PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH

23
BAB I PENDAHULUAN PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan lingkungan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah. 2. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Keluarga. 1

Transcript of PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH

BAB I

PENDAHULUAN

PENDIDIKAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN SEKOLAH

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar

terencana yang dilakukan melalui proses untuk

mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani

agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana

pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan

merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan

manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua

sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di

lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik

pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat

sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan

serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial

masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas

tentang pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga,

dan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah.

2. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Keluarga.1

3. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat.

4. Tri Pusat Pendidikan (Lingkungan Keluarga, Sekolah,

Masyarakat)

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut

:

1. Untuk memahami tanggung jawab pendidikan

sekolah.

2. Untuk memahami pembinaan dan tanggung jawab

pendidikan keluarga.

3. Untuk memahami pembinaan dan tanggung jawab

pendidikan masyarakat.

4. Untuk memahami tripusat pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN PENDIDIKAN SEKOLAH

2

A. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang

untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah termasuk pusat

pendidikan yang kedua setelah keluarga. Sebagaimana kita

ketahui dengan adanya kemajuan zaman sebagai akibat dari

perkembangan ilmu dan teknologi, peranan orang tua dalam

keluarga sangatlah terbatas dalam hal usaha mendidik

anaknya. Untuk itu diperlukan lembaga pendidikan lain

yang mampu melanjutkan dan mengembangkan pendidikan yang

telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingungan keluarga

tersebut.Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah

memiliki bentuk yang jelas dalam arti memilki program

yang telah direncanakan dengan teratur, terarah, dan

sistematis. Sebagaimana dalam pasal 9 ayat 2 undang-

undang sistem pendidikan Nasional yang diundangkan pada

tanggal 27 Maret 1989 Nomor 2 tahun 1989 dinyatakan

bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan

bagian dari pendidikan yang berjenjang dan

berkesinambungan. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan

untuk peserta didiknya didasarkan atas kepercayaan dan

tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak

mampu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan

pendidikan di ligkungan masing-masing. Untuk itu

tanggung jawab sekolah sebagai

3

lembaga pendidikan formal didasarkan pada 3 faktor:

1. Tanggung jawab keilmuan.

2. Tanggung jawab formal.

3. Tanggung jawab fungsional.

Tetapi tanggung jawab ini tidak sepenuhnya diserahkan

kepada lembaga persekolahan, namun tanggung jawab utama

pendidikan tetap berada di tangan kedua orang tua anak

yang bersangkutan.Jadi pembinaan yang dilakukan oleh

sekolah dan tanggung jawab yang dipikulnya sebagai

kepercayaan orang tua dan masyarakat adalah:Meneruskan

dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan orang

tua di rumah / lingkungan sosial.a) Meluruskan dan

mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang baik agar

kerugian akibat kesalahan pendidikan awal atau kesalahan

sosial yang tidak terkontrol bisa dicegah.b) Meletakkan

dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dapat

dikembangkan dalam pendidikan lanjutan.c) Mempersiapkan

peserta didik dengan pengetahuan dasar ini untuk

menghadapi lingkungan sosialnya.

B. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Keluarga

Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satusama

lain. Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu. Ada

keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan

4

tentram, ada pula yang selalu gaduh, bercekcok dan

sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga

yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh

yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak.

Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu,

demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap

lingkungannya.

Jika dalam lingkungan keluarga anak itu dibesarkan dan

dididik oleh orang tua/ lingkungan keluarga yang

mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang

kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan

mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota-

anggota keluarga lainnya, serta terhadap teman-temannya.

Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami

kesulitan-kesulitan yang besar.Sebaliknya jika di dalam

lingkungan keluarganya ia selalu dianggap dan dikatakan

masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan

sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan menjadi orang

yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup

mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang

yang bersifat masa bodoh, kurang mempunyai perasaan

harga diri.Mengingat buruknya akibat tersebut, dan tidak

sesuai lagi dengan alam kemerdekaan kita sekarang ini,

maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk

5

untuk memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi,

perasaan harga diri yang masih kurang:

a. Jangan sering melemahkan semangat anak dalam usahanya

hendak berdiri sendiri.

b. Janganlah memalukan atau mengejak anak-anak di muka

orang lain.

c. Jangan terlalu membeda-bedakan dan berlaku ”pilih

kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga kita.

d. Jangan terlalu memanjakan anak, tetapi tidak baik

pula jika kita tidak mempedulikan.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan

dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain

sebagai berikut:

a) Memelihara dan membesarkannya.

b) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara

jasmaniah maupun rohaniyah dari berbagai gangguan

penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan dirinya.

c) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

ketrampilan yang berguna bagi kehidupannya,

sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri

6

sendiri dam membantu orang lain (hablum minannas)

serta melaksanakan kekhalifahannya.

d) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan

memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan

Allah. Cara pendidikan anak dapat ditempuh pula

dengan menimbulkan kesadaran keluarga, yaitu ia

adalah salah satu anggota keluarga di dalam

rumahnya. Banyak pembinaan kepribadian anak yang

dilakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya.

Bila pembinaan kepribadian yang diwarnai dengan

ajaran agama yang berkesinambungan ini dapat

dilakukan maka ia dapat diharapkan akan menjadi

seorang anak (dewasa) kelak akan menjadi manusia

yang berkepribadian muslim.Alangkah baiknya anak

sesekali diajak rekreasi untuk meluaskan wawasannya

seperti keluar kota. Dengan melakukan bepergian

bersama anak ini akan lebih menambah kekerabatan

kedua belah pihak dan menumbuhkan rasa kasih

sayang, karena anak merasa dirinya mendapat

pembinaan dan perhatian dari kedua orang tuanya.

Dewasa ini para ahli didik mengakui besarnya peranan ibu

dalam mendidik anak-anaknya, walaupun ibu/ wanita

digolongkan pada kaum yang lemah. Melalui belaian

tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut

anaknya dekat dengannya anak merasa lebih dekat dan

7

lebih sayang kepadanya dibandingkan kedekatannya kepada

ayahnya.

C. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat

Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah

sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu

kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai

tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota

masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan,

profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama,

lapisan sosial sehingga menjadi mayarakat yang majemuk.

Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung telah

mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.Bila dilihat

dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan

banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai

dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang

berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium besar

tempat para anggotanya mengamalkan semua ketrampilan

yang dimilikinya. Baiknya kualitas suatu masyarakat

ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya.

Demikian pula halnya dengan masyarakat bangsa Indonesia.

Makin baik pendidikan anggotanya maka makin baik pula

kualitas masyarakat seecara keseluruhan.Dilihat dari

lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan

pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara8

sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya tetapi

tidak sistematis. Secara fungsional struktural,

masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial

para anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang

berulang kali , mengingat pengalaman yang beraneka

ragam, maka setiap sosial anggotanyapun beraneka ragam

pula.Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya adalah

guru, tapi kalau pendidik dalam masyarakat adalah orang

dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan

anggotanya. Dengan demikian para pemimpin resmi maupun

tidak resmi adalah pendidik dalam masyarakat.Pendidik

secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-

masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah

laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab

pendidikan oleh kedua jenis pemimpin masyarakat ini

antara lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina dan

meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikan

aktivitas masing-masing anggota masyarakat berjalan

menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan masyarakat yang

damai.

9

D. Tri Pusat Pendidikan (Lingkungan Keluarga, Sekolah,

dan Masyarakat)

Perkembangan peserta didik atau tumbuh berkembangnya

anak pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan

anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan , peranan tri

pusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dikaitkan

dengan tiga proses kegiatan utama pendidikan

(membimbing, mengajar, melatih). Meskipun kegiatan pokok

yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut sama, tetapi

peranan yang dimainkan oleh tripusat pendidikan dengan

tiga macam kegiatan pendidikan tersebut ditujukan untuk

mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan

pengetahuan, dan kemahiran keterampilan.

Setiap pusat pendidikan dapat memberikan kontribusi

yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:a)

Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang

berbudaya.b) Pengajaran dalam upaya pemahiran.c)

Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Dalam

melakukan pembinaan pendidikan, secara tidak langsung

antara orang tua, sekolah, dan masyarakat telah

mengadakan kerjasama yang erat dalam praktek pendidikan.

Di dalam lingkungan keluarga, orang tua meletakkan

dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam

segi pembentukan kepribadian, nilai moral, dan agama

10

sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan

dikembangkan dengan berbagai materi berupa ilmu dan

keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak

mengawasi dan menilai hasil didikan sekolah ini dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan masyarakat

ikut serta berperan dalam mengontrol, menyalurkan, dan

membina serta meningkatkannya.

Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

pendidikan tersebut tertuju pada satu tujuan umum yaitu

untuk membentuk peserta didik mencapai kedewasaannya,

sehingga mampu berdiri sendiri dalam masyarakat sesuai

nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan

masyarakatnya.Dengan demikian semua usaha pendidikan

membantu perkembangan dirinya.

RANGKUMAN TRI PUSAT PENDIDIKAN

1. Tri Pusat Pendidikan yaitu: Pendidikan dalam keluarga

(pendidikan informal), pendidikan dalam sekolah

(pendidikan formal), dan pendidikan di dalam

masyarakat (pendidikan non formal).

2. Sedangkan dilihat dari cara berlangsungnya pendidikan

dibedakan menjadi pendidikan fungsional dan

pendidikan intensional.

11

3. Pendidikan fungsional adalah pendidikan yang

berlangsung secara naluriah, tanpa rencana dan tujuan

tetapi berlangsung begitu saja. Sedangkan pendidikan

intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional.

4. Bila dilihat dari aspek pribadi yang disentuh, maka

terdapat jenis pendidikan Orkes (Olah Raga

Kesehatan), Pendidkan Sosial, Pendidikan Bahasa,

Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral, Pendidikan

Seks dan sebagainya.

5. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa satuan

pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,

nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis

pendidikan.

6. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi.

7. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang.

8. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga.

12

9. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut.

10.Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta

didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya

menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi

komunikasi, informasi, dan media lain.

11.Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial,

budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai

perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk

masyarakat.

12.Pendidikan keluarga atau pendidikan informal adalah

jalur pendidikan keluarga. suatu proses pembelajaran

yang terjadi di kehidupan sehari-hari di dalam

keluarga terdekat.

13.Pendidikan dalam keluarga lebih menonjolkan bagaimana

kita mengajar diri kita sendiri, dimana kita

cenderung untuk berbicara dan bergabung dalam

kegiatan dengan orang lain di sekitar anak, dan ini

berlangsung secara tidak sadar dalam waktu selama

pergaulan dengan anak terjadi, mulai dari anak bangun13

sampai akan tidur didengarkan cerita dan nyanyian

yang mengandung nilai pendidikan sebagai bekal anak

nemasuki dunia formal.

14.Langeveld menyatakan, tiap-tiap pergaulan antara

orang dewasa (orang tua) dengan anak adalah merupakan

lapangan atau suatu tempat di mana pekerjaan mendidik

itu berlangsung.

15.Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pan-

dangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak

sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan

dari anggota keluarga yang lain.

16.Pendidikan keluarga terutama menanamkan ketauhidan;

kehidupan emosional, dan moral atau etika.

17.Pendidikan dalam sekolah atau pendidikan formal

adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

18.Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk

mengajarkan siswa (atau "murid") di bawah pengawasan

guru.

19.Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan

formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa

14

kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk

sekolah yang berbeda di setiap negara tetapi umumnya

termasuk sekolah dasar untuk anak-anak dan sekolah

menengah bagi remaja yang telah menyelesaikan

pendidikan dasar.

20.Ada juga sekolah-sekolah non-pemerintah, yang disebut

sekolah-sekolah swasta.

21.Mungkin sekolah swasta untuk anak-anak dengan

kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak menyediakan

untuk mereka; agama seperti sekolah Islam Kristen,

Budha dan dan lain-lain; atau sekolah yang memiliki

standar pendidikan yang lebih tinggi atau mencari

untuk mendorong prestasi pribadi lainnya.

22.Sekolah untuk orang dewasa termasuk perusahaan

lembaga pelatihan dan pendidikan dan pelatihan

militer. Homeschooling dan online di sekolah-sekolah,

pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar

gedung sekolah tradisional.

23.Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah negeri,

yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah,

mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi. Sekolah

swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-

pemerintah/swasta, penyelenggara berupa badan berupa

yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum

15

penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan

peraturan pemerintah.

24.Pendidikan dasar di Indonesia merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah, yang berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuklain yang

sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan

madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang

sederajat.

25.Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan

dasar, yang terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah

berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah

aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan

madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang

sederajat.

26.Pendidikan di dalam masyarakat atau pendididikan non

formal adalah lembaga pendidikan tidak dapat

dikesampingkan dari pendidikan keluarga dan sekolah,

karena kedua lembaga tadi Said Suhil Achmad:

Pengantar Pendidikan. Kegiatan 4 17 tidak boleh

terlepas dari tatanan kehidupan sosial dan

berjenisjenis kebudayaan yang sedang berkembang di

dalam masyarakat di mana keluarga dan sekolah itu

berada.

16

27.Pendidikan non-formal menjadi bagian dari wacana

internasional tentang kebijakan pendidikan pada akhir

tahun 1960-an dan awal 1970-an.

28.Ada empat karakteristik datang dikaitkan dengan

pendidikan non-formal: 1) Relevansi dengan kebutuhan

kelompok yang kurang beruntung, 2) Kepedulian dengan

kategori tertentu orang, 3) Fokus pada tujuan yang

jelas, 4) Fleksibilitas dalam organisasi dan metode.

29.Sistem pendidikan formal telah beradaptasi terlalu

lambat dengan perubahan sosio-ekonomi di sekitar

mereka dan bahwa mereka menahan tidak hanya oleh

konservatisme mereka sendiri, tetapi juga oleh

masyarakat sendiri inersia.

30.Lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat seperti

lembaga/ organisasi sosial keagamaan.

31.Banyak diantara lembaga sejenis itu yang bergiat

langsung dalam dunia pendidikan seperti dengan

mendirikan sekolahsekolah swasta, baik umum maupun

sekolah berwawasan agama, malah mulai jenjang

pendidikan yang paling rendah: taman kanak-kanak

sampai ke perguruan tinggi, malah kegiatan mereka

lebih luas dari pendidikan keluarga dan sekolah.

17

32.Pendidikan non formal juga mengembangkan pendidikan

politik,pendidikan olahraga dan berbagai pengembangan

kepribadian lainnya termasuk dalam penyaluran hobi

yang positif, seperti kelompok penggemar membaca,

memanjat tebing, SAR, palang merah, dokter kecil dan

sebagainya yang hampir tidak didapatkan di keluarga

dan sekolah secara lengkap.

BAB III

SEKOLAH SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN

Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak-anak,

maka orang tua menyekolahkan anak-anak mereka, dan

secara kelembagaan sekolah di sini sebagai penanggung

jawab pendidikan.

Ahmad Tafsir berpendapat bahwa pengiriman anak di

sekolah dikarenakan kehidupan sekolah sebagai jembatan

bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga

dengan kehidupan masyarakat kelak. Indrakusuma

selanjutnya menegaskan bahwa pemberian ilmu pengetahuan

dan keterampilan merupakan tugas utama dari sekolah. Di

sekolah anak-anak di bawah asuhan dan bimbingan guru-

guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan.

Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan

18

keterampilan yang akan dijadikan bekal untuk kehidupan

di masyarakat.

Tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan

didasarkan atas tiga faktor, yaitu :

a. Tanggung jawab formal, yakni secara kelembagaan

pendidikan sesuai dengan fungsi, tugas sekolah dan

mencapai tujuan pendidikan menurut ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Tanggung jawab keilmuan, yakni berdasarkan bentuk,

isi, dan tujuan serta tingkat pendidikan yang

dipercayakan kepada sekolah oleh masyarakat

sebagaimana yang tertuang dalam pasal 13, 15, dan

16 Undang-undang sistem pendidikan nasional.

c. Tanggung jawab fungsional, yakni tanggung jawab

yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam

melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang

diserahi kepercayaan dan tanggung jawab berdasarkan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai

limpahan wewenang dan kepercayaan, serta tanggung

jawab yang diberikan oleh orang tua peserta didik.

Dalam upaya mewujudkan tanggung jawab sekolah terhadap

pendidikan, maka paling tidak sekolah harus mempunyai

perencanaan yang matang dengan melakukan berbagai

terobosan-terobosan terutama peningkatan kualitas guru.

19

Guru sebagai pendidik, bukan hanya bertugas memindahkan

ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) yang

dikuasainya kepada peserta didiknya, melainkan juga

berusaha membentuk akhlak dan kepribadian peserta

didiknya, sehingga menjadi lebih dewasa dan memiliki

kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) yang

lebih matang serta bisa bertanggung jawab. Dalam kaitan

ini, H.M Arifin menegaskan bahwa sebagai pendidik, guru

harus mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah dan

pembina dalam mengembangkan bakat dan kemampuan anak

didik ke arah titik maksimal. Selanjutnya, Zakiah

Dradjat mengatakan faktor terpenting bagi seorang guru

adalah kepribadiannya, dan kepribadian itulah yang

menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang

baik bagi anak didiknya, atau menjadi perusak dan

penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi

anak yang masih kecil (tingkat sekolah dasar), dan

mereka mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Sebagai bentuk balasan tanggungjawabnya, maka guru

digaji oleh pemerintah. Dengan adanya desentralisasi

20

penyelenggaraan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat,

maka pendanaan pendidikan, menjadi tanggung jawab

bersama antara pemerintah (pusat), pemerintah daerah,

dan masyarakat. Dalam undang-undang Sisdiknas pasal 31

ayat (4) dijelaskan bahwa pemerintah (pusat) dan

pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran

pendidikan. Itulah sebabnya, dana pendidikan selain gaji

pendidik dan biaya kedinasan, harus dialokasikan minimal

20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanjan Negara (APBN)

pada sektor pendidikan.

Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu,

maka pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib

memfasilitasi satuan pendidikan. Inilah antara lain

bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap pendidikan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan

melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah,

dan massyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang

dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan

tripusat pendidikan tersebut baik secara sendiri-sendiri

maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam

mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia

21

Indonesiaseluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan

yang berlaku.Keluarga bertanggung jawab memelihara,

merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan

berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas

pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka

diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan

sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan

yang dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-

anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan

keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.

Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut

tampaknya lebih luas.

B. Saran

Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca sekalian. Kritik saran serta

masukan selalu kami tunggu untuk hasil yang lebih baik

dari tulisan ini. Kami memohon maaf atas segala

kekurangan yang terdapat dalam penulisan dalam materi

yang disuguhkan dalam makalah ini. Terakhir kami

sampaikan selamat membaca.

22

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar

Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.

Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar

Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.

Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis.

Bandung: PT. Remaja Kosda Karya.

Arifin, H.M. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta:

Bumi Aksara, 1995

Departemen Agama RI. Memahami Paradigma Baru Pendidikan

Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas. Jakarta: Departemen

Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,

2003

Dradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi

Aksara, 1996

Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka

Cipta, 1995

Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Usaha

Nasional, t.th.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Prospektif Islam. Jakarta: Bulan

Bintang, 1979

23