Juklak-pembinaan kader

36
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBINAAN KADER KONSERVASI LINGKUP BALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH [Yea r] KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH 2013 Pedoman penyuluhan SDAH & E di Kawasan TNTC ~i PK TNTC P P 11 1 3 13

Transcript of Juklak-pembinaan kader

PETUNJUK PELAKSANAANPEMBINAAN KADER KONSERVASILINGKUP BALAI BESARTAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH

[Year]

KEMENTERIAN KEHUTANANDIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN

KONSERVASI ALAMBALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK

CENDERAWASIH2013

Pedoman penyuluhan SDAH & E di Kawasan TNTC ~i

PKTNTCPP 11

13 13

Kata Pengantar

Dalam rangka meningkatkan upaya pembinaan Balai Besar

Taman Nasional Teluk Cenderawasih sebagai Unit Pelaksana

Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam kepada kader konservasi sebagai mitra bina cinta alam,

maka dirasakan penting untuk petunjuk pelaksanaan Pembinaan

Kader Konservasi di Balai Besar Taman Nasional Teluk

Cenderawasih.

Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kader Konservasi di Balai

Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih ini merupakan

pengkayaan materi Pedoman Pembinaan Kader Konservasi yang

ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal PHPA

Nomor.11/Kpts/Dj-IV/95 dan Pedoman Pembinaan Kader

Konservasi yang dikeluarkan oleh Dirjen PHKA pada tahun

2009.

Dengan Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kader Konservasi

ini dimaksudkan agar pembinaan kader konservasi dapat

dilaksanakan dengan berdaya guna dan berhasil guna dalam

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kader konservasi

sesuai dengan tugas dan perannya.

Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan

kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga

terselesaikannya penyusunan Petunjuk Pelakasanaan Pembinaan

Kader Konservasi ini. Saran dan masukan untuk perbaikan

sangat diharapkan.

Demikian semoga bermanfaat.

ii

Penyusun

Astekita Ardiaristo, S.Hut, M.ScNIP. 19841121 200801 1 009

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................... iKata Pengantar..................................... iiDaftar Isi......................................... iii

I. Pendahuluan.................................... 1II. Kader Konservasi............................... 3III. Perencanaan Pembinaan ......................... 6IV. Pelaporan...................................... 14V. Monitoring dan Evaluasi........................ 16VI. Penutup........................................ 18Lampiran........................................... 19

iv

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Berbagai jenis flora dan fauna eksotik terdapat di

Indonesia sebagai kekayaan sumberdaya alam yang sangat

penting dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup bangsa dan

pembangunan nasional. Beberapa jenis flora dan satwa

merupakan jenis unggulan (flagship species) dan menjadi

perhatian internasional, diantaranya adalah bunga bangkai

(Rafflesia sp), komodo (Varanus komodoensis), orang utan (Pongo

pygmaeus dan Pongo abelii), jalak bali (Leucopsar rotschildi), harimau

sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan lain-lain. Namun kekayaan

tersebut saat ini mengalami penurunan kualitas dan

kuantitasnya dengan adanya deforestasi.

Laju deforestasi yang sangat tinggi (kurang lebih

sekitar 2 juta ha/tahun) menimbulkan ancaman dan tekanan

terhadap sumber daya alam. Ancaman dan tekanan keberadaan

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya disebabkan oleh

perilaku manusia maupun akibat bencana alam. Terjadinya

banjir, kebakaran, kekeringan, dan tanah longsor menjadi

bukti kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat akan

kelestarian alam. Kerusakan sumber daya alam dan ekosistem

ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Peningkatan aktivitas ekonomi untuk mempercepat laju

pembangunan di satu sisi berhasil meningkatkan pendapatan

penduduk, namun di sisi lain menimbulkan permasalahan yaitu

semakin menipisnya persediaan sumber daya alam, serta

penurunan kualitas ekosistem. Maka sudah menjadi kesadaran

1

bersama bahwa kelestarian sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya adalah tugas dan tanggung jawab setiap warga

negara. Kesediaan masyarakat menjadi kader konservasi

merupakan salah satu bentuk peranserta masyarakat di bidang

konservasi. Sebagai ujung tombak pemerintah, kader

konservasi diharapkan mampu berperan aktif dalam memberikan

motivasi dan menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi

dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kader konservasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya,

diharapkan mampu berperan aktif dalam menumbuh-kembangkan

dan menggerakan upaya-upaya konservasi sumber daya alam di

tengah-tengah masyarakat. Sebagai mitra bina cinta alam,

pembinaan yang efektif, intensif, serta optimal oleh Unit

Pelaksana Teknis Ditjen PHKA dan instasi terkait selaku

pembina kader konservasi sangat diperlukan untuk

meningkatkan peran aktif kader konservasi selain juga untuk

meningkatkan kemandirian kader konservasi. Dalam rangka

optimalisasi tugas dan fungsi kader konservasi, berdasarkan

Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan Dan

Pelestarian Alam No. No 11/kpts/DJ-VI/95 tanggal 9 Januari

1995 tentang Pedoman Pembinaan Kader Konservasi, telah

disahkan Pedoman Pembinaan Kader Konservasi, maka pedoman

dimaksud perlu untuk dilakukan penyempurnaan untuk

disesuaikan dengan tata kerja Departemen Kehutanan baik dari

subtansi kegiatan maupun materi.

B. Maksud

2

Sebagai petunjuk dan bahan dalam kegiatan pembinaan Kader

Konservasi di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih

C. Tujuan

a. Terselenggaranya kegiatan pembinaan kader konservasi

pada Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang

berhasil dan berdaya guna;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kader

konservasi sebagai pelopor (motivator) dan penggerak

(dinamisator) dalam kegiatan-kegiatan konservasi sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya di masyarakat secara

optimal;

c. Meningkatkan peran serta kader konservasi dalam

menggerakkan upaya konservasi;

d. Terciptanya sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

yang terlindungi, lestari, dan dapat dimanfaatkan secara

bijaksana.

3

KADER KONSERVASI

1. Kader Konservasi adalah seseorang yang telah

dididik/ditetapkan sebagai penerus upaya konservasi

sumber daya alam yang memiliki kesadaran dan ilmu

pengetahuan tentang konservasi sumber daya alam serta

sukarela, bersedia dan mampu menyampaikan pesan

konservasi kepada masyarakat.

2. Fungsi dan Tugas Kader Konservasi adalah :

a. Sebagai pelopor dan penggerak upaya-upaya konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

b. Berperan aktif dalam menumbuhkembangkan gerakan upaya-

upaya konservasi sumber daya alam di tengah-tengah

masyarakat.

3. Hak-hak kader konservasi :

a. Mendapatkan kemudahan memasuki dan memanfaatkan

kawasan konservasi.

b. Membina kader konservasi yang lebih rendah

tingkatannya

c. Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam lomba penghijauan

dan konservasi alam serta kegiatan lain yang terkait

dengan konservasi alam dan lingkungan hidup.

4. Sebagai mitra bina cinta alam, kader konservasi

diharapkan dapat memberikan perannya sebagai :

e.Inisiator

Sebagai seseorang dari bagian komunitas sadar hutan

dan lingkungan, kader konservasi diharapkan dapat

menjadi sumber ide/pemikiran konservasi yang

bermanfaat bagi UPT PHKA maupun masyarakat secara luas4

melalui kepekaan dan pengetahuannya akan kondisi dan

permasalahan hutan dan lingkungan saat ini.

f.Motivator

Membangkitkan semangat/motivasi dan dorongan kepada

masyarakat untuk mengetahui, memahami, serta menyadari

pentingnya konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya serta penerapan prinsip-prinsip

konservasi dalam peri kehidupan.

g.Fasilitator

Dalam penerapan prinsip-prinsip konservasi melalui

pelaksanaan /penyelenggaraan bina cinta alam, kader

konservasi berperan sebagai fasilitator/pendamping

kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai UPT PHKA,

LSM, kelompok swadaya, dan Pemda setempat maupun

kegiatan yang diselenggarakan secara mandiri oleh

mitra.

h.Dinamisator

Dalam menghadapi permasalahan hutan dan lingkungan

yang semakin meningkat akhir-akhir ini, kader

konservasi diharapkan dapat berperan sebagai mitra

aktif dan sejajar dengan UPT PHKA untuk secara dinamis

menyikapi kondisi yang ada. Kader

5. Kegiatan Kader Konservasi

Kegiatan-kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya, seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 5

tahun 1990, adalah kegiatan-kegiatan terkait prinsip-

prinsip konservasi yaitu perlindungan sistem penyangga5

kehidupan, pengawetan keanekaragamn jenis tumbuhan dan

satwa beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara

lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

6. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, jenis-jenis kegiatan

yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh kader konservasi

adalah :

a. Melaksanakan penerangan dan penyuluhan tentang

konservasi SDAHE.

b. Menyelenggarakan seminar/diskusi tentang konservasi

SDHAE

c. Melakukan kegiatan penelitian/ekspedisi tentang

potensi flora, fauna dan ekosistemnya.

d. Membantu menjaga kelestarian alam kawasan konservasi

(Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya,

Taman Laut, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa).

e. Menyebarluaskan informasi tentang konservasi SDAHE.

f. Membuat tulisan/artikel di media masa tentang

konservasi SDAHE

g. Menjadi pemandu wisata alam di kawasan wisata alam

(Taman Nasional, Taman wisata alam, Taman Hutan Raya,

edan Taman Laut.

h. Memanfaatkan media elektronik seperti radio dan

televise sebagai sarana kampanye tentang konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

i. Berupaya meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara

lestari. Keterampilan tersebut antara lain berupa

kegiatan penangkaran jenis flora dan fauna dan lain-

lain.6

j. Melapor kepada petugas lapangan atau jagawana bila ada

perambahan hutan kayu dan pencurian kayu serta hasil

hutan ikutan, satwa dan lain lain.

k. Mengusahakan dan membantu memadamkan kebakaran hutan.

l. Rehabilitasi Hutan baik perorangan maupun menggerakkan

masyarakat.

7

II. PERENCANAAN PEMBINAAN

A. Metoda

1. Langsung

Merupakan metode pembinaan yang melibatkan dua pihak

secara langsung berinteraksi (komunikasi antara

pembina/Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih dengan

kader konservasi) melalui aktivitas pertemuan/tatap

muka dll.

2.Tidak Langsung

Merupakan metode pembinaan dengan perantara

(bahan/sesuatu), dimana komunikasi yang terjalin

adalah satu arah (berasal dari pembina/ Balai Besar

TN. Teluk Cenderawasih atau kader konservasi saja).

B. Pelaksana Pembinaan

Kegiatan pembinaan kader konservasi utamanya

diselenggarakan oleh Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih

dimana kader konservasi terdaftar sebagai kader. Namun

kegiatan pembinaan juga tidak mengikat hanya bagi Balai

Besar TN. Teluk Cenderawasih, pembinaan dapat

diselenggarakan melalui kerjasama Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih dengan pihak-pihak terkait (Pemda setempat,

LSM, sekolah atau perguruan tinggi setempat), maupun

diselenggarakan secara mandiri oleh pihak-pihak terkait

selain Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih. Namun

diharapkan setelah diselenggarakannya pembinaan, dapat

melaporkan kegiatan tersebut kepada Balai Besar TN.

Teluk Cenderawasih sebagai bahan monitoring dan evaluasi

pembinaan kader konservasi.8

C. Pembinaan Kader Konservasi Pada Berbagai Jenjang

Pembinaan kegiatan kader konservasi pada jenjang/tingkat

pemula, madya, dan utama dapat terdiri atas materi dalam

kelompok dasar, kelompok inti, kelompok penunjang,

praktek lapangan, dan lain-lain), namun mempunyai

variasi pada jenis-jenis uraian materi yang diberikan

sesuai tingkatan kader konservasi. Materi pembinaan

untuk berbagai jenjang/tingkat kader konservasi secara

lengkap terdapat dalam Pedoman Pembentukan Kader

Konservasi.

D. Bentuk dan Materi Pembinaan Metoda Langsung

1. Pertemuan Kader Konservasi;

Merupakan media untuk saling bertemu, bertatap muka,

tukar-menukar informasi baik kegiatan maupun

keterampilan, pengetahuan serta pengalaman selama

menjalankan tugas sebagai seorang kader konservasi

untuk mendapatkan umpan balik dari sesama kader

konservasi atau pembina/ Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih. Pada kesempatan ini juga dapat

digunakan sebagai ajang penyampaian masalah maupun

hambatan-hambatan yang dialami untuk diupayakan

pemecahannya. Pertemuan kader konservasi dapat

diselenggarakan oleh kader konservasi secara mandiri

dan dapat difasilitasi oleh Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih. Pertemuan kader konservasi tingkat

propinsi dalam FK3I Propinsi diharapkan dapat

dijadwalkan minimal 1 (satu) kali dalam setahun. Untuk

9

tingkat nasional diselenggarakan pada saat pelaksanaan

temu karya kader konservasi.

2. Peningkatan Pengetahuan;

Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada kader

konservasi di bidang konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya. Upaya pembinaan dalam rangka

peningkatan pengetahuan kader konservasi, dapat

dilaksanakan antara lain melalui ; workshop, seminar,

sarasehan, diskusi panel, penyegaran, pertemuan ilmiah

dan lain-lain, yang selanjutnya dapat dilengkapi

dengan kegiatan lapangan (misalnya studi banding di

kawasan konservasi). Melalui kegiatan ini kader

konservasi dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan dari

pembicara yang menguasai pengetahuan dan keahlian di

masing-masing bidang. Upaya pembinaan ini dapat

diselenggarakan oleh Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih, atau bekerja sama dengan pihak terkait

(KPA, KSM, LSM, Pemerintah Daerah setempat), maupun

mitra bina cinta alam secara mandiri. Untuk kegiatan

diskusi panel dan penyuluhan, dapat dijadwalkan

minimal 3 (tiga) bulan sekali dalam satu tahun/tiap

trimester. Pelaksanaannya dikaitkan dengan peringatan

hari-hari penting nasional seperti menjelang Hari

Konservasi Alam Nasional, Hari Bhakti Rimbawan, Hari

Bumi, Hari Lingkungan Hidup, Hari Cinta Puspa dan

Satwa Nasional, Hari Sumpah Pemuda dan lain lain.

3. Pengembangan Keterampilan;

Merupakan upaya pembinaan dalam rangka peningkatan

keahlian kader konservasi di bidang pengelolaan sumber10

daya alam hayati dan ekosistemnya baik yang

diselenggarakan oleh Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih, KPA, KSM, LSM maupun Pemerintah Daerah

setempat. Pembinaan pengembangan keterampilan kader

konservasi diharapkan dapat diselenggarakan paling

tidak 1 (satu) kali dalam satu tahun. Bentuk dan

materi pembinaan pengembangan keterampilan kader

konservasi dapat diwujudkan dalam kegiatan :

a. Pengamatan Jenis Flora dan Fauna

Berupa kegiatan pengamatan jenis flora dan fauna

melalui identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis

flora dan fauna, habitat, populasi, cara hidup,

manfaat dan pengaruh keberadaannya bagi flora fauna

lain maupun ekosistem. Bentuk kegiatannya dapat

berupa inventarisasi dan atau ekspedisi.

b. Pemandu Wisata/Guide

Pembinaan kader konservasi sebagai pemandu wisata

saat ini adalah dalam rangka menjawab kebutuhan

pentingnya interpreter lokal bagi para wisatawan.

Dengan adanya pemandu wisata yang berasal dari

kader konservasi, diharapkan dapat tercipta

interpreter handal yang mampu menyebarluaskan dan

menciptakan kesadaran konservasi bagi pengunjung

kawasan konservasi. Materi yang diberikan dalam

pelatihan ini meliputi teknik – teknik

interpretasi, karakteristik flora-fauna endemik

setempat, karakteristik pengunjung, dan kemampuan

berbahasa asing.

c. Penangkaran dan Budidaya Jenis Flora - Fauna 11

Dengan pelatihan penangkaran dan budidaya, selain

bermanfaat untuk pengawetan/pelestarian flora-

fauna, pengembangan bakat dan kesempatan berusaha,

juga dapat menjadi alternatif peningkatan

pendapatan. Selain sebagai salah satu bentuk

pembinaan, pelatihan penangkaran dan budidaya bagi

kader konservasi ini juga menjadi salah program

pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi.

Dalam pelatihan ini, kader konservasi memperoleh

materi tentang pengenalan jenis flora-fauna

penangkaran dan budidaya, karakteristik flora-

fauna, jenis-jenis yang dilindungi/tidak dilindungi

(status flora-fauna tertentu), metode penangkaran

dan budidaya, pemasaran hasil dan lain-lain dengan

berdasar pada pemanfaatan lestari sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya. Jenis-jenis penangkaran

yang dapat dikembangkan diantaranya adalah

penangkaran rusa, anggrek, buaya, tumbuhan obat,

tanaman hias, budidaya dan lain lain.

d. Pelatihan Penulisan Ilmiah dan Penyusunan Proposal

Pelatihan penulisan ilmiah dan penyusunan proposal

kegiatan sangat diperlukan bagi kader konservasi

dalam rangka pengembangan kerangka berpikir,

kemampuan analisis dan berkomunikasi, serta

menjalin kerjasama. Dengan penguasan penulisan

ilmiah sederhana, kader konservasi dapat

mempublikasikan dan mendokumentasikan pengetahuan

dan pengalamannya terkait dengan konservasi pada

media massa/jurnal setempat. Serta dengan12

penyusunan proposal, diharapkan kader konservasi

dapat mengembangkan kemampuan untuk menjaring dan

menjalin kerjasama dalam penyelenggaran kegiatan

konservasi secara mandiri atau bersama dengan pihak

terkait (misalnya LSM, perguruan tinggi, perusahaan

yang bergerak di bidang pemanfaatan alam dan

lingkungan, Pemerintah Daerah dll).

e. Penyelenggaraan lomba

Penyelenggaraan lomba selain berfungsi sebagai

media pembinaan, dapat juga berfungsi sebagai media

promosi konservasi di Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih kepada masyarakat disamping pameran -

pameran. Dengan keikutsertaan kader konservasi

dalam lomba – lomba, maka akan dapat meningkatkan

motivasi dan tolak ukur bagi kader konservasi dalam

hal partisipasinya untuk kegiatan konservasi sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya.

f. Pengamatan Gejala Alam

Pembinaan dalam bentuk pengamatan gejala alam

berupa kegiatan pencatatan dan penilaian oleh kader

konservasi berupa pengamatan perkembangan potensi

keadaan alam di suatu kawasan konservasi diharapkan

dapat menjadi salah satu dasar/acuan untuk

pengembangan aspek konservasi dan aspek pemanfaatan

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hasil

pengamatan gejala alam oleh kader konservasi akan

menjadi sangat bermanfaat dan strategis dengan13

respon positif dan mendukung dari Balai Besar TN.

Teluk Cenderawasih.

g. Pengamatan Kerusakan Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya.

Sebagai rangkaian dari upaya pembinaan terkait

pengamatan fenomena hutan dan alam, maka pengamatan

kerusakan/potensi kerusakan yang terjadi pada

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat

meningkatkan kepekaan kader konservasi terhadap

penyebab kerusakan, upaya pencegahan, dan

penanggulangan kerusakan menuju upaya perlindungan

dan pelestarian.

h. Penanggulangan Kebakaran Hutan

Melibatkan kader konservasi dalam kelompok-kelompok

masyarakat peduli api sangat penting dalam rangka

meningkatkan keterampilan dan keahlian kader

konservasi dalam penanggulangan kebakaran hutan,

serta dalam rangka peningkatan kemampuan masyarakat

untuk pengolahan lahan perkebunan/pertanian tanpa

pembakaran. Pelibatan kader konservasi dalam

penanggulangan kebakaran hutan sangat diperlukan

bagi kawasan konservasi rawan kebakaran, atau

banyak terdapat lahan gambut.

i. Pengamanan Hutan

Peran kader konservasi dalam kegiatan perlindungan

dan pengamanan hutan dapat diwujudkan dalam

pengamanan swakarsa kader konservasi dengan

kelompok-kelompok patroli pengamanan. Setiap ketua

kelompok pengamanan melaksanakan koordinasi antar14

kelompok dengan fasilitasi Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih.

4. Pelibatan Kader Konservasi dalam program kerja Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih

Pembinaan kader konservasi melalui pelibatannya dalam

kegiatan/program kerja Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih merupakan jalur pembinaan yang dapat

dikatakan sangat bermanfaat dan memberikan efek besar

dan positif dikarenakan sifatnya yang melekat dan

berkesinambungan satu sama lain. Selain meningkatkan

hubungan kerja antara kader konservasi dan Balai Besar

TN. Teluk Cenderawasih, jalur pembinaan ini juga dapat

memberikan pengaruh yang baik bagi mitra bina cinta

alam yang lain (KPA dan KSM). Beberapa contoh

kegiatan pelibatan kader konservasi dalam

kegiatan/program kerja Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih adalah sebagai :

a. Fasilitator dan motivator bagi kegiatan

pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi

dalam kegiatan pembinaan daerah penyangga

b. Turut membantu dalam penyelenggaraan kegiatan-

kegiatan konservasi, misalnya kemah konservasi,

sosialisasi konservasi, pembentukan kader

konservasi dll.

c. Sebagai anggota kelompok Masyarakat Peduli Api

(MPA).

d. Ikut serta dalam kegiatan pengamanan pam swakarsa,

masyarakat peduli kelestarian alam, penanaman dll.

15

e. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan

oleh mitra Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih (KPA,

KSM, LSM, sekolah/Perguruan Tinggi, dan Pemerintah

Daerah setempat)

E. Bentuk dan Materi Pembinaan Metoda Tidak Langsung

1. Distribusi informasi berupa leaflet, booklet, buku dan

poster dll mengenai konservasi sumber daya alam hayati

dan ekosistemnya kepada kader konservasi. Dimana

kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan konservasi serta sebagai

salah satu sarana pendukung kegiatan kader konservasi

dalam upaya menyampaikan/menyebarluaskan pesan-pesan

konservasi dan penyadartahuan kepada masyarakat.

2. Pengisian angket/kuesioner kader konservasi;

Melalui pengisian angket–angket yang disampaikan

kepada para kader konservasi diharapkan akan dapat

memberikan gambaran secara tidak langsung tentang

keberadaan, aktifitas kader konservasi, dan hambatan-

hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan

fungsi kader konservasi. Rekapitulasi hasil pengisian

angket kader konservasi juga dapat digunakan sebagai

bahan penentuan langkah kebijaksanaan yang diperlukan

dimasa datang dalam rangka meningkatkan kuantitas dan

kualitas jenis kegiatan bagi kader konservasi dan

Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih (contoh format

angket seperti pada lampiran 1).

Pengiriman/penyampaian angket kepada kader konservasi

dapat dilaksanakan dalam kerangka waktu minimal 616

(enam) bulan sekali. Pengiriman angket kader

konservasi dapat dilakukan oleh Bidang Pengelolaan

Taman Nasional Wilayah Lingkup Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih. Banyaknya angket yang dikirimkan tidak

untuk keseluruhan kader melainkan dilakukan dengan

memakai sistem acak/random dengan intensitas sampling

(IS) minimal 10% dari jumlah kader konservasi yang

terdaftar pada Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih.

F. Koordinasi Pelaksanaan Pembinaan

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan

pembinaan kader konservasi oleh Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih, maka diperlukan adanya koordinasi

pelaksanaannya. Koordinasi yang dijalin terkait dengan

teknis pelaksanaan pembinaan dalam hal ini meliputi

pendanaan, sumber daya manusia, sarana prasarana,

materi pembinaan, dan hal-hal lain terkait dengan

kelancaran kegiatan pembinaan. Hal ini mengingat kader

konservasi tidak hanya menjalankan tugas dan fungsinya

dalam lingkup kerja Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih

saja, namun juga menyangkut semua sektor terkait

konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Koordinasi dimaksud dapat diselenggarakan dalam lingkup

propinsi, dimana pihak-pihak terkait bidang kehutanan

dapat bekerja sama dalam penyelenggaraan pembinaan

kader konservasi.

Beberapa pihak yang menjadi mitra koordinasi adalah

Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih, Dinas Kehutanan

Propinsi dan Kabupaten, Kelompok Pecinta Alam, Kelompok17

Swadaya Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat

setempat, Perguruan Tinggi/sekolah, Pramuka, Dinas

terkait, perusahaan-perusahaan setempat yang bergerak

di bidang pemanfaatan hutan/alam, maupun UPT Departemen

Kehutanan yang lain (BPDAS, Balai Penelitian, BP2HP,

BPKH dll)

Koordinasi kegiatan pembinaan kader konservasi yang

dijalin bersifat saling menghormati, menghargai, dan

berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas kader

konservasi sebagai agen konservasi sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya. Diharapkan koordinasi

pembinaan kader konservasi dalam bentuk kerjasama ini

dapat berjalan aktif, intensif, dan berkesinambungan

dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan menjadi agenda

kegiatan rutin/agenda kegiatan bersama.

18

III. PELAPORAN

Tahap pelaporan merupakan tahap penyusunan dokumen sebagai

bahan/media monitoring dan evaluasi yang disusun berdasarkan

kegiatan pembinaan kader konservasi yang telah dilaksanakan.

Laporan ini secara umum dapat dikategorikan menjadi laporan

yang dibuat oleh kader konservasi dan laporan yang dibuat

oleh Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih sebagai pembina.

1. Laporan oleh Kader Konservasi

Laporan dibuat oleh kader konservasi setelah

melaksanakan suatu kegiatan maupun laporan rutin yang

dibuat setiap tahun. Laporan kegiatan minimal memuat

beberapa hal diantaranya; jenis kegiatan, waktu

pelaksanaan, lokasi kegiatan, peserta, metode, jenis

kegiatan, sumber dana, manfaat / hasil kegiatan, dan

lain-lain yang diperlukan (contoh format seperti pada

lampiran 2).

2. Laporan oleh Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih sebagai

Pembina

Laporan yang disusun oleh Balai Besar TN. Teluk

Cenderawasih merupakan rekapitulasi hasil-hasil kegiatan

pembinaan kader konservasi yang telah diselenggarakan

oleh Bidang Pengeloaan Taman Nasional Wilayah Lingkup

Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih, serta kerja sama

dengan pihak terkait maupun rekapitulasi hasil-hasil

kegiatan yang dilaksanakan oleh kader-kader konservasi

di Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih (termasuk hasil

angket/kuesioner yang dibagikan kepada kader). Laporan -

19

laporan tersebut meliputi Laporan Semester dan Laporan

Tahunan (contoh format seperti pada lampiran 2 dan 3).

a.Laporan Semester (contoh format lampiran 3)

Merupakan rekapitulasi laporan hasil pembinaan kader

konservasi selama satu semester (6 bulan). Laporan

disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perlindungan

Hutan dan Konservasi Alam cq. Direktorat Pemanfaatan

Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Untuk semester I,

laporan diharapkan dapat diterima paling lambat bulan

Juli dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah,

dan untuk semester II diharapkan laporan dapat

diterima paling lambat bulan Januari dari Bidang

Pengelolaan Taman Nasional Wilayah untuk setiap

tahunnya.

b.Laporan Tahunan (contoh format lampiran 4)

Merupakan rekapitulasi dari laporan semester I dan II

dengan dilengkapi penjelasan mengenai hambatan/kendala

serta upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka

penyelesaian. Laporan tahunan disampaikan kepada

Direktorat Jenderal PHKA cq. Direktorat Pemanfaatan

Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Laporan tahunan

diharapkan dapat diterima paling lambat bulan Maret

untuk setiap tahunnya.

20

IV. MONITORING DAN EVALUASI

Sebagai tindak lanjut dari sebuah kegiatan pembinaan

dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan

pembinaan kader konservasi maka diperlukan adanya kegiatan

monitoring dan evaluasi. Yang dimaksud dengan monitoring dan

evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi

tentang hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan kader

konservasi sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan,

membuat keputusan, dan kebijaksanaan untuk menentukan

langkah-langkah perencanaan program-program kegiatan

pembinaan kader konservasi selanjutnya.

Tujuan monitoring dan evaluasi pembinaan kader

konservasi adalah :

1. Mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan

program pembinaan kader Konservasi

2. Identifikasi hambatan dan kendala pelaksanaan

pembinaan kader konservasi

3. Penilaian terhadap program-program pembinaan, metoda,

materi, persepsi masyarakat, dan dampak pembinaan

terhadap kelestarian sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya

Untuk kepentingan penyempurnaan perencanaan pembinaan

kader konservasi dimasa mendatang, kegiatan monitoring dan

evaluasi ini meliputi :

1. Menetapkan beberapa standar atau kriteria penilaian

yang digunakan sebagai bahan perbandingan

data/informasi yang diperoleh.

21

2. Pengumpulan data/informasi baik melalui pengamatan

pada saat kegiatan berlangsung maupun berdasarkan

laporan-laporan.

3. Pengolahan data/informasi yang diperoleh.

4. Membuat pertimbangan untuk menetapkan penyempurnaan

perencanaan pembinaan berikutnya.

Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat

dilakukan pada akhir setiap kegiatan, namun dapat juga

dilakukan secara berkala setiap enam bulan sekali (semester)

atau setiap satu tahun sekali/tahunan. Penyajian hasil

monitoring dan evaluasi dapat berupa laporan (contoh format

laporan seperti pada lampiran). Selanjutnya dari hasil

monitoring dan evaluasi ini dapat diupayakan penyelenggaraan

pembinaan kader konservasi yang lebih baik di masa

mendatang, sehingga dapat tercipta kader-kader konservasi

yang aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyikapi

permasalahan-permasalahan konservasi. Dan bagi kader

konservasi yang berprestasi, dapat diikutsertakan dalam

Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam tingkat propinsi

maupun tingkat nasional untuk setiap tahunnya.

22

V. PENUTUP

Kelengkapan program kegiatan dalam rangka pembinaan

kader konservasi oleh dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional

Wilayah diawali dengan tahap perencanaan/penyusunan program

kegiatan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Berbagai

macam metoda dan bentuk kegiatan pembinaan, diharapkan dapat

menjadi alternatif pembina dalam upaya meningkatkan

pengetahuan dan kapasitas kader konservasi dalam pelaksanaan

tugasnya.

Pembinaan kader konservasi bukan hanya menjadi

tanggung jawab dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional

Wilayah dalam pelaksanaannya, tetapi menjadi perhatian

berbagai pihak untuk turut berpartisipasi. Dalam

penyelenggaraan pembinaan kader konservasi nantinya,

dimungkinkan akan ditemui hambatan/kendala teknis maupun non

teknis. Namun diharapkan hal ini tidak menjadi hal yang

menghalangi upaya penyelenggaraannya. Langkah penyesuaian

dengan kondisi dan situasi di dari Bidang Pengelolaan Taman

Nasional Wilayah sangat mungkin untuk dilakukan.

Diharapkan dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan

Pembinaan Kader Konservasi ini, para pelaksana pembinaan

(dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah) mempunyai

acuan dan arahan dalam pengembangan pelaksanaan kegiatan

pembinaan. Sehingga kegiatan pembinaan kader konservasi

dapat berjalan dengan efektif dan efisisen, serta mampu

menciptakan kader konservasi sebagai mitra bina cinta alam

yang dapat diandalkan dalam menghadapi berbagai tantangan

konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.23

24

Lampiran 1 : Contoh Angket/Kuesioner Kader Konservasi

KEMENTERIAN KEHUTANANDIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI ALAM INSTANSI : Balai Besar Taman Nasional Teluk

Cenderawasih

ANGKET KADER KONSERVASI Nomor angket :

BIODATANama :Nomor Kader :Tempat/Tanggal Lahir :Jenis Kelamin :Alamat yang mudah dihubungi:Umur :Pekerjaan :

Pertanyaan *) :I. Kelompok A.

Setelah menjadi Kader Konservasi, kegiatan apa yang

telah Saudara laksanakan di bidang konservasi sumber

daya alam?

II.Kelompok B.

Dalam mengupayakan agar kegiatan konservasi sumber daya

alam berjalan dengan baik dengan pihak mana saja Saudara

pernah bekerjasama untuk melakukan kegiatan konservasi

sumber daya alam? Sebutkan pihak-pihak yang dimaksud dan

jelaskan bentuk kegiatannya.

III. Kelompok C.

Jelaskan mengenai hambatan, harapan dan rencana Saudara

dalam pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya alam.

25

……………, ………………20...

Yang membuat.

ttd

*) jawaban dapat menggunakan lembar lain

26

Lampiran 2 : Contoh Format Laporan Kader Konservasi Nama Kader Konservasi :No. Induk Kader Konservasi :Balai Besar : Taman Nasional Teluk CenderawasihBPTN Wilayah :Propinsi :

No. Nama Kegiatan Kader Lokasi WaktuPelaksanaan Hasil Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5 6

……………, ……………… 20...

Yang melaporkan,

27

Keterangan :Pada kolom 6 (keterangan) : dapat diisi dengan penyelenggara, sumber dana dan lain-lain yang dianggap perlu.

28

Lampiran 3 : Contoh Format Laporan Semester Pembinaan Kader Konservasi Balai Besar : Taman Nasional Teluk CenderawasihBPTN Wilayah : Propinsi :

Semester I/II Tahun..........

No. Nama KegiatanPembinaan KK yang terlibat Lokasi Waktu

PelaksanaanHasil

Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

……………, ……………… 20....Kepala BPTN Wilayah

...,

NIP.Keterangan :

29

Pada kolom 7 (keterangan) : dapat diisi dengan penyelenggara, sumber dana dan lain-lain yang dianggap perlu.

30

Lampiran 4 : Contoh Format Laporan Tahunan Kegiatan Pembinaan Kader Konservasi Balai Besar : Taman Nasional Teluk CenderawasihBPTN Wilayah : Propinsi :

Laporan Tahun

No Nama KegiatanPembinaan Lokasi Waktu

PelaksanaanHasil

KegiatanPermasalahan/

Hambatan

Upayayang

DilakukanSaran Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

……………, ……………… 20....

Kepala BPTN Wilayah...,

NIP.

31

Keterangan :Pada kolom 9 (keterangan) : dapat diisi dengan penyelenggara, sumber dana dan lain-lain yang dianggap perlu

32