analisis pendapatan masyarakat dari madu hutan di ...

49
ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DARI MADU HUTAN DI KECAMATAN KINDANG KABUPATEN BULUKUMBA IRAWATI 105950025611 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of analisis pendapatan masyarakat dari madu hutan di ...

ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DARI

MADU HUTAN DI KECAMATAN KINDANG

KABUPATEN BULUKUMBA

IRAWATI

105950025611

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DARI MADU HUTAN

DI KECAMATAN KINDANG KABUPATEN BULUKUMBA

IRAWATI

105950025611

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bulukumba pada tanggal 9

Agustus1993 dari ayah Soi dan ibu Hj.Bahriah.Penulis

merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan formalyang dilalui masuk SD 302 Lattae Kindang pada tahun

1999 dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis di SMP 38

Bulukumba dan selesai tahun 2008 setelah selesai, penulis melanjutkan studinya

di SMK 2 Bulukumba dan selesai pada tahun 2011, pada tahun yang sama penulis

juga lulus masuk program studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

ii

PERYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Denga ini saya menyatakan bahwa skripsi

ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DARI MADU HUTAN DI

KECAMATAN KINGANG KABUPATEN BULUKUMBA

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang masih

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 11 September, 2015

IRAWATI

105 92 002 56 11

iii

@Hak Cipta milik unismuh makassar, tahun 2015

Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya unutk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu maslah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

iv

ABSTRAK

IRAWATI 105 95 002 56 11,Analisis Pendapatan masyarakat dari madu

hutan di kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, di bawah bimbingan

HIKMAH dan MUHAMMAD DAUD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendapatan Masyarakat dari

Madu Hutan di Kelurahan Borongrappoa Kecamatan Kindang Kabupaten

Bulukumba.Penelitian ini dilakukan selama 1 (satu) bulan mulai Mei sampai Juni

2015. Lokasipenelitian di Kelurahan Borongrappoa Kecamatan Kindang

Kabupaten Bulukumba. Populasi dalam penelitian ini adalah petani lebah madu

sebanyak 14 kepala keluarga dan yang di jadikan sampel (responden) sebanyak

14 kepala keluarga yang ditetapkan secara sensus. Data dalam penelitian ini

analisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan total pendapatan

kepala keluaga sebesar Rp. 62.640.000,-/tahun. Dengan rata-rata pendapatan

kepala keluarga Rp. 4.474.280,-/tahun/ kepala keluarga.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang diambil dalam

pembuatan skripsi adalah “Analisis Pendapatan Masyarakat Dari Madu Hutan di

Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

Dalam penyusunan Proposal ini Penulis menyadari bahwa tidak akan

tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis

menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dekan Fakultas Pertanian,

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menuntut ilmu pada Universitas tercinta ini.

2.IbundaHusnahLatifah, S.Hut. M.SisebagaiProgram Studi Kehutanan serta para

Dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan mendidik Penulis untuk

menjadi manusia yang lebih berkualitas.

3.HikmahS.Hut.M.Si dan Ayahan.DaudS.Hut.M.Si. Selaku pembimbing I dan

selaku pembimbing II, karena beliau berdua dengan penuh perhatian dan

semangat telah banyak memberikan bimbingan dan arahan mulai dari awal

hingga penyusunan skripsi ini.

4.Ayahanda Hasanuddin Molo, S.Hut. MP dan ayahanda Sultan, S.Hut, MP

sebagai penguji I dan penguji II.

5. Seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi dan semangat serta tidak

lelahnya dalam mendidik penulis di luar lingkungan kampus sehingga bisa

vi

menyelesaikan studi S1-nya, serta doa keselamatan dunia dan akhirat penulis

panjatkan.

6. Buat sahabatku Hasmiati, Kasniah, Sitti Husaimah, Andi Rini Anggraeni, Andi

Almugirah, Irfawati (hal terindah dalam hidup ini adalah aku bisa menjadi

sahabat kalian).

7. Rekan-rekan mahasiswa kehutan khususnya angkatan 2011 yang telah

bersama-sama dengan penuh rasa persahabatan dan kekeluargaaan selama

menempuh pendidikan atau studi.

Penghargaan teristimewa kepada Ayahanda Soi dan Ibunda Hj.Bahriah yang

tercinta dengan segala ketabahan, kesabaran, kasih sayang dan jerih payahnya

serta iringan Do’a Kehadirat Allah Rabbal Alamin sejak dari kecil hingga Penulis

dapat menyelesaikan studi terimalah sembah sujud ananda sebagai ucapan terima

kasih yang tak terhingga.

Penulis menyadari masih kurang sempurna, oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun dari berbagai pihak akan Penulis terima dengan segalah rendah

hati.

Akhir kata, penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca terutama Penulis sendiri, Amin.

Makassar, 11 September 2015

Penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv

HAK CIPTA ........................................................................................... v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

I.PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................. 3

II.TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

2.1. Hutan ......................................................................................... 4

2.2. Hasil Hutan ............................................................................... 4

2.3. Hasil Hutan Bukan Kayu .......................................................... 5

2.4. Lebah Madu .............................................................................. 6

2.5. Pengertian Pendapatan .............................................................. 7

2.6. Masyarakat Desa Hutan ............................................................ 8

2.7. Madu Hutan .............................................................................. 10

2.8. Fungsi Dan Manfaat Madu ....................................................... 11

viii

2.9. Kerangka Pikir .......................................................................... 13

III.METODE PENELITIAN ................................................................... 14

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................... 14

3.2. Objek Dan Penelitian ................................................................ 14

3.3. Teknik Penentuan Populasi Dan Sampel .................................. 14

3.4.Jenis Dan Sumber Data .............................................................. 15

3.5. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 15

3.6.Metode Analisis Data ................................................................. 16

3.7. Defenisi Oprasional .................................................................. 17

IV.KEADAAN UMUM LOKASI .......................................................... 18

4.1. Sejarah Desa .............................................................................. 18

4.2. Letak Dan Luas Wilayah .......................................................... 18

4.2.1. Peta Kelurahan Borongrappoa........................................... 18

4.2.2. Batas Wilayah ................................................................... 18

4.2.3. Luas Wilayah ..................................................................... 19

4.2.4.Keadaan Topografi ............................................................. 19

4.3. Iklim .......................................................................................... 19

4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 20

4.5. Saranan Dan Prasarana.............................................................. 21

4.6. Struktur Organisasi ................................................................... 22

V.HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 23

5.1. Karakteristik Petani ................................................................... 23

5.2. Pendapatan Petani Dari Madu Hutan ........................................ 26

VI. PENUTUP ........................................................................................ 29

6.1. Kesimpulan ............................................................................... 29

6.2. Saran ......................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 20

2. Sarana Umum ..................................................................................... 21

3. Sarana Pendidikan .............................................................................. 21

4. Karakteristk Responden Petani Madu ................................................ 24

5. Responden Berdasarkan Umur ........................................................... 25

6. Responden Berdarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ....................... 25

7. Pendidikan Responden ....................................................................... 26

8. Pendapatan Petani Dari Madu Hutan ................................................. 27

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir ................................................................................. 13

2. Peta Kelurahan Borongrappoa ......................................................... 18

3. Struktur Organisasi Kelurahan Borongrappoa ................................. 22

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kuisioner .......................................................................................... 31

2. Nama Responden ............................................................................. 31

3. Karakterisrik Petani ......................................................................... 32

4. Nama Petani dan Jumlah Madu Yang di Dapat Dalam Per

Tahun ............................................................................................... 32

5. Dokumentasi .................................................................................... 33

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan karunia dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

dapat memberikan manfaat bagi setiap kehidupan manusia dan memiliki arti

penting bagi kelangsungan hidup manusia. Mengingat akan manfaat tersebut,

maka hutan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dilestarikan baik untuk

generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Selain itu,

pemanfaatan hutan juga harus memperhatikan kelestarian fungsi dan

keseimbangan lingkungan hidup guna mendukung pengolahan hutan dan

pembangunan kehutanan yang berkelanjutan.

Hutan lindung (protection forest) adalah kawasan hutan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi,

agar fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah

tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya.

Undang-undang RI/No/41/1999 tentang Kehutanan menyebutkan hutan lindung

adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem

penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan

erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Hasil hutan ada tiga yaitu hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan bukan

kayu dan jasa lingkungan.Hasil hutan bukan kayu berupa madu, tanaman obat-

obatan, bambu, rotan, damar, getah, dan lain-lain.Hasil hutan bukan kayu

merupakan alternatif lain yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan hutan

yang lestari. Selain berasal dari nabati ada yang berasal dari hewani, diantaranya

2

dapat berasal dari hewan yang sudah mati berupa gading, kulit,tanduk serta yang

berasal dari hewan yang masih hidup seperti ulat sutra, lebah madu, dan lain-lain.

Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hewan yang

masih hidup yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan,

sebab dengan iklim tropis yang ada Indonesia memiliki potensi yang cukup besar

untuk peternakan lebah madu, sehingga dapat dikembangkan sebagai salah satu

usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebah madu adalah serangga yang sangat besar manfaatnya bagi manusia

karena secara langsung dapat menghasilkan madu, royal jelly, lilin/malam lebah

yang dapat dimanfaatkan untuk industry farmasi, makanan/minuman dan

kosmetik.Manfaat madu bagi manusia sangat banyak antara lain menghilangkan

rasa lelah, membuat badan selalu segar, mempercepat pertambahan hemoglobine

dalam darah, karena madu mengandung vitamin,protein, dan mineral (antara lain

Kalsium,Natrium,Magnesium, Fosfor,Mangan dan Ferrum).

Kecamatan Kindang merupakan salah satu pengembangan madu hutan di

Kabupaten Bulukumba masyarakat di daerah ini memetik lebah madu di kawasan

hutan pada musim tertentu, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

pendapatan masyarakat dari madu hutan di Kelurahan Borongrappoa Kecamatan

Kindang Kabupaten Bulukumba.

1.2 Rumusan Masalah

Kelurahan Borongrappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

merupakan sentra madu. Masyarakat memetik lebah madu untuk mendapat madu.

Sistem pemetikan masih bersifat kemersial dan belum optimal. Rumusan

3

penelitian ini adalah berapa besar pendapatan masyarakat dari madu hutan di

Kelurahan Borongrappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan

masyarakat dari madu hutan di Kelurahan Borongrappoa Kecamatan Kindang

Kabupaten Bulukumba.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.Sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan tentang bagaimana faktor-

faktor tertentu mempengaruhi pendapatan masyarakat dari madu hutan.

2.Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu terutama lebah madu di Kelurahan Borongrappoa Kecamatan

Kindang Kabupaten Bulukumba.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholderdalam pengololaan lebah

madu dalam kawasan hutan.

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan

lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain

sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai

penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus

hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi

yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh

dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim

dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua

besar. Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

2.2 Hasil Hutan

Semua benda hayati yang berasal dari hutan disebut hasil hutan. Benda

hanyati itu dapat berupa nabati atau hewani. Pengertian ini merupakan pengertian

secara luas, sedangkan pengertiannya secara sempit adalah yang berupa nabati

saja. Hasil hutan nabati dapat dibagi lagi menjadi kayu dan bukan kayu,Selain itu

hutan juga menghasilkan produk-produk lain seperti jasa lingkungan. Hutan

dikenal sebagai penghasil oksigen yang memberi kehidupan bagi mahluk hidup di

bumi, sehingga sering disebut paru-paru dunia.

5

2.3 Hasil Hutan Bukan Kayu

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati

maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal

dari hutan. Pengertian lainnya dari hasil hutan bukan kayu yaitu segala sesuatu

yang bersifat material (bukan kayu) yang diambil dari hutan untuk dimanfaatkan

bagi kegiatan ekonomi dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil hutan

bukan kayu pada umumnya merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon,

misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang memiliki

sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain.

Hasil Hutan Buka Kayu (HHBK) adalah sumberdaya hutan yang memiliki

keunggulan komparatif dan paling bersinggungan langsung dengan masyarakat

sekitar hutan. Hasil hutan bukan kayu merupakan barang yang telah dipungut

secara rutin sejak dikenal manusia, memanfaatkan untuk berbagai tujuan. Karena

itu, hasil hutan bukan kayu telah berperan penting dalam membuka kesempatan

kerja bagi anggota masyarakatdisekitar hutan, merupakan komoditi perdagangan

yang dapat meningkatkandan kesejahteraan masyarakat (Djajapertjunda dan

Sumardjani, 2001)

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) penting untuk konservasi, kelestarian

dan ekonomi. Penting untuk konservasi sebab untuk mengeluarkan hasil hutan

bukan kayu biasanya dapat dilakukan dengan kerusakan minimal terhadap hutan.

HHBK penting untuk kelestarian sebab proses panen biasanya dapat dilakukan

secara lestari dan tanpa kerusakan hutan. Penting untuk ekonomi karena bukan

timber produk ini berharga/memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberappa

6

keadaan (Circurstinces), pendapatan dari HHBK dapat lebih banyak jika

dibandingkan pendapatan dari semua alternatif yang lain. Mengeluarkan HHBK

dapat memperkembangkan antara pengawetan dan pengembangan hutan tropis.

Keuntungan lain dari pengololaan HHBK adalah dapat mengurangi kerusakan

hutan alam, selama masyarakat lokal memperoleh pendaptan dari lahan hutan.

2.4 Lebah Madu

Lebah madu adalah serangga sosial kaya manfaat, semua yang dihasilkan

oleh lebah madu dikenal berkhasiat untuk kesehatan. Dalam klasifikasi dunia

binatang, lebah dimasukkan dalam ordo Hymenoptera yang artinya “sayap

bening”. Dalam ordo ini terdapat 100.000 species serangga, termasuk lebah,

tawon, semut dan rayap.

Lebah madu adalah serangga yang sangat besar manfaatnya bagi manusia

karena secaralangsung dapat menghasilkan madu, royal jelly, lilin/malam lebah

yang dapat dimanfaatkan untuk industrifarmasi, makanan/minuman dan

kosmetik.Manfaat madu bagi manusia sangat banyakantaralain menghilangkan

rasa lelah, membuat badan selalu segar, mempercepat pertambahan hemoglobin

edalam darah, karena madu mengandung vitamin,protein, dan mineral (antara lain

Kalsium,Natrium,Magnesium, Fosfor,Mangan dan Ferrum) yang komposisinya

berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang

dikomsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat pula tembaga,yodium

dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon (Sarwono, 2001)

Madu alami juga banyak mengandung enzim yaitu molekul protein yang

sangat kompleks yang dihasilkan oleh sel hidup dan berfungsi sebagai

7

katalisator,yakni: zat pengubah kecepatan reaksi dalam proses kimia terjadi

didalam tubuh setiap mahluk hidup. (Purbajaya, 2007). Madu dapat pula

dipalsukan dengan cairan pemberian suatu asupan kepada lebah berupa larutan

gula sukrosa yang yang bukan berasal dari nektar (Gunawan, 2004)

2.5Pengertian Pendapatan

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterim oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1)

Pendapatan pribadi, yaitu, semua jenis pedapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara. 2)

Pendapatan disposibel, yaitu, pendapatan pribadi dikurang pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan

nasional, yaitu, nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang di produksikan

oleh suatu Negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1987) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasil

yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikomsumsikan.

Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan

pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan

pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang

konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan

yang dijual kepublik melalui saham untuk menarik investor.

8

2.6 Masyarakat Desa Hutan

Masyarakat desa hutan dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang

bertempat tinggal di desa hutan dan melakukan aktivitas atau kegiatan yang

berinteraksi dengan sumberdaya hutan untuk mengdukung kehidupannya.

Sedangkan desa hutan adalah wilayah desa yang secara geografis dan

administratif berbatasan langsung dengan kawasan hutan atau kawasan sekitar

hutan (Perhutani, 2001).

Sebagian besar penduduk desa sekitar hutan miskin karena sebagian besar

bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Dengan keadaan tersebut,

kebutuhan hidup sehari-hari banyak di penuhi dari hutan, misalnya: kebutuhan

kayu bakar, papan, pakan ternak, dan bahan pangan sehingga ketergantungan

masyarakat terhadap hutan sangat besar (Andryani, 2002).

Admawidjaja (1991) menyatakan bahwa kebijakan yang di tempuh oleh

pemerintah di dalam melestarikan hutan harus selalu memperhatikan keberadaan

penduduk di dalam dan sekitar hutan. Mereka memanfaatkan segala sumber

penghidupan yang ada dalam hutan untuk mempertahankan eksistensi

kelompoknya masih yang masih terbelakang yang tidak pernah mengenal keadaan

di luar wilayahnya. Dalam kondisi sosial ekonomi yang sederhana, secara alamiah

adalah penjaga dan pelestari lingkungan.

Berdasarkan pedoman Survei Sosial Ekonomi Kehidupan Indonesia

(Kementrian Kehutanan, 2000 dalam Rosa, 2004), permasalahan- permasalahan

sosial ekonomi dalam pembangunan kehutanan didorong oleh hal-hal sebagai

berikut:

9

1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya masyarakat desa hutan akan

sangat menentukan keberhasilan pelestarian dan pemanfaatan hutan terhadap

pelestarian hutan sangat menentukan keberhasilan pembangunan kehutanan

secara berkelanjutan.

2. Sebagian besar desa tertinggal berada di sekitar hutan atau di dalam hutan

sekitar 25 juta penduduk Indonesai yang hidupp di bawah garis kemiskinan

perlu ditingkatkan harkat dan kehidupan sosial ekonominya ketingkat yang

layak dan berada di atas garis kemiskinan. Umumnya mereka berada di desa-

desa tertinggal di dalam dan sekitar hutan

3. Masih terdapat sekitar 1 juta peladang berpindah yang merambah hutan,

sehingga memerlukan upaya pembinaan kearah pertanian menetap dan usaha

tani terpadu yang lebih produktif serta pemukiman masyarakat yang lebih

layak .

4. Dalam pembangunan hutan yang berkelanjutan upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa harus mendapat piroiritas yang tinggi dalam

peranannya ikut mendorong dan mendukung program nasional pengentasan

kemiskinan, pembangunan kehutanan menempatkan masyarakat di sekitar

hutan sebagai salah satu sarana utama.

5. Dalam kebijakan pembangunan sumberdaya manusia di sektor kehutanan harus

diangkat sebagai salah satu kelompok sasaran (target group ) yang akan dibina

peningkatan kesejahteraan dan peran serta secara aktif dalam pengololaan

hutan yang lestari dan pembangunan hutan yang berkelanjutan.

10

Masyarakat desahutan pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan

masyarakat desa pada umumnya. Ciri-ciri khas dari masyarakat desa hutan adalah

interaksi atau ketergantungan terhadap hutan di sekitarnya, secara ekologi,

ekonomi, maupun sosial karena kelangkaan sumberdaya (Hadipoernomo 1980

dalam Susetyanigsih 1992)

2.7Madu Hutan

Madu merupakan makanan bergizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh

manusia. Selain sebagai penambah tenaga madu juga mengandung berbagai

vitamin, mirenal serta enzim-enzim yang bermanfaat bagi kesehatan bahkan

sering kita temui madu untuk perawatan kulit.

Popularitas madu yang tinggi sebagai manfaat obat membuat kebutuhan

madu meningkat. Selain didapat dari alam, banyak orang berternak lebah untuk

diambil madunya. Lalu apa perbedaan antara madu ternak dan madu hutan

1. Jenis lebah

Antara madu hutan dan madu ternak berbeda jenis lebahnya. Madu ternak

dari jenis Apis cerana atau Apis melifera sedangkan madu hutan dari jenis Apis

dorsata yang merupakan jenis lebah yang tidak dapat diternakkan (wild honey).

Perbedaan jenis lebah ini menghasilkan sarang dan nektar yang

berbeda,danmenghasilkan warna dan rasa madu yang berbeda pula.

11

2. Lingkungan lebah

Rasa madu ternak tergantung dari lingkungan dimana mereka diternakkan.

Biasanya lebah diternakan di kebun buah, kebun karet atau kebun jagung. Jenis

lebah Apis dorsata penghasil madu hutan mencari makanan dari pohon hutan

yang beragam. Karena berada di hutan maka madunya disebut madu organik

karena tidak tercemar bahan kimia, berbeda dengan lebah ternak yang berada di

perkebunan yang mungkin sudah menggunakan bahan kimia untuk

menanggulangi hama.

2.8. Fungsi dan Manfaat Madu

Meningkatkan kadar sarapan kalsium dalam badan. Dapat meningkatkan

hemoglobin dan dapat mencegah dari serangan anemia. Bila dicampurkan sedikit

cuka ia akan merawat arthirik sendi. Mempercepat proses penyembuhan. Dan

dapat meningkatkan pengeluaran gastrointestinal untuk merawat ulcer. Sumber

lesative yang natural dan lembut. Sumber tenaga yang hebat dan semula jadi tidak

seperti gula pasir yang memudaratkan.

Madu asli mengandung enzim-enzim hidup yang amat diperlukan manusia

untuk meningkatkan fungsi tubuh badan ketahap optimal. Seperti kandungan-

kandungan yang dihasilkan lebah yaitu, madu, jelly, bee pollen, propolis terhadap

bahan-bahan hebat yang tidak di kenal pasti. Lebih menarik lagi, bahan-bahan ini

tidak boleh ditiru atau dihasilkan secara sintetik . Madu hanya boleh didapati pada

sarang lebah sendiri.

12

2.9 Kerangka Pikir

Kelurahan BorongrappoaKecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

memiliki kawasan hutan yang berfungsi sebagai hutan lindung. Hutan lindung

merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan

sistem penyangga kehidupan. Hutan ini merupakan hasil hutan merupakan

HHBK. Salah satu adalah lebah madu. Lebah madu telah lama dipetik oleh

masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, penelitian ini mengkaji tentang

pendapatan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam pengolalaan kawasan

hutan.Gambar 1 berikut :

Kawasan Hutan

Hutan lindung

Hasil Hutan

Hasil Hutan Bukan Kayu :

HHBK

Madu

Pendapatan

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

13

III. METODE PENELITIAN

3.1 LokasiDan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diKelurahan Borongrappoa Kecamatan

Kindang Kabupaten Bulukumba. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan yaitu

dari bulan Mei sampaiJuni 2015.

3.2 Objek Dan Alat Penenelitian

1. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat yang mengambil madu di

dalam di Kecamatam Kindang Kabupaten Bulukumba.

2. Alat Penelitian

Alat yang di gunakan dalamm penelitian ini adalah :

a) Daftar pertanyaan

b) Alat tulis untuk mencatat setiap informasi responden

c) Buku tally sheet, yang di gunakan untuk mengisi daftar pertanyaan

d) Kamera untuk dokumentasi

e) Rekorder sebagai alat bantu dalam interview atau wawancara

3.3 Teknik Penentuan populasidan sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara sensusdengan

jumlah 14 orag yang dijadikan sebagai responden penelitian. Pengambilan sampel

didasari oleh pendapat Arikunto (2000), yang menyatakan bahwa jika jumlah

populasi kurang dari 100, maka lebih baik digunakan semua.

14

3.4Jenis Dan Sumber Data

. Data yang di gunakan dalam penulisan tugas akhir in adalah :

1. Data Primer,adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan

melakukan observasi atau wawancara langsung dengan responden pada objek

yang diteliti.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari Kantor Kelurahan

Borongrappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba berupa dokumen-

dokumen dan literatatur yang relevan dengan tugas akhir ini serta dari data

statistik Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba 2015.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat digunakan alat pengumpul datayang

tepat. Dalampenelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap terhadap objek yang akan

diteliti.

2. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar

pertanyaan yang harus dijawab responden, disusun secara sistematis dan

mendalam (in dept interview).

15

3.6 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis kuantitatif, merupakan salah satu jenis data penelitian yang

spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak

awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

pemampilan dari hasilnya.

2. Analisis kualitatif, sebagai prosedur penelitaian yang menghaisilkandata

skriptif berupa kata-kata lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati

(Moleong,1998)

Analisis pendapatan adalah penerimaan di kurangi dengan semua biaya

yang di keluarkan dalam produksi, untuk menghitung tingkat pendapatan usaha

tani digunakan persamaan sebagai berikut (Tohir 1980)

Pd = TR-TC

TR = Py x Y

TC = FC+VC

Dimana:

Pd = Pendapatan bersih usaha tani (Rp)

TR = Total penerimaan (Total reveneu)

TC = Total biaya (total cost)

Py = Harga y (Rp)

FC = Biaya tetap (Rp)

VC = Biaya variabel (Rp)

Y = Produksi yang di Peroleh dalam satu usaha (L)

16

3.7 Defenisi Operasional

Batasan –batasan oprasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

beberapa istilah,yaitu :

1. Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat

yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain

sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas (berdasarkan UU No 41

Tahun 1999)

2. Hasil hutan bukan kayu adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani

beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan.

3. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas usaha

pemanenan lebah madu di dalam Kawasan Hutan .

4. Masyarakat desa hutan adalah didefinisikan sebagai sebagai kelompok orang

yang bertempat tinggal di desa hutan dan melakukan aktivitas atau kegiatan

yang berinteraksi dengan sumberdaya untuk mendukung kehidupannya.

5. Madu merupakan serangga yang sangatbesar manfaatnya bagi manusia karena

secaralangsung dapat menghasilkan madu, royal jelly, lilin/malam,Lebah madu

adalah serangga sosial kaya manfaat, semua yang dihasilkan oleh lebah madu

dikenal berkhasiat untuk kesehatan.

17

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Desa

Borongrappoa merupakan satu-satunya Kelurahan dari delapan Desa di

Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Kelurahan Borongrappoa terdiri atas

empat lingkungan hidup yakni lingkungan hidup Borongrappoa, lingkungan hidup

Na’na, lingkungan hidup Bontomanai, dan lingkungan hidup Asayya. Kelurahan

Borongrappoa sebahagian besar adalah perkebunana dan pertanian, serta menjadi

pusat pemerintah Kecamatan Kindang, pada tahun 1970 bernama Desa

Borongrappoa dan Borongrappoa merupakan kota kecil di Kecamatan Kindang,

pada Tahun 2002 Desa Borongrappoa menjadi Kelurahan Borongrappoa.

4.2.Letak dan Luas Wilayah

4.2.1. Peta Kelurahan Borongrappoa

Sumber: Kantor Kelurahan Borongrappoa

18

4.2.2. Batas Wilayah

KelurahahanBorongRappoaterletak di Kecamatan Kindang Kabupaten

Bulukumba ±28 Km dari Ibukota Kabupaten Bulukumba, dengan batas wilayah

sebagai berikut:

a.Utara berbatasan dengan Desa Kindang dan Desa Oro Gading.

b.Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.

c.Timur berbatasan dengan Desa Garuntungan,Desa Balangdidi dan Desa Anrihua

d.Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

4.2.3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kelurahan Borongrapoa yaitu 16.000Ha persegiyang berada

pada ± 800 m diatas permukaan laut sebagai tempat tinggal, lokasi persawahan

dan perkebunan. sebagian besar penduduk yang berkebun dan beternak,namun

luas penggunaan lahan tak begitu signifikan, hanya di sekitar rumah saja.

4.2.4. Keadaan Topografi

Secara umum keadaan topografi Kelurahan Borongrappoa adalah daerah

dataran tinggi dan daerah perbukitan berada dipinggiran sungai Bialo.

4.3. Iklim

Iklim Kelurahan Borongrappoa sebagaimana daerah lain di wilayah

Indonesia beriklim Tropis dengan dua musim, yakni Kemarau dan Hujan.

19

4.4. Jumlah Penduduk Bedasarkan Jenis kelamin

Di Kelurahan Borongrappoa terbagi atas empat lingkungan hidup yakni

lingkungan Borongrappoa dengan jumlah penduduk 2.459 jiwa, lingkugan

Bontomanaidengan jumlah penduduk 687 jiwa, lingkungan Asayya dengan total

jumlah penduduk 480 jiwa, dan Na’na dengan jumlah penduduk 592 jiwa,jadi

total jumlah penduduk di Kelurahan Borongrappoa 4.218 jiwa.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Linkungan Hidup Jumlah

Laki-laki Perempuan

1.

2.

3.

4.

Borongrappoa

Bontomanai

Asayya

Na’na

1.211

351

229

295

1.248

336

251

297

Jumlah 4.218

Sumber : Kantor kelurahan Borongrappoa

Berdasarkan Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Borongrappoa laki-laki

2.086 jiwa dan perempuan 2.232 jiwa, jadi total keseluruhan laki-laki dan

perempuan 4.218 jiwa.

20

4.5. Saranadan Prasarana

Berikut gambaran Sarana Kelurahan Borongrappoa, terdapat juga

beberapa kantor seperti Kantor Polisi, Kantor KUA, Kantor Pertanian, Kantor

Kecamatan Kindang dan Kantor Kelurahan Borongrappoa,adapun sarana umum

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.Saran Umum

No Sarana Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Mesjid

Pasar

Lapangan Olahraga

Sekolah

Puskesmas

Posyandu

9Buah

1 Buah

1 Buah

8 buah

1 Buah

4 Buah

Sumber: Kantor Kelurahan Borongrappoa

Berdasarkan Tabel 2 maka jumlah sarana umum yang dibangun di

Kelurahan Borongrappoa yaitu, Mesjid 9 buah, Pasar 1 buah, Lapangan Olahraga

1 buah, Sekolah 9 buah, Puskesmas 1 buah dan Posyandu 4 buah, jadi total jumlah

sarana umum 24buah.

Tabel 3.Sarana Pendidikan

No Sarana Jumlah

1.

2.

3.

4.

TK

SD

SMP

SMA/SMK

2 Buah

3 Buah

2 Buah

1 Buah

Sumber: Kantor Kelurahan Borongrappoa

Berdasarkan Tabel 3maka jumlah sarana pendidikan di Kelurahan

Bororngrappa yaitu TK 2 buah, SD 3 buah, SMP 2 buah, SMA/SMK 1 buah, jadi

total sarana pendidikan 8 buah.

21

Prasarana transportasi di Kelurahan Borongrapoa yakni jalan kabupaten,

dan jalan Desa , kualitas jalanpun bermacam-macam ada aspal, sirtu, tanah,dan

setapak.

4.6 Struktur Organisasi Kelurahan Borongrappoa

Gambar 3.Struktur Organisasi Kelurahan Borongrappoa

LURAH

SEKRETARIS

..........

510 077 183

KASI

KESSOSDAN

KASI

PEMERINTAHAN

KASI PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN

KASI

TRANTIB

KASI

PEMBERDAYAANPEREMPUAN

22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. KarakteristikPetani

Hasil penelitian tentang karakteristik petanihutan dalam penelitian di

Kecamatan Kindang yaitu masyarakat yang memetik madu di dalam hutan

berdasarkankelompok umur, dan jenis kelamin. Keseluruhan petani hutan yang

mengelolah madu hutan rakyat adalah penduduk lokal yang masih rendah akan

pendidikan sekolah.

Umur merupakan salah satu identitas yang mempengaruhi kerja dan pola

pikir responden. Responden berumur muda pada umumnya mempunyai

kemampuan fisik yang lebih baik dalam bekerja mencari nafkah dan lebih cepat

menerima hal-hal yang dianjurkan. Namun, biasanya masih kurang memiliki

pengalaman untuk mengimbangi keragaman yang terjadi, cenderung lebih

dinamis sehingga cepat menerima hal-hal yang berbeda bagi perkembangan

hidupnya pada masa-masa yang akan datang. Umur responden yang dimaksud

pada penelitian ini adalah umur mulai dari usia produktif muda, umur produktif

tua dan usia non produktif.

Tingkat pendidikan berpengaruh pada pola pikir petani dalam mengololah

madu hutan. Kebanyakan dari petani madu hutan belum mampu mengaplikasikan

pengololaan hasil hutan secara optimal, dalam artian belum ada usaha yang

dilakukan olah petani untuk bisa menaggulangi masalah yang akan dihadap

ketika kerusakan hutan terjadi lebah tidan akan menghasilkan madu dalam jumlah

banyak.

23

Tabel 4 Karakteristik Petani Madu di Kelurahan Borongrappoa

No Nama Responden Jenis Kelamin Pekerjaan

1. Mappi L Petani

2. Sulo L Petani

3. Alla L Petani

4. Suardi L Petani

5. Uddin L Petani

6. Sannu L Petani

7. Bacco L Petani

8. Kolleng L Petani

9. Muddin L Petani

10. Hasa L Petani

11. Rajo L Petani

12. Sudirman L Petani

13. Tamiri L Petani

14. Juma L Petani

Sumber: Data Primer setelah Diolah

Berdasarkan Tabel 4 jumlah responden sebanyak 14 orang. Berdasarkan

persentase jenis kelamin petani madu hutan pada tabel di atas menunjukkan

bahwa memungut madu hutan hanya dilakukan oleh laki-laki (100%), dan

berkerja sebagai petani.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang umur responden yang

memungut madu dihutan dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut :

Pada Tabel 5. Responden Berdasarkan Umur

No Usia/tahun Jumlah Presentase (%)

1

2.

3

4.

25-30

31-36

37-42

43-48

2

5

6

1

14,3

35,7

42.9

7,1

Jumlah 14 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

24

Tabel 5 menunjukkan bahwa responden paling banyak berumur antara 37-

42 tahun sebanyak 6 orang responden (42,9%) dan paling sedikit berumur 43-48

tahun sebanyak 1 responden (7,1%).

Pada Tabel 6 Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Presentase (%)

1.

2.

1-2

3-4

4

10

28,5

71,5

Jumlah 14 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden dengan presentase

(28,5%) yang memiliki tanggungan 1-2, dan sebanyak 10 responden dengan

presentase (71,1%) memiliki 3-4 tanggungan keluarga.

Pada Tabel 7. Pendidikan Responden

No Pendidikan terakhir Jumlah Presentase (%)

1.

2.

3.

Tidak sekolah

SD

SMP

9

4

1

64,3

28,6

7,1

Jumlah 14 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden paling banyak tidak sekolah

sebanyak 9 responden dengan presentase (64,3%) respondendengan tingkat

pendidikan hanya sampai tingkat SD sebanyak 4 orang (28,6%). Rendahnya

tingkat pendidikan dipicu oleh besarnya biaya untuk kejenjang lebih tinggi,

sedangkan responden dengan pendidikan paling sedikit SMP sebanyak 1

responden dengan presentase (7,1%).

25

Tingkat pendidikan yang masih rendah menyebabkan keterbatasan

kemampuan apalagi disertai dengan tekanan untuk memenuhi kebutuhan hidup

hidup rumah tangganya, pendidikan sendiri tidak berpengaruh secara nyata

terhadap pendapatan responden melainkan terhadap cara responden merespon

pasar.

5.2 Pendapatan Petani Dari Madu Hutan

Pedapatan dihitung dalam jangka satu tahun terakhir berdasarkan

perolehan dari hasil memungut madu, Masyarakat dari sejak dahulu sudah

mengenal madu dan memungutnya secara manual untuk dijadikan obat dan dijual

untuk mendapatakan uang. Pendapatan responden dari madu hutan di Kelurahan

Borongrappoa beragam mulai dari responden tingkat pendapatan tertinggi

Rp.8.055.000,-/tahun dan pendapatan responden dengan tingkat terendah Rp.

640.000,-/tahun, sumber pendapatan tersebut sangat membantu kehidupan sehari-

hari bagi masyarakat yang bertempat tinggal disekitar hutan, kendala dalam

penjualan madu tidak adanya pengumpul madu /pedagang, petani madu hutan

hanya mempromosikan madu secara langsung karena tidak label atau izin dari

pemerintah. Adapun rinciaan penerimaan, biaya produksi, dan pendapatan bersih

dalam memungut madudapat dilihat pada tabel berikut:

26

Tabel8. nilai penerimaan, biaya produksi, dan pendapatan bersih responden per

tahun di Kelurahan Borongrappoa, Kecamatam Kindang, Kabupaten Bulukumba

2014.

Tabel 8 Pendapatan Petani Madu Hutan di Kelurahan Borongrappoa Per Tahun

No Nama Jumlah

(liter)

Penerimaan

(Rp)

Biaya

Produksi

(Rp)

Total Pendapatan

(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Mappi

Sulo

Alla

Suardi

Uddin

Sannu

Baco

Kolleng

Muddin

Hasa

Rajo

Sudirman

Tamiri

Juma

24,6

12,0

27,6

26,4

18,0

10,2

11,2

27,0

3,6

13,2

6,0

21,6

3,0

17,4

7.380.000

3.600.000

8.280.000

7.920.000

5.400.000

3.060.000

3.420.000

8.100.000

1.080.000

3.960.000

1.200.000

6.480.000

900.000

5.220.000

388.000

275.000

225.000

437.000

239.000

226.000

274.000

392.000

169.000

185.000

265.000

429.000

260.000

376.000

7.412.000

3.325.000

8.055.000

7.483.000

5.161.000

2.834.000

3.146.000

7.708.000

911.000

3.775.000

935.000

6.411.000

640.000

4.844.000

Jumlah 221,8 66.060.000 4.140.000 62.640.000

Rata-rata 15,84 4.718.570 295.70 4.474.280

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

Berdasarkan Tabel 8 pendapatan petani madu hutan di Kelurahan

Borongrappoa rata-rata petani memungut madu sebesar 15,85 liter /KK per

tahundengan jumlah penerimaan rata-rata Rp.4.474.280,-/KK per tahun, biaya

produksi sebesar Rp.295.70,-/KK per tahun dan total pendapatanpetani madu

hutan di Kelurahan Borongrappoa sebesar Rp. 4.474.570,-/KK per tahun.

Pendapatan petani madu masih tergolong sangat rendah hanya sebesar Rp.

372.850,-/bulan, besarnya jumlah tanggungan keluarga responden mempengaruhi

27

besarnya bianya hidup. Besar biaya hidup yang di tanggung responden akan

mendorong untuk lebih aktif berusa guna memenuhi kebutuhan keluarganya.

Menurut Ree, (1989) Lebah madu adalah insekta dimana lebah yang sudah

dewasa dan yangmasih muda hidup bersama-sama. Sehingga lebah madu harus

memilikiperbekalan makanan yang banyak dalam bentuk madu. Lebah

menghasilkan madumelebihi yang mereka butuhkan dan inilah yang menjadi

surplus bagi peternaklebah. Lebah madu bukanlah hewan yang jinak seperti

hewan yang lainnya.Peternak lebah menyediakan box sebagai tempat tinggal

untuk lebah, namun demikian binatang ini masih tetap merupakan hewan yang

liar.

Karbohidrat Madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya

adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein, asam

amino, vitamin, dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5

persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya, 12,9 persen karbohidrat yang

terbuat dari maltose, sukrosa, dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok

makan Madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.

28

V. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu; Penerimaan madu

seluruh responden yang sebanyak 14 orang yaitu Rp.66.060.000 per tahun dengan

biaya produksi sebesar Rp. 4.140.000,-/KK. Jadi total pendapatan petani madu

hutan di Kelurahan Borongrappoa dengan rata-rata Rp. 4.474.280/KK per tahun.

6.2 Saran

Untuk meningkatkan pendapatan petani lebah madu hutan perlu

membanyak pakan lebah dan memperbanyak saran buatan.

29

DAFTAR PUSTAKA

Admawidjaja R 1991. Sistem Pengurus Hutan Konservasi. Makalah pada seminar

Sistem Pengurus Hutan Alam Indonesia pada Masa Mendatang dalam

Rangka Hari Pulang Kampus ( HAPKA ) VIII 7 September 1991. Institut

Pertanian Bogor,Bogor

Adriyani M. 2002. Studi Pendapatan Pesanggem dan Keberhasilan Tanaman

Pokok pada Program Perhutanan Sosial (skripsi).Fakultas Kehutanan.

Instituf Pertanian Bogor, Bogor

Dela G. 2004. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan

Bersama Masyarakat (tugas akhir).Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian

Bogor, Bogor

Djajapertjunda, S. Dan Sumardjani. 2001. Hasil Hutan Non Kayu. Makalah Untuk

Kongres Kehutanan III, Jakarta

Gunawan, D. & M. S, 2004. Ilmu Obat Alami. Jilid 1. Jakarta: Penebar swadaya,

Jakarta

Kementrian Kehutanan,Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Moleong, 1998. Metologi Penelitian Kualitatif. CV. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Purbajaya,J. R. 2007. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Madu Alami:

Bandung. Penerbit Pinonit Jaya. Poedjadi. A, Bandung

Sarwono, B. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu. Cetakan

Pertama Jakarta: PT Agromedia Pustaka, Jakarta

Sobri, 1987. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Revisi Cetakan Kedua: BPFE,UI,

Yogyakarta

Suharsimi, A. 2000. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta

Sukirno S. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses Masalah Dasar Kebijakan,

Penerbit Kencana, Jakarta

30

Lampiran 1. Kuisioner

1.Identitas Responden

Nama :…………………………

Umur :…………………………

Jenis kelamin : laki – laki / Perempuan

Jumlah Tanggungan Keluarga :…………………………

Pekerjaan :…………………………

Pendidikan Terakhir :…………………………

1.Berapakali bapak memetik madu .....(Perhari/Perbulan/Pertahun)?

2.Berapa (Botol/Liter) madu yang didapat dalam 1 sarang.....?

3.Berapa pendapatan dari madu Rp...............(perbulan/Pertahun)

4.Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dalam pengambilan lebah madu

Rp.............(sekali pengambilan madu )

5.Kendala yang sering terjadi dalam pengambilan madu .....?

6.Kendala dalam pemasaran madu ......?

Lampiran 2. Nama Responden

Nama Responden

Mappi

Sulo

Alla

Suardi

Uddin

Sannu

Baco

Kolleng

Muddin

Hasa

Rajo

Sudirman

Tamiri

Juma

Jumlah 14

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

31

Lampiran 3. Karekteristik Petani

No Nama

Responden

Usia/

Tahun

Jenis

Kelamin

Jumlah

TGK

Pekerjaan Pendidikan

Terakhir

1. Mappi 42 L 3 Petani -

2. Sulo 35 L 3 Petani SD

3. Alla 39 L 4 Petani -

4. Suardi 26 L 3 Petani SMP

5. Uddin 31 L 3 Petani -

6. Sannu 41 L 3 Petani -

7. Bacco 32 L 2 Petani -

8. Kolleng 40 L 3 Petani -

9. Muddin 45 L 2 Petani -

10. Hasa 29 L 2 Petani SD

11. Rajo 35 L 2 Petani -

12. Sudirman 31 L 3 Petani SD

13. Tamiri 31 L 3 Petani SD

14. Juma 37 L 4 Petani -

Jumlah 494 14 40 14 14

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

Lampiran 4. Nama Petani dan Jumlah Madu Yang di Dapatan Dalam Per Tahun

No Nama Jumlah (l) Penerimaan (Rp)

1. Mappi 24,6 7.380.000

2. Sulo 12 3.600.000

3. Alla 27,6 8.280.000

4. Suardi 26,4 7.920.000

5. Uddin 18 5.400.000

6. Sannu 10,2 3.060.000

7. Baco 11,2 3.420.000

8. Kolleng 27 8.100.000

9. Muddin 3,6 1.080.000

10. Hasa 13,2 3.960.000

11. Rajo 6 1.200.000

12. Sudirman 21,6 6.480.000

13. Tamiri 3 900.000

14. Juma 17,4 5.220.000

Jumlah 221,8 4.718.571

Sumber: Data Primer Setelah Diolah

DOKUMENTASI

Gambar 1. Gambar Responden menjawad Kuisioner

Gambar 2. Madu yang sudah dikemas

Gambar 3. Responden Menjawab Kuisioner

Gambar 4. Wawancara Dengan Responden

Gambar 5. Madu yang sudah dikemas