Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Individu Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A...

47
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan mini proyek penelitian ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian, yang berjudul “Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Individu Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan Pendidikan Matematika”. Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu, Bapak Dr. Hartono, M.Pd yang telah mengampu mata kuliah Metodologi Penelitian serta memberikan ilmu dan motivasi dalam proses pembuatan makalah baik dari segi penulisan maupun isi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.

Transcript of Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Individu Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A...

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan penulis kesempatan dan kesehatan,

sehingga penulis mampu menyelesaikan mini proyek

penelitian ini yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan mata kuliah Metodologi Penelitian, yang

berjudul “Pengaruh Rasa Tanggung Jawab dari Individu

Terhadap Proses Pembelajaran pada Mahasiswa Semester 5A

Jurusan Pendidikan Matematika”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu,

Bapak Dr. Hartono, M.Pd yang telah mengampu mata kuliah

Metodologi Penelitian serta memberikan ilmu dan motivasi

dalam proses pembuatan makalah baik dari segi penulisan

maupun isi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah

ini bisa menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada

para pembaca.

Pekanbaru, Januari

2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................... i

DAFTAR ISI.......................................... ii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah..................... 1B. Penegasan tilah............................ 2C. Permasalahan............................... 4D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............. 5

BAB II KAJIAN TEORIA. Belajar dan Pembelajaran................... 6B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran 9C. Peserta Didik.............................. 12D. Kepribadian................................ 13E. Motivasi................................... 14

BAB III METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian................ 17B. Subjek dan Objek Penelitian................ 17C. Populasi dan Sampel........................ 17D. Teknik Pengumpulan Data.................... 18E. Instrumen Penelitian....................... 18F. Teknik Analisa Data........................ 19

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIANA. Deskripsi Lokasi Penelitian................ 21B. Penyajian Data............................. 21C. Analisis Data.............................. 22

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan................................. 24B. Saran...................................... 24

DAFTAR PUSTAKA...................................... 25

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah atau instansi pendidikan merupakan

lembaga yang bersifat komplek dan unik. Bersifat

komplek karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya

terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling

berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik,

menunjukkan bahwa instansi sebagai organisasi memiliki

ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi

lain. Ciri-ciri yang menempatkan instansi memiliki

karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar

mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan

umat manusia.1

Siswa atau peserta didik adalah salah satu

komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam

proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta didiklah yang1 Wahjosumidyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya

(Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 3.

menjadi pokok permasalahan dan sebagai tumpuan

perhatian.2 Peserta didik merupakan komponen inti dari

pembelajaran, maka peserta didik harus memiliki rasa

tanggung jawab sehingga akan muncul sifat disiplin

belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki rasa

tanggung jawab dan disiplin belajar yang tinggi akan

terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya

kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh

peserta didik dapat diulang-ulang dengan hasil yang

relatif sama.

Akan tetapi banyak melihat gejala-gejala yang

ditemukan di dalam kegiatan sehari-hari, sehingga

sangat bertolak belakang dengan orang yang memiliki

rasa tenggung jawab dalam diri mereka. Di mana penulis

menemukan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Sering berbicara dan ribut di data proses

pembelajaran

2. Mengantuk ketika dosen menjelaskan materi

pembelajaran

3. Tidak fokus dalam mendengarkan penyampaian dosen

4. Tidak adanya keinginan untuk mengerjakan sendir

latihan-latihan yang berhubungan dengan materi yang

sedang dipelajar.

2 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h. 111

Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Rasa Tanggung Jawab Dari Kepribadian Individu Terhadap

Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa Semester 5A Jurusan

Pendidikan Matematika”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami

judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan

istilah yang digunakan supaya tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda.

1. Belajar dan Pembelajaran

Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik (siswa) dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari

pendidikan.

2. Tanggung jawab

Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah

tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik

dalam mengikuti program kegiatan pembelajaran sesuai

dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan

hakekat tanggung jawab dalam proses pembelajaran

adalah menerima apa yang diwajibkan dan melaksanakan

tugas dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau

dengan istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber

daya untuk mengusahakan perubahan yang positif atau

melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh

integritasnya. 3

3. Peserta Didik

Hakikat peserta didik adalah manusia dengan

segala dimensinya seperti diuraikan dalam pandangan

di atas. Manusia adalah sentral dalam setiap

aktivitas. Oleh karena itu, maka dalam proses

pembelajaran manusia menjadi subjek belajar.

3 web

4. Kepribadian

Setiap manusia memiliki kepribadian yang

berbeda-beda. Kepribadian adalah karakteristik

seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi

perasaan, pemikiran dan perilaku. Kepribadian sering

dideskripsikan sebagai sifat seseorang. Setiap

manusia akan memiliki sifat-sifat tertentu yang ada

karena kepribadiannya. Dengan demikian sifat

membentuk konsep yang digunakan orang awam untuk

mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat kepribadian

yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut

pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya

dapat dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat

kepribadian ini ialah faktor fisik kesehatan dan

kondisi badan.4

5. Motivasi

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila

ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan

atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi

4 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 104

motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar

tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas, ada

beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Rasa tanggung jawab dari kepribadian individu

terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

b. Faktor-faktor yang bisa membangkitkan rasa

tanggung jawab dari diri setiap individu terhadap

proses pembelajaran di semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

c. Upaya yang dilakukan setiap individu dalam

menimbulkan rasa tanggung jawab dari kepribadiannya

terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

2. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, terlihat

begitu luasnya pembahasan dalam penelitian ini, maka

penulis membatasi permasalahan di atas pada rasa

tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap

proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A

jurusan Pendidikan Matematika.

3. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana rasa tanggung jawab setiap individu

terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU?

b. Apa saja faktor-faktor yang bisa membangkitkan

rasa tanggung jawab dari diri setiap individu

terhadap proses pembelajaran di semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui rasa tanggung jawab seseorang

dari kepribadian individunya terhadap proses

pembelajaran di semester 5A jurusan Pendidikan

Matematika UIN SUSKA RIAU.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa

membangkitkan rasa tanggung jawab dari diri setiap

individu terhadap proses pembelajaran di semester

5A jurusan Pendidikan Matematika UIN SUSKA RIAU.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini merupakan salah satu tugas

mandiri untuk menyelesaikan mata kuliah Metodologi

Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika,

fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

b. Penelitian ini sebagai bahan masukan kepada

setiap individu agar lebih serius dalam menjalankan

kewajibannya sebagai seorang peserta didik dalam

proses pembelajaran, khususnya di jurusan

Pendidikan Matematika 5A.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu

yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri

individu. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan

prasyarat belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik

yang dihasilkan dari kematangan ataupun hasil belajar

sebelumnya.

Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories ofLearning (1975) mengemukakan, “Belajar berhubungandengan perubahan tingkah laku seseorang terhadapsesuatu situasi tertentu yang disebabkan olehpengalamannya yang berulang-ulang dalam situasiitu, di mana perubahan tingkah laku itu tidakdapat dijelaskan atau dasar kecenderungan responpembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaansesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruhobat dan sebagainya).”5

Menurut Gagne dalam buku The Conditions of Learning(1977) menyatakan bahwa, “Belajar terjadi apabilasuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatanmempengaruhi siswa sedemikian rupa sehinggaperbuatannya (performance-nya) berubah dari waktusebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudahia mengalami situasi tadi.”6

5 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan. Bandung, 2011, h. 846 Ibid

Slameto menyatakan belajar adalah proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Disiplin belajar adalah suatu

kondisi yang terbentuk melalui proses usaha seseorang

yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan

yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin ilmu

akan muncul apabila seorang siswa memiliki rasa

tanggung jawab terhadap pembelajaran yang sedang

ditempuhnya.

Belajar menurut psikologi Gestalt terjadi jika

ada pengertian (insight). Pengertian atau insight ini

muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba

memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul adanya

kejelasan, terlihat olehnya hubungan antara unsur-unsur

yang satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut-

pautnya; dimengerti maknanya.7

Dengan singkatnya belajar dapat diterangkan

sebagai berikut: Pertama dalam belajar faktor pemahaman

7 Ibid. h. 101

atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting.

Dengan belajar dapat memahami/ mengerti hubungan antara

pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar,

pribadi atau organisme memegang peranan yang paling

sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-

mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar,

bermotif dan bertujuan.8

Sedangkan berdasarkan teori systematic Behavior yangdikemukakan oleh Clark C. Hull menyatakan bahwasuatu kebutuhan atau keadaan terdorong (olehmotif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harusada dalam diri seseorang yang belajar, sebelumsuatu respon dapat diperkuat atas dasarpengurangan kebutuhan itu.9

Sehingga efisiensi belajar itu sendiri tergantung

pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif

yang menyebabkan timbulnya usaha belajar it oleh

respon-respon yang dibuat individu itu. Jadi, prinsip

yang utama adalah suatu kebutuhan atau motif harus ada

pada seseorang sebelum belajar itu terjadi; dan bahwa

apa yang dipelajari itu harus diamati oleh orang yang

belajar sebagai sesuatu yang dapat mengurangi kekuatan

kebutuhannya atau memuaskan kebutuhannya.

8 Ibid9 Ibid. h. 97

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik (siswa) dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep

pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons

terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan.

Dari berbagai pengertian diatas dapat diketahui

bahwa siswa merupakan komponen inti dari pembelajaran,

maka siswa harus memiliki rasa tanggung jawab sehingga

akan muncul sifat disiplin belajar yang tinggi. Siswa

yang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar

yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan

mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang

sudah diperoleh siswa dapat diulang-ulang dengan hasil

yang relatif sama.

Di dalam proses pembelajaran, siswa melakukan

beberapa aktifitas dalam rangka menjalankan tanggung

jawabnya sebagai seorang pelajar yang berkewajiban

belajar dan menuntut ilmu. Aktifitas-aktifas yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya

misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,

mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:

uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya: menggambarkan,

membuat grafik, peta dan diagram.

5. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara

lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.

6. Mental activities, sebagai contoh misalnya:

menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,

melihat hubungan dan mengambil keputusan.

7. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh

minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,

berani, tenang dan gugup.10

Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki

tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk

sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.101

mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya.

Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa

yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam

pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang

pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala

kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.11

Untuk menentukan apakah suatu proses pembelajaran

telah berhasil atau tidak, ataupun sudah seberapa

jauhkah proses pembelajaran itu sendiri tergantung oleh

berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah:

1. Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut

dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam

faktor individual antara lain; faktor kematangan/

pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor

pribadi.

2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut

faktor sosial. Yang termasuk faktor sosial antara

lain faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan

cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam

belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang

tersedia dan motivasi sosial.12

B. Rasa Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran11 Ibid. h. 9612 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 102

Setiap manusia harus mempunyai rasa tanggung

jawab, dimana rasa tanggung jawab itu harus disesuaikan

dengan apa yang telah kita lakukan. Menurutk KBBI

tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati,

artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa

setiap manusia dibebani dengan tangung jawab.13

Tanggung jawab siswa menurut Soedijarto adalah

tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik

dalam mengikuti program kegiatan pembelajaran sesuai

dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sedangkan

hakekat tanggung jawab dalam proses pembelajaran adalah

menerima apa yang diwajibkan dan melaksanakan tugas

dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Atau dengan

istilah lain yaitu menggunakan seluruh sumber daya

untuk mengusahakan perubahan yang positif atau

melaksanakan tugas-tugas dengan seluruh integritasnya.

Tanggung jawab yang dimaksud adalah yang

berhubungan dengan nilai dan segala sesuatu yang

berguna, dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hal ini

juga berkaitan dengan norma termasuk moral yang

meliputi segala perilaku yang baik untuk dilakukan dan

yang tidak baik untuk dilakukan. Adapun norma adalah

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia

aturan, ukuran, pokok kaidah, kadar, patokan yang

dijadikan panutan bagi tingkah laku manusia guna

menjamin keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan.

Perlu menjadi perhatian utama, adalah bagaimana

membentuk pola pikir anak agar pada suatu saatnya nanti

mampu memiliki integritas atau tanggung jawab baik itu

secara pribadi maupun dalam kehidupan kolektif,

sebagaimana hal itu tercantum dalam definisi di atas.

Dengan kata lain, tanggung jawab yang dimaksudkan

disini adalah suatu investasi yang tak ternilai

harganya, yang ditanamkan pada seorang anak demi masa

depannya kelak. Dan penanaman tanggung jawab itu

sendiri hanya dapat tercapai jika dijalani lewat proses

pendidikan. Pendidikan disini bukanlah pendidikan

sebagaimana pandangan konvensional yang mengatakan

bahwa mendidik adalah urusan sekolah (institusi). Akan

tetapi pendidikan yang saya maksudkan adalah pendidikan

yang sebenar-benar pendidikan, yaitu pendidikan yang

dilalui sepanjang hayat, yang dilakukan oleh orang tua

semenjak kehadiran anak didunia, melalui transmisi

kasih sayang, kepedulian, kepercayaan, empati dan

kesinambungan serta pengarahan secara spiritual.

Dengan kesungguhan dan kerja keras dari orang tua

dalam menanamkan terlebih memberikan contoh tanggung

jawab, bukan tidak mungkin proses yang terikat pada

waktu pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan, baik itu

kebahagiaan orang tuanya maupun anaknya sendiri. Ada

beberapa contoh konsep yang patut diterapkan didalam

memaknai dan mengimplementasikan bagaimana menanamkan

tanggung jawab sekaligus bagaimana membuat model

tanggung jawab itu sendiri bagi anak.

Ketika seorang anak telah memiliki rasa tanggung

jawab serta mengerti pentingnya tanggung jawab untuk

belajar, maka akan terasa mudah apabila menjalankan

proses pembelajaran itu sendiri. Belajar bukan menjadi

beban bagi mereka lagi, tetapi akan menjandi kebiasaan

yang menyenangkan.

Benyamin Bloom mengemukakan sebuah teori

Taksonomi, yang menyatakan bahwa tanggung jawab siswa

mempunyai ranah yang berorientasi pada kemampuan untuk

mengungkapkan makna dan arti dari bahan yang dipelajari

siswa. Ranah tersebut meliputi;

1. Kognitif, yang termasuk ranah kognitif meliputi

aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, sintesis dan

evaluasi.

2. Afektif, yang termasuk ranah afektif meliputi aspek

psikologis untuk menerima, menanggapi, menghargai dan

membentuk pribadi.

3. Psikomotorik, yang termasuk ranah psikomotorik

meliputi gerak dan tindakan.

Pembentukan nilai tanggung jawab tidak dapat

dilepaskan dari proses pembelajaran baik di rumah

maupun di sekolah. Oleh sebab itu belajar adalah

sesuatu yang harus dialami siswa agar memiliki

apresiasi nilai tanggung jawab yang tinggi. Hidup

bersama dan bermasyarakat merupakan sesuatu yang mutlak

diperlukan manusia. Ketergantungan manusia terhadap

manusia lain menyebabkan manusia mengadakan hubungan

kerjasama dengan manusia yang lain untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Kemampuan dalam berinteraksi juga dipengaruhi

oleh kedewasaan seseorang dan juga oleh pengetahuan

akan pentingnya hubungan antara manusia sehingga sadar

bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat. Kedewasaan

serta pengetahuan yang dapat diperoleh melalui

pendidikan. Dalam pendidikan pola-pola kelakuan pokok

dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan

penjelasan S. Nasution bahwa: “Pendidikan berkenaan

dengan perkembangan dan perubahan anak didik,

pendidikan berkaitan dengan trasmisi pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek

lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses

mengajar serta belajar oleh masyarakat.”

C. Peserta Didik

Menurut para psikoanalis beranggapan bahwa

manusai pada hakikatnya digerakkan oleh dorongan-

dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif.

Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh

kekuatan psikologis yang memang sejak semula sudah ada

pada diri individu. Sedangkan tokoh salah satu tokoh

humanistik, Rogers berpendapat bahwa manusia memiliki

dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan postitif.

Oleh karena itu manusia selalu berkembang dan berubah

untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan sempurna.14

Untuk menjadi lebih maju dan sempurna manusia

akan menjadi anggota masyarakat yang dapat bertingkah

laku secara memuaskan. Sehingga keadaan ini akan muncul

rasa tanggung jawab dalam diri setiap individu.

Dari pandangan di atas mengenai hakikat manusia,

apabila dianalisis secara mendalam dapat membantu upaya

pemahaman terhadap diri anak didik. Hakikat peserta

didik adalah manusia dengan segala dimensinya seperti

diuraikan dalam pandangan di atas. Manusia adalah14 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.107-108

sentral dalam setiap aktivitas. Oleh karena itu, maka

dalam proses pembelajaran manusia menjadi subjek

belajar.

Sehingga didapatkan bahwa peserta didik adalah

salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi

sentral dalam proses belajar-mengajar. Sebabnya peserta

didiklah yang menjadi pokok permasalahan dan sebagai

tumpuan perhatian.15 Peserta didik merupakan komponen

inti dari pembelajaran, maka peserta didik harus

memiliki rasa tanggung jawab sehingga akan muncul sifat

disiplin belajar yang tinggi. Peserta didik yang

memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin belajar yang

tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan

mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang

sudah diperoleh peserta didik dapat diulang-ulang

dengan hasil yang relatif sama.

D. Kepribadian

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-

beda. Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang

menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran

dan perilaku. Bidang kepribadian mencakup tiga fokus

(isu) yaitu universal manusia, perbedaan individual dan15 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.111

keunikan individual. Definisi ini mengisyaratkan bahwa

kita membahas pola konsistensi perilaku dan kualitas

dalam diri seseorang, yang berbeda dengan misalnya

kualitas lingkungan yang memengaruhi kepribadian

seseorang. Hal-hal yang menarik bagi kita antara lain

pemikiran, perasaan dan perilaku nyata orang-orang. 16

Kepribadian sering dideskripsikan sebagai sifat

seseorang. Setiap manusia akan memiliki sifat-sifat

tertentu yang ada karena kepribadiannya. Dengan

demikian sifat membentuk konsep yang digunakan orang

awam untuk mendeskripsikan seseorang. Sifat-sifat

kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit

banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah

hasil belajarnya dapat dicapai. Termasuk ke dalam

sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik

kesehatan dan kondisi badan.17

Ditinjau dari segi psikologis, sebenarnya peserta

didik adalah pribadi yang sedang berkembang menuju ke

masa kedewasaannya. Proses perkembangan itu jelas

dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam maupun dari

luar. Perkembangan dapat berhasil dengan baik jika

kedua faktor tersebut saling melengkapi. Untuk mencapai

16 Laurence A. Pervin dan Daniel Cervone, Oliver P. John, PsikologiKepribadian Teori & Penelitian. Jakarta, 2012, h. 6-7

17 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, h. 104

perkembangan yang baik dan optimal harus ada asuhan

yang terarah. Asuhan yang terarah dalam proses

perkembangan dengan melalui proses belajar sering

disebut dengan pengajaran. 18

Sebagaimana telah diketahui bahwa hasil belajar

yang diperoleh seorang peserta didik, akan

termanifestasi dalam kepribadiannya. Dikatakan demikian

karena melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya

melalui proses belajar akan menghasilkan perubahan

sikap dan perilaku individu dari peserta didik

tersebut.19 Kepribadian juga bisa mempengaruhi cara

belajar seseorang. Misalnya jika individu memiliki

kepribadian yang baik serta sudah tertanam nilai-nilai

dan pentingnya belajar, maka di dalam diri individu itu

akan muncul sebuah rasa tanggung jawab untuk belajar

sehingga akan mampu mencapai tujuan dari suatu

pembelajaran. Namun, jika kepribadian seseorang buruk,

belum tertanam nilai-nilai positif, maka akan sulit

untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

E. Motivasi

Kata motif dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-18 Dra. Hallen A., M.Pd, Bimbingan dan Konseling. Jakarta, 2002, h. 30-3119 Ibid. h. 137

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Sehingga

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama apabila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan (mendesak).

Menurut Dc. Donald, motivasi adalah perubahanenergy dalam diri seseorang yang ditandai denganmunculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapanterhadap adanya tujuan. Dari pengertian yangdikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemenpenting, yaitu:1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahanenergy pada diri setiap individu manusia.Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahanenergi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada padaorganisme manusia. Karena menyangkut perubahan energymanusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam dirimanusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatanfisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa-rasa(feeling), afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasirelevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksidan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadimotivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan responsdari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang munculdari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karenaterangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain,dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akanmenyangkut soal kebutuhan.20

20 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta, 2011, h.73-74

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia

tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu

dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi

itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan

belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar itu dapat tercapai.

Pada faktanya, semua individu itu memiliki

motivasi untuk berprestasi (Achievement Motivation) dan

berdasarkan teori Kepribadian Henry Murray, ada 20

jenis kebutuhan yang salah satunya adalah need achievement

yaitu kebutuhan untuk dapat mencapai sesuatu yang

sulit, menguasai, memanipulasi, atau mengatur objek

fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki, dapat

melakukan sesuatu dengan cepat dan mandiri serta dapat

mengatasi hambatan dan menetapkan standar yang tinggi,

berani berkompetisi dengan orang lain, dan dapat

meningkatkan kepercayaan diri dengan bakat dan

kemampuan. Artinya, setiap manusia memiliki kebutuhan

mendapatkan prestasi; memecahkan masalah; mengerjakan

tugas secepat dan sebaik mungkin. Namun kuantitas

motivasi dan need itu berbeda-beda pada setiap orang. 21

Karena motivasi dapat dirangsang dari faktor

luar, itu berarti motivasi akan timbul dari orang-orang

di sekitar misalnya para tetangga, saudara yang

memiliki hubungan dekat dengan anak, teman-teman sebaya

baik teman bermain maupun teman di sekolah. 22Jika

seorang anak telah menyadari kegunaan dari belajar dan

tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran,

maka dalam dri anak itu akan muncul rasa bertanggung

jawab akan belajar yang merupakan kewajibannya. Dan

apabila rasa tanggung jawab telah tercipta pastinya

anak tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh dan

memperoleh hasil yang cemerlang.

Dalam proses pembelajaran, motivasi mempunyai

kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki

minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung

tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul

motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang

menyukai pelajaran matematika akan merasa senang

belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih

21 http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-proyek_18.html,diunduh pada tanggal 24 Januari 2015 pukul 23:56 WIB

22 Opcit. Drs. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 105

giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa

menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata

pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Pendidikan Matematika semester 5A. Sedangkan objek

penelitiannya adalah rasa tanggung jawab dari

kepribadian individu dalam proses pembelajaran di

Jurusan Pendidikan Matematika semester 5A.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.23

Sedangkan menurut pendapat lain populasi yaitu wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

di tarik kesimpulannya.24

23 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta,1993, h.115

Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. 25 Jadi

dapat disimpulkan bahwa sampel bagian dari populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa Pendidikan Matematika semester 5A UIN SUSKA

RIAU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang

mahasiswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak

ada. Karena peneliti menggunakan seluruh populasi yang

ada.

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan penelitian dengan cara

menyebarkan kuesioner atau angket dan meminta seluruh

mahasiswa semester 5A untuk mengisi angket tersebut.

Teknik kuesioner atau angket dilakukan dengan tujuan

untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh rasa

tanggung jawab dari kepribadian individu dalam proses

pembelajaran di Jurusan Pendidikan Matematika semester

5A.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D, Bandung: Alfabeta,2012, h.117

25 Ibid. h. 118

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.26

Tabel Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif(- )Alternatif

JawabanSkor

Alternatif

JawabanSkor

Selalu 4 Selalu 1Sering 3 Sering 2Kadang-Kadang 2 Kadang-Kadang 3Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah.27

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa

angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan

26Ibid. h.19727 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RinekaCipta, 2002. h.136

menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden

hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia.

Instrumen digunakan untuk mengukur variabel pengaruh

rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap

proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika. Instrumen ini menggunakan skala

likert yang memiliki jawaban dengan gradasi dari Selalu

(SL), Sering (SR), Kadangkadang (KD), dan Tidak pernah

(TP) Arikunto, 2002:180). Tipe jawaban yang digunakan

adalah bentuk check list (√).

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu

deskriptif kualitatif. Pengolahan data kualitatif ini

dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut: pertama, koleksi data (data collection) yaitu

mengumpulkan data melalui kuesioner atau angket. Untuk

hal tersebut penulis menggunakan pertanyaan-pertanyaan

yang tersirat bukan tersurat. Kedua, mereduksi data

(data reduction) yaitu mencatat atau mengetik kembali

dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Laporan

lapangan yang direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal

yang pokok, diberi susunan yang lebih sistematis supaya

mudah dikendalikan. Ketiga, mendisplay data (data display)

yaitu upaya untuk melihat gambaran secara keseluruhan.

Keempat, menverifikasi data (data verification) yaitu upaya

mencari makna data yang dikumpulkan melalui penafsiran

dan mengklasifikasi data yang telah terkumpul untuk

kemudian dilakukan deskripsi secara objektif dan

sistematis. 28

Untuk menganalisis data dari hasil penelitian

angket, maka dirumuskan sebagai berikut:

N=SSM

×100%

Keterangan:

N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan

S = Skor mentah yang diharapkan

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

Kriteria Umum Kualifikasi Kreatif Matematik Siswa

No

.

Tingkat

Penguasaan

Predikat

1 80% - 100% Tinggi2 60% - 79% Sedang3 < 60% Kurang

28 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Rosdakarya, 2008), hal. 55.

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pendidikan Matematika merupakan salah satu

jurusan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Jurusan ini

memiliki akreditas A. Untuk semester 5 terdapat 4

jumlah lokal. Dan lokal 5A terdiri dari 30 orang

mahasiswa.

B. Penyajian Data

Pada bab ini merupakan penyajian data yang

diperoleh dari lapangan, untuk mendapatkan data tentang

rasa tanggung jawab dari kepribadian individu terhadap

proses pembelajaran pada mahasiswa semester 5A jurusan

Pendidikan Matematika, maka penulis menggunakan teknik

kuesioner atau angket. Kisi-kisi angket dibuat untuk

mengaitkan setiap soal dengan dengan aspek- aspek

kepribadian individu yang akan dilihat bagaimana rasa

tanggung jawab yang dimiliki individu tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket akan

dilihat di lampiran. Dalam proses penelitian ini,

peneliti

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua

keperluan dalam penelitian, yaitu merencanakan waktu

penelitian yang tepat dengan pihak yang akan

diteliti. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan

angket untuk dibagikan kepada responden.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada 8 januari

2015. Dan dilaksanakan di salah satu lokal di gedung

Pendidikan Matematika UIN SUSKA Riau, Pekanbaru.

C. Analisis Data

Setelah langkah-langkah penelitian telah

dilakukan, maka dalam bab ini akan diuraikan mengenai

hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil

penelitian, didapatkan data sebagai berikut:

DATA HASIL PENELITIAN ANGKET

Respond

en

SKORJuml

1 2 3 4 5 6 7 8 91 1 1 1 1 1

1 2 4 3 2 1 4 3 2 1 3 3 2 2 4 1 372 3 2 2 1 1 3 3 2 1 3 3 2 4 1 1 323 3 1 1 2 4 4 2 3 1 4 2 1 2 2 3 354 1 1 3 2 4 3 3 1 2 1 2 2 4 2 3 345 2 4 2 1 3 2 1 3 1 3 2 4 2 3 3 366 1 3 4 3 1 1 1 2 1 3 4 2 3 4 3 367 4 2 4 1 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 1 378 2 3 3 2 3 1 2 4 1 1 3 1 4 2 1 339 3 3 2 4 2 4 1 1 3 2 1 3 1 1 2 3310 2 4 4 2 2 2 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3711 2 3 1 1 4 1 1 3 2 3 1 3 4 1 4 3412 1 2 3 3 1 3 2 1 1 1 4 2 3 3 4 3413 1 1 4 1 3 1 1 4 3 4 2 4 1 2 3 3514 1 4 1 3 2 1 4 2 2 2 3 1 4 1 2 3315 4 3 3 2 4 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 3816 4 2 1 4 3 4 1 1 3 3 4 3 3 4 2 4217 2 4 2 1 1 3 1 2 3 4 1 1 3 1 3 3218 3 3 4 2 1 2 2 4 2 2 2 3 4 3 1 3819 1 3 1 3 2 4 3 2 3 1 1 2 4 2 1 3320 4 2 3 2 1 2 1 3 1 3 3 1 4 1 1 3221 2 2 4 1 3 3 2 2 3 1 1 4 3 3 2 3622 4 4 2 2 3 2 1 4 1 1 3 2 1 3 4 3723 3 1 3 4 2 3 1 2 2 2 1 4 1 2 4 3524 2 1 2 3 1 1 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3125 1 4 2 3 2 1 1 1 1 3 4 1 2 3 3 32

26 3 3 2 1 3 4 2 1 3 3 2 3 2 1 3 3627 2 2 4 3 2 1 1 3 2 4 3 2 4 1 2 3628 4 2 3 3 4 4 1 1 2 1 3 2 3 2 2 3729 3 3 2 2 4 2 2 1 1 2 4 2 2 1 3 3430 2 3 2 3 3 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 29

Sehingga untuk mengetahui rasa tanggung jawab

dari kepribadian individu terhadap proses pembelajaran,

maka data akan diolah dengan rumus:

N=SSM

×100%

Keterangan:

N = nilai presen yang dicapai atau yang diharapkan

S = Skor mentah yang diharapkan

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

yaitu 60

Respond

en

Jumlah Skor Persen Prediket

1 37 61,67% Sedang2 32 53,33% Rendah3 35 58,33% Rendah4 34 56,67% Rendah5 36 60% Sedang

6 36 60% Sedang7 37 61,67% Sedang8 33 55% Rendah9 33 55% Rendah10 37 61,67% Sedang11 34 56,67% Rendah12 34 56,67% Rendah13 35 58,33% Rendah14 33 55% Rendah15 38 63,33% Sedang16 42 70% Sedang17 32 53,33% Rendah18 38 63,33% Sedang19 33 55% Rendah20 32 53,33% Rendah21 36 60% Sedang22 37 61,67% Sedang23 35 58,83% Rendah24 31 51,67% Rendah25 32 53,33% Rendah26 36 60% Sedang27 36 60% Sedang28 37 61,67% Sedang29 34 56,67% Rendah30 29 48,33% Rendah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

serta telah dianalisis data-data yang ada, maka dalam

penelitian ini dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Ada pengaruh dari rasa tanggung jawab dari

kepribadian individu terhadap proses pembelajaran

pada mahasiswa semester 5A jurusan Pendidikan

Matematika. Ketika seorang anak telah memiliki rasa

tanggung jawab serta mengerti pentingnya tanggung

jawab untuk belajar, maka akan terasa mudah apabila

menjalankan proses pembelajaran itu sendiri. Belajar

bukan menjadi beban bagi mereka lagi, tetapi akan

menjandi kebiasaan yang menyenangkan.

2. Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa

tanggung jawab pada diri individu adalah dengan

memberikan dorongan atau motivasi dari orang-orang

sekitar yang terdekat.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, maka

penulis akan mengemukakan beberapa saran agar setiap

individu sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya

sebagai mahasiswa (peserta didik) sehingga akan

maksimal upaya yang dilakukan dalam proses

pembelajaran. Dan kepada para pendidik agar lebih

sering memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta

didik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Hellen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta:

Ciputat Pers

Pervin, A. Laurence, dkk. 2010. Psikologi Kepribadian Teori &

Penelitian. Jakarta: Kencana

Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syaodih Nana, Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Rosdakarya.

Wahjosumidyo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik

Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.

http://10075arss.blogspot.com/2011/05/tugas-mini-

proyek_18.html

LAMPIRAN

KUESIONER (ANGKET)

Nama :

Semester :

Jurusan :

Petunjuk:

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti,

kemudian isilah kolom yang tersedia sesuai dengan

pendapat kamu dengan memberi tanda ceklis (√) pada

pilihan yaitu:

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

Rasa Tanggung Jawab dari Kepribadian Individu

NO PERNYATAANJAWABAN

SL SR KD TP

1Saya selalu bersemangat datang ke

kampus setiap hari.

2Saya menyadari kewajiban saya datang

ke kampus untuk belajar

3

Saya berusaha untuk duduk di kursi

depan agar dapat lebih memahami

materi dari dosen.

4Saya sering merasa ingin bolos pada

jam masuk.

5

Saya semangat datang ke kampus

dengan harapan bahwa teman saya

memiliki cerita baru yang bisa

dibahas bersama.

6Saya selalu teringat orangtua jika

ingin ke kampus.

7Saya merasa dirugikan jika dosen

terlambat masuk ke kelas.

8

Saya selalu datang lebih awal dari

jadwal karena khawatir akan

terlambat.

9

Saya merasa harus mengerjakan

latihan-latihan yang diberikan

dosen.

10

Saya selalu bertanya dengan teman

(yang mengerti) apabila mendapatkan

kesulitan.11 Saya merasa menyesal jika pulang ke

rumah tanpa membawa ilmu yang telah

dipelajari di kampus.

12Saya berusaha dengan maksimal agar

paham dengan penyampaian dosen.

13Saya selalu mengabaikan pendapat/ide

yang disampaikan oleh teman

14Saya selalu mengantuk ketika dosen

menyampaikan meteri.

15Saya senang bercerita dengan teman

ketika proses pembelajaran.

TERIMA KASIH

ATAS PARTISIPASI ANDA