peran dan fungsi pekerja sosial masyarakat

258
PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT (PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON TUNAI BAGI KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM) BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Mirna Tri Pertiwi NIM : 11160541000022 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020

Transcript of peran dan fungsi pekerja sosial masyarakat

PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT

(PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON

TUNAI BAGI KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM)

BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI

KELURAHAN SUDIMARA JAYA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Mirna Tri Pertiwi

NIM : 11160541000022

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020

PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT

(PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON

TUNAI BAGI PENERIMA MANFAAT BANTUAN

PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN

SUDIMARA JAYA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.sos)

Oleh :

Mirna Tri Pertiwi

NIM : 11160541000022

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020

i

ABSTRAK

Mirna Tri Pertiwi, 11160541000022, Kesejahteraan Sosial,

2020

Peran Dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) Di Kelurahan Sudimara Jaya

Masalah kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting

untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga. Pemerintah

telah memberikan program penanggulangan kemiskininan melalui

bantuan sosial dalam bidang pangan yang disalurkan dalam bentuk

nontunai kepada keluarga dengan kondisi ekonomi terendah

didaerah pelaksanaan. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di

Kelurahan Sudimara Jaya menjadi salah satu ujung tombak dari

penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan

studi dokumentasi untuk menggali informasi dengan tujuan

mengetahui Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di kelurahan Sudimara Jaya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Peran Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi

Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di

kelurahan Sudimara Jaya adalah sebagai penggerak, pendamping

sosial bagi penerima manfaat, mitra pemerintah dalam

mengimplentasikan penyaluran BPNT, dan sebagai pemantau

program bantuan sosial non tunai. Dalam melaksanakan tugasnya

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya

telah memaksimalkan fungsi sebagai inisiator, motivator, dan

administrator.

Kata Kunci : Peran, Fungsi, Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM), Bantuan Sosial Non Tunai, Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah mengantarkan umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman

yang terang benderang ini.

Tidak mudah penulis dalam menyelesaikan penelitian

skripsi ditengah-tengah masa pandemik Covid-19 ini, namun

Alhamdulillahirrabbil’alamin dengan penuh perjuangan, usaha

dan tekad yang kuat akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya. Adapun tujuan

penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelat Sarjana Sosial (S.Sos) dalam jenjang

Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang

yang selalu setia menemani penulis dan selalu mendukung penulis

baik dukungan moril maupun materil sehingga penulis telah

berhasil melalui berbagai macam, rintangan dan hambatan dalam

proses mengerjakan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan

iii

terimakasih kepada Mama dan Ayah sebagai pemberi motivasi

terbesar dalam hidup penulis, karena tanpa doa dari kedua orang

tua penulis tidak akan sampai pada proses ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dari mulai proses penyusunan sampai

dengan skripsi ini selesai. Penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhaniddin Lubis, Lc., M.A sebagai

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, Ph.D, M.Ed sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwan

dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Siti

Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW, Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Dr Sihabudin Noor, M.A., Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan Cecep Castrawidjaya, M.Si.

3. Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Prodi Jurusan

Kesesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA

sebagai Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.

4. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, MSW sebagai dosen pembimbing

penulis, penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam

atas kesediannya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah

kesibukannya untuk memberikan arahan, masukan, dan

membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

terkhusus kepada dosen-dosen Prodi Kesejahteraan Sosial.

6. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial, terimakasih atas ilmu dan

kekeluargaan yang kalian berikan

iv

7. Bapak Drs. Abdul Haki selaku Lurah kelurahan Sudimara Jaya

dan para staff kelurahan, terkhusus Ibu Nani Haryani selaku

Kasie Kemasyarakatan kelurahan, terimakasih telah

mengizinkan penulis dan menerima penulis dengan baik dan

memberikan kesempatan penulis untuk mendapatkan ilmu baru

dan pengalaman baru.

8. Bapak Akhmad Irfan Djatmika, selaku Tenaga Kesejahteraan

Sosial Kecamatan Ciledug, terimakasih telah bersedia

meluangkan waktunya untuk penulis.

9. Seluruh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan, Ibu

Sukeni selaku Koordinator PSM, Ibu Siti Habibah, Ibu Siti

Nurhafizah, Ibu Rusdiana, Ibu Purwaningsih, Ibu Masni, Ibu

Enik Kristiyanti, Ibu Nila Andrianti, Mas Eko Lani Purwanto

dan Pak Astari. Penulis mengucapkan terimakasih yang

mendalam kepada keluarga besar PSM Sudimara Jaya telah

menerima dengan baik dan membantu penulis dengan tulus dan

ikhlas dalam penelitian skripsi ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada masyarakat Sudimara Jaya penerima manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai, terimakasih telah bersedia membantu

penulis dalam penelitian skripsi ini

11. Teh Arin, Teh Lida, Salsa, dan Keluarga besar Abah Sukarya,

terimakasih selalu mendoakan, memberikan dukungan moril

dan materil, dan selalu mengingatkan penulis untuk tetap

semangat.

v

12. Deni Ramadhianto yang selalu setia menemani penulis dari

proses awal pembuatan skripsi sampai penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

13. Tiara Herdanti S, Alda Novianti K, Sherly Kurnia S, Itsnaini

Nabila, Kirana Maya, Yassinta, April, Desna Cindra

Wulandari, Syifa Wachdaniyah, Yonabila Tachika, Yessy

Istiani, Dea Defrilia, Mutia Salamah, terimakasih kepada

sahabat-sahabat baik penulis yang selalu mendengarkan keluh

kesah penulis, memberikan semangat, dan support kepada

penulis.

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih

terdapat kekurangan dan belum sempurna. Hal ini dikarenakan

keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun bagi penulis sehingga penulis dapat mengembangkan

ilmu pengetahuan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan

dikemudian hari. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan

skripsi ini, baik bantuan moril maupun materil. Semoga bantuan

yang telah diberikan mendapat balasan yang berlimpah dari Allah

SWT.

Tangerang, 03 September 2020

Penulis,

Mirna Tri Pertiwi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................xiii

DAFTAR GRAFIK ........................................................ xv

DAFTAR BAGAN ......................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................ xvii

DAFTAR ISTILAH ....................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1

B. Pembatasan Masalah ........................................... 10

C. Rumusan Masalah ............................................... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 10

E. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................. 12

F. Metodologi Penelitian ......................................... 16

G. Sistematika Penulisan .......................................... 26

BAB II LANDASAN TEORI ..................................... 29

A. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ............. 29

1. Pengertian Peran .............................................. 29

2. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat .......... 30

3. Status dan Kedudukan, Kriteria dan

Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat......... 31

4. Peran Pekerja Sosial Masyarakat ................... 33

B. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ........... 34

1. Pengertian Fungsi............................................. 34

vii

2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat ................. 35

C. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai ................ 35

1. Pengertian Penyaluran Bantuan Sosial

Non Tunai ......................................................... 35

2. Pengertian Bantuan Pangan Non Tunai ........ 36

3. Ruang Lingkup Bantuan Pangan Non

Tunai .................................................................. 38

4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai ......................................................... 43

D. Landasan Hukum ................................................. 44

1. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 52 Tahun 2009 Tentang

Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga .................................. 44

2. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial ........................................ 45

3. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 2019

Tentang Pekerja Sosial Masyarakat ............... 47

4. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2017

tentang Standar Nasional Sumber Daya

Manusia Penyelenggara Kesejahteraan

Sosial ................................................................. 48

5. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 63 Tahun 2017

Tentang Penyaluran Bantuan Sosial

Non Tunai ......................................................... 49

viii

6. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2019

Tentang Bantuan Pangan Non Tunai............. 49

E. Kerangka Berpikir ............................................... 50

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN ................................................ 54

A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan

Sudimara Jaya ...................................................... 55

1. Sejarah Kelurahan Sudimara Jaya ................. 55

2. Visi dan Misi Kelurahan Sudimara Jaya

............................................................................ 56

3. Profil Kelurahan Sudimara Jaya .................... 57

B. Gambaran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya .................................... 60

1. Sejarah Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya ................... 60

2. Dasar Hukum .................................................... 62

3. Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara

Jaya .................................................................... 62

4. Maksud dan Tujuan Pekerja Sosial

Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya .......... 65

5. Status, Kedudukan, dan Tugas, Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan

Sudimara Jaya ................................................... 65

ix

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ....... 67

A. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ................................. 68

1. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ............................ 69

2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ................... 72

3. Besaran Manfaat .............................................. 74

4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) .......................................... 75

B. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di

Kelurahan Sudimara Jaya .................................... 82

1. Status dan kedudukan ...................................... 82

2. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial

Masyarakat ........................................................ 82

C. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ................... 92

1. Penggagas penyelenggaraan

kesejahteraan sosial yang belum nyata

di tengah-tengah lingkungan

masyarakat ........................................................ 92

2. Pendorong dan penggerak dalam

mengembangkan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial yang sudah

dimunculkan dalam lingkungan

masyarakat ........................................................ 94

x

3. Pendamping sosial bagi masyarakat

penerima manfaat ............................................. 96

4. Mitra pemerintah atau institusi dan

sejawat masyarakat dalam

mengimplementasikan program

pembangunan dan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial ....................................... 103

5. Pemantau program-program

penyelenggaraan kesejahteraan sosial,

yaitu program Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) ................................................. 106

D. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ................. 112

1. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Inisiator ............................................................ 112

2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Motivator ......................................................... 114

3. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Dinamisator ..................................................... 117

4. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Administrator .................................................. 118

BAB V PEMBAHASAN ........................................... 123

A. Terwujudnya Kelancaran Pelaksanaan

Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) .............................................................. 124

xi

B. Terwujudnya Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) yang tepat sasaran ................................ 125

C. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

memberikan pendampingan dengan baik

kepada Keluarga Penerima Manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ............................... 128

D. Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

memperoleh bahan pangan dengan nutrisi

yang seimbang ................................................... 130

E. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan

Sudimara Jaya .................................................... 132

F. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ............................... 140

G. Perspektif Islam Tentang Tolong Menolong ..... 145

BAB VI PENUTUP .................................................... 148

A. Kesimpulan ........................................................ 148

B. Saran .................................................................. 149

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 152

LAMPIRAN .................................................................. 157

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Tabel Informan ...................................................... 20

Tabel 1. 2 Tabel Rancangan Waktu Penelitian ....................... 23

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) .. 41

Gambar 3. 1 Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya

Kecamatan Ciledug .................................. 56

Gambar 3. 2 Peresmian Gedung Kantor Kelurahan

Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug .......... 56

Gambar 3. 3 Peta Kelurahan Sudimara Jaya ................. 59

Gambar 3. 4 Struktur Organisasi Kelurahan ................. 60

Gambar 4. 1 Keluarga Penerima Manfaat BPNT

Kelurahan Sudimara Jaya ......................... 70

Gambar 4. 2 KPM BPNT Menerima Bahan Pangan ..... 72

Gambar 4. 3 Sosialisasi Kartu Keluarga Sejahtera kepada

KPM BPNT Sudimara Jaya ...................... 74

Gambar 4. 4 Bahan Pangan KPM BPNT Sudimara Jaya

pada Penyaluran Tahap ke 3 ..................... 77

Gambar 4. 5 Bimbingan Teknis Dasar Pekerja Sosial

Masyarakat Tahun 2020 oleh Kementerian

Sosial ........................................................ 91

Gambar 4. 6 Pekerja Sosial Masyarakat sebagai penyalur

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di

Kelurahan Sudimara Jaya ......................... 96

Gambar 4. 7 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Mendampingi Calon KPM BPNT ............ 98

Gambar 4. 8 Pelaksanaan Penyaluran BPNT oleh Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) ......................... 99

Gambar 4. 9 KPM Tanda Tangan sebagai Bentuk Tanda

Terima Bantuan Pangan Non Tunai yang

didampingi Oleh PSM .............................. 99

xiv

Gambar 4. 10 Pekerja Sosial Masyarakat dalam

Mendampingi KPM Lansia Pada Penyaluran

BPNT ...................................................... 105

Gambar 4. 11 Briefing Kegiatan Verifikasi Pendataan

Warga yang Terkena Dampak Covid 19 oleh

Lurah Kelurahan Sudimara Jaya ............ 109

Gambar 4. 12 Verifikasi Data Masyarakat yang Terkena

Dampak Covid-19 .................................. 110

Gambar 4. 13 Pelaksanaan Penyaluran Program Bantuan

Sosial Langsung Tunai untuk warga yang

Terkena Dampak Covid-19 .................... 111

Gambar 4. 14 Kegiatan Penyaluran Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) Kelurahan Sudimara Jaya

................................................................ 115

Gambar 4. 15 PSM dan Lurah melakukan Sosialisasi

Program BPNT dan Penggunaan Kartu

Keluarga Sejahtera Kepada KPM Sudimara

Jaya ......................................................... 116

Gambar 4. 16 Laporan Kegiatan Penanganan PMKS oleh

Pekerja Sosial Masyarakat ...................... 119

Gambar 4. 17 Verifikasi Data KPM BPNT oleh PSM

Kelurahan Sudimara Jaya ....................... 122

Gambar 4. 18 Lurah, PSM, dan Kasie Kemasyarakatan

dalam melakukan Verifikasi dan Validasi

Pendataan KPM BPNT ........................... 122

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret

2011-Maret 2020 ............................................. 2

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ....................................................54

Bagan 3. 1 Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya .........64

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Catatan Observasi .............................................. 169

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Dengan Lurah

Sudimara Jaya .................................................... 185

Lampiran 3 Transkrip Wawancara Dengan Koordinator

Pekerjasosial Mastarakat ................................... 190

Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pekerja Sosial

Masyarakat ........................................................ 198

Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan Pekerja Sosial

Masyarakat ........................................................ 204

Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan kasie

Kemasyarakatan Kelurahana Sudimara Jaya ..... 209

Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

Kecamatan Ciledug ........................................... 214

Lampiran 8 Wawancara Keluarga Penerima Manfaat

Bantuan Pangan Non Tunai ............................... 224

Lampiran 9 Wawancara Dengan Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ................ 227

Lampiran 10 Transkrip Wawancara Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ................ 230

Lampiran 11 Surat Persetujuan Pembimbing Akademik ....... 233

Lampiran 12 Surat Keterangan Program Studi ....................... 234

Lampiran 13 Cover Persetujuan Skripsi ................................. 235

Lampiran 14 Surat Permohonan Dosen Pembimbing ............. 236

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian di Kelurahan Sudimara

Jaya .................................................................... 237

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian kepada Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug ......... 238

xviii

DAFTAR ISTILAH

APBD Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah

APBN Anggaran Pendapatan Belanja

Negara

Bantuan Sosial Bantuan berupa uang, barang/jasa

kepada individu, keluarga,

kelompok/masyarakat miskin, tidak

mampu/rentan terhadap resiko

sosial

Bantuan Sosial Non Tunai Bantuan sosial yang diberikan

dalam rangka program

penanggulangan kemiskininan yang

meliputi perlindungan sosial,

jaminan sosial, pemberdayaan

sosial, rehabilitasi sosial, dan

pelayanan dasar

BSP Bantuan Sosial Pangan

BPNT Bantuan Pangan Non Tunai

Bahan Pangan Bahan pangan dalam program

BPNT seperti beras/telur/

kententuan mengenai komoditas

lainnya ditentukan lebih lanjut

berdasarkan kebijakan pemerintah

xix

Bank Penyalur Bank umum milik negara sebagai

mitra kerja tempat dibukanya

rekening

BDT Basis Data Terpadu

DPM Daftar Penerima Manfaat

DTKS Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

e-Waroeng Elektronik Warung Gotong Royong

KKS Kartu Keluarga Sejahtera

KPM Keluarga Penerima Manfaat

Kemenko PMK Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

Kemensos Kementerian Sosial

Kg Kilogram

PSM Pekerja Sosial Masyarakat

PAGU BPNT Pagu BPNT Kabupaten atau Kota

merupakan jumlah Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) BPNT di

setiap kabupaten atau kota

SK Surat Keputusan

SIKS-NG Aplikasi manajemen untuk proses

perbaikan pengusulan baru dari

BDT yang mana didalamnya juga

xx

terdapat modul untuk perbaikan dan

pengusulan data BSP non PKH

Tenaga Pelaksana Tenaga pelaksana sosial yang

bertugas mendampingi keseluruhan

proses pelaksanaan program BPNT

TKSK Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamtan

Validasi Data Proses pengesahan data dengan

memastikan dan memperbaiki data

sehingga data valid atau telah

memenuhi aturan validasi

Verifikasi Data Proses pemeriksaan data untuk

memastikan pendataan yang telah

dilakukan dan memastikan data

yang telah dikumpulkan sesuai

dengan fakta di lapangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan yang berkecukupan merupakan sesuatu

yang pasti diinginkan oleh semua orang, maksud berkecukupan

disini adalah sesuatu yang tidak berlebihan namun cukup untuk

memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan

papan. Namun ternyata masih banyak masyarakat yang sulit

untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.

Individu maupun keluarga yang tidak dapat memenuhi

kebutuhan pokok artinya memiliki kondisi ketidakmampuan

secara ekonomi, dimana tandanya individu maupun keluarga

tersebut memiliki pendapatan yang rendah sehingga tidak

dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk dirinya sendiri

maupun untuk keluarganya. Keadaan di atas tersebut

menjelaskan bahwa seseorang mengalami masalah

kemiskinan.

Menurut (Suharto 2014, 131) masalah kemiskinan

merupakan masalah sosial yang sangat rumit dan sangat sulit

untuk dihilangkan dari permasalahan sosial. Masalah

kemiskinan telah hadir sejak lama dan masih ada di tengah-

tengah masyarakat saat ini. Hal ini juga dikarenakan Indonesia

merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan

jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun, sehingga

tingkat kesejahteraan rakyatnya masih jauh dibawah tingkat

kesejahteraan negara-negara maju.

2

Grafik 1. 1

Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret 2011-Maret

2020

Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS)

Pada Grafik 1.1 menjelaskan mengenai perkembangan

kemiskinan yang terjadi di Indonesia dalam periode Maret

2011-Maret 2020. Persentasi penduduk miskin pada Maret

2020 sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 persen poin terhadap

September 2019 dan meningkat 0,37 persen poin terhadap

Maret 2019. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar

26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap

September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret

2019. Garis kemiskinana pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp

454.652-/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan

makanan sebesar Rp 335.793 (73,86 persen) dan garis

kemiskinan bukan makanan sebesae Rp 118.859 (26,14

persen). Pada Maret 2020 secara rata-rata jumlah rumah tangga

miskin di Indonesia memiliki 4,66 orang anggota rumah

tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per-

rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp

3

2.118.678/rumah tangga miskin/bulan. (Badan Pusat Statistik,

2020)

Kemiskinan juga menjadi salah satu ukuran terpenting

untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga. Menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan

Keluarga, ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah

kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan

serta mengandung kemampuan fisikmateril guna hidup

mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk

hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan

kebahagiaan lahir dan batin.

Hal yang paling utama dalam kesejahteraan sosial

adalah, kelompok-kelompok yang kurang beruntung

(disadvantage groups), khususnya keluarga yang tidak

mampu. Di mana dalam kesejahteraan sosial ini, dilakukan

berbagai cara dan pelayanan agar keluarga-keluarga tidak

mampu ini dapat meningkatkan kualitas hidupnya menuju pada

keluarga sejahtera lahir dan batin yaitu dengan dapat terpenuhi

semua kebutuhan-kebutuhan dasarnya.

Menurut Suharto (2008) di dalam buku kemiskinan dan

perlindungan sosial di Indonesia (Suharto 2009, 3)

perlindungan sosial merupakan elemen penting dalam strategi

kebijakan sosial untuk menurunkan tingkat kemiskinan serta

memperkecil kesenjangan multidimensial. Dalam arti luas,

perlindungan sosial mencakup seluruh tindakan, baik yang

dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat,

4

guna melindungi dan memenuhi kebutuhan dasar terutama

kelompok miskin dan rentan dalam menghadapi kehidupan

yang penuh dengan resiko.

Dalam menjalani kehidupan ini manusia saling

membutuhkan bantuan kepada yang lainnya. Hal tolong

menolong dengan sesama manusia telah diperintahkan,

sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya :

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al

Maidah : 2)

Sepotong dari surat Al-Maidah ayat 2 (dua) di atas

menjelaskan bahwa sikap saling tolong menolong terhadap

sesama manusia sangat dibenarkan dalam Islam. Ayat tersebut

menegaskan bahwa tolong menolong dalam Islam adalah

menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Terlebih lagi,

manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa

bantuan orang lain. Tolong-menolong adalah kunci terciptanya

sukses bermasyarakat dan bersosial.

Dalam upaya pemecahan masalah kesejahteraan sosial

sebenarnya bukan hanya merupakan tanggung jawab

pemerintah, akan tetapi masyarakat juga penting untuk ikut

berpartisipasi. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial,

diperlukan peran masyarakat yang seluas luasnya, baik

5

perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi

sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,

organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial,

maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi

terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu,

dan berkelanjutan.

Keterlibatan masyarakat dalam penanganan masalah

sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial merupakan

wujud memperkuat peran masyarakat sipil (Civil Society) pada

pencapaian cita-cita bangsa untuk mencapai taraf kesejahteraan

sosial yang diinginkan (laras, Hartono 2017, 3). Pemerintah

telah menetapkan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang

dirumuskan berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 2019, bahwa Pekerja Sosial

Masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah

warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung

jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi untuk

membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial.

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai wujud

kekuatan dalam menggerakkan kepedulian sosial dimasyarakat

memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam meminimalisir

meluasnya permasalahan sosial ditingkat desa atau kelurahan,

mengingat Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) tumbuh dari dan

oleh masyarakat setempat, yang paling memahami kondisi

masyarakat. (Akbar, 2017).

6

Kecamatan Ciledug telah menugaskan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) disetiap kelurahan untuk membantu dalam

menangani masalah kesejahteraan sosial. Namun tidak hanya

itu saja, Kecamatan Ciledug menugaskan untuk melibatkan

seluruh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di masing-masing

kelurahannya untuk membantu penyaluran bantuan sosial non

tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT). Seperti di kelurahan Sudimara Jaya telah

menugaskan 10 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

membantu menyalurkan bantuan sosial non tunai bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

(Sukeni, 2020).

Pemerintah Indonesia sudah banyak melaksanakan

berbagai program bantuan sosial untuk mengurangi serta

memperbaiki kualitas hidup masyarakat kurang mampu yang

diberikan secara langsung baik kepada individu, keluarga,

ataupun kelompok dari masyarakat yang kurang mampu

melalui lembaga pelaksana atau kementerian. Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

(Kemenko PMK) sesuai dengan Peraturan Presiden No. 9

Tahun 2015 bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi,

sinkronisasi, dan pengendalian urusan pembangunan manusia

dan kebudayaan. Urusan ini salah satunya menjangkau program

kesejahteraan rakyat, melalui pemberian bantuan sosial pada

masyarakat. Bantuan ini diberikan untuk memenuhi dan

menjamin kebutuhan dasar serta meningkatkan taraf hidup

penerima bantuan sosial.

7

Bantuan sosial non tunai sebagaimana dalam peraturan

Menteri Nomor 63 Tahun 2017 merupakan bantuan sosial yang

diberikan dalam rangka program penanggulangan

kemiskininan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan

sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan

dasar. Penyaluran bantuan sosial secara non tunai dilaksanakan

oleh pemberi bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening

atas nama penerima bantuan sosial.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

dalam buku Program Bantuan Pemerintah untuk Individu,

Keluarga, dan Kelompok Tidak Mampu Menuju Bantuan

Sosial Terintegrasi menyatakan bahwa ada 8 bidang program

bantuan pemerintah untuk individu, keluarga, dan kelompok

kurang mampu, yaitu program dibidang pangan, Pendidikan,

kesehatan, energi, ekonomi dan sosial, perumahan, pertanian,

dan yang terakhir pada bidang kelautan atau perikanan.

Bantuan sosial non tunai yang diberikan oleh pemerintah pada

program dibidang pangan adalah Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT). (TNP2K 2018, 26). Menurut (PMK, Kemenko 2019)

BPNT merupakan program bantuan sosial pangan yang

disalurkan dalam bentuk nontunai (uang elektronik) dari

pemerintah kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap

bulannya, dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli

bahan pangan di e-Waroeng.

Kelurahan Sudimara Jaya memiliki 52 rukun tetangga

dan 12 rukun warga. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

pra penelitian, kelurahan Sudimara Jaya merupakah kelurahan

8

yang paling padat penduduknya dari kelurahan lain di

Kecamatan Ciledug. Tercatat ada sekitar 326 penerima manfaat

bantuan sosial pemerintah di kelurahan Sudimara Jaya yang

artinya kelurahan Sudimara Jaya masih mempunyai masyarakat

dengan kondisi ekonomi yang rendah. Hal ini juga

diungkapkan oleh lurah Sudimara Jaya bahwa kebanyakan

penduduk atau masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya

memiliki mata pencaharian sebagai ojek pangkalan, ojek

online, buruh (kerja serabutan dan ART), supir angkutan

umum, dan pedagang kecil. (Sukeni, 2020)

Salah satu hal yang menarik peneliti untuk melakukan

penelitian di kelurahan Sudimara Jaya adalah karena data

kelurahan menunjukkan jumlah penerima manfaat bantuan

sosial sebanyak 326 yang artinya masih ada masyarakat yang

belum sejahtera. Salah satunya adalah penerima manfaat

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dimana yang menerima

bantuan sosial ini adalah keluarga dengan kondisi ekonomi

terendah di daerah pelaksanaan. Dari data yang diperoleh oleh

peneliti, jumlah penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya sebanyak 78 KPM.

(Sukeni, 2020)

Selain Pekerja Sosial Masyarakat, adapun pihak-pihak

lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) yaitu Lurah kelurahan Sudimara Jaya, Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), KASI

kemasyarakatan, mitra agen BNI, dan tentu saja Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) itu sendiri.

9

Pekerja sosial masyarakat (PSM) merupakan

masyarakat yang secara sukarela melaksanakan tugas dan

membantu pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial

kepada masyarakat penerima manfaat. Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sendiri memiliki peran dan fungsi dalam

menjalankan tugas-tugasnya yang sudah diatur oleh

Kementerian sosial Republik Indonesia yang telah

dicantumkan dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 tahun

2019.

Adapun yang menjadi ketertarikan peneliti untuk

melakukan penelitian ini adalah karena peran dan fungsi

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya

tidak hanya membantu masyarakat dalam menangani masalah

kesejahteraan sosial saja, namun mereka juga mempunyai

peran dan fungsi dalam membantu pelaksanaan program

penanggulangan kemiskinan yaitu penyaluran bantuan sosial

non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam bentuk judul skripsi yaitu “Peran

dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya”.

10

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang

dilakukan oleh peneliti tidak melampui yang lebih luas.

Adapun pembatasan masalah yang penulis lakukan adalah

pada peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan

Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan,

maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana peran dan fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugasnya sebagaimana

diharapkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam

penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di

Kelurahan Sudimara Jaya?”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di

atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan bagaimana peran dan fungsi Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugas yang

diharapkan oleh Kementerian Sosial dalam penyaluran

11

bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan

Sudimara Jaya.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi

peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan

referensi atau bahkan kepustakaan bagi pengembangan

ilmu kesejahteraan sosial

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan

masukan yang dapat memberikan informasi yang

berguna bagi pembaca, masyarakat, dan khususnya

bagi mahasiswa/i Kesejahteraan Sosial dalam

mengetahui peran dan fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM).

c. Manfaat Teoritis

Memberikan masukkan dan informasi yang

diperlukan sebagai bahan Pustaka untuk

pengembangan selanjutnya dan dapat menambah

wawasan keilmuan, khususnya pada program studi

kesejahteraan sosial.

12

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti melakukan

tinjauan terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan topik pembahasan peneliti yang hampir sama

dari segi judul yang akan peneliti buat. Maka dalam penelitian

ini peneliti akan mempertegas perbedaan dari setiap masing-

masing judul serta masalah yang akan dibahas, antara lain :

1. Akbar Noprihono, Universitas Islam Negeri Yogyakarta,

jurusan kesejahteraan sosial, tahun 2017 dengan judul

skripsi :“Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Penanganan Masalah Sosial Lanjut Usia

Terlantar (LUT) Di Desa Nogotirto Gamping”

Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang

fenomena lanjut usia yang terlantar yang jumlahnya

mengalami kondisi naik turun sehingga meresahkan

kalangan masyarakat, terutama pemerintah. Salah satu

pihak yang mempunyai perhatian dan empati yang tinggi

terhadap lansia yang terlantar adalah para Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM). Tidak hanya itu membahas peran PSM

saja penelitian ini juga membahas tinjauan tentang peran

pekerja sosial dan bagaimana profesi pekerjaan sosial

dalam melakukan tahap penyelesaian masalah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menggambarkan bagaimana peran PSM di Nogotirti dalam

melakukan penanganan terhadap lansia terlantar. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa peran PSM dalam

13

menangani lansia terlantar di desa Nogotirto, Gamping

Sleman adalah peran PSM meliputi peran sebagi

penggagas, penggerak, pendamping, mitra pemerintah dan

pemantau program. Selain itu penelitian ini juga membahas

mengenai faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat

peran pekerja sosial masyarakat (PSM) dalam penanganan

masalah sosial lansia terlantar.

Persamaan dari penelitian yang saya lakukan terletak

pada salah satu pembahasan tema yang diambil yaitu

mengenai peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

Perbedaan dari penelitian saya dengan penelitian

terdahulu ini adalah terletak pada salah satu pembahasan.

Pada penelitian terdahulu ini hanya mengangkat soal peran

saja. Sedangkan peneltian saya membahas juga mengenai

fungsi PSM. Selain itu perbedaan lainnya terletak pada

pada objek yang diteliti, yaitu penelitian saya mengenai

penyaluran bantuan sosial non tunai kepada keluarga

penerima manfaat BPNT.

2. Kenni Juliantara, UIN Jakarta, jurusan kesejahteraan

social, tahun 2014, dengan judul skripsi :“Peran Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) dalam Menanggulangi

Pekerja Seks Komersil (PSK) Di Tangerang Selatan”

Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang

pekerja seks komersial dimana pekerjaan tersebut

merupakan salah satu dari perkembangan permasalahan

sosial dalam masyarakat yang begitu kompleks sehingga

14

diperlukan penanganan secara sungguh-sungguh. Maka

dari itu Departemen Sosial Republik Indonesia telah

melatih masyarakat sebagai motivator, stabilisator, dan

pendamping sosial dalam masyarakat yang disebut dengan

nama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Dari sini lah para

PSM berperan menjadi salah satu motivator, stabilitator,

dan pendamping sosial terhadap masalah fenomena pekerja

seks komersial ini.

Persamaan dari penelitian yang saya lakukan masih

sama dengan yang sebelumnya, yaitu terletak pada

pembahasan tema yang diambil yaitu mengenai peran

seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Perbedaan dari penelitian terdahulu ini terletak pada

teori yang digunakan. Dikarenakan pembahasan penelitian

ini lebih kepada peran PSM dalam melakukan

pemberdayaan kepada para PSK di Tangerang Selatan.

Sedangkan peneliti lebih membahas kepada peranan PSM

dalam membantu pelaksanaan program penanggulangan

kemiskinan.

3. Fazra Raissa Wulandari, UIN Jakarta, jurusan

kesejahteraan sosial, tahun 2011, dengan judul skripsi :

“Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha

Bersama dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di

Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur

Tangerang”

15

Isi dari penelitian terdahulu ini adalah mengenai

peranan pekerja sosial masyarakat KUBE dalam

melaksanakan pemberdayaan keluarga miskin. Pada

dasarnya keluarga miskin memiliki kemampuan yang ada

pada diri mereka sebagai modal dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya. Pemerintah melaksanakan

program untuk menanggulangi masalah keluarga miskin

melalui program KUBE. Dari hasil penelitian ini peran

pendampingan sangat diperlukan agar KUBE dapat

berjalan dan berkembang dengan ditampilkannya

pendamping seorang pekerja sosial dibidang

kemasyarakatan.

Persamaan dari penelitian yang saya lakukan yaitu

mengenai objek yang teliti, yaitu mengenai program

pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan terkhusus

bagi keluarga yang mengalami ekonomi rendah. Jika

penelitian terdahulu ini membahas mengenai program

KUBE, saya membahas mengenai program bantuan sosial

non tunai bagi keluarga penerima manfaat dari BPNT.

Perbedaan dari penelitian yang saya lakukan terletak

pada peran Pekerja Sosial Masyarakat dalam melakukan

pemberdayaan keluarga miskin melalui program KUBE.

16

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

proses peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat dalam

penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya. Untuk mendapatkan

tujuan penelitian, maka pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdad dan Taylor yang dikutip oleh (Moleong 2012, 3)

metodologi kualitatif sebagai prosedur sebuah penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Pendekatan ini dinilai cocok dalam menganalisis

tentang peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),

hal itu dikarenakan dengan pendekatan ini peneliti dapat

mengetahui lebih mendalam mengenai peran Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM).

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif menurut (Moleong 2012,

11) merupakan penelitian yang bertujuan memberikan

uraian atau gambaran mengenai fenomena atau gejala

sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan variable

17

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti

tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antar

variable yang diteliti guna untuk eksplorasi atau klasifikasi

dengan mendeskripsikan sejumlah variable yang

berkenaan dengan variable yang diteliti.

Dengan demikian, penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian penelitian

tersebut. Data tersebut akan berasal dari naskah

wawancara, catatan lapSangan, foto, video tape, dokumen

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Pada subjek penelitian yang akan dilakukan adalah

orang yang terlibat dalam penyaluran bantuan sosial non

tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya,

yaitu dimana fokus penelitiannya terhadap Pekerja

Sosial Masyarakat dan beberapa orang lainnya yang

terlibat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai

tersebut.

Selain itu peneliti melakukan pendekatan dengan

beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini untuk mengetahui

apakah peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) dalam membantu melaksanakan penyaluran

bantuan sosial non tunai telah sesuai dengan apa yang

18

dibutuhkan bagi penerima manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT).

b. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah pelaksanaan

penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan Langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan bentuk komunikasi langsung yang

menggunakan dengan instrument-instrument pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut (Bungin 2011, 118) bahwa observasi atau

pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indramata sebagai alat bantu

utamanya selain panca indra lainnya sepertitelinga,

penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi

adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melaluihasil kerja panca indra mata

serta dibantu dengan panca indra lainnya.

19

Objek observasi dalam penelitian ini adalah

kegiatan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),

pendampingan PSM kepada para keluarga penerima

manfaat dalam melakukan pelaksanaan penyaluran

program bantuan pangan non tunai (BPNT), bentuk

koordinasi tugas Pekerja Sosial Masyrakat (PSM)

dengan kelurahan,Tenaga Kesejahteraan Sosial di

Kecamatan (TKSK) Ciledug, masyarakat atau RW/RT

setempat. Dalam kegiatan observasi peneliti

menuangkannya dalam bentuk tulisan cacatan lapangan,

yang catatan tersebut nantinya dijadikan sebagai rujukan

dan data dalam proses analisis data.

b. Wawancara

Menurut EsterBerg dalam buku metode penelitian

kualitatif dan R&D (Sugiyono 2011, 66) wawancara

adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman

wawancara yang bersifat terbuka yang telah disusun

sebelumnya oleh peneliti, namun pertanyaan tersebut

dapat berkembang seiring dengan jawaban yang

diberikan oleh informan.

Proses dalam pengumpulan data ini dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan dengan Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM), beberapa penerima manfaat

20

BPNT, dan petugas di kelurahan Sudimara Jaya, agar

dapat memperoleh semua kelengkapan data dan

informasi peran dan fungsi yang dilaksanakan oleh

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran

bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di

Sudimara Jaya.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam

pemilihan informan menggunakan purposive sampling,

artinya menemukan informan sesuai dengan kriteria

terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.(Bungin

2007, 107) Berikut ini daftar informan yang akan penulis

wawancarai yaitu :

Tabel 1. 1

Tabel Informan No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Koordinator Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM)

Memperoleh informasi

program bantuan sosial non

tunai yaitu Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) dan

memperoleh peran dan

fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan dalam

penyaluran BPNT

1

2. Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)

Memperoleh informasi

program bantuan sosial non

tunai yaitu Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) dan

memperoleh peran dan

fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

2

21

kelurahan dalam

penyaluran BPNT

3. Tenaga

Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK)

Ciledug

Memperoleh maksud,

tujuan, kedudukan, dan

tugas Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM),

memperoleh program

Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT), memperoleh

kriteria Keluarga Penerima

Manfaat BPNT, dan

memperoleh peran dan

fungsi PSM dalam

penyaluran BPNT

1

4. Lurah kelurahan

Sudimara Jaya

Memperoleh profil

kelurahan Sudimara Jaya,

visi misi, kondisi ekonomi

masyarakat penerima

manfaat, memperoleh

program bantuan sosial non

tunai yaitu BPNT, dan

memperoleh peran dan

fungsi PSM dalam

penyaluran BPNT kepada

para KPM di kelurahan

Sudimara Jaya

1

5. Kasi

Kemasyarakatan

kelurahan Sudimara

Jaya

Memperoleh peran dan

fungsi PSM dalam

penyaluran Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT)

1

6. Keluarga Penerima

Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT)

Memperoleh peran dan

fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat dalam

penyaluran bantuan sosial

non tunai kepada KPM

BPNT

3

Jumlah 10

22

Sumber : Olahan Data Pribadi

c. Dokumentasi

Menurut (Bungin 2013, 153) dokumentasi adalah

salah satu metode pengumpulan data yang digunakan

dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri

dara historis. Hal ini karena sejumlah besar fakta dan

data sosial tersimpan dalam pengetahuan sejarah yang

berbentuk dokumentasi.

Teknik dokumentasi merupakan cara peneliti untuk

memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber

yang berupa gambar, foto, lampiran ataupun dokumen

yang dapat mendukung penelitian. Tidak hanya itu

teknik dokumentasi juga dapat mencari data-data tertulis

baik berupa buku, jurnal, ataupun buku yang berkaitan

dengan apa yang sedang diteliti.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut (arikunto, 2010) sumber data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dengan

penelitian melalui wawancara yang mendalam,

pengamatan langsung serta peneliti terlibat. Sumber

data primer penelitian ini diperoleh dari Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) dan orang-orang yang ikut

terlibat dalam pelaksanaan penyaluran bantuan

sosial non tunai bagi KPM BPNT.

23

b. Data Sekunder

Data sekunder data yang diperoleh dari buku-

buku mengenai PSM, catatan atau dokumen-

dokumen, penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian serta didukung juga dari dokumen

resmi dari kelurahan Sudimara Jaya sebagai

referensi untuk menunjang peneliti dalam

melakukan penelitian.

6. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sudimara

Jaya yang terletak di Jalan Sudimara Jaya, Kelurahan

Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Waktu penelitian dimulai bulan Febuari 2020 hingga

Juni 2020.

Tabel 1. 2

Tabel Rancangan Waktu Penelitian

Sumber : Olahan Data Pribadi

7. Teknik Analisis Data

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Proses pengumpulan X X X X X X X X X X X X

2. Proses pengelolaan data X X

3. Proses pelaksanaan wawancara X

4. Proses pelaksanaan observasi X X X X X X X X X X X

5. Proses penyajian data X X X

6. Proses analisis data X X X

7. Proses pengerjaan kesimpulan data X X

8. Paparan hasil penelitian X

NO KEGIATANFebuari Maret April SeptemberMei Juni Juli Agustus

24

Analisis data menurut ( Sugiyono 2014, 244)

yaitu proses mencari dan Menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Peneliti menggunakan model Miles

dan Huberman dalam buku (Sugiyono 2014) yaitu :

a. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih,

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

sehingga data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Penyajian Data (data display)

Penyajian data yaitu dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

sejenisnya sehingga dapat mendisplaykan data yang

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan (verification)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi menurut

Miles dan Huberman adalah kesimpulan awal yang

ditemukan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

25

yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya, akan tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan kredibel.

d. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang telah teruji

dan valid, untuk membuktikan validitas atau keabsahan

data dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

teknik triangulasi. Menurut (Sugiyono 2008, 273)

triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Adapun jenis triangulasi yang akan digunakan

adalah triangulasi sumber, yaitu menguji kredibilitas

data dengan mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber (Sugiyono 2008, 274).

Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan

dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan

data yang didapat dari wawancara dan cacatan

lapangan.

e. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan

peneliti dalam pemilihan informan menggunakan

26

purposive sampling, artinya menemukan informan

sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan

masalah penelitian (Bungin 2007, 107). Berdasarkan

penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini penulis

dapat menentukan responden atau informan dipilih oleh

peneliti secara cermat yang dapat memberikan berbagai

informasi sesuai dengan kebutuhan dari peneliti.

Maka peneliti melakukan wawancara tentang

peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam penyaluran bantuan sosial non tunai Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) bagi Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya meliputi :

a. Lurah Kelurahan Sudimara Jaya

b. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug

c. Kasi Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya

d. Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya

e. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu pada

pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi)

yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2017. Untuk mengetahui gambaran secara garis besar

skripsi ini akan dibagi dalam enam (6) bab dan setiap bab

27

dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan

dan uraiannya, seperti berikut ini :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini berisikan latar

belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang landasan teori,

landasan huku, dan kerangka berpikir yang

berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang profil

kelurahan Sudimara Jaya, sejarah Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM), profil PSM di kelurahan

Sudimara Jaya, dan struktur kepengurusan Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara

Jaya

BAB IV HASIL DATA DAN TEMUAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil data dan

temuan yang didapatkan ketika penelitian

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti membahas hasil data dan

temuan terhadap penelitian yang dilakukan

dengan membandingkannya antara kerangka

berpikir dan teori

28

BAB VI PENUTUP

Merupakan bab penutup dari skripsi, dimana

peneliti menarik kesimpulan dan hasil penelitian

serta memberikan saran yang bermanfaat bagi

yang membacanya

29

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998, 322) kata

“peran” artinya beberapa tingkah laku yang diharapkan

dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat dan

harus dilaksanakan. Soerjono Soekanto menjelaskan

(Soekanto 2007, 213) bahwa peran merupakan aspek

dinamis kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang

untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas

drama, yang dalam konteks sosial peran diartikan sebagai

suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki

suatu posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor

adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang

kebetulan sama- sama berada dalam satu penampilan atau

unjuk peran (role perfomance) Invalid source specified..

Dengan demikian yang dimaksud dengan peran dalam

Invalid source specified. merupakan kewajiban-

kewajiban dan keharusan yang dilakukan oleh seseorang

karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu

masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Manusia

adalah makhluk sosial yang akan membutuhkan satu sama

30

lain yang artinya manusia tidak bisa melepaskan sikap

ketergantungan (dependent) pada makhluk atau manusia

lainnya.

Pada posisi semacam inilah peran sangat menentukan

kelompok sosial masyarakat dalam artian diharapkan dapat

menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya dalam masyarakat di lingkungan dimana ia

bertempat tinggal. Posisi seseorang dalam masyarakat atau

disebut dengan social position merupakan unsur statis yang

menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat

yang artinya seseorang yang menduduki suatu posisi dalam

masyarakat menjalankan suatu peranan Invalid source

specified..

2. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat

Peran serta atau partisipasi masyarakat merupakan

suatu syarat mutlak untuk berhasilnya pembangunan

nasional. Hal ini jelas-jelas telah dikemukakan dalam

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993

yang menyatakan bahwa “berhasilnya pembangunan

nasional sebagai pengamalan Pancasila tergantung pada

peran aktif masyarakat serta pada sikap mental, tekad, dan

semangat serta ketaatan dan disiplin para penyelenggara

negara serta seluruh rakyat Indonesia Invalid source

specified..

Partisipasi masyarakat baik secara individu, kelompok

maupun kelembagaan dalam usaha kesejahteraan sosial

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam format

pembangunan yang dijalankan pemerintah. Salah satu

31

pelaku usaha kesejahteraan sosial yang berasal dari unsur

masyarakat secara perorangan adalah Pekerja Sosial

Masyarakat atau disingkat dengan PSM. Dalam Peraturan

Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019

Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat

dengan PSM adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa

kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa

kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial

secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan

masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Tumbuh kembangnya Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) merupakan gambaran kadar kesadaran dan

tanggungjawab serta partisipasi sosial masyarakat dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dengan jiwa

kesukarelawanan dan kesetiakawanan sosial yang

didasarkan pada keterpanggilan dan kepedulian terhadap

permasalahan sosial masyarakat, PSM dengan segala

kelebihan dan keterbatasannya hadir di tengah-tengah

masyarakat yang tengah berada dalam pusaran perubahan

sosial global, untuk terus berkarya membantu menangani

berbagai permasalahan sosial Invalid source specified..

3. Status dan Kedudukan, Kriteria dan Persyaratan

Pekerja Sosial Masyarakat

a. Status dan Kedudukan

Dalam Peraturan Menteri Nomor 10 Pasal 4 ayat 1

dan 2 menjelaskan bahwa PSM berstatus relawan sosial

yang berkedudukan di desa atau kelurahan atau nama

32

lain di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

b. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat

Dalam buku pedoman pemberdayaan pekerja sosial

masyarakat Invalid source specified. untuk menjadi

Pekerja Sosial Masyarakat diperlukan kriteria dan

syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1) Kriteria Pekerja Sosial Masyarakat

a) Peduli kepada penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS).

b) Aktif melaksanakan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial, baik sendiri maupun

bersama-sama.

c) Mendapat pengakuan dari masyarakat dan

organisasi yang menjadi wadah PSM

2) Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat

a) Warga Negara Republik Indonesia, baik laki-

laki maupun perempuan.

b) Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD

Negara Republik Indonesia 1945.

c) Telah berumur 18 tahun ke atas.

d) Sehat jasmani dan rohani.

e) Atas kemauan dan inisiatif sendiri tanpa

paksaan dari pihak manapun.

f) Memiliki jiwa dan .kepedulian terhadap

permasalahan sosial di lingkungannya

33

g) Telah mengikuti pelatihan dasar PSM dan

bimbingan atau pelatihan di bidang

kesejahteraan sosial lainnya.

h) Mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan dan

sosial.

4. Peran Pekerja Sosial Masyarakat

Dikutip melalui skripsi yang ditulis oleh Akbar

Noprihono (2017) dalam buku Kebijakan Dan Strategi

Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Seri Pekerja Sosial Masyarakat Invalid source specified.

sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya sebagai

berikut Pekerja Sosial Masyarakat dapat menampilkan

sebagian atau keseluruhan dari peranannya,:

a. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang

belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat.

Artinya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang

belum ada atau belum nyata dalam masyarakat, akan

dimunculkan atau digagas kemunculannya.

b. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah

diinisiasi atau dimunculkan dalam lingkungan

masyarakat.

c. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat

pembangunan sosial dan pembangunan nasional.

d. Mitra pemerintah atau institusi dan sejawat masyarakat

dalam mengimplementasikan program pembangunan

dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

34

e. Pemantau program-program pembangunan dan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan

oleh para pemangku kepentingan lainnya.

B. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

1. Pengertian Fungsi

Fungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

jabatan atau sebuah pekerjaan yang dilakukan. Adapun

menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa

fungsi adalah jabatan atau kedudukan Invalid source

specified.. Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud

dengan fungsi adalah menandakan suatu kedudukan dalam

sebuah organisasi yang menggambarkan akan tugas dan

fungsinya.

Berdasarkan teori fungsional yang dikemukakan oleh

Durkheim bahwa kehidupan suatu masyarakat memiliki

struktur dan bekerja sebagai system. Saling bekerja dengan

memainkan fungsinya masing-masing yang tentunya

fungsi tersebut bermanfaat dan memiliki nilai guna bagi

masyarakat serta diperlukan oleh struktur sosial secara

keseluruhan sehingga tercipta hasil akhir yang baik dan

terciptanya masyarakat yang sehat apabila kebutuhan

system sosial dapat terpenuhi. Sebaliknya, apabila dalam

suatu system terdapat bagian yang tidak menjalankan

fungsinya atau disfungsi maka yang terjadi adalah

kerusakan dalam sebuah system dan tidak tepernuhinya

kebutuhan masyarakat dalam suatu system tersebut Invalid

source specified..

35

2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Menteri nomor 10 tahun 2019 pasal 6

seorang Pekerja Sosial Masyarakat atau PSM mempunyai

fungsi sebagai inisiator, motivator, dinamisator, dan

administrator

a. Inisiator

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Inisiator berarti

mengambil inisiatif dan inovasi dalam menangani

masalah Kesejahteraan Sosial.

b. Motivator

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai motivator

berarti melakukan sosialisasi, memberikan informasi,

dan memotivasi masyarakat.

c. Dinamisator

Pekerja Sosial Masyarakat bertindak menggerakan

masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi masalah

kesejahteraan sosial.

d. Administrator

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai administrator

melakukan pencatatan dan pelaporan.

C. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

1. Pengertian Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai

Bantuan sosial adalah bantuan berupa uang, barang,

atau jasa kepada seseorang keluarga, kelompok, atau

masyarakat miskin, tidak mampu, atau rentan terhadap

risiko sosial. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan

36

ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta untuk

mendorong keuangan inklusif, Presiden Republik

Indonesia memberikan arahan agar bantuan sosial dan

subsidi disalurkan secara nontunai pada Rapat Terbatas

(Ratas) tentang Keuangan Inklusif tanggal 26 April 2016.

Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai

sebagaimana dalam peraturan Menteri Nomer 63 Tahun

2017 merupakan bantuan sosial yang diberikan dalam

rangka program penanggulangan kemiskinan yang

meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial,

pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan

dasar. Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai

dilaksanakan oleh pemberi bantuan sosial melalui bank

penyalur kerekening atas nama penerima bantuan sosial.

Penyaluran bantuan sosial nontunai dengan

menggunakan sistem perbankan dapat mendukung perilaku

produktif penerima bantuan serta meningkatnya

transparansi dan akuntabilitas program bagi kemudahan

mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpangan

(PMK, Kemenko 2019).

2. Pengertian Bantuan Pangan Non Tunai

Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)

merupakan program transformasi program rastra untuk

memastikan program menjadi lebih tepat sasaran, tepat

jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat

administrasi. Penyaluran Program Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) mulai dilaksanakan pada tahun 2017 di 44

kota yang memiliki akses dan fasilitas memadai. Secara

37

bertahap, bantuan pangan diperluas ke seluruh kota dan

kabupaten sesuai dengan kesiapan sarana dan prasarana

penyaluran nontunai. Tahun 2019, program BPNT terus

diperluas ke kabupaten atau kota yang pada 2018 masih

melaksanakan Program Bansos RastraInvalid source

specified..

BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) menurut Invalid

source specified. merupakan program bantuan sosial

pangan yang disalurkan dalam bentuk nontunai (uang

elektronik) dari pemerintah kepada KPM (Keluarga

Penerima Manfaat) setiap bulannya, dan yang digunakan

KPM hanya untuk membeli bahan pangan di e-Warong.

Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan kondisi

sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan,

selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

BPNT, yang namanya termasuk di dalam Daftar Penerima

Manfaat (DPM) BPNT dan ditetapkan oleh Kementerian

SosialInvalid source specified..

Alat Pembayaran Elektronik untuk Bantuan Pangan

Nontunai adalah Kartu Keluarga Sejahtera yang

selanjutnya disebut KKS. Bahan Pangan dalam Program

Bantuan Pangan Nontunai adalah beras dan telur, namun

ketentuan mengenai komoditas lainnya ditentukan lebih

lanjut berdasarkan kebijakan pemerintah. Tenaga

Pelaksana BPNT adalah Tenaga pelaksana sosial yang

bertugas mendampingi keseluruhan proses pelaksanaan

Program BPNT (mencakup: sosialisasi, registrasi,

penggantian data, dan pengaduan). Tenaga Pelaksana

38

BPNT yaitu Koordinator Wilayah, Koordinator daerah

Kabupaten/Kota, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

(TKSK), atau pendamping sosial lainnya.

3. Ruang Lingkup Bantuan Pangan Non Tunai

a. Penetapan Lokasi dan Tahap Perluasan

Lokasi pelaksanaan dan pentahapan perluasan

BPNT ditetapkan oleh Kementerian Sosial berdasarkan

keputusan dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) Tim

Pengendali. Kementerian Sosial menyampaikan surat

keputusan kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota

yang ditembuskan ke Pemerintah provinsi mengenai

pentahapan tersebut sebelum pelaksanaan penyaluran

di suatu wilayah. Pada saat perluasan, Program BPNT

dilaksanakan di seluruh wilayah kabupaten atau kota

(mencakup seluruh kecamatan dan desa atau

kelurahan).

Pentahapan perluasan BPNT tahun 2019 diatur

melalui Surat Keputusan Dirjen Penanganan Fakir

Miskin (PFM). Di beberapa daerah dengan

keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur nontunai

akan diterapkan mekanisme Khusus dalam pelaksanaan

perluasan BPNT pada 2019. Daerah dengan

keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur nontunai

diatur melalui Surat Keputusan Dirjen PFM Invalid

source specified..

b. PAGU BPNT

Pagu BPNT Kabupaten atau Kota merupakan

jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di

39

setiap kabupaten atau kota. Menteri Sosial menerbitkan

Surat Keputusan (SK) tentang jumlah KPM dan lokasi

bantuan sosial pangan, yang terdiri dari Bansos Rastra

dan BPNT untuk tingkat kabupaten atau kota.

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau

Kota dapat membuat kebijakan belanja bantuan sosial

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) untuk menambah pagu Penerima Manfaat

BPNT bagi keluarga yang tidak terdapat dalam Daftar

KPM, namun terdapat dalam Data Terpadu

Kesejahteraan Sosial setelah memprioritaskan

pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan

urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Mekanisme BPNT dengan pembiayaan APBD

dapat disesuaikan dengan mekanisme penyaluran

Program BPNT dengan pembiayaan APBN.

c. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non

Tunai

Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga

dengan kondisi sosial ekonomi terendah di daerah

pelaksanaan, selanjutnya disebut Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT, yang namanya termasuk di

dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) BPNT dan

ditetapkan oleh Kementerian Sosial. DPM BPNT

bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

yang dapat diakses oleh Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten atau Kota melalui aplikasi

40

SIKS-NG menu Bantuan Sosial Pangan (BSP). DPM

BPNT yang telah difinalisasi oleh Pemerintah Daerah

dan disahkan oleh Bupati atau Wali Kota dilaporkan

kepada Kementerian Sosial melalui aplikasi SIKS-NG

menu BSP.

Unit penerima manfaat BPNT adalah keluarga.

Namun, untuk kebutuhan penyaluran manfaat BPNT

perlu ditentukan 1 (satu) nama dalam KPM sebagai

Pengurus KPM yang akan menjadi pemilik rekening

BPNT. Pengurus KPM ditentukan menurut urutan

prioritas sebagai berikut:

1) Diutamakan atas nama perempuan di dalam

keluarga, baik sebagai kepala keluarga atau sebagai

pasangan kepala keluarga.

2) Jika tidak ada perempuan dalam keluarga, baik

sebagai kepala keluarga atau sebagai pasangan

kepala keluarga, maka Pengurus KPM adalah

anggota keluarga perempuan yang berumur di atas

17 tahun dan memiliki dokumen identitas.

3) Jika KPM tidak memiliki anggota perempuan di

atas 17 tahun, maka Pengurus KPM adalah laki-laki

kepala keluarga.

4) Jika laki-laki kepala keluarga tidak ada, maka dapat

diajukan anggota keluarga laki-laki yang berumur

di atas 17 tahun dan memiliki dokumen identitas

kependudukan sebagai Pengurus KPM.

5) Jika KPM tidak memiliki anggota keluarga lain

yang berumur 17 tahun ke atas dan memiliki

41

dokumen identitas kependudukan, maka KPM

dapat diwakili oleh anggota keluarga lainnya di

dalam satu KK atau wali yang belum terdaftar

dalam KPM BPNT sebagai Pengurus KPM.

6) Bagi KPM yang merupakan penerima PKH, maka

yang dimaksud sebagai Pengurus KPM BPNT

merujuk pada individu yang telah ditetapkan

sebagai Pengurus PKH.

d. Kartu Keluarga Sejahtera

Instrumen pembayaran yang digunakan sebagai

media penyaluran BPNT kepada KPM adalah Kartu

Keluarga Sejahtera (KKS) dengan desain di bawah ini

:

Gambar 2. 1

Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

Sumber : Buku Pedoman BPNT

42

Untuk BPNT, KKS digunakan sebagai alat

penanda KPM dan berfungsi sebagai kupon elektronik,

sehingga pada saat pemanfaatan BPNT wajib dibawa

oleh KPM. KKS menyimpan nilai besaran manfaat

bantuan pangan yang diberikan. Jika tidak digunakan

pada bulan berjalan, dana bantuan tidak akan hilang.

Manfaat BPNT tidak dapat dicairkan secara tunai. Pada

KKS tertera nama Pengurus KPM, nomor KKS, nama

Bank Penyalur, dan nomor telepon pengaduan. KKS

dan PIN tidak diperbolehkan untuk dipegang dan

disimpan oleh pihak-pihak selain KPM.

e. Besaran Manfaat

Besaran manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) dikutip dari batampos.co.id, Kementerian

Sosial (Kemensos) mengumumkan kenaikan

sementara besaran Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT). Kenaikan ini untuk merespon sekaligus

antisipasi adanya dampak dari kejadian luar biasa

(KLB) Corona di Indonesia. Seperti diketahui besaran

BPNT normalnya adalah Rp 150 ribu per bulan untuk

setiap keluarga penerima manfaat (KPM). Untuk

mengantisipasi potensi gejolak akibat KLB Korona,

besaran itu dinaikkan Rp 50.000 sehingga menjadi Rp

200 ribu per bulan untuk setiap KPM. Penambahan

43

besaran BPNT ini berlaku sejak Maret hingga enam

bulan ke depan.

Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai dan

hanya dapat ditukarkan dengan beras dan/atau telur

sesuai kebutuhan KPM di e-Warong. Pemilihan

komoditas beras dan telur dalam Program BPNT

berdasarkan tujuan untuk menjaga kecukupan gizi

KPM.

4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

Menurut Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2019, Bantuan Pangan Non Tunai

memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :

a. Tujuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

1) Mengurangi beban pengeluaran KPM BPNT

melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan.

2) Memberikan bahan pangan dengan nutrisi yang

lebih seimbang kepada KPM BPNT.

3) Memberikan bahan pangan dengan tepat sasaran,

tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat

harga, dan tepat administrasi

4) Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali

kepada KPM BPNT dalam memenuhi kebutuhan

pangan.

b. Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk

meningkatkan :

44

1) Ketahanan pangan di tingkat KPM BPNT sekaligus

sebagai mekanisme perlindungan sosial dan

penanggulangan kemiskinan

2) Efisiensi penyaluran Bantuan Sosial

3) Akses masyarakat terhadap layanan keuangan dan

perbankan

4) Transaksi nontunai

5) Pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha

mikro dan kecil dibidang perdagangan

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun

2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga

Dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 Bab

1 Pasal 1 ayat 6 tentang Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga, keluarga adalah unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami,

istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan

anaknya. Pada ayat 7 dan 10 menjelaskan bahwa

pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan

keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang

sehat. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk

berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera,

sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,

45

berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya pada Bab 1 pasal 1 ayat 11 mengenai

Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi

keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta

mengandung kemampuan fisikmateril guna hidup mandiri

dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup

harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan

lahir dan batin.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial menurut Undang-undang

Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 dalam bab 1

pasal 1 ayat 1 adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Selanjutnya pada

ayat 2 menjelaskan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang

dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat

dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan

dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial,

jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan

sosial.

46

Pada ayat 6 menjelaskan tentang Pelaku

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yaitu individu,

kelompok, lembaga kesejahteraan sosial, dan masyarakat

yang terlibat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Pada bagian kelima tentang perlindungan sosial pasal 14

ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa Perlindungan sosial

dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari

guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga,

kelompok, atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya

dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.

Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1

dilaksanakan melalui :

a. bantuan sosial;

b. advokasi sosial;

c. bantuan hukum;

Pada Pasal 15 ayat 1 Bantuan sosial dimaksudkan

agar seseorang, keluarga, kelompok, masyarakat yang

mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap

hidup secara wajar. Bantuan sosial sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) bersifat sementara atau berkelanjutan dalam

bentuk :

a. bantuan langsung;

b. penyediaan aksesibilitas;

c. penguatan kelembagaan.

47

3. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 2019 Tentang Pekerja Sosial Masyarakat

Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat

PSM adalah seseorang yang berasal dari unsur masyarakat

yang mengabdi dengan sukarela untuk membantu

pemerintah dalam melaksanakan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial. Dalam Peraturan Menteri Sosial

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 bab 1 pasal 1

ayat 1 tentang Pekerja Sosial Masyarakat, Pekerja Sosial

Masyarakat adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa

kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa

kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial

secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan

masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Selanjutnya pada bab 1 pasal 2 menjelaskan bahwa

PSM dibentuk dengan maksud untuk memberikan

kesempatan dan menumbuhkan kepedulian warga

masyarakat untuk berperan serta dalam melaksanakan

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, meningkatkan

kepedulian warga masyarakat dalam menangani masalah

sosial, dan sebagai mitra pemerintah atau institusi dalam

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

Pekerja Sosial Masyarakat mempunyai tugas yang

sudah diatur dalam bab 2 pasal 5 yaitu sebagai berikut:

a. mengambil inisiatif dalam penanganan masalah sosial

48

b. membantu mendorong, menggerakkan, dan

mengembangkan kegiatan Penyelenggaraan

Kesejahteraaan Sosial;

c. mendampingi warga masyarakat yang membutuhkan

layanan sosial;

d. mendampingi program Kesejahteraan Sosial di tingkat

desa atau kelurahan atau nama lain;

e. berperan aktif dalam program nasional;

f. sebagai mitra pemerintah atau institusi dalam

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

4. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Sumber Daya

Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial

Dalam Peraturan Menteri Sosial tersebut dalam

pasal 14 ayat 1 menyebutkan bahwa relawan sosial terdiri

atas Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, Tenaga

Pelopor Perdamaian, Taruna Siaga Bencana, Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan, wahana kesejahteraan

sosial berbasis masyarakat, wanita pemimpin kesejahteraan

sosial, kader rehabilitasi berbasis masyarakat, kader

rehabilitasi berbasis keluarga, penyuluh sosial masyarakat,

Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga, Lembaga

Peduli Keluarga, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial.

49

5. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial

Non Tunai

Dalam Bab II pasal 2 ayat menyebutkan bahwa

Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai dilaksanakan

terhadap bantuan sosial yang diberikan dalam bentuk uang

berdasarkan penetapan Pemberi Bantuan Sosial.

Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 merupakan bantuan sosial yang

diberikan dalam rangka program penanggulangan

kemiskininan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan

sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan

pelayanan dasar.

Pada pasal 3 ayat 1 menjelaskan bahwa penyaluran

Bantuan sosial secara non tunai dilaksanakan oleh pemberi

bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening atas nama

Penerima Manfaat Bantuan Sosial.

6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

20 tahun 2019 Tentang Bantuan Pangan Non Tunai

Peraturan Menteri Sosial Tentang Penyaluran Bantuan

Pangan Nontunai nomor 20 tahun 2019 bab 1 pasal 1

menjelaskan bahwa Bantuan Pangan Nontunai yang

selanjutnya disingkat BPNT adalah bantuan sosial yang

disalurkan secara nontunai dari pemerintah yang diberikan

kepada KPM setiap bulannya melalui uang elektronik

50

selanjutnya digunakan untuk membeli bahan pangan yang

telah ditentukan di e-warong. Elektronik Warung Gotong

Royong yang selanjutnya disebut e-warong adalah agen

bank, pedagang atau pihak lain yang telah bekerja sama

dengan bank penyalur dan ditentukan sebagai tempat

penarikan atau pembelian bantuan sosial oleh penerima

bantuan sosial bersama bank penyalur.

Di dalam bab 2 tentang kriteria dan persyaratan bantuan

pangan non tunai, pada pasal 5 menyebutkan bahwa

Peserta BPNT dipersyaratkan sebagai KPM yang

tercantum dalam data penerima bantuan dan pemberdayaan

sosial yang bersumber dari data terpadu kesejahteraan

sosial. KPM BPNT diutamakan untuk peserta program

keluarga harapan yang tercantum dalam data penerima

bantuan dan pemberdayaan sosial yang bersumber dari data

terpadu kesejahteraan sosial.

E. Kerangka Berpikir

Bantuan Pangan Non Tunai yang selanjutnya disingkat

dengan BPNT menurut Peraturan Menteri Sosial nomor 20

tahun 2019 adalah bantuan sosial yang disalurkan secara

nontunai dari pemerintah yang diberikan kepada keluarga

penerima manfaat setiap bulannya melalui uang elektronik

selanjutnya digunakan untuk membeli bahan pangan yang

telah ditentukan di e-warong.

51

Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan

kondisi sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan,

selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

BPNT, yang namanya termasuk di dalam Daftar Penerima

Manfaat (DPM) BPNT dan ditetapkan oleh Kementerian

Sosial. Saat ini yang tercatat dalam Data Terpadu

Kesejahteraan Sosial untuk program bantuan sosial BPNT di

kelurahan Sudimara Jaya sebanyak 78 KPM.

Dalam peraturan Menteri sosial nomor 20 tahun 2019,

dalam pelaksanaan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) diperlukan tenaga pelaksana. Kelurahan Sudimara

Jaya telah mengeluarkan surat keputusan bahwa Pekerja Sosial

Masyarakat sebagai tenaga pelaksana program Bantuan

Pangan Non Tunai. Pekerja Sosial Masyarakat di kelurahan

Sudimara Jaya berasal dari masyarakat di wilayahnya. Dalam

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2019 Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat

dengan PSM adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa

kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa

kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara

sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan

masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Dari penjelasan diatas mengenai Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM), seorang Pekerja Sosial memiliki fungsi

sebagai inisiator, motivator, dinamisator dan administrator

52

yang wajib dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Masyarakat

dalam menjalankan peran-perannya yaitu sebagai penggagas

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang belum nyata di

tengah-tengah lingkungan masyarakat, pendorong dan

penggerak dalam mengembangkan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial, pendamping sosial bagi masyarakat

penerima manfaat pembangunan sosial dan pembangunan

nasional, mitra pemerintah atau institusi dan sejawat

masyarakat dalam mengimplementasikan program

pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial dan

sebagai pemantau program-program pembangunan dan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh para

pemangku kepentingan lainnya.

Pada penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

di kelurahan Sudimara Jaya membutuhkan peran dan fungsi

seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) untuk terlaksananya

penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai yang dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan aturan-aturan yang ada.

Diharapkan dari peran dan fungsi PSM sebagai tenaga

pelaksana dari program BPNT dapat memperoleh hasil sebagai

berikut :

1. Memberikan pendampingan dengan baik kepada penerima

manfaat BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai)

2. Terlaksananya penyaluran BPNT yang tepat sasaran

3. Terlaksananya kelancaran penyaluran pelaksanaan BPNT

53

4. Keluarga Penerima Manfaat memperoleh bahan pangan

dengan gizi yang seimbang

54

Bagan 2. 1

Kerangka Berpikir

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bantuan

Pangan Non

Tunai (BPNT)

Peraturan

Menteri Sosial

Tentang

Penyaluran

Bantuan Pangan

Non Tunai

Nomor 20 tahun

2019

BPNT adalah

bantuan sosial

yang disalurkan

secara nontunai

dari pemerintah

yang diberikan

kepada KPM

setiap bulannya

PEKERJA

SOSIAL

MASYARAKAT

(PSM)

Peraturan Menteri

Sosial Republik

Indonesia Nomor

10 Tahun 2019

Pekerja Sosial

Masyarakat adalah

warga masyarakat

secara sukarela

mengabdi untuk

membantu

pemerintah dan

masyarakat dalam

penyelenggaraan

kesejahteraan

sosial.

• PSM Sudimara

Jaya sebagai

tenaga

pelaksanaan dan

penyalur Bantuan

Pangan Non

Tunai (BPNT)

• PSM di

kelurahan

Sudimara Jaya

berjumlah 10

orang

Keluarga

Penerima

Manfaat

(KPM)

BPNT

Penerima

Manfaat

BPNT

adalah

keluarga

dengan

kondisi

sosial

ekonomi

terendah di

daerah

pelaksanaan

, jumlah

KPM

BPNT di

kelurahan

Sudimara

Jaya

sebanyak

78

PERAN & FUNGSI

PEKERJA SOSIAL

MASYARAKAT (PSM)

1) PERAN (Kementerian

Sosial, Seri Pedoman

Pekerja Sosial

Masyarakat)

1. Penggagas penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

2. Pendorong dan penggerak

dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

3. Pendamping sosial bagi

masyarakat penerima

manfaat

4. mengimplementasikan

program enyelenggaraan

kesejahteraan sosial

5. Pemantau program

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

2) FUNGSI (Peraturan

Menteri Sosial Nomor 10

Tahun 2019)

Inisiator, Motivator,

Dinamisator, dan

Administrator

HASIL YANG DIPEROLEH :

• Memberikan pendampingan dengan baik kepada

penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

• Terlaksananya kelancaran pelaksanaan penyaluran

Bantuan Pangan Non Tunai

• Terlaksananya penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

yang tepat sasaran

• KPM BPNT memperoleh bahan pangan dengan nutrisi

yang seimbang

55

A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya

1. Sejarah Kelurahan Sudimara Jaya

Kelurahan Sudimara Jaya adalah dahulunya adalah

sebuah desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Pada

tahun 1982 terjadi pemekaran wilayah Sudimara Barat dan

Sudimata Timur. Pada tahun 1992 terbentuk kota madya

yang membuat wilayah Sudimara Timur dimekarkan

menjadi Sudimara Timur dan Sudimara Jaya. Disini

Kelurahan Sudimara Timur merupakan induk dari

Kelurahan Sudimara Jaya.

Alasan pemekaran Kelurahan Sudimara Timur

dikarenakan instruksi gubernur, selain itu juga dikarenakan

penduduknya sudat sangat padat. Pada akhirnya tahun 1993

Kelurahan Sudimara Jaya berdiri sendiri. Arti nama

Sudimara Jaya sendiri merupakan hasil musyawarah tokoh

masyarakat yang dahulunya ada orang tertua di wilayah

Sudimara bernama Bapak Ahmad Jaya, akhirnya nama

belakang beliau dipakai dan menjadi Sudimara Jaya.

Kantor Sudimara Jaya yang berdiri sampai saat ini

merupakan asset dari Sudimara Timur. Dahulunya kantor

Sudimara Jaya ini merupakan kantor dari Kelurahan

Sudimara Timur, namun ketika terjadi pemekaran tersebut

Sudimara Timur memberikan asset kantor ini kepada

Sudimara Jaya.

Dari seluruh kelurahan yang berada di kecamatan

Ciledug, kelurahan Sudimara Jaya merupakan wilayah

56

yang paling kecil dan memiliki penduduk terbanyak

dibandingkan wilayah keluarahan lain.

Gambar 3. 1

Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3. 2

Peresmian Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan

Ciledug

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Visi dan Misi Kelurahan Sudimara Jaya

Kiblat dari visi dan misi kelurahan Sudimara Jaya

adalah visi dan misi dari Kota Tangerang. Berdasarkan

artikel yang didapat dari Palapanews.com, usai dilantik

Arief Wismansyah didampingi oleh Sachrudin

57

memaparkan visi misi untuk lima tahun mendatang 2018-

2023 yaitu jika dirinya Bersama Sachrudin memiliki visi

misi terwujudnya Kota Tangerang yang Sejahtera,

Berakhlakul Karimah, dan Berdaya Saing dengan

menciptakan Kota Tangerang menjadi kebanggaan bagi

kita semua.

“Untuk meweujudkan hal itu tentunya perlu modal

kebersamaan, sehingga program pembangunan yang

terbagi dalam tiga kelompok besar bisa berjalan dengan

baik.” (Arief R Wismansyah, Walikota Kota

Tangerang, 2018)

3. Profil Kelurahan Sudimara Jaya

a. Kondisi Geografis

Sudimara Jaya merupakan kelurahan di wilayah

kecamatan Ciledug, kota Tangerang. Sudimara Jaya

memiliki luas sebesar 0,78 km2 dengan jumlah

penduduk 23.649 orang. Kelurahan Sudimara Jaya

memiliki 52 rukun tetangga dan 12 rukun warga. Luas

kelurahan Sudimara Jaya sendiri sekitar 81,55 Ha.

Batas wilayah sebelah utara kelurahan

Sudimara Jaya adalah dengan Karang Timur, sebelah

selatan dengan Peninggilan Timur, sebelah barat

dengan Sudimara Timur, dan sebelah Timur berbatasan

dengan Sudimara Barat.

b. Kondisi Demografi

Berdasarkan data yang tercatat di kelurahan tahun

2019, Kelurahan Sudimara Jaya berpenduduk 23.649

jiwa yang terdiri dari :

58

- Jumlah penduduk laki-laki : 12.071 orang

- Jumlah penduduk perempuan : 11.578

- Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 669

Adapun masyarakat kelurahan Sudimara Jaya yang

menjadi keluarga penerima manfaat sampai tahun 2020

berjumlah 326 orang.

c. Kondisi Kehidupan Beragama

Masyarakat kelurahan Sudimara Jaya sebagian

besar menganut berbagai macam-macam agama, antara

lain :

- Islam : 22. 172 Jiwa

- Kristen : 576 Jiwa

- Katholik : 261 Jiwa

- Hindu : 90 Jiwa

- Budha : 50 Jiwa

d. Kondisi Ekonomi

Masyarakat kelurahan Sudimara Jaya memiliki

berbagai macam mata pencaharian, yaitu sebagai

berikut :

- Buruh tani : 3

- Buruh : 491

- Sopir : 42

- Pedagang kecil : 171

- Lainnya : 416

- TNI/ polri / sipil : 115

- Ojeg/ojol : 237

59

Gambar 3. 3

Peta Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

60

Gambar 3. 4

Struktur Organisasi Kelurahan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

B. Gambaran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan

Sudimara Jaya

1. Sejarah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan

Sudimara Jaya

Berdasarkan adanya pelaksanaan kegiatan penanganan

masalah kesejahteraan sosial di ditingkat Kelurahan, maka

dibentuklah Pekerja sosial Masyarakat (PSM). Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya

menurut Ibu Masni yang pernah menjabat sebagai

koordinator PSM, mengatakan bahwa :

“PSM sudah ada sejak tahun 2005, saya sendiri waktu

dulu, kemudian disuruh cari anggota. Dulu PSM

kegiatannya tidak ada neng, paling cuma ngurus orang

61

yang tidak punya yang masuk rumah sakit. Kegiatan

beda banget sama yang sekarang mah.” (Masni,

Anggota PSM Sudimara Jaya, 2020)

Berdasarkan pertimbangan diatas, tahun 2017 PSM di

kelurahan Sudimara Jaya mulai terbentuk. Para PSM di

kelurahan Sudimara Jaya berasal dari ibu-ibu kader

posyandu yang dengan sukarela mendaftarkan diri ke dinas

sosial Kota Tangerang untuk menjadi seorang Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) di wilayah Sudimara Jaya.

Pekerja Sosial Masyarakat di wilayah kelurahan

Sudimara Jaya berjumlah 10 orang yang terdiri dari 8 orang

perempuan dan 2 orang laki-laki. Rata-rata Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) kelurahan Sudimara Jaya berusia 30

tahun ke atas sampai dengan 50 tahun. Memang Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) harus merupakan masyarakat

yang berdomisili di wilayahnya sendiri, karena akan lebih

mudah melakukan penanganan masalah kesejahteraan

sosialnya jika mereka sudah memahami bagaimana kondisi

dan situasi dari suatu wilayah.

Maka dari itu dalam rangka pelaksanaan kegiatan

penangan masalah kesejahteraan sosial dalam wilayah

kelurahan, Lurah Sudimara Jaya membuat Surat Keputusan

(SK) untuk membentuk Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat

(IPSM) di Kelurahan Sudimara Jaya. Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) berdasarkan SK Lurah Sudimara Jaya

yang sudah ditetapkan pada 17 Januari 2019 mempunyai

tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

62

a. Melaksanakan penanganan permasalahan sosial di

wilayah kelurahan Sudimara Jaya

b. Melaporkan hasil kegiatan kepada Lurah

2. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1993 tentang

Pembentukan Kota madya Daerah Tingkai II

Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Negara Republik

Indonesia Nomor 3518).

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 nomor : 12, Tambahan Negara

Republik Indonesia Nomor 4957).

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013, Tahun 2011

Tentang Penanganan Fakir Miskin (Tambahan Negara

Republik Indonesia Nomor 5235).

4. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01

Tahun 2012 Tentang Pekerja Sosial Masyarakat.

5. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 82 Tahun 2016

Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, tugas, dan

fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan.

3. Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya

Berdasakan Surat Keputusan yang sudah ditetapkan

oleh Lurah Sudimara Jaya, berikut ini merupakan susunan

63

struktur kepengurusan Pekerja Sosial Masyarakat di

Kelurahan Sudimara Jaya :

64

Bagan 3. 1

Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Hasil Olahan Pribadi, Data Surat Keputusan

Kelurahan Sudimara Jaya

PEMBINA

Lurah, Sekertaris, Kasie

Kemasyarakatan

KOORDINATOR

Sukeni

SEKERTARIS

Siti Habibah

BENDAHARA

Siti Nurhafizah

ANGGOTA

Rusdiana

Purwaningsih

Masni

Enik Kristiyanti

Nila Andrianti

Eko Lani Purwanto

Astari

65

4. Maksud dan Tujuan Pekerja Sosial Masyarakat

Kelurahan Sudimara Jaya

Maksud dan tujuan Pekerja Sosial Masyarakat

Kelurahan Sudimara Jaya sudah tertuang dalam peraturan

Menteri sosial Republik Indonesia nomor 10 tahun 2019

sebagai berikut :

a. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dibentuk dengan

maksud memberikan kesempatan dan menumbuhkan

kepedulian warga masyarakat untuk berperan serta

dalam melaksanakan Penyelenggaraan Kesejahteraan

Sosial; meningkatkan kepedulian warga masyarakat

dalam menangani masalah sosial; sebagai mitra

pemerintah/institusi dalam Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial.

b. Tujuan dibentuknya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

untuk terwujudnya Penyelenggaraan Kesejahteraan

Sosial; terlaksananya pelayanan sosial masyarakat;

terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap

pelayanan sosial.

5. Status, Kedudukan, dan Tugas, Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya

Status, kedudukan, tugas, dan fungsi seorang Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara mengacu

pada peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 2019 yaitu sebagai berikut :

a. Status dan Kedudukan

66

Pekerja Sosial Masyarakat berkedudukan di desa

atau kelurahan. Pekerja Sosial Masyarakat mempunyai

wilayah kerja di desa atau kelurahan, kecamatan,

kabupaten atau kota, provinsi, dan nasional.

Berdasarkan peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia nomor 10 Tahun 2019, PSM berstatus

sebagai relawan sosial.

b. Tugas Pekerja Sosial Masyarakat

a) menginisiasi penanganan masalah sosial;

b) mendorong, menggerakkan, dan mengembangkan

kegiatan penyelenggaraan kesejahteraaan sosial;

c) sebagai pendamping sosial bagi warga masyarakat

penerima manfaat dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial;

d) sebagai mitra pemerintah atau institusi dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

e) memantau program penyelenggaraan kesejahteraan

sosial.

67

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah warga

masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab

serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial, secara sukarela mengabdi untuk membantu

pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan

sosial. Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial nomor 10 tahun

2019 tugas Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) tercantum dalam

pasal 5 ayat 1, dalam melaksanakan tugasnya Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) mempunyai fungsi yang tercantum dalam pasal

6 ayat 1. Selain fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) juga

mempunyai peranan yang ditampilkan dalam melakukan tugasnya

yang sudah diatur oleh Kementerian Sosial melalui buku

Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan

Sosial Masyarakat Seri Pekerja Sosial Masyarakat. Seperti pada

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Sudimara Jaya, mereka

mempunyai peran dan fungsi dalam membantu penyaluran

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya.

Maka dari itu pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil

data dan temuan selama melakukan penelitian tentang Peran dan

Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Penyaluran

Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara

Jaya. Hasil dari data dan temuan dilakukan peneliti melalui teknik

68

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil dan temuan

peneliti dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT)

Bantuan sosial non tunai sebagaimana dalam Peraturan

Menteri Nomor 63 Tahun 2017 merupakan bantuan sosial

yang diberikan dalam rangka program penanggulangan

kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial,

pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar.

Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai dilaksanakan oleh

pemberi bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening atas

nama penerima bantuan sosial. Salah satu program dari

bantuan sosial non tunai dalam rangka penanggulangan

kemiskinan dengan memberikan kebutuhan pangan yang

cukup untuk mengurangi beban masyarakat yang kurang

mampu adalah Bantuan Pangan Non Tunai atau disingkat

dengan BPNT.

BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) menurut Invalid

source specified. merupakan program bantuan sosial pangan

yang disalurkan dalam bentuk non tunai (uang elektronik) dari

pemerintah kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap

bulannya, dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli

bahan pangan di e-Warong.

69

1. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT)

Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan

kondisi sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan

yang selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) BPNT. KPM BPNT yang namanya termasuk di

dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) BPNT yang

ditetapkan oleh Kementerian Sosial. DPM BPNT

bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.

Pada awalnya tercatat ada 34 KPM di Sudimara Jaya,

namun tahun 2020 ini bertambah sebanyak 44. Jadi untuk

saat ini berdasarkan hasil wawancara dan data dari

kelurahan tercatat ada 78 KPM BPNT di kelurahan

Sudimara Jaya. Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh

Lurah kelurahan Sudimara Jaya sebagai berikut :

“Untuk sekarang ini jumlah penerima Bantuan Pangan

Non tunai (BPNT) ada 78 KPM. Kalo dulu di wilayah

Sudimara Jaya data yang turun dari Kementerian

Sosial hanya ada 34 KPM, sekarang alhamdulillah

data penerima manfaat yang lainnya yang layak

mendapatkan bantuan sudah turun.”(Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara

Jaya, 2020)

70

Gambar 4. 1

Keluarga Penerima Manfaat BPNT Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada Gambar 4.1 merupakan potret dari Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT). Peneliti mengambil gambar tersebut ketika

peneliti melakukan kinjungan ke lokasi pada hari Rabu, 20

Mei 2020. Peneliti menyaksikan langsung bagaiama

suasana pagi itu di rumah agen mitra BNI tempat

penyaluran berlangsung terlihat sangat padat dan ramai

dipenuhi KPM BPNT, dikarenakan pada bulan ini berbeda

dengan bulan sebelumnya karena bulan ini para Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) yang namanya baru terdaftar

baru mendapatkan kartu keluarga sejahtera. Peneliti

melihat KPM BPNT tetap mematuhi protokol kesehatan

dengan memakai masker, dan tidak bersalaman. Namun

dikarenakan lokasi penyaluran kurang besar sulit untuk

bisa menerapkan jaga jarak. Namun Pekerja Sosial

71

Masyarakat selalu memberi peringatan untuk tetap jaga

jarak.

Pada kesempatan kali ini Bapak Abdul Haki selaku

Lurah Kelurahan dengan didampingi oleh Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) mensosialisasikan mengenai Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) dan penggunaan Kartu

Keluarga Sejahtera kepada para KPM BPNT yang baru

agar mereka memahami mengenai program BPNT. Dengan

penuh kesabaran Ibu Sukeni selaku koordinator Pekerja

Sosial Masyarakat menjelaskan Kembali secara perlahan

apa yang telah disampaikan oleh Bapak Lurah agar seluruh

KPM memahami. Peneliti menyaksikan langsung

bagaimana wajah para Pekerja Sosial Masyarakat yang

sudah mulai kelelahan, namun mereka tetap dengan

semangat melayani para KPM BPNT dengan tulus.

Pada bulan ini KPM BPNT yang baru memiliki

Kartu Keluarga Sejahtera mendapatkan double bahan

pangan yaitu pada bulan April dan bulan Mei. Peneliti

melihat para KPM sangat senang ketika menerima bantuan

bahan pangan berupa beras, telur, sop-sopam, jagung,

tempe, dan buah pisang. (Catatan lapangan lihat laporan

observasi pada hari Rabu, 20 Mei 2020)

72

Gambar 4. 2

KPM BPNT Menerima Bahan Pangan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

Instrumen pembayaran yang digunakan sebagai media

penyalur BPNT kepada KPM adalah Kartu Keluarga

Sejahtera atau disingkat dengan KKS. Kartu Keluarga

Sejahtera digunakan sebagai alat penanda KPM dan

berfungsi sebagai kupon elektronik sehingga pada saat

penyaluran BPNT kartu tersebut wajib dibawa oleh setiap

masing-masing KPM.

Kartu ini diibaratkan sebagai kartu ATM para KPM

penerima BPNT karena kartu ini menyimpan nilai besaran

manfaat dari BPNT. Seperti yang peneliti amati ketika

peneliti melakukan kunjungan lapangan pada hari Rabu, 19

Febuari 2020 peneliti melihat langsung bagaimana bentuk

73

Kartu Keluarga Sejahtera tersebut. Kartu tersebut bewarna

merah putih berlambangkan burung garuda.

Pada kartu tersebut tertulis nama pengurus KPM,

nomor KKS, bank penyalur, dan nomor telepon pengaduan.

Peneliti juga menyaksikan langsung ketika Bapak Abdul

Haki selaku lurah Sudimara Jaya menjelaskan tentang

Kartu Keluarga Sejahtera dan bagaimana cara

penggunannya kepada para KPM BPNT. Ibu Sukeni selaku

koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara Jaya

menegaskan kepada para KPM bahwa Kartu Keluarga

Sejahtera dan pin tidak diperbolehkan dipegang dan

disimpan oleh orang lain, sekalipun Pekerja Sosial

Masyarakat itu sendiri.

Namun dengan syarat para KPM jangan sampai

menghilangkan kartu tersebut. Pekerja Sosial Masyarakat

juga memperingati bahwa jangan sampai kartu ini hilang

atau rusak. (Catatan lapangan lihat laporan observasi pada

hari Rabu, 19 Febuari 2020)

74

Gambar 4. 3

Sosialisasi Kartu Keluarga Sejahtera kepada KPM BPNT

Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Besaran Manfaat

Besaran manfaat merupakan jumlah uang yang masuk

ke Kartu Keluarga Sejahtera melalui bank penyalur yaitu

BNI yang diterima oleh KPM BPNT setiap bulannya.

Besaran manfaat yang diterima para KPM awalnya sebesar

Rp. 150.000,00/bulan namun pemerintah menambahkan

lagi menjadi sebesar Rp. 200.000,00/bulan. Dalam

kunjungan lapangan hari Rabu, 19 Febuari 2020, peneliti

mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Bapak

Abdul Haki selaku Lurah Sudimara Jaya bahwa ada

kenaikan besaran manfaat bagi KPM BPNT. (Catatan

lapangan lihat laporan observasi pada Hari Rabu, 19,

Febuari 2020)

75

Informasi tersebut juga peneliti dapatkan ketika

peneliti melakukan wawancara dengan Lurah Sudiamara

Jaya, sebagai berikut :

“Jumlah uang yang diterima Keluarga Penerima

Manfaat saat ini berjumlah Rp.200.000,00/bulan.

Dalam jumlah ini ada kriteria pangannya untuk bisa

mencukupi uang tersebut. Seperti beras 12 kg, ada

protein seperti tempe tahu, ada sayur, ada buah ada

protein hewaninya seperti ayam atau telur sebesar 1

kg”.(Abdul Haki, Lurah Kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT)

a. Tujuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

1) Mengurangi beban pengeluaran KPM BPNT

melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan

Dari hasil wawancara dengan salah satu KPM

BPNT, mengungkapkan bahwa Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) mampu sedikit mengurangi

beban pengeluaran KPM.

“Bersyukur aja udah dapet itu, justru uangnya

yang harusnya biasanya buat beli beras bisa

buat yang lain karena ada bantuan ini.” (Ibu

Ninuk, KPM BPNT Sudimara Jaya, 2020)

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil

wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak

Abdul Haki sebagai berikut :

“Dengan adanya bantuan BPNT ini ya sedikit

banyak membantu masyarakat meskipun

bentuknya sembako jadi bukan dalam artian

perekonomian mereka bisa tertutupi, minimal

76

ya kebutuhan pokok mereka bisa terpenuhi.”

(Abdul Haki, Lurah Kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

2) Memberikan bahan pangan dengan nutrisi yang

lebih seimbang kepada KPM BPNT

Dalam kunjungan lapangan yang dilakukan

peneliti, peneliti melihat bahwa para KPM BPNT

menerima bahan pangan nutrisi yang sudah

seimbang. Hal ini terbukti ketika hari Senin, 30

Maret 2020 peneliti melihat KPM BPNT

menerima bahan pangan berupa beras 10 kg dan 2

jagung segar sebagai bahan makanan pokok

sumber karbohidrat, lauk pauknya adalah unggas

yaitu daging ayam 1 ekor sebagai sumber protein

hewani, kacang hijau sebagai sumber protein

nabati, sop-sopan dan yang terakhir adalah buah

pisang sebanyak 1 sisir. (Catatan Lapangan lihat

laporan observasi pada hari Senin, 30 Maret 2020)

77

Gambar 4. 4

Bahan Pangan KPM BPNT Sudimara Jaya pada Penyaluran

Tahap ke 3

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3) Memberikan bahan pangan dengan tepat sasaran,

tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat

harga, dan tepat administrasi.

Dengan adanya tenaga pelaksana Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) seperti, Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) bantuan sosial pangan di

Sudimara Jaya sudah tepat sasaran. Hal tersebut

bisa dibuktikan dikarenakan Pekerja Sosial

Masyarakat melakukan verifikasi dan validasi

yang turun dari Kementerian Sosial dengan tujuan

untuk mengetahui apakah bantuan pangan ini

sudah tepat sasaran. Seperti yang diungkapkan

oleh ibu Sukeni selaku koordinator Pekerja Sosial

Masyarakat :

78

“Alhamdulillah sih sudah tepat sasaran,

makanya kita selalu melakukan verifikasi dan

validasi data adalah untuk mengetahui bantuan

ini sudah tepat sasaran apa belum.” (Rosdiana,

Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

Bantuan Pangan Non Tunai di kelurahan

Sudimara Jaya juga sudah tepat waktu, tepat

jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat

administrasi. Hal tersebut peneliti amati ketika

peneliti berkesempatan untuk ikut kegiatan

penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

dari bulan bulan Febuari sampai bulan Maret. Dari

hasil pengamatan observasi peneliti dapat

menemukan bahwa Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) disalurkan dengan tepat waktu.

Waktu Pelaksanaan BPNT adalah sebulan

sekali, selama peneliti mengikuti kegiatan

penyaluran dari bulan Febuari bantuan sosial ini

tidak pernah telat untuk disalurkan kepada KPM.

Selain itu jumlah dan kualitas dari bahan pangan

sudah memenuhi kriteria gizi seimbang yang sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh KPM BPNT.

Selain itu itu bahan pangan yang diberikan akan

disesuaikan dengan kenaikan harga bahan pangan

yang terjadi. Hal tersebut juga telah diungkapkan

oleh lurah Sudimara Jaya sebagai berikut :

“Membuat perencanaan menyesuaikan harga

bahan pangan karena bisa sewaktu-waktu ada

79

kenaikan bahan pokok. Seperti waktu di bulan

puasa kemarin harga bahan pangan melonjak

tinggi nah kita berusaha menyesuaikan supaya

jumlah besaran manfaat ini bisa tepat harga dan

tetap mencukupi bahan pangan bagi KPM

BPNT.” (Abdul Haki, Lurah Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

4) Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali

kepada KPM BPNT dalam memenuhi kebutuhan

pangan

Bantuan Pangan Non Tunai bertujuan untuk

memberikan lebih banyak pilihan dalam

memenuhi kebutuhan pangan. Pekerja Sosial

Masyarakat Sudimara Jaya membantu

merencanakan kriteria bahan pangan yang sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat

penerima manfaat.

“Kami PSM juga sering melakukan

komunikasi ya dengan KPM, bertanya

mengenai bahan pangan, apa yang sedang

mereka butuhkan. Kita merencanakan bahan

pangan yang sesuai dengan kebutuhan KPM

intinya, bukan dari kita atau siapapun.”

(Astari, Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara

Jaya, 2020)

b. Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai untuk

Meningkatkan :

1) Ketahanan pangan di tingkat KPM BPNT

sekaligus sebagai mekanisme perlindungan

sosial dan penanggulangan kemiskinan

80

Manfaat BPNT sebagai mekanisme

perlindungan sosial dan penanggulangan

kemiskinan sudah terbukti dengan meningkatnya

ketahanan pangan yang dirasakan oleh KPM

BPNT. Dari hasil wawancara dengan beberapa

KPM BPNT, mengungkapkan bahwa sebagian

kebutuhan pangan tercukupi.

“Alhamdulillah bersyukur cukup, budeh

jadi bisa nyimpen uang terus udah gak

kekurangan. Anak-anak budeh juga pada

dapet jadi alhamdulillah cukup udah gak

kekurangan kayak dulu.” (Ibu Chotimah,

KPM BPNT Kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

“Kalo dibilang cukup ya cukup. Udah

cukup ngebantu lah nutupin sebagian bahan

dapur kayak ada beras terus telor kan

kadang ada ayam. Bersyukur aja udah dapet

itu.” (Ibu Yuli, KPM BPNT Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

2) Efisiensi penyaluran Bantuan Sosial

Pekerja Sosial Masyarakat membantu

meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan

sosial non tunai ini. Penyaluran Bantuan Pangan

Non Tunai agar efisiensi dan untuk kelancaran

penyaluran, Pekerja Sosial Masyarakat akan

mengumpulkan seluruh KPM BPNT di rumah

mitra agen BNI untuk mengambil bantuan sosial

pangan tersebut. Dengan sistem mekanisme

penyaluran seperti ini menjadi tidak membuang

waktu, tenaga, dan biaya. Jika penyaluran

81

bantuan sosial ini mekanismenya secara door to

door dinilai kurang efisiensi mengingat jumlah

KPM BPNT di Sudimara Jaya yang cukup

banyak.

Hal diatas tersebut peneliti dapatkan dari

hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ketika

mengikuti kegiatan penyaluran bantuan sosial

non tunai bagi KPM BPNT dari tanggal 19

Febuari sampai dengan tanggal 22 Juli 2020.

(Catatan lapangan lihat laporan hasil observasi

dari bulan Febuari sampai Juli 2020)

3) Akses masyarakat terhadap layanan keuangan

dan perbankan

Bantuan Pangan Non Tunai memiliki

manfaat dalam meningkatkan akses masyarakat

penerima manfaat terhadap layanan keuangan

dan perbankan melalui Kartu Keluarga Sejahtera

yang setiap bulan kartu tersebut terisi dengan

jumlah saldo dari bank penyalur sehingga

masyarakat mendapatkan akses terhadap layanan

keungan dan perbankan untuk mendapatkan

bantuan pangan.

4) Transaksi nontunai

Bantuan sosial pangan ini dilakukan dengan

transaksi non tunai dan tidak dapat ditunaikan

jumlah uang yang ada di Kartu Keluarga

Sejahtera tersebut.

82

B. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Sudimara

Jaya

1. Status dan kedudukan

Dalam Peraturan Menteri Nomor 10 Pasal 4 telah

menjelaskan bahwa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

adalah masyarakat yang berstatus relawan sosial yang

berkedudukan di tingkat kelurahan atau desa. Seperti

halnya di Kelurahan Sudimara Jaya, Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sudah ada di kelurahan Sudimara Jaya

sejak tahun 2005 dimana para Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) berasal dari kader posyandu yang kemudian

mereka memiliki keterpanggilan jiwa untuk mencalonkan

diri mereka untuk menjadi seorang Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di kelurahan.

Hal diatas telah peneliti dapatkan dari hasil

wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK) wilayah Ciledug, sebagai berikut:

“PSM itu dari kelurahan, di SK-kan oleh lurah, dan

di SK-kan Kembali oleh wali kota melalui dinas

sosial. Bisa dibilang PSM itu adalah organisasi

eksklusif, kenapa? Karena PSM yang SKnya ada

dua, yaitu dari kelurahan dan walikota.” (Akhmad

Ifan D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

Ciledug, 2020)

2. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat

Kriteria dan persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) sudah diatur dalam Peraturan Menteri Sosial

83

Nomor 10 tahun 2019 pasal 4 ayat 1 dan 2. Bahwa kriteria

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) salah satunya adalah

peduli dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial

serta aktif dalam melaksanakan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan PSM dan Lurah kelurahan Sudimara

Jaya :

“Untuk jadi PSM tidak ada kriteria khsusus ya, kita

benar-benar murni karena keterpanggilan jiwa

untuk membantu dan kebetulan kita juga bagian

kader dari posyandu .” (Rosdiana, Pekerja Sosial

Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh Bapak

Abdul Haki selaku Lurah Sudimara Jaya, sebagai berikut

:

“Tidak ada persyaratan yang khusus, hanya saja

persyaratan mutlaknya dia mau mengabdikan jiwa

raganya untuk mengabdi kepada masyarakat dan

sukarela membantu pemerintah tanpa pamrih.

Mereka ini adalah murni pekerja sosial yang betul-

betul tidak digaji, karena mereka mempunyai

panggilan dari hatinya untu membantu pemerintah

terutama membantu masyarakat di wilayahnya.”

(Abdul Haki, Lurah Kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

ditemukan bahwa tidak ada kriteria dan persyaratan yang

khusus untuk bisa menjadi PSM di kelurahan. Yang

terpenting siapapun masyarakat yang mempunyai jiwa

sosial, peduli dengan masyarakat, peduli dengan keadaan

lingkungan di wilayahnya, dan yang paling utama adalah

84

rela untuk bekerja dan mengabdi pada masyarakat tanpa

mengharapkapkan imbalan atau gaji.

Berikut ini merupakan kriteria dan persyaratan bagi

Pekerja Sosial Masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri

Nomor 10 tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat

adalah sebagai berikut :

a) Peduli kepada penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS)

Kriteria utama Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) adalah memiliki rasa kepedulian, terutama

peduli kepada 26 Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS). Dari hasil wawancara dengan yang

sudah diolah dengan peneliti mengungkapkan bahwa

PSM tidak hanya memperhatikan masyarakat

penerima manfaat bantuan sosial saja, namun mereka

juga peduli dengan penyandang masalah

kesejahteraan sosial dengan membantu dalam

pendampingan.

“Kalo dulu peran kita sebagai pendamping sosial

masyarakat penerima manfaat tuh banyak mulai

dari orang terlantar dan penyandang disabilitas,

kalo dulu belum ada bantuan sosial seperti BPNT

jadi kita lebih mendampingi masyarakat yang

rentan sosial. Kalo sekarang masih juga

mendampingi masyarakat yang rentan sosial,

hanya sekarang ini kita ada tambahan

mendampingi KPM BPNT.” (Astari, Pekerja

Sosial Masyarakat kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

85

“Tidak ada kriteria yang khusus untuk bisa

menjadi PSM, jika seseorang ingin menjadi PSM

tandanya ia punya rasa kepedulian sosial dan

jiwa sosial yang tinggi.” (Nani Haryani, Kasie

Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

b) Aktif melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan

sosial

Selain peduli kepada penyandang masalah

kesejahteraan sosial, Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) juga harus aktif dalam melaksanakan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Seperti aktif

dalam menyelenggarakan bantuan sosial dari

pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai serta

aktif dan cepat tanggap dalam menghadapi

permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di

wilayahnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Abdul Haki selaku lurah Kelurahan Sudimara Jaya

sebagai berikut :

“Keliatannya memang PSM hanya aktif dalam

penyelenggaraan bantuan sosial yang

diberikan pemerintah saja, namun faktanya

tidak. Mereka aktif tidak terbatas hanya

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau

bantuan sosial lainnya. Masalah anak

terlantar, ada anak butuh sekolah, bahkan

kasus KDRT mereka aktif untuk ikut terlibat

dalam menangangi permasalahan

tersebut.”(Abdul Haki, Lurah Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

c) Mendapat pengakuan dari masyarakat

86

Masyarakat wilayah kelurahan Sudimara Jaya

menyebut Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai

kader kelurahan dan sebagai orang yang membantu di

wilayahnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ini berasal dari ibu-

ibu kader posyandu. Dari hasil wawancara dengan

masyarakat penerima manfaat mereka

mengungkapkan bahwa mereka mengenali PSM

sebagai kader kelurahan yang membantu mereka

dalam memperoleh bantuan sosial yang masuk ke

wilayah Sudimara Jaya.

Berikut merupakan hasil wawancara dengan

masyarakat penerima manfaat yang sudah diolah

dengan peneliti :

“Saya taunya mereka ini adalah orang dari

kelurahan yang mengadakan kegiatan penyaluran

bantuan sosial seperti ini saja.” (Ibu Yuli, 46th,

Keluarga Penerima Manfaat BPNT, 2020)

“Saya taunya mereka orang-orang yang suka

membantu di wilayah Sudimara Jaya aja.”(Ibu

Chotimah, 72th , Keluarga Penerima Manfaat

BPNT, 2020)

“Saya tidak tau kalo nama ibu-ibu ini adalah

Pekerja Sosial Masyarakat, saya taunya mereka

adalah kader yang suka membantu orang-orang

kayak kita gini.” (Ibu Ninuk, 40th, Keluarga

Penerima Manfaat BPNT, 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

ditemukan bahwa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

sudah mendapatkan pengakuan dari masyarakat

87

wilayah Sudimara Jaya hal ini terlihat ketika

masyarakat penerima manfaat merasakan kehadiran

PSM sebagai seseorang yang membantu masyarakat

di wilayahnya.

Namun diluar kriteris tersebut Tenaga

Kesejahteraan Kecamatan Ciledug memberikan

kriteria mengenai keterampilan Pekerja Sosial

Masyarakat. Dikarenakan teknologi sekarang

semakin canggih, Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK) Ciledug menambahkan tentang

kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki

oleh PSM. Berikut merupakan pemaparan hasil

wawancara dengan TKSK Ciledug yang sudah diolah

dengan peneliti :

“Keterampilan atau kemampuan PSM pada

dasarnya adalah mereka mampu untuk

berinteraksi sosial dengan masyarakat di

wilayahnya. Namun dikarenakan sistem dari

kota Tangerang, kecamatan, dam kelurahan

sudah menggunakan sistem teknologi yang

canggih maka PSM dituntut untuk menguasai

teknologi yang ada, seperti penggunaan hp

android, computer, dan laptop.” (Akhmad Irfan

D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

Ciledug, 2020)

Hal tersebut juga peneliti temukan dalam

kunjungan lapangan pada hari Juma’t, 3 April 2020

peneliti melihat bahwa masih ada beberapa Pekerja

Sosial Masyarakat yang kurang bisa

mengoperasionalkan komputer. Peneliti

88

menyaksikan langsung bagaimana para Pekerja

Sosial Masyarakat kesulitan dalam proses

penginputan data kekomputer, dikarenakan beberapa

dari Pekerja Sosial Masyarakat sudah berumur

sekitar 40 tahun ke atas membuat mereka kesulitan

untuk belajar cara mengoperasionalkan komputer.

(Catatan lapangan lihat laporan observasi pada hari

Jum’at ,03 April 2020)

Dari hasil pemaparan wawancara dan catatan

lapangan observasi dapat disimpulkan bahwa ada

penambahan mengenai kriteria dan persyaratan

Pekerja Sosial Masyarakat, yaitu Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) harus bisa menguasai

penggunaan teknologi, seperti komputer, laptop dan

hp android. Minimal PSM dapat menggunakan

handphone android, mengingat sistem dari pusat

yaitu dinas sosial kota Tangerang sudah

menggunakan sistem digital untuk masalah

pendataan atau mengurus segala sesuatu.

Dalam menjalankan peran serta fungsinya

Pekerja Sosisl Masyarakat (PSM) akan diberikan

bimbingan teknis dasar. Peraturan Menteri Sosial

Nomor 10 Tahun 2019 menjelaskan bahwa Pekerja

Sosial Masyarakat akan mendapatkan bimbingan

teknis atau pelatihan-pelatihan dasar. Hal tersebut

telah dibenarkan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK) Ciledug dalam wawancara yang

89

dilakukan oleh peneliti. Dari hasil data wawancara

tersebut peneliti dapat menemukan bahwa pelatihan

yang diberikan kepada seluruh Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) diselenggarakan oleh Dinas

Sosial Kota Tangerang. Waktu pelatihan ini tidak

menentu, seperti yang diungkapkan oleh PSM di

Sudimara Jaya :

“Ada pelatihan tapi gak pasti, termasuk jarang

sih ya.” (Astari, PSM Sudimara Jaya, 2020)

“Jarang sih pelatihan, tapi pernah ada. Biasanya

setatahun 1 sampai 2 kali, tapi tidak semua

PSM ikut hanya beberapa aja sebagai

perwakilan gitu.” (Rosdiana, PSM Sudimara

Jaya, 2020)

Dalam bimbingan teknis awal, Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) akan diberikan pelatihan dasar

mengenai pemberdayaan sosial baik dari sisi

managementnya dan secara teknis turun ke lapangan

langsung.

“Bentuk pelatihannya kita belajar tentang teori

dalam mendampingi KPM, lalu membahasa

tahapan dalam menggali permasalahan. Lebih

ke teori sih ya pelatihan-pelaihannya.” (Astari,

PSM Sudimara Jaya, 2020)

Bapak Irfan sendiri selaku TKSK Ciledug, juga

memberikan pelatihan secara sistem sharing yang

dilakukan setiap sebulan sekali. Pelatihan ini akan

dilakukan perwilayah ataupun sekecamatan Ciledug.

“Pada tahap awal mereka akan diberikan

pelatihan dasar tentang management

pemberdayaan sosial. Selain pelatihan pada

90

managementnya, mereka juga diberikan

pelatihan praktek di lapangan langsung

mengenai pemberdayaan sosial. TKSK pun akan

memberikan pelatihan dengan cara sharing

mengenai permasalahan kesejahteraan apa yang

sedang mereka tangani dan bagaimana cara PSM

dalam menangani masalah sosial tersebut.

Biasanya waktu pelatihan sharing ini dilakukan

sebulan sekali sekecamatan Ciledug atau

perwilayah.” (Akhmad Irfan D, Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan, 2020)

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Sudimara Jaya menjelaskan bimbingan teknis dasar

PSM membahas mengenai materi atau teori yang

dipakai untuk melakukan pendampingan sosial

kepada masyarakat. Namun bimbingan teknis dasar

ini biasanya hanya akan diikuti oleh dua orang PSM

perwakilan dari setiap kelurahan masing-masing

sekecamatan Ciledug.

“Pada tanggal 6-7 Maret tahun 2020 ada

bimbingan teknis dari Kementerian Sosial yang

diselenggarakan selama dua hari di Hotel

Horison Tangerang yang diikuti seluruh PSM

sekota Tangerang. Bimbingan teknis ini

biasanya tidak semua anggota PSM ikut, seperti

saya kemarin tidak mengikuti bimbingan teknis.

Yang ikut bimbingan teknis kemarin adalah Bu

Enik dan Bu Purwaningsih, beliau-beliau lah

yang nantinya akan menyampaikan kepada saya

dan anggota lainnya tentang isi dari bimbingan

teknis tersebut. Bimbingan teknis dasarnya

berupa materi atau teori mengenai

pendampingan sosial kepada penerima manfaat/

warga yang sedang membutuhkan bantuan.”

91

(Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Dari hasil wawancara peneliti diatas dapat

diketahui bahwa dalam bimbingan teknis dasar

tersebut Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) diberikan

bimbingan teknik dasar oleh Kementerian Sosial

berupa materi dan teori mengenai cara melakukan

pendampingan sosial kepada penerima manfaat atau

warga masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Gambar 4. 5

Bimbingan Teknis Dasar Pekerja Sosial Masyarakat Tahun 2020

oleh Kementerian Sosial

Sumber : Dokumentasi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Pada Gambar 4.5 merupakan potret dokumentasi

oleh salah satu anggota PSM di Sudimara Jaya dalam

mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan

oleh Kementerian Sosial. Pada bimbingan teknis dasar

tersebut PSM harus paham bagaimana kondisi

92

masyarakat di wilayahnya dan harus cepat tanggap jika

ada permasalahan sosial yang terjadi.

C. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT)

Di dalam buku kebijakan dan strategi pemberdayaan

tenaga kesejahteraan sosial masyarakat seri pekerja sosial

masyarakat sesuai dengan kapasitas dan komptensinya PSM

dapat menampilkan sebagian atau keseluruhan dari

peranannya yaitu sebagai berikut :

1. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang

belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat

Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara Jaya sebagai penggagas

kesejahteraan sosial yang belum nyata di tengah-tengah

lingkungan masyarakat adalah mereka ingin menciptakan

usaha kecil seperti UMKM (usaha mikro,kecil,

menengah) di wilayah Sudimara Jaya. Harapan mereka

dengan adanya usaha tersebut Pekerja Sosial Masyarakat

bisa membantu masyarakat yang membutuhkan dengan

hasil usaha tersebut. Selain itu mereka juga ingin

membantu masyarakat yang namanya tidak terdaftar di

Basis Data Terpadu (BDT) dari Kementerian Sosial yang

menurut PSM seharusnya mereka sangat layak untuk

terdaftar dan mendapatkan bantuan dari pemerintah.

93

Berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu

Sukeni selaku koordinator Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya :

“Jadi kita ingin buka usaha seperti warung makan,

tetapi karena keterbatasan dana dan lahan kita

belum bisa mewujudkan usaha tersebut. Latar

belakang kenapa kita para PSM ingin membuat

usaha ini karena ketika kita sedang melakukan

pencatatan atau verifikasi data sering kali

ditemukan masyarakat yang harusnya layak untuk

dibantu namun mereka tidak terdaftar namanya di

BDT. Maka di luar itu semua kami para PSM

akhirnya memakai kas pribadi PSM untuk

meringankan beban masyarakat yang

membutuhkan tersebut. Selain itu kami akan tetap

mengusulkan nama-nama masyarakat yang

seharusnya layak dan berhak mendapatkan bantuan

sosial yang diberikan oleh pemerintah.”(Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Salah satu faktor lainnya mengapa peran

penggagas mereka untuk melakukan penyelenggaran

kesejahteraan sosial terhambat, dikarenakan Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) ini tidak mempunyai

kewenangan yang bebas untuk mewujudkan gagasan

mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ciledug :

“Peran PSM sebagai penggagas penyelenggaraan

kesejahteraan sosial adalah hanya sebatas

mengusulkan saja. Mereka tidak punya

kewenangan untuk mewujudkan gagasan tersebut.

Kewenangan itu tetep ada di dinas sosial.”

94

(Akhmad Irfan D, Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan Ciledug, 2020)

Berdasarkan wawancara di atas dapat ditemukan

bahwa peran PSM sebagai penggagas

penyelenggaraan kesejahteraan sosial sifatnya hanya

sebatas mengusulkan. Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) tidak bisa berjalan sendiri dengan bebas.

Pengantar atas gagasan Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) akan ditampung oleh TKSK untuk nantinya

disampaikan ke dinas sosial kota Tangerang.

“Pengantar dari gagasan tersebut akan dijembatani

oleh TKSK untuk menyambung ke dinas sosial.

Jadi PSM itu lebih cenderung menggagas

dilapangan aja. PSM hanya bisa mengusulkan

gagasan saja, tapi kelemahan dari itu dia tidak

mempunyai kewenangan karena harus berkaitan

dengan program-program pemerintah di kota

Tangerang. Dikarenakan sifat PSM di kelurahan

masih koordinasi.”(Akhmad Irfan D, Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug, 2020)

2. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah

dimunculkan dalam lingkungan masyarakat

Dari hasil wawancara yang sudah diolah oleh

peneliti dapat ditemukan bahwa contoh nyata peran

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai pendorong dan

penggerak dalam mengembangkan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial yang baru dimunculkan adalah

mengenai pandemik virus covid 19 yang sudah masuk ke

Indonesia. Kelurahan Sudimara Jaya salah satu kelurahan

95

yang pernah masuk ke dalam zona merah dikarenakan ada

beberapa masyarakat yang terpapar virus covid 19.

Maka dari itu para PSM dengan masyarakat lainnya

membentuk lumbung covid. Mereka menggerakan

masyarakat untuk peduli dengan mengajak masyarakat

lainnya membantu masyarakat yang terpapar virus covid

melalui lumbung covid ini. Lewat lumbung covid ini

PSM beserta RT dan RW perwilayah akan mencari dana

kepada donator untuk membantu masyarakat yang

terpapar virus covid 19 dikarenakan mereka harus isolasi

mandiri di rumahnya.

Berikut merupakan kutipan hasil wawancara

dengan koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

kelurahan Sudimara Jaya :

“Pada peran ini contoh yang nyatanya adalah kasus

covid-19. Disini kami para PSM menggerakkan

masyarakat untuk cepat tanggap dalam kasus virus

corona ini. Kami menggerakan dan mengajak

masyarakat sekitar untuk peduli dengan masyarakat

yang terpapar dengan virus ini. Sampai akhirnya

terbentuklah namnaya lumbung covid untuk

membantu masyarakat yang terpapar virus tersebut.

Kita disini berperan untuk menggerakan

masyarakat seperti RT/RW ataupun masyarakat

setempat untuk membantu masyarakat yang

terpapar dengan memberikan pemenuhan

kebutuhan sehari-hari terutama makanan.” (Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat, 2020)

Jika berdasarkan kunjungan observasi peneliti pada

hari Rabu tanggal 19 Febuari 2020, peneliti menyaksikan

96

langsung bagaimana peran Pekerja Sosial Masyarakat

sebagai pendorong dan penggerak dalam

mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

yang sudah dimunculkan oleh pemerintah yaitu melalui

program bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pekerja

Sosial Masyarakat telah diamanahkan oleh Kecamatan

Ciledug sebagai tenaga pelaksana dalam penyaluran

BPNT sebagai penyalur bantuan sosial non tunai.

(Catatan lapangan lihat laporan observasi pada hari Rabu,

19 Febuari 2020)

Gambar 4. 6

Pekerja Sosial Masyarakat sebagai penyalur Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat

Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

penyaluran bantuan sosial non tunai adalah sebagai

97

pendamping Keluarga Penerima Manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT). Dimana mereka akan

mendampingi masyarakat dari mulai pendataan,

verifikasi, pembagian Kartu Keluarga Sejahtera, sampai

pada proses penyaluran BPNT dilaksanakan. Peneliti

menyaksikan langsung bagaimana Pekerja Sosial

Masyarakat menjalankan peran sebagai pendamping

penerima manfaat BPNT.

Peneliti melalui kunjungan lapangan pada hari

Senin, 4 Mei 2020 peneliti berkesempatan untuk

melakukan kegiatan observasi dengan berkunjung

langsung ke lokasi tempat pembagian Kartu Keluarga

Sejahtera untuk calon KPM BPNT yang baru turun

kartunya dari kementerian sosial sejumlah 44. Seperti

pada Gambar 4.7 peneliti langsung menyaksikan

bagaimana Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dari awal

kegiatan ini mendampingi KPM BPNT yang sudah lanjut

usia. Dikarenakan KPM tersebut sudah tidak bisa

membaca dan menulis, walaupun Pekerja Sosial

Masyarakat sedang berpuasa mereka dengan ikhlas dan

sabar mendampingi para KPM BPNT sampai proses

pembagian kartu selesai. (Catatan lapangan lihat laporan

observasi pada hari Senin, 4 Mei 2020)

98

Gambar 4. 7

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Mendampingi Calon KPM

BPNT

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari hasil wawancara dengan koordinator Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) mengungkapkan bahwa peran

mereka sebagai pendamping masyarakat penerima

manfaat dalam melakukan pendataan agar bantuan ini

dapat tepat sasaran.

“Bentuk peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam melakukan pendampingan kepada penerima

manfaat BPNT ini adalah pada saat penyaluran

berlangsung dan sebelum itu kita melakukan

pendampingan pada pendataan. Dimana kita akan

memverifikasi kembali data yang turun dari

kementerian sosial tersebut. Apakah data yang

turun sudah tepat sasaran apa belum. Kita nanti

akan turun ke lapangan langsung untuk

memverifikasi lagi.” (Sukeni, Koordinator Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara

Jaya, 20200

99

Gambar 4. 8

Pelaksanaan Penyaluran BPNT oleh Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4. 9

KPM Tanda Tangan sebagai Bentuk Tanda Terima Bantuan

Pangan Non Tunai yang didampingi Oleh PSM

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam Gambar 4.8 terlihat bahwa PSM sudah

siap untuk mendampingi KPM dalam penyaluran BPNT

100

tahap ke-5. Pada Gambar 4.9 PSM memberikan

pendampingan berupa pengarahan untuk KPM terlebih

dahulu tanda tangan untuk laporan bahwa KPM sudah

menerima bantuan sosial pangan ini. (Catatan lapangan

lihat laporan observasi pada hari Rabu, 20 mei 2020)

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT juga

merasakan kehadirannya peran seorang Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sebagai pendamping mereka dalam

mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini.

Hal tersebut dibuktikan dengan ungkapan para KPM

BPNT dalam wawancara yang peneliti lakukan :

“Udah mendampingi yang tadinya saya gak tau

gimana dapet bantuan ini sampe akhirnya dapet

kartu ini terus nanti diundang ke rumah agen mitra

BNI banyak tuh KPM lainnya pada ngumpul disana

buat ambil bahan sembakonya. Diarahin dari awal

sama mereka.” (Ibu Ninuk, 40th, KPM BPNT,

2020)

“Alhamdulillah mendampingi budeh sampe

akhirnya bisa dapet bantuan jadi udah gak

kekurangan kayak dulu. Budeh juga sering

dibantuiin bawaiin bahan sembakonya dibantuiin

nulis soalnya udah tua kan budeh.” (Chotimah,

72th, KPM BPNT, 2020)

Kasie Kemasyarakatan kelurahan Sudimara Jaya dan

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug juga

telah menegaskan kembali bahwa selain Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sebagai tenaga pelaksana dari

penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai ini, mereka juga

sebagai pendamping para KPM BPNT dari awal

101

pendataan baik calon atau yang sudah terdaftar, lalu

verifikasi kembali ke lapangan, lalu mereka akan survei

lagi kemasyarakat atau keluarga lainnya yang layak untuk

dibantu namun tidak terdaftar di Basis Data Terpadu

(BDT). Kemudian PSM juga akan membantu

mendampingi KPM jika terjadi masalah di Kartu

Keluarga Sejahteranya Berikut hasil wawancaranya :

“Perannya PSM ini adalah untuk kelancaran

kegiatan pemberian bantuan sosial contohnya

adalah seperti program BPNT ini. Mereka yang

akan mendampingi para penerima manfaat BPNT

agar penyalurannya berjalan dengan mudah dan

lancar.”(Nani Haryani, Kasie Kemasyarakatan

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

“Peran PSM untuk tahap awal adalah mendata

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) baik calon

ataupun yang sudah ditetapkan menjadi KPM.

Selanjutnya PSM akan memverifikasi kembali data

KPM tersebut. Setelah itu PSM membantu

mendampingi proses penyaluran tersebut di

kelurahannya masing-masing.”(Akhmad Irfan D,

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug,

2020)

Selain sebagai pendamping penerima manfaat

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), peneliti menemukan

peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai

pendamping masyarakat yang tidak memiliki kartu gratis

untuk berobat ke rumah sakit. PSM akan mendampingi

masyarakat untuk pengurusan kartu tersebut sampai ia

memiliki kartu dan menerima manfaat dari kartu tersebut.

Hal tersebut telah dikatakan oleh koordinator PSM

sebagai berikut :

102

“Jadi dulu pemerintah Kota Tangerang punya

program kartu Multiguna sebelum sekarang ada

kartu BPJS, kartu multiguna itu khusus untuk

masyarakat yang tidak mampu berobat ke rumah

sakit. Bagi masyarakat yang tidak mempunyai kartu

tersebut, akan diberikan surat keterangan tidak

mampu yang dinamanakan SK persial. PSM akan

mendampingi pengurusan surat tersebut dengan

cara kita datang ke rumahnya untuk melakukan

pengecekan dokumen, fotocopy KK, KTP, dan kita

akan foto keadaan rumahnya seperti apa. Lalu

setelah itu PSM akan lapor ke puskesmas sebagai

pihak yang memverifikasi laporan tersebut yang

jika telah diverifikasi dan dinyatakan masyarakat

tersebut layak sebagai penerima manfaat program

tersebut, PSM akan ke kelurahan untuk langsung

membuat SK persial tersebut.” (Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

Dalam hasil wawancara yang sudah dipaparkan

oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran

PSM sebagai pendamping sosial masyarakat bagi

penerima manfaat tidak hanya pada bantuan-bantuan

sosial saja, namun dalam semua aspek seperti melakukan

pendampingan terhadap masyarakat yang tidak mampu

untuk berobat ke rumah sakit. Selain itu Ibu Sukeni

mengatakan bahwa para Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) juga mendampingi penyandang disabilitas yang

tercatat di kelurahan Sudimara Jaya, berikut merupakan

hasil kutipan wawancara tersebut :

“Jika ada warga penyandang disabilitas dan mereka

membutuhkan alat bantu seperti kursi roda, tongkat

untuk membantu mereka berjalan, maupun alat

103

bantu dengar akan PSM dampingi untuk membuat

surat pengajuan ke dinas sosial agar warga kita bisa

mendapatkan alat bantu dengan gratis. (Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

Dari hasil wawancara di atas artinya PSM memiliki

peranan yang sangat penting sebagai pendamping sosial

bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan agar mereka

mendapatkan hak dari pemerintah terlebih masyarakat

yang memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan alat

bantu untuk menjalankan keberfungsian sosialnya.

4. Mitra pemerintah atau institusi dan sejawat

masyarakat dalam mengimplementasikan program

pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan

sosial

Tujuan mengapa adanya Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) di Kelurahan adalah untuk menjadi mitra

pemerintah yang dapat melakukan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial di wilayahnya. Pekerja Sosial

Masyarakat sebagai mitra pemerintah di tingkat

kelurahan, kecamatan, bahkan kota karena memang

mereka sangat membantu pemerintah dalam

mengimplementasikan program dari pemerintah maupun

dalam melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan

sosial. Hal ini telah diungkapkan oleh Lurah Kelurahan

Sudimara Jaya dan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK) Ciledug sebagai berikut :

104

“Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sangat-sangat

membantu kelurahan. Saya pikir kelurahan akan

keteteran juga jika tidak ada PSM. Karena para

PSM ini yang mengetahui bagaimana kondisi di

wilayahnya seperti apa. (Abdul Haki, Lurah

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

“Jika dilihat dari surat keputusan atau SKnya, tugas

dari Pekerja Sosial Masyarakat adalah mitra

pemerintah. Konsep dasarnya adalah ada ditingkat

kelurahan yang tugasnya pasti berkaitan dengan

program-program kesejahteraan sosial, baik dari

bantuan sosial ataupun hal-hal lainnya.” (Akhmad

Irfan D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

Ciledug, 2020)

Berdasarkan dari data hasil wawancara di atas,

memang kedudukan dari Pekerja Sosial Masyarakat

adalah ditingkat kelurahan dimana mereka mendapatkan

surat keputusan dari kelurahan langsung yang artinya

mereka sudah menjadi bagian dari mitra pemerintah. Hal

tersebut juga sudah dijelaskan diatas oleh Lurah

Kelurahan Sudimara Jaya bahwa PSM sangat membantu

pihak kelurahan dalam melaksanakan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial.

Salah satu contoh peran Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) sebagai mitra pemerintah dalam

mengimplementasikan program pembangunan adalah

melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang selama

ini PSM menjadi tenaga pelaksana penyalur dari bantuan

sosial tersebut. Jadi tidak hanya soal pendataan saja, pada

saat pelaksanaan PSM menjadi penyalur dari bantuan

tersebut.

105

Hal ini bisa dibuktikan ketika Pada hari Kamis, 23

April 2020 peneliti berkesempatan untuk hadir ke lokasi

penyaluran BPNT yang diselenggarakan di rumah agen

BNI. Peneliti melihat pada bulan ini bahan pangan yang

diterima oleh KPM adalah berupa beras 12 kg, ayam satu

ekor, 1 sisir pisang dan seperempat kacang hijau. Pada

umumnya penerima manfaat BPNT merupakan usia yang

sudah lanjut usia, yang artinya secara fisik mereka sudah

tidak bisa bekerja lagi. (Catata Lapangan lihat laporan

observasi pada hari Kamis, 23 April 2020)

Gambar 4. 10

Pekerja Sosial Masyarakat dalam Mendampingi KPM Lansia

Pada Penyaluran BPNT

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selain sebagai mitra pemerintah dalam

mengimplementasikan program BPNT, PSM juga sebagai

mitra pemerintah dalam menangani permasalahan

kesejahteraan sosial lainnya. Hal tersebut juga

diungkapkan oleh Ibu Sukeni selaku koordinator PSM

sebagai berikut :

106

“Peran PSM sebelum adanya bantuan sosial masuk

ke wilayah Sudimara Jaya adalah menangani

permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di

Sudimara Jaya. Seperti penanganan adanya orang

terlantar yang masuk ke kelurahan Sudimara Jaya

akan kita tangani dengan melapor dulu ke RT/RW

di wilayah tersebut, kita konfirmasi kepada

masyarakat apakah orang terlantar ini masih

mempunyai keluarga yang bisa dihubungin atau

tidak. Jika tidak kita para PSM langsung lapor ke

dinas sosial.”

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa peran Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) sebagai mitra pemerintah dalam

mengimplementasikan program pemerintah dan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial memiliki peranan

yang penting. Mereka merupakan jembatan masyarakat

ke pemerintah, dan dari pemerintah ke masyarakat karena

PSM memiliki hubungan dan kerjasama di tingkat

pemerintahan, baik ditingkat kelurahan, kecamatan, atau

kota.

5. Pemantau program-program penyelenggaraan

kesejahteraan sosial, yaitu program Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT)

Salah satu peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

adalah sebagai mitra pemerintah dalam melakukan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang artinya

mereka juga memiliki peran untuk membantu pemerintah

dalam memantau program-program yang berikaitan

dengan kesejahteraan sosial yang masuk ke kelurahan

107

Sudimara Jaya. Dari hasil data wawancara yang peneliti

lakukan, untuk saat ini Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

kelurahan Sudimara Jaya sebagai pemantau dari program

penanggulangan kemiskinan yaitu melalui bantuan sosial

non tunai yaitu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang

setiap bulan dilakukan penyalurannya. Hal tersebut telah

dijelaskan oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya dalam

wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :

“Peran dan tugas Pekerja Sosial Masyarakat ada

pada Bantuan Sosial Non Tunai dalam bidang

pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai. Artinya

secara langsung mereka memantau Bantuan Pangan

Non Tunai ini. Dari awal turunnya data dari BDT

sampai penyaluran bantuan ini Pekerja Sosial

Masyarakatlah yang memantau bantuan tersebut.

Mereka yang merencanakan kriteria apa yang

dibutuhkan oleh masyarakat mengenai menu

pangan yang akan diberikan, lalu mereka juga yang

menyalurkan, dan kemudian mereka juga yang

mengevaluasi program bantuan ini.” (Abdul Haki,

Lurah Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Selain Bantuan Sosial Non Tunai, dikarenakan pada

saat ini kondisi Indonesia sedang terkena pandemic virus

covid 19 pemerintah Indonesia memberikan bantuan

sosial terhadap warga yang terkena dampak covid 19

dengan program Bantuan Langsung Tunai atau yang

disingkat dengan BLT. Peran Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) pada bantuan sosial ini adalah sebagai tenaga

pelaksana dari program tersebut. Secara tidak langsung

108

artinya PSM juga ikut serta dalam memantau program

pemerintah tersebut.

Hal tersebut terbukti pada saat peneliti melakukan

kunjungan ke lokasi kegiatan verifikasi pendataan warga

yang terkena dampak covid 19 pada hari Minggu tanggal

26 April 2020. Pada hari itu saya tiba di Kelurahan

Sudimara Jaya sekitar jam 08.00 pagi. Pada hari ini

kelurahan Sudimara Jaya akan melakukan verfikasi data

dari hasil pendataan yang minggu lalu sudah di input.

Verifikasi ini untuk memastikan kembali bahwa seluruh

masyarakat/warga Sudimara Jaya yang memang layak

mendapatkan bantuan ini sudah terdata oleh PSM. Pihak

dari dinas sosial juga ingin memastikan kembali bahwa

masyarakat yang mendapat bantuan langsung tunai ini

sudah tepat sasaran.

Untuk verifikasi data ini PSM didampingi oleh tim

bina wilayah, kecamatan, dan tim kelurahan Sudimara

Jaya. Sebelum para PSM serta pendampingnya turun ke

lapangan, sekitar jam 10.00 Lurah Sudimara Jaya

mengadakan rapat untuk briefing kegiatan verifikasi data

hari ini. Dalam briefing tersebut pak lurah memberikan

instruksi bagaimana teknis verifikasi data tersebut (lihat

Gambar 4.11) . Pak lurah juga menjelaskan bahwa

pendataan Bantuan Langsung Tunai ini dipegang penuh

oleh PSM kelurahan Sudimara Jaya.

109

Gambar 4. 11

Briefing Kegiatan Verifikasi Pendataan Warga yang Terkena

Dampak Covid 19 oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah briefing selesai, PSM beserta tim dari bina

wilayah dan tim kelurahan mulai menyebar ke wilayah

yang sudah ditentukan pada saat rapat dengan lurah.

Teknisnya adalah PSM dan tim lainnya dibagi menjadi

per RW di wilayahnya masing-masing. Peneliti

berkesempatan untuk ikut dengan Ibu Sukeni selaku

koordinator PSM.

Peneliti menyaksikan bagaimana PSM terjun ke

lapangan langsung untuk verifikasi data ke rumah RW

untuk mengumpulkan masing-masing RTnya. PSM

dengan didampingi oleh Ibu Atik selaku tim dari

kelurahan Sudimara Jaya, serta pendamping dari tim

kecamatan mendiskusikan dengan para RT di wilayah

RW 01 untuk mendiskusikan apakah masih ada warganya

yang benar-benar terdampak pandemi covid 19 ini,

dikarenakan pada hari Minggu 3 Mei 2020 bantuan sosial

110

tersebut akan cair maka PSM harus memastikan kembali

melalui RW dan RT bahwa warganya sudah terdata

semua. Pekerja Sosial Masyarakat dalam melakukan

pendataan masyarakat yang terkena dampak pandemi

covid 19 ini harus benar-benar teliti agar program dapat

diterima kepada penerima manfaat yang tepat sasaran.

(Catatan lapangan lihat laporan observasi pada hari

Minggu, 26 April 2020)

Gambar 4. 12

Verifikasi Data Masyarakat yang Terkena Dampak Covid-19

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Selanjutnya pada hari Minggu, 3 Mei 2020 peneliti

memiliki kesempatan untuk hadir ke lokasi kegiatan

pelaksanaan penyaluran program Bantuan Sosial

Langsung Tunai di TK Insan Julia Fatahila. Pada saat

peneliti melakukan kunjungan ke lokasi dan menyaksikan

bagaimana seluruh orang yang hadir pada hari itu sangat

sibuk, terutama ada para Pekerja Sosial Masyarakat

Kelurahan Sudimara Jaya. Terlihat dari raut wajah para

111

PSM yang sudah mulai kelelahan namun mereka masih

tetap semangat untuk mendampingi para masyarakat yang

mendapatkan bantuan tersebut. Besaran manfaat yang

diberikan kepada penerima manfaat merupakan uang

tunai cash sebesar Rp. 600.00,00.

Dalam pelaksanaan program bantuan sosial

langsung tunai ini PSM juga didampingi oleh pihak

kelurahan, kecamatan, TNI, dan polisi. Selain itu ada

sekitar empat orang dari bank BJB yang memberikan

bantuan berupa uang cash tersebut kepada penerima

manfaat. Terlihat dari wajah para penerima manfaat

bantuan langsung tunai sangat gembira ketika mereka

menerima uang tunai tersebut. (Catatan lapangan lihat

laporan observasi pada hari Minggu, 3 Mei 2020)

Gambar 4. 13

Pelaksanaan Penyaluran Program Bantuan Sosial Langsung Tunai

untuk warga yang Terkena Dampak Covid-19

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari hasil data observasi dan wawancara diatas,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sebagai pemantau program-program

pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

112

memiliki peran yang sangat penting. Mengingat dimana

PSM memiliki peranan sebagai mitra pemerintah dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peneliti

menemukan bahwa PSM di Kelurahan Sudimara Jaya

berperan dalam memantau program kementerian sosial

dalam bidang pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) yang diselenggarakan setiap bulan oleh PSM

Sudimara Jaya. Selain program dalam bidang pangan,

saat ini PSM juga ikut terlibat dalam program Presiden

Republik Indonesia mengenai Bantuan Sosial Tunai yang

diberikan kepada masyarakat atau warga yang terkena

dampak pandemi covid-19.

D. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT)

Temuan peneliti mengenai fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Menteri nomor 10 tahun 2019

bahwa seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Inisiator

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai Inisiator

artinya mereka mengambil sikap inisiatif dalam

menangani masalah Kesejahteraan Sosial yang ada di

lingkungannya. Sikap inisiatif Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) dapat dilihat ketika berperan menjadi pendamping

113

sosial masyarakat penyandang disabilitas. Jika ada warga

penyandang disabilitas mengalami kesulitan untuk

mendapatkan bantuan alat bantu seperti kursi roda,

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan cepat tanggap

untuk segera membantu masyarakat tersebut agar segera

mendapatkan apa yang dibutuhkan. Hal tersebut telah

diungkapkan oleh koordinator PSM pada saat peneliti

melakukan wawancara :

“Fungsi inisiatif kita sebagai PSM adalah ketika

kita menerima laporan ada warga penyandang

disabilitas yang membutuhkan alat bantu seperti

kursi roda, maka PSM akan segera membuatkan

surat pengajuan ke dinas sosial untuk permintaan

kursi roda tersebut agar warga tersebut segera

mendapatkan alat bantu yang dibutuhkan.”(Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Dalam wawancara peneliti dengan Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ciledug

mengatakan bahwa :

“Fungsi dari inisiatif Pekerja Sosial Masyarakat

dalam menangani permasalahan kesejahteraan

sosial yang ada di wilayahnya adalah ketika mereka

menggali informasi kepada warga atau masyarakat

penerima manfaat yang pada umumnya mereka

sangat tertutup mengenai permasalahan yang

mereka alami. Pada saat menggali suatu

permasalahan disitulah fungsi inisiatif dari PSM

diperlukan karena mereka akan mencari,

menemukan, mengumpulkan, dan mencatat data

dan infromasi kebutuhan di lapangan atau

permasalahan yang ada di sekitar.”(Akhmad Irfan

D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan

Ciledug, 2020)

114

Dari hasil wawancara di atas TKSK Ciledug

memaparkan bahwa sikap inisiatif dari Pekerja Sosial

Masyarakat adalah ketika mereka mengidentifikasi

permasalahan yang ada pada warga atau masyarakat

penerima manfaat. Bentuk fungsi inisiatif Pekerja Sosial

Masyarakat adalah ketika mereka menemukan,

mengumpulkan, mendaftarkan, mencatat data, dan

informasi apa saja yang mereka temukan di lapangan

atau permasalahan apa saja yang ada disekitar mereka.

Sikap inisiatif ini nantinya akan memudahkan PSM

dalam memetakan sebuah permasalahan agar dapat

tertangani dengan terarah dan terencana.

2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Motivator

Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai

motivator artinya PSM melakukan sosialisasi,

memberikan informasi, dan memotivasi masyarakat. Dari

hasil observasi yang dilakukan peneliti pada hari Rabu, 19

Febuari 2020, peneliti menyaksikan langsung bagaimana

PSM dalam melakukan sosialisasi kepada seluruh

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terkait penyaluran

BPNT. (Catatan lapangan lihat laporan observasi pada

hari Rabu, 19 Febuari 2020)

115

Gambar 4. 14

Kegiatan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pekerja Sosial Masyarakat melakukan sosialisasi

terkait program BPNT adalah Ibu Sukeni selaku

koordinator PSM kelurahan Sudimara Jaya yang

didampingi oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya. Ibu

Sukeni untuk memberikan sosialisasi terkait penggunaan

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan bagaimana teknis

penyaluran bantuan sosial ini. Dalam wawancara yang

dilakukan oleh peneliti dengan koordinator PSM terkait

fungsi motivator PSM dalam memberikan informasi yaitu

sebagai berikut :

“Sebelum hari penyaluran berlangsung, Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) perwilayah, akan

menginformasikan kepada seluruh Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) BPNT melalui surat,

telepon, atau PSM datang langsung ke rumah KPM

BPNT tersebut.”

116

Gambar 4. 15

PSM dan Lurah melakukan Sosialisasi Program BPNT dan

Penggunaan Kartu Keluarga Sejahtera Kepada KPM Sudimara

Jaya

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Hal tersebut juga dibenarkan oleh KPM BPNT

melalui wawancara yang peneliti lakukan. Berikut

merupakan hasil wawancara peneliri dengan KPM BPNT

:

“ Mereka suka telepon atau terkadang datang ke

rumah untuk menginformasikan bahwa misalnya

tanggal segini ada penyaluran BPNT dari jam segini

sampai segini.” (Ibu Ninuk, 40 th, KPM BPNT,

2020)

“Ibu-ibu ini sering memberikan arahan-arahan

seperti bagaimana cara pengambilan bantuan ini,

lalu diberikan informasi terkait berapa jumlah uang

yang diberikan perbulannya dan mereka

memberikan kemudahan bagi kita supaya cepet

proses penyalurannya.” (Ibu Yuli, 46 th, KPM

BPNT, 2020)

Dari hasil observasi dan beberapa wawancara di

atas dapat dikatakan bahwa fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam penyeluran BPNT adalah

117

sebagai pemberi informasi dan mensosialisasikan

mengenai bantuan sosial BPNT kepada masyarakat

penerima manfaat.

3. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Dinamisator

Fungsi dinamisator Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya adalah dengan

menggerakkan masyarakat di wilayah Sudimara Jaya

dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial. Salah satu

perwakilan dari masyarakat adalah RT/RW perwilayah,

mereka akan berkoordinasi dengan RT/RW setempat

untuk berdiskusi dalam menghadapi dan mengatasi

masalah kesejahteraan sosial.

Seperti pada saat ini Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) menggerakkan masyarakat melalui RT/RW

setempat untuk lebih peduli terhadap virus covid 19 ini.

PSM mengajak RT dan RWnya untuk saling membantu

pada masa pandemik covid 19 ini, terlebih kepada warga

yang positif covid 19 dimana mereka akan melakukan

isolasi mandiri. Peneliti mendapatkan temuan tersebut

dari hasil wawancara dengan Ibu Sukeni yaitu sebagai

berikut :

“Kita sebagai orang yang menggerakan masyarakat

melalui RT RW perwilayah, untuk membantu

warga ditengah masa pandemic ini kita biasanya

akan rapat terlebih dahulu dengan RT/RW dan

satgas covid di Sudimara Jaya.” (Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan

Sudimara Jaya, 2020)

Sifat dari PSM adalah sistem koordinasi, dimana

mereka tidak bisa bertindak sendiri dalam menggerakan

118

suatu rencana untuk mengatasi masalah kesejahteraan

sosial yang ada di lingkungannya. Dalam penyaluran

BPNT Pekerja Sosial Masyarakat juga akan berkoordinasi

dengan pihak kelurahan dan kecamatan.

Hal tersebut telah dikatakan oleh koordinator PSM

itu sendiri bahwa mereka pasti akan berkoordinasi dengan

lurah, RW, RT, dan TKSK.

“Koordinasi dengan lurah, RT, RW pokoknya kita

kalo ada masalah pasti selalu berkoordinasi dengan

yang lainnya.”(Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya,

2020)

4. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Administrator

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, fungsi

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara

Jaya sebagai administrator adalah fungsi yang paling

sering mereka laksanakan. Mereka pasti akan selalu

melakukan pencatatan dan pelaporan. Selain itu fungsi

administrator ini sangat diperlukan mengingat bahwa

PSM adalah mitra pemerintah yang bertanggung jawab

atas data-data mengenai masyarakat penerima manfaat

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

“Fungsi adminstrasi atau pendataan fungsinya

banyak, karena tanpa adanya masukan data atau

pelaporan dari PSM tersebut kita tidak akan punya

data. Data KPM atau data PMKS berasal dari

pendataan dan pelaporan. Tanpa ada fungsi

adminstrasi pengumpulan data yang kita harapkan

tidak akan bisa terkumpul.” (Akhmad Irfan D,

Tenaga Kesejahteraan Sosial, Kecamatan, 2020)

119

Hal tersebut juga telah dikatakan oleh koordinator

Pekerja Sosial Masyarakat dalam wawancara dengan

peneliti sebagai berikut :

“Setiap 3 bulan kita buat pelaporan tentang kegiatan

kita, lalu misalnya pencatatan penanganan ot,

pencatatan anak yatim ghuafa, pencatatan bantuan

kursi roda atau alat bantu dengar.” (Sukeni,

Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Gambar 4. 16

Laporan Kegiatan Penanganan PMKS oleh Pekerja Sosial

Masyarakat

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari hasil wawancara peneliti dengan Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug dan koordinator

PSM bahwa fungsi administrator seorang Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sangat dibutuhkan. PSM merupakan

orang yang memegang data penerima manfaat, PMKS di

kelurahan Sudimara Jaya, dan data-data lainnya yang

terkait dengan penanganan masalah kesejahteraan sosial.

Gambar 4.16 merupakan bentuk fungsi Pekerja Sosial

120

Masyarakat sebagai administrator dalam melakukan

pelaporan kegiatan penanganan Penyandang Masalah

Kesajahteraan Sosial (PMKS) oleh PSM kelurahan

Sudimara Jaya. Laporan tersebut akan diberikan kepada

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug pertiga

bulan sekali. Dari TKSK tersebut laporan tersebut akan

diteruskan kepada dinas sosial kota Tangerang.

Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat sebagai

Administrator peneliti menyaksikan langsung ketika

peneliti melakukan kunjungan lapangan ke kelurahan

Sudimara Jaya pada hari Jum’at, 3 April 2010,peneliti

melihat Pekerja Sosial Masyarakat sedang membuat

laporan kegiatan PSM selama 3 bulan ini untuk

diserahkan kepada TKSK yang nantinya dikirim ke dinas

sosial melaui TKSK Ciledug. (Catatan Lapangan Lihat

Laporan Observasi pada Hari Jum’at 3 April 2020)

Dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai

administrator adalah melakukan verifikasi dan validasi

data yang turun dari Kementerian Sosial di Basis Data

Terpadu yang selanjutnya disingkat dengan BDT.

“Data yang turun di Basis Data Terpadu atau BDT

dari kementerian sosial, akan kita verifikasi dan

validasi. Verifikasi dan validasi data ini untuk

mengetahui apakah nama-nama yang tercantum

pada data BDT masih layak atau tidak, apakah

orangnya masih ada atau sudah pindah/meninggal.

(Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat

Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

121

Basis Data Terpadu atau BDT merupakan sistem

data yang berisi nama, alamat, Nomor Induk

Kependudukan (NIK) dan keterangan dasar sosial

ekonomi rumah tangga dan individu. BDT adalah data

besar dimana nantinya data tersebut akan dimanfaatkan

untuk pengusulan Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

baik itu PKH, BPNT, KIS dan program lainnya yang akan

memanfaatkan data tersebut. BDT merupakan data yang

turun dari kementerian sosial yang nantinya data tersebut

akan kembali diverifikasi dan validasi kembali oleh

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) kelurahan Sudimara

Jaya.

Dalam melakukan Verifikasi dan Validasi data

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan meminta Kartu

Keluarga (KK) kepada masyarakat yang namanya

tercantum di BDT (lihat Gambar 4.17). Verifikasi dan

validasi data dilakukan oleh PSM melalui aplikasi dari

kementerian sosial, yang artinya proses penginputan dari

verifikasi dan validasi akan langsung dikirimkan ke

Kementerian Sosial. Berikut ini merupakan hasil kutipan

wawancara peneliti dengan Ibu Sukeni selaku koordinator

PSM kelurahan Sudimara Jaya :

“ Ketika verifikasi dan validasa ke lapangan kita

akan meminta fotocopy KK kepada nama-nama

yang tercantum di BDT, karena jika berdasarkan

nama dan alamat saja tidak valid. Setelah selesai

verifikasi dan validasi kita input data lagi melalui

aplikasi dari kementerian sosial, jadi data yang

sudah kita verifikasi dan validasi langsung dikirim

122

ke pusat.” (Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial

Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)

Pada Gambar 4.18 menggambarkan fungsi

administrator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

melakukan penginputan data hasil verifikasi dan validasi

penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

dari Basis Data Terpadu (BDT) di Kelurahan Sudimara

Jaya

Gambar 4. 17

Verifikasi Data KPM BPNT oleh PSM Kelurahan Sudimara Jaya

Sumber : Dokumentasi Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan

Sudimara Jaya

Gambar 4. 18

Lurah, PSM, dan Kasie Kemasyarakatan dalam melakukan

Verifikasi dan Validasi Pendataan KPM BPNT

Sumber : Dokumentasi Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan

Sudimara Jaya

123

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil data dan temuan

penelitian yang telah di paparkan pada bab IV dengan dikaitkan

pada teori dan kerangka berpikir yang telah peneliti rancang yang

dituliskan pada bab II.

Seperti yang sudah dipaparkan di bab II, Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dalam Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 10 tahun 2019 pada pasal 4 ayat 1 berstatus

sebagai relawan sosial yang berkedudukan di kelurahan. Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugas mempunyai

peran dan fungsinya yang dapat ditampilkan sebagian atau

seluruhnya. Di kelurahan Sudimara Jaya Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) berasal dari unsur masyarakat yang telah

ditugaskan untuk menjadi tenaga pelaksana dan penyalur Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT).

Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada peran dan

fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran

bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT), karena Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) di kelurahan Sudimara Jaya sebagai penanggung jawab atas

salah satu program penanggulangan kemiskininan pada bidang

pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan peneliti

menemukan tentang peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

sehingga penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

124

terlaksana dengan lancar, tepat sasaran, dapat memberikan

pendampingan dengan baik kepada Keluarga Penerima Manfaat

(KPM), dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dapat

memperoleh bahan pangan dengan nutrisi yang seimbang sesuai

dengan tujuan dari adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

A. Terwujudnya Kelancaran Pelaksanaan Penyaluran

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Pekerja Sosial Masyarakat hadir sebagai tenaga

pelaksana dan penyalur bantuan sosial pangan non tunai agar

terlaksananya kelancaran pelaksanaan penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya.

Kelancaran pelaksanaan penyaluran BPNT dapat dilihat dari

teknis penyaluran, waktu, dan distribusi. Agar penyaluran

berjalan dengan lancar Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara

Jaya akan mengumpulkan seluruh KPM BPNT di rumah Agen

Mitra BNI yang sudah ditetapkan oleh kelurahan sebagai

tempat penyaluran BPNT.

Dengan teknis seperti ini dinilai tidak membuang

waktu, tenaga dan biaya sehingga penyaluran dapat berjalan

dengan lancar. Selain itu tujuan teknis dengan mengumpulkan

para KPM di satu tempat agar Pekerja Sosial Masyarakat bisa

langsung berinteraksi dengan KPM jika terjadi suatu

permasalahan dalam penyaluran BPNT ataupun keluhan

lainnya, dan Pekerja Sosial Masyarakat bisa lebih mudah juga

dalam memberikan informasi dan sosialisasi terkait Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT).

125

Rumah agen mitra BNI juga terletak tidak jauh dari

rumah para KPM sehingga mudah dijangkau. Selain itu rumah

agen mitra BNI terletak dipinggir jalan sehingga KPM BPNT

bisa dengan mudah menemukan lokasi penyaluran. Teknis

seperti ini dinilai lebih efektif jika dibandingkan dengan door

to door karena dianggap terlalu memakan waktu dan juga

tenaga. Namun teknis door to door akan digunakan ketika ada

hambatan, seperti KPM BPNT tidak bisa hadir karena ada

halangan dan juga adapun KPM yang menunggu bantuan

tersebut untuk diantarkan ke rumahnya.

Adapun dari sisi distribusi bahan pangan agar lebih

memudahkan KPM membeli bahan pangan, mitra agen BNI

sudah menyiapkan bahan pangan di lokasi penyaluran agar

para KPM bisa memilih langsung bahan pangan yang mereka

butuhkan. Peneliti juga tidak melihat adanya kerusuhan dari

penyaluran BPNT yang disalurkan setiap bulannya. Hal ini

dikarenakan dari sisi teknis para Pekerja Sosial Masyarakat

Sudimara Jaya sangat rapi. Hal tersebut peneliti temukan dalam

penelitian ketika KPM sudah datang di rumah agen mitra BNI,

KPM akan langsung didata satu persatu dan diarahkan untuk

tanda tangan diatas struck pembelian bahan pangan sebagai

tanda bukti bahwa KPM tersebut sudah menerima bantuan

tersebut.

B. Terwujudnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang

tepat sasaran

Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya telah

menjalankan tugasnya dengan penuh komitmen dan tanggung

126

jawab. Dalam Islam setiap pekerjaan yang kita lakukan

pastinya aka ada pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT

maupun dihadapan manusia. Pekerja Sosial Masyarakat

Sudimara Jaya telah diberikan kepercayaan sebagai tenaga

pelaksana dan penyalur Bantuan Pangan Non Tunai kepada

KPM. Oleh karena itu Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara

Jaya menjaga kepercayaan yang telah diberikan dengan cara

menjadi pekerja yang amanah, jujur, dan adil.

Berdasarkan pengamatan yang didapat dalam

penelitian, meskipun bantuan ini adalah non tunai tapi tidak

ada sedikitpun seorang dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

di Sudimara Jaya menyelendupkan atau menyembunyikan

bahan pangan dari bantuan sosial ini. Pekerja Sosial

Masyarakat juga memberikan bantuan sosial ini sesuai dengan

data yang diperoleh dari Kementerian Sosial. Jadi disini tugas

Pekerja Sosial Masyarakat hanya sebagai tenaga pelaksana dan

penyalur bukan sebagai penentu masyarakat mendapatkan

bantuan sosial.

Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di

kelurahan Sudimara Jaya dapat peneliti katakan sudah tepat

sasaran karena hal tersebut didapat melalui salah satu fungsi

mereka sebagai administrator ketika Pekerja Sosial Masyarakat

melakukan verifikasi dan validasi data KPM BPNT dari

Kementerian Sosial. Jika ternyata dilapangan ditemukan data

yang tidak sesuai, seperti menemukan bahwa nama KPM yang

tercatat dalam data dapat dikatakan mampu, maka Pekerja

Sosial Masyarakat akan langsung mencatat dan melaporkan

127

data tersebut ke Kementerian Sosial melalui system aplikasi

yang langsung terhubung ke Kementerian Sosial.

Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya dalam

melakukan pendataan bantuan sosial tidak melihat bahwa itu

adalah keluarganya ataupun orang terdekatnya, mereka benar-

benar melakukan verifikasi dan validasi data sesuai dengan

kriteria kondisi penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT). Kemudian jika pada saat verifikasi dan validasi data

tersebut Pekerja Sosial Masyarakat menemukan ada warga

masyarakat yang layak untuk dibantu namun datanya tidak

tercantum di Basis Data Terpadu, Pekerja Sosial Masyarakat

akan menggali informasi terkait warga tersebut dan

mencatatnya sebagai data tambahan penerimaan Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT). Namun tetap kebijakan masuknya

data dari Kementerian Sosial bukan dari Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM).

Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya dalam

bekerja tidak pernah memandang dari segi apapun. Ternyata

ditemukan Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya sudah

menerapkan prinsip keadilan. Dalam melakukan pendataan

para Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) melihat dari sisi kondisi

KPM BPNT berdasarkan data dan kriteria bantuan. Tidak

ditemukan Pekerja Sosial Masyarakat lebih mendahulukan

orang terdekat seperti keluarga ataupun orang lain mereka akan

bersikap jujur dan adil baik dalam melakukan pendataan

ataupun pada saat pelaksanan penyaluran. Namun ada

pengecualian jika pada saat pelaksanaan penyaluran ditemukan

128

KPM BPNT yang sudah memasuki usia lanjut akan didampingi

terlebih dahulu.

C. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) memberikan

pendampingan dengan baik kepada Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Dalam menjalani kehidupan ini manusia akan saling

tolong-menolong. Pertolongan dalam konteks pekerjaan sosial

merupakan suatu Tindakan yang bermanfaat untuk peminta

bantuan. Pertolongan sebaiknya dilakukan dengan penuh

keikhlasan dan tidak memandang status, kedudukan, agama,

ataupun kekayaan. Dalam dunia pekerjaan sosial, pekerja

sosial memiliki prinsip penerimaan dimana pekerja sosial akan

menerima klien dengan memperlakukan mereka secara

manusiawi dan secara baik dengan memberikan mereka

martabat dan harga diri, mengungkapkan kepedulian, dan

mendengarkan klien dengan baik. Prinsip tersebut ternyata

juga diterapkan oleh para Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara Jaya pada saat melakukan pendampingan

kepada penerima manfaat.

Dalam bab IV dijelaskan bahwa Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) Sudimara Jaya memberikan pendampingan

dengan baik kepada penerima manfaat Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT). Dengan baik peneliti menerjemahkan bahwa

Pekerja Sosial Masyarakat melakukan pekerjaannya dengan

tidak memilih-milih siapa yang akan diberikan pendampingan

dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai, tidak

129

memandang sebelah mata jika KPM tidak bisa membaca atau

menulis, dan mau mendengarkan permasalahan terkait

program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dirasakan

KPM pada saat penyaluran bantuan sosial berlangsung.

Pekerja Sosial Masyarakat melakukan pendampingan

dengan penuh rasa keikhlasan lahir batin tanpa berharap

mendapatkan imbalan apapun. Bahkan terkadang Pekerja

Sosial Masyarakat akan mengeluarkan biaya pribadi untuk

membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

Sebagai pendamping KPM BPNT bukanlah tugas yang

mudah, mulai dari proses pendataan sampai dengan penyaluran

bantuan sosial Pekerja Sosial Masyarakat akan mendampingi

para KPM BPNT sampai bantuan sosial tersebut diterima oleh

KPM. Bekerja tanpa ikhlas akan terasa beban namun jika

bekerja dengan ikhlas akan bekerja dengan penuh

kesungguhan dan dapat menuntaskan pekerjaannya dengan

baik. Seperti yang digambarkan oleh Ibnu Al-Qayyim Al-

Jauziyah mengatakan bahwa bekerja, beramal, tanpa

keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong airnya

dengan kerikil pasir. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat

sama sekali.

Walaupun Pekerja Sosial Masyarakat terkadang masih

mendapatkan protes dari penerima manfaat bantuan sosial

namun mereka tetap melakukan pendampingan dengan baik.

Mereka tidak pernah marah ketika mendapatkan cacian dan

makian oleh masyarakat penerima manfaat. Mereka paham

bahwa setiap KPM pasti memiliki karakter yang berbeda-beda.

130

Hal tersebut juga relevan dengan prinsip individualisasi

pekerja sosial, bahwasannya semua manusia itu unik dan

mengakui dan menghargai keunikan disetiap perbedaannya.

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan

Sudimara Jaya mempunyai prinsip jika bekerja dengan

masyarakat harus penuh dengan keikhlasan, tidak boleh

dengan emosi dalam menghadapi masyarakat, dan harus

menerima dan menghargai masyarakat tanpa memandang dari

segi apapun

D. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) memperoleh bahan

pangan dengan nutrisi yang seimbang

Salah satu tujuan dari Bantuan Pangan Non Tunai

adalah agar masyarakat penerima manfaat bantuan ini dapat

bahan pangan dengan nutrisi yang seimbang. Pekerja Sosial

Masyarakat mendapatkan amanah dalam tujuan ini. Dalam

surat An-nisa ayat 58 Allah SWT telah berfirman bahwa :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan

(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dalam ayat tersebut Allah menyuruh umat manusia

untuk menunaikan amanat kepada pemiliknya, maka janganlah

kalian melalaikan amanat tersebut karena sesungguhnya Allah

Maha Mendengar ucapan kita dan Maha Melihat segala

perbuatan kita.

131

Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya telah

menerima amanat dari pemerintah untuk memberikan bahan

pangan dengan nutrisi yang seimbang sesuai dengan tujuan

dari bantuan sosial tersebut. Dikutip melalui Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang

Pedoman Gizi Seimbang, bahwa dalam dunia pangan kita

mengenal slogan 4 sehat 5 sempurna yang diperkenalkan oleh

Bapak Gizi Indonesia Prof poorwo Soedarmo yang terinspirasi

dari Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan

pada era 1940an adalah menu makanan yang terdiri makanan

pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan serta susu untuk

menyempurnakan menu tersebut.

Dalam penelitian telah ditemukan bahwa Pekerja Sosial

Masyarakat telah memberikan bahan pangan dengan nutrisi

yang seimbang yaitu terdiri dari :

1. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat :

beras berjumlah 10-12 kg dan jagung

2. Lauk pauk sebagai sumber protein

a. Protein nabati : tempe, tahu, dan kacang hijau

b. Protein hewaninya melalui ungags yaitu : daging ayam

sebanyak 1 ekor dan telur 1-2 kg.

3. Sayuran berupa sepaket sop-sopan yang terdiri dari kol,

tomat, wortel, brokoli, daun seledri.

4. Dan yang terakhir untuk menyempurnakan ditambah

dengan buah seperti buah pisang dan jeruk.

Ternyata telah ditemukan Pekerja Sosial Masyarakat di

kelurahan Sudimara Jaya telah menjalankan amanah untuk

132

memberikan bahan pangan dengan gizi yang seimbang kepada

seluruh KPM BPNT tanpa mengurangi prinsip dari 4 sehat 5

sempurna.

Seperti yang sudah dijelaskan pada kerangka berpikir

di bab II, hal yang telah peneliti bahas diatas merupakan hasil

yang diperoleh dari adanya peran dan fungsi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat telah sesuai

dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

10 tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat.

E. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di

Kelurahan Sudimara Jaya

Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa peran merupakan

kedudukan atau status, yang artinya apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Dari

pengertian tentang peran diatas, Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) merupakan seseorang yang berasal dari warga di

lingkungannya yang memiliki kedudukan dalam suatu ruang

lingkup pemerintah.

Suhardono dalam bukunya menjelaskan bahwa peran

diartikan pada karakterisasi yang dibawakan oleh seorang

aktor dalam pentas drama, bila dalam konteks sosial peran

diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang

133

ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Dalam hal

tersebut maka bila diibaratkan Pekerja Sosial Masyarakat

merupakan aktor dalam sebuah pentas drama. Pekerja Sosial

Masyarakat sebagai tokoh masyarakat yang menduduki posisi

di tingkat kelurahan sebagai suatu fungsi dalam struktur sosial

di lingkungannya.

Seperti yang sudah dijelaskan pada kerangka berpikir pada

bab II halaman 57-60 bahwa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

merupakan warga masyarakat yang atas dasar kesadaran diri

dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan,

kekeluargaan, dan kesetiakawanan secara sukarela mengabdi

untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan kesehteraan sosial.

Dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia

menjelaskan bahwa Bantuan Pangan Non Tunai yang

selanjutnya disingkat dengan BPNT adalah bantuan sosial

yang disalurkan secara nontunai dari pemerintah yang

diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap

bulannya melalui uang elektronik yang digunakan untuk

membeli bahan pangan yang telah ditentukan di e-waroeng.

Dari awal program ini bergulir Kecamatan Ciledug

melibatkan PSM sebagai tenaga pelaksana dalam penyaluran

Bantuan Pangan Non Tunai ini, dimana salah satunya adalah

PSM di kelurahan Sudimara Jaya. PSM di kelurahan Sudimara

Jaya yang berjumlah 10 orang yang terbagi dari beberapa

wilayah. Dikarenakan PSM sebagai tenaga pelaksana, dari

temuan penelitian yang peneliti dapatkan PSM kelurahan

134

Sudimara Jaya telah menjalankan peranannya dalam

penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Peneliti mengaitkan dengan landasan teori yang digunakan

pada bab II yang ditulis oleh Kementerian Sosial dalam buku

Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan

Sosial Masyarakat seri Pekerja Sosial Masyarakat yang dikutp

melalui skripsi yang ditulis oleh Akbar Noprihono. Dari

temuan penelitian yang peneliti dapatkan, pekerja sosial

masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya kecamatan ciledug

telah menampilkan 4 (empat) peranan dalam penyaluran

Bantuan Pangan Non tunai, antara lain adalah :

1. Penggerak dalam mengembangkan program pemerintah

dalam penanggulangan kemiskinan di bidang pangan yaitu

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

2. Sebagai pendamping sosial bagi Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

3. Sebagai mitra pemerintah dalam mengimplentasikan

program bantuan sosial non tunai, yaitu Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT)

4. Sebagai pemantau program penanggulangan kemiskinan

dalam bidang pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT)

Dari empat peranan yang telah dijalankan oleh

PSM kelurahan Sudimara Jaya, peran-peran tersebut

relevan dengan peranan pekerja sosial masyarakat yang

telah dikemukakan oleh Kementerian Sosial dalam buku

Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tenaga

135

Kesejahteraan Sosial Masyarakat seri Pekerja Sosial

Masyarakat, yaitu sebagai berikut :

a. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang

belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat

Dalam melaksanakan peran sebagai penggagas

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang belum

nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat, para

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Sudimara Jaya dari

hasil wawancara dan observasi menurut peneliti peran

ini tidak ditampilkan dalam penyaluran bantuan sosial

non tunai ini, dikarenakan peran tersebut kurang tepat

dilaksanakan apabila dalam penyaluran bantuan sosial

non tunai bagi KPM BPNT.

Namun PSM Sudimara Jaya juga belum mampu

memaksimalkan peranannya dikarenakan kenyataan di

lapangannya mereka tidak mempunyai kewenangan

yang bebas untuk mewujudkan gagasan mereka karena

sifat mereka masih berkoordinasi. Hal tersebut juga

dikarenakan Pekerja Sosial Masyarakat berada dalam

naungan dinas sosial yang artinya setiap keputusan atau

ide gagasan yang akan dimunculkan oleh PSM untuk

mewujudkannya kewenangannya tetap ada pada dinas

sosial. Sulit untuk Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

untuk melaksanakan peranan ini.

b. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah

136

diinisiasi atau dimunculkan dalam lingkungan

masyarakat

Salah satu cara pemerintah dalam

mengentaskan kemiskinan adalah melalui bantuan

sosial. Salah satu bantuan sosial untuk mengurangi

kemiskinan adalah dalam bidang pangan yang

diberikan setiap bulannya. Saat ini pemerintah

memberikan bantuan dalam bidang pangan dengan

berbentuk sembako yang kemudian dinamakan dengan

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Sudimara

Jaya pada saat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

masuk ke wilayah Sudimara Jaya, mereka menjalankan

peran sebagai pendorong dan penggerak dalam

mengembangkan program BPNT. Dalam

melaksanakan peran sebagai pendorong dan penggerak

dalam mengembangkan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial yang sudah diinisiasi atau

dimunculkan dalam lingkungan masyarakat, Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) sudah menjalankan dengan

baik. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penyaluran

bantuan sosial non tunai yang telah dilaksanakan oleh

PSM setiap bulannya berjalan dengan lancar.

Mulai dari verifikasi dan validasi data,

pengurusan turunnya Kartu Keluarga Sejahtera, lalu

sampai pada pelaksanaan penyalurannya Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) yang akan turun ke lapangan

137

langsung, yang artinya secara langsung mereka

menampilkan peran PSM sebagai penggerak dalam

mengembangkan program BPNT di kelurahan

Sudimara Jaya agar bantuan tersebut dapat berjalan

dengan lancar, tepat sasaran, dan sesuai dengan aturan

yang berlaku.

c. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat

pembangunan sosial dan pembangunan nasional

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan

Sudimara Jaya telah menjalankan peranan sebagai

pendamping Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pendampingan

tersebut PSM tampilkan dari mulai verifikasi dan

validasi data agar bantuan sosial ini dapat diterima oleh

KPM yang tepat sasaran. Setelah PSM melakukan

verifikasi dan validasi data mereka akan melaksanakan

pendampingan pada saat kartu elektronik/Kartu

Keluarga Sejahtera turun dari kementerian sosial.

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan mendampingi

mereka dari awal turunnya kartu tersebut, seperti

memberikan informasi data apa saja yang harus

dipersiapkan ketika KPM akan melakukan serah terima

Kartu Keluarga Sejahtera tersebut.

Pada umumnya kebanyakan dari penerima

manfaat BPNT ini adalah lansia, Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) akan melakukan pendampingan

kepada mereka mengingat usia yang sudah tidak bisa

138

membaca, menulis dan melakukan tanda tangan

sebagai bukti serah terima. Pekerja Sosial Masyarakat

juga yang akan membantu menyiapkan data-data yang

harus dibawa saat melakukan pengambilan Kartu

Keluarga Sejahtera kepada KPM yang sudah lanjut usia

tersebut.

Peranan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

sebagai pendamping sosial selanjutnya adalah ketika

pelaksanaan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) berlangsung. Bentuk pendampingan mereka

kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) adalah dari

mulai KPM datang disambut dengan hangat,

pendampingan penggesekan Kartu Keluarga Sejahtera,

mengarahkan KPM menuju meja tanda tangan sebagai

tanda bahwa KPM tersebut sudah menerima bantuan

pangan ini, dan yang terakhir pendampingan dalam

penyerahan bahan pangan kepada KPM.

d. Mitra pemerintah atau institusi sejawat masyarakat

dalam mengimplementasikan program pembangunan

dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) merupakan

masyarakat yang bekerja sama dengan badan-badan

pemerintah untuk membantu dalam melaksanakan

program pembangunan dan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

memiliki surat tugas/SK (Surat Keputusan) pada

tingkat kota dan kelurahan, yang artinya Pekerja Sosial

139

Masyarakat (PSM) sebagai mitra kelurahan Sudimara

Jaya, mitra pemerintah kecamatan Ciledug, dan mitra

dinas sosial Kota Tangerang.

Dalam penelitian yang peneliti lakukan, hal di

atas tersebut sudah sesuai dengan peran Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) yang telah dikemukakan oleh

Kementerian Sosial Republik Indonesia. Bahwa

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Sudimara Jaya telah

menjalankan peranan sebagai mitra pemerintah dalam

melaksanakan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT). Mereka sebagai mitra pemerintah

yang mengabdi secara sukarela untuk membantu

pemerintah dalam pelaksanaan dan melakukan

verifikasi dan validasi data penerima manfaat yang

nantinya data tersebut akan kembali dilaporkan ke

Kementerian Sosial Republik Indonesia.

e. Pemantau program-program pembangunan dan

penyelenggeraan kesejahteraan sosial yang dilakukan

oleh para pemangku kepentingan lainnya

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan

Sudimara Jaya melaksanakan peran sebagai pemantau

ditunjukkan melalui kedudukannya sebagai tenaga

pelaksana dari penyaluran bantuan sosial non tunai bagi

keluarga penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT). Tugas mereka dalam bantuan sosial ini adalah

memantau program BPNT dari turunnya data,

verifikasi dan validisi kembali jika ternyata dari nama-

140

nama yan turun dari Kementerian ada kesalahan atau

tidak tepat sasaran, pengecekan saldo 0 atau kosong

pada kartu elektronik, sampai pada tahap proses

pelaksanaan penyaluran bantuan sosial tersebut Pekerja

Sosial Masyarakat yang menyalurkan dan memberikan

langsung kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Pekerja Sosial Masyarakat juga mengevaluasi

program BPNT setiap bulannya. Mereka mengevaluasi

apakah bantuan pangan yang diterima oleh KPM sudah

mencukupi gizi yang seimbang, apakah bantuan

pangan ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai

dengan kriteria bahan pangan yang KPM butuhkan.

F. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Fungsi menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain

dalam Kamus Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa fungsi

merupakan suatu jabatan atau kedudukan. Sama dengan arti

peran, fungsi menandakan suatu kedudukan dalam sebuah

organisasi yang menggambarkan akan tugas dan fungsinya.

Sama dengan halnya Pekerja Sosial Masyarakat yang memiliki

jabatan atau kedudukan dalam ruang lingkup kerja

pemerintahan. Berdasarkan teori fungsional yang

dikemukakan oleh Durkheim bahwa kehidupan suatu

masyarakat memiliki struktur dan bekerja sebagai sistem.

141

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Sudimara

Jaya sebagai sistem yang saling bekerja sama dengan

memainkan sesuai fungsinya yang tentunya fungsi tersebut

bermanfaat dan memiliki nilai guna bagi masyarakat serta

diperlukan oleh struktur sosial secara keseluruhan sehingga

akan tercipa hasil akhir yang baik. Dari hasil temuan pada bab

IV, peneliti telah menemukan fungsi dari Pekerja Sosial

Masyarakat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi

Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) yang akan peneliti kaitkan dengan landasan teori

tentang fungsi Pekerja Sosial Masyarakat. Dalam

melaksanakan tugasnya Pekerja Sosial Masyarakat

mempunyai fungsi yang telah tercantum dalam landasan

hukum Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat.

Dari temuan penelitian yang peneliti dapatkan, Pekerja

Sosial Masyarakat di Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan

Ciledug telah menampilkan 3 (tiga) fungsi dalam penyaluran

bantuan sosial non tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yaitu sebagai

berikut :

1. Sikap Pekerja Sosial Masyarakat dalam menemukan,

mengumpulkan, mendaftarkan, mencatat data dan

informasi terkait Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

142

2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai pemberi informasi dan

sosialisasi terkait kepada Keluarga Penerima Manfaat

(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

3. Pekerja Sosial Masyarakat melakukan pencatatan,

pelaporan, verifikas dan validasi data penerima manfaat

dari Kementerian Sosial

Dari 3 (tiga) fungsi yang telah dijalankan oleh

Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya,

fungsi-fungsi tersebut sudah sesuai dengan fungsi Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) yang tercantum dalam pasal 6

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat, antara lain

sebagai berikut :

a. Fungsi Inisiator

Dari hasil data temuan pada bab IV, fungsi inisiator

merupakan sikap inisiatif seorang Pekerja Sosial

Masyarakat dalam menemukan, mengumpulkan,

mendaftarkan, mencatat data, dan informasi apa saja

yang mereka temukan pada saat mereka di lapangan

ketika Pekerja Sosial Masyarakat sedang melakukan

verifikasi dan validasi data penerima manfaat Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT).

Dalam melakukan verifikasi dan validasi data

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan menggali

informasi dan mengumpulkan data penerima manfaat

BPNT yang tercantum dalam Basis Data Terpadu. PSM

143

akan mengumpulkan data diri KPM seperti fotocopy

KTP atau Kartu Keluarga. Mereka akan menggali

informasi ketika melakukan verifikasi dan validasi data

tersebut, karena mereka akan melakukan pengecekan

langsung ke lapangan untuk memastikan kembali

apakah penerima manfaat ini masih ada atau sudah

pindah atau telah meninggal dunia.

Selain itu mereka juga akan menggali informasi

apakah KPM tersebut masih layak untuk dibantu atau

dapat dikatakan sudah mampu yang artinya sudah tidak

membutuhkan bantuan sosial tersebut lagi, setelah

mereka sudah mengumpulkan data dan menggali

informasi yang mereka temukan di lapangan

selanjutnya Pekerja Sosial Masyarakat akan melakukan

pencatatan sesuai apa yang mereka temukan di

lapangan.

b. Fungsi Motivator

Fungsi motivator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

di Kelurahan Sudimara Jaya adalah melakukan

sosialisasi tentang Bantuan Pangan Non Tunai dan

Kegunaan Kartu Keluarga Sejahtera. Selain

mensosialisasikan bantuan sosial tersebut, PSM

Sudimara Jaya juga memberikan informasi terkait cara

penggunaan Kartu Keluarga Sejahtera, berapa besaran

manfaat yang diberikan setiap bulannya, memberikan

informasi pertanggal berapa bantuan tersebut turun,

dan bagaimana teknis penyaluran Bantuan Pangan Non

144

Tunai (BPNT) yang akan diselenggarakan setiap

sebulan sekali ini.

c. Fungsi Dinamisator

Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai

dinamisator adalah mereka menggerakan masyarakat

untuk bisa mengatasi dan menghadapi masalah

kesejahteraan sosial. Bentuk dari fungsi ini adalah para

PSM akan menggerakan dan berkoordinasi dengan

RT/RW setempat untuk berdiskusi dalam menghadapi

dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang

dihadapi oleh warga per RT/RW tersebut.

Fungsi dinamisator ini terlihat dari bagaimana PSM

dalam menggerakan para RT/RW untuk lebih peduli

terhadap pandemic virus covid 19. Tujuan PSM

terlebih dahulu menggerakan RT/RW adalah karena

RT/RW yang lebih paham bagaimana cara untuk bisa

membawa dan menggerakan warganya untuk bisa

mengatasi dan menghadapi masalah pandemic covid 19

ini.

Namun dalam penyaluran Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT), peneliti tidak melihat PSM Sudimara

Jaya memunculkan fungsi ini pada penyaluran bantuan

sosial non tunai bagi KPM BPNT.

d. Fungsi Administrator

Dalam melaksanakan fungsi administrator, para

Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya

sudah memaksimalkan fungsi ini, terutama dalam

145

melakukan pencatatan data pada saat melaksaakan

kegiatan verifikasi dan validasi data penerima manfaat

BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Mengingat bahwa

Pekerja Sosial Masyarakat adalah orang yang

bertanggung jawab mengenai data-data penerima

manfaat BPNT.

Tanpa adanya pencatatan data atau pelaporan dari

Pekerja Sosial Masyarakat, pihak kelurahan ataupun

kecamatan tidak akan mempunyai data-data yang

dibutuhkan. Selain melakukan pendataan, Pekerja

Sosial Masyarakat juga akan melaporkan data yang

sudah diverifikasi dan validiasi kepada Kementerian

Sosial Republik Indonesia melalui sistem aplikasi dari

Kementerian Sosial.

G. Perspektif Islam Tentang Tolong Menolong

Seperti tertera pada pada Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 :

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

(Q.S Al Maidah: 2)

Tafsir Al-Mukhtashar/Tafsir Riyadh mengartikan ayat ini

: “ Dan tolong-menolonglah di antara kaluan wahai kaum

Mukminin dalam mengerjakan kebaikan dan ketaqwaan

kepada Allah. Dan janganlah kalian saling menolong dalam

146

perbuatan yang memuat dosa, maksiat, dan pelanggaran

terhadap Batasan-batasan Allah, dan waspadalah kalian dari

melanggar perintah Allah, karena sesungguhnya Dia amat

dahsyat siksaanNya.”

Dari arti Al-Qur’an dan tafsir surat Al-Maidah ayat 2 kita

bisa simpulkan bahwa sebagai umat manusia kita harus

bersikap tolong menolong. Perilaku tolong menolong

merupakan kunci membangun kesuksesan di dunia dan

akhirat. Sikap tolong menolong yang diperintahkan dalam

surat Al-Maidah ayat 2 ini berkaitan dengan kebaikan, yang

artinya Islam mendorong umatnya untuk saling membantu satu

sama lain dalam hal kebaikan yang dapat bermanfaat bagi

orang lain.Dan dalam surat tersebut diperintahkan untuk tidak

saling tolong menolong dalam perbuatan yang tidak baik

karena jika kita melanggar perintah Allah, sesungguhnya

siksaan Allah nyata dan berat.

Dari perspektif ini kita bisa ambil pelajaran bahwa sikap

saling tolong menolong merupakan sikap yang telah Allah

perintahkan kepada seluruh umat manusia. Artinya Pekerja

Sosial Masyarakat melakukan tugas profesionalnya sesuai

dengan misi agama Islam bahwa mereka adalah konteksnya

tolong menolong, terlebih lagi mereka sudah di tugaskan dan

di SKkan oleh Kelurahan dan Dinas Sosial Kota Tangerang.

Maka bukan lagi tolong menolong namun memang dialah yang

harus menolong. Pekerja Sosial Masyarakat itu hanya sebagai

penyalur bukan pemberi maka mereka tidak bisa bersikap

semena-mena dengan KPM atau Pekerja Sosial Masyarakat

147

pamrih ketika hendak menolong KPM. Karna konsep ayat ini

adalah memberikan pertolongan kepada KPM.

148

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai peran

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran

bantuan sosial non tunai Keluarga Penerima Manfaat

(BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya, membuktikan bahwa

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) kelurahan Sudimara Jaya

telah menjalankan peranannya yaitu sebagai penggerak

dalam mengembangkan program pemerintah dalam bidang

pangan yaitu melalui penyaluran Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT), sebagai pendamping sosial yang baik bagi

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT), sebagai mitra pemerintah kelurahan

Sudimara Jaya, mitra pemerintahan Kecamatan Ciledug,

dan mitra dinas sosial kota Tangerang dalam

mengimplentasikan penyaluran Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT), dan sebagai pemantau jalannya penyaluran

Bantuan Sosial Non Tunai, yaitu penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai.

149

2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam

Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi mengenai Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya, yang sudah

sesuai dengan mandat yang telah ditugaskan yaitu : fungsi

sebagai inisiator dalam menemukan, mengumpulkan,

mendaftarkan, mencatat data dan informasi terkait KPM

BPNT), fungsi sebagai motivator sebagai pemberi

informasi dan sosialisasi terkait penyaluran BPNT kepada

KPM, dan fungsi sebagai administrator yaitu dengan

melakukan pencatatan, pelaporan, verifikasi dan validasi

data penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) dari Kementerian Sosial.

B. Saran

1. Lembaga

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, terdapat banyak hal positif yang telah dilakukan

oleh pihak kelurahan Sudimara Jaya sebagai unit

pemerintahan terkecil salah satunya adalah sebagai wadah

Pekerja Sosial Masyarakat untuk mengembangkan potensi

mereka sebagai penyelenggara kesejahteraan sosial di

150

wilayahnya. Namun, untuk meningkatkan potensi mereka

hal-hal yang patut dilakukan ini berdasarkan saran dari

peneliti adalah dengan memberikan pelatihan atau

bimbingan teknis dasar secara rutin kepada PSM dengan

melibatkan seorang pekerja sosial professional untuk lebih

memaksimalkan peran dan fungsi PSM.

2. Pekerja Sosial Masyarakat di Kelurahan Sudimara

Jaya

Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya dari

hasil penelitian yang peneliti lakukan, mereka telah

memaksimalkan peran dan fungsi mereka sebagai tenaga

pelaksana dan penyalur Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT), namun alangkah baiknya Pekerja Sosial

Masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya lebih

memaksimalkan peran sebagai penggerak dalam

mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

yang lebih menekankan pada motivasi untuk Keluarga

Penerima Mandaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

untuk mandiri dan tidak bergantung dengan bantuan sosial

yang diberikan pemerintah.

Selain itu peneliti juga memberikan saran agar

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) belajar dalam

mengoperasionalkan komputer, sehingga membuat kinerja

PSM lebih maksimal, karena mengingat bahwa PSM

adalah orang yang melakukan pendataan dan bertanggung

jawab terhadap penginputan data.

151

3. Penelitian Selanjutnya

Melakukan penelitian lebih mendalam tentang peran

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai penggerak

dalam mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan

sosial yang lebih menekankan pada kemandirian Keluarga

Penerima Mandaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Hal ini bertujuan agar KPM bisa menolong diri

mereka sendiri, dan memotivasi mereka untuk mampu

mandiri dan tidak bergantung dengan bantuan sosial yang

diberikan oleh pemerintah.

152

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya.

Fajar Interpratama Offset.

Bungin, Burhan. (2013). Metode Penelitian Sosial&Ekonomi:

Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif Untuk Studi

Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen,

DanPemasaran EdisiPertama. Kencana Prenada Media

Group.

Bungin, Burhan. (2011). Metodelogi Penelitian Kuantitatif.

Kencana Prenada Media Group.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. (1996). Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.

Direktorat Penyuluhan dan Bimbingan Sosial. (1997). Pedoman

Pelaksanaan Tugas Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

Departemen Sosial RI.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan. (2017). Pedoman

Pemberdayaan Pekerja Sosial Masyarakat.

Kementerian Sosial RI.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

David Berry, Paulus wirutomo. (1995). Pokok-Pokok Pikiran

dalam Sosiologi. Raja Grafindo Persada.

Jones, Pip. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial dari Teori

Fungsionalisme hingga Postmodernisme. Yayasan

Obor Indonesia.

153

Kementerian Sosial RI. (2017). Pedoman Pemberdayaan Pekerja

Sosial Masyarakat. Kementerian Sosial RI.

Kementerian Sosial RI. (2014). Rencana Strategis Kementerian

Sosial Republik Indonesia. Kementerian Sosial RI.

Kementerian Sosial. (2011). Kebijakan dan Strategi

Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Masyarakat Seri Pekerja Sosial Masyarakat.

Kementerian Sosial RI.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan. (2019). Pedoman Umum Bantuan

Pangan Non Tunai 2019. Kemenko PMK.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. PR

Remaja Rosdakarya.

Merton, Robert K. (1968). Social theory and social structure. Free

Press.

Putrayasa, Ida Bagus. (2007). Analisis Kalimat (fungsi, kategori,

dan peran). PT Refika Aditama.

Suharto, Edi. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan

Sosial. PT Refika Aditama.

Suharto, Edi. (2009). Kemiskinan dan perlindungan sosial di

Indonesia. ALFABETA.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R

& D. Alfabeta.

Sugiono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D. Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Teori-Teori Psikologi Sosial.

PT Raja Grafindo Persada.

154

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2015). Teori-Teori Psikologi Sosial

Jakarta: Rajawali Pers

Soekanto Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja

Grafmdo Persada.

Soekanto Soerjono. (2007). Sosiologi suatu pengantar. PT Raja

Grafindo Persada.

Suhardono, edy. (1994). Teori Peran (Konsep, Derivasi dan

Implikasinya. PT Gramedia.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (1998). Teori-Teori Psikologi Sosial.

Raja Grafindo Persada.

Zastrow, Charles. (1999). The Practice Social Worker: Brooks

Cole.

PerUndang-Undangan :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009

Tentang Kesejahteraan Sosial

Peraturan presiden No. 9 Tahun 2015 Tentang Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

Peraturan Daerah Tangerang Nomor 12 tahun 2007 Tentang

Perlindungan Sosial bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 08 tahun 2012

tentang Pedoman dan Pendataan dan Pengelolaan Data

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi

Sumber Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat (4)

155

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2019 pada pasal 1 Tentang Pekerja Sosial Masyarakat

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 11 tahun

2018 Tentang Bantuan Pangan Non Tunai

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 16 tahun

2017 Tentang Standar Nasional Sumber Daya Manusia

Penyelenggara Kesejahteraan Sosial

Skripsi

Juliantara, Kenni. 2014. “Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam Menanggulangi Pekerja Seks Komersil (PSK) Di

Tangerang Selatan”. Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

Noprihono, Akbar. 2017. Peran Pekerja Sosial (PSM) dalam

Penanganan Masalah Sosial Lanjut Usia Terlantar

(LUT) Di Desa Nogotirto Gamping. Yogyakarta: UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta

Wulandari, Fazra Raissa. 2011. “Peran Pekerja Sosial Masyarakat

Kelompok Usaha Bersama dalam Pemberdayaan

Keluarga Miskin Di Desa Lebak Wangi Kecamatan

Sepatan Timur Tangerang”. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Website

https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/07/15/1744/persentase-

penduduk-miskin-maret-2020-naik-menjadi-9-78

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/15708/program-

bantuan-sosial-untuk-rakyat/0/artikel_gpr

https://www.sumbarprov.go.id/details/news/15989

156

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-11-2009-kesejahteraan-

sosialhttps://nasional.tempo.co/read/1298304/kemenso

s-transformasi-program-bpnt-menjadi-program-

sembako/full&view=ok

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190822144004-532-

423786/pemerintah-tambah-bantuan-pangan-untuk-

masyarakat-miskin

https://www.dutaislam.com/2019/09/tafsir-surat-al-maidah-ayat-

2-sikap-saling-tolong-menolong.html

https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-

dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html

Lain-Lain

Dinsos DIY. 2015. Laporan Hasil Pemutakhiran Data PMKS dan

PSKS. Yogyakarta: Dinas Sosial DIY

DinsosProv. Banten. 2017. Laporan Hasil Pemutakhiran Data

PMKS dan PSKS. Banten: Dinas Sosial Prov. Banten

157

LAMPIRAN

158

Lampiran 1 Catatan Observasi

Hari/

tanggal

Kegiatan Hasil Kegiatan

Senin,

09-12-

2019

Menghadap lurah dan

koordinator Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM) kelurahan

Sudimara Jaya

Peneliti memberikan surat untuk izin

melakukan penelitian, sekaligus

wawancara Bapak Abdul Haki selaku

lurah kelurahan Sudimara Jaya dan

wawancara Ibu Sukeni selaku

koordinator PSM.

Peneliti mendapatkan informasi

terkait, kondisi wilayah Sudimara

Jaya, kondisi masyarakat kelurahan

Sudimara Jaya, tugas yang dijalankan

oleh Pekerja Sosial Masyarkat

(PSM), Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT), dan Keluarga Penerima

Manfaat.

Selain peneliti mendapatkan

informasi diatas, peneliti juga

mengamati sistem koordinasi antara

pihak kelurahan dengan Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM).

Rabu,

19-02-

2020

Penyaluran bantuan

sosial non tunai kepada

Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT

(Bantuan Pangan Non

Tunai) tahap 2

Pada hari ini sekitar jam pukul 14.00

WIB, peneliti mengikuti kegiatan

penyaluran bantuan sosial non tunai

tahap ke-2 kepada keluarga penerima

manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) yang dilaksanakan di rumah

agen mitra BNI.

Kegiatan penyaluran hari ini dihadiri

oleh 10 orang Pekerja Sosial

Masyarakat, lurah Sudimara Jaya, Ibu

Nani selaku kasie kemasyarakatan

kelurahan Sudimara Jaya, dan

159

penerima manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT).

Sebelum penyaluran bantuan sosial

tersebut berlangsung, Lurah dan Ibu

Sukeni selaku koordinator pekerja

sosial masyarakat memberikan

informasi kepada keluarga penerima

manfaat bahwa tahun 2020 ini kartu

keluarga sejahtera akan dipegang oleh

keluarga penerima manfaat masing-

masing sesuai dengan kebijakan

pemerintah. Selain itu dikarenakan

masyarakat masih belum memahami

betul cara penggunaan kartu keluarga

sejahtera, Lurah dan koordinataor

pekerja sosial masyarakat

mensosialisasikan bagaimana cara

penggunaannya. Dengan penuh

kesabaran bu Sukeni selaku

koordinator PSM menjelaskan

dengan pelan-pelan agar seluruh

KPM mengerti apa informasi yang

diberikan. Kemudian pak lurah

memberikan informasi bahwa ada

kenaikan uang untuk bantuan

sembako ini.

Selanjutnya setelah PSM dan Lurah

selesai memberikan informasi dan

sosialisasi terkait Kartu Keluarga

Sejahtera, peneliti mulai

menyaksikan langsung bagaimana

PSM dalam melakukan tugas sebagai

tenaga pelaksana dari penyaluran

bantuan ini. Dari mulai KPM

melakukan penggesekan kartu,

160

diarahkan untuk terlebih dahulu tanda

tangan sebagai tanda serah terima

bantuan ini, dan memberikan

langsung bantuan pangan kepada

keluarga penerima manfaat.

Terlihat para penerima manfaat

sangat bergembira mendapatkan

sembako berupa beras 10kg, 2 kg

telur, dan 2 tempe.

Peneliti juga berkesempatan untuk

ikut membantu PSM dalam

memberikan bahan pangan tersebut

kepada keluarga penerima manfaat

bantuan tersebut.

Senin,

30-03-

2020

Penyaluran bantuan

sosial non tunai kepada

Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT

(Bantuan Pangan Non

Tunai) tahap 3

Hari ini peneliti mengikuti kegiatan

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

dalam melaksanakan penyaluran

BPNT tahap ke-3. Ditengah-tengah

masa pandemic covid 19 para PSM

tetap bertanggung jawab atas tugas-

tugas mereka.

Pada pukul 08.00 mereka sudah siap

untuk melaksanakan penyaluran

BPNT dengan memakai rompo

atribut PSM dari Kementerian Sosial,

memakai masker, membawa

handsanitizer, menghindari berjabat

tangan, kerumunan dan berusaha

untuk jaga jarak satu sama lain.

Pada pukul 09.00 para KPM BPNT

terlihat sudah berdatangan dan sudah

memadati rumah mitra agen

sembako. KPM BPNT sebelumnya

sudah diberikan informasi oleh PSM

bahwa hari ini aka nada penyaluran

161

dan KPM harus memakai masker.

Dan terlihat pada hari itu KPM

menggunakan masker.

Pelaksanaan alur pengambilan

bantuan pangan sama seperti pada

bulan lalu, PSM mendampingi KPM

untuk mendapatkan bantuan tersebut.

Kebanyakan PSM mendampingi

KPM yang sudah memasuki usia

lanjut.

Kemudian peneliti berkesempatan

untuk membantu PSM untuk

melakukan penyerahan bahan pangan

kepada KPM. Pada bulan ini KPM

BPNT mendapatkan bahan bangan

berupa beras 10 kg, ayam 1 ekor,

kacang ijo, pisang 1 sisir, sop-sopan,

dan 2 jagung. Terlihat dari raut wajah

penerima manfaat sangat senang

mendapatkan bahan pangan pada hari

ini.

Juma’t,

03-04-

2020

Pencatatan data

masyarakat

berpenghasilan rendah

yang terdampak covid

19

Peneliti berkesempatan untuk

mengikuti kegiatan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) selain kegiatan

penyaluran bantuan sosial non tunai.

Pada hari ini (PSM) Sudimara Jaya

disibukkan dengan data untuk

bantuan sosial tunai yang diberikan

oleh pemerintah dimasa pandemi

covid 19.

Selain membantu dalam penyaluran

bantuan sosial non tunai, PSM juga

membantu pemerintah dalam

melakukan pencatatan data warga di

wilayah Sudimara Jaya. Peneliti bisa

162

melihat dengan jelas bagaimana para

PSM sangat sibuk dengan wajah yang

sudah lelah, pasalnya data yang sudah

pernah didata oleh PSM harus direvisi

kembali karena ada beberapa

kesalahan. Seperti ada yang namanya

double lalu nantinya akan diganti

dengan nama keluarga yang belum

terdaftar, dengan memasukkan nomor

kartu keluarga, nomor induk

kependudukan, alamat rumah, dan

pekerjaan penerima manfaat selama

masa pandemic ini.

Peneliti berkesempatan untuk ikut

serta membantu PSM dalam

melakukan pencatatan data tersebut

dengan membantu menginput data ke

dalam komputer, dikarenakan ada

beberapa PSM yang tidak bisa

mengoperasionalkan komputer.

Di tengah-tengah kesibukan tersebut,

peneliti melihat ada beberapa PSM

yang sedang membuat laporan

kegiatan PSM selama 3 bulan ini

untuk diserahkan kepada TKSK yang

nantinya dikirim ke dinas sosial

melaui TKSK Ciledug.

Selasa,

09-04-

2020

Penginputan data

masyarakat

berpenghasilan rendah

yang terkena dampak

covid 19

Pada hari ini peneliti diajak PSM

Sudimara Jaya untuk kembali

melakukan kegiatan penginputan data

bantuan sosial tunai. Dikarenakan ada

perubahan kebijakan dari dinas sosial

bahwa bantuan tersebut akan

dibagikan juga kepada masyarakat

yang memiliki Kartu Keluarga dari

163

luar Kota Tangerang namun tinggal di

wilayah Sudimara Jaya.

Peneliti menyaksikan langsung

bagaimana peran dan fungsi PSM

dalam melaksanakan tugas

penginputan data. Walaupun mereka

terlihat sudah lelah, mereka tetap

bertanggung jawab menyelesaikan

penginputan data tersebut dengan

teliti.

Peniliti dalam melakukan observasi

melihat adanya hambatan yang

dihadapi oleh PSM Sudimara Jaya,

yaitu tidak semua PSM di Sudimara

Jaya bisa mengoperasionalkan

komputer.

Peneliti juga mengamati bagaimana

proses pelayanan sosial yang mereka

berikan kepada warga/masyarakat

yang datang untuk memberikan data-

data mereka dan menanyakan terkait

bantuan sosial tunai ini. Peneliti

menjelaskan apa saja data yang

dibutuhkan, menanyakan dengan

detail alamat rumah, dan apa

pekerjaanya. PSM juga menjelaskan

terkait bantuan sosil tunai ini.

Kamis,

23-04-

2020

Penyaluran bantuan

sosial non tunai kepada

Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT

(Bantuan Pangan Non

Tunai) tahap 4

Hari ini peneliti mengikuti kembali

kegiatan rutinitas PSM setiap bulan,

yaitu penyaluran bantuan sosial non

tunai kepada KPM BPNT. Seperti

biasa para PSM menggunakan atribut

lengkap dan pastinya selau

menggunakan masker dan sedia

handsanitizer.

164

Terlihat PSM sudah siap untuk

menyambut kedatangan para

penerima manfaat. Satu persatu KPM

berdatangan dan disambut oleh PSM.

PSM mendampingi KPM untuk

melakukan pengisian absen dan tanda

tangan sebagai bentuk tanda bahwa

sudah menerima bantuan sosial

tersebut. Selanjutnya KPM akan

diarahkan kepada PSM yang sedang

bertugas memberikan bahan pangan

kepada KPM.

Pada bulan ini penerima manfaat

BPNT mendapatkan bahan pangan

berupa beras 12 kg, ayam satu ekor, 1

sisir pisang, dan kacang hijau. Pada

bulan ini tidak ada sayuran yang

diganti menjadi beras sebanyak 12 kg.

Penerima manfaat menerima bantuan

pangan tersebut dengan wajah yang

bahagia. Penyaluran pada hari ini

berlangsung dengan lancar tanpa ada

hambatan.

Minggu,

26-04-

2020

Verifikasi kembali data

masyarakat yang

terkena dampak covid

untuk bantuan sosial

tunai

Peneliti pada hari ini berkesempatan

untuk kembali melakukan observasi

dalam kegiatan PSM memverifikasi

data masyarakat untuk bantuan sosial

tunai. Pada hari itu saya tiba di

kelurahan sekitar jam 08.00 pagi.

Kondisi kelurahan masih sepi. Tidak

lama kemudian Ibu Sukeni selaku

koordinator PSM datang dan disusul

dengan anggota PSM lainnya.

Hari ini rencananya kelurahan

Sudimara Jaya akan melakukan

165

verifikasi dari hasil data yang minggu

lalu sudah direkap. Verifikasi ini

untuk memastikan kembali apakah

masih ada warga/masyarakat

Sudimara Jaya yang seharusnya

mendapatkan bantuan ini tetapi belum

masuk datanya. Pihak dinas sosial

ingin memastikan lagi bahwa

masyarakat yang mendapatkan

bantuan sosial ini sudah tepat sasaran

dengan dibantu oleh Pekerja Sosial

Masyarakat kelurahan sebagai salah

satu tenaga pelaksana kegiatan

verifikasi data ini. PSM akan

didampingi oleh tim bina wilayah

kota Tangerang, kecamatan, dan tim

kelurahan Sudimara Jaya.

Sekitar jam 10.00 bapak Abdul Haki

selaku lurah kelurahan Sudimara

Jaya, melakukan briefing/rapat kecil

dengan PSM Sudimara Jaya beserta

tim bina wilayah dan tim kelurahan

Sudimara Jaya.

Dalam briefing tersebut koordinator

PSM menjelaskan bagaimana teknis

pelaksanaan verifikasi data tersebut.

Setelah selesai, para PSM beserta

pendampingnya turun ke lapangan

untuk segera verifikasi mengingat

hari semakin panas.

Peneliti ikut terjun ke lapangan untuk

mengamati PSM dalam melakukan

verifikasi data ke lapangan.

Dikarenakan ini hanya sifatnya

memastikan data apakah masih ada

166

warga yang belum terdata, maka PSM

berkoordinasi dengan RW dan RT

masing-masing wilayah apakah

semua warga per RT sudah terdata

apa masih ada yang belum terdata dan

layak mendapatkan bantuan ini.

Setelah verifikasi selesai PSM dan

timnya akan melaporkan hasil di

lapangan tadi kepada lurah Sudimara

Jaya.

Minggu,

03-05-

2020

Penyaluran bantuan

sosial tunai kepada

masyarakat yang

terkena dampak covid

Hari ini peneliti mengikuti kembali

salah satu kegiatan PSM dimasa

pandemic ini, yaitu penyaluran

bantuan langsung tunai kepada

masyarakat yang terkena dampak

covid 19. Sebelumnya peneliti telah

mengikuti kegiatan PSM dalam

melakukan pencatatan data dan

pelaporan masyarakat berpenghasilan

rendah yang terkena dampak covid

19.

Setelah perjuangan para PSM dengan

melakukan pendataan, hari ini

bantuan sosial tunai Presiden RI tahap

1 turun di kelurahan Sudimara Jaya

untuk diberikan kepada masyarakat.

Besaran manfaat yang diberikan

adalah sebesar Rp. 600.000,00 secara

tunai.

Penyaluran bantuan sosial langsung

tunai ini dilaksanakan di TK Insan

Julia Fatahila. Tidak hanya PSM saja

yang terlibat dalam penyaluran ini,

ada dari pihak Kecamatan, kelurahan,

167

TNI, Polisi, empat orang pihak dan

bank BJB.

Peneliti mengamati pada hari itu PSM

sangat sibuk dikarenakan mereka

harus mendampingi masyarakat

untuk memperoleh bantuan ini.

Banyak permasalahan yang muncul

seperti permasalahan di NIK, lalu

banyak yang mengambil bantuan ini

dengan cara perwakilan. Bantuan ini

tidak boleh orang lain yang

mengambil, harus orang yang datanya

tercantum sesuai dengan nama yang

turun.

Setelah selesai penyaluran bantuan

tersebut, tugas PSM masih berlanju

yaitu mengrekap data hasil

penyaluran tadi dengan didampingi

oleh Lurah Sudimara Jaya dan tenaga

kesejahteraan sosial kecamatan

Ciledug.

Senin,

04-05-

2020

Pembagian Kartu

Keluarga Sejahtera

kepada KPM BPNT

baru

Hari ini ada pembagian Kartu

Keluarga Sejahtera untuk KPM

BPNT yang data-datanya baru turun

dari Kementerian Sosial. Peneliti

berkesempatan untuk mengikuti

kegiatan tersebut.

Pembagian kartu ini dilaksanakan di

Gedung sekolah SMPN 28

Tangerang.

Pada hari itu peneliti berbincang-

bincang dengan Ibu Sukeni selaku

koordinator PSM dan kasie

kemasyarakatan kelurahan Sudimara

Jaya, bahwa penambahan data KPM

168

BPNT sebanyak 54 orang. Dari

penuturan Ibu Sukeni nama-nama

yang kartunya baru turun hari ini

adalah data BDT dari tahun 2018

namun baru turun kartunya hari ini.

Tentu saja ini merupakan ranah PSM

sebagai pendamping para KPM

BPNT untuk membantu para KPM

dalam proses mendapatkan kartu

tersebut.

Pada hari ini tidak hanya kelurahan

Sudimara Jaya saja tapi seluruh PSM

sekecamatan Ciledug juga sebagai

tenaga pelaksana dari kegiatan hari

ini.

Lokasi Gedung sekolah tersebut

sangat dipadati oleh para calon KPM

BPNT dengan masing-masing

PSMnya. Kartu Keluarga Sejahtera

ini diberikan dari pihak bank BNI

langsung dengan didampingi oleh

PSM.

Peneliti mengamati dari awal KPM

datang PSM sangat mendampingi

KPM terutama KPM lansia. PSM

akan melakukan pengecekan kembali

data apa aja yang harus dibawa ke

dalam ruangan yang nantinya

berkas/data untuk bisa mempermudah

KPM memperoleh kartu tersebut,.

Lalu PSM mendampingi lansia yang

tidak bisa baca, tulis, dan tanda

tangan agar ia bisa menerima kartu

tersebut.

169

Rabu,

20-05-

2020

Penyaluran bantuan

sosial non tunai kepada

Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT

(Bantuan Pangan Non

Tunai) tahap 5

Pada hari ini peneliti kembali

mengikuti kegiatan penyaluan BPNT

tahap ke 5 di bulan Mei. Seperti biasa

penyaluran BPNT dilaksanakan di

rumah agen mitra BNI.

Selain PSM kegiatan penyaluran

BPNT ini dihadiri oleh lurah, kasie

kemasyarakatan dan para KPM

BPNT.

Suasana pagi ini sangat ramai, sekitar

78 KpM BPNT terlihat memenuhi

halaman rumah agen mitra BNI.

Dikarenakan hari ini ada KPM BPNT

yang baru, maka lurah Sudimara Jaya

mensosialisasikan mengenai

penyaluran BPNT ini, bagaimana alur

pelaksanaanya, cara menggunakan

kartu keluarga sejahtera. PSM

memberi informasi bahwa jangan

sampai kartu keluarga sejahtera ini

diberikan ke orang lain. Selain itu

KPM BPNT jangan sampai

menghilangkan kartu ini, karena nanti

akan susah untuk mengurusnya lagi.

Dalam memberikan informasi kepada

KPM, Ibu Sukeni selaku koordinator

PSM dengan sabar menjelaskan

kembali secara perlahan agar KPM

bisa mengerti apa maksud informasi

yang sebelumnya telah dijelaskan

oleh Bapak Lurah.

Selain itu para KPM BPNT baru

diberikan informasi oleh PSM bahwa

kartu ini tidak bisa digesek untuk

diambil uang tunainya.

170

Selanjutnya seluruh PSM Sudimara

Jaya dengan penuh semangat

memperkenalkan diri masing-masing

agar para KPM bisa mengenali nama-

nama PSM di wilayahnya masing-

masing.

Peneliti mengamati bagaimana PSM

dalam berkoordinasi dengan pak

lurah terkait pelaksanaan penyaluran

ini, mendampingi para penerima

manfaat terutama KPM BPNT yang

baru.

Pada bulan ini bahan pangan yang

diperoleh oleh KPM berupa beras 12

kg, tempe, jagung, sop-sopan, telur 1

kg, dan pisang 1 sisir. Peneliti melihat

dati wajah sluruh KPM BPNT

bahagia menerima bantuan ini.

Kamis,

25-06-

2020

Penyaluran bantuan

sosial non tunai kepada

Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT

(Bantuan Pangan Non

Tunai) tahap 6

Seperti dibulan-bulan sebelumnya,

peneliti kembali melakukan observasi

dalam kegiatan PSM melaksanakan

penyaluran bantuan sosial pangan non

tunai.

Pada bulan ini peneliti datang

terlambat dikarenakan ada suatu

urusan, hari ini peneliti melihat di

lokasi penyaluran hanya ada 9 PSM

dan kasie kemasyarakatan Sudimara

Jaya.

Saat peneliti tiba dilokasi penyaluran

sudah hampir selesai, hanya tinggal

beberapa KPM yang belum

mengambil bantuan sosial tersebut.

Pada tahap ke-6 bahan pangan yang

diterima oleh KPM berupa beras 12

171

kg, telur 1 kg, kentang, kacang

Panjang, sayur kangkong, dan buah

jeruk.

Pada hari ini peneliti tidak bisa

berlama-lama melakukan observasi

dikarenakan peneliti harus pergi ke

kampus karena ada urusan mendadak.

Rabu,

22-07-

2020

Penyaluran bantuan

sosial non tunai kepada

Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT

(Bantuan Pangan Non

Tunai) tahap 7

Pada hari ini peneliti mengikuti

kegiatan penyaluran BPNT tahap ke-

7. PSM Sudimara Jaya sudah hadir

sejak jam 09.00 WIB. Kegiatan hari

ini dihadiri oleh Bapak lurah dan

kasie kemasyarakatan kelurahan

Sudimara Jaya untuk memantau

bagaimana kelancaran pelaksanaan

penyaluran yang dijalankan oleh

PSM.

Seperti biasa peneliti mengamati

bagaimana PSM sebagai tenaga

pelaksana dan pendamping bagi KPM

BPNT. PSM dengan penuh kesabaran

dan ketelitian melayani satu persatu

KPM BPNT yang mulai berdatangan.

Pada tahap ke-7 ini KPM

mendapatkan bahan pangan berupa

beras 12 kg, pisang 1 sisir, telur 1 kg,

dan sayur labu.

Pada hari ini saya mulai melakukan

interaksi dengan KPM BPNT,

berkomunikasi dengan beberapa

KPM, mendengarkan mereka

komunikasi dengan PSM,

menanyakan bagaimana perasaan

para KPM setelah mendapatkan

bantuan ini, dan menanyakan

172

bagaimana PSM dalam melakukan

pendampingan kepada mereka.

Peneliti juga mengamati bagaimana

PSM menyampaikan hasil laporan

penyaluran hari ini kepada lurah

Sudimara Jaya.

173

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Dengan Lurah Sudimara

Jaya

TRANSKRIP WAWANCARA

Infroman : Lurah Kelurahan Sudimara Jaya

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Ruang Kerja Lurah Sudima

Jaya

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020

Waktu Wawancara : 11.40 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Abdul Haki

Usia : 51 tahun

Jenjang Pendidikan : S1

Pertanyaan Jawaban

1. Kapan terbentuknya

struktur Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM) di kelurahan

Sudimara Jaya ?

Jadi strukturnya setiap tahun SK

PSM diperbaharui sesuai

dengan ketentuan yang

diberikan oleh dinas sosial

melalui TKSK yang ada di

Kecamatan.

Kalo ditanya sejak kapan itu

mengacu kepada aturan yang

ada di dinas sosial. Sejak saya

jadi lurah tahun 2016 sudah ada

dan bahkan tahun 2000 saya jadi

kasie ekonomi di Kecamatan

Batu Ceper sudah ada PSM.

Di Kelurahan Sudimara Jaya

semenjak saya menjadi lurah

174

saya selalu membuatkan SK

untuk PSM.

2. Bagaimana

persyaratan menjadi

PSM di kelurahan ?

Tidak ada persyaratan yang

khusus, hanya saja persyaratan

mulaknya dia mau mengabdikan

jiwa raganya untuk mengabdi

kepada masyarakat dan sukarela

membantu pemerintah tanpa

pamrih.

Mereka ini adalah murni pekerja

sosial yang betul-betul tidak

digaji, karena mereka

mempunyai panggilan dari

hatinya untu membantu

pemerintah terutama membantu

masyarakat di wilayahnya.

PSM sangat-sangat membantu

kami, tanpa PSM saya pikir

kelurahan akan kewalahan juga

karena mereka lah yang tau

kondisi wilayahnya seperti apa.

3. Ada berapakah

PSM di Kelurahan

Sudimara Jaya?

Sekarang PSM yang ada di

kelurahan Sudimara Jaya ada 10

orang yang membawahi 12 RW.

Dan memang ada 2 orang PSM

yang memegang sekaligus 2

RW.

4. Bagaimana peran

dan fungsi PSM

sebagai pendamping

sosial bagi Keluarga

Penerima Manfaat

(KPM)?

Peran PSM adalah sebagai

pendamping sosial di

wilayahnya. Contoh bu Kenny

sebagai koordinator untuk

wilayah RW 01, dia yang

175

mendampingi penerima manfaat

disana.

Keliatannya memang PSM

hanya aktif dalam

penyelenggaraan bantuan sosial

yang diberikan pemerintah saja,

namun faktanya tidak. Mereka

aktif tidak terbatas hanya

Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) atau bantuan sosial

lainnya. Masalah anak terlantar,

ada anak butuh sekolah, bahkan

kasus KDRT mereka aktif untuk

ikut terlibat dalam menangangi

permasalahan tersebut.

5. Seperti apa kondisi

KPM BPNT di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Kondisinya variatif ya, dalam

artian kondisi variative itu ada

kriteria keluarga harapan nih

mereka tidak bekerja, ada

mereka yang kerjanya

serabutan, pendapatannya

sangat minim sekali.

Tidak semuanya penerima

BPNT ini lansia, tapi memang

umumnya lansia karena secara

fisik mereka sudah tidak bisa

bekerja lagi.

Penduduk Sudimara Jaya

hampir 23.000 jiwa memiliki

rata-rata perekonomian

menengah ke bawah.

Jumlah seluruh KPM BPNT dan

PKH kurang lebih ada 326,

namun KPM BPNT murni saat

176

ini 78. Awalnya KPM BPNT

ada 80 namun ada dua kartu

yang tidak menerima saldo

dalam artian saldo dikartunya

kosong. Koordinator PSM akan

melaporkan bahwa pada bulan

juli hanya ada 78 penerima

manfaat BPNT.

6. Bagaimana peran

dan fungsi PSM

dalam penyaluran

Bantuan Pangan

Non Tunai di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Peran dan tugas Pekerja Sosial

Masyarakat ada pada program

Bantuan Sosial Non Tunai

dalam bidang pangan yaitu

Bantuan Pangan Non Tunai.

Artinya secara langsung mereka

memantau program Bantuan

Pangan Non Tunai ini. Dari awal

turunnya data dari BDT sampai

penyaluran bantuan ini Pekerja

Sosial Masyarakatlah yang

memantau bantuan tersebut.

Mereka yang merencanakan

kriteria apa yang dibutuhkan

oleh masyarakat mengenai

menu pangan yang akan

diberikan, lalu mereka juga yang

menyalurkan, dan kemudian

mereka juga yang mengevaluasi

program ini.

Jumlah uang atau besaran

manfaat yang diterima KPM

BPNT saat ini berjumlah

Rp.200.000,00/bulan. Dalam

jumlah ini ada kriteria

pangannya untuk bisa

177

mencukupi uang tersebut.

Seperti beras 12 kg, ada protein

seperti tempe tahu, ada sayur,

ada buah ada protein hewaninya

seperti ayam atau telur sebesar 1

kg.

PSM juga membuat

perencanaan menyesuaikan

harga bahan pangan di agen

mitra BNI, karena bisa sewaktu-

waktu ada kenaikan bahan

pokok. Kayak waktu di bulan

puasa kemarin harga bahan

pangan melonjak tinggi nah kita

juga menyusaikan supaya

jumlah besaran manfaat ini bisa

tepat harga dan KPM BPNT bisa

tetap mendapatkan bahan

pangan yang lengkap.

Dengan adanya bantuan BPNT

ini ya sedikit banyak membantu

masyarakat meskipun

bentuknya sembako jadi bukan

dalam artian perekonomian

mereka bisa tertutupi, minimal

ya kebutuhan pokok mereka bisa

terpenuhi.

Lampiran 3 Transkrip Wawancara Dengan Koordinator

Pekerjasosial Mastarakat

TRANSKRIP WAWANCARA

178

Informan : Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Rumah koordinator PSM

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020

Waktu Wawancara : 13.30 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Sukeni

Usia : 47 Tahun

Jenjang Pendidikan : SLTA

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana peran anda

sebagai pendamping

sosial bagi masyarakat

penerima manfaat?

Bentuk peran kita dalam

melakukan pendampingan kepada

penerima manfaat BPNT ini

adalah pada saat penyaluran

berlangsung dan sebelum itu kita

melakukan pendampingan pada

pendataan. Dimana kita akan

memverifikasi dan validasi

kembali data yang turun dari

kementerian sosial tersebut.

Apakah data yang turun sudah

tepat sasaran apa belum. Kita nanti

akan turun ke lapangan langsung

untuk memverifikasi lagi.

Kalo dulu kita kerjanya melakukan

pendampingan kepada orang yang

sakit. Jadi dulu pemerintah Kota

Tangerang punya program kartu

Multiguna sebelum sekarang ada

kartu BPJS, kartu multiguna itu

179

khusus untuk masyarakat yang

tidak mampu berobat ke rumah

sakit. Bagi masyarakat yang tidak

mempunyai kartu tersebut, akan

diberikan surat keterangan tidak

mampu yang dinamanakan SK

persial. PSM akan mendampingi

pengurusan surat tersebut dengan

cara kita datang ke rumahnya

untuk melakukan pengecekan

dokumen, fotocopy KK, KTP, dan

kita akan foto keadaan rumahnya

seperti apa. Lalu setelah itu PSM

akan lapor ke puskesmas sebagai

pihak yang memverifikasi laporan

tersebut yang jika telah diverifikasi

dan dinyatakan masyarakat

tersebut layak sebagai penerima

manfaat program tersebut, PSM

akan ke kelurahan untuk langsung

membuat SK persial tersebut.

2. Bagaimana peran anda

sebagai pendorong dan

penggerak dalam

mengembangkan

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang sudah diinisiasi

atau dimunculkan

dalam lingkungan

masyarakat ?

Pada peran ini contoh yang

nyatanya adalah kasus covid-19.

Disini kami para PSM

menggerakkan masyarakat untuk

cepat tanggap dalam kasus virus

corona ini. Kami menggerakan dan

mengajak masyarakat sekitar

untuk peduli dengan masyarakat

yang terpapar dengan virus ini.

Sampai akhirnya terbentuklah

namnaya lumbung covid untuk

membantu masyarakat yang

terpapar virus tersebut. Kita disini

180

berperan untuk menggerakan

masyarakat seperti RT/RW

ataupun masyarakat setempat

untuk membantu masyarakat yang

terpapar dengan memberikan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari

terutama makanan.

3. Bagaimana fungsi

inisiator anda sebagai

PSM ?

Fungsi inisiatif kita sebagai PSM

adalah ketika kita menerima

laporan ada warga penyandang

disabilitas yang membutuhkan

alat bantu seperti kursi roda, maka

PSM akan segera membuatkan

surat pengajuan ke dinas sosial

untuk permintaan kursi roda

tersebut agar warga tersebut segera

mendapatkan alat bantu yang

dibutuhkan

4. Bagaimana fungsi

motivator (melakukan

sosialisasi,

memberikan informasi,

dan memotivasi

masyarakat) anda

sebagai PSM?

Sebelum hari penyaluran

berlangsung, PSM perwilayah

akan menginformasikan kepada

seluruh Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BPNT melalui

surat, telepon, atau PSM datang

langsung ke rumah KPM BPNT

tersebut. Lalu yang sering kita

informasikan kepada KPM terkait

kartu, kita selalu

menginformasikan bahwa Kartu

Keluarga Sejahtera jangan sampai

hilang dan jangan sampai

diberikan kepada orang lain, harus

KPM itu sendiri yang pegang.

181

Dalam memotivasi masyarakat

pernah ada kasus di RW 10 ada

bocah dibawah umur yang hamil

diluar nikah dan tidak mengetahui

siapa yang menghamili. Anak ini

kerja di tempat hiburan malam.

Nah bentuk motivasi kita adalah

dengan kerumahnya kita ketemu

dengan neneknya, kita kasih

motivasi keneneknya seperti Ibu

yang kuat dan ikhlas ya menerima

kejadian ini, semoga kedepannya

anak ini bisa menjadi anak yang

kuat. Kami juga memberikan

motivasi kepada sang anak agar ia

selalu semangat.

PSM juga menasehati neneknya

agar cucunya tidak bekerja di

tempat seperti itu lagi. PSM juga

mengingatkan harus selalu cek

kandungannya, mengingat ia

hamil diumur yang masih sangat

muda.

5. Bagaimana fungsi

dinamisator anda

sebagai PSM?

Koordinasi dengan lurah, RT, RW

pokoknya kita kalo ada masalah

pasti selalu berkoordinasi dengan

yang lainnya. waktu itu pernah ada

kasus orang terlantar yang dibuang

bener-bener dibuang kalo itu kita

langsung koordinasi ke dinsos

untuk dibawa ke panti sosial.

Kita sebagai orang yang

menggerakan masyarakat melalui

RT/RW perwilayah, untuk

182

membantu warga ditengah masa

pandemic ini kita biasanya akan

rapat terlebih dahulu dengan

RT/RW dan satgas covid di

Sudimara Jaya.

6. Bagaimana fungsi

pencatatan dan

pelaporan anda

(administrative)

sebagai PSM?

Fungsi pencatatan dan pelaporan

kita adalah pada saat data yang

turun di Basis Data Terpadu atau

BDT dari kementerian sosial, akan

kita verifikasi dan validasi.

Verifikasi dan validasi data ini

untuk mengetahui apakah nama-

nama yang tercantum pada data

BDT masih layak atau tidak,

apakah orangnya masih ada atau

sudah pindah/meninggal.

Selain itu kita setiap 3 bulan buat

laporan tentang kegiatan kita, lalu

misalnya pencatatan penanganan

ot, pencatatan anak yatim ghuafa,

pencatatan bantuan kursi roda atau

alat bantu dengar

7. Bagaimana peran anda

sebagai penggagas

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang belum nyata di

tengah-tengah

lingkungan masyarakat

?

Jadi kita ingin buka usaha seperti

warung makan, tetapi karena

keterbatasan dana dan lahan kita

belum bisa mewujudkan usaha

tersebut. Latar belakang kenapa

kita para PSM ingin membuat

usaha ini karena ketika kita sedang

melakukan pencatatan atau

verifikasi data sering kali

ditemukan masyarakat yang

harusnya layak untuk dibantu

namun mereka tidak terdaftar

183

namanya di BDT. Maka di luar itu

semua kami para PSM akhirnya

memakai kas pribadi PSM untuk

meringankan beban masyarakat

yang membutuhkan tersebut.

Selain itu kami akan tetap

mengusulkan nama-nama

masyarakat yang seharusnya layak

dan berhak mendapatkan bantuan

sosial yang diberikan oleh

pemerintah

8. Bagaimana teknis

pelaksanaan

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai ?

Penggesekan kartu keluarga

sejahtera

Tanda tangan bukti KPM sudah

mengambil

Mengambil bantuan pangan yang

diberikan

9. Ada berapakah jumlah

keluarga penerima

manfaat dari program

Bantuan Pangan Non

Tunai?

KPM BPNT di Sudimara Jaya

awalnya 34, lalu kemarin kan baru

turun lagi jadi total ada 80 tapi ada

2 kartu yang kosong saldonya, jadi

cuma ada 78 KPM saat ini

10. Apakah ada pelatihan

khusus untuk PSM

dalam menjalankan

peran dan fungsinya?

Ada sih pelatihan, tentang materi

atau teori. Waktu itu tanggal 6-7

Maret tahun 2020 ada bimbingan

teknis dari Kementerian Sosial

yang diselenggarakan selama dua

hari di Hotel Horison Tangerang

yang diikuti seluruh PSM sekota

Tangerang. Bimbingan teknis ini

biasanya tidak semua anggota

PSM ikut, seperti saya kemarin

184

tidak mengikuti bimbingan teknis.

Yang ikut bimbingan teknis

kemarin adalah Bu Enik dan Bu

Purwaningsih, beliau-beliau lah

yang nantinya akan

menyampaikan kepada saya dan

anggota lainnya tentang isi dari

bimbingan teknis tersebut.

Bimbingan teknis dasarnya berupa

materi atau teori mengenai

pendampingan sosial kepada

penerima manfaat/warga yang

sedang membutuhkan bantuan

11. Menurut anda apakah

Bantuan Sosial Pangan

Non Tunai di

Kelurahan Sudimara

Jaya sudah tepat

sasaran ?

Alhamdulillah sih sudah tepat

sasaran, makanya kita selalu

melakukan verifikasi dan validasi

data adalah untuk mengetahui

bantuan ini sudah tepat sasaran apa

belum

12. Adakah kendala yang

dihadapi oleh anda

sebagai PSM di

kelurahan Sudimara

Jaya dalam

menajalankan peran

dan fungsinya?

Kendalanya banyak, mulai dari

data, saat verifikasi data tidak

semuanya turun, maka itu jadi

kendala PSM. Ada yang protes

dari masyarakat. Terus turun kartu

tapi saldo 0, kuota kosong tiba-tiba

ke cut saldonya tidak ada , terus

kartu ilang yg dipegang oleh KPM.

Pokoknya kita dalam menghadapi

masyarakat harus tebal kuping,

tebal rasa, kita gak boleh marah-

marah ke masyarakat.

13. Selain mendampingi

penyaluran Bantuan

Pendampingan orang sakit,

pendampingan orang terlantar,

185

Pangan Non Tunai, apa

saja kegiatan PSM di

kelurahan Sudimara

Jaya ?

pendampingan Kasus KDRT,

pelecehan, jadi PSM bisa

melaporkan kasus apa saja yang

trejadi di wilayahnya, kalo kasus

KDRT atau pelecahan kita lapor ke

P2TP2A Ciledug. Kegiatan

bantuan alat bantu dengar ataupun

kursi roda untuk penyandang

disabilitas. Kalo KDRT kita

upayakan mediasi jangan sampai

lapor polisi, kalo ke polisi

urusannya panjang.

Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pekerja Sosial

Masyarakat

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Pekerja Sosial Masyarakat

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Rumah koordinator PSM

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020

Waktu Wawancara : 13.30 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Astari

Usia : 47 Tahun

Jenjang Pendidikan : Si

Pertanyaan Jawaban

186

1. Bagaimana peran anda

sebagai pendamping

sosial bagi masyarakat

penerima manfaat?

Kalo dulu peran kita sebagai

pendamping sosial masyarakat

penerima manfaat tuh banyak

mulai dari orang terlantar dan

penyandang disabilitas, kalo dulu

belum ada bantuan sosial seperti

BPNT jadi kita lebih mendampingi

masyarakat yang rentan sosial.

Kalo sekarang masih juga

mendampingi masyarakat yang

rentan sosial, hanya sekarang ini

kita ada tambahan mendampingi

KPM BPNT.

Jiak untuk mendampingi KPM di

BPNT kita mulai dari turunnya

data, verifikasi validasi data,

pendampingan pengambilan KKS,

dan pada saat penyaluran kita

dampingin juga sampai KPM

menerima bantuannya.

2. Bagaimana peran anda

sebagai pendorong dan

penggerak dalam

mengembangkan

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang sudah diinisiasi

atau dimunculkan

dalam lingkungan

masyarakat ?

Kalo peran ini yang jelasnya yang

bantuan covid nih, maksudnya kita

menggerakan masyarakat kalo

misalnya ada yang terpapar kan

kita sebisa mungkin menggerakan

masyarakat disekitar untuk peduli

karna itu kan harus isolasi mandiri

jadi kita bener-bener yang

menggerakan mengajak

masyarakat. Terus selain itu kita

juga secara langsung ikut

mendorong dalam

mengembangkan bantuan sosial

sih ya, karena memang kita para

187

PSM yang membantu seluruh

proses bantuan sosial pangan non

tunai di wilayah Sudimara Jaya.

3. Bagaimana fungsi

inisiator anda sebagai

PSM ?

Kita jawabnya lebih banyak ke

contoh kasus ya, soalnya kita

semua rata-rata kerjanya langsung

ke permasalahannya langsung ke

praktek soalnya kalo lewat teori

agak susah soalnya kita langsung

praktek.

Jadi kalo terkhusus di penyaluran

BPNT ini kita mencari, menggali,

mengumpulkan data-data dari

masyarakat penerima

manfaat/calon KPM. PSM

melakukannya pas kegiatan

VerVal data yang baru turun dari

Kemensos.

4. Bagaimana fungsi

motivator (melakukan

sosialisasi,

memberikan informasi,

dan memotivasi

masyarakat) anda

sebagai PSM?

Contoh kasus lagi ya misalnya nih

ada, mohon maaf remaja yang

bekerja di tempat malam, lalu

kemudian remaja tersebut hamil,

nah kita ke rumahnya untuk

melakukan pendampingan,

memberi motivasi kepada orang

tuanya, dan memberikan edukasi

mengenai kehamilan remaja.

Kalo fungsi motivator di

penyaluran BPNT kita lebih sering

sosialisasi tentang BPNT terus

gimana cara pakai kartu keluarga

sejahtera. Dan kita paling sering

memberikan informasi kapan

bantuan ini turun dan selalu

188

memberi informasi bahwa bantuan

ini tidak bisa diuangkan atau

ditunaikan atau digesek di atm

untuk diambil uangnya. Terkadang

ada aja KPM yang masih belum

paham, makanya kita setiap

penyaluran selalu kasih tau.

5. Bagaimana fungsi

dinamisator anda

sebagai PSM?

Kita kalo ada masalah di wilayah

Sudimara Jaya pasti selalu

koordinasi dulu. Baik ke

kelurahan, RT, RW, bahkan jika

sudah rumit kita koordinasi dengan

TKSK.

6. Bagaimana fungsi

pencatatan dan

pelaporan anda

(administrative)

sebagai PSM?

Setiap 3 bulan kita buat pelaporan

tentang kegiatan kita, lalu

misalnya pencatatan penanganan

ot, pencatatan anak yatim ghuafa,

pencatatan bantuan kursi roda atau

alat bantu dengar. Terus pada saat

VerVal data kita juga kan

melakukan pencatatan dan

pelaporan. Kita juga yang

melakukan penginputan data pakai

computer dan Handphone

biasanya.

7. Bagaimana peran anda

sebagai penggagas

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang belum nyata di

tengah-tengah

lingkungan masyarakat

?

Sebenernya banyak gagasan kita

tapi sulit aja untuk diadakannya

disini. Kayak tadi yang dibilang

ibu Sukeni kalo kita kepikiran dan

kepengen bikin warung makan

gitu. Jadi belum ada sih peran ini

masih tertahan dengan dana dan

lahan yang kurang mendukung.

189

8. Bagaimana teknis

pelaksanaan

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai ?

Tahapannya memberikan

informasi kapan bantuannya turun

melalui pesan whatsap atau door to

door ke rumah KPM, ketika

penyaluran KPM melakukam

penggesekan kartu dirumah agen

BNI, Tanda tangan bukti KPM

sudah mengambil bantuan pangan

yang diberikan, membantu KPM

mengambil bahan pangan.

9. Ada berapakah

jumlah keluarga

penerima manfaat dari

program Bantuan

Pangan Non Tunai?

Jumlah KPM sekarang ada 78, itu

sudah termasuk KPM yang

kemarin kartu elektroniknya sudah

turun

10 Apakah ada pelatihan

khusus untuk PSM

dalam menjalankan

peran dan fungsinya?

Ada pelatihan tapi gak pasti,

termasuk jarang sih ya

11. Menurut anda apakah

Bantuan Sosial

Pangan Non Tunai di

Kelurahan Sudimara

Jaya sudah tepat

sasaran ?

Sudah dong insyaAllah, saya

bilang sudah tepat sasaran karna

kami melakukan verifikasi dan

validasi data penerima BPNT

12. Adakah kendala yang

dihadapi oleh anda

sebagai PSM di

kelurahan Sudimara

Jaya dalam

Banyak banget kalo mau

diceritaiin, tapi yang paling sering

kendalanya itu mulai dari data, saat

verifikasi data tidak semuanya

turun, maka itu jadi kendala PSM.

190

menajalankan peran

dan fungsinya?

Ada yang protes dari masyarakat

kenapa dia gak dapat bantuan

tersebut padahal kami disini bukan

sebagai penentu kalo bis amah kita

juga pasti akan membantu semua

masyarakat. Kemudian turun kartu

tapi saldo 0, kuota kosong tiba-tiba

kecut saldonya tidak ada, terus

kartu ilang yg dipegang oleh KPM

13. Selain mendampingi

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai, apa

saja kegiatan PSM di

kelurahan Sudimara

Jaya ?

Mendampingi masyarakat yang

kurang jika mereka sakit dan

diharuskan dirawat, mendampingi

orang terlantar, penyandang

disabilitas, terus posyandu, kalo

sekarang ini kita lagi menggerakan

masyarakat tentang peduli

pandemic covid 19

14. Bagaimana peran

sebagai pemantau

program Bantuan

Pangan Non Tunai?

Kami PSM juga sering melakukan

komunikasi ya dengan KPM,

bertanya mengenai bahan pangan,

apa yang sedang mereka butuhkan.

Kita merencanakan bahan pangan

yang sesuai dengan kebutuhan

KPM intinya, bukan dari kita atau

siapapun. Artinya dari situ kita

melakukan evaluasi mengenai

program BPNT ini, apakah KPM

sudah mendapatkan bahan pangan

yang seimbang.

191

Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan Pekerja Sosial

Masyarakat

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Pekerja Sosial Masyarakat

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Rumah koordinator PSM

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020

Waktu Wawancara : 13.30 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Rosdiana

Usia : 56 Tahun

Jenjang Pendidikan : SLTA

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana peran anda

sebagai pendamping

sosial bagi masyarakat

penerima manfaat?

Dengan berkembangnya waktu

PSM kerjanya tambah lagi, kalo

sekarang PSM melakukan

pendataan, data itu namanya BDT

(basis data terpadu) nah kan nanti

kita verifikasi-verifikasi, nanti kita

dampingi KPM untuk

pengambilan kartu elektroniknya.

Kita sering dampingin yang lansia.

192

Kita damping KPM sampai

mereka dapet bantuannya ditangan

mereka. Benar-benar dari awal

turunnya data sampai pada saat

penyaluran langsung.

2. Bagaimana peran anda

sebagai pendorong dan

penggerak dalam

mengembangkan

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang sudah diinisiasi

atau dimunculkan

dalam lingkungan

masyarakat ?

Waktu itu ada kasus laporan

bahwa ada orang terlantar lalu

lapor sama RT RW, disitu kita

menyarankan ke pak RTnya nanti

adakah keluarganya yang masih

bisa dihubungi. Tapi kalo misalnya

dia tidak ada keluarganya dia bisa

dititipkan kepanti sosial. Jadi

disitu peran kita intinya.

3. Bagaimana fungsi

inisiator anda sebagai

PSM ?

PSM memang harus berpikir

secara inisiatif untuk menangani

masalah kesejahteraan sosial. Kita

akan identifikasi dulu masalahnya

apa, mencari-cari sumber

informasi melalui masyarakat, lalu

setelah mendapatkan informasi

yang sesuai kita catat dan

kemudian di laporkan. Sama juga

waktu kita melakukan verifikasi

ddan validasi data kita biasanya

mengumpulkan data KPM BPNT

dari KTP dan KK. Kita juga

langsung mengobservasi keadaan

KPM tersebut, dari situ kita

193

mendapatkan informasi juga

apakah penerima manfaat ini

masih layak atau sudah mampu.

4. Bagaimana fungsi

motivator (melakukan

sosialisasi,

memberikan informasi,

dan memotivasi

masyarakat) anda

sebagai PSM?

Sosialiasi terkait penyaluran

BPNT, kasih pemahaman kepada

KPM bagaimana penggunaan

kartu elektronik, terus kasih

informasi kalo uang di kartu ini tuh

gabisa diambil. Uang non tunai ini

hanya untuk dibelikan bahan

pangan aja. Jadi kita bener-bener

harus sering sosialisasi dan kasih

informasi ke KPM.

5. Bagaimana fungsi

dinamisator anda

sebagai PSM?

Koordinasi dengan lurah, RT, RW

pokoknya kita kalo ada masalah

pasti selalu berkoordinasi dengan

yang laiinnya. waktu itu pernah

ada kasus orang terlantar yang

dibuang bener-bener dibuang kalo

itu kita langsung koordinasi ke

dinsos untuk dibawa ke panti

sosial.

6. Bagaimana fungsi

pencatatan dan

pelaporan anda

(administrative)

sebagai PSM?

PSM setiap ada kegiatan pasti

selalu kita catat ya, di buku

kegiatan PSM dalam penangan

masalah kesejahteraan sosial. Itu

nanti dilaporkan ke TKSK nanti

dari TKSK baru ke dinas sosial.

Terus kita juga kalo lagi turun ke

lapangan seperti verifikasi data

kita melalukan pencatatan abis itu

melakukan penginputan baru

194

dilaporun data-data yang kita

temukan dilapangan seperti apa.

7. Bagaimana peran anda

sebagai penggagas

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang belum nyata di

tengah-tengah

lingkungan masyarakat

?

Tadi kan udah disampaikan ya

sama bu Sukeni sama Pak Astari

juga, kita sulit untuk jadi peran

sebagai penggagas

penyelenggaraan kesejahteraan

sosial yang belum ada di Sudimara

Jaya. Kita cuma bisa kasih ide aja

atau gagasan belum ada di tahap

mengadakan gagasan tersebut di

lingkungan Sudimara Jaya

8. Bagaimana teknis

pelaksanaan

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai ?

Undang KPM, penggesekan kartu,

KPM tanda tangan serah terima,

KPM menerima langsung bantuan

pangan tersebut.

9. Ada berapakah jumlah

keluarga penerima

manfaat dari program

Bantuan Pangan Non

Tunai?

Ada 80 tapi yang ada 2 karu yang

kosong saldonya, jadi cuma ada 78

sekarang

10. Apakah ada pelatihan

khusus untuk PSM

dalam menjalankan

peran dan fungsinya?

Jarang sih pelatihan, tapi pernah

ada. Biasanya setatahun 1 sampai

2 kali, tapi tidak semua PSM ikut

hanya beberapa aja sebagai

perwakilan gitu.

11. Menurut anda apakah

Bantuan Sosial Pangan

Non Tunai di

Kelurahan Sudimara

Jaya sudah tepat

sasaran ?

Sudah tepat sasaran, makanya kan

kita verifikasi dan validasi data

supaya mengetahui bantuan ini

sudah tepat sasaran apa belum.

195

12. Adakah kendala yang

dihadapi oleh anda

sebagai PSM di

kelurahan Sudimara

Jaya dalam

menajalankan peran

dan fungsinya?

Kendalanya banyak, mulai dari

data, turun kartu tapi saldo 0, kuota

kosong, tiba-tiba kecut saldonya

tidak ada, kartu ilang. Kalo ada

kejadian tersebut kita lapornya ke

TKSK dulu dan sampai saat ini

belum ada solusinya itu kendala

yang berhubungan dengan

penyaluran BPNT.

13. Selain medampingi

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai,

apa saja kegiatan

PSM di kelurahan

Sudimara Jaya ?

Pendampingan orang sakit,

pendampingan orang terlantar,

pendampingan Kasus KDRT,

pelecehan, jadi PSM bisa

melaporkan kasus apa saja yang

trejadi di wilayahnya, kalo kasus

KDRT atau pelecahan kita lapor ke

P2TP2A Ciledug. Kegiatan

bantuan alat bantu dengar ataupun

kursi roda untuk penyandang

disabilitas.

196

Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan kasie

Kemasyarakatan Kelurahana Sudimara Jaya

TRANSKRIP WAWANCARA

Infroman : Kasie Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Agen BNI (tempat

penyaluran BPNT)

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020

Waktu Wawancara : 11.00

B. Identitas Informan

Nama : Nani Haryani

Usia : 54 tahun

Jenjang Pendidikan : Sarjana

Pertanyaan Jawaban

1. Kapan terbentuknya

struktur Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya ?

Kalo ditanya kapan terbentuknya

tahun 2005 juga sudah ada,

namun waktu itu hanya ada dua

orang saja. Tidak banyak seperti

sekarang ini

2. Bagaimana persyaratan

menjadi Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan ?

Persyaratan menjadi seorang

PSM pastinya dia adalah Warga

Negara Indonesia, berusia 17

tahun ke atas, sehat jasmani dan

rohani dan yang paling penting

dia mempunyai jiwa sosial.

Dalam artian dia harus siap

melaksanakan seluruh kegiatan

sosial

197

3. Apakah ada kriteria

khusus yang diberikan

kepada masyarakat

untuk menjadi Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM) ? jika ada

mohon untuk

dijelaskan

Tidak ada kriteria yang khusus

untuk bisa menjadi PSM, jika

seseorang ingin menjadi PSM

tandanya ia punya rasa

kepedulian sosial dan jiwa sosial

yang tinggi

4. Apa saja tanggung

jawab seorang Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM) di kelurahan?

Tanggung jawabnya seorang

PSM wajib melaporkan kegiatan

sosial, lalu melakukan pendataan

lalu dilaporkan hasilnya,

melakukan pendampingan ke

masyarakat, dan melaksanakan

kegiatan sosial

5. Apakah Bapak/Ibu

memberikan pelatihan

khusus kepada Pekerja

Sosial Masyarakat di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Kalo dari saya atau dari

kelurahan tidak ada, adanya dari

dinas sosial atau kementerian

sosial, itupun sangat jarang

sekali

6. Menurut Bapak/Ibu

bagaimana peran PSM

sebagai pendamping

sosial bagi masyarakat

penerima manfaat?

Perannya PSM ini adalah untuk

kelancaran kegiatan pemberian

bantuan sosial contohnya adalah

seperti program BPNT ini.

Mereka yang akan mendampingi

para penerima manfaat BPNT

agar penyalurannya berjalan

dengan mudah dan lancar

7. Menurut Bapak/Ibu

bagaimana peran PSM

sebagai pendorong dan

penggerak dalam

Peran PSM kalo sebagai

penggerak dalam

penyelenggaraan sosial sih kayak

misalnya sekarang ini lagi wabah

198

mengembangkan

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang sudah diinisiasi

atau dimunculkan

dalam lingkungan

masyarakat ?

virus covid, mereka dengan

inisiatif memberikan informasi

kepada masyarakat untuk tetap

jaga kebersihan, dan selalu

mengingatkan untuk selalu pakai

masker.

Lalu kalo misalnya ada

masyarakat yang bener-bener

membutuhkan pertolongan PSM

berkoordinasi dengan RT/RW

untuk musyawarah agar bisa

membantu warganya yang

kesusahan ini. Biasanya PSM

punya uang kas sendiri dan uang

kas itu terkadang dipakai untuk

membantu masyarakat yang

benar-benar membutuhkan

pertolongan

8. Menurut Bapak/ibu

Bagaimana fungsi PSM

dalam mengambil

inisiatif dan inovasi

dalam menangani

masalah Kesejahteraan

Sosial ?

Hampir sama kayak tadi kali ya

ketika ada masyarakat ataupun

penerima manfaat bantuan sosial

membutuhkan pertolongan

mereka akan langsung

memikirkan bagaimana caranya

agar masyarakat ini dapat

tertolong

9. Menurut Bapak/Ibu

bagaimana fungsi PSM

dalam menemukan

potensi permasalahan

kesejahteraan sosial

serta sumber daya

maupun dana

dimasyarakat yang

Mereka dalam menemukan

potensi permasalahan sosial itu

dari laporan-laporan masyarakat

sekitar atau dari RT atau RW,

dikarenakan mereka latar

belakang pekerjaannya adalah

terjun ke lapangan langsung

terkadang mereka bisa langsung

199

dapat digali untuk

mengatasi

permasalahan

kesejahteraan sosial ?

menemukan permasalahan sosial

yang ada di wilayah Sudimara

Jaya.

Untuk mengetahui sumber daya

juga PSM sudah jelas pasti para

PSM bisa menemukan sumber

daya yang bisa dimanfaatkan

untuk solusi dari permasalahan

yang ada sih ya, contohnya soal

misalnya ada warga yang

kekurangan untuk biaya rumah

sakit PSM sudah tau kemana ia

harus mencari bantuan untuk

bisa menolong warga tersebut

10. Bagaimana peran dan

fungsi PSM dalam

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai

(BPNT) di kelurahan

Sudimara Jaya ?

Kalo dari awal mereka akan

melakukan pendataan nama-

nama KPM yang diajukan untuk

dapat dicantumkan di BDT yaitu

basis data terpadu dari

kementerian sosial langsung.

Setelah nama-namanya turun

mereka akan melakukan

verifikasi dengan cara terjun ke

lapangan langsung untuk

melakukan pengecekan atau

validasi data.

Setelah sudah clear verifikasi

mereka nantinya akan

mendapatkan kartu keluarga

sejahtera yang nantinya akan

mereka gunakan sebagai

pengambilan BPNT. Setelah

sudah mendapatkan kartu, para

KPM akan diberikan arahan atau

200

informasi terkait penyaluran

BPNT.

KPM akan diberikan arahan

penggunaan kartu keluarga

sejahtera tersebut dalam

penyaluran BPNT. Nah setelah

memberikan edukasi tentang

teknis penyaluran BPNT untuk

selanjutnya mereka nantinya

akan diberikan informasi untuk

penyaluran BPNT dibulan

berikutnya.

201

Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan

Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Ciledug

TRANSKIP WAWANCARA

Infroman :Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

Kecamatan Ciledug

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Kediaman TKSK Ciledug

Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 04 Agusyus 2020

Waktu Wawancara : 10.00 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Akhmad Irfan Djatmika

Usia : 34 Tahun

Jenjang Pendidikan : S1

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana persyaratan

menjadi PSM di

kelurahan?z

PSM itu awalnya adalah dari ibu-

ibu kader kelurahan. Ibu-ibu kader

kelurahan yang diambil

normatifnya itu dari masing-

masing RW yang ada di kelurahan

tersebut gitu. Yang aktif, yang

biasa di posyandu, pokja, itu kita

saring lalu kita tentuiin siapa yang

akan jadi PSMnya gitu. Karena

tiap RW itu minimal itu 1 orang

kader PSM.

PSM itu berarti warga setempat

yang mau berinteraksi sosial

membantu atau mitra dari pada

pemerintah. Hanya saja yang ter

202

SKkan itu hanya perwakilannya

aja.

Secara aturan bakunya ada aturan

untuk usia, dari umur 17th sampe

60. Selebihnya kalo diluar itu

sifatnya pemberdayaan.

Kalo selama dia masih mampu

melaksanakan tugas PSM kenapa

tidak, hanya secara aturan sampai

60 tahun.

Kalo untuk persyataran khusus

untuk jadi PSM tidak ada. Yang

penting dia mau bergerak, dan

berjiwa sosial.

PSM itu dari kelurahan, di SKkan

oleh lurah, dan di SKkan Kembali

oleh wali kota melalui dinas sosial.

Bisa dibilang PSM itu adalah

organisasi eksklusif, kenapa?

Karena PSM yang SKnya dua dari

kelurahan dan walikota

2. Kemampuan dan

keterampilan apa saja

yang diperlukan untuk

menjadi PSM di

kelurahan ?

Keterampilan atau kemampuan

PSM pada dasarnya adalah mereka

mampu untuk berinteraksi sosial

dengan masyarakat di wilayahnya.

Namun dikarenakan sistem dari

kota Tangerang, kecamatan, dam

kelurahan sudah menggunakan

sistem teknologi yang canggih

maka PSM dituntut untuk

menguasai teknologi yang ada,

203

seperti penggunaan hp android,

computer, dan laptop

3. Apa saja kriteria

penerima manfaat yang

mendapatkan Bantuan

Sosial Pangan Non

Tunai?

Untuk kriteria penerima BPNT

atau bansos pangan itu, sebenernya

adalah masyarakat yang

dikategorikan tidak mampu atau

yang terdata di BDT (basis data

terpadau) atau DTKS (data terpadu

kesejahteraan sosial).

Jadi kriteria dari bantuan pangan

ini adalah masyarakat yang kurang

mampu dalam artian miskin,

mereka yang berpenghasilan di

bawah Rp. 1.500.000,00/bulan,

mereka yang berpenghasilan tidak

tetap, dan rumahnya yang masih

tinggal tidak menetap. Bantuan

pangan ini sifatnya adalah untuk

membantu menyambung hidup

kebutuhan sehari-hari, maka

umumnya yang mendapatkan

bantuan pangan ini adalah

keluarga dan lansia

Di kelurahan Sudimara Jaya

seingat saya saat ini penerima

BPNTnyaada 78.

4. Bagaimana peran PSM

sebagai pendamping

sosial bagi masyarakat

penerima manfaat?

Peran PSM di BPNT sebagai

pendamping sih untuk tahap awal

adalah mendata Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) baik

calon ataupun yang sudah

ditetapkan menjadi KPM.

Selanjutnya PSM akan

memverifikasi kembali data KPM

204

tersebut. Setelah itu PSM

membantu mendampingi proses

penyaluran tersebut di

kelurahannya masing-masing.

Untuk pendampingan sosial

lainnya PSM juga banyak, jadi

tidak hanya melakukan kegiatan

bansos pangan tadi itu tadi mereka

menangani 26 PMKS. Seperti

menangani balita gizi buruk, terus

ada korban kebakaran, korban

bencana alam, dan banyak lagi hal

yang berkaitan dengan sosial.

Kalo bicara peran PSM sesuai

yang diharapkan masyarakat untuk

sekarang ini kita bilang cukup

lumayan membantu. Tapi kalo

bicara tugas dan peran PSM itu

sendiri di wilayah itu sangat

membantu, karena bisa dibilang

tugas PSM itu lebih-lebih dari

pada RT RW di lingkungan.

Padahal bisa dilihat PSM ini suka

rela dia, bekerja keras menjadi

mitra pemerintah dan membantu

masyarakat.

Bicara gaji tidak ada hanya insentif

yang bisa dibilang nilainya gak

seberapa tapi karena terdorong

untuk suka rela untuk kegiatan

sosial secara suka rela

alhamdullilah mereka dibawa

happy aja.

205

5. Bagaimana peran PSM

sebagai penggagas

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang belum nyata di

tengah-tengah

lingkungan masyarakat?

Peran PSM sebagai penggagas

penyelenggaraan kesejahteraan

sosial adalah hanya sebatas

mengusulkan saja. Mereka tidak

punya kewenangan untuk

mewujudkan gagasan tersebut.

Kewenangan itu tetep ada di dinas

sosial.

Biasanya gagasan-gagasan

tersebut dijembatani oleh TKSK

untuk menyambung ke dinas

sosial. Jadi PSM itu lebih

cenderung menggagas dilapangan

aja. Ibaratnya dia mengusulkan

tapi kelemahan dari itu dia gak

punya kewenangan karena harus

berkaitan dengan program-

program pemerintah di kota

Tangerang. Sifatnya masih

koordinasi.

6. Bagaimana fungsi PSM

sebagai motivator?

Ada juga, kenapa dibilang ada ya

itu tadi PSM ini bisa dikatakan

sebagai penyuluh kegiatan sosial

yang ada di lingkungan

masyarakat. Karena RT/ RW atau

masyrakat itu sendiri kurang

paham program apa aja sih yang

ada di kota Tangerang yang

berkaitan dengan kesejahteraan

sosial.

Nah kadang PSM itu juga

membantu sebagai penyuluh

kegiatan sosial di wilayahnya. Jadi

gak hanya sebagai petugas, gak

206

hanya mendata. Mereka juga

sebagai pemberi informasi kayak

tadi ngundang ada penyaluran

BPNT, terus ada kegiatan apa atau

dari dinas sosial ada apa

disampaikan ke TKSK lalu PSM

yang menyampaikan ke

masyarakat. Jadi PSM sebagai

pemberi informasi karena dari

kelurahan pun ada informasi apa

selain kepada RT RW ya kader

PSM yang menyampaikan ke

masyarakat.

7. Bagaimana peran PSM

sebagai pendorong dan

penggerak dalam

mengembangkan

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang sudah diinisiasi

atau dimunculkan dalam

lingkungan masyarakat

?

Jadi kadang dari PSM itu tercetus

pemikiran-pemikiran yang

sifatnya membantu dari pada

proses kesejahteraan sosial

tersebut.

Kadang dia juga sebagai gagasan,

mendorong kegiatan tersebut,

kadang kita sharing. Karena

tempat perwilayah itu pasti punya

masalah yang berbeda-beda.

Kadang-kadang yang punya

formula itu sendiri juga PSM

kadang kita sharing gimana bisa

memecahkan permasalahan

tersebut.

Ibaratnya gak cuma petugas tapi

dia harus bisa memanage

management konflik di wilayah

tersebut gitu. Untuk cara

menyelesaikan permasalahan

207

tersebut kita lebih cenderung itu

secara kekeluargaan.

Jadi harus ada interaksi sosial

antara masyarakat, lingkungan,

dan juga PSM. Kadang

didampingin oleh pihak kelurahan

dan TKSK kalo ada memang

masalah-masalah yang gak bisa

ditangani oleh PSM sendiri.

8. Bagaimana peran PSM

sebagai mitra

pemerintah, dan sejawat

masyarakat dalam

menjalankan program

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial?

Jika dilihat dari surat keputusan

atau SKnya, tugas dari Pekerja

Sosial Masyarakat adalah mitra

pemerintah. Konsep dasarnya

adalah ada ditingkat kelurahan

yang tugasnya pasti berkaitan

dengan program-program

kesejahteraan sosial, baik dari

bantuan sosial ataupun hal-hal

lainnya

9. Bagaimana fungsi

administrator PSM

dalam melakukan

pencatatan dan

pelaporan?

Fungsi adminstrasi atau pendataan

fungsinya banyak, karena tanpa

adanya masukan data atau

pelaporan dari PSM tersebut kita

tidak akan punya data. Data KPM

atau data PMKS berasal dari

pendataan dan pelaporan. Tanpa

ada fungsi adminstrasi

pengumpulan data yang kita

harapkan tidak akan bisa

terkumpul

10. Bagaimana peran dan

fungsi PSM dalam

penyaluran Bantuan

Fungsi khususnya ya

alhamdulillah Ciledug bisa

dibilang sebagai penggagas sosial

208

Sosial Pangan Non

Tunai?

fungsi dari pada peran PSM

sebagai mitra untuk bansos pangan

ini. Mungkin ada kecamatan lain

yang tidak melibatkan PSM dalam

penyaluran ini, tapi untuk ciledug

dari awal program ini bergulir kita

libatkan PSM sebagai motornya.

Baru di tahun 2018-2019 kita

wujudkan jadikan agen penyaluran

khusus untuk bantuan pangan non

tunai ditiap kelurahan.

11. Apakah perbedaan

Tenaga Kesejahteraan

Sosial Kecamatan

dengan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)

Kalo PSM itu dibawah naungan

TKSK, karena pada dasarnya

TKSK pun recruitmennya diambil

dari pilar-pilar kesejahteraan sosial

salah satunya PSM, karang taruna

dan lainnya. Bisa dibilang TKSK

itu adalah koordinator dari pada

PSM.

12. Apakah ada pelatihan

khusus untuk PSM dan

menjalankan peran dan

fungsinya ?

Pelatihan khusus workshop itu ada

itu biasanya diselenggrakan oleh

dinas itu kadang bisa dibilang

setahun minimal itu paling nggak 2

kali yakan.

Pelatihan dasar itu biasanya

pelatihan tentang management

pemberdayaan sosial. Selanjutnya

ada system pelatihan

pemberdayaan sosial untuk

dilapangan. Jadi secara

managementnya dan secara

penanganan di lapangan. Ada teori

khususnya PSM itu harus

menguasai sebenernya 26

209

permasalahan PMKS yaitu

penyandang masalah

kesejahteraan sosial, nah itu

konsep dasarnya disitu. Makanya

kadang PSM itu kita bekali dengan

buku saku yang berkaitan dengan

PMKS dimasyarakat. Untuk

TKSK sendiri sering kasih

pelatihan, kalo secara formal

hanya beberapa kali lah tapi secara

koordinasi itu tuh rutin hampir tiap

bulan sekali melakukan pelatihan

dan juga koordinasi, sharing yang

berkaiatan dengan permasalahan

PMKS di wilayah. Jadi ibaratnya

buat menanyakan kembali tugas

topoksinya daripada PSM tersebut.

Dan jadi kita juga tiap bulan itu

sering ada sharing dan juga kadang

kita sharing melalui grup WA juga

gitu nanti ada pertanyaan-

pertanyaan apa diwilayah yang

kurang dipahami PSM, TKSK

yang backup gitu. Pelatihan ini

kadang dilakukan perwilayah

kadang sekecamatan.

13. Bagaimana fungsi

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)

sebagai Inisiator yang

berarti mengambil

inisiatif dan inovasi

dalam menangani

Fungsi dari inisiatif Pekerja Sosial

Masyarakat dalam menangani

permasalahan kesejahteraan sosial

yang ada di wilayahnya adalah

ketika mereka menggali informasi

kepada warga atau masyarakat

penerima manfaat yang pada

umumnya mereka sangat tertutup

210

masalah Kesejahteraan

Sosial ?

mengenai permasalahan yang

mereka alami. Pada saat menggali

suatu permasalahan disitulah

fungsi inisiatif dari PSM

diperlukan karena mereka akan

mencari, menemukan,

mengumpulkan, dan mencatat data

dan infromasi kebutuhan di

lapangan atau permasalahan yang

ada di sekitar

211

Lampiran 8 Wawancara Keluarga Penerima Manfaat

Bantuan Pangan Non Tunai

TRANSKRIP WAWANCARA

Infroman : Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non

Tunai

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Rumah KPM

Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020

Waktu Wawancara : 16.15

B. Identitas Informan

Nama : Chotimah

Usia : 72 tahun

Jenjang Pendidikan : SD

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Bapak/Ibu

mengetahui apa itu

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)?

Gak tau sih, saya taunya orang

yang suka ngebantu

masyarakat aja

2. Menurut Bapak/Ibu

apakah dengan adanya

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dapat

membantu Bapak/Ibu

dalam memperoleh

Bantuan Pangan Non

Tunai?

Membantu banget kata saya

mah, jadinya saya bisa dapet

bantuan kayak gini. Saya jadi

gak usah keluarin duit buat

makan kadang juga kita dapet

ayam. Kalo kita beli mah kan

mahal lumayan ya

3. Selain program Bantuan

Pangan Non Tunai

(BPNT) adakah program

Gak ada sih, cuma dari BPNT

aja. Paling ada dari orang-

orang sini kayak suka kasih

212

bantuan sosial lainnya

yang Bapak/Ibu terima?

sumbangan sama kayak

sembako juga

4. Apakah selama ini

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) sudah

memberikan

pendampingan dengan

baik pada penyaluran

BPNT?

Alhamdulillah mendampingi

budeh sampe akhirnya bisa

dapet bantuan jadi udah gak

kekurangan kayak dulu.

Budeh juga sering dibantuiin

bawaiin bahan sembakonya

dibantuiin nulis soalnya udah

tua kan budeh

5. Bagaimana tanggapan

Bapak/Ibu dengan adanya

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Budeh sih seneng ada kayak

ibu-ibu ini yang suka

ngebantu orang-orang susah

kayak kita.

6. Bagaimana Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM)

dalam memberikan

informasi?

Paling kasih tau ada

penyaluran BPNT hari apa

jam berapa, tempatnya

dimana. Sama kadang suka

kasih tau ada pengajian lansia

disuruh ngaji datang gitu

7. Apakah selama ini

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) yang

diberikan pemerintah

kepada Bapak/Ibu sudah

mencukupi?

Alhamdulillah bersyukur

cukup, budeh jadi bisa

nyimpen uang terus udah gak

kekurangan. Anak-anak

budeh juga pada dapet jadi

alhamdulillah cukup udah gak

kekurangan kayak dulu

8. Bagaimana peran Pekerja

Sosial Masyarakat pada

penyaluran Bantuan

Alhamdulillah yaa baik sudah

baik pelayanannya kayak suka

kasih tau ada penyaluran,

213

Pangan Non Tunai

(BPNT) ?

bantuiin bawa barang-

barangnya. Walaupun bukan

dari ibu-ibu itu bantuannya

mereka ngebantu banget

menyalurkan bantuan ini

apalagi kayak budeh yang

udah tua gini jadi budeh

terbantu banget

9. Bagaimana fungsi PSM

dalam melakukan

pencatatan dan pelaporan

?

Iyaa pernah biasanya

dimintaiin KK terus KTP

10. Apa yang Bapak/Ibu

ketahui tentang fungsi

PSM sebagai motivator ?

Hmmm gak ada sih kalo itu

11. Apa harapan Bapak/Ibu

kepada Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Ya mudah-mudahan lebih

baik lagi, lebih maju, sehat

semua

12. Apa harapan Bapak/Ibu

terhadap program

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) ?

Harapan saya ya mudah-

mudahan terus lancar

Lampiran 9 Wawancara Dengan Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

TRANASKIP WAWANCARA

Infroman : Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non

Tunai

214

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Agen BNI (tempat

penyaluran BPNT)

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020

Waktu Wawancara : 10.17 WIB

B. Identitas Informan

Nama : Ibu Ninuk

Usia : 40 tahun

Jenjang Pendidikan : SMP

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Bapak/Ibu

mengetahui apa itu

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)?

Hmmm tidak tau sih.. saya

taunya apa ya namanya…

kayak semacam kader aja gitu

taunya yang suka ngebantu kita

kita ini

2. Menurut Bapak/Ibu

apakah dengan adanya

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)

dapat membantu

Bapak/Ibu dalam

memperoleh Bantuan

Pangan Non Tunai

(BPNT) ?

Iya membantu apalagi lagi

kondisi kayak gini jadi terbantu

banget bisa dapet bantuan

sembako kayak gini, lumayan

banget soalnya neng ini

bantuannya

3. Selain program

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) adakah

program bantuan sosial

Ada…itu bantuan apasih

namanya yang 600 ribu itu,

selain itu gak ada lagi sih Cuma

BPNT yang tiap bulan rutin

215

lainnya yang

Bapak/Ibu terima?

4. Apakah selama ini

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)

sudah memberikan

pendampingan dengan

baik pada penyaluran

BPNT?

Udah mendampingi yang

tadinya saya gak tau gimana

dapet bantuan ini sampe

akhirnya dapet kartu ini terus

nanti diundang ke rumah agen

mitra BNI banyak tuh KPM

lainnya pada ngumpul disana

buat ambil bahan sembakonya.

Diarahin dari awal sama

mereka

5. Bagaimana tanggapan

Bapak/Ibu dengan

adanya Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Dengan adanya PSM di

wilayah ini jadi banyak kebantu

warganya, sudah bagus

kelurahan Sudimara Jaya ada

ibu-ibu kader dari kelurahan

jadi enak masyarakat kalo mau

minta tolong

6. Bagaimana Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM) dalam

memberikan

informasi?

Paling kasih informasi kalo

besok ada penyaluran BPNT

jam berapanya gitu doang sih

paling ya

7. Apakah selama ini

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) yang

diberikan pemerintah

kepada Bapak/Ibu

sudah mencukupi?

Kalo dibilang cukup ya cukup.

Udah cukup ngebantu lah

nutupin sebagian bahan dapur

kayak ada beras terus telor kan

kadang ada ayam. Bersyukur

aja udah dapet itu

8. Bagaimana peran

Pekerja Sosial

Masyarakat pada saat

Udah bagus sih kerjanya kalo

perannya yang saya tau ya itu

kayak kasih info kapan

216

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai

(BPNT) ?

penyaluran datang terus

mereka dampingin dah untuk

pengambilannya biar lebih

gampang

9. Bagaimana fungsi PSM

dalam melakukan

pencatatan dan

pelaporan ?

Apaan ya paling negedata data

doangan, kayak dimintain KK

KTP gitu-gitu doang taunya

10. Apa yang Bapak/Ibu

ketahui tentang fungsi

PSM sebagai motivator

?

Gak tau sih kayaknya mah kalo

ke diri saya sendiri gak pernah

ya

11. Apa harapan Bapak/Ibu

kepada Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Semoga berlanjut terus dan

makin bagus kerjanya

12. Apa harapan Bapak/Ibu

terhadap program

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) ?

Makin terus lanjut juga biar

bisa bantu orang banyak

217

Lampiran 10 Transkrip Wawancara Keluarga Penerima

Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai

TRANSKIP WAWANCARA

Infroman : Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non

Tunai

A. Tempat dan Waktu Wawancara

Tempat Wawancara : Agen BNI (tempat

penyaluran BPNT)

Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020

Waktu Wawancara : 10.45

B. Identitas Informan

Nama : Ibu Yuli

Usia : 46 tahun

Jenjang Pendidikan : SMEA

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Bapak/Ibu

mengetahui apa itu

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)?

Kayak apa ya maksudnya ? oh

kayak begini ya ? tau sih cuma gak

tau kalo namanya begitu, taunya

ya orang yang ngadaiin kegiatan

ini aja. Taunya dari orang

kelurahan aja

2. Menurut Bapak/Ibu

apakah dengan adanya

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) dapat

membantu Bapak/Ibu

dalam memperoleh

bantuan sosial?

Sangat membantu sih jadi lancar

dan cepet pengambilan

bantuannya. Gak buang-buang

waktu juga jadi pas ibu datang

langsung dilayanin jadi cepet

penyalurannya ibu bisa langsung

pulang dah

218

3. Selain program Bantuan

Pangan Non Tunai

(BPNT) adakah program

bantuan sosial lainnya

yang Bapak/Ibu terima?

Ini doang kalo saya mah dapetnya

4. Apakah selama ini

Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM)

sudah memberikan

pendampingan dengan

baik pada saat

penyaluran BPNT?

Kalo ada penyaluran besoknya di

kasih tau lewat telepon kadang ke

rumah juga kasih tau, terus pas

penyaluran diarahin gitu harus

tanda tangan dulu. Kalo saya gak

bisa ambil bantuannya kadang

dianter ke rumah, terus kalo

langsung diambilin tuh bahan-

bahan semabakonya. Ibu-ibu itu

yang bantuiin masukin

sembakonya ke plastic biar lebih

gampang dan cepet.

5. Bagaimana tanggapan

Bapak/Ibu dengan

adanya Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Tanggapannya sih pertahanin

terus deh ada ibu-ibu dari

kelurahan ini biar bisa ngebantu

kita terus

6. Bagaimana Pekerja

Sosial Masyarakat

(PSM) dalam

memberikan informasi?

Pernah sih waktu itu ngurusin

BPJS, nah mereka ngarahin harus

kesini kesono dulu ngasih taulah

alurnya harus gimana gimana

7. Apakah selama ini

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) yang

diberikan pemerintah

kepada Bapak/Ibu sudah

mencukupi?

Kalo pengen mah maunya lebih,

tapi alhamdulillah ini juga udah

ngebantu banget kita jadi

berkurang pengeluaran belanja

biar uang belanja bisa dipake buat

yang lain neng

219

8. Bagaimana peran

Pekerja Sosial

Masyarakat pada

penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai

(BPNT) ?

Dibantuiin cara penggesekan

kartu, abis itu kita diarahin untuk

tanda tangan gitu di struk

pembayaran sebagai bukti kita

udah menerima bansos itu. Terus

biasanya dikasih tauu dah

sebelumnya kapan hari

penyalurannya. Mereka Cuma

menyalurkan aja memang Cuma

kalo gak didampingin mereka juga

bingung ibu kayaknya

9. Bagaimana fungsi PSM

dalam melakukan

pencatatan dan

pelaporan ?

Apa ya biasanya mah cuma kayak

minta KK, KTP, terus foto-foto

rumah gitu-gitu sih ya

10. Apa yang Bapak/Ibu

ketahui tentang fungsi

PSM sebagai motivator

Kayaknya nggak sih, paling

ngasih arahan-arahan kayak kasih

tau kapa nada penyaluran, terus

dikasih tau gimana cara

pelaksanaannya

11. Apa harapan Bapak/Ibu

kepada Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM) di

kelurahan Sudimara

Jaya?

Mudah-mudahan terus berlanjut

baik baik semua

12. Apa harapan Bapak/Ibu

terhadap program

Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) ?

Kita mah maunya ditambah

hehehe kalo bisa mah

220

Lampiran 11 Surat Persetujuan Pembimbing Akademik

Lampiran 12 Surat Keterangan Program Studi

221

222

Lampiran 13 Cover Persetujuan Skripsi

223

Lampiran 14 Surat Permohonan Dosen Pembimbing

224

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian di Kelurahan Sudimara

Jaya

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian kepada Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234