tanggung jawab administratif pemerintah - Universitas Negeri ...
PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar
terencana yang dilakukan melalui proses untuk
mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani
agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana
pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua
sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di
lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik
pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat
sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan
serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial
masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas
tentang pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga,
dan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah.
2. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Keluarga.1
3. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat.
4. Tri Pusat Pendidikan (Lingkungan Keluarga, Sekolah,
Masyarakat)
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
:
1. Untuk memahami tanggung jawab pendidikan
sekolah.
2. Untuk memahami pembinaan dan tanggung jawab
pendidikan keluarga.
3. Untuk memahami pembinaan dan tanggung jawab
pendidikan masyarakat.
4. Untuk memahami tripusat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN PENDIDIKAN SEKOLAH
2
A. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang
untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah termasuk pusat
pendidikan yang kedua setelah keluarga. Sebagaimana kita
ketahui dengan adanya kemajuan zaman sebagai akibat dari
perkembangan ilmu dan teknologi, peranan orang tua dalam
keluarga sangatlah terbatas dalam hal usaha mendidik
anaknya. Untuk itu diperlukan lembaga pendidikan lain
yang mampu melanjutkan dan mengembangkan pendidikan yang
telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingungan keluarga
tersebut.Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
memiliki bentuk yang jelas dalam arti memilki program
yang telah direncanakan dengan teratur, terarah, dan
sistematis. Sebagaimana dalam pasal 9 ayat 2 undang-
undang sistem pendidikan Nasional yang diundangkan pada
tanggal 27 Maret 1989 Nomor 2 tahun 1989 dinyatakan
bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan
bagian dari pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan
untuk peserta didiknya didasarkan atas kepercayaan dan
tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak
mampu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
pendidikan di ligkungan masing-masing. Untuk itu
tanggung jawab sekolah sebagai
3
lembaga pendidikan formal didasarkan pada 3 faktor:
1. Tanggung jawab keilmuan.
2. Tanggung jawab formal.
3. Tanggung jawab fungsional.
Tetapi tanggung jawab ini tidak sepenuhnya diserahkan
kepada lembaga persekolahan, namun tanggung jawab utama
pendidikan tetap berada di tangan kedua orang tua anak
yang bersangkutan.Jadi pembinaan yang dilakukan oleh
sekolah dan tanggung jawab yang dipikulnya sebagai
kepercayaan orang tua dan masyarakat adalah:Meneruskan
dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan orang
tua di rumah / lingkungan sosial.a) Meluruskan dan
mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang baik agar
kerugian akibat kesalahan pendidikan awal atau kesalahan
sosial yang tidak terkontrol bisa dicegah.b) Meletakkan
dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dapat
dikembangkan dalam pendidikan lanjutan.c) Mempersiapkan
peserta didik dengan pengetahuan dasar ini untuk
menghadapi lingkungan sosialnya.
B. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Keluarga
Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satusama
lain. Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu. Ada
keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan
4
tentram, ada pula yang selalu gaduh, bercekcok dan
sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga
yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh
yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak.
Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu,
demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap
lingkungannya.
Jika dalam lingkungan keluarga anak itu dibesarkan dan
dididik oleh orang tua/ lingkungan keluarga yang
mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang
kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan
mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota-
anggota keluarga lainnya, serta terhadap teman-temannya.
Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami
kesulitan-kesulitan yang besar.Sebaliknya jika di dalam
lingkungan keluarganya ia selalu dianggap dan dikatakan
masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan
sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan menjadi orang
yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup
mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang
yang bersifat masa bodoh, kurang mempunyai perasaan
harga diri.Mengingat buruknya akibat tersebut, dan tidak
sesuai lagi dengan alam kemerdekaan kita sekarang ini,
maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk
5
untuk memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi,
perasaan harga diri yang masih kurang:
a. Jangan sering melemahkan semangat anak dalam usahanya
hendak berdiri sendiri.
b. Janganlah memalukan atau mengejak anak-anak di muka
orang lain.
c. Jangan terlalu membeda-bedakan dan berlaku ”pilih
kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga kita.
d. Jangan terlalu memanjakan anak, tetapi tidak baik
pula jika kita tidak mempedulikan.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan
dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain
sebagai berikut:
a) Memelihara dan membesarkannya.
b) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara
jasmaniah maupun rohaniyah dari berbagai gangguan
penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.
c) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
ketrampilan yang berguna bagi kehidupannya,
sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri
6
sendiri dam membantu orang lain (hablum minannas)
serta melaksanakan kekhalifahannya.
d) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan
Allah. Cara pendidikan anak dapat ditempuh pula
dengan menimbulkan kesadaran keluarga, yaitu ia
adalah salah satu anggota keluarga di dalam
rumahnya. Banyak pembinaan kepribadian anak yang
dilakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya.
Bila pembinaan kepribadian yang diwarnai dengan
ajaran agama yang berkesinambungan ini dapat
dilakukan maka ia dapat diharapkan akan menjadi
seorang anak (dewasa) kelak akan menjadi manusia
yang berkepribadian muslim.Alangkah baiknya anak
sesekali diajak rekreasi untuk meluaskan wawasannya
seperti keluar kota. Dengan melakukan bepergian
bersama anak ini akan lebih menambah kekerabatan
kedua belah pihak dan menumbuhkan rasa kasih
sayang, karena anak merasa dirinya mendapat
pembinaan dan perhatian dari kedua orang tuanya.
Dewasa ini para ahli didik mengakui besarnya peranan ibu
dalam mendidik anak-anaknya, walaupun ibu/ wanita
digolongkan pada kaum yang lemah. Melalui belaian
tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut
anaknya dekat dengannya anak merasa lebih dekat dan
7
lebih sayang kepadanya dibandingkan kedekatannya kepada
ayahnya.
C. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat
Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah
sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu
kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai
tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota
masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan,
profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama,
lapisan sosial sehingga menjadi mayarakat yang majemuk.
Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung telah
mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.Bila dilihat
dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan
banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai
dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang
berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium besar
tempat para anggotanya mengamalkan semua ketrampilan
yang dimilikinya. Baiknya kualitas suatu masyarakat
ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya.
Demikian pula halnya dengan masyarakat bangsa Indonesia.
Makin baik pendidikan anggotanya maka makin baik pula
kualitas masyarakat seecara keseluruhan.Dilihat dari
lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan
pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara8
sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya tetapi
tidak sistematis. Secara fungsional struktural,
masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial
para anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang
berulang kali , mengingat pengalaman yang beraneka
ragam, maka setiap sosial anggotanyapun beraneka ragam
pula.Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya adalah
guru, tapi kalau pendidik dalam masyarakat adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan
anggotanya. Dengan demikian para pemimpin resmi maupun
tidak resmi adalah pendidik dalam masyarakat.Pendidik
secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-
masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah
laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab
pendidikan oleh kedua jenis pemimpin masyarakat ini
antara lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina dan
meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikan
aktivitas masing-masing anggota masyarakat berjalan
menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan masyarakat yang
damai.
9
D. Tri Pusat Pendidikan (Lingkungan Keluarga, Sekolah,
dan Masyarakat)
Perkembangan peserta didik atau tumbuh berkembangnya
anak pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan
anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan , peranan tri
pusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dikaitkan
dengan tiga proses kegiatan utama pendidikan
(membimbing, mengajar, melatih). Meskipun kegiatan pokok
yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut sama, tetapi
peranan yang dimainkan oleh tripusat pendidikan dengan
tiga macam kegiatan pendidikan tersebut ditujukan untuk
mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan
pengetahuan, dan kemahiran keterampilan.
Setiap pusat pendidikan dapat memberikan kontribusi
yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:a)
Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang
berbudaya.b) Pengajaran dalam upaya pemahiran.c)
Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Dalam
melakukan pembinaan pendidikan, secara tidak langsung
antara orang tua, sekolah, dan masyarakat telah
mengadakan kerjasama yang erat dalam praktek pendidikan.
Di dalam lingkungan keluarga, orang tua meletakkan
dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam
segi pembentukan kepribadian, nilai moral, dan agama
10
sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan
dikembangkan dengan berbagai materi berupa ilmu dan
keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak
mengawasi dan menilai hasil didikan sekolah ini dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan masyarakat
ikut serta berperan dalam mengontrol, menyalurkan, dan
membina serta meningkatkannya.
Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pendidikan tersebut tertuju pada satu tujuan umum yaitu
untuk membentuk peserta didik mencapai kedewasaannya,
sehingga mampu berdiri sendiri dalam masyarakat sesuai
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya.Dengan demikian semua usaha pendidikan
membantu perkembangan dirinya.
RANGKUMAN TRI PUSAT PENDIDIKAN
1. Tri Pusat Pendidikan yaitu: Pendidikan dalam keluarga
(pendidikan informal), pendidikan dalam sekolah
(pendidikan formal), dan pendidikan di dalam
masyarakat (pendidikan non formal).
2. Sedangkan dilihat dari cara berlangsungnya pendidikan
dibedakan menjadi pendidikan fungsional dan
pendidikan intensional.
11
3. Pendidikan fungsional adalah pendidikan yang
berlangsung secara naluriah, tanpa rencana dan tujuan
tetapi berlangsung begitu saja. Sedangkan pendidikan
intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional.
4. Bila dilihat dari aspek pribadi yang disentuh, maka
terdapat jenis pendidikan Orkes (Olah Raga
Kesehatan), Pendidkan Sosial, Pendidikan Bahasa,
Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral, Pendidikan
Seks dan sebagainya.
5. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
6. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
7. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
8. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga.
12
9. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
10.Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta
didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi, dan media lain.
11.Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial,
budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai
perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk
masyarakat.
12.Pendidikan keluarga atau pendidikan informal adalah
jalur pendidikan keluarga. suatu proses pembelajaran
yang terjadi di kehidupan sehari-hari di dalam
keluarga terdekat.
13.Pendidikan dalam keluarga lebih menonjolkan bagaimana
kita mengajar diri kita sendiri, dimana kita
cenderung untuk berbicara dan bergabung dalam
kegiatan dengan orang lain di sekitar anak, dan ini
berlangsung secara tidak sadar dalam waktu selama
pergaulan dengan anak terjadi, mulai dari anak bangun13
sampai akan tidur didengarkan cerita dan nyanyian
yang mengandung nilai pendidikan sebagai bekal anak
nemasuki dunia formal.
14.Langeveld menyatakan, tiap-tiap pergaulan antara
orang dewasa (orang tua) dengan anak adalah merupakan
lapangan atau suatu tempat di mana pekerjaan mendidik
itu berlangsung.
15.Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah
sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pan-
dangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak
sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan
dari anggota keluarga yang lain.
16.Pendidikan keluarga terutama menanamkan ketauhidan;
kehidupan emosional, dan moral atau etika.
17.Pendidikan dalam sekolah atau pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
18.Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk
mengajarkan siswa (atau "murid") di bawah pengawasan
guru.
19.Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan
formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa
14
kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk
sekolah yang berbeda di setiap negara tetapi umumnya
termasuk sekolah dasar untuk anak-anak dan sekolah
menengah bagi remaja yang telah menyelesaikan
pendidikan dasar.
20.Ada juga sekolah-sekolah non-pemerintah, yang disebut
sekolah-sekolah swasta.
21.Mungkin sekolah swasta untuk anak-anak dengan
kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak menyediakan
untuk mereka; agama seperti sekolah Islam Kristen,
Budha dan dan lain-lain; atau sekolah yang memiliki
standar pendidikan yang lebih tinggi atau mencari
untuk mendorong prestasi pribadi lainnya.
22.Sekolah untuk orang dewasa termasuk perusahaan
lembaga pelatihan dan pendidikan dan pelatihan
militer. Homeschooling dan online di sekolah-sekolah,
pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar
gedung sekolah tradisional.
23.Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah negeri,
yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah,
mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi. Sekolah
swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-
pemerintah/swasta, penyelenggara berupa badan berupa
yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum
15
penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan
peraturan pemerintah.
24.Pendidikan dasar di Indonesia merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah, yang berbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuklain yang
sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
25.Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar, yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah
berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah
aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan
madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat.
26.Pendidikan di dalam masyarakat atau pendididikan non
formal adalah lembaga pendidikan tidak dapat
dikesampingkan dari pendidikan keluarga dan sekolah,
karena kedua lembaga tadi Said Suhil Achmad:
Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4 17 tidak boleh
terlepas dari tatanan kehidupan sosial dan
berjenisjenis kebudayaan yang sedang berkembang di
dalam masyarakat di mana keluarga dan sekolah itu
berada.
16
27.Pendidikan non-formal menjadi bagian dari wacana
internasional tentang kebijakan pendidikan pada akhir
tahun 1960-an dan awal 1970-an.
28.Ada empat karakteristik datang dikaitkan dengan
pendidikan non-formal: 1) Relevansi dengan kebutuhan
kelompok yang kurang beruntung, 2) Kepedulian dengan
kategori tertentu orang, 3) Fokus pada tujuan yang
jelas, 4) Fleksibilitas dalam organisasi dan metode.
29.Sistem pendidikan formal telah beradaptasi terlalu
lambat dengan perubahan sosio-ekonomi di sekitar
mereka dan bahwa mereka menahan tidak hanya oleh
konservatisme mereka sendiri, tetapi juga oleh
masyarakat sendiri inersia.
30.Lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat seperti
lembaga/ organisasi sosial keagamaan.
31.Banyak diantara lembaga sejenis itu yang bergiat
langsung dalam dunia pendidikan seperti dengan
mendirikan sekolahsekolah swasta, baik umum maupun
sekolah berwawasan agama, malah mulai jenjang
pendidikan yang paling rendah: taman kanak-kanak
sampai ke perguruan tinggi, malah kegiatan mereka
lebih luas dari pendidikan keluarga dan sekolah.
17
32.Pendidikan non formal juga mengembangkan pendidikan
politik,pendidikan olahraga dan berbagai pengembangan
kepribadian lainnya termasuk dalam penyaluran hobi
yang positif, seperti kelompok penggemar membaca,
memanjat tebing, SAR, palang merah, dokter kecil dan
sebagainya yang hampir tidak didapatkan di keluarga
dan sekolah secara lengkap.
BAB III
SEKOLAH SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN
Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak-anak,
maka orang tua menyekolahkan anak-anak mereka, dan
secara kelembagaan sekolah di sini sebagai penanggung
jawab pendidikan.
Ahmad Tafsir berpendapat bahwa pengiriman anak di
sekolah dikarenakan kehidupan sekolah sebagai jembatan
bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga
dengan kehidupan masyarakat kelak. Indrakusuma
selanjutnya menegaskan bahwa pemberian ilmu pengetahuan
dan keterampilan merupakan tugas utama dari sekolah. Di
sekolah anak-anak di bawah asuhan dan bimbingan guru-
guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan.
Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan
18
keterampilan yang akan dijadikan bekal untuk kehidupan
di masyarakat.
Tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan
didasarkan atas tiga faktor, yaitu :
a. Tanggung jawab formal, yakni secara kelembagaan
pendidikan sesuai dengan fungsi, tugas sekolah dan
mencapai tujuan pendidikan menurut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Tanggung jawab keilmuan, yakni berdasarkan bentuk,
isi, dan tujuan serta tingkat pendidikan yang
dipercayakan kepada sekolah oleh masyarakat
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 13, 15, dan
16 Undang-undang sistem pendidikan nasional.
c. Tanggung jawab fungsional, yakni tanggung jawab
yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam
melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang
diserahi kepercayaan dan tanggung jawab berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai
limpahan wewenang dan kepercayaan, serta tanggung
jawab yang diberikan oleh orang tua peserta didik.
Dalam upaya mewujudkan tanggung jawab sekolah terhadap
pendidikan, maka paling tidak sekolah harus mempunyai
perencanaan yang matang dengan melakukan berbagai
terobosan-terobosan terutama peningkatan kualitas guru.
19
Guru sebagai pendidik, bukan hanya bertugas memindahkan
ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) yang
dikuasainya kepada peserta didiknya, melainkan juga
berusaha membentuk akhlak dan kepribadian peserta
didiknya, sehingga menjadi lebih dewasa dan memiliki
kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) yang
lebih matang serta bisa bertanggung jawab. Dalam kaitan
ini, H.M Arifin menegaskan bahwa sebagai pendidik, guru
harus mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah dan
pembina dalam mengembangkan bakat dan kemampuan anak
didik ke arah titik maksimal. Selanjutnya, Zakiah
Dradjat mengatakan faktor terpenting bagi seorang guru
adalah kepribadiannya, dan kepribadian itulah yang
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang
baik bagi anak didiknya, atau menjadi perusak dan
penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi
anak yang masih kecil (tingkat sekolah dasar), dan
mereka mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Sebagai bentuk balasan tanggungjawabnya, maka guru
digaji oleh pemerintah. Dengan adanya desentralisasi
20
penyelenggaraan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat,
maka pendanaan pendidikan, menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah (pusat), pemerintah daerah,
dan masyarakat. Dalam undang-undang Sisdiknas pasal 31
ayat (4) dijelaskan bahwa pemerintah (pusat) dan
pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran
pendidikan. Itulah sebabnya, dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya kedinasan, harus dialokasikan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanjan Negara (APBN)
pada sektor pendidikan.
Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu,
maka pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib
memfasilitasi satuan pendidikan. Inilah antara lain
bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap pendidikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah,
dan massyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang
dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan
tripusat pendidikan tersebut baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam
mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia
21
Indonesiaseluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan
yang berlaku.Keluarga bertanggung jawab memelihara,
merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan
berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas
pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan
sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan
yang dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-
anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.
Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
B. Saran
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian. Kritik saran serta
masukan selalu kami tunggu untuk hasil yang lebih baik
dari tulisan ini. Kami memohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam penulisan dalam materi
yang disuguhkan dalam makalah ini. Terakhir kami
sampaikan selamat membaca.
22
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar
Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar
Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.
Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis.
Bandung: PT. Remaja Kosda Karya.
Arifin, H.M. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta:
Bumi Aksara, 1995
Departemen Agama RI. Memahami Paradigma Baru Pendidikan
Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas. Jakarta: Departemen
Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,
2003
Dradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 1996
Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka
Cipta, 1995
Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Usaha
Nasional, t.th.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Prospektif Islam. Jakarta: Bulan
Bintang, 1979
23