Setiap jenis, jalur & jenjang pendidikan wajib memuat Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama & Pendidikan Kewarganegaraan
Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adlh hubungan antara warga negara & negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan & Pendidikan Pendahuluan Bela Negara merupakan salah satu komponen yg tdk dpt dipisahkan dr Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dlm susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia.
• WN YANG BAIK DAN BERTANGGUNG JAWAB
• WN NASIONALIS
• WN INTELEKTUAL
• MENGUASAI KEMAMPUAN BERFIKIR,
• BERSIKAP RASIONAL DAN
• DINAMIS
Tujuan Umum. Memberikan pengetahuan & kemampuan dsr kpd mhs mengenai hub antara WN dng Neg serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agr mnjdi WN yg dpt diandalkan oleh bangsa & negara.
Tujuan Khusus. Agr mhs dpt memahami & melaksanakan hak & kewajiban scr santun, jujur & demokratis srt ikhlas sbg WN RI terdidik & bertanggung jawab.
◦ Agr mhs menguasai & memahami berbagai mslh dsr dlm kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara, srt dpt mengatasinya dng pemikiran kritis & bertanggungjawab yg berlandaskan PS, Wasnus & Tahnas.
◦ Agr mhs memiliki sikap & perilaku yg ssuai dng nilai2 kejuangan, cinta tanah air, srt rela berkorban bg nusa & bangsa.
KOMPETENSI MATA KULIAH
ILMUWANPROFESIONAL
CINTA TANAH AIR
NASIONALISME TINGGI
DEMOKRATIS
MEMILIKI DAYA SAING
DISIPLIN
BERPARTISIPASI AKTIF
DALAM MEMBANGUN
KEHIDUPAN YANG
DAMAI BERDASARKAN
SISTEM
PANCASILA
Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
◦ Warga negara dituntut hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.
◦ Untuk itu diperlukan bekal ilpengtek dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya bangsa.
◦ Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
◦ Sebagai perbandingan, di berbagai negara juga dikembangkan
◦ Materi pendidikan umum (general education/humanities) sebagai
◦ Pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku warga negaranya.
1. Amerika Serikat : History, Humanity, Philosophy.
2. Jepang : Japanese History, Ethics, Philosophy.
3. Filipina : Philipino, Family Planning, Taxation and Land
4. Reform, The Philipine New Constitution, Study of Human Rights.
5. Beberapa negara lainnya : Civics Education.
Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.
Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara.
Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.
PANCASILA
1) UUD 1945
a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan
dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum
dan pemerintahan.
c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya
pembelaan negara.
d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.
2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang
Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.
MPR, UUD Negara RI Tahun 1945 Beserta Amandemennya,
“PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN
MEMBENTUK WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT DALAM RANGKA
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA‖ (Ps 3 UU RI No 20 tahun 2003)
PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN :
―…UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG
BERIMAN BAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, SEHAT, BERILMU, CAKAP,
KREATIF, MANDIRI, DAN MENJADI WARGANEGARA YANG DEMOKRATIS DAN
BERTANGGUNG JAWAB‖ ( Ps 3 UU RI No.20 Tahun 2003)
―KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH‖ WAJIB MEMUAT :
a. PENDIDIKAN AGAMA
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
c. BAHASA
(Ps 37 AYAT 1 UU No 20 tahun 2003)
―KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI‖ WAJIB MEMUAT :
a. PENDIDIKAN AGAMA;
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;
c. BAHASA.
(Ps 37 AYAT 2 UU No.20 tahun 2003)
―Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003:
―Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air‖
~ SUMBER NILAI DAN
~ PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM STUDI DALAM MENGANTARKAN
MAHASISWA, UNTUK
~ MENGEMBANGKAN KEPRIBADIANNYA SELAKU
WARGANEGARA YANG BERPERAN AKTIF
~ MENEGAKKAN DEMOKRASI MENUJU
MASYARAKAT MADANI
Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :
~ mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia,
~ mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
~ menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.
BERTUJUAN UNTUK MENGUASAI :
~ Kemampuan berfikir,
~ Bersikap rasional, dan dinamis,
~ Berpandangan luas sebagai
manusia intelektual.
Mengantarkan mahasiswa selaku warganegara, memiliki :
a. Wawasan kesadaran bernegara, untuk : - bela negara. - cinta tanah air.
b. Wawasan kebangsaan, untuk : - kesadaran berbangsa - mempunyai ketahanan nasional.
c. Pola pikir, sikap yang komprehensif- Integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.
Agar mahasiswa :
1. Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan kewarganegaraan,
2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warganegara yang terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa dan bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.
Masyarakat madani (almujtama’al-madani) adalah masyarakat bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif indivudual.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang secara umum memiki ciri-ciri berbudaya, berperadaban, demokratis, dan berkeadilan.
Masyarakat madani adalah masyarakat masyarakat yang berperadaban(ber-―madaniyah‖), karena tunduk dan patuh pada ajaran kepatuhan yang dinyatakan dalam supermasi hukum dan peraturan.
Masyarakat madani adalah suatu sistem sosial yang subur yang didasarkan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat, serta masyarakat mendorongkan daya usaha dan inisiatif individu, baik dari segi pemikiran, seni, ekonomi, maupun taknologi.
ATRIBUT MASYARAKAT MADANI INDONESIA
1. BER-KETUHANAN YANG MAHA ESA,
2. BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
3. BERSATU DALAM NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA,
4. DEMOKRATIS-KONSTITUSIONAL,
5. BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA,
6. BERBHINNEKA TUNGGAL IKA,
7. MENJUNJUNG TINGGI HAK DAN KEWAJIBAN
AZASI MANUSIA,
8. MENCINTAI PERDAMAIAN DUNIA.
CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969, SMA 1969
PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73 PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975,
1984. PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) :
SD, SMP, SMU 1994-Sekarang PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang (rintisan) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT (UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)
• CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)
• CITIZENSHIP EDUCATION (UK)
• TA’LIMATUL MUWWATANAH, (TIMTENG)
TARBIYATUL WATONIYAH
• EDUCACION CIVICAS (MEXICO)
• SACHUNTERRICHT (JERMAN)
• CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)
• SOCIAL STUDIES (USA, NEW ZEALAND)
• LIFE ORIENTATION (AFRIKA SELATAN)
• PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)
• CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)
• OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)
• PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (INDONESIA)
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian 1) Setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan
2) Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan
adalah hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
3) Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara merupakan salah satu komponen yg tidak dapat dipisahkan dari Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dalam susunan kurikulum inti perguruan tinggi di Indonesia.
-SEPANJANG PERJALANAN SEJARAH BANGSA INDONESIA MENGALAMI PASANG SURUT, MENGALAMI KONDISI DAN TUNTUTAN YG BERBEDA SESUAI DENGAN ZAMANNYA.
- KONDISI & TUNTUTAN YANG BERBEDA TERSEBUT DITANGGAPI BANGSA INDONESIA DENGAN KESAMAAN NILAI-NILAI PERJ. BGS YG DILANDASI OLEH JIWA, TEKAD & SEMANGAT KEBANGSAAN.
- KESEMUANYA ITU TUMBUH MENJADI KUAT YG MAMPU MENDORONG PROSES TERWUJUDNYA NKRI. - SEMANGAT PERJUANGAN BANGSA INDONESIA YANG TAK KENAL MENYERAH MERUPAKAN KEKUATAN MENTAL SPIRITUAL YANG DAPAT MELAHIRKAN SIKAP & PERILAKU HEROIK & PATRIOTIK YANG HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP WARGA NEGARA NKRI.
- NILAI-NILAI PERJUANGAN BANGSA MASIH RELEVAN DALAM PECAHKAN SETIAP PERMASALAHAN DALAM BERMASYRAKAT, BERBANGSA & BERNEGARA SERTA SUDAH TERBUKTI KEANDALANNYA.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Globalisasi yang diwarnai perkembangan iptek (informasi, kom, Tansp) membuat dunia menjadi transparan ( “borderless country” )
Oleh sebab itu isu globalisasi (demokrasi, ham, lh) akan pengaruhi struktur kehidupan (pola pikir, sikap dan tindak) masyarakat Indonesia termasuk mental spiritual.
Perjuangan non fisik tersebut memerlukan sarana kegiatan Pendidikan bagi setiap wni khususnya mahasiswa sebagai calon Cendekiawan melalui pendidikan kewarganegaraan.
UNTUK MENGHADAPI GLOBALISASI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN, DIPERLUKAN PERJUANGAN NON FISIK SESUAI BIDANG PROFESI MASING-MASING. PERJUANGAN INI HRS DILANDASI NILAI-NILAI PERJUANGAN BANGSA INDONESIA --> SEHINGGA KITA MEMILIKI WAWASAN, CINTA TANAH AIR, UTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA.
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1) UUD 1945
a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan pemerintahan.
c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.
d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.
2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor
43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
OBJEK PEMBAHASAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
a) Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan
warga negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.
b) Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi
hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara.
Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat
interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.
PANCASILA DALAM PENDEKATAN FILSAFAT Ilmu pengetahuan yang mendalam dan mendasar mengenai Pancasila, dan merupakan suatu kajian nilai-nilai yang terdapat dalam masing-masing sila, mencari intinya, hakikat dari inti dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya yaitu : Nilai Ketuhanan; Nilai Kemanusiaan; Nilai Persatuan; Nilai Kerakyatan; Nilai Keadilan. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi manusia.
Nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang menyangkut jenis dan minat.
Nilai adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia.
CIRI-CIRI NILAI : suatu realitas abstrak, bersifat normatif, sebagai motivator (daya dorong) manusia dalam bertindak.
Prof. Notonegoro, ada 3 (tiga) macam nilai :
1. Nilai materiil, sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia;
2. Nilai vital, sesuatu sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat melaksanakan kegiatan;
3. Nilai kerokhanian, yang dibedakan :
- nilai kebenaran berdumber pada akal piker manusia
(rasio, budi, cipta);
- nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa
manusia;
- nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada
kehendak karsa, hati nurani manusia;
- nilai religius (ketuhanan) bersifat mutlak bersumber
pada keyakinan manusia.
Perbuatan manusia
(actus hominis), diluar
pengamatan manusia.
Perbuatan insani (actus
humanus), dibawah
pengawasan manusia.
Kehendak : tetarik – memilih memutuskan
Jiwa/rokhani kebaikan yang dimengerti
Budi : pengertian – pertimbangan
Manusia
Nafsu–pengetahuan indriyani Catur rasa daya umum
daya gambar Badan/Jasmani daya ingat
daya penduga Pancaindera OBYEK
IDEOLOGI
idea + logos = ilmu tentang gagasan atau cita-cita. cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai sehingga cita-cita itu merupakan dasar, pandangan/paham
Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat
Sebagai pemersatu masyarakat dan dengan demikian dapat menjadi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi
Ideologi tidak sama dengan Filosofi Ideologi adalah cara pandang ideal bagi
sekelompok masyarakat (ideal way of life for society)
Filosofi adalah cara pandang mengarungi kehidupan (the way of living life)
Ideologi bersifat startegis-politis Filosofi bersifat strategis-humanis
1. Mempunyai kekuatan (have power)
2. Mampu menuntun dalam evaluasi (guidance of evaluation)
3. Menyediakan petunjuk dalam beraksi (guidance of action)
4. Harus logis (logic)
1. Sebagai sekumpulan ide yang normatif 2. Sebagai bentuk struktur logika internal 3. Sebagai ide dalam interaksi manusia 4. Sebagai ide dalam struktur organisasi 5. Sebagai cara persuasif 6. Sebagai tempat interaksi sosial
Anarkisme
Demokrasi Kristen
Komunisme
Komunitarianisme
Konservatisme
Fasisme
Politik Hijau
Islamisme
Liberalisme
Libertarianisme
Nasionalisme
Demokasi Sosial
Sosialisme
PANCASILA
• Pancasila : Sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara (philosophische grondslag) dari negara Indonesia berupa nilai-nilai budaya bangsa, dan sebagai ideologi nasional yang terbuka.
• Pancasila adalah dasar (filsafat) negara, sedang UUD 1945 adalah dasar (hukum) negara Indonesia.
• Nilai dasar Pancasila bersifat tetap, dapat dijabarkan sesuai dengan dinamika perkembangan dan tuntutan masyarakat
Pancasila sebagai dasar (filsafat) negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara.
Nilai dasar Pancasila bersifat abstrak, normatif dan nilai itu menjadi motivator kegiatan dalam penyelenggaraan bernegara.
• a. Nilai Dasar Asas-asas yang kita terima sebagai dalil dam bersifat mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu
yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
• b. Nilai Instrumental Pelaksanaan umum dari nilai dasar, berbentuk norma sosial, dan norma hukum yang terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
• C. Nilai Praksis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan, yang merupakan batu ujian apakah nilai dasar
dan nilai instrumental benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat sendiri.
Nilai itu bukan keyakinan sekelompok orang, tetapi hasil kesepakatan.
Isinya tidak langsung operasional.
Dimensi Realitas Nilai-nilai ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup di
dalam masyarakat Indonesia. Merupakan nilai dasar yang abadi dan tidak boleh diubah.
Dimensi Idealitis Ideologi selain memberi penafsiran atau pemahaman atas
kenyataan, juga mempunyai sifat futuristik yaitu memberi gambaran akan masa depan yang ingin diwujudkan.
Dimensi Fleksibilitas Memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Nilai-nilai yang terkandung merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat, bukan berasal dari masyarakat
Berlakunya nilai ideologi dipaksakan di masyarakat.
Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan atas tuntutan-tuntutan yang konkret, operasional dan diajukan dengan mutlak.
Nilai Ketuhanan Adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.
Nilai Kemanusiaan Kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-
nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani. Manusia perlu diperlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya.
Nilai Persatuan
Usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Menghayati semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Nilai Kerakyatan
Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
Nilai Keadilan
Sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Negara Indonesia yang berkeadilan.
Pancasila selain berkedudukan sebagai Staatsfundamentalnorm, juga sebagai Cita Hukum (rechtidee) yang menguasai hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak tertulis, dan merupakan gagasan, pikiran, rasa dan cipta mengenai hukum yang seharusnya diinginkan masyarakat. yang menguasai hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak tertulis.
2 (dua) fungsi Pancasila sebagai cita hukum Fungsi regulatif , artinya cita hukum menguji apakah hukum yang dibuat adil atau tidak bagi
masyarakat; Fungsi konstitutif, artinya fungsi yang
menentukan bahwa tanpa dasar cita hukum maka hukum yang dibuat akan kehilangan maknanya
sebagai hukum.
Pengamalan secara obyektif : dengan melaksanakan dan mentaati peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang berlandaskan pada Pancasila;
Pengamalan secara subyektif : dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
3 (tiga) faktor yang membuat Pancasila semakin sulit
dan marginal dalam semua perkembangan yang terjadi
:
1. Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim
ORBA yang menjadikan Pancasila sebagai alat
politik untuk mempertahankan status quo
kekuasaannya;
2. Liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan
tentang Pancasila sebagai satu-satunya asas setiap
organisasi.
3. Desentralisasi dan otonomisasi daerah yang sedikit
banyak mendorong pengutan sentiment kedaerahan,
sehingga Pancasila kian kehilangan posisi
sentralnya.
1. Radikalisasi (Ruh Baru) Pancasila 2. Mengembalikan Pancasila sesuai dengan jati
dirinya (memberi visi kenegaraan), yaitu sebagai ideologi dan dasar negara;
3. Mengganti persepsi dari Pancasila sebagai ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu;
4. Mengusahakan Pancasila mempunyai konsistensi dengan produk-produk perundangan, koherensi antar sila, dan korespondensi dengan realitas sosial, dan;
5. Pancasila yang semula melayani kepentingan vertikal menjadi Pancasila yang melayani kepentingan horizontal.
50
1. Buat contoh kasus dan peristiwa yang selaras dan tidak selaras dengan visi, misi dan kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Buat contoh upaya bela negara dalam berbagai bidang profesi kecuali militer dan polisi.
3. Jelaskan apakah dengan adanya Internet dan penggunaannya dapat mengancam Ketahanan Nasional.
LATIHAN PENGUASAAN KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH
51
1. Buat contoh kasus dan peristiwa yang selaras dan tidak selaras dengan visi, misi dan kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Buat contoh upaya bela negara dalam berbagai bidang profesi kecuali militer dan polisi.
3. Jelaskan apakah dengan adanya Internet dan penggunaannya dapat mengancam Ketahanan Nasional.
LATIHAN PENGUASAAN KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Udin S. Winataputra, H., (2004). Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana psiko- pedagogis untuk mewujudkan masyarakat madani. Makalah Bahan Sajian dan Diskusi Dalam Lokakarya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti-Depdiknas. 21-22 September 2004.
2. UU. No. 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. SKep. Dirjen DIKTI – Depdiknas, No. 38/DIKTI/Kep/2002. tentang Rambu-rambu pelaksanaan Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
4. Sudargo Gautama. (1997). Warga Negara dan Orang Asing. Bandung : Alumni.
5. Sharp, Gene. (1997). Menuju Demokrasi tanpa Kekerasan. Terjemahan: Sugeng Bahagiyo. Jakarta : Pustaka Sinar Haraoan.
6. Bondan Gunawan S. (2000). Apa itu Demokrasi . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
7. Beetham, David & Boyle, Kevin. (1995). Demokrasi . Terjemahan : Bern. Hidayat. Yogyakarta : Kanisius.
8. Saafroedin Bahar dan A.B. Tangdililing. (Penyunting). ( 1996). Intergrasi Nasional : Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
9. F. Isjwara. (1982). Ilmu Politik. Bandung : Angkasa.
10.Tim Dirjen Dikti-Dep Diknas. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
11.Tim Lemhannas. (1994). Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara RI. Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar hukum positif, yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Secara material, Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia dan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
Pancasila sebagai staat fundamental norm tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD RI 1945. Pancasila sebagai filosofi negara.
Hubungan Pembukaan UUD RI 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 yang mempunyai fungsi hubungan langsung yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi dalam Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD1945.
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis
Hukum dasar tidak tertulis “Convensi”
Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945: Demokrasi Indonesia dan penjabarannya menurut UUD
1945 dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945(sistem kekuassan
Asas Otonomi
Hubungan antar lembaga negara
Sebagai hukum dasar yang tertulis Sebagai dasar sumber hukum Sebagai norma yang mengikat ; lembaga
pemerintahan.lembaga masyarakat, warga negara.
Sebagai hukum yang menempati hirarkhi tertinggi dalam hukum tertulis negara(UU No 10 Tahun 2004/UU No 12 / 2011 )
Sebagai alat pengotrol, pengecek terhadap produk hukum yang lebih rendah.
UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan-badan tersebut.
• Singkat ( Pembukaan 4 alinea, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Tambahan
• Memuat aturan pokok sebagai instruksi kepada pemerintah.
• Luwes, supel artinya dinamis dan tidak mudah ketinggalan zaman
• Mengandung semangat penyelengara negara yang baik.
• Mengatur mekanisme dan sisitem pemerintahan dalamsuatunegara
Kesimpulan :
Sebagai hukum positif dalam tertib hukum Indonesia yang tertinggi, UUD bersifat tertulis, rumusannya harus jelas dan mengikat pemerintah sebagai penyelengara negara serta setiap warga negara.
Norma-norma/aturan dalam UUD harus dilaksanakan secara konstitusional
Selain hukum dasar tertulis, terdapat “ konvensi” sebagai aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaan negara meskipun tidak tertulis.
Syarat konvensi ;
- tidak bertentangan dengan UUD
- sebagai pelengkap UUD, pengisi kekosongan karena UUD tidak mengatur
- berlaku berulang-ulang dan dipelihara,merupakan kebiasaan dalam penyelenggaraan negara
- tidak tertulis.
Pengertian
Negara adalah : suatu organisasi dari sekelompok manusia yang bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
Unsur Konstitutif;
Unsur dasar negara yang bersifat kontitutif meliputi; wilayah udara, darat, laut, dan perasaan rakyat atau masyarakat dan pemerintahan yang berdaulat
Unsur Deklaratif;
Unsur negara yang bersifat deklaratif meliputi unsur dasar konstitutif dan adanya tujuan negara serta pengkuan dari negaralain, secara de jure dan de facto
Teori yang berdasarkan kekuasaan (machstaat); tujuan negara adalah untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan.
Teori yang mengutamakan kemakmuran negara( etatisme)
Teori yang mengutamakan kemakmuran orang perorangan (individu); negara melalui undang-undang menjamin kebebasan untuk mencapai kemakmuran individu (liberty liberal)
Teori tujuan negara yang mengutamakan kemakmuran rakyat dicapai secara adil( tipe negara hukum/material-social service state)
Tujuan bernegara bangsa Indonesia dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat yaitu :
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. memajukan kesejahteraan umum,
c. mencerdaskan bangsa,
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia,berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadialn sosial
Yang didasarkan pada/ diukur menurut ;1.Ketuhanan Yang Maha Esa,2. Kemanusiaan yang adildan beradab,3. Persatuan Indonesia, 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan perwakilan dan,5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jadi teori kenegaraan kita dalam hal tujuan negara diarahkan pada segi-segi nasional dan internasional dengan berdasar pada Pancasila
Negara Kesatuan (Unitary State); menghendaki satu negara yang bersatu atas dasar kesatuan
Negara Serikat (Federation); merupakan bentuk negara yang terdiri dari negara-negara bagian, tiap-tiap negara bagian mempunyai hak untuk membentuk, menyusun undang-undang dasar sendiri serta mengatur urusan rumah tangga pemerintahan secara bebas
Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik (sistem kekuasaan negara).
Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan:
“ Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,Konstitusi Negara Indonesia berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik , Negara Indonesia berdasarkan persatuan Indonesia”
Menurut Prof Moh .Yamin negara Indonesia mempunyai corak istimewa 1. berbentuk Republik dan 2.mewujudkan unitarisme-berotonomi (dari atas sampai kebawah)
• Hakekat negara persatuan Negara yang merupakan suatu kesatuan dan unsur-
unsur yang membentuknya yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, agama, wilayah-wilayah yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda.
Merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah, dan tidak terbagi-bagi seperti halnya negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum nasional, satu bahasa,serta satu bangsa.
Paham negara persatuan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, … yaitu Negara Persatuan yaitu mengatasi segala paham golongan dan paham perorangan dan tidak berdasarkan individualisme pada negara liberalisme.
Makna persatuan dengan seloka Bhinneka Tunggal Ika
Paham negara kebangsaan berlandaskan Pancasila
Paham negara integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup,keselarasan, dalam hubungan antar individu maupun masyarakat. Tidak mengenal dominasi mayoritas, tidak memihak kepada yang kuat, tidak mengenal tirani minoritas. Didalam terkandung nilai kebersamaan, kekeluargaan, ke”bhinneka-tunggal-ika”an.
• Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral
• Semua golongan bagian,bagian dan anggotanya berhubungan erat satudengan lainnya
• Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang organis.
• Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya
• Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan atau perseorangan
• Negara tidak menganggap kepentingan ssesorang sebagai pusat
• Negara tidak hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan saja
• Negara menjamin kepentingan seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral
• Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Paham /idiologi liberalisme berprinsip bahwa rakyat merupakan ikatan dan individu-individu yang bebas dantumbuhnya berdsarkan sintesa dari beberapa paham a.l. paham materialisme, rasionalisme, dan individualisme.
Paham sosialime komunis (Karl Marx), memandang bahwa hakikat kebebasan dan hak individu itu tidak ada.pada hakikatnya manusia hanya sebagai mahluk sosial saja.dalam kehidupan masyarakat terjadi interaksi dialektis antara kelas kapitalis dan kelas proletar,buruh.
Tidak terjadinya fungsi pengawasan dan saling mengimbangi (checks and
balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan. Terjadinya penumpukan
kekeuasaan pada yang berada ditangan MPR, sehingga menyebabkan
kekeuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memeiliki hubungan
dengan rakyat.
Terjadinya dominasi kekuasaan ditangan Presiden selaku eksekutif, baik di
bidang legislatif maupun yudikatif yaitu adanya hak prerogatif (a.l.
memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi ) dan kekuasaan membuat
undang-undang. Hal ini tertulis dalam penjelasan UUD 1945 yang berbunyi
Presiden penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggidi bawah Majelis.
UUD 1945 menagandung pasal-pasal yang terlalu luwes shingga dapat menimbulkan
lebih dari satu tafsiran (multi tafsir), misal pasal 7 (sebelum diubah) yang berbunyi”
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatanya selama masa lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali”Kemudian Pasal 6 ayat (1) “Presiden ialah orang
Indonesia asli”,yang memberikan arti yang beragam.
LATAR BELAKANG AMANDEMEN/PERUBAHAN UUD 1945
PENDAHULUAN
NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu
Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002
Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)
Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)
Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)
Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)
Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan
Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada
tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum
dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)
TERJADI PERGESERAN
JATI DIRI BANGSA INDONESIA
SOPAN
SANTUN
RAMAH TAMAH
KERUKUNAN
TOLERANSI
APATIS
DISLOYALTY
PREJUDICE
AGRESIF
KRISIS JATI DIRI !
JATI DIRI BANGSA INDONESIA DILECEHKAN !
JATI DIRI BANGSA INDONESIA DIPERTANYAKAN
EKSISTENSINYA!
JATI DIRI
JATI DIRI MERUPAKAN FITRAH MANUSIA YANG MENGANDUNG SIFAT
DASAR YANG DIBERIKAN OLEH TUHAN DAN MERUPAKAN POTENSI
YANG DAPAT MEMANCAR DAN DITUMBUHKEMBANGKAN
JATI DIRI ADALAH SIAPA KITA SESUNGGUHNYA, FITRAH MANUSIA
ATAU JUGA NUR ILAHI YANG BERISIKAN SIFAT-SIFAT DASAR MANUSIA
YANG MURNI DARI TUHAN YANG BERISIKAN PERCIKAN –PERCIKAN
SIFAT ILAHI DALAM BATASKEMAMPUAN INSANI DIBERIKAN SEWAKTU
LAHIR
KARAKTER
“CHARACTER IS A STRIVING SYSTEM WHICH UNDERTY BEHAVIOR”
(SIGMUND FREUD)
KARAKTER MERUPAKAN KUMPULAN TATA NILAI YANG MEWUJUD
DALAM SUATU SISTEM DAYA DORONG (DAYA JUANG) YANG MELANDASI
PEMIKIRAN, SIKAP DAN PERILAKU YANG AKAN DITAMPILKAN
SECARA MANTAP
KARAKTER MERUPAKAN AKTUALISASI POTENSI DARI DALAM DAN
INTERNALISASI NILAI-NILAI MORAL DARI LUAR MENJADI
KEPRIBADIANNYA
KETERKAITAN JATI DIRI, KARAKTER DAN PERILAKU
SEBAGAI SUATU PROSES
• PENDIDIKAN
• PENGALAMAN
• PERCOBAAN
• PENGORBANAN
• PENGARUH
LINGKUNGAN
WUJUD PENGEMBANGAN
KARAKTER
BUDI PEKERTI
AKHLAK
DAYA JUANG
TEORI TERBENTUKNYA BANGSA
1. PROFESOR ERNEST RENAN Nation adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yg
terdiri atas manusia-manusia yg saling merasa bersetia kawan dengan satu sama lain. Nation adalah suatu jiwa, suatu asas spiritual… ia adalah suatu kesatuan solidaritas yg besar, tercipta oleh perasaan, pengorbanan yg telah dibuat di masa lampau dan yg oleh manusia-manusia yg bersangkutan bersedia dibuat di masa depan. Nation mempunyai masa lampu, tetapi ia melanjutkan dirinya pada masa kini melalui suatu kenyataan yg jelas yaitu kesepakatan, keinginan yg dikemukakan dengan nyata untuk terus hidup bersama.
JATI DIRI BANGSA
JATI DIRI MANUSIA
SESUATU YANG TERBERI (GIVEN) DARI TUHAN PADA WAKTU KELAHIRAN
DAN MERUPAKAN FITRAH MANUSIA
JATI DIRI BANGSA
LAHIR DARI PILIHAN SEKUMPULAN INDIVIDU YANG MENGELOMPOK
DAN BERSEPAKAT UNTUK MENDIRIKAN BANGSA
JATI DIRI BANGSA MERUPAKAN PENCERMINAN ATAU TAMPILAN KARAKTER
BANGSA INDONESIA
KARAKTER BANGSA MERUPAKAN AKUMULASI ATAU
SINERGI DARI KARAKTER INDIVIDU YANG MENGELOMPOK MENJADI
BANGSA INDONESIA
KARAKTER BANGSA AKAN DITAMPILKAN SEBAGAI NILAI-NILAI LUHUR
YANG DIGALI DARI KEHIDUPAN NYATA OLEH FOUNDING FATHERS,
DIRUMUSKAN DALAM SUATU TATA NILAI YANG KITA KENAL SEBAGAI
FUNGSI JATI DIRI BANGSA
PENANDA KEBERADAAN ATAU EKSISTENSINYA (BANGSA YANG TIDAK
MEMPUNYAI JATI DIRI BANGSA TIDAK AKAN EKSIS DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
PENCERMINAN KONDISI BANGSA YANG MENAMPILKAN KEMATANGAN JIWA
DAYA JUANG DAN KEKUATAN BANGSA
PEMBEDA DENGAN BANGSA LAIN DI DUNIA ( DISINILAH HARUS TAMPAK
MAKNA PANCASILA SEBAGAI YANG HARUS BISA KITA BANGGAKAN DAN
UNGGULKAN YANG MERUPAKAN PEMBEDA DARI BANGSA – BANGSA LAIN
DI DUNIA
WAWASAN KEBANGSAAN
WAWASAN KEBANGSAAN ADALAH CARA PANDANG KITA TERHADAP
DIRI SENDIRI SEBAGAI BANGSA YANG HARUS MENCERMINKAN RASA
DAN SEMANGAT KEBANGSAAN (KARAKTER BANGSA) DAN MAMPU
MEMPERTAHANKAN JATI DIRINYA SEBAGAI BANGSA YAITU PANCASILA
EMPAT KORIDOR PEMBANGUNAN KARAKTER
“ THE ONLY THING IN THE WORLD NOT FOR SALE IS CHARACTER “
“CHARACTER BUILDING IS NEVER PROCESS”
MENANAMKAN TATA NILAI
MENANAMKAN MANA YANG BOLEH DAN MANA YANG TIDAK BOLEH
( THE DOES AND THE DON’TS )
MENANAMKAN KEBIASAAN (HABITS)
MEMBERI KETELADANAN YANG SANGAT PENTING ARTINYA DALAM
PEMBANGUNAN KARAKTER
PADA USIA DINI KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PEMBENTUKAN
PADA USIA REMAJA KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PENGEMBANGAN
PADA USIA DEWASA KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PEMANTAPAN
PADA USIA TUA KITA SEBUT SEBAGAI TAHAP PEMBIJAKSANAAN
LIMA ( 5 ) LIMA SIKAP DASAR
1. MEMBANGUN SIKAP JUJUR DAN TULUS DENGAN BERANI
MENGATAKAN APA YANG BENAR ADALAH BENAR YANG SALAH ITU
SALAH.
2. SIKAP YANG TERBUKA YANG MEREFLEKSIKAN KEBERSIHAN LUAR
DALAM
3. BERANI MENGAMBIL RESIKO DAN BERTANGGUNG JAWAB YANG
DITUNJUKKAN DENGAN MEMBELA KEBENARAN DAN KEADILAN
4. KONSISTEN DENGAN KOMITMEN DENGAN SELALU MENEPATI
JANJI, PERKATAAN HARUS SESUAI DENGAN PERBUATAN.
5. SIKAP BERSEDIA BERBAGI ( SHARING) YANG MENAMPILKAN
MENTALITAS BERKELIMPAHAN ( ABUNDANCE MENTALITY )
1. DENGAN NIAT YANG BERSIH UNTUK
MENGAWALI SETIAP PEKERJAAN
2. TINDAK MENDAHULUI KEHENDAK TUHAN AGAR
APA YANG KITA RENCANAKAN MENDAPAT RIDHA
NYA
3. BERSYUKUR KEPADA-NYA ATAS HASIL APAPUN
YANG KITA DAPAT, BAIK YANG KITA SENANGI
MAUPUN YANG TIDAK KITA SENANGI DAN
INGINKAN.
1. MENCANANGKAN HASRAT UNTUK BERUBAH MELALUI DOA ATAU IBADAH, DIMANA PADA HAKEKATNYA DARI DOA ADALAH TUNTUNAN TERHADAP DIRI SENDIRI UNTUK MEWUJUDKAN PERUBAHAN.
2. MEWUJUDKAN PERUBAHAN DENGAN MEMANFAATKAN
EMPAT ANUGERAH ILAHI PADA MANUSIA ( SELF AWARNESS, CONSCIOUSNESS, IMAGINATION, DAN INDEPENDENT WILL), KHUSUSNYA MEMANFAATKAN ANUGERAH INDEPENDENT WILL.
3 SIAP MENJADI SURI TAULADAN. DALAM MENJALANI AMANAH TUHAN SEBAGAI MANUSIA MENJADI KHALIFAH DI MUKA BUMI. MENJADI KHALIFAH TIDAK DIMUNGKINKAN TANPA MEMBERI SURI TAULADAN.
BANGSA YANG MAJU DAN JAYA TIDAK SEMATA MATA DISEBABKAN
OLEH KOMPETENSI, TEKNOLOGI CANGGIH ATAUPUN KEKAYAAN
ALAMNYATETAPI UTAMA DAN TERUTAMA KARENA DORONGAN
SEMANGAT DAN KARAKTER BANGSANYA.
PERAN KARAKTER BAGI DIRI SEORANG MANUSIA ADALAH IBARAT
KEMUDI BAGI SEBUAH KAPAL.
KARAKTER ADALAH KEMUDI HIDUP YANG AKAN MENENTUKAN
ARAH YANG BENAR BAHTERA KEHIDUPAN MANUSIA
1. IDENTITAS INDIVIDU Berkaitan dengan keseluruhan ciri-ciri
tentang seseorang. Ia dibentuk melalui interaksi biologi (bersifat jasmani) dan kehidupan sosial.
2. IDENTITAS KOLEKTIF Adalah identitas yg dimiliki oleh anggota-
anggota kelompok yg mereka bangun melalui interaksi sesama anggotanya dan untuk kepentingan bersama atau untuk kepentingan kelompok.
IDENTITAS (IDENTITY) CIRI-CIRI, TANDA-TANDA, JATI DIRI YG MELEKAT PADA SESEORANG ATAU SESUATU YG MEMBEDAKAN DENGAN YG LAINNYA NASIONAL MENUNJUK PADA SATU KELOMPOK BANGSA IDENTITAS NASIONAL MERUPAKAN IDENTITAS YG MELEKAT PADA KELOMPOK-KELOMPOK YG LEBIH BESAR YG DIIKAT OLEH KESAMAAN-KESAMAAN, BAIK FISIK SEPERTI BUDAYA, AGAMA DAN BAHASA, MAUPUN NON FISIK SEPERTI KEINGINAN, CITA-CITA DAN TUJUAN
PANCASILA
AKTUALISASINYA TERCERMIN DALAM PENATAAN
KEHIDUPAN DALAM ARTI LUAS.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN/ HUKUM &
SISTEM PEMERINTAHAN
NILAI-NILAI ETIKA DAN MORAL
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yg majemuk yg merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu:
1. SUKUBANGSA 2.AGAMA 3.KEBUDAYAAN 4.BAHASA
1. IDENTITAS FUNDAMENTAL
Yaitu Pancasila yg merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi negara.
2. IDENTITAS INSTRUMENTAL
Yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya.
3. IDENTITAS ALAMIAH
Yang meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan.
GLOBALISASI PROSES AKULTURASI
SALING MENIRU
SALING MEMPENGARUHI
LUNTURNYA TATA NILAI MENJADI: 1. INDIVIDUALISME 2. MATERIALISME
1. JELASKAN PENDAPAT SAUDARA PENYEBAB TERJADINYA KRISIS
JATI DIRI DI INDONESIA SAAT INI
2. SOLUSI APA YANG BISA SAUDARA BERIKAN UNTUK MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA SEPERTI DAHULU ?
PENCIPTA JAMES RICHARDSON LOGAN (1850)
(Ahli antropologi Inggris)
KARYA TULIS
“ The Etnologi of The Indian Archipelago” (Ilmu bangsa-bangsa kepulauan Hindia)
JURNAL
“Journal of The Indian Archipelago and Eastem Asia”
DIPOPULERKAN OLEH
ADOLF BASTIAN (ANTROPOLOG DARI JERMAN TAHUN 1884)
JUDUL BUKU
“ INDONESIEN ODER DIE INSEL DES MALAYISCHEN ARCHIPELS “
NAMA INDONESIA Lanjutan...
PERGERAKAN
SEBELUM 1928
BERWAWASAN PAROKHIAL
TERBATAS PADA
DAERAH
AGAMA
KEGIATAN SOSIAL
DAN KEAGAMAAN
LINGKUP TERBATAS
SOEMPAH PEMOEDA 28-10-1928
Lintas daerah
Lintas agama
Lintas kepentingan
NASIONALISME
Pemberdayaan Identitas Nasional perlu ditempuh
melalui revitalisasi Pancasila yg meliputi:
1. Dimensi realitas
2. Dimensi idealitas
3. Dimensi fleksibilitas
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL HARUS: DIPAHAMI DIHAYATI DILAKSANAKAN
KONSTITUSI
CONSTITUER (PERANCIS) = MEMBENTUK
MEMBENTUK SUATU NEGARA MENYUSUN DAN MENYATAKAN SUATU NEGARA
KONSTITUSI KESELURUHAN DARI PERATURAN BAIK YANG TERTULIS MAUPUN
YANG TIDAK TERTULIS YANG MENGATUR SECARA MENGIKAT CARA-CARA BAGAIMANA SUATU PEMERINTAHAN DISELENGGARAKAN DALAM SUATU MASYARAKAT.
KONSTITUSI YANG TERTULIS = UNDANG-UNDANG DASAR KONSTITUSI YANG TIDAK TERTULIS = KONVENSI
GRONDWET (BELANDA) GRUND GESETZ (JERMAN) GROND =DASAR GRUND = DASAR WET = UNDANG-UNDANG GEZETS = UNDANG2
SUATU KUMPULAN KAIDAH YANG MEMBERIKAN PEMBATASAN KEKUASAAN KEPADA PARA PENGUASA SUATU DOKUMEN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DAN SEKALIGUS PETUGASNYA DARI SUATU SISTEM POLITIK SUATU GAMBARAN DARI LEMBAGA NEGARA SUATU GAMBARAN YANG MENYANGKUT HAM
KONVENSI ATURAN PERILAKU KENEGARAAN YANG DIDASARKAN TIDAK PADA
UNDANG2 MELAINKAN PADA KEBIASAAN-KEBIASAAN KETATANEGARAAN DAN PRESIDEN.
PENGERTIAN
UNDANG-UNDANG DASAR
(UUD)
MERUPAKAN GAGASAN BAHWA PEMERINTAHAN MERUPAKAN SUATU KUMPULAN KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DAN ATAS NAMA RAKYAT, TETAPI YANG DIKENAKAN PEMBATASAN YANG DIHARAPKAN AKAN MENJAMIN BAHWA KEKUASAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMERINTAHAN ITU TIDAK DISALAHGUNAKAN OLEH MEREKA YANG MENDAPAT TUGAS UNTUK MEMERINTAH.
IDE POKOK KEKUASAAN PEMERINTAH PERLU DIBATASI (THE LIMITED STATE ) AGAR PENYELENGGARAANNYA TIDAK SEWENANG-WENANG
KONSTITUSIONALISME
MEMBATASI KEKUASAAN PEMERINTAH SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA PENYELENGGARAAN KEKUASAAN TIDAK SEWENANG-WENANG
KELEMAHAN
MANUSIA
POWER TENDS
TO CORRUPT BUT
ABSOLUT POWER CORRUPTS ABSOLUTELY
FEDERALISME TRIAS POLITIKA
PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT
TINGKATNYA, YAITU PEMBAGIAN
KEKUASAAN SECARA VERTIKAL
(TERRITORIAL DIVISION OF POWER )
BERDASARKAN TINGKATANNYA ANTARA
BEBERAPA TINGKAT PEMERINTAHAN
NEGARA KESATUAN
PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINTAH DAERAH
NEGARA FEDERAL
PEMERINTAH FEDERAL DAN
PEMERINTAH NEGARA
FEDERAL
PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT
FUNGSINYA (DIVISION OF POWER ).
KEKUASAAN NEGARA TERDIRI DARI
TIGA MACAM
KEKUASAAN LEGISLATIF (RULE
MAKING FUNCTION)
KEKUASAAN EKSEKUTIF ( RULE
APLICATION FUNCTION )
KEKUASAAN YUDIKATIF ( RULE
ADJUDICATION )
JOHN LOCKE MONTESQUIEAU
PEMISAHAN KEKUASAAN
LEGISLATIF
EKSEKUTIF
FEDERATIF (KEKUASAAN
PERTAHANAN)
FUNGSI YUDIKATIF MASUK
DI FUNGSI EKSEKUTIF
PEMBAGIAN KEKUASAAN
LEGISLATIF
EKSEKUTIF
YUDIKATIF
FUNGSI FEDERATIF MASUK DI
FUNGSI EKSEKUTIF
ADA “CHECKS AND BALANCES
FUNCTION”
SEJARAH LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA INDONESIA 1. UUD 1945
( PERIODE 18 AGUSTUS 1945 – 27 DESEMBER 1949 )
UNDANG – UNDANG DASAR HARUS MEMUAT :
ORGANISASI NEGARA
HAK ASASI MANUSIA (HAM)
PROSEDUR MENGUBAH UUD
ADAKALANYA MEMUAT LARANGAN UNTUK MENGUBAH SIFAT TERTENTU DARI UUD
MEMUAT CITA-CITA RAKYAT DAN ASAS-ASAS IDEOLOGI NEGARA
MERUPAKAN ATURAN HUKUM YANG TERTINGGI YANG MENGIKAT SEMUA WARGA NEGARA DAN LEMBAGA NEGARA TANPA KECUALI
CIRI – CIRI UNDANG-UNDANG DASAR
PERKEMBANGAN UUD DI INDONESIA 1. TAHUN 1945
2. TAHUN 1949 UUD RIS
3. TAHUN 1950 UUD NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
4. TAHUN 1959 UUD REPUBLIK INDONESIA 1945
5. TAHUN 1999 UUD 1945 DENGAN AMANDEMEN DALAM MASA REFORMASI
PERGANTIAN UNDANG-UNDANG DASAR
UNDANG-UNDANG DASAR BOLEH DIBATALKAN DAN DIGANTI
DENGAN UUD YANG BARU JIKA DIANGGAP BAHWA UUD YANG
ADA TIDAK LAGI MEMENUHI HARAPAN DAN ASPIRASI
MASYARAKAT.
PERUBAHAN KONSTITUSI
PERUBHAN UUD
DILAKUKAN JIKA UUD DIANGGAP TIDAK LAGI
MEMENUHI HARAPAN DAN ASPIRASI MASYARAKAT
PERUBAHAN UUD
SECARA TOTAL (RENEWALL)
SEBAGIAN (AMANDEMEN)
PROSEDUR
MENGUBAH UUD
C.F. STRONG PASAL 37 UUD 1945
DIRUBAH OLEH LEGISLATIF
DENGAN PERSYARATAN
KHUSUS
OLEH RAKYAT MELALUI
REFERENDUM
DALAM NEGARA FEDERAL
DISETUJUI OLEH NEGARA-
NEGARA BAGIAN
PERUBAHAN MELALUI
KONVENSI
KHUSUS OLEH LEMBAGA
NEGARA YANG DIBENTUK
UNTUK ITU
USUL PERUBAHAN DILAKUKAN OLEH
SEKURANG-KURANGNYA 1/3 DARI
JUMLAH ANGGOTA MPR
DIAJUKAN SECARA TERTULIS DAN
DITUNJUKKAN DENGAN JELAS
BAGIAN YANG DIUSULKAN UNTUK
DIUBAH BESERTA ALASANNYA
SIDANG MPR DIHADIRI SEKURANG-
KURANGNYA 2/3 DARI JUMLAH
ANGGOTA MPR
PUTUSAN DILAKUKAN DENGAN
PERSETUJUAN SEKURANG-
KURANGNYA 50% + 1 DARI
SELURUH ANGGOTA MPR
SEBELUM PERUBAHAN HASIL PERUBAHAN
PEMBUKAAN
BATANG TUBUH
16 BAB
37 PASAL
49 AYAT
4 PASAL ATURAN
PERALIHAN
2 AYAT ATURAN
TAMBAHAN
PENJELASAN
PEMBUKAAN
PASAL –PASAL
21 BAB
73PASAL
170 AYAT
3 PASAL ATURAN PERALIHAN
2 PASAL ATURAN TAMBAHAN
KEKUASAAN TERTINGGI DI TANGAN MPR
KEKUASAAN YANG SANGAT BESAR PADA PRESIDEN
PASAL-PASAL YANG TERLALU “LUWES” SEHINGGA DAPAT MENIMBULKAN MULTI TAFSIR
KEWENANGAN PADA PRESIDEN UNTUK MENGATUR HAL-HAL YANG PENTING DENGAN UNDANG-UNDANG
RUMUSAN UUD 1945 TENTANG SEMANGAT PENYELENGGARA NEGARA BELUM CUKUP DIDUKUNG KETENTUAN KONSTITUSI
LATAR BELAKANG PERUBAHAN
AMANDEMEN UUD 1945 PENGHAPUSAN DOKTRIN DWI
FUNGSI ABRI PENEGAKAN HUKUM, HAM, DAN
PEMBERANTASAN KKN OTONOMI DAERAH KEBEBASAN PERS MEWUJUDKAN KEHIDUPAN
DEMOKRASI
TUNTUTAN REFORMASI
MENYEMPURNAKAN ATURAN DASAR, MENGENAI :
TATANAN NEGARA KEDAULATAN RAKYAT HAM PEMBAGIAN KEKUASAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL EKSISTENSI NEGARA DEMOKRASI DAN NEGARA HUKUM HAL-HAL LAIN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ASPIRASI DAN KEBUTUHAN BANGSA
TUJUAN PERUBAHAN
TIDAK MENGUBAH PEMBUKAAN UUD 1945
TETAP MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
MEMPERTEGAS SISTEM PRESIDENSIIL
PENJELASAN UUD 1945 YANG MEMUAT HAL-HAL NORMATIF AKAN DIMASUKKAN KE DALAM PASAL-PASAL
PERUBAHAN DILAKUKAN SECARA
“ ADENDUM”
KESEPAKATAN DASAR
Kesatuan yang terjadi karena adanya persatuan yang telah dijalani oleh rakyat. Ikatan kebangsaan lebih bersifat subjektif dan psikologis. Lahir dari persamaan sejarah di masa lalu, senasib sepenanggungan di masa kini dan adanya kemauan hidup bersama di masa yang akan datang.
MANUSIA
(SIFAT DASAR)
-KERJASAMA
-KOMPETISI
KEBUTUHAN YANG
HARUS DIPENUHI
-PRIMER
-SEKUNDER
-TERSIER
BENTUK & MASUK
ASSOSIASI
- PEMENUHAN
KEBUTUHAN
HIDUP
-PERLINDUNGAN
DARI KOMPETISI
NEGARA
(STATE)
=
ASSOSIASI
A. DARI SUDUT PANDANG NEGARA
MERUPAKAN ORGANISASI KEKUASAAN :
1. LOGEMAN AND KRANENBURG
Organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur
masyarakat dengan menggunakan kekuasaannya.
2. ROGER H.SOLTAU
Alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan persoalan bersama atas
nama masyarakat.
1. TEORI KETUHANAN Negara dibentuk atas kehendak Tuhan.
Pemimpin negara ditunjuk dan bertanggung jawab pada Tuhan.
Hak raja berasal dari Tuhan
Aturan perundang-undangan berdasarkan pada kitab suci.
2. TEORI KEKUATAN Negara terbentuk dari penaklukan yang kuat terhadap
yang lemah, hak rakyat diserahkan secara terpaksa.
Teori terjadinya suatu negara berdasarkan
suatu perjanjian oleh dua pihak untuk
membentuk suatu negara, dimana pihak satu
menjadi rakyat dan pihak lainnya sebagai
pemerintah.
KONDISI AWAL MASYARAKAT
LANDASAN
BERFIKIR
SIFAT
PERJANJIAN
NEGARA
BENTUKAN
THOMAS HOBBES KACAU AKHIRI KONFLIK PENYERAHAN HAK SUKARELA
KERAJAAN
JOHN
LOCKE
TERTIB ANTISIPASI KONFLIK
- PENYERAHAN
SUKARELA
- PERMUFAKATAN
BERDASAR
SUARA
TERBANYAK
- PENGAKUAN
HAK KODRATI
LIFE, LIBERTY
ETATE
NEGARA KONSTITUSIONAL
ROUSSEAU TERTIB ANTISIPASI KONFLIK
SAMA DENGAN JOHN LOCKE + CARA-CARA
BAGAIMANA PEMERINTAHAN DIBENTUK
(FROM, FOR, BY THE PEOPLE)
NEGARA
DEMOKRASI
1. UNSUR KONSTITUTIF (MUTLAK HARUS ADA)
RAKYAT (POPULATION)
WILAYAH (TERRITORY)
PEMERINTAHAN (GOVERNMENT)
KEDAULATAN (SOVERNITY)
2. UNSUR DEKLARATIF (PENDUKUNG)
KONSTITUSI
PENGAKUAN NEGARA LAIN
1. Melakukan penertiban (Law and Order)
2. Mengusahakan kesejahteraan dan keamanan
3. Pertahanan
4. Penegakkan keadilan
Menurut Prof. Dr. Notonagoro:
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Menurut Prof Notonagoro
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.
adalah warga suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (Penjelasan UUD 1945 Psl 26)
Anggota sebuah/dalam wilayah negara yang ditetapkan/berdasarkan/dijelaskan oleh UU
Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-undang.
Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.
Pewarganegaraan aktif: seseorg dpt menggunakan hak opsi utk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara
Pewarganegaraan pasif: seseorg yg tdk mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tdk mau diberi/dijadikan WN suatu neg maka yg bersangkutan dpt menggunakan hak repudiasi (menolak pewarganegaraan)
1. orang orang bangsa indonesia dan orang orang bangsa lain yang disahkan dengan undang undang sebagai warga negara.
2. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang undangan dan atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan ibu warga negara indonesia
4. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan ibu asing
5. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah asing dan ibu warga negara indonesia
6. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara indonesia dan ayah tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum warga negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak itu.
7. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara indonesia
8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu seorang warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah warganegara indonesia sebagai anaknya dan pengakuan tersebut dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun dan atau tidak kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah negara Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui
11. Anak yang lahir di wilayah negara RI dari seorang warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seseorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibu meninggal dunia sebelum mengucapkan atau menyatakan janji setia.
Karena kelahiran Karena pengangkatan Karena dikabulkannya permohonan Karena pewarganegaraan Karena perkawinan Karena turut ayah dan atau ibu Karena pernyataan
Akta kelahiran
Surat bukti kewarganegaraan
(kutipan pernyataan sah buku catatan pengangkatan
anak asing)
Surat bukti kewarganegaraan
(petikan keputusan Presiden)krn
permohonan/pewarganegaraan
Surat bukti kewarganegaraan
(surat edaran menteri kehakiman...) krn pernyataan
Rasa hormat dan tanggungjawab
Bersikap kritis
Membuka diskusi dan dialog
Bersikap terbuka
Rasional
Adil
jujur
WARGANEGARA
PENGERTIAN
Peserta, anggota, warga suatu negara
Anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan UU sebagai warga negara (Ps. 26 UUD 1945).
Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain
sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI (Ps. 4 UU No.12 tahun 2OO6).
ASAS KEWARGANEGARAAN
BERDASARKAN KELAHIRAN
BERDASARKAN PERKAWINAN
BERDASARKAN PEWARGANEGARAAN/
NATURALISASI
BERDASARKAN KELAHIRAN
ASAS IUS SOLI (Law Of The Soil )
Asas kewarganegaraan yang dianut oleh suatu negara
yang berpedoman bahwa semua warga asing
yang lahir di negaranya adalah warga negaranya.
ASAS IUS SANGUINIS (Law Of The Blood)
Asas kewarganegaraan yang dianut oleh suatu negara
yang berpedoman bahwa semua warga asing yang lahir
di negaranya adalah bukan warga negaranya,
tetapi semua warga negaranya yang melahirkan anak di
negeri mana pun anak tersebut adalah warga negaranya.
BERDASARKAN PERKAWINAN
ASAS KESATUAN HUKUM
Adalah asas kewarganegaraan yang menyangkut masalah perkawinan campuran,
perkawinan antara dua warga negara yang berbeda.
Demi terciptanya keharmonisan dan kesejahteraan keluarga
sebaiknya mereka mempunyai kewarganegaraan yang sama,
yang tunduk pada hukum yang sama.
ASAS PERSAMAAN DERAJAT
Adalah asas kewarganegaraan yang menyangkut masalah perkawinan campuran,
perkawinan antara dua warga negara yang berbeda
tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.
BERDASARKAN NATURALISASI SISTEM AKTIF WNA harus melakukan upaya-upaya hukum secara aktif Untuk dapat memperoleh kewarganegaraan suatu negara. Melekat HAK OPSI yi hak warga asing untuk menerima/memilihtawaran kewarganegaraan dari suatu negara SISTEM PASIF Dalam sistem ini orang dengan sendirinya dianggap warga negara tanpa melakukan upaya hukum. Melekat hak REPUDIASI hak WNA untuk menolak Kewarganegaraan yang ditawarkan kepadanya
PROBLEM STATUS KEWARGANEGARAAN
APATRIDE seseorang tanpa kewarganegaraan
BIPATRIDE seseorang memiliki kewarganegaraan ganda
ASAS SIMULTAN Adalah asas yang dianut oleh negara yang
Menggunakan asas kewarganegaraan ius soli
Dan ius sanguinis secara bersamaan apabila menghadapi kasus
WNA lahir dengan ststus apatride atau bipatride
WARGANEGARA INDONESIA UU RI NO.12 TAHUN 2006
SEBELUM UU INI BERLAKU SUDAH JADI WNI ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH
AYAH WNI DAN IBU WNI ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH
AYAH WNA DAN IBU WNI ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH
AYAH WNI DAN IBU WNA
ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH IBU
WNI DAN AYAHNYA TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN/NEGARA ASAL AYAHNYA TIDAK MEMBERIKAN KN ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN SYAH
AYAH WNI TAPI MENINGGAL DUNIA 300 HARI ANAK YANG LAHIR DARI DILUAR PERKAWINAN
SYAH IBU WNI
ANAK YANG LAHIR DILUAR PERKAWINAN
SAH IBU WNA, DIAKUI OLEH AYAH WNI PENGAKUAN SEBELUM ANAK USIA 18 TAHUN ANAK YANG LAHIR DI WILAYAH NKRI, ORTU
TIDAK JELAS STATUS KEWARGANEGARAANNYA. ANAK YANG LAHIR DI WILAYAH NKRI, ORANG
TUA TIDAK DIKETAHUI
ANAK YANG LAHIR DI WILAYAH NKRI, ORTU
TIDAK JELAS STATUS KEWARGANEGARAANNYA, TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANNYA ANAK YANG LAHIR DI LUAR WILAYAH NKRI,
AYAH DAN IBUNYA WNI, NEGARA TEMPAT LAHIR ANAK TSB MEMBERI KN KEPADA ANAK TSB AYAH IBU WNA, TELAH DIKABULKAN
NATURALISASINYA, MENINGGAL DUNIA SEBELUM MENGUCAPKAN SUMPAH JANJI
NATURALISASI / PEWARGANEGARAAN UU RI NO.12 TAHUN 2006
USIA 18 TAHUN/SUDAH KAWIN TELAH BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA
SEKURANG– KURANG KURANGNYA 5 TAHUN BERTURUT–TURUT ATAU 10 TAHUN TIDAK BERTURUT-TURUT
SEHAT JASMANI DAN ROHANI
DAPAT BERBAHASA INDONESIA, MENGAKUI PANCA SILA DAN UUD 1945
TIDAK PERNAH DIJATUHI HUKUMAN PIDANA › 1 TH JIKA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN RI TIDAK
MENJADI BIPATRIDE MEMPUNYAI PEKERJAAN DAN ATAU PENGHASILAN
TETAP
MEMBAYAR UANG PEWARGANEGARAAN KE KAS NEGARA
HAK
NEGARA WARGA NEGARA
A. HAK MEMAKSA
B. HAK MONOPOLI
C. HAK MENCAKUP SEMUA
A. HAK ASASI PRIBADI PERSONAL RIGHTS
B. HAK ASASI EKONOMI PROPERTY RIGHTS
C. HAK ASASI UNTUK MENDAPATKAN PERLAKUAN YANG SAMA DALAM HUKUM DAN PEMERINTAHAN RIGHTS OF LEGAL EQUALITY
D. HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
CIVIL AND POLITICAL RIGHTS
E. HAK ASASI SOSIAL DAN KEBUDAYAAN SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS
F. HAK ASASI UNTUK MENDAPATKAN PERLAKUAN DAN TATA CARA PERADILAN DAN PERLINDUNGAN PROCEDURAL RIGHTS
KEWAJIBAN
NEGARA WARGA NEGARA
A. MEMBUAT DAN MENETAPKAN PERATURAN
B. MELAKSANAKAN PERATURAN – PERATURAN YANG TELAH DITETAPKAN TERMASUK MENGONTROL PELAKSANAAN PERATURAN
C. KEWAJIBAN UNTUK MEMELIHARA, MENJAMIN, DAN MELINDUNGI HAK-HAK WARGA NEGARA
UNIVERSAL
A. MENJUNJUNG TIGGI HUKUM BAIK YANG TERTULIS MAUPUN YANG TIDAK TERTULIS
B. MENGAKUI PEMERINTAH YANG SAH, BAIK PEMERINTAH DAERAH MAUPUN PEMERINTAHAN PUSAT
KHUSUS
A. KEWAJIBAN UNTUK IKUT SERTA DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA ATAU PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
B. KEWAJIBAN UNTUK PATUH PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, HUKUM TAK TERTULIS SERTA HUKUM INTERNASIIONAL TENTANG HAK ASASI MANUSIA
C. KEWAJIBAN UNTUK MENJUNJUNG PEMERINTAHAN
Warga Negara Adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan
anggota dari suatu negara atau dengan kata lain mereka yang menurut undang-undang atau perjanjian diakui sebagai warga negara atau melalui proses naturalusasi
Bukan Warga Negara Adalah mereka yang berada dalam suatu negara tetapi secara
hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintahan dimana mereka berada (orang asing), seperti Duta Besar, Konselor
Antara Warga Negara dan Bukan Warga Negara dapat dibedakan berdasarkan hak dan kewajibannya, misalnya warga negara dapat mengikuti pemilu sedangkan bukan warga negara tidak
Asas Ius Sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
Asas Ius Soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas yang menentu-kan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Asas Kepentingan Nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
Asas Perlindungan Maksimum adalah asas yg menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dlm keadaan apapun baik di dlm maupun di luar negeri.
Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
Asas Kebenaran Substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Asas Non Diskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
Asas Keterbukaan adalah asas yg menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yg berhubungan dgn warga negara harus dilakukan secara terbuka.
Asas Publisitas adalah asas yg menentukan bahwa seseorang yg memperoleh/kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
Permohonan. Permohonan Pewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut. Sehat jasmani dan rohani. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Pernyataan Menjadi Warga Negara Indonesia ◦ Pernyataan dilakukan oleh Warga negara asing yang kawin
secara sah dengan Warga Negara Indonesia di hadapan Pejabat
◦ Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturutturut.
Diberikan Kewarganegaraan Indonesia Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik
Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR.
Penetapan Pengadilan Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun
yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia
Dengan Sendirinya Menjadi Warga Negara Indonesia Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau
belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan-nya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan betas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indoilesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ini dengan tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan, padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi / tanpa kewarganegaraan
Hak Dasar Hak dasar sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat serta
bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I)
hak dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain:
menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara (Pasal 26) bersamaan kedudukan di dalam hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)) memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa127 ayat (2)) kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan sesuai dengan undang-undang (Pasal 28) jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masing-masing (Pasal 29 ayat (2)) ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal30) mendapat pendidikan (Pasal 31) mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32) mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 33), dan j) memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah sebagai fakir miskin (Pasal 34).
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945, alinea I) menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II) menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV) setia membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2) wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1) wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).
Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Republik Indonesia
Mensukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil
Bermusyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
Saling mendukung dalam usaha pembelaan negara
Saling menghormati kebebasan dalam hidup beragama
PERWUJUDAN SIKAP POSITIF WARGA NEGARA DALAM
PENGEMBANGAN DEMOKRASI
◦ Hak dibidang Politik hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu
organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam pemerintahan.
◦ Hak dibidang Pendidikan hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir
pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut serta menangani pendidikan.
◦ Hak dibidang Ekonomi hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh
penghidupan yang layak, hak memiliki barang, dan hak untuk berusaha.
◦ Hak dibidang Sosial Budaya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan,
pendidikan penerangan hak untuk mengembangkan bahasa, adat-istiadat dan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
CONTOH HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI
Gerakan reformasi yang berlangsung sejak 1998, telah melahirkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan dan kehidupan kenegaraan Indonesia. Bukan hanya rejim otoriter Orde Baru, tetapi sistem ketatanegaraan dan pemerintahanpun telah dirombak secara radikal menjadi sistem demokrasi berlandaskan hukum yg kokoh.
Melalui 4 tahap Perubahan UUD 1945, kekuasaan
pemerintahan negara yg sebelum-nya terpusat di tangan Presiden, telah didistribusikan secara berimbang antara Presiden dengan lembaga yudikatif ( MA, MK ) dan legislatif (DPR, DPD, MPR), sehingga terjadi checks & balances antara lembaga-lembaga negara tersebut. Dalam lembaga eksekutif sendiri, telah dilaksanakan otonomi luas melalui dilakukan desentralisasi pemerintahan, sehingga Gubernur & Bupati/Walikota memiliki kedudukan yg kuat.
Pemilu 2004 mengawali konsolidasi demokrasi lebih jauh. Anggota DPR dipilih melalui sistem multi member constituent dengan daftar calon terbuka. Presiden dipilih langsung, demikian juga Gubernur, Bupati dan Walikota.
• Sebuah disain besar Indonesia yang demokratis telah diletakkan dan mulai dijalankan. Namun setelah sewindu reformasi, setiap hari kita masih menghadapi berbagai kejadian yg belum mencerminkan kehidupan demokratis yang cerdas dan bermakna. Penggunaan kebebasan masih sering melampau batas kepatutan dan hukum, serta bahkan ada yg mengarah ke anarki. Perbedaan pandangan dan kepentingan masih sering disampaikan dg cara yg tidak berbudaya dan bahkan menggunakan kekerasan. Kekecewaan dan kemarahan karena kekalahan dalam suatu proses demokratis – misal-nya Pilkada -- acap kali juga ditumpahkan dalam bentuk kekerasan.
Setelah hidup dan berkembang dalam sistem otoriter yang penuh penindasan, tidak mudah bagi semua orang untuk merubah tabiat & perilaku. Paulo Freire mangatakan : orang yang tertindas sering mengikuti tabiat & perilaku para penindasnya. Suatu sistem otoriter akan menanamkan perilaku otoriter itu secara berantai, termasuk kepada para korban dari sistem itu sendiri. Demikianlah memang lazimnya suatu proses pembudayaan. Freire kemudian menyimpulkan perlunya pendidikan yg membebaskan bagi kaum yang tertindas. Perlunya dibentuk „pulau-pulau‟ kebebasan, sebagai pelopor dalam mengembangkan masyarakat yang merdeka dan demokratis tersebut.
Intinya untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, dibutuhkan pendidikan demokrasi yg berkelanjutan. Kita tidak lahir sebagai demokrat, pendidikan dan pembudayaanlah yang menjadikan kita demokrat. Bahkan di AS, yg telah menerapkan demokrasi lebih dari 200 tahun, pada tahun 2003 y.l.100 tokoh terkemuka (termasuk Ketua Federasi Guru Amerika Sandra Feldman) menyerukan perlu ditingkatkannya pendidikan demokrasi di AS.
Plato dan Dewey mempunyai persamaan pandangan bahwa negara harus dipimpin oleh orang yang berpendidikan. Tetapi kedua filosof itu berbeda dalam memandang siapa yang harus berpendidikan tersebut. Hidup pada jaman aristokrasi, bagi Plato cukup para elit penguasa (bangsawan) yang perlu dididik agar dapat memerintah dengan baik. Bagi Dewey, dalam alam demokrasi maka seluruh warganegara harus memperoleh pendidikan yg baik agar dapat bereranserta dalam proses politik.
Dalam demokrasi semua sumber kewenangan (dasar legitimasi kekuasaan) berasal dari pelimpahan kedaulatan rakyat melalui lembaga kolektif rakyat atau warganegara. Warganegara adalah anggota penuh dan setara dalam suatu sistem politik demokratis, seperti negara-bangsa Indonesia yang kita miliki ini.
•Konsep kewarganegaraan merupakan inti dari pendidikan untuk demokrasi. Konsep kewarganegaraan adalah kunci pada pemahaman tentang prinsip dan cara bekerjanya demokrasi. Tentang yg diperoleh dan yg diberikan warganegara dalam berbagai sistem politik. Tentang hak, kewajiban dan tugas warganegara; serta bagaimana hal-hal tersebut terkait dengan lembaga-lembaga negara. •Ringkasnya, pendidikan demokrasi berintikan pada penanaman nilai, sikap dan perilaku seorang warganegara; serta kaitannya dengan lembaga-lembaga negara yang ada.
200
ISTILAH DEMOKRASI
BERSIFAT
AMBIGUOUS
(MEMPUNYAI BERBAGAI
PENGERTIAN)
BEBERAPA ISTILAH
DEMOKRASI K o n s t i t u s i o n a l
P a r l e m e n t e r
T e r p i m p i n
P a n c a s i l a
R a k y a t
Lembaga 2
Cara – cara
Kultur
Historis
DEMOKRASI
201
DEMOKRASI KONSTITUSIONAL
CIRI – CIRINYA
NEGARA BERDASARKAN HUKUM ( RECHSTAAT) PEMERINTAH BERDASARKAN ATAS SISTEM KONSTITUSI
LANDASAN TEORI LORD ACTON
DALAM RANGKA MENJAMIN HAM WARGA NEGARA MEMINIMALISIR PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN
ALIRAN DEMOKRASI
POWER TENDS CORRUPT BUT
ABSOLUT POWER CORRUPT ABSOLUTELY
202
1. YUNANI KUNO ( ABAD KE-6 – KE-3 SM)
SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI
DIRECT DEMOCRACY
BENTUK PEMERINTAHAN DIMANA HAK
UNTUK MEMBUAT
KEPUTUSAN POLITIK DIJALANKAN
SECARA LANGSUNG
OLEH SELURUH WARGA NEGARA
YANG BERTINDAK BERDASARKAN
PROSEDUR MAYORITAS
203
CIRI – CIRI MASYARAKAT ABAD PERTENGAHAN
STRUKTUR SOSIAL YANG FEODAL
KEHIDUPAN SOSIAL DAN SPIRITUAL DIKUASAI OLEH
PAUS DAN PEJABAT PEJABAT AGAMA LAINNYA
KEHIDUPAN POLITIK PEREBUTAN KEKUASAAN
OLEH BANGSAWAN SATU SAMA LAIN
“ MAGNA
CHARTA “
204
TUMBUHNYA NEGARA – NEGARA NASIONAL DI
EROPA BARAT
PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL
RENAISSANCE
1350 – 1600
MENGHIDUPKAN
KEMBALI
SASTRA DAN
KEBUDAYAAN
YUNANI KUNO
PERANG AGAMA
PEMISAHAN
ANTARA GEREJA
DAN AGAMA
SPIRITUAL
SOSIAL
POLITIK REFORMASI
1500 - 1650
205
TEORI RASIONALITAS
DUNIA DIKUASAI OLEH HUKUM YANG TIMBUL
DARI ALAM (NATURE )
YANG MENGANDUNG PRINSIP-PRINSIP KEADILAN YANG
BERSIFAT UNIVERSAL (NATURAL LAW )
RASIONALISME
ALIRAN PIKIRAN YANG INGIN MEMERDEKAKAN
PIKIRAN MANUSIA DARI BATAS-BATAS YANG DITENTUKAN
OLEH GEREJA DAN MENDASARKAN PEMIKIRAN ATAS DASAR
RASIO (AKAL) SEMATA-MATA
4. MASA AUFKLARUNG (ABAD PEMIKIRAN)
1650 – 1800
TEORI KONTRAK SOSIAL
HUBUNGAN RAJA DAN RAKYAT DIDASARI OLEH SUATU
KONTRAK YANG KETENTUAN KETENTUANNYA MENGIKAT
KEDUA BELAH PIHAK
206
KONSTITUSIONALISME SUATU KUMPULAN AKTIVITAS YANG DISELENGGARAKAN ATAS
NAMA RAKYAT, TETAPI YANG TUNDUK KEPADA BEBERAPA
PEMBATASAN YANG DIMAKSUD UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN BAHWA
KEKUASAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMERINTAHAN ITU TIDAK
DISALAHGUNAKAN OLEH MEREKA YANG YANG MENDAPAT TUGAS
UNTUK MEMERINTAH
207
6. DEMOKRASI KONSTITUSIONAL
ABAD 20
SYARAT TERSELENGGARANYA PEMERINTAHAN
YANG DEMOKRATIS DIBAWAH RULE OF LAW
1) PERLINDUNGAN KONSTITUSIONAL
2) BADAN KEHAKIMAN YANG BEBAS DAN TIDAK
MEMIHAK
3) PEMILIHAN UMUM YANG BEBAS
4) KEBEBASAN UNTUK MENYATAKAN PENDAPAT
5) KEBEBASAN UNTUK
BERSERIKAT/BERORGANISASI DAN
BEROPOSISI
6) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN /CIVIC
EDUCATION
208
KRITERIA NEGARA DEMOKRASI
(International Conference of Jurists, Bangkok,1965)
HUKUM DIATAS SEGALA HAL
( SUPREMACY OF LAW )
PERSAMAAN DIHADAPAN HUKUM
(EQUALITY BEFORE THE LAW )
JAMINAN KONSTITUSIONAL TERHADAP HAM
( EQUALITY BEFORE THE LAW CONSTITUSIONAL
GUARANTEE OF HUMAN RIGHTS)
PERADILAN YANG TIDAK MEMIHAK
(IMPARTIAL TRIBUNE)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
( CIVICS EDUCATION )
209
DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK
SUATU BENTUK PEMERINTAHAN
DIMANA HAK UNTUK MEMBUAT
KEPUTUSAN POLITIK
DISELENGGARAKAN OLEH
WARGA NEGARA MELALUI
WAKIL-WAKIL YANG DIPILIH
OLEH MEREKA DAN YANG
BERTANGGUNG JAWAB MELALUI
SUATU PROSES PEMILU YANG
BEBAS
REPRESENTATIVE
DEMOCRACY
210
KEBIJAKSANAAN UMUM DITENTUKAN
ATAS DASAR MAYORITAS OLEH
WAKIL – WAKIL YANG DIAWASI
SECARA EFEKTIF OLEH RAKYAT,
DALAM PEMILIHAN BERKALA YANG
DIDASARKAN ATAS PRINSIP
KESAMAAN POLITIK DAN
DISELENGGARAKAN DALAM SUASANA
TERJAMINNYA KEBEBASAN POLITIK.
211
DEMOKRASI
SEBAGAI GAYA HIDUP SERTA
TATA MASYARAKAT TERTENTU
MENYELESAIKAN PERMASALAHAN DENGAN DAMAI
DAN MELEMBAGA
MENJAMIN TERSELENGGARANYA PERUBAHAN SECARA
DAMAI DALAM SUATU MASYARAKAT YANG SEDANG
BERUBAH
MENYELENGGARAKAN PERGANTIAN PIMPINAN SECARA
TERATUR
MEMBATASI PEMAKAIAN KEKERASAN
MENGAKUI DAN MENGANGGAP WAJAR ADANYA
KEANEKARAGAMAN
MENJAMIN TEGAKNYA KEADILAN
212
KARAKTERISTIK WARGA NEGARA
DEMOKRATIS
RASA HORMAT DAN TANGGUNGJAWAB
BERSIKAP KRITIS
MEMBUKA DISKUSI
BERSIKAP TERBUKA
RASIONAL
ADIL
JUJUR
213
MULTIDIMENSIONALITAS DEMOKRASI
FILOSOFIS: IDE,NORMA,
PRINSIP
PSIKOLOGIS: WAWASAN,
SIKAP, PRILAKU
SOSIOLOGIS: SISTEM SOSIAL, POLITIK
DEMOKRASI
214
PENDIDIKAN DEMOKRASI
DEMOKRASI
DEMOCRACY IS NOT INHERRITED,
(DEMOKRASI TIDAKLAH DIWARISKAN DENGAN SENDIRINYA)
BUT IT IS LEARNED
(TETAPI DITANGKAP DAN DICERNA MELALUI PROSES BELAJAR)
215
about democracy through democracy
for democracy
E D U C A T I O N
PARADIGMA PENDIDIKAN DEMOKRASI
216
PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN
MEMBENTUK WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT
DALAM RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
(Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003)
217
PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN
UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG
BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, SEHAT,
BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI,DAN MENJADI WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS
DAN BERTANGGUNG JAWAB (Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas)
218
BUILDING DEMOCRACY
(MEMBANGUN
DEMOKRASI)
DOING DEMOCRACY
(MELAKUKAN DEMOKRASI) KNOWING DEMOCRACY
(TAHU DEMOKRASI)
Model Pemecahan Masalah Sosial
terkait ide, nilai, konsep, prinsip,instrumentasi,
dan praksis demokrasi
BAGAIMANA PENERAPAN PENDIDIKAN DEMOKRASI DALAM
PENDIDIKAN MASYARAKAT?
WARGANEGARA YANG CERDAS, PARTISIPATIF,
DAN BERTANGGUNG JAWAB
Pengantar Sejarah Upaya Menegakan Hak Asasi Manusia Deklarasi Hak Asasi Manusia Filosofi Hak Asasi Manusia Indonesia Keunikan Hak Asasi Manusia Indonesia Pengadilan Hak Asasi Manusia Harapan
Tiga sifat Negara : - Sifat mencakup ―semua‖ aturan thd warganegara & negara - Sifat memaksa agar tertib - Sifat monopoli memiliki & menggunakan kekuatan
Max Weber
Negara adalah saya (filosofis raja Perancis) berbuat sewenang-wenang.
Sutawijaya (raja Mataram ―baru‖) thp menantu membenturkan kepala sang menantu (Ki Ageng Mangir) pada batu.
Magna Carta (1215) John of England >< Knights bukan demi rakyat Perjanjian Westphalia (1648) konflik Raja (dinasti) di Eropa daratan Situasi saat itu (masa Pencerahan) : - Hub. antar Negara = Hub. antar Dinasti - Rakyat = subyek negara (onderdaan) - ―Tentara Bayaran‖ untuk lindungi Dinasti - Berlaku asas reprocitas & negara dpt menghukum apabila negara lain melakukan wan prestasi
Bill of Rights (1689) James II of England >< Parliament Bill of Rights (1776) Kemerdekaan Amerika persamaan hak
individu free to persuit a happiness Declaration des droits de l’homme et du citoyen
(1789) Monarchi absolut >< Borjuis & rakyat liberte,
egalite, fraternite
Sejak era renaissance : Perang makin kejam, terjadi antar dinasti, perang
bersifat petualangan, terjadi pemberontakan terhadap agama Keristen (Katholik Roma)
Perang Krim (Rusia >< Turki) Florence Nightingale Perang Austria-Sardinia (dibantu Perancis) J.Henri
Dunnant Palang Merah Konvensi Geneva 1864 Humanisasi Perang Konvensi Geneva 1907 awal & akhir perang, hukum
& kebiasaan perang di darat diresmikan Konvensi Geneva 1949 berlaku utk perang di laut
Perang Dunia I Gerakan nasionalis rakyat Eropa Timur -
Balkan Upaya kecilkan Dinasti Habsburg, Romanov &
Ottoman Austria-Hongaria, Rusia & Jerman >< Perancis,
Inggris & USA Tentara Jerman kejam harus diadili
Perjanjian Versailles 1919 mengadili Kaizer Jerman
Perbuatan individu dinyatakan sbg kejahatan perang
Individu Tentara Jerman diwajibkan memberi pertanggungjawaban
Berlaku asas Retroaktif yg sebenarnya menyimpang dari asas yg selama ini berlaku bagi tindak kejahatan
Latar Belakang negara nasional Romanov Ras : Tartar, Lett, Jerman, Armenia, Finlandia Habsburg Ras : Magyar, Kroasia, Slowakia,
Italia, Ukraina, Austro Jerman Ottoman Ras : Semit, Arab, Afrika Utara Pasca PD I gerakan berdirinya Nation
State Konsep Dasar : ―hak rakyat tentukan nasib
sendiri‖
Vladimir I. Lenin : ingin menciptakan neg. baru bagi rakyat terjajah
Woodrow T.Wilson : tetap menhormati imperium yg ada batas baru & rakyat menentukan kehendak
Rakyat terjajah dikenalkan sistem mandat sebelum merdeka
Imperium Austria-Hungaria (Habsburg) & Turki (Ottoman) dilucuti
Perang Dunia II Pengadilan Nurenburg & Tokyo - Kejahatan thd perdamaian (crime againt peace) - Kejahatan Perang (war crime) - Kejahatan thd kemanusiaan (crime against humanity) genocide - Salah satu bahan acuan Deklarasi HAM Universal
Haryomataram, 2004 : 75
Hak Pribadi : hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan dls
Hak Milik Pribadi dlm Kelompok Sosial dimana ia ikut serta
Kebebasan Sipil & politik utk dpt ikut serta dlm Pemerintahan
Hak-hak berkenaan dgn masalah & sosial
Ingin meninggalkan konsep ―neg, yg mutlak‖
Ingin mendirikan federasi rakyat2 yg bebas, neg. koordinator & pengawas
Filosofi dasar : hak asasi tertanam pd diri individu manusia
Hak asasi ledih dulu ada d/p tatanan negara
Hak asasi hilang dari individu & terintegrasi dlm masyarakat
Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada
Negara berhak membatasi hak asasi manusia, apabila situasi menghen-daki
Tidak boleh bertentangan dgn ajaran agama/sesuai dgn kodratnya
Masyarakat sebagai keluarga besar
penghormatan utama utk kepala keluarga Individu tunduk kpd kepala adat tugas & kewajiban
HAM universal absolut (sesuai dgn teks yg dideklarasikan 10 des 1948)
HAM universal relatif (disesuaikan situasi & kondisi negara)
HAM komuniterian absolut (berdasarkan konsep negara2 Sosialis)
HAM komunitarian relatif disesuaikan dgn situasi & kondisi negara (hak asasi warganegara)
HAM bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia menghormati Deklarasi Universal HAM & berbagai instrumen HAM lainnya
HAM : hak dasar yg melekat secara kodrati sbg anugerah Tuhan YME
Manusia mempunyai hak & tanggung jawab yg timbul sbg akibat perkembangan kehidupannya
Perumusan HAM dilandasi oleh pemahaman tdp citra, harkat & martabat diri manusia sendiri
Manusia hidup tidak terlepas dari Tuhan, sesama manusia & Lingkungan
Hak asasi & kewajiban manusia terpadu & melekat pada diri manusia
Pembukaan UUD-45 (alinea I) Hak asasi warganegara Pancasila pada sila IV Batang Tubuh UUD-45 (asli) : ps 29 kebebasan
beragama Batang Tubuh UUD-45 (baru/**) ps : Ps 27 hak & wajib ikut serta bela negara Ps 30 hak & wajib ikutserta hankamneg UU no 39/1999 ttg HAM kewajiban Neg Warga UU no 26/2000 ttg Pengadilan HAM
HAM seperangkat hak yg melekat pada hakekat keberadaan manusia sbg mahluk Tuhan YME
Kewajiban dasar manusia seperangkat kewajiban, bila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan tegaknya HAM
Diskriminasi pembatasan, pelecehan/ pengucilan pada perbedaan manusia atas dasar SARA dls
Penyiksaan setiap perbuatan yg dilakukan dgn sengaja—rasa sakit yg hebat pada seseorang—agar mengaku dgn sepengatahuan pejabat publik
Setiap HAM mengandung kewajiban utk meng-hormati HAM orang lain kewajiban dasar
HAM harus dihormati benar Pem, Aparatur Neg, & Pejabat publik berkewajiban & tanggung jawab menjamin terselenggaranya HAM
Komnas HAM lembaga mandiri setingkat dgn lembaga negara lainnya melaksanakan kajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM
Pelanggana HAM setiap perbuatan seseo-rang/kelompok (termasuk aparat neg) dgn sengaja/tidak sengaja lalai secara melawan hukum mengurangi, dls sehingga sekelompok orangtidak mendapat penyelesaian hukum yg benar
Pelanggran HAM yg berat genocide, pembunuhan di luar putusan pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, diskriminasi secara sistimatis
UUD-45 beserta amandemen 1 s/d4 UU no. 39/1999 ttg HAM UU no. 26/2000 ttg Pengadilan HAM Ball, T. Grant & Lee J. Rosch, 1973,Civics, Chicago Ill, Foullet Publishing Cassese, Antonio, 1994, Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah,
Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Encyclopedia Amricana, vol 28, 1987, New York, NY Haryomataram, GPH, SH, 1988, Bunga Rampai Hukum Humaniter.
Jakarta, Bumi Nusantara Jaya -------, 2002, Konflik Bersenjata dan Hukumnya. Jakarta : Universitas
Trisakti Huntington, Samuel P., 1996. The Clash of Civilization and the Remaking
of the World Oder. London : Tochstone Books Lubis, T.Mulya (edt), 1993, Hak-hak Asasi Manusia dalam Masyarakat
Dunia, isu dan tindakan. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia Mahfud, Dr. Moh MD, 1999, Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi, 1999,
Yogyakarta, GAMA Media Naning, Ramdlon, SH, 1983, Gatra Ilmu Negara, Yogyakarta, Penerbit
Liberty
TEORI RANTAI KEPEMILIKAN
( CHAIN OF TITLE THEORY )
DITOLAK !!! KEBERADAAN MALAYSIA SECARA TERUS MENERUS
( CONTINUOUS PRECENCE )
PENGUASAAN SECARA EFEKTIF
(EFFECTIVE OCCUPATION)
PELESTARIAN ALAM
( MAINTENANCE AND ECOLOGY PRESERVATION )
KEGAGALAN IMPLEMENTASI
GEOPOLITIK
KASUS PULAU SIPADAN DAN LIGITAN
GEO = BUMI
POLITIK = PENDISTRIBUSIAN
GEOPOLITIK = KONSEP TENTANG HUBUNGAN POLITIK DENGAN KONSTELASI GEOGRAFI UNTUK MENYELENGGARAKAN KEPENTINGAN NASIONAL.
PENGERTIAN GEOPOLITIK
GEOPOLITIK WAWASAN
NASIONAL
WAWASAN
NUSANTARA
GEOPOLITIK
INDONESIA
WAWASAN NASIONAL
(NATIONAL OUTLOOK)
MISI NEGARA BANGSA (NATION STATE )
MENJAMIN KELANGSUNGAN HIDUP
MENJAMIN KEUTUHAN BANGSA
DAN NEGARA
JATI DIRI BANGSA
PENGERTIAN
WAWASAN NUSANTARA
YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP
BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI
DAN LINGKUNGANNYA DENGAN
MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA SERTA KE-
SATUAN WILAYAH DALAM ME-
NYELENGGARAKAN KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA UNTUK MENCAPAI
TUJUAN NASIONAL
BERTUJUAN UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN NASIONAL DAN TURUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DAN PERDAMAIAN DUNIA DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL
HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA ADALAH PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KEBHINEKAAN
HAKIKAT
WAWASAN NUSANTARA
PERANAN
WAWASAN NUSANTARA
UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
UNTUK MENUMBUHKAN TANGGUNG JAWAB ATAS
PEWANFAATAN LINGKUNGAN
UNTUK MENEGAKKAN KEKUASAAN GUNA
MELINDUNGI KEPENTINGAN NASIONAL
UNTUK MERENTANG HUBUNGAN INTERNASIONAL
DALAM UPAYA IKUT MENEGAKKAN KETERTIBAN
DUNIA
KEBIJAKAN PEMERINTAH RI UNTUK
MEWUJUDKAN WAWASAN NUSANTARA
DIBIDANG POLITIK MENGENAI
WILAYAH DITUANGKAN DALAM :
1.DEKLARASI DJUANDA
2.DEKLARASI LANDAS KONTINEN
3.DEKLARASI ZEEI
DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957
DASAR PERTIMBANGAN :
BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE
ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/
TZMKO )
- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH
DARAT SAJA
- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH
3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA
SAAT AIR LAUT SURUT.
LAUT YANG MENGHUBUNGKAN ANTAR PULAU ADALAH PERAIRAN NASIONAL INDONESIA.
BATAS NEGARA RI (NEGARA KEPULAUAN) ADALAH GARIS PANGKAL LURUS (GPL)
LEBAR LAUT TERITORIAL RI ADALAH 12 MIL DIUKUR DARI GPL
GARIS PANGKAL LURUS (GPL) ADALAH GARIS KHAYAL DI PETA YANG MENGHUBUNGKAN TITIK-TITIK DARI PULAU-PULAU TERLUAR WILAYAH INDONESIA.
PERPU NO 4 TAHUN 1960 DIIKUTI OLEH PERATURAN PEMERINTAH NO 8 TAHUN 1962 TENTANG “ LALU LINTAS DAMAI “
LANDAS KONTINEN = PAPARAN BENUA/CONTINENTAL SHELF= BAGIAN DASAR LAUT YANG PALING TEPI, YAITU DASAR LAUT DI TEPI KONTINEN YANG AGAK SEMPIT YANG DALAMNYA RATA-2 200 M YANG MENURUN PERLAHAN-LAHAN DARI PANTAI KE TENGAH LAUTAN SAMPAI TIBA-2 MENURUN (MENUKIK).
TUJUAN DEKLARASI KONTINEN = UNTUK MENGAMANKAN SUMBER DAYA ALAM YANG TERDAPAT DI WILAYAH LAUT ATAU PERAIRAN NASIONAL TERMASUK DI LANDAS KONTINEN INDONESIA (LKI)
ZEEI = JALUR DI LUAR WILAYAH RI ( PERPU NO. 4 TH 1960 ) YANG LEBARNYA 200 MIL LAUT DIUKUR DARI GPL
DIDALAM ZEEI INDONESIA MEMPUNYAI DAN MELAKSANAKAN :
1. HAK BERDAULAT UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN EKSPLORASI, EKSPLOITASI, KONSERVASI SDA HAYATI/NON HAYATI DI DASAR LAUT , TANAH DAN BAWAHNYA, DALAM AIR DI ATASNYA.
2. YURIDIKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN
PULAU-2 BUATAN & BERMACAM2 INSTALASI, PENELITIAN LAUT, PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT.
DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957
DASAR PERTIMBANGAN :
BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE
ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/
TZMKO )
- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH
DARAT SAJA
- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH
3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA
SAAT AIR LAUT SURUT.
FALSAFAH/ IDEOLOGI
SEJARAH
LOKASI/POSISI GEOGRAFI
TEORI PAHAM KEKUASAAN
TEORI GEOPOLITIK
WAWASAN NASIONAL DIBENTUK
DAN DIJIWAI OLEH
PAKAR POLITIK ITALIA (THE PRINCE) “BAGAIMANA MEMBENTUK NEGARA YANG BERDIRI
DENGAN KOKOH “
SEGALA CARA DIHALALKAN UNTUK MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
UNTUK MEREBUT KEKUASAAN, POLITIK ADU DOMBA ( DEVIDE ET IMPERA) ADALAH SAH
DALAM POLITIK, YANG KUAT PASTI DAPAT BERTAHAN DAN MENANG ( SEPERTI KEHIDUPAN BINATANG BUAS )
1. MACHIAVELLI
PERANG DIMASA DEPAN ADALAH PERANG TOTAL.
KEKUATAN POLITIK HARUS DIDAMPINGI OLEH KEKUATAN LOGISTIK DAN EKONOMI NASIONAL
KEKUATAN HANKAM DIDUKUNG OLEH KEKUATAN SOSBUD (IPTEK)
2. NAPOLEON BONAPARTE ( 1769 – 1821 )
KAISAR PERANCIS
TEORINYA
TEORINYA
3. CLAUSEWITZ
“ VOM KRIEGE /ON WAR
PERANG ADALAH KELANJUTAN
POLITIK DENGAN CARA LAIN
PERANG ADALAH SAH SAH SAJA
UNTUK MENCAPAI TUJUAN NASIONAL
SUATU BANGSA
PAHAM MATERIALISME/PAHAM PERDAGANGAN BEBAS/LIBERALISME UKURAN KEBERHASILAN EKONOMI SUATU BANGSA = SEBERAPA SURPLUS EKONOMINYA DIUKUR DENGAN EMAS NAFSU KOLONIALISME NEGARA-2 BARAT MENCARI EMAS BELANDA (VOC)
4. FEUERBACH
PERANG ATAU PERTUMPAHAN DARAH
ATAU REVOLUSI DI SELURUH DUNIA
ADALAH SAH DALAM RANGKA
MENGKOMUNISKAN SELURUH BANGSA
DI DUNIA
5. PAHAM LENIN
TIDAK MENGENAL AMBISI SPASIAL
PAHAM TENTANG PERANG DAN DAMAI, “ BANGSA INDONESI CINTA DAMAI TAPI LEBIH CINTA KEMERDEKAAN “ TIDAK MENGHENDAKI PENGGUNAAN SENJATA (KEKUATAN) UNTUK TUJUAN EKSPANSI
MENGHENDAKI PEMANFAATAN UNSUR GEOGRAFI SEMATA-MATA UNTUK MENCIPTAKAN SUATU MASYARAKAT ADIL MAKMUR DALAM WILAYAH NUSANTARA YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN IPOLEKSOSBUDHANKAM DAN IKUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DUANIA.
PAHAM KEKUASAAN
BANGSA INDONESIA
GEOPOLITIK = POLITIK NEGARA YANG DIKAITKAN ATAS PERTIMBANGAN KEADAAN ALAM DAN LETAK GEOGRAFI
NEGARA TERSEBUT.
ARCHIPELAGIC
STATE
2/3 BERUPA
LAUT POSISI SILANG
DUNIA
INDONESIA
NEGARA MIRIP ORGANISME YANG MEMERLUKAN RUANG (RAUM, SPACE) DISEKITARNYA
BAGI NEGARA JUGA BERLAKU HUKUM SELEKSI ALAM, NEGARA KECIL DAN LEMAH AKAN LENYAP DIKALAHKAN OLEH NEGARA BESAR
BATAS NEGARA SIFATNYA SEMENTARA.
PROF. FRIEDERICH RATZEL
TEORI LEBENSRAUM
NEGARA MERUPAKAN SUATU ORGANISME YANG MEMILIKI INTELEKTUAL
NEGARA UNTUK HIDUP HARUS SELALU BERUSAHA MENGADAKAN EKSPANSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN RUANG
UNTUK BERHASILNYA UPAYA TERSEBUT NEGARA HARUS MEMPUNYAI KEKUASAAN UNTUK MENIADAKAN SEGALA HAMBATAN YANG DIHADAPI
TUJUAN AKHIR DARI NEGARA ADALAH MEMILIKI KEKUASAAN (POWER) UNTUK MELAKSANAKAN SETIAP KEHENDAK.
TUJUAN AKHIR PERKEMBANGAN NEGARA ADALAH BATAS ALAM YANG BAIK BAGI NEGARA DAN PERSATUAN YANG HARMONIS DI DALAM NEGERI
CITA-CITA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI. KESATUAN POLITIK HARUS MAMPU MENGHASILKAN APA YANG DIPERLUKANNYA.
SUATU NEGARA BERHAK MENDAPATKAN SUMBER ALAM NEGARA TETANGGA BILA MEMBUTUHKAN.
NEGARA MEMPUNYAI KEDAULATAN MUTLAK BAIK DALAM PEMERINTAHAN MAUPUN EKONOMI DENGAN MENETAPKAN KEBIJAKSANAAN NASIONAL YANG MENGHINDARKAN KETERGANTUNGAN DARI NEGARA LAIN.
MENGHALALKAN SUATU NEGARA MELAKSANAKAN EKSPANSI, MENYERANG, MENDUDUKI NEGARA TETANGGA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN RUANG FORCES (TENTARA) DAN PERANG ADALAH DUA UNSUR PENTING DALAM TEORI INI
1. UMAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK TUHAN YME ADALAH SEDERAJAT DAN MEMILIKI HAK HIDUP YANG SAMA
2. RUANG HIDUP SUATU BANGSA TERBATAS PADA WILAYAH NEGARANYA YANG DIAKUI SECARA INTERNASIONAL.
3. SUATU BANGSA DI DUNIA BERKEWAJIBAN MENEGAKKAN PERDAMAIAN, MENJALIN HUBUNGAN ANTAR BANGSA DALAM SUATU INTERAKSI SALING MEMBERI.
4. KEKUATAN NASIONAL SUATU BANGSA DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA, BUKAN UNTUK MENINDAS BANGSA LAIN.
5. TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA KEKUATAN LAIN.
PANDANGAN GEOPOLITIK
BANGSA INDONESIA
ISI ( CONTENT)
ASPIRASI
MASYARAKAT
TATA LAKU
(CONDUCT)
HASIL INTERKASI
WADAH DAN ISI
BATINIAH
LAHIRIAH
WADAH
(CONTOUR )
SUPRASTRUKTUR
POLITIK
INFRASTRUKTUR
POLITIK
ASAS WAWASAN NUSANTARA
ASAS KETENTUAN-2 /KAIDAH-2
DASAR YANG HARUS
DIPATUHI,DITAATI,
DIPELIHARA DAN
DICIPTAKAN DEMI TETAP
TAAT DAN
SETIANYA KOMPONEN
PEMBENTUK BANGSA
TERHADAP KESEPAKATAN
BERSAMA.
KEPENTINGAN DAN
TUJUAN YANG SAMA
KEADILAN
KEJUJURAN
SOLIDARITAS
KERJA SAMA
KESETIAAN
TANTANGAN IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
* JOHN NAISBIT DALAM “GLOBAL PARADOX “
RAKYAT DIBERI PERAN SEBESAR-BESARNYA
* KONDISI NASIONAL = PEMBANGUNAN
NASIONAL BELUM MERATA
DUNIA TANPA BATAS
* PERKEMBANGAN IPTEK
* PERKEMBANGAN MASYARAKAT GLOBAL
ERA BARU KAPITALISME
KESADARAN WARGA NEGARA
* PANDANGAN BANGSA INDONESIA TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN
* KESADARAN BELA NEGARA
FAKTOR – FAKTOR DOMINAN
KETELADANAN KEPEMIMPINAN
NASIONAL
PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DAN
BERMORAL KEBANGSAAN
MEDIA MASSA
FUNGSI WASANTARA
PEDOMAN
MOTIVASI RAMBU 2 ACUAN
PENYELENGGARA NEGARA
MASYARAKAT
KEPENTINGAN NASIONAL
CITA- CITA NASIONAL
TUJUAN NASIONAL
GAGAL
BERHASIL
ASAS WAWASAN NUSANTARA
TANTANGAN
WAWASAN NUSANTARA
FAKTOR- 2
DOMINAN
TUHAN AGAMA CITA-CITA IDEOLOGI KEKUASAAN/ POLITIK KEKUATAN PEMENUHAN EKONOMI
KEBUTUHAN
PENGUASAAN/ IPTEK PEMANFAATAN ALAM MANUSIA SOSIAL
RASA KEINDAHAN KESENIAN
RASA AMAN HANKAM
CITA-CITA
NASIONAL
TUJUAN
NASIONAL
BANGSA
KEMAMPUAN
KEKUATAN
KETANGGUHAN
KEULETAN
TANTANGAN
ANCAMAN
HAMBATAN
GANGGUAN
KONDISI DINAMIS SUATU BANGSA, YANG BERISI KEULETAN DAN KETANGGUHAN, YANG MENGANDUNG KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEKUATAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI DAN MENGATASI SEGALA TANTANGAN, ANCAMAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN , BAIK YANG DATANG DARI DALAM MAUPUN DARI LUAR, YANG LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG MEMBAHAYAKAN INTEGRITAS, IDENTITAS, KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA SERTA PERJUANGAN MENGEJAR TUJUAN NASIONALNYA.
TANTANGAN = ADALAH SUATU HAL ATAU UPAYA YANG BERSIFAT ATAU BERTUJUAN MENGGUGAH KEMAMPUAN.
ANCAMAN = ADALAH SUATU HAL ATAU UPAYA YANG BERSIFAT DAN ATAU BERTUJUAN MERUBAH DAN MEROMBAK
SISTEM / KEBIJAKSANAAN YANG DILAKSANAKAN SECARA KONSEPSIONAL.
HAMBATAN = ADALAH SUATU HAL YANG BERSIFAT ATAU
MENGHALANGI SECARA TIDAK KONSEPSIONAL YANG BERASAL DARI DALAM SISTEM KEHIDUPAN NASIONAL.
GANGGUAN = ADALAH HAMBATAN YANG BERASAL DARI LUAR. SISTEM KEH. NASIONAL
GAMBARAN TENTANG KEADAAN YANG HARUS TERWUJUD AGAR
SUATU BANGSA DAPAT MEMPERTAHANKAN
KELANGSUNGAN HIDUP ,MEMBANGUN KEJAYAAN
NASIONAL DAN MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONDISI
MERUPAKAN PARADIGMA BERFIKIR DALAM MELIHAT,
MENSIKAPI, SERTA MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH DALAM
UPAYA PEMBINAAN KEHIDUPAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI
PENDEKATAN ASTA GATRA
PENDEKATAN KESEJAHTERAAN (PROSPERITY APPROACH) DAN PENDEKATAN KEAMANAN (SECURITY APPROACH)
MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL
POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI
MODEL KETAHANAN NASIONAL di INDONESIA
MODEL ASTA GATRA
a. Tri Gatra
1) Letak dan kedudukan geografis
2) Keadaan dan kekayaan alam
3) Keadaan dan kemampuan penduduk
b. Panca Gatra
1) Ideologi
2) Politik
3) Ekonomi
4) Sosial budaya
5) Pertahanan keamanan
KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM
TERDIRI DARI SUB-SISTEM/GATRA/UNSUR
ASPEK ALAMIAH ( TRI GATRA) + ASPEK SOSIAL ( PANCA GATRA )
ASTA GATRA
1. PENDEKATAN ASTA GATRA
SDA SDM
POSISI
GEOGRAFI
EKONOMI SOSBUD
HANKAM POLITIK
IDEOLOGI
KOMPONEN DAN HUBUNGAN STRATEGI ASTA GATRA
SDA L. GEO SDM
IDEOLOGI
POLITIK EKONOMI
SOSBUD
HANKAM
GEOSTRATEGI
(TANAS)
a. Geografi – Kekayaan Alam - Kekayaan alam perlu diinventarisasi - Perencanaan dan penggunaan kekayaan
alam b. Geografi – Penduduk - distribusi penduduk mempengaruhi
ketahanan Nasional - Mata pencaharian pend dipengaruhi
keadaan geografi sekelilingnya c. Kekayaan Alam – Penduduk - Kekayaan alam perlu diolah penduduk
yang memiliki kemampuan dan teknologi.
a. Ideologi sbg falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasionalnya.
b. Tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran berpolitik,kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial, rasa keamanan, dsb.
c.Ketahanan ekonomi berhub. erat dgn ketahanan di bidang ideologi, politik, sos-bud, dan pertahanan keamanan yang berfungsi sbg penunjang.
d.Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berkepribadiaan hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.
e.Keadaan stabil, maju dan berkembang di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sos bud memperkokoh pertahanan-keamanan nasonal.
a. Tannas hakikatnya tergantung pd kemampuan bangsa/ negara di dlm mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelengggaraan kehidupan nasional di segala bidang.
b. Tannas mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hub. erat antargatra di dlm kehidupan nasional.
c. Tannas bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan setiap gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya sec struktural dan fungsional.
a. Wawasan Nasional sebagai cara pandang suatu bangsa memberi sifat ciri-ciri khas ketahanan nasionalnya.
b. Untuk memperjuangkan hak hidup dan mencapai tujuan nasional mutlak diperlukan ketahanan nasional.
c. Di dlm menyusun, membina dan meningkatkan Tannas suatu bangsa wajib berpedoman pada wawasan nasionalnya.
ASTAGATRA, dengan kaidah : 1. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang
komprehensif integral, dlm IPTEK dikenal dgn pemikiran kesisteman, sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial.
2. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara
masalah keamanan dan kesejahteraan sebagai 2 sisi mata uang.
3. Tannas merupakan integrasi dari ketahanan
masing2 aspek kehidupan sosial ( ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan)
Konsepsi Tannas meliputi masa perang dan masa
damai.
Dlm Globalisasi keinginan serba lintas
(budaya, ekonomi, dan wilayah) dari ne-gara maju menyebabkan konsep ketaha-nan nasional yang berlapis diterapkan melalui upaya :
ketahanan individu, ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan nasional dan dilanjutkan ketahanan regional.
1. Ketahanan Individu ( ketahanan rohani jasmani) yang baik, akan menciptakan kerukunan keluarga dan akan meningkatkan kerukunan masyrakat.
2. Ketahanan keluarga harus dibina agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan fisik.
3. Ketahanan wilayah, merupakan bag. dr negara sgt tergantung pd individu baik dalam/ luar komuniti.
4. Ketahanan Nasional
5. Ketahanan Regional, dengan pengertian :
a. Sekitar negara dengan penekanan wilayah yang homogen atas dasar ciri geostrategis
b. Dapat berupa persamaan ras, budaya, sumber daya dan dapat meningkatkan pembentukan kelompok.
LANDASAN PEMIKIRAN SISTEM
TIDAK ADA MASALAH YANG BERDIRI SENDIRI
TIDAK ADA PENYEBAB TUNGGAL TERJADINYA SUATU MASALAH
KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM
KESEJAHTERAAN DAN KEAMANAN DUA HAL YANG SANGAT SULIT DIPISAHKAN
MEWUJUDKAN TANNAS DILAKUKAN DENGAN MENYERASIKAN PENDEKATAN KESEJAHTERAAN DAN PENDEKATAN KEAMANAN
2. PENDEKATAN KESEJAHTERAAN ( PROSPERITY APPROACH )
DAN
PENDEKATAN KEAMANAN ( SECURITY APPROACH )
KOMPREHENSIF = MENYELURUH INTEGRAL = MENYATU MODEL BERFIKIR YANG MEMANDANG, MENSIKAPI DAN
BERUSAHA MENYELESAIKAN SETIAP MASALAH YANG TIMBUL DENGAN MEMPERHATIKAN KETERKAITAN
BERBAGAI ASPEK SECARA MENNYELURUH DAN MENYATU
SEMUA ASPEK HARUS DIPERHATIKAN SEMUA ASPEK PUNYA PERANAN
3. MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL
MEMILIKI RASA PERCAYA DIRI DAN BERPEGANG PADA PRINSIP.
BEBAS DARI KETERGANTUNGAN, TETAPI
MENDAMBAKAN KEBERSAMAAN MEMILIKI JIWA DINAMIS,KREATIF, DAN
PANTANG MENYERAH.
WAWASAN NASIONAL
(NATIONAL OUTLOOK)
MISI NEGARA BANGSA (NATION STATE )
MENJAMIN KELANGSUNGAN HIDUP
MENJAMIN KEUTUHAN BANGSA
DAN NEGARA
JATI DIRI BANGSA
Latar belakang timbulnya Wawasan Nusantara
Konsep Wawasan Nusantara
A) Hakikat, Asas dan Arah WN
B) Unsur dasar WN
C) Kedudukan, Fungsi, Tujuan WN
Implementasi Wawasan Nusantara
PENGERTIAN
WAWASAN NUSANTARA
YAITU CARA PANDANG DAN SIKAP
BANGSA INDONESIA MENGENAI DIRI
DAN LINGKUNGANNYA DENGAN
MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA SERTA KE-
SATUAN WILAYAH DALAM ME-
NYELENGGARAKAN KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA UNTUK MENCAPAI
TUJUAN NASIONAL
BERTUJUAN UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN NASIONAL DAN TURUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DAN PERDAMAIAN DUNIA DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL
HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA ADALAH PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KEBHINEKAAN
HAKIKAT
WAWASAN NUSANTARA
PERANAN
WAWASAN NUSANTARA
UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
UNTUK MENUMBUHKAN TANGGUNG JAWAB ATAS
PEWANFAATAN LINGKUNGAN
UNTUK MENEGAKKAN KEKUASAAN GUNA
MELINDUNGI KEPENTINGAN NASIONAL
UNTUK MERENTANG HUBUNGAN INTERNASIONAL
DALAM UPAYA IKUT MENEGAKKAN KETERTIBAN
DUNIA
Falsafah Pancasila
mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi dari golongan
Aspek Kewilayahan Nusantara
Geografi mutlak diperhitungkan karena memiliki aneka SDA dan suku bangsa
Aspek Sosial Budaya
Indonesia memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan adat istirahat
Aspek Historis
mempertahankan dan menjaga persatuan NKRI.
1)HAKEKAT WN keutuhan bangsa dan nusantara dalam
cara pandang yang utuh menyeluruh demi kepentingan nasional
2)ASAS WN terdiri atas kepentingan dan tujuan yang
sama, keadilan, kerjasama, kejujuran, solidaritas, kesetiaan terhadap ikrar bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan.
3) ARAH WN dengan latar belakang budaya, kondisi
konstelasi geografi dan perkembangan lingkungan strategis, arah pandang WN meliputi ke dalam dan ke luar
Arah pandang ke dalam, bertujuan
menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Arah pandang ke luar, ditujukan demi
terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dalam melaksanakan ketertiban dunia.
WN sebagai Wawasan Nasional Bangsa indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, WN menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.
Kedudukan WN dalam paradigma nasional
: Pancasila landasan idiil. UUD 1945 landasan konstitusional Wawasan Nusantara landasan visional Ketahanan Nasional landasan
konsepsional GBHN landasan operasional
Sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi demi tercapainya tujuan nasional merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
ISI ( CONTENT)
ASPIRASI
MASYARAKAT
TATA LAKU
(CONDUCT)
HASIL INTERKASI
WADAH DAN ISI
BATINIAH
LAHIRIAH
WADAH
(CONTOUR )
SUPRASTRUKTUR
POLITIK
INFRASTRUKTUR
POLITIK
ASAS WAWASAN NUSANTARA
ASAS KETENTUAN-2 /KAIDAH-2
DASAR YANG HARUS
DIPATUHI,DITAATI,
DIPELIHARA DAN
DICIPTAKAN DEMI TETAP
TAAT DAN
SETIANYA KOMPONEN
PEMBENTUK BANGSA
TERHADAP KESEPAKATAN
BERSAMA.
KEPENTINGAN DAN
TUJUAN YANG SAMA
KEADILAN
KEJUJURAN
SOLIDARITAS
KERJA SAMA
KESETIAAN
TANTANGAN IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
* JOHN NAISBIT DALAM “GLOBAL PARADOX “
RAKYAT DIBERI PERAN SEBESAR-BESARNYA
* KONDISI NASIONAL = PEMBANGUNAN
NASIONAL BELUM MERATA
DUNIA TANPA BATAS
* PERKEMBANGAN IPTEK
* PERKEMBANGAN MASYARAKAT GLOBAL
ERA BARU KAPITALISME
KESADARAN WARGA NEGARA
* PANDANGAN BANGSA INDONESIA TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN
* KESADARAN BELA NEGARA
FAKTOR – FAKTOR DOMINAN
KETELADANAN KEPEMIMPINAN
NASIONAL
PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DAN
BERMORAL KEBANGSAAN
MEDIA MASSA
FUNGSI WASANTARA
PEDOMAN
MOTIVASI RAMBU 2 ACUAN
PENYELENGGARA NEGARA
MASYARAKAT
KEPENTINGAN NASIONAL
CITA- CITA NASIONAL
TUJUAN NASIONAL
GAGAL
BERHASIL
ASAS WAWASAN NUSANTARA
TANTANGAN
WAWASAN NUSANTARA
FAKTOR- 2
DOMINAN
Wadah bagi kehidupan, meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan aneka ragam budaya. Setelah menegara, wadah ialah organisasi kenegaraan berwujud suprastruktur, sementara organisasi dari masyarakat dalam bentuk infrastruktur.
A. Batas ruang lingkup - Nusantara - Manunggal dan utuh menyeluruh B.Tata susunan Pokok/ Inti organisasi - Bentuk dan kedaulatan negara - Kekuasaan pemerintah negara - Sistem pemerintahan C. Tata Susunan Pelengkap/ Kelengkapan Organisasi - Aparatur Negara - Kesadaran politik masyarakat dan Kesadaran bernegara - Pers
Isi WN tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu
a. Tujuan/ Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 45 menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. 2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang
bebas. 3) Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraaan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial
b. Asas terpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh yang meliputi ;
1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan dirgantara secara terpadu
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional
3) Satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar “Bhineka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
4) Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5) Satu kesatuan pertahanan keamanan dalam satu sistem terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
6) Satu kesatuan kebijaksanaan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.
Merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah.
A.Tata laku batiniah mencerminkan semangat
dan mentalitas bangsa Indonesia. WN berlandaskan falsafah Pancasila untuk membentuk mental bangsa yang meliputi cipta, rasa dan karsa secara terpadu.
B. Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan,
perbuatan dan perilaku bangsa Indonesia.WN diwujudkan dalam satu sistem organisasi yang meliputi: perencanaan, pengawasan dan pengendalian.
1.WN sebagai Pancaran falsafah Pancasila
2. WN dalam Pembangunan Nasional
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan : - Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan.
3. Penerapan WN
4. Hubungan WN dan Ketahanan Nasional.
TEORI RANTAI KEPEMILIKAN
( CHAIN OF TITLE THEORY )
DITOLAK !!! KEBERADAAN MALAYSIA SECARA TERUS MENERUS
( CONTINUOUS PRECENCE )
PENGUASAAN SECARA EFEKTIF
(EFFECTIVE OCCUPATION)
PELESTARIAN ALAM
( MAINTENANCE AND ECOLOGY PRESERVATION )
KEGAGALAN IMPLEMENTASI
GEOPOLITIK
KASUS PULAU SIPADAN DAN LIGITAN
GEO = BUMI
POLITIK = PENDISTRIBUSIAN
GEOPOLITIK =
KONSEP TENTANG HUBUNGAN POLITIK DENGAN KONSTELASI GEOGRAFI
UNTUK MENYELENGGARAKAN KEPENTINGAN NASIONAL.
PENGERTIAN GEOPOLITIK
GEOPOLITIK WAWASAN
NASIONAL
WAWASAN
NUSANTARA
GEOPOLITIK
INDONESIA
KEBIJAKAN PEMERINTAH RI UNTUK
MEWUJUDKAN WAWASAN NUSANTARA
DIBIDANG POLITIK MENGENAI
WILAYAH DITUANGKAN DALAM :
1.DEKLARASI DJUANDA
2.DEKLARASI LANDAS KONTINEN
3.DEKLARASI ZEEI
DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957
DASAR PERTIMBANGAN :
BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE
ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/
TZMKO )
- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH
DARAT SAJA
- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH
3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA
SAAT AIR LAUT SURUT.
LAUT YANG MENGHUBUNGKAN ANTAR PULAU ADALAH PERAIRAN NASIONAL INDONESIA.
BATAS NEGARA RI (NEGARA KEPULAUAN) ADALAH GARIS PANGKAL LURUS (GPL)
LEBAR LAUT TERITORIAL RI ADALAH 12 MIL DIUKUR DARI GPL
GARIS PANGKAL LURUS (GPL) ADALAH GARIS KHAYAL DI PETA YANG MENGHUBUNGKAN TITIK-TITIK DARI PULAU-PULAU TERLUAR WILAYAH INDONESIA.
PERPU NO 4 TAHUN 1960 DIIKUTI OLEH PERATURAN PEMERINTAH NO 8 TAHUN 1962 TENTANG “ LALU LINTAS DAMAI “
LANDAS KONTINEN = PAPARAN BENUA/CONTINENTAL SHELF= BAGIAN DASAR LAUT YANG PALING TEPI, YAITU DASAR LAUT DI TEPI KONTINEN YANG AGAK SEMPIT YANG DALAMNYA RATA-2 200 M YANG MENURUN PERLAHAN-LAHAN DARI PANTAI KE TENGAH LAUTAN SAMPAI TIBA-2 MENURUN (MENUKIK).
TUJUAN DEKLARASI KONTINEN = UNTUK MENGAMANKAN SUMBER DAYA ALAM YANG TERDAPAT DI WILAYAH LAUT ATAU PERAIRAN NASIONAL TERMASUK DI LANDAS KONTINEN INDONESIA (LKI)
ZEEI = JALUR DI LUAR WILAYAH RI ( PERPU NO. 4 TH 1960 ) YANG LEBARNYA 200 MIL LAUT DIUKUR DARI GPL
DIDALAM ZEEI INDONESIA MEMPUNYAI DAN MELAKSANAKAN :
1. HAK BERDAULAT UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN EKSPLORASI, EKSPLOITASI, KONSERVASI SDA HAYATI/NON HAYATI DI DASAR LAUT, TANAH DAN BAWAHNYA, DALAM AIR DI ATASNYA.
2. YURIDIKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN PULAU-2 BUATAN & BERMACAM2 INSTALASI, PENELITIAN LAUT, PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT.
DIUMUMKAN TANGGAL 13 DESEMBER 1957
DASAR PERTIMBANGAN :
BERDASARKAN ORDONANSI 1939 ( TERRITORIALE
ZEE EN MARITIEME KRINGEN ORDONANTIE 1939/
TZMKO )
- KEDAULATAN WILAYAH RI HANYA WILAYAH
DARAT SAJA
- KEDAULATAN WILAYAH LAUT HANYA SEJAUH
3 MIL LAUT DIUKUR DARI GARIS PANTAI PADA
SAAT AIR LAUT SURUT.
FALSAFAH/ IDEOLOGI
SEJARAH
LOKASI/POSISI GEOGRAFI
TEORI PAHAM KEKUASAAN
TEORI GEOPOLITIK
WAWASAN NASIONAL DIBENTUK
DAN DIJIWAI OLEH
PAKAR POLITIK ITALIA (THE PRINCE) “BAGAIMANA MEMBENTUK NEGARA YANG BERDIRI
DENGAN KOKOH “
SEGALA CARA DIHALALKAN UNTUK MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
UNTUK MEREBUT KEKUASAAN, POLITIK ADU DOMBA ( DEVIDE ET IMPERA) ADALAH SAH
DALAM POLITIK, YANG KUAT PASTI DAPAT BERTAHAN DAN MENANG ( SEPERTI KEHIDUPAN BINATANG BUAS )
1. MACHIAVELLI
PERANG DIMASA DEPAN ADALAH PERANG TOTAL.
KEKUATAN POLITIK HARUS DIDAMPINGI OLEH KEKUATAN LOGISTIK DAN EKONOMI NASIONAL
KEKUATAN HANKAM DIDUKUNG OLEH KEKUATAN SOSBUD (IPTEK)
2. NAPOLEON BONAPARTE ( 1769 – 1821 )
KAISAR PERANCIS
TEORINYA
TEORINYA
3. CLAUSEWITZ
“ VOM KRIEGE /ON WAR
PERANG ADALAH KELANJUTAN
POLITIK DENGAN CARA LAIN
PERANG ADALAH SAH SAH SAJA
UNTUK MENCAPAI TUJUAN NASIONAL
SUATU BANGSA
PAHAM MATERIALISME/PAHAM PERDAGANGAN BEBAS/LIBERALISME UKURAN KEBERHASILAN EKONOMI SUATU BANGSA = SEBERAPA SURPLUS EKONOMINYA DIUKUR DENGAN EMAS NAFSU KOLONIALISME NEGARA-2 BARAT MENCARI EMAS BELANDA (VOC)
4. FEUERBACH
PERANG ATAU PERTUMPAHAN DARAH
ATAU REVOLUSI DI SELURUH DUNIA
ADALAH SAH DALAM RANGKA
MENGKOMUNISKAN SELURUH BANGSA
DI DUNIA
5. PAHAM LENIN
TIDAK MENGENAL AMBISI SPASIAL
PAHAM TENTANG PERANG DAN DAMAI, “ BANGSA INDONESI CINTA DAMAI TAPI LEBIH CINTA KEMERDEKAAN “ TIDAK MENGHENDAKI PENGGUNAAN SENJATA (KEKUATAN) UNTUK TUJUAN EKSPANSI
MENGHENDAKI PEMANFAATAN UNSUR GEOGRAFI SEMATA-MATA UNTUK MENCIPTAKAN SUATU MASYARAKAT ADIL MAKMUR DALAM WILAYAH NUSANTARA YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN IPOLEKSOSBUDHANKAM DAN IKUT SERTA MENCIPTAKAN KETERTIBAN DUANIA.
PAHAM KEKUASAAN
BANGSA INDONESIA
GEOPOLITIK = POLITIK NEGARA YANG DIKAITKAN ATAS PERTIMBANGAN KEADAAN ALAM DAN LETAK GEOGRAFI
NEGARA TERSEBUT.
ARCHIPELAGIC
STATE
2/3 BERUPA
LAUT POSISI SILANG
DUNIA
INDONESIA
NEGARA MIRIP ORGANISME YANG MEMERLUKAN RUANG (RAUM, SPACE) DISEKITARNYA
BAGI NEGARA JUGA BERLAKU HUKUM SELEKSI ALAM, NEGARA KECIL DAN LEMAH AKAN LENYAP DIKALAHKAN OLEH NEGARA BESAR
BATAS NEGARA SIFATNYA SEMENTARA.
PROF. FRIEDERICH RATZEL
TEORI LEBENSRAUM
NEGARA MERUPAKAN SUATU ORGANISME YANG MEMILIKI INTELEKTUAL
NEGARA UNTUK HIDUP HARUS SELALU BERUSAHA MENGADAKAN EKSPANSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN RUANG
UNTUK BERHASILNYA UPAYA TERSEBUT NEGARA HARUS MEMPUNYAI KEKUASAAN UNTUK MENIADAKAN SEGALA HAMBATAN YANG DIHADAPI
TUJUAN AKHIR DARI NEGARA ADALAH MEMILIKI KEKUASAAN (POWER) UNTUK MELAKSANAKAN SETIAP KEHENDAK.
TUJUAN AKHIR PERKEMBANGAN NEGARA ADALAH BATAS ALAM YANG BAIK BAGI NEGARA DAN PERSATUAN YANG HARMONIS DI DALAM NEGERI
CITA-CITA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI. KESATUAN POLITIK HARUS MAMPU MENGHASILKAN APA YANG DIPERLUKANNYA.
SUATU NEGARA BERHAK MENDAPATKAN SUMBER ALAM NEGARA TETANGGA BILA MEMBUTUHKAN.
NEGARA MEMPUNYAI KEDAULATAN MUTLAK BAIK DALAM PEMERINTAHAN MAUPUN EKONOMI DENGAN MENETAPKAN KEBIJAKSANAAN NASIONAL YANG MENGHINDARKAN KETERGANTUNGAN DARI NEGARA LAIN.
1. UMAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK TUHAN YME ADALAH SEDERAJAT DAN MEMILIKI HAK HIDUP YANG SAMA
2. RUANG HIDUP SUATU BANGSA TERBATAS PADA WILAYAH NEGARANYA YANG DIAKUI SECARA INTERNASIONAL.
3. SUATU BANGSA DI DUNIA BERKEWAJIBAN MENEGAKKAN PERDAMAIAN, MENJALIN HUBUNGAN ANTAR BANGSA DALAM SUATU INTERAKSI SALING MEMBERI.
4. KEKUATAN NASIONAL SUATU BANGSA DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA, BUKAN UNTUK MENINDAS BANGSA LAIN.
5. TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA KEKUATAN LAIN.
PANDANGAN GEOPOLITIK
BANGSA INDONESIA
PENGANTAR
Geostrategi dan Ketahanan Nas
Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi negara dlm menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional Pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi diperlukan mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa.
PENGERTIAN / definisi Lemhanas 1972
KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional : merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didlm menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional.
HAKEKAT
KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa
untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.
1. Pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan NKRI.
2. PengalamanNegara Sedang Berkembang (NSB) dalam melaksanakan pembangunan Nasional, dgn hasil ketidakseimbangan pembangunan fisik dan non fisik.
3. Tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan pada periode pembangunan lebih kompleks, penuh ketidakpastian dibanding pada masa Perang Kemerdekaan.
Kekuatan apa yg ada pada suatu bangsa dan negara sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya
Kekuatan apa yg harus dimiliki oleh suatu bangsa & negara shg selalu mampu
memperta-hankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai tantangan, gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan dan stabilitas
(regular), yang didalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan ( the stability idea of changes)
Ketahanan Nasional identik dengan pengaturan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan.
Ketahanan Nasional berpedoman pada Wawasan Nusantara.
Ketahanan Nasional sebagai Doktrin Nasional adalah adanya kesatuan dalam pola pikir, pola tindak dan cara kerja intersektor dan multidispliner.
Ketahanan Nasional melahirkan keuletan, ketangguhan,kemampuan bangsa dan negara Indonesia dalam mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya serta perjuangan mengejar cita-cita nasionalnya.
Hambatan : suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari dalam.
Tantangan : Suatu hal atau upaya yang bersifat
atau bertujuan menggugah kemampua. Ancaman : suatu hal atau upaya bersifat dan
bertujuan mengubah dan merombak kebijakan yang dilaksanakan secara konsepsional.
Gangguan : suatu hal atau upaya yang mengusik
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan NKRI
SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL
Manunggal
Mawas kedalam
Kewibawaan
Berubah menurut waktu
Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan
Percaya pada diri sendiri
Tidak tergantung kepada pihak lain
1. Model Cline
Negara memiliki kekuatan besar jika potensi geografi besar dan SDM besar.
Model ini menggambarkan bahwa negara kecil dengan teknologi yang sangat maju tidak memproyeksikan diri sebagai negara besar sebaliknya negara dengan wilayah besar dengan penduduk yang kecil ditambah dengan teknologi majupun sama saja
2. Model Morgenthau
- Sifat deskriptif kualitatif
- Menekankan pentingnya kekuatan nasional dlm kaitannya dengan negara lain menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan Power Position dlm suatu kawasan.
3. Model Alfred Thayer Mahan
Kekuatan nasional dapat dipenuhi apabila bangsa
tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
a. Letak geografis
b. Bentuk atau wujud bumi
c. Luas wilayah
d. Jumlah penduduk
e. Watak nasional / bangsa
f. Sifat pemerintahan
MODEL KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
MODEL ASTA GATRA
a. Tri Gatra
1) Letak dan kedudukan geografis
2) Keadaan dan kekayaan alam
3) Keadaan dan kemampuan penduduk
b. Panca Gatra
1) Ideologi
2) Politik
3) Ekonomi
4) Sosial budaya
5) Pertahanan keamanan
Sebagai Kondisi
- kondisi dinamis yg merupakan integrasi dan kondisi aspek
kehidupan nasional
- kondisi berwujud suatu spektrum : daya kekebalan, tangkal, pukul
- kondisi wujud pembangunan nasional
Sebagai Doktrin
cara terbaik yg ada guna mengimplementasikan pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi
dan selaras dlm kehidupan nasional
Sebagai Metode :
- untuk memecahkan masalah nasional, demi kelangsungan hidup
dan perkembangan kehidupan bangsa
- metode ketahanan nasional adl astagatra yaitu metode
integralistik, komprehensip atau kesisteman
1. Doktrin Nasional ajaran (konsensus) bngsa Ind dlm mengimplementasikan falsafah Pancasila, UUD45, geopolitik Indonesia guna menjamin pola pikir, pola tindak dan cara kerja guna mempersatukan usaha bersama bngsa yang bersifat intersektoral dan multidisiplin
2. Pola Dasar Pembangunan arah pedoman dari setiap Program kerja Pemerintah.
3. Sistem Nasional Indonesia.
Pada dasarnya adalah pola masyarakat
Ind yang menerapkan falsafah Pancasila
dan UUD45.
4. Metoda Pembangunan.
Menggunakan metode komprehensif
integral (utuh menyeluruh) berdasarkan
asta gatra.
KOMPONEN DAN HUBUNGAN STRATEGI
ASTA GATRA
SDA L. GEO SDM
IDEOLOGI
POLITIK EKONOMI
SOSBUD
HANKAM
GEOSTRATEGI
(TANAS)
1. Geografi – Kekayaan Alam - Kekayaan alam perlu diinventarisasi - Perencanaan dan penggunaan kekayaan
alam 2. Geografi – Penduduk - distribusi penduduk mempengaruhi
ketahanan Nasional - Mata pencaharian pend dipengaruhi
keadaan geografi sekelilingnya 3. Kekayaan Alam – Penduduk - Kekayaan alam perlu diolah penduduk
yang memiliki kemampuan dan teknologi.
a. Ideologi sbg falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasionalnya.
b. Tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran berpolitik,kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial, rasa keamanan, dsb.
c.Ketahanan ekonomi berhub. erat dgn ketahanan di bidang ideologi, politik, sos-bud, dan pertahanan keamanan yang berfungsi sbg penunjang.
d.Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berkepribadiaan hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.
e.Keadaan stabil, maju dan berkembang di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sos bud memperkokoh pertahanan-keamanan nasonal.
a. Tannas hakikatnya tergantung pd kemampuan bangsa/ negara di dlm mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelengggaraan kehidupan nasional di segala bidang.
b. Tannas mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hub. erat antargatra di dlm kehidupan nasional.
c. Tannas bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan setiap gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya sec struktural dan fungsional.
a. Wawasan Nasional sebagai cara pandang suatu bangsa memberi sifat ciri-ciri khas ketahanan nasionalnya.
b. Untuk memperjuangkan hak hidup dan mencapai tujuan nasional mutlak diperlukan ketahanan nasional.
c. Di dlm menyusun, membina dan meningkatkan Tannas suatu bangsa wajib berpedoman pada wawasan nasionalnya.
ASTAGATRA, dengan kaidah : 1. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang
komprehensif integral, dlm IPTEK dikenal dgn pemikiran kesisteman, sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial.
2. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara
masalah keamanan dan kesejahteraan sebagai 2 sisi mata uang.
3. Tannas merupakan integrasi dari ketahanan
masing2 aspek kehidupan sosial ( ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan)
Konsepsi Tannas meliputi masa perang dan masa
damai.
Dlm Globalisasi keinginan serba lintas
(budaya, ekonomi, dan wilayah) dari ne-gara maju menyebabkan konsep ketaha-nan nasional yang berlapis diterapkan melalui upaya :
ketahanan individu, ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan nasional dan dilanjutkan ketahanan regional.
1. Ketahanan Individu ( ketahanan rohani jasmani) yang baik, akan menciptakan kerukunan keluarga dan akan meningkatkan kerukunan masyrakat.
2. Ketahanan keluarga harus dibina agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan fisik.
3. Ketahanan wilayah, merupakan bag. dr negara sgt tergantung pd individu baik dalam/ luar komuniti.
4. Ketahanan Nasional
5. Ketahanan Regional, dengan pengertian :
a. Sekitar negara dengan penekanan wilayah yang homogen atas dasar ciri geostrategis
b. Dapat berupa persamaan ras, budaya, sumber daya dan dapat meningkatkan pembentukan kelompok.
KETAHANAN REGIONAL
Pembukaan UUD 1945 alenia ke 4 menjelaskan bangsa dan negara Indonesia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Untuk itu diperlukan geopolitik dan geostrategi agar terjadi hubungan antar bangsa dalam membangun ketahanan regional
Ketahanan regional merupakan saling kepercayaan (mutual trust) dan semangat kebersamaan (collectivity spirit) sekawasan (regional) shg dimungkinkan dpt terjadi sinergi kekuatan dan koordinasi dlm mengantisipasi tantangan yg dirasakan bersama. Dg demikian kawasan dpt selalu menye suaikan diri (adaptive) dg lingkungan strategis baik regional, internasional maupun global.
Setiap warganegara perlu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik
2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksobud hankam sehingga dapat mengeliminir pengaruh tsb.
Perwujudan TANNAS memerlukan satu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut POLSTRANAS
(Politik dan Strategi Nasional)
GBHN 1999-2004.
TUHAN AGAMA CITA-CITA IDEOLOGI KEKUASAAN/ POLITIK KEKUATAN PEMENUHAN EKONOMI
KEBUTUHAN
PENGUASAAN/ IPTEK PEMANFAATAN ALAM MANUSIA SOSIAL
RASA KEINDAHAN KESENIAN
RASA AMAN HANKAM
CITA-CITA
NASIONAL
TUJUAN
NASIONAL
BANGSA
KEMAMPUAN
KEKUATAN
KETANGGUHAN
KEULETAN
TANTANGAN
ANCAMAN
HAMBATAN
GANGGUAN
KONDISI DINAMIS SUATU BANGSA, YANG BERISI KEULETAN DAN KETANGGUHAN, YANG MENGANDUNG KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEKUATAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI DAN MENGATASI SEGALA TANTANGAN, ANCAMAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN , BAIK YANG DATANG DARI DALAM MAUPUN DARI LUAR, YANG LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG MEMBAHAYAKAN INTEGRITAS, IDENTITAS, KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA SERTA PERJUANGAN MENGEJAR TUJUAN NASIONALNYA.
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONDISI
GAMBARAN TENTANG KEADAAN YANG HARUS TERWUJUD AGAR SUATU BANGSA DAPAT
MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUP ,MEMBANGUN KEJAYAAN NASIONAL DAN
MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI
MERUPAKAN PARADIGMA BERFIKIR DALAM MELIHAT,
MENSIKAPI, SERTA MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH DALAM
UPAYA PEMBINAAN KEHIDUPAN NASIONAL
POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI
PENDEKATAN ASTA GATRA
PENDEKATAN KESEJAHTERAAN (PROSPERITY APPROACH) DAN PENDEKATAN KEAMANAN (SECURITY APPROACH)
MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL
KEHIDUPAN NASIONAL = SISTEM
LANDASAN PEMIKIRAN SISTEM
TIDAK ADA MASALAH YANG BERDIRI SENDIRI
TIDAK ADA PENYEBAB TUNGGAL TERJADINYA SUATU MASALAH
MEMILIKI RASA PERCAYA DIRI DAN BERPEGANG PADA PRINSIP.
BEBAS DARI KETERGANTUNGAN, TETAPI
MENDAMBAKAN KEBERSAMAAN MEMILIKI JIWA DINAMIS,KREATIF, DAN
PANTANG MENYERAH.
PENDAHULUAN
KEDUDUKAN POLSTRANAS DLM PKn
Disebut POLSTRANAS
Diberikan sejak 1974/1975 KEWIRAAN
2000 KEWARGANEGARAAN
Kedudukan POLSTRANAS dlm KEWARGANEGARAAN
TANNAS
(doktrin)
W
A ATHG
S T
A A POLSTRANAS TANNAS TUJUAN
N N (bangnas) (kondisi) NAS
T N
A A
R S ATHG
A TANNAS
(metode)
Wasantara : cara pandang (sikap) bangsa Indonesia tentang dirinya (yg bhineka) dan lingkungannya yg berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945 bertujuan utk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional dan turut serta menciptakan perdamaian dunia dalam rangka pencapaian tujuan nasional.
Wasantara : pedoman dan arah untuk mencapai tujuan nasional
Wajah Wasantara :
1. Sebagai wawasan nasional, melandasi kosepsi ketahanan nasional
2. Sebagai wawasan dlm penyelengaraan pembangunan nasional mencakup:
Perwujudan kepulauan nusantara sbg a. satu kesatuan politik
b. satu kesatuan ekonomi
c. satu kesatuan sosial budaya
d. satu kesatuan pertahanan keamanan
3. Sebagai wawasan kewilayahan
4. Sebagai wawasan pertahanan keamanan
Ketahanan Nasioanal (TANNAS) : merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yg meliputi segenap aspek kehidupan nasional yg terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yg mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam mengatasi segala, ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan baik yg datang dari dalam ataupun luar, yg langsung maupun tdk langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan Nasioanal : meliputi ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
Wajah Ketahanan Nasional : 1. Sebagai Kondisi
- kondisi dinamis yg merupakan integrasi dan kondisi aspek
kehidupan nasional
- kondisi berwujud suatu spektrum : daya kekebalan, tangkal, pukul
- kondisi wujud pembangunan nasional
2. Sebagai Doktrin : cara terbaik yg ada guna mengimplementasikan pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dlm kehidupan nasional
3. Sebagai Metode :
- untuk memecahkan masalah nasional, demi kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupan bangsa
- metode ketahanan nasional adl astagrata yaitu metode
integralistik, komprehensip atau kesisteman
Hubungan Wasantara-Tannas-Bangnas 1. Wasantara merupakan sistem nilai yg pd dasarnya dunia ideal
yg ingin dicapai
2. Tannas adl dunia nyata yg perlu diwujudkan melalui pembangunan nasional
3. Wasantara menentukan perwujudan Tannas dan Tannas
menentukan lingkup, volume dan ketetapan Bangnas
4. Berhasilnya Bangnas meningkatkan Tannas selanjutnya Tannas yg tangguh mendorong Bangnas
TINJAUAN TEORITIS PENGERTIAN DAN KONSEP POLITIK NASIONAL
Pengertian Politik dan Pengembangannya
- Politik dari kata POLIS : 1. negara/kota
2. segala masalah yg dihadapi negara
- Socrates, Plato, Aristoteles sampai cendikiawan abad 20
POLITIK : segala masalah yg dihadapi negara
- Negara : organisasi masyrakat tertinggi yg menyelenggarakan
kepentingan bersama (kepentingan nasional) dari seluruh
masyarakat bangsa tersebut
- untuk mencapai kepentingan nasional negara memainkan peranan penting yi mengambil tindakan dan memilih caranya
- Tindakan negara utk memecahkan masalah nasional guna mencapai kepentingan nasional inilah yg disebut POLITIK NASIONAL
- Politik : politik adl segenap kegiatan negara yg berpengaruh dan
penting mengenai penetapan alokasi nilai yg mengikat masyarakat
utk dapat memecahkan masalah negara dg sebaik-baiknya
- Nilai : - pedoman utk menentukan baik buruk, indah tdk indah
- pedoman umum dlm hubungan antar manusia
- aturan aturan atau peraturan peraturan
- Aturan : pedoman yg lebih khusus yg menyatakan hak dan kewajiban manusia yg bersangkutan dlm pergaulan atau hubungan. Aturan ini bisa tertulis atau tdk tertulis
- Bila alokasi nilai diganti aturan maka POLITIK adalah segenap
kegiatan negara yg berpengaruh dan penting mengenai penetapan peraturan yg mengikat masyarakat utk dpt memecahkan masalah negara dg sebaik-baiknya
Dalam kehidupan bernegara di dunia kita dapat melihat kenyataan bahwa pd hakekatnya negara itu mengatur. Pd awalnya negara mengatur yg sifatnya terbatas, ibarat polisi mengatur lalu lintas di jalan raya. Tetapi makin maju atau makin modern kehidupan masyarakat, negara mengatur semua aspek kehidupan masyarakat.
Pemahaman Beberapa Konsep Politik
1. Budaya Politik a. Budaya politik : sistem kepercayaan dan sistem nilai yg
berwujud suatu tingkah laku tertentu baik berupa perbuatan maupun simbol, dimana tingkah laku dan simbol tersebut menjadi suatu keadaan yg mewarnai kegiatan atau aktivitas politik atau : sikap dari warga negara suatu negara yg ilatarbelakangi oleh sistem nilai dan sistem kepercayaan terhadap kehidupan pemerintahan dan politiknya
b. Penggolongan Budaya Politik berdasarkan sikap, nilai, informasi dan kecakapan politik :
Budaya Politik Partisipan : orang melibatkan diri dlm kegiatan politik paling tdk ikut dlm pemilihan umum, memperoleh informasi tentang kehidupan politik melalui media masa
Budaya Politik Subjek : Org yg secara pasif patuh pd UU dan
pejabat pemerintah ttp tdk melibatkan diri dlm kegiatan politik atau tdk memberikan suara dlm pemilu (GOLPUT)
Budaya Politik Parochial : org yg sama sekali tdk menyadari
atau mengabaikan adanya pemerintahan dan politik
2. Struktur Politik atau Kelembagaan Politik adalah kerangka hubungan formal antara rakyat-
pemerintah- wilayah dan kedaulatan
Struktur umum politik : a. Kelompok Kepentingan
(interest group) supra struktur
b. Partai Politik
c. Badan Legislatif
infra struktur d. Eksekutif
e. Birokrasi
f. ………………..
3. Proses Politik
adalah kegiatan politik dlm kenyataannya yg motivasinya
bersumber budaya politik dan dilakukan dalam rangka
struktur politik yg ada
4. Partisipasi Politik
adalah kegiatan seseorang atau sekelompok org utk ikut
aktif dlm kehidupan yaitu dg cara turut serta memilih
pimpinan negara dan secara langsung atau tdk langsung
mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah.
Atau : kegiatan warga negara sebagai pribadi yg dimaksud
mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah
Sifat Partisipasi :
a. Individual/Kolektif
b. Terorganisasi/Spontan
c. Mantap/Sporadis
d. Damai/Kekerasan
e. Legal/Ilegal
Zaman Modern Partisipasi politik makin meluas
Myron Weiner 5 hal penyebab timbulnya partisipasi politik lebih luas Yaitu :
1. Modernisasi yg mendorong terjadinya :
a. Komersialisasi di bidang pertanian
b. Industrialisasi
c. Perbaikan baca tulis
d. Perbaikan pendidikan
e. Pengembangan media komunikasi masa
2. Pengaruh intelektual dan komunikasi massa melemparkan ide tentang demokrasi, egaliterisme, nasionalisme, baik lisan atau tertulis melalui trasnformasi komunikasi modern, mempengaruhi masyarakat yg dpt mendorong tuntutan rakyat utk melakukan partisipasi politik.
3. Purubahan Struktur Sosial proses industrialisasi dan modernisasi mendorong terbentuknya kelas pekerja baru dlm masyarakat yg memperluas kelas menengah
4. Konflik diantara Pimpinan Politik Konflik yg terjadi antara pimpinan politik dpt mengakibatkan pecahnya partai politik. Masing masing pihak mencari pendukungnya sehingga terjadi partisipasi politik dari rakyat yg bersifat massal.
5. Keterlibatan Pemerintah yg meluas dlm urusan sosial budaya dan ekonomi masyarakat.
Aktivitas pemerintah yg meluas akan merangsang timbulnya tuntutan yg terorganisasi akan kesempatan utk ikut serta dlm pembuatan keputusan politik
Politik dan Policy Sering salah kaprah : berganti Mendiknas berganti pula politik
pendidikan.
POLITIK (Kepentiingan Umum) : suatu rangkaian asas/prinsip, keadaan serta jalan cara dan alat yg akan digunakan untuk mencapai tujuan, ATAU suatau keadaan yg kita kehendaki disertai dg jalan cara dan alat yg akan digunakan utk mencapai keadaan yg diinginkan.
POLICY (Kebijaksanaan) : penggunaan pertimbangan pertimbangan tertentu yg dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha atau cita-cita, keinginan atau keadaan yg dikehendaki
POLITIK POLICY
membenuk AZAS, JALAN memberikan pertimbangan bagaimana CARA & ALAT melaksanakan AZAS, JALAN, CARA
dan ALAT sebaik-baiknya
Hakikat Politik
adalah pembinaan masalah bangsa dan negara
Pembinaan diartikan mencakup Perencanaan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pengendalian
Pengertian Politik Nasional
adalah azas, haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang pembinaan dan penggunaan secara totalitas segenap potensi nasional, baik yg potensial maupun yg efektif utk mencapai tujuan nasional
TINJAUAN TEORITIS PENGERTIAN DAN KONSEP STRATEGI NASIONAL
a. Pengertian Strategi dan Pengembangannya
1. Asal kata STRATEGOS (Yunani)
The Art of The General
Ilmu Memimpin Militer
kemenangan perang tgt Panglima
Misal : 1. Alexander Agung (334-323 SM)
2. Hambal (213-201)
3. Yulius Ceasar
4. Genghis Khan (117-1227)
5. Napoleon Bonaparte (1799-1812)
Jadi strategi (Militer) : pengetahuan tentang penggunaan kekuatan militer utk memenangkan perang
2. Perkembangan Pengertian Strategi abad
20. Sebelum abad 20 kemenangan perang kekuatan militer
STRATEGI MILITER
Akibat Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pd abad 20 cara berperang :
Bidang Politik, utamanya konsep demokrasi
Sebelum abad 19 konsep otokrasi
(partisipasi rakyat dlm pemerintahan belum
ada) hanya militer yg berkewajiban utk
perang
Abad 20 Konsep demokrasi (rakyat
berpartisipasi dlm pemerintahan) rakyat
berpartisipasi dlm perang
PERKEMBANGAN PENGERTIAN STRATEGI
Strategi Kekuatan
Militer Militer
Grand
Strategis PERANG
Strategi =keamanan
Nasional Strategi Kekuatan
Non Militer Non Militer
Strategi Kekuatan DAMAI
Non Militer Non Militer =kesejahteraan
Pembangunan
Strategi Nasional : pengetahuan tentang penggunaan kekuatan nasional (kekuatan militer + kekuatan non militer) untuk usaha perang (keamanan) dan usaha damai (kesejahteraan) untuk menuju kepencapaian Tujuan Nasional.
Strategi – Militer - Non Militer - Grand Strategi Andre
Beaufre - Strategi Nasional Strategi : seni menggunakan kekuatan
sehingga kekuatan itu memberi sumbangan yg paling efektif utk mencapai tujuan yg ditentukan oleh kebijaksanaan di bidang politik
b. Teori Strategi
1. Tujuan Terbatas, Tujuan Tdk Terbatas apabila terjadi peperangan antara dua negara dg
tujuan terbatas, maka apabila salah satu pihak mengangkat bendera putih, menyerah, maka selesailah perang.
apabila tujuan perang tak terbatas, perang dianggap selesai bila satu pihak atau keduanya telah habis-habisan.
Contoh : upaya mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945
Strategi ini dpt diterapkan dlm bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya
2. Pendekatan Langsung, Pendekatan Tidak
Langsung Implementasi dlm perang antar dua negara
Negara B
I
Negara A Negara B
Negara B
II
Pendekatan Langsung
Negara A langsunh menghancurkan kekuatan pokok negara B, dg syarat negara A mempunyai kekuatan lebih besar dari negara B
Pendekatan Tidak Langsung
Bila negara A kekutannya lebih kecil dari negara B, maka yg diserang oleh negara A bukan kekuatan pokok negara B, tetapi kelemahan negara B yaitu kekuatan B I atau B II
Keadaan ini dpt diimplementasikan pd penyelesaian konplik atau persaingan baik dibidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya
3. Operasi Garis Dalam, Operasi Garis Luar
Dalam perang, operasi garis dlm artinya suatu negara dikepung oleh musuh-musuhnya
Musuh Musuh
Negara A
Musuh
Operasi garis Luar, implementasi suatu negara mengepung musuhnya. Negara tersebbut ada di luar kepungan, sedangkan musuhnya ada di dalam kepungan
Negara A Negara A
MUSUH
Negara A
Implementasi dibidang politik sidang MPR 2001PKB dikepung PAN, PPP, PDIP berhasil menjatuhkan Gus Dur sebagai presiden
Untuk memperoleh strategi mana yg akan diterapkan, ditentukan oleh :
1. Tujuan/sasaran
2. Situasi lingkungan
3. Tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yg diantisipasikan
4. Kemampuan atau ketahanan sendiri
ARTI PEMBANGUNAN
1. PEMBANGUNAN ADALAH PROSES JANGKA PANJANG (Proses jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan nasional)
PROSES
Ada hubungan kausalitas antara berbagai aspek ekonomi dan non-ekonomi. Proses pembangunan secara fundamental ditentukan oleh aspek non-ekonomi meskipun muaranya aspek ekonomi. Begitupun pentingnya pembangunan sosial, diwujudkan dalam pembangunan
pendidikan dan kesehatan sebagai unsur pembangunan SDM.
JANGKA PANJANG
Diperkirakan akan membutuhkan waktu paling tidak dua dasawarsa, bukan terselesaikan dalam waktu pendek (1 tahun), dan atau jangka menengah (5 tahun). Proses ini secara kumulatif menunjang pertumbuhan pembangunan
berkelanjutan (sustained secular trend daripada cyclical)
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUAN
“Dua konsep yang merepresentasikan pembangunan ‘proses jangka panjang’ “
PERTUMBUHAN
Menunjukkan adanya peningkatan output .
PEMBANGUNAN
Mencakup peningkatan output yang terkait dengan perubahan tehnis dan institusional. Jadi pembangunan lebih luas dari
pada pertumbuhan.
Konsep pertumbuhan saling terkait dengan pembangunan. Tanpa pembangunan maka pertumbuhan akan
tersendat/berhenti. Bagaimana harus dapat mempertahankan pertumbuhan.
2. PEMBANGUNAN ADALAH MENGHILANGKAN KETIDAKSEMPURNAAN PASAR (market imperfections).
MARKET IMPERFECTIONS: Segala hambatan yang membuat pasar tidak dapat secara sempurna mengalokasikan sumber2 ekonomi secara effesien. Hambatan antara lain:
a. Informasi tidak sempurna
b. Faktor ekonomi yang kurang dapat bergerak (factor immobility).
c. Praktek monopolistik (mekanisme mengasumsikan adanya persaingan sempurna sehingga harga yang tercipta merupakan harga ekuilibirium yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran.
d. Penetapan harga oleh pemerintah.
3. PEMBANGUNAN ADALAH INDUSTRIALISASI
Upaya untuk mengatasi ciri-ciri pokok dari perekonomian yang terbelakang – ketergantungan pada produksi bahan primer (pertanian). Sehingga dianggap bahwa pembangunan adalah industrialisasi. Biasanya merujuk kepada negara “maju” yang umumnya sebagai negara industri.
a. Produksi bahan primer bukan penyebab keterbelakangan, tapi pada rendahnya produktifitas dan produksi bahan primer (pertanian)
b. Pertanian bukan faktor penyebab tapi merupakan faktor asosiatif dari keterbelakangan. Praktek monopolistik
c. Pembangunan menjadi terlalu sempit bila hanya dikaitkan dg beberapa jenis industri saja – tapi harus dikaitkan dg sektor-sektor ekonomi lainnya, dan juga faktor yang non-ekonomi.
Pembangunan sebagai indutrialisasi memberikan pengertian yang keliru – karena:
4. PERBANDINGAN KETIGA ARTI PEMBANGUNAN
DEFINISI 1 DEFINISI 2 DEFINISI 3
Menunjukkan hub.kausatif menekankan non-ek.
Memperhatikan perubahan strukturak
Memperhatikan pemb. dan pertumbuhan sbg. proses keseluruhan
Menunjukkan hub.kausatif fokus aspek ekonomi.
Memperhatikan perubahan marjinal
Mementingkan pada pertumbuhan.
Hub. Asosiatif
=
=
B. PEMBANGUNAN DI INDONESIA
1988 1993 1999 (REFORMASI)
1. Bidang Ekonomi (Pertanian & Indust)
2. Bid.Agama & Keperc
3. Bid. Sosbud
4. Bidang Politik
5. Bid. Hukum
1. Bidang Ekonomi (Pertanian & Indust)
2. Bid. Kesra, Dikbud
3. Bid.Agama & Keperc
4. Bid. Iptek
5. Bid. Hukum
6. Bidang Politik, Aprtur Negara, Penerangan, Kom & Media Massa
7. Bid. Hukum
Pembangunan yang terpusat & tdk merata selama ini hanya mengutamakan khdp ekonomi tidak diimbangi khdp Sospol, Ekonomi yang demokratis & berkeadilan.
S/d. Sekarang .... ???
C. BEBERAPA KONSEP PEMBANGUNAN
1. KONSEP EKONOMI MAKRO a. Hasil akhir pembangunan adalah adanya pertumbuhan
ekonomi
b. Pendapatan nasional sebagai ukuran, dan hal yang perlu diperhatikan:
2. KEPENDUDUKAN a. Laju pertumbuhan besar = Kesempatan kerja besar
b. Kesempatan kerja terbatas = Tingkat kemiskinan rendah
3. TRANSISI DEMOGRAFI a. Pertumbuhan stagnan - Kelahiran & kematian tinggi
b. Pertumbuhan cepat - Kelahiran tinggi, kematian rendah
c. Pertumbuhan stabil - Kelahiran rendah, kematian rendah
4. STRUKTUR UMUR
a. Dependency Ratio, penduduk dibawah umum 15 th dengan penduduk usia kerja sangat besar (negara sedang berkembang)
b. Usia kerja tinggi, usia dibawah umur 15 th rendah (negara maju)
c. Usia di bawah 15 th tinggi, angka kelahiran turun, pertumbuhan penduduk tetap tinggi.
5. PENGANGGURAN
a. Pengangguran terbuka
1). Tenaga sukarela yang tidak bekerja walaulpun
mempunyai ketrampilan
2). Tenaga bukan sukarela yang mau bekerja tapi tdk
ada kesempatan kerja
6. KEMISKINAN
a. Kemiskinan Absolut; penduduk yang tingkat kesejahterannya berada di bawah garis kemiskinan.
b. Konsep “garis kemiskinan”; jumlah penghasilan minimum untuk dapat sekedar bertahan hidup
c. Kemiskinan relatif.
b. Underemployment, pekerja bangunan yang bekerja pada waktu tertentu.
c. Disguised underemployment, angkatan kerja yang hasil kerjanya kurang dari jam kerjanya
D. INDIKATOR PEMBANGUNAN
1. Pendapatan per-capita
2. Pertumbuhan ekonomi – pertumbuhan ekonomi tinggi akan semakin besar penyerapan tenaga kerja
3. Laju inflasi – kenaikan harga barang & jasa (Indek Harga Konsumen)
4. Surplus/defisit APBN/Product Domistic Bruto (PDB)
5. Pertumbuhan ekonomi (Sumbangan konsumsi, Sumbangan investasi, pertumbuhan ekonomi).
6. Investasi dan Pembiayaan (Ratio investasi thd PDB, Peranan investasi dunia usaha, Peranan dana luar negeri diharapkan menurun)
7. Distribusi PDB; Ukuran kemajuan adalah besarnya proporsi sektor industri dibanding pertanian
8. Distribusi kesempatan kerja; Sektor pertanian dan Sektor industri (Proporsi industri lebih besar)
E. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON-EKONOMI
a. Meningkatnya peran & fungsi program legeislasi nasional
b. Meningkatnya jumlah tenaga perancang perundang-undangan yang berkualitas.
1. Bidang Hukum;
a. Meningkatnya keluarga yang menggunakan jamban yang sehat
b. Meningkatnya keluarga yang menggunakan air bersih
2. Bidang Sosbud
a. Terwujudnya berbagai jenis fasilitas sosialisasi politik dan komunitas politik
b. Meningkatnya budaya politik dan demokratis
c. Meningkatnya jumlah tenaga perancang perundang-undangan yang berkualitas.
3. Bidang Politik
c. Meningkatnya tempat pengelolaan makanan sehat.
d. Meningkatnya keluarga yang menghuni rumah sehat.
F. INDIKATOR PEMBANGUNAN GABUNGAN (HDI)
1. Harapan hidup minimal 25 th., maksimal 85 th
2. Tingkat melek huruf dewasa 0% - 100%
3. Angka partisipasi sekolah 0% - 100%
4. PDB Perkapita 100.
Indikator UNDP:
G. MASALAH PEMBANGUNAN
a. Indonesia belum mencapai industrialisasi – krisis ekonomi Asia menular ke Indonesia
b. Basis produksi yang mengandalkan industri besar dan kurang terkait dengan usaha kecil dan menengah
c. Perlu adanya reformasi yang siste,ik pada tatanan ekonomi dan politik.
1. KRISIS EKONOMI (Sejak, 1997)
a. Meningkatnya pengangguran
b. Meningkatnya penduduk miskin dari 35 juta menjadi +/- 50 juta
c. Tingkat kesejahteraan menurun
d. Gizi balita kurang & buruk 15 % bayi lahir, berat badan di bawah normal
e. Anak tidak sekolah
2. AKIBAT KRISIS EKONOMI
a. Luas lantai rumah < 8 m2 per anggota
b. Lantai tanah
c. Air bersih tidak ada
d. Jamban tidak ada (WC Umum)
e. Kursi tamu tidak ada
f. Lauk pauk tidak bervariasi
g. Tidak mampu beli 1 (satu) stel pakain setahun.
2. Kriteria Miskin
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
GOVERNMENT
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
SEKTOR SWASTA
SEKTOR LAIN
INSTITUSI &
TOMA/TOGA
POLICY REGULATION
FACILITY
ALUR PIKIR (PROSES)
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
COORDINATING
SUPPORT
MASYARAKAT BERDAYA
(MAMPU, MAJU & MANDIRI)
ALTERNATIF SOLUSI
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
Mencakup: Community Development
(pembangunan masyarakat)
Community Based Development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat)
Community-driven Development (pembangunan yang digerakkan masyarakat)
?
“Memampukan dan Memandirikan Masyarakat”
= PEMBERDAYAAN
1. Pengetahuan dan pengertian tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya
2. Pengetahuan dan pengertian tentang sikap dan kemungkinan
tanggapan terhadap upaya pemberdayaan masy. Termasuk
kecenderungan atau kemauan untuk melaksanakan rancangan
yang dikehendaki
3. Kemampuan sasaran atau khalayak untuk melaksanakan cita-
cita yang dikembangkan tersebut setelah dapat diterimanya.
STRATEGI DAN TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Perluasan jangkauan (Expansion
Program)
2. Pembinaan (Maintenance Program)
3. Pelembagaan dan pembudayaan
STRATEGI
TAHAPAN
PEMBERDAYAAN SASARAN FUNGSI
Masyarakat
Keluarga
Pria/Perempuan dan Anak
Pasangan Suami -Istri
Kelembagaan
Masyarakat FASILITASI
PENGGERAKAN
PENDAMPINGAN Individu
KERANGKA PROGRAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROVINSI
KOTA/ KABUPATEN
KECAMATAN
KELURAHAN
Regulator
O
P
E
R
A
T
O
R
Implementator Program
Supervisor Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
(Eksekutor)
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
HIRARKI FUNGSI PEMB. MASY
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Unit terkait dan LSM
Peduli prog pemb masy
Community Empowerment
Goverment
PENGGERAKAN DAN POLA JEJARING
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Institution & Leader
People Participation & Responsibility
Pemberdayaan masyarakat
PELAYANAN MASYARAKAT
Goverment
PELAYANAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN
Private Community Participation & Responsibility
Movement
Partnership
Empowerment
Community Development
OTONOMI DAERAH ADALAH HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH OTONOM UNTUK MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKATNYA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN (Ps. 1 AYAT 5 DAN 6 UU No. 32 TH.2004).
DAERAH OTONOM ADALAH KESATUAN MASYARAKAT HUKUM YANG MEMPUNYAI BATAS – BATAS WILAYAH YANG BERWEWENANG MENGATUR DAN MENGURUS URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT SETEMPAT MENURUT PRAKARSA SENDIRI BERDASARKAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM SISTEM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
1. SEBAGAI WUJUD ADANYA PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DIINDONESIA YANG SELAMA INI (SEBELUM ERA REFORMASI) BERSIFAT SENTRALISTIK TELAH TIDAK SESUAI LAGI DENGAN TUNTUTAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SAAT INI.
2. SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN UUD 1945 Ps. 18
(1) NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DIBAGI ATAS DAERAH – DAERAH PROVINSI DAN DAERAH PROVINSI DIBAGI ATAS KABUPATEN DAN KOTA, YANG TIAP – TIAP PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA ITU MEMPUNYAI PEMERINTAH DAERAH, YANG DIATUR DENGAN UNDANG – UNDANG.
(2) PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAERAH KABUPATEN DAN KOTA MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN.
3. PEMERINTAH DAERAH DAPAT
MENINGKATKAN PELAYANAN DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT,
MENGEMBANGKAN KEHIDUPAN
DEMOKRASI, KEADILAN DAN
PEMERATAAN, SERTA MEMELIHARA
HUBUNGAN YANG SERASI ANTARA PUSAT
DAN DAERAH DALAM MENJAGA
KEUTUHAN NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA.
1. PENINGKATAN PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG SEMAKIN BAIK
2. PENGEMBANGAN KEHIDUPAN DEMOKRASI, KEADILAN, DAN PEMERATAAN
3. PEMELIHARAAN HUBUNGAN YANG SERASI ANTARA PUSAT DENGAN DAERAH DAN ANTAR DAERAH DALAM RANGKA MENJAGA KEUTUHAN NKRI
4. MENDORONG UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
5. MENUMBUHKAN PRAKARSA DAN KREATIVITAS, MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT, DAN MENGEMBANGKAN PERAN DAN FUNGSI DPRD
1. PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK, PENGEMBANGAN KREATIFITAS MASYARAKAT DAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH.
2. KESETARAAN HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM KEWENANGAN DAN KEUANGAN.
3. PEMBERIAN JAMINAN UNTUK MENINGKATKAN RASA KEBANGSAAN, DEMOKRASI, DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH.
4. PENCIPTAAN RUANG YANG LEBIH LUAS BAGI KEMANDIRIAN DAERAH.
1. DALAM SISTEM KEKUASAAN PEMERINTAHAN SENTRALISTIK KEKUASAAN SEPENUHNYA DIATUR OLEH PEMERINTAH PUSAT SEHINGGA PEMERINTAH DAERAH MENJADI SANGAT TERGANTUNG PADA PEMERINTAH PUSAT.
2. WILAYAH INDONESIA SANGAT LUAS DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT DI TIAP – TIAP DAERAH SANGAT HETEROGIN.
3. KEBUTUHAN MASYARAKAT TIAP DAERAH BERBEDA – BEDA SESUAI DENGAN PERMASALAHAN MASING – MASING.
I. DASAR HUKUM:
Ps. 18 UUD 1945, UU No. 32 TH. 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH, DAN UU No. 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
Ps. 18 UUD 1945
1) NEGARA KESATUAN RI DIBAGI ATAS DAERAH – DAERAH PROVINSI DAN DAERAH PROVINSI DIBAGI ATAS KABUPATEN DAN KOTA, YANG TIAP – TIAP PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA ITU MEMPUNYAI PEMERINTAHAN DAERAH YANG DIATUR DENGAN UNDANG – UNDANG.
2) PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA MENGATUR SENDIRI URUSAN PEMERINTAHANNYA MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN
3) PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAERAH KABUPATEN DAN KOTA MEMILIKI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH YANG ANGGOTA – ANGGOTANYA DIPILIH MELALUI PEMILIHAN UMUM
4) GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MASING – MASING SEBAGAI KEPALA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DIPILIH SECARA DEMOKRATIS
5) PEMERINTAH DAERAH MENJALANKAN OTONOMI SELUAS – LUASNYA, KECUALI URUSAN PEMERINTAHAN YANG OLEH UNDANG – UNDANG DITENTUKAN SEBAGAI URUSAN PEMERINTAH PUSAT.
6) PEMERINTAH DAERAH BERHAK MENERAPKAN PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN – PERATURAN LAIN UNTUK MELAKSANAKAN OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN.
7) SUSUNAN DAN TATACARA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DIATUR DALAM UNDANG – UNDANG.
II. DAERAH OTONOM: DAERAH OTONOM DI INDONESIA DIBAGI ATAS
DAERAH PROPINSI, DAERAH KABUPATEN DAN DAERAH KOTA (Ps. 3 AYAT 1 UU No. 32 TH 2004)
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM HARUS MEMENUHI SYARAT : ADMINISTRASI, TEKNIS DAN FISIK WILAYAH
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM HARUS MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR – FAKTOR : POTENSI DAERAH, LUAS WILAYAH, KEPENDUDUKAN, SOSIAL POLITIK, SOSIAL BUDAYA, HANKAM DAN FAKTOR LAIN YANG MEMUNGKINKAN TERSELENGGARANYA OTONOMI DAERAH.
1. ASAS KEPASTIAN HUKUM
2. ASAS KEPENTINGAN UMUM
3. ASAS KETERBUKAAN
4. ASAS PROPORSIONALITAS
5. ASAS AKUNTABILITAS
6. ASAS EFISIENSI
7. ASAS EFEKTIVITAS
1. ASAS DESENTRALISASI : YAITU PENYERAHAN WEWENANG PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH PUSAT KAPADA DAERAH OTONOM UNTUK MENGURUS DAN MENGATUR URUSAN PEMERINTAHAN DALAM SISTEM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, SEHINGGA PADA AKHIRNYA MENJADI URUSAN PEMERINTAH DAERAH
2. ASAS DEKONSENTRASI : YAITU PELIMPAHAN WEWENANG PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH PUSAT KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAHAN DAN KEPADA INSTANSI VERTIKAL WILAYAH TERTENTU. DAN PADA HAKEKATNYA HAL ITU TETAP MENJADI URUSAN PEMERINTAH PUSAT
2. ASAS TUGAS PEMBANTUAN (MEDE BEWIND) : YAITU
PENUGASAN DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DAN PEMERINTAH DESA, ATAU DARI PEMERINTAH PROVINSI KEPADA KABUPATEN / KOTA / DESA, ATAU DARI PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA KEPADA PEMERINTAH DESA
1. OTONOMI LUAS :
KEKUASAAN DAERAH UNTUK
MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN YANG
MENCAKUP KEWENANGAN SEMUA BIDANG,
KECUALI KEWENANGAN YANG OLEH UNDANG –
UNDANG DITETAPKAN TIDAK MENJADI
WEWENANG PEMERINTAH DAERAH
2. OTONOMI NYATA : YAITU KELELUASAAN DAERAH UNTUK MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN DIBIDANG TERTENTU YANG SECARA NYATA ADA DAN DIPERLUKAN UNTUK TUMBUH DAN BERKEMBANG DI DAERAH
3. OTONOMI YANG BERTANGGUNG JAWAB : YAITU PERWUJUDAN PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI KONSEKWENSI PEMBERIAN HAK DAN KEWENANGAN KAPADA DAERAH SEBAGAI WUJUD TUGAS DAN KEWAJIBAN DAERAH DALAM MENCAPAI TUJUAN OTONOMI
HAK : 1. MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN
PEMERINTAH
2. MEMILIH PIMPINAN DAERAH
3. MENGELOLA APARATUR DAERAH
4. MEMUNGUT PAJAK DAERAH
5. MENDAPATKAN BAGI HASIL DARI [ENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA LAINNYA YANG ADA DI DAERAH
6. MENDAPATKAN SUMBER – SUMBER PENDAPATAN LAIN YANG SAH
7. MENDAPATKAN HAK LAINNYA YANG DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN (Ps. 21 UU No. 32 TH 2004)
1. MELINDUNGI MASYARAKAT, MENJAGA PERSATUAN, KESATUAN DAN KERUKUNAN NASIONAL SERTA KEUTUHAN NKRI
2. MENINGKATKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI
3. MENGEMBANGKAN KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT
4. MEWUJUDKAN KEADILAN DAN PEMERATAAN
5. MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN
6. MENYEDIAKAN FASILITAS KESEHARAN
7. DAN SEBAGAINYA (Ps. 22 UU No. 32 TH 2004)
1. PEMERINTAH MENYELENGGARAKAN SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN TERSEBUT
2. MELIMPAHKAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAH
3. MENUGASKAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERDASAR ATAS ASAS TUGAS PEMBANTUAN
1. MEMPERHATIKAN ASPEK DEMOKRASI, KEADILAN, PEMERATAAN, POTENSI, DAN KERAGAMAN DAERAH
2. DIDASARKAN ATAS OTONOMI LUAS, OTONOMI NYATA, DAN BERTANGGUNG JAWAB
3. OTONOMI LUAS DAN UTUH DILETAKKAN PADA KABUPATEN / KOTA, SEDANGKAN OTONOMI PROPINSI MERUPAKAN OTONOMI YANG TERBATAS
4. PELAKSANAAN OTONOMI HARUS SESUAI DENGAN KONSTITUSI NEGARA SEHINGGA TETAP TERJALIN HUBUNGAN PUSAT, DAERAH DAN ANTAR DAERAH
5. HARUS MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAERAH OTONOM SERTA DI DALAM KABUPATEN DAN KOTA TIDAK ADA LAGI WILAYAH ADMINISTRATIF
6. HARUS MENINGKATKAN PERANAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DAERAH DAN FUNGSI ANGGARAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
7. ASAS DEKONSENTRASI DILETAKKAN PADA PROPINSI SEBAGAI WILAYAH ADMINSTRASI UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN TERTENTU YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR
PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN PRINSIP OTONOMI SELUAS – LUASNYA DALAM SISTEM DAN PRINSIP NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH DPRD DAN PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS KEPALA DAERAH DAN PERANGKAT DAERAH
UNSUR PERANGKAT DAERAH: SEKRETARIAT DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
SEKRETARIS DAERAH LEMBAGA DINAS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH KEPALA
DINAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA BADAN DAERAH KECAMATAN YANG DIPIMPIN OLEH CAMAT KELURAHAN YANG DIPIMPIN OLEH LURAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADA DUA TINGKATAN YAITU PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI YANG DIPIMPIN ULEH GUBERNUR DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN / KOTA YANG DIKEPALAI OLEH BUPATI / WALI KOTA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI KEPALA DAERAH OTONOM DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DPRD
GUBERNUR MEMILIKI PERAN ATAU KEDUDUKAN GANDA YAITU : SEBAGAI KEPALA DAERAH DAN SEKALIGUS WAKIL PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH PERATURAN PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATUR DAN MELAYANI MASYARAKAT DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN SEHARI - HARI
1. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN – PERATURAN (TERTULIS):
KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT/NASIONAL :
UUD 1945
UU / PERPU
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN MENTERI,
KEPUTUSAN MENTERI, DAN
KEPUTUSAN DIREKTORAT.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH:
- PERATURAN DAERAH
- PERATURAN GUBERNUR
- PERATURAN BUPATI / WALIKOTA
- KEPUTUSAN KEPALA DINAS / INSTANSI DAERAH
2. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN YANG TIDAK TERTULIS (KONVENSI) CONTOHNYA :
- PERATURAN TENTANG PEMBERIAN DANA BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM
- PERATURAN TENTANG PENGATURAN DAN PENERTIBAN KAWASAN KOTA
- PERATURAN TENTANG UPAYA PEMBANGUNAN JALAN DAN SARANA UMUM DLL.
1.ISU MASALAH
PUBLIK
2.PERUMUSAN
KEBIJAKANPUBLIK
3.PENERAPAN
KEBIJAKAN PUBLIK
4. EVALUASI KEBIJAKAN
PUBLIK
1. MEMBENTUK PERILAKU / BUDAYA DEMOKRATIS YAITU KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA, BERORGANISASI, BERKUMPUL DAN MENYATAKAN PENDAPAT
2. MEMBENTUK MASYARAKAT HUKUM YAITU MASYARAKAT YANG PATUH PADA HUKUM YANG BERLAKU
3. MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERETIKA / BERMORAL YAITU KONDISI MSYARAKAT YANG TERBIASA BERSIKAP BAIK DAN TUMBUH SUASANA KEKELUARGAAN, SALING MENGHORMATI, SALING MENGHARGAI HAK – HAK SEBAGAI SESAMA MANUSIA
4. MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI YAITU MASYARAKAT YANG TERDIRI DARI BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA DAN DAPAT HIDUP SECARA DAMAI
A. FAKTOR INTERNAL : 1. MASYARAKAT TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM
LAMA BAHWA PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK ITU ADALAH URUSAN PEMERINTAH.
2. MASYARAKAT TIDAK TAHU ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
3. MASYARAKAT TIDAK MENGERTI PROSEDUR / LANGKAH UNTUK BERPARTISIPASI
4. MASYARAKAT TIDAK MAU TAHU / ACUH TAK ACUH
B. FAKTOR EKSTERNAL :
1. TIDAK DIBUKANYA KEPADA WARGA UNTUK
BERPARTISIPASI 2. ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI
WARGA TETAPI BELUM BANYAK DIKETAHUI 3. MASIH ADANYA POLA SENTRLALISTIK YANG
TIDAK SESUAI DENGAN SEMANGAT OTONOMI 4. ADANYA ANGGAPAN BAHWA BANYAK UNSUR
YANG TELIBAT MAKA PERUMUSAN AKAN BERJALAN LAMBAN
Top Related