peran pemerintah desa dalam meningkatkan jumlah
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of peran pemerintah desa dalam meningkatkan jumlah
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH
PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA
JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
Oleh:
Muhammad Sadri NIM. 160.203.052
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
ii
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH
PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA
JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Sadri NIM. 160.203.052
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas segala karunia Allah Azzawajalla atas limpahan Rahmat dan
Keberkehan yang telah dilimpahkan kpedaku dan kepada Sayyidina
Muhammad SAW atas jasanya meneteskan benih keimanan sehingga hati ini
mampu memilih jalan yang diridhoi Allah SWT.
Ku persembahkan skripsi ini kepada:
Ibunda tercinta Maridah yang senantiasa mencintaiku selamanya dengan
sepenuh hati dan memberikan doanya yang terbaik untukku dan untuk
Ayahanda tercinta Sapri orang yang senantiasa mendukungku dalam mencapai
segala ciata-cita terbaikku dengan segenap jiwa dan raganya. Dan kepada
seluruh saudaraku yang telah mendukungku dengan sepenuh hati dan seluruh
keluarga besarku. Dan tidak lupa kepada seluruh guru-guru yang telah bersabar
mendidikku dan juga kepada sahabat-sahabatku yang telah memberikan
motivasi suksesnya tugas ini dan kampusku tercinta Universitas Islam Negeri
Mataram (UIN) Mataram.
KATA PENGANTAR
ix
Bismillahirrahmanirrahim...
Segala puji bagi allah swt yang maha Rahman dan maha Rahim yang telah
memberikan kekuatan kepada peniliti untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan
ini dengan sempurna dan solawat beserta salam senantiasa kita curahkan kepada
makhluk paling mulia sayyidina Muhammad saw semoga senantiasa tercurahkan
kepada beliau, para sahabat dan bserta keluarganya.
Peneliti menyadari bahwa suksesnya tugas skripsi ini tidak terlepas dari peran
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peniliti dengan hati tulus
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dan bapak yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Dosen pembimbing I, ibu Hj. Siti Nurul Khairani, SE.MM, dan Dosen
pembimbing II, Bapak Muh. Baihaqi, .SHI,.M.SI. yang telah bersabar memberikan
bimbingan, arahan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak H. Bahrur Rosyid, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah,
5. Ibu Atun Wardatun, Ph.D selaku Dosen Wali.
x
6. Kepala desa beserta seluruh jajarannya dan seluruh masyarakat,pengerajin Desa
Jenggik Utara yang telah memberikan izin serta kemudahan dalam mengambil
data penelitian ini.
7. Kedua orang tua dan sahabat yang ikut mendukung proses penulisan skripsi ini
sampai selesai.
Peneliti juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan untuk menyempurnakan hasil
penelitian ini. Akhir kata peneliti ucapkan Alhamdulillah, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi peneliti sendiri.
Mataram,.........2020
Peneliti
(Muhammad Sadri)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….. HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………i NOTA DINAS PEMBIMBING……………………………………………....ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………..iii HALAMAN MOTTO………………………………………………………...iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………v KATA PENGANTAR………………………………………………………..vi DAFTAR ISI………………………………………………………………….vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………..viii ABSTRAK…………………………………………………………………….ix BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1 B. Rumusan Masalah………………………………………………….9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………9 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian……………………………10 E. Telaah Pustaka………………………………………...……………11 F. Kerangka Teori……………………………………………………..15 G. Metode Penelitian………………………………………………….31 H. Sistematika Pembahasan……………………………….…………..42
BAB II PAPARAN DAN TEMUAN DATA
A. Gambaran Umum Desa Jenggik Utara………………….………...….44 1. Profil Desa Jenggik Utara……………………………………..……44 2. Struktur Pemerintahan Desa Jenggik Utara………………...….….49 3. Letak Geografis Desa Jenggik Utara………………………………52 4. Visi dan Misi desa jenggik utara……………………..………...…..55 5. Keadaan Sosial Budaya Desa Jenggik Utara……..…………...…..56 6. Sumber Daya Desa Jenggik Utara……………………………….....56
B. Peran Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu…………………………….….66
C. Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa
Jenggik Utara………………………………………………………..68
xii
BAB III PEMBAHASAN
A. Kajian Terhadap Peran Pemerintah Desa Dalam Upaya Meningkatkan Tingkat Produksi Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara…………………………………………….........................….78
B. Kajian Terhadap Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara……………………………….….88
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………97 B. Saran……………………………………………………………..98
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..………100
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Jumlah jumlah penduduk Desa Jenggik Utara
Tabel 2.1 Tingkat produksi sesudah dan sebelum menjjadi perhatian pemerintah
xiv
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA
JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh:
Muhammad Sadri NIM: 160203052
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah desa dalam meningkatkan jumlah produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu yang ada di Desa Jenggik Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriftif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan bahwa ada beberapa bentuk peran pemerintah Desa dalam upaya meningkatkan hasil produksi keranjang bambu, yaitu memberikan pinjaman dana kepada pengerajin melalui BUMDes, bekerja sama dengan lembaga yang diluar Desa, dan memberikan pelatihan melalui program-program pusat kepada keluarga PMI. Peran pemerintah Desa sangat penting dalam upaya mengembangkan usaha kerajinan tangan keranajng bambu di Desa Jenggik Utara termasuk dalam meningkatkan jumlah produksinya. Adapun kendala yang sering dihadapi adalah terkait manajement karena Desa belum mampu menjadikan usaha ini sebagai bagian dari usaha milik Desa sehingga keranjang yang di beli Desa dari masyarakat menjadi keuntungan tersendiri dari Desa maupun masyarakat sendiri.
Berdasarkan hasil analaisis yang peneliti lakukan terkait dengan hasil temuan dilapangan bahwa peran pemerintah Desa sangat penting dalam mendukung perkembanngan usaha keranjang bambu, karena dengan campur tangan pemerintah perkembangan usaha keranjang akan terus meningkat, sehingga masyarkat sebagai pengerajin akan merasa terbantu dalam mengembangkan usaha mereka sehingga prekonomian masyarakat akan semakin membaik dan kesejahteraan akan semakin tampak ditengah masyarakat.
Kata Kunci : Peran, pemerintah desa, keranjang, tingkat produksi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam.
Keanekaragaman ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan iklim,
tanah, dan topografi. Tanaman bambu merupakan tanaman yang memiliki
berbagai macam manfaat karena batangnya kuat, keras dan elastis sehingga
membuat bambu menjadi tanaman multiguna. Bambu bisa diolah menjadi
produk industri seperti lantai, papan liminating, papan partikel, dan tulang
beton. Selain itu bambu juga diguanakan sebagai bahan konstruksi rumah
seperti dinding, tiang, usuk, reng, pagar dan atap.
Industri kreatif di Indonesia sedang berkembang dengan pesat.
Perkembangan ini seharusnya diimbangi dengan kemampuan sumber dan
yang memiliki kompetisi. Sumber daya yang memadai seperti apa yang
diperlukan didalam dunia industri kreatif. Kompetensi yang memiliki
kompetensi yang kompetitif yang bisa memenangkan persaingan dalam
dunia bisnis. Menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif
merupakan tanggung jawab kita semua terutama dunia Pendidikan Tinggi.
Saat ini masih sangat sedikit Perguruan Tinggi yang mengembangankan
2
program bisnis industri kreatif. Hanya ada beberapa Perguruan Tinggi
yang membuka Program Bisnis Industri kreatif.1
Salah satu pengembangan industry kreatif adalah kerajinan tangan
keranjang bambu yang ada di desa Jenggik Utara Kecamatan Montong
Gading Kabupaten Lombok Timur keranjang bambu diproduksi dalam
berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda, seperti keranjang buah yang
biasanya digunakan oleh para pedagang buah, keranjang ayam, keranjang
ayam juga banyak diproduksi dari rotan sedangkan keranjang bambu
biasanya berbentuk terbuka dibagian bawahnya tidak berbentuk
kerangkeng seperti dari bahan rotan, keranjang ikan yang biasa digunakan
oleh pedagang ikan di pasar- pasar umum dan lain-lain.
Keranjang bambu adalah sebuah olahan dari berbahan dasar bambu
yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang akan dibutuhkan dan keranjang
bambu merupakan salah satu usaha rumah tangga yang memanfaatkan
bambu sebagai bahan baku utama untuk membuat anyaman keranjang.
Keranjang bambu yang dihasilkan biasanya digunakan untuk kebutuhan
1 Nurjanah, S.. “Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif Penerapannya
Melalui Pendidikan Tinggi”. Jma, Vol. 18, Nomor 2, Oktober - November 2013. Hlm. 141
3
logistik dalam mengemas hasil pertanian seperti jeruk, tomat, kol, maupun
hasil tangkapan ikan laut.2
Bambu adalah hasil hutan maupun persawahan non kayu yang
sangat dekat dan fameliar dengan kehidupan masyarakat karena biasanya
bambu tumbuh disekitar kehidupan masyarakat. Bambu memiliki berbagai
jenis, Indonesia memiliki sekitar 154 jenis bambu 10% dari 1250-1500
jenis bambu yang ada di dunia.3 Bambu adalah salah satu pepohonan yang
memiliki ruas yang ditumbuhi dengan ranting-ranting, karena tumbuhan
bambu salah satu jenis pepohonan yang tidak bercabang seperti kayu pada
umumnya sehingga pohon bambu sering disebut jenis pohon nonkayu.
Pohon bambu adalah jenis pohon yang tahan hidup dilahan yang kering.
Kerajinan tangan merupakan produktifitas suatu masyarakat dalam
menciftakan sebuah benda dengan fungsi tertentu dengan menggunakan
tangan sebagai alat menciftakan benda tersebut dan kerajaian tangan
meruapakan usaha produktif nonpertanian baik untuk mata pencaharian
utama maupun sampingan. Oleh karena itu, kerajiana merupakan usaha
2 Siregar, R. S. “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran
Keranjang Anyaman Bambu (Studi Kasus: Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)”. Jurnal Agrica, Vol. 4, Nomor 1, Juli 2016, hlm. 62.
3 Setiawan, B, “Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah Kampung
Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor”, Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2010, hlm. 135-147.
4
ekonomi sehingga masuk ke dalam usaha industry.4 Pada umumnya usaha
industry kerajinan tangan digeluti oleh kaum perempuan sebagai salah satu
bentuk membantu ekonomi keluarga karena pengerjaannya di rumah dan
menggunakan tangan. Kerajinan tangan juga sering disebut seni kariya atau
seni rupa terapan (applied art) karena termasuk seni yang memiliki
kesenian dan memiliki fungsi praktis. Kerajinan tangan digeluti sebgai slah
satu cara memenuhi kebutuhan peralatan dengan tetap menerapkan
keindahan arsitek dan keindahannya.
Dengan mempertahankan keindahan arsiteknya akan menjadi daya
tarik dan banyak diminati oleh konsumen, dalam memproduksi peralatan
yang terbuat dari bambu pemerintah tetap memberikan arahan untukm
kepada masyarkat agar mempertahankan seni arsitek pada alat seni yang
dibuat dari bambu.
Istilah pemerintah dengan pemerintahan merupakan istilah yang
menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena pemerintah juga
bergantung kepada cakupan fungsi pemerintahan dan kedua istilah tersebut
memiliki makna yang berbeda. Pemerintah adalah orang yang menjalankan
roda pemerintahan sedangkan pemerintahan merupakan pelaksanaan tugas
4 Hidayat, T., “Rancang Bangun Media Interaktif Untuk Kerajinan Tangan
Tradisional”. Creative Information Technology Journal, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2014 – Juli 2014, hlm. 216-230.
5
dan fungsi pemerintah.5 Pemerintahan adalah elemen terpenting ditengah
masyarkat sebagai salah lembaga yang melayani masyarkat dalam setiap
urusan kemasyarakat.
Desa adalah sebagai suatu bentuk pemerintahan tetap yang diakui
sebagai kesatuan wilayah masyarakat yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional
dan keberadaannya tidak hanya di daerah kabupaten tapi juga di wilayah
kota.6 Desa jenggik Utara adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Montong Gading Kabupaten Lombok Timur, desa inilah adalah salah satu
desa yang mekar dari desa Jenggik dan desa ini hanya baru pernah
dipimpin oleh seorang Kades sebagai salah inisiator dari kemekaran desa
Jenggik Utara hingga saat ini baru diganti oleh seorang kades yang baru
menjabat kurang lebih dua tahun pasca pergantian dari kepala desa yang
pertama. Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten
Lombok Timur adalah salah satu desa yang menggeluti usaha industry
produk keranjang bambu yang sudah berjalan sekitatar kurang lebih dua
tahun. Usaha industry keranjang bambu di desa Jenggik Utara merupakan
5 Rokhim, A., “Kewenangan Pemerintahan Dalam Konteks Negara Kesejahteraan”. Jurnal
Ilmiah Ilmu Hukum Dinamika Hukum, Vol. 19, Nomor 36, Pebruari-Mei 2013, hlm. 136-148.
6 Nuraini, S., “Hubungan Kekuasaan Elit Pemerintahan Desa”. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2010, hlm. 1-13.
6
salah satu langakah desa dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarkat dese Jenggik Utara karena memiliki potensi yang menjanjikan
sebagi slah satu peluang bagi masyarkat untuk menambah penghasilan.7
Ada beberapa jenis pohon bambu yang yang berada didesa Jenggik
Utara yang dijadikan usaha industry kerajinan tangan, seperti bambu
petung, bambu petung memiliki ukuran yang cukup besar dibandingkan
dengan ukuran bambu pada umumnya dan biasanya digunakan untuk
membuat berugak, bambu tali ”treng tali”, bambu ini memiliki kelenturan
pada pohonnya sehingga dinamakan “treng tali” dan biasanya bambu jenis
ini digunakan sebagai bahan tali dan pohon bambu jenis inilah yang
diguanakan untuk membuat produk keranjang bambu.8
Sejak usaha industry keranjang bambu ini digeluti oleh masyarakat
desa Jenggik Utara, dari sekitar 30 pengerajin yang ada di Desa Jenggik
Utara hingga saat ini pengerajin mencapai 132 orang belum pernah ada
yang meneliti disemua bidang karena usaha industry keranjang bambu
hanya digeluti oleh beberapa anggota masyarkat yang berada di dusun
ceret. Menurut Kades setempat bahwa Desa Jenggik Utara ini adalah salah
satu desa pensuplay keranjang buah terbesar di pulau Lombok baik
7 Pak Nasri, Kepala Desa Jengguk Utara, Wawancara,Hari Selasa 17 desember 2019, Pukul
10.57 WITA
8 Muhammad Sudarman Azhari, Wawancara, Jenggik Utara, 5 maret 2020
7
Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat dan Kabupaten Lombok
Utara.
Tingkat produksi usaha keranjang bambu mengalami kenaikan yang
cukup pesat sejak usaha keranjang bambu menjadi salah satu perhatian
pemerintah desa,dari 1.200 keranjang perhari dari 30 pengerajin hingga
saat ini mencapai 7.920 keranjang perhari dari 132 keranjang. Hal tersebut
dikarenakan usaha keranjang bambu tidak diminati oleh masyarakat
setempat karena disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya
modal untuk membeli bambu terutama bagi masyarkat yang tidak memilki
kebun bambu, dan yang paling besar pengaruhnya adalah objek pemasaran
keranjang bambu. Dulu usaha keranjang bambu di desa Jenggik Utara
hanya mampu memproduksi sekitar 1-2 kudi (1 kudi=20 keranjang) oleh
satu orang pengerajin dan berpusat di Dusun Ceret Lauk saja, karena
khawatir jika diproduksi dengan jumlah yang banyak tidak ada yang akan
membelinya, jadi hanya memproduksi dengan jumlah pesanan saja, namun
saat ini desa jenggik mempu memproduksi puluhan kudi karena
meningkatnya minat masyarakat menjadikan usaha keranjang bambu
sebagai usaha keluarga. Saat ini pengerajin di Desa Jenggik Utara
mencapai 132 orang dengan kemampuan memproduksi rata-rata 1-4 kudi
jika di kerjakan dengan konsisten, jika di jumlah kan perbedaan jumlah
produksi dari sebelum jadi perhatian pemeriantah di Desa Jenggik Utara
8
hanya mempu memproduksi sekitar 1.200 keranjang/hari (2 kudi=40
keranjang x 30 orang pengerajin) dan saat ini jika dirata-ratakan maka
jumlah produksi mencapai 3 kudi/60 keranjang/hari, jika dikalikan dengan
jumlah pengerajain 132 orang x 60=7.920 keranjang/hari. Maka jika di
banding jumlah produksi ketika sebelum menjadi perhatian pemerintah
adalah 1.200 keranjang/hari dari 30 orang pengerajin dan 7.920
keranjang/hari dari 132 pengerajin setelah menjadi perhatian pemerintah.9
Usaha kerajinan tangan keranjang bambu di desa Jengik Utara
merupakan unit usaha yang sudah berjalan lama namun hanya digeluti
segelintir orang saja dan belum di banyak digeluti oleh oleh masyarkat desa
Jenggik Utara, sehingga pada akhirnya desa melihat usaha industry
keranjang bambu ini memiliki potensi untuk di kembangkan. Pada tahap
awal desa melalui program PNPM-MP (program nasional pemberdayaan
masyarkat mandiri perdesaan) yang dilakukan oleh PNPM-NP desa
mengangkat usaha keranjang bambu sebagai salah satu usaha yang di
angkat dalam pemberdayaan masyarakat desa, hal ini karena pemerintah
desa Jenggik Utara ingin memanfaatkan SDA desa. Desa Jengggik Utara
memiliki potensi dalam SDA bambu.10 Berdasarkan ovservasi awal bahwa
usaha industry keranjang bambu yang awalnya hanya digeluti oleh
9 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020
10 Pak Nasri, Kepala Desa Jengguk Utara, Wawancara, Dusun Lingkuk Telu, 17 desember
2019.
9
segelintir masyarakat menjadi usaha yang dikenal luas oleh masyarkat
Lombok dan menjadi bagian usaha penting bagi masyarakat Desa Jenggik
Utara, peniliti ingin mengetahui peran pemerintah desa dengan mengangkat
judul “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Jumlah Produksi
Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara
Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian dengan
rumusan sebagai berikut:
1. Bagaiamana tingkat produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu di Desa
Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur
2. Bagaimana peran pemerintah desa dalam upaya meningkatkan jumlah
produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu di Desa Jenggik
Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peran pemerintah desa dalam meningkatan
jumlah produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara Kecamatan
Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.
2. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
10
Hasil penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan wawasan
serta keilmuan dalam bidang ilmu ekonomi terutama mengenai peran
pemerintah terhadap jumlah peningkatan produksi keranjang bambu di
Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok
Timur.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah desa
Manafaat secara praktis dari penilitian ini adalah dapat
dijadikan oleh pemerintah sebagai bahan acuan dan bahan evaluasi
dalam meningkatkan produksi usaha kerajinan tangan keranjang
bambu serta mengetahui kebijakan yang tepat untuk diterapkan
ketengah masyarakat sebagai upaya meningkatkan produksi usaha
kerajinan tangan keranjang bambu.
b. Bagi Peneliti
Peneliti mampu mengaplikasikan usaha yang sama dalam
dunia nyata sewaktu-waktu dibutuhkan serta peneliti dapat memiki
tambahan wawasan terkait ilmu terkait sesuai dengan teori yang
benar.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang lingkup
Untuk mempermudah penulisan penelitian ini,maka perlu kiranya
dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup yang akan kita
11
bahas dalam penelitian ini adalah tentang peran pemerintah desa dalam
meningkatkan produksi usaha industry kerajinan tangan keranjang bambu
dan produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara.
2. Setting Penelitian
a. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jenggik Utara, Lombok Timur.
b. Waktu penelitian sekitar 2 sampai 3 bulan.
c. Peneliti melakukan penelitian pada pemerintahan desa dan masyarakat
sebagai produsen industri kerajinan tangan keranjang bambu.
d. Sumber informasi dalam penelitian yaitu pemerintah desa setempat dan
masyarkat Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading
Kabupaten Lombok Timur.
Penlitian ini dilakukan di Desa Jenggik Utara, Kabupaten Lombok
Timur. Peniliti mengambil lokasi ini karena ingin mengetahui peran
pemerintah desa dalam mengembangkan tingkat produksi usaha industri
keranjang bambu karena usaha tersebut termasuk usaha baru dan desa
Jenggik Utara adalah desa mekaran dari Desa Jenggik.
E. Telaah Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti bukanlah yang pertama
dalam melakukan penelitian, namun menggunakan acuan skripsi lain yaitu:
1. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamami Cahya Prastika dengan
judul: “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi Pelaku Usaha Mikro
12
Kecil Menengah (UMKM) dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit
di Kabupaten Magetan” Pada tahun 2016/2017.11
Dalam penelitian yang dilakukan oleh hamami cahya prastika
memfokuskan pada peran pemerintah dan partisipasi usaha mikro yang
dilakukan di Kabupaten Magetan dalam upaya mengembangkan usaha
kerajinan kulit di masyarakat magetan. Tehnik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah tehnik wawancara, observasi
dan dokumentasi. Hasil dari penelitian tersebut bahwa peran pemerintah
dan usaha mikro kecil menengah memberikan dampak terhadap masyarakat
setempat dalam peningkatan usaha kerajinan kulit.
Dalam penelitian tersebut ditemukan perbedaan dan persamaan dari
hasil penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. Adapun perbedaan dari
hasil penelitin tersebut adalah pada objek penelitiannya yaitu usaha kulit
sedangkan penelitian yang akan saya lakukan adalah pada usaha kerajinan
keranjang bambu dan perbedaan selanjutnya adalah pada lembaga yang
ikut berperan, pada penelitian tersebut UMKM ikut berperan dalam
peningkatan usaha kulit. Sedangkan persamaannya adalah pada peran
pemerintah dalam meningkat usaha masyarakat setempat.
11 Prastika, H. C., “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi Pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit di Kabupaten Magetan”. (Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Magetan Tahun 2016/2017).
13
2. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Bethari Purba dengan judul;
“Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun” pada tahun 2017. 12
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agnes Bethari Purba fokus
pada faktor penggunaan alat pelindung diri (APD) pembuatan keranjang
bambu pada masyarakat desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tersebut adalah tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari hasil
penelitian tersebut bahwa penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat
penting karena dalam pembuatan keranjang saat memipihkan bambu
berpotensi melukai karena mengetahui bambu memiliki serat yang tajam.
Dalam penelitian tersebut ditemukan persamaan dan perbedaan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Adapaun
persamaanya adalah pada obejek penelitian, yaitu usaha keranjang bambu.
Sedangkan perbedaanya adalah pada penelitan tersebut meneliti tentang
factor penggunaan alat pelindung diri (APD) sedangkan peliti saat ini
meneliti tentang peran pemerintah terhadap peningkatan usaha kerajinan
keranjang bambu di Desa Jenggik Utara.
12 Purba, A. B. P., “Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”. (Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Simalungun 2017).
14
3. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifa Mahmudin dengan judul:
“Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Pada Pembangunan Desa di Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten
Ponorogo” pada tahun 2017. 13
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arifa Mahmudin fokus pada
peran pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarkat pada
pembangunan desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut
bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam membangun desa dan partisipasi masyarkat memiliki
peran penting dalam membangun desa.
Dalam penelitian tersebut ditemukan beberapa persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peniliti saat ini.
Persamaannya adalah ada pada meneliti peran pemerintah. Adapun
perbedaannya adalah pada objek penelitian, pada penelitan tersebut ingin
mengetahui peran pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarkat
sedankan peneliti saat ini akan meneliti peran pemerintah dalam
meningkatkan jumlah produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara.
13 Mahmudin, A., “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Pada Pembangunan Desa Di Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo” (Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Dan Keguruan. Ponorogo 2017).
15
F. Kerangka Teori
1. Pengertian pemerintah
lstilah pemerintah setidaknya menunjuk pada empat pengertian
pokok, yaitu: pertama, pemerintah merujuk pada suatu proses
pemerintahan, dimana kekuasaan dioperasionalisasikan oleh mereka yang
memegang kekuasaan secara sah. Kedua, istilah pemerintah menunjukkan
pada keberadaan dimana proses pemerintahan tersebut berlangsung.
Seringkali penamaan suatu entitas pemerintah menunjukkan secara
langsung dimana pemerintah tersebut berada. Ketiga, pemerintah
menunjukkan secara langsung person (orang) yang menduduki jabatan-
jabatan pemerintah sebagai pelaksana kekuasaan. Keempat, istilah
pemerintah juga mengacu pada aspek bentuk, metode atau sistem
pemerintahan dalam suatu masyarakat, yakni sruktur dan pengelolaan
badan pemerintah serta hubungan antara yang memerintah dan yang
diperintah. Sistem pemerintahan menggambarkan keseluruhan interaksi
pemerintah yang saling berkaitan dan tergantung dalam pengelolaan
pemerintahan.14
2. Peran dan Fungsi Pemerintah
14 Muhadam Labolo, “Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian Teori, Konsep, dan
Pengembangannya”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 16
16
Adapun peran dan fungsi pemerintah adalah dapat kita bagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut:15
a. Peran pemerintah dalam perekonomian merupakan sesuatu yang
mutlak, namun demikian peran ini terbatas pada aspek-aspek tertentu,
seperti yang berkaitan dengan penyediaan barang-barang publik dan
mengatasi terjadinya kegagalan pasar.
b. Implementasi, yaitu peran pemerintah dalam perekonomian mengalami
pasang-surut yang berkaitan dengan seberapa besar peran tersebut
dapat diterima. Pada masa sekarang ini peran pemerintah diterima
dalam batas-batas yang moderat, tanpa mengganggu atau menghambat
jalannya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sektor swasta.
c. Pemerintah yang moderat yaitu pemerintah perlu dukungan
kelembagaan yang kuat, baik dari lembaga di lingkungan pemerintah
sendiri maupun lembaga-Iembaga di luar pemerintahan untuk
melengkapi dan mengontrol jalannya lembaga pemerintahan tersebut.
d. Ketersediaan badan usaha, keberadaan badan-badan usaha milik
negara masih diperlukan untuk melengkapi badan-badan usaha milik
swasta, khususnya untuk sektor-sektor yang menyangkut masyarakat
banyak dan sektor yang kurang menarik bagi sector swasta. Namun
demikian, perlu ada upaya untuk melakukan privatisasi dan
korporatisasi untuk perusahaan-perusahaan milik Negara yang tidak
15 Ibid., hlm. 27
17
efisien atau menjadi beban bagi negara, tanpa memberikan kontribusi
yang berarti bagi perekonomian secara keseluruhan.
3. Pemerintah Desa
Istilah “Desa” secara etimologi berasal dari kata “Swadesi” berasal
dari bahasa sangsekerta berarti “wilayah” atau bagian yang mandiri dan
otonom. Istilah desa sendiri sangat beragam diberbagai wilayah di
Indonesia. Istilah desa hanya dipakai di beberapa kalangan masyarakat dan
wilayah provinsi seperti di wilayah pulau jawa, madura, bali, NTB dan
provinsi lainnya. Sedangkan di wilayah provinsi seperti aceh menggunakan
istilah “gampong” atau “munasah”. Masyarakat madura menyebutnya
dengan istilah “kuta” atau “huta”, didaerah batak disebut dengan “nagari”,
“dusun” atau “marga” di pulau selatan.16
Kata “desa” tersebut kemudian dalam bahasa jawa dipelintir menjadi
“ndeso” untuk menyebutkan orang-orang atau penduduk wilayah yang
berada di udik atau pedalaman, istilah “ndeso” serimg digunakan oleh
orang jawa pada umumnya untuk menyebut orang-orang yang memiliki
sifat kampungan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “desa” diartikan
sebagai kesatuan wilayah yang dihuni oleh sekelompok keluarga yang
memiliki system pemerintahan dan aturan tersendiri Pengertian desa juga
dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah
16 Hasjimzoem, Y., “Dinamika Hukum Pemerintahan Desa”. Fiat Justisia Jurnal Ilmu
Hukum, Vol. 8, Nomor 3, juli-september 2014, hlm. 463
18
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintah Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.17
Keberadaan desa sebagai satu kesatuan masyarkat hukum
memberikan pemahaman kepada kita bahwa Negara Kesatuan Repulik
Indinesia memiliki bagian-bagian wilayah terkecil seperti pedesaan yang
tidak hanya keberadaannya sebatas etnis, administrative akan tetapi etnis
hukum yang harus dijaga, dirawat, dilindungi, diistimewakan,
dihargai,dilestarikan, sebagai mana di tetapkan dalam UUD 1945 Pasal 18
B ayat 2 menyatakan:
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisinal sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip Negara kesatuan republic indonesisa sesuai undang-undang…” 18
Pemerintahan desa menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemerintahan desa adalah
“kegiatan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Pemerintahan desa dan Pemerintah Kelurahan. Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa berdasarakan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
17 Ibid.,hlm. 464 18 Ibid.,hlm. 464
19
pengaturannya berdasarkan pemikiran keanekaragaman, partisipasi,
otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu
penyelenggraan pemerintahan desa merupakan subsistem penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat.19
Pemerintahan desa, di dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun
2005 menyatakan bahwa pemerintah desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur
penyelengggaraan pemerintahan desa. Sebagai unsur penyelenggara
pemerintah desa, maka pemerintah desa pada hakikatnya mempunyai tugas
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan. Oleh karena itu, dilihat dari segi fungsi maka pemerintah
desa memiliki fungsi sebagai berikut yaitu: 20
1.Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa;
2.Melaksanakan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan;
3.Melaksanakan pembinaan perekonomian desa;
4.Melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong
masyarakat;
19 Ulumiyah, I, "Peran pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa (studi pada
Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang)”. Jurnal Administrasi Publik, Vol 1. Nomor 5. 2013, hlm 92
20 Tinggogoy, Deiby Christiana, and Yuliana Ngongano. "Peran Pemerintah Desa dalam Pembangunan Studi,” Kasus Di Desa Laba Besar, Kecamatan Loloda Selatan."., Vol 11, nomor 21, Agustus 2018, Hlm 2.
20
5.Melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
6.Melaksanakan musyawarah penyelesaian perselisihan, dan lain
sebagainya.
4. Peran Pemerintah Desa
Peran yaitu merupakan aspek dinamis atau kedudukan, apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dalam pengertian lain
peran adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu
yang menempati kedudukan sosial tertentu. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap, tindakan atau
perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang
terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.
Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan
dengan pemerintah desa, peran tidak berarti sebagai hak dan kewajiban
individu, melainkan merupakan tugas dan wewenang pemerintah desa.
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas
Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa merupakan pimpinan
penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa juga memiliki
wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD. Organisasi pemerintahan desa termasuk sala satu bentuk
21
organisasi sosial, oleh karena itu dalam menjalankan peran desa tidak
sebagai tugas individu melaiankan tugas kolektif atau tugas bersama.
Adapun peran Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat
sebagai berikut:21
a. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Kebijakan Di dalam Pemerintahan
Desa, Kepala Desa dan LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa) bekerjasama dan saling membantu dalam menyusun rencana
pembangunan yang berbasis pada perbaikan mutu hidup masyarakat
desa. upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan maka
penetapan pokok-pokok pikiran sebagai suatu upaya untuk
pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat akan lebih maju,
sejahtera dan mandiri. Kerjasama yang dilakukan Pemerintah Desa
Sumberpasir dengan LPMD misalkan:
1. Mengaktifkan kelembagaan UPK.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha kerajinan
tangan.
3. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berbasis
pada sumber daya manusia (SDM).
4. Meningkatkan Pemberdayaan Aparatur Desa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa.
21 Rumlus, R., Lumolos, J., & Mantiri, M.”Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan
Masyarakat,” Jurnal Eksekutif, Vol 1 Nomor 1, Desember 2017, Hlm 5.
22
b Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Program-Program Pemerintah
Desa. Sebelum membuat Program-program pembangunan diawali
dengan musyawarah di tingkat dusun yang bertujuan untuk membahas
seluruh usulan kegiatan dari tingkat RT/RW dalam satu dusun,
Kemudian dilanjutkan ke musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-
tokoh masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, LPMD, BPD serta
Pemerintah Desa. Musyawarah yang dilakukan desa dalam rangka
mengembangkan usaha pedasaan yang di sepakati bersama dengan
ide-ide yang cemerlang sebagai bahan dasar dalam mengembangkan
usaha pedesaan.
c. pemerintah Desa sebagai pelaksana dalam penyelesaian perselisihan
yang terjdi ditengah masyarkat. Keaman masyarakat desa menjadi
tanggung jawab pemerintah desa sehingga dalam menjaga keamanan
masyarakat pemerintah desa bekerja sama dengan semua elmen desa.
c. Pemerintah Desa sebagai pelaksana dalam pembinaan meningkatan
ekonomi masyarakat desa. Pemerintah desa diberikan wewenang dan
tanggung jawab oleh pemerintah pusat melalui otonomi daerah untuk
memajukan ekonomi masyarkat di desa masing-masing.
5. Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan
masukkan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang
luas ini, output yang dimaksud mencakup barang maupun jasa. Dengan
23
kata lain, produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukkan-
masukkan (inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs), yang berupa
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk kegiatan-kegiatan lain yang
mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.22
Berikut dibawah ini beberapa pengertian produksi menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut:23
1. Sofyan Assauri : Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk
kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi
berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan
skills).
2. Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto: Produksi adalah semua kegiatan
dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana
untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.
3. Yusuf Qordhowi dalam Didin Hafidhuddin: Produksi merupakan
perpaduan harmonis antara alam dan manusia. alam adalah kekayaan
yang telah diciptakan Allah SWT untuk kepentingan manusia
ditaklukkannya untuk merealisasikan cita-cita dan tujuan manusia.
22 Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas Produksi
Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019. Hlm 131.
23 Wahyuni, Sri. "Teori Konsumsi dan Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam." Akuntabel Vol 10. Nomor 1 2013.hlm 77
24
4. Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif Islam sebagai
usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik
materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan
hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan
dunia dan akhirat.
5. Siddiqi mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang
dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan /
kemanfaatan (mashlahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya
sebagai produsen telah bertindak adil dan membawa kebajikan bagi
masyarakat maka ia telah bertindak Islami.
Dalam definisi-definisi tersebut di atas terlihat sekali bahwa
kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam pada akhirnya
mengerucut pada manusia dan eksistensinya, meskipun definisi-definisi
tersebut berusaha mengelaborasi dari perspektif yang berbeda. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa kepentingan manusia yang sejalan dengan
moral Islam, harus menjadi fokus atau target dari kegiataan produksi.
Produksi adalah proses mencari, mengalokasikan dan mengolah sumber
daya menjadi output dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi manusia.
Produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta
karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya.
6. Konsep Produksi Dalam Islam Dan Umum
25
Berangkat dari konsep produksi Islam manusia sebagai hamba
allah swt dan sebagai pemimpin dimuka bumi ini sebagaimana dalam
firman Allah SWT.
ما تشكرون ا
ي يها مع يىش قلى نا لكم فىرض وجعل
كم فى ٱ ولقد مكن
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Sangat
sedikit darimu yang bersyukur”. (QS al-A’raf: 10)
Ayat di atas menjelaskan bahwa dengan status ini, kegiatan
produksi menjadi manifestasi ketundukan manusia pada Allah SWT
sekaligus menjadi sarana untuk mengaktualisasikan kemampuannya.
Kegiatan produksi tidak sekedar upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai
homo economicus tapi juga menjadi sarana untuk mengupayakan keadilan
sosial dan menjaga keluhuran martabat manusia. Al-Qur’an dan as-Sunnah
menjadi kerangka acuan untuk mengembalikan kegiatan produksi pada
tujuan awalnya yaitu meningkatkan kesejahteraan manusia secara total atau
disebut imaratul kaum.
Seluruh proses dan kegiatan produksi mengarah pada pemuliaan
status manusia, peningkatan kesejahteraan hidup, menghilangkan
ketimpangan sosio-ekonomi, dan memberikan dampak positif bagi
pertumbuhan dan kemandirian ekonomi. Selain untuk memenuhi skala
kebutuhan berdasarkan permintaan konsumen dan meningkatnya
26
kesejahteraan produsen, kegiatan produksi juga memiliki fungsi sosial
yaitu mendistribusikan kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab
sosial produsen. Dengan kata lain, peningkatan kesejahteraan produsen
dibarengi dengan kewajiban mendistribusikan kekayaannya dalam bentuk
zakat, sedekah, infak, dan lain- lain. Sedangkan dalam konsep umum
produksi hanya dilakukan untuk menciptakan suatu barang menjadi lebih
berguna baik guna bentuk, guna jasa, guna tempat, guna waktu dan guna
milik untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup manusia dan diproduksi
untuk dijadikan sebagai ladang bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya tanpa memperdulikan ketentuan-ketentuan seperti dalam
konsep islam. Sedangkan jika melihat integrasi antara kedua konsep
tersebut adalah sama-sama memproduksi atau menciptakan suatu barang
untuk memenuhi hajat manusi.24
7. Tujuan Produksi
Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban
dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (input) menjadikeluaran
(output) berupa barang dan jasa yang akan dapat memberikanhasil
pendapatan bagi perusahaan dan tujuan kegiatan produksi secara harfiah
adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Walaupun pada realitanya,
24 Ibid , hlm 79.
27
kegiatan produksi di masa kini didasari dengan berbagai tujuan. 25 Berikut
dua konsep dari tujuan dari produksi sebagai berikut:
a. Dalam konsep ekonomi konvensional
Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi
dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya, berbeda dengan
tujuan produksi dalam Islam yang bertujuan untuk memberikan
Mashlahah yang maksimum bagi konsumen Secara umum tujuan
produksi adalah sebagai berikut:26
1. Memenuhi Kebutuhan Masyarakat.
Setiap elemen masyarakat (individu maupun organisasi)
memiliki berbagai kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya.
Produsen melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk
atau menambah nilai guna suatu produk agar kebutuhan masyarakat
tersebut dapat terpenuhi dengan baik.
2. Memperoleh Keuntungan
25 Rosdiyati, Rosdiyati. "Audit Operasional Atas Fungsi Produksi Perusahaan (Studi Kasus
Pada Pt. Jaya Brix Indonesia)." Jurnal Penelitian Ekonomi Dan Akuntansi (Jpensi), Vol 1, Nomor 1, 2016, hlm 17.
26 Ali, M. “Prinsip Dasar Produksi dalam Ekonomi Islam”. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan,volume 7, nomor 1, juni 2013. Hlm 20
28
Setiap produsen mengharapkan adanya keuntungan dari semua
kegiatan produksi yang mereka lakukan. Seperti kita ketahui, untuk
melakukan kegiatan produksi tentunya membutuhkan modal awal.
Ketika produk yang dihasilkan disalurkan ke masyarakat melalui
proses jual-beli, maka produsen mengharapkan mendapatkan margin
keuntungan.
b. Dalam konsep ekonomi islam
Sedangkan tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah
untuk menciptakan maṣlaḥah yang optimum bagi manusia secara
keseluruhan sehingga tercapai falāh (kebahagiaan di dunia dan di
akhirat). Dalam ekonomi Islam, prinsip produksi diatur berdasarkan
maqashid al-syari’ah antara lain yaitu: 27
a). Semua aspek kegiatan produksi harus dilandasi nilai-nilai Islam
yakni tidak diperbolehkan memproduksi sesuatu yang yang
bertentangan dengan penjagaan terhadap agama, jiwa, akal,
keturunan serta harta.
b). Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan yaitu:
27 Turmudi, Muhammad. "Perspektif Ekonomi Islam pada Pengolahan Limbah Plastik
(Studi pada Sistem Produksi di Ud. Wahyu Plastik)." Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, Vol 12, Nomor 2, 2018, hlm 130
29
1) Kebutuhan Dharuriyyat (kebutuhan primer): kebutuhan yang
harus ada dan terpenuhi yang merupakan perlindungan terhadap
keselamatan agama, nyawa, akal, keturunan, harta kekayaan serta
harga diri dan kehormatan seseorang.
2) Kebutuhan Hajiyyat (kebutuhan sekunder): kebutuhan yang
diperlukan manusia, namun tidak sampai mengancam eksistensi
kehidupan manusia menjadi rusak, melainkan hanya sekedar
menimbulkan kesulitan dan kesukaran.
3) Kebutuhan Tahsiniyyat (kebutuhan tersier): kebutuhan yang
mendukung kemudahan dan kenyamanan hidup manusia.
c). Dalam berproduksi harus memperhatikan beberapa aspek yaitu
keadilan, sosial, zakat, sedekah dan infak.
d). Dalam mengelola sumberdaya alam haruslah optimal, tidak
boros/berlebihan serta tidak boleh merusak lingkungan.
e). Mendistribusikan keuntungan secara adil antara pemilik dan
pengelola ataupun manjemen dan buruh.
8. Kerajinan Keranjang Bambu
Bambu adalah hasil hutan maupun persawahan non kayu yang
sangat dekat dan fameliar dengan kehidupan masyarakat karena biasanya
bambu tumbuh disekitar kehidupan masyarakat. Bambu merupakan
30
spesies tanaman yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang termasuk
kedalam jenis pohon nonkayu atau pohon yang memiliki ruas dan tidak
memiliki cabang, bambu termasuk pepohonan yang sangat
menguntungkan bagi manusia yang yang bisa di memanfaatkannya dalam
memenuhi kehidupan sehari-hari. Bambu adalah sumber daya alam yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki manfaat yang
banyak, karena bambu memiliki bagian batang yang kuat, lurus, tegak,
rata, mudah dibelah, mudah dibentuk, mudah dikerjakan dan mudah
diangkut.28
Kerajinan tangan merupakan salah satu bidang seni yang berawal
dari hobi kemudian beralih menjadi sebuah kegiatan bermanfaat yang
lebih fokus kearah pekerjaan yang digemari dan dapat memberikan
penghasilan bagi peminatnya, juga dapat membuka lapangan pekerjaan
bagi orang lain. Kerajinan tangan itu sendiri merupakan bentuk usaha
rumahan yang menjadi pilihan bagi Rumah Flanel untuk menyalurkan
ide-ide kreatifnya dalam bentuk barang yang bermanfaat bagi masyarakat
luas. Kerajinan tangan pada umumnya dibagi dalam berbagai macam
28 Setiawan, Budi. "Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah Kampung
Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor." Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol 1, Nomor 2 Agustus 2010, hlm.136
31
yaitu, anyaman, memahat, mengukir, merajut, menjahit, melukis, origami
dan lain-lain29
Pada umumnya usaha industry kerajinan tangan digeluti oleh
kaum perempuan sebagai salah satu bentuk membantu ekonomi keluarga
karena pengerjaannya di rumah dan menggunakan tangan. Kerajinan
tangan juga sering disebut seni kariya atau seni rupa terapan (applied art)
karena termasuk seni yang memiliki kesenian dan memiliki fungsi
praktis. Kerajinan tangan digeluti sebgai slah satu cara memenuhi
kebutuhan peralatan dengan tetap menerapkan keindahan arsitek dan
keindahannya.30
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif
yang merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada gejala-gejala
yang bersifat ilmiah, karena orientasinya demikian, maka sifatnya
naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa
dilakukan di laboratorium melainkan di lapangan atau ditempat penelitian
29 Syafitri, Yuli. "Pemanfaatan Media Internet untuk Memperkenalkan Produk Kerajinan
Tangan pada Home Industri Kain Flanel Lampung Selatan." Expert, Vol 5, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 37
30 Khikmah, Siti Noor, Dan Marlina Kurnia. "Pemberdayaan Masyarakat Desa Ngendrosari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Melalui Inovasi Kerajinan Bambu." Jurnal Dianmas Vol 6, Nomor 1, April 2017, hlm.41
32
itu dilakukan.31 Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah
penelitian kualitatif yang merupakan penelitian yang dilakukan dengan
cara mencari data dengan berpatokan dengan teori-teori yang sudah ada,
dengan tujuan terselengaranya penelitian. Peneliti berfungsi sebagai salah
satu instrument penting dalam penelitan karena peneliti berfungsi sebagai
instrument yang akan melakukan pengumpulan data melaui wawancara,
dokumentasi, observasi dilapangan sesuai dengan focus penelitian dan
data yang diperoleh tidak berbentuk dalam angka, atau disebut non
statistic, data-data ini didapatkan dari hasil wawancara dan observasi
dilapangan.
2. Kehadiran Peneliti
Penelitian yang dilakukan sangat penting dengan kehadiran
peneliti karena peneliti sebagai kunci utama atau instrument kunci.
Instrument kunci yang dimaksud adalah peniliti sebagai instrument yang
melakukan perencanaan, peneliti sebagai pengumpul data, peneliti
sebagai penjelas atau penafsir data dan peniliti sebagai pelapor dari hasil
penelitian di lapangan. Kehadiran peneliti dilapangan adalah sebagai
sobjek yang akan mengumpulkan data, dalam melakukan penelitian,
31 Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rodakarya
,2001 ), hlm, 236.
33
peneliti akan akan mengamati objek yang diteliti sesuai waktu yang
dinginkan untuk memahami secara konprehensif.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jenggik Utara Kecamatan
Montong Gading Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019. Desa Jenggik
Utara adalah salah satu desa yang menggeluti bidang usaha industry
kerajinan tangan keranjang bambu karena desa ini memiliki bambu yang
cukup banyak, usaha industry keranjang bambu di Desa Jenggik Utara
sudah digeluti kurang lebih dua tahun.
4. Sumber Data
Sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian adalah
subyek dari mana data diperoleh, yang dimaksud dengan subyek disini
yaitu bisa berupa informasi, situasi atau kejadian dan waktu.32 Sumber
data dalam penelitian ini adalah kepala Desa, Masyarakat. Adapun jumlah
sumber data yang dijadikan informan dibatasi, karena yang dibutuhkan
adalah diperolehnya esensi persoalan yang diteliti, bukan pada banyaknya
informan. Penentuan informan dilakukan dengan pertimbangan bahwa
informan tersebut mampu memberikan infomasi sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Data yang peneliti peroleh, dikategorikan ke dalam: (1) data
32 Suharsimi Arikunto, Prosodur penelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta 2002), hlm.102.
34
primer, yaitu data yang peneliti kumpulkan langsung dari lapangan, baik
dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara maupun
metode dokumentasi, seperti keranjang bambu, pohon bambu, alat
pembuat keranjang bambu, foto desa atau dusun lokasi pembuat
keranjang bambu, masyarakat setempat sebagai penganyam keranjang
bambu dan lain-lain. (2) data sekunder yaitu data yang penelitian yang
diperoleh dari peneliti terdahulu, dokumen-dokumen atau berupa literatur
yang ada kaitannya dengan fokus penelitian seperti buku, makalah, jurnal,
Koran, internet dan lain-lain. 33 Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan data perimer dan sekunder, data primer didapatkan dari
kepala Desa Jenggik Utara, perangkat desa, kader, tokoh masyarakat dan
tokoh pemuda yang ada di Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong
Gading Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan data sekunder berasal dari
instansi yang terkait yaitu instansi terkait dengan objek penelitian yaitu
Desa Jenggik Utara.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan
dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan
dalam sebuah penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
33 Suryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta :raja grafindo persada, 2003), hlm, 39.
35
a. Metode observasi
Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan
sengaja, sistematik mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
untuk kemudiandilakukan pencatatan.34 Sedangkan menurut pendapat
Arikunto dikatakan bahwa yang dimaksud dengan observasi adalah
pemusatan pemikiran terhadap suatu obyek yang menggunakan seluruh
alat indera.35 Di sisi lain dikatakan bahwa metode observasi diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian.36 Dalam hal ini peneliti
mengobservasi seberapa besar peran pemerintah desa terhadap usaha
keranjang bambu yang ada di desa Jenggik Utara dan mengobservasi
tingkat produksi pengerajin sebelum dan setelah menjadi perhatian
pemerintah.
Observasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaiti 1) Observasi
partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan cara peneliti terlibat
langsung pada objek yang diteliti, 2) Ob servasi non partisipan adalah
observasi yang dilakukan dengan hanya mengamati mejala-gejala yang
34 Subyodo ,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek,(bandung: rineka cifta.1999),
hlm.63. 35 Suharsimi Arikunto, Prosodur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta 2002), hlm.136. 36 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: PT. SIC, 2001), hlm.99.
36
yang terdapat dilapangan tanpa ikut terlibat langsung pada objek pada
objek penelitian.37
Observasi dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian
non partisipan alasannya karena keterbatasan biaya dan waktu. Dan
observasi ini menggunakan model kombensasi antara interview terpimpin
dan interview bebas. Adapun tujuan peneliti menggunakan metode ini
adalah untuk mendapatkan informasi tentang peran pemerintah desa
dalam meningkatkan jumlah produksi keranjang bambu, seperti
pengadaan pelatihan, pembinaa, advokasi, dan lain-lain.
b. Metode interview (wawancara )
Metode interview/wawancara merupakan metode pengumpulan
data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan
subyek atau responden.38
Sedangkan menurut Arikunto adalah sebuah wawancara yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari yang sumber
informasi.39 Model wawancara dikelompokkan mejadi tiga model yaitu 1)
wawancara bebas adalah wawancara yang dilakukan oleh seseorang tanpa
berpatokan pada panduan yang ada namun tetap konsisten pada data yang
37 Subyodo ,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (bandung: rineka
cifta.1999),hlm.65. 38 Ibid, hlm, 82. 39 Sutrisno Hadi, Metode penelitian kualitatif, (Srabaya: SIC.1998), hlm.145.
37
dibutuhkan, 2) wawancara terpimpin adalah kebalikan dari wawancara
bebas, wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan
membawa beberapa deret pertanyaan detail dan rinci yang sudah
dipersiapkan sebelumnya 3) wawancara bebas terpimpin adalah gabungan
antara dua medel wawancara, yaitu wawancara bebas dan wawancara
terpimpin.40
Wawancara yang dilakukan dalam masalah ini adalah penelitian
yang menggunakan wawancara bebas terpipmpin dengan mebawa
pertanyaaan yang sifatanya pertanyaan garis besar yang terkait maslah
yang akan diteliti, yaitu membuat pedoman wawancara sebelum
melakukan wawancara dengan informan sebagai pegangan dalam
menemukan data terkait objek yang diteliti.
Adapun tujuan dari peneliti menggunakan metode ini adalah untuk
mendapatkan informasi tentang peran pemerintah desa dalam
meningkatkan jumlah produksi kerajinan tangan keranjang bambu di desa
jenggik utara kecamatan montong gading kabupaten Lombok timur tahun
2019. Diantara sumber informasi yang bisa didapatkan adalah kepala
desa, pengerajin, masyarakat setempat, pejabat desa, dan lain-lain.
c. Metode dokumentasi
40 Ibid, hlm.147.
38
Metode dokumentasi adalah adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menulusuri data historis.41 Jadi, dokumentasi merupakan
laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan
atau fikiran terhadap peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk
menyimpan dan meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.
Adapun maksud peneliti menggunakan metode dokumentasi ini
untuk mendapatkan data atau informasi tentang:
1) Letak geografis
2) Keadaan Desa jenggik utara
3) Keadaan usaha industry keranjang bambu
4) Struktur Organisasi Desa Jenggik Utara
6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul selama penelitian, maka perlu dianalisis
dan diinterpretasikan dengan teliti, ulet dan kecakapan sehingga diperoleh
suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian. Analisis data adalah
kegiatan untuk memaparkan data, sehingga diperoleh suatu kebenaran
atau suatu ketidak benaran suatu dugaan atau hipotesa.42
41 Burha Mungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Surya Kencana, 2007), hlm.121. 42 Ibid., hlm.123.
39
Menganalisis data adalah kegiatan untuk memaparkan data,
sehingga diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu
hipotesa. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis
dalam penelitian, data yang terkumpul tersebut dibahasakan, ditafsirkan,
dan dibahassecara metode induksi sehingga dapat diberikan gambaran
yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi. Mengingat
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka penulis
menggunakan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yaitu:
1. Reduksi Data, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan hal-hal yang penting mengenai pokok permasalahan
yang diteliti dari data yang diperoleh di lapangan.
2. Display Data/penyajian Data, yaitu menyajikan data yang telah
diperoleh dan dipilih. melalui display data/penyajian data maka data
yang diperoleh di lapangan akan lebih terorganisir, tersusun dalam
pola hubungan sehingga nantinya akan semakin mudah dipahami.
3. Verifikasi data/ kesimpulan awal, yaitu membuat kesimpulan awal,
Verifikasi data yang dikemukakan masih bersifat sementara.
40
4. Apabila kesimpulan awal didukung bukti yang valid dan konsisten saat
kembali ke lapangan maka kesimpulan tersebut bersifat kredibel.43
7. Validitas Data
Validitas data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang
diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, yaitu
penjelasan yang disampaikan peneliti sesuai dengan yang terjadi
dilapangan.
Untuk mendapatkan data yang valid maka perlu melakukaan
pemeriksaan, supaya mendapatkan temuan-temuan dari informasi yang
abasah maka perlu melakukan beberapa hal berikut:
a. ketentuan pengamatan
Supaya mendapatkan informasi yang valid maka peneliti
melakukan pengamatan dilapangan tekait dengan seberapa besar peran
pemerintah desa terhadap usaha industry masyarakat dan mengamati
kecukupan bahan pokok,alat yang digunakan masyarakat.
b. Triangulasi
43 Sugyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta,2010), hlm.90.
41
Sedangkan yang dimaksud dengan triangulasi metode adalah
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk
memperoleh informasi yang serupa
Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek data
tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain.
Triangulasi yang dipergunakan adalah triangulasi sumber, dan triangulasi
metode. Triangulasi sumber dilakukan untuk mendapatkan informasi dari
informan atau sumber lain yang berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara :
a) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
b) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumentasi.
c) Membandingkan persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang
lain.
c. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Dalam rangka menguji hasil penelitian, dilakukan kegiatan diskusi
dengan teman sejawat sebagai bentuk tukar menukar informasi sehingga
data yang diperoleh menunjukkan data yang valid.
d. Menggunakan Bahan Referensi
42
Referensi yang dipakai adalah bahan dokumentasi, catatan-catatan
sewaktu melakukan penelitian. Dengan referensi, peneliti dapat mengecek
kembali data informasi-informasi yang peneliti dapatkan di lapangan.
e. Pengecekan
Pengecekan yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk
menginterview, mengkorfirmasikan kembali informasi dan interpretasi
penelitian dengan pandangan subjek penelitian. Dalam pengecekan ini
peneliti melibatkan subjek yang oleh peneliti dianggap representatif.
H. Sistematika Pembahasan
Sistem penulisan penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan
skripsi UIN Mataram tahun 2018. Agar hasil penelitian ini tersusun secara
sistematis,
maka peneliti akan menyusunnya kedalam beberapa bab, dianataranya :
BAB I adalah Pendahuluan. Bab ini menguraikan secara ringkas
latar belakang masalah sehingga munculnya keinginan peneliti untuk
mengkaji permasalahan yang menjadi tema dasar penelitian ini. Pada Bab
ini juga diuraikan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian,
telaah pustaka terhadap penelitian yang relevan dan kerangka teoritik yang
menjadi acuan teori dari penelitian yang dilakukan. Selain itu Bab ini juga
memaparkan serangkaian tehnik atau metode penelitian yang peneliti
43
gunakan dalam proses penelitian, yang termasuk didalamnya adalah
pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, sumber dan jenis data, metode
pengumpulan data, tehnik analisis data, dan validitas data.
BAB II berisi paparan dan temuan data baik berupa data primer
maupun sekunder dari hasil penelitiian yang dilakukan di lapangan. Bab ini
diawali dengan paparan secara secara deskriptif tentang gamabaran lokasi
penelitian, dan temuan-temuan yang berkaitan dengan penelitian yang
berupa profile Desa Jenggik Utara, letak gografis dan sosial ekonomi,. Bab
ini juga membahas tentang peranan pemerintah desa dalam meningkatkan
produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong
Gading Kabupaten Lombok Timur.
BAB III adalah Pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis data
dari hasil temuan yang telah dipaparkan pada bab II sebelumnya. Pada Bab
ini juga dipaparkan tentang bagaimana peran pemerintah desa dalam
meningkatkan produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara
Kecamatan Montong Gading Kebupaten Lombok Timur
BAB IV adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian
dan merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian ini serta berisi
saran-saran yang dapat membantu dalam pengembangan penelitian
selanjutnya.
44
BAB II
PAPARAN DAN TEMUAN DATA
A. Gambaran Umum Desa Jenggik Utara
1. Profil Desa Jenggik Utara
Desa Jenggik Utara merupakan salah satu Desa yang berada di
Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur. Desa Jenggik
Utara merupakan Desa baru hasil dari pemekaran Desa Jenggik menjadi
Desa Jenggik Utara. Sampai tahun 1963 wilayah ini merupakan bagian
Desa Rarang kedistrikan Rarang Barat 1, wilayah ini yang merupakan
perkampungan yang dulunya di kenal dengan nama Perempatan Bawak
Nangka karna menurut informasi dari orang tua di perempatan yang
sekarang menjadi wajah Desa Jenggik Utara yang dulu satu Desa dengan
Desa Rarang yang kemudian mekar menjadi dua desa, yaitu Desa Rarang
dan Desa Jenggik yang menjadi wilayah Kecamatan Terara. Wilayah
Desa Jenggik waktu itu terbentang dari ujung Selatan berbatasan dengan
wilayah Desa Rarang sampai ujung utara yang berbatasan langsung
dengan kawasan hutan tutupan. Berikut adalah nama-nama kepala Desa
yang pernah menjabat di Desa Jenggik sejak awal berdirinya hingga tahun
2003:44
1). Moh. Amin
44 Buku Profil Desa Jenggik Utara, Tahun 2018, hlm. 3
45
2). Haji Kamalit
3). Lalu Moh. Ali
4). Muhsin
5). H.Lalu Terang F (2 Priode)
Namun dari sekian orang yang menjadi pemimpin di Desa Jenggik,
bagian Utara tetap tidak tersentuh secara maksimal. Berangkat dari keadaan
di atas maka tokoh-tokoh masyarakat dari bagian Utara yang dulunya
bernama Dusun Ceret, Desa Jenggik ini mulai mengambil inisiatif untuk
bermusyawarah guna membahas langkah-langkah yang di anggap perlu
dalam rangka mencapai kesejahtraan dan kemakmuran di wilayah Utara
(ceret) sehingga tokoh-tokoh tersebut memperoleh kata sepakat untuk
meminta kerja sama dengan pemerintah Desa Jenggik untuk mengusulkan
pemekaran wilayah sehingga masyarakat akan bisa menikmati kesejahtraan
sebagai mana Desa lainnya, sehingga tahun 2002 usulan pemekaran
tersebut disetujui oleh pemerintah Desa Jenggik untuk selanjutnya
diusulkan kepada pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Pada tahun 2003
terbentuklah Desa persiapan Jenggik Utara dengan pusat pemerintahan di
Dusun Karang Baru dengan susunan pemerintahan sementara sebagai
berikut:45
Pjs. Kepala Desa : Lalu Jamaludin (sekdes jenggik)
45 Ibid., hlm. 4
46
Sekdes : M. Maharudin
Staf : H. Sabri Muhtar
: H. Munawir Hadi
: Abu Zuhriah (Ahmad Sidiq)
Adapun wilayah meliputi tiga dusun yaitu: I). Dusun Ceret Lauq
dengan kepala Dusun H. Sopihandi, 2). Dusun Ceret Daye dengan kepala
Dusun A. Marnah, 3). Dusun Lendang Jaran dengan kepala Dusun Pak
Saprin.
Sejalan dengan perkembangan dari waktu ke waktu denga segala
persoalan dan permasalahan yang ada dengan setatus Desa persiapan maka
kembali para tokoh dan pemuka masyarakat melalui BDP (badan
perwakiian desa) menyerap inspirasi dari semua unsur masyarakat, maka di
mulai dari niat yang kuat untuk maju dan memajukan masyarakat maka
berbagai usaha pun di lakukan baik kepada masyarakat maupun kepada
pemerintah Kabupaten Lombok Timur sehinge sampai pada akhirnya pada
tanggal 28 juni tahun 2004 dengan peraturan daerah nomor 5 tahun 2004
bersama 9 Desa persiapan lainnya Desa persiapan Jenggik Utara resmi
menjadi Desa yang definitif dengan nama Desa Jenggik Utara. Berdasarkan
peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 tersebut maka dalam waktu yang
tidak terlalu lama masyarakat kembali bermusyawarah untuk membentuk
47
panitia pemilihan Kepala Desa untuk menyeleksi tokoh terbaik dari Desa
ini yang nantinya akan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik
dan membawa Desa ini sejajar dengan Desa lainnya. Dalam peroses
penjaringan calon, maka terjaringlah 3 nama calon yang di calonkan oleh
masyarakat pendukungnya yaitu:46
1. H,Sopihamdi (kadus Ceret Lauq)
2. Lalu Najib Kazwaini (Kepala MTs. Ulil Albab NW Lendang
Jaran)
3 Hariadi (Ketua BPD)
Dalam proses pemilihan yang dilakukan secara langsung tersebut,
calon dengan Nomor urut 3 (Hariadi) keluar sebagai pemenang dalam
memperoleh suara terbanyak dan resmi menjabat sebagai kepala Desa
Jenggik Utara yang pertama.
Segera setelah Kepala Desa terpilih dilantik menyusun program
kerja bersama sekertaris Desa dan lembaga-lembaga Desa yang ada
termasuk mengadakan perbaikan perangkat dengan jalan membuka
program penjaringan kepala-kepala urusan yang akan menjadi
pembantunya dalam menjalaıkan roda pemerintahan di Desa Jenggik Utara
hingga tahun 2016 diadakan pemilihan Kepala Desa yang ke tiga dengan
46 Ibid.
48
jumlah kandidat 4 orang yaitu Pak Nasri dari Dusun Lingkok Telu, Pak
Saperin dari Dusun Lendang Jaran, H. M. Zaini dari Dusun Embung Jago
dan Pak Harmawan dari Dusun Mare. Pemilihan tersebut dimenangkan
oleh Pak Nasri dari Dusun Lingkok Telu hingga tahun 2020 Desa Jenggik
Utara masih dipimpin oleh Pak Nasri. Adapun pemekaran tersebut
bertujaun untuk mempermudah pelayanan terhadap masyarakat. Desa
Jenggik dipandang sangatlah luas sehingga pelayanan pemerintah Desa
dinilai kurang efektif dalam melayani masyarkat. Pemekaran tersebut
bertujuan antara lain:
1. Meningkatkan efektivitad pemberdayaan sumber daya alam.
2. Memperpendek rentang kendali pemerintah.
3. Mempercepat penyebaran dan pemerataan hasil-hasil
pembangunan, sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam pembagunan guna peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
4. Memudahkan pemerintah setempat dalam memberikan
edukasi terhadap masyarkat di setiap.47
47 Ibid.
49
2. Struktur Pemerintahan Desa Jenggik Utara
Struktur pemerintahan Desa Jenggik Utara dan Kepala wilayah atau
Dusun Desa Jenggik Utara tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:48
Kepala Desa : Nasri
Sekertaris : Ahmad sopian S.E
Kepala seksi pelayanan : Suparni, Ama.Pd
Kepala seksi kesejahtraan : M. Dedi Suharto, S.Pd
Kepala Seksi Pemerintahan : Muh. Yusuf S.Pd
Kepala urusan keuangan : Suherjan
Kepala Urusan Tata Usah dan Umum : Hapesah
Kepala Urusan Perencanaan : Marzuki Ama.Pd
Kepala wilayah dusun/kadus:
Kawil Lendang Jaran :Saperin
Kawil Lingkuk Telu :Murnah
Kawil Tenggareng :Murnah
Kawil Ceret Daye :Saparwadi Efendi,S.Pd
Kawil Mare :Harmawan S.Pd
Kawil Montong Keles :Saparwadi Efenfi S.Pd
48 Dokumen (Soft File) Desa Jenggik Utara 2019
50
Kawil L. Temokek :Harmawan S.Pd
Kawil Karang Baru :Musmuliadi
Kawil dasan tinggi :Mahnan
Kawil Embung Jago :Marzoni
Kawil Ceret Lauk :Suhardi
Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten
Lombok Timur diresmikan 28 juni tahun 2004 dengan peraturan daerah
nomor 5 tahun 2004. Dengan pengasahan tersebut maka Desa Jenggik
Utara resmi menjadi Desa baru di Kecamatan Montong Gading.49
49 Ibid.
51
Bagan struktur pemerintahan Desa Jenggik Utara adalah sebagai
berikut:50
50 Papan Struktur Organisasi Desa Jenggik Utara
Kepala Desa Nasri
Kepala wiliyah
Kepala tata usaha dan
umum Hapesah
Kepala keuangan Suherjan
Sekdes A.Sopian S.E
Kepala seksi pemerintahan M. yusuf,S.Pd
Seksi playanan Suparni,Ama.Pd
Kepala seksi kesejahtraan
Muh. Dedi Suharto S.Pd
Kepala urusan persencanaan
Marzuki,Ama.Pd
Kawil Ceret Lauk Suhardi
Kawil Lendang Jaran Saperin
Kawil Karang Baru Musmuliadi
Kawil Mare Harmawan S.Pd
Kawil Ceret Daye Saparwadi Efendi,S.Pd
Kawil Embung Jago Marzon
Kawil dasan tinggi Mahnan
Kawil Lingkuk Telu Murnah
PJS Montong Keles Suparwadi Efendi S.Pd
PJS L. Temokek Harmawan S.Pd
PJS Tenggareng Murnah
52
3. Letak Geografis Desa Jenggik Utara
Desa Jenggik Utara merupakan salah satu dari 8 Desa yang berada
di Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur dengan batas-
batas wilayah meliputi:51
Sebelah utara :Taman Nasional Gunung Rinjani
Sebelah selatan : Desa Lando
Sebelah barat : Batas Kabupaten (Kab. Loteng), dan
Sebelah timur : Desa Perian dan Desa Lendang Belo
Secara topografi, wilayah Desa Jenggik Utara merupakan daerah
dataran tinggi atau pegunungan yang mempunyai luas wilayah 5,5 km
terdiri dari :52
a. Tanah Sawah
Sawah Irigasi : 238,55 ha
Sawah Tadah Hujan : - ha
b. Tanah kering
Tegal / ladang : 41,2 ha
Kuburan : 3,5 ha
51 Buku Profil Desa Jenggik Utara, Tahun 2018, hlm. 6 52 Ibid
53
Perkantoran : 0,25 ha
Pemukiman dan pekarangan : 27,8 ha
Sarana umum lainnya : 6,12 ha
c. Tanah basah
Tanah rawa : - ha
Tanah surut : - ha
d. Tanah fasilitas umum
Tanah Desa : 4,28 ha
Lapangan : 0,119 ha53
Orbilitas atau jarak Desa Jenggik Utara dengan Kecamatan Montong
Gading adalah sekitar 3 km, dengan jarak tempuh sekitar 3-5 menit
tergantung kecepatan) dan jarak Desa Jenggik Utara dengan
Kota/Kabupaten Lombok Timur adalah sekitar 30 Km dengan jarak
tempuh sekitar 30-60 menit tergantung kecepatan), jarak Desa Jenggik
Utara dengan Provinsi adalah sekitar 42 km dengan jarak tempuh sekitar
50-120 menit (tergantung kecepatan). Jarak-jarak tersebut dapat ditempuh
dengan mudah dan tidak lama, karena jalan yang menghubungkan Desa ke
Desa, Desa ke Kecamatan, Desa ke Kabupaten dan Desa ke Provinsi relatif
mudah. Adapaun nama-nama Dusun yang ada di Desa Jenggik Utara
53 Ibid.
54
yaitu: 1. Dasan Tinggi 2. Embung Jago 3. Lendang Jaran 4. Ceret Daye 5.
Montong Keles 6. Karang Baru 7. Ceret Lauk 8. Mare 9. Lingkok
Temokek 10. Lingkok Telu 11. Tenggareng. Berikut nama-nama Dusun
yang berada di Desa Jenggik Utara beserta jumlah penduduk di masing-
masing Dusun:54
Tabel 2.
Jumlah penduduk Desa Jenggik Utara
No. Dusun Laki-
laki
Perempuan Jumlah Jumlah
KK
1. Dasan Tinggi 172 174 346 110
2. Embung Jago 307 235 542 210
3. Lendang Jaran 323 312 635 219
4. Ceret Deye 389 398 787 275
5. Karang Baru 333 345 678 258
6 Mare 455 524 979 326
7 Ceret Lauq 328 341 669 226
54 Dokumen (Soft File) Desa Jenggik Utara 2019
55
8 Lingkok Telu 506 491 997 305
4. Visi dan Misi desa jenggik utara
a. Visi
"Terwujudnya Desa Teladan Dalam mengelola Sumber Daya"
b. Misi
- Membenahi tata kelola pemerintah Desa
- Merancang profil/setplan pengembangan Desa yang ideal dan integral
selama 6 Tahun
- Mengembangkan sistem rekrutmen dan kultur aparatur pemerintahan
Desa yang transparan melayani mengedepankan unsur kafabilitas serta
kredibilitas
- Membenahi dan memberdayakan lembaga-lembaga dan sarana umum
yang berada dan melekat dibawah pemerintahan desa (LKMD, Karang
Taruna, P3A, Gapoktan, Bumdes dll) hingga mampu berkontribusi
secara nyata terhadap pengembangan "Desa Teladan dan Melayani"
- Membenahi inprastruktur "Jalan dan air sumber kehidupan"
- Pengadaan lampu-lampu jalan
56
- Memperkuat Perdes tentang Alam, Air dan Ketenaga Kerjaan.55
5. Keadaan Sosial Budaya Desa Jenggik Utara
Penduduk Desa Jenggik Utara adalah mayoritas penduduk suku
sasak bahkan hampir 99% adalah asli penduduk suku sasak sehingga rata-
rata masyarkat Jenggik Utara menggunakan bahasa sasak sebagai bahasa
sehari-sehari baik dalam setiap pelaksanaan kegiatan-kegiatan adat
istiadat seperti acara pernikahan dan lain-lain. Sedangkan adat istiadat
mayarakat Desa Jenggik Utara masih kentel dengan adat asli sasak seperti
adat nyongkolan, begawe, gemelan, menggunakan pembayun dalam acara
nikahan dan masih banyak lagi adat- adat sasak yang masih di pelihara
masyarkat Desa Jenggik Utara. Pelaksanaan acara keagamaan maupun
adat istiadat lainnya masyarkat Desa Jenggik Utara masih menjaga
kebersamaan, tolong menolong anatar sesame, sehingga dalam menjalani
adat istiadat tersebut masyarkat Jenggik Utar tidak susah payah dengan
meminta bantuan tenaga orang lain karena dalam acara tersebut semua lini
berperan penting baik dari kepala desa, tokoh agama, tokoh pemuda,
tokoh adat, sehingga masing-masing masyarkat sudah tau peran masing-
masing.56
6. Sumber Daya Desa Jenggik Utara
55 Buku Profil Desa Jenggik Utara, Tahun 2018, hlm. 6 56 Lalu Abdul Gafur, Pemangku Adat Desa Jenggik Utara, Wawancara, Dusun Lingkuk
Telu. 07 Juni 2020
57
a. Sumber Daya Manusi (SDM)
Desa Jenggik Utara memiliki sumber daya manusia yang masih
minim dikarenakan masyarakat Desa Jenggik Utara kurang
memperhatikan pentingnya pendidikan sehingga masyarakat Desa
Jenggik Utara hanya memiliki beberapa orang serjana dari sekian ribu
penduduk. Pada umumnya masyarakat Jenggik Utara setelah anaknya
lulus SLTA merka biasanya mengirim anaknya ke malaysia sebagai TKI
sehingga profesi sebagai TKI menjadi salah satu angka terbesar. Selain itu
mata pencarian masyarakat Desa Jenggik Utara adalah sebagai pengerajin,
buruh tani, buruh lepas, pertukangan, peternak mata pencarian terbesar
sebagai petani dengan cara cocok tanam tradisional. Pada umumnya
masyarakat Desa Jenggik Utara lebih memiliki memampuan kepada yang
bersifat turun temurun, diantaranya menggarap sawah secara tradisional
membuat batu bata, ternak ayam, ternak sapi, ternak ikan, dan lain-lain.
Berikut data sesuai profesi masyarakat Desa Jenggik Utara:57
1. Petani : 1.567 Orang
2. Pedagang/Pengusaha : 69 Orang
3. Buruh Tani : 239 Orang
4. Buruh lepas : 979 Orang
5. Pertukangan : 231 Orang
57 Buku Profil Desa Jenggik Utara, 2018, hlm. 7
58
6. Peternak : 220 Orang
7. PNS : 15 Orang
8. Polri : 4 Orang
9. TNI : 5 Orang
10. Karyawan Swasta : 107 Orang
11. Karyawan BUMN : Orang
12. Pembantu Rumah Tangga : 10 Orang
13. TKI/TKW Luar Negeri : 265 Orang
14. Pengemudi / Tukang Ojek : 165 Orang
15. Belum Bekerja : 1.703 Orang
16. Penrajin : 132 Orang
b. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam yang dimiliki Desa Jenggik Utara terbilang kaya,
hanya saja terkendala oleh kemampuan masyarkat dalam memanfaatkan
kekayaan alam yang dimiliki, diantara sumber daya alam yang dimiliki
Desa Jenggik Utara misalakn dalam sektor pertanian dimana Desa Jenggik
Utara memiliki lahan pertanian yang subur sehingga dalam bercocok tanam
tidak perlu menunggu musim hujan hal ini disebabkan oleh letak wilayah
Desa Jenggik Utara berada dibawah Gunung Rinjani, pada umumnya
wilayah yang dekat dengan kaki Gunung Rinjani biasa relative subur
seperti wilayah Lombok Utara di Desa Sembalun, wilayah Kabupaten
59
Lombok timur di Desa Sapit dan lain-lain. Desa jenggik Utara adalah
termasuk wilayah yang berada dibawah kaki Gunung Rijani oleh karena itu
dalam sektor pertanian Desa Jenggik Utara memberikan hasil yang
memuaskan, tanaman seperti padi, jagung, kacang-kacangan, ubi, maupun
buah-buahan sangat subur. Dalam sektor peternakan Desa Jenggik Utara
juga wilayah yang tepat dalam mengembangkan usaha peternakan terutama
ternak sapi, kambing dan ikan hal ini bisa kita lihat dari data profesi
masyarakat Desa Jenggik Utara. Berikut data sumber daya alam yang
dimiliki Desa Jenggik Utara:58
a. Tanah Sawah
Sawah Irigasi : 238,55 ha
Sawah Tadah Hujan : - ha
b. Tanah kering
Tegal / ladang : 41,2 ha
Kuburan : 3,5 ha
Perkantoran : 0,25 ha
Pemukiman dan pekarangan : 27,8 ha
Sarana umum lainnya : 6,12 ha
c. Tanah basah
58Ibid.
60
Tanah rawa : - ha
Tanah surut : - ha
B. Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Produksi Usaha Kerajinan
Tangan Keranjang Bambu
Berdasarkan rumusan masalah dan temuan data tentang peranan
pemerintah Desa Jenggik Utara berikut ini peneliti akan mencoba
menguraikan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil
wawancara, hasil observasi, dan data dokumentasi sesuai kenyataaan yang
ada di lapangan. Peran pemerintah desa Jenggik Utara dalam
meningkatkan produksi keranjang bambu sudah begitu berperan aktif
dilihat dari peningkatan produksi masyarkat pengerajin disetiap tahunnya.
Hal itu tidak terlepas dari peran pemerintah Desa. Di antara peran
pemerintah Desa jika digambarkan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Kebijakan
Sebagai pelaksana kebijakan pemerintahan Desa, Kepala Desa dan
LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) bekerjasama dan saling
membantu dalam menyusun rencana pembangunan yang berbasis pada
perbaikan mutu hidup masyarakat desa. Pemerintah Desa Jenggik Utara
telah melakukan banyak terobosan dengan bekerja sama dengan LPMD
dalam upaya meningkatkan produksi usaha keranjang bambu terkait
pengembangan LDM pak Nasri selaku kepala Desa menyatakan “Untuk
61
LPMD memiliki peran di masyarakat terutama di bidang keagamaan, untuk
usaha keranjang LPMD sebagiannya menjadi pelaku utamanya.”59
Dari hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa dalam
pelaksanaan program-program Desa lembaga-lembaga penting tidak
terlepas perannya dalam berperan menjalankan program Desa termasuk
dari tokok agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan seterusnya.
2. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Program-Program Pemerintah Desa.
Sebelum membuat Program-program pembangunan diawali dengan
musyawarah di tingkat dusun yang bertujuan untuk membahas seluruh
usulan kegiatan dari tingkat RT/RW dalam satu dusun, kemudian
dilanjutkan ke musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, LPMD, BPD serta Pemerintah Desa.
Musyawarah yang dilakukan desa dalam rangka mengembangkan usaha
pedasaan yang di sepakati bersama dengan ide-ide yang cemerlang sebagai
bahan dasar dalam mengembangkan usaha pedesaan.
Disamping itu, diantara unit usaha yang dikembang pemerintah
Desa dari hasil musyawarah dari setiap jajaran pemerintahan hingga tokok
masyarkat, berikut disampaikan oleh ketua BUMDes pak Hmndan, S.Pd60
“Sebagai ketua BUMDES kami berhasil melaksanakan unit-unit usaha Desa, diantaranya unit usaha simpan pinjam, unit usaha sembako, unit usaha pertanian (pengecer pupuk bersubsidi), unit
59 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 04 Juli 2020
60 Hamdan S.Pd, Ketua BUMDes, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 30 Juni 2020
62
usaha ayam petelur, unit usaha air bersih (KP Spam), unit usaha penyewaan molen, unit usaha distributor keranjang, unit usaha pengolahan sampah. Dan insya allah pada tahap selanjutnaya kita akan coba masuk pada unit agen LPG.”
Dari hasil wawancara diatas bahwa pemerintah Desa aktif bekerja
dalam membangun berbagai usaha yang ada di Desa Jenggik Utara, hal itu
tidak terlepas dari usaha kerajinan tangan keranjang bambu sebagai salah
satu usaha prioritas masyarakat Jenggik Utara.
3. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana dalam Pembinaan Meningkatan
Ekonomi Masyarakat Desa
Pemerintah Desa diberikan wewenang dan tanggung jawab oleh
pemerintah pusat melalui otonomi daerah untuk memajukan ekonomi
masyarkat di desa masing-masing.
Pemerintah Desa Jenggik Utara menerapakan perannya dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kerja sama dengan
lembaga desa maupun luar desa, hal ini diungkapkan oleh pak sofian S.E
selaku sekertaris desa.61
“Awalnya dulu usaha keranjang bambu ini berawal dari Lembaga Sosisal Desa atau LSD kemudian baru ada BNP2MI, dari sana usaha ini berkembang melaui pelatihan yang diberikan kepada masyarkat sihingga Alhamdulillah sekarang ini dinikmati oleh masyarakat.”
Dari hasil wawancara diatas kita dapat ketahui bahwa pemerintah
menjalankan perannya sebagai pelaksana kebijakan melaui program-
61 Muh. Sofian S.E, Sekertaris Desa, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 18 Juni 2020
63
program pembinaan dalam upaya meningkatkan hasil produksi keranjang
bambu yang ada di Desa Jenggik Utara.
Diantara lembaga yang dirangkul pemerintah desa dalam upaya
meningkatkan produksi usaha keranjang bambu adalah:
1. Mengembangkan Lembaga Sosial Desa (LSD)
Lembaga Sosial Desa (LSD) adalah salah satu program pemerintah
yang ada di setiap Desa untuk membantu pelaksanaan pembangunan di
bidang sosial, budaya, dan ekonomi masyarkat yang ada di pedesaan.
Adapun pelatihan yang dilakukan pemerintah desa melalui LSD sebagai
mana di ungkapkan pak pauzi S.Pd selaku ketaua LSD62
“Pelatihan melalui LSD itu banyak, ada pelatihan-pelatihan kewirausahaan untuk masyarkat khusus untuk mantan TKI yang sekarang di sebut PMI dan keluarganya dan yang sekarang masih ini masih fokus di usaha keranjang bambu, selain itu juga banyak program yang kita laksanakn misalnya seperti kegiatan advocasi terkait penanganan kasus-kasus PMI.” Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa Usaha
keranjang bambu adalah salah satu target LSD yang masih berjalan
sampai hari ini sebagai usaha yang digeluti masyarakat, terutama bagi
mantan TKI yang sudah kembali kekampung halaman.
2. Bekerja Sama Dengan BNP2MI dan BP3TKI
Selain itu pemerintah Desa juga bekerja sama dengan lembaga
BNP2MI dan BP3TKI. Langkah ini dilakukan oleh pemerintah Desa
62 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 03 Juli 2020.
64
karean Desa Jenggik adalah salah satu Desa yang hampir setengah dari
penduduknya adalah mantan TKI, sebagai mana yang diungkapkan oleh
pak Nasri selaku kepala desa “Bener sekali, disamping Gubernur dan
Bupati juga hadir kepala BP3TKI (Pak Sahrum) dan kepala
BNP2TKI/BNP2MI (Pak Gatot) waktu itu.”63
Melalui hasil wawancara tersebut kita dapat ketahui bahaw berapa
tahun yang lalu Desa Jenggik Utara adalah Desa yang menyandang gelar
Desa TKI, tepatnya 24 Mei 2014 dengan terpasangsanya sebuah baliho
bertiliskan ”Selamat Datang di Desa TKI” sekitar 100 meter dari kantor
Desa. Terkait hal ini pak Rudin mengungkapakan “Kalok terkait TKI ini
saya kurang paham soalnya waktu itu saya masih di Malaysia tapi yang
pasti kalok sebagai Desa TKI memang betul.”64
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa keberadaan
Desa Jenggik Sebabagai Desa TKI benar adanya. Dari latar belakang
itulah pemerintah Desa terus berinovasi untuk memberikan pelatiahan
kepada masyarakat dengan dibekali keterampilan berwirausaha agar bisa
mandiri sehingga tidak terus menerus mengandalkan TKI sebagai sumber
pendapatan utama. Pelatihan ini memfokuskan pada keterampilan usaha
sesuai dengan potensi Desa. Misalkan diantara program dari PN2MI
63 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa, 29 Juni 2020.
64 Pak Rudin, Warga Dusun Lingkok Telu, Wawancara, Dususn Lingkok Telu 29 Juni 2020.
65
seperti yang disampaikan pak Suparni Ama.Pd.65
“BNP2MI telah banyak melakukan kegiatan di Jenggik Utara beberapa kali dianataranya penguatan kapasitas pengurus KKBM dengsn peserta COI bidang dat dan jobpair, CO3 bidang ekonomi. Selain itu ada pelatihan anyaman keranjang sayur berbahan dasar bambu, pelatihan anyaman bakul bambu dan anyaman halus lainnya, pelatihan pembuatan PCO, pelatihan pengelolaan makanan berbahan baku lokal yang persertanya terdiri dariCPMI, exPMI, dan keluarga PMI.”
Dari hasil wawancara tersebut kita dapat ketahui bahwa pemerintah
Desa Jenggik Utara telah bekerja sama dengan BNP2MI dalam upaya
meningkatakan krativitas masyarkat dalam mengembangkan usaha yang
berbasis bahan baku lokal, tidak terlepas dari usaha usaha kerajinan
tangan keranjang bambu.
3. Bekerja Sama Dengan Rumah Edukasi BNI
Selain itu, untuk pemberdayaan keluarga pekerja migran
Indonesia (PMI) atau mantan TKI Pemerintah Desa bekerja sama dengan
BNI melalui program Rumah Edukasi BNI yang sudah ada sejak tahun
2015. Rumah edukasi BNI ditujukan bagi para PMI yang sudah selesai
bekerja di luar negeri dan telah kembali ke kampung halaman. Terkait
keraja sama dengan rumah edukasi BNI pak Nasri selaku kepala Desa
mengungkapkan66
“Melaui rumah edukasi BNI ada empat program yaitu pojok klik program kursus computer, pojok baca perpustakaan, pojok bahasa
65 Suparni, Ama, S.Pd, Kepala Seksi Pelayanan Desa, Wawancara, Kantor Desa, 26 Juni
2020 66 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 25 Juni 2020
66
progrsmnya kursus bahasa inggris, pojok usaha programnya pelatihan-pelatihan yang kaitannya dengan ekonomi masyarkat.”
Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa,
pembinaan masyarakat Desa Jenggik Utara melalui rumah edukasi
BNI, usaha kerajinan tangan keranajang bambu termasuk kedalam
usaha yang dikembangkan hingga hasil produksinya meningkat.
masyarakat tidak hanya diberikan pelatihan terkait ekonomi saja akan
tetapi terkait pelatihan yang berkaitan dengan ilmu IT, ilmu bahasa
dan memperkaya ilmu pengatuan melalui membaca, pak Nasri juga
mengungkapkan.67
“Disini kita punya rumah edukasi, tempat pelatihan untuk masyarakat, anak-anak dan para remaja, dengan adanya rumah edukasi masyarkat juga diajarkan cara pemasaran keranjang bambu melaui media internet, kalok kamu mau buat kursus bahasa inggris nanti tempat itu bisa digunakan.”
Melalui hasil wawancara tersebut kita ketahui bahwa, rumah
edukasi BNI adalah salah satu cara masyarakat untuk memasarkan
hasil karya mereka, tidak hanya untuk usaha keranjang bambu namun
juga untuk usaha-lainnya, termasuk mengenalkan wisata yang ada di
Desa Jenggik Utara.
4. Memberikan Pinjaman Dana
Selain pemerintah memberikan pelatihan kepada masyarakat
67 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 17 Desember
2019
67
melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga luar maupun program-
program pusat pemerintah Desa juga memberikan pelayanan berupa
pinjaman dana kepada masyarkat yang membutuhkannya melalui
program Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang berada
dibawah kendali BUMDES dan melaui Dana Amanah Pemberdayaan
Masyarakat (DAPM) dari kecamatan yang disalurkan melalui Desa.
Mekanisme dalam simpan pinjam di program yang diberikan
kepada masyarakat tidak jauh beda dengan mekanisme simpan pinjam
yang ada di koperasi MAUPUN Bank, sebagaimana disampaikan oleh
pak Hamdan selaku ketua BUMDES “Kalok mekanisme saya rasa
tidak jauh beda dengan koperasi atau bank, cumen kalok kami di
BUNDes tidak pakek jaminan.”68
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa
pemerintah Desa Jenggik Utara tidak sekedar memberikan pelatihan
kepada masyarakat tetapi juga memeberikan jaminan untuk
masyarakat yang membetutuhkan dana. Dalam simpan pinjam tersebut
Desa lebih mengutamakan masyarkat yang memiliki usaha kecil
menengah, hal itu juga diungkapkan oleh pak Hamdan “Secara umum
untuk masyarakat Jenggik Utara, kita utamakan masyarkat yang
68 Hamdan S.Pd, Ketua BUMDes, Wawancara, Desa Jenggik Utara 29 Juni 2020
68
memiliki usaha kecil menengah, apalagi yang punya usaha kerajinan
tangan keranjang bambu, sangat kita utamakan."69
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa usaha
keranjang bambu sangat diperioritaskan oleh desa kareana dengan
alasan keuntungan yang besar sehingga masyarakat tidak merasa susah
untuk mengembalikan dana pinjamn yang diberikan oleh desa melalui
BUMDes.
D. Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa
Jenggik Utara
Mengetahui tingkat produksi usaha keranjang bambu di Desa
Jenggik Utara berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Tingkatan produksi adalah sebuah kualifikasi yang dibuat untuk melihat
kemampuan produksi barang dan jasa. Dengan mengetahui tingkatan
produksi suatu negara, kita bisa tahu kemampuan ekonomi negara
tersebut. Tingkatan produksi menunjukkan tingkat atau taraf
perkembangan ekonomi suatu Negara, misalakan tingkat produksi primer,
tingkat produksi sekunder , dan tingkat produksi tersier.70 Berikut
tingkatan produksi usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara:
a. Tingkat produksi primer
69 Hamdan S.Pd, Ketua BUMDes, Wawancara, Desa Jenggik Utara,29 Juni 2020
70. Aisyah, Siti. "Tingkat Produksi Susu Dan Kesehatan Sapi Perah Dengan Pemberian Aloe
Barbadensis Miller." Jurnal Gamma vil 7. Nomor 1 2013, hlm 45
69
Tingkat produksi primer meliputiusaha ekstraktif terutama
menyediakan bahan-bahan dasar atau kegunaan dasar. Jika melihat
potensi alam yang dimiliki Desa Jenggik Utara, maka Desa Jenggik
Utara termasuk Desa yang kaya akan sumber daya alamnya termasuk
penyediaan bahan baku berupa bambu sebagai bahan dasar dari usaha
keranjang bambu. Berikut jenis bambu yang ada di Desa Jenggik Utara
yang disampaikan oleh H. Ramdi, QH.S.S71
“Kalok jenis bambu disini ada bambu petung (treng petung), bambu galah (treng galah), bambu aur (treng aur), bambu tali (treng tali), bambu tutul (treng tutul) tapi yang digunakan untuk membuat keranjang itu kan treng tali karena kalok bambu yang lain bisa patah, tidak memiliki serat yang elastis atau lentur.”
Dari hasil wawncara tersebut dapt kita ketahui bahwa ketersediaan
bambu di Desa Jenggik Utara memang menjadi alasan mendasar
pemerintah Desa untuk mengembangkan usaha kerajinan tangan keranjang
bambu. Namun terkait kesediaan bambu di Desa Jenggik Utara yang
semakin menurut karena semakin banyaknya masyarakat Desa Jenggik
Utara menjadi pengerajin usaha keranjang bambu, sebagian mereka
membelinya diluar Desa Jenggik Utara, seperti yang tegaskankan oleh pak
H. Ramdi QH.S.S.72
“Karena banyaknya masyarakat yang ikut membuat keranjang jadi bambu yang ada di desa Jenggik Utara tidak mungkin bisa mencukupi untuk jadi bahan baku, jadi bagi masyarakat yang tidak memiliki kebun bambu mereka mebeli di luar termasuk saya, bahkan
71 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 2020 72 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara,07 Juni 2020
70
ada sebagian masyarakat bambunya tinggal dipake termasuk alat-alatnya karana sudah disiapkan oleh pemborong, mereka hanya perlu menganyam saja.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulakan bahwa
ketersediaan bahan baku berupa pohon bambu sebagai bahan dasar dari
keranjang bambu semakin menipis, namun hal tersebut disiasati oleh
masyarakat dengan membeli pohon bambu di luar Desa Jenggik Utara yang
sebagian mereka tinggal menganayam karena bambu dibawakan oleh
pemborong atau pengepul.
b. Tingkat produksi sekunder
Tingkat produksi Sekunder, yaitu tingkat produksi dari pengolahan
bahan-bahan dasar yang dihasilkan oleh tingkat produksi primer.
Pemerintah Desa Jenggik Utara banyak melakukan perubahan terhadap
masyarakatnya menjadi wirausaha dengan memanfaatkan sumber daya alam
lokal melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah Desa. Dalam
usaha yang dikembangkan masyarkat dengan bahan baku tidak hanya untuk
pembuatan keranjang saja namun termasuk untuk bahan yang lain seperti
nakul, kelabang dan lain-lain, hal ini diungkapakn oleh pak Nasri selaku
kepala desa73
“Alhamdulillah sekarang ini usaha masyarakat melalui bambu ini tidak hanya sebatas keranjang buah, sayur saja tapi termasuk pemesanan kelabang tembako, jumlahnya pun tidak sedikit, seperti kemarin ada pesanan yaitu sekitar seribu.”
73 Nasri, Kepala Desa, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 20202
71
Hal itu itu juga di tegaskan oleh pak Suparni, Ama, S.Pd74
“BNP2MI telah banyak melakukan kegiatan di Jenggik Utara beberapa kali dianataranya penguatan kapasitas pengurus KKBM dengsn peserta COI bidang dat dan jobpair, CO3 bidang ekonomi. Selain itu ada pelatihan anyaman keranjang sayur berbahan dasar bambu, pelatihan anyaman bakul bambu dan anyaman halus lainnya, pelatihan pembuatan PCO, pelatihan pengelolaan makanan berbahan baku lokal yang persertanya terdiri dariCPMI, exPMI, dan keluarga PMI.”
Dari hasil wawancara tersebut bahwa upaya pemerintah
mengembangkan macam-macam produk yang berbahan dasarkan bambu
terus dikembangkan, di samping itu juga memberikan efek yang positif
untuk perkembangan ekonomi masyarakat.
Disisi lain kemampuan masyarakat untuk memproduksi keranjang
bambu terus meningkat yang awalnya dulu sekedar digeluti oleh beberapa
masyarakat tepatnyanya di Dusun Ceret Lauq, hal ini diungkapkan oleh
pak yusuf, S.Pd75
“Sebenarnya usaha keranjang bambu ini dulu hanya ada di Dusun Ceret Lauq, jumlah keranjang yang dihasilkan warga Ceret Lauq masih minim, itupun tidak semua penduduk Ceret Lauq menjadi pengerajin sekarang bisa dikatakan semua semua dusun di Desa Jenggik Utara rata-rata masyarakatnya ada yang menjadi pengerajin.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa
perkembangan usaha keranjang bambu begitu pesat sehingga dengan
adanya usaha keranjng bambu ini disaat ada pendemi Corona hasil
74 Suparni, Ama, S.Pd, Kepala Seksi Pelayanan, Wawancara, 18 Juni 2020 75 Yusuf S.Pd. Kepala Seksi Pemerintahan, Wawancara, Kantor Desa, 18 Juni 2020
72
produksi keranjang bambu masyarakat Desa Jenggik Utara semakin
meningkat, tapi usaha keranjang bambu saat ini belum masuk ke data Desa
terkait nama nama pengerajin, jumlah pengerajin dari setiap Dusun, jumlah
produksi masyarakat dalam setiap hari maupun setiap bualannya, hal ini di
ungkapkan langsung oleh pak Pauzi S.Pd selaku ketua Remaja sekaligus
merangkap sebagai ketua LSD “Itu sebagai PR kami kedepannya terkait
pendataan.”76
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa untuk
sementara waktu Desa Jenggik Utara belum memiliki data yang valid
terkait tingkat produksi keranjang bambu masyarkat dalam setiap harinya
maupun setiap bulannya namun hal tersebut dapat kita hitung jumlah
produksinya dari informasi yang di sampaikan oleh beberapa pengerajin,
termasuk pak Pak Pauzi S.Pd77
“Sebenarnya tergantung kebiasaan, kalok misalnya kita sudah biasa sampai eeee tetapi anu tehnisnya kita nyiwak bambu dulu istilahnya kan, terus nanti khusus dibuat keranjangnya kan, dia dihalus-haluskan dulu bambunya dan di ramagan, keranjang itu baru dibuat, kalok sekedar membuat itu bisa sampai 20-25 keranjang perhari.” Terkait jumlah produksi keranjang bambu ini juga dipertegas oleh
pak H.Ramdi, QH.S.S selaku salah satu tokoh agama, guru sekali menjadi
pengerajin keranjang78
76 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Dusun Lingkok telu, 03 Juli 2020
77 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 18 Juni 2020 78 H.Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 2020
73
“Kalok orang yang sudah terbiasa untuk sekedar membuat keranjang bambu bisa sampai 2-3 kudi perhari tapi kan rumitnya saat kita pecah-pecahin bambunya tipis-tipis tapi kalok kita yang masih belajar paling sehari satu kudi atau 20 keranjang.”
Hal tesebut juga disampaikan oleh salah seorang pengerajin yaitu Iq.
Sudir “Kalok kita buat niki gampang tapi rumitnya saat kita belah bambu menjadi tipis-tipis kalok tidak hati-hati bisa rusak.”79
Dari hasil wawancara diatas dengan beberapa narasumber dapat kita
ketahui bahwa tingakt produksi keranjang bambu dalam sehari bisa
mencapai 2-3 kudi perhari, satu kudi jumlahnya adalah 20 buah keranjang.
Sampai saat ini usaha keranjang bambu terus meningkat artinya tingkat
produksi masyarakat terhadapa keranjang bambu juga meningkat.
Bahkan dengan kehadiran usaha keranajang bambu ini untuk
mencari buruh lepas agak lebih sulit, sebagaimana disampaikan oleh pak
Sofian S.E.80
“Dengan adanya usaha keranjang bambu ini sekarang ini agak kesulitan mencari buruh, seperti buruh bangun, buruh batu dan lain, karena kalok mereka ditawarkan pekerjaan mereka akan membandingakan upahnya dengan hasil usaha keranjang, karena jika upahnya lebih sedikit dari hasil keranjang maka nereka akan lebih memilih membuat keranjang.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa
perkembangan usaha keranjang bambu semakin meningkat dan menjadi
79 Iq. Sudir , Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 2020 80 Muh. Sofian S.E, Sekertaris Desa, Wawancara, Kantor Desa, 18 Juni 2020
74
salah satu usaha prioritas masyarkat Desa Jenggik Utara, hal tersebut dapat
dilihat dari apa yang disampaikan oleh pak Pauzi S.Pd.81
“Harga satu bambu sekarang 20.000 sedangkan harga keranjang mulai dari 85.000 hingga 95.000/kudi, satu bambu bisa menjadi 20 keranjang atau satu kudi, artintya masyarkat bisa mendapatkan keuntungan mencapai 100%.”
Dari apa yang disampaikan pak pauzi melalui hasil wawancara
tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa masyarkat sebagai pengerajin
keranjang bisa meraup keutungan 100% setelah harga jual dikurangi
dengan harga bambu. Terkait dengan peralatan yang lain masyarakat
sebagai pengerajin tidak perlu untuk mengganti alat setiap membuat
keranjang bambu karena alatnya dari bahan keras seperti parang, pisau,
gergaji dan lain-lain.
c. Tingkat produksi Tersier
Tingkat produksi tersier tidak menghasilkan barang, melainkan usaha
jasa yang membantu memperlancar, penyaluran, menghubungkan, dan
penyelenggarakan kegunaan tempat, waktu, dan pelayanan, baik untuk
produsen maupun konsumen. Misalnya perdagangan, pengangkutan
(transport), penyimpanan/penggudangan, asuransi, dan perbankan.
Diantara program yang dijalankan pemerintah Desa untuk
memperlancar usaha keranjang bambu adalah memborong hasil keranjang
bambu masyarakat, memberikan pinjamn dana, memberikan pelatihan,
81 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 03 Juli 2020
75
memberikan pelatihan terkait kemudahan pemasaran hasil usaha masyarkat,
hal disampaian oleh pak Nasri “Susahnya kita dimasyarkat ini kan mereka
sebelum membuat keranjang mereka telebih dahulu mengambil uang
ditempat lain sehingga mereka lebih memilih untuk menjual hasilnya
ketempat lain.”82
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa pemerintah
berusaha mempermudah masyarakat terkait penjualan hasil pembuatan
keranjang, hal ini juga ditegaskan oleh Iq. Sudir selaku pengerajin “Yang
sedang kita buat ini uang nya sudah habis duluan, kita ambil uang sekian
juta, besok kalok keranjang sudah jadi dengan jumlah uang yang sudah kita
ambil kita dikasih uang lagi jadi kita terus berutang.”83
Namun setelah usaha keranjang bambu ini berkembang terkait
pemasarannya masyarkat tidak terlalu membutuhkan banya pihak dalam
pemasarannya, apalagi akhir-akhair ini karena sebelum keranjang bambu
banyak yang jadi pemborong sudah berkali-kali datang siap memborong
hasil pembuatan keranjang, hal ini disampaikan oleh H. Ramdan, QH. S.S84
“Keranjang bambu ini ditunggu-tunggu oleh pembeli, bahkan mereka berkali-kali datang untuk membeli hasil kita, ada yang datang nanya “pak haji udah banyak keranjangnya.?” Padahal kita masih bari jadi hanya beberapa saja.”
82 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020
83 Iq. Sudir , Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020 84 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020
76
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa setelah usaha
kerajinan tangan keranjang bambu ini berkembang masyarakat tidak
kesulitan dalam pemasrannya karena sudah dikenal banya pembeli
sehingga masyarkat hanya perlu membuat keranjang di rumah dan hasil-
hasilnya siap di angkut oleh para pemborong.
Jika melihat tingkat produksi usaha keranjang bambu antara
sebelum menjadi perhatian pemerintah dan setelah menjadi perhatian
pemerintah dapat dilihat dari tebel dibawah ini:85
Tabel 2.1
Data tingkat produksi keranjang bambu sebelum dan susudah menjadi
perhatian pememrintah
Bulan Jumlah produksi
/hari
Jumlah pengerajin
sebelum ada perhatian
pememrintah
Total produksi
Jumlah pengerajin setelah ada perhatian
pememrintah
Jumlah produksi
/hari
Total produksi
2017 2020 Januari 2 kudi
/40 keranjang
30 orang 1. 200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Febuari 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Maret 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
April 2 kudi 30 orang 1.200 132 orang 3 kudi/60 7.920
85 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020
77
/40 keranjang
keranjang keranjang keranjang
Mei 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Juni 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Juli 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Agustus 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
September 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Oktober 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
November 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
Desember 2 kudi /40
keranjang
30 orang 1.200 keranjang
132 orang 3 kudi/60 keranjang
7.920 keranjang
78
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian terhadap Peran Pemerintah Desa dalam Upaya
Meningkatkan Tingkat Produksi Kerajinan Tangan Keranjang
Bambu di Desa Jenggik Utara
Pemerintahan adalah organisasi tertinggi dalam suatu wilayah atau
negara, dalam artian luas pemerintahan merupakan kekuasaan yang diberi
tanggung jawab pemeliharaan perdamaian dan keamanan suatu Negara.
Sedangkan pemerintahan Desa adalah bagian dari organisasi yang
memiliki wilayah kekuasaan yang lebih sempit atau suatu kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintah Kesatuan Negara Republik
Indonesia.86
Dalam system pemerintahan tersebut pemerintah memiliki peran
yang besar yaitu menjalankan hak dan tanggung jawab dalam mewujudkan
kehidupan rakyat yang sejahtera. Peran pemerintah Desa Jenggik Utara
dalam upaya meningkatkan jumlah produksi keranjang bambu sudah
86 Muhadam Labolo Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian Teori, Konsep, dan
Pengembangannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 16
79
sangat besar dilihat dari pelaksanaan program-program yang direncanakan
pemerintah Desa Jenggik Utara dengan bekerja sama dengan lembaga-
lembaga lain seperti BNP2MI, LSD, BNI, BUMDes, dengan mengangkat
UKM yang ada di Desa Jenggik Utara termasuk usaha keranjang bambu.
Disamping itu, pemerintah Desa bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat melalui usaha keranjang bambu dan usaha-usaha
lainnya melaui pembinaan yang diberikan kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan ekonomi masyarakat dan skill lainnya yang dimiliki
masyarakat seperti kursus bahasa inggris, kursus computer dan advocasi
dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada ditengah-tengah
masyarakat..
Di samping itu tugas pemerintah desa khususnya kepala desa
mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakat.
Adapun tugas-tugas kepala desa yang dimaksud adalah sebagi
berikut:
1. Memimpin penyelenggarakan pemerintah desa berdasarkan
kebijakan dan ketetapan bersama (BPD).
2. Mengajukan perancangan peraturan desa.
3. Menetapkan peraturan desa mengenai APB desa untuk di bahas
dan di tetapkan bersama BPD.
80
4. Membina kehidupan masyarakat desa.
5. Membina perekonomian desa.
6. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
7. Mewakili desanya didalam dan di luar pengadilan dan menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
8. Melakukan wewenang lain sesuai dengan perundang-ndangan.87
Selain itu pemerintah Desa memiliki peran, tanggung dalam
menigkatkan segala bentuk usaha yang ada di tengah masyarakat untuk
membuatnya berkembang dan memberika damapak positif bagi
ekonomi masyarkat. Peran yaitu merupakan aspek dinamis atau
kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Dalam pengertian lain peran adalah seperangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran
adalah suatu sikap, tindakan atau perilaku yang diharapkan oleh banyak
orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status
atau kedudukan tertentu. Diantara peran pemerintah Desa dalam
87 Rumlus, R., Lumolos, J., & Mantiri, M.”Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan
Masyarakat,” Jurnal Eksekutif, Vol 1 Nomor 1, Desember 2017, Hlm 5
81
meningkatkan ekonomi masyarakat adalah:88
a. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Kebijakan.
Pemerintah Desa Jenggik Utara melalui LPMD menampung
aspirasi masyarakat, melakukan perencanaan pembangunan yang bersifat
partisipatif yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan kepentingan
masyarkat seperti pembuatan jalan dalam menampung aspirasi
masyarakat dan mengawasi pembangunan upaya meningkatkan produksi
usaha keranjang bambu. Pemerintah menjalankan perannya sebagai
pelaksana kebijakan melaui program-program pembinaan dalam upaya
meningkatkan ekonomi masyarkat.
Dari sekian lembaga yang dirangkul pemerintah Desa Jenggik Utara
adalah untuk menyatukan pokok pikiran sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat sehingga lebih maju, sejahtera, dan mandiri. Diantara nya
adalah membangkitkan unit kegiatan desa, meningkatkan peran
masyarkat dalam usaha kerajinan tangan, meningkatkan pemberdayaan
masyarkat yang berbaris SDM, dan lain-lain.
b. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Program-Program Pemerintah Desa.
Sebelum membuat Program-program pembangunan diawali dengan
musyawarah di tingkat dusun yang bertujuan untuk membahas seluruh
usulan kegiatan dari tingkat RT/RW dalam satu dusun, kemudian
dilanjutkan ke musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-tokoh
88 Ibid. hlm. 9
82
masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, LPMD, BPD serta Pemerintah
Desa. Musyawarah yang dilakukan desa dalam rangka mengembangkan
usaha pedasaan yang di sepakati bersama dengan ide-ide yang cemerlang
sebagai bahan dasar dalam mengembangkan usaha pedesaan. Diantara
unit usaha yang dikembang pemerintah desa dari hasil musyawarah dari
setiap jajaran pemerintahan hingga tokok masyarkat.
c. Pemerintah desa sebagai pelaksana dalam pembinaan meningkatan
ekonomi masyarakat desa.
Pemerintah desa diberikan wewenang dan tanggung jawab oleh
pemerintah pusat melalui otonomi daerah untuk memajukan ekonomi
masyarkat di desa masing-masing.89 Pemerintah Desa Jenggik Utara
menerapakan perannya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui kerja sama dengan lembaga desa maupun luar desa.
Diantara lembaga yang yang diajak kerja sama pemerintah Desa Jenggik
adalah:
o Lembaga sosial desa (LSD)
o Usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP)
o Dana amanah pemberdayaan masyarakat (DAPM)
89 Ulumiyah, I, "Peran pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa (studi pada
Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang)”. Jurnal Administrasi Publik, Vol 1. Nomor 5. 2013, hlm 892
83
o Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan
(PNPM-MP)
o Balai pelayan penempatan dan perlindungan tenaga kerja
Indonesia (BP3TKI)
o Rumah edukasi BNI
o Badan pemelihara pekerja migran indonesia (BP2MI)
Diharapkan melalui keraja sama yang dilakukan pemerintah
mampu merubah prekonomian masyarakat menjadi lebih baik melalui
pelatihan-pelatihan dan pembinaan yang diberikan kepada masyarakat.
Pembinaan adalah usaha atau tindakan dari kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna, sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan pembinaan adalah proses,
pembuatan, cara membina, pembaharuan atau penyempurnaan. Jika kita
perhatikan kedua pengertian tersebut maka pembinaan pada dasarnya
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
melakukan perubahan dan peningkatan ke arah yang lebih baik.90
Atas dasar pembinaan untuk masyarkat Desa Jenggik Utara kini
masyarkat Desa Jenggik Utara dapat menikmati hasilnya dengan adanya
usaha keranjang bambu yang digeluti masyarkat disetiap rumah, usaha
90 Sudarsana, Undang. "Pembinaan Minat Baca." (Jakarta: Gramedia 2014).hlm.13
84
keranjang bambu hampir ada disetiap rumah yang ada di Desa Jenggik
Utara. Pembinaan dalam bidang ekonomi, diantaranya:
o Cara pembuatan keranjang buah,sayur
o Cara pembuatan kelambang tembakau
o Cara pembuatan bakul
o Cara pembuatan jajan lokal melaui bahan dasr lokal
o Cara kelola sampah
Perkembangan usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara tidak
lepas dari kontribusi peremintah Desa, kebijakan-kebijakan yang dibuat
dalam tidak bertujuan lain untuk meningkatkan prekonomian masyarkat
dan membantu mengembangkan usaha yang dimilki masyarakat karena
Pemerintah memiliki tugas yang penting dalam mewujudkan
kemaslahatan rakyat, menjamin ketertiban urusan dunia dan urusan
agama, ia juga berfungsi sebagai lambang kesatuan umat.
Salah satu unsur kekuatan efektif didalam menjalankan roda
pemerintahan di daerah pedesaan akan tergantung pada efektifitas
kepemimpinan kepala desa. Sebab kepala desa sebagai unsur dari aparat
pemerintah desa juga melekat padanya sebagai seorang pemimpin yang
memiliki tugas dan tanggungjawab yang cukup besar. Karena itu kepala
desa memiliki posisi yang sangat strategis didalam masyarakat. Kepala
desa disamping sebagai pemimpin juga memiliki fungsi sebagai seorang
85
manager tentu dituntut harus memiliki kapasitas, kapabilitas, pro aktif,
memiliki kemampuan untuk mengatur suatu organisasi. Organisasi
pemerintahan desa dapat berfungsi manakala seorang kepala desa
memiliki kemampuan untuk mengatur suatu organisasi.91
Organisasi pemerintahan desa berfungsi ,manakala seorang kepala
desa memiliki kemampuan menjalankan pola kepemimpinannya dengan
baik. Inti dari keberhasilan kepala desa dalam menjalankan
kepemimpinannya akan tergantung pada kepengikutan masyarakat serta
bawahannya (perangkat desa). Karena tanpa adanya bawahan atau
dukungan dari masyarakat, maka kepala desa tidak akan dapat
menjalankan program-programnya. Seorang kepala desa tentu harus
memiliki kemampuan dalam :
a) Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas kepada bawahan atau
masyarakat. Kepercayaan dan loyalitas seperti ini harus perlu
dimiliki, karena tanpa adanya dukungan maka tidak akan mungkin
kepala desa mampu mempengaruhi bawahan atau masyarakatnya,
b) Seorang kepala desa juga harus memiliki kemampuan dalam
mengaplikasi berbagai potensi yang dimiliki dalam masyarakat,
91 Pade, S. P. “Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa dalam Pembangunan.” Jurnal
Politico, Volume. 4, Nomor 1, 2015, hlm. 32
86
c) Seorang kepala desa tentu harus mendapat simpati, disenangi,
dikagumi, dihormati, serta dijunjung tinggi oleh para bawahan
maupun masyarakatnya,
d) Kepala desa merupakan salah seorang yang memiliki kemampuan
dalam memberikan motivasi kepada para bawahan atau
masyarakatnya,
e) Kepala desa harus perlu memiliki kepercayaan diri, integritas
pribadi, kematangan emosional, agresivitas , tahan terhadap
tekanan, enerjik dan antusiasme.92
Dengan demikian berbagai karakteristik yang disebutkan diatas
perlu dimiliki oleh seorang kepala desa. Melalui kepemimpinannya
masyarakat dapat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
program pembangunan. Realiasi dari proses perencanaan pembangunan
dapat dikelompokan dalam bidang kegiatan pengembangan, bidang
ekonomi, dan bidang sosial budaya. Bidang pengembangan melalui
kepemimpinan kepala desa dapat diaplikasikan dalam kegiatan yakni
perbaikan kebun Tuur sampai dengan rukun tani, pembangunan jalan
alternative, dan terbangunnya jalan produksi, pengaspalan jalan
kelapangan olahraga dan lain-lain.
92 Ibid, hlm. 32
87
Dalam kegiatan usaha tentu dikenal dengan istilah produksi, yaitu
dalam upaya menghasilkan suatu barang mentah menjadi barang jadi.
Adapapun tentang pengertian produksi secara luas adalah adalah
kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukkan (input)
menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang luas ini, output
yang dimaksud mencakup barang maupun jasa. Dengan kata lain,
produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukkan-masukkan
(inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs), yang berupa barang-
barang dan jasa-jasa, termasuk kegiatan-kegiatan lain yang mendukung
atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.93
Berikut konsep produski dalam konsep Islam berangkat dari sebuah
ayat Al-Qur,an yang berbunyi:
يها م نا لكم فىرض وجعل
كم فى ٱ ما تشكرون ولقد مكن
اي ع يىش قلى
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Sangat
sedikit darimu yang bersyukur”. (QS al-A’raf: 10)
Ayat diatas menjelaskan bahwa dengan status ini, kegiatan produksi
menjadi manifestasi ketundukan manusia pada Allah SWT sekaligus
menjadi sarana untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Kegiatan
93 Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas Produksi Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019. Hlm 131.
88
produksi tidak sekedar upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai homo
economicus tapi juga menjadi sarana untuk mengupayakan keadilan sosial
dan menjaga keluhuran martabat manusia. Al-Qur’an dan as-Sunnah
menjadi kerangka acuan untuk mengembalikan kegiatan produksi pada
tujuan awalnya yaitu meningkatkan kesejahteraan manusia secara total
atau di sebut imaratul kaum.94
B. Kajian Terhadap Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan
Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara
Sebelum membahas analisis tingkat produksi baiknya penulis
terlebih dahulu menjelaskan tentang apa itu tingkat produksi dan
produksi.
a. Dalam kegiatan produksi, kita mengenal istilah tingkatan produksi.
Tingkatan produksi adalah sebuah kualifikasi yang dibuat untuk
melihat kemampuan produksi barang dan jasa. Dengan mengetahui
tingkatan produksi, kita bisa tahu kemampuan ekonomi Negara
tersebut. Tingkatan produksi menunjukkan tingkat atau taraf
perkembangan ekonomi suatu Negara, Sama halnya dalam melihat
perkembangan ekonomi suatu masyarakat adalah dengan melihat
94 Wahyuni, Sri. "Teori Konsumsi dan Produksi dalam Perspektif Ekonomi
Islam." Akuntabel Vol 10. Nomor 1 2013.hlm 79
89
kemampuan masyarkat dalam memproduksi suatu barang atau
produk.95
b. Produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan
masukkan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian
yang luas ini, output yang dimaksud mencakup barang maupun jasa.
Dengan kata lain, produksi mencakup setiap proses yang mengubah
masukkan-masukkan (inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs),
yang berupa barang-barang dan jasa-jasa, termasuk kegiatan-kegiatan
lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan
produk tersebut.96
Dalam kegiatan memproduksi barang, suatu Negara tidak
hanya dilihat dari kemampuannya memproduksi barang akan tetapi
semua yang berkaitan dengan kegiatan produksi, seperti bahan pokok,
hasil produksi, media yang memudah kan proses produksi. Adapun
tingkat produksi dapat dilihat dari tiga hal sebagai berikut:97
1. Tingkat produksi primer
95 Aisyah, Siti. "Tingkat Produksi Susu Dan Kesehatan Sapi Perah Dengan Pemberian Aloe
Barbadensis Miller." Jurnal Gamma vil 7. Nomor 1, Tahun 2013, hlm 45 96 Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas Produksi
Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019. Hlm 131.
97 Subhan, Moh. "Meneropong Sistem Produksi Dalam Ekonomi Konvensional." Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, Vol 4, Nomor 1, 2018, hlm 29.
90
Tingkat produksi primer meliputiusaha ekstraktif terutama
menyediakan bahan-bahan dasar, antara lain pertambangan,
pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan.
Desa jenggik utara termasuk Desa yang kaya akan Sumber
Daya Alamnya, diantaranya:
o Bidang pertanian: seperti jagung, padi, ubi, buah-buahan,
sayuran-sayuran,
o Bidang perikan sudah tentu karena Desa Jenggik Utara
termasuk Desa yang subur dengan sumber air,
o Bidang peternakan: seperti sapi dan ayam adalah hewan
paling dominan dipelihara oleh masyarkat Jenggik Utara,
o Bidang kehutan: seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon,
bambu (bambu tutul, bambu aur, bambu galah, bambu tali,
bambu petung)
2. Tingkat produksi sekunder
Tingkat produksi Sekunder, yaitu produksi yang mengolah
bahan-bahan dasar atau bahan-bahan pokok yang dihasilkan oleh
tingkat produksi primer. Desa Jenggik Utara dengan kekayaan alam
yang dimilikinya telah banyak berinovasi dalam mengolah suatu
produk yang berbahan dasar lokal dalam upaya menunjang
prekonomian masyarkat. Diantaranya usaha yang di benah oleh
Desa dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah:
91
o Cara pembuatan keranjang buah,sayur dari bambu
o Cara pembuatan kelambang tembakau dari bambu
o Cara pembuatan bakul dari bambu
o Cara pembuatan kripik dari bahan dasar lokal seperti
singkong, pisang, ubi, dll
o Cara pengolahan sampah
o Pembuatan berugak dari bambu petung
3. Tingkat produksi Tersier
Tingkat produksi tersier tidak menghasilkan barang,
melainkan usaha jasa yang membantu, memperlancar, menyalurkan,
mengembangkan, usaha yang yang dihasilkan oleh masyarakat.
Dari hasil produksi yang dihasilkan melalui pengolahan bahan
pokok atau primer menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomis
yang kemudian dalam pembuatannya, pemasarannya diberikan
kemudahan melalui produksi tersier.98 Pemerintah desa Jenggik
Utara telah memberikan kemudahan dalam mengembangkan usaha
keranjang bambu, diantaranya kemudahan pemasaran melalui
computer berbasisi internet di rumah edukasi BNI, pengangkutan
(transport), penyimpanan/penggudangan, hal ini dilakukanya
dengan menaruh hasil anyaman di rumah masing-masing, asuransi,
dan perbankan, hal ini terjadi kerja sama antara desa dan lembaga
98 Ibid, hlm.30
92
bank termasuk bank BNI sehingga masyarakat diberikan
kepercayaan untuk melakukan pinjaman di bank, pemberian
pinjaman dana melalui UED-SD, memborong hasil produksi
keranjang masyarakat, pelatihan dalam mengembangkan UKM bagi
masyarakat.
Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petani
keranjang bambu adalah perbaikan tingkat produksi, melalui perbaikan
produksi keranjang bambu, hal ini akan mendorong perhatian dari para
konsumen yang menjadi tujuan akhir dari setiap usaha termasuk dari
usaha keranjang bambu yang digeluti masyarakat Desa Jenggik Utara.
Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait
dengan manusia dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi, produksi
merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan pemanfaatan sumber
alam oleh manusia. Berproduksi lazim diartikan menciptakan nilai barang
atau menambah nilai terhadap sesuatu produk, barang dan jasa yang
diproduksi itu haruslah hanya yang dibolehkan dan menguntungkan
(yakni halal dan baik) menurut Islam.99
Bagi pengerajin usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara yang
memiliki kebun bambu pada umumnya tidak mesti mengeluarakan biaya
99 Muhammad Turmudi. “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Islamadina,
Volume 98, No. 1, Maret 2017 hlm.43
93
dalam memproduksi karena biaya yang dibutukan pengerajin adalah biaya
untuk pembelian bambu dengan harga dua puluh ribu perbatangnya.
Sedangkan kan untuk alat pembuatan keranjang masyarakat Desa Jenggik
Utara adalah mayoritas petani jadi rata-rata dianatara mereka memiliki
parang, pisau,gergaji. Masyarakat yang tidak memiliki alat sebagian nya
dibelikan oleh pemborong termasuk bambunya, mereka hanya berbekal
waktu dan tenaga.
Tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi khalifah Umar bin
Khatab adalah sebagai berikut:100
1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin
Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin berarti
ketika berproduksi bukan sekadar berproduksi rutin atau asal
produksi melainkan harus betul-betul memperhatikan realisasi
keuntungan, namun demikian tujuan tersebut berbeda dengan
paham kapitalis yang berusaha meraih keuntungan sebesar
mungkin.
2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga
100 Ibid. hlm 44
94
Seorang Muslim wajib melakukan aktivitas yang dapat
merealisasikan kecukupannya dan kecukupan orang yang menjadi
kewajiban nafkahnya.
3. Tidak mengandalkan orang lain
Umar r.a sebagaimana yang diajarkan dalam Islam tidak
membenarkan/membolehkan seseorang yang mampu bekerja
untuk menengadahkan tangannya kepada orang lain dengan
meminta-minta dan menyerukan kaum muslimin untuk bersandar
kepada diri mereka sendiri, tidak mengharap apa yang ada
ditangan orang lain.
4. Melindungi harta dan mengembangkannya
Harta memiliki peranan besar dalam Islam. Sebab dengan
harta, dunia dan agama dapat ditegakkan. Tanpa harta, seseorang
bisa saja tidak istiqamah dalam agamanya serta tidak tenang
dalam kehidupannya dan dapat dimanfaatkan harus dilakukan
eksplorasi dalam bentuk kegiatan produksi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan manusia.
5. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi
95
Produksi merupakan sarana terpenting dalam
merealisasikan kemandirian ekonomi. Bangsa yang memproduksi
kebutuhan-kebutuhanya adalah bangsa yang mandiri dan terbebas
dari belengu ketergantungan ekonomi bangsa lain. Sedangkan
bangsa yang hanya mengandalkan konsumsi akan selalu menjadi
tawanan belenggu ekonomi bangsa lain.
6. Taqarrub kepada Allah SWT
Seorang produsen Muslim akan meraih pahala dari sisi
Allah Swt. disebabkan aktivitas produksinya, baik tujuan untuk
memperoleh keuntungan, merealisasi kemapanan, melindungi
harta dan mengembangkannya atau tujuan lain selama ia
menjadikan aktivitasnya tersebut sebagai pertolongan dalam
menaati Allah Swt.
Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk
menciptakan maslahah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan
sehingga akan dicapai falāh yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan
ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Falāh itu sendiri adalah
kemuliaan hidup di dunia dan akhirat yang akan memberikan
kebahagiaan hakiki bagi manusia. Dengan demikian, kegiatan produksi
sangatlah memperhatikan kemuliaan dan harkat manusia yakni dengan
96
mengangkat kualitas dan derajat hidup manusia. Kemuliaan harkat
kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam
keseluruhan aktifitas produksi, karena segala aktivitas yang bertentangan
dengan pemuliaan harkat kemanusiaan bertentangan dengan ajaran Islam.
97
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian terhadap peran pemerintah desa dalam
meningkatkan produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu sebagai
mana peneliti uraiankan pada bab-bab diatas maka peniliti dapat menarik
beberapa kesimpulan bahwa:
Produksi usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara
mengalami perkembangan, hal tersebut tidak terlepas dari peran
pemerintah yang membuat suatu kebijakan dengan tujuan membina
ekonomi masyarakat. Upaya pembinaan tersebut awalnya diprioritaskan
untuk keluarga PMI atau TKI dengan mengangkat usaha keranjang
bambu sebagai usaha dalam pembinaan tersebut melalui beberapa
program desa seperti LSD, program PNPM-MP untuk desa, rumah
edukasi BNI, pemberian pinjaman dana melalui UED-SP, DAMP,
pelatihan usaha keranjang bambu untuk keluarga PMI dan masyarakat
melalui program yang dilaksanakan BP3TKI melalui desa-desa. Program-
program yang dilaksanakan oleh pemerintah desa selalu mentargetkan
usaha keranjang bambu sebagai alternatif dalam pelatihan tersebut,
termasuk program yang dilaksanakan lembaga luar desa di desa. Hingga
saat ini usaha keranjang bambu menjadi salah satu usaha yang banyak
98
diminati oleh masyarakat desa Jenggik Utara dan mengalami peningkatan
produksi yang pesat.
B. Saran-saran
1. Bagi Pemerintah Desa
Pemerintah Desa harus lebih besar mengambil bagian dari usaha
keranjang bambu ini kerena dengan cara itu usaha ini akan lebih
sistematis dan teratur dalam perputarannya dari produksinya sampai
pemasaranya atau lebih kepada manajemennya, termasuk pendataan
sebagai refrensi dalam memperluas dan mengembangkan usaha keranjang
bamboo ini. Sedangkan bagi masyarakat sebagai pengerajin atau
produsen harus lebih jujur dalam pemasaran dari hasil pembuatan
keranjang bambu supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam
usaha yang sedang berkembang ini sehingga nantinya hal tersebut tidak
merusak citra baik masyarakat Desa Jenggik Utara sebagai produsen.
2. Bagi Akademik
Untuk diketahui bahwa, penilitian dalam kasus ini adalah penelitian
yang dilakukan pertama kali, oleh karena itu diharapakan ada peneliti
selanjutnya yang akan meneruskan penelitian ini karena masih banyak hal
yang menarik untuk di teliti lebih mendalam.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Peniliti sadar sesadar-sadrnya bahwa hasil dari penelitian ini jauh
99
dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti berharap ada peneliti
selanjutnya yang akan mengangkat masalah ini untuk menyempurnakan
segala kekurangan yang peniliti temukan sehingga nantinyadapat
dijadikan refrensi dan wawasan bagi yang lain. Diantaranya adalah
analisis tingkat produksi keranjang bambu, analisis tingkat pendapatan
melaui usaha keranjang bambu, analisi minat masyarakat terhadap usaha
keranjang bambu, dan lain-lain.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian pada umumnya dijadikan refrensi bagi peneliti
selanjutnya maupun menjadi tambahan wawasan bagi pembaca khusunya
dalam bidang ilmu Ekonomi Syariah, namun peniliti menyadari bahwa
peneliti perlu belajar lebih serius dalam segala hal untuk mendapatkan
hasil lebih sempurna, oleh karena itu peneliti menyadari bahwa penilitian
ini tidak memiliki kesempurnaan yang perlu ada yang
menyempurnakannya oleh peneliti selanjutnya sehingga diharapkan
mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
100
Daftar Pustaka
Ali, M. “Prinsip Dasar Produksi dalam Ekonomi Islam”. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan,volume 7, nomor 1, juni 2013.
Burha Mungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Surya Kencana, 2007.
Hidayat, T., “Rancang Bangun Media Interaktif Untuk Kerajinan Tangan
Tradisional”. Creative Information Technology Journal, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2014 – Juli 2014.
Hasjimzoem, Y., “Dinamika Hukum Pemerintahan Desa”. Fiat Justisia Jurnal
Ilmu Hukum, Vol. 8, Nomor 3, juli-september 2014. Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas
Produksi Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019.
Labolo Muhadam, Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian Teori, Konsep,
dan Pengembangannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2014 Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Pt. Remaja
Rodakarya ,2001. Mahmudin, A., “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat Pada Pembangunan Desa di Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo” (Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan. Ponorogo 2017).
Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. Y., Perbandingan Pemerintahan, (
Jakarta, 2007 ) Muhammad Turmudi. “Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Islamadina,
Volume 98, No. 1, Maret 2017 Nurjanah, S.. “Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif
Penerapannya Melalui Pendidikan Tinggi”. Jma, Vol. 18, Nomor 2, Oktober - November 2013.
101
Nuraini, S., “Hubungan Kekuasaan Elit Pemerintahan Desa”. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2010.
Prastika, H. C., “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit di Kabupaten Magetan”. (Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Magetan Tahun 2016/2017).
Purba, A. B. P., “Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”. (Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Simalungun 2017).
Pade, S. P. “Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa dalam Pembangunan.”
Jurnal Politico, Volume. 4, Nomor 1, 2015. Rokhim, A., “Kewenangan Pemerintahan Dalam Konteks Negara
Kesejahteraan”. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Dinamika Hukum, Vol. 19, Nomor 36, Pebruari-Mei 2013.
Rosmi Ramlan, “Pemerintahan” Https://Www.Kompasiana.Com/Rosmi7,
Diakses tanggal 07 Maret 2020, Pukul 03.20. Rumlus, R., Lumolos, J., & Mantiri, M.”Peran Pemerintah Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat,” Jurnal Eksekutif, Vol 1 Nomor 1, Desember 2017.
Siregar, R. S. “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan
Penawaran Keranjang Anyaman Bambu (Studi Kasus: Pengrajin Keranjang Anyaman Bambu, Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)”. Jurnal Agrica, Vol. 4, Nomor 1, Juli 2016.
Setiawan, B, “Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah
Kampung Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor”, Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2010.
Syafitri, Yuli. "Pemanfaatan Media Internet untuk Memperkenalkan Produk
Kerajinan Tangan pada Home Industri Kain Flanel Lampung Selatan." Expert, Vol 5, Nomor 2, Desember 2015.
Setiawan, Budi. "Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah
Kampung Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor." Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol 1, Nomor 2 Agustus 2010.
102
Suharsimi Arikunto, Prosodur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Pt
Rineka Cipta 2002. Suryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2003.
Sudarsana, Undang. "Pembinaan Minat Baca,” Jakarta: Gramedia 2014.
Tinggogoy, Deiby Christiana, and Yuliana Ngongano. "Peran Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Studi,” Kasus Di Desa Laba Besar, Kecamatan Loloda Selatan."., Vol 11, nomor 21, Agustus 2018.
Ulumiyah, I., “Peran Pemerintah Desa Dalam Memberdayakan Masyarakat
Desa”, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 1, Nnomor 5, 2013. Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Pt. Sic, 2001.