peran dan fungsi pekerja sosial masyarakat
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of peran dan fungsi pekerja sosial masyarakat
PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
(PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON
TUNAI BAGI KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM)
BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI
KELURAHAN SUDIMARA JAYA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Mirna Tri Pertiwi
NIM : 11160541000022
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
PERAN DAN FUNGSI PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
(PSM) DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL NON
TUNAI BAGI PENERIMA MANFAAT BANTUAN
PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN
SUDIMARA JAYA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.sos)
Oleh :
Mirna Tri Pertiwi
NIM : 11160541000022
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
i
ABSTRAK
Mirna Tri Pertiwi, 11160541000022, Kesejahteraan Sosial,
2020
Peran Dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) Di Kelurahan Sudimara Jaya
Masalah kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting
untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga. Pemerintah
telah memberikan program penanggulangan kemiskininan melalui
bantuan sosial dalam bidang pangan yang disalurkan dalam bentuk
nontunai kepada keluarga dengan kondisi ekonomi terendah
didaerah pelaksanaan. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di
Kelurahan Sudimara Jaya menjadi salah satu ujung tombak dari
penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi untuk menggali informasi dengan tujuan
mengetahui Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di kelurahan Sudimara Jaya.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Peran Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi
Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di
kelurahan Sudimara Jaya adalah sebagai penggerak, pendamping
sosial bagi penerima manfaat, mitra pemerintah dalam
mengimplentasikan penyaluran BPNT, dan sebagai pemantau
program bantuan sosial non tunai. Dalam melaksanakan tugasnya
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya
telah memaksimalkan fungsi sebagai inisiator, motivator, dan
administrator.
Kata Kunci : Peran, Fungsi, Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM), Bantuan Sosial Non Tunai, Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah mengantarkan umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman
yang terang benderang ini.
Tidak mudah penulis dalam menyelesaikan penelitian
skripsi ditengah-tengah masa pandemik Covid-19 ini, namun
Alhamdulillahirrabbil’alamin dengan penuh perjuangan, usaha
dan tekad yang kuat akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Peran dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya. Adapun tujuan
penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelat Sarjana Sosial (S.Sos) dalam jenjang
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang
yang selalu setia menemani penulis dan selalu mendukung penulis
baik dukungan moril maupun materil sehingga penulis telah
berhasil melalui berbagai macam, rintangan dan hambatan dalam
proses mengerjakan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan
iii
terimakasih kepada Mama dan Ayah sebagai pemberi motivasi
terbesar dalam hidup penulis, karena tanpa doa dari kedua orang
tua penulis tidak akan sampai pada proses ini.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dari mulai proses penyusunan sampai
dengan skripsi ini selesai. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhaniddin Lubis, Lc., M.A sebagai
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, Ph.D, M.Ed sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwan
dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Siti
Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag., MSW, Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Dr Sihabudin Noor, M.A., Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan Cecep Castrawidjaya, M.Si.
3. Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Prodi Jurusan
Kesesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA
sebagai Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.
4. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, MSW sebagai dosen pembimbing
penulis, penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam
atas kesediannya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah
kesibukannya untuk memberikan arahan, masukan, dan
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
terkhusus kepada dosen-dosen Prodi Kesejahteraan Sosial.
6. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial, terimakasih atas ilmu dan
kekeluargaan yang kalian berikan
iv
7. Bapak Drs. Abdul Haki selaku Lurah kelurahan Sudimara Jaya
dan para staff kelurahan, terkhusus Ibu Nani Haryani selaku
Kasie Kemasyarakatan kelurahan, terimakasih telah
mengizinkan penulis dan menerima penulis dengan baik dan
memberikan kesempatan penulis untuk mendapatkan ilmu baru
dan pengalaman baru.
8. Bapak Akhmad Irfan Djatmika, selaku Tenaga Kesejahteraan
Sosial Kecamatan Ciledug, terimakasih telah bersedia
meluangkan waktunya untuk penulis.
9. Seluruh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan, Ibu
Sukeni selaku Koordinator PSM, Ibu Siti Habibah, Ibu Siti
Nurhafizah, Ibu Rusdiana, Ibu Purwaningsih, Ibu Masni, Ibu
Enik Kristiyanti, Ibu Nila Andrianti, Mas Eko Lani Purwanto
dan Pak Astari. Penulis mengucapkan terimakasih yang
mendalam kepada keluarga besar PSM Sudimara Jaya telah
menerima dengan baik dan membantu penulis dengan tulus dan
ikhlas dalam penelitian skripsi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada masyarakat Sudimara Jaya penerima manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai, terimakasih telah bersedia membantu
penulis dalam penelitian skripsi ini
11. Teh Arin, Teh Lida, Salsa, dan Keluarga besar Abah Sukarya,
terimakasih selalu mendoakan, memberikan dukungan moril
dan materil, dan selalu mengingatkan penulis untuk tetap
semangat.
v
12. Deni Ramadhianto yang selalu setia menemani penulis dari
proses awal pembuatan skripsi sampai penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
13. Tiara Herdanti S, Alda Novianti K, Sherly Kurnia S, Itsnaini
Nabila, Kirana Maya, Yassinta, April, Desna Cindra
Wulandari, Syifa Wachdaniyah, Yonabila Tachika, Yessy
Istiani, Dea Defrilia, Mutia Salamah, terimakasih kepada
sahabat-sahabat baik penulis yang selalu mendengarkan keluh
kesah penulis, memberikan semangat, dan support kepada
penulis.
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih
terdapat kekurangan dan belum sempurna. Hal ini dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun bagi penulis sehingga penulis dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan
dikemudian hari. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
skripsi ini, baik bantuan moril maupun materil. Semoga bantuan
yang telah diberikan mendapat balasan yang berlimpah dari Allah
SWT.
Tangerang, 03 September 2020
Penulis,
Mirna Tri Pertiwi
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................xiii
DAFTAR GRAFIK ........................................................ xv
DAFTAR BAGAN ......................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................ xvii
DAFTAR ISTILAH ....................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Pembatasan Masalah ........................................... 10
C. Rumusan Masalah ............................................... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 10
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................. 12
F. Metodologi Penelitian ......................................... 16
G. Sistematika Penulisan .......................................... 26
BAB II LANDASAN TEORI ..................................... 29
A. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ............. 29
1. Pengertian Peran .............................................. 29
2. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat .......... 30
3. Status dan Kedudukan, Kriteria dan
Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat......... 31
4. Peran Pekerja Sosial Masyarakat ................... 33
B. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ........... 34
1. Pengertian Fungsi............................................. 34
vii
2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat ................. 35
C. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai ................ 35
1. Pengertian Penyaluran Bantuan Sosial
Non Tunai ......................................................... 35
2. Pengertian Bantuan Pangan Non Tunai ........ 36
3. Ruang Lingkup Bantuan Pangan Non
Tunai .................................................................. 38
4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan
Non Tunai ......................................................... 43
D. Landasan Hukum ................................................. 44
1. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan Dan
Pembangunan Keluarga .................................. 44
2. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial ........................................ 45
3. Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2019
Tentang Pekerja Sosial Masyarakat ............... 47
4. Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2017
tentang Standar Nasional Sumber Daya
Manusia Penyelenggara Kesejahteraan
Sosial ................................................................. 48
5. Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 63 Tahun 2017
Tentang Penyaluran Bantuan Sosial
Non Tunai ......................................................... 49
viii
6. Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2019
Tentang Bantuan Pangan Non Tunai............. 49
E. Kerangka Berpikir ............................................... 50
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR
PENELITIAN ................................................ 54
A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan
Sudimara Jaya ...................................................... 55
1. Sejarah Kelurahan Sudimara Jaya ................. 55
2. Visi dan Misi Kelurahan Sudimara Jaya
............................................................................ 56
3. Profil Kelurahan Sudimara Jaya .................... 57
B. Gambaran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Kelurahan Sudimara Jaya .................................... 60
1. Sejarah Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya ................... 60
2. Dasar Hukum .................................................... 62
3. Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara
Jaya .................................................................... 62
4. Maksud dan Tujuan Pekerja Sosial
Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya .......... 65
5. Status, Kedudukan, dan Tugas, Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan
Sudimara Jaya ................................................... 65
ix
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ....... 67
A. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) ................................. 68
1. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) ............................ 69
2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ................... 72
3. Besaran Manfaat .............................................. 74
4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) .......................................... 75
B. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di
Kelurahan Sudimara Jaya .................................... 82
1. Status dan kedudukan ...................................... 82
2. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial
Masyarakat ........................................................ 82
C. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ................... 92
1. Penggagas penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang belum nyata
di tengah-tengah lingkungan
masyarakat ........................................................ 92
2. Pendorong dan penggerak dalam
mengembangkan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang sudah
dimunculkan dalam lingkungan
masyarakat ........................................................ 94
x
3. Pendamping sosial bagi masyarakat
penerima manfaat ............................................. 96
4. Mitra pemerintah atau institusi dan
sejawat masyarakat dalam
mengimplementasikan program
pembangunan dan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial ....................................... 103
5. Pemantau program-program
penyelenggaraan kesejahteraan sosial,
yaitu program Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) ................................................. 106
D. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ................. 112
1. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai
Inisiator ............................................................ 112
2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai
Motivator ......................................................... 114
3. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai
Dinamisator ..................................................... 117
4. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai
Administrator .................................................. 118
BAB V PEMBAHASAN ........................................... 123
A. Terwujudnya Kelancaran Pelaksanaan
Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) .............................................................. 124
xi
B. Terwujudnya Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) yang tepat sasaran ................................ 125
C. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
memberikan pendampingan dengan baik
kepada Keluarga Penerima Manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) ............................... 128
D. Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
memperoleh bahan pangan dengan nutrisi
yang seimbang ................................................... 130
E. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan
Sudimara Jaya .................................................... 132
F. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) ............................... 140
G. Perspektif Islam Tentang Tolong Menolong ..... 145
BAB VI PENUTUP .................................................... 148
A. Kesimpulan ........................................................ 148
B. Saran .................................................................. 149
DAFTAR PUSTAKA ................................................... 152
LAMPIRAN .................................................................. 157
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Tabel Informan ...................................................... 20
Tabel 1. 2 Tabel Rancangan Waktu Penelitian ....................... 23
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) .. 41
Gambar 3. 1 Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya
Kecamatan Ciledug .................................. 56
Gambar 3. 2 Peresmian Gedung Kantor Kelurahan
Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug .......... 56
Gambar 3. 3 Peta Kelurahan Sudimara Jaya ................. 59
Gambar 3. 4 Struktur Organisasi Kelurahan ................. 60
Gambar 4. 1 Keluarga Penerima Manfaat BPNT
Kelurahan Sudimara Jaya ......................... 70
Gambar 4. 2 KPM BPNT Menerima Bahan Pangan ..... 72
Gambar 4. 3 Sosialisasi Kartu Keluarga Sejahtera kepada
KPM BPNT Sudimara Jaya ...................... 74
Gambar 4. 4 Bahan Pangan KPM BPNT Sudimara Jaya
pada Penyaluran Tahap ke 3 ..................... 77
Gambar 4. 5 Bimbingan Teknis Dasar Pekerja Sosial
Masyarakat Tahun 2020 oleh Kementerian
Sosial ........................................................ 91
Gambar 4. 6 Pekerja Sosial Masyarakat sebagai penyalur
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Kelurahan Sudimara Jaya ......................... 96
Gambar 4. 7 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Mendampingi Calon KPM BPNT ............ 98
Gambar 4. 8 Pelaksanaan Penyaluran BPNT oleh Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) ......................... 99
Gambar 4. 9 KPM Tanda Tangan sebagai Bentuk Tanda
Terima Bantuan Pangan Non Tunai yang
didampingi Oleh PSM .............................. 99
xiv
Gambar 4. 10 Pekerja Sosial Masyarakat dalam
Mendampingi KPM Lansia Pada Penyaluran
BPNT ...................................................... 105
Gambar 4. 11 Briefing Kegiatan Verifikasi Pendataan
Warga yang Terkena Dampak Covid 19 oleh
Lurah Kelurahan Sudimara Jaya ............ 109
Gambar 4. 12 Verifikasi Data Masyarakat yang Terkena
Dampak Covid-19 .................................. 110
Gambar 4. 13 Pelaksanaan Penyaluran Program Bantuan
Sosial Langsung Tunai untuk warga yang
Terkena Dampak Covid-19 .................... 111
Gambar 4. 14 Kegiatan Penyaluran Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) Kelurahan Sudimara Jaya
................................................................ 115
Gambar 4. 15 PSM dan Lurah melakukan Sosialisasi
Program BPNT dan Penggunaan Kartu
Keluarga Sejahtera Kepada KPM Sudimara
Jaya ......................................................... 116
Gambar 4. 16 Laporan Kegiatan Penanganan PMKS oleh
Pekerja Sosial Masyarakat ...................... 119
Gambar 4. 17 Verifikasi Data KPM BPNT oleh PSM
Kelurahan Sudimara Jaya ....................... 122
Gambar 4. 18 Lurah, PSM, dan Kasie Kemasyarakatan
dalam melakukan Verifikasi dan Validasi
Pendataan KPM BPNT ........................... 122
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret
2011-Maret 2020 ............................................. 2
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ....................................................54
Bagan 3. 1 Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya .........64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Observasi .............................................. 169
Lampiran 2 Transkrip Wawancara Dengan Lurah
Sudimara Jaya .................................................... 185
Lampiran 3 Transkrip Wawancara Dengan Koordinator
Pekerjasosial Mastarakat ................................... 190
Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pekerja Sosial
Masyarakat ........................................................ 198
Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan Pekerja Sosial
Masyarakat ........................................................ 204
Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan kasie
Kemasyarakatan Kelurahana Sudimara Jaya ..... 209
Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
Kecamatan Ciledug ........................................... 214
Lampiran 8 Wawancara Keluarga Penerima Manfaat
Bantuan Pangan Non Tunai ............................... 224
Lampiran 9 Wawancara Dengan Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ................ 227
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai ................ 230
Lampiran 11 Surat Persetujuan Pembimbing Akademik ....... 233
Lampiran 12 Surat Keterangan Program Studi ....................... 234
Lampiran 13 Cover Persetujuan Skripsi ................................. 235
Lampiran 14 Surat Permohonan Dosen Pembimbing ............. 236
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian di Kelurahan Sudimara
Jaya .................................................................... 237
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian kepada Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug ......... 238
xviii
DAFTAR ISTILAH
APBD Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah
APBN Anggaran Pendapatan Belanja
Negara
Bantuan Sosial Bantuan berupa uang, barang/jasa
kepada individu, keluarga,
kelompok/masyarakat miskin, tidak
mampu/rentan terhadap resiko
sosial
Bantuan Sosial Non Tunai Bantuan sosial yang diberikan
dalam rangka program
penanggulangan kemiskininan yang
meliputi perlindungan sosial,
jaminan sosial, pemberdayaan
sosial, rehabilitasi sosial, dan
pelayanan dasar
BSP Bantuan Sosial Pangan
BPNT Bantuan Pangan Non Tunai
Bahan Pangan Bahan pangan dalam program
BPNT seperti beras/telur/
kententuan mengenai komoditas
lainnya ditentukan lebih lanjut
berdasarkan kebijakan pemerintah
xix
Bank Penyalur Bank umum milik negara sebagai
mitra kerja tempat dibukanya
rekening
BDT Basis Data Terpadu
DPM Daftar Penerima Manfaat
DTKS Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
e-Waroeng Elektronik Warung Gotong Royong
KKS Kartu Keluarga Sejahtera
KPM Keluarga Penerima Manfaat
Kemenko PMK Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
Kemensos Kementerian Sosial
Kg Kilogram
PSM Pekerja Sosial Masyarakat
PAGU BPNT Pagu BPNT Kabupaten atau Kota
merupakan jumlah Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) BPNT di
setiap kabupaten atau kota
SK Surat Keputusan
SIKS-NG Aplikasi manajemen untuk proses
perbaikan pengusulan baru dari
BDT yang mana didalamnya juga
xx
terdapat modul untuk perbaikan dan
pengusulan data BSP non PKH
Tenaga Pelaksana Tenaga pelaksana sosial yang
bertugas mendampingi keseluruhan
proses pelaksanaan program BPNT
TKSK Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamtan
Validasi Data Proses pengesahan data dengan
memastikan dan memperbaiki data
sehingga data valid atau telah
memenuhi aturan validasi
Verifikasi Data Proses pemeriksaan data untuk
memastikan pendataan yang telah
dilakukan dan memastikan data
yang telah dikumpulkan sesuai
dengan fakta di lapangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan yang berkecukupan merupakan sesuatu
yang pasti diinginkan oleh semua orang, maksud berkecukupan
disini adalah sesuatu yang tidak berlebihan namun cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan
papan. Namun ternyata masih banyak masyarakat yang sulit
untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
Individu maupun keluarga yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok artinya memiliki kondisi ketidakmampuan
secara ekonomi, dimana tandanya individu maupun keluarga
tersebut memiliki pendapatan yang rendah sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk dirinya sendiri
maupun untuk keluarganya. Keadaan di atas tersebut
menjelaskan bahwa seseorang mengalami masalah
kemiskinan.
Menurut (Suharto 2014, 131) masalah kemiskinan
merupakan masalah sosial yang sangat rumit dan sangat sulit
untuk dihilangkan dari permasalahan sosial. Masalah
kemiskinan telah hadir sejak lama dan masih ada di tengah-
tengah masyarakat saat ini. Hal ini juga dikarenakan Indonesia
merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan
jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun, sehingga
tingkat kesejahteraan rakyatnya masih jauh dibawah tingkat
kesejahteraan negara-negara maju.
2
Grafik 1. 1
Perkembangan Kemiskinan di Indonesia Maret 2011-Maret
2020
Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Pada Grafik 1.1 menjelaskan mengenai perkembangan
kemiskinan yang terjadi di Indonesia dalam periode Maret
2011-Maret 2020. Persentasi penduduk miskin pada Maret
2020 sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 persen poin terhadap
September 2019 dan meningkat 0,37 persen poin terhadap
Maret 2019. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar
26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap
September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret
2019. Garis kemiskinana pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp
454.652-/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan
makanan sebesar Rp 335.793 (73,86 persen) dan garis
kemiskinan bukan makanan sebesae Rp 118.859 (26,14
persen). Pada Maret 2020 secara rata-rata jumlah rumah tangga
miskin di Indonesia memiliki 4,66 orang anggota rumah
tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per-
rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp
3
2.118.678/rumah tangga miskin/bulan. (Badan Pusat Statistik,
2020)
Kemiskinan juga menjadi salah satu ukuran terpenting
untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan
Keluarga, ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah
kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan
serta mengandung kemampuan fisikmateril guna hidup
mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk
hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan
kebahagiaan lahir dan batin.
Hal yang paling utama dalam kesejahteraan sosial
adalah, kelompok-kelompok yang kurang beruntung
(disadvantage groups), khususnya keluarga yang tidak
mampu. Di mana dalam kesejahteraan sosial ini, dilakukan
berbagai cara dan pelayanan agar keluarga-keluarga tidak
mampu ini dapat meningkatkan kualitas hidupnya menuju pada
keluarga sejahtera lahir dan batin yaitu dengan dapat terpenuhi
semua kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Menurut Suharto (2008) di dalam buku kemiskinan dan
perlindungan sosial di Indonesia (Suharto 2009, 3)
perlindungan sosial merupakan elemen penting dalam strategi
kebijakan sosial untuk menurunkan tingkat kemiskinan serta
memperkecil kesenjangan multidimensial. Dalam arti luas,
perlindungan sosial mencakup seluruh tindakan, baik yang
dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat,
4
guna melindungi dan memenuhi kebutuhan dasar terutama
kelompok miskin dan rentan dalam menghadapi kehidupan
yang penuh dengan resiko.
Dalam menjalani kehidupan ini manusia saling
membutuhkan bantuan kepada yang lainnya. Hal tolong
menolong dengan sesama manusia telah diperintahkan,
sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al
Maidah : 2)
Sepotong dari surat Al-Maidah ayat 2 (dua) di atas
menjelaskan bahwa sikap saling tolong menolong terhadap
sesama manusia sangat dibenarkan dalam Islam. Ayat tersebut
menegaskan bahwa tolong menolong dalam Islam adalah
menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Terlebih lagi,
manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa
bantuan orang lain. Tolong-menolong adalah kunci terciptanya
sukses bermasyarakat dan bersosial.
Dalam upaya pemecahan masalah kesejahteraan sosial
sebenarnya bukan hanya merupakan tanggung jawab
pemerintah, akan tetapi masyarakat juga penting untuk ikut
berpartisipasi. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial,
diperlukan peran masyarakat yang seluas luasnya, baik
5
perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi
sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial,
maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi
terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu,
dan berkelanjutan.
Keterlibatan masyarakat dalam penanganan masalah
sosial dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial merupakan
wujud memperkuat peran masyarakat sipil (Civil Society) pada
pencapaian cita-cita bangsa untuk mencapai taraf kesejahteraan
sosial yang diinginkan (laras, Hartono 2017, 3). Pemerintah
telah menetapkan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang
dirumuskan berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2019, bahwa Pekerja Sosial
Masyarakat yang selanjutnya disingkat dengan PSM adalah
warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung
jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi untuk
membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai wujud
kekuatan dalam menggerakkan kepedulian sosial dimasyarakat
memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam meminimalisir
meluasnya permasalahan sosial ditingkat desa atau kelurahan,
mengingat Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) tumbuh dari dan
oleh masyarakat setempat, yang paling memahami kondisi
masyarakat. (Akbar, 2017).
6
Kecamatan Ciledug telah menugaskan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) disetiap kelurahan untuk membantu dalam
menangani masalah kesejahteraan sosial. Namun tidak hanya
itu saja, Kecamatan Ciledug menugaskan untuk melibatkan
seluruh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di masing-masing
kelurahannya untuk membantu penyaluran bantuan sosial non
tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT). Seperti di kelurahan Sudimara Jaya telah
menugaskan 10 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
membantu menyalurkan bantuan sosial non tunai bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
(Sukeni, 2020).
Pemerintah Indonesia sudah banyak melaksanakan
berbagai program bantuan sosial untuk mengurangi serta
memperbaiki kualitas hidup masyarakat kurang mampu yang
diberikan secara langsung baik kepada individu, keluarga,
ataupun kelompok dari masyarakat yang kurang mampu
melalui lembaga pelaksana atau kementerian. Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemenko PMK) sesuai dengan Peraturan Presiden No. 9
Tahun 2015 bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian urusan pembangunan manusia
dan kebudayaan. Urusan ini salah satunya menjangkau program
kesejahteraan rakyat, melalui pemberian bantuan sosial pada
masyarakat. Bantuan ini diberikan untuk memenuhi dan
menjamin kebutuhan dasar serta meningkatkan taraf hidup
penerima bantuan sosial.
7
Bantuan sosial non tunai sebagaimana dalam peraturan
Menteri Nomor 63 Tahun 2017 merupakan bantuan sosial yang
diberikan dalam rangka program penanggulangan
kemiskininan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan
sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan
dasar. Penyaluran bantuan sosial secara non tunai dilaksanakan
oleh pemberi bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening
atas nama penerima bantuan sosial.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
dalam buku Program Bantuan Pemerintah untuk Individu,
Keluarga, dan Kelompok Tidak Mampu Menuju Bantuan
Sosial Terintegrasi menyatakan bahwa ada 8 bidang program
bantuan pemerintah untuk individu, keluarga, dan kelompok
kurang mampu, yaitu program dibidang pangan, Pendidikan,
kesehatan, energi, ekonomi dan sosial, perumahan, pertanian,
dan yang terakhir pada bidang kelautan atau perikanan.
Bantuan sosial non tunai yang diberikan oleh pemerintah pada
program dibidang pangan adalah Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). (TNP2K 2018, 26). Menurut (PMK, Kemenko 2019)
BPNT merupakan program bantuan sosial pangan yang
disalurkan dalam bentuk nontunai (uang elektronik) dari
pemerintah kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap
bulannya, dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli
bahan pangan di e-Waroeng.
Kelurahan Sudimara Jaya memiliki 52 rukun tetangga
dan 12 rukun warga. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
pra penelitian, kelurahan Sudimara Jaya merupakah kelurahan
8
yang paling padat penduduknya dari kelurahan lain di
Kecamatan Ciledug. Tercatat ada sekitar 326 penerima manfaat
bantuan sosial pemerintah di kelurahan Sudimara Jaya yang
artinya kelurahan Sudimara Jaya masih mempunyai masyarakat
dengan kondisi ekonomi yang rendah. Hal ini juga
diungkapkan oleh lurah Sudimara Jaya bahwa kebanyakan
penduduk atau masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya
memiliki mata pencaharian sebagai ojek pangkalan, ojek
online, buruh (kerja serabutan dan ART), supir angkutan
umum, dan pedagang kecil. (Sukeni, 2020)
Salah satu hal yang menarik peneliti untuk melakukan
penelitian di kelurahan Sudimara Jaya adalah karena data
kelurahan menunjukkan jumlah penerima manfaat bantuan
sosial sebanyak 326 yang artinya masih ada masyarakat yang
belum sejahtera. Salah satunya adalah penerima manfaat
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dimana yang menerima
bantuan sosial ini adalah keluarga dengan kondisi ekonomi
terendah di daerah pelaksanaan. Dari data yang diperoleh oleh
peneliti, jumlah penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya sebanyak 78 KPM.
(Sukeni, 2020)
Selain Pekerja Sosial Masyarakat, adapun pihak-pihak
lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) yaitu Lurah kelurahan Sudimara Jaya, Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), KASI
kemasyarakatan, mitra agen BNI, dan tentu saja Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) itu sendiri.
9
Pekerja sosial masyarakat (PSM) merupakan
masyarakat yang secara sukarela melaksanakan tugas dan
membantu pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial
kepada masyarakat penerima manfaat. Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sendiri memiliki peran dan fungsi dalam
menjalankan tugas-tugasnya yang sudah diatur oleh
Kementerian sosial Republik Indonesia yang telah
dicantumkan dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 tahun
2019.
Adapun yang menjadi ketertarikan peneliti untuk
melakukan penelitian ini adalah karena peran dan fungsi
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya
tidak hanya membantu masyarakat dalam menangani masalah
kesejahteraan sosial saja, namun mereka juga mempunyai
peran dan fungsi dalam membantu pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan yaitu penyaluran bantuan sosial
non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dalam bentuk judul skripsi yaitu “Peran
dan Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya”.
10
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang
dilakukan oleh peneliti tidak melampui yang lebih luas.
Adapun pembatasan masalah yang penulis lakukan adalah
pada peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan
Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan,
maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana peran dan fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugasnya sebagaimana
diharapkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam
penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Kelurahan Sudimara Jaya?”.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana peran dan fungsi Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugas yang
diharapkan oleh Kementerian Sosial dalam penyaluran
11
bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan
Sudimara Jaya.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan bagi
peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi atau bahkan kepustakaan bagi pengembangan
ilmu kesejahteraan sosial
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan
masukan yang dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pembaca, masyarakat, dan khususnya
bagi mahasiswa/i Kesejahteraan Sosial dalam
mengetahui peran dan fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM).
c. Manfaat Teoritis
Memberikan masukkan dan informasi yang
diperlukan sebagai bahan Pustaka untuk
pengembangan selanjutnya dan dapat menambah
wawasan keilmuan, khususnya pada program studi
kesejahteraan sosial.
12
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti melakukan
tinjauan terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan topik pembahasan peneliti yang hampir sama
dari segi judul yang akan peneliti buat. Maka dalam penelitian
ini peneliti akan mempertegas perbedaan dari setiap masing-
masing judul serta masalah yang akan dibahas, antara lain :
1. Akbar Noprihono, Universitas Islam Negeri Yogyakarta,
jurusan kesejahteraan sosial, tahun 2017 dengan judul
skripsi :“Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam Penanganan Masalah Sosial Lanjut Usia
Terlantar (LUT) Di Desa Nogotirto Gamping”
Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang
fenomena lanjut usia yang terlantar yang jumlahnya
mengalami kondisi naik turun sehingga meresahkan
kalangan masyarakat, terutama pemerintah. Salah satu
pihak yang mempunyai perhatian dan empati yang tinggi
terhadap lansia yang terlantar adalah para Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM). Tidak hanya itu membahas peran PSM
saja penelitian ini juga membahas tinjauan tentang peran
pekerja sosial dan bagaimana profesi pekerjaan sosial
dalam melakukan tahap penyelesaian masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menggambarkan bagaimana peran PSM di Nogotirti dalam
melakukan penanganan terhadap lansia terlantar. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa peran PSM dalam
13
menangani lansia terlantar di desa Nogotirto, Gamping
Sleman adalah peran PSM meliputi peran sebagi
penggagas, penggerak, pendamping, mitra pemerintah dan
pemantau program. Selain itu penelitian ini juga membahas
mengenai faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat
peran pekerja sosial masyarakat (PSM) dalam penanganan
masalah sosial lansia terlantar.
Persamaan dari penelitian yang saya lakukan terletak
pada salah satu pembahasan tema yang diambil yaitu
mengenai peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
Perbedaan dari penelitian saya dengan penelitian
terdahulu ini adalah terletak pada salah satu pembahasan.
Pada penelitian terdahulu ini hanya mengangkat soal peran
saja. Sedangkan peneltian saya membahas juga mengenai
fungsi PSM. Selain itu perbedaan lainnya terletak pada
pada objek yang diteliti, yaitu penelitian saya mengenai
penyaluran bantuan sosial non tunai kepada keluarga
penerima manfaat BPNT.
2. Kenni Juliantara, UIN Jakarta, jurusan kesejahteraan
social, tahun 2014, dengan judul skripsi :“Peran Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) dalam Menanggulangi
Pekerja Seks Komersil (PSK) Di Tangerang Selatan”
Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang
pekerja seks komersial dimana pekerjaan tersebut
merupakan salah satu dari perkembangan permasalahan
sosial dalam masyarakat yang begitu kompleks sehingga
14
diperlukan penanganan secara sungguh-sungguh. Maka
dari itu Departemen Sosial Republik Indonesia telah
melatih masyarakat sebagai motivator, stabilisator, dan
pendamping sosial dalam masyarakat yang disebut dengan
nama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Dari sini lah para
PSM berperan menjadi salah satu motivator, stabilitator,
dan pendamping sosial terhadap masalah fenomena pekerja
seks komersial ini.
Persamaan dari penelitian yang saya lakukan masih
sama dengan yang sebelumnya, yaitu terletak pada
pembahasan tema yang diambil yaitu mengenai peran
seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Perbedaan dari penelitian terdahulu ini terletak pada
teori yang digunakan. Dikarenakan pembahasan penelitian
ini lebih kepada peran PSM dalam melakukan
pemberdayaan kepada para PSK di Tangerang Selatan.
Sedangkan peneliti lebih membahas kepada peranan PSM
dalam membantu pelaksanaan program penanggulangan
kemiskinan.
3. Fazra Raissa Wulandari, UIN Jakarta, jurusan
kesejahteraan sosial, tahun 2011, dengan judul skripsi :
“Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha
Bersama dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di
Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur
Tangerang”
15
Isi dari penelitian terdahulu ini adalah mengenai
peranan pekerja sosial masyarakat KUBE dalam
melaksanakan pemberdayaan keluarga miskin. Pada
dasarnya keluarga miskin memiliki kemampuan yang ada
pada diri mereka sebagai modal dalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupannya. Pemerintah melaksanakan
program untuk menanggulangi masalah keluarga miskin
melalui program KUBE. Dari hasil penelitian ini peran
pendampingan sangat diperlukan agar KUBE dapat
berjalan dan berkembang dengan ditampilkannya
pendamping seorang pekerja sosial dibidang
kemasyarakatan.
Persamaan dari penelitian yang saya lakukan yaitu
mengenai objek yang teliti, yaitu mengenai program
pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan terkhusus
bagi keluarga yang mengalami ekonomi rendah. Jika
penelitian terdahulu ini membahas mengenai program
KUBE, saya membahas mengenai program bantuan sosial
non tunai bagi keluarga penerima manfaat dari BPNT.
Perbedaan dari penelitian yang saya lakukan terletak
pada peran Pekerja Sosial Masyarakat dalam melakukan
pemberdayaan keluarga miskin melalui program KUBE.
16
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
proses peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat dalam
penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya. Untuk mendapatkan
tujuan penelitian, maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut
Bogdad dan Taylor yang dikutip oleh (Moleong 2012, 3)
metodologi kualitatif sebagai prosedur sebuah penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
Pendekatan ini dinilai cocok dalam menganalisis
tentang peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),
hal itu dikarenakan dengan pendekatan ini peneliti dapat
mengetahui lebih mendalam mengenai peran Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM).
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif menurut (Moleong 2012,
11) merupakan penelitian yang bertujuan memberikan
uraian atau gambaran mengenai fenomena atau gejala
sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan variable
17
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti
tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antar
variable yang diteliti guna untuk eksplorasi atau klasifikasi
dengan mendeskripsikan sejumlah variable yang
berkenaan dengan variable yang diteliti.
Dengan demikian, penelitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian penelitian
tersebut. Data tersebut akan berasal dari naskah
wawancara, catatan lapSangan, foto, video tape, dokumen
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Pada subjek penelitian yang akan dilakukan adalah
orang yang terlibat dalam penyaluran bantuan sosial non
tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya,
yaitu dimana fokus penelitiannya terhadap Pekerja
Sosial Masyarakat dan beberapa orang lainnya yang
terlibat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai
tersebut.
Selain itu peneliti melakukan pendekatan dengan
beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini untuk mengetahui
apakah peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) dalam membantu melaksanakan penyaluran
bantuan sosial non tunai telah sesuai dengan apa yang
18
dibutuhkan bagi penerima manfaat Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT).
b. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah pelaksanaan
penyaluran bantuan sosial non tunai bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT).
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan Langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan bentuk komunikasi langsung yang
menggunakan dengan instrument-instrument pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut (Bungin 2011, 118) bahwa observasi atau
pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indramata sebagai alat bantu
utamanya selain panca indra lainnya sepertitelinga,
penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi
adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melaluihasil kerja panca indra mata
serta dibantu dengan panca indra lainnya.
19
Objek observasi dalam penelitian ini adalah
kegiatan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),
pendampingan PSM kepada para keluarga penerima
manfaat dalam melakukan pelaksanaan penyaluran
program bantuan pangan non tunai (BPNT), bentuk
koordinasi tugas Pekerja Sosial Masyrakat (PSM)
dengan kelurahan,Tenaga Kesejahteraan Sosial di
Kecamatan (TKSK) Ciledug, masyarakat atau RW/RT
setempat. Dalam kegiatan observasi peneliti
menuangkannya dalam bentuk tulisan cacatan lapangan,
yang catatan tersebut nantinya dijadikan sebagai rujukan
dan data dalam proses analisis data.
b. Wawancara
Menurut EsterBerg dalam buku metode penelitian
kualitatif dan R&D (Sugiyono 2011, 66) wawancara
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman
wawancara yang bersifat terbuka yang telah disusun
sebelumnya oleh peneliti, namun pertanyaan tersebut
dapat berkembang seiring dengan jawaban yang
diberikan oleh informan.
Proses dalam pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan dengan Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM), beberapa penerima manfaat
20
BPNT, dan petugas di kelurahan Sudimara Jaya, agar
dapat memperoleh semua kelengkapan data dan
informasi peran dan fungsi yang dilaksanakan oleh
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran
bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Sudimara Jaya.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam
pemilihan informan menggunakan purposive sampling,
artinya menemukan informan sesuai dengan kriteria
terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.(Bungin
2007, 107) Berikut ini daftar informan yang akan penulis
wawancarai yaitu :
Tabel 1. 1
Tabel Informan No. Informan Informasi yang dicari Jumlah
1. Koordinator Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM)
Memperoleh informasi
program bantuan sosial non
tunai yaitu Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) dan
memperoleh peran dan
fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan dalam
penyaluran BPNT
1
2. Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
Memperoleh informasi
program bantuan sosial non
tunai yaitu Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) dan
memperoleh peran dan
fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
2
21
kelurahan dalam
penyaluran BPNT
3. Tenaga
Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK)
Ciledug
Memperoleh maksud,
tujuan, kedudukan, dan
tugas Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM),
memperoleh program
Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT), memperoleh
kriteria Keluarga Penerima
Manfaat BPNT, dan
memperoleh peran dan
fungsi PSM dalam
penyaluran BPNT
1
4. Lurah kelurahan
Sudimara Jaya
Memperoleh profil
kelurahan Sudimara Jaya,
visi misi, kondisi ekonomi
masyarakat penerima
manfaat, memperoleh
program bantuan sosial non
tunai yaitu BPNT, dan
memperoleh peran dan
fungsi PSM dalam
penyaluran BPNT kepada
para KPM di kelurahan
Sudimara Jaya
1
5. Kasi
Kemasyarakatan
kelurahan Sudimara
Jaya
Memperoleh peran dan
fungsi PSM dalam
penyaluran Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT)
1
6. Keluarga Penerima
Manfaat (KPM)
Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT)
Memperoleh peran dan
fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat dalam
penyaluran bantuan sosial
non tunai kepada KPM
BPNT
3
Jumlah 10
22
Sumber : Olahan Data Pribadi
c. Dokumentasi
Menurut (Bungin 2013, 153) dokumentasi adalah
salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri
dara historis. Hal ini karena sejumlah besar fakta dan
data sosial tersimpan dalam pengetahuan sejarah yang
berbentuk dokumentasi.
Teknik dokumentasi merupakan cara peneliti untuk
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
yang berupa gambar, foto, lampiran ataupun dokumen
yang dapat mendukung penelitian. Tidak hanya itu
teknik dokumentasi juga dapat mencari data-data tertulis
baik berupa buku, jurnal, ataupun buku yang berkaitan
dengan apa yang sedang diteliti.
5. Sumber Data
a. Data Primer
Menurut (arikunto, 2010) sumber data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dengan
penelitian melalui wawancara yang mendalam,
pengamatan langsung serta peneliti terlibat. Sumber
data primer penelitian ini diperoleh dari Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) dan orang-orang yang ikut
terlibat dalam pelaksanaan penyaluran bantuan
sosial non tunai bagi KPM BPNT.
23
b. Data Sekunder
Data sekunder data yang diperoleh dari buku-
buku mengenai PSM, catatan atau dokumen-
dokumen, penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian serta didukung juga dari dokumen
resmi dari kelurahan Sudimara Jaya sebagai
referensi untuk menunjang peneliti dalam
melakukan penelitian.
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sudimara
Jaya yang terletak di Jalan Sudimara Jaya, Kelurahan
Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Waktu penelitian dimulai bulan Febuari 2020 hingga
Juni 2020.
Tabel 1. 2
Tabel Rancangan Waktu Penelitian
Sumber : Olahan Data Pribadi
7. Teknik Analisis Data
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Proses pengumpulan X X X X X X X X X X X X
2. Proses pengelolaan data X X
3. Proses pelaksanaan wawancara X
4. Proses pelaksanaan observasi X X X X X X X X X X X
5. Proses penyajian data X X X
6. Proses analisis data X X X
7. Proses pengerjaan kesimpulan data X X
8. Paparan hasil penelitian X
NO KEGIATANFebuari Maret April SeptemberMei Juni Juli Agustus
24
Analisis data menurut ( Sugiyono 2014, 244)
yaitu proses mencari dan Menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Peneliti menggunakan model Miles
dan Huberman dalam buku (Sugiyono 2014) yaitu :
a. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih,
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
sehingga data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Penyajian Data (data display)
Penyajian data yaitu dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan
sejenisnya sehingga dapat mendisplaykan data yang
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan (verification)
Penarikan kesimpulan atau verifikasi menurut
Miles dan Huberman adalah kesimpulan awal yang
ditemukan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
25
yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya, akan tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan kredibel.
d. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah data yang telah teruji
dan valid, untuk membuktikan validitas atau keabsahan
data dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
teknik triangulasi. Menurut (Sugiyono 2008, 273)
triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Adapun jenis triangulasi yang akan digunakan
adalah triangulasi sumber, yaitu menguji kredibilitas
data dengan mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber (Sugiyono 2008, 274).
Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan
dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan
data yang didapat dari wawancara dan cacatan
lapangan.
e. Teknik Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan
peneliti dalam pemilihan informan menggunakan
26
purposive sampling, artinya menemukan informan
sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan
masalah penelitian (Bungin 2007, 107). Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini penulis
dapat menentukan responden atau informan dipilih oleh
peneliti secara cermat yang dapat memberikan berbagai
informasi sesuai dengan kebutuhan dari peneliti.
Maka peneliti melakukan wawancara tentang
peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam penyaluran bantuan sosial non tunai Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) bagi Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya meliputi :
a. Lurah Kelurahan Sudimara Jaya
b. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug
c. Kasi Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya
d. Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Kelurahan Sudimara Jaya
e. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT)
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu pada
pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi)
yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2017. Untuk mengetahui gambaran secara garis besar
skripsi ini akan dibagi dalam enam (6) bab dan setiap bab
27
dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan
dan uraiannya, seperti berikut ini :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini berisikan latar
belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang landasan teori,
landasan huku, dan kerangka berpikir yang
berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang profil
kelurahan Sudimara Jaya, sejarah Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM), profil PSM di kelurahan
Sudimara Jaya, dan struktur kepengurusan Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara
Jaya
BAB IV HASIL DATA DAN TEMUAN
Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil data dan
temuan yang didapatkan ketika penelitian
BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti membahas hasil data dan
temuan terhadap penelitian yang dilakukan
dengan membandingkannya antara kerangka
berpikir dan teori
28
BAB VI PENUTUP
Merupakan bab penutup dari skripsi, dimana
peneliti menarik kesimpulan dan hasil penelitian
serta memberikan saran yang bermanfaat bagi
yang membacanya
29
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998, 322) kata
“peran” artinya beberapa tingkah laku yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat dan
harus dilaksanakan. Soerjono Soekanto menjelaskan
(Soekanto 2007, 213) bahwa peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang
untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas
drama, yang dalam konteks sosial peran diartikan sebagai
suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki
suatu posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor
adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang
kebetulan sama- sama berada dalam satu penampilan atau
unjuk peran (role perfomance) Invalid source specified..
Dengan demikian yang dimaksud dengan peran dalam
Invalid source specified. merupakan kewajiban-
kewajiban dan keharusan yang dilakukan oleh seseorang
karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu
masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Manusia
adalah makhluk sosial yang akan membutuhkan satu sama
30
lain yang artinya manusia tidak bisa melepaskan sikap
ketergantungan (dependent) pada makhluk atau manusia
lainnya.
Pada posisi semacam inilah peran sangat menentukan
kelompok sosial masyarakat dalam artian diharapkan dapat
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya dalam masyarakat di lingkungan dimana ia
bertempat tinggal. Posisi seseorang dalam masyarakat atau
disebut dengan social position merupakan unsur statis yang
menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat
yang artinya seseorang yang menduduki suatu posisi dalam
masyarakat menjalankan suatu peranan Invalid source
specified..
2. Pengertian Pekerja Sosial Masyarakat
Peran serta atau partisipasi masyarakat merupakan
suatu syarat mutlak untuk berhasilnya pembangunan
nasional. Hal ini jelas-jelas telah dikemukakan dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993
yang menyatakan bahwa “berhasilnya pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila tergantung pada
peran aktif masyarakat serta pada sikap mental, tekad, dan
semangat serta ketaatan dan disiplin para penyelenggara
negara serta seluruh rakyat Indonesia Invalid source
specified..
Partisipasi masyarakat baik secara individu, kelompok
maupun kelembagaan dalam usaha kesejahteraan sosial
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam format
pembangunan yang dijalankan pemerintah. Salah satu
31
pelaku usaha kesejahteraan sosial yang berasal dari unsur
masyarakat secara perorangan adalah Pekerja Sosial
Masyarakat atau disingkat dengan PSM. Dalam Peraturan
Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019
Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat
dengan PSM adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa
kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa
kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial
secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Tumbuh kembangnya Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) merupakan gambaran kadar kesadaran dan
tanggungjawab serta partisipasi sosial masyarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dengan jiwa
kesukarelawanan dan kesetiakawanan sosial yang
didasarkan pada keterpanggilan dan kepedulian terhadap
permasalahan sosial masyarakat, PSM dengan segala
kelebihan dan keterbatasannya hadir di tengah-tengah
masyarakat yang tengah berada dalam pusaran perubahan
sosial global, untuk terus berkarya membantu menangani
berbagai permasalahan sosial Invalid source specified..
3. Status dan Kedudukan, Kriteria dan Persyaratan
Pekerja Sosial Masyarakat
a. Status dan Kedudukan
Dalam Peraturan Menteri Nomor 10 Pasal 4 ayat 1
dan 2 menjelaskan bahwa PSM berstatus relawan sosial
yang berkedudukan di desa atau kelurahan atau nama
32
lain di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat
Dalam buku pedoman pemberdayaan pekerja sosial
masyarakat Invalid source specified. untuk menjadi
Pekerja Sosial Masyarakat diperlukan kriteria dan
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1) Kriteria Pekerja Sosial Masyarakat
a) Peduli kepada penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS).
b) Aktif melaksanakan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, baik sendiri maupun
bersama-sama.
c) Mendapat pengakuan dari masyarakat dan
organisasi yang menjadi wadah PSM
2) Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat
a) Warga Negara Republik Indonesia, baik laki-
laki maupun perempuan.
b) Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia 1945.
c) Telah berumur 18 tahun ke atas.
d) Sehat jasmani dan rohani.
e) Atas kemauan dan inisiatif sendiri tanpa
paksaan dari pihak manapun.
f) Memiliki jiwa dan .kepedulian terhadap
permasalahan sosial di lingkungannya
33
g) Telah mengikuti pelatihan dasar PSM dan
bimbingan atau pelatihan di bidang
kesejahteraan sosial lainnya.
h) Mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan dan
sosial.
4. Peran Pekerja Sosial Masyarakat
Dikutip melalui skripsi yang ditulis oleh Akbar
Noprihono (2017) dalam buku Kebijakan Dan Strategi
Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Seri Pekerja Sosial Masyarakat Invalid source specified.
sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya sebagai
berikut Pekerja Sosial Masyarakat dapat menampilkan
sebagian atau keseluruhan dari peranannya,:
a. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang
belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Artinya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang
belum ada atau belum nyata dalam masyarakat, akan
dimunculkan atau digagas kemunculannya.
b. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah
diinisiasi atau dimunculkan dalam lingkungan
masyarakat.
c. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat
pembangunan sosial dan pembangunan nasional.
d. Mitra pemerintah atau institusi dan sejawat masyarakat
dalam mengimplementasikan program pembangunan
dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
34
e. Pemantau program-program pembangunan dan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan
oleh para pemangku kepentingan lainnya.
B. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
1. Pengertian Fungsi
Fungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
jabatan atau sebuah pekerjaan yang dilakukan. Adapun
menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa
fungsi adalah jabatan atau kedudukan Invalid source
specified.. Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud
dengan fungsi adalah menandakan suatu kedudukan dalam
sebuah organisasi yang menggambarkan akan tugas dan
fungsinya.
Berdasarkan teori fungsional yang dikemukakan oleh
Durkheim bahwa kehidupan suatu masyarakat memiliki
struktur dan bekerja sebagai system. Saling bekerja dengan
memainkan fungsinya masing-masing yang tentunya
fungsi tersebut bermanfaat dan memiliki nilai guna bagi
masyarakat serta diperlukan oleh struktur sosial secara
keseluruhan sehingga tercipta hasil akhir yang baik dan
terciptanya masyarakat yang sehat apabila kebutuhan
system sosial dapat terpenuhi. Sebaliknya, apabila dalam
suatu system terdapat bagian yang tidak menjalankan
fungsinya atau disfungsi maka yang terjadi adalah
kerusakan dalam sebuah system dan tidak tepernuhinya
kebutuhan masyarakat dalam suatu system tersebut Invalid
source specified..
35
2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri nomor 10 tahun 2019 pasal 6
seorang Pekerja Sosial Masyarakat atau PSM mempunyai
fungsi sebagai inisiator, motivator, dinamisator, dan
administrator
a. Inisiator
Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Inisiator berarti
mengambil inisiatif dan inovasi dalam menangani
masalah Kesejahteraan Sosial.
b. Motivator
Pekerja Sosial Masyarakat sebagai motivator
berarti melakukan sosialisasi, memberikan informasi,
dan memotivasi masyarakat.
c. Dinamisator
Pekerja Sosial Masyarakat bertindak menggerakan
masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi masalah
kesejahteraan sosial.
d. Administrator
Pekerja Sosial Masyarakat sebagai administrator
melakukan pencatatan dan pelaporan.
C. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
1. Pengertian Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai
Bantuan sosial adalah bantuan berupa uang, barang,
atau jasa kepada seseorang keluarga, kelompok, atau
masyarakat miskin, tidak mampu, atau rentan terhadap
risiko sosial. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan
36
ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta untuk
mendorong keuangan inklusif, Presiden Republik
Indonesia memberikan arahan agar bantuan sosial dan
subsidi disalurkan secara nontunai pada Rapat Terbatas
(Ratas) tentang Keuangan Inklusif tanggal 26 April 2016.
Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai
sebagaimana dalam peraturan Menteri Nomer 63 Tahun
2017 merupakan bantuan sosial yang diberikan dalam
rangka program penanggulangan kemiskinan yang
meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan
dasar. Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai
dilaksanakan oleh pemberi bantuan sosial melalui bank
penyalur kerekening atas nama penerima bantuan sosial.
Penyaluran bantuan sosial nontunai dengan
menggunakan sistem perbankan dapat mendukung perilaku
produktif penerima bantuan serta meningkatnya
transparansi dan akuntabilitas program bagi kemudahan
mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpangan
(PMK, Kemenko 2019).
2. Pengertian Bantuan Pangan Non Tunai
Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)
merupakan program transformasi program rastra untuk
memastikan program menjadi lebih tepat sasaran, tepat
jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat
administrasi. Penyaluran Program Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) mulai dilaksanakan pada tahun 2017 di 44
kota yang memiliki akses dan fasilitas memadai. Secara
37
bertahap, bantuan pangan diperluas ke seluruh kota dan
kabupaten sesuai dengan kesiapan sarana dan prasarana
penyaluran nontunai. Tahun 2019, program BPNT terus
diperluas ke kabupaten atau kota yang pada 2018 masih
melaksanakan Program Bansos RastraInvalid source
specified..
BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) menurut Invalid
source specified. merupakan program bantuan sosial
pangan yang disalurkan dalam bentuk nontunai (uang
elektronik) dari pemerintah kepada KPM (Keluarga
Penerima Manfaat) setiap bulannya, dan yang digunakan
KPM hanya untuk membeli bahan pangan di e-Warong.
Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan kondisi
sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan,
selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
BPNT, yang namanya termasuk di dalam Daftar Penerima
Manfaat (DPM) BPNT dan ditetapkan oleh Kementerian
SosialInvalid source specified..
Alat Pembayaran Elektronik untuk Bantuan Pangan
Nontunai adalah Kartu Keluarga Sejahtera yang
selanjutnya disebut KKS. Bahan Pangan dalam Program
Bantuan Pangan Nontunai adalah beras dan telur, namun
ketentuan mengenai komoditas lainnya ditentukan lebih
lanjut berdasarkan kebijakan pemerintah. Tenaga
Pelaksana BPNT adalah Tenaga pelaksana sosial yang
bertugas mendampingi keseluruhan proses pelaksanaan
Program BPNT (mencakup: sosialisasi, registrasi,
penggantian data, dan pengaduan). Tenaga Pelaksana
38
BPNT yaitu Koordinator Wilayah, Koordinator daerah
Kabupaten/Kota, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
(TKSK), atau pendamping sosial lainnya.
3. Ruang Lingkup Bantuan Pangan Non Tunai
a. Penetapan Lokasi dan Tahap Perluasan
Lokasi pelaksanaan dan pentahapan perluasan
BPNT ditetapkan oleh Kementerian Sosial berdasarkan
keputusan dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) Tim
Pengendali. Kementerian Sosial menyampaikan surat
keputusan kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota
yang ditembuskan ke Pemerintah provinsi mengenai
pentahapan tersebut sebelum pelaksanaan penyaluran
di suatu wilayah. Pada saat perluasan, Program BPNT
dilaksanakan di seluruh wilayah kabupaten atau kota
(mencakup seluruh kecamatan dan desa atau
kelurahan).
Pentahapan perluasan BPNT tahun 2019 diatur
melalui Surat Keputusan Dirjen Penanganan Fakir
Miskin (PFM). Di beberapa daerah dengan
keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur nontunai
akan diterapkan mekanisme Khusus dalam pelaksanaan
perluasan BPNT pada 2019. Daerah dengan
keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur nontunai
diatur melalui Surat Keputusan Dirjen PFM Invalid
source specified..
b. PAGU BPNT
Pagu BPNT Kabupaten atau Kota merupakan
jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di
39
setiap kabupaten atau kota. Menteri Sosial menerbitkan
Surat Keputusan (SK) tentang jumlah KPM dan lokasi
bantuan sosial pangan, yang terdiri dari Bansos Rastra
dan BPNT untuk tingkat kabupaten atau kota.
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau
Kota dapat membuat kebijakan belanja bantuan sosial
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk menambah pagu Penerima Manfaat
BPNT bagi keluarga yang tidak terdapat dalam Daftar
KPM, namun terdapat dalam Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan
urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mekanisme BPNT dengan pembiayaan APBD
dapat disesuaikan dengan mekanisme penyaluran
Program BPNT dengan pembiayaan APBN.
c. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non
Tunai
Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga
dengan kondisi sosial ekonomi terendah di daerah
pelaksanaan, selanjutnya disebut Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT, yang namanya termasuk di
dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) BPNT dan
ditetapkan oleh Kementerian Sosial. DPM BPNT
bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
yang dapat diakses oleh Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten atau Kota melalui aplikasi
40
SIKS-NG menu Bantuan Sosial Pangan (BSP). DPM
BPNT yang telah difinalisasi oleh Pemerintah Daerah
dan disahkan oleh Bupati atau Wali Kota dilaporkan
kepada Kementerian Sosial melalui aplikasi SIKS-NG
menu BSP.
Unit penerima manfaat BPNT adalah keluarga.
Namun, untuk kebutuhan penyaluran manfaat BPNT
perlu ditentukan 1 (satu) nama dalam KPM sebagai
Pengurus KPM yang akan menjadi pemilik rekening
BPNT. Pengurus KPM ditentukan menurut urutan
prioritas sebagai berikut:
1) Diutamakan atas nama perempuan di dalam
keluarga, baik sebagai kepala keluarga atau sebagai
pasangan kepala keluarga.
2) Jika tidak ada perempuan dalam keluarga, baik
sebagai kepala keluarga atau sebagai pasangan
kepala keluarga, maka Pengurus KPM adalah
anggota keluarga perempuan yang berumur di atas
17 tahun dan memiliki dokumen identitas.
3) Jika KPM tidak memiliki anggota perempuan di
atas 17 tahun, maka Pengurus KPM adalah laki-laki
kepala keluarga.
4) Jika laki-laki kepala keluarga tidak ada, maka dapat
diajukan anggota keluarga laki-laki yang berumur
di atas 17 tahun dan memiliki dokumen identitas
kependudukan sebagai Pengurus KPM.
5) Jika KPM tidak memiliki anggota keluarga lain
yang berumur 17 tahun ke atas dan memiliki
41
dokumen identitas kependudukan, maka KPM
dapat diwakili oleh anggota keluarga lainnya di
dalam satu KK atau wali yang belum terdaftar
dalam KPM BPNT sebagai Pengurus KPM.
6) Bagi KPM yang merupakan penerima PKH, maka
yang dimaksud sebagai Pengurus KPM BPNT
merujuk pada individu yang telah ditetapkan
sebagai Pengurus PKH.
d. Kartu Keluarga Sejahtera
Instrumen pembayaran yang digunakan sebagai
media penyaluran BPNT kepada KPM adalah Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS) dengan desain di bawah ini
:
Gambar 2. 1
Desain Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
Sumber : Buku Pedoman BPNT
42
Untuk BPNT, KKS digunakan sebagai alat
penanda KPM dan berfungsi sebagai kupon elektronik,
sehingga pada saat pemanfaatan BPNT wajib dibawa
oleh KPM. KKS menyimpan nilai besaran manfaat
bantuan pangan yang diberikan. Jika tidak digunakan
pada bulan berjalan, dana bantuan tidak akan hilang.
Manfaat BPNT tidak dapat dicairkan secara tunai. Pada
KKS tertera nama Pengurus KPM, nomor KKS, nama
Bank Penyalur, dan nomor telepon pengaduan. KKS
dan PIN tidak diperbolehkan untuk dipegang dan
disimpan oleh pihak-pihak selain KPM.
e. Besaran Manfaat
Besaran manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) dikutip dari batampos.co.id, Kementerian
Sosial (Kemensos) mengumumkan kenaikan
sementara besaran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). Kenaikan ini untuk merespon sekaligus
antisipasi adanya dampak dari kejadian luar biasa
(KLB) Corona di Indonesia. Seperti diketahui besaran
BPNT normalnya adalah Rp 150 ribu per bulan untuk
setiap keluarga penerima manfaat (KPM). Untuk
mengantisipasi potensi gejolak akibat KLB Korona,
besaran itu dinaikkan Rp 50.000 sehingga menjadi Rp
200 ribu per bulan untuk setiap KPM. Penambahan
43
besaran BPNT ini berlaku sejak Maret hingga enam
bulan ke depan.
Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai dan
hanya dapat ditukarkan dengan beras dan/atau telur
sesuai kebutuhan KPM di e-Warong. Pemilihan
komoditas beras dan telur dalam Program BPNT
berdasarkan tujuan untuk menjaga kecukupan gizi
KPM.
4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
Menurut Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2019, Bantuan Pangan Non Tunai
memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :
a. Tujuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
1) Mengurangi beban pengeluaran KPM BPNT
melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan.
2) Memberikan bahan pangan dengan nutrisi yang
lebih seimbang kepada KPM BPNT.
3) Memberikan bahan pangan dengan tepat sasaran,
tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat
harga, dan tepat administrasi
4) Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali
kepada KPM BPNT dalam memenuhi kebutuhan
pangan.
b. Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk
meningkatkan :
44
1) Ketahanan pangan di tingkat KPM BPNT sekaligus
sebagai mekanisme perlindungan sosial dan
penanggulangan kemiskinan
2) Efisiensi penyaluran Bantuan Sosial
3) Akses masyarakat terhadap layanan keuangan dan
perbankan
4) Transaksi nontunai
5) Pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha
mikro dan kecil dibidang perdagangan
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan
Pembangunan Keluarga
Dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 Bab
1 Pasal 1 ayat 6 tentang Perkembangan Kependudukan Dan
Pembangunan Keluarga, keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami,
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. Pada ayat 7 dan 10 menjelaskan bahwa
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang
sehat. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera,
sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
45
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya pada Bab 1 pasal 1 ayat 11 mengenai
Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi
keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta
mengandung kemampuan fisikmateril guna hidup mandiri
dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup
harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan
lahir dan batin.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial menurut Undang-undang
Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 dalam bab 1
pasal 1 ayat 1 adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Selanjutnya pada
ayat 2 menjelaskan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang
dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan
dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial,
jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan
sosial.
46
Pada ayat 6 menjelaskan tentang Pelaku
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yaitu individu,
kelompok, lembaga kesejahteraan sosial, dan masyarakat
yang terlibat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Pada bagian kelima tentang perlindungan sosial pasal 14
ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa Perlindungan sosial
dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari
guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga,
kelompok, atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya
dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.
Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilaksanakan melalui :
a. bantuan sosial;
b. advokasi sosial;
c. bantuan hukum;
Pada Pasal 15 ayat 1 Bantuan sosial dimaksudkan
agar seseorang, keluarga, kelompok, masyarakat yang
mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap
hidup secara wajar. Bantuan sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bersifat sementara atau berkelanjutan dalam
bentuk :
a. bantuan langsung;
b. penyediaan aksesibilitas;
c. penguatan kelembagaan.
47
3. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2019 Tentang Pekerja Sosial Masyarakat
Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat
PSM adalah seseorang yang berasal dari unsur masyarakat
yang mengabdi dengan sukarela untuk membantu
pemerintah dalam melaksanakan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Dalam Peraturan Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 bab 1 pasal 1
ayat 1 tentang Pekerja Sosial Masyarakat, Pekerja Sosial
Masyarakat adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa
kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa
kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial
secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Selanjutnya pada bab 1 pasal 2 menjelaskan bahwa
PSM dibentuk dengan maksud untuk memberikan
kesempatan dan menumbuhkan kepedulian warga
masyarakat untuk berperan serta dalam melaksanakan
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, meningkatkan
kepedulian warga masyarakat dalam menangani masalah
sosial, dan sebagai mitra pemerintah atau institusi dalam
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
Pekerja Sosial Masyarakat mempunyai tugas yang
sudah diatur dalam bab 2 pasal 5 yaitu sebagai berikut:
a. mengambil inisiatif dalam penanganan masalah sosial
48
b. membantu mendorong, menggerakkan, dan
mengembangkan kegiatan Penyelenggaraan
Kesejahteraaan Sosial;
c. mendampingi warga masyarakat yang membutuhkan
layanan sosial;
d. mendampingi program Kesejahteraan Sosial di tingkat
desa atau kelurahan atau nama lain;
e. berperan aktif dalam program nasional;
f. sebagai mitra pemerintah atau institusi dalam
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
4. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Sumber Daya
Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial
Dalam Peraturan Menteri Sosial tersebut dalam
pasal 14 ayat 1 menyebutkan bahwa relawan sosial terdiri
atas Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna, Tenaga
Pelopor Perdamaian, Taruna Siaga Bencana, Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan, wahana kesejahteraan
sosial berbasis masyarakat, wanita pemimpin kesejahteraan
sosial, kader rehabilitasi berbasis masyarakat, kader
rehabilitasi berbasis keluarga, penyuluh sosial masyarakat,
Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga, Lembaga
Peduli Keluarga, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial.
49
5. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial
Non Tunai
Dalam Bab II pasal 2 ayat menyebutkan bahwa
Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai dilaksanakan
terhadap bantuan sosial yang diberikan dalam bentuk uang
berdasarkan penetapan Pemberi Bantuan Sosial.
Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 merupakan bantuan sosial yang
diberikan dalam rangka program penanggulangan
kemiskininan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan
sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan
pelayanan dasar.
Pada pasal 3 ayat 1 menjelaskan bahwa penyaluran
Bantuan sosial secara non tunai dilaksanakan oleh pemberi
bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening atas nama
Penerima Manfaat Bantuan Sosial.
6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2019 Tentang Bantuan Pangan Non Tunai
Peraturan Menteri Sosial Tentang Penyaluran Bantuan
Pangan Nontunai nomor 20 tahun 2019 bab 1 pasal 1
menjelaskan bahwa Bantuan Pangan Nontunai yang
selanjutnya disingkat BPNT adalah bantuan sosial yang
disalurkan secara nontunai dari pemerintah yang diberikan
kepada KPM setiap bulannya melalui uang elektronik
50
selanjutnya digunakan untuk membeli bahan pangan yang
telah ditentukan di e-warong. Elektronik Warung Gotong
Royong yang selanjutnya disebut e-warong adalah agen
bank, pedagang atau pihak lain yang telah bekerja sama
dengan bank penyalur dan ditentukan sebagai tempat
penarikan atau pembelian bantuan sosial oleh penerima
bantuan sosial bersama bank penyalur.
Di dalam bab 2 tentang kriteria dan persyaratan bantuan
pangan non tunai, pada pasal 5 menyebutkan bahwa
Peserta BPNT dipersyaratkan sebagai KPM yang
tercantum dalam data penerima bantuan dan pemberdayaan
sosial yang bersumber dari data terpadu kesejahteraan
sosial. KPM BPNT diutamakan untuk peserta program
keluarga harapan yang tercantum dalam data penerima
bantuan dan pemberdayaan sosial yang bersumber dari data
terpadu kesejahteraan sosial.
E. Kerangka Berpikir
Bantuan Pangan Non Tunai yang selanjutnya disingkat
dengan BPNT menurut Peraturan Menteri Sosial nomor 20
tahun 2019 adalah bantuan sosial yang disalurkan secara
nontunai dari pemerintah yang diberikan kepada keluarga
penerima manfaat setiap bulannya melalui uang elektronik
selanjutnya digunakan untuk membeli bahan pangan yang
telah ditentukan di e-warong.
51
Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan
kondisi sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan,
selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
BPNT, yang namanya termasuk di dalam Daftar Penerima
Manfaat (DPM) BPNT dan ditetapkan oleh Kementerian
Sosial. Saat ini yang tercatat dalam Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial untuk program bantuan sosial BPNT di
kelurahan Sudimara Jaya sebanyak 78 KPM.
Dalam peraturan Menteri sosial nomor 20 tahun 2019,
dalam pelaksanaan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) diperlukan tenaga pelaksana. Kelurahan Sudimara
Jaya telah mengeluarkan surat keputusan bahwa Pekerja Sosial
Masyarakat sebagai tenaga pelaksana program Bantuan
Pangan Non Tunai. Pekerja Sosial Masyarakat di kelurahan
Sudimara Jaya berasal dari masyarakat di wilayahnya. Dalam
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2019 Pekerja Sosial Masyarakat yang selanjutnya disingkat
dengan PSM adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa
kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa
kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara
sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Dari penjelasan diatas mengenai Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM), seorang Pekerja Sosial memiliki fungsi
sebagai inisiator, motivator, dinamisator dan administrator
52
yang wajib dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Masyarakat
dalam menjalankan peran-perannya yaitu sebagai penggagas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang belum nyata di
tengah-tengah lingkungan masyarakat, pendorong dan
penggerak dalam mengembangkan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, pendamping sosial bagi masyarakat
penerima manfaat pembangunan sosial dan pembangunan
nasional, mitra pemerintah atau institusi dan sejawat
masyarakat dalam mengimplementasikan program
pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial dan
sebagai pemantau program-program pembangunan dan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh para
pemangku kepentingan lainnya.
Pada penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
di kelurahan Sudimara Jaya membutuhkan peran dan fungsi
seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) untuk terlaksananya
penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai yang dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
Diharapkan dari peran dan fungsi PSM sebagai tenaga
pelaksana dari program BPNT dapat memperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Memberikan pendampingan dengan baik kepada penerima
manfaat BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai)
2. Terlaksananya penyaluran BPNT yang tepat sasaran
3. Terlaksananya kelancaran penyaluran pelaksanaan BPNT
54
Bagan 2. 1
Kerangka Berpikir
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Bantuan
Pangan Non
Tunai (BPNT)
Peraturan
Menteri Sosial
Tentang
Penyaluran
Bantuan Pangan
Non Tunai
Nomor 20 tahun
2019
BPNT adalah
bantuan sosial
yang disalurkan
secara nontunai
dari pemerintah
yang diberikan
kepada KPM
setiap bulannya
PEKERJA
SOSIAL
MASYARAKAT
(PSM)
Peraturan Menteri
Sosial Republik
Indonesia Nomor
10 Tahun 2019
Pekerja Sosial
Masyarakat adalah
warga masyarakat
secara sukarela
mengabdi untuk
membantu
pemerintah dan
masyarakat dalam
penyelenggaraan
kesejahteraan
sosial.
• PSM Sudimara
Jaya sebagai
tenaga
pelaksanaan dan
penyalur Bantuan
Pangan Non
Tunai (BPNT)
• PSM di
kelurahan
Sudimara Jaya
berjumlah 10
orang
Keluarga
Penerima
Manfaat
(KPM)
BPNT
Penerima
Manfaat
BPNT
adalah
keluarga
dengan
kondisi
sosial
ekonomi
terendah di
daerah
pelaksanaan
, jumlah
KPM
BPNT di
kelurahan
Sudimara
Jaya
sebanyak
78
PERAN & FUNGSI
PEKERJA SOSIAL
MASYARAKAT (PSM)
1) PERAN (Kementerian
Sosial, Seri Pedoman
Pekerja Sosial
Masyarakat)
1. Penggagas penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
2. Pendorong dan penggerak
dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
3. Pendamping sosial bagi
masyarakat penerima
manfaat
4. mengimplementasikan
program enyelenggaraan
kesejahteraan sosial
5. Pemantau program
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
2) FUNGSI (Peraturan
Menteri Sosial Nomor 10
Tahun 2019)
Inisiator, Motivator,
Dinamisator, dan
Administrator
HASIL YANG DIPEROLEH :
• Memberikan pendampingan dengan baik kepada
penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
• Terlaksananya kelancaran pelaksanaan penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai
• Terlaksananya penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
yang tepat sasaran
• KPM BPNT memperoleh bahan pangan dengan nutrisi
yang seimbang
55
A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya
1. Sejarah Kelurahan Sudimara Jaya
Kelurahan Sudimara Jaya adalah dahulunya adalah
sebuah desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Pada
tahun 1982 terjadi pemekaran wilayah Sudimara Barat dan
Sudimata Timur. Pada tahun 1992 terbentuk kota madya
yang membuat wilayah Sudimara Timur dimekarkan
menjadi Sudimara Timur dan Sudimara Jaya. Disini
Kelurahan Sudimara Timur merupakan induk dari
Kelurahan Sudimara Jaya.
Alasan pemekaran Kelurahan Sudimara Timur
dikarenakan instruksi gubernur, selain itu juga dikarenakan
penduduknya sudat sangat padat. Pada akhirnya tahun 1993
Kelurahan Sudimara Jaya berdiri sendiri. Arti nama
Sudimara Jaya sendiri merupakan hasil musyawarah tokoh
masyarakat yang dahulunya ada orang tertua di wilayah
Sudimara bernama Bapak Ahmad Jaya, akhirnya nama
belakang beliau dipakai dan menjadi Sudimara Jaya.
Kantor Sudimara Jaya yang berdiri sampai saat ini
merupakan asset dari Sudimara Timur. Dahulunya kantor
Sudimara Jaya ini merupakan kantor dari Kelurahan
Sudimara Timur, namun ketika terjadi pemekaran tersebut
Sudimara Timur memberikan asset kantor ini kepada
Sudimara Jaya.
Dari seluruh kelurahan yang berada di kecamatan
Ciledug, kelurahan Sudimara Jaya merupakan wilayah
56
yang paling kecil dan memiliki penduduk terbanyak
dibandingkan wilayah keluarahan lain.
Gambar 3. 1
Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3. 2
Peresmian Gedung Kantor Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan
Ciledug
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Visi dan Misi Kelurahan Sudimara Jaya
Kiblat dari visi dan misi kelurahan Sudimara Jaya
adalah visi dan misi dari Kota Tangerang. Berdasarkan
artikel yang didapat dari Palapanews.com, usai dilantik
Arief Wismansyah didampingi oleh Sachrudin
57
memaparkan visi misi untuk lima tahun mendatang 2018-
2023 yaitu jika dirinya Bersama Sachrudin memiliki visi
misi terwujudnya Kota Tangerang yang Sejahtera,
Berakhlakul Karimah, dan Berdaya Saing dengan
menciptakan Kota Tangerang menjadi kebanggaan bagi
kita semua.
“Untuk meweujudkan hal itu tentunya perlu modal
kebersamaan, sehingga program pembangunan yang
terbagi dalam tiga kelompok besar bisa berjalan dengan
baik.” (Arief R Wismansyah, Walikota Kota
Tangerang, 2018)
3. Profil Kelurahan Sudimara Jaya
a. Kondisi Geografis
Sudimara Jaya merupakan kelurahan di wilayah
kecamatan Ciledug, kota Tangerang. Sudimara Jaya
memiliki luas sebesar 0,78 km2 dengan jumlah
penduduk 23.649 orang. Kelurahan Sudimara Jaya
memiliki 52 rukun tetangga dan 12 rukun warga. Luas
kelurahan Sudimara Jaya sendiri sekitar 81,55 Ha.
Batas wilayah sebelah utara kelurahan
Sudimara Jaya adalah dengan Karang Timur, sebelah
selatan dengan Peninggilan Timur, sebelah barat
dengan Sudimara Timur, dan sebelah Timur berbatasan
dengan Sudimara Barat.
b. Kondisi Demografi
Berdasarkan data yang tercatat di kelurahan tahun
2019, Kelurahan Sudimara Jaya berpenduduk 23.649
jiwa yang terdiri dari :
58
- Jumlah penduduk laki-laki : 12.071 orang
- Jumlah penduduk perempuan : 11.578
- Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 669
Adapun masyarakat kelurahan Sudimara Jaya yang
menjadi keluarga penerima manfaat sampai tahun 2020
berjumlah 326 orang.
c. Kondisi Kehidupan Beragama
Masyarakat kelurahan Sudimara Jaya sebagian
besar menganut berbagai macam-macam agama, antara
lain :
- Islam : 22. 172 Jiwa
- Kristen : 576 Jiwa
- Katholik : 261 Jiwa
- Hindu : 90 Jiwa
- Budha : 50 Jiwa
d. Kondisi Ekonomi
Masyarakat kelurahan Sudimara Jaya memiliki
berbagai macam mata pencaharian, yaitu sebagai
berikut :
- Buruh tani : 3
- Buruh : 491
- Sopir : 42
- Pedagang kecil : 171
- Lainnya : 416
- TNI/ polri / sipil : 115
- Ojeg/ojol : 237
60
Gambar 3. 4
Struktur Organisasi Kelurahan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
B. Gambaran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan
Sudimara Jaya
1. Sejarah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan
Sudimara Jaya
Berdasarkan adanya pelaksanaan kegiatan penanganan
masalah kesejahteraan sosial di ditingkat Kelurahan, maka
dibentuklah Pekerja sosial Masyarakat (PSM). Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara Jaya
menurut Ibu Masni yang pernah menjabat sebagai
koordinator PSM, mengatakan bahwa :
“PSM sudah ada sejak tahun 2005, saya sendiri waktu
dulu, kemudian disuruh cari anggota. Dulu PSM
kegiatannya tidak ada neng, paling cuma ngurus orang
61
yang tidak punya yang masuk rumah sakit. Kegiatan
beda banget sama yang sekarang mah.” (Masni,
Anggota PSM Sudimara Jaya, 2020)
Berdasarkan pertimbangan diatas, tahun 2017 PSM di
kelurahan Sudimara Jaya mulai terbentuk. Para PSM di
kelurahan Sudimara Jaya berasal dari ibu-ibu kader
posyandu yang dengan sukarela mendaftarkan diri ke dinas
sosial Kota Tangerang untuk menjadi seorang Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) di wilayah Sudimara Jaya.
Pekerja Sosial Masyarakat di wilayah kelurahan
Sudimara Jaya berjumlah 10 orang yang terdiri dari 8 orang
perempuan dan 2 orang laki-laki. Rata-rata Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) kelurahan Sudimara Jaya berusia 30
tahun ke atas sampai dengan 50 tahun. Memang Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) harus merupakan masyarakat
yang berdomisili di wilayahnya sendiri, karena akan lebih
mudah melakukan penanganan masalah kesejahteraan
sosialnya jika mereka sudah memahami bagaimana kondisi
dan situasi dari suatu wilayah.
Maka dari itu dalam rangka pelaksanaan kegiatan
penangan masalah kesejahteraan sosial dalam wilayah
kelurahan, Lurah Sudimara Jaya membuat Surat Keputusan
(SK) untuk membentuk Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
(IPSM) di Kelurahan Sudimara Jaya. Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) berdasarkan SK Lurah Sudimara Jaya
yang sudah ditetapkan pada 17 Januari 2019 mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
62
a. Melaksanakan penanganan permasalahan sosial di
wilayah kelurahan Sudimara Jaya
b. Melaporkan hasil kegiatan kepada Lurah
2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1993 tentang
Pembentukan Kota madya Daerah Tingkai II
Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 3518).
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 nomor : 12, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4957).
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013, Tahun 2011
Tentang Penanganan Fakir Miskin (Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 5235).
4. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01
Tahun 2012 Tentang Pekerja Sosial Masyarakat.
5. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 82 Tahun 2016
Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, tugas, dan
fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan.
3. Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya
Berdasakan Surat Keputusan yang sudah ditetapkan
oleh Lurah Sudimara Jaya, berikut ini merupakan susunan
64
Bagan 3. 1
Struktur Kepengurusan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Kelurahan Sudimara Jaya
Sumber : Hasil Olahan Pribadi, Data Surat Keputusan
Kelurahan Sudimara Jaya
PEMBINA
Lurah, Sekertaris, Kasie
Kemasyarakatan
KOORDINATOR
Sukeni
SEKERTARIS
Siti Habibah
BENDAHARA
Siti Nurhafizah
ANGGOTA
Rusdiana
Purwaningsih
Masni
Enik Kristiyanti
Nila Andrianti
Eko Lani Purwanto
Astari
65
4. Maksud dan Tujuan Pekerja Sosial Masyarakat
Kelurahan Sudimara Jaya
Maksud dan tujuan Pekerja Sosial Masyarakat
Kelurahan Sudimara Jaya sudah tertuang dalam peraturan
Menteri sosial Republik Indonesia nomor 10 tahun 2019
sebagai berikut :
a. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dibentuk dengan
maksud memberikan kesempatan dan menumbuhkan
kepedulian warga masyarakat untuk berperan serta
dalam melaksanakan Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial; meningkatkan kepedulian warga masyarakat
dalam menangani masalah sosial; sebagai mitra
pemerintah/institusi dalam Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial.
b. Tujuan dibentuknya Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
untuk terwujudnya Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial; terlaksananya pelayanan sosial masyarakat;
terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan sosial.
5. Status, Kedudukan, dan Tugas, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya
Status, kedudukan, tugas, dan fungsi seorang Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan Sudimara mengacu
pada peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2019 yaitu sebagai berikut :
a. Status dan Kedudukan
66
Pekerja Sosial Masyarakat berkedudukan di desa
atau kelurahan. Pekerja Sosial Masyarakat mempunyai
wilayah kerja di desa atau kelurahan, kecamatan,
kabupaten atau kota, provinsi, dan nasional.
Berdasarkan peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia nomor 10 Tahun 2019, PSM berstatus
sebagai relawan sosial.
b. Tugas Pekerja Sosial Masyarakat
a) menginisiasi penanganan masalah sosial;
b) mendorong, menggerakkan, dan mengembangkan
kegiatan penyelenggaraan kesejahteraaan sosial;
c) sebagai pendamping sosial bagi warga masyarakat
penerima manfaat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial;
d) sebagai mitra pemerintah atau institusi dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
e) memantau program penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
67
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah warga
masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab
serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial, secara sukarela mengabdi untuk membantu
pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial. Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial nomor 10 tahun
2019 tugas Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) tercantum dalam
pasal 5 ayat 1, dalam melaksanakan tugasnya Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) mempunyai fungsi yang tercantum dalam pasal
6 ayat 1. Selain fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) juga
mempunyai peranan yang ditampilkan dalam melakukan tugasnya
yang sudah diatur oleh Kementerian Sosial melalui buku
Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan
Sosial Masyarakat Seri Pekerja Sosial Masyarakat. Seperti pada
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Sudimara Jaya, mereka
mempunyai peran dan fungsi dalam membantu penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya.
Maka dari itu pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil
data dan temuan selama melakukan penelitian tentang Peran dan
Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam Penyaluran
Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara
Jaya. Hasil dari data dan temuan dilakukan peneliti melalui teknik
68
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil dan temuan
peneliti dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)
Bantuan sosial non tunai sebagaimana dalam Peraturan
Menteri Nomor 63 Tahun 2017 merupakan bantuan sosial
yang diberikan dalam rangka program penanggulangan
kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar.
Penyaluran Bantuan Sosial secara non tunai dilaksanakan oleh
pemberi bantuan sosial melalui bank penyalur kerekening atas
nama penerima bantuan sosial. Salah satu program dari
bantuan sosial non tunai dalam rangka penanggulangan
kemiskinan dengan memberikan kebutuhan pangan yang
cukup untuk mengurangi beban masyarakat yang kurang
mampu adalah Bantuan Pangan Non Tunai atau disingkat
dengan BPNT.
BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) menurut Invalid
source specified. merupakan program bantuan sosial pangan
yang disalurkan dalam bentuk non tunai (uang elektronik) dari
pemerintah kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) setiap
bulannya, dan yang digunakan KPM hanya untuk membeli
bahan pangan di e-Warong.
69
1. Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT)
Penerima Manfaat BPNT adalah keluarga dengan
kondisi sosial ekonomi terendah di daerah pelaksanaan
yang selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) BPNT. KPM BPNT yang namanya termasuk di
dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) BPNT yang
ditetapkan oleh Kementerian Sosial. DPM BPNT
bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.
Pada awalnya tercatat ada 34 KPM di Sudimara Jaya,
namun tahun 2020 ini bertambah sebanyak 44. Jadi untuk
saat ini berdasarkan hasil wawancara dan data dari
kelurahan tercatat ada 78 KPM BPNT di kelurahan
Sudimara Jaya. Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh
Lurah kelurahan Sudimara Jaya sebagai berikut :
“Untuk sekarang ini jumlah penerima Bantuan Pangan
Non tunai (BPNT) ada 78 KPM. Kalo dulu di wilayah
Sudimara Jaya data yang turun dari Kementerian
Sosial hanya ada 34 KPM, sekarang alhamdulillah
data penerima manfaat yang lainnya yang layak
mendapatkan bantuan sudah turun.”(Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara
Jaya, 2020)
70
Gambar 4. 1
Keluarga Penerima Manfaat BPNT Kelurahan Sudimara Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada Gambar 4.1 merupakan potret dari Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). Peneliti mengambil gambar tersebut ketika
peneliti melakukan kinjungan ke lokasi pada hari Rabu, 20
Mei 2020. Peneliti menyaksikan langsung bagaiama
suasana pagi itu di rumah agen mitra BNI tempat
penyaluran berlangsung terlihat sangat padat dan ramai
dipenuhi KPM BPNT, dikarenakan pada bulan ini berbeda
dengan bulan sebelumnya karena bulan ini para Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) yang namanya baru terdaftar
baru mendapatkan kartu keluarga sejahtera. Peneliti
melihat KPM BPNT tetap mematuhi protokol kesehatan
dengan memakai masker, dan tidak bersalaman. Namun
dikarenakan lokasi penyaluran kurang besar sulit untuk
bisa menerapkan jaga jarak. Namun Pekerja Sosial
71
Masyarakat selalu memberi peringatan untuk tetap jaga
jarak.
Pada kesempatan kali ini Bapak Abdul Haki selaku
Lurah Kelurahan dengan didampingi oleh Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) mensosialisasikan mengenai Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) dan penggunaan Kartu
Keluarga Sejahtera kepada para KPM BPNT yang baru
agar mereka memahami mengenai program BPNT. Dengan
penuh kesabaran Ibu Sukeni selaku koordinator Pekerja
Sosial Masyarakat menjelaskan Kembali secara perlahan
apa yang telah disampaikan oleh Bapak Lurah agar seluruh
KPM memahami. Peneliti menyaksikan langsung
bagaimana wajah para Pekerja Sosial Masyarakat yang
sudah mulai kelelahan, namun mereka tetap dengan
semangat melayani para KPM BPNT dengan tulus.
Pada bulan ini KPM BPNT yang baru memiliki
Kartu Keluarga Sejahtera mendapatkan double bahan
pangan yaitu pada bulan April dan bulan Mei. Peneliti
melihat para KPM sangat senang ketika menerima bantuan
bahan pangan berupa beras, telur, sop-sopam, jagung,
tempe, dan buah pisang. (Catatan lapangan lihat laporan
observasi pada hari Rabu, 20 Mei 2020)
72
Gambar 4. 2
KPM BPNT Menerima Bahan Pangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
Instrumen pembayaran yang digunakan sebagai media
penyalur BPNT kepada KPM adalah Kartu Keluarga
Sejahtera atau disingkat dengan KKS. Kartu Keluarga
Sejahtera digunakan sebagai alat penanda KPM dan
berfungsi sebagai kupon elektronik sehingga pada saat
penyaluran BPNT kartu tersebut wajib dibawa oleh setiap
masing-masing KPM.
Kartu ini diibaratkan sebagai kartu ATM para KPM
penerima BPNT karena kartu ini menyimpan nilai besaran
manfaat dari BPNT. Seperti yang peneliti amati ketika
peneliti melakukan kunjungan lapangan pada hari Rabu, 19
Febuari 2020 peneliti melihat langsung bagaimana bentuk
73
Kartu Keluarga Sejahtera tersebut. Kartu tersebut bewarna
merah putih berlambangkan burung garuda.
Pada kartu tersebut tertulis nama pengurus KPM,
nomor KKS, bank penyalur, dan nomor telepon pengaduan.
Peneliti juga menyaksikan langsung ketika Bapak Abdul
Haki selaku lurah Sudimara Jaya menjelaskan tentang
Kartu Keluarga Sejahtera dan bagaimana cara
penggunannya kepada para KPM BPNT. Ibu Sukeni selaku
koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara Jaya
menegaskan kepada para KPM bahwa Kartu Keluarga
Sejahtera dan pin tidak diperbolehkan dipegang dan
disimpan oleh orang lain, sekalipun Pekerja Sosial
Masyarakat itu sendiri.
Namun dengan syarat para KPM jangan sampai
menghilangkan kartu tersebut. Pekerja Sosial Masyarakat
juga memperingati bahwa jangan sampai kartu ini hilang
atau rusak. (Catatan lapangan lihat laporan observasi pada
hari Rabu, 19 Febuari 2020)
74
Gambar 4. 3
Sosialisasi Kartu Keluarga Sejahtera kepada KPM BPNT
Sudimara Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Besaran Manfaat
Besaran manfaat merupakan jumlah uang yang masuk
ke Kartu Keluarga Sejahtera melalui bank penyalur yaitu
BNI yang diterima oleh KPM BPNT setiap bulannya.
Besaran manfaat yang diterima para KPM awalnya sebesar
Rp. 150.000,00/bulan namun pemerintah menambahkan
lagi menjadi sebesar Rp. 200.000,00/bulan. Dalam
kunjungan lapangan hari Rabu, 19 Febuari 2020, peneliti
mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Bapak
Abdul Haki selaku Lurah Sudimara Jaya bahwa ada
kenaikan besaran manfaat bagi KPM BPNT. (Catatan
lapangan lihat laporan observasi pada Hari Rabu, 19,
Febuari 2020)
75
Informasi tersebut juga peneliti dapatkan ketika
peneliti melakukan wawancara dengan Lurah Sudiamara
Jaya, sebagai berikut :
“Jumlah uang yang diterima Keluarga Penerima
Manfaat saat ini berjumlah Rp.200.000,00/bulan.
Dalam jumlah ini ada kriteria pangannya untuk bisa
mencukupi uang tersebut. Seperti beras 12 kg, ada
protein seperti tempe tahu, ada sayur, ada buah ada
protein hewaninya seperti ayam atau telur sebesar 1
kg”.(Abdul Haki, Lurah Kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
4. Tujuan dan Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)
a. Tujuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
1) Mengurangi beban pengeluaran KPM BPNT
melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan
Dari hasil wawancara dengan salah satu KPM
BPNT, mengungkapkan bahwa Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) mampu sedikit mengurangi
beban pengeluaran KPM.
“Bersyukur aja udah dapet itu, justru uangnya
yang harusnya biasanya buat beli beras bisa
buat yang lain karena ada bantuan ini.” (Ibu
Ninuk, KPM BPNT Sudimara Jaya, 2020)
Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak
Abdul Haki sebagai berikut :
“Dengan adanya bantuan BPNT ini ya sedikit
banyak membantu masyarakat meskipun
bentuknya sembako jadi bukan dalam artian
perekonomian mereka bisa tertutupi, minimal
76
ya kebutuhan pokok mereka bisa terpenuhi.”
(Abdul Haki, Lurah Kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
2) Memberikan bahan pangan dengan nutrisi yang
lebih seimbang kepada KPM BPNT
Dalam kunjungan lapangan yang dilakukan
peneliti, peneliti melihat bahwa para KPM BPNT
menerima bahan pangan nutrisi yang sudah
seimbang. Hal ini terbukti ketika hari Senin, 30
Maret 2020 peneliti melihat KPM BPNT
menerima bahan pangan berupa beras 10 kg dan 2
jagung segar sebagai bahan makanan pokok
sumber karbohidrat, lauk pauknya adalah unggas
yaitu daging ayam 1 ekor sebagai sumber protein
hewani, kacang hijau sebagai sumber protein
nabati, sop-sopan dan yang terakhir adalah buah
pisang sebanyak 1 sisir. (Catatan Lapangan lihat
laporan observasi pada hari Senin, 30 Maret 2020)
77
Gambar 4. 4
Bahan Pangan KPM BPNT Sudimara Jaya pada Penyaluran
Tahap ke 3
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3) Memberikan bahan pangan dengan tepat sasaran,
tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat
harga, dan tepat administrasi.
Dengan adanya tenaga pelaksana Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) seperti, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) bantuan sosial pangan di
Sudimara Jaya sudah tepat sasaran. Hal tersebut
bisa dibuktikan dikarenakan Pekerja Sosial
Masyarakat melakukan verifikasi dan validasi
yang turun dari Kementerian Sosial dengan tujuan
untuk mengetahui apakah bantuan pangan ini
sudah tepat sasaran. Seperti yang diungkapkan
oleh ibu Sukeni selaku koordinator Pekerja Sosial
Masyarakat :
78
“Alhamdulillah sih sudah tepat sasaran,
makanya kita selalu melakukan verifikasi dan
validasi data adalah untuk mengetahui bantuan
ini sudah tepat sasaran apa belum.” (Rosdiana,
Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
Bantuan Pangan Non Tunai di kelurahan
Sudimara Jaya juga sudah tepat waktu, tepat
jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat
administrasi. Hal tersebut peneliti amati ketika
peneliti berkesempatan untuk ikut kegiatan
penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
dari bulan bulan Febuari sampai bulan Maret. Dari
hasil pengamatan observasi peneliti dapat
menemukan bahwa Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) disalurkan dengan tepat waktu.
Waktu Pelaksanaan BPNT adalah sebulan
sekali, selama peneliti mengikuti kegiatan
penyaluran dari bulan Febuari bantuan sosial ini
tidak pernah telat untuk disalurkan kepada KPM.
Selain itu jumlah dan kualitas dari bahan pangan
sudah memenuhi kriteria gizi seimbang yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh KPM BPNT.
Selain itu itu bahan pangan yang diberikan akan
disesuaikan dengan kenaikan harga bahan pangan
yang terjadi. Hal tersebut juga telah diungkapkan
oleh lurah Sudimara Jaya sebagai berikut :
“Membuat perencanaan menyesuaikan harga
bahan pangan karena bisa sewaktu-waktu ada
79
kenaikan bahan pokok. Seperti waktu di bulan
puasa kemarin harga bahan pangan melonjak
tinggi nah kita berusaha menyesuaikan supaya
jumlah besaran manfaat ini bisa tepat harga dan
tetap mencukupi bahan pangan bagi KPM
BPNT.” (Abdul Haki, Lurah Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
4) Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali
kepada KPM BPNT dalam memenuhi kebutuhan
pangan
Bantuan Pangan Non Tunai bertujuan untuk
memberikan lebih banyak pilihan dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Pekerja Sosial
Masyarakat Sudimara Jaya membantu
merencanakan kriteria bahan pangan yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
penerima manfaat.
“Kami PSM juga sering melakukan
komunikasi ya dengan KPM, bertanya
mengenai bahan pangan, apa yang sedang
mereka butuhkan. Kita merencanakan bahan
pangan yang sesuai dengan kebutuhan KPM
intinya, bukan dari kita atau siapapun.”
(Astari, Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara
Jaya, 2020)
b. Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai untuk
Meningkatkan :
1) Ketahanan pangan di tingkat KPM BPNT
sekaligus sebagai mekanisme perlindungan
sosial dan penanggulangan kemiskinan
80
Manfaat BPNT sebagai mekanisme
perlindungan sosial dan penanggulangan
kemiskinan sudah terbukti dengan meningkatnya
ketahanan pangan yang dirasakan oleh KPM
BPNT. Dari hasil wawancara dengan beberapa
KPM BPNT, mengungkapkan bahwa sebagian
kebutuhan pangan tercukupi.
“Alhamdulillah bersyukur cukup, budeh
jadi bisa nyimpen uang terus udah gak
kekurangan. Anak-anak budeh juga pada
dapet jadi alhamdulillah cukup udah gak
kekurangan kayak dulu.” (Ibu Chotimah,
KPM BPNT Kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
“Kalo dibilang cukup ya cukup. Udah
cukup ngebantu lah nutupin sebagian bahan
dapur kayak ada beras terus telor kan
kadang ada ayam. Bersyukur aja udah dapet
itu.” (Ibu Yuli, KPM BPNT Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
2) Efisiensi penyaluran Bantuan Sosial
Pekerja Sosial Masyarakat membantu
meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan
sosial non tunai ini. Penyaluran Bantuan Pangan
Non Tunai agar efisiensi dan untuk kelancaran
penyaluran, Pekerja Sosial Masyarakat akan
mengumpulkan seluruh KPM BPNT di rumah
mitra agen BNI untuk mengambil bantuan sosial
pangan tersebut. Dengan sistem mekanisme
penyaluran seperti ini menjadi tidak membuang
waktu, tenaga, dan biaya. Jika penyaluran
81
bantuan sosial ini mekanismenya secara door to
door dinilai kurang efisiensi mengingat jumlah
KPM BPNT di Sudimara Jaya yang cukup
banyak.
Hal diatas tersebut peneliti dapatkan dari
hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ketika
mengikuti kegiatan penyaluran bantuan sosial
non tunai bagi KPM BPNT dari tanggal 19
Febuari sampai dengan tanggal 22 Juli 2020.
(Catatan lapangan lihat laporan hasil observasi
dari bulan Febuari sampai Juli 2020)
3) Akses masyarakat terhadap layanan keuangan
dan perbankan
Bantuan Pangan Non Tunai memiliki
manfaat dalam meningkatkan akses masyarakat
penerima manfaat terhadap layanan keuangan
dan perbankan melalui Kartu Keluarga Sejahtera
yang setiap bulan kartu tersebut terisi dengan
jumlah saldo dari bank penyalur sehingga
masyarakat mendapatkan akses terhadap layanan
keungan dan perbankan untuk mendapatkan
bantuan pangan.
4) Transaksi nontunai
Bantuan sosial pangan ini dilakukan dengan
transaksi non tunai dan tidak dapat ditunaikan
jumlah uang yang ada di Kartu Keluarga
Sejahtera tersebut.
82
B. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Sudimara
Jaya
1. Status dan kedudukan
Dalam Peraturan Menteri Nomor 10 Pasal 4 telah
menjelaskan bahwa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
adalah masyarakat yang berstatus relawan sosial yang
berkedudukan di tingkat kelurahan atau desa. Seperti
halnya di Kelurahan Sudimara Jaya, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sudah ada di kelurahan Sudimara Jaya
sejak tahun 2005 dimana para Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) berasal dari kader posyandu yang kemudian
mereka memiliki keterpanggilan jiwa untuk mencalonkan
diri mereka untuk menjadi seorang Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di kelurahan.
Hal diatas telah peneliti dapatkan dari hasil
wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) wilayah Ciledug, sebagai berikut:
“PSM itu dari kelurahan, di SK-kan oleh lurah, dan
di SK-kan Kembali oleh wali kota melalui dinas
sosial. Bisa dibilang PSM itu adalah organisasi
eksklusif, kenapa? Karena PSM yang SKnya ada
dua, yaitu dari kelurahan dan walikota.” (Akhmad
Ifan D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
Ciledug, 2020)
2. Kriteria dan Persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat
Kriteria dan persyaratan Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) sudah diatur dalam Peraturan Menteri Sosial
83
Nomor 10 tahun 2019 pasal 4 ayat 1 dan 2. Bahwa kriteria
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) salah satunya adalah
peduli dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial
serta aktif dalam melaksanakan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan PSM dan Lurah kelurahan Sudimara
Jaya :
“Untuk jadi PSM tidak ada kriteria khsusus ya, kita
benar-benar murni karena keterpanggilan jiwa
untuk membantu dan kebetulan kita juga bagian
kader dari posyandu .” (Rosdiana, Pekerja Sosial
Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh Bapak
Abdul Haki selaku Lurah Sudimara Jaya, sebagai berikut
:
“Tidak ada persyaratan yang khusus, hanya saja
persyaratan mutlaknya dia mau mengabdikan jiwa
raganya untuk mengabdi kepada masyarakat dan
sukarela membantu pemerintah tanpa pamrih.
Mereka ini adalah murni pekerja sosial yang betul-
betul tidak digaji, karena mereka mempunyai
panggilan dari hatinya untu membantu pemerintah
terutama membantu masyarakat di wilayahnya.”
(Abdul Haki, Lurah Kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
ditemukan bahwa tidak ada kriteria dan persyaratan yang
khusus untuk bisa menjadi PSM di kelurahan. Yang
terpenting siapapun masyarakat yang mempunyai jiwa
sosial, peduli dengan masyarakat, peduli dengan keadaan
lingkungan di wilayahnya, dan yang paling utama adalah
84
rela untuk bekerja dan mengabdi pada masyarakat tanpa
mengharapkapkan imbalan atau gaji.
Berikut ini merupakan kriteria dan persyaratan bagi
Pekerja Sosial Masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri
Nomor 10 tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat
adalah sebagai berikut :
a) Peduli kepada penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS)
Kriteria utama Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) adalah memiliki rasa kepedulian, terutama
peduli kepada 26 Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS). Dari hasil wawancara dengan yang
sudah diolah dengan peneliti mengungkapkan bahwa
PSM tidak hanya memperhatikan masyarakat
penerima manfaat bantuan sosial saja, namun mereka
juga peduli dengan penyandang masalah
kesejahteraan sosial dengan membantu dalam
pendampingan.
“Kalo dulu peran kita sebagai pendamping sosial
masyarakat penerima manfaat tuh banyak mulai
dari orang terlantar dan penyandang disabilitas,
kalo dulu belum ada bantuan sosial seperti BPNT
jadi kita lebih mendampingi masyarakat yang
rentan sosial. Kalo sekarang masih juga
mendampingi masyarakat yang rentan sosial,
hanya sekarang ini kita ada tambahan
mendampingi KPM BPNT.” (Astari, Pekerja
Sosial Masyarakat kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
85
“Tidak ada kriteria yang khusus untuk bisa
menjadi PSM, jika seseorang ingin menjadi PSM
tandanya ia punya rasa kepedulian sosial dan
jiwa sosial yang tinggi.” (Nani Haryani, Kasie
Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
b) Aktif melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial
Selain peduli kepada penyandang masalah
kesejahteraan sosial, Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) juga harus aktif dalam melaksanakan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Seperti aktif
dalam menyelenggarakan bantuan sosial dari
pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai serta
aktif dan cepat tanggap dalam menghadapi
permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di
wilayahnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Abdul Haki selaku lurah Kelurahan Sudimara Jaya
sebagai berikut :
“Keliatannya memang PSM hanya aktif dalam
penyelenggaraan bantuan sosial yang
diberikan pemerintah saja, namun faktanya
tidak. Mereka aktif tidak terbatas hanya
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau
bantuan sosial lainnya. Masalah anak
terlantar, ada anak butuh sekolah, bahkan
kasus KDRT mereka aktif untuk ikut terlibat
dalam menangangi permasalahan
tersebut.”(Abdul Haki, Lurah Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
c) Mendapat pengakuan dari masyarakat
86
Masyarakat wilayah kelurahan Sudimara Jaya
menyebut Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai
kader kelurahan dan sebagai orang yang membantu di
wilayahnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) ini berasal dari ibu-
ibu kader posyandu. Dari hasil wawancara dengan
masyarakat penerima manfaat mereka
mengungkapkan bahwa mereka mengenali PSM
sebagai kader kelurahan yang membantu mereka
dalam memperoleh bantuan sosial yang masuk ke
wilayah Sudimara Jaya.
Berikut merupakan hasil wawancara dengan
masyarakat penerima manfaat yang sudah diolah
dengan peneliti :
“Saya taunya mereka ini adalah orang dari
kelurahan yang mengadakan kegiatan penyaluran
bantuan sosial seperti ini saja.” (Ibu Yuli, 46th,
Keluarga Penerima Manfaat BPNT, 2020)
“Saya taunya mereka orang-orang yang suka
membantu di wilayah Sudimara Jaya aja.”(Ibu
Chotimah, 72th , Keluarga Penerima Manfaat
BPNT, 2020)
“Saya tidak tau kalo nama ibu-ibu ini adalah
Pekerja Sosial Masyarakat, saya taunya mereka
adalah kader yang suka membantu orang-orang
kayak kita gini.” (Ibu Ninuk, 40th, Keluarga
Penerima Manfaat BPNT, 2020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
ditemukan bahwa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
sudah mendapatkan pengakuan dari masyarakat
87
wilayah Sudimara Jaya hal ini terlihat ketika
masyarakat penerima manfaat merasakan kehadiran
PSM sebagai seseorang yang membantu masyarakat
di wilayahnya.
Namun diluar kriteris tersebut Tenaga
Kesejahteraan Kecamatan Ciledug memberikan
kriteria mengenai keterampilan Pekerja Sosial
Masyarakat. Dikarenakan teknologi sekarang
semakin canggih, Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) Ciledug menambahkan tentang
kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki
oleh PSM. Berikut merupakan pemaparan hasil
wawancara dengan TKSK Ciledug yang sudah diolah
dengan peneliti :
“Keterampilan atau kemampuan PSM pada
dasarnya adalah mereka mampu untuk
berinteraksi sosial dengan masyarakat di
wilayahnya. Namun dikarenakan sistem dari
kota Tangerang, kecamatan, dam kelurahan
sudah menggunakan sistem teknologi yang
canggih maka PSM dituntut untuk menguasai
teknologi yang ada, seperti penggunaan hp
android, computer, dan laptop.” (Akhmad Irfan
D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
Ciledug, 2020)
Hal tersebut juga peneliti temukan dalam
kunjungan lapangan pada hari Juma’t, 3 April 2020
peneliti melihat bahwa masih ada beberapa Pekerja
Sosial Masyarakat yang kurang bisa
mengoperasionalkan komputer. Peneliti
88
menyaksikan langsung bagaimana para Pekerja
Sosial Masyarakat kesulitan dalam proses
penginputan data kekomputer, dikarenakan beberapa
dari Pekerja Sosial Masyarakat sudah berumur
sekitar 40 tahun ke atas membuat mereka kesulitan
untuk belajar cara mengoperasionalkan komputer.
(Catatan lapangan lihat laporan observasi pada hari
Jum’at ,03 April 2020)
Dari hasil pemaparan wawancara dan catatan
lapangan observasi dapat disimpulkan bahwa ada
penambahan mengenai kriteria dan persyaratan
Pekerja Sosial Masyarakat, yaitu Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) harus bisa menguasai
penggunaan teknologi, seperti komputer, laptop dan
hp android. Minimal PSM dapat menggunakan
handphone android, mengingat sistem dari pusat
yaitu dinas sosial kota Tangerang sudah
menggunakan sistem digital untuk masalah
pendataan atau mengurus segala sesuatu.
Dalam menjalankan peran serta fungsinya
Pekerja Sosisl Masyarakat (PSM) akan diberikan
bimbingan teknis dasar. Peraturan Menteri Sosial
Nomor 10 Tahun 2019 menjelaskan bahwa Pekerja
Sosial Masyarakat akan mendapatkan bimbingan
teknis atau pelatihan-pelatihan dasar. Hal tersebut
telah dibenarkan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) Ciledug dalam wawancara yang
89
dilakukan oleh peneliti. Dari hasil data wawancara
tersebut peneliti dapat menemukan bahwa pelatihan
yang diberikan kepada seluruh Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) diselenggarakan oleh Dinas
Sosial Kota Tangerang. Waktu pelatihan ini tidak
menentu, seperti yang diungkapkan oleh PSM di
Sudimara Jaya :
“Ada pelatihan tapi gak pasti, termasuk jarang
sih ya.” (Astari, PSM Sudimara Jaya, 2020)
“Jarang sih pelatihan, tapi pernah ada. Biasanya
setatahun 1 sampai 2 kali, tapi tidak semua
PSM ikut hanya beberapa aja sebagai
perwakilan gitu.” (Rosdiana, PSM Sudimara
Jaya, 2020)
Dalam bimbingan teknis awal, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) akan diberikan pelatihan dasar
mengenai pemberdayaan sosial baik dari sisi
managementnya dan secara teknis turun ke lapangan
langsung.
“Bentuk pelatihannya kita belajar tentang teori
dalam mendampingi KPM, lalu membahasa
tahapan dalam menggali permasalahan. Lebih
ke teori sih ya pelatihan-pelaihannya.” (Astari,
PSM Sudimara Jaya, 2020)
Bapak Irfan sendiri selaku TKSK Ciledug, juga
memberikan pelatihan secara sistem sharing yang
dilakukan setiap sebulan sekali. Pelatihan ini akan
dilakukan perwilayah ataupun sekecamatan Ciledug.
“Pada tahap awal mereka akan diberikan
pelatihan dasar tentang management
pemberdayaan sosial. Selain pelatihan pada
90
managementnya, mereka juga diberikan
pelatihan praktek di lapangan langsung
mengenai pemberdayaan sosial. TKSK pun akan
memberikan pelatihan dengan cara sharing
mengenai permasalahan kesejahteraan apa yang
sedang mereka tangani dan bagaimana cara PSM
dalam menangani masalah sosial tersebut.
Biasanya waktu pelatihan sharing ini dilakukan
sebulan sekali sekecamatan Ciledug atau
perwilayah.” (Akhmad Irfan D, Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan, 2020)
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Sudimara Jaya menjelaskan bimbingan teknis dasar
PSM membahas mengenai materi atau teori yang
dipakai untuk melakukan pendampingan sosial
kepada masyarakat. Namun bimbingan teknis dasar
ini biasanya hanya akan diikuti oleh dua orang PSM
perwakilan dari setiap kelurahan masing-masing
sekecamatan Ciledug.
“Pada tanggal 6-7 Maret tahun 2020 ada
bimbingan teknis dari Kementerian Sosial yang
diselenggarakan selama dua hari di Hotel
Horison Tangerang yang diikuti seluruh PSM
sekota Tangerang. Bimbingan teknis ini
biasanya tidak semua anggota PSM ikut, seperti
saya kemarin tidak mengikuti bimbingan teknis.
Yang ikut bimbingan teknis kemarin adalah Bu
Enik dan Bu Purwaningsih, beliau-beliau lah
yang nantinya akan menyampaikan kepada saya
dan anggota lainnya tentang isi dari bimbingan
teknis tersebut. Bimbingan teknis dasarnya
berupa materi atau teori mengenai
pendampingan sosial kepada penerima manfaat/
warga yang sedang membutuhkan bantuan.”
91
(Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Dari hasil wawancara peneliti diatas dapat
diketahui bahwa dalam bimbingan teknis dasar
tersebut Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) diberikan
bimbingan teknik dasar oleh Kementerian Sosial
berupa materi dan teori mengenai cara melakukan
pendampingan sosial kepada penerima manfaat atau
warga masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Gambar 4. 5
Bimbingan Teknis Dasar Pekerja Sosial Masyarakat Tahun 2020
oleh Kementerian Sosial
Sumber : Dokumentasi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Pada Gambar 4.5 merupakan potret dokumentasi
oleh salah satu anggota PSM di Sudimara Jaya dalam
mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan
oleh Kementerian Sosial. Pada bimbingan teknis dasar
tersebut PSM harus paham bagaimana kondisi
92
masyarakat di wilayahnya dan harus cepat tanggap jika
ada permasalahan sosial yang terjadi.
C. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)
Di dalam buku kebijakan dan strategi pemberdayaan
tenaga kesejahteraan sosial masyarakat seri pekerja sosial
masyarakat sesuai dengan kapasitas dan komptensinya PSM
dapat menampilkan sebagian atau keseluruhan dari
peranannya yaitu sebagai berikut :
1. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang
belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat
Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara Jaya sebagai penggagas
kesejahteraan sosial yang belum nyata di tengah-tengah
lingkungan masyarakat adalah mereka ingin menciptakan
usaha kecil seperti UMKM (usaha mikro,kecil,
menengah) di wilayah Sudimara Jaya. Harapan mereka
dengan adanya usaha tersebut Pekerja Sosial Masyarakat
bisa membantu masyarakat yang membutuhkan dengan
hasil usaha tersebut. Selain itu mereka juga ingin
membantu masyarakat yang namanya tidak terdaftar di
Basis Data Terpadu (BDT) dari Kementerian Sosial yang
menurut PSM seharusnya mereka sangat layak untuk
terdaftar dan mendapatkan bantuan dari pemerintah.
93
Berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu
Sukeni selaku koordinator Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya :
“Jadi kita ingin buka usaha seperti warung makan,
tetapi karena keterbatasan dana dan lahan kita
belum bisa mewujudkan usaha tersebut. Latar
belakang kenapa kita para PSM ingin membuat
usaha ini karena ketika kita sedang melakukan
pencatatan atau verifikasi data sering kali
ditemukan masyarakat yang harusnya layak untuk
dibantu namun mereka tidak terdaftar namanya di
BDT. Maka di luar itu semua kami para PSM
akhirnya memakai kas pribadi PSM untuk
meringankan beban masyarakat yang
membutuhkan tersebut. Selain itu kami akan tetap
mengusulkan nama-nama masyarakat yang
seharusnya layak dan berhak mendapatkan bantuan
sosial yang diberikan oleh pemerintah.”(Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Salah satu faktor lainnya mengapa peran
penggagas mereka untuk melakukan penyelenggaran
kesejahteraan sosial terhambat, dikarenakan Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) ini tidak mempunyai
kewenangan yang bebas untuk mewujudkan gagasan
mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ciledug :
“Peran PSM sebagai penggagas penyelenggaraan
kesejahteraan sosial adalah hanya sebatas
mengusulkan saja. Mereka tidak punya
kewenangan untuk mewujudkan gagasan tersebut.
Kewenangan itu tetep ada di dinas sosial.”
94
(Akhmad Irfan D, Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan Ciledug, 2020)
Berdasarkan wawancara di atas dapat ditemukan
bahwa peran PSM sebagai penggagas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial sifatnya hanya
sebatas mengusulkan. Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) tidak bisa berjalan sendiri dengan bebas.
Pengantar atas gagasan Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) akan ditampung oleh TKSK untuk nantinya
disampaikan ke dinas sosial kota Tangerang.
“Pengantar dari gagasan tersebut akan dijembatani
oleh TKSK untuk menyambung ke dinas sosial.
Jadi PSM itu lebih cenderung menggagas
dilapangan aja. PSM hanya bisa mengusulkan
gagasan saja, tapi kelemahan dari itu dia tidak
mempunyai kewenangan karena harus berkaitan
dengan program-program pemerintah di kota
Tangerang. Dikarenakan sifat PSM di kelurahan
masih koordinasi.”(Akhmad Irfan D, Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug, 2020)
2. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah
dimunculkan dalam lingkungan masyarakat
Dari hasil wawancara yang sudah diolah oleh
peneliti dapat ditemukan bahwa contoh nyata peran
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai pendorong dan
penggerak dalam mengembangkan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang baru dimunculkan adalah
mengenai pandemik virus covid 19 yang sudah masuk ke
Indonesia. Kelurahan Sudimara Jaya salah satu kelurahan
95
yang pernah masuk ke dalam zona merah dikarenakan ada
beberapa masyarakat yang terpapar virus covid 19.
Maka dari itu para PSM dengan masyarakat lainnya
membentuk lumbung covid. Mereka menggerakan
masyarakat untuk peduli dengan mengajak masyarakat
lainnya membantu masyarakat yang terpapar virus covid
melalui lumbung covid ini. Lewat lumbung covid ini
PSM beserta RT dan RW perwilayah akan mencari dana
kepada donator untuk membantu masyarakat yang
terpapar virus covid 19 dikarenakan mereka harus isolasi
mandiri di rumahnya.
Berikut merupakan kutipan hasil wawancara
dengan koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
kelurahan Sudimara Jaya :
“Pada peran ini contoh yang nyatanya adalah kasus
covid-19. Disini kami para PSM menggerakkan
masyarakat untuk cepat tanggap dalam kasus virus
corona ini. Kami menggerakan dan mengajak
masyarakat sekitar untuk peduli dengan masyarakat
yang terpapar dengan virus ini. Sampai akhirnya
terbentuklah namnaya lumbung covid untuk
membantu masyarakat yang terpapar virus tersebut.
Kita disini berperan untuk menggerakan
masyarakat seperti RT/RW ataupun masyarakat
setempat untuk membantu masyarakat yang
terpapar dengan memberikan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari terutama makanan.” (Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat, 2020)
Jika berdasarkan kunjungan observasi peneliti pada
hari Rabu tanggal 19 Febuari 2020, peneliti menyaksikan
96
langsung bagaimana peran Pekerja Sosial Masyarakat
sebagai pendorong dan penggerak dalam
mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
yang sudah dimunculkan oleh pemerintah yaitu melalui
program bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pekerja
Sosial Masyarakat telah diamanahkan oleh Kecamatan
Ciledug sebagai tenaga pelaksana dalam penyaluran
BPNT sebagai penyalur bantuan sosial non tunai.
(Catatan lapangan lihat laporan observasi pada hari Rabu,
19 Febuari 2020)
Gambar 4. 6
Pekerja Sosial Masyarakat sebagai penyalur Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat
Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
penyaluran bantuan sosial non tunai adalah sebagai
97
pendamping Keluarga Penerima Manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT). Dimana mereka akan
mendampingi masyarakat dari mulai pendataan,
verifikasi, pembagian Kartu Keluarga Sejahtera, sampai
pada proses penyaluran BPNT dilaksanakan. Peneliti
menyaksikan langsung bagaimana Pekerja Sosial
Masyarakat menjalankan peran sebagai pendamping
penerima manfaat BPNT.
Peneliti melalui kunjungan lapangan pada hari
Senin, 4 Mei 2020 peneliti berkesempatan untuk
melakukan kegiatan observasi dengan berkunjung
langsung ke lokasi tempat pembagian Kartu Keluarga
Sejahtera untuk calon KPM BPNT yang baru turun
kartunya dari kementerian sosial sejumlah 44. Seperti
pada Gambar 4.7 peneliti langsung menyaksikan
bagaimana Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dari awal
kegiatan ini mendampingi KPM BPNT yang sudah lanjut
usia. Dikarenakan KPM tersebut sudah tidak bisa
membaca dan menulis, walaupun Pekerja Sosial
Masyarakat sedang berpuasa mereka dengan ikhlas dan
sabar mendampingi para KPM BPNT sampai proses
pembagian kartu selesai. (Catatan lapangan lihat laporan
observasi pada hari Senin, 4 Mei 2020)
98
Gambar 4. 7
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Mendampingi Calon KPM
BPNT
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari hasil wawancara dengan koordinator Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) mengungkapkan bahwa peran
mereka sebagai pendamping masyarakat penerima
manfaat dalam melakukan pendataan agar bantuan ini
dapat tepat sasaran.
“Bentuk peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam melakukan pendampingan kepada penerima
manfaat BPNT ini adalah pada saat penyaluran
berlangsung dan sebelum itu kita melakukan
pendampingan pada pendataan. Dimana kita akan
memverifikasi kembali data yang turun dari
kementerian sosial tersebut. Apakah data yang
turun sudah tepat sasaran apa belum. Kita nanti
akan turun ke lapangan langsung untuk
memverifikasi lagi.” (Sukeni, Koordinator Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara
Jaya, 20200
99
Gambar 4. 8
Pelaksanaan Penyaluran BPNT oleh Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4. 9
KPM Tanda Tangan sebagai Bentuk Tanda Terima Bantuan
Pangan Non Tunai yang didampingi Oleh PSM
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dalam Gambar 4.8 terlihat bahwa PSM sudah
siap untuk mendampingi KPM dalam penyaluran BPNT
100
tahap ke-5. Pada Gambar 4.9 PSM memberikan
pendampingan berupa pengarahan untuk KPM terlebih
dahulu tanda tangan untuk laporan bahwa KPM sudah
menerima bantuan sosial pangan ini. (Catatan lapangan
lihat laporan observasi pada hari Rabu, 20 mei 2020)
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT juga
merasakan kehadirannya peran seorang Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sebagai pendamping mereka dalam
mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini.
Hal tersebut dibuktikan dengan ungkapan para KPM
BPNT dalam wawancara yang peneliti lakukan :
“Udah mendampingi yang tadinya saya gak tau
gimana dapet bantuan ini sampe akhirnya dapet
kartu ini terus nanti diundang ke rumah agen mitra
BNI banyak tuh KPM lainnya pada ngumpul disana
buat ambil bahan sembakonya. Diarahin dari awal
sama mereka.” (Ibu Ninuk, 40th, KPM BPNT,
2020)
“Alhamdulillah mendampingi budeh sampe
akhirnya bisa dapet bantuan jadi udah gak
kekurangan kayak dulu. Budeh juga sering
dibantuiin bawaiin bahan sembakonya dibantuiin
nulis soalnya udah tua kan budeh.” (Chotimah,
72th, KPM BPNT, 2020)
Kasie Kemasyarakatan kelurahan Sudimara Jaya dan
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug juga
telah menegaskan kembali bahwa selain Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sebagai tenaga pelaksana dari
penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai ini, mereka juga
sebagai pendamping para KPM BPNT dari awal
101
pendataan baik calon atau yang sudah terdaftar, lalu
verifikasi kembali ke lapangan, lalu mereka akan survei
lagi kemasyarakat atau keluarga lainnya yang layak untuk
dibantu namun tidak terdaftar di Basis Data Terpadu
(BDT). Kemudian PSM juga akan membantu
mendampingi KPM jika terjadi masalah di Kartu
Keluarga Sejahteranya Berikut hasil wawancaranya :
“Perannya PSM ini adalah untuk kelancaran
kegiatan pemberian bantuan sosial contohnya
adalah seperti program BPNT ini. Mereka yang
akan mendampingi para penerima manfaat BPNT
agar penyalurannya berjalan dengan mudah dan
lancar.”(Nani Haryani, Kasie Kemasyarakatan
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
“Peran PSM untuk tahap awal adalah mendata
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) baik calon
ataupun yang sudah ditetapkan menjadi KPM.
Selanjutnya PSM akan memverifikasi kembali data
KPM tersebut. Setelah itu PSM membantu
mendampingi proses penyaluran tersebut di
kelurahannya masing-masing.”(Akhmad Irfan D,
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug,
2020)
Selain sebagai pendamping penerima manfaat
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), peneliti menemukan
peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai
pendamping masyarakat yang tidak memiliki kartu gratis
untuk berobat ke rumah sakit. PSM akan mendampingi
masyarakat untuk pengurusan kartu tersebut sampai ia
memiliki kartu dan menerima manfaat dari kartu tersebut.
Hal tersebut telah dikatakan oleh koordinator PSM
sebagai berikut :
102
“Jadi dulu pemerintah Kota Tangerang punya
program kartu Multiguna sebelum sekarang ada
kartu BPJS, kartu multiguna itu khusus untuk
masyarakat yang tidak mampu berobat ke rumah
sakit. Bagi masyarakat yang tidak mempunyai kartu
tersebut, akan diberikan surat keterangan tidak
mampu yang dinamanakan SK persial. PSM akan
mendampingi pengurusan surat tersebut dengan
cara kita datang ke rumahnya untuk melakukan
pengecekan dokumen, fotocopy KK, KTP, dan kita
akan foto keadaan rumahnya seperti apa. Lalu
setelah itu PSM akan lapor ke puskesmas sebagai
pihak yang memverifikasi laporan tersebut yang
jika telah diverifikasi dan dinyatakan masyarakat
tersebut layak sebagai penerima manfaat program
tersebut, PSM akan ke kelurahan untuk langsung
membuat SK persial tersebut.” (Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
Dalam hasil wawancara yang sudah dipaparkan
oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran
PSM sebagai pendamping sosial masyarakat bagi
penerima manfaat tidak hanya pada bantuan-bantuan
sosial saja, namun dalam semua aspek seperti melakukan
pendampingan terhadap masyarakat yang tidak mampu
untuk berobat ke rumah sakit. Selain itu Ibu Sukeni
mengatakan bahwa para Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) juga mendampingi penyandang disabilitas yang
tercatat di kelurahan Sudimara Jaya, berikut merupakan
hasil kutipan wawancara tersebut :
“Jika ada warga penyandang disabilitas dan mereka
membutuhkan alat bantu seperti kursi roda, tongkat
untuk membantu mereka berjalan, maupun alat
103
bantu dengar akan PSM dampingi untuk membuat
surat pengajuan ke dinas sosial agar warga kita bisa
mendapatkan alat bantu dengan gratis. (Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
Dari hasil wawancara di atas artinya PSM memiliki
peranan yang sangat penting sebagai pendamping sosial
bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan agar mereka
mendapatkan hak dari pemerintah terlebih masyarakat
yang memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan alat
bantu untuk menjalankan keberfungsian sosialnya.
4. Mitra pemerintah atau institusi dan sejawat
masyarakat dalam mengimplementasikan program
pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial
Tujuan mengapa adanya Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) di Kelurahan adalah untuk menjadi mitra
pemerintah yang dapat melakukan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial di wilayahnya. Pekerja Sosial
Masyarakat sebagai mitra pemerintah di tingkat
kelurahan, kecamatan, bahkan kota karena memang
mereka sangat membantu pemerintah dalam
mengimplementasikan program dari pemerintah maupun
dalam melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial. Hal ini telah diungkapkan oleh Lurah Kelurahan
Sudimara Jaya dan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) Ciledug sebagai berikut :
104
“Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sangat-sangat
membantu kelurahan. Saya pikir kelurahan akan
keteteran juga jika tidak ada PSM. Karena para
PSM ini yang mengetahui bagaimana kondisi di
wilayahnya seperti apa. (Abdul Haki, Lurah
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
“Jika dilihat dari surat keputusan atau SKnya, tugas
dari Pekerja Sosial Masyarakat adalah mitra
pemerintah. Konsep dasarnya adalah ada ditingkat
kelurahan yang tugasnya pasti berkaitan dengan
program-program kesejahteraan sosial, baik dari
bantuan sosial ataupun hal-hal lainnya.” (Akhmad
Irfan D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
Ciledug, 2020)
Berdasarkan dari data hasil wawancara di atas,
memang kedudukan dari Pekerja Sosial Masyarakat
adalah ditingkat kelurahan dimana mereka mendapatkan
surat keputusan dari kelurahan langsung yang artinya
mereka sudah menjadi bagian dari mitra pemerintah. Hal
tersebut juga sudah dijelaskan diatas oleh Lurah
Kelurahan Sudimara Jaya bahwa PSM sangat membantu
pihak kelurahan dalam melaksanakan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Salah satu contoh peran Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) sebagai mitra pemerintah dalam
mengimplementasikan program pembangunan adalah
melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang selama
ini PSM menjadi tenaga pelaksana penyalur dari bantuan
sosial tersebut. Jadi tidak hanya soal pendataan saja, pada
saat pelaksanaan PSM menjadi penyalur dari bantuan
tersebut.
105
Hal ini bisa dibuktikan ketika Pada hari Kamis, 23
April 2020 peneliti berkesempatan untuk hadir ke lokasi
penyaluran BPNT yang diselenggarakan di rumah agen
BNI. Peneliti melihat pada bulan ini bahan pangan yang
diterima oleh KPM adalah berupa beras 12 kg, ayam satu
ekor, 1 sisir pisang dan seperempat kacang hijau. Pada
umumnya penerima manfaat BPNT merupakan usia yang
sudah lanjut usia, yang artinya secara fisik mereka sudah
tidak bisa bekerja lagi. (Catata Lapangan lihat laporan
observasi pada hari Kamis, 23 April 2020)
Gambar 4. 10
Pekerja Sosial Masyarakat dalam Mendampingi KPM Lansia
Pada Penyaluran BPNT
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain sebagai mitra pemerintah dalam
mengimplementasikan program BPNT, PSM juga sebagai
mitra pemerintah dalam menangani permasalahan
kesejahteraan sosial lainnya. Hal tersebut juga
diungkapkan oleh Ibu Sukeni selaku koordinator PSM
sebagai berikut :
106
“Peran PSM sebelum adanya bantuan sosial masuk
ke wilayah Sudimara Jaya adalah menangani
permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di
Sudimara Jaya. Seperti penanganan adanya orang
terlantar yang masuk ke kelurahan Sudimara Jaya
akan kita tangani dengan melapor dulu ke RT/RW
di wilayah tersebut, kita konfirmasi kepada
masyarakat apakah orang terlantar ini masih
mempunyai keluarga yang bisa dihubungin atau
tidak. Jika tidak kita para PSM langsung lapor ke
dinas sosial.”
Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa peran Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) sebagai mitra pemerintah dalam
mengimplementasikan program pemerintah dan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial memiliki peranan
yang penting. Mereka merupakan jembatan masyarakat
ke pemerintah, dan dari pemerintah ke masyarakat karena
PSM memiliki hubungan dan kerjasama di tingkat
pemerintahan, baik ditingkat kelurahan, kecamatan, atau
kota.
5. Pemantau program-program penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, yaitu program Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT)
Salah satu peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
adalah sebagai mitra pemerintah dalam melakukan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang artinya
mereka juga memiliki peran untuk membantu pemerintah
dalam memantau program-program yang berikaitan
dengan kesejahteraan sosial yang masuk ke kelurahan
107
Sudimara Jaya. Dari hasil data wawancara yang peneliti
lakukan, untuk saat ini Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
kelurahan Sudimara Jaya sebagai pemantau dari program
penanggulangan kemiskinan yaitu melalui bantuan sosial
non tunai yaitu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang
setiap bulan dilakukan penyalurannya. Hal tersebut telah
dijelaskan oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya dalam
wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
“Peran dan tugas Pekerja Sosial Masyarakat ada
pada Bantuan Sosial Non Tunai dalam bidang
pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai. Artinya
secara langsung mereka memantau Bantuan Pangan
Non Tunai ini. Dari awal turunnya data dari BDT
sampai penyaluran bantuan ini Pekerja Sosial
Masyarakatlah yang memantau bantuan tersebut.
Mereka yang merencanakan kriteria apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat mengenai menu
pangan yang akan diberikan, lalu mereka juga yang
menyalurkan, dan kemudian mereka juga yang
mengevaluasi program bantuan ini.” (Abdul Haki,
Lurah Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Selain Bantuan Sosial Non Tunai, dikarenakan pada
saat ini kondisi Indonesia sedang terkena pandemic virus
covid 19 pemerintah Indonesia memberikan bantuan
sosial terhadap warga yang terkena dampak covid 19
dengan program Bantuan Langsung Tunai atau yang
disingkat dengan BLT. Peran Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) pada bantuan sosial ini adalah sebagai tenaga
pelaksana dari program tersebut. Secara tidak langsung
108
artinya PSM juga ikut serta dalam memantau program
pemerintah tersebut.
Hal tersebut terbukti pada saat peneliti melakukan
kunjungan ke lokasi kegiatan verifikasi pendataan warga
yang terkena dampak covid 19 pada hari Minggu tanggal
26 April 2020. Pada hari itu saya tiba di Kelurahan
Sudimara Jaya sekitar jam 08.00 pagi. Pada hari ini
kelurahan Sudimara Jaya akan melakukan verfikasi data
dari hasil pendataan yang minggu lalu sudah di input.
Verifikasi ini untuk memastikan kembali bahwa seluruh
masyarakat/warga Sudimara Jaya yang memang layak
mendapatkan bantuan ini sudah terdata oleh PSM. Pihak
dari dinas sosial juga ingin memastikan kembali bahwa
masyarakat yang mendapat bantuan langsung tunai ini
sudah tepat sasaran.
Untuk verifikasi data ini PSM didampingi oleh tim
bina wilayah, kecamatan, dan tim kelurahan Sudimara
Jaya. Sebelum para PSM serta pendampingnya turun ke
lapangan, sekitar jam 10.00 Lurah Sudimara Jaya
mengadakan rapat untuk briefing kegiatan verifikasi data
hari ini. Dalam briefing tersebut pak lurah memberikan
instruksi bagaimana teknis verifikasi data tersebut (lihat
Gambar 4.11) . Pak lurah juga menjelaskan bahwa
pendataan Bantuan Langsung Tunai ini dipegang penuh
oleh PSM kelurahan Sudimara Jaya.
109
Gambar 4. 11
Briefing Kegiatan Verifikasi Pendataan Warga yang Terkena
Dampak Covid 19 oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Setelah briefing selesai, PSM beserta tim dari bina
wilayah dan tim kelurahan mulai menyebar ke wilayah
yang sudah ditentukan pada saat rapat dengan lurah.
Teknisnya adalah PSM dan tim lainnya dibagi menjadi
per RW di wilayahnya masing-masing. Peneliti
berkesempatan untuk ikut dengan Ibu Sukeni selaku
koordinator PSM.
Peneliti menyaksikan bagaimana PSM terjun ke
lapangan langsung untuk verifikasi data ke rumah RW
untuk mengumpulkan masing-masing RTnya. PSM
dengan didampingi oleh Ibu Atik selaku tim dari
kelurahan Sudimara Jaya, serta pendamping dari tim
kecamatan mendiskusikan dengan para RT di wilayah
RW 01 untuk mendiskusikan apakah masih ada warganya
yang benar-benar terdampak pandemi covid 19 ini,
dikarenakan pada hari Minggu 3 Mei 2020 bantuan sosial
110
tersebut akan cair maka PSM harus memastikan kembali
melalui RW dan RT bahwa warganya sudah terdata
semua. Pekerja Sosial Masyarakat dalam melakukan
pendataan masyarakat yang terkena dampak pandemi
covid 19 ini harus benar-benar teliti agar program dapat
diterima kepada penerima manfaat yang tepat sasaran.
(Catatan lapangan lihat laporan observasi pada hari
Minggu, 26 April 2020)
Gambar 4. 12
Verifikasi Data Masyarakat yang Terkena Dampak Covid-19
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selanjutnya pada hari Minggu, 3 Mei 2020 peneliti
memiliki kesempatan untuk hadir ke lokasi kegiatan
pelaksanaan penyaluran program Bantuan Sosial
Langsung Tunai di TK Insan Julia Fatahila. Pada saat
peneliti melakukan kunjungan ke lokasi dan menyaksikan
bagaimana seluruh orang yang hadir pada hari itu sangat
sibuk, terutama ada para Pekerja Sosial Masyarakat
Kelurahan Sudimara Jaya. Terlihat dari raut wajah para
111
PSM yang sudah mulai kelelahan namun mereka masih
tetap semangat untuk mendampingi para masyarakat yang
mendapatkan bantuan tersebut. Besaran manfaat yang
diberikan kepada penerima manfaat merupakan uang
tunai cash sebesar Rp. 600.00,00.
Dalam pelaksanaan program bantuan sosial
langsung tunai ini PSM juga didampingi oleh pihak
kelurahan, kecamatan, TNI, dan polisi. Selain itu ada
sekitar empat orang dari bank BJB yang memberikan
bantuan berupa uang cash tersebut kepada penerima
manfaat. Terlihat dari wajah para penerima manfaat
bantuan langsung tunai sangat gembira ketika mereka
menerima uang tunai tersebut. (Catatan lapangan lihat
laporan observasi pada hari Minggu, 3 Mei 2020)
Gambar 4. 13
Pelaksanaan Penyaluran Program Bantuan Sosial Langsung Tunai
untuk warga yang Terkena Dampak Covid-19
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari hasil data observasi dan wawancara diatas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sebagai pemantau program-program
pembangunan dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
112
memiliki peran yang sangat penting. Mengingat dimana
PSM memiliki peranan sebagai mitra pemerintah dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peneliti
menemukan bahwa PSM di Kelurahan Sudimara Jaya
berperan dalam memantau program kementerian sosial
dalam bidang pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) yang diselenggarakan setiap bulan oleh PSM
Sudimara Jaya. Selain program dalam bidang pangan,
saat ini PSM juga ikut terlibat dalam program Presiden
Republik Indonesia mengenai Bantuan Sosial Tunai yang
diberikan kepada masyarakat atau warga yang terkena
dampak pandemi covid-19.
D. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)
Temuan peneliti mengenai fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri nomor 10 tahun 2019
bahwa seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Inisiator
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai Inisiator
artinya mereka mengambil sikap inisiatif dalam
menangani masalah Kesejahteraan Sosial yang ada di
lingkungannya. Sikap inisiatif Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) dapat dilihat ketika berperan menjadi pendamping
113
sosial masyarakat penyandang disabilitas. Jika ada warga
penyandang disabilitas mengalami kesulitan untuk
mendapatkan bantuan alat bantu seperti kursi roda,
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan cepat tanggap
untuk segera membantu masyarakat tersebut agar segera
mendapatkan apa yang dibutuhkan. Hal tersebut telah
diungkapkan oleh koordinator PSM pada saat peneliti
melakukan wawancara :
“Fungsi inisiatif kita sebagai PSM adalah ketika
kita menerima laporan ada warga penyandang
disabilitas yang membutuhkan alat bantu seperti
kursi roda, maka PSM akan segera membuatkan
surat pengajuan ke dinas sosial untuk permintaan
kursi roda tersebut agar warga tersebut segera
mendapatkan alat bantu yang dibutuhkan.”(Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Dalam wawancara peneliti dengan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ciledug
mengatakan bahwa :
“Fungsi dari inisiatif Pekerja Sosial Masyarakat
dalam menangani permasalahan kesejahteraan
sosial yang ada di wilayahnya adalah ketika mereka
menggali informasi kepada warga atau masyarakat
penerima manfaat yang pada umumnya mereka
sangat tertutup mengenai permasalahan yang
mereka alami. Pada saat menggali suatu
permasalahan disitulah fungsi inisiatif dari PSM
diperlukan karena mereka akan mencari,
menemukan, mengumpulkan, dan mencatat data
dan infromasi kebutuhan di lapangan atau
permasalahan yang ada di sekitar.”(Akhmad Irfan
D, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
Ciledug, 2020)
114
Dari hasil wawancara di atas TKSK Ciledug
memaparkan bahwa sikap inisiatif dari Pekerja Sosial
Masyarakat adalah ketika mereka mengidentifikasi
permasalahan yang ada pada warga atau masyarakat
penerima manfaat. Bentuk fungsi inisiatif Pekerja Sosial
Masyarakat adalah ketika mereka menemukan,
mengumpulkan, mendaftarkan, mencatat data, dan
informasi apa saja yang mereka temukan di lapangan
atau permasalahan apa saja yang ada disekitar mereka.
Sikap inisiatif ini nantinya akan memudahkan PSM
dalam memetakan sebuah permasalahan agar dapat
tertangani dengan terarah dan terencana.
2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Motivator
Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai
motivator artinya PSM melakukan sosialisasi,
memberikan informasi, dan memotivasi masyarakat. Dari
hasil observasi yang dilakukan peneliti pada hari Rabu, 19
Febuari 2020, peneliti menyaksikan langsung bagaimana
PSM dalam melakukan sosialisasi kepada seluruh
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terkait penyaluran
BPNT. (Catatan lapangan lihat laporan observasi pada
hari Rabu, 19 Febuari 2020)
115
Gambar 4. 14
Kegiatan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Kelurahan Sudimara Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pekerja Sosial Masyarakat melakukan sosialisasi
terkait program BPNT adalah Ibu Sukeni selaku
koordinator PSM kelurahan Sudimara Jaya yang
didampingi oleh Lurah Kelurahan Sudimara Jaya. Ibu
Sukeni untuk memberikan sosialisasi terkait penggunaan
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan bagaimana teknis
penyaluran bantuan sosial ini. Dalam wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan koordinator PSM terkait
fungsi motivator PSM dalam memberikan informasi yaitu
sebagai berikut :
“Sebelum hari penyaluran berlangsung, Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) perwilayah, akan
menginformasikan kepada seluruh Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) BPNT melalui surat,
telepon, atau PSM datang langsung ke rumah KPM
BPNT tersebut.”
116
Gambar 4. 15
PSM dan Lurah melakukan Sosialisasi Program BPNT dan
Penggunaan Kartu Keluarga Sejahtera Kepada KPM Sudimara
Jaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Hal tersebut juga dibenarkan oleh KPM BPNT
melalui wawancara yang peneliti lakukan. Berikut
merupakan hasil wawancara peneliri dengan KPM BPNT
:
“ Mereka suka telepon atau terkadang datang ke
rumah untuk menginformasikan bahwa misalnya
tanggal segini ada penyaluran BPNT dari jam segini
sampai segini.” (Ibu Ninuk, 40 th, KPM BPNT,
2020)
“Ibu-ibu ini sering memberikan arahan-arahan
seperti bagaimana cara pengambilan bantuan ini,
lalu diberikan informasi terkait berapa jumlah uang
yang diberikan perbulannya dan mereka
memberikan kemudahan bagi kita supaya cepet
proses penyalurannya.” (Ibu Yuli, 46 th, KPM
BPNT, 2020)
Dari hasil observasi dan beberapa wawancara di
atas dapat dikatakan bahwa fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dalam penyeluran BPNT adalah
117
sebagai pemberi informasi dan mensosialisasikan
mengenai bantuan sosial BPNT kepada masyarakat
penerima manfaat.
3. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Dinamisator
Fungsi dinamisator Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) Kelurahan Sudimara Jaya adalah dengan
menggerakkan masyarakat di wilayah Sudimara Jaya
dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial. Salah satu
perwakilan dari masyarakat adalah RT/RW perwilayah,
mereka akan berkoordinasi dengan RT/RW setempat
untuk berdiskusi dalam menghadapi dan mengatasi
masalah kesejahteraan sosial.
Seperti pada saat ini Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) menggerakkan masyarakat melalui RT/RW
setempat untuk lebih peduli terhadap virus covid 19 ini.
PSM mengajak RT dan RWnya untuk saling membantu
pada masa pandemik covid 19 ini, terlebih kepada warga
yang positif covid 19 dimana mereka akan melakukan
isolasi mandiri. Peneliti mendapatkan temuan tersebut
dari hasil wawancara dengan Ibu Sukeni yaitu sebagai
berikut :
“Kita sebagai orang yang menggerakan masyarakat
melalui RT RW perwilayah, untuk membantu
warga ditengah masa pandemic ini kita biasanya
akan rapat terlebih dahulu dengan RT/RW dan
satgas covid di Sudimara Jaya.” (Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan
Sudimara Jaya, 2020)
Sifat dari PSM adalah sistem koordinasi, dimana
mereka tidak bisa bertindak sendiri dalam menggerakan
118
suatu rencana untuk mengatasi masalah kesejahteraan
sosial yang ada di lingkungannya. Dalam penyaluran
BPNT Pekerja Sosial Masyarakat juga akan berkoordinasi
dengan pihak kelurahan dan kecamatan.
Hal tersebut telah dikatakan oleh koordinator PSM
itu sendiri bahwa mereka pasti akan berkoordinasi dengan
lurah, RW, RT, dan TKSK.
“Koordinasi dengan lurah, RT, RW pokoknya kita
kalo ada masalah pasti selalu berkoordinasi dengan
yang lainnya.”(Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara Jaya,
2020)
4. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai Administrator
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, fungsi
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sudimara
Jaya sebagai administrator adalah fungsi yang paling
sering mereka laksanakan. Mereka pasti akan selalu
melakukan pencatatan dan pelaporan. Selain itu fungsi
administrator ini sangat diperlukan mengingat bahwa
PSM adalah mitra pemerintah yang bertanggung jawab
atas data-data mengenai masyarakat penerima manfaat
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
“Fungsi adminstrasi atau pendataan fungsinya
banyak, karena tanpa adanya masukan data atau
pelaporan dari PSM tersebut kita tidak akan punya
data. Data KPM atau data PMKS berasal dari
pendataan dan pelaporan. Tanpa ada fungsi
adminstrasi pengumpulan data yang kita harapkan
tidak akan bisa terkumpul.” (Akhmad Irfan D,
Tenaga Kesejahteraan Sosial, Kecamatan, 2020)
119
Hal tersebut juga telah dikatakan oleh koordinator
Pekerja Sosial Masyarakat dalam wawancara dengan
peneliti sebagai berikut :
“Setiap 3 bulan kita buat pelaporan tentang kegiatan
kita, lalu misalnya pencatatan penanganan ot,
pencatatan anak yatim ghuafa, pencatatan bantuan
kursi roda atau alat bantu dengar.” (Sukeni,
Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Gambar 4. 16
Laporan Kegiatan Penanganan PMKS oleh Pekerja Sosial
Masyarakat
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari hasil wawancara peneliti dengan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug dan koordinator
PSM bahwa fungsi administrator seorang Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sangat dibutuhkan. PSM merupakan
orang yang memegang data penerima manfaat, PMKS di
kelurahan Sudimara Jaya, dan data-data lainnya yang
terkait dengan penanganan masalah kesejahteraan sosial.
Gambar 4.16 merupakan bentuk fungsi Pekerja Sosial
120
Masyarakat sebagai administrator dalam melakukan
pelaporan kegiatan penanganan Penyandang Masalah
Kesajahteraan Sosial (PMKS) oleh PSM kelurahan
Sudimara Jaya. Laporan tersebut akan diberikan kepada
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug pertiga
bulan sekali. Dari TKSK tersebut laporan tersebut akan
diteruskan kepada dinas sosial kota Tangerang.
Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat sebagai
Administrator peneliti menyaksikan langsung ketika
peneliti melakukan kunjungan lapangan ke kelurahan
Sudimara Jaya pada hari Jum’at, 3 April 2010,peneliti
melihat Pekerja Sosial Masyarakat sedang membuat
laporan kegiatan PSM selama 3 bulan ini untuk
diserahkan kepada TKSK yang nantinya dikirim ke dinas
sosial melaui TKSK Ciledug. (Catatan Lapangan Lihat
Laporan Observasi pada Hari Jum’at 3 April 2020)
Dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai
administrator adalah melakukan verifikasi dan validasi
data yang turun dari Kementerian Sosial di Basis Data
Terpadu yang selanjutnya disingkat dengan BDT.
“Data yang turun di Basis Data Terpadu atau BDT
dari kementerian sosial, akan kita verifikasi dan
validasi. Verifikasi dan validasi data ini untuk
mengetahui apakah nama-nama yang tercantum
pada data BDT masih layak atau tidak, apakah
orangnya masih ada atau sudah pindah/meninggal.
(Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat
Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
121
Basis Data Terpadu atau BDT merupakan sistem
data yang berisi nama, alamat, Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dan keterangan dasar sosial
ekonomi rumah tangga dan individu. BDT adalah data
besar dimana nantinya data tersebut akan dimanfaatkan
untuk pengusulan Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
baik itu PKH, BPNT, KIS dan program lainnya yang akan
memanfaatkan data tersebut. BDT merupakan data yang
turun dari kementerian sosial yang nantinya data tersebut
akan kembali diverifikasi dan validasi kembali oleh
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) kelurahan Sudimara
Jaya.
Dalam melakukan Verifikasi dan Validasi data
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan meminta Kartu
Keluarga (KK) kepada masyarakat yang namanya
tercantum di BDT (lihat Gambar 4.17). Verifikasi dan
validasi data dilakukan oleh PSM melalui aplikasi dari
kementerian sosial, yang artinya proses penginputan dari
verifikasi dan validasi akan langsung dikirimkan ke
Kementerian Sosial. Berikut ini merupakan hasil kutipan
wawancara peneliti dengan Ibu Sukeni selaku koordinator
PSM kelurahan Sudimara Jaya :
“ Ketika verifikasi dan validasa ke lapangan kita
akan meminta fotocopy KK kepada nama-nama
yang tercantum di BDT, karena jika berdasarkan
nama dan alamat saja tidak valid. Setelah selesai
verifikasi dan validasi kita input data lagi melalui
aplikasi dari kementerian sosial, jadi data yang
sudah kita verifikasi dan validasi langsung dikirim
122
ke pusat.” (Sukeni, Koordinator Pekerja Sosial
Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya, 2020)
Pada Gambar 4.18 menggambarkan fungsi
administrator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
melakukan penginputan data hasil verifikasi dan validasi
penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
dari Basis Data Terpadu (BDT) di Kelurahan Sudimara
Jaya
Gambar 4. 17
Verifikasi Data KPM BPNT oleh PSM Kelurahan Sudimara Jaya
Sumber : Dokumentasi Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan
Sudimara Jaya
Gambar 4. 18
Lurah, PSM, dan Kasie Kemasyarakatan dalam melakukan
Verifikasi dan Validasi Pendataan KPM BPNT
Sumber : Dokumentasi Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan
Sudimara Jaya
123
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil data dan temuan
penelitian yang telah di paparkan pada bab IV dengan dikaitkan
pada teori dan kerangka berpikir yang telah peneliti rancang yang
dituliskan pada bab II.
Seperti yang sudah dipaparkan di bab II, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dalam Peraturan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 10 tahun 2019 pada pasal 4 ayat 1 berstatus
sebagai relawan sosial yang berkedudukan di kelurahan. Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) dalam menjalankan tugas mempunyai
peran dan fungsinya yang dapat ditampilkan sebagian atau
seluruhnya. Di kelurahan Sudimara Jaya Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) berasal dari unsur masyarakat yang telah
ditugaskan untuk menjadi tenaga pelaksana dan penyalur Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada peran dan
fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran
bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT), karena Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) di kelurahan Sudimara Jaya sebagai penanggung jawab atas
salah satu program penanggulangan kemiskininan pada bidang
pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Dari hasil wawancara dan observasi di lapangan peneliti
menemukan tentang peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
sehingga penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
124
terlaksana dengan lancar, tepat sasaran, dapat memberikan
pendampingan dengan baik kepada Keluarga Penerima Manfaat
(KPM), dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dapat
memperoleh bahan pangan dengan nutrisi yang seimbang sesuai
dengan tujuan dari adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
A. Terwujudnya Kelancaran Pelaksanaan Penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Pekerja Sosial Masyarakat hadir sebagai tenaga
pelaksana dan penyalur bantuan sosial pangan non tunai agar
terlaksananya kelancaran pelaksanaan penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya.
Kelancaran pelaksanaan penyaluran BPNT dapat dilihat dari
teknis penyaluran, waktu, dan distribusi. Agar penyaluran
berjalan dengan lancar Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara
Jaya akan mengumpulkan seluruh KPM BPNT di rumah Agen
Mitra BNI yang sudah ditetapkan oleh kelurahan sebagai
tempat penyaluran BPNT.
Dengan teknis seperti ini dinilai tidak membuang
waktu, tenaga dan biaya sehingga penyaluran dapat berjalan
dengan lancar. Selain itu tujuan teknis dengan mengumpulkan
para KPM di satu tempat agar Pekerja Sosial Masyarakat bisa
langsung berinteraksi dengan KPM jika terjadi suatu
permasalahan dalam penyaluran BPNT ataupun keluhan
lainnya, dan Pekerja Sosial Masyarakat bisa lebih mudah juga
dalam memberikan informasi dan sosialisasi terkait Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).
125
Rumah agen mitra BNI juga terletak tidak jauh dari
rumah para KPM sehingga mudah dijangkau. Selain itu rumah
agen mitra BNI terletak dipinggir jalan sehingga KPM BPNT
bisa dengan mudah menemukan lokasi penyaluran. Teknis
seperti ini dinilai lebih efektif jika dibandingkan dengan door
to door karena dianggap terlalu memakan waktu dan juga
tenaga. Namun teknis door to door akan digunakan ketika ada
hambatan, seperti KPM BPNT tidak bisa hadir karena ada
halangan dan juga adapun KPM yang menunggu bantuan
tersebut untuk diantarkan ke rumahnya.
Adapun dari sisi distribusi bahan pangan agar lebih
memudahkan KPM membeli bahan pangan, mitra agen BNI
sudah menyiapkan bahan pangan di lokasi penyaluran agar
para KPM bisa memilih langsung bahan pangan yang mereka
butuhkan. Peneliti juga tidak melihat adanya kerusuhan dari
penyaluran BPNT yang disalurkan setiap bulannya. Hal ini
dikarenakan dari sisi teknis para Pekerja Sosial Masyarakat
Sudimara Jaya sangat rapi. Hal tersebut peneliti temukan dalam
penelitian ketika KPM sudah datang di rumah agen mitra BNI,
KPM akan langsung didata satu persatu dan diarahkan untuk
tanda tangan diatas struck pembelian bahan pangan sebagai
tanda bukti bahwa KPM tersebut sudah menerima bantuan
tersebut.
B. Terwujudnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang
tepat sasaran
Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya telah
menjalankan tugasnya dengan penuh komitmen dan tanggung
126
jawab. Dalam Islam setiap pekerjaan yang kita lakukan
pastinya aka ada pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT
maupun dihadapan manusia. Pekerja Sosial Masyarakat
Sudimara Jaya telah diberikan kepercayaan sebagai tenaga
pelaksana dan penyalur Bantuan Pangan Non Tunai kepada
KPM. Oleh karena itu Pekerja Sosial Masyarakat Sudimara
Jaya menjaga kepercayaan yang telah diberikan dengan cara
menjadi pekerja yang amanah, jujur, dan adil.
Berdasarkan pengamatan yang didapat dalam
penelitian, meskipun bantuan ini adalah non tunai tapi tidak
ada sedikitpun seorang dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
di Sudimara Jaya menyelendupkan atau menyembunyikan
bahan pangan dari bantuan sosial ini. Pekerja Sosial
Masyarakat juga memberikan bantuan sosial ini sesuai dengan
data yang diperoleh dari Kementerian Sosial. Jadi disini tugas
Pekerja Sosial Masyarakat hanya sebagai tenaga pelaksana dan
penyalur bukan sebagai penentu masyarakat mendapatkan
bantuan sosial.
Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
kelurahan Sudimara Jaya dapat peneliti katakan sudah tepat
sasaran karena hal tersebut didapat melalui salah satu fungsi
mereka sebagai administrator ketika Pekerja Sosial Masyarakat
melakukan verifikasi dan validasi data KPM BPNT dari
Kementerian Sosial. Jika ternyata dilapangan ditemukan data
yang tidak sesuai, seperti menemukan bahwa nama KPM yang
tercatat dalam data dapat dikatakan mampu, maka Pekerja
Sosial Masyarakat akan langsung mencatat dan melaporkan
127
data tersebut ke Kementerian Sosial melalui system aplikasi
yang langsung terhubung ke Kementerian Sosial.
Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya dalam
melakukan pendataan bantuan sosial tidak melihat bahwa itu
adalah keluarganya ataupun orang terdekatnya, mereka benar-
benar melakukan verifikasi dan validasi data sesuai dengan
kriteria kondisi penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). Kemudian jika pada saat verifikasi dan validasi data
tersebut Pekerja Sosial Masyarakat menemukan ada warga
masyarakat yang layak untuk dibantu namun datanya tidak
tercantum di Basis Data Terpadu, Pekerja Sosial Masyarakat
akan menggali informasi terkait warga tersebut dan
mencatatnya sebagai data tambahan penerimaan Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT). Namun tetap kebijakan masuknya
data dari Kementerian Sosial bukan dari Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM).
Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya dalam
bekerja tidak pernah memandang dari segi apapun. Ternyata
ditemukan Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya sudah
menerapkan prinsip keadilan. Dalam melakukan pendataan
para Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) melihat dari sisi kondisi
KPM BPNT berdasarkan data dan kriteria bantuan. Tidak
ditemukan Pekerja Sosial Masyarakat lebih mendahulukan
orang terdekat seperti keluarga ataupun orang lain mereka akan
bersikap jujur dan adil baik dalam melakukan pendataan
ataupun pada saat pelaksanan penyaluran. Namun ada
pengecualian jika pada saat pelaksanaan penyaluran ditemukan
128
KPM BPNT yang sudah memasuki usia lanjut akan didampingi
terlebih dahulu.
C. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) memberikan
pendampingan dengan baik kepada Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Dalam menjalani kehidupan ini manusia akan saling
tolong-menolong. Pertolongan dalam konteks pekerjaan sosial
merupakan suatu Tindakan yang bermanfaat untuk peminta
bantuan. Pertolongan sebaiknya dilakukan dengan penuh
keikhlasan dan tidak memandang status, kedudukan, agama,
ataupun kekayaan. Dalam dunia pekerjaan sosial, pekerja
sosial memiliki prinsip penerimaan dimana pekerja sosial akan
menerima klien dengan memperlakukan mereka secara
manusiawi dan secara baik dengan memberikan mereka
martabat dan harga diri, mengungkapkan kepedulian, dan
mendengarkan klien dengan baik. Prinsip tersebut ternyata
juga diterapkan oleh para Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara Jaya pada saat melakukan pendampingan
kepada penerima manfaat.
Dalam bab IV dijelaskan bahwa Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) Sudimara Jaya memberikan pendampingan
dengan baik kepada penerima manfaat Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT). Dengan baik peneliti menerjemahkan bahwa
Pekerja Sosial Masyarakat melakukan pekerjaannya dengan
tidak memilih-milih siapa yang akan diberikan pendampingan
dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai, tidak
129
memandang sebelah mata jika KPM tidak bisa membaca atau
menulis, dan mau mendengarkan permasalahan terkait
program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dirasakan
KPM pada saat penyaluran bantuan sosial berlangsung.
Pekerja Sosial Masyarakat melakukan pendampingan
dengan penuh rasa keikhlasan lahir batin tanpa berharap
mendapatkan imbalan apapun. Bahkan terkadang Pekerja
Sosial Masyarakat akan mengeluarkan biaya pribadi untuk
membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Sebagai pendamping KPM BPNT bukanlah tugas yang
mudah, mulai dari proses pendataan sampai dengan penyaluran
bantuan sosial Pekerja Sosial Masyarakat akan mendampingi
para KPM BPNT sampai bantuan sosial tersebut diterima oleh
KPM. Bekerja tanpa ikhlas akan terasa beban namun jika
bekerja dengan ikhlas akan bekerja dengan penuh
kesungguhan dan dapat menuntaskan pekerjaannya dengan
baik. Seperti yang digambarkan oleh Ibnu Al-Qayyim Al-
Jauziyah mengatakan bahwa bekerja, beramal, tanpa
keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong airnya
dengan kerikil pasir. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat
sama sekali.
Walaupun Pekerja Sosial Masyarakat terkadang masih
mendapatkan protes dari penerima manfaat bantuan sosial
namun mereka tetap melakukan pendampingan dengan baik.
Mereka tidak pernah marah ketika mendapatkan cacian dan
makian oleh masyarakat penerima manfaat. Mereka paham
bahwa setiap KPM pasti memiliki karakter yang berbeda-beda.
130
Hal tersebut juga relevan dengan prinsip individualisasi
pekerja sosial, bahwasannya semua manusia itu unik dan
mengakui dan menghargai keunikan disetiap perbedaannya.
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan
Sudimara Jaya mempunyai prinsip jika bekerja dengan
masyarakat harus penuh dengan keikhlasan, tidak boleh
dengan emosi dalam menghadapi masyarakat, dan harus
menerima dan menghargai masyarakat tanpa memandang dari
segi apapun
D. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) memperoleh bahan
pangan dengan nutrisi yang seimbang
Salah satu tujuan dari Bantuan Pangan Non Tunai
adalah agar masyarakat penerima manfaat bantuan ini dapat
bahan pangan dengan nutrisi yang seimbang. Pekerja Sosial
Masyarakat mendapatkan amanah dalam tujuan ini. Dalam
surat An-nisa ayat 58 Allah SWT telah berfirman bahwa :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.”
Dalam ayat tersebut Allah menyuruh umat manusia
untuk menunaikan amanat kepada pemiliknya, maka janganlah
kalian melalaikan amanat tersebut karena sesungguhnya Allah
Maha Mendengar ucapan kita dan Maha Melihat segala
perbuatan kita.
131
Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya telah
menerima amanat dari pemerintah untuk memberikan bahan
pangan dengan nutrisi yang seimbang sesuai dengan tujuan
dari bantuan sosial tersebut. Dikutip melalui Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Pedoman Gizi Seimbang, bahwa dalam dunia pangan kita
mengenal slogan 4 sehat 5 sempurna yang diperkenalkan oleh
Bapak Gizi Indonesia Prof poorwo Soedarmo yang terinspirasi
dari Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan
pada era 1940an adalah menu makanan yang terdiri makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan serta susu untuk
menyempurnakan menu tersebut.
Dalam penelitian telah ditemukan bahwa Pekerja Sosial
Masyarakat telah memberikan bahan pangan dengan nutrisi
yang seimbang yaitu terdiri dari :
1. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat :
beras berjumlah 10-12 kg dan jagung
2. Lauk pauk sebagai sumber protein
a. Protein nabati : tempe, tahu, dan kacang hijau
b. Protein hewaninya melalui ungags yaitu : daging ayam
sebanyak 1 ekor dan telur 1-2 kg.
3. Sayuran berupa sepaket sop-sopan yang terdiri dari kol,
tomat, wortel, brokoli, daun seledri.
4. Dan yang terakhir untuk menyempurnakan ditambah
dengan buah seperti buah pisang dan jeruk.
Ternyata telah ditemukan Pekerja Sosial Masyarakat di
kelurahan Sudimara Jaya telah menjalankan amanah untuk
132
memberikan bahan pangan dengan gizi yang seimbang kepada
seluruh KPM BPNT tanpa mengurangi prinsip dari 4 sehat 5
sempurna.
Seperti yang sudah dijelaskan pada kerangka berpikir
di bab II, hal yang telah peneliti bahas diatas merupakan hasil
yang diperoleh dari adanya peran dan fungsi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa peran dan fungsi Pekerja Sosial Masyarakat telah sesuai
dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
10 tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat.
E. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Kelurahan Sudimara Jaya
Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa peran merupakan
kedudukan atau status, yang artinya apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. Dari
pengertian tentang peran diatas, Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) merupakan seseorang yang berasal dari warga di
lingkungannya yang memiliki kedudukan dalam suatu ruang
lingkup pemerintah.
Suhardono dalam bukunya menjelaskan bahwa peran
diartikan pada karakterisasi yang dibawakan oleh seorang
aktor dalam pentas drama, bila dalam konteks sosial peran
diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang
133
ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Dalam hal
tersebut maka bila diibaratkan Pekerja Sosial Masyarakat
merupakan aktor dalam sebuah pentas drama. Pekerja Sosial
Masyarakat sebagai tokoh masyarakat yang menduduki posisi
di tingkat kelurahan sebagai suatu fungsi dalam struktur sosial
di lingkungannya.
Seperti yang sudah dijelaskan pada kerangka berpikir pada
bab II halaman 57-60 bahwa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
merupakan warga masyarakat yang atas dasar kesadaran diri
dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan,
kekeluargaan, dan kesetiakawanan secara sukarela mengabdi
untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehteraan sosial.
Dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
menjelaskan bahwa Bantuan Pangan Non Tunai yang
selanjutnya disingkat dengan BPNT adalah bantuan sosial
yang disalurkan secara nontunai dari pemerintah yang
diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap
bulannya melalui uang elektronik yang digunakan untuk
membeli bahan pangan yang telah ditentukan di e-waroeng.
Dari awal program ini bergulir Kecamatan Ciledug
melibatkan PSM sebagai tenaga pelaksana dalam penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai ini, dimana salah satunya adalah
PSM di kelurahan Sudimara Jaya. PSM di kelurahan Sudimara
Jaya yang berjumlah 10 orang yang terbagi dari beberapa
wilayah. Dikarenakan PSM sebagai tenaga pelaksana, dari
temuan penelitian yang peneliti dapatkan PSM kelurahan
134
Sudimara Jaya telah menjalankan peranannya dalam
penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Peneliti mengaitkan dengan landasan teori yang digunakan
pada bab II yang ditulis oleh Kementerian Sosial dalam buku
Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan
Sosial Masyarakat seri Pekerja Sosial Masyarakat yang dikutp
melalui skripsi yang ditulis oleh Akbar Noprihono. Dari
temuan penelitian yang peneliti dapatkan, pekerja sosial
masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya kecamatan ciledug
telah menampilkan 4 (empat) peranan dalam penyaluran
Bantuan Pangan Non tunai, antara lain adalah :
1. Penggerak dalam mengembangkan program pemerintah
dalam penanggulangan kemiskinan di bidang pangan yaitu
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
2. Sebagai pendamping sosial bagi Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
3. Sebagai mitra pemerintah dalam mengimplentasikan
program bantuan sosial non tunai, yaitu Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT)
4. Sebagai pemantau program penanggulangan kemiskinan
dalam bidang pangan yaitu Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)
Dari empat peranan yang telah dijalankan oleh
PSM kelurahan Sudimara Jaya, peran-peran tersebut
relevan dengan peranan pekerja sosial masyarakat yang
telah dikemukakan oleh Kementerian Sosial dalam buku
Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tenaga
135
Kesejahteraan Sosial Masyarakat seri Pekerja Sosial
Masyarakat, yaitu sebagai berikut :
a. Penggagas penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang
belum nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat
Dalam melaksanakan peran sebagai penggagas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang belum
nyata di tengah-tengah lingkungan masyarakat, para
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Sudimara Jaya dari
hasil wawancara dan observasi menurut peneliti peran
ini tidak ditampilkan dalam penyaluran bantuan sosial
non tunai ini, dikarenakan peran tersebut kurang tepat
dilaksanakan apabila dalam penyaluran bantuan sosial
non tunai bagi KPM BPNT.
Namun PSM Sudimara Jaya juga belum mampu
memaksimalkan peranannya dikarenakan kenyataan di
lapangannya mereka tidak mempunyai kewenangan
yang bebas untuk mewujudkan gagasan mereka karena
sifat mereka masih berkoordinasi. Hal tersebut juga
dikarenakan Pekerja Sosial Masyarakat berada dalam
naungan dinas sosial yang artinya setiap keputusan atau
ide gagasan yang akan dimunculkan oleh PSM untuk
mewujudkannya kewenangannya tetap ada pada dinas
sosial. Sulit untuk Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
untuk melaksanakan peranan ini.
b. Pendorong dan penggerak dalam mengembangkan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang sudah
136
diinisiasi atau dimunculkan dalam lingkungan
masyarakat
Salah satu cara pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan adalah melalui bantuan
sosial. Salah satu bantuan sosial untuk mengurangi
kemiskinan adalah dalam bidang pangan yang
diberikan setiap bulannya. Saat ini pemerintah
memberikan bantuan dalam bidang pangan dengan
berbentuk sembako yang kemudian dinamakan dengan
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Sudimara
Jaya pada saat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
masuk ke wilayah Sudimara Jaya, mereka menjalankan
peran sebagai pendorong dan penggerak dalam
mengembangkan program BPNT. Dalam
melaksanakan peran sebagai pendorong dan penggerak
dalam mengembangkan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang sudah diinisiasi atau
dimunculkan dalam lingkungan masyarakat, Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) sudah menjalankan dengan
baik. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penyaluran
bantuan sosial non tunai yang telah dilaksanakan oleh
PSM setiap bulannya berjalan dengan lancar.
Mulai dari verifikasi dan validasi data,
pengurusan turunnya Kartu Keluarga Sejahtera, lalu
sampai pada pelaksanaan penyalurannya Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) yang akan turun ke lapangan
137
langsung, yang artinya secara langsung mereka
menampilkan peran PSM sebagai penggerak dalam
mengembangkan program BPNT di kelurahan
Sudimara Jaya agar bantuan tersebut dapat berjalan
dengan lancar, tepat sasaran, dan sesuai dengan aturan
yang berlaku.
c. Pendamping sosial bagi masyarakat penerima manfaat
pembangunan sosial dan pembangunan nasional
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di kelurahan
Sudimara Jaya telah menjalankan peranan sebagai
pendamping Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pendampingan
tersebut PSM tampilkan dari mulai verifikasi dan
validasi data agar bantuan sosial ini dapat diterima oleh
KPM yang tepat sasaran. Setelah PSM melakukan
verifikasi dan validasi data mereka akan melaksanakan
pendampingan pada saat kartu elektronik/Kartu
Keluarga Sejahtera turun dari kementerian sosial.
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan mendampingi
mereka dari awal turunnya kartu tersebut, seperti
memberikan informasi data apa saja yang harus
dipersiapkan ketika KPM akan melakukan serah terima
Kartu Keluarga Sejahtera tersebut.
Pada umumnya kebanyakan dari penerima
manfaat BPNT ini adalah lansia, Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) akan melakukan pendampingan
kepada mereka mengingat usia yang sudah tidak bisa
138
membaca, menulis dan melakukan tanda tangan
sebagai bukti serah terima. Pekerja Sosial Masyarakat
juga yang akan membantu menyiapkan data-data yang
harus dibawa saat melakukan pengambilan Kartu
Keluarga Sejahtera kepada KPM yang sudah lanjut usia
tersebut.
Peranan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
sebagai pendamping sosial selanjutnya adalah ketika
pelaksanaan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) berlangsung. Bentuk pendampingan mereka
kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) adalah dari
mulai KPM datang disambut dengan hangat,
pendampingan penggesekan Kartu Keluarga Sejahtera,
mengarahkan KPM menuju meja tanda tangan sebagai
tanda bahwa KPM tersebut sudah menerima bantuan
pangan ini, dan yang terakhir pendampingan dalam
penyerahan bahan pangan kepada KPM.
d. Mitra pemerintah atau institusi sejawat masyarakat
dalam mengimplementasikan program pembangunan
dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) merupakan
masyarakat yang bekerja sama dengan badan-badan
pemerintah untuk membantu dalam melaksanakan
program pembangunan dan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
memiliki surat tugas/SK (Surat Keputusan) pada
tingkat kota dan kelurahan, yang artinya Pekerja Sosial
139
Masyarakat (PSM) sebagai mitra kelurahan Sudimara
Jaya, mitra pemerintah kecamatan Ciledug, dan mitra
dinas sosial Kota Tangerang.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan, hal di
atas tersebut sudah sesuai dengan peran Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) yang telah dikemukakan oleh
Kementerian Sosial Republik Indonesia. Bahwa
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Sudimara Jaya telah
menjalankan peranan sebagai mitra pemerintah dalam
melaksanakan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT). Mereka sebagai mitra pemerintah
yang mengabdi secara sukarela untuk membantu
pemerintah dalam pelaksanaan dan melakukan
verifikasi dan validasi data penerima manfaat yang
nantinya data tersebut akan kembali dilaporkan ke
Kementerian Sosial Republik Indonesia.
e. Pemantau program-program pembangunan dan
penyelenggeraan kesejahteraan sosial yang dilakukan
oleh para pemangku kepentingan lainnya
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan
Sudimara Jaya melaksanakan peran sebagai pemantau
ditunjukkan melalui kedudukannya sebagai tenaga
pelaksana dari penyaluran bantuan sosial non tunai bagi
keluarga penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). Tugas mereka dalam bantuan sosial ini adalah
memantau program BPNT dari turunnya data,
verifikasi dan validisi kembali jika ternyata dari nama-
140
nama yan turun dari Kementerian ada kesalahan atau
tidak tepat sasaran, pengecekan saldo 0 atau kosong
pada kartu elektronik, sampai pada tahap proses
pelaksanaan penyaluran bantuan sosial tersebut Pekerja
Sosial Masyarakat yang menyalurkan dan memberikan
langsung kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Pekerja Sosial Masyarakat juga mengevaluasi
program BPNT setiap bulannya. Mereka mengevaluasi
apakah bantuan pangan yang diterima oleh KPM sudah
mencukupi gizi yang seimbang, apakah bantuan
pangan ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan kriteria bahan pangan yang KPM butuhkan.
F. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Fungsi menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain
dalam Kamus Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa fungsi
merupakan suatu jabatan atau kedudukan. Sama dengan arti
peran, fungsi menandakan suatu kedudukan dalam sebuah
organisasi yang menggambarkan akan tugas dan fungsinya.
Sama dengan halnya Pekerja Sosial Masyarakat yang memiliki
jabatan atau kedudukan dalam ruang lingkup kerja
pemerintahan. Berdasarkan teori fungsional yang
dikemukakan oleh Durkheim bahwa kehidupan suatu
masyarakat memiliki struktur dan bekerja sebagai sistem.
141
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Sudimara
Jaya sebagai sistem yang saling bekerja sama dengan
memainkan sesuai fungsinya yang tentunya fungsi tersebut
bermanfaat dan memiliki nilai guna bagi masyarakat serta
diperlukan oleh struktur sosial secara keseluruhan sehingga
akan tercipa hasil akhir yang baik. Dari hasil temuan pada bab
IV, peneliti telah menemukan fungsi dari Pekerja Sosial
Masyarakat dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi
Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) yang akan peneliti kaitkan dengan landasan teori
tentang fungsi Pekerja Sosial Masyarakat. Dalam
melaksanakan tugasnya Pekerja Sosial Masyarakat
mempunyai fungsi yang telah tercantum dalam landasan
hukum Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat.
Dari temuan penelitian yang peneliti dapatkan, Pekerja
Sosial Masyarakat di Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan
Ciledug telah menampilkan 3 (tiga) fungsi dalam penyaluran
bantuan sosial non tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yaitu sebagai
berikut :
1. Sikap Pekerja Sosial Masyarakat dalam menemukan,
mengumpulkan, mendaftarkan, mencatat data dan
informasi terkait Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
142
2. Pekerja Sosial Masyarakat sebagai pemberi informasi dan
sosialisasi terkait kepada Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
3. Pekerja Sosial Masyarakat melakukan pencatatan,
pelaporan, verifikas dan validasi data penerima manfaat
dari Kementerian Sosial
Dari 3 (tiga) fungsi yang telah dijalankan oleh
Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya,
fungsi-fungsi tersebut sudah sesuai dengan fungsi Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM) yang tercantum dalam pasal 6
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial Masyarakat, antara lain
sebagai berikut :
a. Fungsi Inisiator
Dari hasil data temuan pada bab IV, fungsi inisiator
merupakan sikap inisiatif seorang Pekerja Sosial
Masyarakat dalam menemukan, mengumpulkan,
mendaftarkan, mencatat data, dan informasi apa saja
yang mereka temukan pada saat mereka di lapangan
ketika Pekerja Sosial Masyarakat sedang melakukan
verifikasi dan validasi data penerima manfaat Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).
Dalam melakukan verifikasi dan validasi data
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) akan menggali
informasi dan mengumpulkan data penerima manfaat
BPNT yang tercantum dalam Basis Data Terpadu. PSM
143
akan mengumpulkan data diri KPM seperti fotocopy
KTP atau Kartu Keluarga. Mereka akan menggali
informasi ketika melakukan verifikasi dan validasi data
tersebut, karena mereka akan melakukan pengecekan
langsung ke lapangan untuk memastikan kembali
apakah penerima manfaat ini masih ada atau sudah
pindah atau telah meninggal dunia.
Selain itu mereka juga akan menggali informasi
apakah KPM tersebut masih layak untuk dibantu atau
dapat dikatakan sudah mampu yang artinya sudah tidak
membutuhkan bantuan sosial tersebut lagi, setelah
mereka sudah mengumpulkan data dan menggali
informasi yang mereka temukan di lapangan
selanjutnya Pekerja Sosial Masyarakat akan melakukan
pencatatan sesuai apa yang mereka temukan di
lapangan.
b. Fungsi Motivator
Fungsi motivator Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
di Kelurahan Sudimara Jaya adalah melakukan
sosialisasi tentang Bantuan Pangan Non Tunai dan
Kegunaan Kartu Keluarga Sejahtera. Selain
mensosialisasikan bantuan sosial tersebut, PSM
Sudimara Jaya juga memberikan informasi terkait cara
penggunaan Kartu Keluarga Sejahtera, berapa besaran
manfaat yang diberikan setiap bulannya, memberikan
informasi pertanggal berapa bantuan tersebut turun,
dan bagaimana teknis penyaluran Bantuan Pangan Non
144
Tunai (BPNT) yang akan diselenggarakan setiap
sebulan sekali ini.
c. Fungsi Dinamisator
Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai
dinamisator adalah mereka menggerakan masyarakat
untuk bisa mengatasi dan menghadapi masalah
kesejahteraan sosial. Bentuk dari fungsi ini adalah para
PSM akan menggerakan dan berkoordinasi dengan
RT/RW setempat untuk berdiskusi dalam menghadapi
dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang
dihadapi oleh warga per RT/RW tersebut.
Fungsi dinamisator ini terlihat dari bagaimana PSM
dalam menggerakan para RT/RW untuk lebih peduli
terhadap pandemic virus covid 19. Tujuan PSM
terlebih dahulu menggerakan RT/RW adalah karena
RT/RW yang lebih paham bagaimana cara untuk bisa
membawa dan menggerakan warganya untuk bisa
mengatasi dan menghadapi masalah pandemic covid 19
ini.
Namun dalam penyaluran Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), peneliti tidak melihat PSM Sudimara
Jaya memunculkan fungsi ini pada penyaluran bantuan
sosial non tunai bagi KPM BPNT.
d. Fungsi Administrator
Dalam melaksanakan fungsi administrator, para
Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan Sudimara Jaya
sudah memaksimalkan fungsi ini, terutama dalam
145
melakukan pencatatan data pada saat melaksaakan
kegiatan verifikasi dan validasi data penerima manfaat
BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Mengingat bahwa
Pekerja Sosial Masyarakat adalah orang yang
bertanggung jawab mengenai data-data penerima
manfaat BPNT.
Tanpa adanya pencatatan data atau pelaporan dari
Pekerja Sosial Masyarakat, pihak kelurahan ataupun
kecamatan tidak akan mempunyai data-data yang
dibutuhkan. Selain melakukan pendataan, Pekerja
Sosial Masyarakat juga akan melaporkan data yang
sudah diverifikasi dan validiasi kepada Kementerian
Sosial Republik Indonesia melalui sistem aplikasi dari
Kementerian Sosial.
G. Perspektif Islam Tentang Tolong Menolong
Seperti tertera pada pada Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
(Q.S Al Maidah: 2)
Tafsir Al-Mukhtashar/Tafsir Riyadh mengartikan ayat ini
: “ Dan tolong-menolonglah di antara kaluan wahai kaum
Mukminin dalam mengerjakan kebaikan dan ketaqwaan
kepada Allah. Dan janganlah kalian saling menolong dalam
146
perbuatan yang memuat dosa, maksiat, dan pelanggaran
terhadap Batasan-batasan Allah, dan waspadalah kalian dari
melanggar perintah Allah, karena sesungguhnya Dia amat
dahsyat siksaanNya.”
Dari arti Al-Qur’an dan tafsir surat Al-Maidah ayat 2 kita
bisa simpulkan bahwa sebagai umat manusia kita harus
bersikap tolong menolong. Perilaku tolong menolong
merupakan kunci membangun kesuksesan di dunia dan
akhirat. Sikap tolong menolong yang diperintahkan dalam
surat Al-Maidah ayat 2 ini berkaitan dengan kebaikan, yang
artinya Islam mendorong umatnya untuk saling membantu satu
sama lain dalam hal kebaikan yang dapat bermanfaat bagi
orang lain.Dan dalam surat tersebut diperintahkan untuk tidak
saling tolong menolong dalam perbuatan yang tidak baik
karena jika kita melanggar perintah Allah, sesungguhnya
siksaan Allah nyata dan berat.
Dari perspektif ini kita bisa ambil pelajaran bahwa sikap
saling tolong menolong merupakan sikap yang telah Allah
perintahkan kepada seluruh umat manusia. Artinya Pekerja
Sosial Masyarakat melakukan tugas profesionalnya sesuai
dengan misi agama Islam bahwa mereka adalah konteksnya
tolong menolong, terlebih lagi mereka sudah di tugaskan dan
di SKkan oleh Kelurahan dan Dinas Sosial Kota Tangerang.
Maka bukan lagi tolong menolong namun memang dialah yang
harus menolong. Pekerja Sosial Masyarakat itu hanya sebagai
penyalur bukan pemberi maka mereka tidak bisa bersikap
semena-mena dengan KPM atau Pekerja Sosial Masyarakat
147
pamrih ketika hendak menolong KPM. Karna konsep ayat ini
adalah memberikan pertolongan kepada KPM.
148
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kelurahan Sudimara Jaya
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai peran
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam penyaluran
bantuan sosial non tunai Keluarga Penerima Manfaat
(BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya, membuktikan bahwa
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) kelurahan Sudimara Jaya
telah menjalankan peranannya yaitu sebagai penggerak
dalam mengembangkan program pemerintah dalam bidang
pangan yaitu melalui penyaluran Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), sebagai pendamping sosial yang baik bagi
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), sebagai mitra pemerintah kelurahan
Sudimara Jaya, mitra pemerintahan Kecamatan Ciledug,
dan mitra dinas sosial kota Tangerang dalam
mengimplentasikan penyaluran Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), dan sebagai pemantau jalannya penyaluran
Bantuan Sosial Non Tunai, yaitu penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai.
149
2. Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam
Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Bagi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi mengenai Fungsi Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM) dalam penyaluran bantuan sosial non tunai bagi
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) di kelurahan Sudimara Jaya, yang sudah
sesuai dengan mandat yang telah ditugaskan yaitu : fungsi
sebagai inisiator dalam menemukan, mengumpulkan,
mendaftarkan, mencatat data dan informasi terkait KPM
BPNT), fungsi sebagai motivator sebagai pemberi
informasi dan sosialisasi terkait penyaluran BPNT kepada
KPM, dan fungsi sebagai administrator yaitu dengan
melakukan pencatatan, pelaporan, verifikasi dan validasi
data penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) dari Kementerian Sosial.
B. Saran
1. Lembaga
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, terdapat banyak hal positif yang telah dilakukan
oleh pihak kelurahan Sudimara Jaya sebagai unit
pemerintahan terkecil salah satunya adalah sebagai wadah
Pekerja Sosial Masyarakat untuk mengembangkan potensi
mereka sebagai penyelenggara kesejahteraan sosial di
150
wilayahnya. Namun, untuk meningkatkan potensi mereka
hal-hal yang patut dilakukan ini berdasarkan saran dari
peneliti adalah dengan memberikan pelatihan atau
bimbingan teknis dasar secara rutin kepada PSM dengan
melibatkan seorang pekerja sosial professional untuk lebih
memaksimalkan peran dan fungsi PSM.
2. Pekerja Sosial Masyarakat di Kelurahan Sudimara
Jaya
Pekerja Sosial Masyarakat di Sudimara Jaya dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan, mereka telah
memaksimalkan peran dan fungsi mereka sebagai tenaga
pelaksana dan penyalur Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT), namun alangkah baiknya Pekerja Sosial
Masyarakat di kelurahan Sudimara Jaya lebih
memaksimalkan peran sebagai penggerak dalam
mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
yang lebih menekankan pada motivasi untuk Keluarga
Penerima Mandaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
untuk mandiri dan tidak bergantung dengan bantuan sosial
yang diberikan pemerintah.
Selain itu peneliti juga memberikan saran agar
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) belajar dalam
mengoperasionalkan komputer, sehingga membuat kinerja
PSM lebih maksimal, karena mengingat bahwa PSM
adalah orang yang melakukan pendataan dan bertanggung
jawab terhadap penginputan data.
151
3. Penelitian Selanjutnya
Melakukan penelitian lebih mendalam tentang peran
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebagai penggerak
dalam mengembangkan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial yang lebih menekankan pada kemandirian Keluarga
Penerima Mandaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Hal ini bertujuan agar KPM bisa menolong diri
mereka sendiri, dan memotivasi mereka untuk mampu
mandiri dan tidak bergantung dengan bantuan sosial yang
diberikan oleh pemerintah.
152
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya.
Fajar Interpratama Offset.
Bungin, Burhan. (2013). Metode Penelitian Sosial&Ekonomi:
Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif Untuk Studi
Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen,
DanPemasaran EdisiPertama. Kencana Prenada Media
Group.
Bungin, Burhan. (2011). Metodelogi Penelitian Kuantitatif.
Kencana Prenada Media Group.
Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. (1996). Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.
Direktorat Penyuluhan dan Bimbingan Sosial. (1997). Pedoman
Pelaksanaan Tugas Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
Departemen Sosial RI.
Direktorat Jenderal Pemberdayaan. (2017). Pedoman
Pemberdayaan Pekerja Sosial Masyarakat.
Kementerian Sosial RI.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
David Berry, Paulus wirutomo. (1995). Pokok-Pokok Pikiran
dalam Sosiologi. Raja Grafindo Persada.
Jones, Pip. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial dari Teori
Fungsionalisme hingga Postmodernisme. Yayasan
Obor Indonesia.
153
Kementerian Sosial RI. (2017). Pedoman Pemberdayaan Pekerja
Sosial Masyarakat. Kementerian Sosial RI.
Kementerian Sosial RI. (2014). Rencana Strategis Kementerian
Sosial Republik Indonesia. Kementerian Sosial RI.
Kementerian Sosial. (2011). Kebijakan dan Strategi
Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Masyarakat Seri Pekerja Sosial Masyarakat.
Kementerian Sosial RI.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan. (2019). Pedoman Umum Bantuan
Pangan Non Tunai 2019. Kemenko PMK.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. PR
Remaja Rosdakarya.
Merton, Robert K. (1968). Social theory and social structure. Free
Press.
Putrayasa, Ida Bagus. (2007). Analisis Kalimat (fungsi, kategori,
dan peran). PT Refika Aditama.
Suharto, Edi. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan
Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan
Sosial. PT Refika Aditama.
Suharto, Edi. (2009). Kemiskinan dan perlindungan sosial di
Indonesia. ALFABETA.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R
& D. Alfabeta.
Sugiono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Teori-Teori Psikologi Sosial.
PT Raja Grafindo Persada.
154
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2015). Teori-Teori Psikologi Sosial
Jakarta: Rajawali Pers
Soekanto Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja
Grafmdo Persada.
Soekanto Soerjono. (2007). Sosiologi suatu pengantar. PT Raja
Grafindo Persada.
Suhardono, edy. (1994). Teori Peran (Konsep, Derivasi dan
Implikasinya. PT Gramedia.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1998). Teori-Teori Psikologi Sosial.
Raja Grafindo Persada.
Zastrow, Charles. (1999). The Practice Social Worker: Brooks
Cole.
PerUndang-Undangan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan Dan
Pembangunan Keluarga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial
Peraturan presiden No. 9 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
Peraturan Daerah Tangerang Nomor 12 tahun 2007 Tentang
Perlindungan Sosial bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 08 tahun 2012
tentang Pedoman dan Pendataan dan Pengelolaan Data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat (4)
155
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2019 pada pasal 1 Tentang Pekerja Sosial Masyarakat
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2018 Tentang Bantuan Pangan Non Tunai
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2017 Tentang Standar Nasional Sumber Daya Manusia
Penyelenggara Kesejahteraan Sosial
Skripsi
Juliantara, Kenni. 2014. “Peran Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam Menanggulangi Pekerja Seks Komersil (PSK) Di
Tangerang Selatan”. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Noprihono, Akbar. 2017. Peran Pekerja Sosial (PSM) dalam
Penanganan Masalah Sosial Lanjut Usia Terlantar
(LUT) Di Desa Nogotirto Gamping. Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Wulandari, Fazra Raissa. 2011. “Peran Pekerja Sosial Masyarakat
Kelompok Usaha Bersama dalam Pemberdayaan
Keluarga Miskin Di Desa Lebak Wangi Kecamatan
Sepatan Timur Tangerang”. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Website
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/07/15/1744/persentase-
penduduk-miskin-maret-2020-naik-menjadi-9-78
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/15708/program-
bantuan-sosial-untuk-rakyat/0/artikel_gpr
https://www.sumbarprov.go.id/details/news/15989
156
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-11-2009-kesejahteraan-
sosialhttps://nasional.tempo.co/read/1298304/kemenso
s-transformasi-program-bpnt-menjadi-program-
sembako/full&view=ok
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190822144004-532-
423786/pemerintah-tambah-bantuan-pangan-untuk-
masyarakat-miskin
https://www.dutaislam.com/2019/09/tafsir-surat-al-maidah-ayat-
2-sikap-saling-tolong-menolong.html
https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-
dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html
Lain-Lain
Dinsos DIY. 2015. Laporan Hasil Pemutakhiran Data PMKS dan
PSKS. Yogyakarta: Dinas Sosial DIY
DinsosProv. Banten. 2017. Laporan Hasil Pemutakhiran Data
PMKS dan PSKS. Banten: Dinas Sosial Prov. Banten
158
Lampiran 1 Catatan Observasi
Hari/
tanggal
Kegiatan Hasil Kegiatan
Senin,
09-12-
2019
Menghadap lurah dan
koordinator Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) kelurahan
Sudimara Jaya
Peneliti memberikan surat untuk izin
melakukan penelitian, sekaligus
wawancara Bapak Abdul Haki selaku
lurah kelurahan Sudimara Jaya dan
wawancara Ibu Sukeni selaku
koordinator PSM.
Peneliti mendapatkan informasi
terkait, kondisi wilayah Sudimara
Jaya, kondisi masyarakat kelurahan
Sudimara Jaya, tugas yang dijalankan
oleh Pekerja Sosial Masyarkat
(PSM), Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT), dan Keluarga Penerima
Manfaat.
Selain peneliti mendapatkan
informasi diatas, peneliti juga
mengamati sistem koordinasi antara
pihak kelurahan dengan Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM).
Rabu,
19-02-
2020
Penyaluran bantuan
sosial non tunai kepada
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT
(Bantuan Pangan Non
Tunai) tahap 2
Pada hari ini sekitar jam pukul 14.00
WIB, peneliti mengikuti kegiatan
penyaluran bantuan sosial non tunai
tahap ke-2 kepada keluarga penerima
manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) yang dilaksanakan di rumah
agen mitra BNI.
Kegiatan penyaluran hari ini dihadiri
oleh 10 orang Pekerja Sosial
Masyarakat, lurah Sudimara Jaya, Ibu
Nani selaku kasie kemasyarakatan
kelurahan Sudimara Jaya, dan
159
penerima manfaat Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT).
Sebelum penyaluran bantuan sosial
tersebut berlangsung, Lurah dan Ibu
Sukeni selaku koordinator pekerja
sosial masyarakat memberikan
informasi kepada keluarga penerima
manfaat bahwa tahun 2020 ini kartu
keluarga sejahtera akan dipegang oleh
keluarga penerima manfaat masing-
masing sesuai dengan kebijakan
pemerintah. Selain itu dikarenakan
masyarakat masih belum memahami
betul cara penggunaan kartu keluarga
sejahtera, Lurah dan koordinataor
pekerja sosial masyarakat
mensosialisasikan bagaimana cara
penggunaannya. Dengan penuh
kesabaran bu Sukeni selaku
koordinator PSM menjelaskan
dengan pelan-pelan agar seluruh
KPM mengerti apa informasi yang
diberikan. Kemudian pak lurah
memberikan informasi bahwa ada
kenaikan uang untuk bantuan
sembako ini.
Selanjutnya setelah PSM dan Lurah
selesai memberikan informasi dan
sosialisasi terkait Kartu Keluarga
Sejahtera, peneliti mulai
menyaksikan langsung bagaimana
PSM dalam melakukan tugas sebagai
tenaga pelaksana dari penyaluran
bantuan ini. Dari mulai KPM
melakukan penggesekan kartu,
160
diarahkan untuk terlebih dahulu tanda
tangan sebagai tanda serah terima
bantuan ini, dan memberikan
langsung bantuan pangan kepada
keluarga penerima manfaat.
Terlihat para penerima manfaat
sangat bergembira mendapatkan
sembako berupa beras 10kg, 2 kg
telur, dan 2 tempe.
Peneliti juga berkesempatan untuk
ikut membantu PSM dalam
memberikan bahan pangan tersebut
kepada keluarga penerima manfaat
bantuan tersebut.
Senin,
30-03-
2020
Penyaluran bantuan
sosial non tunai kepada
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT
(Bantuan Pangan Non
Tunai) tahap 3
Hari ini peneliti mengikuti kegiatan
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
dalam melaksanakan penyaluran
BPNT tahap ke-3. Ditengah-tengah
masa pandemic covid 19 para PSM
tetap bertanggung jawab atas tugas-
tugas mereka.
Pada pukul 08.00 mereka sudah siap
untuk melaksanakan penyaluran
BPNT dengan memakai rompo
atribut PSM dari Kementerian Sosial,
memakai masker, membawa
handsanitizer, menghindari berjabat
tangan, kerumunan dan berusaha
untuk jaga jarak satu sama lain.
Pada pukul 09.00 para KPM BPNT
terlihat sudah berdatangan dan sudah
memadati rumah mitra agen
sembako. KPM BPNT sebelumnya
sudah diberikan informasi oleh PSM
bahwa hari ini aka nada penyaluran
161
dan KPM harus memakai masker.
Dan terlihat pada hari itu KPM
menggunakan masker.
Pelaksanaan alur pengambilan
bantuan pangan sama seperti pada
bulan lalu, PSM mendampingi KPM
untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Kebanyakan PSM mendampingi
KPM yang sudah memasuki usia
lanjut.
Kemudian peneliti berkesempatan
untuk membantu PSM untuk
melakukan penyerahan bahan pangan
kepada KPM. Pada bulan ini KPM
BPNT mendapatkan bahan bangan
berupa beras 10 kg, ayam 1 ekor,
kacang ijo, pisang 1 sisir, sop-sopan,
dan 2 jagung. Terlihat dari raut wajah
penerima manfaat sangat senang
mendapatkan bahan pangan pada hari
ini.
Juma’t,
03-04-
2020
Pencatatan data
masyarakat
berpenghasilan rendah
yang terdampak covid
19
Peneliti berkesempatan untuk
mengikuti kegiatan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) selain kegiatan
penyaluran bantuan sosial non tunai.
Pada hari ini (PSM) Sudimara Jaya
disibukkan dengan data untuk
bantuan sosial tunai yang diberikan
oleh pemerintah dimasa pandemi
covid 19.
Selain membantu dalam penyaluran
bantuan sosial non tunai, PSM juga
membantu pemerintah dalam
melakukan pencatatan data warga di
wilayah Sudimara Jaya. Peneliti bisa
162
melihat dengan jelas bagaimana para
PSM sangat sibuk dengan wajah yang
sudah lelah, pasalnya data yang sudah
pernah didata oleh PSM harus direvisi
kembali karena ada beberapa
kesalahan. Seperti ada yang namanya
double lalu nantinya akan diganti
dengan nama keluarga yang belum
terdaftar, dengan memasukkan nomor
kartu keluarga, nomor induk
kependudukan, alamat rumah, dan
pekerjaan penerima manfaat selama
masa pandemic ini.
Peneliti berkesempatan untuk ikut
serta membantu PSM dalam
melakukan pencatatan data tersebut
dengan membantu menginput data ke
dalam komputer, dikarenakan ada
beberapa PSM yang tidak bisa
mengoperasionalkan komputer.
Di tengah-tengah kesibukan tersebut,
peneliti melihat ada beberapa PSM
yang sedang membuat laporan
kegiatan PSM selama 3 bulan ini
untuk diserahkan kepada TKSK yang
nantinya dikirim ke dinas sosial
melaui TKSK Ciledug.
Selasa,
09-04-
2020
Penginputan data
masyarakat
berpenghasilan rendah
yang terkena dampak
covid 19
Pada hari ini peneliti diajak PSM
Sudimara Jaya untuk kembali
melakukan kegiatan penginputan data
bantuan sosial tunai. Dikarenakan ada
perubahan kebijakan dari dinas sosial
bahwa bantuan tersebut akan
dibagikan juga kepada masyarakat
yang memiliki Kartu Keluarga dari
163
luar Kota Tangerang namun tinggal di
wilayah Sudimara Jaya.
Peneliti menyaksikan langsung
bagaimana peran dan fungsi PSM
dalam melaksanakan tugas
penginputan data. Walaupun mereka
terlihat sudah lelah, mereka tetap
bertanggung jawab menyelesaikan
penginputan data tersebut dengan
teliti.
Peniliti dalam melakukan observasi
melihat adanya hambatan yang
dihadapi oleh PSM Sudimara Jaya,
yaitu tidak semua PSM di Sudimara
Jaya bisa mengoperasionalkan
komputer.
Peneliti juga mengamati bagaimana
proses pelayanan sosial yang mereka
berikan kepada warga/masyarakat
yang datang untuk memberikan data-
data mereka dan menanyakan terkait
bantuan sosial tunai ini. Peneliti
menjelaskan apa saja data yang
dibutuhkan, menanyakan dengan
detail alamat rumah, dan apa
pekerjaanya. PSM juga menjelaskan
terkait bantuan sosil tunai ini.
Kamis,
23-04-
2020
Penyaluran bantuan
sosial non tunai kepada
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT
(Bantuan Pangan Non
Tunai) tahap 4
Hari ini peneliti mengikuti kembali
kegiatan rutinitas PSM setiap bulan,
yaitu penyaluran bantuan sosial non
tunai kepada KPM BPNT. Seperti
biasa para PSM menggunakan atribut
lengkap dan pastinya selau
menggunakan masker dan sedia
handsanitizer.
164
Terlihat PSM sudah siap untuk
menyambut kedatangan para
penerima manfaat. Satu persatu KPM
berdatangan dan disambut oleh PSM.
PSM mendampingi KPM untuk
melakukan pengisian absen dan tanda
tangan sebagai bentuk tanda bahwa
sudah menerima bantuan sosial
tersebut. Selanjutnya KPM akan
diarahkan kepada PSM yang sedang
bertugas memberikan bahan pangan
kepada KPM.
Pada bulan ini penerima manfaat
BPNT mendapatkan bahan pangan
berupa beras 12 kg, ayam satu ekor, 1
sisir pisang, dan kacang hijau. Pada
bulan ini tidak ada sayuran yang
diganti menjadi beras sebanyak 12 kg.
Penerima manfaat menerima bantuan
pangan tersebut dengan wajah yang
bahagia. Penyaluran pada hari ini
berlangsung dengan lancar tanpa ada
hambatan.
Minggu,
26-04-
2020
Verifikasi kembali data
masyarakat yang
terkena dampak covid
untuk bantuan sosial
tunai
Peneliti pada hari ini berkesempatan
untuk kembali melakukan observasi
dalam kegiatan PSM memverifikasi
data masyarakat untuk bantuan sosial
tunai. Pada hari itu saya tiba di
kelurahan sekitar jam 08.00 pagi.
Kondisi kelurahan masih sepi. Tidak
lama kemudian Ibu Sukeni selaku
koordinator PSM datang dan disusul
dengan anggota PSM lainnya.
Hari ini rencananya kelurahan
Sudimara Jaya akan melakukan
165
verifikasi dari hasil data yang minggu
lalu sudah direkap. Verifikasi ini
untuk memastikan kembali apakah
masih ada warga/masyarakat
Sudimara Jaya yang seharusnya
mendapatkan bantuan ini tetapi belum
masuk datanya. Pihak dinas sosial
ingin memastikan lagi bahwa
masyarakat yang mendapatkan
bantuan sosial ini sudah tepat sasaran
dengan dibantu oleh Pekerja Sosial
Masyarakat kelurahan sebagai salah
satu tenaga pelaksana kegiatan
verifikasi data ini. PSM akan
didampingi oleh tim bina wilayah
kota Tangerang, kecamatan, dan tim
kelurahan Sudimara Jaya.
Sekitar jam 10.00 bapak Abdul Haki
selaku lurah kelurahan Sudimara
Jaya, melakukan briefing/rapat kecil
dengan PSM Sudimara Jaya beserta
tim bina wilayah dan tim kelurahan
Sudimara Jaya.
Dalam briefing tersebut koordinator
PSM menjelaskan bagaimana teknis
pelaksanaan verifikasi data tersebut.
Setelah selesai, para PSM beserta
pendampingnya turun ke lapangan
untuk segera verifikasi mengingat
hari semakin panas.
Peneliti ikut terjun ke lapangan untuk
mengamati PSM dalam melakukan
verifikasi data ke lapangan.
Dikarenakan ini hanya sifatnya
memastikan data apakah masih ada
166
warga yang belum terdata, maka PSM
berkoordinasi dengan RW dan RT
masing-masing wilayah apakah
semua warga per RT sudah terdata
apa masih ada yang belum terdata dan
layak mendapatkan bantuan ini.
Setelah verifikasi selesai PSM dan
timnya akan melaporkan hasil di
lapangan tadi kepada lurah Sudimara
Jaya.
Minggu,
03-05-
2020
Penyaluran bantuan
sosial tunai kepada
masyarakat yang
terkena dampak covid
Hari ini peneliti mengikuti kembali
salah satu kegiatan PSM dimasa
pandemic ini, yaitu penyaluran
bantuan langsung tunai kepada
masyarakat yang terkena dampak
covid 19. Sebelumnya peneliti telah
mengikuti kegiatan PSM dalam
melakukan pencatatan data dan
pelaporan masyarakat berpenghasilan
rendah yang terkena dampak covid
19.
Setelah perjuangan para PSM dengan
melakukan pendataan, hari ini
bantuan sosial tunai Presiden RI tahap
1 turun di kelurahan Sudimara Jaya
untuk diberikan kepada masyarakat.
Besaran manfaat yang diberikan
adalah sebesar Rp. 600.000,00 secara
tunai.
Penyaluran bantuan sosial langsung
tunai ini dilaksanakan di TK Insan
Julia Fatahila. Tidak hanya PSM saja
yang terlibat dalam penyaluran ini,
ada dari pihak Kecamatan, kelurahan,
167
TNI, Polisi, empat orang pihak dan
bank BJB.
Peneliti mengamati pada hari itu PSM
sangat sibuk dikarenakan mereka
harus mendampingi masyarakat
untuk memperoleh bantuan ini.
Banyak permasalahan yang muncul
seperti permasalahan di NIK, lalu
banyak yang mengambil bantuan ini
dengan cara perwakilan. Bantuan ini
tidak boleh orang lain yang
mengambil, harus orang yang datanya
tercantum sesuai dengan nama yang
turun.
Setelah selesai penyaluran bantuan
tersebut, tugas PSM masih berlanju
yaitu mengrekap data hasil
penyaluran tadi dengan didampingi
oleh Lurah Sudimara Jaya dan tenaga
kesejahteraan sosial kecamatan
Ciledug.
Senin,
04-05-
2020
Pembagian Kartu
Keluarga Sejahtera
kepada KPM BPNT
baru
Hari ini ada pembagian Kartu
Keluarga Sejahtera untuk KPM
BPNT yang data-datanya baru turun
dari Kementerian Sosial. Peneliti
berkesempatan untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
Pembagian kartu ini dilaksanakan di
Gedung sekolah SMPN 28
Tangerang.
Pada hari itu peneliti berbincang-
bincang dengan Ibu Sukeni selaku
koordinator PSM dan kasie
kemasyarakatan kelurahan Sudimara
Jaya, bahwa penambahan data KPM
168
BPNT sebanyak 54 orang. Dari
penuturan Ibu Sukeni nama-nama
yang kartunya baru turun hari ini
adalah data BDT dari tahun 2018
namun baru turun kartunya hari ini.
Tentu saja ini merupakan ranah PSM
sebagai pendamping para KPM
BPNT untuk membantu para KPM
dalam proses mendapatkan kartu
tersebut.
Pada hari ini tidak hanya kelurahan
Sudimara Jaya saja tapi seluruh PSM
sekecamatan Ciledug juga sebagai
tenaga pelaksana dari kegiatan hari
ini.
Lokasi Gedung sekolah tersebut
sangat dipadati oleh para calon KPM
BPNT dengan masing-masing
PSMnya. Kartu Keluarga Sejahtera
ini diberikan dari pihak bank BNI
langsung dengan didampingi oleh
PSM.
Peneliti mengamati dari awal KPM
datang PSM sangat mendampingi
KPM terutama KPM lansia. PSM
akan melakukan pengecekan kembali
data apa aja yang harus dibawa ke
dalam ruangan yang nantinya
berkas/data untuk bisa mempermudah
KPM memperoleh kartu tersebut,.
Lalu PSM mendampingi lansia yang
tidak bisa baca, tulis, dan tanda
tangan agar ia bisa menerima kartu
tersebut.
169
Rabu,
20-05-
2020
Penyaluran bantuan
sosial non tunai kepada
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT
(Bantuan Pangan Non
Tunai) tahap 5
Pada hari ini peneliti kembali
mengikuti kegiatan penyaluan BPNT
tahap ke 5 di bulan Mei. Seperti biasa
penyaluran BPNT dilaksanakan di
rumah agen mitra BNI.
Selain PSM kegiatan penyaluran
BPNT ini dihadiri oleh lurah, kasie
kemasyarakatan dan para KPM
BPNT.
Suasana pagi ini sangat ramai, sekitar
78 KpM BPNT terlihat memenuhi
halaman rumah agen mitra BNI.
Dikarenakan hari ini ada KPM BPNT
yang baru, maka lurah Sudimara Jaya
mensosialisasikan mengenai
penyaluran BPNT ini, bagaimana alur
pelaksanaanya, cara menggunakan
kartu keluarga sejahtera. PSM
memberi informasi bahwa jangan
sampai kartu keluarga sejahtera ini
diberikan ke orang lain. Selain itu
KPM BPNT jangan sampai
menghilangkan kartu ini, karena nanti
akan susah untuk mengurusnya lagi.
Dalam memberikan informasi kepada
KPM, Ibu Sukeni selaku koordinator
PSM dengan sabar menjelaskan
kembali secara perlahan agar KPM
bisa mengerti apa maksud informasi
yang sebelumnya telah dijelaskan
oleh Bapak Lurah.
Selain itu para KPM BPNT baru
diberikan informasi oleh PSM bahwa
kartu ini tidak bisa digesek untuk
diambil uang tunainya.
170
Selanjutnya seluruh PSM Sudimara
Jaya dengan penuh semangat
memperkenalkan diri masing-masing
agar para KPM bisa mengenali nama-
nama PSM di wilayahnya masing-
masing.
Peneliti mengamati bagaimana PSM
dalam berkoordinasi dengan pak
lurah terkait pelaksanaan penyaluran
ini, mendampingi para penerima
manfaat terutama KPM BPNT yang
baru.
Pada bulan ini bahan pangan yang
diperoleh oleh KPM berupa beras 12
kg, tempe, jagung, sop-sopan, telur 1
kg, dan pisang 1 sisir. Peneliti melihat
dati wajah sluruh KPM BPNT
bahagia menerima bantuan ini.
Kamis,
25-06-
2020
Penyaluran bantuan
sosial non tunai kepada
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT
(Bantuan Pangan Non
Tunai) tahap 6
Seperti dibulan-bulan sebelumnya,
peneliti kembali melakukan observasi
dalam kegiatan PSM melaksanakan
penyaluran bantuan sosial pangan non
tunai.
Pada bulan ini peneliti datang
terlambat dikarenakan ada suatu
urusan, hari ini peneliti melihat di
lokasi penyaluran hanya ada 9 PSM
dan kasie kemasyarakatan Sudimara
Jaya.
Saat peneliti tiba dilokasi penyaluran
sudah hampir selesai, hanya tinggal
beberapa KPM yang belum
mengambil bantuan sosial tersebut.
Pada tahap ke-6 bahan pangan yang
diterima oleh KPM berupa beras 12
171
kg, telur 1 kg, kentang, kacang
Panjang, sayur kangkong, dan buah
jeruk.
Pada hari ini peneliti tidak bisa
berlama-lama melakukan observasi
dikarenakan peneliti harus pergi ke
kampus karena ada urusan mendadak.
Rabu,
22-07-
2020
Penyaluran bantuan
sosial non tunai kepada
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT
(Bantuan Pangan Non
Tunai) tahap 7
Pada hari ini peneliti mengikuti
kegiatan penyaluran BPNT tahap ke-
7. PSM Sudimara Jaya sudah hadir
sejak jam 09.00 WIB. Kegiatan hari
ini dihadiri oleh Bapak lurah dan
kasie kemasyarakatan kelurahan
Sudimara Jaya untuk memantau
bagaimana kelancaran pelaksanaan
penyaluran yang dijalankan oleh
PSM.
Seperti biasa peneliti mengamati
bagaimana PSM sebagai tenaga
pelaksana dan pendamping bagi KPM
BPNT. PSM dengan penuh kesabaran
dan ketelitian melayani satu persatu
KPM BPNT yang mulai berdatangan.
Pada tahap ke-7 ini KPM
mendapatkan bahan pangan berupa
beras 12 kg, pisang 1 sisir, telur 1 kg,
dan sayur labu.
Pada hari ini saya mulai melakukan
interaksi dengan KPM BPNT,
berkomunikasi dengan beberapa
KPM, mendengarkan mereka
komunikasi dengan PSM,
menanyakan bagaimana perasaan
para KPM setelah mendapatkan
bantuan ini, dan menanyakan
172
bagaimana PSM dalam melakukan
pendampingan kepada mereka.
Peneliti juga mengamati bagaimana
PSM menyampaikan hasil laporan
penyaluran hari ini kepada lurah
Sudimara Jaya.
173
Lampiran 2 Transkrip Wawancara Dengan Lurah Sudimara
Jaya
TRANSKRIP WAWANCARA
Infroman : Lurah Kelurahan Sudimara Jaya
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Ruang Kerja Lurah Sudima
Jaya
Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020
Waktu Wawancara : 11.40 WIB
B. Identitas Informan
Nama : Abdul Haki
Usia : 51 tahun
Jenjang Pendidikan : S1
Pertanyaan Jawaban
1. Kapan terbentuknya
struktur Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) di kelurahan
Sudimara Jaya ?
Jadi strukturnya setiap tahun SK
PSM diperbaharui sesuai
dengan ketentuan yang
diberikan oleh dinas sosial
melalui TKSK yang ada di
Kecamatan.
Kalo ditanya sejak kapan itu
mengacu kepada aturan yang
ada di dinas sosial. Sejak saya
jadi lurah tahun 2016 sudah ada
dan bahkan tahun 2000 saya jadi
kasie ekonomi di Kecamatan
Batu Ceper sudah ada PSM.
Di Kelurahan Sudimara Jaya
semenjak saya menjadi lurah
174
saya selalu membuatkan SK
untuk PSM.
2. Bagaimana
persyaratan menjadi
PSM di kelurahan ?
Tidak ada persyaratan yang
khusus, hanya saja persyaratan
mulaknya dia mau mengabdikan
jiwa raganya untuk mengabdi
kepada masyarakat dan sukarela
membantu pemerintah tanpa
pamrih.
Mereka ini adalah murni pekerja
sosial yang betul-betul tidak
digaji, karena mereka
mempunyai panggilan dari
hatinya untu membantu
pemerintah terutama membantu
masyarakat di wilayahnya.
PSM sangat-sangat membantu
kami, tanpa PSM saya pikir
kelurahan akan kewalahan juga
karena mereka lah yang tau
kondisi wilayahnya seperti apa.
3. Ada berapakah
PSM di Kelurahan
Sudimara Jaya?
Sekarang PSM yang ada di
kelurahan Sudimara Jaya ada 10
orang yang membawahi 12 RW.
Dan memang ada 2 orang PSM
yang memegang sekaligus 2
RW.
4. Bagaimana peran
dan fungsi PSM
sebagai pendamping
sosial bagi Keluarga
Penerima Manfaat
(KPM)?
Peran PSM adalah sebagai
pendamping sosial di
wilayahnya. Contoh bu Kenny
sebagai koordinator untuk
wilayah RW 01, dia yang
175
mendampingi penerima manfaat
disana.
Keliatannya memang PSM
hanya aktif dalam
penyelenggaraan bantuan sosial
yang diberikan pemerintah saja,
namun faktanya tidak. Mereka
aktif tidak terbatas hanya
Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) atau bantuan sosial
lainnya. Masalah anak terlantar,
ada anak butuh sekolah, bahkan
kasus KDRT mereka aktif untuk
ikut terlibat dalam menangangi
permasalahan tersebut.
5. Seperti apa kondisi
KPM BPNT di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Kondisinya variatif ya, dalam
artian kondisi variative itu ada
kriteria keluarga harapan nih
mereka tidak bekerja, ada
mereka yang kerjanya
serabutan, pendapatannya
sangat minim sekali.
Tidak semuanya penerima
BPNT ini lansia, tapi memang
umumnya lansia karena secara
fisik mereka sudah tidak bisa
bekerja lagi.
Penduduk Sudimara Jaya
hampir 23.000 jiwa memiliki
rata-rata perekonomian
menengah ke bawah.
Jumlah seluruh KPM BPNT dan
PKH kurang lebih ada 326,
namun KPM BPNT murni saat
176
ini 78. Awalnya KPM BPNT
ada 80 namun ada dua kartu
yang tidak menerima saldo
dalam artian saldo dikartunya
kosong. Koordinator PSM akan
melaporkan bahwa pada bulan
juli hanya ada 78 penerima
manfaat BPNT.
6. Bagaimana peran
dan fungsi PSM
dalam penyaluran
Bantuan Pangan
Non Tunai di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Peran dan tugas Pekerja Sosial
Masyarakat ada pada program
Bantuan Sosial Non Tunai
dalam bidang pangan yaitu
Bantuan Pangan Non Tunai.
Artinya secara langsung mereka
memantau program Bantuan
Pangan Non Tunai ini. Dari awal
turunnya data dari BDT sampai
penyaluran bantuan ini Pekerja
Sosial Masyarakatlah yang
memantau bantuan tersebut.
Mereka yang merencanakan
kriteria apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat mengenai
menu pangan yang akan
diberikan, lalu mereka juga yang
menyalurkan, dan kemudian
mereka juga yang mengevaluasi
program ini.
Jumlah uang atau besaran
manfaat yang diterima KPM
BPNT saat ini berjumlah
Rp.200.000,00/bulan. Dalam
jumlah ini ada kriteria
pangannya untuk bisa
177
mencukupi uang tersebut.
Seperti beras 12 kg, ada protein
seperti tempe tahu, ada sayur,
ada buah ada protein hewaninya
seperti ayam atau telur sebesar 1
kg.
PSM juga membuat
perencanaan menyesuaikan
harga bahan pangan di agen
mitra BNI, karena bisa sewaktu-
waktu ada kenaikan bahan
pokok. Kayak waktu di bulan
puasa kemarin harga bahan
pangan melonjak tinggi nah kita
juga menyusaikan supaya
jumlah besaran manfaat ini bisa
tepat harga dan KPM BPNT bisa
tetap mendapatkan bahan
pangan yang lengkap.
Dengan adanya bantuan BPNT
ini ya sedikit banyak membantu
masyarakat meskipun
bentuknya sembako jadi bukan
dalam artian perekonomian
mereka bisa tertutupi, minimal
ya kebutuhan pokok mereka bisa
terpenuhi.
Lampiran 3 Transkrip Wawancara Dengan Koordinator
Pekerjasosial Mastarakat
TRANSKRIP WAWANCARA
178
Informan : Koordinator Pekerja Sosial Masyarakat
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Rumah koordinator PSM
Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020
Waktu Wawancara : 13.30 WIB
B. Identitas Informan
Nama : Sukeni
Usia : 47 Tahun
Jenjang Pendidikan : SLTA
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana peran anda
sebagai pendamping
sosial bagi masyarakat
penerima manfaat?
Bentuk peran kita dalam
melakukan pendampingan kepada
penerima manfaat BPNT ini
adalah pada saat penyaluran
berlangsung dan sebelum itu kita
melakukan pendampingan pada
pendataan. Dimana kita akan
memverifikasi dan validasi
kembali data yang turun dari
kementerian sosial tersebut.
Apakah data yang turun sudah
tepat sasaran apa belum. Kita nanti
akan turun ke lapangan langsung
untuk memverifikasi lagi.
Kalo dulu kita kerjanya melakukan
pendampingan kepada orang yang
sakit. Jadi dulu pemerintah Kota
Tangerang punya program kartu
Multiguna sebelum sekarang ada
kartu BPJS, kartu multiguna itu
179
khusus untuk masyarakat yang
tidak mampu berobat ke rumah
sakit. Bagi masyarakat yang tidak
mempunyai kartu tersebut, akan
diberikan surat keterangan tidak
mampu yang dinamanakan SK
persial. PSM akan mendampingi
pengurusan surat tersebut dengan
cara kita datang ke rumahnya
untuk melakukan pengecekan
dokumen, fotocopy KK, KTP, dan
kita akan foto keadaan rumahnya
seperti apa. Lalu setelah itu PSM
akan lapor ke puskesmas sebagai
pihak yang memverifikasi laporan
tersebut yang jika telah diverifikasi
dan dinyatakan masyarakat
tersebut layak sebagai penerima
manfaat program tersebut, PSM
akan ke kelurahan untuk langsung
membuat SK persial tersebut.
2. Bagaimana peran anda
sebagai pendorong dan
penggerak dalam
mengembangkan
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang sudah diinisiasi
atau dimunculkan
dalam lingkungan
masyarakat ?
Pada peran ini contoh yang
nyatanya adalah kasus covid-19.
Disini kami para PSM
menggerakkan masyarakat untuk
cepat tanggap dalam kasus virus
corona ini. Kami menggerakan dan
mengajak masyarakat sekitar
untuk peduli dengan masyarakat
yang terpapar dengan virus ini.
Sampai akhirnya terbentuklah
namnaya lumbung covid untuk
membantu masyarakat yang
terpapar virus tersebut. Kita disini
180
berperan untuk menggerakan
masyarakat seperti RT/RW
ataupun masyarakat setempat
untuk membantu masyarakat yang
terpapar dengan memberikan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
terutama makanan.
3. Bagaimana fungsi
inisiator anda sebagai
PSM ?
Fungsi inisiatif kita sebagai PSM
adalah ketika kita menerima
laporan ada warga penyandang
disabilitas yang membutuhkan
alat bantu seperti kursi roda, maka
PSM akan segera membuatkan
surat pengajuan ke dinas sosial
untuk permintaan kursi roda
tersebut agar warga tersebut segera
mendapatkan alat bantu yang
dibutuhkan
4. Bagaimana fungsi
motivator (melakukan
sosialisasi,
memberikan informasi,
dan memotivasi
masyarakat) anda
sebagai PSM?
Sebelum hari penyaluran
berlangsung, PSM perwilayah
akan menginformasikan kepada
seluruh Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BPNT melalui
surat, telepon, atau PSM datang
langsung ke rumah KPM BPNT
tersebut. Lalu yang sering kita
informasikan kepada KPM terkait
kartu, kita selalu
menginformasikan bahwa Kartu
Keluarga Sejahtera jangan sampai
hilang dan jangan sampai
diberikan kepada orang lain, harus
KPM itu sendiri yang pegang.
181
Dalam memotivasi masyarakat
pernah ada kasus di RW 10 ada
bocah dibawah umur yang hamil
diluar nikah dan tidak mengetahui
siapa yang menghamili. Anak ini
kerja di tempat hiburan malam.
Nah bentuk motivasi kita adalah
dengan kerumahnya kita ketemu
dengan neneknya, kita kasih
motivasi keneneknya seperti Ibu
yang kuat dan ikhlas ya menerima
kejadian ini, semoga kedepannya
anak ini bisa menjadi anak yang
kuat. Kami juga memberikan
motivasi kepada sang anak agar ia
selalu semangat.
PSM juga menasehati neneknya
agar cucunya tidak bekerja di
tempat seperti itu lagi. PSM juga
mengingatkan harus selalu cek
kandungannya, mengingat ia
hamil diumur yang masih sangat
muda.
5. Bagaimana fungsi
dinamisator anda
sebagai PSM?
Koordinasi dengan lurah, RT, RW
pokoknya kita kalo ada masalah
pasti selalu berkoordinasi dengan
yang lainnya. waktu itu pernah ada
kasus orang terlantar yang dibuang
bener-bener dibuang kalo itu kita
langsung koordinasi ke dinsos
untuk dibawa ke panti sosial.
Kita sebagai orang yang
menggerakan masyarakat melalui
RT/RW perwilayah, untuk
182
membantu warga ditengah masa
pandemic ini kita biasanya akan
rapat terlebih dahulu dengan
RT/RW dan satgas covid di
Sudimara Jaya.
6. Bagaimana fungsi
pencatatan dan
pelaporan anda
(administrative)
sebagai PSM?
Fungsi pencatatan dan pelaporan
kita adalah pada saat data yang
turun di Basis Data Terpadu atau
BDT dari kementerian sosial, akan
kita verifikasi dan validasi.
Verifikasi dan validasi data ini
untuk mengetahui apakah nama-
nama yang tercantum pada data
BDT masih layak atau tidak,
apakah orangnya masih ada atau
sudah pindah/meninggal.
Selain itu kita setiap 3 bulan buat
laporan tentang kegiatan kita, lalu
misalnya pencatatan penanganan
ot, pencatatan anak yatim ghuafa,
pencatatan bantuan kursi roda atau
alat bantu dengar
7. Bagaimana peran anda
sebagai penggagas
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang belum nyata di
tengah-tengah
lingkungan masyarakat
?
Jadi kita ingin buka usaha seperti
warung makan, tetapi karena
keterbatasan dana dan lahan kita
belum bisa mewujudkan usaha
tersebut. Latar belakang kenapa
kita para PSM ingin membuat
usaha ini karena ketika kita sedang
melakukan pencatatan atau
verifikasi data sering kali
ditemukan masyarakat yang
harusnya layak untuk dibantu
namun mereka tidak terdaftar
183
namanya di BDT. Maka di luar itu
semua kami para PSM akhirnya
memakai kas pribadi PSM untuk
meringankan beban masyarakat
yang membutuhkan tersebut.
Selain itu kami akan tetap
mengusulkan nama-nama
masyarakat yang seharusnya layak
dan berhak mendapatkan bantuan
sosial yang diberikan oleh
pemerintah
8. Bagaimana teknis
pelaksanaan
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai ?
Penggesekan kartu keluarga
sejahtera
Tanda tangan bukti KPM sudah
mengambil
Mengambil bantuan pangan yang
diberikan
9. Ada berapakah jumlah
keluarga penerima
manfaat dari program
Bantuan Pangan Non
Tunai?
KPM BPNT di Sudimara Jaya
awalnya 34, lalu kemarin kan baru
turun lagi jadi total ada 80 tapi ada
2 kartu yang kosong saldonya, jadi
cuma ada 78 KPM saat ini
10. Apakah ada pelatihan
khusus untuk PSM
dalam menjalankan
peran dan fungsinya?
Ada sih pelatihan, tentang materi
atau teori. Waktu itu tanggal 6-7
Maret tahun 2020 ada bimbingan
teknis dari Kementerian Sosial
yang diselenggarakan selama dua
hari di Hotel Horison Tangerang
yang diikuti seluruh PSM sekota
Tangerang. Bimbingan teknis ini
biasanya tidak semua anggota
PSM ikut, seperti saya kemarin
184
tidak mengikuti bimbingan teknis.
Yang ikut bimbingan teknis
kemarin adalah Bu Enik dan Bu
Purwaningsih, beliau-beliau lah
yang nantinya akan
menyampaikan kepada saya dan
anggota lainnya tentang isi dari
bimbingan teknis tersebut.
Bimbingan teknis dasarnya berupa
materi atau teori mengenai
pendampingan sosial kepada
penerima manfaat/warga yang
sedang membutuhkan bantuan
11. Menurut anda apakah
Bantuan Sosial Pangan
Non Tunai di
Kelurahan Sudimara
Jaya sudah tepat
sasaran ?
Alhamdulillah sih sudah tepat
sasaran, makanya kita selalu
melakukan verifikasi dan validasi
data adalah untuk mengetahui
bantuan ini sudah tepat sasaran apa
belum
12. Adakah kendala yang
dihadapi oleh anda
sebagai PSM di
kelurahan Sudimara
Jaya dalam
menajalankan peran
dan fungsinya?
Kendalanya banyak, mulai dari
data, saat verifikasi data tidak
semuanya turun, maka itu jadi
kendala PSM. Ada yang protes
dari masyarakat. Terus turun kartu
tapi saldo 0, kuota kosong tiba-tiba
ke cut saldonya tidak ada , terus
kartu ilang yg dipegang oleh KPM.
Pokoknya kita dalam menghadapi
masyarakat harus tebal kuping,
tebal rasa, kita gak boleh marah-
marah ke masyarakat.
13. Selain mendampingi
penyaluran Bantuan
Pendampingan orang sakit,
pendampingan orang terlantar,
185
Pangan Non Tunai, apa
saja kegiatan PSM di
kelurahan Sudimara
Jaya ?
pendampingan Kasus KDRT,
pelecehan, jadi PSM bisa
melaporkan kasus apa saja yang
trejadi di wilayahnya, kalo kasus
KDRT atau pelecahan kita lapor ke
P2TP2A Ciledug. Kegiatan
bantuan alat bantu dengar ataupun
kursi roda untuk penyandang
disabilitas. Kalo KDRT kita
upayakan mediasi jangan sampai
lapor polisi, kalo ke polisi
urusannya panjang.
Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pekerja Sosial
Masyarakat
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Pekerja Sosial Masyarakat
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Rumah koordinator PSM
Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020
Waktu Wawancara : 13.30 WIB
B. Identitas Informan
Nama : Astari
Usia : 47 Tahun
Jenjang Pendidikan : Si
Pertanyaan Jawaban
186
1. Bagaimana peran anda
sebagai pendamping
sosial bagi masyarakat
penerima manfaat?
Kalo dulu peran kita sebagai
pendamping sosial masyarakat
penerima manfaat tuh banyak
mulai dari orang terlantar dan
penyandang disabilitas, kalo dulu
belum ada bantuan sosial seperti
BPNT jadi kita lebih mendampingi
masyarakat yang rentan sosial.
Kalo sekarang masih juga
mendampingi masyarakat yang
rentan sosial, hanya sekarang ini
kita ada tambahan mendampingi
KPM BPNT.
Jiak untuk mendampingi KPM di
BPNT kita mulai dari turunnya
data, verifikasi validasi data,
pendampingan pengambilan KKS,
dan pada saat penyaluran kita
dampingin juga sampai KPM
menerima bantuannya.
2. Bagaimana peran anda
sebagai pendorong dan
penggerak dalam
mengembangkan
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang sudah diinisiasi
atau dimunculkan
dalam lingkungan
masyarakat ?
Kalo peran ini yang jelasnya yang
bantuan covid nih, maksudnya kita
menggerakan masyarakat kalo
misalnya ada yang terpapar kan
kita sebisa mungkin menggerakan
masyarakat disekitar untuk peduli
karna itu kan harus isolasi mandiri
jadi kita bener-bener yang
menggerakan mengajak
masyarakat. Terus selain itu kita
juga secara langsung ikut
mendorong dalam
mengembangkan bantuan sosial
sih ya, karena memang kita para
187
PSM yang membantu seluruh
proses bantuan sosial pangan non
tunai di wilayah Sudimara Jaya.
3. Bagaimana fungsi
inisiator anda sebagai
PSM ?
Kita jawabnya lebih banyak ke
contoh kasus ya, soalnya kita
semua rata-rata kerjanya langsung
ke permasalahannya langsung ke
praktek soalnya kalo lewat teori
agak susah soalnya kita langsung
praktek.
Jadi kalo terkhusus di penyaluran
BPNT ini kita mencari, menggali,
mengumpulkan data-data dari
masyarakat penerima
manfaat/calon KPM. PSM
melakukannya pas kegiatan
VerVal data yang baru turun dari
Kemensos.
4. Bagaimana fungsi
motivator (melakukan
sosialisasi,
memberikan informasi,
dan memotivasi
masyarakat) anda
sebagai PSM?
Contoh kasus lagi ya misalnya nih
ada, mohon maaf remaja yang
bekerja di tempat malam, lalu
kemudian remaja tersebut hamil,
nah kita ke rumahnya untuk
melakukan pendampingan,
memberi motivasi kepada orang
tuanya, dan memberikan edukasi
mengenai kehamilan remaja.
Kalo fungsi motivator di
penyaluran BPNT kita lebih sering
sosialisasi tentang BPNT terus
gimana cara pakai kartu keluarga
sejahtera. Dan kita paling sering
memberikan informasi kapan
bantuan ini turun dan selalu
188
memberi informasi bahwa bantuan
ini tidak bisa diuangkan atau
ditunaikan atau digesek di atm
untuk diambil uangnya. Terkadang
ada aja KPM yang masih belum
paham, makanya kita setiap
penyaluran selalu kasih tau.
5. Bagaimana fungsi
dinamisator anda
sebagai PSM?
Kita kalo ada masalah di wilayah
Sudimara Jaya pasti selalu
koordinasi dulu. Baik ke
kelurahan, RT, RW, bahkan jika
sudah rumit kita koordinasi dengan
TKSK.
6. Bagaimana fungsi
pencatatan dan
pelaporan anda
(administrative)
sebagai PSM?
Setiap 3 bulan kita buat pelaporan
tentang kegiatan kita, lalu
misalnya pencatatan penanganan
ot, pencatatan anak yatim ghuafa,
pencatatan bantuan kursi roda atau
alat bantu dengar. Terus pada saat
VerVal data kita juga kan
melakukan pencatatan dan
pelaporan. Kita juga yang
melakukan penginputan data pakai
computer dan Handphone
biasanya.
7. Bagaimana peran anda
sebagai penggagas
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang belum nyata di
tengah-tengah
lingkungan masyarakat
?
Sebenernya banyak gagasan kita
tapi sulit aja untuk diadakannya
disini. Kayak tadi yang dibilang
ibu Sukeni kalo kita kepikiran dan
kepengen bikin warung makan
gitu. Jadi belum ada sih peran ini
masih tertahan dengan dana dan
lahan yang kurang mendukung.
189
8. Bagaimana teknis
pelaksanaan
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai ?
Tahapannya memberikan
informasi kapan bantuannya turun
melalui pesan whatsap atau door to
door ke rumah KPM, ketika
penyaluran KPM melakukam
penggesekan kartu dirumah agen
BNI, Tanda tangan bukti KPM
sudah mengambil bantuan pangan
yang diberikan, membantu KPM
mengambil bahan pangan.
9. Ada berapakah
jumlah keluarga
penerima manfaat dari
program Bantuan
Pangan Non Tunai?
Jumlah KPM sekarang ada 78, itu
sudah termasuk KPM yang
kemarin kartu elektroniknya sudah
turun
10 Apakah ada pelatihan
khusus untuk PSM
dalam menjalankan
peran dan fungsinya?
Ada pelatihan tapi gak pasti,
termasuk jarang sih ya
11. Menurut anda apakah
Bantuan Sosial
Pangan Non Tunai di
Kelurahan Sudimara
Jaya sudah tepat
sasaran ?
Sudah dong insyaAllah, saya
bilang sudah tepat sasaran karna
kami melakukan verifikasi dan
validasi data penerima BPNT
12. Adakah kendala yang
dihadapi oleh anda
sebagai PSM di
kelurahan Sudimara
Jaya dalam
Banyak banget kalo mau
diceritaiin, tapi yang paling sering
kendalanya itu mulai dari data, saat
verifikasi data tidak semuanya
turun, maka itu jadi kendala PSM.
190
menajalankan peran
dan fungsinya?
Ada yang protes dari masyarakat
kenapa dia gak dapat bantuan
tersebut padahal kami disini bukan
sebagai penentu kalo bis amah kita
juga pasti akan membantu semua
masyarakat. Kemudian turun kartu
tapi saldo 0, kuota kosong tiba-tiba
kecut saldonya tidak ada, terus
kartu ilang yg dipegang oleh KPM
13. Selain mendampingi
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai, apa
saja kegiatan PSM di
kelurahan Sudimara
Jaya ?
Mendampingi masyarakat yang
kurang jika mereka sakit dan
diharuskan dirawat, mendampingi
orang terlantar, penyandang
disabilitas, terus posyandu, kalo
sekarang ini kita lagi menggerakan
masyarakat tentang peduli
pandemic covid 19
14. Bagaimana peran
sebagai pemantau
program Bantuan
Pangan Non Tunai?
Kami PSM juga sering melakukan
komunikasi ya dengan KPM,
bertanya mengenai bahan pangan,
apa yang sedang mereka butuhkan.
Kita merencanakan bahan pangan
yang sesuai dengan kebutuhan
KPM intinya, bukan dari kita atau
siapapun. Artinya dari situ kita
melakukan evaluasi mengenai
program BPNT ini, apakah KPM
sudah mendapatkan bahan pangan
yang seimbang.
191
Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan Pekerja Sosial
Masyarakat
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Pekerja Sosial Masyarakat
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Rumah koordinator PSM
Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020
Waktu Wawancara : 13.30 WIB
B. Identitas Informan
Nama : Rosdiana
Usia : 56 Tahun
Jenjang Pendidikan : SLTA
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana peran anda
sebagai pendamping
sosial bagi masyarakat
penerima manfaat?
Dengan berkembangnya waktu
PSM kerjanya tambah lagi, kalo
sekarang PSM melakukan
pendataan, data itu namanya BDT
(basis data terpadu) nah kan nanti
kita verifikasi-verifikasi, nanti kita
dampingi KPM untuk
pengambilan kartu elektroniknya.
Kita sering dampingin yang lansia.
192
Kita damping KPM sampai
mereka dapet bantuannya ditangan
mereka. Benar-benar dari awal
turunnya data sampai pada saat
penyaluran langsung.
2. Bagaimana peran anda
sebagai pendorong dan
penggerak dalam
mengembangkan
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang sudah diinisiasi
atau dimunculkan
dalam lingkungan
masyarakat ?
Waktu itu ada kasus laporan
bahwa ada orang terlantar lalu
lapor sama RT RW, disitu kita
menyarankan ke pak RTnya nanti
adakah keluarganya yang masih
bisa dihubungi. Tapi kalo misalnya
dia tidak ada keluarganya dia bisa
dititipkan kepanti sosial. Jadi
disitu peran kita intinya.
3. Bagaimana fungsi
inisiator anda sebagai
PSM ?
PSM memang harus berpikir
secara inisiatif untuk menangani
masalah kesejahteraan sosial. Kita
akan identifikasi dulu masalahnya
apa, mencari-cari sumber
informasi melalui masyarakat, lalu
setelah mendapatkan informasi
yang sesuai kita catat dan
kemudian di laporkan. Sama juga
waktu kita melakukan verifikasi
ddan validasi data kita biasanya
mengumpulkan data KPM BPNT
dari KTP dan KK. Kita juga
langsung mengobservasi keadaan
KPM tersebut, dari situ kita
193
mendapatkan informasi juga
apakah penerima manfaat ini
masih layak atau sudah mampu.
4. Bagaimana fungsi
motivator (melakukan
sosialisasi,
memberikan informasi,
dan memotivasi
masyarakat) anda
sebagai PSM?
Sosialiasi terkait penyaluran
BPNT, kasih pemahaman kepada
KPM bagaimana penggunaan
kartu elektronik, terus kasih
informasi kalo uang di kartu ini tuh
gabisa diambil. Uang non tunai ini
hanya untuk dibelikan bahan
pangan aja. Jadi kita bener-bener
harus sering sosialisasi dan kasih
informasi ke KPM.
5. Bagaimana fungsi
dinamisator anda
sebagai PSM?
Koordinasi dengan lurah, RT, RW
pokoknya kita kalo ada masalah
pasti selalu berkoordinasi dengan
yang laiinnya. waktu itu pernah
ada kasus orang terlantar yang
dibuang bener-bener dibuang kalo
itu kita langsung koordinasi ke
dinsos untuk dibawa ke panti
sosial.
6. Bagaimana fungsi
pencatatan dan
pelaporan anda
(administrative)
sebagai PSM?
PSM setiap ada kegiatan pasti
selalu kita catat ya, di buku
kegiatan PSM dalam penangan
masalah kesejahteraan sosial. Itu
nanti dilaporkan ke TKSK nanti
dari TKSK baru ke dinas sosial.
Terus kita juga kalo lagi turun ke
lapangan seperti verifikasi data
kita melalukan pencatatan abis itu
melakukan penginputan baru
194
dilaporun data-data yang kita
temukan dilapangan seperti apa.
7. Bagaimana peran anda
sebagai penggagas
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang belum nyata di
tengah-tengah
lingkungan masyarakat
?
Tadi kan udah disampaikan ya
sama bu Sukeni sama Pak Astari
juga, kita sulit untuk jadi peran
sebagai penggagas
penyelenggaraan kesejahteraan
sosial yang belum ada di Sudimara
Jaya. Kita cuma bisa kasih ide aja
atau gagasan belum ada di tahap
mengadakan gagasan tersebut di
lingkungan Sudimara Jaya
8. Bagaimana teknis
pelaksanaan
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai ?
Undang KPM, penggesekan kartu,
KPM tanda tangan serah terima,
KPM menerima langsung bantuan
pangan tersebut.
9. Ada berapakah jumlah
keluarga penerima
manfaat dari program
Bantuan Pangan Non
Tunai?
Ada 80 tapi yang ada 2 karu yang
kosong saldonya, jadi cuma ada 78
sekarang
10. Apakah ada pelatihan
khusus untuk PSM
dalam menjalankan
peran dan fungsinya?
Jarang sih pelatihan, tapi pernah
ada. Biasanya setatahun 1 sampai
2 kali, tapi tidak semua PSM ikut
hanya beberapa aja sebagai
perwakilan gitu.
11. Menurut anda apakah
Bantuan Sosial Pangan
Non Tunai di
Kelurahan Sudimara
Jaya sudah tepat
sasaran ?
Sudah tepat sasaran, makanya kan
kita verifikasi dan validasi data
supaya mengetahui bantuan ini
sudah tepat sasaran apa belum.
195
12. Adakah kendala yang
dihadapi oleh anda
sebagai PSM di
kelurahan Sudimara
Jaya dalam
menajalankan peran
dan fungsinya?
Kendalanya banyak, mulai dari
data, turun kartu tapi saldo 0, kuota
kosong, tiba-tiba kecut saldonya
tidak ada, kartu ilang. Kalo ada
kejadian tersebut kita lapornya ke
TKSK dulu dan sampai saat ini
belum ada solusinya itu kendala
yang berhubungan dengan
penyaluran BPNT.
13. Selain medampingi
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai,
apa saja kegiatan
PSM di kelurahan
Sudimara Jaya ?
Pendampingan orang sakit,
pendampingan orang terlantar,
pendampingan Kasus KDRT,
pelecehan, jadi PSM bisa
melaporkan kasus apa saja yang
trejadi di wilayahnya, kalo kasus
KDRT atau pelecahan kita lapor ke
P2TP2A Ciledug. Kegiatan
bantuan alat bantu dengar ataupun
kursi roda untuk penyandang
disabilitas.
196
Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan kasie
Kemasyarakatan Kelurahana Sudimara Jaya
TRANSKRIP WAWANCARA
Infroman : Kasie Kemasyarakatan Kelurahan Sudimara Jaya
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Agen BNI (tempat
penyaluran BPNT)
Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020
Waktu Wawancara : 11.00
B. Identitas Informan
Nama : Nani Haryani
Usia : 54 tahun
Jenjang Pendidikan : Sarjana
Pertanyaan Jawaban
1. Kapan terbentuknya
struktur Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya ?
Kalo ditanya kapan terbentuknya
tahun 2005 juga sudah ada,
namun waktu itu hanya ada dua
orang saja. Tidak banyak seperti
sekarang ini
2. Bagaimana persyaratan
menjadi Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan ?
Persyaratan menjadi seorang
PSM pastinya dia adalah Warga
Negara Indonesia, berusia 17
tahun ke atas, sehat jasmani dan
rohani dan yang paling penting
dia mempunyai jiwa sosial.
Dalam artian dia harus siap
melaksanakan seluruh kegiatan
sosial
197
3. Apakah ada kriteria
khusus yang diberikan
kepada masyarakat
untuk menjadi Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) ? jika ada
mohon untuk
dijelaskan
Tidak ada kriteria yang khusus
untuk bisa menjadi PSM, jika
seseorang ingin menjadi PSM
tandanya ia punya rasa
kepedulian sosial dan jiwa sosial
yang tinggi
4. Apa saja tanggung
jawab seorang Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) di kelurahan?
Tanggung jawabnya seorang
PSM wajib melaporkan kegiatan
sosial, lalu melakukan pendataan
lalu dilaporkan hasilnya,
melakukan pendampingan ke
masyarakat, dan melaksanakan
kegiatan sosial
5. Apakah Bapak/Ibu
memberikan pelatihan
khusus kepada Pekerja
Sosial Masyarakat di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Kalo dari saya atau dari
kelurahan tidak ada, adanya dari
dinas sosial atau kementerian
sosial, itupun sangat jarang
sekali
6. Menurut Bapak/Ibu
bagaimana peran PSM
sebagai pendamping
sosial bagi masyarakat
penerima manfaat?
Perannya PSM ini adalah untuk
kelancaran kegiatan pemberian
bantuan sosial contohnya adalah
seperti program BPNT ini.
Mereka yang akan mendampingi
para penerima manfaat BPNT
agar penyalurannya berjalan
dengan mudah dan lancar
7. Menurut Bapak/Ibu
bagaimana peran PSM
sebagai pendorong dan
penggerak dalam
Peran PSM kalo sebagai
penggerak dalam
penyelenggaraan sosial sih kayak
misalnya sekarang ini lagi wabah
198
mengembangkan
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang sudah diinisiasi
atau dimunculkan
dalam lingkungan
masyarakat ?
virus covid, mereka dengan
inisiatif memberikan informasi
kepada masyarakat untuk tetap
jaga kebersihan, dan selalu
mengingatkan untuk selalu pakai
masker.
Lalu kalo misalnya ada
masyarakat yang bener-bener
membutuhkan pertolongan PSM
berkoordinasi dengan RT/RW
untuk musyawarah agar bisa
membantu warganya yang
kesusahan ini. Biasanya PSM
punya uang kas sendiri dan uang
kas itu terkadang dipakai untuk
membantu masyarakat yang
benar-benar membutuhkan
pertolongan
8. Menurut Bapak/ibu
Bagaimana fungsi PSM
dalam mengambil
inisiatif dan inovasi
dalam menangani
masalah Kesejahteraan
Sosial ?
Hampir sama kayak tadi kali ya
ketika ada masyarakat ataupun
penerima manfaat bantuan sosial
membutuhkan pertolongan
mereka akan langsung
memikirkan bagaimana caranya
agar masyarakat ini dapat
tertolong
9. Menurut Bapak/Ibu
bagaimana fungsi PSM
dalam menemukan
potensi permasalahan
kesejahteraan sosial
serta sumber daya
maupun dana
dimasyarakat yang
Mereka dalam menemukan
potensi permasalahan sosial itu
dari laporan-laporan masyarakat
sekitar atau dari RT atau RW,
dikarenakan mereka latar
belakang pekerjaannya adalah
terjun ke lapangan langsung
terkadang mereka bisa langsung
199
dapat digali untuk
mengatasi
permasalahan
kesejahteraan sosial ?
menemukan permasalahan sosial
yang ada di wilayah Sudimara
Jaya.
Untuk mengetahui sumber daya
juga PSM sudah jelas pasti para
PSM bisa menemukan sumber
daya yang bisa dimanfaatkan
untuk solusi dari permasalahan
yang ada sih ya, contohnya soal
misalnya ada warga yang
kekurangan untuk biaya rumah
sakit PSM sudah tau kemana ia
harus mencari bantuan untuk
bisa menolong warga tersebut
10. Bagaimana peran dan
fungsi PSM dalam
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT) di kelurahan
Sudimara Jaya ?
Kalo dari awal mereka akan
melakukan pendataan nama-
nama KPM yang diajukan untuk
dapat dicantumkan di BDT yaitu
basis data terpadu dari
kementerian sosial langsung.
Setelah nama-namanya turun
mereka akan melakukan
verifikasi dengan cara terjun ke
lapangan langsung untuk
melakukan pengecekan atau
validasi data.
Setelah sudah clear verifikasi
mereka nantinya akan
mendapatkan kartu keluarga
sejahtera yang nantinya akan
mereka gunakan sebagai
pengambilan BPNT. Setelah
sudah mendapatkan kartu, para
KPM akan diberikan arahan atau
200
informasi terkait penyaluran
BPNT.
KPM akan diberikan arahan
penggunaan kartu keluarga
sejahtera tersebut dalam
penyaluran BPNT. Nah setelah
memberikan edukasi tentang
teknis penyaluran BPNT untuk
selanjutnya mereka nantinya
akan diberikan informasi untuk
penyaluran BPNT dibulan
berikutnya.
201
Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan
Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Ciledug
TRANSKIP WAWANCARA
Infroman :Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
Kecamatan Ciledug
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Kediaman TKSK Ciledug
Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 04 Agusyus 2020
Waktu Wawancara : 10.00 WIB
B. Identitas Informan
Nama : Akhmad Irfan Djatmika
Usia : 34 Tahun
Jenjang Pendidikan : S1
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana persyaratan
menjadi PSM di
kelurahan?z
PSM itu awalnya adalah dari ibu-
ibu kader kelurahan. Ibu-ibu kader
kelurahan yang diambil
normatifnya itu dari masing-
masing RW yang ada di kelurahan
tersebut gitu. Yang aktif, yang
biasa di posyandu, pokja, itu kita
saring lalu kita tentuiin siapa yang
akan jadi PSMnya gitu. Karena
tiap RW itu minimal itu 1 orang
kader PSM.
PSM itu berarti warga setempat
yang mau berinteraksi sosial
membantu atau mitra dari pada
pemerintah. Hanya saja yang ter
202
SKkan itu hanya perwakilannya
aja.
Secara aturan bakunya ada aturan
untuk usia, dari umur 17th sampe
60. Selebihnya kalo diluar itu
sifatnya pemberdayaan.
Kalo selama dia masih mampu
melaksanakan tugas PSM kenapa
tidak, hanya secara aturan sampai
60 tahun.
Kalo untuk persyataran khusus
untuk jadi PSM tidak ada. Yang
penting dia mau bergerak, dan
berjiwa sosial.
PSM itu dari kelurahan, di SKkan
oleh lurah, dan di SKkan Kembali
oleh wali kota melalui dinas sosial.
Bisa dibilang PSM itu adalah
organisasi eksklusif, kenapa?
Karena PSM yang SKnya dua dari
kelurahan dan walikota
2. Kemampuan dan
keterampilan apa saja
yang diperlukan untuk
menjadi PSM di
kelurahan ?
Keterampilan atau kemampuan
PSM pada dasarnya adalah mereka
mampu untuk berinteraksi sosial
dengan masyarakat di wilayahnya.
Namun dikarenakan sistem dari
kota Tangerang, kecamatan, dam
kelurahan sudah menggunakan
sistem teknologi yang canggih
maka PSM dituntut untuk
menguasai teknologi yang ada,
203
seperti penggunaan hp android,
computer, dan laptop
3. Apa saja kriteria
penerima manfaat yang
mendapatkan Bantuan
Sosial Pangan Non
Tunai?
Untuk kriteria penerima BPNT
atau bansos pangan itu, sebenernya
adalah masyarakat yang
dikategorikan tidak mampu atau
yang terdata di BDT (basis data
terpadau) atau DTKS (data terpadu
kesejahteraan sosial).
Jadi kriteria dari bantuan pangan
ini adalah masyarakat yang kurang
mampu dalam artian miskin,
mereka yang berpenghasilan di
bawah Rp. 1.500.000,00/bulan,
mereka yang berpenghasilan tidak
tetap, dan rumahnya yang masih
tinggal tidak menetap. Bantuan
pangan ini sifatnya adalah untuk
membantu menyambung hidup
kebutuhan sehari-hari, maka
umumnya yang mendapatkan
bantuan pangan ini adalah
keluarga dan lansia
Di kelurahan Sudimara Jaya
seingat saya saat ini penerima
BPNTnyaada 78.
4. Bagaimana peran PSM
sebagai pendamping
sosial bagi masyarakat
penerima manfaat?
Peran PSM di BPNT sebagai
pendamping sih untuk tahap awal
adalah mendata Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) baik
calon ataupun yang sudah
ditetapkan menjadi KPM.
Selanjutnya PSM akan
memverifikasi kembali data KPM
204
tersebut. Setelah itu PSM
membantu mendampingi proses
penyaluran tersebut di
kelurahannya masing-masing.
Untuk pendampingan sosial
lainnya PSM juga banyak, jadi
tidak hanya melakukan kegiatan
bansos pangan tadi itu tadi mereka
menangani 26 PMKS. Seperti
menangani balita gizi buruk, terus
ada korban kebakaran, korban
bencana alam, dan banyak lagi hal
yang berkaitan dengan sosial.
Kalo bicara peran PSM sesuai
yang diharapkan masyarakat untuk
sekarang ini kita bilang cukup
lumayan membantu. Tapi kalo
bicara tugas dan peran PSM itu
sendiri di wilayah itu sangat
membantu, karena bisa dibilang
tugas PSM itu lebih-lebih dari
pada RT RW di lingkungan.
Padahal bisa dilihat PSM ini suka
rela dia, bekerja keras menjadi
mitra pemerintah dan membantu
masyarakat.
Bicara gaji tidak ada hanya insentif
yang bisa dibilang nilainya gak
seberapa tapi karena terdorong
untuk suka rela untuk kegiatan
sosial secara suka rela
alhamdullilah mereka dibawa
happy aja.
205
5. Bagaimana peran PSM
sebagai penggagas
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang belum nyata di
tengah-tengah
lingkungan masyarakat?
Peran PSM sebagai penggagas
penyelenggaraan kesejahteraan
sosial adalah hanya sebatas
mengusulkan saja. Mereka tidak
punya kewenangan untuk
mewujudkan gagasan tersebut.
Kewenangan itu tetep ada di dinas
sosial.
Biasanya gagasan-gagasan
tersebut dijembatani oleh TKSK
untuk menyambung ke dinas
sosial. Jadi PSM itu lebih
cenderung menggagas dilapangan
aja. Ibaratnya dia mengusulkan
tapi kelemahan dari itu dia gak
punya kewenangan karena harus
berkaitan dengan program-
program pemerintah di kota
Tangerang. Sifatnya masih
koordinasi.
6. Bagaimana fungsi PSM
sebagai motivator?
Ada juga, kenapa dibilang ada ya
itu tadi PSM ini bisa dikatakan
sebagai penyuluh kegiatan sosial
yang ada di lingkungan
masyarakat. Karena RT/ RW atau
masyrakat itu sendiri kurang
paham program apa aja sih yang
ada di kota Tangerang yang
berkaitan dengan kesejahteraan
sosial.
Nah kadang PSM itu juga
membantu sebagai penyuluh
kegiatan sosial di wilayahnya. Jadi
gak hanya sebagai petugas, gak
206
hanya mendata. Mereka juga
sebagai pemberi informasi kayak
tadi ngundang ada penyaluran
BPNT, terus ada kegiatan apa atau
dari dinas sosial ada apa
disampaikan ke TKSK lalu PSM
yang menyampaikan ke
masyarakat. Jadi PSM sebagai
pemberi informasi karena dari
kelurahan pun ada informasi apa
selain kepada RT RW ya kader
PSM yang menyampaikan ke
masyarakat.
7. Bagaimana peran PSM
sebagai pendorong dan
penggerak dalam
mengembangkan
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
yang sudah diinisiasi
atau dimunculkan dalam
lingkungan masyarakat
?
Jadi kadang dari PSM itu tercetus
pemikiran-pemikiran yang
sifatnya membantu dari pada
proses kesejahteraan sosial
tersebut.
Kadang dia juga sebagai gagasan,
mendorong kegiatan tersebut,
kadang kita sharing. Karena
tempat perwilayah itu pasti punya
masalah yang berbeda-beda.
Kadang-kadang yang punya
formula itu sendiri juga PSM
kadang kita sharing gimana bisa
memecahkan permasalahan
tersebut.
Ibaratnya gak cuma petugas tapi
dia harus bisa memanage
management konflik di wilayah
tersebut gitu. Untuk cara
menyelesaikan permasalahan
207
tersebut kita lebih cenderung itu
secara kekeluargaan.
Jadi harus ada interaksi sosial
antara masyarakat, lingkungan,
dan juga PSM. Kadang
didampingin oleh pihak kelurahan
dan TKSK kalo ada memang
masalah-masalah yang gak bisa
ditangani oleh PSM sendiri.
8. Bagaimana peran PSM
sebagai mitra
pemerintah, dan sejawat
masyarakat dalam
menjalankan program
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial?
Jika dilihat dari surat keputusan
atau SKnya, tugas dari Pekerja
Sosial Masyarakat adalah mitra
pemerintah. Konsep dasarnya
adalah ada ditingkat kelurahan
yang tugasnya pasti berkaitan
dengan program-program
kesejahteraan sosial, baik dari
bantuan sosial ataupun hal-hal
lainnya
9. Bagaimana fungsi
administrator PSM
dalam melakukan
pencatatan dan
pelaporan?
Fungsi adminstrasi atau pendataan
fungsinya banyak, karena tanpa
adanya masukan data atau
pelaporan dari PSM tersebut kita
tidak akan punya data. Data KPM
atau data PMKS berasal dari
pendataan dan pelaporan. Tanpa
ada fungsi adminstrasi
pengumpulan data yang kita
harapkan tidak akan bisa
terkumpul
10. Bagaimana peran dan
fungsi PSM dalam
penyaluran Bantuan
Fungsi khususnya ya
alhamdulillah Ciledug bisa
dibilang sebagai penggagas sosial
208
Sosial Pangan Non
Tunai?
fungsi dari pada peran PSM
sebagai mitra untuk bansos pangan
ini. Mungkin ada kecamatan lain
yang tidak melibatkan PSM dalam
penyaluran ini, tapi untuk ciledug
dari awal program ini bergulir kita
libatkan PSM sebagai motornya.
Baru di tahun 2018-2019 kita
wujudkan jadikan agen penyaluran
khusus untuk bantuan pangan non
tunai ditiap kelurahan.
11. Apakah perbedaan
Tenaga Kesejahteraan
Sosial Kecamatan
dengan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
Kalo PSM itu dibawah naungan
TKSK, karena pada dasarnya
TKSK pun recruitmennya diambil
dari pilar-pilar kesejahteraan sosial
salah satunya PSM, karang taruna
dan lainnya. Bisa dibilang TKSK
itu adalah koordinator dari pada
PSM.
12. Apakah ada pelatihan
khusus untuk PSM dan
menjalankan peran dan
fungsinya ?
Pelatihan khusus workshop itu ada
itu biasanya diselenggrakan oleh
dinas itu kadang bisa dibilang
setahun minimal itu paling nggak 2
kali yakan.
Pelatihan dasar itu biasanya
pelatihan tentang management
pemberdayaan sosial. Selanjutnya
ada system pelatihan
pemberdayaan sosial untuk
dilapangan. Jadi secara
managementnya dan secara
penanganan di lapangan. Ada teori
khususnya PSM itu harus
menguasai sebenernya 26
209
permasalahan PMKS yaitu
penyandang masalah
kesejahteraan sosial, nah itu
konsep dasarnya disitu. Makanya
kadang PSM itu kita bekali dengan
buku saku yang berkaitan dengan
PMKS dimasyarakat. Untuk
TKSK sendiri sering kasih
pelatihan, kalo secara formal
hanya beberapa kali lah tapi secara
koordinasi itu tuh rutin hampir tiap
bulan sekali melakukan pelatihan
dan juga koordinasi, sharing yang
berkaiatan dengan permasalahan
PMKS di wilayah. Jadi ibaratnya
buat menanyakan kembali tugas
topoksinya daripada PSM tersebut.
Dan jadi kita juga tiap bulan itu
sering ada sharing dan juga kadang
kita sharing melalui grup WA juga
gitu nanti ada pertanyaan-
pertanyaan apa diwilayah yang
kurang dipahami PSM, TKSK
yang backup gitu. Pelatihan ini
kadang dilakukan perwilayah
kadang sekecamatan.
13. Bagaimana fungsi
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
sebagai Inisiator yang
berarti mengambil
inisiatif dan inovasi
dalam menangani
Fungsi dari inisiatif Pekerja Sosial
Masyarakat dalam menangani
permasalahan kesejahteraan sosial
yang ada di wilayahnya adalah
ketika mereka menggali informasi
kepada warga atau masyarakat
penerima manfaat yang pada
umumnya mereka sangat tertutup
210
masalah Kesejahteraan
Sosial ?
mengenai permasalahan yang
mereka alami. Pada saat menggali
suatu permasalahan disitulah
fungsi inisiatif dari PSM
diperlukan karena mereka akan
mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan mencatat data
dan infromasi kebutuhan di
lapangan atau permasalahan yang
ada di sekitar
211
Lampiran 8 Wawancara Keluarga Penerima Manfaat
Bantuan Pangan Non Tunai
TRANSKRIP WAWANCARA
Infroman : Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non
Tunai
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Rumah KPM
Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 18 Juli 2020
Waktu Wawancara : 16.15
B. Identitas Informan
Nama : Chotimah
Usia : 72 tahun
Jenjang Pendidikan : SD
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu
mengetahui apa itu
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)?
Gak tau sih, saya taunya orang
yang suka ngebantu
masyarakat aja
2. Menurut Bapak/Ibu
apakah dengan adanya
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dapat
membantu Bapak/Ibu
dalam memperoleh
Bantuan Pangan Non
Tunai?
Membantu banget kata saya
mah, jadinya saya bisa dapet
bantuan kayak gini. Saya jadi
gak usah keluarin duit buat
makan kadang juga kita dapet
ayam. Kalo kita beli mah kan
mahal lumayan ya
3. Selain program Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT) adakah program
Gak ada sih, cuma dari BPNT
aja. Paling ada dari orang-
orang sini kayak suka kasih
212
bantuan sosial lainnya
yang Bapak/Ibu terima?
sumbangan sama kayak
sembako juga
4. Apakah selama ini
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) sudah
memberikan
pendampingan dengan
baik pada penyaluran
BPNT?
Alhamdulillah mendampingi
budeh sampe akhirnya bisa
dapet bantuan jadi udah gak
kekurangan kayak dulu.
Budeh juga sering dibantuiin
bawaiin bahan sembakonya
dibantuiin nulis soalnya udah
tua kan budeh
5. Bagaimana tanggapan
Bapak/Ibu dengan adanya
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Budeh sih seneng ada kayak
ibu-ibu ini yang suka
ngebantu orang-orang susah
kayak kita.
6. Bagaimana Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM)
dalam memberikan
informasi?
Paling kasih tau ada
penyaluran BPNT hari apa
jam berapa, tempatnya
dimana. Sama kadang suka
kasih tau ada pengajian lansia
disuruh ngaji datang gitu
7. Apakah selama ini
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) yang
diberikan pemerintah
kepada Bapak/Ibu sudah
mencukupi?
Alhamdulillah bersyukur
cukup, budeh jadi bisa
nyimpen uang terus udah gak
kekurangan. Anak-anak
budeh juga pada dapet jadi
alhamdulillah cukup udah gak
kekurangan kayak dulu
8. Bagaimana peran Pekerja
Sosial Masyarakat pada
penyaluran Bantuan
Alhamdulillah yaa baik sudah
baik pelayanannya kayak suka
kasih tau ada penyaluran,
213
Pangan Non Tunai
(BPNT) ?
bantuiin bawa barang-
barangnya. Walaupun bukan
dari ibu-ibu itu bantuannya
mereka ngebantu banget
menyalurkan bantuan ini
apalagi kayak budeh yang
udah tua gini jadi budeh
terbantu banget
9. Bagaimana fungsi PSM
dalam melakukan
pencatatan dan pelaporan
?
Iyaa pernah biasanya
dimintaiin KK terus KTP
10. Apa yang Bapak/Ibu
ketahui tentang fungsi
PSM sebagai motivator ?
Hmmm gak ada sih kalo itu
11. Apa harapan Bapak/Ibu
kepada Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Ya mudah-mudahan lebih
baik lagi, lebih maju, sehat
semua
12. Apa harapan Bapak/Ibu
terhadap program
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) ?
Harapan saya ya mudah-
mudahan terus lancar
Lampiran 9 Wawancara Dengan Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
TRANASKIP WAWANCARA
Infroman : Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non
Tunai
214
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Agen BNI (tempat
penyaluran BPNT)
Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020
Waktu Wawancara : 10.17 WIB
B. Identitas Informan
Nama : Ibu Ninuk
Usia : 40 tahun
Jenjang Pendidikan : SMP
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu
mengetahui apa itu
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)?
Hmmm tidak tau sih.. saya
taunya apa ya namanya…
kayak semacam kader aja gitu
taunya yang suka ngebantu kita
kita ini
2. Menurut Bapak/Ibu
apakah dengan adanya
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
dapat membantu
Bapak/Ibu dalam
memperoleh Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT) ?
Iya membantu apalagi lagi
kondisi kayak gini jadi terbantu
banget bisa dapet bantuan
sembako kayak gini, lumayan
banget soalnya neng ini
bantuannya
3. Selain program
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) adakah
program bantuan sosial
Ada…itu bantuan apasih
namanya yang 600 ribu itu,
selain itu gak ada lagi sih Cuma
BPNT yang tiap bulan rutin
215
lainnya yang
Bapak/Ibu terima?
4. Apakah selama ini
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
sudah memberikan
pendampingan dengan
baik pada penyaluran
BPNT?
Udah mendampingi yang
tadinya saya gak tau gimana
dapet bantuan ini sampe
akhirnya dapet kartu ini terus
nanti diundang ke rumah agen
mitra BNI banyak tuh KPM
lainnya pada ngumpul disana
buat ambil bahan sembakonya.
Diarahin dari awal sama
mereka
5. Bagaimana tanggapan
Bapak/Ibu dengan
adanya Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Dengan adanya PSM di
wilayah ini jadi banyak kebantu
warganya, sudah bagus
kelurahan Sudimara Jaya ada
ibu-ibu kader dari kelurahan
jadi enak masyarakat kalo mau
minta tolong
6. Bagaimana Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) dalam
memberikan
informasi?
Paling kasih informasi kalo
besok ada penyaluran BPNT
jam berapanya gitu doang sih
paling ya
7. Apakah selama ini
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) yang
diberikan pemerintah
kepada Bapak/Ibu
sudah mencukupi?
Kalo dibilang cukup ya cukup.
Udah cukup ngebantu lah
nutupin sebagian bahan dapur
kayak ada beras terus telor kan
kadang ada ayam. Bersyukur
aja udah dapet itu
8. Bagaimana peran
Pekerja Sosial
Masyarakat pada saat
Udah bagus sih kerjanya kalo
perannya yang saya tau ya itu
kayak kasih info kapan
216
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT) ?
penyaluran datang terus
mereka dampingin dah untuk
pengambilannya biar lebih
gampang
9. Bagaimana fungsi PSM
dalam melakukan
pencatatan dan
pelaporan ?
Apaan ya paling negedata data
doangan, kayak dimintain KK
KTP gitu-gitu doang taunya
10. Apa yang Bapak/Ibu
ketahui tentang fungsi
PSM sebagai motivator
?
Gak tau sih kayaknya mah kalo
ke diri saya sendiri gak pernah
ya
11. Apa harapan Bapak/Ibu
kepada Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Semoga berlanjut terus dan
makin bagus kerjanya
12. Apa harapan Bapak/Ibu
terhadap program
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) ?
Makin terus lanjut juga biar
bisa bantu orang banyak
217
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Keluarga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai
TRANSKIP WAWANCARA
Infroman : Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non
Tunai
A. Tempat dan Waktu Wawancara
Tempat Wawancara : Agen BNI (tempat
penyaluran BPNT)
Hari, Tanggal Wawancara : Rabu, 22 Juli 2020
Waktu Wawancara : 10.45
B. Identitas Informan
Nama : Ibu Yuli
Usia : 46 tahun
Jenjang Pendidikan : SMEA
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak/Ibu
mengetahui apa itu
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)?
Kayak apa ya maksudnya ? oh
kayak begini ya ? tau sih cuma gak
tau kalo namanya begitu, taunya
ya orang yang ngadaiin kegiatan
ini aja. Taunya dari orang
kelurahan aja
2. Menurut Bapak/Ibu
apakah dengan adanya
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) dapat
membantu Bapak/Ibu
dalam memperoleh
bantuan sosial?
Sangat membantu sih jadi lancar
dan cepet pengambilan
bantuannya. Gak buang-buang
waktu juga jadi pas ibu datang
langsung dilayanin jadi cepet
penyalurannya ibu bisa langsung
pulang dah
218
3. Selain program Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT) adakah program
bantuan sosial lainnya
yang Bapak/Ibu terima?
Ini doang kalo saya mah dapetnya
4. Apakah selama ini
Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
sudah memberikan
pendampingan dengan
baik pada saat
penyaluran BPNT?
Kalo ada penyaluran besoknya di
kasih tau lewat telepon kadang ke
rumah juga kasih tau, terus pas
penyaluran diarahin gitu harus
tanda tangan dulu. Kalo saya gak
bisa ambil bantuannya kadang
dianter ke rumah, terus kalo
langsung diambilin tuh bahan-
bahan semabakonya. Ibu-ibu itu
yang bantuiin masukin
sembakonya ke plastic biar lebih
gampang dan cepet.
5. Bagaimana tanggapan
Bapak/Ibu dengan
adanya Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Tanggapannya sih pertahanin
terus deh ada ibu-ibu dari
kelurahan ini biar bisa ngebantu
kita terus
6. Bagaimana Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) dalam
memberikan informasi?
Pernah sih waktu itu ngurusin
BPJS, nah mereka ngarahin harus
kesini kesono dulu ngasih taulah
alurnya harus gimana gimana
7. Apakah selama ini
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) yang
diberikan pemerintah
kepada Bapak/Ibu sudah
mencukupi?
Kalo pengen mah maunya lebih,
tapi alhamdulillah ini juga udah
ngebantu banget kita jadi
berkurang pengeluaran belanja
biar uang belanja bisa dipake buat
yang lain neng
219
8. Bagaimana peran
Pekerja Sosial
Masyarakat pada
penyaluran Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT) ?
Dibantuiin cara penggesekan
kartu, abis itu kita diarahin untuk
tanda tangan gitu di struk
pembayaran sebagai bukti kita
udah menerima bansos itu. Terus
biasanya dikasih tauu dah
sebelumnya kapan hari
penyalurannya. Mereka Cuma
menyalurkan aja memang Cuma
kalo gak didampingin mereka juga
bingung ibu kayaknya
9. Bagaimana fungsi PSM
dalam melakukan
pencatatan dan
pelaporan ?
Apa ya biasanya mah cuma kayak
minta KK, KTP, terus foto-foto
rumah gitu-gitu sih ya
10. Apa yang Bapak/Ibu
ketahui tentang fungsi
PSM sebagai motivator
Kayaknya nggak sih, paling
ngasih arahan-arahan kayak kasih
tau kapa nada penyaluran, terus
dikasih tau gimana cara
pelaksanaannya
11. Apa harapan Bapak/Ibu
kepada Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) di
kelurahan Sudimara
Jaya?
Mudah-mudahan terus berlanjut
baik baik semua
12. Apa harapan Bapak/Ibu
terhadap program
Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) ?
Kita mah maunya ditambah
hehehe kalo bisa mah
224
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian di Kelurahan Sudimara
Jaya
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian kepada Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan Ciledug