PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN - WordPress.com

479
Linda Ika Mayasari, S.Pd., M.Pd

Transcript of PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN - WordPress.com

Linda Ika Mayasari, S.Pd., M.Pd

Setiap jenis, jalur & jenjang pendidikan wajib memuat Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama & Pendidikan Kewarganegaraan

Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adlh hubungan antara warga negara & negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan & Pendidikan Pendahuluan Bela Negara merupakan salah satu komponen yg tdk dpt dipisahkan dr Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dlm susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia.

• WN YANG BAIK DAN BERTANGGUNG JAWAB

• WN NASIONALIS

• WN INTELEKTUAL

• MENGUASAI KEMAMPUAN BERFIKIR,

• BERSIKAP RASIONAL DAN

• DINAMIS

Tujuan Umum. Memberikan pengetahuan & kemampuan dsr kpd mhs mengenai hub antara WN dng Neg serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agr mnjdi WN yg dpt diandalkan oleh bangsa & negara.

Tujuan Khusus. Agr mhs dpt memahami & melaksanakan hak & kewajiban scr santun, jujur & demokratis srt ikhlas sbg WN RI terdidik & bertanggung jawab.

◦ Agr mhs menguasai & memahami berbagai mslh dsr dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara, srt dpt mengatasinya dng pemikiran kritis & bertanggungjawab yg berlandaskan PS, Wasnus & Tahnas.

◦ Agr mhs memiliki sikap & perilaku yg ssuai dng nilai2 kejuangan, cinta tanah air, srt rela berkorban bg nusa & bangsa.

KOMPETENSI MATA KULIAH

ILMUWANPROFESIONAL

CINTA TANAH AIR

NASIONALISME TINGGI

DEMOKRATIS

MEMILIKI DAYA SAING

DISIPLIN

BERPARTISIPASI AKTIF

DALAM MEMBANGUN

KEHIDUPAN YANG

DAMAI BERDASARKAN

SISTEM

PANCASILA

Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

◦ Warga negara dituntut hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.

◦ Untuk itu diperlukan bekal ilpengtek dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya bangsa.

◦ Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

◦ Sebagai perbandingan, di berbagai negara juga dikembangkan

◦ Materi pendidikan umum (general education/humanities) sebagai

◦ Pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku warga negaranya.

1. Amerika Serikat : History, Humanity, Philosophy.

2. Jepang : Japanese History, Ethics, Philosophy.

3. Filipina : Philipino, Family Planning, Taxation and Land

4. Reform, The Philipine New Constitution, Study of Human Rights.

5. Beberapa negara lainnya : Civics Education.

Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.

Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara.

Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.

PANCASILA

1) UUD 1945

a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan

dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).

b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum

dan pemerintahan.

c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya

pembelaan negara.

d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha

pertahanan dan keamanan negara.

e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.

2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang

Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian di Perguruan Tinggi.

MPR, UUD Negara RI Tahun 1945 Beserta Amandemennya,

FILSAFAT PANCASILA

Linda Ika Mayasari, M.Pd

“PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN

MEMBENTUK WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT DALAM RANGKA

MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA‖ (Ps 3 UU RI No 20 tahun 2003)

PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN :

―…UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG

BERIMAN BAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, SEHAT, BERILMU, CAKAP,

KREATIF, MANDIRI, DAN MENJADI WARGANEGARA YANG DEMOKRATIS DAN

BERTANGGUNG JAWAB‖ ( Ps 3 UU RI No.20 Tahun 2003)

―KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH‖ WAJIB MEMUAT :

a. PENDIDIKAN AGAMA

b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

c. BAHASA

(Ps 37 AYAT 1 UU No 20 tahun 2003)

―KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI‖ WAJIB MEMUAT :

a. PENDIDIKAN AGAMA;

b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;

c. BAHASA.

(Ps 37 AYAT 2 UU No.20 tahun 2003)

―Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003:

―Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta

tanah air‖

~ SUMBER NILAI DAN

~ PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM STUDI DALAM MENGANTARKAN

MAHASISWA, UNTUK

~ MENGEMBANGKAN KEPRIBADIANNYA SELAKU

WARGANEGARA YANG BERPERAN AKTIF

~ MENEGAKKAN DEMOKRASI MENUJU

MASYARAKAT MADANI

Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :

~ mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia,

~ mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara,

~ menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

BERTUJUAN UNTUK MENGUASAI :

~ Kemampuan berfikir,

~ Bersikap rasional, dan dinamis,

~ Berpandangan luas sebagai

manusia intelektual.

Mengantarkan mahasiswa selaku warganegara, memiliki :

a. Wawasan kesadaran bernegara, untuk : - bela negara. - cinta tanah air.

b. Wawasan kebangsaan, untuk : - kesadaran berbangsa - mempunyai ketahanan nasional.

c. Pola pikir, sikap yang komprehensif- Integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.

Agar mahasiswa :

1. Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan kewarganegaraan,

2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warganegara yang terdidik.

3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa dan bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.

Masyarakat madani (almujtama’al-madani) adalah masyarakat bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif indivudual.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang secara umum memiki ciri-ciri berbudaya, berperadaban, demokratis, dan berkeadilan.

Masyarakat madani adalah masyarakat masyarakat yang berperadaban(ber-―madaniyah‖), karena tunduk dan patuh pada ajaran kepatuhan yang dinyatakan dalam supermasi hukum dan peraturan.

Masyarakat madani adalah suatu sistem sosial yang subur yang didasarkan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat, serta masyarakat mendorongkan daya usaha dan inisiatif individu, baik dari segi pemikiran, seni, ekonomi, maupun taknologi.

ATRIBUT MASYARAKAT MADANI INDONESIA

1. BER-KETUHANAN YANG MAHA ESA,

2. BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,

3. BERSATU DALAM NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA,

4. DEMOKRATIS-KONSTITUSIONAL,

5. BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH

RAKYAT INDONESIA,

6. BERBHINNEKA TUNGGAL IKA,

7. MENJUNJUNG TINGGI HAK DAN KEWAJIBAN

AZASI MANUSIA,

8. MENCINTAI PERDAMAIAN DUNIA.

CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969, SMA 1969

PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73 PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975,

1984. PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) :

SD, SMP, SMU 1994-Sekarang PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang (rintisan) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT (UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)

• CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)

• CITIZENSHIP EDUCATION (UK)

• TA’LIMATUL MUWWATANAH, (TIMTENG)

TARBIYATUL WATONIYAH

• EDUCACION CIVICAS (MEXICO)

• SACHUNTERRICHT (JERMAN)

• CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)

• SOCIAL STUDIES (USA, NEW ZEALAND)

• LIFE ORIENTATION (AFRIKA SELATAN)

• PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)

• CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)

• OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)

• PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (INDONESIA)

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian 1) Setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib

memuat Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan

2) Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan

adalah hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

3) Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara merupakan salah satu komponen yg tidak dapat dipisahkan dari Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dalam susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia.

-SEPANJANG PERJALANAN SEJARAH BANGSA INDONESIA MENGALAMI PASANG SURUT, MENGALAMI KONDISI DAN TUNTUTAN YG BERBEDA SESUAI DENGAN ZAMANNYA.

- KONDISI & TUNTUTAN YANG BERBEDA TERSEBUT DITANGGAPI BANGSA INDONESIA DENGAN KESAMAAN NILAI-NILAI PERJ. BGS YG DILANDASI OLEH JIWA, TEKAD & SEMANGAT KEBANGSAAN.

- KESEMUANYA ITU TUMBUH MENJADI KUAT YG MAMPU MENDORONG PROSES TERWUJUDNYA NKRI. - SEMANGAT PERJUANGAN BANGSA INDONESIA YANG TAK KENAL MENYERAH MERUPAKAN KEKUATAN MENTAL SPIRITUAL YANG DAPAT MELAHIRKAN SIKAP & PERILAKU HEROIK & PATRIOTIK YANG HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP WARGA NEGARA NKRI.

- NILAI-NILAI PERJUANGAN BANGSA MASIH RELEVAN DALAM PECAHKAN SETIAP PERMASALAHAN DALAM BERMASYRAKAT, BERBANGSA & BERNEGARA SERTA SUDAH TERBUKTI KEANDALANNYA.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Globalisasi yang diwarnai perkembangan iptek (informasi, kom, Tansp) membuat dunia menjadi transparan ( “borderless country” )

Oleh sebab itu isu globalisasi (demokrasi, ham, lh) akan pengaruhi struktur kehidupan (pola pikir, sikap dan tindak) masyarakat Indonesia termasuk mental spiritual.

Perjuangan non fisik tersebut memerlukan sarana kegiatan Pendidikan bagi setiap wni khususnya mahasiswa sebagai calon Cendekiawan melalui pendidikan kewarganegaraan.

UNTUK MENGHADAPI GLOBALISASI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN, DIPERLUKAN PERJUANGAN NON FISIK SESUAI BIDANG PROFESI MASING-MASING. PERJUANGAN INI HRS DILANDASI NILAI-NILAI PERJUANGAN BANGSA INDONESIA --> SEHINGGA KITA MEMILIKI WAWASAN, CINTA TANAH AIR, UTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.

LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1) UUD 1945

a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).

b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan pemerintahan.

c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.

d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.

2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. 3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor

43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

OBJEK PEMBAHASAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

a) Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan

warga negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.

b) Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi

hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara.

Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat

interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.

PANCASILA DALAM PENDEKATAN FILSAFAT Ilmu pengetahuan yang mendalam dan mendasar mengenai Pancasila, dan merupakan suatu kajian nilai-nilai yang terdapat dalam masing-masing sila, mencari intinya, hakikat dari inti dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya yaitu : Nilai Ketuhanan; Nilai Kemanusiaan; Nilai Persatuan; Nilai Kerakyatan; Nilai Keadilan. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia.

Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi manusia.

Nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang menyangkut jenis dan minat.

Nilai adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia.

CIRI-CIRI NILAI : suatu realitas abstrak, bersifat normatif, sebagai motivator (daya dorong) manusia dalam bertindak.

Prof. Notonegoro, ada 3 (tiga) macam nilai :

1. Nilai materiil, sesuatu yang berguna bagi jasmani

manusia;

2. Nilai vital, sesuatu sesuatu yang berguna bagi manusia

untuk dapat melaksanakan kegiatan;

3. Nilai kerokhanian, yang dibedakan :

- nilai kebenaran berdumber pada akal piker manusia

(rasio, budi, cipta);

- nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa

manusia;

- nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada

kehendak karsa, hati nurani manusia;

- nilai religius (ketuhanan) bersifat mutlak bersumber

pada keyakinan manusia.

Perbuatan manusia

(actus hominis), diluar

pengamatan manusia.

Perbuatan insani (actus

humanus), dibawah

pengawasan manusia.

Kehendak : tetarik – memilih memutuskan

Jiwa/rokhani kebaikan yang dimengerti

Budi : pengertian – pertimbangan

Manusia

Nafsu–pengetahuan indriyani Catur rasa daya umum

daya gambar Badan/Jasmani daya ingat

daya penduga Pancaindera OBYEK

IDEOLOGI

idea + logos = ilmu tentang gagasan atau cita-cita. cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai sehingga cita-cita itu merupakan dasar, pandangan/paham

Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat

Sebagai pemersatu masyarakat dan dengan demikian dapat menjadi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi

Ideologi tidak sama dengan Filosofi Ideologi adalah cara pandang ideal bagi

sekelompok masyarakat (ideal way of life for society)

Filosofi adalah cara pandang mengarungi kehidupan (the way of living life)

Ideologi bersifat startegis-politis Filosofi bersifat strategis-humanis

1. Mempunyai kekuatan (have power)

2. Mampu menuntun dalam evaluasi (guidance of evaluation)

3. Menyediakan petunjuk dalam beraksi (guidance of action)

4. Harus logis (logic)

1. Sebagai sekumpulan ide yang normatif 2. Sebagai bentuk struktur logika internal 3. Sebagai ide dalam interaksi manusia 4. Sebagai ide dalam struktur organisasi 5. Sebagai cara persuasif 6. Sebagai tempat interaksi sosial

Anarkisme

Demokrasi Kristen

Komunisme

Komunitarianisme

Konservatisme

Fasisme

Politik Hijau

Islamisme

Liberalisme

Libertarianisme

Nasionalisme

Demokasi Sosial

Sosialisme

PANCASILA

• Pancasila : Sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara (philosophische grondslag) dari negara Indonesia berupa nilai-nilai budaya bangsa, dan sebagai ideologi nasional yang terbuka.

• Pancasila adalah dasar (filsafat) negara, sedang UUD 1945 adalah dasar (hukum) negara Indonesia.

• Nilai dasar Pancasila bersifat tetap, dapat dijabarkan sesuai dengan dinamika perkembangan dan tuntutan masyarakat

Pancasila sebagai dasar (filsafat) negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara.

Nilai dasar Pancasila bersifat abstrak, normatif dan nilai itu menjadi motivator kegiatan dalam penyelenggaraan bernegara.

• a. Nilai Dasar Asas-asas yang kita terima sebagai dalil dam bersifat mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu

yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi.

• b. Nilai Instrumental Pelaksanaan umum dari nilai dasar, berbentuk norma sosial, dan norma hukum yang terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.

• C. Nilai Praksis

Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, yang merupakan batu ujian apakah nilai dasar

dan nilai instrumental benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia.

Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat sendiri.

Nilai itu bukan keyakinan sekelompok orang, tetapi hasil kesepakatan.

Isinya tidak langsung operasional.

Dimensi Realitas Nilai-nilai ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup di

dalam masyarakat Indonesia. Merupakan nilai dasar yang abadi dan tidak boleh diubah.

Dimensi Idealitis Ideologi selain memberi penafsiran atau pemahaman atas

kenyataan, juga mempunyai sifat futuristik yaitu memberi gambaran akan masa depan yang ingin diwujudkan.

Dimensi Fleksibilitas Memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan

pemikiran-pemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Nilai-nilai yang terkandung merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat, bukan berasal dari masyarakat

Berlakunya nilai ideologi dipaksakan di masyarakat.

Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan atas tuntutan-tuntutan yang konkret, operasional dan diajukan dengan mutlak.

Nilai Ketuhanan Adanya pengakuan dan keyakinan bangsa

terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.

Nilai Kemanusiaan Kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-

nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani. Manusia perlu diperlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya.

Nilai Persatuan

Usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Menghayati semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Nilai Kerakyatan

Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.

Nilai Keadilan

Sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Negara Indonesia yang berkeadilan.

Pancasila selain berkedudukan sebagai Staatsfundamentalnorm, juga sebagai Cita Hukum (rechtidee) yang menguasai hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak tertulis, dan merupakan gagasan, pikiran, rasa dan cipta mengenai hukum yang seharusnya diinginkan masyarakat. yang menguasai hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak tertulis.

2 (dua) fungsi Pancasila sebagai cita hukum Fungsi regulatif , artinya cita hukum menguji apakah hukum yang dibuat adil atau tidak bagi

masyarakat; Fungsi konstitutif, artinya fungsi yang

menentukan bahwa tanpa dasar cita hukum maka hukum yang dibuat akan kehilangan maknanya

sebagai hukum.

Pengamalan secara obyektif : dengan melaksanakan dan mentaati peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang berlandaskan pada Pancasila;

Pengamalan secara subyektif : dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

3 (tiga) faktor yang membuat Pancasila semakin sulit

dan marginal dalam semua perkembangan yang terjadi

:

1. Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim

ORBA yang menjadikan Pancasila sebagai alat

politik untuk mempertahankan status quo

kekuasaannya;

2. Liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan

tentang Pancasila sebagai satu-satunya asas setiap

organisasi.

3. Desentralisasi dan otonomisasi daerah yang sedikit

banyak mendorong pengutan sentiment kedaerahan,

sehingga Pancasila kian kehilangan posisi

sentralnya.

1. Radikalisasi (Ruh Baru) Pancasila 2. Mengembalikan Pancasila sesuai dengan jati

dirinya (memberi visi kenegaraan), yaitu sebagai ideologi dan dasar negara;

3. Mengganti persepsi dari Pancasila sebagai ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu;

4. Mengusahakan Pancasila mempunyai konsistensi dengan produk-produk perundangan, koherensi antar sila, dan korespondensi dengan realitas sosial, dan;

5. Pancasila yang semula melayani kepentingan vertikal menjadi Pancasila yang melayani kepentingan horizontal.

50

1. Buat contoh kasus dan peristiwa yang selaras dan tidak selaras dengan visi, misi dan kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Buat contoh upaya bela negara dalam berbagai bidang profesi kecuali militer dan polisi.

3. Jelaskan apakah dengan adanya Internet dan penggunaannya dapat mengancam Ketahanan Nasional.

LATIHAN PENGUASAAN KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH

51

1. Buat contoh kasus dan peristiwa yang selaras dan tidak selaras dengan visi, misi dan kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Buat contoh upaya bela negara dalam berbagai bidang profesi kecuali militer dan polisi.

3. Jelaskan apakah dengan adanya Internet dan penggunaannya dapat mengancam Ketahanan Nasional.

LATIHAN PENGUASAAN KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Udin S. Winataputra, H., (2004). Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana psiko- pedagogis untuk mewujudkan masyarakat madani. Makalah Bahan Sajian dan Diskusi Dalam Lokakarya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti-Depdiknas. 21-22 September 2004.

2. UU. No. 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. SKep. Dirjen DIKTI – Depdiknas, No. 38/DIKTI/Kep/2002. tentang Rambu-rambu pelaksanaan Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

4. Sudargo Gautama. (1997). Warga Negara dan Orang Asing. Bandung : Alumni.

5. Sharp, Gene. (1997). Menuju Demokrasi tanpa Kekerasan. Terjemahan: Sugeng Bahagiyo. Jakarta : Pustaka Sinar Haraoan.

6. Bondan Gunawan S. (2000). Apa itu Demokrasi . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

7. Beetham, David & Boyle, Kevin. (1995). Demokrasi . Terjemahan : Bern. Hidayat. Yogyakarta : Kanisius.

8. Saafroedin Bahar dan A.B. Tangdililing. (Penyunting). ( 1996). Intergrasi Nasional : Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

9. F. Isjwara. (1982). Ilmu Politik. Bandung : Angkasa.

10.Tim Dirjen Dikti-Dep Diknas. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

11.Tim Lemhannas. (1994). Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Pancasila dan UUD 1945

LINDA IKA MAYASARI, M.Pd

Secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara RI. Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar hukum positif, yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

Secara material, Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia dan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI DAN UUD 1945

Linda Ika Mayasari, M.Pd

Pancasila sebagai staat fundamental norm tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD RI 1945. Pancasila sebagai filosofi negara.

Hubungan Pembukaan UUD RI 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 yang mempunyai fungsi hubungan langsung yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi dalam Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD1945.

UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis

Hukum dasar tidak tertulis “Convensi”

Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945: Demokrasi Indonesia dan penjabarannya menurut UUD

1945 dalam sistem ketatanegaraan Indonesia

Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945(sistem kekuassan

Asas Otonomi

Hubungan antar lembaga negara

Sebagai hukum dasar yang tertulis Sebagai dasar sumber hukum Sebagai norma yang mengikat ; lembaga

pemerintahan.lembaga masyarakat, warga negara.

Sebagai hukum yang menempati hirarkhi tertinggi dalam hukum tertulis negara(UU No 10 Tahun 2004/UU No 12 / 2011 )

Sebagai alat pengotrol, pengecek terhadap produk hukum yang lebih rendah.

UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan-badan tersebut.

• Singkat ( Pembukaan 4 alinea, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Tambahan

• Memuat aturan pokok sebagai instruksi kepada pemerintah.

• Luwes, supel artinya dinamis dan tidak mudah ketinggalan zaman

• Mengandung semangat penyelengara negara yang baik.

• Mengatur mekanisme dan sisitem pemerintahan dalamsuatunegara

Kesimpulan :

Sebagai hukum positif dalam tertib hukum Indonesia yang tertinggi, UUD bersifat tertulis, rumusannya harus jelas dan mengikat pemerintah sebagai penyelengara negara serta setiap warga negara.

Norma-norma/aturan dalam UUD harus dilaksanakan secara konstitusional

Selain hukum dasar tertulis, terdapat “ konvensi” sebagai aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaan negara meskipun tidak tertulis.

Syarat konvensi ;

- tidak bertentangan dengan UUD

- sebagai pelengkap UUD, pengisi kekosongan karena UUD tidak mengatur

- berlaku berulang-ulang dan dipelihara,merupakan kebiasaan dalam penyelenggaraan negara

- tidak tertulis.

Pengertian

Negara adalah : suatu organisasi dari sekelompok manusia yang bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Unsur Konstitutif;

Unsur dasar negara yang bersifat kontitutif meliputi; wilayah udara, darat, laut, dan perasaan rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yang berdaulat

Unsur Deklaratif;

Unsur negara yang bersifat deklaratif meliputi unsur dasar konstitutif dan adanya tujuan negara serta pengkuan dari negaralain, secara de jure dan de facto

Teori yang berdasarkan kekuasaan (machstaat); tujuan negara adalah untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan.

Teori yang mengutamakan kemakmuran negara( etatisme)

Teori yang mengutamakan kemakmuran orang perorangan (individu); negara melalui undang-undang menjamin kebebasan untuk mencapai kemakmuran individu (liberty liberal)

Teori tujuan negara yang mengutamakan kemakmuran rakyat dicapai secara adil( tipe negara hukum/material-social service state)

Tujuan bernegara bangsa Indonesia dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat yaitu :

a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

b. memajukan kesejahteraan umum,

c. mencerdaskan bangsa,

d. ikut melaksanakan ketertiban dunia,berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadialn sosial

Yang didasarkan pada/ diukur menurut ;1.Ketuhanan Yang Maha Esa,2. Kemanusiaan yang adildan beradab,3. Persatuan Indonesia, 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan perwakilan dan,5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jadi teori kenegaraan kita dalam hal tujuan negara diarahkan pada segi-segi nasional dan internasional dengan berdasar pada Pancasila

Negara Kesatuan (Unitary State); menghendaki satu negara yang bersatu atas dasar kesatuan

Negara Serikat (Federation); merupakan bentuk negara yang terdiri dari negara-negara bagian, tiap-tiap negara bagian mempunyai hak untuk membentuk, menyusun undang-undang dasar sendiri serta mengatur urusan rumah tangga pemerintahan secara bebas

Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik (sistem kekuasaan negara).

Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan:

“ Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,Konstitusi Negara Indonesia berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik , Negara Indonesia berdasarkan persatuan Indonesia”

Menurut Prof Moh .Yamin negara Indonesia mempunyai corak istimewa 1. berbentuk Republik dan 2.mewujudkan unitarisme-berotonomi (dari atas sampai kebawah)

• Hakekat negara persatuan Negara yang merupakan suatu kesatuan dan unsur-

unsur yang membentuknya yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, agama, wilayah-wilayah yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda.

Merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah, dan tidak terbagi-bagi seperti halnya negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum nasional, satu bahasa,serta satu bangsa.

Paham negara persatuan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, … yaitu Negara Persatuan yaitu mengatasi segala paham golongan dan paham perorangan dan tidak berdasarkan individualisme pada negara liberalisme.

Makna persatuan dengan seloka Bhinneka Tunggal Ika

Paham negara kebangsaan berlandaskan Pancasila

Paham negara integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup,keselarasan, dalam hubungan antar individu maupun masyarakat. Tidak mengenal dominasi mayoritas, tidak memihak kepada yang kuat, tidak mengenal tirani minoritas. Didalam terkandung nilai kebersamaan, kekeluargaan, ke”bhinneka-tunggal-ika”an.

• Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral

• Semua golongan bagian,bagian dan anggotanya berhubungan erat satudengan lainnya

• Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang organis.

• Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya

• Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan atau perseorangan

• Negara tidak menganggap kepentingan ssesorang sebagai pusat

• Negara tidak hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan saja

• Negara menjamin kepentingan seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral

• Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Paham /idiologi liberalisme berprinsip bahwa rakyat merupakan ikatan dan individu-individu yang bebas dantumbuhnya berdsarkan sintesa dari beberapa paham a.l. paham materialisme, rasionalisme, dan individualisme.

Paham sosialime komunis (Karl Marx), memandang bahwa hakikat kebebasan dan hak individu itu tidak ada.pada hakikatnya manusia hanya sebagai mahluk sosial saja.dalam kehidupan masyarakat terjadi interaksi dialektis antara kelas kapitalis dan kelas proletar,buruh.

Tidak terjadinya fungsi pengawasan dan saling mengimbangi (checks and

balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan. Terjadinya penumpukan

kekeuasaan pada yang berada ditangan MPR, sehingga menyebabkan

kekeuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memeiliki hubungan

dengan rakyat.

Terjadinya dominasi kekuasaan ditangan Presiden selaku eksekutif, baik di

bidang legislatif maupun yudikatif yaitu adanya hak prerogatif (a.l.

memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi ) dan kekuasaan membuat

undang-undang. Hal ini tertulis dalam penjelasan UUD 1945 yang berbunyi

Presiden penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggidi bawah Majelis.

UUD 1945 menagandung pasal-pasal yang terlalu luwes shingga dapat menimbulkan

lebih dari satu tafsiran (multi tafsir), misal pasal 7 (sebelum diubah) yang berbunyi”

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatanya selama masa lima tahun dan

sesudahnya dapat dipilih kembali”Kemudian Pasal 6 ayat (1) “Presiden ialah orang

Indonesia asli”,yang memberikan arti yang beragam.

LATAR BELAKANG AMANDEMEN/PERUBAHAN UUD 1945

PENDAHULUAN

NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu

Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002

Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan

Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada

tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum

dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

JATI DIRI BANGSA

INDONESIA (IDENTITAS NASIONAL)

Linda Ika Mayasari, M.Pd

TERJADI PERGESERAN

JATI DIRI BANGSA INDONESIA

SOPAN

SANTUN

RAMAH TAMAH

KERUKUNAN

TOLERANSI

APATIS

DISLOYALTY

PREJUDICE

AGRESIF

KRISIS JATI DIRI !

JATI DIRI BANGSA INDONESIA DILECEHKAN !

JATI DIRI BANGSA INDONESIA DIPERTANYAKAN

EKSISTENSINYA!

JATI DIRI

JATI DIRI MERUPAKAN FITRAH MANUSIA YANG MENGANDUNG SIFAT

DASAR YANG DIBERIKAN OLEH TUHAN DAN MERUPAKAN POTENSI

YANG DAPAT MEMANCAR DAN DITUMBUHKEMBANGKAN

JATI DIRI ADALAH SIAPA KITA SESUNGGUHNYA, FITRAH MANUSIA

ATAU JUGA NUR ILAHI YANG BERISIKAN SIFAT-SIFAT DASAR MANUSIA

YANG MURNI DARI TUHAN YANG BERISIKAN PERCIKAN –PERCIKAN

SIFAT ILAHI DALAM BATASKEMAMPUAN INSANI DIBERIKAN SEWAKTU

LAHIR

KARAKTER

“CHARACTER IS A STRIVING SYSTEM WHICH UNDERTY BEHAVIOR”

(SIGMUND FREUD)

KARAKTER MERUPAKAN KUMPULAN TATA NILAI YANG MEWUJUD

DALAM SUATU SISTEM DAYA DORONG (DAYA JUANG) YANG MELANDASI

PEMIKIRAN, SIKAP DAN PERILAKU YANG AKAN DITAMPILKAN

SECARA MANTAP

KARAKTER MERUPAKAN AKTUALISASI POTENSI DARI DALAM DAN

INTERNALISASI NILAI-NILAI MORAL DARI LUAR MENJADI

KEPRIBADIANNYA

KETERKAITAN JATI DIRI, KARAKTER DAN PERILAKU

SEBAGAI SUATU PROSES

• PENDIDIKAN

• PENGALAMAN

• PERCOBAAN

• PENGORBANAN

• PENGARUH

LINGKUNGAN

WUJUD PENGEMBANGAN

KARAKTER

BUDI PEKERTI

AKHLAK

DAYA JUANG

TEORI TERBENTUKNYA BANGSA

1. PROFESOR ERNEST RENAN Nation adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yg

terdiri atas manusia-manusia yg saling merasa bersetia kawan dengan satu sama lain. Nation adalah suatu jiwa, suatu asas spiritual… ia adalah suatu kesatuan solidaritas yg besar, tercipta oleh perasaan, pengorbanan yg telah dibuat di masa lampau dan yg oleh manusia-manusia yg bersangkutan bersedia dibuat di masa depan. Nation mempunyai masa lampu, tetapi ia melanjutkan dirinya pada masa kini melalui suatu kenyataan yg jelas yaitu kesepakatan, keinginan yg dikemukakan dengan nyata untuk terus hidup bersama.

JATI DIRI BANGSA

JATI DIRI MANUSIA

SESUATU YANG TERBERI (GIVEN) DARI TUHAN PADA WAKTU KELAHIRAN

DAN MERUPAKAN FITRAH MANUSIA

JATI DIRI BANGSA

LAHIR DARI PILIHAN SEKUMPULAN INDIVIDU YANG MENGELOMPOK

DAN BERSEPAKAT UNTUK MENDIRIKAN BANGSA

JATI DIRI BANGSA MERUPAKAN PENCERMINAN ATAU TAMPILAN KARAKTER

BANGSA INDONESIA

KARAKTER BANGSA MERUPAKAN AKUMULASI ATAU

SINERGI DARI KARAKTER INDIVIDU YANG MENGELOMPOK MENJADI

BANGSA INDONESIA

KARAKTER BANGSA AKAN DITAMPILKAN SEBAGAI NILAI-NILAI LUHUR

YANG DIGALI DARI KEHIDUPAN NYATA OLEH FOUNDING FATHERS,

DIRUMUSKAN DALAM SUATU TATA NILAI YANG KITA KENAL SEBAGAI

FUNGSI JATI DIRI BANGSA

PENANDA KEBERADAAN ATAU EKSISTENSINYA (BANGSA YANG TIDAK

MEMPUNYAI JATI DIRI BANGSA TIDAK AKAN EKSIS DALAM KEHIDUPAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

PENCERMINAN KONDISI BANGSA YANG MENAMPILKAN KEMATANGAN JIWA

DAYA JUANG DAN KEKUATAN BANGSA

PEMBEDA DENGAN BANGSA LAIN DI DUNIA ( DISINILAH HARUS TAMPAK

MAKNA PANCASILA SEBAGAI YANG HARUS BISA KITA BANGGAKAN DAN

UNGGULKAN YANG MERUPAKAN PEMBEDA DARI BANGSA – BANGSA LAIN

DI DUNIA

WAWASAN KEBANGSAAN

WAWASAN KEBANGSAAN ADALAH CARA PANDANG KITA TERHADAP

DIRI SENDIRI SEBAGAI BANGSA YANG HARUS MENCERMINKAN RASA

DAN SEMANGAT KEBANGSAAN (KARAKTER BANGSA) DAN MAMPU

MEMPERTAHANKAN JATI DIRINYA SEBAGAI BANGSA YAITU PANCASILA

SOLUSI

PEMBANGUNAN KARAKTER

TOP DOWN

PEMERINTAH

BUTTOM UP

MASYARAKAT

EMPAT KORIDOR PEMBANGUNAN KARAKTER

“ THE ONLY THING IN THE WORLD NOT FOR SALE IS CHARACTER “

“CHARACTER BUILDING IS NEVER PROCESS”

MENANAMKAN TATA NILAI

MENANAMKAN MANA YANG BOLEH DAN MANA YANG TIDAK BOLEH

( THE DOES AND THE DON’TS )

MENANAMKAN KEBIASAAN (HABITS)

MEMBERI KETELADANAN YANG SANGAT PENTING ARTINYA DALAM

PEMBANGUNAN KARAKTER

PADA USIA DINI KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PEMBENTUKAN

PADA USIA REMAJA KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PENGEMBANGAN

PADA USIA DEWASA KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PEMANTAPAN

PADA USIA TUA KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PEMBIJAKSANAAN

LIMA ( 5 ) LIMA SIKAP DASAR

1. MEMBANGUN SIKAP JUJUR DAN TULUS DENGAN BERANI

MENGATAKAN APA YANG BENAR ADALAH BENAR YANG SALAH ITU

SALAH.

2. SIKAP YANG TERBUKA YANG MEREFLEKSIKAN KEBERSIHAN LUAR

DALAM

3. BERANI MENGAMBIL RESIKO DAN BERTANGGUNG JAWAB YANG

DITUNJUKKAN DENGAN MEMBELA KEBENARAN DAN KEADILAN

4. KONSISTEN DENGAN KOMITMEN DENGAN SELALU MENEPATI

JANJI, PERKATAAN HARUS SESUAI DENGAN PERBUATAN.

5. SIKAP BERSEDIA BERBAGI ( SHARING) YANG MENAMPILKAN

MENTALITAS BERKELIMPAHAN ( ABUNDANCE MENTALITY )

1. DENGAN NIAT YANG BERSIH UNTUK

MENGAWALI SETIAP PEKERJAAN

2. TINDAK MENDAHULUI KEHENDAK TUHAN AGAR

APA YANG KITA RENCANAKAN MENDAPAT RIDHA

NYA

3. BERSYUKUR KEPADA-NYA ATAS HASIL APAPUN

YANG KITA DAPAT, BAIK YANG KITA SENANGI

MAUPUN YANG TIDAK KITA SENANGI DAN

INGINKAN.

1. MENCANANGKAN HASRAT UNTUK BERUBAH MELALUI DOA ATAU IBADAH, DIMANA PADA HAKEKATNYA DARI DOA ADALAH TUNTUNAN TERHADAP DIRI SENDIRI UNTUK MEWUJUDKAN PERUBAHAN.

2. MEWUJUDKAN PERUBAHAN DENGAN MEMANFAATKAN

EMPAT ANUGERAH ILAHI PADA MANUSIA ( SELF AWARNESS, CONSCIOUSNESS, IMAGINATION, DAN INDEPENDENT WILL), KHUSUSNYA MEMANFAATKAN ANUGERAH INDEPENDENT WILL.

3 SIAP MENJADI SURI TAULADAN. DALAM MENJALANI AMANAH TUHAN SEBAGAI MANUSIA MENJADI KHALIFAH DI MUKA BUMI. MENJADI KHALIFAH TIDAK DIMUNGKINKAN TANPA MEMBERI SURI TAULADAN.

LANGKAH TOP DOWN

KETELADANAN

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH

YANG MENGATUR TENTANG

PEMBANGUNAN KARAKTER

BANGSA YANG MAJU DAN JAYA TIDAK SEMATA MATA DISEBABKAN

OLEH KOMPETENSI, TEKNOLOGI CANGGIH ATAUPUN KEKAYAAN

ALAMNYATETAPI UTAMA DAN TERUTAMA KARENA DORONGAN

SEMANGAT DAN KARAKTER BANGSANYA.

PERAN KARAKTER BAGI DIRI SEORANG MANUSIA ADALAH IBARAT

KEMUDI BAGI SEBUAH KAPAL.

KARAKTER ADALAH KEMUDI HIDUP YANG AKAN MENENTUKAN

ARAH YANG BENAR BAHTERA KEHIDUPAN MANUSIA

1. IDENTITAS INDIVIDU Berkaitan dengan keseluruhan ciri-ciri

tentang seseorang. Ia dibentuk melalui interaksi biologi (bersifat jasmani) dan kehidupan sosial.

2. IDENTITAS KOLEKTIF Adalah identitas yg dimiliki oleh anggota-

anggota kelompok yg mereka bangun melalui interaksi sesama anggotanya dan untuk kepentingan bersama atau untuk kepentingan kelompok.

IDENTITAS (IDENTITY) CIRI-CIRI, TANDA-TANDA, JATI DIRI YG MELEKAT PADA SESEORANG ATAU SESUATU YG MEMBEDAKAN DENGAN YG LAINNYA NASIONAL MENUNJUK PADA SATU KELOMPOK BANGSA IDENTITAS NASIONAL MERUPAKAN IDENTITAS YG MELEKAT PADA KELOMPOK-KELOMPOK YG LEBIH BESAR YG DIIKAT OLEH KESAMAAN-KESAMAAN, BAIK FISIK SEPERTI BUDAYA, AGAMA DAN BAHASA, MAUPUN NON FISIK SEPERTI KEINGINAN, CITA-CITA DAN TUJUAN

PANCASILA

AKTUALISASINYA TERCERMIN DALAM PENATAAN

KEHIDUPAN DALAM ARTI LUAS.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN/ HUKUM &

SISTEM PEMERINTAHAN

NILAI-NILAI ETIKA DAN MORAL

Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yg majemuk yg merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu:

1. SUKUBANGSA 2.AGAMA 3.KEBUDAYAAN 4.BAHASA

1. IDENTITAS FUNDAMENTAL

Yaitu Pancasila yg merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi negara.

2. IDENTITAS INSTRUMENTAL

Yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya.

3. IDENTITAS ALAMIAH

Yang meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan.

GLOBALISASI PROSES AKULTURASI

SALING MENIRU

SALING MEMPENGARUHI

LUNTURNYA TATA NILAI MENJADI: 1. INDIVIDUALISME 2. MATERIALISME

1. JELASKAN PENDAPAT SAUDARA PENYEBAB TERJADINYA KRISIS

JATI DIRI DI INDONESIA SAAT INI

2. SOLUSI APA YANG BISA SAUDARA BERIKAN UNTUK MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA SEPERTI DAHULU ?

PENCIPTA JAMES RICHARDSON LOGAN (1850)

(Ahli antropologi Inggris)

KARYA TULIS

“ The Etnologi of The Indian Archipelago” (Ilmu bangsa-bangsa kepulauan Hindia)

JURNAL

“Journal of The Indian Archipelago and Eastem Asia”

DIPOPULERKAN OLEH

ADOLF BASTIAN (ANTROPOLOG DARI JERMAN TAHUN 1884)

JUDUL BUKU

“ INDONESIEN ODER DIE INSEL DES MALAYISCHEN ARCHIPELS “

NAMA INDONESIA Lanjutan...

PERGERAKAN

SEBELUM 1928

BERWAWASAN PAROKHIAL

TERBATAS PADA

DAERAH

AGAMA

KEGIATAN SOSIAL

DAN KEAGAMAAN

LINGKUP TERBATAS

SOEMPAH PEMOEDA 28-10-1928

Lintas daerah

Lintas agama

Lintas kepentingan

NASIONALISME

Pemberdayaan Identitas Nasional perlu ditempuh

melalui revitalisasi Pancasila yg meliputi:

1. Dimensi realitas

2. Dimensi idealitas

3. Dimensi fleksibilitas

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL HARUS: DIPAHAMI DIHAYATI DILAKSANAKAN

SISTEM KONSTITUSI

KONSTITUSI

CONSTITUER (PERANCIS) = MEMBENTUK

MEMBENTUK SUATU NEGARA MENYUSUN DAN MENYATAKAN SUATU NEGARA

KONSTITUSI KESELURUHAN DARI PERATURAN BAIK YANG TERTULIS MAUPUN

YANG TIDAK TERTULIS YANG MENGATUR SECARA MENGIKAT CARA-CARA BAGAIMANA SUATU PEMERINTAHAN DISELENGGARAKAN DALAM SUATU MASYARAKAT.

KONSTITUSI YANG TERTULIS = UNDANG-UNDANG DASAR KONSTITUSI YANG TIDAK TERTULIS = KONVENSI

GRONDWET (BELANDA) GRUND GESETZ (JERMAN) GROND =DASAR GRUND = DASAR WET = UNDANG-UNDANG GEZETS = UNDANG2

SUATU KUMPULAN KAIDAH YANG MEMBERIKAN PEMBATASAN KEKUASAAN KEPADA PARA PENGUASA SUATU DOKUMEN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DAN SEKALIGUS PETUGASNYA DARI SUATU SISTEM POLITIK SUATU GAMBARAN DARI LEMBAGA NEGARA SUATU GAMBARAN YANG MENYANGKUT HAM

KONVENSI ATURAN PERILAKU KENEGARAAN YANG DIDASARKAN TIDAK PADA

UNDANG2 MELAINKAN PADA KEBIASAAN-KEBIASAAN KETATANEGARAAN DAN PRESIDEN.

PENGERTIAN

UNDANG-UNDANG DASAR

(UUD)

MERUPAKAN GAGASAN BAHWA PEMERINTAHAN MERUPAKAN SUATU KUMPULAN KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DAN ATAS NAMA RAKYAT, TETAPI YANG DIKENAKAN PEMBATASAN YANG DIHARAPKAN AKAN MENJAMIN BAHWA KEKUASAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMERINTAHAN ITU TIDAK DISALAHGUNAKAN OLEH MEREKA YANG MENDAPAT TUGAS UNTUK MEMERINTAH.

IDE POKOK KEKUASAAN PEMERINTAH PERLU DIBATASI (THE LIMITED STATE ) AGAR PENYELENGGARAANNYA TIDAK SEWENANG-WENANG

KONSTITUSIONALISME

MEMBATASI KEKUASAAN PEMERINTAH SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA PENYELENGGARAAN KEKUASAAN TIDAK SEWENANG-WENANG

KELEMAHAN

MANUSIA

POWER TENDS

TO CORRUPT BUT

ABSOLUT POWER CORRUPTS ABSOLUTELY

FEDERALISME TRIAS POLITIKA

PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT

TINGKATNYA, YAITU PEMBAGIAN

KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

(TERRITORIAL DIVISION OF POWER )

BERDASARKAN TINGKATANNYA ANTARA

BEBERAPA TINGKAT PEMERINTAHAN

NEGARA KESATUAN

PEMERINTAH PUSAT DAN

PEMERINTAH DAERAH

NEGARA FEDERAL

PEMERINTAH FEDERAL DAN

PEMERINTAH NEGARA

FEDERAL

PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT

FUNGSINYA (DIVISION OF POWER ).

KEKUASAAN NEGARA TERDIRI DARI

TIGA MACAM

KEKUASAAN LEGISLATIF (RULE

MAKING FUNCTION)

KEKUASAAN EKSEKUTIF ( RULE

APLICATION FUNCTION )

KEKUASAAN YUDIKATIF ( RULE

ADJUDICATION )

JOHN LOCKE MONTESQUIEAU

PEMISAHAN KEKUASAAN

LEGISLATIF

EKSEKUTIF

FEDERATIF (KEKUASAAN

PERTAHANAN)

FUNGSI YUDIKATIF MASUK

DI FUNGSI EKSEKUTIF

PEMBAGIAN KEKUASAAN

LEGISLATIF

EKSEKUTIF

YUDIKATIF

FUNGSI FEDERATIF MASUK DI

FUNGSI EKSEKUTIF

ADA “CHECKS AND BALANCES

FUNCTION”

SEJARAH LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA INDONESIA 1. UUD 1945

( PERIODE 18 AGUSTUS 1945 – 27 DESEMBER 1949 )

3. UUDS 1950 (PERIODE 17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959 )

5. UUD 1945 (PERIODE 1971 – 1999 )

UNDANG – UNDANG DASAR HARUS MEMUAT :

ORGANISASI NEGARA

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

PROSEDUR MENGUBAH UUD

ADAKALANYA MEMUAT LARANGAN UNTUK MENGUBAH SIFAT TERTENTU DARI UUD

MEMUAT CITA-CITA RAKYAT DAN ASAS-ASAS IDEOLOGI NEGARA

MERUPAKAN ATURAN HUKUM YANG TERTINGGI YANG MENGIKAT SEMUA WARGA NEGARA DAN LEMBAGA NEGARA TANPA KECUALI

CIRI – CIRI UNDANG-UNDANG DASAR

PERKEMBANGAN UUD DI INDONESIA 1. TAHUN 1945

2. TAHUN 1949 UUD RIS

3. TAHUN 1950 UUD NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

4. TAHUN 1959 UUD REPUBLIK INDONESIA 1945

5. TAHUN 1999 UUD 1945 DENGAN AMANDEMEN DALAM MASA REFORMASI

PERGANTIAN UNDANG-UNDANG DASAR

UNDANG-UNDANG DASAR BOLEH DIBATALKAN DAN DIGANTI

DENGAN UUD YANG BARU JIKA DIANGGAP BAHWA UUD YANG

ADA TIDAK LAGI MEMENUHI HARAPAN DAN ASPIRASI

MASYARAKAT.

PERUBAHAN KONSTITUSI

PERUBHAN UUD

DILAKUKAN JIKA UUD DIANGGAP TIDAK LAGI

MEMENUHI HARAPAN DAN ASPIRASI MASYARAKAT

PERUBAHAN UUD

SECARA TOTAL (RENEWALL)

SEBAGIAN (AMANDEMEN)

PROSEDUR

MENGUBAH UUD

C.F. STRONG PASAL 37 UUD 1945

DIRUBAH OLEH LEGISLATIF

DENGAN PERSYARATAN

KHUSUS

OLEH RAKYAT MELALUI

REFERENDUM

DALAM NEGARA FEDERAL

DISETUJUI OLEH NEGARA-

NEGARA BAGIAN

PERUBAHAN MELALUI

KONVENSI

KHUSUS OLEH LEMBAGA

NEGARA YANG DIBENTUK

UNTUK ITU

USUL PERUBAHAN DILAKUKAN OLEH

SEKURANG-KURANGNYA 1/3 DARI

JUMLAH ANGGOTA MPR

DIAJUKAN SECARA TERTULIS DAN

DITUNJUKKAN DENGAN JELAS

BAGIAN YANG DIUSULKAN UNTUK

DIUBAH BESERTA ALASANNYA

SIDANG MPR DIHADIRI SEKURANG-

KURANGNYA 2/3 DARI JUMLAH

ANGGOTA MPR

PUTUSAN DILAKUKAN DENGAN

PERSETUJUAN SEKURANG-

KURANGNYA 50% + 1 DARI

SELURUH ANGGOTA MPR

SEBELUM PERUBAHAN HASIL PERUBAHAN

PEMBUKAAN

BATANG TUBUH

16 BAB

37 PASAL

49 AYAT

4 PASAL ATURAN

PERALIHAN

2 AYAT ATURAN

TAMBAHAN

PENJELASAN

PEMBUKAAN

PASAL –PASAL

21 BAB

73PASAL

170 AYAT

3 PASAL ATURAN PERALIHAN

2 PASAL ATURAN TAMBAHAN

KEKUASAAN TERTINGGI DI TANGAN MPR

KEKUASAAN YANG SANGAT BESAR PADA PRESIDEN

PASAL-PASAL YANG TERLALU “LUWES” SEHINGGA DAPAT MENIMBULKAN MULTI TAFSIR

KEWENANGAN PADA PRESIDEN UNTUK MENGATUR HAL-HAL YANG PENTING DENGAN UNDANG-UNDANG

RUMUSAN UUD 1945 TENTANG SEMANGAT PENYELENGGARA NEGARA BELUM CUKUP DIDUKUNG KETENTUAN KONSTITUSI

LATAR BELAKANG PERUBAHAN

AMANDEMEN UUD 1945 PENGHAPUSAN DOKTRIN DWI

FUNGSI ABRI PENEGAKAN HUKUM, HAM, DAN

PEMBERANTASAN KKN OTONOMI DAERAH KEBEBASAN PERS MEWUJUDKAN KEHIDUPAN

DEMOKRASI

TUNTUTAN REFORMASI

MENYEMPURNAKAN ATURAN DASAR, MENGENAI :

TATANAN NEGARA KEDAULATAN RAKYAT HAM PEMBAGIAN KEKUASAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL EKSISTENSI NEGARA DEMOKRASI DAN NEGARA HUKUM HAL-HAL LAIN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ASPIRASI DAN KEBUTUHAN BANGSA

TUJUAN PERUBAHAN

TIDAK MENGUBAH PEMBUKAAN UUD 1945

TETAP MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MEMPERTEGAS SISTEM PRESIDENSIIL

PENJELASAN UUD 1945 YANG MEMUAT HAL-HAL NORMATIF AKAN DIMASUKKAN KE DALAM PASAL-PASAL

PERUBAHAN DILAKUKAN SECARA

“ ADENDUM”

KESEPAKATAN DASAR

Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara Linda Ika Mayasari, M. Pd

Kesatuan yang terjadi karena adanya persatuan yang telah dijalani oleh rakyat. Ikatan kebangsaan lebih bersifat subjektif dan psikologis. Lahir dari persamaan sejarah di masa lalu, senasib sepenanggungan di masa kini dan adanya kemauan hidup bersama di masa yang akan datang.

MANUSIA

(SIFAT DASAR)

-KERJASAMA

-KOMPETISI

KEBUTUHAN YANG

HARUS DIPENUHI

-PRIMER

-SEKUNDER

-TERSIER

BENTUK & MASUK

ASSOSIASI

- PEMENUHAN

KEBUTUHAN

HIDUP

-PERLINDUNGAN

DARI KOMPETISI

NEGARA

(STATE)

=

ASSOSIASI

A. DARI SUDUT PANDANG NEGARA

MERUPAKAN ORGANISASI KEKUASAAN :

1. LOGEMAN AND KRANENBURG

Organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur

masyarakat dengan menggunakan kekuasaannya.

2. ROGER H.SOLTAU

Alat atau wewenang yang mengatur atau

mengendalikan persoalan persoalan bersama atas

nama masyarakat.

1. TEORI KETUHANAN Negara dibentuk atas kehendak Tuhan.

Pemimpin negara ditunjuk dan bertanggung jawab pada Tuhan.

Hak raja berasal dari Tuhan

Aturan perundang-undangan berdasarkan pada kitab suci.

2. TEORI KEKUATAN Negara terbentuk dari penaklukan yang kuat terhadap

yang lemah, hak rakyat diserahkan secara terpaksa.

Teori terjadinya suatu negara berdasarkan

suatu perjanjian oleh dua pihak untuk

membentuk suatu negara, dimana pihak satu

menjadi rakyat dan pihak lainnya sebagai

pemerintah.

KONDISI AWAL MASYARAKAT

LANDASAN

BERFIKIR

SIFAT

PERJANJIAN

NEGARA

BENTUKAN

THOMAS HOBBES KACAU AKHIRI KONFLIK PENYERAHAN HAK SUKARELA

KERAJAAN

JOHN

LOCKE

TERTIB ANTISIPASI KONFLIK

- PENYERAHAN

SUKARELA

- PERMUFAKATAN

BERDASAR

SUARA

TERBANYAK

- PENGAKUAN

HAK KODRATI

LIFE, LIBERTY

ETATE

NEGARA KONSTITUSIONAL

ROUSSEAU TERTIB ANTISIPASI KONFLIK

SAMA DENGAN JOHN LOCKE + CARA-CARA

BAGAIMANA PEMERINTAHAN DIBENTUK

(FROM, FOR, BY THE PEOPLE)

NEGARA

DEMOKRASI

SIFAT MEMAKSA

SIFAT MONOPOLI

SIFAT MENCAKUP SEMUA

1. UNSUR KONSTITUTIF (MUTLAK HARUS ADA)

RAKYAT (POPULATION)

WILAYAH (TERRITORY)

PEMERINTAHAN (GOVERNMENT)

KEDAULATAN (SOVERNITY)

2. UNSUR DEKLARATIF (PENDUKUNG)

KONSTITUSI

PENGAKUAN NEGARA LAIN

1. Melakukan penertiban (Law and Order)

2. Mengusahakan kesejahteraan dan keamanan

3. Pertahanan

4. Penegakkan keadilan

Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Menurut Prof Notonagoro

Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.

adalah warga suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (Penjelasan UUD 1945 Psl 26)

Anggota sebuah/dalam wilayah negara yang ditetapkan/berdasarkan/dijelaskan oleh UU

Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-undang.

Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.

Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Pewarganegaraan aktif: seseorg dpt menggunakan hak opsi utk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara

Pewarganegaraan pasif: seseorg yg tdk mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tdk mau diberi/dijadikan WN suatu neg maka yg bersangkutan dpt menggunakan hak repudiasi (menolak pewarganegaraan)

1. orang orang bangsa indonesia dan orang orang bangsa lain yang disahkan dengan undang undang sebagai warga negara.

2. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang undangan dan atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.

3. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan ibu warga negara indonesia

4. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan ibu asing

5. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah asing dan ibu warga negara indonesia

6. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara indonesia dan ayah tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum warga negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak itu.

7. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara indonesia

8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu seorang warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah warganegara indonesia sebagai anaknya dan pengakuan tersebut dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun dan atau tidak kawin.

9. Anak yang lahir di wilayah negara Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya

10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui

11. Anak yang lahir di wilayah negara RI dari seorang warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

12. Anak dari seseorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibu meninggal dunia sebelum mengucapkan atau menyatakan janji setia.

Karena kelahiran Karena pengangkatan Karena dikabulkannya permohonan Karena pewarganegaraan Karena perkawinan Karena turut ayah dan atau ibu Karena pernyataan

Akta kelahiran

Surat bukti kewarganegaraan

(kutipan pernyataan sah buku catatan pengangkatan

anak asing)

Surat bukti kewarganegaraan

(petikan keputusan Presiden)krn

permohonan/pewarganegaraan

Surat bukti kewarganegaraan

(surat edaran menteri kehakiman...) krn pernyataan

Rasa hormat dan tanggungjawab

Bersikap kritis

Membuka diskusi dan dialog

Bersikap terbuka

Rasional

Adil

jujur

PASPOR Sebagai Tanda Identitas warganegara Republik Indonesia

WARGANEGARA

PENGERTIAN

Peserta, anggota, warga suatu negara

Anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.

Orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain

yang disahkan dengan UU sebagai warga negara (Ps. 26 UUD 1945).

Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan

dan atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain

sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI (Ps. 4 UU No.12 tahun 2OO6).

ASAS KEWARGANEGARAAN

BERDASARKAN KELAHIRAN

BERDASARKAN PERKAWINAN

BERDASARKAN PEWARGANEGARAAN/

NATURALISASI

BERDASARKAN KELAHIRAN

ASAS IUS SOLI (Law Of The Soil )

Asas kewarganegaraan yang dianut oleh suatu negara

yang berpedoman bahwa semua warga asing

yang lahir di negaranya adalah warga negaranya.

ASAS IUS SANGUINIS (Law Of The Blood)

Asas kewarganegaraan yang dianut oleh suatu negara

yang berpedoman bahwa semua warga asing yang lahir

di negaranya adalah bukan warga negaranya,

tetapi semua warga negaranya yang melahirkan anak di

negeri mana pun anak tersebut adalah warga negaranya.

BERDASARKAN PERKAWINAN

ASAS KESATUAN HUKUM

Adalah asas kewarganegaraan yang menyangkut masalah perkawinan campuran,

perkawinan antara dua warga negara yang berbeda.

Demi terciptanya keharmonisan dan kesejahteraan keluarga

sebaiknya mereka mempunyai kewarganegaraan yang sama,

yang tunduk pada hukum yang sama.

ASAS PERSAMAAN DERAJAT

Adalah asas kewarganegaraan yang menyangkut masalah perkawinan campuran,

perkawinan antara dua warga negara yang berbeda

tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.

BERDASARKAN NATURALISASI SISTEM AKTIF WNA harus melakukan upaya-upaya hukum secara aktif Untuk dapat memperoleh kewarganegaraan suatu negara. Melekat HAK OPSI yi hak warga asing untuk menerima/memilihtawaran kewarganegaraan dari suatu negara SISTEM PASIF Dalam sistem ini orang dengan sendirinya dianggap warga negara tanpa melakukan upaya hukum. Melekat hak REPUDIASI hak WNA untuk menolak Kewarganegaraan yang ditawarkan kepadanya

PROBLEM STATUS KEWARGANEGARAAN

APATRIDE seseorang tanpa kewarganegaraan

BIPATRIDE seseorang memiliki kewarganegaraan ganda

ASAS SIMULTAN Adalah asas yang dianut oleh negara yang

Menggunakan asas kewarganegaraan ius soli

Dan ius sanguinis secara bersamaan apabila menghadapi kasus

WNA lahir dengan ststus apatride atau bipatride

WARGANEGARA INDONESIA UU RI NO.12 TAHUN 2006

SEBELUM UU INI BERLAKU SUDAH JADI WNI ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH

AYAH WNI DAN IBU WNI ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH

AYAH WNA DAN IBU WNI ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH

AYAH WNI DAN IBU WNA

ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH IBU

WNI DAN AYAHNYA TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN/NEGARA ASAL AYAHNYA TIDAK MEMBERIKAN KN ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH

AYAH WNI TAPI MENINGGAL DUNIA 300 HARI ANAK YANG LAHIR DARI DILUAR PERKAWINAN

SYAH IBU WNI

ANAK YANG LAHIR DILUAR PERKAWINAN

SAH IBU WNA, DIAKUI OLEH AYAH WNI PENGAKUAN SEBELUM ANAK USIA 18 TAHUN ANAK YANG LAHIR DI WILAYAH NKRI, ORTU

TIDAK JELAS STATUS KEWARGANEGARAANNYA. ANAK YANG LAHIR DI WILAYAH NKRI, ORANG

TUA TIDAK DIKETAHUI

ANAK YANG LAHIR DI WILAYAH NKRI, ORTU

TIDAK JELAS STATUS KEWARGANEGARAANNYA, TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANNYA ANAK YANG LAHIR DI LUAR WILAYAH NKRI,

AYAH DAN IBUNYA WNI, NEGARA TEMPAT LAHIR ANAK TSB MEMBERI KN KEPADA ANAK TSB AYAH IBU WNA, TELAH DIKABULKAN

NATURALISASINYA, MENINGGAL DUNIA SEBELUM MENGUCAPKAN SUMPAH JANJI

PEWARGANEGARAAN NATURALISASI

NATURALISASI / PEWARGANEGARAAN UU RI NO.12 TAHUN 2006

USIA 18 TAHUN/SUDAH KAWIN TELAH BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA

SEKURANG– KURANG KURANGNYA 5 TAHUN BERTURUT–TURUT ATAU 10 TAHUN TIDAK BERTURUT-TURUT

SEHAT JASMANI DAN ROHANI

DAPAT BERBAHASA INDONESIA, MENGAKUI PANCA SILA DAN UUD 1945

TIDAK PERNAH DIJATUHI HUKUMAN PIDANA › 1 TH JIKA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN RI TIDAK

MENJADI BIPATRIDE MEMPUNYAI PEKERJAAN DAN ATAU PENGHASILAN

TETAP

MEMBAYAR UANG PEWARGANEGARAAN KE KAS NEGARA

HAK

NEGARA WARGA NEGARA

A. HAK MEMAKSA

B. HAK MONOPOLI

C. HAK MENCAKUP SEMUA

A. HAK ASASI PRIBADI PERSONAL RIGHTS

B. HAK ASASI EKONOMI PROPERTY RIGHTS

C. HAK ASASI UNTUK MENDAPATKAN PERLAKUAN YANG SAMA DALAM HUKUM DAN PEMERINTAHAN RIGHTS OF LEGAL EQUALITY

D. HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK

CIVIL AND POLITICAL RIGHTS

E. HAK ASASI SOSIAL DAN KEBUDAYAAN SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

F. HAK ASASI UNTUK MENDAPATKAN PERLAKUAN DAN TATA CARA PERADILAN DAN PERLINDUNGAN PROCEDURAL RIGHTS

KEWAJIBAN

NEGARA WARGA NEGARA

A. MEMBUAT DAN MENETAPKAN PERATURAN

B. MELAKSANAKAN PERATURAN – PERATURAN YANG TELAH DITETAPKAN TERMASUK MENGONTROL PELAKSANAAN PERATURAN

C. KEWAJIBAN UNTUK MEMELIHARA, MENJAMIN, DAN MELINDUNGI HAK-HAK WARGA NEGARA

UNIVERSAL

A. MENJUNJUNG TIGGI HUKUM BAIK YANG TERTULIS MAUPUN YANG TIDAK TERTULIS

B. MENGAKUI PEMERINTAH YANG SAH, BAIK PEMERINTAH DAERAH MAUPUN PEMERINTAHAN PUSAT

KHUSUS

A. KEWAJIBAN UNTUK IKUT SERTA DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA ATAU PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

B. KEWAJIBAN UNTUK PATUH PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, HUKUM TAK TERTULIS SERTA HUKUM INTERNASIIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA

C. KEWAJIBAN UNTUK MENJUNJUNG PEMERINTAHAN

Warga Negara Adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan

anggota dari suatu negara atau dengan kata lain mereka yang menurut undang-undang atau perjanjian diakui sebagai warga negara atau melalui proses naturalusasi

Bukan Warga Negara Adalah mereka yang berada dalam suatu negara tetapi secara

hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintahan dimana mereka berada (orang asing), seperti Duta Besar, Konselor

Antara Warga Negara dan Bukan Warga Negara dapat dibedakan berdasarkan hak dan kewajibannya, misalnya warga negara dapat mengikuti pemilu sedangkan bukan warga negara tidak

Asas Ius Sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

Asas Ius Soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas yang menentu-kan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Asas Kepentingan Nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.

Asas Perlindungan Maksimum adalah asas yg menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dlm keadaan apapun baik di dlm maupun di luar negeri.

Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.

Asas Kebenaran Substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Asas Non Diskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.

Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.

Asas Keterbukaan adalah asas yg menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yg berhubungan dgn warga negara harus dilakukan secara terbuka.

Asas Publisitas adalah asas yg menentukan bahwa seseorang yg memperoleh/kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

Permohonan. Permohonan Pewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut. Sehat jasmani dan rohani. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Pernyataan Menjadi Warga Negara Indonesia ◦ Pernyataan dilakukan oleh Warga negara asing yang kawin

secara sah dengan Warga Negara Indonesia di hadapan Pejabat

◦ Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturutturut.

Diberikan Kewarganegaraan Indonesia Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik

Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR.

Penetapan Pengadilan Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun

yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia

Dengan Sendirinya Menjadi Warga Negara Indonesia Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau

belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia

memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan-nya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan betas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia

secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indoilesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ini dengan tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan, padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi / tanpa kewarganegaraan

Hak Dasar Hak dasar sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat serta

bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I)

hak dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain:

menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara (Pasal 26) bersamaan kedudukan di dalam hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)) memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa127 ayat (2)) kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan sesuai dengan undang-undang (Pasal 28) jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masing-masing (Pasal 29 ayat (2)) ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal30) mendapat pendidikan (Pasal 31) mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32) mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 33), dan j) memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah sebagai fakir miskin (Pasal 34).

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945, alinea I) menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II) menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV) setia membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2) wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1) wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).

Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum

Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Republik Indonesia

Mensukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil

Bermusyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama

Saling mendukung dalam usaha pembelaan negara

Saling menghormati kebebasan dalam hidup beragama

PERWUJUDAN SIKAP POSITIF WARGA NEGARA DALAM

PENGEMBANGAN DEMOKRASI

◦ Hak dibidang Politik hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu

organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam pemerintahan.

◦ Hak dibidang Pendidikan hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir

pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut serta menangani pendidikan.

◦ Hak dibidang Ekonomi hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh

penghidupan yang layak, hak memiliki barang, dan hak untuk berusaha.

◦ Hak dibidang Sosial Budaya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan,

pendidikan penerangan hak untuk mengembangkan bahasa, adat-istiadat dan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.

CONTOH HAK DAN KEWAJIBAN WARGA

NEGARA DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN

DEMOKRASI

Linda Ika Mayasari, M.Pd

Gerakan reformasi yang berlangsung sejak 1998, telah melahirkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan dan kehidupan kenegaraan Indonesia. Bukan hanya rejim otoriter Orde Baru, tetapi sistem ketatanegaraan dan pemerintahanpun telah dirombak secara radikal menjadi sistem demokrasi berlandaskan hukum yg kokoh.

Melalui 4 tahap Perubahan UUD 1945, kekuasaan

pemerintahan negara yg sebelum-nya terpusat di tangan Presiden, telah didistribusikan secara berimbang antara Presiden dengan lembaga yudikatif ( MA, MK ) dan legislatif (DPR, DPD, MPR), sehingga terjadi checks & balances antara lembaga-lembaga negara tersebut. Dalam lembaga eksekutif sendiri, telah dilaksanakan otonomi luas melalui dilakukan desentralisasi pemerintahan, sehingga Gubernur & Bupati/Walikota memiliki kedudukan yg kuat.

Pemilu 2004 mengawali konsolidasi demokrasi lebih jauh. Anggota DPR dipilih melalui sistem multi member constituent dengan daftar calon terbuka. Presiden dipilih langsung, demikian juga Gubernur, Bupati dan Walikota.

• Sebuah disain besar Indonesia yang demokratis telah diletakkan dan mulai dijalankan. Namun setelah sewindu reformasi, setiap hari kita masih menghadapi berbagai kejadian yg belum mencerminkan kehidupan demokratis yang cerdas dan bermakna. Penggunaan kebebasan masih sering melampau batas kepatutan dan hukum, serta bahkan ada yg mengarah ke anarki. Perbedaan pandangan dan kepentingan masih sering disampaikan dg cara yg tidak berbudaya dan bahkan menggunakan kekerasan. Kekecewaan dan kemarahan karena kekalahan dalam suatu proses demokratis – misal-nya Pilkada -- acap kali juga ditumpahkan dalam bentuk kekerasan.

Setelah hidup dan berkembang dalam sistem otoriter yang penuh penindasan, tidak mudah bagi semua orang untuk merubah tabiat & perilaku. Paulo Freire mangatakan : orang yang tertindas sering mengikuti tabiat & perilaku para penindasnya. Suatu sistem otoriter akan menanamkan perilaku otoriter itu secara berantai, termasuk kepada para korban dari sistem itu sendiri. Demikianlah memang lazimnya suatu proses pembudayaan. Freire kemudian menyimpulkan perlunya pendidikan yg membebaskan bagi kaum yang tertindas. Perlunya dibentuk „pulau-pulau‟ kebebasan, sebagai pelopor dalam mengembangkan masyarakat yang merdeka dan demokratis tersebut.

Intinya untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, dibutuhkan pendidikan demokrasi yg berkelanjutan. Kita tidak lahir sebagai demokrat, pendidikan dan pembudayaanlah yang menjadikan kita demokrat. Bahkan di AS, yg telah menerapkan demokrasi lebih dari 200 tahun, pada tahun 2003 y.l.100 tokoh terkemuka (termasuk Ketua Federasi Guru Amerika Sandra Feldman) menyerukan perlu ditingkatkannya pendidikan demokrasi di AS.

Plato dan Dewey mempunyai persamaan pandangan bahwa negara harus dipimpin oleh orang yang berpendidikan. Tetapi kedua filosof itu berbeda dalam memandang siapa yang harus berpendidikan tersebut. Hidup pada jaman aristokrasi, bagi Plato cukup para elit penguasa (bangsawan) yang perlu dididik agar dapat memerintah dengan baik. Bagi Dewey, dalam alam demokrasi maka seluruh warganegara harus memperoleh pendidikan yg baik agar dapat bereranserta dalam proses politik.

Dalam demokrasi semua sumber kewenangan (dasar legitimasi kekuasaan) berasal dari pelimpahan kedaulatan rakyat melalui lembaga kolektif rakyat atau warganegara. Warganegara adalah anggota penuh dan setara dalam suatu sistem politik demokratis, seperti negara-bangsa Indonesia yang kita miliki ini.

•Konsep kewarganegaraan merupakan inti dari pendidikan untuk demokrasi. Konsep kewarganegaraan adalah kunci pada pemahaman tentang prinsip dan cara bekerjanya demokrasi. Tentang yg diperoleh dan yg diberikan warganegara dalam berbagai sistem politik. Tentang hak, kewajiban dan tugas warganegara; serta bagaimana hal-hal tersebut terkait dengan lembaga-lembaga negara. •Ringkasnya, pendidikan demokrasi berintikan pada penanaman nilai, sikap dan perilaku seorang warganegara; serta kaitannya dengan lembaga-lembaga negara yang ada.

200

ISTILAH DEMOKRASI

BERSIFAT

AMBIGUOUS

(MEMPUNYAI BERBAGAI

PENGERTIAN)

BEBERAPA ISTILAH

DEMOKRASI K o n s t i t u s i o n a l

P a r l e m e n t e r

T e r p i m p i n

P a n c a s i l a

R a k y a t

Lembaga 2

Cara – cara

Kultur

Historis

DEMOKRASI

201

DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

CIRI – CIRINYA

NEGARA BERDASARKAN HUKUM ( RECHSTAAT) PEMERINTAH BERDASARKAN ATAS SISTEM KONSTITUSI

LANDASAN TEORI LORD ACTON

DALAM RANGKA MENJAMIN HAM WARGA NEGARA MEMINIMALISIR PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN

ALIRAN DEMOKRASI

POWER TENDS CORRUPT BUT

ABSOLUT POWER CORRUPT ABSOLUTELY

202

1. YUNANI KUNO ( ABAD KE-6 – KE-3 SM)

SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI

DIRECT DEMOCRACY

BENTUK PEMERINTAHAN DIMANA HAK

UNTUK MEMBUAT

KEPUTUSAN POLITIK DIJALANKAN

SECARA LANGSUNG

OLEH SELURUH WARGA NEGARA

YANG BERTINDAK BERDASARKAN

PROSEDUR MAYORITAS

203

CIRI – CIRI MASYARAKAT ABAD PERTENGAHAN

STRUKTUR SOSIAL YANG FEODAL

KEHIDUPAN SOSIAL DAN SPIRITUAL DIKUASAI OLEH

PAUS DAN PEJABAT PEJABAT AGAMA LAINNYA

KEHIDUPAN POLITIK PEREBUTAN KEKUASAAN

OLEH BANGSAWAN SATU SAMA LAIN

“ MAGNA

CHARTA “

204

TUMBUHNYA NEGARA – NEGARA NASIONAL DI

EROPA BARAT

PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL

RENAISSANCE

1350 – 1600

MENGHIDUPKAN

KEMBALI

SASTRA DAN

KEBUDAYAAN

YUNANI KUNO

PERANG AGAMA

PEMISAHAN

ANTARA GEREJA

DAN AGAMA

SPIRITUAL

SOSIAL

POLITIK REFORMASI

1500 - 1650

205

TEORI RASIONALITAS

DUNIA DIKUASAI OLEH HUKUM YANG TIMBUL

DARI ALAM (NATURE )

YANG MENGANDUNG PRINSIP-PRINSIP KEADILAN YANG

BERSIFAT UNIVERSAL (NATURAL LAW )

RASIONALISME

ALIRAN PIKIRAN YANG INGIN MEMERDEKAKAN

PIKIRAN MANUSIA DARI BATAS-BATAS YANG DITENTUKAN

OLEH GEREJA DAN MENDASARKAN PEMIKIRAN ATAS DASAR

RASIO (AKAL) SEMATA-MATA

4. MASA AUFKLARUNG (ABAD PEMIKIRAN)

1650 – 1800

TEORI KONTRAK SOSIAL

HUBUNGAN RAJA DAN RAKYAT DIDASARI OLEH SUATU

KONTRAK YANG KETENTUAN KETENTUANNYA MENGIKAT

KEDUA BELAH PIHAK

206

KONSTITUSIONALISME SUATU KUMPULAN AKTIVITAS YANG DISELENGGARAKAN ATAS

NAMA RAKYAT, TETAPI YANG TUNDUK KEPADA BEBERAPA

PEMBATASAN YANG DIMAKSUD UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN BAHWA

KEKUASAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMERINTAHAN ITU TIDAK

DISALAHGUNAKAN OLEH MEREKA YANG YANG MENDAPAT TUGAS

UNTUK MEMERINTAH

207

6. DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

ABAD 20

SYARAT TERSELENGGARANYA PEMERINTAHAN

YANG DEMOKRATIS DIBAWAH RULE OF LAW

1) PERLINDUNGAN KONSTITUSIONAL

2) BADAN KEHAKIMAN YANG BEBAS DAN TIDAK

MEMIHAK

3) PEMILIHAN UMUM YANG BEBAS

4) KEBEBASAN UNTUK MENYATAKAN PENDAPAT

5) KEBEBASAN UNTUK

BERSERIKAT/BERORGANISASI DAN

BEROPOSISI

6) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN /CIVIC

EDUCATION

208

KRITERIA NEGARA DEMOKRASI

(International Conference of Jurists, Bangkok,1965)

HUKUM DIATAS SEGALA HAL

( SUPREMACY OF LAW )

PERSAMAAN DIHADAPAN HUKUM

(EQUALITY BEFORE THE LAW )

JAMINAN KONSTITUSIONAL TERHADAP HAM

( EQUALITY BEFORE THE LAW CONSTITUSIONAL

GUARANTEE OF HUMAN RIGHTS)

PERADILAN YANG TIDAK MEMIHAK

(IMPARTIAL TRIBUNE)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

( CIVICS EDUCATION )

209

DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

SUATU BENTUK PEMERINTAHAN

DIMANA HAK UNTUK MEMBUAT

KEPUTUSAN POLITIK

DISELENGGARAKAN OLEH

WARGA NEGARA MELALUI

WAKIL-WAKIL YANG DIPILIH

OLEH MEREKA DAN YANG

BERTANGGUNG JAWAB MELALUI

SUATU PROSES PEMILU YANG

BEBAS

REPRESENTATIVE

DEMOCRACY

210

KEBIJAKSANAAN UMUM DITENTUKAN

ATAS DASAR MAYORITAS OLEH

WAKIL – WAKIL YANG DIAWASI

SECARA EFEKTIF OLEH RAKYAT,

DALAM PEMILIHAN BERKALA YANG

DIDASARKAN ATAS PRINSIP

KESAMAAN POLITIK DAN

DISELENGGARAKAN DALAM SUASANA

TERJAMINNYA KEBEBASAN POLITIK.

211

DEMOKRASI

SEBAGAI GAYA HIDUP SERTA

TATA MASYARAKAT TERTENTU

MENYELESAIKAN PERMASALAHAN DENGAN DAMAI

DAN MELEMBAGA

MENJAMIN TERSELENGGARANYA PERUBAHAN SECARA

DAMAI DALAM SUATU MASYARAKAT YANG SEDANG

BERUBAH

MENYELENGGARAKAN PERGANTIAN PIMPINAN SECARA

TERATUR

MEMBATASI PEMAKAIAN KEKERASAN

MENGAKUI DAN MENGANGGAP WAJAR ADANYA

KEANEKARAGAMAN

MENJAMIN TEGAKNYA KEADILAN

212

KARAKTERISTIK WARGA NEGARA

DEMOKRATIS

RASA HORMAT DAN TANGGUNGJAWAB

BERSIKAP KRITIS

MEMBUKA DISKUSI

BERSIKAP TERBUKA

RASIONAL

ADIL

JUJUR

213

MULTIDIMENSIONALITAS DEMOKRASI

FILOSOFIS: IDE,NORMA,

PRINSIP

PSIKOLOGIS: WAWASAN,

SIKAP, PRILAKU

SOSIOLOGIS: SISTEM SOSIAL, POLITIK

DEMOKRASI

214

PENDIDIKAN DEMOKRASI

DEMOKRASI

DEMOCRACY IS NOT INHERRITED,

(DEMOKRASI TIDAKLAH DIWARISKAN DENGAN SENDIRINYA)

BUT IT IS LEARNED

(TETAPI DITANGKAP DAN DICERNA MELALUI PROSES BELAJAR)

215

about democracy through democracy

for democracy

E D U C A T I O N

PARADIGMA PENDIDIKAN DEMOKRASI

216

PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN

MEMBENTUK WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT

DALAM RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

(Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003)

217

PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN

UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG

BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, SEHAT,

BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI,DAN MENJADI WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS

DAN BERTANGGUNG JAWAB (Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas)

218

BUILDING DEMOCRACY

(MEMBANGUN

DEMOKRASI)

DOING DEMOCRACY

(MELAKUKAN DEMOKRASI) KNOWING DEMOCRACY

(TAHU DEMOKRASI)

Model Pemecahan Masalah Sosial

terkait ide, nilai, konsep, prinsip,instrumentasi,

dan praksis demokrasi

BAGAIMANA PENERAPAN PENDIDIKAN DEMOKRASI DALAM

PENDIDIKAN MASYARAKAT?

WARGANEGARA YANG CERDAS, PARTISIPATIF,

DAN BERTANGGUNG JAWAB

HAK ASASI MANUSIA HAM

Linda Ika Mayasari, M.Pd

Pengantar Sejarah Upaya Menegakan Hak Asasi Manusia Deklarasi Hak Asasi Manusia Filosofi Hak Asasi Manusia Indonesia Keunikan Hak Asasi Manusia Indonesia Pengadilan Hak Asasi Manusia Harapan

Tiga sifat Negara : - Sifat mencakup ―semua‖ aturan thd warganegara & negara - Sifat memaksa agar tertib - Sifat monopoli memiliki & menggunakan kekuatan

Max Weber

Negara adalah saya (filosofis raja Perancis) berbuat sewenang-wenang.

Sutawijaya (raja Mataram ―baru‖) thp menantu membenturkan kepala sang menantu (Ki Ageng Mangir) pada batu.

Magna Carta (1215) John of England >< Knights bukan demi rakyat Perjanjian Westphalia (1648) konflik Raja (dinasti) di Eropa daratan Situasi saat itu (masa Pencerahan) : - Hub. antar Negara = Hub. antar Dinasti - Rakyat = subyek negara (onderdaan) - ―Tentara Bayaran‖ untuk lindungi Dinasti - Berlaku asas reprocitas & negara dpt menghukum apabila negara lain melakukan wan prestasi

Bill of Rights (1689) James II of England >< Parliament Bill of Rights (1776) Kemerdekaan Amerika persamaan hak

individu free to persuit a happiness Declaration des droits de l’homme et du citoyen

(1789) Monarchi absolut >< Borjuis & rakyat liberte,

egalite, fraternite

Sejak era renaissance : Perang makin kejam, terjadi antar dinasti, perang

bersifat petualangan, terjadi pemberontakan terhadap agama Keristen (Katholik Roma)

Perang Krim (Rusia >< Turki) Florence Nightingale Perang Austria-Sardinia (dibantu Perancis) J.Henri

Dunnant Palang Merah Konvensi Geneva 1864 Humanisasi Perang Konvensi Geneva 1907 awal & akhir perang, hukum

& kebiasaan perang di darat diresmikan Konvensi Geneva 1949 berlaku utk perang di laut

Perang Dunia I Gerakan nasionalis rakyat Eropa Timur -

Balkan Upaya kecilkan Dinasti Habsburg, Romanov &

Ottoman Austria-Hongaria, Rusia & Jerman >< Perancis,

Inggris & USA Tentara Jerman kejam harus diadili

Perjanjian Versailles 1919 mengadili Kaizer Jerman

Perbuatan individu dinyatakan sbg kejahatan perang

Individu Tentara Jerman diwajibkan memberi pertanggungjawaban

Berlaku asas Retroaktif yg sebenarnya menyimpang dari asas yg selama ini berlaku bagi tindak kejahatan

Latar Belakang negara nasional Romanov Ras : Tartar, Lett, Jerman, Armenia, Finlandia Habsburg Ras : Magyar, Kroasia, Slowakia,

Italia, Ukraina, Austro Jerman Ottoman Ras : Semit, Arab, Afrika Utara Pasca PD I gerakan berdirinya Nation

State Konsep Dasar : ―hak rakyat tentukan nasib

sendiri‖

Vladimir I. Lenin : ingin menciptakan neg. baru bagi rakyat terjajah

Woodrow T.Wilson : tetap menhormati imperium yg ada batas baru & rakyat menentukan kehendak

Rakyat terjajah dikenalkan sistem mandat sebelum merdeka

Imperium Austria-Hungaria (Habsburg) & Turki (Ottoman) dilucuti

Perang Dunia II Pengadilan Nurenburg & Tokyo - Kejahatan thd perdamaian (crime againt peace) - Kejahatan Perang (war crime) - Kejahatan thd kemanusiaan (crime against humanity) genocide - Salah satu bahan acuan Deklarasi HAM Universal

Haryomataram, 2004 : 75

Hak Pribadi : hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan dls

Hak Milik Pribadi dlm Kelompok Sosial dimana ia ikut serta

Kebebasan Sipil & politik utk dpt ikut serta dlm Pemerintahan

Hak-hak berkenaan dgn masalah & sosial

Ingin meninggalkan konsep ―neg, yg mutlak‖

Ingin mendirikan federasi rakyat2 yg bebas, neg. koordinator & pengawas

Filosofi dasar : hak asasi tertanam pd diri individu manusia

Hak asasi ledih dulu ada d/p tatanan negara

Hak asasi hilang dari individu & terintegrasi dlm masyarakat

Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada

Negara berhak membatasi hak asasi manusia, apabila situasi menghen-daki

Tidak boleh bertentangan dgn ajaran agama/sesuai dgn kodratnya

Masyarakat sebagai keluarga besar

penghormatan utama utk kepala keluarga Individu tunduk kpd kepala adat tugas & kewajiban

HAM universal absolut (sesuai dgn teks yg dideklarasikan 10 des 1948)

HAM universal relatif (disesuaikan situasi & kondisi negara)

HAM komuniterian absolut (berdasarkan konsep negara2 Sosialis)

HAM komunitarian relatif disesuaikan dgn situasi & kondisi negara (hak asasi warganegara)

HAM bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia menghormati Deklarasi Universal HAM & berbagai instrumen HAM lainnya

HAM : hak dasar yg melekat secara kodrati sbg anugerah Tuhan YME

Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg timbul sbg akibat perkembangan kehidupannya

Perumusan HAM dilandasi oleh pemahaman tdp citra, harkat & martabat diri manusia sendiri

Manusia hidup tidak terlepas dari Tuhan, sesama manusia & Lingkungan

Hak asasi & kewajiban manusia terpadu & melekat pada diri manusia

Pembukaan UUD-45 (alinea I) Hak asasi warganegara Pancasila pada sila IV Batang Tubuh UUD-45 (asli) : ps 29 kebebasan

beragama Batang Tubuh UUD-45 (baru/**) ps : Ps 27 hak & wajib ikut serta bela negara Ps 30 hak & wajib ikutserta hankamneg UU no 39/1999 ttg HAM kewajiban Neg Warga UU no 26/2000 ttg Pengadilan HAM

HAM seperangkat hak yg melekat pada hakekat keberadaan manusia sbg mahluk Tuhan YME

Kewajiban dasar manusia seperangkat kewajiban, bila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan tegaknya HAM

Diskriminasi pembatasan, pelecehan/ pengucilan pada perbedaan manusia atas dasar SARA dls

Penyiksaan setiap perbuatan yg dilakukan dgn sengaja—rasa sakit yg hebat pada seseorang—agar mengaku dgn sepengatahuan pejabat publik

Setiap HAM mengandung kewajiban utk meng-hormati HAM orang lain kewajiban dasar

HAM harus dihormati benar Pem, Aparatur Neg, & Pejabat publik berkewajiban & tanggung jawab menjamin terselenggaranya HAM

Komnas HAM lembaga mandiri setingkat dgn lembaga negara lainnya melaksanakan kajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM

Pelanggana HAM setiap perbuatan seseo-rang/kelompok (termasuk aparat neg) dgn sengaja/tidak sengaja lalai secara melawan hukum mengurangi, dls sehingga sekelompok orangtidak mendapat penyelesaian hukum yg benar

Pelanggran HAM yg berat genocide, pembunuhan di luar putusan pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, diskriminasi secara sistimatis

Lord Acton, 1834 – 1902 (Historical Essays & Studies)

UUD-45 beserta amandemen 1 s/d4 UU no. 39/1999 ttg HAM UU no. 26/2000 ttg Pengadilan HAM Ball, T. Grant & Lee J. Rosch, 1973,Civics, Chicago Ill, Foullet Publishing Cassese, Antonio, 1994, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah,

Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Encyclopedia Amricana, vol 28, 1987, New York, NY Haryomataram, GPH, SH, 1988, Bunga Rampai Hukum Humaniter.

Jakarta, Bumi Nusantara Jaya -------, 2002, Konflik Bersenjata dan Hukumnya. Jakarta : Universitas

Trisakti Huntington, Samuel P., 1996. The Clash of Civilization and the Remaking

of the World Oder. London : Tochstone Books Lubis, T.Mulya (edt), 1993, Hak-hak Asasi Manusia dalam Masyarakat

Dunia, isu dan tindakan. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia Mahfud, Dr. Moh MD, 1999, Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi, 1999,

Yogyakarta, GAMA Media Naning, Ramdlon, SH, 1983, Gatra Ilmu Negara, Yogyakarta, Penerbit

Liberty

GEOPOLITIK INDONESIA

Linda Ika Mayasari, M.Pd

TEORI RANTAI KEPEMILIKAN

( CHAIN OF TITLE THEORY )

DITOLAK !!! KEBERADAAN MALAYSIA SECARA TERUS MENERUS

( CONTINUOUS PRECENCE )

PENGUASAAN SECARA EFEKTIF

(EFFECTIVE OCCUPATION)

PELESTARIAN ALAM

( MAINTENANCE AND ECOLOGY PRESERVATION )

KEGAGALAN IMPLEMENTASI

GEOPOLITIK

KASUS PULAU SIPADAN DAN LIGITAN

GEO = BUMI

POLITIK = PENDISTRIBUSIAN

GEOPOLITIK = KONSEP TENTANG HUBUNGAN POLITIK DENGAN KONSTELASI GEOGRAFI UNTUK MENYELENGGARAKAN KEPENTINGAN NASIONAL.

PENGERTIAN GEOPOLITIK

GEOPOLITIK WAWASAN

NASIONAL

WAWASAN

NUSANTARA

GEOPOLITIK

INDONESIA

WAWASAN NASIONAL

(NATIONAL OUTLOOK)

MISI NEGARA BANGSA (NATION STATE )

MENJAMIN KELANGSUNGAN HIDUP

MENJAMIN KEUTUHAN BANGSA

DAN NEGARA

JATI DIRI BANGSA

PENGERTIAN

WAWASAN NUSANTARA

YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP

BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI

DAN LINGKUNGANNYA DENGAN

MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN

KESATUAN BANGSA SERTA KE-

SATUAN WILAYAH DALAM ME-

NYELENGGARAKAN KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN

BERNEGARA UNTUK MENCAPAI

TUJUAN NASIONAL

BERTUJUAN UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN NASIONAL DAN TURUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DAN PERDAMAIAN DUNIA DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL

HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA ADALAH PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KEBHINEKAAN

HAKIKAT

WAWASAN NUSANTARA

PERANAN

WAWASAN NUSANTARA

UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN

UNTUK MENUMBUHKAN TANGGUNG JAWAB ATAS

PEWANFAATAN LINGKUNGAN

UNTUK MENEGAKKAN KEKUASAAN GUNA

MELINDUNGI KEPENTINGAN NASIONAL

UNTUK MERENTANG HUBUNGAN INTERNASIONAL

DALAM UPAYA IKUT MENEGAKKAN KETERTIBAN

DUNIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH RI UNTUK

MEWUJUDKAN WAWASAN NUSANTARA

DIBIDANG POLITIK MENGENAI

WILAYAH DITUANGKAN DALAM :

1.DEKLARASI DJUANDA

2.DEKLARASI LANDAS KONTINEN

3.DEKLARASI ZEEI

DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957

DASAR PERTIMBANGAN :

BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE

ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/

TZMKO )

- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH

DARAT SAJA

- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH

3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA

SAAT AIR LAUT SURUT.

LAUT YANG MENGHUBUNGKAN ANTAR PULAU ADALAH PERAIRAN NASIONAL INDONESIA.

BATAS NEGARA RI (NEGARA KEPULAUAN) ADALAH GARIS PANGKAL LURUS (GPL)

LEBAR LAUT TERITORIAL RI ADALAH 12 MIL DIUKUR DARI GPL

GARIS PANGKAL LURUS (GPL) ADALAH GARIS KHAYAL DI PETA YANG MENGHUBUNGKAN TITIK-TITIK DARI PULAU-PULAU TERLUAR WILAYAH INDONESIA.

PERPU NO 4 TAHUN 1960 DIIKUTI OLEH PERATURAN PEMERINTAH NO 8 TAHUN 1962 TENTANG “ LALU LINTAS DAMAI “

LANDAS KONTINEN = PAPARAN BENUA/CONTINENTAL SHELF= BAGIAN DASAR LAUT YANG PALING TEPI, YAITU DASAR LAUT DI TEPI KONTINEN YANG AGAK SEMPIT YANG DALAMNYA RATA-2 200 M YANG MENURUN PERLAHAN-LAHAN DARI PANTAI KE TENGAH LAUTAN SAMPAI TIBA-2 MENURUN (MENUKIK).

TUJUAN DEKLARASI KONTINEN = UNTUK MENGAMANKAN SUMBER DAYA ALAM YANG TERDAPAT DI WILAYAH LAUT ATAU PERAIRAN NASIONAL TERMASUK DI LANDAS KONTINEN INDONESIA (LKI)

ZEEI = JALUR DI LUAR WILAYAH RI ( PERPU NO. 4 TH 1960 ) YANG LEBARNYA 200 MIL LAUT DIUKUR DARI GPL

DIDALAM ZEEI INDONESIA MEMPUNYAI DAN MELAKSANAKAN :

1. HAK BERDAULAT UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN EKSPLORASI, EKSPLOITASI, KONSERVASI SDA HAYATI/NON HAYATI DI DASAR LAUT , TANAH DAN BAWAHNYA, DALAM AIR DI ATASNYA.

2. YURIDIKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN

PULAU-2 BUATAN & BERMACAM2 INSTALASI, PENELITIAN LAUT, PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT.

DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957

DASAR PERTIMBANGAN :

BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE

ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/

TZMKO )

- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH

DARAT SAJA

- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH

3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA

SAAT AIR LAUT SURUT.

FALSAFAH/ IDEOLOGI

SEJARAH

LOKASI/POSISI GEOGRAFI

TEORI PAHAM KEKUASAAN

TEORI GEOPOLITIK

WAWASAN NASIONAL DIBENTUK

DAN DIJIWAI OLEH

PAKAR POLITIK ITALIA (THE PRINCE) “BAGAIMANA MEMBENTUK NEGARA YANG BERDIRI

DENGAN KOKOH “

SEGALA CARA DIHALALKAN UNTUK MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN

UNTUK MEREBUT KEKUASAAN, POLITIK ADU DOMBA ( DEVIDE ET IMPERA) ADALAH SAH

DALAM POLITIK, YANG KUAT PASTI DAPAT BERTAHAN DAN MENANG ( SEPERTI KEHIDUPAN BINATANG BUAS )

1. MACHIAVELLI

PERANG DIMASA DEPAN ADALAH PERANG TOTAL.

KEKUATAN POLITIK HARUS DIDAMPINGI OLEH KEKUATAN LOGISTIK DAN EKONOMI NASIONAL

KEKUATAN HANKAM DIDUKUNG OLEH KEKUATAN SOSBUD (IPTEK)

2. NAPOLEON BONAPARTE ( 1769 – 1821 )

KAISAR PERANCIS

TEORINYA

TEORINYA

3. CLAUSEWITZ

“ VOM KRIEGE /ON WAR

PERANG ADALAH KELANJUTAN

POLITIK DENGAN CARA LAIN

PERANG ADALAH SAH SAH SAJA

UNTUK MENCAPAI TUJUAN NASIONAL

SUATU BANGSA

PAHAM MATERIALISME/PAHAM PERDAGANGAN BEBAS/LIBERALISME UKURAN KEBERHASILAN EKONOMI SUATU BANGSA = SEBERAPA SURPLUS EKONOMINYA DIUKUR DENGAN EMAS NAFSU KOLONIALISME NEGARA-2 BARAT MENCARI EMAS BELANDA (VOC)

4. FEUERBACH

PERANG ATAU PERTUMPAHAN DARAH

ATAU REVOLUSI DI SELURUH DUNIA

ADALAH SAH DALAM RANGKA

MENGKOMUNISKAN SELURUH BANGSA

DI DUNIA

5. PAHAM LENIN

TIDAK MENGENAL AMBISI SPASIAL

PAHAM TENTANG PERANG DAN DAMAI, “ BANGSA INDONESI CINTA DAMAI TAPI LEBIH CINTA KEMERDEKAAN “ TIDAK MENGHENDAKI PENGGUNAAN SENJATA (KEKUATAN) UNTUK TUJUAN EKSPANSI

MENGHENDAKI PEMANFAATAN UNSUR GEOGRAFI SEMATA-MATA UNTUK MENCIPTAKAN SUATU MASYARAKAT ADIL MAKMUR DALAM WILAYAH NUSANTARA YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN IPOLEKSOSBUDHANKAM DAN IKUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DUANIA.

PAHAM KEKUASAAN

BANGSA INDONESIA

GEOPOLITIK = POLITIK NEGARA YANG DIKAITKAN ATAS PERTIMBANGAN KEADAAN ALAM DAN LETAK GEOGRAFI

NEGARA TERSEBUT.

ARCHIPELAGIC

STATE

2/3 BERUPA

LAUT POSISI SILANG

DUNIA

INDONESIA

NEGARA MIRIP ORGANISME YANG MEMERLUKAN RUANG (RAUM, SPACE) DISEKITARNYA

BAGI NEGARA JUGA BERLAKU HUKUM SELEKSI ALAM, NEGARA KECIL DAN LEMAH AKAN LENYAP DIKALAHKAN OLEH NEGARA BESAR

BATAS NEGARA SIFATNYA SEMENTARA.

PROF. FRIEDERICH RATZEL

TEORI LEBENSRAUM

NEGARA MERUPAKAN SUATU ORGANISME YANG MEMILIKI INTELEKTUAL

NEGARA UNTUK HIDUP HARUS SELALU BERUSAHA MENGADAKAN EKSPANSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN RUANG

UNTUK BERHASILNYA UPAYA TERSEBUT NEGARA HARUS MEMPUNYAI KEKUASAAN UNTUK MENIADAKAN SEGALA HAMBATAN YANG DIHADAPI

TUJUAN AKHIR DARI NEGARA ADALAH MEMILIKI KEKUASAAN (POWER) UNTUK MELAKSANAKAN SETIAP KEHENDAK.

TUJUAN AKHIR PERKEMBANGAN NEGARA ADALAH BATAS ALAM YANG BAIK BAGI NEGARA DAN PERSATUAN YANG HARMONIS DI DALAM NEGERI

CITA-CITA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI. KESATUAN POLITIK HARUS MAMPU MENGHASILKAN APA YANG DIPERLUKANNYA.

SUATU NEGARA BERHAK MENDAPATKAN SUMBER ALAM NEGARA TETANGGA BILA MEMBUTUHKAN.

NEGARA MEMPUNYAI KEDAULATAN MUTLAK BAIK DALAM PEMERINTAHAN MAUPUN EKONOMI DENGAN MENETAPKAN KEBIJAKSANAAN NASIONAL YANG MENGHINDARKAN KETERGANTUNGAN DARI NEGARA LAIN.

MENGHALALKAN SUATU NEGARA MELAKSANAKAN EKSPANSI, MENYERANG, MENDUDUKI NEGARA TETANGGA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN RUANG FORCES (TENTARA) DAN PERANG ADALAH DUA UNSUR PENTING DALAM TEORI INI

1. UMAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK TUHAN YME ADALAH SEDERAJAT DAN MEMILIKI HAK HIDUP YANG SAMA

2. RUANG HIDUP SUATU BANGSA TERBATAS PADA WILAYAH NEGARANYA YANG DIAKUI SECARA INTERNASIONAL.

3. SUATU BANGSA DI DUNIA BERKEWAJIBAN MENEGAKKAN PERDAMAIAN, MENJALIN HUBUNGAN ANTAR BANGSA DALAM SUATU INTERAKSI SALING MEMBERI.

4. KEKUATAN NASIONAL SUATU BANGSA DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA, BUKAN UNTUK MENINDAS BANGSA LAIN.

5. TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA KEKUATAN LAIN.

PANDANGAN GEOPOLITIK

BANGSA INDONESIA

ISI ( CONTENT)

ASPIRASI

MASYARAKAT

TATA LAKU

(CONDUCT)

HASIL INTERKASI

WADAH DAN ISI

BATINIAH

LAHIRIAH

WADAH

(CONTOUR )

SUPRASTRUKTUR

POLITIK

INFRASTRUKTUR

POLITIK

ASAS WAWASAN NUSANTARA

ASAS KETENTUAN-2 /KAIDAH-2

DASAR YANG HARUS

DIPATUHI,DITAATI,

DIPELIHARA DAN

DICIPTAKAN DEMI TETAP

TAAT DAN

SETIANYA KOMPONEN

PEMBENTUK BANGSA

TERHADAP KESEPAKATAN

BERSAMA.

KEPENTINGAN DAN

TUJUAN YANG SAMA

KEADILAN

KEJUJURAN

SOLIDARITAS

KERJA SAMA

KESETIAAN

TANTANGAN IMPLEMENTASI

WAWASAN NUSANTARA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

* JOHN NAISBIT DALAM “GLOBAL PARADOX “

RAKYAT DIBERI PERAN SEBESAR-BESARNYA

* KONDISI NASIONAL = PEMBANGUNAN

NASIONAL BELUM MERATA

DUNIA TANPA BATAS

* PERKEMBANGAN IPTEK

* PERKEMBANGAN MASYARAKAT GLOBAL

ERA BARU KAPITALISME

KESADARAN WARGA NEGARA

* PANDANGAN BANGSA INDONESIA TENTANG

HAK DAN KEWAJIBAN

* KESADARAN BELA NEGARA

FAKTOR – FAKTOR DOMINAN

KETELADANAN KEPEMIMPINAN

NASIONAL

PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DAN

BERMORAL KEBANGSAAN

MEDIA MASSA

FUNGSI WASANTARA

PEDOMAN

MOTIVASI RAMBU 2 ACUAN

PENYELENGGARA NEGARA

MASYARAKAT

KEPENTINGAN NASIONAL

CITA- CITA NASIONAL

TUJUAN NASIONAL

GAGAL

BERHASIL

ASAS WAWASAN NUSANTARA

TANTANGAN

WAWASAN NUSANTARA

FAKTOR- 2

DOMINAN

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI

INDONESIA

Linda Ika Mayasari, M.Pd

TUHAN AGAMA CITA-CITA IDEOLOGI KEKUASAAN/ POLITIK KEKUATAN PEMENUHAN EKONOMI

KEBUTUHAN

PENGUASAAN/ IPTEK PEMANFAATAN ALAM MANUSIA SOSIAL

RASA KEINDAHAN KESENIAN

RASA AMAN HANKAM

CITA-CITA

NASIONAL

TUJUAN

NASIONAL

BANGSA

KEMAMPUAN

KEKUATAN

KETANGGUHAN

KEULETAN

TANTANGAN

ANCAMAN

HAMBATAN

GANGGUAN

KEHIDUPAN NASIONAL

DIKEMBANGKAN

KEKUATAN NASIONAL

KEULETAN

DAN

KETANGGUHAN LAWAN

KEMAMPUAN

MENGEMBANGKAN

KEKUATAN

NASIONAL

KONDISI DINAMIS SUATU BANGSA, YANG BERISI KEULETAN DAN KETANGGUHAN, YANG MENGANDUNG KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEKUATAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI DAN MENGATASI SEGALA TANTANGAN, ANCAMAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN , BAIK YANG DATANG DARI DALAM MAUPUN DARI LUAR, YANG LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG MEMBAHAYAKAN INTEGRITAS, IDENTITAS, KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA SERTA PERJUANGAN MENGEJAR TUJUAN NASIONALNYA.

TANTANGAN = ADALAH SUATU HAL ATAU UPAYA YANG BERSIFAT ATAU BERTUJUAN MENGGUGAH KEMAMPUAN.

ANCAMAN = ADALAH SUATU HAL ATAU UPAYA YANG BERSIFAT DAN ATAU BERTUJUAN MERUBAH DAN MEROMBAK

SISTEM / KEBIJAKSANAAN YANG DILAKSANAKAN SECARA KONSEPSIONAL.

HAMBATAN = ADALAH SUATU HAL YANG BERSIFAT ATAU

MENGHALANGI SECARA TIDAK KONSEPSIONAL YANG BERASAL DARI DALAM SISTEM KEHIDUPAN NASIONAL.

GANGGUAN = ADALAH HAMBATAN YANG BERASAL DARI LUAR. SISTEM KEH. NASIONAL

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONDISI

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI

MAKNA KETAHANAN NASIONAL

GAMBARAN TENTANG KEADAAN YANG HARUS TERWUJUD AGAR

SUATU BANGSA DAPAT MEMPERTAHANKAN

KELANGSUNGAN HIDUP ,MEMBANGUN KEJAYAAN

NASIONAL DAN MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONDISI

MERUPAKAN PARADIGMA BERFIKIR DALAM MELIHAT,

MENSIKAPI, SERTA MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH DALAM

UPAYA PEMBINAAN KEHIDUPAN NASIONAL

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI

PENDEKATAN ASTA GATRA

PENDEKATAN KESEJAHTERAAN (PROSPERITY APPROACH) DAN PENDEKATAN KEAMANAN (SECURITY APPROACH)

MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL

POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI

MODEL KETAHANAN NASIONAL di INDONESIA

MODEL ASTA GATRA

a. Tri Gatra

1) Letak dan kedudukan geografis

2) Keadaan dan kekayaan alam

3) Keadaan dan kemampuan penduduk

b. Panca Gatra

1) Ideologi

2) Politik

3) Ekonomi

4) Sosial budaya

5) Pertahanan keamanan

KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM

TERDIRI DARI SUB-SISTEM/GATRA/UNSUR

ASPEK ALAMIAH ( TRI GATRA) + ASPEK SOSIAL ( PANCA GATRA )

ASTA GATRA

1. PENDEKATAN ASTA GATRA

SDA SDM

POSISI

GEOGRAFI

EKONOMI SOSBUD

HANKAM POLITIK

IDEOLOGI

KOMPONEN DAN HUBUNGAN STRATEGI ASTA GATRA

SDA L. GEO SDM

IDEOLOGI

POLITIK EKONOMI

SOSBUD

HANKAM

GEOSTRATEGI

(TANAS)

a. Geografi – Kekayaan Alam - Kekayaan alam perlu diinventarisasi - Perencanaan dan penggunaan kekayaan

alam b. Geografi – Penduduk - distribusi penduduk mempengaruhi

ketahanan Nasional - Mata pencaharian pend dipengaruhi

keadaan geografi sekelilingnya c. Kekayaan Alam – Penduduk - Kekayaan alam perlu diolah penduduk

yang memiliki kemampuan dan teknologi.

a. Ideologi sbg falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasionalnya.

b. Tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran berpolitik,kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial, rasa keamanan, dsb.

c.Ketahanan ekonomi berhub. erat dgn ketahanan di bidang ideologi, politik, sos-bud, dan pertahanan keamanan yang berfungsi sbg penunjang.

d.Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berkepribadiaan hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.

e.Keadaan stabil, maju dan berkembang di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sos bud memperkokoh pertahanan-keamanan nasonal.

a. Tannas hakikatnya tergantung pd kemampuan bangsa/ negara di dlm mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelengggaraan kehidupan nasional di segala bidang.

b. Tannas mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hub. erat antargatra di dlm kehidupan nasional.

c. Tannas bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan setiap gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya sec struktural dan fungsional.

a. Wawasan Nasional sebagai cara pandang suatu bangsa memberi sifat ciri-ciri khas ketahanan nasionalnya.

b. Untuk memperjuangkan hak hidup dan mencapai tujuan nasional mutlak diperlukan ketahanan nasional.

c. Di dlm menyusun, membina dan meningkatkan Tannas suatu bangsa wajib berpedoman pada wawasan nasionalnya.

ASTAGATRA, dengan kaidah : 1. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang

komprehensif integral, dlm IPTEK dikenal dgn pemikiran kesisteman, sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial.

2. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara

masalah keamanan dan kesejahteraan sebagai 2 sisi mata uang.

3. Tannas merupakan integrasi dari ketahanan

masing2 aspek kehidupan sosial ( ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan)

Konsepsi Tannas meliputi masa perang dan masa

damai.

Dlm Globalisasi keinginan serba lintas

(budaya, ekonomi, dan wilayah) dari ne-gara maju menyebabkan konsep ketaha-nan nasional yang berlapis diterapkan melalui upaya :

ketahanan individu, ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan nasional dan dilanjutkan ketahanan regional.

1. Ketahanan Individu ( ketahanan rohani jasmani) yang baik, akan menciptakan kerukunan keluarga dan akan meningkatkan kerukunan masyrakat.

2. Ketahanan keluarga harus dibina agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan fisik.

3. Ketahanan wilayah, merupakan bag. dr negara sgt tergantung pd individu baik dalam/ luar komuniti.

4. Ketahanan Nasional

5. Ketahanan Regional, dengan pengertian :

a. Sekitar negara dengan penekanan wilayah yang homogen atas dasar ciri geostrategis

b. Dapat berupa persamaan ras, budaya, sumber daya dan dapat meningkatkan pembentukan kelompok.

LANDASAN PEMIKIRAN SISTEM

TIDAK ADA MASALAH YANG BERDIRI SENDIRI

TIDAK ADA PENYEBAB TUNGGAL TERJADINYA SUATU MASALAH

KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM

KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM

SISTEM

KESEJAHTERAAN DAN KEAMANAN DUA HAL YANG SANGAT SULIT DIPISAHKAN

MEWUJUDKAN TANNAS DILAKUKAN DENGAN MENYERASIKAN PENDEKATAN KESEJAHTERAAN DAN PENDEKATAN KEAMANAN

2. PENDEKATAN KESEJAHTERAAN ( PROSPERITY APPROACH )

DAN

PENDEKATAN KEAMANAN ( SECURITY APPROACH )

KOMPREHENSIF = MENYELURUH INTEGRAL = MENYATU MODEL BERFIKIR YANG MEMANDANG, MENSIKAPI DAN

BERUSAHA MENYELESAIKAN SETIAP MASALAH YANG TIMBUL DENGAN MEMPERHATIKAN KETERKAITAN

BERBAGAI ASPEK SECARA MENNYELURUH DAN MENYATU

SEMUA ASPEK HARUS DIPERHATIKAN SEMUA ASPEK PUNYA PERANAN

3. MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL

KETAHANAN PRIBADI PENENTU KETAHANAN NASIONAL

MEMILIKI RASA PERCAYA DIRI DAN BERPEGANG PADA PRINSIP.

BEBAS DARI KETERGANTUNGAN, TETAPI

MENDAMBAKAN KEBERSAMAAN MEMILIKI JIWA DINAMIS,KREATIF, DAN

PANTANG MENYERAH.

WAWASAN NUSANTARA

INDONESIA

Linda ika mayasari, M.Pd

WAWASAN NASIONAL

(NATIONAL OUTLOOK)

MISI NEGARA BANGSA (NATION STATE )

MENJAMIN KELANGSUNGAN HIDUP

MENJAMIN KEUTUHAN BANGSA

DAN NEGARA

JATI DIRI BANGSA

Latar belakang timbulnya Wawasan Nusantara

Konsep Wawasan Nusantara

A) Hakikat, Asas dan Arah WN

B) Unsur dasar WN

C) Kedudukan, Fungsi, Tujuan WN

Implementasi Wawasan Nusantara

PENGERTIAN

WAWASAN NUSANTARA

YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP

BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI

DAN LINGKUNGANNYA DENGAN

MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN

KESATUAN BANGSA SERTA KE-

SATUAN WILAYAH DALAM ME-

NYELENGGARAKAN KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN

BERNEGARA UNTUK MENCAPAI

TUJUAN NASIONAL

BERTUJUAN UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN NASIONAL DAN TURUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DAN PERDAMAIAN DUNIA DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL

HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA ADALAH PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KEBHINEKAAN

HAKIKAT

WAWASAN NUSANTARA

PERANAN

WAWASAN NUSANTARA

UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN

UNTUK MENUMBUHKAN TANGGUNG JAWAB ATAS

PEWANFAATAN LINGKUNGAN

UNTUK MENEGAKKAN KEKUASAAN GUNA

MELINDUNGI KEPENTINGAN NASIONAL

UNTUK MERENTANG HUBUNGAN INTERNASIONAL

DALAM UPAYA IKUT MENEGAKKAN KETERTIBAN

DUNIA

Falsafah Pancasila

mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi dari golongan

Aspek Kewilayahan Nusantara

Geografi mutlak diperhitungkan karena memiliki aneka SDA dan suku bangsa

Aspek Sosial Budaya

Indonesia memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan adat istirahat

Aspek Historis

mempertahankan dan menjaga persatuan NKRI.

1)HAKEKAT WN keutuhan bangsa dan nusantara dalam

cara pandang yang utuh menyeluruh demi kepentingan nasional

2)ASAS WN terdiri atas kepentingan dan tujuan yang

sama, keadilan, kerjasama, kejujuran, solidaritas, kesetiaan terhadap ikrar bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan.

3) ARAH WN dengan latar belakang budaya, kondisi

konstelasi geografi dan perkembangan lingkungan strategis, arah pandang WN meliputi ke dalam dan ke luar

Arah pandang ke dalam, bertujuan

menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.

Arah pandang ke luar, ditujukan demi

terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dalam melaksanakan ketertiban dunia.

WN sebagai Wawasan Nasional Bangsa indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, WN menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.

Kedudukan WN dalam paradigma nasional

: Pancasila landasan idiil. UUD 1945 landasan konstitusional Wawasan Nusantara landasan visional Ketahanan Nasional landasan

konsepsional GBHN landasan operasional

Sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi demi tercapainya tujuan nasional merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.

ISI ( CONTENT)

ASPIRASI

MASYARAKAT

TATA LAKU

(CONDUCT)

HASIL INTERKASI

WADAH DAN ISI

BATINIAH

LAHIRIAH

WADAH

(CONTOUR )

SUPRASTRUKTUR

POLITIK

INFRASTRUKTUR

POLITIK

ASAS WAWASAN NUSANTARA

ASAS KETENTUAN-2 /KAIDAH-2

DASAR YANG HARUS

DIPATUHI,DITAATI,

DIPELIHARA DAN

DICIPTAKAN DEMI TETAP

TAAT DAN

SETIANYA KOMPONEN

PEMBENTUK BANGSA

TERHADAP KESEPAKATAN

BERSAMA.

KEPENTINGAN DAN

TUJUAN YANG SAMA

KEADILAN

KEJUJURAN

SOLIDARITAS

KERJA SAMA

KESETIAAN

TANTANGAN IMPLEMENTASI

WAWASAN NUSANTARA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

* JOHN NAISBIT DALAM “GLOBAL PARADOX “

RAKYAT DIBERI PERAN SEBESAR-BESARNYA

* KONDISI NASIONAL = PEMBANGUNAN

NASIONAL BELUM MERATA

DUNIA TANPA BATAS

* PERKEMBANGAN IPTEK

* PERKEMBANGAN MASYARAKAT GLOBAL

ERA BARU KAPITALISME

KESADARAN WARGA NEGARA

* PANDANGAN BANGSA INDONESIA TENTANG

HAK DAN KEWAJIBAN

* KESADARAN BELA NEGARA

FAKTOR – FAKTOR DOMINAN

KETELADANAN KEPEMIMPINAN

NASIONAL

PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DAN

BERMORAL KEBANGSAAN

MEDIA MASSA

FUNGSI WASANTARA

PEDOMAN

MOTIVASI RAMBU 2 ACUAN

PENYELENGGARA NEGARA

MASYARAKAT

KEPENTINGAN NASIONAL

CITA- CITA NASIONAL

TUJUAN NASIONAL

GAGAL

BERHASIL

ASAS WAWASAN NUSANTARA

TANTANGAN

WAWASAN NUSANTARA

FAKTOR- 2

DOMINAN

Wadah bagi kehidupan, meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan aneka ragam budaya. Setelah menegara, wadah ialah organisasi kenegaraan berwujud suprastruktur, sementara organisasi dari masyarakat dalam bentuk infrastruktur.

A. Batas ruang lingkup - Nusantara - Manunggal dan utuh menyeluruh B.Tata susunan Pokok/ Inti organisasi - Bentuk dan kedaulatan negara - Kekuasaan pemerintah negara - Sistem pemerintahan C. Tata Susunan Pelengkap/ Kelengkapan Organisasi - Aparatur Negara - Kesadaran politik masyarakat dan Kesadaran bernegara - Pers

1. Tujuan

2. Sifat dan Ciri-ciri

a. Manunggal

b. Utuh menyeluruh

Isi WN tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu

a. Tujuan/ Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 45 menyebutkan :

1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan

makmur. 2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang

bebas. 3) Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraaan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial

b. Asas terpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh yang meliputi ;

1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan dirgantara secara terpadu

2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional

3) Satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar “Bhineka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.

4) Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

5) Satu kesatuan pertahanan keamanan dalam satu sistem terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

6) Satu kesatuan kebijaksanaan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

Merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah.

A.Tata laku batiniah mencerminkan semangat

dan mentalitas bangsa Indonesia. WN berlandaskan falsafah Pancasila untuk membentuk mental bangsa yang meliputi cipta, rasa dan karsa secara terpadu.

B. Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan,

perbuatan dan perilaku bangsa Indonesia.WN diwujudkan dalam satu sistem organisasi yang meliputi: perencanaan, pengawasan dan pengendalian.

1.WN sebagai Pancaran falsafah Pancasila

2. WN dalam Pembangunan Nasional

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan : - Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan.

3. Penerapan WN

4. Hubungan WN dan Ketahanan Nasional.

TEORI RANTAI KEPEMILIKAN

( CHAIN OF TITLE THEORY )

DITOLAK !!! KEBERADAAN MALAYSIA SECARA TERUS MENERUS

( CONTINUOUS PRECENCE )

PENGUASAAN SECARA EFEKTIF

(EFFECTIVE OCCUPATION)

PELESTARIAN ALAM

( MAINTENANCE AND ECOLOGY PRESERVATION )

KEGAGALAN IMPLEMENTASI

GEOPOLITIK

KASUS PULAU SIPADAN DAN LIGITAN

GEO = BUMI

POLITIK = PENDISTRIBUSIAN

GEOPOLITIK =

KONSEP TENTANG HUBUNGAN POLITIK DENGAN KONSTELASI GEOGRAFI

UNTUK MENYELENGGARAKAN KEPENTINGAN NASIONAL.

PENGERTIAN GEOPOLITIK

GEOPOLITIK WAWASAN

NASIONAL

WAWASAN

NUSANTARA

GEOPOLITIK

INDONESIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH RI UNTUK

MEWUJUDKAN WAWASAN NUSANTARA

DIBIDANG POLITIK MENGENAI

WILAYAH DITUANGKAN DALAM :

1.DEKLARASI DJUANDA

2.DEKLARASI LANDAS KONTINEN

3.DEKLARASI ZEEI

DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957

DASAR PERTIMBANGAN :

BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE

ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/

TZMKO )

- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH

DARAT SAJA

- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH

3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA

SAAT AIR LAUT SURUT.

LAUT YANG MENGHUBUNGKAN ANTAR PULAU ADALAH PERAIRAN NASIONAL INDONESIA.

BATAS NEGARA RI (NEGARA KEPULAUAN) ADALAH GARIS PANGKAL LURUS (GPL)

LEBAR LAUT TERITORIAL RI ADALAH 12 MIL DIUKUR DARI GPL

GARIS PANGKAL LURUS (GPL) ADALAH GARIS KHAYAL DI PETA YANG MENGHUBUNGKAN TITIK-TITIK DARI PULAU-PULAU TERLUAR WILAYAH INDONESIA.

PERPU NO 4 TAHUN 1960 DIIKUTI OLEH PERATURAN PEMERINTAH NO 8 TAHUN 1962 TENTANG “ LALU LINTAS DAMAI “

LANDAS KONTINEN = PAPARAN BENUA/CONTINENTAL SHELF= BAGIAN DASAR LAUT YANG PALING TEPI, YAITU DASAR LAUT DI TEPI KONTINEN YANG AGAK SEMPIT YANG DALAMNYA RATA-2 200 M YANG MENURUN PERLAHAN-LAHAN DARI PANTAI KE TENGAH LAUTAN SAMPAI TIBA-2 MENURUN (MENUKIK).

TUJUAN DEKLARASI KONTINEN = UNTUK MENGAMANKAN SUMBER DAYA ALAM YANG TERDAPAT DI WILAYAH LAUT ATAU PERAIRAN NASIONAL TERMASUK DI LANDAS KONTINEN INDONESIA (LKI)

ZEEI = JALUR DI LUAR WILAYAH RI ( PERPU NO. 4 TH 1960 ) YANG LEBARNYA 200 MIL LAUT DIUKUR DARI GPL

DIDALAM ZEEI INDONESIA MEMPUNYAI DAN MELAKSANAKAN :

1. HAK BERDAULAT UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN EKSPLORASI, EKSPLOITASI, KONSERVASI SDA HAYATI/NON HAYATI DI DASAR LAUT, TANAH DAN BAWAHNYA, DALAM AIR DI ATASNYA.

2. YURIDIKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN PULAU-2 BUATAN & BERMACAM2 INSTALASI, PENELITIAN LAUT, PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT.

DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957

DASAR PERTIMBANGAN :

BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE

ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/

TZMKO )

- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH

DARAT SAJA

- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH

3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA

SAAT AIR LAUT SURUT.

FALSAFAH/ IDEOLOGI

SEJARAH

LOKASI/POSISI GEOGRAFI

TEORI PAHAM KEKUASAAN

TEORI GEOPOLITIK

WAWASAN NASIONAL DIBENTUK

DAN DIJIWAI OLEH

PAKAR POLITIK ITALIA (THE PRINCE) “BAGAIMANA MEMBENTUK NEGARA YANG BERDIRI

DENGAN KOKOH “

SEGALA CARA DIHALALKAN UNTUK MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN

UNTUK MEREBUT KEKUASAAN, POLITIK ADU DOMBA ( DEVIDE ET IMPERA) ADALAH SAH

DALAM POLITIK, YANG KUAT PASTI DAPAT BERTAHAN DAN MENANG ( SEPERTI KEHIDUPAN BINATANG BUAS )

1. MACHIAVELLI

PERANG DIMASA DEPAN ADALAH PERANG TOTAL.

KEKUATAN POLITIK HARUS DIDAMPINGI OLEH KEKUATAN LOGISTIK DAN EKONOMI NASIONAL

KEKUATAN HANKAM DIDUKUNG OLEH KEKUATAN SOSBUD (IPTEK)

2. NAPOLEON BONAPARTE ( 1769 – 1821 )

KAISAR PERANCIS

TEORINYA

TEORINYA

3. CLAUSEWITZ

“ VOM KRIEGE /ON WAR

PERANG ADALAH KELANJUTAN

POLITIK DENGAN CARA LAIN

PERANG ADALAH SAH SAH SAJA

UNTUK MENCAPAI TUJUAN NASIONAL

SUATU BANGSA

PAHAM MATERIALISME/PAHAM PERDAGANGAN BEBAS/LIBERALISME UKURAN KEBERHASILAN EKONOMI SUATU BANGSA = SEBERAPA SURPLUS EKONOMINYA DIUKUR DENGAN EMAS NAFSU KOLONIALISME NEGARA-2 BARAT MENCARI EMAS BELANDA (VOC)

4. FEUERBACH

PERANG ATAU PERTUMPAHAN DARAH

ATAU REVOLUSI DI SELURUH DUNIA

ADALAH SAH DALAM RANGKA

MENGKOMUNISKAN SELURUH BANGSA

DI DUNIA

5. PAHAM LENIN

TIDAK MENGENAL AMBISI SPASIAL

PAHAM TENTANG PERANG DAN DAMAI, “ BANGSA INDONESI CINTA DAMAI TAPI LEBIH CINTA KEMERDEKAAN “ TIDAK MENGHENDAKI PENGGUNAAN SENJATA (KEKUATAN) UNTUK TUJUAN EKSPANSI

MENGHENDAKI PEMANFAATAN UNSUR GEOGRAFI SEMATA-MATA UNTUK MENCIPTAKAN SUATU MASYARAKAT ADIL MAKMUR DALAM WILAYAH NUSANTARA YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN IPOLEKSOSBUDHANKAM DAN IKUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DUANIA.

PAHAM KEKUASAAN

BANGSA INDONESIA

GEOPOLITIK = POLITIK NEGARA YANG DIKAITKAN ATAS PERTIMBANGAN KEADAAN ALAM DAN LETAK GEOGRAFI

NEGARA TERSEBUT.

ARCHIPELAGIC

STATE

2/3 BERUPA

LAUT POSISI SILANG

DUNIA

INDONESIA

NEGARA MIRIP ORGANISME YANG MEMERLUKAN RUANG (RAUM, SPACE) DISEKITARNYA

BAGI NEGARA JUGA BERLAKU HUKUM SELEKSI ALAM, NEGARA KECIL DAN LEMAH AKAN LENYAP DIKALAHKAN OLEH NEGARA BESAR

BATAS NEGARA SIFATNYA SEMENTARA.

PROF. FRIEDERICH RATZEL

TEORI LEBENSRAUM

NEGARA MERUPAKAN SUATU ORGANISME YANG MEMILIKI INTELEKTUAL

NEGARA UNTUK HIDUP HARUS SELALU BERUSAHA MENGADAKAN EKSPANSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN RUANG

UNTUK BERHASILNYA UPAYA TERSEBUT NEGARA HARUS MEMPUNYAI KEKUASAAN UNTUK MENIADAKAN SEGALA HAMBATAN YANG DIHADAPI

TUJUAN AKHIR DARI NEGARA ADALAH MEMILIKI KEKUASAAN (POWER) UNTUK MELAKSANAKAN SETIAP KEHENDAK.

TUJUAN AKHIR PERKEMBANGAN NEGARA ADALAH BATAS ALAM YANG BAIK BAGI NEGARA DAN PERSATUAN YANG HARMONIS DI DALAM NEGERI

CITA-CITA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI. KESATUAN POLITIK HARUS MAMPU MENGHASILKAN APA YANG DIPERLUKANNYA.

SUATU NEGARA BERHAK MENDAPATKAN SUMBER ALAM NEGARA TETANGGA BILA MEMBUTUHKAN.

NEGARA MEMPUNYAI KEDAULATAN MUTLAK BAIK DALAM PEMERINTAHAN MAUPUN EKONOMI DENGAN MENETAPKAN KEBIJAKSANAAN NASIONAL YANG MENGHINDARKAN KETERGANTUNGAN DARI NEGARA LAIN.

1. UMAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK TUHAN YME ADALAH SEDERAJAT DAN MEMILIKI HAK HIDUP YANG SAMA

2. RUANG HIDUP SUATU BANGSA TERBATAS PADA WILAYAH NEGARANYA YANG DIAKUI SECARA INTERNASIONAL.

3. SUATU BANGSA DI DUNIA BERKEWAJIBAN MENEGAKKAN PERDAMAIAN, MENJALIN HUBUNGAN ANTAR BANGSA DALAM SUATU INTERAKSI SALING MEMBERI.

4. KEKUATAN NASIONAL SUATU BANGSA DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA, BUKAN UNTUK MENINDAS BANGSA LAIN.

5. TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA KEKUATAN LAIN.

PANDANGAN GEOPOLITIK

BANGSA INDONESIA

KETAHANAN NASIONAL

Linda Ika Mayasari, M.Pd

PENGANTAR

Geostrategi dan Ketahanan Nas

Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi negara dlm menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional Pembukaan dan UUD 1945.

Geostrategi diperlukan mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa.

PENGERTIAN / definisi Lemhanas 1972

KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan nasional : merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didlm menghadapi dan mengatasi

tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional.

HAKEKAT

KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan nasional kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa

untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

1. Pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan NKRI.

2. PengalamanNegara Sedang Berkembang (NSB) dalam melaksanakan pembangunan Nasional, dgn hasil ketidakseimbangan pembangunan fisik dan non fisik.

3. Tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan pada periode pembangunan lebih kompleks, penuh ketidakpastian dibanding pada masa Perang Kemerdekaan.

Kekuatan apa yg ada pada suatu bangsa dan negara sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya

Kekuatan apa yg harus dimiliki oleh suatu bangsa & negara shg selalu mampu

memperta-hankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai tantangan, gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.

Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan dan stabilitas

(regular), yang didalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan ( the stability idea of changes)

Ketahanan Nasional identik dengan pengaturan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan.

Ketahanan Nasional berpedoman pada Wawasan Nusantara.

Ketahanan Nasional sebagai Doktrin Nasional adalah adanya kesatuan dalam pola pikir, pola tindak dan cara kerja intersektor dan multidispliner.

Ketahanan Nasional melahirkan keuletan, ketangguhan,kemampuan bangsa dan negara Indonesia dalam mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya serta perjuangan mengejar cita-cita nasionalnya.

Hambatan : suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari dalam.

Tantangan : Suatu hal atau upaya yang bersifat

atau bertujuan menggugah kemampua. Ancaman : suatu hal atau upaya bersifat dan

bertujuan mengubah dan merombak kebijakan yang dilaksanakan secara konsepsional.

Gangguan : suatu hal atau upaya yang mengusik

kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan NKRI

SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL

Manunggal

Mawas kedalam

Kewibawaan

Berubah menurut waktu

Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan

Percaya pada diri sendiri

Tidak tergantung kepada pihak lain

1. Model Cline

Negara memiliki kekuatan besar jika potensi geografi besar dan SDM besar.

Model ini menggambarkan bahwa negara kecil dengan teknologi yang sangat maju tidak memproyeksikan diri sebagai negara besar sebaliknya negara dengan wilayah besar dengan penduduk yang kecil ditambah dengan teknologi majupun sama saja

2. Model Morgenthau

- Sifat deskriptif kualitatif

- Menekankan pentingnya kekuatan nasional dlm kaitannya dengan negara lain menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan Power Position dlm suatu kawasan.

3. Model Alfred Thayer Mahan

Kekuatan nasional dapat dipenuhi apabila bangsa

tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

a. Letak geografis

b. Bentuk atau wujud bumi

c. Luas wilayah

d. Jumlah penduduk

e. Watak nasional / bangsa

f. Sifat pemerintahan

MODEL KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

MODEL ASTA GATRA

a. Tri Gatra

1) Letak dan kedudukan geografis

2) Keadaan dan kekayaan alam

3) Keadaan dan kemampuan penduduk

b. Panca Gatra

1) Ideologi

2) Politik

3) Ekonomi

4) Sosial budaya

5) Pertahanan keamanan

Sebagai Kondisi

- kondisi dinamis yg merupakan integrasi dan kondisi aspek

kehidupan nasional

- kondisi berwujud suatu spektrum : daya kekebalan, tangkal, pukul

- kondisi wujud pembangunan nasional

Sebagai Doktrin

cara terbaik yg ada guna mengimplementasikan pengaturan dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi

dan selaras dlm kehidupan nasional

Sebagai Metode :

- untuk memecahkan masalah nasional, demi kelangsungan hidup

dan perkembangan kehidupan bangsa

- metode ketahanan nasional adl astagatra yaitu metode

integralistik, komprehensip atau kesisteman

1. Doktrin Nasional ajaran (konsensus) bngsa Ind dlm mengimplementasikan falsafah Pancasila, UUD45, geopolitik Indonesia guna menjamin pola pikir, pola tindak dan cara kerja guna mempersatukan usaha bersama bngsa yang bersifat intersektoral dan multidisiplin

2. Pola Dasar Pembangunan arah pedoman dari setiap Program kerja Pemerintah.

3. Sistem Nasional Indonesia.

Pada dasarnya adalah pola masyarakat

Ind yang menerapkan falsafah Pancasila

dan UUD45.

4. Metoda Pembangunan.

Menggunakan metode komprehensif

integral (utuh menyeluruh) berdasarkan

asta gatra.

KOMPONEN DAN HUBUNGAN STRATEGI

ASTA GATRA

SDA L. GEO SDM

IDEOLOGI

POLITIK EKONOMI

SOSBUD

HANKAM

GEOSTRATEGI

(TANAS)

1. Geografi – Kekayaan Alam - Kekayaan alam perlu diinventarisasi - Perencanaan dan penggunaan kekayaan

alam 2. Geografi – Penduduk - distribusi penduduk mempengaruhi

ketahanan Nasional - Mata pencaharian pend dipengaruhi

keadaan geografi sekelilingnya 3. Kekayaan Alam – Penduduk - Kekayaan alam perlu diolah penduduk

yang memiliki kemampuan dan teknologi.

a. Ideologi sbg falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasionalnya.

b. Tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran berpolitik,kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial, rasa keamanan, dsb.

c.Ketahanan ekonomi berhub. erat dgn ketahanan di bidang ideologi, politik, sos-bud, dan pertahanan keamanan yang berfungsi sbg penunjang.

d.Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berkepribadiaan hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.

e.Keadaan stabil, maju dan berkembang di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sos bud memperkokoh pertahanan-keamanan nasonal.

a. Tannas hakikatnya tergantung pd kemampuan bangsa/ negara di dlm mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelengggaraan kehidupan nasional di segala bidang.

b. Tannas mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hub. erat antargatra di dlm kehidupan nasional.

c. Tannas bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan setiap gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya sec struktural dan fungsional.

a. Wawasan Nasional sebagai cara pandang suatu bangsa memberi sifat ciri-ciri khas ketahanan nasionalnya.

b. Untuk memperjuangkan hak hidup dan mencapai tujuan nasional mutlak diperlukan ketahanan nasional.

c. Di dlm menyusun, membina dan meningkatkan Tannas suatu bangsa wajib berpedoman pada wawasan nasionalnya.

ASTAGATRA, dengan kaidah : 1. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang

komprehensif integral, dlm IPTEK dikenal dgn pemikiran kesisteman, sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial.

2. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara

masalah keamanan dan kesejahteraan sebagai 2 sisi mata uang.

3. Tannas merupakan integrasi dari ketahanan

masing2 aspek kehidupan sosial ( ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan)

Konsepsi Tannas meliputi masa perang dan masa

damai.

Dlm Globalisasi keinginan serba lintas

(budaya, ekonomi, dan wilayah) dari ne-gara maju menyebabkan konsep ketaha-nan nasional yang berlapis diterapkan melalui upaya :

ketahanan individu, ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan nasional dan dilanjutkan ketahanan regional.

1. Ketahanan Individu ( ketahanan rohani jasmani) yang baik, akan menciptakan kerukunan keluarga dan akan meningkatkan kerukunan masyrakat.

2. Ketahanan keluarga harus dibina agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan fisik.

3. Ketahanan wilayah, merupakan bag. dr negara sgt tergantung pd individu baik dalam/ luar komuniti.

4. Ketahanan Nasional

5. Ketahanan Regional, dengan pengertian :

a. Sekitar negara dengan penekanan wilayah yang homogen atas dasar ciri geostrategis

b. Dapat berupa persamaan ras, budaya, sumber daya dan dapat meningkatkan pembentukan kelompok.

KETAHANAN REGIONAL

Pembukaan UUD 1945 alenia ke 4 menjelaskan bangsa dan negara Indonesia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Untuk itu diperlukan geopolitik dan geostrategi agar terjadi hubungan antar bangsa dalam membangun ketahanan regional

Ketahanan regional merupakan saling kepercayaan (mutual trust) dan semangat kebersamaan (collectivity spirit) sekawasan (regional) shg dimungkinkan dpt terjadi sinergi kekuatan dan koordinasi dlm mengantisipasi tantangan yg dirasakan bersama. Dg demikian kawasan dpt selalu menye suaikan diri (adaptive) dg lingkungan strategis baik regional, internasional maupun global.

Setiap warganegara perlu :

1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik

2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksobud hankam sehingga dapat mengeliminir pengaruh tsb.

Perwujudan TANNAS memerlukan satu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut POLSTRANAS

(Politik dan Strategi Nasional)

GBHN 1999-2004.

TUHAN AGAMA CITA-CITA IDEOLOGI KEKUASAAN/ POLITIK KEKUATAN PEMENUHAN EKONOMI

KEBUTUHAN

PENGUASAAN/ IPTEK PEMANFAATAN ALAM MANUSIA SOSIAL

RASA KEINDAHAN KESENIAN

RASA AMAN HANKAM

CITA-CITA

NASIONAL

TUJUAN

NASIONAL

BANGSA

KEMAMPUAN

KEKUATAN

KETANGGUHAN

KEULETAN

TANTANGAN

ANCAMAN

HAMBATAN

GANGGUAN

KEHIDUPAN NASIONAL

DIKEMBANGKAN

KEKUATAN NASIONAL

KEULETAN

DAN

KETANGGUHAN LAWAN

KEMAMPUAN

MENGEMBANGKAN

KEKUATAN

NASIONAL

KONDISI DINAMIS SUATU BANGSA, YANG BERISI KEULETAN DAN KETANGGUHAN, YANG MENGANDUNG KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEKUATAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI DAN MENGATASI SEGALA TANTANGAN, ANCAMAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN , BAIK YANG DATANG DARI DALAM MAUPUN DARI LUAR, YANG LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG MEMBAHAYAKAN INTEGRITAS, IDENTITAS, KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA SERTA PERJUANGAN MENGEJAR TUJUAN NASIONALNYA.

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONDISI

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI

MAKNA KETAHANAN NASIONAL

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONDISI

GAMBARAN TENTANG KEADAAN YANG HARUS TERWUJUD AGAR SUATU BANGSA DAPAT

MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUP ,MEMBANGUN KEJAYAAN NASIONAL DAN

MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI

MERUPAKAN PARADIGMA BERFIKIR DALAM MELIHAT,

MENSIKAPI, SERTA MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH DALAM

UPAYA PEMBINAAN KEHIDUPAN NASIONAL

POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI

PENDEKATAN ASTA GATRA

PENDEKATAN KESEJAHTERAAN (PROSPERITY APPROACH) DAN PENDEKATAN KEAMANAN (SECURITY APPROACH)

MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL

KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM

LANDASAN PEMIKIRAN SISTEM

TIDAK ADA MASALAH YANG BERDIRI SENDIRI

TIDAK ADA PENYEBAB TUNGGAL TERJADINYA SUATU MASALAH

KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM

SISTEM

KETAHANAN PRIBADI PENENTU KETAHANAN NASIONAL

MEMILIKI RASA PERCAYA DIRI DAN BERPEGANG PADA PRINSIP.

BEBAS DARI KETERGANTUNGAN, TETAPI

MENDAMBAKAN KEBERSAMAAN MEMILIKI JIWA DINAMIS,KREATIF, DAN

PANTANG MENYERAH.

Linda Ika Mayasari, M.Pd

PENDAHULUAN

KEDUDUKAN POLSTRANAS DLM PKn

Disebut POLSTRANAS

Diberikan sejak 1974/1975 KEWIRAAN

2000 KEWARGANEGARAAN

Kedudukan POLSTRANAS dlm KEWARGANEGARAAN

TANNAS

(doktrin)

W

A ATHG

S T

A A POLSTRANAS TANNAS TUJUAN

N N (bangnas) (kondisi) NAS

T N

A A

R S ATHG

A TANNAS

(metode)

Wasantara : cara pandang (sikap) bangsa Indonesia tentang dirinya (yg bhineka) dan lingkungannya yg berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945 bertujuan utk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional dan turut serta menciptakan perdamaian dunia dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

Wasantara : pedoman dan arah untuk mencapai tujuan nasional

Wajah Wasantara :

1. Sebagai wawasan nasional, melandasi kosepsi ketahanan nasional

2. Sebagai wawasan dlm penyelengaraan pembangunan nasional mencakup:

Perwujudan kepulauan nusantara sbg a. satu kesatuan politik

b. satu kesatuan ekonomi

c. satu kesatuan sosial budaya

d. satu kesatuan pertahanan keamanan

3. Sebagai wawasan kewilayahan

4. Sebagai wawasan pertahanan keamanan

Ketahanan Nasioanal (TANNAS) : merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yg meliputi segenap aspek kehidupan nasional yg terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yg mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam mengatasi segala, ancaman,

tantangan, hambatan dan gangguan baik yg datang dari dalam ataupun luar, yg langsung maupun tdk langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

Ketahanan Nasioanal : meliputi ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan

Wajah Ketahanan Nasional : 1. Sebagai Kondisi

- kondisi dinamis yg merupakan integrasi dan kondisi aspek

kehidupan nasional

- kondisi berwujud suatu spektrum : daya kekebalan, tangkal, pukul

- kondisi wujud pembangunan nasional

2. Sebagai Doktrin : cara terbaik yg ada guna mengimplementasikan pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dlm kehidupan nasional

3. Sebagai Metode :

- untuk memecahkan masalah nasional, demi kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupan bangsa

- metode ketahanan nasional adl astagrata yaitu metode

integralistik, komprehensip atau kesisteman

Hubungan Wasantara-Tannas-Bangnas 1. Wasantara merupakan sistem nilai yg pd dasarnya dunia ideal

yg ingin dicapai

2. Tannas adl dunia nyata yg perlu diwujudkan melalui pembangunan nasional

3. Wasantara menentukan perwujudan Tannas dan Tannas

menentukan lingkup, volume dan ketetapan Bangnas

4. Berhasilnya Bangnas meningkatkan Tannas selanjutnya Tannas yg tangguh mendorong Bangnas

TINJAUAN TEORITIS PENGERTIAN DAN KONSEP POLITIK NASIONAL

Pengertian Politik dan Pengembangannya

- Politik dari kata POLIS : 1. negara/kota

2. segala masalah yg dihadapi negara

- Socrates, Plato, Aristoteles sampai cendikiawan abad 20

POLITIK : segala masalah yg dihadapi negara

- Negara : organisasi masyrakat tertinggi yg menyelenggarakan

kepentingan bersama (kepentingan nasional) dari seluruh

masyarakat bangsa tersebut

- untuk mencapai kepentingan nasional negara memainkan peranan penting yi mengambil tindakan dan memilih caranya

- Tindakan negara utk memecahkan masalah nasional guna mencapai kepentingan nasional inilah yg disebut POLITIK NASIONAL

- Politik : politik adl segenap kegiatan negara yg berpengaruh dan

penting mengenai penetapan alokasi nilai yg mengikat masyarakat

utk dapat memecahkan masalah negara dg sebaik-baiknya

- Nilai : - pedoman utk menentukan baik buruk, indah tdk indah

- pedoman umum dlm hubungan antar manusia

- aturan aturan atau peraturan peraturan

- Aturan : pedoman yg lebih khusus yg menyatakan hak dan kewajiban manusia yg bersangkutan dlm pergaulan atau hubungan. Aturan ini bisa tertulis atau tdk tertulis

- Bila alokasi nilai diganti aturan maka POLITIK adalah segenap

kegiatan negara yg berpengaruh dan penting mengenai penetapan peraturan yg mengikat masyarakat utk dpt memecahkan masalah negara dg sebaik-baiknya

Dalam kehidupan bernegara di dunia kita dapat melihat kenyataan bahwa pd hakekatnya negara itu mengatur. Pd awalnya negara mengatur yg sifatnya terbatas, ibarat polisi mengatur lalu lintas di jalan raya. Tetapi makin maju atau makin modern kehidupan masyarakat, negara mengatur semua aspek kehidupan masyarakat.

Pemahaman Beberapa Konsep Politik

1. Budaya Politik a. Budaya politik : sistem kepercayaan dan sistem nilai yg

berwujud suatu tingkah laku tertentu baik berupa perbuatan maupun simbol, dimana tingkah laku dan simbol tersebut menjadi suatu keadaan yg mewarnai kegiatan atau aktivitas politik atau : sikap dari warga negara suatu negara yg ilatarbelakangi oleh sistem nilai dan sistem kepercayaan terhadap kehidupan pemerintahan dan politiknya

b. Penggolongan Budaya Politik berdasarkan sikap, nilai, informasi dan kecakapan politik :

Budaya Politik Partisipan : orang melibatkan diri dlm kegiatan politik paling tdk ikut dlm pemilihan umum, memperoleh informasi tentang kehidupan politik melalui media masa

Budaya Politik Subjek : Org yg secara pasif patuh pd UU dan

pejabat pemerintah ttp tdk melibatkan diri dlm kegiatan politik atau tdk memberikan suara dlm pemilu (GOLPUT)

Budaya Politik Parochial : org yg sama sekali tdk menyadari

atau mengabaikan adanya pemerintahan dan politik

2. Struktur Politik atau Kelembagaan Politik adalah kerangka hubungan formal antara rakyat-

pemerintah- wilayah dan kedaulatan

Struktur umum politik : a. Kelompok Kepentingan

(interest group) supra struktur

b. Partai Politik

c. Badan Legislatif

infra struktur d. Eksekutif

e. Birokrasi

f. ………………..

3. Proses Politik

adalah kegiatan politik dlm kenyataannya yg motivasinya

bersumber budaya politik dan dilakukan dalam rangka

struktur politik yg ada

4. Partisipasi Politik

adalah kegiatan seseorang atau sekelompok org utk ikut

aktif dlm kehidupan yaitu dg cara turut serta memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tdk langsung

mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah.

Atau : kegiatan warga negara sebagai pribadi yg dimaksud

mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah

Sifat Partisipasi :

a. Individual/Kolektif

b. Terorganisasi/Spontan

c. Mantap/Sporadis

d. Damai/Kekerasan

e. Legal/Ilegal

Zaman Modern Partisipasi politik makin meluas

Myron Weiner 5 hal penyebab timbulnya partisipasi politik lebih luas Yaitu :

1. Modernisasi yg mendorong terjadinya :

a. Komersialisasi di bidang pertanian

b. Industrialisasi

c. Perbaikan baca tulis

d. Perbaikan pendidikan

e. Pengembangan media komunikasi masa

2. Pengaruh intelektual dan komunikasi massa melemparkan ide tentang demokrasi, egaliterisme, nasionalisme, baik lisan atau tertulis melalui trasnformasi komunikasi modern, mempengaruhi masyarakat yg dpt mendorong tuntutan rakyat utk melakukan partisipasi politik.

3. Purubahan Struktur Sosial proses industrialisasi dan modernisasi mendorong terbentuknya kelas pekerja baru dlm masyarakat yg memperluas kelas menengah

4. Konflik diantara Pimpinan Politik Konflik yg terjadi antara pimpinan politik dpt mengakibatkan pecahnya partai politik. Masing masing pihak mencari pendukungnya sehingga terjadi partisipasi politik dari rakyat yg bersifat massal.

5. Keterlibatan Pemerintah yg meluas dlm urusan sosial budaya dan ekonomi masyarakat.

Aktivitas pemerintah yg meluas akan merangsang timbulnya tuntutan yg terorganisasi akan kesempatan utk ikut serta dlm pembuatan keputusan politik

Politik dan Policy Sering salah kaprah : berganti Mendiknas berganti pula politik

pendidikan.

POLITIK (Kepentiingan Umum) : suatu rangkaian asas/prinsip, keadaan serta jalan cara dan alat yg akan digunakan untuk mencapai tujuan, ATAU suatau keadaan yg kita kehendaki disertai dg jalan cara dan alat yg akan digunakan utk mencapai keadaan yg diinginkan.

POLICY (Kebijaksanaan) : penggunaan pertimbangan pertimbangan tertentu yg dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha atau cita-cita, keinginan atau keadaan yg dikehendaki

POLITIK POLICY

membenuk AZAS, JALAN memberikan pertimbangan bagaimana CARA & ALAT melaksanakan AZAS, JALAN, CARA

dan ALAT sebaik-baiknya

Hakikat Politik

adalah pembinaan masalah bangsa dan negara

Pembinaan diartikan mencakup Perencanaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pengendalian

Pengertian Politik Nasional

adalah azas, haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang pembinaan dan penggunaan secara totalitas segenap potensi nasional, baik yg potensial maupun yg efektif utk mencapai tujuan nasional

TINJAUAN TEORITIS PENGERTIAN DAN KONSEP STRATEGI NASIONAL

a. Pengertian Strategi dan Pengembangannya

1. Asal kata STRATEGOS (Yunani)

The Art of The General

Ilmu Memimpin Militer

kemenangan perang tgt Panglima

Misal : 1. Alexander Agung (334-323 SM)

2. Hambal (213-201)

3. Yulius Ceasar

4. Genghis Khan (117-1227)

5. Napoleon Bonaparte (1799-1812)

Jadi strategi (Militer) : pengetahuan tentang penggunaan kekuatan militer utk memenangkan perang

2. Perkembangan Pengertian Strategi abad

20. Sebelum abad 20 kemenangan perang kekuatan militer

STRATEGI MILITER

Akibat Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pd abad 20 cara berperang :

Bidang Politik, utamanya konsep demokrasi

Sebelum abad 19 konsep otokrasi

(partisipasi rakyat dlm pemerintahan belum

ada) hanya militer yg berkewajiban utk

perang

Abad 20 Konsep demokrasi (rakyat

berpartisipasi dlm pemerintahan) rakyat

berpartisipasi dlm perang

PERKEMBANGAN PENGERTIAN STRATEGI

Strategi Kekuatan

Militer Militer

Grand

Strategis PERANG

Strategi =keamanan

Nasional Strategi Kekuatan

Non Militer Non Militer

Strategi Kekuatan DAMAI

Non Militer Non Militer =kesejahteraan

Pembangunan

Strategi Nasional : pengetahuan tentang penggunaan kekuatan nasional (kekuatan militer + kekuatan non militer) untuk usaha perang (keamanan) dan usaha damai (kesejahteraan) untuk menuju kepencapaian Tujuan Nasional.

Strategi – Militer - Non Militer - Grand Strategi Andre

Beaufre - Strategi Nasional Strategi : seni menggunakan kekuatan

sehingga kekuatan itu memberi sumbangan yg paling efektif utk mencapai tujuan yg ditentukan oleh kebijaksanaan di bidang politik

b. Teori Strategi

1. Tujuan Terbatas, Tujuan Tdk Terbatas apabila terjadi peperangan antara dua negara dg

tujuan terbatas, maka apabila salah satu pihak mengangkat bendera putih, menyerah, maka selesailah perang.

apabila tujuan perang tak terbatas, perang dianggap selesai bila satu pihak atau keduanya telah habis-habisan.

Contoh : upaya mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945

Strategi ini dpt diterapkan dlm bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya

2. Pendekatan Langsung, Pendekatan Tidak

Langsung Implementasi dlm perang antar dua negara

Negara B

I

Negara A Negara B

Negara B

II

Pendekatan Langsung

Negara A langsunh menghancurkan kekuatan pokok negara B, dg syarat negara A mempunyai kekuatan lebih besar dari negara B

Pendekatan Tidak Langsung

Bila negara A kekutannya lebih kecil dari negara B, maka yg diserang oleh negara A bukan kekuatan pokok negara B, tetapi kelemahan negara B yaitu kekuatan B I atau B II

Keadaan ini dpt diimplementasikan pd penyelesaian konplik atau persaingan baik dibidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya

3. Operasi Garis Dalam, Operasi Garis Luar

Dalam perang, operasi garis dlm artinya suatu negara dikepung oleh musuh-musuhnya

Musuh Musuh

Negara A

Musuh

Operasi garis Luar, implementasi suatu negara mengepung musuhnya. Negara tersebbut ada di luar kepungan, sedangkan musuhnya ada di dalam kepungan

Negara A Negara A

MUSUH

Negara A

Implementasi dibidang politik sidang MPR 2001PKB dikepung PAN, PPP, PDIP berhasil menjatuhkan Gus Dur sebagai presiden

Untuk memperoleh strategi mana yg akan diterapkan, ditentukan oleh :

1. Tujuan/sasaran

2. Situasi lingkungan

3. Tantangan, ancaman, hambatan dan

gangguan yg diantisipasikan

4. Kemampuan atau ketahanan sendiri

KONSEP DAN INDIKATOR

PEMBANGUNAN

ARTI PEMBANGUNAN

1. PEMBANGUNAN ADALAH PROSES JANGKA PANJANG (Proses jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan nasional)

PROSES

Ada hubungan kausalitas antara berbagai aspek ekonomi dan non-ekonomi. Proses pembangunan secara fundamental ditentukan oleh aspek non-ekonomi meskipun muaranya aspek ekonomi. Begitupun pentingnya pembangunan sosial, diwujudkan dalam pembangunan

pendidikan dan kesehatan sebagai unsur pembangunan SDM.

JANGKA PANJANG

Diperkirakan akan membutuhkan waktu paling tidak dua dasawarsa, bukan terselesaikan dalam waktu pendek (1 tahun), dan atau jangka menengah (5 tahun). Proses ini secara kumulatif menunjang pertumbuhan pembangunan

berkelanjutan (sustained secular trend daripada cyclical)

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUAN

“Dua konsep yang merepresentasikan pembangunan ‘proses jangka panjang’ “

PERTUMBUHAN

Menunjukkan adanya peningkatan output .

PEMBANGUNAN

Mencakup peningkatan output yang terkait dengan perubahan tehnis dan institusional. Jadi pembangunan lebih luas dari

pada pertumbuhan.

Konsep pertumbuhan saling terkait dengan pembangunan. Tanpa pembangunan maka pertumbuhan akan

tersendat/berhenti. Bagaimana harus dapat mempertahankan pertumbuhan.

2. PEMBANGUNAN ADALAH MENGHILANGKAN KETIDAKSEMPURNAAN PASAR (market imperfections).

MARKET IMPERFECTIONS: Segala hambatan yang membuat pasar tidak dapat secara sempurna mengalokasikan sumber2 ekonomi secara effesien. Hambatan antara lain:

a. Informasi tidak sempurna

b. Faktor ekonomi yang kurang dapat bergerak (factor immobility).

c. Praktek monopolistik (mekanisme mengasumsikan adanya persaingan sempurna sehingga harga yang tercipta merupakan harga ekuilibirium yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran.

d. Penetapan harga oleh pemerintah.

3. PEMBANGUNAN ADALAH INDUSTRIALISASI

Upaya untuk mengatasi ciri-ciri pokok dari perekonomian yang terbelakang – ketergantungan pada produksi bahan primer (pertanian). Sehingga dianggap bahwa pembangunan adalah industrialisasi. Biasanya merujuk kepada negara “maju” yang umumnya sebagai negara industri.

a. Produksi bahan primer bukan penyebab keterbelakangan, tapi pada rendahnya produktifitas dan produksi bahan primer (pertanian)

b. Pertanian bukan faktor penyebab tapi merupakan faktor asosiatif dari keterbelakangan. Praktek monopolistik

c. Pembangunan menjadi terlalu sempit bila hanya dikaitkan dg beberapa jenis industri saja – tapi harus dikaitkan dg sektor-sektor ekonomi lainnya, dan juga faktor yang non-ekonomi.

Pembangunan sebagai indutrialisasi memberikan pengertian yang keliru – karena:

4. PERBANDINGAN KETIGA ARTI PEMBANGUNAN

DEFINISI 1 DEFINISI 2 DEFINISI 3

Menunjukkan hub.kausatif menekankan non-ek.

Memperhatikan perubahan strukturak

Memperhatikan pemb. dan pertumbuhan sbg. proses keseluruhan

Menunjukkan hub.kausatif fokus aspek ekonomi.

Memperhatikan perubahan marjinal

Mementingkan pada pertumbuhan.

Hub. Asosiatif

=

=

B. PEMBANGUNAN DI INDONESIA

1988 1993 1999 (REFORMASI)

1. Bidang Ekonomi (Pertanian & Indust)

2. Bid.Agama & Keperc

3. Bid. Sosbud

4. Bidang Politik

5. Bid. Hukum

1. Bidang Ekonomi (Pertanian & Indust)

2. Bid. Kesra, Dikbud

3. Bid.Agama & Keperc

4. Bid. Iptek

5. Bid. Hukum

6. Bidang Politik, Aprtur Negara, Penerangan, Kom & Media Massa

7. Bid. Hukum

Pembangunan yang terpusat & tdk merata selama ini hanya mengutamakan khdp ekonomi tidak diimbangi khdp Sospol, Ekonomi yang demokratis & berkeadilan.

S/d. Sekarang .... ???

C. BEBERAPA KONSEP PEMBANGUNAN

1. KONSEP EKONOMI MAKRO a. Hasil akhir pembangunan adalah adanya pertumbuhan

ekonomi

b. Pendapatan nasional sebagai ukuran, dan hal yang perlu diperhatikan:

2. KEPENDUDUKAN a. Laju pertumbuhan besar = Kesempatan kerja besar

b. Kesempatan kerja terbatas = Tingkat kemiskinan rendah

3. TRANSISI DEMOGRAFI a. Pertumbuhan stagnan - Kelahiran & kematian tinggi

b. Pertumbuhan cepat - Kelahiran tinggi, kematian rendah

c. Pertumbuhan stabil - Kelahiran rendah, kematian rendah

4. STRUKTUR UMUR

a. Dependency Ratio, penduduk dibawah umum 15 th dengan penduduk usia kerja sangat besar (negara sedang berkembang)

b. Usia kerja tinggi, usia dibawah umur 15 th rendah (negara maju)

c. Usia di bawah 15 th tinggi, angka kelahiran turun, pertumbuhan penduduk tetap tinggi.

5. PENGANGGURAN

a. Pengangguran terbuka

1). Tenaga sukarela yang tidak bekerja walaulpun

mempunyai ketrampilan

2). Tenaga bukan sukarela yang mau bekerja tapi tdk

ada kesempatan kerja

6. KEMISKINAN

a. Kemiskinan Absolut; penduduk yang tingkat kesejahterannya berada di bawah garis kemiskinan.

b. Konsep “garis kemiskinan”; jumlah penghasilan minimum untuk dapat sekedar bertahan hidup

c. Kemiskinan relatif.

b. Underemployment, pekerja bangunan yang bekerja pada waktu tertentu.

c. Disguised underemployment, angkatan kerja yang hasil kerjanya kurang dari jam kerjanya

D. INDIKATOR PEMBANGUNAN

1. Pendapatan per-capita

2. Pertumbuhan ekonomi – pertumbuhan ekonomi tinggi akan semakin besar penyerapan tenaga kerja

3. Laju inflasi – kenaikan harga barang & jasa (Indek Harga Konsumen)

4. Surplus/defisit APBN/Product Domistic Bruto (PDB)

5. Pertumbuhan ekonomi (Sumbangan konsumsi, Sumbangan investasi, pertumbuhan ekonomi).

6. Investasi dan Pembiayaan (Ratio investasi thd PDB, Peranan investasi dunia usaha, Peranan dana luar negeri diharapkan menurun)

7. Distribusi PDB; Ukuran kemajuan adalah besarnya proporsi sektor industri dibanding pertanian

8. Distribusi kesempatan kerja; Sektor pertanian dan Sektor industri (Proporsi industri lebih besar)

E. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON-EKONOMI

a. Meningkatnya peran & fungsi program legeislasi nasional

b. Meningkatnya jumlah tenaga perancang perundang-undangan yang berkualitas.

1. Bidang Hukum;

a. Meningkatnya keluarga yang menggunakan jamban yang sehat

b. Meningkatnya keluarga yang menggunakan air bersih

2. Bidang Sosbud

a. Terwujudnya berbagai jenis fasilitas sosialisasi politik dan komunitas politik

b. Meningkatnya budaya politik dan demokratis

c. Meningkatnya jumlah tenaga perancang perundang-undangan yang berkualitas.

3. Bidang Politik

c. Meningkatnya tempat pengelolaan makanan sehat.

d. Meningkatnya keluarga yang menghuni rumah sehat.

F. INDIKATOR PEMBANGUNAN GABUNGAN (HDI)

1. Harapan hidup minimal 25 th., maksimal 85 th

2. Tingkat melek huruf dewasa 0% - 100%

3. Angka partisipasi sekolah 0% - 100%

4. PDB Perkapita 100.

Indikator UNDP:

G. MASALAH PEMBANGUNAN

a. Indonesia belum mencapai industrialisasi – krisis ekonomi Asia menular ke Indonesia

b. Basis produksi yang mengandalkan industri besar dan kurang terkait dengan usaha kecil dan menengah

c. Perlu adanya reformasi yang siste,ik pada tatanan ekonomi dan politik.

1. KRISIS EKONOMI (Sejak, 1997)

a. Meningkatnya pengangguran

b. Meningkatnya penduduk miskin dari 35 juta menjadi +/- 50 juta

c. Tingkat kesejahteraan menurun

d. Gizi balita kurang & buruk 15 % bayi lahir, berat badan di bawah normal

e. Anak tidak sekolah

2. AKIBAT KRISIS EKONOMI

a. Luas lantai rumah < 8 m2 per anggota

b. Lantai tanah

c. Air bersih tidak ada

d. Jamban tidak ada (WC Umum)

e. Kursi tamu tidak ada

f. Lauk pauk tidak bervariasi

g. Tidak mampu beli 1 (satu) stel pakain setahun.

2. Kriteria Miskin

PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

GOVERNMENT

PEMBANGUNAN MASYARAKAT

SEKTOR SWASTA

SEKTOR LAIN

INSTITUSI &

TOMA/TOGA

POLICY REGULATION

FACILITY

ALUR PIKIR (PROSES)

PEMBANGUNAN MASYARAKAT

COORDINATING

SUPPORT

MASYARAKAT BERDAYA

(MAMPU, MAJU & MANDIRI)

ALTERNATIF SOLUSI

PEMBANGUNAN

MASYARAKAT

Mencakup: Community Development

(pembangunan masyarakat)

Community Based Development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat)

Community-driven Development (pembangunan yang digerakkan masyarakat)

?

“Memampukan dan Memandirikan Masyarakat”

= PEMBERDAYAAN

1. Pengetahuan dan pengertian tentang apa yang akan

dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya

2. Pengetahuan dan pengertian tentang sikap dan kemungkinan

tanggapan terhadap upaya pemberdayaan masy. Termasuk

kecenderungan atau kemauan untuk melaksanakan rancangan

yang dikehendaki

3. Kemampuan sasaran atau khalayak untuk melaksanakan cita-

cita yang dikembangkan tersebut setelah dapat diterimanya.

STRATEGI DAN TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Perluasan jangkauan (Expansion

Program)

2. Pembinaan (Maintenance Program)

3. Pelembagaan dan pembudayaan

STRATEGI

TAHAPAN

PEMBERDAYAAN SASARAN FUNGSI

Masyarakat

Keluarga

Pria/Perempuan dan Anak

Pasangan Suami -Istri

Kelembagaan

Masyarakat FASILITASI

PENGGERAKAN

PENDAMPINGAN Individu

KERANGKA PROGRAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PROVINSI

KOTA/ KABUPATEN

KECAMATAN

KELURAHAN

Regulator

O

P

E

R

A

T

O

R

Implementator Program

Supervisor Kegiatan

Pelaksana Kegiatan

(Eksekutor)

Unit terkait dan LSM

Peduli prog pemb masy

HIRARKI FUNGSI PEMB. MASY

Unit terkait dan LSM

Peduli prog pemb masy

Unit terkait dan LSM

Peduli prog pemb masy

Unit terkait dan LSM

Peduli prog pemb masy

Community Empowerment

Goverment

PENGGERAKAN DAN POLA JEJARING

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Institution & Leader

People Participation & Responsibility

Pemberdayaan masyarakat

PELAYANAN MASYARAKAT

Goverment

PELAYANAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN

Private Community Participation & Responsibility

Movement

Partnership

Empowerment

Community Development

OTONOMI DAERAH ADALAH HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH OTONOM UNTUK MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKATNYA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN (Ps. 1 AYAT 5 DAN 6 UU No. 32 TH.2004).

DAERAH OTONOM ADALAH KESATUAN MASYARAKAT HUKUM YANG MEMPUNYAI BATAS – BATAS WILAYAH YANG BERWEWENANG MENGATUR DAN MENGURUS URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT SETEMPAT MENURUT PRAKARSA SENDIRI BERDASARKAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM SISTEM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

1. SEBAGAI WUJUD ADANYA PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DIINDONESIA YANG SELAMA INI (SEBELUM ERA REFORMASI) BERSIFAT SENTRALISTIK TELAH TIDAK SESUAI LAGI DENGAN TUNTUTAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SAAT INI.

2. SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN UUD 1945 Ps. 18

(1) NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DIBAGI ATAS DAERAH – DAERAH PROVINSI DAN DAERAH PROVINSI DIBAGI ATAS KABUPATEN DAN KOTA, YANG TIAP – TIAP PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA ITU MEMPUNYAI PEMERINTAH DAERAH, YANG DIATUR DENGAN UNDANG – UNDANG.

(2) PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAERAH KABUPATEN DAN KOTA MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN.

3. PEMERINTAH DAERAH DAPAT

MENINGKATKAN PELAYANAN DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT,

MENGEMBANGKAN KEHIDUPAN

DEMOKRASI, KEADILAN DAN

PEMERATAAN, SERTA MEMELIHARA

HUBUNGAN YANG SERASI ANTARA PUSAT

DAN DAERAH DALAM MENJAGA

KEUTUHAN NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA.

1. PENINGKATAN PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG SEMAKIN BAIK

2. PENGEMBANGAN KEHIDUPAN DEMOKRASI, KEADILAN, DAN PEMERATAAN

3. PEMELIHARAAN HUBUNGAN YANG SERASI ANTARA PUSAT DENGAN DAERAH DAN ANTAR DAERAH DALAM RANGKA MENJAGA KEUTUHAN NKRI

4. MENDORONG UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

5. MENUMBUHKAN PRAKARSA DAN KREATIVITAS, MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT, DAN MENGEMBANGKAN PERAN DAN FUNGSI DPRD

1. PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK, PENGEMBANGAN KREATIFITAS MASYARAKAT DAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH.

2. KESETARAAN HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM KEWENANGAN DAN KEUANGAN.

3. PEMBERIAN JAMINAN UNTUK MENINGKATKAN RASA KEBANGSAAN, DEMOKRASI, DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH.

4. PENCIPTAAN RUANG YANG LEBIH LUAS BAGI KEMANDIRIAN DAERAH.

1. DALAM SISTEM KEKUASAAN PEMERINTAHAN SENTRALISTIK KEKUASAAN SEPENUHNYA DIATUR OLEH PEMERINTAH PUSAT SEHINGGA PEMERINTAH DAERAH MENJADI SANGAT TERGANTUNG PADA PEMERINTAH PUSAT.

2. WILAYAH INDONESIA SANGAT LUAS DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT DI TIAP – TIAP DAERAH SANGAT HETEROGIN.

3. KEBUTUHAN MASYARAKAT TIAP DAERAH BERBEDA – BEDA SESUAI DENGAN PERMASALAHAN MASING – MASING.

I. DASAR HUKUM:

Ps. 18 UUD 1945, UU No. 32 TH. 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH, DAN UU No. 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

Ps. 18 UUD 1945

1) NEGARA KESATUAN RI DIBAGI ATAS DAERAH – DAERAH PROVINSI DAN DAERAH PROVINSI DIBAGI ATAS KABUPATEN DAN KOTA, YANG TIAP – TIAP PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA ITU MEMPUNYAI PEMERINTAHAN DAERAH YANG DIATUR DENGAN UNDANG – UNDANG.

2) PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA MENGATUR SENDIRI URUSAN PEMERINTAHANNYA MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN

3) PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAERAH KABUPATEN DAN KOTA MEMILIKI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH YANG ANGGOTA – ANGGOTANYA DIPILIH MELALUI PEMILIHAN UMUM

4) GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MASING – MASING SEBAGAI KEPALA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DIPILIH SECARA DEMOKRATIS

5) PEMERINTAH DAERAH MENJALANKAN OTONOMI SELUAS – LUASNYA, KECUALI URUSAN PEMERINTAHAN YANG OLEH UNDANG – UNDANG DITENTUKAN SEBAGAI URUSAN PEMERINTAH PUSAT.

6) PEMERINTAH DAERAH BERHAK MENERAPKAN PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN – PERATURAN LAIN UNTUK MELAKSANAKAN OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN.

7) SUSUNAN DAN TATACARA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DIATUR DALAM UNDANG – UNDANG.

II. DAERAH OTONOM: DAERAH OTONOM DI INDONESIA DIBAGI ATAS

DAERAH PROPINSI, DAERAH KABUPATEN DAN DAERAH KOTA (Ps. 3 AYAT 1 UU No. 32 TH 2004)

PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM HARUS MEMENUHI SYARAT : ADMINISTRASI, TEKNIS DAN FISIK WILAYAH

PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM HARUS MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR – FAKTOR : POTENSI DAERAH, LUAS WILAYAH, KEPENDUDUKAN, SOSIAL POLITIK, SOSIAL BUDAYA, HANKAM DAN FAKTOR LAIN YANG MEMUNGKINKAN TERSELENGGARANYA OTONOMI DAERAH.

1. ASAS KEPASTIAN HUKUM

2. ASAS KEPENTINGAN UMUM

3. ASAS KETERBUKAAN

4. ASAS PROPORSIONALITAS

5. ASAS AKUNTABILITAS

6. ASAS EFISIENSI

7. ASAS EFEKTIVITAS

1. ASAS DESENTRALISASI : YAITU PENYERAHAN WEWENANG PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH PUSAT KAPADA DAERAH OTONOM UNTUK MENGURUS DAN MENGATUR URUSAN PEMERINTAHAN DALAM SISTEM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, SEHINGGA PADA AKHIRNYA MENJADI URUSAN PEMERINTAH DAERAH

2. ASAS DEKONSENTRASI : YAITU PELIMPAHAN WEWENANG PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH PUSAT KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAHAN DAN KEPADA INSTANSI VERTIKAL WILAYAH TERTENTU. DAN PADA HAKEKATNYA HAL ITU TETAP MENJADI URUSAN PEMERINTAH PUSAT

2. ASAS TUGAS PEMBANTUAN (MEDE BEWIND) : YAITU

PENUGASAN DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DAN PEMERINTAH DESA, ATAU DARI PEMERINTAH PROVINSI KEPADA KABUPATEN / KOTA / DESA, ATAU DARI PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA KEPADA PEMERINTAH DESA

1. OTONOMI LUAS :

KEKUASAAN DAERAH UNTUK

MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN YANG

MENCAKUP KEWENANGAN SEMUA BIDANG,

KECUALI KEWENANGAN YANG OLEH UNDANG –

UNDANG DITETAPKAN TIDAK MENJADI

WEWENANG PEMERINTAH DAERAH

2. OTONOMI NYATA : YAITU KELELUASAAN DAERAH UNTUK MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN DIBIDANG TERTENTU YANG SECARA NYATA ADA DAN DIPERLUKAN UNTUK TUMBUH DAN BERKEMBANG DI DAERAH

3. OTONOMI YANG BERTANGGUNG JAWAB : YAITU PERWUJUDAN PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI KONSEKWENSI PEMBERIAN HAK DAN KEWENANGAN KAPADA DAERAH SEBAGAI WUJUD TUGAS DAN KEWAJIBAN DAERAH DALAM MENCAPAI TUJUAN OTONOMI

HAK : 1. MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN

PEMERINTAH

2. MEMILIH PIMPINAN DAERAH

3. MENGELOLA APARATUR DAERAH

4. MEMUNGUT PAJAK DAERAH

5. MENDAPATKAN BAGI HASIL DARI [ENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA LAINNYA YANG ADA DI DAERAH

6. MENDAPATKAN SUMBER – SUMBER PENDAPATAN LAIN YANG SAH

7. MENDAPATKAN HAK LAINNYA YANG DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN (Ps. 21 UU No. 32 TH 2004)

1. MELINDUNGI MASYARAKAT, MENJAGA PERSATUAN, KESATUAN DAN KERUKUNAN NASIONAL SERTA KEUTUHAN NKRI

2. MENINGKATKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI

3. MENGEMBANGKAN KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT

4. MEWUJUDKAN KEADILAN DAN PEMERATAAN

5. MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN

6. MENYEDIAKAN FASILITAS KESEHARAN

7. DAN SEBAGAINYA (Ps. 22 UU No. 32 TH 2004)

1. POLITIK LUAR NEGERI

2. PERTAHANAN

3. KEAMANAN

4. YUSTISI

5. MONETER DAN FISKAL NASIONAL

6. AGAMA

1. PEMERINTAH MENYELENGGARAKAN SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN TERSEBUT

2. MELIMPAHKAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAH

3. MENUGASKAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERDASAR ATAS ASAS TUGAS PEMBANTUAN

1. MEMPERHATIKAN ASPEK DEMOKRASI, KEADILAN, PEMERATAAN, POTENSI, DAN KERAGAMAN DAERAH

2. DIDASARKAN ATAS OTONOMI LUAS, OTONOMI NYATA, DAN BERTANGGUNG JAWAB

3. OTONOMI LUAS DAN UTUH DILETAKKAN PADA KABUPATEN / KOTA, SEDANGKAN OTONOMI PROPINSI MERUPAKAN OTONOMI YANG TERBATAS

4. PELAKSANAAN OTONOMI HARUS SESUAI DENGAN KONSTITUSI NEGARA SEHINGGA TETAP TERJALIN HUBUNGAN PUSAT, DAERAH DAN ANTAR DAERAH

5. HARUS MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAERAH OTONOM SERTA DI DALAM KABUPATEN DAN KOTA TIDAK ADA LAGI WILAYAH ADMINISTRATIF

6. HARUS MENINGKATKAN PERANAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DAERAH DAN FUNGSI ANGGARAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

7. ASAS DEKONSENTRASI DILETAKKAN PADA PROPINSI SEBAGAI WILAYAH ADMINSTRASI UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN TERTENTU YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR

PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN PRINSIP OTONOMI SELUAS – LUASNYA DALAM SISTEM DAN PRINSIP NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH DPRD DAN PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS KEPALA DAERAH DAN PERANGKAT DAERAH

UNSUR PERANGKAT DAERAH: SEKRETARIAT DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH

SEKRETARIS DAERAH LEMBAGA DINAS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH KEPALA

DINAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH

KEPALA BADAN DAERAH KECAMATAN YANG DIPIMPIN OLEH CAMAT KELURAHAN YANG DIPIMPIN OLEH LURAH

PEMERINTAHAN DAERAH ADA DUA TINGKATAN YAITU PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI YANG DIPIMPIN ULEH GUBERNUR DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN / KOTA YANG DIKEPALAI OLEH BUPATI / WALI KOTA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI KEPALA DAERAH OTONOM DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DPRD

GUBERNUR MEMILIKI PERAN ATAU KEDUDUKAN GANDA YAITU : SEBAGAI KEPALA DAERAH DAN SEKALIGUS WAKIL PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH PERATURAN PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATUR DAN MELAYANI MASYARAKAT DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN SEHARI - HARI

1. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN – PERATURAN (TERTULIS):

KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT/NASIONAL :

UUD 1945

UU / PERPU

PERATURAN PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN

PERATURAN MENTERI,

KEPUTUSAN MENTERI, DAN

KEPUTUSAN DIREKTORAT.

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH:

- PERATURAN DAERAH

- PERATURAN GUBERNUR

- PERATURAN BUPATI / WALIKOTA

- KEPUTUSAN KEPALA DINAS / INSTANSI DAERAH

2. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN YANG TIDAK TERTULIS (KONVENSI) CONTOHNYA :

- PERATURAN TENTANG PEMBERIAN DANA BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM

- PERATURAN TENTANG PENGATURAN DAN PENERTIBAN KAWASAN KOTA

- PERATURAN TENTANG UPAYA PEMBANGUNAN JALAN DAN SARANA UMUM DLL.

1.ISU MASALAH

PUBLIK

2.PERUMUSAN

KEBIJAKANPUBLIK

3.PENERAPAN

KEBIJAKAN PUBLIK

4. EVALUASI KEBIJAKAN

PUBLIK

1. MEMBENTUK PERILAKU / BUDAYA DEMOKRATIS YAITU KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA, BERORGANISASI, BERKUMPUL DAN MENYATAKAN PENDAPAT

2. MEMBENTUK MASYARAKAT HUKUM YAITU MASYARAKAT YANG PATUH PADA HUKUM YANG BERLAKU

3. MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERETIKA / BERMORAL YAITU KONDISI MSYARAKAT YANG TERBIASA BERSIKAP BAIK DAN TUMBUH SUASANA KEKELUARGAAN, SALING MENGHORMATI, SALING MENGHARGAI HAK – HAK SEBAGAI SESAMA MANUSIA

4. MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI YAITU MASYARAKAT YANG TERDIRI DARI BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA DAN DAPAT HIDUP SECARA DAMAI

A. FAKTOR INTERNAL : 1. MASYARAKAT TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM

LAMA BAHWA PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK ITU ADALAH URUSAN PEMERINTAH.

2. MASYARAKAT TIDAK TAHU ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK

3. MASYARAKAT TIDAK MENGERTI PROSEDUR / LANGKAH UNTUK BERPARTISIPASI

4. MASYARAKAT TIDAK MAU TAHU / ACUH TAK ACUH

B. FAKTOR EKSTERNAL :

1. TIDAK DIBUKANYA KEPADA WARGA UNTUK

BERPARTISIPASI 2. ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI

WARGA TETAPI BELUM BANYAK DIKETAHUI 3. MASIH ADANYA POLA SENTRLALISTIK YANG

TIDAK SESUAI DENGAN SEMANGAT OTONOMI 4. ADANYA ANGGAPAN BAHWA BANYAK UNSUR

YANG TELIBAT MAKA PERUMUSAN AKAN BERJALAN LAMBAN

1. Perumusan kebijakan publik tidak akan memenuhi hak – hak rakyat secara menyeluruh

2. Kebijakan publik bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat

3. Kebijakan publik tidak sejalan bahkan bertentangan dengan nilai – nilai budaya masyarakat