Sukuk tanya-jawab

60

Transcript of Sukuk tanya-jawab

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

i

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWTyangatas nikmat, rahmat dan karunia-Nya penyusunan buku Tanya Jawabtentang Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara): Instrumen KeuanganBerbasis Syariah, yang merupakan edisi revisi dan penyempurnaan dari bukutanya jawab edisi sebelumnya, dapat diselesaikan. Shalawat serta salamsemoga senantiasa selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Pada dasarnya, penyusunan buku ini dilatarbelakangi oleh niat tulusuntuk terus melaksanakan proses edukasi dan sosialisasi mengenai SukukNegara kepada masyarakat, stakeholders, dan semua pihak yang terkait.Untuk itu, buku ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaanmendasar seputar Sukuk Negara, sekaligus memperluas pengetahuan danpemahaman masyarakat terhadap Sukuk Negara. Agar lebih memudahkan pembaca, buku ini sengaja disusun dalamformat tanya jawab yang ditulis secara sistematis, yang mencakup tanyajawab mengenai prinsip keuangan syariah, kondisi pasar keuangan syariah,sukuk, dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Kemudian, pada bagianakhir buku ini terdapat penjelasan singkat mengenai istilah-istilahdalamkeuangan syariah, khususnya yang terkait dengan sukuk. Hal ini mengingatistilah-istilah dimaksud berasal dari bahasa Arab, yang relatif masih kurangdikenal dan dipahami oleh sebagian masyarakat.

Akhirnya kami berharap semoga buku ini bisa bermanfaat bagi semuapihak, serta turut memberikan kontribusi terhadap pengembangankeuangan syariah di Indonesia.Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Jakarta, Juni 2010Tim Penyusun

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

i

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

SAMBUTANDIREKTUR PEMBIAYAAN SYARIAH

Bismillahirrahmanirrahim,Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Beberapa tahun terakhir ini, kebutuhan pembiayaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bersumber dari SuratBerharga Negara (SBN) semakin mengalami peningkatan, sehinggadiperlukan pengembangan instrumen SBN sekaligus diversifikasi sumber-sumber pembiayaan. Seiring dengan kebijakan Pemerintah untukmengembangkan pasar keuangan syariah di Indonesia, Pemerintahberupaya meluncurkan instrumen investasi dan pembiayaan yang berbasissyariah, yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dikenal denganSukuk Negara. Alhamdulillah, usaha dan kerja keras Pemerintah selama ini dalammenyediakan landasan hukum bagi penerbitan Surat Berharga SyariahNegara (SBSN) dapat tercapai dengan disahkannya Undang-Undang Nomor19 tahun 2008 tentang SBSN pada 7 Mei 2008. Keberadaan Undang-Undang ini diperlukan untuk menyediakan basis serta koridor hukum dalampengelolaan SBSN secara hati-hati, transparan, dan akuntabel, sertamemberikan kepastian hukum bagi investor. Undang-Undang SBSNtersebut merupakan angin segar baik bagi Pemerintah maupun pelaku pasardalam upaya mengembangkan pasar keuangan dalam negeri, khususnyapasar keuangan syariah yang perkembangannya relatif tertinggaldibandingkan dengan pasar keuangan syariah di beberapa di negara lain.

Dalam kurun waktu dua tahun sejak disahkannya undang-undangSBSN tersebut, intrumen SBSN telah mengambil peran penting sebagaisalah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN). Pemerintah telah sukses menerbitkan SBSN untuk pertama kalinyapada bulan Agustus tahun 2008 melalui cara bookbuilding, Sukuk NegaraRitel, dan SBSN Valas di pasar internasional. Selain itu, Pemerintah juga telahmenerbitkan SBSN dengan cara lelang dan private placement.

Penerbitan SBSN tersebut berhasil menarik minat yang luar biasa daripara investor, baik dalam maupun luar negeri. Keberhasilan penerbitan

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

ii

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Sukuk Negara tersebut ditandai dengan banyaknya penghargaan (awards)yang diperoleh dari berbagai media keuangan internasional. Kesuksesantersebut tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan Pemerintah dalammelakukan sosialisasi SBSN yang intensif di masyarakat, komunitas pelakupasar keuangan, serta perguruan tinggi, maupun melalui berbagai seminar,talkshow, investor gathering, pameran serta media cetak dan elektroniklainnya.

Penyusunan buku Tanya Jawab tentang Surat Berharga Syariah Negara(Sukuk Negara): Instrumen Keuangan Berbasis Syariah ini, yang merupakanrevisi dan penyempurnaan dari edisi sebelumnya, dimaksudkan untukmemperluas pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnyamengenai Sukuk Negara. Melalui proses edukasi dan sosialisasi yangdilakukan secara berkesinambungan, diharapkan awareness danpemahaman masyarakat terhadap Sukuk Negara sebagai instrumeninvestasi dan pembiayaan dapat semakin meningkat. Akhir kata, saya ingin menyampaikan apresiasi yang tulus kepadarekan-rekan di Direktorat Pembiayaan Syariah atas ketekunannya dalammenyusun dan menyelesaikan revisi buku Tanya Jawab SBSN ini. Semogahasil karya ini dapat bermanfaat serta menjadi amal jariyah bagi kita semua,Aamiin.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

Jakarta, Juni 2010Direktur Pembiayaan Syariah

Dahlan Siamat

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

iii

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk NegaraDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

SAMBUTAN DIREKTUR PEMBIAYAAN SYARIAH

DAFTAR ISI

I. PRINSIP KEUANGAN SYARIAH (ISLAMIC FINANCE) 1. Pengertian Syariah 2. Pengertian keuangan syariah (Islamic Finance) 3. Tujuan keuangan syariah 4. Prinsip dasar transaksi dalam keuangan syariah 5. Pengertian Riba 6. Pengertian Gharar 7. Pengertian Maysir 8. Riba dalam pandangan syariah 9. Bunga dalam pandangan syariah 10. Uang dalam pandangan syariah 11. Utang dalam pandangan syariah 12. Sistem bagi hasil 13. Margin keuntungan 14. ujrah/fee

II. PASAR KEUANGAN SYARIAH15. Kondisi pasar keuangan syariah internasional16. Perkembangan pasar keuangan syariah dalam negeri17. Lembaga keuangan internasional yang mendukung perkembangan pasar keuangan syariah18. Perkembangan instrumen keuangan syariah saat ini19. Negara-negara yang telah menerbitkan sovereign sukuk (sukuk negara)20. Negara lain yang memiliki undang-undang penerbitan sukuk21. Faktor-faktor yang menyebabkan pesatnya perkembangan Sukuk22. Potensi permintaan sukuk

III. SUKUKA. PAPARAN UMUM 23. Pengertian sukuk 24. Karakteristik sukuk 25. Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional 26. Kriteria sukuk yang memenuhi prinsip syariah

8899

44

566

667

i

ii

iv

11111222233333

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

iv

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

27.28.29.30.31.32.33.34.35.36.37.38.39.

Penggunaan dana hasil penerbitan sukukKelebihan berinvestasi pada sukukSiapa saja investor sukukInvestor konvensional berinvestasi dalam sukukJangka waktu (tenor) sukukSifat imbalan sukukPihak yang terlibat dalam penerbitan sukukMetode penerbitan sukukMetode bookbuildingMetode lelang (auction)Metode private placementSukuk yang diminati pasar domestik dan internasionalPerdagangan sukuk di pasar sekunder

9101010101011111111111212

12131313131414141515

B. JENIS-JENIS SUKUK 40. Jenis-Jenis Sukuk 41. Sukuk Ijarah 42. Sukuk Salam 43. Sukuk Istishna’ 44. Sukuk Musyarakah 45. Sukuk Mudharabah 46. Sukuk Wakalah 47. Sukuk Muzara’ah 48. Sukuk Musaqah 49. Sukuk Dengan Kombinasi Akad Tertentu

IV. SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN) / SUKUK NEGARAA. PAPARAN UMUM SBSN 50. Pengertian Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) / Sukuk Negara 51. Dasar hukum penerbitan SBSN 52. Kewenangan penerbitan SBSN 53. Tujuan penerbitan SBSN 54. Perlunya penerbitan SBSN oleh Pemerintah 55. Perbedaan antara SBSN dengan SUN 56. Keuntungan berinvestasi dalam SBSN 57. Bukti Kepemilikan SBSN

B. PERUSAHAAN PENERBIT SBSN / SPECIAL PURPOSE VEHICLE (SPV) 58. Pengertian Special Purpose Vehicle (SPV) 59. Konsep SPV dalam penerbitan sukuk 60. Fungsi SPV dalam penerbitan sukuk

1515151616161717

171718

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

v

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

61.62.63.64.65.66.67.

Masa operasional SPVPengertian principle trustee dan co trusteePerusahaan Penerbit SBSN (PP SBSN)Dasar hukum pendirian Perusahaan Penerbit SBSNFungsi Perusahaan Penerbit SBSN dalam Penerbitan SBSNPenerbitan SBSN tanpa SPVPendirian Perusahaan Penerbit SBSN di luar negeri

18181818181919

2020202020202121

2121

2222222323232425252525262626

26272727

C. UNDERLYING ASSET PENERBITAN SBSN 68. Pengertian underlying asset 69. Pengertian hak manfaat 70. Pengertian Aset SBSN 71. Pengertian Barang Milik Negara (BMN) 72. Fungsi underlying asset dalam penerbitan SBSN 73. Aset yang dapat dijadikan underlying asset penerbitan SBSN 74. Apakah terjadi perpindahan kepemilikan aset SBSN 75. Mekanisme pemindahtanganan BMN sebagai underlying asset dalam penerbitan SBSN Ijarah Sale and Lease Back 76. Cara penentuan nilai BMN yang dijadikan underlying asset SBSN 77. Pihak yang bertanggung jawab merawat Aset SBSN

D. PENERBITAN SBSN 78. Tahapan penerbitan SBSN 79. Pihak yang berperan dalam penerbitan SBSN 80. Persetujuan DPR dalam penerbitan SBSN 81. Peran BI dalam penerbitan SBSN 82. Penerbitan SBSN secara langsung dan tidak langsung 83. Penerbitan SBSN dengan cara bookbuilding 84. Penerbitan SBSN dengan cara lelang 85. Penerbitan SBSN dengan cara private placement 86. Pernyataan Kesesuaian Syariah (Sharia Compliance Endorsement) 87. Buyback SBSN sebelum jatuh tempo 88. Opsi pelunasan SBSN sebelum jatuh tempo (call-option) 89. Jangka waktu (tenor) SBSN 90. Manfaat penerbitan SBSN jangka pendek (Islamic Treasury Bills) 91. Posisi Outstanding SBSNE. DOKUMEN PENERBITAN SBSN 92. Dokumen transaksi penerbitan SBSN 93. Dokumen penerbitan SBSN Ijarah Al Khadamat 94. Pengertian Fatwa 95. Fatwa-Fatwa terkait SBSN

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

vi

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

96.97.

Pernyataan kesesuaian syariah / Opini SyariahMemorandum Informasi

2828

28292929

F. IMBALAN SBSN 98. Mekanisme Penentuan imbalan SBSN 99. Penetapan imbalan SBSN sebelum penerbitan dibolehkan syariah 100. Jaminan atas pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN 101. Pajak terhadap imbalan SBSNG. PASAR SEKUNDER SBSN

102.103.104.105.

SBSN dapat diperdagangkan di pasar sekunderPerdagangan SBSN di pasar sekunderCapital gainPajak terhadap capital gain SBSN

29303030

H. SERI SBSN106.107.108.109.

SBSN seri IFRSBSN seri SRSBSN seri SNISBSN seri SDHI

30303131

3132323333

I. SKEMA PENERBITAN SBSN 110. Jenis-jenis SBSN 111. Ijarah – sale and lease back 112. Skema Penerbitan SBSN Ijarah – Sale and Lease Back 113. Ijarah Al-Khadamat 114. Skema Penerbitan SBSN Ijarah Al-Khadamat

V. ISTILAH-ISTILAH DALAM KEUANGAN SYARIAH A 1.Akad 2.Ajir 3.Ashiil 4.„Ariyah 5.„An Taradhin B 6.Bai’ 7.Ba`i' 8.Bagi Hasil 9.Bagi Untung (profit sharing) 10. Bagi Pendapatan (revenue sharing) 11. Bai‟ al-„Inah

3434343434

343434343435

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

vii

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.D26.27.28.F29.30.31.G32.33.H34.35.I36.37.38.39.40.41.42.43.44.45.46.47.

Bai‟ al-Ma‟dumBai‟ al-Mu‟athohBai‟ al-Muwadha‟ahBai‟ al-MunaqashahBai‟ al-MusawamahBai‟ al-MuzayadahBai‟ as-SalamBa‟i at-TaqsithBa‟i al-Wafa‟Ba‟i Bithaman Ajil (BBA)Bai‟ MuajjalBai‟ TauliyahBithaqah al-I‟timanBithaqah al-Khasm al-Fauri

DaynDhararDharurat

FasakhFasidFatwa

GhararGhubun

HibahHiwalah/Hawalah

IhtiyathIhtikarIjab KabulIjarahIjarah al-KhadamatIjarah Headlease and SubleaseIjarah Mawshufah fi DzimmahIjarah Muntahiya bit-TamlikIjarah Sale and Lease BackIjtihadIjma‟Iqalah

3535353535353636363636363636

363636

363737

3737

3737

373737373838383838383838

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

viii

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

48.49.J50.

K51.52.53.M54.55.56.57.58.59.60.61.62.63.64.65.66.67.68.69.70.71.72.73.74.75.76.77.78.79.80.81.82.83.84.

IqtishadIstishna‟

Ju‟alah

3839

39

KafalahKafiilKhiyar

Ma‟jurMabi‟Makful BihMalikMarhunMaysirMaqashid SyariahMudi‟MudharabahMudharabah MuqayyadahMudharabah MuthlaqahMudharibMuhalMuhal „AlaihiMuhilMukhabarahMuqridhMuqtaridhMuqaradhahMurabahahMurtahinMusyarakahMuslamMuslam FihiMuslam IlaihiMusyarakah MutanaqishahMusytariMustashni‟Muzara‟ahMusaqahMu‟jir

393939

39393939393940404040404041414141414141414141424242424242424242

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

ix

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

85.86.N87.88.Q89.90.91.R92.93.94.95.96.97.98.99.100.

S101.102.103.104.105.106.T107.108.109.110.111.112.113.U114.115.116.

Musta‟jirMuwakkil

NajsyNisbah

Qardhul HasanQimahQiyas

Rabbul MalRahnRahinRibaRiba FadhlRiba Nasi‟ahRiba JahiliyahRibawiRisywah

Sadd Zari‟ahShahibul MaalShani‟SharfShighahSyirkah

Ta‟alluqTa‟widhTabarru‟TadlisTakafulTas‟irTawarruq

Ujrah„Urf‟Urbun

4242

4243

434343

434343434344444444

444444444445

45454545454545

464646

W117. Wa‟ad 46

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

x

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

118.119.120.121.122.123.

Wadi‟ahWadi‟ah Yad adh-DhamanahWadi‟ah Yad al-AmanahWadi‟WakalahWakil

464647474747

48VI. DAFTAR PUSTAKA

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

xi

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

I. PRINSIP KEUANGAN SYARIAH (ISLAMIC FINANCE)

1. Apakah yang dimaksud dengan Syariah?Syariah adalah aturan/hukum Islam yang bersumber dari al-Qur'an dan al-Hadits.

Apakah yang dimaksud dengan Keuangan Syariah (Islamic Finance)?KeuanganSyariah(IslamicFinance)adalahsuatusistemkeuangan/perekonomian yang diatur dan dikelola berdasarkan syariah Islam.Jelaskan tujuan Keuangan/Ekonomi Syariah?Tujuan Keuangan/Ekonomi Syariah adalah untuk mewujudkan kebaikan,kemaslahatandankesejahteraanmanusiaterutamadibidangekonomi/keuangan, dengan mengacu pada tujuan utama syariah (maqashidsyariah) dalam rangka membantu manusia mencapai kemenangan (falaah) didunia dan akhirat.

Sebutkan prinsip-prinsip dasar transaksi dalam Keuangan Syariah?Prinsip-prinsip dasar transaksi dalam Keuangan Syariah yang dijadikan panduandalam berbagai aktivitas transaksi ekonomi, yaitu antara lain: larangan atas penerapan bunga (riba/usury); laranganterhadap aktivitas ekonomi yang mengandung unsur judi/spekulasi (maysir), ketidakpastian/penipuan (gharar), serta produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan syariah Islam (bathil); anjuran atas penerapan sistem bagi hasil (profit loss sharing); penekanan pada perjanjian atau kesepakatan yang adil (’an taradhin); dan mendorong produktivitas dan keadilan distribusi.Apakah yang dimaksud dengan Riba (usury/interest)?Riba (usury/interest) adalah tambahan yang diambil dalam suatu transaksi tanpaadanya suatu ‘iwadh (pengganti/penyeimbang) yang dibenarkan syariah ataspenambahan tersebut. Dalam fikih muamalah, riba dibagi menjadi 3 (tiga)jenis,yaitu riba fadhl, riba nasi‟ah, dan riba jahiliyah.

2.

3.

4.

5.

Riba fadhl, disebut juga riba buyu‟, yaitu riba yang timbul akibatpertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria yang samakualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa`an bi sawa`in) dansama waktu penyerahannya (yadan bi yadin). Riba fadhl dapat ditemuidalam transaksi valas yang tidak dilakukan secara tunai.Riba Nasi’ah atau riba duyun, yaitu riba yang timbul akibat utang piutangyang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama risiko (al ghunmubilghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman). RibaTanya Jawab Surat Berharga Syariah

Negara / Sukuk Negara1

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

jenis ini dapat ditemui dalam pembayaran bunga kredit dan pembayaranbunga tabungan, deposito, giro.

Riba Jahiliyah adalah utang yang dibayar melebihi dari pokok pinjamankarena peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada saatjatuh tempo.

6. Apakah yang dimaksud dengan Gharar (Uncertainty)?Gharar adalah sesuatu yang mengandung ketidakjelasan, keraguan, tipuan atautindakan yang bertujuan merugikan orang lain. Dalam jual beli, gharar dapatterjadi jika mengandung ketidakjelasan atau ketidakpastian, baik mengenaiobyek, cara penyerahan maupun cara pembayaran.Apakah yang dimaksud dengan Maysir (Speculation)?Maysir adalah aktivitas spekulasi, judi, dan untung-untungan di dalam transaksikeuangan yang memungkinkan diperolehnya suatu kekayaan dengan cara yangmudah, dengan kemungkinan adanya pihak yang dirugikan di atas keuntunganpihak yang lain.Jelaskan bagaimana pandangan Keuangan/Ekonomi Syariah terhadap riba?Syariah Islam melarang praktik riba dalam segala aktivitas ekonomi, karenadampak negatifnya terhadap sistem sosial dan perekonomian masyarakat.Secara sosial, praktik riba yang bersifat eksploitatif cenderung menciptakanhutang, merendahkan martabat manusia, serta menciptakan jurangketidakadilan yang sangat besar di masyarakat. Sementara secaraperekonomian, riba cenderung mengeksploitasi perekonomian, menyebabkanmisalokasi sumber daya, menciptakan ketidakadilan dan ketidakefisienanperekonomian, serta menciptakan pembangunan ekonomi yang bersifat semu(bubble economy) yang pada akhirnya berdampak pada terjadinya krisis danketidakstabilan perekonomian.Jelaskan bagaimana pandangan Keuangan/Ekonomi Syariah terhadap bunga?Pada dasarnya, bunga adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksipinjaman uang (qardh) yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpamempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok pinjaman tersebut, berdasarkantempo waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada umumnya bersifatpersentase. Karakteristik bunga dimaksud telah memenuhi unsur dan kriteriariba, yakni riba nasi‟ah. Dengan demikian, praktik bunga termasuk salahsatubentuk riba, sehingga tidak dibolehkan dalam transaksi keuangan syariah.

7.

8.

9.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

2

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

10. Jelaskan bagaimana fungsi uang dalam Keuangan/Ekonomi Syariah? Dalam pandangan Keuangan/Ekonomi Syariah, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar (medium of exchange) dan satuan nilai (unit of account) dalam transaksi keuangan, yang bertujuan untuk memperlancar pertukaran dan menetapkan nilai yang wajar dari pertukaran tersebut. Uang tidak memiliki nilai dan hanya merefleksikan nilai, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai komoditi.11. Jelaskan bagaimana pandangan Keuangan/Ekonomi Syariah terhadap utang? Dalam pandangan Keuangan/Ekonomi Syariah, utang/pinjaman merupakan salah satu akad tabarru‟ (sosial/tolong menolong) dan bukan akad komersial. Dengan demikian, tidak dibolehkan untuk mengambil keuntungan komersial dari pemberian utang kepada pihak lain (misalnya, pinjaman dengan bunga atau obligasi konvensional).

12. Apakah yang dimaksud dengan sistem bagi hasil? Sistem bagi hasil (profit-loss sharing) adalah sistem pembagian hasil usaha (keuntungan maupun kerugian) yang dibagi berdasarkan rasio (nisbah) yang berbentuk persentase (A 50% : B 50%) dan disepakati bersama di awal akad. Sistem bagi hasil pada dasarnya mengacu pada akad kemitraan (partnership), yang diaplikasikan pada akad musyarakah, mudharabah, muzara‟ah, mugharasah, dan mukhabarah. Sistem bagi hasil terdiri dari dua jenis, yaitu:

Bagi untung (Profit Sharing), yaitu pembagian hasil yang dihitung daripendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. Dalam sistem syariahpola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembagakeuangan syariah;Bagi pendapatan (Revenue Sharing), yaitu pembagian hasil yang dihitung daritotal pendapatan pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapatdigunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.

13. Apakah yang dimaksud dengan margin? Margin adalah jumlah keuntungan yang diperoleh penjual dalam akad jual beli (murabahah, salam dan istishna’), yang merupakan tambahan yang diberikan pembeli atas cost of capital barang yang dijual beserta keuntungan yang diperoleh.

14. Apakah yang dimaksud dengan ujrah/fee? Ujrah/fee adalah imbalan yang diberikan oleh pengguna jasa sebagai bentuk pertukaran atas jasa/manfaat yang diberikan oleh pemberi jasa dalam akad ijarah (sewa menyewa). Ujrah atau imbalan yang diperjanjikan dapat bersifat tetap (fixed).Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

3

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

II. PASAR KEUANGAN SYARIAH

15. Bagaimana kondisi pasar keuangan syariah Internasional?Secara umum, pasar keuangan syariah internasional terus mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Sampai dengan triwulan III tahun 2009, nilaiaset industri perbankan syariah mencapai sekitar USD1 triliun, Islamic funds sekitarUSD70 miliar, dan premium Takaful global sekitar USD4,3 miliar. Kawasan GulfCooperation Council (GCC) masih mendominasi shariah compliant aset denganmarket share 42,9%. Kontributor terbesar kedua adalah Iran dengan market share35,6%. Di luar kawasan Timur Tengah, Asia memiliki market share sekitar 20%,dengan pemain utama Malaysia sebesar 10,5%. Sementara di Eropa, Inggris masihmenjadi leading player dengan share 2,5%. (Sumber: Bank Indonesia).

Saat ini jumlah lembaga keuangan syariah global telah mencapai sekitar 810perusahaan yang tersebar di 50 negara. Sekitar 450 lembaga keuangan syariahberoperasi di kawasan Timur Tengah, terutama UEA, Bahrain, Kuwait, Iran danSaudi Arabia. Di Eropa, sekitar 114 lembaga keuangan syariah menjadi pelaku dipasar keuangan syariah Eropa yang terkonsentrasi di Inggris. Sedangkan diAmerika Utara, jumlah lembaga keuangan syariah masih relatif sedikit, yaitusekitar 44 yang tersebar di AS dan Kanada (Sumber: Bank Indonesia).

Secara global, sampai dengan Juli 2010 total emisi sukuk internasional mencapaisekitar USD213 miliar. Berkembang secara pesat dari semula sekitar USD4 miliarpada tahun 2002 (Sumber: IFIS).16. Bagaimana perkembangan pasar keuangan syariah di dalam negeri?Seiring dengan perkembangan pasar keuangan syariah internasional, pasarkeuangan syariah di Indonesia juga tumbuh dan berkembang dengan pesat. Haltersebut terlihat dari peningkatan jumlah Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi10 buah pada akhir Juni 2010. Demikian pula dengan perkembangan aset dandana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah yang masing-masing mengalamipeningkatan dari sebesar Rp7,94 triliun dan Rp5,76 triliun pada tahun 2003,menjadi Rp75,205 triliun dan Rp58,078triliun per Juni 2010. (Sumber: BankIndonesia).Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana syariah juga mengalami peningkatan darisemula Rp1,77 triliun pada akhir tahun 2008, menjadi Rp4,63 triliun pada akhirDesember 2009 (Sumber: Bapepam-LK). Sedangkan jumlah perusahaan/unit usahaasuransi syariah (takaful) dan nilai asetnya meningkat dari masing-masing18 unitdengan total aset Rp519 miliar pada tahun 2004, menjadi 44 unit dengan totalaset Rp3,2 triliun pada Maret 2010 (Sumber: zonaekis.com/Republika).

Pesatnya perkembangan industri keuangan syariah juga diikuti oleh pesatnyaperkembangan instrumen keuangan dan pembiayaan syariah yaitu sukuk atau

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

4

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

yang lebih dahulu dikenal dengan obligasi syariah. Selama tujuh tahun terakhir,perkembangan penerbitan obligasi syariah domestik mengalami peningkatansignifikan dari sebanyak 6 penerbitan dengan total emisi Rp740 miliar pada tahun2003, menjadi 47 penerbitan dengan total emisi Rp7,715 triliun pada akhirJuli2010. Sementara total Sukuk Korporasi yang sudah dilunasi/jatuh tempo per31Juli 2010 berjumlah Rp1,694 triliun (Sumber: Bapepam-LK).

17. Sebutkan Lembaga-Lembaga Keuangan Internasional yang mendukung perkembangan pasar keuangan syariah! Lembaga keuangan internasional yang mendukung perkembangan pasar keuangan syariah, antara lain sebagai berikut:

The Islamic Financial Services Board (IFSB).IFSB merupakan lembaga internasional yang bertujuan merumuskan infrastrukturkeuangan Islam dan standar instrumen keuangan Islam. Lembaga ini didirikan diKuala Lumpur pada 3 November 2002 dan mulai beroperasi pada 10 Maret 2003.The International Islamic Financial Market ((IIFM).IIFM merupakan lembaga internasional yang bertujuan untuk mendukungpengembangan kerjasama internasional dalam rangka meningkatkanperdagangan produk keuangan Islam dan sekaligus menjadi pusat rujukaninternasional terkait dengan kesesuaian prinsip syariah atas produk-produkkeuangan syariah (shariah compliance). Lembaga ini didirikan oleh bank sentraldan otoritas moneter Bahrain, Brunei, Indonesia, Malaysia, Sudan and IslamicDevelopment Bank pada 13 November, 2001, dan head quartered in the Kingdomof Bahrain. Keanggotaan Indonesia diwakili oleh Bank Indonesia.

Islamic International Rating Agency (IIRA).IIRA merupakan lembaga rating khusus untuk instrumen keuangan Islam, didirikanpada tahun 2001 dan berkedudukan di Bahrain.The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions(AAOIFI).AAOIFI merupakan lembaga nirlaba internasional yang bertujuan menyusun danmenyiapkan standardisasi di bidang keuangan syariah, khususnya terkait denganteknik akuntansi, auditing, governance, ethics dan kesesuaian prinsip syariah atasproduk-produk keuangan syariah. AAOIFI didirikan pada 26 Februari 1990 diAljazair, dan terdaftar di Bahrain sejak 27 Maret 1991.

Liquidity Market Center (LMC)Lembaga yang didirikan oleh Central Bank of Bahrain (CBB) untuk mendukungperkembangan perdagangan di pasar sekunder. LMC bertugas untuk memberikankuotasi harga seluruh sukuk internasional yang telah diterbitkan baik olehkorporasi maupun sovereign.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

5

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Islamic Development Bank (IDB)IDB sangat aktif dalam memberikan pembiayaan syariah secara langsungterutama kepada negara-negara anggota, termasuk Indonesia. IDB yang didirikantahun 1975 atas rekomendasi Organisasi Konferensi Islam. Sampai dengan tahun2010 IDB telah beranggotakan 57 negara, dan sangat aktif mempromosikankonsep ekonomi syariah melalui seminar, workshop maupun konferensi.

18. Bagaimana perkembangan instrumen keuangan syariah saat ini? Dari segi struktur dan akad yang digunakan, instrumen keuangan syariah yang ada saat ini relatif terbatas. Namun sejalan dengan semakin besarnya permintaan dan kebutuhan dari investor, semakin banyak pula variasi struktur dan akad yang diperkenalkan oleh pelaku pasar. Instrumen keuangan syariah yang selama ini banyak digunakan antara lain dengan menggunakan struktur dan akad murabahah, salam, istishna’, musharaka, mudharabah, dan ijarah.19. Negara-negara apa saja yang telah menerbitkan sovereign sukuk (sukuk negara) sampai saat ini? Beberapa negara yang telah menerbitkan sovereign sukuk (sukuk negara) di antaranya adalah: Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Pakistan, Qatar, Bahrain, Saxony Anhalt (negara bagian Jerman), dan Uni Arab Emirates.

20. Apakah sudah ada negara lain yang memiliki undang-undang khusus sebagai basis hukum penerbitan sukuk? Hingga saat ini, selain Indonesia, belum ada satupun negara yang memiliki undang-undang yang khusus mengatur masalah Sukuk. Upaya yang dilakukan negara di Timur Tengah adalah melalui perundang-undangan perbankan dan keuangan Islam yang di dalamnya juga mencakup peraturan mengenai Sukuk.

Di Malaysia, Sukuk diterbitkan melalui The Malaysian Government Investment Actyang diterbitkan pada tahun 1983 atau sekarang dikenal sebagai The GovernmentFunding Act 1983 yang membolehkan pemerintah menerbitkan sertifikat tanpapembayaran bunga (non interest bearing certificate) yang dikenal dengan sebutanGovernment Investment Certificate (saat ini disebut Government InvestmentIssue).Selain itu, beberapa negara seperti United Kingdom (UK) dan Singapura, telahmelakukan amandemen terhadap peraturan perundang-undangan untukmengakomodir transaksi keuangan syariah, termasuk sukuk.

21. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pesatnya perkembangan instrumen keuangan syariah khususnya Sukuk? Adanya kebutuhan pendanaan yang bersifat spesifik dan memerlukan struktur sukuk yang baru;

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

6

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Semakin meningkatnya partisipasi investor konvensional di pasar keuangansyariah;Besarnya kebutuhan sektor perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnyauntuk portofolio investasi;Besarnya partisipasi aktif dari para pelaku pasar, ekonom, pakar syariah, danpara stake-holder keuangan syariah lainnya untuk menciptakan struktur baruyang sesuai dengan prinsip syariah.

22. Bagaimanakah potensi permintaan Sukuk Negara oleh investor domestik maupun luar negeri saat ini? Potensi permintaan terhadap Sukuk Negara oleh investor domestik dan luar negeri diperkirakan sangat tinggi, dengan mengacu pada kondisi antara lain:

tingginya peningkatan jumlah lembaga keuangan syariahmarket share produk syariah dibandingkan produk konvensional relatif masihsangat kecil;tingginya kecenderungan negara-negara yang berpenduduk minoritas muslimuntuk mengadopsi konsep keuangan syariahbanyaknya investor konvensional menggunakan instrumen keuangan berbasissyariah sebagai salah satu pilihan investasi.repatriasi dana-dana Timur Tengah dari pasar Amerika dan Eropa pascaperistiwa 9/11;masih terbatasnya instrumen keuangan syariah dibandingkan denganpermintaan; danterus meningkatnya peringkat kredit (credit rating) Indonesia.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

7

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

III. SUKUK

A. PAPARAN UMUM

23. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk? ُ Sukuk (ك� ْوك� ُص) adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak (plural) dari kata ‘Sakk’ ( َّ yang berarti dokumen ,( ك�atauص sertifikat. Pada abad pertengahan, sukuk lazim digunakan oleh para pedagang muslim sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari perdagangan dan aktivitas komersial lainnya (Ayub, 2005).

Berdasarkan Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization forIslamic Financial Institutions (AAOIFI) No. 17 tentang Investment Sukuk(Sukuk Investasi), Sukuk didefinisikan sebagai sertifikat bernilai sama yangmerupakan bukti atas bagian kepemilikan yang tak terbagi terhadap suatuaset, hak manfaat, dan jasa-jasa, atau atas kepemilikan suatu proyek ataukegiatan investasi tertentu.“Investment Sukuk are certificate of equal value representing undivided sharesin ownership of tangible assets, usufruct and services or (in the ownership of)the assets of particular projects or special investment activity”.

Berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan LembagaKeuangan (Bapepam – LK) Nomor KEP-181/BL/2009, Sukuk didefinisikansebagai Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilaisama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidakterbagi atas : 1. Kepemilikan aset berwujud tertentu; 2. Nilai manfaat dan jasa atas asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau 3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Sukuk (ObligasiSyariah) didefinisikan sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkanprinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi syariahyang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegangobligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali danaobligasi pada saat jatuh tempo.

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara,SBSN atau Sukuk Negara didefinisikan sebagai Surat Berharga Negara yangditerbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian (ص�ح ( ة�kepemilikan aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

8

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

24. Jelaskan karakteristik sukuk? Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain: merupakan bukti kepemilikan suatu aset, hak manfaat, jasa atau kegiatan investasi tertentu; pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan; terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir; memerlukan adanya underlying asset penerbitan; penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.

25. Jelaskan perbedaan antara sukuk dengan obligasi konvensional?

Sukuk

Prinsip Dasar Surat Berharga yang diterbitkan berdasarkanprinsip syariah, sebagai buktikepemilikan/penyertaan terhadap suatu asetyang menjadi dasar penerbitan sukukmemerlukan underlying asset sebagai dasarpenerbitan

memerlukan Fatwa/Opini Syariah untukmenjamin kesesuaian sukuk dengan prinsipsyariahtidak dapat digunakan untuk hal-hal yangbertentangan dengan prinsip syariah

berupa imbalan, bagi hasil, margin, capitalgain

Obligasi

Pernyataan utangtanpa syarat daripenerbit

tidak ada

tidak ada

UnderlyingAsset

Fatwa/ OpiniSyariah

PenggunaanDana

Return

bebas

bunga, capital gain

26. Jelaskan bagaimana suatu sukuk yang diterbitkan dapat dikatakan memenuhi prinsip syariah? Suatu sukuk yang diterbitkan dapat dikatakan memenuhi prinsip syariah apabila seluruh kegiatan penerbitan sukuk, termasuk akad/perjanjian penerbitannya, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, yaitu antara lain transaksi yang dilakukan oleh para pihak harus bersifat adil, halal, thayyib, dan maslahat.

Sukuk juga harus terbebas dari berbagai unsur larangan, antara lain riba, maysir,dan Gharar. Untuk itu, penerbitan Sukuk memerlukan adanya pernyataankesesuaian syariah (sharia compliance) dari ahli syariah yang diakui secara umumatau dari lembaga yang memiliki keahlian di bidang syariah, yang menyatakanbahwa sukuk yang diterbitkan telah memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

9

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

27. Apakah dana hasil penerbitan sukuk (proceeds) boleh digunakan untuk segala hal? Sesuai dengan prinsip syariah yang melandasinya, dana hasil penerbitan sukuk (proceeds) hanya dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Dengan demikian, dana tersebut tidak dapat digunakan untuk (sebagai contoh) membiayai pembangunan pabrik minuman keras, rokok, persenjataan dan sebagainya yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.28. Jelaskan kelebihan berinvestasi pada sukuk? merupakan instrumen investasi berbasis syariah, sehingga investor dapat berinvestasi dengan mengikuti dan melaksanakan prinsip syariah; memberikan imbalan (return) yang kompetitif; memberikan penghasilan yang stabil untuk para investor; dapat diperjual-belikan di pasar sekunder (khususnya untuk sukuk ijarah), sehingga berpotensi mendapatkan capital gain.29. Siapa saja yang dapat menjadi investor sukuk? Semua pihak, baik individu maupun lembaga/institusi, dapat berinvestasi pada sukuk, karena sukuk merupakan instrumen keuangan global sebagaimana halnya instrumen keuangan konvensional lain yang dapat dibeli oleh siapasaja, dan tidak dibatasi pada agama atau keyakinan tertentu.30. Mengapa investor konvensional juga berinvestasi dalam sukuk?. Pada umumnya, investor konvensional, baik individu maupun lembaga, berinvestasi dalam sukuk antara lain dikarenakan: untuk keperluan pengelolaan risiko investasi, yaitu dengan mendiversifikasi aset atau likuiditas yang dimiliki dalam berbagai bentuk instrumen alternatif; sukuk memberikan imbalan/kupon yang kompetitif dengan berbagai metode pemberian imbalan yang unik, seperti bagi hasil, margin, dan ujrah/fee; akad dan transaksi yang digunakan dalam penerbitan sukuk bersifat transparan, adil, dan pasti.31. Berapa lamakah jangka waktu (tenor) sukuk? Berdasarkan Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) nomor 17 tentang Sukuk Investasi, penerbitan sukuk boleh dilakukan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang mendasari penerbitannya. Selain itu, sukuk juga dapat diterbitkan tanpa ditentukanjangka waktunya, mengacu pada akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

10

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

32. Bagaimana sifat imbalan sukuk ? Imbalan (kupon) sukuk dapat bersifat tetap (fixed rate) atau mengambang (floating), sesuai dengan jenis akad dan struktur yang digunakan dalam penerbitan. Imbalan sukuk tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan dibayarkan secara periodik sesuai ketentuan dan persyaratan yang ada dalam penerbitan sukuk (terms and conditions).

33. Siapa saja pihak yang terlibat dalam penerbitan Sukuk? Pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk antara lain sebagai berikut: Obligor, yaitu pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran pokok serta imbal hasil Sukuk yang diterbitkan; Special Purpose Vehicle (SPV), yaitu badan hukum yang didirikan khusus untuk menerbitkan Sukuk; investor, yaitu pihak pemegang sukuk yang memiliki hak kepentingan atas underlying asset melalui SPV; Sharia Advisor,yaitu sebagai pihak yang memberikan fatwa atau pernyataan kesesuaian terhadap prinsip-prinsip syariah atas sukuk yang diterbitkan; Wali Amanat, yaitu pihak yang mewakilli kepentingan pemegang Sukuk sesuai dengan yang diperjanjikan.34. Bagaimana metode penerbitan sukuk? Penerbitan sukuk, sesuai dengan international best practice, dapat dilakukan dengan cara bookbuilding, lelang dan private placement. Penerbitan Sukuk pada umumnya dilakukan melalui (Special Purpose Vehicle) SPV sebagai penerbit, namun dapat pula dilakukan secara langsung oleh originator/obligor.35. Apa yang dimaksud dengan metode bookbuilding? Bookbuilding adalah salah satu metode penerbitan surat berharga, yaitu investor akan menyampaikan penawaran pembelian atas suatu surat berharga, biasanya berupa jumlah dan harga (yield) penawaran pembelian, dan dicatat dalam book order oleh investment bank yang bertindak sebagai bookrunner.36. Apakah yang dimaksud dengan metode lelang? Metode lelang adalah metode penerbitan dan penjualan surat berharga yang diikuti oleh peserta lelang dengan cara mengajukan penawaran pembelian kompetitif dan/atau penawaran pembelian nonkompetitif dalam suatu periode waktu penawaran yang telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya, melalui sistem yang disediakan oleh agen yang melaksanakan lelang.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

11

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

37. Apakah yang dimaksud dengan metode private placement? Private placement merupakan salah satu metode penerbitan surat berharga, dimana kegiatan penerbitan dan penjualan surat berharga dilakukan oleh pihak penerbit kepada pihak tertentu dengan ketentuan dan persyaratan (terms & conditions) yang disepakati bersama.

38. Hal-hal apa saja yang harus dipenuhi agar sukuk dapat diterima dandiminati oleh pasar baik domestik maupun internasional? Sukuk yang diterbitkan harus memenuhi semua ketentuan syariah, antara lain proses penerbitannya, penggunaan dana hasil penerbitannya, maupun yang terkait dengan underlying asset. Likuiditas(marketability of instrument), yaitu sukuk harus dapat dipindahtangankan dari satu pihak ke pihak lain (transferable) dan harus dapat diperjualbelikan (tradable). Tingkat imbalan yang kompetitif dibandingkan instrumen keuangan lainnya. Transparansi, berupa kejelasan dan kemudahan akses informasi bagi investor. Proses penerbitan mengikuti ketentuan yang umum berlaku dalam penerbitan sukuk di pasar keuangan internasional. Adanya dukungan infrastruktur legal dan kelembagaan yang memadai, termasuk dukungan pasar keuangan yang efisien

39. Apakah perdagangan sukuk di pasar sekunder dibolehkan berdasarkan prinsip syariah? Pada prinsipnya, sukuk adalah bukti kepemilikan investor atas aset/manfaat/jasa dan bukan merupakan surat utang. Sehingga berdasarkan prinsip syariah, perdagangan/jual beli sukuk di pasar sekunder dibolehkan karena pada dasarnya yang diperjualbelikan adalah aset/manfaat/jasa yang menjadi underlying asset sukuk, bukan jual beli hutang. Hal tersebut sesuai dengan pasal 5/2 Standar Syariah AAOIFI Nomor 17 tentang Sukuk Investasi, yang memperbolehkan perdagangan/jual beli sukuk.

Namun demikian, perdagangan sukuk tetap memperhatikan struktur dan jenisakad yang melandasi penerbitannya. Hal itu dikarenakan terdapat beberapajenis struktur sukuk yang tidak dapat diperdagangkan, misalnya sukuk denganstruktur Istishna‟, Salam, dan Murabahah. Ketentuan mengenai dibolehkannyaperdagangan suatu sukuk dapat diketahui dari terms and conditions yangtercantum pada memorandum informasi penerbitan sukuk.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

12

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

B. JENIS-JENIS SUKUK

40. Apa saja jenis-jenis sukuk? Mengacu pada Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), terdapat 14 jenis akad yang dapat digunakan dalam penerbitan sukuk, yaitu antara lain Sukuk Ijarah, Sukuk Murabahah, Sukuk Salam, Sukuk Istishna‟, Sukuk Mudharabah, Sukuk Musyarakah, Sukuk Wakalah, Sukuk Mugharasah, Sukuk Muzara‟ah, Sukuk Musaqah.41. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Ijarah? Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang atau jasa itu sendiri. Sukuk Ijarah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad Ijarah, dan dapat diklasifikasikan menjadi antara lain:

Sukuk kepemilikan aset berwujud yang disewakanYaitu sukuk yang diterbitkan oleh pemilik aset yang disewakan atau yangakan disewakan, dengan tujuan untuk menjual aset tersebut danmendapatkan dana dari hasil penjualan, sehingga pemegang sukuk menjadipemilik aset tersebutSukuk kepemilikan manfaatYaitu sukuk yang diterbitkan oleh pemilik aset atau pemilik manfaat aset,dengan tujuan untuk menyewakan aset/manfaat dari aset dan menerimauang sewa, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik manfaat dari aset.Sukuk kepemilikan jasaYaitu sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk menyediakan suatu jasatertentu melalui penyedia jasa (seperti jasa pendidikan pada universitas)dan mendapatkan fee atas penyediaan jasa tersebut, sehingga pemegangsukuk menjadi pemilik jasa.

42. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Salam? Salam adalah kontrak jual beli suatu barang yang jumlah dan kriterianya telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang disepakati bersama.

Sukuk Salam adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkandana untuk modal dalam akad Salam, sehingga barang yang akan disediakanmelalui akad Salam menjadi milik pemegang sukuk.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

13

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

43. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Istishna’? Istishna‟ adalah akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan antara parapihak dimana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.Sukuk Istishna‟ adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan

dana yang akan digunakan untuk memproduksi suatu barang, sehingga barangyang akan diproduksi tersebut menjadi milik pemegang sukuk.

44. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Musyarakah? Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

Sukuk Musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan memperolehdana untuk menjalankan proyek baru, mengembangkan proyek yang sudahberjalan, atau untuk membiayai kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkanakad musyarakah, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik proyek atau asetkegiatan usaha tersebut, sesuai dengan kontribusi dana yang diberikan. Sukukmusyarakah tersebut dapat dikelola dengan akad musyarakah (partisipasi),mudharabah atau agen investasi (wakalah).

45. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Mudharabah? Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian. Keuntungan dari hasil kerjasama tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian.

Sukuk Mudharabah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek ataukegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad mudharabah, dengan menunjuksalah satu partner atau pihak lain sebagai mudharib (pengelola usaha) dalammelakukan pengelolaan usaha tersebut.46. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Wakalah?

Wakalah adalah akad pelimpahan kuasa oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal tertentu. Sukuk Wakalah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad wakalah, dengan menunjuk Agen (wakil) tertentu untuk mengelola usaha atas nama pemegang sukuk.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

14

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

47. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Muzara’ah? Muzara‟ah adalah akad kerjasama di bidang pertanian, dimana pemilik lahan memberi hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (petani). Keuntungan yang diperoleh dari hasil lahan dibagi bersama sesuai kesepakatan.Sukuk Muzara‟ah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan

dana untuk membiayai kegiatan pertanian berdasarkan akad Muzara‟ah,sehingga pemegang sukuk berhak atas bagian dari hasil panen sesuai denganketentuan-ketentuan dalam perjanjian.

48. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Musaqah? Musaqah adalah akad kerjasama di bidang irigasi tanaman pertanian, dimana pemilik lahan memberikan hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (penggarap) untuk melakukan penyiraman (irigasi) dan pemeliharaan tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian dibagi bersama sesuai kesepakatan.Sukuk Musaqah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan menggunakan

dana hasil penerbitan sukuk untuk melakukan kegiatan irigasi atas tanamanberbuah, membayar biaya operasional dan perawatan tanaman tersebutberdasarkan akad musaqah, dengan demikian pemegang sukuk berhak atasbagian dari hasil panen sesuai kesepakatan.

49. Apakah sukuk dapat diterbitkan dengan kombinasi akad tertentu? Suatu sukuk dapat diterbitkan dengan menggunakan kombinasi dari dua atau lebih akad. Misalnya penerbitan sukuk Istishna‟-Ijarah, yang menggunakan kombinasi akad Istishna‟ dalam rangka membangun suatu proyek/bangunan, untuk kemudian disewakan dengan menggunakan akad Ijarah.

III. SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA / SUKUK NEGARAA. PAPARAN UMUM

50. Apakah yang dimaksud dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara? Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

15

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

51. Apakah dasar hukum penerbitan SBSN? Dasar hukum penerbitan SBSN adalah Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, yang disahkan pada tanggal 7 Mei 2008, yang mengatur tentang Sukuk yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. Peraturan lainnya yang mendukung pelaksanaan penerbitan SBSN diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).52. Siapakah yang berwenang menerbitkan SBSN menurut Undang-Undang? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk menerbitkan SBSN dan dilaksanakan oleh Menteri Keuangan.

53. Apakah Tujuan penerbitan SBSN? Tujuan penerbitan SBSN adalah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk membiayai pembangunan proyek (seperti proyek infrastruktur dalam sektor energi, telekomunikasi, perhubungan, pertanian, industri manufaktur, dan perumahan rakyat).

54. Jelaskan kenapa Pemerintah perlu menerbitkan SBSN? Sejalan dengan tujuan utama penerbitan SBSN yaitu untuk membiayai APBN, penerbitan SBSN oleh Pemerintah diperlukan antara lain untuk: memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara; mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di Indonesia; memperkuat dan meningkatkan peran sistem keuangan berbasis syariah di dalam negeri; menciptakan benchmark instrumen keuangan syariah baik di pasar keuangan syariah domestik maupun internasional; memperluas dan mendiversifikasi basis investor; mengembangkan alternatif instrumen investasi; membiayai pembangunan proyek infrastruktur; mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN).

55. Jelaskan perbedaan antara Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan Surat Utang Negara (SUN)?

SBSN/Sukuk Negara

Prinsip Dasar Surat Berharga yang diterbitkanberdasarkan prinsip syariah, sebagaibukti kepemilikan/ penyertaanterhadap Aset SBSN

Surat Utang Negara

Surat Berharga yangmerupakan suratpengakuan utang tanpasyarat dari penerbit

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

16

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

UnderlyingAssetFatwa/ OpiniSyariah

PenggunaanDana

Return

Dasar Hukum

memerlukan underlying asset sebagai Umumnya tidak adadasar penerbitanMemerlukan Fatwa/Opini SyariahTidak adauntuk menjamin kesesuaian sukukdengan prinsip syariahSumber pembiayaan APBN, termasuk Sumber pembiayaan APBNPembiayaan proyek pemerintah

imbalan, bagi hasil, margin, capitalgainUndang-Undang Nomor 19 tahun2008 tentang Surat Berharga SyariahNegara

Bunga, capital gain

Undang-Undang Nomor 24tahun 2001 tentang SuratUtang Negara

56. Jelaskan keuntungan berinvestasi dalam SBSN?Keuntungan yang diperoleh investor dari berinvestasi dalam SBSN atau SukukNegara, antara lain: merupakan investasi yang aman, karena pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah; berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah, serta aman dan terbebas dari hal-hal yang dilarang syariah, seperti riba, gharar, dan maysir, sehingga selain aman juga menentramkan; memberikan penghasilan berupa imbalan atau bagi hasil yang kompetitif, dibandingkan dengan instrumen keuangan lain; dapat diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar, sehingga investor berpotensi mendapatkan capital gain; turut berpartisipasi serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.Apakah bukti kepemilikan SBSN oleh investor?Pencatatan kepemilikan Surat Berharga Syariah Negara tidak dilakukan secarafisik, melainkan dilakukan secara elektronik (scripless). Kepemilikan SBSN olehinvestor tercatat di sub-registry yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia selakuagen penatausahan SBSN dalam rangka membantu pelaksanaanpenatausahaan tersebut.

57.

B. PERUSAHAAN PENERBIT SBSN ATAU SPECIAL PURPOSE VEHICLE (SPV)58. Apakah yang dimaksud dengan Special Purpose Vehicle (SPV)?

Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang dibentuk untukmemfasilitasi penerbitan sukuk. SPV pada dasarnya dapat dibentuk olehobligor atau pihak ketiga atau gabungan antara obligor dan pihak ketiga.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

17

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Dalam hal SPV dibentuk oleh obligor maka perlu ditunjuk co-trustee untukmenghindari terjadinya benturan kepentingan.SPV sering juga disebut sebagai paper atau one dollar company karena dalampraktiknya SPV tidak memiliki manajemen lengkap dan modalnya relatif sangatkecil sekedar memenuhi persyaratan pendirian SPV. Penerbitan sukuk di luarnegeri, umumnya menggunakan SPV dalam bentuk limited liability companyyang didirikan di negara-negara tax heaven countries.59. Apakah penggunaan SPV dalam mekanisme penerbitan Sukuk merupakanproduk atau konsep syariah?Special Purpose Vehicle (SPV) bukanlah merupakan produk atau konsep syariah,melainkan praktik umum dalam kegiatan transaksi di pasar keuangan. FungsiSPV hanya sebagai fasilitator dalam pelaksanaan transaksi yang dapat diadopsidalam transaksi keuangan berbasis syariah.Jelaskan bagaimana fungsi SPV dalam penerbitan Sukuk? sebagai penerbit sukuk. melakukan transaksi / perikatan dengan obligor untuk kepentingan investor; berfungsi sebagai trustee (principle trustee)/wali amanat untuk kepentingan investor; dapatmenunjuk pihak lain sebagai co-trustee untuk membantu melaksanakan tugas-tugas SPV sebagai trustee.Berapa lamakah masa operasional suatu SPV?SPV didirikan dengan tujuan khusus, maka kegiatan SPV hanya terbatas padahal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan akan berakhir apabilatujuan telah tercapai. Oleh karena itu, kegiatan SPV berakhir dengan sendirinyaapabila sukuk telah jatuh tempo.Apakah yang dimaksud dengan principle trustee dan co trustee?Principle trustee merupakan SPV dalam posisinya sebagai penerbit sekaligussebagai wali amanat untuk mewakili kepentingan pemegang Sukuk. Sementaraco-trustee adalah pihak lain dapat berupa lembaga keuangan bank dan nonbank yang ditunjuk untuk membantu melaksanakan sebagian tugas SPVsebagai principle trustee.Siapakah yang bertindak sebagai SPV dalam penerbitan SBSN?Yang bertindak sebagai SPV dalam penerbitan SBSN adalah PerusahaanPenerbit SBSN, yang merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkanketentuan Undang-Undang SBSN untuk melaksanakan kegiatan penerbitanSBSN. Ketentuan pendirian dan pengelolaan Perusahaan Penerbit SBSN diatur

60.

61.

62.

63.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

18

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 56 tahun 2008 tentang PerusahaanPenerbit SBSN.

64. Apakah dasar hukum pendirian Perusahaan Penerbit SBSN dalamkaitannya dengan penerbitan SBSN?Dasar hukum pendirian Perusahaan Penerbit SBSN adalah Undang-UndangNomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara dan PeraturanPemerintah Nomor 56 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat BerhargaSyariah Negara.

Jelaskan fungsi Perusahaan Penerbit SBSN dalam penerbitan SBSN?Sesuai dengan kewenangan yang diberikan, Perusahaan Penerbit SBSN memilikidua fungsi utama, yakni sebagai penerbit SBSN dan sebagai wali amanat:

65.

Dalam melaksanakan fungsi sebagai Penerbit SBSN, Perusahaan PenerbitSBSN menerbitkan SBSN berdasarkan penetapan Menteri Keuangan. Untukmenerbitkan SBSN, Perusahaan penerbit SBSN dibantu oleh satuan kerjaPemerintah dalam melakukan penyiapan dokumen transaksi aset SBSN,penyiapan memorandum informasi, penyiapan dokumen perjanjianperwaliamanatan, penyiapan terms and conditions SBSN, penyiapan laporanpelaksanaan penerbitan SBSN dan laporan tahunan, serta kegiatan lainyangterkait dengan penerbitan SBSN.Adapun Fungsi Perusahaan Penerbit SBSN sebagai Wali Amanat (trustee),antara lain: melakukan perikatan dengan pihak lain untuk kepentingan pemegang SBSN; mengawasi aset SBSN untuk kepentingan pemegang SBSN; dan mewakili kepentingan lain pemegang SBSN, terkait dengan perikatan dalam rangka penerbitan SBSN.Dalam melaksanakan fungsi wali amanat, Perusahaan Penerbit SBSNdibantu oleh satuan kerja Pemerintah dalam melakukan penatausahaan asetSBSN, pengawasan atas aset SBSN, dan kegiatan lain yang terkait denganpelaksanaan fungsi Perusahaan Penerbit SBSN sebagai wali amanat.

66. Apakah penerbitan SBSN dapat dilakukan tanpa melalui PerusahaanPenerbit SBSN?Berdasarkan Undang-Undang SBSN, penerbitan SBSN di dalam negeri dapatdilakukan dengan atau tanpa Perusahaan Penerbit SBSN (SPV). Dalam hal ini,beberapa negara lain telah menerbitkan sukuk secara langsung tanpa melaluiSPV, antara lain Malaysia dan Bahrain. Namun demikian, penerbitan SBSN di

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

19

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

pasar internasional dilakukan melalui Perusahaan Penerbit SBSN (SPV),sebagaimana international best practice yang berlaku.

67. Apakah Perusahaan Penerbit SBSN dapat didirikan di luar negeri?Berdasarkan ketentuan perundang-undangan Indonesia, pendirian PerusahaanPenerbit SBSN di luar negeri oleh Pemerintah secara hukum sulit untukdilakukan, karena sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 56tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN, pendirian Perusahaan PenerbitSBSN hanya dapat dilakukan di dalam negeri.Namun dalam hal diperlukan dan sesuai international best practice, SPV dapatdidirikan dan berbadan hukum luar negeri. Dalam hal ini, SPV melalui obligordapat menunjuk lembaga keuangan bank atau non bank di luar negeri untukmembantu pelaksanaan tugas SPV terkait dengan kegiatan perwaliamanatan(co-trustee).

C. UNDERLYING ASSET PENERBITAN SBSN68. Apakah yang dimaksud dengan underlying asset?

Underlying asset adalah aset yang dijadikan sebagai objek atau dasar transaksidalam kaitannya dengan penerbitan Sukuk. Aset yang dijadikan sebagaiunderlying dapat berupa barang berwujud maupun tidak berwujud, sepertitanah, bangunan, berbagai jenis proyek pembangunan, serta aset non fisiklainnya seperti jasa (services).Apakah yang dimaksud dengan hak manfaat?Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN, yangdimaksud dengan hak manfaat adalah hak untuk memiliki dan mendapatkanhak penuh atas pemanfaatan suatu aset tanpa perlu dilakukan pendaftaranataskepemilikan dan hak tersebut.

Apakah yang dimaksud dengan Aset SBSN?Aset SBSN adalah objek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik Negara(BMN) yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau bangunan maupunselain tanah dan/atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikandasar penerbitan SBSN.Apakah yang dimaksud dengan Barang Milik Negara (BMN)?Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnyayang sah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara.

69.

70.

71.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

20

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

72. Kenapa diperlukan adanya underlying asset dalam penerbitan SBSN?Penerbitan SBSN memerlukan adanya underlying asset karena pada dasarnyaSBSN merupakan surat berharga yang mencerminkan bagian kepemilikan atasaset/manfaat/jasa yang menjadi dasar penerbitan SBSN. Keberadaan underlyingasset berfungsi sebagai transaksi riil yang menjadi dasar penerbitan SBSN, danmerupakan salah satu aspek utama yang menjadi pembeda antara penerbitansurat utang dengan sukuk. Tanpa underlying asset, surat berharga yangditerbitkan akan memiliki sifat sebagai instrumen utang, karena tidak terdapattransaksi riil yang mendasari penerbitan sukuk tersebut.Aset apa saja yang dapat dijadikan underlying dalam penerbitan SBSN?Aset yang dapat dijadikan sebagai underlying asset SBSN adalah obyekpembiayaan SBSN dan Barang Milik Negara (BMN) yang memiliki nilaiekonomis berupa tanah dan/atau bangunan, dan selain tanah dan/ataubangunan. Untuk setiap kali penerbitan SBSN, Pemerintah menetapkanunderlying asset SBSN melalui Keputusan Menteri Keuangan tentang penetapanBarang Milik Negara (BMN) sebagai aset SBSN.

Apakah dimungkinkan terjadinya perpindahan kepemilikan aset SBSNkepada pihak lain?Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang SBSN, penjualan dan/ataupenyewaan Barang Milik Negara sebagai underlying asset hanyalah dalambentuk hak manfaat (beneficial title) dan tidak diikuti adanya kewajibanpenyerahan fisik serta pengalihan kepemilikan BMN dari Pemerintah kepadaSPV. Selain itu, dengan adanya ketentuan sebagaimana diatur dalam purchase& sale undertaking agreement maka terdapat jaminan bahwa aset tidak akanberpindah tangan kepada pihak lain.Bagaimana mekanisme pemindahtanganan Hak Manfaat Barang MilikNegara (BMN) sebagai underlying asset dalam penerbitan SBSN denganstruktur Ijarah Sale and Lease Back?Mekanisme pemindahtanganan Barang Milik Negara (BMN) sebagai underlyingasset SBSN dengan struktur Ijarah Sale and Lease Back adalah sebagai berikut:

73.

74.

75.

penjualan/penyewaan BMN tersebut hanya atas hak manfaat (benefecialtitle) BMN, tidak disertai dengan pemindahan hak kepemilikan (legal title);pemerintah akan menyewa kembali BMN tersebut, tidak terjadi pengalihanfisik BMN sehingga tidak mengurangi kewenangan Pemerintah dalammenggunakan BMN tersebut;tidak terdapat permasalahan dari sisi akuntansi mengingat kepemilikanBMN tidak berpindah sehingga tetap tercantum dalam neraca atau onbalance sheet;Tanya Jawab Surat Berharga Syariah

Negara / Sukuk Negara21

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

PadasaatSBSNjatuhtempo,Pemerintahwajibmembelikembali/membatalkan sewa atas asset SBSN dan SPV wajib menjual asetSBSN kepada Pemerintah sebesar nilai nominal SBSN.

76. Bagaimana cara menentukan nilai Barang Milik Negara (BMN) yang akandijadikan sebagai underlying asset penerbitan SBSN?Proses penentuan nilai Barang Milik Negara (BMN) yang akan dijadikan sebagaiunderlying asset penerbitan SBSN dapat dilakukan oleh internal appraiser atauindependent appraiser yang ditunjuk oleh Pemerintah, dengan menggunakanmetode penilaian yang berlaku umum.Siapa yang bertanggung jawab melakukan perawatan atas Aset SBSNselama jangka waktu SBSN?Berdasarkan perjanjian pengelolaan aset (servicing agency agreement),Pemerintah sebagai pihak yang menyewa dan menggunakan aset SBSN, adalahpihak yang wajib memelihara Aset SBSN sampai dengan SBSN jatuh tempo.

77.

D. PENERBITAN SBSN

78. Jelaskan bagaimana tahap-tahap penerbitan SBSN? Penerbitan SBSN dilakukan melalui proses sebagai berikut: identifikasi Barang Milik Negara atau proyek yang akan dijadikan sebagai underlying; perumusan struktur SBSN yang meliputi jenis akad, tenor, volume, denominasi, metode penerbitan; penyusunan dokumen syariah dan pasar modal; permintaan pernyataan kesesuaian syariah atas akad SBSN; pelaksanaanpenerbitan/penjualan, baik dengan metode lelang, bookbuilding, maupun teknik lainnya; dan setelmen SBSN.

79. Pihak mana saja yang berperan dalam penerbitan SBSN? Menteri Keuangan atas nama Pemerintah, yaitu pihak yang memiliki underlying asset dan bertanggungjawab atas pembayaran pokok serta imbal hasil sukuk yang diterbitkan; Perusahaan Penerbit SBSN yang berperan sebagai SPV, yaitu badan hukum yang didirikan khusus untuk menerbitkan sukuk; Bank Indonesia yaitu pihak yang berperan sebagai Agen Pembayar yang bertanggung jawab atas penerimaan dana hasil penerbitan sukuk, pembayaran imbalan dan pokok sukuk saat jatuh tempo, serta sebagai Agen

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

22

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Penatausahaan dengan melakukan pencatatan kepemilikan, kliring dansetelmen.Dewan Syariah Nasional sebagai Sharia Advisor, yaitu pihak yangmemberikan fatwa atau pernyataan kesesuaian terhadap prinsip-prinsipsyariah atas sukuk yang diterbitkan.Investor, yaitu pihak pemegang sukuk yang memiliki kepentingan atasunderlying asset melalui Perusahaan Penerbit SBSN.

80. Apakah penerbitan SBSN memerlukan persetujuan dari DPR? Penerbitan SBSN atau Sukuk Negara memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena SBSN merupakan bagian dari Surat Berharga Negara yang bertujuan untuk memenuhi pembiayaan APBN. Melalui pengesahan APBN, DPR memberikan persetujuan atas SBSN sebagai bagian dari nilai bersih maksimal Surat Berharga Negara yang akan diterbitkan oleh Pemerintah dalam satu tahun anggaran.81. Jelaskan peranan Bank Indonesia dalam penerbitan SBSN? Peranan Bank Indonesia dalam penerbitan SBSN adalah sebagai: agen penata usaha untuk SBSN yang diterbitkan di pasar perdana dalam negeri, yang mencakup antara lain kegiatan pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen; agen pembayar untuk SBSN yang diterbitkan di pasar perdana dalam negeri, yang meliputi kegiatan menerima dan membayarkan hasil penerbitan SBSN kepada Pemerintah, menerima imbalan SBSN dan membayarkannya kepada pemegang SBSN; dapat menjadi agen lelang SBSN

82. Apakah yang dimaksud dengan penerbitan SBSN secara langsung dan tidak langsung oleh Pemerintah? Sesuai dengan Pasal 6 Undang-Undang No 19 tahun 2008 tentang SBSN, yang dimaksud dengan penerbitan SBSN secara langsung oleh pemerintah adalah penerbitan yang dilakukan tanpa melalui Perusahaan Penerbit SBSN. Adapun penerbitan SBSN secara tidak langsung adalah penerbitan yang dilakukan melalui Perusahaan Penerbit SBSN. Penerbitan SBSN domestik dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh Pemerintah. Sedangkan untuk penerbitan SBSN internasional dilakukan melalui Perusahaan Penerbit SBSN.83. Apakah yang dimaksud dengan penerbitan SBSN dengan cara

bookbuilding?Penerbitan SBSN dengan cara bookbuilding menurut Peraturan MenteriKeuangan (PMK) Nomor 118 tahun 2008 tentang Penerbitan dan Penjualan

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

23

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Surat Berharga Syariah Negara dengan cara bookbuilding di Pasar PerdanaDalam Negeri, adalah kegiatan penjualan SBSN kepada Pihak melalui AgenPenjual, dimana Agen Penjual mengumpulkan Pemesanan Pembelian dalamperiode penawaran yang telah ditentukan.Berikut beberapa istilah dalam penerbitan SBSN dengan cara bookbuilding:Agen PenjualAdalah Perusahaan Efek yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal PengelolaanUtang atas nama Menteri Keuangan guna melaksanakan penjualan SBSNdengan cara bookbuilding.

Pasar PerdanaAdalah kegiatan penawaran dan penjualan SBSN untuk pertama kalinya.Pemesanan PembelianAdalah pengajuan pemesanan pembelian SBSN oleh investor kepada AgenPenjual dalam suatu periode waktu penawaran yang telah ditentukan dandiumumkan sebelumnya.

84. Apakah yang dimaksud dengan Penerbitan SBSN dengan cara lelang?Penerbitan SBSN dengan cara lelang adalah penjualan SBSN dengan caramengajukan Penawaran Pembelian Kompetitif dan / atau Penawaran PembelianNonkompetitif dalam suatu periode waktu penawaran yang telah ditentukandan diumumkan sebelumnya, melalui sistem yang disediakan agen yangmelaksanakan Lelang SBSN. Lelang SBSN hanya diikuti oleh Peserta Lelang,Bank Indonesia, dan/atau LPS, untuk Lelang SBSN Jangka Pendek. SedangkanLelang SBSN Jangka Panjang hanya dapat diikuti oleh Peserta Lelang dan/atauLPS. Pengaturan mekanisme lelang SBSN tercantum dalam PMK No. 11 tahun2009 tentang Penerbitan dan Penjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeridengan Cara lelang.

Berikut beberapa istilah dalam penerbitan dengan cara lelang:Peserta LelangPeserta Lelang adalah Bank, Perusahaan Efek, dan anggota Dealer Utamasebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Penerbitandan penjualan SBSN di pasar perdana dalam negeri dengan cara lelang. HinggaJuni 2010, terdapat 16 Peserta Lelang SBSN yang terdiri dari 12 Bank dan 4Perusahaan Efek, yaitu : PT. Bank Permata, Tbk; PT. Bank Panin, Tbk; TheHongkong and Shanghai Corporation , Ltd; PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk; PT. Bank OCBC NISP, Tbk; Standard Chartered Bank; PT. Bank CIMB Niaga,Tbk; PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk; PT.BPD Jawa Barat dan Banten; PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; Citibank

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

24

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

N.A; PT. Danareksa Sekuritas; PT. Trimegah Securities, Tbk; PT. BahanaSecurities; dan PT. Mandiri Sekuritas.

Penawaran Pembelian KompetitifAdalah penawaran pembelian yang mencantumkan volume dan tingkat imbalanyang diinginkan penawaran dalam hal lelang SBSN dengan imbalan tetap (fixedcoupon), dan mencantumkan volume dan harga yang diinginkan penawarandalam hal lelang SBSN dengan imbalan mengambang (floating rate).Penawaran Pembelian Non KompetitifAdalah pengajuan penawaran pembelian dengan mencantumkan volume tanpatingkat imbal hasil yang diinginkan dalam hal Lelang SBSN dengan pembayaranImbalan tetap atau pembayaran imbalan secara diskonto; atau mencantumkanvolume tanpa harga yang diinginkan penawar dalam hal Lelang SBSN denganpembayaran imbalan mengambang.Harga Beragam (multiple price)yaitu harga yang dibayarkan oleh masing-masing pemenang lelang SBSN sesuaidengan harga penawaran yang diajukan.Harga Seragam (uniform price)Yaitu tingkat harga yang sama yang dibayarkan oleh seluruh pemenang lelangSBSN.

85. Apakah yang dimaksud dengan penerbitan SBSN dengan cara privateplacement?Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 75 tahun 2009 tentang Penerbitan danPenjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeri dengan cara PenempatanLangsung (Private Placement), yang dimaksud dengan Private Placement adalahkegiatan penerbitan dan penjualan SBSN yang dilakukan oleh Pemerintahkepada Pihak, dengan ketentuan dan persyaratan (terms & conditions) SBSNsesuai kesepakatan. SBSN yang telah diterbitkan dengan cara ini adalah SBSNseri Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI).Apakah penerbitan SBSN harus membutuhkan Fatwa dan/atau pernyataankesesuaian syariah (sharia compliant endorsement)?Penerbitan SBSN harus terlebih dahulu mendapatkan Fatwa dan/ataupernyataan kesesuaian dengan prinsip syariah (sharia compliant endorsement),untuk menjamin bahwa bahwa SBSN yang akan diterbitkan telah sesuai denganprinsip syariah. Fatwa dan Pernyataan kesesuaian dengan prinsip syariahterkaitpenerbitan SBSN diperoleh dari Dewan Syariah Nasional – Majelis UlamaIndonesia (DSN-MUI).

86.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

25

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

87. Apakah SBSN dapat dibeli kembali oleh penerbit (buyback) sebelum jatuhtempoPada prinsipnya, SBSN dapat dibeli kembali (buyback) oleh Pemerintah selakupenerbit sebelum jatuh tempo SBSN, dalam hal ketentuan mengenai pembeliankembali tersebut diatur dalam perjanjian penerbitan SBSN.Apakah SBSN dapat diterbitkan dengan disertai opsi pelunasan sebelumjatuh tempo (call-option)?Pada prinsipnya, sukuk lebih disukai apabila diterbitkan dengan tidak disertaiopsi pelunasan sebelum jatuh tempo. Meskipun demikian, sepanjangdiperjanjikan, penerbitan SBSN dengan disertai opsi pelunasan sebelum jatuhtempo (call-option) dapat dilakukan.

88.

89. Berapa lamakah jangka waktu (tenor) SBSN? Berdasarkan jangka waktunya, terdapat dua jenis Surat Berharga Syariah Negara, yakni SBSN jangka pendek dan SBSN jangka panjang. SBSN jangka pendek adalah SBSN yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan. Adapun SBSN jangka panjang adalah SBSN yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan.

90. Apakah manfaat dilakukannya penerbitan SBSN jangka pendek (IslamicTreasury Bills)?Manfaat penerbitan SBSN jangka pendek adalah untuk mengembangkan pasarkeuangan syariah dalam negeri dan untuk menutupi kekurangan kas jangkapendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluarandari Rekening Kas Negara dalam satu tahun anggaran (cash mismatch). Adapundari perspektif bank, khususnya bank syariah, SBSN Jangka Pendek bisa menjadialternatif instrumen dalam pengelolaan likuiditasnya.Posisi Outstanding SBSNHingga akhir Juni 2010, posisi outstanding SBSN mencapai sebesar Rp 38,3triliun, yang terdiri dari SBSN seri Islamic Fixed Rate (IFR), Sukuk Negara Ritel(SR), Sukuk Negara dalam denominasi Valas (SNI) dan Sukuk Dana HajiIndonesia (SDHI).Informasi selengkapnya mengenai posisi outstanding SBSN dapat diperolehdiwebsite Kementerian Keuangan www.depkeu.go.id dan website DirektoratJenderal Pengelolaan Utang www.dmo.or.id

91.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

26

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

E. DOKUMEN PENERBITAN SBSN

92. Dokumen apa saja yang diperlukan dalam proses penerbitan SBSN?Dokumen yang diperlukan dalam penerbitan SBSN terdiri dari 3 jenis, yaitudokumen transaksi/hukum, dokumen syariah dan dokumen pasar modal. Dokumen transaksi/hukum, antara lain: Perjanjian Jual Beli Aset dan

Perjanjian Sewa Aset (dalam hal SBSN diterbitkan dengan akad Ijarah Saleand Lease Back); Pernyataan untuk Menjual Aset (Sale Undertaking);Pernyataan untuk Membeli Aset (Purchase Undertaking); PerjanjianPengelolaan Aset (Servicing Agency Agreement).Dokumen syariah, antara lain Fatwa dan Pernyataan Kesesuaian Syariah.Dokumen pasar modal, antara lain: Memorandum Informasi (OfferingMemorandum); Perjanjian Perwaliamanatan (Declaration of Trust);Perjanjian Keagenan (Agency Agreement); Perjanjian Pembebanan Biaya(Cost Undertaking).

Penggunaan dokumen tersebut sangat tergantung pada jenis akad danmekanisme penerbitan SBSN yang digunakan.

93. Dokumen apa saja yang digunakan dalam Penerbitan SBSN dengan AkadIjarah Al Khadamat?

Dokumen yang digunakan dalam penerbitan SBSN dengan Akad Ijarah Al-Khadamat, antara lain: Perjanjian Penyediaan Jasa Layanan Haji, yang terdiri dari Akad Wakalah dan Akad Ijarah Al-Khadamat; Fatwa atau Pernyataan Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.94. Apakah yang dimaksud dengan Fatwa?Fatwa adalah suatu ketetapan hukum yang dikeluarkan oleh pihak yangmemiliki keahlian di bidang syariah. Di Indonesia, pihak yang berwenangmengeluarkan Fatwa adalah Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia(DSN-MUI).Sebutkan Fatwa-Fatwa yang terkait dengan SBSN?Hingga Juli 2010, telah terdapat 5 (lima) Fatwa yang dikeluarkan oleh DewanSyariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang terkait denganSurat Berharga Syariah Negara, yaitu:

95.

Fatwa DSN-MUI Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat BerhargaSyariah Negara;

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

27

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Fatwa DSN-MUI Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode PenerbitanSurat Berharga Syariah Negara;Fatwa DSN-MUI Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back;Fatwa DSN-MUI Nomor 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat BerhargaSyariah Negara Ijarah Sale and Lease Back.Fatwa DSN-MUI Nomor 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset ToBe Leased (Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟ajjarah).

Keterangan selengkapnya mengenai Fatwa tersebut dapat diperoleh di websiteMajelis Ulama Indonesia www.mui-online.org dan website Direktorat JenderalPengelolaan Utang www.dmo.or.id96. Apakah yang dimaksud dengan Pernyataan Kesesuaian Syariah/OpiniSyariah?Pernyataan Kesesuaian Syariah/Opini Syariah adalah pernyataan kesesuaiansyariah yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki kewenangan dan keahlian dibidang syariah, yang menyatakan bahwa sukuk yang diterbitkan tidakbertentangan dengan prinsip syariah.Apakah yang dimaksud dengan Memorandum Informasi?Memorandum Informasi adalah informasi tertulis mengenai penawaran SBSNkepada investor. Memorandum Informasi sekurang-kurangnya memuat hal-halsebagai berikut:tata cara pemesanan pembelianjenis akadtanggal jatuh tempo, tanggal penjatahan dan setelmenmetode penetapan harga SBSNperiode penjualanobyek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik Negara yang akan dijadikan sebagai Aset SBSN; danpokok-pokok ketentuan dan syarat (terms and conditions)

97.

F. IMBALAN SBSN98. Bagaimanakah cara penentuan imbalan SBSN ?

Berdasarkan international best practice, penentuan imbalan SBSN dalam matauang asing ditentukan dengan menggunakan benchmark pada tingkat bungainternasional, misalnya Libor atau US Treasury ditambah dengan margin.Sementara untuk penentuan imbalan SBSN di pasar dalam negeri, dapatmenggunakan benchmark dalam negeri, misalnya dengan mempertimbangkansuku bunga Bank Indonesia, suku bunga deposito atau yield Obligasi Negaradengan tenor yang setara.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

28

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

99. Apakah penetapan imbalan SBSN sebelum penerbitan dibolehkanberdasarkan prinsip syariah?Penentuan imbalan SBSN sebelum penerbitan adalah dibolehkan dan tidakbertentangan dengan prinsip syariah, apabila penerimaan dari aset SBSN yangdigunakan bersifat tetap (fixed), sesuai dengan akad yang digunakan. Adapunakad yang memberikan imbalan bersifat tetap antara lain akad Ijarah (sewa),Murabahah (jual beli) dan Istishna’.Penentuan imbalan SBSN yang bersifat tetap tersebut dapat dianalogikandengan dibolehkannya penentuan tarif sewa rumah yang bersifat tetap sebelumditempati oleh penyewa. Adapun jika penerimaan dari underlying asset yangdigunakan tidak tetap, seperti menggunakan saham sebagai underlying assetdimana deviden yang dihasilkan nilainya tidak tetap/sama setiap tahunnya,maka imbalan tidak bisa ditentukan sebelum penerbitan.

100. Apakah pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN dijamin oleh pemerintah? Pembayaran imbalan dan nilai nominal SBSN pada saat jatuh tempo dijamin secara penuh oleh Pemerintah, sebagaimana diatur dalam dalam Undang- Undang nomor 19 tahun 2008. Dana untuk pembayaran imbalan dan nilai nominal tersebut dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun anggaran, yang ditetapkan melalui Undang-Undang APBN.101. Berapa persenkah pajak yang dikenakan terhadap imbalan SBSN? Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2009 tentang PPh kegiatan Usaha Berbasis Syariah, ketentuan perpajakan terhadap SBSN sama dengan (mutatis mutandis) perlakuan pajak terhadap Surat Utang Negara (SUN). Dengan demikian, pajak yang dikenakan terhadap imbalan SBSN jangka panjang adalah Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 15% yang bersifat final, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2009 tentang PPh Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi. Sedangkan pajak yang dikenakan terhadap imbalan SBSN jangka pendek adalah Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 20% yang bersifat final.G. PASAR SEKUNDER SBSN

102. Apakah SBSN dapat diperdagangkan di pasar sekunder? Pada prinsipnya, perdagangan/jual beli SBSN di pasar sekunder dapat dilakukan dengan memperhatikan struktur dan jenis akad yang melandasi penerbitannya. Adapun jenis SBSN yang dapat diperdagangkan, misalnya SBSN dengan

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

29

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

struktur Ijarah, dan terdapat pula yang tidak dapat diperdagangkan, misalnyastruktur Istishna‟, Salam dan Murabahah.Ketentuan mengenai dibolehkannya perdagangan suatu seri SBSN dapatdiketahui dari ketentuan dan persyaratan (terms and condition) yang tercantumdalam memorandum informasi penerbitan SBSN.

103. Dimana investor dapat membeli atau menjual SBSN di pasar sekunder? Investor dapat membeli atau menjual SBSN di pasar sekunder melalui mekanisme bursa atau di luar bursa (over the counter). Perdagangan SBSN melalui mekanisme bursa dilakukan melalui Perusahaan Efek. Sedangkan perdagangan SBSN di luar bursa dapat melalui Perusahaan Efek atau Bank Umum.

104. Apakah yang dimaksud dengan capital gain? Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual surat berharga di pasar sekunder. Sebagai contoh, A membeli surat berharga dengan harga Rp5.000.000, kemudian menjualnya dengan harga Rp5.500.000. Dengan demikian, A telah mendapatkan capital gain sebesar Rp500.000 dari hasil penjualan surat berharga.105. Berapa persenkah pajak yang dikenakan atas capital gain SBSN? Pajak yang dikenakan terhadap capital gain SBSN adalah Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 15% yang bersifat final, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2009 tentang PPh Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi dan PP Nomor 25 Tahun 2009 tentang PPh kegiatan Usaha Berbasis Syariah. Ketentuan perpajakan terhadap SBSN sama dengan (mutatis mutandis) perlakuan pajak terhadap Surat Utang Negara (SUN).

H. SERI SBSN

106. Apakah yang dimaksud dengan SBSN seri IFR Islamic Fixed Rate (IFR) adalah seri SBSN yang diterbitkan Pemerintah di pasar perdana dalam negeri yang ditujukan bagi investor dengan nominal pembelian yang cukup besar. Seri ini telah diterbitkan sejak tahun 2008, dengan cara bookbuilding dan dengan cara lelang sejak tahun 2009. IFR bersifat tradable (dapat diperdagangkan) dengan tingkat imbal hasil tetap.107. Apakah yang dimaksud dengan SBSN seri SR? Sukuk Ritel (SR) adalah seri SBSN yang diterbitkan Pemerintah dengan cara bookbuilding di pasar perdana dalam negeri yang ditujukan bagi investor

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

30

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia. Seri ini mulaiditerbitkan pada tahun 2009, bersifat tradable dengan imbal hasil tetap.

108. Apakah yang dimaksud dengan SBSN seri SNI? Sukuk Negara Indonesia (SNI) adalah seri SBSN yang diterbitkan Pemerintah dalam denominasi valuta asing (US dollar) dengan cara bookbuilding. Seri ini mulai diterbitkan pada tahun 2009, bersifat tradable dengan imbal hasiltetap.109. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)? Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) adalah SBSN yang diterbitkan berdasarkan penempatan Dana Haji dan Dana Abadi Umat dalam SBSN oleh Departemen Agama dengan cara private placement. Penerbitan ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Keuangan dan Menteri Agama pada bulan April 2009. Penerbitan SDHI menggunakan akad Ijarah Al- Khadamat dan bersifat non-tradable.

I. SKEMA PENERBITAN SBSN

110. Apa saja jenis-jenis SBSN berdasarkan Undang-Undang SBSN?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008, SBSN yang diterbitkandapat berupa:a. SBSN Ijarah, yang diterbitkan berdasarkan akad Ijarah yaitu akad yang satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan periode sewa yang disepakati;b. SBSN Mudarabah, yang diterbitkan berdasarkan akad Mudarabah yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh pihak penyedia tenaga dan keahlian.c. SBSN Musyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad Musyarakah yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.d. SBSN Istishna, yang diterbitkan berdasarkan akad Istishna’ yaitu akad jual beli asset berupa objek pembiayaan antara para pihak dimana spesifikasi,

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

31

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga asset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.e. SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; danf. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih akad.

111. Ijarah - sale and lease back Ijarah Sale and Lease Back adalah jual beli suatu aset yang kemudian pembeli menyewakan aset tersebut kepada penjual. Akad yang digunakan adalah akad bai‟ (jual beli) dan akad ijarah (sewa) yang dilaksanakan secara terpisah. Penjualan aset pada dasarnya hanyalah penjualan hak manfaatnya (beneficial title) tanpa disertai dengan penyerahan fisik dan pemindahan hak kepemilikan (legal title).112. Skema Penerbitan SBSN Ijarah - Sale and Leaseback Struktur ini digunakan dalam penerbitan SBSN seri Islamic Fixed Rate (IFR), Sukuk Ritel (SR), dan Sukuk Negara Indonesia (SNI). Berikut struktur SBSN Ijarah sale and lease back:

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

32

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

113. Ijarah Al-Khadamat Ijarah Al-Khadamat adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk menyediakan suatu jasa tertentu dan mendapatkan fee atas penyediaan jasa dimaksud, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik jasa dan berhak mendapatkan fee atas penyediaan jasa tersebut.

114. Skema Penerbitan SBSN Ijarah al-Khadamat Struktur ini digunakan dalam SBSN seri Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI), yang diterbitkan dalam rangka penempatan Dana Haji dan Dana Abadi Umat ke dalam SBSN. Underlying transaction yang digunakan dalam penerbitan SDHI adalah jasa layanan haji. Berikut struktur SBSN Ijarah al-Khadamat:

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

33

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

V. ISTILAH-ISTILAH DALAM KEUANGAN SYARIAH

1. Akad : Perjanjian atau kontrak yang memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara dua belah pihak yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak, sesuai prinsip syariah.: Pihak yang disewa tenaganya dalam akad ijarah: Salah satu pihak dalam akad kafalah (pemberian jaminan atau garansi) yang pada dasarnya mempunyai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan kepada seseorang atau pihak tertentu, namun kemudian kewajibannya itu ditanggung oleh pihak lain (makfuul 'anhu).

: Pinjaman, yaitu akad pemberian manfaat suatu barang kepada pihak lain tanpa disertai dengan imbalan. Akad ini termasuk jenis akad tabarru‟ (tolong menolong).: Prinsip suka sama suka dalam transaksi, yang merupakan salah satu prinsip yang harus mendasari seluruh bentuk akad.: Transaksi jual beli barang antara penjual dan pembeli.: Pihak yang menjual suatu barang dalam akad jual beli.: Sistem bagi hasil (profit-loss sharing) adalah sistem pembagian hasil usaha (keuntungan maupun kerugian) yang dibagi berdasarkan rasio/nisbah yang berbentuk persentase (A 50% : B 50%) dan disepakati bersama di awal akad. Sistem bagi hasil pada dasarnya mengacu pada akad kemitraan (partnership) pada akad musyarakah, mudharabah, muzara‟ah, mugharasah, mukhabarah. Sistem bagi hasil terdiri dari dua jenis, yaitu bagi untung (Profit Sharing), dan bagi pendapatan (Revenue Sharing).: Sistem pembagian hasil usaha yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. Dalam sistem syariah, pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.

2.

3.

Ajir

Ashiil

4. „Ariyah

5. „An Taradhin

6.

7.

8.

Bai‟

Ba`i‟

Bagi hasil

9. Bagi Untung(Profit Sharing)

10. Bagi Pendapatan : Sistem pembagian hasil usaha yang dihitung dari total

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

34

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

(RevenueSharing)

pendapatan pengelolaan dana, dan belum dikurangi biayapengelolaan dana. Sistem ini dapat digunakan untukkeperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.

: Transaksi jual beli dimana satu pihak (pihak 1) menjual suatu barang kepada pihak lain (pihak 2) dengan cara cicilan, lalu barang tersebut dijual kembali oleh pihak 2 kepada pihak 1 secara tunai dengan harga yang lebih rendah. Misalnya pihak 2 meminta pinjaman dari pihak 1. Pihak 1 tidak membebankan bunga dari pinjaman tersebut, namun menyiasatinya dengan cara menjual suatu barang kepada pihak 2 seharga Rp 1000 secara cicilan, kemudian pihak 2 menjual kembali barang tersebut kepada pihak 1 seharga Rp 800 secara tunai.

: Menjual sesuatu yang obyeknya tidak dimiliki oleh penjual. Contohnya adalah short selling dalam jual beli saham. jual beli semacam ini dilarang dalam Islam.: Transaksi/akad jual beli yang dilakukan tanpa disertai dengan ucapan ijab dan qabul secara lisan. Jual beli seperti inilazim dilakukan di mal, swalayan atau supermarket.: Transaksi jual-beli barang dimana penjual barang melakukan penjualan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar atau dengan harga potongan (at discount).: Transaksi jual beli dengan cara tender, dimana pembeli mengumumkan kepada para penjual atau kontraktor agar bersaing untuk mengajukan penawaran dengan harga yang lebih murah. Jual beli ini adalah kebalikan dari jual beli lelang.

: Transaksi/akad jual beli biasa yang dilakukan dengan tawar menawar antara penjual dan pembeli, dimana penjual tidak memberitahukan harga pokok barang beserta keuntungan yang diperoleh.

: Transaksi jual beli secara lelang. Yaitu suatu jenis jualbeli di mana penjual menawarkan barang pada beberapa orang calon pembeli, kemudian para calon pembeli menawarkan harga yang lebih tinggi sampai pada batas harga tertinggi yang dimenangkan oleh salah satu calon pembeli, lalu

11. Bai‟ al-‟Inah

12. Bai‟ al-Ma‟dum

13. Bai‟ al- Mu‟athoh

14. Bai‟ al- Muwadha‟ah

15. Bai‟ al- Munaqashah

16. Bai‟ al- Musawamah

17. Bai‟ al- Muzayadah

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

35

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

terjadilah akad transaksi jual beli.

18. Bai‟ as-Salam : Transaksi/akad jual beli suatu barang yang jumlah dan kriterianya telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang disepakati bersama.

: Transaksi jual beli yang pembayarannya dilakukan dengan cara cicilan/kredit.

: Akad jual beli dengan syarat barang yang dijual tersebut dapat dibeli kembali oleh penjual, atau disebut sale and buy back agreement.: Transaksi jual-beli barang melalui pembayaran dengan sistem cicilan atau angsuran (kredit), dengan lama angsuran atau tenor sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi.

: Transaksi jual beli barang yang pembayarannya dilakukan dengan cara tangguh atau dilakukan secara kredit.

: Transaksi jual beli barang dimana penjual barang melakukan penjualan dengan harga yang sama dengan harga pokok barang.: Kartu kredit (credit card)

: Kartu debit (debt card)

: Hutang atau piutang.

: Sesuatu yang mengandung unsur kesulitan/kesempitan, atau suatu keadaan yang buruk dan dapat membahayakan.

: Suatu keadaan atau situasi terpaksa yang sangat mendesak yang dikhawatirkan dapat mengakibatkan/menyebabkan kebinasaan.

: Batal atau membatalkan. Yaitu membatalkan suatu akad

19. Bai‟ at-Taqsith

20. Bai' al-Wafa‟

21. Bai‟ Bithaman Ajil (BBA)

22. Bai' Muajjal

23. Bai‟ Tauliyah

24. Bithaqah al- I‟timan

25. Bithaqah al- Khasm al-Fauri

26. Dayn

27. Dharar

28. Dharurat

29. Fasakh

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

36

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

sebelum sampai pada tujuan yang dimaksud.

30. Fasid : Rusak atau tidak sah. Akad fasid berarti akad yang rusak karena tidak terpenuhinya syarat dan rukun akad.

: Suatu ketetapan hukum yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki keahlian di bidang syariah.

: Sesuatu yang mengandung keraguan, ketidakpastian, ketidakjelasan, atau tindakan yang bertujuan merugikan orang lain. Gharar dalam jual beli adalah jual beli yang mengandung ketidakjelasan atau ketidakpastian baik mengenai rincian obyek, cara penyerahan maupun cara pembayaran.: Kecurangan, pengurangan, atau penipuan dalam jual beli.: Penyerahan kepemilikan suatu barang kepada pihak lain, tanpa disertai dengan imbalan/penggantian dalam bentuk apapun.

: Transaksipengalihankewajibanataupengalihan utang/piutang kepada pihak ketiga. Akad Hawalah lazim diterapkan pada mekanisme factoring atau anjak piutang.

: Prinsip kehati-hatian (prudential management), diterapkan dalam setiap transaksi keuangan.

yang

31. Fatwa

32. Gharar

33. Ghubun

34. Hibah

35. Hiwalah/ Hawalah

36. Ihtiyath

37. Ihtikar : Penimbunanbarangdagangan,yaitukegiatan menahan/menyimpan barang dagangan (seperti makanan pokok) dan menjualnya setelah harganya menjadi mahal.

: Kata Ijab Kabul berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari kata Ijab, yang berarti ‘menjawab’, dan kata Qabul, yang berarti ‘menerima, mengambil’. Dalam fikih muamalah, Ijab berarti pernyataan melakukan ikatan, dan Kabul berarti pernyataan penerimaan ikatan.: Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang atau jasa itu sendiri. Sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah disebut Sukuk Ijarah.

38. Ijab Kabul

39. Ijarah

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

37

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

40. Ijarah al- Khadamat

: Akad ijarah atas penyediaan suatu jasa tertentu. SBSN yang telah diterbitkan menggunakan akad ini, adalah SBSN Ijarah al-Khadamat yang menggunakan jasa layanan haji sebagai underlying transaction.: Penerbitan sukuk dimana pihak pertama selaku pemilik menyewakan suatu aset (headlease) untuk kemudian oleh penyewa aset disewakan kembali kepada pemilik (sublease). Jangka waktu headlease harus lebih panjang dibandingkan dengan jangka waktu sublease.

: Sewa atas manfaat barang/jasa yang penyediaannya ditanggungolehpemberisewa(pemberisewa berjanji/menjamin akan menyediakan obyek ijarah dengan spesifikasi tertentu dalam jangka waktu tertentu).

: Akad ijarah/sewa dengan janji/opsi perpindahan kepemilikan barang yang disewa pada akhir masa sewa, yang dilakukan dengan akad hibah atau jual beli. Akad ini disebut juga dengan akad Ijarah wa Iqtina‟.

: Jual beli suatu aset yang kemudian pembeli menyewakan aset tersebut kepada penjual. Akad yang digunakan adalah akad bai‟ (jual beli) dan akad ijarah (sewa) yang dilaksanakansecara terpisah.: Sebuah usaha yang sungguh-sungguh dalam memutuskan hukum syara’ atas suatu hal yang tidak ditentukan secara eksplisit dalam al-Qur’an dan al-Hadits, dengan menggunakan pikiran dalam menafsirkan dan mengambil kesimpulan dari suatu ayat atau hadits.

: Kesepakatan para ulama Islam dalam menetapkan hukum terhadap suatu hal tertentu, dengan didasarkan pada al- Qur’an dan al-Hadits.

: Pembatalan atas suatu akad/transaksi.: Iqtishad berasal dari kata qashada dalam bahasa Arab, yang artinya bermaksud, berniat. Iqtishad merupakan nama lain dari

41. Ijarah Headlease and Sublease

42. Ijarah Mawshufah fi Dzimmah

43. Ijarah Muntahiya bit Tamlik

44. Ijarah Sale and Lease Back

45. Ijtihad

46. Ijma‟

47. Iqalah

48. Iqtishad

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

38

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

istilah ekonomi dalam bahasa Arab. Iqtishad merupakan suatucara untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yangsesuai dengan prinsip syariah.

49. Istishna‟ : Akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan antara para pihak dimana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.: Suatu akad dimana pihak pertama ber-iltizaam (bertanggung jawab) dalam bentuk janji memberikan imbalan upah tertentu secara sukarela terhadap orang yang berhasil melakukan perbuatan atau memberikan jasa (jasa yang belum pasti dapat dilaksanakan atau dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan).: Akad dimana pihak pertama berjanji kepada pihak kedua untuk memberikan jaminan dan bertanggungjawab untuk memenuhi kewajiban pihak kedua kepada pihak lain.

: Pihak yang berkewajiban melakukan pertanggungan/ penjaminan. Kafiil disebut juga dengan dhamin (orang yang menjamin), haamil (orang yang menanggung beban) atau Qabil (orang yang menerima).

: Hak pembeli untuk membatalkan atau meneruskan transaksi karena adanya alasan syar’i yang membolehkannya atau karena kesepakatan kedua belah pihak dalam transaksi.

: Barang atau obyek sewa dalam transaksi sewa menyewa (ijarah).

: Barang yang diperjualbelikan dalam transaksi jual beli(bai‟).: Hak atau kewajiban seseorang / pihak tertentu yang kemudian mendapatkan jaminan dari pihak lain dalam akad kafalah.: Pemilik modal, disebut juga shahibul maal.: Barang gadaian atau barang jaminan dalam akad rahn.: Aktivitas spekulasi, judi, dan untung-untungan di dalam

50. Ju‟alah

51. Kafalah

52. Kafiil

53. Khiyar

54. Ma‟jur

55. Mabi‟

56. Makfuul bih

57. Malik

58. Marhun

59. Maysir

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

39

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

transaksi keuangan yang memungkinkan diperolehnya suatukekayaan dengan cara yang mudah, dengan kemungkinanadanya pihak yang dirugikan di atas keuntungan pihak yanglain.

60. Maqashid Syariah

: Tujuan-tujuan utama syariah. Tujuan-tujuan utama syariah adalah untuk memenuhi/menjaga lima hal pokok yang menunjang kemaslahatan dan kesejahteraan manusia, yaitu perlindungan dan pemeliharaan terhadap agama (din), jiwa (nafs), akal („aql), harta (mal), dan keturunan (nasl).

: Pihak yang menitipkan barang atau harta dalam akad wadi‟ah.: Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian. Sukuk yang diterbitkan dengan akad Mudharabah disebut dengan sukuk mudharabah. Akad Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu Mudharabah Muthlaqah atau disebut unrestricted mudharabah dan mudharabah muqayyadah atau restricted mudharabah.

: Akad mudharabah dimana pengelola usaha (mudharib) diberikan batasan oleh pemilik modal (shahibul mal) baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai, jenis instrumen, termasuk jumlah yang dapat diiinvestasikan dalam setiap outlet investasi.

: Akad mudharabah dimana pengelola usaha (mudharib) diberikan kebebasan oleh pemilik dana (shahibul mal) dalam melakukan investasi sepanjang tetap mematuhi prinsip- prinsip syariah. Dengan kata lain mudharib mendapatkan disrectionary right untuk mengelola dana.

: Pihak yang melaksanakan usaha mudharabah atau disebut juga dengan investment manager.

61. Mudi‟

62. Mudharabah

63. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Mudharabah)

64. Mudharabah Muthlaqah (Unrestricted Mudharabah)

65. Mudharib

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

40

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

66. Muhal : Pihak yang menerima pindahan kewajiban pembayaran utang dalam akad hiwalah.

: Pihak yang memiliki hutang kepada muhil (pihak yang memindahkan kewajiban pembayaran utang).

: Pihak yang memindahkan kewajiban pembayaran utang dalam akad hiwalah.

: Transaksi bagi hasil dalam bidang penggarapan tanah, dimana pemilik menyerahkan tanah kepada penggarap dengan benih berasal dari penggarap, dan hasil penggarapan tanah dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan.: Pihak yang memberikan hutang/pinjaman (qardh) atau disebut juga dengan kreditur.

: Pihak yang memperoleh hutang/pinjaman kreditur atau disebut juga sebagai debitur.

: Istilah lain untuk akad mudharabah

: Akad atau perjanjian jual–beli atas suatu barang dimana harga dan keuntungannya (profit margin) disetujui oleh semua pihak yang terlibat. Pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, cicil atau tangguh, sedangkan penyerahan barang dilakukandi awal pada saat dilakukannya transaksi. Murabahah juga disebut cost plus financing. Sukuk yang diterbitkan dengan akad ini disebut dengan Sukuk Murabahah.

: Pihak yang menerima barang gadaian dari penggadai dalam akad gadai (rahn).

: Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

(qardh) dari

67. Muhal „Alaihi

68. Muhil

69. Mukhabarah

70. Muqridh

71. Muqtaridh

72. Muqaradhah

73. Murabahah

74. Murtahin

75. Musyarakah

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

41

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

76. Muslam

77. Muslam Fihi

78. Muslam Ilaihi

79. Musyarakah Mutanaqishah (diminishing partnership)

: Pihak pembeli barang dalam akad jual beli Salam.: Barang yang diperjualbelikan dalam akad jual beli Salam.: Pihak penjual barang dalam akad jual beli Salam.: Bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih terhadap kepemilikan suatu barang atau asset, dimana kerjasama tersebut akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak, sementara pihak yang lain akan bertambah hak kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini terjadi melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain.: Pihak pembeli barang dalam akad jual beli.: Pihak yang melakukan pemesanan (pembeli) dalam akad Istishna‟.

pembuatan barang

80. Musytari

81. Mustashni

82. Muzara‟ah : Akad kerjasama di bidang pertanian, dimana pemilik lahan memberi hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (petani). Keuntungan yang diperoleh dari hasil lahan dibagi bersama sesuai kesepakatan.

: Akad kerjasama di bidang irigasi tanaman pertanian, dimana pemilik lahan memberikan hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (penggarap) untuk melakukan penyiraman (irigasi) dan pemeliharaan tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari hasil tanaman pertanian dibagi bersama sesuai kesepakatan.: Pihak yang menyewakan barang/jasa (lessor) dalam akad ijarah.

: Pihak yang menyewa barang/jasa (lessee) dalam akad ijarah.: Pihak yang memberi /mewakilkan kuasa kepada pihak lain dalam akad wakalah.

: Penawaran palsu. Yakni penawaran suatu barang yang dilakukan bukan karena motif ingin membeli barang tersebut,

83. Musaqah

84. Mu‟jir

85. Musta‟jir

86. Muwakkil

87. Najsy

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

42

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

melainkan agar pihak lain berani membeli barang tersebutdengan harga yang tinggi.

88. Nisbah : Porsi/prosentase pembagian hasil usaha bagi masing-masing pihak yang melakukan kerjasama usaha, yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama. Contoh: Pihak A 60% : Pihak B 40%.

: Akad pinjaman kebajikan yang diberikan tanpa harapan keuntungan apapun. Dalam aplikasi perbankan, sumber dana yang digunakan untuk memberikan pinjaman ini berasal dari zakat, infaq, dan shadaqah. Bank bertindak sebagai muqridh (pemberi pinjaman) dan peminjam hanya diminta mengembalikan pokoknya. Jika peminjam secara sukarela melebihkan pembayaran, maka akan menjadi shadaqah yang akan digunakan sebagai sumber dana selanjutnya.

: Nilai benda yang menjadi obyek jual beli atau nilai intrinsik.: Mempersamakan(menganalogikan)hukumsuatu hal/peristiwa yang tidak ada dalil hukumnya dengan suatu hal/peristiwa yang ada dalil hukumnya, karena terdapat persamaan illat (hubungan/sebab) hukum antara keduanya.

: Pihak yang memberikan dana atau pemilik dana dalam akad mudharabah atau musyarakah.

: Akad gadai atau melakukan pinjaman dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminan hutang.

: Pihak yang menggadaikan aset/barang

: Riba (usury/interest) adalah tambahan yang diambil dalam suatutransaksitanpaadanyasuatu‘iwadh (pengganti/penyeimbang) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut. Dalam fikih muamalah, riba dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu riba fadhl, riba nasi‟ah, dan riba jahiliyah.

: Disebut juga riba buyu‟, yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria yang

89. Qardhul Hasan

90. Qimah

91. Qiyas

92. Rabbul Maal

93. Rahn

94. Rahin

95. Riba

96. Riba fadhl

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

43

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya(sawa`an bi sawa`in) dan sama waktu penyerahannya (yadanbi yadin). Riba fadhl dapat ditemui dalam transaksi valutaasing yang tidak dilakukan secara tunai.

97. Riba Nasi'ah : Disebut juga riba duyun, yaitu riba yang timbul akibat utang piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman). Riba jenis ini dapat ditemui dalam transaksi pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga tabungan, deposito, giro.: Utang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman karena peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada saat jatuh tempo.

: Sifat dari barang atau transaksi yang mengandung unsur riba.: Praktik suap menyuap/menyogok, yaitu suatu pemberian yang diberikan seseorang kepada pihak lain untuk kepentingan atau keuntungan pihak tertentu.

: Mencegah/menghambat sesuatu yang dapat menyebabkan pada terjadinya kerusakan.

: Istilah lain dari Rabbul Maal, yaitu pihak yang memberikan dana atau pemilik dana dalam akad mudharabah atau musyarakah.: Pihak yang menerima pesanan pembuatan barang dan melakukan pembuatan barang (produsen) dalam akad Istishna‟.

: Pertukaran mata uang dengan mata uang lainnya. Penukaran mata uang yang sama harus dibayar tunai dengan tidak memberikan kelebihan (sama nilainya). Sedangkan untuk mata uang yang berbeda harus dibayar tunai sedangkan jumlahnya dapat berbeda.

: Ucapan/pernyataan resmi atas adanya suatu transaksi.

98. Riba Jahiliyah

99. Ribawi

100. Risywah

101. Sadd az-Zari‟ah

102. Shahibul Maal

103. Shani‟

104. Sharf

105. Shighah

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

44

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

106. Syirkah

107. Ta‟alluq

: Istilah lain dari musyarakah: Suatu transaksi dimana terdapat dua akad yang terkait satu sama lain, sehingga berlakunya akad 1 tergantung pada dilakukannya akad 2. Transaksi/akad yang mengandung unsur ta‟alluq dimaksud menjadi tidak sah / batal.

: Ganti rugi yang hanya dikenakan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan menimbulkan kerugian pada pihak lain. Besar ganti rugi tersebut sesuai dengan nilai kerugian riil yang pasti dialami (fixed cost) dalam transaksi tersebut dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (potential loss) karena adanya peluang yang hilang (opportunity loss). Ganti rugi dimaksud hanya boleh dikenakan pada transaksi yang menimbulkan utang piutang (dayn), seperti salam, istishna‟ serta murabahah dan ijarah.: Suatu akad yang dilakukan untuk tujuan kebaikan dan tolong menolong dan tidak memiliki tujuan untuk mencari keuntungan secara komersil. Dalam perbankan syariah, akad ini diaplikasikan dalam bentuk pemberian pinjaman qardhul hasan.

: Penipuan/penyembunyian suatu aib atau cacat barang dagangan dari pembeli.

: Usaha saling melindungi dan tolong menolong antara sejumlah pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau pengumpulan dana tabarru‟ (kebajikan) yang akan digunakan untuk menghadapi risiko tertentu. Konsep ini diaplikasikan dalam asuransi syariah.: Penentuan harga. Yaitu penentuan harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau pihak yang berwenang terhadap suatu komoditas tertentu.

: Suatu cara yang ditempuh untuk mendapatkan uang tunai atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Disebut tawarruq sebab pembeli barang (pihak pertama) sebenarnya tidak menginginkan barang, tetapi bertujuan mendapatkan uang.

108. Ta‟widh

109. Tabarru‟

110. Tadlis

111. Takaful

112. Tas‟ir

113. Tawarruq

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

45

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

Transaksi tawarruq terjadi ketika seseorang membeli sebuahproduk dengan cara kredit (pembayaran dengan cicilan) danmenjualnya kembali kepada orang ketiga yang bukan pemilikpertama produk tersebut dengan cara tunai.

114. Ujrah : Upah/imbalan atau fee atas suatu pekerjaan/jasa. Yaitu setiap harta yang diberikan sebagai kompensasi atas pekerjaan yang dikerjakan manusia, baik berupa uang atau barang, yang memiliki nilai harta (maal).: Suatu adat kebiasaan yang diterima oleh tabiat dan akal sehat manusia, yang dapat dijadikan sandaran untuk menetapkan hukum syar’i sesuatu hal yang tidak terdapat dalil syar’iyang qath‟i terhadapnya.: Secara etimologis ‟Urbun berarti sesuatu yang digunakan sebagai pengikat jual beli. Secara terminologis, ‟Urbun adalah uang muka (Down Payment) yang dibayar pembeli kepada penjual barang, dengan syarat apabila akad dilanjutkan dan terjadi transaksi maka uang muka tersebut diperhitungkan sebagai bagian dari harga jual, sedangkan apabila akad tidak dilanjutkan maka uang muka tersebut menjadi milik penjual barang.: Janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya, yang hanya mengikat satu pihak saja. Yaitu pihak yang memberi janji berkewajiban untuk melaksanakan kewajibannya, sedangkan pihak yang diberi janji tidak memikul kewajiban apapun terhadap pihak lainnya.

: Akad titipan, dimana salah satu pihak menitipkan sesuatu kepada pihak lain dengan tujuan untuk dijaga. Wadi’ah merupakan salah satu akad tabarru‟ (tolong menolong) yang bersifat sosial dan dianjurkan dalam Islam. Akad Wadi‟ah terdiri dari dua jenis, yaitu Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah dan Wadi‟ah Yad al-Amanah.

: Akad titipan dimana penerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin pemilik barang dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut setiap saat pemilik barang tersebut menghendaki. Dalam perbankan

115. ‟Urf

116. ‟Urbun

117. Wa‟ad

118. Wadi‟ah

119. Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

46

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

syariah, akad ini diterapkan pada Giro Wadiah, dimana banktidak meminta biaya penitipan karena boleh memanfaatkanbarang titipan. Bank dapat memberikan bonus di akhir bulanyang tidak diperjanjikan di muka.120. Wadi‟ah Yad al- : Akad titipan dimana penerima titipan tidak diberikan

hak Amanahuntuk memanfaatkan barang titipan tersebut. Dalam perbankan syariah, akad ini diterapkan antara lain pada safe deposit box. Dalam hal ini, bank biasanya meminta biaya penitipan.121. Wadi‟ : Pihak yang menitipkan sesuatu barang kepada pihak lain

dalam akad wadi‟ah.

: Wakalah/Wikalahberartiat-Tafwidh (penyerahan/pendelegasian/pemberianmandat),yaitu pelimpahan kuasa oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal tertentu yang boleh diwakilkan.

: Pihak yang menerima kuasa/ditunjuk sebagai wakil dalam akad wakalah.

122. Wakalah

123. Wakil

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

47

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

VI. DAFTAR PUSTAKA

1.

2.

3.

4.

5.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama IndonesiaAdam, Nathif J. & Abdulkader Thomas, Islamic Bonds; Your Guide to Issuing, Structuringand Investing in Sukuk, London, Euromoney Books, 2004Ali, AM. Hasan & M. Nadratuzzaman Hosen, Tanya Jawab Ekonomi Syariah, Jakarta,Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2007.

Ath-Thayyar, Abdullah bin Muhammad, dkk., Ensiklopedi Fiqih Muamalah DalamPandangan 4 Madzhab, Penerjemah Miftahul Khairi, S.Ag., Yogyakarta, Maktabah Al-Hanif, 2009.Al-Kaaf, Abdullah Zaky, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Bandung, CV Pustaka Setia,2002.Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta, Gema Insani,2001.Ayub, Muhammad, Understanding Islamic Finance, England, John Wiley & Sonds Ltd,2007

Hamidi, M. Luthfi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003

6.

7.

8.

9.

10. Hardini, Isriani & Muh. H. Giharto, Kamus Perbankan Syariah, Bandung, Marja, 200711. Huda, Nurul, et al., Ekonomi Makro Islam; Pendekatan Teoritis, Jakarta, KencanaPrenada Media Group, 200812. Kharofa, Ala’ Eddin, Transactions in Islamic Law, Kuala Lumpur, A.S. Noordeen, 200413. Sakti, Ali, Analisis Teoritis Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Jakarta, Paradigma & Aqsa Publishing, 2007.14. Syafei, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung, CV Pustaka Setia, 2001.15. Soemitra, Andi, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009.16. Shari‟a Standards, Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions, 2005.

17. Shariah Resolution in Islamic Finance, Malaysia, Bank Negara Malaysia, 2007.18. Sudarsono, Heri & Hendi Yogi Prabowo, Istilah-Istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta, UII Press, 2004.

19. Sultan, Syed Alwi Mohamed, A Mini Guide to Accounting for Islamic Financial Products, Malaysia, CERT Publications, 200620. Usmani, Muhammad Taqi, An Introduction to Islamic Finance, Pakistan, Maktaba Ma’ariful Qur’an, 2005

21. Materi presentasi dari berbagai Investment Bank.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara / Sukuk Negara

48