peran pemerintah desa dalam meningkatkan jumlah

121
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN LOMBOK TIMUR Oleh: Muhammad Sadri NIM. 160.203.052 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM MATARAM 2020

Transcript of peran pemerintah desa dalam meningkatkan jumlah

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH

PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA

JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN

LOMBOK TIMUR

Oleh:

Muhammad Sadri NIM. 160.203.052

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM

MATARAM

2020

ii

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH

PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA

JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN

LOMBOK TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Sadri NIM. 160.203.052

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM

MATARAM

2020

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

NITA DINAS PEMBIMBING

iv

vi

vii

MOTTO

"Sebaik-baik diantara kalian adalah yang bermanfaat bagi orang lain”

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas segala karunia Allah Azzawajalla atas limpahan Rahmat dan

Keberkehan yang telah dilimpahkan kpedaku dan kepada Sayyidina

Muhammad SAW atas jasanya meneteskan benih keimanan sehingga hati ini

mampu memilih jalan yang diridhoi Allah SWT.

Ku persembahkan skripsi ini kepada:

Ibunda tercinta Maridah yang senantiasa mencintaiku selamanya dengan

sepenuh hati dan memberikan doanya yang terbaik untukku dan untuk

Ayahanda tercinta Sapri orang yang senantiasa mendukungku dalam mencapai

segala ciata-cita terbaikku dengan segenap jiwa dan raganya. Dan kepada

seluruh saudaraku yang telah mendukungku dengan sepenuh hati dan seluruh

keluarga besarku. Dan tidak lupa kepada seluruh guru-guru yang telah bersabar

mendidikku dan juga kepada sahabat-sahabatku yang telah memberikan

motivasi suksesnya tugas ini dan kampusku tercinta Universitas Islam Negeri

Mataram (UIN) Mataram.

KATA PENGANTAR

ix

Bismillahirrahmanirrahim...

Segala puji bagi allah swt yang maha Rahman dan maha Rahim yang telah

memberikan kekuatan kepada peniliti untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan

ini dengan sempurna dan solawat beserta salam senantiasa kita curahkan kepada

makhluk paling mulia sayyidina Muhammad saw semoga senantiasa tercurahkan

kepada beliau, para sahabat dan bserta keluarganya.

Peneliti menyadari bahwa suksesnya tugas skripsi ini tidak terlepas dari peran

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peniliti dengan hati tulus

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dan bapak yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Mataram.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Mataram.

3. Dosen pembimbing I, ibu Hj. Siti Nurul Khairani, SE.MM, dan Dosen

pembimbing II, Bapak Muh. Baihaqi, .SHI,.M.SI. yang telah bersabar memberikan

bimbingan, arahan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak H. Bahrur Rosyid, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah,

5. Ibu Atun Wardatun, Ph.D selaku Dosen Wali.

x

6. Kepala desa beserta seluruh jajarannya dan seluruh masyarakat,pengerajin Desa

Jenggik Utara yang telah memberikan izin serta kemudahan dalam mengambil

data penelitian ini.

7. Kedua orang tua dan sahabat yang ikut mendukung proses penulisan skripsi ini

sampai selesai.

Peneliti juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan untuk menyempurnakan hasil

penelitian ini. Akhir kata peneliti ucapkan Alhamdulillah, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi peneliti sendiri.

Mataram,.........2020

Peneliti

(Muhammad Sadri)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….. HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………i NOTA DINAS PEMBIMBING……………………………………………....ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………..iii HALAMAN MOTTO………………………………………………………...iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………v KATA PENGANTAR………………………………………………………..vi DAFTAR ISI………………………………………………………………….vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………..viii ABSTRAK…………………………………………………………………….ix BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1 B. Rumusan Masalah………………………………………………….9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………9 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian……………………………10 E. Telaah Pustaka………………………………………...……………11 F. Kerangka Teori……………………………………………………..15 G. Metode Penelitian………………………………………………….31 H. Sistematika Pembahasan……………………………….…………..42

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Desa Jenggik Utara………………….………...….44 1. Profil Desa Jenggik Utara……………………………………..……44 2. Struktur Pemerintahan Desa Jenggik Utara………………...….….49 3. Letak Geografis Desa Jenggik Utara………………………………52 4. Visi dan Misi desa jenggik utara……………………..………...…..55 5. Keadaan Sosial Budaya Desa Jenggik Utara……..…………...…..56 6. Sumber Daya Desa Jenggik Utara……………………………….....56

B. Peran Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu…………………………….….66

C. Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa

Jenggik Utara………………………………………………………..68

xii

BAB III PEMBAHASAN

A. Kajian Terhadap Peran Pemerintah Desa Dalam Upaya Meningkatkan Tingkat Produksi Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara…………………………………………….........................….78

B. Kajian Terhadap Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara……………………………….….88

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………97 B. Saran……………………………………………………………..98

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..………100

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. Jumlah jumlah penduduk Desa Jenggik Utara

Tabel 2.1 Tingkat produksi sesudah dan sebelum menjjadi perhatian pemerintah

xiv

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PRODUKSI KERAJINAN TANGAN KERANJANG BAMBU DI DESA

JENGGIK UTARA KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh:

Muhammad Sadri NIM: 160203052

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah desa dalam meningkatkan jumlah produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu yang ada di Desa Jenggik Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriftif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan bahwa ada beberapa bentuk peran pemerintah Desa dalam upaya meningkatkan hasil produksi keranjang bambu, yaitu memberikan pinjaman dana kepada pengerajin melalui BUMDes, bekerja sama dengan lembaga yang diluar Desa, dan memberikan pelatihan melalui program-program pusat kepada keluarga PMI. Peran pemerintah Desa sangat penting dalam upaya mengembangkan usaha kerajinan tangan keranajng bambu di Desa Jenggik Utara termasuk dalam meningkatkan jumlah produksinya. Adapun kendala yang sering dihadapi adalah terkait manajement karena Desa belum mampu menjadikan usaha ini sebagai bagian dari usaha milik Desa sehingga keranjang yang di beli Desa dari masyarakat menjadi keuntungan tersendiri dari Desa maupun masyarakat sendiri.

Berdasarkan hasil analaisis yang peneliti lakukan terkait dengan hasil temuan dilapangan bahwa peran pemerintah Desa sangat penting dalam mendukung perkembanngan usaha keranjang bambu, karena dengan campur tangan pemerintah perkembangan usaha keranjang akan terus meningkat, sehingga masyarkat sebagai pengerajin akan merasa terbantu dalam mengembangkan usaha mereka sehingga prekonomian masyarakat akan semakin membaik dan kesejahteraan akan semakin tampak ditengah masyarakat.

Kata Kunci : Peran, pemerintah desa, keranjang, tingkat produksi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam.

Keanekaragaman ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan iklim,

tanah, dan topografi. Tanaman bambu merupakan tanaman yang memiliki

berbagai macam manfaat karena batangnya kuat, keras dan elastis sehingga

membuat bambu menjadi tanaman multiguna. Bambu bisa diolah menjadi

produk industri seperti lantai, papan liminating, papan partikel, dan tulang

beton. Selain itu bambu juga diguanakan sebagai bahan konstruksi rumah

seperti dinding, tiang, usuk, reng, pagar dan atap.

Industri kreatif di Indonesia sedang berkembang dengan pesat.

Perkembangan ini seharusnya diimbangi dengan kemampuan sumber dan

yang memiliki kompetisi. Sumber daya yang memadai seperti apa yang

diperlukan didalam dunia industri kreatif. Kompetensi yang memiliki

kompetensi yang kompetitif yang bisa memenangkan persaingan dalam

dunia bisnis. Menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif

merupakan tanggung jawab kita semua terutama dunia Pendidikan Tinggi.

Saat ini masih sangat sedikit Perguruan Tinggi yang mengembangankan

2

program bisnis industri kreatif. Hanya ada beberapa Perguruan Tinggi

yang membuka Program Bisnis Industri kreatif.1

Salah satu pengembangan industry kreatif adalah kerajinan tangan

keranjang bambu yang ada di desa Jenggik Utara Kecamatan Montong

Gading Kabupaten Lombok Timur keranjang bambu diproduksi dalam

berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda, seperti keranjang buah yang

biasanya digunakan oleh para pedagang buah, keranjang ayam, keranjang

ayam juga banyak diproduksi dari rotan sedangkan keranjang bambu

biasanya berbentuk terbuka dibagian bawahnya tidak berbentuk

kerangkeng seperti dari bahan rotan, keranjang ikan yang biasa digunakan

oleh pedagang ikan di pasar- pasar umum dan lain-lain.

Keranjang bambu adalah sebuah olahan dari berbahan dasar bambu

yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang akan dibutuhkan dan keranjang

bambu merupakan salah satu usaha rumah tangga yang memanfaatkan

bambu sebagai bahan baku utama untuk membuat anyaman keranjang.

Keranjang bambu yang dihasilkan biasanya digunakan untuk kebutuhan

1 Nurjanah, S.. “Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif Penerapannya

Melalui Pendidikan Tinggi”. Jma, Vol. 18, Nomor 2, Oktober - November 2013. Hlm. 141

3

logistik dalam mengemas hasil pertanian seperti jeruk, tomat, kol, maupun

hasil tangkapan ikan laut.2

Bambu adalah hasil hutan maupun persawahan non kayu yang

sangat dekat dan fameliar dengan kehidupan masyarakat karena biasanya

bambu tumbuh disekitar kehidupan masyarakat. Bambu memiliki berbagai

jenis, Indonesia memiliki sekitar 154 jenis bambu 10% dari 1250-1500

jenis bambu yang ada di dunia.3 Bambu adalah salah satu pepohonan yang

memiliki ruas yang ditumbuhi dengan ranting-ranting, karena tumbuhan

bambu salah satu jenis pepohonan yang tidak bercabang seperti kayu pada

umumnya sehingga pohon bambu sering disebut jenis pohon nonkayu.

Pohon bambu adalah jenis pohon yang tahan hidup dilahan yang kering.

Kerajinan tangan merupakan produktifitas suatu masyarakat dalam

menciftakan sebuah benda dengan fungsi tertentu dengan menggunakan

tangan sebagai alat menciftakan benda tersebut dan kerajaian tangan

meruapakan usaha produktif nonpertanian baik untuk mata pencaharian

utama maupun sampingan. Oleh karena itu, kerajiana merupakan usaha

2 Siregar, R. S. “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran

Keranjang Anyaman Bambu (Studi Kasus: Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)”. Jurnal Agrica, Vol. 4, Nomor 1, Juli 2016, hlm. 62.

3 Setiawan, B, “Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah Kampung

Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor”, Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2010, hlm. 135-147.

4

ekonomi sehingga masuk ke dalam usaha industry.4 Pada umumnya usaha

industry kerajinan tangan digeluti oleh kaum perempuan sebagai salah satu

bentuk membantu ekonomi keluarga karena pengerjaannya di rumah dan

menggunakan tangan. Kerajinan tangan juga sering disebut seni kariya atau

seni rupa terapan (applied art) karena termasuk seni yang memiliki

kesenian dan memiliki fungsi praktis. Kerajinan tangan digeluti sebgai slah

satu cara memenuhi kebutuhan peralatan dengan tetap menerapkan

keindahan arsitek dan keindahannya.

Dengan mempertahankan keindahan arsiteknya akan menjadi daya

tarik dan banyak diminati oleh konsumen, dalam memproduksi peralatan

yang terbuat dari bambu pemerintah tetap memberikan arahan untukm

kepada masyarkat agar mempertahankan seni arsitek pada alat seni yang

dibuat dari bambu.

Istilah pemerintah dengan pemerintahan merupakan istilah yang

menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena pemerintah juga

bergantung kepada cakupan fungsi pemerintahan dan kedua istilah tersebut

memiliki makna yang berbeda. Pemerintah adalah orang yang menjalankan

roda pemerintahan sedangkan pemerintahan merupakan pelaksanaan tugas

4 Hidayat, T., “Rancang Bangun Media Interaktif Untuk Kerajinan Tangan

Tradisional”. Creative Information Technology Journal, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2014 – Juli 2014, hlm. 216-230.

5

dan fungsi pemerintah.5 Pemerintahan adalah elemen terpenting ditengah

masyarkat sebagai salah lembaga yang melayani masyarkat dalam setiap

urusan kemasyarakat.

Desa adalah sebagai suatu bentuk pemerintahan tetap yang diakui

sebagai kesatuan wilayah masyarakat yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional

dan keberadaannya tidak hanya di daerah kabupaten tapi juga di wilayah

kota.6 Desa jenggik Utara adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan

Montong Gading Kabupaten Lombok Timur, desa inilah adalah salah satu

desa yang mekar dari desa Jenggik dan desa ini hanya baru pernah

dipimpin oleh seorang Kades sebagai salah inisiator dari kemekaran desa

Jenggik Utara hingga saat ini baru diganti oleh seorang kades yang baru

menjabat kurang lebih dua tahun pasca pergantian dari kepala desa yang

pertama. Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten

Lombok Timur adalah salah satu desa yang menggeluti usaha industry

produk keranjang bambu yang sudah berjalan sekitatar kurang lebih dua

tahun. Usaha industry keranjang bambu di desa Jenggik Utara merupakan

5 Rokhim, A., “Kewenangan Pemerintahan Dalam Konteks Negara Kesejahteraan”. Jurnal

Ilmiah Ilmu Hukum Dinamika Hukum, Vol. 19, Nomor 36, Pebruari-Mei 2013, hlm. 136-148.

6 Nuraini, S., “Hubungan Kekuasaan Elit Pemerintahan Desa”. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2010, hlm. 1-13.

6

salah satu langakah desa dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi

masyarkat dese Jenggik Utara karena memiliki potensi yang menjanjikan

sebagi slah satu peluang bagi masyarkat untuk menambah penghasilan.7

Ada beberapa jenis pohon bambu yang yang berada didesa Jenggik

Utara yang dijadikan usaha industry kerajinan tangan, seperti bambu

petung, bambu petung memiliki ukuran yang cukup besar dibandingkan

dengan ukuran bambu pada umumnya dan biasanya digunakan untuk

membuat berugak, bambu tali ”treng tali”, bambu ini memiliki kelenturan

pada pohonnya sehingga dinamakan “treng tali” dan biasanya bambu jenis

ini digunakan sebagai bahan tali dan pohon bambu jenis inilah yang

diguanakan untuk membuat produk keranjang bambu.8

Sejak usaha industry keranjang bambu ini digeluti oleh masyarakat

desa Jenggik Utara, dari sekitar 30 pengerajin yang ada di Desa Jenggik

Utara hingga saat ini pengerajin mencapai 132 orang belum pernah ada

yang meneliti disemua bidang karena usaha industry keranjang bambu

hanya digeluti oleh beberapa anggota masyarkat yang berada di dusun

ceret. Menurut Kades setempat bahwa Desa Jenggik Utara ini adalah salah

satu desa pensuplay keranjang buah terbesar di pulau Lombok baik

7 Pak Nasri, Kepala Desa Jengguk Utara, Wawancara,Hari Selasa 17 desember 2019, Pukul

10.57 WITA

8 Muhammad Sudarman Azhari, Wawancara, Jenggik Utara, 5 maret 2020

7

Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat dan Kabupaten Lombok

Utara.

Tingkat produksi usaha keranjang bambu mengalami kenaikan yang

cukup pesat sejak usaha keranjang bambu menjadi salah satu perhatian

pemerintah desa,dari 1.200 keranjang perhari dari 30 pengerajin hingga

saat ini mencapai 7.920 keranjang perhari dari 132 keranjang. Hal tersebut

dikarenakan usaha keranjang bambu tidak diminati oleh masyarakat

setempat karena disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya

modal untuk membeli bambu terutama bagi masyarkat yang tidak memilki

kebun bambu, dan yang paling besar pengaruhnya adalah objek pemasaran

keranjang bambu. Dulu usaha keranjang bambu di desa Jenggik Utara

hanya mampu memproduksi sekitar 1-2 kudi (1 kudi=20 keranjang) oleh

satu orang pengerajin dan berpusat di Dusun Ceret Lauk saja, karena

khawatir jika diproduksi dengan jumlah yang banyak tidak ada yang akan

membelinya, jadi hanya memproduksi dengan jumlah pesanan saja, namun

saat ini desa jenggik mempu memproduksi puluhan kudi karena

meningkatnya minat masyarakat menjadikan usaha keranjang bambu

sebagai usaha keluarga. Saat ini pengerajin di Desa Jenggik Utara

mencapai 132 orang dengan kemampuan memproduksi rata-rata 1-4 kudi

jika di kerjakan dengan konsisten, jika di jumlah kan perbedaan jumlah

produksi dari sebelum jadi perhatian pemeriantah di Desa Jenggik Utara

8

hanya mempu memproduksi sekitar 1.200 keranjang/hari (2 kudi=40

keranjang x 30 orang pengerajin) dan saat ini jika dirata-ratakan maka

jumlah produksi mencapai 3 kudi/60 keranjang/hari, jika dikalikan dengan

jumlah pengerajain 132 orang x 60=7.920 keranjang/hari. Maka jika di

banding jumlah produksi ketika sebelum menjadi perhatian pemerintah

adalah 1.200 keranjang/hari dari 30 orang pengerajin dan 7.920

keranjang/hari dari 132 pengerajin setelah menjadi perhatian pemerintah.9

Usaha kerajinan tangan keranjang bambu di desa Jengik Utara

merupakan unit usaha yang sudah berjalan lama namun hanya digeluti

segelintir orang saja dan belum di banyak digeluti oleh oleh masyarkat desa

Jenggik Utara, sehingga pada akhirnya desa melihat usaha industry

keranjang bambu ini memiliki potensi untuk di kembangkan. Pada tahap

awal desa melalui program PNPM-MP (program nasional pemberdayaan

masyarkat mandiri perdesaan) yang dilakukan oleh PNPM-NP desa

mengangkat usaha keranjang bambu sebagai salah satu usaha yang di

angkat dalam pemberdayaan masyarakat desa, hal ini karena pemerintah

desa Jenggik Utara ingin memanfaatkan SDA desa. Desa Jengggik Utara

memiliki potensi dalam SDA bambu.10 Berdasarkan ovservasi awal bahwa

usaha industry keranjang bambu yang awalnya hanya digeluti oleh

9 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020

10 Pak Nasri, Kepala Desa Jengguk Utara, Wawancara, Dusun Lingkuk Telu, 17 desember

2019.

9

segelintir masyarakat menjadi usaha yang dikenal luas oleh masyarkat

Lombok dan menjadi bagian usaha penting bagi masyarakat Desa Jenggik

Utara, peniliti ingin mengetahui peran pemerintah desa dengan mengangkat

judul “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Jumlah Produksi

Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara

Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian dengan

rumusan sebagai berikut:

1. Bagaiamana tingkat produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu di Desa

Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur

2. Bagaimana peran pemerintah desa dalam upaya meningkatkan jumlah

produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu di Desa Jenggik

Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peran pemerintah desa dalam meningkatan

jumlah produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara Kecamatan

Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.

2. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

10

Hasil penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan wawasan

serta keilmuan dalam bidang ilmu ekonomi terutama mengenai peran

pemerintah terhadap jumlah peningkatan produksi keranjang bambu di

Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok

Timur.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah desa

Manafaat secara praktis dari penilitian ini adalah dapat

dijadikan oleh pemerintah sebagai bahan acuan dan bahan evaluasi

dalam meningkatkan produksi usaha kerajinan tangan keranjang

bambu serta mengetahui kebijakan yang tepat untuk diterapkan

ketengah masyarakat sebagai upaya meningkatkan produksi usaha

kerajinan tangan keranjang bambu.

b. Bagi Peneliti

Peneliti mampu mengaplikasikan usaha yang sama dalam

dunia nyata sewaktu-waktu dibutuhkan serta peneliti dapat memiki

tambahan wawasan terkait ilmu terkait sesuai dengan teori yang

benar.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup

Untuk mempermudah penulisan penelitian ini,maka perlu kiranya

dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup yang akan kita

11

bahas dalam penelitian ini adalah tentang peran pemerintah desa dalam

meningkatkan produksi usaha industry kerajinan tangan keranjang bambu

dan produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara.

2. Setting Penelitian

a. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jenggik Utara, Lombok Timur.

b. Waktu penelitian sekitar 2 sampai 3 bulan.

c. Peneliti melakukan penelitian pada pemerintahan desa dan masyarakat

sebagai produsen industri kerajinan tangan keranjang bambu.

d. Sumber informasi dalam penelitian yaitu pemerintah desa setempat dan

masyarkat Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading

Kabupaten Lombok Timur.

Penlitian ini dilakukan di Desa Jenggik Utara, Kabupaten Lombok

Timur. Peniliti mengambil lokasi ini karena ingin mengetahui peran

pemerintah desa dalam mengembangkan tingkat produksi usaha industri

keranjang bambu karena usaha tersebut termasuk usaha baru dan desa

Jenggik Utara adalah desa mekaran dari Desa Jenggik.

E. Telaah Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti bukanlah yang pertama

dalam melakukan penelitian, namun menggunakan acuan skripsi lain yaitu:

1. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamami Cahya Prastika dengan

judul: “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi Pelaku Usaha Mikro

12

Kecil Menengah (UMKM) dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit

di Kabupaten Magetan” Pada tahun 2016/2017.11

Dalam penelitian yang dilakukan oleh hamami cahya prastika

memfokuskan pada peran pemerintah dan partisipasi usaha mikro yang

dilakukan di Kabupaten Magetan dalam upaya mengembangkan usaha

kerajinan kulit di masyarakat magetan. Tehnik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian tersebut adalah tehnik wawancara, observasi

dan dokumentasi. Hasil dari penelitian tersebut bahwa peran pemerintah

dan usaha mikro kecil menengah memberikan dampak terhadap masyarakat

setempat dalam peningkatan usaha kerajinan kulit.

Dalam penelitian tersebut ditemukan perbedaan dan persamaan dari

hasil penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. Adapun perbedaan dari

hasil penelitin tersebut adalah pada objek penelitiannya yaitu usaha kulit

sedangkan penelitian yang akan saya lakukan adalah pada usaha kerajinan

keranjang bambu dan perbedaan selanjutnya adalah pada lembaga yang

ikut berperan, pada penelitian tersebut UMKM ikut berperan dalam

peningkatan usaha kulit. Sedangkan persamaannya adalah pada peran

pemerintah dalam meningkat usaha masyarakat setempat.

11 Prastika, H. C., “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi Pelaku Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit di Kabupaten Magetan”. (Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Magetan Tahun 2016/2017).

13

2. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Bethari Purba dengan judul;

“Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan

Panei Kabupaten Simalungun” pada tahun 2017. 12

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agnes Bethari Purba fokus

pada faktor penggunaan alat pelindung diri (APD) pembuatan keranjang

bambu pada masyarakat desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten

Simalungun. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari hasil

penelitian tersebut bahwa penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat

penting karena dalam pembuatan keranjang saat memipihkan bambu

berpotensi melukai karena mengetahui bambu memiliki serat yang tajam.

Dalam penelitian tersebut ditemukan persamaan dan perbedaan dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Adapaun

persamaanya adalah pada obejek penelitian, yaitu usaha keranjang bambu.

Sedangkan perbedaanya adalah pada penelitan tersebut meneliti tentang

factor penggunaan alat pelindung diri (APD) sedangkan peliti saat ini

meneliti tentang peran pemerintah terhadap peningkatan usaha kerajinan

keranjang bambu di Desa Jenggik Utara.

12 Purba, A. B. P., “Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”. (Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Simalungun 2017).

14

3. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifa Mahmudin dengan judul:

“Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Pada Pembangunan Desa di Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten

Ponorogo” pada tahun 2017. 13

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arifa Mahmudin fokus pada

peran pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarkat pada

pembangunan desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut

bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam membangun desa dan partisipasi masyarkat memiliki

peran penting dalam membangun desa.

Dalam penelitian tersebut ditemukan beberapa persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peniliti saat ini.

Persamaannya adalah ada pada meneliti peran pemerintah. Adapun

perbedaannya adalah pada objek penelitian, pada penelitan tersebut ingin

mengetahui peran pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarkat

sedankan peneliti saat ini akan meneliti peran pemerintah dalam

meningkatkan jumlah produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara.

13 Mahmudin, A., “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Pada Pembangunan Desa Di Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo” (Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Dan Keguruan. Ponorogo 2017).

15

F. Kerangka Teori

1. Pengertian pemerintah

lstilah pemerintah setidaknya menunjuk pada empat pengertian

pokok, yaitu: pertama, pemerintah merujuk pada suatu proses

pemerintahan, dimana kekuasaan dioperasionalisasikan oleh mereka yang

memegang kekuasaan secara sah. Kedua, istilah pemerintah menunjukkan

pada keberadaan dimana proses pemerintahan tersebut berlangsung.

Seringkali penamaan suatu entitas pemerintah menunjukkan secara

langsung dimana pemerintah tersebut berada. Ketiga, pemerintah

menunjukkan secara langsung person (orang) yang menduduki jabatan-

jabatan pemerintah sebagai pelaksana kekuasaan. Keempat, istilah

pemerintah juga mengacu pada aspek bentuk, metode atau sistem

pemerintahan dalam suatu masyarakat, yakni sruktur dan pengelolaan

badan pemerintah serta hubungan antara yang memerintah dan yang

diperintah. Sistem pemerintahan menggambarkan keseluruhan interaksi

pemerintah yang saling berkaitan dan tergantung dalam pengelolaan

pemerintahan.14

2. Peran dan Fungsi Pemerintah

14 Muhadam Labolo, “Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian Teori, Konsep, dan

Pengembangannya”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 16

16

Adapun peran dan fungsi pemerintah adalah dapat kita bagi

menjadi beberapa bagian sebagai berikut:15

a. Peran pemerintah dalam perekonomian merupakan sesuatu yang

mutlak, namun demikian peran ini terbatas pada aspek-aspek tertentu,

seperti yang berkaitan dengan penyediaan barang-barang publik dan

mengatasi terjadinya kegagalan pasar.

b. Implementasi, yaitu peran pemerintah dalam perekonomian mengalami

pasang-surut yang berkaitan dengan seberapa besar peran tersebut

dapat diterima. Pada masa sekarang ini peran pemerintah diterima

dalam batas-batas yang moderat, tanpa mengganggu atau menghambat

jalannya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sektor swasta.

c. Pemerintah yang moderat yaitu pemerintah perlu dukungan

kelembagaan yang kuat, baik dari lembaga di lingkungan pemerintah

sendiri maupun lembaga-Iembaga di luar pemerintahan untuk

melengkapi dan mengontrol jalannya lembaga pemerintahan tersebut.

d. Ketersediaan badan usaha, keberadaan badan-badan usaha milik

negara masih diperlukan untuk melengkapi badan-badan usaha milik

swasta, khususnya untuk sektor-sektor yang menyangkut masyarakat

banyak dan sektor yang kurang menarik bagi sector swasta. Namun

demikian, perlu ada upaya untuk melakukan privatisasi dan

korporatisasi untuk perusahaan-perusahaan milik Negara yang tidak

15 Ibid., hlm. 27

17

efisien atau menjadi beban bagi negara, tanpa memberikan kontribusi

yang berarti bagi perekonomian secara keseluruhan.

3. Pemerintah Desa

Istilah “Desa” secara etimologi berasal dari kata “Swadesi” berasal

dari bahasa sangsekerta berarti “wilayah” atau bagian yang mandiri dan

otonom. Istilah desa sendiri sangat beragam diberbagai wilayah di

Indonesia. Istilah desa hanya dipakai di beberapa kalangan masyarakat dan

wilayah provinsi seperti di wilayah pulau jawa, madura, bali, NTB dan

provinsi lainnya. Sedangkan di wilayah provinsi seperti aceh menggunakan

istilah “gampong” atau “munasah”. Masyarakat madura menyebutnya

dengan istilah “kuta” atau “huta”, didaerah batak disebut dengan “nagari”,

“dusun” atau “marga” di pulau selatan.16

Kata “desa” tersebut kemudian dalam bahasa jawa dipelintir menjadi

“ndeso” untuk menyebutkan orang-orang atau penduduk wilayah yang

berada di udik atau pedalaman, istilah “ndeso” serimg digunakan oleh

orang jawa pada umumnya untuk menyebut orang-orang yang memiliki

sifat kampungan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “desa” diartikan

sebagai kesatuan wilayah yang dihuni oleh sekelompok keluarga yang

memiliki system pemerintahan dan aturan tersendiri Pengertian desa juga

dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah

16 Hasjimzoem, Y., “Dinamika Hukum Pemerintahan Desa”. Fiat Justisia Jurnal Ilmu

Hukum, Vol. 8, Nomor 3, juli-september 2014, hlm. 463

18

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintah Kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.17

Keberadaan desa sebagai satu kesatuan masyarkat hukum

memberikan pemahaman kepada kita bahwa Negara Kesatuan Repulik

Indinesia memiliki bagian-bagian wilayah terkecil seperti pedesaan yang

tidak hanya keberadaannya sebatas etnis, administrative akan tetapi etnis

hukum yang harus dijaga, dirawat, dilindungi, diistimewakan,

dihargai,dilestarikan, sebagai mana di tetapkan dalam UUD 1945 Pasal 18

B ayat 2 menyatakan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisinal sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip Negara kesatuan republic indonesisa sesuai undang-undang…” 18

Pemerintahan desa menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemerintahan desa adalah

“kegiatan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan yang dilaksanakan

oleh Pemerintahan desa dan Pemerintah Kelurahan. Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa berdasarakan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

17 Ibid.,hlm. 464 18 Ibid.,hlm. 464

19

pengaturannya berdasarkan pemikiran keanekaragaman, partisipasi,

otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu

penyelenggraan pemerintahan desa merupakan subsistem penyelenggaraan

pemerintahan, sehingga desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat.19

Pemerintahan desa, di dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun

2005 menyatakan bahwa pemerintah desa atau yang disebut dengan nama

lain adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur

penyelengggaraan pemerintahan desa. Sebagai unsur penyelenggara

pemerintah desa, maka pemerintah desa pada hakikatnya mempunyai tugas

dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan. Oleh karena itu, dilihat dari segi fungsi maka pemerintah

desa memiliki fungsi sebagai berikut yaitu: 20

1.Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa;

2.Melaksanakan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan;

3.Melaksanakan pembinaan perekonomian desa;

4.Melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong

masyarakat;

19 Ulumiyah, I, "Peran pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa (studi pada

Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang)”. Jurnal Administrasi Publik, Vol 1. Nomor 5. 2013, hlm 92

20 Tinggogoy, Deiby Christiana, and Yuliana Ngongano. "Peran Pemerintah Desa dalam Pembangunan Studi,” Kasus Di Desa Laba Besar, Kecamatan Loloda Selatan."., Vol 11, nomor 21, Agustus 2018, Hlm 2.

20

5.Melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

6.Melaksanakan musyawarah penyelesaian perselisihan, dan lain

sebagainya.

4. Peran Pemerintah Desa

Peran yaitu merupakan aspek dinamis atau kedudukan, apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dalam pengertian lain

peran adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu

yang menempati kedudukan sosial tertentu. Dari beberapa pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap, tindakan atau

perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang

terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.

Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan

dengan pemerintah desa, peran tidak berarti sebagai hak dan kewajiban

individu, melainkan merupakan tugas dan wewenang pemerintah desa.

Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas

Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa merupakan pimpinan

penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa juga memiliki

wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan

bersama BPD. Organisasi pemerintahan desa termasuk sala satu bentuk

21

organisasi sosial, oleh karena itu dalam menjalankan peran desa tidak

sebagai tugas individu melaiankan tugas kolektif atau tugas bersama.

Adapun peran Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat

sebagai berikut:21

a. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Kebijakan Di dalam Pemerintahan

Desa, Kepala Desa dan LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Desa) bekerjasama dan saling membantu dalam menyusun rencana

pembangunan yang berbasis pada perbaikan mutu hidup masyarakat

desa. upaya dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan maka

penetapan pokok-pokok pikiran sebagai suatu upaya untuk

pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat akan lebih maju,

sejahtera dan mandiri. Kerjasama yang dilakukan Pemerintah Desa

Sumberpasir dengan LPMD misalkan:

1. Mengaktifkan kelembagaan UPK.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha kerajinan

tangan.

3. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berbasis

pada sumber daya manusia (SDM).

4. Meningkatkan Pemberdayaan Aparatur Desa dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan desa.

21 Rumlus, R., Lumolos, J., & Mantiri, M.”Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan

Masyarakat,” Jurnal Eksekutif, Vol 1 Nomor 1, Desember 2017, Hlm 5.

22

b Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Program-Program Pemerintah

Desa. Sebelum membuat Program-program pembangunan diawali

dengan musyawarah di tingkat dusun yang bertujuan untuk membahas

seluruh usulan kegiatan dari tingkat RT/RW dalam satu dusun,

Kemudian dilanjutkan ke musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-

tokoh masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, LPMD, BPD serta

Pemerintah Desa. Musyawarah yang dilakukan desa dalam rangka

mengembangkan usaha pedasaan yang di sepakati bersama dengan

ide-ide yang cemerlang sebagai bahan dasar dalam mengembangkan

usaha pedesaan.

c. pemerintah Desa sebagai pelaksana dalam penyelesaian perselisihan

yang terjdi ditengah masyarkat. Keaman masyarakat desa menjadi

tanggung jawab pemerintah desa sehingga dalam menjaga keamanan

masyarakat pemerintah desa bekerja sama dengan semua elmen desa.

c. Pemerintah Desa sebagai pelaksana dalam pembinaan meningkatan

ekonomi masyarakat desa. Pemerintah desa diberikan wewenang dan

tanggung jawab oleh pemerintah pusat melalui otonomi daerah untuk

memajukan ekonomi masyarkat di desa masing-masing.

5. Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan

masukkan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang

luas ini, output yang dimaksud mencakup barang maupun jasa. Dengan

23

kata lain, produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukkan-

masukkan (inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs), yang berupa

barang-barang dan jasa-jasa, termasuk kegiatan-kegiatan lain yang

mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.22

Berikut dibawah ini beberapa pengertian produksi menurut beberapa

ahli adalah sebagai berikut:23

1. Sofyan Assauri : Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan

dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk

kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi

berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan

skills).

2. Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto: Produksi adalah semua kegiatan

dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana

untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.

3. Yusuf Qordhowi dalam Didin Hafidhuddin: Produksi merupakan

perpaduan harmonis antara alam dan manusia. alam adalah kekayaan

yang telah diciptakan Allah SWT untuk kepentingan manusia

ditaklukkannya untuk merealisasikan cita-cita dan tujuan manusia.

22 Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas Produksi

Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019. Hlm 131.

23 Wahyuni, Sri. "Teori Konsumsi dan Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam." Akuntabel Vol 10. Nomor 1 2013.hlm 77

24

4. Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif Islam sebagai

usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik

materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan

hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan

dunia dan akhirat.

5. Siddiqi mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang

dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan /

kemanfaatan (mashlahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya

sebagai produsen telah bertindak adil dan membawa kebajikan bagi

masyarakat maka ia telah bertindak Islami.

Dalam definisi-definisi tersebut di atas terlihat sekali bahwa

kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam pada akhirnya

mengerucut pada manusia dan eksistensinya, meskipun definisi-definisi

tersebut berusaha mengelaborasi dari perspektif yang berbeda. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa kepentingan manusia yang sejalan dengan

moral Islam, harus menjadi fokus atau target dari kegiataan produksi.

Produksi adalah proses mencari, mengalokasikan dan mengolah sumber

daya menjadi output dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi manusia.

Produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta

karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya.

6. Konsep Produksi Dalam Islam Dan Umum

25

Berangkat dari konsep produksi Islam manusia sebagai hamba

allah swt dan sebagai pemimpin dimuka bumi ini sebagaimana dalam

firman Allah SWT.

ما تشكرون ا

ي يها مع يىش قلى نا لكم فىرض وجعل

كم فى ٱ ولقد مكن

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi

dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Sangat

sedikit darimu yang bersyukur”. (QS al-A’raf: 10)

Ayat di atas menjelaskan bahwa dengan status ini, kegiatan

produksi menjadi manifestasi ketundukan manusia pada Allah SWT

sekaligus menjadi sarana untuk mengaktualisasikan kemampuannya.

Kegiatan produksi tidak sekedar upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai

homo economicus tapi juga menjadi sarana untuk mengupayakan keadilan

sosial dan menjaga keluhuran martabat manusia. Al-Qur’an dan as-Sunnah

menjadi kerangka acuan untuk mengembalikan kegiatan produksi pada

tujuan awalnya yaitu meningkatkan kesejahteraan manusia secara total atau

disebut imaratul kaum.

Seluruh proses dan kegiatan produksi mengarah pada pemuliaan

status manusia, peningkatan kesejahteraan hidup, menghilangkan

ketimpangan sosio-ekonomi, dan memberikan dampak positif bagi

pertumbuhan dan kemandirian ekonomi. Selain untuk memenuhi skala

kebutuhan berdasarkan permintaan konsumen dan meningkatnya

26

kesejahteraan produsen, kegiatan produksi juga memiliki fungsi sosial

yaitu mendistribusikan kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab

sosial produsen. Dengan kata lain, peningkatan kesejahteraan produsen

dibarengi dengan kewajiban mendistribusikan kekayaannya dalam bentuk

zakat, sedekah, infak, dan lain- lain. Sedangkan dalam konsep umum

produksi hanya dilakukan untuk menciptakan suatu barang menjadi lebih

berguna baik guna bentuk, guna jasa, guna tempat, guna waktu dan guna

milik untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup manusia dan diproduksi

untuk dijadikan sebagai ladang bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang

sebesar-besarnya tanpa memperdulikan ketentuan-ketentuan seperti dalam

konsep islam. Sedangkan jika melihat integrasi antara kedua konsep

tersebut adalah sama-sama memproduksi atau menciptakan suatu barang

untuk memenuhi hajat manusi.24

7. Tujuan Produksi

Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban

dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (input) menjadikeluaran

(output) berupa barang dan jasa yang akan dapat memberikanhasil

pendapatan bagi perusahaan dan tujuan kegiatan produksi secara harfiah

adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Walaupun pada realitanya,

24 Ibid , hlm 79.

27

kegiatan produksi di masa kini didasari dengan berbagai tujuan. 25 Berikut

dua konsep dari tujuan dari produksi sebagai berikut:

a. Dalam konsep ekonomi konvensional

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi

dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya, berbeda dengan

tujuan produksi dalam Islam yang bertujuan untuk memberikan

Mashlahah yang maksimum bagi konsumen Secara umum tujuan

produksi adalah sebagai berikut:26

1. Memenuhi Kebutuhan Masyarakat.

Setiap elemen masyarakat (individu maupun organisasi)

memiliki berbagai kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya.

Produsen melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk

atau menambah nilai guna suatu produk agar kebutuhan masyarakat

tersebut dapat terpenuhi dengan baik.

2. Memperoleh Keuntungan

25 Rosdiyati, Rosdiyati. "Audit Operasional Atas Fungsi Produksi Perusahaan (Studi Kasus

Pada Pt. Jaya Brix Indonesia)." Jurnal Penelitian Ekonomi Dan Akuntansi (Jpensi), Vol 1, Nomor 1, 2016, hlm 17.

26 Ali, M. “Prinsip Dasar Produksi dalam Ekonomi Islam”. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan,volume 7, nomor 1, juni 2013. Hlm 20

28

Setiap produsen mengharapkan adanya keuntungan dari semua

kegiatan produksi yang mereka lakukan. Seperti kita ketahui, untuk

melakukan kegiatan produksi tentunya membutuhkan modal awal.

Ketika produk yang dihasilkan disalurkan ke masyarakat melalui

proses jual-beli, maka produsen mengharapkan mendapatkan margin

keuntungan.

b. Dalam konsep ekonomi islam

Sedangkan tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah

untuk menciptakan maṣlaḥah yang optimum bagi manusia secara

keseluruhan sehingga tercapai falāh (kebahagiaan di dunia dan di

akhirat). Dalam ekonomi Islam, prinsip produksi diatur berdasarkan

maqashid al-syari’ah antara lain yaitu: 27

a). Semua aspek kegiatan produksi harus dilandasi nilai-nilai Islam

yakni tidak diperbolehkan memproduksi sesuatu yang yang

bertentangan dengan penjagaan terhadap agama, jiwa, akal,

keturunan serta harta.

b). Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan yaitu:

27 Turmudi, Muhammad. "Perspektif Ekonomi Islam pada Pengolahan Limbah Plastik

(Studi pada Sistem Produksi di Ud. Wahyu Plastik)." Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, Vol 12, Nomor 2, 2018, hlm 130

29

1) Kebutuhan Dharuriyyat (kebutuhan primer): kebutuhan yang

harus ada dan terpenuhi yang merupakan perlindungan terhadap

keselamatan agama, nyawa, akal, keturunan, harta kekayaan serta

harga diri dan kehormatan seseorang.

2) Kebutuhan Hajiyyat (kebutuhan sekunder): kebutuhan yang

diperlukan manusia, namun tidak sampai mengancam eksistensi

kehidupan manusia menjadi rusak, melainkan hanya sekedar

menimbulkan kesulitan dan kesukaran.

3) Kebutuhan Tahsiniyyat (kebutuhan tersier): kebutuhan yang

mendukung kemudahan dan kenyamanan hidup manusia.

c). Dalam berproduksi harus memperhatikan beberapa aspek yaitu

keadilan, sosial, zakat, sedekah dan infak.

d). Dalam mengelola sumberdaya alam haruslah optimal, tidak

boros/berlebihan serta tidak boleh merusak lingkungan.

e). Mendistribusikan keuntungan secara adil antara pemilik dan

pengelola ataupun manjemen dan buruh.

8. Kerajinan Keranjang Bambu

Bambu adalah hasil hutan maupun persawahan non kayu yang

sangat dekat dan fameliar dengan kehidupan masyarakat karena biasanya

bambu tumbuh disekitar kehidupan masyarakat. Bambu merupakan

30

spesies tanaman yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang termasuk

kedalam jenis pohon nonkayu atau pohon yang memiliki ruas dan tidak

memiliki cabang, bambu termasuk pepohonan yang sangat

menguntungkan bagi manusia yang yang bisa di memanfaatkannya dalam

memenuhi kehidupan sehari-hari. Bambu adalah sumber daya alam yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki manfaat yang

banyak, karena bambu memiliki bagian batang yang kuat, lurus, tegak,

rata, mudah dibelah, mudah dibentuk, mudah dikerjakan dan mudah

diangkut.28

Kerajinan tangan merupakan salah satu bidang seni yang berawal

dari hobi kemudian beralih menjadi sebuah kegiatan bermanfaat yang

lebih fokus kearah pekerjaan yang digemari dan dapat memberikan

penghasilan bagi peminatnya, juga dapat membuka lapangan pekerjaan

bagi orang lain. Kerajinan tangan itu sendiri merupakan bentuk usaha

rumahan yang menjadi pilihan bagi Rumah Flanel untuk menyalurkan

ide-ide kreatifnya dalam bentuk barang yang bermanfaat bagi masyarakat

luas. Kerajinan tangan pada umumnya dibagi dalam berbagai macam

28 Setiawan, Budi. "Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah Kampung

Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor." Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol 1, Nomor 2 Agustus 2010, hlm.136

31

yaitu, anyaman, memahat, mengukir, merajut, menjahit, melukis, origami

dan lain-lain29

Pada umumnya usaha industry kerajinan tangan digeluti oleh

kaum perempuan sebagai salah satu bentuk membantu ekonomi keluarga

karena pengerjaannya di rumah dan menggunakan tangan. Kerajinan

tangan juga sering disebut seni kariya atau seni rupa terapan (applied art)

karena termasuk seni yang memiliki kesenian dan memiliki fungsi

praktis. Kerajinan tangan digeluti sebgai slah satu cara memenuhi

kebutuhan peralatan dengan tetap menerapkan keindahan arsitek dan

keindahannya.30

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif

yang merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada gejala-gejala

yang bersifat ilmiah, karena orientasinya demikian, maka sifatnya

naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa

dilakukan di laboratorium melainkan di lapangan atau ditempat penelitian

29 Syafitri, Yuli. "Pemanfaatan Media Internet untuk Memperkenalkan Produk Kerajinan

Tangan pada Home Industri Kain Flanel Lampung Selatan." Expert, Vol 5, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 37

30 Khikmah, Siti Noor, Dan Marlina Kurnia. "Pemberdayaan Masyarakat Desa Ngendrosari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Melalui Inovasi Kerajinan Bambu." Jurnal Dianmas Vol 6, Nomor 1, April 2017, hlm.41

32

itu dilakukan.31 Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah

penelitian kualitatif yang merupakan penelitian yang dilakukan dengan

cara mencari data dengan berpatokan dengan teori-teori yang sudah ada,

dengan tujuan terselengaranya penelitian. Peneliti berfungsi sebagai salah

satu instrument penting dalam penelitan karena peneliti berfungsi sebagai

instrument yang akan melakukan pengumpulan data melaui wawancara,

dokumentasi, observasi dilapangan sesuai dengan focus penelitian dan

data yang diperoleh tidak berbentuk dalam angka, atau disebut non

statistic, data-data ini didapatkan dari hasil wawancara dan observasi

dilapangan.

2. Kehadiran Peneliti

Penelitian yang dilakukan sangat penting dengan kehadiran

peneliti karena peneliti sebagai kunci utama atau instrument kunci.

Instrument kunci yang dimaksud adalah peniliti sebagai instrument yang

melakukan perencanaan, peneliti sebagai pengumpul data, peneliti

sebagai penjelas atau penafsir data dan peniliti sebagai pelapor dari hasil

penelitian di lapangan. Kehadiran peneliti dilapangan adalah sebagai

sobjek yang akan mengumpulkan data, dalam melakukan penelitian,

31 Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rodakarya

,2001 ), hlm, 236.

33

peneliti akan akan mengamati objek yang diteliti sesuai waktu yang

dinginkan untuk memahami secara konprehensif.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jenggik Utara Kecamatan

Montong Gading Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019. Desa Jenggik

Utara adalah salah satu desa yang menggeluti bidang usaha industry

kerajinan tangan keranjang bambu karena desa ini memiliki bambu yang

cukup banyak, usaha industry keranjang bambu di Desa Jenggik Utara

sudah digeluti kurang lebih dua tahun.

4. Sumber Data

Sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian adalah

subyek dari mana data diperoleh, yang dimaksud dengan subyek disini

yaitu bisa berupa informasi, situasi atau kejadian dan waktu.32 Sumber

data dalam penelitian ini adalah kepala Desa, Masyarakat. Adapun jumlah

sumber data yang dijadikan informan dibatasi, karena yang dibutuhkan

adalah diperolehnya esensi persoalan yang diteliti, bukan pada banyaknya

informan. Penentuan informan dilakukan dengan pertimbangan bahwa

informan tersebut mampu memberikan infomasi sesuai dengan apa yang

dibutuhkan. Data yang peneliti peroleh, dikategorikan ke dalam: (1) data

32 Suharsimi Arikunto, Prosodur penelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta: PT Rineka

Cipta 2002), hlm.102.

34

primer, yaitu data yang peneliti kumpulkan langsung dari lapangan, baik

dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara maupun

metode dokumentasi, seperti keranjang bambu, pohon bambu, alat

pembuat keranjang bambu, foto desa atau dusun lokasi pembuat

keranjang bambu, masyarakat setempat sebagai penganyam keranjang

bambu dan lain-lain. (2) data sekunder yaitu data yang penelitian yang

diperoleh dari peneliti terdahulu, dokumen-dokumen atau berupa literatur

yang ada kaitannya dengan fokus penelitian seperti buku, makalah, jurnal,

Koran, internet dan lain-lain. 33 Sumber data dalam penelitian ini

menggunakan data perimer dan sekunder, data primer didapatkan dari

kepala Desa Jenggik Utara, perangkat desa, kader, tokoh masyarakat dan

tokoh pemuda yang ada di Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong

Gading Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan data sekunder berasal dari

instansi yang terkait yaitu instansi terkait dengan objek penelitian yaitu

Desa Jenggik Utara.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan

dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan

dalam sebuah penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

33 Suryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta :raja grafindo persada, 2003), hlm, 39.

35

a. Metode observasi

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan

sengaja, sistematik mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis

untuk kemudiandilakukan pencatatan.34 Sedangkan menurut pendapat

Arikunto dikatakan bahwa yang dimaksud dengan observasi adalah

pemusatan pemikiran terhadap suatu obyek yang menggunakan seluruh

alat indera.35 Di sisi lain dikatakan bahwa metode observasi diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian.36 Dalam hal ini peneliti

mengobservasi seberapa besar peran pemerintah desa terhadap usaha

keranjang bambu yang ada di desa Jenggik Utara dan mengobservasi

tingkat produksi pengerajin sebelum dan setelah menjadi perhatian

pemerintah.

Observasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaiti 1) Observasi

partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan cara peneliti terlibat

langsung pada objek yang diteliti, 2) Ob servasi non partisipan adalah

observasi yang dilakukan dengan hanya mengamati mejala-gejala yang

34 Subyodo ,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek,(bandung: rineka cifta.1999),

hlm.63. 35 Suharsimi Arikunto, Prosodur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka

Cipta 2002), hlm.136. 36 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: PT. SIC, 2001), hlm.99.

36

yang terdapat dilapangan tanpa ikut terlibat langsung pada objek pada

objek penelitian.37

Observasi dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian

non partisipan alasannya karena keterbatasan biaya dan waktu. Dan

observasi ini menggunakan model kombensasi antara interview terpimpin

dan interview bebas. Adapun tujuan peneliti menggunakan metode ini

adalah untuk mendapatkan informasi tentang peran pemerintah desa

dalam meningkatkan jumlah produksi keranjang bambu, seperti

pengadaan pelatihan, pembinaa, advokasi, dan lain-lain.

b. Metode interview (wawancara )

Metode interview/wawancara merupakan metode pengumpulan

data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan

subyek atau responden.38

Sedangkan menurut Arikunto adalah sebuah wawancara yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari yang sumber

informasi.39 Model wawancara dikelompokkan mejadi tiga model yaitu 1)

wawancara bebas adalah wawancara yang dilakukan oleh seseorang tanpa

berpatokan pada panduan yang ada namun tetap konsisten pada data yang

37 Subyodo ,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (bandung: rineka

cifta.1999),hlm.65. 38 Ibid, hlm, 82. 39 Sutrisno Hadi, Metode penelitian kualitatif, (Srabaya: SIC.1998), hlm.145.

37

dibutuhkan, 2) wawancara terpimpin adalah kebalikan dari wawancara

bebas, wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan

membawa beberapa deret pertanyaan detail dan rinci yang sudah

dipersiapkan sebelumnya 3) wawancara bebas terpimpin adalah gabungan

antara dua medel wawancara, yaitu wawancara bebas dan wawancara

terpimpin.40

Wawancara yang dilakukan dalam masalah ini adalah penelitian

yang menggunakan wawancara bebas terpipmpin dengan mebawa

pertanyaaan yang sifatanya pertanyaan garis besar yang terkait maslah

yang akan diteliti, yaitu membuat pedoman wawancara sebelum

melakukan wawancara dengan informan sebagai pegangan dalam

menemukan data terkait objek yang diteliti.

Adapun tujuan dari peneliti menggunakan metode ini adalah untuk

mendapatkan informasi tentang peran pemerintah desa dalam

meningkatkan jumlah produksi kerajinan tangan keranjang bambu di desa

jenggik utara kecamatan montong gading kabupaten Lombok timur tahun

2019. Diantara sumber informasi yang bisa didapatkan adalah kepala

desa, pengerajin, masyarakat setempat, pejabat desa, dan lain-lain.

c. Metode dokumentasi

40 Ibid, hlm.147.

38

Metode dokumentasi adalah adalah salah satu metode yang

digunakan untuk menulusuri data historis.41 Jadi, dokumentasi merupakan

laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan

atau fikiran terhadap peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk

menyimpan dan meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.

Adapun maksud peneliti menggunakan metode dokumentasi ini

untuk mendapatkan data atau informasi tentang:

1) Letak geografis

2) Keadaan Desa jenggik utara

3) Keadaan usaha industry keranjang bambu

4) Struktur Organisasi Desa Jenggik Utara

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul selama penelitian, maka perlu dianalisis

dan diinterpretasikan dengan teliti, ulet dan kecakapan sehingga diperoleh

suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian. Analisis data adalah

kegiatan untuk memaparkan data, sehingga diperoleh suatu kebenaran

atau suatu ketidak benaran suatu dugaan atau hipotesa.42

41 Burha Mungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Surya Kencana, 2007), hlm.121. 42 Ibid., hlm.123.

39

Menganalisis data adalah kegiatan untuk memaparkan data,

sehingga diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu

hipotesa. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis

dalam penelitian, data yang terkumpul tersebut dibahasakan, ditafsirkan,

dan dibahassecara metode induksi sehingga dapat diberikan gambaran

yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi. Mengingat

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka penulis

menggunakan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yaitu:

1. Reduksi Data, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan

memfokuskan hal-hal yang penting mengenai pokok permasalahan

yang diteliti dari data yang diperoleh di lapangan.

2. Display Data/penyajian Data, yaitu menyajikan data yang telah

diperoleh dan dipilih. melalui display data/penyajian data maka data

yang diperoleh di lapangan akan lebih terorganisir, tersusun dalam

pola hubungan sehingga nantinya akan semakin mudah dipahami.

3. Verifikasi data/ kesimpulan awal, yaitu membuat kesimpulan awal,

Verifikasi data yang dikemukakan masih bersifat sementara.

40

4. Apabila kesimpulan awal didukung bukti yang valid dan konsisten saat

kembali ke lapangan maka kesimpulan tersebut bersifat kredibel.43

7. Validitas Data

Validitas data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang

diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, yaitu

penjelasan yang disampaikan peneliti sesuai dengan yang terjadi

dilapangan.

Untuk mendapatkan data yang valid maka perlu melakukaan

pemeriksaan, supaya mendapatkan temuan-temuan dari informasi yang

abasah maka perlu melakukan beberapa hal berikut:

a. ketentuan pengamatan

Supaya mendapatkan informasi yang valid maka peneliti

melakukan pengamatan dilapangan tekait dengan seberapa besar peran

pemerintah desa terhadap usaha industry masyarakat dan mengamati

kecukupan bahan pokok,alat yang digunakan masyarakat.

b. Triangulasi

43 Sugyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta,2010), hlm.90.

41

Sedangkan yang dimaksud dengan triangulasi metode adalah

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk

memperoleh informasi yang serupa

Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek data

tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain.

Triangulasi yang dipergunakan adalah triangulasi sumber, dan triangulasi

metode. Triangulasi sumber dilakukan untuk mendapatkan informasi dari

informan atau sumber lain yang berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara :

a) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumentasi.

c) Membandingkan persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang

lain.

c. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Dalam rangka menguji hasil penelitian, dilakukan kegiatan diskusi

dengan teman sejawat sebagai bentuk tukar menukar informasi sehingga

data yang diperoleh menunjukkan data yang valid.

d. Menggunakan Bahan Referensi

42

Referensi yang dipakai adalah bahan dokumentasi, catatan-catatan

sewaktu melakukan penelitian. Dengan referensi, peneliti dapat mengecek

kembali data informasi-informasi yang peneliti dapatkan di lapangan.

e. Pengecekan

Pengecekan yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk

menginterview, mengkorfirmasikan kembali informasi dan interpretasi

penelitian dengan pandangan subjek penelitian. Dalam pengecekan ini

peneliti melibatkan subjek yang oleh peneliti dianggap representatif.

H. Sistematika Pembahasan

Sistem penulisan penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan

skripsi UIN Mataram tahun 2018. Agar hasil penelitian ini tersusun secara

sistematis,

maka peneliti akan menyusunnya kedalam beberapa bab, dianataranya :

BAB I adalah Pendahuluan. Bab ini menguraikan secara ringkas

latar belakang masalah sehingga munculnya keinginan peneliti untuk

mengkaji permasalahan yang menjadi tema dasar penelitian ini. Pada Bab

ini juga diuraikan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian,

telaah pustaka terhadap penelitian yang relevan dan kerangka teoritik yang

menjadi acuan teori dari penelitian yang dilakukan. Selain itu Bab ini juga

memaparkan serangkaian tehnik atau metode penelitian yang peneliti

43

gunakan dalam proses penelitian, yang termasuk didalamnya adalah

pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, sumber dan jenis data, metode

pengumpulan data, tehnik analisis data, dan validitas data.

BAB II berisi paparan dan temuan data baik berupa data primer

maupun sekunder dari hasil penelitiian yang dilakukan di lapangan. Bab ini

diawali dengan paparan secara secara deskriptif tentang gamabaran lokasi

penelitian, dan temuan-temuan yang berkaitan dengan penelitian yang

berupa profile Desa Jenggik Utara, letak gografis dan sosial ekonomi,. Bab

ini juga membahas tentang peranan pemerintah desa dalam meningkatkan

produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong

Gading Kabupaten Lombok Timur.

BAB III adalah Pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis data

dari hasil temuan yang telah dipaparkan pada bab II sebelumnya. Pada Bab

ini juga dipaparkan tentang bagaimana peran pemerintah desa dalam

meningkatkan produksi keranjang bambu di Desa Jenggik Utara

Kecamatan Montong Gading Kebupaten Lombok Timur

BAB IV adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian

dan merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian ini serta berisi

saran-saran yang dapat membantu dalam pengembangan penelitian

selanjutnya.

44

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Desa Jenggik Utara

1. Profil Desa Jenggik Utara

Desa Jenggik Utara merupakan salah satu Desa yang berada di

Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur. Desa Jenggik

Utara merupakan Desa baru hasil dari pemekaran Desa Jenggik menjadi

Desa Jenggik Utara. Sampai tahun 1963 wilayah ini merupakan bagian

Desa Rarang kedistrikan Rarang Barat 1, wilayah ini yang merupakan

perkampungan yang dulunya di kenal dengan nama Perempatan Bawak

Nangka karna menurut informasi dari orang tua di perempatan yang

sekarang menjadi wajah Desa Jenggik Utara yang dulu satu Desa dengan

Desa Rarang yang kemudian mekar menjadi dua desa, yaitu Desa Rarang

dan Desa Jenggik yang menjadi wilayah Kecamatan Terara. Wilayah

Desa Jenggik waktu itu terbentang dari ujung Selatan berbatasan dengan

wilayah Desa Rarang sampai ujung utara yang berbatasan langsung

dengan kawasan hutan tutupan. Berikut adalah nama-nama kepala Desa

yang pernah menjabat di Desa Jenggik sejak awal berdirinya hingga tahun

2003:44

1). Moh. Amin

44 Buku Profil Desa Jenggik Utara, Tahun 2018, hlm. 3

45

2). Haji Kamalit

3). Lalu Moh. Ali

4). Muhsin

5). H.Lalu Terang F (2 Priode)

Namun dari sekian orang yang menjadi pemimpin di Desa Jenggik,

bagian Utara tetap tidak tersentuh secara maksimal. Berangkat dari keadaan

di atas maka tokoh-tokoh masyarakat dari bagian Utara yang dulunya

bernama Dusun Ceret, Desa Jenggik ini mulai mengambil inisiatif untuk

bermusyawarah guna membahas langkah-langkah yang di anggap perlu

dalam rangka mencapai kesejahtraan dan kemakmuran di wilayah Utara

(ceret) sehingga tokoh-tokoh tersebut memperoleh kata sepakat untuk

meminta kerja sama dengan pemerintah Desa Jenggik untuk mengusulkan

pemekaran wilayah sehingga masyarakat akan bisa menikmati kesejahtraan

sebagai mana Desa lainnya, sehingga tahun 2002 usulan pemekaran

tersebut disetujui oleh pemerintah Desa Jenggik untuk selanjutnya

diusulkan kepada pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Pada tahun 2003

terbentuklah Desa persiapan Jenggik Utara dengan pusat pemerintahan di

Dusun Karang Baru dengan susunan pemerintahan sementara sebagai

berikut:45

Pjs. Kepala Desa : Lalu Jamaludin (sekdes jenggik)

45 Ibid., hlm. 4

46

Sekdes : M. Maharudin

Staf : H. Sabri Muhtar

: H. Munawir Hadi

: Abu Zuhriah (Ahmad Sidiq)

Adapun wilayah meliputi tiga dusun yaitu: I). Dusun Ceret Lauq

dengan kepala Dusun H. Sopihandi, 2). Dusun Ceret Daye dengan kepala

Dusun A. Marnah, 3). Dusun Lendang Jaran dengan kepala Dusun Pak

Saprin.

Sejalan dengan perkembangan dari waktu ke waktu denga segala

persoalan dan permasalahan yang ada dengan setatus Desa persiapan maka

kembali para tokoh dan pemuka masyarakat melalui BDP (badan

perwakiian desa) menyerap inspirasi dari semua unsur masyarakat, maka di

mulai dari niat yang kuat untuk maju dan memajukan masyarakat maka

berbagai usaha pun di lakukan baik kepada masyarakat maupun kepada

pemerintah Kabupaten Lombok Timur sehinge sampai pada akhirnya pada

tanggal 28 juni tahun 2004 dengan peraturan daerah nomor 5 tahun 2004

bersama 9 Desa persiapan lainnya Desa persiapan Jenggik Utara resmi

menjadi Desa yang definitif dengan nama Desa Jenggik Utara. Berdasarkan

peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 tersebut maka dalam waktu yang

tidak terlalu lama masyarakat kembali bermusyawarah untuk membentuk

47

panitia pemilihan Kepala Desa untuk menyeleksi tokoh terbaik dari Desa

ini yang nantinya akan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik

dan membawa Desa ini sejajar dengan Desa lainnya. Dalam peroses

penjaringan calon, maka terjaringlah 3 nama calon yang di calonkan oleh

masyarakat pendukungnya yaitu:46

1. H,Sopihamdi (kadus Ceret Lauq)

2. Lalu Najib Kazwaini (Kepala MTs. Ulil Albab NW Lendang

Jaran)

3 Hariadi (Ketua BPD)

Dalam proses pemilihan yang dilakukan secara langsung tersebut,

calon dengan Nomor urut 3 (Hariadi) keluar sebagai pemenang dalam

memperoleh suara terbanyak dan resmi menjabat sebagai kepala Desa

Jenggik Utara yang pertama.

Segera setelah Kepala Desa terpilih dilantik menyusun program

kerja bersama sekertaris Desa dan lembaga-lembaga Desa yang ada

termasuk mengadakan perbaikan perangkat dengan jalan membuka

program penjaringan kepala-kepala urusan yang akan menjadi

pembantunya dalam menjalaıkan roda pemerintahan di Desa Jenggik Utara

hingga tahun 2016 diadakan pemilihan Kepala Desa yang ke tiga dengan

46 Ibid.

48

jumlah kandidat 4 orang yaitu Pak Nasri dari Dusun Lingkok Telu, Pak

Saperin dari Dusun Lendang Jaran, H. M. Zaini dari Dusun Embung Jago

dan Pak Harmawan dari Dusun Mare. Pemilihan tersebut dimenangkan

oleh Pak Nasri dari Dusun Lingkok Telu hingga tahun 2020 Desa Jenggik

Utara masih dipimpin oleh Pak Nasri. Adapun pemekaran tersebut

bertujaun untuk mempermudah pelayanan terhadap masyarakat. Desa

Jenggik dipandang sangatlah luas sehingga pelayanan pemerintah Desa

dinilai kurang efektif dalam melayani masyarkat. Pemekaran tersebut

bertujuan antara lain:

1. Meningkatkan efektivitad pemberdayaan sumber daya alam.

2. Memperpendek rentang kendali pemerintah.

3. Mempercepat penyebaran dan pemerataan hasil-hasil

pembangunan, sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam pembagunan guna peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

4. Memudahkan pemerintah setempat dalam memberikan

edukasi terhadap masyarkat di setiap.47

47 Ibid.

49

2. Struktur Pemerintahan Desa Jenggik Utara

Struktur pemerintahan Desa Jenggik Utara dan Kepala wilayah atau

Dusun Desa Jenggik Utara tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut:48

Kepala Desa : Nasri

Sekertaris : Ahmad sopian S.E

Kepala seksi pelayanan : Suparni, Ama.Pd

Kepala seksi kesejahtraan : M. Dedi Suharto, S.Pd

Kepala Seksi Pemerintahan : Muh. Yusuf S.Pd

Kepala urusan keuangan : Suherjan

Kepala Urusan Tata Usah dan Umum : Hapesah

Kepala Urusan Perencanaan : Marzuki Ama.Pd

Kepala wilayah dusun/kadus:

Kawil Lendang Jaran :Saperin

Kawil Lingkuk Telu :Murnah

Kawil Tenggareng :Murnah

Kawil Ceret Daye :Saparwadi Efendi,S.Pd

Kawil Mare :Harmawan S.Pd

Kawil Montong Keles :Saparwadi Efenfi S.Pd

48 Dokumen (Soft File) Desa Jenggik Utara 2019

50

Kawil L. Temokek :Harmawan S.Pd

Kawil Karang Baru :Musmuliadi

Kawil dasan tinggi :Mahnan

Kawil Embung Jago :Marzoni

Kawil Ceret Lauk :Suhardi

Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten

Lombok Timur diresmikan 28 juni tahun 2004 dengan peraturan daerah

nomor 5 tahun 2004. Dengan pengasahan tersebut maka Desa Jenggik

Utara resmi menjadi Desa baru di Kecamatan Montong Gading.49

49 Ibid.

51

Bagan struktur pemerintahan Desa Jenggik Utara adalah sebagai

berikut:50

50 Papan Struktur Organisasi Desa Jenggik Utara

Kepala Desa Nasri

Kepala wiliyah

Kepala tata usaha dan

umum Hapesah

Kepala keuangan Suherjan

Sekdes A.Sopian S.E

Kepala seksi pemerintahan M. yusuf,S.Pd

Seksi playanan Suparni,Ama.Pd

Kepala seksi kesejahtraan

Muh. Dedi Suharto S.Pd

Kepala urusan persencanaan

Marzuki,Ama.Pd

Kawil Ceret Lauk Suhardi

Kawil Lendang Jaran Saperin

Kawil Karang Baru Musmuliadi

Kawil Mare Harmawan S.Pd

Kawil Ceret Daye Saparwadi Efendi,S.Pd

Kawil Embung Jago Marzon

Kawil dasan tinggi Mahnan

Kawil Lingkuk Telu Murnah

PJS Montong Keles Suparwadi Efendi S.Pd

PJS L. Temokek Harmawan S.Pd

PJS Tenggareng Murnah

52

3. Letak Geografis Desa Jenggik Utara

Desa Jenggik Utara merupakan salah satu dari 8 Desa yang berada

di Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur dengan batas-

batas wilayah meliputi:51

Sebelah utara :Taman Nasional Gunung Rinjani

Sebelah selatan : Desa Lando

Sebelah barat : Batas Kabupaten (Kab. Loteng), dan

Sebelah timur : Desa Perian dan Desa Lendang Belo

Secara topografi, wilayah Desa Jenggik Utara merupakan daerah

dataran tinggi atau pegunungan yang mempunyai luas wilayah 5,5 km

terdiri dari :52

a. Tanah Sawah

Sawah Irigasi : 238,55 ha

Sawah Tadah Hujan : - ha

b. Tanah kering

Tegal / ladang : 41,2 ha

Kuburan : 3,5 ha

51 Buku Profil Desa Jenggik Utara, Tahun 2018, hlm. 6 52 Ibid

53

Perkantoran : 0,25 ha

Pemukiman dan pekarangan : 27,8 ha

Sarana umum lainnya : 6,12 ha

c. Tanah basah

Tanah rawa : - ha

Tanah surut : - ha

d. Tanah fasilitas umum

Tanah Desa : 4,28 ha

Lapangan : 0,119 ha53

Orbilitas atau jarak Desa Jenggik Utara dengan Kecamatan Montong

Gading adalah sekitar 3 km, dengan jarak tempuh sekitar 3-5 menit

tergantung kecepatan) dan jarak Desa Jenggik Utara dengan

Kota/Kabupaten Lombok Timur adalah sekitar 30 Km dengan jarak

tempuh sekitar 30-60 menit tergantung kecepatan), jarak Desa Jenggik

Utara dengan Provinsi adalah sekitar 42 km dengan jarak tempuh sekitar

50-120 menit (tergantung kecepatan). Jarak-jarak tersebut dapat ditempuh

dengan mudah dan tidak lama, karena jalan yang menghubungkan Desa ke

Desa, Desa ke Kecamatan, Desa ke Kabupaten dan Desa ke Provinsi relatif

mudah. Adapaun nama-nama Dusun yang ada di Desa Jenggik Utara

53 Ibid.

54

yaitu: 1. Dasan Tinggi 2. Embung Jago 3. Lendang Jaran 4. Ceret Daye 5.

Montong Keles 6. Karang Baru 7. Ceret Lauk 8. Mare 9. Lingkok

Temokek 10. Lingkok Telu 11. Tenggareng. Berikut nama-nama Dusun

yang berada di Desa Jenggik Utara beserta jumlah penduduk di masing-

masing Dusun:54

Tabel 2.

Jumlah penduduk Desa Jenggik Utara

No. Dusun Laki-

laki

Perempuan Jumlah Jumlah

KK

1. Dasan Tinggi 172 174 346 110

2. Embung Jago 307 235 542 210

3. Lendang Jaran 323 312 635 219

4. Ceret Deye 389 398 787 275

5. Karang Baru 333 345 678 258

6 Mare 455 524 979 326

7 Ceret Lauq 328 341 669 226

54 Dokumen (Soft File) Desa Jenggik Utara 2019

55

8 Lingkok Telu 506 491 997 305

4. Visi dan Misi desa jenggik utara

a. Visi

"Terwujudnya Desa Teladan Dalam mengelola Sumber Daya"

b. Misi

- Membenahi tata kelola pemerintah Desa

- Merancang profil/setplan pengembangan Desa yang ideal dan integral

selama 6 Tahun

- Mengembangkan sistem rekrutmen dan kultur aparatur pemerintahan

Desa yang transparan melayani mengedepankan unsur kafabilitas serta

kredibilitas

- Membenahi dan memberdayakan lembaga-lembaga dan sarana umum

yang berada dan melekat dibawah pemerintahan desa (LKMD, Karang

Taruna, P3A, Gapoktan, Bumdes dll) hingga mampu berkontribusi

secara nyata terhadap pengembangan "Desa Teladan dan Melayani"

- Membenahi inprastruktur "Jalan dan air sumber kehidupan"

- Pengadaan lampu-lampu jalan

56

- Memperkuat Perdes tentang Alam, Air dan Ketenaga Kerjaan.55

5. Keadaan Sosial Budaya Desa Jenggik Utara

Penduduk Desa Jenggik Utara adalah mayoritas penduduk suku

sasak bahkan hampir 99% adalah asli penduduk suku sasak sehingga rata-

rata masyarkat Jenggik Utara menggunakan bahasa sasak sebagai bahasa

sehari-sehari baik dalam setiap pelaksanaan kegiatan-kegiatan adat

istiadat seperti acara pernikahan dan lain-lain. Sedangkan adat istiadat

mayarakat Desa Jenggik Utara masih kentel dengan adat asli sasak seperti

adat nyongkolan, begawe, gemelan, menggunakan pembayun dalam acara

nikahan dan masih banyak lagi adat- adat sasak yang masih di pelihara

masyarkat Desa Jenggik Utara. Pelaksanaan acara keagamaan maupun

adat istiadat lainnya masyarkat Desa Jenggik Utara masih menjaga

kebersamaan, tolong menolong anatar sesame, sehingga dalam menjalani

adat istiadat tersebut masyarkat Jenggik Utar tidak susah payah dengan

meminta bantuan tenaga orang lain karena dalam acara tersebut semua lini

berperan penting baik dari kepala desa, tokoh agama, tokoh pemuda,

tokoh adat, sehingga masing-masing masyarkat sudah tau peran masing-

masing.56

6. Sumber Daya Desa Jenggik Utara

55 Buku Profil Desa Jenggik Utara, Tahun 2018, hlm. 6 56 Lalu Abdul Gafur, Pemangku Adat Desa Jenggik Utara, Wawancara, Dusun Lingkuk

Telu. 07 Juni 2020

57

a. Sumber Daya Manusi (SDM)

Desa Jenggik Utara memiliki sumber daya manusia yang masih

minim dikarenakan masyarakat Desa Jenggik Utara kurang

memperhatikan pentingnya pendidikan sehingga masyarakat Desa

Jenggik Utara hanya memiliki beberapa orang serjana dari sekian ribu

penduduk. Pada umumnya masyarakat Jenggik Utara setelah anaknya

lulus SLTA merka biasanya mengirim anaknya ke malaysia sebagai TKI

sehingga profesi sebagai TKI menjadi salah satu angka terbesar. Selain itu

mata pencarian masyarakat Desa Jenggik Utara adalah sebagai pengerajin,

buruh tani, buruh lepas, pertukangan, peternak mata pencarian terbesar

sebagai petani dengan cara cocok tanam tradisional. Pada umumnya

masyarakat Desa Jenggik Utara lebih memiliki memampuan kepada yang

bersifat turun temurun, diantaranya menggarap sawah secara tradisional

membuat batu bata, ternak ayam, ternak sapi, ternak ikan, dan lain-lain.

Berikut data sesuai profesi masyarakat Desa Jenggik Utara:57

1. Petani : 1.567 Orang

2. Pedagang/Pengusaha : 69 Orang

3. Buruh Tani : 239 Orang

4. Buruh lepas : 979 Orang

5. Pertukangan : 231 Orang

57 Buku Profil Desa Jenggik Utara, 2018, hlm. 7

58

6. Peternak : 220 Orang

7. PNS : 15 Orang

8. Polri : 4 Orang

9. TNI : 5 Orang

10. Karyawan Swasta : 107 Orang

11. Karyawan BUMN : Orang

12. Pembantu Rumah Tangga : 10 Orang

13. TKI/TKW Luar Negeri : 265 Orang

14. Pengemudi / Tukang Ojek : 165 Orang

15. Belum Bekerja : 1.703 Orang

16. Penrajin : 132 Orang

b. Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam yang dimiliki Desa Jenggik Utara terbilang kaya,

hanya saja terkendala oleh kemampuan masyarkat dalam memanfaatkan

kekayaan alam yang dimiliki, diantara sumber daya alam yang dimiliki

Desa Jenggik Utara misalakn dalam sektor pertanian dimana Desa Jenggik

Utara memiliki lahan pertanian yang subur sehingga dalam bercocok tanam

tidak perlu menunggu musim hujan hal ini disebabkan oleh letak wilayah

Desa Jenggik Utara berada dibawah Gunung Rinjani, pada umumnya

wilayah yang dekat dengan kaki Gunung Rinjani biasa relative subur

seperti wilayah Lombok Utara di Desa Sembalun, wilayah Kabupaten

59

Lombok timur di Desa Sapit dan lain-lain. Desa jenggik Utara adalah

termasuk wilayah yang berada dibawah kaki Gunung Rijani oleh karena itu

dalam sektor pertanian Desa Jenggik Utara memberikan hasil yang

memuaskan, tanaman seperti padi, jagung, kacang-kacangan, ubi, maupun

buah-buahan sangat subur. Dalam sektor peternakan Desa Jenggik Utara

juga wilayah yang tepat dalam mengembangkan usaha peternakan terutama

ternak sapi, kambing dan ikan hal ini bisa kita lihat dari data profesi

masyarakat Desa Jenggik Utara. Berikut data sumber daya alam yang

dimiliki Desa Jenggik Utara:58

a. Tanah Sawah

Sawah Irigasi : 238,55 ha

Sawah Tadah Hujan : - ha

b. Tanah kering

Tegal / ladang : 41,2 ha

Kuburan : 3,5 ha

Perkantoran : 0,25 ha

Pemukiman dan pekarangan : 27,8 ha

Sarana umum lainnya : 6,12 ha

c. Tanah basah

58Ibid.

60

Tanah rawa : - ha

Tanah surut : - ha

B. Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Produksi Usaha Kerajinan

Tangan Keranjang Bambu

Berdasarkan rumusan masalah dan temuan data tentang peranan

pemerintah Desa Jenggik Utara berikut ini peneliti akan mencoba

menguraikan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil

wawancara, hasil observasi, dan data dokumentasi sesuai kenyataaan yang

ada di lapangan. Peran pemerintah desa Jenggik Utara dalam

meningkatkan produksi keranjang bambu sudah begitu berperan aktif

dilihat dari peningkatan produksi masyarkat pengerajin disetiap tahunnya.

Hal itu tidak terlepas dari peran pemerintah Desa. Di antara peran

pemerintah Desa jika digambarkan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Kebijakan

Sebagai pelaksana kebijakan pemerintahan Desa, Kepala Desa dan

LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) bekerjasama dan saling

membantu dalam menyusun rencana pembangunan yang berbasis pada

perbaikan mutu hidup masyarakat desa. Pemerintah Desa Jenggik Utara

telah melakukan banyak terobosan dengan bekerja sama dengan LPMD

dalam upaya meningkatkan produksi usaha keranjang bambu terkait

pengembangan LDM pak Nasri selaku kepala Desa menyatakan “Untuk

61

LPMD memiliki peran di masyarakat terutama di bidang keagamaan, untuk

usaha keranjang LPMD sebagiannya menjadi pelaku utamanya.”59

Dari hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa dalam

pelaksanaan program-program Desa lembaga-lembaga penting tidak

terlepas perannya dalam berperan menjalankan program Desa termasuk

dari tokok agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan seterusnya.

2. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Program-Program Pemerintah Desa.

Sebelum membuat Program-program pembangunan diawali dengan

musyawarah di tingkat dusun yang bertujuan untuk membahas seluruh

usulan kegiatan dari tingkat RT/RW dalam satu dusun, kemudian

dilanjutkan ke musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-tokoh

masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, LPMD, BPD serta Pemerintah Desa.

Musyawarah yang dilakukan desa dalam rangka mengembangkan usaha

pedasaan yang di sepakati bersama dengan ide-ide yang cemerlang sebagai

bahan dasar dalam mengembangkan usaha pedesaan.

Disamping itu, diantara unit usaha yang dikembang pemerintah

Desa dari hasil musyawarah dari setiap jajaran pemerintahan hingga tokok

masyarkat, berikut disampaikan oleh ketua BUMDes pak Hmndan, S.Pd60

“Sebagai ketua BUMDES kami berhasil melaksanakan unit-unit usaha Desa, diantaranya unit usaha simpan pinjam, unit usaha sembako, unit usaha pertanian (pengecer pupuk bersubsidi), unit

59 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 04 Juli 2020

60 Hamdan S.Pd, Ketua BUMDes, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 30 Juni 2020

62

usaha ayam petelur, unit usaha air bersih (KP Spam), unit usaha penyewaan molen, unit usaha distributor keranjang, unit usaha pengolahan sampah. Dan insya allah pada tahap selanjutnaya kita akan coba masuk pada unit agen LPG.”

Dari hasil wawancara diatas bahwa pemerintah Desa aktif bekerja

dalam membangun berbagai usaha yang ada di Desa Jenggik Utara, hal itu

tidak terlepas dari usaha kerajinan tangan keranjang bambu sebagai salah

satu usaha prioritas masyarakat Jenggik Utara.

3. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana dalam Pembinaan Meningkatan

Ekonomi Masyarakat Desa

Pemerintah Desa diberikan wewenang dan tanggung jawab oleh

pemerintah pusat melalui otonomi daerah untuk memajukan ekonomi

masyarkat di desa masing-masing.

Pemerintah Desa Jenggik Utara menerapakan perannya dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kerja sama dengan

lembaga desa maupun luar desa, hal ini diungkapkan oleh pak sofian S.E

selaku sekertaris desa.61

“Awalnya dulu usaha keranjang bambu ini berawal dari Lembaga Sosisal Desa atau LSD kemudian baru ada BNP2MI, dari sana usaha ini berkembang melaui pelatihan yang diberikan kepada masyarkat sihingga Alhamdulillah sekarang ini dinikmati oleh masyarakat.”

Dari hasil wawancara diatas kita dapat ketahui bahwa pemerintah

menjalankan perannya sebagai pelaksana kebijakan melaui program-

61 Muh. Sofian S.E, Sekertaris Desa, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 18 Juni 2020

63

program pembinaan dalam upaya meningkatkan hasil produksi keranjang

bambu yang ada di Desa Jenggik Utara.

Diantara lembaga yang dirangkul pemerintah desa dalam upaya

meningkatkan produksi usaha keranjang bambu adalah:

1. Mengembangkan Lembaga Sosial Desa (LSD)

Lembaga Sosial Desa (LSD) adalah salah satu program pemerintah

yang ada di setiap Desa untuk membantu pelaksanaan pembangunan di

bidang sosial, budaya, dan ekonomi masyarkat yang ada di pedesaan.

Adapun pelatihan yang dilakukan pemerintah desa melalui LSD sebagai

mana di ungkapkan pak pauzi S.Pd selaku ketaua LSD62

“Pelatihan melalui LSD itu banyak, ada pelatihan-pelatihan kewirausahaan untuk masyarkat khusus untuk mantan TKI yang sekarang di sebut PMI dan keluarganya dan yang sekarang masih ini masih fokus di usaha keranjang bambu, selain itu juga banyak program yang kita laksanakn misalnya seperti kegiatan advocasi terkait penanganan kasus-kasus PMI.” Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa Usaha

keranjang bambu adalah salah satu target LSD yang masih berjalan

sampai hari ini sebagai usaha yang digeluti masyarakat, terutama bagi

mantan TKI yang sudah kembali kekampung halaman.

2. Bekerja Sama Dengan BNP2MI dan BP3TKI

Selain itu pemerintah Desa juga bekerja sama dengan lembaga

BNP2MI dan BP3TKI. Langkah ini dilakukan oleh pemerintah Desa

62 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 03 Juli 2020.

64

karean Desa Jenggik adalah salah satu Desa yang hampir setengah dari

penduduknya adalah mantan TKI, sebagai mana yang diungkapkan oleh

pak Nasri selaku kepala desa “Bener sekali, disamping Gubernur dan

Bupati juga hadir kepala BP3TKI (Pak Sahrum) dan kepala

BNP2TKI/BNP2MI (Pak Gatot) waktu itu.”63

Melalui hasil wawancara tersebut kita dapat ketahui bahaw berapa

tahun yang lalu Desa Jenggik Utara adalah Desa yang menyandang gelar

Desa TKI, tepatnya 24 Mei 2014 dengan terpasangsanya sebuah baliho

bertiliskan ”Selamat Datang di Desa TKI” sekitar 100 meter dari kantor

Desa. Terkait hal ini pak Rudin mengungkapakan “Kalok terkait TKI ini

saya kurang paham soalnya waktu itu saya masih di Malaysia tapi yang

pasti kalok sebagai Desa TKI memang betul.”64

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa keberadaan

Desa Jenggik Sebabagai Desa TKI benar adanya. Dari latar belakang

itulah pemerintah Desa terus berinovasi untuk memberikan pelatiahan

kepada masyarakat dengan dibekali keterampilan berwirausaha agar bisa

mandiri sehingga tidak terus menerus mengandalkan TKI sebagai sumber

pendapatan utama. Pelatihan ini memfokuskan pada keterampilan usaha

sesuai dengan potensi Desa. Misalkan diantara program dari PN2MI

63 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa, 29 Juni 2020.

64 Pak Rudin, Warga Dusun Lingkok Telu, Wawancara, Dususn Lingkok Telu 29 Juni 2020.

65

seperti yang disampaikan pak Suparni Ama.Pd.65

“BNP2MI telah banyak melakukan kegiatan di Jenggik Utara beberapa kali dianataranya penguatan kapasitas pengurus KKBM dengsn peserta COI bidang dat dan jobpair, CO3 bidang ekonomi. Selain itu ada pelatihan anyaman keranjang sayur berbahan dasar bambu, pelatihan anyaman bakul bambu dan anyaman halus lainnya, pelatihan pembuatan PCO, pelatihan pengelolaan makanan berbahan baku lokal yang persertanya terdiri dariCPMI, exPMI, dan keluarga PMI.”

Dari hasil wawancara tersebut kita dapat ketahui bahwa pemerintah

Desa Jenggik Utara telah bekerja sama dengan BNP2MI dalam upaya

meningkatakan krativitas masyarkat dalam mengembangkan usaha yang

berbasis bahan baku lokal, tidak terlepas dari usaha usaha kerajinan

tangan keranjang bambu.

3. Bekerja Sama Dengan Rumah Edukasi BNI

Selain itu, untuk pemberdayaan keluarga pekerja migran

Indonesia (PMI) atau mantan TKI Pemerintah Desa bekerja sama dengan

BNI melalui program Rumah Edukasi BNI yang sudah ada sejak tahun

2015. Rumah edukasi BNI ditujukan bagi para PMI yang sudah selesai

bekerja di luar negeri dan telah kembali ke kampung halaman. Terkait

keraja sama dengan rumah edukasi BNI pak Nasri selaku kepala Desa

mengungkapkan66

“Melaui rumah edukasi BNI ada empat program yaitu pojok klik program kursus computer, pojok baca perpustakaan, pojok bahasa

65 Suparni, Ama, S.Pd, Kepala Seksi Pelayanan Desa, Wawancara, Kantor Desa, 26 Juni

2020 66 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 25 Juni 2020

66

progrsmnya kursus bahasa inggris, pojok usaha programnya pelatihan-pelatihan yang kaitannya dengan ekonomi masyarkat.”

Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa,

pembinaan masyarakat Desa Jenggik Utara melalui rumah edukasi

BNI, usaha kerajinan tangan keranajang bambu termasuk kedalam

usaha yang dikembangkan hingga hasil produksinya meningkat.

masyarakat tidak hanya diberikan pelatihan terkait ekonomi saja akan

tetapi terkait pelatihan yang berkaitan dengan ilmu IT, ilmu bahasa

dan memperkaya ilmu pengatuan melalui membaca, pak Nasri juga

mengungkapkan.67

“Disini kita punya rumah edukasi, tempat pelatihan untuk masyarakat, anak-anak dan para remaja, dengan adanya rumah edukasi masyarkat juga diajarkan cara pemasaran keranjang bambu melaui media internet, kalok kamu mau buat kursus bahasa inggris nanti tempat itu bisa digunakan.”

Melalui hasil wawancara tersebut kita ketahui bahwa, rumah

edukasi BNI adalah salah satu cara masyarakat untuk memasarkan

hasil karya mereka, tidak hanya untuk usaha keranjang bambu namun

juga untuk usaha-lainnya, termasuk mengenalkan wisata yang ada di

Desa Jenggik Utara.

4. Memberikan Pinjaman Dana

Selain pemerintah memberikan pelatihan kepada masyarakat

67 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Kantor Desa Jenggik Utara, 17 Desember

2019

67

melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga luar maupun program-

program pusat pemerintah Desa juga memberikan pelayanan berupa

pinjaman dana kepada masyarkat yang membutuhkannya melalui

program Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang berada

dibawah kendali BUMDES dan melaui Dana Amanah Pemberdayaan

Masyarakat (DAPM) dari kecamatan yang disalurkan melalui Desa.

Mekanisme dalam simpan pinjam di program yang diberikan

kepada masyarakat tidak jauh beda dengan mekanisme simpan pinjam

yang ada di koperasi MAUPUN Bank, sebagaimana disampaikan oleh

pak Hamdan selaku ketua BUMDES “Kalok mekanisme saya rasa

tidak jauh beda dengan koperasi atau bank, cumen kalok kami di

BUNDes tidak pakek jaminan.”68

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

pemerintah Desa Jenggik Utara tidak sekedar memberikan pelatihan

kepada masyarakat tetapi juga memeberikan jaminan untuk

masyarakat yang membetutuhkan dana. Dalam simpan pinjam tersebut

Desa lebih mengutamakan masyarkat yang memiliki usaha kecil

menengah, hal itu juga diungkapkan oleh pak Hamdan “Secara umum

untuk masyarakat Jenggik Utara, kita utamakan masyarkat yang

68 Hamdan S.Pd, Ketua BUMDes, Wawancara, Desa Jenggik Utara 29 Juni 2020

68

memiliki usaha kecil menengah, apalagi yang punya usaha kerajinan

tangan keranjang bambu, sangat kita utamakan."69

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa usaha

keranjang bambu sangat diperioritaskan oleh desa kareana dengan

alasan keuntungan yang besar sehingga masyarakat tidak merasa susah

untuk mengembalikan dana pinjamn yang diberikan oleh desa melalui

BUMDes.

D. Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan Keranjang Bambu di Desa

Jenggik Utara

Mengetahui tingkat produksi usaha keranjang bambu di Desa

Jenggik Utara berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

Tingkatan produksi adalah sebuah kualifikasi yang dibuat untuk melihat

kemampuan produksi barang dan jasa. Dengan mengetahui tingkatan

produksi suatu negara, kita bisa tahu kemampuan ekonomi negara

tersebut. Tingkatan produksi menunjukkan tingkat atau taraf

perkembangan ekonomi suatu Negara, misalakan tingkat produksi primer,

tingkat produksi sekunder , dan tingkat produksi tersier.70 Berikut

tingkatan produksi usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara:

a. Tingkat produksi primer

69 Hamdan S.Pd, Ketua BUMDes, Wawancara, Desa Jenggik Utara,29 Juni 2020

70. Aisyah, Siti. "Tingkat Produksi Susu Dan Kesehatan Sapi Perah Dengan Pemberian Aloe

Barbadensis Miller." Jurnal Gamma vil 7. Nomor 1 2013, hlm 45

69

Tingkat produksi primer meliputiusaha ekstraktif terutama

menyediakan bahan-bahan dasar atau kegunaan dasar. Jika melihat

potensi alam yang dimiliki Desa Jenggik Utara, maka Desa Jenggik

Utara termasuk Desa yang kaya akan sumber daya alamnya termasuk

penyediaan bahan baku berupa bambu sebagai bahan dasar dari usaha

keranjang bambu. Berikut jenis bambu yang ada di Desa Jenggik Utara

yang disampaikan oleh H. Ramdi, QH.S.S71

“Kalok jenis bambu disini ada bambu petung (treng petung), bambu galah (treng galah), bambu aur (treng aur), bambu tali (treng tali), bambu tutul (treng tutul) tapi yang digunakan untuk membuat keranjang itu kan treng tali karena kalok bambu yang lain bisa patah, tidak memiliki serat yang elastis atau lentur.”

Dari hasil wawncara tersebut dapt kita ketahui bahwa ketersediaan

bambu di Desa Jenggik Utara memang menjadi alasan mendasar

pemerintah Desa untuk mengembangkan usaha kerajinan tangan keranjang

bambu. Namun terkait kesediaan bambu di Desa Jenggik Utara yang

semakin menurut karena semakin banyaknya masyarakat Desa Jenggik

Utara menjadi pengerajin usaha keranjang bambu, sebagian mereka

membelinya diluar Desa Jenggik Utara, seperti yang tegaskankan oleh pak

H. Ramdi QH.S.S.72

“Karena banyaknya masyarakat yang ikut membuat keranjang jadi bambu yang ada di desa Jenggik Utara tidak mungkin bisa mencukupi untuk jadi bahan baku, jadi bagi masyarakat yang tidak memiliki kebun bambu mereka mebeli di luar termasuk saya, bahkan

71 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 2020 72 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara,07 Juni 2020

70

ada sebagian masyarakat bambunya tinggal dipake termasuk alat-alatnya karana sudah disiapkan oleh pemborong, mereka hanya perlu menganyam saja.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulakan bahwa

ketersediaan bahan baku berupa pohon bambu sebagai bahan dasar dari

keranjang bambu semakin menipis, namun hal tersebut disiasati oleh

masyarakat dengan membeli pohon bambu di luar Desa Jenggik Utara yang

sebagian mereka tinggal menganayam karena bambu dibawakan oleh

pemborong atau pengepul.

b. Tingkat produksi sekunder

Tingkat produksi Sekunder, yaitu tingkat produksi dari pengolahan

bahan-bahan dasar yang dihasilkan oleh tingkat produksi primer.

Pemerintah Desa Jenggik Utara banyak melakukan perubahan terhadap

masyarakatnya menjadi wirausaha dengan memanfaatkan sumber daya alam

lokal melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah Desa. Dalam

usaha yang dikembangkan masyarkat dengan bahan baku tidak hanya untuk

pembuatan keranjang saja namun termasuk untuk bahan yang lain seperti

nakul, kelabang dan lain-lain, hal ini diungkapakn oleh pak Nasri selaku

kepala desa73

“Alhamdulillah sekarang ini usaha masyarakat melalui bambu ini tidak hanya sebatas keranjang buah, sayur saja tapi termasuk pemesanan kelabang tembako, jumlahnya pun tidak sedikit, seperti kemarin ada pesanan yaitu sekitar seribu.”

73 Nasri, Kepala Desa, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 20202

71

Hal itu itu juga di tegaskan oleh pak Suparni, Ama, S.Pd74

“BNP2MI telah banyak melakukan kegiatan di Jenggik Utara beberapa kali dianataranya penguatan kapasitas pengurus KKBM dengsn peserta COI bidang dat dan jobpair, CO3 bidang ekonomi. Selain itu ada pelatihan anyaman keranjang sayur berbahan dasar bambu, pelatihan anyaman bakul bambu dan anyaman halus lainnya, pelatihan pembuatan PCO, pelatihan pengelolaan makanan berbahan baku lokal yang persertanya terdiri dariCPMI, exPMI, dan keluarga PMI.”

Dari hasil wawancara tersebut bahwa upaya pemerintah

mengembangkan macam-macam produk yang berbahan dasarkan bambu

terus dikembangkan, di samping itu juga memberikan efek yang positif

untuk perkembangan ekonomi masyarakat.

Disisi lain kemampuan masyarakat untuk memproduksi keranjang

bambu terus meningkat yang awalnya dulu sekedar digeluti oleh beberapa

masyarakat tepatnyanya di Dusun Ceret Lauq, hal ini diungkapkan oleh

pak yusuf, S.Pd75

“Sebenarnya usaha keranjang bambu ini dulu hanya ada di Dusun Ceret Lauq, jumlah keranjang yang dihasilkan warga Ceret Lauq masih minim, itupun tidak semua penduduk Ceret Lauq menjadi pengerajin sekarang bisa dikatakan semua semua dusun di Desa Jenggik Utara rata-rata masyarakatnya ada yang menjadi pengerajin.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

perkembangan usaha keranjang bambu begitu pesat sehingga dengan

adanya usaha keranjng bambu ini disaat ada pendemi Corona hasil

74 Suparni, Ama, S.Pd, Kepala Seksi Pelayanan, Wawancara, 18 Juni 2020 75 Yusuf S.Pd. Kepala Seksi Pemerintahan, Wawancara, Kantor Desa, 18 Juni 2020

72

produksi keranjang bambu masyarakat Desa Jenggik Utara semakin

meningkat, tapi usaha keranjang bambu saat ini belum masuk ke data Desa

terkait nama nama pengerajin, jumlah pengerajin dari setiap Dusun, jumlah

produksi masyarakat dalam setiap hari maupun setiap bualannya, hal ini di

ungkapkan langsung oleh pak Pauzi S.Pd selaku ketua Remaja sekaligus

merangkap sebagai ketua LSD “Itu sebagai PR kami kedepannya terkait

pendataan.”76

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa untuk

sementara waktu Desa Jenggik Utara belum memiliki data yang valid

terkait tingkat produksi keranjang bambu masyarkat dalam setiap harinya

maupun setiap bulannya namun hal tersebut dapat kita hitung jumlah

produksinya dari informasi yang di sampaikan oleh beberapa pengerajin,

termasuk pak Pak Pauzi S.Pd77

“Sebenarnya tergantung kebiasaan, kalok misalnya kita sudah biasa sampai eeee tetapi anu tehnisnya kita nyiwak bambu dulu istilahnya kan, terus nanti khusus dibuat keranjangnya kan, dia dihalus-haluskan dulu bambunya dan di ramagan, keranjang itu baru dibuat, kalok sekedar membuat itu bisa sampai 20-25 keranjang perhari.” Terkait jumlah produksi keranjang bambu ini juga dipertegas oleh

pak H.Ramdi, QH.S.S selaku salah satu tokoh agama, guru sekali menjadi

pengerajin keranjang78

76 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Dusun Lingkok telu, 03 Juli 2020

77 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 18 Juni 2020 78 H.Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 2020

73

“Kalok orang yang sudah terbiasa untuk sekedar membuat keranjang bambu bisa sampai 2-3 kudi perhari tapi kan rumitnya saat kita pecah-pecahin bambunya tipis-tipis tapi kalok kita yang masih belajar paling sehari satu kudi atau 20 keranjang.”

Hal tesebut juga disampaikan oleh salah seorang pengerajin yaitu Iq.

Sudir “Kalok kita buat niki gampang tapi rumitnya saat kita belah bambu menjadi tipis-tipis kalok tidak hati-hati bisa rusak.”79

Dari hasil wawancara diatas dengan beberapa narasumber dapat kita

ketahui bahwa tingakt produksi keranjang bambu dalam sehari bisa

mencapai 2-3 kudi perhari, satu kudi jumlahnya adalah 20 buah keranjang.

Sampai saat ini usaha keranjang bambu terus meningkat artinya tingkat

produksi masyarakat terhadapa keranjang bambu juga meningkat.

Bahkan dengan kehadiran usaha keranajang bambu ini untuk

mencari buruh lepas agak lebih sulit, sebagaimana disampaikan oleh pak

Sofian S.E.80

“Dengan adanya usaha keranjang bambu ini sekarang ini agak kesulitan mencari buruh, seperti buruh bangun, buruh batu dan lain, karena kalok mereka ditawarkan pekerjaan mereka akan membandingakan upahnya dengan hasil usaha keranjang, karena jika upahnya lebih sedikit dari hasil keranjang maka nereka akan lebih memilih membuat keranjang.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa

perkembangan usaha keranjang bambu semakin meningkat dan menjadi

79 Iq. Sudir , Pengerajin, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 07 Juni 2020 80 Muh. Sofian S.E, Sekertaris Desa, Wawancara, Kantor Desa, 18 Juni 2020

74

salah satu usaha prioritas masyarkat Desa Jenggik Utara, hal tersebut dapat

dilihat dari apa yang disampaikan oleh pak Pauzi S.Pd.81

“Harga satu bambu sekarang 20.000 sedangkan harga keranjang mulai dari 85.000 hingga 95.000/kudi, satu bambu bisa menjadi 20 keranjang atau satu kudi, artintya masyarkat bisa mendapatkan keuntungan mencapai 100%.”

Dari apa yang disampaikan pak pauzi melalui hasil wawancara

tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa masyarkat sebagai pengerajin

keranjang bisa meraup keutungan 100% setelah harga jual dikurangi

dengan harga bambu. Terkait dengan peralatan yang lain masyarakat

sebagai pengerajin tidak perlu untuk mengganti alat setiap membuat

keranjang bambu karena alatnya dari bahan keras seperti parang, pisau,

gergaji dan lain-lain.

c. Tingkat produksi Tersier

Tingkat produksi tersier tidak menghasilkan barang, melainkan usaha

jasa yang membantu memperlancar, penyaluran, menghubungkan, dan

penyelenggarakan kegunaan tempat, waktu, dan pelayanan, baik untuk

produsen maupun konsumen. Misalnya perdagangan, pengangkutan

(transport), penyimpanan/penggudangan, asuransi, dan perbankan.

Diantara program yang dijalankan pemerintah Desa untuk

memperlancar usaha keranjang bambu adalah memborong hasil keranjang

bambu masyarakat, memberikan pinjamn dana, memberikan pelatihan,

81 Pauzi S.Pd. Ketua LSD, Wawancara, Desa Jenggik Utara, 03 Juli 2020

75

memberikan pelatihan terkait kemudahan pemasaran hasil usaha masyarkat,

hal disampaian oleh pak Nasri “Susahnya kita dimasyarkat ini kan mereka

sebelum membuat keranjang mereka telebih dahulu mengambil uang

ditempat lain sehingga mereka lebih memilih untuk menjual hasilnya

ketempat lain.”82

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa pemerintah

berusaha mempermudah masyarakat terkait penjualan hasil pembuatan

keranjang, hal ini juga ditegaskan oleh Iq. Sudir selaku pengerajin “Yang

sedang kita buat ini uang nya sudah habis duluan, kita ambil uang sekian

juta, besok kalok keranjang sudah jadi dengan jumlah uang yang sudah kita

ambil kita dikasih uang lagi jadi kita terus berutang.”83

Namun setelah usaha keranjang bambu ini berkembang terkait

pemasarannya masyarkat tidak terlalu membutuhkan banya pihak dalam

pemasarannya, apalagi akhir-akhair ini karena sebelum keranjang bambu

banyak yang jadi pemborong sudah berkali-kali datang siap memborong

hasil pembuatan keranjang, hal ini disampaikan oleh H. Ramdan, QH. S.S84

“Keranjang bambu ini ditunggu-tunggu oleh pembeli, bahkan mereka berkali-kali datang untuk membeli hasil kita, ada yang datang nanya “pak haji udah banyak keranjangnya.?” Padahal kita masih bari jadi hanya beberapa saja.”

82 Nasri, Kepala Desa Jenggik Utara, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020

83 Iq. Sudir , Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020 84 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020

76

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa setelah usaha

kerajinan tangan keranjang bambu ini berkembang masyarakat tidak

kesulitan dalam pemasrannya karena sudah dikenal banya pembeli

sehingga masyarkat hanya perlu membuat keranjang di rumah dan hasil-

hasilnya siap di angkut oleh para pemborong.

Jika melihat tingkat produksi usaha keranjang bambu antara

sebelum menjadi perhatian pemerintah dan setelah menjadi perhatian

pemerintah dapat dilihat dari tebel dibawah ini:85

Tabel 2.1

Data tingkat produksi keranjang bambu sebelum dan susudah menjadi

perhatian pememrintah

Bulan Jumlah produksi

/hari

Jumlah pengerajin

sebelum ada perhatian

pememrintah

Total produksi

Jumlah pengerajin setelah ada perhatian

pememrintah

Jumlah produksi

/hari

Total produksi

2017 2020 Januari 2 kudi

/40 keranjang

30 orang 1. 200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Febuari 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Maret 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

April 2 kudi 30 orang 1.200 132 orang 3 kudi/60 7.920

85 H. Ramdi, QH.S.S. Pengerajin, Wawancara, Dusun Lingkok Telu, 07 Juni 2020

77

/40 keranjang

keranjang keranjang keranjang

Mei 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Juni 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Juli 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Agustus 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

September 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Oktober 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

November 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

Desember 2 kudi /40

keranjang

30 orang 1.200 keranjang

132 orang 3 kudi/60 keranjang

7.920 keranjang

78

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kajian terhadap Peran Pemerintah Desa dalam Upaya

Meningkatkan Tingkat Produksi Kerajinan Tangan Keranjang

Bambu di Desa Jenggik Utara

Pemerintahan adalah organisasi tertinggi dalam suatu wilayah atau

negara, dalam artian luas pemerintahan merupakan kekuasaan yang diberi

tanggung jawab pemeliharaan perdamaian dan keamanan suatu Negara.

Sedangkan pemerintahan Desa adalah bagian dari organisasi yang

memiliki wilayah kekuasaan yang lebih sempit atau suatu kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintah Kesatuan Negara Republik

Indonesia.86

Dalam system pemerintahan tersebut pemerintah memiliki peran

yang besar yaitu menjalankan hak dan tanggung jawab dalam mewujudkan

kehidupan rakyat yang sejahtera. Peran pemerintah Desa Jenggik Utara

dalam upaya meningkatkan jumlah produksi keranjang bambu sudah

86 Muhadam Labolo Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian Teori, Konsep, dan

Pengembangannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 16

79

sangat besar dilihat dari pelaksanaan program-program yang direncanakan

pemerintah Desa Jenggik Utara dengan bekerja sama dengan lembaga-

lembaga lain seperti BNP2MI, LSD, BNI, BUMDes, dengan mengangkat

UKM yang ada di Desa Jenggik Utara termasuk usaha keranjang bambu.

Disamping itu, pemerintah Desa bertujuan untuk meningkatkan

ekonomi masyarakat melalui usaha keranjang bambu dan usaha-usaha

lainnya melaui pembinaan yang diberikan kepada masyarakat dalam upaya

meningkatkan ekonomi masyarakat dan skill lainnya yang dimiliki

masyarakat seperti kursus bahasa inggris, kursus computer dan advocasi

dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada ditengah-tengah

masyarakat..

Di samping itu tugas pemerintah desa khususnya kepala desa

mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakat.

Adapun tugas-tugas kepala desa yang dimaksud adalah sebagi

berikut:

1. Memimpin penyelenggarakan pemerintah desa berdasarkan

kebijakan dan ketetapan bersama (BPD).

2. Mengajukan perancangan peraturan desa.

3. Menetapkan peraturan desa mengenai APB desa untuk di bahas

dan di tetapkan bersama BPD.

80

4. Membina kehidupan masyarakat desa.

5. Membina perekonomian desa.

6. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

7. Mewakili desanya didalam dan di luar pengadilan dan menunjuk

kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan

perundang- undangan.

8. Melakukan wewenang lain sesuai dengan perundang-ndangan.87

Selain itu pemerintah Desa memiliki peran, tanggung dalam

menigkatkan segala bentuk usaha yang ada di tengah masyarakat untuk

membuatnya berkembang dan memberika damapak positif bagi

ekonomi masyarkat. Peran yaitu merupakan aspek dinamis atau

kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Dalam pengertian lain peran adalah seperangkat harapan-harapan yang

dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran

adalah suatu sikap, tindakan atau perilaku yang diharapkan oleh banyak

orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status

atau kedudukan tertentu. Diantara peran pemerintah Desa dalam

87 Rumlus, R., Lumolos, J., & Mantiri, M.”Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan

Masyarakat,” Jurnal Eksekutif, Vol 1 Nomor 1, Desember 2017, Hlm 5

81

meningkatkan ekonomi masyarakat adalah:88

a. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Kebijakan.

Pemerintah Desa Jenggik Utara melalui LPMD menampung

aspirasi masyarakat, melakukan perencanaan pembangunan yang bersifat

partisipatif yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan kepentingan

masyarkat seperti pembuatan jalan dalam menampung aspirasi

masyarakat dan mengawasi pembangunan upaya meningkatkan produksi

usaha keranjang bambu. Pemerintah menjalankan perannya sebagai

pelaksana kebijakan melaui program-program pembinaan dalam upaya

meningkatkan ekonomi masyarkat.

Dari sekian lembaga yang dirangkul pemerintah Desa Jenggik Utara

adalah untuk menyatukan pokok pikiran sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat sehingga lebih maju, sejahtera, dan mandiri. Diantara nya

adalah membangkitkan unit kegiatan desa, meningkatkan peran

masyarkat dalam usaha kerajinan tangan, meningkatkan pemberdayaan

masyarkat yang berbaris SDM, dan lain-lain.

b. Pemerintah Desa Sebagai Pelaksana Program-Program Pemerintah Desa.

Sebelum membuat Program-program pembangunan diawali dengan

musyawarah di tingkat dusun yang bertujuan untuk membahas seluruh

usulan kegiatan dari tingkat RT/RW dalam satu dusun, kemudian

dilanjutkan ke musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-tokoh

88 Ibid. hlm. 9

82

masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, LPMD, BPD serta Pemerintah

Desa. Musyawarah yang dilakukan desa dalam rangka mengembangkan

usaha pedasaan yang di sepakati bersama dengan ide-ide yang cemerlang

sebagai bahan dasar dalam mengembangkan usaha pedesaan. Diantara

unit usaha yang dikembang pemerintah desa dari hasil musyawarah dari

setiap jajaran pemerintahan hingga tokok masyarkat.

c. Pemerintah desa sebagai pelaksana dalam pembinaan meningkatan

ekonomi masyarakat desa.

Pemerintah desa diberikan wewenang dan tanggung jawab oleh

pemerintah pusat melalui otonomi daerah untuk memajukan ekonomi

masyarkat di desa masing-masing.89 Pemerintah Desa Jenggik Utara

menerapakan perannya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui kerja sama dengan lembaga desa maupun luar desa.

Diantara lembaga yang yang diajak kerja sama pemerintah Desa Jenggik

adalah:

o Lembaga sosial desa (LSD)

o Usaha ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP)

o Dana amanah pemberdayaan masyarakat (DAPM)

89 Ulumiyah, I, "Peran pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa (studi pada

Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang)”. Jurnal Administrasi Publik, Vol 1. Nomor 5. 2013, hlm 892

83

o Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan

(PNPM-MP)

o Balai pelayan penempatan dan perlindungan tenaga kerja

Indonesia (BP3TKI)

o Rumah edukasi BNI

o Badan pemelihara pekerja migran indonesia (BP2MI)

Diharapkan melalui keraja sama yang dilakukan pemerintah

mampu merubah prekonomian masyarakat menjadi lebih baik melalui

pelatihan-pelatihan dan pembinaan yang diberikan kepada masyarakat.

Pembinaan adalah usaha atau tindakan dari kegiatan yang dilakukan

secara berdaya guna dan berhasil guna, sedangkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan pembinaan adalah proses,

pembuatan, cara membina, pembaharuan atau penyempurnaan. Jika kita

perhatikan kedua pengertian tersebut maka pembinaan pada dasarnya

merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk

melakukan perubahan dan peningkatan ke arah yang lebih baik.90

Atas dasar pembinaan untuk masyarkat Desa Jenggik Utara kini

masyarkat Desa Jenggik Utara dapat menikmati hasilnya dengan adanya

usaha keranjang bambu yang digeluti masyarkat disetiap rumah, usaha

90 Sudarsana, Undang. "Pembinaan Minat Baca." (Jakarta: Gramedia 2014).hlm.13

84

keranjang bambu hampir ada disetiap rumah yang ada di Desa Jenggik

Utara. Pembinaan dalam bidang ekonomi, diantaranya:

o Cara pembuatan keranjang buah,sayur

o Cara pembuatan kelambang tembakau

o Cara pembuatan bakul

o Cara pembuatan jajan lokal melaui bahan dasr lokal

o Cara kelola sampah

Perkembangan usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara tidak

lepas dari kontribusi peremintah Desa, kebijakan-kebijakan yang dibuat

dalam tidak bertujuan lain untuk meningkatkan prekonomian masyarkat

dan membantu mengembangkan usaha yang dimilki masyarakat karena

Pemerintah memiliki tugas yang penting dalam mewujudkan

kemaslahatan rakyat, menjamin ketertiban urusan dunia dan urusan

agama, ia juga berfungsi sebagai lambang kesatuan umat.

Salah satu unsur kekuatan efektif didalam menjalankan roda

pemerintahan di daerah pedesaan akan tergantung pada efektifitas

kepemimpinan kepala desa. Sebab kepala desa sebagai unsur dari aparat

pemerintah desa juga melekat padanya sebagai seorang pemimpin yang

memiliki tugas dan tanggungjawab yang cukup besar. Karena itu kepala

desa memiliki posisi yang sangat strategis didalam masyarakat. Kepala

desa disamping sebagai pemimpin juga memiliki fungsi sebagai seorang

85

manager tentu dituntut harus memiliki kapasitas, kapabilitas, pro aktif,

memiliki kemampuan untuk mengatur suatu organisasi. Organisasi

pemerintahan desa dapat berfungsi manakala seorang kepala desa

memiliki kemampuan untuk mengatur suatu organisasi.91

Organisasi pemerintahan desa berfungsi ,manakala seorang kepala

desa memiliki kemampuan menjalankan pola kepemimpinannya dengan

baik. Inti dari keberhasilan kepala desa dalam menjalankan

kepemimpinannya akan tergantung pada kepengikutan masyarakat serta

bawahannya (perangkat desa). Karena tanpa adanya bawahan atau

dukungan dari masyarakat, maka kepala desa tidak akan dapat

menjalankan program-programnya. Seorang kepala desa tentu harus

memiliki kemampuan dalam :

a) Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas kepada bawahan atau

masyarakat. Kepercayaan dan loyalitas seperti ini harus perlu

dimiliki, karena tanpa adanya dukungan maka tidak akan mungkin

kepala desa mampu mempengaruhi bawahan atau masyarakatnya,

b) Seorang kepala desa juga harus memiliki kemampuan dalam

mengaplikasi berbagai potensi yang dimiliki dalam masyarakat,

91 Pade, S. P. “Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa dalam Pembangunan.” Jurnal

Politico, Volume. 4, Nomor 1, 2015, hlm. 32

86

c) Seorang kepala desa tentu harus mendapat simpati, disenangi,

dikagumi, dihormati, serta dijunjung tinggi oleh para bawahan

maupun masyarakatnya,

d) Kepala desa merupakan salah seorang yang memiliki kemampuan

dalam memberikan motivasi kepada para bawahan atau

masyarakatnya,

e) Kepala desa harus perlu memiliki kepercayaan diri, integritas

pribadi, kematangan emosional, agresivitas , tahan terhadap

tekanan, enerjik dan antusiasme.92

Dengan demikian berbagai karakteristik yang disebutkan diatas

perlu dimiliki oleh seorang kepala desa. Melalui kepemimpinannya

masyarakat dapat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan

program pembangunan. Realiasi dari proses perencanaan pembangunan

dapat dikelompokan dalam bidang kegiatan pengembangan, bidang

ekonomi, dan bidang sosial budaya. Bidang pengembangan melalui

kepemimpinan kepala desa dapat diaplikasikan dalam kegiatan yakni

perbaikan kebun Tuur sampai dengan rukun tani, pembangunan jalan

alternative, dan terbangunnya jalan produksi, pengaspalan jalan

kelapangan olahraga dan lain-lain.

92 Ibid, hlm. 32

87

Dalam kegiatan usaha tentu dikenal dengan istilah produksi, yaitu

dalam upaya menghasilkan suatu barang mentah menjadi barang jadi.

Adapapun tentang pengertian produksi secara luas adalah adalah

kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukkan (input)

menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang luas ini, output

yang dimaksud mencakup barang maupun jasa. Dengan kata lain,

produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukkan-masukkan

(inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs), yang berupa barang-

barang dan jasa-jasa, termasuk kegiatan-kegiatan lain yang mendukung

atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.93

Berikut konsep produski dalam konsep Islam berangkat dari sebuah

ayat Al-Qur,an yang berbunyi:

يها م نا لكم فىرض وجعل

كم فى ٱ ما تشكرون ولقد مكن

اي ع يىش قلى

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi

dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Sangat

sedikit darimu yang bersyukur”. (QS al-A’raf: 10)

Ayat diatas menjelaskan bahwa dengan status ini, kegiatan produksi

menjadi manifestasi ketundukan manusia pada Allah SWT sekaligus

menjadi sarana untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Kegiatan

93 Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas Produksi Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019. Hlm 131.

88

produksi tidak sekedar upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai homo

economicus tapi juga menjadi sarana untuk mengupayakan keadilan sosial

dan menjaga keluhuran martabat manusia. Al-Qur’an dan as-Sunnah

menjadi kerangka acuan untuk mengembalikan kegiatan produksi pada

tujuan awalnya yaitu meningkatkan kesejahteraan manusia secara total

atau di sebut imaratul kaum.94

B. Kajian Terhadap Tingkat Produksi Usaha Kerajinan Tangan

Keranjang Bambu di Desa Jenggik Utara

Sebelum membahas analisis tingkat produksi baiknya penulis

terlebih dahulu menjelaskan tentang apa itu tingkat produksi dan

produksi.

a. Dalam kegiatan produksi, kita mengenal istilah tingkatan produksi.

Tingkatan produksi adalah sebuah kualifikasi yang dibuat untuk

melihat kemampuan produksi barang dan jasa. Dengan mengetahui

tingkatan produksi, kita bisa tahu kemampuan ekonomi Negara

tersebut. Tingkatan produksi menunjukkan tingkat atau taraf

perkembangan ekonomi suatu Negara, Sama halnya dalam melihat

perkembangan ekonomi suatu masyarakat adalah dengan melihat

94 Wahyuni, Sri. "Teori Konsumsi dan Produksi dalam Perspektif Ekonomi

Islam." Akuntabel Vol 10. Nomor 1 2013.hlm 79

89

kemampuan masyarkat dalam memproduksi suatu barang atau

produk.95

b. Produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan

masukkan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian

yang luas ini, output yang dimaksud mencakup barang maupun jasa.

Dengan kata lain, produksi mencakup setiap proses yang mengubah

masukkan-masukkan (inputs) menjadi keluaran-keluaran (outputs),

yang berupa barang-barang dan jasa-jasa, termasuk kegiatan-kegiatan

lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan

produk tersebut.96

Dalam kegiatan memproduksi barang, suatu Negara tidak

hanya dilihat dari kemampuannya memproduksi barang akan tetapi

semua yang berkaitan dengan kegiatan produksi, seperti bahan pokok,

hasil produksi, media yang memudah kan proses produksi. Adapun

tingkat produksi dapat dilihat dari tiga hal sebagai berikut:97

1. Tingkat produksi primer

95 Aisyah, Siti. "Tingkat Produksi Susu Dan Kesehatan Sapi Perah Dengan Pemberian Aloe

Barbadensis Miller." Jurnal Gamma vil 7. Nomor 1, Tahun 2013, hlm 45 96 Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas Produksi

Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019. Hlm 131.

97 Subhan, Moh. "Meneropong Sistem Produksi Dalam Ekonomi Konvensional." Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, Vol 4, Nomor 1, 2018, hlm 29.

90

Tingkat produksi primer meliputiusaha ekstraktif terutama

menyediakan bahan-bahan dasar, antara lain pertambangan,

pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan.

Desa jenggik utara termasuk Desa yang kaya akan Sumber

Daya Alamnya, diantaranya:

o Bidang pertanian: seperti jagung, padi, ubi, buah-buahan,

sayuran-sayuran,

o Bidang perikan sudah tentu karena Desa Jenggik Utara

termasuk Desa yang subur dengan sumber air,

o Bidang peternakan: seperti sapi dan ayam adalah hewan

paling dominan dipelihara oleh masyarkat Jenggik Utara,

o Bidang kehutan: seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon,

bambu (bambu tutul, bambu aur, bambu galah, bambu tali,

bambu petung)

2. Tingkat produksi sekunder

Tingkat produksi Sekunder, yaitu produksi yang mengolah

bahan-bahan dasar atau bahan-bahan pokok yang dihasilkan oleh

tingkat produksi primer. Desa Jenggik Utara dengan kekayaan alam

yang dimilikinya telah banyak berinovasi dalam mengolah suatu

produk yang berbahan dasar lokal dalam upaya menunjang

prekonomian masyarkat. Diantaranya usaha yang di benah oleh

Desa dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah:

91

o Cara pembuatan keranjang buah,sayur dari bambu

o Cara pembuatan kelambang tembakau dari bambu

o Cara pembuatan bakul dari bambu

o Cara pembuatan kripik dari bahan dasar lokal seperti

singkong, pisang, ubi, dll

o Cara pengolahan sampah

o Pembuatan berugak dari bambu petung

3. Tingkat produksi Tersier

Tingkat produksi tersier tidak menghasilkan barang,

melainkan usaha jasa yang membantu, memperlancar, menyalurkan,

mengembangkan, usaha yang yang dihasilkan oleh masyarakat.

Dari hasil produksi yang dihasilkan melalui pengolahan bahan

pokok atau primer menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomis

yang kemudian dalam pembuatannya, pemasarannya diberikan

kemudahan melalui produksi tersier.98 Pemerintah desa Jenggik

Utara telah memberikan kemudahan dalam mengembangkan usaha

keranjang bambu, diantaranya kemudahan pemasaran melalui

computer berbasisi internet di rumah edukasi BNI, pengangkutan

(transport), penyimpanan/penggudangan, hal ini dilakukanya

dengan menaruh hasil anyaman di rumah masing-masing, asuransi,

dan perbankan, hal ini terjadi kerja sama antara desa dan lembaga

98 Ibid, hlm.30

92

bank termasuk bank BNI sehingga masyarakat diberikan

kepercayaan untuk melakukan pinjaman di bank, pemberian

pinjaman dana melalui UED-SD, memborong hasil produksi

keranjang masyarakat, pelatihan dalam mengembangkan UKM bagi

masyarakat.

Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petani

keranjang bambu adalah perbaikan tingkat produksi, melalui perbaikan

produksi keranjang bambu, hal ini akan mendorong perhatian dari para

konsumen yang menjadi tujuan akhir dari setiap usaha termasuk dari

usaha keranjang bambu yang digeluti masyarakat Desa Jenggik Utara.

Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait

dengan manusia dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi, produksi

merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan pemanfaatan sumber

alam oleh manusia. Berproduksi lazim diartikan menciptakan nilai barang

atau menambah nilai terhadap sesuatu produk, barang dan jasa yang

diproduksi itu haruslah hanya yang dibolehkan dan menguntungkan

(yakni halal dan baik) menurut Islam.99

Bagi pengerajin usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara yang

memiliki kebun bambu pada umumnya tidak mesti mengeluarakan biaya

99 Muhammad Turmudi. “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Islamadina,

Volume 98, No. 1, Maret 2017 hlm.43

93

dalam memproduksi karena biaya yang dibutukan pengerajin adalah biaya

untuk pembelian bambu dengan harga dua puluh ribu perbatangnya.

Sedangkan kan untuk alat pembuatan keranjang masyarakat Desa Jenggik

Utara adalah mayoritas petani jadi rata-rata dianatara mereka memiliki

parang, pisau,gergaji. Masyarakat yang tidak memiliki alat sebagian nya

dibelikan oleh pemborong termasuk bambunya, mereka hanya berbekal

waktu dan tenaga.

Tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi khalifah Umar bin

Khatab adalah sebagai berikut:100

1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin

Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin berarti

ketika berproduksi bukan sekadar berproduksi rutin atau asal

produksi melainkan harus betul-betul memperhatikan realisasi

keuntungan, namun demikian tujuan tersebut berbeda dengan

paham kapitalis yang berusaha meraih keuntungan sebesar

mungkin.

2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga

100 Ibid. hlm 44

94

Seorang Muslim wajib melakukan aktivitas yang dapat

merealisasikan kecukupannya dan kecukupan orang yang menjadi

kewajiban nafkahnya.

3. Tidak mengandalkan orang lain

Umar r.a sebagaimana yang diajarkan dalam Islam tidak

membenarkan/membolehkan seseorang yang mampu bekerja

untuk menengadahkan tangannya kepada orang lain dengan

meminta-minta dan menyerukan kaum muslimin untuk bersandar

kepada diri mereka sendiri, tidak mengharap apa yang ada

ditangan orang lain.

4. Melindungi harta dan mengembangkannya

Harta memiliki peranan besar dalam Islam. Sebab dengan

harta, dunia dan agama dapat ditegakkan. Tanpa harta, seseorang

bisa saja tidak istiqamah dalam agamanya serta tidak tenang

dalam kehidupannya dan dapat dimanfaatkan harus dilakukan

eksplorasi dalam bentuk kegiatan produksi sehingga dapat

memenuhi kebutuhan manusia.

5. Pembebasan dari belenggu ketergantungan ekonomi

95

Produksi merupakan sarana terpenting dalam

merealisasikan kemandirian ekonomi. Bangsa yang memproduksi

kebutuhan-kebutuhanya adalah bangsa yang mandiri dan terbebas

dari belengu ketergantungan ekonomi bangsa lain. Sedangkan

bangsa yang hanya mengandalkan konsumsi akan selalu menjadi

tawanan belenggu ekonomi bangsa lain.

6. Taqarrub kepada Allah SWT

Seorang produsen Muslim akan meraih pahala dari sisi

Allah Swt. disebabkan aktivitas produksinya, baik tujuan untuk

memperoleh keuntungan, merealisasi kemapanan, melindungi

harta dan mengembangkannya atau tujuan lain selama ia

menjadikan aktivitasnya tersebut sebagai pertolongan dalam

menaati Allah Swt.

Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk

menciptakan maslahah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan

sehingga akan dicapai falāh yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan

ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Falāh itu sendiri adalah

kemuliaan hidup di dunia dan akhirat yang akan memberikan

kebahagiaan hakiki bagi manusia. Dengan demikian, kegiatan produksi

sangatlah memperhatikan kemuliaan dan harkat manusia yakni dengan

96

mengangkat kualitas dan derajat hidup manusia. Kemuliaan harkat

kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam

keseluruhan aktifitas produksi, karena segala aktivitas yang bertentangan

dengan pemuliaan harkat kemanusiaan bertentangan dengan ajaran Islam.

97

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar hasil penelitian terhadap peran pemerintah desa dalam

meningkatkan produksi usaha kerajinan tangan keranjang bambu sebagai

mana peneliti uraiankan pada bab-bab diatas maka peniliti dapat menarik

beberapa kesimpulan bahwa:

Produksi usaha keranjang bambu di Desa Jenggik Utara

mengalami perkembangan, hal tersebut tidak terlepas dari peran

pemerintah yang membuat suatu kebijakan dengan tujuan membina

ekonomi masyarakat. Upaya pembinaan tersebut awalnya diprioritaskan

untuk keluarga PMI atau TKI dengan mengangkat usaha keranjang

bambu sebagai usaha dalam pembinaan tersebut melalui beberapa

program desa seperti LSD, program PNPM-MP untuk desa, rumah

edukasi BNI, pemberian pinjaman dana melalui UED-SP, DAMP,

pelatihan usaha keranjang bambu untuk keluarga PMI dan masyarakat

melalui program yang dilaksanakan BP3TKI melalui desa-desa. Program-

program yang dilaksanakan oleh pemerintah desa selalu mentargetkan

usaha keranjang bambu sebagai alternatif dalam pelatihan tersebut,

termasuk program yang dilaksanakan lembaga luar desa di desa. Hingga

saat ini usaha keranjang bambu menjadi salah satu usaha yang banyak

98

diminati oleh masyarakat desa Jenggik Utara dan mengalami peningkatan

produksi yang pesat.

B. Saran-saran

1. Bagi Pemerintah Desa

Pemerintah Desa harus lebih besar mengambil bagian dari usaha

keranjang bambu ini kerena dengan cara itu usaha ini akan lebih

sistematis dan teratur dalam perputarannya dari produksinya sampai

pemasaranya atau lebih kepada manajemennya, termasuk pendataan

sebagai refrensi dalam memperluas dan mengembangkan usaha keranjang

bamboo ini. Sedangkan bagi masyarakat sebagai pengerajin atau

produsen harus lebih jujur dalam pemasaran dari hasil pembuatan

keranjang bambu supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam

usaha yang sedang berkembang ini sehingga nantinya hal tersebut tidak

merusak citra baik masyarakat Desa Jenggik Utara sebagai produsen.

2. Bagi Akademik

Untuk diketahui bahwa, penilitian dalam kasus ini adalah penelitian

yang dilakukan pertama kali, oleh karena itu diharapakan ada peneliti

selanjutnya yang akan meneruskan penelitian ini karena masih banyak hal

yang menarik untuk di teliti lebih mendalam.

3. Bagi Peneliti Berikutnya

Peniliti sadar sesadar-sadrnya bahwa hasil dari penelitian ini jauh

99

dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti berharap ada peneliti

selanjutnya yang akan mengangkat masalah ini untuk menyempurnakan

segala kekurangan yang peniliti temukan sehingga nantinyadapat

dijadikan refrensi dan wawasan bagi yang lain. Diantaranya adalah

analisis tingkat produksi keranjang bambu, analisis tingkat pendapatan

melaui usaha keranjang bambu, analisi minat masyarakat terhadap usaha

keranjang bambu, dan lain-lain.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian pada umumnya dijadikan refrensi bagi peneliti

selanjutnya maupun menjadi tambahan wawasan bagi pembaca khusunya

dalam bidang ilmu Ekonomi Syariah, namun peniliti menyadari bahwa

peneliti perlu belajar lebih serius dalam segala hal untuk mendapatkan

hasil lebih sempurna, oleh karena itu peneliti menyadari bahwa penilitian

ini tidak memiliki kesempurnaan yang perlu ada yang

menyempurnakannya oleh peneliti selanjutnya sehingga diharapkan

mendapatkan hasil yang lebih sempurna.

100

Daftar Pustaka

Ali, M. “Prinsip Dasar Produksi dalam Ekonomi Islam”. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan,volume 7, nomor 1, juni 2013.

Burha Mungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Surya Kencana, 2007.

Hidayat, T., “Rancang Bangun Media Interaktif Untuk Kerajinan Tangan

Tradisional”. Creative Information Technology Journal, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2014 – Juli 2014.

Hasjimzoem, Y., “Dinamika Hukum Pemerintahan Desa”. Fiat Justisia Jurnal

Ilmu Hukum, Vol. 8, Nomor 3, juli-september 2014. Kusnakhin, F., & Senastra, M. I. “Pemeriksaan Operasional Terhadap Aktivitas

Produksi Percetakan Koran Pikiran Rakyat Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Produksi”. Jurnal Akuntansi, volume 11, nomor 1, mei 2019.

Labolo Muhadam, Memahami Ilmu Pemerintahan Suatu Kajian Teori, Konsep,

dan Pengembangannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2014 Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Pt. Remaja

Rodakarya ,2001. Mahmudin, A., “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi

Masyarakat Pada Pembangunan Desa di Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo” (Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan. Ponorogo 2017).

Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. Y., Perbandingan Pemerintahan, (

Jakarta, 2007 ) Muhammad Turmudi. “Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Islamadina,

Volume 98, No. 1, Maret 2017 Nurjanah, S.. “Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif

Penerapannya Melalui Pendidikan Tinggi”. Jma, Vol. 18, Nomor 2, Oktober - November 2013.

101

Nuraini, S., “Hubungan Kekuasaan Elit Pemerintahan Desa”. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2010.

Prastika, H. C., “Peran Pemerintah Daerah dan Partisipasi pelaku Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) dalam Upaya Pengembangan Kerajinan Kulit di Kabupaten Magetan”. (Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Magetan Tahun 2016/2017).

Purba, A. B. P., “Faktor Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) Pada Perajin Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”. (Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Simalungun 2017).

Pade, S. P. “Pentingnya Kualitas Aparat Pemerintah Desa dalam Pembangunan.”

Jurnal Politico, Volume. 4, Nomor 1, 2015. Rokhim, A., “Kewenangan Pemerintahan Dalam Konteks Negara

Kesejahteraan”. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Dinamika Hukum, Vol. 19, Nomor 36, Pebruari-Mei 2013.

Rosmi Ramlan, “Pemerintahan” Https://Www.Kompasiana.Com/Rosmi7,

Diakses tanggal 07 Maret 2020, Pukul 03.20. Rumlus, R., Lumolos, J., & Mantiri, M.”Peran Pemerintah Desa Dalam

Pemberdayaan Masyarakat,” Jurnal Eksekutif, Vol 1 Nomor 1, Desember 2017.

Siregar, R. S. “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan

Penawaran Keranjang Anyaman Bambu (Studi Kasus: Pengrajin Keranjang Anyaman Bambu, Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)”. Jurnal Agrica, Vol. 4, Nomor 1, Juli 2016.

Setiawan, B, “Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah

Kampung Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor”, Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol. 1, Nomor 2, Agustus 2010.

Syafitri, Yuli. "Pemanfaatan Media Internet untuk Memperkenalkan Produk

Kerajinan Tangan pada Home Industri Kain Flanel Lampung Selatan." Expert, Vol 5, Nomor 2, Desember 2015.

Setiawan, Budi. "Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Bambu di Wilayah

Kampung Pajeleran Sukahati Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor." Jurnal Manajemen dan Organisasi, Vol 1, Nomor 2 Agustus 2010.

102

Suharsimi Arikunto, Prosodur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Pt

Rineka Cipta 2002. Suryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2003.

Sudarsana, Undang. "Pembinaan Minat Baca,” Jakarta: Gramedia 2014.

Tinggogoy, Deiby Christiana, and Yuliana Ngongano. "Peran Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Studi,” Kasus Di Desa Laba Besar, Kecamatan Loloda Selatan."., Vol 11, nomor 21, Agustus 2018.

Ulumiyah, I., “Peran Pemerintah Desa Dalam Memberdayakan Masyarakat

Desa”, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 1, Nnomor 5, 2013. Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Pt. Sic, 2001.

Lampiran

Gambar di atas adalah bentuk dari keranjang bambu yang dibuata dari bahan dasar bambu

Gambar diatas adalah bentuk keranjang buah dalam proses pengerjaan

Gamabar di atas adalah keranjang buah yang sudah siap digunakan

Gambar di atas adalah kerangka keranjang yang siap dianyam yang sudah dipipihkan

Gambar di atas adalah pedoman wawancara yanag telah di scane

Gambar di atas adalah pedoman wawancara yanag telah di scane