Peradaban Islam di Madinah masa Nabi Muhammad SAW (1)

21
PERADABAN ISLAM DI MADINAH MASA NABI MUHAMMAD SAW (1-10 H/622-632 M) A. PENDAHULUAN Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan dakwah secara rahasia. Kemudian turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr: 94 yang memerintahkan agar Rasulullah berdakwah secara terang-terangan. Pertama kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan pada kerabatnya, kemudian penduduk Makkah baik golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya. Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. 1 Dengan makin banyaknya orang Arab yang masuk Agama Islam. Pemimpin Quraisy menghalangi dakwah Nabi dengan mengatur siasat yaitu membuat ketentuan tertulis dengan pemboikotan total terhadap Bani Hasyim dan Banu Abd’l Muttalib 2 . Pemboikotan ini berhenti setelah para pemimpin Quraisy sadar terhadap tindakan mereka yang terlalu. Namun selang beberapa waktu Abu Thalib meninggal Dunia, tiga hari kemudian istrinya, Siti Khodijah pun wafat. Tahun 1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grapindo Persada, Jakarta: 2006, h.20 2 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT. Intermasa, Jakarta: 1989, cet X, h.124 1

Transcript of Peradaban Islam di Madinah masa Nabi Muhammad SAW (1)

PERADABAN ISLAM DI MADINAHMASA NABI MUHAMMAD SAW (1-10 H/622-632 M)

A. PENDAHULUAN

Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan

dakwah secara rahasia. Kemudian turunlah firman

Allah SWT, surat Al-Hijr: 94 yang memerintahkan agar

Rasulullah berdakwah secara terang-terangan. Pertama

kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan

pada kerabatnya, kemudian penduduk Makkah baik

golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya.

Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai

daerah yang datang ke Makkah untuk mengerjakan haji.

Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk

Agama Islam.1

Dengan makin banyaknya orang Arab yang masuk

Agama Islam. Pemimpin Quraisy menghalangi dakwah

Nabi dengan mengatur siasat yaitu membuat ketentuan

tertulis dengan pemboikotan total terhadap Bani

Hasyim dan Banu Abd’l Muttalib2. Pemboikotan ini

berhenti setelah para pemimpin Quraisy sadar

terhadap tindakan mereka yang terlalu. Namun selang

beberapa waktu Abu Thalib meninggal Dunia, tiga hari

kemudian istrinya, Siti Khodijah pun wafat. Tahun

1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II,PT RajaGrapindo Persada, Jakarta: 2006, h.20

2 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT.Intermasa, Jakarta: 1989, cet X, h.124

1

itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi (Amul

Huzni).

Sepeninggal dua orang pendukung tersebut kaum

Quraisy tak segan-segan melampiaskan amarahnya.

Karena kaum Quraisy tersebut Nabi berusaha

menyebarkan Islam keluar kota, namun Nabi malah di

ejek, di sorak bahkan dilempari batu hingga terluka

di bagian kepala dan badan. Untuk menghibur Nabi,

maka pada tahun kesepuluh kenabian, Allah

mengisra’mi’rajkannya. Meninggalnya Abu Thalib

menyebabkan semakin besarnya tekanan kafir Quraisy

terhadap Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin di

Makkah, sehingga gerak dakwah yang dilakukan

amatlah sulit, tidak jarang ditemukan penindasan

demi penindasan terhadap kaum muslimin, bahkan

sampai kepada rencana pembunuhan terhadap Nabi

sendiri. Nabi Muhammad SAW berusaha mengembangkan

dakwahnya ke Taif di tengah suku Saqif, namun beliau

ditolak oleh penduduk Taif bahkan mereka

menyakitinya dengan melemparkan batu.

Rasulullah SAW mulai menyeru peziarah haji ke

Makkah pada bulan-bulan suci bagi mereka, mereka itu

terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Sehingga pada

tahun 621 M. dua belas orang yang mewakili suku

Khazraj dan Aus menyampaikan sumpah setia kepada

Nabi. Pada tahun 622 M delegasi yang terdiri dari 75

2

orang warga Madinah meminta Nabi untuk datang ke

Madinah seraya menyampaikan sebuah sumpah yang

dikenal dengan Bai’ah Aqabah.3

Setelah adanya Bai’ah Aqabah yang kedua maka Nabi

Muhammad SAW mulai memerintahkan sebahagian kaum

muslimin untuk hijrah ke Yastrib, sementara beliau

sendiri masih tetap tinggal di Mekah sembari

menunggu turun wahyu yang membolehkan Nabi SAW

hijrah ke Madinah. Orang-orang yang hijrah ke

Madinah kemudian dipersaudarakan dengan kaum Ansar,

selanjutnya Nabi mulai mengtur tatanan sosial

kemasyarakatan dan mengatur langkah-langkah dakwah

selanjutnya termasuk urusan pemerintahan.

Makalah ini akan menjelaskan tentang

latarbelakang historis hijrah ke Madinah, faktor-

faktor Nabi SAW diterimah di Madinah dengan baik,

dan kemajuan peradaban Islam dari segi politik,

ekonomi, dan sosial kemasyarakatan, serta pengiriman

militer ke luar wilayah Islam.

B. Latar Belakang Historis Hijrah ke Madinah

Pemboikotan total terhadap keluarga Nabi,

disebabkan ada empat kejadian besar di mata orang-

3 Bai’ah Aqabah, adalah Ikrar janji setia terhadap seorangpeminpin. Dalam kontek historis –Kerasulan Muhammad—bai’ah yangdilakukan kaum muslimin kepadanya lebih bersifat ikrar janji biasauntuk tetap membela Islam –lihat Ensiklopedi Islam jilid 1—h.220—penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve—Jakarta--1993

3

orang Quraisy yaitu, Hamzah masuk Islam, kemudian

umar bin Khatab menyusulnya, Muhammad menolak

tawaran mereka dan kesepakatan bersama yang dijalin

oleh Bani Hasyim, baik yang kafir maupun muslim

untuk melindungi beliau.4 Pemboikotan itu

berlangsung selama tiga tahun. Tidak lama setelah

pembatalan terhadap lembar perjanjian, Abu Thalib

kemudian setelah itu Khadijah berpulang

kerahmatullah. Tahun ini disebut dengan tahun

kesedihan.

Sesudah kehilangan dua orang yang selalu

membelanya itu, Muhammad melihat Quraisy makin keras

mengganggunya. Karena merasa tertekan, pad tahun

619 M Nabi pergi ke Ta’if5 dengan tiada seorangpun

yang mengetahuinya. Ia pergi ingin mendapatkan

dukungan dan suaka dari Thaqif terhadap

masyarakatnya sendiri, dengan harapan mereka pun

akan dapat menerima Islam. Tetapi mereka menolaknya

dengan secara kejam sekali.6 Nabi Muhammad juga

berusaha mencari dukungan kalangan Badui, namun

sekali lagi usahanya tidak membawa hasil.7

4 Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq Al-Makhtum,Ummul Qura, Jakarta: 2011, cet 1, h. 213

5 At-Ta’if sebuah kota dan pusat musim panas denganketinggian 1520 m, dari permukaan laut, lebih kurang 60 km, timurlaut Mekah

6 Muhammad Husain Haekal ,Opcit, h. 148 7 Ira. M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam, PT RajaGrapindo,

Jakarta:1999, cet I, Hal. 37

4

Sekitar tahun 620 M, beberapa orang bangsa

Yasrib ke Makkah dan bertemu dengan Nabi Muhammad

SAW pada festival Ukaz dan merasa terkesan oleh

setiap perkataanya, mereka mempercayai kenabiannya

dan mengucapkan sumpah setia bai’at antara Nabi

Muhammad SAW dengan orang-orang Yasrib, yang

berisikan pernyataan bahwa orang-orang Yasrib

menerimanya sebagai Nabi dan mematuhi perintahnya

serta menjauhi diri dari perbuatan dosa. Sumpah

setia bai’at kedua terjadi pada tahun 622 M berisikan

pernyatan bahwa mereka tidak hanya menerima Muhammad

SAW sebagai Nabi, tetapi juga sanggup berperang

membela agama Tuhan dan Rasul-Nya.8

Untuk itu yang melatarbelakangi hijrahnya Nabi

Muhammad SAW beserta sahabatnya antara lain:

a. Kondisi kota Makkah yang tidak aman bagi kaum

muslimin. Ini disebabkan karena makin

besarnya tekanan yang dilakukan oleh kaum

Quraisy. Hal ini terjadi karena meninggalnya

orang-orang yang disegani oleh kafir Quraisy.

b. Tawaran dan undangan kepada Nabi Muhammad SAW

untuk hijrah ke Madinah. Jauh sebelum

peristiwa hijrah dilakukan oleh Nabi dan para

sahabatnya, sejumlah pemimpin kabilah di

Madinah dari bani Khuraidhah dan bani Khuzraj8 Maidir Harun, Sejarah Peradaban Islam, IAIN IBpress Padang:

2002, cet II, h.30

5

pernah mendatangi Rasulullah SAW. yang

menyatakan bahwa masyarakat Madinah sanggup

melindungi Rasul maupun pengikutnya. karena

merekalah yang telah menolong Nabi dan para

sahabatnya sesampai di Madinah.

c. Turunnya perintah kepada Nabi Muhammad SAW.

Untuk melakukan hijrah.9 Sebelum Rasulullah

hijrah ke Madinah para sahabat telah terlebih

dahulu melaksanakan hijrah ke Madinah dengan

cara sembunyi-sembunyi sampai turunya

perintah dari Allah SWT.

C. Faktor-faktor Nabi Diterima di Madinah dengan Baik

Setelah sampai Nabi di Madinah, Nabi mempunyai

kedudukan yang istimewa bukan saja sebagai pemimpin

agama, namun juga sebagai kepala Negara, dengan kata

lain dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan yaitu

spiritual dan duniawi. Kedudukan Nabi sebagai Rasul

secara otomatis merupakan sebagai kepala Negara, maka

dari itu Nabi mulai menata kehidupan masyarakat

dengan beberapa usaha yakni:

1) Pembangunan Masjid yang digunakan selain

untuk shalat juga sebagai sarana untuk

9 Abu Su’ud, Op.cit.h.35

6

menyatukan kaum Muslimin serta sebagai pusat

pemerintahan.

2) Kebebasan bergama dijamin. Bik kaum Muslimin

yang lain seharusnya percaya, bahwa

barangsiapa menerima pimpinan tuhan dan sudah

mnasuk ke dalam agama Allah, akan terlindungi

dari gangguan. Bagi orang yng sudah beriman

akan tambah kuat imannya, sedang yang masih

rgu-ragu, atau masih takut-takut atau yang

lemah, akan segera pula menerima itu.10

3) Nabi mempersaudarakan antara kaum Muhajirin

dengan kaum Anshar, ini berarti menciptakan

sebuah bentuk bersaudaran yang baru dengan

berdasarkan pada agama dikenal dengan Ukhuwah

Islamiyah.

4) Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain

yang tidak beragama Islam.

Menurut pemakalah ada dua faktor yang

menyebabkan Nabi diterima dengan baik di Madinah;

pertama masyarakat Yasrib telah mengenal agama

wahyu karena sebelum Islam mereka memeluk agama

Yahudi dan Nasrani yang sama-sama agama wahyu.

Kedua masyarakat Yasrib sendiri memerlukan seorang

pemimpin yang mampu mempersatukan suku-suku yang

saling bermusuhan.

10 Muhammad Husein Haikal, Opcit, H. 196

7

D. Kemajuan Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW

Ahmad Syahlaby menjelaskan bahwa formasi

peradaban Islam tertuang dalam tiga model:

Pertama, peradaban Negara dan sejarah (hadharah al-

dulawal wa al-tarikh), yaitu pola dan bentuk peradaban

yang mengembangkan bangunan suatu kenegaraan dan

pemerintahan.

Kedua, peradaban tajribiyah wa muqtasabah, yaitu peradaban

luar yang diadopsi oleh Islam.

Ketiga, peradaban Islam yang asli (al-hadharah al-Islamiyah

al-ashhylah), yaitu peradaban yang bersumber dan

dibawah oleh kewahyuan Islam sendiri dalam

mengembangkan dan meberdayakan masyarakat di mana

yang sebelumnya tidak pernah ada.11

Salah satu tugas kenabian selain pembawah

risalah, juga mengatur dan mengarahkan pengikutnya

untuk menjadi umat yang baik, maka dari itu Nabi

Muhammad SAW menyusun suatu konsep dalam berbagai

bidang antaralain :

1. Politik

Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw

brhasil melahirkan piagam Madinah, yang merupakan

perlembagaan tertulis yang pertama di dunia.

11 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, PTRajaGrafindo Persada, Jakarta: 2004, cet I, h.19

8

Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan sebuah

Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri

dari banyaknya rakyat dan ragam agama.

Setelah itu, perhanjian Hudaibiah yang

diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum

Quraisy Mekah merupakan satu lagi bukti yang

menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw adalah

pemimpin yang sangat bijaksana.

Selain itu, tentang pemilihan pemimpin,

bangsa Arab sudah memilliki nilai-nilai demokratis

dengan dipraktikannya  musyawarah. Mereka memilih

pemimpin yang bijaksana dan adil dan menekanan

senioritas serta pengalaan berdasarkan kesepakatan

bersama.

Kemudian model kepemimpinan tersebut

dilanjutkan dan disempurnakan oleh Islam

sebagaimana dapat kita lihat pada model

kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dan Khilafa

Rasyidin.

Demikian pula dengan ghanimah yang

pembagiannya disempurnakan oleh Islam dengan

bervisi adil dan pemerataan yaitu nabi, keluarga,

memelihara anak yatim da administrasi Negara

mendapat seperlima sedangkan sisanya di bagi

sesuai dengan kualitas tentara.

9

Nabi Muhammad SAW juga mengembangkan

dakwahnya dan mengadakan diplomasi di luar negeri

ke daerah-daerah diluar Jazirah Arab dengan

mengutus beberapa orang sahabat diantaranya:

1. Dihyah bin Khilifah al-Kalb diutus menghadap

kaisar Romawi Heraklius

2. Abdullah bin Hudzaifah al-Sahmi diutus

menghadap kaisar Persia Abruaiz bin Hurmuz

3. Umar bin Umayah al-Dhamiry diutus menghadap

Najasy Raja HabsyahHatib bin Abi Balta’ah al-

Lakhmy diutus menghadap Makaukis penguasa

Mesir

4. Amr bin Ash diutus menghadap Raja Amman,

Jaifur dan Iyadz bin Jalandy

5. Salith bin Amr dari Bani Lu’ay diutus

menghadap pembesar yamamah

6. Ala bin Hadramy diutus menghadap Raja Bahren

7. Syuja’ai bin Wahab diutus menghadap para

pembesar Ghassan dan Damsyik

8. Muhajir bin Abi Umayah al-Mahzumi menghadap

raja-raja Himyah

9. Mua’adz bin Jabaj diutus menghadap raja-raja

di Yaman.12

Di samping itu Nabi Muhammad SAW juga

memberikan tugas untuk membantu dan memberikan12 Thohir, Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, PT Pustaka

Setia, Bandung: 2004, cet I, h.153-154

10

pelayanan masyarakat Islam yang jauh dari pusat

pemerintahan di Madinah. Mereka sering disebut

sebagai pemerintah setempat atau Gubernur.

Kemudian Nabi juga memberikan tugas kepada

beberapa sahabat untuk memungut pajak atau Jizyah

dan zakat dikalangan masyarakat Islam. Inilah

pranata politik dan pemerintahan yang

dikembangkan pada masa Nabi Muhammad SAW.

2. Ekonomi

Pada fase awal kaum Muhajirin hanya

mengandalkan kebutuhan ekonominya dari bantuan

kaum Anshar yang manyoritas hidup sebagai petani

dan peternak. Kemudian kaum muslimin mulai

bekerja sebagai petani di kebun-kebun milik kaum

Anshar, baru setelah terjadi perang khaibar tanah-

tanah garapan kaum muslimin semangkin luas, maka

Nabi Muhammad SAW membaginya untuk digarap

bersama-sama kaum muslimin, dan semenjak itu

kebijakan ekonomi mulai diarahkan kepada sektor

pertanian, dengan tampa meninggalkan usaha

dibidang perdaganagan

Pasar-pasar di Madinah sebagai sarana untuk

kepentingan umum terutama sebagai pusat

perdagangan yang merupakan sebagai sumber

ekonomi masyarakat Islam mulai ditata

berdasarkan pada aturam ekonomi yang Islami.

11

Inisiatif ini didukung pula oleh tokoh Yahudi,

Ka’ab Ashraf yang menyerahkan tanah miliknya

kepada Nabi Muhammad SAW untuk dibangun pasar

bagi kaum muslimin.13 Disini Nabi mengawasi dan

mengatur sistem yang dijalankan berdasarkan pada

tuntunan syar’I, dan dilarang berlaku riba,

menipu atau gharar dengan menetapkan prinsip

suka-sama suka.

Sumber ekonomi lainya yang paling dominan

dalam memberikan konstribusi bagi masyarakat

Islam saat itu adalah hasil-hasil rampasan

perang atau ghanimah, fa’i . Sumber lain juga

diterimah dari pajak atau pembayaran yang

diberikan oleh penduduk wilayah yang telah

ditaklukan, mereka memberikan dana wajib kepada

pemerintahan Madinah secara rutin berdasarkan

perjanjian yang disepakati. Mereka adalah kaum

Dzimmi yang secara politik tetap memperoleh hak-

hak yang sama seperti harta, jiwa, dan

kehormatan tetap terjaga.

Setelah beberapa kekuatan ekonomi dimiliki

kaum muslimin, aturan zakat yang berlaku pada

masa itu juga merupakan suatu kekuatan ekonomi

tersendiri bila dilihat dari sumber, fungsi dan

perananya dalam kehidupan masyarakat, terutama

13 Ibid

12

kelas ekonomi lemah.14 Perputaran harta telah

menembus berbagai lapisan sosial sehingga mereka

sama-sama bisa menikmati sarana ekonomi Islam

ini.

Seluruh pranata perekonomian berikut sistim

yang menata dapat memberikan kesejateraan bagi

masyarakat. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad

SAW secara langsung membangun aturan-aturan di

dalamnya.

3. Sosial Kemasyarakatan

Dalam tahun-tahun berikutnya, Nabi Muhammad

SAW berusaha untuk menciptakan sebuah masyarakat

baru yang berdasarkan pada kesamaan keyakinan

agama, seremoni, etnik, dan hukum sebuah

komunitas yang melampaui struktur sosial

tradisional yang didasarkan pada keluarga, klan

dan kesukuan. Bentuk komunitas baru itu dikenal

dengan ummah.

Ummah berfungsi sebagai sebuah dasar kerja

sama dalam kehidupan politik dan sosial.15 Dengan

kesatuan ummah ini Nabi Muhammad SAW membangun

masyarakat tanpa memperhatikan suku dan golongan

. Dijalin kerukunan umat beragama dengan orang

Yahudi dan Nasrani, yakni dengan cara memberikan

kebebasan untuk beribadah kepada mereka sesuai14 Ibid, h. 15115 Ira. M. Lapidus,Opcit , h.51

13

dengan keyakinan masing-masing. Mempersaudarakan

antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin, yakni

penduduk Madinah yang menolong Rasulullah SAW

dan kaum Muhajirin, mereka yang hijrah dari Makkah

ke Madinah, sebagai contoh Nabi Muhammad Saw

mempersaudarakan antara Ali bin Abi Thalib

sebagai saudaranya sendiri, Hamzah

dipersaudarakan dengan Zaid bin Harisah,

kemudian Abu Bakar dipersaudarakan dengan

Kharijah ibn Zuhair.16

Disamping konsep itu, Syeikh Safiyurrahman

AlMubarakfuri membagi kondisi Madinah Fase awal

yang dihadapi Rasulullah menjadi tiga kelompok.

Tiga Kelompok ini adalah:

a) Shahabat-shahabat yang suci, mulia dan

baik.

b) Orang-orang Musyrik yang sama sekali

tidak mau beriman kepada beliau, yang

berasal dari kabilah di Madinah

c) Orang-orang Yahudi17

4. Pengiriman Pasukan Militer Ke Luar Wilayah

Islam

16 Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Logos,Jakarta:1997, cet I, h.28

17 Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Opcit, Hal. 338

14

Selama tiga belas tahun, Rasul berjuang di

Makkah untuk menghapus syirik dan penyelewengan

dan selama itu pula kaum muslim dianiaya dengan

keras oleh orang Makkah.18 Sampai Allah

mengizinkan untuk berperang di dalam surat Al-

Hajj : 39-40).

Untuk itu Rasulullah membentuk kekuatan

militer. Pertahanan militer pada masa itu selain

sebagai pertahanan juga berfungsi sebagai sarana

kekuatan politik yang bisa menjaga kewibawaan

kedaulan hukum sebuah Negara. Ini terbukti

dengan digunakannya kekuatan militer untuk

mendesak suku-suku Yahudi yang telah menghianati

perjanjian Madinah. Lebih jauh kekuatan militer

yang muncul dari masyarakat baru itu telah

berkembang sebagai mesin penyergap dunia luar,

sebuah bentuk elaborasi pertahanan yang bersifat

aktif dan dinamis. Semenjak tahun kedua hijrah

telah terjadi 25 kali perperangan.19

Dari sejumlah pertempuran yang telah

dilakukan terhadap orang-orang kafir, orang

munafik maupun orang-orang Yahudi, lahirlah

sejumlah militer kuat, yang kemudian melahirkan

militer yang sejlan dengan perkembangan

18 Tahia Al-Ismail, Tarikh Muhammah SAW, Teladan Perilaku Ummat, PT RajaGrapindo, Jakarta:1996, cet I, h. 163

19 Thohir, Op.cit,h.156

15

masyarakat Islam. Dari sinilah mulai jelas

konsep-konsep jihad yang diatur oleh Rasulullah

SAW sendiri. Peraturanpun mulai dilakukan,

strategi demi strategi mulai diciptakan, hak-hak

dan kewenangan pasukan mulai ditegaskan, dan

susunan pasukan mulai ditertibkan. Maka itu

dibuktikan dengan Madinah menjadi benteng dan

pusat pertahanan Islam yang tangguh.20

Dalam menangani kekuatan militer, Nabi

Muhammad SAW di bantu oleh beberapa orang

sahabat yang ahli dalam pertempuran dan

menangani pasukan, diantaranya:

1) Umar bin Khatab

2) Hamzah bin Abdul Muthalib

3) Ali bin Abi Thalib

4) Khalid bin Walid

5) Saad bin Abi Waqas

6) Salman al-Farisi

7) Abdullah bin Rawahaih

8) Thalha bin Ubaidillah

9) Amr bin Ash

Satu hal yang sangat penting dalam

melakukan ekspedisi militer keluar Madinah Nabi

Muhammad SAW merupakan satu kesatuan antara

20 Ali Hafidh, Beberapa Bagian dari sejarah Madinah, King Fahd Nationl Library Catalog, 1998, h. 7

16

dakwah dan penyebaran Islam diseluruh

semenanjung Arab.

Mereka memulai kegiatan militer dengan

mengirimkan mata-mata. Sasaran dari kegiatan

mata-mata ini untuk mengenal lebih jauh tentang

jalan-jalan dan strategi yang akan digunakan

dalam menghadapi pasukan musuh. Begitu kondisi

perkembangan dunia militer pada saat Rasulullah

SAW memimpin.

E. Faktor yang membawa kemajuan

Kemajuan Madinah di Masa Rasulullah disebabkan

karena keutuhan nabi Muhammad sebagi pemimpin umat.

Beliau juga sebagai seorang tokoh dunia yang

berhasil mengubah keadaan masyarakatnya melalui

pemerintahan beliau dan perubahan sosial yang

dilakukan beliau sudah diakui di seluruh dunia dan

tertoreh dalam  tulisan pujangga dan filosofis

dunia. Seperti Muhammad Iqbal, Thomas carley, Arnold

Toynbee, Will Durant dan Michael Hart yang

menuliskan pujian yang sangat agung. Bahkan M. Hart

meletakkan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh nomor

satu di antara seratus tokoh yang paling berpengaruh

di dunia.

Disamping itu beliau juga menjadi pendiri

bangsa, dengan mendrikan sebuah bangsa dengan

17

menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang

sebuah imperium yang dibangun berdasarkan

kesepakatan dan kerjasama berbagai kelompok yang

terkait. Pada masa itu, Nabi Muhammad Saw berhasil

mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya

terdiri dari suatu kelompok masyarakat yang saling

bermusuhan.

Beliau juga menjalin hubungan diplomatik dengan

mengirim utusan-utusan ke berbagai daerah di dalam

dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah, Farsi

Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya.

Sebagai pimpinan politik beliau mampu menjalin

kerjasama dengan membuat berbagai perjanjian,

diantaranya perjanjian madinah dan perjanjian

madinah. Di bidang militer Rasulullah juga memiliki

pasukan yang kuat. Di bidang Ekonomi, beliau juga

memerhatikn ekonomi masyarakat dengan menggerakkan

di bidang perniagaan dan pertanin.

Menurut pemakalah, kesuksesan kemajuan Islam di

Madinah, karena seluruh aspek kehidupan dibangun

oleh rasulullah, mulai dari politik, ekonomi, sosial

kemasyarakatan sampai kepada kekuatan militer.

F. PENUTUP

1. Kesimpulan

18

Hijrahnya Nabi ke Madinah, memberikan dampak

positif bagi umat Muslim. Disamping itu, membuat

peradaban Islam di Madinah mencakup segala aspek

kehidupan, diantaranya Nabi sebagai pemimpin

bangsa, pemimpin politik, mengatur sosial

kemasyarakatAN dan juga membentuk kekuatan

militer.

2. Saran

Pemakalah sangat menyadari keterbatasan

kemampuan dan bahan, untuk itu sangat diharapkan

pemikiran konstruktif-edukatif dan saran untuk

kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya tiada gading yang tak retak, mohon

maaf atas kesalahan dan terima kasih atas segala

saran dan kritikannya, mudah-mudahan makalah ini

bermamfaat bagi kita semua, khususnya bagi

pemakalah pribadi.

19

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Zainal Arifin, Peri Hidup Muhammad Rusulullah SAW,(Medan : Firma Rahmat 1964)

Hafidh, Ali, Beberapa Bagian dari Sejarah Madinah(terjemahan), (Jeddah: King Fadh National Library,1998), Cet 1

Harun, Maidir, Sejarah Peradaban Islam, (Padang : IAIN IBPress, 1999), Cet II

Husein Haekal, Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad(terjemahan), (Jakarta : PT. Intermasa, 1989), CetX

Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta : PTRajaGofindo, 1999), Cet I

Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : PT BaniQuraisy, 2004), Cet I

Mufrodi, Ali, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta :Logos, 1997), Cet I

Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, (Jakrta :UI Press, 1985), Cet V

Ramadhan, Al-Buthi Muhammad Said, Sirah Nabawiyah, alihbahasaAnnur Rifiq Shaleh Tamhid, (Jakarta :Rabbani Press, 1999)

Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Al-Makhtum,(Jakarta : Ummul Qura, 2011), Cet I

Su’ud, Abu, Islamologi Sejarah Ajaran dan Peradaban Umat,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003)

20

Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,(Jakarta : PT.RajaGrafindo, 2004), Cet I

_________, Kehidupan Umat Islam pada Masa Rasulullah SAW,(Bandung : PT. Pustaka Setia, 2004)

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006)ju

21