PERAN E-COMMERCE BAGI EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERSAINGAN DALAM PASAR GLOBAL

30
PERAN E-COMMERCE BAGI EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERSAINGAN DALAM PASAR GLOBAL MUHAMMAD AQMAL THESYAAR HAZMI LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT MENENGAH BEM STMIK DIPANEGARA MAKASSAR 2014

Transcript of PERAN E-COMMERCE BAGI EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERSAINGAN DALAM PASAR GLOBAL

PERAN E-COMMERCE BAGI EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI UPAYAMENINGKATKAN PERSAINGAN DALAM PASAR GLOBAL

MUHAMMAD AQMAL THESYAAR HAZMI

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT MENENGAH

BEM STMIK DIPANEGARA MAKASSAR

2014

LEMBARAN PENGESAHAN

PERAN E-COMMERCE BAGI EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI UPAYAMENINGKATKAN PERSAINGAN DALAM PASAR GLOBAL

Disusun dan diajukan oleh :

MUHAMMAD AQMAL THESYAAR HAZMI

Telah diterima dan disahkan sebagai makalah untuk

memenuhi salah satu syarat mutlak untuk latihan

kepemimpinan tingkat menengah (LKTM) BEM STMIK

Dipanegara Makassar oleh:

Mengesahkan,

STEERING COMITTE ORGANIZING COMITTE

(………………………………….) (…...………………………………...)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kehadirat Allah SWT Sang Pemilik Kasih

dan Pemilik Cinta, karena berkat rahmat dan hidayah-

Nya, kami dapat menyusun dan menyajikan makalah dengan

judul ”Peran E-Commerce Bagi Ekonomi Kerakyatan

Sebagai Upaya Menangkitkan Persaingan dalam Pasar

Global”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

kanda – kanda senior yang telah banyak membantu kami

dengan memberikan bimbingannya kepada kami dalam proses

penyusunan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

memberikan dorongan dan motivasi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih mash jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak

kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna

menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan

dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas

selanjutnya.

Kami juga memohon maaf apabila dalam

penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan

kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam

memahami maksud penulis.

Penulis

DAFTAR ISI

Sampul ……………………………………………………………………... I

Lembar Pengesahan ……..………………………………………………….

II

Kata Pengantar ……………………………………………………………..

III

Daftar Isi ……………………………………………………………………

IV

Bab I. Pendahuluan ……..……….……………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang ..………..…………………………………………….... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ….………………………………………………… 2

1.3 Manfaat Penulisan ….......……………………………………………... 2

Bab II Pembahasan ……….………………………………………………... 3

2.1 Definisi Umum …………………...……………………………………. 3

2.2 Kondisi Pelaku Ekonomi Kerakyatan …………………………………. 8

2.3 Kendala dan Peluang Penerapan E-Commerce Pada

Ekonomi Kerakyatan

10

2.4 Penerapan E-Commerce pada Ekonomi

Kerakyatan…………………...

12

Bab III. Penutup …………………………………………………………....

15

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….

15

3.2 Saran ……………………………………………………………………

15

Daftar Pustaka ……………………………………………………………...

16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia semakin canggih dan teknologi semakin

berkembang. Perkembangan tersebut secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi sistem perdagangan,

transaksi dan peredaran uang selama ini. Sebelumnya,

transaksi secara tradisional dilakukan dari tangan ke

tangan secara langsung, antara pembeli dan penjual

bertatap muka, melakukan persetujuan dan akhirnya

terjadi kesepakatan. Namun kini, dengan adanya

kecanggihan teknologi komputer, semua keterbatasan

sarana, jarak, dan waktu transaksi dapat teratasi

dengan mudah. Hanya dengan klik pelanggan bisa

mendapatkan barang yang diinginkan, bisa mengetahui apa

saja yang diinginkan dan dapat melakukan transaksi

dengan siapa saja tanpa dibatasi waktu dan jarak.

Kemudahan inilah yang menjadi faktor utama

berkembangnya E-commerce dan E-commerce ini menjadi

semakin penting dengan adanya kemajuan di bidang

telekomunikasi dan jaringan komputer yang terus

menerus.

Selain itu, dengan adanya perdagangan bebas,

dengan diberlakukannya ACFTA (ASEAN-China Free Trade

Area) tahun 2010, AFTA di ASEAN tahun 2015, APEC di

Asia Pasifik tahun 2010, dan WTO di dunia tahun 2020,

daya saing dan kompetisi pelaku bisnis dan sistem

birokrasi akan sangat terpengaruh, termasuk di

Indonesia. Bentuk perdagangan yang akan

mendominasi nantinya adalah bentuk perdagangan secara

elektronik atau E-commerce.

Munculnya kegiatan E-commerce ini harus dapat

diantisipasi dengan tepat dan baik agar tidak

kehilangan peluang meraih kesempatan dalam era

globalisasi, terutama di bidang ekonomi. Para pelaku

ekonomi kerakyatan dalam hal ini pengusaha kecil dan

menengah di Indonesia merupakan sasaran pokok yang

harus dibina dan didorong agar dapat memanfaatkan E-

commerce, hal ini dikarenakan posisi UKM yang sangat

strategis antara lain pada populasinya yang mencapai

2,1 juta unit usaha yang tersebar di seluruh nusantara

dan menyerap 20 juta tenaga kerja. Selain itu kegiatan

usahanya relatif tahan terhadap resesi ekonomi dan

memiliki daya saing untuk menghasilkan produk di

pasaran global.

1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud penulis

Adapun maksud penulis, selain untuk mengikuti

latihan kepemimpinan tingkat menengah (LKTM),

sebagai salah satu metodologi untuk menjaga

komunikasi komunikatif yang positif sesama

mahasiswa.

Tujuan Penulisan

Kurangnya kesadaran dari pelaku ekonomi

kerakyatan dalam memanfaatkan teknologi e-commerce

sebagai media informasi dan promosi, situs web

sebagai salah satu bentuk E-commerce adalah media

dengan daya jangkau luas serta paling murah. Hal ini

dikarenakan situs web adalah media informasi yang

dapat diakses dari segala penjuru dunia atau negara

manapun selama jaringan internet tersedia.

Karenanya bagi dunia usaha kecil dan menengah,

situs web adalah media promosi yang paling tepat..

Dengan alasan inilah, maka tujuan penulisan makalah

ini dengan judul “ Peran E-commerce pada Ekonomi

Kerakyatan Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan

dalam Pasar Globalisasi “.

1.2 Manfaat Penulisan

Sebagai masukan bagi perusahaan kecil dan

menengah dalam mengadopsi E-commerce agar

nantinya mampu bersaing di Pasar Global.

Sebagai masukan bagi pemerintah dalam

mengeluarkan peraturan yang diharapkan bisa

mendukung perusahaan kecil menerapkan E-

commerce

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Umum

a. Electronic Commerce (E-Commerce)

Saat ini tidak dapat ditemui definisi

pasti dari Electronic commerce atau E-commerce

yang telah distandarkan dan disepakati bersama.

Kalakota dan Whinston (1997) dalam Daniel et al.

(2002) mendefinisikan E-commerce sebagai “pembelian

dan penjualan informasi, produk dan layanan melalui

jaringan komputer” dimana jaringan komputer yang

dimaksud adalah Internet.

Laudon dan Traver (2002) dalam Asing-Cashman

et al. (2004) mendefinisikan E-commerce sebagai

transaksi komersial antara dan antar organisasi dan

individual yang dilakukan secara digital.

Schneider (2002) masih dalam Asing-Cashman et

al. (2004) mendefinisikan E- commerce sebagai

aktivitas bisnis yang dilakukan dengan menggunakan

teknologi transmisi data elektronik seperti yang

digunakan di Internet dan World Wide Web untuk

menerapkan atau meningkatkan proses bisnis.

Baum (1999) dalam Onno W. Purbo dan Aang Arif

Wahyudi (2001) memberi definisi sebagai berikut

“E-commerce is a dynamic set of technologies, applications, and

business process that link enterprises, consumers, and communities

through electronic transactions and the electronic exchange of

goods, services, and information” (pp.36-44). Jadi, E-

commerce merupakan satu set dinamis teknologi,

aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan

perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu

melalui transaksi elektronik dan perdagangan

barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan

secara elektronik. Teknologi informasi,

telekomunikasi dan Internet adalah teknologi yang

dibutuhkan oleh E- commerce (Yuliana, 2000). Secara

umum, E-commerce dapat diklasifikasikan menjadi 2

jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan

Business to Consumer (B2C) (Onno W. Purbo dan Aang

Arif Wahyudi, 2001).

Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa,

transaksi e-commerce memiliki beberapa

karakteristik yang sangat khusus, yaitu :

Transaksi tanpa batas

Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi

penghalang suatu perusahaan atau individu yang

ingin go-international. Sehingga, hanya perusahaan

atau individu dengan modal besar yang dapat

memasarkan produknya ke luar negeri.Dewasa ini

dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat

memasarkan produknya secara internasional cukup

dengan membuat situs web atau dengan memasang

iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu

(24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh

dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan

transaksi secara on line.

Transaksi anonym

Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui

internet tidak harus bertemu muka satu sama

lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari

pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah

diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang

ditentukan, yang biasanya dengan kartu kredit.

Produk digital dan non digital

Produk-produk digital seperti software komputer,

musik dan produk lain yang bersifat digital dapat

dipasarkan melalui internet dengan cara

mendownload secara elektronik. Dalam

perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui

internet juga meliputi barang-barang kebutuhan

hidup lainnya.

Produk barang tak berwujud

Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-

commerce dengan menawarkan barang tak berwujud

separti data, software dan ide-ide yang dijual

melalui internet.

Implementasi e-commerce pada dunia industry

maupun pada ekonomi kerakyatan yang penerapannya

semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah

suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan

global, namun telah membentuk suatu masyarakat

tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis

Elektronik (Electronic Business Community).

Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai

tempat bertemu, berkomunikasi, dan berkoordinasi

ini secara intens memanfaatkan media dan

infrastruktur telekomunikasi dan teknologi

informasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-

hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional,

pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam

kepentingan secara natural telah membentuk sebuah

pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan

(demand) dan penawaran (supply). Transaksi yang

terjadi antara demand dan supply dapat dengan

mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada

dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuan

dan perkembangan teknologi informasi, yang dalam

hal ini adalah teknologi e-commerce.

b. Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi

yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi

rakyat adalah berbagai bentuk kegiatan ekonomi

maupun usaha yang dilakukan oleh rakyat secara

swadaya terhadap sumber daya ekonomi apa saja yang

dapat diusahakan serta dikuasainya.

Di Indonesia pembangunan ekonomi kerakyatan

umum disebut Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang

meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan,

makanan, dan sebagainya. Dengan tujuan utama guna

memenuhi kebutuhan dasar keluarganya tanpa harus

mengorbankan kepentingan masyarakat lain.

Dalam Konvensi ILO169 tahun 1989 secara

ringkas memberi definisi, ekonomi kerakyatan adalah

ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan

masyarakat lokal guna mempertahankan kehidupannnya.

Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasar pada

pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam

mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun

temurun.

Aktivitas ekonomi kerakyatan terkait dengan

ekonomi sub sistem antara lain mencakup pertanian

tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari

ikan, dan lainnya maupun kegiatan-kegiatan yang

berlangsung di sekitar lingkungannya seperti

kerajinan tangan dan industri rumahan.

Semua kegiatan ekonomi tersebut di atas

dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis

masyarakat yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

hidup masyarakat itu sendiri. Catatan, kegiatan

ekonomi kerakyatan ini dikembangkan tanpa

mengekploitasi sumber daya alam yang ada.

Ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya

alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia sebagai

jawaban terhadap kegagalan yang dialami oleh

negara-negara berkembang pada umumnya termasuk

Indonesia sekaligus sebagai penerapan teori

pertumbuhan yang telah sukses di kawasan eropa.

Dengan pengembangan ekonomi kerakyatan ini

diharapkan agar hasil dari pertumbuhan ekonomi di

suatu negara bisa dinikmati oleh masyarakat hingga

lapisan paling bawah, sekaligus sebagai jawaban

yang mana di banyak negara berkembang terjadi

kesenjangan sosial ekonomi dengan tetap

mempertahankan manusia sebagai stake holders atau

pelakunya. Pembangunan yang berorientasi pada

kerakyatan ini bercirikan pada berbagai kebijakan

yang pro kepentingan rakyat. Maka dengan demikian

konsep ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai

upaya untuk lebih mengedepankan pembangunan ekonomi

rakyat.

Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM Prof. Dr.

Mubyarto (Alm) pernah menyatakan bahwa ekonomi

kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasaskan

kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, serta benar-

benar berpihak pada ekonomi rakyat. Praktiknya,

ekonomi kerakyatan dapat diartikan pula sebagai

ekonomi jejaring (network) yang menghubungkan

sentra–sentra inovasi, produksi, dan kemandirian

usaha masyarakat ke dalam suatu sebuah wadah

jejaring ekonomi yang berbasis teknologi informasi

guna terbentuknya jaringan pasar domestik antar

sentra dan pelaku usaha masyarakat yang kuat dan

mandiri.

Sebagai suatu jaringan, ekonomi kerakyatan

diupayakan siap bersaing dalam era globalisasi,

dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan

sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana

dimiliki oleh lembaga lembaga bisnis internasional.

c. Pasar Global

Pasar global adalah sama seperti pasar

internasional, karena ruang lingkupnya meliputi

world universal, meliputi dua negara atau meliputi

beberapa negara dalam bidang bisnis pemasaran.

pasar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh

pelaku usaha Peluang pasar selalu terbuka bagi

semua pelaku usaha, tak terkecuali di bagi para

pengusaha kecil menengah. Yang penting mesti

kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan

pasar.

Pasar global mengalami perkembangan yang

pesat belakangan ini karena beberapa faktor,

antara lain Adanya beberapa negara industri yang

mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga

murah, misalnya China dan Taiwan

Jika sudah memahami pengertian pasar global

dengan baik, tentunya kita bisa menyimpulkan bahwa

pasar global adalah peluang bisnis yang sangat

besar dan menantang. Ketika suatu orang atau

perusahaan memutuskan untuk ikut serta dalam pasar

global, maka terbukalah kesempatan baginya untuk

mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih banyak

keuntungan. Beberapa kesempatan tersebut antara

lain:

Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain

yang upah buruhnya lebih murah

Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan

pabrik cabang di beberapa tempat di seluruh

dunia untuk mempermudah dan mempermurah

distribusi produknya

Perusahaan dapat memperoleh target konsumen yang

lebih banyak dengan memperkenalkan produknya di

negara lain yang potensial

2.2 Kondisi Pelaku Ekonomi Kerakyatan

Di negara tercinta kita Indonesia kebanyakan

orang menggunakan internet hanya sebagai user

(pemakai) yang dapat di artikan sebagai

konsumen, ini dapat dilihat bahwa pengguna facebook

dari Negara Indonesia sangatlah banyak hingga

mencapai peringkat kedua di dunia setelah amerika,

dari anak SD, sampai seorang profesorpun mempunyai

akun Facebook, dari data yang di peroleh dari

http://id.ibtimes.com pengguna facebook di

Indonesia sebanyak 41 juta pengguna.

User biasanya menggunakan Internet hanya

sebatas untuk mengirimkan email, browsing untuk

mencari informasi, chatting untuk ngobrol sana-

sini dengan teman, berdiskusi melalui forum, milis,

dll. Juga men-downloadmusik, video, software,

games, eBook untuk kepentingan pribadi atau

sekedar hiburan. Namun menurut AsianBrain IMC,

terdapat 2 fakta menarik yang harus diketahui,

yaitu:

1. Bisnis online (e-commerce) saat ini masih

dikuasai oleh negara-negara maju. Sementara

Negara – Negara berkembang seperti Indonesia

dijadikan salah satu target market atau pangsa

pasar mereka.

2. Sebuah bangsa akan lebih maju, jika

masyarakatnya sadar bahwa internet sebenarnya

bisa dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan

bisnis mereka ke seluruh dunia

Pada dasarnya seorang pengusaha akan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

(internet) untuk menggembangkan bisnisnya ke

seluruh dunia, mungkin kita pernah menerima e-mail

dari mereka yang berisi tentang macam – macam

produk mereka, dan mungkin juga kita pernah

mengunjing website mereka yang berisi tentang

promosi dan jenis produk mereka dan terkadang

menyediakan kotak saran (forum diskusi) untuk

konsumennya, akan lebih jelas bila kita melihat pada

gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Internet For Marketer

Dari gambar 3.1 kita bisa melihat bahwa seorang

pengusaha akan memakai internet untuk memperkenalkan

barangnya keseluruh penjuru dunia. Kata – kata

bisnis online sebenarnya sudah marak di Indonesia

dari beberapa tahun sebelumnya dengan istilah

internet marketing, e-commerce atau online

marketing, bila tidak mempunyai bisnis sendiri bisa

mengikuti program affiliatif (membantu memasarkan

produk orang lain demi mendapatkan komisi), namun

tidak begitu banyak orang Indonesia khusunya mereka

yang merupakan pelaku ekonomi kerakyatan yang

memahami hal tersebut secara benar, jika semua orang

Indonesia dalam hal ini para pelaku usaha ekonomi

kerakyatan mengerti akan hal tersebut, mengerti

bagaimana memasarkan produk kedalam dan luar negeri

maka dapat digambarkan dengan skema dibawah ini :

Gambar 3.2 Skema Pemasaran Global

Dengan skema diatas maka akan banyak pelaku ekonomi

kerakyatan yang berpenghasilan ribuan dolar

perbulan, dan Indonesia akan masuk kedalam sebuah

revolusi business engineering.

2.3 Kendala dan Peluang Penerapan E-Commerce pada

Ekonomi Kerakyatan

Menurut Samuel (2010) ,pengimplementasian e-

commerce di Indonesia masih harus menempuh jalan

yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan yang ada

dalam pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan

non-teknis yang kesemua itu membutuhkan kerjasama

yang utuh antara pemerintah, pengembang dari e-

commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya.

Seperti produk-produk teknologi informasi lainnya

seperti juga e-government, e-commerce masih

membutuhkan waktu yang lama untuk dapat dikenal dan

diterima di Indonesia. Berbagai hambatan tersebut

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Dukungan pemerintah.

Dukungan pemerintah yang masih belum jelas

ditambah dengan belum adanya kebijakankebijakan

yang mendukung perkembangan dari e-commerce ini

dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system

teknologi informasi khususnya internet yang

merupakan salah satu tulang punggung dari

perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan

dan deregulasi dalam ekspor impor barang.

b. Perkembangan infrastruktur yang lambat.

Salah satu hambatan utama adalah masih kurangnya

insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok

Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk

secara bertahap membangun infrastrukur yang baik

dan terprogram sehingga secara bertahap, rakyat

Indonesia mulai dapat dikenalkan dengan internet

sebagai salah satu hasil dari perkembangan

teknologi informasi dengan biaya yang murah dan

terjangkau.

c. Kurangnya sumber daya manusia.

Kurangnya SDM Indonesia yang benar-benar menguasai

sistem e-commerce ini secara menyeluruh, yang

tidak saja menguasai secara teknis juga non-teknis

seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan

hingga sistem hukum yang berlaku. Salah satu

alasan yang cukup utama yaitu masih kurangnya

ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku

referensi, jurnal, majalah/tabloid yang membahas

tentang e-commerce juga sarana pendidikan,

seminar, workshop hingga pusat-pusat pengembangan

yang dibangun antara pemerintah, pusat-pusat

pendidikan dan tenaga ahli di bidang e-commerce.

d. Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan

asuransi.

Belum banyaknya bank yang telah membangun system

’electronic banking’ nya dengan baik, selain itu

perbankan Indonesia juga masih sulit untuk

melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang

lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta

belum adanya pihak ketiga sebagai penjamin

transaksi secara online yang benar-benar berada di

Indonesia.

e. Perbaikan sistem perdagangan yang ada.

Adanya keseriusan dari pemerintah untuk

menderegulasi system perdagangan yang memberi

kesempatan luas bagi berkembangnya UKM, sistem

jaringan pengiriman yang baik dan aman, tidak

adanya gangguan diperjalanan dan di institusi yang

berhubungan dengannya seperti pelabuhan, pintu-

pintu perbatasan dan international airport. Serta

yang paling penting deregulasi di bidang ke

pabeanan dan pajak yang mendukung sistem e-

commerce ini berkembang.

Kesemuanya itu bukanlah penghalang yang menjadi

hambatan bagi perkembangan e-commerce di Indonesia,

diharapkan sekali hambatan tersebut menjadi poin

penting untuk mulai mengembangkan e-commerce di

Indonesia. Sedangkan jika kita melihat peluang-

peluang yang ada, kesemuanya itu tentunya diharapkan

memberikan energi atau semangat khusus bagi semua

pihak bahwa sebenarnya ecommerce dapat menjadi

solusi baru bagi ketertinggalan kita disemua bidang

selama ini, seperti:

a. Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan

pangsa pasar yang masih dapat banyak digarap

b. Kondisi geografis yang sangat mendukung

berkembangnya e-commerce, dengan begitu banyaknya

pulau-pulau yang tersebar diseluruh nusantara, e-

commerce merupakan salah satu jalan terbaik untuk

meningkatkan bisnis antar pulau

c. Begitu banyaknya bahan alam yang dapat diolah

menjadi produk-produk yang bagus dan istimewa

d. Begitu banyaknya adat-istiadat dan budaya yang

ada, merupakan sumber inspirasi bagi perkembangan

usaha kerajinan yang dapat menjadi sumber

perdagangan dan komoditi pariwisata jika dikelola

dengan baik.

2.4 Penerapan E-Commerce pada Ekonomi Kerakyatan

Berbicara mengenai manusia Indonesia, dapat

dikatakan bahwa pengusaha kecil, menengah dan

koperasi di indonesia merupakan sasaran pokok yang

harus dibina dan didorong agar memanfaatkan

perdagangan elektronik ini dengan melihat posisinya

yang amat strategis, antara lain : populasinya yang

mencapai 2,1 juta unit usaha yang relatif tahan

terhadap resesi ekonomi dan memiliki daya saing

untuk menghasilkan produk di pasaran global.Kemajuan

Teknologi Informasi (TI) perlu dimanfaatkan para

pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk

mengembangkan bisnisnya melalui e-Commerce,

peluangnya terbuka lebar dan secara teknis mudah

dijalankan, Teddy Sukardi, Ketua Federasi Teknologi

Informasi Indonesia (FTII) mengatakan dalam

perbincangan dengan Business News.

Pemanfaatan teknologi informasi untuk

perdagangan dan jasa atau yang dikenal dengan E-

Commerce bisa dilakukan baik untuk B2B (business to

business) misalnya antara pabrik dengan pemasok

bahan baku atau antara distributor dengan dealer;

maupun untuk B2C (business to consumer) seperti

perusahaan transportasi dengan calon penumpang,

antara rumah sakit dengan pasien dan antara pedagang

dengan pembeli. Selain itu ada jenis pemanfaatan

untuk E-Marketplace, pasar yang terbentuk dan secara

maya mempertemukan penjual dan penjual.

Dengan memanfaatkan E-Commerce dalam operasional

bisnisnya, UKM akan mendapatkan akses pasar yang

lebih luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru.

Di sisi lain, pelanggan akan lebih mudah mendapatkan

informasi yang diperlukan secara on-line. Berbagai

penghematan dan efisiensi akan dicapai seperti dalam

hal biaya transportasi, komunikasi telepon atau fax,

pengiriman, dokumen, cetakan, waktu dan tenaga kerja

Kondisinya sekarang sangat mendukung, antara

lain jumlah pemakai internet di dunia yang

diperkirakan lebih dari 1,3 miliar dan di Indonesia

diperkirakan lebih dari 25 juta orang pengguna

internet. Jumlah tersebut dipastikan bakal bertambah

setiap harinya. Peluang pasarnya terbuka lebar

karena jumlah penduduk dan kebutuhan produk dan jasa

relatif besar. Sumber daya potensial juga tersedia,

termasuk ketersediaan tenaga kerja trampil di bidang

IT. Satu hal yang tidak perlu diragukan, penerapan

IT dalam bisnis bukan hal yang baru karena telah

diimplementasikan dengan berhasil oleh pelaku bisnis

besar maupun para pioneer.

Implementasinya banyak, bisa untuk pengembangan

produk, promosi, transaksi secara online, pengiriman

dan untuk layanan purna jual. Pelaksanaannya juga

bisa bertahap, misalnya dengan menggunakan computer

dalam kegiatan kantor selanjutnya komputer tersebut

terhubung dengan internet dan menggunakan internet

tersebut untuk mencari informasi maupun email.

Berikutnya, pelaku UKM bisa membangun website untuk

mengenalkan usaha dan produk barang atau jasanya.

Pada akhirnya, menggunakan internet untuk transaksi

bisnis dengan pelanggan maupun mitra bisnisnya.

Mengembangkan E-Commerce sebenarnya tidak sulit,

yaitu mulai dari hal yang kecil dan mulai sekarang

juga, antara lain dengan belajar memakai computer

dan internet, memiliki kartu alamat yang ada

emailnya, dan mempromosikan produk melalui web. kita

senantiasa harus proaktif memberdayakan kelompok

usaha kecil menengah yang mempunyai keterbatasan

modal, sumber daya manusia dan keahlian sehingga

mereka dapat berperan dalam perdagangan global yang

akan datang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

E-commerce adalah pembelian dan penjualan

informasi, produk dan layanan melalui jaringan

komputer dimana jaringan komputer yang dimaksud

adalah Internet.

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi

yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi

rakyat adalah berbagai bentuk kegiatan ekonomi

maupun usaha yang dilakukan oleh rakyat secara

swadaya terhadap sumber daya ekonomi apa saja yang

dapat diusahakan serta dikuasainya.

Dengan memanfaatkan E-Commerce dalam

operasional bisnisnya, para pelaku ekonomi

kerakyatan akan mendapatkan akses pasar yang lebih

luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru. Di

sisi lain, pelanggan akan lebih mudah mendapatkan

informasi yang diperlukan secara on-line. Dengan

segala kelebihannya tersebut diharapkan penerapan

E-Commerce mampu membawa perusahaan kecil menengah

bersaing dalam pasar global.

3.2 Saran

Hendaknya penerapan E-Commerce bagi usaha kecil

menengah diberi dukungan baik oleh pemerintah.

Para pelaku ekonomi kerakyatan hendaknya

memanfaatkan E-Commerce sehingga mampu bersaing di

Pasar Global nantinya

Kami sebagai penyusun makalah berharap semoga apa

yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan penulis sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalinspiration.wordpress.com/2012/02/03/e-

commerce-sebagai-solusi-pemasaran-bagi-usaha-mikro-

kecil-dan-menengah-umkm/

http://eprints.undip.ac.id/17595/1/

Vidi_Arini_Yulimar.pdf

http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-

commerce-dalam-bisnis-di.html

https://www.facebook.com/ProdukUkm/posts/

574931572520372

http://www.pajak.go.id/content/e-commerce-tentukan-

masa-depan-perdagangan-indonesia?lang=en