PENDAPATAN DAN BEBAN: PENGAKUAN PENDAPATAN, PAJAK PENGHASILAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN...

28
PENDAPATAN DAN BEBAN: PENGAKUAN PENDAPATAN, PAJAK PENGHASILAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN Disusun Oleh : Fathoni Septa Charisma Hanif Prakoso PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of PENDAPATAN DAN BEBAN: PENGAKUAN PENDAPATAN, PAJAK PENGHASILAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN...

PENDAPATAN DAN BEBAN: PENGAKUAN PENDAPATAN,

PAJAK PENGHASILAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

DAN KOREKSI KESALAHAN

Disusun Oleh :

Fathoni Septa CharismaHanif Prakoso

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

I. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 23 - PENDAPATAN

Definisi Pendapatan

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila

arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

dari kontribusi penanam modal.

Pendapatan diterapkan dalam akuntansi untuk pendapatan yang timbul

dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut ini:

a. penjualan barang,

b. penjualan jasa, dan

c. penggunaan aset entitas oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan

bunga, royalti, dan dividen.

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang

diterima atau yang dapat diterima. Sedangkan nilai wajar adalah

jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas

diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki

pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar.

Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat

diterima dan dikurangi diskon atau rabat.

Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan

mendiskontokan arus kas yang akan diterima dengan tingkat bunga

tersirat (imputed).

Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang

menghasilkan pendapatan.

Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan

pendapatan.

Identifikasi Transaksi

Kriteria pengakuan dalam pernyataan ini diterapkan secara

terpisah pada setiap transaksi. Dalam kondisi tertentu kriteria

diterapkan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara

terpisah dari suatu transaksi tunggal atau suatu transaksi tidak

dapat dilepaskan dari transaksi lainnya maka dianggap sebagai

transaksi tunggal.

Penjualan dengan kontrak pemeliharaan

Sale and leaseback

Pengakuan Pendapatan

Penjualan barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi

berikut dipenuhi :

a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan

barang secara signifikan kepada pembeli,

b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya

terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan

pengendalian efektif atas barang yang dijual,

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,

d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan

transaksi tersebut akan mengalir ke entitas,

e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi

penjualan tersebut dapat diukur secara andal.

Penjualan jasa

Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat

diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan

transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat

penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil

transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi

berikut ini dipenuhi :

a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal,

b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi

tersebut akan mengalir ke entitas,

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode

pelaporan dapat diukur secara andal,

d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk

menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.

Bunga, royalty, dividen

Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut :

a. Bunga diakui menggunakan metode suku efektif,

b. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi

perjanjian yang relevan,

c. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima

pembayaran ditetapkan.

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak

lain yang menghasilkan bunga, royalti, dividen diakui jika :

a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi

tersebut mengalir ke entitas,

b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

Pengungkapan Pendapatan

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,

termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat

peyelesaian transaksi penjualan jasa.

b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui

selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari :

(i) penjualan barang,

(ii) penjualan jasa,

(iii) bunga,

(iv) royalty,

(v) dividen.

Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa

yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

II. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 46 - PAJAK PENGHASILAN

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi

untuk pajak penghasilan. Masalah utama dalam perlakuan akuntansi

untuk pajak penghasilan adalah bagaimana menghitung konsekuensi

pajak kini dan masa depan untuk hal-hal berikut ini:

(a) Pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di

masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.

(b) Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode

kini yang diakui pada laporan keuangan entitas.

Definisi

Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan

peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena

pajak entitas.

Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat

final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah

selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final

tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena

pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini

dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau

usaha tertentu.

Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang

(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu

periode.

Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak

kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan

laba atau rugi pada satu periode.

Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal)

adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitung

berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas

pajak penghasilan yang terutang (dilunasi).

Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang

dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya

:

a. perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;

b. akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan

c. akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal

peraturan perpajakan mengizinkan.

Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan

terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya

perbedaan temporer kena pajak.

Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat

aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar

pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:

a. Perbedaan temporer kena pajak, yaitu perbedaan temporer yang

menimbulkan jumlah kena pajak dalam penghitungan laba kena

pajak (rugi pajak) periode mendatang ketika jumlah tercatat

aset atau liabilitas dipulihkan atau diselesaikan.

b. Perbedaan temporer dapat dikurangkan, yaitu perbedaan

temporer yang menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan

dalam penghitungan laba kena pajak (rugi pajak) periode

mendatang ketika jumlah tercatat aset atau liabilitas

dipulihkan atau diselesaikan.

Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan pajak aset adalah jumlah yang dapat

dikurangkan, untuk tujuan pajak.

Dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat

liabilitas dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat

dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan dengan liabilitas

tersebut pada periode masa depan.

Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan temporer

ditentukan dengan membandingkan nilai tercatat aset dan

liablitas pada laporan keuangan konsolidasi dengan dasar

pengenaan pajaknya.

Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk pada SPT

masing‐masing entitas, jika entitas tidak diizinkan oleh

peraturan yang berlaku untuk membuat SPT konsolidasi.

Pengakuan Aset dan Liabilitas Pajak Kini

Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai

liabilitas, jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode

berjalan dan periode‐periode sebelumnya melebihi jumlah pajak

yang terutang, maka selisihnya, diakui sebagai aset.

Manfaat yang berkaitan dengan rugi pajak yang dapat ditarik

kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya

harus diakui sebagai aset.

Pengakuan Aset dan Liabilitas Pajak Tangguhan

Perbedaan Temporer Kena Pajak

Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai

liabilitas pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan

temporer kena pajak yang berasal dari:

a. pengakuan awal goodwill; atau

b. pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu

transaksi yang:

• bukan transaksi kombinasi bisnis; dan

• pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan

laba kena pajak (rugi pajak).

Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada

entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan ventura

bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai

dengan paragraf 40.

Kombinasi Bisnis

Aset Tercatat pada Nilai Wajar

Goodwill

Pengakuan Awal Aset atau Liabilitas

Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan

temporer dapat dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa

laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang cukup memadai

sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dapat

dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari

pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam

transaksi yang:

a. bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan

b. pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi

maupun laba kena pajak (rugi pajak)

Namun, untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan

dengan investasi entitas anak, cabang dan entitas asosiasi,

serta ventura bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui

sesuai dengan cara khusus (paragraf 45).

Goodwill

Pengakuan Awal Aset atau Liabilitas

Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum

Dimanfaatkan

Revaluasi Aset Pajak Tangguhan yang Tidak Diakui

Investasi pada Entitas Anak, Cabang dan Entitas Asosiasi dan

Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

Pengukuran

Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode

sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar

(direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang dihitung

menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku

atau yang telah secara substantif berlaku pada periode

pelaporan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan

menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset

dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif

pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah

secara substantif berlaku pada periode pelaporan.

Pengakuan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

Pos yang diakui dalam Laba Rugi

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau

beban pada laporan laba rugi, kecuali apabila pajak

penghasilan yang berasal dari:

suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode

yang sama atau berbeda, di luar laporan laba rugi baik

dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung

dalam ekuitas, atau

kombinasi bisnis

Pos yang diakui di luar Laba Rugi

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba

rugi apabila pajak terkait pada pos‐pos tersebut pada periode

yang sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi. Oleh

karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini

dan pajak tangguhan terkait dengan pos‐pos yang diakui:

dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada

pendapatan komprehensif lain.

langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas.

Penyajian

Aset dan Liabilitas Pajak -- Saling hapus

Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan

liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas:

a. memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus

jumlah yang diakui; dan

b. bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau

merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara

bersamaan.

Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan

liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika:

a. entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset

pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan

b. aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan

terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh

otoritas pajak atas entitas kena pajak yang sama atau

entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan secara

bersama.

Beban Pajak

Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari

aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba

rugi komprehensif.

Jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan

laba rugi secara terpisah, maka beban (penghasilan) pajak

terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada

laporan keuangan disajikan terpisah.

Pengungkapan

Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah :

a. Beban (penghasilan) pajak kini;

b. Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode

sebelumnya;

c. Jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal

dari timbulnya perbedaan temporer dan pembalikannya;Jumlah

beban (penghasilan) pajak

d. tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau penerapan

peraturan perpajakan yang baru;

e. Jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak

diakui sebelumnya, kredit pajak atau perbedaan temporer

periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak

kini;

f. Jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya,

kredit pajak, atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang

digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan;

g. Beban pajak tangguhan ditimbulkan dari penurunan atau

pembalikan penurunan sebelumnya atas aset pajak tangguhan;

h. Jumlah beban (penghasilan) terkait dengan perubahan kebijakan

akuntansi dan kesalahan yang termasuk dalam laba rugi, karena

tidak dapat diperlakukan secara retrospektif.

Berikut ini hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah :

a. Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan

transaksi‐transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan

langsung ke ekuitas;

b. Jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen

pendapatan komprehensif lain

c. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dengan

laba akuntansi :

rekonsiliasi angka antara beban (penghasilan) pajak dengan

hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku

rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata‐rata dan

tarif pajak yang berlaku

d. Penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan

perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode

akuntansi sebelumnya;

e. Jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan

temporer yang boleh dikurangkan, rugi pajak belum dikompensasi

dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai

aset pajak tangguhan pada laporan keuangan;

f. Jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan

investasi pada entitas anak, cabang dan perusahaan asosiasi

dan bagian partisipasi dalam ventura bersama atas liabilitas

pajak tangguhan yang belum diakui

g. Dll.

Entitas mengungkapkan jumlah asset pajak tangguhan dan sifat bukti yang

mendukung pengakuannya, jika :

a. Penggunaan asset pajak tangguhan bergantung pada apakah laba

kena pajak mendatang melebihi laba dari pembalikan perbedaan

temporer kena pajak yang telah ada, dan

b. Entitas telah mengalami kerugian pada periode kini atau

periode sebelumnya di masa asset pajak tangguhan terkait.

Entitas mengungkapkan sifat konsekuensi pajak penghasilan potensial yang

timbul dari pembayaran dividen kepada pemegang sahamnya.

Pajak Penghasilan Final

Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan

dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan

pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset

atau liabilitas pajak tangguhan.

Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak

diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi

yang diakui pada periode berjalan.

Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah

yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi

diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus

Dibayar.

Akun Pajak penghasilan final dibayar dimuka harus disajikan

terpisah dari pajak penghasilan final yang masih harus

dibayar.

PERBEDAAN ED PSAK 46 (REVISI 2010) DENGAN IFRS

ED PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan mengadopsi

seluruh peraturan di dalam IAS 12: Income Tax per Januari 2009,

kecuali:

1. Dalam ED PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan paragraf 4

tentang definisi menambahkan definisi mengenai Pajak

Penghasilan dan Pajak Penghasilan Final yang tidak terdapat

di dalam IAS 12. Penambahan definisi ini untuk memberikan

pengertian mengenai perbedaan konsep pengenaan atas pajak

penghasilan dan pajak penghasilan final.

2. Dalam ED PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan paragraf 4

tentang definisi aset pajak tangguhan, menambahkan

persyaratan akan kesesuaian dengan peraturan perpajakan

untuk pengakuan aset pajak tangguhan yang timbul dari

akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan. Hal ini berbeda

dengan pengaturan dalam IAS 12 memperbolehkan pengaturan

untuk kredit pajak (tanpa ada penjelasan lebih lanjut).

Adapun alasannya karena sampai ED PSAK 46 (revisi 2010) ini

direvisi, peraturan perpajakan di Indonesia belum

memperbolehkan akumulasi terhadap kredit pajak yang belum

dimanfaatkan.

3. Dalam ED PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan paragraf

98 sampai 102 menambahkan pengaturan khusus untuk pajak

penghasilan final yang tidak diatur dalam IAS 12. Alasan

pengaturan mengenai pajak penghasilan ini karena dalam

sistem perpajakan di Indonesia banyak sekali

pengaturanmengenai pajak penghasilan final yang jumlahnya

dapat signifikan dan harus disajikan dalam laporan keuangan.

4. Dalam ED PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan paragraf

103 juga menambahkan pengaturan untuk hal-hal khusus

sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak yang diterima oleh

entitas tidak pada periode terjadinya. Atas Surat Ketetapan

Pajak tersebut dapat memberikan konsekuensi pajak pada

periode berikutnya yang jumlahnya dapat signifikan dan

mungkin sulit diprediksi sebelumnya.

III. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 25 - KEBIJAKAN

AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KOREKSI

KESALAHAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan

laporan keuangan suatu perusahaan selama beberapa periode untuk

mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan, kinerja dan arus

kas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi

yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap

periode.

Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya

jika penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan

oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi keuangan yang

berlaku, atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan

menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai

dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penyajian suatu kejadian

atau transaksi akan lebih tepat jika kebijakan akuntansi yang

baru menghasilkan informasi yang lebih relevan atau dapat

dipercaya mengenai posisi keuangan, kinerja atau arus kas suatu

perusahaan.

Definisi Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah Prinsip, dasar, konvensi,

peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi

Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu

transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka kebijakan

akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan PSAK

tersebut.

Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk

transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen

menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan

suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang :

a. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi

pengguna, dan

b. Andal, dalam laporan keuangan yang :

1. Menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas;

2. Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau

kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hokum;

3. Netral, yaitu bebas dari bias;

4. Pertimbangan sehat; dan

5. Lengkap dalam semua hal yang material.

Konsistensi Kebijakan Akuntansi

Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara

konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang

serupa, kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan

pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi berbeda adalah

hal tepat. Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan

tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan

diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan

tersebut :

a. Disyaratkan oleh suatu PSAK; atau

b. Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang

andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa

atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja

keuangan atau arus kas entitas.

Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi :

a. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa

atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada

yang terjadi sebelumnya; dan

b. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,

peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi

sebelumnya atau tidak material.

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:

1. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari

penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam

ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada;

2. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan

dilakukan secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan

tersebut secara retrospektif.

Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi

baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa

dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan,

pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan

seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.

Keterbatasan penerapan retrospektif yaitu ketika penerapan

retrospektif disyaratkan, maka perubahan kebijakan akuntansi

diterapkan secara retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis

untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif

periode tersebut.

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Jika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode

berjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode

tersebut kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah

penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang,

maka entitas mengungkapkan :

a. Judul PSAK;

b. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan

ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;

c. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;

d. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;

e. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode

mendatang, ketika dapat diterapkan;

f. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian,

sepanjang praktis, jumlah penyesuaian:

1. Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak;

dan

2. Laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan

atas entitas;

g. Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum

disajikan, sepanjang praktis; dan

h. Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode

lalu tertentu, atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan

yang mendorong ke keberadaan kondisi itu dan penjelasan

bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi

diterapkan.

Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.

Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki

dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan memiliki

dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk

menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada

periode mendatang, maka entitas mengungkapkan :

a. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;

b. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan

informasi yang andal dan lebih relevan;

c. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode

lalu sajian, sepanjang praktis :

1. Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang

terpengaruh;dan

2. Penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian;

d. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum

periode-periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan

e. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan

bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi

diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk

suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum

periode-periode tersebut disajikan.

Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang

pengungkapan ini.

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Perubahan Estimasi Akuntansi sebagai akibat ketidakpastian

aktivitas usaha, banyak unsur laporan keuangan yang tidak dapat

diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Proses

estimasi mempertimbangkan informasi terakhir yang tersedia.

Estimasi diperlukan, sebagai contoh, untuk penyisihan piutang

sangsi (bad debts), keusangan persediaan dan masa manfaat dari

aktiva yang dapat disusutkan. Penggunaan estimasi yang wajar

adalah bagian yang esensial dari penyusunan laporan keuangan dan

tidak melemahkan keandalannya. Suatu estimasi mungkin harus

direvisi jika ada perubahan kondisi yang mendasari estimasi

tersebut, atau karena adanya informasi baru, bertambahnya

pengalaman atau perkembangan lebih lanjut. Revisi atas estimasi

tersebut, pada hakekatnya tidak menyebabkan perlunya penyesuaian

dalam batasan pengertian dari suatu pos luar biasa atau kesalahan

mendasar. Apabila sulit untuk memisahkan antara perubahan

kebijakan akuntansi dan perubahan estimasi akuntansi, perubahan

tersebut diperlakukan sebagai suatu perubahan estimasi akuntansi,

dengan pengungkapan yang layak.

Definisi Perubahan Estimasi Akuntansi

Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah

tercatat aset atau liabilitas atau jumlah pemakaian periodik

aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan

ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan,

aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari

informasi baru atau perkembangan baru dan, oleh karena itu bukan

dari koreksi kesalahan.

Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara

prospektif sebagai berikut:

1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan

aset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas,

perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan

menyesuaikan jumlah tercatat item aset, laibilitas, atau

ekuitas yang terkait pada periode perubahan.

2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan

penerapan di atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba

rugi pada:

a. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode

itu; atau

b. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan

berdampak pada keduanya.

Pengungkapan Perubahan Estimasi

Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi

akuntansi yang berdampak pada periode berjalan, atau

diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali

pengungkapan dampak pada periode mendatang tidak praktis untuk

mengestimasi dampak tersebut.

Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak

diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas

mengungkapkan fakta tersebut.

KESALAHAN

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau

lebih periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode

berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari kesalahan perhitungan

matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi,

kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian. Koreksi

atas kesalahan tersebut biasanya dimasukkan dalam perhitungan

laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Suatu kesalahan

mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan

keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan

tersebut tidak dapat diandalkan lagi pada tanggal penerbitannya.

Contoh suatu kesalahan yang mendasar adalah penemuan bahwa

laporan keuangan periode sebelumnya memasukkan jumlah pekerjaan

dalam proses dan piutang yang fiktif dan nilainya material.

Pertanggungjawaban atas kesalahan mendasar yang terjadi dapat

dilakukan dengan menyatakan kembali informasi yang berkaitan

secara komparatif untuk mengoreksi kesalahan mendasar tersebut

atau dengan menyajikan informasi tambahan secara proforma. 

Definisi Kesalahan Periode Lalu

Kesalahan periode lalu adalah kelalaian untuk mencantumkan,

dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas

untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan

untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal

yang :

a. tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode

tersebut, dan

b. secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan

dalam penyusunandan penyajian laporan keuangan.

Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara

retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang

diterbitkan setelah ditemukannya dengan:

a. Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian

dimana kesalahan terjadi; atau

b. Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling

awal, maka menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan

ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal.

Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif

Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali

secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk

menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif

kesalahan.

Jika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode

dari kesalahan pada informasi komparatif untuk satu atau lebih

periode sajian, maka entitas menyajikan kembali saldo pembuka

asset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di

saat penyajian kembali retrospektif adalah praktis (mungkin

periode berjalan)

Jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada

awal periode berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu,

maka entitas menyajikan kembali informasi komparatif untuk

mengoreksi kesalahan secaraprospektif dari tanggal praktis

paling awal.

Pengungkapan Kesalahan Periode lalu

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut :

a. Sifat dari kesalahan periode lalu;

b. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:

1. Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan

2. Laba per saham dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan

atas entitas;

c. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan

d. Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu

periode lalu tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi

itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah

dikoreksi.