A. AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan
dalam ekonomi pasar bebas. Beberapa tanggung jawab auditor
termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan
tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan
apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari
audit laporan keuangan dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:
1. Hubungan antara Akuntansi dan Auditing
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan
transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di
identifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur, dicatat
dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi.
Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data
yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi
pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu
proses yang kreatif.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami
bisnis dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi
bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen,
sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada
kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi
keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar
sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi
standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan
dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang
memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk
pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit
laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru,
melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen.
2. Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan
Keuangan
Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan
keuangan dapat di teliti untuk pembuktian. Data dikatakan
dapat di teliti untuk pembuktian (verifiable) apabila dua atau
lebih orang yang memiliki kualifikasi dapat membrikan
kesimpulan yang serupa dari data yang di periksa. Kemampuan
dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama berkaitan
dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi
yang sedang di pertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang
di sebut pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor
hanya mencari dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran (fairness) laporan keuangan. Dalam melakukan
pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk meyakinkan
validitas (validity) dan ketepatan perlakuan akuntansi atas
transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti
otentik, mantap atau memiliki dasar yang kokoh, sedangkan
ketepatan (propriety) berarti sesuai dengan aturan-aturan
akuntansi yang di tetapkan secara kebiasaan yang ada.
3. Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan
Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan
karena:
a. Pertentangan kepentingan (conflict of interest) pertentangan
kepentingan dapat terjadi di antara berbagai kelompok
pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan para
pemegang saham, oleh karena itu para pengguna mencari
keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi
tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan
manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai
kelompok pengguna (dengan perkataan lain, informasi tidak
disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah
satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya)
b. Konsekuensi (consequence) laporan keuangan yang di
terbitkan menyajikan informasi yang penting, dan dalam
beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi
yang di gunakan untuk membuat keputusan investasi yang
signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka
para pengguna laporan akan melirik pada auditor
independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan
keuangan yang telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk
semua pengungkapan yang memadai.
c. Kompleksitas (complexity) dengan meningkatnya tingkat
kompleksitas,maka risiko interpretasi dan risiko
timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut
meningkat . karena para pengguna merasa semakin sulit,
atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu
laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor
independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam
laporan keuangan
d. Keterpencilan (remotenes) tidak praktis untuk mencari akses
langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan
sendiri verifikasi atas laporan keuangan, dari pada
mempercayai mutu data keuangan begitu saja, para pengguna
laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk
memenuhi kebutuhannya.
Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya
risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa
laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau
bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa audit laporan
keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan
dengan cara menekan risiko informasi.
4. Manfaat Ekonomi Suatu Audit
Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Ases ke pasar modal. Perusahaan publik harus memenuhi
statuta (ketentuan hukum) persyaratan audit terlebih
dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum di
perdagangkan di pasar modal
b. Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan
Perusahaan yang telah di audit akan menurunkan risiko
informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat bunga
yang lebih rendah, dan investor akan setuju untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih rendah atas
investasi mereka
c. Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para
pegawai mengetahui akan di adakannya audit independen,
mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha
sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan
fungsi akuntansi dan menyalahgunakan aset perusahaan,
selain itu dapat mengurangi kemungkinan manajemen
melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.
d. Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali
auditor independen memberikan saran untuk meningkatkan
pengendalian serta mencapai efisensi operasi yang lebih
tinggi dalam organisasi klien
Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya
memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh langsung pada
harga saham perusahaan, karena seringkali manajemen telah
menyampaikan hasil-hasil keuangan dan temuan audit melalui
siaran pers kepada wartawan keuangan sebelum laporan
keuangan secara resmi diterbitkan. Akan tetapi, pernyataan
semacam itu dapat membantu keyakinkan efisiensi pasar uang
dengan cara mencegah atau membatasi penyebaran informasi
sebelum yang tidak akurat.
Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari
keyakinan bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji
yang material. Selain dari manajemen dan dewan direksi juga
memperoleh manfaat dari hasil sampling suatu audit. Biasanya
para auditor memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko
bisnis, praktik terbaik, serta ukuran kinerja kunci yang
terkait dengan suatu industi tertentu. Sebagai hasil
pengalaman melakukan audit atas beberapa atau banyak
perusahaan. Dengan demikian para auditor independen dari
kantor akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada
manajemen . SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara
jasa audit dengan konsultasi, setiap auditor harus menjaga
keseimbangan yang tipis antara melaksanakan audit serta
membiarkan manajemen dan dewan direksi memetik keuntungan
berupa manfaat ekonomi dari pengetahuan auditor tentang
perusahaan
5. Keterbatasan Audit Laporan Keuangan
Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam
batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi yang dimaksud
adalah
a. Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit
dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan
sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang
dilakukan secara selektif. Selain itu, auditor juga dapat
memilih untuk menguji sistem pengendalian internal dan
mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal
yang berungsi dengan baik
b. Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya
laporan auditor atas demikian banyak perusahaan akan
terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu setelah
tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi
jumlah bukti yang di peroleh tentang peristiwa dan
transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada
laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang
demikian siingkat untuk memisahkan ketidakpastian yang
ada pada tanggal laporan keuangan.
Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di
tetapkan untuk penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja
akuntansi yang di maksud adalah:
1. Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles)
GAAP memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna
laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan luas
tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan
dan akibatnya terhadap laporan keuangan
2. Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah
bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak
seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan
bagaimana hasil suatu ketidak pastian itu, suatu audit
tidak dapat menambahkan ketepatan dan kepastian pada
laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak
ada.
Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan
keuangan akan menambah kredibilitas sebuah laporan
keuangan.
B. PIHAK-PIHAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN AUDITOR INDEPENDEN
Menurut Boyton (2003:57), terdapat 4 pihak yang berhubungan
dengan auditor independen, yaitu:
1. Manajemen
Manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif
merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan
jalannya operasi dan transaksi klien. Dalam konteks auditing
manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan
personel kunci sebagai penyelia (supervisor). Untuk mendapatkan
bukti yang di perlukan di dalam audit seringkali auditor
memerlukan data rahasia tentang entitas. Oleh kerena itu
adalah mutlak untuk menjalin hubungan berdasarkan saling
mempercayai dan saling menghargai. Pendekatan tipikal yang
harus di lakukan auditor terhadap asersi manajemen, dapat di
sebut sebagai keraguan profesional, hal ini berarti auditor
tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga
tidak boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan
kebenarannya, auditor harus senantiasa menyadari perlunya
mengevaluasi secara objektif kondisi-kondisi yang sedang
diamati serta bukti yang di peroleh selama audit.
2. Dewan Direksi dan Komite Audit
Dewan direksi (board of directors) suatu perusahaan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa perusahaan dioperasikan dengan
cara terbaik untuk kepentingan para pemegang saham. Hubungan
auditor dengan para direktur sebagian besar tergantung pada
komposisi dewan itu sendiri, bila dewan terutama terdiri dari
para pejabat perusahaan, maka hubungan auditor, dewan dan
manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama, namun apabila
dewan terdiri dari sejumlah anggota yang berasal dari luar
perusahaan, mungkin terdapat hubungan yang sedikit berbeda,
anggota-anggota dewan yang berasal dari luar bukanlah para
pejabat atau pegawai perusahaan, dalam hal ini, komite audit
yang di tunjuk terutama terdiri dari anggota yang berasal dari
luar dewan , dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor
dan manajemen. Terdapat kecenderungan meningkatnya penggunaan
komite audit sebagai alat untuk memperkuat independen auditor.
Fungsi suatu komite audit yang secara langsung mempengaruhi
auditor independen adalah:
a. mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit
tahunan
b. mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
c. mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan
masalah-masalah besar yang di jumpai selama pelaksanaan
audit
d. me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama
auditor pada saat penyelesaian penugasan
karena dewan direksi juga berkepentingan dengan keahlian dan
pengetahuan auditor tentang faktor risiko bisnis dan daya saing
perusahaan, komite audit akan memainkan peran penting dalam
memperkuat kemampuan auditor untuk menerapkan keraguan
profesional secara tepat dalam perikatan.
3. Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja
yang dekat dengan auditor internal yang ada pada perusahaan
kliennya. Manajemen dapat meminta auditor independen untuk me-
review kegiatan auditor internal yang telah direncanakan untuk
tahun berjalan serla melaporkan mutu kerja mereka, auditor
memiliki kepentingan kepada auditor internal yang berkaitan
dengan struktur pengendalian intern klien, dan manajemen
internal juga di perbolehkan membantu auditor independen dalam
melaksanakan audit laporan keuangan. Pekerjaan auditor
internal tidak dapat di gunakan sebagai pengganti auditor
independen, namun pekerjaan auditor internal dapat menjadi
pelengkap yang penting bagi auditor independen. Untuk
menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit,
auditor independen harus (1) mempertimbangkan kompetensi dan
objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu
pekerjaan auditor internal
4. Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para
pemegang saham sebagai pengguna utama laporan auditor, auditor
tidak berhubungan langsung dengan para pemegang saham yang
bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan klien,
namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat
umum pemegang saham serta memberikan tanggapan atas pertayaan-
pertanyaan para pemegang saham
C. STANDAR AUDITING
AICPA bertanggung jawab menetapkan standar audit untuk
profesional akuntan publik. Salah satu lengan dari divisi ini
adalah Auditing Standards Board (ASB) atau dewan standar auditing,
yang telah ditunjuk sebagai badan teknis senior dari AICPA untuk
menerbitkan dan mengumumkan standar audit. ASB juga bertanggung
jawab menyediakan pedoman bagi para auditor untuk
mengimplementasikan pengumuman tersebut dengan cara memberikan
persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit disusun oleh
staf dari divisi standar auditing. Seluruh anggota ASB yang
berjumlah 15 orang adalah anggota AICPA. Komite perencanaan pada
ASB yang terdiri dari enam anggota memiliki tanggung jawab untuk
menetapkan agenda ASB serta memantau kemajuan proyek ASB. Dalam
memenuhi tanggung jawabnya, komite menentukan apakah ASB telah
menaggapi isu-isu auditing yang diidentifikasi oleh profesi dan
akuntan publik yang dilayani.
1. Statement on Auditing Standars (SAS) atau Pernyataan Standar
Auditing
Pengumuman ASB disebut Statement On Auditing Standads, sebelum
SAS diterbitkan sebuah konsep usulan tentang pernyataan
tersebut di edarkan secara luas kepada kantor-kantor CPA,
lembaga pengatur seperti SEC, para pendidik di bidang
akuntansi dan lainnya untuk mendapatkan komentar sebagai umpan
balik, pernyataan yang di usulkan berikut komentar yang
diterima selanjutnya di bahas bersama oleh dewan dalam suatu
rapat terbuka sebelum usulan tersebut di terima. Diperlukan
persetujuan setidaknya dua per tiga anggota untuk menerbitkan
suatu SAS. SAS menjelaskan sifat dan luasnya tanggung jawab
seorang auditor serta menawarkan bimbingan bagi seorang
auditor yang melaksanakan audit. Kepatuhan kepada SAS
merupakan kewajiban anggota AICPA yang harus siap untuk
memberikan alasan atas setiap penyimpangan suatu pernyataan.
Ketika di terbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang
terkait di beri nomor kode AU. Dokumen tersebut disatukan
dalam satu berkas lembar lepas AICPA yang di sebut profesional
standards, volume 1. Standar auditing yang diakui secara luas
dalam kaitan dengan profesi akuntan publik dikenal dengan the
ten generally accepted auditing standards.
2. Generally Accepted Auditing Standars (GAAS)
Standar auditing yang di akui secara luas dalam kaitannya
profesi akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten (general
accepted auditing standards)/ sepuluh standar yang berlaku
umum. Sepuluh standar ini awalnya disetujui oleh para anggota
AICPA pada akhir tahun 1940-an. Sejak itu standar tersebut
telah di berkaskan dalam statement on auditing standar. Kadang
kala standar lainnya yang tercantum dalam SAS disebut sebagai
interpretasi atau perluasan dari kesepuluh GAAS tersebut.
a. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu
pekerjaan auditor. Terdapat tiga standar umum menurut Boyton
(2003:61):
1. Keahlian dan Pelatihan Teknik yang Memadai.
Dalam setiap profesi, terdapat suatu yang sangat berharga
dalam kompetensi teknis. Kompetensi auditor ditentukan
oleh 3 faktor: (a) pendidikan universitas formal untuk
memasuki profesi; (b) pelatihan praktik dan pengalaman
dalam auditing, dan (c) mengikuti pendidikan profesi
berkelanjutan selama karir profesional auditor.
2. Independensi dalam Sikap Mental
Kompetensi saja tidak mencukupi. Auditor juga harus bebas
dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit serta dalam
melaporkan temuan-temuannya. Standar umum yang kedua ini
mengaitkan peran auditor dalam seuatu audit dengan peran
sebagai penengah dalam perselisian dalam pemburuan atau
sebagai hakim dalam kasus hukum. Auditor juga harus
memenuhi persyaratan independensi dalam kode perilaku
profesional yang ada di AICPA.
Menurut Mulyadi (1998:26), keadaan yang sering kali
mengganggu sikap mental independen auditor adalah:
a. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara
independen,auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya
tersebut
b. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai
kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya
c. Mempertahankan sikap mental independen seringkali
dapat menyebabkan lepasnya klien.
3. Penggunaan Kemahiran Profesional
Seorang auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan
dalam melaksanakan audit serta menerbitka laporan atas
temuan. Dalam melakukan standar ini, seorang auditor yang
berpengalaman harus secara kritis melakukan review atas
pekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan
oleh personil kurang berepengalaman yang turut mengambil
bagian dalam audit. Standar penggunaan ini mengharuskan
seorang auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam
melakukan audit.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
Dinamakan standar pekerjaan lapangan karea terutama
berkaitan dengan pelaksanaan audit ditempat atau ada bisnis
klien. Berikut terdapat 3 standar pekerjaan lapangan:
1. Perencanaan dan Supervisi yang Memadai
Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit serta
rencana program audit yang akan digunakan dalam
melaksanakan audit. Supervisi yang benar merupakan hal
yang penting karena seringkali sebagian besar pelaksanaan
program audit dilaksanakan oleh asisten staf dengan
pengalaman yang terbatas.
2. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang
penting dalam suatu audit. Sebagai contoh, struktur
pengendalian internal yang dirancang dengan baik dan
efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan
informasi keuangan yang andal. Oleh karena itu, merupakan
hal yang sangat mendasar bagi seorang auditor untuk
memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat
merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien
3. Mendapatkan Bukti Audit Kompeten yang Cukup
Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah
menyediakan dasar yang memadai bagi auditor untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Untuk
memenuhi standar ini diperlukan penggunaan pertimbangan
profesional dalam menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu
(kompetensi) bukti audit yang di perlukan untuk mendukung
pendapat auditor.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP
Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor
mengetahui bahwa GAAP merupakan kriteria yang ditetapkan
untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi laporan
keuangan manajemen.
2. Konsistensi dalam penerapan GAAP
Untuk memenuhi standar pelaporan, seorang auditor harus
mencantumkan secara eksplisit dalam laporan auditor
tentang adanya setiap kondisi dimana prinsip akuntansi
tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dalam kaitannya dengan
prinsip akuntans yang diterapkan pada periode sebelumnya.
Standar ini dirancang untuk meningkatkan daya banding
laporan keuangan dari satu periode ke periode yang lain.
Dengan menggunakan standar ini, dan apabila GAAP telah
diterapkan secara konsisten, maka masalah konsistensi
tidak perlu dicantumkan dalam laporan auditor.
3. Pengungkapan informatif yang memadai
Setandar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas
laporan keuangan dan bentuk-bentuk pengungkapan lainnya.
Standar ini hanya berpengaruh pada laporan auditor, bila
pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam
banyak hal, auditor diminta untuk mencantumkan
pengungkapan yang tidak perlu dalam laporan auditor.
4. Pernyataan pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau
menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan
3. Penerapan Standar Auditing
Standar audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan
keuangan oleh seorang auditor independen tanpa memandang skala
ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi, jenis organisasi,
atau apakah tujuan entitas adalah mencari laba atau nirlaba.
Konsep materialitas dan risiko akan mempengaruhi aplikasi
seluruh standar, khususnya pada standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan, materialitas berkaitan dengan arti penting
relatif sesuatu hal. Risiko berkaitan juga dengan kemungkinan
suatu hal itu tidak benar
4. Hubungan Antara Standar Auditing Dengan Prosedur Auditing
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang
digunakan serta tindakan yang dilakukan oleh auditor selama
audit berlangsung. Standar auditing yang dapat di terapkan
pada setiap audit laporan keuangan, maka prosedur auditing
dapat berbeda antara satu klien dengan klien yang lainnya,
karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan suatu entitas
dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik, serta sifat
dan kompleksitas operasi dan sebagainya.
D. LAPORAN AUDITOR DAN TANGGUNGJAWABNYA
1. Laporan Standar
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan
ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualitfied opinion)
yang menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi
yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila
auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang
dilaksanakan sesuai dengan GAAS.
Pada tahun 1988, ASB mengubah bentuk dan ini laporan standar
dengen menerbitkan SAS no 58, Reports On Audited Financial
Statements (AU 508). Laporan baru tersebut dirancang agar
dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para pengguna
laporan keuangan yang telah di audit tentang pekerjaan audit
yang telah dilaksanakan oleh auditor berikut sifat dan
keterbatasan audit, tujuan kedua adalah untuk membedakan
dengan jelas tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab
auditor independen dalam audit laporan keuangan.
Menurut Boyton (2003:75), terdapat enam elemen dasar dari
laporan standar auditor yaitu:
a. Judul laporan, misalnya “Laporan Audit Independen”
b. alamat/ pihak yang dituju oleh auditor, misalnya Dewan
Direksidan atau Pemegang Saham
c. paragraf pendahuluan Paragraf pendahuluan (introductory
paragraph) memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama
paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab
manajemen dan tanggung jawab auditor.
d. paragraf ruang lingkup audit
(scope paragraph) menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini
sesuai dengan bagian keempat standar pelaporan yang
mengharuskan auditor menunjukkan dengen jelas sifat audit
yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga
menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Menurut Mulyadi
(1998:14), paragraf lingkup audit berisi pernyataan auditor
bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar audit yang
ditetapkan oleh organisasi profesi akutan publik dan
beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing
tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut
memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan auditan.
Hal ini secara jelas diungkapkan oleh Boyton (2003:75),
dimana paragraf lingkup audit harus menyatakan:
1. audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS yang mengharuskan:
a. merencanakan dan melaksanakan audit agar mendapatkan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji material
b. memeriksa bukti atas dasar pengujian
c. menilai prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signikan yang dibuat oleh manajemen
d. penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan
2. keyakinan auditor bahwa audit memberikan dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat
e. paragraf pendapat
menurut mulyadi (1998:18), dalam paragraf pendapat, auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
laporan keuangan auditan, dan semua hal yang material, yang
didasarkan atas kesesuaianpenyusunan laporan keuangan
tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Menurutnya, ada lima tipe pokok laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor:
1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
(unequalified opinion report)
pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor
jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan
tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai
kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum
dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan
sistem akuntansi berterima umum, serta pengungkapan
memadai dalam laporan keuangan.
Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1)
bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap
informasinya.pengertian wajar ini tidak hanya terbatas
pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang
tercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula
ketepatan penggolongan informasi seperti penggolongan
aktiva atau utang jedalam kelompok lancar atau tidak
lancar, biaya usaha dan biaya diluar usaha.
Laporan keuangan diaanggap menyajikan secara wajar
posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi
kondisi berikut ini:
a. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk
menyusun laporan keuangan
b. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum
dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya
telah cukup digambarkan dan dijelaskan dengan cukup
dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
2. laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelasan (unequalified opinion report with
explanatory language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan,
namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,
auditor dapat menerbitkan laporan audit bahan baku
dengan bahasa penjelasan.
Menurut Supardi (2012), “Keadaan” tertentu mungkin
auditor mengharuskan menambahkan suatu paragraf
penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain, dalam
laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat
“Wajar Tanpa Pengecualian”.Menurut SPAP/94-SA Seksi 504
junto PSA No. 52 paragraf 11 hal 508.7 pentingnya
penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa
kkeadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor
menambahkan paragraf penjelas( bahasa penjelasan lain)
dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh
auditor. Misalnya karena sebagian laporan keuangan
diperiksa oleh auditor lain. Dalam hal ini apabila
auditor memutuskan untuk membuat referensi ke laporan
auditor independen lain sebagai dasar, sebagian
pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan
kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia
harus menunjuk ke laporan auditor independen lain dalam
pernyataan peendapatnya. Referensi ini merupakan
petunjuk adanya pemisahan tanggungjawab dalam
pelaksanaan audit. Contohnya adalah:
“kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT.X dan anak
perusahaannya tgl 31 desember 199y dan 199x serta
laporan rugi/laba, laporan laba yang ditahan dan laporan
arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab managemen perusahaan. Tanggung jawab kami
terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit PT. ABC,
suatu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT X
yang laporan keuangannya menyajikan total aktiva sebesar
Rp......dan Rp..... berturut-turut pada tanggal 31
desember 199y dan 199x dan total pendapatan sebesar
Rp..... dan Rp...... untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut
telah diaudit oleh auditor independen lain dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah
diserahkan kepada kami dan pendapat kami sejauh yang
berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan PT,ABC,
sematamata hanya berdasar atas laporan auditor
independen tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan
standar auditing yang telah ditetepkan ikatan akuntan
indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material. Suatu audit pemeriksaaan bukti-
bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian
atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang buat oleh managemen perusahaan serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan
dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan
laporan auditor independen yang lain diatas, laporan
keuangan konsolidasi yang kami sebut diatas menyajikan
secara wajar dalam semua hal yang material, posisi
keuangan perusahaan PT.X tanggal 31 desember 199y dan
199x, hasil usaha, laba yang ditahan, serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum..”
3. laporan yang ebrisi pendapat wajar dengan pengecualian
(unequalified opinion report)
Menurut Mulyadi (1998:19), Jika auditor menjumpai
konisi-kondisi berikut ini , maka ia memberikan pendapat
wajar dengan pengecualian dalam laporan audit:
a. lingkup audit dibatasi oleh klien
b. auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit
penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting
karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan
klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum
d. Prisnsip akuntansi berterima umum yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan
secara konsisten.
4. laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion
report)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar
tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak
wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,hasil
usaha,perubahan saldo laba, dan arus kas perusahaan
klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia
tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga dapat
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberikan pendapat
tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan
oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak
dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh
pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan
pendapat (disclaimer of opinion report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atass laporan
keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan
laporan tanpa pendapat. Menurut Mulyadi (1998:20)
kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap
lingkup audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat
dengan pendapat tidak wajar adalah: pendapat tidak
wajar ini diberikan dalam keadaaan auditor mengetahui
adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan
auditor auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan atau karena tidak
independen dalam hubungan dengan klien.
f. tanda tangan kantor akuntan publik . manual atau tercetak
g. tanggal laporan. hari terakhir pekerjaan lapangan
2. Penyimpangan dari Laporan Standar
Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu
dari dua kategori berikut ini
a. Laporan Standar dengan Bahasa Penjelasan
karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan
ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat
wajar tanpa pengecualian, karena laporan keuangan sesuai
dengan GAAP namun terdapat beberapa kondisi yang
mengharuskan auditor menambah paragraf penjelas atau bahasa
penjelasan lain pada laporan standar AU 508 memeberikan
pedoman lebih lanjut atas konsisi lain yang memerlukan
penyimpangan jenis ini dari laporan standar. Biasanya
informasi penjelas diletakkan pada paragraf penjelas yang
mengikuti paragraf pendapat, dalam bebrapa hal diperlukan
susunan kata-kata penjelasan dalam tiga paragraf standar,
dan dalam hal ini paragraf penjelas diletakkan sebelum
paragraf pendapat.
b. Jenis-Jenis Pendapat Lain
kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah
apabila terjadi salah satu dari kondisi berikut:
1. laporan standar mengandung penyimpangan yang material
dari GAAP
2. auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup
berkenaan dengan salah satu atau lebih asersi manajemen,
sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Dalam hal ini auditor akan
menyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapat
berikut :
a. pendapat wajar dengan pengecualian pengecualian
(qualified opinion) yang menyatakan bahwa kecuali dampak
dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian
tersebut, laporan keuangan menyajikan secara wajar...
sesuai dengan GAAP
b. pendapat tidak wajar (adverse opinion) yang menyatakan
bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar...... sesuai dengan GAAP.
c. menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), yang
menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan
penyimpangan dari GAAP meliputi prinsip akuntansi yang tidak
berlaku umum, penerapan GAAP yang salah, kegagalan untuk
membuat pengungkapan yang diwajibkan GAAP. Dalam kondisi ini
auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan penecualian
atau pendapat tidak wajar, pendapat tidak wajar hanya
digunakan pada penyimpangan yang berdampak sangat material
terhadap laporan keuangan.
Pada kondisi dimana auditor tidak mampu mendapatkan bukti
kompeten yang mencukupi untuk membuktikan apakah satu atau
lebih asersi sesuai dengan GAAP atau tidak dikenal dengan
istilah pembatasan lingkup, dalam hal ini auditor akan
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak
memberikan pendapat. Penolakan untuk memberikan pendapat
hanya digunakan apabila terdapat pembatasan lingkup yang
berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan dampak yang
sangat material terhadap laporan keuangan. Apabila dalam
satu dari pendapat jenis lain ini dinyatakan, pendapat
tersebut harus diberikan penjelasan dalam satu atau lebih
paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf pendapat
diawali dengan referensi paragraf penjelasan, akan diikuti
dengan susunan kalimat yang sesuai untuk jenis pendapat.
c. Laporan Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen yang bertanggung jawab atas semua keputusan
berkenaan dengan bentuk dan isi laporan keuangan. Untuk
menyoroti lebih jauh tentang pembagian tanggung jawab antara
manajemen dan auditor independen, banyak perusahaan
menyertakan laporan pertanggung jawaban manajemen dalam
laporan tahunan kepada pemegang saham. Laporan tersebut
mencantumkan komentar tentang pengendalian intern, audit
internal, serta akses auditor independen pada dewan direksi
dan komite audit.
Menurut Supriadi (2012) Managemen bertanggung jawab dalam
menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk
menbangun serta memelihara struktur pengendalian intern yang
digunakan dalam mencatat,mengolah, meringkas, dan melaporkan
data keuangan yang sejalan dengan asertasi managemen yang
tercantum dalam laporan keuangan. Pengendalian intern secara
bebas diartikan sebagai suatu struktur organisasi dan semua
alat alat dan cara-cara yang secara terpadu digariskan oleh
managemen dalam rangka menjaga harta milik perusahaan,
menjaga kehandalan data akuntansi, memajukan efisiensi dan
efektifitas usaha perusahaan serta mendorong agar semua
peraturan-peraturan yang telah digariskan managemen dipatuhi
oleh semua jajaran perusahaan. Struktur pengendalian intern
mencakup sistem akuntansi yang mengidentifikasikan,
menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan
transaksi keuangan suatu usaha serta menyelenggarakan secara
transfaran pertanggung jawaban aktiva, kewajiban, dan
ekuitas perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan auditor
atas hal tersebut terbatas pada permasalaha-permasalahan
yang ditemukan selama pemeriksaan, sehingga penyajian yang
wajar atas posisi keuangan serta hasil usaha arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK) adalah
tercermin dan merupakan bagian terpadu yang menjadi tanggung
jawab managemen. Di lain pihak auditor independen hanya
bertanggung jawab atas pemberian pendapat(opini) mengenai
laporan keuangan.
Selanjutnya auditor independen dapat memberikan saran-saran
tentang bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft
laporan keuangan seluruhnya atau sebagian atas informasi
yang diperoleh dari sistem akuntansi yang diterapkan oleh
managemen, namun tanggung jawab auditor atas laporan
keuangan yang diaudit, tetap terbatas pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Selain tanggung
jawab auditor independen hanya terbatas pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan, ia juga mempunyai tanggung
jawab profesi mereka yang meliputi tanggung jawab untuk
senantiasa mematuhi standar(ketentuan) yang telah di
sepakati bersama oleh IAI termasuk tanggung jawab dalam
mematuhi prinsip yang berlaku umum(SAK), standar
auditing(SPAP) yang ditetapkan oleh IAI serta kode etik
akuntan publik.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003.
Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi., Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Rizal, Ahmad. 2013. Hal-Hal yang Mendasari Audit Keuangan. (online)
(http://ahmadrizal26.blogspot.com/2013/10/hal-hal-yang-mendasari-
audit-keuangan.html. diakses pada tanggal 17 September 2014)
Supriadi. 2012. Laporan Audit. (online)
(http://supardiakuntansi.blogspot.com/2012/01/laporan-audit.html.
diakses pada tanggal 17 September 2014)
Rangkuman Mata Kuliah
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
DAN
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
OLEH:
MAXYANUS TARUK LOBO’
A311 12 296
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Top Related