Nabi Muhammad SAW Sebagai Suri Tauladan - baixardoc

10
MAKALAH NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI SURI TAULADAN Mata Kuliah Pendidikan Agama Dosen Pengampu Muhrian Noor, S.AG, M.PD Nama : Hairil Anwar 3101 1602 3041 Farah Ulfah Kamila 3101 1602 3017 Muhammad Fauzi 3101 1602 3007 STMIK Banjarbaru 2017

Transcript of Nabi Muhammad SAW Sebagai Suri Tauladan - baixardoc

MAKALAH

NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI SURI TAULADAN

Mata Kuliah

Pendidikan Agama

Dosen Pengampu

Muhrian Noor, S.AG, M.PD

Nama :

Hairil Anwar 3101 1602 3041

Farah Ulfah Kamila 3101 1602 3017

Muhammad Fauzi 3101 1602 3007

STMIK Banjarbaru

2017

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang

mana telah melimpahkan nikmat kepada kita terutama nikmat yang paling besar

yaitu nikmat Iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW., juga tak lupa kepada keluarga-Nya,

sahabat-sahabat-Nya, tabi’in itbauttabi’in dan seluruh umat yang setia mengikuti

ajaran-Nya semoga mendapatkan syafaat di yaumul jaza wal hisab amiin.

Penulis bersyukur kepada Allah swt. karena berkat limpahan Taufik dan

Hidayah serta Inayah-Nya penulis dapat menyusun makalah dengan judul “NABI

MUHAMMAD SAW. SEBAGAI SURI TAULADAN”, penulis juga berterima

kasih pada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih dalam batas

minimal sehingga terdapat banyak sekali kekurangan atau jauh dari

kesempurnaan, berhubungan dengan wawasan atau ilmu yang penulis miliki. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang konstruktif atau yang dapat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi

pembaca.

Penulis

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN………………………………………………………………1

LATAR BELAKANG…………………………………………………………..1

RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..4

TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………...4

MANFAAT ATAU KEGUNAAN PENELITIAN……………………………...5

DAFTAR ISTILAH……………………………………………………………..6

KETELADANAN DAN USWATUN HASANAH…………………………….7

PENGERTIAN USWATUN HASANAH………………………………………7

KEPRIBADIAN RASULULLAH SAW………………………………………..9

SEJARAH SINGKAT RASULULLAH SAW....................................................10

KESIMPULAN………………………………………..………………………..22

DAFTAR PUSTAKA………………...................................................................23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang

mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk

seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta seperti yang di firmankan dalam

Qur’an surat al-Anbiya ayat 107, “Tidaklah Kami mengutus engkau (wahai

Muhammad) melainkan menjadi Rahmat bagi sekalian Alam”. Keseharian Beliau

dalam menjalani kehidupan, Nabi Muhammad SAW selalu bersikap sopan dalam

bertutur kata, jujur, tidak pernah berdusta serta luhur berbudi pekerti. Beliau

memiliki ahklak yang mulia terhadap siapa saja. Tidak mengherankan jika di

dalam Al Qur’an beliau disebut sebagai manusia paling berakhlak. Seperti dalam

firman Allah Qur’an surat al-Ahzab ayat 21, “sesungguhnya telah ada pada diri

Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan

rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Akhlak dan sifat Nabi Muhammad yang mendasar dapat diteladani yaitu sidiq

(benar), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh

(menyampaikan). Sifat yang pertama sidiq, memiliki arti bahwa Rasulullah SAW

selalu benar (jujur) dalam ucapannya. Sifat yang kedua yaitu amanah, memiliki

arti bahwa Rasulullah SAW selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya.

Sifat yang ketiga yaitu Fathonah, artinya bahwa Rasulullah SAW tidak hanya

memiliki intelektual semata tetapi juga cerdas dalam emosional dan spiritualnya.

Sifat yang keempat yaitu tabligh, artinya bahwa Rasulullah SAW selalu

menyampaikan segala wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya.

1

Seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW adalah pencerminan dari nilai-

nilai luhur di dalam Al Qur’an. Apa saja yang disampaikan beliau baik yang

tercantum dalam Al Qur’an dan As Sunnah tidak hanya berupa aturan-aturan

abstrak, tetapi merupakn ajaran yang konkret yang harus dimplementasikan ke

dalam perilaku sehari-sehari. Karakter perilaku yang sesuai dengan yang

diteladankan oleh Rasulullah SAW inilah yang disebut dengan karakter profetik.

Perilaku sehari-hari Rasulullah SAW yang kasab mata atau dapat disebut perilaku

non verbal (perilaku yang bukan lisan tetapi dapat dilihat secara langsung oleh

mata) dalam hal sifatnya seperti cara makan, minum, berpakaian, berbicara,

berkomunikasi sosial dan lain-lain. Semua perilaku Rasulullah SAW ini tercantum

dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, seperti jawaban Aisyah r.a. ketika

ditanya seorang sahabat tentang bagaimana karakter Rasulullah SAW, yang

kemudian Aisyah r.a. menjawab bahwa karakter Rasulullah SAW adalah Al-

Quran.

Mahasiswa sendiri adalah pencerminan generasi muda yang dianggap paling

tinggi tingkatannya dalam pendidikan, yang seharusnya memiliki karakter baik.

Akhlak dan perilaku mahasiswa dipandang sebagai salah satu pencerminan

keadaan moral bangasa ditengah-tengah zaman globalisasi seperti ini. Banyaknya

penagaruh globalisasi saat ini yang masuk ke Indonesia, membuat banyak anak

muda terutama mahasiswa kehilangan kepribadian diri dalam hal berkarakter yang

seharusnya mengikuti teladan Rasulullah SAW. Hal ini ditunjukan dengan adanya

gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.

Dilihat dari cara makan, minum, berpakaian, berbicara dan

berkomunikasi sosial dengan sesama dan lain-lainya banyak yang menirukan

tingkah laku dan gaya selebritis. Sikap dan perilakunya tidak kenal sopan santun

dan bahkan tidak peka dan tidak ada rasa perduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu pengemban misi untuk

membentuk warga negara agar cerdas, terampil, dan berkarakter serta mampu

mengimplementasikannya kedalam sikap dan perilaku di kehidupan sehari-hari.

2

Cholisin (2011: 3) berpendapat bahwa:

Pkn sebagai pendidikan karakter merupakan salah satu misi yang harus

diemban. Misi lain adalah sebagai pendidikan politik/ pendidikan

demokrasi, pendidikan hukum, pendidikan HAM, dan bahkan pendidikan

anti korupsi. Dibanding dengan mata pelajaran lain,mata pelajaran PKn dan

Agama memiliki posisi sebagai ujung tombak dalam pendidikan karakter.

Sementara itu Maftuh dan Sapriya yang dikutip dalam Anonim (2011) juga

berpendapat bahwa:

Tujuan Negara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan agar setiap

warga Negara menjadi warga Negara yang baik (to be good citizens), yakni

warga Negara yang memiliki kecerdasan (civic intelegence) baik intelektual,

emosional, social, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung

jawab (civics responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat.

Hal ini berarti bahwa jelas hubungan antara pendidikan kewarganegaraan

dengan karakter sangat erat. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan komponen

utama dan merupakan ujung tombak dalam pendidikan karakter untuk bangsa ini,

agar memiliki manusia yang cerdas dalam pengetahuan maupun cerdas dalam

bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan sesuai teladan yang diajarkan

Rasulullah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirasa cukup

penting untuk melakukan penelitian mengenai “Karakter Profetik Perilaku Sehari-

hari Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Studi Kasus

Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas

Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013)”.

3

B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian

Permasalahan yang terkait dengan judul di atas sangat luas, sehingga

tidak mungkin dari banyaknya permasalahn yang ada dapat dijangkau dan

terselesaikan. Oleh karena itu, juga perlu adanya pembatasan masalah dalam

judul ini sebelum dilanjutkan ke perumusan masalah yaitu karakter profetik

perilaku sehari-hari yang dimaksud dalam judul ini adalah perilaku non verbal

atau perilaku yang kasab mata dapat diamati meliputi cara makan, minum,

berpakaian, berbicara dan berkomunikasi sosial dari mahasiswa Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

Berdasarkan judul yang telah dibuat, agar tidak terjadi salah tafsir perlu

dilakukan perumusan masalah. Perumusan masalah di atas adalah sebagai

berikut:

“Bagaimana Implementasi Meneladani Perilaku Profetik Rasulullah SAW

Sehari-hari pada Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan puncaknya dalam merealisasikan aktivitas

yang akan dilaksanakan, sehingga dalam melaksanakan penelitian dapat

menjadi lebih terarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui bentuk karakter perilaku profetik pada mahasiswa

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraann di Universitas Muham-

madiyah Surakarta.

b. Untuk mengetahui solusi alternative yang perlu dilakukan untuk

menanamkan karakter profetik perilaku sehari-hari pada mahasiswa

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

4

2. Tujuan Khusus

Untuk mendeskripsikan kecenderungan mahasiswa Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan dalam meneladani perilaku profetik Rasulullah sehari-

hari.

D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun

masyarakat mengenai karakter profetik perilaku sehari-hari mahasiswa.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai gambaran

karakter profetik perilaku sehari-hari mahasiswa.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk kegiatan

penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Menyebarluaskan informasi dan masukan mengenai karakter profetik

perilaku sehari-hari pada mahasiswa Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, kaitannya dengan mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

b. Sebagai calon pendidik pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan

penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik, serta bagi

masyarakat luas pada umumnya.

5

E. Daftar Istilah

Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi ini,

peneliti perlu mencantumkan daftar istilah dari skripsi ini. Adapun istilah-

istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengertian karakter. Menurut Hornby dan Parnwell dikutip dalam

Hidayatullah (2010:12) karakter artinya “kualitas mental atau moral,

kekuatan moral, nama atau reputasi”.

2. Pengertian profetik. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2007:897), profetik

adalah “berkenaan dengan kenabian atau ramalan; semangat--sastra sufi di

dunia modern dipandang masih relevan”.

3. Pengertian karakter profetik. Menurut Marzuki (2010:20), karakter profetik

adalah “bentuk-bentuk sikap dan perilaku yang sudah diteladankan

olehNabi Muhammad saw. yang merupakan realisasi dari apa yang

terkandung dalam ayat-ayat suci Al-Quran.”

4. Pengertian perilaku. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2007:859), perilaku

adalah “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau

lingkungan”.

6

BAB II

KETELADANAN DAN USWATUN HASANAH

A. Pengertian Uswatun Hasanah

Uswatun Hasanah berasal dari dua kata yaitu uswah yang berarti teladan,

dan hasanah, berasal dari kata hasuna, yahsunu, husnan wa hasanatan, yang

berarti sesuatu yang baik, pantas dan kebaikan. Menurut Raghib al-Asfahani

(seorang pakar bahasa), hasanah adalah segala sesuatu kebaikan atau

kenikmatan yang diperoleh manusia bagi jiwa, fisik, dan kondisi perasaannya.

Maka Uswatun Hasanah adalah suatu perilaku yang mulia yang menjadi

teladan bagi umat manusia.1

Uswatun Hasanah diterjemahkan dengan panutan yang baik. Uswah bisa

dibaca dengan men-dammah-kan hamzah, bisa juga dibaca iswah dengan

membaca kasrah hamzahnya. Keduanya qira’at yang mutawatir. Kata ini bisa

jadi merupakan kata jadian (masdar) dari asa-ya’su-aswan-asan, yang artinya

mengikuti (iqtida’) atau nama dari sesuatu yang diikuti. Akar katanya alif-sin-

waw yang mempunyai arti menyembuhkan, memperbaiki dan mendamaikan.

Seorang dokter disebut al-asi. Ungkapan “asautu al-jurh” artinya aku

mengobati kamu. Asautu baina qaum artinya aku mendamaikan dua kelompok

itu. Bagaimana hubungan antara arti memperbaiki, mengobati, mendamaikan

dangan arti panutan yang merupakan arti dari dua kata uswah, barangkali

karena orangyang pekerjaannya mendamaikan, mengobati patut untuk menjadi

panutan.2

Kata uswah ada juga yang membacanya iswah atau suri teladan

digunakan untuk menunjukkan sifat dan juga kepribadian seseorang.3 Uswatun

Hasanah terdiri dari dua rangkaian kalimat, uswah dan hasanah. Uswah (ٌ سس وو أ (ة

berarti ةودق, ikutan, panutan. Hasanah bermakna “yang baik”. Uswatun Hasanah

adalah contoh suri teladan yang baik.4

1Ahsin W. al-Hafidz, Kamus Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2005), 303.2Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid VII, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 639.3Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an vol 14, (Jakarta:Lentera Hati,

2009),163.4Yunan Yusuf, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2003), 198.

7

Definisi Uswatun Hasanah dijelaskan pula dalam al-Qur’an surat al-

Mumtahanah ayat 4 dan 6: