Bab 2: Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor

29
A. AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar bebas. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari audit laporan keuangan dengan membagi kedalam lima bagian yaitu: 1. Hubungan antara Akuntansi dan Auditing Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur, dicatat dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif. Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk

Transcript of Bab 2: Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor

A. AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan

dalam ekonomi pasar bebas. Beberapa tanggung jawab auditor

termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan

tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan

apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari

audit laporan keuangan dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:

1. Hubungan antara Akuntansi dan Auditing

Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan

transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di

identifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur, dicatat

dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi.

Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan

keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data

yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi

pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu

proses yang kreatif.

Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami

bisnis dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi

bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen,

sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada

kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi

keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar

sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi

standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan

dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang

memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk

pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit

laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru,

melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen.

2. Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan

Keuangan

Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan

keuangan dapat di teliti untuk pembuktian. Data dikatakan

dapat di teliti untuk pembuktian (verifiable) apabila dua atau

lebih orang yang memiliki kualifikasi dapat membrikan

kesimpulan yang serupa dari data yang di periksa. Kemampuan

dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama berkaitan

dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi

yang sedang di pertimbangkan.

Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang

di sebut pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor

hanya mencari dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat

atas kewajaran (fairness) laporan keuangan. Dalam melakukan

pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk meyakinkan

validitas (validity) dan ketepatan perlakuan akuntansi atas

transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti

otentik, mantap atau memiliki dasar yang kokoh, sedangkan

ketepatan (propriety) berarti sesuai dengan aturan-aturan

akuntansi yang di tetapkan secara kebiasaan yang ada.

3. Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan

Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan

karena:

a. Pertentangan kepentingan (conflict of interest) pertentangan

kepentingan dapat terjadi di antara berbagai kelompok

pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan para

pemegang saham, oleh karena itu para pengguna mencari

keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi

tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan

manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai

kelompok pengguna (dengan perkataan lain, informasi tidak

disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah

satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya)

b. Konsekuensi (consequence) laporan keuangan yang di

terbitkan menyajikan informasi yang penting, dan dalam

beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi

yang di gunakan untuk membuat keputusan investasi yang

signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka

para pengguna laporan akan melirik pada auditor

independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

keuangan yang telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk

semua pengungkapan yang memadai.

c. Kompleksitas (complexity) dengan meningkatnya tingkat

kompleksitas,maka risiko interpretasi dan risiko

timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut

meningkat . karena para pengguna merasa semakin sulit,

atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu

laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor

independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam

laporan keuangan

d. Keterpencilan (remotenes) tidak praktis untuk mencari akses

langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan

sendiri verifikasi atas laporan keuangan, dari pada

mempercayai mutu data keuangan begitu saja, para pengguna

laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk

memenuhi kebutuhannya.

Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya

risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa

laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau

bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa audit laporan

keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan

dengan cara menekan risiko informasi.

4. Manfaat Ekonomi Suatu Audit

Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

a. Ases ke pasar modal. Perusahaan publik harus memenuhi

statuta (ketentuan hukum) persyaratan audit terlebih

dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum di

perdagangkan di pasar modal

b. Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan

Perusahaan yang telah di audit akan menurunkan risiko

informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat bunga

yang lebih rendah, dan investor akan setuju untuk

mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih rendah atas

investasi mereka

c. Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para

pegawai mengetahui akan di adakannya audit independen,

mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha

sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan

fungsi akuntansi dan menyalahgunakan aset perusahaan,

selain itu dapat mengurangi kemungkinan manajemen

melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.

d. Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali

auditor independen memberikan saran untuk meningkatkan

pengendalian serta mencapai efisensi operasi yang lebih

tinggi dalam organisasi klien

Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya

memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh langsung pada

harga saham perusahaan, karena seringkali manajemen telah

menyampaikan hasil-hasil keuangan dan temuan audit melalui

siaran pers kepada wartawan keuangan sebelum laporan

keuangan secara resmi diterbitkan. Akan tetapi, pernyataan

semacam itu dapat membantu keyakinkan efisiensi pasar uang

dengan cara mencegah atau membatasi penyebaran informasi

sebelum yang tidak akurat.

Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari

keyakinan bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji

yang material. Selain dari manajemen dan dewan direksi juga

memperoleh manfaat dari hasil sampling suatu audit. Biasanya

para auditor memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko

bisnis, praktik terbaik, serta ukuran kinerja kunci yang

terkait dengan suatu industi tertentu. Sebagai hasil

pengalaman melakukan audit atas beberapa atau banyak

perusahaan. Dengan demikian para auditor independen dari

kantor akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada

manajemen . SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara

jasa audit dengan konsultasi, setiap auditor harus menjaga

keseimbangan yang tipis antara melaksanakan audit serta

membiarkan manajemen dan dewan direksi memetik keuntungan

berupa manfaat ekonomi dari pengetahuan auditor tentang

perusahaan

5. Keterbatasan Audit Laporan Keuangan

Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam

batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi yang dimaksud

adalah

a. Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit

dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan

sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang

dilakukan secara selektif. Selain itu, auditor juga dapat

memilih untuk menguji sistem pengendalian internal dan

mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal

yang berungsi dengan baik

b. Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya

laporan auditor atas demikian banyak perusahaan akan

terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu setelah

tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi

jumlah bukti yang di peroleh tentang peristiwa dan

transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada

laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang

demikian siingkat untuk memisahkan ketidakpastian yang

ada pada tanggal laporan keuangan.

Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di

tetapkan untuk penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja

akuntansi yang di maksud adalah:

1. Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles)

GAAP memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna

laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan luas

tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan

dan akibatnya terhadap laporan keuangan

2. Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah

bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak

seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan

bagaimana hasil suatu ketidak pastian itu, suatu audit

tidak dapat menambahkan ketepatan dan kepastian pada

laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak

ada.

Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan

keuangan akan menambah kredibilitas sebuah laporan

keuangan.

B. PIHAK-PIHAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN AUDITOR INDEPENDEN

Menurut Boyton (2003:57), terdapat 4 pihak yang berhubungan

dengan auditor independen, yaitu:

1. Manajemen

Manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif

merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan

jalannya operasi dan transaksi klien. Dalam konteks auditing

manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan

personel kunci sebagai penyelia (supervisor). Untuk mendapatkan

bukti yang di perlukan di dalam audit seringkali auditor

memerlukan data rahasia tentang entitas. Oleh kerena itu

adalah mutlak untuk menjalin hubungan berdasarkan saling

mempercayai dan saling menghargai. Pendekatan tipikal yang

harus di lakukan auditor terhadap asersi manajemen, dapat di

sebut sebagai keraguan profesional, hal ini berarti auditor

tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga

tidak boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan

kebenarannya, auditor harus senantiasa menyadari perlunya

mengevaluasi secara objektif kondisi-kondisi yang sedang

diamati serta bukti yang di peroleh selama audit.

2. Dewan Direksi dan Komite Audit

Dewan direksi (board of directors) suatu perusahaan bertanggung

jawab untuk memastikan bahwa perusahaan dioperasikan dengan

cara terbaik untuk kepentingan para pemegang saham. Hubungan

auditor dengan para direktur sebagian besar tergantung pada

komposisi dewan itu sendiri, bila dewan terutama terdiri dari

para pejabat perusahaan, maka hubungan auditor, dewan dan

manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama, namun apabila

dewan terdiri dari sejumlah anggota yang berasal dari luar

perusahaan, mungkin terdapat hubungan yang sedikit berbeda,

anggota-anggota dewan yang berasal dari luar bukanlah para

pejabat atau pegawai perusahaan, dalam hal ini, komite audit

yang di tunjuk terutama terdiri dari anggota yang berasal dari

luar dewan , dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor

dan manajemen. Terdapat kecenderungan meningkatnya penggunaan

komite audit sebagai alat untuk memperkuat independen auditor.

Fungsi suatu komite audit yang secara langsung mempengaruhi

auditor independen adalah:

a. mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit

tahunan

b. mendiskusikan lingkup audit dengan auditor

c. mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan

masalah-masalah besar yang di jumpai selama pelaksanaan

audit

d. me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama

auditor pada saat penyelesaian penugasan

karena dewan direksi juga berkepentingan dengan keahlian dan

pengetahuan auditor tentang faktor risiko bisnis dan daya saing

perusahaan, komite audit akan memainkan peran penting dalam

memperkuat kemampuan auditor untuk menerapkan keraguan

profesional secara tepat dalam perikatan.

3. Auditor Internal

Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja

yang dekat dengan auditor internal yang ada pada perusahaan

kliennya. Manajemen dapat meminta auditor independen untuk me-

review kegiatan auditor internal yang telah direncanakan untuk

tahun berjalan serla melaporkan mutu kerja mereka, auditor

memiliki kepentingan kepada auditor internal yang berkaitan

dengan struktur pengendalian intern klien, dan manajemen

internal juga di perbolehkan membantu auditor independen dalam

melaksanakan audit laporan keuangan. Pekerjaan auditor

internal tidak dapat di gunakan sebagai pengganti auditor

independen, namun pekerjaan auditor internal dapat menjadi

pelengkap yang penting bagi auditor independen. Untuk

menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit,

auditor independen harus (1) mempertimbangkan kompetensi dan

objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu

pekerjaan auditor internal

4. Pemegang Saham

Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para

pemegang saham sebagai pengguna utama laporan auditor, auditor

tidak berhubungan langsung dengan para pemegang saham yang

bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan klien,

namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat

umum pemegang saham serta memberikan tanggapan atas pertayaan-

pertanyaan para pemegang saham

C. STANDAR AUDITING

AICPA bertanggung jawab menetapkan standar audit untuk

profesional akuntan publik. Salah satu lengan dari divisi ini

adalah Auditing Standards Board (ASB) atau dewan standar auditing,

yang telah ditunjuk sebagai badan teknis senior dari AICPA untuk

menerbitkan dan mengumumkan standar audit. ASB juga bertanggung

jawab menyediakan pedoman bagi para auditor untuk

mengimplementasikan pengumuman tersebut dengan cara memberikan

persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit disusun oleh

staf dari divisi standar auditing. Seluruh anggota ASB yang

berjumlah 15 orang adalah anggota AICPA. Komite perencanaan pada

ASB yang terdiri dari enam anggota memiliki tanggung jawab untuk

menetapkan agenda ASB serta memantau kemajuan proyek ASB. Dalam

memenuhi tanggung jawabnya, komite menentukan apakah ASB telah

menaggapi isu-isu auditing yang diidentifikasi oleh profesi dan

akuntan publik yang dilayani.

1. Statement on Auditing Standars (SAS) atau Pernyataan Standar

Auditing

Pengumuman ASB disebut Statement On Auditing Standads, sebelum

SAS diterbitkan sebuah konsep usulan tentang pernyataan

tersebut di edarkan secara luas kepada kantor-kantor CPA,

lembaga pengatur seperti SEC, para pendidik di bidang

akuntansi dan lainnya untuk mendapatkan komentar sebagai umpan

balik, pernyataan yang di usulkan berikut komentar yang

diterima selanjutnya di bahas bersama oleh dewan dalam suatu

rapat terbuka sebelum usulan tersebut di terima. Diperlukan

persetujuan setidaknya dua per tiga anggota untuk menerbitkan

suatu SAS. SAS menjelaskan sifat dan luasnya tanggung jawab

seorang auditor serta menawarkan bimbingan bagi seorang

auditor yang melaksanakan audit. Kepatuhan kepada SAS

merupakan kewajiban anggota AICPA yang harus siap untuk

memberikan alasan atas setiap penyimpangan suatu pernyataan.

Ketika di terbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang

terkait di beri nomor kode AU. Dokumen tersebut disatukan

dalam satu berkas lembar lepas AICPA yang di sebut profesional

standards, volume 1. Standar auditing yang diakui secara luas

dalam kaitan dengan profesi akuntan publik dikenal dengan the

ten generally accepted auditing standards.

2. Generally Accepted Auditing Standars (GAAS)

Standar auditing yang di akui secara luas dalam kaitannya

profesi akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten (general

accepted auditing standards)/ sepuluh standar yang berlaku

umum. Sepuluh standar ini awalnya disetujui oleh para anggota

AICPA pada akhir tahun 1940-an. Sejak itu standar tersebut

telah di berkaskan dalam statement on auditing standar. Kadang

kala standar lainnya yang tercantum dalam SAS disebut sebagai

interpretasi atau perluasan dari kesepuluh GAAS tersebut.

a. Standar Umum

Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu

pekerjaan auditor. Terdapat tiga standar umum menurut Boyton

(2003:61):

1. Keahlian dan Pelatihan Teknik yang Memadai.

Dalam setiap profesi, terdapat suatu yang sangat berharga

dalam kompetensi teknis. Kompetensi auditor ditentukan

oleh 3 faktor: (a) pendidikan universitas formal untuk

memasuki profesi; (b) pelatihan praktik dan pengalaman

dalam auditing, dan (c) mengikuti pendidikan profesi

berkelanjutan selama karir profesional auditor.

2. Independensi dalam Sikap Mental

Kompetensi saja tidak mencukupi. Auditor juga harus bebas

dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit serta dalam

melaporkan temuan-temuannya. Standar umum yang kedua ini

mengaitkan peran auditor dalam seuatu audit dengan peran

sebagai penengah dalam perselisian dalam pemburuan atau

sebagai hakim dalam kasus hukum. Auditor juga harus

memenuhi persyaratan independensi dalam kode perilaku

profesional yang ada di AICPA.

Menurut Mulyadi (1998:26), keadaan yang sering kali

mengganggu sikap mental independen auditor adalah:

a. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara

independen,auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya

tersebut

b. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai

kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya

c. Mempertahankan sikap mental independen seringkali

dapat menyebabkan lepasnya klien.

3. Penggunaan Kemahiran Profesional

Seorang auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan

dalam melaksanakan audit serta menerbitka laporan atas

temuan. Dalam melakukan standar ini, seorang auditor yang

berpengalaman harus secara kritis melakukan review atas

pekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan

oleh personil kurang berepengalaman yang turut mengambil

bagian dalam audit. Standar penggunaan ini mengharuskan

seorang auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam

melakukan audit.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

Dinamakan standar pekerjaan lapangan karea terutama

berkaitan dengan pelaksanaan audit ditempat atau ada bisnis

klien. Berikut terdapat 3 standar pekerjaan lapangan:

1. Perencanaan dan Supervisi yang Memadai

Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit serta

rencana program audit yang akan digunakan dalam

melaksanakan audit. Supervisi yang benar merupakan hal

yang penting karena seringkali sebagian besar pelaksanaan

program audit dilaksanakan oleh asisten staf dengan

pengalaman yang terbatas.

2. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang

penting dalam suatu audit. Sebagai contoh, struktur

pengendalian internal yang dirancang dengan baik dan

efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan

informasi keuangan yang andal. Oleh karena itu, merupakan

hal yang sangat mendasar bagi seorang auditor untuk

memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat

merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien

3. Mendapatkan Bukti Audit Kompeten yang Cukup

Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah

menyediakan dasar yang memadai bagi auditor untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Untuk

memenuhi standar ini diperlukan penggunaan pertimbangan

profesional dalam menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu

(kompetensi) bukti audit yang di perlukan untuk mendukung

pendapat auditor.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP

Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor

mengetahui bahwa GAAP merupakan kriteria yang ditetapkan

untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi laporan

keuangan manajemen.

2. Konsistensi dalam penerapan GAAP

Untuk memenuhi standar pelaporan, seorang auditor harus

mencantumkan secara eksplisit dalam laporan auditor

tentang adanya setiap kondisi dimana prinsip akuntansi

tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dalam kaitannya dengan

prinsip akuntans yang diterapkan pada periode sebelumnya.

Standar ini dirancang untuk meningkatkan daya banding

laporan keuangan dari satu periode ke periode yang lain.

Dengan menggunakan standar ini, dan apabila GAAP telah

diterapkan secara konsisten, maka masalah konsistensi

tidak perlu dicantumkan dalam laporan auditor.

3. Pengungkapan informatif yang memadai

Setandar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas

laporan keuangan dan bentuk-bentuk pengungkapan lainnya.

Standar ini hanya berpengaruh pada laporan auditor, bila

pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam

banyak hal, auditor diminta untuk mencantumkan

pengungkapan yang tidak perlu dalam laporan auditor.

4. Pernyataan pendapat

Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan

pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau

menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan

3. Penerapan Standar Auditing

Standar audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan

keuangan oleh seorang auditor independen tanpa memandang skala

ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi, jenis organisasi,

atau apakah tujuan entitas adalah mencari laba atau nirlaba.

Konsep materialitas dan risiko akan mempengaruhi aplikasi

seluruh standar, khususnya pada standar pekerjaan lapangan dan

standar pelaporan, materialitas berkaitan dengan arti penting

relatif sesuatu hal. Risiko berkaitan juga dengan kemungkinan

suatu hal itu tidak benar

4. Hubungan Antara Standar Auditing Dengan Prosedur Auditing

Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang

digunakan serta tindakan yang dilakukan oleh auditor selama

audit berlangsung. Standar auditing yang dapat di terapkan

pada setiap audit laporan keuangan, maka prosedur auditing

dapat berbeda antara satu klien dengan klien yang lainnya,

karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan suatu entitas

dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik, serta sifat

dan kompleksitas operasi dan sebagainya.

D. LAPORAN AUDITOR DAN TANGGUNGJAWABNYA

1. Laporan Standar

Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan

ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualitfied opinion)

yang menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara

wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi

yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila

auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang

dilaksanakan sesuai dengan GAAS.

Pada tahun 1988, ASB mengubah bentuk dan ini laporan standar

dengen menerbitkan SAS no 58, Reports On Audited Financial

Statements (AU 508). Laporan baru tersebut dirancang agar

dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para pengguna

laporan keuangan yang telah di audit tentang pekerjaan audit

yang telah dilaksanakan oleh auditor berikut sifat dan

keterbatasan audit, tujuan kedua adalah untuk membedakan

dengan jelas tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab

auditor independen dalam audit laporan keuangan.

Menurut Boyton (2003:75), terdapat enam elemen dasar dari

laporan standar auditor yaitu:

a. Judul laporan, misalnya “Laporan Audit Independen”

b. alamat/ pihak yang dituju oleh auditor, misalnya Dewan

Direksidan atau Pemegang Saham

c. paragraf pendahuluan Paragraf pendahuluan (introductory

paragraph) memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama

paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab

manajemen dan tanggung jawab auditor.

d. paragraf ruang lingkup audit

(scope paragraph) menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini

sesuai dengan bagian keempat standar pelaporan yang

mengharuskan auditor menunjukkan dengen jelas sifat audit

yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga

menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Menurut Mulyadi

(1998:14), paragraf lingkup audit berisi pernyataan auditor

bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar audit yang

ditetapkan oleh organisasi profesi akutan publik dan

beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing

tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit

dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut

memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan

pendapat atas laporan keuangan auditan.

Hal ini secara jelas diungkapkan oleh Boyton (2003:75),

dimana paragraf lingkup audit harus menyatakan:

1. audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS yang mengharuskan:

a. merencanakan dan melaksanakan audit agar mendapatkan

keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas

dari salah saji material

b. memeriksa bukti atas dasar pengujian

c. menilai prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi

signikan yang dibuat oleh manajemen

d. penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara

keseluruhan

2. keyakinan auditor bahwa audit memberikan dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat

e. paragraf pendapat

menurut mulyadi (1998:18), dalam paragraf pendapat, auditor

menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan

laporan keuangan auditan, dan semua hal yang material, yang

didasarkan atas kesesuaianpenyusunan laporan keuangan

tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Menurutnya, ada lima tipe pokok laporan audit yang

diterbitkan oleh auditor:

1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian

(unequalified opinion report)

pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor

jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan

tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai

kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum

dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan

sistem akuntansi berterima umum, serta pengungkapan

memadai dalam laporan keuangan.

Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1)

bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap

informasinya.pengertian wajar ini tidak hanya terbatas

pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang

tercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula

ketepatan penggolongan informasi seperti penggolongan

aktiva atau utang jedalam kelompok lancar atau tidak

lancar, biaya usaha dan biaya diluar usaha.

Laporan keuangan diaanggap menyajikan secara wajar

posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi

kondisi berikut ini:

a. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk

menyusun laporan keuangan

b. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum

dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya

telah cukup digambarkan dan dijelaskan dengan cukup

dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum.

2. laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian

dengan bahasa penjelasan (unequalified opinion report with

explanatory language)

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan,

namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar

posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,

auditor dapat menerbitkan laporan audit bahan baku

dengan bahasa penjelasan.

Menurut Supardi (2012), “Keadaan” tertentu mungkin

auditor mengharuskan menambahkan suatu paragraf

penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain, dalam

laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat

“Wajar Tanpa Pengecualian”.Menurut SPAP/94-SA Seksi 504

junto PSA No. 52 paragraf 11 hal 508.7 pentingnya

penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa

kkeadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor

menambahkan paragraf penjelas( bahasa penjelasan lain)

dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

pendapat wajar tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh

auditor. Misalnya karena sebagian laporan keuangan

diperiksa oleh auditor lain. Dalam hal ini apabila

auditor memutuskan untuk membuat referensi ke laporan

auditor independen lain sebagai dasar, sebagian

pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan

kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia

harus menunjuk ke laporan auditor independen lain dalam

pernyataan peendapatnya. Referensi ini merupakan

petunjuk adanya pemisahan tanggungjawab dalam

pelaksanaan audit. Contohnya adalah:

“kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT.X dan anak

perusahaannya tgl 31 desember 199y dan 199x serta

laporan rugi/laba, laporan laba yang ditahan dan laporan

arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah

tanggung jawab managemen perusahaan. Tanggung jawab kami

terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan

berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit PT. ABC,

suatu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT X

yang laporan keuangannya menyajikan total aktiva sebesar

Rp......dan Rp..... berturut-turut pada tanggal 31

desember 199y dan 199x dan total pendapatan sebesar

Rp..... dan Rp...... untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut

telah diaudit oleh auditor independen lain dengan

pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah

diserahkan kepada kami dan pendapat kami sejauh yang

berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan PT,ABC,

sematamata hanya berdasar atas laporan auditor

independen tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan

standar auditing yang telah ditetepkan ikatan akuntan

indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami

merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari

salah saji material. Suatu audit pemeriksaaan bukti-

bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan

dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian

atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi

signifikan yang buat oleh managemen perusahaan serta

penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara

keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan

dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan

laporan auditor independen yang lain diatas, laporan

keuangan konsolidasi yang kami sebut diatas menyajikan

secara wajar dalam semua hal yang material, posisi

keuangan perusahaan PT.X tanggal 31 desember 199y dan

199x, hasil usaha, laba yang ditahan, serta arus kas

untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum..”

3. laporan yang ebrisi pendapat wajar dengan pengecualian

(unequalified opinion report)

Menurut Mulyadi (1998:19), Jika auditor menjumpai

konisi-kondisi berikut ini , maka ia memberikan pendapat

wajar dengan pengecualian dalam laporan audit:

a. lingkup audit dibatasi oleh klien

b. auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit

penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting

karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan

klien maupun auditor.

c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum

d. Prisnsip akuntansi berterima umum yang digunakan

dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan

secara konsisten.

4. laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion

report)

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar

tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak

wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun

berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga

tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,hasil

usaha,perubahan saldo laba, dan arus kas perusahaan

klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia

tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga dapat

mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung

pendapatnya. Jika laporan keuangan diberikan pendapat

tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan

oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak

dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh

pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan

pendapat (disclaimer of opinion report)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atass laporan

keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan

laporan tanpa pendapat. Menurut Mulyadi (1998:20)

kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak

memberikan pendapat adalah:

a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap

lingkup audit

b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan

klien.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat

dengan pendapat tidak wajar adalah: pendapat tidak

wajar ini diberikan dalam keadaaan auditor mengetahui

adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan

auditor auditor menyatakan tidak memberikan pendapat

karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai

kewajaran laporan keuangan auditan atau karena tidak

independen dalam hubungan dengan klien.

f. tanda tangan kantor akuntan publik . manual atau tercetak

g. tanggal laporan. hari terakhir pekerjaan lapangan

2. Penyimpangan dari Laporan Standar

Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu

dari dua kategori berikut ini

a. Laporan Standar dengan Bahasa Penjelasan

karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan

ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat

wajar tanpa pengecualian, karena laporan keuangan sesuai

dengan GAAP namun terdapat beberapa kondisi yang

mengharuskan auditor menambah paragraf penjelas atau bahasa

penjelasan lain pada laporan standar AU 508 memeberikan

pedoman lebih lanjut atas konsisi lain yang memerlukan

penyimpangan jenis ini dari laporan standar. Biasanya

informasi penjelas diletakkan pada paragraf penjelas yang

mengikuti paragraf pendapat, dalam bebrapa hal diperlukan

susunan kata-kata penjelasan dalam tiga paragraf standar,

dan dalam hal ini paragraf penjelas diletakkan sebelum

paragraf pendapat.

b. Jenis-Jenis Pendapat Lain

kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah

apabila terjadi salah satu dari kondisi berikut:

1. laporan standar mengandung penyimpangan yang material

dari GAAP

2. auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup

berkenaan dengan salah satu atau lebih asersi manajemen,

sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk

memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan

keuangan secara keseluruhan. Dalam hal ini auditor akan

menyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapat

berikut :

a. pendapat wajar dengan pengecualian pengecualian

(qualified opinion) yang menyatakan bahwa kecuali dampak

dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian

tersebut, laporan keuangan menyajikan secara wajar...

sesuai dengan GAAP

b. pendapat tidak wajar (adverse opinion) yang menyatakan

bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara

wajar...... sesuai dengan GAAP.

c. menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), yang

menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat

atas laporan keuangan

penyimpangan dari GAAP meliputi prinsip akuntansi yang tidak

berlaku umum, penerapan GAAP yang salah, kegagalan untuk

membuat pengungkapan yang diwajibkan GAAP. Dalam kondisi ini

auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan penecualian

atau pendapat tidak wajar, pendapat tidak wajar hanya

digunakan pada penyimpangan yang berdampak sangat material

terhadap laporan keuangan.

Pada kondisi dimana auditor tidak mampu mendapatkan bukti

kompeten yang mencukupi untuk membuktikan apakah satu atau

lebih asersi sesuai dengan GAAP atau tidak dikenal dengan

istilah pembatasan lingkup, dalam hal ini auditor akan

memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak

memberikan pendapat. Penolakan untuk memberikan pendapat

hanya digunakan apabila terdapat pembatasan lingkup yang

berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan dampak yang

sangat material terhadap laporan keuangan. Apabila dalam

satu dari pendapat jenis lain ini dinyatakan, pendapat

tersebut harus diberikan penjelasan dalam satu atau lebih

paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf pendapat

diawali dengan referensi paragraf penjelasan, akan diikuti

dengan susunan kalimat yang sesuai untuk jenis pendapat.

c. Laporan Pertanggungjawaban Manajemen

Manajemen yang bertanggung jawab atas semua keputusan

berkenaan dengan bentuk dan isi laporan keuangan. Untuk

menyoroti lebih jauh tentang pembagian tanggung jawab antara

manajemen dan auditor independen, banyak perusahaan

menyertakan laporan pertanggung jawaban manajemen dalam

laporan tahunan kepada pemegang saham. Laporan tersebut

mencantumkan komentar tentang pengendalian intern, audit

internal, serta akses auditor independen pada dewan direksi

dan komite audit.

Menurut Supriadi (2012) Managemen bertanggung jawab dalam

menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk

menbangun serta memelihara struktur pengendalian intern yang

digunakan dalam mencatat,mengolah, meringkas, dan melaporkan

data keuangan yang sejalan dengan asertasi managemen yang

tercantum dalam laporan keuangan. Pengendalian intern secara

bebas diartikan sebagai suatu struktur organisasi dan semua

alat alat dan cara-cara yang secara terpadu digariskan oleh

managemen dalam rangka menjaga harta milik perusahaan,

menjaga kehandalan data akuntansi, memajukan efisiensi dan

efektifitas usaha perusahaan serta mendorong agar semua

peraturan-peraturan yang telah digariskan managemen dipatuhi

oleh semua jajaran perusahaan. Struktur pengendalian intern

mencakup sistem akuntansi yang mengidentifikasikan,

menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan

transaksi keuangan suatu usaha serta menyelenggarakan secara

transfaran pertanggung jawaban aktiva, kewajiban, dan

ekuitas perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan auditor

atas hal tersebut terbatas pada permasalaha-permasalahan

yang ditemukan selama pemeriksaan, sehingga penyajian yang

wajar atas posisi keuangan serta hasil usaha arus kas sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK) adalah

tercermin dan merupakan bagian terpadu yang menjadi tanggung

jawab managemen. Di lain pihak auditor independen hanya

bertanggung jawab atas pemberian pendapat(opini) mengenai

laporan keuangan.

Selanjutnya auditor independen dapat memberikan saran-saran

tentang bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft

laporan keuangan seluruhnya atau sebagian atas informasi

yang diperoleh dari sistem akuntansi yang diterapkan oleh

managemen, namun tanggung jawab auditor atas laporan

keuangan yang diaudit, tetap terbatas pada pernyataan

pendapat atas laporan keuangan tersebut. Selain tanggung

jawab auditor independen hanya terbatas pada pernyataan

pendapat atas laporan keuangan, ia juga mempunyai tanggung

jawab profesi mereka yang meliputi tanggung jawab untuk

senantiasa mematuhi standar(ketentuan) yang telah di

sepakati bersama oleh IAI termasuk tanggung jawab dalam

mematuhi prinsip yang berlaku umum(SAK), standar

auditing(SPAP) yang ditetapkan oleh IAI serta kode etik

akuntan publik.

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003.

Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi., Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Rizal, Ahmad. 2013. Hal-Hal yang Mendasari Audit Keuangan. (online)

(http://ahmadrizal26.blogspot.com/2013/10/hal-hal-yang-mendasari-

audit-keuangan.html. diakses pada tanggal 17 September 2014)

Supriadi. 2012. Laporan Audit. (online)

(http://supardiakuntansi.blogspot.com/2012/01/laporan-audit.html.

diakses pada tanggal 17 September 2014)

Rangkuman Mata Kuliah

AUDIT LAPORAN KEUANGAN

DAN

TANGGUNG JAWAB AUDITOR

OLEH:

MAXYANUS TARUK LOBO’

A311 12 296

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014