebutuhan tersebut adalah Islamic Center. Manfaat dari Islamic

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

3

Center adalah menciptakan sebuah hubungan antara manusia dan Tuhan yang lebih m a s i f

b a i k d a l am h a l i b ad a h a t a up u n a k t i f i t a s k e a g a m a a n l a i n n y a .

Begitu juga hubungan dengan sesama manusia maupun dengan alamnya

membutuhkan wadah untuk bersosialisasi, dari hubungan ini dapat terwujud dengan adanya

bangunan (Jabbar,1988:79), oleh karena itu, Bima Islamic Center dengan pendekatan

Extending Traditon diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan di atas, dan dapat

menjadi wadah atau tempat bagi masyarakat Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama

maupun dapat mempelajari nilai budaya dari daerahnya sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan di atas dapat dilihat bahwa kerusakan moral dan akhlak yang terjadi

di kalangan remaja Kota Bima, diakibat kurangnya pengawasaan dari orang tua dalam

perkembangan anaknya, serta kurangnya pendidikan agama dan moral. Selain itu juga

penyebab utama adalah faktor lingkungan dan perkembangan zaman yang sangat maju, serta

kurangnya wadah dan fasilitas bagi masyarakat Bima khususnya remaja dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang ilmu agama dan budaya.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana rancangan Bima Islamic Center sehingga dapat menjadi wadah bagi

masyarakat Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama dan budaya ?

Bagaimana rancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending

Tradition?

1.4 Tujuan

Merancangan Bima Islamic Center sehingga dapat menjadi wadah bagi remaja

Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama dan budaya.

Merancang Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending Tradition.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Penulis

Mengetahui lebih jauh mengenai penerapan tema Arsitektur Nilai Budaya Lokal.

Mengetahui gambaran tentang objek perancangan (Bima Islamic Center) dengan

berbagai sarana dan prasarana serta persyaratan yang berlaku yang harus

terpenuhi dam mampu memyelesaikan permasalahan pada masyarakat Kota

Bima khususnya remaja Kota Bima.

1.5.2 Bagi Masyarakat

Mempunyai wadah atau tempat yang lebih khusus dalam memperdalam ilmu agama

maupun budaya sebagai aktifitas untuk pengembangan diri dalam hal tersebut.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

4

1.5.3 Bagi Pemerintah

Sebagai masukan terhadap pemerintah agar menyediakan wadah khusus bagi

masyarakat dalam mempelajari ilmu agama dan juga budaya.

1.6 Batasan-Batasan

Beberapa batasan yang dilakukan dalam perancangan Bima Islamic Center dengan

pendekatan Arsitektur Nilai Budaya Lokal :

Lokasi

Lokasi tapak berada di Kota Bima dimana lahan berada di sekitaran Pantai

Amahami kota bima

Fungsi

Bima Islamic Center sendiri mempumyai fungsi sebagai tempat atau wadah bagi

masyarakat Kota Bima maupun masyarakat non local dalam mempelajari ilmu

agama dan budaya yang ada di Kota Bima.

User

Bima Islamic Center dapat digunakan atau diakses secara umum baik masyarakat

lokal maupun non lokal.

1.7 Pendekatan Perancangan

Perancangan menggunakan pendekatan Extending Tradition yang melibatkan

konsep-konsep arsitektur tradisional yang diredesain kembali dalam bentukan yang lebih

modern dan interaktif. Pendekatan ini di angkat dalam perancangan dikarenakan melihat

banyaknya masyarakat Kota Bima khususnya remaja yang melupakan sejarah dan budaya.

Konsep arsitektur tradisional yang diangkat dalam perancangan ini adalah konsep

arsitektur Bima yaitu arsitektur Uma Lengge. Dalam konsep arsitektur Uma

Lenggemempunyai makna tersendiri dalam setiap bagian bangunannya yang mana bangunan

uma lengge memiliki tiga bagian utama yaitu lantai satu yang berfungsi sebagai tempat

penerimaan tamu. Lantai dua yang berfungsi sebagai tempat yang bersifat privat yaitu

sebagai tempat istrahat dan juga sebagai dapur. Lantai tiga mempunyai fungsi sebagai

tempat penyimpanan hasil pertanian seperti jagung dan padi. Uma lengge juga memiliki

konsep bentuk segitiga yang merupakan sebuah konsep keseimbangan yang mana

kesimbangan yang dimaksud yaitu bangunan tercipta oleh alam dan kebutuhan

(Gamank:2012).

Dalam perancangan Bima Islamic Center akan menggunakan konsep-konsep di atas

sebagai acuan perancangan yang nantinya akan di redesain menjadi bangunan yang modern

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

5

namun tidak melupakan nilai budaya lokal. dalam perancangan ini juga akan menampilkan

sebuah perancangan yang seimbangan dengan lingkungan.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

6

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Bima

Indonesia adalahnegara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada

di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466

pulau, Indonesia juga biasa dikenal sebagai Nusantara. Dengan populasi lebih dari 258 juta

jiwa pada tahun 2016. Setiap pulau yang ada di Indonesia memiliki karakteristik dan nilai

budaya yang berbeda. Provinsi NTB merupakan salah satu bagian dari Indonesia, NTB

memiliki beberapa suku antara lain terdapat suku Sasak, suku Samawa dan suku Mboja atau

biasa dikenal dengan Bima.

Kota Bima terbentuk berdasarkanUndang-Undang Nomor 13 tahun 2003 yang secara

resmi berlaku sejak tanggal 10 April 2003. Tanggal tersebut kini ditetapkan sebagai hari jadi

Kota Bima. Pada awal pembentukannya, Kota Bima terdiri dari tiga puluh delapan kecamatan

dan 25 (dua puluh lima) kelurahan. Seiring dengan perkembangannya, dan sebagai upaya

peningkatan pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan, dilakukan pemekaran kecamatan

dan kelurahan, sehingga saat ini administrasi Kota Bima terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan

(tiga puluh delapan) kelurahan.Kota Bima terbagi dalam dua bagian daerah yaitu dareah

pegunungan yang didominasi oleh daerah kabupaten dan daerah pesisir yang merupakan

pusat kotanya.

Jumlah penduduk Kota Bima pada tahun 2015 mencapai 137.852 jiwa yang mana

didominasi oleh kaum hawa sebanyak 53% dan kaum adam sebanyak 47 %. Kota Bima

merupakan kota dengan mayoritas penduduknya adalah beragama Islam hal ini dapat dilihat

dari jumlah pemeluknya pada tahun 2015didominasi oleh pemeluk Agama Islam yang

mencapai 135.825 atau 98,53 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 137.852,

kemudian Kristen Protestan yang mencapai 1.111 atau 0,81 persen. Sedangkan Kristen

Katolik mencapai 644 atau 0,46 persen. Sisanya adalah pemeluk agama Hindu mencapai 241

atau 0,17 Persen dan agama Budha mencapai 31 atau 0,03 persen (BPPD Kota Bima : 2015).

2.1.2 Islam

Pengertian Islam sudah sangat jelas dijelaskan dalam al-quran antara lain sebagai

berikut :

“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

7

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya

kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang

lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).

“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan

ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).

Dari ayat di atas telah menjelaskan bahwa kata Islam berasal dari banyak kata antara

lain yaitu salamu (selamat), aslama (pasrah) dan As-silmu (damai). Jadi pengertian Islam

adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk selalu bertawakal (menyerah diri) kepada

Allah serta Islam juga merupakan agama yang selalu membawa umatnya kedalam perdamaian

dan keselamatan dunia dan akhirat.

2.1.3 Center

Berarti pokok pangkal atau yang menjadi pimpinan (berbagai urusan, hal, dsb). Pusat

juga dapat berarti, suatu tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, yang menarik orang-orang

di daerah sekitarnya untuk menuju tempat itu (KBBI)

2.1.4 Islamic Center

Sebagai landasan awal, bahwa legitimasi dalam keberadaan Islamic center adalah

kebijakan pemerintah yang merujuk pada pasal 31 UUD 1945 (ziemek,1986) yang berisi:

Tiap tiap warga Negara berhak mendapatkan pelajaran.

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran

nasional yang diatur dengan Undang Undang.

Maka pemerintah melakukan perubahan baik di bidang fisik maupun mental bangsa.

Berdasarkan perihal tersebut pemerintah mengeluarkan sebuah program terhadap Islamic

Center sebagai pusat koordinasi dan komunikasi seluruh kegiatan terutama demi menjailin

silaturohim sesam masyarakat Islam.

Secara umum, Islamic Center merupakan pusat kegiatan keislamam, semua kegiatan

pembinaan dan pengembangan manusia atas dasarajaran agama Islam berlangsung

berdasarkan inti atau dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa.

Sedangkan Islamic Center sebagai wadah fisik berperan sebagai wadah dengan berbagai

kegiatan yang begitu luas dalam suatu area (Rupmoroto,1981).

Islamic Center adalah lembaga keagamaan yang merupakan pusat pembinaan agama

islam yang berperan sebagai mimbar pelaksanaan dakwa dalam era pembangunan nasional

(Soeparlan,1985). Pendapat lain mengatakan bahwa Islamic Center adalah lembaga

keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas umat dalam berbagai macam

kegiatan (Zarkowi Sayuti, 1985).

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

8

Dari penjelasan diatas dapat dapat disimpulkan bahwa Bima Islamic Center adalah

suatu konsep perancangan yang bertujuan untuk memberikan wadah fisik bagi masyarakat

Kota Bima dalam rangka menigkatkan kegiatan keislaman dengan pembinaan dan

pengembangan manusia atas dasar ajaran agama Islam berlangsung berdasarkan inti atau

dasar ajaran yang meliputi; ibadah, muamalah, taqwa dan dakwa. perancangan Bima Islamic

Center menggunakan pendekatan Extending Tradition. Pendekatan ini lebih menerapkan

pada lagam bentuk dan nilai bangunan terhadap arsitektur tradisionalnya, yang kemudian

dimodifikasi sesuai dengan bentukkan bangunan yang modern.

2.2 Teori tentang Islamic Center

2.2.1 Peryaratan Islamic Center

Menurut buku petunjuk pelaksanaan proyek Islamic Center di seluruh Indonesia tahun

1976 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI,

Islamic Center di Indonesia harus memiliki beberapa persyaratan yang akan berfungsi sebagai

control kegiatan. Di antara persyaratan tersebut adalah Islamic Center harus memiliki:

A. Tujuan Islamic Center

Tujuan Islamic Center adalah sebagai berikut:

Mengembangakan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek aqidah,

ibadah, maupun muamalah dalam lingkup pembangunan nasional.

Sebagai lembaga pendidikan non-formal keagamaan sehingga dapat menjadi

salah satu mata rantai dari seluruh system pendidikan nasional.

Ikut serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta

keterampilan untuk membangun masyarakat dan Negara Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas tujuan Islamic Center jika dihubungkan dengan

konsep Islam seperti yang telah di jelaskan dalam al-quran sebagai berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul

menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa

sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-

lah kamu akan dikumpulkan,” (QS al-Anfal [8]: 24).

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,

(yaitu): ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu’, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami,

ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami,

dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti,” (QS Ali Imran [3]: 193).

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

9

Derdasarkan ayat di atas bahwa tujuan dalam konsep Islam adalah menciptakan

peribadi manusia yang taat kepada Allah dan perintah Nya serta Rasul-Rasul Nya, yang mana

Islamic Center Ini sebagai wadah dalam mencapai tujuan tersebut.

B. Fungsi Islamic Center

Fungsi Islamic Center secara umum adalah sebagai berikut :

Sebagai tempat peribadatan

Sebagai tempat berdakwah

Sebagai tempat pengembangan ilmu

Fungsi Islamic Center islam sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama

serta kebudayaan islam adalah sebagai berikut:

Pusat penampungan, penyusunan, perumusan hasil dan gagasan mengenai

pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.

Pusat penyelenggaraan program latihan pendidikan non-formal.

Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan Islam.

Pusat penyiaran agama dan kebudayaan Islam.

Pusat koordinasi, sikronisasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwa

islamiah.

Pusat informasi, komunikasi masyarakat luas pada umumnya dan pada

masyarakat muslim pada khususnya.

C. Klasifikasi Islamic Center

Di Indonesia Islamic Center diklasifikasikan menjadi:

a. Islamic Center Tingkat Pusat

Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup nasioanal dan mempunyai masjid

bertaraf Negara, yang dilengkapi dengan fasilitas penelitian dan

pengembangan, perpustakaan, museum, dam pameran keagamaan, ruang

musyawarah besar, ruang rapat dan koferensi, pusat pembinaan kebudayaan

dan agama, balai penyuluhan rohani, balai pelatihan dan pendidikan mubaligh,

pusar radio dakwa dan sebagainya.

b. Islamic Center tingkat regional

Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup provinsi dan mempunyai masjid

bertaraf provinsi yaitu masjid raya yang dilengkapi fasilitasi yang hampir sama

dengan tingkat pusat tetapi bertaraf dan berciri ragional.

c. Islamic Center tingkat kabupaten

Yaitu Islamic Center yang mencangkup lingkup lokal kabupaten dan mempunyai

masjid bertaraf kabupaten yaitu masjid raya agung yang dilengkapi fasilitas

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

10

fasilitas yang bertaraf lokal dan lebih banyak beorientasi pada operasional

pembangunan dakwa secara langsung.

d. Islamic Center tingkat kecamatan

Yaitu Islamic Center yang mencangkup lingkup kecamatan dan mempunyai

masjid bertaraf kecamatan yang ditunjang dengan failitas fasilitas seperti balai

dakwah, balai kursus kejuruan, balai pustaka, balai kesehatan dan konsultasi

mental, fasilitas kantor dan asrama ustadz.

Dalam perancangan ini, perancangan Islamic center lebih mengarah pada

perancangan yang bertaraf Islamic center kebupaten. Dalam persyaratannya Islamic center

bertaraf kabupaten harus memiliki masjid agung yang dilengkapi fasilitas fasilitas yang

bertaraf lokal dan lebih banyak beorientasi pada operasional pembangunan dakwa secara

langsung seperti saluran radio dan lain sebagainya. Serta dalam perancangan Islamic center

betaraf kabupaten memiliki struktur organisasi sebagai berikut (Departemen Agama RI1976):

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

11

Struktur Organisasi Dewan Pembina

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Islamic Center

Sumber : buku petunjuk pelaksanaan proyek Islamic Center di seluruh Indonesia, 1976

D. Sifat,status dan pengelolaan Islamic Center

Sifat, status dan pengelolaan Islamic Centerdiantaranya ;

a. Koordinatif partisipasif dalam arti penanganan dan pengelolaannya bersifat

koordinatif inter departemen tingakat pusat maupun daerah di seluruh kanwil

dan kantor agama setempat, serta paertisipasi dalam arti seluruh masyarakat

di gerakan untuk melaksanakan proyek ini, baik dana pertisipasi langsung

maupun dana social keagamaan serta tenaga.

b. Dana dari pemerintah bisa berbentuk subsidi impress atau dana kerohanian

presiden, PELITA, B.K.M, danaa dari daerah APBD, BAZIS dan sebagainya.

c. Kantor depak di bantu lembaga dakwa social dan pendidikan keagamaan

setempat adalah pengelolah Islamic Center yang diangkat oleh pejabat

setempat tiap periode kurang lebih tiga tahun.

d. Dikatkan dengan dirjen Bimas Islam, Islamic Center merupakan puspenag(pusat

penerangan agama) bagi wilayah yang bersangkutan.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

12

Pengelola Islamic Center adalah sebagai berikut:

a. Status organisasi Islamic Center adalah organisasi semi ofisial sesuai dengan

tujuan dan fungsinya untuk menggerakan partisipasi masyarakat untuk

membangun. Untuk tingkat provinsi ditentukan oleh KDH tingkat satu atas usul

kanwil setempat.

b. Bentuk dan struktur organisasi Islamic center adalah oeganisasi dengan system

pengurus dan anggaran rumah tangga yang seragam.

E. Lingkup kegiatan

Sesuai dengan buku pedoman pelaksanaa Islamic Center di Indonesia maka lingkup

kegiatan Islamic Center dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Kegiatan ibadah pokok

Kegiatan zakat

Penerimaan zakat

Pengumpulan zakat

Pengelola/pembagian zakat

Kegiatan puasa

Sholat terawih

Pesantren kilat

Membaca Al-qur’an/tadarus

Kegiatan naik haji

Upacara peringatan hari besar Islam

b. Kegiatan muamalah

Kegiatan penelitian dan pengembangan

Kegiatan social dan kemasyarakatan

Kegiatan pengelola

Kegiatan penunjang

2.3 Teori Pendekatan Extending Tradition

Extending traditionis using the vernacular in a modified manner (David Lowenthal,

1998).Keberlanjutan tradisi lokal ditimbulkan dengan mengutip secara langsung dari bentuk

dan fitur sumber-sumber masa lalu. Arsitek yang melakukan hal itu tidak diliputi oleh masa

lalu. Malah, arsitek menambahkannya secara inovatif ( Lowenthal, 1998).

“tidak ada yang salah dengan manipulasi semacam itu: kesulitan timbul hanya jika

sesuatu dari masa lalu mendorong kita untuk menyatakan bahwa kita menyegarkan kembali

masa lalu. Kegunaan masa lalu sesuai dalam banyak sisi. Ini adalah fleksibilitas masa lalu

yang membuatnya berguna dalam meningkatkan sense kita akan diri kita sendiri: interpretasi

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

13

kita tentangnya merubah keserasian akan perspektif dengan kebutuhan masa kini dan masa

datang” (Lowenthal, 1998).

Percobaan melebur masa lalu dengan penemuan baru sering kali menghasilkan

eklektisisme. Pendekatan ini telah diistilahkan sebagai “modern regionalism atau regionalist

modernisme”. Arsitek mencari solusi yang sesuai dengan kompleksitas kontemporer,

menggunakan teknologi yang tersedia (David Lowenthal, 1998).

Salah satu arsitek yang menggunakan strategi ini adalag Geoffrey Bawa. Karyanya

secara eksplisit menggambarkan kontrol yang hebat dalam menggunakan struktur vernakular

dan tradisi craftmanship. Meskipun banyak kritikus yang melabeli arsitekturnya sebagai

‘revivalist’, karya Bawa yang indah merupakan perkembangan masa depan untuk bahasa

bentuk dan mencari inspirasi pada bentuk dan teknik unik bangunan tradisional srilangka

(Lowenthal, 1998).

Karya-karya Bawa banyak digunakan sebagai inspirasi bagi arsitek-arsitek lain, salah

satunya adalah Shanti Jayawardene. Menurutnya, “apa yang kritis dalam karyanya (Bawa)

bukanlah bentuk popularnya yang merepresentasikan mayoritas mode bangunan. Yang paling

penting terletak pada peningkatan bentuk dan tradisi popular dari penurunan status pada

jaman kolonial, dan pada kreasi bahasa arsitektural yang dapat menerima perlindungan

nasional” (Lowenthal, 1998).

Dari penjabaran di atas, dapat diketahui point-point penting yang merupakan inti

dari konsep extending tradition yang akan digunakan sebagai pendekatan dalam Perancangan

Bima Islamic Center. Point-point tersebut antara lain:

Mencari keberlanjutan dengan tradisi lokal

Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu

Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan menambahkannya dengan cara

inovatif

Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah berdasar kepada perspektif dan

kebutuhan masa kini dan masa depan

Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan baru

Menggunakan struktur vernakular dan tradisi craftmanship

Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang unik dari bangunan tradisional.

Dari point-point tersebut, dapat ditarik kesimpulan dalam satu kalimat tentang arti

dari konsep extending tradition, yaitu menggunakan elemen-elemen tradisional dan konsep

vernakular untuk digunakan pada perspektif, kebutuhan, serta pengalaman masa kini.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

14

2.3.1 Arsitektur Bima

Uma Lengge salah satu rumah adat tradisional peninggalan asli nenek moyang suku

Bima (Dou Mbojo) yang dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat penyimpanan

padi. Lokasi kedua peninggalan adat tersebut terletak di Desa Maria, Kecamatan Maria, dan

Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa.

Gambar 2.2Uma Lengge

sumber : Radar Lombok 2013

Pada masa lalu, padi disimpan di Uma Lengge atau Uma Jompa untuk kebutuhan satu

tahun. Penempatannya yang terpisah dengan rumah tinggal penduduk konon dimaksudkan

untuk mencegah efek domino yang merugikan apabila terjadi bencana kebakaran. Dengan

demikian, apabila rumah tempat tinggal penduduk terbakar, maka padi yang disimpan di

dalam Uma Lengge atau Uma Jompa tidak akan ikut terbakar, begitu pula sebaliknya. Oleh

karena itulah, kompleks Uma Lengge di Desa Maria dibangun agak jauh dari pemukiman

penduduk.

Ciri struktur ruang dan Pola Permukiman Lengge merupakan salah satu rumah adat

tradisional Bima yang dibuat oleh nenek moyang suku Bima (Mbojo) sejak zaman purba. Sejak

dulu, bangunan ini tersebar di wilayah Sambori, Wawo dan Donggo. Khusus di Donggo

terutama di Desa Padende dan Desa Mbawa terdapat rumah yang disebut Uma Leme.

Dinamakan demikian karena rumah tersebut sangat runcing dan lebih runcing dari Lengge.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

15

Atapnya mencapai hingga ke dinding rumah. Namun saat ini jumlah Lengge atau Uma Lengge

semakin sedikit.

Di kecamatan Lambitu, Lengge dapat ditemukan di desa Sambori yang berjarak

sekitar 40 km sebelah tenggara kota Bima. Meskipun ada juga di desa lain seperti di Kuta,

Teta, Tarlawi dan Kaboro dalam wilayah kecamatan Lambitu. Uma Lengge terdiri dari 2

lantai. Lantai pertama digunakan untuk menerima tamu dan kegiatan upacara adat. Lantai

kedua berfungsi sebagai tempat tidur sekaligus dapur. Sedangkan lantai ketiga digunakan

untuk menyimpan bahan makanan seperti padi, palawija dan umbi-umbian. Pintu masuknya

terdiri dari tiga daun pintu yang berfungsi sebagai bahasa komunikasi dan sandi untuk para

tetangga dan tamu.

Menurut warga Sambori, jika daun pintu lantai pertama dan kedua ditutup, hal itu

menunjukan bahwa yang punya rumah sedang berpergian tapi tidak jauh dari rumah. Tapi

jika ketiga pintu ditutup, berarti pemilik rumah sedang berpergian jauh dalam tempo yang

relatif lama. Hal ini tentunya merupakan sebuah kearifan yang ditunjukkan oleh leluhur

orang-orang Bima. Ini tentunya memberikan sebuah pelajaran bahwa meninggalkan rumah

meski meninggalkan pesan meskipun dengan kebiasaan dan bahasa yang diberikan lewat

tertutupnya daun pintu itu. Disamping itu, tamu atau tetangga tidak perlu menunggu lama

karena sudah ada isyarat dari daun pintu tadi.

Seiring perubahan zaman, Uma Lengge sudah banyak yang dipermark disesuaikan

dengan kebutuhan masa kini. Atapnya sudah banyak yang terbuat dari seng. Fungsinya juga

sudah banyak yang menjadi lumbung. Lengge-lengge yang ada di wawo saat ini sudah banyak

yang difungsikan sebagai lumbung padi. Keberadaan lengge di kecamatan Wawo menjadi

salah satu obyek wisata budaya di kabupaten Bima.

Banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lengge Wawo untuk melihat dan

meneliti tentang sejarah Uma Lengge. Lengge Sambori juga merupakan salah satu aset dan

obyek wisata desa adat yang telah dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Bima. Sambori

terletak di lembah gunung Lambitu yang sejuk dan dingin tanpa polusi udara.

Menurut penelian sejarah orang orang Sambori atau yang dikenal dengan nama Dou

Donggo Eledan orang-orang Donggo Ipa atau di kecamatan Donggo sekarang merupakan suku

asli Bima. Denah pemukiman uma lengge terletak berkumpul pada suatu tempat dengan

rumah berjejeran tanpa adanya pagar halaman karena letak Uma Lengge berdekatan dan

berkelompok dengan Uma Lengge lainnya.

Secara umum, struktur Uma Lengge berbentuk kerucut setinggi 5-7 cm, bertiang

empat dari bahan kayu, beratap alang-alang yang sekaligus menutupi tiga perempat bagian

rumah sebagai dinding dan memiliki pintu masuk di bagian bawah. Untuk bagian atap, terdiri

atas atap umaatau butu uma yang terbuat dari daun alang alang, langit-langit atau taja

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

16

uma yang terbuat dari kayu lontar, serta lantai tempat tinggal terbuat dari kayu pohon

pinang atau kelapa.

Gambar 2.3 Pertapakan Uma Lengge

Sumber : Gamank 2012

Gambar 2.4Pola Tata Masa Uma lengge

Sumber : Gamank 2012

Pada bagian tiang uma juga digunakan kayu sebagai penyangga, yang fungsinya

sebagai penguat setiap tiang-tiang Uma Lengge. Uma Lengge terdiri dari tiga lantai. Lantai

pertama digunakan untuk menerima tamu dan kegiatan upacara adat. Lantai kedua berfungsi

sebagai tempat tidur sekaligus dapur. Sementara itu, lantai ketiga digunakan untuk

menyimpan bahan makanan, seperti padi. Bentuk Lengge mirip bangunan rumah panggung

yang dibangun menggunakan bahan kayu dengan atap dari ilalang. Ukurannya sekitar 4 kali

4 meter, dengan tinggi hingga puncaknya mencapai 7 meter.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

17

Lengge ditopang empat kaki kayu, setinggi 1 meter. Di atas kaki kayu itu, ada

semacam bale-bale tanpa dinding dengan 4 penyangga kayu setinggi 1,5 meter. Di atas bale-

bale, ada ruangan berdinding kayu, tempat penyimpanan persediaan pangan. Atapnya dari

ilalang yang berbentuk mengerucut ke atas (gamank: 2012).

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

18

Tabel 2.1 Arsitektur uma lengge

Aspek Arsitektur Gambar Keterangan

PERANGKAAN

Perangkaan pada bangunan uma lengge menggunakan kontruksi kayu baik dari bagian

bawah sampai atap dengan menggunakan sistem penyambungan alami (tanpa paku

ataupun bahan industri) pada setiap pemasangan komponen rumah.

PERTAPAKAN

Pertapakan uma lengge

ditatat secara linear baik dari timur ke barat maupun selatan ke utara dengan memiliki satu lahan kosong sebagai tempat kumpul pada saat adanya acara adat maupun acara lainnya.

PERATAPAN

Perangkaan uma lengge berbentuk segitiga yang

didesain menutupi bagian lantai 2 dan 3 dengan menggunakan alang alang. Peratapan

lantai 3 di gunakan sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian.

PERSUNGKUPAN

Persungkupan pada uma lengge memliki dau konsep persungkupan yaitu bagian atas menggunakan persungkupan sempuna (tertutup) dan bagian bawah terbuka.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

19

PERSOLEKAN

Uma lengge tidak memiliki perelokan (motif) pada bagian

rumahnya cendrung terlihat polos.

(Sumber : analisi penulis, 2017)

2.4 Teori Asitektural Islamic Center

Dalam perancangan Islamic Center tentu harus memperharikan memiliki banyak

ruang antara lainnya: penelitian dan pengembangan, perpustakaan, museum, dam pameran

keagamaan, ruang musyawarah besar, ruang rapat dan koferensi, pusat pembinaan

kebudayaan dan agama, balai penyuluhan rohani, balai pelatihan dan pendidikan mubaligh,

pusar radio dakwa dan sebagainya. Namum tentu dalam perancangan harus adanya acuan

teori dasar yang dapat mengarahkan dalam merancang Bima Islamic Center. Teori teori

tersebut antara lain:

2.4.1 Masjid

Dalam perancangan masjid banyak hal yang menjadi perhatian antara lain arah kiblat

serta ukuran ruang sholat untuk perorangnya, berdasarkan data arsitek luas untuk

perorangan dalam melaksanakan ibadah sholat adalah 0.85 m2. Selain itu juga kita harus

memperhatikan penataan ruangan di dalamnya seperti pada gambar di bawah.

Gambar 2.5standar posisi sholat

Sumber :Data Asitek Jilid 2 hal.249

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

20

Gambar 2.6 Pola Tata Ruang Mesjid Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.249

2.4.2 Sekolah Dalam perancangan sebuah bangunan sekolah harus memperhatikan pola penataan ruang serta pembagian ruang, sirkulasi dan lain sebagainya.

Gambar 2.7 Pola Tata Ruang sekolah Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.259

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

21

Gambar 2.8 Pola Tata Ruang kelas

Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

Gambar 2.9 Pola Tata Ruang kelas Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

Gambar 2.10 Pola Tata Ruang kelas Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

Gambar 2.11 Pola Tata Ruang kelas

Sumber : Data Asitek Jilid 1 hal.261

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

22

2.4.3 Museum

Dalam perancangan sebuah bangunan museum harus di perhatikan pola penataan

ruang dan penataan masuknyanya cahaya mau pun permainan cahaya di dalamnya serta pola

penataan ruang.

Gambar 2.12 Skema Ruang Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

Gambar 2.13 Ruang Pameran Dengan Ruang Tertutup

Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

23

Gambar 2.14 Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

Gambar 2.15 potongan Sistem Bukaan Sumber Cahaya Pada Bangunan Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.250

2.4.4 Perpustakaan

Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan

terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan

intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan

(BPKP:2012).Dalam perancangan perpustakaan banyak hal yang harus kita perhatikan

salah satunya adalah perencanaan jalan utama minimal lebar jalan 2m dan tiap

lorong 1,5m serta lebar jalan rak 0,75m

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

24

Gambar 2.16Standar Ukuran Bidang Inventarisasi Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.1

Gambar 2.10 tabel ukuran rak Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.1

Gambar 2.17 Jarak Antara Meja Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.1

Gambar 2.18 Lalu Lintas Pergerakan Antara Posisi Duduk Dan Berdiri Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.3

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

25

Gambar 2.19 Jenis Rak Buku Berdasarkan Usia Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.3

Gambar 2.20 Pola Tata Massa Ruang Perpustakaan Sumber : Data Asitek Jilid 2 hal.3

2.5 Teori Integrasi Keislaman

Menuntut ilmu adalah hal yang wajib Karena Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam

bersabda, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh

Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224), sebagaimana telah de jelas

kan dalam ayat Al-qur’an Allah berfirman:

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

berilmu pengetahuan beberapa derajat” ( Q.S. Al-Mujadalah 58/11).

Ayat di atas menjelaskan kepada kita untuk menuntut ilmu tidak mengenal usia baik

muda, dewasa ,maupun tua adalah memiliki hak yang sama. Telah dijelaskan sebelumnya

dalam perancangan Bima Islamic Center menggunakan konsep pendekatan Extending

Tradition, yang mana pendekatan ini ingin mengangkat kembali nilai budaya dan tradisi

kedalam perancangan Bima Islamic Center. “Budaya berarti pikiran, akal budi, kebudayaan,

yang mengenai kebudayaan yang sudah berkembang, beradab, maju. Dinamika budaya yang

dikehendaki Islam adalah dinamika yang positif, yaitu manfaat, tanpa menimbulkan

malapetaka dan aniaya, yaitu budaya yang bermakna adab dan peradaban. Hal ini jelas sekali

terlihat dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Sekedar beberapa contoh dapat dikutipkan sebagai

berikut:

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

26

"Kehinaan menimpa mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika memegang tali Allah

dan memegang tali sesama manusia". (QS. 3: 112).

Manusia yang tidak ingin ditimpa kehinaan, harus senantiasa berusaha mewujudkan

dan menata peradaban dan kebudayaan lahir batinnya, hubungannya dengan Allah dan

hubungannya dengan sesama manusia dan Alam sekitar secara harmonis. Hal ini sesuai pula

dengan firman Allah Swt:

"Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah dan sembahlah oleh kamu sekalian,

Tuhanmu, dan lakukanlah perbuatan-perbuatan yang baik supaya kamu terpelihara". (QS.

22: 27).

Rukuk, sujud dan menyembah Allah adalah ekspresi budaya spiritual, melakukan

perbuatan-perbuatan yang baik, mengacu kepada aktifitas manusia dalam hubungannya

dengan sesama dan alam sekitar melahirkan peradaban dan kebudayaan material yang baik

(Syaikhu:2010 ).

Dari penjelasan di atas diharapkan perancanagan Bima Islamic Center dangan konsep

pendekatan Extending Tradition mampu mewadahi dan memenuhi kebutuhan dari

masyarakat khususnya masyarakat Kota Bima dalam munutut ilmu agama yang lebih intensif

mampu ilmu budaya serta mampu mengankat minat remaja untuk lebih katif dan kreatif

dalam kegiatan agama maupun social budaya.

2.6 State of the art

State of the art ini mengambil beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai

panduan ataupun contoh yang dilakukan. Contoh yang di ambil berupa jurnal dan buku yang

selaras dengan perancangan Bima Islamic Center dengan pendekatan Extending Tradition.

Dari data literatur di harapkan dapat memperoleh pengetahuan pandangan akan

perancangan Bima Islamic Center yang berstandar kabupaten dan kota. Data yang dipelajari

tersebut dapat memberikan panduan akan standart ruang yang dibutukan dalam perancangan

Bima Islamic Center. Berikut ini adalah contoh-contoh jurnal dan buku yang berhasil

didapatkan sebagai sumber.

Tabel 2.2jurnal dan buku yang berhasil didapatkan sebagai sumber

No Teori Masalah Fungsi Integrasi Implementasi

1 Islamic Center (ziemek,1986).

Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yang

Untuk mewadahi masyarakat dalam menuntut

ilmu terutama dalam ilmu agama

“Allah akan mengangkat orang-orang yang

beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu

pengetahuan

Perancangan Bima Islamic Center

diharapkan dapat mewadahi masyarakat

Kota Bima

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

27

diatur dengan Undang Undang.

beberapa derajat” ( Q.S. Al-Mujadalah

58:11).

dalam menuntut ilmu terutama ilmu

agama.

2 Extending Tradition (David Lowenthal, 1998).

Mengutip secara langsung dari bentuk dan fitur sumber-sumber

masa lalu.

Menggunakan elemen-elemen tradisional dan konsep

vernakular (misal: struktur dan craftmanship)

untuk digunakan pada perspektif, kebutuhan, serta pengalaman masa kini.

"Kehinaan menimpa mereka di mana saja mereka berada,

kecuali jika memegang tali Allah dan memegang tali

sesama manusia". (QS Ali Imran. 3: 112).

Dalam perancangan di harapkan dapat menampilkan

bentuk fasad dan nilai lokal serta budaya dari daerah

yang dirancang.

3 Teori Asitektural

Islamic Center(data arsitek, 1973)

Dalam

perancangan harus adanya acuan teori dasar yang dapat

mengarahkan dalam merancang.

Sebagai acuan

standart perancangan

Maka apakah

orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa

kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-

orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang

runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia

ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan

petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. at-Taubah [9]:109)

Dalam

perancangan ini harus menggunakan standart sesuai

ketentuan perancangan.

(sumber, analisis penulis,2017)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

28

2.7 Studi Banding Objek Dan Pendekatan

Dalam perancangan ini melakukan studi banding yaitu studi banding objek dan studi

banding pendekatan. Studi banding objek dilakukan pada dua bangunan Islamic Center yaitu

Islamic Center Samarinda dan Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad. Sedangkan untuk studi

banding pendekatan yang di ambil yaitu Arsitektur berkelanjutan, modern dan tradisi

(Ernaning Setiyowati:2006)

2.7.1 Studi Banding Objek

Studi banding objek yang diambil dalam perancangan ini adalah Islamic center

Samarinda dan Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad.

a. Masjid Islamic Center Samarinda

Objek : Masjid Islamic Center Samarinda

Tahun : 2001

Lokasi : kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk

Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah

dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa

tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.

Konsep Islamic Center ini mengusung beberapa filosofi Islam ke dalam bangunannya,

seperti masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dengan menara utama setinggi 99 meter yang

bermakna asmaul husna atau namanama Allah yang jumlahnya 99. Sementara itu, anak

tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga.

Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

29

Gambar 2.21 Masjid Islamic Center Samarinda Sumber :http://bujangmasjid.blogspot.com

Gambar 2.22 Contoh filosofi Islam yang diterapkan pada menara Islamic Center Samarinda Sumber : http://bujangmasjid.blogspot.com

Beberapa fasilitas yang terdapat di Islamic Center Samarinda antara lain, lantai

basement digunakan untuk area parkir kendaraan dengan kapasitas 200 mobil dan 138 buah

sepeda motor, toilet pria dan wanita untuk para jamaah. Di samping kiri dan kanannya

difungsikan sebagai area parkir berkapasitas 391 mobil dan 430 sepeda motor. Di Plaza ini

disediakan keran keran air di sisi kiri dan kanan yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Lantai

dasar Islamic Center Samarinda dipergunakan sebagai ruang pertemuan. Biasanya dipakai

untuk acara seminar dan resepsi pernikahan dengna daya tampung ruangan mencapai 5000

undangan. Permukaan lantai masjid ini ditutup dengan granit pilihan dengan aneka ragam

corak menampilkan nuansa hangat namun tetap sejuk dengan pemakaian AC di dalam

ruangan(Nurjamal:2016).

b. Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

30

Objek : Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamaba.

Tahun : 1976

Lokasi : Pakista

Umumnya sebuah Masjid memiliki kubah sebagai ciri khasnya. Namun, hal ini tidak

berlaku bagi Masjid terbesar di Asia Selatan ini. Ya, inilah Masjid Shah Faisal. Masjid Nasional

Pakistan yang berdiri megah di bawah Bukit Margala, kaki bukit yang paling barat dari

Pegunungan Himalaya. Bukit ini terletak di bagian utara kota Islamabad, ibukota Pakistan

yang menggantikan kota Karachi.

Bentuknya seperti tenda raksasa yang terinspirasi dari tenda suku Beduin Arab.

Kemegahanya tampak agung dengan pilar-pilar beton raksasa dan menara-menaranya yang

menjulang tinggi mencakar langit. Masjid dengan arsitektur modern dan unik tanpa kubah

tradisional ini merupakan buah karya dari seorang arsitek ternama Turki, Vedat Dalokay. Ia

adalah pemenang anugerah The Aga Khan Architectural Award

Gambar 2.23 Masjid Shah Faisal

Sumber: http://en.wikipedia.org

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

31

Gambar 2.24 Eksterior dan Interior Masjid Shah Faisal

Sumber: http://en.wikipedia.org

Masjid ini tidak lepas dari Raja Faisal Bin Abdul Aziz Arab Saudi. Pemberian nama

Masjid kepadanya dilakukan karena telah mendukung rencana pembangunan tempat ibadah

Nasional oleh pemerintah Pakistan pada tahun 1966. Saat itu sang raja tengah melakukan

kunjungan resmi kenegaraan ke Pakistan.

Tiga tahun setelah itu, tepatnya di tahun 1969 diselenggarakan sayembara

internasional yang diikuti oleh arsitek internasional dari 17 negara. Mereka kemudian

menyerahkan 43 proposal rancangan. Setelah empat hari penjurian, terpilih karya arsitek

Turki Vedar Dalokays sebagai pemenang sayembara.

Pembangunan Raja Faisal masjid dimulai pada tahun 1976 oleh National Construction

of Pakistan dipimpin oleh Azim Khan, menghabiskan dana lebih dari 130 juta Riyal Saudi

Arabia atau sekitar 120 juta Dolar Amerika. Keseluruhan dana pembangunan masjid tersebut

ditanggung oleh pemerintah Saudi Arabia.

Keseluruhan proses pembangunan masjid ini selesai dilaksanakan pada tahun 1986

dan menjadi markas bagi International Islamic University. Begitu banyak kritikan terhadap

masjid ini dari kalangan muslim yang berpandangan konservatif, terutama karena bentuknya

yang tidak lazim dengan ketiadaan kubah besar layaknya sebuah masjid yang dikenal secara

universal.

Namun semua kritikan tersebut kemudian lenyap ketika masjid ini selesai dibangun

dan menghasilkan sebuah bangunan masjid yang begitu besar, megah dan ditambah lagi

dengan pemilihan lokasi yang begitu menarik dengan menjadikan bukit Margalla di latar

belakangnya.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

32

Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi ini, secara arsitektural,

memasukkan gaya Asia Selatan, Arab, dan Turki. Dengan perpaduan ini, bisa dikatakan bahwa

Masjid Shah Faisal merupakan salah satu contoh arsitektur Islam modern di dunia.

Masjid ini mampu menampung 10 ribu jemaah di ruang sholat utama, 24 ribu jemaah

di di area portico, 40 ribu jemaah di halaman tengah dan 200 ribu di area penghubung.

Meskipun daya tampung ruang utama masjid ini lebih kecil dibandingkan dengan masjid

Hassan II di Casablanca (Maroko), namun masjid Raja Faisal ini memiliki daya tampung

terbesar di area penghubung nya setelah Masjidil Harram dan Masjid Nabawi.

Hadir tanpa bangunan kubah atau dome seperti lazimnya masjid tradisional, masjid

ini memilih hadir garis-garis modern kontemporer bercampur dengan tenda tradisional khas

Beduin. Semua dituangkan dalam ruang shalat yang luas berbentuk segitiga dengan empat

menara.Minaret meminjam desain bentuk mereka dari tradisi Turki. Minaret yang kurus dan

mirip pensil. Masing-masing empat minaret tingginya 80 meter, menara tertinggi di Asia

Selatan dan berukuran 10 x 10 m.

Dalokay mengajak untuk membayangkan puncak masing-masing empat minaret

sebagai sudut tertinggi Kakbah. Maka akan terbentuk Kakbah imajiner ditampilkan oleh

empat minaret pada empat sudut dari ketinggian hingga dasarnya. Masjid Faisal

menyesuaikan diri dengan bentuk Kakbah secara proporsional.

Interior ruang utama ditutupi dengan lantai marmer putih dan dihiasi dengan mosaik dan

kaligrafi oleh seniman Pakistan, Sadeqain, dan lampu gantung khas Turki. Pola mosaik

memperindah dinding barat. Kaligrafi ayat ditulis lebih dulu di dinding barat dan ayat lain

tertulis dalam tulisan kufi awal diulang dalam pola gambar cermin. Keindahan dari rancangan

sederhana yang terpilih.

Masjid Raja Faisal dilengkapi dengan beragam fasilitas termasuk perpustakaan,

museum, ruang kuliah, kafetaria dan Universitas Islam Internasional yang mampu

menampung 700 mahasiswa. Di bawah tanah tembok masjid ini dilengkapi dengan kolam

kolam refleksi yang berfungsi sebagai pengatur suhu udara di dalam masjid dengan mengatur

ketinggian permukaan air di masing masing kolam. Sedangkan di ruang utama masjid di hias

dengan lampu gantung ukuran besar seberat 7,5 ton dan dihias dengan 1000 bola lampu

listrik.

Satu hal yang lain dari masjid ini adalah disediakannya ruang shlat khusu untuk

wanita, sesuatu yang sangat jarang terjadi di Pakistan dimana wanita lebih di anjurkan untuk

melakukan sholat di rumah. Ruang sholat wanita ini di hias dengan pualam putih dan hitam

yang sengaja didatangkan dari Yunani. Sedangkan halaman tengah masjid di tutup dengan

granit Italia (Nurjamal:2016).

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

33

Tabel 2.3 Aspek Arsitektur pada Objek Masjid Islamic Center Samarinda dan

Masjid Shah Faisal,Pakistan Islamabad

Gambar Aspek Arsitektur

keterangan

Interior bangunan

Dalam perancangan interior Masjid Islamic Center

Samarinda banyak menggunakan sistem bukaan ruang sehingga dengan

perancangan tersebut dapat memanfaatkan cayaha matahari sebagai sumber penerangan di pagi,siang maupun sore hari seperti pada gambar di samping

Dalam perancangan Masjid Shah

Faisal,Pakistan Islamabad juga banyak menggunakan sistem

bukaan yang bertujuan agar dapat memanfaakan cahaya matahari

sebagai penerangan alami

Sirkulasi Terilihar sirkulasi

pada interior tengah masjid sangat baik tanpa ada datupun kolom sehingga

terkesan luas.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

34

Sistem sirkulasi pada bagian luar masjid sangat baik

antaranya bagian depan masjid dirancang sebagai ruang publik yang

luas dengan di berikan beberapa penataan lanskap. Selain itu juga

bagaian kiri dan kanan bangunan dirancang sebagai tempat parkir yang

memiliki sirkulasi yang baik untuk kendaraan yang masuk maupun

keluar dari area masjid.

Pola Tata Massa

Pola tata massa masjid Islamic Center Samarinda memiliki penataan

bangunan masjid pada bagian tengah tapak dan bagian depan sebagai ruang

publick dan bagian kiri dan kanan sebagai area parkir kendaraan

Pola tata massa Masjid Shah

Faisal,Pakistan Islamabad ini memberikan ruang publik di depan

masjid yang sangat luas dengan area parkir di bagian belakang masjid dan memiliki sirkulasi yang baik.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

35

Ekterior Konsep bentukan ekterior pada bangunan Masjid

Shah Faisal,Pakistan Islamabad berbeda dengan bentuk masjid pada

umumnya karena masjid ini lebih menggunakan permainan bentuk

untuk mendapatkan suasana ruang dalam yang luas tanpa kolom dan terlihat

sangat elegan.

Exterior masjid

Islamic Center Samarinda sangat terlihat bagus dengan adanya

permainan bentuk fasad yang menggunakan banyak menara dan

filosofi islami pada corak kubah.

(sumber, analisis penulis,2017)

2.7.2 Studi Banding Pendekatan

Pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Bima Islamic Center

adalah Extending Tradition yang menekankan secara langsung dari bentuk dan fitur sumber-

sumber masa lalu yang akan ditampilkan dalam bentuk yang modern. Studi banding

pendekatan yang di ambil yaitu Arsitektur berkelanjutan, modern dan tradisi (Ernaning

Setiyowati:2006)

Arsitek :Leg Bunnag dan bill bensley

Lokasi :Chiang Mai, Thailand

Bangunan :The Regent Residences

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

36

Gambar 2.25 Regent Residence dalam lukisan Sember :Tan Hock Beng, 1996

The Regent Residence merupakan perkembangan kondominium yang menawarkan

privasi dan banyak fasilitas lainnya seperti restoran, room service, spa, dan kolam renang

pribadi. Kompleks bangunan ini terdiri dari 24 unit mewah dalam 10 villa terpisah dengan 3

atau 4 lantai unit villa. Masing-masing unitnya berukuran dalam range 330 m2 sampai 445

m2. Unit-unit ini ditawarkan dalam 3 layout yang berbeda, antara lain teras taman,

pemandangan gunung, dan penthouse. Unit-unit taman memiliki kolam sendiri, penthouse

menempati dua lantai teratas villa. Terdapat tangga melingkar yang membawa menuju ke

paviliun terbuka di atas (Beng, 1996).

The Regent Residence dirancang sebagai penghargaan atas budaya dan heritage dari

kerajaan kuno ini dengan layoutnya berdasar pada desa tradisional Thailand. The Regent

Residence melukiskan arsitektur dan sculpture Lanna yang unik dari Thailand Utara. Kerajaan

Lanna merupakan kerajaan yang berusia 13 abad di Thailand Utara, diawali oleh Raja Mengrai

pada 1259 yang mendirikan ibukota Chiang Mai pada 1291. Dari kerajaan ini tumbuh

masyarakat dengan budaya dan bahasa bersamaan dengan tradisi dan adat, ritual dan festival

( Bond:2007).

Secara literal Lanna berarti “the land of a million rice fields” dan banyak pedesaan

Chiang Mai masih mengembangkan hasil dari bahan pokok ini. Areanya sakarang terkenal

sebagai Chiang Mai. Sekarang terdapat banyak pengaruh dari Arsitektur Utara. Pengaruh

tersebut terlihat dalam desain, artwork, dan sculpture pada periode sekarang.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

37

PERTAPAKAN

Konsep Tradisional

Gambar 2.26 Bangunan Lanna berada di tengah-tengah landscape

Sember : Tan Hock Beng, 1996

Bangunan Lanna berada di tengah-tengah landscape yang hijau masyarakat Thailand

merupakan masyarakat yang agricultural. masyarakat hidup dengan bertani. Pertanian

merupakan sumber penghasilan pokok masyarakat. Dengan menjadi masyarakat yang

agricultural, terdapat penghargaan yang dalam untuk alam dan kebutuhan untuk menjadi

harmoni dengan elemennya. Jadi dalam merancang sebuah bangunan, konsep tradisional

Lanna memiliki penghargaan yang dalam untuk alam sehingga bangunannya hidup bersama

alam tanpa merusaknya (setiyowati:2006).

Konsep

Modern

Gambar 2.27 bangunan Regent Residence Chiang Mai

Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

38

Lokasi kompleks bangunan Regent Residence Chiang Mai ini terletak pada acre area

tumbuh-tumbuhan hijau yang subur, dengan bukit-bukit kecil yang membentuk latar

belakang yang indah. Dikelilingi oleh pohon jati, kompleks bangunan ini dikomposisikan

dengan hati-hati (Beng, 1996). Pengkomposisian unit-unit bangunan ini diusahakan masuk

menjadi bagian dari site yang subur itu tanpa harus merusaknya. Beberapa strategi dilakukan

untuk membuat bangunan ini menyatu dengan alam tetapi masih memungkinkan bangunan

ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada (setiyowati:2006).

Kompleks ini memiliki pemandangan ke arah Gunung Dot Suthep. Selain itu, adanya

lahan pertanian di pusat kompleks bangunan merupakan daya tarik tersendiri. Penggunaan

lahan pertanian sebagai bagian dari strategi landscape bukan hanya unik tapi juga membawa

resort kembali kepada akar perekonomian Thailand, yaitu pertanian (Beng, 1996).

Gambar 2.28 Perletakan bangunan di antara pohon-pohon yang tumbuh subur

Sember : Tan Hock Beng, 1996

Desain landscape mungkin merupakan elemen resort yang paling penting dan paling

berkesan. Masing-masing unit dihubungkan oleh jalan yang terbuat oleh batu pasir,

sedangkan fasilitas resort tersembunyi di antara daun-daunan yang tebal. Lingkungan tropis

yang subur didesain sedemikian rupa sehingga setiap sudutnya penuh dengan kejutan.

Penempatan sculptural dan terracotta di sudut lahan menciptakan sebuah pengalaman

(setiyowati:2006).

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

39

Gambar 2.29 Penempatan Sculpture di setiap sudut yang menciptakan sebuah pengalaman Sember : Tan Hock Beng, 1996

Highlight taman yang berbeda merupakan pengalaman dramatis yang dibedakan

antara siang dan malam. Di malam hari terdapat ratusan cahaya. Lebih dari 300 lentera,

didukung oleh bamboo stands, dinyalakan di sekitar lahan pertanian pada malam hari,

menutupi seluruh tempat (Beng, 1996).

Gambar 2.30Beberapa sudut landscape pada Regent Residence Chiang Mai Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

40

Jadi konsep tradisional Lanna yang tetap digunakan pada kompleks bangunan ini

adalah dipertahankannya lahan pertanian yang merupakan sumber kehidupan masyarakat

Thailand, bahkan digunakan sebagai pusat landscape. Perletakan massa bangunan diatur

sedemikian rupa supaya tidak merusak lahan pertanian tersebut tetapi masih bisa memenuhi

fungsi yang dibutuhkan untuk masa sekarang. Kebutuhan yang Gambar ingin dipenuhi di sini

adalah keinginan untuk menikmati pemandangan dan merasakan sebuah pengalaman. Dari

penataan landscape diharapkan pengguna bangunan dapat merasakan pengalaman tersebut

(setiyowati:2006).

Konsep pertapakan: memanfaatkan alam atau bersahabat dengan alam. Bentuk

bangunan disesuaikan dengan keadaan site.

PERANGKAAN

Konsep Tradisional

Gambar 2.31Rumah tradisional Lanna. Lantai ditinggikan Sember : Tan Hock Beng, 1996

Pada bangunan tradisional Lanna, lantai rumah diangkat tinggi dari tanah dengan

beberapa pilar pendukung untuk mengantisipasi banjir di musim hujan dan untuk

menyediakan tempat di bawah rumah untuk pekerjaan seperti memahat dan mengeringkan

tekstil selama musim panas.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

41

Konsep Modern

Gambar 2.32Pavilliun yang diangkat tinggi dengan tujuan untuk menikmati pemandangan Sember : Tan Hock Beng, 1996

Kompleks bangunan ini memiliki pemandangan yang indah ke arah Gunung Dot

Suthep. Selain itu, pemandangan yang diciptakan oleh penataan landscapenya sendiri pun

indah. Pemandangan tersebut diusahakan agar bisa dinikmati oleh pengguna villa. Maka

untuk memenuhi kebutuhan pandangan ini, Lek menaikkan pavilliun kayu yang disatukan

dengan 8 hektar sawah dan taman yang subur (Beng, 1996). Jadi bangunan ini tetap

menggunakan konsep tradisional dalam perangkaannya, yaitu menaikkan ketinggian lantai,

namun penggunaan konsep ini memiliki fungsi yang berbeda pada konsep tradisional dan

modernnya. Untuk konsep modern, karena disesuaikan dengan fungsi villa yang sebagai

tempat peristirahatan, maka pemandangan merupakan hal yang penting di sini. Dan inilah

sebabnya mengapa diperlukan penaikan ketinggian lantai, yaitu untuk menikmati

pemandangan (setiyowati:2006).

Gambar 2.33Pemandangan dari pavilliun yang ditinggikan

Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

42

Konsep perangkaan: Struktur dan material tradisional tetap digunakan, tetapi

struktur yang modern juga digunakan di beberapa bagian bangunan yang membutuhkan

kekuatan yang lebih. Jadi struktur lebih disesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan

disesuaikan dengan fungsi yang dibutuhkan.

PERATAPAN

Konsep Tradisional

Gambar 2.25 Atap bangunan tradisional Lanna bertumpuk-tumpuk

dan memiliki kemiringan yang tajam Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.34 Pahatan kayu bentuk V pada gable

Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

43

Pada bangunantradisional Lanna, atap dimiringkan untuk menyediakan jalannya air

hujan. Perpanjangan balok membingkai dua lengan membentuk segitiga atap. Selain itu, atap

memiliki ciri khas multi tumpuk dan lis yang rendah. Pada rumah kayu dengan karakteristik

Kalae atau pahatan kayu bentuk ”V” pada gable, dilihat sebagai satu contoh langka dari

arsitektur dan seni tradisional Lanna(Kelsey:2006).

Gambar 2.36 Bentuk atap yang lain, tetap bertumpuk Sember : Tan Hock Beng, 1996

Konsep Modern

Bentuk atap yang lain, tetap bertumpuk Konsep Modern Pada bangunan the Regent

Residence Chiang Mai ini atap memiliki kemiringan tajam dan dijajarkan (Beng, 1996). Panel

kayu dipahat dan diwarna pada plafond, memberi tambahan kehangatan dan

menggambarkan bentuk tradisional yang ditemukan di area kuil.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

44

Gambar 2.37 Atap yang bertumpuk juga ditemui pada bangunan Regent Residence Sember : Tan Hock Beng, 1996

pada gambar di atas dapat dilihat bahwa atap pada bangunan Regent Residence

Chiang Mai ini mengambil bentuk dari bangunan tradisional Lanna. Hal itu tampak pada

susunan atapnya yang bertumpuk. Hanya saja bentuk ini juga disesuaikan dengan kebutuhan

sekarang, yaitu atap membutuhkan bentang yang lebih besar karena kebutuhan ruang yang

lebih besar, sehingga struktur atap yang digunakan pada bangunan utama adalah struktur

atap modern. Sedangkan yang digunakan pada unit-unit yang kecil seperti gazebo, masih

menggunakan struktur atap yang tradisional (setiyowati:2006).

Konsep Peratapan: menggunakan sistem struktur atap tradisional yang disesuaikan

dengan kebutuhan sekarang.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

45

Gambar 2.38Pada Gazebo menggunakan struktur atap tradisional dan bertumpuk Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

46

PERSUNGKUPAN

Konsep Tradisional

Bangunan tradisional Lanna memiliki dua konsep yang berbeda untuk persungkupan.

Ada beberapa yang memiliki persungkupan sempurna, yang berarti keseluruhan rangkanya

ditutup oleh dinding, namun ada pula bangunan yang terbuka, rangkanya terekspos tanpa

penutup. Ada juga bangunan yang merupakan kombinasi dari keduanya.

Konsep Modern

Bangunan Regent Residence memiliki banyak bukaan. Semua setting yang subur dan

indah bisa dinikmati melalui bukaan yang lebar di mana-mana. Setiap unit diberikan dapur

dan pavilliun terbuka yang besar (Beng, 1996).

Interior diselesaikan dengan penggunaan kayu local, terutama pada lantai yang

halus, pintu yang megah dan tangga spiral di dalam menuju ke penthouse. Untuk mencapai

privasi, dan lebih baik daripada penggunaan kerai kayu, kertas beras buatan tangan yang

lembut ditempel di jendela yang dipilih, masih membolehkan cahaya alami yang lembut ke

dalam suite.

Gambar 2.39 Rumah tradisional

Lanna yang memiliki dinding yang

tertutup.

Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.40 Rumah tradisional

Lanna yang memiliki dinding terbuka

Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

47

Gambar 2.41 Ruang-ruang dengan dinding terbuka Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.42 Ruang-ruang dengan dinding tertutup Sember : Tan Hock Beng, 1996

Bangunan Regent Residence menggunakan konsep tradisional yang memiliki

kombinasi dinding yang terbuka dan tertutup, dan penempatannya disesuaikan dengan

kebutuhan sekarang. Untuk ruang dengan dinding terbuka adalah ruang-ruang yang

digunakan untuk menikmati pemandangan seperti ruang duduk. Sedangkan dinding yang

tertutup diletakkan di ruang-ruang yang lebih private seperti ruang tidur (setiyowati:2006).

Konsep persungkupan: menggunakan elemen bangunan tradisional, tapi memiliki

fungsi yang sedikit berbeda dalam penggunaannya di masa kini. Selain itu juga menyesuaikan

elemen-elemen tersebut dengan fungsi dan kebutuhan masa kini.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

48

PERSOLEKAN

Konsep Tradisional

Pada bangunan tradisional Lanna, gable, pintu, dan jendela biasanya dipahat dengan

kekusutan yang liar dari tumbuh-tumbuhan dan bunga, diselingi dengan makhluk mistik yang

bersayap seperti kinnaree, garuda dan hasadiling. Di dalam, pilar mengingatkan kepada

pohon yang tinggi di hutan dan didekorasi dengan motif flora, dan dindingnya sering ditutupi

dengan lukisan dinding yang menggambarkan tema Budha dan adegan kehidupan sehari-hari.

efek keseluruhan adalah untuk memberi kuil Lanna perasaan natural dan membuat tempat

yang nyaman. Ketika kita melihat dan menghargai lukisan dinding yang indah, pahatan, atau

gambar Budha dalam setting yang tenang, mudah untuk melakukan meditasi. Lanna

tradisional craft dipasang di atas pintu untuk melindungi penggunanya (Kelsey:2006).

Gambar 2.43 Lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan pahatan dinding yang bergambar flora

Sember : Tan Hock Beng, 1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

49

Gambar 2.44 Pilar dengan dekorasi motif flora Sember : Tan Hock Beng, 1996

Warna yang paling dasar dan yang paling punya kekuatan yang diekspresikan di era

Lanna adalah emas dan merah tua yang memberikan penampilan seperti raja. Penggunaan

daun emas pada background merah tua memungkinkan yang emas bisa mengekspresikan

dirinya dalam kontras yang dramatis melawan warna nada hangat sebagaimana dia

mencerminkan secara mistis dalam cahaya. Nada emas, dalam era Lanna, menggambarkan

matahari, pohon Bo (pohon keramat yang sering ditanam di dekat kuil sebagaimana dalam

legenda bahwa Budha mempelajari prinsip-prinsipnya di bawah pohon Bo) dan binatang kecil

seperti tupai dan kelinci. Beberapa variasi burung, burung kakak tua, kupu-kupu dan capung

memperluas kekayaan dan permainan artwork.

Konsep Modern

Bangunan Regent Residence Chiang Mai menggunakan kisi-kisi penuh hiasan dan

reruntuhan dinding-dinding yang memberi gambaran oriental yang unik. Batu memberi

ketentraman dan berkesan berat, sedangkan puncak menara dan atap menyediakan

keringanan dan elegan (Beng, 1996).

Ekletisisme dan kompleksitas diperluas sampai interior juga, di mana kayu digunakan

secara ekstensif. Didetail untuk menciptakan sensasi orientalisme. Kaelae dan gazebo pribadi

yang disebut salas membentuk bagian desain dari setiap paviliun. (Beng, 1996)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

50

Bangunan Regent Residence masih menggunakan elemen tradisional untuk dekorasi

dan mempercantik arsitektur. Tapi dekorasi tradisional yang digunakan sudah

disederhanakan. Apabila pada bangunan tradisional ukiran memenuhi bagian atas pintu, pada

bangunan ini ukiran hanya ada di kisi-kisi jendela saja. Begitu juga dengan kolom. Pada

bangunan tradisional, kolom penuh dengan ukiran, pada bangunan modern kolom dibiarkan

polos. Dari sini dapat dilihat bahwa bangunan modern lebih memberi kesederhanaan pada

persolekannya (setiyowati:2006).

Konsep persolekan: menyederhanakan ornamentasi bangunan vernakular. Cenderung

menggunakan cahaya, bayangan, dan ruang luar untuk mempercantik bangunan.

Kesimpulan

Dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai konsep extending

tradition dalam setiap unsur pembentuk arsitektur. Kesimpulan tersebut digambarkan di

dalam matriks di bawah ini.

Gambar 2.45 Pada interior

diletakkan sculpture

tradisional Lanna

Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.46 Kisi-kisi

penuh hiasan

memberikan kesan

oriental

Sember : Tan Hock Beng, 1996

Gambar 2.47 Pada

interior terdapat

beberapa ukiran pada

furnitur

Sember : Tan Hock Beng,

1996

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

51

Tabel 2.4 Aspek Konsep Pendekatan Extending Tradition

UNSUR Gambar Konsep

PERTAPAKAN memanfaatkan alam atau bersahabat dengan alam. Bentuk bangunan disesuaikan

dengan keadaan site

PERANGKAAN

struktur dan material tradisional tetap digunakan, tetapi struktur yang modern

juga digunakan di beberapa bagian bangunan yang membutuhkan

kekuatan yang lebih. Jadi struktur lebih disesuaikan dengan kebutuhan masa kini.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

52

PERATAPAN

menggunakan sistem struktur atap tradisional yang disesuaikan dengan

kebutuhan sekarang.

PERSUNGKUPAN menggunakan elemen bangunan tradisional, tapi memiliki fungsi yang sedikit berbeda

dalam penggunaannya

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

53

di masa kini. Selain itu juga menyesuaikan elemenelemen

tersebut dengan fungsi dan kebutuhan masa kini.

PERSOLEKAN

menyederhanakan ornamentasi bangunan vernakular. Cenderung menggunakan cahaya,

bayangan, dan ruang luar untuk mempercantik bangunan.

(sumber: analisis penulis,2017)

Jadi inti dari extending tradition bila dilihat dari matriks di atas adalah penggunaan

elemen tradisional pada bangunan masa kini dengan perubahan perubahan yang disesuaikan

dengan perspektif dan kebutuhan masa kini.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

54

BAB III METODE PERANCANGAN

3.1 Metode Perancangan

Metode perancangan merupakan tahapan demi tahapan dalam siklus kerja atau

proses yang digunakan dalam merancang objek Bima Islamic Center. Dalam melakukan

sebuah perancangan, metode perancangan dibutuhkan untuk memudahkan perancang guna

mendesain dan mengembangkan rancangan yang akan dirancang. Tahapan pada metode

rancangan dimulai dari pencarian pencaarian ide atau gagasan kemudian mencari

permasalahan terkait beserta solusinya dan tujuan dari rancangan tersebut. Tahapan

berikutnya adalah mengumpulkan data, baik primer maupun sekunder. Setelah data cukup

lengkap maka dapat melanjutkan ke tahap analisis data perancangan dengan hasil akhir

berupa konsep perancangan yang nantinya digunakan ketika merancang objek tersebut.

Pencarian gagasan perancangan Bima Islamic Center ini berawal dari Q.S. Al-

Mujadalah 58/11 serta adanya masalah-masalah yang terdapat di Kota Bima terutama perihal

yang berkaitan dengan pemahaman agama danahlak yang baik pada masyarakat Bima

Khususnya kaum remaja. Permasalahan yang terjadi terkait hal di atas yaitu kurangnya

wadah yang bisa mewadahi masyarakat Kota Bima dalam mempelajari ilmu agama.

tradisional. Salah satu langkah untuk dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan

membuat suatu rancangan Bima Islamiccenter sebagai wadah yang dapat digunakan oleh

masyarakat Kota Bima sebagai pusat pembelajaran agama yang memiliki sarana apresiatif,

sosialis, serta memberikan informasi dan pengetahuan baru terkait ilmu agama yang dapat

memacu masyarakat untuk belajar agama yang sejalan dengan kandungan AlQuran, Al-Hadist

serta integrasi keislamandalam segala aspek yang dikandung di dalamnya.

Adapun metode perancangan yang digunakan pada perancangan ini mengacu pada

metode perancangan dari AIA (1993) dengan mengimplementasikan nilai-nilai atau cara kerja

yang terkandung dalam tema perancangan yaitu Extending Tradition sehingga mampu

menghasilkan metode perancangan yang sesuai.

3.2 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan metode perancangan yang sangat penting,

karena perancangan akan berjalan baik apabila data yang diperlukan telah tersedia dan

mencukupi. Prosedur dan jenis pengumpulan data pada Perancangan Bima Islamic Center ini

difungsikan guna mendapatkan data dan diakumulasikan secara primer dan sekunder:

3.2.1 Data Primer

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

55

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya diperoleh

dengn cara survey lapangan (observasi), wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan atau survey langsung lapangan yang dimaksud.

Dalam perancangan Bima Islamic Center, observasi dilakukan untuk

mengumpulkan data – data terkait tapak dan objek sejenis. Sehingga hasil yang

diharapkan dari observasi berupa data yang meliputi

a. kondisi eksisting lokasi yang berada di Desa Dara Kec. Rasa Na’e Barat Kota

Bima

b. Data arsitektural Islamic Center sejenis yang berada di Mataram dan

konsepan Islamic center Kota Malang yang mencakup kebutuhan ruang,

struktur, sirkulasi, sistem transportasi dan sistem utilitas.

2. Wawancara

wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak diperoleh dari proses

observasi. Objek wawancara dalam perancangan ini adalah Dinas Bappeda Kota

Bima. Dari wawancara ini dapat diperoleh data berupa kondisi geografis dan

sosial masyarakat sekitar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dalam bentuk gambar

maupun file.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti, data ini

diperoleh dari bahan – bahan kepustakaan atau data yang bersumber secara tidk langsung.

1. Studi literatur

Data yang didapat dari studi literatur berupa teori arsitektural, non

arsitektural dan tema

2. Studi banding

Studi banding dilakukan untuk mendapatkan data – data perancangan, baik

aspek arsitektural dan tema dalam objek studi banding.

Setelah pengumpulan data adalah proses pengolahan data, pengolahan data

dilakukan dengan cara Investigative yakni langkah dalam proses desain adalah berdasarkan

seleksi proses investigasi dari opsi-opsi idea dan solusi.

3.3 Teknik Analisis

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

56

Dalam proses perancangan yang dilakukan, melalui beberapa tahapan dengan

melakukan terlebih dahulu berbagai analisa guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

Analisa berhubungan langsung dengan obyek rancangan yang akan dirancang, khususnya

kecocokan dengan pendekatan yang diambil yaitu Extending Tradition.

Proses desain Bima Islamic Center dengan Tema Extending Tradition ini mengacu

pada proses perancangan yang dikemukakan oleh AIA (1993). Di dalam buku Design Phases of

Architecturel Design oleh AIA (1993) telah dijelaskan bahwa terdapat tiga fase dalam

proses desain arsitektur yaitu pre-design, site analysis, dan schematic design.

Dimana pada fase pre-design merupakan tahapan mencari isu dan data (need), site analysis

meliputi tahapan analisis secara keseluruhan atau tahapan mencari kelebihan dan

kekurangan (contex) sehingga nantinya memperoleh solusi. Tahapan ketiga adalah schematic

design yaitu menemukan solusi (form) dari isu pada fase pertama, melalui fase kedua.

Sehingga diperoleh konsep desain yang sesuai dan mampu menjawab permasalahan yang ada.

Metode atau fase perancangan oleh AIA (1993) diatas kemudian diimplementasikan

dengan nilai-nilai atau cara kerja extending traditionsehingga nantinya diperoleh tahapan-

tahapan desain yang tepat dan sesuai. Tahapan perancangan atau cara kerja berdasarkan

tema extending mengacu pada cara kerja atau alur perancangan objek pada studi banding

perancangan pada bab sebelumnya, sehingga menghasilkan tahapan atau alur perancangan

sesuai dengan tema perancangan. Setelah mengetahui metode perancangan berdasarkan

tema extending tradition, dan fase desain AIA, selanjutnya dapat disimpulkan tahapan-

tahapan perancangan berdasarkan kedua fase desain tersebut. Yaitu menghasilkan fase

desain baru yang nantinya akan diterapkan pada proses perancangan Bima Islamic Center.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

57

Tahapan-tahapan atau fase perancangan Bima Islamic Center secara ringkas

dijelaskan pada skema berikut:

Skema alur perancangan

Gambar 3.2 Bagan tahapan perancangan Sumber: Analisis Penulis, 2017

Tahap 2.2

Analisis Fungsi dan Ruang

Program ruang fungsional,

penzoningan

Tahap 2.4

Analisis bentuk

analisis bentuk dan tatanan massa

bangunan

Tahap 2.6

Analisis Struktur

Pemilihan struktur yang digunakan

Tahap 2.3

Analisis Tapak

aksesibilitas, sirkulasi, pandangan,

kontur dan pola massa bangunan,

klimatik, kebisingan, vegetasi

Tahap 2.5

Utilitas

pembuangan sampah, penangkal

petir, sistem pemadam

kebakaran,site furniture, jaringan

air bersih, jaringan listrik.

Tahap 3 (FORM)

1. konsep tapak

2. konsep bentuk

3. konsep ruang

4. konsep struktur

5. konsep utilitas

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

58

1. Tinjauan Kelayakan

Merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data

dari bangunan sejenis yang telah ada sebelumnya. Proses ini berfungsi untuk mengukur

seberapa layak perencanna Bima Islamic Center yang akan dibangun pada lokasi

perancangan. Melihat fungsi dari bangunan yang telah ada kurang begitu optimal, proses ini

digunakan sebagai tolak ukur yang akan dilakukan untuk memperbaharui kawasan

sebelumnya.

2. Analisis Tapak

Mengumpulkan berbagai potensi yang terdapat di Kecematan Rasa Na’e Barat Kota

Bima, khususnya yang terletak di kawasan perencanaan. Analisa tapak meliputi:

Persyaratan Tapak

Analisa Aksesibilitas

Analisis Sensori

Analisa Iklim

Analisa Vegetasi Dan Zoning Kawasan

Kondisi Topografi

Ketersediaan lahan bagi pengembangan di masa yang akan datang

Identifikasi dampak yang akan terjadi, analisa kondisi tapak diperkulkan

untuk mengetahui dampak yang akan dating dari perancangan tersebut.

3. Analisis Fungsi

Analisis ini bertujuan untuk menentukan fungsi ruangan yang akan digunakan pada

sebuah bangunan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pengelompokan fungsi tersebut untuk

lebih menata kondisi bangunan. Penyusunan tersebut didasarkan pada kebutuhan ruang

maupun jenis kegiatan yang ada di dalam bangunan Bima Islamic Center. Fungsi tersebut

juga termasuk fungsi sosial yang dimiliki oleh bangunan agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitar yang telah ada sebelumnya.

4. Analisis Aktifitas

Mengumpulkan data tentang berbagai jenis kegiatan yang dilakukan dalam sebuah

bangunan yang nantinya akan mempengaruhi besaran ruang yang ada pada bangunan

tersebut.

5. Analisis Pengguna

Menganalisis pengguna dari Bima Islamic Center sebagai pelaku dalam obyek

rancangan beserta aktifitas yang mereka lakukan. Proses ini dilakukan dengan cara

survey pada bangunan yang sudah ada maupun mengambil data standar/literatur.

6. Analisis Ruang

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

59

Berupa analisis fisik yang mendukung pendekatan masalah dari perancangan yang

dilakukan. Dalam perancangan ini pendekatan yang gunakan adalah Extending Tradition

Analisis ini terdiri dari kebutuhan ruang luar (eksterior) maupun kebutuhan ruang dalam

(interior) maupun pola tata masa ruang dari Bima Islamic Center akan berdasrkan teori

Extending Tradition. Analisis ruang terdiri dari penyesuaian karakter fungsional

bangunan, transformasi bentuk, fungsi, hubungan antar ruang.

7. Analisis Obyek

Analisis obyek dilakukan dengan melakukan pendekatan yang disesuaikan dengan

pendekatan yang digunakan dan melihat lingkungan lokasi. Dari pendekatan Extending

Tradition yang digunakan akan menggabungkan dua unsur berbeda yang nantinya akan

menghasilkan sebuah kombinasi maupun sebuah kesatuan yang harmonis. Analisis obyek

bertujuan untuk memahami obyek lebih jauh yang akan serasi terhadap lingkungannya.

8. AnalisisStruktur

Analisa struktur merupakan proses pemilihan struktur yang digunakan pada

bangunan. Struktur merupakan aspek firmitas dalam sebuah bangunan, selain untuk

memperkokoh struktur juga bisa berpengaruh pada aspek estetika. Dalam pendekatan

Extending Tradition stuktur yang digunakan merupakan diharapkan mampu

penggambarkan nilai lokal.

9. Analisa Utilitas

Melihat bentuk rancangan yang mempunyai sistem tata masa yang sangat luas, sangat

diperlukan pemahaman utilitas yang nantinya akan digunakan agar bangunan tersebut

dapat bekerja dengan baik.

3.4 Perumusan Konsep

Perumusan konsep muncul setelah adanya sintesis atau pengambilan satu alternatif

desain yang dianggap paling sesuai dan tepat dengan obyek rancagan dan pendekatan yang

digunakan. Dalam perancangan ini terdapat beberapa konsep yaitu :

1. Konsep Tapak

Konsep tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan sesuai dari analisis yang

berkaitan dengan kondisi tapak. Hasil dari konsep tapak berupa tatanan layout dari Bima

Islamic Center beserta komponen lanskapnya yang diharapkan dalam penataan konsep tapak

mampu menerapkan konsep tata masa yang sesuai dengan pendekatan

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

60

2. Konsep Bentuk

Konsep bantuk merupakan hasil dari analisis yang berkaitan dengan bentuk baik

tapak, ruang, struktur maupun utilitas yang diolah sesuai dengan pendekatan perancangan.

Outputnya berupa bentuk secara kasar dari bengunan Bima Islamic Center.

3. Konsep Ruang

Konsep ruang merupakan hasil analisis dari kebutuhan ruang, fungsi, pengguna dan

aktivitas. Output berupa denah secara kasar yang menerapkan konsep dari pendekatan yang

diambil.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

61

3.5 Diagram Alur Pola Pikir Perancangan

Rumusan masalah :

Bagaimana rancangan Bima Islamic Center

dengan menggunakan pendekatan Extending

Tradition dapat mewadahi masyarakat Kota Bima

dalam meningkatkan ilmu agama dan budaya,

yang mana dalam perancangan ini

menggabungkan unsur-unsur arsitektur lokal

kedalam bentukkan yang lebih modern.

Analisa

Permasalahan :

Kebutuhan akan tempat yang mewadahi

masyarakat dalam memperdalam ilmu

agama.

Kurangnya pendidikan moral dari keluarga terdekatnya.

Kurangnya tempat yang dapat mewadahi

pemuda Kota Bima dalam bertukar

pemikiran baik ilmu agama maupun ilmu

umum seperti budaya lokal.

Data primer

Berupa data hasil

survey dan studi banding

Data Skunder

Berupa teori yang menunjang

penyelesaian masalah

Konsep Ruang dan

Fasilitas Konsep Bentuk Konsep Tapak

Rancangan

Gambar 3.3 Bagan tahapan perancangan

Sumber: Analisis Penulis,2017

Fakta:

Bima sebagai kota dengan mayoritas

muslim.

Tidak adanya tempat yang mewadahi

masyarakat dalam memperdalam ilmu

agama.

Terjadinya kerusakan moral pada pemuda

Kota Bima.

Hilangnya rasa bangga pada pemuda Kota

Bima akan budaya yang miliki.

Gagasan/Ide untuk merancang sebuah tempat

yang dapat mewadahi seluruh masyarakat Kota

Bima dalam meningkatkan ilmu agama serta ilmu

umum.

Pengumpulan

data dan

informasi

Manusia:

Program ruang

Fasilitas pendukung

sirkulasi

Bangunan :

Penataan massa

Tampilan bangunan

Struktur dan Utilitas

Lingkungan:

Eksisting tapak

Kelebihan

kekurangan

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi

Gambaran umum lokasi merupakan informasi mengenai data-data terkait lokasi

perancangan secara mendasar. baik administratif maupun geografis. Gambaran umum lokasi

perancangan memberikan informasi mengenai keadaan tapak.

Lokasi tapak berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat tepatnya di Kecamatan Rasa

Na’e Barat Kota Bima. Tapak memiliki begitu banyak potensi antara lain merupakan pusat

pendidikan, dekat dengan pusat ekonomi, memiliki view yang indah, memiliki luas lahan yang

sangat memenuhi kebutuhan perancangan serta memenuhi persyaratan perancangan dan

ketentuan tata guna lahan pemerintah Kota Bima. Luas lahan tapak adalah 5,9 ha dengan

dataran rendah dari permukaan laut , suhu max/min 32.91oC/23.76oC, curah hujan rata-

rata 117. 78 mm.

Gambar 4.1 Peta Kota Bima

Sumber: goolge,2017

Lokasi tapak berada strategis yaitu berada pada pingiran pantai dan gunung. Lokasi

tapak telah terfasilitasi oleh fasilitas kota seperti dekat dengan Pertamina, terminal dan

pusat ekonomi serta berada di daerah jalan utama untuk masuk ke kota Bima.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

63

4.2 Karakteristik Fisik Lokasi

4.2.1 Kondisi Geografis

Gambar 4.2 Peta Kota Bima

Sumber: BPPD, Kota Bima (2015)

Secara geografis Kota Bima terletak antara 118041’00” - 118048’00” Bujur Timur dan

8030’00” - 8020’00” Lintang Selatan dengan orientasi wilayah berada pada sebelah timur

Teluk Bima Pulau Sumbawa. Luas wilayah Kota Bima adalah sebesar 222,25 km2 yang terbagi

dalam 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Rasanae Barat, Rasanae Timur, Asakota, Mpunda

dan Raba. Wilayah Kota Bima beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata pada tahun 2013

sebesar 117,78 mm/th, di mana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember yaitu

379,4 mm dan terendah pada bulan Agustus dan September, yaitu 0,0 mm. Jumlah hari hujan

selama tahun 2013 tercatat 164 hari dengan jumlah hari hujan terbanyak pada Bulan Januari

yaitu 30 hari dan terendah pada bulan Agustus dimana tidak terdapat hari hujan. Kelembaban

udara rata-rata pada tahun 2013 sebesar 80%, tertinggi 87% pada Bulan Januari dan terendah

69% pada Bulan Oktober. Temperatur berkisar pada interval antara suhu minimal 20,8oC pada

Bulan Agustus dan suhu maksimum 35,2oC pada Bulan Oktober, dengan rata-rata suhu

27,130C.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

64

Tabel 4.1. Keadaan Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari Dirinci

Per bulan di Wilayah Bima Tahun 2013

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013

Intesitas curah hujan dan penyinaran matahari di daerah kota Bima pada bulan

Januari sampai dengan Juni memiliki intensitas curah hujan yang tinggi sampai dengan 337,7

milimeter kubik dan penyinaran matahari yang sangat kecil yaitu sampai 35%. Sedangkan

pada bulan Juli sampai oktober meliki intensitas curah hujan yang sangat rendah (musim

kemarau) dan penyinaran matahari mencapai 97%.

Tabel 4.2. Keadaan Suhu Udara, Lembab Nisbi dan Tekanan Udara Dirinci per

bulan di Wilayah Bima, 2013

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013

4.2.2 Topografi

Ketinggian Wilayah Kota Bima umumnya didominasi oleh dataran rendah dimana

daerah yang berada pada ketinggian antara 0-25 m dpl seluas 9.259 ha atau mencapai 42,62

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

65

persen dari luas Kota Bima. Sementara itu luas tanah dengan ketinggian 25-50 m seluas 5.161

ha (23,75%) dan di atas 50 m seluas 7.307 ha (33,63 %).

4.3 Tabel Luas Tanah Menurut Tinggi Rata-rata dari Permukaan Laut

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013

Kelerengan

Untuk tahun 2015, Kota Bima didominasi oleh lahan dengan kemiringan datar dengan

kelerengan 0-40 persen, yaitu seluas 9.242 ha, kemudian lahan bergelombang seluas 4.994

ha, lahan dengan kemiringan curam seluas 4.534 ha, dan lahan dengan kondisi sangat curam

dengan luas 2.957 ha.

4.4 Tabel Luas Lahan (Ha) Menurut Kemiringan dan Kecamatan di Kota Bima, 2015

Sumber : Stasiun Meteorologi Muhammad Salahudin Bima, 2013

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

66

Gambar 4.3 Peta Topografi Kota Bima

Sumber: BPPD, Kota Bima (2015)

Pada umumnya semua wilayah kecamatan Kota Bima didominasi oleh wilayah yang

relatif datar dan bergelombang. Namun, ada 2 (dua) wilayah yang masih memiliki kemiringan

sangat curam yaitu Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Timur memiliki kelerengan

lebih dari 40% mencapai 34-36 persen. Luas Kecamatan Raba dengan kemiringan diatas 40%

mencapai 21 persen. Sementara dua kecamatan lain (Kecamatan Rasanae Barat dan Mpunda)

kemiringan diatas 40% hanya berkisar 1-6 persen.

Wilayah Kota Bima dan sekitarnya secara geomorfologi dan berdasarkan morfometri

dan morfogenesa dapat dikelompokan ke dalam 4 satuan geomorfologi, yaitu:

1. Satuan geomorfologi dataran fluvial. Di daerah Kota Bima ini terhampar diantara

perbukitan disekitarnya dan Teluk Bima yang terletak di tengah-tengah daerah Kota Bima

memanjang dari Barat ke Timur melalui celah antara Dora Pokah dengan Doro Kolo. Satuan

geomorfologi ini menempati ± 20% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian

utara dan bagian selatan lokasi Kota Bima. Satuan geomorfologi dataran fluvial, meliputi

daerah Jatibaru, Sadia, Sambinae, Monggonao, Paruga, Nae, Santi, Penatoi, Penaraga, Raba

Ngodu, Raba Dompu, Kumbe, Sadia, Kendo, Tato, Lampe, dan sekitarnya. Satuan

geomorfologi dataran fluvial ini memiliki nilai beda tinggi rata – rata 3 meter dan kemiringan

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

67

lereng rata – rata sebesar 2%. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah pasir dan

lempung.

2. Satuan Geomorfologi Dataran Endapan Pantai Satuan geomorfologi ini menempati ±

10% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian barat Kota Bima. Satuan

geomorfologi dataran endapan pantai, meliputi: daerah Tanjung, Melayu dan sekitarnya.

Satuan geomorfologi dataran endapan pantai ini memiliki nilai beda tinggi rata – rata 2 meter

dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 2%. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini

adalah pasir.

3. Satuan geomorfologi bergelombang lemah denudasional. Disusun oleh batuan hasil

gunungapi tua, batuan sedimen dan setempat-setempat oleh batu gamping koral. Satuan

geomorfologi ini menempati ± 30% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian

tengah lokasi Kota Bima. Satuan geomorfologi bergelombang lemah denudasional, meliputi:

daerah Doro Oi’ombo, Doro Oi’si,i, Doro Jati Oi’ifoo, Nitu dan sekitarnya. memiliki nilai beda

tinggi rata – rata 42 meter dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 6 %. Litologi penyusun

dari satuan geomorfologi ini adalah batugamping dan batupasir.

4. Satuan geomorfologi bergelombang lemah–kuat vulkanik. Disusun oleh batuan hasil

gunung api tua berupa breksi, lava, tuf dan batuan beku terobosan. Satuan geomorfologi ini

menempati ± 40% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian tengah dan bagian

selatan lokasi Kota Bima satuan geomorfologi bergelombang lemah–kuat vulkanik, meliputi:

daerah Doro Kolo, Doro Lewamori, Doro Lalepa, Doro Londa dan sekitarnya. Memiliki nilai

beda tinggi rata – rata 75 meter dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 13 %. Litologi

penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah andesit dan tuf BPPD, (Kota Bima2015).

4.3 Karakteristik Non Fisik Lokasi

Penduduk Kota Bima umumnya didominasi oleh penduduk yang bekerja pada Sektor

Jasa dan Sektor Perdagangan. Penduduk yang bekerja di sektor jasa adalah yang paling

dominan yakni mencapai 32 persen atau sebanyak 36.299 jiwa. Selanjutnya adalah sektor

perdagangan sebesar 28 persen (31.436 jiwa). Berdasarkan jenis kelamin, penduduk

perempuan umumnya lebih banyak yang bekerja pada sektor perdagangan yakni sebanyak

23.266 jiwa (39,27%), sedangkan penduduk laki-laki sebagian besar bekerja di sektor jasa

yakni sebesar 32,33 persen (17.924 jiwa). Sementara itu, penduduk yang bekerja di sektor

pertanian dan sektor industri porsentasenya tercatat masih di bawah 15 persen.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

68

Gambar 4.4 Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama Kota Bima Tahun 2015

Sumber : BPS Kota Bima, 2015

Data di atas menunjukkan bahwa sektor jasa dan perdagangan merupakan lapangan

pekerjaan dominan bagi penduduk Kota Bima. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika

Kota Bima memiliki pandangan ke depan untuk bisa berkembang menjadi Kota Perdagangan

dan Jasa sebagaimana Visi Pembangunan Kota Bima Tahun 2013-2018.

4.5 Tabel Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin di Kota Bima Tahun 2015

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi NTB, 2014

Kota Perdagangan dan Jasa memiliki makna sebuah Kota yang bentuk aktivitasnya

pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai

dengan karakteristik masyarakat kota, yang didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi

lainnya. Pengembangan kota perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan

produktifitas, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kota secara keseluruhan.

Adapun sebagai Kota Jasa, Kota Bima akan lebih menekankan pada fungsi kota dalam

pelayanan publik di berbagai bidang yang menunjang sebagai pusat transaksi dan distribusi.

4.2.1 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Bima mengacu pada peraturan daerah kota bima Nomor 7

tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang mengarah pada pembagian struktur

ruang wilayah kota.Rencana struktur ruang wilayah Kota meliputi pusat-pusat pelayanan

wilayah kota, pusat pelayanan kota, Pusat lingkungan dan sistem jaringan prasarana wilayah

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

69

kota(BPPD, Kota Bima: 2015). Rencana struktur ruang wilayah kota berdasarkan bagiannya

sebagai berikut:

a. Pusat pelayanan kotameliputi : pusat pelayanan Kota Bima di Kecamatan Rasanae

Barat,sebagian Kecamatan Asakota dan sebagian Kecamatan Mpunda yangberfungsi sebagai

pusat perdagangan dan jasa skala nasional sertapariwisata skala regional.

b. Sub pusat pelayanan kota meliputi:

1. Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Mpunda yang meliputiKelurahan Penatoi,

Kelurahan Sadia dan Kelurahan Sambinae dan berfungsi sebagai pusat kegiatan

pemerintahan, administrasiumum, dan pendidikan skala regional.

2. Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Raba yang meliputi Kelurahan Rabangodu

Utara, Kelurahan Rabadompu Timur, dan Kelurahan Rabadompu Barat dan berfungsi

sebagai pusat kegiatanindustri kecil dan kerajinan serta pusat pelayanan kesehatan

skalaregional.

3. Sub pusat pelayanan kota di Kelurahan Oi Fo'o dan Kelurahan NituKecamatan Rasanae

Timur yang berfungsi sebagai pusatperuntukan industri.

c. Pusat lingkungan meliputi :

1. Kelurahan Jatiwangi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal,

dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal

2. Kelurahan Mande yang berfungsi sebagai pusat pendidikan danpusat perdagangan

jasa skala regional

3. Kelurahan Manggemaci yang berfungsi sebagai pusat perdagangandan jasa skala lokal

serta sebagai pusat pelayanan umum

4. Kelurahan Santi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasaskala lokal

5. Kelurahan Kodo dan sekitarnya yang berfungsi sebagai pusatpengembangan

pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pusatperdagangan dan jasa skala lokal,

pusat pelayanan kesehatan skalalokal, dan simpul transportasi skala lokal dan.

6. Kelurahan Kolo yang berfungsi sebagai pusat pariwisata bahari,pusat perdagangan

dan jasa skala lokal, dan pusat pelayanankesehatan skala lokal.(5) Wilayah Kota yang

akan ditetapkan dengan RDTRK meliputi:

Kecamatan Asakota

Kecamatan Rasanae Barat

Kecamatan Mpunda

Kecamatan Raba

Kecamatan Rasanae Timur; dan

Kawasan Strategis Kota

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

70

4.4 Profil Tapak

Profil tapak merupakan karakteristik tapak terpilih secara makro. Profil tapak

meliputi batas-batas tapak, dimensi dan luas tapak, akses dan sirkulasi, view dari dank e

arah tapak, topografi atau kontur, dan sistem utilitas yang terdapat dilingkungan sekitar

tapak.

Perancangan Bima Islamic Center memiliki luas lahan lokasi pada tapak adalah 5,9ha

dengan memiliki batas tapak pada bagian utara adalah tanah kosong, bagisa selatan jalan

raya dan taman, bagian barat laut dan bagian timur adalah gunung.

Gambar 4.5 Keadaan Tapak

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

71

4.4.1 Dimensi dan Luas Tapak

Dimensi tapak merupakan ukuran panjang, lebar, maupun keliling tapak. Sedangkan

luas tapak adalah ukuran meter persegi dari keseluruhan tapak. Data-data tersebut

dibutuhkan sebagai acuan pada tahap analisis tapak.

Tapak perancangan Art Center memiliki luas sekitar 5,9 ha dengan keliling 1038 m.

lebar tapak di sisi sebelah utara adalah 187 m, sedangkan di sisi selatan yaitu 117 m. Panjang

tapak adalah di sisi barat 356 m dan 377 m di sebelah timur.

4.4.2 Batas Tapak

Batas tapak merupakan area-area yang berbatasan langsung dengan tapak. Baik

berupa bangunan, lahan, sungai, maupun jalan. Tapak perancangan Bima Islamic Center

berbatasan langsung dengan jalan satu arah di area barat dan timur tapak. Pada bagian barat

tapak berbatasan juga dengan laut dan bagian timur terdapat gunung.

Gambar 4.6 Dimensi dan Luas Tapak

Sumber: google earth, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

72

Gambar 4.7 Batas Tapak

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

73

Daerah sekitar tapak marupakan daerah pusat ekonomi dan pendidikan seperti yang

bisa dilihat pada gambar di atas. Hal tersebut menjadi point utama dalam

mempertimbangan dalam memilih tapak tersebut. Selain itu juga pada daerah tersebut

memang terdapat rencana pembangunan untuk Islamic Center.

4.4.3 Sirkulasi dan Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan pencapaian atau cara untuk menuju tapak melalui

jalanjalan kota yang berada di sekitar tapak. Aksesibilitas perlu dipertimbangkan ketika

menentukan sirkulasi pada tapak. Baik enterance, side enterance, mapun pintu keluar tapak.

Aksesibilitas pada tapak perancangan, Jalan Sultan Muhammad Salahuddin merupakan jalur

akses yang bisa dilalui karena merupakan jalan denga jalur satu arah. Jalur ini bisa diakses

melalui Jalan Danatraha dan Jalan Pelita, dari pusat Kota Bima.

Gambar 4.8 Aksesibilitas Tapak

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Jalan alternatif menuju tapak

Jalan utama menuju tapak

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

74

Pada tapak perancangan talah difasilitasi oleh fasilitas yang mendukung salah

satunya aksesibilatas menuju tapak maupun pada tapak yang telah tersedia.

4.4.4 View atau Pemandangan

View atau pandangan dari tapak dan ke arah tapak merupakan hal yang perlu

dipertimbangkan ketika menentukan tata massa maupun zona ruang pada bangunan. View

atau pandangan dari arah tapak, di sebelah utara tapak terlihat viewpegunungan yang

terlihat cukup jelas dari tapak, di sebelah timur tapak terdapat view pegunungan, serta di

sebelah selatan terdapat view pegunungan sampai mengarah kearah barat terdapat view

laut.

Gambar 4.9 View dari tapak

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

75

View dari tapak yang mengarah keluar menampilkan pemandangan pegunungan dan

lautan ini di karenakan tapak di kelilingi dunung dan laut. Jika dilihat dari kelebihan

view/pemandangan orentasi bangunan akan lebih bagus jika mengarah kearah barat. Hal ini

juga di perkuat dengan ketentuan kibalt kea rah barat.

Gambar 4.9 View dari tapak

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

76

4.4.5 Topografi

Kondisi tanah pada tapak adalah datar dan memilikihistory of site tanah berlumpur

di karenakan tapak sebelumnya merupakan bagian yang dialiri oleh air laut.

Gambar 4.10 Peta Topografi Kota Bima

Sumber: BPPD, Kota Bima (2015)

Kondisi tanah pada tapak adalah datar di karenakan tapak merupakan daerah

pinggiran pantai 0-25 mdpl hal tersebut sesai dengan data yang telah dijelaskan pada sub

bab sebelumnya.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

77

4.4.6 Utilitas Tapak

Utilitas merupakan jaringan-jaringan yang sebagai fasilitas penunjang fungsi tapak.

Disekitar tapak, terdapat tiang-tiang listrik dan lampu (jalan, taman) dan juga telah ada

drainase khusus yang mengelilingi tapak serta terdapat lautan disisi barat tapak.

Gambar 4.11 Lampu Jalan

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Gambar 4.12 Tiang Listrik

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

78

Terlihat pada tapak bahwasannya daerah sekitar tapak telah terfasilitasi dalam hal

ini adalah utilitas kota. Sistem pencahayaan dan jaringan listrik yang adamemberikan

informasi visual bahwa tapak dan sekitarnya merupakan kawasan yang sudah tertata dan

diperhatikan dari sisi fasilitas jalannya.

4.4.7 Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran data dan dokumentasi terkait tapak perancangan pada sub

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dalam beberapa spesifikasi yaitu potensi atau

kelebihan dan kelemahan atau kekurangan dari lokasi tapak perancangan.

4.5.1 Potensi Tapak

Beberapa potensi atau keunggulan yang dapat disimpulkan berdasarkan semua aspek

yang telah dijabarkan sebelumnya adalah;

Gambar 4.13Lampu Taman

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

Gambar 4.14 Drainase

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

79

1. Daerah lokasi tapak telah ada perencanaan pembangunan Islamic Center.

2. Lokasi tapak berada pada pusat perekonomian dan pendidikan.

3. Terletak di area yang merupakan perluasan kawasan pendidikan dan fasilitas umum

sehingga nantinya akan berdampingan dengan bangunan-bangunan sejenis.

4. Tapak merukapan kawasan titik berkumpul bagi masyrakat kota bima dalam hidup

bersosial.

5. Tapak berada pada lokasi yang mudah di capai.

6. Jalur sirkulasi di sekitar tapak memiliki penerangan yang cukup berupa lampu jalan

dengan jumlah yang memadai.

7. Jaringan listrik sudah sangat baik memasuki kawasan tapak.

8. Memiliki view yang sangat baik dari setiap sisi tapak (utara,timur,selatan dan barat)

9. Objek perancangan berpotensi menjadi identitas kawasan.

10. Dari segi iklim, lokasi tapak perancangan merupakan kawasan bebas banjir, melihat

dari musibah banjir yang pernah terjadi.

11. Dekat kawasan permukiman terntara.

4.5.2 Kelemahan Tapak.

1. Tapak memiliki history of site sebagai kawasan bekas tanah berlumpur.

2. Tapak berada berdekatan dengan kawasan pasar.

3. Kawasan tapak merupakan jalur dengan intensitas kedaraan yang tinggi sehingga

dapat menghasilkan kebisingan pada tapak.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

80

4.5 Analisis Perancagan

4.5.1. Ide Analisis Rancangan

Analisis perancangan dilakukan berdasarkan metode yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya. Mengacu pada proses desain AIA, lalu disesuaikan dengan penggunaan tema

perancangan yaitu Extending Tradition sehingga disimpulkan menjadi tahapan-tahapan

analisis yang sesuai dengan tema itu sendiri.

Tahapan analisis dijelaskan secara ringkas pada diagram tahapan perancangan

berikut:

Tahap analisis dimulai dengan analisis fungsi untuk mengetahui permasalahan pada

tapak sehingga akan keluar sebuah solusi perancangan. Setelah itu melakukan analisis fungsi

dan ruang, hasil dari analisis fungsi dan ruang berupa zona ruang dan persyaratan ruang

kemudian hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan bentuk

bangun yang akan dalam konsep ruang dan bentuk.

Tahap 2.2

Analisis Fungsi dan Ruang

Program ruang fungsional,

penzoningan

Tahap 2.4

Analisis bentuk

analisis bentuk dan tatanan massa

bangunan

Tahap 2.6

Analisis Struktur

Pemilihan struktur yang digunakan

Tahap 2.3

Analisis Tapak

aksesibilitas, sirkulasi, pandangan,

kontur dan pola massa bangunan,

klimatik, kebisingan, vegetasi

Tahap 2.5

Utilitas

pembuangan sampah, penangkal

petir, sistem pemadam

kebakaran,site furniture, jaringan

air bersih, jaringan listrik.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

81

4.5.2 Analisis Fungsi

A. Analisis Fungsi

Beberapa fungsi yang diwadahi Bima Islamic Center dapat dikategorikan menjadi tiga

bagian fungsi, yaitu fungsi primer, fungsi sekunder, dan penunjang. Lebih jelasnya akan

disampaikan pada tabel berikut:

Table 4.6 Pengelompokkan Analisis Fungsi

Fungsi primer

Sebagai tempat beribadah (sholat, mengaji,

kajian agama).

Sebagai tempat pembelajaran agama (sekolah

tingkat Paud – Sekolah Dasar) yang meliputi

pembelajaran tata cara ibadah, hukum-hukum

agama islam dan lain

sebagainyasertapembelajaran formal

(pengetahuan umum) dan ilmu budaya.

Fungsi sekunder

Sebagai wadah untuk berinteraksi sosial antar

masayrakat Bima mengenai kajian agama maupun

kajian ilmu pengetahuan umum.

Sebagai pusat pengembangan dan pengelolaan

kegiatan agama yang meliputi kajian agama

secara online dan penyiaran agama melalui radio.

Sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan agama

seperti kegiatan MTQ dan lain sebagainya.

Fungsi penunjang

Sebagai tempat pameran hasil karya budaya

masyarakat Kota Bima.

Sebagai peningkatan perekonomian masyarakat

sekitar.

Sebagai tempat beristirahat.

(Analisis penulis, 2018)

B. Analisis Pengguna

Dalam analsis ini, pengguna dibedakan menurut rentang waktu dalam menggunakan

fasilitas-fassilitas yang ada di dalam bangunan Islamic Center. Pembagian tersebut antara

lain sebagai berikut:

a. Pengguna Tetap

Pengguna tetap dianalisis berdasarkan tingkat aktivitasnya di dalam bangunan.

Pengguna tetap merupakan pihak – pihak yang terkait dengan kepengurusan, yaitu

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

82

Table 4.7. Pengelompokkan Analisis Pengguna Tetap

No Jenis Keterangan pengguna Keterangan waktu

1

Pengelola

Pimpinan

Ketua umum

Wakil ketua umum

Staff dan kariyawan

Seluruh staff

Takmir masjid

Pengurus masjid

Petugas keamanan

Pegawai retail

Cleaning service

Petugas parkir

Tepat

(Analisis penulis, 2018)

b. Pengguna Temporer

Pengguna temporer merupakan pengguna yang memanfaatkan fasilitas – fasilitas

yang ada pada bangunan secara temporer. Pengguna ini sebagian besar merupakan

pengunjung (mayarakat umum, pelajar, dan wisatawan). Analisis pengguna temporer pada

Islamic Center dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Table 4.8 Pengelompokkan Analisis Pengguna Pengunjung

No Jenis Keterangan pengguna Keterangan waktu

1

Pengunjung

Masyarakat umum

Pelajar

Wisatawan

Temporer

(Analisis penulis, 2018)

Table 4.9 Pengelompokkan Analisis Alur Sirkulasi

No Pengguna Alur Sirkulasi Pengguna

1 Pengelola

Datang Memarkirkan kendaraan

Istirahat

(shalat,

makan

dll.)

Menuju kantor/ruangan

bsensi

Kedatangan Melakukan aktivitas pekerjaan

Absensi pulang

Mengambil kendaraan

mengambi Pulang Menuju parkiran

mengambi

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

83

2 Pengunjung

Analisis Penulis 2018

C. Analisis Aktivitas

Pembagian jenis aktivitas pada perancangan Bima Islamic Center dapat

dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu aktivitas pengunjung, pengelola, dan

penunjang. Adapun aktivitasnya adalah sebagai berikut:

a. Analisis Aktivitas Pengunjung

Pengunjung pada Bima Islamic center adalan masyarakat umum Kota Bima maupun

masyarakat dari luar daerah, pelajar dan wisatawan. kegiatan – kegiatan yang dilakukan

antara lain:

Pengunjung umum (masyarakat umum) adalah pengunjung yang datang untuk

menunaikan sholat lima waktu maupun acara keagamaan seperti MTQ dan lain

sebagainya.

Pengunjung pelajar adalah palajar atau siswa yang datang dalam kegiatan kunjungan

sekolah yang betujuan untuk pembelajaran agama dan budaya.

Pengunjung wisatawan adalah pengunjung dari luar daerah Kota Bima yang datang

untuk beribadah dan berwisata maupun membeli souvenir khas daerah Bima

b. Analisis Aktivitas Pengelola

Pengelola datang untuk tujuan mengurus kebutuhan dan keperluan yang menyangkut

semua kegiatan yang ada di dalam kawasan Islamic Center. aktivitas pengelola antara lain

sebagai berikut:

Menyediakan semua keperluan yang menyangkut dengan kegiatan di

dalam kawasan Islamic Center.

Melakukan pelayanan kepada pengunjung, memberikan informasi

dan melakukan publikasi kepada masyrakat luas.

Menjaga kebersihan kebersihan kawasan Islamic Cente

c. Aktivitas Pelaku Penunjang

Melakukan Adzan dan menjadi imam pada Islamic Center.

Memberikan pelayanan umum kepada pengunjung;

Datang Memarkirkan kendaraan

Mengambil kendaraan Pulang

Menuju kedalam

kawasan Islamic Center

Melakukan kegiatan di

dalam kawasan

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

84

Melakukan perawatan menyangkut bangunan dan komponen – komponen

bangunan serta fasilitas yang ada di Islamic Center

Menjual makanan maupun minuman, souvenir,serta aksesoris khas Bima

Dari beberapa penjelasan aktivitas di atas, maka dapat diketahui aktivitas apa saja

yang dilakukan di dalam Islamic Center. Penjabaran dan pengelompokan dari aktivitas

aktivitas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Table 4.10 Pengelompokkan Analisis Aktivitas

No Pengguna Aktivitas Sifat Kebutuhan Ruang

Fungsi Ibadah

Pengelola

Adzan dan mengaji

Sholat Berjamaah

Membaca Al qur’an

Berwudhu

Privat Ruang Ibadah

atau Masjid

Ruang kontrol

sound

Ruang

penyimpanan

Ruang

pengajian

Ruang

penyimpanan

/rak Al qur’an

Tempat wudhu

Ustad

Ceramah / Pengajian

Menjadi imam Sholat

lima Waktu

Membaca Al qur’an

Berwudhu

Semi publik

Masyarakat

Umum

Sholat Berjamaah

Membaca Al qur’an

Duduk duduk

Berwudhu

Publik

Wisatawan Sholat Berjamaah

Membaca Al qur’an

Duduk duduk

Berwudhu

Publik

Fungsi belajar

Pengajar

(ustad)

Mengajar

Berdiskudi

Publik Ruang belajar

Ruang

Membaca Pelajar/ siswa

Masyarakat

Belajar Agama dan Budaya

Membaca

Publik

Fungsi Sosial

Masyarakat

Umum

Anak - Anak

Berdiskusi

Beristirahat

Bermain

Publik Ruang diskusi

Taman bermain

Fungsi Galeri

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

85

Pengelola Menyimpan, menata dan

menyajikan karya (hasil karya

masyarakat)

Melakukan perawatan/

maintenance

Semi publik Display area

Gudang

maintenance

Masyarakat

Umum

Melihat-lihat

Bertanya

Berfoto

Berbelanja

Publik Display area

Gallery shop

Fungsi Pengelola

Ketua Umum Mengontrol

administrasi/kegiatan

Menerima dan memeriksa

laporan dari tiap bagian

Mengadakan pertemuan rutin

dengan staff

privat Ruang Ketua

Umum

Wakil ketua Membantu tugas ketua umum :

Mengontrol

administrasi/kegiatan

Menerima dan memeriksa

laporan dari tiap bagian

Mengadakan pertemuan rutin

dengan staff

privat Ruang wakil

Ketua Umum

Sekertaris Memberikan pelayanan jasa

adminitrasi penunjang kegiatan

operasional seperti:

Pengetikan, pengelolaa,

membuat agenda, dll.

Menyusun jadwal

kegiatan pimpinan

privat Ruang

serketaris

Bendahara Memeriksa pembukuan

kegiatan.

Mempelajari rencana kegiatan

dan

Membuat RAPBO

privat Ruang

bendahara

Kepala Bidang : Melaksanakan tugas yang

sesuai bidang masing-masing

privat Ruang kepala

bidang

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

86

Peribadatan

dan dakwa

Pendidikan

Sosial Budaya

Informasi

komunikasi

Bisnis

Mengontrol pekerjaan staf

sesaui bidang masing-masing

Melakukan pertemuan rutin

dengan setiap staff

peribadatan

dan dakwa

Ruang kepala

bidang

pendidikan

Ruang kepala

bidang Sosial

Budaya

Ruang kepala

bidang Informasi

komunikasi

Ruang kepala

bidang bisnis

Staff :

Peribadatan

Menyiapkan semua keperluan

yang berhubungan dengan

peribadatan

Mengatur dan merencanakan

semua kegiatan yang

berhubungan dengan dakwah

deperti pengajian dll.

privat Ruang staff

bidang

peribadatan

dan dakwa

Pendidikan

Menyiapkan semua keperluan

yang berhubungan dengan

pendidikan

Mengatur dan merencanakan

semua kegiatan yang

berhubungan dengan

pendidikan sepetri seminar

nasional, pengajaran dll.

privat Ruang staff

bidang

pendidikan

Sosial Budaya

Menyiapkan semua keperluan

yang berhubungan dengan

sosial dan budaya

Mengatur dan merencanakan

semua kegiatan yang

berhubungan dengan Sosial

Budaya

sepetri pentas seni dll.

privat Ruang staff

bidang Sosial

Budaya

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

87

Informasi

komunikasi

Menyiapkan semua keperluan

yang berhubungan dengan

Informasi komunikasi

Mengatur dan merencanakan

semua kegiatan yang

berhubungan dengan Informasi

komunikasi seperti penyiaran

agama lewat radio, ceramah

online dll.

Membuat laporan operasional

privat Ruang staff

bidang Informasi

komunikasi

Ruang

operasional

Bisnis Menyiapkan semua keperluan

yang berhubungan dengan

bisnis

Mengatur dan merencanakan

semua kegiatan yang

berhubungan dengan bisnis

sperti : pameran hasil karya

masyarakat dan penjualan

(kain tenun dll.)

privat

Ruang staff

bidang bisnis

Retail/ shop

Galeri

Petugas

Keamanan

Melakuakan presensi harian

Menjaga kemanan

Semi Publik Pos keamanan

Cleaning Service Melakukan presensi

Membersihakan area dan objek

banguna

Semi public Ruang staff

Area bangunan

Petugas Parkir Menanta kendaraan

pengunjung

Menjaga kendaraan

pengunjung

Public Area parkir

(Analisis penulis, 2018)

Kesimpulan dari tabel di atas adalah pengelompokan ruang. Ruang – ruang tersebut

dibagi menurut sifatnya yaitu publik, semi publik dan privat, yang akan disajikan pada tabel

kesimpulan dibawah ini:

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

88

Table 4.11 Pengelompokkan ruang Berdasarkan Sifat

Karakteristik Ruang Jenis Ruang Dapat Diakses dan

Digunakan Oleh

publik

Ruang Ibadah atau Masjid

Ruang pengajian

Ruang penyimpanan /rak Al

qur’an

Tempat wudhu

Ruang belajar

Ruang Membaca

Ruang diskusi

Taman bermain

Display area

Gallery shop

Area parkir

Semua orang

Semi Publik

Gudang maintenance

Pos keamanan

Ruang staff

Area bangunan

Ruang kontrol sound

Petugas masing-masing

bidang, pimpinan, staff,

keamanan, petugas

maintenance,

masyarakat dengan izin

tertentu.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

89

privat

Ruang penyimpanan

Ruang Ketua Umum

Ruang wakil Ketua Umum

Ruang serketaris

Ruang bendahara

Ruang kepala bidang

peribadatan dan dakwa

Ruang kepala bidang

pendidikan

Ruang kepala bidang Sosial

Budaya

Ruang kepala bidang

Informasi komunikasi

Ruang kepala bidang bisnis

Ruang staff bidang

peribadatan dan dakwa

Ruang staff bidang

pendidikan

Ruang staff bidang Sosial

Budaya

Ruang staff bidang Informasi

komunikasi

Ruang operasional

Ruang staff bidang bisnis

Pemimpin, petugas

masing masing

biadang, staff,

petugas

maintenance.

(Analisis penulis, 2018)

D. Analisis Ruang

Berdasarkan analissi fungsi, pengguna dan aktivitas di atas, maka dapat

diidentifikasikan secara umum kebutuhan ruang pada bangunan Islamic Center. Fasilitas-

fasilitas ruang yang dibutuhkan dalam perancangan Bima Islamic Centar ini di antaranya :

a. Ruang Primer

1. Masjid

Merupakan bangunan yang sangat penting dalam perancangan ini,

dikarenakan masjid sebagai wadah/tempat bagi masyarakat dalam mempelajari

ilmu agama yang sebagai mana telah di jelaskan pada pada pembagian fungsi di

atas.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

90

2. Gedung Pendidikan

Merupakan gedung pendidikan yang di sediakan khusus untuk siswa paud, ini

bertujuan agar dapat mewujudkan generasi yang memiliki akhlak baik dan paham

tentang agama dan budaya.

b. Ruang Sekunder

1. Kantor pengelola

Ruang Pimpinan

Ruang Staff

Ruang Operasional

Ruang Rapat

2. Ruang Diskusi

Merupakan area yang disediakan sebagai wadah untuk pengujung dalam

berinteraksi dan berdiskusi.

3. Taman bermain

Merupakan area yang disediakan sebagai wadah untuk pengujung khususnya

anak-anak dalam berinteraksi dan berdiskusi serta bermain.

4. Galeri

Merupakan area atau ruang yang disediakan untuk memamerkan hasil karya

warga Bima serta beberapa benda bersejarah yang dimaksudkan sebagai media

edukasi dan inspirasi bagi pengunjung atau masyarakat umum, khususnya generasi

muda.

5. Exhibition Hall

Merupakan hall sebagai area yang disediakan untuk event-event pameran

maupun kegiatan lain yang memungkinkan.

c. Ruang-ruang Penunjang

1. Pos keamanan

2. Gudang

3. Ruang mekanikal

4. Toilet

5. Area parkir

Besaran ruang yang dibutuhkan pada Perancangan Bima Islamic Center didasarkan

pada standar luasan yang umum dipakai, yaitu sebagai berikut:

1. Neufert Architect Data;

2. Asumsi Peneliti

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

91

Perhitungan luasan ruang yang dilakukan berkaitan dengan jumlah pemakai, jumlah

objek dan dimensi perabot yang ada.

Table 4.12 Analisis Kebutuhan Ruang

Kelompok

Kegiatan

Kebutuhan Ruang Standar Ruang Luas sumber

masjid

Ruang sholat 0.96 m2/ orang 0.96 m2 x 10000

orang

960 m2 NAD

Ruang imam 0.96 m2/ orang 0.96 m2 x 1

orang

0,96 m2 NAD

Mimbar

Mihrab

Tempat wudhu

pria

0,9 m2 /orang 0,9 m2 x 100

orang

90 m2 NAD

Tempat wudhu

wanita

0,9 m2 /orang 0,9 m2 x 100

orang

90 m2 NAD

Toilet Pria 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 20 unit 50,4 m2 NAD

Toilet wanita 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 20 unit 50,4 m2 NAD

Gudang

penyimpanan

8 m x 5 m 40 m2 A

Ruang elektrikal

dan audio

0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 3

orang

1,95 m2 NAD

Jumlah 1.283 m2

sirkulasi 30% 385,1 m2

total 1.668,8 m2

Gedung

pendidikan

Ruang kepala

sekolah

0,65 m2 /orang 5 m x 5 m 25 m2 NAD

Ruang waka

kurikulum

0,65 m2 /orang 5 m x 5 m 25 m2 NAD

Ruang waka

kesiswaan

0,65 m2 /orang 5 m x 5 m 25 m2 NAD

Ruang tata usaha 0,65 m2 /orang 25 m2 NAD

Ruang guru 85 m2 NAD

Ruang kelas 70 m2 NAD

Kantin 4 m x 5 m 20 m2 A

toilet 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 10 unit 25,2 m2 NAD

gudang 8 m x 5 m 40 m2 A

Jumlah 340 m2

Sirkulasi 30 % 102,06 m2

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

92

Total 442,06 m2

Gedung Islamic Center

Ruang

pimpinan dan

wakil

pimpinan

Lobby dan

waiting room

0,65 m2 /orang 6 m x 6 m 36 m2 A

Ruang tamu 0,65 m2 /orang 5 m x 5 m 25 m2 A

Ruang kerja 0,65 m2 /orang 3 m x 3 m 9 m2 A

Ruang sekretaris 0,65 m2 /orang 2 m x 3 m 6 m2 A

Ruang santai 0,65 m2 /orang 2,5 m x 2 m 5 m2 A

Toilet 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 2 unit 5 m2 NAD

Ruang rapat 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 30 19,5 m2 NAD

Jumlah 105,5 m2

Sirkulasi 30% 34.5 m2

total 140 m2

Ruang staff Front office 0,65 m2 /orang 3 m x 3 m 9 m2 A

Ruang arsip 3 m x 3 m 9 m2 A

Ruang

dokumentasi

3 m x2 m 6 m2 A

Ruang bagian

staff

0,65 m2 /orang 2,52 m2 x 4 unit 3,25 m2 NAD

Jumlah 31,33 m2

Sirkulasi 30% 6,26 m2

Total 37,59 m2

Ruang

Operasional

Front office 0,65 m2 /orang 3 m x 3 m 9 m2 A

Ruang arsip 3 m x 3 m 9 m2 A

Ruang

dokumentasi

3 m x2 m 6 m2 A

Ruang bagian

operasional

0,65 m2 /orang 2,52 m2 x 4 unit 3,25 m2 NAD

Jumlah 31,33 m2

Sirkulasi 30% 6,26 m2

Total 37,59 m2

Exhibition

Hall

Main hall 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 200 130 m2 NAD

Lobby 5 m x 10 m 50 m2 A

Ruang staff

eksibisi

0,65 m2 /orang 3 m x 3 m 9 m2 A

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

93

Jumlah 198 m2

Sirkulasi 30% 59,4 m2

Total 257,4 m2

Galeri Budaya Ruang display 0,65 m2 /orang 0,65 m2 x 100 65 m2 NAD

Display Souvenir 4 m x 5 m 20 m2 A

Ruang

maintenance

3 m x 3 m 9 m2 A

Ruang

penyimpanan

karya

5 m x 5 m 25 m2 A

Ruang Kasir 4 m2/ orang 4 m2 x 2 8 m2 NAD

Jumlah 127 m2

Sirkulasi 30% 36 m2

Total 163 m2

Ruang Servis Pos Keamanan 3 m x 3 m 6 m2 x 3 18 m2 A

Ruang Genset 6 m x 6 m 36 m2

Ruang Pompa 6 m x 6 m 36 m2

Ruang Trafo 6 m x 6 m 36 m2

Ruang Tandon

Air

Tandon air

diameter 5 m

berjumlah 10

buah dengan

kapasitas masing

– masing 10000

ltr Ruang Mesin 3

x 3m

135 m2 A

Gudang 8 m x 5 m 40 m2

Jumlah 301 m2

Sirkulasi 30% 90 m2

Total 391 m2

Toilet umum Toilet Pria 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 10 unit 25,2 m2 NAD

Toilet Wanita 2,52 m2 /unit 2,52 m2 x 10 unit 25,2 m2 NAD

Jumlah 50,4 m2

Area parkir Parkir

Pengunjung

Asumsi jumlah

pengunjung =

10000 orang

dengan asumsi

40% pejalan kaki,

Luas total parker

= bus + mobil +

sepeda motor =

350 + 2160 +

NAD

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

94

sisanya

berkendaraan.

Asumsi

pengunjung 60%

masyrakat umum

= 60% x 6000 =

3600 orang

Asumsi

pengunjung

dengan

menggunakan bus

pada event

tertentu

kapasitas 32

orang = 200 / 32

= 6,25 = 7 bus =

7 x 50 m2 = 250

350 m2

Kunjungan

datang

berkelompok 60%

bersepea motor =

(60% =3600) : 2 =

1080 sepeda

motor x 2 m2 =

2.160 m2

40 % memakai

mobil = (40% x

3600) : 4 = 360

mobil x 12,5 m2

= 4.502 m2 m2

Alat Transportasi

mobil = 240 / 4

= 60 = 60 x 12,5

m2 = 750 m2

4.502 + 750 =

7.762 m2

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

95

Parkir Karyawan

dan Pengelola

Jumlah pegawai

100 orang

Diasumsikan

Pimpinan, 2

Wakil Pimpinan ,

10 staff, Kepala

Sekolah , waka

Kurikulum, Waka

Kesiswaan dan 4

Guru memakai

mobil = 19 x 12,5

m 2

= 237,5 m2

60% dari (100-

19) memakai

sepeda motor =

60% x 81 = 48,6

atau 49 orang x

motor x 2 m2 =

98 m2

4 buah mobil

barang (loading

dock) = 4 x 15 m2

= 60 m2 Jumlah

Luas total parker

= mobil + sepeda

motor + mobil

barang = 237,5 +

98 + 60 = 336,5

m2

NAD

Jumlah total 22.285,94 m2

(Analisis Penulis:2018)

Luas total lahan yang terbangun adalah 22.285,94 m2 atau sekitar 37,8% dari luas

tanah. Luas ini masih berada di bawah batasan KDB 50% dengan luas lahan 5.9 ha. Jadi sisa

lahan yang terbangun sebanyak 62,2% atau sekitar 36.715,94 m2 akan digunakan sebagai area

terbuka hijau.

E. Analisis Persyaratan Ruang

Ananlisis persyaratan ruang ini mengacu pada beberapa tinajuan teori dan literatur

serta studi banding yang telah dilakuakan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan perkiraan

kenyamanan pemakai ruang yang sesuai dengan tuntutan aktivitas yang telah diwadahinya.

Setelaha dilakukan analisis kebutuhan ruang di atas, maka diperlakukan penganalisaan lebih

lanjut terhadap persyaratan ruang yang bersangkutan. Hal – hal yang dianalisa mengenai

persyaratan ruang yaitu perlu atau tidaknya pencahayaan alami dan buatan, penghawaan

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

96

alami dan buatan, view yang mendukung, serta aksesibilitasnya. Persyaratan – persyaratan

ruang tersebut akan dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Table 4.13 Analisis Persyaratan Ruang

Fasilitas

Bagian

ruang

Aksesi

bilitas

pencahayaan

Penghawaan

View

Alami buata

n

Alami buatan Alam

i

buata

n

Ruang Sholat + + + + + + x

Ruang Imam x x + x + x +

Mimbar x x + x + x +

Mihrab x x + x + x +

Tempat

Wudhu Pria

+ x + + x x x

Tempat

Wudhu

Wanita

+ x + + x x x

Toilet Pria x x + + x x x

Toilet

Wanita

x x + + x x x

Gudang

Penyimpana

n

x x + x x x +

Ruang

Elektrikal

Dan Audio

x x + x x x +

Ruang

Kepala

Sekolah

+ + + + + + +

Ruang Waka

Kurikulum

+ + + + + + +

Ruang Waka

Kesiswaan

+ + + + + + +

Ruang Tata

Usaha

+ + + + + + x

Ruang Guru + + + + + + +

Ruang Kelas + + + + + + x

Kantin + + x + x + x

Masjid

Gedung

Pendidikan

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

97

Gudang

Peralatan

x x + x x x +

Lobby dan

waiting

room

+ + + + + + +

Ruang tamu + + + x + x +

Ruang kerja + + + + + + +

Ruang

sekretaris

+ + + + + + +

Ruang rapat + x + x + x +

Ruang Staff + + + + + x +

Ruang santai + + + + x + +

Main hall + + x + x + +

Lobby x x + x + x +

Ruang staff + + + + + + +

Gudang

peralatan

x x + x x x +

Ruang

display

+ + + x + x +

Display

Souvenir

+ + + x + x +

Ruang

maintenance

+ + x + x + +

Ruang

penyimpana

n karya

x x + x + x +

Ruang Kasir x x + x + x +

Pos

Keamanan

+ + x + x + +

Ruang ME x x + x + x x

Gudang x x + x x x +

Toilet x x + + x x x

Parkir

Pengunjung

+ + x + x + +

Parkir

Karyawan

+ + x + x + +

Exhibition

Hall

Ruang

Servis

Area

parkir

Gale

ri B

udaya

+ Dibutuhkan

X Tidak dibutuhkan

Pengel

ola

(hasil analisis penulis:2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

98

F. Hubungan Antar Ruang

Pola hubungan ruang berfungsi untuk menunjukan kedekatan hubungan setiap ruang

yang ada pada suatu kelompok kegiatan. Kegiatan hubungan ruang terbagi menjadi tiga sifat

hubungan ruang, yaitu hubungan langsung, tidak langsung dan tidak berhungan. Kriteria

penentuan sifat hubungan ruang dipengaruhi oleh karakter kegiatan yang dilakukan di dalam

ruangan satu dengan lainnya. Hubungan ruang juga harus memiliki fleksibilitas kegiatan di

dalamnya.

a. Hubungan Antar Ruang Makro

Tidak berhubungan

Berhubungnan tak langsung

Berhubungan langsung

View ke luar

Enterance

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

99

b. Hubungan Antar Ruang Mikro

Bubble Diagram Hubungan Antar

Ruang Masjid

Bubble Diagram Hubungan Antar

Ruang Sekolah

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

100

Bubble Diagram Hubungan Antar

Ruang Pengelola

Bubble Diagram Hubungan Antar

Ruang Galery

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

101

Bubble Diagram Hubungan Antar

Ruang Exhibition Hall

Bubble Diagram Hubungan Antar

Ruang Parkir Area

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

102

Hubungan Antar Ruang Makro

Masjid

Masjid

Kantor Pengelola

Exhibition

Servis

Galeri

Sekolah

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

103

G. Zoning

Gambar 4.15Penzoningan

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

104

H. Bubble Diagram

Gambar 4.16 Bubble Diagran Tapak

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

105

I. Blokplan

Gambar 4.16 Blokplan Tapak

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

106

4.5.3Analisis Tapak

Tapak memiliki luas 59,000 m2 dan menurut RDTRK Kota Bima

yang berlaku pada tapak adalah:

o KDB = 30 - 50 %

o KLB = 0,3 - 1,25

o TLB = 1 – 4

Luasan tapak adalah 59,000 m2 atau 5.9 ha dengan keliling tapak 1038 meter

Gambar 4.17Luasan Tapak

(Sumber: analisis Penulis,2018)

Panjang utara 187 m

Panjang selatan 117 m

Panjang timur 377 m

Panjang barat 356 m

utara

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

107

a. Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi

Pada tapak perancangan talah difasilitasi oleh fasilitas yang mendukung salah

satunya aksesibilatas buat masyarakat sehingga dalam perancangan ini akan menyesuaikan

dengan aksesibilitas yang ada serta mendesain sirkulasi dalam tapak yang sesuai dengan

perancangan.

Gambar 4.18 Analisis Aksesibilitas

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

108

Gambar 4.19 Analisis Sirkulasi

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

109

b. Analisis Klimatik

Analisis iklim terkait respon bangunan maupun tapak terhadap keadaan ilkim di Kota

Malang sendiri. Terik matahari pada musim kemarau mampu mencapai 35oC yaitu sekitar

bulan Mei sampai Oktober, sedangkan curah hujan banyak terjadi sekitar bulan November

sampai April dengan curah hujan tertinggi yaitu sekitar bulan Desember sampai Maret.

Analisis iklim meliputi analisis terhadap cahaya matahari atau orientasi matahari,

respon terhadap hujan, serta arah angin. Selengkapnya akan dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 4.20 AnalisisKlimatik Matahari

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

110

Gambar 4.21 AnalisisKlimatik Angin

(Sumber: analisis Penulis,2018)

Gambar 4.22 AnalisisKlimatik Hujan

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

111

c. Analisis View dan Orientasi

Orientasi bangunan diutamakan mengarah ke arah barat , selatan serta utara

(laut) dikarenakan pada arah tersebut memiliki orientasi view sang sangat indah yaitu

pemandangan laut dan gunung (doro londa).

Gambar 4.13Analisis View ke dalam tapak

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

112

d. Analisis Vegetasi

Pada tapak perancangan meliki beberapa jenis vegetasi yang menegelilingi tapak

diantaranya adalah tanaman bungan pada bagian taman dan sisi kiri tapak.

Gambar 4.24Analisis Vegetasi tapak

(Sumber: analisis Penulis,2018

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

113

e. Kebisingan

Kebisingan pada tapak berasal dari dua arah yaitu arah barat dan timur, dua arah

ini merupakan jalan raya yang menjadi jalur utama keluar masuk Kota Bima.

Gambar 4.25Analisis Kebisingan

(Sumber: analisis Penulis,2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

114

f. Analisis Utilitas Tapak

utilitas pada tapak telah difasilitasi dengan fasilitas umum Kota seperti lampu jalan,

utilitas air (drainase) dll.

Gambar 4.26Analisis Utilitas tapak

(Sumber: analisis Penulis,2018

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

115

4.5.4 Analisis Bentuk

Definisi analisis secara umum adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sedangkan analisis pada perancangan adalah sebuah

metode analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil rancangan yang kemudian faktor-faktor tersebut akan menghasilkan

beberapa alternatif dan solusi.

Analisi bentuk dasar bangunan menerapkan metode pencarian bentuk yang akan

digunakan kedalam langkah selajutnya yaitu konsep bentuk bangunan.

Gambar 4.27Analisis Bentuk

(Sumber: analisis Penulis,2018

Analisis bentuk di atas mengaambil dari konsep bentukan dasar Uma Lengge

yang kemudian mengalami tranformasi bentuk yang dipengaruhi oleh beberapa factor

seperti factor iklim, kebisingan, view dan lain sebagainya serta serta faktor pendekatan

yang digunakan dalam perancangan.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

116

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Ide Konsep Perancangan

Perancangan Bima Islamic Center ini menggunakan konsep yang dihasilkan dari

prinsip-prinsip terkait Pendekatan extending tradition, fungsi objek itu sendiri, dan integrasi

nilai keislaman terhadap objek perancangan, yaitu menciptakan suatu bangunan yang

mempunyai fungsi sebagai wadah untuk memfasilitasi masyarakat dalam mempelajari ilmu

agama dan formal.

Ide konsep dasar perancangan dimaksudkan untuk mempermudah proses

perancangan dan pemberian karakter pada bangunan. Konsep ini merupakan hasil dari

alternatif pada tahap analisis yang telah dilakukan dan dijelaskan pada bab IV. Setelah

melakukan kajian terhadap analisis dengan pendekatan extending tradition maka dapat

ditentukan konsep yang digunakan pada perancangan ini yaitu Central Religious Lengge.

Central Religious Lenggemerupakan konsep sabagai pusat pembelajaran ilmu agama dan

formal yang ingin menghadirkan kembali wajah suku Mboja (Bima) dalam rana yang baru

namun tidak melupakan nilai nilai yang ada.

5.2 Prinsip-prinsip extending traditionTerintegrasi

Prinsip-prinsip extending tradition yang telah terintegrasikan dengan prinsip ayat

untuk diaplikasikan dalam konsep yaitu: (1) perangkaan (2) peratapan (3) pertapakan (4)

persungkupan (5) persolekan, prinsip prinsip tersebut akan diaplikasikan pada perancangan

dengan konsep Central Religious Lengge.

5.3 Skema Alur Penerapan Konsep Dasar

Alur skema penerapan konsep dasar akan dijelaskan pada skema berikut:

Extending Tradition

Perangkaan, peratapan

,pertapakan , persungkupan

,persolekan

Q.S. Al-Mujadalah 58/11). Allah berfirman, “Allah akan

mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

Islamic Center

Masjid, Sekolah, Gedung

Pengelola, Galeri, Exhibition

hall

Islamic Center

Konsep :Central

Religious Lengge

Tapak, Bentuk,

Ruang

Gambar 5.1 skema alur penerapan konsep dasar

(sumber: hasil analisis, 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

117

5.4 Konsep Tapak

Konsep tapak terdiri dari pola tatanan massa dan tatanan area sekitar tapak yang

sesuai dengan konsep extending tradition, pada konsep tapak ini merupakan hasil dari bab

IV analisis.

Gambar 5.2Konsep Tapak

(sumber: hasil analisis, 2018)

1. Masjid

2. Sekolah

3. Kebun

4. Parkiran Masjid

5. Selasar

6. Parkir Sekolah

7. Ruang Komunal

8. Taman

9. Ruang Servis

10. Pintu Masuk

11. Pintu Keluar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

3

10

6

9

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

118

5.4 Konsep Bentuk

Meliputi proses terbentuknya konsep bentuk dari analisis .

Gambar 5.3Konsep bentuk

(sumber: hasil analisis, 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

119

5.5 Konsep Ruang

Gambar 5.5Konsep Ruang

(sumber: hasil analisis, 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

120

5.6 Konsep Utilitas

Konsep utilitas meliputi utilitas pada tapak, menjelaskan distribusi air bersih,

pengolahan air kotor, kelistrikan & mekanikal dan elektrikal tapak, dan sistem pencegah

kebakaran, serta mekanisme limbah berupa sampah.

A. Air Bersih dan Air Kotor

Gambar 5.6Konsep Air Bersih dan Air Kotor

(sumber: hasil analisis, 2018)

Gambar 5.7Konsep Air Bersih dan Air Kotor

(sumber: hasil analisis, 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

121

B. Jaringan Listrik

Sumber listrik pada tapak berasal dari PLN dan didistribusikan ke tapak melalui

jaringan-jaringan tertentu untuk memenuhi kebutuhan tapak maupun bangunan. Skema

jaringan kelistrikan dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 5.8. Jaringan Listrik

(sumber: hasil analisis, 2018)

Bangunan Pajak

PLN Genset

SDP

MDP

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

122

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

Perancangan Bima Islamic Center dengan Tema extenting tradition yang

diaplikasikan dengan integrasi nilai keislaman menghasilkan perancangan yang memiliki

karakter yang kuat sehingga selain memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya wadah

untuk pembelajaran ilmu agama dan ilmu budaya juga menampilkan karakteristik bangunan

khas daerah Bima dalam bentuk yang baru. Adapun hasil perancangan dijelaskan sebagai

berikut:

6.1. Dasar Perancangan Perancangan Bima Islamic center ini berdasarkan adanya beberapa permasalahan

yang muncul sebagai latar belakang perancangan, yaitu :

1. kerusakan moral dan akhlak yang terjadi di kalangan remaja Kota Bima.

2. kurangnya wadah dan fasilitas bagi masyarakat Bima khususnya remaja dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang ilmu agama dan budaya.

Perancangan Bima islamic center ini menggunakan konsep Central Religious lengge

dapat menggambarkan dan menghadirkan nilai-niai extending secara utuh dalam

menghasilkan rancangan yang berkarakter dan mewakili fungsi dari objek perancangan itu

sendiri. Prinsip konsep pendekatan perancangan dimana terdapat proses yang panjang di

dalamnya, memiliki keselarasan dengan prinsip nilai dari ayat al-Qur’an, yaitu menghindari

kesia-siaan dalam segala hal, serta memandang kesenian sebagai salah satu hasil olah pikir

manusia yang memiliki manfaat bagi pengguna maupun sekitarnya.

Tapak berada pada kawasan pinggiran pantai dan berada pada jalur keluar masuk ke

kota Bima. Tapak perancangan dekat dengan pusat perekonomian dan pendidikan yang ada

di kota Bima serta akses menuju tapak sangat mudah.

Perancangan Bima islamic center dengan tema extending tradition memiliki fungsi

objek ibadah dan edukasi baik dalam imu agama dan budaya, yaitu dengan adanya fasilitas

masjid islamic center, perpustakaan umum islamic center, fasilitas pendidikan berupa

sekolah dasar dalam hal ini madrasah ibtidaiyah, serta galeri budaya.

6.2. Penerapan Konsep pada Tapak

Tapak yang berada di Dara, Kota Bima ini memiliki luas 5.9 Ha mewadahi fungsi

Perancangan Bima islamic center. Hasil penerapan konsep central religious lengge pada

rancangan adalah sebagai berikut:

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

123

6.2.1. Zonasi

Zona publik berada diarea depan dan kanan tapak agar mudah dijangkau oleh

pengunjung melalui jalur akses utama tapak. Zona semi publik terletak ditengah tapak,

sebagai pusat kegiatan pengunjung di dalam area tapak, serta zona privat meliputi zona bagi

pengelola dan sekolah zona privat mendapatkan privasi dari area yang berbatasan dengan

semi publik. Hasil dari pertimbangan tersebut diilustrasikan pada gambar hasil rancangan

berupa layout plan dan site plan berikut:

Gambar 6. 1. Zonasi dan block plan

(Sumber: hasil rancangan 2018)

PUBLIK

PRIVAT

SEMI PUBLIK

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

124

Gambar 6. 2. Layout Plan

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 3. Site Plan

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Legenda

1. Masjid Islamic Center

2. Exhibition Hall

3. Gedung Utama Sekolah

4. Gedung Kelas

5. Green House

6. Perpustakaan

7. Kanti

8. Ruang Serbaguna

9. Lapangan Basket

10. Kebun

11. Pos Satpam

12. Rumah Genset

13. Area Tunggu Supir

14. Parkir Mobil

15. Parkir Bis

16. Parkir Motor

17. Parkir Sekolah

18. Parkir Pengelola

19. Pintu Masuk

20. Pintu Keluar

1 2

4

4

4

5

6

7

9

8

3

10

11

12

13

14

15 16 17

18

19

20

1 2

4

4

4

5

6

7

9

8

3

10

11

12

13

14

15 16 17

18

19

20

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

125

Gambar 6.2 dan 6.3 adalah layout dan siteplan hasil perancangan Bima Islamic

Center dengan impelementasi konsep Extending Tradition berdasarkan massa bangunan

banyak perpola grid linear dengan menggunakan atap miring bersudut. Penggunaan atap

dengan mengambil bentuk atap dari konsep atap uma lengge dengan kemiringan tertentu.

Gambar tampak dan potongan tapak diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 6. 4. Tampak kawasan dari selatan (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 5. Tampak kawasan dari timur (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 6. Tampak potongan kawasan dari selatan (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 7. Tampak potongan kawasan dari timur (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

126

Tema perancangan pada perancangan ini adalah Extending Tradition yaitu tema

yang ingin menghadirkan kembali nilai-nilai keberlanjutan tradisi lokal dengan mengutip

secara langsung dari bentuk dan fitur arsitektur masa lalu. Nilai-nilai keberlanjutan yang

ingin dihadirkan berupa pertapakan, peratapan, persungkupan, dan persolekan dari

arsitektur uma lengge. Perspektif kawasan dari bentuk yang dihasilkan akan ditunjukkan

pada gambar berikut.

Gambar 6. 8. Perspektif kawasan (Sumber: hasil rancangan 2018)

6.2.2. Sirkulasi Tapak dan Aksesibilitas

Sirkulasi pada tapak dibuat dengan sistem searah yaitu parkir motor, mobil dan bus

pengunjung berada di sebelah timur dan utara dengan alur sirkulasi parkir searah. Yaitu area

drop off (area masuk) tidak dijadikan satu dengan gerbang keluar (area keluar). Serta parkir

pengelola berada pada area barat (tidak bercampur dengan area pegunjung), dengan alur

sirkulasi masuk dan keluar menjadi satu. Selain itu, terdapat area parkir privat bagi pengguna

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

127

bangunan sekolah yang berada di sebelah selatan.

Gambar 6. 9. Pola sirkulasi pada tapak (Sumber: hasil rancangan 2018)

6.2.3. Lanskap

Perancangan Bima Islamic Center memiliki berbagai fasilitas pendukung salah

satunya dengan menghadirkan beberapa elemen tapak, yaitu, selasar bagi drop off, taman

bermain di area sekolah, pemberian air mancur pada area drop off, serta lapangan basket

pada bagian sekolah.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

128

Gambar 6. 10. Penataan lanskap pada tapak

(Sumber: hasil rancangan 2018)

a. Taman Bermain

Merupakan fasilitas penunjung sekolah yang berfungsi untuk menfasilitasi siswa

sekolah dalam kegiatan outdor yang berfungsi sebagai area bermain. Area taman didesain di

area tengan sekolah, ini bertujuan agar aktivitas bermain siswa dapat di pantau oleh guru-

guru yang ada.

Gambar 6. 11. Taman bermain (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

129

b. Selasar Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian ada beberapa titik, terutama yang mengarah ke akses utama

bangunan dari drop off pejalan kaki dan area parkir, dilengkapi dengan selasar sebagai

peneduh. Selasar dan pohon bertajuk sedang di area tersebut untuk memberikan

kenyamanan bagi pedestrian.

Gambar 6. 12. Selasar jalur pedestrian (Sumber: hasil rancangan 2018)

c. Air Mancur

Pemberian penataan lanskap berupa air mancur bertujan untuk menambah nilai

estetika pada area jalur menuju bangunan masjid sekalian menjadi point of view pada area

drop of.

Gambar 6. 13. Pemberian air mancur (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

130

d. Pintu Masuk

Pemberian pintu masuk dengan motif khas kain Bima untuk menambah estetika pada

perancangan Bima Islamic Center.

Gambar 6. 14. Pintu masuk

(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.3. Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk

Bangunan Bima Islamic Center adalah bangunan bermassa banyak yang dibagi

menjadi tiga area kawasan yaitu Sekolah, Isamic Center, dan Exibition Hall memiliki fungsi

berbeda.

Islamic Center merupakan bangunan utama dalam perancangan ini, dalam

perancangan ini islamic center terdiri dari tiga lantai. Lantai satu pada islamic center

didesain sebagai area pepustakaan umum islamic center, kantor pengelola, area pengajian

umum, area wudhu dan area service. Lantai dua dan tiga sebagai masjid islamic center yang

berfungsi sebagai tempat ibadah.

Dalam perancangan ini terdapat area sekolah tingkat dasar yaitu madrasah

ibtidaiyah. Perancangan area sekolah merupakan area bermassa banyak antara lain gedung

utama sekolah, gedung kelas, perpustakaan, green house, kantin serta bangunan serba guna.

Selain bagunan-bangunan tersebut terdapat juga ruang aktivitas outdor yaitu kebun praktek

untuk mefasilitasi kagiatan yang ada di area sekolah.

Selain gedung islamic center dan sekolah terdapat juga gedung exhibition hall yang

merupakan kan gedung serba guna. Exhibition hall terdiri dari dua lantai dengan dua pintu

masuk yang berbeda. Lantai satu pada bangunan ini terdiri dari kantor pengelola dan galeri

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

131

budaya. Sedangka lantai dua merupakan area gedung serba guna yang dapat menampung

tujuh ratus pengunjung.

6.3.1 Pembagian Massa Bangunan

Perancangan Bima Islamic Center merupakan perancangan bangunan bermassa

banyak. Dengan fungsi tiap bangunan yang berbeda. Berikut adalah hasil pembagian ruang

pada perancangan Islamic center.

A. Masjid

Gambar 6. 15. Denah Islamic Center lantai 1

(Sumber: hasil rancangan 2018)

LEGENDA 1. R. PERPUSTAKAAN 2. R. PENYIMPANAN BARANG 3. LOBBY 4. R. PIMPINAN 5. R. WAKIL PIMPINAN 6. R. SEKRETARIS 7. R. BENDAHARA 8. R. KABID PERIBADATAN 9. R. KABID PENDIDIKAN 10. R. KABID SOSIAL DAN BUDAYA 11. R. KABID INFORMASI DAN KOMUNIKASI 12. R. KABID BISNIS DAN PENGEMBANGAN USAHA 13. R. STAFF KEPERIBADAATAN 14. R.. STAFF PENDIDIKAN 15. R. STAFF SOSIAL DAN BUDAYA 16. R. STAFF INFORMASI DAN KOMUNIKASI 17.R. STAFF BISINIS 18. R. RAPAT 19. R. TAMU 20. R. ARSIP 21. R. PANTRY 22. R. MEE 23. TOILET PRIA 24. TOILET WANITA 25. TEMPAT WUDHU PRIA 26. TEMPAT WUDHU WANITA 27. R. MARBO 28. R. CLEANING SERVICE 29. GUDANG 30. R. PENGAJIAN UMUM 31. TOILET DISABILITAS PRIA 32. TOILET DISABILITAS WANITA

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

132

Gambar 6. 17. Denah Islamic Center lantai 3 (Sumber: hasil rancangan 2018)

Lantai satu meliputi area perpustakaan umum, kantor pengelola, ruang pengajian

umum, ruang service, tempat wudhu dan toilet. Sedangkan lantai dua dan tiga terdapat

ruang sholat, ruang audio, serta gudang penyimpanan.

Gambar 6. 16. Denah Islamic Center lantai 2 (Sumber: hasil rancangan 2018)

LEGENDA

1. RUANG IMAM

2. RUANG SHOLAT

3.RUANG AUDIO DAN

PERALATAN

4. GUDANG DALAM

5. GUDANG LUAR

6. TANGGA

7 RUANG SHOLAT KHUSUS

WANITA

LEGENDA

1. RUANG IMAM

2. RUANG SHOLAT

3. RUANG AUDIO DAN

PERALATAN

4. GUDANG DALAM

5. GUDANG LUAR

6. TANGGA

7 RUANG SHOLAT

KHUSUS WANITA

8. VOID

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

133

Gambar 6. 18. Tampak depan dan samping masjid islamic center

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 19. Potongan Arsitektural masjid

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Tampak fasad bangunan masjid merupakan perpaduan dari pengambilan bentuk uma

lengge dan dikombinasikan dengan motif kain tanun asli Bima sehingga menghasilkan

tampilan seperti di atas. Penggunaan penampilan fasad tersebut digunakan pada semua

rancangan fasad bangunan yang lain.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

134

B. Sekolah

Gambar 6. 20. Denah gedung utama sekolah (Sumber: hasil rancangan 2018)

Pembagian ruang pada gedung utama sekolah meliputi ruang lobby, ruang tunggu,

activity space, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang bendahara, ruang

sekretaris, ruang kurikulum dan sarana, ruang konseling, ruang kesiswaan, ruang arsip, ruang

peminjaman alat, ruang tata usaha, ruang guru, ruang rapat, ruang service, pantry, toilet

dan gudang.

Gambar 6. 21. tampak gedung utama sekolah (Sumber: hasil rancangan 2018)

LEGENDA

1. LOBBY

2. R. TUNGGU

3. SPACE ACTIVITY

4. R. KEPALA SEKOLAH

5. R. WAKIL KEPALA

SEKOLAH

6. R. BENDAAHARA

7. R. BIMBINGAN

KONSELING

8. R. KURIKULUM DAN

SERANA

9. R. KESISWAAN

10. RUANG GURU

11. R. RAPAT

12. TOILET WANITA

13. TOILET PRIA

14. R. TATA USAHA

15. R. ARSIP

16. R,. PEMINJAMAN

ALAT

17. PANTRY

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

135

Gambar 6. 22. Potongan arsitektural gedung utama sekolah

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 23. Denah gedung kelas (Sumber: hasil rancangan 2018)

LEGENDA

1. R. PENGAWAS

2. SPACE ACTIVITY

3. R. KELAS

4. LAB . KOMPUTER

5. UKS

6. TOILET LAKI LAKI

7. TOILET PEREMPUAN

8. CLEANING SERVICE

9. GUDANG

10. LAB. IPA

11. LAB. TEMATIK

12. LAB. BAHASA

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

136

Gambar 6. 24. tampak gedung kelas

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 25. Potongan arsitektural gedung kelas (Sumber: hasil rancangan 2018)

Pembagian ruang pada gedung kelas meliputi ruang kelas satu sampai kelas enam

dengan jumlah kelas dua belas kelas, ruang uks, laboratorium kamputer, laboratorium ipa,

laboratorium bahasa, laboratorium tematik, gudang, dan toilet.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

137

Gambar 6. 26. Denah perpustakaan (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 27. Denah kantin (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

138

Gambar 6. 28. Denah green house

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 29. Tampak depan dan samping perpustakaan (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 30. Tampak depan dan samping green house

(Sumber: hasil rancangan 2018)

C. Exhibition Hall

Exhibition hall terdiri dari dua lantai dengan dua pintu masuk yang berbeda. Lantai

satu pada bangunan ini terdiri dari kantor pengelola dan galeri budaya. Sedangkan lantai dua

merupakan area gedung serba guna yang dapat menampung tujuh ratus pengunjung.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

139

Gambar 6. 31. Denah exhibition hall lantai 1

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 32. Denah exhibition hall lantai 2

(Sumber: hasil rancangan 2018)

LEGENDA

1. LOBBY

2. R. PIMPINAN

3. R.WAKIL PIMPINAN

4. R. BENDAHARA

5. R. STAFF

6. TOILET PRIA

7. TOILET WANITA

8. LIFT BARENG

9. LIFT

10. RUANG TAMU

11. KASIR

12. RETAIL

13. DISPLAY

14. GALERI

15. AREA KEGIATAN

TENUN

16. R. SERBAGUNA

17. R. TUNGGU PEMAIN

18. R. GANTI

19. BACKTAGE

20. GUDANG

21. SPACE ACTIVITY

LEGENDA

1. LOBBY

2. R. PIMPINAN

3. R.WAKIL PIMPINAN

4. R. BENDAHARA

5. R. STAFF

6. TOILET PRIA

7. TOILET WANITA

8. LIFT BARENG

9. LIFT

10. RUANG TAMU

11. KASIR

12. RETAIL

13. DISPLAY

14. GALERI

15. AREA KEGIATAN

TENUN

16. R. SERBAGUNA

17. R. TUNGGU

PEMAIN

18. R. GANTI

19. BACKTAGE

20. GUDANG

21. SPACE ACTIVITY

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

140

Gambar 6. 33. Tampak depan dan samping exhibition hall

(Sumber: hasil rancangan 2018)

6.4. Hasil Rancangan Interior

Rancangan Bima Islamic centerini menghasilkan rancangan interior yang memiliki

karakter sesuai dengan konsep perancangan yaitu Central Religous Lengge yang ingin

menghadirkan kesan yang terdapat dalam arsitektur uma lengge ke dalam interior.

Gambar 6. 34. Interior masjid (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

141

Gambar 6. 36. Interior lobby sekolah

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 36. Interior ruang kelas (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

142

Gambar 6. 37. Interior ruang serbaguna exhibition hall (Sumber: hasil rancangan 2018)

6.5. Hasil Rancangan Eksterior

Eksterior bangunan perancangan Bima Islamic Center dimaksudkan untuk

memperjelas setiap sisi bangunan juga memiliki orientasi dan konteks extending, sehingga

citra bangunan memperkuat tema yang digunakan perancangan pada bangunan. Sisi eksterior

objek perancangan Bima Islamic Center yang dimaksud akan ditampilkan pada gambar

berikut:

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

143

Gambar 6. 38. Eksterior bangunan exhibition hall (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 39. Eksterior bangunan masjid (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

144

Gambar 6. 40. Eksterior perpustakaan

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 41. Eksterior gedung sekolah

(Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

145

Gambar 6. 42. Eksterior gedung kelas (Sumber: hasil rancangan 2018)

Desain fasad di atas merupakan hasil proses desain yang menggabungan antara

prinsip-prinsip dari tema yang digunakan yaitu extending tradition uma lengge antara lain

nilai peratapan, perangkaan, persungkupan, perselokan serta pertapakan.

6.6. Detail Arsitektur Bangunan dan Lanskap

Pada beberapa area di area tapak, terdapat beberapa elemen tapak berupa lanskap

yang berfungsi sebagai fasilitas penunjang kegiatan pengguna bangunan rancangan Bima

Islamic Center. Berikut adalah detail lanskap tapak:

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

146

a. Detail Arsitektural bangunan

Gambar 6. 43. Detail Arsitektur pada bangunan masjid (Sumber: hasil rancangan 2018)

Penampilan fasad pada bangunan Islamic Center di atas menerapkan konsep dari nilai

extending pada bangun uma lengge. Nilai yang diambil baik dari persolekan bangunan

maupun bentuk dasar dari uma lengge.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

147

b. Detail Arsitektur Lanskap

Gambar 6. 46. Detail lanskap

(Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

148

6.7. Hasil Rancangan Struktur (Gambar Kerja)

Gambar kerja menjelaskan tentang material dan ukuran bangunan berdasarkan

spesifikasi bangunan terperinci.

Pada bangunan utama dibedakan menjadi tiga bagian struktur yaitu struktur bagian

bawah (sub structure atau pondasi), struktur bagian tengah (mid structure) dan struktur

bagian atas (upper structure). Ketinggian bangunan utama pada perancangan ini adalah 38,3

meter, ketinggian tersebut terhitung ketinggian atap bangunan. Berdasarkan hal tersebut

Struktur pondasi yang digunakan yaitu struktur pancang dengan kedalaman 10 meter. Pada

struktur bagian tengah menggunakan struktur kolom dengan ukuran 0,5 meter x 0,5 meter

dengan ketinggian adalah 5 meter. Sedangkan struktur atas atau atap menggunakan struktur

bentang lebar berupa space frame karena beberapa bagian dalam masjid menerapkan

struktur bebas kolom.

Gambar 6. 49. Denah masji lantai 1

(Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

149

Gambar 6. 50. Denah masji lantai 2

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 51. Denah masji lantai 3 (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

150

Gambar 6. 52. Potongan BB’ masjid (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 53. Potongan AA’ masjid

(Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

151

Gambar 6. 54. Potongan BB’ masjid

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 55. Denah exhibition hall lantai 1 (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

152

Gambar 6. 56. Denah exhibition hall lantai 2 (Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 57.Tampak exhibition hall lantai 2 (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

153

Gambar 6. 58. Denah sekolah

(Sumber: hasil rancangan 2018)

Gambar 6. 59. Tampak sekolah (Sumber: hasil rancangan 2018)

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

154

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Perancangan Bima Islamic Center merupakan perancangan yang bertujuan untuk

mewadahi kebutuhan masyarakat Kota Bima sebagai tempat pebelajaran ilmu agama.

Berdasarkan pejelasan di atas penulis dapat menyimpulkan perancangan Bima Islamic Center

merupakan perancangan dengan mengutamakan pendekatan dan analisis sebagai tolak ukur

perancangan bentuk.

7.2 Saran

Setelah penulis melakukan pengumpulan data, analisis perancangan hingga

menghasilkan sebuah perencanaan perancangan Bima Islamic Center, maka penulis

mengajukan beberapa saran. Adapun saran yang diusulkan sebagai berikut .

1. Pusat pengembangan ilmu agama dan budaya harus diperhatikan dan di

kembangkan sampai keposlook desa sehingga akan menciptakan generasi-

generasi penerus bangsa yang memiliki keilmuan agama yang baik dan mengerti

akan budaya.

2. Diharapkan adanya kerjasama antara pemerintahan, masyarakat dan penulis

dalam mewujudkan pembangunan wadah pembelajaran ilmu agama dan budaya

dalam hal in adalah pembanguna Bima Islamic Center.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

155

DAFTAR PUSTAKA

BPPD, Kota Bima (2015).Profil Daerah Kota Bima.

Arofah, Himmatul (2010).Pusat Seni dan Kerajinan Ilsami di Kabupaten Gersik dengan Tema

Extending tradition. Malang : UIN-Maliki Press

Syaikhu,ach (2010). Al-Qur'an dan Dinamika Kebudayaan.Jurnal Falasifa. Diakses pada 10

Maret 2017.

Setiyowati Ernaning (2006). Arsitektur Berkelanjutan/Extending Tradition.

https://ninkarch.files.wordpress.com/2010/02/sustainable-arch.pdf. Diakses 29

Januari 2017.

Neufert, Peter. 2010, Data Arsitektur Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Gamank, Onco (2012). Sejarah, Filosofi dan Arsitektur Uma Lengge dan Jompa.

http://kabarentebe.blogspot.co.id/2012/07/sejarah-filosofi-dan-arsitektur-

uma.html. Diakses 3 Meret 2017.

Nurjamal(2016).Masjid-Masjid

Nusantara.http://www.gomuslim.co.id/read/khazanah/2016/12/30/2744/islamic-

center-samarinda-masjid-terbesar-se-asia-tenggara-di-tepian-sungai-

mahakam.html. Diakses pada 3 Mare 2017.

Bond, Andrew(2007). A 700 Year Story –the moated city of chiang

mai.http://ezinearticle.com. Diakses 1 Agustus 2017.

Kelsey, Nola (2006). Chiang mai-thailand’s tample of the dog. http://ezinearticle.com.

Diakses 1 Agustus 2017.

PERANCANGAN BIMA ISLAMIC CENTER DI KOTA BIMA DENGAN PENDEKATAN `EXTENDING TRADITION

156

LAMPIRAN